Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH EKSPEKTASI DAN TRANSPARANSI TERHADAP MINAT
MUZAKKI DALAM MEMBAYAR ZAKAT DI BAZNAS KOTA JAMBI
S K R I P S I
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah
Disusun oleh:
LILIS HELDA SAPUTRI
NIM: EES.150725
Pembimbing I : Ambok Pangiuk, S.Ag.,M.SI
Pembimbing II : Mohammad Orinaldi, SE.,M.S.Ak
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019 M/144
ii
iii
iv
v
MOTTO
“Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum
mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah
telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada
Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetaahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-
Mujadallah 58:13)
vi
PERSEMBAHAN
Rasa syukur yang mendalam atas semua proses yang sudah saya lalui untuk
mempersembahkan karya sederhana ini dengan penuh cinta, kasih sayang, do‟a, harapan dan
ketulusan
Melalui proses, do‟a, usaha dan kerja keras, saya persembahkan karya sederhana ini untuk:
Allah SWT. yang karena kehendak dan izin-Nya lah saya bisa melampaui tahap demi tahap
hingga skripsi ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya.
Teruntuk Ayah dan Ibu tercinta, lewat kalianlah Allah menitipkan keridhoan-Nya untukku.
Terimakasih atas do‟a, usaha dan kepercayaan yang kalian amanahkan kepadaku selama
anakmu ini pergi merantau untuk beribadah thalabul „ilmi (mencari ilmu) di manapun
tempatnya. Terimakasih sudah mempercayakan cita-cita ayah kepadaku.
Tak terlupa untuk Bapak dan Ibu dosen pembimbing, pengarah, pengajar dan Pembimbing
Akademik yang selama ini telah tulus ikhlas meluangkan waktu dan pikirannya untuk
menuntun dan mengarahkan saya guna mengenal dan mempelajari banyak hal di kampus ini,
memberikan bimbingan dan pelajaran yang tiada ternilai harganya agar saya menjadi lebih
baik lagi kedepannya.
Teruntuk saudara, sahabat-sahabat terdekat dan yang jauh di Pulau Jawa, teman-teman
yang terus memberi dukungan serta semangat baik moril ataupun materil, dan khususnya
ucapan terimakasih untuk rekan Dewan Racana, Kakak demisioner Dewan serta Kakak-
kakak dan adik-adik Racana STS-SS UIN STS Jambi yang selalu menjadi pemacu
penyemangat dalam penyelesaian skripsi ini.
Terakhir, teruntuk semua pihak yang sudah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini,
saya ucapkan terimakasih.
vii
ABSTRAK
Lilis Helda Saputri; EES150725; “Pengaruh Ekspektasi dan Transparansi
terhadap Minat Muzakki dalam Membayar Zakat di BAZNAS Kota Jambi”
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh ekspektasi
dan transparansi terhadap minat muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS
Kota Jambi. Variabel dependen pada penelitian ini adalah minat muzakki.
Sedangkan variabel independennya adalah ekspektasi dan transparansi. Populasi
dalam penelitian ini adalah muzakki yang menyetor zakat ke BAZNAS Kota
Jambi. Metode sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan didapat
sebanyak 100 responden. Data dalam penelitian ini diambil menggunakan
kuesioner yang disebarkan kepada muzakki yang membayar zakat di BAZNAS
Kota Jambi. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi
linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekspektasi berpengaruh
secara positif dan signifikan terhadap minat muzakki dalam membayar zakat di
BAZNAS Kota Jambi. Transparansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
minat muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi. Ekspektsi dan
transparansi secara simultan tidak berpengaruh terhadap minat muzakki dalam
membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi.
Kata Kunci : Ekspektasi, Transparansi dan Minat Muzakki.
viii
ABSTRACT
Lilis Helda Saputri; EES150725; “The Influence of Expectations and
Transparency on Muzakki‟s Interest in Paying Zakat at BAZNAS Jambi City”
This study aims to empirically examine the effect of expectations and
transparency on yhe interest of Muzakki on paying zakat at BAZNAS Jambi City.
The dependent variable in this study is Muzakki‟s interest. While the independent
variables are expectations and transparency. The population in this study was
Muzakki who deposited zakat in the BAZNAS of Jamby City. The sample method
used was puropsive sampling and obtained as many as 100 respondents. The data
in this study were taken using a questonnaire distributed to muzakki who paid
zakat at BAZNAS Jambi City. The analytical method used in this reserch is
multiple linear regression. The results of the study showed that expectations had a
positive and significant effect on muzakki‟s in paying zakat at BAZNAS Jambi
City. Transparency does not significantly influence the interest of muzakki in
paying zakat at BAZNAS Jambi City. Simultaneous expectations and transparency
do not affect muzakki‟s interest in payig zakat at BAZNAS Jambi City.
Keywords : Expectations, Transparency and Interest in Muzakki
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum,Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT. atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya guna memenuhi salah satu
syarat memperoleh gelar Strata Satu (S1) pada Program Jurusan Ekonomi Syariah
di Fakutas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
Shalawat dan salam juga penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW. beserta
sahabat dan keluarganya yang telah membawa umat manusia dari kehidupan yang
tidak berperadaban menuju kepada masyarakat yang penuh dengan ilmu
pengetahuan seperti yang kita rasakan saat ini.
Peneliti menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini, peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Sua‟idi, MA.,Ph.D, Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin
Jambi.
2. Prof. Dr. Subhan, M.Ag, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Dr. Rafidah, SE.,M.EI, Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Novi Mubriyanto, SE.,ME. Wakil Dekan II Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
x
5. Dr. Halimah Dja‟far, M.Fil.I, Wakil Dekan III Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
6. Dr. Sucipto, S.Ag.,MA dan G.W.I Awal Habibah, SE.,M.E, Ketua dan
Sekretaris jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
7. Ambok Pangiuk, S.Ag.,M.SI (Pembimbing I) dan Mohammad
Orinaldi, SE.,M.S.Ak (Pembimbing II) yang telah mendidik peneliti
sehingga terselesaikannya naskah skripsi ini.
8. Yth. Bapak/Ibu Dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam yang telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepada
peneliti sehingga peneliti menjadi lebih dewasa dalam bersikap,
berpikir, dan bertindak.
9. Yth. Bapak / Ibu pejabat dan para staf akademik Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi yang telah
memberikan pelayanan administrasi secara profesional sehinga
lancarnya proses penyelesaian studi peneliti.
10. Yth. Pejabat dan para pustakawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sultan Thaha saifuddin Jambi, Perpustakaan Wilayah Provinsi
Jambi, dan Perpustakaan Kota Jambi yang telah memberikan
pelayanan profesional sehingga memudahkan peneliti dalam
memperoleh beberapa literatur.
xi
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .............................. ii
NOTA DINAS ............................................................................................... iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................. iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR CHART (GRAFIK) ..................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 11
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 12
E. Kerangka Teori................................................................................... 13
F. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 21
G. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 23
H. Hipotesis Penelitian ............................................................................ 24
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ........................................................................ 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 25
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 26
D. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................ 27
xiii
E. Populasi dan Sampel .......................................................................... 28
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................................. 33
G. Metode Analisis Data ......................................................................... 34
H. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 35
I. Teknik Analisa Data ........................................................................... 37
J. Jadwal Penelitian ................................................................................ 38
K. Sistematika Penulisan......................................................................... 38
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah BAZNAS Kota Jambi .......................................................... 39
B. Visi dan Misi BAZNAS Kota Jambi .................................................. 40
C. Dasar Hukum BAZNAS Kota Jambi ................................................. 41
D. Struktur Organisasi dan Personalia BAZNAS Kota Jambi ................ 48
E. Penghimpunan Dana Zakat BAZNAS Kota Jambi ............................ 52
BAB IV PEMBAHASAN
A. Karakterstik Data Responden ............................................................. 54
B. Uji Instrumen Penelitian .................................................................... 57
C. Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 60
D. Teknik Analisa Data ........................................................................... 64
E. Pembahasan ........................................................................................ 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 71
B. Saran ................................................................................................... 72
C. Kata Penutup ...................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Muzakki di BAZNAS Kota Jambi ..................................... 5
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 21
Tabel 2.1 Data Responden Sebagai Muzakki ................................................. 30
Tabel 2.2 Data Operasional Variabel ............................................................. 33
Tabel 4.1 Karakterstik Responden Berdasarkan Usia .................................... 54
Tabel 4.2 Karakterstik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................... 55
Tabel 4.3 Karakterstik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .......... 55
Tabel 4.4 Karakterstik Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................... 56
Tabel 4.5 Karakterstik Responden Berdasarkan Penghasilan ........................ 57
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Ekspektasi ....................................................... 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Tranparansi...................................................... 58
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Minat Muzakki................................................. 59
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel ....................................................... 59
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 61
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................... 62
Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F) ............................................................ 64
Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) .......................................... 65
Tabel 4.14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ....................................... 66
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ................................................................... 23
Gambar 3.1 Struktur BAZNAS Kota Jambi .................................................. 50
xvi
DAFTAR CHART (GRAFIK)
Chart 4.1 Hasil Uji Heterokedastisitas........................................................... 63
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Koesioner
Lampiran 2 Surat Keterangan Riset/penelitian
Lampiran 3 Hasil Uji Karakteristik Responden
Lampiran 4 Data Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Data Regresi Linier Berganda
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas
Lampiran 7 Hasil Uji Reliabiitas
Lampiran 8 Hasil Uji Asumsi Klasik
Lampiran 9 Hasil Analisis Data
Lampiran 10 Jadwal Penelitian
Lampiran 11 Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan salah satu pilar dari lima yang terdapat di dalam rukun
Islam dan menjadi salah satu ibadah yang diharuskan serta dibutuhkan oleh
umat Muslim, yang ditunaikan sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Allah SWT
berfirman berkaitan dengan perintah zakat sebagaimana dalam al-Qur‟an ayat
43 surah al-Baqarah yang berbunyi:
َوأَِقْيُمواْ الصََّلوَة َوءَاُتواْ الزَّكوَة َوارَْكُعواْ َمَع الرَِّكِعْْيَ Artinya:
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku‟lah beserta
orang-orang yang ruku”.1
Begitu pula dalam hadits yang menunjukkan bahwa wajib atas perkara zakat, di
mana haditsnya berbunyi:
ىلَّ صَ اهللِ لُ وْ سُ رَ عن أيب عبد الرمحن عبداهلل بن عمربن ااخلطاب رضي اهلل عنهما قال : مسعت اهللِ لُ وْ سُ رَّ لاد مَّ مَُ نَّ أَ وَ اهللِ لَّ إِ وَ َـ لإِ َل نْ أَ ةِ ادَ هَ شَ س ى خَْ لَ عَ مُ َل سْ لِ اْ ِنَ : بُ يقول مَ لَّ سَ وَ وِ يْ لَ عَ اهللُ (مْ لِ سْ مُ وَ ىارِ خَ لبُ اْ اهُ وَ )رَ انَ ضَ مَ رَ مِ وْ صَ وَ اْلبَـْيتِ ج حَ وَ ةِ كاَ الزَّ اءِ تَ يْـ إِ وَ ةِ لَ الصَّ امِ قَ إِ وَ
Artinya:
Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khattab Radhiyallahu
„anhu berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah Sallallahu „Alaihi
Wasallam bersabda, Islam dibangun di atas lima perkara: (1)Bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah;
(2) Mendirikan shalat; (3) Mengeluarkan zakat; (4)Menunaikan haji;
dan (5) Berpuasa di bulan ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim).2
