134
PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ENGAGEMENT TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Erla Rahmawati NIM : 109070000099 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE

ENGAGEMENT TERHADAP ORGANIZATIONAL

CITIZENSHIP BEHAVIOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Erla Rahmawati

NIM : 109070000099

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/2015 M

Page 2: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and
Page 3: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and
Page 4: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and
Page 5: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

v

Motto

“Ujian bagi seseorang yang sukses bukanlah pada kemampuannya

untuk mencegah munculnya masalah, tetapi pada waktu menghadapi

dan menyelesaikan setiap kesulitan saat masalah itu terjadi” – David J.

Schwartz

Skripsi ini aku persembahkan untuk semua orang yang kusayangi,

terutama untuk kedua orang tuaku yang tak henti-hentinya

memberikan doa, dukungan, dan nasihat yang sangat beharga serta

untuk sahabat dan keluarga yang telah menyemangati dan menghibur

hari-hariku. Juga untuk almamaterku tercinta, Fakultas Psikologi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

vi

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) March 2015

(C) Erla Rahmawati

(D) xiv + 95 pages + attachment

(E) The Influence of Individual Values and Employee Engagement on

Organizational Citizenship Behavior

(F) The goal of this study is to test the effect of individual values and employee

engagement on organizational citizenship behavior. This study use

quantitative method with employees of PT. Telekomunikasi (TELKOM)

Jakarta as the population.

The samples of this study are 220 employees with non probability sampling

technic. The measurement of OCB (organizational citizenship behavior) was

adapted and modified from Podsakoff, McKenzie, Moorman, dan Fetter (1990)

constructs. The measurement of individual values was adapted and modified

from Schwartz (2001) constructs. And the measurement of employee

engagement was adapted and modified from Schaufeli (2002) constructs.

The validity of those measurement tools was tested by Confirmatory Factor

Analysis (CFA) technique with LISREL software. And the hypothesis was

tested by multiple regression analysis technique with SPSS.

The result of this study showed that power, hedonism, stimulation,

universalism, and security on individual values, along with vigor on employee

engagement significantly affecting toward OCB. Hedonism significantly

affecting OCB with negative way. And achievement, benevolence, self-

direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption

and dedication are not significantly affecting OCB.

On the next study, researcher suggest to make sure that respondent fill the

questionnaire well, and consider about the difference of intelligence levels,

culture bias, and language on the questionnaire.

(G) Reading List: 29; Book: 4 + Journal: 24 + Desertation 1

Page 7: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(B) Maret 2015

(C) Erla Rahmawati

(D) xiv + 104 halaman + lampiran

(E) Pengaruh Individual Values dan Employee Engagement Terhadap

Organizational Citizenship Behavior

(F) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh individual values dan

employee engagement terhadap organizational citizenship behavior.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan populasi penelitian

karyawan PT. Telekomunikasi (TELKOM) pusat di Jakarta.

Sampel penelitian sebanyak 220 dipilih melalui teknik non probability

sampling. Alat ukur OCB (organizational citizenship behavior) peneliti

adaptasi dan modifikasi berdasarkan konstruk dari Podsakoff, McKenzie,

Moorman, dan Fetter (1990), alat ukur individual values peneliti adaptasi dan

modifikasi berdasarkan konstruk Schwartz (2001) dan alat ukur employee

engagement peneliti adaptasi dan modifikasi berdasarkan konstruk Schaufeli

(2002). Validitas alat ukur diuji dengan menggunakan teknik Confirmatory

Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan software LISREL dan untuk

menguji hipotesis penelitian menggunakan teknik multiple regression analysis

dengan menggunakan software SPSS.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dimensi power, hedonism,

stimulation, universalism, dan security pada variabel individual values serta

dimensi vigor pada variabel employee engagement berpengaruh signifikan

terhadap OCB. Variabel hedonism berpengaruh secara signifikan dengan arah

negatif terhadap OCB. Adapun dimensi lainnya, yaitu achievement,

benevolence, self-direction, conformity, tradition pada variabel individual

values serta dimensi absorption dan dedication tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap OCB.

Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk memastikan responden mengisi

kuesioner dengan baik dan memperhatian perbedaan tingkat intelektualitas,

bias budaya serta bahasa yang digunakan dalam kuesioner terkait dengan

penggunaan skala baku.

(G) Daftar bacaan: 29; Buku: 4 + Jurnal: 24 + Desertasi 1

Page 8: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin. Puji serta syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat, hidayah, cinta kasih dan keberkahan yang selalu dianugerahkan-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh

Individual values dan Employee Engagement Terhadap Organizational

Citizenship Behavior”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada

junjungan kita semua Rasulullah Muhammad SAW.

Penulisan ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai

gelar sarjana psikologi pada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Terselesaikannya skripsi ini, tidak lepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak dalam memberikan bimbingan, masukan, serta

arahan. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag., M. Si., Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta seluruh

wakil dekan dan jajaran dekanat lainnya yang telah memfasilitasi pendidikan

mahasiswa dalam rangka menciptakan lulusan berkualitas.

2. Ibu Dra. Zahrotun Nihayah, M. Si., pembimbingan akademik yang telah

memberikan dukungan penuh dan do’a kepada seluruh mahasiswa.

3. Bapak Dr. Abdul Rahman Shaleh, M. Si., dan Bapak Drs. Akhmad Baidun., M.

Si., dosen pembimbing skripsi dengan kesabaran dan kesungguhan telah

memberikan banyak saran dan kritik kepada peneliti selama menyusun skripsi

ini. Terima kasih atas waktu yang berharga untuk membimbing dan

memberikan masukan kepada peneliti.

Page 9: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

viii

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

banyak memberikan pengetahuan seputar Psikologi dan juga seluruh

karyawan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

banyak membantu peneliti dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan

skripsi.

5. Kepala HRD PT. Telekomunikasi (TELKOM) Gatot Subroto - Jakarta Selatan

beserta staff yang telah menyediakan waktunya untuk membantu penulis

dalam perizinan dan pelaksanaan pengambilan sampel.

6. Seluruh responden yang telah membantu mengisi angket penelitian yang saya

berikan dan seluruh pihak yag tidak dapat saya sebutkan satu persatu, terima

kasih untuk segala dukungan, bantuan, dan kemudahan yang telah diberikan

untuk membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada kedua orang tua yang peneliti kasihi dan hormati Ayahanda Rachmat

dan Ibunda Deviar yang selalu mendoakan dan berkorban apapun untuk

kebaikan serta menjadi tempat berkeluh kesah serta inspirator bagi peneliti.

8. Keluarga dan sahabat terbaik peneliti, adik Rizki Darmawan, Akbar Rifai dan

Mutia Ilni yang selalu menghibur dan memberikan dukungan serta Tante Nani

yang selalu menyemangati dan mendoakan peneliti. Sahabat tercinta Diah

Maulidia yang selalu menjadi tempat peneliti berkeluh kesah, berbagi dalam

keadaan susah maupun senang, selalu bersedia untuk memberikan bantuan

apapun, dan selalu menyemangati setiap proses penulisan skripsi. Kepada KH.

Ibrahim Jalaluddin Chaniago, LC., MA., Buya Salman S. Ag., dan Umma

Page 10: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

ix

Kiki yang selalu memberikan do’a dan dukungan serta menjadi inspirasi bagi

peneliti.

9. Sahabat-sahabat kampus tercinta Awliya, Dewi, Eva, Fajri, Fikri, Nilam, Rani,

Syifa, dan Uti yang selalu menemani hari-hari peneliti di kampus menjadi

berwarna dan menyenangkan. Untuk Hana, Tia, dan Yoga yang membantu

peneliti dalam banyak hal dan ketika mengalami kendala penulisan skripsi.

Untuk Ucha, Lili, Teya dan Bachtiar yang memberikan dukungan disaat

terakhir proses penulisan skripsi. Juga untuk seluruh teman Psikoche yang

tidak bisa peneliti sebutkan satu-persatu, terima kasih untuk pengalaman yang

luar biasa berharga bersama kalian.

10. Kepada seluruh pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu peneliti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Akhir kata, penulis ingin mengungkapkan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya bagi semua pihak. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang

satimpal atas segala kebaikan dari berbagai pihak.

Jakarta, 30 Maret 2015

Erla Rahmawati

Page 11: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................. 6

1.2.1 Pembatasan masalah ............................................................. 6

1.2.1 Perumusan masalah .............................................................. 7

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 8

1.3.1 Tujuan umum ....................................................................... 8

1.3.2 Tujuan khusus ...................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................... 9

1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 11 2.1 Organizational Citizenship Behavior ............................................. 11

2.1.1 Definisi OCB ........................................................................ 11

2.1.2 Dimensi OCB ....................................................................... 12

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB.............................. 15

2.1.4 Pengukuran OCB.................................................................. 16

2.2 Individual Values ............................................................................ 18

2.2.1 Definisi values ................................................................... 18

2.2.2 Dimensi individual values ................................................. 19

2.2.3 Pengukuran individual values ............................................ 21

2.3 Employee Engagement ................................................................... 22

2.3.1 Definisi employee engagement............................................. 22

2.3.2 Dimensi employee engagement ............................................ 24

2.3.3 Pengukuran employee engagement ...................................... 24

2.4 Kerangka Berpikir .......................................................................... 25

2.5 Hipotesis Penelitian ........................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 32

3.1 Target Populasi, Sampel, & Teknik Pengambilan Sampel ............ 32

3.1.1 Target populasi & sampel penelitian .................................... 32

3.1.2 Teknik pengambilan sampel................................................. 32

3.2 Variabel Penelitian ......................................................................... 33

3.3 Definisi Operasional ....................................................................... 33

Page 12: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

xi

3.4 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 35

3.4.1 Alat ukur OCB ..................................................................... 36

3.4.2 Alat ukur individual values .................................................. 37

3.4.3 Alat ukur employee engagement .......................................... 39

3.5 Uji Validitas Konstruk ................................................................... 39

3.6 Uji Validitas Konstruk OCB .......................................................... 42

3.6.1 Altruism ................................................................................ 42

3.6.2 Conscientiousness ................................................................ 43

3.6.3 Sportsmanship ...................................................................... 44

3.6.4 Courtesy ............................................................................... 46

3.6.5 Civic virtue ........................................................................... 47

3.7 Uji Validitas Konstruk Individual Values ...................................... 48

3.7.1 Power ................................................................................... 48

3.7.2 Achievement ......................................................................... 50

3.7.3 Hedonism .............................................................................. 51

3.7.4 Stimulation ........................................................................... 52

3.7.5 Self-direction ........................................................................ 53

3.7.6 Universalism......................................................................... 55

3.7.7 Benevolence .......................................................................... 56

3.7.8 Tradition ............................................................................... 57

3.7.9 Conformity ............................................................................ 59

3.7.10 Security ............................................................................... 60

3.8 Uji Validitas Konstruk Employee Engagement .............................. 61

3.8.1 Vigor ..................................................................................... 61

3.8.2 Dedication ............................................................................ 63

3.8.3 Absorption ............................................................................ 64

3.9 Metode Analisa Data ...................................................................... 65

3.10 Prosedur Penelitian ....................................................................... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN ..................................................................... 70

4.1 Gambaran Subyek Penelitian ......................................................... 70

4.2 Analisis Deskriptif .......................................................................... 70

4.3 Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 73

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian ...................................... 73

4.3.2 Pengujian proporsi varians independent variable ................ 78

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI & SARAN ............................................ 83

5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 83

5.2 Diskusi ............................................................................................ 83

5.3 Saran ............................................................................................... 90

5.3.1 Saran teoritis ......................................................................... 90

5.3.2 Saran praktis ......................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 93

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Pengukuran Skala ................................................................ 36

Tabel 3.2 Blueprint Skala OCB .................................................................... 37

Tabel 3.3 Blueprint Skala Individual Values ................................................. 38

Tabel 3.4 Blueprint Skala Employee Engagement ........................................ 39

Tabel 3.5 Muatan Faktor Altruism ................................................................ 43

Tabel 3.6 Muatan Faktor Conscientiousness ................................................ 44

Tabel 3.7 Muatan Faktor Sportsmanship ..................................................... 45

Tabel 3.8 Muatan Faktor Courtesy ............................................................... 47

Tabel 3.9 Muatan Faktor Civic Virtue .......................................................... 48

Tabel 3.10 Muatan Faktor Power .................................................................. 49

Tabel 3.11 Muatan Faktor Achievement ......................................................... 51

Tabel 3.12 Muatan Faktor Hedonism ............................................................. 52

Tabel 3.13 Muatan Faktor Stimulation .......................................................... 53

Tabel 3.14 Muatan Faktor Self-Direction ...................................................... 54

Tabel 3.15 Muatan Faktor Universalism ....................................................... 56

Tabel 3.16 Muatan Faktor Benevolence ........................................................ 57

Tabel 3.17 Muatan Faktor Tradition ............................................................. 58

Tabel 3.18 Muatan Faktor Conformity .......................................................... 60

Tabel 3.19 Muatan Faktor Security ............................................................... 61

Tabel 3.20 Muatan Faktor Vigor ................................................................... 62

Tabel 3.21 Muatan Faktor Dedication .......................................................... 64

Tabel 3.22 Muatan Faktor Absorption ........................................................... 65

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ............ 70

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif .......................................................................... 71

Tabel 4.3 Norma Skor Variabel...................................................................... 72

Tabel 4.4 Kategorisasi .................................................................................... 73

Tabel 4.5 Tabel R-Square............................................................................... 74

Tabel 4.6 Tabel Anova ................................................................................... 74

Tabel 4.7 Tabel Koefisien Regresi ................................................................. 75

Tabel 4.8 Kontribusi Varians IV Terhadap DV ............................................. 79

Tabel 4.9 Kontribusi IV Terhadap DV ........................................................... 82

Page 14: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir .......................................................... 30

Page 15: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini dibahas tentang latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah,

tujuan penelitian dan manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis, serta

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi memiliki beragam sikap

kerja, salah satu diantaranya perilaku OCB (organizational citizenship behavior).

Organizational citizenship behavior (OCB) menurut Organ (1988), diasumsikan

sebagai perilaku individu yang bebas, tidak berkaitan secara langsung dalam

sistem reward dan bisa meningkatkan fungsi efektif organisasi. Dengan kata lain,

OCB merupakan perilaku karyawan melebihi peran yang diwajibkan yang secara

tidak langsung diakui oleh sistem reward formal. Untuk mencapai kesuksesan,

organisasi membutuhkan karyawan yang bekerja melebihi tugas yang telah

ditentukan serta menunjukkan kinerja yang melampaui harapan organisasi

tersebut (dalam Chien, 2004).

Bagi organisasi, OCB dianggap sebagai perilaku yang secara keseluruhan

memerlukan waktu dan peran dari individu untuk berkontribusi terhadap

efektivitas organisasi, sehingga sering ditemukan rekan kerja yang menawarkan

bantuan kepada sesama karyawan agar efektivitas organisasi mereka berjalan

dengan lancar (Chien, 2004). Karyawan diperbolehkan untuk melakukan

pekerjaan diluar job description untuk membantu rekannya menyelesaikan tugas

Page 16: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

2

agar cepat selesai sehingga tidak memperlambat fungsi dari organisasi dan juga

memberikan sumber daya tambahan bagi organisasi. Adapun bantuan tersebut

bersifat sukarela dan tidak mengharapkan imbalan formal.

Menurut Bateman dan Organ, penelitian mengenai OCB telah

diperkenalkan secara luas sejak lama, dimana sebagian besar penelitian tersebut

memfokuskan pada efek OCB terhadap kinerja individu dan organisasi.OCB

dipandang sebagai perilaku yang penting bagi sebuah organisasi. Namun

berdasarkan fakta yang ada sebelumnya, perilaku OCB tidak memberikan efek

yang nyata bagi organisasi, sehingga diperlukan studi lebih lanjut guna

mengetahui implikasi OCB terhadap efektivitas organisasi dan upaya untuk

meningkatkan perilaku OCB dikalangan karyawan dalam tempat kerja (dalam

Chien, 2004).

Salah satu variabel yang mempengaruhi OCB, yaitu individual values

(nilai yang dimiliki individu). Dose mengistilahkan individual values sebagai

ukuran standar evaluatif yang berhubungan dengan pekerjaan atau lingkungannya,

dimana individu dapat memisahkan mana yang benar atau dapat mengetahui

pentingnya pilihan yang ada (dalam Salzainna 2004). Nilai tersebut penting untuk

mempelajari perilaku organisasi, karena digunakan sebagai dasar untuk

memahami sikap dan motivasi yang mempengaruhi persepsi dan perilaku

karyawan (Salzainna, 2004).

Menurut Dose, karyawan yang bekerja di dalam lingkungan yang

konsisten dengan nilai yang dianutnya, akan merasa nyaman untuk bekerja di

dalamnya (dalam Salzainna, 2004). Akan tetapi, Murphy dan Enz (dalam

Page 17: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

3

Salzainna, 2004) jika karyawan bekerja di lingkungan yang tidak sama dengan

nilai yang dimilikinya akan mengalami kesulitan untuk bekerja sama dan

memahami motif antar karyawan. Adapun Enz (dalam Salzainna, 2004)

kecocokan nilai manajerial dengan nilai organisasi juga digunakan sebagai dasar

dalam keberhasilan pengelolaan sumber daya manusia. Lebih lanjut menurut Enz,

ditemukan bahwa keputusan dalam merekrut, promosi, evaluasi, seleksi,

kompensasi, dan insentif juga dapat dipengaruhi oleh sistem nilai (values) dan

pola manajerial. Oleh karena itu, nilai yang dimiliki karyawan turut berkontribusi

terhadap keberhasilan organisasi.

Nilai yang dimiliki karyawan berfungsi untuk mengevaluasi perilaku dan

sikap dirinya. Adapun nilai yang dimiliki oleh individu bervariasi dan terbentuk

dari hasil keyakinan yang berasal dari tindakan yang dilakukan secara berlanjut di

dalam berperilaku. Tindakan yang dimaksud memungkinkan seorang individu

untuk menemukan suatu hal yang baik atau buruk, maupun benar atau salah.

Tentunya hal tersebut merupakan pertimbangan yang dihasilkan oleh nilai,

sehingga antar individu memiliki perbedaan (Can, et al., 2006, dalam Kaygin &

Gulluce, 2013).

Menurut Grant dan Mayer (dalam Arthaud-Day, Rode & Turnley, 2012)

individu dengan sembilan prosocial values yang kuat seperti halnya benevolence

cenderung menampilkan pengaruh yang lebih tinggi terhadap organizational

citizenship behavior yang dapat dilihat dari tiga alasan. Pertama, individu dengan

prosocial values yang tinggi memiliki orientasi internal yang berlawanan dengan

orientasi internal (Meglimo & Korsgaard, 2004) dan lebih mungkin untuk mencari

Page 18: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

4

peluang dalam pelayanan terhadap organisasi tempat bekerja. Kedua, individu

dengan prosocial values yang tinggi lebih memungkinan untuk memiliki rasa

tanggung jawab pribadi untuk meningkatkan kesejahteraan organisasi dan

bertindak atas keyakinan yang dimiliki. Ketiga, karena kepedulian terhadap orang

lain, individu yang memiliki prosocial values yang tinggi lebih mendahulukan

kepentingan orang lain dibandingkan kepentingannya sendiri (Bolino & Turnley,

2005; Bulan, Kamdar, Mayer, & Takeuchi, 2008, dalam Arthaud-Day et al., 2012).

Moorman menyebutkan dalam sebuah penelitian menunjukkan bukti

bahwa individu yang terlibat dalam OCB mendapatkan perlakuan yang baik dari

organisasi tempat bekerja (dalam Arthaud-Day et al., 2012). Akibatnya, prediktor

yang paling sering diidentifikasi dari OCB meliputi konstruksi sikap positif atau

faktor situasional yang mengarah pada perkembangan sikap positif anggota

perusahaan tersebut (Bolino, Turnley, & Niehoff, 2004; Organ & Ryan, 1995,

dalam Arthaud-Day, et al., 2012). Penelitian mengenai pengaruh individual values

terhadap organizational citizenship behavior telah dilakukan oleh Arthaud-Day, et

al., (2012), dalam penelitiannya menemukan adanya pengaruh yang signifikan

antara individual values terhadap organizational citizenship behavior, dimana

terdapat pengaruh positif terhadap tiga dimensi yang meliputi: benevolence,

achievement, dan self-direction. Sedangkan pengaruh negatif dapat pada dimensi

power.

Selain individual values, terdapat variabel lain yang mempengaruhi OCB.

