124
i Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Tax Avoidance Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015 Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun oleh: Rizal Ardiansyah 1112046100098 PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M / 1438 H

Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

  • Upload
    leque

  • View
    227

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

i

Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Tax

Avoidance Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun oleh:

Rizal Ardiansyah

1112046100098

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M / 1438 H

Page 2: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

ii

Page 3: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

iii

Page 4: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

iv

Page 5: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

v

ABSTRACT

This study aimed to examine the influence of good corporate governance

and profitability on the tax avoidance of sharia banking in Indonesia during

2011-2015 period. Good corporate governance is measured by institutional

ownership, board of commissioners, board of independent commissioners, audit

committee, and audit quality. Profitability is measured by return on asset. While

tax avoidance is measured by cash effective tax rate.

The data that used in this study is secondary data derived from annual

financial statements and good corporate governance report of sharia banking in

Indonesia during 2011-2015 period. The sampling technique was done by

purposive sampling method. The number of sharia banking that become sample in

this study were 8 banks so there are 40 research samples. The method of analysis

that used is multiple regression analysis.

The results of this study showed the board of commissioners, audit

committee, audit quality, and return on asset have an effect on tax avoidance of

sharia banking in Indonesia. Meanwhile, institutional ownership and board of

independent commissioners didn’t have effect on tax avoidance of sharia banking

in Indonesia.

Keywords :Tax Avoidance, Good Corporate Governance, Institutional

Ownership, Board of Commissioners, Board of Independent

Commissioners, Audit Committee, Audit Quality, and Return on

Asset.

Page 6: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

vi

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh good corporate governance dan

profitabilitas terhadap tax avoidance perbankan syariah di Indonesia periode

2011-2015. Good corporate governance diukur dengan kepemilikan institusional,

dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit.

Profitabilitas diukur dengan return on asset. Sedangkan tax avoidance diukur

dengan cash effective tax ratio.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berasal dari laporan keuangan tahunan dan laporan good corporate governance

bank umum syariah di Indonesia periode 2011-2015. Teknik pengambilan sampel

dilakukan dengan metode purposive sampling. Jumlah bank umum syariah yang

dijadikan sampel sebanyak 8 bank sehingga ada 80 sampel penelitian. Metode

analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dewan komisaris, komite audit,

kualitas audit, dan return on asset berpengaruh terhadap tax avoidance perbankan

syariah di Indonesia. Sementara itu, kepemilikan institusional dan dewan

komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tax avoidance perbankan

syariah di Indonesia.

Kata Kunci :Tax Avoidance, Good Corporate Governance, Kepemilikan

Institusional, Dewan Komisaris, Dewan Komisaris Independen,

Komite Audit, Kualitas Audit dan Return on Asset.

Page 7: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karuniaNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Skripsi ini adalah

sebagai syarat kelulusan dalam jenjang strata satu (S1) Sarjana Ekonomi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari dalam hal penulisan skripsi ini tidak lepas dari

kekurangan yang disebabkan keterbatasan yang penulis miliki. Penulis juga

menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis membutuhkan

kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan pendidikan dimasa

yang akan datang.

Dengan selesainya penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

penulis. Adapun ungkapan terima kasih ini penulis tujukan kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, M.Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak A.M. Hasan Ali, M.A, dan Bapak Dr. Abdurrauf, M.A, selaku

Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

viii

4. Bapak Aditya Ginanjar, S.E, M.Si, dan Ibu Fitri Damayanti, S.E, M.Si

selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbankan Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Dra. Hafni Muchtar, S.H, M.H, M.M, selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan arahan,

saran, dan solusi hingga terselesaikannya skripsi ini dengan baik.

6. Bapak Sofyan Rizal, S.E, M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik

yang telah membantu dalam hal bimbingan akademik terkait penyelesaian

studi.

7. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

8. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

9. Segenap Staf Akademik dan Staf Perpustakaan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu dalam penyelesaian pengurusan akademik dan kepustakaan.

10. Segenap Staf Akademik dan Staf Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

membantu dalam penyelesaian pengurusan akademik dan kepustakaan.

11. Orangtua tercinta Bapak Saidih dan Ibu Juriah, yang telah melimpahkan

kasih sayang serta tidak hentinya mendoakan dalam penyusunan skripsi

ini. Tidak lupa adik Indri Nuravica yang telah memberikan dukungannya.

Page 9: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

ix

12. Teman-teman Perbankan Syariah 2012, terimakasih telah saling berbagi,

mendukung, mengingatkan, dan mendoakan. Semoga silaturahmi kita

semua tetap terjaga.

13. Serta seluruh pihak yang telah berjasa namun belum mampu penulis

sebutkan satu persatu.

Akhir kata kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi

ini, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT

mencatatnya sebagai amal yang baik dan membalasnya lebih baik lagi. Semoga

skripsi ini dapat memberikan manfaat. Aamiin.

Jakarta, 16 April 2017

Rizal Ardiansyah

Page 10: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

x

DAFTAR ISI

COVER ……………….............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ……………… ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ……………………….. iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ……….. iv

ABSTRACT .............................………………………………………… v

ABSTRAK ……………………………………………………………… vi

KATA PENGANTAR ………………………………………………….. vii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………. x

DAFTAR TABEL ………………………………………………………. xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. xiii

DAFTAR GRAFIK …………………….................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah ……………………………………. 7

C. Pembatasan Masalah …………………………………. 8

D. Rumusan Masalah ……………………………………... 8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………………………. 9

F. Sistematika Penulisan ………………………………….. 11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Perpajakan ………………………... 13

B. Good Corporate Governance …………………………. 26

Page 11: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

xi

C. Profitabilitas …………………………………………... 43

D. Tax Avoidance ………………………………………... 44

E. Penelitian Terdahulu …………………………………. 48

F. Kerangka Pemikiran …………………………………. 52

G. Hubungan Antar Variabel Penelitian……………...…. 54

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian …………………………... 61

B. Metode Penentuan Sampel ………………………….. 61

C. Metode Pengumpulan Data ……………………….... 62

D. Metode Analisis Data ………………………………. 63

E. Variabel Penelitian ………………………………….. 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ………………… 77

B. Hasil Uji Statistika Deskriptif …………………….... 78

C. Hasil Uji Asumsi Klasik ……………………………. 82

D. Analisis Regresi Linear Berganda ………………….. 88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………… 99

B. Saran ……………………………………………….. 100

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 101

LAMPIRAN ………………………………………………………….. 105

Page 12: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ………………………………… 48

3.1 Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ………….. 68

4.1 Daftar Pemilihan Sampel ……………………………. 77

4.2 Daftar Nama Bank Umum Syariah …………………. 78

4.3 Statistik Deskriptif …………………………………... 79

4.4 One Sample Kolmogorov-Smirnov Test ……………. 84

4.5 Hasil Pengujian Multikolinieritas …………………… 85

4.6 Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi …………... 87

4.7 Hasil Uji Autokorelasi dengan DW Test …………..... 87

4.8 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda …………… 88

4.9 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi ……………... 90

4.10 Hasil Pengujian Uji t …………………………………. 91

4.11 Hasil Pengujian Uji F ………………………………… 97

Page 13: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Keterangan Halaman

2.1 Struktur Good Corporate Governance …………….. 33

2.2 Kerangka pemikiran Penelitian ……………………. 53

4.1 Uji Normalitas Data ……………………………….. 83

4.2 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ………………. 86

Page 14: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Keterangan Halaman

1.1 Realisasi Penerimana Pajak ………………………... 1

Page 15: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan siaran pers Kementerian Keuangan, Minggu (3/1), realisasi

total penerimaan pajak (netto) tahun 2015 mencapai Rp 1055 triliun. Selain

pertama kali sepanjang sejarah di atas Rp 1000 triliun, pencapaian tersebut lebih

tinggi 7.4 persen dibandingkan penerimaan pajak tahun 2014 yang sebesar Rp

981.9 triliun. Tapi, realisasi pajak tahun lalu tersebut cuma 81.5 persen dari target

penerimaan pajak dalam APBN-Perubahan 2015 yang dipatok Rp 1294.3 triliun.

Dengan kata lain, selisih antara target dengan realisasi penerimaan pajak

mencapai Rp 239.3 triliun atau kekurangan pajak tahun 2015 sebesar 18.5 persen.

Grafik 1.1

Realisasi Penerimaan Pajak Indonesia periode 2011-2015

Realisasi penerimaan pajak tahun 2015 tersebut merupakan yang terendah

jika mengacu kepada data Bank Indonesia sejak tahun 1990 silam. Sebagai

70%

75%

80%

85%

90%

95%

100%

2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Penerimaan Pajak

Page 16: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

2

gambaran, dalam lima tahun terakhir ini realisasi penerimaan pajak selalu di atas

90 persen meski beberapa tahun belakangan persentasenya terus menurun.

Contohnya pada 2013 dan 2014 realisasi penerimaan pajak sebesar 92 persen dari

target.1

Pajak sesuai definisi dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 adalah kontribusi

wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat.

Pajak saat ini bisa dikatakan sebagai primadona penerimaan bagi negara.

Beberapa tahun yang lalu sektor perpajakan dianggap sebagai unsur penerimaan

sekunder sebab waktu itu pemerintah lebih mengandalkan penerimaan dari sektor

minyak dan gas (migas). Seiring berjalannya waktu, pajak akhirnya menjadi unsur

yang dominan dalam penerimaan negara setelah sektor migas tidak lagi bisa

diandalkan. Sebagai negara besar dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta,

Indonesia tentu membutuhkan banyak sekali dana sebagai sumber pembiayaan,

baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dari luar negeri, dana bisa berupa

investasi, hibah, ataupun pinjaman. Sedangkan dari dalam negeri, salah satunya

dari unsur pajak sebagai sumber penerimaan terbesar.

1Desy Setyowati (2016), “Terendah Sejak 1990, Realisasi Pajak 2015 Cuma 81.5%”,

diakses pada 20 September pukul 19:30 dari http://katadata.co.id

Page 17: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

3

Sebagai sumber penerimaan yang menjadi sumber utama, otomatis dana

dari pajak sangat berperan dalam neraca keuangan pemerintah. Sampai saat ini

hampir 70 persen penerimaan negara kita ditopang dari pajak. Manfaat pajak bisa

kita lihat dan rasakan dalam kehidupan kita sehari-hari hampir di semua sektor.

Fasilitas kesehatan, transportasi, pendidikan, sarana dan prasarana umum tak lain

dan tak bukan adalah sumbangsih dari pajak. Termasuk untuk mencicil utang luar

negeri.2 Pentingnya pajak bagi perekonomian negara mengharuskan pemerintah

untuk dapat memaksimalkan penerimaan pajak, salah satu upaya yang sedang

gencar dilakukan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan penerimaan pajak

adalah dengan diterbitkannya aturan mengenai program tax amnesty. Salah satu

tujuan tax amnesty sendiri berdasarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016

yaitu untuk mendorong reformasi perpajakan menuju sistem perpajakan yang lebih

berkeadilan serta perluasan basis data perpajakan yang lebih valid, komperhensif,

dan terintegtasi serta untuk meningkatkan penerimaaan pajak.

Dalam pelaksanaannya wajib pajak dan pemerintah memiliki kepentingan

yang berbeda terkait dengan pembayaran pajak. Wajib pajak cenderung untuk

mengurangi jumlah pembayaran pajak, sedangkan pemerintah berusaha

meningkatkan penerimaan pajak. Bagi wajib pajak khususnya perusahaan atau

badan usaha, pajak merupakan salah satu beban utama yang akan mengurangi laba

bersih, sedangkan dari sisi pemerintah, penerimaan pajak sebagai sumber

keuangan negara yaitu sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan

2Afrizal Woyla (2011), “Persentase Pajak dalam Porsi APBN”, diakses pada 20

September pukul 19:00 dari https://afrizalwszaini.wordpress.com

Page 18: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

4

pengeluaraan-pengeluaraan pemerintah. Dengan demikian peranan pajak bagi

negara menjadi sangat dominan dalam menunjang jalannya roda pemerintahan.

Adanya perbedaan kepentingan itulah yang menyebabkan timbulnya

perlawanan pajak. Menurut Waluyo (2010) dalam Hermawan (2015) perlawanan

terhadap pajak dibedakan menjadi perlawanan pasif dan perlawanan aktif.

Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak dan

mempunyai hubungan erat dengan stuktur ekonomi, sedangkan perlawanan aktif

adalah semua usaha dan perbuatan secara langsung yang ditujukan kepada

pemerintah (fiskus) dengan tujuan menghindari pajak.3

Usaha pengurangan pembayaran pajak secara legal disebut penghindaran

pajak (tax avoidance), sedangkan usaha pengurangan pembayaran pajak secara

ilegal disebut (tax evasion). Penghindaran pajak merupakan salah satu upaya

meminimalisasi beban pajak yang sering dilakukan oleh perusahaan, karena masih

dalam bingkai peraturan yang berlaku. Meski penghindaran pajak bersifat legal,

dari pihak pemerintah tidak menginginkan hal tersebut. Fenomena penghindaran

pajak di Indonesia dapat dilihat dari rasio pajak atau tax ratio negara Indonesia.

Rasio pajak menunjukkan kemampuan pemerintah dalam mengumpulkan

pendapatan pajak atau menyerap kembali produk domestik bruto (PDB) dari

masyarakat dalam bentuk pajak. Semakin tinggi rasio pajak suatu negara maka

semakin baik kinerja pemungutan pajak negara tersebut. Namun pada

3Hermawan Noor Adriyanto (2015), “Pengaruh Return on Assets, Leverage, Corporate

Governance, dan Sales Growth terhadap Tax Efficience pada Perusahaan Manufaktur yang

terdaftar di BEI tahun 2009-2012”, (Skripsi SI Program Sarjana Ekonomi Universitas Negeri

Semarang), h.3

Page 19: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

5

kenyataannya rata-rata rasio pajak negara Indonesia tergolong rendah. Rendahnya

rata-rata rasio pajak menunjukkan bahwa pendapatan negara Indonesia yang

berasal dari pajak belum optimal. Fenomena perbedaan kepentingan antara wajib

pajak dengan pemerintah dan rata-rata rasio pajak yang belum memenuhi target

dapat mengindikasikan adanya aktivitas penghindaran pajak yang cukup besar,

sehingga penerimaan pajak negara Indonesia masih belum optimal.

Selain dituntut untuk membayar pajak sebagai kewajiban, perusahaan-

perusahaan go-public di Indonesia juga diharuskan untuk menerapkan good

corporate governance. Good corporate governance menjelaskan hubungan antara

pemilik dan manajer perusahaan dalam menentukan arah kinerja perusahaan.

Penerapaan corporate governance bertujuan untuk meminimumkan konflik

keagenan, yaitu konflik kepentingan yang terjadi antara pemegang saham dengan

manajer. Konflik keagenan muncul apabila tujuan yang ingin dicapai manajer

perusahaan tidak sejalan dengan kepentingan pemegang saham. Pemegang saham

mengharapkan pendapatan dividen yang maksimal atas dana yang mereka

investasikan. Pihak manajemen lebih mementingkan aktivitas operasional

perusahaan dengan tidak membagikan dividen dan mengalokasikannya sebagai

laba ditahan. Keselarasan hubungan pemegang saham dan manajer perusahaan

akan saling mempengaruhi kebijakan perpajakan yang akan digunakan.

Penerapan good corporate governance dalam menentukan kebijakan

perpajakan yang akan digunakan oleh perusahaan berkaitan dengan pembayaran

pajak penghasilan perusahaan. Pembayaran pajak penghasilan didasarkan pada

besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Perusahaan tentunya selalu

Page 20: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

6

menginginkan laba yang besar, namun laba yang besar akan dikenakan beban

pajak yang besar. Beban pajak yang besar menyebabkan perusahaan akan berusaha

untuk melakukan penghindaran pajak dengan risiko yang kecil.

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan

dapat menggunakan rasio profitabilitas tergantung pada informasi yang diambil

dari laporan keuangan.4 Rasio profitabilitas yaitu rasio yang menggambarkan

keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba secara keseluruhan dengan cara

membandingkan antara laba sebelum pajak dengan total aset. Tingkat profitabilitas

lebih sering diukur dengan menggunakan rasio keuangan return on asset. Semakin

besar return on asset suatu perusahaan, maka semakin besar pula tingkat

keuntungan yang dicapai perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi

perusahaan tersebut dari penggunaan aset. Semakin kecil rasio ini

mengindikasikan kurangnya kemampuan manajemen perusahaan dalam hal

mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan/atau menekan biaya.

Menurut Surbakti (2012), profitabilitas perusahaan dengan penghindaran

pajak memiliki hubungan yang positif dan apabila perusahaan ingin melakukan

penghindaran pajak maka harus semakin efisien dari segi beban sehingga tidak

perlu membayar pajak dalam jumlah besar. Perusahaan yang memiliki

profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax

planning yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan. Apabila rasio

profitabilitas tinggi, berarti menunjukkan adanya efisiensi yang dilakukan oleh

4 Manahan P. Tampubolon. Manajemen Keuangan (Finance Management). (Bogor :

Ghalia Indonesia, 2005), h.39

Page 21: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

7

pihak manajemen. Laba yang meningkat mengakibatkan profitabilitas perusahaan

juga meningkat, sehingga jumlah pajak yang harus dibayarkan juga meningkat.

Atau dapat dikatakan ada kemungkinan upaya dari perusahaan untuk melakukan

penghindaran pajak.

