105
PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DALAM UPAYA MENCEGAH DAN MENDETEKSI TERJADINYA FRAUD SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Herty Safitri YunintaSari NIM : 106082002612 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H/2010 M

PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

  • Upload
    lamanh

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME AUDITOR

INTERNAL DALAM UPAYA MENCEGAH DAN MENDETEKSI

TERJADINYA FRAUD

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Herty Safitri YunintaSari NIM : 106082002612

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H/2010 M

Page 2: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL DALAM UPAYA MENCEGAH DAN MENDETEKSI

TERJADINYA FRAUD

Oleh: Herty Safitri YunintaSari

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh independensi dan profesionalisme auditor internal dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 60 orang responden auditor internal yang berada di Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA). Metode yang digunakan dalam penentuan sampel dalam penelitian ini adalah Convenience Sampling. Uji statistik yang digunakan adalah regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independensi dan profesionalisme auditor internal berpengaruh signifikan dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Kata kunci : Independensi, profesionalisme auditor internal, mencegah dan

mendeteksi terjadinya fraud.

vi

Page 3: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

The Influence of Independence and Profesionalism of Internal Auditors in an Effort to Prevent and Detect Fraud

By: Herty Safitri YunintaSari

Abstract

This study aimed to analyze the influence of the independence and professionalism of internal auditors in an effort to prevent and detect fraud. The sample in this study respondents were 60 internal auditors in the Internal Audit Foundation (YPIA). The methods used in sampling in this study is Convenience Sampling. The statistical test used is multiple regression.

Results showed that the variable independence and profesinalism of internal auditors in an effort to prevent significant and detect fraud.

Keywords: Independence, professionalism of internal auditors, prevent and

detect fraud.

v

Page 4: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkat

Rahmat dan Karunia-Nyalah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat

beserta salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah

membawa umatnya dari zaman kemusyrikan ke zaman ketauhidan dan ilmu

pengetahuan seperti sekarang ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi

syarat-syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, bimbingan, dan

doa, baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:

1. Kedua orang tuaku, Heri Kusnadi dan Tiliati, papa dan mama, yang

senantiasa selalu memberi support baik doa maupun finansial kepada

penulis dalam penyelesain skripsi ini. Kalian juga telah memberikan kasih

sayang yang tak terhingga kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Dan untuk Thesar Herdiansyah

Kusnadi adeqw satu-satunya, terima kasih atas dukungan dan doanya

selama ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah kalian

berikan kepada penulis selama ini.. Amin Ya Rabbal’alamin..

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku pembimbing I yang telah

memberikan bantuan baik waktu maupun saran kepada penulis selama

proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan

baik.

3. Bapak Hepi Prayudiawan SE.Ak,MM selaku pembimbing II yang telah

memberikan bantuan baik waktu, saran, maupun ilmu yang bermanfaat

kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis.

vii

Page 5: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

5. Bapak Afif Sulfa,SE,Ak,Msi selaku Ketua Jurusan Akuntansi yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa

perkuliahan.

6. Bapak Amilin, SE.Ak,Msi yang telah memberi saran kepada penulis dalam

penulisan skripsi ini.

7. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu sosial.

8. Untuk Iqbal Dwitama Putra Ralas terima kasih sedalam-dalamnya selama

ini sudah membantu penulis dalam segala hal. Baik berupa dukungan moril

dan berupa segala pemikirannya selama ini. Terima kasih atas kesabarannya

menghadapi segala tingkah laku penulis yang ajaib ini. Semangathh yagh

untuk penelitian dan kuliah mu. Buktikan ke orang-orang yang mandang

rendah ke kamu kalau kamu bisa berhasil juga.

9. Semua anak- anak D’Musrix Izumie Nadia Marrisca Putri “pipi ipin”

walaupun kita sering berantem bebh tapi ampe penghabisan kita kuliah kita

berdua terus dari kita nyiapin materi skripsi berdua ampe sidang pun kita

cuma berdua bener-bener gag akan aku lupain piinn ☺, Maulida Oktaviani

“mimi mbully” kamu orang pertama yang jadi tempat berbagi suka duka

bareng makasih yagh sayang untuk waktu mu selama ini ☺, Istihayu Putri

Buansari “bunda” makasih yagh bund wat ilmu-ilmu nya udah mau jadi

tempat aqu bertanya dikala aku kesulitan alias nyontek hahaha ☺, Mega

Ayu Lestari “dede” makasih juga yagh dede wat kebersamaannya selama

ini, Indah Ponika “eyang” eyang sayang makasih yagh selama ini udah

ngasih wejangan, Mufti Rahmatika “uda cabul” makasih yagh muptii udah

menjadikan anak-anak d’musrix menjadi dewasa. Love u all guys n im

gonna miss u all thankz for everything prends.

10. Anak-anak angkatan 2006 khususnya kelas C ada maul, cumi, isti, gae,

penti, uum, chibo, indah, malia, fika, hanan, ocem, fitri, mega, nia, galuh,

mupti, pery, jamal, dayat, pajar, puad, menez, otoy, heri, buluk, bejo, topan,

ajat, ijul, ipan, inu, guntur, yudo, makasih yaghh teman-teman udah bagi-

bagi kenangan indah selama 2,5 tahun kebersamaan kita.

viii

Page 6: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

ix

11. Anak-anak Audit B yang udah sama-sama walaupun hanya 1 tahun

kebersamaan tapi meninggalkan kesan yang indah bagi penulis ad ipin,

bunda, indah, chibo, ocem, malia, galih, nia, pitri, mega, gae, acied, anis, ita,

duo kembar, cici, ayu, dilas, dll.

12. Teman-teman semasa KKSBT untuk Pipi Ipin dan Dede Gae.

13. Teman teman semasa perjuangan kompre mbilly, ipin, peyi, penti, topan,

dhini, acied, inu, ijul, dll terima kasih yagh atas belajar barengnya akhirnya

kita bisa lulus semua ujian kompre.

14. Untuk gembul, de2, miss ken, dan madam terima kasih penulis ucapkan

untuk doa dan semangatnya selama ini kepada penulis sangat berarti bagi

penulis ☺.

15. Semua teman-teman penulis yang belum disebut di atas, terima kasih atas

segala bantuan selama proses penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih

terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat

diharapkan untuk tercapainya penulisan skripsi yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, Juli 2010

Herty Safitri YunintaSari

Page 7: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................ i

Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ............................................................. ii

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ .iii

Abstract................................................................................................................... v

Abstrak.................................................................................................................. vi

Kata Pengantar .................................................................................................. vii

Daftar Isi ............................................................................................................... x

Daftar Tabel ...................................................................................................... xiii

Daftar Gambar................................................................................................... xiv

Daftar Lampiran................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 12

1. Independensi Auditor Internal ............................................................. 12

2. Profesionalisme Auditor Internal ......................................................... 19

3. Kecurangan (fraud) ............................................................................. 25

a. Pengertian Kecurangan (fraud) ....................................................... 25

x

Page 8: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

b. Klasifikasi Fraud ........................................................................... 32

c. Unsur-unsur Kecurangan ................................................................. 37

d. Langkah-langkah Pengendalian Fraud ............................................ 37

4. Mencegah Terjadinya Fraud................................................................. 38

5. Mendeteksi Terjadinya Fraud.............................................................. 44

B. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 49

C. Keterkaitan Antar Variabel ....................................................................... 51

1. Pengaruh Independensi Auditor Internal Dalam Upaya Mencegah dan

Mendeteksi Terjadinya Fraud...............................................................51

2. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Dalam Upaya Mencegah dan

Mendeteksi Terjadinya Fraud .............................................................. 52

D. Kerangka Penelitian .................................................................................. 52

D. Perumusan Hipotesis ................................................................................. 53

BAB III METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 55

B. Metode Penentuan Sampel ....................................................................... 55

C. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer (Primary data) ............................................................ 56

2. Data Sekunder (Secondary Data) .................................................. 57

D. Metode Analisis ....................................................................................... 57

1. Uji Kualitas Data.............................................................................. 57

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 59

3. Uji Hipotesis ................................................................................... 60

xi

Page 9: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................................ 63

BAB 1V PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian ...................................................................... 69

1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 69

2. Karakteristik Responden....................................................................... 70

3. Sejarah YPIA ........................................................................................ 71

B. Penemuan dan Pembahasan ....................................................................... 73

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................................... 72

2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 77

3. Hasil Uji Hipotesis ............................................................................... 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 86

B. Implikasi .............................................................................................. 87

Daftar Pustaka ............................................................................................. 89

xii

Page 10: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu.............................................................. 50

Tabel 3.1 Skor Jawaban Responden ..................................................................... 56

Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 64

Tabel 4.1 Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuisioner................................. 69

Tabel 4.2 Karakteristik Responden....................................................................... 70

Tabel 4.3 Uji Validitas Independensi.................................................................... 73

Tabel 4.4 Uji Validitas Profesionalisme ............................................................... 73

Tabel 4.5 Uji Validitas Fraud ............................................................................... 74

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Independensi................................................................ 75

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Profesionalisme ........................................................... 76

Tabel 4.8 Uji Realibilitas Fraud ........................................................................... 76

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................... 77

Tabel 4.10 Uji Koefisien Determinasi (R²)........................................................... 81

Tabel 4.11 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).......................................... 82

Tabel 4.12 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t Statistik) ....................... 83

xiii

Page 11: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 The Fraud Triangle............................................................................ 30

Gambar 2.2 The Fraud Tree.................................................................................. 32

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran.......................................................................... 53

Gambar 4.1 Scatterplot ......................................................................................... 78

Gambar 4.2 Normal P-P Plot ................................................................................ 79

Gambar 4.3 Histogram.......................................................................................... 80

xiv

Page 12: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Surat Riset Penelitian

Lampiran II Kuesioner Penelitian

Lampiran III Skor Jawaban Penelitian

Lampiran IV Hasil Uji Validitas

Lampiran V Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran VI Hasil Uji Multikolinieritas

Lampiran VII Hasil Uji Heteroskedastisitas

Lampiran VIII Hasil Uji Normalitas

Lampiran IX Hasil Uji Hipotesis

Page 13: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Herty Safitri YunintaSari

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/13 Juni 1988

Alamat : Jl. Bidar 1C No.21 Rt 03/08,

Kelapa Dua, Tangerang 15810

Anak ke : 1 (satu) dari 2 bersaudara

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : WNI

Hobi : Membaca dan Olahraga

Handphone : 085719717153

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Islamic Village Tangerang : 1994-2000

2. SMP Islamic Village Tangerang : 2000-2003

3. SMAN 23 Jakarta : 2003-2006

4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2006-2010

ORGANISASI

1. ROHIS SMAN 23 Jakarta : 2003-2006

2. Ekskul Basket SMAN 23 Jakarta : 2003-2006

PELATIHAN

1. Training ESQ Leadership : September 2008

2. Training Saham Online EzyDeal : Mei 2009

iii

Page 14: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

iv

DATA ORANG TUA

1. Ayah

Nama : Heri Kusnadi

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/12 Juni 1960

Alamat : Jl. Bidar 1C No.21 Rt 03/08,

Kelapa Dua, Tangerang 15810

Agama : Islam

Pekerjaan : Karyawan Swasta

Kewarganegaraan : WNI

2. Ibu

Nama : Tiliati

Tempat/Tanggal Lahir : Bengkulu/19 September 1966

Alamat : Jl. Bidar 1C No.21 Rt 03/08,

Kelapa Dua, Tangerang 15810

Agama : Islam

Pekerjaan : Perawat

Kewarganegaraan : WNI

Page 15: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era teknologi maju dan globalisasi, Bangsa Indonesia juga

menghadapi tantangan yang berhubungan dengan masalah kecurangan,

kolusi, nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses

verifikasi secara objektif yang terdokumentasi secara sistematis untuk

memperoleh dan mengevaluasi bukti audit untuk menentukan apakah

aktivitas, kejadian, dan kondisi, sistem atau informasi tersebut sesuai

dengan kriteria audit, serta mengkomunikasikan hasil proses tersebut

kepada klien (Iqbal, 2003:55).

Keputusan yang utama harus ditetapkan oleh setiap auditor adalah

menyangkut banyaknya bukti pendukung yang memadai untuk

dikumpulkan, agar ia merasa yakin bahwa unsur-unsur laporan keuangan

dan semua laporan lainnya dari klien dibuat secara wajar. Banyaknya bukti

yang harus dikumpulkan dalam suatu pemeriksaan tertentu merupakan

proses pengambilan keputusan di antara proses tersebut yang paling

penting adalah proses pemeriksaan. Memperoleh bukti yang terlalu sedikit

akan memperbesar kemungkinan kegagalan kesalahan yang material.

1

Page 16: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Ada dua tipe salah saji yang relevan dengan pertimbangan auditor

tentang kecurangan dalam audit atas laporan keuangan, antara lain: salah

saji atau penghilangan secara sengaja jumlah atau pengungkapan dalam

laporan keuangan untuk mengelabui pemakai laporan keuangan dan salah

saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap aktiva (sering

disebut dengan penyalahgunaan atau penggelapan) berkaitan dengan

pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan

sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).

Ada beberapa istilah yang diberikan pada pelanggaran dalam

bentuk ketidakjujuran yaitu: (1) Penipuan (kecurangan) merupakan

penyajian yang tidak benar atau penyembunyian fakta penting sehingga

menyebabkan seseorang kehilangan sesuatu yang berharga, (2) Kejahatan

kerah putih (white collar crime) merupakan suatu tindakan atau

serangkaian tindakan pelanggaran yang dilakukan dalam artian bukan

fisik, dilakukan dengan menyembunyikan fakta atau tipu muslihat untuk

mendapatkan uang atau barang dan keuntungan pribadi, (3) Penggelapan

(embezzlement) merupakan suatu tindakan yang melanggar hukum dengan

memakai barang/harta yang ada dibawah tanggung jawab si pelanggar

untuk kepentingan pribadi (Iqbal, 2003:56).

