Upload
vothuan
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH JUMLAH PEMBIAYAAN MUDHARABAH, MUSYARAKAH,
FINANCING TO DEPOSIT RATIO (FDR), DAN INFLASI TERHADAP
TINGKAT PROFITABILITAS PADA BANK UMUM SYARIAH YANG
TERDAFTAR DI BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014
Oleh:
Masnurdiyansyah Gestama
NIM: 1112081000139
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Masnurdiyansyah Gestama
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1993
3. Alamat : Jl. Sedap Malam A-2/29 Pamulang Indah
(M.A), Kelurahan Pamulang Timur,
Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang
Selatan, Provinsi Banten
4. Telepon : 085717072380
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SD Dharma Karya UT Tahun 1999-2005
2. SMP Negeri 68 Jakarta Tahun 2005-2008
3. MAN 4 Jakarta Tahun 2008-2011
4. Program Profesional TI Perbankan Syariah, Tahun 2011-2013
CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia
5. Program Sarjana S1 Manajemen, Tahun 2012-2015
FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
1. Pelatihan Pengaplikasian MYOB Accounting Tahun 2011
2. Pelatihan Diagram Alur Logika GPSJakarta Consulting Tahun 2011
3. Kuliah Informal Ekonomi Islam FSI FE UI Tahun 2011
4. Kurus Bahasa Inggris LBPP LIA Tahun 2012
5. Pelatihan Software Ekonomika Bank Mini FEB UIN Tahun 2014
6. Sekolah Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia Tahun 2015
vi
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota Rohis SMPN 68 Jakarta Tahun 2007-2008
2. Sekretaris Umum Ikatan Remaja Masjid An-Naas Tahun 2011-2015
3. Sekretaris Umum KomDa FEB LDK Syahid UIN Tahun 2013-2014
4. Staff Departemen Kemahasiswaan BEM FEB Tahun 2013-2014
5. Koordinator Departemen Ekonomi Kreatif DEMA FEB Tahun 2015-2016
V. KEPANITIAAN
1. Anggota Divisi Perlengkapan Muharram Fair 2013 oleh KomDA FEB
LDK
2. Ketua Divisi Perlengkapan Acara EKSPRESI 2014 (Eksplorasi Potensi
Diri Islami) oleh LDK Syahid UIN Jakarta
3. Mentor Acara OPAK 2014 (Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan) oleh BEM FEB UIN
4. Wakil Ketua Acara Company Visit BEI 2014 oleh Komda FEB LDK
Syahid
5. Ketua Panwaslu FEB Acara Pemilihan Umum Raya UIN 2014
6. Mentor Acara OPAK 2015 (Orientasi Pengenalan Akademik dan
Kemahasiswaan) oleh DEMA FEB UIN
7. Steering Commitee Acara Economy Expo 2015 oleh DEMA FEB UIN
vii
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the influence of Mudharaba,
Musyaraka, Financing to Deposit Ratio (FDR), and Inflation towards Profitability
on Sharia Banking of Indonesia. This research using sharia bank has listed in Bank
of Indonesia. The sampling technique used in this research is purposive sampling.
Sharia banks are selected as the object of study as many as 7 BUS are still active
in financing for five years of research to be analyzed as a sample. The data using
in this research was 5 years from 2010 until 2014 periods which yearly data
published financial reports sharia banking. This research used econometric and
multiple linear regression techniques with methods of Ordinary Least Square (OLS)
using the computer program of Eviews version 8.0 and Microsoft Excel 2013 with
a significance level of alpha 0,050. The result of this research has find that the
partially variable mudharaba has a positive to profitability with value 0,0008,
musyaraka has a negative to profitability with value 0,0447, Whereas Financing To
Deposit Ratio (FDR) and inflation doesn’t affect to profitability with value 0,5756
and 0,0680. And the relationship between the independent variable on the
dependent variable is equal to 37,83%, which means that the rest is equal to 8,28%
influenced by other variables not included in the model.
Keywords : Mudharaba, Musyaraka, Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflasi,
and Profitability.
viii
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh jumlah
pembiayaan mudharabah, musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap
profitabilitas pada Bank Umum Syariah. Penelitian ini menggunakan sampel bank
umum syariah yang terdaftar di Bank Indonesia. Teknik sampling yang digunakan
dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Bank umum syariah yang terpilih
sebagai objek penelitian sebanyak 7 BUS yang masih aktif dalam pembiayaan dan
selalu ada selama lima tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel.. Data yang
digunakan pada penelitian ini adalah selama 5 tahun dari tahun 2010 sampai dengan
2014 yang telah dipublikasikan oleh bank umum syariah. Penelitian ini
ekonometrik dan teknik regresi linear berganda dengan metode Ordinary Least
Square (OLS) menggunakan program computer Eviews versi 8.0 dan Microsoft
Excel 2013 dengan tingkat signifikansi alfa 0,050. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara parsial variabel mudharabah berpengaruh positif terhadap
profitabilitas dengan nilai 0,0008, musyarakah berpengaruh negatif terhadap
profitabilitas dengan nilai 0,0447, sedangkan variabel FDR dan inflasi tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas dengan nilai 0,5756 dan 0,0680. Dan hubungan
antara variabel independen terhadap variabel dependen sebesar 37,83%, yang
berarti bahwa sisa nya sebesar 8,28% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model ini.
Kata Kunci : Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), Inflasi,
dan profitabilitas
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang mengadakan dan Yang mengembalikan
makhluk-Nya, Yang Maha Membuat apa yang Dia kehendaki. Pemilik arsy yang
agung, Pemberi petunjuk kepada hamba-hamba pilihan-Nya menuju aturan
(manhaj)-Nya yang lurus dan “jalan” yang kokoh. Pemberi nikmat kepada mereka
setelah menyatakan syahadat tauhid dengan memelihara akidah mereka dari
kegelapan akibat keraguan dan kebimbangan. Syukur Alhamdulillah, segala puji
saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya yang telah
dilimpahkan, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini yang berjudul: “Pengaruh Jumlah Pembiayaan Mudharabah,
Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Inflasi terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia Periode
2010-2014”. Tak lupa shalawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita
Rasulullah SAW yang membawa kita dari jaman jahiliyah ke jaman yang penuh
ilmu pengetahuan. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Konsentrasi
Manajemen Informasi Perbankan Syariah (MIPS), Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya
skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril
maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
x
1. Ibunda Nurmaini dan ayahanda Dr. Masno Marjohan, S.E., M.M tercinta yang
telah memberikan dukungan moral, material, spiritual, kasih sayang, cinta, dan
tidak pernah berhenti mendoakan serta mendidik penulis dengan penuh
kesabaran. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera
menyelesaikan skripsi ini yang tidak terhingga. Semoga Allah Subhanahu
Wata’ala memberikan kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada
ibunda tercinta, dan semoga penulis dapat membahagiakan keduanya meskipun
tidak akan sebanding dengan apa yang telah mereka berikan, aamiin Ya Robbal
’Alamin.
2. Adikku tercinta Annisa Nurlita Putri yang turut memberikan dukungan serta
doa kepada penulis. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala memberikan
kesehatan dan kebahagiaan serta kemuliaan kepada adikku kelak menjadi anak
yang sholehah, anak kebanggaan kedua orangtua maupun keluarga serta cepet
lulus kuliah nya, sehingga tercapai semua cita-citanya, aamiin Ya Robbal
’Alamin.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak Dr. Amilin, S.E.Ak, M.Si sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, M.H, sebagai Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
xi
6. Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., M.A, sebagai Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Bapak Dr. Indo Yama Nasaruddin, S.E., M.A.B, sebagai Dosen Pembimbing I
yang telah meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan
mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang
begitu besar pada penulis.
8. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M, sebagai Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan
penulisan skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis
9. Bapak Adhitya Ginanjar, S.E., M.Si sebagai Dosen Penasehat Akademik yang
telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus
ini.
10. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, M.M yang telah banyak membantu dan memberikan
jalan bagi kami di konsentrasi MIPS ini.
11. Ibu Titi Dewi Warnida, S.E., M.M, sebagai Ketua Jurusan Manajemen
12. Ibu Ella Patriana, M.M, sebagai Sekretaris Jurusan Manajemen
13. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu
yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis
14. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya
melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan
administrasi, keuangan dan lain-lainnya, khususnya Pak Alfred, Pak Ali, Bu
Halimah, Pak Rahmat, Pak Bonik, Pak Sofyan, Bang Arkom, dan Mas Ajiz
xii
15. Teman seperjuanganku selama di CCIT FTUI dan MIPS, terimakasih atas
dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan
langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan.
16. Sahabat-sahabatku yang telah kuanggap sebagai keluargaku Hafidz Nurizal,
Nino Megiawan, Ahmad Rozali, Alfin Nurfaiz, Pramonosidi Wijanarko,
Subarkah Yudi Wijaya, Riyan Apriansyah, dan Rindo Khossario.
17. Keluarga besar Komda FEB LDK Syahid periode 2014/2015, keluarga besar
Badan Eksekutif Mahasiswa FEB periode 2014/2015, keluarga besar Dewan
Eksekutif Mahasiswa FEB periode 2015/2016. Yang telah memberikan
pengalaman dan pelajaran yang begitu berharga dalam kepengurusan ini serta
selama masa perkuliahan yang menjadikan pribadi penulis lebih baik lagi dari
waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan kita tetap terjaga.
18. Teman-teman IRMAS An-Naas Pamulang Timur, seperti Farhan, Ari, Febri,
Ferdi, Liga, Edo, Imus, Jimmy, Reza, Anggita, Ka Tisa, Anggi, Ulian, Aa
Dadan yang mampu memberikan semangat moril untuk tetap melanjutkan
penulisan skripsi ini sama selesai
19. Teman-teman GABUTERS yang tidak bisa disebutkan satu persatu dalam
penulisan ini tapi mampu memberikan pengalaman, pelajaran, keceriaan yang
begitu berharga, terutama saat trip ke Pulau Pahawang sehingga membuat
penulis menjadi bersemangat untuk tetap melanjutkan skripsi ini sampai
selesai,
xiii
20. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, tetapi
mampu memberi semangat moril untuk tetap melanjutkan penulisan skripsi ini
sampai dengan selesai.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran,
arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian
ini. Akhirnya hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan karena hanya ridha-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi penulis sendiri.
Jakarta, 24 Oktober 2015
Masnurdiyansyah Gestama
xiv
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi .................................................................... i
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif .............................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .......................................................... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .......................................... iv
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. v
Abstract ..................................................................................................... vii
Abstrak ..................................................................................................... viii
Kata Pengantar ........................................................................................ xi
Daftar Isi .................................................................................................. xiv
Daftar Tabel ............................................................................................. xviii
Daftar Gambar ........................................................................................ xix
Daftar Lampiran ...................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................ 17
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 18
1. Tujuan Penelitian ........................................................ 18
2. Manfaat Penelitian ....................................................... 19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 20
A. Landasan Teori ................................................................... 20
1. Manajemen Keuangan .................................................. 20
xv
2. Rasio Keuangan Bank .................................................. 21
3. Pembiayaan .................................................................. 24
4. Al-Mudharabah ............................................................ 27
5. Al-Musyarakah ............................................................. 31
6. Inflasi ........................................................................... 36
B. Keterkaitan Antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat ...... 37
1. Pengaruh Mudharabah terhadap Profitabilitas .............. 37
2. Pengaruh Musyarakah terhadap Profitabilitas ................ 38
3. Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas ........................... 38
4. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas ......................... 39
C. Penelitian Terdahulu ........................................................... 39
D. Kerangka Pemikiran .......................................................... 46
E. Hipotesis ............................................................................ 48
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 50
A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................... 50
B. Metode Penentuan Sampel .................................................. 50
C. Metode Pengumpulan Data ................................................. 51
D. Metode Analisis Data .......................................................... 53
1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik .................................... 53
a. Uji Normalitas ....................................................... 54
b. Uji Multikolinieritas .............................................. 55
c. Uji Heteroskedastisitas .......................................... 55
d. Uji Autokorelasi .................................................... 56
xvi
2. Analisis Regresi Linear Berganda ................................. 57
3. Uji Hipotesis ................................................................. 58
a. Uji Statistik F ........................................................ 58
b. Uji Statistik t ......................................................... 59
c. Koefisien Determinasi (R2) .................................... 59
E. Operasional Variabel Penelitian .......................................... 59
1. Variabel Dependen ....................................................... 60
2. Variabel Independen .................................................... 60
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 62
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................... 62
1. PT Bank Muamalat Indonesia ...................................... 62
2. PT Bank BRI Syariah ................................................... 64
3. PT Bank Jabar Banten Syariah ..................................... 66
4. PT Bank BNI Syariah ................................................... 68
5. PT Bank Syariah Mandiri ............................................. 70
6. PT Bank Syariah Bukopin ............................................ 74
7. PT BCA Syariah .......................................................... 76
B. Analisis Deskriptif ............................................................. 78
C. Hasil dan Pembahasan ....................................................... 80
1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik ................................... 80
a. Uji Normalitas ......................................................... 80
b. Uji Multikolinieritas ................................................ 81
c. Uji Heteroskedastisitas ............................................. 82
xvii
d. Uji Autokorelasi ...................................................... 84
2. Analisis Regresi Linear Berganda ................................ 86
3. Uji Hipotesis ................................................................. 88
a. Uji Statistik F........................................................... 88
b. Uji Statistik t ............................................................ 89
c. Koefisien Determinasi (R2) ...................................... 92
D. Interpretasi ......................................................................... 93
1. Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas .......... 94
2. Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas ........... 94
3. FDR terhadap Profitabilitas ........................................... 95
4. Inflasi terhadap Profitabilitas......................................... 96
BAB V PENUTUP ............................................................................... 97
A. Kesimpulan......................................................................... 97
B. Saran .................................................................................. 97
Daftar Pustaka ......................................................................................... 99
Lampiran ................................................................................................. 104
xviii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Perkembangan Lembaga Perbankan Syariah ....................... 3
1.2 Perkembangan Jumlah Pembiayaan di BUS dan UUS ......... 8
1.3 Perkembangan Rasio Keuangan di BUS dan UUS ............... 11
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................... 44
3.1 Metode Pengambilan Sampel Penelitian ............................. 51
4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................... 79
4.2 Hasil Uji Normalitas ........................................................... 81
4.3 Hasil Uji Multikolinieritas .................................................. 82
4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................. 83
4.5 Hasil Uji Autokorelasi ......................................................... 85
4.6 Hasil Analisis Regresi ........................................................ 86
4.7 Hasil Uji F ........................................................................... 89
4.8 Hasil Uji t ............................................................................ 90
4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ................................... 93
xix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema al-Mudharabah ........................................................ 28
2.2 Skema al-Musyarakah ......................................................... 33
2.3 Kerangka Pemikiran ............................................................ 47
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Data Penelitian .................................................................... 104
2 Deskriptif Statistik .............................................................. 104
3 Output Hasil Pengujian ........................................................ 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu ukuran dari kemajuan suatu negara dapat dilihat dari
kemajuan perekonominya. Sementara itu, yang menjadi salah satu faktor
dari kemajuan ekonomi adalah dunia bisnis. Adapun permasalahan yang
sering dihadapi oleh perusahaan sebagai pelaku bisnis yang bergerak dalam
bidang usaha apapun tidak terlepas dari kebutuhan akan dana (capital) untuk
membiayai usahanya. Meskipun di Indonesia terdapat lembaga keuangan
non bank, akan tetapi lembaga keuangan bank yang paling banyak
memegang peranan dalam memenuhi kebutuhan dana (modal) pada dunia
bisnis. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup orang banyak. Bank merupakan perusahaan yang
bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu
berkaitan dalam bidang keuangan (Kasmir, 2011:13).
Maraknya perbankan syariah dewasa ini bukan merupakan gejala
baru dalam dunia bisnis syariah. Keadaan ini ditandai dengan semangat
tinggi dari berbagai kalangan, yaitu: ulama, akademisi, dan praktisi untuk
mengembangkan perbankan tersebut dari sekitar pertengahan abad ke-20.
Dewasa ini bank syariah sedang menjadi pilihan bagi pelaku bisnis
2
perbankan sampai dengan pertengahan tahun 2001 (Muhammad, 2008: 1).
Menurut Muhammad Syafi’i Antonio (2001:26) perkembangan perbankan
syari’ah pada era reformasi ditandai dengan disetujuinya UU No. 10 Tahun
1998. Dalam Undang-Undang tersebut diatur dengan rinci landasan hukum
serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh
bank syari’ah. Undang-undang tersebut juga memberikan arahan bagi bank-
bank konvensional untuk membuka cabang syari’ah atau bahkan
mengkonversikan diri secara total menjadi bank syari’ah.
Langkah Bank Indonesia yang mendorong jumlah pertumbuhan dan
perkembangan bank syariah, menyebabkan beberapa bank konvensional
membuka unit usaha syariah dan mengembangkan jaringannya. Hingga
tahun 2007 terdapat terdapat 3 institusi bank umum syariah di Indonesia
yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, dan Bank Mega
Syariah. Sementara itu bank umum yang telah memiliki unit usaha syariah
adalah 26 bank diantaranya merupakan bank besar seperti Bank Negara
Indonesia (Persero) dan Bank Rakyat Indonesia (Persero). Sistem syariah
juga telah digunakan oleh Bank Perkreditan Rakyat, saat ini telah
berkembang 114 BPR Syariah
Dalam kiprah bisnis perbankan syariah, Bank Syariah Mandiri
merupakan Bank Umum Syariah (BUS) dengan asset terbesar disusul Bank
Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI).