Yaitu, employee engagement. Employee engagement diasumsikan sebuah

konstruk motivasi yang dimiliki oleh karyawan di tempat kerja. Employee

Page 19: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

5

engagement pada dasarnya merupakan suatu konsep motivasi yang menunjukkan

pembagian secara aktif seorang individu terhadap tugas yang berhubungan dengan

peran kerja (Christian et al., 2011, dalam Ariani 2013). Schaufeli, et al (2002)

mendefinisikan employee engagement sebagai keadaan motivasional yang positif

yang dikarakteristikan oleh adanya vigor, dedication, dan absorption. Schaufeli

juga menyebutkan karyawan yang terikat (engaged) pada organisasinya akan

melakukan sesuatu yang bahkan lebih dari yang diminta oleh organisasi

tempatnya bekerja, less sickness, produktivitasnya meningkat, serta memiliki

komitmen yang tinggi pada organisasinya.

Meningkatnya perdebatan mengenai employee engagement dalam

berbagai industri akademis maupun bisnis, terutama industri yang berorientasi

terhadap pelayanan. Hal ini terlihat dari banyaknya hasil penelitian yang

menyatakan bahwa employee engagement memiliki dampak yang besar pada hasil

kerja karyawan dan kesuksesan perusahaan, serta prestasi kerja dan produktivitas

staf (Bates 2004; Baumruk 2004; Harter et al 2002; Richman 2006, dalam Wang,

2011). Sebuah penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

antara employee engagement dan hasil yang diharapkan oleh karyawan maupun

organisasi. Bagi individu, employee engagement memiliki keterkaitan untuk

mengurangi burnout dan menurunkan kadar stres yang akan mempengaruhi

keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan (Rothbard, 2001; Sanchez &

McCauley, 2006; Schaufeli & Bakker, 2004, dalam Rurkkhum, 2010). Sedangkan

bagi organisasi, employee engagement berhubungan dengan rendahnya keinginan

untuk berpindah kerja (turnover) maupun pada tindakan turnover yang sebenarnya,

Page 20: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

6

kemudian meningkatnya produktivitas, meningkatkan kepuasan pelanggan,

pertumbuhan penjualan, dan laba perusahaan (Truss, Soane, Edwards, Wisdom,

Croll, & Burnett, 2006; Welbourne, 2007, dalam Rurkhum, 2010). Namun, hanya

sedikit yang diketahui mengenai kemungkinan hubungan antara kinerja dan

perilaku di dalam employee engagement.

Salah satu fenomena yang dialami karyawan yaitu gaya hidup

inividualisme dimana karyawan lebih cenderung mementingkan dirinya sendiri

dibandingkan orang lain. Dengan fenomena tersebut, peneliti ingin melihat apakah

dengan gaya hidup seperti itu, karyawan kasih memiliki perilaku OCB di

perusahaan tempatnya bekerja.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merasa penting untuk

melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Individual Values dan Employee

Engagement terhadap Organizational Citizenship Behavior”.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Untuk membatasi agar permasalahan penelitian tidak meluas, maka

masalah dalam penelitian ini dibatasi pada pengaruh individual values dan

employee engagement terhadap organizational citizenship behavior. Adapun

batasan konsep variabel yang menjadi objek penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Organizational citizenship behavior (OCB) yang dimaksud dalam penelitian

ini adalah perilaku bijaksana individu yang secara tidak langsung diakui oleh

bentuk penghargaan formal dan secara keseluruhan meningkatkan fungsi

efektif dari organisasi (Organ, 1988 dalam Organ, 1997), dengan dimensi-

Page 21: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

7

dimensinya yang meliputi: altruism, conscientiousness, sportsmanship,

courtesy, dan civic virtue.

2. Individual values yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu yang

diinginkan, tujuan yang bersifat transituasional, dan bervariasi dalam

kepentingan yang digunakan sebagai prinsip yang membimbing dalam

kehidupan manusia (Schwartz, 1992), dengan dimensi-dimensinya yang

meliputi: power, achievement, hedonism, stimulation, self-direction,

universalism, benevolence, tradition, conformity, dan security.

3. Employee engagement yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bentuk

keterlibatan karyawan yang ditandai oleh adanya hubungan antara energi dan

perasaan, serta kemampuan individu dalam menangani pekerjaannya dengan

baik (Schaufeli, 2002) dengan dimensi-dimensinya yang meliputi: vigor,

dedication, dan absorption.

4. Karakteristik subyek dalam penelitian ini adalah karyawan tetap, karyawan

yang telah bekerja minimal satu tahun, serta pendidikan minimal S1.

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan power terhadap organizational

citizenship behavior (OCB)?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan achievement terhadap OCB?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan hedonism terhadap OCB?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan stimulation terhadap OCB?

Page 22: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

8

5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan self-direction terhadap OCB?

6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan universalism terhadap OCB?

7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan benevolence terhadap OCB?

8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan tradition terhadap OCB?

9. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan conformity terhadap OCB?

10. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan security terhadap OCB?

11. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan vigor terhadap OCB?

12. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dedication terhadap OCB?

13. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan absorption terhadap OCB?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Tujuan umum dari dilakukannya penelitian ini, yaitu:

Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh Individual Values dan Employee

Engagement, terhadap Organizational Citizenship Behavior karyawan.

1.3.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari dilakukannya penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh power, achievement, hedonism, stimulation, self-

direction, universalism, benevolence, tradition, conformity dan security

terhadap OCB.

2. Untuk mengetahui pengaruh vigor, dedication, dan absorption terhadap OCB.

3. Untuk mengetahui pengaruh individual values dan employee engagement

terhadap OCB.

Page 23: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

9

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan

informasi keterkaitan antara individual values dan employee engagement

terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan. Selain itu,

penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pengemban teori

psikologi, khususnya yang berhubungan dengan psikologi industri dan

organisasi.

2. Manfaat praktis

Penelitian ini dapat menjadi gambaran mengenai perilaku karyawan sehingga

dapat diimplementasikan untuk melakukan modifikasi perilaku. Selain itu,

penelitian ini juga dapat dijadikan inspirasi bagi karyawan dalam

mengembangkan perilaku yang positif.

1.5 Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri atas 5 (lima) bab dengan sistematika penulisan

sebagai di bawah ini:

BAB I. PENDAHULUAN

Pada bab ini memuat latar belakang, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

Page 24: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

10

BAB II. LANDASAN TEORI

Pada bab ini memuat deskripsi teoritik individual values,

employee engagement dan organizational citizenship behavior,

kerangka berfikir, serta hipotesis penelitian.

BAB III. METODE PENELITIAN

Pada bab ini memuat penguraian mengenai populasi dan

sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengambilan

sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan teknik

analisis data.

BAB IV. HASIL PENELITIAN

Pada bab ini memuat hasil penelitian yang meliputi gambaran

subyek penelitian, analisis deskriptif, dan uji hipotesis penelitian.

BAB V. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Pada bab ini memuat keseluruhan isi penelitian dan

menyimpulkan hasil penelitian. Dalam bab ini juga akan dimuat

diskusi dan saran.

Page 25: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

11

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab dua peneliti akan memaparkan mengenai definisi, dimensi, faktor yang

mempengaruhi, manfaat serta pengukuran OCB, definisi, dimensi serta

pengukuran individual values, dan definisi, dimensi serta pengukuran employee

engagement.

2.1 Organizational Citizenship Behavior

2.1.1 Definisi organizational citizenship behavior

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan konsep yang

relatif baru dalam analisis kinerja yang fokus pada perilaku manusia terhadap

tindakan saling membantu tanpa mengharapkan imbalan atau upah. Konsep ini

pertama kali diperkenalkan pada pertengahan 1980-an oleh Organ dan telah

berkembang pesat pada tahun berikutnya (Chien, 2004). Menurut Organ, OCB

merupakan perilaku bijaksana individu yang secara tidak langsung diakui oleh

bentuk penghargaan formal dan secara keseluruhan meningkatkan fungsi efektif

dari organisasi (dalam Organ, 1997).

Izhar (dalam Chang, 2010) mendefinisikan OCB sebagai sebuah perilaku

organisasi yang bermanfaat di luar kewajiban formal seorang karyawan tanpa

jaminan imbalan. Sedangkan Sangmook (dalam Chang, 2010) mendefinisikan

OCB sebagai bentuk kontribusi karyawan terhadap efektifitas sebuah organisasi

yang dilakukan secara sukarela. Perilaku OCB merupakan nilai tambah bagi

karyawan yang mencerminkan salah satu bentuk perilaku prososial, yaitu perilaku

Page 26: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

12

sosial yang positif dan bermakna sebagai sebuah bantuan (Morrison dalam

Podsakoff, 2000).

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, peneliti menyimpulkan

bahwa perilaku OCB adalah perilaku di luar tugas yang telah ditentukan

perusahaan pada karyawan untuk meningkatkan fungsi efektif dari

organisasitanpa diakui oleh bentuk penghargaan formal. Dalam penelitian ini,

definisi OCB yang digunakan adalah perilaku bijaksana individu yang secara

tidak langsung diakui sebagai bentuk penghargaan formal dan secara keseluruhan

meningkatkan fungsi efektif dari organisasi.

2.1.2 Dimensi OCB

Podsakoff, MacKenzie, Moorman & Fetter (dalam Organ, 2006) mengemukakan

dimensi organizational citizenship behavior sebagai berikut:

1. Altruism, merupakan perilaku membantu karyawan lain secara sukarela atau

bersifat naluri yang berupa dorongan untuk memberikan bantuan kepada orang

lain. Perilaku tersebut ditunjukan dengan membantu individu tertentu, baik

atasan maupun rekan pada tugas atau masalah pekerjaan yang berkaitan

dengan organisasi maupun masalah pribadi (misalnya, selalu bersedia

memberikan pertolongan pada orang-orang disekitarnya, seperti membantu

tugas rekan kerja atau atasan yang overload serta tugas rekan yang tidak dapat

hadir kerja).

2. Conscientiousness, merupakan perilaku secara sadar dalam melakukan

aktifitas yang menguntungkan organisasi di luar kewajiban dan tugasnya (job

description). Dimensi ini menjelaskan bahwa terdapat perilaku sukarela di luar

Page 27: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

13

tugas wajib yang diberikan perusahaan serta kesediaan untuk bersedia

melakukan kegiatan yang menguntungkan organisasi (misalnya, mematuhi

peraturan organisasi, disiplin terhadap kehadiran dan waktu beristirahat dan

lain sebagainya).

3. Sportsmanship, merupakan perilaku sportif yang positif yang berisi mengenai

kerelaan untuk mentolerir keadaan yang kurang ideal, seperti tidak mengeluh

tentang penghinaan yang dirasakan. Karyawan dengan sikap sportif yang

tinggi akan berperilaku positif dan menghindari keluhan (misalnya, bersikap

positif dalam setiap pekerjaan, menghindari keluhan terhadap hal yang tidak

penting, menerima serta menjalani kenyataan yang tidak menyenangkan).

4. Courtesy, merupakan perilaku meringankan atau mencegah terjadinya

permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan baik terhadap rekan kerja

maupun pihak lain yang tidak terlibat dalam pekerjaan. Karyawan dengan

courtesy yang tinggi cenderung menghargai dan memperhatikan orang lain

(misalnya, mencegah timbulnya masalah antar rekan kerja, membantu

menyelesaikan masalah diantara rekan kerja serta menghargai orang lain).

5. Civic Virtue, merupakan sejauh mana bentuk perilaku karyawan yang

menunjukkan tanggung jawab, keterlibatan dan kepedulian terhadap

kelangsungan organisasi (misalnya, mengikuti dan mendukung/terlibat dalam

kegiatan organisasi, dan menjaga citra organisasi).

Terdapat beberapa manfaat organizational citizenship behavior bagi perusahaan.

Podsakoff (2000) mengemukakan manfaat OCB sebagai berikut:

Page 28: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

14

1. OCB dapat meningkatkan produktivitas kerja. Karyawan yang membantu

rekan kerjanya dapat mempercepat pekerjaan tersebutdan seiring berjalannya

waktu, perilaku menolong tersebut dapat membantu seluruh unit kerja atau

kelompok.

2. OCB dapat meningkatkan produktivitas manajerial. Manajer dapat menerima

saran yang berharga dari karyawan yang terlibat dalam civic virtue untuk

meningkatkan efektivitas unit kerjanya. Karyawan yang bersikap sopan dan

menghindari masalah dengan rekan kerja memungkinkan manajer mengalami

“krisis” manajemen.

3. OCB dapat mengurangi beban pekerjaan. Jika karyawan saling membantu

dalam menyelesaikan pekerjaan, maka manajer (atasan) tidak perlu terlibat

dalam pekerjaan tersebut.

4. OCB dapat meningkatkan efektivitas pekerjaan dalam organisasi. Perilaku

menolong yang muncul secara natural berguna untuk meningkatkan semangat

kelompok dan semangat kekompakan sehingga dapat meminimalisir energi dan

waktu bekerja.

5. OCB dapat berfungsi sebagai sarana yang efektif untuk melakukan koordinasi

kegiatan baik terhadap anggota maupun seluruh kelompok kerja dengan

berpartisipasi aktif dalam pertemuan unit kerja dalam rangka meningkatkan

efektivitas dan efisiensi dalam kelompok.

6. OCB dapat meningkatkan kemampuan organisasi untuk menarik dan

mempertahankan karyawan terbaik dengan membuat tempat bekerja yang lebih

Page 29: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

15

menarik bagikaryawan. Selain itu perilaku menolong juga dapat meningkatkan

semangat, kekompakan kelompok dan rasa memiliki diantara kelompok.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB

Menurut Podsakoff dkk (2000) terdapat empat faktor yang dapat mempengaruhi

OCB, yaitu:

1. Karakteristik individual.

Penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin mempengaruhi OCB yaitu,

wanita lebih memiliki perhatian terhadap perilaku menolong orang lain

dibandingkan dengan pria. Conversely, Kidder & McLean (dalam Podsakoff et

al, 2000) menyatakan bahwa faktor bawaan atau karakteristik psikologis

individu seperti kepribadian, kebutuhan psikologis dan sikap merupakan

prediktor dari OCB. Selain itu variabel demografis seperti masa jabatan,

tingkat pendidikan, jenis kelamin, usia dan jenis tempat tinggal memiliki

pengaruh terhadap OCB. Adapun variabel lain yang mempengaruhi OCB yaitu

indivdual values (Arthaud-Day, et at,. 20120) dan employee engagement

(Rurkkhum, 2010).

2. Karakteristik tugas.

Studi yang berfokus pada karakteristik tugas memberikan perbedaan

berdasarkan lima area, yaitu task feedback, task rutinization, intinsically

satisfying tasks, task interdependence, dan employee involvement. Hasil dari

penelitian tersebut menemukan bahwa employee involvement memperlihatkan

hubungan yang signifikan dengan OCB, sedangkan task rutinization

merupakan variabel yang memiliki hubungan negatif dengan OCB. Kemudian

Page 30: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

16

ditemukan juga bahwa task interdependence tidak memiliki pengaruh terhadap

OCB.

3. Karakteristik kepemimpinan.

Menurut Podsakoff (2000) perilaku kepemimpinan memiliki hubungan yang

signifikan dengan OCB. Podsakoff juga menyebutkan bahwa tranformational

leadership, leader-member exchange, “super” leadership, traditional path

goal leadership dan subtitutes for leadership memliki hubungan dengan OCB.

Namun, “super” leadership tidak memiliki hubungan dalam menampilkan

OCB dalam organisasi.

4. Karakteristik organisasi.

Penelitian sebelumnya menemukan bahwa organization formalization,

organization flexibility, dan advisor/staff support tidak menunjukkan tanda

yang konsisten terhadap OCB. Disisi lain, perceived organizational support

(POS) menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap OCB. Hubungan

tersebut dapat dilihat pada dimensi altruism yang dikemukakan oleh Settoon,

Bennett dan Liden sebagai OCB-I, dimana “I” menunjukkan interaksi terhadap

individu dan bukan dengan organisasi (Podsakoff et al, 2000).

2.1.4 Pengukuran OCB

Dalam jurnal penelitian yang berjudul Individual Values and Social Exchange

Variables: Examining Their Relationship to and Mutual Effect on In-Role

Performance and Organizational Citizenship Behavior (William & Anderson,

dalam Cohen & Keren, 2008), menggunakan alat ukur OCB yang dikembangkan

oleh William dan Anderson (1991), Morrison (1993) dan Organ dan Konovsky

Page 31: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

17

(1989) yang terdiri dari 32 item pengukuran. Alat ukur ini menggunakan skala

Likert dengan rentang poin 1 (tidak pernah) sampai 5 (selalu).

Pengukuran OCB yang pernah digunakan adalah William dan Anderson

(dalam Cohen & Keren, 2008) mengemukakan bahwa pengukuran OCB yang baik

harus mencakup item yang mewakili perilaku intra-role karena seperti analisis

yang akan mengklarifikasi apakah responden dibedakan antara intra-role dan

extra-role. Saran yang dikemukakan oleh William dan Anderson sangat didukung

oleh Morrison (1994), yang menemukan bahwa batas antara perilaku intra-role

dan extra-role tersebut tidak jelas dan bervariasi dari satu karyawan ke karyawan

lain dan antara karyawan dengan supervisor. Van Dyne, Cummings, dan Taman

(1995) menyatakan bahwa Williams dan Anderson (1991) OCBI-OCBO

memberikan perbedaan yang berguna antara berbagai implementasi dari OCB.

Temuan ini menunjukkan bahwa karyawan biasanya dianggap sebagai warga

organisasi yang baik mungkin hanya melakukan apa yang mereka anggap sebagai

komponen dari pekerjaan mereka. Oleh karena itu, daftar 32 skala item yang

dikembangkan oleh Williams dan Anderson (1991), Morrison (1993), dan Organ

dan Konovsky (1989) dan beberapa item yang dikembangkan secara khusus untuk

penelitian ini. Setiap item diukur pada skala mulai dari 1 (tidak pernah) sampai 5

(selalu). 32 item, tersebut menjadi sasaran analisis faktor eksplorasi (rotasi

varimax).

Pada tahun 1990, Podsakoff, MacKenzie, Moorman, dan Fetter melakukan

penelitian penting dengan menggunakan lima dimensi OCB: altruism (5 item),

courtesy (5 item), civic virtue (4 item), sportsmanship (5 item), dan

Page 32: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

18

conscientiousness (5 item). Skala ini menggunakan skala likert 7-poin mulai dari

sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju. Contoh item dalam skala

Podsakoff et al,. (1990) meliputi: mematuhi peraturan perusahaan bahkan ketika

tidak ada yang mengawasi, menghadiri pertemuan-pertemuan yang tidak wajib

tetapi dianggap penting, memperhatikan bagaimana perilakunya mempengaruhi

pekerjaan orang lain, dan rela membantu orang lain yang memiliki masalah kerja

terkait. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan adaptasi alat ukur OCB

berdasarkan konstruk William dan Anderson (1991), sesuai dengan kebutuhan

peneliti dalam mengukur OCB.

2.2 Individual Values

2.2.1 Definisi values

Nilai (values) merupakan ukuran standar evaluatif yang berhubungan dengan

pekerjaan atau lingkungan pekerjaan dimana individu dapat memisahkan mana

yang benar atau dapat mengetahui pentingnya pilihan-pilihan yang ada (Dose,

dalam Salzainna 2004). Menurut Schwartz (1992) nilai merupakan sesuatu yang

diinginkan, tujuan yang bersifat transituasional, dan bervariasi dalam kepentingan

yang digunakan sebagai prinsip yang membimbing dalam kehidupan manusia.

Teori nilai milik Schwartz merupakan teori nilai yang memperhatikan kebudayaan

yang ada di seluruh negara.

Fegg et al., (dalam Kaygin & Gulluce, 2013) mendefinisikan nilai

individu sebagai bentuk tujuan yang penting bagi suatu individu atau representasi

mental yang berpengaruh terhadap perbuatan seseorang. Keduanya dianggap

sebagai sumber emosional dan intelektual yang mengarahkan kehidupan manusia.

Page 33: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

19

Nilai individu merupakan dasar sudut pandang individu yang merupakan bagian

integral dari perilaku individu tersebut pada awal proses pengambilan keputusan

(Hall ve Davis, dalam Kaygin & Gulluce, 2013). Nilai individu didefinisikan

sebagai bentuk cita-cita, konsep, serta elemen atau bagian yang sangat penting

bagi kehidupan individu (Huseyniklioglu, dalam Kaygin & Gulluce, 2013). Oleh

karena itu, nilai individu dianggap sebagai faktor yang dapat membentuk dan

meningkatkan pemahaman mengenai perilaku seseorang.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa individual values adalah bentuk evaluasi seorang individu

terhadap pekerjaan maupun lingkungan pekerjaan yang didasarkan pada norma

yang ada dan pemikiran yang dimilikinya. Sehingga individu tersebut dapat

memisahkan antara yang benar dan salah. Dalam penelitian ini, definisi individual

values yang digunakan adalah sesuatu yang diinginkan individu yang bersifat

transituasional dan bervariasi dalam kepentingan yang digunakan sebagai prinsip

yang membimbing kehidupan manusia.