1 Al-Baqarah (2): 43.
2 Shahihul Bukhari, Kitabul Iman: Bab al-Iman wa Qaulin Nabiyyi Shallahu „alaihi wa
Sallam, No. 8.
2
Hadits lain menjelaskan bahwa:
– نِ مَ ليَ اْ َل ا إِ اذ عَ مُ ثَ عَ بَـ مَ لَّ سَ وَ وِ يْ لَ عَ ى اهللُ لَّ صَ ِبَّ النَّ نَّ ا : أَ مَ هُ نْـ عَ اهللُ ىَ ضِ رَ اس بَّ عَ نِ بْ آ نْ عَ ، مْ هِ ائِ يَ نِ غْ أَ نْ مِ ذُ خَ ؤْ تُـ مْ الِِ وَ مْ أَ ِف ة قَ دَ صَ مْ هِ يْ لَ . عَ ضَ رْ تَـ افْـ دِ قَ اهللَ نَّ )) إِ وِ يْ فِ وَ – ثَ يْ دِ لَ اْ رَ كَ ذَ فَ . ى ارِ خَ بُ لْ لِ ظُ لفْ الَّ ، وَ وِ يْ لَ عَ ق فَ تـَّ (( مُ مْ هِ ائِ رَ قَ فُـ ِف د رَ تُـ فَـ
Artinya:
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu‟anhu bahwa Nabi Shallalahu „alaihi
wa sallam mengutus Mu‟adz ke negeri Yaman – ia meneruskan hadits
itu – dan di dalamnya (beliau berkata): “sesungguhnya Allah telah
mewajibkan mereka zakat dari harta mereka yang diambil dari orang-
orang kaya di antara mereka dan dibagikan kepada orang-orang fakir
di antara mereka.” (Muttafaqun „Alaihi dan lafadznya menurut
Bukhari).3
Zakat yang berfungsi untuk mendistribusikan suatu kekayaan yang
didapat dari orang/golongan kaya untuk orang-orang yang tidak mampu/miskin
atau yang ditujukan untuk delapan asnaf, menjadikan salah satu manfaat zakat
sebagai instrument people to people transfer dan solusi untuk mengentaskan
kemiskinan yang ada di Indonesia ini.4
Selain itu, pemikiran ekonomi modern yang tujuannya untuk
meningkatkan pertumbuhan yang cepat telah dikembangkan dalam Islam
semasa Nabi Muhammad SAW. Islam memberikan solusi yang tepat dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perlindungan terhadap orang miskin.
Konsep ekonomi modern dan Islam mempunyai pandangan yang sama, yaitu
melalui peningkatan permintaan (daya beli masyarakat).5 Zakat mempunyai
3 Al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalani, Bulughul Maram, (Indonesia: Ahyaaul kitab al
„arabiyyah, 773H-852H), No.621, hlm. 118. 4 Desi Retnowati, Analisis Kinerja dan Efisiensi Organisasi Pengelola Zakat Menggunakan
Pendekatan Indeks Zakat Nasional (IZN) dan Data Envelopment Analysis (DEA) Studi Kasus
Provinsi Jambi, (Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen ITB, 2017), hlm. 1. 5 Heryanto, Zakat: Harapan dan Realita (Expectation and Reality), (Samarinda: Jurnal
Dinar Ekonomi Syariah, Vol. 1, No. 1, Agustus 2016), hlm. 1.
3
kedudukan utama dalam kebijakan fiskal dan keuangan publik pada masa awal
Islam. Di samping sebagai sumber pendapatan negara Islam yang utama pada
masa itu, zakat juga mampu menunjang pengeluaran negara baik dalam bentuk
goverment expenditure maupun goverment transfer. Zakat juga mampu
mempengaruhi kebijakan ekonomi pemerintah Islam untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat terutama kaum lemah.6 Perbedaan pandangan terletak
pada sumber dana, goverment transfer mengutamakan pajak sebagai sumber
pemasukan, sedangkan goverment expenditure mengkhususkan pada zakat,
infaq dan sedekah.
Sebenarnya pemerintah menaruh perhatian yang besar terhadap
pengelolaan zakat. Undang Undang (UU) RI Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat yang menggantikan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999
oleh pemerintah memberikan bukti bahwa pengelolaan zakat harus dilakukan
secara profesional sehingga memberikan manfaat atau kemaslahatan bagi
bangsa dan negara.
Mengenai potensi zakat di Indonesia terdapat beberapa studi yang
membahasnya yaitu: pertama, studi PIRAC menunjukkan bahwa potensi zakat di
Indonesia memiliki kecenderungan meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan survei
ke 10 kota besar di Indonesia, PIRAC menunjukkan bahwa potensi rata-rata zakat
per muzakki mencapai Rp 684.550,00 pada tahun 2007, meningkat dari
sebelumnya yaitu Rp 416.000,00 pada tahun 2004. Kedua, PEBS FEUI
menggunakan pendekatan jumlah muzakki dari populasi muslim Indonesia dengan
6 Mustofa, Sistem Ekonomi Keuangan Publik Berbasis Zakat, (Jurnal Madani, Vol. 4, No.
1:28-42, Juni 2014), hlm. 29-30.
4
asumsi 95% muzakki yang membayar zakat, maka dapat diproyeksikan potensi
penghimpunan dana zakat pada tahun 2009 mencapai Rp 12,7 triliun. Ketiga,
penelitian yang dilakukan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan
bahwa potensi zakat nasional dapat mencapai Rp 19,3 triliun. Keempat, penelitian
Firdaus et al menyebutkan bahwa potensi zakat nasional pada tahun 2011
mencapai angka 3,4% dari total PDB, atau dengan kata lain potensi zakat di
Indonesia diperkirakan mencapai Rp 217 triliun. Jumlah ini meliputi potensi
penerimaan zakat dari berbagai area, seperti zakat di rumah tangga, perusahaan
swasta, BUMN, serta deposito dan tabungan. Kelima, menurut penelitian
BAZNAS, potensi zakat nasional pada tahun 2015 sudah mencapai Rp 286
triliun.7
Namun, potensi zakat di Indonesia yang digambarkan oleh berbagai studi
tersebut, belum didukung oleh penghimpunan dana zakat di lapangan. Data
terdahulu menunjukkan bahwa terdapat kesenjangan yang cukup tinggi antara
potensi zakat dengan penghimpunan dana zakatnya. Hal ini dapat dilihat dari
data aktual penghimpunan zakat, infaq dan sedekah nasional oleh OPZ resmi
pada tahun 2015 yang baru mencapai Rp 3,7 triliun atau kurang dari 1,3 persen
potensinya.8 Peranan zakat sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat miskin
di Indonesia yang masih membutuhkan berbagai macam layanan bantuan,
namun masih kesulitan dalam memperoleh layanan bantuan tersebut guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.9
7 BAZNAS, Outlook Zakat Indonesia 2017,(Jakarta Pusat: Pusat Kajian Strategis, 2016),
hlm. 6. 8 Ibid.
9 Rusti Rahayu, Thesis: Faktor-faktor Determinan Motivasi Muzakki Membayar Zakat Ke
Lembaga Zakat, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2015), hlm. 1-2.
5
Dalam UU RI No. 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pasal 15
ayat (1) dinyatakan bahwa:
“Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan zakat pada tingkat provinsi dan
kabupaten/kota di bentuk BAZNAS provinsi dan BAZNAS
Kabupaten/kota.”10
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) yang berada di Kota Jambi
sendiri sudah berjalan namun eksistensi dari lembaga ini belum seberapa kuat
dan belum mendapat kepercayaan secara penuh oleh masyarakatnya. Berikut
perkembangan muzakki yang membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi dari
beberapa instansi yang berada di Kota Jambi:
Tabel 1.1
Jumlah Muzakki di BAZNAS Kota Jambi11
No. Muzakki Tahun 2016 Tahun
2017
Tahun
2018
1
BPAKD (Badan Pemeriksa
Keuangan dan Aset Daerah
Kota Jambi
45 Orang 45 Orang 45 Orang
2 Badan Pengelola Pajak dan
Retribusi Daerah 68 Orang 67 Orang 68 Orang
3 Dinas Pemuda dan Olahraga 29 Orang 29 Orang 29 Orang
4
Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (DPMPTSP)
39 Orang 39 Orang 39 Orang
5 Dinas Sosial 37 Orang 35 Orang 37 Orang
6 Dinas Tenaga Kerja
Koperasi dan UKM 36 Orang 36 Orang 32 Orang
7 Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan 30 Orang 29 Orang 30 Orang
8 Dinas Perdagangan dan
Perindustrian 32 Orang 32 Orang 32 Orang
9 Badan Kesbang dan Politik 8 Orang 10 Orang 19 Orang
10 Kesra Setda Kota Jambi 101 Orang 101 Orang 101 Orang
Jumlah Keseluruhan Muzakki 425 Orang 423 Orang 432 Orang
10
Azy Athoillah Yazid, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Muzakki Dalam
Menunaikan Zakat Di Nurul Hayat Cabang Jember, (Jurnal Ekonomi dan Hukum Islam, Vol. 8,
No. 2, 2017), hlm. 174. 11
Sumber diperoleh dari Kantor Sekretariat BAZNAS Kota Jambi Tahun 2016-2017.
