Upload
alim-sumarno
View
449
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Online Universitas Negeri Surabaya, author : Ayu Wulandari,
Citation preview
1
PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN EFEK SYARIAH
Ayu Wulandari
Jurasan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
AbstractThe purpose of this research is to analyze the influence of accounting and
economic macro information on the firm value of Islamic stock in 2009-2013. The population in this study consist of 313 companies listed on the Indonesian Stock Exchange as an Islamic stock in 2013 period and after passing the stage using purposive sampling the sample is only 27 companies with a data sample of accounting information from financial statements, consisting of Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), and Return on Equity (ROE) and Dividend Payout Ratio and non-accounting information in the form of inflation, SBI rates, and the exchange rate effect on firm value of islamic stock. The analysis technique used multiple regression and hypothesis testing using the t-statistic for testing the partial regression coefficients and F-statistics to test the significance of the effect together with the level of significance of 5%.
The results showed that simultaneous independen variables affect the firm value of islamic stock. Partially, only the Return On Equity (ROE) and inflation affecting the firm value of islamic stock, while Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Total Assets Turnover, Dividend Payout Ratio, SBI interest rate and exchange rate does not affect the value firm value of islamic stock.
Key Words: Debt to Equity (DER), Current Ratio (CR), Total Assets TurnOver (TATO), Return On Equity (ROE), Dividend Payout Ratio, inflation, interest rate, exchange rate, firm value of islamic stock.
PENDAHULUAN
Harga saham setiap perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
akan mempengaruhi Indeks Saham Gabungan yang ada. Salah satunya adalah
Indeks Saham Syariah Indonesia. Daftar Efek Syariah dari tahun ke tahun dan
semakin besarnya nilai kapitalisasi pasar efek syariah Indonesia. Kapitalisasi
pasar adalah salah satu indikator yang menunjukkan perkembangan sebuah bursa
saham. Nilai dari kapitalisasi ini dapat ditemukan dengan mengalikan jumlah
2
saham yang tercatat pada suatu bursa dengan harga saham masing-masing
(Samsul, 2006).
Menurut statistik saham syariah tahun 2013 nilai kapitalisasi pasar
selama lima bulan pertama semakin meningkat. Namun pada bulan Juni dan Juli
tren ini menurun, seperti yang terlihat pada tabel di bawah. Padahal pada bulan
Juni 2013, terdapat lima perusahaan yang tercatat sebagai efek syariah yaitu PT.
Multiporal Technologi Tbk , PT. Electronic City Tbk, PT. Semen Baturaja Tbk,
PT. Nusa Raya Cipta Tbk, dan PT. Acset Indonusa Tbk.
Semua investor baik investor di pasar modal syariah atau pasar modal
konvesional mengharapkan return. Adanya risiko yang tinggi pada bentuk
investasi berupa saham, mensyaratkan investor untuk membuka mata dan telinga
terhadap semua informasi yang ada tentang saham yang diinginkan. Menurut
signaling theory Setiap tindakan yang dilakukan perusahaan mengandung
informasi yang dapat digunakan oleh investor sebagai alat analisis. Informasi ini
dapat berupa rasio keuangan yang terdiri dari beberapa angka yang di dapat dari
laporan keuangan. Rasio keuangan sendiri terdiri dari rasio solvabilitas, rasio
likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas dan rasio nilai pasar. Darmadji dan
Fakhruddin (2012) menyatakan bahwa selain kondisi industri perusahaan analisis
fundamental juga menggunakan berbagai indikator makro ekonomi untuk menilai
saham. Perubahan-perubahan seperti inflasi, suku bunga, dan kurs tersebut dapat
berpotensi untuk meningkatkan atau menurunkan harga saham perusahaan-
perusahaan yang sahamnya aktif diperdagangkan di bursa. Perubahan nilai ketiga
indikator makro ekonomi ini merupakan risiko yang dihadapi oleh seluruh
perusahaan pada seluruh sektor. Adanya risiko sistematis tersebut secara tidak
3
langsung akan mempengaruhi perilaku investor dalam mengambil keputusan.
Sehingga faktor makro ekonomi tersebut juga diduga berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Berdasarkan beberapa uraian tersebut di atas tujan yang dicapai oleh
peneliti adalah untu mengetahui pengaruh informasi akuntansi dan makro
ekonomi terhadap nilai perusahaan efek syariah.
KAJIAN PUSTAKA
Signaling theory atau teori signaling dikembangkan oleh Ross (1979).
Ross menyatakan bahwa teori signaling menekankan kepada pentingnya informasi
yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi oleh pihak di luar
perusahaan. Pada saat informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah
menerima informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan
dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik atau sinyal buruk.
