Upload
trinhque
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
i
PENGARUH FDR, NIM, NPF DAN BOPO TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DEVISA DI
INDONESIA
(Periode Maret 2011 – Desember 2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh :
Rahmi Fitriyah
NIM : 1112085000006
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
i
PENGARUH FDR, NIM, NPF DAN BOPO TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DEVISA DI
INDONESIA
(Periode Maret 2011 – Desember 2015)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Rahmi Fitriyah
NIM. 1112085000006
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Ade Ananto Terminanto, MM Aini Masruroh, MM
NIP. 196811252014111002
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
i
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Senin, 07 Desember 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Rahmi Fitriyah
2. NIM : 1112-085-0000-06
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap
Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Syariah Devisa
Di Indonesia (Periode Maret 2011 – Desember 2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Senin 07 Desember 2015
1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _____________________ )
NIP : 19690203 200112 1 003 Penguji I
2. Aini Masruroh, MM ( _____________________ )
Penguji II
3. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( _____________________ )
NIP : 19681125 201411 1 002 Penguji Ahli
ii
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Kamis, 26 Mei 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Rahmi Fitriyah
2. NIM : 1112-085-0000-06
3. Jurusan : Perbankan Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap
Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Syariah Devisa
Di Indonesia (Periode Maret 2011 – Desember 2015)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adhitya Ginanjar,
SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan Ibu Fitri Damayanti, SE.,
M.Si
Jakarta, Kamis 26 Mei 2015
1. Fitri Damayanti, SE., M.Si ( _____________________ )
NIP : 19810731 200604 2 003 Ketua
2. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( _____________________ )
NIP : 19681125 201411 1 002 Sekretaris
3. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( _____________________ )
NIP : 19681125 201411 1 002 Pembimbing I
4. Aini Masruroh, MM ( _____________________ )
Pembimbing II
5. Dr. Indoyama Nasarudin, MAB ( _____________________ )
NIP : 19741127 200112 1 002 Penguji Ahli
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rahmi Fitriyah
NIM : 1112-085-0000-06
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Perbankan Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas
karya ini.
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan
telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 9 Mei 2015
Rahmi Fitriyah
iv
v
DATA RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)
I. Data Pribadi
Nama : Rahmi Fitriyah
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 10 April 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ayah : Mayusri
Nama Ibu : Sufheli
Anak Ke Dari : 6 dari 6 bersaudara
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Semanggi II No 17 RT 003 RW 003, Kel.
Cempaka Putih, Kec. Ciputat Timur, Kota
Tangerang Selatan, Provinsi Banten, 15412
No. Telp : 0812 94410700
E-mail : [email protected]
II. Pendidikan Formal
Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Jakarta : Tahun 1999 – 2005
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta : Tahun 2005 – 2008
Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta : Tahun 2008 – 2011
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2012 – 2016
III. Pengalaman Organisasi
1. Koordinator Departemen Hubungan Luar Kampus HMJ Perbankan
Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2013 – 2014.
2. Wakil Sekretaris Umum PMII Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Cabang Ciputat Periode 2015-2016.
v
vi
IV. Pengalaman Kerja
1. Koordinator Divisi Lapangan Acara “Hai Day” 27 – 28 Oktober 2012
2. Assistant Sales T-Lab Tahun 2013
3. Guru Ekstrakulikuler Tari Saman SMK As-Syudiyah Tangerang
Selatan Tahun 2014
V. Keahlian
1. Komputer : Microsoft Office (Word, Excel, Power Point), Internet
2. Tari : Ratoeh Jaroe dari Aceh
vi
vii
THE EFFECTS OF FDR, NIM, NPF AND BOPO ON PROFITABILITY
(ROA) OF ISLAMIC BANK FOREIGN EXCHANGE IN INDONESIA
(PERIOD MARCH 2011 – DECEMBER 2015)
ABSTRACT
The research aims to analyzing the effects of FDR, NIM, NPF and BOPO
on ROA of Islamic Bank Foreign Exchange. This research use a sample of some
Islamic Banks in Indonesia which include categories as foreign exchange, that
are Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia
Syariah and Bank Mega Syariah Indonesia, the quarterly data for the period
March 2011 - December 2015 , the number of sample is 80 financial statements.
The research is a quantitative study. Type of this research is descriptive
which used by based on a survey of the literature method. The method of
collecting data is using secondary method, that is where the data obtained by
researcher indirectly, through intermediaries media and literature. This research
use secondary data obtain from several websites related bank. This research use
census sampling method. The data analyzed by regression data panel with Eviews
9.
Based on the result of regression data panel with a significant 5%, the
result of this study conclude that: 1) FDR does not influences on ROA with the
significant value 0.3096 > 0.05 and coefficient value 0.008004. 2) NIM influence
significantly positive on ROA with the significant value 0.0000 < 0.05 and
coefficient value 0.135314. 3) NPF influence significantly positive on ROA with
the significant value 0.0045 < 0.05 and coefficient value 0.125951. 4) BOPO
influence significantly negative on ROA with significant value 0.0000 < 0.05 and
coefficient value -0.112752.
Keywords: FDR, NIM, NPF, BOPO, ROA
vii
viii
PENGARUH FDR, NIM, NPF, DAN BOPO TERHADAP
PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DEVISA DI
INDONESIA
(PERIODE MARET 2011 – DESEMBER 2015)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh FDR, NIM, NPF dan
BOPO terhadap ROA pada Bank Umum Syariah Devisa. Penelitian ini
menggunakan sampel beberapa bank dalam bank umum syariah di Indonesia yang
termasuk kategori bank devisa yaitu terdiri dari Bank Muamalat Indonesia, Bank
Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia Syariah dan Bank Mega Syariah
Indonesia dalam data triwulan selama periode Maret 2011 – Desember 2015,
dengan jumlah sampel penelitian adalah 80 laporan keuangan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian ilmiah kuantitatif. Sifat dan jenis
dari penelitian ini adalah deskriptif dengan metode yang digunakan berdasarkan
survey literatur. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder,
yaitu merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara dan studi pustaka. Data pada penelitian ini diperoleh dari beberapa
website bank terkait. Penelitian ini menggunakan metode sensus sampling.
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
data panel yang pengolahannya melalui Eviews 9.
Berdasarkan hasil regresi data panel dengan tingkat signifikansi sebesar
5%, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) FDR tidak berpengaruh
terhadap ROA dengan nilai signifikan 0.3096 > 0.05 dan nilai koefisien 0.008004.
2) NIM berpengaruh positif terhadap ROA dengan nilai signifikan 0.0000 < 0.05
dan nilai koefisien 0.135314. 3) NPF berpengaruh positif terhadap ROA dengan
nilai signifikan 0.0045 < 0.05 dan nilai koefisien 0.125951. 4) BOPO berpengaruh
negatif terhadap ROA dengan nilai signifikan 0.0000 < 0.05 dan nilai koefisien -
0.112752.
Kata Kunci: FDR, NIM, NPF, BOPO, ROA
viii
ix
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil ‟Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah
SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita
semua karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap Profitabilitas
(ROA) Pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia (Periode Maret 2011 –
Desember 2015)” ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada
junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai
masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah
semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan,
bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain, yakni
ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Orangtua saya, Bapak Mayusri dan Ibu Sufheli yang selalu memberikan
dukungan baik moril maupun materil, selalu memberikan kasih sayang dan
doa yang terbaik untuk hidupku. Terimakasih pa, ma.
2. Abang saya Ahmad Fajri, beserta abang-kakak, yang selalu memberikan
pelajaran arti kehidupan untuk saya.
3. Bapak Drs. Ade Ananto Terminanto, MM selaku Dosen Pembimbing I dan
Ibu Aini Masruroh, MM selaku Dosen Pembimbing II, yang telah
meluangkan waktu atas ilmu, saran, arahan, nasehat yang sangat berharga
selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,
SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik,
Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid.
Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil
Dekan III Bid. Kemahasiswaan.
ix
x
5. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
dan Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan
Syariah.
6. Bapak Ade Suherlan, SE., MM., MBA selaku Pembimbing Akademik.
7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis
selama menempuh masa studi.
8. Try Susilo Komar, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa
dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Shella, Abyan, Ikromul, Indra, Itoh dan Leni, terimakasih atas segala suka
cita semasa kuliah.
10. Cheryl, Sarah, Kika, Dinia, Dilah, Rani, Fenny dan sahabat-sahabatku yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, dalam menemani dan memotivasi penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
11. Teman-teman KKN Almalika 2015, terimakasih untuk kenangan selama
mengabdi di Desa Tapos, Tenjo, Bogor.
12. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012, atas semangat, doa,
dukungan dan warna-warni cerita semasa kuliah.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada
semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis
dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Akhir kata, penulis
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Jakarta, Mei 2015
Rahmi Fitriyah
x
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 17
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 17
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 18
xi
xii
E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 21
A. Landasan Teori ..................................................................................... 21
1. Bank Syariah ................................................................................. 21
a. Definisi Bank Syariah ............................................................ 21
b. Sistem Operasional Bank Syariah .......................................... 23
c. Fungsi Bank Syariah .............................................................. 26
d. Produk dan Bank Syariah ....................................................... 29
e. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ................. 41
2. Rasio Keuangan............................................................................. 44
a. Return On Asset (ROA) ......................................................... 46
b. Financing to Deposit Ratio (FDR) ......................................... 47
c. Net Interest Margin (NIM)..................................................... 47
d. Non Performing Financing (NPF) ......................................... 48
e. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ............ 49
3. Bank Umum Syariah Devisa ......................................................... 50
B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ................. 52
1. Hubungan FDR dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa......... 52
2. Hubungan NIM dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa......... 53
3. Hubungan NPF dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa ......... 53
4. Hubungan BOPO dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa ...... 54
C. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 56
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 60
xii
xiii
E. Hipotesis ............................................................................................... 62
BAB III METODOLOGI PENILITIAN ..................................................... 63
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 63
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 64
C. Metode Pengumpullan Data ................................................................. 65
D. Metode Analisis Data ........................................................................... 67
1. Metode Data Panel ........................................................................ 67
2. Pemodelan Data Panel ................................................................... 68
a. Pendekatan Pooled Least Square (PLS) ................................ 69
b. Pendeketan Fixed Effect Model (FEM) .................................. 69
c. Pendekatan Random Effect Model (REM) ............................. 70
3. Pemilihan Model Data Panel ......................................................... 70
a. Uji Chow ................................................................................ 71
b. Uji Hausman .......................................................................... 72
4. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 73
a. Uji Normalitas ........................................................................ 74
b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 74
c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 76
d. Uji Autokorelasi ..................................................................... 77
5. Uji Hipotesis .................................................................................. 78
a. Uji-t ........................................................................................ 78
b. Uji-F ....................................................................................... 79
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)..................................... 80
xiii
xiv
6. Model Regresi Data Panel ............................................................. 81
E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 82
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 85
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 85
B. Analisis Hasil dan Pembahasan ........................................................... 87
1. Statistik Deskriptif......................................................................... 87
2. Pemilihan Model Terbaik .............................................................. 90
a. Uji Chow ................................................................................ 90
b. Uji Hausman .......................................................................... 92
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 93
a. Uji Normalitas ........................................................................ 93
b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 94
c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 95
d. Uji Autokorelasi ..................................................................... 96
4. Model Fixed Effect (FEM) ............................................................ 96
5. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 97
a. Uji-t ........................................................................................ 97
b. Uji-F ....................................................................................... 100
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)..................................... 101
C. Interpretasi............................................................................................ 103
1. Pengaruh FDR terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa ........ 103
2. Pengaruh NIM terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa ........ 104
3. Pengaruh NPF terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa ........ 105
xiv
xv
4. Pengaruh BOPO terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa ..... 106
5. Variabel yang dominan mempengaruhi ROA Bank Umum Syariah
Devisa ............................................................................................ 107
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 109
A. Kesimpulan .......................................................................................... 109
B. Saran ..................................................................................................... 110
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 112
LAMPIRAN .................................................................................................... 117
xv
xvi
DAFTAR TABEL
1.1 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah ..................................................... 5
2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ................................... 41
2.2 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga ............................................................. 43
2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 56
3.1 Data Bank Umum Syariah Devisa ........................................................... 63
3.2 Ringkasan Definisi Operasional Variabel ................................................ 83
4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Seluruh Sampel ......................................... 87
4.2 Hasil Uji Chow ......................................................................................... 91
4.3 Correlation Matrix ................................................................................... 94
4.4 Hasil Uji Park ........................................................................................... 95
4.5 Uji t-Statistik ............................................................................................. 98
4.6 Uji F-Statistik ............................................................................................ 100
4.7 Nilai Koefisien Determinasi ...................................................................... 102
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
1.1 Perkembangan ROA Tahun 2011 – 2015 ................................................ 8
1.2 Perkembangan FDR Tahun 2011 – 2015 ................................................. 10
1.3 Perkembangan NIM Tahun 2011 – 2015 ................................................. 11
1.4 Perkembangan NPF Tahun 2011 – 2015 ................................................. 13
1.5 Perkembangan BOPO Tahun 2011 – 2015 .............................................. 14
2.1 Skema Sistem Operasional Bank Syariah ................................................ 23
2.2 Skema Fungsi Bank Syariah .................................................................... 26
2.3 Skema Produk dan Jasa Bank Syariah ..................................................... 29
2.4 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 61
4.1 Uji Normalitas .......................................................................................... 93
xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1 Data Rasio Keuangan Bank Umum Syariah Devisa .............................. 118
2 Hasil Analaisis ....................................................................................... 122
xviii
1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998
disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dengan kata lain, bank, dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi
sebagai lembaga intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga
keuangan yang berfungsi sebagai perantara pihak yang kelebihan dana
dengan pihak yang kekurangan dana. Fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi ini membuat bank memiliki posisi yang strategis dalam
perekonomian, aktivitas bank dalam menghimpun dana, menyalurkan
dana dan memberikan jasa lainnya kepada masyarakat yang
membutuhkan. Dari ketiga kegiatan ini yang menjadi kegiatan pokok
perbankan adalah menghimpun dana dan menyalurkan kredit, sedangkan
jasa yang diberikan hanya merupakan fasilitas tambahan. Karena peran
tersebut, bank menjadi sebuah lembaga yang sangat penting bagi
perekonomian suatu Negara. Bank juga menjadi perantara bagi
pembiayaan sektor riil baik untuk meningkatkan iklim investasi dan iklim
usaha maupun pencipta lapangan kerja.
1
2
Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa,
yang mana kepercayaan masyarakat akan menempati porsi yang sangat
besar dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Sebagai lembaga
kepercayaan, bank dalam operasinya lebih banyak menggunakan dana
dari masyarakat dibanding dengan modal sendiri dari pemilik atau
pemegang saham, oleh karena itu pengelola bank dalam melakukan
usahanya dituntut untuk dapat menjaga keseimbangan antara
pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang
wajar, serta pemenuhan modal yang memadai.
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, perbankan di Indonesia
mengenal sistem ganda (dual banking system), yaitu bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan
prinsip syariah. Bank konvensional merupakan bank yang keuntungan
utamanya diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada
penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan (Kasmir,
2012), sedangkan bank syariah merupakan bank yang aktivitasnya
meninggalkan masalah riba (Muhammad, 2005). Di dalam UU No. 21
Tahun 2008 yang dimaksud riba adalah penambahan pendapatan secara
tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis
yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau
dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah
penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok
pinjaman karena berjalanya waktu. Dilihat dari definisi riba, bunga yang
3
dibebankan bank konvensional terhadap nasabahnya termasuk dalam
unsur riba. Sedangkan pada bank syariah, keuntungan yang diperoleh
berdasarkan sistem bagi hasil.
Dewasa ini masyarakat semakin paham dan jeli dalam
menempatkan dana maupun dalam pembiayaan usahanya, karena hasil
dalam sebuah usaha tidaklah sama antara perusahaan satu dengan
perusahaan lainya maka masyarakat memilih bank syariah yang tidak
menggunakan bunga sebagai balas jasa melainkan menggunakan sistem
bagi hasil, sehingga nasabah tidak dibebani bunga yang sama setiap
bulanya tetapi bagi hasil menurut jumlah penghasilan yang didapat
perusahaan. Selain dari sisi balas jasa bank syariah juga memberikan
fasilitas berbeda dengan bank konvensional, bank syariah cenderung lebih
lengkap karena ada fungsi sosial yang tidak ditemukan pada bank
konvensional, yaitu: (1) dalam bentuk lembaga baitul maal yang
menerima dana zakat, infak, sedekah, hibah dan lainnya untuk disalurkan
ke organisasi pengelola zakat, dan (2) dalam bentuk lembaga keuangan
syariah penerima wakaf uang yang menerima wakaf uangdan
menyalurkannya ke pengelola (nazhir) yang ditunjuk (Pasal 4). Bank
syariah juga hanya melakukan investasi yang halal saja, tidak seperti bank
konvensional yang dapat melakukan investasi halal dan haram. Hal ini
sangat cocok untuk masyarakat indonesia yang mayoritas memeluk
agama islam.
Salah satu alasan masyarakat memilih bank syariah karena tahan
4
terhadap krisis. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem
ekonomi terbuka, oleh karena itu Indonesia tidak dapat terhindar dari
krisis ekonomi global yang menimpa hampir seluruh negara di dunia yang
dimulai pada semester kedua tahun 2008. Di sini bank syariah
membuktikan performa lebih baik bahwa bank syariah dapat bertahan
dari krisis daripada bank konvensional. Hal ini disebabkan karena bank
syariah tidak banyak bertransaksi dengan valuta asing, sehingga apabila
kurs valuta asing naik-turun bank syariah tidak begitu terpengaruh jika
dibandingkan dengan bank konvensional. Hanya 4 bank syariah yang
dapat melakukan transaksi dengan valuta asing, yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank
Mega Syariah, yang sering disebut dengan Bank Devisa. Pembiayaan
bank syariah sebagian besar disalurkan pada sektor riil dan hanya sedikit
yang disalurkan ke dalam sektor koperasi, sehingga krisis global tidak
begitu dirasakan oleh bank syariah.
Dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah yang berlaku sejak 16 Juli 2008 disebutkan bahwa bank syariah
menurut jenisnya dibagi menjadi dua yaitu Bank Umum Syariah (BUS)
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Kemudian dalam
perbankan syariah juga terdapat Unit Usaha Syariah (UUS) yang
merupakan unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang
melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Dalam
penelitian ini dipilih Bank Umum Syariah karena dalam kegiatanya
5
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan BPRS dan
UUS tidak. Selain itu pada Bank Umum syariah juga menyediakan
laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan data yang dibutuhkan
dalam penelitian, sedangkan BPRS hanya sebatas memberikan laporan
keuangan berupa neraca tahunan dan perhitungan laba rugi serta
penjelasanya.
Bank Umum Syariah terus mengalami banyak perkembangan baik
dalam pertumbuhan aset maupun penambahan jumlah Bank Umum
Syariah (BUS) dari tahun ke tahun. Dapat dilihat jaringan kantor bank
umum syariah yang ada di Indonesia sebagai berikut :
Tabel 1.1
Jaringan Kantor Bank Umum Syariah
2011 2012 2013 2014 2015
Bank Umum Syariah
- Jumlah Bank 11 11 11 12 12
- Jumlah Kantor 1.401 1.745 1.998 2.147 2.121
Sumber data : Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2011-2015
Tabel 1.1 di atas menunjukkan terjadi peningkatan pada jaringan
kantor bank syariah dari tahun ke tahun, maka dapat diartikan bahwa
perkembangan industri perbankan syariah berkembang pesat.
Untuk menilai kinerja suatu bank perlu dilakukan analisis terhadap
laporan keuanganya agar pihak ketiga dapat mengevaluasi kinerja bank
untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dan terhindar dari risiko yang
tidak diinginkan. Masyarakat umum, bank sentral, dan investor dapat
menganalisis serta mengetahui posisi keuangan bank melalui neraca yang
6
disajikan oleh bank setiap periodenya. Menurut Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 14/35/DPNP yang merupakan tindak lanjut dari
Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012
tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. Dalam Surat Edaran
ini, Bank diwajibkan untuk melakukan penyampaian informasi secara
berkala dan meningkatkan transparansi kondisi keuangan bank kepada
publik untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Hal
ini juga seiring dengan implementasi Pilar 3 Basel II tentang market
discipline yaitu transparansi dan pengungkapan yang memungkinkan para
pelaku pasar untuk melakukan penilaian profil risiko dan kecukupan
modal bank.
Salah satu gambaran perkembangan pada suatu bank adalah
dengan melihat laporan laba ruginya, di dalam laporan laba rugi terdapat
pendapatan dan beban dalam periode tertentu. Namun melihat laporan laba
rugi hanya dapat mengetahui kondisi bank apakah laba atau rugi pada saat
itu dan di masa lalu saja, tidak dapat memproyeksikan kondisi di masa
mendatang. Untuk dapat mengetahui keadaan finansial bank pada saat ini,
masa lalu maupun memproyeksikan kondisi bank di masa mendatang
dapat dilakukan dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio merupakan
suatu cara yang umum digunakan untuk menganalisis laporan keuangan,
sedangkan rasio merupakan alat ukur yang digunakan untuk
menggambarkan hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang
7
lain, rasio dapat dinyatakan dalam bentuk relatif maupun absolut (Sangia,
2012).
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas
yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh laba secara keseluruhan, yaitu Return on Asset (ROA).
Menurut Hanafi dan Halim (2003), Return on Assets (ROA) merupakan
rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba
pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan
mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien
dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk
menghasilkan keuntungan. Apabila ROA suatu bank besar, maka semakin
besar pula keuntungan yang akan didapat bank tersebut (Dendawijaya,
2003). ROA yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva yang
dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi
perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan total aktiva yang
dipergunakan tidak memberikan keuntungan/rugi.
Return on Asset merupakan perbandigan antara laba sebelum pajak
dengan rata-rata total aset yang menunjukan kemampuan keseluruhan
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan profit atau keuntungan. Bank
yang menghasilkan return tinggi memiliki kecenderungan untuk
memperluas usahanya. Maka dari itu pada penelitian ini menggunakan
ROA sebagai tolak ukur kinerja perbankan khususnya dalam meneliti
8
tentang perbankan syariah. Data ROA yang digunakan pada penelitian ini
adalah rata-rata data ROA triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa
selama periode Maret 2011 - Desember 2015:
Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,
www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015
Gambar 1.1
Perkembangan Return On Asset Tahun 2011 – 2015
Dari gambar 1.1 menunjukkan bahwa Return On Asset setiap
triwulan mengalami kondisi yang fluktuatif. Terlihat pada tahun 2011
mengalami penurunan, dari 2.20% hingga 1.59%. Pada tahun 2012
mengalami peningkatan dan penurunan dari 2.32% ke 2.27%. ROA
tertinggi terjadi pada bulan Maret tahun 2013 mencapai 2.37%. Tahun
2014 terjadi penurunan dari 1.40% ke 0.48%. Dan ROA terendah terjadi
pada bulan Maret tahun 2015 yaitu 0.36%. Dengan demikian perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi ROA sehingga dapat diambil
langkah perbaikan kinerja untuk meningkatkan ROA selanjutnya.
Rasio likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit
Ratio (FDR) dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA berkaitan
0
0.5
1
1.5
2
2.5
2011 2012 2013 2014 2015
ROA
Maret
Juni
September
Desember
9
dengan adanya pertentangan kepentingan (conflict of interest ) antara
likuiditas dengan profitabilitas. Bila ingin mempertahankan posisi
likuiditas dengan memperbesar cadangan kas, maka bank tidak akan
memakai seluruh dana pinjaman (loanable Funds) yang ada karena
sebagian dikembalikan lagi dalam bentuk cadangan tunai (cash reserve),
ini berarti usaha pencapaian profitabilitas akan berkurang. Sebaliknya jika
bank ingin mempertinggi profitabilitas, maka dengan cadangan tunai (cash
reserve) untuk likuiditas terpakai oleh bisnis bank, sehingga posisi
likuiditas akan turun (Sinungan, 2000). Jika rasio ini meningkat dalam
batas tertentu maka akan semakin banyak dana yang disalurkan
dalam bentuk pembiayaan, sehingga akan meningkatkan laba bank,
dengan asumsi bank menyalurkan dananya untuk pembiayaan yang
efektif. Dengan meningkatnya laba, maka ROA juga akan meningkat,
karena laba merupakan komponen yang membentuk Return On
Asset (Budi Ponco, 2008). Data FDR yang digunakan pada penelitian ini
adalah rata-rata data FDR triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa
selama periode Maret 2011 - Desember 2015:
10
Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,
www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015
Gambar 1.2
Perkembangan Financing to Deposit Ratio Tahun 2011 - 2015
Dari gambar 1.2 menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio
setiap triwulan mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat
bahwa rasio terendah FDR terjadi pada bulan Desember tahun 2011 yaitu
82.90%. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan dan penurunan dari
91.80% ke 90.60%. FDR tertinggi terjadi pada bulan Juni tahun 2013
mencapai 99.30%. Pada tahun 2014 mengalami penurunan dari 97.00%
ke 88.10%. Dan pada tahun 2015 mengalami penurunan dari 93.90% ke
92.20%. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Financing to Deposit Ratio (FDR) yang diteliti oleh Slamet
Riyadi (2014) dan Dhian Dayinta (2012) menunjukkan bahwa FDR
berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Suryani (2011) dan Jaka Sriyana (2014)
menunjukkan tidak adanya pengaruh antara FDR terhadap profitabilitas.
Dengan adanya research gap dari hasil penelitian terdahulu, maka perlu
dilakukan penelitian lanjutan pengaruh FDR terhadap profitabilitas.
70
75
80
85
90
95
100
105
2011 2012 2013 2014 2015
FDR
Maret
Juni
September
Desember
11
Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva
produktifnya untuk menghasikan pendapatan bunga bersih. Pendapatan
bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.
Rasio ini menunjukkan kemapuan bank dalam memperoleh pendapatan
operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman
(kredit) pada bank konvensional atau dalam bentuk pembiayaan pada
bank syariah (Sudarso, 2014). Data NIM yang digunakan pada penelitian
ini adalah rata-rata data NIM triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa
selama periode Maret 2011 - Desember 2015:
Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,
www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015
Gambar 1.3
Perkembangan Net Interest Margin Tahun 2011 - 2015
Dari gambar 1.3 menunjukkan bahwa Net Interest Margin setiap
triwulan mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat bahwa
pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari 8.71% hingga 9.16%. NIM
tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2012 mencapai 9.21%. Pada
0
2
4
6
8
10
2011 2012 2013 2014 2015
NIM
Maret
Juni
September
Desember
12
tahun 2013 mengalami penurunan dari 8.41% ke 8.01%. NIM terendah
terjadi pada bulan September tahun 2014 yaitu 6.42%. Dan pada tahun
2015 terjadi peningkatan dari 6.95% hingga 7.12%. Oleh karena itu perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut.
Net Interest Margin (NIM) yang diteliti oleh Okky Paulin (2014)
dan Nikmatus Sholihah (2014) menunjukkan bahwa variabel NIM
berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Shohibul (2014) yang
menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Dengan adanya research gap dari penelitian sebelumnya, maka perlu
dilakukan penelitian lanjutan pengaruh NIM terhadap profitabilitas.
Kualitas Aktiva dalam hal ini diproksikan dengan Non Performing
Financing (NPF) dijadikan variabel yang mempengaruhi profitabilitas
karena mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini,
menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Tingkat
kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba bank.
Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi
pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah
(Suhada,2009). Data NPF yang digunakan pada penelitian ini adalah rata-
rata data NPF triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa selama periode
Maret 2011 - Desember 2015:
13
Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,
www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015
Gambar 1.4
Perkembangan Non Performing Financing Tahun 2011 - 2015
Dari gambar 1.4 menunjukkan bahwa Non Performing Financing
setiap triwulan mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat
pada tahun 2011 mengalami penurunan dari 4.18% ke 2.92%. NPF
terendah terjadi pada bulan Desember tahun 2012 yaitu 2.40%. Pada
tahun 2013 mengalami peningkatan dari 2.60% hingga 2.74%. Pada tahun
2014 mengalami peningkatan dari 3.04% hingga 4.76%. Dan NPF
tertinggi terjadi pada bulan Maret tahun 2015 mencapai 4.93%. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.
Non Performing Financing (NPF) yang diteliti oleh Fitri Zulfiah
(2013) dan Joni Susilowibowo (2013) menunjukkan bahwa NPF
berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini bertentangan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhian Dayinta (2012) dan Jaka
Sriyana (2014) yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif antara
NPF terhadap profitabilitas. Dengan adanya research gap dari penelitian
sebelumnya, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh NPF
0
1
2
3
4
5
6
2011 2012 2013 2014 2015
NPF
Maret
Juni
September
Desember
14
terhadap profitabilitas.
Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dijadikan
variabel yang mempengaruhi ROA karena berkaitan dengan adanya teori
menyatakan bahwa jika biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan
keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari
penggunaan aktiva, berarti semakin efisien aktiva bank dalam
menghasilkan keuntungan (Dahlan Siamat, 2000). Tingkat efisiensi bank
dalam menjalankan operasinya, berpengaruh terhadap tingkat pendapatan
yang dihasilkan oleh bank. Semakin kecil rasio BOPO, maka akan
semakin meningkatkan profitabilitas bank (Budi Ponco, 2008). Data
BOPO yang digunakan pada penelitian ini adalah rata-rata data BOPO
triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa selama periode Maret 2011 -
Desember 2015:
Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,
www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015
Gambar 1.5
Perkembangan Biaya Operasional Pendapatan Operasional Tahun
2011 - 2015
Dari gambar 1.5 menunjukkan bahwa Biaya Operasional
0
20
40
60
80
100
120
2011 2012 2013 2014 2015
BOPO
Maret
Juni
September
Desember
15
Pendapatan Operasional setiap triwulan mengalami kondisi yang
fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2011 mengalami peningkatan
dari 78.90% hingga 85.20%. Pada tahun 2012 mengalami penurunan dari
81.80% ke 79.70%. BOPO terendah terjadi pada bulan Maret tahun 2013
yaitu 77.90%. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan dari 86.70%
hingga 94.60%. Dan BOPO tertinggi terjadi pada bulan September tahun
2015 mencapai 96.90%. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut.
Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO) yang
diteliti oleh Muh. Sabir (2012) dan Abd. Hamid (2012) menunjukkan
bahwa variabel BOPO tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Joni Susilowibowo
(2013) dan Shinta Amalina (2015) menunjukkan adanya pengaruh negatif
antara variabel BOPO terhadap profitabilitas. Dengan adanya research
gap dari hasil penelitian terdahulu, maka perlu dilakukan penelitian
lanjutan pengaruh BOPO terhadap profitabilitas.
Perbankan di Indonesia terutama bank syariah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan konsep bagi hasil pada
bank syariah dinilai menjadi daya tarik utama untuk menarik para investor.
Selain itu bank syariah hanya melakukan investasi yang halal saja
sehingga sangat tepat diterapkan di Indonesia dengan mayoritas
penduduknya beragama Islam. Bank syariah juga dinilai lebih tahan
terhadap krisis dengan performa yang baik meski terkena imbas dalam
16
perubahan kondisi perekonomian. Maka dari itu bank syariah dituntut
untuk mampu memiliki kinerja yang baik. Untuk menilai kinerja bank
syariah maka digunakan rasio profitabilitas sebagai indikatornya.
Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian dan data-data di atas yang
memberikan hasil berbeda atas penelitian yang satu dengan yang lainnya
(research gap) dan adanya fenomena bisnis, penulis tertarik untuk
melakukan penelian lebih lanjut dan mendalam, maka penelitian ini
mengangkat judul “Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap
Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia
(Periode Maret 2011 – Desember 2015)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
dalam penyusunan penelitian ini penulis terlebih dahulu merumuskan
masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan, yaitu:
1. Apakah FDR, NIM, NPF, dan BOPO berpengaruh terhadap ROA
pada Bank Umum Syariah Devisa (Periode Maret 2011 –
Desember 2015) di Indonesia secara parsial?
2. Apakah FDR, NIM, NPF, dan BOPO berpengaruh terhadap ROA
pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia (Periode Maret
2011 – Desember 2015) secara simultan?
17
3. Variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi ROA
pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia (Periode Maret
2011 – Desember 2015)?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan permasalahan di atas
adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia
(Periode Maret 2011 – Desember 2015) secara parsial.
2. Untuk menganalisis pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO
terhadap ROA pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia
(Periode Maret 2011 – Desember 2015) secara simultan.
3. Untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan
mempengaruhi ROA pada Bank Umum Syariah Devisa di
Indonesia (Periode Maret 2011 – Desember 2015).
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
a. Akademisi
Akademisi diharapkan dapat mengetahui wawasan di
bidang perbankan syariah, dalam hal ini yang berkaitan dengan
tingkat profitabilitas dan rasio keuangan pada bank syariah.
18
b. Peneliti
Peneliti diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan di bidang ekonomi dan lembaga keuangan syariah
khususnya perbankan syariah, serta sebagai ajang ilmiah untuk
menerapkan berbagai teori perbankan syariah yang telah doperoleh
dibangku kuliah.
2. Praktisi
a. Bagi Perbankan
Sebagai saran untuk bank syariah bagaimana FDR, NIM,
NPF dan BOPO dapat mempengaruhi kinerja bank syariah, serta
dapat meningkatkan efektivitas dalam penghimpunan dan
penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan.
b. Bagi Nasabah dan Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
tentang bagaimana kondisi perbankan syariah dalam meningkatkan
profitabilitasnya, sehingga dapat membantu nasabah dan investor
dalam melakukan transaksi dan berinvestasi.
E. Sistematika Penulisan
Dalam membahas skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab.
Pada tiap-tiap bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan
skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
19
Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait alasan
pemilihan judul atau latar belakang masalah, selanjutnya
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan:
landasan teori yang dilengkapi definisi bank syariah, rasio
keuangan dan bank umum syariah devisa, selanjutnya
keterkaitan antar variabel bebas dan variabel terikat,
penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan:
ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel,
metode pengumpulan data, metode analisis data dan
operasional variabel penelitian.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil
penelitian: gambaran umum objek penelitian, analisis hasil
dan pembahasan menggunakan statistik deskriptif,
pemilihan model terbaik (Uji Chow atau Uji Hausman),
hasil uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinieritas,
uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi), Model Fixed
20
Effect (FEM), Hasil Uji Hipotesis (Uji-t, Uji-F, Koefisien
Determinasi), dan Interpretasi.
BAB V PENUTUP
Meliputi penutup dan kesimpulan, penutup yang
didalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan
pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis
sampaikan dalam penulisan skripsi ini.
21
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Bank Syariah
a. Definisi Bank Syariah
Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya
terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan perbankan syariah
adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya (UU Nomor 21 Tahun 2008).
Muhammad (2005) mendefinisikan bank syariah
merupakan bank yang operasional dan produknya dikembangkan
berdasarkan pada Al-Qur‟an dan Hadits Nabi SAW dan dalam
aktivitasnya tidak mengandalkan bunga. Dengan kata lain bank
syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainya dalam lalu lintas
pembayaran yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip
syariat Islam. Rivai dan Arifin (2010) menjelaskan bank islam
adalah institusi keuangan yang menerapkan prinsip ekonomi
islam dalam perbankan, salah satu definisi bank islam yang telah
21
22
disetujui oleh General Secretariat of the Organization of the
Islamic Conference (OIC) adalah institusi keuangan islam
merupakan institusi yang menerapkan prinsip islam sebagai
berikut :
1) Menolak adanya bunga (riba).
