Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 1
PENGARUH KEBERADAAN INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA TERHADAP
HARGA TANAH DI KELURAHAN WAY HUWI KECAMATAN JATI AGUNG
LAMPUNG SELATAN
Muhamad Rifai1 (23116109)
Dr. Andri Hernandi, S.T., M.T. 1, Nurul Qamilah, S.Pd., M.Si.2
1Institut Teknologi Bandung, 2Institut Teknologi Sumatera
Email : [email protected]
ABSTRAK. Pertumbuhan penduduk memberikan dampak yang nyata dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk, maka kebutuhan masyarakat
secara otomatis juga ikut meningkat. Keberadaan kampus ITERA secara otomatis juga
mempengaruhi dalam berbagai aspek dari segi sosial, budaya dan ekonomi termasuk harga tanah
di Kelurahan Way Huwi. Harga tanah di Kelurahan Way Huwi meningkat pesat seiring
perkembangan pembangunan yang pesat untuk memenuhi kebutuhan banyaknya mahasiswa
yang berdatangan dari berbagai daerah. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi
pola harga tanah di Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan Karena
keberadaan ITERA., (2) Menganalisis Faktor – faktor apa saja yang berpengaruh terhadap harga
tanah di Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan terkait keberadaan
ITERA. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan analisis spasial dalam sistem informasi
geografis dan analisis korelasi pearson product moment untuk membuktikan faktor mana yang
paling berpengaruh dari harga tanah terkait keberadaan ITERA dari keempat faktor tersebut.
Hasil penelitian ini adalah gambaran perubahan pola harga lahan di Desa Way Huwi yang
berupa peta zona nilai tanah Desa Way Huwi tahun 2019. Hasil pengamatan zona nilai tanah
Desa Way Huwi tahun 2019 menghasilkan pusat harga tanah tertinggi berada di jalan airan raya
dan terendah berada di Dusun I zona 1 dan zona 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga
lahan di Desa Way Huwi adalah penggunaan lahan, aksesbilitas lahan, utilitas lahan, dan
kemiringan lereng. Hasil uji korelasi menunjukan hubungan korelasi antara Jarak dari ITERA ke
Lahan berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way Huwi, dengan nilai r adalah +0.197368,
Jarak Dari Itera Ke Aksebilitas berkorelasi dengan Harga Tanah dengan nilai r adalah - 0.324,
Jarak Dari ITERA Ke Kemiringan Larang berkorelasi dengan Harga Tanah dengan nilai r adalah
+0.531219, dan Jarak Dari ITERA Ke Utilitas Umum berkorelasi dengan Harga Tanah dengan
nilai r adalah +0.305525.
Kesimpulan penelitian ini adalah Pola harga tanah di Desa Way Huwi memusat pada sepanjang Jalan Airan Raya pada tahun 2019 untuk harga yang tertinggi, sementara untuk harga
terendah berada di Dusun I dengan zona 1 dan 2. Faktor yang sangat mempengaruhi hargat tanah
terkait keberdaan ITERA adalah Kemiringan Lereng dengan korelasi antara Jarak itera ke
kemiringan lereng dengan harga tanah memiliki korelasi kuat dengan indeks korelasi +0.531219
dan dapat disimpulkan bahwa H1 tidak ditolak.
Kata Kunci : Desa Way Huwi, ITERA, Harga Tanah, Korelasi
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 2
ABSTRACT. Population growth has a real impact in various fields of community life. With the increase in
population, the needs of the community automatically also increase. The existence of the ITERA campus
automatically also affects in various aspects in terms of social, cultural and economic including land prices
in Kelurahan Way Huwi. The price of land in Kelurahan Way Huwi has increased rapidly along with the
rapid development of development to meet the needs of the many students who come from various regions.
This study aims to: (1) indentification the pattern of land prices in Kelurahan Way Huwi, Jati Agung
Subdistrict, South Lampung Due to the existence of ITERA, (2) Analyze what factors influence the price of
land in Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung , South Lampung related to the existence of ITERA. In
this study, researchers used spatial analysis in geographic information systems and Pearson product
moment correlation analysis to prove which factors were most influential in land prices related to the
existence of ITERA from the four factors.
The results of this study are a description of changes in land price patterns in Way Huwi Village in
the form of a map of the land value zone of Way Huwi Village 2019. The results of observing the land value
zone of Way Huwi Village 2019 produce the highest center of land prices on the main waterway and the
lowest is in Hamlet I zone 1 and zone 2. The factors that influence land prices in Way Huwi Village are land
use, land accessibility, land utility, and slope. Correlation test results show a correlation between the
Distance from ITERA to Land correlated with Land Prices in the Way Huwi Village, with a value of r is
+0.197368, Distance from Itera to Acceleration correlates with Land Prices with a value of r is - 0.324,
Distance from ITERA to Banned Slope correlated with Land Prices with a value of r is +0.531219, and
Distance from ITERA to Public Utilities is correlated with Land Prices with a value of r is +0.305525.
The conclusion of this study is the pattern of land prices in Way Huwi Village is centered along Jalan
Airan Raya 2019 for the highest price, while for the lowest price is in Hamlet I with zones 1 and 2. Factors
that greatly affect land prices related to the existence of ITERA is the slope with the correlation between the
distance of the itera to the slope with the price of land has a strong correlation with the correlation index
+0.531219 and it can be concluded that H1 is not rejected.
Keywords: Way Huwi Village, ITERA, Land Prices, Correlation
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah penduduk Indonesia mengalami
peningkatan yang cukup pesat dengan tingkat
pertumbuhan 1,49% per tahun
(www.datastatistikindonesia.com, 2011 ).
Pertumbuhan tersebut memberikan dampak
yang nyata dalam berbagai bidang kehidupan
masyarakat. Dengan meningkatnya jumlah
penduduk, maka kebutuhan masyarakat
secara otomatis juga ikut meningkat.
Pertumbuhan penduduk akan menyebabkan
kebutuhan akan lahan sebagai ruang untuk
tempat aktivitas mereka semakin meningkat
dan akan menimbulkan semacam kompetisi
untuk mendapatkan ruang yang cocok sesuai
dengan berbagai kepentingan dan keperluan
manusia (Budihardjo, 1997:113).
Perkembangan penduduk berkaitan langsung
dengan penggunaan lahan yang menjadi salah
satu faktor yang mempengaruhi harga lahan.
