100
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN (Studi Kasus : PT. Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup, Bogor) . R. Nova Utami Kurniawati PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M

Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7605/1...Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup, Bogor)” telah diuji dan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

    (Studi Kasus : PT. Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup, Bogor)

    .

    R. Nova Utami Kurniawati

    PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1429 H / 2008 M

  • PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

    (Studi Kasus : PT. Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup, Bogor)

    .

    Oleh : R. Nova Utami Kurniawati

    102092026395

    Skripsi Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Pertanian pada Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis

    PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERTANIAN/AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA 1429 H / 2008 M

  • PENGESAHAN UJIAN

    Skripsi yang berjudul ”Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: PT. Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup, Bogor)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang Munaqosah Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Selasa tanggal 27 Mei 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata I (SI) pada Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.

    Menyetujui:

    Penguji I, Penguji II, Dr. Ir. Nunuk Adiarni, MM Bintan Humeira, S.Sos, M.Si

    Pembimbing I, Pembimbing II, Drh. Zulmanery, MMA Drs. Hilmi, MA

    Mengetahui,

    Dekan Ketua Program Studi Fakultas Sains dan Teknologi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si NIP. 150 317 956 NIP. 131 861 314

  • PERNYATAAN

    DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL

    KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU

    KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

    Jakarta, Mei 2008 R. Nova Utami Kurniawati 102092026395

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT untuk segala sumber cahaya bagi

    kegelapan pikiran dan hati manusia. Shalawat serta salam kepada nabi besar

    Muhammad SAW, atas pengorbanaan dan keikhlasan beliau sehingga manusia berada

    pada kehidupan yang lebih baik.

    Penulis menyadari adanya kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam

    skripsi ini, baik dari segi materi maupun tekhnik penulisan. Harapan penulis, skripsi ini

    dapat memberi manfaat pengetahuan bagi kita semua dimasa mendatang.

    Proses penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, dan dorongan

    yang diberikan papah dan mamah tercinta. Sembah sujud ananda terima kasih atas doa

    yang selalu dipanjatkan untuk jalan kemudahan, ketulusan, dan kesabaran serta cinta

    kasih yang tak terbatas.

    Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas

    dorongan dan bantuan semua pihak, diantaranya:

    1 Dr. Sopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi

    UIN Syarif Hidayatullah.

    2. Ir. Lilis Imamah Ichdayati, M.Si dan Ir. Achmad Tjachja M.Si selaku ketua dan

    sekretaris program studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis.

    3. Dr. Ir. Nunuk Adiarni, MM dan Bintan Humeira, S.Sos, M.Si selaku penguji I &

    II, yang telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan saran-saran serta

    pengarahan dalam proses penulisan skripsi ini kearah yang lebih baik.

  • 4. Drh. Zulmanery, MMA dan Drs. Hilmi, MA selaku pembimbing 1 & II, yang

    telah bersedia meluangkan waktu dan memberikan sara-saran serta pengarahan

    dalam proses penulisan skripsi ini kearah yang lebih baik.

    5. Staf akademik dan staf perpustakaan Fakultas Sains dan Teknologi yang telah

    membantu dalam administrasi yang dibutuhkan dan membantu penulis dalam

    memberikan fasilitas dan melengkapi referensi kepustakaan yang dibutuhkan.

    6. Teteh Dini dan keluarga, Aa Edith, Teteh Winda, Teteh Erry, saudara kembarku

    Mpi, serta keponakan tercinta Auliya dan Aqila. Terima kasih untuk cahaya dan

    cinta kasih yang tiada terhingga dalam kedamaian, tawa, dan tangis kehidupan

    selama ini. Kalian pelita terbaik yang aku miliki dalam hidup ini.

    7. Drs. Endro Ali Mahfudi selaku general manager Kebun Wisata Pasir Mukti dan

    seluruh karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti yang telah bersedia meluangkan

    waktu dan membantu penulis dalam memperoleh data dan informasi.

    8. Hermawan dan keluarga besar yang selalu memberikan doa, kasih sayang,

    ketulusan hati dan kesabarannya selama ini. Terima kasih untuk waktu yang

    penuh arti dan selalu menemani penulis dalam kondisi apapun.

    9. Semua teman-teman Agribisnis angkatan 2002 yang telah memberikan tawa,

    canda serta kesedihan selama kuliah. Terutama untuk sahabatku Risma dan Iyah,

    terima kasih banyak untuk persahabatan selama ini. Teman-teman terbaik

    penulis Arul, Ano, Sylva, Husnul, Roni, Patih, Zaqy, Zamy, Dori, Dika, Sueb,

    Mauliyah, Qudsy, Ridwan serta teman-teman yang tidak disebutkan terima kasih

    telah mengisi hari-hari yang penuh makna.

    10. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

    banyak memberikan semangat dan dukungan kepada penulis selama ini, semoga

    selalu dalam lindungan Allah SWT.

  • Saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi hasil yang

    lebih baik, akhir kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan

    perusahaan pada khususnya serta segenap pembaca skripsi ini pada umumnya. Amin Ya

    Rabbal Alamin.

    Jakarta, Mei 2008

    Penulis,

    (R. Nova Utami.

    K)

  • RINGKASAN

    R. NOVA UTAMI KURNIAWATI, Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Kasus: PT. Kebun Wisata Pasir Mukti, Citeureup Bogor). Dibawah Bimbingan ZULMANERY dan HILMI. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam, serta berpotensi besar untuk dapat diandalkan sebagai aset dalam meningkatkan perekonomian nasional. Oleh karena itu, sektor pariwisata yang memanfaatkan keunikan kondisi alam sebagai obyek untuk dikelola, sangat berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Salah satu bidang usaha pariwisata yang berlandaskan pertanian dan sangat menjanjikan untuk dikembangkan adalah usaha agrowisata. Meskipun mempunyai potensi besar, namun pada saat ini usaha agrowisata belum terkelola dengan cukup baik. Apabila potensi tersebut dikelola dengan lebih baik maka usaha agrowisata ini dapat menjadi sumber penting bagi perekonomian Indonesia. Saat ini usaha agrowisata di Indonesia semakin marak. Para pengelola agrowisata dituntut untuk dapat terus tumbuh dan berkembang dalam jangka panjang dan harus dapat memanfatkan semua sumberdaya yang dimiliki secara optimal. Salah satu aspek yang mendukung hal tersebut berasal dari sumberdaya manusia.

    Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui tingkat motivasi dan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti dan (2) Menganalisis pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja Karyawan Kebun Wisata Pasir mukti.

    Penelitian ini dilakukan di Kebun Wisata Pasir Mukti, yang terletak di Citeureup, Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan pada Februari 2008. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner kepada karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti. Data sekunder diperoleh dari berbagai dokumen yang terkait dengan penelitian ini. Teknik analisis data menggunakan Regresi Linear Berganda dan Korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti, yaitu sebanyak 27 orang (71,05%) memiliki tingkat motivasi sedang dan sebagian besar karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti juga memiliki tingkat produktivitas kerja sedang yaitu sebanyak 24 orang (63,15%).

    Hasil uji regresi diperoleh bahwa setiap kenaikan sebesar satu satuan akan berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti, secara berurut dari yang terbesar hingga terkecil yaitu jenjang karir (10,701), hubungan atasan dan bawahan (9,983), gaji dan tunjangan (0,910), penghargaan (0,605) dan kondisi tempat kerja (0,357). Hasil uji korelasi Pearson diperoleh bahwa semua faktor motivasi memiliki hubungan yang positif dengan produktivitas kerja. Hasil uji t dengan tingkat kepercayaan 90% (α = 0,10) menunjukkan secara parsial jenjang karir, hubungan atasan dan bawahan, gaji dan tunjangan, penghargaan serta kondisi tempat kerja masing-masing berpengaruh secara nyata terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti.

    Hasil perhitungan uji signifikansi simultan dengan tingkat kepercayaan 90%, maka diperoleh nilai Fhitung adalah sebesar 67,335 dengan tingkat signifikansi 0,000. Pada perhitungan analisis berganda (df1 = 5: df2 = 32), diperoleh nilai Ftabel adalah

  • sebesar 2,51 (67,335 > 2,51: 0,000 < 0,10). Berdasarkan perhitungan diatas maka dapat diambil kesimpulan adalah tolak Ho, yang berarti bahwa faktor-faktor motivasi yaitu jenjang karir, hubungan atasan dan bawahan, gaji dan tunjangan, penghargaan serta kondisi tempat kerja secara simultan memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan terhadap peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti. Selain itu hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi untuk faktor-faktor motivasi yang mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti adalah sebesar 0,900 yang berarti bahwa peningkatan produktivitas kerja mampu dijelaskan oleh faktor-faktor motivasi seperti hubungan atasan dan bawahan. gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja, penghargaan serta jenjang karir sebesar 90% dan sisanya 10% dijelaskan oleh variabel atau faktor lain diluar penelitian ini.

