124
PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, PERSONAL FINANCIAL NEED, NATURE OF INDUSTRY DAN RATIONALIZATION PADA FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE (Studi Empiris pada Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Rezza Fahlevi NIM: 1110082000132 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2015 H

PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

  • Upload
    vannga

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

PENGARUH FINANCIAL STABILITY,

FINANCIAL TARGET, PERSONAL FINANCIAL NEED,

NATURE OF INDUSTRY DAN RATIONALIZATION PADA

FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF

FRAUD TRIANGLE

(Studi Empiris pada Perusahaan Property, Real Estate and Building

Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Rezza Fahlevi

NIM: 1110082000132

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2015 H

Page 2: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

i

PENGARUH FINANCIAL STABILITY,

FINANCIAL TARGET, PERSONAL FINANCIAL NEED,

NATURE OF INDUSTRY DAN RATIONALIZATION PADA

FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF

FRAUD TRIANGLE

(Studi Empiris pada Perusahaan Property, Real Estate and Building

Construction yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2013)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

Rezza Fahlevi

NIM: 1110082000132

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1437 H/ 2015 H

Page 3: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

ii

Page 4: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

iii

Page 5: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

iv

Page 6: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

v

Page 7: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Rezza Fahlevi

2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 Mei 1992

3. Alamat : Jl. Adhyaksa II Rt.003 Rw. 01 No.1 Lebak Bulus.

4. Telepon : 08211 767 5624

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. MI Al-Hidayah Lebak Bulus Tahun 1998-2004

2. SMPN 86 Jakarta Tahun 2004-2007

3. SMAN 46 Jakarta Tahun 2007-2010

4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2010-2015

III. PENGALAMAN BERORGANISASI

1. Badan Eksekutif Mahasiswa Jurusan Akuntansi Tahun 2011-2012

Divisi Kesenian dan Olah Raga

2. Wakil Ketua Komunitas Pecinta Fotografi Tahun 2010-2012

IV. SEMINAR DAN WORKSHOP

1. Peserta dalam “Seminar Anti-Corruption Training Road to Campus”, 21

Oktober 2010.

Page 8: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

vii

2. Peserta dalam “Workshop Bisnis Asuransi bersama AXA Financial

Indonesia”, 27 Mei 2011, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Peserta dalam “Studium General Jurusan IESP Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Jakarta” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis

dengan pembicara Drs. Rizqullah MBA (dirut. BNI Syariah). Rabu, 28 Maret

2012.

4. Peserta dalam “Seminar Kebijakan Fiskal-Kementrian Keuangan RI”, 4 Mei

2012 Jakarta

5. Peserta dalam “Seminar Dialog Jurusan dan Seminar Konsentrasi Himpunan

Mahasiswa Jurusan Akuntansi” 3 Oktober 2012, Teater Lt.2 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Peserta dalam “Seminar Auditing Days” 6-7 November 2012 UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

7. Peserta dalam “Kuliah Umum Sosialisasi Hemat Energi”. Jumat, 8 November

2012.

V. KEPANITIAAN

1. Panitia 9th Anniversary Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Tahun 2011.

2. Seksi Dokumentasi PROPESA (Program Pengenalan Studi dan Almamater)

BEMF UIN Syarif Hidayatullah Tahun 2011.

3. Seksi Dokumentasi dalam OPAK (Orientasi Pengenalan Akademik Kampus)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012.

Page 9: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

viii

4. Ketua Kuliah Kerja Nyata PETA 2013, Desa Curugbitung, Nanggung, Bogor.

VI. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Nur Ali

2. Ibu : Noviyati

3. Anak ke : 2 (dua)

Page 10: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

ix

Pengaruh Financial Stability, Financial Target, Personal Financial Need,

Nature of Industry dan Rationalization pada Financial Statement Fraud

dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris pada Perusahaan Property,

Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2013)

Abstract

The aim of this research is to analyze the effects of financial stability, financial

target, personal financial need, nature of industry, and rationalization on financial

statement fraud with indicator accrual earnings management. The sample of this

research are property, real estate and building construction companies listed on

Indonesia Stock Exchange (IDX) in 2010 to 2013 periods.

The number of companies in this research were 31 companies with 4 years

observation. Based on purposive sampling method, final sample total is 124

companies. The data analysis methods uses multiple regressions.

Based on adjusted R square can be found effect of the independent variables to

financial statement fraud with indicator accrual earnings management can be

explained 69 %. The results of these research indicate that percent change in total

assets (ACHANGE), operating cash flows (OCF), the company reported a loss

(LOSS), return on total assets (ROA), and audit opinion (AUDREP) influence

financial statement fraud with 0.000, 0.000, 0.010, 0.019, and 0.058 significant

value. Meanwhile, percent change in receivable on sales (RECEIV) and the

cumulative percentage of ownership in the firm held by insiders (OSHIP) has no

significant impact on financial statement fraud (accrual earnings management)

with 0.377 and 0.576 significant value.

Keywords: Financial Statement Fraud, Accrual Earnings Management, Fraud

Triangle, Financial Stability, Financial Target, Personal Financial

Need, Nature of Industry, Rationalization.

Page 11: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

x

Pengaruh Financial Stability, Financial Target, Personal Financial Need,

Nature of Industry dan Rationalization pada Financial Statement Fraud

dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris pada Perusahaan Property,

Real Estate and Building Construction yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2010-2013)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh financial stability, financial

target, personal financial need, nature of industry, dan rationalization terhadap

kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba akrual. Penelitian

ini menggunakan sampel perusahaan property, real estate and building

construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010 sampai

2013.

Jumlah perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah 31 perusahaan

dengan pengamatan selama 4 tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total

sampel yang diperoleh adalah 124 perusahaan. Metode analisis data penelitian ini

menggunakan metode analisis regresi berganda.

Berdasarkan hasil adjusted R square ditemukan bahwa pengaruh variabel

independen terhadap kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen

laba akrual dapat dijelaskan sebesar 69%. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

persentase perubahan total aset (ACHANGE), arus kas operasi (OCF), perusahaan

yang melaporkan kerugian (LOSS), return on total assets (ROA), dan opini audit

(AUDREP) berpengaruh terhadap manajemen laba akrual dengan nilai signifikansi

0.000, 0.000, 0.010, 0.019 dan 0.058. Sedangkan persentase perubahan piutang

pada penjualan (RECEIV) dan kepemilikan saham orang dalam (OSHIP) tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba akrual dengan nilai signifikansi 0.377 dan

0.576.

Kata kunci: Financial Statement Fraud, Accrual Earnings Management, Fraud

Triangle, Financial Stability, Financial Target, Personal Financial

Need, Nature of Industry, Rationalization.

Page 12: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

xi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.

Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Sang teladan

yang selalu membimbing kita menuju kebenaran. Skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan

penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam

proses penyusunan skripsi ini, terutama kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, penyemangat hidup dengan kasih sayangnya,

doanya, sholatnya, dan dzikirnya yang selalu memohonkan kemudahan

dan kelancaran dalam setiap langkah penulis. Terima kasih banyak Ma,

Pa.

2. Kakak Siska Apriani dan Abang Alamsyah terima kasih atas doa dan

dukungannya dan juga kedua keponakan Faris Muhammad Keandre dan

Attaya Azka Al-Khalifi yang selalu menjadi mood booster penulis.

3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah.

4. Ibu Yessi Fitri, S.E., Ak., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntasi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan S.E., M.M., Ak., CA selaku Sekertaris Program

Studi Akuntasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Ibu Rahmawati M.M. selaku Pembimbing Akademik penulis selama

menempuh masa studi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, M.S. selaku dosen pembimbing I yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, memberi nasihat dan

bimbingan dalam proses penulisan skripsi ini.

Page 13: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

xii

8. Ibu Atiqah S.E., M.S., Ak. selaku dosen pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk berdiskusi, mendengarkan keluhan,

memberi nasihat, memberikan semangat dan bimbingan dalam proses

penulisan skripsi ini.

9. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis

selama menempuh masa studi.

10. Teman-teman satu angkatan dan seperjuangan, khususnya Akuntansi D

(Keluarga Daeng) dan khususon kepada Diah Anug yang telah menjadi

‘Pembimbing III’, sukses untuk kita semua dan semangat selalu bagi

teman-teman yang masih menyelesaikan tanggungjawabnya.

11. Teman-teman KKN PETA dan ‘gerombolan begundal’ DPR terima kasih

untuk pengalaman-pengalaman ‘aneh’ bersama kalian \m/. “tenang saja

walaupun sering disebut ‘lilin’, tapi cahayanya engga pernah habis,

haha”

12. Dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

setiap langkahnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi masih jauh dari sempurna dikarenakan

keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan saran, masukan dan kritik yang membangun dari berbagai

pihak.

Wassalammualaikum Wr.Wb.

Jakarta, 26 November 2015

(Rezza Fahlevi)

Page 14: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ............................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ..................... v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi

ABSTRACT ..................................................................................................... ix

ABSTRAK ...................................................................................................... x

KATA PENGANTAR .................................................................................... xi

DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .......................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Literatur ............................................................................. 13

1. Teori Agensi (Agency Theory).................................................... 13

2. Laporan Keuangan ...................................................................... 16

a. Pengertian Laporan Keuangan .............................................. 16

b. Tujuan Laporan Keuangan ................................................... 18

Page 15: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

xiv

3. Fraud ........................................................................................... 20

a. Definisi Fraud ...................................................................... 20

b. Jenis-jenis Fraud .................................................................. 22

c. Financial Statement Fraud ................................................... 24

4. Fraud Triangle Theory ............................................................... 26

a. Pressure (Tekanan) ............................................................... 27

b. Opportuniy (Kesempatan) .................................................... 28

c. Rationalization (Rasionalisasi) ............................................. 29

5. Manajamen Laba ........................................................................ 29

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis ..................... 33

1. Financial Stability dengan Financial Statement Fraud.............. 33

a. Persentasi perubahan total aset ............................................ 34

b. Arus kas operasi ................................................................... 35

c. Perusahaan yang melaporkan adanya kerugian ................... 36

2. Financial Target dengan Financial Statement Fraud: Return On

total Assets ................................................................................. 36

3. Personal Financial Need dengan Financial Statement Fraud .. 38

4. Nature of Industry dengan Financial Statement Fraud .............. 39

5. Rationalization dengan Financial Statement Fraud ................... 40

C. Hasil penelitian terdahulu ................................................................. 41

D. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 51

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 51

C. Metode Pengumpulan Data............................................................... 52

D. Metode Analisis ................................................................................ 53

1. Statistik Deskriptif ...................................................................... 53

2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 54

a. Uji Normalitas ...................................................................... 54

b. Uji Multikolonieritas ............................................................ 54

Page 16: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

xv

c. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 55

d. Uji Autokorelasi.................................................................... 55

3. Uji Hipotesis ............................................................................... 56

a. Koefisien Determinasi (R2)................................................... 57

b. Uji Statistik t ......................................................................... 58

c. Uji Statistik F ........................................................................ 58

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian ............................................... 59

1. Financial statement fraud (Y) .................................................... 60

2. Financial Stability ...................................................................... 62

a. Persentase perubahan total aset (ACHANGE) ..................... 62

b. Arus Kas Operasi (OCF) ...................................................... 62

c. Perusahaan yang melaporkan kerugian (LOSS) ................... 63

3. Financial Targets: Return On total Assets (ROA) ..................... 64

4. Personal Financial Need: Persentase Kepemilikan Saham oleh

Orang Dalam (OSHIP) ............................................................... 65

5. Nature of Industry: Persentase Perubahan Piutang pada

Penjualan (RECEIV) .................................................................. 65

6. Rationalization: Opini Audit (AUDREP) ................................... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN BAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 68

B. Statistik Deskriptif ........................................................................... 70

C. Analisis dan Pembahasan ............................................................... 72

1. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 72

a. Uji Normalitas ...................................................................... 73

b. Uji Multikolonieritas ............................................................ 74

c. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 75

d. Uji Autokorelasi.................................................................... 76

2. Hasil Pengujian Hipotesis ........................................................... 77

a. Koefisien Determinasi .......................................................... 77

b. Uji F (Model Fit) .................................................................. 78

Page 17: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

xvi

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ......... 79

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ....................................................................................... 89

B. Saran ................................................................................................. 90

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93

LAMPIRAN .................................................................................................... 98

Page 18: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

xvii

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

2.1 Jenis-Jenis Fraud .................................................................................... 23

2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu ................................................................ 46

3.1 Operasional Variabel dan Pengukuran ...................................................... 67

4.1 Tahanapan Seleksi Sampel Penelitian ........................................................ 68

4.2 Daftar Nama Perusahaan ............................................................................ 69

4.3 Statistik Deskriptif ..................................................................................... 70

4.4 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov (K-S) ....................................................... 73

4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................................ 74

4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Glejser.................................................. 75

4.7 Hasil Uji Autokorelasi: Uji Lagrange Multiplier (LM Test) ..................... 76

4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 77

4.9 Hasil Uji F (ANOVA) ................................................................................ 78

4.10 Hasil Uji Statistik t ................................................................................... 79

Page 19: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

xviii

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Fraud Triangle ......................................................................................... 27

2.2 Skema Kerangka Pemikiran .................................................................... 49

Page 20: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

xix

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Daftar Nama Perusahaan .......................................................................... 98

2 Data Perusahaan Tahun 2010 – 2013 ....................................................... 99

3 Output SPSS ............................................................................................... 10

Page 21: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Produk utama dari akuntansi yaitu serangkaian dokumen yang disebut

dengan laporan keuangan. Laporan keuangan (financial statement) merupakan

dokumen perusahaan yang menjabarkan perusahaan dalam bahasa moneter.

PSAK No.1 paragraf ke 7 (revisi 2009) menjelaskan bahwa laporan keuangan

adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan

suatu entitas.

Penerbitan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan

informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan.

Pelaporan keuangan bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna

laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta

menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-

sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (Ikatan Akuntan Indonesia,

2009).

Laporan keuangan tersebut berisikan informasi yang dibutuhkan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan, baik internal maupun eksternal perusahaan

dan merupakan refleksi dari keadaan keuangan sebuah perusahaan serta

bagaimana kinerja suatu manajemen dalam mengelola perusahaan. Perilaku

kecurangan dalam penyajian laporan keuangan penting menjadi perhatian agar

Page 22: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

2

tindakan ini dapat dideteksi sedini mungkin serta dapat diminimalisir

semaksimal mungkin. Sehingga laporan keuangan akan dapat dipercaya oleh

pihak-pihak yang berkepentingan dan menggambarkan keadaan perusahaan

yang sebenar-benarnya.

Oleh karena itu laporan keuangan harus disajikan secara akurat serta

relevan, sehingga tidak menyesatkan para pengguna laporan keuangan dalam

mengambil keputusan. Meskipun demikian dalam praktiknya dapat kita temui

pelaku-pelaku bisnis yang secara sadar melakukan kecurangan dalam

pelaporan keuangan (financial statement fraud) untuk tujuan tertentu, baik

untuk keuntungan organisasi maupun keuntungan pribadi.

Dalam dua dekade terakhir financial statement fraud telah meningkat

secara substansial (Rezaee, 2002). Kecurangan pada laporan keuangan dapat

saja memberikan keuntungan bagi para pelaku bisnis untuk sebuah tujuan

tertentu dengan mengkondisikan sebuah laporan keuangan agar terlihat baik

dalam pandangan publik. Akan tetapi hal tersebut tentu juga sangat merugikan

bagi pihak-pihak yang menggantungkan suatu keputusan berdasarkan laporan

keuangan. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB), yang

termasuk pengguna utama laporan keuangan adalah pemegang saham, investor

lain dan kreditor (Hendrikson, 2000).

Dalam laporan keuangan, informasi laba menjadi informasi potensial yang

digunakan para pengguna laporan keuangan untuk menilai kinerja manajemen.

Laba menjadi pusat perhatian investor dalam menginvestasikan dana mereka

pada suatu perusahaan. Keleluasaan dalam memilih metode akuntansi kadang

Page 23: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

3

menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk ‘memainkan’ laporan keuangan

mereka. Seperti dinyatakan dalam Zulfiati (2013) bahwa standar akuntansi

menyediakan berbagai pilihan metode akuntansi yang memungkinkan

manajemen untuk melakukan pengelolaan atas laba sesuai dengan keinginan

manajemen. Tindakan manajemen sebagai intervensi yang sengaja dilakukan

untuk maksud tertentu dalam proses pelaporan keuangan ini untuk memperoleh

beberapa keuntungan selanjutnya disebut sebagai Manajemen Laba (Schiper,

1989).

Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan keputusan

tertentu dalam laporan keuangan dan transaksi untuk mengubah laporan

keuangan sebagai dasar kinerja perusahaan yang bertujuan menyesatkan

pemilik atau untuk mempengaruhi hasil kontraktual yang mengandalkan

angka-angka akuntansi yang dilaporkan (Healy dan Wahlen, 1999).

Manajemen laba terjadi akibat adanya asimetri informasi yang terjadi antara

manajer dan pemegang saham (Dye, 1988 dalam Rusmin, 2010). Menurut

Scott (2009) terdapat beberapa strategi yang digunakan manajemen perusahaan

dalam praktik manajemen laba yaitu taking a bath, income maximization,

income minimization, dan income smoothing. Taking a Bath yaitu melaporkan

kerugian dalam jumlah besar yang diharapkan dapat meningkatkan laba di

masa yang akan datang. Income Minimization dilakukan pada saat perusahaan

memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi dengan maksud agar tidak

mendapatkan perhatian oleh pihak-pihak yang berkepentingan (aspek political-

cost). Income maximization bertujuan untuk melaporkan net income yang

Page 24: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

4

tinggi untuk tujuan bonus yang lebih besar. Income smoothing dilakukan

perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat

mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor

lebih menyukai laba yang relatif stabil.

Skandal akuntansi telah berkembang secara luas, seperti halnya di

Amerika Serikat dengan kasus Enron-nya, Australia juga tidak terlepas dari

kasus skandal akuntansi (Brennan dan McGrath, 2007). Pada kasus HIH yang

merupakan salah satu kegagalan bisnis terbesar dalam sejarah Australia, salah

saji pada aset tidak diungkapkan oleh Arthur Andersen dalam jurnal

penyesuaian akhir tahun, oleh karenanya salah saji tersebut tidak dimasukkan

pula dalam penilaian atas kebenaran dan fairness pada laporan keuangan.

Kasus lain terjadi pada National Australia Bank. Kasus ini bermula ketika

adanya pihak staf yang menyembunyikan adanya kerugian foreign-exchange

trading melalui transaksi yang keliru dan manipulasi sistem yang tidak

terdeteksi oleh auditor eksternal. Hal tersebut berakibat pada laporan keuangan

yang menyesatkan.

Dalam konteks Indonesia, hasil riset Leuz et al. (2003) menunjukkan

bahwa karena lingkungan perlindungan investor yang lemah maka praktek

manajemen laba di Indonesia cenderung lebih intensif dilakukan dibanding

negara-negara lain dengan perlindungan investor yang kuat (Ratmono, 2010).

Manajemen laba dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui pilihan

kebijakan akuntansi (manajemen laba akrual) dan tindakan riil atau yang kita

kenal dengan manajemen laba riil (Scott, 2009). Dalam fokus penelitian ini

Page 25: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

5

hanya akan membahas manajemen laba akrual. Manajemen laba akrual

merupakan model yang paling kuat dalam mendeteksi manajemen laba

alasannya karena dalam pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan

sistem akuntansi akrual (Sulistyanto, 2008).