Efficient market hypothesis merupakan teori yang menghubungkan antara reaksi
pasar dengan informasi keuangan dan informasi lainnya (Wild, 2004:49). Teori ini
pertama kali dikemukakan oleh Fama (1970). Suatu pasar dikatakan efisien
apabila tidak seorangpun baik investor individu maupun investor institusi akan
mampu memperoleh return tidak normal (abnormal return) setelah disesuaikan
dengan risiko dengan menggunakan strategi perdagangan yang ada.
Saham Syariah
Saham syariah adalah surat berharga yang merepresentasikan penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan yang tidak melanggar prinsip syariah. Ajaran
Islam mengkategorikan investasi sebagai kegiatan muamalah, yaitu suatu kegiatan
yang mengatur hubungan antar manusia dengan manusia lainnya. Sementara itu,
dalam kaidah fiqhiyah disebutkan bahwa hukum asal dari kegiatan muamalah
4
adalah mubah (boleh), kecuali yang jelas ada larangannya dalam Al-Qur’an dan
Al-Hadits.
Leverage Ratio
Leverage ratio atau rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan
untuk menguji sejauh mana perusahaan menggunakan uang yang dipinjam
(utang). Rasio ini digunakan untuk melihat kelangsungan hidup suatu perusahaan
dalam jangka panjang atau merupakan sumber informasi mengenai proporsi relatif
kontribusi modal oleh kreditur dan oleh pemilik (Horne and Wachowicz,
2012:170). Menghitung solvabilitas perusahaan dapat diukur menggunakan debt
to equity ratio, cash coverage ratio, dan times interest earned ratio. Pada
penelitian ini rasio solvabilitas yang digunakan adalah debt to equity ratio atau
DER. Rasio ini mengukur besar kecilnya penggunaan utang dibandingkan dengan
ekuitas perusahaan.
Liquidity Ratio
Liquid asset adalah aset yang diperdagangkan dalam pasar yang aktif
dan diharapkan dapat segera dikonversikan menjadi kas pada harga pasar saat ini.
Posisi likuiditas perusahaan penting untuk diketahui karena berhubungan dengan
informasi perusahaan tentang seberapa besar kemampuan perusahaan untuk
melunasi liabilitas jangka pendeknya (Brigham dan Houston, 2010:129). Rasio
likuiditas terdiri dari current ratio, quick ratio, cash ratio, cash conversion cycle,
dan working capital to total assets. Pada penelitian ini likuiditas dihitung
menggunakan current ratio yang dapat dihitung dengan membagi aset lancar
dengan utang lancar.
Activity Ratio
5
Rasio aktivitas atau activity ratio disebut juga rasio efisiensi atau rasio
perputaran adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif
perusahaan dalam penggunaan aset yang dimilikinya (Horn dan Wachowicz,
2012:172). Untuk mengukur besar kecilnya rasio aktivitas dapat dihitung dengan
beberapa cara yaitu inventory turnover, days salesoutstanding, fixed assets
turnover, dan total assets turnover. Penelitian ini menggunakan rasio total aset
turn over. TATO adalah rasio yang digunakan untuk menghitung perputaran total
aset, yang menghubungkan antara penjualan neto dengan aset total (Horn dan
Wachowicz, 2012:180).
Profitability Ratio
Profitabilitas atau profitability adalah nilai atau hasil bersih yang
didapat dari serangkaian kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan. Rasio ini menunjukkan profitabilitas dalam kaitannya dengan
penjualan dan ekuitas perusahaan. Bebarapa rasio profitabilitas adalah return on
asset, return on equity, return on investment, net profit margin, dll. Pada
penelitian ini, profitabilitas diukur dengan menggunakan return on equity.
Market Value Ratio
Market value ratio atau rasio nilai pasar bertujuan untuk menjadi tolok
ukur yang menghubungkan harga saham biasa dengan pendapatan perusahaan dan
nilai buku saham atau mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan
(Sudana, 2011:23). Untuk mengukur rasio nilai pasar terdapat beberapa
pengukuran yaitu price earning ratio, dividend yield, dividend payout ratio,
market to book value. Dalam penelitian ini nilai pasar diukur menggunakan
6
dividend payout ratio atau DPR. Rasio ini mengukur seberapa besar bagian laba
bersih setelah pajak yang dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham.
Inflasi
Inflasi merupakan kenaikan tingkat harga-harga umum yang terjadi
secara terus menerus dalam periode tertentu serta mempengaruhi individu,
pengusaha, dan pemerintah (Mishkin, 2008:13). Inflasi secara umum dianggap
sebagai masalah ekonomi makro yang penting untuk diselesaikan dan sering
menjadi agenda utama politik dan pengambil kebijakan. Faktor penting yang
menyebabkan terjadinya inflasi adalah kenaikan uang beredar secara terus
menerus sehingga menyebabkan kenaikan harga pula.