Hingga September 2006, asset BSM tercatat sebesar Rp 8,89 Triliun dengan
dana pihak ketiga (DPK) dan pembiayaan masing-masing sebesar Rp 7,57
3
Triliun dan Rp 7,23 Triliun. Sedangkan aset BMI tercatat Rp 8,05 Triliun
dan aset BSMI sebesar Rp 1,964 Triliun. Begitu pula dengan perkembangan
laba perbankan syariah, perkembangan laba diambil dari tiga bank umum
syariah di Indonesia berkembang cukup pesat yaitu Rp 258,10 miliar laba
bank syariah per September 2006 atau meningkat 30,19% dibandingkan
dengan periode yang sama tahun lalu Rp 198,25 miliar
Statistik perbankan syariah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia
(BI) per April menunjukkan FDR perbankan syariah masih berada di level
101 persen dengan total pembiayaan mencapai Rp. 39,726 triliun dan dana
pihak ketiga (DPK) sebesar Rp. 39,193 triliun. “Posisi FDR perbankan
syariah saat ini sudah terlalu tinggi dan menjadi ancaman serius bagi
likuiditas bank. Dampak krisis keuangan global masih terasa dan belum
bisa dipastikan akan cepat membaik. Menurut Ahmad Riawan Amin (2009)
FDR idealnya berada di posisi 80-90 persen, perbankan harus
memperhatikan rasio FDR yang sudah terlampau tinggi dan harus
diturunkan dari 101 persen menjadi 80-90 persen.
Tabel 1.1 Perkembangan Lembaga Perbankan Syariah
Sumber : Statistik Perbankan Syariah
Kelompok Bank 2010 2011 2012 2013 2014
Bank Umum Syariah 11 11 11 11 11
Unit Usaha Syariah 23 24 24 23 23
Jumlah Kantor BUS dan UUS 1477 1737 2262 2588 2651
BPRS 150 155 158 163 163
Jumlah Kantor BPRS 286 364 401 402 430
4
Tabel 1.1 terlihat perkembangan jumlah lembaga perbankan syariah
mengalami peningkatan yang pesat dari tahun per tahun. Pada tahun 2009
lalu terdapat 6 BUS, tahun 2010-2014 meningkat menjadi 11 BUS. Pada
tahun 2009 lalu terdapat 25 UUS, kemudian pada tahun 2010 mengalami
penurunan yakni sebesar 23 UUS, yang artinya sudah berdiri sendiri
menjadi BUS, tahun 2011-2012 terdapat 24 UUS dan kemudian pada tahun
2013-2014 kembali mengalami penurunan menjadi 23 UUS. Pada tahun
2009 terdapat 138 BPRS, tahun 2010 terdapat 150 BPRS, tahun 2011
terdapat 155 BPRS, tahun 2012 terdapat 158 BPRS dan pada tahun 2013
meningkat menjadi 163 BPRS. Kemudian di tahun 2014 terdapat 163 BPRS
yang di mana sama dengan tahun sebelumnya.
Sebagaimana dengan bank konvensional, bank syariah juga
memiliki peranan sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan
kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan
dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami kekurangan dana
(deficit unit). Untuk itu minat masyarakat dalam menyimpan dana di bank
syariah semakin besar, hal ini ditandai dengan pertumbuhan dana pihak
ketiga yang dihimpun BUS dan UUS sepanjang tahun 2014 tercatat tumbuh
sebesar 24,4% (yoy), sedangkan pada BPRS mencapai 24,8% (yoy).
Dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 27,8% (yoy), pertumbuhan DPK
BUS dan UUS tersebut melambat meskipun masih lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan DPK perbankan nasional sebesar 13,6% (yoy).
Berdasarkan jenis instrument, perlambatan pertumbuhan terutama terjadi
5
pada giro dan tabungan, masing-masing tumbuh sebesar 4,6% (yoy) untuk
giro dan 26,9% untuk tabungan, sementara pertumbuhan deposito masih
mencapai 27,2% (Laporan Perkembangan Keuangan Syariah Tahun 2014).
Dilihat dari perkembangan BUS dan UUS sampai akhir tahun 2014,
maka sudah mulai terlihat kepercayaan dan keinginan masyarakat untuk
menabung serta melakukan transaksi di Bank Syariah. Jumlah kantor BUS
dan UUS yang meningkat secara signifikan sampai tahun 2014 (yoy) ini
juga membuktikan bahwa terdapat animo masyarakat terhadap bank syariah
sebagai dana pihak ketiga. Faktor lainnya juga terdapat peningkatan secara
signifikan jumlah kantor BPRS sampai tahun 2014 (yoy) di dorong dengan
tingkat kebutuhan masyarakat dalam melakukan pembiayaan di BPRS ini.
Aktivitas ekonomi dan bisnis ditentukan oleh kepentingan utama
dalam bidang keuangan. Selama tahun 1900-an, pembahasan ekonomi dan
keuangan menekankan pada masalah konsolidasi, merger, dan peraturan
pemerintah. Artinya, masalah tersebut memperoleh perhatian yang cukup
besar di bidang manajemen keuangan. Setelah keadaan ekonomi mulai
meluas pada tahun 1920an, tekanan di bidang keuangan beralih ke masalah
cara dan prosedur yang digunakan untuk memperoleh dana perusahaan.
(Moeljadi, 2006:1)
Produk-produk pembiayaan bank syariah, khususnya pada bentuk
pertama, ditujukan untuk menyalurkan investasi dan simpanan masyarakat
ke sektor riil dengan tujuan produktif dalam bentuk investasi bersama
6
(investment financing) yang dilakukan bersama mitra usaha (kreditor)
menggunakan pola bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dan dalam
bentuk investasi sendiri (trade financing) kepada yang membutuhkan
pembiayaan menggunakan pola jual beli (murabahah, salam, dan istishna)
dan pola sewa (ijarah dan ijarah muntahia bittamlik)
Berdasarkan prinsip dasar produk tersebut, sesungguhnya bank
syariah memiliki core product pembiayaan berupa produk bagi hasil yang
dikembangkan dalam produk pembiayaan musyarakah dan mudharabah.
Meskipun jenis produk pembiayaan dengan akad jual beli (murabahah,
salam, dan istishna) dan sewa (ijarah dan ijarah muntahia bittamlik) juga
dapat dioperasionalkan, kenyataannya bank syariah tingkat dunia maupun
di Indonesia, produk pembiayaannya masih di dominasi oleh produk
pembiayaan dengan akad jual beli (tijarah). Sebagai dinyatakan oleh Karim
(2001) bahwa “hampir semua bank syariah di dunia di dominasi dengan
produk pembiayaan murabahah, sedangkan sistem bagi hasil sangat sedikit
diterapkan, kecuali di dua Negara, yaitu Iran (48%) dan Sudan (62%).
Perbankan di Indonesia mengalami perkembangan dengan seiring
berkembangnya pemikiran masyarakat tentang sistem syariah yang tanpa
mengunakan bunga (riba). Bank terbagi menjadi dua, yaitu bank syariah dan
bank konvensional. Kedua jenis bank ini memiliki produk bank yang hampir
sama, hanya berbeda pada sistem operasinya. Bank konvensional
menggunakan sistem bunga, sedangkan bank syariah menerapkan sistem
bagi hasil. Produk bank yang menerapkan sistem bagi hasil adalah pada
7
pembiayaan modal kerja dan investasi dalam bentuk pembiayaan
mudharabah dan musyarakah.
Pembiayaan tidak dapat lepas dari aktivitas bisnis. Bisnis adalah
sebuah aktivitas yang mengarah pada peningkatan nilai tambah melalui
proses penyerahan barang atau jasa. Pelaku bisnis dalam menjalankan
bisnisnya sangat membutuhkan modal usaha. Apabila pelaku tidak memiliki
modal secara cukup, maka ia akan berhubungan dengan pihak lain, seperti
bank guna mendapatkan suntikan dana (Muhammad, 2015: 16).
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (UU No. 10 pasal 1 ayat 12).
Sedangkan menurut Muhammad (2005) pembiayaan atau financing
adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri
maupun lembaga. Pembiayaan mudharabah dan musyarakah ini memiliki
perbedaan pada pembagian modal dan pengelolaan usaha, serta pembagian
keuntungan. Jika pembiayaan mudharabah, pihak bank 100%
menyumbangkan modal, sedangkan pihak nasabah hanya mengelola usaha
saja.
8
Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Pembiayaan di BUS dan UUS
Sumber : Statistik Perbankan Syariah
Tabel 1.2 terlihat perkembangan jumlah pembiayaan di BUS dan
UUS mengalami peningkatan secara signifikan (yoy). Pada tahun 2010
terdapat 865.920 jenis pembiayaan, pada tahun 2011 meningkat menjadi
1.399.690 jenis pembiayaan, pada tahun 2012 terdapat 2.512.295 jenis
pembiayaan, kemudian pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar
3.479.979 jenis pembiayaan, pada tahun 2014 mengalami peningkatan
sebesar 3.637.152 jenis pembiayaan. Jadi pada data ini mengungkapkan
bahwa dalam 5 tahun terakhir jumlah pembiayaan di BSM meningkat
sebesar 131%.
Pembagian keuntungan berdasarkan besar modal yang
disumbangkan. Jika pembiayaan musyarakah, pihak bank dan nasabah
sama-sama menyumbangkan modal dan mengelola usaha, biasanya sebesar
60% : 40%. Pembagian keuntungan juga berdasarkan besar modal yang
disertakan dalam usaha tersebut. Adanya mismatch antara kebutuhan
pembiayaan dan penyediaan asset yang likuidi. Adanya opportunity cost
(cost adanya dana yang idle karena di jadikan cadangan) pada dana
Jenis Pembiayaan 2010 2011 2012 2013 2014
Akad Mudharabah 39.844 46.510 48.725 46.461 46.134
Akad Musyarakah 22.799 29.951 40.470 50.267 59.677
Akad Murabahah 586.706 797.912 1.754.412 2.776.068 3.035.995
Akad Istishna’ 1.335 1.491 1.846 2.568 2.699
Akad Ijarah 7.682 34.271 49.092 69.317 66.440
Akad Qardh 207.554 489.555 617.750 535.298 426.207
Total 865.920 1.399.690 2.512.295 3.479.979 3.637.152
9
likuiditas, bank harus membuat semua investasi/pembiayaan
menguntungkan setelah mempunyai likuiditas yang cukup. Umumnya,
produk pembiayaan bank syariah beroperasi dengan prinsip jual beli
(murabahah), prinsip sewa (ijarah), serta bagi hasil (mudarabah).
Berdasarkan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 mengenai
perbankan, penyediaan dana tidak hanya dalam bentuk kredit, tapi dapat
pula berbentuk pembiayaan syariah. Adapun dalam pembiayaan bank
syariah yaitu pembiayaan murabahah. Berdasarkan pembiayaan tersebut
bank syariah akan berfungsi sebagai penjual yang menyediakan asset yang
dibutuhkan oleh nasabah sebagai pembeli, transaksi murabahah tidak harus
dalam bentuk pembayaran tangguh (kredit), melainkan dapat juga dalam
bentuk tunai setelah menerima barang, ditangguhkan dengan mencicil
setelah menerima barang, ataupun ditangguhkan dengan membayar
sekaligus dikemudian hari. (PSAK 102 paragraf: 8).
Ada sejumlah alasan kenapa murabahah begitu populer dalam
operasi investasi perbankan syariah. Menurut Usmani (2003), pertama,
murabahah adalah suatu mekanisme investasi jangka pendek, dan
dibandingkan dengan profit and loss sharing cukup memudahkan; kedua,
mark-up dalam murabahah dapat ditetapkan demikian rupa sehingga
memastikan bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding
dengan keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-
bank Islam; ketiga, murabahah menjauhkan dari ketidakpastian yang ada
pada pendapatan bisnis-bisnis dengan sistem profit and loss sharing;
10
keempat, murabahah tidak memungkinkan bank-bank Islam untuk
mencampuri manajemen bisnis, karena bukanlah mitra si nasabah, sebab
hubungan mereka dalam murabahah adalah hubungan hutang-piutang
dagang.
Dengan fenomena yang tergambar diatas maka dapat dikatakan
proyeksi trend pembiayaan masih di dominasi skim murabahah, bahwa
sebagian besar penduduk Indonesia bersifat konsumtif. Kebutuhan yang
paling mendesak adalah kebutuhan perumahan dan kendaraan. Tidak hanya
itu produk pembiayaan mudharabah tentunya juga memiliki trend yang
sangat penting untuk membantu nasabah dalam mendirikan sebuah usaha,
dimana bank sebagai penyedia modal dan nasabah sebagai pengelola modal
di dalam transaksi ini. Lain halnya dengan akad musyarakah, dimana pihak
bank dan nasabah bersama memberikan kontribusi modal dalam sebuah
usaha, serta bank tidak hanya berperan sebagai kreditor ataupun debitor
pada nasabah tetapi juga berperan sebagai mitra di dalam usaha yang
didirikan oleh nasabah tersebut.
Tiap produk bank memberikan keuntungan bagi pihak bank, sama
halnya dengan kedua pembiayaan investasi tersebut. Keuntungan itu dapat
dilihat dari tingkat profitabilitas yang diukur menggunakan rasio keuangan.
Rasio keuangan yang digunakan adalah rasio Return On Equity (ROE) yaitu
tingkat pengembalian modal bank tersebut. Alasan menggunakan rasio
dikarenakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam mengelola modal
11
yang dimilikinya untuk pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Rasio
ini juga merupakan ukuran kepemilikan bersama dari pemilik bank tersebut.
Rasio rentabilitas sering disebut profitabilitas usaha dan digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh
bank. Dengan kata lain, rasio rentabilitas selain bertujuan untuk mengetahui
kemampuan bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, juga
bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam
menjalankan operasional perusahaannya. (Kasmir, 2012: 327)
Athanasoglou et al. (2006), menyatakan bahwa profitabilitas bank
merupakan fungsi dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal
merupakan faktor mikro atau faktor spesifik bank yang menentukan
profitabilitas. Sedangkan faktor eksternal merupakan variabel-variabel yang
tidak memiliki hubungan langsung dengan manajemen bank, tetapi faktor
tersebut secara tidak langsung memberikan efek bagi perekonomian dan
hukum yang akan berdampak pada kinerja lembaga keuangan. Menurut
Ogunleye (2001), faktor yang tidak dapat dikontrol atau faktor eksternal
dapat mempengaruhi kinerja bank.
Tabel 1.3 Perkembangan Rasio Keuangan di BUS dan UUS
Sumber : Statistik Perbankan Syariah
Jenis Rasio 2010 2011 2012 2013 2014
CAR 16,25 16,63 14,13 14,42 15,94
ROA 1,67 1,79 2,14 2,00 0,85
ROE 17,58 15,73 24,06 13,18 8,55
NPF 3,02 2,52 2,22 2,62 4,04
FDR 89,67 88,94 100 100,32 98,65
BOPO 80,54 78,41 74,97 78,21 82,93
12
Tabel 1.3 terlihat perkembangan rasio keuangan di BUS dan UUS
mengalami fluktuatif (yoy). Rasio keuangan profitabilitas terendah terdapat
pada tahun 2014 yakni ROA sebesar 0,85% dan tertinggi terdapat pada
tahun 2012 yakni ROE sebesar 24,06%. Sedangkan rasio keuangan
likuiditas terendah terdapat pada tahun 2011 yakni FDR sebesar 88,94% dan
tertinggi terdapat pada tahun 2013 yakni FDR sebesar 100,32%. Dari data
diatas dapat disimpulkan bahwa BUS dan UUS terlalu sering dalam
menggunakan aset nya namun.
Athanasoglou et al., (2006) menyatakan bahwa faktor eksternal yang
perlu diperhatikan adalah inflasi, suku bunga dan siklus output, serta
variabel yang mempresentasikan karakteristik pasar. Tingginya angka
inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan. Oleh karena itu, Bank
Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku bunga (BI Rate) yang
sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum dan swasta untuk menentukan
suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid dan menguntungkan.
Salah satu penyebab krisis yang dialami.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tingkat inflasi selama tahun
2013 di angka 8,38%. Mengutip data BPS, inflasi ini tercatat yang paling
tinggi sejak 5 tahun terakhir. Di 2008, inflasi mencapai 11,06% karena
dampak krisis ekonomi global. Bank Indonesia (BI) sendiri memprakirakan
inflasi keseluruhan tahun 2013 dapat lebih rendah dari 8,5% dan terus
menurun dalam kisaran target 4,5±1% pada tahun 2014. Inflasi di 2013 ini
13
juga ditopang akibat kenaikan harga BBM yang menyebabkan harga-harga
ikut melambung.
Tingginya angka inflasi dapat berdampak pada sektor perbankan.
Oleh karena itu, Bank Indonesia juga perlu untuk menetapkan tingkat suku
bunga (BI Rate) yang sesuai sebagai dasar atau patokan bank umum dan
swasta untuk menentukan suku bunga mereka agar mereka dapat tetap likuid
dan menguntungkan. Salah satu penyebab krisis yang dialami oleh
Indonesia adalah inflasi yang berkepanjangan. Inflasi adalah suatu keadaan
dimana terjadi kenaikan harga-harga barang secara tajam (absolute) yang
berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama
yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai riil (intrinsik) mata uang
suatu negara (Khalwaty, 2000). Revell (1979) menyatakan adanya
hubungan antara profitabilitas bank dengan inflasi, dia memberikan catatan
bahwa dampak dari inflasi tergantung apakah gaji dan biaya operasional lain
yang lebih cepat tinggi dibanding dengan inflasi. Selain itu, sebagian besar
penelitian (Bourke 1989; Molyneux & Thornton 1992) melihat adanya
hubungan positif antara inflasi atau suku bunga jangka panjang dengan
profitabilitas. Serta adanya hubungan negatif antara inflasi dengan
profitabilitas bank, seperti dimukakan oleh Uche (1996) dan Ogowewo &
Uche (2006).