Meningkatnya berbagai kasus skandal akuntansi di dunia menyebabkan

berbagai pihak berspekulasi bahwa manajemen telah melakukan kecurangan

pada laporan keuangan (Skousen et al., 2009). Cressey (1953) menyatakan jika

kecurangan laporan keuangan disebabkan oleh tiga kondisi, yaitu Tekanan

(pressure), Kesempatan (opportunity), dan Rasionalisasi (Rationalization)

yang sering disebut dengan Fraud Triangle. Teori Fraud Triangle ini telah

diadopsi dalam standar auditing dan dianggap sebagai salah satu literatur utama

dalam menjelaskan fenomena kecurangan laporan keuangan yaitu dalam

Statement on Auditing Standards (SAS) No. 99.

Komponen Fraud Triangle tidak dapat diteliti secara langsung maka

peneliti harus mengembangkan variabel dan proksi untuk mengukurnya

(Skousen et al., 2009). Komponen Fraud Triangle yang pertama yaitu Tekanan

(Pressure), salah satu kondisi yang selalu hadir saat terjadi kecurangan laporan

keuangan adalah tekanan (pressure) (Cressey, 1953). Tekanan dapat terjadi

saat kinerja perusahaan berada pada titik di bawah rata-rata kinerja industri

(Skousen et al, 2009). Kondisi tersebut tidak menunjukan bahwa perusahaan

berada pada posisi yang stabil yang berarti bahwa perusahaan tidak mampu

mendayagunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Hal ini juga

akan berdampak buruk pada aliran dana yang masuk dari para investor.

Page 26: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

6

Kaitannya dengan unsur tekanan, peneliti menggunakan proksi persentase

perubahan total aset (ACHANGE), arus kas operasi (OCF), dan perusahaan

yang melaporkan adanya kerugian (LOSS) untuk stabilitas keuangan (financial

stability). Untuk personal financial need digunakan proksi persentase

kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP) serta proksi Return On total

Asset (ROA) untuk financial target. Variabel -variabel tersebut dipilih

sekaligus untuk melihat konsistensinya dengan penelitian-penelitian terdahulu

yang sebagian besar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kecurangan

laporan keuangan.

Komponen fraud triangle yang kedua yaitu, kesempatan (opportunity).

Pada laporan keuangan terdapat akun-akun tertentu yang besarnya saldo

ditentukan oleh perusahaan berdasarkan suatu estimasi, misalnya akun piutang

tak tertagih dan akun persediaan usang. Kesalahan secara sengaja dalam

menentukan estimasi untuk menilai saldo piutang tak tertagih dan menilai saldo

persediaan usang menjadi sebuah kesempatan bagi manajemen untuk

melakukan kecurangan (Ratmono et al., 2014). Oleh karena itu dalam

penelitian ini menggunakan proksi persentase perubahaan piutang pada

penjualan (RECEIV) untuk kategori nature of industry dalam komponen

kesempatan (opportunity)

Komponen fraud triangle yang terakhir yaitu, rasionalisasi

(rationalization). Rasionalisasi merupakan komponen fraud triangle yang

masih sulit untuk diteliti. Rasionalisasi lebih sering dihubungkan dengan sikap

dan karakter seseorang yang membenarkan nilai-nilai etis yang sebenarnya

Page 27: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

7

tidak baik (Rustendi, 2009). Rendahnya integritas yang dimiliki seseorang

menimbulkan pola pikir di mana orang tersebut merasa dirinya benar saat

melakukan kecurangan, sebagai contoh manajemen membenarkan untuk

melakukan praktik manajemen laba (Ratmono et al., 2014). Francis dan

Krishnan (dalam Skousen et al., 2009) menyimpulkan bahwa kelebihan dari

penggunaan diskresionari akrual menyebabkan opini audit tidak wajar.

Tindakan manajemen laba tersebut tentunya karena manajemen merasionalkan

perbuatannya. Oleh karena itu proksi opini audit (AUDREP) digunakan untuk

mengukur rasionalisasi.

Financial statement fraud yang tidak terdeteksi dapat berkembang

menjadi skandal besar yang merugikan banyak pihak (Skousen et al., 2009).

Maka, penelitian ini dimaksudkan untuk mendeteksi financial statement fraud

menggunakan analisis fraud triangle dengan acuan penelitian yang dilakukan

oleh Skousen et al. (2009) dan (Ratmono et al., 2014). Penelitian oleh Skousen

et al. (2009) berhasil mengembangkan model prediksi kecurangan yang

mengalami peningkatan substansial dibandingkan model prediksi fraud

lainnya. Penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi financial statement fraud

menggunakan analisis fraud triangle masih cukup jarang di Indonesia.

Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian yang

dilakukan oleh Resti Molida dan Anis Chariri yang meneliti tentang pengaruh

financial stability, personal financial need dan ineffective monitoring pada

financial statement fraud dalam perspektif fraud triangle yang meneliti faktor-

faktor yang mempengaruhi kecurangan laporan keuangan dengan

Page 28: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

8

menggunakan earning management sebagai proksi dari financial statement

fraud yang diproksikan lagi dengan discretionary accruals, rasio perubahan

total aset sebagai proksi dari financial stability (unsur fraud triangle: pressure),

persentase kumulatif dari kepemilikan pada perusahaan yang dimiliki oleh

orang dalam sebagai proksi dari personal financial need (unsur fraud triangle:

pressure) dan jumlah komite audit sebagai proksi dari ineffective monitoring

(unsur fraud triangle: oppurtunity). Adapun perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya yaitu:

1. Dalam penelitian ini terdapat beberapa penambahan variabel independen

yaitu Return On total Asset (ROA), Operating Cash Flow (OCF),

perusahaan yang melaporkan kerugian (LOSS), persentase perubahaan

piutang pada penjualan (RECEIV) dan opini audit (AUDREP).

2. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 sedangkan penelitian

sebelumnya dilakukan pada tahun 2011.

3. Dalam penelitian ini pengukuran nilai Discretionary Accruals atau

manajemen laba diukur menggunakan Model Kothari et al. (2005).

4. Objek pada penelitian ini merupakan perusahaan pada sektor industri

Property, Real Estate and Building Construction Go Public yang terdaftar

selama periode 2010-2013 di mana pada penelitian-penelitian sebelumnya

menggunakan sektor industri manufaktur dan perbankan sebagai objek

penelitian dengan periode pengamatan selama 2 tahun. Selain itu peneliti

juga menilai bahwa industri Property, Real Estate and Building

Construction sedang dalam perkembangan yang sangat pesat, seperti

Page 29: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

9

dikutip dari investor daily, Jumat 7 Desember 2012 menyatakan bahwa

berdasarkan hasil riset Pricewaterhouse-Coopers (PWC) dan Urban Land

Institute (ULI), Jakarta dinobatkan sebagai kota tujuan utama investasi

properti komersial di kawasan Asia Pasifik pada 2013. Jakarta

mengalahkan kota besar lainnya, yakni Shanghai, Singapura, Sydney, dan

Kuala Lumpur.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh

Financial Stability, Financial Target, Personal Financial Need, Nature of

Industry dan Rationalization pada Financial Statement Fraud dalam

Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris Pada Perusahaan Property, Real

Estate and Building Construction Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2010-2013)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang hendak

diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah persentase perubahan total aset (ACHANGE) (kategori dari

financial stability) berpengaruh signifikan terhadap financial statement

fraud?

2. Apakah arus kas operasi (OCF) (kategori dari financial stability)

berpengaruh signifikan terhadap financial statement fraud?

3. Apakah perusahaan yang melaporkan adanya kerugian (LOSS) (kategori

dari financial stability) berpengaruh signifikan terhadap financial

statement fraud?

Page 30: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

10

4. Apakah return on total assets (ROA) (kategori dari financial target)

berpengaruh signifikan terhadap financial statement fraud?

5. Apakah persentase kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP)

(kategori dari personal financial need) berpengaruh signifikan terhadap

financial statement fraud?

6. Apakah persentase perubahan piutang pada penjualan (RECEIV) (kategori

dari nature of industry) berpengaruh signifikan terhadap financial

statement fraud?

7. Apakah opini audit (AUDREP) (kategori dari rationalization)

berpengaruh signifikan terhadap financial statement fraud?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh persentase

perubahan total aset (ACHANGE) terhadap kecurangan laporan keuangan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh arus kas operasi

(OCF) terhadap kecurangan laporan keuangan.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh perusahaan yang

melaporkan adanya kerugian (LOSS) terhadap kecurangan laporan

keuangan.

4. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh return on total

assets (ROA) terhadap kecurangan laporan keuangan.

Page 31: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

11

5. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh persentase

kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP) terhadap kecurangan

laporan keuangan.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh persentase

perubahan piutang pada penjualan (RECEIV) terhadap kecurangan

laporan keuangan.

7. Untuk mengetahui dan menganalisis besarnya pengaruh opini audit

(AUDREP) terhadap kecurangan laporan keuangan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penelitian tersebut adalah untuk:

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dan memperkuat atau memperluas penelitian sebelumnya terutama

mengenai analisis fraud triangle dalam mendeteksi kecurangan laporan

keuangan.

2. Bagi Investor

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris

yang dapat digunakan untuk menambah informasi sebagai dasar

pengambilan keputusan investasi di pasar modal. Salah satunya dengan

mengamati faktor-faktor untuk menilai kewajaran laporan keuangan.

3. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi

Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya

dan pembanding untuk ilmu pengetahuan.

Page 32: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

12

4. Bagi Peneliti Berikutnya

Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang akan melaksanakan

penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.

5. Bagi Penulis

Sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta menambah referensi

mengenai auditing, terutama tentang faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi terjadinya kecurangan laporan keuangan, sehingga

diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis dimasa yang akan datang.

Page 33: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Teori Agensi ( Agency Theory )

Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen (manajemen suatu

usaha) dan prinsipal (pemilik usaha). Teori agensi atau teori keagenan

biasa digunakan untuk menjelaskan kecurangan dalam akuntansi. Di

dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak dimana si agen menutup

kontrak untuk melakukan tugas-tugas tertentu bagi prinsipal, prinsipal

menutup kontrak untuk memberi imbalan pada si agen. Analoginya seperti

antara pemilik perusahaan dan manajemen perusahaan itu (Hendriksen,

2000).

Teori keagenan bermaksud memecahkan dua problem yang terjadi

dalam hubungan keagenan. Yaitu, bila keinginan atau tujuan dari prinsipal

dan agen bertentangan (conflict of interest), dan bila prinsipal merasa

kesulitan menelusuri apa yang dilakukan oleh agen. Bila agen dan

prinsipal berupaya memaksimalkan utilitasnya masing-masing, serta

memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka agen tidak selalu

bertindak sesuai keinginan prinsipal serta akan bertindak merugikan

prinsipal, antara lain berperilaku tidak etis dan cenderung melakukan

kecurangan akuntansi (Wilopo, 2012). Konflik kepentingan antara pemilik

dan agen terjadi karena kemungkinan agen tidak selalu berbuat sesuai

Page 34: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

14

dengan kepentingan prinsipal, sehingga memicu biaya keagenan (Sam’ani,

2008).

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa hubungan keagenan

adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan pemegang saham

(principal). Hubungan keagenan tersebut terkadang menimbulkan

masalah antara manajer dan pemegang saham. Konflik yang terjadi karena

manusia adalah makhluk ekonomi yang mempunyai sifat dasar

mementingkan kepentingan diri sendiri. Pemegang saham dan manajer

memiliki tujuan yang berbeda dan masing-masing menginginkan tujuan

mereka terpenuhi, akibat yang terjadi adalah munculnya konflik

kepentingan. Pemegang saham menginginkan pengembalian yang lebih

besar dan secepat–cepatnya atas investasi yang mereka tanamkan

sedangkan manajer menginginkan kepentingannya diakomodasi dengan

pemberian kompensasi atau insentif yang sebesar-besarnya atas kinerjanya

dalam menjalankan perusahaan.

Menurut Scott (1997), aplikasi agency theory dapat terwujud dalam

kontrak kerja yang akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-

masing pihak dengan tetap memperhitungkan kemanfaatan secara

keseluruhan. Kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua

faktor, yaitu:

a. Agent dan principal memiliki informasi yang simetris artinya baik

agent maupun principal memiliki kualitas dan jumlah informasi yang

Page 35: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

15

sama sehingga tidak terdapat informasi yang disembunyikan yang

dapat digunakan untuk keuntungan diri sendiri.

b. Risiko yang dipikul berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil, yang

berarti agent mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan

yang diterimanya.

Principal menilai kinerja agent berdasarkan kemampuannya untuk

menghasilkan laba sebesar mungkin dan secara langsung akan

berpengaruh terhadap besarnya deviden yang diberikan kepada investor.

Semakin tinggi laba perusahaan, semakin besar pula pemberian deviden

kepada investor. Eisenhardt (1989) dalam Sam’ani (2008) membagi tiga

jenis asumsi sifat dasar manusia untuk menjelaskan tentang teori agensi

yaitu:

1) manusia pada umumnya mementingkan diri sendiri (self interest)

2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (bounded rationality), dan

3) manusia selalu menghindari risiko (risk averse).

Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia. Manajer sebagai manusia

kemungkinan besar akan bertindak berdasarkan sifat opportunistic (Haris,

2004 dalam Sam’ani, 2008:34). Maksud dari sifat opportunistic adalah

bahwa manajer akan lebih mengutamakan kepentingan pribadinya

dibandingkan kepentingan orang lain (investor). Agent akan berusaha

mencari keuntungannya sendiri untuk mendapatkan bonus dari perusahaan

Page 36: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

16

dengan berbagai cara seperti memanipulasi angka-angka di laporan

keuangan.

Jensen dan Meckling (1976); Brickley dan James, (1987); dan

Shivdasani (1993) dalam Wilopo (2012:3) menjelaskan bahwa prinsipal

dapat memecahkan permasalahan ini dengan mengeluarkan biaya

keagenan biaya ini mencakup memberi kompensasi yang sesuai kepada

agen, serta mengeluarkan biaya monitoring. Diantaranya, adanya

pengawasan ekstenal yang dilakukan oleh auditor eksternal untuk

menghasilkan laporan keuangan yang transparan (Watts dan Zimmerman,

1986 dalam Meisaroh dan Lucynda, 2011:5).

2. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan Keuangan

Beberapa pengertian laporan keuangan menurut para ahli ekonomi:

1) Pengertian laporan keuangan menurut Mulyadi (2002) adalah

suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang

dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya ekonomi

(aktiva) dan atau kewajiban entitas pada saat tertentu atau

perubahan atas aktiva dan/atau kewajiban selama suatu periode

tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau

basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang

berlaku umum.

2) Menurut Apriyono (2008), definisi laporan keuangan adalah

ringkasan dari proses akuntansi selama tahun buku yang

Page 37: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

17

bersangkutan digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-

pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas

perusahaan tersebut.

3) Pengertian laporan keuangan menurut Zaki Baridwan (2004)

adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,

merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Dalam Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Laporan Keuangan

adalah:

“Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi

dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok

besar menurut karakteristik ekonominya”. (IAI, 2002: par 47)

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

Laporan Keuangan adalah:

1) Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan

untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak

internal dan eksternal.

2) Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan

kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan dalam

setiap kondisi.

3) Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang

diklasifikasikan dalam suatu periode perusahaan dalam kurun

waktu setahun.

Page 38: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

18

4) Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.

b. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Publik

Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

keuangan serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang

bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan

manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atau

sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Ainun Na’im (1988) tujuan umum laporan keuangan

adalah:

1) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

2) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perubahan dalam aktiva netto suatu perusahaan yang timbul dari

kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba.

3) Memberikan informasi keuangan yang membantu pemakai

laporan dalam menaksir potensi perusahaan.

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses

pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan buku bersangkutan.

Page 39: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

19

Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objectives of Financial

Reporting by Business Enterprises, tujuan laporan keuangan untuk

organisasi pencari laba adalah adalah:

1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan

pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional

mengenai investasi, kredit, dan lainnya.

4) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon

investor dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan

jumlah, waktu, dan prospek penerimaan kas dari dividen atau

bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham,

dan pinjaman yang jatuh tempo.

5) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan,

klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan

lain terhadap aktiva dan kewajiban.

6) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan

selama satu periode.

7) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan

mendapatkan dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan

pengembaliannya, tentang transaksi yang mempengaruhi modal,

termasuk dividen dan pembayaran lainnya kepada pemilik, dan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan

solvabilitas perusahaan.

Page 40: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

20

8) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen

perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan

kepada pemilik atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah

dipercayakan kepadanya.

9) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi

dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik

perusahaan.

Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas dapat disimpulkan

bahwa dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, dapat

diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh.

Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja,

tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan

perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan

analisis keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim

dilakukan.

3. Fraud

a. Definisi Fraud

Statement on Auditing Standards No. 99 mendefinisikan fraud

sebagai “an intentional act that result in a material misstatement in

financial statements that are the subject of an audit”. Sedangkan

menurut Black’s Law Dictionary dalam Prasetyo et al. (Peak

Indonesia, 2003), fraud didefinisikan sebagai:

Page 41: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

21

Mencakup semua macam yang dapat dipikirkan manusia, dan

yang diupayakan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan

dari orang lain dengan saran yang salah atau pemaksaan

kebenaran, dan mencakup semua cara yang tak terduga, penuh

siasat licik atau tersembunyi, dan setiap cara yang tidak wajar

yang menyebabkan orang lain tertipu.

Sedangkan menurut the Association of Certified Fraud

Examiners (ACFE), fraud adalah:

Perbuatan-perbuatan yang melawan hukum yang dilakukan

dengan sengaja untuk tujuan tertentu (manipulasi atau

memberikan laporan keliru terhadap pihak lain) dilakukan orang-

orang dari dalam atau luar organisasi untuk mendapatkan

keuntungan pribadi ataupun kelompok yang secara langsung atau

tidak langsung merugikan pihak lain.

Tampubolon (2005) berpendapat, fraud tidak selalu sama dengan

tindak kriminal. Tindak kriminal didefinisikan sebagai “an intentional

at that violates the Criminal Law under which no legal excuse

applies”. Sementara itu fraud didefinisikan sebagai “any behavior by

which one person gains or intend to gain a dishonest advantage over

another”. Tindakan fraud dapat dikatakan sebagai kriminal apabila

niat atau perbuatan untuk mendapatkan keuntungan yang tidak jujur

tersebut juga sekaligus melanggar ketentuan hukum, misalnya korupsi

atau penggelapan pajak. Fraud yang bukan kriminal masuk kategori

risiko operasional, sedangkan fraud yang sekaligus tindak kriminal

masuk kategori risiko ilegal.