Penelitian mengenai penghindaran pajak di Indonesia masih sangat jarang

dijumpai karena keterbatasan data mengenai pajak badan usaha. Pengukuran

penghindaran pajak seringkali masih menggunakan beberapa pendekatan tidak

langsung. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini mengambil judul

“Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Tax

Avoidance Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015”

B. Identifikasi Masalah

Saat ini isu mengenai corporate governance dan tax avoidance masih

merupakan isu menarik untuk diperbincangkan, selain itu karena Indonesia

menerapkan self assesment system dalam pembayaran perpajakan, yaitu wajib

pajak berkewajiban untuk menghitung sendiri, membayar sendiri dan melaporkan

pajaknya sendiri. Sehingga ada kemungkinan bahwa wajib pajak menyimpulkan

atau menginterpretasikan sendiri peraturan pajak yang ada, sehingga secara

sengaja atau tidak, ada kemungkinan bahwa wajib pajak dapat memanfaatkan

celah dari peraturan perpajakaan ke dalam tindakan perencanaan pajak. Ternyata

menurut interpretasi oleh otoritas pajak merupakan tindakan penghindaran pajak

atau penggelapan pajak. Risiko yang ditiimbulkan dapat merugikan dari segi

finansial karena besarnya denda bisa lebih besar dari besarnya beban pajak yang

Page 22: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

8

seharusnya dibayarkan dan membuat citra buruk perusahaan dimata khalayak

apabila dipublikasikan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan masalah yang sudah diidentifikasikan pada sub-bab

sebelumnya maka terdapat batasan dalam penelitian ini yaitu:

1. Penelitian hanya akan membahas pengaruh good corporate governance

dan profitabilitas terhadap tax avoidance.

2. Indikator yang diteliti berasal dari laporan keuangan tahunan dan laporan

good corporate governance bank umum syariah di Indonesia periode

2011-2015.

3. Data diolah menggunakan regresi berganda.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka pokok masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah good corporate governance yang diproksikan5 dengan

kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh terhadap tindakan tax

avoidance ?

2. Apakah good corporate governance yang diproksikan dengan dewan

komisaris secara parsial berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance?

5 Diproksikan merupakan suatu tanda atau pengukuran tidak langsung yang mendekati

atau mewakili suatu fenomena yang tidak memiliki tanda atau pengukuran secara langsung.

Page 23: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

9

3. Apakah good corporate governance yang diproksikan dengan dewan

komisaris independen secara parsial berpengaruh terhadap tindakan tax

avoidance?

4. Apakah good corporate governance yang diproksikan dengan komite

audit secara parsial berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance?

5. Apakah good corporate governance yang diproksikan dengan kualitas

audit secara parsial berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance?

6. Apakah profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset secara

parsial berpengaruh terhadap tindakan tax avoidance?

7. Apakah good corporate governance yang diproksikan dengan

kepemilikan institusional, dewan komisaris, komite audit, dan kualitas

audit serta profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset secara

simultan berpengaruh dengan tindakan tax avoidance?

E. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh good corporate governance yang

diproksikan dengan kepemilikan institusional secara parsial terhadap

tindakan tax avoidance

2. Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh good corporate governance yang

diproksikan dengan dewan komisaris secara parsial terhadap tindakan tax

avoidance

Page 24: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

10

3. Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh good corporate governance yang

diproksikan dengan dewan komisaris independen secara parsial terhadap

tindakan tax avoidance

4. Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh good corporate governance yang

diproksikan dengan kualitas audit secara parsial terhadap tindakan tax

avoidance

5. Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh good corporate governance yang

diproksikan dengan komite audit secara parsial terhadap tindakan tax

avoidance

6. Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh profitabilitas yang diproksikan

dengan return on asset secara parsial terhadap tindakan tax avoidance

7. Untuk menjelaskan bagaimana pengaruh good corporate governance yang

diproksikan dengan kepemilikan institusional, dewan komisaris, komite

audit, kualitas audit dan profitabilitas yang diproksikan dengan return on

asset secara simultan terhadap tindakan tax avoidance

Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah :

1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur

mengenai tax avoidance dan mendukung penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat

memberikan informasi bagi penelitian yang akan dilakukan berikutnya.

2. Bagi perusahaan, untuk manajemen perusahaan dapat menjadi masukan

dan dorongan bahwa betapa pentingnya pengaruh penerapan corporate

governance terhadap kegiatan tax avoidance dalam kegiatan operasional

Page 25: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

11

perusahaan, sehingga dapat mencegah perusahaan terjerumus dalam

lingkar ambiguitas yang terdapat dalam peraturan perpajakan antara

kegiatan yang legal maupun ilegal dalam perencanaan pajaknya. Hal ini

dapat menimbulkan risiko yang diterima oleh perusahaan terkait hal

tersebut, jadi manajemen dapat merancang suatu mekanisme corporate

governance yang sesuai dengan perusahaannya dan terhindar dari

penyimpangan hukum pajak dalam kegiatan menentukan besarnya pajak

yang harus dibayarkan pada negara.

3. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

penyusun dalam memahami mengenai tax avoidance, dan dapat

mengadakan perbandingan antara teori-teori yang telah dapat dibangku

kuliah dengan kenyataan yang ada dilapangan serta sejauh mana teori

tersebut dapat diaplikasikan.

F. Sistematika Penulisan

Agar dapat diperoleh pemahaman yang runtut, sistematis dan jelas, maka

penyusun memberikan kerangka sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Bab ini merupakan gambaran awal dari apa yang akan dilakukan oleh

peneliti yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan, dan sistematika penulisan.

Bab II Telaah Pustaka

Bab ini menyediakan kajian kepustakaan yang berisi tentang landasan

teori tentang perbankan syariah dan tax avoidance. Selain itu bab ini juga berisi

Page 26: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

12

review studi penelitian terdahulu yang berhubungan dengan tax avoidance

sebagai referensi penelitian. Melalui penelitian terdahulu maka terbentuklah

kerangka konsep sebagai miniatur penelitian yang nantinya akan menjadi dasar

dalam pembentukan hipotesis.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini merupakan bagian yang menguraikan tentang variabel penelitian

dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data,

metode pengumpulan data, dan metode analisis.

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab ini berisi tentang pembahasan yang memaparkan hasil dari pengujian

hipotesis dan menganalisa data-data yang diperoleh dalam penelitian sehingga

didapat hasilnya, yang kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil yang

didapat guna mendapatkan kesimpulan.

Bab V Penutup

Bab ini merupakan bagian yang berisi tentang kesimpulan yang dapat

ditarik berdasarkan hasil pengolahan data dan disampaikan pula keterbatasan

penelitian serta saran yang berkaitan dengan penelitian sejenis yang bermanfaat

untuk penelitian selanjutnya.

Page 27: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Perpajakan

1. Pengertian Pajak

Pengertian Pajak menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H.

merumuskan pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan

undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa

timbal yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.6

Ferdinand H.M. Grapperhaus merumuskan definisi pajak sebagai

“an individual sacrifice for a collective goal”.7

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan disebutkan bahwa pajak

adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.8

2. Fungsi Pajak

Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan

bernegara, khususnya dalam pelaksanaan pembangunan. Karena pajak

6Supramono, Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan, (Yogyakarta: Andi

Offset, 2003), h.8 7Safri Nurmantu, Pengantar Perpajakan Edisi 2, (Jakarta: Granit, 2003), h.13

8Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, h.2

13

Page 28: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

14

merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua

pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Berdasarkan hal diatas

maka pajak mempunyai beberapa fungsi yaitu:

a. Fungsi Penerimaan (Budgetair)

Dalam fungsi budgetair, pajak berfungsi sebagai sumber

dana untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Contoh:

penerimaan yang berasal dari sektor pajak mencapai 77.7% dari

keseluruhan penerimaan negara pada rancangan anggaran

pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2015.

b. Fungsi Mengatur (Regulair)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengukur atau

melaksanakan kebijakan negara dibidang sosial dan ekonomi.

Contoh: pemerintah menggunakan pajak sebagai instrumen yang

efektif untuk dapat menghalangi konsumsi terhadap produk-produk

yang berdampak negatif seperti rokok dan minuman beralkohol.

Pengendalian dilakukan dengan meningkatkan beban pajak

setinggi-tingginya.9

c. Fungsi Stabilisasi

Dengan adanya pajak, pemerintah memiliki dana untuk

menjalankan kebijakan yang berhubungan dengan stabilitas harga

sehingga inflasi dapat dikendalikan. Hal ini bisa dilakukan antara

9 Puput Arisna dan Eddy Gunawan (2016), “Pengaruh Tarif Cukai Tembakau dan Pesan

Bergambar Bahaya Rokok terhadap Konsumsi Rokok di Banda Aceh”. ( Jurnal Ekonomi dan

Kebijakan Publik. Vol.3, No.2), h.199

Page 29: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

15

lain dengan jalan mengatur peredaran uang di masyarakat,

pemungutan pajak, dan penggunaan pajak yang efektif dan efesien.

d. Fungsi Redistribusi Pendapatan

Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan

untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga

membiayai pembangunan sehingga dapat membuka kesempatan

kerja, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan

masyarakat.10

3. Jenis Pajak

Pajak dapat dibedakan menurut golongan, sifat, dan lembaga

pemungutnya sebagaimana akan diuraikan sebagai berikut:

Jenis Pajak Menurut Golongannya

a. Pajak langsung, pajak langsung adalah pajak yang pembebannya

tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi

beban langsung wajib pajak yang bersangkutan. Contohnya pajak

penghasilan (PPh).

b. Pajak tak langsung, pajak tak langsung adalah pajak yang

pembebannya dapat dilimpahkan kepihak lain. Contohnya pajak

pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan.

Jenis Pajak Menurut Sifatnya

a. Pajak Subyektif, pajak subyektif adalah pajak yang didasarkan atas

keadaan subyeknya, memperhatikan keadaan diri wajib pajak yang

10

Supramono, Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan, (Yogyakarta: Andi

Offset, 2003), h.2

Page 30: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

16

selanjutnya dicari dari syarat objektifnya (memperhatiakan

keadaan wajib pajak). Contohnya Pajak penghasilan (PPh)

b. Pajak Obyektif, pajak obyektif adalah pajak yang berpangkal pada

obyeknya tanpa memperhatikan diri wajib pajak. Contohnya pajak

bumi dan bangunan (PBB), karena pajak bumi dan bangunan

dikenakan terhadap keadaan dari tanah dan bangunan, bukan dari

keadaan pemiliknya.

Jenis Pajak Menurut Lembaga Pemungutannya

a. Pajak Pusat (Negara), pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai pengeluaran negara. Contohnya

pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), PPn dan

bea materai/ pajak penjualan atas barang mewah.

b. Pajak daerah, pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan

digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah. Pajak daerah

diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak

daerah dan retribusi daerah.

Pajak daerah sendiri dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Pajak Provinsi, jenis pajak provinsi terdiri atas pajak

kendaraan bermotor, bea balik nama kendaran bermotor, pajak

bahan bakar kendaraan bermotor, pajak air permukaan, dan

pajak rokok.

2) Pajak Kabupaten/Kota, jenis pajak kabupaten/kota terdiri atas

pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, dan

Page 31: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

17

pajak penerangan jalan, pajak mineral bukan logam dan

batuan, pajak parkir, pajak air tanah, pajak sarang burung

walet, pajak bumi dan bangunan perdesaan dan perkantoran,

dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan.11

4. Syarat Pemungutan Pajak

a. Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)

Pemungutan pajak yang adil berarti pajak yang dipungut

harus adil dan merata, sehingga harus sebanding dengan

kemampuan membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang

diminta wajib pajak dari pemerintah.

b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat

yuridis)

Di Indonesia pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2.

Hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan,

baik bagi negara maupun warga negaranya.

c. Pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian (syarat

ekonomi)

Negara menghendaki agar perekonomian negara dan

masyarakat dapat senantiasa meningkat. Oleh karena itu,

pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan

produksi dan perdagangan yang akan mengakibatkan kelesuan

11

Supramono, Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan, (Yogyakarta: Andi

Offset, 2003), h.3

Page 32: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

18

perekonomian negara. Oleh karena itu dimungkinkan pemberian

fasilitas perpajakan sejauh pemberian fasilitas ini berdampak

positif bagi perekonomian negara.

d. Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansial)

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus

lebih kecil dari pajak yang dipungut.

e. Sistem pemungutan pajak harus sederhana

Pemungutan pajak hendaknya dilaksanakan secara

sederhana sehingga syarat kesederhanaan akan memudahkan wajib

pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya. Dengan

demikian kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dapat

terwujud.12

5. Teknik Pemungutan Pajak

Prof. Dr. AJ. Adriani membagi teknik pemungutan pajak menjadi

tiga, yaitu sebagai berikut.

a. Wajib pajak menentukan sendiri jumlah pajak yang terutang sesuai

dengan undang-undang.

b. Ada kerjasama antara wajib pajak dengan fiskus.

c. Fiskus menentukan jumlah pajak yang terutang.

Dalam literatur yang terbaru, sistem/teknik pemungutan pajak

dibedakan menjadi sebagai berikut.

12

Supramono, Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan, (Yogyakarta: Andi

Offset, 2003), h.6

Page 33: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

19

a. Sistem Self Assessment

Dalam sistem self assessment, wajib pajak sendiri yang

menghitung, menetapkan, menyetorkan, dan melaporkan pajak

yang terutang. Definisi self assessment yang ada dalam

international tax glossary adalah sebagai berikut:

“Under self assessment is meant the system which the taxpayer is

required not only to declare his basis of assessment (e.g taxable

income) but also to submit a calculation of the tax due from him

and, usually, to acompany his calculation with payment of the

amount he regards as due”

Dalam sistem ini, fiskus hanya berperan untuk mengawasi

seperti misalnya melakukan penelitian apakah surat pemberitahuan

(SPT) telah diisi dengan lengkap dan semua lampiran sudah

diserahkan, juga meneliti kebenaran perhitungan dan penulisan.

Meskipun demikian, untuk mengetahui kebenaran (material) data

yang ada dalam SPT, fiskus akan melakukan pemeriksaan. Di

Indonesia, pajak penghasilan orang pribadi dan badan serta pajak

pertambahan nilai menggunakan sistem ini.

b. Sistem Official Assessment

Berbeda dengan sistem self assessment, dalam sistem

official assessment, fiskus berperan aktif dalam menghitung dan

menentukan besarnya pajak yang terutang. Berdasarkan surat

ketetapan yang ditertibkan fiskus, wajib pajak membayar pajak

Page 34: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

20

yang terutang tersebut. Di Indonesia, pajak bumi dan bangunan

bisa dikatakan menganut sistem ini karena besarnya pajak yang

terutang dihitung dan ditetapkan fiskus melalui surat

pemberitahuan pajak terhutang (SPPT).

c. Sistem Withholding

Ide pemungutan pajak dengan cara withholding pertama

kali diintroduksi di Amerika Serikat pada tahun 1943 dalam rangka

mengakselerasi pengumpulan/pemungutan pajak selama perang

dunia kedua. Karena terbukti efisien dan efektif, sistem

withholding dengan cepat diadopsi oleh negara-negara lainnya.

Dalam withholding system, pihak ketiga (yang dekat

dengan wajib pajak) yang menghitung, menetapkan, menyetorkan,

dan melaporkan pajak yang sudah dipotong/dipungut tersebut.

Misalnya pemberi kerja wajib menghitung dan menetapkan berapa

pajak penghasilan (PPh) yang harus dipotong atas penghasilan

(gaji, upah, dan sebagainya) yang diterima pegawai. Lalu ia juga

harus menyetorkan PPh yang telah dipotong tersebut, kemudian

melaporkannya kepada kantor pelayanan Pajak.

6. Timbul dan Hapusnya Hutang Pajak

Ada dua ajaran yang mengatur timbulnya utang pajak yaitu:

Page 35: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

21

a. Ajaran Formil, hutang pajak timbul karena dikeluarkannya surat

ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini diterapkan pada official

assessment system.

b. Ajaran Materiil, hutang pajak timbul karena berlakunya undang-

undang. Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan dan

perbuatan. Ajaran ini diterapkan pada self assessment system.

Hapusnya hutang pajak dapat disebabkan beberapa hal, yaitu:

a. Pembayaran, hutang pajak yang melekat pada wajib pajak akan

dihapus karena pembayaran yang dilakukan ke kas negara atau

tempat lain yang ditunjuk pemerintah.

b. Kompensasi, terjadi apabila wajib pajak mempunyai kelebihan

pembayaran pajak. Kelebihan pembayaran tersebut dapat

dikompensasi sebagai pajak terutang.

c. Daluwarsa artinya sebagai daluwarsa penagihan.

d. Pembebasan dan Penghapusan, hutang pajak tidak dapat berakhir

dalam arti yang semestinya, tetapi karena ditiadakan. Penghapusan

hutang pajak ini sama sifatnya dengan pembebasan, tetapi

diberikannya karena keadaan keuangan wajib pajak.13

7. Hambatan Pemungutan Pajak

Realita pemungutan pajak pasti akan menemui berbagai hambatan.

Bagi sebagian orang dan pelaku dunia usaha, pajak merupakan sebuah

beban yang akan mengurangi pendapatan mereka. Penghindaran dan

13

Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi, (Yogyakarta : Andi Offset, 2003), h.8

Page 36: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

22

perlawanan terhadap pemungutan pajak merupakan suatu bentuk

hambatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya penerimaan negara.

Bentuk hambatan terhadap pemungutan pajak dapat dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

a. Perlawanan Pasif

Perlawanan terhadap pajak berarti melibatkan para wajib

pajak. Tapi untuk perlawanan pasif, adalah perlawanan yang

inisiatifnya atau bukan kemauan dan usaha dari para wajib pajak

itu sendiri. Perlawanan pasif ini disebabkan oleh struktur ekonomi,

perkembangan moral dan intelektual penduduk dan teknik

pemungutan pajak itu sendiri.

