16
PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA INDONESIA TAHUN 2001 2017 JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Emilia Susanti 145020100111021 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA

ASING TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA

INDONESIA TAHUN 2001 – 2017

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Emilia Susanti

145020100111021

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING
Page 3: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

Pengaruh Investasi, Ekspor, dan Tenaga Kerja Asing Terhadap Tingkat Pengangguran

Terbuka Indonesia Tahun 2001 – 2017

Emilia Susanti

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investasi, ekspor, dan tenaga kerja asing terhadap tingkat

pengangguran terbuka di Indonesia pada periode 2001 – 2017. Penelitian ini menggunakan metode analisis Error

Correction Model (ECM) untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen pada

jangka pendek dan Regresi Linier Berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap dependen

pada jangka panjang. Kemudian, penelitian ini menggunakan variabel kontrol yaitu upah. Hasil dari analisis ECM

atau analisis jangka pendek menunjukkan bahwa hanya variabel investasi yang berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap TPT di Indonesia sedangkan ekspor, tenaga kerja asing, dan upah tidak berpengaruh. Sedangkan hasil

dari Regresi Linier Berganda menunjukkan bahwa variabel investasi dan ekspor berpengaruh signifikan dan negatif

terhadap TPT di Indonesia. Sedangkan variabel tenaga kerja asing dan upah tidak berpengaruh signifikan terhadap

TPT di Indonesia.

Kata kunci: Tingkat Pengangguran Terbuka, investasi, ekspor, dan tenaga kerja asing.

A. PENDAHULUAN

Pengangguran merupakan salah satu isu makro ekonomi yang tidak pernah berhenti untuk diperbincangkan.

Menurut Malik (2013), pengangguran merupakan permasalahan penting yang dihadapi oleh negara-negara

berkembang, termasuk Indonesia. Setiap tahun, pemerintah selalu memfokuskan program pembangunannya pada

penanganan masalah tersebut. Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 27

Ayat (2) berbunyi, “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”.

Tentunya, menyediakan lapangan kerja adalah kewajiban dari negara itu sendiri dikarenakan setiap warga negara

memiliki hak untuk memperoleh pekerjaan.

Perekonomian suatu negara tidak akan pernah mencapai tingkat pengangguran nol. Menurut Mankiw, Quah, &

Wilson (2014) menjelaskan mengapa pengangguran terjadi dalam perekonomian. Dalam penjelasannya dinyatakan

bahwa dalam pasar tenaga kerja yang ideal, upah harus disesuaikan untuk menyeimbangkan jumlah penawaran

tenaga kerja dan jumlah permintaan tenaga kerja. Hal ini mengartikan bahwa seluruh pekerja selalu mendapatkan

pekerjaan. Tetapi, kondisi ideal tidak akan pernah sama dengan kenyataan karena upah tidak selalu berada pada titik

ekuilibrium.

Perubahan-perubahan pada output perekonomian dalam bentuk barang dan jasa erat kaitannya dengan perubahan

dalam utilitasi angkatan kerjanya, dengan kata lain ketika PDRB riil menurun maka tingkat pengangguran

meningkat, Mankiw Quah, & Wilson (2014). Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat perusahaan memproduksi

lebih sedikit barang dan jasa maka akan berdampak pada pemberhentian kerja sehingga memperluas cakupan

pengangguran.

Terjadinya pengangguran merupakan kondisi tidak seimbangnya antara permintaan dan penawaran tenaga kerja

sehingga kondisi yang mampu mempengaruhi atau menggeser kurva permintaan dan penawaran tenaga kerja akan

berdampak pada pengangguran. Penelitian ini menggunakan variabel investasi dan ekspor sebagai faktor yang dapat

menggeser kurva permintaan tenaga kerja. Sedangkan, faktor yang dapat menggeser kurva penawaran tenaga kerja

adalah variabel tenaga kerja asing.

Pada penelitian ini, variabel investasi merupakan faktor yang dapat menggeser kurva permintaan tenaga kerja

dengan asumsi bahwa ketika investasi digenjot untuk meningkatkan output maka permintaan tenaga kerja juga akan

naik. Berdasarkan penelitian dari Kurniawan (2014), dinyatakan bahwa variabel investasi yaitu penanaman modal

dalam negeri secara parsial signifikan memengaruhi jumlah pengangguran di Kabupaten Gresik, yaitu memiliki nilai

koefisian -0.004904 yang berarti bahwa hubungan antara investasi penanaman modal dalam negeri dengan jumlah

pengangguran di Kabupaten Gresik bersifat negatif. Tetapi, penelitian yang dilakukan oleh Noorfath, Hasanah,

Harlen, & Kadir (2015) memberikan hasil bahwa variabel investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah

pengangguran di Kota Pekanbaru tahun 2002 – 2011.

Page 4: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

Selain investasi, kegiatan produksi suatu negara juga dapat meningkat apabila terdapat peningkatan permintaan

barang dan jasa dari luar negeri. Dengan kata lain, output barang dan jasa suatu negara akan diekspor untuk

memenuhi permintaan negara lain sehingga peningkatan ekspor yang terjadi akan mendorong permintaan tenaga

kerja oleh karena adanya kegiatan produksi yang meningkat. Berdasarkan penelitian dari Tang, Benjamin, Zhang,

Snowden, & HӦӦk, (2016). Total lapangan kerja yang tercipta dari kegiatan ekspor meningkat dari 123.6 juta orang

pada tahun 2002 menjadi 191.3 juta orang pada tahun 2007. Sektor yang berorientasi ekspor di China termasuk

dalam energy-intensive dari perspektif embodied energy consumption, dan ekspor pada energy-intensive ini terletak

di sektor yang sama dengan ekspor yang padat karya. Namun, penelitian dari Priyono & Wirathi (2016), dinyatakan

bahwa ekspor, perumbuhan ekonomi, dan kesempatakan kerja tidak memiliki hubungan kausalitas berdasarkan uji

granger causality. Sedangkan penelitian Schubert (2011) menyatakan bahwa guncangan dari negative export

memiliki efek utama pada konsumsi dan kesejahteraan, tetapi tidak pada pengangguran dan output, sedangkan

guncangan pada sisi penawaran memberikan respon yang besar pada pengangguran, output, konsumsi, dan

kesejahteraan.

