207
PENGARUH HYPERMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS (Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh NURUL HIKMAH NIM 109016300014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

PENGARUH HYPERMEDIA TERHADAP HASIL BELAJAR …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH HYPERMEDIA TERHADAP HASIL BELAJARSISWA SMA PADA KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS

(Kuasi Eksperimen di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan)

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

NURUL HIKMAHNIM 109016300014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKAJURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2014

iv

ABSTRAK

NURUL HIKMAH 109016300014. Pengaruh Hypermedia Terhadap HasilBelajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Impuls. Skripsi ProgramStudi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam FakultasIlmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif HidayatullahJakarta, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hypermedia terhadap hasilbelajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Penelitian inidilaksanakan di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan pada kelas XI IPA 4 sebagaikelas eksperimen dan XI IPA 5 sebagai kelas kontrol. Penentuan sampel dalampenelitian ini berdasarkan teknik purpossive sampling. Penelitian berlangsungpada bulan November sampai Desember 2013. Instrumen yang digunakan adalahinstrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupaangket. Data hasil instrumen tes dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data hasilinstrumen nontes dianalisis secara kuantitatif, menghasilkan data berupapersentase, kemudian dikonversi menjadi data kualitatif. Berdasarkan analisis datates, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajarsiswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Hal tersebut didasarkan padahasil uji hipotesis menggunakan uji t terhadap data posttest. Nilai thitung sebesar2,03, sedangkan nilai ttabel sebesar 1,99 atau thitung > ttabel. Pengaruh hypermediaterhadap hasil belajar siswa terlihat dari beberapa hal. Pertama, pembelajaranmenggunakan hypermedia unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C1

(mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan), sedangkan kelompok kontrolunggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C4 (menganalisis). Kedua, responsiswa terhadap software hypermedia menunjukkan bahwa penggunaanhypermedia dalam proses pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impulssecara keseluruhan memperoleh hasil baik sekali.

Kata Kunci : Hypermedia, Puspossive Sampling, Hasil Belajar, Angket,Momentum dan Impuls.

v

ABSTRACT

NURUL HIKMAH 109016300014. Hypermedia Effect on Learning Outcomesof Senior High School Students on the Momentum and Impuls Concept. S1 ofPhysics Education Department, Faculty of Tarbiya and Teaching Training, StateIslamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.

This research aims to determine the effect of hypermedia on learning outcomes ofsenior high school students on the momentum and impuls concept . This researchwas done at Senior High School of South Tangerang in class XI science 4 asexperimental class and XI science 5 as the control class. The sampel in thisresearch based on purposive sampling technique. The research took place inNovember and December 2013. The instruments used are objectives of the testinstrument in the form of multiple choice test and a questionnaire non-testinstrument. Data from test instruments were analyzed quantitatively, while datafrom non-test istruments were analyzed quantitatively, produce data in the form ofa percentage, and then converted to qualitative data. Based on the analysis of testdata, it is concluded that there is effect of hypermedia on learning outcomes ofsenior high school students on the momentum and impuls concept . It is based onthe result of hypothesis testing that used t test in both of posttest result of classes.The tcount value of 2,03, while ttable value of 1,99 or tcount > ttable. Hypermedia effecton student learning outcomes can be seen from several things. First, the use ofhypermedia learning superior in improving cognitive of C1 (recall), C2

(understand), and C3 (apply), while the control class superior in improvingcognitive of C4 (analyze). Second, student’s responses to the questionnaireindicate that use of hypermedia software in physics learning of momentum andimpulse concept overall gain excellent result.

Keywords : Hypermedia, Puspossive Sampling, Learning Outcomes,Questionnaire, Momentum and Impulse.

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu

memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat dan para pengikutnya yang

senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Hypermedia Terhadap

Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep Momentum dan Impuls”.

Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima

kasih tersebut disampaikan kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Fisika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

sekaligus sebagai dosen pembimbing I yang telah memberikan waktu, arahan

dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Erina Hertanti, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

waktu, arahan dan saran untuk membimbing penulis selama penyusunan

skripsi ini.

5. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd, selaku dosen pembimbing akademik.

6. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya jurusan pendidikan IPA program studi Fisika yang telah

memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses

perkuliahan.

7. Bapak Suhermin, S.Pd, selaku kepala sekolah SMA Negeri 4 Tangerang

Selatan.

vii

8. Bapak Priono, S.Pd, selaku guru bidang studi Fisika SMA Negeri 4 Tangerang

Selatan yang telah memberikan izin penelitian dan membimbing selama

penelitian berlangsung.

9. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 4 Tangerang

Selatan yang telah memberikan bantuan selama penelitian berlangsung.

10. Bapak Edi Sugandi, Mimih Siti Aryunah, Teteh Nuri, Aa Asrul, dan Adikku

Annisa yang selalu memberikan kasih sayang, doa, dukungan, dan motivasi.

11. Teman-teman Fisika angkatan 2009 beserta kakak-kakak tingkat jurusan

pendidikan IPA yang telah memberikan inspirasi dan motivasi.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata

penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan skripsi ini sehingga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat

dan berguna bagi kita semua.

Jakarta, Februari 2014

Penulis

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ i

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .......................................... iii

ABSTRAK .................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................ vi

DAFTAR ISI ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 4

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 4

D. Rumusan Masalah ................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR

DAN HIPOTESIS ...................................................................... 7

A. Kajian Teoritis ........................................................................ 7

1. Pembelajaran Berbantuan Komputer ................................. 7

a. Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer .......... 7

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbantuan Komputer .... 8

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbantuan

Komputer ....................................................................... 9

2. Hypermedia ........................................................................ 11

a. Pengertian Hypermedia ................................................. 11

b. Struktur Navigasi Hypermedia ...................................... 13

c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan

Hypermedia ................................................................... 15

ix

3. Adobe Flash ....................................................................... 15

4. Hasil Belajar ....................................................................... 18

5. Kajian Materi Subjek ......................................................... 21

a. Karakteristik Konsep Momentum dan Impuls .............. 21

b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep

Momentum dan Impuls ................................................. 22

c. Peta Konsep Momentum dan Impuls ............................ 22

d. Materi Konsep Momentum dan Impuls ......................... 23

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 25

C. Kerangka Berpikir ................................................................... 27

D. Hipotesis Penelitian ................................................................ 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 31

B. Metode Penelitian ................................................................... 31

C. Desain Penelitian .................................................................... 31

D. Variabel Penelitian .................................................................. 32

E. Populasi dan Sampel ............................................................... 32

F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 33

G. Instrumen Penelitian ............................................................... 33

1. Instrumen Tes ..................................................................... 33

2. Instrumen Nontes ............................................................... 35

H. Kalibrasi Instrumen ................................................................. 35

1. Kalibrasi Instrumen Tes ..................................................... 35

a. Uji Validitas .................................................................. 36

b. Uji Reliabilitas ............................................................... 37

c. Taraf Kesukaran ............................................................ 38

d. Daya Pembeda ............................................................... 39

2. Kalibrasi Instrumen Nontes ................................................ 40

I. Teknik Analisis Data .............................................................. 41

1. Uji Prasyarat Analisis Data Tes ......................................... 41

a. Uji Normalitas ............................................................... 41

x

b. Uji Homogenitas ............................................................ 42

2. Analisis Data Tes ............................................................... 43

3. Analisis Data Nontes .......................................................... 44

J. Hipotesis Statistik ................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 47

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 47

1. Hasil Pretest ....................................................................... 47

2. Hasil Posttest ...................................................................... 49

3. Rekapitulasi Hasil Belajar .................................................. 50

a. Data Hasil Pretest dan Posttest ..................................... 50

b. Kemampuan Berpikir Kognitif ...................................... 51

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik ................................. 53

a. Uji Normalitas ............................................................... 53

b. Uji Homogenitas ............................................................ 54

5. Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 54

6. Hasil Analisis Data Angket ................................................ 55

B. Pembahasan ............................................................................ 56

BAB V PENUTUP .................................................................................. 61

A. Kesimpulan ............................................................................. 61

B. Saran ....................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 62

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Navigasi Hypermedia Structured .............................. 13

Gambar 2.2 Struktur Navigasi Hypermedia Unstructured ......................... 14

Gambar 2.3 Peta Konsep Momentum dan Impuls ...................................... 22

Gambar 2.4 Tumbukan Lenting Sempurna Antara Dua Benda .................. 24

Gambar 2.5 Tumbukan Lenting Sebagian Antara Bola dan Lantai ............ 24

Gambar 2.6 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Antara Dua Benda .... 25

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir ................................................................... 29

Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen pada Ranah Kognitif ........................................... 52

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ........................................................................ 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes .............................................................. 34

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes ........................................................ 35

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi .................................................. 36

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes .............................................. 37

Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas ................................................................... 38

Tabel 3.7 Kategori Derajat Kesukaran ....................................................... 39

Tabel 3.8 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes .............................. 39

Tabel 3.9 Kategori Daya Beda ................................................................... 40

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes ........................................... 40

Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Nontes .................................................. 41

Tabel 3.12 Kategori Uji Normalitas ............................................................. 42

Tabel 3.13 Kategori Uji Homogenitas Fisher .............................................. 43

Tabel 3.14 Kategori Uji Hipotesis (Uji t) ..................................................... 44

Tabel 3.15 Kategori Angket Siswa .............................................................. 45

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ................................................................................. 47

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................ 48

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas

Eksperimen ................................................................................. 49

Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................ 50

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ............................. 51

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan

Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................... 53

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................ 54

xiii

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest

Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................ 55

Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa Terhadap Software

Hypermedia ............................................................................... 56

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Perangkat Pembelajaran ................................................... 65

1. RPP Kelas Kontrol ........................................................... 66

2. RPP Kelas Eksperimen .................................................... 81

3. Tampilan Hypermedia ..................................................... 97

Lampiran B Instrumen Penelitian .......................................................... 100

1. Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .................... 101

2. Instrumen Tes Uji Coba Penelitian .................................. 102

3. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen Tes ........................... 115

a. Uji Validitas Butir Soal ............................................... 121

b. Uji Reliabilitas Instrumen ........................................... 123

c. Uji Taraf Kesukaran .................................................... 125

d. Uji Daya Beda ............................................................. 126

4. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ........................... 128

5. Kisi-kisi Instrumen Tes Valid Penelitian.......................... 129

6. Instrumen Tes Valid Penelitian ....................................... 130

7. Soal Tes Penelitian .......................................................... 140

8. Instrumen Nontes ............................................................. 144

a. Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket) .......................... 144

b. Instrumen Nontes (Angket) ......................................... 145

9. Lembar Uji Validitas Instrumen Nontes .......................... 146

10. Lembar Validasi Ahli Media .......................................... 148

11. Lembar Validasi Ahli Materi ......................................... 150

Lampiran C Analisis Data Hasil Penelitian ........................................... 154

1. Hasil Pretest .................................................................... 155

2. Hasil Posttest ................................................................... 161

3. Uji Normalitas Data Pretest ............................................ 167

a. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol ......................... 167

b. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen .................. 169

xv

4. Uji Normalitas Data Posttest ........................................... 171

a. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ........................ 171

b. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen ................. 173

5. Uji Homogenitas Data Pretest ......................................... 175

6. Uji Homogenitas Data Posttest ........................................ 178

7. Uji Hipotesis Data Pretest ............................................... 181

8. Uji Hipotesis Data Posttest .............................................. 183

9. Data Angket ..................................................................... 185

Lampiran D Surat-surat Penelitian ........................................................ 186

1. Surat Permohonan Izin Penelitian ................................... 187

2. Surat Keterangan Penelitian ............................................ 188

3. Uji Referensi .................................................................... 189

4. Daftar Riwayat Hidup Penulis ......................................... 195

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fisika adalah salah satu cabang ilmu sains yang menjelaskan tentang

fenomena-fenomena alam yang terjadi. Pembelajaran fisika diarahkan untuk

mencari tahu dan memberikan pengalaman langsung agar siswa dapat memahami

konsep fisika. Pada kenyataannya, tidak semua fenomena dalam konsep fisika

dapat dilihat atau divisualisasikan secara langsung di dalam kelas. Beberapa

konsep fisika memerlukan adanya manipulasi objek secara fisis agar siswa lebih

mudah membayangkan konsep fisika yang sedang dipelajari, salah satunya adalah

konsep momentum dan impuls.

Konsep momentum dan impuls memiliki tingkat kesulitan relatif tinggi,

bersifat matematis dan aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh

aplikasi dari konsep momentum dan impuls diantaranya adalah peristiwa dua buah

mobil yang saling bertabrakan, permainan bola biliar, penembakan peluru, prinsip

kerja roket, dan lain-lain. Aplikasi-aplikasi tersebut tidak memungkinkan untuk

dibawa secara langsung ke dalam kelas. Seperti halnya pada permainan bola

biliar, untuk menjelaskannya diperlukan suatu animasi yang dapat memperlambat

gerakan bola yang dipukul oleh pemain menuju bola lainnya yang sedang diam.

Sama halnya pada peristiwa penembakan peluru, gerakan hentakan peluru yang

melesat dari dalam senapan dapat terlihat bergerak lambat dengan bantuan

animasi.

Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls pada dasarnya

berlangsung sangat cepat, sehingga seringkali pengamatan siswa terhadap objek

yang sedang dipelajari menjadi tidak seragam. Contohnya pada permainan bola

biliar yang bergerak sangat cepat, pengamatan siswa akan berbeda-beda terhadap

arah gerakan bola pada saat sebelum tumbukan, saat terjadi tumbukan, dan setelah

tumbukan. Ketidakseragaman pengamatan ini akan mengakibatkan siswa

mengalami miskonsepsi, yang berpengaruh pada pemahaman konsep-konsep

1

2

selanjutnya. Jika miskonsepsi ini terus berlanjut, ketercapaian tujuan

pembelajaran tentu tidak akan maksimal, sehingga hasil belajar fisika siswa

menjadi rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu media pembelajaran yang

efektif, untuk mengajarkan materi-materi yang bersifat aplikatif dan matematis.

Dewasa ini, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

telah memberikan banyak perubahan terhadap dunia pendidikan, khususnya

terhadap perkembangan media pembelajaran. Media pembelajaran yang

berhubungan dengan TIK yang kini menjadi perhatian dunia pendidikan adalah

media pembelajaran berbantuan komputer (computer assisted instruction). Media

komputer merupakan media pembelajaran yang menarik dan interaktif, serta dapat

berfungsi sebagai sistem pembelajaran individual. Kehadiran komputer sebagai

media pembelajaran dapat merubah paradigma sistem pembelajaran yang semula

berbasis tradisional dengan mengandalkan tatap muka akan beralih menjadi

sistem pembelajaran yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu.

Sistem pembelajaran berbantuan komputer pada dasarnya dapat

menunjang proses pencapaian tujuan pembelajaran. Namun, pemanfaatan

komputer di sekolah-sekolah saat ini masih kurang optimal dan kurang variatif,

padahal pengunaan komputer dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan minat, motivasi dan rangsangan belajar siswa. Dalam

pembelajaran berbantuan komputer, siswa berinteraksi langsung dengan media

interaktif komputer, sementara guru bertindak sebagai fasilitator, desainer dan

programmer, serta memberikan penegasan pada bagian-bagian materi yang sulit

bagi siswa. Kontrol dalam pembelajaran ini ada di tangan siswa, karena

pembelajaran berbantuan komputer menerapkan pola pembelajaran bermedia,

yaitu secara utuh sejak awal hingga akhir menggunakan piranti sistem komputer.

Berbagai jenis aplikasi teknologi berbantuan komputer sudah mulai

digunakan dalam proses pembelajaran. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara

penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial yaitu penyajian materi

secara bertahap, driil yang bertujuan untuk membantu siswa menguasai materi

yang telah dipelajari sebelumnya, serta simulasi dan games yaitu latihan

mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari. Tutorial,

3

drill, simulasi dan games merupakan penggabungan berbagai macam bentuk

media atau gabungan dari tampilan berbagai unsur-unsur visual maupun audio.

Jika dilihat dari struktur navigasinya, tampilan dari masing-masing bagian aplikasi

ini dibuat dalam tampilan satu per satu secara langsung. Pengguna aplikasi ini

tidak dapat dengan mudah kembali ke materi pokok, sehingga setelah penjelasan

pada sub-pokok bahasan penggunanya harus melewati jalan yang panjang untuk

kembali ke materi pokok. Untuk mengatasi kelemahan tersebut, diperlukan suatu

media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat memudahkan penggunanya

mengakses bagian-bagian dari isi media tersebut sesuai dengan keinginannya.

Salah satu bentuk media pembelajaran berbasis komputer yang dapat digunakan

adalah hypermedia.

Hypermedia merupakan media yang memiliki komposisi materi-materi

yang tidak berurutan. Hypermedia mengacu pada software komputer yang

menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang dihubungkan, dapat

mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi. Pengguna dapat

memilih cara yang unik sesuai gaya belajar, berpikir dan cara memproses

informasinya sendiri.1 Oleh karena itu, hypermedia memungkinkan penggunanya

untuk membangun pengetahuan sendiri dengan cara mereka sendiri. Dalam

penelitiannya, Montu, dkk., menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan

penggunaan hypermedia dan media riil terhadap prestasi belajar siswa pada materi

pokok hukum newton dan gesekan. Hypermedia memiliki pengaruh yang lebih

baik daripada media riil dalam pembelajaran. Terdapat interaksi yang signifikan

antara hypermedia dan media riil dengan gaya belajar siswa kategori visual,

auditorial dan kinestetik terhadap prestasi belajar siswa. Selain itu, terdapat

interaksi yang signifikan pula antara hypermedia dan media riil dengan tingkat

kemampuan awal kategori tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.2

Hypermedia merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat

digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran yang berisi teori dan penerapan

1 Sri Anitah, Media Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2009), h. 58.2 Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri

Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan KemampuanAwal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 15-16.

4

materi dalam kehidupan sehari-hari. Hypermedia menjadikan pembelajaran lebih

faktual dengan adanya visualisasi berupa gambar, animasi, dan video. Hal ini

tentunya akan memberikan nuansa baru dalam pembelajaran fisika, khususnya

dalam konsep momentum dan impuls. Dalam konsep ini, hypermedia dapat

menampilkan gerakan perlambatan, sehingga peristiwa tumbukan dua benda yang

berlangsung sangat cepat dapat terlihat dengan jelas pada saat sebelum dan setelah

tumbukan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Hypermedia terhadap Hasil Belajar Siswa

SMA pada Konsep Momentum dan Implus”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, timbul beberapa

permasalahan, yaitu:

1. Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masih rendah.

2. Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls pada dasarnya

berlangsung sangat cepat, sehingga dibutuhkan media pembelajaran yang

efektif untuk memvisualisasikannya.

3. Pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah saat ini masih kurang optimal dan

kurang variatif.

4. Ada berbagai jenis aplikasi teknologi berbantuan komputer yang sudah mulai

digunakan dalam proses pembelajaran, namun memiliki banyak kelemahan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian

ini hanya dibatasi pada hasil belajar fisika siswa. Hasil belajar fisika yang

dimaksud merupakan hasil tes kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom

yang sudah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl.3 Ranah kognitif yang akan

3 Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy forLearning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives olehAgung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. I, h. 100-102

5

diukur dalam penelitian ini adalah C1 (mengingat), C2 (memahami), C3

(menerapkan), dan C4 (menganalisis). Untuk mengatasi masalah hasil belajar

fisika siswa tersebut digunakan suatu program komputer yaitu Adobe Flash dalam

pembuatan hypermedia. Hypermedia yang dimaksud mengacu pada software

komputer yang menggunakan unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang

dihubungkan, dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar

siswa SMA pada konsep momentum dan impuls?”

Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan secara operasional ke dalam

pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa di setiap jenjang pada ranah

kognitif setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia?

2. Bagaimana respon siswa terhadap software hypermedia yang digunakan dalam

pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh hypermedia

terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls.

Berdasarkan tujuan penelitian secara umum tersebut, maka diperoleh tujuan

khusus sebagai berikut:

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa di setiap jenjang pada ranah

kognitif setelah diberi perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia.

2. Mengetahui respon siswa terhadap software hypermedia yang digunakan

dalam pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls.

6

F. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Membangkitkan minat, motivasi serta rangsangan atau stimulus siswa untuk

belajar, sehingga hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika dapat

meningkat.

2. Menjadikan pembelajaran aktif karena siswa menggunakan media komputer

secara mandiri.

3. Memvisualisasikan materi yang sulit untuk dijelaskan dan digambarkan,

sehingga siswa lebih mudah memahami konsep fisika.

7

BAB II

KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teoritis

1. Pembelajaran Berbantuan Komputer

a. Pengertian Pembelajaran Berbantuan Komputer

Pembelajaran berbantuan komputer atau lebih dikenal dengan Computer

Assisted Instruction (CAI) adalah suatu sistem penyampaian materi pelajaran

yang berbasis mikroprosesor yang dirancang dan diprogram ke dalam sistem

tersebut.1 CAI menggunakan komputer sebagai satu bagian integral dari suatu

sistem pembelajaran. Siswa pada umumnya terlibat dalam interaksi dua arah

dengan komputer melalui suatu terminal.2 Komputer berperan dalam penyajian

informasi isi materi pelajaran, latihan, atau keduanya. Penggunaan komputer

sebagai media pembelajaran secara umum mengikuti proses instruksional sebagai

berikut: 3

1) Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, serta menjadwalkan

pembelajaran.

2) Mengevaluasi siswa (tes).

3) Mengumpulkan data mengenai siswa.

4) Melakukan analisis statistik mengenai data pembelajaran.

5) Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).

Menurut Warsita, pembelajaran berbantuan komputer merupakan

pembelajaran yang sangat menarik dan mampu meningkatkan motivasi belajar

siswa. Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh

kemampuan komputer, terdiri dari gabungan beberapa media, yaitu teks, grafis,

gambar, foto, audio, video, dan animasi. Pembelajaran ini juga bersifat off-line,

1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 35.2 Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),

h. 176.3 Arsyad, op.cit., h. 96.

7

8

sehingga dalam penggunaannya tidak tergantung pada akses internet.4 Teknologi

komputer dapat digunakan sebagai media yang memungkinkan seseorang belajar

secara mandiri dalam memahami suatu konsep. Selain itu, perangkat keras

(hardware) maupun perangkat lunak (software) dalam komputer biasanya

memiliki karakterisitik sebagai berikut:5

1) Dapat digunakan secara acak atau secara linier.

2) Dapat digunakan sesuai dengan keinginan siswa atau sesuai dengan keinginan

perancang.

3) Gagasan-gagasan biasanya disajikan secara abstrak dengan menggunakan

kata, simbol, maupun grafis.

4) Prinsip-prinsip ilmu kognitif diterapkan selama pengembangan.

5) Belajar dapat berpusat pada siswa dengan tingkat interaktivitas tinggi.

Jadi, pembelajaran berbantuan komputer atau computer assisted

instruction (CAI) merupakan suatu sistem pembelajaran terprogram yang

menggunakan komputer sebagai sarana atau alat bantu dalam menyampaikan

materi kepada siswa.

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran Berbantuan Komputer

Prinsip-prinsip perancangan pembelajaran berbantuan komputer (CAI)

yang diharapkan bisa melahirkan program CAI yang efektif adalah sebagai

berikut:6

1) Belajar harus menyenangkan, yaitu dengan memperhatikan tiga unsur seperti

menantang, fantasi dan ingin tahu.

2) Interaktivitas, yaitu dengan mempertimbangkan unsur-unsur seperti dukungan

komputer yang dinamis, dukungan sosial yang dinamis, aktif dan interaktif,

keluasan, dan power.

3) Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan tersedia feedback, yaitu

dengan memperhatikan beberapa faktor dalam perancangan latihan dengan

bantuan komputer. Pertama, latihan harus sesuai dengan tingkat

4 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya (Jakarta:Rineka Cipta, 2008), h. 137.

5 Ibid., h. 34.6 Arsyad, op.cit., h. 166-169.

9

perkembangan siswa. Kedua, kesempatan latihan dengan bantuan komputer

harus mempersiapkan umpan balik yang dapat dipahami, segera dan produktif.

Ketiga, lingkungan latihan dan praktik harus memotivasi.

4) Menuntun dan melatih siswa dengan lingkungan informal, yaitu dengan

menganalisis tingkat keterampilan dan kelemahan siswa dengan merekam

langkah-langkah yang benar dan salah selama program dijalankan. Oleh

karena itu, program komputer sebaiknya dapat memberikan umpan balik.

c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbantuan Komputer

Kelebihan program pembelajaran berbantuan komputer (CAI) meliputi

interaktif, individual, fleksibel, cost effectiveness, motivasi, umpan balik, record

keeping, dan kontrol ada pada pengguna (user). Selain itu, menurut Chaeruman

dalam Warsita, pembelajaran berbantuan komputer memiliki kelebihan yang

memungkinkan terjadinya proses pembelajaran sebagai berikut:7

1) Aktif, yaitu siswa dapat terlibat langsung secara aktif dalam proses belajar

yang menarik dan bermakna.

2) Konstruktif, yaitu siswa dapat menggabungkan ide-ide baru ke dalam

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya untuk memahami suatu makna.

3) Antusias, yaitu siswa dapat secara aktif dan berusaha mencapai standar

kompetensi yang telah ditetapkan.

4) Kontekstual, yaitu situasi belajar siswa diarahkan pada proses belajar

bermakna dan diarahkan pada upaya untuk memecahkan suatu permasalahan.

5) Multisensory, yaitu pembelajaran dapat disampaikan kepada siswa melalui

berbagai modalitas belajar atau melalui berbagai panca indera, baik audio,

visual, maupun kinestetik.

6) High order thinking skills training, yaitu untuk melatih kemampuan berpikir

tingkat tinggi serta meningkatkan ICT dan media literacy.

7 Warsita, op.cit., h. 34-36.

10

Adapun beberapa kelebihan dari aplikasi komputer menurut Rusman,

diantaranya adalah:8

1) Memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya

dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan.

2) Menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh penggunanya, yang

diistilahkan dengan “kesabaran komputer”, dapat membantu siswa yang

memiliki kecepatan yang lambat.

3) Kemampuan komputer untuk merekam hasil belajar penggunanya (record

keeping), komputer dapat diprogram untuk memeriksa dan memberikan skor

hasil belajar secara otomatis.

4) Kemampuan dalam mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi

grafik (graphic animation), sehingga komputer mampu menyampaikan

informasi dan pengetahuan dengan tingkat realisme tinggi.

5) Penggunaan waktu dan biaya yang relatif kecil. Contohnya program komputer

simulasi untuk melakukan percobaan dalam mata pelajaran sains dapat

mengurangi biaya bahan dan peralatan untuk melakukan percobaan.

Disamping memiliki banyak kelebihan, komputer sebagai sarana

komunikasi interaktif juga memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah:9

1) Tingginya biaya pengadaan dan pengembangan program komputer, terutama

yang dirancang khusus untuk maksud pembelajaran.

2) Pengadaan, pemeliharaan dan perawatan komputer yang meliputi perangkat

keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan biaya yang

relatif tinggi.

3) Merancang dan memproduksi program pembelajaran berbasis komputer

merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Memproduksi program komputer

merupakan kegiatan intensif yang memerlukan waktu banyak dan juga

keahlian khusus.

Adapun beberapa keterbatasan komputer yang dikemukakan oleh Arsyad

untuk tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:10

8 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: MengembangkanProfesionalisme Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 190.

9 Ibid., h. 191.

11

1) Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun,

pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.

2) Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan

khusus tentang komputer.

3) Keragaman model komputer (perangkat keras) sering menyebabkan program

(software) yang tersedia untuk suatu model tidak cocok dengan model lainnya.

4) Program yang tersedia saat ini belum memperhitungkan kreativitas siswa.

5) Komputer hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang

dalam kelompok kecil.