Seorang auditor tidak harus memberikan perhatian dan keahlian

lebih dari biasanya dalam melakukan atau memberikan pertanyaan dan

penyidikan. Ia bukanlah penjamin, tugas dari seorang auditor adalah ia

haruslah seorang yang jujur oleh karena itu ia seharusnya tidak meyakini

2

Page 17: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

apa yang tidak dipercayainya akan benar terjadi, dan ia harus

menggunakan keahliannya sebelum ia percaya apa yang diyakininya itu

benar.

Belakangan ini perhatian auditor diarahkan terutama untuk

mendeteksi terjadinya kesalahan dan transaksi kecurangan. Melalui

penetapan kebijakan, dan fungsinya lebih kepada mendeteksi dan

melindungi, tidak ada standar formal yang ditetapkan untuk menentukan

tanggung jawab seorang internal auditor untuk mencegah dan mendeteksi

terjadinya kecurangan. Dalam mencegah dan mendeteksi terjadinya

kecurangan, seorang auditor internal haruslah memiliki sikap independensi

dan profesionalisme yang tinggi dalam menjalankan tugasnya sebagai

seorang internal auditor di perusahaan.

Salah satu kecurangan terbesar yang diingat dunia sampai saat ini

adalah kasus Enron yang melibatkan salah satu dari The Big Five,

Andersen and Co. Dalam kasus tersebut, auditor yang bertugas untuk

mengaudit perusahaan tersebut juga merupakan auditor internal

perusahaan yang bersangkutan (Yuniarti, 2008:1).

Suatu kecurangan dapat dicegah salah satunya adalah dengan cara

meningkatkan sistem pengendalian intern yang terdapat di perusahaan,

karena pada dasarnya unsur yang menentukan terjadinya kecurangan

adalah manusia itu sendiri dan sistem pengendalian dalam perusahaan

tersebut. Manusia dengan perilaku hidup yang dianutnya menentukan

wujud tingkah lakunya dalam pergaulan dan dalam melaksanakan tugas

3

Page 18: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

dan pekerjaannya. Sedangkan suatu sistem pengendalian intern dibangun

untuk menghalangi atau menghambat kemungkinan terjadinya kecurangan.

Seperti pada halnya menangani penyakit, lebih baik mencegahnya

daripada “mengobatinya”. Para ahli memperkirakan bahwasannya

kecurangan terungkap merupakan bagian kecil dari seluruh kecurangan

yang sebenarnya terjadi. Karena itu, upaya utama seharusnya adalah pada

pencegahannya.

Banyak faktor yang bisa menjadi penyebab kecurangan, maka dari

sisi pengguna laporan keuangan juga harus memperhatikan apakah laporan

keuangan yang akan mereka gunakan memang sudah diaudit dengan baik

atau belum. Oleh karena itu, laporan keuangan yang baik adalah laporan

keuangan yang sudah diaudit oleh auditor yang kompeten dan independen.

Arens dan Loebbecke (2009:17) mengatakan bahwa internal

auditor adalah seorang yang bekerja sebagai karyawan pada suatu

perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen. Menurut

Amrizal (2004:1) internal auditing adalah suatu penilaian, yang dilakukan

oleh pegawai perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian, dapat

dipercayainya, efisiensi, kegunaan catatan-catatan (akuntansi) perusahaan

serta pengendalian internal yang terdapat dalam perusahaan. Tujuannya

adalah untuk membantu pimpinan perusahaan (manajemen) dalam

melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisa, penilaian,

saran dan komentar mengenai kegiatan yang diaudit.

4

Page 19: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Menurut Arens dan Loebbecke (2009:4) Auditor harus mempunyai

kemampuan memahami kriteria yang digunakan serta mampu menentukan

jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk mendukung kesimpulan yang

akan diambilnya. Auditor harus pula mempunyai sikap mental independen.

Sekalipun ia ahli, apabila tidak mempunyai sikap independen dalam

mengumpulkan informasi akan tidak berguna, sebab informasi yang

digunakan untuk mengambil keputusan haruslah tidak bias.

Independensi merupakan tujuan yang harus selalu diupayakan, dan

itu dapat dicapai sampai tingkat tertentu. Misalnya, sekalipun auditor

internal dibayar oleh perusahaan, ia harus tetap memiliki kebebasan yang

cukup untuk melakukan audit yang handal.

Independensi dalam profesi sangat dibutuhkan untuk menjaga

kualitas auditor tersebut. Independensi bukan hanya dimiliki oleh auditor

eksternal namun juga dimiliki oleh auditor internal. Independensi menurut

Mautz dan Sharaf dalam karya terkenal mereka, “The Philosophy of

Auditing” (Filosofi Audit), (Sawyer, 2006:35) terbagi menjadi 3 yaitu:

independensi dalam verifikasi, independensi dalam program audit, dan

independensi dalam pelaporan yang dapat diperuntukkan bagi akuntan

publik atau auditor eksternal, tetapi konsep yang sama dapat diterapkan

untuk auditor internal dalam bersikap objektif. Independensi dalam hal ini

adalah independensi dalam pelaporan dimana menurut Sawyer (2006:36)

independensi dalam pelaporan menjadikan auditor internal: harus bebas

dari perasaan untuk memodifikasi dampak dari fakta-fakta, harus bebas

5

Page 20: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

dari hambatan oleh pihak-pihak yang ingin meniadakan auditor dalam

memberikan pertimbangan.

Dalam rangka memenuhi persyaratan sebagai seorang profesional,

auditor harus menjalani pelatihan yang cukup dan kegiatan penunjang

keterampilan lainnya. Melalui program pelatihan tersebut para auditor juga

mengalami proses sosialisasi agar dapat menyesuaikan agar dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan situasi yang akan ditemui.

Selain itu profesionalisme juga menjadi syarat utama bagi

seseorang yang ingin menjadi seorang auditor sebab dengan

profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin terjamin.

Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggung jawab yang

semakin luas, seorang auditor harus memiliki wawasan yang luas tentang

kompleksitas organisasi modern. Gambaran tentang profesionalisme

seorang auditor menurut Hall (1968) dalam Hendro Wahyudi (2006),

tercermin dalam lima hal yaitu: pengabdian dalam profesi, kewajiban

sosial, kemandirian, kepercayaan terhadap peraturan profesi, dan

hubungan dengan rekan seprofesi.

Jika seorang auditor internal berada dalam situasi konflik penting

bagi seorang auditor untuk mempertahankan sikap independensi serta

profesionalismenya dalam pemeriksaan laporan keuangan perusahaan, jika

seorang auditor internal tidak bersikap independen dan profesional

terhadap profesinya maka itu akan mempengaruhi integritas pada laporan

keuangan yang akan sulit dicapai. Dikarenakan akan sulit mendapatkan

6

Page 21: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

pandangan yang objective dan solusi yang terbaik untuk setiap keadaan

dan permasalahan yang ada. Sangat penting bagi suatu perusahaan untuk

mendapatkan trust (kepercayaan) dari masyarakat untuk menjalankan

usahanya baik bagi konsumen maupun sebagai investor. Auditor internal

dituntut untuk selalu independen dan profesional dalam segala situasi,

terlebih lagi jika seorang auditor internal tersebut menemukan atau

mendeteksi terjadinya kecurangan (fraud). Maka, tanpa sikap

independensi serta profesionalismenya peran auditor internal tidak akan

berarti sedikit pun dalam upaya mencegah dan mendeteksi kecurangan

(fraud).

Setiap auditor internal harus tetap mempertahankan

independensinya serta profesionalismenya agar dapat mencegah serta

dapat mendeteksi segala bentuk tindak kecurangan (fraud) yang terjadi.

Kurangnya pengetahuan dan pengertian seorang auditor internal mengenai

indikasi akan terjadinya tindak kecurangan (fraud) sering terjadi dan

prosedur yang efektif untuk mendeteksi kecurangan (fraud) sudah sering

dibuat sulit oleh auditor–auditor dalam melakukan tugas-tugasnya. Oleh

karena itu, seorang auditor internal harus mempunyai keahlian dalam

mencegah kecurangan (fraud) sebagai eksistensi dari pengetahuan

mengenai gejala pasti, dan harus mampu mendeteksi segala bentuk

kecurangan (fraud) yang terjadi, pengertian akan masalah dan sikap

independensi serta profesionalisme untuk menyelesaikan semua

permasalahan yang terjadi.

7

Page 22: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Penelitian sebelumnya oleh M. Sodik (2007), dalam menganalisis

pengaruh keahlian dan independensi audit internal terhadap kemampuan

mendeteksi indikasi fraud. Penelitian ini menggunakan metode analisis

deskriptif kualitatif, dan hasilnya diketahui bahwa keahlian dan

independensi berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mendeteksi

indikasi fraud.

Penelitian yang dilakukan oleh Taufik (2008), menganalisis

pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal

terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan (fraud). Hasil penelitian ini

diketahui bahwa pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan

(fraud).

Penelitian oleh Mohammad Iqbal (2003), yaitu meneliti tentang

peran dan tanggung jawab internal auditor dalam mendeteksi kecurangan.

Dalam hal mendeteksi kecurangan dibutuhkannya peran auditor internal

serta tanggung jawab auditor internal.

Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Karena pada penelitian

sebelumnya independensi audit internal mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap kemampuan mendeteksi indikasi fraud.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu:

1. Tahun yang diamati, pada penelitian ini mengambil tahun 2010. Alasan

penelitian ini menggunakan tahun 2010 yaitu: (1) untuk mendapatkan

8

Page 23: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

2. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada para auditor internal

yang berada di lingkungan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA)

dengan tujuan agar mendapatkan hasil yang lebih valid atas data yang

diujikan.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti bermaksud menyusun

skripsi dengan judul: “Pengaruh Independensi dan Profesionalisme

Auditor Internal Dalam Upaya Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya

Fraud”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, masalah yang diteliti selanjutnya dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah independensi seorang auditor internal berpengaruh signifikan

dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud ?

2. Apakah profesionalisme seorang auditor internal berpengaruh signifikan

dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud ?

3. Apakah independensi dan profesionalisme auditor internal secara

simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan dalam upaya mencegah

dan mendeteksi terjadinya fraud ?

9

Page 24: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan perumusan masalah tersebut diatas maka tujuan

penelitian ini adalah:

a. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan independensi

seorang auditor internal dalam upaya mencegah dan mendeteksi

terjadinya fraud.

b. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan profesionalisme

seorang auditor internal dalam upaya mencegah dan mendeteksi

terjadinya fraud

c. Untuk menganalisis pengaruh yang signifikan independensi dan

profesionalisme seorang auditor internal secara simultan (bersama-

sama) dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua

pihak, diantaranya:

a. Bagi Auditor Internal

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan pertimbangan mengenai pengaruh independensi

auditor internal dan profesionalisme auditor internal terhadap

kinerja auditor internal melalui pengetahuan mengenai fraud.

10

Page 25: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

11

b. Bagi pihak yang berkepentingan lainnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi

masukan sesuai dengan kebutuhan.

c. Dapat digunakan oleh para peneliti–peneliti berikutnya sebagai

salah satu referensi dalam penelitiannya.

d. Bagi Penulis

Adanya penelitian ini penulis dapat memperoleh banyak

pengetahuan mengenai pengaruh independensi auditor internal dan

profesionalisme auditor internal dalam upaya mencegah dan

mendeteksi terjadinya fraud.

Page 26: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Independensi Auditor Internal

Auditor internal bekerja di suatu perusahaan untuk melakukan

audit bagi kepentingan pihak manajemen. Tugas yang diberikan kepada

auditor internal bermacam-macam, tergantung dari perintah dari

atasannya. Dalam menjalankan tugasnya seorang auditor internal harus

berada diluar fungsi lini suatu organisasi. Seorang auditor internal wajib

memberikan informasi yang penting bagi pihak manajemen yang berkaitan

dengan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasi

suatu perusahaan.

Independensi merupakan suatu syarat yang penting yang harus

dimiliki oleh tiap auditor dengan tujuan agar dapat menilai kewajaran

suatu informasi yang disajikan manajemen untuk para pemakai informasi

yang terdiri dari pemakai internal dan eksternal.

Independen berarti auditor tidak dapat dipengaruhi. Auditor

internal tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor internal

berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik

perusahaan, namun juga pada kreditor dan pihak lain yaitu masyarakat dan

pengguna laporan keuangan yang lainnya yang meletakkan kepercayaan

pada pekerjaan internal auditor.

12

Page 27: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Jika seorang auditor internal tidak dapat bersikap independen,

maka akan sulit dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud di

perusahaan. Oleh sebab itu, profesi auditor internal akan sangat sensitif

terhadap masalah independensi. Dengan demikian sikap independensi

sangat dibutuhkan agar laporan keuangan yang disajikan oleh manajer

dapat berkualitas dan berkredibilitas dalam mencegah dan mendeteksi

terjadinya fraud yang ada.

Seperti yang diuraikan oleh SPAP seksi 220, menyatakan bahwa

independensi diartikan “sebagai tidak mudah dimengerti”. Sedangkan

Mulyadi (2006) adalah sebagai berikut :

“Independensi berarti bersikap bebas dari pengaruh pihak lain, tidak tergantung pada pihak lain dan jujur dalam mempertimbangkan fakta serta adanya pertimbangan yang objective dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.”

Arens dan Loebbeck (2009) menyatakan independensi merupakan

tujuan yang harus selalu diupayakan, dan itu dapat dicapai sampai tingkat

tertentu, misalnya sekalipun auditor dibayar oleh klien, ia harus tetap

memiliki kebebasan yang cukup untuk melakukan audit yang andal.

Sedangkan Ralph Estes menyatakan pendapat mengenai independensi

adalah sebagai kondisi keterbukaan, netral dan tidak bias, untuk atau

terhadap pihak lain.

