Upload
votuyen
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KUALITAS AUDIT, MANAJEMEN
LABA, DAN RETURN SAHAM TERHADAP FUTURE STOCK RETURN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2013-2015)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
SHOFA FAJRYAMANTIKA
NIM: 11140820000055
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H/ 2018 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Shofa Fajryamntika
2. Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 7 Maret 1996
3. Alamat : Perumahan Jatimulya Jalan Rambutan 2
Blok G 69 RT 003
RW 012, Kelurahan
Jatimulya, Kecamatan
Tambun Selatan,
Bekasi Timur, 17510
4. Telepon : 085890790641
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (2002-2008) : SDN 11 Jatimulya
2. SMP (2008-2011) : SMPN 4 Tambun Selatan
3. SMA (2011-2014) : SMAN 5 Tambun Selatan
4. S1 (2014-2018) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Suyatman
2. Ibu : Sukarti
3. Anak Ke : 2 dari 3 bersaudara
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Departemen Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Akuntansi Periode 2015-2016
2. Sekretaris Koordinasi Bidang Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Periode 2016-2017
vi
vii
ABSTRACT
THE EFFECT OF INTELLECTUAL CAPITAL, AUDIT QUALITY, EARNING
MANAGEMENT, RETURN STOCK ON FUTURE STOCK RETURN
(Empirical Study on Manufacturing Companies Listed on Indonesia Stock
Exchange Period 2013-2015)
This research to examine the effect of intellectual capital, audit quality,
earnings management, and stock return on future stock return. This reserach
used the sample manufacturing companies listed on the Indonesia Stock
Exchange during the period 2013-2015. The number of manufacturing
companies that became the sample of this research were 27 companies for 3
years. Based to purposive sampling method, total of research sample is 153
annual report. Hypothesis testing used in this research used multiple linear
regression analysis with the help of SPSS software version 22.
Based on the results of multiple linear regression analysis, the result of
this research indicate that intellectual capital and stock return have an effect
on future stock return, while audit quality and earnings management have no
effect on future stock return.
Keywords: Intellectual Capital, Kualitas Audit , Manajemen Laba, Return
Saham, Future Stock Return.
vii
viii
ABSTRAK
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, KUALITAS AUDIT,
MANAJEMEN LABA, RETURN SAHAM TERHADAP FUTURE STOCK
RETURN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)
Oleh
Shofa Fajryamantika
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital,
kualitas audit, manajemen laba, dan return saham terhadap future stock return.
Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2015. Jumlah perusahaan
manufaktur yang menjadi sampel penelitian ini yaitu 27 perusahaan selama 3
tahun. Berdasarkan metode purposive sampling, total sampel penelitian adalah
153 laporan tahunan. Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan software SPSS
versi 22.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa intellectual capital dan return saham memiliki pengaruh
terhadap future stock return, sementara kualitas audit dan manajemen laba
tidak memiliki pengaruh terhadap future stock return.
Kata kunci : Intellectual Capital, Kualitas Audit , Manajemen Laba, Return
Saham, Future Stock Return.
vii
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan berkah, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis panjatkan
kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
Skripsi dengan jurul Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Audit,
Manajemen Laba, Return Saham Terhadap Future Stock Return (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2015) ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi terutama kepada:
1. Kedua orang tua yang paling saya cintai yaitu Ayah Suyatman dan Ibu
Sukarti yang dengan sepenuh hati memberikan dukungan, perhatian,
cinta, bimbingan, nasihat, dukungan moril dan materil, serta doa yang
tiada henti untuk penulis.
2. Kakak adik penulis yaitu Ressy Nindyamantika dan Jauza Byasmantika
serta seluruh keluarga besar terutama Nony Dwie Wahyuningsih yang
selalu memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc. M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
ix
x
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si.,Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Skripsi dan
Ketua Jurusan Akuntansi yang telah meluangkan waktu, mencurahkan
perhatian, membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis.
Terima kasih atas semua saran yang telah Ibu berikan selama proses
penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
5. Bapak Hepi Prayudiawan,SE.,MM.,Ak.,CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
6. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak memberikan ilmu-ilmu kepada penulis.
7. Seluruh staff Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bantuan kepada penulis.
8. Keluarga keduaku yang telah memberikan tempat tinggal selama
perkuliahan Bapak dan Ibu Suyatno, Sujanto, dan Sugianto. Terima kasih
telah selalu menjadi keluarga terdekat selama masa perkuliahan.
9. Sahabat seperjuangan dari awal semester hingga sekarang Riana, Risda ,
Pri dan Tika yang saling membantu dan mendukung dalam
menyelesaikan tugas-tugas kuliah serta Wahyu yang selalu menemani
dalam keadaan suka ataupun duka. Terimakasih telah menjadi sahabat
terbaik dan mewarnai masa perkuliahan penulis.
10. Untuk sahabat-sahabatku Soraya, Ayu, Riska, Luthfi, dan Rahma yang
selalu menemani suka dan duka serta memberikan canda tawa, serta
dukungan dan doa hingga 7 tahun ini.
11. Teman-teman Akuntansi Angkatan 2014 khususnya Akuntansi B.
x
xi
12. Teman-teman KKN SEMPURNA 90 yang telah memberikan banyak
kenangan dan pembelajaran khusunya Anggy, Qonita, Yasmine, Infa,
Dewi, Risma, Nafi, dan Cahaya.
13. Pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan,
baik dari segi bahasa, pengolahan maupun penyusunan. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan tanggapan, kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Demikianlah, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menjadi sumbangan pemikiran bagi yang membacanya.
Jakarta,1 April 2018
Shofa Fajryamantika
xi
xii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIN KOMPREHENSIF .............................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................ iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xviii
BAB I ................................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Perumusan Masalah ..........................................................................11
C. Tujuan Penelitian ..............................................................................11
D. Manfaat Penelitian ............................................................................11
BAB II ............................................................................................................15
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................15
A. Tinjauan Literatur .............................................................................15
1. Agency theory ............................................................................15
2. Resorced Based Theory .............................................................18
3. Signalling Theory .......................................................................20
4. Future Stock Return ...................................................................22
5. Intellectual Capital ....................................................................24
6. Kualitas Audit ............................................................................27
7. Manajemen Laba ........................................................................30
8. Return Saham .............................................................................32
xii
xiii
B. Penelitian Terdahulu .........................................................................36
C. Kerangka Pemikirian ........................................................................40
D. Keterkaitan Variabel dan Pengembangan Hipotesis .........................42
1. Pengaruh intellectual capital terhadap future stock return ........42
2. Pengaruh kualitas audit terhadap future stock return ................43
3. Pengaruh manajemen laba terhadap future stock return ............44
4. Pengaruh return saham terhadap future stock return .................45
BAB III ...........................................................................................................46
METODELOGI PENELITIAN ...................................................................46
A. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................46
B. Metode Pemilihan Sampel ................................................................46
C. Metode Pengumpulan Data ...............................................................47
D. Operasionalisasi dan Variabel Penelitian ..........................................47
1. Variable Dependen: ...................................................................48
a. Future Stock Return ...........................................................49
2. Variable Independen: .................................................................49
a. Intellectual Capital .............................................................49
b. Kualitas Audit .....................................................................54
c. Manajemen Laba ...............................................................55
d. Return Saham ......................................................................56
E. Metode Analisis Data ........................................................................57
1. Analisisi Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ......................58
2. Uji Asumsi Klasik ......................................................................58
a. Uji Normalitas ....................................................................58
b. Uji Multikolineritas ............................................................59
c. Uji Autokorelasi ..................................................................60
d. Uji Heterokedstisitas ...........................................................61
3. Uji Analisis Regresi Berganda ...................................................62
4. Pengujian HIpotesis ...................................................................63
a. Koefisien Determinasi ........................................................63
b. Uji Statistik F ......................................................................64
xiii
xiv
c. Uji Stastistik t .....................................................................64
BAB VI ...........................................................................................................66
ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...............................................................66
A. Sekilas Gambaran umum Objek Penelitian ......................................66
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian ..........................................................68
1. Uji Analisi Statistik Deskriptif ..................................................68
a. Variabel Independen ............................................................69
1) Intellectual Capital ......................................................69
2) Kualitas Audit ..............................................................70
3) Manajemen Laba ........................................................70
4) Return Saham...............................................................70
b. Variabel Dependen ..............................................................71
1) Future Stock Return.......................................................71
2. Uji Asmsi Klasik ........................................................................71
a. Hasil Uji Normalitas ............................................................71
b. Hasil Uji Multikolinearitas ..................................................74
c. Hasil Uji Autokorelasi .........................................................75
d. Hasil Uji Heterokesrisitas ....................................................76
3. Analisis Hasil Regresi Linear Berganda ....................................78
4. Hasil Pengujian Hipotesis dan Pembahasan ..............................79
a. Koefisien Determinasi .........................................................80
b. Uji Signifikansi Parametes Simultan (Uji Statistik F) .........80
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) ........81
1) Pengaruh Intellectual Capital terhadap
Future Stock Return .......................................................83
2) Pengaruh Kualitas Audit terhadap
Future Stock Return .......................................................85
3) Pengaruh Manajemen Laba terhadap
Future Stock Return .......................................................86
4) Pengaruh Return Saham terhadap
Future Stock Return .......................................................88
xiv
xv
BAB V .............................................................................................................90
PENUTUP ......................................................................................................90
A. Simpulan .............................................................................................90
B. Saran ....................................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................93
LAMPIRAN ...................................................................................................99
xv
xvi
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 36
3.1 Pengukuran Operasional Variabel Penelitian ........................................... 57
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ....................................................... 67
4.2 Sampel Data Penelitian ............................................................................. 67
4.3 Statistik Deskriptif .................................................................................... 69
4.4 Hasil Uji Normalitas Dengan Uji Kolmogrov Smirnov ........................ 74
4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................... 75
4.6 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................................. 76
4.7 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ........................................................... 78
4.8 Hasil Uji Koefisien Detreminasi............................................................... 80
4.9 Hasil Uji Signifikasi F .............................................................................. 81
4.10 Hasil Uji Statistik t ................................................................................. 82
4.11 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................... 89
xvi
xvii
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 41
4.1 Hasil Uji Normalitas Dengan Histogram Normal .................................... 72
4.2 Hasil Uji Normalitas Dengan Grafik Normal Plot ................................... 73
4.3 Uji Heterokedastisitas Menggunakan Grafik Scatterplot ......................... 77
xvii
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Sampel Data Perusahaan .......................................................................... 100
2. Pengukuran Gabungan .............................................................................. 102
3. Pengukuran Intellectual Capital ............................................................... 103
4. Pengukuran Kualitas Audit ....................................................................... 110
5. Pengukuran Manajemen Laba .................................................................. 113
6. Pengukuran Return Saham ....................................................................... 118
7. Pengukuran Future Stock Return .............................................................. 121
8. Hasil Uji SPSS .......................................................................................... 124
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi saat ini telah menjadikan pasar modal sebagai faktor
penting yang menunjang perekonomian sebuah negara. Pasar modal
memfasilitasi pertemuan dua para pihak yang berkepentingan yaitu pihak
yang memiliki dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (issuer)
(Wanto, 2016). Investor memerlukan informasi untuk menilai kemampuan
dan kinerja perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi (Uswati dan
Mayangsari, 2012).