2.2.2 Dimensi individual values

Schwartz (2012) membagi dimensi individual values menjadi sepuluh dimensi.

Adapun penjelasannya sebagai berikut di bawah ini.

1. Power, merupakan status sosial dan martabat, kontrol atau dominasi terhadap

orang lain dan sumber daya lainnya. Misalnya pemeliharaan citra diri,

pengakuan terhadap lingkungan sosial, kekuasaan, kemakmuran, serta

kekuatan sosial.

Page 34: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

20

2. Achievement, merupakan kesuksesan personal dengan cara memperlihatkan

kompetensinya sesuai dengan standar sosial. Misalnya ambisius, kesuksesan,

kemampuan, pintar, dan berpengaruh.

3. Hedonism, merupakan kepuasan dan kesenangan terhadap diri sendiri

berkaitan dengan fisik. Misalnya berupa kesenangan dan menikmati hidup.

4. Stimulation, merupakan bentuk kegembiraan, menyukai hal baru dan

tantangan kehidupan. Misalnya gairah hidup, keberagaman hidup, serta

keberanian.

5. Self-direction, merupakan bentuk pemikiran dan pemilihan tindakan yang

bersifat independen, penciptaan dan eksplorasi. Misalnya respek terhadap diri

sendiri, memilih tujuan sendiri, kreativitas, keingintahuan, kebebasan, dan

independen.

6. Universalism, merupakan pemahaman, penghargaan, toleransi dan

perlindungan terhadap kesejahteraan orang dan lingkungan. Misalnya,

keharmonisan, keadilan sosial, kedamaian dunia, perlindungan pada

lingkungan, kesetaraan, berwawasan luas, penyatuan dengan alam, keindahan

dunia, dan kebijaksanaan.

7. Benevolence, merupakan pemeliharaan dan peningkatan pada kesejahteraan

orang lain yang ditujukan bagi mereka yang sering berhubungan dengan

individu tersebut. Misalnya kejujuran, memaafkan, loyal, kehidupan spiritual,

suka menolong, bertanggung jawab, pemaknaan dalam hidup, pertemanan

sejati, dan cinta yang matang.

Page 35: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

21

8. Tradition, merupakan rasa hormat, komitmen dan penerimaan pada kebiasaan

dan ide yang diberikan oleh agama dan budaya. Misalnya menerima kodrat

diri dalam hidup, moderat, beriman, tidak mudah terpengaruh, menghormati

tradisi, serta sederhana.

9. Conformity, merupakan pengendalian terhadap tindakan dan dorongan impuls

yang memiliki kecenderungan pada perilaku menyakiti orang lain dan

melanggar norma dan sosial. Misalnya, kepatuhan, penghormatan pada yang

lebih tua, kesopanan, dan juga disiplin pada diri sendiri.

10. Security, merupakan rasa aman, harmoni, dan stabilitas terhadap masyarakat

sekitar, interaksi dengan orang lain dan pada diri sendiri. Misalnya jaminan

keamanan nasional, rasa memiliki, balasan dari dukungan, peraturan sosial,

jaminan keamanan keluarga, serta kesehatan.

2.2.3 Pengukuran individual values

Dalam membangun teori individual values, Schwartz membuat sendiri alat ukur

untuk mengukur individual values. Alat ukur yang pertama yaitu Schwartz Value

Survey (SVS). Konstruk alat ukut SVS berdasarkan konstruk dari sepuluh definisi

tipe nilai yang bersifat universal. Untuk membentuk SVS, Schwartz mengadopsi

item nilai dari Rokeach Value Survey (Schwartz, 1992). Terdapat 56 nilai yang

dibuat dalam SVS, 21 diantaranya merupakan adopsi dari item Rokeach Value

Survey. 56 nilai tersebut merupakan nilai spesifik yang mewakili sepuluh item

pada teori individual values Schwartz. Alat ukur ini menggunakan skala Likert

dengan rentang 9 poin yang didasarkan pada 9 skala pilihan (Schwartz, 1992).

Page 36: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

22

Alat ukur kedua yang dibuat yaitu Portrait Value Questionnaire (PVQ).

PVQ dibuat karena format SVS terlalu kompleks dan abstrak bagi orang yang

berusia muda (Liem et.al., 2011). PVQ diciptakan untuk mengurangi

kompleksitas kognitif item pada SVS, dengan menyajikan bentuk verbal singkat

terhadap individu yang berbeda. Di dalamnya terdiri dari tujuan, aspirasi, atau

harapan individu yang menunjukkan secara implisit/jelas pentingnya suatu nilai.

PVQ langsung berhubungan dengan nilai yang ada, memberikan gambaran

mengenai orang lain dibandingkan pengertian nilai yang abstrak (Schwartz et.al.,

2001). Gambaran seseorang digambarkan dalam dua kalimat. Salah satu kalimat

menggunakan kata seperti : "adalah hal yang penting baginya". Kalimat yang lain

menggunakan "dia fikir"; dia percaya". Untuk tiap gambar, responden harus

menjawab pertanyaan : "sampai mana kamu menyukai orang ini?". Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan PVQ sebagai alat ukur untuk mengukur

individual values.

2.3 Employee Engagement

2.3.1 Definisi employee engagement

Schaufeli (2002) mendefinisikan employee engagement sebagai bentuk

keterlibatan karyawan yang ditandai oleh adanya hubungan antara energi dan

perasaan, serta kemampuan individu dalam menangani pekerjaannya dengan baik.

Kahn (1990) mendefinisikan employee engagement sebagai keadaan psikologis

karyawan untuk berperan di dalam pekerjaan yang melibatkan ekspresi diri secara

fisik (physical), kognitif (cognitive), dan emosi (emotional). Kahn juga

menyatakan bahwa employee engagement merupakan bentuk kesiapan individu

Page 37: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

23

untuk memberikan tenaga pribadi dalam bentuk waktu dan usaha agar dapat

menyelesaikan tugasnya.

Robinson et al., 2004 (dalam Markos & Sridevi, 2010) mendefinisikan

employee engagement sebagai sikap positif karyawan terhadap organisasi dan

nilai yang dimiliki oleh organisasi tersebut. Karyawan yang terlibat di dalam

pekerjaannya, mengetahui konteks bisnis dan bagaimana cara bekerja dengan

rekannya untuk meningkatkan kinerja yang berkaitan dengan kepentingan

organisasi. Dalam hal ini, organisasi harus berusaha mengembangkan dan

memelihara keterlibatan yang membutuhkan hubungan dua arah antara atasan dan

bawahan. Menurut Macey dan Schneider (2008, dalam Soyalp, 2009) employee

engagement memiliki dua komponen, yaitu sikap dan perilaku. Employee

engagement didefinisikan sebagai suatu kondisi yang diinginkan yang memiliki

tujuan terhadap organisasi serta adanya keterlibatan, komitmen, semangat,

antusiasme, upaya terfokus, dan energi yang dimiliki oleh seorang karyawan.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan, peneliti menyimpulkan

bahwa employee engagement adalah bentuk keterlibatan karyawan di dalam

pekerjaan yang berupa tindakan, pikiran dan emosi untuk mencapai keberhasilan

organisasi tersebut. Dalam penelitian ini, definisi employee engagement yang

digunakan adalah bentuk keterlibatan karyawan yang ditandai oleh adanya

hubungan antara energi dan perasaan, serta kemampuan individu dalam

menangani pekerjaannya dengan baik.

Page 38: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

24

2.3.2 Dimensi employee engagement

Schaufeli et al,. (2006) membagi dimensi employee engagement menjadi tiga, yaitu:

1. Vigor, merupakan bentuk keinginan untuk memberikan usaha dan kegigihan ketika

menghadapi berbagai kesulitan di dalam bekerja. Misalnya kemauan untuk

menginvestasikan tenaga dan tidak mudah lelah dalam bekerja.

2. Dedication, merupakan bentuk kesediaan dalam bekerja yang ditandai oleh adanya

rasa antusias, inspirasi, bangga, serta adanya perasaan tertantang untuk memberikan

hasil yang terbaik terhadap pekerjaan yang dilakukan. Sehingga individu tersebut

merasa bahwa pekerjaannya sangat berarti.

3. Absorption, merupakan bentuk konsentrasi penuh (fokus) dan kebanggaan terhadap

pekerjaannya. Sehingga individu tersebut akan semakin merasa terikat dengan dengan

pekerjaan yang dimilikinya.

2.3.3 Pengukuran employee engagement

Dalam jurnal penelitian yang berjudul The Measurement Of Work Engagement

With A Short Questionnaire (Schaufeli, Bakker & Salanova, 2006), menggunakan

alat ukur Utrecht Work Engagement Scale (UWES) yang dikembangkan oleh

Schaufeli, Bakker, dan Salanova (2006) yang terdiri dari 17 item pengukuran dan

didasarkan pada ketiga dimensi yang dimiliki oleh employee engagement, yaitu

vigor (kekuatan), dedication (dedikasi), dan absorption (ketekunan). Alat ukur ini

menggunakan skala Likert dengan rentang 7 poin yang memiliki nilai Alpha

Cronbach berkisar antara 0.80 dan 0.90. Peneliti melakukan adaptasi alat ukur

employee engagement berdasarkan konstruk Schaufeli, Bakker, dan Salanova

(2006), sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam mengukur employee engagement.

Page 39: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

25

2.4 Kerangka Berpikir

Perilaku individu dalam sebuah organisasi yang bersifat positif pada umumnya

memberikan keuntungan lebih bagi organisasi. Tindakan tersebut tidak selalu

bersifat menuntut karyawan, namun sering dilakukan secara sukarela dan saling

membantu tanpa mengharapkan dibayar atau mendapatkan upah yang lebih yang

disebut dengan organizational citizenship behavior (OCB). OCB merupakan

tindakan sukarela dan keinginan untuk membantu tanpa meminta untuk dibayar

atau mendapatkan upah atas apa yang telah dilakukannya. Perilaku tersebut

merupakan nilai tambah bagi karyawan yang mencerminkan salah satu bentuk

perilaku prososial, yaitu perilaku sosial yang positif dan bermakna sebagai

bantuan dengan tujuan meningkatkan efektifitas fungsi organisasi. Meskipun

OCB pada umumnya tidak ditujukan sebagai tugas resmi karyawan, sikap tersebut

tetap penting bagi keberhasilan organisasi.

Salah satu variabel yang mempengaruhi OCB adalah individual values

(nilai individu) (Arthaud-Day et al., 2012). Individual values merupakan dasar

sudut pandang individu yang merupakan bagian integral dari perilaku individu

tersebut pada awal proses pengambilan keputusan. Menurut Schwartz dan Bilsky

values sangat terkait dengan OCB karena values merupakan ekspresi kognitif

respon manusia untuk melakukan interaksi sosial (dalam Arthaud-Day, 2012).

Individual values memiliki sepuluh dimensi, yaitu power, achievement,

stimulation, self-direction, universalism, benevolence, tradition, conformity dan

security. Pada dimensi power diduga dapat berpengaruh positif terhadap OCB.

Individu pada dimensi power memiliki keinginan untuk berkuasa dan menjadi

Page 40: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

26

seorang pemimpin. Individu pada dimensi ini diduga memiliki motivasi yang

besar dalam bekerja. Oleh karena itu, power diharapkan dapat terkait dengan OCB

yang rendah dan memberikan pengaruh yang positif.

Individu pada dimensi achievement memiliki dorongan kesuksesan

personal dengan cara memperlihatkan kompetensinya sesuai dengan standar sosial.

Karyawan dengan nilai achievement tinggi menunjukkan OCB yang tinggi pula.

Arthaud-Day et al,. (2012) juga berasumsi bahwa orang-orang dengan nilai

achievement yang tinggi juga akan termotivasi untuk terlibat dalam kegiatan

memaksimalkan fungsi organisasi. Karyawan dengan nilai achievement tinggi

mampu merespon dengan baik peluang untuk mengembangkan keterampilan yang

baru dan akan memberikan pengaruh positif pada OCB. Sebaliknya, individu

dengan achievement rendah menunjukkan sikap pesimis dan tidak termotivasi

dengan kegiatan yang memaksimalkan fungsi organisasi.

Individu pada hedonism memiliki keinginan untuk memenuhi kepuasan

dan kesenangan menikmati hidup. Dari analisa yang dilakukan, hedonism hanya

mengarah pada satu titik, yaitu kesenangan. Individu dengan hedonism tinggi akan

merasakan hidupnya beragam dan sangat menikmati kehidupannya. Sebaliknya,

individu dengan hedonism rendah menunjukkan hidupnya tidak beragam dan

cenderung membosankan. Dimensi ini dapat memberikan pengaruh negatif pada

OCB, karena perilaku tersebut menimbulkan sikap enggan membantu rekan kerja

dan mengutamakan kesenangan pribadi.

Individu dengan stimulation menunjukkan rasa senang atas pengalaman

yang menarik dan melakukan aktivitas yang berbeda-beda agar mendapatkan hal

Page 41: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

27

baru dalam hidupnya. Stimulation merupakan kebutuhan orgnisme yang dianggap

sebagai stimulasi untuk mempertahankan aktifasi optimal. Hal ini diduga dapat

memberikan pengaruh positif pada OCB. Sebaliknya, individu dengan nilai

stimulation rendah cenderung kurang merasakan kebahagiaan dan merasa

hidupnya tidak menarik.

Individu dengan tingkat self-direction tinggi menunjukkan level OCB

yang tinggi pula, serta menunjukkan kreatifitas, kemandirian, dan cenderung

menginginkan kebebasan dalam kehidupannya, serta memilih untuk menetapkan

tujuannya masing-masing dan mengidentifikasi peluang agar memperluas peran

OCB karyawan dalam organisasi. Sebaliknya, karyawan dengan self-direction

rendah dikategorikan sebagai karyawan yang menunjukkan tidak adanya antusias

dalam bekerja sehingga menunjukkan OCB yang rendah (Arthaud-Day, et al.,

2012).

Pada dimensi universalism diduga diturunkan dari kebutuhan

kelangsungan hidup kelompok individu. Individu dengan universalism yang tinggi

akan memberikan pengaruh yang tinggi pada OCB dengan menunjukkan perilaku

harmonis, melindungi orang lain dan lingkungannya serta bersikap bijaksana.

Sebaliknya, individu dengan universalism yang rendah menunjukkan sikap tidak

peduli dengan orang lain, ketika keberadaannya tidak diterima oleh orang

disekitarnya akan memunculkan perselisihan serta bertindak kurang cermat dan

tidak teliti dengan pekerjaannya.

Pada dimensi benevolence diduga dapat memberikan pengaruh positif,

semakin baik nilai benevolence yang dimiliki seorang karyawan maka akan

Page 42: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

28

diterima secara positif dan diperkuat oleh rekan sesama karyawan yang juga

memiliki nilai benevolence yang tinggi. Individu dapat mengekspresikan

keinginannya untuk membantu rekan kerjanya agar dapat mendorong terciptanya

lingkungan kerja yang harmonis dan terlibat dalam OCB. Sedangkan menurut

Snyder karyawan dengan benevolence rendah tidak dapat memberikan pengaruh

yang baik terhadap OCB di dalam organisasi (dalam Arthaud-Day, et al., 2012).

Pada dimensi tradition diduga dapat memberikan pengaruh positif pada

OCB. Sikap yang terlihat dari individu yang memiliki nilai tradition yang tinggi

adalah rasa hormat, komitmen, dan terbuka untuk menerima kebiasaan dan ide-ide

budaya seseorang atau menghormati tradisi orang lain, rendah hati dan taat.

Dengan perilaku tersebut, individu diharapkan dapat memunculkan OCB dalam

suatu perusahaan. Individu dengan tradition rendah cenderung tertutup dengan

kebiasaan dan budaya orang lain, angkuh dan tidak taat dalam beragama.

Pada dimensi conformity individu dapat memunculkan pengendalian

terhadap dorongan impuls yang memiliki kecenderungan menyakiti orang lain dan

melanggar ekspektasi norma dan sosial. Karyawan dengan nilai conformity tinggi

menunjukkan OCB yang tinggi pula. Karyawan dengan nilai conformity yang

tinggi cenderung mampu menahan diri serta menunjukkan kesopanan ketika

berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan sikap ini, individu diharapkan dapat

memunculkan OCB dilingkungan kerja. Sebaliknya, individu dengan conformity

rendah cenderung menunjukkan sikap yang tidak sopan dan tidak memiliki aturan

ketika berinteraksi dengan orang lain yang bahkan lebih tua dari usianya.

Page 43: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

29

Individu pada dimensi security memiliki kecenderungan untuk hidup

dalam lingkungan yang aman dan menghindari peristiwa yang dapat mengancam

keselamatannya. Individu dengan nilai security tinggi akan merasakan hidup yang

harmonis serta rasa aman dari ancaman lingkungan sekitarnya. Sebaliknya,

individu dengan nilai security rendah akan merasakan kekhawatiran dalam

hidupnya karena tidak memiliki rasa aman dan keselamatan dari orang-orang

disekitarnya. Dimensi security diduga dapat memberikan pengaruh positif pada

OCB dengan kecenderungan ingin memiliki lingkungan yang harmonis.

Variabel lainnya yang turut mempengaruhi OCB adalah employee

engagement. Employee engagement merupakan komitmen dan ikatan emosional

individu terhadap organisasi tempatnya bekerja. Employee engagement didasari

oleh tiga dimensi, yaitu vigor, dedication, dan absorption. Vigor ditandai dengan

tingginya tingkat energi dan ketahanan mental karyawan saat bekerja, kemauan

untuk membantu pekerjaan orang lain dan mampu mengatasi kesulitan ketika

bekerja. Individu dengan vigor yang tinggi mampu menyelesaikan pekerjaan

dengan baik. Sebaliknya, individu dengan vigor yang rendah tidak mampu

menyelesaikan pekerjaan dan tidak memiliki ketahanan mental saat bekerja.

Dedication ditandai dengan keinginan untuk terlibat dalam sebuah pekerjaan

ditandai dengan antusiasme, inspirasi, rasa banga, dan tantangan, sehingga merasa

pekerjaan yang sedang dilakukannya sangat berarti. Individu dengan dedication

yang rendah tidak memiliki gairah dengan pekerjaannya. Absorption merupakan

keadaan optimal yang ditandai dengan perhatian yang fokus, pikiran yang jernih,

Page 44: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

30

sehingga menimbulkan konsentrasi penuh, mau mengerjakan pekerjaan orang lain

dan merasa sulit untuk memisahkan diri dengan pekerjaannya.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka bagan kerangka berfikir dapat

digambarkan sebagai berikut:

Individual Values

Employee Engagement

Vigor

Dedication

Absorption

Gambar 2.1 Bagan kerangka berpikir pengaruh invidual values terhadap

organizational citizenship behavior.

Power

Achievement

Hedonism

Stimulation

Self-direction

Universalism

Benevolence

Tradition

Conformity

Security

Organizational

Citizenship

Behavior

Page 45: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

31

2.5 Hipotesis Penelitian

Ha1: Terdapat pengaruh yang signifikan power terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) pada karyawan.

Ha2: Terdapat pengaruh yang signifikan achievement terhadap OCB pada

karyawan.

Ha3: Terdapat pengaruh yang signifikan hedonism terhadap OCB pada

karyawan.

Ha4: Terdapat pengaruh yang signifikan stimulation terhadap OCB pada

karyawan.

Ha5: Terdapat pengaruh yang signifikan self-direction terhadap OCB pada

karyawan.

Ha6: Terdapat pengaruh yang signifikan universalism terhadap OCB pada

karyawan.

Ha7: Terdapat pengaruh yang signifikan benevolence terhadap OCB pada

karyawan.

Ha8: Terdapat pengaruh yang signifikan tradition terhadap OCB pada

karyawan.

Ha9: Terdapat pengaruh yang signifikan conformity terhadap OCB pada

karyawan.

Ha10: Terdapat pengaruh yang signifikan security terhadap OCB pada

karyawan.

Ha11: Terdapat pengaruh yang signifikan vigor terhadap OCB pada karyawan.

Ha12: Terdapat pengaruh yang signifikan dedication terhadap OCB pada

karyawan.

Ha13: Terdapat pengaruh yang signifikan absorption terhadap OCB pada

karyawan.

Page 46: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang populasi, sampel, teknik sampling, variabel

penelitian, definisi operasional variabel, uji validitas intrumen, teknik analisis data,

serta prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian.

3.1 Target Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.1.1 Target populasi dan sampel penelitian

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan PT. TELKOM Gatot

Subroto dengan jumlah populasi 4.400 karyawan. Pada saat penelitian, peneliti

tidak mendapatkan izin untuk memberikan angket secara langsung pada karyawan

karena perusahaan tersebut sedang dalam masa penutupan buku bulanan.

