144
i PENGARUH FDR, NIM, NPF DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DEVISA DI INDONESIA (Periode Maret 2011 Desember 2015) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Disusun oleh : Rahmi Fitriyah NIM : 1112085000006 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M

PENGARUH FDR, NIM, NPF DAN BOPO …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/35753...melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Embed Size (px)

Citation preview

i

i

PENGARUH FDR, NIM, NPF DAN BOPO TERHADAP

PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DEVISA DI

INDONESIA

(Periode Maret 2011 – Desember 2015)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

Rahmi Fitriyah

NIM : 1112085000006

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/2016 M

i

i

PENGARUH FDR, NIM, NPF DAN BOPO TERHADAP

PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DEVISA DI

INDONESIA

(Periode Maret 2011 – Desember 2015)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rahmi Fitriyah

NIM. 1112085000006

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Ade Ananto Terminanto, MM Aini Masruroh, MM

NIP. 196811252014111002

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H / 2016 M

i

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 07 Desember 2015 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Rahmi Fitriyah

2. NIM : 1112-085-0000-06

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap

Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Syariah Devisa

Di Indonesia (Periode Maret 2011 – Desember 2015)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan

yang bersangkutan selama proses ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Senin 07 Desember 2015

1. Prof. Dr. Ahmad Rodoni ( _____________________ )

NIP : 19690203 200112 1 003 Penguji I

2. Aini Masruroh, MM ( _____________________ )

Penguji II

3. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( _____________________ )

NIP : 19681125 201411 1 002 Penguji Ahli

ii

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 26 Mei 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Rahmi Fitriyah

2. NIM : 1112-085-0000-06

3. Jurusan : Perbankan Syariah

4. Judul Skripsi : Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap

Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Syariah Devisa

Di Indonesia (Periode Maret 2011 – Desember 2015)

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adhitya Ginanjar,

SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah dan Ibu Fitri Damayanti, SE.,

M.Si

Jakarta, Kamis 26 Mei 2015

1. Fitri Damayanti, SE., M.Si ( _____________________ )

NIP : 19810731 200604 2 003 Ketua

2. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( _____________________ )

NIP : 19681125 201411 1 002 Sekretaris

3. Drs. Ade Ananto Terminanto, MM ( _____________________ )

NIP : 19681125 201411 1 002 Pembimbing I

4. Aini Masruroh, MM ( _____________________ )

Pembimbing II

5. Dr. Indoyama Nasarudin, MAB ( _____________________ )

NIP : 19741127 200112 1 002 Penguji Ahli

iii

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rahmi Fitriyah

NIM : 1112-085-0000-06

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Perbankan Syariah

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan

mempertanggungjawabkan.

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

atau tanpa izin pemilik karya.

4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas

karya ini.

Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 9 Mei 2015

Rahmi Fitriyah

iv

v

DATA RIWAYAT HIDUP

(Curriculum Vitae)

I. Data Pribadi

Nama : Rahmi Fitriyah

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 10 April 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Nama Ayah : Mayusri

Nama Ibu : Sufheli

Anak Ke Dari : 6 dari 6 bersaudara

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Jl. Semanggi II No 17 RT 003 RW 003, Kel.

Cempaka Putih, Kec. Ciputat Timur, Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten, 15412

No. Telp : 0812 94410700

E-mail : [email protected]

II. Pendidikan Formal

Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan Jakarta : Tahun 1999 – 2005

Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta : Tahun 2005 – 2008

Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta : Tahun 2008 – 2011

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta : Tahun 2012 – 2016

III. Pengalaman Organisasi

1. Koordinator Departemen Hubungan Luar Kampus HMJ Perbankan

Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2013 – 2014.

2. Wakil Sekretaris Umum PMII Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Cabang Ciputat Periode 2015-2016.

v

vi

IV. Pengalaman Kerja

1. Koordinator Divisi Lapangan Acara “Hai Day” 27 – 28 Oktober 2012

2. Assistant Sales T-Lab Tahun 2013

3. Guru Ekstrakulikuler Tari Saman SMK As-Syudiyah Tangerang

Selatan Tahun 2014

V. Keahlian

1. Komputer : Microsoft Office (Word, Excel, Power Point), Internet

2. Tari : Ratoeh Jaroe dari Aceh

vi

vii

THE EFFECTS OF FDR, NIM, NPF AND BOPO ON PROFITABILITY

(ROA) OF ISLAMIC BANK FOREIGN EXCHANGE IN INDONESIA

(PERIOD MARCH 2011 – DECEMBER 2015)

ABSTRACT

The research aims to analyzing the effects of FDR, NIM, NPF and BOPO

on ROA of Islamic Bank Foreign Exchange. This research use a sample of some

Islamic Banks in Indonesia which include categories as foreign exchange, that

are Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia

Syariah and Bank Mega Syariah Indonesia, the quarterly data for the period

March 2011 - December 2015 , the number of sample is 80 financial statements.

The research is a quantitative study. Type of this research is descriptive

which used by based on a survey of the literature method. The method of

collecting data is using secondary method, that is where the data obtained by

researcher indirectly, through intermediaries media and literature. This research

use secondary data obtain from several websites related bank. This research use

census sampling method. The data analyzed by regression data panel with Eviews

9.

Based on the result of regression data panel with a significant 5%, the

result of this study conclude that: 1) FDR does not influences on ROA with the

significant value 0.3096 > 0.05 and coefficient value 0.008004. 2) NIM influence

significantly positive on ROA with the significant value 0.0000 < 0.05 and

coefficient value 0.135314. 3) NPF influence significantly positive on ROA with

the significant value 0.0045 < 0.05 and coefficient value 0.125951. 4) BOPO

influence significantly negative on ROA with significant value 0.0000 < 0.05 and

coefficient value -0.112752.

Keywords: FDR, NIM, NPF, BOPO, ROA

vii

viii

PENGARUH FDR, NIM, NPF, DAN BOPO TERHADAP

PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DEVISA DI

INDONESIA

(PERIODE MARET 2011 – DESEMBER 2015)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh FDR, NIM, NPF dan

BOPO terhadap ROA pada Bank Umum Syariah Devisa. Penelitian ini

menggunakan sampel beberapa bank dalam bank umum syariah di Indonesia yang

termasuk kategori bank devisa yaitu terdiri dari Bank Muamalat Indonesia, Bank

Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia Syariah dan Bank Mega Syariah

Indonesia dalam data triwulan selama periode Maret 2011 – Desember 2015,

dengan jumlah sampel penelitian adalah 80 laporan keuangan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian ilmiah kuantitatif. Sifat dan jenis

dari penelitian ini adalah deskriptif dengan metode yang digunakan berdasarkan

survey literatur. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder,

yaitu merupakan data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media

perantara dan studi pustaka. Data pada penelitian ini diperoleh dari beberapa

website bank terkait. Penelitian ini menggunakan metode sensus sampling.

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi

data panel yang pengolahannya melalui Eviews 9.

Berdasarkan hasil regresi data panel dengan tingkat signifikansi sebesar

5%, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa: 1) FDR tidak berpengaruh

terhadap ROA dengan nilai signifikan 0.3096 > 0.05 dan nilai koefisien 0.008004.

2) NIM berpengaruh positif terhadap ROA dengan nilai signifikan 0.0000 < 0.05

dan nilai koefisien 0.135314. 3) NPF berpengaruh positif terhadap ROA dengan

nilai signifikan 0.0045 < 0.05 dan nilai koefisien 0.125951. 4) BOPO berpengaruh

negatif terhadap ROA dengan nilai signifikan 0.0000 < 0.05 dan nilai koefisien -

0.112752.

Kata Kunci: FDR, NIM, NPF, BOPO, ROA

viii

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil ‟Alamin, segala puji dan syukur hanya milik Allah

SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita

semua karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap Profitabilitas

(ROA) Pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia (Periode Maret 2011 –

Desember 2015)” ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada

junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabatnya

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak luput dari berbagai

masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh bukanlah

semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat bantuan, dorongan,

bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain, yakni

ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Orangtua saya, Bapak Mayusri dan Ibu Sufheli yang selalu memberikan

dukungan baik moril maupun materil, selalu memberikan kasih sayang dan

doa yang terbaik untuk hidupku. Terimakasih pa, ma.

2. Abang saya Ahmad Fajri, beserta abang-kakak, yang selalu memberikan

pelajaran arti kehidupan untuk saya.

3. Bapak Drs. Ade Ananto Terminanto, MM selaku Dosen Pembimbing I dan

Ibu Aini Masruroh, MM selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

meluangkan waktu atas ilmu, saran, arahan, nasehat yang sangat berharga

selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin,

SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid. Akademik,

Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid.

Administrasi Umum dan Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil

Dekan III Bid. Kemahasiswaan.

ix

x

5. Bapak Adhitya Ginanjar, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah

dan Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan

Syariah.

6. Bapak Ade Suherlan, SE., MM., MBA selaku Pembimbing Akademik.

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis

selama menempuh masa studi.

8. Try Susilo Komar, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan doa

dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Shella, Abyan, Ikromul, Indra, Itoh dan Leni, terimakasih atas segala suka

cita semasa kuliah.

10. Cheryl, Sarah, Kika, Dinia, Dilah, Rani, Fenny dan sahabat-sahabatku yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, dalam menemani dan memotivasi penulis

dalam penyelesaian skripsi ini.

11. Teman-teman KKN Almalika 2015, terimakasih untuk kenangan selama

mengabdi di Desa Tapos, Tenjo, Bogor.

12. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012, atas semangat, doa,

dukungan dan warna-warni cerita semasa kuliah.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada

semua pihak atas bantuan dan amal baik yang telah diberikan kepada penulis

dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai. Akhir kata, penulis

mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

memerlukan.

Jakarta, Mei 2015

Rahmi Fitriyah

x

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................ iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................................... vii

ABSTRAK ....................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 17

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 17

D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 18

xi

xii

E. Sistematika Penulisan .......................................................................... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 21

A. Landasan Teori ..................................................................................... 21

1. Bank Syariah ................................................................................. 21

a. Definisi Bank Syariah ............................................................ 21

b. Sistem Operasional Bank Syariah .......................................... 23

c. Fungsi Bank Syariah .............................................................. 26

d. Produk dan Bank Syariah ....................................................... 29

e. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ................. 41

2. Rasio Keuangan............................................................................. 44

a. Return On Asset (ROA) ......................................................... 46

b. Financing to Deposit Ratio (FDR) ......................................... 47

c. Net Interest Margin (NIM)..................................................... 47

d. Non Performing Financing (NPF) ......................................... 48

e. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) ............ 49

3. Bank Umum Syariah Devisa ......................................................... 50

B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ................. 52

1. Hubungan FDR dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa......... 52

2. Hubungan NIM dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa......... 53

3. Hubungan NPF dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa ......... 53

4. Hubungan BOPO dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa ...... 54

C. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 56

D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 60

xii

xiii

E. Hipotesis ............................................................................................... 62

BAB III METODOLOGI PENILITIAN ..................................................... 63

A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 63

B. Metode Penentuan Sampel ................................................................... 64

C. Metode Pengumpullan Data ................................................................. 65

D. Metode Analisis Data ........................................................................... 67

1. Metode Data Panel ........................................................................ 67

2. Pemodelan Data Panel ................................................................... 68

a. Pendekatan Pooled Least Square (PLS) ................................ 69

b. Pendeketan Fixed Effect Model (FEM) .................................. 69

c. Pendekatan Random Effect Model (REM) ............................. 70

3. Pemilihan Model Data Panel ......................................................... 70

a. Uji Chow ................................................................................ 71

b. Uji Hausman .......................................................................... 72

4. Uji Asumsi Klasik ......................................................................... 73

a. Uji Normalitas ........................................................................ 74

b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 74

c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 76

d. Uji Autokorelasi ..................................................................... 77

5. Uji Hipotesis .................................................................................. 78

a. Uji-t ........................................................................................ 78

b. Uji-F ....................................................................................... 79

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)..................................... 80

xiii

xiv

6. Model Regresi Data Panel ............................................................. 81

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 82

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................. 85

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ..................................................... 85

B. Analisis Hasil dan Pembahasan ........................................................... 87

1. Statistik Deskriptif......................................................................... 87

2. Pemilihan Model Terbaik .............................................................. 90

a. Uji Chow ................................................................................ 90

b. Uji Hausman .......................................................................... 92

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................ 93

a. Uji Normalitas ........................................................................ 93

b. Uji Multikolinieritas ............................................................... 94

c. Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 95

d. Uji Autokorelasi ..................................................................... 96

4. Model Fixed Effect (FEM) ............................................................ 96

5. Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 97

a. Uji-t ........................................................................................ 97

b. Uji-F ....................................................................................... 100

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)..................................... 101

C. Interpretasi............................................................................................ 103

1. Pengaruh FDR terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa ........ 103

2. Pengaruh NIM terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa ........ 104

3. Pengaruh NPF terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa ........ 105

xiv

xv

4. Pengaruh BOPO terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa ..... 106

5. Variabel yang dominan mempengaruhi ROA Bank Umum Syariah

Devisa ............................................................................................ 107

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 109

A. Kesimpulan .......................................................................................... 109

B. Saran ..................................................................................................... 110

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 112

LAMPIRAN .................................................................................................... 117

xv

xvi

DAFTAR TABEL

1.1 Jaringan Kantor Bank Umum Syariah ..................................................... 5

2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional ................................... 41

2.2 Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga ............................................................. 43

2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................................ 56

3.1 Data Bank Umum Syariah Devisa ........................................................... 63

3.2 Ringkasan Definisi Operasional Variabel ................................................ 83

4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Seluruh Sampel ......................................... 87

4.2 Hasil Uji Chow ......................................................................................... 91

4.3 Correlation Matrix ................................................................................... 94

4.4 Hasil Uji Park ........................................................................................... 95

4.5 Uji t-Statistik ............................................................................................. 98

4.6 Uji F-Statistik ............................................................................................ 100

4.7 Nilai Koefisien Determinasi ...................................................................... 102

xvi

xvii

DAFTAR GAMBAR

1.1 Perkembangan ROA Tahun 2011 – 2015 ................................................ 8

1.2 Perkembangan FDR Tahun 2011 – 2015 ................................................. 10

1.3 Perkembangan NIM Tahun 2011 – 2015 ................................................. 11

1.4 Perkembangan NPF Tahun 2011 – 2015 ................................................. 13

1.5 Perkembangan BOPO Tahun 2011 – 2015 .............................................. 14

2.1 Skema Sistem Operasional Bank Syariah ................................................ 23

2.2 Skema Fungsi Bank Syariah .................................................................... 26

2.3 Skema Produk dan Jasa Bank Syariah ..................................................... 29

2.4 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 61

4.1 Uji Normalitas .......................................................................................... 93

xvii

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

1 Data Rasio Keuangan Bank Umum Syariah Devisa .............................. 118

2 Hasil Analaisis ....................................................................................... 122

xviii

1

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

disebutkan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada

masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Dengan kata lain, bank, dalam menjalankan aktivitasnya berfungsi

sebagai lembaga intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga

keuangan yang berfungsi sebagai perantara pihak yang kelebihan dana

dengan pihak yang kekurangan dana. Fungsi bank sebagai lembaga

intermediasi ini membuat bank memiliki posisi yang strategis dalam

perekonomian, aktivitas bank dalam menghimpun dana, menyalurkan

dana dan memberikan jasa lainnya kepada masyarakat yang

membutuhkan. Dari ketiga kegiatan ini yang menjadi kegiatan pokok

perbankan adalah menghimpun dana dan menyalurkan kredit, sedangkan

jasa yang diberikan hanya merupakan fasilitas tambahan. Karena peran

tersebut, bank menjadi sebuah lembaga yang sangat penting bagi

perekonomian suatu Negara. Bank juga menjadi perantara bagi

pembiayaan sektor riil baik untuk meningkatkan iklim investasi dan iklim

usaha maupun pencipta lapangan kerja.

1

2

Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa,

yang mana kepercayaan masyarakat akan menempati porsi yang sangat

besar dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Sebagai lembaga

kepercayaan, bank dalam operasinya lebih banyak menggunakan dana

dari masyarakat dibanding dengan modal sendiri dari pemilik atau

pemegang saham, oleh karena itu pengelola bank dalam melakukan

usahanya dituntut untuk dapat menjaga keseimbangan antara

pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan pencapaian rentabilitas yang

wajar, serta pemenuhan modal yang memadai.

Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, perbankan di Indonesia

mengenal sistem ganda (dual banking system), yaitu bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan berdasarkan

prinsip syariah. Bank konvensional merupakan bank yang keuntungan

utamanya diperoleh dari selisih bunga simpanan yang diberikan kepada

penyimpan dengan bunga pinjaman atau kredit yang disalurkan (Kasmir,

2012), sedangkan bank syariah merupakan bank yang aktivitasnya

meninggalkan masalah riba (Muhammad, 2005). Di dalam UU No. 21

Tahun 2008 yang dimaksud riba adalah penambahan pendapatan secara

tidak sah (batil) antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis

yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl), atau

dalam transaksi pinjam-meminjam yang mempersyaratkan nasabah

penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok

pinjaman karena berjalanya waktu. Dilihat dari definisi riba, bunga yang

3

dibebankan bank konvensional terhadap nasabahnya termasuk dalam

unsur riba. Sedangkan pada bank syariah, keuntungan yang diperoleh

berdasarkan sistem bagi hasil.

Dewasa ini masyarakat semakin paham dan jeli dalam

menempatkan dana maupun dalam pembiayaan usahanya, karena hasil

dalam sebuah usaha tidaklah sama antara perusahaan satu dengan

perusahaan lainya maka masyarakat memilih bank syariah yang tidak

menggunakan bunga sebagai balas jasa melainkan menggunakan sistem

bagi hasil, sehingga nasabah tidak dibebani bunga yang sama setiap

bulanya tetapi bagi hasil menurut jumlah penghasilan yang didapat

perusahaan. Selain dari sisi balas jasa bank syariah juga memberikan

fasilitas berbeda dengan bank konvensional, bank syariah cenderung lebih

lengkap karena ada fungsi sosial yang tidak ditemukan pada bank

konvensional, yaitu: (1) dalam bentuk lembaga baitul maal yang

menerima dana zakat, infak, sedekah, hibah dan lainnya untuk disalurkan

ke organisasi pengelola zakat, dan (2) dalam bentuk lembaga keuangan

syariah penerima wakaf uang yang menerima wakaf uangdan

menyalurkannya ke pengelola (nazhir) yang ditunjuk (Pasal 4). Bank

syariah juga hanya melakukan investasi yang halal saja, tidak seperti bank

konvensional yang dapat melakukan investasi halal dan haram. Hal ini

sangat cocok untuk masyarakat indonesia yang mayoritas memeluk

agama islam.

Salah satu alasan masyarakat memilih bank syariah karena tahan

4

terhadap krisis. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem

ekonomi terbuka, oleh karena itu Indonesia tidak dapat terhindar dari

krisis ekonomi global yang menimpa hampir seluruh negara di dunia yang

dimulai pada semester kedua tahun 2008. Di sini bank syariah

membuktikan performa lebih baik bahwa bank syariah dapat bertahan

dari krisis daripada bank konvensional. Hal ini disebabkan karena bank

syariah tidak banyak bertransaksi dengan valuta asing, sehingga apabila

kurs valuta asing naik-turun bank syariah tidak begitu terpengaruh jika

dibandingkan dengan bank konvensional. Hanya 4 bank syariah yang

dapat melakukan transaksi dengan valuta asing, yaitu Bank Muamalat

Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia, dan Bank

Mega Syariah, yang sering disebut dengan Bank Devisa. Pembiayaan

bank syariah sebagian besar disalurkan pada sektor riil dan hanya sedikit

yang disalurkan ke dalam sektor koperasi, sehingga krisis global tidak

begitu dirasakan oleh bank syariah.