2. Hypermedia

a. Pengertian Hypermedia

Menurut Blanchard dan Rotenberg dalam Munir, hypermedia adalah

gabungan berbagai media yang diatur oleh hyperteks, yang meliputi berbagai

media seperti video, audio, musik, teks, animasi, film, grafik, dan gambar.11

Hypermedia merupakan media yang memiliki komposisi materi-materi yang tidak

berurutan. Hypermedia mengacu pada software komputer yang menggunakan

unsur-unsur teks, grafis, video, dan audio yang dihubungkan dengan cara yang

dapat mempermudah pemakai untuk beralih ke suatu informasi. Pemakai dapat

memilih cara yang unik sesuai gaya belajar, berpikir dan cara memproses

informasinya sendiri.12 Hal ini senada dengan pendapat Jacobs dalam Munir,

bahwa cara belajar dengan hypermedia disebut sebagai belajar secara sepintas lalu

menemukan dan pencarian.13

Hypermedia hampir serupa dengan hyperteks, tetapi melibatkan media lain

selain dari teks, misalnya dokumen hypermedia meliputi teks dan grafik atau

bunyi dan animasi.14 Hyperteks adalah teks dengan link atau pointer yang

menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi, sedangkan hypermedia

10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 55.11 Munir, Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,

2012), h. 183.12 Sri Anitah, Media Pembelajaran, (Surakarta: Yuma Pustaka, 2009), h. 58.13 Munir, loc. cit.14 Isjoni, dkk., Pembelajaran Terkini: Perpaduan Indonesia-Malaysia, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2008), cet. II, h. 127-128.

12

adalah perluasan dari konsep hyperteks, dimana informasi dihubungkan dengan

link ke koleksi seperti teks, audio, video, gambar, atau gabungan dari media-

media tersebut.15 Hyperteks dan hypermedia dapat pula digunakan dalam

pencarian basis data. Jika ditekan suatu teks atau simbol yang diperlukan maka

program akan menghubungkannya dengan makna, ide atau konsep yang

berhubungan dengan teks atau simbol tersebut.16

Dalam hypermedia ada dua konsep dasar yang menjadi ciri khusus yaitu

penghubung (link) dan yang dihubungkan (nodes). Nodes adalah bagian-bagian

dari sumber informasi yang ada dalam hypermedia yang meliputi basis data,

seperti video, suara, musik, teks, animasi, film, grafik, gambar, dan data lainnya,

sedangkan link adalah penghubung atau yang membuat hubungan antara nodes

dengan pengguna. Hyperteks dalam hypermedia berfungsi sebagai link. Jadi

nodes tidak berarti dalam hypermedia tanpa adanya peranan hyperteks sebagai

link.17

Struktur program hypermedia biasanya terdiri dari beberapa halaman

(slide). Masing-masing halaman berisi objek (teks, gambar, suara) yang terkait

dengan halaman lainnya. Sebuah elemen tertentu, seperti kata, bisa dihubungkan

dengan beberapa elemen lainnya. Halaman dapat dilalui dalam berbagai urutan

yang berbeda (salah satunya secara linier). Siswa memproses informasi pada layar

seperti membaca, menonton, mendengarkan, dan mungkin terlibat dalam beberapa

interaksi. Selain itu, siswa dapat pindah ke tampilan baru dengan memilih link,

misalnya mengklik pada kata yang digarisbawahi atau perangkat navigasi

lainnya.18

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa

hypermedia merupakan media pembelajaran berbantuan komputer dengan sistem

temu kembali informasi yang memudahkan penggunanya untuk memperoleh atau

15 Stephen M. Alessi and Stanley R. Trollip, Multimedia for Learning: Methods andDevelopment, (USA: Allyn & Bacon, 2001), p.138.

16 Munir, Pembelajaran Jarak Jauh: Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 66-67.

17 Ibid., h. 66.18 Alessi and Trollip, op.cit., p. 141.

13

menyediakan akses ke rekaman teks, grafis, video, dan audio yang berhubungan

dengan topik tertentu dengan penyajian secara acak.

b. Struktur Navigasi Hypermedia

Ada dua jenis struktur navigasi pada hypermedia, yaitu hypermedia

structured dan hypermedia unstructured. Hypermedia structured merupakan salah

satu jenis struktur navigasi hypermedia yang berdasarkan pada struktur hirarkis

dengan hyperlink yang digunakan untuk bergerak ke samping antar bagian dalam

struktur hirarkis. Adapun hypermedia unstructured yang memungkinkan

pengguna bergerak kemanapun sesuai yang diinginkan. Di bawah ini Gambar 2.1

dan Gambar 2.2 menunjukkan desain struktur navigasi hypermedia structured dan

hypermedia unstructured.19

Gambar 2.1 Struktur Navigasi Hypermedia Structured

19 Winarno, dkk., Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran, (Jakarta: Genius PrimaMedia, 2009), cet. I, h. 52.

14

Gambar 2.2 Struktur Navigasi Hypermedia Unstructured

Dalam penelitian ini, struktur navigasi yang digunakan oleh peneliti untuk

program hypermedia lebih mengarah kepada hypermedia structured. Hypermedia

structured menawarkan keuntungan penting bagi pendidikan karena struktur ini

memfasilitasi pendekatan konstruktivis. Hal ini sesuai dengan pernyataan Alessi

dan Trollip bahwa

Hypermedia is seen as embodying an approach to learning more inkeeping with the constructivist philosophy because it is learner controlled,often learner modifiable, supports multiple perspectives and sensorymodes, and multiple methods of searching and navigation. Thehypermedia methodology is often a central component of learningenvironments that are constructivist in nature.20

Hypermedia dipandang sebagai perwujudan dari sebuah pembelajaran

yang menggunakan pendekatan konstruktivis. Pengguna dapat mengakses bagian-

bagian dengan mudah sesuai keinginannya. Hypermedia structured

memungkinkan pengguna untuk membangun pengetahuannya sendiri dengan cara

mereka sendiri. Namun, struktur ini mempunyai kelemahan, pengguna dapat

tersesat saat mengakses produk dan salah dalam membangun pengetahuan.21

20 Alessi and Trollip, op.cit., p. 140.21 Winarno, dkk., loc.cit.

15

c. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembuatan Hypermedia

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan hypermedia

untuk proses pembelajaran, diantaranya sebagai berikut:22

1) Misi atau tujuan dari mata pelajaran, materi subjek, pendekatan, metode,

bentuk tampilan program, dan pemilihan software yang akan digunakan.

2) Software hypermedia harus memperhatikan urutan presentasi materi dan

urutan kegiatan belajar. Software harus menyediakan fasilitas seperti indeks,

peta isi, keluar masuk setiap saat menuju indeks atau peta, meloncat ke depan

atau belakang dari posisi yang dihadapi, serta menelusuri informasi sepanjang

presentasi.

3) Materi disajikan dalam bentuk multimedia yang meliputi teks, gambar, foto,

animasi dan suara. Animasi yang digunakan, baik pada penjelasan konsep

maupun contoh-contoh, selain berupa animasi statis auto-run (loop) atau

diaktifkan melalui penekanan tombol, juga bisa berupa animasi interaktif. Hal

ini memungkinkan pengguna (siswa) berperan aktif dengan merubah nilai atau

posisi bagian tertentu dari animasi tersebut.

4) Urutan kegiatan belajar meliputi melihat contoh, mengerjakan soal latihan,

menerima informasi, meminta penjelasan, dan mengerjakan evaluasi.

5) Penggunaan suara dititikberatkan pada efek-efek atau ilustrasi yang

diharapkan akan memperjelas tampilan.

3. Adobe Flash

Flash merupakan software animasi produksi Adobe System Incorporated

yang memberi kemudahan dalam menciptakan kreasi animasi yang unik dan

menarik.23 Dengan menggunakan Adobe Flash, berbagai aplikasi animasi 2D

dapat dibuat seperti animasi kartun, animasi interaktif, game, company profile,

presentasi, video clip, movie, web animasi, dan aplikasi animasi lainnya. Banyak

22 Iwan Permana Suwarna, Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui ProgramMacromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif dalam Pembelajaran Fisika,2013, (http://iwanpermana.blogspot.com/2007/02/model-pembelajaran-fisika-interaktif.html).

23 Jubilee Enterprise, Kupas Tuntas Flash CS4, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2009), h. 1.

16

fasilitas perintah dalam program Adobe Flash untuk membuat dan mengolah

animasi, seperti:24

a. Membuat tombol interaktif

b. Membuat perubahan transparansi warna dalam movie

c. Membuat animasi perubahan bentuk

d. Membuat animasi transformasi 3D

e. Membuat animasi dekorasi yang merupakan salah satu fitur terbaru

f. Membuat animasi Bone

g. Membuat gerakan animasi pada suatu alur tertentu

h. Konversi file dalam tipe .swf, .html, .gif, .jpg, .png, .exe, dan .mov.

Istilah-istilah yang akan dijumpai dalam program Adobe Flash adalah

sebagai berikut:25

a. Time Line, yaitu bagian lembar kerja yang digunakan untuk menampung dan

mengolah layer.

b. Layer, yaitu wadah yang digunakan untuk menampung satu gerakan objek,

sehingga jika ingin membuat gerakan lebih dari satu objek sebaiknya

diletakkan pada layer yang berbeda.

c. Animasi, yaitu gerakan objek maupun teks yang diatur sedemikian rupa,

sehingga tampak hidup dan nyata.

d. Properties, yaitu suatu cabang perintah dari suatu perintah yang lain.

e. Movie Clip, yaitu kumpulan animasi yang dapat digabungkan dengan animasi

yang lain.

f. Frame, yaitu bagian dari layer yang digunakan untuk mengatur pembuatan

animasi.

g. Keyframe, yaitu suatu tanda yang digunakan untuk membatasi suatu gerakan

animasi.

h. Scene, yaitu layar yang digunakan untuk menyusun objek-objek, baik berupa

teks maupun gambar.

24 Heni A. Puspitosari, Having Fun with Adobe Flash CS4 Professional, (Yogyakarta:Skripta Media Creative, 2010), cet. I, h. 3.

25 Ibid., h. 4-5.

17

i. Masking, yaitu suatu perintah yang berguna untuk menghilangkan sebuah isi

dari suatu layer dan isi layer tersebut akan tampak saat animasi dijalankan.

j. Action Script, yaitu suatu perintah yang diletakkan pada suatu frame atau

objek, sehingga frame atau objek tersebut akan menjadi interaktif.

Adobe Flash merupakan program animasi yang mendukung pemograman

dengan action script.26 Bahasa script tersebut dapat digunakan untuk

mengembangkan interaksi animasi, mengontrol dan mengendalikan elemen-

elemen seperti tombol, gambar, suara dan video, serta beragam keperluan lainnya

yang berkaitan dengan tampilan aplikasi dan animasi yang akan dihasilkan.

Dengan digunakannya action script, memungkinkan sebuah karya animasi yang

dihasilkan lebih dinamis dan interaktif.27

Menurut Nurtantio, program Flash ini tepat digunakan untuk

mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif karena mendukung animasi,

gambar, image, teks, dan pemograman. Dalam penelitian ini, software

pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan Adobe Flash adalah

hypermedia. Aplikasi yang dikembangkan dengan Adobe Flash menggunakan

shared object untuk menyimpan dan memanggil informasi. Dengan menggunakan

shared object, data dapat disimpan dalam suatu perangkat menggunakan file .swf.

shared object telah terbukti menjadi fitur yang sangat populer dalam aplikasi

mobile. Berikut ini adalah contoh-contoh pemanfaatan basis data lokal

menggunakan shared object: 28

a. Mengontrol akses halaman pembelajaran

Jika pembelajaran berisi lebih dari satu materi atau evaluasi yang sifatnya

berjenjang, penyimpanan data nilai evaluasi dapat digunakan untuk

menentukan materi yang dapat dibuka atau materi yang harus dikunci.

26 Pulung Nurtantio dan Ari Maulana Syarif, Kreasikan Animasimu dengan Adobe Flash:Dalam Membuat Sistem Multimedia Interaktif, (Yogyakarta: Andi, 2013), h. 2.

27 Jubilee Enterprise, Kupas Tuntas Flash CS4, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo,2009), h. 295.

28 Nurtantio, loc.cit.

18

b. Menentukan ranking (high scores)

Dalam latihan atau evaluasi terdapat halaman rekor yang menampilkan

sejumlah data nama dan nilai tertinggi.

c. Menyimpan dan memanggil pesan

User dimungkinkan untuk membuat catatan ringkas untuk mengingat state

yang perlu disimpan sebelum menutup aplikasi. State tersebut akan

ditampilkan kembali sebagai pengingat pada saat user membuka aplikasi.

d. Memberikan saran atau solusi dalam belajar

Aplikasi mampu memberikan saran atau solusi berdasarkan data tertentu yang

dibuat oleh user dan terekam oleh aplikasi.

4. Hasil Belajar

Sudjana berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan

yang dimiliki oleh siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya.29 Hasil

belajar merupakan sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup

ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Belajar tidak hanya penguasaan konsep

teori mata pelajaran, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan,

minat dan bakat, penyesuaian sosial, macam-macam keterampilan, cita-cita,

keinginan dan harapan. Hal tersebut senada dengan pendapat Hamalik dalam

Rusman yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat terlihat dari terjadinya

perubahan persepsi dan perilaku, termasuk perbaikan perilaku.30

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajar. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses

pembelajaran. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi

kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar

melalui kegiatan belajar. Berdasarkan informasi tersebut, guru dapat menyusun

29 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009), h.22.

30 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: MengembangkanProfesionalisme Abad 21, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 123.

19

dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut untuk keseluruhan kelas atau

individu.31

Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan

kurikuler maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar

menurut Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni

ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik.32 Ranah kognitif berkenaan

dengan kemampuan pengembangan keterampilan intelektual (knowledge) dengan

tingkatan-tingkatan sebagai berikut:33

a. Mengingat (C1), yakni mengambil pengetahuan yang dibutuhkan oleh memori

jangka panjang. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan akan digali pada

saat dibutuhkan dengan cara mengenali atau mengingat kembali.

b. Memahami (C2), yakni mengkonstruk makna dari pesan-pesan pembelajaran,

baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun grafis, yang disampaikan melalui

pengajaran, buku, atau layar komputer. Proses-proses kognitif dalam kategori

memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan,

merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

c. Menerapkan atau mengaplikasikan (C3), melibatkan penggunaan prosedur-

prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah.

Kategori menerapkan terdiri dari dua proses kognitif, yakni mengeksekusi

(ketika tugasnya hanya soal latihan) dan mengimplementasikan (ketika

tugasnya merupakan masalah).

d. Menganalisis (C4), melibatkan proses menguraikan materi menjadi bagian-

bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara

setiap bagian, serta struktur keseluruhannya. Kategori proses menganalisis

meliputi proses-proses kognitif membedakan, mengorganisasikan, dan

mengatribusikan.

31 Ibid., h. 123-124.32 Sudjana, loc.cit.33 Lorin W. Anderson and David R. Krathwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,

Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terj. dari A Taxonomy forLearning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives olehAgung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), cet. I, h. 99-130.

20

e. Mengevaluasi (C5), yakni membuat keputusan berdasarkan kriteria dan

standar. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa

dan mengkritik.

f. Membuat atau mencipta (C6), melibatkan proses menyusun elemen-elemen

jadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional yang berisikan tiga

proses kognitif yakni merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif

tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku, seperti perhatiannya terhadap

pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman, kebiasaan

belajar, dan hubungan sosial. Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai

hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai

tingkat yang kompleks, yaitu:34

a. Penerimaan (reciving), yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan

(stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi,

gejala, dan lain-lain. Penerimaan dibedakan menjadi kesadaran, keinginan

untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari

luar.

b. Jawaban (responding), yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap

stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan,

kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.

c. Penilaian (valuing), berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala

atau stimulus tadi. Penilaian dibedakan menjadi kesediaan menerima nilai,

latar belakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan

terhadap nilai tersebut.

d. Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi,

termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai

yang telah dimilikinya. Kemampuan organisasi dibedakan menjadi konsep

tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain.

34 Sudjana, op.cit., h. 30.

21

e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem

nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan

tingkah lakunya. Hal ini mencakup keseluruhan nilai dan karakteristiknya.

Ranah psikomotorik berkaitan erat dengan keterampilan secara fisik dan

motorik. Aspek pada ranah psikomotik terdiri dari:35

a. Persepsi, yakni menyadari stimulus, menyeleksi stimulus terarah sampai

menerjemahkannya dalam pengamatan stimulus terarah kepada kegiatan yang

ditampilkan.

b. Kesiapan, berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan tertentu,

termasuk kesiapan mental, fisik, dan emosional.

c. Respons terpimpin, meliputi kemampuan menirukan gerakan, gerakan coba-

coba, dan performance yang memadai menjadi tolak ukur.

d. Mekanisme, yakni kebiasaan yang berasal dari respons yang dipelajari,

gerakan dilakukan dengan mantap, penuh keyakinan dan kemahiran.

e. Respons kompleks, berkaitan dengan gerak motorik yang memerlukan pola

gerakan yang kompleks.

f. Penyesuaian, berkaitan dengan pola gerakan yang telah berkembang dengan

baik, sehingga seseorang dapat mengubah pola gerakannya agar sesuai dengan

situasi yang dihadapinya.

g. Mencipta, yakni keterampilan tingkat tinggi dimana pada tingkatan ini

seseorang memiliki kemampuan untuk menghasilkan pola-pola gerakan baru

agar sesuai dengan situasi yang dihadapinya.

5. Kajian Materi Subjek

a. Karakteristik Konsep Momentum dan Impuls

Momentum dan impuls merupakan salah satu konsep fisika yang penting

untuk dipelajari karena aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Konsep momentum

dan impuls memiliki karakteristik khusus, diantaranya:

35 Zulfiani, Tonih Feronika dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.68-69.

22

1) Tingkat kesulitan relatif tinggi, dapat dilihat dari Standar Kompetensi yang

menuntut kemampuan siswa untuk menganalisis.

2) Bersifat matematis karena selalu ada perumusan matematis dalam setiap

fenomena konsep momentum dan impuls.

3) Aplikasinya dapat dilihat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar Konsep Momentum dan

Impuls

Standar Kompetensi yang telah ditetapkan untuk konsep momentum dan

impuls adalah menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan

mekanika benda titik. Adapun Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan adalah

menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk

menyelesaikan masalah tumbukan.

c. Peta Konsep Momentum dan Impuls

Momentum dan impuls merupakan bagian dari konsep fisika yang

diajarkan pada semester ganjil di tingkat SMA kelas XI kurikulum KTSP. Selain

mempelajari besaran momentum dan impuls, konsep ini juga mempelajari Hukum

Kekekalan Momentum yang berlaku pada peristiwa tumbukan dua buah benda

atau lebih. Agar pembelajaran pada konsep momentum dan impuls lebih mudah

dipahami, maka disajikan peta konsep dalam Gambar 2.3 berikut ini:

Gambar 2.3 Peta Konsep Momentum dan Impuls

mengalami

Tumbukan

berlaku

terdiri dari

Lenting Sempurna

Hukum Kekekalan MomentumHukum Kekekalan Energi Kinetik

Lenting Sebagian Tidak Lenting Sama Sekali

berlakuberlaku

Benda

ImpulsMomentum

memiliki

23

d. Materi Konsep Momentum dan Impuls

1) Konsep Momentum dan Impuls

a) Momentum

Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk

melanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan:36

b) Impuls

Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda

bergerak dalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan:37∆c) Hubungan Momentum dan Impuls

Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat

ditulis:38 ∆Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu

benda sama dengan perubahan momentum yang dialami benda itu.

2) Hukum Kekekalan Momentum

Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa jika suatu sistem tidak

mendapat gaya dari luar, maka momentum sistem selalu tetap yaitu momentum

sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum sistem sesudah tumbukan.

Secara matematis dituliskan:39

3) Tumbukan

Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,

tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

36 Supiyanto, Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Phibeta, 2006), h. 116.37 Bambang Haryadi, Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 88-89.38 Kamajaya, Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007), h. 135.39 Ibid, h. 140.

24

a) Tumbukan Lenting Sempurna

Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum

dan Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa

m1 dan m2 bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan. Kedua

benda bertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v1’ dan v2’ seperti

terlihat pada Gambar 2.4.40

v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

Sebelum tumbukan Saat tumbukan Setelah tumbukan

Gambar 2.4 Tumbukan Lenting Sempurna Antara Dua Benda

Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi

Kinetik, persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna:41

1b) Tumbukan Lenting Sebagian

Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum,

tetapi tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Gambar 2.5 menunjukkan

sebuah bola elastis yang jatuh bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan

terjadi tumbukan antara bola dengan lantai sehingga bola memantul setinggi h2.

h1

v1’ h2

v1

Gambar 2.5 Tumbukan Lenting Sebagian Antara Bola dan Lantai

40 Supiyanto, Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI, (Jakarta: Phibeta, 2006), h. 121.41 Bambang Haryadi, Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pusat Perbukuan

Departemen Pendidikan Nasional, 2009), h. 93.

25

Berdasarkan persamaan pada gerak jatuh bebas, diperoleh persamaan

koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian: 42

c) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Pada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda

menyatu dan bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang sama seperti terlihat

pada Gambar 2.6 berikut ini.43

v1 v2 v’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

Sebelum tumbukan Saat tumbukan Setelah tumbukan

Gambar 2.6 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali Antara Dua Benda

Kecepatan kedua benda setelah tumbukan besarnya sama, yaitu v1’ = v2’ =

v, maka berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum: 44

Besar koefisien restitusi (e) untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah:′ ′ 0

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan hypermedia adalah

sebagai berikut:

1. Dalam penelitiannya yang berjudul “Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri

Terbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar

dan Kemampuan Awal”, Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi

menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar siswa dengan metode

pembelajaran inkuiri terbimbing menggunakan hypermedia dan media riil

42 Ibid, h. 93-94.43 Supiyanto, op.cit., h. 122.44 Haryadi, op.cit., h. 94.

26

pada materi pokok hukum newton dan gesekan. Siswa yang menggunakan

hypermedia memberikan rerata prestasi belajar ranah kognitif yang lebih baik

daripada media riil.45

2. Dalam jurnal yang berjudul “Design of Adaptive Hypermedia Learning

Systems: A Cognitive Style Approach”, Freddy Mampadi, dkk. telah

mengembangkan sistem pembelajaran hypermedia adaptif yang disesuaikan

dengan gaya kognitif siswa. Dalam penelitian ini dilihat pula respon siswa

terhadap sistem pembelajaran hypermedia adaptif, termasuk kinerja belajar

dan persepsinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum, sistem

pembelajaran hypermedia adaptif berpengaruh terhadap gaya kognitif siswa

dan meningkatkan pembelajaran siswa. Hasil juga menunjukkan bahwa sistem

pembelajaran hypermedia adaptif memiliki pengaruh yang lebih baik pada

persepsi siswa daripada kinerja.46

3. Hasil penelitian Robert Pritchard and Susan O’Hara yang berjudul

“Vocabulary Development in the Science Classroom: Using Hypermedia

Authoring to Support English Learners” menunjukkan bahwa hypermedia

authoring memiliki dampak positif terhadap tingkat pemahaman siswa,

konsep ilmu pengetahuan serta pada keterlibatan siswa dalam kegiatan

pengembangan kosakata. Sistem hypermedia authoring menyajikan

pengembangan kosakata sehingga siswa dapat menghubungkan kata-kata

baru untuk pengetahuan awal mereka dan memilih kata-kata dan gambar

mereka sendiri untuk mewakili konsep dasar.47

4. Ahmad Abduh Haqi dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan

Hypermedia Berbasis World Wide Web Bertemakan Curug Silawe Materi

Pokok Usaha dan Energi Sebagai Media Pembelajaran untuk SMP/MTs”

menunjukkan bahwa kualitas hypermedia berbasis World Wide Web yang

45 Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan InkuiriTerbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan KemampuanAwal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 10-16.

46 Freddy Mampadi et al., Design of Adaptive Hypermedia Learning Systems: ACognitive Style Approach, Computers & Education, 56, 2011, pp. 1003-1011.

47 Robert Pritchard and Susan O’Hara, Vocabulary Development in the ScienceClassroom: Using Hypermedia Authoring to Support English Learners, The Tapestry Journal, 1,2009, pp. 15-29.

27

bertemakan Curug Silawe materi pokok usaha dan energi berdasarkan

penilaian dari ahli materi, ahli media, dan guru IPA SMP/MTs memiliki

kategori sangat baik (SB). Persentase keidealan ahli materi adalah 77,00%,

persentase keidealan ahli media adalah 86,72%, dan persentase keidealan guru

IPA SMP/MTs adalah 91,20%. Respon siswa terhadap hypermedia berbasis

World Wide Web pada uji terbatas diperoleh persentase 93,13%, sedangkan

pada uji luas diperoleh persentase 87,71%.48

5. Dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran Hipermedia Induksi

Magnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik

Sains Guru Fisika”, Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi menyatakan

bahwa model pembelajaran hypermedia pada materi induksi magnetik dapat

meningkatkan penguasaan konsep fisika. Secara klasikal peningkatan

termasuk dalam kategori sedang. Penguasaan konsep tertinggi terjadi pada sub

konsep hukum Faraday dan terendah pada sub konsep ggl induksi. Model

pembelajaran hypermedia pada materi induksi magnetik dapat meningkatkan

keterampilan generik sains guru. Peningkatan tertinggi pada indikator

pemahaman hukum sebab akibat dan terendah pada indikator membangun

konsep.49

C. Kerangka Berpikir

Fisika merupakan salah satu cabang ilmu sains yang mengarahkan pada

pemberian pengalaman secara langsung agar siswa dapat memahami konsep

fisika. Namun, tidak semua fenomena dalam konsep fisika dapat dilihat atau

divisualisasikan secara langsung di dalam kelas. Ada beberapa konsep fisika yang

memerlukan manipulasi objek secara fisis, salah satunya adalah konsep

momentum dan impuls. Pada konsep ini, fenomena-fenomena yang berhubungan

dengan momentum dan impuls tidak memungkinkan untuk dibawa secara

48 Ahmad Abduh Haqi, “Pengembangan Hypermedia Berbasis World Wide WebBertemakan Curug Silawe Materi Pokok Usaha dan Energi Sebagai Media Pembelajaran untukSMP/MTs”, Skripsi pada UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013, h. 58, tidak dipublikasikan.

49 Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi, Model Pembelajaran Hipermedia InduksiMagnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika,Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 1, 2007, h. 123-134.

28

langsung ke dalam kelas, contohnya peristiwa dua buah mobil yang saling

bertabrakan, permainan bola biliar, penembakan peluru, prinsip kerja roket, dan

lain-lain. Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impuls tersebut pada

dasarnya berlangsung sangat cepat, sehingga seringkali pengamatan siswa

terhadap objek yang sedang dipelajari menjadi tidak seragam. Ketidakseragaman

pengamatan ini akan mengakibatkan siswa mengalami miskonsepsi, yang

berpengaruh pada pemahaman konsep-konsep selanjutnya. Jika miskonsepsi ini

terus berlanjut, ketercapaian tujuan pembelajaran tentu tidak akan maksimal,

sehingga hasil belajar fisika siswa menjadi rendah.

Dalam era perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat

ini, pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah masih kurang optimal dan kurang

variatif, padahal pengunaan komputer dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan minat dan motivasi dalam belajar. Ada berbagai jenis aplikasi

teknologi pembelajaran berbantuan komputer yang sudah mulai digunakan dalam

proses pembelajaran. Aplikasi tersebut terdiri dari tutorial, driil, simulasi, dan

games yang merupakan penggabungan berbagai macam bentuk media atau

gabungan dari tampilan berbagai unsur-unsur visual maupun audio. Namun,

aplikasi-aplikasi tersebut memiliki kelemahan pada struktur navigasinya, dimana

penggunanya tidak dapat dengan mudah kembali ke materi pokok, sehingga

setelah penjelasan pada sub-pokok bahasan penggunanya harus melewati jalan

yang panjang untuk kembali ke materi pokok. Oleh karena itu, diperlukan suatu

media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat memudahkan penggunanya

mengakses bagian-bagian dari isi media tersebut sesuai dengan keinginannya.

