PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · 2 pengaruh gaya kepemimpinan transformasional

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONALKEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI

    SMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG

    S K R I P S I

    Oleh :

    NAMA : SUYATNO

    NIM : 100563201126

    PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARAFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

    UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJITANJUNGPINANG

    2015

  • 2

    PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONALKEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI

    SMA MAITREYAWIRA TANJUNGPINANG(Suyatno, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang)

    AbstrakGaya kepemimpinan transformasional pada dasarnya sangat baik digunakan

    dalam memimpin suatu organisasi dengan tujuan adanya perubahan sesuai dengan yangdiharapkan. Akan tetapi, berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala UrusanKurikulum di SMA Maitreyawira, Sepling Paling, S.Si.,M.Pd. pada tanggal 25 Mei2014 mengatakan bahwa terdapat adanya hambatan dalam berkomunikasi yangmengakibatkan guru merasa kurang diperhatikan, diawasi, sehingga menimbulkanpersepsi negatif guru yang berdampak pada motivasi kerja menjadi kurang optimal. Halini terjadi dikarenakan banyaknya tugas dan kewajiban di luar sekolah yang harusdiselesaikan oleh kepala sekolah yang kadang sering meninggalkan sekolah. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa pada umumnya responden memberikan jawaban tidaksetuju pada variabel Gaya Kepemimpinan Transformasional dan variabel MotivasiKerja Guru, sehingga hasil analisis data diperoleh bahwa rendahnya motivasi kerja gurudipengaruhi oleh gaya kepemimpinan transformasional kepala sekolah. Besarnyapengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah terhadap MotivasiKerja Guru hanya sebesar 31,8 % sedangkan sisanya 68,2 % dipengaruhi oleh faktoryang lainnya..

    Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Kepemimpinan Transformasional, Motivasi Kerja

  • 3

    Latar BelakangGaya kepemimpinan kepala

    sekolah menjadi salah satu faktor yangmenentukan dalam keberlangsungandan perkembangan organisasipendidikan. Untuk mencapai tujuansekolah, hal ini bukanlah pekerjaanyang mudah dilakukan, karenaefektivitas seorang pemimpin diukurdari kinerja dan pertumbuhan organisasiyang dipimpinnya serta kepuasan guruterhadap pimpinannya. Oleh sebab itu,seorang pemimpin harus dapatmempengaruhi bawahannya untukmelaksanakan tugas yang diperintahkantanpa paksaan sehingga bawahan secarasukarela akan berperilaku danberkinerja sesuai tuntutan organisasimelalui arahan pimpinannya. Gayakepemimpinan ini pada dasarnyamerupakan gaya kepemimpinantransformasional yang menekankanpada pentingnya seorang pemimpindalam pengembangan visi bersama,memotivasi para bawahan untukberprestasi, pendistribusian kewenangankepemimpinan (Danim, 2005: 54).

    Gaya kepemimpinan yangdigunakan oleh kepala sekolah SMAMaitreyawira lebih mengarah ke gayatransformasional karena Kepala SekolahSMA Maitreyawira dalam memimpinpara guru dan stafnya memiliki ciriyang hampir sama dengan cirri-ciri gayakepemimpinan transformasional, seperti; dalam memimpin seringkalimengutamakan adanya suatu perubahandalam system manajemen yang lamayang telah lama dijalankan di SMAMaitreyawira yang selalu berpusat padaaturan-aturan dan perintah langsung dariYayasan, kepala sekolah dalammemberikan arahan dan petunjuk selalumenggunakan kata-kata yang dapatmembangkitkan semangat para gurudan stafnya, serta melakukan suatupekerjaan secara bersama-sama karena

    kepala sekolah SMA Maiteyawiramemiliki prinsip bahwa tercapainyasuatu tujuan organisasi merupakantanggungjawwab bersama sehingga apayang dikerjakan akan lebih baik jikadapat dilakukan secara bersama-samadan dengan kerjasama yang baik. Selainitu, hal yang paling terlihat pada KepalaSekolah SMA Maitreyawira adalahkreativitas dan kemampuanintelektualnya yang selalu kelihatancerdas dan mampu untuk melindungidan memperjuangkan bawahannya.Dengan memperhatikan fenomena ini,dapat disimpulkan bahwa gayakepemimpinan yang nampak padakepemimpinan Kepala Sekolah SMAMaitreyawira adalah gayakepemimpinan transformasional.