Penelitian ini menggunakan variabel tenaga kerja asing sebagai faktor yang menngeser kurva penawaran tenaga

kerja. Berdasarkan pendapat dari Mankiw, Quah, & Wilson (2014), pergerakan para pekerja dari suatu daerah ke

daerah lainnya, atau dari suatu negara ke negara lainnya, merupakan sumber yang jelas dan penting pada pergerakan

penawaran tenaga kerja. Baru-baru ini, selama terjadi resesi pada tahun 2008 – 2009, terjadi perdebatan di Eropa

mengenai isu apakah imigran mencuri pekerjaan dari orang pribumi, Rohac (2014) dalam Latif (2015). Pada hasil

penelitian Latif (2015) dinyatakan bahwa pada jangka pendek, imigrasi memiliki dampak positif terhadap tingkat

pengangguran dan bahwa kausalitas tidak langsung jangka pendek berlaku dari imigrasi ke unemployment rate.

Hasil lebih lanjut menunjukkan bahwa dalam jangka panjang, imigrasi memiliki dampak negatif tetapi tidak

signifikan dampaknya terhadap tingkat pengangguran. Penelitian lain yaitu dari Kwon dan Chun (2011),

menyatakan bahwa hasil penelitian dapat diinterpretasi menjadi dua kemungkinan. Pertama, pekerja asing dan

pekerja lokal bekerja secara komplemen satu sama lain sebagai faktor produksi. Kedua, banyak perusahaan telah

mengisi kekosongan pekerja lokal dengan memperkerjakan pekerja asing.

Ketiga variabel yaitu investasi, ekspor, dan tenaga asing menjadi fokus pada penelitian ini mengenai pengaruhnya

terhadap tingkat pengangguran di Indonesia. Di sisi lain, penelitian ini menggunakan varibel kontrol yaitu upah di

mana kurva permintaan dan penawaran tenaga kerja murupakan fungsi dari tingkat upah. Dari beberapa hasil

penelitian yang telah dibahas menunjukkan adanya adanya kesenjangan hasil penelitian, sehingga penelitian ini

dilakukan dengan tujuan yaitu menganalisis pengaruh investasi, ekspor, dan tenaga kerja asing terhadap tingkat

pengangguran terbuka Indonesia tahun 2001 – 2017.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Tenaga Kerja

Menurut penjelasan Badan Pusat Statistik, tenaga kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun dan lebih.

Tenaga kerja dapat digolongkan menjadi dua yaitu penduduk yang termasuk angkatan kerja dan bukan angkatan

kerja. Pertama, angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau punya pekerjaan namun sementara

tidak bekerja dan pengangguran. Seseorang dapat dikatakan bekerja apabila orang tersebut melakukan kegiatan

ekonomi dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1

jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatan pekerja tak dibayar yang

membantu dalam suatu usaha/kegiatan ekonomi. Sedangkan yang dimaksud dengan punya pekerjaan tetapi

sementara tidak bekerja adalah keadaan dari seseorang yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu

sementara tidak bekerja karena berbagai sebab, seperti sakit, cuti, menunggu panenan, mogok, dan sebagainya.

Kedua, bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau

melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

Permintaan Tenaga Kerja

Teori permintaan tenaga kerja adalah teori yang menjelaskan seberapa banyak suatu perusahaan akan

mempekerjakan tenaga kerja dengan berbagai tingkat upah pada suatu periode tertentu, Indarti (2016). Permintaan

akan tenaga kerja merupakan fungsi dari tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah, semakin kecil permintaan

pengusaha akan tenaga kerja, Simanjuntak (1985). Di bawah ini merupakan gambaran dari kurva permintaan tenaga

kerja:

Page 5: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

Gambar 1: Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Sumber: Simanjuntak, 1985

Garis D1, D2, dan D3 merupakan tiga bentuk kurva permintaan tenaga kerja dari tiga perusahaan yang berbeda-

beda, dimisalkan perusahaan A, B, dan C. Setiap perusahaan ini memiliki permintaan tenaga kerjanya masing-

masing sesuai dengan dengan besar kecilnya perusahaan atau produksi, jenis usaha, penggunaan teknologi, serta

kemampuan manajemen dari pengusaha yang bersangkutan.

Penawaran Tenaga Kerja Penawaran tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada setiap

kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu, Sholeh (2007). Penawaran tenaga kerja sangat ditentukan oleh

banyaknya penduduk usia kerja yang memilih menjadi angkatan kerja. Semakin banyak angkatan kerja maka

penawaran tenaga kerja akan meningkat. Begitu pula dengan tingkat upah, secara umum semakin tinggi tingkat upah

maka semakin banyak yang memilih untuk bekerja sehingga penawaran tenaga kerja juga ikut meningkat. Namun,

kenaikan dalam tingkat upah dapat membuat seseorang individu memaksimumkan utilitasnya dengan menaikkan

atau menurunkan jumlah jam kerjanya. Ini akan memberikan dua efek penawaran tenaga kerja, yaitu efek

pendapatan dan efek subtitusi, Indarti (2016). Berikut adalah gambar dari kurva penawaran tenaga kerja berdasarkan

ilustrasi oleh Simanjuntak (1985):

Gambar 2: Kurva Penawaran Tenaga Kerja

Sumber: Simanjuntak, 1985

Pada gambar kurva penawaran tenaga kerja di atas, dimisalkan bahwa di suatu daerah hanya terdapat tiga

keluarga yaitu keluarga A, B, dan C. Jumlah penawaran tenaga kerja di daerah tersebut merupakan penjumlahan

penawaran dari keluarga A, B, dan C.

Pasar Tenaga Kerja Menurut Indarti (2016), pasar tenaga kerja menggambarkan hubungan antara permintaan dengan penawaran

tenaga kerja yang dikaitkan dengan tingkat upah. Interaksi yang terjadi antara permintaan dan penawaran dalam

pasar tenaga kerja akan menentukan suatu tingkat upah yang diterima oleh tenaga kerja dan banyaknya penggunaan

tenaga kerja. Di bawah ini merupakan ilustrasi dari pasar tenaga kerja:

Page 6: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

Gambar 3: Kurva Pasar Tenaga Kerja

Sumber: Simanjuntak, 1985

Pada gambar di atas, Sn merupakan penawaran tenaga kerja di suatu daerah yang merupakan jumlah dari seluruh

keluarga yang ada di daerah tersebut. Sedang Dn merupakan jumlah permintaan tenaga kerja di suatu daerah yang

didapat dari penjumlahan permintaan dari seluruh pengusaha yang ada di daerah tersebut. Perpotongan antara

penawaran (Sn) dan permintaan (Dn) disebut dengan titik ekuilibrium. Pada titik tersebut menentukan besarnya

penempatan atau jumlah orang yang bekerja (Ln) dan tingkat upah yang berlaku (Wn), hal ini kemudian dipakai

sebagai patokan baik oleh keluarga maupun oleh pengusaha di daerah yang bersangkutan.