Dari uraian diatas, secara teoritis terdapat hubungan yang erat antara
pembiayaan dengan profitabilitas bank syariah. Setiap bank pasti
melakukan penghimpunan dana dan mengalokasikan dana nya untuk
14
kegiatan lain yang menghasilkan keuntungan. Salah satu pengalokasian
dana tersebut adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Kedua
pembiayaan ini akan menghasilkan laba (profit) sesuai dengan perhitungan
bagi hasil (profit sharing) nya. Keuntungan tersebut akan dibagi antara bank
dan nasabah sebagai pengelolanya. Keuntungan tersebut akan digunakan
untuk mengembalikan modal yang dialokasikan di dalam pembiayaan.
Tingkat pengembalian modal tersebut dapat mengukur tingkat profitabilitas
suatu bank dengan cara membandingkan keuntungan dan modal yang
dmiliki nya. Kemudian adanya hubungan erat antara inflasi dengan
profitabilitas bank, salah satu dampak dari inflasi tergantung pembayaran
gaji dengan biaya operasional terhadap pendapatan operasional lain yang
dimaan mengalami percepatan lebih tinggi dibanding dengan inflasi.
Profitabilitas dan resiko memiliki keterikatan pada setiap keputusan dan
memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan (Value of the firm).
Profitabilitas dan resiko ditentukan oleh skala perusahaan, jenis peralatan
operasional, proporsi hutang dengan sumber pembiayaan, posisi likuiditas,
dll. Resiko tinggi maka keuntungan juga tinggi atau sebaliknya.
Alasan peneliti untuk melakukan penelitian ini adalah karena
berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa aspek yang membantu bank syariah berhasil berkembang, dan
memiliki eksistensi di dunia perekonomian. Salah satunya karena
momentum perkembangan ekonomi yang kondusif dan kepercayaan
15
masyarakat yang cukup tinggi kepada bank syariah, terbukti dengan tingkat
profitablitias yang terus meningkat.
Siew Chun Hong dan Sheikh Hamzah (2015) meneliti pengaruh
jumlah GDP dan Inflasi terhadap profitabilitas pada Bank Islam di Malaysia.
Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa GDP Nominal berpengaruh
positif signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan inflasi berpengaruh
negatif signifikan terhadap profitabilitas pada Bank Islam di Malaysia.
Russely Permata, Fransisca Yaningwati, dan Zahroh (2014)
menganalisis pengaruh pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap
tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia.
Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah dan
musyarakah berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat profitabilitas.
Pengaruh ini dilihat dari penyertaan modal pihak bank pada pembiayaan ini
namun resiko yang ditanggung berbeda beda tiap pembiayaan tersebut
Hendra Gunawan (2013) meneliti pengaruh jumlah pembiayaan
murabahah, mudharabah, dan Non Perfoming Financing (NPF) terhadap
profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri. Hasil pengujian parsial
menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah berpengaruh positif terhadap
profitabilitas, mudharabah berpengaruh negative terhadap profitabilitas,
sedangkan non perfoming financing (NPF) tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas pada Bank Syariah Mandiri
16
Aditya Satriawan dan Zainul Arifin (2012) meneliti analisis
profitabilitas dari pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah
pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Hasil pengujian parsial
menunjukkan bahwa seluruh variabel independen yaitu mudharabah,
musyarakah, dan murabahah berpengaruh terhadap variabel dependen
profitabilitas.
Febrina Dwijayanthy dan Prima Naomi (2009) menganalisis
pengaruh inflasi, BI rate, dan nilai tukar mata uang terhadap Profitabilitas
Bank. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa inflasi dan nilai tukar
mata uang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas bank
Rida Rahim dan Yuma Irpa (2008) menganalisa efisiensi
operasional terhadap profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah. Hasil pengujian parsial menunjukkan bahwa BOPO dan
NPL berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Sedangkan FDR tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas bank syariah.
Berdasarkan dari permasalahan tersebut, timbul keinginan penulis
dalam menyusun sebuah Skripsi yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR) dan
Inflasi Terhadap Profitabilitas Pada Bank Umum Syariah yang
Terdaftar di Bank Indonesia periode 2010-2014”
17
B. Perumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana pengaruh pembiayaan Mudharabah secara parsial terhadap
tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia?
b. Bagaimana pengaruh pembiayaan Musyarakah secara parsial terhadap
tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftari di Bank
Indonesia?
c. Bagaimana pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) secara parsial
terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia?
d. Bagaimana pengaruh Inflasi secara parsial terhadap tingkat
profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia?
e. Bagaimana pengaruh pembiayaan Mudharabah, Musyarakah,
Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi secara simultan terhadap
Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia?
18
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada perumusan masalah tersebut, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan Mudharabah
terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang
terdaftar di Bank Indonesia?
b. Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan Musyarakah
terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah yang
terdaftar di Bank Indonesia?
c. Untuk menganalisa pengaruh Financing to Deposit Ratio
(FDR) berpengaruh secara parsial terhadap tingkat
profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia?
d. Untuk menganalisa pengaruh variabel Inflasi terhadap tingkat
profitabilitas pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia?
e. Untuk menganalisa pengaruh pembiayaan Mudharabah,
Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi
terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Syariah
yang terdaftar di Bank Indonesia?
19
2. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat, sebagai berikut :
a. Bagi Penulis
Penelitian ini menjadi salah satu sarana bagi penulis yang
di mana sangat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan penulis tentang praktek manajemen perbankan
syariah khususnya tentang masalah yang berkaitan dengan
profitabilitas dan pembiayaan.
b. Bagi Perbankan
Penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk membantu pihak
manajemen bank terhadap pengaruh pembiayaan dalam
meningkatkan profitabilitas sebagai pengukuran keberhasilan
operasional bank.
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini akan menambah kepusatakaan di bidang
manajemen perbankan syariah dan dapat dijadikan sebagai bahan
bacaan untuk menambah wawasan pengetahuan tentang
pembiayaan pada perbankan syariah terhadap profitabilitas.
Penelian ini dapat dijadikan referensi untuk peneliti selanjutnya.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan
manajemen aktiva dengan beberapa tujuan umum sebagai latar
belakangnya. Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan keberadaan
beberapa tujuan atau sasaran, karena penilaian untuk apakah suatu
keputusan keuangan efisien atau tidak harus berdasarkan pada standar
tertentu. Umumnya tujuan dari perusahaan adalah memaksimalkan
kesejahteraan pemilik perusahaan yang ada saat ini (Horne dan Wachowicz,
2005:4)
Manajemen keuangan dapat diartikan sebagai manajemen dana, baik
yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai bentuk investasi
yang efektif, pengumpulan dana untuk pembiayaan investasi secara efisien,
dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh (Moeljadi, 2006:9)
Manajemen keuangan merupakan penggabungan dari ilmu dan seni
yang membahas, mengkaji, dan menganalisis tentang bagaimana seorang
manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh sumber daya
perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi dana dengan
tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para pemegang
saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan. Dari
21
definisi tersebut dapat diartikan bahwa kegiatan manajemen keuangan
adalah berkutat di sekitar (Fahmi, 2013:2).:
1. Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai usahanya
2. Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan
tercapai
3. Bagaimana perusahaan mengelola asset yang dimiliki secara
efisien dan efektif
Dari pengertian tersebut dalam disimpulkan bahwa aktivitas
manajemen keuangan berhubungan erat dengan bagaimana mengelola
keuangan di perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan erat dengan
sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta instrumen
keuangan dan lembaga keuangan salah satunya adalah bank.
2. Rasio Keuangan Bank
Rasio keuangan dihitung berdasarkan financial statement yang telah
tersedia, yang terdiri dari a) balance sheet atau neraca, dan b) income
statement atau laporan laba rugi. Untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan tersebut, yaitu a) analisis trend (historical analysis), b) norma
industry: kita harus membandingkan dengan industry sejenis. Perlu
diperhatikan metode akuntansi yang digunakan oleh perusahaan lain,
apakah sama dengan perusahaan kita (Rodoni & Ali, 2014:24).
Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank, maka dapat dilihat
laporan keuangan yang disajikan oleh suatu bank secara periodik. Laporan
22
ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut.
(Kasmir, 2012:310).
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data
keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua
macam data keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara kedua data keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan
secara numerik, baik dalam presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio
ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank pada periode
tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur untuk menilai tingkat kesehatan
bank selama periode keuangan tersebut (Riyadi, 2006:155)
a. Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah jumlah dana tunai yang diperlukan perusahaan
untuk membiayai pengeluarannya dan biasanya sangat tergantung pada
sifat bisnis perusahaan tersebut. Pada umumnya manajemen kurang
menyukai penggunaan benchmark tertentu untuk rasio likuiditasnya.
Walaupun begitu, perusahaan pada umumnya kekurangan likuid aset
segera sebelum episode kepailitan terjadi dan biasanya perusahaan
tersebut meminjam lebih banyak lagi untuk mengelola kewajiba jangka
pendeknya (Rodoni & Ali, 2014:191)
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.
Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya
23
pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah
diajukan (Kasmir, 2012:315).
Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan rasio antara seluruh
jumlah kredit yang diberikan dengan dana yang diterima bank.
Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara
lain pada kekhususan bank, besarnya bank dan sebagainya. FDR
dirumuskan sebagai berikut:
FDR = 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑚𝑎𝑠𝑦𝑎𝑟𝑎𝑘𝑎𝑡𝑥 100%
b. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas perusahaan harus dilihat sebagai factor pendorong
dalam memantau aspek likuiditas dan solvabilitas. Dalam jangka
panjang, perusahaan harus menghasilkan keuntungan yang cukup dari
usahanya sehingga mampu membayar kewajibannya. Kerugian yang
terus-menerus akan segera memperburuk aspek solvabilitas perusahaan
dan apabila perusahaan akan memperluas usahanya, perusahaan
memerlukan retained earning untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam
jangka pendek, kerugian segera akan menurunkan likuiditas
perusahaan. Lebih lanjut, profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan pembiayaan dari luar.
(Rodoni & Ali, 2014:192)
Rasio profitabilitas adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan
modal (modal inti) atau laba (sebelum pajak) dengan total aset yang
dimiliki bank pada periode tertentu. Agar hasil perhitungan rasio
24
mendekati pada kondisi yang sebenarnya (real), maka posisi modal atau
aset di hitung secara rata-rata selama periode tersebut (Slamet Riyadi,
2006:155).
Return On Equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas yang
menunjukkan perbandingan antara laba (setalah pajak) dengan
modal (modal inti) bank, rasio ini menunjukkan tingkat %
(persentase) yang dapat dihasilkan. ROE dirumuskan sebagai
berikut :
ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙𝑥 100%
3. Pembiayaan
Pembiayaan adalah pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
untuk mendukung investasi yang direncanakan. Pendanaan tersebut
diadakan berdasar kesepakatan antara lembaga keuangan dan pihak
peminjam untuk mengembalikan utangnya setelah jatuh tempo dengan
imbalan atau bagi hasil (Muhammad, 2005:17).
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu
pemberian fasilitas dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
merupakan deficit unit (Antonio, 2001:160)
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat mikro dan tingkat makro. Secara
makro, pembiayaan bertujuan untuk : (Muhammad, 2005:17)
25
1. Peningkatan ekonomi umat, artinya: masyarakat yang tidak dapat akses
secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan
akses ekonomi. Dengan demikian dapat meningkatka taraf ekonominya
2. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya: untuk
pengembangan usaha membutuhkan dana tambahan
3. Meningkatkan produktivitas, artinya: adanya pembiayaan memberikan
peluang bagi masyarakat usaha mampu meningkatkan daya
produksinya. Sebab upaya produksi tidak akan dapat jalan tanpa adanya
dana.
4. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan dibukanya sektor-sektor
usaha melalui penambahan dana pembiayaan, maka sektor usaha
tersebut akan menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau
membuka lapangan kerja baru.
5. Terjadi distribusi pendapatan, artinya masyarakat usaha produktif
mampu melakukan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh
pendapatan dari hasil usahanya. Penghasilan merupakan bagian dari
pendapatan masyarakat. Jika ini terjadi maka akan terdistribusi
pendapatan
Adapun secara mikro, pembiayaan diberikan dalam rangka untuk:
1. Upaya memaksimalkan laba, artinya: setiap usaha yang dibuka
memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap
pengusaha menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untuk
26
dapat menghasilkan laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana
yang cukup
2. Upaya meminimalkan risiko, artinya: setiap usaha yang dilakukan agar
mampu menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu
meminimalkan risiko yang mungkin timbul. Risiko kekurangan modal
usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan.
3. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya ekonomi dapat
dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam
dengan sumber manusianya ada, dan sumber daya modal tidak ada.
Maka dapat dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian,
pembiayaan pada dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber-
sumber daya ekonomi.
4. Penyaluran kelebihan dana, artinya: dalam kehidupan masyarakat ini
ada pihak yang memiliki kelebihan sementara ada pihak yang
kekurangan. Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme
pembiayaan dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan
penyaluran kelebihan dana dari pihak yang kelebihan dana (surplus)
kepada pihak yang kekurangan (minus) dana.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan bank syariah adalah semua pendanaan yang dilakukan oleh
bank syariah kepada nasabahnya untuk mendukung investasi dalam
menjalankan sebuah usaha dan mendapatkan keuntungan sesuai dengan
fungsinya
27
4. Al-Mudharabah
Al-Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses
seseorang memukul kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis, al-
mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak
pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh 100% modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah
dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan
apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan
akibat kelalaian si pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena
kecurangan atau kelalaian si pengelola, si pengelola harus bertanggung
jawab atas kerugian tersebut (Antonio, 2001:95).
Pembiayaan mudharabah adalah perjanjian antara penanam dana
dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan
pembagian keuntungan antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang
telah disepakati bersama (Muhammad, 2005:22)
Jika proyek selesai, mudharib akan mengembalikan modal tersebut
kepada penyedia modal berikut porsi keuntungan yang telah disetujui
sebelumnya. Bila terjadi kerugian maka seluruh kerugian dipikul oleh
shahibul maal. Sedang mudharib kehilangan keuntungan (imbalan bagi –
hasil) atas kerja yang telah dilakukannya Ada dua tipe mudharabah, yaitu
Mutlaqah (tidak terikat) dan Muqayyadah (terikat) (Arifin, 2002:25):
28
Mudharabah Mutlaqah : pemilik dana memberikan keleluasaan
penuh kepada pengelola untuk menggunakan dana tersebut dalam
usaha yang dianggapnya baik dan menguntungkan. Pengelola
bertanggung jawab untuk mengelola usaha sesuai dengan praktek
kebiasaan usaha normal yang sehat (uruf).
Mudharabah Muqayyadah : pemilik dana menentukan syarat dan
pembatasan kepada pengelola dalam penggunaan dana tersebut
dengan jangka waktu, tempat, jenis usaha, dan sebagainya
Gambar 2.1 Skema al-Mudharabah
Sumber : (Antonio, 2001:98)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan mudharabah adalah suatu akad perjanjian bagi hasil antara
pemilik modal baik berupa uang atau barang dengan pengusaha yang
memiliki kemampuan dalam mengelola sebuah usaha.
29
Secara umum landasan dasar syariah al-mudharabah lebih
mencerminkan anjuran untuk melakukan usaha. Hal ini tampak dalam ayat-
ayat dan hadits berikut ini.
a. Al-Quran
“…dari orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian
karunia Allah SWT… (al-Muzzammil: 20)
Yang menjadi wajhud-dilalah atau argument dari surah al-
Muzammil:20 adalah adanya kata yadhribun yang sama dengan akar kata
mudharabah yang berarti melakukan suatu perjalanan usaha.
“Apabila telah ditunaikan shalat maka bertebaranlah kami di muka bumi
dan carilah karunia Allah SWT…..”(al-Jumu’ah: 10)
“Tidak ada dosa (halangan) bagi kamu untuk mencari karunia Tuhanmu…”
(al-Baqarah: 198)
30
2) Hadist/Assunah
“Abbas bin Abdul Muthallib jika menyerahkan harta sebagai mudharabah,
ia mensyaratkan kepada mudharib-nya agar tidak mengarungi lautan dan
tidak menuruni lembah, serta tidak membeli hewan ternak. Jika persyaratan
itu dilanggar, ia (mudharib) harus menanggung resikonya. Ketika
persyaratan yang ditetapkan Abbas itu didengar Rasulullah, beliau
membenarkannya.” (HR. Thabrani dari Ibnu Abbas).
“Nabi bersabda, ‘Ada tiga hal yang mengandung berkah: jual beli tidak
secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan
jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (HR. Ibnu
Majah dari Shuhaib).
31
3) Al-Ijma
Imam Zailai telah menyatakan bahwa para sahabat telah
berkonsensus terhadap legitimasi pengelolahan harta yatim secara
mudharabah. Kesepakatan para sahabat ini sejalan dengan spirit hadist
yang dikutip Abu Ubaid.