    Gaya kepemimpinantransformasional pada dasarnya sangatbaik digunakan dalam memimpin suatuorganisasi dengan tujuan adanyaperubahan sesuai dengan yangdiharapkan. Akan tetapi, berdasarkanhasil wawancara dengan Kepala UrusanKurikulum di SMA Maitreyawira,Sepling Paling, S.Si.,M.Pd. padatanggal 25 Mei 2014 mengatakanbahwa terdapat adanya hambatan dalamberkomunikasi yang mengakibatkanguru merasa kurang diperhatikan,diawasi, sehingga menimbulkanpersepsi negatif guru yang berdampakpada motivasi kerja menjadi kurangoptimal. Hal ini terjadi dikarenakanbanyaknya tugas dan kewajiban di luarsekolah yang harus diselesaikan olehkepala sekolah yang kadang seringmeninggalkan sekolah.

    Selain itu, Kepala sekolah belumsecara optimal memotivasi bawahanuntuk menjalankan tugas dengan baik.Hal ini tampak pada masih belumoptimalnya motivasi kerja guru di SMAMaitreyawira Tanjungpinang. Kaur

  • 4

    Kurikulum, Sepling Paling, S.Si.,M.Pd.yang diwawancara pada 25 Mei 2014mengatakan bahwa belum semua gurubertanggung jawab dalam bekerjaseperti kedisiplinan dalam bekerja,masih terdapat beberapa guru terlambatdalam memasuki kelas saat mengajaryang belum sesuai dengan waktu yangditentukan, kurangnya motivasi gurudalam menggali metode mengajar, sertakurang optimalnya pemanfaatan mediapembelajaran. Guru lebih banyakmenggunakan metode ceramah danhanya menggunakan buku teks danmedia-media konvensional dalampenyampaian materi pembelajaran.Motivasi guru dalam upayapengembangan potensi diri juga masihkurang optimal. Masih terdapatbeberapa guru yang mengalamikesulitan membuat media pembelajaran,

    tidak adanya guru di SMAMaitreyawira Tanjungpinang yangmembuat karya ilmiah, melakukanpenelitian pendidikan. Pengembanganpotensi guru harus lebih ditingkatkanagar dapat meningkatkan prestasi kerjasehingga dapat menghasilkan outputyang berkualitas.

    Berdasarkan fenomena di atasjelas bahwa masalah yang terjadi sangatberkaitan dengan gaya kepemimpinankepala Sekolah dan motivasi kinerjaguru, sehingga peneliti tertarik untukmelakukan suatu penelitian tentanggaya kepemimpinan Kepala Sekolahdan motivasi kinerja guru di sebuahSekolah, dengan judul penelitianPengaruh Gaya KepemimpinanTransformasional Kepala SekolahTerhadap Motivasi Kerja Guru DiSMA Maitreyawira Tanjungpinang.

    Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang yangpeneliti uraikan dan mengingatpentingnya motivasi kinerja guru, makadalam penelitian ini penelitimerumuskan permasalahan pokok yaitu

    Seberapa besar Pengaruh GayaKepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah terhadap MotivasiKinerja Guru di SMA MaitreyawiraTanjungpinang ?

    Kerangka Teori1. Gaya Kepemimpinan Transformasional

    Gaya kepemimpinantransformasional itu sendiri menurutSuharto (2006:16), adalah hubunganantara pemimpin dan bawahan yangsangat dekat sehingga menimbulkanemosi dan kedekatan yang sangat lain,dan bawahan merasa hormat dan percayapada pemimpinnya dan termotivasiuntuk bekerja lebih dari yangsebenarnya. Menurut Bass yang dikutipRobin (dalam Danim dan Suparno, 2009:

    57), terdapat empat macam komponendalam perilaku kepemimpinantransformasional yaitu :a. Idealized influence (charisma)/

    karismab. Intelctual stimulation/ stimulasi

    intelektualc. Individulized consideration/

    perhatian yang individualisasi1. Inspirational motivation/ motivasi

    inspirasional

    2. Motivasi KerjaIstilah motivasi berasal dari kata

    Latin movere yang berarti doronganatau menggerakkan. Motivasimempersoalkan bagaimana caramengarahkan daya dan potensi agar

    bekerja mencapai tujuan yang ditentukan(Hasibuan, 2006: 141). Pada dasarnyaseorang bekerja karena keinginanmemenuhi kebutuhan hidupnya.Dorongan keinginan pada diri seseorang

  • 5

    dengan orang yang lain berbedasehingga perilaku manusia cenderungberagam di dalam bekerja.

    Motivasi merupakan dorongandan kekuatan dalam diri seseorang untukmelakukan tujuan tertentu yang ingin dicapainya (Uno, 2013: 8). Dapatdiartikan bahwa yang dimaksud tujuanadalah sesuatu yang berada diluar dirimanusia sehingga kegiatan manusialebih terarah karena seseorang akanberusaha lebih semangat dan giat dalamberbuat sesuatu. Motivasi kinerja adalahsuatu dorongan mental yang munculdari dalam dan luar diri guru untukmelaksanakn tugas.

    Menurut Vroom (dalamPurwanto, 2006: 72), motivasi mengacukepada suatu proses mempengaruhipilihan-pilihan individu terhadapbermacam-macam bentuk kegiatan yangdikehendaki. Kemudian John P.Campbell, dkk mengemukakan bahwamotivasi mencakup di dalamnya arahatau tujuan tingkah laku, kekuatanrespons, dan kegigihan tingkah laku. Disamping itu, istilah tersebut mencakupsejumlah konsep dorongan (drive),kebutuhan (need), rangsangan(incentive), ganjaran (reward),penguatan (reinforcement), ketetapan

    tujuan (goal setting), harapan(expectancy), dan sebagainya.

    Motivasi kerja dipengaruhi olehfaktor internal dan eksternal. MenurutWahjosumidjo (2001: 42), faktor yangmempengaruhi motivasi meliputi faktorinternal yang bersumber dari dalamindividu dan faktor eksternal yangbersumber dari luar individu. Faktorinternal seperti sikap terhadappekerjaan, bakat, minat, kepuasan,pengalaman, dan lain-lain serta faktordari luar individu yang bersangkutanseperti pengawasan, gaji, lingkungankerja, kepemimpinan.

    Pengaruh eksternal khususnyakepemimpinan menurut HamzahB.Uno (2013: 72) seorang yangmemiliki motivasi kerja akan tampakmelalui : (a) Tanggung jawab dalammelakukan kerja, meliputi: kerja keras,tanggung jawab, pencapaian tujuan,menyatu dengan tugas; (b) Prestasiyang dicapainya, meliputi : doronganuntuk sukses, umpan balik, unggul; (c)Pengembangan diri, meliputi :peningkatan keterampilan, dandorongan untuk maju; (d) Kemandiriandalam bertindak, meliputi : mandiridalam bekerja, dan suka padatantangan.

    Variabel Penelitian

    Variabel Defenisi Variabel IndikatorSkala

    Pengukuran

    GayaKepemimpinanTransformasional

    Hubungan antara pemimpindan bawahan yang sangatdekat sehinggamenimbulkan emosi dankedekatan yang sangat lain,dan bawahan merasa hormatdan percaya padapemimpinnya dantermotivasi untuk bekerjalebih dari yang sebenarnya

    1. Kharisma

    Skala Likert

    2. StimulasiIntelektual

    3. PerhatianIndividual

    4. MotivasiInspirasional

    Dorongan dan kekuatandalam diri seseorang untuk

    1. TanggungJawab

  • 6

    Motivasi Kerjamelakukan tujuan tertentuyang ingin di capainya

    2. Prestasi Kerja Skala Likert3. Pengembangan

    Diri4. Kemandirian

    Sumber : Bass (dalam Danim dan Suparno 2009: 57) dan Uno (2013:72)

    Metode PenelitianPenelitian yang dilakukan ini

    bersifat Asosiatif, yaitu penelitianmencari hubungan antara satu variabeldengan variabel lainnya. Penelitian inidilakukan di sekolah MaitreyawiraTanjungpinang, Jalan Prof.Ir. SutamiNo. 66. Tanjungpinang.