Dalam Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan

syariah yang berlaku sejak 16 Juli 2008 disebutkan bahwa bank syariah

menurut jenisnya dibagi menjadi dua yaitu Bank Umum Syariah (BUS)

dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Kemudian dalam

perbankan syariah juga terdapat Unit Usaha Syariah (UUS) yang

merupakan unit kerja dari kantor pusat Bank Umum Konvensional yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah. Dalam

penelitian ini dipilih Bank Umum Syariah karena dalam kegiatanya

5

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan BPRS dan

UUS tidak. Selain itu pada Bank Umum syariah juga menyediakan

laporan keuangan yang lengkap sesuai dengan data yang dibutuhkan

dalam penelitian, sedangkan BPRS hanya sebatas memberikan laporan

keuangan berupa neraca tahunan dan perhitungan laba rugi serta

penjelasanya.

Bank Umum Syariah terus mengalami banyak perkembangan baik

dalam pertumbuhan aset maupun penambahan jumlah Bank Umum

Syariah (BUS) dari tahun ke tahun. Dapat dilihat jaringan kantor bank

umum syariah yang ada di Indonesia sebagai berikut :

Tabel 1.1

Jaringan Kantor Bank Umum Syariah

2011 2012 2013 2014 2015

Bank Umum Syariah

- Jumlah Bank 11 11 11 12 12

- Jumlah Kantor 1.401 1.745 1.998 2.147 2.121

Sumber data : Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia Tahun 2011-2015

Tabel 1.1 di atas menunjukkan terjadi peningkatan pada jaringan

kantor bank syariah dari tahun ke tahun, maka dapat diartikan bahwa

perkembangan industri perbankan syariah berkembang pesat.

Untuk menilai kinerja suatu bank perlu dilakukan analisis terhadap

laporan keuanganya agar pihak ketiga dapat mengevaluasi kinerja bank

untuk menerapkan prinsip kehati-hatian dan terhindar dari risiko yang

tidak diinginkan. Masyarakat umum, bank sentral, dan investor dapat

menganalisis serta mengetahui posisi keuangan bank melalui neraca yang

6

disajikan oleh bank setiap periodenya. Menurut Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 14/35/DPNP yang merupakan tindak lanjut dari

Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012

tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. Dalam Surat Edaran

ini, Bank diwajibkan untuk melakukan penyampaian informasi secara

berkala dan meningkatkan transparansi kondisi keuangan bank kepada

publik untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap perbankan. Hal

ini juga seiring dengan implementasi Pilar 3 Basel II tentang market

discipline yaitu transparansi dan pengungkapan yang memungkinkan para

pelaku pasar untuk melakukan penilaian profil risiko dan kecukupan

modal bank.

Salah satu gambaran perkembangan pada suatu bank adalah

dengan melihat laporan laba ruginya, di dalam laporan laba rugi terdapat

pendapatan dan beban dalam periode tertentu. Namun melihat laporan laba

rugi hanya dapat mengetahui kondisi bank apakah laba atau rugi pada saat

itu dan di masa lalu saja, tidak dapat memproyeksikan kondisi di masa

mendatang. Untuk dapat mengetahui keadaan finansial bank pada saat ini,

masa lalu maupun memproyeksikan kondisi bank di masa mendatang

dapat dilakukan dengan analisis rasio keuangan. Analisis rasio merupakan

suatu cara yang umum digunakan untuk menganalisis laporan keuangan,

sedangkan rasio merupakan alat ukur yang digunakan untuk

menggambarkan hubungan antara jumlah tertentu dengan jumlah yang

7

lain, rasio dapat dinyatakan dalam bentuk relatif maupun absolut (Sangia,

2012).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah rasio profitabilitas

yang digunakan sebagai indikator untuk mengukur kemampuan bank

dalam memperoleh laba secara keseluruhan, yaitu Return on Asset (ROA).

Menurut Hanafi dan Halim (2003), Return on Assets (ROA) merupakan

rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas

mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau laba

pada tingkat pendapatan, aset dan modal saham tertentu. Dengan

mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien

dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk

menghasilkan keuntungan. Apabila ROA suatu bank besar, maka semakin

besar pula keuntungan yang akan didapat bank tersebut (Dendawijaya,

2003). ROA yang positif menunjukan bahwa dari total aktiva yang

dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi

perusahaan. Sebaliknya jika ROA negatif menunjukan total aktiva yang

dipergunakan tidak memberikan keuntungan/rugi.

Return on Asset merupakan perbandigan antara laba sebelum pajak

dengan rata-rata total aset yang menunjukan kemampuan keseluruhan

aktiva yang digunakan untuk menghasilkan profit atau keuntungan. Bank

yang menghasilkan return tinggi memiliki kecenderungan untuk

memperluas usahanya. Maka dari itu pada penelitian ini menggunakan

ROA sebagai tolak ukur kinerja perbankan khususnya dalam meneliti

8

tentang perbankan syariah. Data ROA yang digunakan pada penelitian ini

adalah rata-rata data ROA triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa

selama periode Maret 2011 - Desember 2015:

Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,

www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015

Gambar 1.1

Perkembangan Return On Asset Tahun 2011 – 2015

Dari gambar 1.1 menunjukkan bahwa Return On Asset setiap

triwulan mengalami kondisi yang fluktuatif. Terlihat pada tahun 2011

mengalami penurunan, dari 2.20% hingga 1.59%. Pada tahun 2012

mengalami peningkatan dan penurunan dari 2.32% ke 2.27%. ROA

tertinggi terjadi pada bulan Maret tahun 2013 mencapai 2.37%. Tahun

2014 terjadi penurunan dari 1.40% ke 0.48%. Dan ROA terendah terjadi

pada bulan Maret tahun 2015 yaitu 0.36%. Dengan demikian perlu

diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi ROA sehingga dapat diambil

langkah perbaikan kinerja untuk meningkatkan ROA selanjutnya.

Rasio likuiditas yang diproksikan dengan Financing to Deposit

Ratio (FDR) dijadikan variabel yang mempengaruhi ROA berkaitan

0

0.5

1

1.5

2

2.5

2011 2012 2013 2014 2015

ROA

Maret

Juni

September

Desember

9

dengan adanya pertentangan kepentingan (conflict of interest ) antara

likuiditas dengan profitabilitas. Bila ingin mempertahankan posisi

likuiditas dengan memperbesar cadangan kas, maka bank tidak akan

memakai seluruh dana pinjaman (loanable Funds) yang ada karena

sebagian dikembalikan lagi dalam bentuk cadangan tunai (cash reserve),

ini berarti usaha pencapaian profitabilitas akan berkurang. Sebaliknya jika

bank ingin mempertinggi profitabilitas, maka dengan cadangan tunai (cash

reserve) untuk likuiditas terpakai oleh bisnis bank, sehingga posisi

likuiditas akan turun (Sinungan, 2000). Jika rasio ini meningkat dalam

batas tertentu maka akan semakin banyak dana yang disalurkan

dalam bentuk pembiayaan, sehingga akan meningkatkan laba bank,

dengan asumsi bank menyalurkan dananya untuk pembiayaan yang

efektif. Dengan meningkatnya laba, maka ROA juga akan meningkat,

karena laba merupakan komponen yang membentuk Return On

Asset (Budi Ponco, 2008). Data FDR yang digunakan pada penelitian ini

adalah rata-rata data FDR triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa

selama periode Maret 2011 - Desember 2015:

10

Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,

www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015

Gambar 1.2

Perkembangan Financing to Deposit Ratio Tahun 2011 - 2015

Dari gambar 1.2 menunjukkan bahwa Financing to Deposit Ratio

setiap triwulan mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat

bahwa rasio terendah FDR terjadi pada bulan Desember tahun 2011 yaitu

82.90%. Pada tahun 2012 mengalami peningkatan dan penurunan dari

91.80% ke 90.60%. FDR tertinggi terjadi pada bulan Juni tahun 2013

mencapai 99.30%. Pada tahun 2014 mengalami penurunan dari 97.00%

ke 88.10%. Dan pada tahun 2015 mengalami penurunan dari 93.90% ke

92.20%. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Financing to Deposit Ratio (FDR) yang diteliti oleh Slamet

Riyadi (2014) dan Dhian Dayinta (2012) menunjukkan bahwa FDR

berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Suryani (2011) dan Jaka Sriyana (2014)

menunjukkan tidak adanya pengaruh antara FDR terhadap profitabilitas.

Dengan adanya research gap dari hasil penelitian terdahulu, maka perlu

dilakukan penelitian lanjutan pengaruh FDR terhadap profitabilitas.

70

75

80

85

90

95

100

105

2011 2012 2013 2014 2015

FDR

Maret

Juni

September

Desember

11

Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva

produktifnya untuk menghasikan pendapatan bunga bersih. Pendapatan

bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga.

Rasio ini menunjukkan kemapuan bank dalam memperoleh pendapatan

operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman

(kredit) pada bank konvensional atau dalam bentuk pembiayaan pada

bank syariah (Sudarso, 2014). Data NIM yang digunakan pada penelitian

ini adalah rata-rata data NIM triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa

selama periode Maret 2011 - Desember 2015:

Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,

www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015

Gambar 1.3

Perkembangan Net Interest Margin Tahun 2011 - 2015

Dari gambar 1.3 menunjukkan bahwa Net Interest Margin setiap

triwulan mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat bahwa

pada tahun 2011 mengalami peningkatan dari 8.71% hingga 9.16%. NIM

tertinggi terjadi pada bulan Desember tahun 2012 mencapai 9.21%. Pada

0

2

4

6

8

10

2011 2012 2013 2014 2015

NIM

Maret

Juni

September

Desember

12

tahun 2013 mengalami penurunan dari 8.41% ke 8.01%. NIM terendah

terjadi pada bulan September tahun 2014 yaitu 6.42%. Dan pada tahun

2015 terjadi peningkatan dari 6.95% hingga 7.12%. Oleh karena itu perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut.

Net Interest Margin (NIM) yang diteliti oleh Okky Paulin (2014)

dan Nikmatus Sholihah (2014) menunjukkan bahwa variabel NIM

berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini bertentangan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Shohibul (2014) yang

menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Dengan adanya research gap dari penelitian sebelumnya, maka perlu

dilakukan penelitian lanjutan pengaruh NIM terhadap profitabilitas.

Kualitas Aktiva dalam hal ini diproksikan dengan Non Performing

Financing (NPF) dijadikan variabel yang mempengaruhi profitabilitas

karena mencerminkan risiko pembiayaan. Semakin tinggi rasio ini,

menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Tingkat

kesehatan pembiayaan (NPF) ikut mempengaruhi pencapaian laba bank.

Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi

pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah

(Suhada,2009). Data NPF yang digunakan pada penelitian ini adalah rata-

rata data NPF triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa selama periode

Maret 2011 - Desember 2015:

13

Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,

www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015

Gambar 1.4

Perkembangan Non Performing Financing Tahun 2011 - 2015

Dari gambar 1.4 menunjukkan bahwa Non Performing Financing

setiap triwulan mengalami kondisi yang fluktuatif. Hal ini dapat dilihat

pada tahun 2011 mengalami penurunan dari 4.18% ke 2.92%. NPF

terendah terjadi pada bulan Desember tahun 2012 yaitu 2.40%. Pada

tahun 2013 mengalami peningkatan dari 2.60% hingga 2.74%. Pada tahun

2014 mengalami peningkatan dari 3.04% hingga 4.76%. Dan NPF

tertinggi terjadi pada bulan Maret tahun 2015 mencapai 4.93%. Oleh

karena itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Non Performing Financing (NPF) yang diteliti oleh Fitri Zulfiah

(2013) dan Joni Susilowibowo (2013) menunjukkan bahwa NPF

berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hal ini bertentangan dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh Dhian Dayinta (2012) dan Jaka

Sriyana (2014) yang menunjukkan adanya pengaruh yang negatif antara

NPF terhadap profitabilitas. Dengan adanya research gap dari penelitian

sebelumnya, maka perlu dilakukan penelitian lanjutan pengaruh NPF

0

1

2

3

4

5

6

2011 2012 2013 2014 2015

NPF

Maret

Juni

September

Desember

14

terhadap profitabilitas.

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dijadikan

variabel yang mempengaruhi ROA karena berkaitan dengan adanya teori

menyatakan bahwa jika biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan

keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari

penggunaan aktiva, berarti semakin efisien aktiva bank dalam

menghasilkan keuntungan (Dahlan Siamat, 2000). Tingkat efisiensi bank

dalam menjalankan operasinya, berpengaruh terhadap tingkat pendapatan

yang dihasilkan oleh bank. Semakin kecil rasio BOPO, maka akan

semakin meningkatkan profitabilitas bank (Budi Ponco, 2008). Data

BOPO yang digunakan pada penelitian ini adalah rata-rata data BOPO

triwulan dari Bank Umum Syariah Devisa selama periode Maret 2011 -

Desember 2015:

Sumber data : www.bankmuamalat.co.id, www.syariahmandiri.co.id,

www.bnisyariah.co.id, www.megasyariah.co.id Tahun 2011-2015

Gambar 1.5

Perkembangan Biaya Operasional Pendapatan Operasional Tahun

2011 - 2015

Dari gambar 1.5 menunjukkan bahwa Biaya Operasional

0

20

40

60

80

100

120

2011 2012 2013 2014 2015

BOPO

Maret

Juni

September

Desember

15

Pendapatan Operasional setiap triwulan mengalami kondisi yang

fluktuatif. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2011 mengalami peningkatan

dari 78.90% hingga 85.20%. Pada tahun 2012 mengalami penurunan dari

81.80% ke 79.70%. BOPO terendah terjadi pada bulan Maret tahun 2013

yaitu 77.90%. Pada tahun 2014 mengalami peningkatan dari 86.70%

hingga 94.60%. Dan BOPO tertinggi terjadi pada bulan September tahun

2015 mencapai 96.90%. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut.

Biaya Operasional per Pendapatan Operasional (BOPO) yang

diteliti oleh Muh. Sabir (2012) dan Abd. Hamid (2012) menunjukkan

bahwa variabel BOPO tidak berpengaruh terhadap profitabilitas.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Joni Susilowibowo

(2013) dan Shinta Amalina (2015) menunjukkan adanya pengaruh negatif

antara variabel BOPO terhadap profitabilitas. Dengan adanya research

gap dari hasil penelitian terdahulu, maka perlu dilakukan penelitian

lanjutan pengaruh BOPO terhadap profitabilitas.

Perbankan di Indonesia terutama bank syariah mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan konsep bagi hasil pada

bank syariah dinilai menjadi daya tarik utama untuk menarik para investor.

Selain itu bank syariah hanya melakukan investasi yang halal saja

sehingga sangat tepat diterapkan di Indonesia dengan mayoritas

penduduknya beragama Islam. Bank syariah juga dinilai lebih tahan

terhadap krisis dengan performa yang baik meski terkena imbas dalam

16

perubahan kondisi perekonomian. Maka dari itu bank syariah dituntut

untuk mampu memiliki kinerja yang baik. Untuk menilai kinerja bank

syariah maka digunakan rasio profitabilitas sebagai indikatornya.

Berdasarkan dari hasil-hasil penelitian dan data-data di atas yang

memberikan hasil berbeda atas penelitian yang satu dengan yang lainnya

(research gap) dan adanya fenomena bisnis, penulis tertarik untuk

melakukan penelian lebih lanjut dan mendalam, maka penelitian ini

mengangkat judul “Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap

Profitabilitas (ROA) Pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia

(Periode Maret 2011 – Desember 2015)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

dalam penyusunan penelitian ini penulis terlebih dahulu merumuskan

masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Apakah FDR, NIM, NPF, dan BOPO berpengaruh terhadap ROA

pada Bank Umum Syariah Devisa (Periode Maret 2011 –

Desember 2015) di Indonesia secara parsial?

2. Apakah FDR, NIM, NPF, dan BOPO berpengaruh terhadap ROA

pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia (Periode Maret

2011 – Desember 2015) secara simultan?

17

3. Variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi ROA

pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia (Periode Maret

2011 – Desember 2015)?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan permasalahan di atas

adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO

terhadap ROA pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia

(Periode Maret 2011 – Desember 2015) secara parsial.

2. Untuk menganalisis pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO

terhadap ROA pada Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia

(Periode Maret 2011 – Desember 2015) secara simultan.

3. Untuk menganalisis variabel manakah yang paling dominan

mempengaruhi ROA pada Bank Umum Syariah Devisa di

Indonesia (Periode Maret 2011 – Desember 2015).

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

a. Akademisi

Akademisi diharapkan dapat mengetahui wawasan di

bidang perbankan syariah, dalam hal ini yang berkaitan dengan

tingkat profitabilitas dan rasio keuangan pada bank syariah.

18

b. Peneliti

Peneliti diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan di bidang ekonomi dan lembaga keuangan syariah

khususnya perbankan syariah, serta sebagai ajang ilmiah untuk

menerapkan berbagai teori perbankan syariah yang telah doperoleh

dibangku kuliah.

2. Praktisi

a. Bagi Perbankan

Sebagai saran untuk bank syariah bagaimana FDR, NIM,

NPF dan BOPO dapat mempengaruhi kinerja bank syariah, serta

dapat meningkatkan efektivitas dalam penghimpunan dan

penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan.

b. Bagi Nasabah dan Investor

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan

tentang bagaimana kondisi perbankan syariah dalam meningkatkan

profitabilitasnya, sehingga dapat membantu nasabah dan investor

dalam melakukan transaksi dan berinvestasi.

E. Sistematika Penulisan

Dalam membahas skripsi ini penulis membagi ke dalam lima bab.

Pada tiap-tiap bab terdapat sub-sub bab. Maka dari itu, dalam penulisan

skripsi ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

19

Dalam bab ini penulis akan menguraikan terkait alasan

pemilihan judul atau latar belakang masalah, selanjutnya

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan:

landasan teori yang dilengkapi definisi bank syariah, rasio

keuangan dan bank umum syariah devisa, selanjutnya

keterkaitan antar variabel bebas dan variabel terikat,

penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini penulis akan menguraikan dan menjelaskan:

ruang lingkup penelitian, metode penentuan sampel,

metode pengumpulan data, metode analisis data dan

operasional variabel penelitian.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis akan membahas mengenai hasil

penelitian: gambaran umum objek penelitian, analisis hasil

dan pembahasan menggunakan statistik deskriptif,

pemilihan model terbaik (Uji Chow atau Uji Hausman),

hasil uji asumsi klasik (uji normalitas, uji multikolinieritas,

uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi), Model Fixed

20

Effect (FEM), Hasil Uji Hipotesis (Uji-t, Uji-F, Koefisien

Determinasi), dan Interpretasi.

BAB V PENUTUP

Meliputi penutup dan kesimpulan, penutup yang

didalamnya mencakup kesimpulan dari keseluruhan

pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab

sebelumnya serta saran-saran yang dapat penulis

sampaikan dalam penulisan skripsi ini.

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Bank Syariah

a. Definisi Bank Syariah

Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan

usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya

terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat

Syariah. Sedangkan yang dimaksud dengan perbankan syariah

adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah

dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan

usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan

usahanya (UU Nomor 21 Tahun 2008).