2) Melarang gharar (ketidakpastian, risiko, spekulasi).
3) Fokus pada kegiatan-kegiatan yang halal (yang diizinkan
oleh agama).
4) Secara umum mencari keadilan, dan sesuai etika dan tujuan
keagamaan.
5) Pembagian keuntungan dan kerugian antara
konsumen/nasabah.
Dalil Al-Qur‟an mengenai bank syariah menurut Fatwa DSN No.
03/DSN-MUI/IV/2000, sebagai berikut :
QS. An-Nisa [4] : 29 :
مىكم تزاض عه تجارة تكىن أن ئال بالباطل بيىكم أمىالكم تأكلىا ال ءامىىا الذيه ياأيها
"Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian saling
memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela
di antaramu...”.
23
b. Sistem Operasional Bank Syariah
Menurut Rizal Yaya (2009) sistem operasional bank
syariah dapat digambarkan dalam mekanisme atau skema alur
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Skema Sistem Operasional Bank Syariah
4. Menyalurkan Pendapatan 3. Menerima pendapatan
Bagi Hasil/ Bonus Bagi Hasil, Margin,Fee
Keterangan:
1) Sistem operasional bank syariah dimulai dari kegiatan
penghimpunan dana dari masyarakat. Penghimpunan dana
Nasabah
pemilik
dan
penitip
dana
- Nasabah,
mitra,
pengelola
investasi,
pembeli,
penyewa
- Instrumen
penyaluran
dana lain
yang
dibolehkan
Jasa
administrasi,t
abungan,AT
M,transfer,kli
ring, L/C
Bank
Garansi,
Transaksi
valas, dsb.
BANK
SYARIAH
Sebagai
pengelola
dana/
penerima
dana titipan
Sebagai
pemilik
dana/
penjual/
pemberi
sewa
Sebagai
penyedia
jasa
keuangan
1. Penghim
punan
dana
2.
Penyaluran
dana
5.
Penyaluran
jasa
24
dapat dilakukan dengan skema investasi maupun skema
titipan. Dalam penghimpunan dana dalam skema investasi
(mudharabah) dari nasabah pemilik dana (shahibul maal),
bank syariah berperan sebagai pengelola dana (mudharib).
Adapun pada penghimpunan dana dalam skema titipan
(wadiah), bank syariah berperan sebagai penerima titipan.
2) Dana yang diterima oleh bank syariah selanjutnya disalurkan
kepada berbagai pihak, antara lain mitra investasi, pengelola
investasi, pembeli barang, dan penyewa barang atau jasa yang
disediakan oleh bank syariah. Pada saat dana disalurkan
dalam bentuk investasi, bank syariah berperan sebagai
pemilik dana. Pada saat dana disalurkan dalam bentuk jual
beli, bank syariah berperan sebagai penjual. Pada saat dana
disalurkan dalam pengadaan objek sewa, bank syariah
berperan sebagai pemberi sewa.
3) Dari penyaluran dana kepada berbagai pihak, bank syariah
selanjutnya menerima pendapatan bagi hasil dari investasi,
margin dari jual beli, fee dari sewa, dan berbagai jenis
pendapatan yang diperoleh dari instrumen penyaluran dana
lain yang dibolehkan.
4) Pendapatan yang diterima dari kegiatan penyaluran dana
selanjutnya dibagikan kepada nasabah pemilik dana atau
penitip dana. Penyaluran dana kepada pemilik dana bersifat
25
wajib sesuai dengan porsi bagi hasil yang disepakati. Adapun
penyaluran dana kepada nasabah penitip dana bersifat
sukarela tanpa ditetapkan dimuka sebelumnya dan biasa
disebut dengan istilah bonus (Yaya, Rizal, 2009).
5) Selain melaksanakan aktivitas penghimpunan dan penyaluran,
bank syariah dalam sistem operasionalnya juga memberikan
jasa layanan keuangan seperti jasa ATM, transfer, L/C, bank
garansi, dan lain sebagainya. Oleh karena jasa tersebut
dilakukan tanpa menggunakan dana dari pemilik dana
maupun penitip dana, maka pendapatan yang diperoleh dari
jasa tersebut dapat dimiliki sepenuhnya oleh bank syariah
tanpa harus dibagikan (Yaya, Rizal, 2009).
c. Fungsi Bank Syariah
Berdasarkan pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang
perbankan syariah, disebutkan bahwa bank syariah wajib
menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat. Bank syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial
dalam bentuk baitul maal. Hal ini dapat dilihat dari skema fungsi
bank syariah sebagai berikut:
26
Gambar 2.2
Skema Fungsi Bank Syariah
Keterangan:
1) Dalam fungsi sebagai manajer investasi, dapat dilihat pada
segi penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana
mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak
sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal)
dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada
penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun
27
dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan
antara bank syariah dan pemilik dana (Yaya, Rizal, 2009).
2) Dalam fungsi sebagai investor, dapat dilihat dari segi
penyaluran dana. Sebagai investor, penanaman dana yang
dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-
sektor yang produktif dengan risiko yang minim dan tidak
melanggar ketentuan syariah. Selain itu, dalam
menginvestasikan dana bank syariah harus menggunakan
alat investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang
sesuai dengan syariah meliputi akad jual beli (murabahah,
salam, dan istishna), akad investasi (mudharabah dan
musyarakah) akad sewa-menyewa (ijarah dan IMBT) dan
akad lainnya yang dibolehkan oleh syariah (Yaya, Rizal,
2009).
3) Dalam fungsi sebagai jasa layanan keuangan, bank syariah
memberikan layanan kliring, inkaso, transfer, pembayaran
gaji, L/C, dan lain sebagainya (Yaya, Rizal, 2009).
4) Dalam fungsi sosial, bank syariah menggunakan dua
instrumen yaitu instrumen zakat, infaq, sadaqah dan wakaf
(ZISWAF) dan instrumen qardhul hasan. Instrumen
ZISWAF berfungsi untuk menghimpun ZISWAF dari
masyarakat, pegawai bank, serta bank itu sendiri sebagai
lembaga pemilik investor. ZISWAF selanjutnya disalurkan
28
kepada yang berhak dalam bentuk bantuan atau hibah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Instrumen qardhul hasan
berfungsi menghimpun dana dari penerimaan yang tidak
memenuhi kriteria yang halal serta dana infaq dan sadaqah
yang tidak diperuntukkan secara spesifik oleh yang memberi
(Yaya, Rizal, 2009).
d. Produk dan Jasa Bank Syariah
Produk dan jasa yang dipergunakan oleh perbankan
syariah di Indonesia dalam operasinya adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3
Skema Produk dan Jasa Bank Syariah
29
Keterangan:
1) Produk Penghimpunan Dana
a) Prinsip Wadiah
Akad penitipan barang/uang antara pihak yang
mempunyai barang/uang dengan pihak yang diberi
kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan,
keamanan, serta keutuhan barang/uang. Wadiah dibagi
atas dua, yaitu:
- Wadiah Yad Amanah adalah akad pentipan
barang/uang dengan pihak penerima tidak
diperkenankan menggunakan barang/uang yang
dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas
kerusakan/kehilangan barang titipan yang bukan
diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima
titipan. Produk dari akad ini adalah save deposit
box.
- Wadiah Yad Dhamanah adalah akad penitipan
barang/uang dengan pihak penerima titipan dengan
atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat
memanfaatkan barang/uang titipan dan harus
bertanggung jawab terhadap kehilangan/kerusakan
barang/uang titipan. Semua manfaat dan
keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan
30
barang/uang tersebut menjadi hak penerima titipan.
Produk dari akad ini adalah giro dan tabungan.
b) Prinsip Mudharabah
Akad bagi hasil ketika nasabah (shahibul maal)
sebagai pemilik modal menyediakan dana kepada bank
(mudharib) sebagai pengelola, untuk melakukan
aktifitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan
yang dihasilkan akan dibagi menurut kesepakatan yang
ditentukan sebelumnya dalam akad (Ascarya, 2008).
Mudharabah dibagi atas dua, yaitu:
- Mudharabah Muthlaqah adalah akad mudharabah
dimana pemilik dana memberikan kebebasan
kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasi.
Produk dari akad ini adalah deposito dan tabungan.
- Mudharabah Muqayyadah adalah akad
mudharabah dimana pemilik dana memberikan
batasan kepada pengelola dana mengenai tempat,
cara, dan objek investasi. Produk dari akad ini
adalah investasi khusus.
2) Produk Penyaluran Dana
a) Prinsip Jual Beli
- Murabahah
31
Akad jual beli antara bank (penjual) dan nasabah
(pembeli). Bank membeli barang yang diperlukan
nasabah yang bersangkutan sebesar harga pokok
ditambah dengan keuntungan (margin) yang
disepakati (Karim, Adiwarman, 2006).
Dalil Al-Qur‟an mengenai murabahah sebagai
berikut :
QS. Al-Baqarah [2] : 275 :
حشم الشبا ع الب أحل الل
"Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba…”
Hadits mengenai murabahah sebagai berikut :
“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka
sama suka”. (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah,
dinilai sahih oleh Ibnu Hibban).
- Salam
Akad jual beli barang pesanan antara pembeli
dengan penjual. Spesifikasi dan harga barang
pesanan disepakati di awal akad dan pembayaran
dilakukan di muka secara penuh. Apabila bank
bertindak sebagai pembeli dan pemesanan dilakukan
kepada pihak lain untuk menyediakan barang, maka
hal itu disebut Salam Paralel.
32
- Istishna
Akad jual beli barang antara pemesan dengan
penerima pesanan. Spesifikasi dan harga barang
pesanan disepakati di awal akad dengan
pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai
kesepakatan. Apabila bank bertindak sebagai
penerima pesanan dan penunjukan dilakukan
kepada pihak lain untuk membuat barang, maka hal
ini disebut Istishna Paralel.
Hadits mengenai istishna sebagai berikut :
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum
muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan
yang halal atau menghalalkan yang haram dan
kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat
mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang
halal atau menghalalkan yang haram”. (HR
Tarmidzi dari ‟Amr bin „Auf)
b) Prinsip Bagi Hasil
- Mudharabah
Akad kerja sama usaha antara bank (shahibul maal)
sebagai pemilik modal menyediakan dana kepada
nasabah (mudharib) sebagai pengelola, untuk
melakukan aktifitas produktif dengan syarat bahwa
33
keuntungan (nisbah) yang dihasilkan akan dibagi
menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya
dalam akad.
Dalil Al-Qur‟an mengenai mudharabah sebagai
berikut :
QS. Al-Baqarah [2] : 283 :
ربه اهلل وليتق أماوته، اؤتمه الذي فليإد بعضا بعضكم أمه فان
"Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian
yang lain, hendaklah yang dipercayai itu
menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya …”.
Hadits mengenai mudharabah sebagai berikut :
“Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli
tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan
mencampur gandum dengan jewawut untuk
keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual”. (HR
Ibnu Majah dari Shuhaib)
- Musyarakah
Akad kerjasama usaha patungan antara dua pihak
atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu
jenis usaha yang halal dan produktif. Keuntungan
(nisbah) dan risiko akan ditanggung bersama sesuai
kesepakatan.
34
c) Prinsip Sewa
- Ijarah
Akad sewa-menyewa yang dilandasi dengan adanya
perpindahan manfaat (hak guna), bukan
perpindahan kepemilikan (hak milik). Nasabah
yang membutuhkan suatu aset produktif dapat
mendatangi pemilik dana (bank) untuk membiayai
pembelian aset produktif tersebut, dan kemudian
disewakan kepada nasabah (Ascarya, 2008)
Dalil Al-Qur‟an mengenai ijarah sebagai berikut :
QS. Al-Baqarah [2] : 233 :
تن كن إرا سلوتن ها آت لادكن فلا جاح عل إى أسدتن أى تستشضعا أ
بوا تعولى بصش اعلوا أى الل اتما الل بالوعشف
"Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang
lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan
pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Melihat apa yang kamu kerjakan…”
Hadits mengenai ijarah sebagai berikut :
“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya
kering”. (HR Ibn Majah dari Ibnu Umar)
IMBT (Ijarah Muntahiya Bit-Tamlik)
35
Akad sewa-menyewa dengan perjanjian untuk
menjual atau menghibahkan objek sewa diakhir
periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan
alih kepemilikan objek sewa (Ascarya, 2008)
Dalil Al-Qur‟an mengenai IMBT sebagai
berikut:
QS. Az-Zukhruf [43] : 32 :
ا ن ف الحاة الذ ن هعشت ن مسوى سحوت سبك حي لسوا ب
ن بعضا سخشا تخز بعض ق بعض دسجاث ل ن ف سفعا بعض
ش هوا جوعىسح وت سبك خ
"Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat
Tuhanmu? Kami telah menentukan antara
mereka penghidupan mereka dalam kehidupan
dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa
derajat, agar sebagian mereka dapat
menggunakan sebagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan…”
Hadits mengenai IMBT sebagai berikut :
“Kami pernah menyewakan tanah dengan
(bayaran) hasil tanaman yang tumbuh pada parit
dan tempat yang teraliri air, maka Rasulullah
36
melarang kami melakukan hal tersebut dan
memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu
dengan emas atau perak (uang)”. (HR Ahmad,
Abu Daud, dan Nasa‟i dari Sa‟d Ibn Abi Waqqash
dengan teks Abu Daud)
3) Produk Jasa
a) Wakalah
Akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa (nasabah)
kepada penerima kuasa (bank) untuk melaksanakan
tugas atas nama nasabah. Produk dari akad ini adalah
L/C, inkaso, kliring, dan transfer uang (Karim,
Adiwarman, 2006)
Dalil Al-Qur‟an mengenai wakalah sebagai berikut :
QS. Al-Baqarah [2] : 283 :
سب لتك الل فئى أهي بعضكن بعضا فلؤد الزي اؤتوي أهات
"Maka, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang
lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya…”
Hadits mengenai wakalah sebagai berikut :
“Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi‟ dan
seorang Anshar untuk mengawinkan (Kabul perkawinan
37
Nabi) dengan Maimunah RA”. (HR Malik dalam Al-
Muwaththa)
b) Kafalah
Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak
kepada pihak lain sebagai pemberi jaminan atas
tanggungjawab pembayaran kembali suatu hutang yang
menjadi hak penerima jaminan. Produk dari akad ini
adalah bank garansi (Ascarya, 2008).
Dalil Al-Qur‟an mengenai kafalah sebagai berikut :
QS. Yusuf [12] : 72 :
صعن ا ب أ حول بعش لوي جاء ب اع الولك لالا فمذ ص
"Penyeru-penyeru itu berseru: “Kami kehilangan piala
raja dan barang siapa yang dapat mengembalikannya
akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta,
dan aku menjamin terhadapnya…”
Hadits mengenai kafalah sebagai berikut :
“Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW, jenazah
seorang laki-laki untuk dishalatkan. Rasulullah SAW
bertanya, „Apakah ia mempunyai utang?‟ Sahabat
menjawab, „Tidak‟. Maka beliau menyalatkannya.
Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun
bertanya, „Apakah ia mempunyai utang? Sahabat
menjawab, „Ya‟. Rasulullah berkata, „Shalatkanlah
38
temanmu itu‟. (Beliau sendiri tidak mau
menyalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, „Saya
menjamin utangnya, ya Rasulullah‟. Maka Rasulullah
pun menyalatkan jenazah tersebut”. (HR Bukhari dari
Salamah bin Akwa‟)
c) Hawalah
Akad pengalihan utang/piutang dari orang yang
berhutang/berpiutang kepada orang lain yang wajib
menanggungnya atau menerimanya. Produk dari akad
ini adalah anjak piutang (Ascarya, 2008).
Hadits mengenai hawalah sebagai berikut :
“Menunda-nunda pembayaran utang yang dilakukan
oleh orang mampu adalah suatu kezaliman. Maka, jika
seseorang di antara kamu dialihkan hak penagihan
piutangnya (di-hawalah-kan) kepada pihak yang
mampu, terimalah”. (HR Bukhari dari Abu Hurairah)
d) Rahn
Akad penyerahan barang/harta dari nasabah kepada
bank sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.
Dalil Al-Qur‟an mengenai rahn sebagai berikut :
QS. Al-Baqarah [2] : 283 :
اى همبضت لن تجذا كاتبا فش تن على سفش إى ك
"Dan apabila kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak
39
memperoleh seorang juru tulis, maka hendaklah ada
barang tanggungan yang dipegang...”
Hadits mengenai rahn sebagai berikut :
“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik
yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan
menanggung risikonya”. (HR Al-Syafi‟i, Al-Daraquthni,
dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)
e) Qardh
Akad pinjaman dari bank kepada pihak tertentu yang
wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai
pinjaman tanpa mengharapkan imbalan.
Dalil Al-Qur‟an mengenai qardh sebagai berikut :
QS. Al-Baqarah [2] : 282 :
ي إلى أجل هسوى فاكتب تن بذ ا الزي آها إرا تذا ا أ
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu‟amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya...”
Hadits mengenai qardh sebagai berikut :
“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang
mampu adalah suatu kezaliman”. (HR Jama‟ah)
f) Sharf
40
Akad jual beli suatu valuta dengan valuta lain. Produk
dari akad ini adalah penukaran uang (money changer)
(Ascarya, 2008).
g) Ujr
Akad pemberian upah/imbalan yang diberikan atau yang
diminta atas suatu pekerjaan yang dilakukan. Produk
pada akad ini adalah penggajian, penyewaan safe
deposit box, penggunaan ATM (Ascarya, 2008).
e. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Tabel 2.1
Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Karakteristik Sistem Bank Syariah Sistem Bank Konvensional
Kerangka
Bisnis
Fungsi dan operasi
didasarkan pada hukum
Syariah.
