Upload
vuongtram
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR
DAN MOTIVASI BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD
GUGUS DEWI SARTIKA DAN GUGUS HASANUDIN
KOTA TEGAL
Skripsi
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Khoiru Nawawi
1401412507
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang
Panitia Ujian Skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
Hari, tanggal : Kamis, 2 Juni 2016
Tempat : Tegal
iv
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal, oleh Khoiru Nawawi 1401412507, telah dipertahankan di
hadapan sidang panitia ujian skripsi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada tanggal 14 Juni 2016.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(QS. Al Baqoroh: 286).
2. Manakala kalian lewat taman-taman surga (majelis-majelis ilmu), maka
berbahagialah! (HR.Imam Thabrani).
3. Terkadang kesulitan harus kamu rasakan terlebih dulu sebelum kebahagiaan
yang sempurna datang kepadamu (R.A. Kartini).
4. Rumus 6x2 lebih baik daripada rumus 2x6, artinya enam kali belajar masing-
masing dua topik lebih baik hasilnya daripada dua kali belajar masing-masing
enam topik (Penulis).
Persembahan
Untuk Ibu Shofi’ah dan Bapak Abdul Qodar,
Adik-adikku Indah dan Salisa, serta keluarga
besarku.
Guru-guruku dan Dosen-dosenku, mahasiswa
PGSD UPP Tegal FIP UNNES angkatan 2012, dan
teman-teman di Kontrakan Abah Khoyir.
vi
PRAKATA
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, sehingga dapat
menyelesaikan pembuatan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika
dan Gugus Hasanudin Kota Tegal”.
Tujuan dari penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebagian syarat untuk
mencapai gelar sarjana pendidikan. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari hambatan,
tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, kesulitan itu dapat teratasi.
Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di
Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan izin dan dukungan dalam penyusunan
skripsi ini.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
kesempatan untuk memaparkan gagasan dalam bentuk skripsi ini.
4. Drs. Utoyo, M.Pd., Koordinator PGSD UPP Tegal yang telah memberikan izin
untuk melakukan penelitian.
vii
5. Drs. Noto Suharto, M.Pd., sebagai dosen pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi
penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Drs. Utoyo, M.Pd., sebagai dosen pembimbing 2 yang telah memberikan
bimbingan pengarahan, saran, dan motivasi yang sangat bermanfaat bagi
penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
7. Kesbangpolinmas, BAPPEDA Kota Tegal, Dinas Pendidikan Kota Tegal, dan
UPPD Tegal Selatan yang telah memberikan izin penelitian.
8. Kepala Sekolah Dasar Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal
yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
9. Guru kelas V SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal
yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam mengadakan penelitian.
10. Segenap siswa kelas V SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin
Kota Tegal yang telah bersedia bekerjasama dalam penelitian.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Atas bantuan dan pengorbanan yang telah diberikan, semoga mendapat
berkah dari Allah SWT. Penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang terkait.
Tegal, 23 Mei 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Nawawi, Khoiru. 2016. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Dosen
Pembimbing: Drs. Noto Suharto, M.Pd dan Drs. Utoyo, M.Pd
Kata Kunci: Hasil belajar; kebiasaan belajar; motivasi belajar
Mutu pendidikan dapat diketahui salah satunya melalui hasil belajar siswa.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah
mengalami kegiatan belajar. Ada beberapa faktor yang memengaruhi hasil belajar
diantaranya kebiasaan belajar dan motivasi belajar. Siswa yang mempunyai
kebiasaan belajar yang teratur dan rutin akan memengaruhi hasil belajar yang
diperoleh. Begitu pula siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi akan
memengaruhi nilai hasil belajar yang tinggi juga. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh kebiasaan belajar
dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika
dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.
Penelitian ini menggunakan metode ex post facto dengan pendekatan
kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Gugus Dewi
Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang berjumlah 197 siswa. Sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dan Proporsional
Random Sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 132 siswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan dokumentasi untuk hasil belajar dan angket
tertutup dengan skala likert 4 untuk kebiasaan belajar serta motivasi belajar. Data
penelitian dianalisis dengan menggunakan regresi linier sederhana dan analisis
regresi ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Ada pengaruh yang signifikan
antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar dengan hasil penelitian diperoleh
thitung > ttabel yaitu 2,503 > 1,978 dan korelasi keduanya sebesar 0,214 atau rendah.
Besar sumbangan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa sebesar 4,6%; (2)
Ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan
hasil penelitian diperoleh diperoleh thitung > ttabel (3,522 > 1,978) dan korelasi
keduanya dalam kategori rendah (0,295). Besar sumbangan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa sebesar 8,7%; (3) Ada pengaruh yang signifikan antara
kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar dengan hasil penelitian
diperoleh Fhitung > Ftabel (6,171 > 3,066) dan korelasi ganda dalam kategori rendah
(0,295). Besar sumbangan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa sebesar 8,7%. Saran peneliti adalah guru hendaknya membiasakan
siswa suka membaca dan membantu menghadapi kesulitan belajar siswa seperti
memberikan dorongan saat siswa dapat hasil belajar rendah.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN ................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ......................................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 12
1.3 Pembatasan Masalah .............................................................................. 13
1.4 Rumusan Masalah .................................................................................. 13
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................... 14
1.5.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 14
1.5.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 14
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................. 15
x
1.6.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 15
1.6.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 15
2 KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori ....................................................................................... 17
2.1.1 Hakikat Hasil Belajar ............................................................................. 17
2.1.2 Kebiasaan Belajar ................................................................................... 23
2.1.3 Motivasi Belajar ..................................................................................... 32
2.1.4 Hubungan antar Variabel ....................................................................... 44
2.2 Penelitian yang Relevan .......................................................................... 46
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................... 53
2.4 Hipotesis Penelitian ................................................................................. 56
3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 57
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................ 59
3.2.1 Waktu Penelitian .................................................................................... 59
3.2.2 Tempat Penelitian ................................................................................... 59
3.3 Populasi dan Sampel .............................................................................. 59
3.3.1 Populasi .................................................................................................. 59
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling ................................................................ 60
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ......................... 62
3.4.1 Variabel Penelitian ................................................................................. 62
3.4.2 Definisi Operasional Variabel ................................................................ 63
xi
3.5 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 65
3.5.1 Wawancara .............................................................................................. 65
3.5.2 Angket atau Kuesioner ........................................................................... 66
3.5.3 Dokumentasi ............................................................................................ 66
3.6 Instrumen Penelitian ................................................................................ 66
3.6.1 Instrumen Variabel Hasil Belajar ........................................................... 67
3.6.2 Instrumen Variabel Kebiasaan Belajar ................................................... 67
3.6.3 Instrumen Variabel Motivasi Belajar ..................................................... 68
3.6.4 Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 70
3.6.5 Reliabilitas Instrumen ............................................................................ 72
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 73
3.7.1 Analisis Deskriptif .................................................................................. 73
3.7.2 Teknik Prasyarat Analisis ....................................................................... 74
3.7.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis) ..................................................... 78
4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................... 83
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................ 83
4.1.2 Deskripsi Responden ............................................................................... 84
4.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ................................................... 85
4.1.4 Hasil Uji Prasyarat Analisis .................................................................... 102
4.1.5 Hasil Analisis Akhir ................................................................................ 106
4.2 Pembahasan ............................................................................................. 116
xii
4.2.1 Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar ............................. 186
4.2.1 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar ............................... 128
5 PENUTUP
5.1 Simpulan ................................................................................................. 140
5.2 Saran ....................................................................................................... 141
5.2.1 Bagi Orang Tua ...................................................................................... 141
5.2.2 Bagi Guru ............................................................................................... 142
5.2.3 Bagi Kepala Sekolah .............................................................................. 142
Daftar Pustaka .................................................................................................... 143
Glosarium ........................................................................................................... 147
Lampiran ............................................................................................................ 151
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Populasi Penelitian ................................................................................ 60
3.2 Proporsi Pengambilan Sampel Penelitian ............................................. 62
3.3 Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ..................................... 68
3.4 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba) ....................................... 69
3.5 Hasil Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar ....................................... 71
3.6 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar ......................................... 72
3.7 Pedoman Konversi Skala-5 .................................................................... 73
3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .................................................. 79
3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .................................................. 81
4.1 Data Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin ........................ 84
4.2 Data Responden Penelitian Berdasarka Usia ........................................ 85
4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ....................................... 86
4.4 Rentang Nilai Indeks (Three Box Method) ............................................ 90
4.5 Pedoman Konversi Skala-5 .................................................................... 90
4.6 Frekuensi Hasil Nilai Rata-rata UTS Genap .......................................... 91
4.7 Nilai Indeks Kebiasaan Belajar .............................................................. 96
4.8 Nilai Indeks Motivasi Belajar ................................................................ 100
4.9 Rekapitulasi Rata-Rata Indeks Variabel ................................................ 101
4.10 Hasil Uji Normalitas Data ...................................................................... 102
4.11 Hasil Uji Linieritas Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar ................ 103
4.12 Hasil Uji Linieritas Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar .................. 104
4.13 Hasil Uji Multikolinearitas Data ............................................................ 105
4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas Data ......................................................... 106
4.15 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Kebiasaan Belajar ..................... 107
4.16 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Motivasi Belajar ........................ 107
4.17 Hasil Uji Regresi Ganda ......................................................................... 111
4.18 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R .................................................. 114
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Berpikir Penelitian ................................................................. 48
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Nama Siswa Populasi Penelitian ................................................... 147
2 Daftar Nama Siswa Sampel Penelitian ..................................................... 151
3 Daftar Nama Siswa Sampel Uji Coba Angket .......................................... 155
4 Kisi-Kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba) ...................................... 156
5 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba) ......................................... 157
6 Angket Uji Coba Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar ...................... 158
7 Kisi-Kisi Angket Penelitian Kebiasaan Belajar (Setelah Uji Coba) .......... 164
8 Kisi-Kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar (Setelah Uji Coba) ............ 165
9 Angket Penelitian Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar ..................... 166
10 Lembar Validasi Angket ............................................................................ 171
11 Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar ...... 176
12 Tabel Pembantu Analisis Hasil Uji Coba Angket Motivasi Belajar ......... 178
13 Uji Validitas dan Reabilitas Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar ........... 180
14 Uji Validitas dan Reabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar ............... 182
15 Rekapitulasi Uji Validitas Angket Penelitian ........................................... 184
16 Rekapitulasi Uji Reabilitas ....................................................................... 186
17 Data Hasil Penelitian Angket Kebiasaan Belajar ..................................... 187
18 Data Hasil Penelitian Angket Motivasi Belajar ........................................ 195
19 Rekapitulasi Skor Hasil Data Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar ... 201
20 Daftar Nilai Rata-rata UTS pada Sampel Penelitian ................................ 205
21 Rekapitulasi Skor Hasil Belajar (Y), Kebiasaan Belajar (X1) dan
Motivasi Belajar (X2) ................................................................................ 209
22 Tabel Kriteria Penilaian Hasil Belajar ...................................................... 213
23 Tabel Nilai Indeks Variabel Kebiasaan Belajar ........................................ 214
24 Tabel Nilai Indeks Variabel Kebiasaan Belajar ........................................ 216
25 Hasil Uji Normalitas Data ......................................................................... 218
26 Hasil Uji Linearitas Data ........................................................................... 220
27 Hasil Uji Multikolinearitas Data ................................................................ 225
xvi
28 Hasil Uji Heteroskedastisitas Data ............................................................ 226
29 Hasil Analisis Regresi Sederhana Kebiasaan Belajar dengan Hasil
Belajar ....................................................................................................... 227
30 Hasil Analisis Regresi Sederhana Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar ....................................................................................................... 228
31 Hasil Analisis Regresi Linier Ganda ........................................................ 229
32 Surat Rekomendasi Permohonan izin Penelitian dari BAPEDA .............. 230
33 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................................... 232
34 Dokumentasi Penyebaran Angket ............................................................. 239
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan dan kemajuan pembangunan suatu negara sangat bergantung
dari kualitas sumber daya manusia yang dimilikinya. Suatu negara yang memiliki
sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, maka pembangunan negara tersebut
akan berkembang secara pesat. Sebaliknya, kualitas sumber daya manusia yang
rendah dapat menghambat pembangunan nasional suatu negara. Oleh karena itu,
dibutuhkan suatu wadah yang dapat mencetak sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi dalam hal ini adalah pendidikan.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu hak setiap individu anak
bangsa untuk dapat menikmatinya. Pendidikan merupakan usaha sadar yang
dilakukan oleh manusia agar dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses
pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut, telah diakui
dan sekaligus memiliki legalitas yang sangat kuat sebagaimana yang tertuang dalam
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyebutkan bahwa: “Setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan”. Selanjutnya pada ayat 3 dituangkan
pernyataan yang berbunyi: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang”. Menurut Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab I pasal 1
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa:
2
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Langeveld dalam Munib (2012: 23) mengemukakan bahwa “pendidikan
adalah suatu bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum
dewasa untuk mencapai tujuan yaitu kedewasaan”. Manusia dikatakan dewasa
apabila sudah mencakup indikator berikut: manusia yang mandiri,
bertanggungjawab kepada perbuatannya dan dapat dimintai pertanggungjawaban
atas perbuatannya tersebut, serta telah mampu memahami dan melaksanakan
norma-norma atau moral dalam kehidupan. Manusia dapat menjadi manusia hanya
melalui pendidikan, dalam konteks ini pendidikan dapat didefinisikan sebagai
humanisasi (upaya memanusiakan manusia) artinya suatu upaya dalam rangka
membantu manusia agar mampu hidup sesuai dengan martabat kemanusiaannya
(Wahyudin, dkk, 2007: 1.29). Ada beberapa konsepsi dasar tentang pendidikan
yang akan dilaksanakan, yaitu: pendidikan berlangsung seumur hidup,
tanggungjawab pendidikan merupakan tanggungjawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah, serta pendidikan merupakan suatu keharusan bagi
manusia sebab dengan pendidikan, manusia akan memiliki kemampuan dan
kepribadian yang berkembang (Munib, 2012: 24).
Selama berkembangnya manusia untuk berusaha meningkatkan
kehidupannya, seperti pengetahuan, kepribadian, dan kemampuan maka selama
itulah pendidikan akan berjalan terus. Pendidikan mengemban tugas untuk
3
menghasilkan manusia yang berbudaya dan generasi yang baik. Pendidikan
menyangkut kehidupan seluruh umat manusia yang digambarkan bahwa tujuan
pendidikan adalah mencapai suatu kehidupan yang lebih baik. Tujuan pendidikan
nasional yang sekarang berlaku mengacu berdasarkan Undang-Undang No. 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan nasional akan tercapai apabila didukung oleh semua
komponen yang ada di dalam sistem yang bersangkutan. Unsur-unsur yang
memengaruhi pendidikan meliputi: peserta didik, pendidik, tujuan, isi pendidikan,
metode, dan lingkunagn (Munib, 2012 : 38). Demi terwujudnya tujuan pendidikan
nasional, maka kegiatan pendidikan nasioanl dilaksanakan melalui tiga jalur
sebagaimana yang tertuang dalam UU No. 20 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 10
yang berbunyi: “Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan”.
Salah satu jalur pendidikan yang diselenggarakan pemerintah Indonesia
adalah pendidikan formal. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang
terstruktur dan berjenjang. Adapun yang dimaksud jenjang pendidikan adalah
tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan siswa,
tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan formal
4
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi (UU
No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat 11). Jenjang pendidikan dasar merupakan jenjang
pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah (BAB VI Pasal 17 ayat
1). Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat (BAB VI Pasal 17
ayat 2).
Pendidikan dasar berbentuk SD dapat diartikan sebagai proses
membimbing, mengajar, dan melatih siswa yang berusia 6-13 tahun untuk memberi
bekal kemampuan dasar dalam aspek intelektual, sosial, dan personal yang sesuai
dengan karakteristik perkembangannnya sehingga dia dapat melanjutkan
pendidikan di SMP atau sederajat (Mikarsa, 2008: 1.13). Tujuan pendidikan di SD
mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia
seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya, pembinaan pemahaman
dasar, dan seluk-beluk ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan untuk
belajar pada jenjang yang lebih tinggi serta hidup dalam masyarakat. Sementara
fungsi pendidikan SD adalah fungsi edukatif daripada fungsi pengajaran, yaitu
upaya bimbingan dan pembelajaran diorientasikan pada pembentukan landasan
kepribadian yang kuat (Mikarsa, 2008: 1.17).