Salah satu bentuk media pembelajaran berbantuan komputer yang dapat

digunakan adalah hypermedia.

Hypermedia merupakan media pembelajaran berbantuan komputer dengan

sistem temu kembali informasi yang memudahkan penggunanya untuk

memperoleh atau menyediakan akses ke rekaman teks, grafis, video, dan audio

yang berhubungan dengan topik tertentu dengan penyajian secara acak. Oleh

karena itu, hypermedia memungkinkan penggunanya untuk membangun

pengetahuan sendiri dengan cara mereka sendiri. Dengan adanya visualisasi

29

berupa gambar, animasi, dan video, hypermedia menjadikan pembelajaran lebih

faktual dalam pembelajaran fisika, khususnya pada konsep momentum dan

impuls. Hypermedia dapat menampilkan gerakan perlambatan, sehingga peristiwa

tumbukan dua benda yang berlangsung sangat cepat dapat terlihat dengan jelas

pada saat sebelum dan setelah tumbukan. Hal ini tentunya dapat meminimalisir

terjadinya miskonsepsi yang dialami oleh siswa, sehingga akan memungkinkan

lebih banyak siswa yang memahami konsep momentum dan impuls. Pemahaman

siswa akan konsep tersebut dapat membantu dalam pemahaman konsep-konsep

selanjutnya, sehingga diharapkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika

dapat meningkat. Kerangka berpikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7

berikut:

Gambar 2.7 Kerangka Berpikir

Hasil belajar siswa dalam mata pelajaran fisika masihrendah

Gerakan-gerakan fenomena momentum dan impulsberlangsung sangat cepat

Media Pembelajaran Berbantuan Komputer

Hypermedia

Pembelajaran lebih menarik dan memvisualisasikankonsep momentum dan impuls

Hasil belajar fisika siswa meningkat

Pemanfaatan komputer di sekolah-sekolah masih kurangoptimal

Aplikasi teknologi pembelajaran berbantuan komputeryang sudah digunakan memiliki banyak kelemahan.

30

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Ha = Terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada

konsep momentum dan impuls.

H0 = Tidak terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA

pada konsep momentum dan impuls.

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Tangerang Selatan yang

berlokasi di Jalan Ir. W.R. Supratman Komplek Pertamina Pondok Ranji Ciputat

Timur, Tangerang Selatan. Penelitian berlangsung pada semester ganjil bulan

November tahun pelajaran 2013/2014.

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

semu (quasi experiment). Eksperimen semu merupakan metode yang mempunyai

kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi eksperimen. Pemilihan metode ini

dikarenakan pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang

digunakan untuk penelitian.1

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah nonequivalent

control group design. Desain ini dilakukan pada dua kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.2 Kedua

kelompok dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu agar kedua kelompok

memiliki homogenitas yang relatif sama. Sebelum diberikan perlakuan, pada

kedua kelompok dilakukan pretest untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

dasar siswa pada konsep yang bersangkutan yaitu konsep momentum dan impuls.

Selanjutnya, keduanya diberikan perlakuan yang berbeda, yaitu kelompok

eksperimen akan diberikan perlakuan pembelajaran menggunakan hypermedia

sedangkan kelompok kontrol diberikan perlakuan pembelajaran secara

1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif an R&D),(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 114.

2 Ibid., h. 116.

31

32

konvensional. Setelah diberikan perlakuan, pada kedua kelompok akan dilakukan

posttest untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar siswa pada konsep

momentum dan impuls. Gambaran mengenai desain penelitian dapat dilihat pada

Tabel 3.1 berikut ini:

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen Y1 XE Y2

Kontrol Y1 XK Y2

Keterangan:

XE = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pembelajaranmenggunakan hypermedia

XK = Perlakuan terhadap kelompok kontrol berupa pembelajaran secarakonvensional

Y1 = PretestY2 = Postest

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Dalam penelitian ini, terdapat

dua variabel penelitian yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah hypermedia, sedangkan variabel terikatnya

adalah hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls.

E. Populasi dan Sampel

Menurut Arikunto, populasi adalah keseluruhan subjek penelitian,

sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 4 Tangerang Selatan dengan

populasi sasarannya adalah seluruh siswa kelas XI. Sampel penelitian ditentukan

dengan teknik purpossive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan

3 Ibid., h. 61.4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 173-174.

33

pertimbangan tertentu.5 Diambil dua kelas untuk dijadikan sampel, yang satu

sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran secara konvensional dan

yang satu sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran

menggunakan hypermedia.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui tes dan

nontes. Data tes berupa pretest dan posttest, dimana pretest adalah tes hasil belajar

yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengetahuan awal siswa sebelum

pembelajaran menggunakan hypermedia. Sementara posttest adalah tes hasil

belajar setelah pembelajaran untuk melihat ketuntasan hasil belajar terhadap

perlakuan. Adapun data nontes berupa angket yaitu sejumlah pernyataan tertulis

yang digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan hypermedia

dalam pembelajaran.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur variabel

penelitian.6 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes

berupa tes objektif pilihan ganda dan instrumen nontes berupa angket respon

siswa terhadap software hypermedia.

1. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan berupa tes objektif pilihan ganda dengan

mengukur aspek kognitif yang meliputi mengingat (C1), memahami (C2),

menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Tes dilakukan sebelum (pretest) dan

sesudah (posttest) diberikan perlakuan. Kisi-kisi instrumen tes yang digunakan

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:

5 Sugiyono, op.cit., h. 124.6 Ibid., h. 148.

34

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes

Konsep/Subkonsep Indikator

Ranah Kognitif JumlahSoalC1 C2 C3 C4

KonsepMomentumdan Impuls

Menjelaskan konsepmomentum dan impuls

1,2* 5,٭3,4 5

Menghitung momentumdan impuls, sertahubungan antarakeduanya

7 6,٭8,9٭10 5

Menganalisis hubunganantara gaya, momentumdan impuls dalam geraksuatu benda

11,12,٭13 15,٭14 5

HukumKekekalanMomentum

Menerapkan HukumKekekalan Momentumuntuk sistem tanpa gayaluar

16,٭17

19,٭184

Menerapkan prinsipHukum KekekalanMomentum untukpenyelesaian masalahyang menyangkutinteraksi melalui gaya-gaya internal

٭20 21,22,٭23 25,٭24 6

Tumbukan

Menyebutkan syaratuntuk berbagai peristiwatumbukan

,27,٭26٭29,٭28 ٭30 5

MengintegrasikanHukum KekekalanEnergi dan KekekalanMomentum untukberbagai peristiwatumbukan

31, ,٭32٭34

33*4

Menganalisis geraksuatu benda untukmenyelesaikanpersoalan menyangkutperistiwa tumbukan

٭36,٭35 ,38,٭3740,٭39

6

Jumlah Soal 8 6 17 9 40

Persentase Soal 20% 15% 42,5% 22,5% 100%

Keterangan: * = butir soal yang valid

35

2. Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan berupa angket atau skala sikap untuk

mengetahui persepsi siswa mengenai hypermedia dalam pembelajaran fisika

konsep momentum dan impuls. Angket yang digunakan dalam penelitian ini

adalah model angket skala Likert yang berbentuk rating-scale, dimana siswa

menjawab pernyataan-pernyataan dengan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS),

Tidak Setuju (TS), Cukup (C), Setuju (S), Sangat Setuju (SS). Kisi-kisi instrumen

nontes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut

ini:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)

H. Kalibrasi Instrumen

1. Kalibrasi Instrumen Tes

Sebelum diberikan kepada sampel, instrumen tes terlebih dahulu

diujicobakan pada siswa kelas XII SMA Negeri 4 Tangerang Selatan. Uji coba ini

dimaksudkan untuk mengetahui kualitas dari setiap soal, dimana soal tersebut

harus memenuhi kriteria seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran maupun

daya pembeda. Berikut ini adalah pengujian berkaitan dengan kriteria yang harus

dipenuhi oleh instrumen tes dalam penelitian:

No Indikator AngketHypermedia Jumlah

SoalPositif Negatif

1Penggunaan hypermedia dalam prosespembelajaran

1 2 2

2 Penyajian konsep materi 3 4 2

3 Peyajian gambar dan animasi 5,7 6,8 4

4 Kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia 9 10 2

5 Penjelasan rumus dalam hypermedia 11,13 12,14 4

Jumlah Soal 7 7 14

36

a. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu

mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang

diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang yang

dimaksud.7 Salah satu cara menguji validitas butir adalah menggunakan teknik

analisis point biserial, yaitu:8

Keterangan:

= koefisien korelasi point biserial= mean (rata-rata) skor dari subjek (peserta tes) yang menjawab betul pada

butir soal yang dicari validitasnya= mean (rata-rata) dari skor totalS = standar deviasi dari skor totalp = proporsi siswa yang menjawab benarq = proporsi siswa yang menjawab salah

Interpretasi nilai koefisien korelasi yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel

3.4 berikut: 9

Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Posttest0,80 1,00 Sangat Tinggi0,60 0,80 Tinggi0,40 0,60 Cukup0,20 0,40 Rendah0,00 0,20 Sangat Rendah

Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.5 di bawah ini:

7 Arikunto, op.cit., h. 211-212.8 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

Cet ke-9, h. 79.9 Ibid, h. 75.

37

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Statistik Butir Soal

Jumlah Soal 40

Jumlah Siswa 33

Nomor Soal yang Valid2, 4, 9, 10, 13, 14, 17, 18, 20, 23, 24, 26,

28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39

Jumlah Soal yang Valid 22

Persentase Soal yang Valid 55%

b. Uji Reliabilitas

Instrumen dikatakan reliabel apabila suatu instrumen cukup dapat

dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen yang dapat

dipercaya atau reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya pula.

Apabila datanya benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali diambil

hasilnya akan tetap sama.10 Salah satu cara yang dapat digunakan untuk

mengetahui reliabilitas suatu instrumen tes adalah menggunakan rumus Kuder

Richardson 20 (KR-20) sebagai berikut:11

11 1 2 ∑2Keterangan:r = reliabilitas instrumenp = proporsi subjek (peseta tes) yang menjawab benarq = proporsi subjek (peseta tes) yang menjawab salah∑pq = jumlah hasil perkalian antara dan

= banyak soal= standar deviasi dari tes

Penentuan kategori reliabilitas suatu instrumen didasarkan pada Tabel 3.6

berikut:

10 Arikunto, op. cit., h. 221.11 Arikunto, op. cit., h. 100.

38

Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas

Rentang nilai r11 Kategori0,70 1,00 Tinggi0,50 0,70 Sedang0,00 0,50 Rendah

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas

instrumen tes ini adalah 0,77. Nilai ini termasuk ke dalam kategori tinggi,

sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini layak digunakan dalam

penelitian.

c. Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk berusaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi. Bilangan

yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran

(difficulty index). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0.

Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Taraf kesukaran soal

dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:12

Keterangan:

= indeks kesukaran= banyak siswa yang menjawab benar pada butir soal yang diukur= jumlah seluruh siswa peserta tes

Penentuan kategori derajat kesukaran suatu butir soal didasarkan pada

Tabel 3.7 berikut:

12 Ibid, h. 207-208.

39

Tabel 3.7 Kategori Derajat Kesukaran

Rentang nilai IK Kategori0,00 0,30 Sukar0,30 0,70 Sedang0,70 1,00 Mudah

Hasil perhitungan derajat kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel

3.8 berikut ini:

Tabel 3.8 Hasil Uji Derajat Kesukaran Instrumen Tes

Kriteria SoalButir Soal

Jumlah Soal Persentase

Mudah 16 40%

Sedang 11 27,5%

Sukar 13 32,5%

Jumlah 40 100%

d. Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Tes

yang baik adalah tes yang dapat memisahkan dua kelompok peserta tes. Berikut

ini adalah cara yang dapat digunakan untuk memisahkan antara kedua kelompok

tersebut:13

a. Menyusun lembar jawaban tes sesuai dengan urutan skor dari yang terbesar

hingga terkecil.

b. Seluruh kelompok yang dijadikan sampel dibagi menjadi dua sama besar, 50%

kelompok atas dan 50% kelompok bawah.

Untuk menentukan daya pembeda digunakan rumus:14

13 Ibid, h. 211-212.14 Ibid, h. 213.

40

Keterangan:

= daya beda soal= banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar= banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar= banyaknya peserta kelompok atas= banyaknya peserta kelompok bawah

Penentuan kategori daya beda soal didasarkan pada Tabel 3.9 berikut ini:

Tabel 3.9 Kategori Daya Beda

Rentang nilai DB Kategori

Bernilai negatif Drop0,00 0,20 Buruk0,20 0,40 Cukup0,40 0,70 Baik0,70 1,00 Baik sekali

Hasil uji daya beda instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.10 berikut ini:

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes

Kriteria SoalButir Soal

Jumlah Soal Persentase

Drop 1 2,5%

Buruk 18 45%

Cukup 16 40%

Baik 5 12,5%

Jumlah 40 100%

2. Kalibrasi Instrumen Nontes

Pengujian kelayakan instrumen nontes dilakukan dengan pertimbangan

para ahli. Pertimbangan-pertimbangan tersebut dapat terlihat pada Tabel 3.11

berikut ini:

41

Tabel 3.11 Uji Validitas Instrumen Nontes

No Aspek yang DiujiKriteria

Baik Cukup Kurang

1Pengembangan indikator dari setiap tahappembelajaran

2Keterwakilan semua tahap pembelajaranoleh indikator yang dikembangkan

3 Penskoran terhadap tiap-tiap indikator

4Pemilihan kata dan kalimat dalampengembangan indikator

5Kejelasan dan keefektifan bahasa yangdigunakan

Saran:.............................................................................................................................................

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis Data Tes

Sebelum melakukan uji hipotesis dilakukan beberapa uji prasyarat statistik

untuk menentukan rumus statistik yang akan digunakan dalam uji hipotesis

tersebut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti

berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang

digunakan dalam penelitian ini adalah chi square test (tes kai kuadrat), yaitu:15

2 0 2Keterangan :2 = nilai tes kai kuadrat0 = frekuensi yang diobservasi

= frekuensi yang diharapkan

15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif an R&D),(Bandung: Alfabeta, 2008), h. 241.

42

Penentuan kategori uji normaitas berdasarkan pengujian nilai kai kuadrat

didasarkan pada Tabel 3.12 berikut ini:16

Tabel 3.12 Kategori Uji Normalitas

Rentang nilai Xh2 Kategori

distribusi data tidak normal

distribusi data normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua varians

atau kelas yang akan diteliti. Uji kesamaan dua varians digunakan untuk menguji

apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua

variansnya. Jika kedua varians sama besarnya, maka uji homogenitas tidak perlu

dilakukan lagi karena datanya sudah dianggap homogen. Persyaratan agar

pengujian homogenitas dapat dilakukan, apabila datanya telah terbukti

terdistribusi normal. Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah uji Fisher, yaitu:17

dimana S2 =∑ . ∑ .

Keterangan:

F = koefisien F tesS1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besarS2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil

Penentuan kategori uji homogenitas berdasarkan uji Fisher didasarkan

pada Tabel 3.13 berikut ini:

16 Ibid., h. 243.17 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Pengantar Statistika, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2008), cet. II, h. 133-134.

43

Tabel 3.13 Kategori Uji Homogenitas Fisher

Rentang nilai F Kategori

data dinyatakan homogen

data dinyatakan tidak homogen

2. Analisis Data Tes

Analisis data tes menggunakan uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui

adanya pengaruh hypermedia terhadap hasil belajar siswa. Uji hipotesis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah uji . Uji t adalah tes statistik yang dapat

dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kelompok yang berbeda

dengan prinsip membandingkan rata-rata (mean) kedua kelompok (kelompok

kontrol dan eksperimen) tersebut. Sebelum melakukan uji hipotesis, diharuskan

melakukan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu, karena hasil kedua uji

tersebut yang menentukan rumus uji hipotesis yang akan digunakan. Berikut ini

kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan varians serta uji hipotesis yang harus

digunakan:

a. Data terdistribusi normal dan homogen

Untuk data terdistribusi normal dan homogen, maka pengujian hipotesis

dengan analisis tes statistik parametik. Secara matematis dirumuskan sebagai

berikut:18

1 1dimana dsg =

Keterangan :1 = rata-rata data kelompok eksperimen2 = rata-rata data kelompok kontrol= standar deviasi gabungan data kedua kelompok

18 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005), h. 239.

44

S1 = standar deviasi data kelompok eksperimenS2 = standar deviasi data kelompok kontrol1 = jumlah data kelompok eksperimen2 = jumlah data kelompok kontrol

b. Data terdistribusi normal dan tidak homogen

Untuk data terdistribusi normal dan tidak homogen, maka pengujian

hipotesis dengan analisis tes statistik nonparametik. Secara matematis dirumuskan

sebagai berikut:

Penentuan kategori uji hipotesis berdasarkan uji t didasarkan pada Tabel

3.14 berikut ini:

Tabel 3.14 Kategori Uji Hipotesis (Uji t)

Rentang nilai t Kategori

diterima dan ditolak

diterima dan ditolak

3. Analisis Data Nontes

Dalam penelitian ini, analisis data instrumen nontes menggunakan teknik

analisis data deskriptif. Pernyataan dalam angket terbagi menjadi dua, yaitu

pernyataan positif dan pernyataan negatif. Dalam menganalisis data yang berasal

dari angket bernilai 1 sampai dengan 5, peneliti menyimpulkan makna setiap

alternatif jawaban. Untuk pernyataan positif, maka:19

a. Jawaban “sangat tidak setuju” (STS) diberi nilai 1.

b. Jawaban “tidak setuju” (TS) diberi nilai 2.

c. Jawaban “cukup” (C) diberi nilai 3.

d. Jawaban “setuju” (S) diberi nilai 4.

e. Jawaban “sangat setuju” (SS) diberi nilai 5.

19 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2010), h. 284-285.

45

Sementara, untuk pernyataan negatif, maka:

a. Jawaban “sangat tidak setuju” (STS) diberi nilai 5.

b. Jawaban “tidak setuju” (TS) diberi nilai 4.

c. Jawaban “cukup” (C) diberi nilai 3.

d. Jawaban “setuju” (S) diberi nilai 2.

e. Jawaban “sangat setuju” (SS) diberi nilai 1.

Selanjutnya, data dari angket diolah secara kualitatif menggunakan rumus:100%Keterangan :

= angka persentase= frekuensi yang sedang dicari persentasenya= jumlah individu

Data yang diperoleh diubah ke dalam bentuk persentase, kemudian

diklasifikasikan ke dalam kategori pada Tabel 3.15 berikut ini:20

Tabel 3.15 Kategori Angket Siswa

Rentang Nilai Kategori0 20% Sangat kurang21 40% Kurang41 60% Cukup61 80% Baik81 100% Baik sekali

J. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

: Hipotesis nol (Tidak terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajarsiswa SMA pada konsep momentum dan impuls)

20 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam RangkaPengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), h. 60.

46

: Hipotesis alternatif (Terdapat pengaruh hypermedia terhadap hasil belajarsiswa SMA pada konsep momentum dan impuls)

: Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang menggunakan hypermedia: Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang belajar secara konvensional

47

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada subbab ini akan diuraikan mengenai gambaran umum dari data yang

telah diperoleh. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan

posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas

eksperimen.

1. Hasil Pretest

Hasil pretest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen

sebelum diberikan perlakuan pada penelitian ini disajikan dalam bentuk Tabel 4.1

berikut ini.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen

IntervalFrekuensi

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

15 - 21 5 6

22 - 28 5 7

29 - 35 13 13

36 - 42 2 4

43 - 49 5 3

50 - 56 3 0

Jumlah 33 33

Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas

terdapat pada lampiran C.1.

Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa terdapat 5 siswa (15,15%) di kelas

kontrol dan 6 siswa di kelas eksperimen (18,18%) yang memperoleh nilai antara

15 sampai 21. Pada interval nilai 22 sampai 28, terdapat 5 siswa (15,15%) di kelas

kontrol dan 7 siswa (21,21%) di kelas eksperimen. Selanjutnya pada interval nilai

29 sampai 35, kedua kelas sama-sama ditempati oleh 13 siswa (39,39%). Jumlah

siswa yang memperoleh nilai antara 36 sampai 42 di kelas kontrol sebanyak 2

47

48

siswa (6,06%), sedangkan di kelas eksperimen sebanyak 4 siswa (12,12%).

Terdapat 5 siswa (15,15%) di kelas kontrol dan 3 siswa (9,09%) di kelas

eksperimen yang memperoleh nilai antara 43 sampai 49. Pada interval terakhir,

terdapat 3 siswa (9,09%) di kelas kontrol yang memperoleh nilai antara 50 sampai

56, sementara di kelas eksperimen tidak terdapat siswa yang memperoleh nilai

pada rentang tersebut.

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa

nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada

Tabel 4.2 beikut ini.

Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil PretestKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pemusatan dan PenyebaranData

KelasKontrol

KelasEksperimen

Nilai Terendah 15 15

Nilai Tertinggi 55 45

Mean 33,27 30,23

Median 32 29,50

Modus 31,45 26,50

Standar Deviasi 10,57 9,46

Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan

penyebaran data di atas terdapat pada lampiran C.1.

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh kedua

kelas adalah 15. Nilai tertinggi yang diperoleh dari kelas kontrol adalah 55,

sedangkan kelas eksperimen adalah 45. Nilai tengah (median) untuk kelas kontrol

adalah 32, sementara untuk kelas eksperimen adalah 29,50. Nilai yang sering

muncul (modus) untuk kelas kontrol adalah 31,45, sedangkan untuk kelas

eksperimen adalah 26,50. Pada kelas kontrol, diperoleh nilai standar deviasi

sebesar 10,57, sementara pada kelas eksperimen sebesar 9,46.

49

2. Hasil Posttest

Hasil posttest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen

setelah diberikan perlakuan yang berbeda pada penelitian ini disajikan dalam

bentuk Tabel 4.3 berikut ini.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen

IntervalFrekuensi

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

55 - 61 4 1

62 - 68 5 6

69 - 75 16 10

76 - 82 3 4

83 - 89 4 7

90 - 96 1 5

Jumlah 33 33

Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel distribusi frekuensi di atas

terdapat pada lampiran C.2.

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa terdapat 4 siswa (12,12%) di kelas

kontrol yang memperoleh nilai antara 55 sampai 61, sedangkan di kelas

eksperimen hanya terdapat 1 siswa (3,03%). Pada interval 62 sampai 68, kelas

kontrol ditempati oleh 5 siswa (15,15%), sementara kelas eksperimen ditempati

oleh 6 siswa (18,18%). Selanjutnya, terdapat 16 siswa (48,48%) pada kelas

kontrol dan 10 siswa (30,30%) pada kelas eksperimen yang memperoleh nilai

antara 69 sampai 75. Jumlah siswa yang memperoleh nilai antara 76 sampai 82 di

kelas kontrol sebanyak 3 siswa (9,09%), sedangkan di kelas eksperimen sebanyak

4 siswa (12,12%). Terdapat 4 siswa (12,12%) di kelas kontrol yang memperoleh

nilai antara 83 sampai 89, sementara di kelas eksperimen terdapat 7 siswa

(21,21%). Pada interval terakhir yaitu 90 sampai 96, hasil posttest untuk kelas

kontrol ditempati oleh 1 siswa (3,03%), dan ditempati oleh 5 siswa (15,15%) pada

kelas eksperimen.

50

Berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik, maka diperoleh beberapa

nilai pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada

Tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil PosttestKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Pemusatan dan PenyebaranData

KelasKontrol

KelasEksperimen

Nilai Terendah 60 55

Nilai Tertinggi 90 95

Mean 72,68 77,30

Median 72,40 75,15

Modus 73,68 71,30

Standar Deviasi 8,68 10,21

Perhitungan-perhitungan untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan

penyebaran data di atas terdapat pada lampiran C.2.

Tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai terendah yang diperoleh dari

kelas kontrol adalah 60, sementara kelas eksperimen adalah 55. Nilai tertinggi

yang diperoleh dari kelas kontrol adalah 90, sedangkan kelas eksperimen adalah

95. Nilai tengah (median) untuk kelas kontrol adalah 72,40, sementara untuk kelas

eksperimen adalah 75,15. Nilai yang sering muncul (modus) untuk kelas kontrol

adalah 73,68, sedangkan untuk kelas eksperimen adalah 71,30. Pada kelas kontrol,

diperoleh nilai standar deviasi sebesar 8,68, sementara pada kelas eksperimen

sebesar 10,21.

3. Rekapitulasi Hasil Belajar

a. Data Hasil Pretest dan Posttest

Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat

terlihat pada Tabel 4.5 berikut ini.

51

Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest

Pemusatan dan PenyebaranData

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

Nilai Terendah 15 60 15 55

Nilai Tertinggi 55 90 45 95

Mean 33,27 72,68 30,23 77,30

Median 32 72,40 29,50 75,15

Modus 31,45 73,68 26,50 71,30

Standar Deviasi 10,57 8,68 9,46 10,21

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) pretest

kelas kontrol lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Nilai rata-rata pretest untuk

kelas kontrol adalah 33,27, sedangkan kelas eksperimen adalah 30,23. Sementara

itu, nilai rata-rata (mean) posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan

kelas kontrol. Nilai rata-rata posttest untuk kelas kontrol adalah 72,68, sedangkan

kelas eksperimen adalah 77,30. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua kelas

mengalami peningkatan setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas kontrol

yang diberi perlakuan pembelajaran konvensional mengalami peningkatan sebesar

39,41, sedangkan kelas eksperimen yang diberi perlakuan pembelajaran

menggunakan hypermedia mengalami peningkatan sebesar 47,07. Artinya, kelas

eksperimen memiliki peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan

kelas kontrol.

b. Kemampuan Berpikir Kognitif

Hasil belajar fisika siswa pada ranah kognitif untuk konsep momentum

dan impuls dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini.

52

Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen pada Ranah Kognitif

Diagram di atas menunjukkan bahwa hasil posttest kelas kontrol maupun

kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Berdasarkan hasil

pretest di kelas kontrol, persentase siswa yang menjawab benar pada ranah

kognitif C1 (mengingat) sebesar 39,39%, C2 (memahami) sebesar 39,39%, C3

(menerapkan) sebesar 37,12%, dan C4 (menganalisis) sebesar 23,23%. Pada saat

posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas kontrol pada ranah

kognitif C1 (mengingat) sebesar 65,15%, C2 (memahami) sebesar 66,67%, C3

(menerapkan) sebesar 71,21%, dan C4 (menganalisis) sebesar 81,82%. Adapun

hasil pretest di kelas eksperimen, persentase siswa yang menjawab benar pada

ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 45,45%, C2 (memahami) sebesar 40,91%,

C3 (menerapkan) sebesar 29,55%, dan C4 (menganalisis) sebesar 19,70%. Pada

saat posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada

ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 83,33%, C2 (memahami) sebesar 83,33%,

C3 (menerapkan) sebesar 75,00%, dan C4 (menganalisis) sebesar 74,24%.