    Populasi pada penelitian ini adalahkeseluruhan guru SMA MaitrewiyaTanjungpinng yang berjumlah 17 orangguru yang sekaligus dijadikan sebagaisampel penelitian sehingga jenis sampeldisebut sebagai total sampling.

    Data primer merupakan data yangdiperoleh langsung dari respoden yangmenjadi sasaran penelitian yang meliputidata hasil quesioner tentang gayakepemimpinan transformasionalterhadap motivasi guru.

    Data Sekunder merupakan datayang diperoleh dari pihak kedua ataubuku-buku, dokumen-dokumen, file,hasil olahan dan sebagainya yangmendukung dan melengkapi data primer.

    Teknik pengumpulan datadilakukan dengan cara observasi,

    wawancara, dan studi literatur. Datayang telah dikumpulkan dari hasilwawancara kemudian dianalisis secaradeskriptif kuantitatif yang dimulaidengan menaikkan data ordinal menjadiinterval kemudian dilakukan uji validitasdan uji reliabilitas pada kuesioner yangdigunakan. Selanjutnya data yangdiperoleh diuji secara statistik denganmenggunakan program SPSS versi 20melalui uji regresi liner sederhana danAnalisis Korelasi Pearson ProductMoment (PPM) atau KoefisienDeterminasi (r2) dengan berpedomanpada interpretasi Koefisien Korelasimenurut Riduwan (2009:221) :

    InterKoefisien

    Tingkat Hubungan

    0,00-0,1990,20-0,3990,40-0,5990,60-0,7990,80-1,000

    SANGAT RENDAHRENDAHSEDANG

    KUATSANGAT KUAT

    Sumber : Riduwan, 2009 : 221

    Hasil dan Pembahasan1. Uji Validitas

    Adapun hasil uji validitasterhadap instrumen penelitian(kuesioner yang akan digunakan) padavariabel gaya kepemimpinantransformasional kepala sekolah yangdiolah melalui program SPSS 20diperoleh hasil semua item soal nomor1 20 menunjukkan nilai rhitung lebihbesar dari nilai rtabel. Nilai rhitung yangdiperoleh dari hasil olahan SPSS beradapada rentang 0,471 0,889 dan nilairtabel pada jumlah sampel/responden 20

    adalah 0,444. Nilai rtabel ditentukandengan melihat jumlah sampel(responden) dengan tingkat kepercayaan(taraf signifikasi) 5 % atau 0,05.Dengan demikian, dapat dilihat bahwanilai rhitung > nilai rtabel. Ini membuktikanbahwa item soal 1 20 dikatakan validatau layak digunakan sebagai instrumenpenelitian. Maksudnya adalah data yangdiperoleh bisa relevan/sesuai dengantujuan diadakannya pengukurantersebut.

  • 7

    Demikian halnya denganinstrumen untuk variabel motivasi kerjaguru setelah diolah denganmenggunakan SPSS 20 menunjukkanbahwa semua item soal nomor 1 20memiliki rhitung yang berada padarentang nilai 0,501 0,913 dan nilairtabel pada jumlah sampel/responden 20adalah 0,444. Nilai rtabel ditentukan

    dengan melihat jumlah sampel(responden) dengan tingkat kepercayaan(taraf signifikasi) 5 % atau 0,05.Dengan demikian, dapat dilihat bahwanilai rhitung > nilai rtabel. Ini membuktikanbahwa item soal 1 20 dikatakan validatau layak digunakan sebagai instrumenpenelitian.