  • DAFTAR ISI

    Hal

    KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

    RINGKASAN .................................................................. iv DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL ............................................................. x

    DAFTAR LAMPIRAN...................................................... xi

    BAB I. PENDAHULUAN................................................. 1 1.1. Latar Belakang....................................................................................... 1

    1.2. Perumusan Masalah............................................................................... 3

    1.3. Tujuan Penelitian................................................................................... 4

    1.4. Manfaat Penelitian................................................................................. 4

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................... 5

    2.1. Landasan Teori............................................... 5

    2.1.1. Pariwisata dan Agrowisata ........................................................ 5 2.1.1.1. Potensi Pariwisata......................................................... 6 2.1.1.2. Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja....................... 7

    2.1.2. Sumberdaya Manusia ................................................................ 8 2.1.2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia................................ 9

    2.1.2.2. Tujuan dan Kegiatan Manajemen Sumberdaya Manusia 10 2.1.3. Konsep dan Teori-teori Motivasi............................................... 12 . 2.1.3.1. Konsep Motivasi........................................................... 12 . 2.1.3.2.Teori-Teori Motivasi ..................................................... 14

    2.1.4. Faktor-faktor Motivasi .............................................................. 20 2.1.4.1. Hubungan Atasan dan Bawahan................................... 20 2.1.4.2. Gaji dan Tunjangan ...................................................... 20 2.1.4.3. Kondisi Tempat kerja ................................................... 21 2.1.4.4. Penghargaan ................................................................. 22 2.1.4.5. Jenjang Karir ................................................................ 22 2.1.5. Konsep Produktivitas ............................................................... 23 2.1.5.1. Produktivitas................................................................. 23 2.1.5.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja 24 2.1.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja 27

  • 2.2. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................. 28

    2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................ 28

    BAB III. METODE PENELITIAN..................................... 31 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 31

    3.2. Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 31

    3.3. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 31

    3.4. MetodePengambilan Sampel .............................................................. 32

    3.5. Metode Analisis Data ......................................................................... 32 3.5.1. Analisis Deskriptif dan Skala Likert ......................................... 33

    3.5.2. Analisis Regresi dan Korelasi Berganda ................................... 34

    3.6. Definisi Operasional............................................................................ 37

    BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .............. 39 4.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ............................................. 39

    4.2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan..................................................... 41

    4.3. Struktur Organisasi dan Peraturan Kebijakan Perusahaan ................. 42 4.3.1. Struktur Organisasi ................................................................... 42

    4.3.2. Peraturan dan Kebijakan Perusahaan ....................................... 46

    4.4. Manajemen Sumberdaya Manusia Kebun Wisata Pasir Mukti .......... 49 4.4.1. Karakteristik Karyawan............................................................ 50 4.4.2. Hubungan Sesama Rekan Kerja ............................................... 50 4.4.3. Hubungan Antara Atasan dan Bawahan................................... 51 4.4.4. Kondisi Tempat Kerja .............................................................. 51 4.4.5. Penghargaan ............................................................................. 52 4.4.6. Jenjang Karir ............................................................................ 52

    4.5. Data Kunjungan Wisatawan ............................................................... 53

    BAB V. PEMBAHASAN.................................................. 55 5.1. Karakteristik Responden ...................................................................... 55 5.1.1. Jenis Kelamin ............................................................................ 55 5.1.2. Usia............................................................................................ 55 5.1.3. Status ......................................................................................... 56 5.1.4. Tingkat Pendidikan.................................................................... 57 5.1.5. Masa Kerja................................................................................. 58

    5.1.6. Spesifikasi Karyawan ................................................................ 58 5.2. Motivasi Kar

    5.3. Faktor-Faktor Motivasi Karyawan ....................................................... 61

    5.4. Produktivitas Kerja ............................................................................... 65

    5.5. Pengaruh Faktor-faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan.............................................................................................. 67

  • 5.6. Tingkat Keeratan Hubungan Antara Faktor-faktor Motivasi dengan

    Produktivitas Kerja Karyawan ............................................................. 72

    5.7. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ........................................... 74

    5.8. Koefisien Determinasi .......................................................................... 75

    BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 77

    6.1. Kesimpulan......................................................................................... 77

    6.2. Saran ................................................................................................... 78

    DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 80

    LAMPIRAN ............................................................................................................. 82

  • DAFTAR GAMBAR Hal

    1. Motivasi Sebagai Dorongan Internal ................................................................. 13

    2. Jenjang Hirarki Maslow...................................................................................... 15

    3. Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................................ 30

    4. Struktur Organisasi Perusahaan.......................................................................... 43

  • DAFTAR TABEL

    Hal

    1. Jumlah Tempat Agrowisata di Pulau Jawa Tahun 2005................................... 2

    2. Nilai Skala Likert ............................................................................................. 33

    3. Data Kunjungan Wisatawan Periode 2005-2007 ............................................. 53

    4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin...................................... 55

    5. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Usia........................................ 56

    6. Karakteristik Responden Berdasarkan Status................................................... 56

    7. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................. 57

    8. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .......................................... 58

    9. Karakteristik Responden Berdasarkan Spesifikasi Karyawan.......................... 59

    10. Motivasi Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti ............................................... 60

    11. Faktor-Faktor Motivasi Karyawan ................................................................... 61

    12. Produktivitas Kerja Kebun Wisata Pasir Mukti ............................................... 66

    13. Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan... 67

    14. Tingkat Keeratan Hubungan Faktor-Faktor Motivasi dengan Produktivitas Kerja Karyawan................................................................................................ 73

    15. Uji Signifikansi Simultan ................................................................................. 74

    16. Uji Koefisien Determinasi ............................................................................... 75

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Hal

    1. Panduan Wawancara dengan General Manager Bagian Wisata...................... 82

    2. Panduan Wawancara dengan Karyawan Bagian Wisata ................................. 83

    3. Kuesioner Lapangan........................................................................................ 88

    4. Jawaban Responden Kuesioner Lapangan ...................................................... 86

    5. Kuesioner Penelitian........................................................................................ 87

    6. Jawaban Responden Mengenai Motivasi Karyawan....................................... 92

    7. Jawaban Responden Mengenai Produktivitas Kerja ....................................... 93

    8. Pengaruh Faktor-faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan... 94

    9. Regresi Linear Berganda dan Korelasi............................................................ 95

    10. Data Karyawan Bagian Wisata Pada Kebun Wisata Pasir Mukti ................. 98

    11. Data Karyawan Bagian Wisata yang Menjadi Sumber Wawancara ............. 99

    12. Surat Keterangan Penelitian ........................................................................... 100

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Indonesia sebagai negara agraris, memiliki kekayaan alam dan hayati yang

    sangat beragam, serta berpotensi besar untuk dapat diandalkan sebagai aset dalam

    meningkatkan perekonomian nasional. Sektor pariwisata yang memanfaatkan keunikan

    kondisi alam sebagai obyek untuk dikelola, sangat berpotensi untuk dikembangkan di

    Indonesia karena sektor pariwisata merupakan salah satu bentuk pembangunan sektor

    ekonomi non migas yang diharapkan mampu memberikan kontribusi besar terhadap

    perekonomain nasional (Tirtawinata dan Fahruddin, 1996: 3).

    Salah satu bidang usaha pariwisata yang berlandaskan pertanian dan sangat

    menjanjikan untuk dikembangkan adalah usaha agrowisata. Meskipun mempunyai

    potensi besar, namun pada saat ini usaha agrowisata belum terkelola dengan cukup baik.

    Apabila potensi tersebut dikelola dengan lebih baik maka usaha agrowisata ini dapat

    menjadi sumber penting bagi perekonomian Indonesia.

    Saat ini usaha agrowisata semakin berkembang. Hal ini ditandai dengan

    banyaknya tempat agrowisata di Indonesia, khususnya tempat agrowisata di pulau Jawa.

    Berdasarkan data Departemen Pertanian tahun 2005, jumlah tempat agrowisata yang

    tersebar di pulau Jawa sudah mencapai 83 agrowisata. Pada Tabel 1 dapat dilihat jumlah

    tempat agrowisata yang ada di pulau Jawa.

    Tabel 1. Jumlah Tempat Agrowisata di Pulau Jawa Tahun 2005.

    No. Lokasi Jumlah 1 DKI Jakarta 5

  • 2 Jawa Barat 20 3 Jawa Tengah 15 4 Jawa Timur 43

    Jumlah 83 Sumber: Departemen Pertanian (2005)

    Perusahaan yang bergerak dalam bidang agrowisata, dituntut untuk tumbuh dan

    berkembang dalam jangka panjang dengan memanfaatkan semua sumberdaya yang

    dimiliki secara optimal. Salah satu aspek yang mendukung hal tersebut berasal dari

    sumberdaya manusia. Sumberdaya manusia yang berkualitas dan manajemen

    perusahaan yang baik akan meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja karyawan,

    yang pada akhirnya dapat memberikan jaminan mutu produk atau jasa yang ditawarkan.

    Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya, membutuhkan sumberdaya

    manusia yang mempunyai motivasi tinggi dalam bekerja agar kelangsungan aktivitas

    perusahaan dapat berjalan dengan baik. Tujuan perusahaan akan dapat dicapai secara

    efektif dan efisien, apabila perusahaan mampu menerapkan manajemen sumberdaya

    manusia yang tepat dan terarah. Sumberdaya manusia yang mampu dan memiliki

    keinginan untuk bekerja giat dalam usaha mencapai hasil kerja yang optimal,

    merupakan modal penting perusahaan dalam mencapai tujuan. Salah satu faktor yang

    dapat digunakan perusahaan dalam mempengaruhi perilaku karyawan untuk bekerja

    lebih giat dalam rangka menjaga eksistensi dan memajukan perusahaan adalah motivasi.

    PT. Kebun Wisata Pasir Mukti merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

    dalam bidang agrowisata, yang mempunyai visi menjadi pemain utama dan terkemuka

    dalam industri agrowisata di Indonesia dan ASEAN. Kebun Wisata Pasir Mukti,

    awalnya dibangun hanya untuk kepentingan keluarga tetapi pada tahun 2003, Kebun

    Wisata Pasir Mukti berubah menjadi perusahaan yang berbadan hukum dan difungsikan

    sebagai objek agrowisata untuk masyarakat umum.

    Kebun Wisata Pasir Mukti, sangat membutuhkan sumberdaya manusia dengan

    motivasi tinggi untuk mengembangkan dan memajukan usahanya. Agar dapat

  • memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik, dipengaruhi oleh beberapa faktor.

    Mengacu pada kondisi tersebut, maka penting bagi pihak perusahaan untuk dapat

    mengetahui faktor-faktor motivasi yang dapat meningkatkan motivasi karyawan.

    Faktor-faktor motivasi tersebut dapat dijadikan acuan dalam rangka meningkatkan

    produktivitas kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan di PT. Kebun Wisata Pasir Mukti

    dengan judul “ Pengaruh Faktor-Faktor Motivasi Terhadap Produktivitas Kerja

    Karyawan Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup, Bogor ”.

    1.2. Perumusan Masalah

    Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan Kebun Wisata pasir mukti adalah motivasi karyawan. Motivasi merupakan langkah awal dalam peningkatan produktivitas kerja. Oleh karena itu permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana tingkat motivasi dan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir

    Mukti?

    2. Bagaimana pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja Karyawan

    Kebun Wisata Pasir Mukti?

    1.3. Tujuan Penelitian

    Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang diharapkan dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Mengetahui tingkat motivasi dan produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir

    Mukti.

    2. Menganalisis pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja

    Karyawan Kebun Wisata Pasir mukti.