Muhammad (2005) mendefinisikan bank syariah

merupakan bank yang operasional dan produknya dikembangkan

berdasarkan pada Al-Qur‟an dan Hadits Nabi SAW dan dalam

aktivitasnya tidak mengandalkan bunga. Dengan kata lain bank

syariah merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainya dalam lalu lintas

pembayaran yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip

syariat Islam. Rivai dan Arifin (2010) menjelaskan bank islam

adalah institusi keuangan yang menerapkan prinsip ekonomi

islam dalam perbankan, salah satu definisi bank islam yang telah

21

22

disetujui oleh General Secretariat of the Organization of the

Islamic Conference (OIC) adalah institusi keuangan islam

merupakan institusi yang menerapkan prinsip islam sebagai

berikut :

1) Menolak adanya bunga (riba).

2) Melarang gharar (ketidakpastian, risiko, spekulasi).

3) Fokus pada kegiatan-kegiatan yang halal (yang diizinkan

oleh agama).

4) Secara umum mencari keadilan, dan sesuai etika dan tujuan

keagamaan.

5) Pembagian keuntungan dan kerugian antara

konsumen/nasabah.

Dalil Al-Qur‟an mengenai bank syariah menurut Fatwa DSN No.

03/DSN-MUI/IV/2000, sebagai berikut :

QS. An-Nisa [4] : 29 :

مىكم تزاض عه تجارة تكىن أن ئال بالباطل بيىكم أمىالكم تأكلىا ال ءامىىا الذيه ياأيها

"Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian saling

memakan (mengambil) harta sesamamu dengan jalan yang batil,

kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan sukarela

di antaramu...”.

23

b. Sistem Operasional Bank Syariah

Menurut Rizal Yaya (2009) sistem operasional bank

syariah dapat digambarkan dalam mekanisme atau skema alur

sebagai berikut:

Gambar 2.1

Skema Sistem Operasional Bank Syariah

4. Menyalurkan Pendapatan 3. Menerima pendapatan

Bagi Hasil/ Bonus Bagi Hasil, Margin,Fee

Keterangan:

1) Sistem operasional bank syariah dimulai dari kegiatan

penghimpunan dana dari masyarakat. Penghimpunan dana

Nasabah

pemilik

dan

penitip

dana

- Nasabah,

mitra,

pengelola

investasi,

pembeli,

penyewa

- Instrumen

penyaluran

dana lain

yang

dibolehkan

Jasa

administrasi,t

abungan,AT

M,transfer,kli

ring, L/C

Bank

Garansi,

Transaksi

valas, dsb.

BANK

SYARIAH

Sebagai

pengelola

dana/

penerima

dana titipan

Sebagai

pemilik

dana/

penjual/

pemberi

sewa

Sebagai

penyedia

jasa

keuangan

1. Penghim

punan

dana

2.

Penyaluran

dana

5.

Penyaluran

jasa

24

dapat dilakukan dengan skema investasi maupun skema

titipan. Dalam penghimpunan dana dalam skema investasi

(mudharabah) dari nasabah pemilik dana (shahibul maal),

bank syariah berperan sebagai pengelola dana (mudharib).

Adapun pada penghimpunan dana dalam skema titipan

(wadiah), bank syariah berperan sebagai penerima titipan.

2) Dana yang diterima oleh bank syariah selanjutnya disalurkan

kepada berbagai pihak, antara lain mitra investasi, pengelola

investasi, pembeli barang, dan penyewa barang atau jasa yang

disediakan oleh bank syariah. Pada saat dana disalurkan

dalam bentuk investasi, bank syariah berperan sebagai

pemilik dana. Pada saat dana disalurkan dalam bentuk jual

beli, bank syariah berperan sebagai penjual. Pada saat dana

disalurkan dalam pengadaan objek sewa, bank syariah

berperan sebagai pemberi sewa.

3) Dari penyaluran dana kepada berbagai pihak, bank syariah

selanjutnya menerima pendapatan bagi hasil dari investasi,

margin dari jual beli, fee dari sewa, dan berbagai jenis

pendapatan yang diperoleh dari instrumen penyaluran dana

lain yang dibolehkan.

4) Pendapatan yang diterima dari kegiatan penyaluran dana

selanjutnya dibagikan kepada nasabah pemilik dana atau

penitip dana. Penyaluran dana kepada pemilik dana bersifat

25

wajib sesuai dengan porsi bagi hasil yang disepakati. Adapun

penyaluran dana kepada nasabah penitip dana bersifat

sukarela tanpa ditetapkan dimuka sebelumnya dan biasa

disebut dengan istilah bonus (Yaya, Rizal, 2009).

5) Selain melaksanakan aktivitas penghimpunan dan penyaluran,

bank syariah dalam sistem operasionalnya juga memberikan

jasa layanan keuangan seperti jasa ATM, transfer, L/C, bank

garansi, dan lain sebagainya. Oleh karena jasa tersebut

dilakukan tanpa menggunakan dana dari pemilik dana

maupun penitip dana, maka pendapatan yang diperoleh dari

jasa tersebut dapat dimiliki sepenuhnya oleh bank syariah

tanpa harus dibagikan (Yaya, Rizal, 2009).

c. Fungsi Bank Syariah

Berdasarkan pasal 4 UU No. 21 Tahun 2008 tentang

perbankan syariah, disebutkan bahwa bank syariah wajib

menjalankan fungsi menghimpun dan menyalurkan dana

masyarakat. Bank syariah juga dapat menjalankan fungsi sosial

dalam bentuk baitul maal. Hal ini dapat dilihat dari skema fungsi

bank syariah sebagai berikut:

26

Gambar 2.2

Skema Fungsi Bank Syariah

Keterangan:

1) Dalam fungsi sebagai manajer investasi, dapat dilihat pada

segi penghimpunan dana oleh bank syariah, khususnya dana

mudharabah. Dengan fungsi ini, bank syariah bertindak

sebagai manajer investasi dari pemilik dana (shahibul maal)

dalam hal dana tersebut harus dapat disalurkan pada

penyaluran yang produktif, sehingga dana yang dihimpun

27

dapat menghasilkan keuntungan yang akan dibagihasilkan

antara bank syariah dan pemilik dana (Yaya, Rizal, 2009).

2) Dalam fungsi sebagai investor, dapat dilihat dari segi

penyaluran dana. Sebagai investor, penanaman dana yang

dilakukan oleh bank syariah harus dilakukan pada sektor-

sektor yang produktif dengan risiko yang minim dan tidak

melanggar ketentuan syariah. Selain itu, dalam

menginvestasikan dana bank syariah harus menggunakan

alat investasi yang sesuai dengan syariah. Investasi yang

sesuai dengan syariah meliputi akad jual beli (murabahah,

salam, dan istishna), akad investasi (mudharabah dan

musyarakah) akad sewa-menyewa (ijarah dan IMBT) dan

akad lainnya yang dibolehkan oleh syariah (Yaya, Rizal,

2009).

3) Dalam fungsi sebagai jasa layanan keuangan, bank syariah

memberikan layanan kliring, inkaso, transfer, pembayaran

gaji, L/C, dan lain sebagainya (Yaya, Rizal, 2009).

4) Dalam fungsi sosial, bank syariah menggunakan dua

instrumen yaitu instrumen zakat, infaq, sadaqah dan wakaf

(ZISWAF) dan instrumen qardhul hasan. Instrumen

ZISWAF berfungsi untuk menghimpun ZISWAF dari

masyarakat, pegawai bank, serta bank itu sendiri sebagai

lembaga pemilik investor. ZISWAF selanjutnya disalurkan

28

kepada yang berhak dalam bentuk bantuan atau hibah untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Instrumen qardhul hasan

berfungsi menghimpun dana dari penerimaan yang tidak

memenuhi kriteria yang halal serta dana infaq dan sadaqah

yang tidak diperuntukkan secara spesifik oleh yang memberi

(Yaya, Rizal, 2009).

d. Produk dan Jasa Bank Syariah

Produk dan jasa yang dipergunakan oleh perbankan

syariah di Indonesia dalam operasinya adalah sebagai berikut:

Gambar 2.3

Skema Produk dan Jasa Bank Syariah

29

Keterangan:

1) Produk Penghimpunan Dana

a) Prinsip Wadiah

Akad penitipan barang/uang antara pihak yang

mempunyai barang/uang dengan pihak yang diberi

kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan,

keamanan, serta keutuhan barang/uang. Wadiah dibagi

atas dua, yaitu:

- Wadiah Yad Amanah adalah akad pentipan

barang/uang dengan pihak penerima tidak

diperkenankan menggunakan barang/uang yang

dititipkan dan tidak bertanggung jawab atas

kerusakan/kehilangan barang titipan yang bukan

diakibatkan perbuatan atau kelalaian penerima

titipan. Produk dari akad ini adalah save deposit

box.

- Wadiah Yad Dhamanah adalah akad penitipan

barang/uang dengan pihak penerima titipan dengan

atau tanpa izin pemilik barang/uang dapat

memanfaatkan barang/uang titipan dan harus

bertanggung jawab terhadap kehilangan/kerusakan

barang/uang titipan. Semua manfaat dan

keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan

30

barang/uang tersebut menjadi hak penerima titipan.

Produk dari akad ini adalah giro dan tabungan.

b) Prinsip Mudharabah

Akad bagi hasil ketika nasabah (shahibul maal)

sebagai pemilik modal menyediakan dana kepada bank

(mudharib) sebagai pengelola, untuk melakukan

aktifitas produktif dengan syarat bahwa keuntungan

yang dihasilkan akan dibagi menurut kesepakatan yang

ditentukan sebelumnya dalam akad (Ascarya, 2008).

Mudharabah dibagi atas dua, yaitu:

- Mudharabah Muthlaqah adalah akad mudharabah

dimana pemilik dana memberikan kebebasan

kepada pengelola dana dalam pengelolaan investasi.

Produk dari akad ini adalah deposito dan tabungan.

- Mudharabah Muqayyadah adalah akad

mudharabah dimana pemilik dana memberikan

batasan kepada pengelola dana mengenai tempat,

cara, dan objek investasi. Produk dari akad ini

adalah investasi khusus.

2) Produk Penyaluran Dana

a) Prinsip Jual Beli

- Murabahah

31

Akad jual beli antara bank (penjual) dan nasabah

(pembeli). Bank membeli barang yang diperlukan

nasabah yang bersangkutan sebesar harga pokok

ditambah dengan keuntungan (margin) yang

disepakati (Karim, Adiwarman, 2006).

Dalil Al-Qur‟an mengenai murabahah sebagai

berikut :

QS. Al-Baqarah [2] : 275 :

حشم الشبا ع الب أحل الل

"Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba…”

Hadits mengenai murabahah sebagai berikut :

“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka

sama suka”. (HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah,

dinilai sahih oleh Ibnu Hibban).

- Salam

Akad jual beli barang pesanan antara pembeli

dengan penjual. Spesifikasi dan harga barang

pesanan disepakati di awal akad dan pembayaran

dilakukan di muka secara penuh. Apabila bank

bertindak sebagai pembeli dan pemesanan dilakukan

kepada pihak lain untuk menyediakan barang, maka

hal itu disebut Salam Paralel.

32

- Istishna

Akad jual beli barang antara pemesan dengan

penerima pesanan. Spesifikasi dan harga barang

pesanan disepakati di awal akad dengan

pembayaran dilakukan secara bertahap sesuai

kesepakatan. Apabila bank bertindak sebagai

penerima pesanan dan penunjukan dilakukan

kepada pihak lain untuk membuat barang, maka hal

ini disebut Istishna Paralel.

Hadits mengenai istishna sebagai berikut :

“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum

muslimin, kecuali perdamaian yang mengharamkan

yang halal atau menghalalkan yang haram dan

kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat

mereka, kecuali syarat yang mengharamkan yang

halal atau menghalalkan yang haram”. (HR

Tarmidzi dari ‟Amr bin „Auf)

b) Prinsip Bagi Hasil

- Mudharabah

Akad kerja sama usaha antara bank (shahibul maal)

sebagai pemilik modal menyediakan dana kepada

nasabah (mudharib) sebagai pengelola, untuk

melakukan aktifitas produktif dengan syarat bahwa

33

keuntungan (nisbah) yang dihasilkan akan dibagi

menurut kesepakatan yang ditentukan sebelumnya

dalam akad.

Dalil Al-Qur‟an mengenai mudharabah sebagai

berikut :

QS. Al-Baqarah [2] : 283 :

ربه اهلل وليتق أماوته، اؤتمه الذي فليإد بعضا بعضكم أمه فان

"Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian

yang lain, hendaklah yang dipercayai itu

menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa

kepada Allah Tuhannya …”.

Hadits mengenai mudharabah sebagai berikut :

“Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli

tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan

mencampur gandum dengan jewawut untuk

keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual”. (HR

Ibnu Majah dari Shuhaib)

- Musyarakah

Akad kerjasama usaha patungan antara dua pihak

atau lebih pemilik modal untuk membiayai suatu

jenis usaha yang halal dan produktif. Keuntungan

(nisbah) dan risiko akan ditanggung bersama sesuai

kesepakatan.

34

c) Prinsip Sewa

- Ijarah

Akad sewa-menyewa yang dilandasi dengan adanya

perpindahan manfaat (hak guna), bukan

perpindahan kepemilikan (hak milik). Nasabah

yang membutuhkan suatu aset produktif dapat

mendatangi pemilik dana (bank) untuk membiayai

pembelian aset produktif tersebut, dan kemudian

disewakan kepada nasabah (Ascarya, 2008)

Dalil Al-Qur‟an mengenai ijarah sebagai berikut :

QS. Al-Baqarah [2] : 233 :

تن كن إرا سلوتن ها آت لادكن فلا جاح عل إى أسدتن أى تستشضعا أ

بوا تعولى بصش اعلوا أى الل اتما الل بالوعشف

"Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang

lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan

pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah

kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha

Melihat apa yang kamu kerjakan…”

Hadits mengenai ijarah sebagai berikut :

“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya

kering”. (HR Ibn Majah dari Ibnu Umar)

IMBT (Ijarah Muntahiya Bit-Tamlik)

35

Akad sewa-menyewa dengan perjanjian untuk

menjual atau menghibahkan objek sewa diakhir

periode sehingga transaksi ini diakhiri dengan

alih kepemilikan objek sewa (Ascarya, 2008)

Dalil Al-Qur‟an mengenai IMBT sebagai

berikut:

QS. Az-Zukhruf [43] : 32 :

ا ن ف الحاة الذ ن هعشت ن مسوى سحوت سبك حي لسوا ب

ن بعضا سخشا تخز بعض ق بعض دسجاث ل ن ف سفعا بعض

ش هوا جوعىسح وت سبك خ

"Apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat

Tuhanmu? Kami telah menentukan antara

mereka penghidupan mereka dalam kehidupan

dunia, dan Kami telah meninggikan sebagian

mereka atas sebagian yang lain beberapa

derajat, agar sebagian mereka dapat

menggunakan sebagian yang lain. Dan rahmat

Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka

kumpulkan…”

Hadits mengenai IMBT sebagai berikut :

“Kami pernah menyewakan tanah dengan

(bayaran) hasil tanaman yang tumbuh pada parit

dan tempat yang teraliri air, maka Rasulullah

36

melarang kami melakukan hal tersebut dan

memerintahkan agar kami menyewakan tanah itu

dengan emas atau perak (uang)”. (HR Ahmad,

Abu Daud, dan Nasa‟i dari Sa‟d Ibn Abi Waqqash

dengan teks Abu Daud)

3) Produk Jasa

a) Wakalah

Akad pemberian kuasa dari pemberi kuasa (nasabah)

kepada penerima kuasa (bank) untuk melaksanakan

tugas atas nama nasabah. Produk dari akad ini adalah

L/C, inkaso, kliring, dan transfer uang (Karim,

Adiwarman, 2006)

Dalil Al-Qur‟an mengenai wakalah sebagai berikut :

QS. Al-Baqarah [2] : 283 :

سب لتك الل فئى أهي بعضكن بعضا فلؤد الزي اؤتوي أهات

"Maka, jika sebagian kamu memercayai sebagian yang

lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan

amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah

Tuhannya…”

Hadits mengenai wakalah sebagai berikut :

“Rasulullah SAW mewakilkan kepada Abu Rafi‟ dan

seorang Anshar untuk mengawinkan (Kabul perkawinan

37

Nabi) dengan Maimunah RA”. (HR Malik dalam Al-

Muwaththa)

b) Kafalah

Akad pemberian jaminan yang diberikan satu pihak

kepada pihak lain sebagai pemberi jaminan atas

tanggungjawab pembayaran kembali suatu hutang yang

menjadi hak penerima jaminan. Produk dari akad ini

adalah bank garansi (Ascarya, 2008).

Dalil Al-Qur‟an mengenai kafalah sebagai berikut :

QS. Yusuf [12] : 72 :

صعن ا ب أ حول بعش لوي جاء ب اع الولك لالا فمذ ص

"Penyeru-penyeru itu berseru: “Kami kehilangan piala

raja dan barang siapa yang dapat mengembalikannya

akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta,

dan aku menjamin terhadapnya…”

Hadits mengenai kafalah sebagai berikut :

“Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW, jenazah

seorang laki-laki untuk dishalatkan. Rasulullah SAW

bertanya, „Apakah ia mempunyai utang?‟ Sahabat

menjawab, „Tidak‟. Maka beliau menyalatkannya.

Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain, Rasulullah pun

bertanya, „Apakah ia mempunyai utang? Sahabat

menjawab, „Ya‟. Rasulullah berkata, „Shalatkanlah

38

temanmu itu‟. (Beliau sendiri tidak mau

menyalatkannya). Lalu Abu Qatadah berkata, „Saya

menjamin utangnya, ya Rasulullah‟. Maka Rasulullah

pun menyalatkan jenazah tersebut”. (HR Bukhari dari

Salamah bin Akwa‟)

c) Hawalah

Akad pengalihan utang/piutang dari orang yang

berhutang/berpiutang kepada orang lain yang wajib

menanggungnya atau menerimanya. Produk dari akad

ini adalah anjak piutang (Ascarya, 2008).

Hadits mengenai hawalah sebagai berikut :

“Menunda-nunda pembayaran utang yang dilakukan

oleh orang mampu adalah suatu kezaliman. Maka, jika

seseorang di antara kamu dialihkan hak penagihan

piutangnya (di-hawalah-kan) kepada pihak yang

mampu, terimalah”. (HR Bukhari dari Abu Hurairah)

d) Rahn

Akad penyerahan barang/harta dari nasabah kepada

bank sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.

Dalil Al-Qur‟an mengenai rahn sebagai berikut :

QS. Al-Baqarah [2] : 283 :

اى همبضت لن تجذا كاتبا فش تن على سفش إى ك

"Dan apabila kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak

39

memperoleh seorang juru tulis, maka hendaklah ada

barang tanggungan yang dipegang...”

Hadits mengenai rahn sebagai berikut :

“Tidak terlepas kepemilikan barang gadai dari pemilik

yang menggadaikannya. Ia memperoleh manfaat dan

menanggung risikonya”. (HR Al-Syafi‟i, Al-Daraquthni,

dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah)

e) Qardh

Akad pinjaman dari bank kepada pihak tertentu yang

wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai

pinjaman tanpa mengharapkan imbalan.

Dalil Al-Qur‟an mengenai qardh sebagai berikut :

QS. Al-Baqarah [2] : 282 :

ي إلى أجل هسوى فاكتب تن بذ ا الزي آها إرا تذا ا أ

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu

bermu‟amalah tidak secara tunai untuk waktu yang

ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya...”

Hadits mengenai qardh sebagai berikut :

“Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang

mampu adalah suatu kezaliman”. (HR Jama‟ah)

f) Sharf

40

Akad jual beli suatu valuta dengan valuta lain. Produk

dari akad ini adalah penukaran uang (money changer)

(Ascarya, 2008).

g) Ujr

Akad pemberian upah/imbalan yang diberikan atau yang

diminta atas suatu pekerjaan yang dilakukan. Produk

pada akad ini adalah penggajian, penyewaan safe

deposit box, penggunaan ATM (Ascarya, 2008).

e. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Tabel 2.1

Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional

Karakteristik Sistem Bank Syariah Sistem Bank Konvensional

Kerangka

Bisnis

Fungsi dan operasi

didasarkan pada hukum

Syariah.