4) Kaidah fiqih
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya”. (Fatwa DSN-MUI)
5) Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia No.07/DSN-MUI/IV/2000, tentang
Mudharabah. Dalam fatwa diatas bahwa segala sesuatu yang berkaitan
dengan ketentuan Mudharabah kepada nasabah telah dirangkum dalam
fatwa Dewan Syariah Nasional.
5. Al-Musyarakah
Al-Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
kontribusi dana (atau amal/enterptise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan
(Antonio, 2001:90).
32
Al-Musyarakah diartikan suatu perjanjian kerjasama antara dua
pihak atau lebih dalam suatu usaha atau proyek tertentu, dimana masing-
masing pihak berhak atas segala keuntungan dan bertanggungjawab atas
segala kerugian yang terjadi sesuai dengan penyertaan masing-masing.
Dalam hal ini pihak bank menyediakan sebagain dana dari pembiayaan bagi
usaha/kegiatan tertentu, sebagian lagi disediakan oleh mitra usaha lain.
Dalam Al-Musyarakah bank tidak hanya berperan sebagai penyedia dana
tetapi juga sebagai partner atau mitra usaha bagi nasabah. Jadi bukan
hubungan antara kreditur dan debitur seperti halnya yang terjadi dalam bank
konvensional (Martono, 2010: 110).
Pembiayaan musyarakah adalah perjanjian diantara para pemilik
dana atau modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha
tertentu, dengan pembagian keuntungan di antara pemilik dana/modal
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya (Muhammad,
2005:22).
Aplikasinya dalam perbankan adalah pada pembiayaan proyek oleh
bank bersama nasabahnya atau bank dengan lembaga keuangan lainnya, di
mana bagian dari bank atau lembaga keuangan diambil alih oleh pihak
lainnya dengan cara mengangsur. Akad ini juga dapat dilaksanakan pada
mudharabah yang modal pokoknya dicicil, sedangkan usahanya berjalan
terus menerus dengan modal yang tetap (Arifin, 2002:23).
33
Gambar 2.2 Skema al-Musyarakah
Sumber : (Antonio, 2001:98)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan musyarakah adalah suatu akad kerjasama antara bank dan
nasabah yang saling berkontribusi mengeluarkan modal baik berupa uang
atau barang dalam mengelola sebuah usaha. Oleh karena itu bank disebut
sebagai partner bisnis nasabah, bukan sebagai debitur kreditur.
1) Al-Quran
Ayat–ayat Al–Quran yang secara umum membolehkan jual beli.
Diantaranya adalah firman Allah:
Artinya : “… maka mereka berserikat pada sepertiga…” (Q.S an-
Nisaa’:12)
34
Artinya "…Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
bersyarikat itu sebagian dari mereka berbuat zalim kepada sebagian lain,
kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh; dan amat
sedikitlah mereka ini…." (Q.S Shaad:24)
Ayat ini munujukan bolehnya melakukan transaksi jual beli dan
Musyarakah merupakan salah satu bentuk dari jual beli.
Dan firman Allah:
Artinya: “Hai orang–orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali denganjalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu”.
(QS.An-Nisaa: 29)
Dan firman Allah:
Artinya: “Tidak ada dosa bagimu mencari karunia (rezki hasil perniagaan)
dari Rabbmu”. (QS. Albaqarah : 198)
35
2) Hadis/Assunah
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘Allaihi Wassallam: “Pendapatan
yang paling afdhal (utama) adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli
yang mabrur”. (HR. Ahmad Al Bazzar Ath Thabrani).
Hadis riwayat Abu Daud dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW
berkata:
“Allah swt. berfirman: ‘Aku adalah pihak ketiga dari dua orang yang
bersyarikat selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak yang lain.
Jika salah satu pihak telah berkhianat, Aku keluar dari mereka.” (HR. Abu
Daud, yang dishahihkan oleh al Hakim, dari Abu Hurairah).
Hadis Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf:
“Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian
yang mengharamkan yang halal atau menghalalkanyang haram; dan kaum
muslimin terikat dengan syarat-syaratmereka kecuali syarat yang
mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.
3) Al-Ijma
Ibnu Qudamah dalam kitabnya, al-mughni, telah berkata. “Kaum
muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah secara global
walaupun terdapat perbedaan pendapat dalam beberapa elemen darinya”
36
4) Kaidah fiqih
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada
dalil yang mengharamkannya”. (Fatwa DSN MUI)
5) Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia No.08/DSN-MUI/IV/2000, tentang
Musyarakah “Tentang etentuan umum Musyarakah dalam bank syariah,
ketentuan Musyarakah kepada nasabah, jaminan, utang dalam Musyarakah.
penundaan pembayaran, dan kondisi bangkrut pada nasabah Musyarakah.”
Dalam fatwa diatas bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan
ketentuan Musyarakah kepada nasabah telah dirangkum dalam fatwa
Dewan Syariah Nasional.
6. Inflasi
Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Dengan kata
lain, inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggi-rendahnya
tingkat harga. Artinya harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan
inflasi, dianggap inflasi jika terjadi proses kenaikan harga yang terus
menerus dan saling mempengaruhi (Rodoni & Ali, 2014: 195).
Inflasi adalah kenaikan tingkat harga secara keseluruhan yang
diakibatkan oleh naiknya harga-harga secara serempak. Inflasi dapat diukur
37
dengan melihat sejumlah besar barang dan jasa dan menghitung kenaikan
harga rata-rata selama beberapa periode waktu. Inflasi berkepanjangan
adalah kenaikan harga secara keseluruhan yang berlangsung terus selama
satu periode yang lama (Case dan Fair, 2007:57).
Inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku
dalam suatu perekonomian. Ada beberapa cara yang dikemukakan untuk
menggolongkan jenis-jenis inflasi. Penggolongan pertama didasarkan pada
parah atau tidaknya inflasi tersebut. membedakan beberapa macam inflasi
yaitu (Sukirno, 2005:11):
1. Inflasi Merayap (inflasi yang terjadi sekitar 2-3 persen per tahun)
2. Inflasi Sederhana (inflasi yang terjadi sekitar 5-8 persen per tahun)
3. Hiperinflasi (inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan
tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.
Dapat disimpulkan bahwa inflasi merupakan kecenderungan harga-
harga yang naik secara umum dan terus-menerus (continue) di suatu negara.
B. Keterkaitan antar Variabel Bebas dan Variabel Terikat
1. Pengaruh Mudharabah terhadap Profitabilitas
Penelitian yang dilakukan oleh Sundjaja (2003) yang menyatakan
bahwa semakin besar ROE berarti semakin cepat pula tingkat
pengembalian modal perusahaan. Hal ini didukung dengan penelitian
Adhitya dan Zainul (2012) menyimpulkan bahwa mudharabah
memberikan pengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas bank
umum syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan
38
penelitian dari Russely dkk (2014) yang menunjukkan bahwa pembiayaan
mudharabah berpengaruh negatif terhadap ROE.
2. Pengaruh Musyarakah terhadap Profitabilitas
Penelitian yang dilakukan oleh Adhitya dan Zainul (2012)
menyatakan bahwa semakin besar musyarakah maka akan meningkatkan
juga ROE jadi modal yang ditanamkan atau kemampuan dari modal
sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham yang
ditanamkan atau kemapuan dari modal sendiri untuk menghasilkan
keuntungan bagi pemegang saham preferent dan saham biasa akan
meningkat juga sehingga tingkat pengembalian modal akan lebih cepat
sesuai dengan Ruselly dkk (2014) yang menunjukkan bahwa pembiayaan
musyarakah berpengaruh positif terhadap ROE.
3. Pengaruh FDR terhadap Profitabilitas
Penelitian yang dilakukan oleh Rafelia dan Ardiyanto (2013)
menyatakan bahwa semakin besar FDR maka akan menunjukkan
semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, sehingga
hal ini akan meningkatkan tingkat ROE bank. FDR mencerminkan
kemampuan bank dalam menyalurkan dana pihak ketiga pada kreditnya.
Nilai positif yang ditunjukkan FDR memberi pengertian bahwa semakin
besar FDR maka akan menunjukkan semakin efisien bank dalam
menjalankan aktifitas usahanya, sehingga hal ini akan meningkatkan
tingkat ROE bank. Hal ini sejalan dengan fungsi bank sebagai perantara
keuangan (financial intermediary) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
39
4. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas
Penelitian yang dilakukan oleh Chun Hong & Hamzah (2015) yang
menyatakan bahwa inflasi berpengaruh secara negatif terhadap ROE
bank syariah. Hal ini dikarenakan inflasi yang tinggi akan berdampak
pada kinerja bank dan menjadi salah satu sebab utama kesulitan dalam
institusi keuangan ini. Hal ini bukanlah sesuatu hal yang baru bahwa
inflasi yang tinggi mengakibatkan ketidakstabilan ekonomi makro, tidak
adanya lingkungan ekonomi makro yang stabil serta secara materi
meningkatkan risiko bank, dan menurunkan profit bank.
C. Penelitian Terdahulu
Siew Chun Hong dan Shaikh Hamzah Abdul Razak (2015)
penelitian ini untuk mengukur pengaruh GDP dan Inflasi terhadap Kinerja
Keuangan Bank Syariah di Malaysia. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa variabel GDP memiliki pengaruh signifikan terhadap profitabilitas
bank syariah, sedangkan variabel inflasi tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap profitabilitas bank syariah. Pengukuran profitabilitas ini
menggunakan ROA dan ROE.
Silvia dan Khusnul (2015) penelitian ini untuk mengukur pengaruh
pertumbuhan GDP, inflasi, BI rate, dan nilai tukar terhadap kredit
bermasalah pada bank konvensional (NPL) dan bank syariah (NPF). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel GDP, Inflasi (IHK), BI rate, dan
nilai tukar terhadap dollar secara bersama-sama berpengaruh pada NPL.
Variabel yang berpengaruh signifikan pada NPL dalam jangka panjang
40
adalah pertumbuhan GDP, Inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar terhadap
dollar. Sedangkan dalam jangka pendek hanya nilai tukar yang berpengaruh
terhadap NPL. Sedangkan NPF menunjukkan hasil bahwa pertumbuhan
GDP, Inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar terhadap dollar secara bersama-
sama berpengaruh pada NPF. Variabel yang berpengaruh signifikan
terhadap NPF jangka panjang adalah BI rate, dan nilai tukar. Dalam jangka
pendek, keempat variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
tidak signifikan berpengaruh terhadap NPF
Aris Munandar dkk (2015) penelitian ini menganalisis pengaruh
suku bunga dan inflasi terhadap profitabilitas bank syariah di Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel suku bunga dan inflasi
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel ROE (Return on Equity).
Suku bunga berpengaruh negatif, sementara variabel inflasi berpengaruh
positif terhadap ROE.
Rusely, Fransisca, dan Zahroh (2014) penelitian ini untuk mengukur
pengaruh pembiayaan mudharabah, dan musyarakah terhadap tingkat
profitabilitas (ROE). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel
pembiayaan mudharabah, dan musyarakah memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap tingkat ROE secara simultan. Pembiayaan mudharabah
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap tingkat ROE secara parsial.
Sedangkan pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan dan positif
terhadap tingkat ROE secara parsial. Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan
41
mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil yang dominan dalam
mempengaruhi tingkat ROE.
Slamet Riyadi dkk (2014) penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh pembiayaan bagi hasil, pembiayaan jual beli, financing to deposit
ratio (fdr) dan non performing financing (npf) terhadap profitabilitas bank
umum syariah di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pembiayaan bagi hasil berpengaruh negatif terhadap profitabilitas,
pembiayaan jual beli tidak berpengaruh terhadap profitabilitas, dan FDR
berpengaruh positif terhadap profitabilitas.
Ayu Yanita (2013) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh
inflasi, suku bunga BI, dan GDP terhadap ROA. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa suku bunga BI berpengaruh negatif terhadap ROA.
Namun pada pengujian inflasi dan GDP menunjukan hasil memiliki
pengaruh positif terhadap ROA. Serta secara bersama-sama inflasi, suku
bunga BI, dan GDP berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Ana Rachmawati (2013) penelitian ini untuk menganalisis
profitabilitas bank umum syariah di Indonesia menggunakan pendekatan
frontier. Hasil menunjukkan bahwa pembiayaan murabahah, pembiayaan
mudharabah, pembiayaan musyarakah, pembiayaan ijarah secara
signifikan mempengaruhi profitabilitas bank syariah.
Thyas Rafelia & Moh Didik Ardiyanto (2013) penelitian ini untuk
menganalisis pengaruh CAR, FDR, NPF, dan BOPO terhadap ROE Bank
Syariah Mandiri. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan
42
variabel CAR, FDR, NPF, dan BOPO terhadap ROE. Secara parsial CAR
dan FDR berpengaruh positif terhadap ROE namun NPF dan BOPO
berpengaruh negatif terhadap ROE.
Aditya dan Zainul (2012) penelitian ini untuk menganalisis
profitabilitas dari pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah
pada bank syariah umum di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah secara
umum memiliki pengaruh dengan kinerja profitabilitas bank umum syariah
diukur menggunakan GPM, OPM, NPM, dan ROE, artinya profitabilitas
sebuah bank ditentukan oleh pelaksanaan realisasi pembiayaan.
Fauzan, Arfan, dan Darwanis (2012) penelitian ini untuk
menganalisis risiko pembiayaan musyarakah dan murabahah terhadap
tingkat profitabilitas (ROE) bank syariah. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa resiko pembiayaan musyarakah dan pembiayaan murabahah
berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas bank syariah Banda Aceh
simultan
Ravika Fauziah (2012) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh
inflasi terhadap tingkat profitabilitas bank muamalat Indonesia dan bank
central asia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa tidak terdapat
pengaruh antara Inflasi terhadap ROA, ROE, dan BOPO pada Bank
Muamalat Indonesia Maupun Bank Central Asia.
Suryani (2011) penelitian ini untuk menganalisis pengaruh
Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap profitabilitas perbankan syariah
43
di Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya pengaruh
signifikan Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap ROA dalam 3 tahun
pengamatan yaitu dari tahun 2008 sampai 2010
Febrina dan Naomi (2009) penelitian ini untuk menganalisis
pengaruh inflasi (IHK), BI rate, dan nilai tukar mata uang terhadap
profitabilitas bank. Hasil penelitian ini menunjukkan inflasi berpengaruh
negatif terhadap profitabilitas bank. Naiknya tingkat inflasi akan
mengakibatkan suku bunga naik. BI rate tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas bank. Dalam penelitian ini lebih jauh tampak adanya korelasi
yang cukup antara inflasi dan BI rate. Nilai tukar mata uang terhadap
profitabilitas bank terbukti berpengaruh secara negatif. Hal ini
menggambarkan apabila mata uang mengalami apresiasi atau depresiasi
maka akan berdampak profit bank.
Rida Rahim (2008) penelitian ini untuk menganalisis Efisiensi
Operasional terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit
Syariah (Studi Kasus BSM dan BNI Syariah). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pada BSM variabel CAR berpengaruh positif terhadap
profitabilitas dan variabel BOPO dan NPL berpengaruh positif terhadap
profitabilitas. Sedangkan FDR tidak berpengaruh pada profitabilitas. Hasil
penelitian pada BNI yaitu CAR berpengaruh positif dan FDR, BOPO, NPL
berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Berdasarkan uji F-statistik pada
kedua bank yaitu semua variabel independen secara bersama-sama
mempengaruhi variabel dependen
44
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti/T
ahun
Variabel
dan Metode Penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan Perbedaan 1. Siew
Chun
Hong,
Shaikh
Hamzah
Abdul
Razak
(2015)
1. Menggunakan
variabel Inflasi
dan ROE
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel GDP
dan ROA
GDP memiliki
pengaruh positif
secara signifikan
terhadap ROA dan
ROE, sedangkan
inflasi memiliki
pengaruh negatif
secara signifikan
terhadap ROA dan
ROE
2. Silvia Eka
Febrianti,
Dr.
Khusnul
Ashar
(2015)
1.Menggunakan
variabel Inflasi
1.Tidak
menggunakan
variabel
GDP,ROA,NPF,
NPL, dan Nilai
Tukar
2. Tidak
menggunakan
Error
Correction
Model (ECM)
tetapi Regresi
Linear Berganda
Pertumbuhan GDP,
Inflasi, BI Rate,
dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap
dollar secara
bersama
berpengaruh pada
NPL dan NPF
3. Aris
Munandar
(2015)
1. Menggunakan
variabel Inflasi
dan ROE
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel suku
bunga
Suku bunga dan
inflasi berpengaruh
signifikan terhadap
ROE.