Diagram di atas juga menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan

yang berbeda terhadap kelas kontrol dan eksperimen, hasil belajar siswa pada

ranah kognitif C1, C2 dan C3 lebih unggul kelas eksperimen dibandingkan dengan

kelas kontrol. Kelas kontrol lebih unggul pada ranah kognitif C4. Jika ditinjau dari

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

C1

39.39

65.15

Per

sent

ase

(%)

Pretest Kontrol

52

Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen pada Ranah Kognitif

Diagram di atas menunjukkan bahwa hasil posttest kelas kontrol maupun

kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Berdasarkan hasil

pretest di kelas kontrol, persentase siswa yang menjawab benar pada ranah

kognitif C1 (mengingat) sebesar 39,39%, C2 (memahami) sebesar 39,39%, C3

(menerapkan) sebesar 37,12%, dan C4 (menganalisis) sebesar 23,23%. Pada saat

posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas kontrol pada ranah

kognitif C1 (mengingat) sebesar 65,15%, C2 (memahami) sebesar 66,67%, C3

(menerapkan) sebesar 71,21%, dan C4 (menganalisis) sebesar 81,82%. Adapun

hasil pretest di kelas eksperimen, persentase siswa yang menjawab benar pada

ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 45,45%, C2 (memahami) sebesar 40,91%,

C3 (menerapkan) sebesar 29,55%, dan C4 (menganalisis) sebesar 19,70%. Pada

saat posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada

ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 83,33%, C2 (memahami) sebesar 83,33%,

C3 (menerapkan) sebesar 75,00%, dan C4 (menganalisis) sebesar 74,24%.

Diagram di atas juga menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan

yang berbeda terhadap kelas kontrol dan eksperimen, hasil belajar siswa pada

ranah kognitif C1, C2 dan C3 lebih unggul kelas eksperimen dibandingkan dengan

kelas kontrol. Kelas kontrol lebih unggul pada ranah kognitif C4. Jika ditinjau dari

C1 C2 C3 C4

39.39 37.12

23.23

65.15 66.6771.21

81.82

45.4540.91

29.55

83.33 83.33

75.00

Ranah Kognitif

Pretest Kontrol Posttest Kontrol Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen

52

Gambar 4.1 Diagram Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontroldan Kelas Eksperimen pada Ranah Kognitif

Diagram di atas menunjukkan bahwa hasil posttest kelas kontrol maupun

kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest. Berdasarkan hasil

pretest di kelas kontrol, persentase siswa yang menjawab benar pada ranah

kognitif C1 (mengingat) sebesar 39,39%, C2 (memahami) sebesar 39,39%, C3

(menerapkan) sebesar 37,12%, dan C4 (menganalisis) sebesar 23,23%. Pada saat

posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas kontrol pada ranah

kognitif C1 (mengingat) sebesar 65,15%, C2 (memahami) sebesar 66,67%, C3

(menerapkan) sebesar 71,21%, dan C4 (menganalisis) sebesar 81,82%. Adapun

hasil pretest di kelas eksperimen, persentase siswa yang menjawab benar pada

ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 45,45%, C2 (memahami) sebesar 40,91%,

C3 (menerapkan) sebesar 29,55%, dan C4 (menganalisis) sebesar 19,70%. Pada

saat posttest, persentase siswa yang menjawab benar di kelas eksperimen pada

ranah kognitif C1 (mengingat) sebesar 83,33%, C2 (memahami) sebesar 83,33%,

C3 (menerapkan) sebesar 75,00%, dan C4 (menganalisis) sebesar 74,24%.

Diagram di atas juga menunjukkan bahwa setelah diberikan perlakuan

yang berbeda terhadap kelas kontrol dan eksperimen, hasil belajar siswa pada

ranah kognitif C1, C2 dan C3 lebih unggul kelas eksperimen dibandingkan dengan

kelas kontrol. Kelas kontrol lebih unggul pada ranah kognitif C4. Jika ditinjau dari

C4

81.82

19.70

74.24

Posttest Eksperimen

53

segi peningkatan hasil belajar, kelas eksperimen unggul dalam meningkatkan

ranah kognitif C1 (meningkat 37,88%), C2 (meningkat 42,42%), dan C3

(meningkat 45,45%). Sementara kelompok kontrol hanya unggul dalam

meningkatkan ranah kognitif C4 (meningkat 58,59%).

4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi

normal atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest

dan posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk menguji normalitas

kedua data digunakan rumus Uji Kai Kuadrat (chi square). Di bawah ini, Tabel

4.6 menggambarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretestdan Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

StatistikPretest Posttest

KelasKontrol

KelasEksperimen

KelasKontrol

KelasEksperimen

Nilai X2hitung 9,01 3,25 5,57 5,50

Nilai X2tabel 11,07

KeputusanData terdistribusi

normalData terdistribusi

normalData terdistribusi

normalData terdistribusi

normal

Perhitungan uji normalitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.3 dan C.4.

Nilai X2tabel diperoleh dari tabel nilai kai kuadrat pada taraf signifikansi

5%. Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis

normalitas, yaitu jika X2hitung < X2

tabel, maka data dinyatakan terdistribusi normal.

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa nilai X2hitung data pretest kelas kontrol 9,01

dan kelas eksperimen 3,25. Sementara nilai X2hitung data posttest kelas kontrol 5,57

dan kelas eksperimen 5,50. Artinya, nilai X2hitung semua data lebih kecil dari X2

tabel,

sehingga dapat disimpulkan bahwa data hasil pretest dan posttest kelas kontrol

maupun kelas eksperimen terdistribusi normal.

54

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas

memiliki varians yang homogen atau tidak. Sama halnya seperti uji normalitas, uji

homogenitas juga dilakukan terhadap dua buah data, yaitu hasil pretest dan

posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk menguji homogenitas

kedua data digunakan rumus Uji Fisher. Dibawah ini, Tabel 4.7 menggambarkan

hasil yang diperoleh dari perhitungan uji homogenitas.

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Homogentias Pretest dan PosttestKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

StatistikPretest Posttest

KelasKontrol

KelasEksperimen

KelasKontrol

KelasEksperimen

Nilai Varians 111,64 89,45 94,50 104,22

Nilai Fhitung 1,25 1,10

Nilai Ftabel 1,82

Keputusan Kedua data homogen Kedua data homogen

Perhitungan uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.5 dan C.6.

Nilai Ftabel diperoleh dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%.

Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas,

yaitu jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen. Tabel 4.7 di atas

menunjukkan bahwa nilai Fhitung data pretest sebesar 1,25 dan data posttest sebesar

1,10. Artinya, kedua data lebih kecil dari Ftabel, sehingga dinyatakan bahwa kelas

kontrol dan kelas eksperimen memiliki kemampuan yang sama, baik pada saat

pretest maupun posttest.

5. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa kedua data

terdistribusi normal dan homogen. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat

dilakukan dengan menggunakan rumus uji t analisis tes statistik parametrik. Hasil

perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini.

55

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan PosttestKelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Statistik Pretest Posttest

Nilai thitung 1,26 2,03

Nilai ttabel 1,99

Keputusan Ha ditolak Ha diterima

Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.7 dan C.8.

Nilai ttabel diperoleh dari tabel t statistik pada taraf signifikansi 5%.

Keputusan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika

thitung > ttabel, maka dinyatakan Ha diterima. Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa

nilai thitung hasil pretest sebesar 1,26. Artinya, nilai thitung hasil pretest lebih kecil

dibandingkan nilai ttabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh hasil belajar fisika siswa antara kedua kelas sebelum diberikan

perlakuan. Sementara nilai thitung hasil posttest sebesar 2,03. Artinya, nilai thitung

hasil posttest lebih besar dibandingkan nilai ttabel, sehingga dapat disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan hypermedia pada konsep

momentum dan impuls.

6. Hasil Analisis Data Angket

Hasil data angket yang diperoleh dari kelas eksperimen selanjutnya diolah

secara kuantitatif, menghasilkan data berupa persentase, kemudian dikonversi

menjadi data kualitatif. Di bawah ini Tabel 4.9 merupakan hasil perhitungan

angket respon siswa terhadap software hypermedia.

56

Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa terhadap Software Hypermedia

Indikator Angket Persentase Keputusan

Penggunaan hypermedia dalam prosespembelajaran

82,12% Baik Sekali

Penyajian konsep materi 80,61% Baik Sekali

Peyajian gambar dan animasi 82,88% Baik Sekali

Kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia 78,79% Baik

Penjelasan rumus dalam hypermedia 78,94% Baik

Rata-rata 80,67% Baik Sekali

Perhitungan data angket secara rinci dapat dilihat pada lampiran 8.

Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa penggunaan hypermedia dalam

proses pembelajaran fisika pada konsep momentum dan impuls secara

keseluruhan memperoleh hasil baik sekali. Nilai rata-rata yang diperoleh adalah

80,67%, artinya respon siswa terhadap software hypermedia baik sekali.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis data posttest, diketahui bahwa nilai thitung

sebesar 2,03 dan nilai ttabel sebesar 1,99. Artinya, nilai thitung lebih besar

dibandingkan nilai ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan penggunaan hypermedia pada konsep momentum dan impuls. Jika

dilihat berdasarkan nilai rata-rata posttest, maka kelas eksperimen yang

menggunakan hypermedia nilai rata-ratanya lebih tinggi dibandingkan kelas

kontrol. Terdapat selisih sebesar 4,62 antara nilai rata-rata kelas eksperimen

dengan kelas kontrol. Hasil ini senada dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Montu, dkk., yang berjudul “Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri Terbimbing

Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan

57

Kemampuan Awal”. Siswa yang menggunakan hypermedia menghasilkan nilai

rata-rata (mean) lebih tinggi dibandingkan siswa yang menggunakan media riil.1

Jika dilihat dari setiap jenjang pada ranah kognitif, hasil posttest kelas

kontrol maupun kelas eksperimen mengalami peningkatan untuk setiap

jenjangnya. Terlihat bahwa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas

kontrol dalam meningkatkan jenjang kognitif C1 (mengingat) dan C2 (memahami).

Keunggulan tersebut dikarenakan pada hypermedia disajikan visualisasi gambar

dan animasi yang dapat memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami

konsep momentum dan impuls. Gambar dan animasi tersebut juga dapat

membangkitkan minat, motivasi serta rangsangan atau stimulus untuk belajar. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Riyad dkk bahwa stimulus yang digunakan dalam

hypermedia berupa gambar dinamis (animasi) dan gambar statis, variasi warna,

dan suara yang direkam ke dalam program, sehingga dapat membangkitkan

motivasi belajar.2

Gambar dan animasi dalam hypermedia juga sangat membantu dalam

memvisualisasikan materi yang sulit untuk dijelaskan dan digambarkan.3 Hal ini

dapat terlihat dari hasil angket siswa pada indikator penyajian gambar dan animasi

berada pada kategori baik sekali. Adapun hasil validasi dua ahli materi pada

indikator yang menyebutkan kesesuaian gambar dan animasi dengan konsep

momentum dan impuls berada pada kategori sangat baik. Selain itu, hasil validasi

ahli media pada indikator yang menyebutkan unsur visual (teks, gambar, animasi)

sesuai dengan kebutuhan materi dan mendukung materi ajar berada pada kategori

baik.

Selain gambar dan animasi, unsur warna dan suara (audio) yang

ditampilkan dalam hypermedia menjadikan pembelajaran lebih menarik dan

menyenangkan. Hal ini senada dengan pernyataan Rusman bahwa media yang

1 Erlin Montu, Widha Sunarno, dan Suparmi, Pembelajaran Fisika dengan InkuiriTerbimbing Menggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar dan KemampuanAwal, Jurnal Inkuiri, 1, 2012, h. 12.

2 Riyad, Agus Setiawan, dan Andi Suhandi, Model Pembelajaran Hipermedia InduksiMagnetik untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains Guru Fisika,Jurnal Penelitian Pendidikan IPA, 1, 2007, h. 130.

3 Ibid., h. 131.

58

yang mengandung pesan dalam bentuk auditif dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.4

Selain itu, hasil angket siswa pada indikator kesesuaian suara/audio dan warna

hypermedia juga menunjukkan kategori baik sekali.

Hypermedia juga dapat meningkatkan hasil belajar pada jenjang kognitif

C3 (menerapkan). Hal ini dikarenakan prinsip hypermedia yang mengacu pada

pembelajaran berbantuan komputer, yaitu memiliki unsur interaktif. Sesuai

dengan prinsip tersebut, siswa berperan aktif dalam pembelajaran karena

menggunakan media komputer secara mandiri. Penggunaan komputer dalam

proses pembelajaran memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kemampuan dan

kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang disajikan.

Kemampuan komputer untuk menayangkan kembali informasi yang diperlukan

oleh penggunanya dapat membantu siswa yang memiliki kecepatan belajar

lambat. Disamping itu, komputer juga dapat diprogram untuk memberikan umpan

balik, memeriksa dan memberikan skor hasil belajar secara otomatis.5

Keuntungan komputer sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dengan

hypermedia ini dirasakan oleh para siswa. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata hasil

angket siswa pada indikator penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran

berada pada kategori baik sekali. Selain itu, hasil validasi ahli media pada segi

interaktivitas berada pada kategori sangat baik.

Dari beberapa kelebihan di atas, ada beberapa keterbasan yang dimiliki

oleh hypermedia dalam proses pembelajaran. Jika dilihat berdasarkan nilai rata-

rata untuk setiap jenjang kognitif, maka terlihat bahwa kelas eksperimen lebih

rendah dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C3 (menerapkan) dan C4

(menganalisis). Hal ini dapat terjadi karena pada saat penelitian berlangsung,

kelas kontrol menggunakan metode ceramah, dimana untuk penjelasan soal

hitungan yang cukup rumit, siswa dipandu oleh guru dalam memahami rumus dan

penyelesaian soal. Sementara pada kelas ekperimen, siswa belajar secara mandiri

dengan komputer dan mendapatkan solusi untuk penyelesaian soal-soal hitungan

4 Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, (Bandung: Alfabeta, 2012), h.143.

5 Ibid., h. 190.

59

secara tertulis di layar komputer. Instruksi pergantian materi yang diakses dengan

cara mengklik tombol merupakan suatu pengalaman belajar yang baru bagi siswa.

Hal ini mengakibatkan siswa lebih fokus pada media yang sedang digunakan,

sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk bertanya pada guru mengenai

materi yang kurang dipahami. Dalam hal ini, peneliti menemukan kelemahan

peneliti dalam memberikan motivasi dan mengajak siswa untuk bertanya.

Kurangnya motivasi yang seharusnya diberikan menjadikan siswa tidak fokus

pada gurunya. Sebagian besar siswa lebih fokus pada media karena siswa

memerlukan penyesuaian dalam memahami materi atau penyelesaian soal dalam

program komputer.

Penyesuaian siswa dalam memahami materi ini dapat dianalisis dari tiga

hal yang berkaitan dengan efektifitas penggunaan media pembelajaran, yaitu isi

pesan, cara menyampaikan pesan dan karakteristik penerima pesan. Hypermedia

yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan berdasarkan tujuan

pembelajaran dan sudah memuat materi yang sesuai dengan kurikulum yang

berlaku. Materi yang disajikan dalam hypermedia juga dapat menarik minat siswa

untuk belajar fisika. Hal ini didukung oleh hasil angket siswa pada indikator

penyajian konsep materi berada pada kategori baik sekali. Selain itu, hasil validasi

dua ahli materi pada indikator penyajian materi secara matematis dan sesuai

dengan fakta juga berada pada kategori baik sekali. Namun, yang membuat

kurang efektifnya hypermedia dalam penelitian ini adalah karakteristik penerima

pesan atau gaya belajar masing-masing siswa.

Pembelajaran dengan hypermedia melibatkan siswa secara visual, auditif

dan kinestetik secara bersamaan. Gaya belajar visual (visual learner) lebih

mengedepankan peran penting mata sebagai penglihatan. Gaya belajar auditif

(auditory learner) lebih mengedepankan peran penting telinga sebagai

pendengaran, dan gaya belajar kinestetik (tactual learner) lebih mengedepankan

gerak dan sentuhan. Meskipun perpaduan dari ketiganya sangatlah baik, tetapi

pada saat tertentu siswa akan menggunakan salah satu saja dari ketiga gaya belajar

60

tersebut.6 Berdasarkan pengamatan dalam proses pembelajaran, sebagian besar

siswa pada kelas ekserimen memiliki gaya belajar visual dan auditif. Artinya,

siswa lebih senang belajar dengan melihat dan mendengarkan materi

pembelajaran. Sementara dalam pembelajaran menggunakan hypermedia, siswa

dituntut untuk menyentuh, mengklik tombol dan berinteraksi secara langsung

dengan komputer. Meskipun memiliki beberapa kelemahan, penggunaan

hypermedia dalam proses pembelajaran telah mampu meningkatkan hasil belajar

dan mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa. Artinya, secara keseluruhan

penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran memberikan pengaruh yang

positif terhadap hasil belajar siswa.

6 Ibid., h. 110-111.

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan yang

dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh hypermedia terhadap

hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan impuls. Pengaruh tersebut

dapat dilihat dari:

1. Pembelajaran menggunakan hypermedia lebih unggul dalam meningkatkan

jenjang kognitif C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (menerapkan),

sedangkan kelompok kontrol unggul dalam meningkatkan jenjang kognitif C4

(menganalisis).

2. Respon siswa terhadap software hypermedia menunjukkan bahwa

penggunaan hypermedia dalam proses pembelajaran fisika pada konsep

momentum dan impuls secara keseluruhan memperoleh hasil baik sekali.

B. Saran

Pada penelitian ini terdapat kelemahan yaitu kurangnya motivasi yang

diberikan guru untuk mengajak siswa bertanya mengenai materi yang kurang

dipahami. Jadi, saran untuk penelitian ke depannya, sebaiknya dalam proses

pembelajaran bermedia, dimana guru berperan sebagai fasilitator harus memiliki

keterampilan dalam bertanya kepada siswa. Oleh karena itu, guru dapat

menghasilkan pertanyaan yang efektif agar siswa termotivasi untuk

menyampaikan jawaban sebagai umpan balik yang diberikan oleh guru.

62

DAFTAR PUSTAKA

Alessi, Stephen M., and Trollip, Stanley R. Multimedia for Learning: Methodsand Development. USA: Allyn & Bacon, 2001.

Anderson, Lorin W., and Krathwohl, David R. Kerangka Landasan untukPembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi PendidikanBloom, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: ARevision of Bloom’s Taxonomy Educational Objectives oleh AgungPrihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Anitah, Sri. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka, 2009.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2009

----------. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,2010.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Enterprise, Jubilee. Kupas Tuntas Flash CS4. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo, 2009.

Haqi, Ahmad Abduh. “Pengembangan Hypermedia Berbasis World Wide WebBertemakan Curug Silawe Materi Pokok Usaha dan Energi Sebagai MediaPembelajaran untuk SMP/MTs”, Skripsi pada UIN Sunan KalijagaYogyakarta: 2013. tidak dipublikasikan.

Haryadi, Bambang. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat PerbukuanDepartemen Pendidikan Nasional, 2009.

Isjoni, dkk., Pembelajaran Terkini: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2008.

Kamajaya. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah MenengahAtas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung:Grafindo Media Pratama, 2007.

Mampadi, Freddy., et al., Design of Adaptive Hypermedia Learning Systems: ACognitive Style Approach. Computers & Education. 56, 2011.

Montu, Erlin., dkk., Pembelajaran Fisika dengan Inkuiri TerbimbingMenggunakan Hypermedia dan Media Riil Ditinjau Gaya Belajar danKemampuan Awal. Jurnal Inkuiri. 1, 2012.

62

63

Munir, Pembelajaran Jarak Jauh: Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,(Bandung: Alfabeta, 2009

----------. Multimedia: Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:Alfabeta, 2012.

Nurtantio, Pulung., dan Syarif, Ari Maulana. Kreasikan Animasimu dengan AdobeFlash: Dalam Membuat Sistem Multimedia Interaktif. Yogyakarta: Andi,2013.

Pritchard, Robert., and O’Hara, Susan. Vocabulary Development in the ScienceClassroom: Using Hypermedia Authoring to Support English Learners.The Tapestry Journal. 1, 2009.

Puspitosari, Heni A. Having Fun with Adobe Flash CS4 Professional.Yogyakarta: Skripta Media Creative, 2010.

Riyad, dkk., Model Pembelajaran Hipermedia Induksi Magnetik untukMeningkatkan Penguasaan Konsep dan Keterampilan Generik Sains GuruFisika. Jurnal Penelitian Pendidikan IPA. 1, 2007.

Rusman. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: MengembangkanProfesionalisme Abad 21. Bandung: Alfabeta, 2012.

Sahertian, Piet A. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam RangkaPengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.

Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2005.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif anR&D). Bandung: Alfabeta, 2008.

Supiyanto. Fisika 2 Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta, 2006.

Suwarna, Iwan Permana. “Model Pembelajaran Fisika Interaktif Melalui ProgramMacromedia Flash (Computer Based Instruction) Suatu Alternatif dalamPembelajaran Fisika”, http://iwanpermana.blogspot.com/2007/02/model-pembelajaran-fisika-interaktif.html, 25 Juli 2013.

Usman, Husaini., dan Akbar, Purnomo Setiady. Pengantar Statistika. Jakarta:Bumi Aksara, 2008.

Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran: Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta, 2008.

64

Winarno, dkk., Teknik Evaluasi Multimedia Pembelajaran. Jakarta: Genius PrimaMedia, 2009.

Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta: Lembaga Penelitian UINJakarta, 2009.

66

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 3 x 45 menitPertemuan Ke- : 1

I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.

III. Indikator Pencapaian1. Menjelaskan konsep momentum dan impuls.2. Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya.3. Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu

benda.

IV. Tujuan Pembelajaran1. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls.2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menghitung momentum dan impuls,

serta hubungan antara keduanya.3. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menganalisis hubungan antara gaya,

momentum dan impuls dalam gerak suatu benda.4. Melalui tanya jawab, siswa dapat memahami aplikasi dari konsep momentum dan

impuls dalam kehidupan sehari-hari.

V. Materi Pembelajaran

Konsep Momentum dan Impuls

Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untukmelanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan:

Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerakdalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan:∆

Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat ditulis:∆Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda samadengan perubahan momentum yang dialami benda itu.

VI. Metode PembelajaranCeramah dan Tanya Jawab

67

VII. Kegiatan Pembelajaran

Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter

yangDikembangkan

WaktuGuru Siswa

A. Pendahuluan

1. Apersepsi

Menggali pengetahuanawal siswa denganmenampilkan gambarkereta dan mobildisertai pertanyaan,“Diantara kereta danmobil, manakah yanglebih sulit dihentikanjika keduanya melajudengan kecepatan yangsama? Mengapa?”

Memperhatikanguru danmemberikankomentar

Rasa ingin tahu 5’

2. Motivasi

Memberikan motivasidenganmengungkapkan bahwaperistiwa tadi dapatdijelaskan dalamkonsep fisika yaitumomentum dan impuls

Memperhatikanpenjelasan guru

Rasa ingin tahu 5’

3. Inti

1. Eksplorasi

Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikantujuan pembelajaranyang ingin dicapai

Memperhatikanpenjelasan guru

Rasa ingin tahu 5’

Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikanmateri mengenaikonsep momentum danimpuls

Memperhatikanpenjelasan guru

Toleransi 45’

2. Elaborasi

Melakukan tanya jawabbersama siswa danmemberikan latihansoal yang berhubungandengan konsepmomentum dan impuls

Melakukan tanyajawab bersama gurudan mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh guru

Komunikatif,kerja keras

35’

3. Konfirmasi

Membahas latihan soalbersama siswa

Membahas latihansoal bersama guru

Percaya diri,tanggung jawab

15’

Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya

Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami

Rasa ingin tahu,komunikatif

5’

Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa

Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 10’

4. Penutup

1. PenarikanKesimpulan

Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran

Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’

2. Evaluasi

Melalui mediapresentasi powerpoint,guru memberikan soalyang dikerjakanindividual

Siswa mengerjakansoal secaraindividual

Percaya diri,jujur

5’

68

VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar

1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.

B. Media PembelajaranWhiteboard, spidol, dan media presentasi powerpoint.

IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses

Bagan Partisipasi (terlampir)

B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)

Jakarta, November 2013

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014

69

Lampiran

Bagan Partisipasi

No Aspek yang Dinilai Ya Tidak

1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru

Instrumen Tes Tertulis

No Soal Jawaban Skor

1

Seorang petinju menyarangkan pukulan ke kepala lawannya dalamselang waktu tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kaliantara gaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh lawannyadisebut …a. momentumb. impulsc. energid. usahae. daya

B 20

2

Momentum dan impuls merupakan besaran vektor yang arahnyamasing-masing searah dengan …a. kecepatan dan massab. kecepatan dan waktuc. kecepatan dan gayad. gaya dan kecepatane. gaya dan massa

C 20

3

m1 = 2,5 kgv1 = 8 m/s

m2 = 2 kgv2 = 7,5 m/s

Dua buah benda dengan massa dan kecepatan serta arah seperti padagambar. Resultan momentum kedua benda adalah …a. 15 kg m/sb. 20 kg m/sc. 24 kg m/sd. 25 kg m/se. 30 kg m/s

D 20

70

4

Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....

a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s

D 20

5

Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat

C 20

70

4

Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....

a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s

D 20

5

Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat

C 20

70

4

Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....

a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s

D 20

5

Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat

C 20

71

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 2 x 45 menitPertemuan Ke- : 2

I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.

III. Indikator Pencapaian1. Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar.2. Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah.

yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal.

IV. Tujuan Pembelajaran1. Melalui ceramah, siswa dapat menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk

sistem tanpa gaya luar.2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menerapkan prinsip Hukum

Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah yang menyangkut interaksimelalui gaya-gaya internal.

3. Melalui tanya jawab, siswa dapat memahami aplikasi Hukum Kekekalan Momentumdalam kehidupan sehari-hari.

V. Materi Pembelajaran

Hukum Kekekalan Momentum

Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa dalam peristiwa tumbukan,momentum total sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistemsesudah tumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Secaramatematis dituliskan:

VI. Metode PembelajaranCeramah dan Tanya Jawab

72

VII. Kegiatan Pembelajaran

Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter

yangDikembangkan

WaktuGuru Siswa

A. Pendahuluan

1. Apersepsi

Menggali pengetahuanawal siswa denganmenampilkan gambarroket disertaipertanyaan, “Mengaparoket bisa terbang?”

Memperhatikanguru danmemberikankomentar

Rasa ingin tahu 5’

2. Motivasi

Memberikan motivasidenganmengungkapkan bahwadengan mempelajarifisika, kita dapatmenciptakan sesuatuyang luar biasa

Memperhatikanpenjelasan guru

Rasa ingin tahu 5’

3. Inti

1. Eksplorasi

Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikantujuan pembelajaranyang ingin dicapai

Memperhatikanpenjelasan guru

Rasa ingin tahu 5’

Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikanmateri mengenaiHukum KekekalanMomentum

Memperhatikanpenjelasan guru

Toleransi 25’

2. Elaborasi

Melakukan tanya jawabbersama siswa danmemberikan latihansoal yang berhubungandengan HukumKekekalan Momentum

Melakukan tanyajawab bersama gurudan mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh guru

Komunikatif,kerja keras

20’

3. Konfirmasi

Membahas latihan soalbersama siswa

Membahas latihansoal bersama guru

Percaya diri,tanggung jawab

10’

Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya

Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami

Rasa ingin tahu,komunikatif

5’

Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa

Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 5’

4. Penutup

1. PenarikanKesimpulan

Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran

Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’

2. Evaluasi

Melalui mediapresentasi powerpoint,guru memberikan soalyang dikerjakanindividual

Siswa mengerjakansoal secaraindividual Percaya diri,

jujur5’

73

VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar

1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.

B. Media PembelajaranWhiteboard, spidol, dan media presentasi powerpoint.

IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses

Bagan Partisipasi (terlampir)

B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)

Jakarta, November 2013

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014

74

Lampiran

Bagan Partisipasi

No Aspek yang Dinilai Ya Tidak

1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru

Instrumen Tes Tertulis

No Soal Jawaban Skor

1

Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, jika tidak ada gaya luaryang bekerja pada benda, maka …..a. momentum sebelum tumbukan sama dengan momentum setelah

tumbukanb. momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada momentum

setelah tumbukanc. jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah

momentum setelah tumbukand. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada jumlah

momentum setelah tumbukane. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih kecil daripada jumlah

momentum setelah tumbukan

C 20

2

Sebuah peluru bermassa 15 gram ditembakkan dari senapan bermassa1,6 kg dengan kelajuan 120 m/s. Kecepatan mundur sesaat menembakadalah …..a. -0,125 m/sb. -1,125 m/sc. -11,25 m/sd. 0,125 m/se. 1,125 m/s

B 20

3

Perhatikan gambar di bawah ini!