  • 1.4. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka diharapkan penelitian yang dilakukan

    dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

    1. Sebagai bahan informasi bagi perusahaan untuk melihat motivasi karyawan Kebun

    Wisata Pasir Mukti.

    2. Sebagai tolak ukur untuk merencanakan peningkatan produktivitas kerja.

    3. Sebagai bahan informasi bagi kalangan akademis untuk bahan perbandingan dengan

    bidang kajian yang sama.

  • BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Landasan Teori

    2.1.1. Pariwisata dan Agrowisata

    Pariwisata merupakan perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan

    keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, dan keluar dari kediamannya

    (Marpaung, 2003: 13). Istilah pariwisata berkaitan erat dengan proses

    kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain diluar

    tempat tinggalnya (Suwantoro, 2004: 4). Sedangkan menurut Gelgel (2006:

    22) pariwisata adalah suatu kegiatan yang menyediakan jasa akomodasi,

    transportasi, makanan, rekreasi serta jasa-jasa lainnya yang terkait. Usaha jasa

    pariwisata melibatkan berbagai aspek, yaitu ekonomi, budaya, sosial, agama,

    lingkungan, keamanan dan yang lainnya. Pengertian pariwisata dapat

    disimpulkan merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang atau lebih, untuk

    sementara waktu dari satu tempat ketempat yang lain untuk tujuan wisata atau

    rekreasi agar dapat menghilangkan kejenuhan dari kegiatan atau aktivitas yang

    dilakukan sehari-hari.

    TIES dalam Damanik dan Weber (2006: 37) mengartikan ekowisata sebagai

    perjalanan wisata alam yang bertanggungjawab dengan cara mengonservasi lingkungan

    dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Ekowisata adalah bentuk industri

    pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan alam

    dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan pendapatan serta membantu

    kegiatan konservasi alam itu sendiri (Panos dalam Damanik dan Weber, 2006: 38).

    Ekowisata menurut Pendit (2006: 56) merupakan wisata ke atau mengunjungi kawasan alamiah yang relatif tak terganggu, dengan niat betul-betul objektif untuk melihat, mempelajari, mengagumi alam flora dan fauna

  • termasuk aspek-aspek budaya baik di masa lampau maupun sekarang yang mungkin terdapat dikawasan tersebut. Pengertian ekowisata dapat disimpulkan bahwa merupakan kegiatan perjalanan wisata alam yang berbasis lingkungan dan melibatkan masyarakat sekitar.

    Sementara agrowisata merupakan salah satu cabang kegiatan ekowisata yang

    saat ini menjadi alternatif pilihan bagi wisatawan dalam berwisata yaitu dengan

    memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata. Agrowisata merupakan

    suatu kegiatan yang memanfaatkan usaha agro sebagai objek wisata dengan tujuan

    untuk memperluas pengetahuan, pengalaman rekreasi dan hubungan usaha dibidang

    pertanian (Tirtawinata dan Fahruddin, 1996: 3).

    2.1.1.1. Potensi Agrowisata

    Agrowisata telah diberi batasan sebagai wisata yang memanfaatkan objek-objek

    pertanian. Secara umum, ruang lingkup dan potensi agrowisata dapat dikembangkan

    sebagai berikut (Tirtawinata dan Fahruddin, 1996: 4):

    a. Kebun Raya

    Objek wisata berupa kebun raya memiliki kekayaan berupa tanaman yang berasal

    dari berbagai spesies. Daya tarik yang ditawarkan kepada wisatawan mencakup

    kekayaan flora yang ada, keindahan pemandangan didalamnya, dan kesegaran udara

    yang memberikan rasa nyaman.

    b. Perkebunan

    Berbagai kegiatan objek wisata perkebunan dapat berupa praproduksi

    (pembibitan), produksi, dan pascaproduksi (pengolahan dan pemasaran).

    c. Tanaman pangan dan Hortikultura

    Lingkup kegiatan wisata tanaman pangan yang meliputi usaha tanaman padi dan

    palawija serta hortikultura yakni bunga, buah, sayur, dan jamu-jamuan. Berbagai proses

  • kegiatan mulai dari prapanen, pascapanen berupa pengolahan hasil, sampai kegiatan

    pemasarannya dapat dijadikan objek agrowisata.

    d. Perikanan

    Ruang lingkup kegiatan wisata perikanan dapat berupa kegiatan budi daya

    perikanan sampai proses pascapanen. Daya tarik perikanan sebagai sumber daya wisata

    diantaranya pola tradisional dalam perikanan serta kegiatan lain, seperti memancing

    ikan.

    e. Peternakan

    Daya tarik peternakan sebagai sumber daya wisata antara lain pola beternak,

    cara tradisional dalam peternakan, serta budi daya hewan ternak.

    2.1.1.2. Pariwisata Terhadap Kesempatan Kerja

    Kegiatan pariwisata dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara.

    Melalui kegiatan pariwisata tersebut, peluang kesempatan bekerja dapat lebih

    luas, baik sebagai karyawan pada suatu perusahaan atau organisasi maupun

    sebagai wirausahawan.

    Menurut Wahab (2003: 88) kegiatan pariwisata pada suatu negara akan

    mendatangkan lebih banyak kesempatan kerja karena industri pariwisata umumnya

    berorientasi pada penjualan jasa dan bersifat padat karya. Sedangkan Suwantoro (2004:

    26) menjelaskan bahwa peningkatan pembangunan pariwisata dapat membuka lapangan

    bekerja dan lapangan berusaha, baik pada waktu sebelum dan sesudah berlangsungnya

    kegiatan kepariwisataan tersebut.

    Dapat disimpulkan bahwa sektor pariwisata pada negara-negara berkembang

    khususnya di Indonesia, jika dikelola lebih baik maka akan dapat menambah

    devisa negara. Keanekaragaman seni, budaya dan keindahan alam serta letak

    geografis Indonesia yang menguntungkan, dapat dijadikan sebagai objek

    wisata yang menarik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik sehingga

    Indonesia mampu menjadi kompetitor dalam sektor pariwisata bagi negara

    lain.

  • 2.1.2. Sumberdaya Manusia

    Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumber utama dalam organisasi atau perusahaan yang meliputi semua orang yang terkait dalam aktivitas organisasi atau perusahaan. Simamora (2004: 4) mengklasifikasikan sumberdaya yang dimiliki perusahaan menjadi empat tipe, yaitu sumberdaya finansial, sumberdaya fisik, sumberdaya manusia, dan sumberdaya teknologi. Dari empat tipe sumberdaya yang dimiliki perusahaan, sumberdaya manusia menempati posisi yang strategis dan penting. Sumberdaya manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi karena manusia menjadi perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Sumberdaya lain yang dimiliki perusahaan tidak akan ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif manusia tidak diikut sertakan. Simamora (2004: 4) mendefinisikan pengertian sumberdaya manusia sebagai

    berikut:

    1. Sumberdaya manusia mengandung pengertian usaha kerja atau jasa yang diberikan

    pada proses produksi. Dalam hal ini sumberdaya manusia mencerminkan kualitas

    usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan

    barang dan jasa.

    2. Sumberdaya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan

    jasa atau usaha tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang

    memiliki nilai ekonomi yaitu kegiatan tersebut menghasilkan barang dan jasa untuk

    kebutuhan masyarakat.

    Sumberdaya manusia menurut Hasibuan (2003: 9) adalah kemampuan terpadu dari daya pikir dan fisik yang dimiliki individu, dimana perilaku dan sifatnya ditentukan oleh keturunan dan lingkungannya. Sumberdaya manusia adalah unsur produksi yang unik dibanding dengan unsur produksi yang lainnya. Dikatakan unik karena memiliki unsur kepribadian yang aktif, memiliki emosi, responsif dan kritis terhadap setiap fenomena yang dihadapinya (Mangkuprawira, 2004: 14). Pemanfaatan manusia sebagai unsur produksi tidak dapat didekati dari pendekatan mekanis. Manusia tidak dapat dipandang sebagai makhluk yang pasrah dan akan menerima segala sesuatu tindakan yang dikenakan padanya. Dari pengertian diatas maka sumberdaya manusia merupakan unsur produksi yang dapat menghasilkan barang atau jasa bagi organisasi atau perusahaan tempat sumberdaya manusia tersebut bekerja.

    2.1.2.1. Manajemen Sumberdaya Manusia Sumberdaya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan di samping faktor lain seperti modal. Sumberdaya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas dan

  • efesiensi organisasi, sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen sumberdaya manusia.

    Manajemen sumberdaya manusia merupakan satu ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Fungsi-fungsinya terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan serta pemberhentian ( Hasibuan, 2003: 10). Manajemen sumberdaya manusia menurut Simamora (2004: 4) adalah pendayagunaan, pengembangan, penelitian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan terhadap individu anggota organisasi atau kelompok kerja yang juga menyangkut desain dan impementasi sistem perencanaan, penyusunan personalia (staffing), pengembangan karyawan, pengelolaan karir, evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan perburuhan yang baik. Berdasarkan beberapa pengertian, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen sumberdaya manusia merupakan keseluruhan penentuan dan pelaksanaan berbagai aktivitas, kebijakan, dan program yang bertujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan, dan pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungannya terhadap peningkatan efektifitas organisasi. 2.1.2.2. Tujuan dan Kegiatan Manajemen Sumberdaya Manusia Kegiatan atau aktivitas manajemen sumberdaya manusia secara umum dapat dikategorikan menjadi beberapa kegiatan, diantaranya adalah (Hariandja, 2002: 4):

    a. Persiapan dan pengadaan

    Persiapan dan pengadaan sumberdaya manusia diantaranya adalah kegiatan analisis jabatan. Untuk dapat melakukan berbagai kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran, harus diketahui keseluruhan pekerjaan dalam organisasi, perincian dan persyaratan kerja serta standar kinerja. Adapun perencanaan sumberdaya manusia, merupakan kegiatan memprediksi dan menentukan kebutuhan tenaga kerja pada masa sekarang dan yang akan datang.

    b. Pengembangan dan Penilaian

    Pengembangan karyawan dilakukan dengan memberikan pelatihan untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga terjadinya keusangan kemampuan karyawan akibat perubahan yang terjadi dalam lingkungan kerja. Kemudian dilakukan penilaian kerja karyawan sesuai dengan yang diharapkan dan memberikan umpan balik untuk meningkatklan kemampuan dan kinerja.

    c. Pemeliharaan

    • Kompensasi dan Perlindungan

    Untuk mempertahankan dan memelihara semangat kerja dan motivasi, para karyawan diberi kompensasi dan beberapa kenikmatan atau keuntungan lainnya dalam bentuk program-program kesejahteraan. Selain itu juga melindungi karyawan dari akibat buruk yang mungkin terjadi dari pelaksanaan pekerjaan.