Menurut Achmad Badjuri dan Elisa Trihapsari (2004) Independensi

auditor diperlukan karena auditor sering disebut pihak pertama dan

memegang peran utama dalam pelaksanaan audit kinerja. Hal ini karena

auditor dapat mengakses informasi keuangan dan informasi manajemen

13

Page 28: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

dari organisasi yang diaudit, memiliki kemampuan profesional dan bersifat

independen. Walaupun pada kenyataannya prinsip independen ini sulit

untuk benar-benar dilaksanakan secara mutlak, antara auditor dan auditee

harus berusaha menjaga independensi tersebut sehingga tujuan audit dapat

tercapai. Independensi auditor merupakan salah satu dasar dalam konsep

teori auditing.

Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi

untuk memenuhi kewajiban profesionalismenya; memberikan opini yang

objektif, tidak bias; dan tidak dibatasi; dan melaporkan masalah apa

adanya; bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga

(Sawyer, 2006:35). Adapun pengertian dari independensi selalu

dihubungkan dengan objektifitas dalam internal auditor seperti yang

dijelaskan oleh IIA dalam Mutchler (2003:235) sebagai berikut:

“Objectivity ia a mental attitude which internal auditors should maintain while performing engangements. The internal auditors should have an impartial, un-biased attitude and avoid conflict of interest situations, as that would prejudice his/her desired characteristic of the environment in which the assurance services are performed by the individual or team; i.e., it is desirable for the individual or team to be free from material conflicts of interest that threaten objectivity”.

Objektifitas adalah sikap mental yang harus dimiliki oleh auditor

internal dalam melaksanakan pekerjaannya. Auditor internal harus

bersikap tidak memihak, berperilaku yang tidak bias dan menghindari

situasi konflik kepentingan yang akan membuat auditor internal dapat

melaksanakan penilaian yang sesuai dengan kenyataan. Independensi

14

Page 29: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

merupakan karakteristik yang diperoleh dari lingkungan sekitar dalam

pelaksanaan assurance service yang dilakukan oleh satuan kerja dalam tim

maupun individu yang harus bebas dari konflik kepentingan yang dapat

mengancam penilaian yang objektif auditor internal.

Dalam buku Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP, 2009) seksi

220 PSA No.04 alinea 2, dijelaskan bahwa:

“Independensi berarti tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum.”

Dengan demikian, ia tidak dibenarkan memihak kepada

kepentingan siapapun meskipun ia bekerja atau mengabdi pada perusahaan,

sebab bilamana tidak demikian halnya, bagaimanapun sempurnanya

keahlian teknis yang ia miliki, maka dengan otomatis ia akan kehilangan

sikap independensi yang justru paling penting untuk mempertahankan

kebebasan pendapatnya.

Berbagai definisi independensi telah disampaikan oleh para ahli

dapat disimpulkan, sebagai berikut:

a. Independensi merupakan syarat yang sangat penting bagi profesi

auditor untuk menilai kewajaran informasi yang disajikan oleh

manajemen kepada pemakai laporan keuangan.

b. Independensi diperlukan oleh auditor untuk memperoleh

kepercayaan dari klien maupun dari masyarakat, khususnya bagi

para pemakai laporan keuangan.

c. Independensi diperlukan agar dapat kreadibilitas laporan keuangan

yang disajikan oleh pihak manajemen.

15

Page 30: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Dimensi atau indikator dari pelaksanaan independensi auditor

internal (Nurjannah, 2008) adalah sebagai berikut:

a. Kemandirian Auditor

Kemandirian para pemeriksa internal dapat memberikan

penilaian-penilaian yang tidak memihak dan tanpa prasangka, yang

mana sangat diperlukan atau penting bagi pemeriksaan

sebagaimana mestinya. Hal ini dapat diperoleh melalui status

organisasi dan sikap objektifitas dari para pemeriksa internal

(auditor internal).

1) Kemandirian Auditor Dilihat Dari Status Organisasi.

Kemandirian auditor dilihat dari status organisasi adalah

bahwa status organisasi dari bagian internal audit haruslah

memberikan keleluasaan untuk memenuhi atau menyelesaikan

tanggung jawab pemeriksaan yang diberikan kepadanya.

Internal audit haruslah mendapat dukungan dari manajemen

senior dan dewan, sehingga mereka akan mendapatkan suatu kerja

sama dari pihak yang diperiksa dan dapat menyelesaikan

pekerjaannya secara bebas dari berbagai campur tangan pihak lain.

2) Kemandirian Auditor Dilihat Dari Sikap Objektifitas.

Kemandirian auditor dilihat dari sikap objektifitas adalah sikap

mental yang bebas dan yang harus dimiliki oleh pemeriksa

internal (auditor internal) dalam melaksanakan pemeriksaan.

Auditor internal tidak boleh menempatkan penilaian

16

Page 31: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

sehubungan dengan pemeriksaan yang dilakukan secara lebih

rendah dibandingkan dengan penilaian yang dilakukan oleh

pihak lain atau menilai sesuatu berdasarkan hasil penilaian

orang lain.

Bukan hanya penting bagi auditor internal untuk memelihara

sikap mental independen dan tanggung jawab mereka, akan tetapi

penting juga bahwa pemakai laporan keuangan menaruh

kepercayaan terhadap independensi tersebut.

b. Independensi dalam Kenyataan (Independence In Fact)

Independensi dalam kenyataan adalah apabila dalam

kenyataannya auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak

memihak sepanjang pelaksanaan auditnya.

c. Independensi dalam Penampilan (Independence In Appearance)

Independensi dalam penampilan adalah hasil penilaian atau

interpretasi pihak lain terhadap independensi auditor dalam

menjalankan tugasnya.

Mautz dan Sharaf (Sawyer,2006:35), dalam karya terkenal mereka,

“The Philosophy of Auditing” (Filosofi Audit), memberikan beberapa

indikator independensi profesional. Indikator tersebut memang

diperuntukkan bagi akuntan publik, tetapi konsep yang sama dapat

diterapkan untuk auditor internal yang ingin bersikap objektif. Indikator-

indikatornya adalah sebagai berikut:

17

Page 32: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

a. Independensi dalam Program Audit

1) Bebas dari intervensi manajerial atas program audit.

2) Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit.

3) Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain

yang memang disyaratkan untuk sebuah proses audit.

b. Independensi dalam Verifikasi

1) Bebas dalam mengakses semua catatan, memeriksa aktiva, dan

karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan.

2) Mendapatkan kerja sama yang aktif dari karyawan manajemen

selama verifikasi audit.

3) Bebas dari segala usaha manajerial yang berusaha membatasi

aktivitas yang diperiksa atau membatasi pemerolehan bahan

bukti.

4) Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi

audit.

c. Independensi dalam Pelaporan

1) Bebas dari perasaan wajib memodifikasi dampak atau

signifikansi dari fakta-fakta yang dilaporkan.

2) Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang

signifikan dalam laporan audit.

3) Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik

secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta,

opini, dan rekomendasi dalam interpretasi auditor.

18

Page 33: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

4) Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan

auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal.

Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Independensi Auditor adalah

sebagai berikut:

a. Kepercayaan masyarakat terhadap integritas, objektivitas dan

independensi.

b. Kepercayaan auditor terhadap diri sendiri.

c. Kemampuan auditor untuk meningkatkan kredibilitas

pernyataannya terhadap laporan keuangan yang diperiksa.

d. Suatu sikap pikiran dan mental auditor yang jujur dan ahli serta

bebas dari pengaruh pihak lain dalam melaksanakan pemeriksaan,

penilaian, dan pelaporan hasil pemeriksaannya dan dalam upaya

mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud.

Kepercayaan masyarakat terhadap profesi auditor (internal maupun

eksternal) berhubungan langsung dengan pemeriksaan dan salah satu

elemen pengendali mutu yang penting adalah independensi.

2. Profesionalisme Auditor Internal

Auditor internal yang profesional harus memiliki independensi

untuk memenuhi kewajiban profesionalnya; memberikan opini yang

objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi; dan melaporkan masalah apa

adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga

(Sawyer: 2006:35). Untuk mengetahui apakah seorang auditor internal

telah profesional dalam melakukan tugasnya, maka perlu adanya evaluasi

19

Page 34: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

kinerja. Dan evaluasi kinerja auditor internal dapat dilakukan dengan

cara yaitu: sudahkah terpenuhinya kriteria-kriteria profesionalisme

auditor internal.

Menurut Arens dan Loebbecke (2009) berpendapat bahwa untuk

meningkatkan profesionalisme, sering akuntan harus memperlihatkan

perilaku profesinya, yang berupa:

a. Tanggung jawab

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,

akuntan harus mewujudkan kepekaan profesional dan

pertimbangan moral dalam semua aktivitas mereka.

b. Kepentingan masyarakat

Akuntan harus menerima kewajiban untuk melakukan tindakan

yang mendahulukan kepentingan masyarakat, menghargai

kepercayaan masyarakat, dan menunjukkan komitmen pada

profesionalisme.

c. Integritas

Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan masyarakat,

akuntan harus melaksanakan semua tanggung jawab profesional

dengan integritas tertinggi.

d. Objektivitas dan Independensi

Akuntan harus mempertahankan objektivitas dan bebas dari

benturan kepentingan dalam melakukan tanggung jawab

profesional.

20

Page 35: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

e. Keseksamaan

Akuntan harus memenuhi standar teknis dan etika profesi,

berusaha keras untuk terus meningkatkan kompetensi dan mutu

jasa dan melakukan tanggung jawab profesional dengan

kemampuan terbaik.

f. Lingkup dan Sifat Jasa

Dalam menjalankan praktik sebagai akuntan publik, akuntan harus

mematuhi prinsip-prinsip perilaku profesional dalam menentukan

lingkup dan jasa audit yang akan diberikan.

Konsep profesionalisme Menurut Hull (1968) dalam Rohani

(2008) terdapat lima dimensi profesionalisme, yaitu:

a. Pengabdian pada profesi

Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi

profesionalisme dengan menggunakan pengetahuan dan kecakapan

yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan

meskipun imbalan ekstrinsik kurang. Sikap ini dalah ekspresi dari

pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan

didefinisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk

mencapai tujuan. Totalitas ini sudah menjadi komitmen pribadi,

sehingga kompensasi utama yang diharapkan dari pekerjaan adalah

kepuasan rohani, baru kemudian materi.

21

Page 36: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

b. Kewajiban sosial

Kewajiban sosial adalah pandangan tentang pentingnya peranan

profesi dan manfaat yang diperoleh baik masyarakat maupun

profesional karena adanya pekerjaan tersebut.

c. Kemandirian

Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seorang yang

profesional harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa

tekanan dari pihak lain. Setiap ada campur tangan dari pihak luar

dianggap sebagai hambatan kemandirian secara profesional.

d. Keyakinan terhadap peraturan profesi

Keyakinan terhadap peraturan profesi adalah suatu keyakinan

bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional

adalah rekan sesama profesi, bukan orang luar yang tidak

mempunyai kompetensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.

e. Hubungan dengan sesama profesi

Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan

profesi sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan

kelompok kolega informal sebagai kolega informal sebagai ide

utama dalam pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para profesional

membangun kesadaran profesional.

22

Page 37: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Kriteria profesionalisme auditor internal menurut Sawyer (2006:

10-11) dalam Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Internal Badan

UsahaMilik Negara/Badan Usaha Milik Daerah (FKSPI BUMN/BUMD),

dan Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA):

a. Service to the Public (Pelayanan terhadap Masyarakat)

Auditor internal menyediakan pelayanan terhadap masyarakat

dalam hal meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan

sumber daya baik dalam perusahaan maupun organisasi. Kode etik

audit internal mewajibkan anggota The Institute of Internal

Auditors (IIA) untuk menghindari keterlibatan dalam kegiatan-

kegiatan yang menyimpang dan ilegal.

b. Long Specialized Training (Pelatihan Jangka Panjang)

Auditor internal yang profesional yaitu orang-orang yang telah

mengikuti pelatihan, lulus dari ujian pendidikan audit internal dan

telah mendapatkan sertifikasi.

c. Subscription to a code of ethic (Taat pada kode etik)

Sebagai suatu profesi, ciri utama internal auditor adalah kesediaan

menerima tanggung jawab terhadap kepentingan pihak-pihak yang

dilayani. Agar dapat mengemban tanggung jawab yang efektif,

auditor internal perlu memelihara standar perilaku yang tinggi.

Kode etik bagi para auditor internal memuat standar perilaku

sebagai pedoman tingkah laku yang dikehendaki dari anggota profesi

23

Page 38: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

secara individual. Para auditor internal wajib menjalankan tanggung

jawab profesinya dengan bijaksana, penuh martabat dan kehormatan.

d. Membership in an association and attendance at meetings (anggota

dari organisasi pofesi)

The Institute of Internal Auditors (IIA) merupakan asosiasi profesi

auditor internal tingkat internasional yang sudah tidak perlu

dipertanyakan lagi. IIA merupakan wadah bagi para auditor

internal yang mengembangkan ilmu audit internal agar para

anggotanya mampu bertanggung jawab dan kompeten dalam

menjalankan tugasnya, menjunjung tinggi standar, pedoman

praktik audit internal dan etika supaya anggotanya profesional

dalam bidangnya.

Di Indonesia telah terdapat beberapa organisasi profesi seperti yang

dikutip Hiro Tugiman (2006: 25) yaitu: “Auditor internal Indonesia telah

terdapat berbagai nama dan sebutan organisasinya yang muncul sekitar

dua-tiga dasawarsa yang lalu, antara lain: (1) The Institute of Internal

Auditors Indonesia Chapter, (2) Forum Komunikasi Satuan Pengawasan

Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah (FKPSI

BUN/BUMD); (3) Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA); (4)

Dewan Sertifikasi Qualified Internal Auditors (DS-QIA); (5)

Perhimpunan Audior Internal Indonesia (PAII).”