Menurut Wahyudin, dkk (2007: 8.23) bahwa “kegiatan pendidikan
hakikatnya belangsung sepanjang hayat, diselenggarakan di berbagai satuan
pendidikan yang terdapat di jalur pendidikan informal, formal, dan nonformal”.
Sekolah hanyalah sebagian saja dari keseluruhan kegiatan pendidikan, kegiatan
5
pendidikan berlangsung seumur hidup yang bisa diperoleh seseorang di lingkungan
keluarga dan masyarakat. Maka peserta didik baik di dalam sekolah maupun di luar
sekolah tetap melaksanakan pendidikan diantaranya dengan cara belajar.
Pengertian belajar Menurut Siregar dan Nara (2011: 3) adalah sebuah proses
yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak
masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat. Sementara itu, Spears
dalam Sardiman (2014: 20) mengatakan “Learning is to observe, to read, to imitate,
to try something themselves, to listen, to follow direction (Belajar adalah
mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar,
dan mengikuti aturan)”. Pendapat lain dikemukakan Ahmadi dan Supriyono (2013:
128), “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memeroleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur
yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku. Gagne (1997)
dalam Rifa’i dan Anni (2012: 68) membagi unsur belajar menjadi empat, yaitu:
peserta didik, rangsangan atau stimulus, memori, dan respon. Kegiatan belajar akan
terjadi pada diri peserta didik apabila terdapat interaksi antara stimulus dan memori,
sehingga perilakunya berubah dari waktu sebelum dan sesudah adanya stimulus
tersebut.
Siswa terpacu belajar karena ada berbagai faktor. Menurut Slameto (2013:
54) faktor-faktor yang memengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang ada dalam diri
6
individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di
luar individu. Faktor intern dibagi tiga golongan, yaitu: faktor jasmaniah, faktor
psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor ekstern digolongkan menjadi tiga, yaitu:
faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Senada dengan itu, Rifa’i
dan Anni (2012: 80-81) membagi faktor-faktor yang memengaruhi belajar menjadi
dua, yaitu kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal mencakup
kondisi fisik, psikis, dan sosial. Sedangkan kondisi eksternal seperti variasi dan
tingkat kesulitan materi belajar yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana
lingkungan, dan budaya belajar masyarakat yang akan memengaruhi kesiapan,
proses, dan hasil belajar.
Hasil belajar menurut Winkel (1996) dalam Purwanto (2011: 45) adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.
Rifa’i dan Anni (2012: 69) berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan perubahan
perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”. Hasil belajar
merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan sehingga hasil belajar yang
diukur sangat tergantung pada tujuan pendidikannya. Hasil belajar peserta didik
akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tertentu (Hamalik, 2012: 30).
Aspek-aspek tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,
apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.
Menurut Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12), “hasil belajar yang
dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
memengaruhi, baik faktor internal maupun faktor eksternal”. Faktor internal
merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa, seperti: kecerdasan,
7
kesehatan, ketekunan, sikap, kondisi fisik, perhatian, motivasi, minat, dan
kebiasaan belajar. Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar siswa,
seperti: faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah, dan faktor
masyarakat. Salah satu faktor penting yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa
yaitu kebiasaan belajar dan motivasi belajar.
Faktor yang dapat memengaruhi hasil belajar adalah kebiasaan belajar.
Aunurrahman (2013: 185) menyatakan “kebiasaan belajar adalah perilaku belajar
seseorang yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan
ciri dalam aktivitas belajar yang dilakukannya”. Hal ini berarti kebiasaan belajar
merupakan perilaku belajar yang dilakukan siswa secara berulang-ulang dan lama-
kelamaan akan menjadi menetap dan bersifat otomatis. Menurut Djaali (2008: 128),
“kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri
siswa pada waktu menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan
pengaturan waktu untuk menyelesaikan kegiatan”. Setiap siswa memiliki kebiasaan
belajar yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan dirinya masing-masing.
Kebiasaan belajar seseorang memengaruhi aktivitas belajarnya dan pada tujuannya
dapat memengaruhi hasil belajar yang diperoleh.
Tujuan adanya kebiasaan belajar pada siswa adalah agar memeroleh sikap-
sikap dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam
arti selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu (Syah, 2015: 128). Djaali (2008:
128) mengungkapkan kebiasaan belajar menjadi dua, yaitu: delay avodian
(menghindari keterlambatan) dan work methods (cara kerja). Delay avodian
menunjukkan menghindari diri dari hal-hal tertundanya penyelesaian tugas,
8
sedangkan work methods menunjukkan penggunaan cara belajar yang efektif dan
efisien.
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara yang
dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 dan 6 Februari 2016 dengan kepala sekolah,
guru kelas V, dan beberapa siswa di SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal, bahwa hasil belajar siswa masih
rendah. Rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi adanya faktor kebiasaan belajar
siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal
Selatan Kota Tegal yang masih buruk. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang sering
dilakukan siswa berupa belajar tidak teratur, siswa mudah jenuh atau cepat bosan
saat belajar, belajar hanya menjelang ulangan atau ujian, sering mencontek teman,
kurang memiliki catatan pelajaran yang lengkap, dan lain-lain. Ketidak teraturan
belajar siswa saat di rumah merupakan hal yang dianggap biasa saja oleh siswa.
Ketidak teraturan tersebut dipicu anak ingin melihat TV atau ingin bermain serta
tidak mempunyai jadwal belajar yang teratur. Kebanyakan anak juga kurang
perhatian atau bimbingan dari orang tua sehingga anak tidak terbiasa untuk belajar
mandiri. Hal lain yang sering dialami siswa adalah mencontek saat ulangan
berlangsung. Kegiatan seperti ini dilakukan siswa karena pada malam harinya tidak
belajar sehingga saat ulangan berlangsung anak tidak memiliki pandangan jawaban
yang berkaitan dengan soal serta kurang konsentrasi. Bentuk-bentuk perilaku yang
buruk tersebut dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa yang pada akhirnya
menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa.
9
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan
pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang
disebut dengan motivasi (Sardiman, 2014: 40). Motivasi menurut Sardiman (2014:
73) diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif, motif menjadi aktif
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
atau mendesak. Menurut Wlodkowski (1985) dalam Siregar dan Nara (2011: 49)
menyatakan “motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan
perilaku tertentu dan memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut”.
Motivasi belajar menurut Uno (2014: 23) adalah dorongan internal dan
eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
“Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual”
(Sardiman, 2014: 75). Ali Imron (1996) dalam Siregar dan Nara (2013: 53-54)
mengemukakan enam faktor yag memengaruhi motivasi belajar, sebagai berikut:
cita-cita atau aspirasi pembelajar, kemampuan pembelajar, kondisi pembelajar,
kondisi lingkungan pembelajar, unsur-unsur dinamis belajar, dan upaya guru dalam
membelajarkan pembelajaran.
Siregar dan Nara (2011: 51) menyatakan terdapat dua peranan penting
motivasi dalam belajar yaitu: pertama, motivasi merupakan daya penggerak psikis
dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan
belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang peranan penting
dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga siswa
10
yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang banyak untuk
melaksanakan kegiatan belajar. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila
anak mempunyai semangat atau motivasi belajar yang tinggi, maka akan terjadi
kegiatan belajar sehingga menghasilkan hasil belajar siswa yang baik. Sebaliknya,
jika anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar
pada diri anak tersebut. Apabila motivasi peserta didik rendah, maka diasumsikan
bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan akan rendah.
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti melalui wawancara yang
dilakukan pada tanggal 13 Januari 2016 dan 6 Februari 2016 dengan kepala sekolah,
guru kelas V, dan beberapa siswa di SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal, diperoleh informasi bahwa hasil
belajar siswa kelas V masih tergolong rendah. Hasil belajar siswa rendah selain
disebabkan kebiasaan belajar, juga dipengaruhi motivasi belajar siswa yang masih
kurang. Kurang termotivasinya belajar siswa dikarenakan berbagai faktor, baik dari
dalam siswa maupun luar siswa. Faktor-faktor tersebut antara lain anggapan siswa
yang penting masuk sekolah, kurang semangat mengikuti kegiatan proses belajar-
mengajar, kurang bimbingan belajar dari keluarga, banyak teman yang ganggu saat
hendak belajar, kurang konsentrasi saat di kelas, kurangnya pujian dan hadiah dari
guru, serta guru kurang variasi dalam pembelajaran. Hal ini dirasa siswa kurang
bersemangat dalam belajar sehingga nilai hasil belajar siswa masih banyak yang
kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Tanda siswa yang kurang
motivasi belajar dapat dilihat saat mereka mengikuti pembelajaran, contohnya pasif
saat pembelajaran, malu menjawab saat ditanya guru, kurang partisipasi dalam
11
kelompok, mudah mengeluh, susah menerima materi dari guru, dan sebagainya.
Tanda semacam ini yang sangat dikeluhkan guru saat berlangsungnya
pembelajaran. Jika guru menemui siswa yang seperti ini tidak dibiarkan begitu saja,
namun guru memberikan pendekatan khusus agar mereka mau mengikuti
pembelajaran dengan lebih giat.
Kemampuan yang dimiliki setiap siswa berbeda-beda, baik tingkat
kebiasaan belajar maupun motivasi belajar. Kebiasaan belajar siswa ada yang
teratur dan ada yang kurang teratur. Guru hendaknya membangun kebiasaan belajar
siswa yang teratur saat pembelajaran berlangsung. Orang tua juga dituntut agar
lebih memerhatikan atau membimbing anak saat belajar di rumah. Tujuannya agar
anak terbiasa melakukan belajar secara terus-menerus dan lama-kelamaan akan
menjadi kebiasaan pada diri anak. Begitu pula motivasi belajar siswa, ada siswa
yang motivasi belajar tinggi dan ada pula motivasi belajarnya rendah. Perbedaan
tingkat motivasi ini dapat disikapi guru dengan cara membangkitkan motivasi siswa
yang kurang motivasi belajarnya dan memuji siswa yang mempunyai motivasi
tinggi. Orang tua juga perlu memotivasi anak agar lebih giat dalam belajarnya.
Motivasi belajar yang tinggi dan seringnya siswa melakukan belajar setiap hari,
secara tidak langsung akan berdampak pada tujuannya yaitu nilai hasil belajar yang
memuaskan.
Penelitian yang relevan dengan masalah tersebut yaitu penelitian yang
dilakukan oleh Setyowati (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 13 Semarang”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar pada siswa kelas VII SMPN 13
12
Semarang dalam kategori cukup. Berdasarkan perhitungan diperoleh 29,766
dengan taraf signifikansi 5% yang berarti ada pengaruh yang signifikan motivasi
belajar terhadap hasil belajar pada siswa kelas VII SMPN 13 Semarang. Besarnya
motivasi belajar yang memengaruhi hasil belajar siswa kelas VII SMPN 13
Semarang sebesar 29,766 sedangkan 71,344 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain
yang tidak diteliti oleh peneliti dikarenakan keterbatasan dana, waktu, serta
kemampuan. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Abdul Rohman M.S (2012)
dengan judul “Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas
IV SD pada Mata Pelajaran Matematika di Gugus V Kecamatan Wonosari
Kecamatan Gunung Kidul Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini
menunjukkan terdapat hubungan positif dan signifikan kebiasaan belajar dengan
prestasi belajar matematika, hal tersebut ditunjukkan dari harga rhitung yang diolah
dengan bantuan SPSS versi 17 sebesar 0,300 sedangkan rtabel dengan N=89 (90)
pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,207, sehingga rhitung > rtabel (0,300 > 0,207).
Berdasarkan pemaparan tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian mengenai kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa dengan judul
“Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut:
(1) Sebagian hasil belajar siswa masih kurang dari Kriteria Ketuntasan
Mimimal (KKM).
13
(2) Kebiasaan belajar siswa yang kurang teratur atau kurang disiplin saat
dirumah.
(3) Kebiasaan belajar siswa yang masih buruk saat mengikuti pembelajaran di
sekolah.
(4) Orang tua siswa kurang membimbing saat anak belajar.
(5) Siswa kurang termotivasi saat proses belajar mengajar.
(6) Siswa masih perlu lebih banyak bentuk motivasi belajar dari luar siswa.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam penelitian perlu adanya pembatasan masalah untuk menghindari
kesalahpahaman maksud dan tujuan penelitian serta agar lebih efektif dan efisien.
Oleh karena itu, peneliti perlu membatasi masalah sebagai berikut:
(1) Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Gugus
Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal.
(2) Variabel yang akan diteliti yaitu kebiasaan belajar, motivasi belajar, dan
hasil belajar siswa.
(3) Hasil belajar siswa yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
Ulangan Tengah Semester (UTS) genap Tahun Ajaran 2015/2016.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
(1) Bagaimanakah pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun
Ajaran 2015/2016?
14
(2) Bagaimanakah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas
V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran
2015/2016?
(3) Bagaimanakah pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin
Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa tujuan. Tujuan penelitian yang akan
diuraikan dalam bagian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan
umum merupakan tujuan penelitian dari sudut pandang secara luas. Tujuan khusus
adalah tujuan penelitian dari sudut pandang yang lebih sempit. Berikut uraian
tujuannya:
1.5.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD
Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
1.5.2 Tujuan Khusus
(1) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh kebiasaan belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin
Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
(2) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota
Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
15
(3) Menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh kebiasaan belajar dan
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi
Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.6.1 Manfaat Teoritis
(1) Memberikan gambaran tentang pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan
Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
(2) Menambah referensi bahan kajian penelitian yang relevan di bidang
psikologi.
1.6.2 Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Siswa
(1) Menumbuhkan kebiasaan belajar yang teratur dan baik.
(2) Menumbuhkan motivasi kepada siswa agar giat belajar dan memiliki
motivasi belajar yang tinggi.
1.6.2.2 Bagi Guru
(1) Guru mampu membiasakan siswa agar memiliki kebiasaan belajar yang
baik dalam kelas.
(2) Hasil penelitian digunakan sebagai bahan masukan guru untuk
meningkatkan keterampilan memberikan motivasi kepada siswa.
(3) Pedoman guru untuk mengajak orang tua siswa untuk lebih memerhatikan
anaknya.
16
1.6.2.3 Bagi Sekolah
(1) Memberikan informasi bagi sekolah untuk dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
(2) Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
1.6.2.4 Bagi Orang Tua
(1) Membiasakan anak agar teratur belajar saat di rumah.
(2) Menambah pengetahuan dan menimbulkan kesadaran bagi orang tua untuk
lebih memerhatikan dan memotivasi anaknya dalam belajar.
1.6.2.5 Bagi Peneliti
(1) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan peneliti untuk mengadakan
penelitian dalam bidang psikologi pendidikan.
(2) Meningkatkan wawasan peneliti dalam bidang psikologi pendidikan
berkaitan dengan kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa di sekolah dasar.
17
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
Bagian ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Teori
yang berhubungan dengan penelitian ini adalah hakikat hasil belajar, kebiasaan
belajar, motivasi belajar, dan hubungan antar variabel. Uraian selengkapnya
sebagai berikut:
2.1.1 Hakikat Hasil Belajar
2.1.1.1 Pengertian Belajar
Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan
proses pendidikan di sekolah. Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks
yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi
bahkan dalam kandungan hingga liang lahat (Siregar dan Nara, 2011: 3). Sementara
itu, Spears dalam Sardiman (2014: 20) mengatakan “Learning is to observe, to read,
to imitate, to try something themselves, to listen, to follow direction” (Belajar
adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu pada dirinya sendiri,
mendengar, dan mengikuti aturan). Pendapat Gagne yang dikutip oleh Rifa’i dan
Anni (2012: 66) menyatakan bahwa “belajar merupakan perubahan disposisi atau
kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan
perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan”. Sementara Whittaker dalam
Ahmadi dan Supriyono (2013: 126) mendefinisikan “belajar sebagai proses dimana
tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.