1) Struktur ekonomi

Struktur ekonomi suatu negara mempengaruhi

pemungutan pajak dinegara tersebut. Hal ini terkait dengan

perhitungan sendiri pendapatan netto oleh wajib pajak

sendiri. Contohnya pajak penghasilan yang diterapkan pada

masyarakat agraris. Dalam hal ini, wajib pajak harus

menghitung sendiri. Namun, menghitung pendapatan netto

akan sangat sulit dilakukan oleh masyarakat agraris. Karena

itu timbullah perlawanan pasif terhadap pajak.

2) Perkembangan moral dan intelektual masyarakat

Yaitu perlawanan pasif yang timbul dari lemahnya

sistem kontrol yang dilakukan oleh fiskus ataupun karena

Page 37: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

23

objek pajak itu sendiri yang sulit untuk dikontrol.

Contohnya di Belgia terdapat pajak yang dikenakan

terhadap permata. Dikarenakan ukuran permata yang kecil

dan sulit untuk dikontrol keberadaannya maka bisa saja

pemilik permata ini menyembunyikannya agar terhindar

dari pengenaan pajak.

3) Teknik pemungutan pajak itu sendiri

Cara perhitungan pajak yang rumit dan memerlukan

pengisian formulir yang rumit menyebabkan adanya

penghindaran pajak, prosedur yang berbelit-belit dan

menyulitkan wajib pajak dan membuka celah untuk

negosiasi antara petugas dan pembayar pajak juga dapat

mengakibatkan adanya penghindaran pajak.

b. Perlawanan Aktif

Perlawanan aktif adalah perlawanan yang inisiatifnya

berasal dari wajib pajak itu sendiri. Hal ini merupakan usaha yang

secara langsung dan bertujuan untuk menghindari pajak atau

mengurangi kewajiban pajak yang seharusnya dibayar. Bentuk

perlawanan aktif antara lain:

1) Tax Avoidance, usaha untuk meringankan beban pajak

dengan tidak melanggar undang-undang. Penghindaran dari

pajak dilakukan dengan tiga cara yaitu:

Page 38: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

24

a) Menahan diri, maksudnya adalah para wajib pajak ini

tidak ingin terkena pajak, maka mereka melakukan

sesuatu yang nantinya bisa dikenai pajak. Contohnya

jika tidak mau terkena cukai tembakau, maka tidak

merokok.

b) Pindah lokasi, maksudnya para wajib pajak yang

memiliki usaha, karena mereka ingin mendapatkan

pajak yang kecil untuk usaha mereka, maka mereka

pindah lokasi ke daerah yang tarif pajaknya rendah

seperti Indonesia timur.

c) Penghindaran pajak secara yuridis, melakukan

perbuatan sedemikian rupa sehingga perbuatan-

perbuatan yang dilakukan tidak terkena pajak. Ini

disebabkan karena para wajib pajak memanfaatkan

celah dan ketidakjelasan yang terdapat dalam undang-

undang

2) Tax evasion, usaha meringankan beban pajak dengan cara

melanggar undang-undang (menggelapkan pajak).14

Tax

evasion biasa dilakukan oleh wajib pajak badan atau

perusahaan dengan cara membuat faktur palsu, tidak

mencatatkan sebagian penjualan, atau membuat laporan

keuangan palsu.

14

Supramono, Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan, (Yogyakarta: Andi

Offset, 2003), h.6

Page 39: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

25

8. Tarif Pajak

Ada beberapa macam tarif pajak, yaitu:

a. Tarif sebanding/proporsional

Tarif berupa persentase yang tetap, terhadap berapapun

jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang

proporsional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak.

Contohnya seperti pajak pertambahan nilai (PPn) sebesar 10% dan

pajak bumi dan bangunan (PBB) sebesar 0.5% dari berapapun

jumlahnya.

b. Tarif tetap

Tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun

jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang

tetap. Contoh dari jenis pajak yang menggunakan tarif tetap adalah

bea materai atas dokumen. Pajak yang ditetapkan dapat sebesar Rp

3000 ataupun Rp 6000.

c. Tarif progresif

Persentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah

yang dikenai pajak semakin besar. Contohnya pajak penghasilan

(PPh).

d. Tarif degresif

Page 40: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

26

Persentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah

yang dikenai pajak semakin besar.15

Pada prakteknya, undang-

undang perpajakan di Indonesia tidak pernah menggunakan tarif

pajak degresif.

B. Good Corporate Governance

Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury

Comitte tahun 1992 dalam laporan yang dikenal dengan Cadbury Report. Laporan

ini menandakan pula sebagai titik balik yang menentukan bagi praktik corporate

governance di seluruh dunia. Dalam Cadbury Report yang dimaksud dengan

corporate governance adalah suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan

dan mengendalikan organisasi. Corporate governance merupakan seperangkat

aturan yang merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manager,

kreditor, pemerintah, karyawan dan pihak yang berkepentingan lainnya baik

internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab

mereka.16

World Bank mendefinisikan good corporate governance adalah suatu

kumpulan hukum dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi yang dapat mendorong

kinerja sumber-sumber perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai

ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para penegang saham

maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.17

15

Mardiasmo, Perpajakan Edisi Revisi, (Yogyakarta : Andi Offset, 2003), h.9 16

Sudarmayanti, “Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dan Good Corporate

Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik)”, (Bandung: CV Mandar Maju, bagian ketiga,

2007), h.53 17

Hasel Nogi S. Tangkilisan, Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance,

(Yogyakarta : Bandung, 2003), h.12

Page 41: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

27

Sedangkan Organization for Economic Corporation and Development

(OECD) mendefinisikan corporate governance sebagai sekumpulan hubungan

antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lainnya

yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate governance juga

mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan

atas kinerja. Corporate governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi

board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan

perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif

sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih

efisien.18

Berdasarkan Pasal 1 Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-

MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang penerapan good corporate governance

pada BUMN, disebutkan bahwa good corporate governance adalah suatu proses

dan struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan

usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham

dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder

lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.19

Berdasarkan

pengertian diatas, secara singkat good corporate governance dapat diartikan

sebagai seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk

menciptakan nilai tambah bagi stakeholder.

1. Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance

18

Iman Sjahputra Tunggal dan Amin Widjaja Tunggal, Membangun Good Corporate

Governance (GCG), (Jakarta : Harvarindo, 2002), h.2 19

Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002

Page 42: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

28

Corporate governance mengandung prinsip-prinsip yang

melindungi kepentingan perusahaan, pemegang saham, manajemen, board

of directors, dan investor serta pihak-pihak yang terkait dengan

perusahaan. Prinsip-prinsip tersebut adalah melalui penerapan fairness,

transparancy, accountability, dan responsibility.

a. Kewajaran (Fairness)

Unsur kewajaran (fairness) dalam suatu corporate

governance menitikberatkan pada perlakuan yang sama antar atau

terhadap semua stakeholders, misalnya perlakuan yang adil antara

pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas,

atau kesetaraan diantara karyawan perusahaan, antara kreditur,

pelanggang, antara orang dalam (insider) dengan orang luar

(outsider) perusahaan, dan lain-lain.

b. Transparansi (Transparancy)

Unsur transparansi dalam suatau corporate governance

adalah bahwa kepada pemegang saham termasuk pemegang saham

minoritas, dan pihak stakeholders lainnya harus diberikan

informasi yang layak, akurat, dan tepat waktu tentang keadaan

perusahaan dan pihak-pihak pemegang saham, termasuk pemegang

saham minoritas serta hak-hak para pekerja harus diinformasikan

dengan baik sehingga mereka akan selalu menyadari hak-haknya

dan dapat menuntut haknya pada saat yang tepat dengan cara yang

akurat. Pengembangan unsur ini antara lain dapat dilakukan

Page 43: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

29

dengan menyediakan laporan keuangan yang tersedia bagi

pemegang saham serta membangun suatu sistem teknologi

informasi dan manajemen informasi yang baik.

c. Akuntabilitas (Accountability)

Unsur akuntabilitas yang diisyaratkan oleh prinsip good

corporate governance adalah tanggung jawab organ perusahaan

dengan suatu pengawasan yang efektif, yang dilakukan antara lain

dengan meningkatkan kejelasan perhitungan laba dan rugi

perusahaan yang dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan

prinsip akuntansi modern, adanya laporan tahunan yang transparan

dan tepat waktu, pendayagunaan semaksimal mungkin lembaga-

lembaga pengawasan internal, termasuk pendayagunaan lembaga

komisaris dan komite audit, serta jika perlu mengangkat auditor

independen, komisaris independen, dan direktur independen.20

d. Kemandirian (Independency)

Yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari

pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi

yang sehat.

e. Pertanggungjawaban (Responsibility)

20

Munir Fuady, Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, (Bandung : CV. Utomo,

2005), h.48

Page 44: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

30

Unsur pertanggungjawaban adalah bahwa perusahaan harus

berpegang pada hukum yang berlaku dan melakukan kegiatan

dengan bertanggung jawab kepada seluruh stakeholders dan

kepada masyarakat, dengan tidak melakukan tindakan-tindakan

yang merugikan para stakeholders maupun masyarakat.

2. Tujuan Good Corporate Governance

Adapun tujuan penerapan good corporate governance adalah

sebagai berikut21

:

a. Mendorong terciptanya kesinambungan perusahaan melalui

pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas,

responsibilitas, independensi, dan kewajaran/kesetaraan.

b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing

organ perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan rapat umum

pemegang saham.

c. Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris, dan

anggota direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan

tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan

terhadap peraturan perundang-undangan.

d. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan

terhadap sekitar perusahaan.

21

KNKG, Pedoman Umum Good Corporate Governance. h2

Page 45: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

31

e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi para pemegang saham

dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.

f. Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun

internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang

dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi

nasional yang berkesinambungan.

3. Manfaat Good Corporate Governance

Adapun manfaat dari penerapan good corporate governance

adalah sebagai berikut22

:

a. Perbaikan dalam komunikasi

b. Minimalisasi potensi benturan kepentingan

c. Fokus pada strategi-strategi utama

d. Peningkatan dalam produktivitas dan efisiensi

e. Kesinambungan manfaat

f. Promosi citra korporasi

4. Struktur Good Corporate Governance

Perwujudan good corporate governance, dimulai dengan struktur

governance. Governance berarti mengendalikan, memberi arahan. Dengan

kata lain, siapapun yang menjadi pelaku dalam struktur governance adalah

seorang atau badan yang mampu memberikan arahan dan mengendalikan

perusahaan agar tetap dikelola berdasarkan visi dan misi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Struktur good corporate governance

22

Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual (Bandung : Citra Aditya Bakti,

2006), h.91

Page 46: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

32

merupakan suatu susunan organ didalam perusahaan yang menjalankan

fungsi tata kelola sebagai pihak pengawas dan pihak yang menjalankan

perusahaan. Struktur good corporate governance perseroan mengacu pada

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas,

dimana organ perusahaan terdiri dari tiga unsur, yaitu pemegang saham

melalui rapat umum pemegang saham sebagai forum pengambilan

keputusan tertinggi bagi pemegang saham, dewan komisaris sebagai

pengawas jalannya pengelolaan perusahaan, dan direksi sebagai pengelola

perusahaan. Organ perseroan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip

bahwa masing-masing organ memiliki independensi dan menjalankan

tugas, fungsi dan tanggung jawabnya semata-mata untuk kepentingan

perseroan. Dalam kegiatan operasional, dewan komisaris dan direksi

membentuk sub organ perseroan untuk membantu kelancaran operasional

serta memberi masukan yang diperlukan dalam mengamankan kelancaran

operasional perseroan. Pembentukan sub organ ini dilakukan sebagai

bagian dari pembagian wewenang yang jelas dalam menerapkan prinsip-

prinsip dasar good corporate governance secara efektif.

Dewan komisaris telah memiliki komite audit dan komite risiko

usaha, nominasi, remunerasi dan pengembangan sumber daya manusia

untuk memberdayakan fungsi kepengawasan dewan komisaris, membantu

dewan komisaris dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, serta

merumuskan kebijakan dewan komisaris sesuai ruang lingkup tugasnya.

Page 47: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

33

Sedangkan direksi memiliki organ-organ pendukung sebagai unit

kerja untuk mengendalikan, mengawal, dan bertanggung jawab atas

implementasi good corporate governance sekaligus sebagai mitra kerja

dari komite dibawah dewan komisaris. Unit kerja yang bertanggung jawab

langsung kepada direktur utama tersebut adalah sekretaris perusahaan,

sistem manajemen perusahaan, dan satuan pengawas intern.

Gambar 2.1

Struktur Good Corporate Governance Perbankan Syariah

Sumber: Bank Bukopin Syariah 2015

Rapat Umum Pemegang Saham

*GMS

Direktur Utama

President Director

Dewan Pengawas Syariah

Sharia Supervisory Board

Dewan Komisaris

Board Commisioners

Komite Remunerasi &

Nominasi

Komite Pemantau Risiko

Komite Audit

Page 48: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

34

a. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)

Rapat umum pemegang saham merupakan organ

perusahaan yang memiliki wewenang yang tidak diberikan kepada

dewan komisaris dan direksi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan anggaran dasar perseroan. Termasuk dalam

wewenang RUPS adalah untuk menunjuk anggota dewan

komisaris dan anggota direksi, memutuskan untuk menerima atau

menolak laporan dewan komisaris dan direksi, menunjuk auditor

eksternal, serta menentukan kesesuaian antara renumerasi dan

dividen.

Dalam RUPS, pemegang saham dapat menggunakan hak

yang dimilikinya untuk mengemukakan pendapat dan memperoleh

keterangan yang berkaitan dengan perusahaan dari dewan

komisaris dan/atau direksi sepanjang berhubungan dengan

kepentingan perseroan. RUPS dalam mata acara lain tidak berhak

mengambil keputusan, kecuali seluruh pemegang saham hadir

dan/atau diwakili dalam RUPS dan menyetujui penambahan mata

acara rapat. Pemegang saham, baik sendiri maupun diwakili

berdasarkan surat kuasa, berhak menghadiri RUPS dan

menggunakan hak suaranya sesuai dengan jumlah dan jenis saham

yang dimilikinya.

b. Direksi

Page 49: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

35

Direksi adalah organ perusahaan yang bertanggung jawab

penuh atas pengurusan perusahaan untuk kepentingan dan tujuan

perusahaan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Direksi

sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung secara kolektif

dalam mengelola perusahaan. Direksi bertanggung jawab terhadap

pengelolaan perusahaan agar dapat menghasilkan nilai tambah dan

memastikan kesinambungan usaha. Masing-masing anggota direksi

melaksanakan tugas dan mengambil keputusan sesuai dengan

pembagian tugas dan wewenang. Dalam melaksanakan tugasnya,

direksi bertanggung jawab kepada RUPS. Pertanggung jawaban

direksi kepada RUPS merupakan wujud akuntabilitas pengelolaan

perusahaan dalam rangka pelaksanaan prinsip good corporate

governance. Kinerja direksi dievaluasi oleh dewan komisaris baik

secara individual maupun kolektif berdasarkan unsur-unsur

penilaian kinerja yang disusun oleh komite renumerasi dan

nominasi. Penilaian dilakukan pada tiap akhir periode tutup buku.

Hasil penilaian kinerja direksi oleh dewan komisaris disampaikan

dalam RUPS.

c. Dewan Pengawas Syariah (DPS)

Dewan pengawas syariah merupakan badan independen

yang ditempatkan pada suatu bank syariah yang berperan

mengawasi penerapan prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank.

Dalam mengawasi operasional bank syariah dewan pengawas

Page 50: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

36

syariah wajib mengacu pada fatwa dewan syariah nasional untuk

memastikan kesesuaian produk jasa bank dengan ketentuan dalam

fatwa tersebut.

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan pengawas

syariah meliputi antara lain:

1) Menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah atas

pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan bank

2) Mengawasi proses pengembangan produk baru bank agar

sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional - Majelis

Ulama Indonesia.

3) Meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – Majelis

Ulama indonesia untuk produk baru bank yang belum ada

fatwanya.

4) Melakukan review secara berkala atas pemenuhan prinsip

syariah terhadap mekanisme penghimpunan dana dan

penyaluran dana serta pelayanan jasa bank.

5) Meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah

satuan kerja bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya.

Mencermati tugas tersebut, perlu ditegaskan bahwa dewan

pengawas syariah hanya mengawasi aspek kebijakan syariah,

menilai kesesuaian produk dengan syariah. Dengan demikian

dewan pengawas syariah tidak melakukan pengawasan operasional

perbankan dalam konteks risiko kerugian finansial, seperti adanya

Page 51: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

37

moral hazard yang dilakukan direksi atau oknum perbankan

terhadap nasabah. Hal ini dikarenakan diluar tugas dan wewenang

dewan pengawas syariah. Dewan pengawas syariah tidak boleh

dipandang sebagai komisaris, karena dewan pengawas syariah

hanya bertugas menilai kesyariahan produk dan syariah

compliance lainnya.

d. Dewan Komisaris

Sesuai dengan Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang

perbankan syariah dan Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/

2009 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi bank

umum syariah dan unit usaha syariah. Dewan komisaris adalah

organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara

kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat

kepada direksi serta memastikan perusahaan melaksanakan good

corporate governance pada seluruh tingkatan dan jenjang

organisasi.

Dewan komisaris memiliki wewenang dan tanggung jawab

yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana

diamanahkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Dewan komisaris juga telah memiliki

pedoman dan tata tertib kerja yang dievaluasi dan dilakukan secara

berkala.

Page 52: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

38

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor

8/4/PBI/2006 diperlukan keberadaan komisaris independen paling

kurang 50% dari jumlah anggota dewan komisaris. Penetapan

tersebut bertujuan untuk menghindari benturan kepentingan

(conflict of interest) dalam pelaksanaan tugas seluruh tingkatan

atau jenjang organisasi, check and balance, serta melindungi

kepentingan stakeholders khususnya pemilik dana dan pemegang

saham minoritas.