Perubahan yang terjadi misalnya penggunaan
lahan dari pertanian menjadi pemukiman atau
perdagangan. Perubahan penggunaan lahan
akan menaikkan harga lahan apabila fungsi,
nilai maupun manfaat dari lahan tersebut
meningkat. Nilai lahan adalah suatu penilaian
atas lahan yang didasarkan pada kemampuan
lahan secara ekonomis dalam hubungannya
denganproduktivitas dan strategi ekonominya
(Drabkin dalam Yunus, 2000 : 89). Nilai
lahan merupakan nilai ruang secara
horizontal (distance decay principle from the
center) berdasarkan Urban Growth Model
(Brotosunaryo, 2005 : 6). Von Thunen dalam
teorinya distance decay principle from the
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 3
center mengemukakan bahwa nilai lahan
akan semakin tinggi bila semakin dekat
dengan pusat kota (Yunus, 2000:85).
Demikian pula yang terjadi di Kelurahan
Way Huwi, Kecamatan Jati Agung Lampung
Selatan, telah terjadi fenomena-fenomena
mini peak di beberapa titik tertentu yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
kebanyakan karena adanya daerah industri.
Termasuk yang terjadi di Kelurahan Way
Huwi,Kecamatan Jati Agung, Lampung
selatan, hanya saja terjadinya mini peak disini
dikarenakan oleh keberadaan kampus Institut
Teknologi Sumatera Pada tahun 2014.
Intitut Teknologi Sumatera Adalah kampus
teknik yang di bangun dari tahun 2012 dan
telah di resmikan pada tahun 2014 oleh
presiden RI ke 6 yaitu Bapak Susilo
Bambang Yudhoyono. Nama nama program
studi di institut teknologi sumatera, di
antaranya : Program Studi Fisika, Teknik
Elektro, Teknik Geomatika, Teknik Sipil,
Teknik Geofisika, Perencanaan Wilayah Dan
Kota, Teknik Informatika, Arsitektur, Teknik
Geologi, Teknik Lingkungan, Teknik Mesin,
Teknik Industri, Matematika, Biologi, Kimia,
Teknik Kimia, Teknik Fisika, Teknik
Kelautan, Farmasi, Sains Atmosfer Dan
Keplanetan,Teknik Biosistem, Teknologi
Industri Pertanian, Teknologi Pangan, Teknik
Sistem Energi, Desain Komunnikasi Visual,
Arsitektur Lanscape, Teknik Pertambangan,
Teknik Material, Teknik Telekomunikasi,
Sains Aktuaria Dan Rekayasa Kehutanan.
Keberadaan kampus ITERA tersebut secara
otomatis juga mempengaruhi dalam berbagai
aspek dari segi sosial, budaya dan ekonomi
termasuk harga tanah di Kelurahan Way
Huwi. Harga tanah di Kelurahan Way Huwi
meningkat pesat seiring perkembangan
pembangunan yang pesat untuk memenuhi
kebutuhan banyaknya mahasiswa yang
berdatangan dari berbagai daerah.
Perkembangan pembangunan ini dapat dilihat
dari banyaknya perubahan bentuk
penggunaan lahan yang mulanya berupa
Pertanian, Perkebunan, Tegalan Dan Lahan
Kosong menjadi permukiman yang berwujud
tempat hunian sementara (kos), layanan
fotocopy, warung makan, warnet dan lain-
lain sebagai penyedia fasilitas bagi
mahasiswa ITERA. Sehingga diperlukan
Analisis Pengaruh Keberadaan Kampus
ITERA Terhadap Harga Tanah di Kelurahan
Way Huwi, Kecamatan Jati Agung ,
Lampung Selatan
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
beberapa hal sebagai berikut .
1. Mengidentifikasi pola harga tanah di
Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung,
Lampung Selatan Karena keberadaan ITERA.
2. Menganalisis Faktor – faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap harga tanah di
Kelurahan Way Huwi, Kecamatan Jati Agung,
Lampung Selatan terkait keberadaan ITERA?
Ruang Lingkup
Ruang lingkup ini dilakukan agar Skripsi
lebih terarah, terfokus dan tidak menyimpang
dari sasaran pokok penelitian. Oleh karena
itu, penulis memfokuskan kepada ruang
lingkup penelitian atas masalah-masalah
pokok yang dibatasi dalam konteks
permasalahan yang terdiri dari :
1. Harga tanah yang digunakan adalah harga
tanah dari peta zona nilai tanah tahun
2019.
2. Harga tanah pada penelitian ini adalah
harga lahan yang berada di kawasan
pemukiman,persawahan, perkebunan,
semak belukar dan perladangan.
3. Metode yang dipakai pada pengolahan
data penelitian ini adalah metode analisis
korelasi untuk melihat faktor yang paling
berpengaruh.
TEORI DASAR
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 4
Harga Lahan
harga lahan adalah penilaian atas lahan yang
diukur berdasarkan harga nominal dalam
satuan uang untuk satuan luas pada pasaran
lahan (Drabkin, 1977 : 169 dalam
Wahyuningsih, 2008:9). Pengertian tersebut
menunjukan bahwa adanya keterkaitan antara
nilai lahan dan harga lahan, dimana semakin
tinggi nilai lahan maka harga lahan juga akan
tinggi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Harga tanah
Barry menyatakan bahwa terdapat 3 unsur
utama yang terkait dengan pola harga lahan
yaitu, harga lahan umumnya menurun saat
menjauhi pusat kota, terdapat lokasi-lokasi
lahan yang berharga tinggi sehubungan
dengan jalan lingkar dan pusat-pusat
pelayanan, terdapat puncak-puncak harga
lahan tertinggi pada sekitar perpotongan urat
nadi lalu lintas utama (Yunus, 2005:80). Situs resmi Kantor Pajak mengemukakan, faktor-
faktor yang mempengaruhi harga lahan
adalah penggunaan lahan, aksebilitas, utilitas
yang tersedia (jaringan air, listrik, telepon),
faktor topografi dan rawan bencana
(http://www.pajak.go.id/lampiran/99PJ6_SE6
7.htm, 2011). (Irmawan, 2008) membahas
bahwa faktor penentu harga lahan
penggunaan lahan, aksesbilitas lahan, utilitas
umum, kemiringan lereng, dan pergerakan
tanah parameter/indikator penentu harga
lahan.
1. Penggunaan lahan
Penggunaan lahan adalah interaksi
manusia dan lingkungan, dimana lingkungan
adalah lahan, sedangkan sikap dan tanggapan
kebijakan manusia terhadap lahan akan
menentukan langkah-langkah aktivitasnya,
sehingga akan meninggalkan bekas di atas
lahan sebagai petunjuk penggunaan lahan
(Ritohardoyo, 2002:9). Penggunaan lahan
yang berupa perdagangan dan jasa dengan
penggunaan lahan berupa tegalan tentunya
mempunyai harga lahan yang berbeda. Hal
ini menunjukan bahwa penggunaan lahan
menjadi salah satu faktor penentu harga
lahan.