Pengangguran Menurut Sukirno (2011), pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan diantara angkatan kerja dengan

penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya. Tingkat pengangguran (employment rate) adalah presentase angkatan

kerja yang tidak bekerja:

Tingkat engangguran umlah orang yang tidak bekerja

Angkatan erja x 100

Naiknya jumlah penduduk menyebabkan terjadinya kenaikan pada penawaran (supply) tenaga kerja begitu juga

sebaliknya. Permasalahan klasik yang muncul di Indonesia adalah percepatan pertumbuhan angkatan kerja tidak

disertai dengan percepatan pertumbuhan lapangan pekerjaan atau penawaran tenaga kerja tidak diimbangi dengan

meningkatnya permintaan (demand) tenaga kerja, Malik (2013). Dengan kata lain, pengangguran terjadi akibat dari

adanya ketidakseimbangan dalam pasar tenaga kerja. Ekuilibrium dalam pasar jasa tenaga kerja terjadi di mana

kuantitas input tenaga kerja yang ditawarkan sama dengan kuantitas input tenaga kerja yang di minta, Diuliu (1993).

Peraturan upah minimum akan meningkatkan jumlah penawaran tenaga kerja dan mengurangi jumlah permintaan

tenaga kerja dibandingkan dengan titik keseimbangan. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya surplus tenaga kerja,

di mana jumlah pekerja yang ingin bekerja lebih banyak daripada jumlah pekerjaan. Pengangguran disebabkan oleh

upah minimum dapat dilihat dengan memperhatikan Gambar di bawah:

Gambar 4: Pengangguran Akibat Upah di Atas Titik Keseimbangan

Sumber: Mankiw, 2014

Page 7: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

Di pasar tenaga kerja ini, upah pada titik keseimbangan penawaran dan permintaan adalah WE. Pada upah

keseimbangan ini, jumlah penawaran dan permintaan tenaga kerja adalah sama dengan LE. Sebaliknya, jika upah

tersebut dipaksa agar tetap berada di atas titik keseimbangan, mungkin karena peraturan upah minimum, jumlah

penawaran kerja meningkat menjadi LS dan jumlah permintaan tenaga kerja menurun menjadi LD. Surplus tenaga

kerja yang dihasilkan, LS – LD, adalah pengangguran, Mankiw, Quah, & Wilson (2014).

Investasi dan Pengangguran Menurut Sukirno (2011), investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam

modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk

menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian.

Berdasarkan pendapat dari Simanjuntak (1985), pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja

tergantung dari pertambahan permintaan masyarakat terhadap barang yang diproduksinya. Permintaan tenaga kerja

yang seperti itu disebut derived demand. Misalnya, meningkatnya permintaan terhadap rumah akan menimbulkan

tambahan permintaan terhadap karyawan bangunan, tukang kayu, tukang cat, tukang instalasi rumah, dan secara

tidak langsung dapat mempengaruhi jumlah tenaga pengangkutan, pabrik semen dan lain-lain. Kurva permintaan

tenaga kerja dapat bergeser akibat dari investasi, saat investasi meningkat maka permintaan tenaga kerja akan

bertambah. Hal ini dapat terjadi karena investasi mampu menggeser kurva permintaan agregat. Kejadian apa pun

yang dapat menyebabkan berapa banyak perusahaan ingin berinvestasi pada tingkat harga tertentu juga akan

menggeser kurva permintaan agregat, Mankiw, Quah, & Wilson, (2014).

Gambar 5: Pergeseran Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Sumber: Mankiw (2014), diolah

Kurva permintaan tenaga kerja bergeser ke kanan, yaitu permintaan tenaga kerja1 menjadi permintaan tenaga

kerja2 yang terkadi akibat dari adanya investasi. Pada kurva tersebut menunjukkan bahwa surplus tenaga kerja

(pengangguran) berkurang dari LS – LD1 menjadi LS – LD2.

Menurut Kurniawan (2014), hubungan antara investasi dengan pengangguran dapat dilihat berdasarkan Teori

Harrod Domar (Mulyadi, 2003), dalam teorinya berpendapat bahwa investasi tidak hanya menciptakan permintaan,

tetapi juga memperbesar kapasitas produksi. Kemudian, ia berpendapat bahwa logika ekonominya ketika kerjadi

kenaikan investasi diikuti oleh jumlah pengangguran yang semakin menurun ini dapat diartikan bahwa kenaikan

investasi ini lebih berdasarkan pada kegiatan yang sifatnya lebih kepada padat karya (labor intensive). Selanjutnya

kondisi akan berbeda jika investasi yang dilakukan bersifat padat modal (capital investment). Menurut Kurniawan

(2014), ketika investasi yang lebih padat modal ini meningkat maka hal ini akan menurunkan atau mengurangi

jumlah penyerapan tenaga kerja.

Ekspor dan Pengangguran

Ekspor (export) adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri untuk dijual ke luar negeri, Mankiw,

Quah, & Wilson (2014). Seperti halnya investasi, ekspor juga dapat menggeser kurva permintaan tenaga kerja.

Adanya peningkatan ekspor menandakan adanya peningkatan permintaan dari negara asing, kemudian naiknya

permintaan ini akan berdampak pula pada permintaan tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat Simanjuntak

(1985), pertambahan permintaan pengusaha terhadap tenaga kerja, tergantung dari pertambahan permintaan

masyarakat terhadap barang yang diproduksinya.

Page 8: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

Gambar 6: Pergeseran Kurva Permintaan Tenaga Kerja

Sumber: Mankiw (2014), diolah

Kurva permintaan tenaga kerja di atas bergeser dari kurva permintaan tenaga kerja1 menjadi kurva permintaan

tenaga kerja2 akibat dari meningkatnya ekspor. Sedangkan pengangguran berkurang dari LS – LD1 menjadi LS –

LD2.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Tang, Benjamin, Zhang, Snowden, dkk. (2016) mengatakan bahwa

kesempatan kerja merupakan dampak dari perdagangan internasional, di mana permintaan dari negara lain akan

mendorong pekerjaan lokal. Namun, penelitian lain mengatakan bahwa ekspor tidak memberikan efek pada

pengangguran. Dalam penelitian Schubert (2011) bahwa guncangan ekspor menyebabkan terjadinya depresiasi

secara tajam serta hilangnya kesejahteraan dan kemampuan konsumsi. Hal ini menunjukkan bahwa hanya ada efek

kecil yang mengarah pada output dan pengangguran.

Tenaga Kerja Asing dan Pengangguran

Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja

Asing, yang dimaksud dengan tenaga kerja asing (TKA) ialah warga negara asing pemegang visa dengan maksud

bekerja di wilayah Indonesia.