Kemudian peneliti membagikan angket sebanyak 300. Namun angket yang

kembali sebanyak 220 angket. Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini

berstatus karyawan tetap, telah bekerja minimal satu tahun dan pendidikan

terakhir sarjana (S1).

3.1.2 Teknik pengambilan sampel

Sampel dalam penelitian ini yaitu karyawan PT. TELKOM yang berjumlah 220

orang. Adapun proses penarikan sampel yang peneliti gunakan berjenis non

probability sampling, dimana semua anggota populasi tidak memiliki peluang

untuk ditetapkan sebagai sampel penelitian (Bungin, 2006). Digunakan teknik non

probability sampling karena peneliti tidak mampu menjangkau semua anggota

populasi dalam pengambilan sampel.

Page 47: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

33

3.2 Variabel Penelitian

Dependent variable dalam penelitian ini yaitu organizational citizenship behavior

(OCB), sedangkan independent variable penelitian ini meliputi power,

achievement, hedonism, stimulation, self-direction, universalism, benevolence,

tradition, conformity, security, vigor, dedication dan absorption.

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel penelitian yang akan digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Organizational Citizenship Behavior

Merupakan tindakan lain di luar kewajiban seorang karyawan dalam bentuk

pemberian bantuan kepada orang lain tanpa mengharapkan suatu imbalan yang

secara tidak langsung diakui sebagai bentuk penghargaan formal dan secara

keseluruhan meningkatkan fungsi efektif dari organisasi, yang meliputi: altruism,

conscientiousness, sportsmanship, courtesy, dan civic virtue.

Dimensi altruism memiliki indikator membantu orang lain yang

pekerjaannya banyak (overload) dan menggantikan rekan kerja yang tidak masuk,

dimensi conscientiousness memiliki indikator menghargai waktu dengan datang

tepat pada waktunya, mematuhi peraturan organisasi, teliti dalam bekerja,

memiliki keinginan bekerja di luar waktu yang telah ditetapkan, dimensi

sportsmanship memiliki indikator sedikit mengeluh, detail, tidak mencari

kesalahan dalam perusahaan, dan tidak membesarkan permasalahan di luar

proporsinya, dimensi courtesy memiliki indikator memiliki kemampuan berfikir

analitis, memiliki sikap jujur, menghindari konflik, serta dimensi civic virtue

Page 48: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

34

memiliki indikator mengikuti aktivitas organisasi dan memperhatikan

perkembangan organisasi.

2. Individual Values

Merupakan bentuk evaluasi seorang individu terhadap pekerjaan maupun

lingkungan pekerjaan yang didasarkan pada norma yang ada dan pemikiran yang

dimilikinya dan sesuatu yang diinginkan individu yang bersifat transituasional dan

bervariasi dalam kepentingan yang digunakan sebagai prinsip yang membimbing

kehidupan manusia, yang meliputi: power, achievement, hedonism, stimulation,

self-direction, universalism, benevolence, tradition, conformity dan security.

Dimensi power memiliki jiwa kepemimpinan, memiliki keinginan untuk

berkuasa, dan memiliki keinginan untuk hidup makmur, dimensi achievement

memiliki ambisi yang kuat, memiliki keinginan untuk sukses dan ingin

menunjukkan kemampuan diri, dimensi hedonism memiliki indikator menyukai

berbagai hal yang memiliki unsur kesenangan dalam hidup, dimensi stimulation

memiliki indikator menyukai berbagai hal yang baru, menyukai tantangan dan

berani mengambil resiko, dimensi self-direction memiliki indikator memiliki

kreativitas, tidak terpengaruh oleh orang lain (independent), berjiwa bebas, dan

memiliki rasa ingin tahu yang kuat, dimensi universalism memiliki indikator

bersikap adil, menghargai perbedaan, memiliki kecintaan terhadap lingkungan,

memiliki keinginan untuk hidup damai dan memberikan perlindungan bagi orang

lain, dimensi benevolence memiliki indikator suka menolong, loyal terhadap

teman dekat, jujur dan berjiwa pemaaf, dimensi tradition memiliki indikator

bersyukur terhadap apa yang telah didapatkan, mentaati ajaran agama,

Page 49: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

35

menghormati tradisi, sederhana dan rendah hati, dimensi conformity memiliki

dimensi taat terhadap peraturan dan memiliki sopan santun, serta dimensi security

memiliki indikator jaminan keamanan sosial, menyukai kerapihan dan jaminan

kesehatan.

3. Employee engagement

Merupakan bentuk keterlibatan karyawan di dalam pekerjaan yang berupa

tindakan, pikiran dan emosi untuk mencapai keberhasilan organisasi tersebut,

serta kemampuan individu dalam menangani pekerjaannya dengan baik, yang

meliputi: vigor, dedication, dan absorption.

Dimensi vigor memiliki indikator tidak mudah menyerah, merasa betah

saat bekerja dan tidak cepat jenuh dengan pekerjaannya, dimensi dedication

memiliki indikator memiliki antusiasme yang tinggi, mampu menghasilkan

gagasan baru, bangga terhadap sesuatu yang dikerjakannya dan bersedia

menerima tugas dan tanggung jawab, dimensi absorption memiliki indikator

berhubungan baik dengan atasan, rekan kerja serta bawahan, berkonsentrasi dalam

bekerja (fokus), menganggap pekerjaan yang dijalani menyenangkan, dan merasa

nyaman terhadap pekerjaannya.

3.4 Intrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

kuesioner dengan menggunakan model skala Likert yang telah dimodifikasi. Pada

skala penelitian ini digunakan empat alternatif pilihan jawaban. Dalam kuesioner

yang menggunakan skala Likert tidak ada jawaban yang dianggap paling benar

atau paling salah. Cara menjawabnya yaitu dengan memberikan tanda silang (X)

Page 50: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

36

pada salah satu alternatif pilihan jawaban yang sudah disediakan. Item disusun

dalam bentuk pernyataan favorable (positif) dan unfavorable (negatif). Skor untuk

alternatif pilihan jawaban dalam pernyataan favorable dan unfavorable dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.1.

Skor Pengukuran Skala Alternatif

Pilihan Jawaban

Pernyataan

Favorable Unfavorable

Sangat tidak sesuai 1 4

Tidak sesuai 2 3

Sesuai 3 2

Sangat sesuai 4 1

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga jenis

alat ukur. Ketiga alat ukur tersebut diadaptasi dari alat ukur penelitian sebelumnya,

yang dijelaskan sebagai berikut.

3.4.1 Alat ukur OCB

Untuk mengukur OCB, peneliti mengadaptasi dari alat ukur skala Ogranizational

Citizenship Behavior (OCB) berdasarkan alat ukur yang peneliti dapat dari

Podsakof (1990). Skala Ogranizational Citizenship Behavior berjumlah 24 item

dan telah dimodifikasi menjadi 30 item. Pilihan jawaban yang digunakan peneliti

berdasarkan model skala Likert yang telah dimodifikasi dibuat sebanyak 4 pilihan

jawaban, yaitu sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), sesuai (S), dan sangat

sesuai (SS).

Page 51: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

37

Tabel 3.2.

Blue Print Skala Organizational Citizenship Behaviour

No. Dimensi Indikator Item Jumlah

Fav Unfav

1

Altruism: perilaku membantu

karyawan lain secara sukarela atau bersifat naluri yang berupa

dorongan untuk memberikan

bantuan kepada orang lain

Membantu rekan kerja 1, 10, 15,

23 6

Menggantikan rekan kerja yang tidak hadir

13 30

2

Conscientiousness: perilaku secara

sadar dalam melakukan aktifitas yang menguntungkan organisasi

diluar kewajiban dan tugas

Mematuhi peraturan yang berlaku 22

6 Teliti 3, 24

Giat 18, 21 26

3

Sportsmanship: perilaku sportif

yang positif yang berisi mengenai

kerelaan untuk mentolerir keadaan yang kurang ideal, seperti tidak

mengeluh tentang penghinaan yang

dirasakan. Karyawan dengan sikap sportif yang tinggi akan

berperilaku positif dan

menghindari keluhan.

Toleransi terhadap masalah kecil

2, 19

6

Sedikit mengeluh

4

Tidak mencari kesalahan

7, 16

Tidak membesarkan masalah 27

4

Courtesy: perilaku meringankan

atau mencegah terjadinya

permasalahan yang berkaitan dengan pekerjaan baik terhadap

rekan kerja maupun pihak lain

yang tidak terlibat dalam pekerjaan

Analitis 8, 20

6 Jujur 14

Menghindari konflik 5, 17 28

5

Civic virtue: sejauh mana bentuk

perilaku yang menunjukkan

tanggung jawab, keterlibatan dan kepedulian terhadap kelangsungan

organisasi

Aktif 11 29

6 Mengikuti perkembangan

organisasi 6, 9, 12 25

TOTAL 30

3.4.2 Alat ukur Individual Values

Untuk mengukur Individual Values, peneliti mengadaptasi dari alat ukur Portrait

Value Questionnaire (PVQ) milik Schwartz (Schwartz et. al., 2001). Dalam

kuesioner yang dikembangkan Schwartz terdapat instruksi untuk memilih

pernyataan gambaran seseorang yang mirip dengan subjek. Adapun format pada

pengukuran ini menggunakan model skala Likert yang telah dimodifikasi dengan

4 pilihan rating yaitu sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS), sesuai (S), dan

sangat sesuai (SS). Portrait Value Questionnaire berjumlah 40 dan telah

dimodifikasi menjadi 57 item dari 10 dimensi, yaitu power, achievement,

Page 52: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

38

hedonism, stimulation, self-direction, universalism, benevolence, tradition,

comformity, dan security.

Tabel 3.3.

Blue Print Skala Individual Values

No. Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

1

Power: status sosial dan martabat,

kontrol atau dominasi terhadap

orang-orang dan sumber daya lainnya

Memiliki jiwa kepemimpinan 39

5 Memiliki keinginan untuk berkuasa 17 50, 41

Memiliki keinginan untuk hidup

makmur 2

2

Achievement: kesuksesan personal

dengan cara memperlihatkan

kompetensinya sesuai dengan standar sosial

Memiliki ambisi yang kuat 24, 32

6 Memiliki keinginan untuk sukses

42, 51

Ingin menunjukkan kemampuan diri 4, 13

3

Hedonism: kepuasan dan

kesenangan terhadap diri sendiri berkaitan dengan fisik

Menyukai berbagai hal yang memiliki kesenangan dalam hidup

10, 26, 37 43, 52 5

4 Stimulation: gembira, hal-hal baru

dan tantangan dalam hidup

Menyukai berbagai hal yang baru 6, 30 44 5

Berani mengambil resiko 15 53

5

Self-direction: pemikiran dan

pemilihan tindakan yang bersifat independen, penciptaan dan

eksplorasi

Memiliki kreatifitas 1

6 Tidak terpengaruh oleh orang lain (independen)

34 45, 54

Memiliki rasa ingin tahu yang kuat 11, 22

6

Universalism: pemahaman,

penghargaan, toleransi dan

perlindungan terhadap

kesejahteraan orang-orang dan

untuk lingkungan

Memiliki sikap adil 3, 29

6

Menghargai perbedaan 8

Memiliki kecintaan terhadap lingkungan

19, 40

Memiliki keinginan untuk hidup

damai 23

7

Benevolence: pemeliharaan dan

peningkatan pada kesejahteraan

orang-orang yang ditujukan bagi mereka yang sering berhubungan

dengan individu tersebut

Suka menolong 12

6 Loyal 18, 27

Kejujuran

55

Berjiwa pemaaf 33 46

8

Tradition; respek, komitmen dan

penerimaan pada kebiasaan dan ide-ide yang diberikan oleh agama

dan budaya

Bersyukur 9

6 Mentaati ajaran agama 20

Menghormati tradisi 25 47, 56

Sederhana 38

9

Conformity: pengendalian terhadap

dorongan impuls yang memiliki

kecenderungan pada menyakiti orang lain dan melanggar ekspetasi

norma dan sosial

Taat terhadap peraturan 7 48, 57

6 Memiliki sopan santun 16, 28, 36

10

Security: keamanan, harmoni dan

stabilitas terhadap masyarakat

sekitar, hubungan dengan orang lain dan pada diri sendiri

Jaminan keamanan sosial 5, 14 49

6 Stabilitas lingkungan 35, 21

Jaminan kesehatan 31

TOTAL 57

Page 53: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

39

3.4.3 Alat ukur Employee Engagement

Untuk mengukur Employee Engagement yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Utrecht Work Engagement Scale (UWES) yang disusun oleh Schaufeli

(2002) sebanyak 17 item dan telah dimodifikasi menjadi 18 item yang terdiri dari

tiga dimensi yaitu vigor, dedication, dan absorption. Pilihan jawaban yang

digunakan peneliti berdasarkan model skala Likert yang telah dimodifikasi dibuat

sebanyak 4 pilihan jawaban, yaitu sangat tidak sesuai (STS), tidak sesuai (TS),

sesuai (S), dan sangat sesuai (SS).

Tabel 3.4.

Blue Print Skala Employee Engagement

No. Dimensi Indikator Item

Jumlah Fav Unfav

1

Vigor: bentuk keinginan untuk memberikan usaha dan kegigihan

ketika menghadapi berbagai

kesulitan pekerjaan

Tidak mudah menyerah dalam

bekerja 15 17

6 Merasa betah bekerja 8 4

Tidak cepat jenuh dengan

pekerjaannya 12 1

2

Dedication: bentuk kesediaan

dalam bekerja sehingga individu tersebut merasa bahwa

pekerjaannya sangat berarti

Memiliki antusiasme yang tinggi 5

6

Mampu menghasilkan gagasan baru 7

Bangga terhadap sesuatu yang

dikerjakannya 10 2

Bersedia menerima tugas dan

tanggung jawab 13 18

3

Absorption: bentuk konsentrasi

penuh (fokus) dan kebanggaan terhadap pekerjaanya

Berkonsentrasi dalam bekerja

(fokus) 6 14

6 Menganggap pekerjaan yang

dijalani menyenangkan 9 11

Merasa nyaman terhadap

pekerjaannya 3, 16

TOTAL 30

3.5 Uji Validitas Konstruk

Untuk menguji validitas instrumen penelitian, digunakan teknik statistik

Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software LISREL (Linear Structural

Page 54: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

40

Relationship). Berikut ini prosedur dalam penggunaan Confirmatory Factor

Analysis (CFA).

1. Menguji satu faktor yang menyebabkan item saling berkorelasi (hipotesis

unidimensional item)

Hipotesis ini diuji dengan chi-square. Untuk memutuskan apakah memang tidak

ada perbedaan antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dengan matriks

korelasi yang dihitung menurut teori model. Jika hasil chi-square tidak signifikan

(p > 0.05), maka hipotesis nihil yang menyatakan bahwa “tidak ada perbedaan

antara matriks korelasi yang diperoleh dari data dan model” diterima, artinya item

yang diuji mengukur satu faktor saja (unidimensional). Sedangkan, jika nilai chi-

square signifikan (p < 0.05), artinya item yang diuji mengukur lebih dari satu

faktor (multidimensional). Dalam keadaan demikian kemudian dilakukan

modifikasi terhadap model dengan cara memperbolehkan item berkorelasi tetapi

dengan tetap menjaga bahwa item hanya mengukur satu faktor (unidimensional).

Jika sudah diperoleh model yang fit (tetapi tetap unidimensional) maka dilakukan

langkah selanjutnya.

2. Menganalisis item mana yang menjadi sumber tidak fit

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui item mana yang

menjadi sumber tidak fit, yaitu:

1. Melakukan uji signifikansi terhadap koefisien muatan faktor dari setiap

item dengan menggunakan t-test. Jika nilai t yang diperoleh pada sebuah

item tidak signifikan (t<1.96) maka item tersebut akan didrop karena

Page 55: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

41

dianggap tidak signifikan sumbangannya terhadap pengukuran yang

sedang dilakukan.

2. Melihat arah koefisien maupun muatan faktor (factor loading). Jika suatu

item memiliki muatan negatif, maka item tersebut didrop karena tidak

sesuai dengan pengukuran (berarti semakin tinggi nilai pada item tersebut

semakin rendah nilai pada faktor yang diukur).

3. Sebagai kriteria tambahan (optional) dapat dilihat juga banyaknya

korelasi parsial antar kesalahan pengukuran, yaitu kesalahan pengukuran

pada suatu item yang berkorelasi dengan kesalahan pengukuran pada item

lain. Jika pada suatu item terdapat terlalu banyak korelasi seperti ini

(lebih dari tiga), maka item tersebut akan didrop. Alasannya adalah item

yang demikian selain mengukur apa yang ingin diukur juga mengukur hal

lain (multidimensional item).

Jika langkah di atas telah dilakukan, maka diperoleh item yang valid

untuk mengukur apa yang diukur. Item inilah yang kemudian diolah untuk

mendapatkan faktor skor pada tiap skala. Dengan demikian perbedaan

kemampuan setiap item dalam mengukur apa yang hendak diukur ikut

menentukan dalam menghitung faktor skor.

Dalam penelitian ini, tidak digunakan raw score/skor mentah (hasil

menjumlahkan skor item). Oleh karena itu sebenarnya tidak diperlukan informasi

tentang reliabilitas setiap alat ukur (misalnya, cronbach alpha) karena truescore

itu reliabilitasnya sama dengan satu (100%). Untuk kemudahan dalam penafsiran

hasil analisis faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score)

Page 56: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

42

ditransformasikan menjadi T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi

(SD) = 10 sehingga tidak ada responden yang mendapat skor negatif. Adapun

rumus T score yaitu:

T score = (10 x skor faktor) + 50

3.6 Uji validitas konstruk OCB

3.6.1 Altruism

Pada alat ukur altruism terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian apakah 6 item tersebut bersifat unidimensional

yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu altruism.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 197.82, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.310. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak tiga kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 11.05, df = 6, P-value = 0.08691,

RMSEA = 0.062. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu altrusim.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

Page 57: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

43

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, sebagaimana terlampir pada

tabel 3.5.

Tabel 3.5

Muatan Faktor Altruism

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

1. 0.55 0.07 7.58 √

10. 0.71 0.06 11.43 √

15. 0.73 0.06 11.81 √

23. 0.71 0.07 10.53 √

13. 0.50 0.07 7.62 √

30. 0.21 0.07 3.05 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.5, diketahui bahwa semua item dari dimensi altruism

signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan dikeluarkan atau

disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.6.2 Conscientiousness

Pada alat ukur conscientiousness terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian

ini. Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item yang ada

bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor

saja yaitu conscienstiousness.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 93.26, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.207. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak empat kali diperoleh model

fit dengan Chi-Square = 6.13, df = 5, P-value = 0.29382, RMSEA = 0.032. Nilai

Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak signifikan), yang artinya model

Page 58: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

44

dengan satu faktor (unidimensional) dapat diterima bahwa seluruh item mengukur

satu faktor saja yaitu conscientiousness.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.6 di bawah

ini.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Conscientiousness

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

22 1.09 0.2 5.53 √

3 0.22 0.07 3.10 √

24 1.00 0.19 5.28 √

18 0.28 0.08 3.57 √

21 0.02 0.06 0.32 X

26 0.42 0.09 4.45 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.6, diketahui bahwa tidak semua item dari dimensi

conscientiousness signifikan (t>1.96), yaitu item nomor 21 (t<1.96). Dengan

demikian item tersebut akan dikeluarkan atau tidak disertakan dalam analisis

perhitungan faktor.

3.6.3 Sportsmanship

Pada alat ukur sportsmanship terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item yang ada

bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor

saja yaitu sportsmanship.

Page 59: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

45

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 71.52, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.178. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak tiga kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 11.56, df = 6, P-value = 0.07264,

RMSEA = 0.065. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu sportsmanship.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7 di bawah

ini.

Tabel 3.7

Muatan Faktor Sportsmanship

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

27 0.49 0.07 6.78 √

2 0.16 0.08 2.1 √

16 0.13 0.08 1.69 X

19 0.50 0.07 6.99 √

4 0.69 0.07 10.01 √

7 0.82 0.07 12.00 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.7, diketahui bahwa tidak semua item dari dimensi

sportsmanship signifikan (t>1.96), yaitu item nomor 16 (t<1.96). Dengan

Page 60: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

46

demikian item tersebut akan dikeluarkan atau tidak disertakan dalam analisis

perhitungan faktor.

3.6.4 Courtesy

Pada alat ukur courtesy terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item yang ada

bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor

saja yaitu courtesy.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 50.24, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.145. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak dua kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 5.55, df = 7, P-value = 0.59273,

RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu courtesy.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8 di bawah

ini.