    • Hubungan Karyawan

    Hubungan karyawan meliputi usaha untuk memotivasi karyawan, memberdayakan karyawan, yang dilakukan melalui penataan pekerjaan yang

  • baik, meningkatkan disiplin karyawan agar mematuhi peraturan, kebijakan-kebijakan yang ada dan melakukan bimbingan.

    d. Pelepasan

    Kegiatan pelepasan atau pensiun adalah penyelesaian hubungan kerja terhadap karyawan yang sudah mencapai usia pensiun. Program pensiun dapat berdasarkan pada umur tertentu atau lamanya masa kerja bersama perusahaan, atau kedua-duanya. Terkadang karyawan ingin pensiun sebelum mencapai persyaratan usia atau lamanya masa kerja diperusahaan. Dari sudut pandang perusahaan, karyawan yang pensiun muda memiliki aspek positif dan negatif. Perusahaan dapat memberlakukan pensiun muda untuk mengurangi tingkat senioritas yang tinggi sehingga mengurangi biaya gaji dan tunjangan, atau untuk membuka kesempatan promosi dengan mengurangi jumlah karyawan manajerial yang jenjangnya tinggi. Karyawan yang memilih pensiun muda memiliki peluang untuk pensiun dengan terhormat daripada diberhentikan, menerima uang tunjangan tambahan, memulai karir yang baru, atau memulai perubahan kerja yang besar.

    2.1.3. Konsep dan Teori-teori Motivasi

    2.1.3.1. Konsep Motivasi

    Motivasi berasal dari bahasa latin yaitu Movere yang dapat diartikan sebagai

    dorongan atau menggerakkan. Motivasi dalam manajemen sumberdaya manusia hanya

    ditujukan pada sumberdaya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi

    mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau

    bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah

    ditentukan (Hasibuan, 2003: 141).

    Manullang dan Marihot (2001: 166) mendefinisikan motivasi sebagai pekerjaan

    yang dilakukan oleh seorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat dan

    dorongan kepada orang lain, yang dalam hal ini bertujuan untuk menggiatkan karyawan

    agar bersemangat untuk mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang tersebut.

    Sedangkan Handoko (2000: 10) mengemukakan bahwa motivasi merupakan pribadi

    seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan

    tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang merupakan kekuatan

    pendorong yang akan mewujudkan suatu perilaku guna mencapai tujuan kepuasan

  • dirinya. Motivasi merupakan suatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi

    antara sikap, kebutuhan, persepsi dan kepuasan yang terjadi pada diri seseorang.

    Motivasi diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan mendorong

    perilaku atau keinginan seseorang untuk melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan

    dalam bentuk usaha yang keras atau lemah (Hariandja 2002: 321). Motif atau dorongan

    muncul sebagai akibat dari keinginan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpuaskan.

    Kebutuhan dimaksud muncul sebagai dorongan alamiah dalam bentuk makan, minum,

    berprestasi, dan lain-lain yang cenderung bersifat internal. Kebutuhan tersebut muncul

    dan menggerakkan perilaku semata-mata karena tuntutan fisik dan psikologis melalui

    mekanisme sistem biologis manusia, dalam suatu proses seperti digambarkan pada

    Gambar 1.

    Gambar 1. Motivasi Sebagai Dorongan Internal Sumber: Hariandja, 2002

    Kebutuhan yang tidak terpuaskan dari seseorang mengakibatkan situasi-situasi

    yang tidak menyenangkan. Situasi yang tidak menyenangkan tersebut mendorong

    Kebutuhan yang tidak terpuaskan

    Situasi yang tidak menyenangkan

    Tujuan

    Dorongan untuk memenuhi

    Tindakan untuk memenuhi

  • seseorang untuk memenuhinya yang kemudian akan menimbulkan suatu tujuan, dimana

    untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan tindakan. Selanjutnya, proses motivasi itu

    sendiri tidak terlihat secara langsung dari seseorang, yang terlihat adalah perilakunya

    terhadap sesuatu sehingga untuk melihat motivasi, dapat dilihat dari tingkat usaha yang

    dilakukan seseoarang. Semakin tinggi tingkat usaha dikatakan semakin termotivasi

    orang tersebut. Dari uraian mengenai motivasi maka dapat disimpulkan bahwa motivasi

    merupakan keinginan atau kemauan didalam diri setiap individu dalam beraktivitas guna

    mencapai tujuan yang diinginkan dalam berbagai hal.

    2.1.3.2. Teori-teori Motivasi

    Motivasi merupakan gambaran dalam diri individu terhadap pilihan tujuan yang

    akan dicapai. Dalam hal ini terdapat beberapa teori mengenai motivasi. Hasibuan (2003:

    152) mengklasifikasikan teori motivasi atas dasar teori kepuasan yang memusatkan pada

    “apa” dari motivasi. Teori motivasi proses yang memusatkan pada “bagimana” dari

    motivasi dan teori pengukuhan yang menitik beratkan pada cara dimana perilaku

    dipelajari.

    a. Teori Kepuasan

    Teori kepuasan mendasarkan pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan

    kepuasan individu. Hal yang memotivasi semangat kerja seseorang adalah untuk

    memenuhi kebutuhan serta kepuasan baik materil dan non materil yang diperolehnya

    sebagai imbalan balas jasa yang diberikannya kepada perusahaan.

    Teori motivasi kepuasan ini antara lain dikembangkan oleh:

    • Abraham H. Maslow

    Menurut teori Maslow (Stoner dan Fremand , 1996: 9) kebutuhan manusia

    tersusun dalam suatu hirarki dimana kebutuhan ini akan dipenuhi seperti anak tangga

    yang semakin naik, dari tangga kebutuhan yang satu ke tangga kebutuhan berikutnya.

  • Teori ini mengidentifikasikan kebutuhan dan kepuasan pekerja dengan kebutuhan

    biologis dan psikologis yaitu berupa materil maupun non materil. Dasar teori Maslow

    ini adalah bahwa manusia merupakan makhluk yang keinginannya tidak terbatas, atau

    tanpa henti. Alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi.

    Self

    Actualization

    Needs

    Esteem Needs

    Social Needs

    Safety Needs

    Physiological Needs

    Gambar 2. Jenjang Hirarki Maslow Sumber: Stoner dan Fremand, 1992

    Jenjang hirarki menurut teori Maslow adalah:

    1). Physiological Needs (kebutuhan fisik dan biologis)

    Physiological Needs yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Kebutuhan

    yang termasuk ke dalam kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan,

    udara dan sebagainya.

    2). Safety and Security Needs (kebutuhan keselamatan dan keamanan)

  • Safety and Security Needs adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni

    merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan dalam melaksanakan pekerjaan.

    3). Affiliation or Acceptance Needs or Belongingness (kebutuhan sosial)

    Affiliation or Acceptance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, afiliasi,

    interaksi, dicintai dan mencintai serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan

    masyarakat lingkungannya.

    4). Esteem or Status Needs (Kebutuhan penghargaan)

    Esteem or Status Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan

    pengakuan serta penghargaan prestise dari karyawan dan masyarakat lingkungannya.

    5). Self Actualization (Aktualisasi diri)

    Self Actualization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan

    kemampuan, keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang

    sangat memuaskan atau luar biasa.

    Dari teori Maslow tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia memiliki tingkat

    kebutuhan hidup yang berbeda-beda baik dalam segi materi maupun non materi.

    • Frederick Herzberg

    Dalam teori Federick Herzberg (Stoner dan Fremand,1996: 16), terdapat dua

    teori kepuasan yang disebut juga dengan teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor

    tersebut adalah : Pertama, serangkaian kondisi ekstrinsik yaitu keadaan pekerjaan yang

    menyebabkan rasa tidak puas diantara karyawan apabila kondisi tersebut tidak ada.

    Kondisi ini membuat orang merasa tidak puas karena faktor tersebut diperlukan untuk

    mempertahankan tingkat paling rendah yaitu tidak ada ketidakpuasan. Faktor-faktor ini

    meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan, supervisi teknis, hubungan antara

    atasan dan bawahan, gaji atau upah, kestabilan kerja, kehidupan pribadi, kondisi tempat

    kerja dan status. Kedua, serangkaian kondisi intrinsik yaitu kepuasan kerja. Apabila

  • terdapat kondisi seperti ini dalam pekerjaan, akan menggerakkan tingkat motivasi yang

    kuat dan dapat menciptakan hasil prestasi kerja yang baik.

    Faktor-faktor intrinsik meliputi prestasi, pengakuan, kemajuan atau kenaikan

    pangkat, pekerjaan itu sendiri, kemungkinan untuk tumbuh dan bertanggung jawab. Dari

    teori Herzberg dapat disimpulkan bahwa faktor motivasi Herzberg dapat dikaitkan

    dengan faktor ekstrinsik dan instrinsik sebagai proses untuk meningkatkan motivasi.

    • McGregor

    Menurut teori McGregor (Hariandja: 2002: 328) pada dasarnya manusia terdiri

    dari dua jenis, yaitu jenis manusia X dan manusia Y yang masing-masing memiliki

    karakteristik tertentu. Jenis manusia X adalah manusia yang selalu ingin menghindari

    pekerjaan bilamana memungkinkan dan tidak mempunyai inisiatif dan senang

    diarahkan, sementara jenis manusia Y adalah sebaliknya. Menurut teori ini yang

    menentukan motivasi seseorang adalah kebutuhan yang bersifat internal.

    • David McClelland

    Menurut teori McClelland (Hariandja: 2002: 329) ada tiga kebutuhan manusia,

    yaitu:

    a. Kebutuhan berprestasi (need for achievement), yaitu keinginan untuk melakukan

    sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.

    b. Kebutuhan untuk berkuasa (need for power), yaitu kebutuhan untuk lebih kuat, lebih

    berpengaruh terhadap orang lain.

    c. Kebutuhan afiliasi (need for afiliation), yaitu kebutuhan untuk disukai,

    mengembangkan, atau memelihara persahabatan dengan orang lain.