Kinerja perusahaan dapat diukur dari sisi keuangan maupun non
keuangan. Dalam penelitian ini, ukuran kinerja perusahaan yang digunakan
adalah future stock return. Dasar pertimbangan pemilihan ukuran future stock
return bahwa pemegang saham memiliki motivasi untuk menanamkan
modalnya dengan harapan memperoleh imbal balik (return) yang sesuai
dengan modal yang ditanamkan.
Menurut Beylin (2012) upaya dalam memaksimalkan stock return
merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan return
yang tinggi dalam suatu perusahaan mencerminkan kemampuan dari
perusahaan tersebut dalam menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang
dimaksud adalah keuntungan yang dapat digunakan perusahaan untuk
melakukan pengembangan pada kinerja perusahaan dimasa depan. Selain itu,
2
keuntungan ini dapat menentukan besar atau kecilnya dividen yang
dibayarkan kepada investor. Oleh karena itu, return dinilai dapat menarik
investor untuk berinvestasi (Beylin, 2010).
Maka future stock return dapat diartikan sebagai suatu harapan tingkat
pengembalian saham sesuai investasi yang telah dilakukan. Return yang
tinggi akan berdampak bagi investor, yang dimana hal tersebut akan membuat
investor tertarik untuk menanamkan dananya di pasar modal. Jika dilihat dari
tingkat pengembalian yang tinggi yang akan diberikan perusahaan kepada
para investor, akan memperlihatkan bahwa kinerja perusahaan tersebut dapat
dikatakan baik, selain itu dengan tingginya tingkat pengembalian dapat
memberikan suatu efek positif pada saham yang investor telah tanamkan di
pasar modal.
Terjadinya beberapa kasus skandal akuntansi yang terjadi di dalam
negeri, kasus pelanggaran oleh beberapa auditor, serta kurangnya
pengungkapan intellectual capital. Menurut Wanto (2016) inovasi teknologi
saat ini memunculkan suatu pandangan baru dalam dunia bisnis yaitu
kemakmuran suatu perusahaan akan bergantung pada penciptaan transformasi
dan kapitalisasi dari pengetahuan, yang disebut intellectual capital (modal
intelektual).
Penyebab terjadinya beberapa kasus skandal akuntansi yang terjadi di
dalam negeri disebabkan kasus pelanggaran oleh beberapa akuntan, serta
kurangnya pemahaman di pasar modal. Yang menjadi fenomena dalam
penelitian ini adalah dikarenakan menurunnya opini publik, kepercayaan dan
3
penilaian publik terhadap kinerja perusahaan serta keterbatasan atas penilaian
kinerja perusahaan dalam pengungkapan aspek penting dalam laporan
keuangan. Khususnya perusahaan-perusahaan yang berada di pasar modal.
Selain itu, belum optimalnya kepuasan opini publik terhadap investor, emiten,
sekuritas, dan juga analis.
Kasus rekayasa keuangan bukanlah permasalahan baru dalam dunia bisnis
seperti halnya kasus PT Inovisi Infracom (INVS) pada tahun 2015. Dalam
kasus ini Bursa Efek Indonesia (BEI) menemukan indikasi salah saji dalam
laporan keuangan INVS periode September 2014 yang telah diaudit oleh
KAP non Bigfour. Bursa Efek Indonesia meminta INVS untuk merevisi nilai
aset tetap, laba bersih per saham, laporan segmen usaha, kategori instrumen
keuangan, dan jumlah kewajiban dalam informasi segmen usaha.
Selain itu, Bursa Efek Indonesia juga menyatakan manajemen INVS
salah saji item pembayaran kas kepada karyawan dan penerimaan
(pembayaran) bersih utang pihak berelasi dalam laporan arus kas. Pada
periode semester pertama 2014 pembayaran gaji pada karyawan Rp1,9 triliun.
Namun, pada kuartal ketiga 2014 angka pembayaran gaji pada karyawan
turun menjadi Rp59 miliar.
Dalam revisinya tersebut, beberapa nilai pada laporan keuangan
mengalami perubahan nilai, salah satu contohnya adalah penurunan nilai aset
tetap menjadi Rp1,16 triliun setelah revisi dari sebelumnya diakui sebesar
Rp1,45 triliun. Inovisi juga mengakui laba bersih per saham berdasarkan laba
periode berjalan. Praktik ini menjadikan laba bersih per saham INVS tampak
4
lebih besar. Padahal, seharusnya perseroan menggunakan laba periode
berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
(http://www.bareksa.com, diposting pada: 25 Februari 2015, diakses pada: 23
Januari 2018, pukul 13.30 WIB).
Kasus tersebut disebabkan karena kurangnya kualitas audit dan
terindikasi adanya praktik manajamen laba. Dari kasus yang telah terjadi
menghasilkan beberapa pemikiran yang mendukung diperlukannya kualitas
audit yang berarti KAP Big 4 yang melakukan pengauditan pada laporan
keuangan perusahaan tersebut, karena pihak-pihak yang berkepentingan
menginginkan adanya keandalan dalam laporan keuangan yang telah go
public dalam melaporkan hasil usahanya.
Adapun terdapat kasus lain di Bank Panin tahun 2012 dan Bank BRI
2014 dimana bank tersebut melakukan tindaka PHK secaar besar-besarab
tanpa memberikan uang pesangon yang memang menjadi hak karyawan
PHK bank tersebut. Kemudian karyawan melakukan demo buruh untuk
menuntut adanya informasi tambahan di laporan keuangan dengan kondisi
perusahaan khususnya jumlah rincian biaya yang dibelanjakan unuk
karyawan. Hal ini berkaitan dengan adanya suatu pengungkapan intellectual
capital di dalam laporan kinerja perusahaan. Meskipun memang belum ada
standar yang berlaku namun beberapa perusahaan sudah sadar akan
pentingnya suatu pengungkapan atas intellectual capital.
Intellectual capital merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan
berupa keahlian, pengetahuan dan keterampilan dari karyawan perusahaan
5
tersebut. Intellectual capital juga berupa sistem informasi, hak paten,
kebijakan, proses dan sistem perusahaan dari waktu ke waktu. Selain kedua
hal tersebut, intellectual capital juga berupa kemampuan perusahaan dalam
mengelola dana yang dimiliki. Semua hal tersebut apabila dikelola dengan
optimal oleh perusahaan akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
(Tarigan, 2011).
Chen et al., (2004) menyatakan ekonomi industri dengan fitur kombinasi
optimal faktor produksi dan kekayaan ekonomi, yaitu aset tidak berwujud dan
fisik. Hal ini telah memberikan tempat untuk ekonomi berbasis pengetahuan
sebagai faktor kunci dalam memainkan peran penting dalam menciptakan
nilai dan kekayaan. Di Indonesia, intellectual capital mulai berkembang
setelah munculnya PSAK No.19 (revisi 2000) tentang aset tidak berwujud.