Page 61: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

47

Tabel 3.8

Muatan Faktor Courtesy

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

8 0.37 0.07 5.15 √

20 0.18 0.07 2.52 √

14 0.39 0.07 5.43 √

5 0.65 0.08 8.34 √

17 0.96 0.09 10.8 √

28 0.04 0.07 0.54 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8, diketahui bahwa tidak semua item dari dimensi

courtesy signifikan (t>1.96), yaitu item nomor 28 (t<1.96). Dengan demikian item

tersebut akan dikeluarkan atau tidak disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.6.5 Civic Virtue

Pada alat ukur civic virtue terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item yang ada

bersifat unidimensional, artinya item tersebut benar hanya mengukur satu faktor

saja yaitu civic virtue.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 32.61, df = 9, P-value = 0.00016, RMSEA = 0.109. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak dua kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 12.35, df = 7, P-value = 0.08972,

RMSEA = 0.059. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu civic virtue.

Page 62: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

48

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.9 di bawah

ini.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Civic Virtue

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

11 0.36 0.07 5.42 √

6 0.83 0.06 13.5 √

9 0.29 0.07 4.30 √

12 0.97 0.06 16.08 √

29 0.39 0.08 5.11 √

25 0.50 0.07 7.54 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1,96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.9, diketahui bahwa semua item dari dimensi civic

virtue signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan dikeluarkan

atau disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.7 Uji Validitas Konstruk Individual Values

3.7.1 Power

Pada alat ukur power terdapat 5 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 5 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu power.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 12.11, df = 5, P-value = 0.03330, RMSEA = 0.081. Oleh

Page 63: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

49

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak satu kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 7.14, df = 4, P-value = 0.12844,

RMSEA = 0.060. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu power.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.10 di

bawah ini.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Power

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

39. 0.53 0.08 6.31 √

17. 0.87 0.10 8.32 √

2. 0.40 0.08 5.05 √

50. -0.14 0.08 -1.80 x

41. 0.28 0.08 3.66 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, diketahui bahwa tidak semua item dari dimensi

power signifikan (t>1.96), yaitu item nomor 50 (t<1.96). Dengan demikian item

tersebut akan dikeluarkan atau tidak disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

Page 64: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

50

3.7.2 Achievement

Pada alat ukur achievement terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu achievement.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 45.48, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.136. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak dua kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 13.25, df = 7, P-value = 0.06625,

RMSEA = 0.064. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu achievement.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.11 di

bawah ini.

Page 65: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

51

Tabel 3.11

Muatan Faktor Achievement

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

24 0.83 0.17 4.84 √

32 0.27 0.07 3.76 √

4 0.43 0.09 4.70 √

13 1.63 0.25 6.42 √

42 0.18 0.05 3.32 √

51 0.08 0.04 2.04 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.11, diketahui bahwa semua item dari dimensi

achievement signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan

dikeluarkan atau disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.7.3 Hedonism

Pada alat ukur hedonism terdapat 5 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 5 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu hedonism.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 30.62, df = 5, P-value = 0.00001, RMSEA = 0.153. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak dua kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 3.07, df = 3, P-value = 0.38028,

RMSEA = 0.011. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu hedonism.

Page 66: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

52

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.12 di

bawah ini.

Tabel 3.12

Muatan Faktor Hedonism

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

10 0.88 0.09 9.54 √

26 0.62 0.08 7.66 √

37 0.41 0.08 5.18 √

43 0.17 0.07 2.33 √

52 0.45 0.08 5.99 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.12, diketahui bahwa semua item dari dimensi

hedonism signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan

dikeluarkan atau disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.7.4 Stimulation

Pada alat ukur stimulation terdapat 5 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 5 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu stimulation.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 58.70, df = 5, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.221. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

Page 67: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

53

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak dua kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 4.46, df = 3, P-value = 0.21614,

RMSEA = 0.047. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu stimulation.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.13 di

bawah ini.

Tabel 3.13

Muatan Faktor Stimulation

No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan

6. 0.67 0.07 9.37 √

30. 0.44 0.08 5.69 √

15. 0.77 0.07 10.55 √

44. 0.42 0.08 5.38 √

53. 0.06 0.08 0.76 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.13, diketahui bahwa tidak semua item dari dimensi

stimulation signifikan (t>1.96), yaitu item nomor 53 (t<1.96). Dengan demikian

item tersebut akan dikeluarkan atau tidak disertakan dalam analisis perhitungan

faktor.

3.7.5 Self-direction

Pada alat ukur self-direction terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item tersebut

Page 68: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

54

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu self-direction.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 101.36, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.216. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak empat kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 8.57, df = 5, P-value = 0.12736,

RMSEA = 0.057. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu self-direction.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di-

drop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.14 di

bawah ini.

Tabel 3.14

Muatan Faktor Self-direction

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

1 0.41 0.09 4.64 √

11 0.51 0.08 6.33 √

34 0.52 0.09 5.58 √

22 0.53 0.08 6.48 √

45 -0.02 0.10 -0.20 X

54 0.51 0.10 5.06 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Page 69: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

55

Berdasarkan tabel 3.14, diketahui bahwa tidak semua item dari dimensi

self-direction signifikan (t>1.96), yaitu item nomor 45 (t<1.96). Dengan demikian

item tersebut akan dikeluarkan atau tidak disertakan dalam analisis perhitungan

faktor.

3.7.6 Universalism

Pada alat ukur universalism terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu universalism.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 69.36, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.175. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak tiga kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 9.37, df = 6, P-value = 0.15387,

RMSEA = 0.051. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu universalism.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

Page 70: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

56

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.15 di

bawah ini.

Tabel 3.15

Muatan Faktor Universalism

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

3 0.58 0.07 7.91 √

29 0.74 0.06 11.73 √

8 0.73 0.07 10.73 √

19 0.53 0.07 7.90 √

40 0.54 0.07 8.14 √

23 0.64 0.06 9.83 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.15, diketahui bahwa semua item dari dimensi

universalism signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan

dikeluarkan atau disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.7.7 Benevolence

Pada alat ukur benevolence terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu benevolence.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 119.25, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.237. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak empat kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 9.05, df = 6, P-value = 0.17056,

RMSEA = 0.048. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

Page 71: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

57

signifikan), yang artinya model dengan satufaktor (unidimensional) dapat diterima

bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu benevolence.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.16 di

bawah ini.

Tabel 3.16

Muatan Faktor Benevolence

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

12 1.02 0.05 21.58 √

18 0.34 0.06 5.37 √

27 0.78 0.11 7.18 √

33 0.53 0.06 9.08 √

55 0.29 0.08 3.48 √

46 0.21 0.05 4.09 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.16, diketahui bahwa semua item dari dimensi

benevolence signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan

dikeluarkan atau disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.7.8 Tradition

Pada alat ukur tradition terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu tradition.

Page 72: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

58

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 28.52, df = 9, P-value = 0.00219, RMSEA = 0.092. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak satu kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 9.20, df = 8, P-value = 0.32591,

RMSEA = 0.026. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu tradition.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.17 di

bawah ini.

Tabel 3.17

Muatan Faktor Tradition

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

9 0.85 0.09 9.56 √

20 0.46 0.08 6.03 √

25 0.45 0.08 5.81 √

38 0.49 0.08 6.29 √

47 0.17 0.08 2.16 √

56 -0.10 0.08 -1.32 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Page 73: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

59

Berdasarkan tabel 3.17, diketahui bahwa tidak semua item dari dimensi

tradition signifikan (t>1.96), yaitu item nomor 56 (t<1.96). Dengan demikian item

tersebut akan dikeluarkan atau tidak disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.7.9 Conformity

Pada alat ukur conformity terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu conformity.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 159.16, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.276. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak empat kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 10.19, df = 5, P-value = 0.07005,

RMSEA = 0.069. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu conformity.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.18 di

bawah ini.

Page 74: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

60

Tabel 3.18

Muatan Faktor Conformity

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

7 0.13 0.08 1.75 X

16 0.26 0.14 1.85 X

28 1.85 0.89 2.08 √

36 2.04 0.97 2.10 √

48 0.24 0.13 1.81 X

57 0.15 0.09 1.72 X

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.18, diketahui bahwa tidak semua item dari dimensi

conformity signifikan (t>1.96), yaitu item nomor 7, 16, 48, dan 57 (t<1.96).

Dengan demikian item tersebut akan dikeluarkan atau tidak disertakan dalam

analisis perhitungan faktor.

3.7.10 Security

Pada alat ukur security terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu security.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 84.26, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.195. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak tiga kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 9.88, df = 6, P-value = 0.12969,

RMSEA = 0.054. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu security.

Page 75: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

61

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.19 di

bawah ini.

Tabel 3.19

Muatan Faktor Security

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

5 0.70 0.06 11.15 √

14 1.05 0.06 17.22 √

35 0.44 0.06 7.22 √

21 0.74 0.07 10.60 √

31 0.48 0.06 7.81 √

49 0.52 0.08 6.51 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.19, diketahui bahwa semua item dari dimensi

security signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan

dikeluarkan atau disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.8 Uji Validitas Konstruk Employee Engagement

3.8.1 Vigor

Pada alat ukur vigor terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan apakah 6 item tersebut bersifat unidimensional yang artinya

item tersebut benar hanya mengukur satu faktor saja yaitu vigor.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 103.29, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.219. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

Page 76: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

62

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak tiga kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 4.88, df = 6, P-value = 0.55986,

RMSEA = 0.000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu vigor.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.20 di

bawah ini.

Tabel 3.20

Muatan Faktor Vigor

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

15 0.75 0.06 12.10 √

8 0.66 0.07 9.52 √

12 0.49 0.07 7.44 √

17 0.83 0.06 13.02 √

4 0.62 0.07 9.37 √

1 0.66 0.06 10.32 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.20, diketahui bahwa semua item dari dimensi vigor

signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan dikeluarkan atau

disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

Page 77: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

63

3.8.2 Dedication

Pada alat ukur dedication terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu dedication.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 127.95, df = 9, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.246. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak empat kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 7.21, df = 5, P-value = 0.20520,

RMSEA = 0.045. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu dedication.

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.21 di

bawah ini.

Page 78: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

64

Tabel 3.21

Muatan Faktor Dedication

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

5 0.68 0.06 11.21 √

7 1.14 0.05 22.15 √

10 0.5 0.06 8.31 √

13 0.66 0.06 10.58 √

2 0.74 0.07 10.53 √

18 0.5 0.06 8.56 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.21, diketahui bahwa semua item dari dimensi

dedication signifikan (t>1.96). Dengan demikian item tersebut tidak akan

dikeluarkan atau disertakan dalam analisis perhitungan faktor.

3.8.3 Absorption

Pada alat ukur absorption terdapat 6 item yang digunakan dalam penelitian ini.

Kemudian dilakukan pengujian untuk membuktikan apakah 6 item tersebut

bersifat unidimensional yang artinya item tersebut benar hanya mengukur satu

faktor saja yaitu absorption.

Dari hasil awal analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit

dengan Chi-Square = 22.52, df = 9, P-value = 0.00736, RMSEA = 0.083. Oleh

karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model satu faktor tersebut,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya. Kemudian setelah dilakukan modifikasi sebanyak satu kali

diperoleh model fit dengan Chi-Square = 12.68, df = 8, P-value = 0.12350,

RMSEA = 0.052. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value > 0.05 (tidak

signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional) dapat

diterima bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu absorption.

Page 79: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

65

Tahap selanjutnya, dilihat apakah item tersebut signifikan mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu

didrop atau dipertahankan. Kemudian dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujian hipotesis nihil dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.22 di

bawah ini.

Tabel 3.22

Muatan Faktor Absorption

No Koefisien Standar Eror Nilai t Signifikan

6 0.09 0.07 1.17 X

9 0.57 0.07 8.07 √

3 0.45 0.07 6.2 √

16 0.27 0.07 3.76 √

14 0.43 0.07 5.94 √

11 0.92 0.08 12.16 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.22, diketahui bahwa tidak semua item dari dimensi

absorption signifikan (t>1.96), yaitu item nomor 6 (t<1.96). Dengan demikian

item tersebut akan dikeluarkan atau tidak disertakan dalam analisis perhitungan

faktor.

3.9 Metode Analisa Data

Untuk melihat pengaruh independent variable terhadap dependent variable,

peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Paling tidak ada empat tahap

yang akan dilakukan untuk menguji pengaruh independent variable terhadap

dependent variable (Pedhazur, 1997). Pertama, peneliti menghitung konstan (a, b1,

b2, ..., bk) dari persamaan regresi Y = a + b1X1 + b2X2 +....+ bkXk + e. Dengan

begitu peneliti dapat menggunakan variabel penelitian untuk memprediksi Y

Page 80: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

66

partisipan. Kedua, peneliti akan menghitung proporsi varian dari OCB yang dapat

dijelaskan oleh independent variable yang diteliti, yaitu R2. Ketiga, peneliti akan

menguji signifikansi dari hasil yang didapat. Jadi peneliti dapat mengetahui

apakah regresi dari OCB atas tiga belas variabel signifikan secara statistik.

Peneliti juga dapat mengetahui apakah koefisien regresi (b=Beta) dari persamaan

regresi secara statistik berbeda dari nol. Ke empat, peneliti dapat menentukan

relativitas pentingnya masing-masing independent variable dalam menjelaskan

OCB. Semua perhitungan yang telah dijelaskan dilakukan dengan bantuan

software SPSS. Berikut penjelasan secara singkat dari empat langkah tersebut.

Pertama, membuat persamaan regresi dari OCB.Dependent variable yaitu

organizational citizenship behavior (OCB).Independent variable yaitu power,

achievement, hedonism, stimulation, self-direction, universalism, benevolence,

tradition, conformity, security, vigor, dedication, dan absorption.Berikut

persamaan regresi penelitian ini:

Y = a + + + + + + + + + +

+ + + + e

Keterangan:

Y = organizational citizenship behavior (OCB).

a = intersep/ konstan.

b = koefisien regresi.

= power.

= achievement.

= hedonism.

= stimulation.

= self-direction.

= universalism.

Page 81: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

67

= benevolence.

= tradition.

= conformity.

= security.

= vigor

= dedication.

= absorption.

e = error.

Kedua, menghitung proporsi varian yang dapat diketahui dari nilai

R2independent variable. R

2 atau squared multiple correlation coefficient bernilai

antara 0 hingga 1. Ketika R2 dikali dengan 100, maka peneliti

mendapatkanpresentase varian dari OCB terhadap independent variable. Rumus

dari R2 ialah sebagai berikut:

=

Ketiga, melakukan uji signifikan. Paling tidak ada tiga uji signifikan yang

akan dilakukan pada penelitian ini. (1) Uji signifikan dari R2.R

2 diuji

signifikannya dengan uji F. (2) Uji signifikan dari koefisien regresi atas masing-

masing independent variable. Koefisien regresi diuji dengan uji t. (3) Uji dari

perubahan proporsi varian yang dapat diketahui dari R2change.

Keempat, mengetahui independent variable yang memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap dependentvariable diantara variabel lain yang diteliti.

Ada dua cara yang dilakukan untuk mengetahui hal tersebut, yaitu dengan melihat

standardized coefficient regression dan pertambahan (increments) proporsi varian

yang dapat dijelaskan atau R2change.

3.10 Prosedur Penelitian

Page 82: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

68

Prosedur dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:

1. Sebelum melakukan penelitian, dirumuskan masalah yang akan diteliti.

Kemudian dilakukan studi pustaka untuk melihat masalah tersebut dari sudut

pandang teoritis. Setelah mendapatkan teori secara lengkap kemudian

menyiapkan, membuat, dan menyusun alat ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini yaitu OCB, power, achievement, hedonism, stimulation, self-

direction, universalism, benevolence, tradition, conformity, security, vigor,

dedication, dan absorption.

2. Meminta expert judgement yaitu dosen pembimbing, yang dianggap ahli

untuk menilai apakah klasifikasi item yang dilakukan sudah benar dan tepat

berdasarkan teori yang telah dipaparkan.

3. Menyesuaikan hasil expert judgement dengan klasifikasi yang telah dibuat,

sehingga diperoleh pengklasifikasian item yang tepat dan sesuai dengan dasar

teori yang telah dikemukakan.

4. Menentukan sampel penelitian yaitu PT. TELKOM Gatot Subroto, Jakarta

Selatan dengan jenis pengambilan sampel non probability sampling.

5. Pengambilan data dilaksanakan dengan cara menyebarkan kuesioner pada

para responden sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan.

Setelah melakukan penyebaran data atau kuesioner, dilakukan skoring

terhadap hasil skala yang telah diisi oleh responden, menghitung, mencatat

tabulasi data yang diperoleh, dan mengumpulkannya dalam tabel. Kemudian

dilakukan uji validitas dengan menggunakan metode Confirmatory Factor

Analyze (CFA). Setelah itu dilakukan analisis data, teknik analisis yang digunakan

Page 83: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

69

adalah analisis regresi berganda. Teknik tersebut digunakan karena ingin

mengetahui pengaruh antara power, achievement, hedonism, stimulation, self-

direction, universalism, benevolence, tradition, conformity, security, vigor,

dedication, dan absorption terhadap dependent variable OCB. Software yang

digunakan untuk analisis adalah SPSS.

Page 84: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut meliputi tiga hal, yaitu gambaran subyek penelitian, analisis

deskripsi, dan uji hipotesis penelitian.

4.1 Gambaran Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah 220 karyawan atau karyawati di PT TELKOM

(Gatot Subroto, Jakarta) baik laki-laki maupun perempuan dengan kriteria

karyawan yang masih berstatus aktif di perusahaan tersebut dan telah bekerja

minimal satu tahun masa kerja.

Selanjutnya, akan dijelaskan deskripsi subyek penelitian berdasarkan

jenis kelamin sebagai berikut:

Tabel 4.1

Gambaran Subyek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin

No

Identitas Subjek Frekuensi

Persentasi Jenis Kelamin

1 Perempuan 92 41.8 %

2 Laki-laki 128 58.2 %

Jumlah 220 100 %

Berdasarkan tabel di atas, didapat informasi berdasarkan jenis kelamin,

subyek dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki dengan persentase 58.2%,

dibandingkan dengan perempuan yang hanya 41.8% dari 220 subyek.

4.2 Analisis Deskriptif

Skor yang digunakan dalam analisis statistik pada penelitian ini adalah skor murni

(t-score) yang merupakan hasil dari proses konversi dari raw score. Proses ini

Page 85: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

71

dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan perbandingan antar skor hasil

penelitian variabel yang diteliti. Dengan demikian semua raw score pada setiap

variabel harus diletakkan pada skala yang sama. Hal ini dilakukan dengan

mentransformasikan raw score menjadi z-score. Agar nilai z-score menjadi positif,

perlu dilakukan perhitungan T-score = 50 + 10.z.

Dengan menggunakan standar deviasi dan mean dari skala T, maka dapat

ditetapkan norma seperti yang tertera pada tabel 4.2 berikut di bawah ini.

Tabel 4.2

Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

OCB 220 25.99 75.56 50.0000 9.34599

POWER 220 29.86 68.16 50.0000 8.12100

ACHIEVEMENT 220 22.84 67.22 50.0000 9.99500

HEDONISM 220 19.28 67.77 50.0000 8.41099

STIMULATION 220 21.62 67.35 50.0000 7.99510

SELF_DIRECTION 220 23.1 73.34 50.0000 7.05525

UNIVERSALISM 220 19.03 70.73 50.0000 8.57988

BENEVOLENCE 220 11.68 72.22 50.0000 7.94112

TRADITION 220 14.85 67.55 50.0000 7.99709

CONFORMITY 220 19.94 67.24 49.9978 11.16353

SECURITY 220 10.00 64.91 50.0000 8.83105

VIGOR 220 26.49 71.84 50.0000 8.88070

DEDICATION 220 28.8 73.07 50.0000 9.18541

ABSORPTION 220 29.88 78.68 50.0000 8.73426

Valid N (listwise) 220

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui jumlah subyek penelitian

sebanyak 220 orang dengan skor OCB yang terendah yaitu 25.99 sedangkan skor

OCB tertinggi yaitu 75.56. Kemudian skor individual values dimensi power

memiliki skor terendah 29.86, sedangkan skor tertingginya yaitu 68.16, dimensi

achievement memiliki skor terendah 22.84, sedangkan skor tertingginya yaitu

67.22, dimensi hedonism memiliki skor terendah 19.28, sedangkan skor

Page 86: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

72

tertingginya yaitu 67.77, dimensi stimulation memiliki skor terendah 21.62,

sedangkan skor tertingginya yaitu 67.35, dimensi self-direction memiliki skor

terendah 23.10, sedangkan skor tertingginya yaitu 73.34, dimensi universalism

memiliki skor terendah 19.03, sedangkan skor tertingginya yaitu 70.73, dimensi

benevolence memiliki skor terendah 11.68, sedangkan skor tertingginya yaitu

72.22, dimensi tradition memiliki skor terendah 14.85, sedangkan skor

tertingginya yaitu 67.55, dimensi conformity memiliki skor terendah 19.94,

sedangkan skor tertingginya 67.24, dimensi security memiliki skor terendah 10.00,

sedangkan skor tertingginya yaitu 64.91. Selanjutnya, skor employee engagement

dimensi vigor memiliki skor terendah 26.49, sedangkan skor tertingginya yaitu

71.84, dimensi dedication memiliki skor terendah 28.80, sedangkan skor

tertingginya 73.07, terakhir dimensi absorption memiliki skor terendah 29.88,

sedangkan skor tertingginya 78.68.