Dari beberapa definisi atau pengertian fraud (kecurangan) di atas,

maka dapat diketahui bahwa pengertian fraud sangat luas dan

Page 42: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

22

dapat dilihat pada beberapa kategori kecurangan. Menurut BPK

(2008) secara umum, unsur-unsur dari kecurangan adalah:

1) harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation);

2) dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present);

3) fakta bersifat material (material fact);

4) dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan (make-

knowingly or recklessly);

5) dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi;

6) pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah

pernyataan tersebut (misrepresentation);

7) yang merugikannya (detriment).

b. Jenis-jenis Fraud

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) membagi

kecurangan (fraud) dalam 3 (tiga) jenis atau tipologi berdasarkan

perbuatan, yaitu:

1. Asset Misappropriation

Asset misappropriation meliputi penyalahgunaan/pencurian aset

atau harta perusahaan atau pihak lain. Ini merupakan bentuk fraud

yang paling mudah dideteksi karena sifatnya yang tangible atau

dapat diukur/dihitung (defined value).

2. Fraudulent Statements

Fraudulent statements meliputi tindakan yang dilakukan oleh

Page 43: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

23

pejabat atau eksekutif suatu perusahaan atau instansi pemerintah

untuk menutupi kondisi keuangan yang sebenarnya dengan

melakukan rekayasa keuangan dalam penyajian laporan

keuangannya untuk memperoleh keuntungan.

3. Corruption

Yang banyak terjadi di negara-negara berkembang yang

penegakan hukumnya lemah dan masih kurang kesadaran akan

tata kelola yang baik sehingga faktor integritasnya masih

dipertanyakan. Fraud jenis ini sering kali tidak dapat dideteksi

karena para pihak yang bekerja sama menikmati keuntungan

(simbiosis mutualisme). Termasuk didalamnya adalah

penyalahgunaan wewenang/konflik kepentingan (conflict of

interest), penyuapan (bribery), penerimaan yang tidak sah/illegal

(illegal gratuities), dan pemerasan secara ekonomi (economic

extortion).

Lebih lanjut menurut the Association of Certified Fraud

Examiners (ACFE) dalam Prasetyo (Peak Indonesia 2003) fraud

diklasifikasikan menjadi lima jenis.

Tabel 2.1

Jenis-jenis fraud

Jenis Kecurangan Korban Pelaku Penjelasan

Penggelapan uang

atau kecurangan

pekerjaan

Pegawai Pemberi

Kerja

Pemberi kerja secara

langsung atau tidak

langsung mengambil hak

dari pekerjanya

Page 44: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

24

Jenis Kecurangan Korban Pelaku Penjelasan

Kecurangan

Manajemen

Pemegang

saham,

Manajemen

tingkat atas

Manajemen tingkat atas

memberikan penyajian

yang salah, pada

informasi keuangan

Kecurangan

Investasi

Investor Individu Individu menipu investor

Kecurangan

Penyediaan /

logistik

Pembeli

barang

atau jasa

Penjual

barang atau

jasa

Mengenakan biaya yang

berlebih atas barang atau

jasa kepada pembeli

Kecurangan

pelanggan

Penjual

barang

atau jasa

Pelanggan Pelanggan meminta

harga yang lebih kecil

Sumber: ACFE

Robertson (2000) dalam Rezaee (2002) melihat bahwa

management fraud dan financial statement fraud bersinonim, karena

secara tipikal financial statement fraud muncul dengan persetujuan

atau sepengetahuan dari manajemen. Dilihat dari kelima jenis fraud

tersebut, penelitian ini berfokus pada kecurangan manajemen yaitu

financial statement fraud di mana kecurangan tersebut dilakukan oleh

manajemen.

c. Financial Statement Fraud

Kecurangan laporan keuangan (financial statement fraud)

bersama dengan kegagalan audit menjadi topik yang hangat. Kantor

akuntan publik internasional Arthur Andersen, yang mengaudit Enron

menjadi contoh kantor akuntan publik yang terjerat kasus kegagalan

audit (Intal dan Do, 2002). Kecurangan laporan keuangan

Page 45: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

25

(financial statement fraud) telah didefinisikan secara berbeda di

antara para akademisi dan praktisi (Nguyen, 2008). Menurut Eliot dan

Willingham (1980) dalam Spathis (2002) financial statement fraud

atau management fraud didefinisikan sebagai “kecurangan yang

sengaja dilakukan oleh manajemen yang melukai investor dan

kreditor melalui laporan keuangan yang secara material

menyesatkan”.

Statement on Auditing Standards No. 99 “Consideration of Fraud

in Financial Statement”, mendefinisikan fraud sebagai:

“an intentional act that result in a material misstatement in financial

statements that are the subject of an audit”.

Menurut Standar Audit seksi 316, tentang pertimbangan atas

kecurangan dalam audit laporan keuangan, kecurangan laporan

keuangan didefinisikan sebagai “salah saji atau penghilangan secara

sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan untuk

mengelabuhi pemakai laporan keuangan”.

Gravitt (2006) dalam Nguyen (2008) mengatakan bahwa

kecurangan pada laporan keuangan melibatkan skema berikut:

1. Pemalsuan, perubahan, atau manipulasi catatan keuangan yang

material, dokumen pendukung atau transaksi bisnis;

2. Kelalaian yang disengaja atau misrepresentasi peristiwa,

transaksi, rekening, atau informasi penting lainnya dari laporan

keuangan yang disusun;

Page 46: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

26

3. Kesalahan yang disengaja pada penggunaan prinsip akuntansi,

kebijakan, dan prosedur yang digunakan untuk mengukur,

pengakuan, laporan, dan mengungkapkan peristiwa ekonomi dan

transaksi bisnis;

4. Kelalaian yang disengaja pada pengungkapan atau penyajian

pengungkapan yang tidak memadai berdasarkan prinsip

akuntansi dan kebijakan dan nilai keuangan yang terkait.

4. Fraud Triangle Theory

Teori yang mendasari penelitian ini adalah fraud triangle theory.

Konsep segitiga kecurangan pertama kali diperkenalkan oleh Cressey

(1953). Melalui serangkaian wawancara dengan 113 orang yang telah di

hukum karena melakukan penggelapan uang perusahaan yang disebutnya

“trust violators” atau “pelanggar kepercayaan”, Cressey (1953) dalam

Gagola (2011) menyimpulkan bahwa :

Orang yang dipercaya menjadi pelanggar kepercayaan ketika ia

melihat dirinya sendiri sebagai orang yang mempunyai masalah

keuangan yang tidak dapat diceritakannya kepada orang lain, sadar

bahwa masalah ini secara diam-diam dapat diatasinya dengan

menyalahgunakan kewenangannya sebagai pemegang kepercayaan di

bidang keuangan, dan tindak-tanduk sehari-hari memungkinkannya

menyesuaikan pandangan mengenai dirinya sebagai seseorang yang

biasa dipercaya dalam menggunakan dana atau kekayaan yang

dipercayakan.

Ilustrasi faktor risiko kecurangan dari standar kecurangan yang ada

(yakni SAS 99, ISA 240, TSAS 43), serta oleh Institut Akuntan Publik

Indonesia (IAPI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi No. 70 didasarkan

pada teori segitiga kecurangan yang dicetuskan oleh D. R. Cressey pada

Page 47: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

27

tahun 1953 dalam Lou and Wang (2009), Cressey menyimpulkan terdapat

kondisi yang selalu hadir dalam kegiatan kecurangan perusahaan yakni

yaitu tekanan/motif, kesempatan, dan rasionalisasi.

Gambar 2.1

Fraud Triangle

Sumber: Fraud Triangle Theory oleh Cressey (1953)

a. Pressure (Tekanan)

Tekanan adalah dorongan seseorang dalam melakukan fraud.

Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup,

tuntutan ekonomi, dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non

keuangan. Dalam hal keuangan sebagai contoh dorongan untuk

memiliki barang-barang yang bersifat materi. Tekanan dalam hal non

keuangan juga dapat mendorong seseorang untuk melakukan fraud,

misalnya tindakan untuk menutupi kinerja yang buruk karena

tuntutan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang baik (Molida,

2011).

FRAUD

Oppurtunity

Pressure Rationalization

Page 48: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

28

Menurut SAS No.99, terdapat empat jenis kondisi yang umum

terjadi pada pressure yang dapat mengakibatkan kecurangan.

Kondisi tersebut adalah financial stability, external pressure,

personal financial need, dan financial targets. Kategori yang

digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan unsur pressure

yaitu financial stability, personal financial need, dan financial

target.

b. Opportunity (Kesempatan)

Adanya kesempatan memungkinkan terjadinya kecurangan.

Kesempatan tercipta karena adanya kelemahan pengendalian

internal, ketidakefektifan pengawasan manajemen, atau

penyalahgunaan posisi atau otoritas. Kegagalan untuk menetapkan

prosedur yang memadai untuk mendeteksi aktivitas kecurangan juga

meningkatkan peluang terjadinya kecurangan. Dari tiga faktor risiko

kecurangan (pressure, opportunity dan rationalization), peluang

merupakan hal dasar yang dapat terjadi kapan saja sehingga

memerlukan pengawasan dari struktur organisasi mulai dari atas.

Organisasi harus membangun adanya proses, prosedur dan

pengendalian yang bermanfaat dan menempatkan karyawan dalam

posisi tertentu agar mereka tidak dapat melakukan kecurangan dan

efektif dalam mendeteksi kecurangan seperti yang dinyatakan dalam

SAS No.99. SAS No.99 menyebutkan bahwa peluang pada financial

statement fraud dapat terjadi pada tiga kategori kondisi. Kondisi

Page 49: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

29

tersebut adalah nature of industry, ineffective monitoring, dan

organizational structure. Dan yang digunakan dalam penelitian itu

berkaitan dengan unsur oppurtunity yaitu nature of industry.

c. Rationalization (Rasionalisasi)

Rasionalisasi adalah komponen penting dalam banyak

kecurangan (fraud). Rasionalisasi menyebabkan pelaku kecurangan

mencari pembenaran atas perbuatannya. Rasionalisasi merupakan

bagian dari fraud triangle yang paling sulit diukur (Skousen et al.,

2009).

Menurut SAS No.99 rasionalisasi pada perusahaan dapat diukur

dengan siklus pergantian auditor, opini audit yang didapat

perusahaan tersebut serta keadaan total akrual dibagi dengan total

aktiva. Dan yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur

unsur ketiga dari fraud triangle ini yaitu opini audit yang didapat oleh

perusahaan.

5. Manajamen laba

Manajemen laba (Earnings management) telah dijelaskan secara

berbeda oleh para akademisi, peneliti, praktisi dan badan lain yang

terotorisasi (Rezaee, 2002). Schipper (1997) dalam Rezaee (2002)

mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu intervensi terhadap proses

pelaporan keuangan eksternal untuk memperoleh beberapa keuntungan

pribadi. Earnings management seringkali dilakukan atas intervensi

manajemen. Pernyataan itu sejalan dengan Healy and Wahlen (1999)

Page 50: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

30

yang menyatakan bahwa earnings management terjadi ketika manajer

menggunakan judgement dalam pelaporan keuangan dan melakukan

manipulasi transaksi untuk mengubah laporan keuangan, baik untuk

menyesatkan beberapa stakeholders tentang kinerja perusahaan atau

untuk mempengaruhi kontrak yang bergantung pada angka-angka dalam

laporan keuangan.

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) memberikan fleksibilitas bagi

manajemen untuk memilih kebijakan akuntansi dalam penyusunan laporan

keuangan. Fleksibilitas inilah yang terkadang dimanfaatkan oleh

manajemen untuk memilih kebijakan yang dapat menguntungkannya.

Scott (2000) menyatakan bahwa manajemen laba adalah cara yang

digunakan oleh manajer untuk mempengaruhi angka laba secara

sistematis, dengan cara memilih kebijakan akuntansi dan prosedur

akuntansi tertentu yang bertujuan untuk memaksimumkan keuntungan

manajer dan atau nilai pasar dari perusahaan.

Dasar akrual telah disepakati sebagai dasar penyusunan laporan

keuangan (Wibisono, 2004). Pemilihan basis akrual sebagai dasar

penyusunan laporan keuangan bertujuan untuk menjadikan laporan

keuangan lebih informatif yaitu laporan keuangan yang mencerminkan

kondisi yang sebenarnya. Chaerul (2003) meyatakan bahwa dalam

mengaplikasikan kebijakan akrual digunakan accrual, defferal dan

prosedur alokasi yang bertujuan untuk menyesuaikan beban dan

pendapatan dengan periodenya, bukan mengaitkan beban dan pendapatan

Page 51: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

31

berdasarkan atas pengeluaran dan penerimaan kas (cash basis) (Ujiyantho

dan Pramuka, 2007). Oleh karena itu, kebijakan accrual dalam

mengaplikasikan standar akuntansi ini dapat digunakan untuk melakukan

manajemen laba.

Tindakan earnings management merupakan cikal bakal terjadinya

suatu skandal akuntansi. Cornett et al. Dalam Ujiyantho dan Pramuka

(2007) menyatakan bahwa tindakan earnings management telah

memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan akuntansi yang secara

luas diketahui, antara lain Enron, Merck, World Com dan mayoritas

perusahaan lain di Amerika Serikat. Gideon (2005) juga menyatakan

bahwa beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, seperti PT. Lippo Tbk

dan PT. Kimia Farma Tbk juga melibatkan pelaporan keuangan (financial

reporting) yang berawal dari terdeteksi adanya manipulasi laba. Berbagai

fakta dan teori yang telah diuraikan di atas mengindikasikan bahwa

terdapat hubungan erat antara earnings management dan financial

statement fraud. Pernyataan tersebut diperkuat kembali oleh Rezaee

(2002) yang menyatakan bahwa:

”Suatu financial statement fraud sering diawali dengan salah saji atau

manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak

material tetapi akhirnya berkembang menjadi fraud secara besar-

besaran dan menghasilkan laporan keuangan tahunan yang

menyesatkan secara material”.

Scott (2009) menyatakan bahwa terdapat beberapa pola dalam

manajemen laba, yaitu:

Page 52: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

32

1. Taking a bath

Pola ini dapat terjadi saat ada tekanan organisasioanal pada saat

pergantian manajemen baru. Teknik ini dilakukan dengan mengakui

adanya biaya-biaya pada periode mendatang dan kerugian periode

berjalan. Konsekuensinya manajemen melakukan write off asset

dengan membebankan perkiraan-perkiraan biaya mendatang.

Akibatnya laba periode berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.

2. Income minimization

Pola manajemen ini hampir sama dengan taking a bath namun tidak

terlalu ekstrim. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan

sangat tinggi dengan maksud agar tidak mendapatkan perhatian oleh

pihak-pihak yang berkepentingan. Kebijakan yang diambil dapat

berupa write-off atas barang modal dan aktiva tak berwujud,

pembebanan biaya iklan, biaya riset dan pengembangan,

menggunakan metode persediaan yang dapat mengecilkan

pendapatan, tujuannya yaitu untuk kepentingan pajak.

3. Income maximization

Pola manajemen laba income maximization dilakukan dengan cara

menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih tinggi

dari pada laba sesungguhnya. Pola ini dilakukan dengan tujuan untuk

memperoleh bonus yang lebih besar, meningkatkan keuntungan,

menghindari pelanggaran atas kontrak hutang jangka panjang,

ataupun untuk menarik investor.

Page 53: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

33

4. Income smoothing

Perataan laba (income smoothing) merupakan cara yang paling

populer dan sering dilakukan. Perataan laba merupakan salah satu

bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan cara membuat laba

akuntansi relatif konsisten (smooth) dari periode ke periode. Dalam

hal ini pihak manajemen dengan sengaja menurunkan atau

meningkatkan laba untuk mengurangi untuk mengurangi gejolak

dalam pelaporan laba, sehingga perusahaan terlihat stabil atau tidak

berisiko tinggi.

Berdasarkan uraian di atas, sangat relevan bila penelitian untuk

mendeteksi financial statement fraud diproksikan dengan earnings

management yang dilakukan perusahaan karena keduanya memiliki

hubungan kausalitas.

B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

Hubungan atau keterikatan antara variabel independen dan variabel

dependen dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Financial Stability dengan Financial Statement Fraud

Menurut SAS No. 99, manajer menghadapi tekanan untuk melakukan

financial statement fraud ketika stabilitas keuangan (financial stability)

atau profitabilitas terancam oleh keadaan ekonomi, industri, dan situasi

entitas yang beroperasi (Skousen et al., 2009). Financial stability

merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan

dari kondisi stabil. Ketika financial stability perusahaan berada dalam

Page 54: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

34

kondisi yang terancam, maka manajemen akan melakukan berbagai cara

agar stabilitas keuangan perusahaan terlihat baik. Loebbecke, Eining dan

Willingham (1989) dan Bell, Szykowny, dan Willingham (1991)

menunjukkan bahwa kasus dimana perusahaan mengalami pertumbuhan

industri di bawah rata-rata, manajemen mungkin untuk melakukan

manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan

(Skousen et al., 2009).

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang termasuk financial

stability yang mewakili unsur pressure (tekanan) dalam mendeteksi

kecurangan laporan keuangan, yaitu:

a. Persentasi perubahan total aset (ACHANGE)

Bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh

manajemen salah satunya berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan

(Skousen et al., 2009). Oleh sebab itu, yang pertama financial stability

diproksikan dengan persentase perubahan total aset (ACHANGE). FASB

mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomik masa mendatang yang

cukup pasti atau diperoleh atau dikuasai/dikendalikan oleh suatu entitas

akibat transaksi atau kejadian masa lalu.

Tingginya aset yang dimiliki perusahaan menjadi daya tarik bagi

investor. Untuk menarik para investor, manajemen perusahaan tentunya

berupaya untuk sebaik mungkin menyajikan gambaran perusahaan melalui

laporan keuangan yang meyakinkan bagi investor.

Page 55: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

35

Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) dan Molida

(2011) menunjukkan bahwa persentase perubahan total aset (ACHANGE)

berpengaruh posiitif terhadap financial statement fraud. Berdasarkan

uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

𝐻1 : Persentase perubahan total aset (ACHANGE) berpengaruh signifikan

terhadap kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen

laba akrual (DAC).

b. Arus kas operasi (OCF)

Skousen et al. (2009) menyatakan bahwa ketidakmampuan

perusahaan dalam menghasilkan arus kas positif (baik) dalam

pertumbuhan laba yang dilaporkan akan berkaitan dengan stabilitias

keuangan. Arus kas yang buruk akan berdampak pada penilaian investor

karena arus kas dapat digunakan untuk meramalkan kinerja perusahaan di

masa yang akan datang serta pembanding kinerja keuangan antar

peusahaan. Pradhana dan Rudiawarni (2013) menunjukan bahwa terdapat

hubungan negatif antara arus kas operasi dengan kecurangan laporan

keuangan dengan indikator manajemen laba akrual. Berdasarkan uraian

tersebut, diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:

𝐻2 : Arus kas operasi (OCF) berpengaruh signifikan terhadap kecurangan

laporan keuangan dengan indikator manajemen laba akrual (DAC).

Page 56: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

36

c. Perusahaan yang melaporkan adanya kerugian (LOSS)

Hayn (1995), Lipe et al. (1998), dan Collins et al. (1999)

menunjukkan bahwa tingkat cross-sectional pengembalian laba (atau

harga) perusahaan yang dilaporkan mengalami kerugian jauh lebih lemah

dibandingkan dengan perusahaan yang melaporkan keuntungan. Hayn

(1995) melaporkan koefisien negatif untuk regresi pengembalian

pendapatan perusahaan yang melaporkan kerugian selama dua tahun atau

lebih berturut-turut. Francis dan Yu (2009) dalam Herusetya et al., (2012)

juga menemukan asosiasi negatif perusahaan yang mengalami rugi bersih

dengan kualitas akrual, menunjukan bahwa insentif yang lebih rendah

untuk manajemen laba akrual daripada perusahaan yang melaporkan laba

positif. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis

sebagai berikut:

𝐻3 : Perusahaan yang melaporkan adanya kerugian (LOSS) berpengaruh

signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan dengan indikator

manajemen laba akrual (DAC).