Komisaris independen sendiri diartikan sebagai anggota

dewan komiaris yang tidak memiliki:23

1) Hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham

dan/ atau hubungan keluarga dengan pemegang saham

pengendali, anggota dewan komisaris dan / atau anggota

direksi: atau

2) Hubungan keuangan dan / atau hubungan kepemilikan

saham dengan bank, sehingga dapat mendukung

kemampuannya untuk bertindak independen.

Dewan komisaris independen anggotanya tidak berasal dari

dewan direksi ataupun pemegang saham. karena dewan komisaris

independen berfungsi sebagai pemisah kepentingan antara

23

PBI Nomor 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, pasal 1 ayat (9)

Page 53: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

39

pemilik perusahaan dengan manajemen.24

Proporsi dewan

komisaris independen dalam suatu perusahaan mempengaruhi

fungsi pengawasan terhadap pengambilan kebijakan perusahaan.

Semakin tinggi proporsi dewan komisaris independen, maka

semakin baik pula pengawasan dalam perusahaan.

e. Komite Audit

Berdasarkan surat edaran Bapepam Nomor SE-03/PM/2000

menyatakan bahwa setiap perusahaan publik harus memiliki komite

audit yang bertugas membantu dewan komisaris dengan

memberikan pendapat professional yang independen untuk

meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

pengelolaan perusahaan.

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan

komisaris perusahaan untuk membantu dewan komisaris

perusahaan dalam melakukan pemeriksaan atau penelitian terhadap

pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan

perusahaan serta tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan

keuangan melalui pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan

yang dilakukan oleh manajemen dan auditor independen.

Komite audit harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan

dalam peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30

januari 2006 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi

24

Dominikus Oktavianto Kresno Widagdo (2004), Pengaruh Good Corporate

Governance terhadap Kinerja Perusahaan”, (Diponegoro Journal of Accounting, Volume 3,

Semarang), h.2

Page 54: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

40

bank umum sebagaimana telah diubah berdasarkan Peraturan Bank

Indonesia nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 dan diubah

terakhir berdasarkan Peraturan Bank Indonesia nomor

11/33/PBI/2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang pelaksanaan

good corporate governance bagi bank umum syariah dan unit usaha

syariah. Persyaratan tersebut adalah anggota komite audit paling

kurang terdiri dari seorang komisaris independen, seorang pihak

independen yang memiliki keahlian dibidang akuntansi keuangan

dan seorang dari pihak independen yang memiliki keahlian

dibidang perbankan syariah.

Tugas komite berhubungan dengan kualitas laporan

keuangan, karena komite audit diharapkan dapat membenatu dewan

komisaris dalam pelaksanaan tugas yaitu mengawasi proses

pelaporan keuangan dan manajemen. Peran komite audit sangat

penting karena mempengaruhi kualitas laba perusahaan yang

merupakan salah satu informasi penting yang tersedia untuk publik

dan dapat digunakan investor untuk menilai perusahaan. Investor

sebagai pihak luar perusahaan tidak dapat mengamati secara

langsung kualitas sistem informasi perusahaan.25

Oleh karena itu,

persepsi mengenai kinerja komite audit akan mempengaruhi

penilaian investor terhadap kualitas laba perusahaan.

25

Teoh, S. H. dan Wong, T. J (1993)., “Perceived Auditor Quality and The Earnings

Responses Coefficient”. (Journal Accounting Review. Vol.66, No. 2), h.346

Page 55: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

41

Pada umumnya, komite audit mempunyai tanggung jawab

pada tiga bidang yaitu:26

1) Laporan keuangan (financial reporting), yaitu untuk

memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh

manajemen telah memberikan gambaran yang sebenarnya

tentang kondisi keuangan, hasil usahanya serta rencana dan

komitmen jangka panjang.

2) Tata kelola perusahaan (corporate governance), yaitu untuk

memastikan bahwa perusahaan telah dijalankan sesuai

dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku,

melaksanakan tugasnya dengan beretika, melaksanakan

pengawasannya secara efektif terhadap benturan

kepentingan dan kecurangan yang dilakukan oleh karyawan

perusahaan.

3) Pengawasan perusahaan (corporate control), yaitu untuk

pengawasan perusahaan termasuk didalamnya pemahaman

tentang masalah serta hal-hal yang berpotensi mengandung

risiko dan sistem pengendalian internal serta memonitor

proses pengawasan yang dilakukan oleh auditor internal.

Ruang lingkup audit internal harus meliputi pemeriksaan

dan penilaian tentang kecukupan dan efektifitas sistem

pengawasan internal.

26

Indra Surya dan Ivan Yustiavanda, “Penerapan Good Corporate Governance

(Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha)”, (Jakarta: Kencana, 2008),

h.148

Page 56: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

42

f. Komite Remunerasi dan Nominasi

Komite remunerasi dan nominasi dibentuk oleh dewan

komisaris dan bertanggung jawab langsung kepada dewan

komisaris. Tugas dan peran komite renumerasi dan nominasi

adalah membantu dewan komisaris dalam penetapan kriteria

pemilihan calon anggota dewan komisaris dan direksi beserta

sistem remunerasinya, membantu dewan komisaris mempersiapkan

calon anggota dewan komisaris dan direksi serta mengusulkan

besaran remunerasinya. Secara terpisah, tugas komite remunerasi

adalah menentukan besaran kompensasi atau gaji atau bonus bagi

dewan komisaris dan direksi. Sementara komite nominasi bertugas

mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menominasikan direktur baru

pada dewan dan juga memfasilitasi pemilihan direksi baru oleh

pemegang saham.

g. Komite Pemantau Risiko

Komite pemantau risiko secara umum bertugas untuk

membantu dewan komisris dalam mengawasi proses manajemen

risiko yang berlangsung disebuah perusahaan. Komite pemantau

risiko bertugas untuk melakukan evaluasi atas kebijakan dan

strategi menajemen risiko yang disusun oleh direksi yang

mencakup pengawasan aktif oleh direksi, kecukupan kebijakan,

prosedur dan penetapan limit, dan juga kecukupan proses

identifikasi, pengukuran serta sistem informasi manajemen risiko

Page 57: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

43

serta pengendalian internal yang menyeluruh. Komite pemantau

risiko juga memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas satuan

kerja manajemen risiko untuk mengetahui kesesuaiannya dengan

kebijakan dan strategi manajemen risiko.

C. Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan kombinasi dan

pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi. Rasio

profitabilitas menunjukkan efektifitas menciptakan laba. Laba pada dasarnya

menunjukkan seberapa baik perusahaan dalam membuat keputusan investasi dan

pembiayaan.

Rasio profitabilitas memiliki fungsi khusus, baik bagi perusahaan secara

internal maupun bagi pihak diluar perusahaan, yaitu:

1. Untuk mengukur dan menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam

satu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

6. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan.

Page 58: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

44

Tingkat profitabilitas lebih sering diukur dengan menggunakan rasio

keuangan return on asset. Return on asset merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan manajemen dalam meningkatkan keuntungan perusahaan sekaligus

untuk menilai kemampuan manajemennya dalam mengendalikan biaya-biaya,

maka dengan kata lain dapat menggambarkan produktivitas perusahaan tersebut.

Return on asset dihitungan dengan cara membandingkan laba bersih dengan total

aset atau aktivanya.27

Return on asset juga menggambarkan perputaran aktiva

yang diukur dari volume penjualan. Semakin besar Return on asset suatu

perusahaan, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai

perusahaan tersebut dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari

penggunaan aset. Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya

kemampuan manajemen perusahaan dalam hal mengelola aktiva untuk

meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.

Return on asset mengandung dua elemen yang dapat dapat dikontrol dan

tidak dapat dikontrol. Elemen yang dapat dikontrol meliputi bauran bisnis,

penciptaan laba, kualitas kredit dan pengeluaran biaya. Sedangkan elemen yang

tidak dapat dikontrol merupakan elemen diluar lingkungan perusahaan, seperti

gejala perekonomian, perubahan peraturan pemerintah, berubahnya selera

konsumen, perubahan teknologi, dan sebagainya.28

D. Tax Avoidance

Menurut Bernard P. Heber tax avoidance didefinisikan upaya wajib pajak

dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam undang-undang

27

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah. (Yogyakarta : Ekonisia, 2004), h.146 28

Herman Darmawi. Manajemen Perbankan. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012), h.12

Page 59: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

45

perpajakan, sehingga dapat membayar pajak lebih rendah. Perbuatan ini secara

harfiah tidak melanggar undang-undang perpajakan, namun dari sudut pandang

jiwa undang-undang perpajakan, perbuatan tersebut dikategorikan sebagai

perbuatan yang melanggar jiwa undang-undang.

Sedangkan Budiman & Setiyono (2012) mengatakan tax avoidance usaha

pengurangan pajak, namun tetap mematuhi ketentuan peraturan perpajakan

seperti memanfaatkan pengecualian dan potongan yang diperkenankan maupun

menunda pajak yang belum diatur dalam peraturan perpajakan yang berlaku.

Selain itu Anderson mendefinisikan penghindaran pajak (tax avoidance)

sebagai cara mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan perundang-

undangan perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak.

Penghindaran pajak ini juga merupakan suatu proses pengendalian tindakan agar

terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak dikehendaki.

Penghindaran pajak ini bertujuan untuk meminimalkan beban pajak yang tidak

dikehendaki. Penghindaran pajak bertujuan untuk meminimalkan beban pajak

dengan memanfaatkan kelemahan-kelemahan (loophole) ketentuan perpajakan

suatu negara sehingga ahli pajak menyatakan legal karena tidak melanggar

peraturan perpajakan. Penghindaran pajak dapat disebut juga sebagai suatu

perencanaan pajak.

Berdasarkan uraian diatas, maka tax avoidance dapat disimpulkan sebagai

upaya manajemen perusahaan untuk memperoleh laba yang diharapkan melalui

penerapan menajemen pajak salah satunya adalah melalui penghindaran pajak

(tax avoidance), yaitu mengurangi jumlah pajak dengan cara yang tidak

Page 60: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

46

melanggar peraturan perundang-undangan perpajakan. Penghindaran pajak dapat

juga didefinisikan sebagai suatu bagian dari strategi manajemen pajak yang tidak

dilarang dalam undang-undang.

Penelitian yang dilakukan oleh Uppal (2005) dalam Kesit (2014),

dikemukakan bahwa di negara-negara berkembang banyak terjadi kasus

penghindaran pajak. Hal ini dilakukan dengan cara tidak melaporkan atau

melaporkan namun tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya atas pendapatan yang

bisa dikenai pajak. Penghindaran pajak ini bisa membuat basis pajak atas pajak

menjadi sempit dan mengakibatkan begitu besarnya kehilangan potensi

pendapatan pajak yang dapat digunakan untuk mengurangi beban defisit anggaran

negara.

Terdapat beberapa cara penghindaran pajak yang dilakukan oleh

perusahaan, seperti:29

1. Menampakkan laba dari aktivitas operasional sebagai laba dari modal

sehingga mengurangi laba bersih dan utang pajak perusahaan tersebut.

2. Mengakui pembelanjaan modal sebagai pembelanjaan operasional, dan

membebankan yang sama terhadap laba bersih sehingga mengurangi

utang pajak perusahaan.

3. Membebankan biaya personal sebagai biaya bisnis sehingga mengurangi

laba bersih.

29 Kristantina Wahyu Prasiwi (2015). “Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap Nilai

Perusahaan : Transparansi Informasi Sebagai Variabel Pemoderasi”, (Skripsi SI Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro), h.21

Page 61: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

47

4. Mencatat pembuangan yang berlebihan dari bahan baku dalam industri

manufaktur sehingga mengurangi laba kena pajak.

Selain itu, Merks (2007) dalam Kurniasih dan Sari (2013) juga

mengatakan beberapa cara untuk melakukan tax avoidance:

1. Memindahkan subjek pajak dan atau objek pajak ke negara-negara yang

memberikan perlakuan pajak khusus atau keringanan pajak (tax heaven

country) atas suatu jenis penghasilan (substantive tax planning).

2. Usaha penghindaran pajak dengan mempertahankan substansi ekonomi

dari transaksi melalui pemilihan formal yang memberikan beban pajak

yang paling rendah (formal tax planning).

3. Ketentuan anti avoidance atas transaksi transfer pricing, thin

capitalization, treaty shopping, dan controlled foreign corporation

(specific anti avoidance rule), serta transaksi yang tidak mempunyai

substansi bisnis (general anti avoidance rule).

Mengukur penghindaran pajak sulit dilakukan dan data untuk pembayaran

pajak dalam surat pemberitahuan pajak sulit didapat untuk itu perlu pendekatan

untuk menaksir berapa pajak yang sebenarnya dibayar perusahaan kepada

pemerintah, oleh karena itu dalam penelitian ini mengadopsi pendekatan tidak

langsung. Menurut Dyreng et.al (2010) variabel ini dihitung melalui cash

effective tax rate (CETR) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya

pajak dibagi dengan laba sebelum pajak). Demikian juga, diasumsikan bahwa

perusahaan yang melakukan penghindaran pajak akan memiliki nilai CETR yang

Page 62: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

48

rendah. Begitu pun sebaliknya semakin besar tingkat CETR semakin rendah

tingkat penghindaran pajak perusahaan.

E. Penelitian Terdahulu

Untuk memberikan gambaran dan kerangka pemikiran dalam penelitian

maka perlu kiranya untuk membahas hasil-hasil penelitian terdahulu sebagai

acuan dalam membandingkan penelitian saat ini dengan penelitian terdahulu

sehingga akan menghasilkan suatu analisa yang sesuai dengan teori:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian Perbedaan Persamaan Hasil Penelitian

1.

Vivi Andeyani

Tandean “Pengaruh

Good Corporate

Governance dan

Ukuran perusahaan

Terhadap Tax

Avoidance”

Prosiding Seminar

Nasional Multi

Disiplin Ilmu Call for

Paper UNISBANK

Objek Penelitian :

Perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun

2010-2013.

Variabel Lain yang

Digunakan : Ukuran

Perusahaan

Metode Analisis :

Multiple Regression

Analysis

Jenis Penelitian :

Kuantitatif

Sumber Data : Data

Sekunder

Hasil pengujian secara

parsial menunjukkan,

independensi auditor,

dan ukuran perusahaan

tidak cukup bukti

berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance.

Sedangkan komite audit

secara parsial

berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance.

Hasil pengujian secara

simultan menujukkan

kepemilikan

institusional,

independensi auditor,

komite audit dan ukuran

perusahaan merupakan

penjelas yang signifikan

terhadap tax avoidance.

Page 63: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

49

2. Fitri damayanti dan

Tridahus Susanto “

Pengaruh Komite

Audit, Kualitas Audit,

Kepemilikan

Institusional, Risiko

Perusahaan, dan

Return on Assets

terhadap Tax

Avoidance” Jurnal

Bisnis dan

Manajemen Vol. 5,

No.2, Oktober 2015

Objek Penelitian :

Perusahaan properti dan

real estate yang

terdaftar di Bursa efek

Indonesia periode

2012-2013.

Variabel lain yang

Digunakan : Risiko

Perusahaan dan Return

on Asset

Metode Analisis :

Multiple Regression

Analysis

Jenis Penelitian :

Kuantitatif

Sumber Data : Data

Sekunder

Hasil pengujian secara

parsial menunjukkan

pengaruh komite audit,

kualitas audit, dan

kepemilikan

institusional tidak

cukup bukti

berpengaruh siginifikan

terhadap tax avoidance.

Sedangkan risiko

perusahaan dan return

on asset secara parsial

berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance.

3. Nuralifmida Ayu

Annisa dan Lulus

Kurniasih “ Pengaruh

Corporate

Governance

Terhadap tax

Avoidance” Jurnal

Akuntansi dan

Auditing

Vol.8/No.2/Mei

2012:95-189

Objek Penelitian :

Seluruh Perusahaan

yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia pada

tahun 2008

Metode Analisis :

Multiple Regression

Analysis

Jenis Penelitian :

Kuantitatif

Sumber Data : Data

Sekunder

Hasil pengujian secara

parsial menunjukkan kepemilikan

institusional, dewan komisaris independen,

dan dewan komisaris

tidak cukup bukti berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance. Sedangkan komite audit

dan kualitas audit secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap tax avoidance.

Page 64: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

50

4. Ni Nyoman Kristiana

Dewi dan I Ketut Jati

“ Pengaruh

Karakteristik

Eksekutif,

Karakteristik

Perusahaan, dan

Dimensi Tata Kelola

Perusahaan yang

Baik pada Tax

Avoidance di Bursa

Efek Indonesia” E-

Jurnal Akuntansi

Udayana 6.2 (2014):

249-260

Objek Penelitian :

Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode

2009-2012.

Variabel lain yang

digunakan : Risiko

Perusahaan, Ukuran

Perusahaan, dan

Multinational Company.

Metode Analisis :

Multiple Regression

Analysis

Jenis Penelitian :

Kuantitatif

Sumber Data : Data

Sekunder

Hasil pengujian secara

parsial menunjukkan

risiko perusahaan,

kualitas audit, dan

komite audit

berpengaruh terhadap

tax avoidance.

Sedangkan ukuran

perusahaan,

multinational company,

kepemilikan

institusional, dan

proporsi dewan

komisaris tidak cukup

bukti berpengaruh

terhadap tax avoidance.

5. I Nyoman

Suardijaya, Lilik

Handajani, dan

Zuhrotul Isnaini

“Tindakan Pajak

Agresif pada

Perbankan :

Eksplorasi Corporate

Risk dan Corporate

Governance”

Simposium Nasional

Akuntansi 18

Universitas Sumatera

Utara, Medan. 16-19

September 1995

Objek Penelitian :

Perusahaan Perbankan

yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia

periode tahun 2012-

2013.

Variabel lain yang

digunakan: Corporate

Risk, Leverage,

Profitabilitas, dan Size.