Migrasi penduduk tidak hanya terjadi pada desa-kota, tetapi juga terjadi antar negara. Warga yang datang dari

negara asing untuk bekerja di suatu negara tertentu dapat dinamakan sebagai tenaga kerja asing. Datangnya tenaga

kerja kerja asing ini kemudian akan menambah jumlah penduduk pada suatu negara yang dituju untuk bekerja.

Sehingga, adanya tenaga kerja asing akan menggeser kurva penawaran tenaga kerja. Menurut Simanjuntak (1985),

semakin besar jumlah penduduk, semakin besar besar pula penyediaan tenaga kerja.

Gambar 7: Pergeseran Kurva Penawaran Tenaga Kerja

Sumber: Mankiw (2014), diolah

Pada kurva tersebut, surplus tenaga kerja (pengangguran) semakin besar dengan bertambahnya jumlah tenaga

kerja, dalam hal ini dikarenakan datangnya tenaga kerja asing. Awalnya, pengangguran hanya sebesar LS1 – LD,

kemudian pengangguran menjadi lebih besar yaitu dari LS2 – LD. Hal ini terjadi karena adanya pergeseran kurva

penawaran tenaga kerja1 menjadi kurva penawaran tenaga kerja2.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Bachtiar dikemukaan bahwa masih terdapat perbedaan pendapat

dikalangan para ahli mengenai pengaruh TKA terhadap pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan tingkat upah

yang berlaku terhadap pekerja lokal. Dalam penelitiannya, Bactiar menyimpulkan bahwa perbedaan tersebut

bersumber dari 4 aspek, yaitu pertama, apakah masuknya TKA tersebut bersifat komplemen dengan pekerja lokal

dalam proses produksi atau bersifat substitusi. Kedua, apakah masuknya TKA tersebut membuat pekerja lokal lebih

produktif dalam bekerja atau sebaliknya. Ketiga, apakah pendidikan dan keterampilan yang dimiliki TKA lebih

Page 9: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

tinggi dari TKL atau sebaliknya. Keempat, mobilitas tenaga kerja dan peraturan yang berlaku di negara

bersangkutan.

C. METODE PENELITIAN

Ruang Lingkup Penelitian

Wilayah yang menjadi objek penelitian adalah negara Indonesia. Kemudian, periode waktu yang dipilih dalam

penelitian ini adalah data per semester pada periode 2001-2017.

Definisi Operasional Variabel

Pada penelitian ini akan melibatkan variabel dependen dan independen, di mana tingkat pengangguran terbuka

sebagai variabel dependen. Di sisi lain, pada penelitian ini menggunakan variabel kontrol yaitu upah. Sehingga,

variabel independen yang digunakan untuk penelitian ini yaitu investasi, ekspor, tenaga kerja asing, dan upah.

1. Tingkat Pengangguran Terbuka -> Y

Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia

pada tahun 2001 – 2017. Tetapi, pada tahun 2001 – 2004 data TPT hanya tersedia dalam bentuk tahunan

sehingga untuk mengisi data yang masih kosong maka digunakan metode interpolasi linier. Data terkait TPT

dipublikasikana oleh Badan Pusat Statistik (BPS), di mana TPT tersebut adalah data pada bulan Februari dan

Agustus.

2. Investasi -> X1

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan

untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan

memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Di sini, investasi memiliki

posisi sebagai variabel independen yang di mana investasi ini terdiri dari Penanaman Modal Asing dan

Penanaman Modal Dalam Negeri. Pada penelitian ini, data investasi yang digunakan adalah berdasarkan data

realisasi total dari PMA dan PMDN pada tahun 2001 – 2017. Data tersebut merupakan data tahunan sehingga

pada penelitian ini digunakan interpolasi data tahunan menjadi data semester guna memenuhi kebutuhan

dalam menganalisis pengaruhnya terhadap TPT.

3. Ekspor -> X2

Ekspor (export) adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri untuk dijual ke luar negeri. Pada

penelitian ini digunakan data volume ekspor dari tahun 2001-2017 dalam satuan kilogram. Data ekspor

tersebut merupakan data yang telah dirilis oleh Badan Pusat Statistik.

4. Tenaga Kerja Asing -> X3

Pada penelitian ini, variabel independen ke-3 adalah Jumlah Tenaga Kerja Asing di Indonesia berdasarkan

data Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) Kementerian Ketenagakerjaan pada tahun 2001 –

2017. Data terkait TKA ini didapatkan dari katadata.co.id yang bersumber dari Kementerian Ketenagakerjaan

Republik Indonesia. Berdasarkan data yang didapatkan, peneliti perlu melakukan interpolasi linier untuk

memenuhi data yang kosong pada semester pertama oleh karena data yang tersedia adalah data tahunan.

Dalam penelitian ini, X3 merupakan rasio dari jumlah TKA dengan jumlah angkatan kerja di Indonesia.

5. Upah -> X4

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan, upah

adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha

atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja,

kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjuangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya

atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Data upah yang digunakan dalam

penelitian ini adalah rata-rata upah/gaji bersih (rupiah) buruh sebulan menurut lapangan pekerjaan utama

pada tahun 2001 – 2017. Oleh karena data yang tersedia pada Badan Pusat Statistik pada tahun 2001 – 2004

masih dalam bentuk data tahunan maka dilakukan interpolasi linier untuk memenuhi data semester pertama

yang masih kosong guna memenuhi kebutuhan untuk analisis regresi.

Interpolasi Data

Pada penelitian ini digunakan metode interpolasi linier untuk menganalisis data hilang oleh karena keterbatasan

data yang tersedia. Interpolasi didefinisikan sebagai teknik untuk mendapatkan fungsi yang melewati semua titik

dari sebuah set data diskrit atau suatu set data yang telah diketahui, Lamabelawa (2018). Kemudian, pada penelitian

Lamabelawa (2018) menjelaskan bahwa interpolasi linier adalah yang paling sederhana, di mana interpolasi linier

digunakan untuk memperkirakan nilai suatu fungsi atau nilai tengah yang didefinisikan dengan f(x) dari dua fungsi

Page 10: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

atau nilai yang telah diketahui yakni nilai sebelumnya yang didefinisikan dengan f(x0) dan nilai atau fungsi

sesudahnya yang didefinisikan dengan f(x1).