2. Financial Target dengan Financial Statement Fraud: Return On total

Assets (ROA)

Dalam menjalankan kinerjanya, manajer perusahaan dituntut untuk

melakukan performa terbaik sehingga dapat mencapai target keuangan

yang telah direncanakan. Perbandingan laba tehadap jumlah aktiva atau

Return On total Asset adalah ukuran kinerja operasional yang banyak

digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aktiva telah bekerja

Page 57: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

37

(Skousen et al., 2009). ROA sering digunakan dalam menilai kinerja

manajer dan dalam menentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain.

Summerrs dan Sweeney (1998) melaporkan bahwa ROA secara signifikan

berbeda antara fraud firm dan non-fraud firm (Skousen et al., 2009). Oleh

karena itu, Return On Asset dijadikan proksi untuk variabel financial

targets.

Return On total Asset digunakan untuk mengukur manajemen

perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.

Semakin besar ROA yang diperoleh, semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai oleh perusahaan tersebut dan semakin baik

pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan aset (Dendawijaya,

2005).

Analisis Return on total Asset (ROA) atau sering diterjemahkan dalam

bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi mengukur perkembangan

perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian

diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat kemampuan perusahaan

menghasilkan laba pada masamasa mendatang. Oleh karena itu, semakin

tinggi ROA yang ditargetkan perusahaan maka semakin rentan perusahaan

akan melakukan manajemen laba yang merupakan salah satu bentuk

kecurangan laporan keuangan.

Penelitian Carlson dan Bathala (1997) dalam Widyastuti (2009)

membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki laba yang besar (diukur

dengan profitabilitas atau ROA) lebih mungkin melakukan manajemen

Page 58: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

38

laba daripada perusahaan yang memiliki laba yang kecil. Akan tetapi, hasil

penelitian dari Skousen et al. (2009) tidak menguatkan bukti bahwa ROA

berpengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian ini mencoba

membuktikan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap financial

statement fraud. Berdasarkan uraian tersebut, diajukan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

𝐻4: Return On Total Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap

kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba akrual

(DAC).

3. Personal Financial Need dengan Financial Statement Fraud

Personal financial need merupakan suatu kondisi dimana keuangan

perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif

perusahaan (Skousen et al., 2009). Beasly (1996), Committee of

Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO) (1999),

dan Dunn (2004) menunjukkan bahwa ketika eksekutif perusahaan

memiliki peranan keuangan yang kuat dalam perusahaan, personal

financial need dari eksekutif perusahaan tersebut akan turut terpengaruh

oleh kinerja keuangan perusahaan (Skousen et al., 2009). Sebagian saham

yang dimiliki oleh eksekutif perusahaan akan mempengaruhi kebijakan

manajemen dalam mengungkapkan kinerja keuangan perusahaan. Oleh

sebab itu, personal financial need diproksi dengan persentase kepemilikan

saham oleh orang dalam (OSHIP).

Page 59: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

39

Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu

perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan

dan aktifa perusahaan. Adanya konsentrasi kepemilikan perusahaan di

Indonesia yang dikendalikan melalui institusi yang berbadan hukum atau

holding company, menurut Clessen et al. (2000), mengakibatkan tidak

terdapat adanya pemisahan yang jelas antara kepemilikan dan kontrol pada

perusahaan go public. Ketika sebagian saham dimiliki oleh

manajer,direktur, maupun komisaris perusahaan, maka secara otomatis

akan mempengaruhi kondisi finansial perusahaan. Kepemilikan sebagian

saham oleh orang dalam ini dapat dijadikan sebagai kontrol dalam

pelaporan keuangan (Skousen et al., 2009). Manajemen perusahan akan

lebih bertindak hati-hati dalam menyajikan laporan keuangan. Semakin

tinggi persentase kepemilikan saham oleh orang dalam maka praktek fraud

dalam memanipulasi laporan keuangan semakin berkurang.

Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) menunjukkan

bahwa persentase kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP)

berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. Berdasarkan

uraian tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

𝐻5: Persentase kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP)

berpengaruh signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan

dengan indikator manajemen laba akrual (DAC).

Page 60: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

40

4. Nature Of Industry dengan Financial Statement Fraud

Summers dan Sweeney (1998) mencatat bahwa akun piutang

memerlukan penilaian subjektif dalam memeperkirakan tidak tertagihnya

piutang. Mereka menyarankan bahwa karena adanya penilaian subjektif

dalam menentukan nilai dari akun tersebut, manajemen dapat

menggunakan akun tersebut sebagai alat untuk memanipulasi laporan

keuangan. Argumen ini didukung oleh Loebbecke et al. (1998), yang

menemukan bahwa akun piutang terlibat dalam sejumlah besar fraud

dalam sampel mereka. Summers dan Sweeney (1998), menggunakan

proksi nature of industry yang berkaitan dengan piutang adalah rasio

perubahan dalam piutang usaha. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian

ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

𝐻6: Persentase perubahan piutang pada penjualan (RECEIV) berpengaruh

signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan dengan indikator

manajemen laba akrual (DAC).

5. Ratioanalization dengan Financial Statement Fraud

Auditor merupakan salah satu pihak yang memberikan peranan

penting demi tercapainya laporan keuangan yang berkualitas. Terdapat

lima opini audit, antara lain: (1) pendapat wajar tanpa pengecualian

(unqualified opinion); (2) pendapat wajar tanpa pengecualian dengan

bahasa penjelas (unqualified opinion with explanatory language); (3)

pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion); (4) pendapat

tidak wajar (adverse opinion); dan (5) tidak memberikan pendapat

Page 61: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

41

(disclaimer opinion). Opini auditor wajar tanpa pengecualian diberikan

oleh auditor kepada perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya

secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum di

indonesia. Opini audit wajar tanpa pengecualian mengindikasikan bahwa

tidak terdapat kesalahan yang material dalam laporan keuangan yang

disusun perusahaan (Mulyadi, 2010).

Hasil penelitian Effendi (2008) menunjukkan bahwa opini auditor

wajar tanpa pengecualian (unqualified) berpengaruh negatif terhadap

kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Soselisa dan Mukhlasin (2008), tetapi tidak konsisten dengan

hasil penelitian Skousem et al. (2009). Berdasarkan uraian tersebut,

penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut:

𝐻7 : Opini audit (AUDREP) berpengaruh signifikan terhadap

kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

akrual (DAC).

C. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian dengan bahasan kecurangan laporan keuangan (financial

statement fraud) sebelumnya beberapa kali telah dilakukan. Berikut ini adalah

beberapa contoh penelitian yang berkaitan dengan fraud (kecurangan).

Penelitian yang dilakukan Spathis (2002) menggunakan data yang telah

terpublikasi untuk mengembangkan model yang dapat mendeteksi faktor

yang terkait dengan false financial statements (FFS). False financial

statement di Yunani dapat diidentifikasi berdasarkan pada kuantitas dan konten

Page 62: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

42

dari kualifikasi dalam laporan yang diajukan oleh auditor. Sampel

yang digunakan berjumlah perusahaan terdiri dari 38 perusahaan dengan FFS

dan 38 perusahaan non-FFS. Spathis (2002) memilih sepuluh variabel

keuangan yang berpotensi dapat digunakan untuk memprediksi FFS.

Penelitian ini menggunakan statistik univariate dan multivariate seperti regresi

logistik untuk mengembangkan model yang dapat mengidentifikasi faktor yang

terkait dengan FFS. Model ini terbukti akurat dalam mengklasifikasikan total

sampel dengan tingkat akurasi melebihi 84 persen. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa model berfungsi efektif dalam mendeteksi FFS dan dapat

membantu auditor internal dan eksternal, dirjen pajak dan sistem perbankan

suatu negara.

Intal and Do (2002) melakukan penelitian yang bertujuan untuk

mengidentifikasikan alasan mengapa auditor tidak dapat mendeteksi financial

statements fraud. Metode penelitian dilakukan dengan menganalisis kasus

kecurangan laporan keuangan khususnya pada masalah pengakuan pendapatan.

Dari segi teknikal dapat disimpulkan alasan mengapa auditor tidak dapat

mendeteksi financial statement fraud adalah karena tidak dapat menyediakan

bukti audit yang layak dan kuat, lemahnya model risiko audit dan penilaian

risiko internal control, dan kegagalan audit dalam pengakuan pendapatan dan

pengungkapan transaksi dengan pihak ketiga. Dari segi etika, faktor yang

berkaitan dengan gagalnya auditor mendeteksi financial statement fraud adalah

mengenai independensi audit dan jumlah jasa non-audit yang diberikan oleh

auditor.

Page 63: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

43

Turner et al., (2003) menguji dampak dari fraud triangle terhadap proses

audit. Turner et al., mengembangkan jaringan bukti yang memiliki dua sub-

jaringan. Pertama, untuk menangkap resiko dan bukti hubungan untuk audit

laporan keuangan konvensional. Kedua, untuk menangkap hubungan resiko

dan bukti untuk penilaian resiko kecurangan. Jaringan ini menggunakan

pendekatan belief functions untuk mengekspresikan ketidakpastian yang

terlibat dalam bukti audit laporan keuangan. Hasil analisis pada penelitian ini

mendukung konsep fraud triangle bahwa dalam tiga komponen dan hubungan

antar komponen terbukti memilki dampak yang besar pada resiko audit.

Nguyen (2008) melakukan penelitian bertujuan untuk fokus pada sifat

kecurangan laporan keuangan dan skema kecurangan terhadap laporan

keuangan. Dua kasus kecurangan pada laporan keuangan dianalisis dari Enron

dan WorldCom. Penelitian ini membahas teknik-teknik umum yang digunakan

untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Di Indonesia, Koroy (2008) berusaha untuk mengidentifikasi dan

menguraikan permasalahan dalam pendeteksian kecurangan dalam audit atas

laporan keuangan oleh auditor eksternal. Menurutnya, meskipun pendeteksian

kecurangan penting untuk meningkatkan nilai pengauditan, namun terdapat

banyak masalah yang dapat menghalangi implementasi dari pendeteksian yang

tepat. Metode yang digunakan adalah dengan analisis faktor-faktor yang

menjadi hambatan auditor dalam menjalankan tugasnya mendeteksi

kecurangan. Berdasarkan telaah atas berbagai penelitian yang telah dilakukan,

terdapat empat faktor penyebab besar yang diidentifikasikan melalui

Page 64: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

44

penelitian tersebut. Pertama, karakteristik terjadinya kecurangan sehingga

menyulitkan proses pendeteksian. Kedua, standar pengauditan belum cukup

memadai untuk menunjang pendeteksian yang sepantasnya. Ketiga,

lingkungan kerja audit dapat mengurangi kualitas audit. Keempat, metode dan

prosedur audit yang ada tidak cukup efektif untuk melakukan pendeteksian

kecurangan.

Skousen et al., (2009) melakukan penelitian secara empiris yang mengkaji

efektivitas teori Cressey (1953) mengenai kerangka faktor resiko kecurangan

yang diterapkan dalam SAS No. 99 untuk mendeteksi kecurangan laporan

keuangan. Menurut teori Cressey, pressure, opportunity dan rationalization

selalu hadir dalam situasi fraud. Skousen et al mengembangkan variabel yang

berfungsi sebagai ukuran proksi untuk tekanan/motif, kesempatan, dan

rasionalisasi dan menguji variabel-variabel ini menggunakan informasi umum

yang tersedia.

Lou dan Wang (2009) melakukan penelitian untuk menguji faktor resiko

dari fraud triangle. Hasilnya mengindikasikan bahwa kecurangan pelaporan

berhubungan dengan salah satu kondisi berikut: tekanan keuangan dari suatu

perusahaan atau supervisor perusahaan, persentase yang lebih tinggi dari

transaksi yang kompleks suatu perusahaan, lebih dipertanyakannya integritas

manajer sebuah perusahaan, atau penurunan hubungan antara perusahaan

dengan auditornya. Sebuah model logistik sederhana berdasarkan contoh faktor

risiko kecurangan ISA 240 dan SAS 99 mengukur kemungkinan kecurangan

pelaporan keuangan dan dapat menguntungkan praktisi.

Page 65: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

45

Gagola (2011) melakukan penelitian secara empiris yang mengkaji

efektivitas teori Cressey (1953) mengenai kerangka faktor resiko kecurangan

yang diterapkan dalam SAS No. 99 dan PSA No. 70 untuk mendeteksi

kecurangan laporan keuangan. Gagola mengembangkan variabel yang

berfungsi sebagai ukuran proksi untuk tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi

dan menguji variabel-variabel ini menggunakan informasi umum yang

tersedia.

Molida (2011) melakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh

bukti empiris tentang efektivitas dari fraud triangle dalam mendeteksi financial

statement fraud. Variabel-variabel dari fraud triangle yang digunakan adalah

financial stability yang diproksi dengan ACHANGE, personal financial need

yang diproksi dengan OSHIP, dan ineffective monitoring yang diproksi dengan

AUDCSIZE. Pendeteksian financial statement fraud pada penelitian ini

menggunakan manajemen laba dengan proksi discretionary accruals sebagai

variabel dependen.

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia tahun 2008 dan 2009. Total sampel penelitian ini

adalah 40 perusahaan manufaktur dengan dua tahun pengamatan. Analisis data

dilakukan dengan uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dengan metode

regresi linear.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa financial stability denga

proksi ACHANGE dan personal financial need dengan proksi OSHIP

berpengaruh signifikan terhadap financial statement fraud. Sementara itu,

Page 66: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

46

ineffective monitoring dengan proksi AUDCSIZE tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap financial statement fraud.

Ratmono et al., (2014) melakukan penelitian yang betujuan untuk menguji

kemampuan teori fraud triangle dalam menjelaskan fenomena kecurangan

laporan keuangan. Untuk mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menguji

faktor-faktor yang mempengaruhi kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan

teori fraud triangle, terdapat tiga variabel yang dihipotesiskan mempengaruhi

kecurangan laporan keuangan yaitu tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi.

Penelitian ini menggunakan data 27 perusahaan yang melakukan kecurangan

laporan keuangan dan 27 perusahaan lain sebagai sampel padanan. Data yang

didapat dianalisisi dengan regresi logistik, yang menunjukan hasil bahwa

terdapat hubungan positif antara tekanan dan rasioanalisasi dengan kecurangan

laporan keuangan.

Tabel 2.2

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No. Penelitian Hasil Penelitian

1. Spathis (2002) Membuktikan bahwa model penelitian terbukti

akurat dalam mengklasifikasikan total sampel

dengan tingkat akurasi melebihi 84 persen. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa model berfungsi

efektif.

2. Intal dan Do (2002) Alasan mengapa auditor tidak dapat mendeteksi

financial statement fraud adalah: Segi technical,

tidak dapat menyediakan bukti audit yang layak

dan kuat, lemahnya model risiko audit dan

penilaian risiko internal control, dan kegagalan

audit dalam pengakuan pendapatan dan

pengungkapan transaksi dengan pihak ketiga.

Segi etika, mengenai independensi audit dan

jumlah jasa

non-audit yang diberikan oleh auditor.

Page 67: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

47

No. Penelitian Hasil Penelitian

3.

Turner et al., (2003) Mengembangkan jaringan bukti yang memiliki

dua sub-jaringan. Pertama, untuk menangkap

resiko dan bukti hubungan untuk audit laporan

keuangan konvensional. Kedua, untuk

menangkap hubungan resiko dan bukti untuk

penilaian resiko kecurangan.

4. Nguyen (2008) Melakukan penelitian bertujuan untuk fokus

pada sifat kecurangan laporan keuangan dan

skema kecurangan terhadap laporan keuangan.

Dua kasus kecurangan pada laporan keuangan

dianalisis dari Enron dan WorldCom. Penelitian

ini membahas teknik-teknik umum yang

digunakan untuk mendeteksi kecurangan laporan

keuangan.

5. Koroy (2008) Terdapat empat faktor penyebab hambatan:

1. Karakteristik terjadinya kecurangan sehingga

menyulitkan proses pendeteksian.

2. Standar pengauditan belum cukup memadai

untuk menunjang pendeteksian yang

sepantasnya.

3. Lingkungan kerja audit dapat mengurangi

kualitas audit.

4. Metode dan prosedur audit yang ada tidak

cukup efektif untuk melakukan

pendeteksian kecurangan.

Berdasarkan permasalahan ini, perbaikan yang

perlu disarankan untuk diterapkan.

6. Skousen et al.,

(2009)

Melakukan penelitian secara empiris yang

mengkaji efektivitas teori Cressey (1953)

mengenai kerangka faktor resiko kecurangan

yang diterapkan dalam SAS No. 99 untuk

mendeteksi kecurangan laporan keuangan.

Menurut teori Cressey, pressure, opportunity

dan rationalization selalu hadir dalam situasi

fraud. Skousen et al mengembangkan variabel

yang berfungsi sebagai ukuran proksi untuk

tekanan/motif, kesempatan, dan rasionalisasi dan

menguji variabel-variabel ini menggunakan

informasi umum yang tersedia.

Page 68: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

48

No. Penelitian Hasil Penelitian

7. Lou dan Wang

(2009)

Menguji faktor resiko dari fraud triangle. Hasilnya

mengindikasikan bahwa kecurangan pelaporan

berhubungan dengan salah satu kondisi berikut:

tekanan keuangan dari suatu perusahaan atau

supervisor perusahaan, persentase yang lebih tinggi

dari transaksi yang kompleks suatu perusahaan, lebih

dipertanyakannya integritas manajer sebuah

perusahaan, atau penurunan hubungan antara

perusahaan dengan auditornya. Sebuah model logistik

sederhana berdasarkan contoh faktor risiko kecurangan

ISA 240 dan SAS 99 mengukur kemungkinan

kecurangan pelaporan keuangan dan dapat

menguntungkan praktisi.

8. Gagola (2011) Melakukan penelitian secara empiris yang mengkaji

efektivitas teori Cressey (1953) mengenai kerangka

faktor resiko kecurangan yang diterapkan dalam SAS

No. 99 dan PSA No. 70 untuk mendeteksi kecurangan

laporan keuangan. Gagola mengembangkan variabel

yang berfungsi sebagai ukuran proksi untuk

tekanan/motif, kesempatan, dan rasionalisasi.

9 Molida (2011) Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa financial

stability dengan proksi ACHANGE dan personal

financial need dengan proksi OSHIP berpengaruh

signifikan terhadap financial statement fraud.

Sementara itu, ineffective monitoring dengan proksi

AUDCSIZE tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap financial statement fraud.

10 Ratmono et al.

(2014)

Melakukan penelitian yang betujuan untuk menguji

kemampuan teori fraud triangle dalam menjelaskan

fenomena kecurangan laporan keuangan, dengan

menggunakan 27 sampel perusahaan yang melakukan

kecurangan laporan keuangan dan 27 sampel

perusahaan lain sebagai padanan. Data diuji dengan

menggunakan regresi logisitik, dengan hasil bahwa

terdapat hubungan positif antara tekanan dan

rasioanalisasi dengan kecurangan laporan keuangan.