Metode Analisis :

Multiple Regression

Analysis

Jenis Penelitian :

Kuantitatif

Sumber Data : Data

Sekunder

Hasil pengujian secara

parsial menunjukkan

corporate risk

berpengaruh positif

terhadap tax avoidance.

Sedangkan corporate

governance, size,

profitabilitas dan

leverage tidak cukup

bukti berpengaruh

signifikan terhadap tax

avoidance.

Page 65: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

51

6. Hanik Lailatul

Kuriah dan Nur

Fadjrih Asyik “

Pengaruh

Karakteristik

Perusahaan dan

Corporate Social

Responsibility

terhadap Agresivitas

Pajak” Jurnal Ilmu

dan Riset ekonomi

Akuntansi : Volume

5, No. 3, Maret 2016.

Objek Penelitian :

Perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode

2010-2014.

Variabel Lain yang

digunakan : Ukuran

Perusahaan, Leverage,

Capital Intensity, dan

Corporate Social

Responsibility

Metode Analisis :

Multiple Regression

Analysis

Jenis Penelitian :

Kuantitatif

Sumber Data : Data

Sekunder

Hasil Pengujian secara

parsial menunjukkan

ukuran perusahaan,

leverage dan corporate

social responsibility

berpengaruh signifikan

terhadap agresivitas

pajak. Sedangkan

capital intensity secara

parsial tidak cukup

bukti berpengaruh

signifikan terhadap

agresivitas pajak.

7. Tommy Kurniasih dan

Maria M. Ratna Sari “

Pengaruh Return on

Assets, Leverage,

Corporate Governance,

Ukuran Perusahaan

dan Kompensasi Rugi

Fiskal pada Tax

Avoidance” Buletin

Studi Ekonomi, Volume

18, No. 1, Februari

2013.

Objek Penelitian :

Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode

2007-2010.

Variabel Lain yang

Digunakan : Return on

Asset, Leverage,

Ukuran Perusahaan, dan

Kompensasi Rugi

Fiskal.

Metode Analisis :

Multiple Regression

Analysis

Jenis Penelitian :

Kuantitatif

Sumber Data : Data

Sekunder

Hasil pengujian secara

Parsial menunjukkan

return on asset, ukuran

perusahaan, dan

kompensasi rugi fiskal

berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance.

Sedangkan leverage dan

corporate governance

tidak cukup bukti

berpengaruh signifikan

terhadap tax avoidance.

Hasil pengujian secara

simultan menunjukkan

return on asset,

leverage, corporate

governance, ukuran

perusahaan dan

kompensasi rugi fiskal

berpengaruh secara

signifikan terhadap tax

avoidance.

Page 66: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

52

8. Ronald Tehupuring dan

Ellia Rossa “ Pengaruh

Koneksi Politik dan

Kualitas Audit terhadap

Praktik Penghindaran

Pajak di Lembaga

Perbankan yang

Terdaftar di Pasar

Modal Indonesia

periode 2012-2014”

Prosiding Seminar

Nasional

INDOCOMPAC,

Universitas Bakrie,

Jakarta, 2-3 Mei 2016

Objek Penelitian:

Perusahaan Perbankan

yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode

2012-2014.

Variabel lain yang

Digunakan: koneksi

politik

Metode Analisis :

Multiple Regression

Analysis

Jenis Penelitian :

Kuantitatif

Sumber Data : Data

Sekunder

Hasil pengujian secara

parsial menunjukkan

koneksi politik

berpengaruh secara

signifikan terhadap

praktik penghindaran

pajak di lembaga

perbankan. Sedangkan

kualitas audit tidak

cukup bukti

berpengaruh terhadap

praktik penghindaran

pajak di lembaga

perbankan.

9. Uun Sunarsih dan

Kartika Oktaviani

“Good Corporate

Governance In

Manufacturing

Companies Tax

Avoidance” Jurnal

Ekonomi Volume 15

(2), Oktober 2016

Objek Penelitian:

Perusahaan Manufaktur

yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode

2011-2014.

Metode Analisis :

Multiple Regression

Analysis

Jenis Penelitian :

Kuantitatif

Sumber Data : Data

Sekunder

Hasil Pengujian

menunjukkan bahwa

variabel dewan

kepemilikan manajerial,

dewan komisaris

independen, komite

audit, dan kualitas audit

berpengaruh terhadap

tax avoidance.

Sedangkan variabel

kepemilikan

institusional tidak

berpengaruh terhadap

tax avoidance.

F. Kerangka Pemikiran

Untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian, maka pada

gambar berikut ini adalah kerangka pemikiran skripsi yang menggambarkan

permasalah penelitian. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 67: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

53

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Penelitian

Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Tax

Avoidance Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2015

T

Kesimpulan dan Saran

Good Corporate Governance

1. Kepemilikan institusional (X1)

2. Dewan Komisaris (X2)

3. Dewan Komisaris Independen (X3)

4. Komite Audit (X4)

5. Kualitas Audit (X5)

Profitabilitas

1. Return on Assets (X6)

Tax Avoidance

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

2. Uji Normalitas Data

3. Uji Heterokedastisitas

4. Uji Autokorelasi

Uji Hipotesis

1. Uji Koefisien Determinasi

2. Uji F

3. Uji t

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Page 68: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

54

G. Hubungan Antar Variabel Penelitian

1. Hubungan Kepemilikan Institusional dengan Tax Avoidance

Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham

perusahaan yang mayoritas dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti

perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, asset management, dan

kepemilikan institusi lain. Adanya kepemilikan institusional disuatu

perusahaan akan mendorong peningkatan pengawasan. Pihak institusional

yang menguasai saham lebih besar daripada pemegang saham lainnya

dapat melakukan pengawasan terhadap kebijakan manajemen yang lebih

besar juga sehingga manajemen akan menghindari perilaku yang

merugikan para pemegang saham. Semakin besar kepemilikan

institusional maka akan semakin kuat kendali yang dilakukan oleh pihak

eksternal terhadap perusahaan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Khurana dan Moser (2009)

dalam Nuralifmida dan Lulus (2012) menyatakan besar kecilnya

kepemilikan institusional maka akan mempengaruhi kebijakan pajak

agresif oleh perusahaan, dan semakin besarnya konsentrasi short-term

shareholder institusional akan memancing kebijakan pajak agresif, tetapi

semakin besar konsentrasi kepemilikan long-term shareholder maka akan

mengurangi tindakan pajak yang agresif. Berdasarkan uraian tersebut

maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H1 : Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap tax

avoidance

Page 69: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

55

2. Hubungan jumlah dewan komisaris terhadap Tax Avoidance

Fungsi dewan komisaris adalah sebagai wakil pemegang saham

untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi

dalam rangka menjalankan good corporate governance. Penelitian-

penelitian sebelumnya telah banyak menunjukkan bahwa jumlah dewan

komisaris mempengaruhi efektifitas pengawasan dalam perusahaan.

Jumlah dewan komisaris yang optimal berbeda-beda tergantung

pada karakteristik perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang berukuran

besar dan memiliki struktur yang kompleks akan maksimal kinerjanya

apabila jumlah dewan komisaris semakin banyak. Menurut Hermawan

(2015) dewan komisaris merupakan inti dari corporate governance yang

ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan, mengawasi

manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan terlaksananya

akuntabilitas. Kurniasih dan Sari (2013) menyatakan dewan komiaris

dalam menjalankan fungsi pengawasan dapat mempengaruhi pihak

manajemen untuk menyusun laporan keuangan yang berkualitas.

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut:

H2 : Dewan Komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap tax

avoidance

3. Hubungan struktur Dewan Komisaris Independen dengan Tax Avoidance

Dewan komisaris independen diangkat karena pengalamannya

dianggap berguna bagi perusahaan karena mereka bisa mengawasi

Page 70: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

56

komisaris dan mengawasi bagaimana perusahaan tersebut dijalankan.

Dewan komisaris independen dianggap berguna karena mereka bisa

bersikap objektif dan memiliki risiko kecil dalam conflict of interest.

Dapat dikatakan bahwa dewan komisaris independen

mempresentasikan kepentingan pemegang saham minoritas atau pemegang

saham publik. Pemegang saham publik cenderung mentati peraturan

perpajakan, karena mengharapkan perusahaan berperan serta dalam

pembangunan bagi masyarakat. Dengan adanya tanggung terhadap

kepentingan pemegang saham publik, maka komisaris independen akan

memperjuangkan ketaatan pajak, sehingga akan mencegah terjadinya

praktik penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu

Lanis dan Richardson (2011) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa

dewan komisaris independen yang semakin besar akan meningkatkan

fungsi monitoring terhadap manajemen serta meningkatkan kepatuhan

perusahaan sehingga dapat mencegah kecurangan yang dilakukan oleh

manajer. Dewan komisaris independen juga dianggap lebih resposif

terhadap kebutuhan masyarakat, sehingga mereka lebih berhati-hati dalam

membuat strategi dengan mempertimbangkan berbagai aspek, termasuk

aspek kepatuhan yang dapat mempengaruhi penilaian masyarkat terhadap

perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan

adalah sebagai berikut:

H3 : Dewan Komisaris Independen berpengaruh positif signifikan

terhadap tax avoidance

Page 71: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

57

4. Hubungan Komite Audit dengan Tax Avoidance

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009

tentang pelaksanaan good corporate governance disebutkan anggota

komite audit paling kurang harus terdiri dari:

a. Seorang komisaris independen

b. Seorang pihak independen yang memiliki kemampuan dibidang

akuntansi keuangan

c. Seorang pihak independen yang memiliki keahlian dibidang

perbankan syariah

Komite audit menurut Kep. 29/PM/2004 merupakan komite yang

dibentuk oleh dewan komisaris untuk melakukan tugas pengawasan

pengelolaan perusahaan. Komite audit yang dibentuk oleh suatu

perusahaan berfungsi untuk memberikan pandangan mengenai masalah-

masalah yang berhubungan dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan

pengendalian intern. Selain itu, keberadaan komite audit juga berfungsi

untuk membantu dewan komisaris dalam mengawasi pihak manajemen

dalam menyusun laporan keuangan.

Muhammad Oktafianto (2014) dalam penelitiannya menyebutkan

bahwa terdapat beberapa alasan yang menguatkan pengaruh adanya

komite audit terhadap tax avoidance di perusahaan. Yang pertama, jika

semakin sedikit komite audit yang dimiliki oleh perusahaan maka

pengendalian kebijakan keuangan yang dilakukan oleh komite audit

sangat minim sehingga akan meningkatkan tindakan manajemen dalam

Page 72: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

58

melakukan pajak agresif, begitu juga sebaliknya apabila semakin banyak

jumlah komite audit dalam perusahaan maka pengendalian kebijakan

keuanganpun akan sangat ketat sehingga akan mengurangi tindakan

manajemen dalam tax avoidance. Yang kedua, kredibilitas perusahaan

yang memiliki komite audit yang sedikit atau kurang dari yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor

11/33/PBI/2009 akan mempengaruhi integritas dan kredibilitas keuangan

perusahaan bisa saja pajak agresif atau tax avoidance dapat dilakukan

dengan mudah oleh perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut maka

hipotesis yang akan diajukan adalah sebagai berikut:

H4 : Komite Audit berpengaruh negatif signifikan terhadap tax

avoidance

5. Hubungan Kualitas Audit dengan Tax Avoidance

Audit yang berkualitas adalah audit yang dilaksanakan oleh orang

yang berkompeten dan orang yang independen. Auditor yang kompeten

adalah auditor yang memiliki kemampuan teknologi, memahami dan

melaksanakan prosedur audit yang benar, memahami dan menggunakan

metode penyampelan yang benar, dan lain sebagainya. Sebaliknya auditor

yang independen adalah auditor yang jika menemukan pelanggaran, akan

secara independen melaporkan pelanggaran tersebut. Probabilitas auditor

akan melaporkan adanya pelanggaran atau independensi auditor

tergantung pada tingkat kompetensi mereka.

Page 73: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

59

Kualitas audit biasa diukur dengan berdasarkan besar kecilnya

ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit pada suatu

perusahaan, jika perusahaan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)

The Big Four, maka akan lebih independen karena lebih dapat bertahan

dari tekanan manajer untuk melaporkan adanya pelanggaran. Laporan

keuangan yang diaudit oleh auditor KAP The Big Four menurut beberapa

referensi lebih berkualitas sehingga menampilkan nilai perusahaan yang

sebenarnya, oleh karena itu diduga perusahaan yang diaudit oleh KAP The

Big Four memiliki tingkat kecurangan yang lebih rendah dibandingkan

dengan perusahaan yang diaudit oleh KAP Non The Big Four.30

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai

berikut:

H5 : Kualitas Audit berpengaruh positif signifikan terhadap tax avoidance

6. Hubungan Profitabilitas dengan Tax Avoidance

Rasio Profitabilitas adalah sekelompok rasio yang menunjukkan

kombinasi dan pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil

operasi. Rasio Profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan seberapa baik

perusahaan dalam membuat keputusan investasi dan pembiayaan.31

Tujuan utama dari operasi perusahaan adalah menciptakan laba. Dalam

dunia perbankan rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan bank

dalam meningkatkan labanya melalui semua kemampuan dan sumber

30

Fitri Damayanti dan Tridahus Susanto (2015), “Pengaruh Komite Audit, Kualitas

Audit, Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan dan Return on Assets Terhadap tax

Avoidance”, (Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 5, No.2), h.190 31

Martono dan D. Agus Harjito, Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama,

Cetakan Kelima, (Yogyakarta: Ekonisia, 2005), h.60

Page 74: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

60

yang ada sehingga diketahui untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan

keuntungan yang dicapai oleh bank tersebut.32

Menurut Surbakti (2012) dalam Rinaldi dan Charoline (2015)

profitabilitas perusahaan dengan penghindaran pajak akan memiliki

hubungan yang positif dan apabila perusahaan ingin melakukan

penghindaran pajak maka harus semakin efisien dari segi beban sehingga

tidak perlu membayar pajak dalam jumlah yang besar. Perusahaan yang

memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk memposisikan

diri dalam tax planning yaitu mengurangi jumlah beban kewajiban

perpajakan. Apabila rasio profitabilitas tinggi, berarti menunjukkan

adanya efisiensi yang dilakukan oleh pihak manajemen. Laba yang

meningkat mengakibatkan profitabilitas perusahaan juga meningkat,

sehingga jumlah pajak yang harus dibayarkan juga meningkat. Atau dapat

dikatakan ada kemungkinan upaya dari perusahaan untuk melakukan

penghindaran pajak.33

Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis yang

diajukan adalah sebagai berikut:

H6 : Return on Assets berpengaruh negative signifikan terhadap tax

avoidance

32

Veihitzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan

Aplikasi. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), h.865 33

Rinaldy dan Charoline Cheisviyanny (2015), “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran

perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013)”. Seminar Nasional Ekonomi

Manajemen dan Akuntansi, h.475

Page 75: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

61

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh good corporate

governance yang diukur oleh kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan

komisaris independen, komite audit, kualitas audit dan profitabilitas yang diukur

oleh return on asset terhadap tax avoidance perbankan syariah di Indonesia.

Dengan demikian jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif,

yaitu penelitian yang berkenaan dengan data kuantitatif berupa angka yang dapat

digunakan dengan operasi matematika.34

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum syariah yang ada

di Indonesia. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Berdasarkan data statistik

perbankan syariah, terdapat 12 bank umum syariah yang ada di Indonesia, yaitu

Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, BCA

Syariah, Bank Panin Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank Syariah Bukopin,

Bank Jabar Banten Syariah, BRI Syariah, Maybank Syariah, dan BTPN Syariah.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

metode purposive sampling. Metode purposive sampling artinya sampel dipilih

34

Muhammad, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta : Rajawali Press, 2008),

h.203

61

Page 76: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

62

agar dapat mewakili populasinya, dan sampel yang dilakukan berdasarkan

karakteristik yang ditetapkan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan

dengan tujuan atau masalah.35

Berikut adalah kriteria-kriteria pengambilan

sampel menggunakan purposive sampling dalam penelitian ini:

1. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan tahunan dan data

keuangan yang lengkap yang dibutuhkan selama tahun 2011-2015.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan good corporate governance yang

lengkap yang dibutuhkan selama tahun 2011-2015.

3. Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode penelitian. Karena

hal ini akan menyebabkan nilai CETR menjadi negatif sehingga akan

menyulitkan perhitungan.

4. Perusahaan yang menggunakan bahasa Indonesia dalam laporan

keuangannya.

5. Perusahaan yang menggunakan satuan rupiah dalam laporan

keuangannya.

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah dokumentasi, yaitu

mengumpulkan data tertulis baik dari dokumen-dokumen yang sudah ada maupun

dari litelatur-litelatur pendukung lainnya. Data yang digunakan dalam penelitian

ini diperoleh dari:

1. Penelitian Pustaka (library research)

35

Abdul hamid, Buku Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta: FEB UIN Jakarta, 2010),

h.18.

Page 77: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

63

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, artikel, jurnal, laporan penelitian, tesis,

internet dan perangkat lain yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (field research)

Pengumpulan data keterangan seperti laporan keuangan dan data

lain yang berhubungan dengan penelitian ini. Pencarian data dilakukan

dengan dua cara yaitu pencarian manual untuk data yang berbentuk kertas

dan hasil cetakan serta pencarian dengan membuka website resmi bank

Indonesia dan website masing-masing bank umum syariah yang

mempublikasian laporan keuangan tahunan dan laporan good corporate

governance yang diperlukan dalam penelitian ini.

D. Metode Analisis Data

Untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini, maka dilakukan pengujian

asumsi klasik, untuk memastikan apakan regresi linier berganda yang digunakan

tidak terdapat masalah normalitas, multikolerasi, heterokedastisitas, dan

autokorelasi. Jika semua itu terpenuhi berarti model analisis telah layak

digunakan.