1 kg 3 kgvA = 3 m/s vB = 1 m/s

Jika diketahui kecepatan bola A setelah tumbukan adalah 2 m/s,kecepatan bola B setelah tumbukan adalah …..a. 2/3 m/sb. 4/3 m/sc. 2 m/sd. 4 m/se. 6 m/s

B 20

BA

75

4

Bola tanah liat yang bermassa 0,1 kg dengan kecepatan 18 m/smenumbuk kereta mainan bermassa 0,9 kg yang diam dalam arahhorizontal. Bola melekat pada kereta mainan. Kecepatan kereta setelahtumbukan adalah …..a. 0,9 m/sb. 1 m/sc. 1,8 m/sd. 18 m/se. 180 m/s

C 20

5

Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding

tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roket

Peristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentumadalah .....a. 4 sajab. 1 dan 3c. 2 dan 4d. 1, 2 dan 3e. Semuanya benar

E 20

76

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Kontrol

Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 3 x 45 menitPertemuan Ke- : 3

I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.

III. Indikator Pencapaian1. Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan.2. Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk

berbagai peristiwa tumbukan.3. Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut

peristiwa tumbukan.

IV. Tujuan Pembelajaran1. Melalui ceramah, siswa dapat menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa

tumbukan.2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat mengintegrasikan Hukum Kekekalan

Energi dan Kekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan.3. Melaui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menganalisis gerak suatu benda untuk

menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan.

V. Materi Pembelajaran

TumbukanBerdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,

tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:1. Tumbukan Lenting Sempurna

Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum danHukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa m1 dan m2

bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan. Kedua bendabertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v1’ dan v2’. BerdasarkanHukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi Kinetik, persamaankoefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna:12. Tumbukan Lenting Sebagian

Pada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapitidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, sebuah bola elastis jatuh

77

bebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola denganlantai sehingga bola memantul setinggi h2. Berdasarkan persamaan pada gerak jatuhbebas, diperoleh persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian:

3. Tumbukan Tidak Lenting Sama SekaliPada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda

bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama, yaitu v1’ =v2’ = v. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum:

′maka besar koefisien restitusi (e) untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah:

′ ′ 0VI. Metode Pembelajaran

Ceramah dan Tanya Jawab

VII. Kegiatan Pembelajaran

Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter

yangDikembangkan

WaktuGuru Siswa

A. Pendahuluan

1. Apersepsi

Menggali pengetahuanawal siswa denganmenampilkan gambartabrakan antara duakendaraan disertaipertanyaan, “Kalianpernah melihatkendaraan bertabrakan?Apakah peristiwatersebut termasuktumbukan dalamkonsep fisika?”

Memperhatikanguru danmemberikankomentar

Rasa ingin tahu 5’

2. Motivasi

Memberikan motivasidenganmengungkapkan bahwaperistiwa tabrakan yangterjadi di jalan rayadapat dijelaskan dalamkonsep fisika yaitutumbukan

Memperhatikanpenjelasan guru

Rasa ingin tahu 5’

3. Inti

1. Eksplorasi

Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikantujuan pembelajaranyang ingin dicapai

Memperhatikanpenjelasan guru

Rasa ingin tahu 5’

Melalui mediapresentasi powerpoint,guru menyampaikanmateri mengenaitumbukan

Memperhatikanpenjelasan guru

Toleransi 45’

2. ElaborasiMelakukan tanya jawabbersama siswa danmemberikan latihan

Melakukan tanyajawab bersama gurudan mengerjakan

Komunikatif,kerja keras 35’

78

soal yang berhubungandengan tumbukan

latihan soal yangdiberikan oleh guru

3. Konfirmasi

Membahas latihan soalbersama siswa

Membahas latihansoal bersama guru

Percaya diri,tanggung jawab 15’

Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya

Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami

Rasa ingin tahu,komunikatif 5’

Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa

Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 10’

4. Penutup

1. PenarikanKesimpulan

Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran

Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’

2. Evaluasi

Melalui mediapresentasi powerpoint,guru memberikan soalyang dikerjakanindividual

Siswa mengerjakansoal secaraindividual

Percaya diri,jujur 5’

VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar

1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.

B. Media PembelajaranWhiteboard, spidol, dan media presentasi powerpoint.

IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses

Bagan Partisipasi (terlampir)

B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)

Jakarta, November 2013

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014

79

Lampiran

Bagan Partisipasi

No Aspek yang Dinilai Ya Tidak

1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru

Instrumen Tes Tertulis

No Soal Jawaban Skor

1

Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum ..…a. kekekalan momentumb. kekekalan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan momentum dan energi mekanike. kekekalan momentum dan energi potensial

A 20

2

Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …..a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah anol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekal

E 20

3

Perhatikan gambar di bawah ini!

1 kg 4 kgvA = 4 m/s vB = -1 m/s

Energi kinetik benda A sebelum tumbukan adalah ..…a. 2 Jouleb. 4 Joulec. 8 Jouled. 10 Joulee. 12 Joule

C 20

4

Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m2 = 2 kg bergeraksaling mendekati dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jikakedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka kecepatan masing-masing benda setelah tumbukan adalah …..a. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 20 m/sb. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 10 m/sc. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 20 m/sd. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 10 m/se. v1’ = -5 m/s dan v2’ = 10 m/s

B 20

BA

80

5

Benda P yang massanya 0,5 kg bergerak dengan kelajuan 10 m/smengejar dan menumbuk benda Q yang massanya 1 kg yang bergerakdengan kelajuan 4 m/s. Setelah tumbukan, keduanya melekat danbergerak bersama-sama. Kecepatan kedua benda adalah .....a. 6 m/sb. 7 m/sc. 9 m/sd. 10 m/se. 14 m/s

A 20

81

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 3 x 45 menitPertemuan Ke- : 1

I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.

III. Indikator Pencapaian1. Menjelaskan konsep momentum dan impuls.2. Menghitung momentum dan impuls, serta hubungan antara keduanya.3. Menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatu

benda.

IV. Tujuan Pembelajaran1. Setelah membaca materi pada hypermedia slide 1-17 tentang konsep momentum dan

impuls, siswa dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls.2. Setelah melihat rumus momentum (slide 3.1, 6, dan 6.1), rumus impuls (slide 9.1)

dan rumus hubungan momentum dan impuls (slide 15) pada hypermedia tentangkonsep momentum dan impuls, siswa dapat menghitung momentum dan impuls,serta hubungan antara keduanya.

3. Setelah melihat grafik (slide 12) dan menjawab soal mengenai hubungan momentumdan impuls (slide 17) pada hypermedia tentang konsep momentum dan impuls, siswadapat menganalisis hubungan antara gaya, momentum dan impuls dalam gerak suatubenda.

4. Setelah melihat video momentum (slide 1.1) dan video impuls (slide 8) padahypermedia tentang konsep momentum dan impuls, siswa dapat memahami aplikasidari konsep momentum dan impuls dalam kehidupan sehari-hari.

V. Materi Pembelajaran

Konsep Momentum dan Impuls

Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untukmelanjutkan gerakannya pada kelajuan konstan. Secara matematis dituliskan:

Impuls merupakan gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerakdalam interval waktu tertentu. Secara matematis dituliskan:∆

Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat ditulis:∆

82

Persamaan di atas menyatakan bahwa impuls yang dikerjakan pada suatu benda samadengan perubahan momentum yang dialami benda itu.

VI. Metode PembelajaranCeramah, tanya jawab, dan simulasi

VII. Kegiatan Pembelajaran

Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter

yangDikembangkan

WaktuGuru Siswa

A. Pendahuluan

1. Apersepsi

Melalui hypermediaslide 1 dalam materimomentum dan impuls,disajikan apersepsidengan memberikanpertanyaan, “Diantarakereta dan mobil,manakah yangmenimbulkan dampaklebih besar pada saatmenabrak sesuatu?”

Menjawabpertanyaan dalamhypermedia

Rasa ingin tahu,komunikatif

5’

2. Motivasi

Melalui hypermediaslide 1.1 dalam materimomentum dan impuls,siswa dimotivasidengan tampilan videomengenai kecelakaankereta api dan mobil

Memperhatikanvideo dalamhypermedia

Rasa ingin tahu 5’

B. Inti

1. Eksplorasi

Melalui hypermediaslide 1-3 dalamkompetensi tentangkonsep momentum danimpuls, disajikan SK,KD dan indikator yangingin dicapai

Memperhatikankompetensi yangingin dicapai dalamhypermedia Rasa ingin tahu 5’

Melalui hypermediaslide 1-7 dalam materimomentum dan impuls,disajikan materimengenai momentum

Memperhatikanmateri mengenaimomentum dalamhypermedia

Rasa ingin tahu,tanggung jawab

15’

Melalui hypermediaslide 8-13 dalam materimomentum dan impuls,disajikan materimengenai impuls

Memperhatikanmateri mengenaiimpuls dalamhypermedia

Rasa ingin tahu,tanggung jawab

15’

Melalui hypermediaslide 14-17 dalammateri momentum danimpuls, disajikanmateri mengenaihubungan momentumdan impuls

Memperhatikanmateri mengenaihubunganmomentum danimpuls dalamhypermedia

Rasa ingin tahu,tanggung jawab

15’

2. Elaborasi

Melalui hypermediaslide 1-4 dalam latihantentang konsepmomentum dan impuls,disajikan latihan soal

Mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh gurudalam hypermedia

Komunikatif,kerja keras

35’

83

disertai solusinya yangberhubungan dengankonsep momentum danimpuls

3. Konfirmasi

Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya

Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami

Rasa ingin tahu,komunikatif

10’

Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa

Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 20’

C. Penutup

1. PenarikanKesimpulan

Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran

Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’

2. Evaluasi

Melalui hypermediaslide 1-6 dalamevaluasi tentang konsepmomentum dan impuls,disajikan 5 butir soalyang dikerjakanindividual

Mengerjakan soalsecara individualdalam hypermedia

Percaya diri,jujur

5’

VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar

1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.

B. Media PembelajaranKomputer dan software hypermedia tentang konsep momentum dan impuls

IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses

Bagan Partisipasi (terlampir)

B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis dalam software hypermedia 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)

Jakarta, November 2013

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014

84

Lampiran

Bagan Partisipasi

No Aspek yang Dinilai Ya Tidak

1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru

Instrumen Tes Tertulis

No Soal Jawaban Skor

1

Seorang petinju menyarangkan pukulan ke kepala lawannya dalamselang waktu tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kaliantara gaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh lawannyadisebut …a. momentumb. impulsc. energid. usahae. daya

B 20

2

Momentum dan impuls merupakan besaran vektor yang arahnyamasing-masing searah dengan …a. kecepatan dan massab. kecepatan dan waktuc. kecepatan dan gayad. gaya dan kecepatane. gaya dan massa

C 20

3

m1 = 2,5 kgv1 = 8 m/s

m2 = 2 kgv2 = 7,5 m/s

Dua buah benda dengan massa dan kecepatan serta arah seperti padagambar. Resultan momentum kedua benda adalah …a. 15 kg m/sb. 20 kg m/sc. 24 kg m/sd. 25 kg m/se. 30 kg m/s

D 20

85

4

Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....

a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s

D 20

5

Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat

C 20

85

4

Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....

a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s

D 20

5

Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat

C 20

85

4

Grafik di bawah ini menyatakan hubungan gaya F yang bekerja padabenda bermassa 3 kg terhadap waktu t selama gaya itu bekerja. Jikabenda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda adalah .....

a. 25 m/sb. 20 m/sc. 15 m/sd. 10 m/se. 5 m/s

D 20

5

Dibawah ini contoh konsep impuls dalam kehidupan sehari-hari,kecuali …a. Seorang yang memukul bola golfb. Seorang petinju memukul lawannyac. Sebuah mobil yang sedang bergerakd. Sesorang menendang bola dengan kerase. Seseorang memukul bola kasti dengan tongkat

C 20

86

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 2 x 45 menitPertemuan Ke- : 2

I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.

III. Indikator Pencapaian1. Menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistem tanpa gaya luar.2. Menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untuk penyelesaian masalah

yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal.

IV. Tujuan Pembelajaran1. Setelah membaca materi pada hypermedia slide 1-6 tentang Hukum Kekekalan

Momentum, siswa dapat menerapkan Hukum Kekekalan Momentum untuk sistemtanpa gaya luar.

2. Setelah melihat rumus pada hypermedia slide 3 tentang Hukum KekekalanMomentum, siswa dapat menerapkan prinsip Hukum Kekekalan Momentum untukpenyelesaian masalah yang menyangkut interaksi melalui gaya-gaya internal

3. Setelah melihat animasi-animasi contoh aplikasi Hukum Kekekalan Momentum padahypermedia slide 4 tentang Hukum Kekekalan Momentum, siswa dapat memahamiaplikasi Hukum Kekekalan Momentum dalam kehidupan sehari-hari

V. Materi Pembelajaran

Hukum Kekekalan Momentum

Hukum Kekekalan Momentum menyatakan bahwa dalam peristiwa tumbukan,momentum total sistem sebelum tumbukan sama dengan momentum total sistem sesudahtumbukan, asalkan tidak ada gaya luar yang bekerja pada sistem. Secara matematisdituliskan:

VI. Metode PembelajaranCeramah, tanya jawab dan simulasi

87

VII. Kegiatan Pembelajaran

Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter

yangDikembangkan

WaktuGuru Siswa

A. Pendahuluan

1. Apersepsi

Menggali pengetahuanawal siswa denganmemberikanpertanyaan, “Pernahkahkalian bermain bolabiliar? Apa yang terjadipada bola lainnyaketika kita memukulsalah satu bola denganstik pemukul?”

Memperhatikanguru danmemberikankomentar

Rasa ingin tahu,komunikatif

5’

2. Motivasi

Melalui hypermediaslide 1 dalam materiHukum KekekalanMomentum, siswadimotivasi dengantampilan videomengenai bola biliar

Memperhatikanvideo dalamhypermedia

Rasa ingin tahu 5’

B. Inti

1. Eksplorasi

Melalui hypermediaslide 1-3 dalamkompetensi tentangHukum KekekalanMomentum, disajikanSK, KD dan indikatoryang ingin dicapai

Memperhatikankompetensi yangingin dicapai dalamhypermedia Rasa ingin tahu 5’

Melalui hypermediaslide 1-6 dalam materiHukum KekekalanMomentum, disajikanmateri mengenaiHukum KekekalanMomentum

Memperhatikanmateri dalamhypermedia

Rasa ingin tahu,tanggung jawab

25’

2. Elaborasi

Melalui hypermediaslide 1-4 dalam latihantentang HukumKekekalan Momentum,disajikan latihan soaldisertai solusinya yangberhubungan denganHukum KekekalanMomentum

Mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh gurudalam hypermedia

Komunikatif,kerja keras

25’

3. Konfirmasi

Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya

Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami

Rasa ingin tahu,komunikatif

5’

Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa

Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 10’

C. Penutup

1. PenarikanKesimpulan

Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran

Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’

2. EvaluasiMelalui hypermediaslide 1-6 dalamevaluasi tentang

Mengerjakan soalsecara individualdalam hypermedia

Percaya diri,jujur

5’

88

Hukum KekekalanMomentum, disajikan 5butir soal yangdikerjakan individual

VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar

1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.

B. Media PembelajaranKomputer dan software hypermedia tentang Hukum Kekekalan Momentum

IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses

Bagan Partisipasi (terlampir)

B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis dalam software hypermedia 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)

Jakarta, November 2013

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014

89

Lampiran

Bagan Partisipasi

No Aspek yang Dinilai Ya Tidak

1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru

Instrumen Tes Tertulis

No Soal Jawaban Skor

1

Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, jika tidak ada gaya luaryang bekerja pada benda, maka …..a. momentum sebelum tumbukan sama dengan momentum setelah

tumbukanb. momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada momentum

setelah tumbukanc. jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah

momentum setelah tumbukand. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih besar daripada jumlah

momentum setelah tumbukane. jumlah momentum sebelum tumbukan lebih kecil daripada jumlah

momentum setelah tumbukan

C 20

2

Sebuah peluru bermassa 15 gram ditembakkan dari senapan bermassa1,6 kg dengan kelajuan 120 m/s. Kecepatan mundur sesaat menembakadalah …..a. -0,125 m/sb. -1,125 m/sc. -11,25 m/sd. 0,125 m/se. 1,125 m/s

B 20

3

Perhatikan gambar di bawah ini!

1 kg 3 kgvA = 3 m/s vB = 1 m/s

Jika diketahui kecepatan bola A setelah tumbukan adalah 2 m/s,kecepatan bola B setelah tumbukan adalah …..a. -2/3 m/sb. -4/3 m/sc. 2/3 m/sd. 4/3 m/se. 2 m/s

A 20

BA

90

4

Bola tanah liat yang bermassa 0,1 kg dengan kecepatan 18 m/smenumbuk kereta mainan bermassa 0,9 kg yang diam dalam arahhorizontal. Bola melekat pada kereta mainan. Kecepatan kereta setelahtumbukan adalah …..a. 0,9 m/sb. 1 m/sc. 1,8 m/sd. 18 m/se. 180 m/s

C 20

5

Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding

tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roket

Peristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentumadalah .....a. 4 sajab. 1 dan 3c. 2 dan 4d. 1, 2 dan 3e. Semuanya benar

E 20

91

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA N 4 Tangerang SelatanMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI / 1Waktu : 3 x 45 menitPertemuan Ke- : 3

I. Standar KompetensiMenganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.

II. Kompetensi DasarMenunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikanmasalah tumbukan.

III. Indikator Pencapaian1. Menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan2. Mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi dan Kekekalan Momentum untuk

berbagai peristiwa tumbukan3. Menganalisis gerak suatu benda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut

peristiwa tumbukan

IV. Tujuan Pembelajaran1. Setelah membaca materi pada hypermedia slide 1-15 tentang tumbukan, siswa dapat

menyebutkan syarat untuk berbagai peristiwa tumbukan2. Setelah melihat rumus Hukum Kekekalan Momentum dan Hukum Kekekalan Energi

Kinetik (slide 4), serta rumus energi kinetik yang hilang (slide 14) pada hypermediatentang tumbukan, siswa dapat mengintegrasikan Hukum Kekekalan Energi danKekekalan Momentum untuk berbagai peristiwa tumbukan

3. Setelah melihat animasi dan syarat terjadinya peristiwa tumbukan (slide 3-5, 7-9 dan11-12) pada hypermedia tentang tumbukan, siswa dapat menganalisis gerak suatubenda untuk menyelesaikan persoalan menyangkut peristiwa tumbukan

V. Materi Pembelajaran

Tumbukan

Berdasarkan sifat kelentingan atau elastisitas benda yang bertumbukan,tumbukan dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:1. Tumbukan Lenting Sempurna

Pada tumbukan lenting sempurna, berlaku Hukum Kekekalan Momentum danHukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, dua buah benda dengan massa m1 dan m2

bergerak dengan kecepatan v1 dan v2 dengan arah berlawanan. Kedua bendabertumbukan, sehingga kecepatan kedua benda menjadi v1’ dan v2’. BerdasarkanHukum Kekekalan Momentum dan Hukum kekekalan Energi Kinetik, persamaankoefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sempurna:1

92

2. Tumbukan Lenting SebagianPada tumbukan lenting sebagian, berlaku Hukum Kekekalan Momentum, tetapi

tidak berlaku Hukum Kekekalan Energi Kinetik. Misalnya, sebuah bola elastis jatuhbebas dari ketinggian h1 dari lantai, maka akan terjadi tumbukan antara bola denganlantai sehingga bola memantul setinggi h2. Berdasarkan persamaan pada gerak jatuhbebas, diperoleh persamaan koefisien restitusi (e) untuk tumbukan lenting sebagian:

3. Tumbukan Tidak Lenting Sama SekaliPada tumbukan tidak lenting sama sekali, sesudah tumbukan kedua benda

bersatu, sehingga kecepatan kedua benda sesudah tumbukan besarnya sama, yaitu v1’ =v2’ = v. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum:

′maka besar koefisien restitusi (e) untuk tumbukan tidak lenting sama sekali adalah:

′ ′ 0VI. Metode Pembelajaran

Ceramah dan tanya jawab

VII. Kegiatan Pembelajaran

Tahap PembelajaranLangkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter

yangDikembangkan

Waktu

Guru Siswa

A. Pendahuluan

1. Apersepsi

Menggali pengetahuanawal siswa denganmemberikanpertanyaan, “Kalianpernah melihat meteormenabrak bumi?Apakah peristiwatersebut termasuktumbukan dalamkonsep fisika?”

Memperhatikanguru danmemberikankomentar

Rasa ingin tahu,komunikatif

5’

2. Motivasi

Melalui hypermediaslide 1dalam materitumbukan, siswadimotivasi dengantampilan video meteoryang menabrak bumi

Memperhatikanvideo dalamhypermedia

Rasa ingin tahu 5’

B. Inti 1. Eksplorasi

Melalui hypermediaslide 1-3 dalamkompetensi tentangtumbukan, disajikanSK, KD dan indikatoryang ingin dicapai

Memperhatikankompetensi yangingin dicapai dalamhypermedia

Rasa ingin tahu 5’

Melalui hypermediaslide 1-6 dalam materitumbukan, disajikanmateri mengenaitumbukan lentingsempurna

Memperhatikanmateri dalamhypermedia Rasa ingin tahu,

tanggung jawab15’

93

Melalui hypermediaslide 7-10 dalam materitumbukan, disajikanmateri mengenaitumbukan lentingsebagian

Memperhatikanmateri dalamhypermedia Rasa ingin tahu,

tanggung jawab15’

Melalui hypermediaslide 11-15 dalammateri tumbukan,disajikan materimengenai tumbukantidak lenting samasekali

Memperhatikanmateri dalamhypermedia

Rasa ingin tahu,tanggung jawab

15’

2. Elaborasi

Melalui hypermediaslide 1-4 dalam latihantentang tumbukan,disajikan latihan soaldisertai solusinya yangberhubungan dengantumbukan

Mengerjakanlatihan soal yangdiberikan oleh gurudalam hypermedia

Komunikatif,kerja keras

35’

3. Konfirmasi

Memberikankesempatan kepadasiswa yang belummemahami materiuntuk bertanya

Bertanya kepadaguru mengenaimateri yang belumdipahami

Rasa ingin tahu,komunikatif

10’

Menjelaskan kembalimateri yang belumdipahami oleh siswa

Memperhatikanpenjelasan guru Toleransi 20’

C. Penutup

1. PenarikanKesimpulan

Membimbing siswauntuk menyimpulkanmateri pembelajaran

Menyimpulkanhasil pembelajaran Komunikatif 5’

2. Evaluasi

Melalui hypermediaslide 1-6 dalamevaluasi tentangtumbukan, disajikan 5butir soal yangdikerjakan individual

Mengerjakan soalsecara individualdalam hypermedia Percaya diri,

jujur5’

VIII. Sumber Belajar dan Media PembelajaranA. Sumber Belajar

1. Haryadi, Bambang. 2009. Fisika untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PusatPerbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

2. Kanginan, Marthen. 2006. Fisika 2 untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.3. Supiyanto. 2006. Fisika 2 untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.

B. Media PembelajaranKomputer dan software hypermedia tentang tumbukan

IX. Penilaian Hasil BelajarA. Proses

Bagan Partisipasi (terlampir)

B. Akhir (Evaluasi)Tes tertulis dalam software hypermedia 5 butir soal Pilihan Ganda (terlampir)

94

Jakarta, November 2013

Mengetahui,Guru Mata Pelajaran Mahasiswa Peneliti

Priono, S.Pd Nurul HikmahNIP. 19700322 199512 1 001 NIM.109016300014

95

Lampiran

Bagan Partisipasi

No Aspek yang Dinilai Ya Tidak

1. Keaktifan bertanya2. Keaktifan mengeluarkan pendapat3. Kemampuan menjawab pertanyaan4. Memperhatikan penjelasan guru

Instrumen Tes Tertulis

No Soal Jawaban Skor

1

Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum ..…a. kekekalan momentumb. kekekalan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan momentum dan energi mekanike. kekekalan momentum dan energi potensial

A 20

2

Pernyataan di bawah ini benar, kecuali …..a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah anol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sama sekali adalah kekal

E 20

3

Perhatikan gambar di bawah ini!

1 kg 4 kgvA = 4 m/s vB = -1 m/s

Energi kinetik benda A sebelum tumbukan adalah ..…a. 2 Jouleb. 4 Joulec. 8 Jouled. 10 Joulee. 12 Joule

C 20

4

Dua benda yang massanya masing-masing m1 = m2 = 2 kg bergeraksaling mendekati dengan kelajuan v1 = 10 m/s dan v2 = 20 m/s. Jikakedua benda bertumbukan lenting sempurna, maka kecepatan masing-masing benda setelah tumbukan adalah …..a. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 20 m/sb. v1’ = -20 m/s dan v2’ = 10 m/sc. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 20 m/sd. v1’ = -10 m/s dan v2’ = 10 m/se. v1’ = -5 m/s dan v2’ = 10 m/s

B 20

BA

96

5

Benda P yang massanya 0,5 kg bergerak dengan kelajuan 10 m/smengejar dan menumbuk benda Q yang massanya 1 kg yang bergerakdengan kelajuan 4 m/s. Setelah tumbukan, keduanya melekat danbergerak bersama-sama. Kecepatan kedua benda adalah .....a. 6 m/sb. 7 m/sc. 9 m/sd. 10 m/se. 14 m/s

A 20

97

98

99

101

Kisi-kisi Instrumen Tes Uji Coba Penelitian

Satuan Pendidikan : SMA/MAMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI/1Alokasi Waktu : 2 x 45 menitJumlah Soal : 40 soalBentuk Soal : Pilihan GandaStandar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan

mekanika benda titik.Kompetensi Dasar : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum

untuk menyelesaikan masalah tumbukan.