2. Aksesbilitas Lahan
Aksesbilitas lahan adalah tingkat
kemudahan lahan dicapai dari tempat lain,
yang diukur dari jarak lahan tersebut ke
tempat tertentu (Meyliana, 1996 dalam
Irmawan, 2008:18). Aksebilitas akan
mempengaruhi harga lahan pada suatu
wilayah. Lahan yang mempunyai aksesbilitas
tinggi terhadap pusat kota, sekolah, pusat
perdagangan, perkantoran akan mempunyai
harga yang lebih tinggi dibandingkan lahan
yang mempunyai aksesbilitas rendah. Dan
daerah yang mempunyai aksesbilitas tinggi
penggunaan lahanya akan lebih cepat
berkembang dengan daerah yang
aksesbilitasnya rendah (Yunus, 2005:61).
Aksesbilitas lahan dalam penelitian
(Irmawan, 2008) terdiri dari 6 indikator yaitu,
a. Jarak terhadap jalan kolektor,
b. Jarak terhadap pusat perdagangan dan
jasa (pasar, pertokoan),
c. Jarak terhadap fasilitas pendidikan
(sekolah, universitas, lembaga bimbingan
belajar),
d. Jarak terhadap tempat layanan kesehatan
(puskesmas, poliklinik, laboratorium
kesehatan),
e. Jarak terhadap pusat kota/pemeintahan,
f. Jarak terhadap tempat ibadah
(masjid/gereja).
3. Kemiringan lereng
Relief merupakan perbedaan tinggi atau
bentuk wilayah suatu daerah termasuk di
dalamnya perbedaan kecuraman dan bentuk
lereng (Hidayat, 2001 dalam Irmawan
2008:20). Kemiringan lereng merupakan
faktor yang mempengaruhi harga lahan suatu
daerah. Kemiringan lereng yang rendah akan
lebih diminati karena menunjukkan bahwa
daerah tersebut datar dan stabil sebagai
tempat hunian yang layak. Sebaliknya jika
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 5
kemiringan lereng tinggi, maka daerah
tersebut topografinya bergelombang sehingga
banyak konsumen yang mempertimbangkan
untuk memilih daerah yang mempunyai
kemiringan lereng yang tinggi. Daerah yang
mempunyai kemiringan lereng rendah akan
mempunyai harga lahan yang lebih tinggi
daripada daerah yang mempunyai kemiringan
lereng tinggi. Hal ini dikarenakan daerah
yang mempunyai kemiringan lereng yang
rendah memiliki topografi yang relatif datar
dan stabil sehingga memiliki resiko yang
lebih rendah daripada daerah yang
mempunyai tingkat kemiringan lereng yang
tinggi.
4. Utilitas Umum
Kelengkapan utilitas umum dan sarana
rumah tangga sangatlah dibutuhkan dalam
kehidupan hari-hari sehingga dapat
mempermudah dalam memenuhi kebutuhan
manusia, seperti jaringan listrik, jaringan
komunikasi dan ketersediaan air bersih.
Utilitas umum mempunyai pengaruh
terhadap harga lahan dimana semakin banyak
tersedia maka harga lahan juga semakin
tinggi.
Zona Nilai Tanah Zona Nilai Tanah (ZNT) merupakan area
yang menggambarkan nilai tanah yang relatif
sama, sekumpulan bidang tanah di dalamnya yang
batasannya bersifat imanijer ataupun nyata sesuai
penggunaan tanah dan mempunyai perbedaan
nilai antara yang satu dengan yang lainnya
berdasarkan analisis perbandingan harga pasar
dan biaya. (Purnamasari, G.D., 2011). Pembuatan
Zona Awal mengunakan data awal peta RBI,
Citra atau foto udara. Dengan ketentuan membuat
poligon/area berdasarkan karakteristik tiap zona
seperti pemukiman, pertanian, perkantoran, dan
lain-lain.
Korelasi Korelasi pearson product moment yang
dikemukakan oleh pearson menggunakan bentuk
perkalian terhadap variabel X dengan variabel Y.
Korelasi pearson biasanya digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan dua variabel atau
lebih yang berskala interval. Teknik untuk
mengukur korelasi dapat langsung menggunakan
perkalian dari masing masing variabel X dengan
variabel Y atau XY. Perhitungan ini biasa
digunakan pada berbagai program pengolahan
data seperti Microsoft Excel. Adapun rumus yang
digunakan sebagai berikut :
..................
(2.1)
Sumber: Susetyo (2010)
Keterangan:
r = korelasi antara sampel
n = jumlah sampel
X = variabel 1
Y = variabel 2
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis untuk korelasi
secara manual menggunakan uji T
(Sarwono,2009). Rumusnya yang digunakan
dalam uji T adalah sebagai berikut:
.................... (2.2)
Sumber : Sarwono (2009) Keterangan:
t = t hitung
r = korelasi antara sampel
n = jumlah sampel
Pengambilan keputusan menggunakan angka
pembanding t tabel dengan kriteria sebagai
berikut:
Jika t hitung > t tabel, maka: H0 ditolak
dan H1 tidak ditolak.
Jika t hitung < t tabel, maka: H0 tidak
ditolak dan H1 ditolak.
Uji t diatas dikenal juga sebagai Uji Sampel
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 6
Jika t
hitung
negatif
Jika t
hitung
positif
H0 tidak
ditolak
H1
ditolak H1
ditolak
Bebas atau dapat menggunakan kurva seperti di
Gambar 2.6
- t tabel 0 t tabel
Gambar 2.6. Kurva uji t Sumber: Sarwono (2009)
METODELOGI PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan januari sampai april 2019. Posisi penelitian terletak
pada 5.350529⁰ – 5.361823⁰ Lintang Selatan
dan 105.318120⁰ – 105.287285⁰ Bujur Timur
dengan daerah penelitian berada di Desa Way
Huwi Kecamatan Jati Agung, Lampung
Selatan, Lampung. Luas lahan Desa Way
Huwi mencapai 529,383668 Ha dengan
jumlah penduduk 14,238 Jiwa (Kecamatan
Jati Agung dalam angka 2019, BPS). Secara
Administratif Desa Way Huwi dibatasi oleh:
1. Sebelah utara : Desa Jati Mulyo
2. Sebelah selatan : Desa Harapan Jaya
3. Sebelah barat : Desa Way Kandis
4. Sebelah timur : PTP Way Galih
Lokasi penelitian dapat dilihat seperti yang digambarkan pada Gambar 3.1.
Untuk Peta Adminitrasi di Desa Way Huwi
Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.