Meskipun tidak dinyatakan secara eksplisit sebagai intellectual capital,
namun intellectual capital merupakan bagian dari aset tak berwujud (Tarigan,
2011). Namun, pada kenyataannya pengungkapan intellectual capital di
Indonesia masih rendah meskipun telah ditetapkan dalam PSAK No. 19
(Revisi 2000). Hal ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran perusahaan
Indonesia terhadap pentingnya intellectual capital dalam menciptakan dan
mempertahankan keuntungan kompetitif, dan shareholder value (Suhardjanto
dan Wardhani, 2010).
Peningkatan pengenalan dan pemanfaatan intellectual capital akan
membantu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga kepercayaan
stakeholder terhadap going concern turut meningkat yang dapat
6
mempengaruhi return saham perusahaan. Menurut Wanto (2016) karena pada
saat ekonomi berbasis pengetahuan, intellectual capital menjadi jauh lebih
penting daripada modal yang disetor.
Serta adanya kurang pemaham di pasar modal. Pasar modal merupakan
suatu tempat bertemunya investor dan isuuer. Dimana pihak investor
membutuhkan suatu informasi yang memberikan kinerja perusahaan supaya
membantu investor dalam mengambil suatu keputusan. Namun pihak
manajemen biasanya membuat laporan keuangan yang telah dimanipulasi hal
ini membuat lpaoran kinerja perusahaan terlihat baik. Yang nantinya investor
salah menilai atas laporan keuangan yang sesungguhnya memiliki kinerja
perusahaan tidak cukup baik.
Menurut Uswati dan Mayangsari (2012) salah satu sumber informasi yang
diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi adalah laporan
keuangan. Di dalam laporan keuangan terdapat laba yang berperan sebagai
sinyal dari kinerja perusahaan dan sangat dipengaruhi oleh sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki oleh perushaan. Laba yang berkualitas
mencerminkan nilai perusahaan yang sesungguhnya, kemudian akan direspon
oleh pasar saham (Wanto, 2016).
Kualitas dari laporan keuangan juga harus diperiksa oleh pihak luar,
dalam penelitian ini kantor akuntan publik yang menjadi pihak ketiga yang
independen. Pihak luar harus memiliki sikap independensi maka akan
dihasilkan kualitas audit yang baik, namun jika sebaliknya hal yang mungkin
terjadi adalah adanya kasus manipulasi.
7
Dengan adanya manipulasi data dalam suatu laporan keuangan akibatnya
adalah profesi akuntan kurang dipercaya, sehingga kualitas audit yang
dihasilkan akan dipertanyakan dan kurang dipercaya kewajarannya
(Setiawan, 2011). Kualitas audit menurut Kane dan Velury (2005) dalam
Simanjuntak (2008), merupakan suatu tingkat yang merujuk kepada
kemampuan kantor akuntan memahami bisnis dari kliennya.
DeAngelo (1981) menyatakan kualitas audit sebagai suatu probabilitas
yang dimana dalam hal ini seorang auditor menemukan dan juga melaporkan
apabila terdapat suatu kesalahan atau pelanggaran yang terjadi pada sistem
akuntansi kliennya. Informasi dapat dihasilkan untuk pengambilan keputusan
jika kualitas audit yang dihasilkan sudah baik (Aiisiah, 2012). Maka bisa
dikatakan bahwa kecenderungan manajer melakukan praktik manajemen laba
dapat dikurangi apabila auditor memiliki kualitas audit yang baik. Hal
tersebut dikarenakan seorang auditor yang telah memiliki kualitas audit yang
baik akan menjaga sikap independensi dan objektivitasnya.
Informasi laba juga merupakan salah satu unsur utama yang sangat
penting dari laporan keuangan, karena laba dipercaya memiliki nilai prediktif.
Respon positif ditandai denga peningkatan nilai saham dan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya, respon negatif ditandai dengan
penurunan nilai saham dan akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan
sampai kebangkrutan (Uswati dan Mayangsari, 2012).
Scott (2015) menyatakan bahwa manajemen laba adalah pengaturan
manajemen dengan penyajian laba yang bertujuan untuk memaksimalkan
8
nilai pasar melalui pemilihan set kebijakan akuntansi. Mulford and Comiskey
(2010) menyatakan bahwa untuk menghindari salah duga oleh pasar,
dilakukan langkah-langkah manajemen laba agar sesuai dengan tren yang
diharapkan. Intinya manajemen laba dilakukan untuk menyampaikan apa
yang seharusnya merupakan informasi di dalam perusahaan tentang trend
laba jangka panjang.
Scott (2015) juga menyatakan bahwa manajemen laba dapat merupakan
alat komunikasi manajemen didalam perusahaan kepada investor. Manajemen
laba oleh beberapa pihak dianggap sebagai suatu hal yang negatif, hal
tersebut dikarenakan laporan keuangan yang disajikan tidak mencerminkan
keadaan yang sesungguhnya. Manajemen laba identik dengan perilaku yang
ingin mementingkan kepentingan pribadi (opportunistic).
Dalam memprediksi laba masa depan ataup investor hanya mengacu
pada informasi keuangan. Oleh karena itu, penelitian ini tidak hanya berfokus
pada informasi keuangan, karena dengan penyajian laporan keuangan
mengenai informasi laba saja belum cukup kaitannya dalam memprediksi
laba di masa mendatang (Aditya, 2012). Hal ini membuktikan bahwa laporan
kinerja perusahaan atas suatu tingkat engembalian saham serta dividen yang
dibagikan menjadi salah satu pertimbangan atas investor dalam mengambil
suatu keputusan.
Dalam memperhatikan tingkat pertumbuhan return saham pada periode
sekarang maka dapat dilihat prospek perusahaan di masa yang akan datang,
sehingga akan mempengaruhi investor dalam berinvestasi (Irmawati, Dinar
9
2010). Jika return saham sekarang besar maka pandangan investor tentang
keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang juga semakin besar,
sehingga investor lebih berani menawar saham dengan harga lebih tinggi
dengan demikian return saham yang diperoleh akan naik (Nurrohman dan
Zulaikha, 2013).
Maka return saham mampu memprediksi kinerja perusahaan di masa
yang akan datang dengan return yang tinggi mampu menghasilkan
keuntungan, dimana keuntungan tersebut mampu mengembangkan kineja
perusahaan dimasa depan. Selain itu juga mampu menentukan besar kecilnya
pembagian dividen yang dibayarkan kepada investor.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian ini karena pertama sebagian besar penelitian sebelumnya mengenai
intellectual capital berhubungan dengan kinerja perusahaan sedangkan
penelitian ini menghubungkan dengan future stock return. Dengan artian
apakah laporan keuangan yang memiliki pengungkapan terhadap intellectual
capital dapat mempengaruhi future stock return, karena seperti yang kita tahu
bahwa di Indonesia sifat pengungkapannya masih bersifat sukarela. Kedua,
menggambungkan intellectual capital, kualitas audit, manajemen laba, dan
return saham sebagai variabel independen yang menjadi suatu hal baru di
dalam suatu penelitian. Ketiga, sampai dengan tahap penyelesaian penelitian
ini, peneliti belum menemukan penelitian yang menaruh perhatiannya pada
pengaruh intellectual capital , kualitas audit, manajemen laba, dan return
saham terhadap future stock return.
10
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Tendi Wanto (2016)
yang diterapkan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang bertujuan untuk menguji pengaruh intellectual capital dan
manajemen laba riil terhadap future stock return. Peneliti menggunakan
variabel independen yang sama yaitu intellectual capital dan variabel
dependen yaitu future stock returns. Namun ada penambahan di sisi variabel
independen yakni kualitas audit, manajemen laba, dan return saham.
Peneliti berharap dengan adanya penelitian ini diharapkan para pembaca
dapat memperoleh informasi yang relevan dalam usaha mereka untuk dapat
bekerja yan memiliki kinerja yang tinggi dan inovatif. Dengan demikian
peneliti memberi judul skripsi ini sebagai Pengaruh Intellectual Capital,
Kualitas Audit, Manajemen Laba, Dan Return Saham Terhadap Future
Stock Return Pada Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2013-2015)
11
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini bermaksud untuk
menguji bukti empiris mengenai Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas
Audit, Manajemen Laba, dan Return Saham Terhadap Future Stock Return.
Permasalahan penelitiannya adalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh intellectual capital terhadap future stock
return?