6
Dari data yang diperoleh di atas menunjukkan bahwa adanya fluktuasi
jumlah muzakki yang membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi di tahun 2017.
Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakstabilan muzakki dalam membayar
zakat dan selain itu, data UPTD belum terdata serta tersusun secara
keseluruhan dan rapi di BAZNAS kota Jambi.
Dari ketentuan yang telah ditetapkan di dalam Undang-undang RI No. 23
tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, Pasal 4 ayat (2) poin h12
, bahwasannya:
“Pendapatan juga termasuk harta yang harus dizakatkan ketika sudah
mencapai penghitungannya.”
Pembayaran zakat dari pendapatan masyarakat ataupun dari Aparat Sipil
Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) khususnya di BAZNAS Kota
Jambi sendiri sudah berjalan dan telah ditetapkan sesuai dengan adanya
intruksi Walikota Jambi No. 451 tahun 2015 yaitu Aparat Sipil Negara (ASN)
diwajibkan untuk membayar zakat bagi yang gajinya mencapai nishab atau Rp
3.7 juta. Hal ini dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan penyerapan
zakat.13
Ditetapkannya peraturan walikota tersebut berarti adanya keharusan
untuk membayar zakat pada setiap pekerja ASN ataupun PNS. Sehingga
muncul beberapa persoalan dari pihak muzakki yang mengeluarkan zakat, yaitu
salah salah satunya adanya harapan berupa balasan yang diinginkan oleh setiap
muzakki yang mampu memberikan efek positif dari pihak BAZNAS Kota
Jambi, misalnya harapan kepuasan yang diberikan BAZNAS kepada setiap
12
Www.djpp.kemenkumham.go.id, UU RI No. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan
Zakat,Jakarta, 2011. 13
Hadyan Asraafi, Analisis Kinerja BAZNAS Kota Jambi, (Departemen Ilmu Ekonomi
Syariah Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB; Bogor, 2018), Hlm. 3.
http://www.djpp.kemenkumham.go.id/
7
muzakki berupa tersalurkannya dana zakat dengan baik dan tepat, ataupun
harapan lain berupa balasan yang tidak dalam bentuk materi14
, dan juga ada
keinginan muzakki untuk mendapatkan suatu tindakan pertanggung jawaban
ataupun keterbukaan/transparansi sehingga dapat muncul rasa aman dan
kepuasan serta kepercayaan muzakki terhadap lembaga pengelola zakat yang
ada.
Berdasarkan teori harapan, dapat dipahami bahwa harapan merupakan
sesuatu yang dapat dibentuk dan dapat digunakan sebagai langkah untuk
perubahan. Perubahan yang menguntungkan dapat menyebabkan individu
mencapai hidup yang lebih baik. Setiap individu memiliki kemampuan untuk
membentuk harapan, karena disetiap individu memiliki komponen dasar dalam
kemampuan kognitif yang diperlukan untuk menghasilkan pemikiran-
pemikiran yang berhubungan dengan harapan. Menurut teori Synder,
perubahan yang berkaitan dengan harapan tersebut membutuhkan
pembentukan dan pemeliharaan kekuatan pribadi dalam konteks yang suportif
atau saling membantu. Sedangkan keterbukaan/transparan terhadap
pengelolaan zakat sangat diperlukan oleh muzakki agar dapat terciptanya suatu
sistem kontrol yang baik bagi BAZNAS Kota Jambi, karena hal tersebut
melibatkan pihak intern organisasi dan pihak muzakki maupun masyarakat luas.
Namun, hal tersebebut belum dapat dirasakan dan memberikan efek
kepada sebagian besar muzakki untuk dapat membayar zakat kepada lembaga
pengelola zakat yang ada.
14
M.Republika, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembayaran Zakat: Studi Kasus Kabupaten Dharmasraya Sumbar, diakses pada tanggal 6 September 2018, pukul 10.41 WIB.
8
Di samping alasan di atas, peneliti juga tertarik utuk melakukan
penelitian ini karena didukung oleh beberapa literature terdahulu. Misalnya
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rusti Rahayu yang berjudul “Faktor-
faktor Determinan Motivasi Muzakki Membayar Zakat ke Lembaga Zakat”
diketahui bahwa beberapa pola Derma masyarakat tentang berzakat di Kota
Jambi, yaitu:15
1. Pengetahuan tentang zakat
Semua responden (100%) mengetahui arti zakat dan tahu bahwa zakat
itu wajib dibayar. Sebagian besar dari mereka (94%) tahu cara menghitung
zakat fitrah. Namun sebaliknya, sedikit sekali yang tahu cara menghitung
zakat maal (1,33%), zakat profesi (28,67%) dan zakat perdagangan (1,33%).
2. Pengetahuan tentang Undang-undang Zakat No. 38 Tahun 1999
Sedikit sekali responden yang pernah mendengar tentang UU zakat
(19,33%), sehingga sangat sedikit yang mengetahui UU tersebut (4,67%).
3. Pengetahuan tentang lembaga zakat
Umumnya masyarakat pernah mendengar tentang lembaga
pengumpulan zakat (82%), mereka juga mengetahui tentang keberadaan
BAZDA melalui Dinas PDK dan kantor walikota, poster dan juga kegiatan
pemberian zakat fitrah setiap tahun di Masjid Al falah. Namun sangat
sedikit sekali masyarakat yang tahu letak kantor LAZ dan BAZDA, hanya
14% yang tahu letak kantor LAZ dan 34% yang tahu letak kantor BAZDA.
15
Besse Wediawati, Revitalisasi Filantropi Islam di Kota Jambi; Studi pada Lembaga
Zakat dan Masyarakat Muslim Pemberi Derma di Kota Jambi, (Jurnal Penelitian Universitas
Jambi Seri Humaniora, ISSN 0852-8349, Vol. 14 No. 1, Januari-Juni 2012), hlm. 50-51.
9
4. Kepercayaan terhadap lembaga pengumpulan zakat
Umumnya masyarakat Muslim masih ragu-ragu (42%) dan tidak
mempercayai (40,67%) akuntabilitas LPZ dengan alasan laporan keuangan
jarang dilaporkan, sedikit (26%) percaya dengan alasan spiritual bahwa
orang yang menjadi amil adalah orang yang mengerti tentang zakat dan
memahami akan berdosa bila menyalahgunakan dana ini.
5. Pola berderma
Umumnya responden menyalurkan zakatnya secara langsung kepada
keluarga dan kerabat (46%), ke panti asuhan (18,67%), ke pengemis di
jalanan (13,33%) dan kekotak amal (5,33%), hanya 11,33% yang
menyalurkan zakatnya melalui lembaga zakat, itupun sebagian di antaranya
karena PNS (ke BAZDA melalui potongan gaji langsung dan karyaawan
yang mempunyai kerjasama dengan lembaga zakat.
6. Harapan tentang daya guna zakat
Umumnya masyarakat menyadari bahwa dana yang mereka berikan
hanya dapat digunakan untuk kegiatan konsumtif (92%) sedikit sekali
(4,67%) yang berorentasi pada pemberian dana untuk tujuan ekonomi
produktif dalam bentuk bantuan modal usaha.
Tuntutan agar publik diberi akses untuk melakukan pengawasan terhadap
dana yang dikelola (90%), pemuatan laporan keuangan di media masa (92%),
perlunya mendata para donatur (88%), dan keengganan masyarakat
menyalurkan yang tidak dikenal akuntabilitasnya sebesar (75%), bahkan
mereka ingin memastikan bahwa dana publik yang disalurkan memang kepada
10
yang berhak sebesar (63%). Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa
masyarakat merasa Lembaga Amil Zakat belum mampu memberikan kepuasan
bagi muzakkinya. Muzakki menghendaki Lembaga Amil Zakat yang mampu
memberikan kapasitas pelayanan yang paripurna, yaitu Lembaga Amil Zakat
yang memberikan akses kepada muzakki untuk mengawasi dana yang dikelola,
Lembaga Amil Zakat yang memberikan informasi laporan keuangan, Lembaga
Amil Zakat yang mampu memberikan kenyamanan dan keamanan bagi
muzakki dalam membayarkan zakatnya.16
Selain mendesaknya tuntutan masyarakat agar Lemabga Amil Zakat
dikelola secara accountable dan transparan, hasil survei tesebut juga
membuktikan bahwa masih banyak masyarakat yang belum mendapatkan
informasi mengenai pengelolaan dana dan informasi tentang zakat secara
keseluruhan.17
Minimnya minat muzakki untuk menyalurkan zakat ke lembaga
pengelola zakat menjadi penyebab kesenjangan antara besaran potensi zakat
dan nominal zakat yang diterima. Sebagian masyarakat khususnya umat Islam
masih enggan dan ataupun belum memiliki kesadaran yang tinggi dalam
berzakat walaupun hal tersebut sudah menjadi kewajiban. Pada umumnya
masih banyak masyarakat yang menunaikan zakat secara langsung memberikan
kepada mustahik daripada menyalurkan kepada lembaga pengelola zakat, dan
biasanya zakat yang diterima mustahik hanya untuk kebutuhan konsumtif yang
habis dalam hitungan hari saja.