Fungsi dan operasi
didasarkan pada prinsip
sekuler dan tidak
didasarkan pada hukum
atau aturan agama
Melarang
bunga dalam
pembiayaan
Pembiayaan berorientasi
pada prinsip pembelian dan
penjualan asset, dimana
harga pembelian termasuk
profit margin dan bersifat
tetap dari semula.
Pembiayaan berorientasi
pada bunga dan ada bunga
tetap atau bergerak yang
dikenakan kepada orang
yang menggunakan uang.
Melarang Penyimpanan berorientasi Nasabah berorientasi pada
41
Karakteristik Sistem Bank Syariah Sistem Bank Konvensional
bunga pada
penyimpanan
pada pembagian keuntungan
atau kerugian dimana
investor dibagi presentase
keuntungan yang tetap
ketika hal itu terjadi.
bunga dan investor
diyakinkan untuk
menentukan dari semula
tingkat bunga dengan
jaminan pembayaran
kembali pokok
pembayaran.
Pembagian
pembiayaan
dan risiko
yang sama
Bank menawarkan
kesamaan pembiayaan
untuk suatu usaha/proyek.
Kerugian dibagi
berdasarkan persentase
bagian yang disertakan,
sedangkan keuntungan
berdasarkan persentase yang
sudah ditentukan diawal.
Tidak secara umum
menawarkan tapi
memungkinkan untuk
perusahaan modal venture
dan investment banks.
Zakat Bank tidak boleh
membiayai bisnis yang
terlibat dalam perjudian dan
penjualan minuman keras.
Salah satu fungsi bank islam
adalah mengumpulkan dan
mendistribusikan zakat.
Tidak berhubungan dengan
zakat.
Penalty on
Default
Tidak mengenakan
tambahan uang dari
kegagalan membayar.
Biasanya dikenakan
tambahan biaya (dihitung
dari tingkat bunga) pada
kasus kegagalan membayar.
42
Karakteristik Sistem Bank Syariah Sistem Bank Konvensional
Melarang
Gharar
Transaksi dari kegiatan
yang mengandung unsure
perjudian dan spekulasi
sangat dilarang.
Perdagangan dan perjanjian
dari segala jenis derivative
atau yang mengandung
unsure spekulasi diizinkan.
Customer
Relations
Status bank dalam berelasi
dengan clients sebagai
partner/investor dan
entrepeneur/pengusaha.
Status bank dalam berelasi
dengan clients sebagai
kreditur dan debitur.
Sumber: Rivai dan Arifin (2010)
Perbedaan mendasar diantara keduanya terletak pada prinsip
operasional yang digunakannya. Jika dalam bank syariah secara operasional
berdasarkan prinsip bagi hasil, sedangkan dalam bank konvensional
berdasarkan bunga. Dengan kata lain, kedudukan bank syariah dalam
hubungannya dengan nasabah sebagai mitra investor dan pedagang atau
pengusaha, sedangkan pada bank konvensional sebagai kreditur dan debitur.
Berikut ini beberapa perbedaan antara bagi hasil dan bunga:
Tabel 2.2
Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga
BAGI HASIL BUNGA
- Penentuan besarnya rasio/nisbah
bagi hasil dibuat pada waktu akad
dengan berpedoman pada
kemungkinan untung rugi.
- Penentuan bunga dibuat pada
awal transaksi dengan asumsi
harus selalu untung.
- Besarnya rasio bagi hasil
berdasarkan pada jumlah
keuntungan yang diperoleh.
- Besarnya persentase
berdasarkan jumlah uang
43
BAGI HASIL BUNGA
(modal) yang dipinjamkan.
- Bagi hasil bergantung pada
keuntungan proyek yang
dijalankan. Bila usaha merugi,
kerugian akan ditanggung
bersama oleh kedua belah pihak.
- Pembayaran bunga tetap
seperti yang dijanjikan tanpa
pertimbangan apakah proyek
yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.
- Jumlah pembagian laba
meningkat sesuai dengan
peningkatan jumlah pendapatan.
- Jumlah pembayaran bunga
tidak meningkat sekalipun
jumlah keuntungan berlipat
atau keadaan ekonomi sedang
“booming”.
- Tidak ada yang meragukan
keabsahan bagi hasil.
- Eksistensi bunga diragukan
(kalau tidak dikecam) oleh
semua agama, termasuk
Islam.
Sumber: Syafi‟I Antonio (2001)
2. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam
data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan
secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan
rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank
pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai
tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut.
Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan dalam
neraca publikasi diantaranya meliputi:
a. Rasio Solvabilitas (Permodalan)
44
Untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi
kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank.
b. Rasio Profitabilitas
Yaitu alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi
usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang
bersangkutan, (Sumitro Warkum, 2004) menambahkan bahwa
penilaiannya adalah perbandingan laba/rugi dalam 12 bulan
terakhir terhadap rata-rata volume usaha.
c. Rasio Likuiditas
Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya.
Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih yang telah
dicapai manajemen dari berbagai kebijakan dan keputusan.
Tingkat efisiensi manajerial bank ditentukan oleh besarnya
tingkat keuntungan bersih bank. Net income atau tingkat
keuntungan bersih yang dihasilkan bank dipengaruhi oleh
beberapa faktor, baik faktor yang dapat dikendalikan, maupun
faktor yang tidak dapat dikendalikan. Ada dua rasio yang biasa
dipakai untuk mengukur kinerja bank, yaitu Return On Assets
(ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA membandingkan
45
antara pendapatan bersih dengan rata-rata aktiva. Sedangkan
ROE merupakan perbandingan antara pendapatan bersih dengan
rata-rata modal (Muhammad, 2005).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih mementingkan
penilaian besarnya Return on Asset (ROA) dan tidak memasukan
unsur Return On Equity (ROE) dalam menentukan tingkat
kesehatan bank. Hal ini dikarenakan Otoritas Jasa Keuangan
yang berkedudukan sebagai pengawas dan pembina perbankan
lebih mengutamakan nilai profitabilitas bank yang diukur dari
aset yang sebagian besar dananya berasal dari dana simpanan
masyarakat. Oleh karena itulah ROA dipilih sebagai indikator
dalam mengukur kinerja keuangan perbankan (Dendawijaya,
2005).
1) Return On Asset (ROA)
ROA merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
laba secara keseluruhan (Dendawijaya, 2003). Semakin besar
Return On Asset (ROA), semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai bank tersebut dan menunjukkan
kinerja perusahaan yang semakin baik.
Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba
sebelum pajak terhadap rata-rata total aset. Semakin besar
ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
46
bank (Almilia, 2005). Standarisasi yang ditetapkan OJK untuk
rasio ROA adalah 1.5%.
Rumus ROA adalah sebagai berikut:
ROA = Laba Sebelum Pajak x 100%
Total Aset
2) Financing to Deposit Ratio (FDR)
Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah
perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank
dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank
(Muhammad, 2005). Rasio FDR yang analog dengan Loan to
Deposit Ratio (LDR) pada bank konvensional adalah rasio
yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang
diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2003).
Standarisasi yang ditetapkan OJK untuk rasio FDR adalah
85% - 110%.
Rumus FDR adalah sebagai berikut:
FDR = Total Pembiayaan x 100%
Dana Pihak Ketiga
3) Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin adalah perbandingan antara
pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva
47
produktifnya (Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004).
Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang
diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang
diterima dari kegiatan operasionalnya. Dalam bank syariah,
NIM dapat juga dinamakan Net Operating Margin (NOM)
karena dalam syariah tidak menganut prinsip bunga. Semakin
besar NIM pada suatu bank, semakin baik pula kinerja bank
tersebut, karena NIM berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba. Rasio ini juga dapat dikatakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola
aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga
bersih (Iqbal, Muhammad, 2013). Standarisasi yang
ditetapkan OJK untuk rasio NIM adalah 6% keatas.
Rumus NIM adalah sebagai berikut:
NIM = Pendapatan Bunga Bersih x 100%
Rata-rata Aktiva Produktif
4) Non Performing Financing (NPF)
Non Performing Financing (NPF) yang analog dengan
Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional
merupakan rasio keuangan yang bekaitan dengan risiko
kredit. NPF menunjukan kemampuan manajemen bank dalam
mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank.
48
Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin
semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan
jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit
dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak
ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit
bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar,
diragukan dan macet (Almilia, 2005). Standarisasi yang
ditetapkan OJK untuk rasio NPF adalah 3.52% atau dibawah
5%.
Rumus NPF adalah sebagai berikut:
NPF = Pembiayaan Bermasalah x 100%
Total Pembiayaan
5) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional
(BOPO) merupakan perbandingan antara total biaya
operasional dan total pendapatan operasional. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat
kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai
perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana
(misalnya dana masyrakat), maka biaya dan pendapatan
operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil
49
bunga (Dendawijaya, 2003). Semakin kecil rasio ini berarti
semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank
yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam
kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia, 2005). Dengan
demikian efisiensi operasi suatu bank yang diproksikan
dengan rasio BOPO akan mempengaruhi kinerja bank
tersebut. Standarisasi yang ditetapkan OJK untuk rasio BOPO
adalah dibawah 90%.
Rumus BOPO adalah sebagai berikut:
BOPO = Biaya Operasional x 100%
Pendapatan Operasional
3. Bank Umum Syariah Devisa
Klasifikasi bank menurut transaksi valuta asing, bank di bagi
menjadi Bank Devisa yaitu bank yang menggunakan lebih dari satu
mata uang dalam transaksi perbankan, dan Bank Non Devisa yaitu
bank yang hanya menggunakan satu mata uang (rupiah) dalam
transaksi perbankan.
Ada dua jenis bank yang dikelompokan berdasarkan kapasitas
kegiatannya. Dalam hal ini adalah kegiatan dalam bentuk valuta asing
(valas). Maka dikenal kelompok bank yang dinamakan bank devisa
dan bank non devisa baik untuk bank konvensional ataupun bank
syariah.
50
Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan
dari Otoritas Jasa Keuangan untuk dapat melakukan kegiatan usaha
perbankannya dalam kegiatan valuta asing. Bank yang tergolong
kedalam bank devisa, bisa memberikan layanan yang berkaitan
dengan mata uang asing misalnya transfer keluar negeri, transaksi
eksport import, jual beli valuta asing, serta jasa-jasa valuta asing
lainnya.
Jadi jelas perbedaan antara bank devisa dan bank non devisa
adalah bahwa bank non devisa tidak bisa melakukan kegiatan usaha
yang berhubungan dengan kegiatan usaha valuta asing.
Bank Syariah di Indonesia yang tergolong bank devisa adalah:
a. PT. BANK BNI SYARIAH
b. PT. BANK MUAMALAT INDONESIA
c. PT. BANK SYARIAH MANDIRI
d. PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA
51
B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
1. Hubungan FDR dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa
FDR adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan
bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukan oleh
perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan seluruh
dana yang berhasil dihimpun. Rasio ini merupakan teknik atau
kemampuan likuiditas bank (Savitri, 2011). Semakin tinggi FDR
maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut
mampu menyalurkan dananya dengan efektif), dengan meningkatnya
laba bank, maka kinerja bank juga meningkat.
Apabila suatu bank memiliki rasio FDR sebesar 85%
(dibawah standar ideal) maka dapat diartikan bank hanya
menyalurkan 85% dari seluruh dana yang dihimpun. Di sisi lain
apabila rasio FDR mencapai lebih dari 110%, dapat dikatakan bahwa
bank melampaui batas ideal yang telah ditetapkan. FDR dihitung dari
pembiayaan dibagi dengan dana pihak ketiga, apabila dana dari pihak
ketiga yang berhasil dihimpun tinggi maka penyaluran pembiayaan
juga tinggi, pembiayaan tinggi dapat menghasilkan laba yang tinggi
pula, sehingga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Jika
rasio FDR yang dimiliki oleh bank sesuai dengan batas ideal maka
laba yang diperoleh bank akan meningkat (Sangia, 2012). Tetapi
apabila rasio FDR rendah berarti menunjukan kurangnya efektifitas
bank dalam menyalurkan pembiayaan, sehingga likuiditas bank
52
menjadi rendah. Hal ini didukung dengan hasil penelitian dari Slamet
Riyadi (2014) dan Dhian Dayinta (2012) menyatakan bahwa FDR
berpengaruh positif terhadap ROA Bank Syariah.
2. Hubungan NIM dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa
Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP
tanggal 31 Mei 2004, NIM adalah perbandingan antara pendapatan
bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya. Semakin besar
NIM pada suatu bank, semakin baik pula kinerja bank tersebut,
karena NIM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Rasio
ini juga dapat dikatakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan
pendapatan bunga bersih (Iqbal, Muhammad, 2013). Semakin besar
bunga bersih yang dihasilkan bank maka profitabilitas bank yang
ditunjukkan oleh besarnya ROA juga semakin besar. Hal ini
didukung dengan hasil penelitian dari Okky Paulin dan Sudarso
Kaderi Wiryono (2014) menyatakan bahwa NIM berpengaruh positif
terhadap ROA Bank Syariah.
3. Hubungan NPF dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa
NPF merupakan rasio keuangan yang berhubungan dengan
besarnya risiko kredit yang dialami oleh suatu bank. Dalam hal ini
yang dimaksud dengan risiko kredit adalah kemungkinan gagal bayar
dan tidak dilunasinya pembiayaan yang terima dari nasabah. Semakin
tinggi NPF pada suatu bank berarti menandakan bahwa bank tersebut
53
memiliki risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank. Sehingga
semakin besar NPF suatu bank akan mengakibatkan profitabilitas
(ROA) bank menjadi turun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya
biaya yang dikeluarkan bank yaitu biaya pencadangan aktiva
produktif yang dibutuhkan menjadi lebih tinggi (Rivai, 2010).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif
terhadap profitabilitas bank syariah. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Dhian Dayinta (2011) dan Jaka Sriyana (2014)
yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA
Bank Syariah.
4. Hubungan BOPO dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa
Biaya Operasional terhaadap Pendapatan Operasional
(BOPO) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur
tingkat efisiensi dan efektivitas bank dalam menjalankan kegiatan
operasionalnya. Rasio BOPO ini mengukur kemampuan pendapatan
operasional dalam menutup biaya operasional, dari nilai BOPO ini
dapat dilihat kondisi kinerja bank yang bersangkutan. Menurut
Sangia (2012) rasio BOPO merupakan upaya sebuah bank untuk
meminimalkan risiko operasional, yang merupakan ketidakpastian
dalam kegiatan usaha yang dijalankan oleh bank. Risiko operasional
berasal dari kerugian dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa
dan produk-produk yang ditawarkan.
54
Apabila rasio BOPO pada suatu bank tinggi maka berarti
biaya yang dikeluarkan bank untuk operasional lebih besar daripada
pendapatan operasional yang masuk ke bank. Apabila pendapatan
operasional bank kecil maka tingkat profitabilitas (ROA) bank
menjadi rendah. Hal ini menunjukan adanya hubungan yang
berlawanan antara BOPO dengan tingkat profitabilitas (ROA) suatu
bank yang sejalan dengan penelitian Joni Susilowibowo (2013) dan
Shinta Amalina (2015) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh
negatif terhadap ROA Bank Syariah.
C. Penelitian Terdahulu
Berbagai macam penelitian telah banyak dilakukan. Penelitian
yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat digunakan sebagai
dasar teori dan penguat dalam pembentukan hipotesis penelitian.
Beberapa penelitian terdahulu yang telah diringkas dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Yang Diteliti
Alat
Statistik
Hasil Penelitian
1. Slamet
Riyadi,
Agung
Yulianto
(2014)
Pengaruh
Pembiayaan
Bagi Hasil,
Pembiayaan
Jual Beli,
FDR, dan
NPF
Terhadap
Dependen:
Profitabilitas
(ROA) BUS
Independen:
Pembiayaan
Bagi Hasil,
Pembiayaan
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Pembiayaan bagi
hasil
berpengaruh (-)
terhadap ROA.
Pembiayaan jual
beli dan NPF
tidak
berpengaruh
55
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah
Devisa di
Indonesia
Jual Beli,
FDR dan
NPF
terhadap ROA.
FDR
berpengaruh (+)
terhadap ROA.
2. Nikmatu
s
Sholihah
dan Jaka
Sriyana
(2014)
Profitabilitas
Bank Syariah
Pada Kondisi
Biaya
Operasional
Tinggi
Dependen:
ROA
Independen:
CAR,
BOPO, NPF,
FDR, dan
NIM
Analisis
Panel
Data
CAR dan FDR
tidak
berpengaruh
secara signifikan
terhadap ROA.
BOPO dan NPF
berpengaruh (-)
terhadap ROA.
NIM
berpengaruh (+)
terhadap ROA.
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Yang Diteliti
Alat
Statistik
Hasil Penelitian
3. Fitri
Zulifiah,
Joni
Susilowi
bowo
(2013)
Pengaruh
Inflasi, BI
Rate, CAR,
NPF, BOPO
Terhadap
Profitabilitas
Bank Umum
Syariah
Periode 2008-
Dependen:
ROA
Independen:
Inflasi, BI
Rate, CAR,
NPF dan
BOPO
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Inflasi, BI Rate,
CAR, NPF dan
BOPO
berpengaruh
secara simultan
terhadap ROA.
Inflasi tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
4. Dhian
Dayinta
Pratiwi
(2012)
Pengaruh
CAR, BOPO,
NPF dan FDR
Terhadap
ROA Bank
Umum
Syariah
Dependen:
ROA
Independen:
CAR,
BOPO, NPF,
dan FDR
Analisis
Regresi
Berganda
CAR
berpengaruh (-)
terhadap ROA.
BOPO dan NPF
berpengaruh (-)
terhadap ROA.