Nilai Tukar
Menurut Krugman dan Maurice (1994:73), nilai tukar mata uang adalah
harga sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam
mata uang lainnya. Sedangkan Abimanyu (2004) menyatakan definisi nilai tukar
atau kurs (foreign exchange rate) adalah harga mata uang suatu negara relatif
terhadap mata uang negara lain, misalnya harga dari satu dollar Amerika
Rp10.900,00 atau harga satu dollar Hongkong (HKD) adalah Rp1.500,00 dan
seterusnya. Karena nilai tukar ini mencakup dua mata uang, maka titik
keseimbangan ditentukan oleh sisi penawaran dan permintaan dari kedua mata
uang tersebut.
Suku Bunga SBI
Suku bunga SBI adalah suku bunga yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia atas pembelian SBI secara periodik pada waktu tertentu (Prasetyo,
2012:227). Surat Berharga Indonesia atau yang lebih dikenal dengan SBI adalah
7
surat berharga yang dikeluarkan oleh BI sebagai bentuk pengakuan utang jangka
pendek dengan sistem diskonto. Tingkat suku bunga adalah harga yang
menghubungkan masa kini dan masa depan.
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai pasar setiap perusahaan atau proyek yang
ditentukan dari kapitalisasi tingkat hasil yang diharapkan yang wajar bagi
perusahaan atau proyek tersebut (Weston dan Copeland, 1997:13). Dalam
penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan menggunakan rasio Tobin’s Q yang
dikembangkan oleh James Tobin. Tobin’s Q merupakan indikator untuk
mengukur kinerja perusahaan, khususnya tentang nilai perusahaan yang
menunjukkan suatu performa manajemen dalam mengelola aset perusahaan.
TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengaruh Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Nilai Perusahaan
Banyak penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk mengetahui
pengaruh debt to equity ratio. Pouraghajan, et.al. (2013) menguji pengaruh rasio
keuangan, arus kas operasi, dan ukuran perusahaan terhadap return saham yang
diukur menggunakan earnings per share pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Teheran periode 2006-2010. Menunjukkan bahwa debt to equity ratio
berpengaruh signifikan positif terhadap return saham. Taani dan Banykhaled
(2011) menganalisis dampak informasi akuntansi yang diukur menggunakan lima
kategori rasio keuangan terhadap return saham yang diukur menggunakan
earnings per share pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jordania periode
2000-2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh
8
signifikan positif terhadap return saham. Berdasarkan uraian di atas, maka
dirumuskan hipotesis penelitian yaitu:
H1: Terdapat pengaruh antara debt to equity ratio terhadap nilai
perusahaan
2.3.1 Pengaruh Current Ratio terhadap Nilai Perusahaan
Pouraghajan, et.al. (2013) menguji pengaruh rasio keuangan, arus kas
operasi, dan ukuran perusahaan terhadap return saham yang diukur menggunakan
earnings per share pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Teheran periode
2006-2010, yang menunjukkan bahwa current ratio berpengaruh signifikan positif
terhadap return saham. Ulupui (2007) menganalisis pengaruh rasio likuiditas,
leverage, aktifitas, dan profitablitas terhadap return saham perusahaan makanan
dan minuman di BEJ, yang menunjukkan bahwa hanya dua variabel yaitu return
on asset dan current Ratio yang berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan
uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu:
H2: Terdapat pengaruh antara current tatio terhadap nilai perusahaan
Pengaruh TATO terhadap Nilai Perusahaan
Martani, et.al. (2009) menguji pengaruh nilai relevansi informasi
akuntansi terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Indonesia
periode 2003- 2006, yang menunjukkan bahwa total assets turnover berpengaruh
signifikan negatif terhadap return saham.Pouraghajan, et.al. (2013) menguji
pengaruh rasio keuangan, arus kas operasi, dan ukuran perusahaan terhadap return
saham yang diukur menggunakan earnings per share pada perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Teheran periode 2006-2010, yang menunjukkan bahwa
9
total asset turnover berpengaruh signifikan positif terhadap return saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu:
H3: Terdapat pengaruh antara TATO terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Return On Equity terhadap Nilai Perusahaan
Setiawan dan Oktariza (2013) menganalisis hubungan antara return
saham dan rasio keuangan pada saham syariah dan konvensional di Bursa Efek
Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keenam rasio keuangan
untuk saham syariah, kecuali NPM berpengaruh positif terhadap return saham.
Sedangkan untuk saham konvensional, semua variabel kecuali NPM dan PBV
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Pouraghajan, et.al.
(2013) menguji pengaruh rasio keuangan, arus kas operasi, dan ukuran perusahaan
terhadap return saham yang diukur menggunakan earnings per share pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Teheran periode 2006-2010,
menunjukkan bahwa return on equity berpengaruh signifikan positif terhadap
return saham. Operating cash flows tidak berpengaruh terhadap return saham.