16
Ahmad Jaelani, Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Social Marketing Lembaga Amil
Zakat (LAZ) terhadap Keputusan Berxakat Muzakki, (Thesis, Universitas Indonesia, 2008), hlm 7. 17
Ibid., hlm 8.
11
Dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dan mengetahui secara mendalam dan mengangkat judul
tentang “Pengaruh Ekspektasi dan Transparansi terhadap Minat Muzakki
dalam Membayar Zakat di BAZNAS Kota Jambi”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian data, maka penulis merumuskan permasalahan,
sebagai berikut:
1. Sejauhmana pengaruh ekspektasi terhadap minat muzakki dalam membayar
zakat di BAZNAS Kota Jambi?
2. Sejauhmana pengaruh transparansi terhadap minat muzakki dalam
membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi?
3. Bagaimana pengaruh ekspektasi dan transparansi terhadap minat muzakki
secara simultan dalam membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang penulis ingin sampaikan yaitu:
1. Untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana pengaruh ekspektasi terhadap
minat muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi.
2. Untuk mengetahui dan mengukur sejauhmana pengaruh transparansi
terhadap minat muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi.
3. Untuk mengetahui pengaruh ekspektasi dan transparansi terhadap minat
muzakki secara simultan dalam membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi.
12
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, penulis berharap penelitian akan menghasilkan dua
macam manfaat, yaitu:
1. Manfaat Praktis
Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan yaitu seluruh tahapan
dan hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan dan
sekaligus memperoleh pengetahuan empirik. Selain itu juga bagi penulis
penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Strata Satu (S1) pada jenjang perguruan tinggi dijurusan Ekonomi Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Bagi pihak-bihak yang ikut berpartisipasi
dan membantu, serta pihak yang berkepentingan, dengan hasil penelitian ini,
penulis berharap hasil penelitian ini dapat diterima sebagai kontribusi untuk
dapat meningkatkan kinerja aparat ataupun sebuah lembaga dengan gaya
kepemimpinan yang normatif, efektif dan efisien.
2. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis yang penulis harapkan dari hasil penelitian ini yaitu,
agar dapat dijadikan sebagai rujukan dan agar dapat menjadi referensi bagi
mahasiswa yang melakukan kajian ataupun penelitian selanjutnya yang
berhubungan tentang minat muzakki dalam membayar zakat di lembaga
pengelola zakat.
13
E. Kerangka Teori
1. Ekspektasi18
Kata ekspektasi diadaptasi dari bahasa inggris, yaitu expectation yang
mana kata dasanya adalah expect yang memiliki arti
mengharapkan/menduga/menyangka. Pada dasarnya ekspektasi adalah
harapan atau sesuatu yang diinginkan terjadi. Namun tidak semua
ekspektasi dapat menjadi kenyataan meskipun sudah diupayakan
semaksimal mungkin. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekspektasi
adalah harapan yang dibebankan pada sesuatu yang dianggap akan mampu
membawa dampak yang baik atau lebih baik.19
Menurut beberapa ahli mengartikan eksepktasi sebagai berikut:20
a) Menurut Sutisna, ekspektasi adalah suatu keyakinan atau kepercayaan
individual sebelumnya mengenai hal-hal apa saja yang sebenarnya terjadi
pada situasi tertentu.
b) Menurut Boeree, ekspektasi adalah harapan kesenangan yang tidak
konstan, yang timbul dari gagasan tentang sesuatu hal di masa depan.
c) Menurut Fleming dan Levie, ekspektasi adalah segenap keinginan,
harapan dan cita-cita terhadap sesuatu hal yang ingin diraih dengan
tingkah laku serta tindakan yang nyata.
18
Synde, C. R dkk, Handbook of Positive Psychology, (Oxford: Oxford University Press,
2005). 19
Kamus Besar Bahsa Indonesia Online.com, Pengertian Ekspektasi, diakses pada tanggal
12 Desember 2018, pukul 10.28 WIB. 20
Menurut Para Ahli.com, Pengertian Ekspektasi, diakses pada tanggal 12 Desember 2018,
pukul 10.40 WIB.
14
Penelitian yang dilakukan Weil, mengemukakan bahwa terdapat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat harapan, yaitu:21
a) Dukungan sosial
b) Kepercayaan religius
c) Kontrol
Harapan yang ditanamkan dalam suatu kehidupan individu memiliki
beberapa aspek. Menurut Snyder, aspek-aspek yang terkandung dalam teori
harapan yaitu:22
a) Tujuan (goals)
Tujuan merupakan obyek, pengalaman atau hasil yang dibayangkan dan
diinginkan dalam pikiran individu.
b) Keinginan kuat (willpower)
Willpower merupakan energi mental yang menggerakkan individu untuk
berfikir penuh dengan harapan dan mengarahkan individu menuju tujuan
yang ingin dicapai.
c) Jalan keluar (waypower)
Waypower merupakan rencana mental atau peta jalan yang dapat
mengarahkan cara individu untuk dapat berfikir penuh dengan harapan.
2. Transparansi
Dalam KK.SAP, transparansi adalah pemberian informasi kepada
masyarakat dengan alasan bahwa masyarakat juga berhak untuk mengetahui
21
Anggun Hajar Safitri, Teori Harapan, (Fakultas Pikologi UMP, 2013), hlm. 7 22
Ibid, hlm. 9.
15
kemana saja aliran dana yang telah dibayarkan, sebagai bentuk pertanggung
jawaban.23
Indikator-indikator transparansi menurut Matdiasmo, yaitu:24
a) Terdapat pengumuman kebijakan mengenai pendapatan, pengelolaan
keuangan dan asset.
b) Tersedia laporan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset
yang mudah diakses.
c) Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu.
d) Tersedianya sarana untuk suara dan usulan rakyat.
e) Terdapat sistem pemberian informasi kepada publik.
3. Minat
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, minat diartikan sebagai
kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah, atau keinginan.25
Minat merupakan motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa
yang mereka inginkan ketika mereka bebas memilih. Setiap minat akan
memuaskan suatu kebutuhan. Dalam melakukan fungsinya kehendak itu
berhubungan erat dengan pikiran dan perasaan. Dapat disimpulkan bahwa
minat adalah suatu keinginan individu baik yang berasal dari dorongan atau
23
Arim Nasim dan Muhammad Rizqi Syahri Romdhon, “Pengaruh Transparansi Laporan
Keuangan, Pengelolaan Zakat dan Sikap Pengelola terhadap Tingkat Kepercayaan Muzakki,”
Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2. No. 3 (2014), hlm. 551. 24
Ibid. 25
Pusat Bahasa, Kamus Besar Indonesia, ed. Ke-4, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2008), hlm. 6.
16
motivasi dari dalam diri sendiri ataupun dorongan dari kecenderungan yang
lain berasal dari luar individu.26
Lucas dan Britt menyatakan bahwa aspek-aspek yang terdapat dalam
minat adalah sebagai berikut:27
a) Ketertarikan (interest) yang merupakan adanya pemutusan perhatian dan
perasaan senang.
b) Keinnginan (desire), ditunjukkan dengan adanya dorongan untuk
memiliki.
c) Keyakinan (cinviction), ditunjukkan dengan adanya perasaan percaya diri
individu terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan dari produk yang
akan dibeli.
4. Zakat
Secara epistimologi, zakat berasal dari kata (al zakah), yang berarti
tumbuh, baik, suci dan berkah. Menurut Aziz dan Solikhah terdapat dua
makna yang terkandung pada zakat. Pertama, melalui zakat, pahala yang
diterima seseorang akan semain subur. Kedua, membayar zakat adalah
sebuah perwujudan kesucian jiwa manusia dari sifat kikir dan dosa yang
telah diperbuat.28
Adapun pengertian lain secara bahasa, zakat berarti
tumbuh (nummuw) dan bertambah (zidayah). Jika diucapkan, zaka al-zar
26
Nailul Hidayatil Azimah, Pengaruh Religiusitas, Gaji dan Kepercayaan terhadap
Minat Muzakki Membayar Zakat di BAZNAS Kabupaten Gresik, digilib.uinsby.ac.id, 2016, hlm.
26. 27
Shelia Aulia Eka Larasati, Pengaruh Kepercayaan, Religiusitas dan Pendapatan
Terhadap Rendahnya Minat Masyarakat Muslim Berzakat Melalui Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kabupaten Labuhan Batu Selatan (Studi Kasus Masyarakat Desa Sisumut), (Program
Studi Ekonomi Islam, FEBI UIN Sumatera Utara, Medan, 2017), hlm.24. 28
Fery Setiawan, Pengaruh Religiusitas, Kepercayaan Dan Reputasi Terhadap Minat
Muzakki Dalam Membayar Zakat Profesi, (Skripsi, 2017).
17
artinya adalah tanaman itu tumbuh dan bertambah. Jika diucapkan zakat al-
nafaqah, artinya nafkah tumbuh dan bertambah jika diberkati. Adapun zakat
menurut syara‟, berarti hak yang wajib (dikeluarkan dari harta).29
Zakat dari segi istilah fiqih berarti sejumlah harta tertentu yang
diwajibkan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak disamping
berarti mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri. Jumlah yang dikeluarkan
dari kekayaan itu disebut zakat karena yang dikeluarkan itu menambah
banyak, membuat lebih berarti, dan melindungi kekayaan itu dari
kebinasaan”.30
Menurut Undang-undang No. 38 tahun 1998 tentang Pengelolaan
Zakat, pengertian zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang
muslim atau badan yang dimiliki oleh orang muslim sesuai ketentuan agama
untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.31
Menurut penulis sendiri zakat diartikan sebagai penyaluran
dana/kekayaan dari orang yang mampu kepada orang yang tidak
mampu/miskin sesuai dengan syarat-syarat yang sudah ditentukan.
Zakat secara kesuluruhan memiliki fungsi sebagai salah satu sarana
komunikasi antara masyarakat yang kekurangan dengan masyarakat yang
memiliki harta yang lebih. Terlepas dari fungsinya yang sama, zakat juga
memiliki klasifikasi-klasifikasi tertentu. Seperti yang disebutkan dalam
29
Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995), hlm. 83. 30
Yusuf Qardhawi, Hukum Zakat, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 1999), hlm. 35.