18
Pendapat lain dikemukakan Abdillah dalam Aunurrahman (2013: 35)
menyatakan bahwa “belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan individu
dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memeroleh tujuan
tertentu”. Menurut Slameto (2013: 2) “belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memeroleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”. Belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan, sikap,
dan keterampilan atau psikomotorik (Susanto, 2015: 4). Perubahan-perubahan
tersebut akan dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku.
Seseorang yang telah melakukan belajar akan memiliki ciri-ciri perubahan
tingkah lakunya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut seperti diungkap oleh
Slameto (2013: 3-7), diantaranya: perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan
dalam belajar bersifat fungsional, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif,
perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam belajar
terarah, dan perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan terjadi
secara sadar berarti seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan
itu sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam
dirinya. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, artinya satu perubahan yang
terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya.
19
Perubahan tingkah laku yang ketiga adalah perubahan dalam belajar bersifat
positif dan aktif, maksudnya perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan
tertuju untuk memeroleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan
dalam belajar bukan bersifat sementara, berarti seseorang yang telah belajar akan
bersifat menetap atau permanen. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah,
berarti perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
Perubahan tingkah laku yang terakhir adalah perubahan mencakup seluruh aspek
tingkah laku. Aspek tingkah laku tersebut adalah sikap kebiasaan, keterampilan,
pengetahuan, dan sebagainya.
Beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses yang dilakukan seseorang untuk mengamati, membaca, meniru, mencoba
sesuatu pada dirinya sendiri, mendengar, dan mengikuti aturan yang berlangsung
periode waktu tertentu demi perubahan kecakapan manusia dan perubahan perilaku.
2.1.1.2 Pengertian Hasil Belajar
Proses pendidikan selalu ada input (masukan) berupa peserta didik
kemudian dilakukan proses atau pembelajaran yang akhirnya menghasilkan output
(keluaran) berupa lulusan yang memeroleh hasil belajar yang diinginkan. Hasil
belajar menurut Winkel (1996) dalam Purwanto (2014: 45) adalah perubahan yang
mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Rifa’i dan Anni
(2012: 69) berpendapat bahwa “hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang
diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar”.
Nawawi dalam Susanto (2015: 5) menyatakan bahwa “hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam memelajari materi pelajararan
20
di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
jumlah materi pelajaran tertentu”. Sudjana (2011: 22) menyatakan bahwa “hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”. Pendapat lain oleh Karwati dan Priansa (2014: 216)
mendefinisikan “hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa
berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
sehingga nampak perubahan tingkah laku pada diri individu”. Hasil belajar siswa
akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tertentu (Hamalik, 2012: 30).
Aspek-aspek tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,
apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap.
Berdasarkan pengertian para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar sehingga tampak
pada dirinya perubahan tingkah laku. Tingkah laku yang berubah bisa berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
2.1.1.3 Macam-Macam Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar siswa mencakup berbagai hal yang dipelajari di
sekolah. Kingsley dalam Sudjana (2011: 22) membagi macam-macam hasil belajar
menjadi tiga macam, yaitu: (1) keterampilan dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan
pengertian; (3) sikap dan cita-cita. Hampir sama yang diungkap oleh Gagne dengan
mengklasifikasikan kategori hasil belajar menjadi lima, yaitu: (1) informasi verbal;
(2) keterampilan intelektual; (3) strategi kognitif; (4) sikap; dan (5) keterampilan
motoris.
21
Macam-macam hasil belajar menurut Susanto (2015: 6) meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan
sikap siswa (aspek afektif). Pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari, sedangkan konsep merupakan
sesuatu yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau suatu
pengertian. Jadi, pemahaman konsep adalah seberapa besar siswa mampu
menerima, menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan guru atau seberapa
jauh siswa mengerti tentang gagasan atau suatu pengertian berupa hasil penelitian
atau observasi langsung yang telah dilakukan. Orang yang telah memiliki konsep,
berarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang jelas tentang sesuatu konsep
atau citra. Untuk mengukur hasil belajar siswa yang berupa pemahaman konsep,
guru dapat melakukan evaluasi produk. Evaluasi produk dapat dilaksanakan dengan
mengadakan berbagai macam tes, baik secara lisan maupun tertulis. Dalam
pembelajaran di SD, umumnya tes diselenggarakan dalam berbagai bentuk ulangan,
baik ulangan harian, ulangan semesteran, maupun ulangan umum.
Bentuk atau macam hasil belajar yang kedua adalah keterampilan proses.
Keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Selain kedua
macam hasil belajar tersebut, ada satu macam hasil belajar lagi yaitu sikap. Sikap
merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola,
dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu
maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
22
tindakan seseorang. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, maka domain
yang sangat berperan adalah pemahaman konsep dengan domain kognitif.
2.1.1.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar
Peristiwa belajar yang dialami siswa dapat diamati dari perbedaan perilaku
sebelum dan setelah berada dalam peristiwa belajar. Penentuan keberhasilan belajar
siswa adalah dengan mendapat nilai hasil belajar yang baik. Rifa’i dan Anni (2012:
80) menjelaskan faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan
hasil belajar adalah kondisi internal dan eksternal siswa. Kondisi internal mencakup
kondisi fisik (kesehatan organ tubuh), kondisi psikis (kemampuan intelektual dan
emosional), serta kondisi sosial (kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan),
sedangkan kondisi eksternal mencakup variasi dan tingkat kesulitan materi belajar
yang dipelajari, tempat belajar, iklim, suasana lingkungan, dan budaya belajar
masyarakat. Belajar yang berhasil mempersyaratkan pendidik memperhatikan
kemampuan internal siswa dan situasi stimulus di luar siswa.
Pendapat yang senada dikemukakan oleh Wasliman (2007) dalam Susanto
(2013: 12) bahwa “hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang memengaruhi baik internal maupun eksternal”. Faktor
internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa dalam
memengaruhi belajarnya, meliputi kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar,
ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan
faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar siswa yang memengaruhi
hasil belajar, meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lebih lanjut Djaali (2009)
dalam Karwati dan Priansa (2014: 217) menyatakan bahwa faktor yang
23
memengaruhi pencapaian hasil belajar bisa berasal dari dalam diri orang yang
belajar dan ada dari luar dirinya. Faktor dari dalam misalnya kesehatan, intelegensi,
minat, cara belajar, dan motivasi, sedangkan faktor dari luar misalnya keluarga,
sekolah, masyarakat, dan lingkungan sekitar.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa hasil belajar siswa merupakan hasil
dari suatu proses yang didalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling
memengaruhinya. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai
faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari diri siswa maupun dari luar siswa.
Faktor yang datang dari diri siswa jauh lebih berpengaruh besar terhadap
pencapaian hail belajar siswa, seperti kecerdasan anak, minat, kondisi fisik,
kebiasaan belajar, dan motivasi belajar.
2.1.2 Kebiasaan Belajar
2.1.2.1 Pengertian Kebiasaan Belajar
Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan
keterampilan yang dilalui siswa agar menjadi kebiasaan (Slameto 2013: 82).
Witherington dalam Djaali (2008: 128) mengartikan “kebiasaan adalah cara
bertindak yang diperoleh melalui belajar secara berulang-ulang yang pada akhirnya
menjadi menetap dan bersifat otomatis”. Sementara itu, Burghardt (1973) dalam
Syah (2013: 121) berpendapat bahwa “kebiasaan itu timbul karena proses
penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang berulang-
ulang”. Maksud dari penyusutan kecenderungan respons adalah pembiasaan
pengurangan perilaku yang tidak diperlukan. Proses penyusutan atau pengurangan
ini muncul suatu pola bertingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.
24
Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap mereka
melakukan kegiatan belajar. Djaali (2008: 128) mengungkapkan tentang “kebiasaan
belajar diartikan sebagai cara atau teknik yang menetap pada diri siswa pada waktu
menerima pelajaran, membaca buku, mengerjakan tugas, dan pengaturan waktu
untuk menyelesaikan kegiatan”. Aunurrahman (2011: 185) mendefinisikan
“kebiasaan belajar adalah perilaku belajar seseorang yang telah tertanam dalam
waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas belajar yang
dilakukannya”. Sementara itu, Syah (2013: 128) mengemukakan bahwa “kebiasaan
belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan
kebiasaan-perbaikan yang telah ada”. Tujuannya agar siswa memeroleh sikap-sikap
dan kebiasaan-kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan positif dalam arti
selaras dengan kebutuhan ruang dan waktu. Pendapat lain dikemukakan Sudjana
(2014: 173) “keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung
kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”.
Berdasarkan pengertian para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kebiasaan belajar adalah proses pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru dalam
aktivitas belajar siswa dengan waktu yang lama agar muncul suatu pola tingkah
laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Perbuatan menyenangkan dalam
belajar cenderung untuk diulang. Oleh karena itu, tindakan kebiasaan belajar akan
memengaruhi siswa dalam memraktikkan belajar dalam kehidupan sehari-hari.
2.1.2.2 Peranan Kebiasaan Belajar dalam Kegiatan Belajar
Kebiasaan belajar cenderung menguasai perilaku siswa pada setiap mereka
melakukan kegiatan belajar. Hal ini disebabkan kebiasaan sebagai cara yang mudah
25
dan tidak memerlukan konsentrasi dan perhatian yang besar. Suryabrata dalam
Djaali (2008: 129) merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha
sekecil-kecilnya memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan
individu yang belajar. Mengenai cara belajar yang efisien belum menjamin
keberhasilan dalam belajar. Namun, yang paling penting siswa mampu
memraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi
kebiasaan, baik di dalam kelas maupun di luar sekolah.
Syah (2015: 128) mengungkapkan peranan kebiasaan belajar agar siswa
memeroleh sikap-sikap perbuatan baru yang lebih positif dalam arti selaras dengan
kebutuhan waktu dan ruang. Arti positif tersebut selaras dengan norma dan tata nilai
moral yang berlaku, baik yang bersifat religius maupun tradisional dan kultural.
Kebiasaan belajar dapat diberlakukan untuk menopang pendidikan karakter. Djaali
(2008: 128) mengungkapkan peranan kebiasaan belajar menjadi dua, yaitu: delay
avoidan dan work methods. Delay Avoidan (menghindari keterlambatan)
merupakan kebiasaan belajar yang merujuk pada ketepatan waktu penyelesaian
tugas-tugas akademis, menghindarkan diri dari hal-hal yang memungkinkan
tertundanya penyelesaian tugas, dan menghilangkan rangsangan yang akan
mengganggu konsentrasi dalam belajar. Work Methods (cara kerja) merupakan
kebiasaan belajar yang menunjuk kepada penggunaan cara (prosedur) belajar yang
efektif dan efisien dalam mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar.
2.1.2.3 Kebiasaan Tidak Baik dalam Belajar dan Cara Mengatasi
Melihat kondisi nyata yang ada dalam kegiatan sehari-hari ditemukan
adanya kebiasaan belajar yang kurang baik pada diri siswa. Kebiasaan tersebut
26
antara lain berupa: (1) belajar pada akhir semester; (2) belajar tidak teratur; (3)
menyia-nyiakan kesempatan belajar; (4) bersekolah hanya untuk bergengsi; (5)
datang terlambat bergaya pemimpin; (6) bergaya jantan seperti merokok; (7) sok
menggurui teman; dan (8) bergaya minta “belas kasihan” tanpa belajar (Dimyati
dan Mudjiono, 2009: 246). Senada dengan pendapat tersebut, Aunurrahman (2011:
185) mengungkapkan ada beberapa bentuk perilaku yang menunjukkan kebiasaan
tidak baik dalam belajar diantaranya: (1) belajar tidak teratur; (2) daya tahan belajar
rendah (belajar secara tergesa-gesa); (3) belajar ketika menjelang ulangan atau
ujian; (4) tidak memiliki catatan pelajaran yang lengkap; (5) tidak terbiasa membuat
ringkasan; (6) tidak memiliki motivasi untuk memperkaya materi pelajaran; (7)
senang menjiplak pekerjaan teman dan kurang percaya diri di dalam menyelesaikan
tugas; (8) sering datang terlambat; dan (9) melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk,
seperti merokok.
Jenis-jenis kebiasaan belajar tersebut merupakan bentuk-bentuk yang tidak
baik dalam belajar karena akan memengaruhi aktivitas belajar siswa yang pada
akhirnya menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Maka dibutuhkan cara
mengatasi atau mengubah sikap siswa yang tidak baik dalam belajar menjadi cara-
cara yang baik dalam belajar. Crow and Crow (t.t) dalam Purwanto (2011: 116-120)
mengemukakan cara-cara belajar yang baik, diantaranya: (1) adanya tugas-tugas
yang jelas dan tegas; (2) belajar membaca yang baik; (3) gunakan metode
keseluruhan dan metode bagian; (4) pelajari dan kuasai bagian-bagian yang sukar
dari bahan yang dipelajari; (5) buat catatan-catatan pada waktu belajar; (6) kerjakan
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan; (7) hubungkan bahan-bahan baru dengan
27
bahan yang lama; (8) gunakan berbagai sumber belajar; (9) pelajari baik-baik tabel,
peta, grafik, dan gambar; serta (10) membuat rangkuman.
Cara yang pertama dalam perbaikan sikap siswa adalah dengan adanya tugas
yang jelas dan tegas. Adanya tugas-tugas yang jelas dari guru akan membentuk
kebiasaan belajar yang efektif. Tugas yang jelas membuat perhatian siswa dapat
diarahkan kepada hal-hal khusus mana saja yang perlu dipelajari dengan baik dan
bagaimana cara mempelajarinya. Semakin jelas tugas yang diberikan oleh guru,
semakin besar pula perhatian dan kemauan siswa untuk mengerjakan atau
mempelajarinya.
Kemampuan membaca seseorang memengaruhi pencapaian hasil belajar
yang baik. Kepandaian membaca sangat diperlukan untuk memeroleh pengetahuan
dan benar-benar mengerti apa yang dibacanya. Bahan-bahan dalam buku bukan
hanya untuk dimengerti kata demi kata atau kalimat demi kalimat, tetapi harus
diusahakan mengetahui apa isi buku tersebut. Bahkan lebih baik lagi jika pembaca
dapat mengerti apa dan bagaimana pandangan pengarang dengan tulisanya itu.
Membaca cepat dan efektif dapat tercapai dengan latihan terus-menerus.
Pemilihan metode yang tepat merupakan hal yang penting dalam belajar.
Pemilihan metode belajar harus berdasarkan tingkat keluasan dan tingkat kesulitan
materi atau bahan yang dipelajari. Misalnya untuk mempelajari materi yang luas
mungkin kurang sesuai jika menggunakan metode keseluruhan. Namun, untuk
mempelajari bab demi bab lebih sesuai menggunakan metode keseluruhan.
Mempelajari sebuah bab kurang tepat jika menggunakan metode bagian karena
pengertian yang kita peroleh menjadi terpecah-pecah sehingga tidak menjadi satu
28
kebulatan. Setelah bab demi bab dikuasai, baru kita gabungkan lagi menjadi
keseluruhan isi buku tersebut.
Pada tiap pelajaran biasanya terdapat bagian-bagian yang sukar dan
membutuhkan perhatian dan pengerjaan yang lebih teliti. Bagian-bagian yang sukar
itu harus dipelajari baik-baik agar dapat menguasai keseluruhan pengetahuan dari
bahan pelajaran yang dipelajari. Pembuatan ringkasan (summary) dalam belajar
sangat diperlukan. Selain itu, guru juga harus memberikan petunjuk atau
pengarahan agar siswa mengetahui bagian-bagian yang penting.
Catatan-catatan tentang materi bacaan atau pelajaran sangat membantu
siswa itu sendiri. Catatan-catatan tersebut disusun ke dalam bentuk outline yang
dapat menggambarkan garis besaar keseluruhan dari apa yang telah dipelajari.
Outline dan catatan-catatan yang tersusun itu akan membantu siswa pada saat
mereka akan mengulangi pelajaran ketika akan menghadapi ujian. Mereka tidak
perlu lagi membaca seluruh buku yang akan memerlukan waktu lebih lama.