Fungsi dan operasi

didasarkan pada prinsip

sekuler dan tidak

didasarkan pada hukum

atau aturan agama

Melarang

bunga dalam

pembiayaan

Pembiayaan berorientasi

pada prinsip pembelian dan

penjualan asset, dimana

harga pembelian termasuk

profit margin dan bersifat

tetap dari semula.

Pembiayaan berorientasi

pada bunga dan ada bunga

tetap atau bergerak yang

dikenakan kepada orang

yang menggunakan uang.

Melarang Penyimpanan berorientasi Nasabah berorientasi pada

41

Karakteristik Sistem Bank Syariah Sistem Bank Konvensional

bunga pada

penyimpanan

pada pembagian keuntungan

atau kerugian dimana

investor dibagi presentase

keuntungan yang tetap

ketika hal itu terjadi.

bunga dan investor

diyakinkan untuk

menentukan dari semula

tingkat bunga dengan

jaminan pembayaran

kembali pokok

pembayaran.

Pembagian

pembiayaan

dan risiko

yang sama

Bank menawarkan

kesamaan pembiayaan

untuk suatu usaha/proyek.

Kerugian dibagi

berdasarkan persentase

bagian yang disertakan,

sedangkan keuntungan

berdasarkan persentase yang

sudah ditentukan diawal.

Tidak secara umum

menawarkan tapi

memungkinkan untuk

perusahaan modal venture

dan investment banks.

Zakat Bank tidak boleh

membiayai bisnis yang

terlibat dalam perjudian dan

penjualan minuman keras.

Salah satu fungsi bank islam

adalah mengumpulkan dan

mendistribusikan zakat.

Tidak berhubungan dengan

zakat.

Penalty on

Default

Tidak mengenakan

tambahan uang dari

kegagalan membayar.

Biasanya dikenakan

tambahan biaya (dihitung

dari tingkat bunga) pada

kasus kegagalan membayar.

42

Karakteristik Sistem Bank Syariah Sistem Bank Konvensional

Melarang

Gharar

Transaksi dari kegiatan

yang mengandung unsure

perjudian dan spekulasi

sangat dilarang.

Perdagangan dan perjanjian

dari segala jenis derivative

atau yang mengandung

unsure spekulasi diizinkan.

Customer

Relations

Status bank dalam berelasi

dengan clients sebagai

partner/investor dan

entrepeneur/pengusaha.

Status bank dalam berelasi

dengan clients sebagai

kreditur dan debitur.

Sumber: Rivai dan Arifin (2010)

Perbedaan mendasar diantara keduanya terletak pada prinsip

operasional yang digunakannya. Jika dalam bank syariah secara operasional

berdasarkan prinsip bagi hasil, sedangkan dalam bank konvensional

berdasarkan bunga. Dengan kata lain, kedudukan bank syariah dalam

hubungannya dengan nasabah sebagai mitra investor dan pedagang atau

pengusaha, sedangkan pada bank konvensional sebagai kreditur dan debitur.

Berikut ini beberapa perbedaan antara bagi hasil dan bunga:

Tabel 2.2

Perbedaan Bagi Hasil dan Bunga

BAGI HASIL BUNGA

- Penentuan besarnya rasio/nisbah

bagi hasil dibuat pada waktu akad

dengan berpedoman pada

kemungkinan untung rugi.

- Penentuan bunga dibuat pada

awal transaksi dengan asumsi

harus selalu untung.

- Besarnya rasio bagi hasil

berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh.

- Besarnya persentase

berdasarkan jumlah uang

43

BAGI HASIL BUNGA

(modal) yang dipinjamkan.

- Bagi hasil bergantung pada

keuntungan proyek yang

dijalankan. Bila usaha merugi,

kerugian akan ditanggung

bersama oleh kedua belah pihak.

- Pembayaran bunga tetap

seperti yang dijanjikan tanpa

pertimbangan apakah proyek

yang dijalankan oleh pihak

nasabah untung atau rugi.

- Jumlah pembagian laba

meningkat sesuai dengan

peningkatan jumlah pendapatan.

- Jumlah pembayaran bunga

tidak meningkat sekalipun

jumlah keuntungan berlipat

atau keadaan ekonomi sedang

“booming”.

- Tidak ada yang meragukan

keabsahan bagi hasil.

- Eksistensi bunga diragukan

(kalau tidak dikecam) oleh

semua agama, termasuk

Islam.

Sumber: Syafi‟I Antonio (2001)

2. Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam

data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan

antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan

secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan

rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank

pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai

tingkat kesehatan bank selama periode keuangan tersebut.

Rasio keuangan perbankan yang sering diumumkan dalam

neraca publikasi diantaranya meliputi:

a. Rasio Solvabilitas (Permodalan)

44

Untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban

jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi

kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank.

b. Rasio Profitabilitas

Yaitu alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi

usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang

bersangkutan, (Sumitro Warkum, 2004) menambahkan bahwa

penilaiannya adalah perbandingan laba/rugi dalam 12 bulan

terakhir terhadap rata-rata volume usaha.

c. Rasio Likuiditas

Menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar

kembali penarikan dana yang dilakukan nasabah dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber

likuiditasnya.

Profitabilitas merupakan hasil akhir bersih yang telah

dicapai manajemen dari berbagai kebijakan dan keputusan.

Tingkat efisiensi manajerial bank ditentukan oleh besarnya

tingkat keuntungan bersih bank. Net income atau tingkat

keuntungan bersih yang dihasilkan bank dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik faktor yang dapat dikendalikan, maupun

faktor yang tidak dapat dikendalikan. Ada dua rasio yang biasa

dipakai untuk mengukur kinerja bank, yaitu Return On Assets

(ROA) dan Return On Equity (ROE). ROA membandingkan

45

antara pendapatan bersih dengan rata-rata aktiva. Sedangkan

ROE merupakan perbandingan antara pendapatan bersih dengan

rata-rata modal (Muhammad, 2005).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) lebih mementingkan

penilaian besarnya Return on Asset (ROA) dan tidak memasukan

unsur Return On Equity (ROE) dalam menentukan tingkat

kesehatan bank. Hal ini dikarenakan Otoritas Jasa Keuangan

yang berkedudukan sebagai pengawas dan pembina perbankan

lebih mengutamakan nilai profitabilitas bank yang diukur dari

aset yang sebagian besar dananya berasal dari dana simpanan

masyarakat. Oleh karena itulah ROA dipilih sebagai indikator

dalam mengukur kinerja keuangan perbankan (Dendawijaya,

2005).

1) Return On Asset (ROA)

ROA merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

laba secara keseluruhan (Dendawijaya, 2003). Semakin besar

Return On Asset (ROA), semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai bank tersebut dan menunjukkan

kinerja perusahaan yang semakin baik.

Return On Asset (ROA) merupakan rasio antara laba

sebelum pajak terhadap rata-rata total aset. Semakin besar

ROA, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

46

bank (Almilia, 2005). Standarisasi yang ditetapkan OJK untuk

rasio ROA adalah 1.5%.

Rumus ROA adalah sebagai berikut:

ROA = Laba Sebelum Pajak x 100%

Total Aset

2) Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah

perbandingan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank

dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh bank

(Muhammad, 2005). Rasio FDR yang analog dengan Loan to

Deposit Ratio (LDR) pada bank konvensional adalah rasio

yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

bank dalam membayar kembali penarikan dana yang

dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang

diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2003).

Standarisasi yang ditetapkan OJK untuk rasio FDR adalah

85% - 110%.

Rumus FDR adalah sebagai berikut:

FDR = Total Pembiayaan x 100%

Dana Pihak Ketiga

3) Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin adalah perbandingan antara

pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva

47

produktifnya (Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor

6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004).

Rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan yang

diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang

diterima dari kegiatan operasionalnya. Dalam bank syariah,

NIM dapat juga dinamakan Net Operating Margin (NOM)

karena dalam syariah tidak menganut prinsip bunga. Semakin

besar NIM pada suatu bank, semakin baik pula kinerja bank

tersebut, karena NIM berpengaruh positif terhadap

pertumbuhan laba. Rasio ini juga dapat dikatakan untuk

mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola

aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga

bersih (Iqbal, Muhammad, 2013). Standarisasi yang

ditetapkan OJK untuk rasio NIM adalah 6% keatas.

Rumus NIM adalah sebagai berikut:

NIM = Pendapatan Bunga Bersih x 100%

Rata-rata Aktiva Produktif

4) Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) yang analog dengan

Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional

merupakan rasio keuangan yang bekaitan dengan risiko

kredit. NPF menunjukan kemampuan manajemen bank dalam

mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank.

48

Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin

semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan

jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan

suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Kredit

dalam hal ini adalah kredit yang diberikan kepada pihak

ketiga tidak termasuk kredit kepada bank lain. Kredit

bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar,

diragukan dan macet (Almilia, 2005). Standarisasi yang

ditetapkan OJK untuk rasio NPF adalah 3.52% atau dibawah

5%.

Rumus NPF adalah sebagai berikut:

NPF = Pembiayaan Bermasalah x 100%

Total Pembiayaan

5) Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) merupakan perbandingan antara total biaya

operasional dan total pendapatan operasional. Rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan

bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat

kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai

perantara, yaitu menghimpun dan menyalurkan dana

(misalnya dana masyrakat), maka biaya dan pendapatan

operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan hasil

49

bunga (Dendawijaya, 2003). Semakin kecil rasio ini berarti

semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank

yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam

kondisi bermasalah semakin kecil (Almilia, 2005). Dengan

demikian efisiensi operasi suatu bank yang diproksikan

dengan rasio BOPO akan mempengaruhi kinerja bank

tersebut. Standarisasi yang ditetapkan OJK untuk rasio BOPO

adalah dibawah 90%.

Rumus BOPO adalah sebagai berikut:

BOPO = Biaya Operasional x 100%

Pendapatan Operasional

3. Bank Umum Syariah Devisa

Klasifikasi bank menurut transaksi valuta asing, bank di bagi

menjadi Bank Devisa yaitu bank yang menggunakan lebih dari satu

mata uang dalam transaksi perbankan, dan Bank Non Devisa yaitu

bank yang hanya menggunakan satu mata uang (rupiah) dalam

transaksi perbankan.

Ada dua jenis bank yang dikelompokan berdasarkan kapasitas

kegiatannya. Dalam hal ini adalah kegiatan dalam bentuk valuta asing

(valas). Maka dikenal kelompok bank yang dinamakan bank devisa

dan bank non devisa baik untuk bank konvensional ataupun bank

syariah.

50

Bank devisa adalah bank yang memperoleh surat penunjukan

dari Otoritas Jasa Keuangan untuk dapat melakukan kegiatan usaha

perbankannya dalam kegiatan valuta asing. Bank yang tergolong

kedalam bank devisa, bisa memberikan layanan yang berkaitan

dengan mata uang asing misalnya transfer keluar negeri, transaksi

eksport import, jual beli valuta asing, serta jasa-jasa valuta asing

lainnya.

Jadi jelas perbedaan antara bank devisa dan bank non devisa

adalah bahwa bank non devisa tidak bisa melakukan kegiatan usaha

yang berhubungan dengan kegiatan usaha valuta asing.

Bank Syariah di Indonesia yang tergolong bank devisa adalah:

a. PT. BANK BNI SYARIAH

b. PT. BANK MUAMALAT INDONESIA

c. PT. BANK SYARIAH MANDIRI

d. PT. BANK SYARIAH MEGA INDONESIA

51

B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

1. Hubungan FDR dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa

FDR adalah rasio antara jumlah pembiayaan yang diberikan

bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukan oleh

perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan seluruh

dana yang berhasil dihimpun. Rasio ini merupakan teknik atau

kemampuan likuiditas bank (Savitri, 2011). Semakin tinggi FDR

maka laba bank semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut

mampu menyalurkan dananya dengan efektif), dengan meningkatnya

laba bank, maka kinerja bank juga meningkat.

Apabila suatu bank memiliki rasio FDR sebesar 85%

(dibawah standar ideal) maka dapat diartikan bank hanya

menyalurkan 85% dari seluruh dana yang dihimpun. Di sisi lain

apabila rasio FDR mencapai lebih dari 110%, dapat dikatakan bahwa

bank melampaui batas ideal yang telah ditetapkan. FDR dihitung dari

pembiayaan dibagi dengan dana pihak ketiga, apabila dana dari pihak

ketiga yang berhasil dihimpun tinggi maka penyaluran pembiayaan

juga tinggi, pembiayaan tinggi dapat menghasilkan laba yang tinggi

pula, sehingga akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Jika

rasio FDR yang dimiliki oleh bank sesuai dengan batas ideal maka

laba yang diperoleh bank akan meningkat (Sangia, 2012). Tetapi

apabila rasio FDR rendah berarti menunjukan kurangnya efektifitas

bank dalam menyalurkan pembiayaan, sehingga likuiditas bank

52

menjadi rendah. Hal ini didukung dengan hasil penelitian dari Slamet

Riyadi (2014) dan Dhian Dayinta (2012) menyatakan bahwa FDR

berpengaruh positif terhadap ROA Bank Syariah.

2. Hubungan NIM dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP

tanggal 31 Mei 2004, NIM adalah perbandingan antara pendapatan

bunga bersih terhadap rata-rata aktiva produktifnya. Semakin besar

NIM pada suatu bank, semakin baik pula kinerja bank tersebut,

karena NIM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Rasio

ini juga dapat dikatakan untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan

pendapatan bunga bersih (Iqbal, Muhammad, 2013). Semakin besar

bunga bersih yang dihasilkan bank maka profitabilitas bank yang

ditunjukkan oleh besarnya ROA juga semakin besar. Hal ini

didukung dengan hasil penelitian dari Okky Paulin dan Sudarso

Kaderi Wiryono (2014) menyatakan bahwa NIM berpengaruh positif

terhadap ROA Bank Syariah.

3. Hubungan NPF dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa

NPF merupakan rasio keuangan yang berhubungan dengan

besarnya risiko kredit yang dialami oleh suatu bank. Dalam hal ini

yang dimaksud dengan risiko kredit adalah kemungkinan gagal bayar

dan tidak dilunasinya pembiayaan yang terima dari nasabah. Semakin

tinggi NPF pada suatu bank berarti menandakan bahwa bank tersebut

53

memiliki risiko pembiayaan yang ditanggung oleh bank. Sehingga

semakin besar NPF suatu bank akan mengakibatkan profitabilitas

(ROA) bank menjadi turun. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya

biaya yang dikeluarkan bank yaitu biaya pencadangan aktiva

produktif yang dibutuhkan menjadi lebih tinggi (Rivai, 2010).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa NPF berpengaruh negatif

terhadap profitabilitas bank syariah. Hal ini sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Dhian Dayinta (2011) dan Jaka Sriyana (2014)

yang menyatakan bahwa NPF berpengaruh negatif terhadap ROA

Bank Syariah.

4. Hubungan BOPO dengan ROA Bank Umum Syariah Devisa

Biaya Operasional terhaadap Pendapatan Operasional

(BOPO) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi dan efektivitas bank dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya. Rasio BOPO ini mengukur kemampuan pendapatan

operasional dalam menutup biaya operasional, dari nilai BOPO ini

dapat dilihat kondisi kinerja bank yang bersangkutan. Menurut

Sangia (2012) rasio BOPO merupakan upaya sebuah bank untuk

meminimalkan risiko operasional, yang merupakan ketidakpastian

dalam kegiatan usaha yang dijalankan oleh bank. Risiko operasional

berasal dari kerugian dan kemungkinan terjadinya kegagalan atas jasa

dan produk-produk yang ditawarkan.

54

Apabila rasio BOPO pada suatu bank tinggi maka berarti

biaya yang dikeluarkan bank untuk operasional lebih besar daripada

pendapatan operasional yang masuk ke bank. Apabila pendapatan

operasional bank kecil maka tingkat profitabilitas (ROA) bank

menjadi rendah. Hal ini menunjukan adanya hubungan yang

berlawanan antara BOPO dengan tingkat profitabilitas (ROA) suatu

bank yang sejalan dengan penelitian Joni Susilowibowo (2013) dan

Shinta Amalina (2015) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh

negatif terhadap ROA Bank Syariah.

C. Penelitian Terdahulu

Berbagai macam penelitian telah banyak dilakukan. Penelitian

yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dapat digunakan sebagai

dasar teori dan penguat dalam pembentukan hipotesis penelitian.

Beberapa penelitian terdahulu yang telah diringkas dalam tabel sebagai

berikut:

Tabel 2.3

Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Variabel

Yang Diteliti

Alat

Statistik

Hasil Penelitian

1. Slamet

Riyadi,

Agung

Yulianto

(2014)

Pengaruh

Pembiayaan

Bagi Hasil,

Pembiayaan

Jual Beli,

FDR, dan

NPF

Terhadap

Dependen:

Profitabilitas

(ROA) BUS

Independen:

Pembiayaan

Bagi Hasil,

Pembiayaan

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Pembiayaan bagi

hasil

berpengaruh (-)

terhadap ROA.

Pembiayaan jual

beli dan NPF

tidak

berpengaruh

55

Profitabilitas

Bank Umum

Syariah

Devisa di

Indonesia

Jual Beli,

FDR dan

NPF

terhadap ROA.

FDR

berpengaruh (+)

terhadap ROA.

2. Nikmatu

s

Sholihah

dan Jaka

Sriyana

(2014)

Profitabilitas

Bank Syariah

Pada Kondisi

Biaya

Operasional

Tinggi

Dependen:

ROA

Independen:

CAR,

BOPO, NPF,

FDR, dan

NIM

Analisis

Panel

Data

CAR dan FDR

tidak

berpengaruh

secara signifikan

terhadap ROA.

BOPO dan NPF

berpengaruh (-)

terhadap ROA.

NIM

berpengaruh (+)

terhadap ROA.

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Variabel

Yang Diteliti

Alat

Statistik

Hasil Penelitian

3. Fitri

Zulifiah,

Joni

Susilowi

bowo

(2013)

Pengaruh

Inflasi, BI

Rate, CAR,

NPF, BOPO

Terhadap

Profitabilitas

Bank Umum

Syariah

Periode 2008-

Dependen:

ROA

Independen:

Inflasi, BI

Rate, CAR,

NPF dan

BOPO

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

Inflasi, BI Rate,

CAR, NPF dan

BOPO

berpengaruh

secara simultan

terhadap ROA.

Inflasi tidak

berpengaruh

terhadap ROA.

4. Dhian

Dayinta

Pratiwi

(2012)

Pengaruh

CAR, BOPO,

NPF dan FDR

Terhadap

ROA Bank

Umum

Syariah

Dependen:

ROA

Independen:

CAR,

BOPO, NPF,

dan FDR

Analisis

Regresi

Berganda

CAR

berpengaruh (-)

terhadap ROA.

BOPO dan NPF

berpengaruh (-)

terhadap ROA.

FDR

berpengaruh (+)

terhadap ROA.

5. Suryani

(2011)

Analisis

Pengaruh

FDR

Terhadap

Profitabilitas

Dependen:

Profitabilitas

Perbankan

Syariah

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

dengan

FDR tidak

berpengaruh

terhadap ROA.

56

Perbankan

Syariah di

Indonesia

Independen:

FDR

program

EVIEWS

6. Muh.

Sabir. M,

Muham

mad Ali,

Abd.