Tabel 4.3

Norma Skor Variabel

Norma Interpretasi

T ≤ 50 Rendah

T > 50 Tinggi

Setelah norma kategorisasi tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai

persentase kategori untuk OCB, power, achievement, hedonism, stimulation, self-

direction, universalism, benevolence, tradition, conformity, security, vigor,

dedication, dan absorption sebagaimana yang terangkum pada tabel 4.4 berikut di

bawah ini.

Page 87: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

73

Tabel 4.4 Kategorisasi OCB, power, achievement, hedonism, stimulation, self-direction,

universalism, benevolence, tradition, conformity, security, vigor, desidaction dan

absorption.

Kategori dan Persentase Skor

No. Variabel Rendah

(orang) %

Tinggi

(orang %

1 OCB 128 58.2 92 41.8

2 Power 117 53.2 103 46.8

3 Achievement 67 30.5 153 69.5

4 Hedonism 121 55 99 45

5 Stimulation 131 59.5 89 40.5

6 Self-direction 108 49.1 112 50.9

7 Universalism 141 64.1 79 35.9

8 Benevolence 127 57.7 93 42.3

9 Tradition 116 52.7 104 47.3

10 Conformity 160 72.7 60 27.3

11 Security 123 55.9 97 44.1

12 Vigor 133 60.5 87 39.5

13 Dedication 80 36.4 140 63.6

14 Absorption 112 50.9 108 49.1

Berdasarkan tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa dari ketiga belas dimensi

yang dijelaskan di atas, subyek penelitian cenderung berada pada kategorisasi

rendah.

4.3 Hasil Uji Hipotesis

4.3.1 Analisis regresi variabel penelitian

Pada tahapan ini hipotesis diuji dengan teknik analisis regresi berganda

dan menggunakan software SPSS. Dalam regresi ada tiga hal yang dilihat, yaitu

pertama melihat apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan

terhadap DV, kedua melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen

(%) varians DV yang dijelaskan oleh IV, kemudian ketiga melihat signifikan atau

tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV. Langkah pertama melihat

Page 88: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

74

besaran R square untuk mengetahui persentase (%) varians DV yang dijelaskan

oleh IV. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.5

R Square

Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa perolehan R square

sebesar 0.686 atau 68.6%. Artinya proporsi varians dari OCB yang dijelaskan oleh

semua independent variable (power, achievement, hedonism, stimulation, self-

direction, universalism, benevolence, tradition, conformity, security, vigor,

dedication, dan absorption) yaitu sebesar 68.6%, sedangkan 31.4% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Langkah kedua menganalisis dampak dari seluruh independent variable

terhadap OCB.Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut di bawah ini.

Tabel 4.6

Anova Model Sum of Squares df Mean Square F Sig

Regression 13113.781 13 1008.752 34.546 .000 a

Residual 6015.325 206 29.201

Total 19129.106 219

Berdasarkan kolom signifikansi (kolom ke 6 dari kiri) dapat diketahui

bahwa sig < 0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang

signifikan dari seluruh independent variable (power, achievement, hedonism,

stimulation, self-direction, universalism, benevolence, tradition, conformity,

security, vigor, dedication, dan absorption) terhadap OCB ditolak. Artinya, ada

pengaruh yang signifikan dari power, achievement, hedonism, stimulation, self-

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1. .828a .686 .666 5.40376

Page 89: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

75

direction, universalism, benevolence, tradition, conformity, security, vigor,

dedication, dan absorption terhadapOCB.

Langkah terakhir yaitu melihat koefisien regresi tiap independent

variable. Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Tabel Koefisien Regresi

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -11.737 6.578 -1.784 .076

Power .166 .059 .144 2.815 .005

Achievement -.045 .047 -.048 -.962 .337

Hedonism -.232 .059 -.209 -3.962 .000

Stimulation .209 .058 .179 3.572 .000

Self-direction .018 .076 .013 .232 .816

Universalism .238 .074 .218 3.222 .001

Benevolence .142 .082 .120 1.729 .085

Tradition -.041 .066 -.035 -.626 .532

Conformity

Security

Vigor

Dedication

Absorption

.090

.210

.292

.109

.080

.052

.077

.064

.066

.062

.108

.199

.277

.108

.074

1.733

2.729

4.528

1.650

1.285

.085

.007

.000

.101

.200

Berdasarkan tabel 4.7 persamaan regresi penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut (* = signifikan).

Organizational citizenship behavior’ = -11.737 + 0.166 power* - 0.045

achievement - 0.232 hedonism* + 0.209 stimulation* + 0.018 self-direction +

0.238 universalism* + 0.142 benevolence – 0.041 tradition + 0.090 conformity +

0.210 security* + 0.292 vigor* + 0.109dedication + 0.080 absorption.

Dari tabel 4.7, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi

yang dihasilkan, kita melihat nilai pada kolom signifikansi (kolom paling kanan).

Jika sig < 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan signifikan pengaruhnya

terhadap OCB dan sebaliknya. Dari hasil diatas terdapat enam koefisien regresi

Page 90: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

76

yang signifikan yaitu power, hedonism, stimulation, universalism, security dan

vigor. Variabel lainnya menghasilkan koefisien regresi yang tidak signifikan. Hal

ini berarti bahwa dari 13 hipotesis minor hanya terdapat enam yang signifikan.

Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing independent

variable adalah sebagai berikut di bawah ini.

1. Variabel power memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.144 dengan

signifikansi 0.005 (sig < 0.05), yang berarti bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan power terhadap OCB dengan arah positif. Artinya, semakin tinggi

power maka semakin tinggi pula OCB.

2. Variabel achievement memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar -0.048

dengan signifikansi sebesar 0.337 (sig > 0.05), yang berarti bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan achievement terhadap OCB.

3. Variabel hedonism memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar -0.209

dengan signifikansi sebesar 0.000 (sig < 0.05) dengan arah negatif, yang

berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hedonism terhadap OCB

dengan arah negatif. Artinya, semakin tinggi hedonism maka semakin rendah

pula OCB.

4. Variabel stimulation memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.179

dengan signifikansi sebesar 0.000 (sig < 0.05), yang berarti bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan stimulation terhadap OCB dengan arah positif.

Artinya, semakin tinggi stimulation maka semakin tinggi pula OCB.

Page 91: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

77

5. Variabel self-direction memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.013

dengan signifikansi sebesar 0.816 (sig > 0.05), yang berarti bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan self-direction terhadap OCB.

6. Variabel universalism memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.218

dengan signifikansi sebesar 0.001 (sig < 0.05), yang berarti bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan universalism terhadap OCB dengan arah positif.

Artinya, semakin tinggi universalism maka semakin tinggi pula OCB.

7. Variabel benevolence memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.120

dengan signifikansi sebesar 0.085 (sig > 0.05), yang berarti bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan variable benevolence terhadap OCB.

8. Variabel tradition memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar -0.035

dengan signifikansi sebesar 0.532 (sig > 0.05), yang berarti bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan tradition terhadap OCB.

9. Variabel conformity memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.108

dengan signifikansi sebesar 0.085 (sig > 0.05), yang berarti bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan conformity terhadap OCB.

10. Variabel security memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.199 dengan

signifikansi sebesar 0.007 (sig < 0.05), yang berarti bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan security terhadap OCB dengan arah positif. Artinya, semakin

tinggi security maka semakin tinggi pula OCB.

11. Variabel vigor memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.277 dengan

signifikansi sebesar 0.000 (sig < 0.05), yang berarti bahwa terdapat pengaruh

Page 92: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

78

yang signifikan vigor terhadap OCB dengan arah positif. Artinya, semakin

tinggi vigor maka semakin tinggi pula OCB.

12. Variabel dedication memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.108

dengan signifikansi sebesar 0.101 (sig > 0.05), yang berarti bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan dedication terhadap OCB.

13. Variable absorption memiliki nilai koefisien regresi standar sebesar 0.074

dengan signifikansi sebesar 0.200 (sig > 0.05), yang berarti bahwa tidak

terdapat pengaruh yang signifikan absorption terhadap OCB.

4.3.2 Pengujian proporsi varians independent variable

Uji penambahan proporsi varians dari tiap independent variable, jika independent

variable tersebut dimasukkan satu per satu kedalam analisis regresi. Tujuannya

untuk melihat penambahan (incremented) proporsi varians dari tiap independent

variable apakah signifikan atau tidak berpengaruh terhadap OCB. Pada tabel 4.8

kolom pertama merupakan penambahan varians dependent variable dari tiap

dependent variable yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom kedua merupakan

nilai murni varians independent variable dari tiap independent variable yang

dimasukkan secara satu per satu, selanjutnya kolom F hitung bagi independent

variable yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat bebas bagi independent

variable yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator,

kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai independent variable pada tabel F

dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah yang akan

dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih besar

daripada F tabel, maka kolom selanjutnya yaitu kolom signifikansi yang akan

Page 93: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

79

dituliskan signifikan dan sebaliknya. Besarnya proposi varians pada OCB dapat

dilihat pada tabel 4.8 berikut ini.

Tabel 4.8

Kontribusi varians independent variable terhadap dependent variable

Std. Error Change Statistics

R Ajdusted R of the R Square F

Sig. F

Model R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change

1 .141a 0.020 0.015 9.27414 0.020 4.407 1 218 0.037

2 .278b 0.077 0.069 9.02009 0.057 13.453 1 217 0.000

3 .280c 0.078 0.065 9.03496 0.001 0.286 1 216 0.593

4 .519d 0.269 0.256 8.06203 0.191 56.279 1 215 0.000

5 .616e 0.379 0.365 7.44998 0.110 37.778 1 214 0.000

6 .734f 0.538 0.525 6.44088 0.159 73.309 1 213 0.000

7 .749g 0.561 0.547 6.29274 0.023 11.146 1 212 0.001

8 .749h 0.561 0.545 6.30727 0.000 0.025 1 211 0.875

9 .776i 0.602 0.585 6.02417 0.040 21.298 1 210 0.000

10 .793

j 0.629 0.611 5.82875 0.027 15.317 1 209 0.000

11 .825k 0.681 0.664 5.41839 0.052 33.856 1 208 0.000

12 .826l 0.683 0.665 5.41226 0.002 1.472 1 207 0.226

13 .828m 0.686 0.666 5.40376 0.003 1.652 1 206 0.200

a. Predictors: (Constant), POWER

b. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT

c. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM

d. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION

e. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION, SELF_DIRECTION

f. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION, SELF_DIRECTION, UNIVERSALISM

g. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION, SELF_DIRECTION, UNIVERSALISM,

BENEVOLENCE

h. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION, SELF_DIRECTION, UNIVERSALISM,

BENEVOLENCE, TRADITION

i. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION, SELF_DIRECTION, UNIVERSALISM,

BENEVOLENCE, TRADITION, CONFORMITY

j. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION, SELF_DIRECTION, UNIVERSALISM,

BENEVOLENCE, TRADITION, CONFORMITY, SECURITY

k. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION, SELF_DIRECTION, UNIVERSALISM,

BENEVOLENCE, TRADITION, CONFORMITY, SECURITY, VIGOR

l. Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION, SELF_DIRECTION, UNIVERSALISM,

BENEVOLENCE, TRADITION, CONFORMITY SECURITY, VIGOR, DEDICATION

m.Predictors: (Constant), POWER, ACHIEVEMENT, HEDONISM, STIMULATION, SELF_DIRECTION, UNIVERSALISM,

BENEVOLENCE, TRADITION, CONFORMITY, SECURITY, VIGOR, DEDICATION, ABSORPTION.

Dari tabel 4.8 diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

1. Variabel power memberikan sumbangan sebesar 2% terhadap varians

OCB. Sumbangan tersebut signifikan dengan F = 4.407, df1 = 1, dan df2

= 218.

Page 94: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

80

2. Variabel achievement memberikan sumbangan sebesar 5.7% terhadap

varians OCB. Sumbangan tersebut signifikan dengan F =13.453 dan df1

= 1, dan df2=217.

3. Variabel hedonism memberikan sumbangan sebesar 0.1% terhadap varians

OCB. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F = 0.286, df1 = 1,

dan df2 =216.

4. Variabel stimulation memberikan sumbangan sebesar 19.1% terhadap

varians OCB. Sumbangan tersebut signifikan dengan F =56.279, df1 = 1,

dan df2 =215.

5. Variabel self-direction memberikan sumbangan sebesar 11% terhadap

varians OCB. Sumbangan tersebut signifikan dengan F =37.778, df1 = 1,

dan df2 =214.

6. Variabel universalism memberikan sumbangan sebesar 15.9% terhadap

varians OCB. Sumbangan tersebut signifikan dengan F =73.309 df1 = 1,

dan df2 =213.

7. Variabel benevolence memberikan sumbangan sebesar 2.3% terhadap

varians OCB. Sumbangan tersebut signifikan dengan F = 11.146, df1 = 1,

dan df2 =212.

8. Variabel tradition memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap varians

OCB. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F = 0.025, df1 = 1,

dan df2 =211.

Page 95: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

81

9. Variabel conformity memberikan sumbangan sebesar 4% terhadap varians

OCB. Sumbangan tersebut signifikan dengan F = 21.298, df1 = 1, dan

df2 =210.

10. Variabel security memberikan sumbangan sebesar 2.7% terhadap varians

OCB. Sumbangan tersebut signifikan dengan F = 15.317, df1 = 1, dan

df2 =209.

11. Variabel vigor memberikan sumbangan sebesar 5.2% terhadap varians

OCB. Sumbangan tersebut signifikan dengan F = 33.856, df1 = 1, dan

df2 =208.

12. Variabel dedication memberikan sumbangan sebesar 0.2% terhadap

varians OCB. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F = 1.472, df1

= 1, dan df2 =207.

13. Variabel absorption memberikan sumbangan sebesar 0.3% terhadap

varians OCB. Sumbangan tersebut tidak signifikan dengan F = 1.652, df1

= 1, dan df2 =206.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh independent variable

signifikan sumbangannya terhadap OCB jika dilihat dari besarnya pertambahan R2

yang dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan independent variable

(sumbangan proporsi varian yang diberikan). Dari keseluruhan independent

variable tersebut dapat dilihat variabel yang paling besar memberikan sumbangan

terhadap OCB. Hal tersebut dapat diketahui dengan melihat R2

change, semakin

besar maka semakin banyak sumbangan yang diberikan terhadap dependent

variable. Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa independent variable yang

Page 96: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

82

secara signifikan memberikan sumbangan dari yang terkecil sampai terbesar yaitu

hedonism dengan R2

change sebesar 0.001 atau 0.1%, power dengan R2

change

sebesar 0.020 atau 2%, security dengan R2

change sebesar 0.027 atau 2.7%, vigor

dengan R2

change sebesar 0.052 atau 5.2%, universalism dengan R2

change

sebesar 0.159 atau 15.9% dan yang terbesar stimulation dengan R2

change sebesar

0.191 atau 19.1%.

Adapun kontribusi masing-masing variabel penelitian terhadap OCB

dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9

Kontribusi independent variable terhadap dependent variable

a. Predictors: (Constant), SECURITY, POWER, HEDONISM, STIMULATION, ACHIEVEMENT,

SELF_DIRECTION, TRADITION, CONFORMITY, UNIVERSALISM, BENEVOLENCE

b. Predictors: (Constant), SECURITY, POWER, HEDONISM, STIMULATION, ACHIEVEMENT,

SELF_DIRECTION, TRADITION, CONFORMITY, UNIVERSALISM, BENEVOLENCE,

ABSORPTION, VIGOR, DEDICATION

Berdasarkan tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa variabel individual

values memberikan kontribusi sebesar 0.629 atau 62.9% terhadap OCB dan

variabel employee engagement memberikan kontribusi sebesar 0.057 atau 5.7%

terhadap OCB.

Model R

R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .793

a .629 .611 5.82875 .629 35.405 10 209 .000

2 .828b .686 .666 5.40376 .057 12.389 3 206 .000

Page 97: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

83

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI & SARAN

Pada bab ini, akan membahas kesimpulan dan diskusi berdasarkan hasil penelitian

yang telah diperoleh. Selain itu, juga akan diberikan saran dari segi teoritis dan

juga praktis untuk penelitian selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian, kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini yaitu: “ada pengaruh signifikan variabel individual values (power,

achievement, hedonism, stimulation, self-direction, universalism, benevolence,

tradition, conformity) dan employee engagement (vigor, dedication, absorption)

terhadap organizational citizenship behavior (OCB)”.

Dari kesepuluh dimensi individual values, ditemukan hanya dimensi

power, hedonism, stimulation, universalism dan security yang berpengaruh

signifikan terhadap organizational citizenship behavior. Selanjutnya dari ketiga

dimensi employee engagement, hanya dimensi vigor yang berpengaruh signifikan

terhadap organizational citizenship behavior pada karyawan.

5.2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk memahami konteks variabel internal yang ada

dalam diri individu dalam mempengaruhi sikap kerja karyawan khususnya OCB.

Memunculkan sikap kerja pada karyawan dapat dilakukan dengan memberikan

perhatian yang lebih terhadap hal-hal yang bersifat intern pada karyawan sebagai

bagian dari subjek penelitian serta kegiatan industri dan organisasi. Penelitian

Page 98: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

84

yang memberikan informasi mengenai variabel pada diri karyawan yang dapat

memberikan pengaruhi terhadap OCB terbilang masih sedikit.

Penelitian ini ditujukan untuk melihat pengaruh variabel internal pada

individu, yaitu individual values dan employee engagement terhadap

organizational citizenship behavior (OCB). Penelitian ini merupakan replikasi

dan modifikasi jurnal dari penelitian Arthaud-Day, Rode dan Tumley (2012) yang

ingin melihat pengaruh individual values terhadap OCB serta jurnal dari

penelitian Rurkkhum (2010) yang ingin melihat pengaruh employee engagement

terhadap OCB. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat pengaruh yang

diberikan individual values dan employee engagement terhadap OCB.

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis, didapatkan bahwa

ada pengaruh yang signifikan dari variabel individual values dan employee

engagement. Dimensi-dimensi signifikan tersebut ialah power, hedonism,

stimulation, universalism, security dan vigor. OCB hanya dipengaruhi oleh lima

dimensi dari individual values, yaitu power, hedonism, stimulation, universalism,

dan security serta hanya satu dimensi dari employee engagement yaitu vigor.

Dapat disimpulkan bahwa individual values signifikan mempengaruhi OCB pada

karyawan, hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Schwartz dan Bilsky (1990) yang menyatakan bahwa individual values

merupakan dasar sudut pandang individu yang merupakan bagian integral dari

perilaku individu tersebut pada awal proses pengambilan keputusan. Values

sangat terkait dengan OCB karena values merupakan ekspresi kognitif respon

manusia untuk melakukan interaksi sosial (dalam Arthaud-Day, et al., 2012).

Page 99: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

85

Dimensi pertama yang mempengaruhi OCB pada karyawan dalam

penelitian ini yaitu power. Hasil penelitian menunjukkan bahwa power memiliki

pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap OCB pada karyawan.

Artinya, semakin tinggi power maka semakin tinggi pula kecenderungan

munculnya OCB. Schwartz mencatat bahwa nilai power fokus pada kebutuhan

individu untuk mendominasi dan mengontrol dalam lingkungannya (dalam Fatoki,

2014). Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Schwartz (1994)

bahwa individu dengan power yang tinggi ketika terlibat dalam perilaku OCB

mengungkapan keprihatinan karyawan terhadap orang lain dengan tujuan untuk

meningkatkan kualitas diri, memajukan status sosial, meningkatkan peringkat

kerja dan meningkatkan peluang untuk mendapatkan imbalan dari organisasi.

Dimensi kedua yang mempengaruhi OCB pada karyawan dalam

penelitian ini yaitu hedonism. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hedonism

memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah negatif terhadap OCB pada

karyawan. Artinya, semakin tinggi hedonism maka semakin rendah pula OCB.