Metode Analisis

1) Metode Analisis Jangka Pendek:

a. Uji Akar Unit

Pada analisis data runtun waktu terlebih dahulu dilakukan uji stasioneritas data. Ketika data tidak

stasioner maka akan menyebabkan hasil dari regresi linier berganda semu/lancung. Pada penelitian ini,

konsep yang dipakai untuk menguji stasioner suatu data runtun waktu yaitu uji akar unit. Jika data

runtun waktu tersebut tidak stasioner maka dapat dikatakan bahwa data tersebut tengah menghadapi

masalah akar unit. Ada tidaknya masalah unit root pada penelitian ini, digunakan uji Augmented

Dickey Fuller untuk melihat apakah terdapat unit root di dalam model atau tidak.

b. Uji Uji Kointegrasi

Rosadi (2012) dalam bukunya menjelaskan bahwa untuk menguji adanya kointegrasi dapat

dilakukan dengan metode uji Engle-Granger dan uji Johansen.

c. Analisis Error Correction Model (ECM)

Ketika telah melewati uji kointegrasi dan lolos, langkah selanjutnya akan diuji dengan

menggunakan model linier dinamis untuk mengetahui kemungkinan terjadinya berubahan struktural,

sebab hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel bebas dan variabel terikat dari hasil uji

kointegrasi tidak akan berlaku setiap saat. Berdasarkan teori yang disebut sebagai Granger

Representation Theorem, maka apabila variabel dependen dan independen berkointegrasi, sifat

hubungan jangka pendek di antara keduanya dapat dinyatakan dalam bentuk Model Koreksi Kesalahan

(Error Correction Model, ECM), Rosadi (2012). Persamaan ECM pada penelitian ini ialah sebagai

berikut:

∆Y¬t α + β1 ∆X1 + β2 ∆X2 + β3 ∆X3 + β4 ∆X4 + λet – 1 + εt

Keterangan:

∆Y¬t = bentuk first difference dari Ln(Y)

∆X1 = bentuk first difference dari Ln(X1)

∆X2 = bentuk first difference dari Ln(X2)

∆X3 = bentuk first difference dari Ln(X3)

∆X4 = bentuk first difference dari Ln(X4)

α = konstanta

β1 , β2 , β3 , β4 = koefisien untuk masing-masing variabel

λ = koefisien et – 1

et – 1 = error yang diperoleh dari persamaan regresi linier berganda

ε = error dalam model ECM.

d. Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi pada model regresi yang

menggunakan metode estimasi Ordinary Least Squares (OLS), Wahyudi (2016). Tujuan dilakukannya

uji asumsi klasik yaitu supaya dihasilkan nilai taksiran parameter yang sesuai dengan nilai sebenarnya,

sehingga nilai paramater tersebut memiliki karakteristik tidak bias, konsisten dan efisien. Uji asumsi

klasik yang dilakukan pada penelitian ini meliputi multikolinearitas, autokolerasi, normalitas, linieritas

dan heterokedastisitas.

e. Pengujian Statistik

Pengujian statistik yang dilakukan pada penelitian antara lain adalah uji F, uji t, dan Koefisien

Determinasi. Uji F dilakukan untuk mengidentifikasi model yang diestimasi layak atau tidak untuk

digunakan dalam menjelaskan pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Kemudian,

uji t digunakan untuk mengetahui apakah parameter yang diestimasi pada model regresi linier

berganda sudah tepat atau belum. Terakhir, koefisien determinasi digunakan untuk menjelaskan

variasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya.

2) Metode Analisis Jangka Panjang:

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi adalah suatu analisis statistik yang digunakan untuk menjelaskan suatu variabel

respon Y menggunakan satu atau lebih variabel input X1,.......,Xn. Pada penelitian ini digunakan

Page 11: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

metode analisis linier berganda yang akan disimulasikan dengan menggunakan pendekatan Ordinary

Least Squares (OLS). Metode ini berguna untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tujuan penelitian, maka model pada penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Ln(Y) = a + b1 ln(X1) + b2 ln(X2) + b3 ln(X3) + b4 ln(X4) + e

Keterangan:

Y = Tingkat Pengangguran Terbuka

X1 = Realisasi Investasi (rupiah)

X2 = Volume Ekspor (kg)

X3 = Tenaga Kerja Asing (Rasio TKA dengan Jumlah Angkatan Kerja)

X4 = Upah

a = konstanta

b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel

e = standard error atau tingkat kesalahan

b. Pengujian Asumsi Klasik

Pada analisis regresi linier berganda, juga dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang

dilakukan pada analisis regresi linier berganda adalah sama dengan analisis Error Correction Model

(ECM), yaitu multikolinieritas, autokorelasi, autokorelasi, normalitas, linieritas, dan

heterokedastisitas.

c. Pengujian Statistik

Pada uji statistik regresi linier berganda, uji yang dilakukan adalah sama dengan uji yang

dilakukan pada Error Correction Model (ECM). Uji statistik yang dilakukan pada regresi linier

berganda adalah uji F, uji t, dan koefisien determinasi.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Pengangguran di Indonesia

Indonesia memiliki sumber daya manusia yang besar mengingat jumlah penduduknya adalah terbesar ke-4 di

dunia. Banyaknya jumlah penduduk tersebut hanya akan menjadi beban bagi Indonesia apabila tidak diberdayakan

dengan optimal oleh pemerintah, salah satu masalahnya adalah pengangguran. Pada tahun 2017, jumlah angkatan

kerja Indonesia adalah sebanyak 128.062.746 juta jiwa, sebesar 121.022.423 juta jiwa adalah bekerja dan sisanya

yaitu 7.040.323 adalah pengangguran. Kemudian, tingkat pengangguran pada Agustus 2017 adalah sebesar 5,50

persen.

Selama tahun 2001 – 2017, Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia berjalan dengan flutuatif di mana TPT

tertinggi terjadi pada tahun 2005. Berdasarkan Laporan Perekonomian Indonesia 2005, TPT Indonesia mencapai

tingkat tertingginya disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi nasional yang belum stabil sehingga memberikan

pengaruh terhadap faktor-faktor produksi di Indonesia. Kemudian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi telah

didominasi oleh sektor yang cenderung padat modal dan teknologi yang cenderung menyerap sedikit tenaga kerja.

Selain itu terjadi kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kemudian mengakibatkan biaya produksi meningkat

sehingga berdampak pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sebagian pegawai pada beberapa perusahaan.

Uji Stasioneritas

Berdasarkan Uji Augmented Dickey-Fuller yang dilakukan dengan Eviews untuk mengetahui stasioneritas

variabel TPT, investasi, ekspor, TKA, dan upah maka hasilnya pada Tabel 1berikut ini:

Tabel 1: Intermediate ADF test result

Series Prob. Lag Max Lag Obs

D(logY) 0.0000 0 8 32

D(logX1) 0.0300 8 8 24

D(logX2) 0.0000 0 8 32

D(logX3) 0.0018 0 8 32

D(logX4) 0.0000 0 8 32

Sumber: data diolah, Eviews

Pada tabel di atas dapat dinyatakan bahwa semua variabel yaitu variabel Y, X1, X2, X3, dan X4 stasioner pada

tingkat first difference dengan nilai probabilitas berturut-turut adalah 0.0000, 0.0300, 0.0000, 0.0018, dan 0.0000.