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu:
H4: Terdapat pengaruh antara ROE terhadap nilai perusahaan
Pengaruh Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan
Puspasari (2006) menganalisis mengenai pengaruh current ratio, debt
to equity ratio, net profit margin ratio, return on equity ratio, dan dividend payout
ratio terhadap perubahan harga saham pada perusahaan manufaktur yang go
public di Bursa Efek Surabaya (BES) untuk periode 2000-2004, yang
menunjukkan bahwa adalah secara secara parsial, hanya variabel DER yang
berpengaruh terhadap harga saham. Haruman (2008) meneliti pengaruh struktur
10
kepemilikan terhadap keputusan keuangan dan nilai perusahaan manufaktur di
BEI. Penelitian ini menunjukkan bahwa DPR mempengaruhi the market value of
equity (MVE) dan DPR mempengaruhi harga saham. Berdasarkan uraian di atas,
maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu:
H5 : Terdapat pengaruh antara DPR dan nilai perusahaan
Pengaruh Inflasi terhadap Nilai Perusahaan
Rudianto, et.al. (2012) menganalisa pengaruh faktor internal dan
eksternal terhadap nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, yang menunjukkan faktor internal dan eksternal berpengaruh positif
secara simultan terhadap nilai perusahaan. Yahya, et.al. (2012) menganalisis
hubungan antara variabel makroekonomi dengan pasar saham syariah di Malaysia,
yang menunjukkan hasil bahwa inflasi (CPI) memiliki hubungan negatif dengan
harga saham syariah. Permana dan Sularto (2008) meneliti tentang pengaruh
fundamental keuangan, tingkat bunga SBI, dan tingkat inflasi terhadap pergerakan
harga saham, yang menunjukkan secara parsial hanya nilai buku harga dan tingkat
inflasi yang berpengaruh terhadap harga saham.
H6: Terdapat pengaruh antara inflasi dan nilai perusahaan
Pengaruh suku Bunga SBI terhadap nilai perusahaan
Majid dan Yusof (2009) menganalisis hubungan antara makroekonomi
variabel dengan return saham syariah di Malaysia, yang menunjukkan bahwa
hubungan antara suku bunga dengan return saham syariah berhubungan positif.
Albaity (2011) menganalisis tentang pengaruh instrumen kebijakan moneter
terhadap indeks saham syariah di Malaysia dan di Amerika, yang menunjukan
11
bahwa KLSI secara umum dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan tingkat
inflasi.
H7: Terdapat pengaruh antara Suku Bunga SBI dengan nilai
perusahaan.
Pengaruh Kurs terhadap Nilai Perusahaan
Albaity (2011) menganalisis tentang pengaruh instrumen kebijakan
moneter terhadap indeks saham syariah di Malaysia dan di Amerika, yang
menunjukan bahwa KLSI dan DJMI dipengaruhi oleh M2, M3 dan tingkat inflasi,
sedangkan KLSI secara umum dipengaruhi oleh tingkat suku bunga dan tingkat
inflasi. Yahya, et.al. (2012) menganalisis hubungan antara variabel
makroekonomi dengan pasar saham syariah di Malaysia, yang menunjukkan hasil
bahwa tingkat investasi Islam (IIR) dan kurs mata uang asing (MYR). Semua ini
menunjukkan hubungan yang signifikan. Hanif, et.al. (2013). Menganalisis
tentang pengaruh variabel sektor keuangan terhadap return saham syariah di
Pakistan, yang menunjukkan hanya dua variabel termasuk nilai tukar dan suku
bunga, jumlah uang beredar, dan return saham.
H8: Terdapat pengaruh antara kurs dengan nilai perusahaan
METODE PENELITIAN
Sumber Data dan Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data penelitian berupa data
kuantitatif yaitu merupakan data angka atau numeric dan semua ukuran berupa
angka. Sumber data penelitian berupa laporan keuangan perusahaan untuk laporan
debt to equity ratio, current ratio, total assets turnover, return on equity, dividend
payout ratio dan nilai perusahaan yang diperoleh dari website BEI. Sedangkan
12
untuk inflasi berasal dari laju inflasi yang tercatat dan diterbitkan oleh BPS di
situs resmi BPS, untuk suku bunga SBI dan kurs dapat dilihat dari laporan
kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia di website
www.bi.go.id.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013. Pemilihan sampel yang akan diuji
dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yaitu metode
pemilihan sampel yang didasarkan pada beberapa kriteria tertentu. Kriteria dalam
penelitian ini antara lain:
1. Perusahaan yang terdaftar di Daftar Efek Syariah periode II tahun 2013.
2. Bukan merupakan perusahaan jasa keuangan.
3. Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap
selama periode pengamatan yaitu dari tahun 2009–2013 dan telah di audit.
4. Perusahaan tidak delisting selama periode pengamatan yakni tahun 2009
sampai tahun 2013.