Hedonism berasal dari kebutuhan individu dan asosiasi kesenangan dengan

memuaskan kebutuhannya (Schwartz, 2012). Menurut penelitian Fatoki (2014)

ciri-ciri karyawan yang memiliki hedonism yang tinggi yaitu peduli dengan orang

lain yang berada disekitarnya, setia kawan, pemberi dukungan bagi temannya dan

mudah memaafkan. Hal ini mendukung hasil penelitian untuk pengaruh hedonism

terhadap OCB.

Dimensi ketiga yang mempengaruhi OCB pada karyawan dalam

penelitian ini yaitu stimulation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stimulation

Page 100: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

86

memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap OCB pada

karyawan. Artinya, semakin tinggi stimulation maka semakin tinggi pula

kecenderungan munculnya OCB. Karyawan dengan stimulation tinggi memiliki

kegembiraan, menyukai hal baru dan tantangan dalam hidupnya, sehingga

memberikan pengaruh pada munculnya OCB. Menurut Schwartz (1992) hedonism

dan stimulation merupakan transformasi sosial dari kebutuhan biologis karyawan

untuk kepuasan dan keinginan yang optimal (dalam Schwartz, 1991). Selanjutnya,

Schwartz (2001) menjelaskan bahwa hedonism dan stimulation lebih penting dari

nilai power karena pencarian nilai tersebut pada karyawan lebih tinggi dan tidak

mengancam hubungan sosial positif dibandingkan dengan nilai power.

Dimensi keempat yang mempengaruhi OCB pada karyawan dalam

penelitian ini yaitu universalism. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

universalism memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap

OCB pada karyawan. Artinya, semakin tinggi universalism maka semakin tinggi

pula kecenderungan munculnya OCB. Karyawan dengan nilai universalism tinggi

berpotensi menunjukkan sikap toleransi dan keprihatinan pada lingkungannya

dalam hal kesetaraan, keadilan sosial serta lingkungan yang damai dan juga

melindungi lingkungan alam dan sosial (Schwartz, 2012). Hal ini mendukung

hasil penelitian untuk pengaruh universalism terhadap OCB.

Dimensi kelima yang mempengaruhi OCB pada karyawan dalam

penelitian ini yaitu security. Hasil penelitian menunjukkan bahwa security

memiliki pengaruh yang signifikan dengan arah positif terhadap OCB pada

karyawan. Artinya, semakin tinggi security maka semakin tinggi pula

Page 101: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

87

kecenderungan munculnya OCB. Nilai security meliputi dua subtipe, yaitu

keamanan pribadi dan keamanan lingkungan masyarakat. Hal ini mendukung hasil

penelitian untuk pengaruh nilai security terhadap OCB, dimana karyawan dengan

nilai security menganggap kepemimpinan yang stabil merupakan hal penting dan

menginginkan kehidupan dengan lingkungan yang aman, hal yang terorganisir

dan bersih agar tetap sehat serta cenderung menghindari konflik dengan orang lain

(Schwartz, 2012).

Dapat disimpulkan bahwa employee engagement signifikan

mempengaruhi OCB. Hal ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh Suthinee Rurkkhum (2010). Dalam penelitian ini dari ketiga dimensi

employee engagement hanya dimensi vigor yang signifikan mempengaruhi OCB

pada karyawan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa vigor memiliki pengaruh

yang signifikan dengan arah positif terhadap OCB pada karyawan. Artinya,

semakin tinggi vigor maka semakin tinggi pula kecenderungan munculnya OCB.

Karyawan dengan vigor tinggi memiliki ketahanan mental yang baik ketika

menghadapi kesulitan dalam bekerja dan memiliki kemauan untuk

menginvestasikan tenaganya dalam pekerjaan orang lain. Hal ini mendukung hasil

penelitian untuk pengaruh vigor terhadap OCB.

Dimensi yang memiliki pengaruh tidak signifikan pada variabel

individual values yaitu, achievement, benevolence, self-direction, conformity,

tradition serta dimensi absorption dan dedication pada variabel employee

engagement. Dalam penelitian ini, pada dimensi achievement menunjukkan tidak

terdapat motivasi untuk meningkatkan kinerja kompetensi pada karyawan

Page 102: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

88

terhadap OCB. Bisa jadi dikarenakan oleh perbedaan standar normatif budaya

seseorang dalam mengejar kesuksesan bahwa mengukur kesuksesan bukan hanya

dari cara orang lain mengagumi dirinya. Hal ini tidak mendukung hasil penelitian

untuk pengaruh achievement terhadap OCB.

Dimensi selanjutnya, yaitu benevolence menunjukkan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap OCB. Pada dasarnya, benevolence merupakan

perilaku yang berorientasi pada perilaku membantu meningkatkan kesejahteraan

orang lain disekitar karyawan. Dalam penelitian ini, karyawan di PT. TELKOM

Gatot Subroto, Jakarta Selatan memiliki beban kerja yang tinggi yang terjadi

disetiap awal bulan baru pada saat penelitian dilakukan dan menyebabkan

intensitas pada kinerja tugas pribadi setiap karyawan lebih tinggi dibandingkan

pada hari biasa, sehingga tidak menimbulkan OCB.

Dimensi selanjutnya, yaitu self-direction. Hasil penelitian menunjukkan

secara signifikan tidak terdapat pengaruh terhadap OCB.Dalam penelitian ini

mengungkapkan bahwa tidak terdapat tindakan independen untuk memilih tujuan

yang berorientasi bagi kepentingan diri sendiri karena karyawan bertindak sesuai

dengan aturan yang berlaku di perusahaan.

Dimensi selanjutnya, yaitu conformity menunjukkan tidak terdapat

pengaruh yang signifikan terhadap OCB. Bisa jadi disebabkan oleh perbedaan

karakteristik personal mengenai cara bersikap dengan orang lain yang mungkin

bisa menyebabkan pelanggaran ekspektasi norma sosial. Hal ini tidak mendukung

hasil penelitian untuk pengaruh conformity terhadap OCB.

Page 103: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

89

Selanjutnya dimensi tradition yang tidak menunjukkan pengaruh yang

signifikan terhadap OCB. Hasil penelitian ini mendukung pendapat Schwartz

(2012) bahwa individu dengan pemikiran dan kepercayaan dari tradisi atau agama

akan membatasi kebebasan berpikir. Sehingga menyebabkan tidak terdapat

pengaruh signifikan tradition terhadap OCB pada karyawan dan tidak mendukung

hasil penelitian.

Pada variabel employee engagement, dimensi yang tidak signifikan

berpengaruh terhadap OCB yaitu dedication dan absorption. Dalam penelitian ini

ditemukan kesamaan kondisi karyawan pada dimensi absorption dan dedication,

yaitu tidak ditemukan sikap berkonsentrasi dan rasa bahagia karena asyik bekerja

pada karyawan serta antusiasme yang menantang pada pekerjaannya. Hal ini bisa

jadi dikarenakan beban kerja yang diterima karyawan pada saat penelitian

dilakukan lebih tinggi dari pada hari biasanya. Mengingat penelitian ini dilakukan

ketika memasuki awal bulan baru dimana para karyawan disibukkan dengan

pelayanan bagi konsumen dari PT. TELKOM untuk memenuhi kewajiban sebagai

pengguna layanan.

Hal lain yang menunjukkan hasil penelitian pengaruh tidak signifikan

pada variabel yang mempengaruhi OCB kemungkinan dikarenakan faktor

keterbatasan peneliti, yaitu dikarenakan peneliti tidak memberikan angket dan

mengawasi secara langsung responden saat mengisi angket yang diberikan,

sehingga ketika ditemukan item yang kurang dimengerti oleh responden, peneliti

tidak memiliki kesempatan untuk menjelaskannya.

Page 104: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

90

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti menyadari bahwa masih terdapat

banyak kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini sehingga dibutuhkan

penelitian lebih lanjut untuk melengkapi kekurangan dan keterbatasan tersebut.

Untuk itu, peneliti memberikan beberapa saran, baik saran teoritis maupun saran

praktis. Saran tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan dan penyempurnaan

untuk penelitian selanjutnya yang akan meneliti dependent variabel yang sama.

1.3.1 Saran Teoritis

Mempertimbangkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan

bahwa:

1. Pada penelitian selanjutnya, peneliti diharapkan untuk memastikan sampel

mengisi kuesioner dengan baik.

2. Pada penelitian selanjutnya, disarankan agar meneliti faktor psikologi lainnya

yang dapat dijadikan independent variable untuk melihat pengaruh yang lebih

signifikan terhadap OCB. Sehingga dapat memperkaya keilmuan mengenai

OCB, seperti motivasi dan kepuasan kerja (Antonio & Sutanto, 2014) serta

organizational commitment & professional commitment (Sumarni, 2015).

3. Pada penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat memperhatikan perbedaan

tingkat intelektualitas, bias budaya serta bahasa yang digunakan dalam

kuesioner penelitian terkait dengan penggunaan skala baku.

1.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa:

Page 105: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

91

1. Power berkontribusi terhadap OCB secara positif. Untuk meningkatkan OCB

diperlukan adanya power yang tinggi pada sebuah perusahaan. Misalnya

dengan memberikan secara rinci penilaian objektif bagaimana untuk bisa

mendapatkan posisi atau jabatan pada perusahaan (kejelasan karir), sehingga

dapat meningkatkan power.

2. Hedonism berkontribusi terhadap OCB secara negatif. Peneliti menyarankan

pada perusahaan untuk mengadakan seminar motivasi untuk menghindari gaya

hidup mewah (hedon). Selain itu, perusahaan juga dapat mengadakan kajian

keagamaan untuk menambah ilmu pengetahuan agama, khususnya mengenai

bersyukur atas apa yang sudah didapatkan. Hidup senang tidak hanya dapat

diwujudkan dengan membeli sesuatu yang mahal atau rekreasi yang

menghabiskan uang banyak. Kesenangan bisa diciptakan sendiri dengan hal

kecil, seperti menciptakan suasana yang menyenangkan agar karyawan merasa

senang berada di kantor. Kantor yang nyaman akan membuat karyawan betah

untuk berlama-lama di dalamnya. Hal ini diharapkan dapat menurunkan

tingkat hedonism yang dialami oleh karyawan.

3. Stimulation berkontribusi terhadap OCB secara positif. Perusahaan dapat

memberikan fasilitas outing atau kegiatan menyenangkan lainnya pada

karyawan. Perusahaan juga dapat memberikan reward dalam hal pencapaian

kerja setiap minggu atau bulan pada karyawan. Sehingga stimulation pada

karyawan menjadi tinggi.

4. Universalism berkontribusi terhadap OCB secara positif. Peneliti

menyarankan perusahaan untuk mengadakan kegiatan outing kantor yang

Page 106: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

92

dapat menimbulkan kebersamaan antar karyawan. Misalnya kegiatan peduli

lingkungan, amal, bakti sosial, atau kerja bakti bersama di lingkungan kantor.

5. Security berkontribusi terhadap OCB secara positif. Peneliti menyarankan agar

perusahaan dapat menambahkan tunjangan agar kebutuhan karyawan dapat

terpenuhi dan karyawan merasa aman atas kehidupannya. Sehingga security

pada karyawan meningkat.

6. Vigor berkontribusi terhadap OCB secara positif. Peneliti menyarankan agar

perusahaan menyediakan fasilitas hiburan untuk menghilangkan kejenuhan

karyawan ketika menghadapi kesulitan dalam bekerja. Misalnya video game,

catur, karaoke, televisi berbayar atau mengadakan kegiatan outing/gathering

antar karyawan. Mengutamakan karyawan dengan nilai vigor untuk

memunculkan perilaku OCB, karena karyawan dengan nilai tersebut memiliki

ketahanan mental yang baik dan memiliki kemauan untuk menginvestasikan

tenaganya untuk pekerjaan orang lain. Sehingga hal tersebut dapat

memberikan pengaruh optimal bagi OCB di perusahaan.

Page 107: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

93

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, S. B. Z. (2004). The effect of personal values on organizational

commitment, 1-19.

Antonio, N. E., & Sutanto, E. M. (2014). Pengaruh motivasi dan kepuasan kerja

karyawan terhadap organizational citizenship behavior di CV. Supratex, 2

(1), 1-9.

Ariani, D. W. (2013). The relationship between employee engagement,

organizational citizenship behavior, and counterproductive work behavior.

International journal of business administration, 4 (2), 46-

56.doi:10.5430/ijba.v4n2p46.

Arthaud-Day, M. L., Rode, J. C., & Turnley, W. H. (2012). Direct and contextual

effects of individual values on organizational citizenship behavior in teams.

Journal of applied psychology, 97 (4), 1-52.doi:10.1037/a0027352.

Bungin, B. (2006). Metodologi penelitian kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Chang. Chi-Cheng, Tsai, Meng-Chen, Tsai, Meng-Shan. (2011). The

organizational citizenship behaviors and organizational commitments of

organizational members influences the effects of organizational learning.

International journal of trade, economics and finance, 2 (1), 61-66.

Chien, M. H. (2004). A study to improve organizational citizenship behavior, 3(3),

1-4.

Cohen, A. & Keren, D. (2008). Individual values and social exchange variables:

Examining their relationship to and mutual effect on in-role performance

and organizational citizenship behavior. Group & organization

management, 33 (4), 425-456.

Ding, L., Velicer, W. F., & Harlow, L. L. (1995). Effects of estimation methods,

number of indicators per factor, and improper soultions on structural

equation modeling fit indices. Structural equation modeling, 2(2), 119-144.

Fatoki, O. (2014). The personal values of university students in South Africa.

Mediterranian journal of social sciences, 5 (23), 758-763. Rome-Italy:

MCSER Publishing.doi:10.5901/mjss.2014.v5n23p758.

Kahn, W. A. (1990). Psychological conditions of personal engagement and

disengagement at work. Academy of management journal, 33 (4), 692-724.

Kaygin, E. & Gulluce, C. (2013). The relationship between career choice and

individual values: A case study of a Turkish University. International

journal of humanities and social science, 3 (3), 119-134.

Page 108: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

94

Liem, G. A. D,. Martin, A. J., Nair, E., Bernardo, A. B. I., & Prasetya, P. H.

(2011). Content and structure of values in middle adolescence: Evidence

from Singapore, The Philippines, Indonesia, and Australia. Journal of

cross-cultural psychology, 42 (1), 146-154.

Markos, S. & Sridevi, M. S. (2010). Employee engagement: The key to improving

performance. International journal of business and management, 5 (12),

89-96.

Organ, D. W. (1997). Organizational citizenship behavior: It’s construct clean-up

time. Human performance, 10 (2), 85-97.

Organ, D. W., Podsakoff, P. M., & MacKenzie, S. B. (2006). Organizational

citisenship behavior: Its nature, antecedents, and consequences. USA:

SAGE Publications.

Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Moorman, R. H., & Fetter, R. (1990).

Transformational leader behaviors and their effects on followers trust in

leader, satisfaction, and organizational citizenship behaviors. Leadership

quarterly, 1 (2), 107-142.doi:10.1016/1048-9843(90)90009-7.

Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B, Paine, J. B, & Bachrach, D. G. (2000).

Organizational citienship behaviors: A critical review of the theoritical and

empirical literature and suggestions for future research. Journal of

management 2000, 26 (3), 513-563.doi.10.1177/014920630002600307.

Rurkkhum, S. (2010). The relationship between employee engagement and

organizational citizenship behavior in Thai organizations. A dissertation of

The University of Minnesota.

Schaufeli, W. B, Martinez, I. M, Pinto, A. M, Salanova, M., & Bakker, A. B..

(2002). Burnout and engagement in University Students (A cross national

study). Journal of cross-cultural psychology, 33 (5), 464-

481.doi.10.1177/0022022102033005003.

Schaufeli, W. B., Bakker, A. B., & Salanova, M. (2006). The measurement of

work engagement with a short questionnaire. Educational and

psychological measurement, 66 (4), 701-716.

Schwartz, S. H. & Bilsky, W. (1987). Toward a universal psychological structure

of human values. Journal of personality and social psychology, 53 (3) ,

550-562.

Schwartz, S. H. (1992). Universals in the content and structure of values:

Theoretical advances and empirical tests in 20 countries. Advances in

experimental social psychology, 25, 1-65.

Page 109: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

95

Schwartz, S. H. (2001). Values hierarchies across cultures: Taking a similarities

perspective. The journal of cross cultural psychology, 32 (3) 268-

290.doi:10.11.77/0022022101032003002.

Schwartz, S. H., Vecchione, M., Fischer, R., Ramos, A., Cieciuch, J., Davidov, E.,

Beierlein, C., Verkasalo, M., Lӧ nnqvist, J. E., & Konty, M. (2012).

Personality processes and individual differences (refining the theory of

basic individual values. Journal of personality and social psychology, 103

(4), 663-668.doi:10.1037/a0029393.

Soyalp, N. (2009). Employee engagement: differing strategies between high and

low engagement, 1-92.

Sulhan, M. S. (2013). Analisis sikap kerja karyawan perbankan syariah

berdasarkan karakteristik biografis, 1-22. Universitas Negeri Maulana

Malik Ibrahim Malang.

Sumarni, M. (2015). Pengaruh organizational citizenship commitment and

professional commitment terhadap organizational citizenship behavior.

Sunyoto, D. & Burhanudin. (2011). Perilaku organisasional. Jakarta: CAPS.

Spitzmuller, M., Dyne, L. V., & Ilies, R. (2004). Organizational citizenship

behavior: A review and extension of its nomological network. Job No. 5124.

Page: 106-123. Barling: Organizational Behavior (Handbook).

Wang, Y. (2011). Antecedents and consequences of employee engagement: A

case study of five-star hotels, Malaysia. TEAM journal of hospitality and

tourism, 8 (1), 30-43.

Waluyo, Minto. 2013. Psikologi industri. Jakarta: Akademia.

Page 110: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sedang melakukan

penelitian skripsi. Untuk itu, saya memohon kesediaan Bapak/Ibu/Sdr berpartisipasi untuk menjadi

responden penelitian dengan mengisi kuesioner. Silahkan isi setiap butir pernyataan sesuai dengan

keadaan/kondisi diri Bapak/Ibu/Sdr yang sebenarnya. Semua data Bapak/Ibu/Sdr akan dijaga

kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian ini.

Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Erla Rahmawati

DATA RESPONDEN

Nama/Inisial :

Jenis Kelamin : Laki-laki / perempuan

Usia : tahun

Status Perkawinan : Menikah / belum menikah

Masa Kerja : tahun

Pendidikan Terakhir :

Page 111: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

PETUNJUK PENGISIAN

Kuesioner ini terdiri dari sejumlah pernyataan. Bapak/Ibu/Sdr diminta untuk membaca dan

memahami setiap pernyataan. Bapak/Ibu/Sdr diminta untuk mengemukakan kesesuaian pernyataan tersebut

dengan keadaan sebenarnya. Berilah tanda silang (X) pada salah satu dari empat pilihan yang tersedia,

pada kolom sebelah kanan.

Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam setiap pernyataan. Jawaban hanya merupakan

penilaian dari diri masing-masing responden. Silahkan jawab sesuai dengan keadaan diri Bapak/Ibu/Sdr

saat ini. Teliti kembali jawaban Bapak/Ibu/Sdr dalam mengisi kuesioner ini, sehingga tidak ada pernyataan

yang terlewati.

Jika jawaban Anda sangat tidak sesuai, beri tanda silang (X) pada kolom Sangat Tidak Sesuai.

Jika jawaban Anda tidak sesuai, beri tanda silang (X) pada kolom Tidak Sesuai. Jika jawaban Anda sesuai,

beri tanda silang (X) pada kolom Sesuai. Jika jawaban Anda sangat sesuai, beri tanda silang (X) pada

kolom Sangat Sesuai.

CONTOH PENGISIAN

Jika pernyataan di bawah ini menurut anda sesuai dengan diri anda, maka beri tanda silang (X) pada

kolom Setuju.

Pernyataan Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

Saya menyukai warna merah X

Artinya: Anda setuju dengan pernyataan “saya menyukai warna merah”

Skala I

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju

Setuju

Sangat

Setuju

1 Saya membantu pekerjaan karyawan lain yang memiliki beban

tugas lebih tinggi.

2 Saya selalu membutuhkan bukti secara detail atas setiap kejadian

yang terjadi di perusahaan.

3 Saya yakin bahwa melakukan pekerjaan dengan jujur akan

menguntungkan bagi organisasi.

4 Saya menghabiskan banyak waktu untuk berkeluh kesah

mengenai hal yang tidak penting.

5 Saya berusaha menghindari masalah dengan rekan kerja.

Page 112: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

6 Saya mengikuti setiap perubahan yang terjadi dalam organisasi.

7 Saya paling suka membesarkan-besarkan masalah yang

sebenarnya kecil.

8 Saya memikirkan dampak pekerjaan terhadap rekan kerja.

9 Saya tetap menghadiri pertemuan meskipun tidak wajib hadir

tetapi saya anggap penting.