Gambar 3.1 Wilayah Penelitian
Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan data spasial dan data non-
spasial yang terdiri dari :
Tabel 3.1 Data Spasial
NO DATA KEPERLUAN SUMBER DATA
1 Batas
Adminis
tasi
Batas Wilayah
Penelitian
Situs Badan
Informasi
Geospasial (BIG)
http://tanahair.indon
esia.go.id/portal-
web
2 Digital
Elevatio
n Model
(DEM)
Kemiringan
Lereng
Situs DEMNAS
http://tide.big.go.id/
DEMNAS Tahun
2019
3 Penggun
aan
Lahan
Data
Penggunaan
Lahan
Dinas Lingkungan
Hidup dan
Kehutanan Provinsi
Lampung.
4 Fasilitas
Umum
Data Fasilitas
Umum
Situs Badan
Informasi
Geospasial (BIG)
http://tanahair.indon
esia.go.id/portal-
web
Tabel 3.2 Data Non-Spasial
NO DATA KEPERLUAN SUMBER DATA
1 Harga
Tanah
Peta Harga
Tanah
Badan Pertanahan
Nasional Kabupaten
Lampung Selatan
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 7
Diagram Kerangka Pikir
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam penelitian ini sesuai dengan Diagram
Kerangka Pikir Penelitian.
Gambar 3.2 Diagram Kerangka Pikir Penelitian
a. Pengumpulan data awal
Pada tahap ini penulis mengumpulkan
data karakteristik fisik maupun sosial
dari daerah Way Huwi yang meliputi
penggunaan lahan, kelengkapan fasilitas
umum, kondisi kependudukan, batas -
batas Administrasi Desa Way Huwi dan
pengambilan titik sampel harga tanah
dengan mewawancarai penduduk Way
Huwi, para pegawai pemerintahan Desa,
orang yang di tuakan di desa Way Huwi
yang mengetahui kondisi harga tanah di
Desa yang sangat tahu harga tanah
sebelum dan sesudah adanya ITERA.
b. Pengolahan Data spasial dan Non spasial
Pengolahan Data Spasial dimaksud
adalah pengukuran jarak dari masing
masing parameter ke harga tanah.
Dengan data non spasial yang berupa
harga tanah langsung dikorelasikan antar
jarak dari pusat itera ke parameter.
c. Analisis Korelasi
Pada tahap ini merupakan tahap untuk
menganalisis hubungan harga lahan
dengan jenis penggunaan lahan
menggunakan analisis korelasi sederhana
yang diolah secara otomatis
menggunakan software Excel.
Memperhitungkan variabel pengaruh dan
berpengaruh dimana analisisnya
diarahkan pada jenis penggunaan lahan
yang tersebar dikelas nilai lahan tinggi.
Berdasarkan hasil pengolahan akan
didapatkan jenis penggunaan lahan yang
berpengaruh dan tidak berpengaruh pada
nilai lahan, setelah itu barulah dianalisis
secara deskriptif kualitatif untuk setiap
unit analisis yaitu setiap dusun guna juga
untuk mendapatkan faktor yang paling
berpengaruh dari ke 4 variabel tersebut.
d. Kesimpulan
Pada tahap ini merupakan tahap akhir
dimana peneliti melakukan kesimpulan
terhadap analisis yang telah dilakukan
sebeluMnya. Kesimpulan ini didasarkan
terhadap hasil data yang telah diperoleh.
Diagram Alur Kerja Penelitian
Gambar 3.3 Alur Kerja Penelitian
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 8
HASIL
Penggunaan Lahan Tahun 2019
Secara umum penggunaan lahan di Desa
Way huwi, Kecamatan Jati Agung,
Kabupaten Lampung Selatan. Berdasarkan
Data yang diperoleh dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi
Lampung Tahun 2017 terdiri dari
Permukiman, Persawahan, Perladangan,
Perkebunan, dan Semak Belukar. Tabel
Penggunaan Lahan Tahun 2019 Desa Way
Huwi dapat dilihat pada tabel 4.1 Tata Guna
Lahan Tahun 2019 dengan klasifikasi
Permukiman,Perladangan,Persawahan,Semak
belukar dan perkebunan.
Tabel 4. 1 Tata Guna Lahan Desa Way Huwi
tahun 2019
No
Jenis
Penggunaan
Lahan
Luas (Ha) Persentase
1 Permukiman 152,490418 28,805%
2
Semak
Belukar 46,1098 8,710%
3 Perkebunan 61,102519 11,542%
4 Persawahan 207,572129 39,210%
5 Perladangan 62,108802 11,732%
TOTAL 529,383668 100%
Sesuai dengan Tabel 4.1 diketahui bahwa
Persawahan di Desa Way Huwi memiliki luas
yang tertinggi yaitu 207,572129 Ha dengan
presentase 39,210% dari luas keseluruhan
daerah penelitian, sementara Semak belukar
memiliki Luas yang terkecil yaitu 46,1098 Ha
dengan presentase 8,710% dari luas daerah
penelitian. Untuk lebih jelasnya Wilayah
penggunaan lahan tahun 2019 Desa Way
Huwi Kecamatan Jati Agung dapat
divisualisasikan seperti pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Peta Penggunaan Lahan tahun
2019 Desa Way Huwi
Warna kuning pada Gambar 4.1
menunjukan area perladangan, untuk warna
abuu abu dalam peta diatas menunjukan area
pemukiman, warna biru menunjukan area
persawahan, warna hijau pada gambar
menunjukan area perkebunan dan untuk
warna hijau menggambarkan area Semak
belukar.
Kemiringan Lereng
Kondisi kemiringan lereng di Desa Way
Huwi di sajikan dalam tabel 4.2 sebagai
berikut.
Tabel 4. 2 Klasifikasi lereng , luas dan
presentasse luas masing masing kelar lereng
di Desa Way Huwi
Kelas
Lereng Luas (Ha)
Kemiringan
Lereng (%)
Kondisi
Topografi
Persentas
e
kelas 1
69,4199274
5
25> Sangat
Tinggi
(terjal) 13,116%
kelas 2
125,614577
9
15-25 Tinggi
(miring) 23,733%
kelas 3 168,553678
8-15 Sedang
(landai
sampai
agak
miring) 31,845%
kelas 4
165,699701
1
0-8 Rendah
(datar) 31,306%
Total 529,383668
100%
Tabel 4.2 menunjukan bahwa kondisi
topografi yang datar (kemiringan lereng 0-
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 9
8%) seluas 165,6997 Ha dengan presentase
31,306% dari luas Desa Way Huwi,
penggunaan lahan dengan kondisi seperti ini
sebagian besar digunakan untuk area
persawahan. Kondisi topografi yang landai
(8-15%) seluas 168,5536 Ha dengan
presentase 31,845% dari keseluruhan Desa
Way Huwi, lahan dalam kondisi ini sebagian
besar digunakan untuk permukiman. Kondisi
topografi yang miring (15-25%) seluas
125,614 Ha dengan presentase 23,733% dari
luas keseluruhan Desa Way Huwi,
penggunaan lahan dalam kondisi seperti ini
sebagian besar digunakan untuk perkebunan
dan semak belukar. Kondisi topografi terjal
(25>) seluas 69,419 Ha dengan presentase
13,116% dari luas keseluruhan Desa Way
Huwi,daerah seperti ini biasanya digunakan
untuk tegalan,sawah, perkebunan dan ladang.