24

Page 39: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

e. Publication of journal aimed at upgrading ractice (Jurnal

publikasi)

The Institute of internal Auditors (IIA) mempublikasikan jurnal

tentang teknik auditor internal, seperti halnya buku-buku panduan,

studi penelitian, monograf, presentasi audio visual, materi instruksi

lainnya.

f. Examination to test entrance knowledge (Pengembangan profesi

berkelanjutan)

Dalam setiap pengawasan, auditor internal haruslah melaksanakan

tugasnya dengan memperhatikan keahlian dan kecermatan

profesional. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensinya

yaitu dengan pengembangan profesi yang berkelanjutan.

g. License by the state or certification by a board (Ujian sertifikasi)

The Institute of Internal Auditors pertama kali mengeluarkan

program sertifikasi pada tahun 1974. Kandidat harus lulus pada

ujian selam dua hari beturut-turut dengan subjek yang mempunyai

range yang luas. Kandidat yang lulus akan menerima Certification

of Internal Audiotrs (CIA).

3. Kecurangan (Fraud)

a. Pengertian Kecurangan (Fraud )

Penelitian kali ini penulis akan menganalisis pengaruh

independensi auditor internal dan profesionalisme auditor internal

dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Arti dari

25

Page 40: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

fraud adalah kecurangan, penipuan, atau penggelapan. Sedangkan

kecurangan mencakup suatu tindakan ketidakberesan dan tindakan

ilegal yang bercirikan penipuan yang disengaja. Berikut ini adalah

beberapa definisi mengenai fraud yang penulis kutip dari berbagai

literatur:

1) Statements of Internal Standard Auditing No.3

(Prasetyo,2002)

“Kecurangan meliputi serangkaian ketidakbiasaan dan atau tindakan ilegal yang bercirikan penipuan yang disengaja. Kecurangan dapat dilakukan untuk kepentingan atau atas kerugian organisasi dan oleh orang di luar atau di dalam organisasi.” 2) FBI Definition of Fraud (Silvesterstone,2007)

Federal Bureau of Investigation (FBI) memberikan pemaparan

tetapi definisi yang bermanfaat bahwa memasukkan dasar yang

diakui lebih dari satu abad:

“Those illegal acts which are characterized by deciet, concealment, or violation of trust and which are not dependent upon the application of threat of physical force or violence. Individuals and organizations commit these acts to obtain money, property or service; to avoid the payment or loss money or service; or to secure personal or business advantage.”

3) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Profesional

Akuntan Publik (SPAP) memberikan definisi tentang kekeliruan

dan ketidakberesan sebagai berikut ini (IAI, 2009:316.2&3).

Kekeliruan (error) berarti salah saji (misstatement) atau hilangnya

26

Page 41: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang tidak

sengaja. Kekeliruan dapat berupa hal-hal berikut ini:

(a) Kekeliruan dalam pengumpulan atau pengolahan data

akuntansi yang dipakai sebagai dasar pembuatan laporan

keuangan.

(b) Estimasi akuntansi salah saji yang timbul sebagai akibat dari

kekhilafan atau penafsiran salah terhadap prinsip menyangkut

jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan.

Ketidakberesan (irregularities) adalah salah saji atau

hilangnya jumlah pengungkapan dalam laporan keuangan yang

dilakukan untuk menyajikan laporan keungan yang menyesatkan,

dan seringkali disebut dengan kecurangan manajemen, serta

penyalahgunaan aktiva yang seringkali disebut dengan unsur

penggelapan. Ketidakberesan dapat terdiri dari perbuatan berikut

ini:

a. Perbuatan yang mengandung unsur manipulasi, pemalsuan atau

pengubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukungnya

yang merupakan sumber untuk pembuatan laporan keuangan.

b. Penyajian salah atau penghilangan dengan sengaja peristiwa,

transaksi atau signifikan yang lain.

c. Penerapan salah prinsip yang dilakukan dengan sengaja.

27

Page 42: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Dari beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa Fraud (kecurangan/kejahatan) mencakup:

(1) Penggelapan (Embezzlement).

(2) Manipulasi pelanggaran karena jabatan (Malfeasance).

(3) Pencurian (Thiefts).

(4) Ketidakjujuran (Dishonesty).

(5) Kelakuan buruk (Misdeed).

(6) Kelalaian (Defalcanion).

(7) Penggelapan Pajak (With Holdings).

(8) Penyuapan.

(9) Pemerasan.

(10) Penyerobotan.

(11) Salah saji (Misappropriation).

(12) Fraudulent.

Meskipun demikian pada dasarnya Fraud adalah

merupakan serangkaian ketidakberesan (irregularities) mengenai:

perbuatan-perbuatan melawan hukum (illegal acts), yang

dilakukan dengan sengaja untuk tujuan tertentu (misalnya menipu

memberikan gambaran yang keliru (mislead) terhadap pihak lain),

yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam ataupun dari luar

organisasi, untuk mendapatkan keuntungan baik pribadi maupun

kelompok dan secara langsung atau tidak langsung merugikan

orang lain.

28

Page 43: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Apapun istilah yang disebutkan diatas, tindakan-tindakan

tersebut merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan

tujuan perusahaan, yang dibuat dengan sengaja, dengan tujuan

untuk memperoleh sesuatu yang bukan merupakan hak pelakunya

dan hal ini mengakibatkan kerugian financial bagi perusahaan atau

mungkin juga kerugian bagi negara.

Kecurangan (Fraud) sering terjadi dalam perusahaan, tetapi

tak seorang pun dapat melakukan apapun sampai auditor internal

maupun eksternal menguji laporan keuangan perusahaan tersebut.

Auditor yang terlatih menjadi lebih sensitif sehingga mereka

mengurangi resiko kegagalan dalam mendeteksi suatu kekeliruan

secara material dalam suatu laporan keuangan perusahaan.

Jika kecurangan (Fraud) terjadi, pihak manajemen selalu

mempertanyakan bagaimana fungsi dan peran internal auditor yang

ada. Dimana dan sedang apa mereka pada saat kasus tersebut

terjadi. Kapan pemeriksaan terakhir dilakukan dan mengapa

pemeriksaan terakhir tersebut tidak dapat membongkar fraud atau

setidaknya mengungkapkan kelemahan sistem internal control

yang memungkinkan terjadinya fraud.

Sesuai dengan norma pemeriksaan, fraud merupakan

tanggung jawab oknum yang bersangkutan, sedangkan manajemen

bertanggung jawab untuk mencegah terjadinya fraud dan

mendeteksi ada atau tidaknya fraud. Tanggung jawab auditor

29

Page 44: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

internal adalah untuk menilai dan membantu pihak manajemen

dalam melakukan pencegahan dan pendeteksian atas fraud tersebut.

Berikut ini adalah beberapa tipe audit:

1. Fraudulent Financial Reporting (Laporan Keuangan yang

curang).

Pelaporan keuangan yang curang adalah pernyataan kesalahan

atau kesalahan dari jumlah atau penyingkapan dengan tujuan

untuk menipu para pemakai.

2. Misaproppriation of Asset (Penggelapan Harta).

Penggelapan harta adalah penipuan yang melibatkan pencurian

dari suatu kesatuan asset. Misapropriation of Asset digunakan

untuk mengacu pada pencurian yang melibatkan para

karyawan dan anggota internal dari organisasi. Penggelapan

asset biasanya dilakukan di tingkat yang lebih rendah dari

hirarki organisasi.

Sumber: Theodorus M Tuannakota (2007:106)

Pendorong / Paksaan Pressure

Kesempatan Sikap/Rasionalisasi Opportunity Rationalization

FRAUD

Gambar 2.1

The Fraud Triangle

30

Page 45: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Tiga kondisi dari penipuan timbul dari fraudulent financial

reporting dan misapproppriation of assets yang diuraikan dalam SAS 99

(AU 316), yang dijelaskan dalam Auditing and Assurance Services. Tiga

kondisi tersebut dikenal sebagai Fraud Triangle yaitu pendorong/paksaan

(pressure), kesempatan (opportunity), dan sikap/rasionalisasi

(rationalization). Penjelasannya sebagai berikut:

1. Pendorong/Paksaan (Pressure).

Penggelapan uang perusahaan oleh pelakunya bermula dari suatu

tekanan (pressure) yang menghimpitnya. Orang ini mempunyai

kebutuhan keuangan yang mendesak, yang tidak dapat diceritakannya

kepada orang lain. Konsep yang penting disini adalah tekanan yang

menghimpit hidupnya (berupa kebutuhan akan uang), padahal ia tidak

bisa berbagi (sharing) dengan orang lain. Konsep ini dalam bahasa

Inggris disebut perceived non-shareable financial need.

2. Kesempatan (Opportunity).

Kondisi yang mendesak menyediakan peluang bagi manajemen atau

para karyawan untuk melakukan penipuan.

3. Sikap/Rasionalisasi (Rationalization).

Sikap, karakter atau kesatuan nilai-nilai etis yang ada, itu mengijinkan

manajemen atau para karyawan untuk melakukan suatu tindakan yang

tidak jujur, atau mereka ada dalam suatu lingkungan yang cukup

menekan yang menyebabkan mereka untuk yang merasionalkan untuk

melakukan suatu tindakan yang tidak jujur.

31

Page 46: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

b. Klasifikasi Fraud

Dalam pengklasifikasiannya, fraud dapat dilakukan oleh

manajemen dan karyawan suatu perusahaan.

1) Management Fraud (Fraud oleh Manajemen).

Management fraud umumnya sulit untuk ditemukan sebab

seseorang atau lebih anggota manajemen bisa saja

mengesampingkan internal controls. Bentuk-bentuk management

fraud antara lain ialah menghapuskan transaksi tertentu,

kecurangan dalam mencantumkan atau melaporkan jumlah tertentu,

dan lain sebagainya.

Ada dua hal yang termasuk di dalam kecurangan oleh pihak

manajemen (management fraud), yaitu:

a. Manajemen meminta agar KAP memberikan opini setuju

(unqualified opinion) padahal manajemen tahu sebetulnya

Laporan Keuangannya tidak layak.

b. Manajemen melakukan transaksi-transaksi dengan pihak yang

masih ada hubungan kekeluargaan atau persahabatan (related

party transaction), atau juga melakukan transaksi yang tidak

wajar (notatarm’s lenght), kesemuanya itu merugikan

perusahaan dan menguntungkan kepentingan pribadi atau

kelompoknya.

32

Page 47: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

2) Employee Fraud (Fraud oleh Karyawan).

Jika auditor bertanggung jawab menemukan semua

employee fraud, maka audit tests harus diperluas sebab banyak

sekali jenis-jenis kecurangan karyawan yang sangat sulit atau

bahkan tidak mungkin terdeteksi. Maka, prosedur auditnya akan

lebih mahal dibanding dengan temuannya ini dikarenakan adanya

tindakan kolusi antara beberapa karyawan dalam memalsukan

dokumen dan akan sulit sekali ditemukan dengan cara audit yang

biasa.

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) atau

Asosiasi Pemeriksa Kecurangan Bersertifikat, merupakan

organisasi profesional bergerak di bidang pemeriksaan atas

kecurangan yang berkedudukan di Amerika Serikat dan

mempunyai tujuan untuk memberantas kecurangan,

mengklasifikasikan fraud (kecurangan) dalam beberapa klasifikasi,

dan dikenal dengan istilah “Fraud Tree” yaitu Sistem Klasifikasi

Mengenai Hal-hal Yang Ditimbulkan Sama Oleh Kecurangan

(Uniform Occupational Fraud Classification System), dengan

bagan sebagai berikut:

33

Page 48: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Sumber: The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) (2009:4)

Gambar 2.2 Fraud Tree

34

Page 49: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Selain itu, pengklasifikasian fraud (kecurangan) dapat dilakukan

dilihat dari beberapa sisi, yaitu:

(a) Berdasarkan pencatatan

Kecurangan berupa pencurian aset dapat dikelompokkan kedalam

tiga kategori:

a. Pencurian aset yang tampak secara terbuka pada buku, seperti duplikasi

pembayaran yang tercantum pada catatan akuntansi (fraud open on-

thebooks, lebih mudah untuk ditemukan);

b. Pencurian aset yang tampak pada buku, namun tersembunyi diantara

catatan akuntansi yang valid, seperti: kickback (fraud hidden on the-

books);

c. Pencurian aset yang tidak tampak pada buku, dan tidak akan dapat

dideteksi melalui pengujian transaksi akuntansi “yang dibukukan”,

seperti: pencurian uang pembayaran piutang dagang yang telah

dihapusbukukan/di-write-off (fraud off-the books, paling sulit untuk

ditemukan).

(b) Berdasarkan frekuensi

Pengklasifikasian kecurangan dapat dilakukan berdasarkan

frekuensi terjadinya:

a. Tidak berulang (non-repeating fraud). Dalam kecurangan yang

tidak berulang, tindakan kecurangan — walaupun terjadi

beberapa kali — pada dasarnya bersifat tunggal. Dalam arti, hal

ini terjadi disebabkan oleh adanya pelaku setiap saat (misal:

35

Page 50: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

pembayaran cek mingguan karyawan memerlukan kartu kerja

mingguan untuk melakukan pembayaran cek yang tidak benar).

b. Berulang (repeating fraud). Dalam kecurangan berulang,

tindakan yang menyimpang terjadi beberapa kali dan hanya

diinisiasi/diawali sekali saja.

(c) Berdasarkan konspirasi

Kecurangan dapat diklasifikasikan sebagai: terjadi konspirasi atau

kolusi, tidak terdapat konspirasi, dan terdapat konspirasi parsial. Pada

umumnya kecurangan terjadi karena adanya konspirasi, baik bona fide

maupun pseudo. Dalam bona fide conspiracy, semua pihak sadar akan

adanya kecurangan, sedangkan dalam pseudo conspiracy, ada pihak-pihak

yang tidak mengetahui terjadinya kecurangan.

(d) Berdasarkan keunikan

Kecurangan berdasarkan keunikannya dapat dikelompokkan

sebagai berikut:

a. Kecurangan khusus (specialized fraud), yang terjadi secara unik

pada orang-orang yang bekerja pada operasi bisnis tertentu.

b. Kecurangan umum (garden varieties of fraud) yang semua orang

mungkin hadapi dalam operasi bisnis secara umum.

36

Page 51: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

c. Unsur-unsur Kecurangan

Menurut Amin Widjaja Tunggal dalam penelitian Iqbal (2003),

bahwa kecurangan terdiri dari tujuh unsur yang apabila tidak terdapat salah

satu dari ketujuh unsur tersebut, maka tidak ada kecurangan yang

dilakukan. Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:

1) Harus terjadi penyajian yang keliru (mispresentation).