    2. Uji ReliabilitasBerdasarkan hasil olahan SPSS 20

    menunjukkan reliabilitas pada tabelCronbachs Alpha sebesar 0,958 danrtabel sebesar 0,456. Dengan demikianrhitung > rtabel sehingga dapat dikatakanbahwa instrumen variabel gayakepemimpinan transformasionaldikatakan reliabel dan dapat digunakandalam penelitian. Demikian halnya

    dengan instrumen variabel motivasikerja guru melalui pengolahan SPSS 20menunjukkan reliabilitas pada tabelCronbachs Alpha sebesar 0,953 danrtabel sebesar 0,456. Dengan demikianrhitung > rtabel sehingga dapat dikatakanbahwa instrumen variabel kepemimpinantransformasional dikatakan reliabel dandapat digunakan dalam penelitian.

    3. Regresi Linier SederhanaHasil pengolahan SPSS 20 dari

    hasil jawaban kuesioner yang telahdibagikan menunjukkan nilai thitungsebesar 2,553 yang jika dibandingkandengan nilai ttabel sebesar 2,132membuktikan bahwa thitung > ttabel ataudengan kata lain bahwa angka signifikanpada uji t < 0,05. Hal ini menunjukkanH0 tidak dapat diterima yang artinyabahwa terdapat pengaruh antara GayaKepemimpinan Transformasionalterhadap Motivasi Kerja Guru. Sehinggadengan demikian hasil penelitian dapatmenerima H1 dan menolak H0.

    Untuk menentukan seberapa besarpengaruh Gaya KepemimpinanTransformasional terhadap MotivasiKerja Guru, maka dilanjutkan denganmelihat tabel Model Summary hasilolahan SPSS 20 yang menunjukkan

    bahwa besarnya angka R Square adalah0,303 yang jauh dari 1 dan jikadikonsultasikan dengan interpretasiKoefisien Korelasi dalam Riduwan(2009 : 221) yang berada pada rentanangka 0,20-0,399 yang mengindikasikanbahwa korelasi antara variabelKepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah dengan Motivasi KerjaGuru ialah rendah.

    Besarnya pengaruh variabelKepemimpinan TransformasionalKepala Sekolah dengan Motivasi KerjaGuru adalah 0,303 atau sama dengan30,3%. Angka tersebut berarti bahwabesarnya pengaruh kepemimpinantransformasional kepala sekolahterhadap motivasi kerja guru adalahsebesar 30,3% sedangkan sisanyasebesar 69,7% dipengaruhi oleh faktorlain.

    KesimpulanBerdasarkan pembahasan dan

    hasil penelitian diperoleh suatukesimpulan bahwa :1. Untuk variabel Gaya Kepemimpinan

    Transformasional dengan indikator

    Kharisma, sebagian besar respondenmemberikan jawaban tidak setuju.Hal ini dikarenakan kepala sekolahtidak dapat menjadi contoh dan suritauladan bagi karyawannya, kurang

  • 8

    jujur, kurang energik dan kurangsenyum dalam bekerja, tidakberwibawa, dan kepala sekolahjarang sekali memberikan pujian bilaguru melaksanakan tugasnya denganbaik.

    2. Untuk variabel Gaya KepemimpinanTransformasional dengan indikatorstimulasi intelektual, sebagian besarmemberikan jawaban tidak setuju.Hal ini dikarenakan kepala sekolahjarang melakukan evaluasi diri, tidakadanya job descrition bagi guru,jarang memberikan gagasannya,kurang mengajak guru-guru bekerjabersama dalam pengembangansekolah, dan jarang melibatkan parabawahan dalam perencanaan danpengambilan keputusan dalamorganisasi berdasarkan bidangmasing-masing guru.

    3. Untuk variabel Gaya KepemimpinanTransformasional dengan indikatorperhatian individual, sebagian besarmemberikan jawaban tidak setuju.Hal ini dikarenakan kepala sekolahtidak adil, tidak melibatkanmasukan-masukan dari guru-gurudalam pengambilan keputusan, tidaktoleran, tidak memberikan apresiasiterhadap guru yang melakukantugasnya dengan baik, dan tidakpercaya dengan hasil kerjabawahannya.

    4. Untuk variabel Gaya KepemimpinanTransformasional dengan indikatormotivasi inspirasional, sebagianbesar responden memberikanjawaban tidak setuju. Hal inidikarenakan kepala sekolah tidakpernah memberikan semangatkepada bawahannya, tidak dapatmenjadi sumber inspirasi, kurangsosialisasi dengan bawahannya, dantidak pernah mengkomunikasikanekspektasi yang ingin dicapai.