Rasioanalisasi tidak didukung sebagai determinan

kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini

memberikan dukungan parsial untuk teori fraud

triangle dalam menjelaskan fenomena kecurangan

laporan keuangan.

Sumber: Dari berbagai referensi pendukung penelitian

Page 69: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

49

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang

penting. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam

gambar 2.2 sebagai berikut.

Gambar. 2.2

Skema Kerangka Pemikiran

PRESSURE

OPPORTUNITY

RATIONALIZATION

Cukup banyaknya kasus-kasus manipulasi laporan keuangan pada perusahaan-

perusahaan besar dan adanya kasus kebangkrutan yang disebabkan oleh kegagalan

audit

Basis Teori: Teori Agensi,Teori Fraud Triangle

Financial Stability

Financial Target

Kerugian perusahaan (LOSS)

Arus kas operasi (CFO)

Persentase perubahan total aset

(ACHANGE)

Nature of Industry

Persentase perubahan piutang

pada penjulan (RECEIV)

Return on total assets (ROA)

Rationalization

Opini audit (AUDREP)

Financial Statement

Fraud (DAC)

Page 70: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

50

Lanjutan...

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Metode Analisis: Regresi Berganda

Page 71: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

51

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian

dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua

variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji variabel independen

persentase perubahan total aset (ACHANGE), arus kas operasi (CFO),

perusahaan yang melaporkan adanya kerugian (LOSS), Return On total Asset

(ROA), persentase kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP), persentase

perubahan piutang pada penjualan (RECEIV), dan opini audit (AUDREP)

terhadap variable dependen yaitu kecurangan laporan keuangan dengan

indikator manajemen laba yang diproksikan dengan Discretionary Accruals

(DAC). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Property, Real Estate,

and Building Construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

periode 2010-2013.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang

dilakukan terhadap orang, benda atau tempat, sedangkan sampel yaitu sebagian

dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai himpunan

bagian atau subset dari populasi.

Metode penelitian sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling,

yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh

Page 72: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

52

dengan menggunakan pertimbangan tertentu, umumnya disesuaikan dengan

tujuan atau masalah penelitian (Indriantoro dan Bambang, 2002).

Sampel untuk penelitian ini adalah semua perusahaan dalam industri

Property, Real Estate, and Building Construction yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) periode 2010-2013, dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Perusahaan pada industri Property, Real Estate, and Building

Construction yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-

2013.

2. Perusahaan pada industri Property, Real Estate, and Building Construction

yang menerbitkan laporan keuangan auditan selama empat tahun berturut-

turut, yaitu dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.

3. Perusahaan yang memiliki tahun tutup buku 31 Desember.

4. Perusahaan tidak keluar (delisting) di Bursa Efek Indonesia selama periode

penelitian tahun 2010-2013.

5. Laporan tahunan perusahaan memiliki data-data yang berkaitan dengan

variabel penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti menggunakan

dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang sedang

diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet, dan perangkat lain

yang berkaitan dengan judul penelitian.

Page 73: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

53

2. Penelitian Lapangan

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Seluruh data bersumber dari laporan keuangan auditan tahunan

perusahaan-perusahaan Property, Real Estate, and Building Construction

tahun 2010 sampai dengan 2013 yang telah dipublikasikan lengkap di

Bursa Efek Indonesai (BEI).

D. Metode Analisis

Metode analisis data menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik

dan uji hipotesis.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian

dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.

Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam

bentuk tabel numerik dan grafik (Indriantoro dan Bambang, 2002).

Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis

kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh

dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan

fenomena atau karakteristik dari data, yaitu dengan memberikan

gambaran tentang pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi financial

statement fraud dengan indikator manajemen laba akrual. Metode

analisis data akan dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program

SPSS.

Page 74: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

54

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data sekunder ini, maka

penelitian ini melakukan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji

multikolinearitas dan uji autokorelasi. Adapun penjelasannya sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti

diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual

mengikuti distribusi normal. Bila asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,

2009).

Dalam penelitian ini pengujian uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan metode uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov

(K-S).

b. Uji Multikolonieritas

Pengujian ini bertujuan untuk meneliti apakah pada model regresi

ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi

yang valid adalah model regresi yang bebas dari multikolinearitas.

Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen yang ada dalam

metode berkolerasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel

independen sangat tinggi maka sulit untuk memisahkan masing-

masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Page 75: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

55

Dalam melakukan pengujian terhadap multikolinearitas. Dapat

dideteksi dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation

factor (VIF), jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10 maka tidak

terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2009).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Jika variance dari residual pengamatan ke

pengamatan lain tetap maka disebut homoskedatisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah

yang homoskedatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali,2009). Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas

dilakukan dengan menggunakan metode Uji Glejser. Uji glejser

dilakukan dengan cara meregresi nilai absolut residual terhadap

variabel independen (Gujarati, 2003 dalam Ghozali, 2011).

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini mengunakan Uji

Lagrange Multiplier (LM test). LM test dipilih dikarenakan uji ini

lebih tepat digunakan dibanding uji Durbin–Watson terutama bila

sampel yang digunakan relatif besar (lebih dari 100) (Ghozali, 2011).

Pengujian ini bertujuan untuk meneliti apakah sebuah model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

Page 76: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

56

maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul

karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama

lainnya.

Masalah ini timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak

bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering

ditemukan pada runtut waktu karena “gangguan” pada seseorang

individu/kelompok cenderung mempengaruhi “gangguan” pada

individu/kelompok yang sama pada periode berikutnya (Ghozali,

2009).

3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model

regresi berganda. Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi

besar variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen

yang sudah diketahui besarnya (Santoso, 2000). Model regresi berganda

umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel

independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval

atau rasio dalam suatu persamaan linier (Sunyoto, 2009).

Variabel independen terdiri dari persentase perubahan total aset

(ACHANGE), arus kas operasi (CFO), perusahaan yang melaporkan

adanya kerugian (LOSS), Return On total Asset (ROA), persentase

kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP), persentase perubahan

piutang pada penjualan (RECEIV), dan opini audit (AUDREP) terhadap

Page 77: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

57

variable dependen yaitu manajemen laba (DAC) yang diproksikan dengan

Discretionary Accruals.

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi

yang digunakan adalah sebagai berikut:

DAC = α0 + β1 ACHANGE + β2 CFO + β3 LOSS + β4 ROA+ β5 OSHIP

+ β6 RECEIV + β7 AUDREP + ε

Dimana:

DAC = Kecurangan laporan keuangan (manajemen laba akrual)

α0 = Konstanta

β1,2,3,... = Koefisien variabel

ACHANGE = Persentase perubahan total aset

OCF = Arus kas operasi

LOSS = Perusahaan yang melaporkan adanya kerugian

ROA = Return On total Assets

OSHIP = Persentase kepemilikan saham oleh orang dalam

RECEIV = Persentase perubahan piutang pada penjualan

AUDREP = Opini Audit

Pengujian ini dilakukan melalui:

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen.

Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

Page 78: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

58

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan

hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variable dependen (Ghozali, 2009).

b. Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel

penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen yang diuji (Ghozali, 2009). Dalam

penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5 % dan 10%.

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 dan/atau 0,10 maka Ho

diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan variabel

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh individual

terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 atau 0,10 maka Ho

ditolak dan Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel

independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual

terhadap variabel dependen atau terikat.

c. Uji Statistik F

Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen

atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh

secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. Uji

Page 79: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

59

statistif F digunakan untuk mengetahui semua variabel indepnden yang

dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap

variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikasi 0,05 (Ghozali,

2009).

1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima dan

Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak dan

Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel

independen atau bebas mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Operasionalisasi variabel penelitian adalah penentuan construct sehingga

menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasionalisasi menjelaskan cara

tertentu yang digunakan dalam suatu penelitian dalam

mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan penelitian lain

untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau

mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik. Pada bagian ini

akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut

dengan operasional dan cara pengukurannya.

Page 80: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

60

1. Financial Statement Fraud (Y)

Financial statement fraud sering kali diawali dengan salah saji atau

manajemen laba dari laporan keuangan kuartal yang dianggap tidak

material tetapi akhirnya tumbuh menjadi fraud secara besar-besaran dan

menghasilkan laporan keuangan tahunan yang menyesatkan secara

material (Rezaee, 2002). Oleh sebab itu, earnings management digunakan

sebagai proksi Financial statement fraud dalam penelitian ini. Jika pada

suatu kondisi di mana pihak manajemen ternyata tidak berhasil mencapai

target laba yang ditentukan, manajemen termotivasi untuk

memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai atau

keuntungan maksimal bagi perusahaan (Halim et al., 2005). Dasar akrual

dalam laporan keuangan memberikan kesempatan kepada manajer untuk

memodifikasi laporan keuangan untuk menghasilkan jumlah laba yang

diinginkan (Halim et al., 2005). Jumlah akrual yang tercermin dalam

penghitungan laba terdiri dari discretionary accruals dan nondiscretionary

accruals. Nondiscretionary accruals merupakan komponen akrual yang

terjadi seiring dengan perubahan dari aktivitas perusahaan. Discretionary

accruals merupakan komponen akrual yang berasal dari earnings

management yang dilakukan manajer.

Selanjutnya manajemen laba diproksikan lagi menggunakan

discretionary accruals yang dihitung dengan cara menyelisihkan total

accruals (TACC) dan nondiscretionary accruals (NDACC). Dalam

menghitung DACC, digunakan model yang disusun oleh Kothari et al.

Page 81: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

61

(2005), model ini terbukti menghasilkan nilai adjusted R2 yang lebih besar

daripada model Jones, modified Jones, dan Kasznik (Fanny, 2007;

Permatasari, 2011 dalam Junius dan Fitriany, 2012).

𝑇𝐴𝐶𝐶𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1= 𝑎0 + 𝑎𝑖 [

1

𝐴𝑖𝑡−1] + 𝛽1𝑖 [

∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 − ∆ 𝐴𝑅𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1] + 𝛽2𝑖 [

𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1] + 𝛿1𝑅𝑂𝐴𝑖,𝑡−1 + ɛ𝑖𝑡

Keterangan :

TACC = Total akrual perusahaan, dihitung dari laba bersih sebelum

pos luar biasa dikurangi dengan arus kas operasi (CFO)

A = Total aset perusahaan

ΔREV = Perubahan pendapatan, dihitung dari pendapatan bersih

pada tahun t dikurangi dengan pendapatan pada tahun t-1

ΔAR = Perubahan account receivable (AR), dihitung dari AR pada

tahun t dikurangi AR pada tahun t-1

PPE = Nilai Plant, Property, dan Equipment (PPE) bruto untuk

perusahaan i

ROA = Laba bersih perusahaan dibagi dengan total aset

= Residual eror

Page 82: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

62

2. Financial Stability

a. Persentase perubahan total aset (ACHANGE)

Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi

keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Penilaian

mengenai kestabilan kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari

bagaimana keadaan asetnya. FASB (1980) dalam Ghozali

dan Chariri (2007) mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomi

yang mungkin terjadi di masa mendatang yang diperoleh atau

dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau

peristiwa masa lalu. Total aset menggambarkan kekayaan yang

dimiliki oleh perusahaan yang meliputi aset lancar dan aset tidak

lancar.

Persentasi perubahan total aset (ACHANGE) merupakan rasio

perubahan aset selama dua tahun. ACHANGE dihitung dengan

rumus:

ACHANGE = (𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐭 – 𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐭−𝟏)

𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐀𝐬𝐞𝐭 𝐭

b. Arus kas operasi (OCF)

Skousen et al. (2009) menyatakan bahwa ketidakmampuan untuk

menghasilkan arus kas positif dalam pertumbuhan laba yang

dilaporkan akan berkaitan dengan stabilitas keuangan. Penelitian

yang sama juga dilakukan oleh Lou dan Wang (2009) bahwa ada

hubungan positif yang terjadi antara arus kas operasi negatif dengan

Page 83: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

63

kecurangan laporan keuangan. Arus kas negatif akan berdampak pada

penilaian investor karena arus kas dapat digunakan untuk meramalkan

kinerja perusaahaan di masa depan. Arus kas biasanya juga sebagai

pembanding kinerja antar perusahaan. Jika perusahaan mengalami

arus kas operasi negatif maka perusahaan tersebut sedang dalam

keadaan yang tidak stabil dan menimbulkan suatu tekanan bagi

manajemen.

Nilai arus kas operasi diukur berdasarkan nilai operating cah flow

laporan arus kas akhir tahun berjalan di bagi dengan total aset akhir

tahun berjalan (Pradhana dan Rudiawarni, 2013).

c. Perusahaan yang melaporkan kerugian (LOSS)

Hayn dalam Lou dan Wang (2009) menunjukkan tingkat cross-

sectional pengembalian laba (atau harga) perusahaan yang dilaporkan

mengalami kerugian jauh lebih lemah dibandingkan dengan

perusahaan yang melaporkan keuntungan. Adanya kerugan dari

aktivitas utama perusahaan menandakan bahwa perusahaan tidak

mampu memaksimalkan penjualannya sehingga para investor tidak

akan menerima dividen pada tahun tersebut. Varibel LOSS yaitu

perusahaan yang melaporkan adanya kerugian diukur dengan

menggunakan variabel dummy dimana kategori 1 untuk perusahaan

yang melaporkan adanya kerugian, dan kategori 0 untuk perusahaan

yang melaporkan keuntungan.

Page 84: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

64

3. Financial Targets: Return On total Assets (ROA)

Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan seringkali mematok besaran

tingkat laba yang harus diperoleh atas usaha yang dikeluarkan untuk

mendapatkan laba tersebut, kondisi inilah yang dinamakan financial

targets. Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh

perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah ROA. Perbandingan laba

tehadap jumlah aktiva (ROA) adalah ukuran kinerja operasional yang

banyak digunakan untuk menunjukkan seberapa efisien aktiva telah

bekerja (Skousen et al., 2009). ROA sering digunakan dalam menilai

kinerja manajer dan dalam menentukan bonus, kenaikan upah, dan

lainlain. Oleh karena itu, ROA dijadikan sebagai proksi untuk variabel

financial targets dalam penelitian ini.

Pengertian Return On total Asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim (2003)

adalah:

“Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan

menggunakan total aset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah

disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut”.

Return On total Asset (ROA) merupakan bagian dari rasio profitabilitas

dalam analisis laporan keuangan atau pengukuran kinerja perusahaan.

ROA dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ROA = 𝑵𝒆𝒕 𝑰𝒏𝒄𝒐𝒎𝒆 𝒃𝒆𝒇𝒐𝒓𝒆 𝒆𝒙𝒕𝒓𝒂𝒐𝒓𝒅𝒊𝒏𝒂𝒓𝒚 𝒊𝒕𝒆𝒎

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔

Page 85: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

65

4. Personal Financial Need: Persentase Kepemilikan Saham Oleh

Orang Dalam (OSHIP)

Personal financial need merupakan suatu kondisi dimana keuangan

perusahaan turut dipengaruhi oleh kondisi keuangan para eksekutif

perusahaan (Skousen et al., 2009). Sebagian saham yang dimiliki oleh

eksekutif perusahaan akan mempengaruhi kebijakan manajemen dalam

mengungkapkan kinerja keuangan perusahaan. Struktur kepemilikan

saham perusahaan dapat mempengaruhi tingkat terjadinya fraud.

Personal financial need diproksi dengan OSHIP. Proksi OSHIP

merupakan persentase komulatif dari kepemilikan pada perusahaan yang

dimiliki oleh orang dalam. Saham yang dimiliki oleh manajemen dibagi

dengan saham biasa yang beredar.

OSHIP = The cumulative percentage of ownership in the firm held by

insiders. Shares owned by management divided by the common shares

outstanding.

5. Nature of Industry: Persentase Perubahan Piutang Pada Penjualan

(RECEIV)

Summers dan Sweeney (1998) mencatat bahwa akun piutang memerlukan

penilaian subjektif dalam memperkirakan tidak tertagihnya piutang.

Mereka menyarankan bahwa karena adanya penilaian subjektif dalam

menentukan nilai dari akun tersebut, manajemen dapat menggunakan akun

tersebut sebagai alat untuk memanipulasi laporan keuangan. Argumen ini

didukung oleh Loebbecke et al. (1998), yang menemukan bahwa akun

Page 86: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

66

piutang terlibat dalam sejumlah besar fraud dalam sampel mereka.

Summers dan Sweeney (1998), menggunakan proksi nature of industry

yang berkaitan dengan piutang adalah rasio perubahan dalam piutang

usaha.

Dalam Skousen (2009) Persentase Perubahan Piutang Pada Penjualan

(RECEIV) dapat diukur dengan rumus:

RECEIV = (𝑹𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆𝒕/𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔𝒕 − 𝑹𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆𝒕−𝟏/𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔𝒕−𝟏)

6. Rationalization: Opini Audit (AUDREP)

Opini audit wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor kepada

perusahaan yang menyajikan laporan keuangannya secara wajar dan sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berterima umum di indonesia. Opini audit

wajar tanpa pengecualian mengindikasikan bahwa tidak terdapat

kesalahan yang material dalam laporan keuangan yang disusun perusahaan

(Mulyadi, 2010).

Hasil penelitian Effendi (2008) menunjukkan bahwa opini auditor wajar

tanpa pengecualian (unqualified opinion) berpengaruh negatif terhadap

kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian Soselisa dan Mukhlasin (2008), tetapi tidak konsisten dengan

hasil penelitian Skousen et al. (2009). AUDREP ini diukur dengan

menggunakan variable dummy di mana kategori 1 untuk perusahaan yang

mendapat opini audit Unqualified Opinion dan kategori 0 untuk

perusahaan yang mendapat opini audit Unqualified Opinion with

explanatory language.

Page 87: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

67

Variabel dan skala pengukuran terdapat dalam penelitian disajikan secara

ringkas dalam Tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1

Operasional Variabel dan Pengukuran

No Variabel Definisi

Operasional

Pengukuran Skala

Pengukuran

1 Financial Statement

Fraud (Discretionary

Accruals)

(Herusetya et al., 2012) Dependen

𝑇𝐴𝐶𝐶𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1

= 𝑎0 + 𝑎𝑖 [1

𝐴𝑖𝑡−1]

+ 𝛽1𝑖 [∆𝑅𝐸𝑉𝑖𝑡 − ∆ 𝐴𝑅𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1]

+ 𝛽2𝑖 [𝑃𝑃𝐸𝑖𝑡

𝐴𝑖𝑡−1] + 𝛿1𝑅𝑂𝐴𝑖,𝑡−1 + ɛ𝑖𝑡

Rasio

2 Pengaruh Persentase

Perubahan Total Aset

(ACHANGE)

(Skousen et al. 2009;

Ratmono et al. 2014)

Independen (Total Aset t – Total Aset t−1)

Total Aset t

Rasio

3 Arus Kas Operasi (OCF)

(Pradhana dan

Rudiawarni, 2013)

Independen Arus kas operasi / total aset

Rasio

4 Perusahaan Yang

Melaporkan Kerugian

(LOSS)

(Herusetya et al., 2012)

Independen

Variabel dummy, diberi

angka 1 untuk perusahaan

yang mengalami kerugian

dan diberi angka 0 jika

lainnya

Nominal

5 Return On total Assets

(ROA)

(Skousen et al. 2009;

Ratmono et al. 2014)

Independen Net Income before

extraordinary item / Total

Assets t

Rasio

6

Persentase Kepemilikan

Saham Oleh Orang Dalam

(OSHIP)

(Skousen et al. 2009);

Ratmono et al. 2014).