Lihat skripsi: Shelia Aulia Eka Larasati. 31
Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana Prenadamedia
Group, 2013), hlm. 345-346.
18
banyak buku-buku fiqh, klasifikasi zakat secara garis besar dibedakan
menjadi dua macam:32
1) Zakat fitrah/jiwa
Sering disebut zakat fitrah, yakni zakat yang dibayarkan oleh orang
muslim laki-laki dan perempuan sebelum melaksanakan shalat idul fitri
sebesar 3.1 liter makanan yang mengenyangkan.
2) Zakat maal (harta)
Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang
diinginkan sekali oleh manusia untuk dimiliki, disimpan, dan diambil
manfaatnya. Menurut syara, harta adalah segala sesuatu yang dapat
dimiliki, dikuasai dan dapat digunakan atau dimanfaatkan menurut
ghalibnya (lazimnya).
a) Rukun Zakat
Rukun zakat ialah mengeluarkan sebagian dari nishab (harta), dengan
melepaskan kepemilikannya terhadapnya, menjadikannya sebagai milik
orang fakir, dan menyerahkannya kepadanya atau harta tersebut diserahkan
kepada wakilnya, yakni imam atau orang bertugas untuk memungut zakat.
Adapun yang termasuk rukun zakat adalah33
:
1) Pelepasan atau pengeluaran hak milik pada sebagaian harta yang
dikenakan wajib zakat.
32
Eko Satrio & Dodik Siswantoro, Analisis Faktor Pendapatan, Kepercayaan dan
Religiusitas Dalam Mepengaruhi Minat Muzakki Untuk Membayar Zakat Penghasilan Melalui
LAZ, (Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016), hlm. 3-4. 33
Shelia Aulia Eka Larasati, Ibid.
19
2) Penyerahan sebagian harta tersebut dari orang yang mempunyai harta
kepada orang yang bertugas atau orang yang mengurusi zakat (amil
zakat).
3) Penyerahan amil kepada orang yang berhak menerima zakat sebagai
milik.
b) Syarat Zakat
Terdapat dua macam syarat zakat, yaitu syarat wajib dan syarat sah
zakat. Menurut kesepakatan ulama, syarat wajib zakat adalah merdeka,
muslim, baligh, berakal, kepemilikan harta penuh dan mencapai nisab, serta
mencapai hawl. Sedangkan syarat sahnya yaitu, niat yang menyertai
pelaksanaan zakat dan tamlik (memindahkan kepemilikan harta kepada
penerimanya34
.
Adapun syarat harta yang wajib dizakati yaitu, kepemilikan harta
penuh, aset produktif/berkembang, melebihi kebutuhan pokok, mencapai
nisabnya dan mencapai hawl.
c) Jenis-jenis Harta yang Wajib Dizakati
Adapun jenis-jenis harta yang wajib untuk dizakatkan, yaitu:
1) Emas dan perak, emas dan perak merupakan hasil dari dalam bumi dan
termasuk dalam barang tambang yang memiliki nilai jual tinggi. Syariat
memandang emas dan perak sebagai suatu kekayaan alam yang hidup.
Jadi, siapapun yang memiliki kekayaan dari emas ataupun perak yang
34
Shelia Aulia Eka Larasati, ibid, hlm. 15-16.
20
menjadi simpanan maka wajib untuk dikeluarkan zakatnya sesuai dengan
syarat yang telah ditentukan.
2) Binatang ternak, syarat pertama ternak yang wajib dizakati adalah telah
sampai nisab, yaitu mencapai kuantitas tertentu yang ditetapkan hukum
syarat. Kemudian hewan yang dipelihara selama setahun dan juga harus
hewan yang digembala. Meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan
kecil (kambing, domba) dan unggas (ayam, itik, burung).
3) Pertanian, hasil pertanian yang wajib dizakati adalah tumbuh-tumbuhan
atau tanaman yang bernilai ekonomis seperti biji-bijian, umbi-umbian,
sayur-sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan lain sebagainya.
4) Harta perniagaan, Harta perniagaan adalah semua yang dapat
diperjualbelikan untuk meraih keuntungan dari berbagai jenisnya, baik
berupa barang seperti alat-alat, pakaian, makanan, perhiasan dan lainnya.
5) Barang tambang dan hasil laut, hasil tambang (ma‟din) adalah benda-
benda yang terdapat di dalam perut bumi selain emas dan perak yang
memiliki nilai ekonomis.
6) Pendapatan/profesi, zakat profesi dapat diambil zakatnya bila sudah
setahun dan cukup nisabnya.
7) Kekayaan yang bersifat umum, di dalamnya termasuk pada saham,
obligasi, undian dan lain sebagainya.
21
F. Tinjauan Pustaka
Tabel 1.2
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1. Triyas Wendah
Ningrum, 2016.
Pengaruh Ekspektasi,
Ekspektasi Usaha,
Faktor Sosial,
Kesesuaian Tugas dan
Kondisi yang
Memfasilitasi Pemakai
Terhadap Minat
Pemanfaatan Sistem
Informasi.
Kuantitatif Ekspektasi, ekspektasi usaha,
faktor sosial, kesesuaian tugas
dan kondisi yang memfasilitasi
pemakai berpengaruh terhadap
minat pemanfaat sistem
informasi.35
2. Muhammad
Munirul
Hakim,
2014.
Pengaruh Transparansi
dan Akuntabilitas
Pengelolaan Zakat
Terhadap Minat Muzakki
di Rumah Zakat Cabang
Semarang.
Kuantitatif Pengaruh antara transparansi
terhadap minat muzakki
menunjukkan nilai t hitung
3,760 dan p value (sig) sebesar
0,000
22
2016.
Pengelolaan Zakat
Terhadap Minat Muzakki
Membayar Zakat (Studi
pada BAZNAS Kota
Makssar Ruang Lingkup
UPZ Kantor Kementrian
Agama Kota Makassar.
positif dan signifikan terhadap
minat muzakki membayar
zakat di BAZNAS Kota
Makassar.
Akuntabilitas secara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat
muzakki membayar zakat di
BAZNAS Kota Makassar. 37
4. Mohammad
Fahmi
Ikhwandha,
2018.
Pengaruh Transparansi,
Akuntabilitas,
Kepercayaan Afektif
dan Kognitif Terhadap
Minat Bayar Zakat
Melalui Lembaga Zakat
Pendekatan
kuantitatif.
Kepercayaan afektif dan
kognitif berpengaruh positif
terhadap minat bayar zakat
melalui lembaga zakat.
Akuntabilitas berpengaruh
positif terhadap kepercayaan
afektif dan kognitif.
Transparansi tidak
berpengaruh terhadap
kepercayaan afektif dan
kognitif.38
5. Nica Siswi Ayu
Adiningrum,
2018.
Pengaruh Manajemen
Zakat, Transparansi
Laporan Keuangan dan
Kualitas Pelayanan
Terhadap Kepercayaan
Muzakki pada Lembaga
Amil Zakat (Studi pada
LAZISMU Solo).
Kuantitatif. Manajemen zakat berpengaruh
secara signifikan terhadap
kepercayaan muzakki.
Transparansi laporan keuangan
berpengaruh secara signifikan
terhadap kepercayaan muzakki.
Kualitas pelayanan secara
signifikan berpengaruh
terhadap kepercayaan
muzakki.39
37
Muh. Ashari Assaggaf, Pengaruh Akuntabilita dan Transparansi Pengelolaan Zakat
terhadap Minat Muzakki Membayar Zakat, Skripsi (Makassar: UIN Alauddin, 2016). 38
Mohammad Fahmi Ikhwandha, Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, Kepercayaan
Afektif dam Kognitif terhadap Minat Bayar Zakat Melalui Lembaga Zakat, skripsi (Yogyakarta:
UII, 2018). 39
Nica Siswi Ayu Adiningrum, Pengaruh Manajemen Zakat, Transparansi Laporan
Keuangan, dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepercayaan Muzakki Pada Lembagaa Amil Zakat
(Studi pada LAZISMU Solo), Skripsi (Surakarta: IAIN, 2018).
23
Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya yaitu
terletak di variabel X, di mana peneliatan sekarang menggunakan variabel X1
ekspektasi dan X2 transparansi. Selain itu juga terdapat persamaan di variabel
X namun berbeda di variabel Y. Penelitian sekarang menggunakan metode
kuantitatif.
G. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan pada teori-teori yang telah di paparkan, dan pada tinjauan
pustaka, maka kerangka pemikiran teori yang disajikan dalam penelitian ini
antara hubungan variabel-variabel X dan Y, yaitu:
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
H1
H2
H3
Keterangan:
= Pengaruh secara parsial
= Pengaruh secara simultan
Ekspektasi (X1)
Minat Muzakki (Y)
Transparansi (X2)
24
H. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Hipotesis adalah kesimpulan
sementara yang harus dibuktikan kebenarannya atau dapat dikatakan proporsi
tentatif tentang hubungan antara dua variabel atau lebih40
. Penulis mengajukan
hipotesis alternatif dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
1. H1 : Ada pengaruh yang positif signifikan antara ekspektasi terhadap
minat muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi.
2. H2 : Ada pengaruh yang positif antara transparansi terhadap minat
muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS Kota Jambi.
3. H3 : Ekspektasi dan transparansi berpengaruh positif secara simultan
terhadap minat muzakki dalam membayar zakat di BAZNAS
Kota Jambi.
40
Masyhuri dan M. Zainuddin, Metodologi Penelitian: Pendekatan Praktis dan Aplikatif,
(Bandung: Refika Aditama, 2011), hlm. 142.