Konsep/Subkonsep

IndikatorRanah Kognitif Jumlah

SoalC1 C2 C3 C4

KonsepMomentumdan Impuls

Menjelaskan konsep momentumdan impuls

1,2* 5,٭3,4 5

Menghitung momentum danimpuls, serta hubungan antarakeduanya

7 6,٭8,9٭10 5

Menganalisis hubungan antaragaya, momentum dan impulsdalam gerak suatu benda

11,12,٭13 15,٭14 5

HukumKekekalanMomentum

Menerapkan Hukum KekekalanMomentum untuk sistem tanpagaya luar

16,٭17

19,٭184

Menerapkan prinsip HukumKekekalan Momentum untukpenyelesaian masalah yangmenyangkut interaksi melaluigaya-gaya internal

٭20 21,22,,٭24,٭23

256

Tumbukan

Menyebutkan syarat untukberbagai peristiwa tumbukan

٭28,٭26 ,٭27,29٭30 5

Mengintegrasikan HukumKekekalan Energi danKekekalan Momentum untukberbagai peristiwa tumbukan

٭31,32 ٭34,*33 4

Menganalisis gerak suatu bendauntuk menyelesaikan persoalanmenyangkut peristiwatumbukan

٭36,٭35 ,38,٭3740,٭39

6

Jumlah Soal 6 8 15 11 40

Persentase Soal 15% 20% 37,5% 27,5% 100%

Keterangan: * = butir soal yang valid

Instrumen Tes Penelitian

Konsep/SubKonsep

Indikator Soal Penyelesaian Soal RanahKognitif

KonsepMomentumdan Impuls

Menjelaskankonsepmomentumdan impuls

1. Seorang petinju mengarahkan pukulan ke kepala lawannya dalam selangwaktu tertentu, kemudian tangannya ditarik kembali. Hasil kali antaragaya pukulan dengan selang waktu yang dialami oleh lawannya disebut.....a. Momentumb. Impulsc. Energid. Usahae. Daya

Kunci Jawaban: B C1

2. Satuan momentum dalam sistem SI adalah .....a. W s-1

b. N s-1

c. J s-1

d. N se. J s

Kunci Jawaban: D C1

3. Dimensi momentum atau impuls adalah .....a. ML-1T-1

b. ML2T2

c. ML-2Td. MLT-2

e. MLT-1

Rumus momentum: ...Kunci Jawaban: E

C2

4. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerakdengan kecepatan tertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah .....a. Momentum termasuk besaran skalarb. Momentum termasuk besaran pokokc. Momentum termasuk besaran vektord. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan

tetape. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan

kecepatan tetap

Kunci Jawaban: C C2

5. Jika sebuah benda jatuh bebas, momentum benda tersebut .....a. tetapb. berkurangc. bertambahd. bertambah kemudian berkurange. berkurang kemudian bertambah

Kunci Jawaban: B C2

Menghitungmomentumdan impuls,sertahubunganantarakeduanya

6. Sebuah benda bergerak dengan momentum sebesar p. Tiba-tiba bendatersebut pecah menjadi dua bagian yang masing-masing besarmomentumnya p1 dan p2 dalam arah yang saling tegak lurus sepertiterlihat pada gambar. Momentum total kedua benda adalah .....

p1

p

p2

a. p = p1 -p2

b. p = p1 +p2

c. p =

d. p =

e. p =

Rumus momentum total:2Karena 90°Maka,

Kunci Jawaban: E

C2

7. Persamaan yang menyatakan hubungan antara impuls dan perubahanmomentum adalah .....a. I = F ∆tb. P = I/∆tc. F(v2 – v1) = m ∆td. F ∆t = mv2 – mv1

e. F ∆t = (v2 – v1)/m

Kunci Jawaban: D C1

8. Perhatikan gambar di bawah ini!

3 kg 4 kgv1 = 10 m/s v2 = -20 m/s

Dua buah benda bergerak saling medekati seperti terlihat pada gambar.Besar momentum benda 1 adalah .....a. 10 kg m/sb. 20 kg m/sc. 30 kg m/sd. 40 kg m/se. 50 kg m/s

Dik : 310 /Dit : ?Penyelesaian: .3.1030 /Kunci Jawaban: C

C3

9. Evan Dimas menendang bola sepak dengan gaya rata-rata 200 N. Jikabola bersentuhan dengan kakinya selama 0,1 sekon, besar impulsnyaadalah ...a. 20 Nsb. 40 Nsc. 50 Nsd. 200 Nse. 500 Ns

Dik : 200∆ 0,1Dit : ?Penyelesaian: . ∆200 0,120Kunci Jawaban: A

C3

10. Perhatikan gambar di bawah ini!

v = v’

v v’

Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v.Bola ini mengenai dinding dan dipantulkan dengan kelajuan yang samaseperti pada gambar. Besar impuls yang dikerjakan oleh dinding padabola adalah .....a. -2mv d. mvb. Nol e. 2mvc. 0,5 mv

Dik :

Dit : ?Penyelesaian: 22Kunci Jawaban: A

C3

1 2

m m

Menganalisishubunganantara gaya,momentumdan impulsdalam geraksuatu benda

11. Di antara benda bergerak berikut, manakah yang akan mengalami gayaterbesar pada saat menumbuk tembok jika selang waktunya sama?a. benda bermassa 40 kg dengan kelajuan 25 m/sb. benda bermassa 50 kg dengan kelajuan 15 m/sc. benda bermassa 100 kg dengan kelajuan 10 m/sd. benda bermassa 150 kg dengan kelajuan 7 m/se. benda bermassa 200 kg dengan kelajuan 5 m/s

Rumus momentum: .. 40. 25 1000 /. 50. 15 750 /. 100. 10 1000 /. 150. 7 1050 /. 200.5 1000 /Kunci Jawaban: D

C3

12. Sebuah bola bermassa 250 gram yang mula-mula diam, dipukul dengansebuah tongkat yang besar gayanya 500 N. Waktu kontak antara boladengan tongkat 0,05 s. Perubahan momentum yang dialami bola adalah.....a. 20 Nsb. 25 Nsc. 30 Nsd. 35 Nse. 40 Ns

Dik : 250 0,25500∆ 0,05Dit : ∆ ?Penyelesaian: ∆∆ . ∆∆ 500 0,05∆ 25Kunci Jawaban: B

C3

13. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukulsehingga bola meluncur dengan laju 100 m/s dan pemukul menyentuhbola selama 0,1 s. Besar gaya pemukul adalah .....a. 35 Nb. 50 Nc. 100 Nd. 150 Ne. 200 N

Dik : 0,20 /100 /∆ 0,1Dit : ?Penyelesaian: . ∆0,1 0,2 100 0200,1 200Kunci Jawaban: E

C3

14. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yangbekerja pada sebuah partikel bermassa 4 kg yang mula-mula diam.Kecepatan akhir partikel adalah .....

a. 2,5 m/s d. 6 m/sb. 3 m/s e. 11 m/sc. 5 m/s

Dik : 40 /Berdasarkan gambar, 4, 2,4

Dit : ?Penyelesaian: 12 4 2 412 6 4242

12 4 0124 /Kunci Jawaban: B

C4

15. Grafik di bawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yangbekerja pada sebuah benda bermassa 10 kg. Gaya tersebut menghasilkanmomentum sebesar 40 kg m/s dalam waktu 5 detik. Nilai x adalah .....

a. 4 N d. 15 Nb. 8 N e. 20 Nc. 10 N

Dik : 1040 /∆ 5Berdasarkan gambar, 5, 3

Dit : ?Penyelesaian: .

4010 /10 4 012

C4

x

40 12 5 340 4404Kunci Jawaban: C

HukumKekekalanMomentum

MenerapkanHukumKekekalanMomentumuntuk sistemtanpa gayaluar

16. Berdasarkan Hukum Kekekalan Momentum, jika tidak ada gaya luar yangbekerja pada benda, maka .....a. p = p’b. p1 = p2

c. p1 + p2 = p1’ - p2’d. p2 – p1 = p2’ – p1’e. p1 + p2 = p1’ + p2’

Kunci Jawaban: E C1

17. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar berikut ini:

vA = 18 m/s vB = 8 m/s

mA = 3 kg mB = 2 kg

Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, makakecepatan benda A adalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s

Dik : 318 /28 /20 /Dit : ?Penyelesaian:3 18 2 8 3 2 2054 16 3 403 70 40303 10 /Kunci Jawaban: E

C3

A B

18. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kgbergerak dengan kecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kgbergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bila setelah tumbukan kecepatan bendaA adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatan benda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula

Dik : 54 /34 /1 /Dit : ?Penyelesaian:5 4 3 4 5 1 320 12 5 33 8 533 1 /Kunci Jawaban: A

C3

19. Perhatikan gambar di bawah ini!

pA = p

Jika setelah tumbukan momentum bola A menjadi 3p, maka perubahanmomentum bola B adalah .....a. 4pb. 2pc. pd. -2pe. -3p

Dik : 3Dit : ∆ ?Penyelesaian: 332 ∆Kunci Jawaban: D

C3

A B

MenerapkanprinsipHukumKekekalanMomentumuntukpenyelesaianmasalah yangmenyangkutinteraksimelalui gaya-gaya internal

20. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dindingtembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentumadalah .....a. 4 sajab. 1 dan 3c. 2 dan 4d. 1, 2 dan 3e. Semuanya benar

Kunci Jawaban: E C2

21. Sebuah kereta bermassa 4 kg bergerak dengan kecepatan 30 m/ssepanjang suatu lintasan horizontal. Kereta tersebut bertumbukan dengankereta lainnya yang bermassa 2 kg yang dalam keadaan diam. Setelahterjadi tumbukan, kedua kereta tersebut bergandengan dan bergerakbersama, maka kelajuan kedua kereta setelah terjadi tumbukan adalah .....

30 m/s diam v1’ = v2’

4 kg 2 kg

a. 20 m/s dan 30 m/sb. 20 m/s dan 20 m/sc. 20 m/s dan 10 m/sd. 10 m/s dan 20 m/se. 10 m/s dan 10 m/s

Dik : 430 /20 /Dit : ?Penyelesaian:

4 30 2 0 4 2120 0 66 1201206 20 /Kunci Jawaban: B

C3

22. Sebuah benda yang mula-mula diam meledak menjadi 2 bagian denganperbandingan 3:2. Bagian yang massanya lebih besar terlempar dengankecepatan 40 m/s, maka kecepatan terlemparnya bagian yang lebih keciladalah .....a. 120 m/sb. 60 m/sc. 30 m/sd. -60 m/se. -120 m/s

Dik : : 3: 20 /40 /Dit : ?Penyelesaian:3 0 2 0 3 40 20 120 22 1201202 60 /Kunci Jawaban: D

C3

23. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayubermassa 5 kg. Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya sepertiterlihat pada gambar. Kecepatan peluru ketika mengenai balok 300 m/s,maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....

a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s

Dik : 4 0,0045300 /0 /Dit : ?Penyelesaian:0,004 300 5 0 0,004 51,2 0 5,0045,004 1,21,25,004 0,24 /Kunci Jawaban: A

C4vp

vb

v’

24. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....

F

a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N

Dik :

Dit :Penyelesaian:

Gaya rata-rata yang dialami penembak:

Kunci Jawaban: A

C4

25. Sebuah peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada bandul diambermassa 4,9 kg. Peluru bersarang di dalam bandul dan bandul terangkatsetinggi 1,25 m dari posisi semula seperti terlihat pada gambar. Jika g =10 m/s2, besarnya kecepatan peluru adalah .....a. 100 m/sb. 120 m/sc. 150 m/sd. 200 m/s 1,25 m

e. 250 m/s

Dik :

Dit :Penyelesaian:Kecepatan peluru+bandul dapat dicaridengan rumus:

C4

10 gram5 kg

24. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....

F

a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N

Dik :

Dit :Penyelesaian:

Gaya rata-rata yang dialami penembak:

Kunci Jawaban: A

C4

25. Sebuah peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada bandul diambermassa 4,9 kg. Peluru bersarang di dalam bandul dan bandul terangkatsetinggi 1,25 m dari posisi semula seperti terlihat pada gambar. Jika g =10 m/s2, besarnya kecepatan peluru adalah .....a. 100 m/sb. 120 m/sc. 150 m/sd. 200 m/s 1,25 m

e. 250 m/s

Dik :

Dit :Penyelesaian:Kecepatan peluru+bandul dapat dicaridengan rumus:

C4

10 gram5 kg

24. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....

F

a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N

Dik :

Dit :Penyelesaian:

Gaya rata-rata yang dialami penembak:

Kunci Jawaban: A

C4

25. Sebuah peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada bandul diambermassa 4,9 kg. Peluru bersarang di dalam bandul dan bandul terangkatsetinggi 1,25 m dari posisi semula seperti terlihat pada gambar. Jika g =10 m/s2, besarnya kecepatan peluru adalah .....a. 100 m/sb. 120 m/sc. 150 m/sd. 200 m/s 1,25 m

e. 250 m/s

Dik :

Dit :Penyelesaian:Kecepatan peluru+bandul dapat dicaridengan rumus:

C4

10 gram5 kg

0,1 0 5 50,1 25250,1 /Kunci Jawaban: E

Tumbukan

Menyebutkansyarat untukberbagaiperistiwatumbukan

26. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum

Kunci Jawaban: E C1

27. Perhatikan gambar di bawah ini!v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

sebelum tumbukan saat tumbukan setelah tumbukan

Hukum yang berlaku pada peristiwa tumbukan di atas adalah hukumkekekalan .....a. momentum dan energi potensialb. momentum dan energi kinetikc. energi potensiald. energi kinetike. momentum

Kunci Jawaban: B C2

28. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memilikikoefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan.....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali

Kunci Jawaban: C C1

29. Di bawah ini gambar yang menunjukkan peristiwa tumbukan tidaklenting sama sekali adalah .....

a. v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

b. v1 v2

m1 m2 m1 m2 m1 m2

c. v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

d. v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

e. v1 v2 v’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

Kunci Jawaban: E C2

30. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali .....a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal

Kunci Jawaban: E C2

Mengintegra-sikan HukumKekekalanEnergi danKekekalanMomentumuntukberbagaiperistiwatumbukan

31. Perhatikan gerak dua benda sebelum bertumbukan di bawah ini!

2 kg 4 kgv1 = 5 m/s v2 = -3 m/s

Energi kinetik benda 1 sebelum bertumbukan adalah .....a. 4 Joule d. 25 Jouleb. 9 Joule e. 36 Joulec. 16 Joule

Dik : 25 /Dit : ?Penyelesaian: 12 2 525Kunci Jawaban: D

C3

32. Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua bagian, 3 kg dan 6 kg.Kecepatan pecahan 3 kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa6 kg adalah .....a. 96 Jouleb. 192 Joulec. 384 Jouled. 768 Joulee. 850 Joule

Dik : 36 0 /16 /Dit : ?Penyelesaian:

3 0 6 0 3 16 60 48 66 48486 /1212 6 83 64Kunci Jawaban: B

C3

1 2

33. Dua buah benda mempunyai massa sama, momentum benda pertama 2kali momentum benda kedua, maka Ek1 : Ek2 adalah .....a. 1 : 1b. 1 : 2c. 1 : 4d. 2 : 1e. 4 : 1

Dik : 2Dit : : ?Penyelesaian: 22, maka

Gunakan rumus perbandingan::12 122Kunci Jawaban: E

C4

34. Dua benda masing-masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawananarah dengan kecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan keduabenda menyatu, maka besar energi yang hilang pada saat terjaditumbukan adalah .....a. 10 Jb. 18 Jc. 36 Jd. 40 Je. 60 J

Dik : 234 /6 /Dit : ∆ ?Penyelesaian: ∆ ∑ ∑2 4 3 6 2 38 18 55 10105 /

12 1212 2 4 12 3 616 54

C4

12 1212 2 2 12 3 24 6∆∆ 70 10Kunci Jawaban: E

Menganalisisgerak suatubenda untukmenyelesai-kan persoalanmenyangkutperistiwatumbukan

35. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusiantara bola dengan lantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah .....

a. 80 m d. 25 mb. 75 m e. 20 mc. 50 m

Dik : 1000,5Dit : ?Penyelesaian:

0,5 1000,5 100100 0,5100 0,25 25Kunci Jawaban: D

C3

36. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengankecepatan 20 m/s. Setelah tumbukan, balok terpental dengan kecepatan15 m/s searah dengan kecepatan benda semula. Jika besar koefisienrestitusi e = 0,4, maka kecepatan benda setelah tumbukan adalah .....a. 7 m/s searah dengan kecepatan semulab. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulac. 8 m/s searah dengan kecepatan semulad. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulae. 10 m/s searah dengan kecepatan semula

Dik : 20 /0 /15 /0,4Dit : ?Penyelesaian: 0,4 1520 0

C3

100 m

h2

0,4 20 158 1515 8 7 /Kunci Jawaban: A

37. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diambermassa 2 kg seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tembakantersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm dari kedudukan seimbang. Jikag = 10 m/s2 dan peluru mengeram di dalam balok, maka kecepatan peluruadalah .....

a. 3,8 m/s d. 10,2 m/sb. 5,2 m/s e. 15,1 m/sc. 8,4 m/s

Dik : 100 0,120 /0,8 0,00810 /Dit : ?Penyelesaian:Kecepatan peluru+balok dapat dicaridengan rumus: 22 10 0,0080,16 , /0,1 2 0 0,1 2 0,40,1 0 2,1 0,40,1 0,840,840,1 , /Kunci Jawaban: C

C4

38. Dua buah bola bermassa identik. Keduanya bergerak lurus dan salingmendekati. Bola A dengan kecepatan 3 m/s bergerak ke kanan. Bola Bbergerak ke kiri dengan kecepatan 5 m/s. Kecepatan bola B sesaat setelahtumbukan lenting sempurna dengan bola A adalah .....a. 2 m/s ke arah kananb. 3 m/s ke arah kananc. 3 m/s ke arah kirid. 5 m/s ke arah kanane. 8 m/s ke arah kiri

Dik : 3 /5 /Tumbukan Lenting Sempurna

Dit : ?Penyelesaian:1

C4

0,8 cm

5 3… ..3 5 … ..Substitusi persamaan (i) dan (ii):822 662 /(positif, artinya bola bergerak kea rahkanan)

Kunci Jawaban: B

39. Perhatikan gambar di bawah ini!

6 kg 4 kgvA= 6 m/s vB = -2 m/s

Berdasarkan gambar di atas, jika tumbukan tersebut lenting sempurna,kecepatan benda B setelah bertumbukan adalah .....a. 3,2 m/s ke kananb. 3,2 m/s ke kiric. 7,6 m/s ke kanand. 8,4 m/s ke kanane. 8,4 m/s ke kiri

Dik : 646 /2 /Tumbukan Lenting Sempurna

Dit : ?Penyelesaian:1

2 6… ..6 6 4 2 6 436 8 6 4 … ..

C4

A B

Substitusi persamaan (i) dan (ii):8 . 66 4 28 . 16 6 486 4 2810 767610 , /(positif, artinya benda bergerak kea rahkanan)

Kunci Jawaban: C

40. Benda P bermassa 4 kg bergerak dengan kecepatan 8 m/s. Benda tersebutbertumbukan sentral dengan benda Q yang bermassa 6 kg dan memilikilaju 12 m/s berlawanan arah dengan benda P. Koefisien restitusitumbukan sama dengan 2/3. Kecepatan benda P sesaat setelah tumbukanadalah .....a. 12 m/sb. 10 m/sc. 8 m/sd. -8 m/se. -12 m/s

Dik : 468 /12 /2/3Dit : ?Penyelesaian:233 3 2 23 3 2 12 2 83 3 24 16… ..4 8 6 12 4 632 72 4 6… ..

C4

Substitusi persamaan (i) dan (ii):3 3 40 . 64 6 40 . 318 18 24012 18 12030 36036030 /Kunci Jawaban: E

Uji Validitas Butir Soal

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total

KUNCI B D E C B E D C A A D B E B C E E A D E B D A A E E B C E E D B E E D A C B C E (Xt)

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 32 1024

2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 29 841

3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 24 576

4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 29 841

5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 25 625

6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 26 676

7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 24 576

8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 24 576

9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 21 441

10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 22 484

11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21 441

12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 24 576

13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 24 576

14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625

Xt2

14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625

15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20 400

16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23 529

17 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19 361

18 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 17 289

19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 21 441

20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 24 576

21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 289

22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 20 400

23 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18 324

24 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 441

25 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 21 441

26 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15 225

27 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 196

28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256

29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256

30 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 225

∑ 30 28 29 27 0 1 23 29 27 4 28 30 18 12 29 29 18 9 8 21 19 0 20 7 1 26 29 27 18 10 29 9 1 8 13 9 6 5 8 2 647 14527

Uji Validitas Butir Soal

p

1.00

0.93

0.97

0.90

0.00

0.03

0.77

0.97

0.90

0.13

0.93

1.00

0.60

0.40

0.97

0.97

0.60

0.30

0.27

0.70

0.63

0.00

0.67

0.23

0.03

0.87

0.97

0.90

0.60

0.33

0.97

0.30

0.03

0.27

0.43

0.30

0.20

0.17

0.27

0.07

q

0.00

0.07

0.03

0.10

1.00

0.97

0.23

0.03

0.10

0.87

0.07

0.00

0.40

0.60

0.03

0.03

0.40

0.70

0.73

0.30

0.37

1.00

0.33

0.77

0.97

0.13

0.03

0.10

0.40

0.67

0.03

0.70

0.97

0.73

0.57

0.70

0.80

0.83

0.73

0.93

Mp

21.5

7

21.9

6

21.6

2

22.0

7

#DIV

/0!

25.0

0

21.0

0

21.6

9

22.3

0

29.0

0

21.7

9

21.5

7

22.9

4

24.5

0

21.7

6

21.6

6

22.9

4

24.4

4

23.0

0

22.7

1

22.2

6

#DIV

/0!

22.9

5

25.4

3

24.0

0

22.4

6

21.7

9

22.1

5

23.2

2

25.1

0

21.7

6

24.3

3

29.0

0

24.7

5

23.6

9

24.0

0

25.1

7

22.0

0

24.3

8

23.0

0

Mt

St

γpbi

#DIV

/0!

0.34

0.07

0.35

#DIV

/0!

0.15

-0.2

3

0.15

0.50

0.67

0.19

#DIV

/0!

0.39

0.55

0.24

0.11

0.39

0.43

0.20

0.40

0.21

#DIV

/0!

0.45

0.49

0.10

0.52

0.28

0.40

0.46

0.57

0.24

0.41

0.32

0.44

0.43

0.36

0.41

0.04

0.39

0.09

Ket

eran

gan

#DIV

/0!

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

#DIV

/0!

Tid

ak V

alid

Tid

ak V

alid

Tid

ak V

alid

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

#DIV

/0!

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Tid

ak V

alid

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

Tid

ak V

alid

#DIV

/0!

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Val

id

Tid

ak V

alid

Val

id

Tid

ak V

alid

Kri

teri

a

#DIV

/0!

Ren

dah

Sang

at R

enda

h

Ren

dah

#DIV

/0!

Sang

at R

enda

h

Sang

at R

enda

h

Sang

at R

enda

h

Cuk

up

Tin

ggi

Sang

at R

enda

h

#DIV

/0!

Ren

dah

Cuk

up

Ren

dah

Sang

at R

enda

h

Ren

dah

Cuk

up

Sang

at R

enda

h

Cuk

up

Ren

dah

#DIV

/0!

Cuk

up

Cuk

up

Sang

at R

enda

h

Cuk

up

Ren

dah

Ren

dah

Cuk

up

Cuk

up

Ren

dah

Cuk

up

Ren

dah

Cuk

up

Cuk

up

Ren

dah

Cuk

up

Sang

at R

enda

h

Ren

dah

Sang

at R

enda

h

21.57

4.37

Kri

teri

a

#DIV

/0!

Ren

dah

Sang

at R

enda

h

Ren

dah

#DIV

/0!

Sang

at R

enda

h

Sang

at R

enda

h

Sang

at R

enda

h

Cuk

up

Tin

ggi

Sang

at R

enda

h

#DIV

/0!

Ren

dah

Cuk

up

Ren

dah

Sang

at R

enda

h

Ren

dah

Cuk

up

Sang

at R

enda

h

Cuk

up

Ren

dah

#DIV

/0!

Cuk

up

Cuk

up

Sang

at R

enda

h

Cuk

up

Ren

dah

Ren

dah

Cuk

up

Cuk

up

Ren

dah

Cuk

up

Ren

dah

Cuk

up

Cuk

up

Ren

dah

Cuk

up

Sang

at R

enda

h

Ren

dah

Sang

at R

enda

h

Keterangan:

p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah

Mp : mean (rata-rata) skor dari subjek (peserta tes) yang menjawab betul pada butir soal yang dicari validitasnya

Mt : mean (rata-rata) dari skor total

St : standar deviasi dari skor total

γpbi : koefisien korelasi point biserial

Uji Reliabilitas Instrumen

NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total

KUNCI B D E C B E D C A A D B E B C E E A D E B D A A E E B C E E D B E E D A C B C E (Xt)

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 32 1024

2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 29 841

3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 24 576

4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 29 841

5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 25 625

6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 26 676

7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 24 576

8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 24 576

9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 21 441

10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 22 484

11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21 441

12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 24 576

13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 24 576

14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625

Xt2

14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625

15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20 400

16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23 529

17 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19 361

18 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 17 289

19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 21 441

20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 24 576

21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 289

22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 20 400

23 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18 324

24 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 441

25 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 21 441

26 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15 225

27 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 196

28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256

29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256

30 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 225

∑ 30 28 29 27 0 1 23 29 27 4 28 30 18 12 29 29 18 9 8 21 19 0 20 7 1 26 29 27 18 10 29 9 1 8 13 9 6 5 8 2 647 14527

Uji Reliabilitas Instrumen

p

1.00

0.93

0.97

0.90

0.00

0.03

0.77

0.97

0.90

0.13

0.93

1.00

0.60

0.40

0.97

0.97

0.60

0.30

0.27

0.70

0.63

0.00

0.67

0.23

0.03

0.87

0.97

0.90

0.60

0.33

0.97

0.30

0.03

0.27

0.43

0.30

0.20

0.17

0.27

0.07

q

0.00

0.07

0.03

0.10

1.00

0.97

0.23

0.03

0.10

0.87

0.07

0.00

0.40

0.60

0.03

0.03

0.40

0.70

0.73

0.30

0.37

1.00

0.33

0.77

0.97

0.13

0.03

0.10

0.40

0.67

0.03

0.70

0.97

0.73

0.57

0.70

0.80

0.83

0.73

0.93

∑pq

0.00

0.06

0.03

0.09

0.00

0.03

0.18

0.03

0.09

0.12

0.06

0.00

0.24

0.24

0.03

0.03

0.24

0.21

0.20

0.21

0.23

0.00

0.22

0.18

0.03

0.12

0.03

0.09

0.24

0.22

0.03

0.21

0.03

0.20

0.25

0.21

0.16

0.14

0.20

0.06

4.94

S2

S

r11

Keterangan:

p : proporsi siswa yang menjawab benar

q : proporsi siswa yang menjawab salah

∑pq: jumlah hasil perkalian antara p dan q

S : standar deviasi dari tes

r11 : reliabilitas instrumen

19.11

4.37

0.77

Uji Taraf KesukaranNO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total

KUNCI B D E C B E D C A A D B E B C E E A D E B D A A E E B C E E D B E E D A C B C E (Xt)

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 32 1024

2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 29 841

3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 24 576

4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 29 841

5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 25 625

6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 26 676

7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 24 576

8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 24 576

9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 21 441

10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 22 484

11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21 441

12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 24 576

13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 24 576

14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25 625

15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20 400

16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23 529

Xt2

16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23 529

17 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19 361

18 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 17 289

19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 21 441

20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 24 576

21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17 289

22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 20 400

23 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18 324

24 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21 441

25 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 21 441

26 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15 225

27 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 196

28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256

29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16 256

30 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 225

∑ 30 28 29 27 0 1 23 29 27 4 28 30 18 12 29 29 18 9 8 21 19 0 20 7 1 26 29 27 18 10 29 9 1 8 13 9 6 5 8 2 647 14527

p

1.00

0.93

0.97

0.90

0.00

0.03

0.77

0.97

0.90

0.13

0.93

1.00

0.60

0.40

0.97

0.97

0.60

0.30

0.27

0.70

0.63

0.00

0.67

0.23

0.03

0.87

0.97

0.90

0.60

0.33

0.97

0.30

0.03

0.27

0.43

0.30

0.20

0.17

0.27

0.07

Kep

utus

an

Mud

ah

Mud

ah

Mud

ah

Mud

ah

Suka

r

Suka

r

Mud

ah

Mud

ah

Mud

ah

Suka

r

Mud

ah

Mud

ah

Seda

ng

Seda

ng

Mud

ah

Mud

ah

Seda

ng

Seda

ng

Suka

r

Mud

ah

Seda

ng

Suka

r

Seda

ng

Suka

r

Suka

r

Mud

ah

Mud

ah

Mud

ah

Seda

ng

Seda

ng

Mud

ah

Seda

ng

Suka

r

Suka

r

Seda

ng

Seda

ng

Suka

r

Suka

r

Suka

r

Suka

r

Uji Daya BedaNO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Total

KUNCI B D E C B E D C A A D B E B C E E A D E B D A A E E B C E E D B E E D A C B C E (Xt)

1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 32

2 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 29

4 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 29

6 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 26

5 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 25

14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 25

3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 24

7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 24

8 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 24

12 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 24

13 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 24

20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 24

16 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 23

10 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 22

9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 21

11 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 2111 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 21