Pada tiap akhir bab buku pelajaran terdapat beberapa pertanyaan yang
bermaksud untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari serta memperluas
pengetahuan mereka tentang sesuatu yang berhubungan dengan isi bab itu.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut dikerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebelum siswa
mempelajari tugas untuk hari berikutnya, dia harus mengulangi pelajaran-pelajaran
yang lampau yang ada hubungannya dengan bahan pelajaran yang akan
dipelajarinya. Sumber yang digunakan dalam belajar tidak hanya satu saja.
Berbagai macam sumber belajar akan dapat memperluas dan memperdalam
pengetahuan mereka. Siswa tidak sekedar biasa membaca tabel, peta, grafik, dan
29
gambar tetapi siswa juga harus paham. Guru memiliki tugas untuk membimbing
siswa bagaimana menginterpretasikan gambar, grafik, tabel, dan peta yang ada di
dalam buku pelajaran serta bagaimana menyusun atau mengambil kesimpulan.
Melalui penjelasan guru, siswa dapat membuat rangkuman yang baik dan mudah
dipahami. Semakin pandai siswa membuat rangkuman, maka semakin mudah untuk
melakukan review atau mengulang kembali pelajaran yang telah diterimanya.
Rangkuman dan review berfungsi untuk merefleksikan, mengingat kembali, dan
mengevaluasi isi pengetahuan yang telah dikuasai.
2.1.2.4 Aspek Kebiasaan Belajar
Sudjana (2014: 165-173) mengemukakan ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses belajar, yaitu: cara mengikuti pelajaran, cara belajar
mandiri di rumah, cara belajar kelompok, mempelajari buku teks, dan menghadapi
ujian. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah cara mengikuti pelajaran. Cara
mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar, siswa
dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran. Pada saat pembelajaran, siswa
berkosentrasi menerima pelajaran, mencatat pokok-pokok materi, dan mencatat hal
yang tidak jelas untuk ditanyakan guru.
Cara belajar mandiri di rumah besar pengaruhnya dengan kebiasaan belajar.
Belajar mandiri di rumah merupakan tugas pokok setiap siswa. Syarat utama belajar
di rumah adalah keteraturan belajar yaitu memiliki jadwal belajar meskipun
waktunya terbatas. Belajar bukan merujuk lamanya tetapi kebiasaan teratur dan
rutin melakukan belajar setiap harinya meskipun dengan jam yang terbatas.
30
Cara belajar sendiri di rumah sering menimbulkan kebosanan dan
kejenuhan. Perlu adanya variasi cara belajar lain seperti belajar bersama atau belajar
kelompok dengan teman yang bisa dilakukan di sekolah, perpustakaan, di rumah
teman ataupun tempat-tempat yang nyaman untuk belajar. Dengan belajar
kelompok, siswa dapat memecahkan soal dengan kelompoknya.
Mempelajari buku teks juga akan memengaruhi kebiasaan belajar siswa.
Buku adalah sumber ilmu, oleh karena itu keharusan bagi siswa untuk membaca
buku. Kebiasaan membaca buku harus dibudayakan oleh siswa agar lebih
memahami bahan pelajaran dan dapat pula lebih tahu terlebih dahulu sebelum
bahan pelajaran tersebut diberikan guru.
Keadaan yang paling mencemaskan bagi siswa adalah saat menghadapi tes,
ulangan, ataupun ujian. Cemas, sibuk, dan kurang istirahat karena mengejar belajar
untuk ujian sehingga menimbulkan ketegangan psikologis yang berakibat
kepercayaan diri menurun. Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik pada
saat menghadapi ujian akan dapat menyelesaikannya dengan tenang.
Belajar merupakan cara yang harus dilalui siswa demi mendapatkan
pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Cara atau jalan yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan belajar
juga akan memengaruhi hasil belajar itu sendiri. Slameto (2013: 82-91)
mengungkapkan kebiasaan belajar yang dapat memengaruhi hasil belajar, meliputi:
(1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya; (2) membaca dan membuat catatan; (3)
mengulangi bahan pelajaran; (4) konsentrasi; dan (5) mengerjakan tugas.
31
Pembuatan jadwal dan melaksanakan dengan baik merupakan langkah awal
yang tepat dalam membina kebiasaan belajar. Jadwal adalah pembagian waktu
untuk sejumlah kegiatan yang dilaksanaakan oleh sesorang tiap harinya. Kegiatan
belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil jika seorang siswa mempunyai
jadwal yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin. Siswa yang
mampu membuat jadwal dan melaksanakannya sesuai jadwal, menandakan siswa
tersebut bisa membagi waktu untuk memilih kegiatan yang penting dan tidak
penting. Kegiatan belajar yang sesuai dengan jadwal dan pelaksanaanya akan
meningkatkan hasil belajar.
Selain pembuatan jadwal dan pelaksanaanya, membaca dan membuat
catatan juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Membaca merupakan alat belajar
untuk mencapai hasil belajar yang baik. Sebelum membaca, sebaiknya mencari
garis besar dari bab atau buku yang akan dibaca. Setelah itu, membuat pertanyaan
terkait isi bab atau buku yang dibaca dengan harapan pertanyaan tesebut dapat
dijawab setelah membaca. Kemudian menghafal pokok-pokok yang penting,
mencatat pokok-pokok untuk membuat ringkasan atau kesimpulan tentang apa yang
sudah dipelajari. Membuat catatan memiliki pengaruh besar dalam membaca.
Catatan yang baik, rapi, lengkap, dan teratur akan menambah semangat dalam
belajar, khususnya dalam membaca. Catatan tersebut tidak menimbulkan
kebosanan dalam membaca.
Mengulangi bahan pelajaran merupakan besar pengaruhnya dalam langkah
membina kebiasaan belajar, karena dengan adanya pengulangan bahan yang belum
dikuasai maka akan materi yang telah dipelajari tetap tertanam dalam otak siswa.
32
Ringkasan yang telah dibuat dapat digunakan untuk mengulang bahan pelajaran
yang sudah dipelajari. Selain itu, dalam kegiatan belajar juga membutuhkan
konsentrasi agar dapat menyerap apa yang telah dipelajari. Siswa yang sudah bisa
berkonsentrasi dapat belajar dengan baik kapan saja dan dimana saja. Tidak hanya
konsentrasi saja yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, agar siswa berhasil
dalam belajarnya perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu
mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku
pengayaan, tes atau ulangan harian, ulangan umum, dan ujian.
2.1.2.5 Dimensi dan Indikator Kebiasaan Belajar
Dimensi dan indikator kebiasaan belajar yang digunakan dalam penelitian
ini merupakan pengembangan pendapat Sudjana (2014: 165-173) dan pendapat
Slameto (2013: 82-91). Dimensi dan indikator tersebut yaitu (1) pembuatan jadwal
dan pelaksanaannya, indikatornya pembuatan jadwal belajar dan melaksanakan
jadwal belajar secara teratur; (2) membaca dan membuat catatan dari buku teks,
indikatornya membaca buku teks atau buku pelajaran dan membuat catatan atau
rangkuman; (3) penyelesaian tugas, indikatornya mengerjakan tugas di sekolah dan
menyelesaikan tugas PR; (4) cara mengikuti pelajaran, indikatornya konsentrasi
mengikuti pelajaran dan aktif dalam proses pembelajaran; (5) cara belajar
kelompok; serta (6) cara belajar mandiri di rumah.
2.1.3 Motivasi Belajar
2.1.3.1 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti menggerakkan.
Kata “motif” dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
33
melakukan sesuatu (Sardiman, 2014: 73). Motif dapat dikatakan sebagai daya
penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas
tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi
dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan
atau mendesak. Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang.
Wlodkowski (1985) dalam Siregar dan Nara (2011: 49) menjelaskan
“motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perlikau
tertentu dan yang memberi arah serta ketahanan pada tingkah laku tersebut”.
Menurut Slavin dalam Rifa’i dan Anni (2012: 135) “motivasi merupakan proses
internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara
terus-menerus”. Sementara itu motivasi menurut Donald dalam Sardiman (2014:
73) adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Berdasarkan
pengertian yang dikemukakan Donald, motivasi mengandung tiga elemen penting,
diantaranya: motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia, motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling seseorang,
dan motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Motivasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan
anak di dalam belajar. Motivasi belajar menurut Uno (2014: 23) adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Sementara itu, Sardiman (2014: 75) menyatakan “motivasi belajar
34
adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual”. Peranannya yang
khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang, dan semangat untuk
belajar. Sumiati dan Asra (2011: 59) berpendapat “motivasi belajar adalah sesuatu
yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya
perilaku dalam belajar”.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
merupakan perubahan energi dalam diri seorang siswa yang menimbulkan
dorongan untuk mencapai tujuan belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat akan
memiliki dorongan dan semangat yang besar dalam belajar, sebaliknya siswa yang
memiliki motivasi rendah akan memiliki dorongan dan semangat yang rendah
dalam belajar.
2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar
seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi
berarti tidak ada kegiatan belajar. Menurut Djamarah (2011: 152) ada beberapa
prinsip motivasi dalam belajar, yaitu: motivasi sebagai dasar penggerak yang
mendorong aktivitas belajar, motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi
ekstrinsik dalam belajar, motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman,
motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar, motivasi dapat
memupuk optimisme dalam belajar, dan motivasi melahirkan prestasi belajar.
Prinsip yang paling utama adalah motivasi sebagai dasar penggerak
mendorong aktivitas belajar. Seseorang melakukan aktivitas belajar karena ada
yang mendorongnya. Selanjutnya prinsip motivasi intrinsik lebih utama daripada
35
motivasi ekstrinsik dalam belajar. Peserta didik yang belajar berdasarkan motivasi
intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. Semangat belajarnya sangat kuat.
Peserta didik belajar bukan pengaruh dengan mendapat nilai tinggi, mengharap
pujian, dan mengharap hadiah tapi karena memeroleh ilmu sebanyaknya. Maka
motivasi intrinsik lebih utama dalam belajar.
Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. Setiap orang senang
dihargai dan tidak suka dihukum. Memuji orang lain berarti memberikan
penghargaan. Hal ini memberikan semangat untuk lebih meningkatkan prestasi.
Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak untuk memberhentikan
perilaku negatifnya. Prinsip selanjutnya adalah motivasi berhubungan erat dengan
kebutuhan dalam belajar. Kebutuhan yang tidak bisa dihindari oleh anak adalah
keinginannya untuk meguasai sejumlah ilmu pengetahuan. Maka anak butuh
kebutuhan yang wajar dalam belajarnya. Selain itu, motivasi dapat memupuk
optimisme dalam belajar. Siswa yakin dapat menyelesaikan setiap pekerjaan yang
dilakukan. Sehingga menghasilkan prinsip motivasi yang terakhir yaitu melahirkan
prestasi dalam belajar. Tinggi rendahmya motivasi selalu dijadikan indikator baik
buruknya prestasi siswa atau tinggi rendahnya hasil belajar siswa.
Hover dalam Hamalik (2015: 163) mengklasifikasikan prinsip-prinsip
motivasi menjadi tujuh belas, sebagai berikut: (1) pujian lebih efektif daripada
hukuman; (2) semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis tertentu yang harus
mendapat kepuasan; (3) motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif
daripada motivasi yang dipaksakan dari luar; (4) terhadap jawaban yang serasi,
perlu dilakukan usaha pemantauan atau penguatan; (5) motivasi mudah tersebar
36
terhadap orang lain; (6) pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan
merangsang motivasi; (7) tugas yang dibebankan pada diri sendiri akan
menimbulkan motivasi yang lebih besar untuk mengerjakannya daripada apabila
tugas itu dipaksakan guru; (8) pujian yang datangnya dari luar kadang diperlukan
dan efektif untuk merangsang motivasi yang sebenarnya; (9) teknik mengajar yang
bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara motivasi siswa; (10) manfaat
motivasi yang yang telah dimiliki siswa adalah bersifat ekonomis; (11) kegiatan
yang akan dapat merangsang motivasi siswa yang lemah mungkin kurang berharga
bagi para siswa yang tergolong pandai; (12) kecemasan yang besar akan
menimbulkan kesulitasn belajar; (13) kecemasan yang lemah dapat membantu
belajar; (14) apabila tugas tidak terlalu sukar maka frustasi cepat menuju
demoralisasi; (15) setiap siswa mempunyai tingkat frustasi toleransi yang berlainan;
(16) tekanan per kelompok kebanyakan lebih efekif dalam motivasi daripada
tekanan dari orang dewasa; (17) motivasi yang besar erat kaitannya dengan
kreativitas siswa.
2.1.3.3 Fungsi Motivasi Belajar
Secara umum, terdapat dua fungsi atau peranan penting motivasi dalam
belajar (Siregar dan Nara, 2011: 51). Pertama, motivasi merupakan daya penggerak
psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin
kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan. Kedua, motivasi memegang
peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam
belajar sehingga siswa yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energi yang
banyak melaksanakan kegiatan belajar.
37
Sardiman (2014: 85) menyatakan bahwa ada tiga fungsi motivasi, yaitu: (1)
mendorong manusia untuk berbuat, artinya motivasi merupakan daya penggerak
dari kegiatan yang akan dikerjakan; (2) menentukan arah perbuatan, artinya
motivasi memberi arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan
tujuannya; (3) menyelesaikan perbuatannya, artinya motivasi menentukan
perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam yang melahirkan hasrat
untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan dilakukan (Djamarah, 2011:
156). Lebih jelasnya fungsi motivasi belajar menurut Djamarah (2011: 157) yaitu:
(1) motivasi sebagai pendorong perbuatan, maksudnya sesuatu yang belum
diketahui mendorong peserta didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu; (2)
motivasi sebagai penggerak perbuatan, maksudnya peserta didik sudah melakukan
aktivitas belajar dengan segenap jiwa dan raga; (3) motivasi sebagai pengarah
perbuatan, maksudnya peserta didik dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus
dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.
Motivasi belajar berperan penting dalam memperlancar dan menentukan
keberhasilan belajar. Motivasi belajar berperan menggerakkan psikis dalam diri
siswa dan membuat rasa senang. Motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong,
menentukan arah tujuan belajar, dan menyelesaikan kegiatan belajar. Jadi
kesimpulannya motivasi belajar berfungsi sebagai pendorong usaha belajar peserta
didik dan pencapaian hasil belajar siswa.
38
2.1.3.4 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Motivasi Belajar
Rifa’i dan Anni (2012: 137-143) menyatakan bahwa “terdapat enam faktor
yang didukung oleh sejumlah teori psikologi dan penelitian terkait yang memiliki
dampak terhadap motivasi belajar siswa”. Keenam faktor yang dimaksud yaitu: (1)
sikap; (2) kebutuhan; (3) rangsangan; (4) afeksi; (5) kompetensi; (6) penguatan.
Penjelasan tentang faktor motivasi yang awal adalah sikap. Sikap merupakan
gabungan konsep, informasi, dan emosi yang dihasilkan dalam diri seseorang untuk
merespon orang, kelompok, atau objek tertentu secara menyenangkan atau tidak
menyenangkan. Sikap dapat berpengaruh kuat terhadap perilaku dan belajar siswa
karena sikap membantu siswa dalam merasakan dunianya dan memberikan
pedoman kepada perilaku yang dapat membantu dalam menjelaskan dunianya.
Sikap merupakan produk dari kegiatan belajar. Sikap dapat tetap atau mengalami
perubahan sesuai dengan apa yang dipelajari.
Siswa akan belajar jika pada dirinya muncul kebutuhan sehingga akan
memotivasi dirinya untuk beraktivitas belajar. Kebutuhan merupakan kondisi yang
dialami oleh individu sebagai suatu kekuatan internal yang memandu siswa untuk
mencapai tujuan. Teori kebutuhan yang terkenal yaitu teori hierarki kebutuhan dari
Maslow. Hierarki kebutuhan atau tingkatan kebutuhan menurut Maslow merupakan
pemenuhan kebutuhan sesuai tingkatannya. Tingkat kebutuhan fisik merupakan
kebutuhan paling rendah, sementara kebutuhan aktualisasi diri merupakan
kebutuhan paling tinggi.