25
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelititan
Penelitian ini menggunakan pendekatan tindakan terapan (action
reserch), yaitu penelitian untuk mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru
atau cara pendekatan baru untuk memecahkan masalah di dunia kerja atau
dunia aktual yang lain.41
Penelitian deskriptif artinya penelitian yang benar-
benar memaparkan apa yang terdapat atau terjadi dalam sebuah lapangan atau
wilayah tertentu.42
Berdasarkan pengertian tersebut, maka penelitian ini
merupakan data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian deskriptif
kuantitatif. Data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian diolah dan
dianalisis menggunakan metode statistik yang kemudian diinterpretasikan
dengan angka dan kata-kata.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Jl. H. Zainir Hafiz Paal Lima Kota Baru
(rumah dinas wakil ketua DPRD Kota Jambi) Kota Jambi. Waktu penelitian
dilakukan pada tanggal 30 Juni- 31 Juli tahun 2019.
41
Masyhuri dan Zainuddin, Ibid, hlm. 48. 42
Suhsarsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT
Rineka Cipta, 2010), hlm. 3.
26
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Penelitian
Untuk memperoleh data maka perlu adanya sebuah cara untuk
memperolehnya. Setelah penelitian selesai, maka data yang diperoleh terlebih
dahulu diseleksi menurut kelompok-kelompok variabel-variabel tertentu dan
dianalisa melalui jenis penelitian dari segi deskriptif kuantitatif.
2. Sumber Data Penelitian
Sumber data dalam penelitian ini menggunakan dua data, yaitu :
a) Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti langsung
dari sumber utamanya.43
Data primer di sini merupakan data yang
diperoleh atau dikumpulkan langsung dengan menyebar kuesioner dan
hasil wawancara dari responden atau dari lapangan oleh orang yang
melakukan penelitian atau orang yang bersangkutan dan memerlukannya.
Responden merupakan orang yang dapat memberikan informasi-
informasi kepada peneliti yang dibutuhkan mengenai topik yang akan
diteliti.
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui pengumpulan
atau pengeolahan data yang bersifat studi dokumentasi berupa penelaah
terhadap dokumentasi pribadi, sebuah kelembagaan resmi, referensi atau
literature laporan yang memiliki relevansi dengan fokus permasalahan
43
Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM,
2007). Hlm. 182.
27
penelitian.44
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari suatu
lembaga ataupun perusahaan. Sumber data atau informasi, baik jumlah
maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan
atau dasar dalam menentukan isi, bahasa dan sistematika item dalam
instrumen penelitian.45
Sumber data dalam penelitian ini yaitu subjek
data yang diperoleh melalui wawancara dengan pimpinan dan staf atau
karyawan dan karyawati yang bekerja di Lembaga Zakat Nasional kota
Jambi serta data berupa angket/kuesioner yang berkaitan dengan
penelitian.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data dan fakta peneltian. Adapun instrumen utama yang
mendukung penelitian ini yaitu:
a) Observasi
Observasi atau disebut juga dengan pengamatan merupakan kegiatan
pemuatan perhatian semua objek dengan menggunakan seluruh indera.46
Yang
dilakukan waktu pengamatan adalah mengamati gejala-gejala sosial dalam
kategori yang tepat, mengamati berkali-kali dan dicatat dengan memakai alat
bantu, seperti alat pencatat, formulir dan alat mekanik. Dalam pelaksanaannya
digunakan alat bantu seperti cheklist, skala penilaian atau alat mekanik seperti
44
Iskandar, Metode Penelitian Pendidikan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), (Jakarta:
Gaung Persada Pers, 2008), hlm. 77. 45
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 155. 46
Suharsimi Arikunto, Ibid, hlm. 156.
28
tape recorder dan lain sebagainya. Observasi dalam penelitian ini digunakan
untuk memperoleh data primer.
b) Wawancara
Metode waawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden
dan jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam.47
Wawancara merupakan cara untuk memperoleh informasi secara langsung
melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada responden yang
dipandang dapat memberikan keterangan atau jawaban terhadap pertanyaan
yang diajukan.
c) Angket/Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah salah satu instrumen penelitian yang dibuat
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memproleh informasi dari responden berupa laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui. Penyebaran angket bertujuan untuk mengetahui
informasi mengenai suatu masalah di mana responden dapat memberikan
jawaban sesuai dengan pertanyaan yang diberikan.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah sekumpulan karakteristik dari orang, binatang,
tanaman, atau suatu benda yang akan diobservasi48
. Dalam metode
penelitian kata populasi, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau
47
Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011),
hlm 67-68. 48
Sukestiyarno, Statistika Dasar, (Yogyakarta: Andi Offset, 2014), hlm. 142.
29
sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Oleh
karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari
objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan,
udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-
objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.49
Populasi dalam penelitian
ini adalah para muzakki yang melakukan pembayaran zakat di BAZNAS
Kota Jambi.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang sengaja dipilih secara
representatif (mewakili)50
. Sampel dimunculkan oleh peneliti pada suatu
penelitian disebabkan karena: (1) peneliti ingin mereduksi (memotong)
objek yang akan diteliti. Peneliti tidak melakukan penyelidikannya pada
semua objek atau gejala atau kejadian maupun peristiwa, tetapi hanya
sebagian saja. Sebagian inilah disebut dengan sampel; dan (2) peneliti ingin
melakukan generalisasi dari hasil penelitiannya, artinya mengenakan
kesimpulannya kepada objek, kejadian, gejala, atau peristiwa yang lebih
luas51
. Sampel yang diambil pada penelitian ini yaitu sebanyak 100 muzakki.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rumus slovin dengan
tingkat kesalahan 10%, dengan rumus sebagai berikut:
n =
( )
49
Masyhuri dan M. Zainuddin, Ibid, hlm. 157. 50
Sukestiyarno, Ibid, hlm. 142. 51
Masyhuri dan M. Zainuddin, Ibid, hlm. 159.
30
Keterangan :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat Kesalahan/Standar Error
n =
( )
n =
( )
n =
99,7 (100)
Tabel 2.1
Data Responden Sebagai muzakki
Responden Nama Usia Pendidikan Jenis Kelamin
1 Sy 50 S1 Pria
2 Sr 40 S1 Pria
3 FI 45 S1 Wanita
4 TA 50 S1 Wanita
5 Sd 35 S1 Wanita
6 LS 47 S1 Pria
7 Ms 33 S1 Wanita
8 HS 42 SMA Wanita
9 RS 42 S1 Wanita
10 ES 46 S1 Wanita
11 Sk 40 D3 Wanita
12 NS 40 S1 Wanita
13 Ym 46 S1 Wanita
14 St 37 S1 Wanita
15 NA 42 S1 Wanita
16 RD 47 S1 Pria
17 Ms 23 SMA Pria
18 SA 24 SMA Pria
19 Mz 30 S1 Wanita
20 MY 43 S1 Pria
21 MM 39 S1 Pria
22 AM 35 D3 Wanita
31
23 FE 45 S1 Wanita
24 Ma 47 S1 Pria
25 Dd 33 S1 Wanita
26 IJ 36 S1 Wanita
27 MJ 48 D3 Wanita
28 AH 50 S1 Pria
29 PI 49 S1 Pria
30 AP 35 S1 Wanita
31 AF 35 SMA Pria
32 AI 40 SMA Pria
33 SN 43 S1 Wanita
34 NK 45 S1 Wanita
35 NH 30 S1 Wanita
36 RH 27 SMA Pria
37 AL 37 S1 Wanita
38 ZQ 25 SMA Wanita
39 AM 26 SMK Wanita
40 Mm 28 SMK Wanita
41 As 26 SMA Wanita
42 KF 30 S1 Wanita
43 An 31 S1 Wanita
44 NK 33 S1 Wanita
45 Al 30 S1 Wanita
46 Ai 37 S1 Pria
47 Fo 35 S1 Pria
48 AF 34 S1 Pria
49 MM 28 SMA Wanita
50 Mh 40 S1 Pria
51 IH 40 S1 Pria
52 Mr 29 S1 Wanita
53 DK 30 S1 Wanita
54 Nh 40 S1 Pria
55 Lr 42 D3 Wanita
56 AF 50 S1 Wanita
57 Rd 34 S1 Wanita
58 Jn 35 S1 Pria
59 AH 36 S1 Pria
60 Es 34 S1 Wanita
61 Ha 30 SMA Pria
32
62 DA 28 SMK Pria
63 Wt 27 SMK Wanita
64 DK 30 S1 Wanita
65 FS 33 S1 Wanita
66 Am 30 D3 Pria
67 SR 33 S1 Wanita
68 HS 35 S1 Wanita
69 Hl 37 S1 Wanita
70 Md 38 S1 Wanita
71 RN 35 D3 Wanita
72 Jh 40 S1 Wanita
73 WG 40 S1 Wanita
74 TF 42 S1 Wanita
75 YS 45 SMA Wanita
76 Rh 48 SMA Pria
77 Sd 50 S1 Pria
78 Mi 52 S1 Pria
79 MA 51 S1 Wanita
80 NH 40 SMA Pria
81 Ds 47 S1 Pria
82 MW 40 SMA Wanita
83 SA 49 SMK Wanita
84 AR 38 SMK Pria
85 Ri 39 SMA Wanita
86 IP 56 S1 Wanita
87 LJ 54 S1 Wanita
88 SA 52 S1 Pria
89 Pn 51 S1 Pria
90 Md 50 S1 Wanita
91 Sw 46 S1 Pria
92 Mn 34 D3 Pria
93 Pn 49 S1 Pria
94 Mt 35 S1 Pria
95 Sw 39 S1 Wanita
96 Sa 35 S1 Wanita
97 RG 37 D3 Pria
98 Si 40 S1 Pria
99 Mw 39 S1 Pria
100 ET 37 S1 Pria
33
F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel penelitian adalah karekteristik atau sifat dari objek yang diteliti
atau yang menjadi kajian penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel
penelitian, yaitu:
1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel dalam penelitian ini adalah minat muzakki (Y).
2. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ekspektasi dan transparansi (X).