19 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 21

24 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 21

25 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 21

15 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 20

22 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 20

17 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 19

23 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 18

18 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 17

21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 17

28 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 16

29 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 16

26 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 15

30 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15

27 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14

BA 15 15 15 15 0 1 10 15 15 4 15 15 11 9 15 15 12 6 4 12 11 0 13 5 1 15 15 15 12 9 15 7 1 6 9 7 5 3 6 2

BB 15 13 14 12 0 0 13 14 12 0 13 15 7 3 14 14 6 3 4 9 8 0 7 2 0 11 14 12 6 1 14 2 0 2 4 2 1 2 2 0

PA

1.00

1.00

1.00

1.00

0.00

0.07

0.67

1.00

1.00

0.27

1.00

1.00

0.73

0.60

1.00

1.00

0.80

0.40

0.27

0.80

0.73

0.00

0.87

0.33

0.07

1.00

1.00

1.00

0.80

0.60

1.00

0.47

0.07

0.40

0.60

0.47

0.33

0.20

0.40

0.13

PB

1.00

0.87

0.93

0.80

0.00

0.00

0.87

0.93

0.80

0.00

0.87

1.00

0.47

0.20

0.93

0.93

0.40

0.20

0.27

0.60

0.53

0.00

0.47

0.13

0.00

0.73

0.93

0.80

0.40

0.07

0.93

0.13

0.00

0.13

0.27

0.13

0.07

0.13

0.13

0.00

Uji Daya Beda

D

0.00

0.13

0.07

0.20

0.00

0.07

-0.2

0

0.07

0.20

0.27

0.13

0.00

0.27

0.40

0.07

0.07

0.40

0.20

0.00

0.20

0.20

0.00

0.40

0.20

0.07

0.27

0.07

0.20

0.40

0.53

0.07

0.33

0.07

0.27

0.33

0.33

0.27

0.07

0.27

0.13

Kep

utus

an

Bur

uk

Bur

uk

Bur

uk

Cuk

up

Bur

uk

Bur

uk

Dro

p

Bur

uk

Cuk

up

Cuk

up

Bur

uk

Bur

uk

Cuk

up

Bai

k

Bur

uk

Bur

uk

Bai

k

Cuk

up

Bur

uk

Cuk

up

Cuk

up

Bur

uk

Bai

k

Cuk

up

Bur

uk

Cuk

up

Bur

uk

Cuk

up

Bai

k

Bai

k

Bur

uk

Cuk

up

Bur

uk

Cuk

up

Cuk

up

Cuk

up

Cuk

up

Bur

uk

Cuk

up

Bur

uk

Keterangan:

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

PA : proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB : proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

D : daya beda soal

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen

Indeks Kategori Indeks Kategori Indeks Kategori

1 ˜ ˜ 1.00 Mudah 0.00 Buruk Tidak Digunakan

2 0.34 Valid 0.93 Mudah 0.13 Buruk Tidak Digunakan

3 0.07 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan

4 0.35 Valid 0.90 Mudah 0.20 Cukup Digunakan

5 ˜ ˜ 0.00 Sukar 0.00 Buruk Tidak Digunakan

6 0.15 Tidak Valid 0.03 Sukar 0.07 Buruk Tidak Digunakan

7 -0.23 Tidak Valid 0.77 Mudah -0.20 Drop Tidak Digunakan

8 0.15 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan

9 0.50 Valid 0.90 Mudah 0.20 Cukup Digunakan

10 0.67 Valid 0.13 Sukar 0.27 Cukup Digunakan

11 0.19 Tidak Valid 0.93 Mudah 0.13 Buruk Tidak Digunakan

12 ˜ ˜ 1.00 Mudah 0.00 Buruk Tidak Digunakan

13 0.39 Valid 0.60 Sedang 0.27 Cukup Digunakan

14 0.55 Valid 0.40 Sedang 0.40 Baik Digunakan

15 0.24 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan

16 0.11 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan

17 0.39 Valid 0.60 Sedang 0.40 Baik Digunakan

18 0.43 Valid 0.30 Sedang 0.20 Cukup Digunakan

19 0.20 Tidak Valid 0.27 Sukar 0.00 Buruk Tidak Digunakan

Reliabilitas : 0,77

NoValiditas Taraf Kesukaran Daya Pembeda

Keputusan

19 0.20 Tidak Valid 0.27 Sukar 0.00 Buruk Tidak Digunakan

20 0.40 Valid 0.70 Mudah 0.20 Cukup Digunakan

21 0.21 Tidak Valid 0.63 Sedang 0.20 Cukup Tidak Digunakan

22 ˜ ˜ 0.00 Sukar 0.00 Buruk Tidak Digunakan

23 0.45 Valid 0.67 Sedang 0.40 Baik Digunakan

24 0.49 Valid 0.23 Sukar 0.20 Cukup Digunakan

25 0.10 Tidak Valid 0.03 Sukar 0.07 Buruk Tidak Digunakan

26 0.52 Valid 0.87 Mudah 0.27 Cukup Digunakan

27 0.28 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan

28 0.40 Valid 0.90 Mudah 0.20 Cukup Digunakan

29 0.46 Valid 0.60 Sedang 0.40 Baik Digunakan

30 0.57 Valid 0.33 Sedang 0.53 Baik Digunakan

31 0.24 Tidak Valid 0.97 Mudah 0.07 Buruk Tidak Digunakan

32 0.41 Valid 0.30 Sedang 0.33 Cukup Digunakan

33 0.32 Valid 0.03 Sukar 0.07 Buruk Tidak Digunakan

34 0.44 Valid 0.27 Sukar 0.27 Cukup Digunakan

35 0.43 Valid 0.43 Sedang 0.33 Cukup Digunakan

36 0.36 Valid 0.30 Sedang 0.33 Cukup Digunakan

37 0.40 Valid 0.20 Sukar 0.27 Cukup Digunakan

38 0.04 Tidak Valid 0.17 Sukar 0.07 Buruk Tidak Digunakan

39 0.39 Valid 0.27 Sukar 0.27 Cukup Digunakan

40 0.09 Tidak Valid 0.07 Sukar 0.13 Buruk Tidak Digunakan

1 Mudah 25%

2 Sedang 50%

3 Sukar 25%

% Soal yang Digunakan

129

Kisi-kisi Instrumen Tes Valid Penelitian

Satuan Pendidikan : SMA/MAMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI/1Alokasi Waktu : 2 x 45 menitJumlah Soal : 20 soalBentuk Soal : Pilihan GandaStandar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan

mekanika benda titik.Kompetensi Dasar : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum

untuk menyelesaikan masalah tumbukan.

Konsep/Subkonsep

IndikatorRanah Kognitif Jumlah

SoalC1 C2 C3 C4

KonsepMomentumdan Impuls

Menjelaskan konsep momentumdan impuls

1 1

Menghitung momentum danimpuls, serta hubungan antarakeduanya

2,3 2

Menganalisis hubungan antaragaya, momentum dan impulsdalam gerak suatu benda

4 5 2

HukumKekekalanMomentum

Menerapkan Hukum KekekalanMomentum untuk sistem tanpagaya luar

6,7 2

Menerapkan prinsip HukumKekekalan Momentum untukpenyelesaian masalah yangmenyangkut interaksi melaluigaya-gaya internal

8 9,10 3

Tumbukan

Menyebutkan syarat untukberbagai peristiwa tumbukan

11,12 13,14 4

Mengintegrasikan HukumKekekalan Energi danKekekalan Momentum untukberbagai peristiwa tumbukan

15 16 2

Menganalisis gerak suatu bendauntuk menyelesaikan persoalanmenyangkut peristiwatumbukan

17,18 19,20 4

Jumlah Soal 2 4 8 6 20

Persentase Soal 10% 20% 40% 30% 100%

Instrumen Tes Valid Penelitian

Konsep/SubKonsep

Indikator Soal Penyelesaian SoalRanah

Kognitif

KonsepMomentumdan Impuls

Menjelaskankonsepmomentumdan impuls

1. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerakdengan kecepatan tertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah .....a. Momentum termasuk besaran skalarb. Momentum termasuk besaran pokokc. Momentum termasuk besaran vektord. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan

tetape. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan

kecepatan tetap

Kunci Jawaban: C C2

Menghitungmomentumdan impuls,sertahubunganantarakeduanya

2. Evan Dimas menendang bola sepak dengan gaya rata-rata 200 N. Jikabola bersentuhan dengan kakinya selama 0,1 sekon, besar impulsnyaadalah ...a. 20 Nsb. 40 Nsc. 50 Nsd. 200 Nse. 500 Ns

Dik : 200∆ 0,1Dit : ?Penyelesaian: . ∆200 0,120Kunci Jawaban: A

C3

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

v = v’

v v’

Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v.Bola ini mengenai dinding dan dipantulkan dengan kelajuan yang samaseperti pada gambar. Besar impuls yang dikerjakan oleh dinding padabola adalah .....a. -2mv d. mvb. Nol e. 2mvc. 0,5 mv

Dik :

Dit : ?Penyelesaian: 22Kunci Jawaban: A

C3

m m

Menganalisishubunganantara gaya,momentumdan impulsdalam geraksuatu benda

4. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukulsehingga bola meluncur dengan laju 100 m/s dan pemukul menyentuhbola selama 0,1 s. Besar gaya pemukul adalah .....a. 35 Nb. 50 Nc. 100 Nd. 150 Ne. 200 N

Dik : 0,20 /100 /∆ 0,1Dit : ?Penyelesaian: . ∆0,1 0,2 100 0200,1 200Kunci Jawaban: E

C3

5. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yangbekerja pada sebuah partikel bermassa 4 kg yang mula-mula diam.Kecepatan akhir partikel adalah .....

a. 2,5 m/s d. 6 m/sb. 3 m/s e. 11 m/sc. 5 m/s

Dik : 40 /Berdasarkan gambar, 4, 2,4

Dit : ?Penyelesaian: 12 4 2 412 6 4242

12 4 0124 /Kunci Jawaban: B

C4

HukumKekekalanMomentum

MenerapkanHukumKekekalanMomentumuntuk sistemtanpa gayaluar

6. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar berikut ini:

vA = 18 m/s vB = 8 m/s

mA = 3 kg mB = 2 kg

Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, makakecepatan benda A adalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s

Dik : 318 /28 /20 /Dit : ?Penyelesaian:3 18 2 8 3 2 2054 16 3 403 70 40303 10 /Kunci Jawaban: E

C3

7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kgbergerak dengan kecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kgbergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bila setelah tumbukan kecepatan bendaA adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatan benda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula

Dik : 54 /34 /1 /Dit : ?Penyelesaian:5 4 3 4 5 1 320 12 5 33 8 533 1 /Kunci Jawaban: A

C3

A B

MenerapkanprinsipHukumKekekalanMomentumuntukpenyelesaianmasalah yangmenyangkutinteraksimelalui gaya-gaya internal

8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dindingtembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentumadalah .....a. 4 sajab. 1 dan 3c. 2 dan 4d. 1, 2 dan 3e. Semuanya benar

Kunci Jawaban: E C2

9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayubermassa 5 kg. Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya sepertiterlihat pada gambar. Kecepatan peluru ketika mengenai balok 300 m/s,maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....

a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s

Dik : 4 0,0045300 /0 /Dit : ?Penyelesaian:0,004 300 5 0 0,004 51,2 0 5,0045,004 1,21,25,004 0,24 /Kunci Jawaban: A

C4

vb

vp

v’

10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....

F

a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N

Dik :

Dit :Penyelesaian:

Gaya rata-rata yang dialami penembak:

Kunci Jawaban: A

C4

Tumbukan

Menyebutkansyarat untukberbagaiperistiwatumbukan

11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum

Kunci Jawaban: E C1

12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memilikikoefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan.....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali

Kunci Jawaban: C C1

10 gram5 kg

10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....

F

a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N

Dik :

Dit :Penyelesaian:

Gaya rata-rata yang dialami penembak:

Kunci Jawaban: A

C4

Tumbukan

Menyebutkansyarat untukberbagaiperistiwatumbukan

11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum

Kunci Jawaban: E C1

12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memilikikoefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan.....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali

Kunci Jawaban: C C1

10 gram5 kg

10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengankecepatan 1 km/s dari sebuah senapan bermassa 5 kg yangmengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama 0,4 s. Besar gayarata-rata yang dialami penembak adalah .....

F

a. 25 Nb. 30 Nc. 35 Nd. 40 Ne. 45 N

Dik :

Dit :Penyelesaian:

Gaya rata-rata yang dialami penembak:

Kunci Jawaban: A

C4

Tumbukan

Menyebutkansyarat untukberbagaiperistiwatumbukan

11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum

Kunci Jawaban: E C1

12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memilikikoefisien restitusi diantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan.....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali

Kunci Jawaban: C C1

10 gram5 kg

13. Di bawah ini gambar yang menunjukkan peristiwa tumbukan tidaklenting sama sekali adalah .....

a. v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

b. v1 v2

m1 m2 m1 m2 m1 m2

c. v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

d. v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

e. v1 v2 v’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

Kunci Jawaban: E C2

14. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali .....a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal

Kunci Jawaban: E C2

Mengintegra-sikan HukumKekekalanEnergi danKekekalanMomentumuntukberbagaiperistiwatumbukan

15. Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua bagian, 3 kg dan 6 kg.Kecepatan pecahan 3 kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa6 kg adalah .....a. 96 Jouleb. 192 Joulec. 384 Jouled. 768 Joulee. 850 Joule

Dik : 36 0 /16 /Dit : ?Penyelesaian:

3 0 6 0 3 16 60 48 66 48486 /1212 6 83 64Kunci Jawaban: B

C3

16. Dua benda masing-masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawananarah dengan kecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan keduabenda menyatu, maka besar energi yang hilang pada saat terjaditumbukan adalah .....a. 10 Jb. 18 Jc. 36 Jd. 40 Je. 60 J

Dik : 234 /6 /Dit : ∆ ?Penyelesaian: ∆ ∑ ∑2 4 3 6 2 38 18 55 10105 /

C4

12 1212 2 4 12 3 616 5412 1212 2 2 12 3 24 6

∆∆ 70 10Kunci Jawaban: E

Menganalisisgerak suatubenda untukmenyelesai-kan persoalanmenyangkutperistiwatumbukan

17. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusiantara bola dengan lantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah .....

a. 80 m d. 25 mb. 75 m e. 20 mc. 50 m

Dik : 1000,5Dit : ?Penyelesaian:

0,5 1000,5 100100 0,5100 0,25 25Kunci Jawaban: D

C3

100 m

h2

18. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengankecepatan 20 m/s. Setelah tumbukan, balok terpental dengan kecepatan15 m/s searah dengan kecepatan benda semula. Jika besar koefisienrestitusi e = 0,4, maka kecepatan benda setelah tumbukan adalah .....a. 7 m/s searah dengan kecepatan semulab. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulac. 8 m/s searah dengan kecepatan semulad. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulae. 10 m/s searah dengan kecepatan semula

Dik : 20 /0 /15 /0,4Dit : ?Penyelesaian: 0,4 1520 00,4 20 158 1515 8 7 /Kunci Jawaban: A

C3

19. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diambermassa 2 kg seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tembakantersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm dari kedudukan seimbang. Jikag = 10 m/s2 dan peluru mengeram di dalam balok, maka kecepatan peluruadalah .....

a. 3,8 m/s d. 10,2 m/sb. 5,2 m/s e. 15,1 m/sc. 8,4 m/s

Dik : 100 0,120 /0,8 0,00810 /Dit : ?Penyelesaian:Kecepatan peluru+balok dapat dicaridengan rumus: 22 10 0,0080,16 , /0,1 2 0 0,1 2 0,40,1 0 2,1 0,40,1 0,840,840,1 , /Kunci Jawaban: C

C4

0,8 cm

20. Perhatikan gambar di bawah ini!

6 kg 4 kgvA= 6 m/s vB = -2 m/s

Berdasarkan gambar di atas, jika tumbukan tersebut lenting sempurna,kecepatan benda B setelah bertumbukan adalah .....a. 3,2 m/s ke kananb. 3,2 m/s ke kiric. 7,6 m/s ke kanand. 8,4 m/s ke kanane. 8,4 m/s ke kiri

Dik : 646 /2 /Tumbukan Lenting Sempurna

Dit : ?Penyelesaian:1

2 6… ..6 6 4 2 6 436 8 6 4 … ..Substitusi persamaan (i) dan (ii):8 . 66 4 28 . 16 6 486 4 2810 767610 , /(positif, artinya benda bergerak kea rahkanan)

Kunci Jawaban: C

C4

A B

140

SOAL TES PENELITIAN

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang kamu anggap benar!

1. Momentum merupakan besaran yang dimiliki oleh benda yang bergerak dengan kecepatantertentu. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah .....a. Momentum termasuk besaran skalarb. Momentum termasuk besaran pokokc. Momentum termasuk besaran vektord. Momentum sama dengan nol jika benda bergerak dengan kecepatan tetape. Momentum selalu berubah pada benda yang bergerak dengan kecepatan tetap

2. Evan Dimas menendang bola sepak dengan gaya rata-rata 200 N. Jika bola bersentuhandengan kakinya selama 0,1 sekon, besar impulsnya adalah ...a. 20 Ns d. 200 Nsb. 40 Ns e. 500 Nsc. 50 Ns

3. Perhatikan gambar di bawah ini!

v = v’

v v’

Sebuah bola dengan massa m dilemparkan mendatar dengan kelajuan v. Bola ini mengenaidinding dan dipantulkan dengan kelajuan yang sama seperti pada gambar. Besar impulsyang dikerjakan oleh dinding pada bola adalah .....a. -2mv d. mvb. Nol e. 2mvc. 0,5 mv

4. Sebuah bola bermassa 0,2 kg dalam keadaan diam, kemudian dipukul sehingga bolameluncur dengan laju 100 m/s dan pemukul menyentuh bola selama 0,1 s. Besar gayapemukul adalah .....a. 35 N d. 150 Nb. 50 N e. 200 Nc. 100 N

5. Grafik dibawah ini menunjukkan hubungan gaya terhadap waktu yang bekerja pada sebuahpartikel bermassa 4 kg yang mula-mula diam. Kecepatan akhir partikel adalah .....

a. 2,5 m/s d. 6 m/sb. 3 m/s e. 11 m/sc. 5 m/s

6. Gerak dua benda sebelum bertumbukan terlihat pada gambar berikut ini:

m m

141

vA = 18 m/s vB = 8 m/s

mA = 3 kg mB = 2 kg

Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, maka kecepatan benda Aadalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s

7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengankecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bilasetelah tumbukan kecepatan benda A adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatanbenda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula

8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah .....a. 4 saja d. 1, 2 dan 3b. 1 dan 3 e. Semuanya benarc. 2 dan 4

9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu bermassa 5 kg.Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya seperti terlihat pada gambar. Kecepatanpeluru ketika mengenai balok 300 m/s, maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....

a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s

10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 1 km/s darisebuah senapan bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama0,4 s. Besar gaya rata-rata yang dialami penembak adalah .....

F

A B

vp

vb

v’

10 gram

5 kg

141

vA = 18 m/s vB = 8 m/s

mA = 3 kg mB = 2 kg

Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, maka kecepatan benda Aadalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s

7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengankecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bilasetelah tumbukan kecepatan benda A adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatanbenda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula

8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah .....a. 4 saja d. 1, 2 dan 3b. 1 dan 3 e. Semuanya benarc. 2 dan 4

9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu bermassa 5 kg.Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya seperti terlihat pada gambar. Kecepatanpeluru ketika mengenai balok 300 m/s, maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....

a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s

10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 1 km/s darisebuah senapan bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama0,4 s. Besar gaya rata-rata yang dialami penembak adalah .....

F

A B

vp

vb

v’

10 gram

5 kg

141

vA = 18 m/s vB = 8 m/s

mA = 3 kg mB = 2 kg

Jika setelah bertumbukan kecepatan benda B adalah 20 m/s, maka kecepatan benda Aadalah .....a. 6 m/s d. 9 m/sb. 7 m/s e. 10 m/sc. 8 m/s

7. Dua buah benda bergerak berlawanan arah. Benda A bermassa 5 kg bergerak dengankecepatan 4 m/s, sedangkan benda B bermassa 3 kg bergerak dengan kecepatan 4 m/s. Bilasetelah tumbukan kecepatan benda A adalah 1 m/s searah gerak semula, maka kecepatanbenda B adalah .....a. 1 m/s berlawanan arah semulab. 2 m/s searah gerak semulac. 3 m/s berlawanan arah semulad. 4 m/s searah gerak semulae. 5 m/s berlawanan arah semula

8. Perhatikan beberapa peristiwa berikut!(1) Bola baja diayunkan dengan rantai untuk menghancurkan dinding tembok(2) Dua buah mobil yang saling bertabrakan(3) Benturan meteor terhadap bumi(4) Peluncuran roketPeristiwa yang merupakan aplikasi dari Hukum Kekekalan Momentum adalah .....a. 4 saja d. 1, 2 dan 3b. 1 dan 3 e. Semuanya benarc. 2 dan 4

9. Sebuah peluru dengan massa 4 gram ditembakkan ke sebuah balok kayu bermassa 5 kg.Peluru mengenai balok dan bersarang di dalamnya seperti terlihat pada gambar. Kecepatanpeluru ketika mengenai balok 300 m/s, maka kecepatan sistem (balok + peluru) adalah .....

a. 0,24 m/s d. 0,54 m/sb. 0,34 m/s e. 0,64 m/sc. 0,44 m/s

10. Sebuah peluru bermassa 10 gram ditembakkan horizontal dengan kecepatan 1 km/s darisebuah senapan bermassa 5 kg yang mengakibatkan senapan bergerak ke belakang selama0,4 s. Besar gaya rata-rata yang dialami penembak adalah .....

F

A B

vp

vb

v’

10 gram

5 kg

142

a. 25 N d. 40 Nb. 30 N e. 45 Nc. 35 N

11. Jika dua benda bertumbukan, maka selalu berlaku hukum .....a. kekekalan momentum dan energi potensialb. kekekalan momentum dan energi mekanikc. kekekalan momentum dan energi kinetikd. kekekalan energi mekanike. kekekalan momentum

12. Peristiwa yang memenuhi hukum kekekalan momentum dan memiliki koefisien restitusidiantara nol dan satu (0 < e < 1) adalah jenis tumbukan .....a. lentingb. tidak lentingc. lenting sebagiand. lenting sempurnae. tidak lenting sama sekali

13. Di bawah ini gambar yang menunjukkan peristiwa tumbukan tidak lenting sama sekaliadalah .....

a. v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

b. v1 v2

m1 m2 m1 m2 m1 m2

c. v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

d. v1 v2 v1’ v2’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

e. v1 v2 v’

m1 m2 m1 m2 m1 m2

14. Pernyataan di bawah ini benar, kecuali .....a. momentum pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalb. energi kinetik pada tumbukan lenting sempurna adalah kekalc. nilai koefisien restitusi paling rendah nol dan paling tinggi satud. momentum pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekale. energi kinetik pada tumbukan tidak lenting sempurna adalah kekal

15. Sebuah bom bermassa 9 kg pecah menjadi dua bagian, 3 kg dan 6 kg. Kecepatan pecahan 3kg adalah 16 m/s. Energi kinetik pecahan bermassa 6 kg adalah .....a. 96 Joule d. 768 Jouleb. 192 Joule e. 850 Joulec. 384 Joule

143

16. Dua benda masing-masing massanya 2 kg dan 3 kg, bergerak berlawanan arah dengankecepatan 4 m/s dan 6 m/s. Jika setelah tumbukan kedua benda menyatu, maka besar energiyang hilang pada saat terjadi tumbukan adalah .....a. 10 J d. 40 Jb. 18 e. 60 Jc. 36 J

17. Sebuah benda jatuh bebas dari ketinggian 100 m. Jika koefisien restitusi antara bola denganlantai 0,5, maka tinggi pantulan bola adalah .....

a. 80 m d. 25 mb. 75 m e. 20 mc. 50 m

18. Sebuah benda menumbuk balok yang diam di atas lantai dengan kecepatan 20 m/s. Setelahtumbukan, balok terpental dengan kecepatan 15 m/s searah dengan kecepatan benda semula.Jika besar koefisien restitusi e = 0,4, maka kecepatan benda setelah tumbukan adalah .....a. 7 m/s searah dengan kecepatan semulab. 7 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulac. 8 m/s searah dengan kecepatan semulad. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatan semulae. 10 m/s searah dengan kecepatan semula

19. Peluru bermassa 100 gram ditembakkan pada sebuah balok diam bermassa 2 kg sepertiterlihat pada gambar di bawah ini. Tembakan tersebut menyebabkan balok naik 0,8 cm darikedudukan seimbang. Jika g = 10 m/s2 dan peluru mengeram di dalam balok, makakecepatan peluru adalah .....

a. 3,8 m/s d. 10,2 m/sb. 5,2 m/s e. 15,1 m/sc. 8,4 m/s

20. Perhatikan gambar di bawah ini!

6 kg 4 kgvA= 6 m/s vB = -2 m/s

Berdasarkan gambar di atas, jika tumbukan tersebut lenting sempurna, kecepatan benda Bsetelah bertumbukan adalah .....a. 3,2 m/s ke kananb. 3,2 m/s ke kiric. 7,6 m/s ke kanand. 8,4 m/s ke kanane. 8,4 m/s ke kiri

0,8 cm

A B

100 m

h2

144

Kisi-kisi Instrumen Nontes (Angket)

Satuan Pendidikan : SMA/MAMata Pelajaran : FisikaMateri Pokok : Momentum dan ImpulsKelas/Semester : XI/1Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan

mekanika benda titik.Kompetensi Dasar : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum

untuk menyelesaikan masalah tumbukan.

No Indikator AngketHypermedia Jumlah

SoalPositif Negatif

1Penggunaan hypermedia dalam prosespembelajaran

1 2 2

2 Penyajian konsep materi 3 4 2

3 Peyajian gambar dan animasi 5,7 6,8 4

4 Kesesuaian suara/audio dan warna hypermedia 9 10 2

5 Penjelasan rumus dalam hypermedia 11,13 12,14 4

Jumlah Soal 7 7 14

145

ANGKET

Respon Siswa terhadap Software Hypermedia

Hari, Tanggal :Jenis Kelamin : P/L

Petunjuk Pengisian:1. Pada angket ini terdapat 14 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap butir pernyataan dalam

kaitannya dengan pembelajaran menggunakan hypermedia.2. Tentukan pilihan Anda atas pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√) pada lembar

angket. Jawaban yang diberikan harus sesuai dengan pendapat Anda.3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya untuk mengisi dengan benar.