Rangsangan dan afeksi juga akan berpengaruh terhadap faktor seseorang
termotivasi dalam belajar. Rangsangan merupakan perubahan pandangan di dalam
39
persepsi atau pengalaman dengan lingkungan yang membuat seseorang bersifat
aktif. Rangsangan dapat membuat seseorang bersifat aktif dan terdorong untuk
melakukan suatu kegiatan. Misalnya, rangsangan dengan media pembelajaran yang
menarik dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Afeksi merupakan pengalaman
emosional kecemasan, kepedulian, dan pemilikan dari individu atau kelompok pada
waktu belajar. Emosi seseorang berkaitan dengan dorongan-dorongan pada dirinya.
Oleh karena itu, afeksi dapat memengaruhi motivasi belajar. Afeksi menjadi
motivator intrinsik.
Selain itu, kompetensi akan berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.
Kompetensi mengasumsikan bahwa siswa secara alamiah berusaha keras untuk
berinteraksi dengan lingkungannya secara efektif. Siswa secara intrinsik
termotivasi untuk menguasai lingkungan dan mengerjakan tugas-tugas secara
berhasil agar menjadi puas. Seseorang diharuskan memiliki kemampuan yang telah
disepakati untuk mencapai tujuan itu.
Faktor terakhir yang dapat termotivasinya belajar siswa adalah penguatan.
Penguatan merupakan peristiwa yang mempertahankan atau meningkatkan
kemungkinan respon. Penguatan dapat berupa nilai tes tinggi, pujian, penghargaan
sosial, dan perhatian. Penguatan dapat berupa penguatan positif dan penguatan
negatif. Penguatan positif dapat meningkatkan perilaku. Penguatan negatif
merupakan stimulus aversif (perasan tidak setuju yang disertai dorongan untuk
menahan diri) atau peristiwa yang harus diganti atau dikurangi intensitasnya.
Perhatian orang tua termasuk penguatan positif yang dapat meningkatkan perilaku
atau motivasi belajar.
40
Faktor-faktor yang memengaruhi motivasi juga di kemukakan Ali Imron
(1996) dalam Siregar dan Nara (2011: 53-54) bahwa ada enam faktor yang
mempengaruhi motivasi dalam proses pembelajaran. Keenam faktor tersebut adalah
sebagai berikut: cita-cita atau aspirasi pembelajar, kemampuan pembelajar, kondisi
pembelajar, kondisi lingkungan pembelajar, unsur-unsur dinamis belajar, dan
upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran. Senada dengan Karwati dan
Priansa (2014: 181-183), mengklasifikasikan faktor-faktor yang memengaruhi
motivasi siswa menjadi sepuluh faktor, diantaranya: konsep diri (berfikir tentang
dirinya), jenis kelamin, pengakuan, cita-cita, kemampuan belajar, kondisi siswa,
keluarga, kondisi lingkungan, upaya guru memotivasi siswa, dan unsr-unsur
dinamis dalam belajar.
2.1.3.5 Macam-Macam Motivasi Belajar
Djamarah (2011: 149-152) membagi motivasi menjadi dua macam, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif
yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Bila seseorang telah
memiliki motivasi intrinsik dalam dirinya, maka ia akan sadar melakukam sesuatu
kegiatan yang tidak memerlukan motivasi dari luar dirinya. Siswa termotivasi untuk
belajar semata-mata untuk menguasai nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran
bukan keinginan lain, seperti pujian dan nilai tinggi. Berbeda dengan motivasi
ekstrinsik, motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena
adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik diperlukan agar siswa mau belajar.
41
Siswa belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak diluar hal yang
dipelajarinya, seperti mencapai nilai tinggi dan kehormatan.
Sardiman (2014: 86-91) menyebutkan empat macam motivasi, diantaranya:
(1) motivasi dilihat dari dasar pembentukan; (2) macam motivasi menurut
pembagian Woodworth dan Marquis; (3) motivasi jasmaniah dan motivasi
rohaniah; (4) motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi dilihat dari dasar
pembentukannya, terdiri dari motif-motif bawaan dan motif-motif yang dipelajari.
Motif-motif bawaan adalah motif yang sudah ada sejak lahir, jadi motivasi itu ada
tanpa dipelajari, contohnya dorongan untuk makan, minum, seksual, dan tidur.
Motif-motif yang dipelajari, adalah motif-motif yang timbul karena dipelajari,
contohnya dorongan untuk belajar suatu cabang ilmu pengetahuan.
Macam motivasi menurut pembagian Woodworth dan Marquis, terdiri dari
motif organis, motif darurat, dan motif objektif. Motif organis meliputi kebutuhan
untuk makan, minum, bernapas, seksual, dan istirahat. Motif darurat yaitu motivasi
timbul karena adanya rangsangan dari luar, contohnya dorongan untuk
menyelamatkan diri, dorongan untuk berusaha, dorongan untuk memburu. Motif
objektif, yaitu motif yang muncul karena adanya dorongan untuk dapat menghadapi
dunia luar secara efektif, contohnya dorongan untuk melakukan eksplorasi dan
dorongan untuk menaruh minat.
Macam motivasi selanjutnya adalah motivasi jasmaniah dan motivasi
rohaniah. Motivasi jasmaniah berupa nafsu, insting otomatis, dan refleks, sementara
motivasi rohaniah berupa kemauan. Macam motivasi yang lain adalah motivasi
intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
42
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri
setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu, contohnya yaitu
seseorang senang membaca, maka tidak usah ada yang menyuruh dia sudah rajin
mencari buku-buku untuk dibacanya. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang
aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya belajar
karena besok pagi akan ada ujian dengan harapan mendapat nilai baik sehingga
akan dipuji.
Berdasarkan macam-macam motivasi belajar dari pendapat para ahli, dapat
disimpulkan bahwa macam motivasi dibagi motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik, namun kedua motivasi tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Hal ini karena
motivasi terkait dengan banyak hal yang kompleks. Motivasi belajar dalam
penelitian ini adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri seseorang baik berasal
dari dalam atau dari luar diri orang tersebut.
2.1.3.6 Ciri-ciri Motivasi Belajar
Ciri-ciri motivasi belajar merupakan tanda khas atau indikator untuk
menentukan tingkat motivasi seseorang. Marx dan Tombuch dalam Riduwan
(2013: 31-32) menyebutkan lima ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi belajar
yaitu: (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3) minat
dan ketajaman dalam belajar; (4) berprestasi dalam belajar; (5) mandiri dalam
belajar.
Selain itu, Sardiman (2014: 83-84) mengatakan bahwa “motivasi yang ada
pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri”. Tingkat motivasi belajar seseorang
dapat dilihat melalui ciri-ciri sebagai berikut: (1) tekun menghadapi tugas (dapat
43
bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum
selesai); (2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan
prestasi yang telah dicapainya); (3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-
macam masalah; (4) lebih senang bekerja mandiri; (5) cepat bosan pada tugas-tugas
yang rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7) tidak mudah melepaskan
hal yang sudah diyakininya; serta (8) senang mencari dan memecahkan masalah
soal-soal.
Ciri-ciri motivasi belajar dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Marx
dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32). Ciri-ciri siswa yang mempunyai
motivasi belajar yaitu sebagai berikut: (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam
menghadapi kesulitan; (3) minat dan ketajaman perhatian dalam belajar; (4)
berprestasi dalam belajar; (5) mandiri dalam belajar. Ciri-ciri motivasi tampak
dalam perilaku sehari-hari siswa, baik perilaku di rumah atau perilaku di sekolah.
2.1.3.7 Dimensi dan Indikator Motivasi Belajar
Dimensi motivasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini ada lima
macam yang merupakan pendapat Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-
32), yaitu (1) ketekunan dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3)
minat dan ketajaman perhatian dalam belajar; (4) berprestasi dalam belajar; (5)
mandiri dalam belajar. Adapun indikator motivasi belajar yang digunakan dalam
penelitian ini merupakan pengembangan dari dimensi motivasi belajar pendapat
Marx dan Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32), yaitu (1) dimensi tekun dalam
belajar, indikatornya kehadiran di sekolah, mengikuti KBM di kelas, dan belajar di
44
rumah; (2) dimensi ulet dalam menghadapi kesulitan, indikatornya sikap terhadap
kesulitan dan usaha menghadapi kesulitan; (3) dimensi minat dan ketajaman dalam
belajar, indikatornya kebiasaan dalam mengikuti pelajaran dan semangat dalam
mengikuti KBM; (4) dimensi berprestasi dalam belajar, indikatornya keinginan
untuk berprestasi dan kualifikasi hasil; (5) dimensi mandiri dalam belajar,
indikatornya penyelesaian tugas atau PR dan menggunakan kesempatan di luar jam
pelajaran.
2.1.4 Hubungan Antar Variabel
2.1.4.1 Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan pertanda berhasil tidaknya siswa dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar di sekolah. Karwati dan Priansa (2014: 216)
mendefinisikan “hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa
berkat adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
sehingga nampak perubahan tingkah laku pada diri individu”. Usaha yang
dimaksud tersebut adalah aktivitas belajar siswa yang berlangsung terus-menerus.
Pengulangan aktivitas belajar secara terus menerus inilah yang disebut kebiasaan
belajar.
Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12) menyatakan “hasil belajar yang
dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
memengaruhi baik internal maupun eksternal”. Salah satu faktor internal yang dapat
memengaruhi hasil belajar adalah kebiasaan belajar. Dalam prinsip belajar adalah
dengan usaha sekecil-kecilnya namun memberikan hasil yang sebesar-besarnya.
45
Usaha sekecil-kecilnya yaitu dengan siswa melakukan rutinitas belajar. Sudjana
(2014: 173) mengatakan “keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak
bergantung kepada kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”.
Kebiasaan belajar besar pengaruhnya dengan hasil belajar. Siswa yang rutin
melakukan belajar atau terbiasa belajar akan memengaruhi penguasaan dan
konsentrasi materi sehingga mampu mengikuti ulangan atau tes dengan lancar yang
pada akhirnya mendapatkan nilai yang memuaskan. Nilai inilah yang menjadi
patokan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
2.1.4.2 Hubungan Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa
Tinggi rendahnya hasil belajar siswa banyak dipengaruhi berbagai faktor,
baik dari dalam siswa maupun luar siswa. Faktor dari dalam siswa yang dapat
memengaruhi hasil belajar siswa salah satunya motivasi belajar siswa.
Aunurrahman (2012: 180) berpendapat “motivasi di dalam kegiatan belajar
merupakan kekuatan yang menjadi pendorong siswa untuk mendayagunakan
potensi pada dirinya dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan belajar”. Tujuan
belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa. Sejalan dengan itu, Karwati dan
Priansa (2014: 169) membagi motivasi siswa dalam belajar menjadi empat, yaitu:
mendorong berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, serta
pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Siswa yang memiliki motivasi akan mendorong pada dirinya untuk selalu
giat belajar demi mendapatkan perubahan tingkah laku seperti pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Siswa akan berhasil dalam belajar jika pada dirinya sendiri
ada keinginan atau dorongan untuk belajar. Apabila anak yang memiliki motivasi
46
atau keinginan belajar tinggi maka akan terjadi kegiatan belajar sehingga dapat
diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan mendapat hasil belajar
yang maksimal. Sebaliknya, jika siswa kurang termotivasi maka belajar menjadi
malas sehingga diasumsikan hasil belajar yang bersangkutan akan rendah.
2.2 Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Penelitian yang pertama oleh Mardiyatun Mugi Rahayu (2015) yang berjudul
“Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V
SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan Ajibarang Banyumas”. Berdasarkan hasil
perhitungan analisis data, diperoleh data thitung = 9,134 dengan signifikansi = 0,05
dan ttabel = 1,973. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel (9,134 >
1,973) dan signifikansinya 0,00 < 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa kebiasaan belajar memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar
matematika. Besarnya pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar
matematika sejumlah 32,3%. Hal ini dapat diartikan bahwa 32,3% hasil belajar
matematika dipengaruhi oleh kebiasaan belajar, sedangkan 67,7% dipengaruhi oleh
faktor lain di luar penelitian.
Hampir sama penelitian yang dilaksanakan oleh Infirul Tati’ah (2010) yang
berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa
Kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010”. Hasil
penelitian : (1) Kebiasaan belajar siswa kelas VIII SMPN 2 Rejotangan
Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010 adalah sedang dengan rentangan skornya
47
53,2 sampai 64,2 dengan prosentasi 42,5%. (2) Prestasi belajar siswa kelas VIII
SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010 adalah cukup dengan
rentangan skornya 68,1 sampai 75,1 dengan prosentase 32,5%. (3) Ada pengaruh
yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar matematika siswa
kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun Ajaran 2009/2010 pada taraf
signifikan 5%. Dari analisis statistik diperoleh 0,37 dengan pengaruh sebesar 14%.
Penelitian lain dilakukan oleh Meilina Eka Putri (2012) yang berjudul
“Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Persepsi Siswa Tentang Metode Mengajar Guru
Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMAN 1 Patuk Gunungkidul
Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Terdapat
pengaruh positif dan signifikan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar ekonomi
siswa yang ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai thitung sebesar 2,866 dengan
signifikansi 0,005, (2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan persepsi siswa
tentang metode mengajar guru terhadap prestasi belajar ekonomi siswa yang
ditunjukkan dari hasil perhitungan nilai thitung sebesar 3,398 dengan signifikansi
0,001, (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan kebiasaan belajar dan persepsi
siswa tentang metode mengajar guru secara bersama-sama (simultan) terhadap
prestasi belajar ekonomi siswa yang berdasarkan hasil pengujian analisis regresi
ganda ditemukan harga Fhitung sebesar 13,596 dengan signifikansi 0,000.
Sementara itu, Intan Kusuma Wardani (2013) dengan judul “Pengaruh
Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Fisik Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Menangani Penggandaan Dokumen Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran
SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian
48
menunjukan bahwa: (1) Kebiasaan belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil
belajar mata pelajaran menangani penggandaan dokumen siswa kelas XI
Administrasi Perkantoran SMK Wikarya Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013, di
buktikan dengan nilai Rhitung (0,506) > Rtabel (0,276). (2) lingkungan fisik
berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, hal ini dijelaskan dengan nilai
Rhitung (0,484) > Rtabel (0,276) pada taraf signifikansi 5%. (3) Kebiasaan belajar dan
lingkungan fisik berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa, hal ini di
buktikan dengan nilai Fhitung (15,742) > Ftabel (3,191). Persamaan regresi linier ganda
Y = 26,769 + 0,547 X1 + 0,424 X2. Besarnya kontribusi variabel bebas secara
bersama-sama terhadap variabel terikat (R2) sebesar 39,6%. Sumbangan relatif
kebiasaan belajar terhadap hasil belajar sebesar 52,85% dan sumbangan relatif
lingkungan fisik terhadap hasil belajar sebesar 47,15%. Sumbangan efektif
kebiasaan belajar terhadap hasil belajar sebesar 20,93% dan sumbangan efektif
lingkungan fisik terhadap hasil belajar sebesar 18,68%.
Penelitian yang dilaksanakan oleh Riky Taufik Afif (2013) dari Fakultas
Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul “Pengaruh
Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Seni Budaya”. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang
positif dan signifikan antara kebiasaaan belajar terhadap prestasi belajar siswa
sebesar 64,8% dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar sebesar 40%.
Sedangkan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar siswa sebesar 65,4%
dan sisanya yaitu 34,6% dipengaruhi oleh faktor lain baik internal maupun
eksternal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kebiasaan belajar dan motivasi
49
belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya berada pada ketegori tinggi serta
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya juga kategori tinggi. Selain
itu, kebiasaan belajar dan motivasi belajar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi siswa pada mata pelajaran seni budaya.
Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Ahmad Yainuri (2012) yang
berjudul “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan
Karanganyar Tahun 2011/2012”. Hasil analisis regresi diperoleh persamaan garis
regresi: Y = 60,414 + 0,156 X1 + 0,149 X2. Persamaan menunjukkan bahwa hasil
belajar dipengaruhi oleh kebiasaan belajar dan motivasi berprestasi. Kesimpulan
yang diambil adalah: 1) Kebiasaan belajar berpengaruh positif dan signifikan
terhadap hasil belajar siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I
Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012, dapat diterima. Hal ini berdasarkan
analisis regresi linier ganda (uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,769 > 1,990
dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,007 dengan sumbangan efektif sebesar 15,8%;
2) Motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar
siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar
Tahun 2011/2012, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis regresi linier ganda
(uji t) diketahui bahwa thitung > ttabel, yaitu 2,831 > 1,990 dan nilai signifikansi <
0,05, yaitu 0,006, dengan sumbangan efektif sebesar 16,4%; 3) Kebiasaan belajar
dan motivasi berprestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar
siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin I Karangpandan Karanganyar
Tahun 2011/2012, dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linier
50
ganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 18,791 > 3,112 dan nilai
signifikansi < 0,05, yaitu 0,000; 4) Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar
0,322 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar siswa kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin
I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012 adalah sebesar 32,2% sedangkan
67,8% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Senada dengan itu, penelitian oleh Anita Anggraini (2012) yang berjudul
“Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar IPS
Terpadu Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sidomulyo”. Berdasarkan analisis diperoleh
hasil penelitian yang menunjukan bahwa: (1) ada pengaruh kebiasaan belajar
terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidomulyo
semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 23,1%, (2) ada pengaruh motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Sidomulyo semester ganjil Tahun Ajaran 2012/2013 sebesar 18,9%, (3) ada
pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar IPS
Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Sidomulyo semester ganjil Tahun Ajaran
2012/2013 sebesar 27,8%.
Hampir sama penelitian yang dilakukan oleh Dhatin Nurul Millati (2011)
yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar, dan Disiplin
Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Ekonomi Kelas VIII SMP Negeri 2 Pegandon
Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2009/2010“. Hasil analisis linier regresi berganda
diperoleh persamaan regresi Y = 11,429 + 0,383 X1 + 0,471 X2 + 0,686 X3. Ada
pengaruh signifikan perhatian orang tua, motivasi, dan disiplin belajar terhadap
51
prestasi belajar dilihat dari hasil analisis data uji F diperoleh Fhitung sebesar 33,933
dengan nilai probabilita sebesar 0,000 < 0,05. Besarnya pengaruh perhatian orang
tua, motivasi belajar, dan disiplin belajar terhadap prestasi belajar secara simultan
adalah sebesar 60,7% sedangkan 39,3% dipengaruhi faktor lain yang tidak dikaji
dalam penelitian ini.
Selanjutnya penelitian yang dilaksanakan oleh Muh. Yusuf Mappeasse
(2009) dengan judul “Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Programmable Logig Controller (PLC) Siswa Kelas XII Jurusan Listrik SMK
Negeri 5 Makassar”. Hasil analisis ditemukan cara belajar memengaruhi hasil
belajar kategori tinggi sebesar 43%. Motivasi belajar juga memengaruhi hasil
belajar siswa dalam kategori sedang sebesar 50%. Terdapat pengaruh positif jika
cara dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar PLC dalam
kategori sedang sebanyak 73%.
Selain penelitian yang dilakukan di dalam negeri, diluar negeri juga telah
ada penelitian yang hampir sama, seperti penelitian oleh Fatemeh Mashayekhi
(2014), dosen Fakultas Jiroft Universitas Ilmu Kedokteran, Jiroft, Iran. Judul
penelitian ”The Relationship Between The Study Habits and The Academic
Achievement Of Stutends In Islamic Azad University Of Jiroft Branch”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa “89% of students have relatively desirable study
habits, between the two variables, study habits and academic achievement there
was a correlation. Between the Score study habits there was a significant positive
correlation with academic achievement (r=0.175, p=0.009)”. 89% dari siswa
memiliki kebiasaan belajar yang relatif diinginkan, kebiasaan belajar dan prestasi
52
akademik memiliki kolerasi. Kebiasaan belajar memiliki kolerasi positif yang
signifikan dengan prestasi akademik (r = 0,175, p = 0,009).
Sementara itu, penelitian yang dilaksanakan oleh Dr. Suresh Chand (2013)
dengan judul ”Study Habits Of Secondary School Students In Relation To Type Of
School and Type Of Family” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa “no
significant difference between secondary school students belonging to nuclear and
joint family on different components of study habits and total study habits”. Tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa sekolah menengah milik keluarga
inti dan sendi pada komponen yang berbeda dari kebiasaan belajar dan kebiasaan
belajar keseluruhan.
Penelitian lain dilakukan Atta dan Jamil (2012) dari Institute of Education
& Research, Gomal University, Pakistan dengan judul “Effects of Motivation and
Parental Influence on The Educational Attainments of Students at Secondary Level”
(Pengaruh Motivasi dan Pengaruh Orang Tua pada Pencapaian Pendidikan Siswa
di Tingkat Menengah). Penelitian Atta dan Jamil yaitu sebagai berikut:
“Optimization of extrusion conditions is critical to the production of
polyethylene films with good. This research work was focused on
“the effect of motivation and parental influence on the educational
attainments of students at secondary level”. A sample of 400
secondary school students from eight different schools was taken. A
20 items questionnaire was used to measure student’s level of
motivation and parental influence. To analyze the results simple
correlation was used. Correlation between parental influence and
academic achievement was high and correlation between motivation
and academic achievement was moderate”.
Penelitian ini difokuskan pada pengaruh motivasi dan pengaruh orang tua
pada pencapaian pendidikan siswa di tingkat menengah. Sampel penelitian yaitu
53
400 siswa sekolah menengah dari delapan sekolah yang berbeda. Dua puluh item
kuesioner digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa dan pengaruh orang
tua. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan korelasi sederhana. Korelasi
antara pengaruh orang tua dan prestasi akademik adalah tinggi dan korelasi antara
motivasi dan prestasi akademik adalah sedang.
Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai bahan rujukan untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar
Tehadap Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besarnya
pengaruh kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa, mengetahui besarnya
pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa, serta mengetahui besarnya
pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap
hasil belajar siswa.
2.3 Kerangka Berpikir Penelitian
Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajararan di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari hasil tes mengenal jumlah materi pelajaran tertentu. Tingkat
keberhasilan siswa yang dinyatakan dalam skor biasanya terbagi bermacam-
macam, diantaranya berupa: ranah kognitif, ranah psikomotorik, dan ranah afektif.
Wasliman (2007) dalam Susanto (2013:12) menyatakan bahwa “hasil belajar yang
dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
memengaruhi baik internal maupun eksternal”. Faktor internal merupakan faktor
yang bersumber dari dalam diri siswa dalam memengaruhi belajarnya, meliputi
54
kecerdasan, minat, perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,
serta kondisi fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor
yang berasal dari luar siswa yang memengaruhi hasil belajar, meliputi keluarga,
sekolah, dan masyarakat. Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa
adalah kebiasaan belajar dan motivasi belajar.
Kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar seseorang yang telah
tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga memberikan ciri dalam aktivitas
belajar yang dilakukannya. Hal ini berarti kebiasaan belajar merupakan perilaku
belajar yang dilakukan siswa secara berulang-ulang dan lama-kelamaan akan
menjadi menetap dan bersifat otomatis, sedangkan ciri yang yang tampak pada diri
seseorang yang melakukan kebiasaan belajar adalah setiap saat, dimana saja, dan
kondisi apa saja anak tetap melakukan belajar. Suryabrata dalam Djaali (2008:129)
merumuskan cara belajar yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya
memberikan hasil yang sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar.
Mengenai cara belajar yang efisien, belum menjamin keberhasilan dalam belajar.
Namun, yang paling penting siswa mampu mempraktikkannya dalam belajar
sehari-hari, sehingga lama-kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam kelas
maupun di luar sekolah. Kebiasaan belajar besar pengaruhnya dengan hasil belajar.
Siswa yang rutin melakukan belajar akan memengaruhi penguasaan dan konsentrasi
materi sehingga akan mampu mengikuti ulangan atau tes dengan lancar yang pada
akhirnya mendapatkan nilai yang maksimal.
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau pada dirinya sendiri ada
keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan
55
pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang
disebut dengan motivasi (Sardiman, 2014: 40). Motivasi belajar merupakan suatu
dorongan individu untuk melakukan suatu perubahan perilaku untuk mencapai
suatu tujuan. Secara umum, ada empat fungsi motivasi siswa dalam belajar, yaitu:
mendorong berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, serta
pendorong usaha dan pencapaian prestasi (Karwati dan Priansa, 2014: 169). Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak yang memiliki motivasi belajar
tinggi maka akan terjadi kegiatan belajar sehingga dapat diasumsikan bahwa hasil
belajar siswa yang bersangkutan mendapat hasil belajar yang maksimal. Begitu
sebaliknya, apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi
kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Apabila motivasi siswa rendah, maka
diasumsikan bahwa hasil belajar siswa yang bersangkutan akan rendah. Keterkaitan
antara kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa dapat
digambarkan dalam kerangka berpikir yang tergambar dalam skema berikut ini:
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir Penelitian
Keterangan:
X1 : Kebiasaan belajar
Kebiasaan Belajar
(X1)
Motivasi Belajar
(X2)
Hasil Belajar (Y)
56
X2 : Motivasi belajar
Y : Hasil belajar
Skema di atas menunjukkan bahwa hasil belajar (Y) sebagai variabel terikat,
kebiasaan belajar (X1) dan motivasi belajar (X2) sebagai varabel bebas. Kebiasaan
belajar dan motivasi belajar merupakan faktor yang memengaruhi hasil belajar
siswa.
2.4 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono (2014: 99) yang dimaksud dengan “hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana rumusan
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Sejalan
dengan itu, Riduwan (2013: 37) mendefinisikan “hipotesis adalah jawaban atau
dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah”.
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar
siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal
Tahun Ajaran 2015/2016.
Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun
Ajaran 2015/2016.
Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal
Tahun Ajaran 2015/2016.
57
Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun
Ajaran 2015/2016.
Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
58
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan menggunakan jenis penelitian
kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif diartikan Sugiyono (2014: 11) sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian ex
post facto. Kerlinger (1973) dalam Thoifah (2015: 225) menyatakan “penelitian ex
post facto adalah penyelidikan empiris yang sistematis dimana ilmuan tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung karena eksistensi dari variabel
tersebut telah terjadi atau karena variabel tersebut pada dasarnya tidak dapat
dimanipulasi”. Hubungan diantara variabel dibuat berdasarkan perbedaan yang
mengiringi variabel bebas dan variabel terikat tanpa intervensi langsung. Penelitian
ini tidak ada manipulasi atau perlakuan langsung terhadap variabel bebas
(independen). Penelitian dilakukan terhadap kegiatan dan kejadian yang telah
berlangsung atau telah terjadi. Penelitian ini dikatakan ex post facto (dalam bahasa
latin “setelah fakta”) karena pengaruh dan yang memengaruhi telah terjadi dan
diteliti oleh peneliti dalam tinjauan ke belakang.
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian explanatory survey. Hsia (2015:
111) berpendapat bahwa “explanatory survey searches for the causal relationship
59
of variable” artinya explanatory survey mencari hubungan kausal dari variabel.
Explanatory survey (penelitian penjelasan) menyoroti hubungan antara variabel-
variabel penelitian dan menguji hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Pada sub bab ini dijelaskan waktu dan tempat penelitian. Uraian
selengkapnya sebagai berikut:
3.2.1 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai bulan Januari 2016 hingga Mei 2016.
3.2.2 Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk melaksanakan penelitian adalah SD Negeri
di Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal
yang berjumlah 7 SD. Ketujuh SD tersebut adalah SDN Tunon 1, SDN Tunon 2,
SDN Debong Kulon, SDN Keturen, SDN Kalinyamat Wetan 1, SDN Kalinyamat
Wetan 2, dan SDN Kalinyamat Wetan 3.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel dapat digunakan sebagai sumber data. Berikut
penjelasan mengenai populasi dan sampel.
3.3.1 Populasi
Sugiyono (2014: 119) menyatakan bahwa “populasi adalah wilayah
generalisasi, terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Sementara itu, Riduwan (2013: 54) menyatakan “populasi
adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi
60
objek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD
Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal dengan jumlah 197 siswa
yang berasal dari 7 SD. Rinciannya sebagai berikut:
Tabel 3.1 Populasi Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V
1 SD Negeri Tunon 1 27 siswa
2 SD Negeri Tunon 2 34 siswa
3 SD Negeri Debong Kulon 33 siswa
4 SD Negeri Keturen 21 siswa
5 SD Negeri Kalinyamat Wetan 1 26 siswa
6 SD Negeri Kalinyamat Wetan 2 41 siswa
7 SD Negeri Kalinyamat Wetan 3 15 siswa
Jumlah 197 siswa
Sumber: Data siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin
Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016 (Lampiran 1).
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling
Sampel merupakan bagian dari populasi. Sugiyono (2014: 120) menyatakan
“sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi”. Jika
populasi besar dan peneliti tidak mungkin memelajari semua yang ada pada
populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Untuk itu, sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.
Arikunto (1998) dalam Riduwan (2013: 56) mengatakan “sampel adalah bagian
dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti)”.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability
sampling dengan jenis simpel random sampling. Riduwan (2013: 57) menyatakan
“probability sampling adalah teknik sampling untuk memberikan peluang yang
sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Adapun
simpel random sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi
61
dengan menggunakan acak tanpa memerhatikan strata dalam anggota populasi.
Teknik pengambilan jumlah sampel dari populasi menggunakan rumus slovin
(Thoifah, 2015: 18), sebagai berikut:
𝑛 =𝑁
𝑁. (𝒆)𝟐+ 1
dimana :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e2 = batas ketelitian yang diinginkan
Peneliti menggunakan rumus slovin dengan presisi atau taraf kesalahan 5%
atau 0,05. Penerapan rumus untuk menghitung sampel dengan jumlah populasi 197,
sebagai berikut:
𝑛 =𝑁
𝑁. (𝒆)𝟐 + 1
𝑛 =197
197. (0,05)𝟐 + 1
𝑛 =197
1,4925
𝑛 = 131,9
𝑛 = 132
Sugiyono (2014: 133) berpendapat “apabila perhitungan sampel
menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas agar sampel
yang diambil lebih aman”. Oleh karena itu, sampel yang akan diambil adalah 132
siswa.
62
Proporsi pengambilan sampel tiap SD menggunakan rumus proporsional
random sampling atau rumus pengambilan sampel bertingkat seperti yang diungkap
Thoifah (2015: 18), yaitu:
𝑛𝑖 =𝑁𝑖
𝑁. 𝑛
dimana :
ni = jumlah sampel menurut stratum (tingkatan)
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi menurut stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Berdasarkan rumus menggunakan rumus pengambilan sampel bertingkat
tersebut yang telah diungkap Thoifah (2015: 18), maka dapat ditarik sampel
masing-masing SD Negeri di Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin
Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal sebagai berikut:
Tabel 3.2 Proporsi Pengambilan Sampel Penelitian
No. Nama Sekolah Jumlah Siswa
Kelas V Jumlah sampel
1 SD Negeri Tunon 1 27 siswa 27 / 197 x 132 = 18,09 = 18
2 SD Negeri Tunon 2 34 siswa 34 / 197 x 132 = 22,78 = 23
3 SD Negeri Debong Kulon 33 siswa 33 / 197 x 132 = 22,11 = 22
4 SD Negeri Keturen 21 siswa 21 / 197 x 132 = 14,07 = 14
5 SDN Kalinyamat Wetan 1 41 siswa 41 / 197 x 132 = 27,47 = 28
6 SDN Kalinyamat Wetan 2 26 siswa 26 / 197 x 132 = 17,42 = 17
7 SDN Kalinyamat Wetan 3 15 siswa 15 / 197 x 132 = 10,05 = 10
Jumlah 197 siswa 132
Sumber: Lampiran 2
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Sub bab ini menjelaskan tentang variabel penelitian dan definisi
operasional. Berikut penjelasan selengkapnya mengenai variabel dan definisi
operasional:
63
3.4.1 Variabel Penelitian
Sugiyono (2014: 64) mendefinisikan “variabel penelitian sebagai suatu
atribut, sifat, atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan”. Penelitian ini adalah penelitian regresi ganda yang mencermati
hubungan tiga macam variabel, terdiri atas satu variabel terikat dan dua variabel
bebas. Berikut ini penjelasan mengenai variabel bebas dan variabel terikat.