Definisi operasional varibel dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 2.2
Data Operasional Variabel
Nama Variabel Definisi Variabel Indikator Variabel
Ekspektasi (X1) Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, ekspektasi adalah
harapan yang dibebankan pada
sesuatu yang dianggap akan
mampu membawa dampak yang
baik atau lebih baik.
1. Tujuan (goals) 2. Keinginan kuat (willpower) 3. Jalan keluar (waypower)
Transparansi (X2) Dalam KK.SAP, transparansi
adalah pemberian informasi
kepada masyarakat dengan
alasan bahwa masyarakat juga
berhak untuk mengetahui
kemana saja aliran dana yang
telah dibayarkan, sebagai
bentuk pertanggung jawaban.
1. Pengumuman kebijakan pendapatan, pengelolaan
keuangan dan asset.
2. Laporan pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset
yang mudah diakses.
3. Laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu.
4. Sarana untuk suara dan usulan rakyat.
5. Sistem pemberian informasi kepada publik.
34
Minat Muzakki (Y) Menurut Kamus Bahasa
Indonesia, minat diartikan
sebagai kecenderungan hati
yang tinggi terhadap sesuatu,
gairah, atau keinginan.
Minat muzakki disini ditujukan
kepada para muzakki Aparatur
Sipil Negara (ASN) Kota Jambi.
1. Ketertarikan (interest) 2. Keinginan (desire) 3. Keyakinan (cinviction)
G. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya
kedalam satu pola, kategori dan satuan uraian dasar yang membedakan dengan
penafsiran, yaitu memberi arti yang signifikan terhadap hasil analisis,
menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan antara dimensi-dimensi uraian.
Untuk menguji kebenaran atau ketidakbenaran suatu hipotesis dan menjawab
rumusan masalah, maka dilakukan analisis data. Analisis data dalam penelitian
ini dilakukan dengan langkah-langkah:
1. Uji Validitas
Validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang akan diukur.52
Uji validitas digunakan untuk mengukur
valid atau tidaknya suatu kuesioner. Jadi, uji validitas ini ingin mengukur
apakah pertanyaan atau kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat
mengukur apa yang akan diukur.53
Untuk menentukan nilai r hitung dibantu
dengan program SPSS yang dinyatakan dengan nilai corrected item total
corelation.
52
Suharsimi Arikunto, ibid, hlm.131 53
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2013),
hlm. 46.
35
2. Uji Reliabilitas
Realiabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran
tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula.54
Pengujian yang populer dan sering digunakan dalam mengukur validitas dan
reliabilitas suatu konsep instrumen adalah teknik cronbach alpha dengan
nilai 0,60 sering digunakan sebagai nilai reliabilitas dalam suatu peneltian.
Maka dari itu peneliti menggunakan alpha cronbach, untuk menentukan
apakah instrumen reliable atau tidak menggunakan batasa 0,6.
H. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah utuk melihat apakah nilai residual terdistribusi
normal atau tidak.55
Model regresi yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah memiliki nilai residul yang berdistribusi normal. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji kolomogorov smirnov
untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini merupakan jenis data
yang berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk melihat apakah ada atau
tidaknya korelasi yang tinggi antara variable-variabel bebas dalam suatu
model regresi linier berganda.56
Model regresi yang baik seharusnya tidak
54
Syofyan Siregar, ibid, hlm 55. 55
Albert Kurniawan, Metode Riset untuk Ekonomi dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta,
2014), hlm 156. 56
Ibid, hlm. 157
36
terjadi korelasi di antara variabel bebas (indepeden). Uji multikolinieritas
dilakukan juga bertujuan untuk menghindari kebiasaan dalam pengambilan
kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing- masing variabel
independen terhadap variabel dependen.57
Salah satu cara mengukur
multikolinieritas adalah menggunakan varience inflation factor (VIF). VIF
akan terlihat sejauh mana sebuah variabel penjelas dapat dijelaskan oleh
variabel penjelas lainnya.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain.58
Permasalahan heteroskedastisitas terletak pada varian residul yang
bersifat tidak konstan ataupun tidak sama. Dalam model penelitian regresi
linier berganda yang baik adalah tidak terdeteksi adanya
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini, pendektesian terhadap
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan metode scatter plot yang
memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi) dengan SRESID (nilai
residualnya).
57
Ibid, hlm.157. 58
Ibid, hlm.158.
37
I. Teknik Analisi Data
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah bagian variasi total dari variabel
dependen (Y) yang dijelaskan oleh garis regresi.59
Determinasi 0
menunjukkan tidak adanya hubungan antar variabel bebas (independen) dan
variabel terikat (dependen).
2. Uji Simultan (Uji F)
Uji f atau disebut juga dengan uji simultan digunakan untuk
mengetahui apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan
mempengaruhi variabel dependen.
3. Uji Regresi Linier Berganda (Pengaruh)
Analisis regresi merupakan analisis yang mengukur pengaruh variabel
terikat. Pengukuran pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan
variabel terikat (Y). Untuk menghitung regresi linier berganda, maka
digunakan rumus berikut:
Y = a + β1X1 + β2X2 + e
Keterangan:
Y = minat muzakki membayar zakat X2 = jaminan
a = elemen konstanta e = error term
β1= koefisien regresi 1
β2 = koefisien regresi 2
X1= ekspektasi
59
Noegroho Boedijoewono, Pengantar Statistika Ekonomi dan Bisnis, (Yogyakarta: Sekolah Tinggi Imu Manajemen YKPN, 2016) hlm. 277.
38
J. Jadwal Penelitian
Terlampir
K. Sistematika Penulisan
Agar lebih mudah memahami skripsi penelitian ini dan penulisannya
lebih sistematis, maka penulis membaginya menjadi beberapa sub bab dengan
sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan, Penulis Memaparkan Latar Belakang Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan
Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesa.
BAB II : Metode Penelitian, Penulis Memaparkan tentang metode-metode
statistik yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB III : Gambaran Umum Baznas Kota Jambi, berisikan pembahasan
secara singkat mengenai sejarah Badan Amil Zakat Nasional, visi dan misi
serta struktur organisasi.
BAB IV : Hasil dan Pembahasan, berisikan Analisis dan Interpretasi Hasil.
BAB V : Penutup, berisikan Kesimpulan dan Saran dari penelitian ini
Daftar Pustaka
Lampiran
39
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah BAZNAS Kota Jambi
Badan Amil Zakat Nasional Kota Jambi beralamat di kantor Jl. H. Zainir
Hafiz Paal Lima Kota Baru (Rumah Dinas Wakil Ketua DPRD Kota Jambi).
BAZNAS Kota Jambi mulai didirikan yaitu tahun 2001 yang masih bernama
BAZIS. Berdirinya atau dibentuknya Bazda Kota Jambi berdasarkan Surat
Keputusan Wali Kota Nomor 29 Tahun 2001. Pembentukan Bazda ini sendiri
merupakan suatu langkah yang sangat strategis untuk mengumpulkan dan
mengkoordinir orang-orang yang mau berzakat dan berinfak. BAZNAS Kota
Jambi mulai aktif dan berkembang pada tanggal 16 Maret 2001, pada awal
pembentukannya bernama BAZIS daerah tingkat I Jambi, kemudian berubah
menjadi Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA). Perubahan nama tersebut, bukan
berdasarkan kemauan dari pemerintah Provinsi atau Kota Jambi, akan tetapi
berdasarkan peraturan pemerintah pusat, yaitu berdasarkan Undang-Undang
Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat, dalam arti bahwa BAZDA
merupakan kelanjutan dari BAZIZ. Kemudian nama tersebut berubah lagi
menjadi BAZNAS hingga saat ini, perubahan tersebut berdasarkan Surat
Keputusan Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ,II/568 Tahun 2014
tentang pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/kota se-
Indonesia. Secara konstitusi Bazda Kota Jambi sudah berubah nama yaitu
menjadi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).60
60
Dokumentasi Baznas Kota Jambi 2014.
40
Perubahan nama BAZDA menjadi BAZNAS dimulai dari tahun 2011 menurut
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat sebagai
pembaharuan dari Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, namun kenyataan
BAZNAS Kota Jambi baru di resmikan atau diputuskan tahun 2014.61
Berdasarkan SK Walikota Jambi No. 334 Tahun 2015 tanggal 17 Juni
2015 tentang Penunjukkan Pemimpin Badan Amil Zakat Nasional Kota Jambi
Pada Tanggal 22 Juni 2015 Kepengurusan BAZNAS Kota Jambi secara resmi
dilantik oleh Bapak Walikota Jambi.62
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan Zakat di
antaranya berisi pembentukan Badan Amil Zakat Daerah Kota Jambi, dan
berdasarkan wawancara, bahwa :
di Kota Jambi telah terbentuk Badan Amil Zakat di lapangan Kecamatan di
lingkungan Kota Jambi. Pembentukan ini dengan harapan dapat
mengumpulkan orang-orang yang mau berzakat di Kota Jambi. 63
Kota Jambi yang berpendudukan mayoritas Islam sangat berpeluang
untuk mengembangkan dan mengumpulkan para fukaha-fukaha untuk
membayar zakatnya melalui BAZNAS.
B. Visi dan Misi BAZNAS Kota Jambi
Dalam rangka membantu dan melaksanakan kegiatan Badan Amil Zakat
Nasional Kota Jambi, maka BAZNAS harus mempunyai visi dan misi, karena
suatu organisasi yang berkembang dan maju itu adalah organisasi yang
didukung serta mempunyai visi dan misi yang baik. Adapun visi dan misi
BAZNAS Kota Jambi adalah sebagai berikut:
61
Wawancara dengan Ketua Baznas kota Jambi. 62
Dokumentasi Baznas Kota Jambi, 2016. 63
Wawancara dengan Ketua BAZNAS Kota Jambi.
41
1. Visi :
Terwujudnya Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) sebagai organisasi
pengelola zakat yang amanah, profesional, terbuka, dan bertanggung jawab.