5. Perusahaan yang membagikan dividen secara teratur selama periode
pengamatan.
Dengan adanya beberapa kriteria di atas jumlah sampel penelitian ini
sebanyak 27 perusahaan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi yaitu
mencari dan mengumpulkan data dengan menggunakan data sekunder yang
berupa data laporan keuangan perusahaan periode tahun 2009-2013 yang
13
dipublikasikan pada situs resmi bursa efek indonesia (BEI) yaitu situs
www.bps.go.id dan www.bi.go.id untuk data inflasi, suku bunga dan KURS.
Variabel Penelitian
Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan yang diukur dengan menggunakan Tobin’s Q.
Y : Nilai Perusahaan (Tobin’s Q rasio)
Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio,
current ratio, total assets turnover, return on equity, dividend payout ratio,
Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Kurs.
DER : Debt to equity ratio DPR : Dividend payout ratio
CR : Current ratio INF : Inflasi
TATO : Total assets turnover SBI : Suku Bunga SBI
ROE : Return on equity Kurs : KURS
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Nilai Perusahaan
Dalam penelitian ini nilai perusahaan digunakan sebagai salah satu
alternatif perhitungan dengan menggunakan rasio Tobin’s Q yang dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
Q = {(Share x CP )+DEBT + INV−CA }
Total Aset
Keterangan:
Q : Nilai Tobin’s Q
Share : Jumlah Saham yang beredar
14
CP : Closing Price
DEBT : Total hutang
INV : Total persediaan
CA : current assets
Debt to Equity Ratio
Debt to Equity Ratio adalah perbandingan antara utang jangka panjang
dengan modal pemegang saham perusahaan (Sudana, 2011). Adapun rumus Debt
to equity ratio adalah sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio= Total utang
Ekuitas pemegang saham
Current Ratio
Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya. Adapun untuk
menghitung likuiditas perusahaan menurut Pouraghajan, et.al (2013) dengan
menggunakan current ratio. Yaitu rasio yang didapat dengan membagi aset lancar
dengan liabilitas lancarnya.
Current ratio = Aset Lancar
Liabilitas lancar.......................................................... (3.3)
TATO
Total assets turnover mengukur penjualan yang dihasilkan dari setiap
aset. Adapun rumus total assets turnover adalah sebagai berikut:
Total asset turn over = Sales
Total Assets
ROE
Return on equity atau ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih
sesudah pajak dengan modal sendiri. ROE dapat dirumuskan seperti berikut ini:
15
ROE = Earning After Tax
Total Equity
Dividend Payout Ratio
Dividend payout ratio atau DPR merupakan keputusan mengenai
kebijakan dividen, apakah earning dibagi dalam bentuk dividen kepada pemegang
saham. Adapun untuk menghitung nilai DPR menurut Sudana (2011) adalah:
Dividend payout ratio= Dividend
earning after taxes
Inflasi
Dalam penelitian ini tingkat inflasi yang digunakan adalah laju inflasi
yang tercatat dan diterbitkan oleh BPS tiap akhir tahun.
Suku Bunga SBI
Tingkat suku bunga SBI adalah suku bunga yang diberikan oleh BI atas
pembelian SBI. Dalam penelitian ini tingkat suku bunga yang diambil adalah
tingkat suku bunga SBI bulanan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
KURS
Kurs atau nilai tukar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Middle
rate (kurs tengah), yaitu kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing
terhadap suatu mata uang nasional, yang ditetapkan oleh Bank Central pada saat
tertentu yang dalam hal ini merupakan Bank Indonesia. Valuta asing disini adalah
nilai tukar rupiah terhadap US Dollar Amerika.
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.
Teknik pengolahan data menggunakan software Statistical Package for Social
Science (SPSS) versi 20.0.
16
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari
rata-rata (mean), kecenderungan nilai (median), standar deviasi (σ), varians (σ2),
nilai maksimum, nilai minimum, sum, rang, kurtosis dan skewness (kemencengan
distribusi) (Ghozali, 2007:19).
Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi linier berganda digunakan untuk menjelaskan hubungan
antar variabel terikat dengan variabel bebas yang lebih dari satu, yaitu untuk
mengetahui pengaruh dari Debt to Equity Ratio, Current Ratio, Total Assets
TurnOver, Return On Equity dan Dividend Payout Ratio terhadap nilai
perusahaan serta pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI dan kurs terhadap nilai
perusahaan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan
program IBM SPSS 20. Adapun model regresi linier berganda yang digunakan
adalah sebagai berikut:
NP = a + β1DER + β2CR+ β3TATO + β4ROE+ β5DPR+ β6INF+ β7SBI+
β8Kurs + e
Dimana:
NP = nilai perusahaan (Tobin’s Q score)
a = konstanta
β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7, β8 = koefisien regresi
DER = Debt to equity ratio
CR = Current ratio
TATO = Total assets turnover
ROE = Return on equity
17
DPR = Dividend payout ratio
INF = Inflasi
SB= Suku Bunga SBI
Kurs = kurs
e = error (tingkat kesalahan)
Pengujian Hipotesis
Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Langkah-langkah
untuk melakukan uji t adalah sebagai berikut:
1. Perumusan hipotesis
H0 : β1, β2, β3, β4, β5, β6, β7, β8 = 0 berarti variabel independen
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Ha : β11, β12, β13, β14, β15, β21, β22, β23 ≠ 0 berarti variabel
independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen
2. Menentukan benchmark atau tolak ukur (α) sebesar 5% (0,05)
3. Membandingkan hasil signifikan nilai output SPSS dengan (α) yang
telah ditetapkan sebesar 0,05
4. Menarik kesimpulan
- Apabila nilai signifikan dari uji t < 0,05 maka dapat dikatakan
variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen secara parsial, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
18
- Apabila nilai signifikan dari uji t > 0,05 maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa variabel independen tidak berpengaruh terhadap
dependen secara parsial, sehingga variabel H0 diterima dan Ha
ditolak.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan objek penelitian seluruh perusahaan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia sebagai efek syariah selama periode 2009-2013. Sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu menguji pengaruh informasi akuntansi dan makro
ekonomi terhadap nilai perusahaan efek syariah. Teknik purposive sampling
dilakukan dengan menerapkan beberapa kriteria, sehingga sampel penelitian ini
berjumlah 27 perusahaan yang dinyatakan layak dijadikan sampel.
Analisis Statistik Deskriptif
Hasil dari pengujian statistik dari variabel nilai perusahaan, debt to
equity ratio, current ratio, total assets turnover, return on equity, dividend payout
ratio, Inflasi, suku bunga SBI, dan Kurs dari tahun 2009-2013 disajikan dalam
tabel 4.1 berikut ini:
Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation
NP 135 -0,404 2,950 0,60179 0,640933DER 135 0,104 6,686 1,27727 1,320441CR 135 0,208 11,743 2,24084 1,870328TATO 135 0,124 4,183 1,36220 0,853002ROE 135 0,015 1,258 0,25004 0,193980DPR 135 0,0003 4,073 0,12030 0,546913INF 135 2,780 8,380 5,24200 2,098513SBI 135 5,750 7,500 6,45000 0,602235KURS 135 9279,490 10951,370 10117,91200 686,955279Valid N (listwise) 135
Sumber: Hasil olah SPSSTabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
19
Nilai perusahaan merupakan ukuran penilaian kinerja perusahaan.
Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.1 Nilai standar deviasi NP,
DER dan DPR yang lebih besar dari nilai rata-ratanya menunjukkan hasil yang
kurang baik. karena standar deviasi mencerminkan variasi atau perbedaan data
yang relatif besar daripada nilai rata-ratanya. Hal ini mengindikasikan bahwa
tingginya fluktuasi data variabel nilai perusahaan efek syariah di Indonesia
periode 2009-20013, debt to equity ratio, dan dividend payout ratio.
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Setelah melakukan uji hipotesis secara simultan, langkah selanjutnya
adalah melakukan uji hipotesis secara individual atau parsial (uji t). Berikut ini
adalah tabel 4.2 merupakan hasi output uji t.
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,055 ,689 ,080 ,936
DER -,023 ,037 -,054 -,624 ,534
CR -,031 ,026 -,102 -1,174 ,242
TATO -,077 ,054 -,117 -1,420 ,158
ROE 1,116 ,240 ,385 4,651 ,000
DPR -,061 ,082 -,059 -,735 ,464
INF ,102 ,043 ,381 2,396 ,018
SBI -,262 ,203 -,281 -1,292 ,199
KURS ,000 ,000 ,164 1,089 ,278
Hasil olah SPSS
Tabel 4.2 Output Uji Regresi Linier Berganda – Uji t
4.1 Pembahasan
20
4.5.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.2 nilai koefisien (β) sebesar -0,023 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,534 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa debt to equity
ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada penelitan ini nilai debt to
equity ratio tidak signifikan terhadap perubahan nilai perusahaan efek syariah
karena pada penelitian ini menggunakan perusahaan di semua bidang usaha, yang
pada kenyataannya kebutuhan setiap usaha terhadap penggunaan hutang berbeda-
beda bergantung jenis usahanya. Selain itu debt to equity ratio tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan efek syariah juga dapat disebabkan oleh standar deviasi
DER pada penelitian ini lebih besar dari mean yang berarti bahwa fluktuasi data
debt to equity ratio tinggi. Penelitian ini menolak hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara debt to equity ratio
dengan nilai perusahaan.