Pada mulanya data terlebih dulu diuji stasioneritasnya pada tingkat level, namun karena data tidak stasioner pada

Page 12: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

tingkat level maka dilakukan uji derajat integrasi. Dari uji tersebut didapatkan bahwa semua variabel stasioner pada

tingkat first difference dengan tingkat signifikansi 5% dan 10%.

Uji Kointegrasi

Berikut adalah Tabel 2 yang merupakan hasil uji kointegrasi dari residu yang diperoleh dari persamaan regresi

linier berganda:

Tabel 2: Augmented Dickey-Fuller (ADF) test

t-Statistic Prob.*

Augmented Dickey-Fuller test Statistic -3.776930 0.0072

Test critical values 1% -3.646342

5% -2.954021

10% -2.615817

Sumber: data diolah, Eviews

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa pada tingkat level residual memiliki nilai probabilitas yaitu 0.0072

di mana lebih kecil dari tingkat α 5% sehingga dapat dinyatakan telah stasioner. Hal ini mengartikan bahwa telah

terjadi kointegrasi di antara semua variabel. Di samping itu, terjadinya kointegrasi ini mengandung makna bahwa

dalam model regresi linier berganda yang digunakan mempunyai hubungan jangka panjang.

Error Correction Model (ECM)

Berikut ini merupakan hasil dari ECM:

Tabel 3: Error Correction Model (ECM)

Dependent Variable: DLOGY

Method: Least Squares Date: 09/21/19 Time: 16:24

Sample (adjusted): 2001S2 2017S2

Included observations: 33 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DLOGX1 -0.162675 0.054970 -2.959345 0.0063

DLOGX2 -0.001415 0.068618 -0.020624 0.9837 DLOGX3 -0.033563 0.103901 -0.323028 0.7492

DLOGX4 -0.197361 0.185524 -1.063804 0.2968

RESID01(-1) -0.491596 0.155554 -3.160282 0.0039 C 0.006259 0.013466 0.464755 0.6458

R-squared 0.367829 Mean dependent var -0.009880

Adjusted R-squared 0.250760 S.D. dependent var 0.059067

S.E. of regression 0.051127 Akaike info criterion -2.946033 Sum squared resid 0.070578 Schwarz criterion -2.673941

Log likelihood 54.60955 Hannan-Quinn criter. -2.854483

F-statistic 3.141990 Durbin-Watson stat 2.137436

Prob(F-statistic) 0.023102

Sumber: data diolah, Eviews

Pada hasil di atas didapatkan bahwa RESID01(-1) signifikan dengan nilai 0.0039 dan berkoefisien negatif yaitu

-0,492, hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan jangka pendek yang signifikan antara variabel independen

dan variabel dependen. Dari hasil estimasi ECM di atas didapatkan bahwa hanya variabel investasi dengan nilai

koefisien -0.163 yang signifikan berpengaruh terhadap tingkat pengangguran terbuka oleh sebab probabilitasnya

yaitu sebesar 0.0063 di bawah tingkat α 5%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam jangka pendek perubahan pada

investasi akan berpengaruh negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka.

Dari hasil ECM diperoleh nilai R2 sebesar 0.251 atau 25,1% sehingga dalam penelitian ini menandakan bahwa

secara bersama-sama pengaruh variabel investasi, ekspor, tenaga kerja asing, dan upah terhadap tingkat

pengangguran terbuka hanya sebesar 25,1%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada sekitar 75% pengaruh faktor

lain atau variabel lain terhadap tingkat pengangguran terbuka yang tidak terdapat pada model.Selanjutnya, pada

hasil ECM juga didapatkan nilai Probabilitas F hitung yaitu sebesar 0.023 di mana nilai ini lebih kecil dari tingkat

α 5% sehingga dapat dinyatakan bahwa ECM ini layak digunakan.

Hasil uji asumsi klasik pada model Error Correction Model (ECM) adalah sebagai berikut:

Page 13: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

1) Multikolinieritas

Nilai VIF pada X1, X2, X3, X4, dan RESID01(-1) berturut-turut adalah 1.195, 1.081, 1.159, 1.218, dan

1.129 di mana nilai tersebut tidak ada yang lebih dari angka 10. Sehingga, model ECM dapat dikatakan

lolos dari uji multikolinieritas.

2) Autokorelasi

Berdasarkan hasil Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test mununjukkan bahwa Nilai Prob.

F(2,27) adalah sebesar 0.1993. Nilai yang telah diperoleh tersebut adalah lebih besar dari α 5% sehingga

hal ini berarti model ECM telah terbebas dari masalah autokorelasi.

3) Normalitas

Berdasarkan Histogram – Normality Test menunjukkan bahwa nilai Probabilitas Jarwue-Bera adalah

sebesar 0.666. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa model ECM telah lolos dari uji

normalitas oleh sebab nilai 0.666 lebih besar dari α 5%.

4) Linieritas

Hasil Ramsey RESET Test menunjukkan nilai 0.1565 di mana nilai ini lebih dari α 5%. Hal ini

menunjukkan bahwa model ECM telah lolos dalam uji linieritas.

5) Heteroskedastisitas

Pada Heteroskedasticity Test: Glejser menunjukkan hasil probabilitas dengan nilai 0.3821. Hal ini

menunjukkan bahwa model ECM telah lolos dari masalh heteroskedastisitas oleh sebab nilai 0.3821

bernilai lebih dari α 5%.

Regresi Linier Berganda

Berikut merupakan output dari regresi linier berganda yang merupakan alat analisis untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen dalam jangka panjang:

Tabel 4: Regresi Linier Berganda

Dependent Variable: LOGY

Method: Least Squares

Date: 10/03/19 Time: 06:42

Sample: 2001S1 2017S2 Included observations: 34

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

LOGX1 -0.258287 0.028292 -9.129458 0.0000 LOGX2 -0.180641 0.071213 -2.536640 0.0168

LOGX3 0.021620 0.097013 0.222856 0.8252

LOGX4 0.001582 0.065786 0.024051 0.9810 C 15.13255 2.069880 7.310837 0.0000

R-squared 0.928625 Mean dependent var 2.028533

Adjusted R-squared 0.918781 S.D. dependent var 0.228610 S.E. of regression 0.065152 Akaike info criterion -2.489144

Sum squared resid 0.123098 Schwarz criterion -2.264679

Log likelihood 47.31545 Hannan-Quinn criter. -2.412595 F-statistic 94.32665 Durbin-Watson stat 1.261520

Prob(F-statistic) 0.000000

Sumber: data diolah, Eviews

Berdasarkan output regresi linier berganda pada variabel independen X1 yaitu variabel investasi, nilai probabilitas

t hitungnya adalah 0.0000 di mana nilai tersebut lebih kecil dari α 5% sehingga variabel investasi berpengaruh

siginifikan terhadap TPT. Variabel X2 yaitu variabel ekspor memiliki nilai probabilitas t hitung sebesar 0,0168 di

mana nilai tersebut lebih kecil dari α 5% sehingga variabel ekspor berpengaruh signifikan terhadap T T.