2) Dari suatu masa lampau atau sekarang.

3) Faktanya bersifat material (material fact).

4) Dilakukan dengan sengaja atau tanpa adanya perhitungan.

5) Dengan maksud, tujuan atau niat untuk menyebabkan suatu pihak

beraksi.

6) Pihak terluka harus bereaksi terhadap kekeliruan penyajian.

7) Mengakibatkan kerugian.

d. Langkah-Langkah Pengendalian Fraud

Dalam bukunya, Sawyer (2006:1038-1039) menjelaskan bahwa

terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan atau

mencegah terjadinya fraud dalam perusahaan, antara lain:

1) Menetapkan standar, anggaran dan statistik, dan menyelidiki

semua penyimpangan yang material.

2) Menggunakan teknik kuantitatif dan analitis untuk menandai

peristiwa yang menyimpang.

37

Page 52: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

3) Mengidentifikasi indikator proses kritis: kehilangan dalam

peleburan, pengulangan kerja dalam manufaktur dan perakitan, dan

uji laba kotor dalam operasi eceran.

4) Menganalisa secara mendalam performa yang tampak terlalu baik,

dan performanya yang ada di bawah standar.

5) Mendirikan departemen Audit Internal yang profesional dan

independen.

4. Mencegah Terjadinya Fraud

Peran utama dari internal auditor sesuai dengan fungsinya dalam

pecegahan kecurangan (fraud) adalah berupaya untuk menghilangkan

atau mengeliminir sebab-sebab timbulnya kecurangan tersebut. Karena

pencegahan terhadap akan terjadinya suatu tindakan kecurangan akan

lebih mudah daripada mengatasi bila telah terjadi kecurangan tersebut.

Pada dasarnya kecurangan sering terjadi pada suatu entitas apabila:

a. Pengendalian intern tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan

longgar dan tidak efektif.

b. Pegawai diperkerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas

mereka.

c. Pegawai diatur, dieksploitasi dengan tidak baik, disalahgunakan

atau ditempatkan dengan tekanan yang besar untuk mencapai

sasaran dan tujuan keuangan yang mengarah tindakan kecurangan.

38

Page 53: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

d. Model manajemen sendiri melakukan kecurangan, tidak efisien dan

atau tidak efektif serta tidak taat terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku.

e. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang tidak dapat

dipecahkan, biasanya masalah keuangan, kebutuhan kesehatan

keluarga, gaya hidup yang berlebihan.

f. Industri dimana perusahaan menjadi bagiannya, memiliki sejarah

atau tradisi kecurangan.

Menurut penelitian Firma Sulistiyowati (2003) yang perlu

dipertimbangkan oleh auditor untuk menanggulangi kecurangan adalah

sebagai berikut:

a. Pendekatan berdasarkan sistem

Tahap dokumentasi dapat membantu melihat kesalahan

perusahaan. Lingkungan kondusif terjadinya kecurangan jika

auditor kesulitan menemukan apa yang terjadi dan prosedur apa

yang akan diambil.

b. Pemilihan key internal controls

Pengendalian intern yang dilakukan antara lain adalah :

1) Pengendalian yang melibatkan lebih dari satu karyawan

dengan cara pemisahan tugas.

2) Pengendalian yang melibatkan rekonsiliasi independen, yaitu

pendeteksian kecurangan melalui dua catatan.

39

Page 54: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Lima komponen struktur pengendalian intern dalam membangun

mekanisme sistem pengendalian intern yang efisien dan efektif, dalam

penelitian Amrizal (2004:5), diantaranya adalah:

a. Lingkungan pengendalian

Meliputi tindakan kebijaksanaan dan prosedur-prosedur yang

mencerminkan keseluruhan sikap dari manajemen puncak, direktur,

dan pemilik perusahaan tentang pengendalian dan pentingnya bagi

perusahaan.

b. Penilaian risiko

Bagi pelaporan keuangan, penilaian risiko merupakan identifikasi

entitas analisa dan manajemen dari risiko yang relevan dalam

persiapan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai

dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU). Manajemen

harus dapat mengevaluasi kemungkinan adanya kesalahan yang

material kemungkinan adanya kesalahan yang material dalam

laporan keuangan.

c. Aktivitas pengendalian

Merupakan kebijaksanaan dan prosedur yang dapat menjamin

bahwa instruksi manajemen dilaksanakan.

d. Informasi dan komunikasi

Bertujuan untuk mengidentifikasi, menganalisa, mencatat dan

melaporkan transaksi-transaksi dalam suatu perusahaan dan

melakukan tanggung jawabnya.

40

Page 55: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

e. Pengawasan

Meliputi penilaian secara periodik atas kualitas pelaksaan

pengendalian intern oleh manajemen untuk menentukan bahwa

pengendalian dilakukan dan dirubah jika ada perubahan-perubahan

kondisi dalam perusahaan.

Dibawah ini juga terdapat beberapa hal dalam mencegah

kecurangan dalam penelitian Mohammad Iqbal (2003:60), yaitu:

a. Informasi sensitif

Perusahaan yang mengetahui akan adanya kecurangan, segera

mencanangkan peraturan untuk menghambat dan mencegah

kegiatan tersebut.

b. Usaha peningkatan integritas

Auditor intern sering diminta untuk melakukan program

peningkatan integritas, dimana prioritas manajemen tingkat atas

ditinjau bersama dengan seluruh karyawan.

c. Kemampuan sistem kendali untuk mencegah kecurangan seta

keterbatasan kendali

d. Program audit

Program audit akan berlanjut dari survey pendahuluan ke arah

pencarian daerah berisiko tinggi sampai menguji metode yang

paling mungkin digunakan untuk melaksanakan audit kecurangan.

41

Page 56: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Menurut Albrecht (2005) ada beberapa langkah-langkah yang harus

dilakukan oleh manajemen perusahaan dalam mencegah terjadinya

fraud, yaitu:

a. Langkah pertama, yaitu langkah yang dilakukan perusahaan untuk

menciptakan budaya kejujuran, keterbukaan, dan program bantuan

personel, langkah ini dilakukan antara lain dengan:

1) Memperkerjakan orang-orang yang jujur dan selalu

memberikan pelatihan mengenai kesadaran akan kecurangan.

2) Menciptakan lingkungan kerja yang positif.

3) Membuat kode perilaku.

4) Memberikan program bantuan kepada personel.

b. Langkah kedua adalah langkah yang paling penting, yaitu

menghilangkan kesempatan untuk melakukan kecurangan dalam

perusahaan, langkah ini dilakukan dengan:

1) Menciptakan pengendalian internal yang baik, paling tidak

harus menyangkut lingkungan pengendalian, sistem akuntansi,

pengendalian aktivitas yang bagus.

2) Membangun portal bagi terjadinya kolusi, jika kecurangan

terjadi disertai dengan kolusi, maka akan sulit untuk

mendeteksinya.

3) Memberikan informasi yang jelas kepada nasabah (vendor)

perusahaan tentang kebijakan-kebijakan perusahaan.

4) Melakukan pengawasan terhadap personel perusahaan.

42

Page 57: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

5) Membuat jalur khusus untuk pelaporan kecurangan.

6) Melakukan audit yang proaktif, ini diharapkan akan dapat

membangun kesadaran dari personel bahwa, yang mereka

lakukan setiap saat dapat di review oleh manajemen

perusahaan.

7) Menciptakan ekspektasi atas hukuman, hukuman yang tegas

dan konsisten akan membuat personel berfikir untuk

melakukan kecurangan.

Dengan berpedoman pada tiga elemen segitiga fraud (fraud

triangle), mengapa seseorang melakukan suatu tindakan kecurangan,

dapat disimpulkan dua unsur yang menentukan terjadinya kecurangan,

yaitu manusia dan sistem pengendalian dalam suatu organisasi.

Manusia dengan nilai-nilai hidup yang dianutnya menentukan wujud

perilakunya dalam pergaulan dan dalam menjalankan tugas dan

pekerjaannya, yang berkaitan dengan elemen pertama yaitu tekanan

(pressure) dan elemen ketiga yaitu rasional atau alasan pembenaran

(rasionalization) yang lebih banyak terkait dengan kondisi kehidupan

dan sikap mental atau moral seseorang. Adapun untuk elemen kedua

yaitu kesempatan (opportunity), yang berkaitan dengan sistem

pengendalian internal.

43

Page 58: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

5. Mendeteksi Terjadinya Fraud

Kurangnya pengetahuan auditor internal dan pemahaman atas

fraud sering terjadi dan prosedur yang efektif untuk mendeteksi penipuan

membuat seorang auditor internal kesulitan melakukan tugasnya.

Masing-masing jenis kecurangan memiliki karakteristik tersendiri,

sehingga untuk dapat mendeteksi kecurangan yang mungkin timbul dalam

perusahaan sedikit sulit. Sebagian besar bukti-bukti kecurangan

merupakan bukti-bukti yang sifatnya tidak langsung.

Petunjuk adanya kecurangan (fraud) biasanya ditunjukkan oleh

munculnya gejala-gejala (symptoms) misalnya, adanya perubahan gaya

hidup atau perilaku seseorang, dokumentasi yang mencurigakan, keluhan

dari pelanggan ataupun kecurigaan dari rekan sekerja. Karekteristik yang

bersifat kondisi atau situasi tertentu, perilaku atau kondisi seseorang

personal tersebut dinamakan Red Flag (Fraud Indicators). Timbulnya red

flag ini biasanya selalu muncul di setiap kasus kecurangan yang terjadi.

Peyimpangan fisik properti, akses ke catatan akuntansi, dan

pengetahuan atau otoritas untuk menolak pengendalian adalah kandungan

utama dari kecurangan dalam buku besar dan laporan keuangan. Menurut

Bologna, juga ada beberapa motif kecurangan lain, diantaranya adalah :

a. Motif Egosentris

Motif ini untuk kecurangan yang berasl dari fakta bahwa penipu

berusaha untuk menunjukkan bahwa ia lebih tinggi daripada orang

lain, lebih tinggi dalam arti dia cukup baik untuk mengejutkan dan

44

Page 59: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

membingungkan orang lain, dan bahwa ia dapat memanipulasi

buku besar tanpa diketahui atau dideteksi.

b. Motif Ideologis

Penipu ideologis dapat melakukan kecurangan untuk memberikan

protes yang kuat atas sesuatu atau yang akan terjadi.

c. Motif Psychotis

Penipu psychotis, seperti ‘perpetual con-men’ dan ‘kleptomanics’,

melakukan kejahatan mereka diluar kewajiban atau obsesi.

Langkah-langkah penting yang dapat dilakukan auditor internal

untuk kecurangan adalah dengan cara mendeteksinya. Berbagai teknik

dapat diterapkan, seperti yang dikutip dari Badan Pengawasan Keuangan

dan Pembangunan (BPKP,2000), yaitu:

a. Critical atau Key Point Auditing

Critical point auditing adalah suatu teknik dimana melalui

pemeriksaan atas catatan pembukuan, gejala suatu manipulasi

dapat diidentifikasi. Keberhasilan untuk dapat mendeteksi fraud

tergantung pada 3 (tiga) faktor:

1) Besarnya organisasi dan jumlah transaksi, catatan yang

tersedia untuk diperiksa.

2) Jumlah item yang diperiksa.

3) Jumlah kecurangan yang terjadi.

45

Page 60: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

b. Analisis Kepekaan Pekerjaan

Setiap pekerjaan dalam suatu organisasi memiliki berbagai peluang

atau kesempatan untuk terjadinya fraud. Teknis analisis pekerjaan (job

sensitivity analysis) ini pada prinsipnya didasarkan pada asumsi berikut,

yaitu jika seseorang karyawan bekerja pada posisi tertentu, peluang atau

tindakan negatif (kecurangan) apa saja yang dapat dilakukan.

Dengan kata lain, teknik ini merupakan analisa dengan

memandang “pelaku potensial”. Sehingga pencegahan terhadap

kemungkinan terjadinya fraud dapat dilakukan misalnya dengan

memperketat pemeriksaan intern pada posisi yang rawan fraud.

Dalam buku Diktat Perjenjangan Auditor Ketua Tim yang

diterbitkan oleh BPKP (2000), menyebutkan bahwa pendekatan audit

bertujuan unutk menyelidiki fraud atau forensic mungkin melibatkan

empat hal berikut ini:

a. Menganalisa data yang tersedia,

b. Menyusun hipotesis,

c. Uji hipotesis, dan

d. Menyaring dan memperbaiki hipotesis.

Beberapa langkah yang diperlukan untuk melakukan uji fraud

adalah sebagai berikut:

a. Pengujian Dokumen,

b. Para saksi pihak ketiga yang netral,

c. Nyata,

46

Page 61: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

d. Co-Conspirators,

e. Target Penyingkapan Fraud.

Audit dapat berjalan secara efektif jika mampu dalam mendeteksi

kecurangan dan mengurangi kegagalan dalam pendeteksian kecurangan

melaui tindakan dan langkah-langkah sebagai berikut (SAS No.99):

a. Seluruh anggota tim harus memahami apa yang disebut dengan

kecurangan dan tindakan-tindakan apa saja yang dapat

dikategorikan sebagai kecurangan.

b. Mendiskusikan di antara anggota tim mengenai risiko salah saji

material yang disebabkan oleh kecurangan (fraud).

c. Mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi

risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan (fraud).

d. Mengidentifikasi masing-masing risiko yang mungkin

menyebabkan salah saji material yang berasal dari tindakan

kecurangan (fraud).

e. Menilai risiko-risiko yang teridentifikasi serta mengevaluasi

pengaruhnya pada akun.

f. Merespon hasil penilaian mengenai risiko kecurangan (fraud).

Respon yang harus diberikan oleh auditor adalah:

1) Respon bahwa resiko kecurangan memiliki efek pada

bagaimana audit akan dilaksanakan.