2. Apakah terdapat pengaruh kualitas audit terhadap future stock return?
3. Apakah terdapat pengaruh manajemen laba terhadap future stock return?
4. Apakah terdapat pengaruh return saham terhadap future stock return?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka secara rinci,
tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh intellectual capital terhadap future stock return
2. Menganalisis pengaruh kualitas audit terhadap future stock returns
3. Menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap future stock returns
4. Menganalisis pengaruh return saham terhadap future stock returns
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis dan
paraktis, sebagai berikut:
12
1. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu akuntansi dan
manajemen keuangan serta sebagai bahan refrensi dan bahan
pertimbangan untuk mengadakan penelitian-penelitian selanjutnya
a. Bagi Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding
untuk ilmu pengetahuan.
b. Bagi Penulis
Sebagai sarana memperluas wawasan serta menambah referensi
mengenai dari kinerja atas laporan keuangan, terutama tentang
faktor yang mempegaruhi perubahan future stock return baik
dengan adanya intellectual capital, kualitas audit, manajemen laba,
dan return saham sehingga diharapkan dpat bermanfaat bagi
penulis dimasa yang akan datang.
c. Bagi Peneliti Berikutnya
Berkontribusi untuk menambah bukti empiris dalam pengembangan
ilmu akuntansi terkait bidan auditing mengenai faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi future stock return berkaitan intellectual
capital, kualitas audit, manajemen laba, dan return saham.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara
13
teoritis berupa penambahan pengetahuan mengenai future stock
return dengan memberikan bukti empiris yang lebih
komprehensif atas pengaruhnya terhadap intellectual capital,
kualitas audit, manajemen laba, dan return saham.
b. Bagi Regulator
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan dan umpan balik bagi regulator untuk mengevaluasi
kualitas pelaporan keuangan perusahaan yang go public di Bursa
Efek Indonesia (BEI) dalam meningkatkan kinerja perusahaan.
Jadi secara khusus penelitian ini dapat memberikan kontribusi
bagi regulator dalam hal meningkatkan pengawasan terhadap
fleksibilitas kebijakan atas metode dan estimasi akuntansi yang
berlaku.
Secara umum, kebijakan atas metode dan estimasi akuntansi
yang diaplikasikan terhadap intellectual capital, kualitas audit,
manajemen laba, dan return saham. Perlu dipantau secara lebih
ketat sehingga regulator diharapkan dapat menciptakan
lingkungan kondusif bagi investor agar pasar modal menjadi
lebih stabil dan iklim investasi di Indonesia dapat meningkat.
c. Bagi Praktisi Keuangan
Peneliti ini diharapkan memberikan kontribusi secara praktis
bagi para pemakai laporan keuangan terutama seperti investor
dalam menganalisis dan membuat keputusan investasi kedalam
14
perusahaan melalui instrumen pasar modal (khususnya saham)
secara lebih bijaksana. Bagi manajemen diharapkan memberikan
manfaat khususnya peningkatan wawasan tentang penggunaan
berbagai ukuran dari intellectual capital, kualitas audit,
manajemen laba, dan return saham. Dengan demikian,
manajemen dapat melaporkan kinerja perushaan dengan kualitas
yang lebih baik dan tidak menyesatkan para pengguna laporan
keuangan.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Agency Theory
Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan agency theory merupakan
suatu teori yang menjelaskan masalah keagenan yang timbul ketika
pemilik perusahaan (principal) memberikan wewenang kepada
manajemen (agent). Pemilik dan perusahaan bertugas untuk mengelola
sumber daya yang dimiliki oleh pemilik, menjalankan kegiatan
operasional, dan mengambil keputusan-keputusan strategis sebagai upaya
pengembangan perusahaan. Pendelegasian tugas ini terjadi akibat
keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh pemilik karena seiring
dengan berkembangnya perusahaan, pemilik semakin sulit untuk
mengontrol seluruh kegiatan operasional. Oleh karena itu manajer wajib
mempertanggungjawabkan semua upayanya dalam mengelola
perusahaan dan menginformasikan kepada pemilik atau pemegang
saham.
Konteks pendelegasian wewenang memberi suatu kebebasan kepada
agen yang bertindak dan berlaku atas nama pemilik, dampaknya
seringkali ditemukan banyak agen yang bertindak tidak sesuai dengan
keinginan pemilik. Dorongan mendapat imbalan yang lebih dapat
memicu agen bertindak opportunis melanggar aturan dan memicu
16
konflik. Dalam konteks teori keagenan, semua individu bertindak atas
kepentingan sendiri. Dengan demikian terjadi perbedaan kepentingan
antara agen dan pemilik. Hal inilah yang dapat memicu terjadinya
asimetri informasi (Uswati dan Mayangsari, 2012).
Asimetri informasi berada dalam kaitannya dengan manajemen laba.
Manajemen laba sendiri terdapat dua teori besar yang mendasarinya yaitu
stewardship theory untuk manajemen laba yang bersifat efisien dan
agency theory untuk manajemen laba yang bersifat oportunistik.
Stewardship theory berpendapat bahwa manajer merupakan penjaga
amanah yang baik sehingga praktik manajemen laba yang dilakukannya
akan menguntungkan pemilik, sedangkan agency theory berpendapat
terdapat perbedaan kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan.
Dengan demikian bahwa agency theory dalam penelitian ini akan
berfokus pada praktik manajemen laba yang bersifat oportunistik karena
praktik manajemen laba yang umum terjadi, termasuk di Indonesia
merupakan praktik manajemen laba oportunistik seperti diprediksi oleh
teori keagenan (Gumanti, 2004).
Kontrak atau perjanjian yang baik antara investor dan manajer
adalah kontrak yang mampu menjelaskan apa saja yang harus dilakukan
manajer dalam melakukan pengelolaan dana yang diinvestasikan dan
pembagian return antara manajer dan investor. Shabrian dan Fuad (2013)
menyebutkan manajer akan melakukan pengelolaan dana yang telah
diinvestasikan oleh investor dan berusaha meningkatkan kinerja
17
perusahaan yang nantinya akan tercermin di laporan keuangan. Di lain
pihak, investor akan memberikan informasi yang terkandung di dalam
laporan keuangan perusahaan dan menggunakan informasi yang
terkandung di laporan keuangan tersebut untuk memprediksi seberapa
besar saham yang akan diperolehnya di masa depan.
Permasalahan juga muncul ketika manajer memiliki kepetingan yang
berbeda dengan pemilik yang kemudian disebut dengan agency problem.
Agency problem kemudian akan memunculkan biaya keagenan atau yang
biasa disebut dengan agency cost. Agency cost merupakan biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan yang akan menurunkan kekayaan
principal untuk memastikan bahwa agen bertindak sesuai dengan
kepentingan principal. Salah satu biaya yang harus dikeluarkan adalah
biaya pengawasan, baik pengawasan internal (misalnya melalui komite
audit dan audit internal) maupun pengawasan eksternal (misalnya melalui
audit eksternal).
Menurut Wibowo dan Rossieta (2009) untuk menyelesaikan
permasalahan benturan kepentingan dan mengurangi adanya biaya
keagenan antara principal dan agen dibutuhkan pihak ketiga yang
independen sebagai mediator principal dan agen. Pihak ketiga berfungsi
untuk memonitor perilaku agen dan memastikan agen sudah bertindak
sesuai dengan kepentingan principal.
18
2. Resources Based Theory
Keberhasilan pertumbuhan dan keberlangsungan perusahaan, akan
bergantung pada pengembangan sumber daya baru sama seperti
mengeksploitasi sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
Resources Based Theory (RBT) dipelopori oleh Penrose (1959),
mengemukakan bahwa sumber daya perusahaan bersifat heterogen, tidak
homogen, dan jasa produktif yang tersedia berasal dari sumber daya
perusahaan yang memberikan karakter unik bagi tiap-tiap perusahaan.
Asumsi resourced based theory yaitu bagaimana sumber daya dapat
secara umum didefinisikan untuk memasukkan aset, proses organisasi,
atribut perusahaan, informasi, atau pengetahuan yang dikendalikan oleh
perusahaan yang dapat digunakan untuk memahami dan menerapkan
strategi mereka. Dengan kata lain bagaimana suat perusahaan mencapai
keunggula komparatif yang berkelanjutan dan mendapatkan keuntungan
yang lebih dengan memiliki atau mengendalikan asset berwujud serta
tidak berwujud secara strategis.
Jackson dan Schuler (1995) mengungkapkan bahwa sumber daya
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu modal sumber daya fisik
(teknologi, pabrik, dan peralatan), modal sumber daya manusia
(pelatihan, pengalaman, wawasan), dan modal sumber daya organisasi
(struktur formal). Indah dan Warganegara (2013) menyebutkan sumber
daya harus memenuhi kriteria-kriteria agar dapat memberikan
keunggulan kompetitif dan kinerja yang berkelanjutan. Kriterianya yaitu
19
sumber daya yang unik yaitu sumber daya yang memerlukan waktu lama
dan biaya yang besar untuk memperolehnya, sumber daya unik yang sulit
dimiliki dan dimanfaatkan oleh pesaing, dan sumber daya yang
memerluhkan investasi modal yang besar untuk mendapatkan serta
membangun kapasitas produksi dalam skala ekonomis.
Melalui penjelasan tersebut menurut resources based theory,
intellectual capital memenuhi kriteria-kriteria sebagai sumber daya unik
yang mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan sehingga
dapat menciptakan value added bagi perusahaan. Pengetahuan dan
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki karyawan merupakan bentuk
dari intellectual capital. Sumber daya manusia atau karyawan merupakan
asset strategic perusahaan yang dapat menciptakan kompetensi
perusahaan atas pengetahuan yang mereka miliki. (Indah dan
Warganegara, 2013)
Perusahaan harus dapat mengelola karyawannya agar karyawan
tersebut dapat memaksimalkan kemampuannya dan juga agar karyawan
tersebut tidak meninggalkan perusahaan. Perusahaan menyadari bahwa
penting untuk mengelola intellectual capital yang dimiliki. Apabila
perusahaan dapat memaksimalkan sumber daya yang dimiliki, maka
perusahaan tersebut akan memiliki suatu value added yang dapat
memberikan suatu karateristik tersendiri.