Hamid

Hebbe

(2012)

Pengaruh

Rasio

Kesehatan

Bank

Terhadap

Kinerja

Keuangan

Bank Umum

Syariah dan

Bank

Konvensional

di Indonesia

Dependen:

ROA

Independen:

CAR,

BOPO,

NIM/NOM,

NPF/NPL,

FDR/LDR

Analisis

Regresi

Berganda

dan Uji

Beda

CAR dan NPF

tidak berpengaruh

terhadap ROA.

BOPO

berpengaruh (-)

terhadap ROA,

NIM dan FDR

berpengaruh (+)

terhadap ROA

pada Bank Umum

Syariah di

Indonesia.

CAR dan NIM

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Variabel

Yang Diteliti

Alat

Statistik

Hasil Penelitian

berpengaruh (+)

terhadap ROA.

BOPO tidak

berpengaruh

terhadap ROA.

NPL dan LDR

berpengaruh (-)

terhadap ROA

pada Bank

Konvensional di

Indonesia.

7. Erika

Amelia

(2015)

Financial

Ratio and Its

Influence to

Profitability

in Islamic

Banks

Dependen:

ROA

Independen:

CAR, NPF,

FDR, BOPO

Analisis

Regresi

Berganda

CAR, NPF, FDR

dan BOPO secara

simultan

berpengaruh

terhadap ROA.

CAR, NPF, dan,

FDR tidak

berpengaruh

signifikan

terhadap ROA.

BOPO

berpengaruh (-)

57

terhadap ROA.

8. Shinta

Amalina

Hazrati

Havidza

nd

Chandra

Setiawan

(2015)

The

Determinants

of ROA of

Full-Fledged

Islamic Banks

in Indonesia

Dependen:

ROA

Independen:

FDR, Debt to

Total Asset

Ratio

(DTAR),

CAR, Size,

BOPO

Analisis

Regresi

Berganda

FDR, Debt to

Total Asset Ratio,

CAR, Size, dan

BOPO memiliki

pengaruh yang

signifikan secara

simultan terhadap

ROA.

FDR, DTAR, dan

CAR berpengaruh

(+) terhadap

ROA. Size dan

BOPO

berpengaruh (-)

terhadap ROA.

No Nama

Peneliti

Judul

Penelitian

Variabel

Yang Diteliti

Alat

Statistik

Hasil Penelitian

9. Okky

Paulin,

Sudarso

Kaderi

Wiryono

(2014)

Determinants

Of Islamic

Bank‟s

Profitability

In Indonesia

For 2009-

2013

Dependen:

ROA

Independen:

NPF, BOPO,

NIM, FDR,

PPAP, NPA,

EA, LIQD

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

NPF, BOPO,

NIM, FDR, PPAP

Kepatuhan, NPA,

EA, dan LIQD

berpengaruh

signifikan secara

simultan terhadap

ROA. BI rate dan

BOPO

berpengaruh (-)

terhadap ROA.

CAR, dan NPF

berpengaruh (+)

terhadap ROA.

10. M.

Shohibul

Wafa

(2014)

Analisis

Pengaruh

DPK,

Kecukupan

Modal, FDR,

Efisiensi

Operasi,

NIM, dan

Dependen:

ROA

Independen:

DPK,

Kecukupan

Modal, FDR,

Efisiensi

Operasi,

Analisis

Regresi

Linier

Berganda

DPK, NIM, NPF,

dan FDR tidak

berpengaruh

terhadap ROA.

CAR berpengaruh

(+) terhadap

ROA. BOPO

berpengaruh (-)

58

Pembiayaan

Bermasalah

Terhadap

Profitabilitas

BUS Non

Devisa

NIM, dan

Pembiayaan

Bermasalah

terhadap ROA.

Sumber: Kumpulan Penelitian Terdahulu

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesa dari serangkaian teori

yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan

gambaran sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau

alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan. Kerangka

pemikiran dapat disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan

atau gabungan keduanya (Abdul Hamid, 2010).

59

Gambar 2.4

Kerangka Pemikiran

Uji Asumsi Klasik

FDR (X1)

NIM (X2)

NPF (X3)

BOPO (X4)

Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia

Pengaruh FDR, NIM, NPF dan BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA)

pada

ROA (Y)

Model Estimasi Data Panel

Fixed Effect Random Effect Pooled Least Square

Pemilihan Model Regresi Panel

Uji Chow Uji Hausman

Heterokedastisitas Normalitas Multikolonieritas

Uji Signifikansi

Uji t Adjusted R2 Uji F

Interpretasi

60

E. Hipotesis

Menurut Umi Narimawati (2008), hipotesis merupakan kebenaran yang

perlu diuji kebenarannya oleh karena itu hipotesis berfungsi sebagai

kemungkinan untuk menguji kebenaran suatu teori. Sesuai dengan kerangka

pemikiran dan untuk memberi arah pada proses penelitian, di dalam penelitian

ini akan diuji Hipotesis sebagai berikut:

H1 : Diduga FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

H2 : Diduga NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

H3 : Diduga NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

H4 : Diduga BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

61

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Penelitian

dilakukan dimulai dari pengumpulan data yang berhubungan langsung

dengan objek penelitian, menginventarisasikan, mengolah data hingga

akhirnya diperoleh gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang

diteliti.

Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh FDR, NIM,

NPF dan BOPO terhadap profitabilitas (ROA) pada Bank Umum Syariah

Devisa selama periode Maret 2011 sampai dengan Desember 2015. Data

yang diambil merupakan data triwulan. Sedangkan jenis data yang penulis

gunakan pada penelitian ini adalah data cross section dan time series.

Di bawah ini merupakan daftar Bank Umum Syariah Devisa di Indonesia:

Tabel 3.1

Data Bank Umum Syariah Devisa

No. Nama Perusahaan Kode

1 Bank Muamalat Indonesia BMI

2 Bank Syariah Mandiri BSM

3 Bank Negara Indonesia Syariah BNIS

4 Bank Syariah Mega Indonesia BSMI

Sumber data : Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia

61

62

B. Metode Penentuan Sampel

Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode sensus, Sensus adalah cara pengumpulan data apabila

seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu. Data yang diperoleh

tersebut merupakan hasil pengolahan sensus disebut sebagai data yang

sebenarnya (true value), atau sering juga disebut parameter (J. Supranto,

2008). Penggunaan metode sensus adalah mengumpulkan data dari seluruh

Bank Umum Syariah Devisa yang terdaftar di Bank Indonesia, yaitu Bank

Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia

Syariah, dan Bank Mega Syariah Indonesia. Periode yang digunakan dalam

penelitian ini diambil dari lima tahun terakhir karena data yang diperoleh

masih update, dan laporan keuangan yang diolah pada penelitian ini adalah

laporan keuangan triwulan dikarenakan masih sedikit penelitian yang

menggunakan data triwulan, lebih banyak yang menggunakan data tahunan.

Oleh karena itu, penulis menentukan periode pada penelitian ini adalah

Maret 2011 – Desember 2015. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan

jenis data cross section dan data time series berskala triwulan yaitu dari

bulan Maret 2011 – Desember 2015.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Field Research

Data yang digunakan dalam pengumpulan informasi dan data

pada penelitian ini adalah data sekunder dengan skala triwulan yaitu dari

63

63

Maret 2011 sampai Desember 2015. Menurut Tony Wijaya (2013), data

sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber yang menerbitkan dan

bersifat pakai. Data-data sekunder yang digunakan penulis adalah data-

data yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilaksanakan

dan bersumber dari website bank terkait yaitu Bank Muamalat Indonesia,

Bank Syariah Mandiri, Bank Negara Indonesia Syariah dan Bank

Syariah Mega Indonesia. Data-data sekunder yang digunakan oleh

penulis adalah sebagai berikut:

a. Data Financing to Deposit Ratio (FDR) Bank Umum Syariah

Devisa setiap triwulan selama periode Maret 2011 sampai dengan

Desember 2015 diperoleh dari laporan keuangan triwulan pada bank

terkait.

b. Data Net Interest Margin (NIM) Bank Umum Syariah Devisa

setiap triwulan selama periode Maret 2011 sampai dengan

Desember 2015 diperoleh dari laporan keuangan triwulan pada bank

terkait.

c. Data Non Performing Financing (FDR) Bank Umum Syariah

Devisa setiap triwulan selama periode Maret 2011 sampai dengan

Desember 2015 diperoleh dari laporan keuangan triwulan pada bank

terkait.

d. Data Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) Bank

Umum Syariah Devisa setiap triwulan selama periode Maret 2011

64

sampai dengan Desember 2015 diperoleh dari laporan keuangan

triwulan pada bank terkait.

2. Library Research

Library Research merupakan teknik pengambilan data yang

dilengkapi pula dengan membaca dan mempelajari serta menganalisis

literature yang bersumber dari buku, jurnal, dan skripsi yang berkaitan

dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan landasan

teori dan konsep yang tersusun. Penulis melakukan penelitian dengan

membaca dan mengutip bahan-bahan yang berkenaan dengan penelitian.

3. Internet Research

Terkadang buku referensi atau literature yang kita miliki atau

pinjam di perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau

kadaluarsa, karena ilmu selalu berkembang seiring berjalannya waktu.

Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis melakukan

penelitian dengan menggunakan teknologi yang juga berkembang yaitu

internet. Sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai

dengan perkembangan zaman.

D. Metode Analisis Data

Sesuai dengan data yang telah diperoleh maka pendekatan yang sesuai

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang

menekankan pada angka-angka dalam penelitiannya. Dari data angka yang

telah diperoleh maka diharapkan dapat memberikan kesimpulan yang tepat.

65

1. Metode Data Panel

Menurut Winarno (2011), data panel atau pooled data merupakan

data yang terdiri atas data seksi silang (beberapa variabel) dan data runtut

waktu (berdasar waktu). Analisis regresi data panel adalah analisis

regresi yang didasarkan pada data panel untuk mengamati hubungan

antara variabel terikat (dependen) dan variabel bebas (independen).

Model dengan data cross section :

Yi = α + β Xi + Ɛ i ; i = 1,2,...,N

N = Banyaknya data cross section

Model dengan data time series :

Yt = α + β Xt + Ɛ i ; t = 1,2,...,T

T = Banyaknya data time series

Melihat data panel merupakan gabungan antara data cross section

dan data time series maka model yang dapat disimpulkan adalah sebagai

berikut :

Yit = α + β Xit + Ɛ it ; I = 1,2,...,N; t = 1,2,...,T

Dimana :

N = Banyaknya data cross section

T = Banyaknya data time series

N x T = Banyaknya data panel

Keunggulan penggunaan metode data panel dibandingkan metode

cross section atau time series adalah:

66

a. Estimasi data panel dapat menunjukkan adanya heterogenitas dalam

tiap individu.

b. Dengan data panel, data lebih informasif, lebih bervariasi,

mengurangi kolinearitas antar variabel, meningkatkan derajat

kebebasan (degree of freedom), dan lebih efisien.

c. Studi data panel lebih memuaskan untuk menentukan perubahan

dinamis dibandingkan dengan studi berulang dari cross section.

d. Data panel lebih mendeteksi dan mengukur efek yang secara

sederhana tidak dapat diukur oleh data time series atau cross

section.

e. Data panel membantu studi untuk menganalisis perilaku yang lebih

kompleks.

f. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregasi

individu atau perusahaan karena unit data lebih banyak.

2. Pemodelan Data Panel

Terdapat tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam

mengestimasi data panel, yaitu : 1) pendekatan OLS biasa (Pooled Least

Square), 2) pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan 3)

pendekatan efek acak (Random Effect Model).

a. Pendekatan Pooled Least Square (PLS)

Pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling sederhana

karena menggabungkan data cross section dan data time series

sebagai analisisnya. Dalam pendekatan ini tidak memperhatikan

67

dimensi antar individu maupun rentang waktu, sehingga model ini

dapat pula disebut sebagai model OLS biasa karena menggunakan

kuadrat terkecil.

b. Pendekatan Fixed Effect Model (FEM)

Metode efek tetap ini dapat menunjukan perbedaan antar

objekmeskipun dengan regresor yang sama. Model ini dikenal

dengan model regresi Fixed Effect (efek tetap). Efek tetap ini

dimaksudkan adalah bahwa suatu objek, memiliki konstan yang

tetap besarannya untuk berbagai periode waktu. Demikian juga

dengan koefisien regresinya, tetap besaranya dari waktu ke waktu

(time invariant).

Keuntungan metode efek tetap ini adalah dapat membedakan

efek individual dan efek waktu dan tidak perlu mengasumsikan

bahwa komponen eror tidak berkolerasi dengan variabel bebas yang

mungkin sulit dipenuhi. Dan kelemahan metode efek tetap ini adalah

ketidaksesuaian model dengan keadaan yang sesungguhnya. Kondisi

tiap objek saling berbeda, bahkan satu objek pada suatu waktu akan

sangat berbeda dengan kondisi objek tersebut pada waktu yang lain.

c. Pendekatan Random Effect Model (REM)

Keputusan untuk memasukan variabel boneka dalam model

efek tetap (fixed effect) tidak dapat dipungkiri akan dapat

menimbulkan konsekuensi (trade off). Penambahan variabel boneka

68

ini akan dapat mengurangi banyaknya derajat kebebasan (degree of

freedom) yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi dari

parameter yang diestimasi. Model panel data yang didalamnya

melibatkan kolerasi antar error term karena berubahnya waktu

karena berbedanya observasi dapat diatasi dengan pendekatan model

komponen eror (error component model) atau disebut juga model

efek acak (random effect).

Metode ini digunakan untuk mengatasi kelemahan metode

efek tetap yang menggunakan variabel semu, sehingga model

mengalami ketidakpastian. Tanpa menggunakan variabel semu,

metode efek menggunakan residual, yang diduga memiliki hubungan

antar waktu dan antar objek. Syarat untuk menganalisis efek random

yaitu objek data silang harus lebih besar dari pada banyaknya

koefisien (Winarno, 2007).

3. Pemilihan Model Data Panel

Ada dua tahap dalam memilih metode dalam data panel. Pertama

kita harus membandingkan PLS dengan FEM terlebih dahulu. Kemudian

dilakukan uji F-test. Jika hasil menunjukkan model PLS yang diterima,

maka model PLS lah yang akan dianalisa. Tapi jika model FEM yang

diterima, maka tahap kedua dijalankan, yakni melakukan perbandingan

lagi dengan model REM. Setelah itu dilakukan pengujian dengan

Hausman test untuk menentukan metode mana yang akan dipakai,

apakah FEM atau REM.

69

a. Uji Chow

Uji ini dilakukan untuk mengetahui model Pooled Least

Square (PLS) atau FEM yang akan digunakan dalam estimasi.

Relatif terhadap Fixed Effect Model, Pooled Least Square adalah

restricted model dimana ia menerapkan intercept yang sama untuk

seluruh individu. Padahal asumsi bahwa setiap unit cross section

memiliki perilaku yang sama cenderung tidak realistis mengingat

dimungkinkan saja setiap unit tersebut memiliki perilaku yang

berbeda. Untuk mengujinya dapat digunakan restricted F-test,

dengan hipotesis sebagai berikut:

H0: Model Pooled Least Square (PLS)

H1: Model Fixed Effect (FEM)

Jika nilai F-hitung > F-tabel, atau nilai probabilitas (P-Value)

< a 5%, maka H0 ditolak, artinya model panel yang baik untuk

digunakan adalah Fixed Effect Model, dan sebaliknya jika H0

diterima, maka model Pooled Least Square yang dipakai dan

dianalisis. Namun jika H0 ditolak, maka model FEM harus diuji

kembali untuk memilih apakah memakai model FEM atau REM

baru dianalisis.

70

b. Uji Hausman

Ada beberapa pertimbangan teknis empiris yang dapat

digunakan sebagai panduan untuk memilih antara Fixed Effect

Model atau Random Effect Model yaitu:

1) Bila T (jumlah unit time series) besar sedangkan N (jumlah

unit cross section) kecil, maka hasil FEM dan REM tidak jauh

berbeda. Dalam hal ini pilihan umumnya akan didasarkan pada

kenyamanan perhitungan, yaitu FEM.

2) Bila N besar dan T kecil, maka hasil estimasi kedua pendekatan

dapat berbeda signifikan. Jadi, apabila kita meyakini bahwa unit

cross section yang kita pilih dalam penelitian diambil secara

acak (random) maka REM harus digunakan. Sebaliknya, apabila

kita meyakini bahwa unit cross section yang kita pilih dalam

penelitian tidak diambil secara acak maka kita menggunakan

FEM.

3) Apabila cross section error component (€i) berkorelasi dengan

variabel bebas X maka parameter yang diperoleh dengan REM

akan bias sementara parameter yang diperoleh dengan FEM

tidak habis.

4) Apabila N dan T kecil, dan apabila asumsi yang mendasari

REM dapat terpenuhi, maka REM lebih efisien dibandingkan

tidak bias.

71

Keputusan penggunaan FEM dan REM dapat pula ditentukan

dengan menggunakan spesifikasi yang dikembangkan dengan

Hausman. Spesifikasi ini akan memberikan penilaian dengan

menggunakan Chi-square statistik sehinggan keputusan

pemilihan model akan dapat ditentukan secara statistik.

Pengujian ini dilakukan dengan hipotesa sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect (REM)

H1 : Model Fixed Effect (FEM)

Setelah dilakukan pengujian ini, hasil dari Hausman test

dibandingkan dengan Chi-square statistik dengan df = k, dimana

k adalah jumlah koefesien variabel yang diestimasi atau nilai

probabilitas (P-Value) < a 5%,. Jika hasil dari Hausman test

signifikan, maka H0 ditolak, maka Fixed Effect Model yang

digunakan.

4. Uji Asumsi Klasik

Terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik sebelum di

lakukannya regresi, hal tersebut dilakukan untuk melihat apakah data

terbebas dari masalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi. Uji asumsi klasik ini penting dilakukan untuk menghasilkan

estimator yang linier tidak bias dengan varian yang minimum (Best

Linier Unbiased Estimator – BLUE), yang berarti model regresi tidak

mengandung masalah. Untuk itu perlu dibuktikan lebih lanjut apakah

72

model regresi yang digunakan sudah memenuhi asumsi tersebut. Asumsi

– asumsi tersebut antara lain:

a. Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data

berdistribusi normal. Untuk menguji data apakah terdistribusi

normal dengan menggunakan histogram dan uji Jarque-Bera.

Jarque-Bera adalah uji statistik untuk mengetahui apakah

data berdistribusi normal. Uji ini mengukur perbedaan skewness

dan kurtosis data dan dibandingkan dengan apabila datanya

bersifat normal. Dengan H0 pada data berdistribusi normal, uji

Jarque-Bera didistribusikan dengan X2

derajat bebas (degree of

freedom) sebesar 2. Probability menunjukan kemungkinan Jarque-

Bera melebihi (dalam nilai absolut) nilai terobservasi dibawah

hipotesis nol. Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan

pada penolakan hipotesis nol distribusi normal. Pada angka

Jarque-Bera diatas nilai probabilitas (5%), maka kita dapat

menolak H0 bahwa data terdistribusi normal (Winarno, 2011).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linier

antar variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel

independen, maka multikolinearitas tidak akan terjadi pada

persamaan regresi sederhana (yang terdiri atas satu variabel

dependen dan satu variabel independen) (Winarno, 2011).

73

Menurut Singgih Santoso (2010), multikolinearitas

mengandung arti bahwa antar variabel independen yang terdapat

dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati

sempurna (koefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1).

Indikasi multikolinearitas ditunjukkan dengan beberapa

informasi antara lain:

1) Nilai R2

tinggi, tetapi variabel independen banyak yang tidak

signifikan.

2) Dengan menghitung koefisien korelasi antarvariabel

independen, apabila koefisien rendah maka tidak terdapat

multikolinearitas.