Independen Persentase saham yang

dimiliki oleh manajemen.

Rasio

7 Persentase Perubahan

Piutang Pada Penjualan

(RECEIV)

(Skousen et al. 2009);

Ratmono et al. 2014).

Independen (Receivablet/Salest −Receivablet−1/Salest−1)

Rasio

8 Opini Audit

(Skousen et al. 2009);

Ratmono et al. 2014). Independen

variable dumm,y di mana

angka 1 untuk perusahaan

yang mendapat opini audit

Unqualified Opinion dan

angka 0 lainnya

Nominal

Sumber: Dari berbagai referensi pendukung penelitian

Page 88: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

68

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010 hingga 2013

merupakan populasi dalam penelitian ini. Perusahaan - perusahaan tersebut

tidak keluar dari BEI (delisting) dan telah sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan pada bab sebelumnya. Dari pertimbangan tersebut didapatkan

sampel sebanyak 31 perusahaan dengan total 124 data observasi.

Tabel 4.1

Tahapan Seleksi Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Jumlah perusahaan di industri Property, Real Estate and

Building Construction yang terdaftar di BEI pada tahun

2010-2013

38

Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria (7)

Jumlah sampel penelitian terpilih 31

Tahun pengamatan 4

Jumlah sampel total dalam periode penelitian 124

Sumber: Data sekunder diolah

Dari hasil seleksi sampel penelitian di atas, terdapat 31 perusahaan yang

sesuai dengan kriteria. Berikut merupakan daftar perusahaan Property, Real

Estate and Building Construction yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

Page 89: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

69

Tabel 4.2

Daftar Nama Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode

1 Agung Podomoro Land Tbk. APLN

2 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI

3 Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA

4 Bumi Citra Permai Tbk. BCIP

5 Bukit Darmo Property Tbk. BKDP

6 Sentul City Tbk. BKSL

7 Ciputra Development Tbk. CTRA

8 Ciputra Property Tbk. CTRP

9 Ciputra Surya Tbk. CTRS

10 Duta Anggada Realty Tbk. DART

11 Intiland Development Tbk. DILD

12 Duta Pertiwi Tbk. DUTI

13 Bakrieland Development Tbk. ELTY

14 Perdana Gapuraprima Tbk. GPRA

15 Jaya Real Property Tbk. JIHD

16 Jakarta International Hotel & Dev. Tbk. JRPT

17 Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA

18 Lippo Karawaci Tbk. LPKR

19 Modernland Realty Tbk. MDLN

20 Pakuwon Jati Tbk. PWON

21 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. RBMS

22 Roda Vivatex Tbk. RDTX

23 Danayasa Arthatama Tbk. SCBD

24 Suryamas Dutamakmur Tbk. SMDM

25 Summarecon Agung Tbk. SMRA

26 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI

27 Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. DGIK

28 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. JKON

29 PP (Persero) Tbk. PTPP

30 Total Bangun Persada Tbk. TOTL

31 Waskita Karya (Persero) Tbk. WIKA

Sumber: Data sekunder diolah

Page 90: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

70

B. Statistik Deskriptif

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi

berganda. Tujuannya untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh

mengenai pengaruh variabel independen persentase perubahan total aset

(ACHANGE), arus kas operasi (OCF), perusahaan yang melaporkan adanya

kerugian (LOSS), Return On total Asset (ROA), persentase kepemilikan

saham oleh orang dalam (OSHIP), persentase perubahan piutang pada

penjualan (RECEIV), dan opini audit (AUDREP) terhadap variable dependen

yaitu manajemen laba (DAC) yang diproksikan dengan Discretionary

Accruals.

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai data

yang dimiliki dan tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Analisis ini

hanya digunakan untuk menyajikan dan menganalisis data agar dapat

memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan. Alat analisis

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nilai terendah (minimum), nilai

tertinggi (maximum), rata-rata (mean), dan standar deviasi. Berikut ini adalah

hasil statistik deskriptif dari variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini.

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAC 124 -0,28398 0,53224 -0,00492 0,10538

ACHANGE 124 -0,31884 0,53468 0,15531 0,15576

OCF 124 -0,15876 0,25348 0,04952 0,08085

Page 91: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

71

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 124 -0,07234 0,36252 0,04473 0,04707

OSHIP 124 0,00000 0,50310 0,02999 0,08668

RECEIV 124 -0,68941 1,35966 -0,00105 0,21819

AUDREP 124 0 1 0,55 0,500

Valid N

(listwise)

124

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan hasil statistik deskriptif di atas, variabel kecurangan laporan

keuangan dengan indikator manajemen laba (DAC) yang diproksikan

dengan Discretionary Accrual menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar -

0,28398, nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,53224, nilai rata-rata (mean)

sebesar -0,00492 dan standar deviasi sebesar 0,10538. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa pada perusahaan Property, Real Estate and

Building Construction melakukan manajemen laba cenderung dengan teknik

income minimization.

Selanjutnya Hasil analisis statistik deskriptif persentase perubahan total

aset (ACHANGE) menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar -0,31884,

nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,53468, nilai rata-rata (mean) sebesar

0,15531, dan standar deviasi sebesar 0,15576. Hasil analisis statistik

deskriptif arus kas operasi (OCF) menunjukan nilai terendah (minimum)

sebesar -0,15876, nilai tertinggi (maximum) sebesar 0,25348, nilai rata-rata

(mean) sebesar 0,04952, dan standar deviasi sebesar 0,08085. Hasil analisis

statistik deskriptif perusahaan yang melaporkan adanya kerugian (LOSS)

menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar 0, nilai tertinggi (maximum)

Page 92: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

72

sebesar 1, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,07, dan standar deviasi sebesar 0,260.

Hasil analisis statistik deskriptif Return On total Asset (ROA) menunjukan nilai

terendah (minimum) sebesar -0,07234, nilai tertinggi (maximum) sebesar

0,36252, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,04473, dan standar deviasi sebesar

0,04707. Hasil analisis statistik deskriptif persentase kepemilikan saham oleh

orang dalam (OSHIP) menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar 0, nilai

tertinggi (maximum) sebesar 0,50310, nilai rata-rata (mean) sebesar 0,02999,

dan standar deviasi sebesar 0,08668.

Selanjutnya hasil analisis statistik deskriptif persentase perubahan piutang

pada penjualan (RECEIV) menunjukan nilai terendah (minimum) sebesar -

0.68941, nilai tertinggi (maximum) sebesar 1.35966, nilai rata-rata (mean)

sebesar -0.00105, dan standar deviasi sebesar 0.21819. Dan terakhir, hasil

analisis statistik deskriptif opini audit (AUDREP) menunjukan nilai terendah

(minimum) sebesar 0, nilai tertinggi (maximum) sebesar 1, nilai rata-rata

(mean) sebesar 0.55, dan standar deviasi sebesar 0,500.

C. Analisis dan Pembahasan

1. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan dalam penelitian ini untuk menguji

apakah data memenuhi asumsi klasik atau tidak. Hal ini untuk menghindari

terjadinya estimasi yang bias mengingat tidak semua data dapat diterapkan

menggunakan regresi. Di bawah ini merupakan uji asumsi klasik yang

telah dilakukan dan hasilnya adalah sebagai berikut:

Page 93: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

73

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal

(Gujarati, 2011). Model regresi yang baik adalah yang mempunyai

distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini

pengujian uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode uji

non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Dasar pengambilan

keputusan pada uji K-S ini adalah dengan melihat nilai probabilitas

signifikansi data residual. Jika angka probabilitas kurang dari 0,05

maka variabel ini tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, bila

angka probabilitas di atas 0,05 maka HA ditolak yang berarti variabel

terdistribusi secara normal (Ghozali, 2011). Adapun hasil uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S) dapat dilihat dalam tabel berikut:

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, hasil uji Kolmogorov-Smirnov (K-

S) menunjukan nilai sebesar 0,170 yang berarti bahwa data

terdistribusi secara normal. Hal ini dapat terlihat karena nilai

probabilitas sebesar 0,170 lebih besar dari 0,05. Sehingga model

penelitian ini memenuhi uji asumsi klasik normalitas.

Tabel 4.4

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

Asymp. Sig. (2-tailed) Keterangan

0,170 Data berdistribusi normal

Sumber: Data sekunder diolah

Page 94: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

74

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertjuan untuk menguji apakah adanya

korelasi antar variabel bebas (independen) dalam model regresi.

Untuk mendeteksi adanya masalah multikolonieritas dalam penelitian

ini dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation

Factor). Regresi yang terbebas dari masalah multikolonieritas apabila

nilai VIF <10 dan nilai tolerance >0,10 maka data tersebut tidak ada

multikolonieritas. Berikut ini disajikan hasil uji multikolonieritas

dengan menggunakan Nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation

Factor), yaitu:

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolonieritas

Model Collinearity Statistics Kesimpulan

Tolerance VIF

ACHANGE 0,851 1,175 Tidak terjadi multikolonieritas

OCF 0,889 1,125 Tidak terjadi multikolonieritas

LOSS 0,743 1,346 Tidak terjadi multikolonieritas

ROA 0,756 1,322 Tidak terjadi multikolonieritas

OSHIP 0,895 1,118 Tidak terjadi multikolonieritas

RECEIV 0,961 1,040 Tidak terjadi multikolonieritas

AUDREP 0,895 1,117 Tidak terjadi multikolonieritas

Sumber: Data sekunder diolah

Dalam tabel 4.5 di atas menunjukan hasil uji multikolonieritas

dengan nilai Tolerance berkisar antara 0,743 – 0,961. Sedangkan

nilai Variance Inflation Factor (VIF) berkisar antara 1,040 – 1,346.

Page 95: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

75

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam model penelitian

ini tidak terjadi masalah multikolonieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.6 di bawah merupakan hasil Uji Heteroskedastisitas

dengan menggunakan Uji Glejser. Uji glejser mengusulkan untuk

meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen

(Gujarati,2003). Jika variabel independen signifikan secara statistik

mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi

heteroskedastisitas (probabilitas signifikansi tingkat kepercayaan 5%)

(Ghozali, 2011).

Tabel 4.6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Glejser

Variabel Sig. Keterangan

ACHANGE 0,141 Tidak terjadi heteroskedastisitas

OCF 0,385 Tidak terjadi heteroskedastisitas

LOSS 0,543 Tidak terjadi heteroskedastisitas

ROA 0,884 Tidak terjadi heteroskedastisitas

OSHIP 0,763 Tidak terjadi heteroskedastisitas

RECEIV 0,637 Tidak terjadi heteroskedastisitas

AUDREP 0,055 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Sumber: Data sekunder diolah

Dari hasil uji glejser tersebut semua variabel independen

menunjukan angka signifikansi di atas 0,05 yang berarti bahwa dalam

persamaan regresi tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas.

Page 96: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

76

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode

t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi maka dinamakan ada masalah autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang

waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual

(kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi

lainnya (Ghozali, 2011).

Pada penelitian ini menggunakan Uji Lagrange Multiplier (LM

test) dikarenakan uji ini lebih tepat digunakan dibanding uji Durbin –

Watson terutama bila sampel yang digunakan relatif besar (lebih dari

100) (Ghozali, 2011). Berikut merupakan hasil uji autokorelasi

dengan menggunakan LM test:

Tabel 4.7

Hasil Uji Autokorelasi

Uji Lagrange Multiplier (LM Test)

Variabel Sig. Keterangan

ACHANGE 0,815 * Tampilan output menunjukan koefisien

parameter untuk residual lag 2 (RES_2)

memberikan probabilitas signifikan

0,209 hal ini menunjukkan indikasi tidak

adanya masalah autokorelasi dalam

model regresi linier yang digunakan.

OCF 0,946

LOSS 0,830

ROA 0,902

OSHIP 0,907

RECEIV 0,961

AUDREP 0,923

RES_2* 0,209

Sumber: Data sekunder diolah

Page 97: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

77

2. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerapkan model regresi dalam menerangkan

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam

penelitian ini menggunakan variabel independen persentase

perubahan total aset (ACHANGE), arus kas operasi (CFO),

perusahaan yang melaporkan adanya kerugian (LOSS), Return On

total Asset (ROA), persentase kepemilikan saham oleh orang dalam

(OSHIP), persentase perubahan piutang pada penjualan (RECEIV),

dan opini audit (AUDREP), serta variable dependen yaitu

manajemen laba (DAC) yang diproksikan dengan Discretionary

Accruals.

Adapun hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan pada tabel

4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Adjusted R Square

1 0,690

Sumber: Data sekunder diolah

Tabel 4.8 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar 0,690,

hal ini berarti bahwa 69% variabel manajemen laba dapat dijelaskan

oleh persentase perubahan total aset (ACHANGE), arus kas operasi

(CFO), perusahaan yang melaporkan adanya kerugian (LOSS),

Page 98: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

78

Return On total Asset (ROA), persentase kepemilikan saham oleh

orang dalam (OSHIP), persentase perubahan piutang pada penjualan

(RECEIV), dan opini audit (AUDREP). Sedangkan sisanya yaitu

sebesar 31% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

b. Uji F (Model Fit)

Hasil Uji F pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai

signifikansi pada tabel hasil Uji F berikut ini:

Tabel 4.9

Hasil Uji F (ANOVA)

Model Sig.

1 0,000

Sumber: Data sekunder diolah

Pada tabel 4.9 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000, nilai

tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

model regresi yang digunakan layak untuk menguji data atau dapat

dikatakan bahwa persentase perubahan total aset (ACHANGE), arus

kas operasi (OCF), perusahaan yang melaporkan adanya kerugian

(LOSS), Return On total Asset (ROA), persentase kepemilikan

saham oleh orang dalam (OSHIP), persentase perubahan piutang

pada penjualan (RECEIV), dan opini audit (AUDREP) secara

bersama-sama mempengaruhi kecurangan laporan keuangan

(Financial Statement Fraud) yang diproksikan dengan manajemen

laba akrual.

Page 99: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

79

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen. Tabel 4.10 berikut ini menyajikan hasil

uji statistik t dalam penelitian ini, yaitu:

Tabel 4.10

Hasil Uji Statistik t

B Sig. Kesimpulan

ACHANGE 0,175 0,000* Berpengaruh

OCF -1,076 0,000* Berpengaruh

LOSS -0,062 0,010* Berpengaruh

ROA 0,309 0,019* Berpengaruh

OSHIP 0,057 0,377 Tidak Berpengaruh

RECEIV 0,014 0,576 Tidak Berpengaruh

AUDREP -0,021 0,058* Berpengaruh

Variabel Dependen: Manajemen Laba (DAC)

* Signifikansi pada α 5%

* Signifikansi pada α 10%

Sumber: Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat disimpulkan bahwa

terdapat empat variabel independen yaitu persentase perubahan total

aset (ACHANGE), arus kas operasi (OCF), perusahaan yang

melaporkan adanya kerugian (LOSS), dan return on total assets

(ROA) yang berpengaruh signifikan dengan tingkat signifikansi pada

5%. Sedangkan tiga variabel independen lainnya yaitu persentase

kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP), persentase

perubahan piutang pada penjualan (RECEIV), dan opini audit

(AUDREP) tidak berpengaruh pada kecurangan laporan keuangan

Page 100: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

80

yang diindikasikan dengan manajemen laba dengan proksi

discretionary accruals.

Adapun penjelasan dari masing-masing variabel adalah sebagai

berikut:

a) Pengaruh Persentase Perubahan Total Aset (ACHANGE)

terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian variabel Persentase Perubahan Total Aset

mempunya signifikansi 0,000 lebih kecil dari α =0,05. Nilai

koefisien beta yang dihasilkan 0,175. Hal ini menunjukan bahwa

hipotesis H1 terdukung sehingga dapat dikatakan persentase

perubahan total aset (ACHANGE) berpengaruh positif signifikan

terhadap manajemen laba akrual pada tingkat signifikansi 5%.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Skousen et al (2009) dan Molida (2011), tetapi

tidak mendukung hasil peneltian yang dilakukan oleh Ratmono et

al. (2014).

Bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan

oleh manajemen salah satunya berkaitan dengan pertumbuhan

aset perusahaan (Skousen et al., 2009). Tingginya aset yang

dimiliki perusahaan menjadi daya tarik bagi investor. Untuk

menarik para investor, manajemen perusahaan tentunya

berupaya untuk sebaik mungkin menyajikan gambaran

Page 101: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

81

perusahaan melalui laporan keuangan yang meyakinkan bagi

investor salah satunya yaitu dengan tingginya aset yang dimiliki.

b) Pengaruh arus kas operasi (OCF) terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian variabel Arus Kas Operasi pada tabel 4.10

menunjukkan signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05.

Nilai koefisien beta yang dihasilkan -1,076. Hal ini menunjukkan

hipotesis H2 terdukung sehingga dapat dikatakan arus kas operasi

(OCF) berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba

akrual pada tingkat signifikansi 5%, konsisten dengan hasil

penelitian Nastiti dan Gumanti (2011) dan Pradhana dan

Rudiawarni (2013).

Menurut Nastiti dan Gumanti (2011) arus kas dari aktivitas

operasi mencerminkan kemampuan riil perusahaan dalam

menghasilkan dana (arus dana) untuk digunakan dalam

membiayai kegiatan operasinya, melunasi kewajiban, melakukan

investasi baru tanpa mengandalkan dari sumber pendanaan lain.

Maka jika arus kas dari aktivitas operasi perusahaan tinggi

mengindikasikan perusahaan tersebut kinerjanya baik sehingga

motivasi untuk melakukan kegiatan manajemen laba akrual akan

menurun. Sebaliknya, pada saat arus kas dari aktivitas operasi

rendah, maka manajemen akan termotivasi melakukan

manajemen laba akrual untuk memperbaiki kinerjanya agar

terlihat baik.

Page 102: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

82

c) Pengaruh Perusahaan Yang Melaporkan Adanya Kerugian

(LOSS) terhadap Manajemen Laba

Hasil pengujian Perusahaan Yang Melaporkan Adanya

Kerugian (LOSS) pada tabel 4.10 menunjukkan signifikansi

sebesar 0,010 lebih kecil dari α = 0,05. Nilai koefisien beta yang

dihasilkan -0,062. Hal ini menunjukkan hipotesis H3 terdukung

sehingga dapat dikatakan perusahaan yang melaporkan adanya

kerugian (LOSS) berpengaruh negatif signifikan terhadap

manajemen laba akrual.

Konsisten dengan hasil penelitian Herusetya et al., (2012).