    Ketiga jenis kebutuhan tersebut bisa dimiliki oleh setiap orang, yang berbeda

    hanyalah intensitasnya.

    b. Teori Proses

  • Teori motivasi proses pada dasarnya menitikberatkan pada bagaimana

    menguatkan, mengarahkan, dan menghentikan perilaku individu agar setiap individu

    bekerja sesuai dengan keinginan manajer. Teori ini merupakan proses sebab dan akibat

    bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang akan diperolehnya. Manusia yang

    memiliki ego selalu menginginkan hasil yang baik-baik saja. Daya penggerak yang

    memotivasi semangat kerja seseorang terkandung dari harapan yang akan diperolehnya

    pada masa depan, sehingga teori ini disebut juga sebagai teori harapan (expectancy

    theory). Teori motivasi proses terdiri dari:

    • Teori Harapan

    Teori harapan didasarkan pada tiga konsep penting. Teori harapan dikemukakan

    oleh Victor Vroom (Hasibuan, 2003: 165). Pertama, harapan (expectancy) adalah suatu

    kesempatan yang diberikan terjadi karena perilaku. Harapan mempunyai nilai yang

    berkisar dari nol yang menunjukkan tidak ada kemungkinan bahwa suatu hasil akan

    muncul sesudah perilaku tertentu, sampai angka positif satu yang menunjukkan

    kepastian hasil tertentu akan mengikuti suatu tindakan. Kedua, nilai (valance) adalah

    akibat dari perilaku tertentu mempunyai nilai atau martabat tertentu bagi setiap individu

    tertentu. Nilai ditentukan oleh individu dan tidak merupakan kualitas objektif dari akibat

    itu sendiri. Ketiga, pertautan (instumentality) adalah persepsi dari individu bahwa hasil

    tingkat pertama akan dihubungkan dengan hasil tingkat kedua.

    Dapat disimpulkan bahwa motivasi dijelaskan dengan mengkombinasikan ke-3

    prinsip ini. Seorang individu akan termotivasi bila ia percaya bahwa suatu perilaku

    tertentu akan menghasilkan hasil tertentu. Hasil tersebut mempunyai nilai positif

    baginya dan hasil tersebut dapat dicapai dengan usaha yang dilakukan seseorang.

    • Teori Keadilan

    Manusia selalu mendambakan keadilan dalam pemberian hadiah maupun

    hukuman terhadap setiap perilaku yang relatif sama. Keadilan merupakan daya

  • penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang. Penilaian dan pengakuan

    mengenai perilaku bawahan harus dilakukan secara objektif, bukan berdasarkan atas

    suka atau tidak suka. Dapat disimpulkan bahwa motivasi setiap individu berhubungan

    dengan sikap atau penilaian objektif perusahaan pada semua karyawan.

    c. Teori Pengukuhan

    Teori ini didasarkan atas hubungan sebab dan akibat dari perilaku dengan

    pemberian kompensasi. Teori pengukuhan terdiri dari dua jenis, yaitu : pertama,

    pengukuhan positif yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi apabila pengukuh

    positif diterapkan secara bersyarat, kedua pengukuhan negatif yaitu bertambahnya

    frekuensi perilaku, terjadi apabila pengukuhan selalu berhubungan dengan

    bertambahnya frekuensi dari tanggapan, apabila diikuti oleh suatu stimulus yang

    bersyarat. Demikian juga, prinsip hukuman selalu berhubungan dengan berkurangnya

    frekuensi tanggapan, apabila tanggapan diikuti oleh rangsangan yang bersyarat.

    2.1.4. Faktor-faktor Motivasi Karyawan

    Motivasi karyawan dalam bekerja dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya

    yaitu: Hubungan atasan dan bawahan, gaji dan tunjangan, kondisi tempat kerja,

    penghargaan serta jenjang karir.

    2.1.4.1. Hubungan Atasan dan Bawahan

    Hubungan atasan dan bawahan merupakan suatu interaksi yang terjadi antara

    bawahan dengan atasannya. Interaksi tersebut dapat berlangsung didalam pekerjaan

    maupun diluar masalah pekerjaan (Hasibuan, 2003: 185). Para atasan yang berhasil

    adalah mereka yang mengandalkan pada para bawahan yang membantu kinerja mereka.

    Bawahan bisa jadi memiliki pengetahuan dan keahlian khusus dimana para atasan

    belajar dari mereka atau mereka melaksanakan peranan startegis dalam membantu

    seorang atasan mancapai kinerja yang baik. Hubungan atasan dan bawahan melengkapi

  • tujuan departemen sumberdaya manusia melalui tim kerja, motivasi dan dedikasi

    mereka (Mangkuprawira, 2004: 191).

    2.1.4.2. Gaji dan tunjangan

    a. Gaji

    Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai

    konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan

    sumbangan dalam mencapai tujuan perusahaan atau dapat dikatakan sebagai bayaran

    tetap yang diterima seseorang dari keanggotaannya dalam sebuah perusahaan

    (Hariandja, 2002: 245).

    b. Tunjangan

    Tunjangan merupakan imbalan tidak langsung yang diberikan kepada seorang

    karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian dari keanggotaannya di

    perusahaan (Mathis dan Jackson, 2002: 203).

    Jenis-jenis tunjangan (Hariandja, 2002: 280), yaitu:

    • Time off benefit yang meliputi hari-hari sakit, liburan, cuti, dan alasan lain

    • Jaminan terhadap resiko ekonomi

    • Program-program pelayanan yang meliputi program rekreasi, kafetaria, perumahan,

    bea siswa pendidikan, dan lain-lain.

    • Tunjangan-tunjangan yang diharuskan oleh undang-undang

    Gaji merupakan salah satu unsur yang penting dalam meningkatkan motivasi,

    karena gaji merupakan alat untuk memenuhi berbagai kebutuhan karyawan. Oleh karena

    itu, perusahaan harus melakukan perencanaan gaji yang sesuai dengan tugas, tanggung

    jawab, dan tingkat usaha yang dilakukan oleh karyawan. Pemberian gaji dan tunjangan

    yang sesuai dengan harapan karyawan akan mempengaruhi motivasi karyawan dalam

    meningkatkan produktivitas kerja (Hariandja, 2002: 244).

  • 2.1.4.3. Kondisi tempat kerja

    Kondisi tempat kerja merupakan lingkungan kerja yang mampu diciptakan oleh

    perusahaan, diantaranya kesehatan, keselamatan dan keamanan. Kesehatan merunjuk

    pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum, manajemen kesehatan di

    perusahaan bertujuan untuk memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh.

    Keselamatan merunjuk pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik seseorang,

    tujuan utama program keselamatan kerja yang efektif di perusahaan adalah mencegah

    kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. Keamanan merunjuk pada

    perlindungan terhadap fasilitas pengusaha dan peralatan yang ada dari akses-akses yang

    tidak sah serta untuk melindungi para karyawan ketika sedang bekerja atau melakukan

    pekerjaan (Mathis dan Jackson, 2002: 245).

    2.1.4.4. Penghargaan

    Penghargaan merupakan salah satu bentuk pengakuan yang diberikan

    perusahaan kepada karyawan atas hasil dan prestasi kerja yang telah dilakukan bagi

    kepentingan perusahaan (Simamora, 2004: 25). Penghargaan merupakan kegiatan

    departemen sumberdaya manusia yang sangat penting. Tujuannya adalah untuk

    menyediakan sebuah gambaran yang cermat tentang kinerja atau hasil dan prestasi kerja

    karyawan masa lalu dan masa kini pada perusahaan. Syarat pokok dari proses penilaian

    kinerja atau prestasi adalah dengan melakukan penilaian karyawan secara obyektif

    mungkin. Hal ini penting tidak hanya untuk motivasi karyawan saja, tetapi juga bagi

    perusahaan, misalnya untuk memperbaiki standar dan teknik penilaian yang baru

    (Mangkuprawira, 2004: 194).

    2.1.4.5. Jenjang karir

    Karir adalah keseluruhan jabatan atau posisi yang dapat diduduki seseorang

    selama kehidupan kerjanya dalam perusahaan atau dalam beberapa perusahaan. Jenjang

  • karir merupakan kenaikan jabatan atau posisi karyawan dalam suatu perusahaan.

    Jenjang karir dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pendidikan,

    kebijakan organisasi, dan lain-lain (Hariandja, 2002: 245). Tujuan pokok dari program

    jenjang karir adalah membantu karyawan menganalisis kemampuan dan minat mereka

    untuk menyepadankan kebutuhan individu dalam pertumbuhan dan pengembangan

    mereka dengan kebutuhan perusahaan. Selain itu, pengembangan karir merupakan

    sebuah alat penting dimana manajemen dapat meningkatkan produktivitas, memperbaiki

    sikap karyawan dalam pekerjaan, dan mengembangkan kepuasan dan motivasi

    karyawan yang semakin besar (Mangkuprawira, 2004: 181).

    2.1.5. Konsep Produktivitas

    Batasan mengenai produktivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang,

    tergantung kepada tujuan dan bentuk organisasi atau perusahaan tersebut dalam

    menjalankan kegiatannya. Berbagai ungkapan seperti output, kinerja, efisiensi dan

    efektivitas sering dihubungkan dengan produktivitas. Selain efisiensi, produktivitas juga

    dikaitkan dengan kualitas output, yang diukur berdasarkan beberapa standar yang telah

    ditetapkan terlebih dahulu.

    2.1.5.1. Produktivitas

    Produktivitas merupakan salah satu penunjang pada diri individu untuk

    memotivasi kearah kehidupan yang lebih baik. Dalam hal ini terdapat beberapa teori

    mengenai produktivitas.