10 Saya siap membantu tugas karyawan lain di perusahaan tempat

saya bekerja.

11 Saya menghadiri kegiatan yang dilakukan oleh pihak luar

perusahaan untuk meningkatkan pencitraan perusahaan.

12 Saya mengikuti berbagai informasi yang terjadi di perusahaan

13 Saya bersedia mengerjakan pekerjaan karyawan lain yang tidak

hadir.

14 Saya pantang menyalahgunakan hak orang lain.

15 Saya secara sukarela membantu karyawan lain yang memiliki

kesulitan dalam pekerjaan.

16 Saya selalu melihat kesalahan orang lain daripada sisi positifnya

17 Saya berusaha untuk menghindari konflik dengan karyawan lain

18 Saya bekerja melebihi jam kerja pada umumnya.

19 Saya selalu menemukan kesalahan yang terjadi di dalam

organisasi.

20 Saya memperhatikan setiap perilaku yang mungkin dapat

mempengaruhi perkerjaan karyawan lain.

21 Saya kurang berminat menggunakan hak cuti yang saya miliki

meskipun diberikan oleh perusahaan.

22 Saya mematuhi peraturan di perusahaan meskipun tidak ada yang

mengawasi

23 Meskipun tidak diharuskan, saya tetap membantu mengarahkan

karyawan baru

24 Saya berusaha untuk bekerja seteliti mungkin.

25 Saya tidak terlalu memperhatikan perkembangan organisasi.

26 Saya tidak bersemangat dalam bekerja.

27 Saya tidak mudah terpengaruh isu negatif dalam perusahaan.

28 Saya memilih untuk melakukan perdebatan untuk membela diri

daripada diam untuk menghindari konflik.

29 Saya tidak menyukai aktifitas diluar job description yang saya

miliki.

30 Saya merasa tidak harus perduli dengan rekan kerja yang tidak

hadir.

Page 113: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

Skala II

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Sesuai

Tidak

Sesuai Sesuai

Sangat

Sesuai

1

Memikirkan ide baru dan menjadi kreatif merupakan hal yang

penting bagi seseorang karena dia suka melakukan berbagai hal

dengan caranya sendiri.

2 Merupakan hal penting bagi seseorang untuk menjadi kaya.

Setiap orang menginginkan banyak uang dan barang mahal.

3

Menurut seseorang, penting untuk memperlakukan setiap orang

dengan perlakuan yang sama. Dia percaya bahwa semua orang

harus memiliki kesempatan yang sama dalam hidup.

4

Setiap orang sangat senang untuk menunjukkan kemampuannya.

Dia senang apabila orang lain mengagumi apa yang

dilakukannya.

5

Penting bagi seseorang untuk hidup dalam lingkungan yang

aman. Dia menghindari apapun yang dapat mengancam

keselamatannya.

6 Penting bagi seseorang untuk melakukan berbagai macam hal

yang bevariasi dalam hidup untuk mencoba hal baru.

7

Seseorang percaya bahwa orang lain seharusnya melakukan apa

yang telah diajarkan sebelumnya. Menurutnya, orang lain harus

mengikuti peraturan, bahkan ketika tidak ada orang yang

mengawasi.

8

Seseorang merasa penting mendengarkan orang lain yang

memiliki perbedaan dengan dirinya. Bahkan ketika tidak

sependapat, dia masih ingin untuk mengerti mereka.

9

Menurut seseorang penting untuk mensyukuri apa yang telah

dimiliki sebelumnya. Dia percaya bahwa orang lain harus puas

dengan apa yang mereka punya.

10 Seseorang menyempatkan diri untuk bersenang-senang karena

kegiatan tersebut mampu untuk memberikan kepuasan untuknya.

11

Penting bagi seseorang membuat keputusan sendiri mengenai apa

yang dilakukannya. Dia enggan terikat terhadap suatu rencana

dan memilih aktivitasnya sendiri.

12 Penting bagi seseorang untuk menolong orang disekitarnya. Dia

peduli terhadap kesejahteraan orang lain.

13 Setiap individu ingin sukses sehingga orang lain mengaguminya.

14

Penting bagi seseorang mengetahui bahwa negaranya aman.

Negara harus mampu mengawasi ancaman dari dalam maupun

dari luar.

Page 114: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

15 Seseorang suka mengambil resiko karena dia menyukai

petualangan.

16 Penting bagi seseorang untuk berkelakuan baik. Dia ingin

menghindari perilaku yang salah dimata orang lain.

17

Seseorang ingin memiliki kekuasaan sehingga memiliki

wewenang dan memerintah orang lain untuk mengerjakan

sesuatu. Dia menginginkan agar orang lain mematuhi apa yang

diinginkannya.

18 Penting bagi seseorang untuk setia dengan temannya. Dia ingin

mengabdikan dirinya dengan orang-orang yang dekat dengannya.

19 Seseorang sangat percaya bahwa orang lain harus peduli terhadap

alam. Menjaga lingkungan merupakan hal penting baginya.

20

Bagi seseorang, kepercayaan terhadap agama merupakan hal

yang penting. Dia berusaha melakukan apa yang telah diajarkan

oleh agamanya.

21

Merupakan hal penting bagi seseorang mengetahui segalanya

terorganisir dan bersih. Dia sangat tidak menyukai segala sesuatu

yang berantakan.

22 Bagi seseorang penting untuk tertarik terhadap sesuatu. Dia

berusaha ingin tahu dan memahami berbagai hal yang sepele.

23

Seseorang percaya semua orang didunia harus hidup harmonis.

Penting baginya mendukung perdamaian terhadap seluruh

kelompok di dunia.

24 Seseorang harus memiliki ambisi untuk menunjukkan

kemampuan dirinya.

25

Menurut seseorang, melakukan berbagai hal dengan dengan cara

tradisional merupakan hal yang paling baik. Penting baginya

menjaga tradisi yang telah dipelajari.

26 Menikmati kesenangan hidup dianggap penting bagi seseorang

agar dapat memanjakan dirinya.

27 Penting bagi seseorang merespon kebutuhan orang lain. Dia

mencoba untuk mendukung rekan yang dikenalnya.

28

Seseorang percaya untuk selalu menunjukkan rasa hormat kepada

orang tuanya dan kepada orang yang lebih tua. Penting baginya

untuk menjadi orang yang patuh.

29

Individu menginginkan semua orang diperlakukan dengan adil,

bahkan kepada orang yang tidak diketahuinya. Penting baginya

untuk melindungi yang lemah dalam masyarakat.

30 Seseorang menyukai kejutan agar dapat memiliki kehidupan yang

menggairahkan.

31 Seseorang berusaha sebaik mungkin untuk menghindari sakit.

Tetap sehat adalah hal yang sangat penting baginya.

32 Setiap orang ingin menjadi yang terbaik sehingga akan berusaha

berjuang untuk menjadi yang lebih baik dari orang lain.

Page 115: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

33

Menurut seseorang, memaafkan orang lain yang telah

menyakitinya merupakan hal penting. Dia berusaha melihat apa

yang baik dan tidak menyimpan dendam kepada mereka.

34 Penting bagi seseorang menjadi pribadi mandiri karena dia suka

mengandalkan dirinya sendiri.

35

Merupakan hal yang penting bagi seseorang memiliki

pemerintahan yang stabil. Dia peduli terhadap perlindungan

keadilan sosial.

36

Penting bagi seseorang untuk sopan terhadap orang lain pada

setiap waktu. Dia enggan mengganggu atau membuat jengkel

orang lain.

37 Seseorang ingin menikmati hidup dengan menghabiskan waktu

untuk bersenang-senang.

38 Sangat penting bagi seseorang hidup sederhana dan rendah hati

agar dirinya tidak menarik perhatian orang lain.

39 Seseorang selalu ingin memiliki kewenangan membuat

keputusan. Dia ingin memimpin orang lain.

40

Penting bagi seseorang menyesuaikan diri terhadap alam. Dia

percaya bahwa orang lain seharusnya tidak mengubah sifat

alamiah alam di dunia ini.

41 Seseorang menganggap kekuasaan bukan hal penting.

42 Sebagian individu memiliki motivasi yang rendah sehingga puas

dengan prestasi apa adanya.

43 Sangat penting bagi seseorang menikmati gaya hidup sederhana.

44 Seseorang menyukai kegiatan yang bersifat monoton karena

enggan mencoba hal baru.

45 Apa yang dilakukan kurang sesuai dengan yang diinginkan

seseorang.

46 Seseorang tidak mudah untuk memaafkan dan melupakan

kesalahan orang lain.

47 Bagi seseorang menjaga tradisi merupakan hal yang kuno dan

tidak penting.

48 Bagi seseorang tidak penting untuk berbuat baik. Dia cenderung

bertindak sesuka hatinya.

49 Seseorang cenderung mudah terlibat konflik dengan orang lain.

50 Seseorang lebih senang menjadi anggota dibandingkan seorang

pemimpin.

51 Setiap orang merasa sulit menemukan solusi dari setiap persoalan

yang ada.

52 Bersenang-senang merupakan hal yang kurang penting.

53 Seseorang cenderung menghindari resiko sehingga hanya

mengerjakan sesuatu yang aman bagi dirinya.

54 Seseorang cenderung mengikuti pilihan yang banyak dipilih

orang lain.

55 Seseorang enggan untuk menceritakan masalah pribadi dengan

Page 116: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

teman kerjanya.

56 Seseorang lebih senang berkunjung ke pusat hiburan dibanding

mengunjungi tempat bersejarah.

57 Seseorang enggan mentaati peraturan yang berlaku dalam

kehidupan bermasyarakat

Skala III

No. Pernyataan

Sangat

Tidak

Setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

Setuju

1 Saya merasa bosan ketika melakukan pekerjaan.

2 Menurut saya, pekerjaan yang dilakukan kurang berarti.

3 Saat saya bekerja, waktu terasa cepat berlalu.

4 Saya merasa lemah dan kurang bersemangat ketika bekerja.

5 Saya merasa antusias dengan pekerjaan saat ini.

6 Saat saya bekerja, saya lupa akan hal lain.

7 Pekerjaan saat ini memberikan inspirasi bagi saya.

8 Ketika bangun pagi, saya merasa bersemangat untuk bekerja.

9 Saya merasa senang ketika menghadapi banyak pekerjaan.

10 Saya bangga terhadap pekerjaan saat ini.

11 Pekerjaan saat ini membosankan.

12 Saya tahan bekerja dalam waktu yang cukup lama.

13 Bagi saya, pekerjaan saya menantang

14 Pada saat bekerja konsentrasi saya mudah teralihkan.

15 Saya ulet dalam menyelesaikan masalah pekerjaan.

16 Saya sulit mengabaikan tugas dalam pekerjaan saya.

17 Saya mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan pada saat

bekerja.

18 Tugas yang diberikan oleh organisasi membuat saya tertekan.

Page 117: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

Syntax Dimensi Altruism

DA NI =30 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

PM SY FI = ocb.cor

SE

1 10 15 23 13 30/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

ALTRUISM

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 4 1 TD 6 5 TD 6 2

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Altruism

Page 118: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

Syntax Dimensi Conscientiousness

DA NI =30 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

PM SY FI = ocb.cor

SE

22 3 24 18 21 26/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

CONSCI

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 5 4 TD 5 2 TD 5 3 TD 3 1

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Conscientiousness

Syntax Dimensi Sportsmanship

DA NI =30 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM310.42

ITEM1810.12

ITEM2110.72

ITEM22-0.46

ITEM24-0.02

ITEM268.38

CONSCI 0.00

Chi-Square=6.13, df=5, P-value=0.29382, RMSEA=0.032

5.53

3.10

5.28

3.57

0.32

4.45

Page 119: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

PM SY FI = ocb.cor

SE

27 2 16 19 4 7/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

SPORTSMANSHIP

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 4 2 TD 3 1 TD 3 2

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Sportsmanship

Syntax Dimensi Courtesy

DA NI =30 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM210.46

ITEM47.51

ITEM74.56

ITEM1610.46

ITEM199.44

ITEM279.56

SPORTSMA 0.00

Chi-Square=11.56, df=6, P-value=0.07264, RMSEA=0.065

6.78

2.10

1.69

6.99

10.01

12.00

Page 120: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

PM SY FI = ocb.cor

SE

8 20 14 5 17 28/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

COURTESY

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 3 2 TD 3 1

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Courtesy

Syntax Dimensi Civic Virtue

DA NI =30 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

PM SY FI = ocb.cor

SE

11 6 9 12 29 25/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

ITEM56.74

ITEM810.08

ITEM1410.14

ITEM170.57

ITEM2010.43

ITEM2810.46

COURTESY 0.00

Chi-Square=5.55, df=7, P-value=0.59273, RMSEA=0.000

5.15

2.52

5.43

8.34

10.80

0.54

Page 121: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

LK

CIVI VIRTUE

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 5 4 TD 2 1

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Civic Virtue

Syntax Dimensi Power

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

PM SY FI = individual.cor

ITEM65.43

ITEM910.44

ITEM1110.39

ITEM120.89

ITEM2510.18

ITEM299.76

CIVI 0.00

Chi-Square=12.35, df=7, P-value=0.08972, RMSEA=0.059

5.42

13.50

4.30

16.08

5.11

7.54

Page 122: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

SE

39 17 2 50 41/

MO NX = 5 NK = 1 TD = SY, FI

LK

POWER

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

FR TD 5 4

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Power

Syntax Dimensi Achievement

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

PM SY FI = individual.cor

ITEM29.58

ITEM171.69

ITEM398.00

ITEM4110.12

ITEM5010.39

POWER 0.00

Chi-Square=7.14, df=4, P-value=0.12844, RMSEA=0.060

6.41

8.53

5.09

-1.94

3.74

Page 123: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

SE

24 32 4 13 42 51/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

ACHIEVEMENT

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 6 5 TD 4 1

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Achievement

Syntax Dimensi Hedonism

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

ITEM48.45

ITEM13-1.95

ITEM241.12

ITEM3210.34

ITEM4210.59

ITEM5110.51

ACHIEVEM 0.00

Chi-Square=13.25, df=7, P-value=0.06625, RMSEA=0.064

4.84

3.76

4.70

6.42

3.32

2.04

Page 124: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

PM SY FI = individual.cor

SE

10 26 37 43 52/

MO NX = 5 NK = 1 TD = SY, FI

LK

HEDONISM

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

FR TD 4 3 TD 3 2

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Hedonism

Syntax Dimensi Stimulation

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

ITEM101.65

ITEM266.87

ITEM379.49

ITEM4310.38

ITEM529.46

HEDONISM 0.00

Chi-Square=3.07, df=3, P-value=0.38028, RMSEA=0.011

9.54

7.66

5.18

2.33

5.99

Page 125: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

PM SY FI = individual.cor

SE

6 30 15 44 53/

MO NX = 5 NK = 1 TD = SY, FI

LK

STIMULATION

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1

FR TD 5 4 TD 4 2

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Stimulation

Syntax Dimensi Self-direction

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

ITEM67.36

ITEM155.15

ITEM309.38

ITEM449.59

ITEM5310.45

STIMULAT 0.00

Chi-Square=4.46, df=3, P-value=0.21614, RMSEA=0.047

9.37

5.69

10.55

5.38

0.76

Page 126: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

PM SY FI = individual.cor

SE

1 11 34 22 45 54/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

SELF DIRECTION

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 5 3 TD 6 5 TD 6 3 TD 6 1

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Self-direction

Syntax Dimensi Universalism

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM18.94

ITEM118.42

ITEM228.21

ITEM347.36

ITEM4510.46

ITEM546.73

SELF 0.00

Chi-Square=8.57, df=5, P-value=0.12736, RMSEA=0.057

4.64

6.33

5.58

6.48

-0.20

5.06

Page 127: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

PM SY FI = individual.cor

SE

3 29 8 19 40 23/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

UNIVERSALISM

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 3 1 TD 6 5 TD 6 4

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Universalism

Syntax Dimensi Benevolence

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM38.44

ITEM86.62

ITEM199.79

ITEM239.26

ITEM297.82

ITEM409.73

UNIVERSA 0.00

Chi-Square=9.37, df=6, P-value=0.15387, RMSEA=0.051

7.91

11.73

10.73

7.90

8.14

9.83

Page 128: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

PM SY FI = individual.cor

SE

12 18 27 33 55 46/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

BENEVOLENCE

FR TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 3 2 TD 3 1 TD 6 4 TD 5 1

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Benevolence

Syntax Dimensi Tradition

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM120.00

ITEM1810.55

ITEM272.43

ITEM3311.08

ITEM4610.67

ITEM559.93

BENEVOLE 0.00

Chi-Square=9.05, df=6, P-value=0.17056, RMSEA=0.048

21.58

5.37

7.18

9.08

3.48

4.09

Page 129: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

PM SY FI = individual.cor

SE

9 20 25 38 47 56/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

TRADITION

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 5 2

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Tradition

Syntax Dimensi Conformity

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM92.31

ITEM209.22

ITEM259.37

ITEM389.01

ITEM4710.36

ITEM5610.43

TRADITIO 0.00

Chi-Square=9.20, df=8, P-value=0.32591, RMSEA=0.026

9.56

6.03

5.81

6.29

2.16

-1.32

Page 130: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

PM SY FI = individual.cor

SE

7 16 28 36 48 57/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

CONFORMITY

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 6 5 TD 2 1 TD 4 3 TD 6 4

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Conformity

Syntax Dimensi Security

DA NI =57 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM710.41

ITEM168.38

ITEM28-0.74

ITEM36-0.79

ITEM488.99

ITEM5710.36

CONFORMI 0.00

Chi-Square=10.19, df=5, P-value=0.07005, RMSEA=0.069

1.75

1.85

2.08

2.10

1.81

1.72

Page 131: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18 ITEM19

ITEM20

ITEM21 ITEM22 ITEM23 ITEM24 ITEM25 ITEM26 ITEM27 ITEM28 ITEM29

ITEM30

ITEM31 ITEM32 ITEM33 ITEM34 ITEM35 ITEM36 ITEM37 ITEM38 ITEM39

ITEM40

ITEM41 ITEM42 ITEM43 ITEM44 ITEM45 ITEM46 ITEM47 ITEM48 ITEM49

ITEM50

ITEM51 ITEM52 ITEM53 ITEM54 ITEM55 ITEM56 ITEM57

PM SY FI = individual.cor

SE

5 14 35 21 31 49/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

SECURITY

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 4 2 TD 6 2 TD 6 1

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Security

ITEM58.84

ITEM14-1.31

ITEM216.03

ITEM3110.75

ITEM3510.78

ITEM498.49

SECURITY 0.00

Chi-Square=9.88, df=6, P-value=0.12969, RMSEA=0.054

11.15

17.22

7.22

10.60

7.81

6.51

Page 132: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

Syntax Dimensi Vigor

DA NI =18 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18

PM SY FI = employee.cor

SE

15 8 12 17 4 1/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

VIGOR

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 6 5 TD 4 2 TD 5 4

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Vigor

Syntax Dimensi Dedication

DA NI =18 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18

PM SY FI = employee.cor

SE

ITEM19.33

ITEM49.69

ITEM87.76

ITEM1210.12

ITEM158.09

ITEM174.99

VIGOR 0.00

Chi-Square=4.88, df=6, P-value=0.55986, RMSEA=0.000

12.10

9.52

7.44

13.02

9.37

10.32

Page 133: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

5 7 10 13 2 18/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

DEDICATION

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 5 2 TD 4 3 TD 5 3 TD 6 1

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Dimensi Dedication

Syntax Dimensi Absorption

DA NI =18 NO = 220 MA = KM

LA

ITEM1 ITEM2 ITEM3 ITEM4 ITEM5 ITEM6 ITEM7 ITEM8 ITEM9 ITEM10

ITEM11 ITEM12 ITEM13 ITEM14 ITEM15 ITEM16 ITEM17 ITEM18

PM SY FI = employee.cor

SE

6 9 3 16 14 11/

MO NX = 6 NK = 1 TD = SY, FI

LK

ABSORPTION

FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6

FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1

FR TD 5 3

ITEM25.72

ITEM59.74

ITEM7-3.77

ITEM1010.98

ITEM139.78

ITEM1811.11

DEDICATI 0.00

Chi-Square=7.21, df=5, P-value=0.20520, RMSEA=0.045

11.21

22.15

8.31

10.58

10.53

8.56

Page 134: PENGARUH INDIVIDUAL VALUES DAN EMPLOYEE ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/38227...direction, conformity, tradition on individual values, along with absorption and

PD

OU AD = OFF IT = 1000 FS TV MI SS

Path Diagram Absorption

ITEM39.73

ITEM610.45

ITEM98.83

ITEM111.60

ITEM149.83

ITEM1610.31

ABSORPTI 0.00

Chi-Square=12.68, df=8, P-value=0.12350, RMSEA=0.052

1.17

8.07

6.20

3.76

5.94

12.16