Penelitian ini menggunakan metode analisis statistik. Sedangkan teknik

yang digunakan adalah regresi linier berganda yang bertujuan untuk menghitung

besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.36

Untuk membantu penelitian, peneliti akan menggunakan software

pengolahan data statistik, SPSS for windows version 23. SPSS merupakan

36

Ety rochaety dkk. Metodologi Penelitian Dengan Apikasi SPSS (Jakarta : Mitra Wacana

Media, 2009) , h.142

Page 78: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

64

software yang berfungsi untuk menganalisis data, melakukan perhitungan statistik

baik untuk statistik parametrik maupun non parametrik. Berikut adalah metode

yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian ini.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

sehingga menjadikan sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk

dipahami. Statistik deskriptif dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean),

median, modus, standar deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.

Statistik deskriptif dapat juga menjelaskan variabel-variabel yang terdapat

dalam penelitian ini. Selain itu statistik deskriptif menyajikan ukuran-

ukuran numerik yang sangat penting bagi data sampel.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji normalitas data

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi, variabel penggangu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini

dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah

sample kecil.37

Cara untuk menguji normalitas adalah dengan

menggunakan Normal Probability Plot, yaitu dengan

membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya

37

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang :

badan penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h.160

Page 79: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

65

dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal digambarkan dengan sebuah garis diagonal lurus dari kiri

bawah ke kanan atas. Distribusi kumulatif dari data sesungguhnya

digambarkan dengan ploting. Jika data normal maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti atau merapat

kegaris diagonalnya.

Pengujian normalitas dengan menggunakan Normal

Probability Plot merupakan metode yang termudah. Namun

pengujian ini dapat memberikan hasil yang subjektif. Artinya

orang, antara orang yang satu dengan orang yang lain dapat

berbeda dalam menginterpretasikannya.38

Maka peneliti

melengkapinya dengan menggunakan uji normalitas dengan uji

statistik non-parametrik Kolmogorof-Smirnov. Data berdistribusi

normal jika K hitung < K table atau nilai Sig. > alpha.39

b. Uji mutikolinearitas.

Uji mutikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Modal regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen

saling berkorelasi maka variabel ini tidak orthogonal. Variabel

38

Suliyanto, Ekonometrika Terapan : Teori dan aplikasi dengan SPSS, (Yogyakarta : CV

Andi OFFSET, 2011), h.69 39

Suliyanto, Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi Dengan SPSS, (Yogyakarta :

CV Andi OFFSET, 2011), h.75

Page 80: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

66

orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasinya

antar sesama variabel independen sama dengan nol40

.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya atau tidaknya

multikolinearitas didalam regresi dapat dilihat dengan VIF

(Variance Inflation Factor) dan tolerance. Untuk mengetahui ada

atau tidaknya multikolinearitas pada model regresi dapat dilihat

dari beberapa hal diantaranya:41

1) Jika nilai VIF (Variance Inlfation Factor) tidak lebih dari

10, maka model regresi bebas dari multikolinearitas.

2) Jika nilai tolerance tidak kurang dari 0.01, maka model

regresi bebas dari multikolinieritas.

c. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka homoskedastisitas dan

jika berbeda maka disebut heteroskedastisitas, model regresi yang

baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.42

40

Suliyanto, Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi Dengan SPSS, (Yogyakarta :

CV Andi OFFSET, 2011), h.150 41

Singgih Santoso, Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo, 2000), h.219 42

Singgih Santoso, Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo, 2000), h.139

Page 81: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

67

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya atau tidaknya

heteroskedastisitas didalam regresi dapat dilakukan dengan cara

mengamati scatterplot dimana sumbu horizontal menggambarkan

nilai Predicted Standardized sedangkan sumbu vertical

menggambarkan nilai Residual Standardized. Jika scatterplot

membentuk pola tertentu, hal itu dapat menunjukkan adanya

masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk.

Sedangkan jika scatterplot menyebar secara acak maka hal itu

menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas pada

model regresi yang dibentuk.43

d. Uji autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada masalah

korelasi (Ghozali, 2009). Autokorelasi muncul karena adanya

observasi yang saling berurutan sepanjang waktu yang saling

berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada time

series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak

terjadi. Cara mendeteksi adanya gejala autokorelasi adalah dengan

melihat nilai Durbin-Watson. Cara menguji autokorelasi adalah

dengan melihat model regresi linier berganda terbebas dari

43

Suliyanto, Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi Dengan SPSS, (Yogyakarta :

CV Andi OFFSET, 2011), h.95

Page 82: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

68

autokorelasi dengan melihat nilai Durbin-Watson dengan

ketentuan.

Tabel 3.1

Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Kriteria Kesimpulan

0 < dw < dl ada autokorelasi positif

dl ≤ dw ≤ du tidak ada autokorelasi positif

4 - dl < dw < 4 ada autokorelasi negatif

4 - du ≤ dw ≤ 4 – dl tidak ada autokorelasi negatif

du < dw < 4 – du tidak ada autokorelasi positif atau negatif

3. Uji Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ini berguna untuk menganalisis besarnya pengaruh

variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Dalam

penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, karena

menggunakan enam variabel bebas. Selain itu penggunaan model regresi

linier berganda ini dimaksudkan agar variabel bebas yang diduga akan

mempengaruhi variabel terikat dapat terakamodir serta dapat secara jelas

pola hubungan yang terbentuk antar variabelnya. Model persamaan regresi

linier berganda digunakan untuk meramal Y. Apabila nilai variabel bebas

diketahui, maka kita dapat menggunakan persamaan regresi linier

berganda.

Di mana:

Y = Tax Avoidance

a = Konstanta

X1 = Kepemilikan Institusional

X2 = Dewan Komisaris

X3 = Dewan Komisaris Independen

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + e

Page 83: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

69

X4 = Komite Audit

X5 = Kualitas Audit

X6 = Return on Assets

e = Error-Terms (variabel yang tidak diteliti).

a. Uji Koefisien Determinasi

Untuk menentukan seberapa besar variabel independen

dapat menjelaskan variabel dependen, maka perlu diketahui

koefisien determinasi (R-Square). Jika R-Square adalah sebesar 1

berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan

oleh variabel independen dan tidak ada faktor lain yang

menyebabkan fluktuasi variabel dependen. Nilai R-Square berkisar

hampir 1, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen

dapat menjelaskan variabel dependen. Sebaliknya, jika nilai R-

Square semakin mendekati angka 0 berarti semakin lemah

kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi

variabel dependen.44

Karena adanya kelemahan mendasar

penggunaan koefisien determinasi R-Square, maka dalam

penelitian ini digunakan nilai Adjusted R-Square dapat naik dan

turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke model.

Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel

terikatyang dilihat melalui Adjusted R-Square. Semakin besar nilai

Adjusted R-Square maka semakin baik model yang digunakan

44

Imam Gozali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang :

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009), h. 45

Page 84: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

70

untuk menjelaskan hubungan variabel bebas terhadap variabel

terikatnya. Jika Adjusted R-Square semakin kecil berarti semakin

lemah model tersebut untuk menjelaskan variabilitas dari variabel

terikatnya.45

b. Uji f

Uji f dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model

regresi tersebut. Uji f dilakukan untuk membuktikan apakah

variabel-variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

Pengambilan keputusan berdasarkan tingkat signifikansi yaitu :

1) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari alpha yang digunakan

yaitu 0.05 menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima

yang berarti bahwa variabel bebas mempunyai pengaruh secara

signifikan terhadap variabel terkait secara signifikan terhadap

variabel terikat secara simultan.

2) Jika nilai signifikansi lebih besar dari alpha yang digunakan

yaitu 0.05 menunjukkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak

yang berarti bahwa variabel bebas tidak mempunyai pengaruh

secara signifikan terhadap variabel terkait secara signifikan

terhadap variabel terikat secara simultan.46

c. Uji t

45

Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian Dengan

Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : CV. Andi Offsser, 2005), h.50 46

Bhuono Agung Nugroho, Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian Dengan

Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : CV. Andi Offsser, 2005), h.54

Page 85: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

71

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk

mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen yang

diuji pada tingkat signifikansi 0.05.

Jika probabilitas t lebih besar dari 0.05 maka tidak ada

pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen

(koefisien regresi tidak signifikan). Sedangkan jika nilai

probabilitas t lebih kecil dari 0.05 maka terdapat pengaruh dari

variabel independen terhadap variabel dependen (koefisien

signifikan).47

E. Variabel Penelitian

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah good

corporate governance yang diukur oleh kepemilikan institutional, dewan

komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, kualitas audit dan

profitabilitas yang diukur oleh return on asset. Sedangkan variabel dependen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tax avoidance yang diukur oleh CETR.

Adapun definisi konsep pada variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat. variabel ini merupakan variabel yang

47

Singgih Santoso, Latihan SPSS Statistic Parametric, (Jakarta: Elekmedia Komputindo,

2002), h.168

Page 86: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

72

diukur, dimanipulasi, dan dipilih oleh peneliti untuk menentukan

hubungannya dengan suatu gejala yang akan diobservasi.

a. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham yang

dimiliki oleh pemerintah, perusahaan asuransi, investor luar negeri,

atau bank. Kepemilikan institusional memiliki peran penting dalam

memantau, mendisiplinkan, dan mempengaruhi manajer.

Kepemilikan institusional berdasarkan besar dan hak suara yang

dimiliki, dapat memaksa manajer untuk fokus pada kinerja

ekonomi dan menghindari peluang untuk berprilaku mementingkan

diri sendiri.

Kepemilikan institusional disuatu perusahaan akan

mendorong peningkatan pengawasan agar lebih optimal terhadap

kinerja manajemen, karena kepemilikan saham mewakili suatu

sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau

sebaliknya terhadap kinerja manajemen. Pengawasan yang

dilakukan oleh investor institusional sangat bergantung pada

besarnya investasi yang dilakukan.48

Kepemilikan institusional

diukur dengan proporsi saham yang dimiliki institusi pada akhir

tahun yang dinyatakan dalam persentase.

48

Lita Kurniawati dkk (2015). “Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan Dividen

dan Harga Saham”. (Jurnal Manajemen, Vol.15, No.1), h.61

Page 87: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

73

b. Dewan Komisaris

Sesuai dengan Undang-Undang No.21 tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah dan Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/

2009 tentang pelaksanaan good corporate governance bagi bank

umum syariah dan unit usaha syariah. Dewan komisaris adalah

organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab secara

kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat

kepada direksi serta memastikan perusahaan melaksanakan good

corporate governance pada seluruh tingkatan dan jenjang

organisasi. Dalam penelitian ini digunakan seluruh jumlah dewan

komisaris sebagai alat ukur.

c. Dewan Komisaris Independen

Dewan komisaris independen adalah anggota dewan

komisaris yang bukan merupakan pegawai atau orang yang

berurusan langsung dengan perusahaan tersebut, dan tidak

mewakili pemegang saham. Dewan komisaris independen diangkat

karena pengalamannya dianggap berguna bagi perusahaan karena

mereka bisa mengawasi komisaris dan mengawasi bagaimana

perusahaan tersebut dijalankan. Dewan komisaris independen

dianggap berguna karena mereka bisa bersikap objektif dan

Page 88: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

74

memiliki risiko kecil dalam conflict of interest. Dalam penelitian

ini variabel struktur dewan komisaris diproksikan dengan

persentase keberadaan dewan komisaris dalam suatu perusahaan.

d. Komite Audit

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan

komisaris perusahaan untuk membantu dewan komisaris

perusahaan dalam melakukan pemeriksaan atau penelitian terhadap

pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan pengelolaan

perusahaan serta tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan

keuangan melalui pengawasan terhadap proses pelaporan keuangan

yang dilakukan oleh manajemen dan auditor independen. Dalam

penelitian ini digunakan seluruh jumlah anggota komite audit

sebagai alat ukur.

e. Kualitas Audit

Kualitas audit dalam penelitian ini dipengaruhi oleh kualitas

laporan keuangan yang dapat diukur berdasarkan kecilnya KAP

yang melakukan audit pada suatu perusahaan, yaitu KAP The Big

Page 89: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

75

Four atau KAP non The Big Four (Sulistriani dan Sudarno, 2012).

Empat KAP The Big Four yaitu; Price Waterhouse Coopers

(PWC), Ernst & Young, The Deloittee Touche Thomatsu dan

Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG). Kualitas audit diukur

menggunakan variabel dummy, dengan perusahaan yang diaudit

oleh KAP The Big Four diberikan skor 1 dan untuk non The Big

Four diberi skor 0.

f. Return on Asset

Return on asset merupakan rasio yang menunjukkan

kemampuan manajemen dalam meningkatkan keuntungan

perusahaan sekaligus untuk menilai kemampuan manajemennya

dalam mengendalikan biaya-biaya, maka dengan kata lain dapat

menggambarkan produktivitas perusahaan tersebut. Return on

asset dihitungan dengan cara membandingkan laba bersih dengan

total aset atau aktivanya.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang memberikan

reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas. variabel terikat

merupakan variabel yang diamati dan diukur untuk menentukan

pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas.

a. Tax Avoidance

Page 90: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

76

Menurut Bernard P. Heber, pengertian tax avoidance adalah

upaya wajib pajak dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada

dalam undang-undang perpajakan, sehingga dapat membayar pajak

lebih rendah. Perbuatan ini secara harfiah tidak melanggar undang-

undang perpajakan, namun dari sudut pandang jiwa undang-undang

perpajakan, perbuatan tersebut dikategorikan sebagai perbuatan

yang melanggar jiwa undang-undang. Variabel ini dihitung melalui

CETR perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak

dibagi dengan laba sebelum pajak.

Page 91: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

77

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah

di Indonesia selama tahun 2011-2015. Data yang digunakan adalah data yang

diperoleh dari laporan keuangan tahunan dan laporan good corporate governance

yang dipublikasikan masing-masing bank umum syariah selama tahun penelitian.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan menggunakan metode

purposive sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini merupakan bank umum

syariah yang memiliki kriteria yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Berikut ini adalah perincian dari proses seleksi sampel berdasarkan kriteria

yang telah ditetapkan dalam penelitian.

Tabel 4.1

Daftar Pemilihan Sampel

No Kriteria Jumlah

1

Jumlah bank umum syariah di Indonesia menurut data

statistik perbankan syariah. 12

2

Perusahaan tidak memiliki data secara lengkap yang

dibutuhkan dalam penelitian ini. -2

3

Perusahaan tidak mengalami kerugian selama periode

penelitian. -2

4

Perusahaan tidak menggunakan bahasa Indonesia dan

mata uang rupiah. 0

Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria 8

Tahun pengamatan 5

Total sampel yang digunakan dalam penelitian 40

Sumber : Data diolah

Dari tabel diatas diketahui total bank umum syariah di Indonesia

berjumlah 12 bank. Dimana seluruh bank umum syariah di Indonesia sudah

77

Page 92: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

78

menggunakan bahasa Indonesia dan mata uang rupiah dalam laporan keuangan

tahunan dan laporan good corporate governance yang telah dipublikasikan

selama tahun penelitian. Namun terdapat 2 bank umum syariah yang tidak

mempublikasikan laporan keuangan tahunan dan laporan good corporate

governance secara lengkap dan berturut-turut yang dibutuhkan selama periode

penelitian. Selain itu terdapat 2 bank umum syariah yang mengalami kerugian

selama tahun penelitian. Sehingga bank umum syariah yang memenuhi kriteria

dan dapat dijadikan sampel penelitian sebanyak 8 bank. Tahun pengamatan yang

digunakan dalam penelitian ini selama 5 tahun, sehingga total data yang dijadikan

sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 sampel.

Berikut ini adalah nama-nama dari bank umum syariah yang dijadikan

sampel penelitian:

Tabel 4.2

Daftar Nama Bank Umum Syariah

No Nama Bank Syariah Kode Bank

1 BNI Syariah BNIS

2 Bank Mega Syariah BMS

3 Bank Muamalat Indonesia BMI

4 Bank Syariah Mandiri BSM

5 BCA Syariah BCAS

6 BRI Syariah BRIS

7 Bank Syariah Bukopin BSK

8 Bank Panin Syariah BPS

B. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk melihat distribusi data yang

digunakan sebagai sampel. Statistik deskriptif menggambarkan distribusi data

yang terdiri dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan nilai standar

Page 93: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

79

deviasi atas data yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut merupakan statistik

deskriptif untuk masing-masing variabel yang digunakan dalam model penelitian:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CETR 40 .1873 .4051 .273650 .0410894

KI 40 84.56 100.00 97.5075 4.71266

DK 40 3.00 6.00 3.8750 1.15886

DKI 40 50.00 100.00 70.2515 15.23076

KOM 40 2.00 7.00 3.6500 1.12204

KUAL 40 0.00 1.00 .6000 .49614

ROA 40 .08 3.81 1.1600 .81544

Keterangan:

CETR adalah penghindaran pajak (tax avoidance)

KI adalah kepemilikan institusional

DK adalah jumlah dewan komisaris

DKI adalah persentase dewan komisaris independen

KOM adalah jumlah komite audit perusahaan

KUAL adalah kualitas audit perusahaan

ROA adalah tingkat pengembalian asset

Berdasarkan nilai statistik diatas, diketahui rata-rata nilai CETR bank

umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 0.2736. Sedangkan

nilai minimumnya sebesar 0.1873 dan nilai maksimumnya sebesar 0.4051.

Diasumsikan bahwa perusahaan yang melakukan penghindaran pajak akan

memiliki nilai CETR yang rendah. Begitu pun sebaliknya semakin besar tingkat

CETR semakin rendah tingkat penghindaran pajak perusahaan.