    Hasibuan (2003: 170) mengemukakan produktivitas adalah perbandingan antara

    output (hasil) dan input (masukan). Jika produktivitas naik, ini hanya dimungkinkan

    dengan adanya peningkatan efeisiensi (waktu-bahan-tenaga) sistem kerja, tekhnik

    produksi dan adanya peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya.. Produktivitas

    secara total atau keseluruhan artinya keluaran yang dihasilkan diperoleh dari

  • keseluruhan masukan yang ada dalam organisasi. Masukan tersebut lazim dinamakan

    sebagai faktor produksi. Keluaran yang dihasilkan dicapai dari masukan yang

    melakukan proses kegiatan yang bentuknya dapat berupa produk jasa atau nyata.

    Umar (1998: 156) mengemukakan produktivitas merupakan perbandingan antara

    hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumberdaya yang digunakan (input).

    Produktivitas memiliki dua dimensi. Dimensi pertama adalah efektivitas yang mengarah

    kepada pencapaian tujuan untuk kerja yang maksimal, yaitu target yang berkaitan

    dengan kualitas, kuantitas, dan waktu. Dimensi kedua yaitu efisiensi yang berkaitan

    dengan upaya membandingkan masukan (input) dengan realisasi penggunaanya atau

    bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.

    Produktivitas menurut Nawawi (1996: 26) merupakan ukuran tingkat

    kemampuan pekerja secara individual dalam menghargai hasil karyanya dan

    keikutsertaanya untuk menghasilkan barang atau jasa sebagai produk organisasi atau

    perusahaan. Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

    produktivitas dapat dilihat dari kegiatan yang dihasilkan baik berupa barang atau jasa

    yang diberikan kepada organisasi atau perusahaan tempat bekerja ataupun usaha yang

    dilakukan.

    2.1.5.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

    Untuk mencapai tujuan produktivitas yang diharapkan maka ada beberapa faktor

    yang dapat mempengaruhi produktivitas. Anoraga (1995: 71) mengemukakan beberapa

    faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, yaitu:

    a. Pendidikan

    Pada umumnya seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan

    mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi, karena dengan pendidikan, individu

    dapat menggunakan apa yang sudah didapat dari dunia pendidikan dan menerapkannya

    dalam dunia kerja.

  • b. Motivasi

    Pemimpin dalam suatu perusahaan harus mengetahui dan memahami motivasi

    dari setiap karyawan agar dapat membimbing dan memotivasi karyawan untuk bekerja

    lebih baik. Tingkat motivasi yang tinggi pada karyawan akan mempengaruhi

    produktivitas kerja karyawan.

    c. Keterampilan

    Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan atau

    menyelesaikan pekerjaan yang bersifat teknis, seperti keterampilan komputer. Dengan

    keterampilan yang dimiliki seorang karyawan diharapkan mampu menyelesaikan

    pekerjaan secara produktif sehingga peningkatan produktivitas kerja dapat tercapai.

    d. Sikap etika kerja

    Sikap individu atau kelompok dalam membina hubungan yang serasi, selaras

    dan seimbang didalam kelompok itu sendiri maupun dengan kelompok lain dan etika

    dalam hubungan kerja sangat penting untuk meningkatkan produktivitas kerja.

    e. Lingkungan dan iklim kerja

    Lingkungan kerja dari karyawan termasuk hubungan antar karyawan, hubungan

    dengan pimpinan, suhu serta lingkungan kerja. Lingkungan dan iklim kerja yang baik

    akan meningkatkan motivasi karyawan dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.

    f. Kesempatan berprestasi

    Kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada dalam diri karyawan akan

    meningkatkan produktivitas kerja.

    g. Disiplin kerja

    Disiplin kerja mempunyai hubungan yang erat dengan motivasi. Kedisiplinan

    dapat dibina melalui latihan, antara lain dengan bekerja menghargai waktu dan biaya

    yang akan memberikan pengaruh peningkatan terhadap produktivitas kerja.

    h. Gizi dan kesehatan

  • Daya tahan tubuh individu biasanya dipengaruhi oleh gizi dan dan makanan

    yang dikonsumsinya setiap hari. Gizi yang baik akan mempengaruhi kesehatan

    karyawan, dan semua itu akan mempengaruhi produktivitas kerja.

    i. Tingkat penghasilan

    Penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja karyawan, karena semakin

    tinggi prestasi karyawan akan semakin besar upah yang diterima. Dengan penghasilan

    yang cukup, akan memberikan semangat kerja bagi tiap karyawan untuk memacu

    prestasi sehingga produktivitas kerja akan tercapai.

    j. Teknologi

    Kemajuan teknologi meliputi peralatan yang semakin otomatis dan canggih,

    serta dapat mendukung produksi dan mempermudah manusia dalam melaksanakan

    pekerjaan sehingga produktivitas kerja dapat tecapai.

    k. Jaminan sosial

    Perhatian dan pelayanan perusahaan kepada setiap karyawan menunjang

    kesehatan dan keselamatan dengan harapan agar karyawan semakin bergairah dan

    mempunyai semangat kerja, dengan demikian karyawan akan termotivasi untuk bekerja

    lebih baik dalam rangka peningkatan produktivitas kerja.

    l. Manajemen

    Adanya manajemen yang baik maka karyawan akan terorganisasi dengan baik,

    dengan demikian produktivitas kerja akan tercapai. Dari beberapa uraian tersebut maka

    dapat disimpulkan bahwa produktivitas dapat tercapai dengan baik apabila kondisi

    psikologis dan lingkungan kerja yang diterima antara pekerja dan organisasi atau

    perusahaan dapat sejalan dengan baik sesuai dengan tujuan hasil yang diharapkan.

    2.1.6. Pengaruh Motivasi Terhadap Peningkatan Produktivitas Kerja

    Motivasi merupakan hal yang penting bagi karyawan untuk memajukan prestasi

    kerja dalam rangka peningkatan produktivitas kerja. Menurut Teguh dan Rosidah (2003:

  • 202) motivasi karyawan berhubungan langsung dalam upaya untuk meningkatkan

    produktivitas, upaya-upaya produktivitas mendorong pemahaman yang kompleks

    mengenai motivasi dan kepuasan karyawan. Untuk meningkatkan produktivitas dan

    efesiensi maka sangat penting bagi perusahaan untuk memperbaiki manajemen

    sumberdaya manusia sehingga akan berpengaruh pada peningkatan kualitas dan

    produktivitas kerja.

    Motivasi dan produktivitas kerja yang tinggi dapat dihasilkan, apabila tujuan

    pribadi karyawan dan perusahaan dapat terpadu dengan baik, sedangkan tujuan pribadi

    dapat terwujud jika tujuan perusahaan telah tercapai (Manullang, 2001: 169).

    Sedangkan menurut Hariandja (2002: 289), kepuasan kerja merupakan satu unsur

    penting dalam peningkatan motivasi, dan motivasi merupakan salah satu unsur penting

    dalam peningkatan produktivitas kerja. Untuk meningkatkan produktivitas kerja tidak

    hanya dengan melakukan kegiatan analisis jabatan, perencanaan sumberdaya manusia,

    perekrutan, seleksi, tetapi yang cukup penting adalah meningkatkan kualitas kehidupan

    kerja karyawan dan motivasi karyawan.

    2.2. Hasil Penelitian Terdahulu

    Dalam penelitian ini ada beberapa penelitian terdahulu yang diambil sebagai

    bahan masukan pada penelitian ini, yaitu:

    Pepiliana (2005) dalam penelitiannya yang berjudul analisis faktor-faktor yang

    mempengaruhi motivasi kerja karyawan taman bunga nusantara di PT. Sarana kusuma

    Inti Makmur Nusantara menemukan bahwa pendorong motivasi kerja karyawan

    dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik diantaranya yaitu, kompensasi dan hubungan antara

    atasan dan bawahan, serta faktor intrinsik diantaranya, yaitu tanggungjawab yang

    diberikan dan pengembangan karyawan.

  • Nugroho (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh program DIKLAT

    terhadap produktivitas kerja karyawan pada Taman Wisata Mekarsari Cileungsi Bogor,

    menemukan bahwa mayoritas responden menganggap bahwa perilaku kerja, minat,

    pengalaman, dan motivasi dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas kerja.

    Berdasarkan penelitian terdahulu dapat terlihat bahwa faktor yang dapat mempengaruhi

    produktivitas banyak ragamnya seperti DIKLAT dan motivasi. Penelitian terdahulu

    merupakan bahan masukan pada penelitian ini. Praktek di lapangan dan pembahasan

    yang penulis lakukan tidak jauh berbeda dari penelitian terdahulu, yang membedakan

    adalah metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian, penentuan responden, informasi

    jenis dan sumber data serta pengolahan dan analisis data.

    2.3. Kerangka Pemikiran Konseptual

    Banyaknya tempat wisata, salah satunya wisata agro telah membawa dampak

    pada semakin ketatnya persaingan untuk menarik pengunjung yang datang dan merebut

    pangsa pasar. Untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan maka salah satu faktor yang

    penting adalah kebutuhan karyawan yang berkualitas. Peranan dan keberadaan

    karyawan yang potensial selalu menjadi harapan dan tumpuan bagi perusahaan untuk

    melakukan kegiatan agar mencapai hasil yang maksimal.

    Manajemen SDM memiliki banyak kegiatan, diantaranya yaitu pengadaan dan

    penyiapan, pengembangan dan penilaian, pemeliharaan serta pelepasan. Pada

    manajemen SDM, kegiatan pemeliharaan merupakan salah satu kegiatan yang

    terpenting karena pada kegiatan tersebut terdapat salah satu faktor yang dapat

    mempengaruhi kualitas seorang karyawan yaitu motivasi. Dengan adanya motivasi yang

    tinggi diharapkan seorang karyawan dapat bekerja dengan maksimal dan mencapai

    tujuan baik bagi perusahaan maupun dirinya sendiri. Motivasi karyawan dipengaruhi

    oleh beberapa faktor, diantaranya hubungan atasan dan bawahan, gaji dan tunjangan,

  • kondisi tempat kerja, penghargaan dan jenjang karir. Untuk mengetahui faktor-faktor

    motivasi apa saja yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas kerja Karyawan

    Kebun Wisata Pasir mukti maka digunakan analisis regresi linear berganda dan untuk

    melihat hubungan antara dua variabel tersebut maka digunakan korelasi. Kerangka

    pemikiran konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

    Ket: Tidak dianalisis

    Gambar 3. Kerangka Pemikiran Konseptual

    PT. Kebun Wisata Pasir Mukti

    Perencanaan Perusahaan Visi & Misi

    Manajemen SDM

    Pengadaan dan Penyiapan

    Pelepasan Pengembangan dan Penilaian

    Pemeliharaan

    Motivasi

    Faktor-Faktor Motivasi - Hubungan atasan dan

    bawahan - Gaji dan tunjangan - Kondisi tempat kerja - Penghargaan - Jenjang karir

    Produktivitas Kerja Karyawan

    Regresi Linear Berganda &

    Korelasi

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Kebun Wisata Pasir Mukti, yang terletak di

    Citeureup, Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

    pertimbangan bahwa Kebun Wisata Pasir Mukti merupakan salah satu tempat wisata

    agro yang memiliki potensi yang cukup besar dengan sumberdaya alamnya.

    Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Februari 2008.

    3.2. Jenis dan Sumber Data

    Jenis dan sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner dengan general manager dan karyawan bagian wisata pada Kebun Wisata Pasir Mukti. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang terkait dengan penelitian ini, dokumen yang relevan dan tertulis.

    3.3. Metode Pengumpulan Data

    Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yang relevan untuk menunjang dan memperkuat analisis penelitian adalah ;

    1. Wawancara: dilakukan dengan general manager dan karyawan bagian wisata pada Kebun Wisata Pasir Mukti

    2. Kuesioner: diberikan kepada karyawan bagian wisata dibawah tingkat general manager pada Kebun Wisata Pasir Mukti, yaitu sebanyak 38 orang. Kuesioner tersebut terdiri dari pertanyaan yang meliputi karakteristik responden, motivasi, dan produktivitas.

    3. Studi Kepustakaan: diperoleh dari berbagai sumber buku, dan skripsi

    4. Dokumentasi: diperoleh dari laporan atau dokumen perusahaan

    3.4. Metode Pengambilan Sampel

    Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik sensus, yaitu teknik pengambilan responden dimana responden tiap unit populasi dihitung (Arikunto, 2006: 141). Karyawan bagian wisata dibawah tingkat general manager pada Kebun Wisata Pasir Mukti diambil

  • seluruhnya sebagai sampel pada penelitian ini. Adapun alasan penggunaan teknik tersebut dikarenakan sedikitnya jumlah populasi karyawan bagian wisata pada Kebun Wisata Pasir Mukti yang dapat dijadikan responden. Responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah berjumlah 38 orang.

    3.5. Metode Analisis Data

    Data yang diperoleh akan dianalisis secara analisa deskriptif kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat motivasi dan tingkat produktivitas kerja karyawan Kebun Wisata Pasir mukti serta pengaruh faktor-faktor motivasi terhadap produktivitas kerja karyawan. Adapun pengolahan data tersebut digunakan dengan bantuan software excel dan software SPSS 13.0 for windows (Statistical Product and sevice Solution). Analisis data kuantitatif yang digunakan yaitu sebagai berikut:

    3.5.1. Analisis Deskriptif dan Skala Likert

    a. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara menggambarkan data yang

    telah terkumpul. Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui karakteristik responden

    berdasarkan umur, tingkat pendidikan, masa kerja, motivasi karyawan dan produktivitas

    kerja dengan cara tabulasi hasil kuesioner secara manual.

    b. Skala Likert

    Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

    atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena sosial ini

    telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang disebut sebagai variabel penelitian.

    Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator. Indikator kemudian dijadikan

    sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan

    atau pertanyaan. Jawaban setiap item instrumen mempunyai gradasi dari sangat positif

    sampai sangat negatif. Untuk analisis kuantitatif maka jawaban tersebut diberi nilai.

    Tabel 2. Nilai Skala Likert

    No Jawaban Nilai

  • 1 Pertanyaan sangat sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan 5 2 Pertanyaan sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan 4 3 Pertanyaan cukup sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan 3 4 Pertanyaan tidak sesuai dengan keadaan yang karyawan rasakan 2 5 Pertanyaan sangat tidak sesuai dengan keadaan yang karyawan

    rasakan 1

    Ada beberapa kelebihan dan kelemahan dari skala Likert, yaitu:

    Kelebihan Skala Likert

    1. Dalam menyusun skala, item-item yang belum tentu menunjukkan hubungan

    dengan sikap yang sedang diteliti masih dapat dimasukkan dalam skala.

    2. Skala Likert lebih mudah dibuat.

    3. Skala Likert mempunyai reliabilitas yang tinggi, dan dapat memperlihatkan item

    yang dinyatakan dalam beberapa responsi alternatif (sangat setuju, setuju, cukup

    setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju).

    4. Skala Likert dapat memberikan keterangan yang lebih nyata dan jelas tentang

    pendapat atau sikap responsi tentang hal yang dipertanyakan, karena jangka

    responsi yang lebih besar.

    Kelemahan Skala Likert 1. Skala Likert hanya dapat mengurutkan individu dalam skala, tetapi tidak

    dapat membandingkan berapa kali satu individu lebih baik dari individu

    lain.

    2. Kadang kala total nilai dari individu tidak memberikan arti yang jelas, karena

    banyak pola responsi terhadap beberapa item akan memberikan nilai yang sama.

    3.5.2. Analisis Regresi Linear Berganda dan Korelasi

    a. Regresi Linear Berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis faktor-

    faktor motivasi yang menggunakan lebih dari satu variabel bebas. Untuk lebih jelasnya analisis regresi linear berganda dapat ditunjukkan pada persamaan berikut (Sudjana, 2001 :347)

    Y = a + blX1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Dimana:

  • Y = Peningkatan produktivitas kerja a = Koefisien konstanta b = Koefisien regresi X1 = Hubungan atasan dan bawahan X2 = Gaji dan tunjangan X3 = Kondisi tempat kerja X4 = Penghargaan X5 = Jenjang karir b. Korelasi Berganda Korelasi berganda adalah hubungan dari beberapa variabel independent dengan satu variabel dependent. Korelasi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar hubungan dari beberapa variabel independent secara bersama-sama dengan variabel dependent (Santosa dan Ashari, 2005: 143). Menurut Supranto (2000: 152) kuat tidaknya hubungan antara X dan Y apabila dapat dinyatakan dengan fungsi linear yang disebut koefisien korelasi. Nilai koefisien korelasi ini paling sedikit -1 dan paling besar 1. Jadi jika r = koefisien korelasi, maka nilai r dapat dinyatakan sebagai berikut:

    -1≤ r ≤ 1 Artinya: Jika r = 1, hubungan X dan Y sempurna dan positif (mendekati 1, yaitu hubungan sangat kuat dan positif) r = -1, hubungan X dan Y sempurna dan negatif (mendekati -1, yaitu hubungan sangat kuat dan negatif) r = 0, hubungan X dan Y lemah sekali atau tidak ada hubungan. c. Uji Signifikansi Individual (uji t)

    Uji signifikansi individual (uji t) merupakan pengujian koefisien regresi secara individual yang dilakukan untuk mengetahui variabel–variabel bebas secara bertahap yang berpengaruh signifikan atau nyata terhadap variabel terikat (Sudjana, 2001: 325).

    Pengujian hipotesa adalah sebagai berikut: Ho : bi = 0, berarti variabel bebas (independent) bukan merupakan variabel penjelas

    yang signifikan terhadap variabel yang dijelaskan (dependent). Hı : bi ≠ 0, berarti variabel bebas (independent) merupakan variabel penjelas yang

    signifikan terhadap variabel yang dijelaskan (dependent). Kaidah pengujiannya adalah sebagai berikut:

    thitung > ttabel, atau Signifikansi > alpha (α) yang berarti adalah Tolak Ho thitung < ttabel, atau Signifikansi < alpha(α) yang berarti adalah Terima Ho d. Uji Signifikansi Simultan (uji F)

    Uji Signifikansi Simultan (uji F) digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel–variabel bebas (X) yang digunakan pada model terhadap varibel yang dijelaskan (Y) secara serentak (Sudjana, 2001: 355).

    Pengujian hipotesa adalah sebagai berikut: Ho : bi = 0, berarti variabel bebas (independent) bukan merupakan variabel penjelas

    yang signifikan terhadap variabel yang dijelaskan (dependent). Hı : bi ≠ 0, berarti variabel bebas (independent) merupakan variabel penjelas yang

    signifikan terhadap variabel yang dijelaskan (dependent). Kaidah pengujiannya adalah sebagai berikut:

    Fhitung > Ftabel, atau Signifikansi > alpha (α) yang berarti adalah Tolak Ho Fhitung < Ftabel, atau Signifikansi < alpha (α) yang berarti adalah Terima Ho

    e. Koefisien Determinasi

  • Koefisien determinasi adalah suatu nilai yang menggambarkan seberapa besar perubahan atau variasi dari variabel dependent bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari variabel independent. Dengan mengetahui nilai koefisien determinasi kita akan bisa menjelaskan kebaikan dari model regresi dalam memprediksi variabel dependent (Santosa dan Ashari, 2005: 144).

    3.6. Definisi Operasional

    Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Motivasi merupakan keinginan atau kemauan didalam diri setiap individu dalam

    melakukan pekerjaan guna mencapai tujuan yang diinginkan.

    2. Produktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam menghasilkan

    barang atau jasa pada organisasi atau perusahaan tempat bekerja ataupun usaha yang

    dilakukan.

    3. Hubungan atasan dan bawahan merupakan interaksi yang terjadi antara karyawan

    dengan atasannya. Interaksi tersebut dapat berlangsung di dalam pekerjaan maupun di

    luar masalah pekerjaan.

    4. Gaji merupakan balas jasa dalam bentuk uang yang diterima karyawan sebagai

    konsekuensi dari kedudukannya sebagai seorang karyawan dalam suatu perusahaan.

    Gaji pada umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan atau tahunan dan

    terlepas dari lamanya jam kerja (Simamora).

    5. Tunjangan merupakan imbalan tidak langsung yang diberikan kepada seorang

    karyawan sebagai bagian dari keanggotaannya pada perusahaan atau dapat dikatakan

    tunjangan merupakan tambahan kompensasi diatas atau diluar gaji atau upah yang

    diberikan oleh perusahaan kepada karyawan.

    6. Kondisi tempat kerja merupakan keadaan lingkungan kerja yang diciptakan oleh

    perusahaan bagi kepentingan karyawan dalam bentuk kesehatan, keselamatan dan

    keamanan selama bekerja.