Hal ini menunjukan bahwa perusahaan yang mengalami dan

melaporkan kerugian dalam laporan keuangannya kemungkinan

untuk melakukan praktik manajemen laba atau manipulasi

laporan keuangan lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan

yang melaporkan laba pada laporan, karena perusahaan yang

cenderung melakukan manajemen laba menginginkan agar

laporan keuangan yang mereka terbitkan nampak dalam kondisi

keuangan yang baik di mata para pengguna laporan keuangan

tersebut.

d) Pengaruh Return On total Asset (ROA) terhadap Manajemen

Laba

Hasil pengujian Return On total Asset (ROA) mempunyai

nilai signifikansi 0,019 lebih kecil dari α =0,05. nilai koefisien

Page 103: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

83

beta yang dihasilkan sebesar 0,309. Hal ini menunjukkan

hipotesis H4 terdukung sehingga dapat dikatakan bahwa Return

On total Assets (ROA) berpengaruh positif signifikan terhadap

manajemen laba akrual pada tingkat signifikansi 5%. Hasil

penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh

Norbarani (2012), Daljono (2013), dam Ratmono et al. (2014).

Tetapi hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian

Skousen (2009) yang menunjukkan hasil berbeda bahwa Return

On total Assets tidak berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan.

Return On total Asset (ROA) digunakan untuk mengukur

manajemen perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba)

secara keseluruhan. Semakin besar ROA yang diperoleh, semakin

besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan

tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari

segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2005).

ROA yang tinggi menunjukkan profitabilitas perusahaan

yang tinggi pula, hal tersebut menjadikan target keuangan yang

harus dicapai pada tahun-tahun berikutnya. Selain itu ROA

adalah ukuran kinerja operasional yang banyak digunakan untuk

menunjukkan sebearap efisien aktiva telah bekerja (Skousen et al.

2009) dan sering digunakan dalam menilai kinerja manajer serta

dalam penentuan bonus, kenaikan upah dan lain-lain. Oleh karena

Page 104: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

84

itu, hal tersebut akan memberikan tekanan kepada manajemen

sehingga kemungkinan manajamen melakukan tindak

kecurangan atau manipulasi laporan keuangan akan lebih besar.

Maka hal tersebut sesuai dengan hipotesis yang diajukan bahwa

Return On total Asset memiliki dampak yang signifikan dalam

mempengaruhi manajemen melakukan tindak kecurangan

laporan keuangan.

e) Pengaruh Persentase Kepemilikan Saham Oleh Orang Dalam

(OSHIP) terhadap Manajemen Laba

Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian Persentase

Kepemilikan Saham Oleh Orang Dalam (OSHIP) menghasilkan

signifikansi 0,377 lebih besar dari α = 0,05. Nilai koefisien beta

yang dihasilkan sebesar 0,057. Hal tersebut menunjukkan bahwa

hipotesis H5 tidak terdukung sehingga dapat dikatakan Persentase

Kepemilikan Saham Oleh Orang Dalam (OSHIP) tidak memiliki

pengaruh terhadap manajemen laba akrual.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Norbarani (2012), Daljono (2013), dan Ratmono

et al. (2014). Dalam penelitian tersebut tidak mendapatkan bukti

OSHIP memiliki pengaruh terhadap manajemen laba akrual.

Namun penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Skousen (2009) dan Molida (2011) yang

Page 105: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

85

menunjukan hasil adanya pengaruh antara OSHIP terhadap

kecurangan laporan keuangan.

Kaitannya dengan penelitian ini, OSHIP tidak menunjukkan

hasil adanya hubungan dengan kecurangan laporan keuangan

dikarenakan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perusahaan pada industri property, real estate, dan building

construction yang terdaftar di Bursak Efek Indonesia di mana

terdapat cukup banyak perusahaan milik negara yang di

dalamnya para manajemen tidak ada kepemilikan saham. Dari

seluruh sampel yang digunakan dalam penelitian, perusahaan

dengan kepemilikan saham oleh orang dalam di bawah 5%

sebanyak 54,84% dari total sampel, perusahaan dengan

kepemilikan saham oleh orang dalam di atas 5% hanya 12,81%,

dan sisanya sebesar 32,35% dari total sampel menunjukkan tidak

adanya kepemilikan saham oleh orang dalam. Sehingga

dalam penelitian ini OSHIP tidak dapat menunjukkan adanya

hubungan dengan manajamen laba akrual kaitannya dengan

kecurangan laporan keuangan.

f) Pengaruh Persentase Perubahan Piutang Pada Penjualan

(RECEIV) terhadap Manajemen Laba

Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian Persentase

Perubahan Piutang Pada Penjualan (RECEIV) menghasilkan

signifikansi 0,576 lebih besar dari α = 0,05. Nilai koefisien beta

Page 106: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

86

yang dihasilkan sebesar 0,014. Hal tersebut menunjukkan bahwa

hipotesis H6 tidak terdukung sehingga dapat dikatakan Persentase

Perubahan Piutang Pada Penjualan (RECEIV) tidak memiliki

pengaruh terhadap manajemen laba akrual.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh skousen (2009) yang menunjukkan bahwa Persentase

Perubahan Piutang Pada Penjualan (RECEIV) tidak memberikan

bukti adanya pengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan.

Namun hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Summers dan Sweeney (1998) dan Rahardjo

(2014) yang menunjukkan adanya hubungan antara RECEIV dan

kecurangan laporan keuangan (manajemen laba akrual).

Berdasarkan penelitian ini perubahan piutang pada penjualan

belum mampu membuktikan adanya pengaruh RECEIV dengan

manajemen laba akrual. Walaupun RECEIV diyakini karena

adanya penilaian subjektif dalam menentukan nilai dari akun

tersebut, manajemen dapat menggunakan akun tersebut sebagai

alat untuk memanipulasi laporan keuangan (Summers dan

Sweeney, 1998). Kaitannya dengan penelitian yang dilakukan

Rahardjo (2014), penelitian ini memiliki hasil berbeda

dikarenakan perbedaan sampel yang digunakan. Dalam

penelitian ini menggunakan sampel perusahaan property, real

estate, dan building construction dengan kecenderungan seluruh

Page 107: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

87

perusahaan memiliki piutang yang besar dan peningkatan setiap

tahunnya dikarenakan pada umumnya perusahaan property,

real estate, dan building construction melakukan penjualan

dengan sistem yang hampir pasti selalu menimbulkan piutang

sehingga variabel ini tidak dapat membedakan mana saja

perusahaan yang cenderung melakukan suatu praktik

manajamen laba. Sehingga pernyataan Rahardjo (2014) yang

menyebutkan bahwa kenaikan piutang usaha yang signifikan

dapat menjadi dorongan bagi manajemen untuk memanipulasi

laporan keuangan dapat dikatakan tidak berlaku dalam

penelitian ini.

g) Pengaruh Opini Audit (AUDREP) terhadap Manajemen Laba

Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian Opini Audit

(AUDREP) menghasilkan signifikansi 0,058 lebih kecil dari

α = 0,10. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar -0,021. Hal

tersebut menunjukkan bahwa hipotesis H7 terdukung sehingga

dapat dikatakan Opini Audit (AUDREP) memiliki pengaruh

negatif signifikan terhadap manajemen laba akrual pada tingkat

signifikansi 10%. Penggunaan signifikansi 10% pada penelitian

ini termasuk dalam kategori penelitian ekonomi dan ekonomi

merupakan bagian dari social science, selalin itu dalam

kaitannya dengan Indonesia, opini Wajar Tanpa Pengecualian

(unqualified) masih belum dapat memastikan seratus persen

Page 108: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

88

bahwa suatu entitas yang mendapat opini tersebut terbebas dari

segala bentuk kecurangan seperti contoh kasus PT. Bank Lippo

Tbk. pada tahun 2002 dan juga mengutip dari pernyataan Badan

Pemeriksa Keuangan RI bahwa opini WTP tidak menjamin tidak

ada korupsi atau kecurangan (Jakarta, 30 Juni 2011) sehingga

dalam konteks opini audit masih cocok untuk menggunakan

tingkat signifikansi 10% (α = 0,10).

Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Skousen (2009) di mana dalam

penelitian tersebut AUDREP tidak dapat membuktikan adanya

pengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan (manajemen

laba akrual). Tetapi hasil penelitian ini konsisten dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Soselisa dan Mukhlasin (2008)

dan Effendi (2008) yang menunjukkan bahwa opini auditor wajar

tanpa pengecualian (unqualified) berpengaruh negatif terhadap

kecurangan laporan keuangan.

Opini auditor wajar tanpa pengecualian diberikan oleh

auditor kepada perusahaan yang menyajikan laporan

keuangannya secara wajar dan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berterima umum di indonesia. Opini audit wajar tanpa

pengecualian mengindikasikan bahwa tidak terdapat kesalahan

yang material dalam laporan keuangan yang disusun perusahaan

(Mulyadi, 2010). Praktik manajemen laba atau manipulasi

Page 109: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

89

laporan keuangan merupakan suatu tindakan yang sangat material

dalam kaitannya dengan laporan keuangan, sehingga dapat

dipastikan laporan keuangan yang terindikasi adanya praktik

manipulasi laporan keuangan tidak akan mendapat opini audit

unqualified. Oleh karena itu perusahaan yang mendapat opini

audit Unqualified kecenderungan adanya praktik manipulasi

laporan keuangan yang terjadi menjadi lebih kecil.

Page 110: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

90

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapat beberapa

kesimpulan, yaitu:

1. Persentase perubahan total aset (ACHANGE) berpengaruh terhadap

kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba (DAC).

Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan

oleh Skousen et al (2009) dan Molida (2011).

2. Arus kas operasi (OCF) berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan dengan indikator manajemen laba (DAC). Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nastiti dan

Gumanti (2011) dan Pradhana dan Rudiawarni (2013).

3. Perusahaan yang melaporkan adanya kerugian (LOSS) berpengaruh

terhadap kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

(DAC). Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan oleh Herusetya et al., (2012).

4. Return On Total Assets (ROA) berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan dengan indikator manajemen laba (DAC). Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Norbarani

(2012), Daljono (2013), dam Ratmono et al. (2014).

Page 111: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

91

5. Persentase kepemilikan saham oleh orang dalam (OSHIP) tidak

berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan dengan indikator

manajemen laba (DAC). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh Norbarani (2012), Daljono (2013), dan Ratmono

et al. (2014).

6. Persentase perubahan piutang pada penjualan (RECEIV) tidak

berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan dengan indikator

manajemen laba (DAC). Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh skousen et al. (2009).

7. Opini audit (AUDREP) berpengaruh terhadap kecurangan laporan

keuangan dengan indikator manajemen laba (DAC). Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Soselisa dan

Mukhlasin (2008) dan Effendi (2008)

B. Saran

Penelitian di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih baik lagi dengan adanya beberapa masukan mengenai

beberapa hal diantaranya:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel

kategori perusahaan agar dapat memprediksi financial statement fraud

pada kategori perusahan lain atau menggunakan seluruh kategori

perusahaan yang ada untuk meneliti financial statement fraud secara

menyeluruh.

Page 112: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

92

2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan pengukuran lain

dalam menentukan nilai discretionary accrauls seperti model Jones (1991),

model Kaznik (1999) atau model Francis et al. (2005).

3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel dependen

yang lain sebagai pengukur dari financial statement fraud selain dengan

manajemen laba.

4. Masih sedikit dan sulitnya cara mengukur aspek rationalization pada fraud

triangle, diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menemukan proksi

lain yang dapat digunakan untuk mengukur aspek rationalization selain

pergantian auditor dan opini audit.

5. Dikarenakan masih sedikitnya literatur tentang Fraud Diamond Theory

pada awal penelitian dimulai, peneliti masih menggunakan Fraud Triangle

Theory pada penelitian ini. Penelitian lanjutan tentang Fraud Diamond

Theory mulai banyak diteliti sekitar tahun 2014, walaupun D.T. Wolfe telah

memperkenalkan teori ini sejak tahun 2004. Maka dari itu pada penelitian

selanjutnya diharapkan dapat menggunakan teori lanjutan dari Fraud

Triangle yaitu Fraud Diamond Theory yang diperkenalkan pertama kali

oleh David T. Wolfe dan Dana R. Hermanson sebagai penyempurna dari

teori Fraud Triangle.

Page 113: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

93

DAFTAR PUSTAKA

ACFE. 2004. Occupational Fraud and Abuse. USA: Association of Certified Fraud

Examiners.

AICPA. 2007. Consideration of Fraud in a Financial Statement Audit AU Section

316. New York: PCAOB Standards and Related Rules.

Apriyono, Soemarso. 2008. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi 4. Rineka Cipta.

Jakarta.

Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). 2002. Siaran Pers Badan Pengawas

Pasar Modal.

Baridwan, Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta.

Beasley, et al. 2000. Fraudulent financial reporting: Consideration of industry traits

and corporate governance mechanisms. Accounting Horizons 14 (4): 441-

454.

Boynton, et al. 2003. Modern Auditing. Edisi Terjemahan Ketujuh. Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Brennan, et al. 2007. Financial statement fraud : some lessons from US and

European case studie. Wiley-Blackwel. Australian Accounting Review, 17

(42): 49-61.

Brigham, Eugene, and Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Keuangan, alih

bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh. Salemba Empat.

Charalambos, Spathis. 2002. Detecting false financial statements using published

data: some evidence from Greece. Managerial Auditing Journal, Vol. 17

Iss: 4, h.179 – 191.

Cressey, D. 1953. Other People’s Money; a Study in the Social Psychology of

Embezzlement. Glencoe, IL, Free Press.

Dechow and Sweeney. 1996. Causes and consequences of earnings manipulation:

An analysis of firms subject to enforcement actions by the SEC.

Contemporary Accounting Research 13 (1): 1-36.

Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Ghalia. Bogor.

Page 114: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

94

Ernst & Young. 2009. Detecting Financial Statement Fraud: What Every Manager

Needs to Know.

Gagola, Christo. 2011. Analisis Faktor Risiko yang Mempengaruhi Kecenderungan

Kecurangan Pelaporan Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia. Tesis

Universitas Diponegoro. Tidak dipublikasi.

Ghozali dan Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Bpadan Penerbit Undip.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gideon, Budiono. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate

Governance dan Dampak Manajemen Laba. Simposium Nasional

Akuntansi VIII, Solo.

Gujarati. 2003. Basic Econometrics. Mc-Grawhill. New York.

Halim, et al. 2005. Pengaruh Manajemen Laba pada Tingkat Pengungkapan

Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Termasuk dalam

Indeks LQ-45. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Hamid, Abdul. 2010. Panduan Penulisan Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Haris, Wibisono. 2004. Pengaruh Earnings Management Terhadap Kinerja di

Seputar SEO. Tesis Magister Sains Akuntansi Universitas Diponegoro.

Tidak dipublikasi.

Healy and Wahlen. 1999. A Review of the Earnings Management Literature and its

Implication for Standard Setting. Accounting Horizon 12.

Hendriksen, et al. 2000. Teori Akuntansi terjemahan dari Accounting Theory.

Interaksara Jakarta.

Herusetya, Antonius. 2012. Analisis Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba

Akuntansi: Studi Pendekatan Composite Measure Versus Conventional

Measure. Disertasi Program Pascasarjana Ilmu Akuntansi Fakultas

Ekonomi, Universitas Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba

Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.1 (Revisi

2009): Penyajian Laporan Keuangan”, IAI, Jakarta.

Page 115: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

95

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002 Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi

Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Intal, Tiina dan Linh Thuy Do. 2002. Financial Statement Fraud: Recognition of

Revenue and the Auditor’s Responsibility for Detecting Financial

Statement Fraud. Thesis Graduate Business School, Goteborg University.

Junius dan Fitriany. 2012. Pengaruh Audit Capacity Stress, Pendidikan Profesi

Lanjutan (PPL), Ukuran KAP, Spesialiasi, terhadap Manajemen Laba

Akrual dan Manipulasi Aktifitas Riil. Simposium Nasional Akuntansi XV

Banjarmasin.

Koroy. Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh Auditor

Eksternal. STIE Nasional Banjarmasin.

Kusumawardhani, Prisca. 2013. Deteksi Financial Statement Fraud Dengan

Analisis Fraud Triangle pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di

BEI. Jurnal Universitas Negeri Surabaya, Vol. 1, No. 3.

Leuz, et al. 2003. Earnings Management and Investor Protection: An International

Comparison. Journal of Financial Economic 69.

Lou and Wang. 2009. Fraud Risk Factor Of The Fraud Triangle Assessing The

Likelihood Of Fraudulent Financial Reporting. Journal of Business and

Economic Research, Vol. 7, No. 2, h. 62-66.

Martantya, Daljono. 2013. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan Melalui

Faktor Risiko Tekanan dan Peluang. Diponegoro Journal of Accounting,

Vol. 2, No.2, h. 1-12.

Meizaroh dan Jurica Lucynda. 2011. Pengaruh Corporate Governance dan

KosentrasiKepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk

Management, Simposium Nasional Akuntansi 14.

Molida, Resti dan Chariri, Anis. 2011. Pengaruh Financial Stability, Personal

Financial Need Dan Ineffective Monitoring Pada Financial Statement

Fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle.

Mulyadi. 2002. Auditing. Edisi 6. Penerbit Salemba Empat.

Na’im, Ainun. 1988. Akuntansi Keuangan I. BPFE. Yogyakarta.

Nastiti dan Gumanti. 2011. Kualitas Audit dan Manajemen Laba pada Initial Public

Offerings di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi XIV Aceh.

Page 116: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

96

Nguyen, Khanh. 2008. Financial Statement Fraud: Motives, Methodes, Cases and

Detection. Dissertation.com: Florida

Norbarani, Listiani. 2012. Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan dengan

Analisis Fraud Triangle yang Diadposi dalam SAS No. 99. Universitas

Diponegoro.

Pradhana dan Rudiawarni. 2013. Pengaruh kualitas audit terhadap earning

management pada perusahaan sektor manufaktur yang go public di BEI

periode 2008-2010. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.

2 No. 1.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). 2009. Tentang Penyajian

Pelaporan Keuangan No. 1.

Ratmono, et al. 2014. Dapatkah Teori Fraud Triangle Menjelaskan Kecurangan

Dalam Laporan Keuangan?. SNA XVII Mataram, Lombok.

Rezaee, Zabihollah. 2002. Financial Statement Fraud : Prevention and Detection.

John Wiley & Sons.

Rusmin. 2010. Auditor Quality and Earnings Management: Singaporean Evidence.

Managerial Auditing Journal, Vol. 25. No. 7.

Rustendi, Tedi. 2009. Analisis Terhadap Faktor Pemicu Terjadinya Fraud: Suatu

Kajian Teoritis Bagi Kepentingan Auditor Internal. Jurnal Akuntansi Vol.

4 No. 2. Jakarta.

Sam’ani. 2008. Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Terhadap

Kinerja Keuangan pada Perbankan yang Terdaftar di BEI tahun 2004 –

2007. Tesis Magister Manajemen Universitas Diponegoro.

Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Elex Media

Komputindo, Jakarta.

Schipper, Katherine. 1989. Comentary Katherine on Earnings Management.

Accounting Horizon.

Scott. 2009. Financial Accounting Theory (5th edition). Pearson Education.

Skousen, et al. 2009. Detecting and Predicting Financial Statement Fraud: The

Effectiveness of the Fraud Triangle and SAS No.99. In C. J. Skousen, K.

R. Smith, & C. j. Wright, Advances in Financial Economics (pp. 53-81).

Bingley: Emerald Group Publishing Limited.

Page 117: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

97

Soselisa dan Mukhlasin. 2008. Pengaruh Faktor Kultur Organisasi Manajemen

Strategik Keuangan dan Auditor Terhadap Kecenderungan Kecurangan

Akuntansi: Studi Pada Perusahaan Publik Di Indonesia. Simposium

Nasional Akuntansi XI Unika Atmajaya.