4. Russely
Inti Dwi
Permata,
Fransisca
Yaningwat
i,
Zahroh
1.Menggunakan
variabel
Pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah,
ROE
Pembiayaan
mudharabah dan
musyarakah
memberikan
pengaruh yang
signifikan terhadap
tingkat ROE
45
Z.A
(2014)
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
5. Slamet
Riyadi dan
Agung
Yulianto
(2014)
1.Menggunakan
variabel
Pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah,
ROE
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel
pembiayaan
murabahah dan
NPF
Pembiayaan
Musyarakah,
Mudharabah,
Murabahah, dan
NPF berpengaruh
signifikan terhadap
ROE
6. Ana
Rachmaw
ati (2014)
1.Menggunakan
variabel
Pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah,
ROE
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel
pembiayaan
murabahah,
Ijarah, dan NPF
Pembiayaan
Musyarakah,
Mudharabah,
Murabahah, Ijarah
dan NPF tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROE
7. Thyas
Rafelia &
Moh
Didik
Ardiyanto
(2013)
1. Menggunakan
variabel FDR
dan ROE
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel CAR,
NPF, dan BOPO
CAR, FDR, NPF,
dan BOPO
berpengaruh
simultan terhadap
ROE. CAR dan
FDR berpengaruh
positif terhadap
ROE namun NPF
dan BOPO
berpengaruh
negatif terhadap
ROE
8. Aditya
Satriawan,
Zainul
Arifin
(2012)
1. Menggunakan
variabel
Pembiayaan
Mudharabah,
Musyarakah,
ROE
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel
pembiayaan
murabahah,
Ijarah, dan NPF
Pembiayaan
mudharabah,
murabahah,
musyarakah
memiliki pengaruh
secara signifikan
terhadap
profitabilitas
46
9. Fauzan
Fahrul,
dkk (2012)
1. Menggunakan
variabel
Pembiayaan
Musyarakah,
ROE
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel
pembiayaan
murabahah
Risiko pembiayaan
Musyarakah,
Murabahah
berpengaruh
terhadap tingkat
profitabilitas bank
syariah Banda
Aceh
10. Suryani
(2011)
Menggunakan
variabel FDR
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel ROA
FDR tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
ROA
11. Febrina
Dwijayant
hi, Prima
Naomi
(2009)
1. Menggunakan
variabel Inflasi,
Profitabilitas
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel BI
Rate, Nilai
Tukar Mata
Uang
Inflasi berpengaruh
negatif terhadap
profitablitas bank
12. Rida
Rahim dan
Yuma Irpa
(2008)
1. Menggunakan
variabel FDR
dan ROE
2.Menggunakan
Analisis Regresi
Linier Berganda
Tidak
menggunakan
variabel CAR,
BOPO, NPL
CAR, FDR, BOPO,
NPL berpengaruh
terhadap ROE
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran adalah model konseptual yang berkaitan
dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara
logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Sekaran,
2014:114). Kerangka pemikiran membahas saling ketergantungan
hubungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi paradigman
situasi dan kondisi yang sedang diteliti. Kerangka pemikiran di dalam
penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
47
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Musyarakah
(X2)
Profitabilitas (Y)
Bank Umum Syariah
FDR (X3)
Inflasi (X4)
Mudharabah
(X1)
Uji Hipotesis
Uji t
Kesimpulan dan Saran
Uji Asumsi Klasik
Multikolinie
ritas
Heteroskeda
stisitas
Autokorelasi
Normalitas
Uji R2 Uji F
Bank Indonesia
Model Regresi Berganda
Interpretasi
48
Dari kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat bahwa Mudharabah,
Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi merupakan
variabel bebas (Independent Variables) yang dapat mempengaruhi
parameter kinerja di bank umum syariah dengan diukur dari indikator
Profitabililtias sebagai variabel terikat (Dependent Variable). Variabel
bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat, sedangkan
variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti
(Sekaran, 2014:116).
E. Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua kata yaitu hypo (belum tentu benar) dan
thesis (kesimpulan) (Noor, 2012:79). Hipotesis bisa di definisikan sebagai
hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel
yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat di uji (Sekaran,
2014:135). Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah:
1. H0:β1=0 :Diduga tidak terdapat pengaruh Pembiayaan Mudharabah
secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.
Ha:β1≠0 :Diduga terdapat pengaruh Pembiayaan Mudharabah secara
parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.
2. H0:β2=0 :Diduga tidak terdapat pengaruh Pembiayaan Musyarakah
secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.
Ha:β2≠0 :Diduga terdapat pengaruh Pembiayaan Musyarakah secara
parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah.
49
3. H0:β3=0 :Diduga tidak terdapat pengaruh Financing to Deposit Ratio
(FDR) secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum
Syariah
Ha:β3≠0 :Diduga terdapat pengaruh Financing to Deposit Ratio
(FDR) secara parsial terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum
Syariah.
4. H0:β4=0 :Diduga tidak terdapat pengaruh Inflasi secara parsial
terhadap tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah.
Ha:β4≠0 :Diduga terdapat pengaruh Inflasi secara parsial terhadap
tingkat profitabilitas pada Bank Umum Syariah
5. H0:β1=β2=β3=β4=0 :Diduga tidak terdapat pengaruh pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
Inflasi secara simultan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank
Umum Syariah.
Ha:β1≠β2≠β3≠β4≠0 :Diduga terdapat pengaruh pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, Financing to Deposit Ratio (FDR), dan
Inflasi secara simultan terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank
Umum Syariah.
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini yang dijadikan objek penelitian adalah pada perbankan
syariah yang termasuk dalam bank umum syariah di Indonesia periode
2010-2014. Penelitian ini termasuk ke dalam kelompok data time series
dengan melihat dari dimensi waktu yang digunakan selama periode
penelitian yaitu lima tahun, dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kausal komparatif yaitu penelitian
yang menggambarkan hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih
(Indriantoro dan Supomo, 2002). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari
variabel indenpenden Mudharabah, Musyarakah, FDR, dan Inflasi serta
variabel dependen adalah Profitabilitas Bank Umum Syariah.
B. Metode Penentuan Sampel
Dalam penelitian ini metode penentuan sampel yang digunakan
adalah purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu (Noor, 2011:155). Adapun pertimbangan yang
dimaksud sebagai berikut:
1. Bank umum syariah yang telah berdiri selama kurang lebih 5
tahun
51
2. Bank umum syariah yang rutin dalam melakukan penyaluran
pembiayaan mudharabah dan musyarakah dengan 5 tahun waktu
pengamatan (pada tahun 2010-2014)
3. Bank umum syariah yang memiliki tingkat rasio keuangan bank
secara positif.
4. Bank umum syariah yang laporan keuangan nya sudah teraudit BI
5. Bank umum syariah yang sudah memiliki kantor kas serta outlet
yang sudah tersebar di Indonesia.
Tabel 3.1
Metode Pengambilan Sampel Penelitian
Sumber : Data diolah
C. Metode Pengumpulan Data
1. Data sekunder
Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang
diperoleh/dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau
No. Keterangan Jumlah
1. Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank
Indonesia
11
2. Bank Umum Syariah yang tidak rutin dalam
melakukan penyaluran pembiayaan
mudharabah dan musyarakah dalam 5 tahun
terakhir berturut-turut periode 2010-2014
(4)
3. a. Bank Umum Syariah yang memiliki
rasio keuangan secara positif dalam 5
tahun terakhir berturut-turut periode
2010-2014
b. Bank Umum Syariah yang laporan
keuangan sudah teraudit BI
c. Bank Umum Syariah yang memiliki
kantor kas serta kantor cabang yang
sudah tersebar di Indonesia
7
4. Total Sampel Akhir 7
52
yang diterbitkan atau dipublikasikan oleh berbagai instansi lain. Data
sekunder dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan bank
tahunan dan data tersebut berasal dari situs bank masing-masing. Dan
jenis data yang diambil berdasarkan time series, menggunakan deretan
waktu. Data yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
1. Bank Muamalat, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014)
2. Bank BRI Syariah, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014)
3. Bank BJB Syariah, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014)
4. Bank BNI Syariah, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014)
5. Bank Syariah Mandiri, laporan keuangan tahunan bank (2010-
2014)
6. Bank Syariah Bukopin, laporan keuangan tahunan bank (2010-
2014)
7. Bank BCA Syariah, laporan keuangan tahunan bank (2010-2014)
2. Riset kepustakaan
Riset kepustakan yaitu melakukan studi kepustakaan dengan
pengumpulan data yang dilengkapi dengan membaca dan mempelajari
serta menganalisis literatur yang berumber dari buku dan jurnal yang
berkaitan dengan penelitian ini. Terutama di lembaga pendidikan seperti
Univesitas Indonesia, Universitas Islam Negeri, Universitas Brawijaya,
dan sebagainya.
53
D. Metode Analisis Data
1. Pengujian Asumsi Klasik
Setelah mendapatkan model yang tepat untuk penelitian ini, hasil regresi
kemudian diuji untuk mengetahui apakah ada permasalahan
multicollinearity dan heteroscedasticity, sehingga hasil estimasi memenuhi
teorema Gauss-Markov Best Linear Unbiase Estimator (BLUE) (Gujarati,
2004) yaitu:
Best adalah β estimator yang memiliki varians minimum;
Linear artinya estimator α dan β memiliki nilai estimator;
Unbiased berarti nilai actual dari α dan β harus sama dengan nilai
sebenarnya;
Estimator artinya β sampel adalah estimator β dari populasi.
Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Gauss-Markov bahwa
estimator yang bersifat BLUE adalah :
1. Bersifat linear, merupakan sebuah fungsi linear atas sebuah variabel
random, seperti variabel dependen Y dalam suatu model regresi.
2. Bersifat tidak bias, artinya hasil nilai estimasi sesuai dengan nilai
sesungguhnya.
3. Bersifat efisien, artinya model yang linear dan tidak bias harus memiliki
varians yang minimum.
54
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak (Suliyanto 2011:67). Apabila sebaran data sudah berdistribusi
normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa
dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji
lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan,
tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas
sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu Chi-Square,
Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness Kurtosis. Pada
penelitian ini, Uji normalitas menggunakan jarque-bera yang bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen, variabel
independen maupun keduanya berdistribusi normal atau tidak. Model
yang baik adalah yang memiliki distribusi data yang normal. Pada
penelitian ini untuk menguji normalitas dalam persamaan regresi adalah
dengan dua cara:
a. Membandingkan statistik Jarque-Bera (JB) dengan nilai X2 tabel.
Jika nilai JB ≤ X2 tabel maka nilai residual terstandarisasi
dinyatakan berdistribusi normal.
b. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat kesalahan α = 0.05,
maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan
kata lain, data terdistribusi normal.
55
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas merupakan hubungan linier antara variabel
independen didalam regresi berganda. Ada beberapa metode untuk
mendeteksi ada tidaknya masalah multikolinieritas dalam suatu model
regresi berganda. multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat
kolerasi linier antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai
aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien kolerasi cukup tinggi
yaitu diatas 0,85 maka kita duga ada multikolinieritas dalam model.
Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga
model tidak mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu
kehati-hatian terutama pada data time series seringkali menunjukan
kolerasi antar variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini
terjadi karena data time series seringkali menunjukan unsur tren yaitu
data bergerak naik dan turun secara bersamaan (Agus Widarjono,
2010:75.77).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model
regresi yang tidak sama (konstan). Sebaliknya, jika varianmvariabel
pada model regresi memiliki nilai yang sama (konstan) maka disebut
dengan homoskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah
yang homoskedastisitas (Suliyanto, 2011:95). Dalam penelitian ini
peneliti akan menggunakan uji park untuk menguji masalah
heteroskedastisitas data.. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
56
heteroskedastisitas melalui Uji Park yaitu meregresi nilai logaritma dari
kuadrat residual terhadap variabel independen. Apabila probabilitas
signifikansi variabel independen lebih besar dari derajat kesalahan yaitu
5%, maka dalam model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau
terjadi homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi
kurang dari derajat kesalahan 5%, maka dalam model regresi ada
indikasi terjadi heteroskedastisitas (Winarno, 2009:5.12).
Dalam penelitian ini deteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas
dapat dilihat dengan menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan
dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.
Jika nilai signifikansi variabel independen diatas tingkat kepercayaan
5% maka model regresi dapat dikatakan tidak mengandung adanya
heterokedastisitas. Sebaliknya, jika nilai signifikansi variabel
independen berada dibawah tingkat kepercayaan 5% maka, model
regresi mengandung heterokedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi
maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson
57
(D-W), dengan tingkat kepercayaan = 5%. Apabila D-W terletak antara
-2 sampai +2 maka tidak ada autokorelasi (Santoso. 2002 : 219).
Pendapat lain untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi secara
umum bisa diambil patokan (Singgih, 2000:218):
1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi
3) Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif. Pendapat lain dari
Danang Sunyoto (2011:134) salah satu ukuran dalam menentukan
adanya tidaknya masalah autokolerasi adalah dengan uji Durbin
Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)
2) Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan =2
atau -2 < DW , +2
3) Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas +2 atau DW
> +2
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis
regresi berganda. Penggunaan regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui
secara terpisah (parsial) berbagai variabel independen yang ada (dalam hal
ini mudharabah, musyarakah, FDR, inflasi, dan ROE) tanpa ada pengaruh
unsur variabel lain.
Sedangkan pengujian hipotesis menggunakan alat analisis regresi
berganda. Selain dapat melihat pengaruh masing-masing variabel
58
independen, analisis regresi berganda dapat juga digunakan untuk melihat
sejauh mana pengaruh interaksi variabel independen terhadap variabel
dependen
Persamaan regresi linear berganda yang digunakan adalah sebagai
berikut:
𝐘 = 𝛃𝟎 + 𝛃𝟏𝐗𝟏 + 𝛃𝟐𝐗𝟐 + 𝛃𝟑𝐗𝟑 + 𝛃𝟒𝐗𝟒 + 𝛆
Keterangan:
Y : Profitabilitas dengan perhitungan Return on Equity (ROE)
β0 : Konstanta
X1 : Mudharabah
X2 : Musyarakah
X3 : FDR
X4 : Inflasi
β : Koefisien regresi
ε : Error term, yaitu tingkat kesalahan dalam penelitian
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji F untuk uji
simultan dan Uji t untuk uji parsial.
a. Uji Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh semua variabel
independen yang dimasukan dalam model regresi secara bersama-sama
terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05. Jika
59
nilai signifikan < 0.05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sebaliknya jika
signifikan > 0.05 maka H0 diterima dan Ha ditolak (Ghozali, 2006: 84).
b. Uji Parsial (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap
variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0.05, jika nilai
probability t lebih besar dari 0.05 maka ada pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006:84).
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk membuat presentase variasi
variabel independen terhadap variabel dependen serta seberapa besar
pengaruh dari faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian.
Jika nilai koefisien determinasi adalah 1 berarti kuatnya kemampuan
fluktuasi variabel dependen, sebaliknya jika nilainya mendekati angka 0,
maka semakin rendah kemampuan fluktuasi variabel dependen (Ghozali,
2006:83).
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai
(Indriantoro dan Supomo, 2002:61). Tipe-tipe variabel dalam penelitian ini
diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu variabel independen, variabel
intervening dan variabel dependen. Seluruh variabel dalam penelitian ini akan
diukur dengan indicator-indikator tertentu yang kemudian akan dijabarkan
dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Pengukuran variabel dalam penelitian ini
60
menggunakan skala pengukuran Likert atau Ordinal. Berikut ini adalah
operasionalisasi variabel yang akan diteliti, yaitu:
1. Variabel Dependent (Y)
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
profitabilitas (ROE) yaitu menunjukan kemampuan manajemen bank dalam
laba selama periode tertentu dan untuk mengetahui stabilitas yaitu
kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang
diukur kemampuan perusahaan membayar beban bunga atau hutangnya.
ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income (Kasmir,
2012:328). ROE dirumuskan sebagai berikut :
ROE = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙𝑥 100%
2. Variabel Independent (X)
Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Pembiayaan Mudharabah (X1)
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah
proses seseorang memukul kakinya dalam menjalankan usaha
(Antonio, 2010:95)
b. Pembiayaan Musyarakah (X2)
Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih
untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan
61
kontribusi dana (atau amal/enterptise) dengan kesepakatan bahwa
keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan
(Antonio, 2010:90).
c. FDR (X3)
Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih.
Dengan kata lain, dapat membayar kembali pencairan dana deposannya
pada saat ditagih serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah
diajukan (Kasmir, 2012:315).
d. Inflasi (X4)
Dalam ekonomi, inflasi memiliki pengertian suatu proses
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. dengan
kata lain, inflasi merupakan proses suatu peristiwa dan bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga (Rodoni & Ali, 2014:195)
62
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. PT Bank Muamalat Indonesia
a. Sejarah PT Bank Muamalat Indonesia
PT Bank Muamalat Indonesia Tbk didirikan pada 24 Rabius
Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI) dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan
operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan
dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-
Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank
Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara
silaturahmi peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh
tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam
modal senilai Rp 106 miliar
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan,
Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa.
Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank
syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa
maupun produk yang terus dikembangkan.
63
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic
Development Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi.
Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu
pemegang saham Bank Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara
tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan
sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun waktu
tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi
menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang
oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang
tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara
murni.
b. Visi dan Misi PT Bank Muamalat Indonesia
1) Visi PT Bank Muamalat Indonesia
"The Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with
Strong Regional Presence"
2) Misi PT Bank Muamalat Indonesia
Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan
berkesinambungan dengan penekanan pada semangat
kewirausahaan berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan
sumber daya manusia yang islami dan professional serta
orientasi investasi yang inovatif, untuk memaksimalkan nilai
kepada seluruh pemangku kepentingan.
64
2. PT Bank BRI Syariah
a. Sejarah Singkat PT Bank BRI Syariah
PT Bank BRI Syariah resmi beroperasi berdasarkan izin dari Bank
Indonesia pada anggal 16 Oktober 2008 melalui surat No.
10/67/KEP.GBI/DpG/2008. Pada tanggal 17 November 2008 PT Bank
BRI Syariah secara resmi beroperasi berdasarkan prinsip Syariah Islam.
Sejak saat ini, tanggal 17 November ditetapkan sebagai hari ulang tahun
PT Bank BRI Syariah. Berawal dari akuisisi PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan
setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008
melalui suratnya No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17
November 2008 PT Bank BRISyariah secara resmi beroperasi.