Kepemilikan institusional menggambarkan proporsi saham yang dimiliki

oleh institusi. Besar kecilnya kepemilikan institusional akan memengaruhi

kebijakan agresif perpajakan perusahaan. Dari nilai statistik deskriptif diatas,

diketahui rata-rata kepemilikan institusional sebesar 97.50%. Untuk nilai

Page 94: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

80

minimum kepemilikan institusional sebesar 84.56% dan nilai maksimum

kepemilikan institusional sebesar 100%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

saham yang diterbitkan bank umum syariah dalam penelitian ini sebesar 97.50%

saham dimiliki oleh institusi, sedangkan sisanya dimiliki oleh kepemilikan publik.

Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas,

dewan komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan

secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi

nasihat kepada direksi. Dari nilai statistik diatas diketahui nilai rata-rata dewan

komisaris perbankan syariah yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 3.8750.

Sedangkan nilai minimumnya 3 dan nilai maksimummnya 6.

Dalam melaksanakan good corporate governance bank perlu melakukan

check and balance untuk menghindari benturan kepentingan dalam pelaksanaan

tugas serta meningkatkan perlindungan bagi kepentingan pemangku kepentingan

khususnya nasabah pemilik dana dan pemegang saham minoritas. Untuk

mendukung hal tersebut, maka diperlukan keberadaan komisaris independen dan

pihak independen yang membantu tugas dewan komisaris. Dari statistik deskriptif

diatas diketahui rata-rata nilai dewan komisaris independen sebesar 70.25%.

Sedangkan nilai minimumnya sebesar 50% dan nilai maksimumnya sebesar

100%. Hal ini menggambarkan bahwa rata-rata dewan komisaris independen

bank umum syariah telah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh OJK

bahwa untuk kebutuhan good corporate governance pada setiap emiten go-

public, dewan komisaris independen wajib sekurang-kurangnya berjumlah 30%

dari jumlah seluruh dewan komisaris.

Page 95: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

81

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/33/PBI/2009 tentang

pelaksanaan good corporate governance disebutkan anggota komite audit paling

kurang harus terdiri dari:

1. Seorang komisaris independen

2. Seorang pihak independen yang memiliki kemampuan dibidang akuntansi

keuangan

3. Seorang pihak independen yang memiliki keahlian dibidang perbankan

syariah

Dari tabel statistik deskriptif diketahui nilai rata-rata komite audit sebesar

3.65. Sedangkan nilai minimum komite audit sebesar 2 dan nilai maksimumnya 7.

Nilai minimum komite audit yang sebesar 2 menjelaskan bahwa masih ada

perbankan syariah yang belum mematuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor

11/33/PBI/2009 tentang pelaksanaan good corporate governance.

Kualitas audit biasa diukur dengan berdasarkan besar kecilnya ukuran

Kantor Akuntan Publik (KAP) yang melakukan audit pada suatu perusahaan.

Untuk penelitian ini perusahaan yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP)

The Big Four yaitu Prince Waterhouse Cooper-PWC, Delloite Touche Tohmatsu,

KPMG, Ernst & Young-E&Y akan diberikan nilai 1, dan apabila tidak diaudit oleh

keempat Kantor Akuntan Publik (KAP) dibawah lisensi KAP The Big Four akan

diberi nilai 0. Dari hasil statistik deskriptif diketahui nilai rata-rata kualitas audit

perbankan syariah dalam penelitian ini sebesar 0.60. Hal ini menunjukkan bahwa

60% laporan keuangan perbankan syariah dalam penelitian ini telah diaudit oleh

KAP The Big Four.

Page 96: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

82

Profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset menggambarkan

tingkat kemampuan asset perusahaan dalam menghasilkan laba. Dari statistik

deskriptif diatas diketahui nilai rata-rata return on asset perbankan syariah dalam

penelitian ini sebesar 1.1600. Sedangkan nilai minimumnya sebesar 0.08 dan nilai

maksimumnya 3.81. Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki

kesempatan untuk memposisikan diri dalam tax planning yaitu mengurangi

jumlah beban kewajiban perpajakan.

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Nomalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual

yang telah terstandarisasi pada model regresi berdistirbusi normal atau

tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual

terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Untuk

mendeteksi apakah nilai residual terstandarisasi berdistribusi normal atau

tidak, maka dapat digunakan metode analisis grafik dan metode statistik.

Pengujian menggunakan analisis grafik dapat dilakukan dengan

menggunakan Normal Probability Plot, yaitu dengan membandingkan

distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif

dari data normal. Distribusi normal digambarkan dengan sebuah garis

diagonal lurus dari kiri bawah ke kanan atas. Distribusi kumulatif dari

data sesungguhnya digambarkan dengan ploting. Jika data normal maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti atau

merapat ke garis diagonalnya.

Page 97: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

83

Pengujian menggunakan analisis grafik dapat memberikan hasil

yang subyektif. Artinya, antara orang yang satu dengan yang lain dapat

berbeda dalam menginterpretasikannya. Agar tidak terjadi perbedaan

dalam menginterpretasikan uji normalitas menggunakan analisis grafik,

maka peneliti melengkapi uji normalitas dengan menggunakan analisis

statistik dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov agar mendapatkan

hasil yang lebih akurat. Adapun ketentuan uji kolmogorov-smirnov adalah

: Jika nilai probabilitas atau Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari level

signifikan (a = 5%) maka data berdistribusi normal.

a) Hasil uji normalitas secara grafik

Gambar 4.1

Uji Normalitas Data

Berdasarkan tampilan Normal P-P Plot Regression

Standardized terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis

Page 98: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

84

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dapat

disimpilkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini

terdistribusi secara normal dan layak untuk digunakan.

b) Hasil uji normalitas dengan metode statistik

Tabel 4.4

Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 40

Normal

Parametersa,b

Mean .0000000

Std. Deviation .02967377

Most Extreme

Differences

Absolute .091

Positive .091

Negative -.061

Test Statistic .091

Asymp. Sig. (2-tailed) .200

Dari tabel diatas yang didapat berdasarkan uji kolmogorov-

smirnof dapat dilihat bahwa nilai Asymp.sig. lebih besar dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan dalam

penelitian ini terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilakukan

dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Syarat uji VIF dan Tolerance dapat dilihat dengan nilai Tolerance < 0,10

Page 99: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

85

atau sama dengan nilai VIF > 10.

Tabel 4.5

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta

Toleran

ce VIF

1 (Constant) .019 .156

KI .002 .002 .241 .497 2.010

DK .020 .007 .562 .469 2.132

DKI .001 .000 .267 .647 1.546

KOM -.019 .007 -.515 .493 2.028

KUAL .033 .015 .393 .507 1.974

ROA -.025 .007 -.489 .858 1.166

Dari tabel diatas dapat dilihat tidak ada variabel independen yang

nilai tolerance kurang dari 0,10. Sedangkan untuk nilai VIF memiliki nilai

yang rendah dan jauh dibawah 10. Sehingga dapat disimpulkan data yang

digunakan dalam penelitian tidak mengalami multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi

yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model

regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut dengan

homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang

homoskedastistitas.

Untuk mendeteksi apakah variabel tersebut terdapat

heteroskedastisitas didalam regresi bisa diuji dengan menggunakan uji

Page 100: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

86

scatterplot. Syarat dari uji scatterplot adalah harus memiliki scatterplot

yang menyebar secara acak hal tersebut menandakan tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas, begitu juga sebaliknya jika pola scatterplot

membentuk pola tertentu (tidak menyebar) maka terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Gambar 4.2

Hasil pengujian Heteroskedastisitas

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa plot menyebar diatas maupun

dibawah angka nol dan tidak membentuk pola tertentu yang jelas pada

sumbu Regression standardized Residual. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi gejala hetorkedastisitas pada penelitian ini.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi ditunjukkan untuk menguji apakah regresi linear

Page 101: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

87

memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan t-1

sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka menunjukkan adanya autokorelasi

yang dapat muncul dari penelitian yang berurutan dan saling berkaitan.

Untuk melihat adanya autokorelasi atau tidak dapat dilakukan dengan

pengujian Durbin Watson dengan ketentuan:

Tabel 4.6

Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Kriteria Kesimpulan

0 < dw < dl ada autokorelasi positif

dl ≤ dw ≤ du tidak ada autokorelasi positif

4 - dl < dw < 4 ada autokorelasi negatif

4 - du ≤ dw ≤ 4 - dl tidak ada autokorelasi negatif

du < dw < 4 – du tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Berikut adalah tabel hasil pengujian autokorelasi dengan

menggunakan uji Durbin Watson (DW-test):

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Autokorelasi dengan DW test

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .692a .478 .384 .0322588 1.950

a. Predictors: (Constant), ROA, KI, KUAL, DKI, KOM, DK

b. Dependent Variable: CETR

Hasil uji Durbin-Watson menunjukkan besaran nilai d sebesar

1.950. Nilai ini dibandingkan dengan nilai tabel Durbin Watson (k,n) yang

mana k menunjukkan jumlah variabel independen yakni 6 variabel dan n

adalah sampel yang berjumlah 40 sampel. Apabila nilai d yang didapat

tergolong pada jarak nilai du < d < 4-du, maka dapat dikatakan tidak

Page 102: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

88

terjadi autokorelasi. Nilai du tabel menunjukkan 1.854 sehingga 1.854 <

1.950 < 2.146. Sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi

terhadap model yang digunakan.

D. Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 4.8

Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) .019 .156

KI .002 .002 .241 .497 2.010

DK .020 .007 .562 .469 2.132

DKI .001 .000 .267 .647 1.546

KOM -.019 .007 -.515 .493 2.028

KUAL .033 .015 .393 .507 1.974

ROA -.025 .007 -.489 .858 1.166

Dari tabel diatas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk

mengetahui pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan

komisaris independen, komite audit, kualitas audit dan return on asset terhadap

CETR. Berikut adalah persamaan regresinya:

Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

Koefisien konstanta sebesar 0.019 dengan nilai positif, dapat diartikan

bahwa variabel y (CETR) akan bernilai 0.019 jika variabel independen masing-

Y = 0.019 + 0.002KI + 0.020DK + 0.001DKI – 0.019KOM + 0.033KUAL –

0.025ROA + Ɛ

Page 103: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

89

masing bernilai 0.

Variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai koefisien regresi positif

0.002. Nilai yang positif menunjukkan bahwa Kepemilikan Institusional

berpengaruh positif terhadap tax avoidance perbankan syariah. Hal ini

menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1% kepemilikan institusional akan

menaikkan tax avoidance sebesar 0.002 dengan asumsi variabel lain tetap.

Variabel dewan komisaris memiliki nilai koefisien regresi positif 0.020.

Nilai yang positif menujukkan bahwa dewan komisaris berpengaruh positif

terhadap tax avoidance perbankan syariah. Hal ini menggambarkan bahwa setiap

kenaikan 1% dewan komisaris akan menaikkan tax avoidance sebesar 0.020

dengan asumsi variabel lain tetap.

Variabel dewan komisaris independen memiliki nilai koefisiensi positif

sebesar 0.001. Nilai yang positif menunjukkan bahwa dewan komisaris

independen berpengaruh positif terhadap tax avoidance perbankan syariah. Hal

ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1% dewan komisaris independen akan

menaikkan tax avoidance sebesar 0.001 dengan asumsi variabel lain tetap.

Variabel komite audit memiliki nilai koefisiensi negatif 0.019. Nilai yang

negative menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh negatif terhadap tax

avoidance perbankan syariah. Hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1%

komite audit akan menurunkan tax avoidance sebesar 0.019 dengan asumsi

variabel lain tetap.

Variabel kualitas audit memiliki nilai koefisiensi positif 0.033. Nilai yang

positif menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh positif terhadap tax

Page 104: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

90

avoidance perbankan syariah. Hal ini menggambarkan bahwa setiap kenaikan 1%

kualitas audit akan menaikkan tax avoidance sebesar 0.033 dengan asumsi

variabel lain tetap.

Variabel return on assets memiliki nilai koefisiensi negatif 0.025. Nilai

yang negatif menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh negatif terhadap

tax avoidance perbankan syariah. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan

1% return on assets akan mengurangi tax avoidance sebesar 0.025 dengan asumsi

variabel lain tetap.

1. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Penggunaan koefisien determinasi yang telah disesuaikan

(Adjusted ) lebih baik dalam melihat seberapa baik model dibandingkan

koefisien determinasi. Koefisien determinasi disesuaikan merupakan hasil

penyesuaian koefisien determiasi terhadap ringkat kebebasan dari

persamaan prediksi. Berikut ini merupakan hasil uji determinasi:

Tabel 4.9

Hasil pengujian Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .692a .478 .384 .0322588

a. Predictors: (Constant), ROA, KI, KUAL, DKI, KOM, DK

b. Dependent Variable: CETR

Koefisien determinasi (goodness of fit) menggambarkan total

variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Dari tabel diatas dapat diketahui nilai Adjusted R Square untuk model

penelitian ini sebesar 0.384. Hal ini menunjukkan bahwa secara

Page 105: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

91

keseluruhan 38.4% tingkat penghindaran pajak perbankan syariah yang

digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan oleh variabel kepemilikan

institusional, dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite

audit, kualitas audit dan return on asset. Sedangkan sisanya sebesar 61.6%

dipengaruhi variabel lain diluar penelitian ini, seperti variabel karakter

eksekutif, kompensasi rugi laba, leverage, ukuran perusahaan,

kepemilikan manajerial dan lain-lain.

2. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan atau menentukan

signifikan atau tidak signifikan masing-masing nilai koefisien regresi

secara sendiri-sendiri terhadap variabel terikat.

Tabel 4.10

Hasil Pengujian Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .019 .156 .123 .903

KI .002 .002 .241 1.350 .186

DK .020 .007 .562 3.060 .004

DKI .001 .000 .267 1.710 .097

KOM -.019 .007 -.515 -2.875 .007

KUAL .033 .015 .393 2.224 .033

ROA -.025 .007 -.489 -3.601 .001

a. Dependent Variable: CETR

a. Menguji signifikansi variabel kepemilikan institusional

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel

kepemilikan institusional memiliki t hitung sebesar 1.350 < t tabel

Page 106: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

92

sebesar 2.03 dimana nilai probabilitas (p-value) 0.186 > 0.05 yang

berarti kepemilikan institusional secara parsial tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Fithri (2015) dan Rahmi (2014) yang menyatakan bahwa

kepemilikan institusional tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tax avoidance. Beberapa alasan yang diduga

menyebabkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh

signifikan terhadap tax avoidance. Pertama, kepemilikan

institusional merupakan proporsi kepemilikan saham oleh institusi

diluar kepemilikan saham dewan komisaris perusahaan, dimana

pemiliki institusional ikut serta dalam pengawasan dan

pengelolaan perusahaan namun demikian bisa saja pemilik

institusional mempercayakan pengawaan dan pengelolaan

perusahaan terhadap dewan komisaris karena itu merupakan tugas

mereka sehingga ada atau tidaknya kepemilikan institusional tetap

saja tax avoidance akan terjadi. Kedua, pemilik institusional tidak

berperan serta dalam memantau, mendisiplinkan dan

mempengaruhi tindakan oportunis manajer. Selanjutnya pemilik

institutional lebih mementingkan memaksimalkan laba yang akan

mereka peroleh sehingga besar atau kecilnya kepemilikan

institusional tidak mempengaruhi tindakan tax avoidance.

b. Menguji signifikansi variabel dewan komisaris

Page 107: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

93

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel dewan

komisaris memiliki t hitung sebesar 3.060 > t tabel sebesar 2.03

dimana nilai probabilitas (p-value) 0.004 < 0.05 yang berarti

dewan komisaris secara parsial memiliki pengaruh signifikan

terhadap tax avoidance dan diketahui memiliki arah yang positif.

Menurut Egon Zehnder dalam Maria (2013), dewan

komisaris merupakan inti dari good corporate governance, yang

ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan,

mengawasi manajemen dalam rangka mengelola perusahaan, serta

mewajibkan terlaksananya akuntabilitas. Salah satu tugas utama

dewan komisaris adalah memonitor dan mengatasi masalah

benturan kepentingan pada tingkat manajemen, anggota dewan

direksi dan anggota dewan komisaris, termasuk penyalahgunaan

asset perusahaan dan manipulasi transaksi perusahaan. Sehingga

banyak atau sedikitnya dewan komisaris menjadi salah satu faktor

dalam efektivitas pengawasan terhadap manajemen dan

pengendalian tax avoidance.

c. Menguji signifikansi variabel dewan komisaris independen

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variable dewan

komisaris independen memiliki t hitung sebesar 1.710 < t tabel

sebesar 2.03 dimana nilai probabilitas (p-value) 0.097 > 0.05 yang

berarti dewan komisaris independen secara parsial tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap tax avoidance.