FDR
berpengaruh (+)
terhadap ROA.
5. Suryani
(2011)
Analisis
Pengaruh
FDR
Terhadap
Profitabilitas
Dependen:
Profitabilitas
Perbankan
Syariah
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
dengan
FDR tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
56
Perbankan
Syariah di
Indonesia
Independen:
FDR
program
EVIEWS
6. Muh.
Sabir. M,
Muham
mad Ali,
Abd.
Hamid
Hebbe
(2012)
Pengaruh
Rasio
Kesehatan
Bank
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Bank Umum
Syariah dan
Bank
Konvensional
di Indonesia
Dependen:
ROA
Independen:
CAR,
BOPO,
NIM/NOM,
NPF/NPL,
FDR/LDR
Analisis
Regresi
Berganda
dan Uji
Beda
CAR dan NPF
tidak berpengaruh
terhadap ROA.
BOPO
berpengaruh (-)
terhadap ROA,
NIM dan FDR
berpengaruh (+)
terhadap ROA
pada Bank Umum
Syariah di
Indonesia.
CAR dan NIM
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Yang Diteliti
Alat
Statistik
Hasil Penelitian
berpengaruh (+)
terhadap ROA.
BOPO tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
NPL dan LDR
berpengaruh (-)
terhadap ROA
pada Bank
Konvensional di
Indonesia.
7. Erika
Amelia
(2015)
Financial
Ratio and Its
Influence to
Profitability
in Islamic
Banks
Dependen:
ROA
Independen:
CAR, NPF,
FDR, BOPO
Analisis
Regresi
Berganda
CAR, NPF, FDR
dan BOPO secara
simultan
berpengaruh
terhadap ROA.
CAR, NPF, dan,
FDR tidak
berpengaruh
signifikan
terhadap ROA.
BOPO
berpengaruh (-)
57
terhadap ROA.
8. Shinta
Amalina
Hazrati
Havidza
nd
Chandra
Setiawan
(2015)
The
Determinants
of ROA of
Full-Fledged
Islamic Banks
in Indonesia
Dependen:
ROA
Independen:
FDR, Debt to
Total Asset
Ratio
(DTAR),
CAR, Size,
BOPO
Analisis
Regresi
Berganda
FDR, Debt to
Total Asset Ratio,
CAR, Size, dan
BOPO memiliki
pengaruh yang
signifikan secara
simultan terhadap
ROA.
FDR, DTAR, dan
CAR berpengaruh
(+) terhadap
ROA. Size dan
BOPO
berpengaruh (-)
terhadap ROA.
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Yang Diteliti
Alat
Statistik
Hasil Penelitian
9. Okky
Paulin,
Sudarso
Kaderi
Wiryono
(2014)
Determinants
Of Islamic
Bank‟s
Profitability
In Indonesia
For 2009-
2013
Dependen:
ROA
Independen:
NPF, BOPO,
NIM, FDR,
PPAP, NPA,
EA, LIQD
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
NPF, BOPO,
NIM, FDR, PPAP
Kepatuhan, NPA,
EA, dan LIQD
berpengaruh
signifikan secara
simultan terhadap
ROA. BI rate dan
BOPO
berpengaruh (-)
terhadap ROA.
CAR, dan NPF
berpengaruh (+)
terhadap ROA.
10. M.
Shohibul
Wafa
(2014)
Analisis
Pengaruh
DPK,
Kecukupan
Modal, FDR,
Efisiensi
Operasi,
NIM, dan
Dependen:
ROA
Independen:
DPK,
Kecukupan
Modal, FDR,
Efisiensi
Operasi,
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
DPK, NIM, NPF,
dan FDR tidak
berpengaruh
terhadap ROA.
CAR berpengaruh
(+) terhadap
ROA. BOPO
berpengaruh (-)
58
Pembiayaan
Bermasalah
Terhadap
Profitabilitas
BUS Non
Devisa
NIM, dan
Pembiayaan
Bermasalah
terhadap ROA.
Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori
yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan
gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau
alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka
pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan
atau gabungan keduanya (Abdul Hamid, 2010).
59
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran
Uji Asumsi Klasik
FDR (X1)
NIM (X2)
NPF (X3)
BOPO (X4)
Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia
Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)
pada
ROA (Y)
Model Estimasi Data Panel
Fixed Effect Random Effect Pooled Least Square
Pemilihan Model Regresi Panel
Uji Chow Uji Hausman
Heterokedastisitas Normalitas Multikolonieritas
Uji Signifikansi
Uji t Adjusted R2 Uji F
Interpretasi
60
E. Hipotesis
Menurut Umi Narimawati (2008), hipotesis merupakan kebenaran yang
perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai
kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Sesuai dengan kerangka
pemikiran dan untuk memberi arah pada proses penelitian, di dalam penelitian
ini akan diuji Hipotesis sebagai berikut:
H1 : Diduga FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
H2 : Diduga NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
H3 : Diduga NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
H4 : Diduga BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.
61
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Penelitian
dilakukan dimulai dari pengumpulan data yang berhubungan langsung
dengan objek penelitian, menginventarisasikan, mengolah data hingga
akhirnya diperoleh gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang
diteliti.
Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh FDR, NIM,
NPF dan BOPO terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah
Devisa selama periode Maret 2011 sampai dengan Desember 2015. Data
yang diambil merupakan data triwulan. Sedangkan jenis data yang penulis
gunakan pada penelitian ini adalah data cross section dan time series.
Di bawah ini merupakan daftar Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia:
Tabel 3.1
Data Bank Umum Syariah Devisa
No. Nama Perusahaan Kode
1 Bank Muamalat Indonesia BMI
2 Bank Syariah Mandiri BSM
3 Bank Negara Indonesia Syariah BNIS
4 Bank Syariah Mega Indonesia BSMI
Sumber data : Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia
61
62
B. Metode Penentuan Sampel
Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode sensus, Sensus adalah cara pengumpulan data apabila
seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh
tersebut merupakan hasil pengolahan sensus disebut sebagai data yang
sebenarnya (true value), atau sering juga disebut parameter (J. Supranto,
2008). Penggunaan metode sensus adalah mengumpulkan data dari seluruh
Bank Umum Syariah Devisa yang terdaftar di Bank Indonesia, yaitu Bank
Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia
Syariah, dan Bank Mega Syariah Indonesia. Periode yang digunakan dalam
penelitian ini diambil dari lima tahun terakhir karena data yang diperoleh
masih update, dan laporan keuangan yang diolah pada penelitian ini adalah
laporan keuangan triwulan dikarenakan masih sedikit penelitian yang
menggunakan data triwulan, lebih banyak yang menggunakan data tahunan.
Oleh karena itu, penulis menentukan periode pada penelitian ini adalah
Maret 2011 – Desember 2015. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
jenis data cross section dan data time series berskala triwulan yaitu dari
bulan Maret 2011 – Desember 2015.
C. Metode Pengumpulan Data
1. Field Research
Data yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data
pada penelitian ini adalah data sekunder dengan skala triwulan yaitu dari
63
63
Maret 2011 sampai Desember 2015. Menurut Tony Wijaya (2013), data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan
bersifat pakai. Data-data sekunder yang digunakan penulis adalah data-
data yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilaksanakan
dan bersumber dari website bank terkait yaitu Bank Muamalat Indonesia,
Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia Syariah dan Bank
Syariah Mega Indonesia. Data-data sekunder yang digunakan oleh
penulis adalah sebagai berikut:
a. Data Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah
Devisa setiap triwulan selama periode Maret 2011 sampai dengan
Desember 2015 diperoleh dari laporan keuangan triwulan pada bank
terkait.
b. Data Net Interest Margin (NIM) Bank Umum Syariah Devisa
setiap triwulan selama periode Maret 2011 sampai dengan
Desember 2015 diperoleh dari laporan keuangan triwulan pada bank
terkait.
c. Data Non Performing Financing (FDR) Bank Umum Syariah
Devisa setiap triwulan selama periode Maret 2011 sampai dengan
Desember 2015 diperoleh dari laporan keuangan triwulan pada bank
terkait.
d. Data Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Bank
Umum Syariah Devisa setiap triwulan selama periode Maret 2011
64
sampai dengan Desember 2015 diperoleh dari laporan keuangan
triwulan pada bank terkait.
2. Library Research
Library Research merupakan teknik pengambilan data yang
dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis
literature yang bersumber dari buku, jurnal, dan skripsi yang berkaitan
dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan
teori dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan
membaca dan mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.
3. Internet Research
Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau
pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau
kadaluarsa, karena ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan
penelitian dengan menggunakan teknologi yang juga berkembang yaitu
internet. Sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai
dengan perkembangan zaman.
D. Metode Analisis Data
Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang sesuai
dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang
menekankan pada angka-angka dalam penelitiannya. Dari data angka yang
telah diperoleh maka diharapkan dapat memberikan kesimpulan yang tepat.
65
1. Metode Data Panel
Menurut Winarno (2011), data panel atau pooled data merupakan
data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut
waktu (berdasar waktu). Analisis regresi data panel adalah analisis
regresi yang didasarkan pada data panel untuk mengamati hubungan
antara variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen).
Model dengan data cross section :
Yi = α + β Xi + Ɛ i ; i = 1,2,...,N
N = Banyaknya data cross section
Model dengan data time series :
Yt = α + β Xt + Ɛ i ; t = 1,2,...,T
T = Banyaknya data time series
Melihat data panel merupakan gabungan antara data cross section
dan data time series maka model yang dapat disimpulkan adalah sebagai
berikut :
Yit = α + β Xit + Ɛ it ; I = 1,2,...,N; t = 1,2,...,T
Dimana :
N = Banyaknya data cross section
T = Banyaknya data time series
N x T = Banyaknya data panel
Keunggulan penggunaan metode data panel dibandingkan metode
cross section atau time series adalah:
66
a. Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam
tiap individu.
b. Dengan data panel, data lebih informasif, lebih bervariasi,
mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan derajat
kebebasan (degree of freedom), dan lebih efisien.
c. Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan
dinamis dibandingkan dengan studi berulang dari cross section.
d. Data panel lebih mendeteksi dan mengukur efek yang secara
sederhana tidak dapat diukur oleh data time series atau cross
section.
e. Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih
kompleks.
f. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi
individu atau perusahaan karena unit data lebih banyak.
2. Pemodelan Data Panel
Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam
mengestimasi data panel, yaitu : 1) pendekatan OLS biasa (Pooled Least
Square), 2) pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan 3)
pendekatan efek acak (Random Effect Model).
a. Pendekatan Pooled Least Square (PLS)
Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana
karena menggabungkan data cross section dan data time series
sebagai analisisnya. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan
67
dimensi antar individu maupun rentang waktu, sehingga model ini
dapat pula disebut sebagai model OLS biasa karena menggunakan
kuadrat terkecil.
b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)
Metode efek tetap ini dapat menunjukan perbedaan antar
objekmeskipun dengan regresor yang sama. Model ini dikenal
dengan model regresi Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap ini
dimaksudkan adalah bahwa suatu objek, memiliki konstan yang
tetap besarannya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga
dengan koefisien regresinya, tetap besaranya dari waktu ke waktu
(time invariant).
Keuntungan metode efek tetap ini adalah dapat membedakan
efek individual dan efek waktu dan tidak perlu mengasumsikan
bahwa komponen eror tidak berkolerasi dengan variabel bebas yang
mungkin sulit dipenuhi. Dan kelemahan metode efek tetap ini adalah
ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi
tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan
sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain.
c. Pendekatan Random Effect Model (REM)
Keputusan untuk memasukan variabel boneka dalam model
efek tetap (fixed effect) tidak dapat dipungkiri akan dapat
menimbulkan konsekuensi (trade off). Penambahan variabel boneka
68
ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan (degree of
freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari
parameter yang diestimasi. Model panel data yang didalamnya
melibatkan kolerasi antar error term karena berubahnya waktu
karena berbedanya observasi dapat diatasi dengan pendekatan model
komponen eror (error component model) atau disebut juga model
efek acak (random effect).
Metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode
efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model
mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu,
metode efek menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan
antar waktu dan antar objek. Syarat untuk menganalisis efek random
yaitu objek data silang harus lebih besar dari pada banyaknya
koefisien (Winarno, 2007).
3. Pemilihan Model Data Panel
Ada dua tahap dalam memilih metode dalam data panel. Pertama
kita harus membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu. Kemudian
dilakukan uji F-test. Jika hasil menunjukkan model PLS yang diterima,
maka model PLS lah yang akan dianalisa. Tapi jika model FEM yang
diterima, maka tahap kedua dijalankan, yakni melakukan perbandingan
lagi dengan model REM. Setelah itu dilakukan pengujian dengan
Hausman test untuk menentukan metode mana yang akan dipakai,
apakah FEM atau REM.
69
a. Uji Chow
Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least
Square (PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi.
Relatif terhadap Fixed Effect Model, Pooled Least Square adalah
restricted model dimana ia menerapkan intercept yang sama untuk
seluruh individu. Padahal asumsi bahwa setiap unit cross section
memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat
dimungkinkan saja setiap unit tersebut memiliki perilaku yang
berbeda. Untuk mengujinya dapat digunakan restricted F-test,
dengan hipotesis sebagai berikut:
H0: Model Pooled Least Square (PLS)
H1: Model Fixed Effect (FEM)
Jika nilai F-hitung > F-tabel, atau nilai probabilitas (P-Value)
< a 5%, maka H0 ditolak, artinya model panel yang baik untuk
digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0
diterima, maka model Pooled Least Square yang dipakai dan
dianalisis. Namun jika H0 ditolak, maka model FEM harus diuji
kembali untuk memilih apakah memakai model FEM atau REM
baru dianalisis.
70
b. Uji Hausman
Ada beberapa pertimbangan teknis empiris yang dapat
digunakan sebagai panduan untuk memilih antara Fixed Effect
Model atau Random Effect Model yaitu:
1) Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (jumlah
unit cross section) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh
berbeda. Dalam hal ini pilihan umumnya akan didasarkan pada
kenyamanan perhitungan, yaitu FEM.
2) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua pendekatan
dapat berbeda signifikan. Jadi, apabila kita meyakini bahwa unit
cross section yang kita pilih dalam penelitian diambil secara
acak (random) maka REM harus digunakan. Sebaliknya, apabila
kita meyakini bahwa unit cross section yang kita pilih dalam
penelitian tidak diambil secara acak maka kita menggunakan
FEM.
3) Apabila cross section error component (€i) berkorelasi dengan
variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan REM
akan bias sementara parameter yang diperoleh dengan FEM
tidak habis.
4) Apabila N dan T kecil, dan apabila asumsi yang mendasari
REM dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien dibandingkan
tidak bias.
71
Keputusan penggunaan FEM dan REM dapat pula ditentukan
dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan dengan
Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan
menggunakan Chi-square statistik sehinggan keputusan
pemilihan model akan dapat ditentukan secara statistik.
Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:
H0 : Model Random Effect (REM)
H1 : Model Fixed Effect (FEM)
Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Hausman test
dibandingkan dengan Chi-square statistik dengan df = k, dimana
k adalah jumlah koefesien variabel yang diestimasi atau nilai
probabilitas (P-Value) < a 5%,. Jika hasil dari Hausman test
signifikan, maka H0 ditolak, maka Fixed Effect Model yang
digunakan.
4. Uji Asumsi Klasik
Terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum di
lakukannya regresi, hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah data
terbebas dari masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
autokorelasi. Uji asumsi klasik ini penting dilakukan untuk menghasilkan
estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum (Best
Linier Unbiased Estimator – BLUE), yang berarti model regresi tidak
mengandung masalah. Untuk itu perlu dibuktikan lebih lanjut apakah
72
model regresi yang digunakan sudah memenuhi asumsi tersebut. Asumsi
– asumsi tersebut antara lain:
a. Uji Normalitas
Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data
berdistribusi normal. Untuk menguji data apakah terdistribusi
normal dengan menggunakan histogram dan uji Jarque-Bera.
Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah
data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness
dan kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya
bersifat normal. Dengan H0 pada data berdistribusi normal, uji
Jarque-Bera didistribusikan dengan X2
derajat bebas (degree of
freedom) sebesar 2. Probability menunjukan kemungkinan Jarque-
Bera melebihi (dalam nilai absolut) nilai terobservasi dibawah
hipotesis nol. Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan
pada penolakan hipotesis nol distribusi normal. Pada angka
Jarque-Bera diatas nilai probabilitas (5%), maka kita dapat
menolak H0 bahwa data terdistribusi normal (Winarno, 2011).
b. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier
antar variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel
independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada
persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel
dependen dan satu variabel independen) (Winarno, 2011).
73
Menurut Singgih Santoso (2010), multikolinearitas
mengandung arti bahwa antar variabel independen yang terdapat
dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati
sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1).
Indikasi multikolinearitas ditunjukkan dengan beberapa
informasi antara lain:
1) Nilai R2
tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak
signifikan.
2) Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel
independen, apabila koefisien rendah maka tidak terdapat
multikolinearitas.
3) Dengan melakukan regresi auxiliary, yaitu regresi yang dapat
digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau lebih)
variabel independen yang secara bersama-sama mempengaruhi
satu variabel independen lainnya.
Sedangkan alternatif menghilangkan multikolinearitas
antara lain bisa dengan menambahkan data penelitian bila
memungkinkan, karena masalah multikolinearitas biasanya muncul
karena jumlah observasi yang sedikit. Selain itu dapat dengan
menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang
memiliki hubungan linier yang kuat dengan variabel lain. Namun
jika tidak mungkin dihilangkan maka tetap harus dipakai.
Selanjutnya bisa dengan mentransformasikan salah satu (atau
74
beberapa) variabel dengan melakukan diferensiasi (Winarno,
2011).
c. Uji Heteroskedastisitas
Dalam regresi linier ganda, salah satu asumsi yang harus
dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat
BLUE adalah var (ui) = o2
(konstan), semua sesatan mempunyai
variansi yang sama. Padahal, ada kasus-kasus tertentu dimana
variansi ui tidak konstan, melainkan suatu variabel berubah-ubah
(Nachrowi, 2008).