Kemudian PT Bank BRI Syariah merubah kegiatan usaha yang semula
beroperasional secara konvensional kemudian diubah menjadi kegiatan
perbankan berdasarkan prinsip Syariah Islam.
Aktivitas PT Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., untuk melebur ke dalam PT
Bank BRI Syariah (Proses Spin Off) yang berlaku efektif pada tanggal
1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir
selaku Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan
Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT Bank BRI Syariah.
65
Tiga tahun lebih PT Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima dan menawarkan
beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan prinsip syariah.
Berdasarkan perhitungan asset, saat ini PT Bank BRI Syariah
berhasil menduduki peringkat ketiga dalam kategori bank syariah.
Angka ini dilandasi oleh pesatnya pertumbuhan dari sisi aset, jumlah
pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada
segmen menengah bawah dan mikro, PT Bank BRI Syariah
menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai
ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT Bank BRI Syariah merintis
sinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah (KLS) dalam mengembangkan
bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat
dan kegiatan consumer berdasarkan prinsip syariah.
b. Visi dan Misi PT Bank BRI Syariah
1) Visi PT Bank BRI Syariah
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan
finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah
untuk kehidupan lebih bermakna
66
2) Misi PT Bank BRI Syariah
a) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam
kebutuhan finansial nasabah.
b) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
c) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan
pun dan dimana pun.
d) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas
hidup dan menghadirkan ketentraman pikiran.
3. PT Bank Jabar Banten Syariah
a. Sejarah PT Bank Jabar Banten Syariah
Pendirian bank bjb syariah diawali dengan pembentukan
Divisi/Unit Usaha Syariah oleh PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten Tbk. pada tanggal 20 Mei 2000, dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat Jawa Barat yang mulai tumbuh
keinginannya untuk menggunakan jasa perbankan syariah pada saat itu.
Setelah 10 (sepuluh) tahun operasional Divisi/Unit Usaha syariah,
manajemen PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten
Tbk. berpandangan bahwa untuk mempercepat pertumbuhan usaha
syariah serta mendukung program Bank Indonesia yang menghendaki
peningkatan share perbankan syariah, maka dengan persetujuan Rapat
Umum Pemegang Saham PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
67
dan Banten Tbk. diputuskan untuk menjadikan Divisi/Unit Usaha
Syariah menjadi Bank Umum Syariah.
Sebagai tindak lanjut keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. maka pada
tanggal 15 Januari 2010 didirikan bank bjb syariah berdasarkan Akta
Pendirian Nomor 4 yang dibuat oleh Notaris Fathiah Helmi dan telah
mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Nomor AHU.04317.AH.01.01 Tahun 2010 tanggal 26 Januari
2010.
Pada saat pendirian bank bjb syariah memiliki modal disetor
sebesar Rp.500.000.000.000 (lima ratus milyar rupiah), kepemilikan
saham bank bjb syariah dimiliki oleh PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten Tbk. dan PT Global Banten Development,
dengan komposisi PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten Tbk. sebesar Rp.495.000.000.000 (empat ratus sembilan puluh
lima milyar rupiah) dan PT Banten Global Development sebesar
Rp.5.000.000.000 (lima milyar rupiah).
Pada tanggal 6 Mei 2010 bank bjb syariah memulai usahanya,
setelah diperoleh Surat Ijin Usaha dari Bank Indonesia Nomor
12/629/DPbS tertanggal 30 April 2010, dengan terlebih dahulu
dilaksanakan cut off dari Divisi/Unit Usaha Syariah PT Bank
Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. yang menjadi cikal
bakal bank bjb syariah.
68
b. Visi dan Misi PT Bank Jabar Banten Syariah
1) Visi PT Bank Jabar Banten Syariah
Menjadi 5 Bank Umum Syariah terbesar, sehat dan
berkinerja baik di Indonesia.
2) Misi PT Bank Jabar Banten Syariah
a) Memberikan layanan perbankan syariah secara amanah dan
profesional.
b) Mendorong pertumbuhan perekonomian daerah melalui
peningkatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
c) Memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
4. PT Bank BNI Syariah
a. Sejarah Bank BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah dengan 3
(tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat mampu menjawab
kebutuhan masyarakat terhadap sistem perbankan yang lebih adil.
Dengan berlandaskan pada Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada
tanggal tanggal 29 April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS)
BNI dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan,
Jepara dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang
menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan
syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office channelling)
69
dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Di dalam pelaksanaan operasional perbankan, BNI Syariah
tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan
Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh
KH.Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian
dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor
12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai pemberian izin
usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di dalam Corporate Plan
UUS BNI tahun 2000 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer
dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana
pada tanggal 19 Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai
Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni 2010
tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang
kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU No.21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah
terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan
kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah juga
semakin meningkat.
70
b. Visi dan Misi PT Bank BNI Syariah
1) Visi PT Bank BNI Syariah
“Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul
dalam layanan dan kinerja”
2) Misi PT Bank BNI Syariah
a) Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli
pada kelestarian lingkungan.Mendorong pertumbuhan
perekonomian daerah melalui peningkatan Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah (UMKM).
b) Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa
perbankan syariah.
c) Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d) Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk
berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan
ibadah.
e) Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
5. PT Bank Syariah Mandiri
a. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Mandiri
Lahirnya Undang-undang No. 10 tahun 1998, tentang perubahan
atas Undang-undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan
November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi
tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-undang tersebut
71
memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau
dengan membuka cabang khusus syariah.
PT. Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara
dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999
dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger
sampai pada akhirnya memilih konversi menjadi bank syariah dengan
suntikan modal dari pemilik.
Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang
Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim dan Bapindo) ke dalam PT
Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan
PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank
Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Syariah Mandiri
(Persero).
PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung
sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila
Bakti menjadi bank syariah.langkah awal dengan merubah Anggaran
Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah
Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29
pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8
September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah
Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
72
Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah
memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi
kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila
Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober, Bank
Indonesia telah menyetujui perubahan nama PT Bank Susila Bakti
menjadi PT Bank Syariah Mandiri.
Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November
1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah
Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha
bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan
Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran
bank syariah dilingkungan PT BankMandiri (Persero).
PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang
mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang
melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai
rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah
Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia.
b. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri
1) Visi Bank Syariah Mandiri
“Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha”
73
2) Misi Bank Syariah Mandiri
a. Menciptakan suasana pasar perbankan syariah agar dapat
berkembangdengan mendorong terciptanya syarikat dagang yang
terkoordinasi dengan baik
b. Mencapai pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan
melaluisinergi dengan mitra strategis agar menjadi bank syariah
terkemuka diIndonesia yang mampu meningkatkan nilai bagi para
pemegang sahamdan memberikan kemaslahatan bagi masyarakat
luas.
c. Mempekerjakan pegawai yang profesional dan sepenuhnya
mengertioperasional perbankan syariah
d. Menunjukkan komitmen terhadap standar kinerja operasional
perbankandengan pemanfaatan teknologi mutakhir, serta
memegang teguh prinsip keadilan, keterbukaan dan kehati-hatian
e. Mengutamakan mobilisasi pendanaan dari golongan
masyarakatmenengah dan ritel, memperbesar portofolio
pembiayaan untuk skala menengah dan kecil, serta mendorong
terwujudnya manajemen zakat,infak dan shadaqah yang lebih
efektif sebagai cerminan kepedulian sosial
f. Meningkatkan permodalan sendiri dengan mengundang perbankan
lain,segenap lapisan masyarakat dan investor asing
74
6. PT Bank Syariah Bukopin
a. Sejarah PT Bank Syariah Bukopin
PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan)
sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula
masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank
Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank
Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap
sejak 2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia
yang sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional
didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor
102 tanggal 29 Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah
Surat Keputusan Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990
tanggal 31 Desember 1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2
(dua) Bank Pasar dan Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan
nama PT Bank Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan
operasi berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor
24/1/UPBD/PBD2/Smr tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin
Usaha Bank Umum dan Pemindahan Kantor Bank.
Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh
Organisasi Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank
Swansarindo Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia
yang memperoleh persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003
tanggal 24 Januari 2003 yang dituangkan ke dalam akta nomor 109
75
Tanggal 31 Januari 2003. Dalam perkembangannya kemudian PT
Bank Persyarikatan Indonesia melalui tambahan modal dan asistensi
oleh PT Bank Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 setelah
memperolah izin kegiatan usaha bank umum yang beroperasi
berdasarkan prinsip syariah melalui Surat Keputusan Gubernur Bank
Indonesia nomor 10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008
tentang Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank
Konvensional Menjadi Bank Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank
Persyarikatan Indonesia Menjadi PT Bank Syariah Bukopin dimana
secara resmi mulai efektif beroperasi tanggal 9 Desember 2008,
kegiatan operasional Perseroan secara resmi dibuka oleh Bapak M.
Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004 -2009.
Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan memiliki jaringan
kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11 (sebelas) Kantor
Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4 (empat) Kantor Kas, 1
(satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh enam) Kantor
Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB dengan
jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin.
b. Visi dan Misi PT Bank Syariah Bukopin
1) Visi PT Bank Syariah Bukopin
“Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik”
2) Misi PT Bank Syariah Bukopin
a. Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah
76
b. Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah
c. Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM
(Usaha Mikro Kecil & Menengah)
d. Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder
7. PT BCA Syariah
a. Sejarah PT BCA Syariah
Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat
dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat
mengenai ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi
kebutuhan nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta
Akuisisi No. 72 tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris
Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA)
mengakuisisi PT Bank Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang
nantinya menjadi PT. Bank BCA Syariah.
Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar
Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan
Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang
perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB
menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010.
Pada tanggal yang sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke
BCA Finance, sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997%
77
dimiliki oleh PT Bank Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh
PT BCA Finance.
Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional
menjadi bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank
Indonesia melalui Keputusan Gubernur BI No.
12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret 2010. Dengan
memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA Syariah
resmi beroperasi sebagai bank umum syariah.
b. Visi dan Misi PT BCA Syariah
1) Visi PT BCA Syariah
“Menjadi Bank Syariah Andalan dan Pilihan Masyarakat”
2) Misi PT BCA Syariah
a. Mengembangkan SDM dan infrastruktur yang handal sebagai
penyedia jasa keuangan syariah dalam rangka memahami
kebutuhan dan memberikan layanan yang lebih baik bagi
nasabah.Membentuk sumber daya insani yang profesional dan
amanah
b. Membangun institusi keuangan syariah yang unggul di bidang
penyelesaian pembayaran, penghimpunan dana dan
pembiayaan bagi nasabah perorangan, mikro, kecil dan
menengah.Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder
78
B. Analisis Deskriptif
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bank umum syariah yang
sudah berdiri kurang lebih 5 tahun sesuai dengan tahun pengamatan penelitian,
yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data penelitian diambil dari
masing-masing laporan keuangan yang di publikasikan oleh bank umum syaiah
tersebut. Adapun bank umum syariah yang terdaftar sampai dengan tahun 2014
sebanyak 11 BUS. Namun dari bank umum syariah yang memiliki laporan
keuangan lengkap dengan akad pembiayaan nya hanya 7 BUS, sehingga
memenuhi syarat untuk dijadikan objek penelitian, yaitu bank umum syariah
yang konsisten dengan akad pembiayaan aktif selama lima tahun masa
penelitian.
Bank umum syariah tersebut akan dilihat laporan keuangan akhir tahunan
masing-masing bank selama periode penelitian, yaitu lima tahun. Namun di
karenakan data yang tersedia hanya sampai tahun 2014, maka pengambilan data
tahunan yang digunakan hanya selama 5 tahun, yaitu dari tahun 2010 hingga
tahun 2014. Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, FDR, Inflasi, dan ROE
Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, FDR, ROE pertahun diperoleh dari
laporan keuangan tiap-tiap bank umum syariah. Inflasi diperoleh dari Badan
Pusat Statistik Indonesia. Sedangkan perkembangan bank umum syariah di
Indonesia diperoleh dari Bank Indonesia periode 2010 sampai dengan 2014.
Berikut ini adalah hasil dari uji deskriptif dari masing-masing variabel
dalam penelitian ini:
79
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
LNMUD LNMUS FDR (%) INFLASI (%) ROE (%)
Mean 19.99845 20.98889 88.29543 6.358000 11.65771
Median 19.89436 20.68922 89.70000 6.960000 9.980000
Maximum 22.24732 23.69622 103.6700 8.380000 29.16000
Minimum 16.37353 17.67249 68.93000 3.790000 0.240000
Std. Dev. 1.374091 1.454778 9.138290 1.992797 9.103108
Skewness -0.180031 0.085298 -0.337699 -0.241312 0.411560
Kurtosis 2.735066 2.373662 2.283048 1.267783 1.749998
Jarque-Bera 0.291426 0.614544 1.414851 4.715522 3.266715
Probability 0.864406 0.735450 0.492912 0.094632 0.195273
Sum 699.9459 734.6113 3090.340 222.5300 408.0200
Sum Sq. Dev. 64.19628 71.95688 2839.284 135.0222 2817.464
Observations 35 35 35 35 35
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah)
Statistik deskriptif di atas memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.
Dalam statistik deskriptif berisi tentang jumlah sampel yang diteliti, nilai mean,
median, maksimum, minimum standar deviasi. Berdasarkan tabel 4.1 nilai
observation menunjukkan banyaknya data yang digunakan dalam penelitian,
yaitu sebanyak 35 data, yang merupakan jumlah sampel selama periode
penelitian 2010 sampai dengan 2014. Data-data laporan keuangan bank umum
syariah sudah teraudit oleh Bank Indonesia.
Tabel 4.1 di atas menunjukkan nilai rata–rata Mudharabah
sebesar 19.99845 dengan standar deviasi sebesar 1.374091, nilai minimum
sebesar 16.37353 dan maksimum sebesar 22.24732. Variabel Musyarakah
menunjukkan nilai rata–rata sebesar 20.98889 dengan standar deviasi sebesar
1.454778, nilai minimum sebesar 17.67249 dan maksimum sebesar 23.69622.
Variabel FDR menunjukkan nilai rata–rata sebesar 88.29543 dengan standar
deviasi sebesar 9.138290, nilai minimum sebesar 68.93000 dan maksimum
80
sebesar 103.6700. Variabel Inflasi menunjukkan nilai rata–rata
sebesar 6.358000 dengan standar deviasi sebesar 1.992797, nilai minimum
sebesar 3.790000 dan maksimum sebesar 8.380000. sedangkan variabel ROE
menunjukkan nilai rata–rata sebesar 11.65771 dengan standar deviasi sebesar
9.103108, nilai minimum sebesar 0.240000 dan maksimum sebesar 29.16000.
C. Hasil dan Pembahasan
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda,
untuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft
Excel 2013, dan Eviews 8.0
1. Pengujian Dasar Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak (Suliyanto 2011:67). Apabila sebaran data sudah berdistribusi
normal, maka uji lanjut dengan menggunakan statistik parametrik bisa
dilakukan. Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji
lanjut dengan menggunakan statistik parametrik tidak bisa dilakukan,
tetapi menggunakan statistik non parametrik. Untuk menguji normalitas
sebaran data bisa dilakukan dengan empat cara, yaitu Chi-Square,
Lilifors dan Kormogorov Smirnov dan Skewness Kurtosis
Pada penelitian ini, Uji normalitas menggunakan
probabilitas. Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai derajat
81
kesalahan α = 0.05, maka penelitian ini tidak ada permasalahan
normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal.
Tabel 4.2
Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
-15 -10 -5 0 5 10 15
Series: Residuals
Sample 1 35
Observations 35
Mean 5.96e-16
Median 0.161915
Maximum 13.85649
Minimum -14.98280
Std. Dev. 7.177413
Skewness -0.106995
Kurtosis 2.571211
Jarque-Bera 0.334910
Probability 0.845815
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah)
Pada tabel 4.4 terlihat bahwa uji normalitas dengan nilai
prob= 0.8458 > 0.05, sehingga H0 diterima, yang berarti data
residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.
Pada penelitian ini, ada atau tidaknya multikolinieritas dapat
diketahui atau dilihat dari koefisien korelasi masing-masing variabel
bebas. Jika koefisien kolerasi diantara masing-masing variabel bebas
lebih besar dari 0,85 maka terjadi multikolinieritas (Agus
Widarjono,2010 : 77)
82
Multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier antara
variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar (rule
of thumb), jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka
kita duga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien
kolerasi kurang dari 0,85 maka kita duga model tidak mengandung
unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu diperhatikan terutama pada
data time series seringkali menunjukan kolerasi antar variabel
independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time
series seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan
turun secara bersamaan (Agus Widarjono, 2010:77).
Tabel 4.3
Uji Multikolinieritas
LNMUD LNMUS FDR INFLASI
LNMUD 1.000000 0.825665 0.378470 0.185998
LNMUS 0.825665 1.000000 0.331228 0.098431
FDR 0.378470 0.331228 1.000000 0.346508
INFLASI 0.185998 0.098431 0.346508 1.000000
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah)
Pada tabel 4.5 terlihat pada bahwa hasil perhitungan nilai
kolerasi menunjukkan semua variabel berada dibawah 0,85 yang
berarti tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah suatu kondisi dimana terjadi
ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data
yang homoskedastisitas. Homoskedastisitas adalah kesamaan varians
dalam model regresi. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
83
heteroskedastisitas melalui Uji Park yaitu meregresi nilai logaritma dari
kuadrat residual terhadap variabel independen. Apabila probabilitas
signifikansi variabel independen lebih besar dari α = 5%, maka dalam
model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas. Namun apabila probabilitas signifikansi kurang α =
5%, maka dalam model regresi ada indikasi terjadi heteroskedastisitas
(Winarno, 2009:5.12).