3.4.1.1 Variabel terikat
Sugiyono (2014: 64) berpendapat “variabel terikat atau juga bisa disebut
variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas”. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil
belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal
yang mencakup nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap Tahun Ajaran
2015/2016.
3.4.1.2 Variabel bebas
Variabel bebas atau bisa juga disebut variabel independen. Sugiyono (2014:
64) berpendapat bahwa “variabel independen merupakan variabel yang
memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kebiasaan belajar
(X1) dan motivasi belajar (X2).
3.4.2 Definisi Operasional Variabel
Agar mendapat gambaran yang lugas tentang variabel yang diamati dalam
penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional variabel terhadap fokus
64
amatan. Hal itu dimaksudkan untuk memudahkan dalam menganalisis data serta
menginterpretasi secara akurat dan terfokus.
3.4.2.1 Definisi Operasional Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar merupakan hasil penilaian dari ranah kognitif, psikomotor, dan
afektif yang diperoleh siswa selama mengikuti pembelajaran di sekolah. Penilaian
dalam penelitian ini lebih menitikberatkan pada ranah kognitif yang diperoleh dari
hasil tes/ujian. Hasil belajar siswa dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata
Ulangan Tengah Semester (UTS) siswa pada semua mata di semester genap tahun
ajaran 2015/2016 pada siswa kelas V SD Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal.
3.4.2.2 Definisi Operasional Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar dalam penelitian ini merupakan proses pembentukan
kebiasaan baru dalam aktivitas belajar siswa dengan waktu yang lama agar muncul
suatu pola tingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis. Dengan kata lain,
kebiasaan belajar terbentuk karena proses belajar yang dilakukan secara berulang-
ulang pada diri siswa sehingga menjadi kebiasaan dalam pola belajarnya. Kebiasaan
belajar dalam penelitian ini merupakan cara belajar yang dilakukan siswa selama
menempuh pendidikan. Adapun bentuk atau indikator yang termasuk dalam
kebiasaan belajar pada penelitian ini yaitu: (1) pembuatan jadwal dan
pelaksanaannya; (2) membaca dan membuat catatan; (3) penyelesaian tugas; (4)
cara mengikuti pelajaran; (5) cara belajar kelompok; dan (6) cara belajar mandiri di
rumah.
65
3.4.2.3 Definisi Operasional Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan perubahan energi dalam diri seorang siswa
yang menimbulkan dorongan untuk mencapai tujuan belajar. Siswa yang memiliki
motivasi kuat akan memiliki dorongan dan semangat yang besar dalam belajar,
sebaliknya siswa yang memiliki motivasi rendah akan memiliki dorongan dan
semangat yang rendah pula dalam belajar. Motivasi belajar dalam penelitian ini
merupakan persepsi siswa terhadap motivasi belajarnya, yang meliputi: (1) tekun
dalam belajar; (2) ulet dalam menghadapi kesulitan; (3) minat dalam belajar; (4)
berprestasi dalam belajar; dan (5) mandiri dalam belajar.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan adalah teknik yang paling tepat
sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel, tidak semua teknik
pengumpulan data dicantumkan kalau sekiranya peneliti tidak dapat melaksanakan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, angket, dan
dokumentasi.
3.5.1 Wawancara
Cristensen (2004) dalam Sugiyono (2014: 188) menyatakan “wawancara
merupakan teknik pengumpulan data pewawancara dalam mengumpulkan data
mengajukan suatu pertanyaan kepada yang diwawancarai”. Penelitian ini
menggunakan jenis wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur
menurut Sugiyono (2014: 191) adalah wawancara yang bebas dengan tidak
menggunakan pedoman wawancara secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan data. Wawancara tidak terstruktur sering digunakan dalam penelitian
66
pendahuluan. Pada penelitian pendahuluan, peneliti mendapatkan informasi awal
tentang isu atau permasalahan yang ada pada objek dan gambaran umum yang
terjadi di tempat penelitian.
3.5.2 Angket atau Kuesioner
Menurut Creswell dalam Sugiyono (2014: 192) “kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data dimana partisipan atau responden mengisi pertanyaan
atau pernyataan dengan lengkap kemudian mengembalikan kepada peneliti”.
Penelitian ini menggunakan angket tertutup, yaitu responden diminta memilih
jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda centang
(√). Angket dalam penelitian ini digunakan untuk pernyataan berpedoman pada
indikator kebiasaan belajar dan indikator motivasi belajar.
3.5.3 Dokumentasi
Menurut Riduwan (2013: 77) bahwa “dokumentasi ditujukan untuk
memeroleh data langsung dari tempat penelitian atau data yang relevan dengan
penelitian”. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memeroleh data
berkaitan dengan jumlah siswa, nama siswa, dan nilai UTS genap siswa kelas V di
Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Tahun Ajaran 2015/2016.
3.6 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada
alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasa dinamakan instrumen
penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan instrumen
dokumentasi dan angket. Dokumentasi digunakan untuk mengukur hasil belajar
67
siswa, sementara angket digunakan untuk mengukur variabel kebiasaan belajar dan
motivasi belajar.
3.6.1 Instrumen Variabel Hasil belajar
Pengukuran hasil belajar siswa diperoleh dari hasil penilaian ranah kognitif
siswa selama mengikuti pembelajaran. Penilaian tersebut bisa berupa tes atau ujian.
Penelitian ini menggunakan nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester (UTS) genap
pada semua mata pelajaran siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal pada Tahun Ajaran 2015/2016.
3.6.2 Instrumen Variabel Kebiasaan belajar
Instrumen variabel kebiasaan belajar dalam penelitian ini menggunakan
angket. Jenis angket yang digunakan angket tertutup dengan skala likert. Angket
yang diberikan pada responden berbentuk empat alternatif jawaban (pernyataan)
dengan skala selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor
2, dan tidak pernah diberi skor 1 untuk jawaban positif. Sebaliknya untuk jawaban
(pernyataan) negatif. Responden dalam menjawab memberikan tanda checklist (√)
pada kolom yang tersedia sesuai keadaan yang dialami responden.
Intrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dikembangkan atas
dasar definisi operasional variabel kebiasaan belajar dari pendapat Sudjana (2014:
165-173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91). Variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi dimensi, dari dimensi dijabarkan menjadi indikator. Indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang
berupa pertanyaan atau pernyataan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel kisi-kisi
instrumen variabel kebiasaan belajar, sebagai berikut:
68
Tabel 3.3 kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba)
Dimensi
Kebiasaan
Belajar (X1)
Indikator Soal
No Butir Soal
Jumlah Positif Negatif
Pembuatan
jadwal dan
pelaksanaannya
1. Pembuatan jadwal
belajar 1, 2, 3, 5 4 5
2. Melaksanakan jadwal
belajar 6, 7 8 3
Membaca dan
membuat
catatan
1. Membaca buku teks 9, 10 11, 12 4
2. Membuat catatan 13, 14, 15,
16, 17 - 5
Penyelesaian
tugas
1. Mengerjakan tugas di
sekolah
18, 19, 20,
22, 24 21, 23 7
2. Mengerjakan PR 25, 26, 27,
29 28 5
Cara mengikuti
pelajaran
1. Konsentrasi mengikuti
pelajaran 30, 31, 33 32 4
2. Aktif dalam proses
pembelajaran
34, 35, 36,
37 38 5
Cara belajar
kelompok
1. Melakukan belajar
kelompok
39, 40, 42,
44, 45 41, 43 7
Cara belajar
mandiri di
rumah
1. Belajar mandiri di
rumah 47, 48, 49,
50 46 5
Jumlah 38 12 50
Keterangan: kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Sudjana (2014:
165-173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91).
3.6.3 Instrumen Variabel Motivasi belajar
Instrumen variabel motivasi belajar dalam penelitian ini sama dengan
instrumen kebiasaan belajar, yaitu menggunakan angket. Jenis angket yang
digunakan angket tertutup dengan skala likert. Angket yang diberikan pada
responden berbentuk empat alternatif jawaban (pernyataan) dengan skala selalu
diberi skor 4, sering diberi skor 3, kadang-kadang diberi skor 2, dan tidak pernah
diberi skor 1 untuk jawaban positif, sebaliknya untuk jawaban negatif. Responden
69
dalam menjawab memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang tersedia sesuai
keadaan yang dialami responden. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
dimensi, dimensi dijabarkan menjadi indikator. Indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau
pernyataan. Lebih jelas indikator variabel motivasi belajar, dapat dilihat pada tabel
kisi-kisi instrumen variabel motivasi belajar, sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba)
Dimensi
Motivasi
Belajar (X2)
Indikator Soal No Butir Soal
Jumlah
Positif Negatif
Tekun dalam
belajar
1. Kehadiran di sekolah 1,3 2,4 4
2. Mengikuti PBM di
kelas 5, 7, 10 6, 8, 9 6
3. Belajar di rumah 11, 12, 15 13, 14 5
Ulet dalam
menghadapi
kesulitan
1. Sikap terhadap
kesulitan 17, 18, 19 16 4
2. Usaha menghadapi
kesulitan 20, 21, 23 22 4
Minat dan
perhatian
dalam belajar
1. Kebiasaan mengikuti
pelajaran 24, 25, 26, 27 - 4
2. Semangat dalam
mengikuti PBM 28, 29, 30 - 3
Berprestasi
dalam belajar
1. Keinginan untuk
berprestasi 31, 32 - 2
2. Kualifikasi hasil 33, 34, 35, 36 37 5
Mandiri dalam
belajar
1. Penyelesaian
tugas/PR 39, 40, 41 38, 42 5
2. Menggunakan
kesempatan di luar
jam pelajaran
43, 44, 45 46 4
Jumlah 33 13 46
Keterangan: Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Marx dan
Tombuch dalam Riduwan (2013: 31-32)
Sebelum melakukan pengambilan data, instrumen yang telah disusun diuji
cobakan terlebih dahulu kepada 30 siswa dalam populasi di luar sampel penelitian
(Lampiran 3). Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2014: 172) bahwa
70
“instrumen diuji cobakan pada sampel dari mana populasi itu diambil, jumlah
anggota sampel yang digunakan untuk pengujian sekitar 30 orang”. Instrumen uji
coba berupa angket kebiasaan belajar dan motivasi belajar harus memenuhi
persyaratan tertentu, yaitu validitas dan reliabilitas.
3.6.4 Uji Validitas Instrumen
Riduwan (2013: 97) menjelaskan bahwa “validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur”. Uji validitas
digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya angket yang digunakan. Untuk
mengetahui apakah angket kebiasaan belajar dan motivasi belajar mampu
menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, maka angket tersebut
harus valid. Instrumen penelitian harus memiliki validitas internal dan eksternal,
yaitu sebagai berikut:
3.6.4.1 Validitas Internal
Validitas internal terdiri dari validitas kontruksi dan validitas isi. Menurut
Sugiyono (2014: 170), untuk instrumen nontest yang digunakan untuk mengukur
sikap cukup memenuhi validitas konstruksi. Validitas internal dalam instrumen
penelitian ini diuji dengan pengujian konstruksi dari penilai ahli. Penilai ahli dalam
penilaian ini yaitu Drs. Noto Suharto, M.Pd dan Drs. Utoyo, M.Pd selaku dosen
pembimbing skripsi.
3.6.4.2 Validitas Eksternal
Sugiyono (2014: 170) berpendapat bahwa “validitas eksternal dari suatu
instrumen dikembangkan berdasarkan fakta empiris”. Instrumen diuji dengan cara
membandingkan antara kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta
71
empiris yang terjadi di lapangan. Dengan demikian, instrumen diuji cobakan
terlebih dahulu kepada 30 siswa diluar sampel penelitian. Data uji coba angket
tersebut kemudian ditabulasikan yang bertujuan untuk menghitung hasil uji coba.
Dalam penelitian ini, perhitungan hasil uji coba menggunakan analisis Cronbach
Alpha pada Statistical Product and Serice Solution (SPSS) versi 21.
Langkah-langkah uji validitas yaitu pilih Analyze - Scale - Reliability
Analysis - masukkan semua item pernyataan pada kotak Items - klik Statistics - pada
Descriptives for pilih Scale if item deleted - klik Continue - klik OK. Hasil
perhitungan uji validitas dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total
Correlation > nilai rtabel. Sampel uji coba berjumlah 30 siswa , derajat kebebasan
(df) = n-3 = 30-3 = 27, dengan taraf signifikan 0,05, maka diperoleh nilai rtabel 0,381.
Item pernyataan dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation >
0,381.
Berdasarkan rekap hasil uji validitas pada lampiran 15, terdapat 36 item
pernyataan yang valid dari 50 item pernyataan pada angket kebiasaan belajar dan
terdapat 22 item pernyataan yang valid dari 46 item pernyataan pada angket
motivasi belajar. Berikut tabel rekap data hasil perhitungan validitas.
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar
Butir
Soal Valid Tidak Valid Jumlah
No
4, 6, 7, 10, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19,
20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 30, 31,
33, 34, 35, 37, 42, 43, 44, 45, 46, 47,
48, 49, 50
1, 2, 3, 5, 8, 9,
11, 14, 22, 28,
32, 36, 38, 41 50
Jumlah 36 14
72
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Angket Motivasi Belajar
Butir
Soal Valid Tidak Valid Jumlah
No
2, 6, 7, 12, 13, 17, 18, 19,
20, 21, 22, 25, 27, 28, 29,
30, 31, 33, 39, 41, 42, 46
1, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 14,
15, 16, 23, 24, 26, 32, 34,
35, 36, 37, 38, 40, 43, 44, 45 46
Jumlah 22 24
3.6.5 Uji Reliabilitas
Selain kuesioner harus valid, kuesioner juga harus reliabel. Reliabel artinya
ajeg atau mempunyai presisi yang tinggi. Menurut Trihendradi (2013: 277)
menyatakan “instrumen harus andal, artinya instrumen tersebut menghasilkan
ukuran yang konsisten apabila digunakan untuk mengukur berulang kali”.
Instrumen angket dinyatakan andal/reliabel bila memiliki nilai Cronbach’s Alpha >
0,6.
Dalam penelitian ini, perhitungan hasil uji reliabilitas menggunakan
bantuan Statistical Product and Serice Solution (SPSS) versi 21 (Trihendradi, 2013:
277). Adapun langkah-langkah uji realibilitas dengan bantuan SPSS versi 21 adalah
pilih Analyze - Scale - Realibility Analysis - klik Statistic > pada kotak Descriptive
for pilih Scale if item deleted > klik Continue > klik OK. Hasil perhitungan uji
reliabilitas dapat dilihat pada output Reability Statistic pada kolom Cronbach’s
Alpha. Instrumen dikatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha pada kolom output
Reability Statistic bernilai Cronbach’s Alpha > 0,6.
Hasil perhitungan variabel kebiasaan belajar (dapat dilihat pada lampiran
16) didapatkan Cronbach’s Alpha sebesar 0,927. Variabel motivasi belajar
73
diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,864. Hal ini dapat diketahui bahwa data
dalam penelitian ini dikatakan reliabel, karena hasil perhitungan 0,927 dan 0,864
lebih besar dari 0,6.
3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Metode pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis
deskriptif, uji prasyarat analisis, dan analisis akhir (uji hipotesis).