Heteroskedastisitas merupakan fenomena terjadinya perbedaan
varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai
varian dari variabel tak bebas (Yi) meningkat sebagai meningkatnya
varian dari variabel bebas (Xi), maka varian dari Yi adalah tidak
sama. Gejala heteroskedastisitas lebih sering dalam data cross
section dari pada time series. Selain itu juga sering muncul dalam
analisis yang menggunakan data rata-rata.
Menurut Nachrowi dan Usman (2008), ada beberapa dampak
yang ditimbulkan oleh heteroskedastisitas terhadap OLS, antara
lalin:
1) Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang
ditimbulkan adalah lebih besarnya variansi dari taksiran.
2) Lebih besarnya variansi taksiran, tentu akan berpengaruh pada
uji hipotesis yang dilakukan (uji t dan uji F) karena kedua uji
75
tersebut menggunakan besaran variansi taksiran. Akibatnya,
kedua uji hipotesis tersebut menjadi kurang akurat.
3) Lebih besarnya variansi taksiran akan mengakibatkan standard
error taksiran yang lebih besar sehingga interval kepercayaan
menjadi sangat besar.
4) Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang
diambil dari persamaan regresi yang dibuat dapat
menyesatkan.
Menurut Gujarati (2007:89-94), untuk mendektesi
keberadaan heteroskedastisitas digunakan metode grafik scatter
plot, uji Park, uji Glejser, uji White, dimana apabila nilai
probabilitas (p-value) observasi R2
lebih besar dibandingkan
tingkat resiko kesalahan yang diambil (digunakan α = 5%), maka
residual digolongkan homoskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variabel itu sendiri,
pada pengamatan yang berbeda waktu dan individunya. Pada
umumya autokorelasi lebih sering terjadi pada data time series
(Nachrowi dan Usman, 2008).
Menurut Winarno (2011), autokorelasi adalah hubungan antara
residual satu observasi dengan residual observasi lainnya.
Autokorelasi lebih mudah tumbuh pada data yang bersifat runtut
waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi
76
oleh data pada masa sebelumnya.
Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel,
maka uji autokorelasi sudah tidak perlu di uji kembali. Karena data
panel sifatnya lebih kepada cross section maka bisa dikatakan tidak
ada autokorelasi.
5. Uji Hipotesis
Uji hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji apakah
koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksudnya
dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara
statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol,
berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan
variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Ada dua
jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan antara
lain:
a. Uji t
Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing – masing
variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t
dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Ho : βi = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing -
masing variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial (individu).
2) Ho : βi > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing
77
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial
(individu).
3) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf
signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai
berikut:
a) Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing –
masing variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial (individu).
b) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing –
masing variabel independen terhadap variabel dependen
secara parsial (individu).
b. Uji F
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua
variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat
berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk menguji
ketepatan model (goodness of fit). Jika variabel independen memiliki
pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, maka model
persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya,
jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka masuk dalam
kategori tidak cocok atau not fit. Cara yang digunakan adalah dengan
membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan
78
sebagai berikut:
1) Ho : βi = 0 berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan
(bersama-sama).
2) Ho : βi > 0, berarti ada hubungan yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan
(bersama-sama).
3) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf
signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai
berikut:
a) Jika F hitung > F tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
berarti ada variabel independen secara bersama - sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
b) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
berarti ada variabel independen secara bersama - sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Untuk mengetahui penaksiran parameter dan standard error
bahwa model regresi estimasi cukup baik atau tidak perlu dilakukan
cara untuk mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi
dengan data. Ukuran yang biasa yang digunakan untuk keperluan ini
79
adalah Goodness of Fit (R2). Ukuran ini mencerminkan seberapa
besar variasi dari (regressand) (Y) dapat diterangkan oleh regressor
(X). Bila R2
= 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh
X sama sekali. Sementara bila R2
= 1, artinya variasi dari Y, 100%
dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2
= 1, maka semua
titik pengamatan berada pada garis regresi. Dengan demikian,
ukuran goodness of fit dari suatu model ditentukan oleh R2
yang
nilainya antara nol dan satu.
6. Model Regresi Data Panel
Model persamaan dasar data panel yaitu:
Yit = β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + μit...................
Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
ROA = β0 + β1FDR + β2NIM + β3NPF + β4BOPO + ε...
Dimana:
ROA : Return On Asset
β0 : Konstanta
β1,β2,β3,β4 : Koefisien Variabel Independen
FDR : Financing to Deposit Ratio
NIM : Net Interest Margin
NPF : Non Performing Financing
BOPO : Biaya Operasional Pendapatan Operasional
80
ε : Koefisien Eror
Setelah model penelitian di estimasi maka akan diperoleh nilai
dan besaran dari masing – masing parameter dalam model persamaan
diatas. Nilai dari parameter positif atau negatif selanjutnya akan
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
E. Operasional Variabel Penelitian
Data berupa variabel dependen pada penelitian ini adalah profitabilitas
yang diproksikan oleh ROA alasannya bahwa dapat menilai apakah
perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan
operasi untuk menghasilkan keuntungan, apabila ROA suatu bank besar,
maka semakin besar pula keuntungan yang akan didapat bank tersebut
Variabel independen yang dipilih berdasarkan studi literatur berbagai
penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang berbeda (research gap)
dan adanya inkonsistensi dari kondisi empiris terhadap teori yang ada.
Berikut adalah tabel 3.2 yang berisi ringkasan definisi operasional variabel.
Tabel 3.2
Ringkasan Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Variabel Pengukuran
Variabel
Skala
Pengukuran Sumber
ROA
Rasio yang
digunakan untuk
mengukur
kemampuan
manajemen bank
dalam memperoleh
Laba Sebelum Pajak
Total Aset
x 100%
Rasio
Slamet
Riyadi
(2014)
81
keuntungan (laba)
secara keseluruhan.
FDR Rasio yang
digunakan untuk
mengukur seberapa
jauh kemampuan
bank dalam
membayar kembali
penarikan dana yang
dilakukan deposan
dengan
mengandalkan
pembiayaan yang
diberikan sebagai
sumber
likuiditasnya.
Total Pembiayaan
Dana Pihak Ketiga
x 100%
Rasio Dhian
(2011)
NIM Rasio yang
menggambarkan
tingkat keuntungan
yang diperoleh bank
dibandingkan
dengan pendapatan
yang diterima dari
kegiatan
operasionalnya.
Pendapatan
Bunga Bersih
Rata-rata Aktiva
Produktif
x 100%
Rasio Okky
Paulin
(2014)
NPF Rasio yang
digunakan untuk
mengukur
kemampuan bank
dalam mengelola
kredit bermasalah
Pembiayaan
Bermasalah
Total Pembiayaan
x 100%
Rasio Fitri
Zulfiah
(2013)
Variabel Definisi Variabel Pengukuran
Variabel
Skala
Pengukuran
Sumber
yang telah
disalurkan oleh bank
kepada pihak ketiga.
BOPO Rasio yang
digunakan untuk
mengukur efisiensi
dan kemampuan
manajemen bank
dalam
mengendalikan
operasinya.
Biaya Operasional
Pendapatan
Operasional
x 100%
Rasio Muh.
Sabir
(2012)
82
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia diilhami
perkembangan bank syariah atau bank Islam di luar negeri yang diawali
dengan berdirinya Bank Mit Ghamr pada 1963 di Mesir. Bank tersebut tidak
berumur panjang dan terpaksa ditutup pada 1967 karena alasan politik.
Namun demikian, semangatnya melahirkan Nasser Social Bank pada 1972 di
Mesir yang lebih berorientasi sosial daripada komersial. Selanjutnya, muncul
Dubai Islamic Bank pada 1975 di Dubai; Islamic Development Bank pada
1975 di Jeddah, Saudi Arabia; Faysal Islamic Bank pada 1977 di Mesir dan
Sudan; Kuwait Finance House pada 1997 di Kuwait; dan Bank Islam
Malaysian Berhad (BIMB) pada 1983 di Malaysia.
Pendirian bank syariah di Indonesia berawal dari lokakarya “Bunga
Bank dan Perbankan” pada 18-20 Agustus 1990, yang kemudian dilanjutkan
dengan Musyawarah Nasional (MUNAS) IV Majelis Ulama Indonesia (MUI)
di Hotel Sahid, Jakarta pada 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan hasil MUNAS
tersebut, MUI membentuk Tim Steering Committee yang diketuai Dr. Ir.
Amin Aziz, yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan berdirinya bank syariah di Indonesia. Dengan dukungan pemerintah
dan masyarakat, terbentuk bank syariah pertama dengan nama PT Bank
Muamalat Indonesia (BMI) pada 1 November 1991 di Jakarta berdasarkan
Akte Pendirian oleh Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan surat izin Menteri
82
83
Kehakiman No.C.2.2413 HT.01.01. Selanjutnya, berdasarkan surat izin
prinsip dari Menteri Keuangan RI No.123/MK.013/1991 tanggal 5 November
1991, BMI resmi beroperasi. Berdirinya BMI tidak serta-merta diikuti
pendirian bank syariah lainnya sehingga perkembangan perbankan syariah
nyaris stagnan sampai tahun 1998.
Dilatarbelakangi krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1998 dan
keluarnya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang isinya mengatur
tentang peluang usaha syariah bagi bank konvensional, perbankan syariah
mulai mengalami perkembangan dengan berdirinya Bank Syariah Mandiri
pada 1999 dan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BNI pada tahun 2000, serta
bank-bank syariah dan UUS lain pada tahun-tahun berikutnya. Sepuluh tahun
setelah UU Nomor 10 tersebut, pemerintah bersama Dewan Perwakilan
Rakyat Indonesia mengeluarkan UU Nomor 20 tentang Sukuk dan UU
Nomor 21 tentang Perbankan Syariah pada tahun 2008 (Ikatan Bankir
Indonesia, 2014).
B. Analisis Hasil dan Pembahasan
1. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan pengaruh
variabel Financing to Deposit Ratio, Net Interest Margin, Non Performing
Financing dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap
Return On Asset, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel
84
penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif
memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya
mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1
sebagai berikut.
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif Seluruh Sampel
ROA FDR NIM NPF BOPO
Mean 1.454875 91.58275 7.933750 3.566750 86.65738
Median 1.460000 92.33000 7.675000 3.260000 85.97000
Maximum 4.130000 106.5000 16.14000 6.890000 110.5300
Minimum -1.210000 76.53000 3.360000 1.350000 67.98000
Std. Dev. 1.005309 7.064286 3.161858 1.428834 8.634708
Skewness 0.391567 -0.116716 0.945831 0.885447 2.58E-05
Kurtosis 3.811465 2.219822 3.484842 2.935089 2.909341
Jarque-Bera 4.239251 2.210562 12.71152 10.46759 0.027397
Probability 0.120077 0.331118 0.001737 0.005333 0.986395
Sum 116.3900 7326.620 634.7000 285.3400 6932.590
Sum Sq. Dev. 79.84100 3942.426 789.7903 161.2838 5890.097
Observations 80 80 80 80 80
Sumber : Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.1, variabel independen FDR memiliki nilai
85
minimum 76.53 diperoleh dari Bank Negara Indonesia Syariah pada Maret
2011, hal ini berarti pembiayaan yang disalurkan masih belum efektif.
Sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 106.50 diperoleh dari Bank
Muamalat Indonesia pada Juni 2013, hal ini berarti pembiayaan yang
disalurkan sudah efektif. Nilai rata-rata FDR sebesar 91.58 dengan standar
deviasinya sebesar 7.06. Hal ini menunjukkan rasio FDR sudah sesuai
dengan ketentuan OJK yaitu 85% - 110%.
Variabel independen NIM memiliki nilai minimum sebesar 3.36
diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia pada Desember 2014, hal ini
berarti margin pendapatan bersih yang didapatkan belum optimal.
Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar 16.14 diperoleh dari
Bank Mega Syariah pada Juni 2011, hal ini berarti margin pendapatan
bersih yang didapatkan sudah optimal. Nilai rata-rata dari NIM adalah
sebesar 7.93 dengan standar deviasinya sebesar 3.16. Hal ini menunjukkan
rasio NIM sudah sesuai dengan ketentuan OJK yaitu di atas 6%.
Variabel independen NPF memiliki nilai minimum sebesar 1.35
diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia pada Desember 2013, hal ini
berarti bank dapat meminimalisir pembiayaan bermasalah yang terjadi.
Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar 6.89 diperoleh dari
Bank Syariah Mandiri pada September 2015, hal ini berarti pembiayaan
bermasalah yang terjadi masih sangat tinggi. Nilai rata-rata dari NPF
adalah sebesar 3.56 dengan standar deviasinya sebesar 1.42. Hal ini
menunjukkan rasio NPF sudah sesuai dengan ketentuan OJK yaitu di
86
bawah 5%.
Variabel independen BOPO memiliki nilai minimum sebesar 67.98
diperoleh dari Bank Negara Indonesia Syariah pada Maret 2011, hal ini
berarti bank telah efisien dalam menekan beban operasional dan
meningkatkan pendapatan operasionalnya. Sedangkan untuk nilai
maksimumnya adalah sebesar 110.53 diperoleh dari Bank Mega Syariah
pada Maret 2015, hal ini berarti bank belum efisien dalam menekan beban
operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya. Nilai rata- rata
dari BOPO adalah sebesar 86.65 dengan standar deviasinya sebesar 8.63.
Hal ini menunjukkan rasio BOPO sudah sesuai dengan ketentuan OJK
yaitu di bawah 90%.
Variabel dependen ROA memiliki nilai minimum sebesar -1.21
diperoleh dari Bank Mega Syariah pada Maret 2015, hal ini berarti bank
belum maksimal dalam menghasilkan laba sehingga mengalami kerugian
karena nilai ROA negatif. Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah
sebesar 4.13 diperoleh dari Bank Mega Syariah pada Juni 2012, hal ini
berarti bank sangat maksimal dalam menghasilkan laba sehingga
mendapatkan keuntungan. Nilai rata-rata dari ROA adalah sebesar 1.45
dengan standar deviasinya sebesar 1.00. Hal ini menunjukkan rasio ROA
belum sesuai dengan ketentuan OJK yaitu 1.5%.
87
2. Pemilihan Model Terbaik
a. Uji Chow
Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka
digunakan uji F-Restricted dengan cara melihat nilai (P-Value) F-
Statistik lebih kecil dari tingkat signifikan α = 5%, terlebih dahulu
dibuat hipotesisnya. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : Model Pooled Least Square (PLS)
H1 : Model Fixed Effect (FEM)
Dari hasil berdasarkan metode Fixed Effect Model (FEM) dan
Pooled Least Square (PLS) diperoleh nilai probababilitas F- Statistik
yakni sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 9.392962 (3,72) 0.0000
Cross-section Chi-square 26.423306 3 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
88
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 04/20/16 Time: 22:55
Sample: 2011Q1 2015Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
FDR 0.021767 0.007357 2.958726 0.0041
NIM 0.133315 0.015695 8.494134 0.0000
NPF 0.097516 0.039462 2.471110 0.0157
BOPO -0.103034 0.005856 -17.59577 0.0000
C 6.984508 0.816081 8.558591 0.0000
R-squared 0.860067 Mean dependent var 1.454875
Adjusted R-squared 0.852604 S.D. dependent var 1.005309
S.E. of regression 0.385960 Akaike info criterion 0.994297
Sum squared resid 11.17240 Schwarz criterion 1.143174
Log likelihood -34.77189 Hannan-Quinn criter. 1.053986
F-statistic 115.2425 Durbin-Watson stat 0.457254
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data sekunder diolah
Dari tabel 4.2 diatas diperoleh F-Statistik adalah 9.392962 dan
nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0.0000 yang berarti bahwa nilai
probabilitas F-Statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5%
89
(0.0000 < 0.05). Maka H0 ditolak, sehingga model panel yang
digunakan adalah Fixed Effect (FEM).
b. Uji Hausman
Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka
digunakan uji hausman. Pengujian ini untuk menentukan model paling
tepat digunakan antara Fixed Effet Model (FEM) dengan Random
Effect Model (REM). Uji hausman memberikan penilaian dengan
menggunakan Chi-Square Statistic dan nilai α 5% sehingga keputusan
pemilihan model dapat ditentukan dengan tepat. Sebelum
membandingkan Chi-Square Statistic dan terlebih dahulu dibuat
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
H0 : Model Random Effect (REM)
H1 : Model Fixed Effect (FEM)
Namun penulis tidak dapat melakukan uji hausman pada
penelitian kali ini, disebabkan karena memerlukan data cross section
lebih banyak dibanding time series. Data yang diolah yaitu Bank
Umum Syariah Devisa (cross section) hanya berjumlah 4, sedangkan
jumlah time series pada data yang diolah berjumlah 80 time series.
Oleh karena itu hanya bisa dilakukan uji chow.