Untuk lebih jelasnya kondisi kemiringan
lereng dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Peta Kemiringan Lereng Desa
Way Huwi
Aksebilitas Lahan
Kelengkapan Sarana dan Prasarana di Desa
Way Huwi Meliputi sarana pemerintahan,
pendidikan, tempat peribadahan, sarana
kesehatan dan lain-lain sedangkan prasarana
yang ada adalah jaringan jalan, jaringan
komunikasi, dan jaringan listrik.
Sarana pemerintahan di Desa Way huwi
memiliki 1 kantor pemerintahan,untuk
fasilitas pendidkan di Desa Way Huwi sudah
menjangkau ke seluruh Desa dari tingkat SD
dan SMP, sementara SMA di desa ini belum
ada. Fasilitas peribadahan memiliki 13 unit
tempat ibadah,sementara fasilitas kesehatan
di desa ini memiliki 1 unit rumah sakit.
Prasarana jaringan listrik sudah menjangkau
seluruh perumahan di Desa Way Huwi.
Untuk prasarana jaringan komunikasi di Desa
Way Huwi Sudah terjangkau semua wilayah
desa, dan untuk ketersediaan air di Desa Way
Huwi Sudah Tersedianya Air sumur dan Air
sumur Bor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 4.3
Gambar 4.3 Peta Aksebilitas Desa Way Huwi
Harga Tanah Desa Way Huwi Tahun 2019
Tabel berikut merupakan harga tanah di
Desa Way Huwi tahun 2019 yang didapat
dari peta zona nilai tanah tahun 2019
Tabel 4. 3 Tabel Harga Tanah Desa Way
Huwi tahun 2019
zona Harga/m2 Luas (Ha) Persentase
1 125000 73,69507548 13,921%
2 390000 17,14721325 3,239%
3 390000 220,848389 41,718%
4 472000 32,22578044 6,087%
5 507000 62,65244051 11,835%
6 587000 3,149920422 0,595%
7 1585000 10,87219531 2,054%
8 390000 3,012410862 0,569%
9 152000 84,25480166 15,916%
10 152000 0,284896731 0,054%
11 152000 21,19894498 4,004%
12 390000 0,041599971 0,008%
Jumlah 529,3836686 100,000%
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 10
Dari tabel 4.3 dapat dilihat pada tahun
2019 zona yang memiliki harga tertinggi
berada di zona 7 dengan luas 10,87219531
Ha yang merupakan kawasan permukiman
yaitu sebesar RP. 1,585,000,- per meter
persegi yang divisualisasikan dengan warna
merah. Sementara untuk zona yang memiliki
harga tanah terendah yaitu zona 1 dengan
luas 73,69507548 Ha yang merupakan
kawasan persawahan yaitu sebesar RP.
125,000,- per meter persegi yang
divisualisasikan dengan warna hijau tua.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 4.4
Gambar 4.4 Peta Zona Nilai Tanah Desa Way
Huwi Tahun 2019
PEMBAHASAN
Pola Harga Tanah Desa Way Huwi Tahun
2019
Tahun 2019 harga tanah di Desa Way Huwi
memusat di sepanjang Jalan Airan Raya
dengan harga tanah tertinggi yaitu Rp.
1.585.000,-. Untuk fasilitas pendukung
naiknya harga tanah dari tahun sebelumnya
yaitu karena semakin lengkapnya sarana dan
prasana yang berada di sekitaran Jalan Airan
Raya.
Daerah Dusun VI dan Dusun I mengalami
kenaikan harga tanah mencapai Rp. 32.000,-
sampai Rp. 60.000,- dengan harga saat ini
kisaran Rp. 125.000,- sampai Rp. 152.000,-
dengan berupa lahan perladangan,
perkebunan dan persawahan.
Area Harga tanah yang berkisar dari Rp.
390.000,- sampai Rp. 507.000,- terletak
disekitar Dusun IV dan dusun VI bagian
selatan Desa Way Huwi dengan tempat lokasi
didekat Kampus ITERA. Dengan Pesatnya
kenaikan harga tanah akibat ITERA karena
lahan tersebut dekat dengan kampus jadi
tanah disekitar Kampus ITERA mengalami
kenaikan harga.
Untuk harga tanah Rp. 587.000,- terletak di
sebelah utara Dusun VI dengan Visualisasi
Warna jingga. Dari harga tanah tahun
sebelumnya dengan harga tanah saat ini
mengalami kenaikan sebesar Rp. 93.000,-.
Daerah ini memiliki fungsi penggunaan lahan
pemukiman. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar .4.4
Faktor – faktor yang mempengaruhi harga
tanah di Desa Way Huwi
Perubahan harga tanah pastinya
dipengaruhi faktor – faktor yang
menyebabkan perubahan harga tanah pada
suatu daerah. Faktor – faktor penentu
berubahnya harga tanah di Desa Way Huwi
yang di teliti dalam penelitian ini adalah
penggunaan lahan, kemiringan lereng, utilitas
umum, dan aksebilitas lahan.
a. Penggunaan lahan
Penggunaan lahan adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi harga tanah di
Desa Way Huwi dalam penelitian ini.
Semakin baik penggunaan lahan di daerah
tersebut maka harga tanahnya semakin
tinggi pula. untuk mengetahui klasifikasi
penggunaan lahan maka digunakan harkat
berdasarkan Pusltbang BPN (2006:13) yang
telah disesuaikan dengan kondisi fisik
Kelurahan Way Huwi yaitu permukiman
yang berharkat 5, persawahan berharkat 4,
perladangan berharkat 3, perkebunan
berharkat 2 dan semak belukar yang
berharkat 1. Jenis penggunaan lahan
Kelurahan Way Huwi tahun 2019 diperoleh
dari Dinas Lingkungan Hidup dan
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 11
Kehutanan.
Tabel 4. 4 Tata Guna Lahan Tahun 2019
No Jenis
Penggunaan Lahan
Tahun 2019
Luas (Ha) Persentas
e
1 Permukiman 152,490418 28,805%
2 Semak Belukar 46,1098 8,710%
3 Perkebunan 61,102519 11,542%
4 Persawahan 207,572129 39,210%
5 Perladangan 62,108802 11,732%
TOTAL 529,383668 100%
Dalam penelitian ini penggunaan lahan
di Desa Way Huwi tahun 2019 Untuk
pemukiman pada tahun 2019 dengan area
pemukiman 152.49 Ha dengan presetase
28.805 %. Untuk jenis penggunaan lahan
semak belukar pada tahun 2019 memiliki luas
46.1 Ha dengan presentase 8.7 %. Untuk jenis
penggunaan lahan perkebunan pada tahun
2019 memiliki luas 61.1 Ha dengan
presentase 11.54%. Pada jenis penggunaan
lahan persawahan di tahun 2019 memiliki
luas 207.57 Ha dengan presentase 39.21%.