    7. Penghargaan merupakan bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan atas

    hasil prestasi kerja yang telah dilakukan bagi perusahaan.

  • 8. Jenjang karir merupakan tingkatan jabatan atau posisi karyawan dalam suatu

    perusahaan yang dimulai dari karyawan biasa hingga tingkat direksi.

  • BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    4.1. Sejarah Dan Perkembangan

    Kebun Wisata Pasir Mukti terletak pada ketinggian 150- 200 diatas permukaan

    laut (dpl) dengan kualifikasi tanah berbatu dimana kesuburan tanahnya tergolong rendah

    dan bersifat asam, resapan airnya kurang namun curah hujan tinggi. Kebun Wisata

    Pasir Muki beralamat di Jl. Raya Tajur Pasir Mukti KM 4 Citeureup, Bogor. Akses

    terdekat untuk mencapai lokasi Kebun Wisata Pasir Mukti dari Jakarta atau Bogor

    melalui jalan tol Jagorawi dengan waktu tempuh sekitar 60 menit. Luas lahan Kebun

    Wisata Pasir Mukti secara keseluruhan sebesar 15 hektar yang ditanami berjenis

    tanaman buah, padi, sayur mayur, bunga anggrek. Kebun Wisata Pasir Mukti

    merupakan objek wisata agro yang selain menyajikan berbagai tanaman yang di tanam

    dalam pot (Tambulampot) juga terdapat berbagai fasilitas yang menunjang daya tarik

    Kebun Wisata Pasir Mukti sebagai obyek wisata agro untuk dikunjungi wisatawan baik

    domestik maupun mancanegara.

    Berawal dari cinta tanaman, Ny. Emily Turangan Senduk mengembangkan hobi

    berkebun dan menanam anggrek di desa Pasir Mukti. Secara bertahap, lewat uji coba

    menanam aneka tanaman buah yang di mulai tahun 1979 maka dilahan tidak subur yang

    berbatu dan bersifat asam tersebut diolah dan dijadikan area perkebunan buah. Semula

    kebun ini hanya dinikmati oleh keluarga dan teman-teman saja. Namun terpuruknya

    perekonomian pada tahun 1997/1998 dan fakta bahwa pertanian di Indonesia tidak

    menjadi tulang punggung perekonomian negara membuat Ny. Emily sangat prihatin

    akan hal tersebut. Bersama rekan-rekan sepikiran, Ny Emily. membentuk perhimpunan

    perbuahan Indonesia serta Asosiasi Wisata Agro Indonesia. Ny. Emily pada akhirnya

    menjadikan “kebun hobi”nya sebagai objek wisata agro.

  • Agar pelayanan dilakukan secara profesional, maka pada tahun 2003 “kebun

    hobi” yang kemudian diberi nama Pasir Mukti dikelola secara komersial dan berbadan

    hukum. Nama Pasir Mukti diambil dari nama kelurahan tempat Pasir Mukti berada.

    Pasir Mukti terletak di antara 3 kelurahan, yaitu Tajur, Pasir Mukti dan Gunungsari.

    Nama Pasir Mukti dipilih karena dalam bahasa setempat artinya tanah yang sejahtera.

    Pada tanggal 29 April 2005 Kebun Wisata Pasir Mukti telah menetapkan buah

    Jeruk kasturi sebagai maskot kebun. Kebun Wisata Pasir Mukti memilih Jeruk Kasturi

    karena tanaman Jeruk ini dinilai dapat tumbuh di tanah yang kurang subur, tidak

    memerlukan perawatan yang sulit, serta banyak menghasilkan buah dan bunga yang

    harum. Kebun Wisata Pasir Mukti telah menghasilkan indusri rumah tangga berupa

    sirup Lemong Cui dan selai Lemong Cui dimana dalam bahasa Minahasa tempat Ny.

    Emily berasal, Jeruk Kasturi ini bernama Lemong Cui. Sirup Lemong Cui memiliki rasa

    yang asam manis dan menyegarkan dan merupakan minuman selamat datang bagi

    pengunjung Kebun Wisata Pasir Mukti.

    Kebun Wisata Pasir Mukti secara bertahap telah melakukan pengembangan dan

    pembangunan sarana dan prasarana umum, antara lain dibangunnya pondok-pondok

    Minahasa untuk penginapan, restoran, toilet umum, tempat parkir, dan lain-lain. Sarana

    rekresi yang bertema “back to nature” seperti kolam lumpur, arena perkemahan, kolam

    pancing juga dibangun untuk menambah daya tarik dan alternatif pilihan rekreasi bagi

    pengunjung.

    Memasuki tahun ke 3, Kebun Wisata Pasir Mukti membangun sarana baru

    dialam terbuka yaitu permainan Paintball, yang diberi nama Combat Battlefield.

    Dilahan ini pengunjung dewasa dapat beradu srategi permainan, menguji ketahanan

    fisik, membangun sportifitas dan team work lewat permainan tersebut. Unsur hiburan

    dan rekreasi tersebut melengkapi wisata agro, sehingga tujuan wisatawan untuk

    memperluas pengetahuan dan pengalaman dibidang pertanian terpenuhi.

  • 4.2. Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

    Sebagai salah satu tempat agrowisata yang sedang berkembang, Kebun Wisata

    Pasir Mukti memiliki Visi, misi dan tujuan perusahaan sebagai berikut:

    a. Visi Perusahaan

    Menjadi pemain utama dan terkemuka dalam industri agrowisata di Indonesia

    dan ASEAN.

    b. Misi Perusahaan

    • Mengenalkan pertanian dalam bentuk pendidikan dan pelatihan

    • Mengembangkan dan melestarikan budi daya produk pertanian

    • Meningkatkan produktivitas lahan yang berwawasan lingkungan.

    c. Tujuan Perusahaan

    Tujuan utama pembangunan Kebun Wisata Pasir Mukti ini adalah:

    • Menciptakan kesempatan kerja dan pendapatan bagi masyarakat disekitar

    lokasi.

    • Memberikan tempat rekreasi yang sehat bagi pengunjung.

    • Memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

    • Menumbuhkan rasa cinta bercocok tanam, khususnya pada generasi muda,

    memacu masyarakat luas untuk mendayagunakan lahan pekarangan mereka.

    • Memberikan imbas positif kepada kerajinan rakyat yang ada di sekitar lokasi

    agar dapat ikut berkembang.

    • Memberikan pemasukan pada pendapatan daerah.

    4.3. Stuktur Organisasi Dan Peraturan Kebijakan Perusahaan

    4.3.1. Stuktur Organisasi

  • Organisasi merupakan serangkaian hubungan individu-individu yang memiliki

    fungsi berbeda dalam mewujudkan tujuan organisasi atau perusahaan. Hubungan ini

    digambarkan dalam bagan organisasi dengan memperlihatkan garis-garis hubungan

    antara fungsi dalam kegiatan operasional. Kebun Wisata Pasir Mukti dikelola oleh PT.

    Kebun Wisata Pasir Mukti yang dipimpin oleh seorang direktur utama, dimana dalam

    menjalankan tugasnya berada di bawah pengawasan komisaris. Direktur utama

    membawahi lima direksi yaitu direktur keuangan, direktur HRD, direktur pemasaran,

    general manager wisata dan general manager agro. General manager wisata dan general

    manager agro memiliki kedudukan yang sama dengan direktur lainnya. Bagan stuktur

    organisasi perusahaan dapat dilihat pada Gambar 4.

  • Tanggung Jawab dan Tugas

    1. Direktur HRD

    a. Tanggung Jawab

    • Bertanggung jawab terhadap kepersonaliaan

    • Bertanggung jawab terhadap disiplin, motivasi karyawan

    • Mengontrol kinerja bawahannya

    b. Tugas

    • Menyeleksi karyawan baru berdasarkan kompetensi

    • Mengadakan pelatihan-pelatihan demi meningkatkan kualitas SDM

    • Memotivasi karyawan

    2. Direktur Keuangan

    a. Tanggung Jawab

    • Bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan dan memonitoring

    keuangan

    • Bertanggung jawab terhadap tersedianya laporan keuangan dan perpajakan

    • Mengontrol kinerja bawahannya

    b. Tugas

    • Membuat rencana keuangan mingguan, bulanan, dan tahunan

    • Membuat laporan rugi/laba perusahaan

    • Menyiapkan laporan pajak

    • Memotivasi karyawan

    3. Direktur Pemasaran

    a. Tanggung Jawab

  • • Bertanggung jawab terhadap penjualan program yang telah dibuat oleh

    perencana program dan segala produk yang dimiliki oleh Kebun Wisata Pasir

    Mukti

    • Bertanggung jawab terhadap penyiapan, pembuatan dan pengadaan bahan/

    material pemasaran seperti brosur, spanduk dll.

    • Mengontrol kinerja bawahannya

    b. Tugas

    • Menyusun rencana pemasaran

    • Mengadakan kontak-kontak bisnis dengan klien

    • Merencanakan anggaran biaya pemasaran

    • Memotivasi karyawan

    4. General Manager Wisata

    a. Tanggung Jawab

    • Bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan bagian wisata

    • Bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dibagian wisata seperti

    penginapan, restoran dan sarana rekreasi

    • Mengontrol kinerja bawahannya

    a. Tugas

    • Memberikan pengarahan, bimbingan kepada semua karyawan bagian wisata

    agar memberikan pelayanan yang baik

    • Menyusun rencana untuk pengembangan pada bagian wisata seperti restoran,

    penginapan dan sarana rekreasi

    5. General Manager Agro

    a. Tanggung Jawab

    • Bertanggung jawab terhadap kinerja karyawan bagian agro

    • Bertanggung jawab terhadap peternakan, perikanan maupun tanaman yang ada

  • b. Tugas

    • Membuat perencanaan produksi dan perawatan tanaman, peternakan dan

    perikanan

    • Mencari tanaman-tanaman ekslusif yang bernilai jual tinggi, mengadakan

    penelitian dan pengembiakannya

    • Mengadakan analisa dan evaluasi tanaman mana yang tidak menguntungkan

    • Memotivasi karyawan

    4.3.2. Peraturan dan kebijakan Perusahaan

    Peraturan dan kebijakan perusahaan merupakan suatu ketentuan yang dibuat

    perusa