Pengaruh Current Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.2 nilai koefisien (β) sebesar -0,031 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,242 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa current ratio
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Rata-rata current ratio pada
penelitian tersebut sebesar 2,24 kali yang berarti bahwa setiap 1 rupiah hutang
lancar dijamin dengan 2,24 rupiah aset lancar atau sebesar 224%. Besar current
ratio tersebut tentunya menjadi sinyal positif bagi investor dalam mengambil
keputusan, namun pada kenyataanya current ratio tidak berpengaruh terhadap
perubahan nilai perusahaan efek syariah. Hal ini dapat disebabkan karena
penelitian ini meneliti semua jenis usaha, sehingga jenis aset dan hutang yang ada
berbeda-beda sesuai kebutuhan usaha. Penelitian ini juga menggunakan saham
21
syariah sebagai objek penelitian sehingga, kemungkinan investor tidak
menggunakan rasio current ratio sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.
Penelitian ini menolak hipotesis kedua yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan antara current ratio dengan nilai perusahaan.
Pengaruh Total Assets TurnOver Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.2 nilai koefisien (β) sebesar -0,077 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,158 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa total assets
turnOver tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Total assets turnover tidak
mempengaruhi nilai perusahaan efek syariah karena sebanyak 62% perusahaan
masih memiliki total assets turnover di bawah rata-rata sebesar 1,36 kali. Karena
Penelitian ini menggunakan saham syariah sebagai objek penelitian sehingga,
kemungkinan investor tidak mementingkan rasio keuangan ini, karena hal yang
penting dalam saham syariah adalah saham yang tidak melanggar aturan islam dan
perdagangan saham yang dilakukan tidak menimbulkan mudharat dan kegiatan
muamalah ini diharapkan barokah. Dengan demikian, investor belum
mempertimbangkan rasio ini untuk menganalisis suatu perusahaan. Penelitian ini
menolak hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
antara total assets turnover dengan nilai perusahaan.
Pengaruh Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.5 nilai koefisien (β) sebesar 1,116 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,000 (<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa return on
equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara teori, semakin tinggi nilai
return on equity suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan dengan efisien
telah menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.
22
Perusahaan yang menghasilkan laba merupakan sinyal baik bagi investor untuk
menanamkan dananya pada saham perusahaan tersebut. Meningkatnya minat
investasi ini akan menaikkan harga saham perusahaan dan kemudian terjadi
peningkatan nilai perusahaan. Penelitian ini menerima hipotesis keempat yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara return on equity dengan
nilai perusahaan.
Pengaruh Dividend Payout Ratio Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.2 nilai koefisien (β) sebesar -0,061 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,464 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa dividend
payout ratio tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil yang tidak
signifikan dalam penelitian ini kemungkinan dapat disebabkan oleh kenaikan atau
jumlah dividen yang dibagikan oleh perusahaan belum menarik minat investor
untuk berinvestasi lebih banyak terhadap perusahaan tersebut. Selain itu dalam
penelitian ini terdapat banyak perusahaan yang tidak menerbitkan dividen.
Sehingga sampel yang bisa diteliti juga sangat sedikit. Penelitian ini menolak
hipotesis kelima yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
dividend payout ratio dengan nilai perusahaan.
Pengaruh Inflasi Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.2 nilai koefisien (β) sebesar 0,102 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,018 (<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa inflasi
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Secara teori meningkatnya inflasi dapat
menyebabkan penurunan daya beli dan dapat menimbulkan adanya gangguan
terhadap fungsi uang. Hal ini dapat menyebabkan perekonomian suatu negara
menjadi terhambat. Oleh karena itu tingkat inflasi yang semakin tinggi merupakan
23
sinyal buruk bagi investor karena adanya risiko penurunan pendapatan riil yang
dimiliki investor akibat penurunan nilai uang. Keadaan ini dapat mempengaruhi
menurunnya minat investor untuk menanamkan dana yang dimiliki di pasar modal
dan kemudian akan menurunkan harga saham dan nilai perusahaan. Penelitian ini
menerima hipotesis keenam yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan
antara inflasi dengan nilai perusahaan.
Pengaruh Suku Bunga SBI Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.2 nilai koefisien (β) sebesar -0,262 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,199 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Suku Bunga
SBI tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini karena dimungkinkan
para pelaku bursa saham tidak terpengaruh dengan naiknya tingkat suku bunga,
karena kenaikan tingkat suku bunga hanya bersifat sementara dan berubah setiap
bulan. Sedangkan para pelaku bursa lebih mengutamakan return jangka panjang
dari dividend yield, sehingga tidak tergiur oleh pendapatan yang diperoleh dari
bunga bank yang kemungkinan lebih sedikit dari keuntungan yang didapat dari
penanaman modal di saham. Penelitian ini menolak hipotesis ketujuh yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara suku bunga SBI dengan
nilai perusahaan.