90
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Untuk menguji apakah dalam model regresi variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dapat
diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera dengan nilai Chi-
tabel, maka data dalam penelitian berdistribusi normal (Winarno,
2011). Sebenarnya normalitas data dapat dilihat dari gambar
histogram, namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva
normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah bila melihat
koefisien Jarue-Bera dan probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat
saling mendukung. Apabila nilai probabilitasnya lebih besar dari 5%,
maka data terdistribusi normal (Winarno, 2011). Adapun uji
normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:
Gambar 4.1
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
Series: Standardized Residuals
Sample 2011Q1 2015Q4
Observations 80
Mean -6.94e-18
Median -0.030061
Maximum 0.692632
Minimum -0.641852
Std. Dev. 0.318814
Skewness 0.156142
Kurtosis 2.419959
Jarque-Bera 1.446563
Probability 0.485158
Sumber : Data diolah
91
Dilihat pada gambar 4.1 diperoleh nilai Jarque-Bera hitung
sebesar 1.446563 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,485158, karena
nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5%
(0,485158 > 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini telah terdistribusi secara normal.
b. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar
variabel indpenden. Untuk meilihat ada atau tidak adanya gejala
multikolonieritas, nilai correlation matrix dari semua variabel
independen harus kurang dari 0.8. Berikut ini uji multikolinieritas
dengan menggunakan correlation matrix:
Tabel 4.3
Correlation Matrix
FDR NIM NPF
BOPO
ROA -0.069623 0.415894 -0.407765 -0.850708
FDR 1.000000 -0.334352 -0.297821 0.046453
NIM -0.334352 1.000000 -0.218234 -0.088122
NPF -0.297821 -0.218234 1.000000 0.462509
BOPO 0.046453 -0.088122 0.462509 1.000000
Sumber : Data diolah
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tidak ada masalah
multikolinieritas. Hal ini dikarenakan nilai korelasi matriks
92
(correlation matrix) dari semua variabel independen adalah kurang
dari 0.8.
Multikolinieritas biasanya terjadi pada estimasi yang
menggunakan data runtut waktu. Dengan mengkombinasikan data
time series dengan data cross-section mengakibatkan masalah
multikolinieritas secara teknis dapat dikurangi. Penelitian ini
menggunakan data panel, yang mana secara teknis sudah dikatakan
tidak terdapat gejala multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam penelitian
salah satunya adalah menggunakan cara dalam prosedur statistik
dengan uji park. Uji park menggunakan ln(residu2
) sebagai variabel
dependen. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan uji park:
Tabel 4.4
Hasil Uji Park
Dependent Variable: RES2
Method: Panel Least Squares
Date: 04/20/16 Time: 22:52
Sample: 2011Q1 2015Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 80
93
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
FDR 4.14E-06 2.67E-05 0.154723 0.8775
NIM -4.60E-06 0.000100 -0.045990 0.9634
NPF -9.40E-05 0.000147 -0.640079 0.5242
BOPO 2.71E-05 2.10E-05 1.288333 0.2018
C -0.002094 0.003541 -0.591264 0.5562
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.059407 Mean dependent var 0.000257
Adjusted R-squared -0.032040 S.D. dependent var 0.001123
S.E. of regression 0.001141 Akaike info criterion -10.61892
Sum squared resid 9.38E-05 Schwarz criterion -10.38072
Log likelihood 432.7568 Hannan-Quinn criter. -10.52342
F-statistic 0.649631 Durbin-Watson stat 2.219109
Prob(F-statistic) 0.713436
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dari hasil tersebut dapat dilihat
nilai probababilitas dari masing-masing variabel independen lebih
besar dari α = 5%. Hal ini mengindikasi bahwa data penelitian ini
tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. Maka dapat disimpulkan
bahwa data penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antar variabel itu sendiri,
pada pengamatan yang berbeda waktu dan invidu. Pada umumnya
94
autokorelasi lebih sering terjadi pada data time series (Nachrowi dan
Usman, 2008).
Namun dalam penelitian ini menggunakan data panel maka
sudah tidak perlu diuji autokorelasi. Dikarenakan sifat data panel yang
lebih ditujukan kepada cross section. Sedangkan autokorelasi lebih
sering terjadi pada time series.
4. Model Fixed Effect (FEM)
Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan model Fixed Effect (FEM) dapat dijelaskan melalui
persamaan sebagai berikut:
ROA = 8.969861 + 0.008004FDR + 0.135314NIM + 0.125951NPF -
0.112752BOPO
Dimana:
ROA : Return On Asset
FDR : Financing to Deposit Ratio
NIM : Net Interest Margin
NPF : Non Performing Financing
BOPO : Biaya Operasional Pendapatan Operasional
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji-t
Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel
independen (Financing to Deposit Ratio, Net Interest Margin, Non
95
Performing Financing dan Biaya Operasional Pendapatan
Operasional) berpengaruh secara parsial terhadap variabel
dependennya (Return On Asset) dan untuk mengetahui variabel
independen manakah yang paling dominan mempengaruhi variabel
dependen, yaitu dengan membandingkan masing-masing nilai t-
statistik dari regresi dengan t-tabel dalam menolak atau menerima
hipotesis. Pada tingkat keyakinan α = 5%, n = 80, k = 5, α = 0,05 (df
(n - k) 80 – 5 = 75), maka diperoleh t-tabel 1.66543.
Tabel 4.5
Uji t-Statistik
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 04/20/16 Time: 22:52
Sample: 2011Q1 2015Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
FDR 0.008004 0.007821 1.023344 0.3096
NIM 0.135314 0.029290 4.619762 0.0000
NPF 0.125951 0.042998 2.929240 0.0045
BOPO -0.112752 0.006146 -18.34615 0.0000
C 8.969861 1.036384 8.654963 0.0000
96
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.899428 Mean dependent var 1.454875
Adjusted R-squared 0.889650 S.D. dependent var 1.005309
S.E. of regression 0.333953 Akaike info criterion 0.739006
Sum squared resid 8.029767 Schwarz criterion 0.977209
Log likelihood -21.56024 Hannan-Quinn criter. 0.834508
F-statistic 91.98646 Durbin-Watson stat 0.580189
Prob(F-statistic) 0.000000
Sumber : Data diolah
Tabel 4.5 merupakan hasil pengujian variabel independen
yaitu FDR, NIM, NPF dan BOPO terhadap ROA secara parsial. Dari
tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa koefisien model regresi memiliki
nilai konstanta sebesar 8.969861 dengan nilai t-statistic sebesar
8.654963 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Konstanta sebesar
8.969861 menandakan bahwa jika variabel independen konstan maka
rata-rata ROA adalah sebesar 8.969861.
Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa FDR tidak
berpengaruh terhadap ROA. Nilai probabilitas sebesar 0.3096,
menunjukkan bahwa nilai probabilitas FDR > dari nilai α = 5%
(0.3096 > 0.05), maka H0 diterima dan Ha ditolak. FDR memiliki
nilai koefisien sebesar 0.008004.
97
Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa NIM berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA. Nilai probabilitas sebesar
0.0000, menunjukkan bahwa nilai probabablitas NIM < dari nilai α =
5%, maka H0 ditolak dan Ha diterima. NIM memiliki nilai koefisien
sebesar 0.135314. Hal ini menunjukkan jika NIM mengalami
peningkatan 1 satuan, maka akan meningkatkan ROA sebesar
0.135314 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa NPF berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA. Nilai probabilitas sebesar
0.0045, menunjukkan bahwa nilai probabablitas NPF < dari nilai α =
5%, maka H0 ditolak dan Ha diterima. NPF memiliki nilai koefisien
sebesar 0.125951. Hal ini menunjukkan jika NPF mengalami
peningkatan 1 satuan, maka akan meningkatkan ROA sebesar
0.125951 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Nilai probabilitas
sebesar 0.0000, menunjukkan bahwa nilai probabablitas BOPO < dari
nilai α = 5%, maka H0 ditolak dan Ha diterima. BOPO memiliki nilai
koefisien sebesar -0.112752. Hal ini menunjukkan jika BOPO
mengalami penurunan 1 satuan, maka akan menurunkan ROA sebesar
-0.112752 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
98
Dari keempat variabel independen di atas, terdapat satu
variabel yang tidak berpengaruh terhadap ROA yaitu FDR. Terdapat
dua variabel yang berpengaruh positif terhadap ROA yaitu NIM dan
NPF, dan satu variabel yang berpengaruh negatif terhadap ROA yaitu
BOPO. Dapat dilihat bahwa variabel yang paling dominan
mempengaruhi ROA, yaitu NIM, karena mempunyai nilai koefisien
paling tinggi sebesar 0.135314.
b. Uji-F
Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh
secara bersama-sama terhadap vaeriabel dependennya, maka
digunakan uji-f dengan cara membandigkan F-statistik dengan F-
tabel.
Tabel 4.6
Uji F-Statistik
F-statistic Prob (F-statistic)
91.98646 0.000000
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, hasil regresi data panel
menggunakan Fixed Effect Model (FEM) diperoleh nilai F-statistik
sebesar 91.98646 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000000, pada
tingkat keyakinan α = 5%, k = 5, n = 80, nilai F tabel df:α, (k-1), (n-k)
atau 0,05, (5-1), (80-5) = 4,75 sehingga diperoleh F-tabel dengan nilai
df yaitu 2.49. Maka dapat dilihat bahwa F-statistik > F-tabel
99
(91.98646 > 2.49) atau nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari
tingkat signifikansi α = 5% (0.000000 < 0.05). Hal ini menunjukkan
bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Interest Margin (NIM),
Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Return On
Asset (ROA).
c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi (adjusted R2) merupakan suatu
ukuran yang penting dalam regresi. Hal ini karena koefisien
determinasi (adjusted R2) dapat menginformasikan baik atau
tidaknya model regresi yang di estimasi. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen
menjelaskan variabel dependen. Nilai adjusted R2
dikatakan baik
jika nilainya diatas 0,5, hal ini karena nilai R2
berkisar antara 0-1.
Nilai adjusted R2
yang kecil berarti kemampuan variabel-
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat
terbatas. Jika nilai adjusted R2
mendekati 1, maka variabel-
variabel indpenden memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Hasil pengujian
koefisien determinasi (adjusted R2) sebagai berikut:
100
Tabel 4.7
Nilai Koefisien Determinasi
Adjusted R-Squared 0.889650
Sumber : Data diolah
Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan koefisien determinasi
(adjusted R2) sebesar 0.889650 atau 88.96%. Dapat disimpulkan
bahwa pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Interest
Margin (NIM), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On
Asset (ROA) Bank Umum Syariah Devisa adalah 88.96%.
Sedangkan sisanya sebesar 11.04% (100% - 88.96%) dipengaruhi oleh
variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini
misalnya seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), BI Rate, Giro Wajib
Minimum (GWM), dan lain-lain. Adapun angka koefisien determinasi
menunjukkan nilai sebesar 0.889650 yang menandakan bahwa
hubungan antara variabel dependen dan variabel independen adalah
kuat karena memiliki nilai lebih dari 0,5 (R > 0,5) atau 0.889650 >
0,5.
C. Interpretasi
Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
101
1. Pengaruh FDR terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel FDR memiliki nilai
koefisien 0.008004 dan nilai probabilitas 0.3096 > 0,05. Hal ini berarti
H0 diterima dan Ha ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
FDR tidak berpengaruh terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.
Semakin tinggi FDR suatu bank syariah, tidak menjadi tolok ukur bank
untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi. Dari data yang ada pada
penelitian, pembiayaan yang disalurkan dilihat dari FDR sudah cukup
baik dengan rata-rata 91.58%. Standarisasi yang ditetapkan oleh OJK
untuk rasio FDR adalah 85% – 110%. Hal ini tidak terjadi pada BNI
Syariah periode Maret 2011 yang mendapatkan nilai minimum yaitu
76.53%. Rasio dibawah batas minimum dapat diartikan bahwa BNI
Syariah tidak dapat menyalurkan pembiayaan secara maksimal, hal
ini menunjukkan bahwa permintaan pembiayaan yang diajukan
nasabah tidak berjalan dengan efektif.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Suryani (2011) menyimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh
terhadap ROA Bank Syariah. Hal ini menunjukkan fungsi bank dalam
menyalurkan pembiayaan belum dilakukan dengan baik oleh keseluruhan
bank syariah, oleh karena itu pada penelitian ini FDR yang merupakan
tolok ukur rasio likuiditas tidak memberikan pengaruh nyata dalam
mengukur kinerja profitabilitas bank syariah (Jaka Sriyana, 2014).
102
2. Pengaruh NIM terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel NIM memiliki nilai
koefisien 0.135314 dan nilai probabilitas 0.0000 < 0,05. Hal ini berarti
H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum
Syariah Devisa. Setiap peningkatan pendapatan bunga bersih, yang
merupakan selisih antara total biaya bunga dan total pendapatan bunga
mengakibatkan kenaikan laba sebelum pajak, yang mengakibatkan
peningkatan ROA. Dari data yang ada pada penelitian, margin
pendapatan bersih yang didapatkan oleh bank syariah dilihat dari rasio
NIM dengan rata-rata 7.93%, ini sudah sesuai dengan ketentuan OJK
yang telah ditetapkan untuk rasio NIM di atas 6%. Terlebih lagi pada
Bank Mega Syariah periode Juni 2011 mendapatkan nilai NIM
maksimum sebesar 16.14%. Ini adalah salah satu hasil dari keberhasilan
pemasaran yang mempengaruhi nasabah untuk meminjam uang dari
bank, sehingga bank bisa mendapatkan pendapatan dari pembagian
keuntungan. Kemudian, NIM juga menjelaskan bahwa pendapatan bunga
bersih mengambil bagian besar dari aktiva produktif yang memberikan
pendapatan bagi bank.
Hasil penelitian mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Okky Paulin (2014) menyimpulkan bahwa NIM berpengaruh positif
terhadap ROA Bank Syariah. Semakin besar NIM pada suatu bank,
103
semakin baik pula kinerja bank tersebut, karena NIM berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan laba (Nikmatus Sholihah, 2014).
3. Pengaruh NPF terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel NPF memiliki nilai
koefisien 0.125951 dan nilai probabilitas 0.0045 < 0,05. Hal ini berarti
H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum
Syariah Devisa. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai
NPF bank syariah mengakibatkan semakin tinggi ROA Bank tersebut.
Dari data yang ada pada penelitian, pembiayaan bermasalah yang terjadi
di bank syariah dilihat dari rasio NPF dengan rata-rata 3.57%, hal ini
sudah sesuai dengan ketetapan OJK untuk rasio NPF yaitu dibawah 5%.
Tetapi tidak terjadi pada BSM periode September 2015 yang memiliki
nilai maksimum NPF sebesar 6.89%, tentunya tidak sesuai dengan
standarisasi dari OJK. Ini yang menyebabkan NPF berpengaruh positif
terhadap ROA. Selain itu, terjadinya pembiayaan bermasalah disebabkan
karena terlalu mudahnya bank memberikan pembiayaan atau melakukan
investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan
likuiditas, sehingga penilaian atau proses pembiayaan kurang cermat
dalam mengatisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang
dibiayainya.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fitri Zulfiah (2013) menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh positif
104
terhadap ROA Bank Syariah. Sehingga dapat diartikan bahwa nilai
penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) masih dapat mengatur
pembiayaan bermasalah. Laba perbankan masih dapat meningkat dengan
NPF yang tinggi karena sumber laba seperti fee based income relatif
tinggi. Selain itu NPF bisa saja terjadi bukan karena debitur tidak
sanggup membayar akan tetapi ketatnya peraturan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dalam hal penggolongan kredit yang mengakibatkan
debitur yang tadinya berada dalam kategori lancar bisa turun menjadi
kurang lancar (Joni Susilowibowo, 2013).
4. Pengaruh BOPO terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel BOPO memiliki nilai
koefisien -0.112752 dan nilai probabilitas 0.0000 < 0,05. Hal ini berarti
H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel
BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum
Syariah Devisa. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam
menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning
yang dihasilkan oleh bank tersebut. Dapat dilihat pada data penelitian,
bahwa rata-rata rasio BOPO yaitu 86.65%. Ketetapan dari OJK untuk
rasio BOPO adalah dibawah 90%, hal ini berarti bahwa BNI Syariah
periode Maret 2011 sangat efisien dalam melakukan kegiatan
operasionalnya dengan nilai minimum 67.98%. Jika kegiatan operasional
dilakukan dengan efisien (dalam hal ini rasio BOPO rendah) maka
pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik. Selain itu, besarnya
105
rasio BOPO juga disebabkan karena tingginya biaya dana yang dihimpun
dan rendahnya pendapatan bunga dari penanaman dana sehingga semakin
besar BOPO maka akan semakin kecil ROA.
Hasil penelitian mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
Joni Susilowibowo (2013) menyimpulkan bahwa BOPO berpengaruh
negatif terhadap ROA Bank Syariah. BOPO memberikan indikasi bahwa
apabila manajemen mampu menekan BOPO yang berarti efisiensi
meningkat akan sangat signifikan terhadap kenaikan keuntungan yang
dapat dilihat pada besarnya ROA (Shinta Amalina, 2015).
5. Variabel yang dominan mempengaruhi ROA Bank Umum Syariah
Devisa
Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel yang paling dominan
mempengaruhi ROA pada Bank Umum Syariah Devisa adalah Net
Interest Margin (NIM). Hal ini dapat dilihat bahwa nilai koefisien yang
paling tinggi diantara empat variabel independen adalah NIM, yaitu
0.135314.
Dapat dilihat bahwa NIM menjelaskan pendapatan bunga bersih
yang mengambil bagian besar dari aktiva produktif dan memberikan
pendapatan bagi bank. Serta peningkatan pendapatan bunga bersih juga
mengakibatkan peningkatan pada ROA. Ini adalah salah satu hasil dari
keberhasilan pemasaran yang mempengaruhi nasabah untuk meminjam
uang dari bank, sehingga bank bisa mendapatkan pendapatan dari
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil analisis pembahasan yang telah dilakukan, maka
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan uji regresi data panel pada uji hipotesis (Uji-t) ditemukan
bahwa secara parsial:
a. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki nilai probabilitas
0.3096 > 0,05 dan nilai koefisien 0.008004, maka FDR tidak
berpengaruh terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.
b. Variabel Net Interest Margin (NIM) memiliki nilai probabilitas 0.0000
< 0,05 dan nilai koefisien 0.135314, maka NIM berpengaruh positif
dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.
c. Variabel Non Performing Financing (NPF) memiliki nilai probabilitas
0.0045 < 0,05 dan nilai koefisien 0.125951, maka NPF berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.
d. Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki
nilai probabilitas 0.0000 < 0,05 dan nilai koefisien -0.112752,
maka BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank
Umum Syariah Devisa.