Oleh karena itu, dengan adanya karateristik yang dimiliki,
perusahaan mampu mencapai keunggulan kompetitif yang nantinya
20
hanya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Dan perusahaan pastinya akan
mendapatkan nilai tambah yang berupa peningkatan kinerja perusahaan.
3. Signalling Theory
Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar
perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku
bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan
atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan
masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan dan
bagaimana pasaran efeknya. Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan
tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar modal sebagai alat
analisis untuk mengambil keputusan investasi (Nurrohman dan Zulaikha,
2013). Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik
dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar, dengan demikian
pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang berkualitas baik
dan buruk (Goodfrey dkk., 2010).
Shabrina dan Fuad (2013) menyatakan perusahaan-perusahaan
yang go public akan memiliki kewajiban untuk menyampaikan laporan
keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan yang berkualitas adalah
laporan keuangan yang telah diaudit oleh suatu Kantor Akuntan Publik
sehingga ketepatan waktu penyajian dan kewajaran dari laporan
keuangan tidak diragukan. Laporan keuangan tersebut akan
dipublikasikan untuk kepentingan investor, kreditor, pemerintah, dan
21
masyarakat. Laporan keuangan merupakan sebuah informasi yang
penting bagi investor dalam mengambil keputusan investasi. Informasi
yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi
akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan
informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan
laporan keuangan.
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan
memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi.
Jika pengumuman tersebut mengandung nilai positif, maka diharapkan
pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh
pasar. Dalam teori sinyal (signal theory) dijelaskan bahwa pada waktu
informasi diumumkan dan semua pelaku pasar telah menerima informasi
tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginterpretasikan dan
menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau
sinyal buruk (bad news). Jika pengumuman tersebut sebagai sinyal baik
bagi investor, maka akan terjadi perubahan volume perdagangan saham.
Salah satu sinyal yang terkandung di dalam laporan keuangan
adalah informasi future stock return yang merupakan sinyal mengenai
return di masa yang akan datang. Informasi inilah yang sangat diperlukan
oleh pengguna laporan keuangan, dikarenakan informasi tersebut
mengandung prediksi atas return saham perusahaan di masa yang akan
datang sebagai bahan pertimbangan bagi stakeholders untuk mengambil
suatu keputusan.
22
Informasi lainnya yaitu adanya pengungkapan intellectual capital
di dalam suatu laporan keuangan membuat perusahaan tersebut
diharapkan tidak hanya dapat meningkatkan keunggulan kompetitif tetapi
juga menciptakan dan meningkatkan nilai perusahaan (Yuskar dan
Novita, 2014). Integritas informasi dalam suatu laporan keuangan
mencerminkan kinerja perusahaan merupakan sinyal positif yang dapat
mempengaruhi opini investor dan kreditor serta pihak-pihak yang
berkepentingan (Goodfrey dkk., 2010).
Jika signal positif, pasar bereaksi sehingga meningkatkan harga
saham yang selanjutnya mempengaruhi kinerja perusahaan. Selanjutnya
peningkatan nilai saham mencerminkan peningkatan kinerja perusahaan,
dalam hal ini return saham, tingkat pengembalian ekuitas dan laba per
saham akan meningkat.
4. Future Stock Return
Return merupakan hasil laba yang diperoleh dari perbedaan natar
nilai investasi awal dengan realisasi investasi setelah periode tertentu.
Return merupakan informasi penting dalam laporan keuangan yang
digunakan investor sebagai dasar untuk mengukur kinerja perusahaan
sebagai dasar penentuan return dan risiko mendatang yang masih bersifat
tidk pasti. Pada pasar yang normal, semakin besar return yang diharpkan
kana diperoleh dari investasi, semakin besra pula risikonya, sehingga
dikatakan future return memiliki hubungan positif dengan risiko. Tetapi
return yang tinggi tidak selalu harus disertai dengan investasi yang
23
berisiko. Hal ini bisa saja terjadi pada pasar yang rasional.
Return yang diterima oleh investor di pasar modal dibedakan
menjadi dua jenis yaitu pendapatan lancar misalnya dividen dan
keuntungan selisih harga saham. Hartono (2014) dalam Mayangsari dan
Uswati (2016) menyatakan para investor termotivasi untuk melakukan
investasi pada suatu instrumen yang diinginkan dengan harapan untuk
memperoleh pengembalian investasi yang sesuai. Return merupakan
hasil yang diperoleh dari investasi yang dilakukan. Membagi return
saham dalam dua jenis yaitu pertama return realisasi merupakan return
yang telah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis dan kedua
return ekspektasi merupakan return harapan terjadi di masa yang akan
datang yang bersifat prediksi dan belum pasti.
Saham (stocks) adalah suatu kepemilikan disebuah perusahaan.
pemegang saham yang berhak atas pendapatan perusahaan dan
bertanggung jawab untuk risiko atas bagian dari perusahaan yang
mewakili masing-masing saham ada dua jenis saham yaitu saham biasa
dan saham preferen. Pemegang saham biasa memiliki hak untuk memilih
dalam mengambil keputusan, seperti apakah akan atau tidak untuk
bergabung dengan perusahaan lain, dan menerima dividen ditentukan
oleh manajemen. Pemegang saham preferen biasanya tidak memiliki hak
suara, tetapi menerima dividen minimum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
future stock return merupakan laba saham yang diharapkan melalui
waktu sebagai informasi pasar saat ini.
24
Vestari (2012) dalam penelitiannya mendapat hasil bahwa
predikbilitas earnings dengan tanpa memperhatikan kualitas laba yang
tinggi tidak memiliki pengaruh terhadap respon pasar. Demikian juga
prediktabilitas return tidak mempengaruhi respon pasar. Dalam
menghitung future stock return menggunakan total return untuk periode
t+1 dan t+2. Dengan horizon yang lebih pendek maka analisis menjadi
konsisten dan fokus dalam peramalan laba masa depan. Karena
penelitian ini adalah future stock return maka total return dihitung dalam
jangka waktu 12 bulan setelah periode laporan keuangan, serta dividen
yang bagikan di tahun berikutnya sebagaimana penelitian yang dilakukan
sebelumnya.
5. Intelllectual Capital
Ulum (2008) menyatakan intellectual capital merupakan salah satu
sumber daya yang di miliki oleh perusahaan. Intellectual capital pada
umumnya didefinisikan sebagai perbedaan antara nilai pasar perusahaan
dan nilai buku dari aset perusahaan tersebut atau dari financial
capitalnya. Intellectual capital seringkali menjadi faktor penentu utama
perolehan laba suatu perusahaan. Sebuah perusahaan dapat mengetahui
penilaian pasar dengan menggunakan metode pengukuran Value Added
Intellectual Capital (VAIC), yaitu dengan melihat kemampuan
intelektual yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dan nilai yang dimiliki
perusahaan tersebut.
25
Menurut Stewart (1997) adalah sebuah konsep modal yang
merujuk pada modal tidak berwujud yang terkait dengan pengetahuan
dan pengalaman manusia serta teknologi yang digunakan. Namun,
menurut Bontis et al (2000) dalam Ulum (2008) menyatakan bahwa pada
umumnya para peneliti membagi intellectual capital menjadi tiga
komponen, yaitu:Human Capital (HC), Structural Capital (SC), dan
Capital Employed (CE). Selanjutnya menurut (Bontis et al, 2000), secara
sederhana human capital mencerminkan individual knowledge stock
suatu organisasi yang dipresentasikan oleh karyawannya. Human capital
ini termasuk kompetensi, komitmen dan loyalitas karyawan terhadap
perusahaan. Lebih dalam organisasi. Termasuk dalam struktur capital
adalah database, organizational chart, process manual, strategies,
routines dan segala hal yang membuat nilai perusahaan lebih besar dari
nilai materialnya. Sedangkan capital employed adalah pengetahuan yang
melekat dalam marketing channels dan customer relationship.
Dapat disimpulkan bahwa intellectual capital merupakan suatu
konsep penting yang dapat memberikan sumber daya berbasis
pengetahuan dan mendeskripsikan aset tak berwujud yang jika digunakan
secara optimal memungkinkan perusahaan untuk menjalankan
strateginya dengan efektif dan efisien. Dengan demikian modal
intelektual merupakan pengetahuan yang memberikan informasi tentang
nilai tak berwujud perusahaan yang dapat mempengaruhi daya tahan dan
memberikan kontribusi pada keunggulan kompetitif perusahaan. Berikut
26
dijelaskan komponen dari intellectual capital:
a. Human Capital
Human capital merupakan lifeblood dalam modal intelektual.