Pengaruh Kurs Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4.2 nilai koefisien (β) sebesar 0,000 dan tingkat
signifikansi sebesar 0,278 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa fluktuasi Kurs
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kurs tidak mempengaruhi nilai
perusahaan karena pada tahu 2009-2013 fluktuasi nilai tukar kurs berada dalam
rentang stabil yaitu sekitar ±10.000 per 1US$. Adanya penyesuaian kurs yang
24
tidak terlalu besar ini terbukti bahwa kurs bukan merupakan alat ukur yang
digunakan investor untuk mengambil keputusan investasinya. Penelitian ini
menolak hipotesis kedelapan yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh
signifikan antara kurs dengan nilai perusahaan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa informasi keuangan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
syariah yaitu informasi mengenai profitabilitas perusahaan dan informasi makro
ekonomi berpengaruh terhadap nilai perusahaan yaitu inflasi. Saran untuk
penelitian sebelumnya agar menggunakan variabel-variabel lainnya untuk meneliti
dan menggunakan kurs tengah rata-rata bulanan.
DAFTAR PUSTAKA
Albaity, Mohamed Shikh. 2011. Impact of The Moneteray Policy Instruments on Islamic Stock Market Index Return. Discussion Paper. No. 2011-26.
Brigham, Eugene. F, dan Joel F. Houston.2010. Manajemen Keuangan Buku I: Edisi kedelapan. Jakarta: erlangga.
Fama, Eugene. F.1978.the effect of a firm’s investment and financing decisions on the welfare of its security holder. The american ekonomic review (AER). Vol. 68 pp.272-280.
Ghozali, Imam.2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang:Undip.
Haruman, Tendi. 2008. Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Keputusan Keuangan dan Nilai Perusahaan.
Hourne, James and John, Wachowicz.2012.Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan.Jakarta:Salemba Empat.Rudianto, Dudi dan Achmad H. Sutawidjaya. 2012. Factor Analysis of Internal and External Company and Its Effect on Company Value in Listed Mining Sector in Stock Exchange. The 2012 International on Business and Management. Phuket 6-7 September 2012.
25
Krugman R. Paul dan Maurice Obdfeld.1994.ekonomi internasional,teori dan kebijakan. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada
Majid, M. Shabri Abd dan Rosylin Mohd. Yusof. 2009. Long-Run Relationship between Islamic Stock Return and Macroeconomic Variables:An Application of The Autoregressive Distributed Lag Model. Human Economic Journal. Vol. 25, No. 2. Pp 127-141.
Martani, Dwi, Mulyono, dan Rahfiani Khairunizka. 2009. The Effect of Financial Ratio, Firm Size, and Cash Flow Operating Activities in the Interim Report to the Stock Return. Chinese Business Review. Vol. 8, No. 6. pp. 44-55
Mishkin, Frederic S.2008. Ekonomi uang, perbankan, dan pasar keuangan. jakarta: Salemba Empat.
Pouraghajan, Abbasali, Elham Mansourinia, Seyedeh Maryam BabanejadBagheri, Milad Emamgholipour, dan Bahareh Emamgholipour. 2013. Investigation the Effect of Financial Ratios, Operating Cash Flows and Firm Size on Earnings Per Share: Evidence from the Tehran Stock Exchange. International Research Journal of Applied and Basic Sciences. Vol. 4, No. 5. pp. 1026-1033.
Prasetyo, P. Eko. 2009. Fundamental Makro Ekonomi. Yogyakarta: Beta Offset.
Samsul, Muhammad.2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga.
Sudana, Made I. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan:Teori dan Praktik.Jakarta:Erlangga
Setiawan, Chandra, dan Hesty Oktariza. 2013. Syariah and Conventional Stock Performance of Public Companies Listed on Indonesia Stock Exchange. Journal Accounting, Finance anf Economics. Vol. 3, No. 1. Pp. 51-64.
Taani, Khalaf dan Mari'e Hasan Hamed Banykhaled. 2011. The Effect of Financial Ratios, Firm Size and Cash Flows From Operating Activities on Earnings Per Share: (an Applied Study: on Jordanian Industrial Sector). International Journal of Social Sciences and Humanity Studies. Vol 3, No 1.pp. 197-205
Ulupui. 2007. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ). Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis. Weston, J.F dam Copeland, T.E. 1997. Manajemen Keuangan edisi 10 revisi. Jakarta: Binarupa aksara.
26
Wild, John. 2004. Financial Statement Analysis. Jakarta: Salemba Empat.
Yahya Mohd, Mohd Hussin, Fidlizan Muhammad, Mohd Fauzi Abu, Salwah Amirah Awang. 2012. Macroeconomic Variables and Malaysian Islamic Stock Market: A Time Series Analysis. Journal of Business. Vol 3. No 4. Pp 1-13.