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 12/05/15 Time: 06:26
Sample: 1 35
Included observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.976755 11.96620 0.833744 0.4110
LNMUD 1.333832 1.004309 1.328109 0.1942
LNMUS -1.199727 0.928873 -1.291594 0.2064
FDR -0.045021 0.094124 -0.478317 0.6359
INFLASI -0.290588 0.408373 -0.711574 0.4822 R-squared 0.080391 Mean dependent var 5.647684
Adjusted R-squared -0.042223 S.D. dependent var 4.322129
S.E. of regression 4.412433 Akaike info criterion 5.938293
Sum squared resid 584.0869 Schwarz criterion 6.160486
Log likelihood -98.92013 Hannan-Quinn criter. 6.014994
F-statistic 0.655641 Durbin-Watson stat 1.337015
Prob(F-statistic) 0.627519
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah)
Dari hasil uji asumsi klasik diatas terlihat tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas. Hal ini karena probabilitas dari variabel
independen pada model ini tidak signifikan yaitu berada diatas 0,05
84
d. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi adanya autokorelasi, dalam penelitian ini
menggunakan uji Durbin-Watson. Uji D-W merupakan salah satu uji
yang banyak dipakai untuk mengetahui ada tidaknya otokorelasi
(Winarno, 2009:5.27).
Untuk mendeteksi tentang uji autokorelasi secara umum bisa
diambil patokan (Singgih, 2000:218):
1) Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif
2) Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak autokorelasi
3) Angka D-W diatas +2, berarti ada korelasi negatif.
Autokolerasi terjadi ketika kesalahan pengganggunya saling
kolerasi satu sama lainnya. Uji autokolerasi ini digunakan untuk
mengetahui apakah dalam model regresi linier ada kolerasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-
1 (sebelumnya). Jika terjadi kolerasi maka dinamakan ada problema
autokolerasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson
(DW).
Pendapat lain dari Danang Sunyoto (2011:134) salah satu ukuran
dalam menentukan adanya tidaknya masalah autokolerasi adalah
dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Terjadi autokolerasi positif jika nilai DW dibawah -2 (DW < -2)
2) Tidak terjadi autokolerasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan
= 2 atau -2 < DW , +2
85
3) Terjadi autokolerasi negatif jika nilai DW berada diatas +2 atau
DW > +2
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.566505 Prob. F(2,28) 0.0947
Obs*R-squared 5.422247 Prob. Chi-Square(2) 0.0665
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/05/15 Time: 06:26
Sample: 1 35
Included observations: 35
Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNMUD -0.677609 1.694418 -0.399906 0.6923
LNMUS -0.237897 1.535630 -0.154918 0.8780
FDR 0.201469 0.178833 1.126578 0.2695
INFLASI -0.466879 0.704646 -0.662572 0.5130
C 3.682532 19.99730 0.184152 0.8552
RESID(-1) 0.278520 0.194223 1.434024 0.1626
RESID(-2) 0.312650 0.194690 1.605885 0.1195 R-squared 0.154921 Mean dependent var 5.96E-16
Adjusted R-squared -0.026167 S.D. dependent var 7.177413
S.E. of regression 7.270712 Akaike info criterion 6.982442
Sum squared resid 1480.171 Schwarz criterion 7.293512
Log likelihood -115.1927 Hannan-Quinn criter. 7.089823
F-statistic 0.855502 Durbin-Watson stat 1.882784
Prob(F-statistic) 0.539005
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah)
Dari hasil uji asumsi klasik diatas terlihat tidak terjadi gejala
autokorelasi. Hal ini karena nilai Durbin Watson adalah sebesar
1.882784. maka dapat dilihat nilai Durbin Watson adalah -2 <
1.882784 < 2, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik
secara positif maupun negatif.
86
2. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Persamaan
regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients berdasarkan output SPSS
versi 22 terhadap keempat variabel independen yaitu cash flow, investment
opportunity set, leverage, dan capital expenditure terhadap cash holding.
Hasil analisis regresi ditunjukkan pada tabel 4.10 di bawah ini:
Tabel 4.6
Hasil Analisis Regresi
Dependent Variable: ROE
Method: Least Squares
Date: 12/05/15 Time: 06:25
Sample: 1 35
Included observations: 35
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNMUD 6.474669 1.739146 3.722901 0.0008
LNMUS -3.370818 1.608515 -2.095609 0.0447
FDR -0.092267 0.162993 -0.566079 0.5756
INFLASI -1.338941 0.707173 -1.893372 0.0680
C -30.41618 20.72168 -1.467843 0.1526 R-squared 0.378335 Mean dependent var 11.65771
Adjusted R-squared 0.295446 S.D. dependent var 9.103108
S.E. of regression 7.640940 Akaike info criterion 7.036482
Sum squared resid 1751.519 Schwarz criterion 7.258674
Log likelihood -118.1384 Hannan-Quinn criter. 7.113183
F-statistic 4.564374 Durbin-Watson stat 1.481462
Prob(F-statistic) 0.005343
Sumber : Output Eviews 8.0 (data diolah)
Dari tabel 4.6 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk
mengetahui pengaruh mudharabah, musyarakah, FDR, dan inflasi terhadap
profitabilitas (ROE) sebagai berikut:
87
𝐑𝐎𝐄 = −𝟑𝟎, 𝟒𝟏𝟔𝟏𝟖 + 𝟔, 𝟒𝟕𝟒𝟔𝟔𝟗𝐦𝐮𝐝 − 𝟑, 𝟑𝟕𝟎𝟖𝟏𝟖𝐦𝐮𝐬 − 𝟎, 𝟎𝟗𝟐𝟐𝟔𝟕𝐟𝐝𝐫 − 𝟏, 𝟑𝟑𝟖𝟗𝟒𝟏𝐢𝐧𝐟
Berdasarkan persamaan regresi linear berganda di atas, dapat dilihat
nilai konstanta sebesar -30,41618 yang berarti jika Mudharabah (X1),
Musyarakah (X2), FDR (X3), dan Inflasi (X4) bernilai nol atau konstan maka
ROE (Y) nilainya -30,41618. Apabila koefisien regresi mudharabah (X1)
adalah sebesar 6.474669 yang menunjukkan bahwa jika nilai mudharabah
mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah) maka akan menaikkan
profitabilitas sebesar 6.474669% dengan asumsi bahwa variabel lain
bernilai konstan atau tetap. Apabila koefisien regresi musyarakah (X2)
adalah sebesar -3.370818 yang menunjukkan bahwa jika nilai musyarakah
mengalami kenaikan sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah) maka akan menurunkan
profitabilitas sebesar -3.370818% dengan asumsi bahwa variabel lain
bernilai konstan atau tetap. Apabila koefisien regresi FDR (X3) adalah
sebesar -0.092267 yang menunjukkan bahwa jika nilai FDR mengalami
kenaikan sebesar Rp. 1 (Satu Rupiah) maka akan menurunkan profitabilitas
sebesar -0.092267% dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan
atau tetap. Apabila koefisien regresi inflasi (X4) adalah sebesar -1.338941
yang menunjukkan bahwa jika nilai inflasi mengalami kenaikan sebesar Rp.
1 (Satu Rupiah) maka akan menurunkan profitabilitas sebesar -1.338941%
dengan asumsi bahwa variabel lain bernilai konstan atau tetap
88
3. Uji Hipotesis
a. Uji Statistik F
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel
independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen. Atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi variabel dependen atau tidak.
Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji
pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat,
maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit.
Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini
akan masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit.
Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung
dengan F tabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel.
Apabila nilai probabilitas < 0,05 maka tolak H0 dan dapat disimpulkan
bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel
dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0,05, maka terima H0 dan
dapat disimpulkan bahwa tidak ada variabel independen yang
mempengaruhi variabel dependennya. Berikut hasil uji hipotesis
secara simultan menggunakan uji F:
89
Tabel 4.7
Hasil Uji F
Dependent Variable: ROE
Method: Least Squares
Date: 12/05/15 Time: 06:25
Sample: 1 35
Included observations: 35
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNMUD 6.474669 1.739146 3.722901 0.0008
LNMUS -3.370818 1.608515 -2.095609 0.0447
FDR -0.092267 0.162993 -0.566079 0.5756
INFLASI -1.338941 0.707173 -1.893372 0.0680
C -30.41618 20.72168 -1.467843 0.1526 R-squared 0.378335 Mean dependent var 11.65771
Adjusted R-squared 0.295446 S.D. dependent var 9.103108
S.E. of regression 7.640940 Akaike info criterion 7.036482
Sum squared resid 1751.519 Schwarz criterion 7.258674
Log likelihood -118.1384 Hannan-Quinn criter. 7.113183
F-statistic 4.564374 Durbin-Watson stat 1.481462
Prob(F-statistic) 0.005343
Sumber: Output Eviews 8.0 (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, nilai Fhitung sebesar 4.564374
dengan tingkat signifikansi 0.005343. Karena tingkat signifikansi
lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa Mudharabah, Musyarakah, FDR, dan Inflasi
secara simultan berpengaruh terhadap Profitabilitas (ROE).
b. Uji Statistik t
Setelah melakukan uji koefisien regresi secara keseluruhan, maka
langkah selanjutnya adalah menghitung koefisien regresi secara
individu atau uji t. Uji t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
pengaruh masing-masing variabel independen secara individual
(parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0,05. Apabila probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka
90
hasilnya terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual
terhadap variabel dependen.
Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung
> t tabel, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel
independen berpengaruh terhadap variabel dependennya. Apabila
nilai t hitung < t tabel, maka terima H0 dan dapat disimpulkan bahwa
variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependennya.
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut:
Tabel 4.8
Hasil Uji t
Dependent Variable: ROE
Method: Least Squares
Date: 12/05/15 Time: 06:25
Sample: 1 35
Included observations: 35
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNMUD 6.474669 1.739146 3.722901 0.0008
LNMUS -3.370818 1.608515 -2.095609 0.0447
FDR -0.092267 0.162993 -0.566079 0.5756
INFLASI -1.338941 0.707173 -1.893372 0.0680
C -30.41618 20.72168 -1.467843 0.1526 R-squared 0.378335 Mean dependent var 11.65771
Adjusted R-squared 0.295446 S.D. dependent var 9.103108
S.E. of regression 7.640940 Akaike info criterion 7.036482
Sum squared resid 1751.519 Schwarz criterion 7.258674
Log likelihood -118.1384 Hannan-Quinn criter. 7.113183
F-statistic 4.564374 Durbin-Watson stat 1.481462
Prob(F-statistic) 0.005343
Sumber: Output Eviews 8.0 (data diolah)
91
Dari hasil regresi uji t di atas terlihat bahwa Mudharabah
menunjukkan hubungan positif terhadap profitabilitas bank umum
syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik) Mudharabah
sebesar 3.722901 > nilai t tabel sebesar 2,042 dengan probabilitas
0.0008 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti bahwa
variabel Mudharabah secara parsial berpengaruh positif terhadap
profitabilitas.
Variabel Musyarakah pada uji ini terlihat bahwa
Musyarakah menunjukkan hubungan negatif terhadap profitabilitas
bank umum syariah. Dengan melihat nilai t hitung (t-statistik)
Musyarakah sebesar --2.095609 < nilai t tabel sebesar 2,042 dengan
probabilitas 0.0447 yang berati lebih kecil dari nilai α= 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti
bahwa variabel musyarakah secara parsial berpengaruh negatif
terhadap profitabilitas.
Variabel FDR (Financing to Deposit Ratio) pada uji ini
dengan nilai t hitung (t-statistik) FDR sebesar -0.566079 < nilai t tabel
sebesar 2,042 dengan probabilitas 0.5756 lebih besar dari nilai α=
0,05, maka dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang
berarti bahwa variabel FDR secara parsial tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
92
Variabel inflasi pada uji ini dengan nilai t hitung (t-statistik)
inflasi sebesar -1.893372 < nilai t tabel sebesar 2,042 dengan
probabilitas 0.0680 lebih besar dari nilai α= 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti bahwa
variabel inflasi secara parsial tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi atau R Square (R2) merupakan
besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan
variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel
terikatnya. Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias
terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi
di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah
pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R2 meskipun
variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan
tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah
disesuaikan. Berikut adalah hasil uji Adjusted R Square pada :
93
Tabel 4.9
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
Dependent Variable: ROE
Method: Least Squares
Date: 12/05/15 Time: 06:25
Sample: 1 35
Included observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNMUD 6.474669 1.739146 3.722901 0.0008
LNMUS -3.370818 1.608515 -2.095609 0.0447
FDR -0.092267 0.162993 -0.566079 0.5756
INFLASI -1.338941 0.707173 -1.893372 0.0680
C -30.41618 20.72168 -1.467843 0.1526 R-squared 0.378335 Mean dependent var 11.65771
Adjusted R-squared 0.295446 S.D. dependent var 9.103108
S.E. of regression 7.640940 Akaike info criterion 7.036482
Sum squared resid 1751.519 Schwarz criterion 7.258674
Log likelihood -118.1384 Hannan-Quinn criter. 7.113183
F-statistic 4.564374 Durbin-Watson stat 1.481462
Prob(F-statistic) 0.005343
Sumber: Output Eviews 8.0 (data diolah)
Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa nilai Adjusted R-Square sebesar
0.378335 yang menunjukan bahwa kemampuan variabel independen
(murabahah,musyarakah,fdr,inflasi) dalam menjelaskan variabel
dependen (profitabilitas/roe) adalah sebesar 37,8335%, sisanya sebesar
8,2889% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model
ini.
D. Interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis diatas, dapat diuraikan bahwa dari empat
variabel yang diteliti ada dua variabel yang berpengaruh dan dua variabel yang
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas dengan pengukuran Return on Equity
(ROE). Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut:
94
1. Pembiayaan Mudharabah terhadap Profitabilitas
Dari hasil regresi uji t di atas terlihat baik karena apabila pembiayaan
mudharabah meningkat maka akan meningkatkan ROE sesuai dengan teori
Sundjaja (2003) yang menyatakan bahwa semakin besar ROE berarti
semakin cepat pula tingkat pengembalian modal perusahaan. Hal ini
didukung dengan penelitian Satriawan dkk (2012) menyatakan adanya
hubungan positif antara pembiayaan mudharabah terhadap ROE. Hasil
penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian dari Permata dkk (2014)
yang menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah berpengaruh negatif
terhadap ROE.
Pengaruh positif yang ditunjukkan oleh mudharabah
mengindikasikan bahwa semakin tinggi jumlah pembiayaan mudharabah
yang dihimpun oleh bank maka akan meningkatkan profitabilitas bank.
2. Pembiayaan Musyarakah terhadap Profitabilitas
Dari hasil regresi uji t di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi
pembiayaan musyarakah kepada nasabah maka ROE yang dihasilkan
rendah. Penyebab dari hubungan negatif antara pembiayaan musyarakah
pertama nasabah yang telah mendapatkan pembiayaan musyarakah dari
bank belum tentu mengembalikan dana yang didapat dari bank pada tahun
yang sama, kemudian belum tentu bank sepenuhnya menjadi partner bisnis
dalam melakukan usaha dengan nasabah. Hasil penelitian ini didukung oleh
Rachmawati (2013) yang menyatakan bahwa Musyarakah terdapat
95
pengaruh negatif signifikan terhadap ROE. Hasil penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian dari Satriawan dkk (2012) dan Permata dkk
(2014) yang menunjukkan bahwa pembiayaan musyarakah berpengaruh
positif terhadap ROE. Hal ini dapat dilihat dari pembagian penyertaan
modal yang dibagi oleh masing-masing pihak, sehingga resiko yang diambil
tidak besar, meskipun keuntungan yang didapatkan dibagi dua.
Adanya pengaruh pembiayaan musyarakah terhadap profitabilitas,
dimana pembiayaan musyarakah dari bank belum tentu mengembalikan
dana yang diperoleh dari bank pada tahun yang sama, kemudian belum tentu
bank sepenuhnya menjadi partner bisnis dalam melakukan usaha dengan
nasabah. Disamping itu masih ada pembiayaan lain yang digunakan oleh
bank umum syariah. Akibatnya profitabilitas bank akan mengalami
perubahan.
3. FDR terhadap Profitabilitas
Dari hasil regresi uji t di atas menunjukkan bahwa semakin tinggi
FDR maka tidak akan mengalami perubahan terhadap ROE. Hasil penelitian
ini didukung oleh Rahim dan Irpa (2008) yang menyatakan bahwa FDR
tidak berpengaruh terhadap ROE. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Rafelia dan Ardiyanto (2013) menyatakan bahwa
semakin besar FDR maka akan menunjukkan semakin efisien bank dalam
menjalankan aktifitas usahanya, sehingga hal ini akan meningkatkan tingkat
ROE bank. FDR mencerminkan kemampuan bank dalam menyalurkan dana
pihak ketiga pada kreditnya. Nilai positif yang ditunjukkan FDR memberi
96
pengertian bahwa semakin besar FDR maka akan menunjukkan semakin
efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya.