Selanjutnya variabel X3 yaitu tenaga kerja asing, nilai probabilitas t hitungnya adalah sebesar 0.8252 yang

menunjukkan nilai tersebut lebih besar dari α 5% sehingga variabel tenaga kerja asing tidak berpengaruh signifikan

terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka. Variabel X4 yaitu variabel upah memiliki nilai probabilitas t hitung

0.9810 yang berarti lebih besar dari α 5% sehingga variabel upah tidak berpengaruh signifikan terhadap T T.

Dari empat variabel independen, hanya variabel investasi dan ekspor yang berpengaruh signifikan. Pada koefisien

variabel investasi dan ekspor sama bertanda negatif yang nilainya adalah -0.258 dan -0.180 di mana tanda negatif ini

mengartikan bahwa variabel investasi dan ekspor berpengaruh negatif terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka. Hal

tersebut juga dapat diartikan bahwa ketika investasi dan ekspor naik maka Tingkat Pengangguran Terbuka akan

turun.

Page 14: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

Kedua, uji F, merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah model layak digunakan atau tidak. Suatu

model dapat diartikan layak ketika nilai robabilitas F hitungnya lebih kecil dari α=5%. Berdasarkan output regresi

linier berganda, model tersebut memiliki Probabilitas F hitung sebesar 0.000000 di mana nilai tersebut lebih kecil

dari α 5% sehingga model ini telah layak digunakan.

Ketiga, uji R2, merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar proporsi pengaruh variabel bebas

terikat. Berdasarkan output regresi linier berganda didapatkan nilai sebesar 0.918781. Dari nilai tersebut

mengartikan bahwa secara bersama-sama variabel independen yaitu variabel investasi, ekspor, tenaga kerja asing,

dan upah berpengaruh sebesar 91.88% terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka. Kemudian sisanya yaitu sebesar

8.12% adalah variabel lain yang tidak terdapat dalam model.

Hasil uji asumsi klasik pada model Error Correction Model (ECM) adalah sebagai berikut:

1) Uji Asumsi Klasik: Multikolinieritas

Nilai VIF variabel X1, X2, X3, dan X4 berturut-turut adalah 2.72, 5.94, 8.79, dan 8.63 di mana nilai

tersebut tidak ada yang melebihi angka 10. Sehingga, regresi lnier berganda telah lolos dalam uji

multikolinieritas.

2) Uji Asumsi Klasik:Autokorelasi

Berdasarkan Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test didapatkan bahwa nilai Prob F(2,27) adalah

0.1217. Nilai yang diperoleh tersebut adalah lebih besar dari α 5% sehingga dapat diartikan bahwa regresi

linier berganda telah terbebas dari masalah autokorelasi.

3) Uji Asumsi Klasik:Normalitas

Berdasarkan Histogram – Normality Test yang dapat dilihat pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

Probabilitas Jarque-Bera adalah sebesar 0.959. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa regresi

linier berganda telah lolos dari uji normalitas oleh sebab memiliki nilai 0.959 yang lebih besar dari α 5%.

4) Uji Asumsi Klasik:Linieritas

Hasil Ramsey RESET Test menunjukkan nilai 0.617 di mana nilai ini adalah lebih dari α 5%.

Sehingga, nilai tersebut menunjukkan bahwa regresi linier berganda telah lolos dalam uji linieritas.

5) Uji Asumsi Klasik:Heteroskedastisitas

Pada Heteroskedasticity Test: Glejser menunjukkan hasil probabilitas dengan nilai 0.1509. Hal ini

menunjukkan bahwa regresi linier berganda telah lolos dari masalah heteroskedastisitas oleh sebab nilai

0.1509 bernilai lebih besar dari α 5%.

Pembahasan

1) Investasi dan Tingkat Pengangguran Terbuka

Dalam jangka panjang, variabel investasi terbukti berpengaruh signifikan dan negatif terhadap Tingkat

Pengangguran Terbuka Indonesia. Di sisi lain, dalam jangka pendek pun terbukti bahwa perubahan

investasi berpengaruh signifikan dan negatif terhadap TPT Indonesia. Besar pengaruh investasi terhadap

TPT Indonesia dalam jangka panjang adalah -0.258287. Sedangkan dalam jangka pendek, besar pengaruh

perubahan investasi terhadap TPT di Indonesia adalah -0.162675. Hasil ini menunjukkan bahwa ketika ada

kenaikan investasi maka Tingkat Pengangguran Terbuka akan turun. Keadaan tersebut sesuai dengan

pernyataan .M. eynes dalam bukunya yang berbunyi “kenaikan sedikit saja dalam investasi akan

menghasilkan full employment”, Skousen (2016).

2) Ekspor dengan Tingkat Pengangguran Terbuka

Variabel ekspor dalam analisis regresi linier berganda dan analisis Error Correction Model (ECM)

memberikan hasil yang berbeda. Pada analisis regresi linier berganda atau analisis jangka panjang, ekspor

terbukti berpengaruh signifikan dan negatif terhadap TPT. Besar pengaruh ekspor terhadap TPT di

Indonesia dalam jangka panjang yaitu -0.180641. Sedangkan, dalam jangka pendek, perubahan ekspor

tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel ekspor membutuhkan beberapa waktu tertentu untuk mempengaruhi TPT.

3) Tenaga Kerja Asing dengan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan hasil output dari regresi linier berganda maupun Error Correction Mode (ECM), variabel

Tenaga Kerja Asing tidak memiliki pengaruh terhadap TPT di Indonesia. Hal ini mengartikan bahwa

meskipun Tenaga Kerja Asing bertambah atau berkurang maka tidak akan berdampak signifikan terhadap

TPT di Indonesia dalam jangka panjang maupun jangka pendek. Dengan hasil ini maka variabel Tenaga

Kerja Asing tidak sesuai dengan hipotesis awal yaitu terdapat pengaruh positif antara Tenaga Kerja Asing

terhadap TPT di Indonesia.