Disinilah tercipta sumber inovasi dan kemajuan suatu perusahaan,
tetapi modal manusia merupakan komponen intellectual capital yang
sulit diukur. Human Capital merupakan tempat sumbernya
pengetahuan yang sangat berguna, keterampilan, dan kompetensi,
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Human capital merupakan
kemampuan perusahaan secara kolektif untuk menghasilkan solusi
yang terbaik berdasarkan penguasaan pengetahuan dan teknologi
dari sumber daya manusia yang dimilikinya.
Human capital akan meningkat jika perusahaan mampu
menggunakan pengetahuan yang dimiliki oleh karyawannya.
Menurut Bontis, et.al, (2000), human capital merepresentasikan
individual knowledge stock suatu organisasi yang direpresentasikan
oleh karyawannya. Human capital merupakan kombinasi dari
genetic inheritance, education, experience, and attitude tentang
kehidupan dan bisnis. Human capital ini yang nantinya akan
mendukung structural capital dan capital employed (Ulum, 2008).
b. Structural Capital
Structural capital merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam
dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan strukturnya yang
berkaitan dengan usaha karyawan untuk menghasilkan kinerja
27
intelektual perusahaan yang optimal serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, misalnya: sistem operasional perusahaan, proses
manufakturing, budaya organisasi, filosofi manajemen dan semua
bentuk intellectual property yang dimiliki perusahaan. Seorang
individu memiliki intelektualitas yang tinggi, tetapi jika perusahaan
memiliki sistem operasi dan prosedur yang buruk maka intellectual
capital tidak dapat mencapai kinerja secara optimal dan potensi yang
ada tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Menurut Bontis, et.al., (2000), structural capital meliputi
seluruh non-human storehouses of knowledge dalam organisasi.
Dalam hal ini termasuk adalah database, organisational charts,
process manuals, strategies, routines dan segala hal yang membuat
nilai perusahaan lebih besar daripada nilai materialnya dalam (dalam
Ulum, 2008).
c. Capital Employed
Elemen ini merupakan komponen intellectual capital yang
memberikan nilai nyata bagi perusahaan. Relational capital
merupakan hubungan harmonis yang dimiliki oleh perusahaan
dengan pihak di luar perusahaan. Baik yang berasal dari para
pemasok yang berkualitas, pelanggan yang loyal dan merasa puas
akan pelayanan perusahaan, hubungan perusahaan dengan
pemerintah maupun kerjasama rekan bisnis. Relational capital dapat
muncul dari berbagai bagian diluar lingkungan perusahaan dalam
28
meningkatkan kerjasama bisnis yang dapat memberikan keuntungan
bagi kedua pihak, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan nilai
perusahaan.
6. Kualitas Audit
Audit dapat mempermudah pemakai laporan keuangan dalam hal
kontrol dan juga dapat menghindari terjadinya penyelewengan, serta
menghindari manipulasi data. Dalam mendapatkan suatu hasil laporan
audit sebagai tahap akhir dari keseluruhan proses audit diperlukan suatu
standar yang menentukan kualitas audit. Audit merupakan suatu proses
guna mendapatkan dan juga mengevaluasi suatu bukti secara lebih
objektif tentang suatu asersi kegiatan ataupun kejadian ekonomi guna
menetapkan suatu tingkat kesesuaian diantara asersi tersebut dengan
kriteria yang sudah ditentukan, yang nantinya hasilnya akan diperoleh
dan akan disampaikan kepada pengguna yang memiliki kepentingan akan
hasil tersebut (Taylor dan Glezen, 1991) dalam Simanjuntak (2008).
International Auditing and Assurance Standards Boards (IAASB)
(2014) menyebutkan terdapat 3 faktor yang menyebabkan kompleksitas
dalam mendeskripsikan dan mengevaluasi kualitas audit yaitu pertama
adalah keberadaan atau ketiadaan missatement dalam laporan keuangan
yang diaudit hanya menyediakan sebagian pengertian dalam kualitas
audit, kedua adalah ragam audit dan apa yan dipertimbangkan untuk
menjadi bukti audit yang cukup memadai sebagai pendukung opini
bersifat pertimbangan atau pendapat pribadi auditor, dan ketiga adalah
29
perspektif kualitas audit bermacam-macam diantara stakeholders.
Menurut SPAP audit yang berkualitas jika memenuhi ketentuan
atau standar pengauditan. Kualitas audit meggambarkan pelaksanaan
audit yan dilakukan sesuai standar, sehingga auditoor mampu
mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang
dilakukan klien.
Dapat disimpulkan dari pengertian kualitas audit diatas bahwa
terdapat suatu kemungkinan (probability) auditor dapat menemukan
suatu pelanggaran pada saat melakukan audit suatu laporan keuangan dan
melaporkan temuan pelanggaran tersebut dalam laporan auditor, dengan
catatan bahwa seorang auditor sudah bekerja dengan independen sesuai
dengan pedoman standar audit dan kode etik akuntan publik.
Pemakai laporan keuangan akan lebih percaya dengan hasil audit
yang dilakukan oleh auditor profesional yang berasal dari The Big Four.
Kualitas audit dari laporan keuangan diukur dari kemampuan pemakai
laporan keuangan dalam mengantisipasi keuntungan yang akan diperoleh
di masa depan akan jauh lebih tinggi jika laporan keuangan tersebut
diaudit oleh salah satu Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di The Big
Four seperti Deloitte, PricewaterhouseCoopers, Ernst dan Young, dan
KPMG.
Telihat jelas bahwa laporan keuangan yang diaudit oleh The Big
Four dapat memberi gambaran yang jelas bagi investor untuk
memprediksi laba di masa depan. Namun tidak seluruh pemakai laporan
30
keuangan mengetahui satu Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di The
Big Four yang menyebabkan membuat respon pasar dan investor
semakin negative yang membah biaya atas bagi perusahaan.
7. Manajemen Laba
Manajemen laba merupakan setiap tindakan manajemen yang
dapat mempengaruhi angka laba yang dilaporkan. Rahayu dan
Darmawati (2011) menyatakan bahwa earning management merupakan
pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari standar akuntansi yang
ada dan secara alami dapat memaksimalkan utilitas atau nilai pasar
perusahaan. Terdapat dua cara memahami manajemen laba, yaitu:
a. Memahami manajemen laba sebagai perilaku oportunistik manajer
untuk memaksimalkan utilitasnya dalam menghadapi kontrak
kompensasi, hutang, dan political cost.
b. Memandang manajemen laba dari perspektif efficient contracting,
artinya manajemen laba memberi manajer suatu fleksibilitas untuk
melindungi diri mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tak terduga demi keuntungan pihak-pihak
yang terlibat dalam kontrak. Dengan demikian manajer mungkin
dapat mempengaruhi nilai pasar saham perusahaan melalui
manajemen laba, misalnya perataan laba dan pertumbuhan laba
sepanjang waktu.
Akuntansi akrual bertujuan untuk memberi informasi kepada
pemakai mengenai konsekuensi aktivitas usaha terhadap arus kas
31
perusahaan di masa depan secepat mungkin dengan kepastian yang layak.
Maka wajar jika akuntansi akrual ini menjadi pilihan bagi para manajer dalam
kebijakan manajerialnya. Konsep akrual ini memungkinkan dilakukan rekayasa
laba atau earnings management oleh manajer untuk menaikkan atau menurunkan
angka akrual dalam laporan laba rugi (Hidayati dan Zulaikha, 2003).
Perekayasaan laba juga dapat dilakukan dengan mendistorsi laba dengan cara
menggeser periode pengakuan biaya dan pendapatan (Fischer dan Rosenzweig,
1995).
Konsep akrual terdiri atas akrual diskresioner (discretionary
accrual) dan akrual nondiskresioner (nondiscretionary accrual).
Discretionary accrual adalah pengakuan laba akrual atau beban yang
bebas, tidak diatur, dan merupakan pilihan kebijakan manajemen,
sedangkan nondiscretionary accrual adalah pengakuan laba akrual yang
wajar, tidak dipengaruhi kebijakan manajemen, serta tunduk pada suatu
standar atau prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan jika standar
tersebut dilanggar akan mempengaruhi kualitas laporan keuangan
(Hidayati dan Zulaikha, 2003).
Healy dan Wahlen (1999) menyatakan bahwa manajemen laba
terjadi ketika manajer menggunakan penilaian dalam pelaporan keuangan
dan dalam struktur transaksi untuk mengubah laporan keuangan sehingga
menyesatkan pemegang saham dalam menilai prestasi ekonomi yang
dicapai oleh perusahaan.
Manajemen laba merupakan fenomena yang sukar dihindari karena
fenomena ini merupakan dampak dari penggunaan dasar akrual dalam
32
penyusunan laporan keuangan. Manajemen laba timbul sebagai dampak
dari penggunaan akuntansi sebagai salah satu alat komunikasi antara
pihak-pihak yang berkepentingan dan kelemahan inheren yang ada pada
akuntansi yang menyebabkan adanya judgement (Setiawati, 2002).
De Angelo (1986) menyatakan konsep model akrual memiliki dua
komponen, yaitu komponen non-discretionary dan discretionary.