4. Inflasi terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah
Dari hasil regresi uji t di atas mengindikasikan bahwa semakin besar
nilai inflasi, maka nilai ROE tidak akan mengalami perubahan. Hal ini
dikarenakan sistem pada umumnya Bank Umum Syariah tidak menganut
sistem bunga dalam operasionalnya, sehingga uang yang dikelola tidak
menganut sistem bunga, dan tidak akan mengalami gejolak apabila
mengalami inflasi seperti halnya bank konvensional. Hal ini sesuai dengan
penelitian Osamwonyi dan Michael (2014) yang menyatakan inflasi tidak
berpengaruh terhadap ROE.
97
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
oleh penulis, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Hasil uji parsial (uji-t), bahwa variabel jumlah pembiayaan mudharabah,
berpengaruh positif, sedangkan pembiayaan musyarakah berpengaruh
negatif, namun Financing To Deposit Ratio (FDR) dan inflasi tidak
berpengaruh terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah yang terdaftar di
Bank Indonesia periode 2010-2014
2. Hasil uji simultan atau serempak (Uji F) menunjukkan bahwa setiap variabel
independen (Jumlah Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Financing To
Deposit Ratio (FDR), dan Inflasi secara bersamaan berpengaruh terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah periode 2010-2014.
B. Saran
Saran untuk penelitian pendatang yaitu :
1. Penelitian ini menggunakan variabel pembiayaan mudharabah,
musyarakah, FDR, dan Inflasi. Dengan demikian, penelitian yang akan
datang dapat menguji variabel-variabel lain yang juga berpengaruh terhadap
profitabilitas, seperti jumlah deposito mudharabah, musyarakah, serta
variabel rasio keuangan dan faktor internal bank lainnya yang lebih
beragam.
98
2. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel Bank Umum Syariah di
Indonesia. Untuk itu penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan
pengujian pada Unit Usaha Syariah di Indonesia.
3. Dapam penelitian ini, peneliti menggunakan periode tahun 2010-2014
berjangka 5 tahun. Disarankan untuk mendapatkan hasil yang lebih objektif
dan lebih baik, penelitian selanjutnya lebih menambah periode tahun yang
lebih banyak.
4. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis regresi
berganda atau bisa disebut juga dengan metode estimasi least square. Untuk
penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan alat analisis berbeda untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik.
99
DAFTAR PUSTAKA
Alim, Syahirul. Analisis Pengaruh Inflasi dan BI Rate terhadap Profitabilitas Bank
Syariah di Indonesia. Modenisasi. Vol. 10 No.3, Oktober 2014
Ascarya.“Akad & Produk Bank Syariah”. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2011.
Azwar Karim, Adiwarman. “Bank Islam, Analisis Fiqih dan Keuangan”. Rajawali
Pers. Jakarta. 2013.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”. Gema
Insani: Jakarta. 2001
Arifin, Zainul. “Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah”. AlvaBet : Jakarta. 2002
Bank Indonesia,1992, UU No. 7 tahun 1992, tentang Perbankan, Jakarta.
____________, 1998, UU No. 10 tahun 1998, tentang perubahan terhadap
UU No. 7 tahun 1992, Jakarta.
Case, karl E. & Fair, Ray C. Prinsip-Prinsip Ekonomi. Edisi 8 Erlangga; Jakarta.
2007.
Chun Hong, Siew & Abdul Razak, Shaikh Hamzah The Impact of Nominal GDP
and Inflation on the Financial Perfomance of Islamic Banks in Malaysia.
Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, Vol. 11 No. 1, Jan-
March 2015
Dwijayanthy, Febrina. “Analisis Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan Nilai Tukar Mata
Uang terhadap Profitabilitas Bank Periode 2003-2007”. Karisma. Vol 3.
No. 2.2009.
Dewan Syariah Nasional MUI. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. MUI,
Jakarta, 2003.
100
Fahmi, Irham. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Alfabeta. Bandung. 2013
Fahrul, Fauzan, Arfan M., & Darwanis. “Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan
Musyarakah Dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Tingkat Profitabilitas
Bank Syariah”. Jurnal Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala,
2012.
Ghozali, Imam. “Statistik Nonparametrik”. Badan Penerbit UNDIP. Semarang.
2006
Horne, J. C. V., Wachowicz, J. M. “Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan”. Buku
1 Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat. 2005
Kasmir. “Manajemen Perbankan”. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2012
--------- “Pengantar Manajemen Keuangan”. Kencana. Jakarta. 2010
Martono. “Bank dan Lembaga Keuangan Lain”. Ekonisia. Yogyakarta. 2010
Moeljadi. “Manajemen Keuangan”. Bayumedia. Malang. 2006
Muhammad, “Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank Syariah”. Rajawali
Pers. Jakarta. 2008.
---------------, “Manajemen Pembiayaan Bank Syariah”. UPP AMP YKPN.
Yogyakarta. 2005.
Nachrowi, Djalal Nachrowi, Hardius Usman. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan, Lembaga Penerbit
Universitas Indonesia. Jakarta. 2006.
101
Ningtian, Irianti Yuni, Saifi M., dan Husaini, Achmad. “Analisis Perbandingan
Antara Rasio Keuangan Dan Metode Economic Value Added (Eva)
Sebagai Pengukur Kinerja Keuangan Perusahaan” Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB) Vol. 9, No. 2, 2014
Noor, Juliansyah. “Metodologi Penelitian”. Kencana Prenada Media Group.
Jakarta. 2012
Osamwonyi, Ifuero Osad & Michael, Chijuka Ify. “The Impact of Macroeconomic
Variabels on the Profitability of Listed Commercial Bank in Nigeria”
European Journal of Accounting Auditing and Finance Research Vol. 2, No.
10, pp.85-95. December 2014
Permata, Russely Inti Dwi, Yaningwati, Fransisca, dan Z.A Zahroh. “Analisis
Pengaruh Pembiayaan Mudharabah Dan Musyarakah Terhadap
Tingkat Profitabilitas (Return On Equity)” Jurnal Administrasi Bisnis
(JAB) Vol. 12, No. 1, 2014
Perwataatmadja, Karnaen & Antonio, M Syafi’i. “Apa & Bagaimana Bank
Islam”. Dana Bhakti Wakaf. Yogyakarta. 1999.
Rafelia, Thyas & Ardiyanto, Didik. Pengaruh CAR, FDR, NPF, dan BOPO
terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Dipenogoro Journal of
Accounting. Vol. 1, No. 1, 2013
Rahim, Rida & Irpa, Yuma. “Analisa Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas
pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jurnal Bisnis &
Manajemen Vol. 4, No. 3, 2008
Riyadi, Selamet. “Banking Assets and Liability Management”. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006
Rodoni, Ahmad & Ali, Herni. “Manajemen Keuangan Modern” Mitra Wacana
Media. Jakarta. 2014
102
Satriawan, Aditya & Arifin, Zainul. Analisis Profitabilitas dari Pembiayaan
Mudharabah, Musyarakah, dan Murabahah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia. Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi. Vol. 12,
No. 1 April 2012
Singgih, Santoso. “Buku Latihan SPSS Parametrik”. Elex Media Komputindo.
Jakarta, 2000.
Subramanyam & John J. Wild. Analisis Laporan Keuangan. Salemba Empat,
Jakarta, 2010.
Sukirno, Sadono. “Makroekonomi Teori Pengantar” Raja Grafindo Persada.
Jakarta. 2004
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS”. Penerbit
Andi, Yogyakarta. 2009
Sundjaja, Ridwan. S, dan Berlian, Inge, Manajemen Keuangan 1, PT.Intan
Sejati. Klaten. 2003
Widarjono, Agus. “Analisa Statistika Multivariat Terapan”, Cetakan Pertama, UPP
STIM YKPN, Yogyakarta. 2010.
Winarno, Wing Wahyu. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi
Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011.
Yanita Sahara, Ayu. 2013. “Analisis Pengaruh Inflasi, Suku Bunga BI, dan
Produk Domestik Bruto Terhadap Return on Asset (ROA) Bank Syariah
di Indonesia”. Jurnal Ilmu Manajemen Vol. 1 No. 1. 2013
Data Statistik Perkembangan Perbankan Syariah, data diakses pada 28 Juni 2015
dari http://www.bi.go.id/id/statistik/perbankan/syariah/Default.aspx
103
Data Statistik Perkembangan Mudharabah, data di akses pada 28 Juni 2015
dari http://www.bapepam.go.id/syariah/fatwa/pdf/
Data Statistik Perkembangan Musyarakah, data di akses pada 28 Juni 2015
dari http://www.bapepam.go.id/syariah/fatwa/pdf/
Data produk-produk bank syariah, data di akses pada 28 Juni 2015 dari
http://www.mozaikislam.com/194/produk-produk-bank-syariah.htm
Data Statistik Inflasi di Indonesia, data di akses pada 20 Oktober 2015 dari
http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/907
Data Bank Syariah Mandiri, data diakses pada 20 September 2015
http://www.syariahmandiri.co.id
Data Bank Muamalat Indonesia, data diakses pada 28 Oktober 2015
http://www.bankmuamalat.co.id
Data Bank Syariah Bukopin, data diakses pada 28 Oktober 2015
http://www.syariahbukopin.co.id
Data Bank BRI Syariah, di akses pada 28 Oktober 2015 http://www.brisyariah.co.id
Data Bank BNI Syariah, di akses pada 28 Oktober 2015
http://www.bnisyariah.co.id
Data Bank Jabar Banten Syariah, di akses pada http://www.bjbsyariah.co.id
Data Bank BCA Syariah, di akses pada 28 Oktober 2015
http://www.bcasyariah.co.id
104
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Penelitian
NO KODE TAHUN LNMUD LNMUS
FDR (%) INFLASI (%) ROE (%)
1 BMUA 2010 21.03408 22.51153 91.52 6.96 17.78
1 BMUA 2011 21.12759 22.82457 85.18 3.79 20.79
1 BMUA 2012 21.40918 23.27426 94.15 4.30 29.16
1 BMUA 2013 21.49809 23.60560 99.99 8.38 11.41
1 BMUA 2014 21.26769 23.69622 84.14 8.36 2.13
2 BRIS 2010 19.77503 20.64245 91.23 6.96 1.28
2 BRIS 2011 20.20988 20.83960 93.34 3.79 1.52
2 BRIS 2012 20.57157 21.27590 102.77 4.30 9.98
2 BRIS 2013 20.65786 21.83299 103.67 8.38 14.81
2 BRIS 2014 20.59123 22.11089 95.14 8.36 0.24
3 BJBS 2010 19.11137 19.02507 71.54 6.96 24.95
3 BJBS 2011 19.02507 19.58895 72.95 3.79 21.00
3 BJBS 2012 19.27993 20.57210 74.09 4.30 25.02
3 BJBS 2013 19.89436 19.27993 96.47 8.38 24.48
3 BJBS 2014 19.91699 19.36122 93.18 8.36 19.10
4 BNIS 2010 18.23677 20.20334 68.93 6.96 3.25
4 BNIS 2011 18.30844 20.56773 78.60 3.79 6.63
4 BNIS 2012 19.47522 20.68922 84.99 4.30 10.18
4 BNIS 2013 20.37967 20.78067 97.86 8.38 11.73
4 BNIS 2014 20.73982 21.06331 92.58 8.36 13.98
5 BSMA 2010 22.15206 22.16341 82.54 6.96 25.05
5 BSMA 2011 22.24732 22.35489 86.03 3.79 24.24
5 BSMA 2012 22.14914 22.52317 94.40 4.30 25.05
5 BSMA 2013 22.03260 22.67611 89.37 8.38 15.34
5 BSMA 2014 21.82396 22.71535 82.13 8.36 1.49
6 BSMA 2010 18.60126 19.85994 99.15 6.96 9.65
6 BSMA 2011 19.20894 19.84131 83.54 3.79 6.19
6 BSMA 2012 19.08474 20.28630 91.98 4.30 7.32
6 BSMA 2013 19.21867 20.56074 100.29 8.38 7.63
6 BSMA 2014 19.39337 20.87962 92.89 8.36 2.44
7 BCAS 2010 18.33158 17.67249 77.90 6.96 1.90
7 BCAS 2011 16.37353 19.08221 78.80 3.79 2.30
7 BCAS 2012 18.64193 19.64333 79.90 4.30 2.80
7 BCAS 2013 19.12312 20.09317 89.70 8.38 4.30
7 BCAS 2014 19.05382 20.51368 89.40 8.36 2.90
105
Lampiran 2
Deskriptif Statistik
LNMUD LNMUS FDR (%) INFLASI (%) ROE (%)
Mean 19.99845 20.98889 88.29543 6.358000 11.65771
Median 19.89436 20.68922 89.70000 6.960000 9.980000
Maximum 22.24732 23.69622 103.6700 8.380000 29.16000
Minimum 16.37353 17.67249 68.93000 3.790000 0.240000
Std. Dev. 1.374091 1.454778 9.138290 1.992797 9.103108
Skewness -0.180031 0.085298 -0.337699 -0.241312 0.411560
Kurtosis 2.735066 2.373662 2.283048 1.267783 1.749998
Jarque-Bera 0.291426 0.614544 1.414851 4.715522 3.266715
Probability 0.864406 0.735450 0.492912 0.094632 0.195273
Sum 699.9459 734.6113 3090.340 222.5300 408.0200
Sum Sq. Dev. 64.19628 71.95688 2839.284 135.0222 2817.464
Observations 35 35 35 35 35
Lampiran 3: Output Hasil Pengujian
Estimation Command: ========================= LS ROE LNMUD LNMUS FDR INFLASI C Estimation Equation: ========================= ROE = C(1)*LNMUD + C(2)*LNMUS + C(3)*FDR + C(4)*INFLASI + C(5) Substituted Coefficients: ========================= ROE = 6.47466887274*LNMUD - 3.37081785809*LNMUS - 0.092266943738*FDR - 1.33894067037*INFLASI - 30.4161832483
106
-20
-10
0
10
20
-10
0
10
20
30
5 10 15 20 25 30 35
Residual Actual Fitted
Uji Normalitas
0
1
2
3
4
5
6
7
-15 -10 -5 0 5 10 15
Series: Residuals
Sample 1 35
Observations 35
Mean 5.96e-16
Median 0.161915
Maximum 13.85649
Minimum -14.98280
Std. Dev. 7.177413
Skewness -0.106995
Kurtosis 2.571211
Jarque-Bera 0.334910
Probability 0.845815
Uji Multikolinieritas
LNMUD LNMUS FDR INFLASI
LNMUD 1.000000 0.825665 0.378470 0.185998
LNMUS 0.825665 1.000000 0.331228 0.098431
FDR 0.378470 0.331228 1.000000 0.346508
INFLASI 0.185998 0.098431 0.346508 1.000000
107
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 0.655641 Prob. F(4,30) 0.6275
Obs*R-squared 2.813690 Prob. Chi-Square(4) 0.5895
Scaled explained SS 2.406732 Prob. Chi-Square(4) 0.6614
Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 12/05/15 Time: 06:26
Sample: 1 35
Included observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 9.976755 11.96620 0.833744 0.4110
LNMUD 1.333832 1.004309 1.328109 0.1942
LNMUS -1.199727 0.928873 -1.291594 0.2064
FDR -0.045021 0.094124 -0.478317 0.6359
INFLASI -0.290588 0.408373 -0.711574 0.4822 R-squared 0.080391 Mean dependent var 5.647684
Adjusted R-squared -0.042223 S.D. dependent var 4.322129
S.E. of regression 4.412433 Akaike info criterion 5.938293
Sum squared resid 584.0869 Schwarz criterion 6.160486
Log likelihood -98.92013 Hannan-Quinn criter. 6.014994
F-statistic 0.655641 Durbin-Watson stat 1.337015
Prob(F-statistic) 0.627519
108
Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 2.566505 Prob. F(2,28) 0.0947
Obs*R-squared 5.422247 Prob. Chi-Square(2) 0.0665
Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/05/15 Time: 06:26
Sample: 1 35
Included observations: 35
Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNMUD -0.677609 1.694418 -0.399906 0.6923
LNMUS -0.237897 1.535630 -0.154918 0.8780
FDR 0.201469 0.178833 1.126578 0.2695
INFLASI -0.466879 0.704646 -0.662572 0.5130
C 3.682532 19.99730 0.184152 0.8552
RESID(-1) 0.278520 0.194223 1.434024 0.1626
RESID(-2) 0.312650 0.194690 1.605885 0.1195 R-squared 0.154921 Mean dependent var 5.96E-16
Adjusted R-squared -0.026167 S.D. dependent var 7.177413
S.E. of regression 7.270712 Akaike info criterion 6.982442
Sum squared resid 1480.171 Schwarz criterion 7.293512
Log likelihood -115.1927 Hannan-Quinn criter. 7.089823
F-statistic 0.855502 Durbin-Watson stat 1.882784
Prob(F-statistic) 0.539005
109
Hasil Uji Statistik
Dependent Variable: ROE
Method: Least Squares
Date: 12/05/15 Time: 06:25
Sample: 1 35
Included observations: 35 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LNMUD 6.474669 1.739146 3.722901 0.0008
LNMUS -3.370818 1.608515 -2.095609 0.0447
FDR -0.092267 0.162993 -0.566079 0.5756
INFLASI -1.338941 0.707173 -1.893372 0.0680
C -30.41618 20.72168 -1.467843 0.1526 R-squared 0.378335 Mean dependent var 11.65771
Adjusted R-squared 0.295446 S.D. dependent var 9.103108
S.E. of regression 7.640940 Akaike info criterion 7.036482
Sum squared resid 1751.519 Schwarz criterion 7.258674
Log likelihood -118.1384 Hannan-Quinn criter. 7.113183
F-statistic 4.564374 Durbin-Watson stat 1.481462
Prob(F-statistic) 0.005343