Page 108: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

94

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh hermawan (2015) dan Nuralifmida (2012) yang menyatakan

bahwa dewan komisaris independen tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap tax avoidance. Nuralifmida dalam Oktofian

(2015) menyatakan bahwa tidak semua anggota dewan komisaris

independen dapat menunjukkan independensinya sehingga fungsi

pengawasan tidak berjalan dengan baik dan berdampak pada

kurangnya pengawasan terhadap manajemen dalam melakukan tax

avoidance. Selain itu penambahan proposi dewan komisaris

independen mungkin hanya untuk memenuhi ketentuan yang telah

ditetapkan, namun yang mengambil keputusan tetaplah

manajemen. Sehingga dewan komisaris independen tidak bisa

secara langsung untuk menetapkan kebijakan mengenai praktik tax

avoidance. Pernyataan tersebut juga semakin dikuatkan oleh

penelitian yang dilakukan oleh Solomon (2007) dalam Silvia

(2014) yang mengatakan bahwa penambahan dewan komisaris

independen hanya untuk alasan politis, mungkin untuk

memasukkan politisi, aktivis lingkungan, atau perwakilan

konsumen. sehingga penambahan ini mengurangi kompetensi

dewan dan mengurangi kinerja perusahaan.

d. Menguji signifikansi variabel komite audit

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel komite

audit memiliki t hitung sebesar 2.875 > t tabel sebesar 2.03 dimana

Page 109: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

95

nilai probabilitas (p-value) 0.007 < 0.05 yang berarti komite audit

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax

avoidance dan diketahui memiliki arah yang negatif.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dewi dan Jati (2014) serta Nurindah (2013) yang menyatakan

bahwa komite audit memiliki pengaruh signifikan terhadap tax

avoidance. Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Silvia

(2014) disebutkan bahwa komite audit dengan keahlian akuntansi

atau keuangan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan

yang diambil oleh perusahaan, sehingga membantu mengontrol

manajer agar berlaku sesuai kepentingan pemegang saham. Untuk

melakukan penghindaran pajak diperlukan keahlian dalam hal

akuntansi, perpajakan, dan peraturan hukum. Anggota komite

audit dengan keahlian akuntansi atau keuangan lebih mengerti

celah dalam peraturan perpajakan dan cara untuk menghindari

risiko deteksi, sehingga dapat memberikan saran yang berguna

untuk melakukan penghindaran pajak dan menghasilkan

keuntungan lebih besar bagi pemegang saham.

e. Menguji signifikansi variabel kualitas audit

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel kualitas

audit memiliki t hitung sebesar 2.224 > t tabel sebesar 2.03 dimana

nilai probabilitas (p-value) 0.033 < 0.05 yang berarti kualitas audit

secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax

Page 110: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

96

avoidance dan diketahui memiliki arah yang positif.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Kurniasih dan Sari (2013) yang menyatakan bahwa kualitas

audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tax avoidance.

KAP The Big Four cenderung dipercaya oleh fiskus sebagai KAP

yang memiliki intgritas yang tinggi serta berkualitas. Sehingga

peusahaan yang diaudit oleh KAP The Big Four dianggap tidak

melaukan praktik tax avoidance, karena auditor yang termasuk

dalam KAP The Big Four dianggap lebih kompeten sehingga

memiliki pengetahuan yang lebih baik tentang cara mendeteksi

dan memanipulasi laporan keuangan yang mungkin dilakukan oleh

perusahaan.

Selain itu Sanjaya (2008) dalam Nurindah (2013)

mengungkapkan bahwa auditor berkualitas dan bereputasi yang

ditunjukkan oleh kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan

The Big Four mampu mencegah dan mengurangi manajemen laba.

Salah satu alasan yang mendorong perusahaan melakukan

manajemen laba adalah untuk memperkecil jumlah pendapatan

kena pajak perusahaan.

f. Menguji signifikansi variabel return on asset

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa variabel return on

asset memiliki t hitung sebesar 3.601 > t tabel sebesar 2.03

dimana nilai probabilitas (p-value) 0.001 < 0.05 yang berarti

Page 111: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

97

return on assets secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap tax avoidance dan diketahui memiliki arah yang negatif.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rinaldi (2015) dan Bily (2016) yang menyatakan return on

asset memiliki pengaruh signifikan terhadap tax avoidance. Fitri

dan Tridahus (2015) dalam penelitiannya menyatakan laba

merupakan faktor terpenting dalam penentuan besaran pembayaran

tarif pajak. Semakin tinggi nilai dari laba bersih perusahaan dan

semakin tinggi profitabilitasnya sehingga perusahaan yang

memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk

memposisikan diri dalam tax planning yang mengurangi jumlah

beban kewajiban perpajakan.

3. Hasil Uji Statistik F

Hasil statistik f pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Uji f bisa

dijelaskan dengan menggunakan analysis of varian atau ANOVA

Tabel 4.11

Hasil Pengujian Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression .032 6 .005 5.046 .001b

Residual .034 33 .001

Total .066 39

a. Dependent Variable: CETR

b. Predictors: (Constant), ROA, KI, KUAL, DKI, KOM, DK

Page 112: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

98

Berdasarkan uji f diketahui nilai f hitung sebesar 5.046 dan f tabel

sebesar 2.3893 dengan tingkat signifikansi 0.001. Karena nilai

signifikaninya lebih kecil dari 0.05 dan f hitung lebih besar dari f tabel

(5.046 > 2.3893) maka dapat disimpulkan secara simultan seluruh variabel

independen yaitu kepemilikan institusional, dewan komisaris, jumlah

dewan komisaris, komite audit, kualitas audit dan return on asset

berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen (CETR).

Page 113: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

99

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh good

corporate governance berdasarkan persentase kepemilikan institusional, dewan

komisaris, dewan komisaris independen, komite audit, kualitas audit, dan

profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset pada perbankan syariah di

Indonesia periode 2011-2015. Berdasarkan pengujian data yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa:

1. Kepemilikan institusional tidak terbukti secara signifikan memiliki

pengaruh positif terhadap tax avoidance perbankan syariah di Indonesia.

2. Dewan komisaris terbukti secara signifikan memiliki pengaruh positif

terhadap tax avoidance perbankan syariah di Indonesia.

3. Dewan komisaris independen tidak terbukti secara signifikan memiliki

pengaruh positif terhadap tax avoidance perbankan syariah di Indonesia.

4. Komite audit terbukti secara signifikan memiliki pengaruh negatif

terhadap tax avoidance perbankan syariah di Indonesia.

5. Kualitas audit terbukti secara signifikan memiliki pengaruh positif

terhadap tax avoidance perbanakn syariah di Indonesia.

6. Profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset terbukti secara

signifikan memiliki pengaruh negatif terhadap tax avoidance perbankan

syariah di Indonesia.

99

Page 114: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

100

7. Variabel kepemilikan institusional, dewan komisaris, dewan komisaris

independen, komite audit, kualitas audit, dan return on asset secara

simultan terbukti berpengaruh terhadap tax avoidance perbankan syariah

di Indonesia.

B. Saran

1. Bagi investor, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam

memahami praktik tax avoidance suatu perusahaan agar investor lebih

bijaksana dalam menentukan pilihan investasinya.

2. Bagi pemerintah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi

pertimbangan pemerintah dalam menetapkan peraturan perpajakan agar

meminimalisir praktik tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan.

3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mempertimbangkan

menggunakan objek lain selain perbankan syariah di Indonesia, misalnya

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau perbankan

konvensional. Selain itu penelitian selanjutnya dapat menambahkan

variabel lain yang mempengaruhi tax avoidance di samping variabel yang

digunakan dalam penelitian ini seperti leverage, size firm, dan akitivitas

corporate social responsibility. Penelitian selanjutnya juga diharapkan

dapat menggunakan pengukuran lain dalam mencari tindakan tax

avoidance, misalnya pengukuran menggunakan book tax differences dan

discreationary permanent.

Page 115: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

101

DAFTAR PUSTAKA

Supramono. Perpajakan Indonesia Mekanisme dan Perhitungan. Yogyakarta:

Andi Offset, 2003.

Nurmantu, Safri. Pengantar Perpajakan Edisi 2. Jakarta: Granit, 2003.

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2007, tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan.

Mardiasmo. Perpajakan Edisi Revisi, Yogyakarta : Andi Offset, 2003.

Tangkilisan, Hasel Nogi S. Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate

Governance. Yogyakarta : Bandung, 2003.

Tunggal, Iman Sjahputra., Amin Widjaja Tunggal. Membangun Good Corporate

Governance (GCG), Jakarta : Harvarindo, 2002.

Fuady, Munir. Perlindungan Pemegang Saham Minoritas, Bandung : CV.

Utomo, 2005.

Darmawi, Herman. Manajemen Perbankan, Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2012.

Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004.

Martono, D. Agus Harjito. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama,

Cetakan Kelima. Yogyakarta: Ekonisia, 2005.

Rivai, Veihitzal., Arviyan Arifin. Islamic Banking Sebuah Teori, Konsep, dan

Aplikasi, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010.

Rochaety, Ety dkk. Metodologi penelitian dengan apikasi SPSS. Jakarta : Mitra

Wacana Media, 2009.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2009.

Page 116: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

102

Setyowati, Desy. Terendah Sejak 1990, Realisasi Pajak 2015 Cuma 81.5%.

http://katadata.co.id/berita/2016/01/04/paling-rendah-realisasi-pajak-

2015-cuma-815-persen. 2016.

Woyla, Afrizal. Persentase Pajak dalam Porsi APBN,

https://afrizalwszaini.wordpress.com/2011/05/28/persentase-pajak-dalam-

porsi-apbn/. 2011.

Arisna, Puput., Eddy Gunawan. “Pengaruh Tarif Cukai Tembakau dan Pesan

Bergambar Bahaya Rokok terhadap Konsumsi Rokok di Banda Aceh”.

Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik. Vol.3, No.2, 2016.

Ajie, Rahmat. Pengaruh Karakter Eksekutif, Kepemilikan Keluarga,

Profitabilitas dan Corporate Governance terhadap Penghindaran Pajak

di Indonesia (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI

Tahun 2010-2014). Skripsi SI Program Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Muhamadiyah Yogyakarta. 2015.

Adriyanto, Hermawan Noor. Pengaruh Return on Assets, Leverage, Corporate

Governance, dan SSales Growth terhadap Tax Efficience pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012). Skripsi

SI Program Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Semarang. 2015.

Damayanti, Fitri., Tridahus Susanto. Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit,

Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan dan Return on Assets

Terhadap tax Avoidance. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 5, No.2,

2015.

Ifanda, Bily Al. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan Kompensasi

Rugi Fiskal terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2014). Skripsi SI

Program Sarjana Ekonomi Universitas Lampung. 2016.

Rinaldy., Charoline Cheisviyanny. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran perusahaan,

dan Kompensasi Rugi Fiskal Terhadap Tax Avoidance (Studi Empiris

pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013),

Seminar Nasional Ekonomi Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Padang. 2015.

Page 117: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

103

P. Tampubolon, Manahan. Manajemen Keuangan (Finance Management). Bogor

: Ghalia Indonesia, 2005.

Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam. Jakarta : Rajawali Press,

2008.

Hamid, Abdul. Buku Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FEB UIN Jakarta,

2010.

Suliyanto. Ekonometrika Terapan : Teori dan aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta

: CV Andi OFFSET, 2011.

Santoso, Singgih. Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT. Elex Media

Komputindo, 2000.

Agung Nugroho, Bhuono. Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Penelitian

dengan Menggunakan SPSS. Yogyakarta : CV. Andi Offsser, 2005.

Teoh, S.H., Wong T.J. “Perceived Auditor Quality and The Earnings

Responses Coefficient”. Journal Accounting Review. Vol.66, No. 2, 1993.

Surya, Indra., Ivan Yustiavanda. “Penerapan Good Corporate Governance

(Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa demi Kelangsungan Usaha)”.

Jakarta: Kencana, 2008.

Kurniawati, Lita dkk.“Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Kebijakan

Dividen dan Harga Saham”. (Jurnal Manajemen, Vol.15, No.1), Program

Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas MA Chung. 2015.

PBI Nomor 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance

Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

Widagdo, Dominikus Oktavianto Kresno. “Pengaruh Good Corporate

Governance terhadap Kinerja Perusahaan”. Diponegoro Journal of

Accounting, Volume 3, Semarang: 2004.

Sudarmayanti. “ Good Governance (Kepemerintahan yang Baik) dan Good

Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan yang Baik)”. Bandung:

CV Mandar Maju, bagian ketiga, 2007.

Page 118: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

104

Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Pedoman Umum Good

Corporate Governance. Jakarta: KNKG, 2006.

Pramono, Nindyo. Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual. Bandung : Citra Aditya

Bakti, 2006.

Prasiwi, Wahyu Kristantina. “Pengaruh Penghindaran Pajak Terhadap Nilai

Perusahaan : Transparansi Informasi Sebagai Variabel Pemoderasi”,

Skripsi SI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. 2015.

www.bnisyariah.co.id

www.megasyariah.co.id

www.bankmuamalat.co.id

www.syariahmandiri.co.id

www.bcasyariah.co.id

www.brisyariah.co.id

www.syariahbukopin.co.id

www.paninbanksyariah.co.id

www.bi.go.id

Page 119: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

105

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Nama Bank Umum Syariah di Indonesia

No Nama Bank Syariah Kode Bank

1 BNI Syariah BNIS

2 Bank Mega Syariah BMS

3 Bank Muamalat Indonesia BMI

4 Bank Syariah Mandiri BSM

5 BCA Syariah BCAS

6 BRI Syariah BRIS

7 Bank Syariah Bukopin BSK

8 Bank Panin Syariah BPS

Lampiran 2 : Data Kepemilikan Institusional Bank Umum Syariah di Indonesia

Kepemilikan Institusional

No Bank 2011 2012 2013 2014 2015

1 BNI Syariah 100 100 100 100 100

2 Bank Mega Syariah 100 100 100 100 100

3 Bank Muamalat Indonesia 85.99 84.56 88.81 88.81 89.85

4 Bank Syariah Mandiri 100 100 100 100 100

5 BCA Syariah 100 100 100 100 100

6 BRI Syariah 100 100 100 100 100

7 Bank Panin Syariah 99.99 99.99 99.99 86.82 91.36

8 Bank Syariah Bukopin 97.34 97.34 92.25 98.47 98.73

Lampiran 3 : Data Dewan Komisaris Bank Umum Syariah di Indonesia

Dewan Komisaris

No Bank 2011 2012 2013 2014 2015

1 BNI Syariah 3 3 3 3 3

2 Bank Mega Syariah 3 3 3 3 3

3 Bank Muamalat Indonesia 6 6 6 6 6

4 Bank Syariah Mandiri 5 5 5 5 5

5 BCA Syariah 3 3 3 3 3

6 BRI Syariah 4 5 5 5 5

7 Bank Panin Syariah 3 3 3 3 3

8 Bank Syariah Bukopin 3 3 3 3 4

Page 120: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

106

Lampiran 4 : Data Dewan Komisaris Independen Bank Umum Syariah di

Indonesia

Dewan Komisaris Independen

No Bank 2011 2012 2013 2014 2015

1 BNI Syariah 66.67 66.67 66.67 66.67 100

2 Bank Mega Syariah 100 100 100 100 100

3 Bank Muamalat Indonesia 50 50 50 50 100

4 Bank Syariah Mandiri 60 60 60 60 60

5 BCA Syariah 66.67 66.67 66.67 66.67 66.67

6 BRI Syariah 75 60 60 80 60

7 Bank Panin Syariah 66.67 66.67 66.67 66.67 66.67

8 Bank Syariah Bukopin 66.67 66.67 66.67 66.67 75

Lampiran 5 : Data Komite Audit Bank Umum Syariah di Indonesia

Komite Audit

No Bank 2011 2012 2013 2014 2015

1 BNI Syariah 3 4 4 5 5

2 Bank Mega Syariah 3 3 3 3 3

3 Bank Muamalat Indonesia 3 3 3 3 4

4 Bank Syariah Mandiri 4 4 5 5 7

5 BCA Syariah 3 3 3 4 4

6 BRI Syariah 4 5 4 4 7

7 Bank Panin Syariah 3 3 3 3 3

8 Bank Syariah Bukopin 3 2 2 2 3

Lampiran 6 : Data Kualitas Audit Bank Umum Syariah di Indonesia

Kualitas Audit

No Bank 2011 2012 2013 2014 2015

1 BNI Syariah 1 1 1 1 1

2 Bank Mega Syariah 0 0 0 0 0

3 Bank Muamalat Indonesia 1 1 1 1 0

4 Bank Syariah Mandiri 1 1 1 1 1

5 BCA Syariah 0 0 0 0 0

6 BRI Syariah 1 1 1 1 1

7 Bank Panin Syariah 1 1 1 1 1

8 Bank Syariah Bukopin 0 0 0 0 0

Page 121: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

107

Lampiran 7 : Data Return on Asset Bank Umum Syariah di Indonesia

Return on Asset

No Bank 2011 2012 2013 2014 2015

1 BNI Syariah 1.29 1.48 1.37 1.27 1.43

2 Bank Mega Syariah 1.58 3.81 2.33 0.29 0.3

3 Bank Muamalat Indonesia 1.52 1.54 1.37 0.17 0.2

4 Bank Syariah Mandiri 1.95 2.25 1.53 0.17 0.56

5 BCA Syariah 0.99 0.8 1 0.8 1

6 BRI Syariah 0.2 1.19 1.15 0.08 0.76

7 Bank Panin Syariah 1.75 3.29 1.03 1.99 1.14

8 Bank Syariah Bukopin 0.52 0.55 0.69 0.27 0.79

Lampiran 8 : Data Tax Avoidance (CETR) Bank Umum Syariah di Indonesia

Tax Avoidance (CETR)

No Bank 2011 2012 2013 2014 2015

1 BNI Syariah 0.2566 0.2603 0.246 0.2584 0.2575

2 Bank Mega Syariah 0.2524 0.2507 0.2513 0.254 0.2692

3 Bank Muamalat Indonesia 0.2638 0.2538 0.272 0.4051 0.316

4 Bank Syariah Mandiri 0.2632 0.2656 0.2632 0.3462 0.226

5 BCA Syariah 0.2433 0.2372 0.2422 0.256 0.2765

6 BRI Syariah 0.3022 0.262 0.2956 0.4025 0.2746

7 Bank Panin Syariah 0.256 0.2517 0.2685 0.259 0.2891

8 Bank Syariah Bukopin 0.1873 0.2898 0.2825 0.3217 0.317

Lampiran 9 : Hasil Pengujian Statistik Deskriptif

Page 122: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

108

Lampiran 10 : Hasil Pengujian Asumsi Klasik dan Regresi Berganda

Page 123: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

109

Page 124: Pengaruh Good Corporate Governance dan Profitabilitas ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41194/1/RIZAL... · Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011- ... Jumlah

110