2) Respon yang meliputi penentuan sifat, saat dan lingkup

prosedur audit yang akan dilaksanakan.

47

Page 62: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

3) Respon dengan merencanakan prosedur-prosedur tertentu

dengan tujuan mendeteksi salah saji material akibat tindakan

kecurangan (fraud).

g. Mengevaluasi hasil audit. Audit harus mengevaluasi:

1) Penilaian risiko salah saji material yang disebabkan oleh

kecurangan selama pelaksanaan audit.

2) Mengevaluasi prosedur analitis yang dilaksanakan dalam

pengujian substantif atau review keseluruhan tahap audit yang

mengidentifikasikan tidak ditemukan risiko salah saji material

yang berasal dari tindakan kecurangan (fraud).

3) Mengevaluasi risiko salah saji material yang disebabkan

kecurangan saat audit hampir selesai dilaksanakan.

h. Mengkomunikasikan mengenai kecurangan pada manajemen,

komite audit atau pihak lain.

i. Mendokumentasikan pertimbangan yang digunakan oleh auditor

mengenai kecurangan. Dokumentasi tersebut dalam bentuk:

1) Dokumentasi mengenai diskusi antar anggota tim audit dalam

perencanaan audit dalam hubungannya dengan pendeteksian

kecurangan yang mungkin terjadi dalam laporan keuangan

entitas.

2) Prosedur yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi

yang dibutuhkan untuk mengidentifikasi dan menilai salah saji

yang disebabkan oleh tindakan kecurangan.

48

Page 63: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

3) Risiko khusus yang teridentifikasi dan menilai salah saji

material dan respon auditor atas hal tersebut.

4) Alasan untuk tidak dilaksankannya prosedur tambahan

tertentu.

5) Bentuk komunikasi mengenai kecurangan pada manajemen,

komite audit atau pihak lain.

Dengan melaksankan langkah-langkah tersebut diatas, maka

auditor diharapkan dapat lebih efektif dalam melaksanakan pengauditan

yang sekaligus dapat lebih efektif dalam mendeteksi adanya kecurangan

di dalam laporan keuangan serta menghindari tuntutan hukum

dikemudian hari.

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang membahas tentang pengaruh

independensi dan profesionalisme auditor internal terhadap pendeteksian

dan pencegahan kecurangan (fraud) diantaranya adalah M. Sodik (2007),

dalam penelitiannya tentang keahlian dan independensi audit internal

terhadap kemampuan mendeteksi indikasi fraud. Penelitian ini

menyimpulkan bahwa keahlian dan independensi berpengaruh signifikan

terhadap kemampuan mendeteksi indikasi fraud.

Selain itu, penelitian lainnya dari Mochammad Taufik (2008)

tentang pengaruh pengalaman kerja dan pendidikan profesi auditor internal

terhadap kemampuan mendeteksi fraud. Penelitian ini berkesimpulan

49

Page 64: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

bahwa pengalaman kerja dan pendidikan profesional secara bersama-sama

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mendeteksi fraud.

Sedangkan menurut penelitian Amrizal (2004:16) tentang

pencegahan dan pendeteksian kecurangan oleh internal auditor,

menyatakan bahwa pencegahan terhadap pendeteksian kecurangan

berpengaruh positif. Karena pada dasarnya pencegahan yang diikuti oleh

suatu pendeteksian kecurangan adalah salah satu pengendalian internal

yang baik (good internal control).

Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu Dengan Sekarang

Perbandingan Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang

Judul dan Tahun Pengujian

Pengaruh Keahlian dan Independensi audit internal terhadap kemampuan mendeteksi fraud (2007).

Pengaruh Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Pendeteksian dan Pencegahan Kecurangan (Fraud) (2010).

Objek Penelitian Perusahaan-perusahaan yang memiliki internal audit.

Yayasan Pendidikan Internal Audit dan

Variabel Independen

a. Keahlian b. Independensi Audit

Internal

a. Independensi b. Profesionalisme

Auditor Internal Variabel Dependen

Kemampuan Mendeteksi Fraud

Pendeteksian dan Pencegahan Kecurangan (Fraud)

Metode Analisa Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda Sumber : Data diolah

50

Page 65: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

C. Keterkaitan Antar Variabel

1. Pengaruh Independensi Auditor Internal Dalam Upaya Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud

Independen berarti auditor tidak dapat dipengaruhi. Auditor

internal tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Auditor

internal berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan

pemilik perusahaan, namun juga pada kreditor dan pihak lain yaitu

masyarakat dan pengguna laporan keuangan yang lainnya yang

meletakkan kepercayaan pada pekerjaan internal auditor.

Jika seorang auditor internal tidak dapat bersikap independen,

maka akan sulit dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya

fraud di perusahaan. Oleh sebab itu, profesi auditor internal akan

sangat sensitif terhadap masalah independensi. Dengan demikian

sikap independensi sangat dibutuhkan agar laporan keuangan yang

disajikan oleh manajer dapat berkualitas dan berkredibilitas dalam

upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud yang ada.

Independensi audit internal menurut penelitian M.Sodik (2007)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

mendeteksi indikasi fraud. Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat

dirumuskan hipotesis:

Ha1: Independensi Auditor Internal Berpengaruh Dalam Upaya

Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud

51

Page 66: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

2. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Dalam Upaya Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud

Dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud

membutuhkan kinerja dan tindakan profesional dari internal auditor

karena tidak mungkin fraud bisa dicegah dan dideteksi jika internal

auditor tidak menjalankan peranan dan tanggung jawabnya secara

profesional.

Profesionalisme auditor internal menurut penelitian Taufik (2008)

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan

mendeteksi kecurangan (fraud). Berdasarkan penelitian tersebut maka

dapat dirumuskan hipotesis:

Ha2: Profesionalisme auditor internal berpengaruh dalam upaya

mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud

Penelitian dilakukan menggunakan dua variabel sebagai ukuran

dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Variabel

pertama adalah independensi auditor internal. Variabel kedua adalah

profesionalisme auditor internal.

Ha3: Independensi dan profesionalisme auditor internal dalam

upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud

D. Kerangka Penelitian

Setiap auditor internal harus tetap mempertahankan

independensinya dan profesionalismenya dalam mencegah dan mendeteksi

kecurangan (fraud) yang terjadinya agar dapat membuktikan integritasnya

dalam pekerjaannya sebagai seorang auditor internal.

52

Page 67: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Tujuan dari Audit Internal adalah mencegah dan mengungkapkan

kecurangan (fraud). Tentu saja dalam mengungkapkan kecurangan

tersebut, seorang Auditor Internal yang Independen dan Profesional harus

dapat mendeteksi dan mencegah kecurangan (fraud) yang ada. Kecurangan

adalah segala sesuatu yang secara lihai dapat dipakai dan dipergunakan

oleh seseorang atau badan untuk mendapatkan keuntungan terhadap orang

lain dengan cara bujukan palsu atau menutupi kebenaran.

Dari paparan kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan

model penelitiannya sebagai berikut:

Variable Independen Variable Dependen

Profesionalisme Auditor Internal

Independensi Auditor Internal Pendeteksian dan

Pencegahan Kecurangan (Fraud)

Sumber : Data diolah Gambar 2.3

Kerangka Pemikiran

E. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan pemikiran diatas maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha1 : Terdapat pengaruh yang signifikan independensi auditor

internal dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya

fraud.

53

Page 68: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

54

Ha2 : Terdapat pengaruh yang signifikan profesionalisme auditor

internal dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya

fraud.

Ha3 : Terdapat pengaruh yang signifikan independensi auditor

internal dan profesionalisme auditor internal secara simultan

(bersama-sama) dalam upaya mencegah dan mendeteksi

terjadinya fraud.

Page 69: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Pendidikan Internal Audit

(YPIA) yang beralamat di Jalan Raya Pasar Minggu Kavling 34 Gedung Graha

Sucofindo lantai 3 Jakarta Selatan 12780

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh

Independensi Auditor Internal dan Profesionalisme Auditor Internal Dalam

Upaya Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah auditor internal. Dasar pemilihan

sampel ini menggunakan metode Convenience sampling. Convenience

sampling adalah metode pemilihan sampel berdasarkan kemudahan, dimana

metode ini memilih sampel dari elemen populasi yang datanya mudah

diperoleh peneliti. Elemen populasi yang dipilih sebagai subyek sampel adalah

tidak terbatas sehingga peneliti memiliki kebebasan untuk memilih sampel

dengan cepat (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002;130).

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penulisan skripsi, metode

pengumpulan data yang digunakan adalah data primer (primary data) dan data

sekunder (secondary data). Penjelasannya sebagai berikut:

55

Page 70: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

1. Data Primer (Primary Data)

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli. Pengumpulan data primer dilakukan

melalui penelitian langsung ke Yayasan Pendidikan Internal Audit

(YPIA) untuk memperoleh data kuantitatif. Metode ini dilakukan

dengan cara menggunakan instrumen kuesioner yang akan disebarkan

kepada responden (auditor internal) pada YPIA tersebut. Masing-

masing jawaban dari 5 (lima) alternatif jawaban yang tersedia diberi

bobot nilai (skor) sebagai berikut:

Tabel 3.1 Skor Jawaban Responden

No Jawaban Responden Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Ragu-Ragu (R) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Sumber: Data primer diolah

2. Data Sekunder (Secondary Data)

Data yang digunakan dalam penelitian ini digunakan dengan

menggunakan data sekunder yakni mengumpulkan data dari bahan-

bahan atau sumber-sumber bacaan atau kepustakaan. Data sekunder

diperoleh peneliti tidak secara langsung yaitu melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak luar) dengan menggunakan cara

56

Page 71: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

membaca dan mengutip baik secara langsung maupun tidak langsung

dari literatur-literatur yang berhubungan dengan variabel penelitian.

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

kualitas data, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Penjelasannya sebagai

berikut:

1. Uji Kualitas Data

Uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

validitas dan uji reliabilitas. Penjelasannya sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya

suatu kuisioner. Suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat

menjawab secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu

kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner

tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam

kuisioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa

yang hendak kita ukur. Pengujian ini dilakukan dengan

menggunakan teknik Pearson Correlation, yaitu dengan cara

menghitung korelasi antara skor masing-masing butir pertanyaan

dengan total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir

pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di

57

Page 72: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

bawah 0,05, maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan

sebaliknya (Ghozali,2009:49).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner

yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Instrumen

dikatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu

yang berbeda. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu. Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur

bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari kesalahan

sehingga menghasilkan hasil yang konsisten meskipun diuji

berkali-kali. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

Cronbach Alpha. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel bila

memiliki koefisien keandalan atau Cronbach Alpha>0,60

(Ghozali,2009:45).

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka peneliti

melakukan uji heteroskedastisitas, uji multikolonieritas, dan uji

normalitas. Penjelasannya sebagai berikut:

a. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual

58

Page 73: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

satu pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik

adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali,2009:125).

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas

(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Multikoliniearitas dapat

dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai

Tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena

VIF = 1/Tolerance). Nilai yang umum dipakai untuk menujukkan

adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance<0,10 atau sama

dengan nilai VIF>10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat

kolinearitas yang masih dapat ditolerir. Misal nilai Tolerance =

0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95 (Ghozali,2009:95).

c. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual

adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan

59

Page 74: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi

normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus

diagonal dan ploting data residual normal, maka garis yang

menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis

diagonalnya (Ghozali,2009:147).

3. Uji Hipotesis

Kegiatan pengolahan data dengan melakukan tabulasi terhadap

kuisioner dengan memberikan dan menjumlahkan bobot jawaban pada

masing-masing pertanyaan untuk masing-masing variabel. Analisis data

menggunakan teknik statistik multiple regression untuk menguji

pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen.

Untuk menguji hipotesis tersebut, maka rumus persamaan regresi

yang digunakan adalah sebagai berikut

Y = a + b1X1 + b2X2 +e

Keterangan: Y = Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud

a = Konstanta

b1 b2 = Koefisien

X1 = Independensi

X2 = Profesionalisme

e = error terms

Hasil pengujian statistik dengan menggunakan multiple regression

yang perlu dianalisis dan dibahas adalah koefisien determinasi (R2), uji

60

Page 75: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

signifikansi parameter individual (uji statistik t), dan uji signifikan

simultan (uji statistik F). Penjelasannya sebagai berikut:

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.

Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat

terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan

mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap

jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti

meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh

terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R

Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan

atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan

jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian

(Ghozali,2009:163).

61

Page 76: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

b. Uji Signifikan Parameter Individual (uji statistik t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

satu variabel independen secara individual dalam menerangkan

variasi variabel dependen. Probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka

hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel

independen secara individual terhadap variabel dependen

(Ghozali,2009:164).

c. Uji Signifikan Simultan (uji statistik F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen atau terikat.

Probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka hasilnya signifikan berarti

terdapat pengaruh dari variabel independen secara bersama

terhadap variabel dependen (Ghozali,2009:163).

E. Operasional Variable dan Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing

variabel yang digunakan berikut dengan operasional dan cara

pengukurannya.

62

Page 77: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

1. Variabel Independen (Independent Variable)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel

lain. Variabel independen dalam penelitian ini adalah :

a. Independensi Auditor Internal

Independensi berarti bersikap bebas dari pengaruh pihak

lain, tidak tergantung pada pihak lain dan jujur dalam

mempertimbangkan fakta serta adanya pertimbangan yang

objective dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya

(Mulyadi, 2006).

b. Profesionalisme Auditor Internal

Profesionalisme adalah perilaku yang diharapkan pada

seseorang di tingkat tertinggi dari anggota suatu perkumpulan

(Arens dan Loebbecke,2009:74).

2. Variabel Dependen (Dependent Variable)

Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen. Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah mencegah

dan mendeteksi terjadinya fraud. Kecurangan (Fraud) meliputi

serangkaian ketidakbiasaan dan atau tindakan ilegal yang bercirikan

penipuan yang disengaja. Kecurangan dapat dilakukan untuk

kepentingan atau atas kerugian organisasi dan oleh orang di luar atau di

dalam organisasi (Prasetyo,2002).