Komponen discretionary accruals merupakan bagian dari akrual yang
memungkinkan manajer melakukan intervensinya dalam memanipulasi
laba perusahaan.
Hal ini disebabkan karena manajer memiliki kemampuan untuk
mengontrolnya dalam jangka pendek. Komponen discretionary accruals
diantaranya terdiri dari penilaian piutang, pengakuan biaya garansi
(future warranty expense) dan asset modal (capitalization assets).
Sedangkan komponen non discretionary accruals ditentukan oleh faktor-
faktor lain yang tidak dapat diawasi oleh manajer.
8. Return Saham
Pentingnya pengukuran kinerja perusahaan dapat dijelaskan dengan
teori agensi. Menurut teori agensi, pihak prinsipal selaku pemilik
perusahaan dan agen selaku manajemen yang mengelola perusahaan
sangat tergantung pada kinerja perusahaan (Jensen danMeckling, 1976).
Manajemen selaku agen bertujuan memberikan kekayaan kepada
prinsipal atau pemilik perusahaan. Dalam hubungan ini prinsipal
menuntut pengembalian investasi yang dipercayakan untuk dikelola oleh
33
manajemen. Demikian juga, kinerja perusahaan yang baik dapat
berpengaruh positif terhadap kompensasi yang diterima agen dari
prinsipal, dan sebaliknya kinerja perusahaan yang buruk akan
berpengaruh negatif terhadap kompensasi yang diterima agen dari
prinsipal.
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran secara utuh dan
menyeluruh atas hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan
operasional dalam memanfaakan sumber daya yang dimiliki perusahaan
selama periode waktu tertentu. Dengan kata lain, kinerja perusahaan
adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan merupakan hal penting
dalam hubungan antara perusahaan dengan para pemangku perusahaan.
Menurut Hartono (2013) dalam Febrianti, 2017 return terdiri dari
yield (kas yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham
dalam bentuk dividen), dan keuntungan (kerugian) modal (selisih antara
harga saham pada saat pembelian dan penjualan). Pengertian return
menurut Brigham et al., (2011) dalam Febrianti, (2017) adalah ukuran
kinerja keuangan dari suatu investasi, sedangkan Van Horne dan
Wachowicz, (2008) dalam Febrianti, (2017) mendefinisikan return
sebagai manfaat yang terbaik dengan kepemilikan termasuk didalamnya
dividen kas yang dibayarkan tahun lalu, bersamaan dengan apresiasi
biaya atau keuntungan modal yang direalisasi pada akhir tahun.
34
Return saham merupakan pengembalian saham beserta hasilnya
dari pihak broker atau perusahaan kepada investor yang telah melakukan
investasi pada perusahaan tersebut akibat suatu hal. Dalam dunia pasar
saham, seorang investor yang melakukan investasi dengan membeli
saham tentu telah yakin betul dengan segala risiko dan segala
ketidakpastian yang akan didapatkan di masa mendatang. Sebab,
permainan bursa saham sedikit banyak memang mengandalkan
keberuntungan, meskipun ada cara cara teknis yang dapat digunakan oleh
investor untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Dalam literatur kebijakan bisnis ada dua aliran utama penelitian
tentang faktor-faktor penentu dari kinerja perusahaan, yaitu pertama,
faktor penentu keberhasilan berdasarkan pada tradisi ekonomi,
menekankan pentingnya faktor pasar eksternal dalam menentukan
keberhasilan perusahaan, dan kedua adalah berdasarkan pada paradigma
perilaku dan sosiologis dan faktor organisasi, dimana ketiganya cocok
dengan lingkungan sebagai faktor penentu utama kesuksesan. Penelitian
ini menggunakan proksi return saham untuk mengukur kinerja
perusahaan.
Acheampong et al.(2014) menyatakan return menunjukkan financial
rewards yang diperoleh sebagai hasil melakukan investasi. Sifat return
tergantung pada bentuk investasi. Sebagai contoh, perusahaan yang
menginvestasikan dalam aset tetap dan operasi bisnis mengharapkan
return dalam bentuk laba sebelum bunga dan pajak dan dalam bentuk
35
kenaikan arus kas. Investor yang membeli saham biasa mengharapkan
return dalam bentuk pembayaran dividen dan capital gain (jika harga
saham mengalami kenaikan), sedangkan investor yang membeli obligasi
perusahaan mengharapkan pembayaran bunga. Maka, return
dihubungkan dengan saham yang dimiliki oleh investor
Return merupakan tingkatan keuntungan pada investasi oleh
investor. Para investor termotivasi untuk berinvestasi dalam instrumen
yang diinginkan dengan harapan memperoleh return yang sesuai. Tanpa
keuntungan yang telah diklaim sebagai karakteristik investasi, investor
tentu tidak akan berinvestasi. Dengan demikian, setiap investasi dengan
harapan memperoleh manfaat yang diberikan baik dalam jangka pendek
ataupun jangka panjang, memiliki tujuan utama agar mendapatkan return
baik secara langsung ataupun tidak langsung.
36
B. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu mengenai topik yang berkaitan dengan peneliti ini dapat
dilihat dalam tabel 2.1
Tabel 2.1
Hasil-Hasil Penlitian Terdahulu
No Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan
1 Tendi Wanto
(2016)
Pengaruh Modal Intelektual
Terhadap Manajemen Laba
Riil Dan Future Stock Return
- Variabel
intellectual capital dan
Future Stock Return
- Alat ukur modal
intelektual
- Variabel dependen
manajemen laba yang
diubah menjadi
variabel independen
- Periode penelitian
-
Modal intelektual
terhadap manajemen
laba riil dan modal
intelektual terhadap
future stock return
semua memiliki
pengaruh
2 Sriranga Vishnu
dan Vijay
Kumar Gupta
(2013)
Intellectual Capital and
Performance of
Pharmaceutial Firms in India
- Intellectual Capital - Negara India Intellectual Capital
memiliki pengaruh
yang signifikan dengan
performance
Bersambung pada halaman selanjutnya
36
37
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penlitian Terdahulu
No Penelti
(Tahun) Judul Penelitian
Meode Penlitian Hasil Penlitian
Persamaan Perbedaan
3 Jesica Indah dan
Dezie L.
Warganegara
(2013)
Pengaruh intellectual capital
terhadap kinerja keuangan
pada sub sector restaurant,
hotel and tourism perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2007 2011
- Intellectual Capital
- Alat ukur intellectual
capital
- Kinerja Keuangan
- Sample Perusahaan
Iintellectual capital
mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan
baik saat ini maupun
kinerja keuangan
perusahaan di masa
yang akan datang
4 Kinantya
Komala Nur
Sabrian dan
Faud (2013)
Pengaruh Kualitas Audit
Tehadap Kemampuan
Investor Memprediksi Laba
Di Masa Depan
- Kualitas Audit
- Future Stock Return
- Kemampuan
Investor Memprediksi
Laba Di Masa Depan
Laporan keuangan
yang di audit oleh KAP
Big 4 tidak memiliki
pengaruh terhadap
kemampuan investor
untuk memprediksi
laba
Bersambung pada halaman selanjutnya
38
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penlitian Terdahulu
No Penelti
(Tahun) Judul Penelitian
Meode Penlitian Hasil Penlitian
Persamaan Perbedaan
5 Muhammad
Husni
Nurrohman dan
Zulaikha (2013)
Pengaruh Eraning Per Share,
Return Saham, Kualitas
Audit, dan Hasil Laba
Terhadap Return Saham Satu
Tahun Ke Depan
- Future Stock Return
- Kualitas Audit
- Alat ukur future stock
return
- Alat ukur kualitas
audit
- Eraning Per Share
- Return Saham
- Hasil Laba
Hasil pengujian EPS
tidak berpengaruh,
return saham
berpengaruh, kualitas
audit berpengaruh, dan
laba opersional tidak
berpengaruh terhadap
return saham satu
tahun ke depan
6 Sekar
Mayangsari
(2004)
Bukti Empiris Pengaruh
Spesialisasi Industri Auditor
terhadap Earnings Response
Coefficient
- Kualitas Audit
- Return Saham
- Abnormal Return
Kualitas audit mampu
memberikan respon
negatif terhadap
earnings response
coefficient
Bersambung pada halaman selanjutnya
39
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penlitian Terdahulu
No Penelti
(Tahun) Judul Penelitian
Meode Penlitian Hasil Penlitian
Persamaan Perbedaan
7 Luluk uswati
2012
Pengaruh Manajemen Laba
Terhadap Future Stock
Return Dengan Asimetri
Informasi Sebagai
Pemoderasi
- Variabel manajemen
laba dan future stock
return
- Alat ukur future stock
return
- Periode penelitian
- Asimetri Informasi
Sebagai Pemoderasi
Manajemen laba akrual
berpengaruh positif.
Manajemen laba riil
tidak berpengaruh.
Asimetri informasi
tidak dapat
memoderasi
manajemen laba akrual
dan riil terhadap future
stock return
8 Indri Rahayu
dan Deni
Darmawati
(2013)
Pengaruh Kualitas Audit
Terhadap Hubungan
Earnings Management Dan
Return Saham
- Alat ukur manajemen
laba
- Return saham Earnings management
berpengaruh negatif
terhadap return saham.