    5. Untuk variabel Motivasi Kerja Gurudengan indikator tanggung jawab,

    sebagian besar respondenmemberikan jawaban tidak setuju.Hal ini dikarenakan guru-gurumerasa kurang bekerja keras untukmencapai prestasi terbaik, tidakadanya rasa memiliki, kurangdisiplin, ogah-ogahan dalam bekerja,dan kurangnya kesadaran para guruuntuk menganggap bahwa pekerjaanmerupakan hal yang utama.

    6. Untuk variabel Motivasi Kerja Gurudengan indikator prestasi kerja,sebagian besar respondenmemberikan jawaban tidak setuju.Hal ini dikarenakan kurangnya rasakepedulian guru terhadap tugas-tugasnya, kurang motivasi, tidakadanya umpan balik dari kepalasekolah terhadap prestasi kerja yangdilakukan, dan kurangnya loyalitasguru.

    7. Untuk variabel Motivasi Kerja Gurudengan indikator pengembangan diri,sebagian besar respondenmemberikan jawaban tidak setuju.Hal ini dikarenakan idak adanyaprogram pemilihan pegawai teladan,tidak ada pelatihan, tidak adanyapendorong untuk bekerja keras, tidakadanya pengembangan karir guru,dan tidak adanya keleluasaan kepadaguru dalam mengikuti seminar,workshop, ataupun sejenisnya yangberhubungan dengan bidang kerjayang dijalankan.

    8. Untuk variabel Motivasi Kerja Gurudengan indikator kemandirian,sebagian besar respondenmemberikan jawaban tidak setuju.Hal ini dikarenakan pemimpin tidakmemberikan penjelasan keada gurutentang pekerjaannya, tidak adanyamotivasi untuk belajar, sarana danprasarana yang menunjang pekerjaanguru tidak bekerja dengan baik,ketergantungan terhadap yanglainnya, dan ketiadaan untuk bekerjakeras dan berusaha mencari

  • 9

    informasi untuk mengatasi berbagaitantangan dalam tugas.

    9. Hasil analisis data melalui uji t dandeterminasi koefisien melaluiprogram SPSS Versi 20.0, diperolehbahwa Kepala Sekolah SMAMaitreyawira Tanjungpinang belumberhasil dalam menerapkan GayaKepemimpinan Transformasional.Hal ini dibuktikan dengan rendahnyapengaruh Gaya KepemimpinanTransformasional Kepala Sekolahterhadap Motivasi Kerja Gurudengan nilai R Square jauh dariangka 1 yaitu sebesar 0,303 jika

    dikonsultasikan dengan interpretasiKoefisien Korelasi dalam Riduwan(2009 : 221) yang berada pada rentanangka 0,20-0,399 yangmengindikasikan bahwa korelasiantara variabel KepemimpinanTransformasional Kepala Sekolahdengan Motivasi Kerja Guru ialahrendah. Sedangkan besarnyapengaruh Gaya KepemimpinanTransformasional Kepala Sekolahterhadap Motivasi Kerja Guru hanyasebesar 30,3 % sedangkan sisanya69,7 % dipengaruhi oleh faktor yanglainnya.

    Daftar Pustaka1. Buku SumberAlwi Hasan, dkk. 2005. Kamus BesarBahasa Indonesia. Jakarta : DepartemenPendidikan Nasional Balai Pustaka.

    Arikunto, Suharsimi. 2010. ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktik(edisi revisi 2010). Jakarta: RinekaCipta.

    Danim, Sudarwan. 2005. MenjadiKomunitas Pembelajar KepemimpinanTransformsional dalam KomunitasOrganisasi Pembelajaran, Jakarta: PTBumi Aksara.

    ______________. 2010. KepemimpinanPendidikan, Bandung : Alfabeta.

    Danim dan Suparno. 2009. Manajemendan Kepemimpinan TransformasionalKekepalasekolahan, Jakarta : RinekaCipta.