3) Dengan melakukan regresi auxiliary, yaitu regresi yang dapat

digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua (atau lebih)

variabel independen yang secara bersama-sama mempengaruhi

satu variabel independen lainnya.

Sedangkan alternatif menghilangkan multikolinearitas

antara lain bisa dengan menambahkan data penelitian bila

memungkinkan, karena masalah multikolinearitas biasanya muncul

karena jumlah observasi yang sedikit. Selain itu dapat dengan

menghilangkan salah satu variabel independen terutama yang

memiliki hubungan linier yang kuat dengan variabel lain. Namun

jika tidak mungkin dihilangkan maka tetap harus dipakai.

Selanjutnya bisa dengan mentransformasikan salah satu (atau

74

beberapa) variabel dengan melakukan diferensiasi (Winarno,

2011).

c. Uji Heteroskedastisitas

Dalam regresi linier ganda, salah satu asumsi yang harus

dipenuhi agar taksiran parameter dalam model tersebut bersifat

BLUE adalah var (ui) = o2

(konstan), semua sesatan mempunyai

variansi yang sama. Padahal, ada kasus-kasus tertentu dimana

variansi ui tidak konstan, melainkan suatu variabel berubah-ubah

(Nachrowi, 2008).

Heteroskedastisitas merupakan fenomena terjadinya perbedaan

varian antar seri data. Heteroskedastisitas muncul apabila nilai

varian dari variabel tak bebas (Yi) meningkat sebagai meningkatnya

varian dari variabel bebas (Xi), maka varian dari Yi adalah tidak

sama. Gejala heteroskedastisitas lebih sering dalam data cross

section dari pada time series. Selain itu juga sering muncul dalam

analisis yang menggunakan data rata-rata.

Menurut Nachrowi dan Usman (2008), ada beberapa dampak

yang ditimbulkan oleh heteroskedastisitas terhadap OLS, antara

lalin:

1) Akibat tidak konstannya variansi, maka salah satu dampak yang

ditimbulkan adalah lebih besarnya variansi dari taksiran.

2) Lebih besarnya variansi taksiran, tentu akan berpengaruh pada

uji hipotesis yang dilakukan (uji t dan uji F) karena kedua uji

75

tersebut menggunakan besaran variansi taksiran. Akibatnya,

kedua uji hipotesis tersebut menjadi kurang akurat.

3) Lebih besarnya variansi taksiran akan mengakibatkan standard

error taksiran yang lebih besar sehingga interval kepercayaan

menjadi sangat besar.

4) Akibat beberapa dampak tersebut, maka kesimpulan yang

diambil dari persamaan regresi yang dibuat dapat

menyesatkan.

Menurut Gujarati (2007:89-94), untuk mendektesi

keberadaan heteroskedastisitas digunakan metode grafik scatter

plot, uji Park, uji Glejser, uji White, dimana apabila nilai

probabilitas (p-value) observasi R2

lebih besar dibandingkan

tingkat resiko kesalahan yang diambil (digunakan α = 5%), maka

residual digolongkan homoskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antara variabel itu sendiri,

pada pengamatan yang berbeda waktu dan individunya. Pada

umumya autokorelasi lebih sering terjadi pada data time series

(Nachrowi dan Usman, 2008).

Menurut Winarno (2011), autokorelasi adalah hubungan antara

residual satu observasi dengan residual observasi lainnya.

Autokorelasi lebih mudah tumbuh pada data yang bersifat runtut

waktu, karena berdasarkan sifatnya, data masa sekarang dipengaruhi

76

oleh data pada masa sebelumnya.

Dikarenakan dalam penelitian ini menggunakan data panel,

maka uji autokorelasi sudah tidak perlu di uji kembali. Karena data

panel sifatnya lebih kepada cross section maka bisa dikatakan tidak

ada autokorelasi.

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk memeriksa atau menguji apakah

koefisien regresi yang didapat signifikan (berbeda nyata). Maksudnya

dari signifikan ini adalah suatu nilai koefisien regresi yang secara

statistik tidak sama dengan nol. Jika koefisien slope sama dengan nol,

berarti dapat dikatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan

variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Ada dua

jenis uji hipotesis terhadap koefisien regresi yang dapat dilakukan antara

lain:

a. Uji t

Uji ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing – masing

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Uji t

dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan

ketentuan sebagai berikut:

1) Ho : βi = 0, berarti tidak ada pengaruh positif dari masing -

masing variabel independen terhadap variabel dependen

secara parsial (individu).

2) Ho : βi > 0, berarti ada pengaruh positif dari masing-masing

77

variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial

(individu).

3) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai

berikut:

a) Jika t hitung > t tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak

berarti ada pengaruh yang signifikan dari masing –

masing variabel independen terhadap variabel dependen

secara parsial (individu).

b) Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing –

masing variabel independen terhadap variabel dependen

secara parsial (individu).

b. Uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua

variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat

berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk menguji

ketepatan model (goodness of fit). Jika variabel independen memiliki

pengaruh secara simultan terhadap variabel dependen, maka model

persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya,

jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka masuk dalam

kategori tidak cocok atau not fit. Cara yang digunakan adalah dengan

membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan

78

sebagai berikut:

1) Ho : βi = 0 berarti tidak ada pengaruh signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan

(bersama-sama).

2) Ho : βi > 0, berarti ada hubungan yang signifikan dari variabel

independen terhadap variabel dependen secara simultan

(bersama-sama).

3) Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95% atau taraf

signifikan 5% (α = 0,05) dengan kriteria penilaian sebagai

berikut:

a) Jika F hitung > F tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak

berarti ada variabel independen secara bersama - sama

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

b) Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

berarti ada variabel independen secara bersama - sama tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen.

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Untuk mengetahui penaksiran parameter dan standard error

bahwa model regresi estimasi cukup baik atau tidak perlu dilakukan

cara untuk mengukur seberapa dekat garis regresi yang terestimasi

dengan data. Ukuran yang biasa yang digunakan untuk keperluan ini

79

adalah Goodness of Fit (R2). Ukuran ini mencerminkan seberapa

besar variasi dari (regressand) (Y) dapat diterangkan oleh regressor

(X). Bila R2

= 0, artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh

X sama sekali. Sementara bila R2

= 1, artinya variasi dari Y, 100%

dapat diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R2

= 1, maka semua

titik pengamatan berada pada garis regresi. Dengan demikian,

ukuran goodness of fit dari suatu model ditentukan oleh R2

yang

nilainya antara nol dan satu.

6. Model Regresi Data Panel

Model persamaan dasar data panel yaitu:

Yit = β1 X1it + β2 X2it + β3 X3it + β4 X4it + μit...................

Model persamaan yang akan diestimasi pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

ROA = β0 + β1FDR + β2NIM + β3NPF + β4BOPO + ε...

Dimana:

ROA : Return On Asset

β0 : Konstanta

β1,β2,β3,β4 : Koefisien Variabel Independen

FDR : Financing to Deposit Ratio

NIM : Net Interest Margin

NPF : Non Performing Financing

BOPO : Biaya Operasional Pendapatan Operasional

80

ε : Koefisien Eror

Setelah model penelitian di estimasi maka akan diperoleh nilai

dan besaran dari masing – masing parameter dalam model persamaan

diatas. Nilai dari parameter positif atau negatif selanjutnya akan

digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.

E. Operasional Variabel Penelitian

Data berupa variabel dependen pada penelitian ini adalah profitabilitas

yang diproksikan oleh ROA alasannya bahwa dapat menilai apakah

perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan

operasi untuk menghasilkan keuntungan, apabila ROA suatu bank besar,

maka semakin besar pula keuntungan yang akan didapat bank tersebut

Variabel independen yang dipilih berdasarkan studi literatur berbagai

penelitian terdahulu yang menunjukkan hasil yang berbeda (research gap)

dan adanya inkonsistensi dari kondisi empiris terhadap teori yang ada.

Berikut adalah tabel 3.2 yang berisi ringkasan definisi operasional variabel.

Tabel 3.2

Ringkasan Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Pengukuran

Variabel

Skala

Pengukuran Sumber

ROA

Rasio yang

digunakan untuk

mengukur

kemampuan

manajemen bank

dalam memperoleh

Laba Sebelum Pajak

Total Aset

x 100%

Rasio

Slamet

Riyadi

(2014)

81

keuntungan (laba)

secara keseluruhan.

FDR Rasio yang

digunakan untuk

mengukur seberapa

jauh kemampuan

bank dalam

membayar kembali

penarikan dana yang

dilakukan deposan

dengan

mengandalkan

pembiayaan yang

diberikan sebagai

sumber

likuiditasnya.

Total Pembiayaan

Dana Pihak Ketiga

x 100%

Rasio Dhian

(2011)

NIM Rasio yang

menggambarkan

tingkat keuntungan

yang diperoleh bank

dibandingkan

dengan pendapatan

yang diterima dari

kegiatan

operasionalnya.

Pendapatan

Bunga Bersih

Rata-rata Aktiva

Produktif

x 100%

Rasio Okky

Paulin

(2014)

NPF Rasio yang

digunakan untuk

mengukur

kemampuan bank

dalam mengelola

kredit bermasalah

Pembiayaan

Bermasalah

Total Pembiayaan

x 100%

Rasio Fitri

Zulfiah

(2013)

Variabel Definisi Variabel Pengukuran

Variabel

Skala

Pengukuran

Sumber

yang telah

disalurkan oleh bank

kepada pihak ketiga.

BOPO Rasio yang

digunakan untuk

mengukur efisiensi

dan kemampuan

manajemen bank

dalam

mengendalikan

operasinya.

Biaya Operasional

Pendapatan

Operasional

x 100%

Rasio Muh.

Sabir

(2012)

82

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia diilhami

perkembangan bank syariah atau bank Islam di luar negeri yang diawali

dengan berdirinya Bank Mit Ghamr pada 1963 di Mesir. Bank tersebut tidak

berumur panjang dan terpaksa ditutup pada 1967 karena alasan politik.

Namun demikian, semangatnya melahirkan Nasser Social Bank pada 1972 di

Mesir yang lebih berorientasi sosial daripada komersial. Selanjutnya, muncul

Dubai Islamic Bank pada 1975 di Dubai; Islamic Development Bank pada

1975 di Jeddah, Saudi Arabia; Faysal Islamic Bank pada 1977 di Mesir dan

Sudan; Kuwait Finance House pada 1997 di Kuwait; dan Bank Islam

Malaysian Berhad (BIMB) pada 1983 di Malaysia.

Pendirian bank syariah di Indonesia berawal dari lokakarya “Bunga

Bank dan Perbankan” pada 18-20 Agustus 1990, yang kemudian dilanjutkan

dengan Musyawarah Nasional (MUNAS) IV Majelis Ulama Indonesia (MUI)

di Hotel Sahid, Jakarta pada 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan hasil MUNAS

tersebut, MUI membentuk Tim Steering Committee yang diketuai Dr. Ir.

Amin Aziz, yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan

dengan berdirinya bank syariah di Indonesia. Dengan dukungan pemerintah

dan masyarakat, terbentuk bank syariah pertama dengan nama PT Bank

Muamalat Indonesia (BMI) pada 1 November 1991 di Jakarta berdasarkan

Akte Pendirian oleh Notaris Yudo Paripurno, S.H. dengan surat izin Menteri

82

83

Kehakiman No.C.2.2413 HT.01.01. Selanjutnya, berdasarkan surat izin

prinsip dari Menteri Keuangan RI No.123/MK.013/1991 tanggal 5 November

1991, BMI resmi beroperasi. Berdirinya BMI tidak serta-merta diikuti

pendirian bank syariah lainnya sehingga perkembangan perbankan syariah

nyaris stagnan sampai tahun 1998.

Dilatarbelakangi krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1998 dan

keluarnya Undang-Undang No 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas

Undang-Undang No 7 Tahun 1992 tentang perbankan, yang isinya mengatur

tentang peluang usaha syariah bagi bank konvensional, perbankan syariah

mulai mengalami perkembangan dengan berdirinya Bank Syariah Mandiri

pada 1999 dan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BNI pada tahun 2000, serta

bank-bank syariah dan UUS lain pada tahun-tahun berikutnya. Sepuluh tahun

setelah UU Nomor 10 tersebut, pemerintah bersama Dewan Perwakilan

Rakyat Indonesia mengeluarkan UU Nomor 20 tentang Sukuk dan UU

Nomor 21 tentang Perbankan Syariah pada tahun 2008 (Ikatan Bankir

Indonesia, 2014).

B. Analisis Hasil dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian secara kemaknaan pengaruh

variabel Financing to Deposit Ratio, Net Interest Margin, Non Performing

Financing dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional terhadap

Return On Asset, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel

84

penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif

memberikan gambaran suatu data yang dapat dilihat dari nilai rata-rata

(mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum. Selengkapnya

mengenai hasil statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1

sebagai berikut.

Tabel 4.1

Hasil Uji Statistik Deskriptif Seluruh Sampel

ROA FDR NIM NPF BOPO

Mean 1.454875 91.58275 7.933750 3.566750 86.65738

Median 1.460000 92.33000 7.675000 3.260000 85.97000

Maximum 4.130000 106.5000 16.14000 6.890000 110.5300

Minimum -1.210000 76.53000 3.360000 1.350000 67.98000

Std. Dev. 1.005309 7.064286 3.161858 1.428834 8.634708

Skewness 0.391567 -0.116716 0.945831 0.885447 2.58E-05

Kurtosis 3.811465 2.219822 3.484842 2.935089 2.909341

Jarque-Bera 4.239251 2.210562 12.71152 10.46759 0.027397

Probability 0.120077 0.331118 0.001737 0.005333 0.986395

Sum 116.3900 7326.620 634.7000 285.3400 6932.590

Sum Sq. Dev. 79.84100 3942.426 789.7903 161.2838 5890.097

Observations 80 80 80 80 80

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan tabel 4.1, variabel independen FDR memiliki nilai

85

minimum 76.53 diperoleh dari Bank Negara Indonesia Syariah pada Maret

2011, hal ini berarti pembiayaan yang disalurkan masih belum efektif.

Sedangkan untuk nilai maksimumnya sebesar 106.50 diperoleh dari Bank

Muamalat Indonesia pada Juni 2013, hal ini berarti pembiayaan yang

disalurkan sudah efektif. Nilai rata-rata FDR sebesar 91.58 dengan standar

deviasinya sebesar 7.06. Hal ini menunjukkan rasio FDR sudah sesuai

dengan ketentuan OJK yaitu 85% - 110%.

Variabel independen NIM memiliki nilai minimum sebesar 3.36

diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia pada Desember 2014, hal ini

berarti margin pendapatan bersih yang didapatkan belum optimal.

Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar 16.14 diperoleh dari

Bank Mega Syariah pada Juni 2011, hal ini berarti margin pendapatan

bersih yang didapatkan sudah optimal. Nilai rata-rata dari NIM adalah

sebesar 7.93 dengan standar deviasinya sebesar 3.16. Hal ini menunjukkan

rasio NIM sudah sesuai dengan ketentuan OJK yaitu di atas 6%.

Variabel independen NPF memiliki nilai minimum sebesar 1.35

diperoleh dari Bank Muamalat Indonesia pada Desember 2013, hal ini

berarti bank dapat meminimalisir pembiayaan bermasalah yang terjadi.

Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar 6.89 diperoleh dari

Bank Syariah Mandiri pada September 2015, hal ini berarti pembiayaan

bermasalah yang terjadi masih sangat tinggi. Nilai rata-rata dari NPF

adalah sebesar 3.56 dengan standar deviasinya sebesar 1.42. Hal ini

menunjukkan rasio NPF sudah sesuai dengan ketentuan OJK yaitu di

86

bawah 5%.

Variabel independen BOPO memiliki nilai minimum sebesar 67.98

diperoleh dari Bank Negara Indonesia Syariah pada Maret 2011, hal ini

berarti bank telah efisien dalam menekan beban operasional dan

meningkatkan pendapatan operasionalnya. Sedangkan untuk nilai

maksimumnya adalah sebesar 110.53 diperoleh dari Bank Mega Syariah

pada Maret 2015, hal ini berarti bank belum efisien dalam menekan beban

operasional dan meningkatkan pendapatan operasionalnya. Nilai rata- rata

dari BOPO adalah sebesar 86.65 dengan standar deviasinya sebesar 8.63.

Hal ini menunjukkan rasio BOPO sudah sesuai dengan ketentuan OJK

yaitu di bawah 90%.

Variabel dependen ROA memiliki nilai minimum sebesar -1.21

diperoleh dari Bank Mega Syariah pada Maret 2015, hal ini berarti bank

belum maksimal dalam menghasilkan laba sehingga mengalami kerugian

karena nilai ROA negatif. Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah

sebesar 4.13 diperoleh dari Bank Mega Syariah pada Juni 2012, hal ini

berarti bank sangat maksimal dalam menghasilkan laba sehingga

mendapatkan keuntungan. Nilai rata-rata dari ROA adalah sebesar 1.45

dengan standar deviasinya sebesar 1.00. Hal ini menunjukkan rasio ROA

belum sesuai dengan ketentuan OJK yaitu 1.5%.

87

2. Pemilihan Model Terbaik

a. Uji Chow

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka

digunakan uji F-Restricted dengan cara melihat nilai (P-Value) F-

Statistik lebih kecil dari tingkat signifikan α = 5%, terlebih dahulu

dibuat hipotesisnya. Adapun hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model Pooled Least Square (PLS)

H1 : Model Fixed Effect (FEM)

Dari hasil berdasarkan metode Fixed Effect Model (FEM) dan

Pooled Least Square (PLS) diperoleh nilai probababilitas F- Statistik

yakni sebagai berikut:

Tabel 4.2

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 9.392962 (3,72) 0.0000

Cross-section Chi-square 26.423306 3 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

88

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 22:55

Sample: 2011Q1 2015Q4

Periods included: 20

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FDR 0.021767 0.007357 2.958726 0.0041

NIM 0.133315 0.015695 8.494134 0.0000

NPF 0.097516 0.039462 2.471110 0.0157

BOPO -0.103034 0.005856 -17.59577 0.0000

C 6.984508 0.816081 8.558591 0.0000

R-squared 0.860067 Mean dependent var 1.454875

Adjusted R-squared 0.852604 S.D. dependent var 1.005309

S.E. of regression 0.385960 Akaike info criterion 0.994297

Sum squared resid 11.17240 Schwarz criterion 1.143174

Log likelihood -34.77189 Hannan-Quinn criter. 1.053986

F-statistic 115.2425 Durbin-Watson stat 0.457254

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data sekunder diolah

Dari tabel 4.2 diatas diperoleh F-Statistik adalah 9.392962 dan

nilai probabilitas F-Statistik sebesar 0.0000 yang berarti bahwa nilai

probabilitas F-Statistik lebih kecil dari tingkat signifikansi α 5%

89

(0.0000 < 0.05). Maka H0 ditolak, sehingga model panel yang

digunakan adalah Fixed Effect (FEM).

b. Uji Hausman

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan, maka

digunakan uji hausman. Pengujian ini untuk menentukan model paling

tepat digunakan antara Fixed Effet Model (FEM) dengan Random

Effect Model (REM). Uji hausman memberikan penilaian dengan

menggunakan Chi-Square Statistic dan nilai α 5% sehingga keputusan

pemilihan model dapat ditentukan dengan tepat. Sebelum

membandingkan Chi-Square Statistic dan terlebih dahulu dibuat

hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : Model Random Effect (REM)

H1 : Model Fixed Effect (FEM)

Namun penulis tidak dapat melakukan uji hausman pada

penelitian kali ini, disebabkan karena memerlukan data cross section

lebih banyak dibanding time series. Data yang diolah yaitu Bank

Umum Syariah Devisa (cross section) hanya berjumlah 4, sedangkan

jumlah time series pada data yang diolah berjumlah 80 time series.