Sumber:Diolah dari berbagai sumber
40
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini bertujuan menguji pengaruh intellectual capital , kualitas
audit, manajemen laba, dan return saham terhadap future stock return.
Berdasarkan tinjauan literatur yang disajikan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa future stock return dipengaruhi intellectual capital, kualitas audit,
manajemen laba, dan return saham.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka kerangka teoritis yang diajukan
dalam penelitian ini disajikan dalam gambar. Gambar 2.1. menunjukan bahwa
future stock return dipengaruhi oleh faktor-faktor intellectual capital, kualitas
audit, manajemen laba, dan dan return saham.
40
41
Gambar 2.1
Kerangka Pemikrian
Model analisis : Regresi Berganda
Pengaruh Intellectual Capital, Kualitas Audit , Manajemen Laba, Return
Saham terhadap Future Stock Return
Basis Teori :
1. Agency theory
2. Resourced Based Theory
3. Signalling Theory
4. Future Stock Return
5. Intellectual Capital
6. Kualitas Audit
7. Manajemen Laba
8. Return Saham
Menurunnya opini investor,
kepercayaan, serta
penilaian publik
Keterbatasan atas penilaian kinerja
perusahaan dalam pengungkapan aspek
penting dalam laporan keuangan
GAP
Hasil yang diharapkan
Kesimpulan dan Saran
Intellectual Capital
Kualitas Audit
Manajemen Laba
Future Stock
Return
Return Saham
42
D. Keterkaitan Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Future Stock Return
Purnomosidhi (2006) menyatakan bahwa praktik pengungkapan
intellectual capital dalam laporan tahunan berdasarkan hasil content
analysis terhadap laporan tahunan dapat disimpulkan rerata jumlah
atribut intellectual capital yang diungkapkan dalam laporan tahunan
sebanyak 14 atribut (56 persen). Meskipun, praktik pengungkapan
intellectual capital diantara perusahaan sangat bervariasi. Persentase ini
menggambarkan bahwa perusahaan go public sudah memiliki kesadaran
terhadap arti pentingnya intellectual capital bagi peningkatan keunggulan
kompetitif.
Wanto (2016) hasil penelitian mennujukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara intellectual capital dengan future stock return
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Vishnu dan Gupta (2013) dan
Wanto (2016) mengatakan bahwa intellectual capital mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan baik saat ini maupun kinerja keuangan
perusahaan di masa yang akan datang. Berdasarkan uraian tersebut, maka
hipotesis alternatif sebagai berikut:
H1: Intellectual capital berpengaruh terhadap future stock return
43
2. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Future Stock Return
Hussainey (2009) menyatakan bahwa kantor akuntan besar
menyediakan kualitas laporan keuangan yang lebih tinggi daripada
kantor akuntan kecil. Dengan demikian, investor dapat mengantisipasi
laba masa depan hingga satu tahun ke depan untuk perusahaan yang
laporan keuangannya diaudit oleh kantor akuntan publik Big Four. Hal
ini berarti bahwa kualitas audit kantor akuntan publik Big Four
mempunyai kemampuan yang lebih tinggi untuk menghasilkan informasi
laba yang berkualitas yaitu informasi laba yang tidak terlambat
dilaporkan dan wajar dalam penyajiannya.
Sikap independensi bermakna bahwa auditor tidak mudah
dipengaruhi, Standar Profesional Akuntan Publik atau SPAP (2001),
sehingga auditor akan melaporkan hasil yang ditemukannya selama
proses pelaksanaan audit secara wajar. Keadaan ini akan meningkatkan
kepuasan klien terhadap auditor tersebut. Menurut Nurrohman dan
Zulaikha (2013) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kualitas audit dan future stock return.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H2: Kualitas audit bepengaruh terhadap future stock return
44
3. Pengaruh Manajemen Laba Terhadap Future Stock Return
Manajemen laba bukan merupakan suatu hal yang baru, hal ini telah
lama terjadi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang biasanya
mempunyai tujuan dan landasan keuntungan bagi pihak perusahaan
(Rahayu dan Darmawati, 2011). Salah satu dilakukannya manajemen
laba adalah untuk memenuhi ekspektasi pasar yang telah dianalisis oleh
para analis pasar modal untuk mencapai target dan sasaran yang
diinginkan pihak investor dan shareholders untuk pengembalian
keuntungan yang diharapkan. Penelitian mengenai manajemen laba
dikaitkan pada suatu hipotesis mengenai future stock return. Menurut
hasil penelitian Indarayanti dan Wirakusuma (2017), Rahayu dan
Darmawati (2011), dan Mulford dan Comiskey (2010). manajemen laba
memiliki pengaruh secara positif terhadap future stock return .
Manajemen laba marak terjadi dikarenakan mereka para manajer
beranggapan bahwa para kompetitornya juga sejalan melakukan hal yang
sama. Melihat hal tersebut, kinerja dari kompetitor juga menjadi sorotan
pemicu terjadinya manajemen laba, dikarenakan dari investor maupun
kreditur pasti melakukan perbandingan guna menentukan atau memilih.
Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H3: Manajemen laba berpengaruh terhadap future stock return
45
4. Pengaruh Return Saham Terhadap Future Stock Return
Dalam memperhatikan tingkat pertumbuhan return saham pada
periode sekarang maka dapat dilihat prospek perusahaan di masa yang
akan datang, sehingga akan mempengaruhi investor dalam berinvestasi
(Nurrohman dan Zulaikha, 2013), (Adityo, 2012) dan (Hussainey, 2009).
Jika return saham sekarang besar maka pandangan investor tentang
keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang juga semakin besar,
sehingga investor lebih berani menawar saham dengan harga lebih tinggi
dengan demikian return saham yang diperoleh akan naik. Berdasarkan
uraian tersebut, maka hipotesis alternatif sebagai berikut:
H4: Return saham berpengaruh terhadap future stock return
46
BAB III
METODE PENELTIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan yang menyoroti pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen dalam penelitian ini.
Penelitian ini didesain untuk menganalisis mengenai pengaruh variabel
independen yaitu intellectual capital, kualitas audit, manajemen laba, dan
return saham terhadap variabel dependen yaitu future stock return.
Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana
data yang digunakan berupa angka-angka yang diperoleh dengan mengakses
website Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar dan mempublikasikan laporan tahunannya di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015. Sedangkan pengambilan
sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu
pengambilan sampel yang terbatas pada kriteria atau pertimbangan tertentu
yang dapat memberikan informasi yang diinginkan. Kriteria yang digunakan
untuk memilih sampel adalah:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama
2013-2015.
http://www.idx.co.id/47
2. Perusahaan manufaktur telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak
Januari 2013 dan tidak mengalami delisting selama periode penelitan.
3. Perusahaan manufaktur yang tersedia data-data laporan keuangan secara
lengkap.
4. Perusahaan manufaktur yang membagikan dividen selama 2013-2015.
5. Data laporan keuangan perusahaan yang dibutuhkan tersedia dan lengkap
selama 2013-2015.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini data dikumpulkan dengan cara teknik pengumpulan
dokumenter, yaitu penggunaan data yang berasal dari dokumen-dokumen
yang sudah ada. Hal ini dilakukan dengan cara melakukan penelusuran dan
pencatatan informasi yang diperlukan pada data sekunder berupa laporan
keuangan dan laporan tahunan perusahaan sampel. Data pendukung lainnya
diperoleh dengan menggunakan studi pustaka dari jurnal-jurnal ilmiah serta
literatur yang memuat pembahasan berkaitan dengan penelitian ini. Data
diperoleh dari www.idx.co.id yang berupa laporan tahunan (annual report),
dan laporan keuangan perusahaan.
D. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan 5 variabel yaitu 1 variabel dependen dan 4
variabel independen.
48
1. Variabel Dependen
a. Future Stock Return
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
future stock return. Return merupakan hasil yang diperoleh dari
investasi yang dilakukan (Hartono, 2014 dalam Uswati dan
Mayangsari, 2016). Return total merupakan return keseluruhan dari
suatu investasi dalam suatu periode tertentu, terdiri dari capital gain
(loss) dan yield . Capital gain (loss) merupakan selisih dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Yield
merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga
investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Penelitian ini menggunakan investasi dalam bentuk saham,
sehongga yield sah merupakan presentase dividen terhadap harga
saham sebelumnya. Penelitian ini menghitung future stock return
dengan menggunakan penelitian Nurrohman dan Zulaikha (2013).
Penelitian ini menghitung total return dengan menghitung dalam
menghitung return t+1 (satu tahun ke depan). Future stock return
dihitung dengan menggunakan rumus di bawah ini:
FSRt+1 = Pt+1 Pt +Dt+1
Pt
Keterangan:
FSRt+1 = Future return stock periode t+1
Pt+1 = Harga saham periode t+1
49
Pt = Harga saham periode t
Dt+1 = Dividen periode t+1
2. Variabel Independen
Variabe