Sulistyanto, Sri. 2008. Manajemen Laba: Teori dan Model Empiris. Grasindo.

Jakarta.

Summers and Sweeney. 1998. Fraudulently Misstated Financial Statements and

Insider Trading: an Empirical Analysis. The Accounting Review Vol. 73.

No. 1, h. 131-146.

Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Yogyakarta, Media

Pressindo.

Tampubolon, Manahan. 2005. Manajemen Keuangan (Financing Management).

Ghalia. Bogor.

Tuanakotta, Theodorus M. 2012. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif Edisi

2. Jakarta: Salemba Empat.

Turner, et al. 2003. ”An Analysis of the Fraud Triangle.” WorkingPaper.

Ujiyantho dan Pramuka. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen

Laba dan Kinerja Keuangan. SNA X: Unhas Makasar.

Ujiyantho. Asimetri Informasi dan Manajemen Laba: Suatu Tinjauan dalam

Hubungan Keagenan. STIE Muhammadiyah Pekalongan.

Widyastuti, Tri. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Kinerja Keuangan

Terhadap Manajemen Laba. Jurnal MAKSI.9 (1): 30-41.

Wilopo. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap

Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi pada Perusahaan Terbuka

dan BUMN), Jurnal Riset Akuntansi Indonesia.

Zulfiati, Lies. 2013. Manajemen Laba, Relevansi Nilai Informasi Akuntansi dan

Siklus Hidup Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XVI. Manado.

Page 118: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

98

Lampiran 1:

Daftar Sampel Perusahaan Property, Real Estate and Building Construction

No Nama Perusahaan Kode

1 Agung Podomoro Land Tbk. APLN

2 Alam Sutera Realty Tbk. ASRI

3 Bekasi Asri Pemula Tbk. BAPA

4 Bumi Citra Permai Tbk. BCIP

5 Bukit Darmo Property Tbk. BKDP

6 Sentul City Tbk. BKSL

7 Ciputra Development Tbk. CTRA

8 Ciputra Property Tbk. CTRP

9 Ciputra Surya Tbk. CTRS

10 Duta Anggada Realty Tbk. DART

11 Intiland Development Tbk. DILD

12 Duta Pertiwi Tbk. DUTI

13 Bakrieland Development Tbk. ELTY

14 Perdana Gapuraprima Tbk. GPRA

15 Jaya Real Property Tbk. JIHD

16 Jakarta International Hotel & Dev. Tbk. JRPT

17 Kawasan Industri Jababeka Tbk. KIJA

18 Lippo Karawaci Tbk. LPKR

19 Modernland Realty Tbk. MDLN

20 Pakuwon Jati Tbk. PWON

21 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk. RBMS

22 Roda Vivatex Tbk. RDTX

23 Danayasa Arthatama Tbk. SCBD

24 Suryamas Dutamakmur Tbk. SMDM

25 Summarecon Agung Tbk. SMRA

26 Adhi Karya (Persero) Tbk. ADHI

27 Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk. DGIK

28 Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. JKON

29 PP (Persero) Tbk. PTPP

30 Total Bangun Persada Tbk. TOTL

31 Waskita Karya (Persero) Tbk. WIKA

Page 119: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

99

Lampiran 2: Data Perusahaan Tahun 2010 – 2013

NO. EMITEN DAC ACHANGE OCF LOSS ROA OSHIP RECEIV AUDREP

1 ADHI 0,08761 -0,142411 -0,006241 0 0,029404 0,002700 0,278564 0

2 ADHI -0,08275 0,193893 0,084978 0 0,038453 0,000450 0,045911 0

3 ADHI 0,02707 0,223463 0,030642 0 0,029892 0,000500 0,051191 0

4 ADHI -0,11120 0,190196 0,057820 0 0,027140 0,000000 -0,122548 1

5 APLN 0,22965 0,418226 -0,116157 0 0,007980 0,031010 -0,036329 0

6 APLN 0,14195 0,298745 -0,027551 0 0,031976 0,031010 0,076803 0

7 APLN -0,00485 0,290108 0,079766 0 0,063492 0,030980 0,075328 0

8 APLN -0,05974 0,227860 0,075663 0 0,055364 0,031010 -0,044821 1

9 ASRI -0,15073 0,224068 0,173685 0 0,016521 0,000000 -0,043109 1

10 ASRI -0,18787 0,236296 0,236204 0 0,063314 0,000000 0,002287 1

11 ASRI -0,12326 0,451186 0,185519 0 0,100330 0,000000 -0,009339 1

12 ASRI -0,15094 0,241312 0,161979 0 0,111095 0,000000 0,013990 1

13 BAPA 0,00989 0,010816 0,113660 0 0,066592 0,000008 0,232007 1

14 BAPA -0,06548 0,079183 0,029712 0 0,092996 0,000008 0,552501 1

15 BAPA 0,02469 0,069195 0,019086 0 0,039851 0,000008 0,317886 1

16 BAPA -0,00430 0,094184 -0,038643 0 0,028211 0,062107 -0,183664 0

17 BCIP 0,21939 0,130610 -0,094302 0 0,051685 0,002500 -0,165193 1

18 BCIP 0,14440 0,192911 -0,158763 0 0,097248 0,002500 0,126547 1

19 BCIP -0,00551 0,304550 0,023690 0 0,010052 0,002500 -0,099837 1

20 BCIP -0,28398 0,209736 0,247820 0 0,027787 0,002500 -0,015709 1

21 BKDP -0,02079 0,153608 -0,026486 1 -0,008318 0,157200 -0,265531 1

22 BKDP 0,00447 -0,042044 -0,006886 1 -0,014459 0,157200 1,359658 1

23 BKDP -0,00160 -0,085050 -0,037657 1 -0,021284 0,157200 0,900724 0

24 BKDP -0,10758 -0,064414 -0,021910 1 -0,064888 0,082000 -0,266768 0

25 BKSL 0,06848 0,421720 -0,030309 0 0,000883 0,000000 -0,589471 1

26 BKSL 0,10544 0,089987 -0,085613 0 0,013603 0,000000 0,291904 0

27 BKSL -0,01024 0,140367 0,071084 0 0,025804 0,000000 0,070969 0

28 BKSL 0,06222 0,422989 0,001848 0 0,035907 0,000000 -0,052587 1

29 CTRA -0,05946 0,087904 0,064969 0 0,015937 0,002000 0,017001 0

30 CTRA -0,03980 0,186252 0,076954 0 0,027506 0,002000 0,031576 1

31 CTRA -0,05362 0,232872 0,115021 0 0,042865 0,002000 0,044556 0

32 CTRA 0,02854 0,253120 0,015315 0 0,056537 0,002091 -0,048911 1

33 CTRP -0,02010 0,044873 0,041139 0 0,020318 0,000000 0,017742 0

34 CTRP 0,05140 0,113842 0,001172 0 0,044252 0,000000 0,000472 0

35 CTRP -0,01226 0,280157 0,079504 0 0,039067 0,000000 0,159710 1

36 CTRP -0,06262 0,224723 0,066686 0 0,053785 0,000000 -0,113730 1

37 CTRS -0,02555 0,130537 0,032728 0 0,025178 0,000000 -0,031577 0

38 CTRS -0,03001 0,260638 0,076329 0 0,033411 0,000000 0,040580 1

39 CTRS -0,07685 0,203058 0,142747 0 0,056482 0,000000 0,002035 0

Page 120: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

100

40 CTRS -0,07175 0,232568 0,104893 0 0,061856 0,000000 -0,060281 1

41 DART -0,01465 -0,254255 0,023708 0 0,009394 0,000000 -0,171892 1

42 DART 0,02313 0,375732 -0,007938 0 0,010503 0,000000 0,065110 0

43 DART 0,03358 0,044086 0,021001 0 0,014883 0,000000 -0,338366 0

44 DART 0,05032 0,099674 -0,017940 0 0,042120 0,000000 -0,007710 1

45 DGIK -0,18816 0,237055 0,181111 0 0,044651 0,028900 0,100714 1

46 DGIK 0,07733 -0,318836 -0,132756 0 0,036005 0,028900 0,011771 0

47 DGIK 0,06360 0,154940 -0,006711 0 0,005381 0,001000 0,046292 0

48 DGIK -0,10275 0,163196 0,059639 0 0,027002 0,001000 -0,038425 1

49 DILD 0,28684 0,534678 -0,061137 0 0,011968 0,000000 0,311192 1

50 DILD 0,05941 0,191969 -0,039802 0 0,076206 0,000000 -0,183745 0

51 DILD 0,02219 0,065637 0,028979 0 0,025902 0,000000 -0,305520 1

52 DILD -0,01129 0,190623 0,029261 0 0,032916 0,000000 -0,007761 1

53 DUTI -0,00471 0,062215 0,059109 0 0,047858 0,000000 0,006712 1

54 DUTI -0,00652 0,089592 0,072021 0 0,056536 0,000000 -0,015659 0

55 DUTI 0,02333 0,212988 0,093089 0 0,081468 0,000000 -0,006998 1

56 DUTI 0,08026 0,117927 0,034449 0 0,093299 0,000000 0,019987 0

57 ELTY 0,19327 0,320646 -0,129431 0 0,011409 0,000000 -0,127727 0

58 ELTY 0,07681 0,036354 -0,071657 0 0,012329 0,000000 -0,278635 1

59 ELTY -0,09133 -0,162272 0,053655 1 0,004221 0,000000 -0,548145 0

60 ELTY -0,10506 -0,238556 0,022931 1 -0,072336 0,000000 -0,080247 0

61 GPRA -0,06768 -0,116910 0,100144 0 0,023652 0,000000 -0,401614 1

62 GPRA 0,01247 0,041715 0,007538 0 0,029689 0,000000 0,058413 1

63 GPRA 0,11471 0,056474 -0,031135 0 0,036283 0,000000 0,116652 0

64 GPRA 0,01251 0,016805 0,016213 0 0,042955 0,000000 -0,164816 0

65 JIHD -0,02110 -0,075610 0,019174 0 0,061347 0,260300 -0,068248 1

66 JIHD -0,03950 -0,094888 0,065263 0 0,012859 0,215600 0,014353 0

67 JIHD -0,01975 0,020691 0,069917 0 0,016025 0,215600 0,155253 0

68 JIHD -0,10665 0,310787 0,224513 0 0,019163 0,212337 -0,089676 1

69 JKON -0,00720 0,212128 0,062520 0 0,081867 0,047950 0,062819 1

70 JKON -0,09630 -0,314623 0,152391 0 0,059071 0,085500 -0,023245 0

71 JKON 0,20695 0,419180 -0,058195 0 0,009229 0,085500 0,028955 0

72 JKON 0,03603 0,251471 -0,019245 0 0,072426 0,077400 -0,008461 1

73 JRPT -0,14981 0,215505 0,199686 0 0,074147 0,000070 -0,056058 0

74 JRPT -0,01620 0,193099 0,076320 0 0,080384 0,000000 -0,005891 0

75 JRPT 0,06350 0,182833 0,056678 0 0,084883 0,000000 -0,004771 0

76 JRPT 0,03266 0,189012 0,057143 0 0,085615 0,000000 -0,000370 1

77 KIJA -0,03976 0,042526 0,030395 0 0,144245 0,000000 0,015411 1

78 KIJA -0,00677 0,404030 0,082488 0 0,018623 0,000000 -0,024271 0

79 KIJA -0,02260 0,209169 0,092497 0 0,058265 0,000000 -0,009264 0

80 KIJA -0,19870 0,142620 0,114500 0 0,053773 0,000000 0,013431 1

81 LPKR 0,09002 0,249313 -0,042710 0 0,031997 0,000000 -0,026328 1

82 LPKR 0,00779 0,115218 0,020512 0 0,032518 0,000041 -0,037181 0

83 LPKR 0,07999 0,265795 0,051823 0 0,031760 0,000000 -0,124506 0

Page 121: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

101

84 LPKR 0,15321 0,205463 -0,066415 0 0,099824 0,000000 0,017412 1

85 MDLN 0,04242 0,128867 -0,017910 0 0,001319 0,000000 0,424638 0

86 MDLN -0,03369 0,156719 0,068142 0 0,018991 0,000000 -0,689406 0

87 MDLN 0,06100 0,475078 0,028820 0 0,038187 0,000000 -0,164840 0

88 MDLN 0,53224 0,524046 -0,031810 0 0,056725 0,000000 -0,208591 1

89 PTPP 0,03899 0,242194 0,012284 0 0,039573 0,000000 0,059526 1

90 PTPP 0,01234 0,214799 0,021093 0 0,037040 0,000000 0,027167 1

91 PTPP 0,03808 0,189162 0,022900 0 0,034647 0,000000 0,046653 0

92 PTPP -0,09405 0,311286 0,052422 0 0,036217 0,000000 0,010484 1

93 PWON -0,10169 0,116946 0,136805 0 0,042171 0,000300 0,036240 1

94 PWON 0,01380 0,314617 0,060271 0 0,069479 0,000300 -0,021825 0

95 PWON -0,08683 0,240702 0,180812 0 0,065892 0,000300 -0,015053 0

96 PWON -0,15492 0,186317 0,226178 0 0,101310 0,000300 -0,008874 1

97 RBMS -0,04773 -0,016046 0,026514 1 0,000983 0,012200 -0,001735 0

98 RBMS 0,09715 0,137094 0,004852 0 -0,036618 0,453100 0,057087 0

99 RBMS 0,09909 0,110428 0,014680 0 0,117392 0,503100 -0,003196 1

100 RBMS -0,25715 0,038904 0,168461 1 0,107327 0,503100 0,040723 1

101 RDTX -0,02160 0,236105 0,177061 0 0,362520 0,000000 0,007006 1

102 RDTX -0,03062 0,212368 0,141444 0 0,200446 0,000000 -0,007714 1

103 RDTX -0,03340 0,103993 0,161263 0 0,105261 0,010300 0,101315 1

104 RDTX -0,17944 0,220543 0,189961 0 0,103321 0,012688 -0,122947 1

105 SCBD 0,00435 -0,094294 0,024224 0 0,069765 0,000000 -0,056511 1

106 SCBD -0,05774 0,000779 0,064771 0 0,022007 0,000000 -0,005163 0

107 SCBD -0,02630 0,022608 0,073823 0 0,020917 0,000000 -0,018657 0

108 SCBD -0,07641 0,358806 0,253483 0 0,019519 0,000000 0,094640 0

109 SMDM -0,02509 0,007176 0,017835 1 0,001151 0,000000 -0,130446 0

110 SMDM 0,01286 0,159642 0,002757 0 -0,000892 0,000000 -0,015464 1

111 SMDM 0,06349 0,069267 -0,014041 0 0,014116 0,000000 0,002755 1

112 SMDM -0,06433 0,105972 0,036070 0 0,017822 0,000000 -0,000475 1

113 SMRA -0,10581 0,273528 0,106584 0 0,037518 0,003000 0,014290 1

114 SMRA -0,06257 0,241942 0,092516 0 0,038028 0,003000 -0,095321 0

115 SMRA -0,04854 0,255343 0,120399 0 0,047993 0,002800 0,005110 0

116 SMRA 0,08593 0,203728 -0,000052 0 0,072826 0,002800 0,013660 1

117 TOTL -0,00907 0,188631 0,072796 0 0,040348 0,025600 0,097252 0

118 TOTL -0,11812 0,162362 0,144915 0 0,050821 0,025600 0,037156 1

119 TOTL -0,00197 0,080739 0,097626 0 0,065096 0,025600 -0,112389 1

120 TOTL 0,11647 0,072919 -0,050147 0 0,088039 0,018300 -0,005401 1

121 WIKA 0,02457 0,093169 0,033394 0 0,033193 0,032518 0,089525 1

122 WIKA -0,06316 0,244705 0,100735 0 0,045324 0,024558 -0,031254 1

123 WIKA 0,02453 0,239578 0,041251 0 0,048279 0,020300 0,037713 0

124 WIKA -0,04259 0,130985 0,022955 0 0,046483 0,018500 -0,067441 1

Page 122: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

102

Lampiran 3: Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DAC 124 -0,28398 0,53224 -0,00492 0,10538

ACHANGE 124 -0,31884 0,53468 0,15531 0,15576

OCF 124 -0,15876 0,25348 0,04952 0,08085

LOSS 124 0 1 0,07 0,260

ROA 124 -0,07234 0,36252 0,04473 0,04707

OSHIP 124 0,00000 0,50310 0,02999 0,08668

RECEIV 124 -0,68941 1,35966 -0,00105 0,21819

AUDREP 124 0 1 0,55 0,500

Valid N

(listwise)

124

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) ,022 ,011 2,012 ,047

ACHANGE ,175 ,037 ,258 4,742 ,000 ,851 1,175

OCF -1,076 ,069 -,825 -15,493 ,000 ,889 1,125

LOSS -,062 ,024 -,153 -2,624 ,010 ,743 1,346

ROA ,309 ,129 ,138 2,387 ,019 ,756 1,322

OSHIP ,057 ,065 ,047 ,886 ,377 ,895 1,118

RECEIV ,014 ,025 ,029 ,560 ,576 ,961 1,040

AUDREP -,021 ,011 -,102 -1,914 ,058 ,895 1,117

a. Dependent Variable: DAC

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) ,023 ,008 2,889 ,005

ACHANGE ,040 ,027 ,145 1,481 ,141

OCF -,044 ,051 -,083 -,873 ,385

LOSS ,010 ,017 ,064 ,611 ,543

ROA ,014 ,094 ,015 ,146 ,884

OSHIP ,014 ,047 ,029 ,302 ,763

RECEIV -,009 ,018 -,043 -,472 ,637

AUDREP ,016 ,008 ,185 1,942 ,055

a. Dependent Variable: ABS_RES

Page 123: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

103

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -,004 ,011 -,322 ,748

ACHANGE ,009 ,037 ,024 ,235 ,815

OCF -,005 ,069 -,007 -,069 ,946

LOSS ,005 ,024 ,023 ,216 ,830

ROA ,016 ,129 ,013 ,123 ,902

OSHIP ,008 ,064 ,012 ,118 ,907

RECEIV -,001 ,025 -,005 -,049 ,961

AUDREP ,001 ,011 ,009 ,097 ,923

RES_2 -,119 ,094 -,119 -1,264 ,209

a. Dependent Variable: Unstandardized Residual

Model Summaryb

Mode

l

R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,841a ,707 ,690 ,05870182

a. Predictors: (Constant), AUDREP, RECEIV, OCF,

OSHIP, ACHANGE, ROA, LOSS

b. Dependent Variable: DAC

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression ,966 7 ,138 40,060 ,000b

Residual ,400 116 ,003

Total 1,366 123

a. Dependent Variable: DAC

b. Predictors: (Constant), AUDREP, RECEIV, OCF, OSHIP, ACHANGE,

ROA, LOSS

Page 124: PENGARUH FINANCIAL STABILITY, FINANCIAL TARGET, …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/33308/1/REZZA... · kecurangan laporan keuangan dengan indikator manajemen laba

104

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N 124

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation ,05700698

Most Extreme

Differences

Absolute ,100

Positive ,100

Negative -,073

Kolmogorov-Smirnov Z 1,110

Asymp. Sig. (2-tailed) ,170

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.