Oleh karena itu hanya bisa dilakukan uji chow.

90

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah dalam model regresi variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, dapat

diketahui dengan membandingkan nilai Jarque-Bera dengan nilai Chi-

tabel, maka data dalam penelitian berdistribusi normal (Winarno,

2011). Sebenarnya normalitas data dapat dilihat dari gambar

histogram, namun seringkali polanya tidak mengikuti bentuk kurva

normal, sehingga sulit disimpulkan. Lebih mudah bila melihat

koefisien Jarue-Bera dan probabilitasnya. Kedua angka ini bersifat

saling mendukung. Apabila nilai probabilitasnya lebih besar dari 5%,

maka data terdistribusi normal (Winarno, 2011). Adapun uji

normalitas dapat dilihat pada gambar 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1

Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Series: Standardized Residuals

Sample 2011Q1 2015Q4

Observations 80

Mean -6.94e-18

Median -0.030061

Maximum 0.692632

Minimum -0.641852

Std. Dev. 0.318814

Skewness 0.156142

Kurtosis 2.419959

Jarque-Bera 1.446563

Probability 0.485158

Sumber : Data diolah

91

Dilihat pada gambar 4.1 diperoleh nilai Jarque-Bera hitung

sebesar 1.446563 dan nilai probabilitasnya sebesar 0,485158, karena

nilai probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5%

(0,485158 > 0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa data dalam

penelitian ini telah terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah kondisi adanya hubungan linier antar

variabel indpenden. Untuk meilihat ada atau tidak adanya gejala

multikolonieritas, nilai correlation matrix dari semua variabel

independen harus kurang dari 0.8. Berikut ini uji multikolinieritas

dengan menggunakan correlation matrix:

Tabel 4.3

Correlation Matrix

FDR NIM NPF

BOPO

ROA -0.069623 0.415894 -0.407765 -0.850708

FDR 1.000000 -0.334352 -0.297821 0.046453

NIM -0.334352 1.000000 -0.218234 -0.088122

NPF -0.297821 -0.218234 1.000000 0.462509

BOPO 0.046453 -0.088122 0.462509 1.000000

Sumber : Data diolah

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa tidak ada masalah

multikolinieritas. Hal ini dikarenakan nilai korelasi matriks

92

(correlation matrix) dari semua variabel independen adalah kurang

dari 0.8.

Multikolinieritas biasanya terjadi pada estimasi yang

menggunakan data runtut waktu. Dengan mengkombinasikan data

time series dengan data cross-section mengakibatkan masalah

multikolinieritas secara teknis dapat dikurangi. Penelitian ini

menggunakan data panel, yang mana secara teknis sudah dikatakan

tidak terdapat gejala multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas dalam penelitian

salah satunya adalah menggunakan cara dalam prosedur statistik

dengan uji park. Uji park menggunakan ln(residu2

) sebagai variabel

dependen. Berikut hasil uji heteroskedastisitas dengan uji park:

Tabel 4.4

Hasil Uji Park

Dependent Variable: RES2

Method: Panel Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 22:52

Sample: 2011Q1 2015Q4

Periods included: 20

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 80

93

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FDR 4.14E-06 2.67E-05 0.154723 0.8775

NIM -4.60E-06 0.000100 -0.045990 0.9634

NPF -9.40E-05 0.000147 -0.640079 0.5242

BOPO 2.71E-05 2.10E-05 1.288333 0.2018

C -0.002094 0.003541 -0.591264 0.5562

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.059407 Mean dependent var 0.000257

Adjusted R-squared -0.032040 S.D. dependent var 0.001123

S.E. of regression 0.001141 Akaike info criterion -10.61892

Sum squared resid 9.38E-05 Schwarz criterion -10.38072

Log likelihood 432.7568 Hannan-Quinn criter. -10.52342

F-statistic 0.649631 Durbin-Watson stat 2.219109

Prob(F-statistic) 0.713436

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dari hasil tersebut dapat dilihat

nilai probababilitas dari masing-masing variabel independen lebih

besar dari α = 5%. Hal ini mengindikasi bahwa data penelitian ini

tidak mengandung gejala heteroskedastisitas. Maka dapat disimpulkan

bahwa data penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah adanya korelasi antar variabel itu sendiri,

pada pengamatan yang berbeda waktu dan invidu. Pada umumnya

94

autokorelasi lebih sering terjadi pada data time series (Nachrowi dan

Usman, 2008).

Namun dalam penelitian ini menggunakan data panel maka

sudah tidak perlu diuji autokorelasi. Dikarenakan sifat data panel yang

lebih ditujukan kepada cross section. Sedangkan autokorelasi lebih

sering terjadi pada time series.

4. Model Fixed Effect (FEM)

Model data panel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan model Fixed Effect (FEM) dapat dijelaskan melalui

persamaan sebagai berikut:

ROA = 8.969861 + 0.008004FDR + 0.135314NIM + 0.125951NPF -

0.112752BOPO

Dimana:

ROA : Return On Asset

FDR : Financing to Deposit Ratio

NIM : Net Interest Margin

NPF : Non Performing Financing

BOPO : Biaya Operasional Pendapatan Operasional

5. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji-t

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel

independen (Financing to Deposit Ratio, Net Interest Margin, Non

95

Performing Financing dan Biaya Operasional Pendapatan

Operasional) berpengaruh secara parsial terhadap variabel

dependennya (Return On Asset) dan untuk mengetahui variabel

independen manakah yang paling dominan mempengaruhi variabel

dependen, yaitu dengan membandingkan masing-masing nilai t-

statistik dari regresi dengan t-tabel dalam menolak atau menerima

hipotesis. Pada tingkat keyakinan α = 5%, n = 80, k = 5, α = 0,05 (df

(n - k) 80 – 5 = 75), maka diperoleh t-tabel 1.66543.

Tabel 4.5

Uji t-Statistik

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 22:52

Sample: 2011Q1 2015Q4

Periods included: 20

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FDR 0.008004 0.007821 1.023344 0.3096

NIM 0.135314 0.029290 4.619762 0.0000

NPF 0.125951 0.042998 2.929240 0.0045

BOPO -0.112752 0.006146 -18.34615 0.0000

C 8.969861 1.036384 8.654963 0.0000

96

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.899428 Mean dependent var 1.454875

Adjusted R-squared 0.889650 S.D. dependent var 1.005309

S.E. of regression 0.333953 Akaike info criterion 0.739006

Sum squared resid 8.029767 Schwarz criterion 0.977209

Log likelihood -21.56024 Hannan-Quinn criter. 0.834508

F-statistic 91.98646 Durbin-Watson stat 0.580189

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber : Data diolah

Tabel 4.5 merupakan hasil pengujian variabel independen

yaitu FDR, NIM, NPF dan BOPO terhadap ROA secara parsial. Dari

tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa koefisien model regresi memiliki

nilai konstanta sebesar 8.969861 dengan nilai t-statistic sebesar

8.654963 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000. Konstanta sebesar

8.969861 menandakan bahwa jika variabel independen konstan maka

rata-rata ROA adalah sebesar 8.969861.

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa FDR tidak

berpengaruh terhadap ROA. Nilai probabilitas sebesar 0.3096,

menunjukkan bahwa nilai probabilitas FDR > dari nilai α = 5%

(0.3096 > 0.05), maka H0 diterima dan Ha ditolak. FDR memiliki

nilai koefisien sebesar 0.008004.

97

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa NIM berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROA. Nilai probabilitas sebesar

0.0000, menunjukkan bahwa nilai probabablitas NIM < dari nilai α =

5%, maka H0 ditolak dan Ha diterima. NIM memiliki nilai koefisien

sebesar 0.135314. Hal ini menunjukkan jika NIM mengalami

peningkatan 1 satuan, maka akan meningkatkan ROA sebesar

0.135314 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa NPF berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROA. Nilai probabilitas sebesar

0.0045, menunjukkan bahwa nilai probabablitas NPF < dari nilai α =

5%, maka H0 ditolak dan Ha diterima. NPF memiliki nilai koefisien

sebesar 0.125951. Hal ini menunjukkan jika NPF mengalami

peningkatan 1 satuan, maka akan meningkatkan ROA sebesar

0.125951 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

Hasil dari tabel di atas menunjukkan bahwa BOPO

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Nilai probabilitas

sebesar 0.0000, menunjukkan bahwa nilai probabablitas BOPO < dari

nilai α = 5%, maka H0 ditolak dan Ha diterima. BOPO memiliki nilai

koefisien sebesar -0.112752. Hal ini menunjukkan jika BOPO

mengalami penurunan 1 satuan, maka akan menurunkan ROA sebesar

-0.112752 satuan, dengan catatan variabel lain dianggap konstan.

98

Dari keempat variabel independen di atas, terdapat satu

variabel yang tidak berpengaruh terhadap ROA yaitu FDR. Terdapat

dua variabel yang berpengaruh positif terhadap ROA yaitu NIM dan

NPF, dan satu variabel yang berpengaruh negatif terhadap ROA yaitu

BOPO. Dapat dilihat bahwa variabel yang paling dominan

mempengaruhi ROA, yaitu NIM, karena mempunyai nilai koefisien

paling tinggi sebesar 0.135314.

b. Uji-F

Untuk menguji apakah variabel independen berpengaruh

secara bersama-sama terhadap vaeriabel dependennya, maka

digunakan uji-f dengan cara membandigkan F-statistik dengan F-

tabel.

Tabel 4.6

Uji F-Statistik

F-statistic Prob (F-statistic)

91.98646 0.000000

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, hasil regresi data panel

menggunakan Fixed Effect Model (FEM) diperoleh nilai F-statistik

sebesar 91.98646 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000000, pada

tingkat keyakinan α = 5%, k = 5, n = 80, nilai F tabel df:α, (k-1), (n-k)

atau 0,05, (5-1), (80-5) = 4,75 sehingga diperoleh F-tabel dengan nilai

df yaitu 2.49. Maka dapat dilihat bahwa F-statistik > F-tabel

99

(91.98646 > 2.49) atau nilai probabilitas F-statistik lebih kecil dari

tingkat signifikansi α = 5% (0.000000 < 0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Interest Margin (NIM),

Non Performing Financing (NPF) dan Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan terhadap Return On

Asset (ROA).

c. Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisien determinasi (adjusted R2) merupakan suatu

ukuran yang penting dalam regresi. Hal ini karena koefisien

determinasi (adjusted R2) dapat menginformasikan baik atau

tidaknya model regresi yang di estimasi. Hal ini bertujuan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen

menjelaskan variabel dependen. Nilai adjusted R2

dikatakan baik

jika nilainya diatas 0,5, hal ini karena nilai R2

berkisar antara 0-1.

Nilai adjusted R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat

terbatas. Jika nilai adjusted R2

mendekati 1, maka variabel-

variabel indpenden memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Hasil pengujian

koefisien determinasi (adjusted R2) sebagai berikut:

100

Tabel 4.7

Nilai Koefisien Determinasi

Adjusted R-Squared 0.889650

Sumber : Data diolah

Berdasarkan tabel 4.7 didapatkan koefisien determinasi

(adjusted R2) sebesar 0.889650 atau 88.96%. Dapat disimpulkan

bahwa pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR), Net Interest

Margin (NIM), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return On

Asset (ROA) Bank Umum Syariah Devisa adalah 88.96%.

Sedangkan sisanya sebesar 11.04% (100% - 88.96%) dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini

misalnya seperti Capital Adequacy Ratio (CAR), BI Rate, Giro Wajib

Minimum (GWM), dan lain-lain. Adapun angka koefisien determinasi

menunjukkan nilai sebesar 0.889650 yang menandakan bahwa

hubungan antara variabel dependen dan variabel independen adalah

kuat karena memiliki nilai lebih dari 0,5 (R > 0,5) atau 0.889650 >

0,5.

C. Interpretasi

Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

101

1. Pengaruh FDR terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa

Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel FDR memiliki nilai

koefisien 0.008004 dan nilai probabilitas 0.3096 > 0,05. Hal ini berarti

H0 diterima dan Ha ditolak, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

FDR tidak berpengaruh terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.

Semakin tinggi FDR suatu bank syariah, tidak menjadi tolok ukur bank

untuk memperoleh profitabilitas yang tinggi. Dari data yang ada pada

penelitian, pembiayaan yang disalurkan dilihat dari FDR sudah cukup

baik dengan rata-rata 91.58%. Standarisasi yang ditetapkan oleh OJK

untuk rasio FDR adalah 85% – 110%. Hal ini tidak terjadi pada BNI

Syariah periode Maret 2011 yang mendapatkan nilai minimum yaitu

76.53%. Rasio dibawah batas minimum dapat diartikan bahwa BNI

Syariah tidak dapat menyalurkan pembiayaan secara maksimal, hal

ini menunjukkan bahwa permintaan pembiayaan yang diajukan

nasabah tidak berjalan dengan efektif.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Suryani (2011) menyimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh

terhadap ROA Bank Syariah. Hal ini menunjukkan fungsi bank dalam

menyalurkan pembiayaan belum dilakukan dengan baik oleh keseluruhan

bank syariah, oleh karena itu pada penelitian ini FDR yang merupakan

tolok ukur rasio likuiditas tidak memberikan pengaruh nyata dalam

mengukur kinerja profitabilitas bank syariah (Jaka Sriyana, 2014).

102

2. Pengaruh NIM terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa

Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel NIM memiliki nilai

koefisien 0.135314 dan nilai probabilitas 0.0000 < 0,05. Hal ini berarti

H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum

Syariah Devisa. Setiap peningkatan pendapatan bunga bersih, yang

merupakan selisih antara total biaya bunga dan total pendapatan bunga

mengakibatkan kenaikan laba sebelum pajak, yang mengakibatkan

peningkatan ROA. Dari data yang ada pada penelitian, margin

pendapatan bersih yang didapatkan oleh bank syariah dilihat dari rasio

NIM dengan rata-rata 7.93%, ini sudah sesuai dengan ketentuan OJK

yang telah ditetapkan untuk rasio NIM di atas 6%. Terlebih lagi pada

Bank Mega Syariah periode Juni 2011 mendapatkan nilai NIM

maksimum sebesar 16.14%. Ini adalah salah satu hasil dari keberhasilan

pemasaran yang mempengaruhi nasabah untuk meminjam uang dari

bank, sehingga bank bisa mendapatkan pendapatan dari pembagian

keuntungan. Kemudian, NIM juga menjelaskan bahwa pendapatan bunga

bersih mengambil bagian besar dari aktiva produktif yang memberikan

pendapatan bagi bank.

Hasil penelitian mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Okky Paulin (2014) menyimpulkan bahwa NIM berpengaruh positif

terhadap ROA Bank Syariah. Semakin besar NIM pada suatu bank,

103

semakin baik pula kinerja bank tersebut, karena NIM berpengaruh positif

terhadap pertumbuhan laba (Nikmatus Sholihah, 2014).

3. Pengaruh NPF terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa

Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel NPF memiliki nilai

koefisien 0.125951 dan nilai probabilitas 0.0045 < 0,05. Hal ini berarti

H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum

Syariah Devisa. Sehingga dapat diartikan bahwa semakin tinggi nilai

NPF bank syariah mengakibatkan semakin tinggi ROA Bank tersebut.

Dari data yang ada pada penelitian, pembiayaan bermasalah yang terjadi

di bank syariah dilihat dari rasio NPF dengan rata-rata 3.57%, hal ini

sudah sesuai dengan ketetapan OJK untuk rasio NPF yaitu dibawah 5%.

Tetapi tidak terjadi pada BSM periode September 2015 yang memiliki

nilai maksimum NPF sebesar 6.89%, tentunya tidak sesuai dengan

standarisasi dari OJK. Ini yang menyebabkan NPF berpengaruh positif

terhadap ROA. Selain itu, terjadinya pembiayaan bermasalah disebabkan

karena terlalu mudahnya bank memberikan pembiayaan atau melakukan

investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan

likuiditas, sehingga penilaian atau proses pembiayaan kurang cermat

dalam mengatisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang

dibiayainya.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Fitri Zulfiah (2013) menyimpulkan bahwa NPF berpengaruh positif

104

terhadap ROA Bank Syariah. Sehingga dapat diartikan bahwa nilai

penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) masih dapat mengatur

pembiayaan bermasalah. Laba perbankan masih dapat meningkat dengan

NPF yang tinggi karena sumber laba seperti fee based income relatif

tinggi. Selain itu NPF bisa saja terjadi bukan karena debitur tidak

sanggup membayar akan tetapi ketatnya peraturan Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) dalam hal penggolongan kredit yang mengakibatkan

debitur yang tadinya berada dalam kategori lancar bisa turun menjadi

kurang lancar (Joni Susilowibowo, 2013).

4. Pengaruh BOPO terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa

Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel BOPO memiliki nilai

koefisien -0.112752 dan nilai probabilitas 0.0000 < 0,05. Hal ini berarti

H0 ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum

Syariah Devisa. Hal ini disebabkan karena tingkat efisiensi bank dalam

menjalankan operasinya berpengaruh terhadap pendapatan atau earning

yang dihasilkan oleh bank tersebut. Dapat dilihat pada data penelitian,

bahwa rata-rata rasio BOPO yaitu 86.65%. Ketetapan dari OJK untuk

rasio BOPO adalah dibawah 90%, hal ini berarti bahwa BNI Syariah

periode Maret 2011 sangat efisien dalam melakukan kegiatan

operasionalnya dengan nilai minimum 67.98%. Jika kegiatan operasional

dilakukan dengan efisien (dalam hal ini rasio BOPO rendah) maka

pendapatan yang dihasilkan bank tersebut akan naik. Selain itu, besarnya

105

rasio BOPO juga disebabkan karena tingginya biaya dana yang dihimpun

dan rendahnya pendapatan bunga dari penanaman dana sehingga semakin

besar BOPO maka akan semakin kecil ROA.

Hasil penelitian mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Joni Susilowibowo (2013) menyimpulkan bahwa BOPO berpengaruh

negatif terhadap ROA Bank Syariah. BOPO memberikan indikasi bahwa

apabila manajemen mampu menekan BOPO yang berarti efisiensi

meningkat akan sangat signifikan terhadap kenaikan keuntungan yang

dapat dilihat pada besarnya ROA (Shinta Amalina, 2015).

5. Variabel yang dominan mempengaruhi ROA Bank Umum Syariah

Devisa

Berdasarkan pada tabel 4.5 di atas, variabel yang paling dominan

mempengaruhi ROA pada Bank Umum Syariah Devisa adalah Net

Interest Margin (NIM). Hal ini dapat dilihat bahwa nilai koefisien yang

paling tinggi diantara empat variabel independen adalah NIM, yaitu

0.135314.

Dapat dilihat bahwa NIM menjelaskan pendapatan bunga bersih

yang mengambil bagian besar dari aktiva produktif dan memberikan

pendapatan bagi bank. Serta peningkatan pendapatan bunga bersih juga

mengakibatkan peningkatan pada ROA. Ini adalah salah satu hasil dari

keberhasilan pemasaran yang mempengaruhi nasabah untuk meminjam

uang dari bank, sehingga bank bisa mendapatkan pendapatan dari

106

pembagian keuntungan. Maka, terbukti bahwa variabel NIM yang paling

dominan mempengaruhi ROA.