Jenis penggunaan lahan perladangan pada
tahun 2019 memiki luas sebesar 62.1 Ha
dengan presentase 11.732 %.
b. Aksebilitas Lahan
Aksesbilitas lahan merupakan faktor pengaruh harga tanah yang digunakan dalam
penelitian ini. Dimana semakin dekat jarak
lahan tersebut dengan sarana dan prasarana
yang ada semakin tinggi pula harkat lahan
tersebut. aksesbilitas yang digunakan dalam
penelitian ini meliputi jarak terhadap
ITERA, jarak terhadap jalan kolektor, jarak
terhadap fasilitas pendidikan, jarak terhadap
fasilitas pemerintahan, jarak terhadap
layanan kesehatan, dan jarak terhadap
sarana peribadahan
Aksesbilitas lahan memiliki keterkaitan
terhadap harga tanah di Desa Way Huwi,
karena sejak berdirinya ITERA di Desa Way
Huwi harga tanah yang semakin dekat
dengan ITERA mengalami kenaikan harga
tanah, namun hal tersebut juga dipengaruhi
oleh variabel aksesbilitas lahan yang lain
seperti Jalan Airan Raya. Lahan yang
letaknya semakin dekat dengan Jalan Airan
maka harkat dan harga lahannya semakin
tinggi. Demikian pula dengan variabel
aksesbilitas yang lain seperti pusat, masjid,
sarana kesehatan, sarana peribadahan dan
lain-lain.
Pusat pemerintahan dalam penelitian ini adalah kantor Desa Way Huwi yang terletak
di Dusun III , fasilitas peribadahan di Desa
Way Huwi meliputi mushola dan masjid
yang kebanyakan sudah berdiri sebelum dan
sesudah adanya ITERA di Desa Way Huwi,
namun untuk fasilitas kesehatan yang hanya
tersedia Rumah Sakit Airan Raya.
Fasilitas yang terdapat di Kelurahan
Way Huwi kebanyakan memusat di daerah
Dusun III dan Dusun I. Fasilitas pendidikan
di Desa Way Huwi meliputi SD dan SMP.
Semakin dekat jarak lahan terhadap fasilitas
umum maka harkat dan harga lahannya akan
meningkat. Dalam aksebiltas lahan telah
dibuat peta zona kedekatan sarana dan
prasana untuk melihat jarak dari pengaruh
sarana prasarana terhadap harga tanah dan
jangkauan jarak dari sarana dan prasarana
menggunakan analisis buffer dengan jarak
sesuai pengharkatan. Peta tersebut sebagai
berikut.
Gambar 4.7 Peta Zona Kedekatan Jarak
Lahan Ke ITERA
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 12
c. Utilitas Umum
Utilitas umum dalam penelitian ini
meliputi adanya ketersediaan jaringan listrik,
komunikasi, dan ketersediaan air. Pembagian
harkat untuk ketersediaan utilitas umum
dalam penelitian ini yaitu apabila lahan
tersebut memiliki jaringan komunikasi,
jaringan komunikasi dan ketersediaan air
maka berharkat 4 jika hanya memiliki 2 dari
utilitas di atas maka berharkat 3, jika
memiliki 1 utilitas umum di atas maka
berharkat 2 dan jika tidak terdapat utilitas
umum di lahan tersebut maka berharkat 1.
Pada tahun 2019 semua permukiman sudah
terpasang jaringan komunikasi untuk internet.
Ketersediaan air dan listrik pun semakin baik
seiring dengan kebutuhan mahasiswa yang
kos di Desa Way Huwi. Untuk seluruh Dusun
di Desa Way Huwi sudah merata memiiki
utilitas ketiganya karena hampir semua
wilayah di Desa Way Huwi sudah ditinggali
mahasiswa kos tanpa terkcuali lahan sawah
dll.
d. Kemiringan Lereng
Kemiringan lereng juga termasuk dalam
faktor yang mempengaruhi harga tanah pada
penelitian ini karena semakin datar suatu lahan maka semakin layak pula dijadikan
tempat tinggal dan akan mempengaruhi harga
tanah. Kemiringan lereng di Desa Way Huwi
dalam penelitian ini dibagi menjadi datar
dengan harkat 4, landai sampai agak miring
dengan harkat 3, miring dengan harkat 2 dan
terjal dengan harkat 1.
Dusun VIII dan I yang memiliki kondisi
kemriringan lereng landai di bagian
permukiman. Sedangkan yang memiliki
kondisi kemiringan lereng yang terjal
maupun miring digunakan untuk tegalan atau
semak belukar yang letaknya di Dusun V
sebelah utara.
Dusun IV dan VI memiliki kondisi
kemiringan lereng yang terjal namun tetap
dijadikan permukiman akibatnya hanya
beberapa lahan yang dijadikan kos untuk
mahasiswa di daerah tersebut walaupun
jaraknya sangat dekat dengan ITERA,
permukiman tersebut hanya dihuni oleh
penduduk asli Dusun IV dan VI dan beberapa
mahasiswa. Selain sebagai permukiman di
Dusun IV dan VI juga terdapat tegalan dan
semak belukar untuk daerah yang memiliki
kondisi kemiringan lereng yang terjal dan
miring. Daerah yang memiliki kondisi
daerah yang datar sebagian dijadikan
sawah dan permukiman.
Dusun II,III dan VII juga memiliki area
yang terjal namun masih saja dipakai untuk
wilayah pemukiman karena pesatnya
pertumbuhan manusia di daerah tersebut.
Untuk wilayah landai sebagian alih fungsi
lahan untuk persawahan dan perladangan.
Untuk daerah yang datar seperti terlihat pada
gambar 4.3 digunakan untuk persawahan dan
pemukian.
Untuk presentase luas tertinggi kondisi
topografi yaitu dikelas lereng 3 dengan
kondisi landai presentase 31.845% dari
kemiringan lereng 8-15%. Sementara luas
kondisi topografi terkecil Desa Way Huwi
terdapat pada kelas lereng 1 yaitu dengan
kondisi terjal dengan presentase 13.116%
kemiringan lereng >25%. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2
Korelasi dan Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil pengolahan uji
korelasi pearson yang telah dilakukan untuk
memperoleh faktor yang paling berpengaruh
dari naiknya harga tanah di Desa Way Huwi
Terkait keberadaan ITERA. Diantaranya
hubungan korelasi antara Jarak dari ITERA
ke Lahan dengan Harga Tanah, Jarak dari
ITERA ke Aksebilitas dengan Harga Tanah,
Jarak dari ITERA ke Kemiringan Lereng
dengan Harga tanah, dan hubungan Jarak
dari ITERA ke Utilitas Umum.