2. Misi :
1) Mewujudkan organisasi BAZNAS sebagai simpul pranata keagamaan dalam
meningkatkan kesejahteraan umat dan keadilan sosial
2) Mewujudkan organisasi BAZNAS yang terpercaya di tengah-tengah
masyarakat
3) Menggali potensi dana umat secara bertahap, terencana, realistis, dan
teruktur sebagai salah satu instrumen pemberdayaan ekonomi umat yang
bermoral
4) Membantu pemerintah dan masyarakat secara berkelanjutan untuk
mengentaskan kemiskinan dan keterbelakangan
C. Dasar Hukum BAZNAS Kota Jambi
BAZNAS Kota Jambi, merupakan sebuah organisasi resmi langsung di
bawah pimpinan pemerintah Kota Jambi. Karena organisasi tersebut dipimpin
langsung oleh pemerintah daerah, maka BAZNAS harus ada payung yang
melindunginya. Artinya harus ada yang memperkuat BAZNAS, sehingga
masyarakat tidak bertanya-tanya tentang keeksisistensian BAZNAS. Adapun
yang menjadi dasar atau payung hukum BAZNAS Kota Jambi yaitu sebagai
berikut:
42
1. Nash Al-Qur’an dan Hadits
a) ِ ِ كِ سِ مِ إم ِوِ ِآ ءِ رِ ق ِفِ ل ِن ِِتِ ق ِدِ اِإمصِ مِ ه ِإ ِ لِ مِ عِ إم ِوِ ِي ِوِ ِمِ ب ِوِ ل ِق ِِةِ فِ م ِؤِ مِ إم ِاِوِ ي ِل ِع ِِي ِرق ِإم ِ ِف ِ م ِر ِمغ إ ِوِ ِاب ِوِ ِي َِ ف ِلِ ي ِبِ ِ
لِ ي ِبِ إمسِ ِنِ إب ِوِ ِللاِ للاِ ِنِ م ِ ِةِ ضِ ي ِر ِف ِِصىل
قىلِمل ِع ِِللاِ وِ ِ ِمكِ حِ ِي ِ.ي
Artinya:
Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat (amil), para muallaf
yang dibujuk hatinya untuk (memerdekan) budak (Riqab),
orang yang berhutang di jalan Allah (gharim), sabililah, dan
orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil), sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. At-Taubah 9:60).
b) Zakat mempunyai fungsi sosial dalam masyarakat. Keserakahan dan
kezaliman seseorang tidak bisa ditolerir apabila ia telah memakan dan
menguasai hak untuk anak yatim.
c) ِم ِع ل ي ل ص ِب اِو م ي ك ت ز ِو ُه ه ر ِث ط ق ة د ِص إم ه م و َِآم ن ِم ذ خ
Artinya:
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo‟alah
untuk mereka (At-Taubah 103).
d) Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah bertanya: bagaimanakah
jika seroang lelaki memberikan zakat hartanya? Jawaban Rasulullah:
barang siapa memberikan zakat hartanya, maka hilanglah kejelekannya
(Al-Hadtis).
e) Orang kaya yang syukur lebih baik dari pada orang miskin yang sabar
(Al-Hadits).
43
f) Tangan di atas (pemberi) lebih baik dari di bawah (penerima) (Al-
Hadits).
2. Undang-Undang BAZNAS Kota Jambi
a) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan Zakat
pengganti dari Keputusan Menteri Agama No. 581 Tahun1999 tentang
pelaksanaan UU. No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.
b) Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2014 tentang pengelolaan Zakat.
c) Pasal 18 Kepetusan Dirjen Bimas Islam Nomor D-291 Tahun 2000
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.
d) Surat Edaran Menteri Dalam Negeri No. 451. 12/1728/SJ tanggal 7
Agustus 2002 tentang Pemberdayaan Badan Amil Zakat (BAZDA) di
daerah.
e) Keputusan bersama Menteri Dalam Negri dan Mentri Agama Nomor 29
dan 47 Tahun 1991 tentang Pembinaan Badan Amil Zakat, Infaq dan
Shadaqah.
f) Peraturan pemerintah No. 17/2000 dan Kep Dirjen Pajak No.
163/PJ/2003 tentang pemberlakuan Zakat atas penghasilan kena Pajak.
g) Surat Edaran Walikota Jambi No. 377/2007 tentang Himbuan Zakat,
Infaq dan Shadaqah.64
3. Program Kerja BAZNAS Kota Jambi
Potensi muzakki yang menjadi ruang lingkup Kerja BAZNAS Kota
Jambi yang meliputi PNS muslim SKPD Pemda Kota Jambi. Instansi
64
Dokumentasi BAZNAS Kota Jambi, 2016.
44
vertikal Kota Jambi dan masyarakat umum serta pimpinan dan karyawan
perusahaan swasta sangat memberikan harapan jika terealisasi melalui
BAZNAS Kota Jambi.
Adapun rencana program kerja BAZNAS kota Jambi dapat
dikelompokkan sebagai berikut, di antaranya:65
a) Pengelolaan Manajemen Badan Pelaksana BAZNAS Kota Jambi:
I. Rapat Evaluasi pelaksanaan program kerja tahun 2017
II. Rapat pemantapan program kerja tahun 2018
III. Kesekretariatan:
i. Tata kerja badan pelaksana
ii. Tata kerja dan uraian tugas sekretariat
iii. Penyusunan jadwal rapat badan pelaksana dan sekretariat
iv. Pemberdayaan SDM dan kesejahteaan staf sekretariat
v. Penataan ADM dan pembukuan keuangan ZIS dan dana hibah
serta pelaporan
vi. Pengawasan eksternal (independent) satu kali dalam satu
tahun.
IV. Pembinaan organisasi dan manajemen UPZ:
i. Penyiapan SK UPZ yang belum diproses pada SKPD dan
lembaga
ii. Pembinaan ADM dan kinerja UPZ
65
File BAZNAS Kota Jambi.
45
iii. Penambahan tenaga sekretariat yang dibiayai oleh pemerintah
Kota Jambi
iv. Melaksanakan studi banding bagi pengurus BAZNAS Kota
Jambi
b) Penyuluhan dan Motivasi
Penyuluhan dan motivasi ini merupakan rencana program pokok
BAZNAS Kota Jambi, di antaranya:
I. Kerjasama kemitraan dengan RRI, TVRI dan TV swasta lainnya
II. Kerjasama dengan bagian humas infokom Setda Kota Jambi dan
dengan media cetak tentang kegiatan BAZNAS dan pelaporan
III. Kerjasama dalam bidang pendataan dan penyuluhan dengan
penyuluh Kecamatan
IV. Penyuluhan ZIS kepada SKPD/instansi/BUMN/sekolah/madrasah
c) Pengelolaan Data/pendataan:
I. Pendataan muzakki, munfiq dan mustahik (data base) di setiap
SKPD/UPZ dan masyarakat
II. Pendataan Lembaga Unit Pengumpul Zakat (UPZ)
III. Data lembaga BUMD/BUMN/perusahaan/perkebunan/rumah
makan/hotel/rumah sakit daerah dan swasta dalam Kota Jambi
d) Perencanaan Pendistribusian /pendayagunaan ZIS:
I. Data base delapan asnaf pe SKPD/UPZ/lembaga/RT/RW/
keluarahan dalam Kota Jambi
46
II. Data base lembaga/badan/kelompok/organisasi yang akan
diberikan bantuan
e) Pendistribusian dan Pendayagunaan
I. Penyaluran sembako kepada mustahik pada bulan Ramadhan tahun
1439 H. Target 4.000 orang mustahik x @Rp 200.000,00 (sembako
Rp 100.000,00 dan uang Rp 100.000,00)
II. Memberikan penghargaan berupa plakat kepada UPZ/muzakki
perorangan, SKPD, satuan kerja, BUMD, BUMN dan perusahaan
yang aktif menunaikan zakat ke BAZNAS Kota Jambi sebesar Rp
5.000.000,00
III. Mengadakan penyuluhan dan monitoring evaluasi ke SKPD,
BUMN BUMD, lembaga, organisasi,perusahaan swasta dan
perorangan dalam Kota Jambi
Selain program kerja di atas terdapat juga program kemasyaraatan
sosial yang disebut dengan enam pilar program BAZNAS Kota Jmabi,
yaitu:
a) Jambi Kota Sehat:
Memberikan bantuan transportasi kepada masyarakat yang tidak
mampu membayar biaya berobat dalam daerah maupun keluar daerah
sebesar Rp 30.000.000,00
b) Jambi Peduli:
I. Memberi bantuan renovasi rumah tidak layak huni (bedah rumah)
sebanyak 5 unit x @Rp 12.500.000,00
47
II. Memberikan bantuan insidentil transportasi untuk musafir/orang
yang kesulitan dalam perjalanan Rp 10.000.000,00
III. Memberikan bantuan bencana alam, kebakaran , banjir dan gempa
bumi secara insidentil dalam Kota Jambi, koordinasi dengan
Cakmat, Lurah, RT setempat sebesar Rp100.000.000,00
IV. Memberikan bantuan kepada penyandang cacat
V. Memberikan santunan anak yatim sebanyak 600 orang x @Rp
250.000,00
VI. Memberikan bantuan kepada petugas memandikan jenazah
sebanyak 75 orang x @Rp 1.000.000,00
VII. Mengadakan sunat masal bagi 100 warga yang tidak mampu x @
Rp 400.000,00
VIII. Memberikan bantuan untuk organisasi yang bersifat islami
c) Jambi Kota Bersih
Memberikan bantuan dana bagi petugas harian lepas dinas kebersihan
yang beragama Islam sebanyak 1.000 orang x @Rp 300.000,00
d) Jambi Kota Takwa
I. Memberika bantuan renovasi/rehab masjid/mushalla, madrasah dan
TPA seceara selektif sejumlah 20 unit x @Rp 5.000.000,00
II. Memberikan bantuan kepada pegawai Syara‟ masjid yang didata
oleh pengurus BAZNAS Kota Jambi sejumlah 100 orang x @Rp
500.000,00
48
III. Bantuan untuk guru mengaji non PAMI s