Page 15: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

4) Upah dengan Tingkat Pengangguran Terbuka

Berdasarkan analisis Error Correction Model (ECM) maupun regresi linier berganda didapatkan hasil

bahwa upah tidak berpengaruh signifikan terhadap Tingkat Pengangguran Indonesia (TPT). Hal ini

mengartikan bahwa hipotesis bahwa upah berpengaruh signifikan dan positif terhadap TPT ditolak. Hasil

ini tidak sesuai dengan penjelasan pada bab sebelumnya bahwa permintaan dan penawaran tenaga kerja

merupakan fungsi dari tingkat upah. Kemudian, saat upah tidak berada pada titik ekuilibrium maka akan

terjadi pengangguran. Hal tersebut terjadi karena ketika upah berada di atas titik keseimbangan penawaran

dan permintaan tenaga kerja maka jumlah penawaran tenaga kerja akan meningkat dan jumlah permintaan

tenaga kerja akan berkurang sehingga tercipta kondisi surplus tenaga kerja. Kondisi tersebut ialah ketika

jumlah pekerja yang ingin bekerja lebih banyak daripada jumlah pekerjaan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulah sebagai berikut:

a. Investasi berpengaruh signifikan dan negatif dalam jangka panjang maupun jangka pendek terhadap

Tingkat Pengangguran Indonesia. Artinya, dalam kurun waktu tahun 2001 – 2017 kenaikan investasi yang

terjadi akan menurunkan TPT di Indonesia. Di sisi lain, perubahan investasi juga berpengaruh terhadap

TPT.

b. Ekspor dalam jangka panjang berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tingkat pengangguran terbuka di

Indonesia pada tahun 2001 – 2017, dalam artian ketika volume ekspor naik maka TPT akan turun.

Sedangkan dalam jangka pendek hasilnya berbanding terbalik, yaitu perubahan ekspor yang terjadi tidak

berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa

volume ekspor membutuhkan waktu lebih dari satu semester untuk memengaruhi TPT di Indonesia.

c. Tenaga kerja asing yang berada di Indonesia dalam jangka panjang maupun jangka pendek tidak

berpengaruh signifikan terhadap TPT di Indonesia. Hal ini menggambarkan bahwa tenaga kerja asing di

Indonesia bersifat komplementer terhadap tenaga kerja Indonesia.

d. Upah tidak berpengaruh signifikan dalam jangka panjang maupun jangka pendek terhadap TPT di

Indonesia. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa upah mempengaruhi permintaan dan penawaran tenaga

kerja.

Saran Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut:

a. Pemerintah Indonesia mampu mendatangkan investor lebih banyak lagi baik investor luar negeri maupun

investor dalam negeri. Di sisi lain, investasi diupayakan merupakan investasi padat karya sehingga

menyerap banyak tenaga kerja serta investasi yang dilakukan dapat merata ke seluruh wilayah di Indonesia.

Hal ini dikarenakan terdapat penelitian yang menyatakan bahwa investasi tidak berpengaruh terhadap

pengangguran oleh karena investasinya bersifat padat modal.

b. Pemerintah terus mendorong kegiatan ekspor meskipun dalam jangka pendek ekspor tidak berpengaruh

terhadap tingkat pengangguran. Meskipun begitu dalam jangka panjang ekspor memiliki pengaruh dalam

menurunkan tingkat pengangguran. Pemerintah diharapkan terus memperluas pangsa pasar bagi produk-

produk eskpor Indonesia serta memberikan insentif untuk pengusaha yang produknya berorientasi ekspor.

c. Pemerintah tetap memantau perkembangan tenaga kerja asing di Indonesi meskipun pada penelitian ini

terbukti tenaga kerja asing tidak berpengaruh terhadap tingkat pengangguran. Di sisi lain, pemerintah perlu

melakukan pemantauan ketat terhadap isu tenaga kerja asing illegal yang datang untuk bekerja di

Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2018). Konsep Tenaga Kerja. Di akses November 04, 2018, dari www.bps.go.id:

https://www.bps.go.id/subject/6/tenaga-kerja.html#subjekViewTab1

Diuliu, E. A. (1993). Teori Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.

Page 16: PENGARUH INVESTASI, EKSPOR, DAN TENAGA KERJA ASING

Hasanah, N., Harlen, & Kadir, H. (2015). Pengaruh Migrasi Masuk Dan Investasi Terhadap Pengangguran Di

Kota Pekanbaru. JOM FEKON, Vol. 2, No. 1, 1-17.

Indarti, T. W. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja

Sektor Industri Di Pulau Jawa Tahun 2004-2015. Dalam Skripsi (hal. 2). Bogor: Departemen Ilmu Ekonomi

Fakultas Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Kurniawan, A. B. (2014). Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum, Dan Investasi Terhadap

Jumlah Pengangguran Di Kabupaten Gresik. Dalam Skripsi. Malang: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Brawijaya.

Kwon, C.-W., & Chun, B. G. (2011). Relationship regarding the demand for labor between domestic temporary

and foreign workers: Korean case. Japan and the World Economy, 240-245.

Latif, E. (2015). The relationship between immigration and unemployment: Panel data evidence from Canada.

Economic Modelling, 162-167.

Malik, N. (2013). Dinamika Tenaga Kerja Indonesia. Malang: UMM Press.

Mankiw, N. G., Quah, E., & Wilson, P. (2014). Pengantar Ekonomi Makro. Jakarta: Salemba Empat.

Mankiw, N. G., Quah, E., & Wilson, P. (2014). Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat.

Rosadi, D. (2012). Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews. Yogyakarta: Penerbit

ANDI.

Schubert, S. F. (2011). The effect of total factor productivity and export shocks on a small open economy with

unemployment. Journal of Economic Dynamic & Control, 1514-1530.

Sholeh, M. (2007). Permintaan Dan Penawaran Tenaga Kerja Serta Upah: Teori Serta Beberapa Potretnya Di

Indonesia. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol. 4, No. 1, 62-75.

Simanjuntak, P. J. (1985). Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Skousen, M. (2016). Sejarah Pemikiran Ekonomi Sang Maestro Teori-Teori Ekonomi Modern. Jakarta:

PRENADAMEDIA GROUP.

Sukirno, S. (2011). Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Tang, X., Benjamin, M. C., Zhang, B., Snowden, S., & HÖÖk, M. (2016). Trade-off analysis between

embodied energy exports and employment creation in China. Journal of Cleaner Production, 310-319.

Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2011). Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Wahyudi, S. T. (2016). Konsep dan Penerapan Ekonometrika Menggunakan E-views. Jakarta: Rajawali Pers.