107

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji regresi data panel pada uji hipotesis (Uji-t) ditemukan

bahwa secara parsial:

a. Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki nilai probabilitas

0.3096 > 0,05 dan nilai koefisien 0.008004, maka FDR tidak

berpengaruh terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.

b. Variabel Net Interest Margin (NIM) memiliki nilai probabilitas 0.0000

< 0,05 dan nilai koefisien 0.135314, maka NIM berpengaruh positif

dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.

c. Variabel Non Performing Financing (NPF) memiliki nilai probabilitas

0.0045 < 0,05 dan nilai koefisien 0.125951, maka NPF berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.

d. Variabel Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) memiliki

nilai probabilitas 0.0000 < 0,05 dan nilai koefisien -0.112752,

maka BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank

Umum Syariah Devisa.

2. Berdasarkan uji regresi data panel pada uji hipotesis (Uji-F) ditemukan

bahwa secara simultan, variabel Financing to Deposit Ratio (FDR), Net

Interest Margin (NIM), Non Performing Financing (NPF), dan Biaya

107

108

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh signifikan

terhadap ROA Bank Umum Syariah Devisa.

3. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa variabel Net Interest Margin (NIM)

adalah variabel independen yang paling dominan mempengaruhi ROA Bank

Umum Syariah Devisa, karena memiliki nilai koefisien paling tinggi pada

uji-t yaitu 0.135.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba

mengemukakan implikasi yang mungkin bermanfaat diantaranya:

1. Bagi bank syariah, diharapkan agar pihak manajemen bank umum syariah

devisa mampu meningkatkan rasio FDR dalam menyalurkan pembiayaan

secara efektif, mengoptimalkan NIM dalam mendapatkan margin

pendapatan bersih, mengurangi rasio NPF dalam pembiayaan bermasalah

yang terjadi, dan mengefisiensikan rasio BOPO dalam menekan biaya

operasional dan meningkatkan pendapatan operasional, sehingga

profitabilitas yang dihasilkan akan maksimal.

2. Bagi pengguna laporan keuangan dalam mengambil keputusan untuk

berinvestasi, investor dapat melihat FDR, NIM, NPF dan BOPO yang

memberikan adanya pengaruh terhadap peningkatan profitabilitas yang

tercermin melalui ROA untuk melihat gambaran bagaimana kondisi

perusahaan dapat menguntungkan atau tidak sebagai media investasi. Karena

semakin besar ROA, investor akan semakin tertarik untuk berinvestasi.

3. Untuk penelitian selanjutnya, indikator penelitian dapat diganti dengan

proxy yang lain ataupun ditambah dengan variabel lain yang mempengaruhi

109

ROA pada bank syariah. Penelitian ini juga dapat dikembangkan dengan

memperluas model penelitian sebelumnya. Menggunakan metode dan alat

uji yang lebih lengkap dan akurat sehingga diperoleh kesimpulan yang lebih

valid. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian

dengan menambahkan tahun penelitian, juga memperbanyak sampel untuk

penelitian yang akan datang.

110

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2001. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik”.

Jakarta: Gema Insani.

Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2004. Bank Syariah : Analisis Keuangan, Peluang,

Kelemahan dan Ancaman. Yogyakarta: EKONISIA.

Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2006. Bank Syariah : Analisis Keuangan, Peluang,

Kelemahan dan Ancaman. Yogyakarta: EKONISIA.

Ascarya, 2006. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Dahlan Siamat. 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Dendawijaya Lukman. 2003. Manajemen Perbankan, Edisi kedua. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan, Edisi Kedua, Cetakan

Kedua, Ghalia Indonesia, Bogor Jakarta.

Gujarati, Damodar, 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika, Erlangga, Jakarta.

Hamid, Abdul. 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. FEB UIN Jakarta.

Jakarta.

Ikatan Bankir Indonesia. 2014. Memahami Bisnis Bank. Jakarta: PT.Gramedia

Pustaka Utama.

Indriantoro, Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen. Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

J Supranto. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Karim, Adiwarman. 2006. Bank Islam-Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers, Jakarta.

110

111

Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim. 2003. Analisis Laporan Keuangan, AMP-

YKPN. Yogyakarta.

Muchdarsyah, Sinungan. 2000. Produktivitas apa dan Bagaimana. Jakarta: Bumi

Askara.

Muhammad. 2005. Manajemen Dana Bank Syariah. Ekonisia: Yogyakarta.

Nachrowi, Djalal, Hardius Usman. 2008. Penggunaan Teknik Ekonometrik, Edisi

Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Santoso, Singgih. 2010. Statistik Multivariat. Jakarta: PT. Gramedia.

Sumitro, Warkum. 2004. Asas-Asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga

Terkait. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Tony Wijaya. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta,

Graha Ilmu.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori

dan Aplikasi. Bandung: Agung Media.

Veithzal Rivai, Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews, UPP STIM YKPN. Yogyakarta.

Winarno, Wing Wahyu. 2011 Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews, Edisi Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta.

Yaya, Rizal. 2014. Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Praktik

Kontemporer. Jakarta : Salemba Empat.

112

B. Penelitian/Jurnal

Almilia, Luciana Spica, dan Winny Herdiningtyas. 2005. Analisa Rasio Camel

terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah pada Lembaga Perbankan

Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 7 Nomor

2, STIE Perbanas, Surabaya, hal 12.

Budi Ponco. 2008. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM, dan LDR

terhadap ROA (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007). Tesis, Program

Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Dhian. 2011. Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR Terhadap Return On Asset

(ROA), Bank Umum Syariah. Jurnal.

Dhika. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di

Indonesia”. Jurnal Skripsi.

Erika. 2015. Financial Ratio and Its Influence to Profitability in Islamic Banks.

Jurnal. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Fitri, Joni. 2013. Pengaruh Inflasi, BI Rate, Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

Performing Finance (NPF), Biaya Operasional dan Pendapatan

Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah

Periode 2008 – 201”. Jurnal. Universitas Negeri Surabaya.

M. Shohibul. 2014. Analisis Pengaruh DPK, Kecukupan Modal, FDR, Efisiensi

Operasi, NIM, dan Pembiayaan Bermasalah Terhadap Profitabilitas

BUS Non Devisa. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Nikmatus, Jaka. 2014. Profitabilitas Bank Syariah Pada Kondisi Biaya

Operasional Tingg”. Jurnal, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.

Okky, Sudarso. 2014. Determinants Of Islamic Bank‟s Profitability In Indonesia

For 2009 - 2013. Journal of Business and Management. Vol 4, No.1,

2014: 175 – 185.

R. Ade, 2014. Analisis Pengaruh CAR, NPF, BOPO, FDR, dan NCOM Terhadap

Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (Studi kasus Pada Bank

Umum Syariah di Indonesia Periode 2008-2012). Skripsi. Universitas

Diponegoro. 2014.

113

Sabir, Ali, Hamid. 2012. Pengaruh Rasio Kesehatan Bank Terhadap Kinerja

Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia.

Jurnal Analisis, Juni 2012, Vol.1 No.1 : 79 - 86. Universitas Hasanudin

Makasar.

Sangia. 2012. Analisis pengaruh CAR, FDR, BOPO, dan NCOM Terhadap

Profitabilitas (ROA) Bank Umum Syariah Di Indonesia (Studi pada Bank

Umum Syariah periode 2008- 2011). Skripsi.

Shinta Amalina Hazrati. 2015. The Determinants Of ROA (Return On Assets) Of

Full-Fledged Islamic Banks In Indonesia. Jurnal MIX, Volume V, No.1,

Feb 2015.

Slamet, Agung. 2014. Pengaruh Pembiayaan Bagi Hasil, Pembiayaan Jual Beli,

Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF)

Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal.

Universitas Negeri Semarang.

Suryani. 2011. Analisis Pengaruh Financing to Debt Ratio (FDR) Terhadap

Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Jurnal.

C. Laporan

Fatwa DSN-MUI No. 03/DSN-MUI/IV/2000

Laporan Bank Indonesia Statistika Perbankan Syariah

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/35/DPNP

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

114

Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012

D. Website

http://www.bankmuamalat.co.id diakses pada 2 Februari 2016

http://www.bi.go.id diakses pada 30 November 2015

http://www.bnisyariah.co.id diakses pada 2 Februari 2016

http://www.dsnmui.or.id diakses pada 20 Februari 2016

http://www.megasyariah.co.id diakses pada 2 Februari 2016

http://www.ojk.go.id diakses pada 2 Desember 2015

http://www.syariahmandiri.co.id diakses pada 2 Februari 2016

E. Al-Qur’an dan Hadits

QS. Al-Baqarah [2] : 233

QS. Al-Baqarah [2] : 275

QS. Al-Baqarah [2] : 282

QS. Al-Baqarah [2] : 283

QS. An-Nisa [4] : 29

QS. Yusuf [12] : 72

QS. Az-Zukhruf [43] : 32

HR Ahmad, Abu Daud, dan Nasa‟i dari Sa‟d Ibn Abi Waqqash dengan teks Abu

Daud

HR Al-Baihaqi dan Ibnu Majah, dinilai sahih oleh Ibnu Hibban

HR Al-Syafi‟i, Al-Daraquthni, dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah

HR Bukhari dari Abu Hurairah

115

HR Bukhari dari Salamah bin Akwa‟

HR Ibn Majah dari Ibnu Umar

HR Ibnu Majah dari Shuhaib

HR Jama‟ah

HR Malik dalam Al-Muwaththa

HR Tarmidzi dari ‟Amr bin „Auf

116

LAMPIRAN

117

Lampiran 1

Data Rasio Keuangan

Bank Muamalat Indonesia

Tahun Variabel (dalam %)

FDR NIM NPF BOPO ROA

2011 Triwulan I 95.82 4.88 4.71 84.72 1.38

Triwulan II 95.71 5.22 4.32 85.16 1.74

Triwulan III 92.45 6.09 4.53 86.54 1.55

Triwulan IV 83.94 5.01 2.60 85.52 1.52

2012 Triwulan I 97.08 4.40 2.83 85.66 1.51

Triwulan II 99.85 4.11 2.73 84.56 1.61

Triwulan III 99.96 4.51 2.21 84.48 1.62

Triwulan IV 94.15 4.64 2.09 84.48 1.54

2013 Triwulan I 102.02 4.61 2.02 82.07 1.72

Triwulan II 106.50 4.60 2.28 82.37 1.69

Triwulan III 103.40 4.57 2.17 82.67 1.68

Triwulan IV 99.99 4.64 1.35 93.86 0.50

2014 Triwulan I 105.40 4.28 2.11 85.55 1.44

Triwulan II 96.78 3.82 3.30 89.11 1.03

Triwulan III 98.81 3.37 5.96 98.32 0.10

Triwulan IV 84.14 3.36 6.43 97.33 0.17

2015 Triwulan I 95.11 4.40 6.34 93.37 0.62

Triwulan II 99.05 4.21 4.93 94.84 0.51

Triwulan III 96.09 4.18 4.64 96.26 0.36

Triwulan IV 97.05 4.22 4.73 97.10 0.41

118

Data Rasio Keuangan

Bank Syariah Mandiri

Tahun Variabel (dalam %)

FDR NIM NPF BOPO ROA

2011 Triwulan I 84.06 5.96 3.30 73.03 2.22

Triwulan II 88.52 5.89 3.49 74.02 2.12

Triwulan III 89.86 6.90 3.21 73.85 2.03

Triwulan IV 86.03 7.48 2.42 76.44 1.95

2012 Triwulan I 87.25 6.88 2.52 70.47 2.17

Triwulan II 92.21 6.80 3.04 70.11 2.25

Triwulan III 93.90 7.00 3.10 71.14 2.22

Triwulan IV 94.40 7.25 2.82 73.00 2.25

2013 Triwulan I 95.61 7.09 3.44 69.24 2.56

Triwulan II 94.22 7.31 2.90 81.63 1.79

Triwulan III 91.29 7.23 3.40 87.53 1.51

Triwulan IV 89.37 7.25 4.32 84.03 1.53

2014 Triwulan I 90.34 6.39 4.88 81.99 1.77

Triwulan II 89.91 6.20 6.46 93.03 0.66

Triwulan III 85.68 6.04 6.76 93.02 0.80

Triwulan IV 82.13 6.19 6.84 98.46 0.17

2015 Triwulan I 81.67 6.31 6.81 91.57 0.81

Triwulan II 85.01 6.27 6.67 96.16 0.55

Triwulan III 84.49 6.36 6.89 97.41 0.42

Triwulan IV 81.99 6.53 6.06 94.78 0.56

119

Data Rasio Keuangan

Bank Negara Indonesia Syariah

Tahun Variabel (dalam %)

FDR NIM NPF BOPO ROA

2011 Triwulan I 76.53 7.87 4.44 67.98 3.42

Triwulan II 84.46 7.96 3.65 78.20 2.22

Triwulan III 86.13 7.89 3.60 78.06 2.37

Triwulan IV 78.60 8.07 3.62 87.86 1.29

2012 Triwulan I 78.78 7.92 4.27 91.20 0.63

Triwulan II 80.94 9.97 2.45 92.81 0.65

Triwulan III 85.36 9.97 2.33 86.46 1.31

Triwulan IV 84.99 11.03 2.02 85.39 1.48

2013 Triwulan I 80.11 10.28 2.13 82.95 1.62

Triwulan II 92.13 9.07 2.11 84.44 1.24

Triwulan III 96.37 9.22 2.06 84.06 1.22

Triwulan IV 97.86 9.51 1.86 83.94 1.37

2014 Triwulan I 96.67 8.47 1.96 89.41 1.22

Triwulan II 98.96 8.22 1.99 86.32 1.11

Triwulan III 94.29 8.21 1.99 85.85 1.11

Triwulan IV 92.58 9.04 1.86 85.03 1.27

2015 Triwulan I 90.10 8.12 2.22 89.87 1.20

Triwulan II 96.65 8.15 2.42 90.39 1.30

Triwulan III 89.65 8.21 2.54 91.60 1.32

Triwulan IV 91.94 8.25 2.53 89.63 1.43

120

Data Rasio Keuangan

Bank Mega Syariah Indonesia

Tahun Variabel (dalam %)

FDR NIM NPF BOPO ROA

2011 Triwulan I 79.20 16.13 4.29 90.03 1.77

Triwulan II 81.48 16.14 3.84 89.49 1.87

Triwulan III 83.00 15.76 3.78 90.79 1.65

Triwulan IV 83.08 15.33 3.03 90.80 1.58

2012 Triwulan I 84.90 14.37 2.96 80.03 3.52

Triwulan II 92.09 14.70 2.88 77.30 4.13

Triwulan III 88.03 14.65 2.86 76.89 4.11

Triwulan IV 88.88 13.94 2.67 77.28 3.81

2013 Triwulan I 98.37 11.66 2.83 77.48 3.57

Triwulan II 104.19 11.50 3.67 81.41 2.94

Triwulan III 102.89 11.21 3.30 84.21 2.57

Triwulan IV 93.37 10.66 2.98 86.09 2.33

2014 Triwulan I 95.53 8.39 3.22 89.82 1.18

Triwulan II 95.68 8.38 3.48 91.90 0.99

Triwulan III 90.50 8.08 3.77 97.96 0.24

Triwulan IV 93.61 8.33 3.89 97.61 0.29

2015 Triwulan I 95.21 8.97 4.33 110.53 -1.21

Triwulan II 94.92 9.55 4.86 104.80 -0.73

Triwulan III 98.86 9.73 4.78 102.33 -0.34

Triwulan IV 98.49 9.34 4.26 99.51 0.30

121

Lampiran 2

Descriptive Statistics

ROA FDR NIM NPF BOPO

Mean 1.454875 91.58275 7.933750 3.566750 86.65738

Median 1.460000 92.33000 7.675000 3.260000 85.97000

Maximum 4.130000 106.5000 16.14000 6.890000 110.5300

Minimum -1.210000 76.53000 3.360000 1.350000 67.98000

Std. Dev. 1.005309 7.064286 3.161858 1.428834 8.634708

Skewness 0.391567 -0.116716 0.945831 0.885447 2.58E-05

Kurtosis 3.811465 2.219822 3.484842 2.935089 2.909341

Jarque-Bera 4.239251 2.210562 12.71152 10.46759 0.027397

Probability 0.120077 0.331118 0.001737 0.005333 0.986395

Sum 116.3900 7326.620 634.7000 285.3400 6932.590

Sum Sq. Dev. 79.84100 3942.426 789.7903 161.2838 5890.097

Observations 80 80 80 80 80

122

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests

Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 9.392962 (3,72) 0.0000

Cross-section Chi-square 26.423306 3 0.0000

Cross-section fixed effects test equation:

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 22:55

Sample: 2011Q1 2015Q4

Periods included: 20

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FDR 0.021767 0.007357 2.958726 0.0041

NIM 0.133315 0.015695 8.494134 0.0000

NPF 0.097516 0.039462 2.471110 0.0157

BOPO -0.103034 0.005856 -17.59577 0.0000

C 6.984508 0.816081 8.558591 0.0000

R-squared 0.860067 Mean dependent var 1.454875

Adjusted R-squared 0.852604 S.D. dependent var 1.005309

S.E. of regression 0.385960 Akaike info criterion 0.994297

Sum squared resid 11.17240 Schwarz criterion 1.143174

Log likelihood -34.77189 Hannan-Quinn criter. 1.053986

F-statistic 115.2425 Durbin-Watson stat 0.457254

Prob(F-statistic) 0.000000

123

Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

-0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Series: Standardized Residuals

Sample 2011Q1 2015Q4

Observations 80

Mean -6.94e-18

Median -0.030061

Maximum 0.692632

Minimum -0.641852

Std. Dev. 0.318814

Skewness 0.156142

Kurtosis 2.419959

Jarque-Bera 1.446563

Probability 0.485158

Uji Multikolinieritas

ROA FDR NIM NPF BOPO

ROA 1.000000 -0.069623 0.415894 -0.407765 -0.850708

FDR -0.069623 1.000000 -0.334352 -0.297821 0.046453

NIM 0.415894 -0.334352 1.000000 -0.218234 -0.088122

NPF -0.407765 -0.297821 -0.218234 1.000000 0.462509

BOPO -0.850708 0.046453 -0.088122 0.462509 1.000000

124

Uji Park

Dependent Variable: RES2

Method: Panel Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 22:52

Sample: 2011Q1 2015Q4

Periods included: 20

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FDR 4.14E-06 2.67E-05 0.154723 0.8775

NIM -4.60E-06 0.000100 -0.045990 0.9634

NPF -9.40E-05 0.000147 -0.640079 0.5242

BOPO 2.71E-05 2.10E-05 1.288333 0.2018

C -0.002094 0.003541 -0.591264 0.5562

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.059407 Mean dependent var 0.000257

Adjusted R-squared -0.032040 S.D. dependent var 0.001123

S.E. of regression 0.001141 Akaike info criterion -10.61892

Sum squared resid 9.38E-05 Schwarz criterion -10.38072

Log likelihood 432.7568 Hannan-Quinn criter. -10.52342

F-statistic 0.649631 Durbin-Watson stat 2.219109

Prob(F-statistic) 0.713436

125

Fixed Effect Model

Dependent Variable: ROA

Method: Panel Least Squares

Date: 04/20/16 Time: 22:52

Sample: 2011Q1 2015Q4

Periods included: 20

Cross-sections included: 4

Total panel (balanced) observations: 80

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

FDR 0.008004 0.007821 1.023344 0.3096

NIM 0.135314 0.029290 4.619762 0.0000

NPF 0.125951 0.042998 2.929240 0.0045

BOPO -0.112752 0.006146 -18.34615 0.0000

C 8.969861 1.036384 8.654963 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.899428 Mean dependent var 1.454875

Adjusted R-squared 0.889650 S.D. dependent var 1.005309

S.E. of regression 0.333953 Akaike info criterion 0.739006

Sum squared resid 8.029767 Schwarz criterion 0.977209

Log likelihood -21.56024 Hannan-Quinn criter. 0.834508

F-statistic 91.98646 Durbin-Watson stat 0.580189

Prob(F-statistic) 0.000000