63

Page 78: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

3. Operasional Variabel Penelitian

Variabel, dimensi, indikator, dan skala pengukuran untuk kuisioner

penelitian ini disajikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.2 Variabel, Indikator Variabel, Skala Pengukuran, dan Instrumen

Variabel Sub Variabel Indikator Skala Pengukuran

No. Pertanyaan

Independensi (sumber Sawyer : 2006)

a. Independensi dalam program audit

b. Independensi

dalam verifikasi

1. Bebas dari intervensi manajerial atas program audit

2. Bebas dari segala intervensi atas prosedur audit

3. Bebas dari segala persyaratan untuk penugasan audit selain yang memang diisyaratkan untuk sebuah proses audit

4. Bebas dalam

mengakses semua catatan, memeriksa aktiva dan karyawan yang relevan dengan audit yang dilakukan

5. Bebas dari segala usaha manajerial

Ordinal

1 2 3

4-6 7

64

Page 79: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

c. Independensi

dalam pelaporan

yang berusaha membatasi aktivitas yang diperiksa atau membatasi perolehan bahan bukti

6. Bebas dari kepentingan pribadi yang menghambat verifikasi audit

7. Bebas dari

perasaan wajib memodifikasi dampak atau signifikasi dari fakta-fakta yang dilaporkan

8. Bebas dari tekanan untuk tidak melaporkan hal-hal yang signifikan dalam laporan audit

9. Menghindari penggunaan kata-kata yang menyesatkan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dalam melaporkan fakta, opini dan rekomendasi

8 9

10

11

65

Page 80: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

dalam interpretasi auditor

10. Bebas dari segala usaha untuk meniadakan pertimbangan auditor mengenai fakta atau opini dalam laporan audit internal

12-13

Profesionalisme (sumber : Kalbers dan Forgarty (1995) dalam Rohani (2008) )

a. Pengabdian pada profesi

b. Kewajiban

sosial c. Kemandirian d. Keyakinan

terhadap profesi

1. Teguh pada peraturan profesi

2. Menggunakan pengetahuan

3. Merasa takut apabila meninggalkan pekerjaan

4. Menjalankan

pekerjaan dengan baik

5. Menciptakan transparansi

6. Menujukkan loyalitas

7. Percaya pada

kemampuan diri sendiri

8. Hasil audit sesuai dengan fakta

9. Mendapat

kepuasan batin sebagai auditor

10. Menghargai auditor dengan

Ordinal

1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

66

Page 81: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

e. Hubungan

dengan sesama profesi

dengan rekan kerja lainnya

11. Melakukan

komunikasi dengan sesama auditor lainnya

12. Mendukung adanya organisasi ikatan internal audit

11

12

Upaya Mencegah dan Mendeteksi terjadinya Fraud (Sumber : Amindjaja Tunggal, 2009 dan, Gusnardi, 2006 dan Siti Sarah Trijayanti, 2008)

a. Pendekatan berdasarkan sistem

b. Pemilihan

pengendalian

c. Informasi

sensitif d. Peningkatan

integritas e. Sistem

kendali

f. Informasi

1. Tahap dokumentasi

2. Lingkungan yang tidak kondusif

3. Melibatkan lebih dari satu karyawan

4. Rekonsiliasi independensi

5. Kebijakan

perusahaan 6. Program

peningkatan integritas

7. Kontrol

korektif 8. Keterbatasan

sistem kendali

9. Program audit10. Pemahaman

aktivitas 11. Pengujian

dan evaluasi kecukupan

12. Komunikasi

Ordinal

1 1 2 2 3 4 5 6 7 8 9

10

67

Page 82: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

68

g. Komponen

kecurangan (Fraud)

13. Kesalahan

cukup material dapat mempengaruhi kebenaran laporan keuangan

14. Salah penerapan yang disengaja atas prinsip akuntansi yang berhubungan dengan jumlah tertentu

15. Manipulasi, pemalsuan atau pengubahan catatan akuntansi

16. Pengalaman dan pemahaman auditor akan jenis kecurangan (Fraud)

17. Auditor yang memiliki pengetahuan akan lebih ahli dalam melaksanakan tugasnya

11

12

13

14

15

Sumber : Sawyer (2006), Kalbers dan Forgarty (1995), Amin Widjaja Tunggal (2009), Gusnardi (2006) dan Siti Sarah Trijayanti (2008).

Page 83: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Yayasan Pelatihan Internal Audit

(YPIA) yang beralamat di Jalan Raya Pasar Minggu Kavling 34

Gedung Graha Sucofindo lantai 3 Jakarta Selatan 12780.

Pengumpulan data penelitian ini dilakukan melalui metode

penyebaran kuisioner penelitian yang dibagikan secara langsung

kepada para responden. Penyebaran kuisioner dilakukan sepanjang

bulan Mei 2010, dengan pembagian kuisioner sebanyak 80 buah.

Rincian distribusi kuisioner dalam penelitian disajikan dalam tabel 4.1

berikut ini :

Tabel 4.1 Rincian Pembagian dan Pengumpulan Kuisioner

Keterangan Jumlah

Kuisioner yang dibagikan 80

kuisioner yang kembali 60

Kuisioner yang bisa diolah 60

Tingkat pengembalian (response rate)

60/80*100% 75%

Sumber : data primer diolah

69

Page 84: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Tabel 4.1 diatas menujukkan bahwa dari 80 kuisioner yang

dibagikan kepada para responden, ternyata kuisioner yang kembali

hanya 60 kuisioner atau sebesar 75%. Hal ini menujukkan response

rate yang cukup tinggi.

2. Karakteristik Responden

Berikut ini adalah karakteristik responden dalam penelitian ini

yang bisa dilihat dalam tabel 4.2

Tabel 4.2 Karakteristik Responden

Frekuensi Keterangan Jumlah Presentase

Jumlah Responden 60 100% Jenis Kelamin: Pria 35 58,3% Wanita 25 41,7% Pendidikan: S3 - S2 23 38,3% S1 32 53% D3 5 8,7% Jabatan Supervisor 10 16,7% Auditor Senior 19 31,7% Auditor Junior 31 51,6% Lama Bekerja > 5 tahun 13 21,7% 3 - 5 tahun 35 58,3% < 3 tahun 12 20%

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.2 menujukkan bahwa responden penelitian mayoritas

adalah pria, yakni sebanyak 35 orang atau sebesar 58,3% dari total

responden dan sisanya adalah wanita sebanyak 25 orang atau sebesar

41,7% dari total responden. Sebagian besar auditor internal yang

70

Page 85: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

menjadi responden pada penelitian ini berpendidikan S1, yakni

sebanyak 32 orang atau sebesar 53%. Responden yang berpendidikan

S2 sebanyak 23 orang atau sebesar 38,3%, dan yang terkecil adalah

pendidikan D3 yang hanya ada 5 orang atau sebesar 8,7%. Sedangkan

untuk jenjang S3 tidak terdapat responden. Dari kelompok jabatan 31

orang merupakan auditor junior atau sebesar 51,6%, auditor senior

sebanyak 19 orang atau sebesar 31,7%, dan supervisor sebanyak 10

orang atau sebesar 16,7%. Dilihat dari lamanya bekerja mayoritas

auditor telah bekerja 3-5 tahun sebanyak 35 orang atau sebesar 58,3%,

lebih dari 5 tahun sebanyak 13 orang atau sebanyak 21,7%, dan

kurang dari 3 tahun sebanyak 12 orang atau sebesar 20%.

3. Sejarah YPIA

Yayasan Pelatihan Internal Auditor (YPIA) adalah yayasan yang

didirikan pada tanggal 17 April 1995 oleh unsur pemerintah (Kepala

BPKP, Dirjen pembinaan BUMN Departemen Keuangan RI),

beberapa Direksi BUMN (Telkom, Pupuk Sriwijaya, Merpati

Nusantara Airlines, Jasa Raharja, dan BUMNIS dan Pengurus FKSPI

BUMN/BUMD) periode 1992-1995 (Ketua Umum, Sekretaris Umum,

Ketua IV, dan Bendahara).

Tujuan didirikannya YPIA adalah untuk meningkatkan

profesionalisme dan mutu auditor internal indonesia. Hal yang

mendorong didirikannya lembaga yang khusus melatih internal

auditor Indonesia ini adalah didasari bawah profesionalisme dan

71

Page 86: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

mutu internal auditor masih jauh bila dibandingkan dengan standar

kualifikasi internal auditor tingkat internasional sehingga peran dan

fungsi departemen internal audit kurang efektif dalam memberi nilai

tambah kepada perusahaan.

YPIA dengan visi “mencetak internal auditor unggulan kelas

dunia” dengan misi “menyelenggarakan pelatihan dan konsultasi di

bidang internal audit yang berfokus pada manajemen risiko dan good

corporate governance dengan segala aspeknya”. Dengan jasa yang

diberikan YPIA diharapkannya mampu membantu Satuan Departemen

Internal Audit, Komite Audit, Direksi, dan Dewan Komisaris dalam

proses pengelolaan perusahaan menjadi lebih baik.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Mengukur validitas dapat menggunakan

Pearson Correlation dan dilakukan dengan cara melakukan korelasi

bivariate antara masing-masing skor indikator pertanyaan terhadap

total konstruk dengan menunjukkan hasil yang signifikan yaitu

dibawah 0,05. Jika masing-masing indikator pertanyaan mempunyai

tingkat signifikansi dibawah 0,05 berarti dikatakan valid

(Ghozali,2009:49).

72

Page 87: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Tabel 4.3 Uji Validitas Independensi

Pertanyaan Pearson Correlation Significant Keterangan

Ind1 0,399** 0,005 Valid

Ind2 0,455** 0,000 Valid

Ind3 0,415** 0,001 Valid

Ind4 0,781** 0,000 Valid

Ind5 0,753** 0,000 Valid

Ind6 0,512** 0,000 Valid

Ind7 0,757** 0,000 Valid

Ind8 0,781** 0,000 Valid

Ind9 0,577** 0,000 Valid

Ind10 0,559** 0,000 Valid

Ind11 0,644** 0,000 Valid

Ind12 0,628** 0,000 Valid

Sumber : Data primer diolah

Tabel 4.4

Uji Validitas Profesionalisme

Pertanyaan Pearson Correlation Significant Keterangan

Prof1 0,725** 0,000 Valid

Prof2 0,516** 0,000 Valid

Prof3 0,661** 0,000 Valid

Prof4 0,530** 0,000 Valid

Prof5 0,500** 0,000 Valid

Prof6 0,770** 0,000 Valid

Prof7 0,565** 0,000 Valid

73

Page 88: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Prof8 0,425** 0,001 Valid

Prof9 0,644** 0,000 Valid

Prof10 0,429** 0,001 Valid

Prof11 0,519** 0,000 Valid

Prof12 0,785** 0,000 Valid

Sumber : Data primer diolah

Tabel 4.5 Uji Validitas Fraud

Pertanyaan Pearson Correlation Significant Keterangan

F1 0,297* 0,021 Valid

F2 0,858** 0,000 Valid

F3 0,518** 0,000 Valid

F4 0,476** 0,000 Valid

F5 0,464** 0,000 Valid

F6 0,769** 0,000 Valid

F7 0,779** 0,000 Valid

F8 0,913** 0,000 Valid

F9 0,727** 0,000 Valid

F10 0,412** 0,001 Valid

F11 0,660** 0,000 Valid

F12 0,566** 0,000 Valid

F13 0,596** 0,000 Valid

F14 0,579** 0,000 Valid

F15 0,754** 0,000 Valid

Sumber : Data primer diolah

74

Page 89: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa semua

pertanyaan pada masing-masing pertanyaan setiap variabel dapat

dikatakan valid karena setiap pertanyaan memiliki nilai signifikansi di

bawah 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu

kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk.

Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpha>0,60 (Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009:46).

Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas 60 sampel responden.

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas Independensi

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.834 12

Sumber: Data primer diolah

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel

independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,834 atau 83,4%.

Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa variabel

pengetahuan tentang pajak dapat dikatakan reliabel karena nilai

alpha di atas 0,60 yaitu sebesar 0,834 (Ghozali,2009:45).

75

Page 90: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas Profesionalisme

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.800 12

Sumber: Data primer diolah

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel

profesionalisme memberikan nilai Cronbach Alpha 0,800 atau

80%. Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa variabel

pengetahuan tentang pajak dapat dikatakan reliabel karena nilai

alpha di atas 0,60 yaitu sebesar 0,800 (Ghozali,2009:45).

Tabel 4.8 Uji Reliabilitas Fraud

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.872 15

Sumber: Data primer diolah

Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel fraud

memberikan nilai Cronbach Alpha 0,872 atau 87,2%. Berdasarkan

tabel 4.9 di atas dapat dilihat bahwa variabel pengetahuan tentang

pajak dapat dikatakan reliabel karena nilai alpha di atas 0,60 yaitu

sebesar 0,872 (Ghozali,2009:45).

76

Page 91: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

atau independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi antar variabel independen. Tabel berikut menunjukkan

hasil uji moltikolonieritas semua variabel:

Tabel 4.9 Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Tolerance VIF

Independensi Auditor Internal 0,514 1,944

Profesionalisme Auditor Internal 0, 514 1,944

Sumber: Data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.9 hasil uji multikolonieritas dapat

dilihat melalui Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing

variabel independen memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai

tolerance>0,1, maka dapat dinyatakan model regresi linear

berganda terbebas dari asumsi multikolonieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik

adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi

77

Page 92: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Heteroskedastisitas (Ghozali, 2009). Berikut adalah gambar

output SPSS untuk uji heteroskedastisitas.

Sumber: Data primer diolah

Gambar 4.1 Scatterplot

Dari tampilan output SPSS grafik scatterplot terlihat bahwa

titik-titik menyebar secara acak serta tersebar, baik di atas maupun

dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regersi

sehingga model regresi layak dipakai.

c. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi

normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa

nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar

78

Page 93: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.

Berikut adalah gambar output SPSS untuk uji normalitas.