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 13
Tabel 4. 5 Uji korelasi pearson antara Jarak
dari ITERA ke Penggunaan Lahan dengan
Harga Tanah
Dari tabel uji korelasi dapat diketahui
bahwa Jarak dari ITERA ke Lahan
berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way
Huwi, dengan nilai r adalah +0.197368 yang
artinya telah terjadi korelasi sangat lemah
antara Jarak dari ITERA ke Lahan dengan
Harga Tanah di Desa Way Huwi. Sementara
untuk uji hipotesisnya r-hitung (+0.569443) <
r-tabel (+0.6319), maka dapat disimpulkan
bahwa H1 ditolak. Artinya tidak ada
hubungan antara X dan Y.
Tabel 4. 6 Uji korelasi pearson antara Jarak
Dari ITERA Ke Aksebilitas Dengan Harga
Tanah
Dari tabel uji korelasi dapat diketahui
bahwa Jarak Dari Itera Ke Aksebilitas
berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way
Huwi, dengan nilai r adalah - 0.324 yang
artinya telah terjadi korelasi cukup antara
Jarak dari ITERA ke Lahan dengan Harga
Tanah di Desa Way Huwi. Sementara untuk
uji hipotesisnya r-hitung (-1.41205) < r-tabel
(+0.4555), maka dapat disimpulkan bahwa
H1 ditolak. Artinya tidak ada hubungan
antara X dan Y.
Tabel 4. 7 Uji korelasi pearson antara Jarak
Dari ITERA Ke Kemiringan Lereng Dengan
Harga Tanah
Dari tabel uji korelasi dapat diketahui
bahwa Jarak Dari ITERA Ke Kemiringan
Larang berkorelasi dengan Harga Tanah di
Desa Way Huwi, dengan nilai r adalah
+0.531219 yang artinya telah terjadi korelasi
kuat antara Jarak dari ITERA ke Kemiringan
Lereng dengan Harga Tanah di Desa Way Huwi. Sementara untuk uji hipotesisnya r-
hitung (+1.773432) > r-tabel (+0.6319), maka
dapat disimpulkan bahwa H1 tidak ditolak.
Artinya ada hubungan antara X dan Y.
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 14
Tabel 4. 8 Uji korelasi pearson antara Jarak
Dari ITERA Ke Utilitas Umum Dengan
Harga Tanah
Dari tabel uji korelasi dapat diketahui
bahwa Jarak Dari ITERA Ke Utilitas Umum
berkorelasi dengan Harga Tanah di Desa Way
Huwi, dengan nilai r adalah +0.305525 yang
artinya telah terjadi korelasi cukup antara
Jarak dari ITERA ke Utilitas Umum dengan
Harga Tanah di Desa Way Huwi. Sementara
untuk uji hipotesisnya r-hitung (+0.907549) >
r-tabel (+0.6319), maka dapat disimpulkan
bahwa H1 tidak ditolak. Artinya ada
hubungan antara X dan Y
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dari penelitian
dan uraian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Pola harga tanah di Desa Way Huwi memusat pada sepanjang Jalan Airan
Raya pada tahun 2019 untuk harga
yang tertinggi. Untuk harga terendah
di tahun 2019 berada di Dusun I
dengan zona 1.
2. Faktor yang sangat mempengaruhi
hargat tanah terkait keberdaan ITERA
adalah Kemiringan Lereng, data
tersebut dibuktikan dari hasil
pengolahan korelasi sederhana
menggunakan Excel. Terlihat bahwa
daerah yang datar akan memiliki
harga tanah yang tinggi sedangkan
daerah yang memiliki daerah yang
terjal akan memiliki harga tanah yang
rendah. Dimana korelasi antara Jarak
itera ke kemiringan lereng dengan
harga tanah memiliki korelasi kuat
dengan indeks korelasi +0.531219 dan
dapat disimpulkan bahwa H1 tidak
ditolak.
SARAN
Setelah melaksanakan kegiatan penelitian
tugas akhir,ada beberapa saran yang
diharapkan dapat berguna untuk penelitian
selanjutnya. Sebagai berikut:
1. Data nilai tanah yang digunakan
sebaiknya diambil dari transaksi jual beli
dengan sampel yang rapat dan tersebar
diseluruh wilayah penelitian sehingga
benar-benar mencerminkan harga tanah
dilapangan.
2. Perlu penelitian yang lebih lanjut
tentang parameter faktor penentu nilai
tanah di Desa Way Huwi Kecamatan Jati
Agung dengan metode lain untuk
perbandingan hasil dengan yang telah
dilakukan guna mendapatkan nilai tanah
mendekati harga tanah sebenarnya
dengan lebih akurat lagi.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Alonso, William. 1970. Location and
Land Use. Harvard University
Press,Cambridge,Massachusett
s.
[2] Amaliana, Dita Rizki; Yudo Prasetyo; Abdi
Sukmono. 2015. “Jurnal Geodesi
Undip Januari 2015 Jurnal Geodesi
Undip Januari 2015.” I Wayan Eka
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 15
Swastikayana, p42 4: 42.
[3] Aronoff, 1989. Geographic Information
Sistem : A Management Perpective,
Ottawa, Canada : WDL Publication.
[4] Astrini, Danti. 2009. Analisis Faktor-
Faktor Lingkungan yang
Mempengaruhi
Harga Lahan Pemukiman (Studi
Kasus Kecamatan Bogor Utara dan
Bogor Selatan, Kota Bogor).
[Skripsi]. Jurusan Ekonomi
Sumberdaya dan Lingkungan.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Institut Pertanian Bogor.
[5] Badan Pertanahan Nasional. 2006. Penelitian
Penetapan Harga Dasar Tanah di
Perkotaan. Diktat. Puslitbang BPN.
[6] Brinkman, A.R. dan A.J Smyth. 1973. Land
Evaluation for Rural Purposes. ILRI
Publ. No. 17 Wageningen.
[7] BPS Kabupaten Lampung Selatan.
2019. Kecamatan Jati Agung
Dalam Angka Tahun 2019.
[8] Budihardjo, Eko. (1997). Tata Ruang
Perkotaan. Bandung: PT
Alumni
[9] D. B. Susetyo, Statistika Untuk
Analisis Data Penelitian,
Bandung: Refika
Aditama, 2010
[10] Dinas Pertambangan dan Energi
Provinsi Lampung, 2015, Profil
Pengusahaan Pertambangan
Mineral Dan Batubara, Dinas
Pertambangan dan Energi
Provinsi Lampung, Lampung
[11] Direktorat Survei dan Potensi Tanah.