2. Berdasarkan uji regresi data panel pada uji hipotesis (Uji-F) ditemukan
bahwa secara simultan, variabel Financing to Deposit Ratio (FDR), Net
Interest Margin (NIM), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya
107
108
Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan
terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.
3. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa variabel Net Interest Margin (NIM)
adalah variabel independen yang paling dominan mempengaruhi ROA Bank
Umum Syariah Devisa, karena memiliki nilai koefisien paling tinggi pada
uji-t yaitu 0.135.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba
mengemukakan implikasi yang mungkin bermanfaat diantaranya:
1. Bagi bank syariah, diharapkan agar pihak manajemen bank umum syariah
devisa mampu meningkatkan rasio FDR dalam menyalurkan pembiayaan
secara efektif, mengoptimalkan NIM dalam mendapatkan margin
pendapatan bersih, mengurangi rasio NPF dalam pembiayaan bermasalah
yang terjadi, dan mengefisiensikan rasio BOPO dalam menekan biaya
operasional dan meningkatkan pendapatan operasional, sehingga
profitabilitas yang dihasilkan akan maksimal.
2. Bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan untuk
berinvestasi, investor dapat melihat FDR, NIM, NPF dan BOPO yang
memberikan adanya pengaruh terhadap peningkatan profitabilitas yang
tercermin melalui ROA untuk melihat gambaran bagaimana kondisi
perusahaan dapat menguntungkan atau tidak sebagai media investasi. Karena
semakin besar ROA, investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi.
3. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan
proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel lain yang mempengaruhi
109
ROA pada bank syariah. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan
memperluas model penelitian sebelumnya. Menggunakan metode dan alat
uji yang lebih lengkap dan akurat sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih
valid. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian
dengan menambahkan tahun penelitian, juga memperbanyak sampel untuk
penelitian yang akan datang.
110
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik”.
Jakarta: Gema Insani.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2004. Bank Syariah : Analisis Keuangan, Peluang,
Kelemahan dan Ancaman. Yogyakarta: EKONISIA.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2006. Bank Syariah : Analisis Keuangan, Peluang,
Kelemahan dan Ancaman. Yogyakarta: EKONISIA.
Ascarya, 2006. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Dahlan Siamat. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan, Edisi kedua. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan
Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta.
Gujarati, Damodar, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika, Erlangga, Jakarta.
Hamid, Abdul. 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. FEB UIN Jakarta.
Jakarta.
Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami Bisnis Bank. Jakarta: PT.Gramedia
Pustaka Utama.
Indriantoro, Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan
Manajemen. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
J Supranto. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam-Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.
110
111
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan, AMP-
YKPN. Yogyakarta.
Muchdarsyah, Sinungan. 2000. Produktivitas apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi
Askara.
Muhammad. 2005. Manajemen Dana Bank Syariah. Ekonisia: Yogyakarta.
Nachrowi, Djalal, Hardius Usman. 2008. Penggunaan Teknik Ekonometrik, Edisi
Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Gramedia.
Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga
Terkait. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Tony Wijaya. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta,
Graha Ilmu.
Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori
dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.
Veithzal Rivai, Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews, UPP STIM YKPN. Yogyakarta.
Winarno, Wing Wahyu. 2011 Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan
Eviews, Edisi Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.
Yaya, Rizal. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Praktik
Kontemporer. Jakarta : Salemba Empat.
112
B. Penelitian/Jurnal
Almilia, Luciana Spica, dan Winny Herdiningtyas. 2005. Analisa Rasio Camel
terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan
Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 7 Nomor
2, STIE Perbanas, Surabaya, hal 12.
Budi Ponco. 2008. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR
terhadap ROA (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007). Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro.
Dhian. 2011. Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR Terhadap Return On Asset
(ROA), Bank Umum Syariah. Jurnal.
Dhika. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di
Indonesia”. Jurnal Skripsi.
Erika. 2015. Financial Ratio and Its Influence to Profitability in Islamic Banks.
Jurnal. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Fitri, Joni. 2013. Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
Performing Finance (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan
Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Periode 2008 – 201”. Jurnal. Universitas Negeri Surabaya.
M. Shohibul. 2014. Analisis Pengaruh DPK, Kecukupan Modal, FDR, Efisiensi
Operasi, NIM, dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas
BUS Non Devisa. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Nikmatus, Jaka. 2014. Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi Biaya
Operasional Tingg”. Jurnal, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Okky, Sudarso. 2014. Determinants Of Islamic Bank‟s Profitability In Indonesia
For 2009 - 2013. Journal of Business and Management. Vol 4, No.1,
2014: 175 – 185.
R. Ade, 2014. Analisis Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NCOM Terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (Studi kasus Pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2008-2012). Skripsi. Universitas
Diponegoro. 2014.
113
Sabir, Ali, Hamid. 2012. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja
Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia.
Jurnal Analisis, Juni 2012, Vol.1 No.1 : 79 - 86. Universitas Hasanudin
Makasar.
Sangia. 2012. Analisis pengaruh CAR, FDR, BOPO, dan NCOM Terhadap
Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi pada Bank
Umum Syariah periode 2008- 2011). Skripsi.
Shinta Amalina Hazrati. 2015. The Determinants Of ROA (Return On Assets) Of
Full-Fledged Islamic Banks In Indonesia. Jurnal MIX, Volume V, No.1,
Feb 2015.
Slamet, Agung. 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli,
Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF)
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal.
Universitas Negeri Semarang.
Suryani. 2011. Analisis Pengaruh Financing to Debt Ratio (FDR) Terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal.
C. Laporan
Fatwa DSN-MUI No. 03/DSN-MUI/IV/2000
Laporan Bank Indonesia Statistika Perbankan Syariah
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan
Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan
Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/35/DPNP
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001
114
Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012
D. Website
http://www.bankmuamalat.co.id diakses pada 2 Februari 2016
http://www.bi.go.id diakses pada 30 November 2015
http://www.bnisyariah.co.id diakses pada 2 Februari 2016
http://www.dsnmui.or.id diakses pada 20 Februari 2016
http://www.megasyariah.co.id diakses pada 2 Februari 2016
http://www.ojk.go.id diakses pada 2 Desember 2015
http://www.syariahmandiri.co.id diakses pada 2 Februari 2016
E. Al-Qur’an dan Hadits
QS. Al-Baqarah [2] : 233
QS. Al-Baqarah [2] : 275
QS. Al-Baqarah [2] : 282
QS. Al-Baqarah [2] : 283
QS. An-Nisa [4] : 29
QS. Yusuf [12] : 72
QS. Az-Zukhruf [43] : 32
HR Ahmad, Abu Daud, dan Nasa‟i dari Sa‟d Ibn Abi Waqqash dengan teks Abu
Daud
HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dinilai sahih oleh Ibnu Hibban
HR Al-Syafi‟i, Al-Daraquthni, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah
HR Bukhari dari Abu Hurairah
115
HR Bukhari dari Salamah bin Akwa‟
HR Ibn Majah dari Ibnu Umar
HR Ibnu Majah dari Shuhaib
HR Jama‟ah
HR Malik dalam Al-Muwaththa
HR Tarmidzi dari ‟Amr bin „Auf
117
Lampiran 1
Data Rasio Keuangan
Bank Muamalat Indonesia
Tahun Variabel (dalam %)
FDR NIM NPF BOPO ROA
2011 Triwulan I 95.82 4.88 4.71 84.72 1.38
Triwulan II 95.71 5.22 4.32 85.16 1.74
Triwulan III 92.45 6.09 4.53 86.54 1.55
Triwulan IV 83.94 5.01 2.60 85.52 1.52
2012 Triwulan I 97.08 4.40 2.83 85.66 1.51
Triwulan II 99.85 4.11 2.73 84.56 1.61
Triwulan III 99.96 4.51 2.21 84.48 1.62
Triwulan IV 94.15 4.64 2.09 84.48 1.54
2013 Triwulan I 102.02 4.61 2.02 82.07 1.72
Triwulan II 106.50 4.60 2.28 82.37 1.69
Triwulan III 103.40 4.57 2.17 82.67 1.68
Triwulan IV 99.99 4.64 1.35 93.86 0.50
2014 Triwulan I 105.40 4.28 2.11 85.55 1.44
Triwulan II 96.78 3.82 3.30 89.11 1.03
Triwulan III 98.81 3.37 5.96 98.32 0.10
Triwulan IV 84.14 3.36 6.43 97.33 0.17
2015 Triwulan I 95.11 4.40 6.34 93.37 0.62
Triwulan II 99.05 4.21 4.93 94.84 0.51
Triwulan III 96.09 4.18 4.64 96.26 0.36
Triwulan IV 97.05 4.22 4.73 97.10 0.41
118
Data Rasio Keuangan
Bank Syariah Mandiri
Tahun Variabel (dalam %)
FDR NIM NPF BOPO ROA
2011 Triwulan I 84.06 5.96 3.30 73.03 2.22
Triwulan II 88.52 5.89 3.49 74.02 2.12
Triwulan III 89.86 6.90 3.21 73.85 2.03
Triwulan IV 86.03 7.48 2.42 76.44 1.95
2012 Triwulan I 87.25 6.88 2.52 70.47 2.17
Triwulan II 92.21 6.80 3.04 70.11 2.25
Triwulan III 93.90 7.00 3.10 71.14 2.22
Triwulan IV 94.40 7.25 2.82 73.00 2.25
2013 Triwulan I 95.61 7.09 3.44 69.24 2.56
Triwulan II 94.22 7.31 2.90 81.63 1.79
Triwulan III 91.29 7.23 3.40 87.53 1.51
Triwulan IV 89.37 7.25 4.32 84.03 1.53
2014 Triwulan I 90.34 6.39 4.88 81.99 1.77
Triwulan II 89.91 6.20 6.46 93.03 0.66
Triwulan III 85.68 6.04 6.76 93.02 0.80
Triwulan IV 82.13 6.19 6.84 98.46 0.17
2015 Triwulan I 81.67 6.31 6.81 91.57 0.81
Triwulan II 85.01 6.27 6.67 96.16 0.55
Triwulan III 84.49 6.36 6.89 97.41 0.42
Triwulan IV 81.99 6.53 6.06 94.78 0.56
119
Data Rasio Keuangan
Bank Negara Indonesia Syariah
Tahun Variabel (dalam %)
FDR NIM NPF BOPO ROA
2011 Triwulan I 76.53 7.87 4.44 67.98 3.42
Triwulan II 84.46 7.96 3.65 78.20 2.22
Triwulan III 86.13 7.89 3.60 78.06 2.37
Triwulan IV 78.60 8.07 3.62 87.86 1.29
2012 Triwulan I 78.78 7.92 4.27 91.20 0.63
Triwulan II 80.94 9.97 2.45 92.81 0.65
Triwulan III 85.36 9.97 2.33 86.46 1.31
Triwulan IV 84.99 11.03 2.02 85.39 1.48
2013 Triwulan I 80.11 10.28 2.13 82.95 1.62
Triwulan II 92.13 9.07 2.11 84.44 1.24
Triwulan III 96.37 9.22 2.06 84.06 1.22
Triwulan IV 97.86 9.51 1.86 83.94 1.37
2014 Triwulan I 96.67 8.47 1.96 89.41 1.22
Triwulan II 98.96 8.22 1.99 86.32 1.11
Triwulan III 94.29 8.21 1.99 85.85 1.11
Triwulan IV 92.58 9.04 1.86 85.03 1.27
2015 Triwulan I 90.10 8.12 2.22 89.87 1.20
Triwulan II 96.65 8.15 2.42 90.39 1.30
Triwulan III 89.65 8.21 2.54 91.60 1.32
Triwulan IV 91.94 8.25 2.53 89.63 1.43
120
Data Rasio Keuangan
Bank Mega Syariah Indonesia
Tahun Variabel (dalam %)
FDR NIM NPF BOPO ROA
2011 Triwulan I 79.20 16.13 4.29 90.03 1.77
Triwulan II 81.48 16.14 3.84 89.49 1.87
Triwulan III 83.00 15.76 3.78 90.79 1.65
Triwulan IV 83.08 15.33 3.03 90.80 1.58
2012 Triwulan I 84.90 14.37 2.96 80.03 3.52
Triwulan II 92.09 14.70 2.88 77.30 4.13
Triwulan III 88.03 14.65 2.86 76.89 4.11
Triwulan IV 88.88 13.94 2.67 77.28 3.81
2013 Triwulan I 98.37 11.66 2.83 77.48 3.57
Triwulan II 104.19 11.50 3.67 81.41 2.94
Triwulan III 102.89 11.21 3.30 84.21 2.57
Triwulan IV 93.37 10.66 2.98 86.09 2.33
2014 Triwulan I 95.53 8.39 3.22 89.82 1.18
Triwulan II 95.68 8.38 3.48 91.90 0.99
Triwulan III 90.50 8.08 3.77 97.96 0.24
Triwulan IV 93.61 8.33 3.89 97.61 0.29
2015 Triwulan I 95.21 8.97 4.33 110.53 -1.21
Triwulan II 94.92 9.55 4.86 104.80 -0.73
Triwulan III 98.86 9.73 4.78 102.33 -0.34
Triwulan IV 98.49 9.34 4.26 99.51 0.30
121
Lampiran 2
Descriptive Statistics
ROA FDR NIM NPF BOPO
Mean 1.454875 91.58275 7.933750 3.566750 86.65738
Median 1.460000 92.33000 7.675000 3.260000 85.97000
Maximum 4.130000 106.5000 16.14000 6.890000 110.5300
Minimum -1.210000 76.53000 3.360000 1.350000 67.98000
Std. Dev. 1.005309 7.064286 3.161858 1.428834 8.634708
Skewness 0.391567 -0.116716 0.945831 0.885447 2.58E-05
Kurtosis 3.811465 2.219822 3.484842 2.935089 2.909341
Jarque-Bera 4.239251 2.210562 12.71152 10.46759 0.027397
Probability 0.120077 0.331118 0.001737 0.005333 0.986395
Sum 116.3900 7326.620 634.7000 285.3400 6932.590
Sum Sq. Dev. 79.84100 3942.426 789.7903 161.2838 5890.097
Observations 80 80 80 80 80
122
Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 9.392962 (3,72) 0.0000
Cross-section Chi-square 26.423306 3 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 04/20/16 Time: 22:55
Sample: 2011Q1 2015Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
FDR 0.021767 0.007357 2.958726 0.0041
NIM 0.133315 0.015695 8.494134 0.0000
NPF 0.097516 0.039462 2.471110 0.0157
BOPO -0.103034 0.005856 -17.59577 0.0000
C 6.984508 0.816081 8.558591 0.0000
R-squared 0.860067 Mean dependent var 1.454875
Adjusted R-squared 0.852604 S.D. dependent var 1.005309
S.E. of regression 0.385960 Akaike info criterion 0.994297
Sum squared resid 11.17240 Schwarz criterion 1.143174
Log likelihood -34.77189 Hannan-Quinn criter. 1.053986
F-statistic 115.2425 Durbin-Watson stat 0.457254
Prob(F-statistic) 0.000000
123
Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6
Series: Standardized Residuals
Sample 2011Q1 2015Q4
Observations 80
Mean -6.94e-18
Median -0.030061
Maximum 0.692632
Minimum -0.641852
Std. Dev. 0.318814
Skewness 0.156142
Kurtosis 2.419959
Jarque-Bera 1.446563
Probability 0.485158
Uji Multikolinieritas
ROA FDR NIM NPF BOPO
ROA 1.000000 -0.069623 0.415894 -0.407765 -0.850708
FDR -0.069623 1.000000 -0.334352 -0.297821 0.046453
NIM 0.415894 -0.334352 1.000000 -0.218234 -0.088122
NPF -0.407765 -0.297821 -0.218234 1.000000 0.462509
BOPO -0.850708 0.046453 -0.088122 0.462509 1.000000
124
Uji Park
Dependent Variable: RES2
Method: Panel Least Squares
Date: 04/20/16 Time: 22:52
Sample: 2011Q1 2015Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
FDR 4.14E-06 2.67E-05 0.154723 0.8775
NIM -4.60E-06 0.000100 -0.045990 0.9634
NPF -9.40E-05 0.000147 -0.640079 0.5242
BOPO 2.71E-05 2.10E-05 1.288333 0.2018
C -0.002094 0.003541 -0.591264 0.5562
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.059407 Mean dependent var 0.000257
Adjusted R-squared -0.032040 S.D. dependent var 0.001123
S.E. of regression 0.001141 Akaike info criterion -10.61892
Sum squared resid 9.38E-05 Schwarz criterion -10.38072
Log likelihood 432.7568 Hannan-Quinn criter. -10.52342
F-statistic 0.649631 Durbin-Watson stat 2.219109
Prob(F-statistic) 0.713436
125
Fixed Effect Model
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 04/20/16 Time: 22:52
Sample: 2011Q1 2015Q4
Periods included: 20
Cross-sections included: 4
Total panel (balanced) observations: 80
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
FDR 0.008004 0.007821 1.023344 0.3096
NIM 0.135314 0.029290 4.619762 0.0000
NPF 0.125951 0.042998 2.929240 0.0045
BOPO -0.112752 0.006146 -18.34615 0.0000
C 8.969861 1.036384 8.654963 0.0000
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.899428 Mean dependent var 1.454875
Adjusted R-squared 0.889650 S.D. dependent var 1.005309
S.E. of regression 0.333953 Akaike info criterion 0.739006
Sum squared resid 8.029767 Schwarz criterion 0.977209
Log likelihood -21.56024 Hannan-Quinn criter. 0.834508
F-statistic 91.98646 Durbin-Watson stat 0.580189
Prob(F-statistic) 0.000000