    Hadari, Nawawi. 2002. Kepemimpinandan Mengefektifkan Organisasi, GajahMada University Press, Yogyakarta.

    Hasibuan, Malayu. 2006. ManajemenSumber Daya Manusia, Jakarta: PTBumi Aksara.

    Juniarti, A. 2010. Pengaruh GayaKepemimpinan Kepala SekolahTerhadap Motivasi Kerja Guru Di ManMalang II Batu, Skripsi, UniversitasIslam Negeri (UIN) Maulana MalikIbrahim Malang.

    Mangukunegara, A. A. Anwar Prabu.2001. Manajemen Sumber DayaManusia Perusahaan, Penerbit PTRemaja Rosda Karya, Bandung.

    Mulyasa, E. 2011. Menjadi KepalaSekolah Profesional, Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.

    Muhidin, Sambas Ali dan MamanAbdurahman. 2007. Analisis Korelasi,Regresi, dan Jalur Dalam Penelitian.Bandung : Pustaka Setia.

  • 10

    Purwanto, Ngalim. 2006. PsikologiPendidikan, Bandung: PT RemajaRosdakarya.

    Riduwan. 2009. Metode dan TeknikMenyusun Tesis. Bandung : Alfabeta.

    Riduwan dan Sunarto. 2010. PengantarStatistika Untuk Penelitian Pendidikan,Sosial, Ekonomi Komunikasi, danBisnis. Bandung : Alfabeta.

    Sarwono, Jonathan. 2012. Metode RisetSkripsi Pendekatan KuantitatifMenggunakan Prosedur SPSS, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

    Sugiyono. 2010. Metode PenelitianPendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif, dan R & D. Bandung :Alfabeta.

    Suharto, Babun. 2006. KepemimpinanTransformasional Dalam Pendidikan(Studi Pengaruh KepemimpinanTransaksional dan Transformasional;Terhadap Kepuasan dan KinerjaBawahan). Surabaya : AprintA.

    Suparlan, 2008, Menjadi Guru Efektif,Jakarta: Hikayat Publishing.

    Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen SumberDaya Manusia. Jakarta: Prenada MediaGroup.

    Thoha, Miftah. 2010. KepemimpinanDalam Manejemen. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

    Uno, Hamzah B. 2013. Teori Motivasidan Pengukurannya Analisis di BidangPendidikan. Bumi Aksara: Jakarta.

    Wahjosumidjo. 2001. Kepemimpinandan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

    ____________.2010. KepemimpinanKepala Sekolah Tinjauan Teoritik danPermasalahannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Parsada

    Yukl, Gary. 2010. Kepemimpinan DalamOrganisasi (Edisi Kelima). Alih bahasa:Budi Supriyanto. Jakarta: PT. Indeks.

    2. Sumber Lainnya

    Anikmah. 2008. PengaruhKepemimpinan Transformasional danMotivasi Kerja Terhadap KinerjaKaryawan (Survey Pada PT. Jati AgungArsitama Grogol Sukoharjo). Surakarta :UMS. Skripsi

    Anita Juniarti. 2010. Pengaruh GayaKepemimpinan Kepala SekolahTerhadap Motivasi Kerja Guru di MANMalang II Batu.lib.uinmalang.ac.id/thesis/fullchapter/06110010-anita-juniarti.ps.diakses padatanggal 14 Mei 2012 pukul 21.40 WIB.

    Ivan Tri Sudewa. 2013. Pengaruh GayaKepemimpinan Kepala Sekolah terhadapProfesionalisme Guru di TK LovelyLovita Tanjungpinang, UniversitasMaritim Raja Ali Haji Tanjungpinang.Skripsi.

    Muhammad Alamfadillah. 2012.Pengaruh Gaya KepemimpinanTerhadap Motivasi Kerja KaryawanPada Kantor PT. Raja RaharjaTanjungpinang, Universitas MaritimRaja Ali Haji Tanjungpinang. Skripsi.

    Peraturan Menteri Pendidikan NasionalRepublik Indonesia Nomor 13 Tahun2007 Tentang Standar KepalaSekolah/Madrasah.

    134

    JURNAL Yatno - Copy.pdf