2007. Petunjuk Teknis
Direktorat Survei dan Potensi
Tanah. Deputi Survei.
Pengukuran dan Pemetaan
BPN RI. Jakarta.
[12] Ekadinata A, Dewi S, Hadi D,
Nugroho D, dan Johana F.
2008. Sistem Informasi
Geografis Untuk Pengelolaan
Bentang Lahan Berbasis
Sumber Daya Alam. Buku 1:
Sistem Informasi Geografis dan
Penginderaan Jauh
MenggunakanILWIS Open
Source. World Agroforestry
Centre. Bogor.
[13] Hardjowigeno, Sarwono. 1994. Ilmu
Tanah. Bogor. Mediatama
Sarana Prakasa
[14] Halcrow, Harold G. 1992. Ekonomi
Pertanian. Ahmad Sudiyono
(Penerjemah). UMM Press,
Malang
[15] Irmawan, Bastian A. 2008. „Pemanfaatan
Citra Spot 5 untuk Menentukan Kelas
Harga Lahan Kelurahan Sampangan
Kota Semarang‟. Skripsi. Semarang:
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 16
FIS UNNES.
[16] J. B. Cullingworth. 1997. Planning in the
USA
[17] J. Geografi, F. I. 2013.Sosial, and U. N.
Semarang, Semarang Terhadap Harga
Lahan Di Gunungpati Kota Semarang.
[18] J. Sarwono, Statistik Itu Mudah, Yogyakarta:
Andi Yogyakarta, 2009
[19] Juhadi. 2007. „Pola-Pola Pemanfaatan Lahan
dan Degradasi Lingkungan Pada
Kawasan Perbukitan‟. Dalam Jurnal
Geografi. No. 1. Hal 11-24.
[20] Lestari, anggi ayu. 2004. “Perkembangan
Nilai Lahan Di Kecamatan
Tanjungpandan Kabupaten Belitung.”
: 56–75.
[21] Lillesand, T.M, dan R.W. Kiefer. 1997.
Pengindraan Jauh dan Interpretasi
Citra. Cetakan Ketiga. Yogyakarta:
Gajah Mada university Press.
[22] M. Edy Susanto, 2019, Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Harga
Lahan Di Sekitar Bandara Raja Haji
Fisabilillah Kepulauan Riau J. Chem.
Inf. Model., vol. 53, no. 9, pp. 1689–
1699, , doi:
10.1017/CBO9781107415324.004.
[23] Murcharke, 1990 Perubahan Tutupan Lahan
dan Faktor – faktor yang
mempengaruhinya di Kabupaten
Bandung Utara. Skripsi. Bogor :
Fakultas Kehutanan. IPB
[24] Oetomo, Hening W. 2006. „Analisis Faktor
Ruangan yang Berpengaruh Terhadap
Nilai Tanah Perkotaan‟. Tesis.
Semarang:Fakultas Teknik UNDIP.
[25] Pratiwi, Natalia. 2009 ‘Dampak
Spasial Pembangunan Kampus
UNNES Terhadap Perubahan
Penggunaan Lahan di
Kelurahan Sekaran Kecamatan
Gunungpati Kota Semarang‟.
Skripsi. Semarang: FIS
UNNES.
[26] Prabowoningsih, Nida Hayu, Rufia
Andisetyana Putri, and Erma Fitria
Rini. 2018. “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Ketersediaan Ruang
Terbuka Hijau Pada Setiap Dominasi
Penggunaan Lahan (Studi Kasus: Kota
Surakarta).” Region: Jurnal
Pembangunan Wilayah dan
Perencanaan Partisipatif 13(2): 133.
[27] Prahasta, Eddy. 2004. Sistem is Informasi
Geografi: Tutorial Arcview. Bandung:
Penerbit Informatika.
[28] Prihanto. 2008. „Estimasi Faktor Keruangan
Terhadap Harga Tanah di Kelurahan
Sekaran Kecamatan Gunungpati Kota
Semarang‟. Dalam Jurnal Teknik
Sipil. No.2 . Hal 27-45.
[29] Purnamasari, G.D.2011. Pembuatan Peta
Zona Nilai Tanah Kecamatan Kraton
Yogyakarta. Tugas Akhir. Program
Studi Teknik Geodesi, Fakultas
Teknik Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta
TEKNIK GEOMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA 17
[30] Ray M. Northam. 1975. Urban Geography.
Universitas Michigan. Wiley
[31] Ritohardoyo, Su. 2002. Bahan Kuliah
Penggunaan dan Tata Guna Lahan.
Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.
[32] Sari, gita herda. 2019. .” Analisis Hubungan
Nilai Lahan Dengan Jenis
Penggunaan Lahan Kecamatan
Grogol Kabupaten Sukoharjo
Menggunakan Aplikasi Sig Dan
Penginderaan Jauh 53(9): 1689–99.
[33] Sugiyanto, 2004. „Pola Harga Lahan
di Sepanjang Rencana
Pembangunan Jalan Lingkar
Utara Kota Tegal‟. Tesis.
Semarang: Fakultas Teknik
UNDIP.
[34] Suja‟i, Yusuf, I. 2007. Penerapan
Fungsi Deman-Suplai dalam
Kebijaksanaan Bisnis.
Surabaya. UPN Jawa Timur.
[35] Suparmoko. 1989. Ekonomi
Sumberdaya Alam dan
Lingkungan. BPFE,
Yogjakarta
[36] Wahyuningsih. 2008. Pengecatan
Gram. Purwokerto : Fakultas
Pertanian Universitas Jendral
Soedirman.
[37] Wahyuningsih, Menik. 2008.‟ Pola
Dan Faktor Penentu Nilai Lahan
Perkotaan di Kota Surakarta’.
Skripsi. Semarang:Fakultas
Teknik UNDIP.
[38] Widiastuti, Frish, K. 2004.
„Pemanfaatan Analisa Sistem
Informasi Geografis Pajak Bumi
dan Bangunan untuk Penentuan
Nilai Jual Objek Pajak (Studi
Kasus di Kel. Kutoarjo, Kec.
.Kutoarjo, Kab. Purworejo)‟.
Skripsi, Yogyakarta : Fakultas
Teknik UGM .
[39] Yunus, H, S. 2000. Struktur Tata Ruang
Kota. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
[40] http://www.pajak.go.id
/lampiran/99PJ6_SE67.htm, 2011
[41] Badan Standarisasi Nasional, SNI 7645:2010
Tentang Klasifikasi Penutup
Lahan, Jakarta: BSN, 2010.