Keterangan Pilihan Jawaban:

STS : Sangat Tidak SetujuTS : Tidak SetujuC : CukupS : SetujuSS : Sangat Setuju

NO PERNYATAAN STS TS C S SS

1Software hypermedia menjadikan pembelajaran lebih aktif karenamenggunakan komputer secara mandiri

2 Software hypermedia sulit digunakan

3 Teks dalam hypermedia dapat dibaca dengan jelas

4 Uraian materi dalam hypermedia sulit dipahami

5Penyajian gambar dalam hypermedia menambah pemahaman dalammempelajari konsep momentum dan impus

6 Penyajian gambar dalam hypermedia kurang jelas

7Animasi-animasi dalam hypermedia menambah minat dan motivasiuntuk mempelajari konsep momentum dan impuls

8Animasi-animasi dalam hypermedia hanya dapat dipahami dengantingkat kecerdasan yang tinggi

9 Suara atau audio dalam hypermedia terdengar jelas

10 Komposisi warna yang disajikan dalam hypermedia kurang menarik

11Rumus momentum (p = m.v) dan impuls (I = F.∆t) lebih mudahdipahami dengan menggunakan hypermedia dibandingkanpembelajaran biasa di kelas

12Pemahaman terhadap rumus momentum (p = m.v) dan impuls(I = F.∆t) dalam hypermedia memerlukan tingkat kecerdasan yangtinggi

13Rumus Hukum Kekekalan Momentum (m1v1+m2v2=m1v1’+m2v2’)lebih mudah dipahami dengan menggunakan hypermediadibandingkan pembelajaran biasa di kelas

14Pemahaman terhadap rumus Hukum Kekekalan Momentum(m1v1+m2v2=m1v1’+m2v2’) dalam hypermedia memerlukan tingkatkecerdasan yang tinggi

155

Hasil Pretest Kelas Kontrol

Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang

didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:

15 20 20 20 20 25 2525 25 25 30 30 30 3030 35 35 35 35 35 3535 35 40 40 45 45 4545 45 50 50 55

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:

a. Nilai maksimum (Xmax) = 55

b. Nilai minimal (Xmin) = 15

c. Rentang (R) = Xmax - Xmin

= 55 – 15

= 40

d. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 33

= 1 + 3,3 x 1,52

= 1 + 5,02

= 6,02 ≈ 6

e. Panjang kelas (P) =

= ,= 6,64 ≈ 7

Tabel distribusi frekuensi kelas kontrol adalah sebagai berikut:

IntervalFrekuensi

(fi)BatasKelas

Titik Tengah(xi)

xi2 fi. xi fi. xi

2

15 - 21 5 14,50 18 324 90 1620

22 - 28 5 21,50 25 625 125 3125

29 - 35 13 28,50 32 1024 416 13312

36 - 42 2 35,50 39 1521 78 3042

43 - 49 5 42,50 46 2116 230 10580

50 - 56 3 49,50 53 2809 159 8427

Jumlah 33 1098 40106

156

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa

nilai, yaitu:

a. Rata-rata ( )∑ .∑10983333,27b. Median (Me) 12 ∑ .

Dimana:Me : medianTB : tepi bawah kelas medianN : banyak nilai pengamatan∑ fMe : jumlah frekuensi sebelum frekuensi medianfMe : frekuensi medianc : interval kelas

Maka, 12 ∑ .28,50 12 33 1013 . 728,50 16,50 1013 . 728,50 6,5013 . 728,50 3,5032

157

c. Modus (Mo) ∆∆ ∆ .Dimana:Mo : modusTB : tepi bawah kelas median∆1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus∆2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modusc : interval kelas

Maka, ∆∆ ∆ .28,50 88 11 . 728,50 2,9531,45

d. Standar Deviasi (S). ∑ . ∑ .133 40106 109833 33 11323498 120560433 321178941056111,6410,57

158

Hasil Pretest Kelas Eksperimen

Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil pretest yang

didapat dari kelas ekperimen adalah sebagai berikut:

15 20 20 20 20 20 2525 25 25 25 25 25 3030 30 30 30 30 30 3535 35 35 35 35 40 4040 40 45 45 45

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:

a. Nilai maksimum (Xmax) = 45

b. Nilai minimal (Xmin) = 15

c. Rentang (R) = Xmax - Xmin

= 45 – 15

= 30

d. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 33

= 1 + 3,3 x 1,52

= 1 + 5,02

= 6,02 ≈ 6

e. Panjang kelas (P) =

= ,= 4,98 ≈ 6

Tabel distribusi frekuensi kelas eksperimen adalah sebagai berikut:

IntervalFrekuensi

(fi)BatasKelas

Titik Tengah(xi)

xi2 fi. xi fi. xi

2

15 - 20 6 14,50 17,50 306,25 105,00 1837,50

21 - 26 7 20,50 23,50 552,25 164,50 3865,75

27 - 32 7 26,50 29,50 870,25 206,50 6091,75

33 - 38 6 32,50 35,50 1260,25 213,00 7561,50

39 - 44 4 38,50 41,50 1722,25 166,00 6889,00

45 - 50 3 44,50 47,50 2256,25 142,50 6768,75

Jumlah 33 997,50 33014,25

159

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa

nilai, yaitu:

a. Rata-rata ( )∑ .∑997,503330,23b. Median (Me) 12 ∑ .

Dimana:Me : medianTB : tepi bawah kelas medianN : banyak nilai pengamatan∑ fMe : jumlah frekuensi sebelum frekuensi medianfMe : frekuensi medianc : interval kelas

Maka, 12 ∑ .26,50 12 33 137 . 626,50 16,50 137 . 626,50 3,507 . 626,50 329,50

160

c. Modus (Mo) ∆∆ ∆ .Dimana:Mo : modusTB : tepi bawah kelas median∆1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus∆2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modusc : interval kelas

Maka, ∆∆ ∆ .26,50 00 1 . 626,50 026,50

d. Standar Deviasi (S). ∑ . ∑ .133 33014,25 997,5033 33 11089470,25 995006,2533 3294464105689,459,46

161

Hasil Posttest Kelas Kontrol

Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang

didapat dari kelas kontrol adalah sebagai berikut:

60 60 60 60 65 65 6565 65 70 70 70 70 7070 75 75 75 75 75 7575 75 75 75 80 80 8085 85 85 85 90

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:

a. Nilai maksimum (Xmax) = 90

b. Nilai minimal (Xmin) = 60

c. Rentang (R) = Xmax - Xmin

= 90 – 60

= 30

d. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 33

= 1 + 3,3 x 1,52

= 1 + 5,02

= 6,02 ≈ 6

e. Panjang kelas (P) =

= ,= 4,98 ≈ 6

Tabel distribusi frekuensi kelas kontrol adalah sebagai berikut:

IntervalFrekuensi

(fi)BatasKelas

Titik Tengah(xi)

xi2 fi. xi fi. xi

2

60 - 65 9 59,50 62,50 3906,25 562,50 35156,25

66 - 71 6 65,50 68,50 4692,25 411 28153,50

72 - 77 10 71,50 74,50 5550,25 745 55502,50

78 - 83 3 77,50 80,50 6480,25 241,50 19440,75

84 - 89 4 83,50 86,50 7482,25 346 29929

90 - 95 1 89,50 92,50 8556,25 92,50 8556,25

Jumlah 33 2398,50 176738,25

162

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa

nilai, yaitu:

a. Rata-rata ( )∑ .∑2398,503372,68b. Median (Me) 12 ∑ .

Dimana:Me : medianTB : tepi bawah kelas medianN : banyak nilai pengamatan∑ fMe : jumlah frekuensi sebelum frekuensi medianfMe : frekuensi medianc : interval kelas

Maka, 12 ∑ .71,50 12 33 1510 . 671,50 16,50 1510 . 671,50 1,5010 . 671,50 0,972,40

163

c. Modus (Mo) ∆∆ ∆ .Dimana:Mo : modusTB : tepi bawah kelas median∆1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus∆2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modusc : interval kelas

Maka, ∆∆ ∆ .71,50 44 7 . 671,50 2,1873,68

d. Standar Deviasi (S). ∑ . ∑ .133 176738,25 2398,5033 33 15832362,25 5752802,2533 3279560105675,348,68

164

Hasil Posttest Kelas Eksperimen

Perolehan nilai terendah hingga nilai tertinggi berdasarkan hasil posttest yang

didapat dari kelas ekperimen adalah sebagai berikut:

55 65 65 65 65 65 6570 70 70 75 75 75 7575 75 75 80 80 80 8085 85 85 85 85 85 8590 90 90 90 95

Untuk membuat tabel distribusi frekuensi dibutuhkan beberapa nilai, yaitu:

a. Nilai maksimum (Xmax) = 95

b. Nilai minimal (Xmin) = 55

c. Rentang (R) = Xmax - Xmin

= 95 – 55

= 40

d. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 33

= 1 + 3,3 x 1,52

= 1 + 5,02

= 6,02 ≈ 6

e. Panjang kelas (P) =

= ,= 6,64 ≈ 7

Tabel distribusi frekuensi kelas eksperimen adalah sebagai berikut:

IntervalFrekuensi

(fi)BatasKelas

Titik Tengah(xi)

xi2 fi. xi fi. xi

2

55 - 61 1 54,50 58 3364 58 3364

62 - 68 6 61,50 65 4225 390 25350

69 - 75 10 68,50 72 5184 720 51840

76 - 82 4 75,50 79 6241 316 24964

83 - 89 7 82,50 86 7396 602 51772

90 - 96 5 89,50 93 8649 465 43245

Jumlah 33 2551 200535

165

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut, maka dapat ditentukan beberapa

nilai, yaitu:

a. Rata-rata ( )∑ .∑25513377,30b. Median (Me) 12 ∑ .

Dimana:Me : medianTB : tepi bawah kelas medianN : banyak nilai pengamatan∑ fMe : jumlah frekuensi sebelum frekuensi medianfMe : frekuensi medianc : interval kelas

Maka, 12 ∑ .68,50 12 33 710 . 768,50 16,50 710 . 768,50 9,5010 . 768,50 6,6575,15

166

c. Modus (Mo) ∆∆ ∆ .Dimana:Mo : modusTB : tepi bawah kelas median∆1 : frekuensi modus – frekuensi sebelum frekuensi modus∆2 : frekuensi modus – frekuensi sesudah frekuensi modusc : interval kelas

Maka, ∆∆ ∆ .68,50 44 6 . 768,50 2,8071,30

d. Standar Deviasi (S). ∑ . ∑ .133 200535 255133 33 16617655 650760133 32110054104,2210,21

167

Uji Normalitas Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Uji normalitas menggunakan chi square test (tes kai kuadrat), yaitu:

2 0 2Keterangan :2 = nilai tes kai kuadrat0 = frekuensi yang diobservasi

= frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian nilai uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut:

1) Jika X2hitung > X2

tabel, maka distribusi data tidak normal.

2) Jika X2hitung ≤ X2

tabel, maka distribusi data normal.

A. Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol

Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel distribusi frekuensi

2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:

Interval (fi)Titik

Tengah(xi)

xi2 fi.xi fi.xi

2BatasKelas

ZBatasKelas

LuasTiapKelas

ft f0 (ft-f0)2

X2

hitung

14,50 -1,7758

15-21 5 18 324 90 1620 0,0951 3,1383 5 3,4659 1,1044

21,50 -1,1135

22-28 5 25 625 125 3125 0,1929 6,3657 5 1,8651 0,2930

28,50 -0,4513

29-35 13 32 1024 416 13312 0,2568 8,4744 13 20,4811 2,4168

35,50 0,2110

36-42 2 39 1521 78 3042 0,2246 7,4118 2 29,2876 3,9515

42,50 0,8732

43-49 5 46 2116 230 10580 0,1292 4,2636 5 0,5423 0,1272

49,50 1,5355

50-56 3 53 2809 159 8427 0,0487 1,6071 3 1,9402 1,2072

56,50 2,1977

Jumlah 33 1098 40106 33 9,1001

168

Dimana:: nilai rata-rata: nilai standar deviasi

3. Menentukan luas Z tabel

Z Batas Kelas -1,7758 -1,1135 -0,4513 0,2110 0,8732 1,5355 2,1977

Luas Z Tabel 0,4616 0,3665 0,1736 0,0832 0,3078 0,4370 0,4857

Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut:a. Kelas 15-21

Z = 0,4616 - 0,3665 = 0,0951b. Kelas 22-28

Z = 0,3665 - 0,1736 = 0,1929c. Kelas 29-35

Z = 0,1736 + 0,0832 = 0,2568d. Kelas 36-42

Z = 0,3078 - 0,0832 = 0,2246e. Kelas 43-49

Z = 0,4370 - 0,3078 = 0,1292f. Kelas 50-56

Z = 0,4857 - 0,4370 = 0,0487

4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:

5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)

6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai

chi-kuadrat tiap-tiap kelas

7. Menguji hipotesis normalitas

Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07.

Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan

X2tabel. Didapatkan bahwa X2

hitung ≤ X2tabel ; 9,10 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima

(data terdistribusi normal).

169

B. Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen

Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel distribusi frekuensi

2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:

Dimana:: nilai rata-rata: nilai standar deviasi

3. Menentukan luas Z tabel

Z Batas Kelas -1,6628 -1,0285 -0,3943 0,2400 0,8742 1,5085 2,1427

Luas Z Tabel 0,4515 0,3461 0,1517 0,0948 0,3078 0,4332 0,4838

Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut:a. Kelas 15-20

Z = 0,4515 - 0,3461 = 0,1054b. Kelas 21-26

Z = 0,3461 - 0,1517 = 0,1944c. Kelas 27-32

Z = 0,1517 + 0,0948 = 0,2465

Interval (fi)Titik

Tengah(xi)

xi2 fi.xi fi.xi

2BatasKelas

ZBatasKelas

LuasTiapKelas

ft f0 (ft-f0)2

X2

hitung

14,50 -1,6628

15-20 6 17,50 306,25 105,00 1837,50 0,1054 3,4782 6 6,3595 1,8284

20,50 -1,0285

21-26 7 23,50 552,25 164,50 3865,75 0,1944 6,4152 7 0,3420 0,0533

26,50 -0,3943

27-32 7 29,50 870,25 206,50 6091,75 0,2465 8,1345 7 1,2871 0,1582

32,50 0,2400

33-38 6 35,50 1260,25 213,00 7561,50 0,2130 7,029 6 1,0588 0,1506

38,50 0,8742

39-44 4 41,50 1722,25 166,00 6889,00 0,1254 4,1382 4 0,0191 0,0046

44,50 1,5085

45-50 3 47,50 2256,25 142,50 6768,75 0,0506 1,6698 3 1,7694 1,0597

50,5 2,1427

Jumlah 33 997,5 33014,3 33 3,2548

170

d. Kelas 33-38Z = 0,3078 - 0,0948 = 0,2130

e. Kelas 39-44Z = 0,4332 - 0,3078 = 0,1254

f. Kelas 45-50Z = 0,4838 - 0,4332 = 0,0506

4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:

5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)

6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai

chi-kuadrat tiap-tiap kelas

7. Menguji hipotesis normalitas

Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07.

Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan

X2tabel. Didapatkan bahwa X2

hitung ≤ X2tabel ; 3,25 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima

(data terdistribusi normal).

171

Uji Normalitas Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Uji normalitas menggunakan chi square test (tes kai kuadrat), yaitu:

2 0 2Keterangan :2 = nilai tes kai kuadrat0 = frekuensi yang diobservasi

= frekuensi yang diharapkan

Kriteria pengujian nilai uji chi-kuadrat adalah sebagai berikut:

1) Jika X2hitung > X2

tabel, maka distribusi data tidak normal.

2) Jika X2hitung ≤ X2

tabel, maka distribusi data normal.

A. Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol

Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel distribusi frekuensi

2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:

Interval (fi)Titik

Tengah(xi)

xi2 fi.xi fi.xi

2BatasKelas

ZBatasKelas

LuasTiapKelas

ft f0 (ft-f0)2

X2

hitung

59,50 -1,5184

60-65 9 62,50 3906,25 562,50 35156,25 0,1406 4,6398 9 19,0113 4,0974

65,50 -0,8272

66-71 6 68,50 4692,25 411 28153,50 0,2422 7,9926 6 3,9705 0,4968

71,50 -0,1359

72-77 10 74,50 5550,25 745 55502,50 0,3505 11,5665 10 2,4539 0,2122

77,50 0,5553

78-83 3 80,50 6480,25 241,50 19440,75 0,0937 3,0921 3 0,0085 0,0027

83,50 1,2465

84-89 4 86,50 7482,25 346 29929,00 0,0807 2,6631 4 1,7873 0,6711

89,50 1,9378

90-95 1 92,50 8556,25 92,50 8556,25 0,0224 0,7392 1 0,0680 0,0920

95,50 2,6290

Jumlah 33 2398,50 176738,25 33 5,5723

172

Dimana:: nilai rata-rata: nilai standar deviasi

3. Menentukan luas Z tabel

Z Batas Kelas -1,5184 -0,8272 -0,1359 0,5553 1,2465 1,9378 2,6290

Luas Z Tabel 0,4345 0,2939 0,0517 0,2988 0,3925 0,4732 0,4956

Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut:a. Kelas 60-65

Z = 0,4345 - 0,2939 = 0,1406b. Kelas 66-71

Z = 0,2939 - 0,0517 = 0,2422c. Kelas 72-77

Z = 0,0517 + 0,2988 = 0,3505d. Kelas 78-83

Z = 0,3925 - 0,2988 = 0,0937e. Kelas 84-89

Z = 0,4732 - 0,3925= 0,0807f. Kelas 90-95

Z = 0,4956 - 0,4732 = 0,0224

4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:

5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)

6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai

chi-kuadrat tiap-tiap kelas

7. Menguji hipotesis normalitas

Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07.

Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan

X2tabel. Didapatkan bahwa X2

hitung ≤ X2tabel ; 5,57 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima

(data terdistribusi normal).

173

B. Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen

Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut

adalah sebagai berikut:

1. Membuat tabel distribusi frekuensi

2. Menentukan Z batas kelas, dengan rumus:

Dimana:: nilai rata-rata: nilai standar deviasi

3. Menentukan luas Z tabel

Z Batas Kelas -2,2331 -1,5475 -0,8619 -0,1763 0,5093 1,1949 1,8805

Luas Z Tabel 0,4871 0,4382 0,3052 0,0675 0,1915 0,3830 0,4699

Luas Z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut:a. Kelas 55-61

Z = 0,4871 - 0,4382 = 0,0489b. Kelas 62-68

Z = 0,4382 - 0,3052 = 0,1330c. Kelas 69-75

Z = 0,3052 - 0,0675 = 0,2377

Interval (fi)Titik

Tengah(xi)

xi2 fi.xi fi.xi

2BatasKelas

ZBatasKelas

LuasTiapKelas

ft f0 (ft-f0)2

X2

hitung

54,50 -2,2331

55-61 1 58 3364 58 3364 0,0489 1,6137 1 0,3766 0,2334

61,50 -1,5475

62-68 6 65 4225 390 25350 0,1330 4,389 6 2,5953 0,5913

68,50 -0,8619

69-75 10 72 5184 720 51840 0,2377 7,8441 10 4,6479 0,5925

75,50 -0,1763

76-82 4 79 6241 316 24964 0,2590 8,547 4 20,6752 2,4190

82,50 0,5093

83-89 7 86 7396 602 51772 0,1915 6,3195 7 0,4631 0,0733

89,50 1,1949

90-96 5 93 8649 465 43245 0,0869 2,8677 5 4,5467 1,5855

96,50 1,8805

Jumlah 33 2551 200535 33 5,4950

174

d. Kelas 76-82Z = 0,0675 + 0,1915 = 0,2590

e. Kelas 83-89Z = 0,3830 - 0,1915 = 0,1915

f. Kelas 90-96Z = 0,4699- 0,3830 = 0,0869

4. Menghitung nilai frekuensi yang diharapkan (ft) dengan menggunakan rumus:

5. Mencari chi-kuadrat hitung (X2hitung)

6. Menentukan jumlah chi-kuadrat hitung (X2hitung) dengan menjumlahkan nilai

chi-kuadrat tiap-tiap kelas

7. Menguji hipotesis normalitas

Nilai X2tabel dengan kebebasan dk = 5 pada taraf signifikansi 5 % adalah 11,07.

Untuk menguji normalitas data, maka kita bandingkan nilai X2hitung dengan

X2tabel. Didapatkan bahwa X2

hitung ≤ X2tabel ; 5,50 ≤ 11,07. Artinya Ha diterima

(data terdistribusi normal).

175

Uji Homogenitas Data Hasil Pretest

Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:

Keterangan:F = koefisien F tesS1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besarS2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil

Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus:∑ . ∑ .1Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:

1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen.

2) Jika Fhitung > Ftabel, maka data dinyatakan tidak homogen.

A. Tabel Bantu Uji F

Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol

IntervalFrekuensi

(fi)BatasKelas

Titik Tengah(xi)

xi2 fi. xi fi. xi

2

15 - 21 5 14,50 18 324 90 1620

22 - 28 5 21,50 25 625 125 3125

29 - 35 13 28,50 32 1024 416 13312

36 - 42 2 35,50 39 1521 78 3042

43 - 49 5 42,50 46 2116 230 10580

50 - 56 3 49,50 53 2809 159 8427

Jumlah 33 1098 40106

176

Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen

IntervalFrekuensi

(fi)BatasKelas

Titik Tengah(xi)

xi2 fi. xi fi. xi

2

15 - 20 6 14,50 17,50 306,25 105,00 1837,50

21 - 26 7 20,50 23,50 552,25 164,50 3865,75

27 - 32 7 26,50 29,50 870,25 206,50 6091,75

33 - 38 6 32,50 35,50 1260,25 213,00 7561,50

39 - 44 4 38,50 41,50 1722,25 166,00 6889,00

45 - 50 3 44,50 47,50 2256,25 142,50 6768,75

Jumlah 33 997,50 33014,25

B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi

1. Kelas Kontrol. ∑ . ∑ .133 40106 109833 33 11323498 120560433 321178941056111,6410,572. Kelas Eksperimen. ∑ . ∑ .133 33014,25 997,5033 33 11089470,25 995006,2533 3294464105689,459,46

177

C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas

Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah:

10,579,46111,6489,451,25Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai Ftabel (32;30) adalah

sebesar 1,82. Maka terlihat nilai Fhitung ≤ Ftabel, sehingga Ha diterima dan H0 ditolak

(data dinyatakan homogen).

178

Uji Homogenitas Data Hasil Posttest

Uji homogenitas yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah uji F, yaitu:

Keterangan:F = koefisien F tesS1 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai besarS2 = varians pada kelompok yang mempunyai nilai kecil

Sedangkan varians dapat dihitung dengan rumus:∑ . ∑ .1Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:

1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka data dinyatakan homogen.

2) Jika Fhitung > Ftabel, maka data dinyatakan tidak homogen.

A. Tabel Bantu Uji F

Tabel Bantu Uji F Kelas Kontrol

IntervalFrekuensi

(fi)BatasKelas

Titik Tengah(xi)

xi2 fi. xi fi. xi

2

60 - 65 9 59,50 62,50 3906,25 562,50 35156,25

66 - 71 4 65,50 68,50 4692,25 274 18769

72 - 77 7 71,50 74,50 5550,25 521,50 38851,75

78 - 83 6 77,50 80,50 6480,25 483 38881,50

84 - 89 5 83,50 86,50 7482,25 432,50 37411,25

90 - 95 2 89,50 92,50 8556,25 185 17112,50

Jumlah 33 2458,50 186182,25

179

Tabel Bantu Uji F Kelas Eksperimen

IntervalFrekuensi

(fi)BatasKelas

Titik Tengah(xi)

xi2 fi. xi fi. xi

2

55 - 61 1 54,50 58 3364 58 3364

62 - 68 6 61,50 65 4225 390 25350

69 - 75 10 68,50 72 5184 720 51840

76 - 82 4 75,50 79 6241 316 24964

83 - 89 7 82,50 86 7396 602 51772

90 - 96 5 89,50 93 8649 465 43245

Jumlah 33 2551 200535

B. Perhitungan Nilai Standar Deviasi

1. Kelas Kontrol. ∑ . ∑ .133 186182,25 2458,5033 33 16144014,25 6044222,2533 3299792105694,509,722. Kelas Eksperimen. ∑ . ∑ .133 200535 255133 33 16617655 650760133 32110054104,2210,21

180

C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas

Berdasarkan nilai standar deviasi kedua data, maka nilai Fhitung adalah:

10,219,72104,2294,501,10Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftabel. Pada taraf signifikansi 5% terlihat bahwa nilai Ftabel (32;30) adalah

sebesar 1,82. Maka terlihat nilai Fhitung ≤ Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho

ditolak (data dinyatakan homogen).

181

Uji Hipotesis Hasil Pretest

Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus

uji hipotesis yang akan digunakan adalah:

1 1dimana

Keterangan :1 = rata-rata data kelompok eksperimen2 = rata-rata data kelompok kontrol= standar deviasi gabungan data kedua kelompok

S1 = standar deviasi data kelompok eksperimenS2 = standar deviasi data kelompok kontrol1 = jumlah data kelompok eksperimen2 = jumlah data kelompok kontrol

Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak.

2) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil pretest diperoleh:33,2730,2310,57 111,649,46 89,452. Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg)1 1233 1 111,64 33 1 89,4533 33 232 111,64 32 89,4564

182

3572,48 2862,40646434,8864100,5510,033. Menentukan nilai thitung

1 133,27 30,2310,03 133 1333,0410,03√0,063,0410,03 0,243,042,411,264. Menentukan nilai ttabel

Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:2 33 33 2 64Pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel untuk dk = 64 adalah 1,998.

5. Menguji hipotesis

Karena nilai thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

6. Memberikan interpretasi

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

pengaruh hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls antara kelas

kontrol dan kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan.

183

Uji Hipotesis Hasil Posttest

Karena kedua data yang akan diuji terdistribusi normal dan homogen, maka rumus

uji hipotesis yang akan digunakan adalah:

1 1dimana

Keterangan :1 = rata-rata data kelompok eksperimen2 = rata-rata data kelompok kontrol= standar deviasi gabungan data kedua kelompok

S1 = standar deviasi data kelompok eksperimenS2 = standar deviasi data kelompok kontrol1 = jumlah data kelompok eksperimen2 = jumlah data kelompok kontrol

Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut:

1) Jika thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak.

2) Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut:

1. Menentukan nilai-nilai yang diketahui. Berdasarkan hasil posttest diperoleh:77,3072,6810,21 104,228,68 75,342. Menentukan nilai standar deviasi gabungan (dsg)1 1233 1 104,22 33 1 75,3433 33 232 104,22 32 75,3464

184

3335,04 2410,88645745,926489,789,483. Menentukan nilai thitung

1 177,30 72,689,48 133 1334,629,48√0,064,629,48 0,244,622,282,034. Menentukan nilai ttabel

Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:2 33 33 2 64Pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel untuk dk = 64 adalah 1,998.

5. Menguji hipotesis

Karena nilai thitung > ttabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak.

6. Memberikan interpretasi

Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh penggunaan hypermedia terhadap hasil belajar siswa SMA pada

konsep momentum dan impuls.

Data Angket

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 60

2 4 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 58

3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 58

4 5 5 5 4 5 5 3 3 4 4 4 4 3 4 58

5 4 4 3 4 4 3 4 5 3 3 4 5 4 5 55

6 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 48

7 2 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 48

8 4 4 4 4 4 3 3 5 3 4 4 5 4 5 56

9 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 54

10 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 3 3 4 50

11 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 57

12 4 4 5 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 52

13 3 4 5 4 4 4 3 4 5 5 3 4 4 4 56

14 3 3 4 3 5 4 5 3 4 4 4 3 3 3 51

15 4 4 5 4 5 4 5 4 5 4 3 4 3 4 58

16 4 4 4 5 5 4 5 4 3 4 4 4 4 4 58

17 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 59

18 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 58

19 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 57

20 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 61

Responden ∑Indikator Ke 1 Indikator Ke 2 Indikator Ke 3 Indikator Ke 4 Indikator Ke 5

20 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 4 61

21 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 59

22 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 60

23 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 58

24 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 61

25 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 59

26 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 62

27 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 57

28 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 60

29 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 53

30 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 56

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

32 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 56

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 56

∑ 137 134 135 131 139 129 146 133 125 135 134 131 124 132

Skor 83.03 81.212 81.818 79.394 84.242 78.182 88.485 80.606 75.758 81.818 81.212 79.394 75.152 80

Rata280.67

82.12 80.61 82.88 78.79 78.94

195

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NURUL HIKMAH. Anak ketiga dari empat bersaudarapasangan Edi Sugandi dan Siti Aryunah. Lahir di Bogor padatanggal 13 Maret 1991 dan bertempat tinggal di Jalan H.R. EdiSukma Kp. Cimande Nangoh RT. 05/01 No. 63, KecamatanCaringin Kabupaten Bogor.

Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulisdiantaranya SD Negeri Cimande 01 lulus pada tahun 2003, SMP Negeri 1Cigombong lulus pada tahun 2006. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah diSMA Negeri 1 Ciawi dan lulus pada tahun 2009. Penulis tercatat sebagaimahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),Program Studi Fisika pada tahun 2009 melalui jalur SNMPTN.