Sumber: Data primer diolah

Gambar 4.2

Normal P-Plot

Berdasarkan tampilan grafik P-Plot (gambar 4.2) dapat

disimpulkan bahwa terlihat titik-titik menyebar disekitar garis

diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.

Sedangkan pada grafik histogram terlihat bahwa grafik histogram

memberikan pola distribusi yang mendekati normal. Dengan

demikian, dapat disimpulkan grafik normal plot dan grafik

histogram menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena

asumsi normalitas.

79

Page 94: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Sumber: Data primer diolah

Gambar 4.3 Grafik Histogram

Dari tampilan output SPSS grafik histogram terlihat bahwa

grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali,2009:147).

3. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode

Regresi Linier berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan

pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Analisis data

menggunakan teknik statistik multiple regression untuk menguji

pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen,

yaitu untuk mengetahui apakah terdapat Pengaruh antara independensi

80

Page 95: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

dan profesionalisme dalam upaya mencegah dan mendeteksi

terjadinya fraud.

a. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Dari pengujian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.11 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .792a .627 .614 3.45926a. Predictors: (Constant), profesionalisme, independensi b. Dependent Variable: fraud Sumber: Data primer diolah

Dari tampilan output SPSS model summary, besarnya adjusted

R² adalah 0,614, hal ini berarti 61,4 % variasi fraud dapat

dijelaskan oleh variasi dari kedua variabel independen

independensi dan profesionalisme auditor internal, sedangkan

sisanya 38,6% dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak

dimasukkan dalam model regresi ini. Misalnya, peran dan

tanggung jawab auditor internal (Iqbal,2003).

Angka koefisien (R) pada tabel 4. sebesar 0,792 menunjukkan

bahwa hubungan antara variabel independen dengan dependen

adalah cukup kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas

0,50. Standar Error of Estimate (SEE) sebesar 3,45926, makin

kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam

memprediksi variabel dependen.

81

Page 96: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji statistik F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua

variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model

mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel

dependen/terikat.

Hasil uji F dari pengujian statistik multiple regression adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.12 Uji Signifikansi Simultan (uji statistik F)

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1148.493 2 574.247 47.988 .000a

Residual 682.090 57 11.966 1

Total 1830.583 59 a. Predictors: (Constant), profesionalisme, independensi b. Dependent Variable: fraud Sumber: Data primer diolah

Hasil Uji Hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4. nilai F hitung

diperoleh sebesar 47,988 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena

tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha3 diterima,

sehingga dapat dikatakan bahwa Independensi dan Profesionalisme

Auditor Internal berpengaruh secara simultan dan signifikan Dalam

Upaya Mencegah dan Mendeteksi Fraud.

82

Page 97: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

c. Uji Signifikansi Parameter Individual

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual

dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Hasil uji t dari pengujian statistik multiple regression adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.13 Uji Signifikansi Parameter Individual (uji statistik t)

Sumber: Data Primer diolah

Coefficientsa

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 7.568 5.831 1.298 .200

independensi .330 .141 .264 2.340 .023

1

profesionalisme .769 .148 .585 5.192 .000

a. Dependent Variable: fraud

Hasil pengujian antara variabel Independen (Independensi dan

Profesionalisme Auditor Internal) terhadap variabel Dependen

(Fraud) secara individu yang dilakukan dengan uji t (tabel 4.13)

adalah sebagai berikut:

1) Hasil Uji Hipotesis yang pertama, yaitu:

Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Independensi

Auditor Internal berpengaruh signifikan dalam upaya

mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Dari tabel 4.13

dapat diketahui bahwa hasil pengujian untuk variabel

83

Page 98: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

Independensi Auditor Internal mempunyai angka signifikansi

0,023 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan

demikian Ha diterima, hal ini berarti bahwa Independensi

Auditor Internal berpengaruh signifikan dalam upaya

mencegah dan mendeteksi fraud. Arens dan Loebbeck (2009)

menyatakan independensi merupakan tujuan yang harus selalu

diupayakan, dan itu dapat dicapai sampai tingkat tertentu,

misalnya sekalipun auditor dibayar oleh klien, ia harus tetap

memiliki kebebasan yang cukup untuk melakukan audit yang

andal dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian M.Sodik

(2007) yang menyatakan bahwa independensi auditor

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan mendeteksi

indikasi fraud.

2) Hasil Uji Hipotesis yang kedua, yaitu:

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Profesionalisme

Auditor Internal berpengaruh signifikan dalam upaya

mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud. Dari tabel 4.13

dapat diketahui bahwa hasil pengujian untuk variabel

Profesionalisme Auditor Internal mempunyai angka

signifikansi 0,000 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05.

Dengan demikian Ha diterima, hal ini berarti bahwa

Profesionalisme Auditor Internal berpengaruh signifikan dalam

84

Page 99: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

85

upaya mencegah dan mendeteksi fraud. Menurut Arens dan

Loebbecke (2009) berpendapat bahwa untuk meningkatkan

profesionalisme, sering akuntan harus memperlihatkan

perilaku profesinya terutama dalam upaya mencegah dan

mendeteksi terjadinya fraud. Hasil penelitian ini konsisten

dengan penelitian Taufik (2008) yang menyatakan bahwa

profesionalisme berpengaruh signifikan terhadap kemampuan

mendeteksi kecurangan (fraud).

Page 100: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

dari Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal Dalam Upaya

Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud. Responden penelitian ini

terdiri dari para auditor internal perusahaan yang sedang mengikuti

pelatihan untuk mendapatkan sertifikat Qualified Internal Auditor (QIA) di

Yayasan Pendidikan Internal Auditor (YPIA). Dari Hasil penelitian yang

telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil uji t (secara parsial) ditemukan bahwa Independensi Auditor

Internal berpengaruh positif signifikan dalam upaya Mencegah dan

Mendeteksi terjadinya Fraud. Hal ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh M.sodik.

2. Hasil uji t (secara parsial) ditemukan bahwa Profesionalisme Auditor

Internal berpengaruh positif signifikan dalam upaya Mencegah dan

Mendeteksi terjadinya Fraud. Hal ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Taufik.

3. Hasil uji F (secara simultan) ditemukan bahwa Independensi dan

Profesionalisme Auditor Intenal memiliki pengaruh positif dalam

upaya Mencegah dan Mendeteksi terjadinya Fraud.

86

Page 101: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan diatas, berikut ini akan

diuraikan beberapa implikasi yang dianggap relevan dengan penelitian:

1. Bagi Perusahaan

Dengan adanya peningkatan independensi dan profesionalisme auditor

internal dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud maka

perusahaan akan memperoleh dampak yang positif bagi kelangsungan

perusahaannya. Oleh karena itu, perusahaaan harus ikut serta dalam

meningkatkan independensi dan profesionalisme auditor internal,

salah satu caranya adalah dengan menperketat pengendalian internal

kontrol perusahaan dan mengadakan pelatihan profesional bagi

auditor internal yang memiliki kinerja baik di perusahaan guna

meningkatkan kualitas auditor internal dalam melakukan pekerjaanya

bagi perusahaan.

2. Bagi Auditor Internal

Sikap independensi dan profesionalisme auditor internal dalam upaya

mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud juga memberikan dampak

yang positif bagi auditor internal dalam melakukan tugasnya. Ini akan

memberikan bukti pada masyarakat luas bahwa tidak hanya auditor

eksternal saja yang memiliki sikap independensi walaupun auditor

internal bekerja pada perusahaan tapi tetap memiliki independensi

terutama dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud.

87

Page 102: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

88

Dan auditor internal akan menggunakan sikap profesionalisme sebagai

auditor dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini juga memberikan dampak kepada peneliti selanjutnya

yang ingin melakukan penelitian sejenis seperti yang penulis lakukan.

Penelitian selanjutnya bisa merinci faktor lain yang bisa meningkatkan

independensi dan profesionalisme auditor internal dalam upaya

mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud dalam suatu lini

perusahaan.

Page 103: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

89

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Soekrisno. “Auditing”. Edisi Ketiga. Jilid 1. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.2004.

Amrizal. “Pencegahan dan Pendeteksian Kecurangan oleh Internal Audit”, 2004. Arens, Alvin A dan James K. Loebbecke. “Auditing and Assurance Services”,

Salemba Empat, Jakarta, 2009. Boynton, W.C, Johnson, R.N, dan Kell, W.G. “Modern Auditing”. Edisi Ketujuh.

Jilid 1. Jakarta : Erlangga. 2006. Brazel, Joseph F dkk. “Improving Fraud Detection: Do Auditor React to

Abnormal Inconsistencecies between Financial and Nonfinancial Measures”. 2010.

Darmoko, HW. “Profesionalisme Auditor KAP Dilihat dari Perbedaan Gender,

Tipe KAP, dan Hirarki Jabatannya”. Jurnal Sosial (September). Madiun. 2004.

Darwito. “Pengaruh Keahlian Auditor Terhadap Pemeriksaan Kecurangan

(Fraud Auditing) dan Opini Audit dengan Independensi Sebagai Variabel Intervening”. Jurnal Ilmiah Bidang Akuntansi dan Manajemen (September). Hal 169-193.

Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Ikatan Indonesia. “Standar

Profesional Akuntan Publik Per 1 Januari 2009”. Jakarta : Salemba Empat.2001.

Effendi, M.Arief. “Tanggung Jawab Auditor Internal dalam Pencegahan,

Pendeteksian dan Penginvestigasian Kecurangan”. 2008. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Edisi

Keempat. Semarang : Badan Penerbit UNDIP. 2009. Gusnardi. “Pengaruh Peran Komite Audit, Pengendalian Internal dan Audit

Internal Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pencegahan Fraud”.2006.Tesis.

Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”. Jakarta. 2007.

Page 104: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

90

Hastuti, Theresia Dewi, Stefani Lily Indarto dan Clara Susilawati. “Hubungan antara Profesionalisme Auditor dengan pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya. 2003.

Ikatan Akuntan Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan”. Jakarta: Salemba

Empat.2009. Indriantoro, Nur. “Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi & Manajemen”.

Yogyakarta. 2002. Iqbal, Mohamad. “Peran dan Tanggung Jawab Internal Auditor dalam

Mendeteksi Kecurangan”. Percikan. Vol.43 (Agustus) Hal: 55-62.2003. Kalbers, Lawrence P. dan Fogarty Timothi J. “Profesionalism and Its

Consequences: A Study of Internal Auditors, Auditing: A Journal of Practice and Theory”. 1995.

Meutia, Inten. “Pengaruh Independensi Auditor Terhadap Manajemen Laba

untuk KAP Big 5 dan Non Big 5”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia (September). 2004.

Mulyadi. “Pemeriksaan Akuntansi”. STIE YKPN. Yogyakarta. 2006. Nurjannah. “Pengaruh Peran Auditor Internal Pelaksanaan Independensi

Auditor, Profesionalisme Auditor, Manajemen Laba Terhadap dengan Tekanan Peran (Pola Stres)”.2008.

Prasetyo, Priyono. “Fraud: Tanggung Jawab Auditor Independen serta Dampak

Terhadap Profesi Auditor”. Kajian Bisnis No.26 (Mei-Agustus).2002. Ramaraya, Tri. “Pendeteksian Kecurangan (Fraud) Laporan Keuangan oleh

Auditor Eksternal”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 1 (hal. 23-33). Mei 2008.

Sarah Trijayanti, Siti. “Pengaruh Peran dan Tanggung jawab Auditor Internal

Terhadap Pencegahan Tindakan Kecurangan (Fraud)”.2008.Skripsi. Sulistiyowati, Firma. “ Peran Fraud Auditor dalam Mendeteksi Fraud untuk

Mewujudkan Good Governance dan Good Corporate Governance di Indonesia”.Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik.Vol.04,No.10 (Februari) Hal: 13-24.2003

Sawyer, B, Lawrence. Dittenhofer A, Mortimer., dan Scheiner H, James.

“Internal Auditing”. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.2006.

Page 105: PENGARUH INDEPENDENSI DAN PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/797/1/94284... · Klasifikasi . Fraud ... Fraud.....51. 2. Pengaruh Profesionalisme

91

Setiawan, Wawan. “Fraud: Suatu Tinjauan Teoritis”. Kompak No.7 (Januari-April) : 137-153. 2003.

Silvesterstone, Howard dan Michael Sheetz. “Forensic Accounting and Fraud

Auditing for Non-Exsperts”.USA.2007 Simanjuntak, Ridwan. “Kecurangan : Pengertian dan Pencegahan”. Jakarta.

2009. Sodik, Muhammad. “Pengaruh Keahlian dan Independensi Audit Internal

Terhadap Kemampuan Mendeteksi Indikasi Fraud”. 2007. Taufik, Muhammad. “Pengaruh Pengalaman Kerja dan Pendidikan Profesi

Auditor Internal Terhadap Kemampuan Mendeteksi Kecurangan (Fraud)”. 2008.Skripsi.

Tuannakota, Theodorus M. “Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif”. Seri

Departemen Akuntansi. Jakarta: LP-FEUI. 2007. Tugiman, Hiro. “Standar Profesional Audit Internal”. Yogyakarta: Kanisius.

2006. Wahyudi, Hendro. “Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Tingkat

Materialitas Dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. 2006.

Widjaja Tunggal, Amin. “Internal Auditing (Suatu Pengantar)”. Jakarta:

Havarindo. 2009. Widjaja Tunggal, Amin. “Pokok-pokok Audit Kecurangan”. Jakarta: Harvarindo.

2009. Winarna, Jaka. “Independensi Auditor : Suatu Tantangan Masa Depan”. Jurnal

Akuntansi dan Bisnis (Agustus). Hal 178-186. Wurangian, Hanny dan Muslich Anshori. “Pengaruh Faktor Internal dan Faktor

Eksternal Terhadap Independensi Auditor”. Ekuitas. Surabaya. 2003. Yuniarti, Emylia dan Eti. “Pendeteksian Kecurangan Akuntansi dan Dampaknya

Terhadap Profesi Akuntan”. Akuntabilitas: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Akuntansi. 2008.