3.7.1 Analisis Deskriptif
Trihendradi (2013: 77) mengatakan “analisis deskriptif membantu dalam
meringkas perbandingan beberapa variabel data skala dalam satu tabel dan dapat
digunakan untuk melakukan pengamatan penyimpangan data”. Penjelasan analisis
deskriptif, sebagai berikut:
3.7.1.1 Analisis Deskriptif Variabel Hasil Belajar
Proses pengambilan data untuk hasil belajar dengan mengambil hasil
dokumentasi nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) genap tahun ajaran 2015/2016
pada siswa kelas V. Nilai didapatkan dari masing-masing guru kelas V pada SD
Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Analisis deskriptif pada
hasil belajar siswa akan merujuk kriteria penilaian hasil belajar siswa menurut
Poerwanti (2009: 6.18), yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.7 Pedoman Konversi Skala-5
Tingkat Penguasaan Hasil Penilaian
Nilai Kualifikasi
80 ke atas A Sangat memuaskan
70 – 79 B Memuaskan
60 – 69 C Cukup
50 – 59 D Kurang
49 ke bawah E Sangat Kurang
Sumber: Poerwanti (2009: 6.18)
74
3.7.1.2 Analisis Deskriptif Variabel Kebiasaan Belajar
Analisis deskriptif variabel kebiasaan belajar dilakukan dengan analisis
indeks. Analisis indeks digunakan untuk mengetahui persepsi umum responden
mengenai sebuah variabel yang diteliti. Jika instrumen menggunakan skala jawaban
4, maka rumus nilai indeks, yaitu:
Nilai indeks = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4
Keterangan:
F1 = Frekuensi responden yang menjawab 1
F2 = Frekuensi responden yang menjawab 2
F3 = Frekuensi responden yang menjawab 3
F4 = Frekuensi responden yang menjawab 4
(Ferdinand, 2006: 292)
3.7.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Motivasi Belajar
Analisis deskriptif variabel motivasi belajar juga dilakukan dengan analisis
indeks. Analisis indeks digunakan untuk mengetahui persepsi umum responden
mengenai sebuah variabel yang diteliti (Ferdinand, 2006: 292).
3.7.2 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis dilakukan karena peneliti menggunakan analisis
parametrik (uji parameter populasi melalui statistik atau data sampel). Menurut
Riduwan (2013: 119) bahwa “pengujian persyaratan analisis dilakukan apabila
peneliti menggunakan analisis parametrik, maka harus dilakukan pengujian
persyaratan analisis terhadap asumsi seperti homogenitas untuk uji perbedaan,
normalitas, dan linieritas untuk uji korelasi dan regresi”.
75
Penelitian ini merupakan penelitian tentang pengaruh dua variabel bebas
terhadap satu variabel terikat sehingga analisis akhir yang digunakan adalah analisis
regresi ganda. Uji asumsi dasar yang digunakan untuk mengetahui analisis regresi
ganda adalah uji normalitas dan uji linieritas. Kemudian pada uji asumsi klasik
regresi, persyaratannya yaitu uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.
3.7.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa data penelitian
berdistribusi normal. Menurut Sugiyono (2014: 228) bahwa “penggunaan statistik
parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang dianalisis harus
berdistribusi normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka
terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data”. Uji normalitas data dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya uji kertas peluang normal, uji
lilliefors, dan uji chi-kuadrat.
Peneliti menggunakan bantuan program Statistical Product and Service
Solution (SPSS) versi 21 untuk menguji normalitas data. Peneliti dalam uji SPSS
terhadap uji normalitas yang digunakan adalah metode uji Lilliefors. Langkah-
langkah menguji normalitas data yaitu sebagai berikut: klik Analyze > Descriptive
Statistics > Explore > klik Plots > kotak Explore: Plots beri tanda centang (√) pada
Normality plots with test > klik Continue > OK. Hasil uji normalitas dapat dilihat
pada output Tests of Normality kolom Kolmogorov-Smirnov pada nilai Sig.
(signifikansi). Data distribusi normal jika sig > α, untuk taraf signifikan (α) adalah
5% atau 0,05 (Trihendradi, 2013: 86).
76
3.7.2.2 Uji Linieritas
Uji linearitas digunakan untuk melihat garis regresi antara variabel X dan
variabel Y membentuk garis linier atau tidak. Jika tidak linier, maka analisis regresi
tidak dapat dilanjutkan. Peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 21
untuk menguji linieritas. Priyatno (2010: 71) menyatakan bahwa “pengujian pada
SPSS dengan menggunakan Test for Linierity pada taraf signifikansi 0,05”.
Langkah-langkah uji linieritas dengan bantuan SPSS versi 21 yaitu sebagai
berikut: klik Analyze > Compare Means > Means. Masukkan variabel motivasi
belajar (Y) kedalam kotak Dependent List, sementara variabel kebiasaan belajar
atau variabel motivasi belajar dimasukkan pada kotak Independent List. Klik kotak
dialog options lalu pilih Test for Linearity. Pilih Continue lalu klik OK. Hasil uji
linieritas dilihat pada output ANOVA Table pada kolom Sig. baris Linearity. Dua
variabel dikatakan memiliki hubungan yang linier, apabila nilai signifikansinya
(Linearity) kurang dari 0,05 (Priyatno, 2010: 73).
3.7.2.3 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam model regresi
(Priyatno, 2010: 81). Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan linier antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat
yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas.
Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilai
Inflation Factor (VIF) dengan bantuan program SPSS versi 21. Langkah-langkah
uji multikolinearitas adalah klik Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada kotak Linear
77
Regression, masukkan variabel hasil belajar ke kotak Dependent, sementara
variabel kebiasaan dan motivasi belajar masukkan kotak Independent(s). Klik
Statistics beri tanda centang pada Collinearity diagnostics > klik Continue > klik
OK. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada output Coefficients kolom VIF.
Menurut Santoso (2001) dalam Priyatno (2010: 81), “pada umumnya jika VIF lebih
besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan
variabel bebas lainnya”.
3.7.2.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadi ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Priyatno, 2010: 83). Uji
heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan
varian dari residual pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam
model regresi adalah tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Ada beberapa
metode pengujian yang baik digunakan pada uji heteroskedastisitas, antara lain uji
spearman’s rho, uji glesjer, uji park, dan melihat pola grafik regresi. Pada
penelitian ini, uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji
spearman’s rho yaitu mengorelasikan nilai residual (Unstandardized residual)
dengan masing-masing variabel independen.
Pengujian ini menggunakan bantuan program SPSS versi 21. Langkah-
langkah uji heteroskedastisitas adalah klik Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada
kotak Linear Regression, masukkan variabel hasil belajar ke kotak Dependent,
sementara variabel kebiasaan dan motivasi belajar masukkan kotak Independent(s).
Klik Save, beri tanda centang pada Unstandardized > klik Continue > klik OK. Jika
78
signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah
heteroskedastisitas (Priyatno, 2010: 83).
3.7.3 Analisis Akhir (Pengujian Hipotesis)
Dalam penelitian ini, analisis akhir yang digunakan adalah analisis regresi
linier sederhana dengan analisis regresi ganda. Berikut penjelasan selengkapnya.
3.7.3.1 Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linier sederhana adalah hubungan secara linier antara satu
variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini bertujuan
mengetahui arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen
apakah positif atau negatif.
Peneliti menggunakan program SPSS versi 21 untuk menghitung analisis
regresi sederhana. Langkah-langkah analisis regresi yaitu: Klik Analyze –
Regression – Linear. Untuk mengetahui regresi variabel kebiasaan belajar (X1)
dengan variabel hasil belajar (Y), maka pada kota Linear Regression masukkan
variabel kebiasaan belajar (X1) ke kotak Independent(s) dan masukkan variabel
hasil belajar (Y) pada kotak Dependent lalu klik OK. Hal yang sama dilakukan
untuk mengetahui analisis regresi motivasi belajar (X2) dengan variabel hasil
belajar (Y). Masukkan variabel hasil belajar (Y) ke kotak Dependent dan variabel
motivasi belajar (X2) pada kotak Independent(s) lalu klik OK (Priyatno, 2010: 56).
Pengambilan keputusan pada analisis regresi sederhana meliputi:
3.7.3.1.1 Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t)
Hasil uji koefisien regresi sederhana atau uji t digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
79
dependen (Y). Signifikan artinya pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk
populasi (dapat digeneralisasikan). Pengambilan keputusan tentang signifikansi
pengaruh variabel X terhadap variabel Y dapat dilihat pada output Coefficients pada
kolom t. Jika nilai thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada
pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y (Priyatno, 2010:
59). Apabila nilai thitung > nilai ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, ada
pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap variabel Y.
3.7.3.1.2 Analisis Korelasi (R)
Analisis korelasi digunakan untuk menunjukkan seberapa besar hubungan
yang terjadi antara variabel independen terhadap variabel dependen. Peneliti
menggunakan program SPSS versi 21 dengan hasil analisis korelasi dapat dilihat
dalam tabel Model Summary kolom R. Sugiyono (2014: 242) memberikan pedoman
pada interpretasi koefisien korelasi dengan nilai R berkisar antara 0 sampai 1,
seperti tabel berikut:
Tabel 3.8 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
sangat rendah
rendah
sedang
kuat
sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2014: 242)
3.7.3.1.3 Analisis Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam menghitung
koefisien determinasi, peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dan besar
80
koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model Summary kolom R Square.
Untuk menentukan seberapa besar persentase koefisien determinasi, maka
menguadratkan dari nilai koefisien R Square yang dikalikan dengan 100%.
3.7.3.2 Analisis Regresi Linier Ganda
Riduwan (2013: 155) menyatakan bahwa “analisis regresi ganda merupakan
suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih untuk
membuktikan ada tidaknya hubungan fungsi atau kausal antara dua variabel bebas
atau lebih dengan satu variabel terikat”. Pada penelitian ini, analisis digunakan
untuk mengetahui pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-
sama terhadap hasil belajar siswa. Penghitungan analisis regresi ganda dalam
penelitian ini menggunakan program SPSS versi 21. Menu yang digunakan sebagai
berikut: Analyze ˃ Regression ˃ Linear. Pada kotak Linear Regression, masukkan
variabel hasil belajar (Y) pada kotak Dependent dan masukkan variabel kebiasaan
belajar (X1) serta variabel motivasi belajar (X2) ke kotak Independent(s) lalu klik
OK (Priyatno, 2010: 63-64). Analisis akhir dalam penelitian ini untuk menguji
hipotesis penelitian dengan menggunakan analisis korelasi ganda, analisis
determinasi, dan uji koefisien regresi secara bersama-sama.
3.7.3.2.1 Analisis Korelasi Ganda
Riduwan (2013: 141) menyatakan “analisis korelasi ganda berfungsi untuk
mencari besarnya pengaruh atau hubungan antara dua variabel bebas (X) atau lebih
secara simultan dengan variabel terikat (Y)”. Koefisien ini menunjukkan seberapa
besar hubungan yang terjadi antara variabel independen dengan variabel dependen.
Nilai korelasi memiliki rentang berkisar 0 sampai 1 (Priyatno, 2010: 65). Peneliti
81
menggunakan program SPSS versi 21 dengan hasil analisis korelasi ganda dapat
dilihat pada hasil analisis regresi dalam tabel Model Summary kolom R. Sugiyono
(2014: 242) memberikan pedoman pada interpretasi koefisien korelasi seperti tabel
berikut:
Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2014: 242)
3.7.3.2.2 Analisis Determinasi
Riduwan (2013: 224) menyatakan ”koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui seberapa besar variabel X mempunyai kontribusi atau ikut menentukan
variabel Y”. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi Pearson
Product Moment (PPM) yang dikalikan dengan 100%. Persentase koefisien
determinasi dapat ditentukan dengan rumus:
Keterangan:
KP = nilai koefisien determinan
R = nilai koefisien korelasi ganda
(Riduwan, 2013: 224)
Dalam menghitung koefisien determinasi, peneliti menggunakan program
SPSS versi 21 dan besar koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model
KP = R2 x 100%
82
Summary kolom R Square. Kriteria untuk analisis koefisien determinasi adalah Jika
R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase sumbangan pengaruh yang
diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikitpun variasi
variabel dependen, sebaliknya R2 sama dengan 1, maka persentase sumbangan
pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah
sempurna, atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model
menjelaskan 100% variasi variabel dependen (Priyatno, 2010: 66).
3.7.3.2.3 Analisis Regresi Secara Bersama-Sama
Uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar
siswa. Penelitian ini dalam melakukan uji F dibantu dengan program SPSS versi 21
yang dapat dilihat pada output ANOVA pada kolom F. Dasar pengambilan
keputusan adalah apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima artinya tidak ada
pengaruh bersama antara variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel
terikat. Apabila Fhitung ˃ Ftabel, maka Ho ditolak artinya ada pengaruh bersama antara
variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat.
83
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum objek
penelitian, analisis deskripsi variabel penelitian, hasil uji prasyarat analisis, dan
hasil analisis akhir.
4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan terhadap siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika
dan Gugus Hasanudin Kecamatan Tegal Selatan Kota Tegal yang terdiri dari 7 SD
dengan jumlah populasi mencapai 197 siswa. Rincian populasi siswa kelas V
tersebut yaitu SD Negeri Tunon 1 terdiri dari 27 siswa, SD Negeri Tunon 2 terdiri
dari 34 siswa, SD Negeri Keturen terdiri dari 21 siswa, SD Negeri Debong Kulon
terdiri dari 33 siswa, SD Negeri Kalinyamat Wetan 1 terdiri dari 41 siswa, SD
Negeri Kalinyamat Wetan 2 terdiri dari 26 siswa, serta SD Negeri Kalinyamat
Wetan 3 terdiri dari 15 siswa (lampiran 1).
Tidak semua populasi dijadikan responden dalam penelitian. Namun, dari
populasi ditarik sampel untuk dijadikan responden. Sampel penelitian berjumlah
132 siswa. Nama siswa yang menjadi sampel penelitian tercantum pada lampiran
2. Sampel uji coba berjumlah 30 siswa di luar sampel tetapi masih dalam populasi
penelitian (lampiran 3). Lokasi penelitian berada di Kecamatan Tegal Selatan yang
berdekatan dengan perbatasan Kabupaten Tegal. SD Negeri Tunon 1 beralamat di
Jalan Sutan Syahrir No. 1, SD Negeri Tunon 2 beralamat di Jalan Sultan Hasanudin
84
gang Makam Tunon, SD Negeri Keturen beralamat di Jalan Sultan Hasanudin No.
22, SD Negeri Debong Kulon beralamat di Jalan Dr. Samadikun No. 45, SD Negeri
Kalinyamat wetan 1 beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 128, SD Negeri
Kalinyamat wetan 2 beralamat di Jalan Sultan Hasanudin No. 49, dan SD Negeri
Kalinyamat wetan 3 beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No.130.
4.1.2 Deskripsi responden
Responden dalam penelitin ini berjumlah 132 siswa. Berdasarkan jenis
kelamin, responden terdiri dari 58 siswa laki-laki (43,94 %) dan 74 siswi
perempuan (56,06 %). Secara terperinci jenis kelamin pada penelitian ini dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Data Responden Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Nama Sekolah Jenis Kelamin
Jumlah L P
1 SD Negeri Tunon 1 9 9 18
2 SD Negeri Tunon 2 13 10 23
3 SD Negeri Keturen 7 7 14
4 SD Negeri Debong Kulon 6 16 22
5 SDN Kalinyamat Wetan 1 11 17 28
6 SDN Kalinyamat Wetan 2 9 8 17
7 SDN Kalinyamat Wetan 3 3 7 10
Jumlah 58 74 132
Sumber: Data Penelitian 2016
Ditinjau dari usia, responden yang berusia 10 tahun terdapat 6 siswa
(0,04%), terdapat 66 siswa (0,50%) yang berusia 11 tahun, terdapat 47 siswa
(0,35%) yang berusia 12 tahun, terdapat 10 siswa (0,07%) yang berusia 13 tahun,
terdapat 2 siswa (0,02%) yang berusia 14 tahun, dan terdapat 1 siswa (0,01%) yang
85
berusia 16 tahun. Secara rinci kondisi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Data Responden Penelitian Berdasarkan Usia
No. Usia Jenis Kelamin
Jumlah L P
1 10 tahun 1 5 6
2 11 tahun 29 37 66
3 12 tahun 20 27 47
4 13 tahun 6 4 10
5 14 tahun 1 1 2
6 15 tahun 0 0 0
7 16 tahun 1 0 1
Jumlah 58 74 132
Sumber: Data Penelitian 2016
4.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Analisis deskriptif statistik memberikan gambaran atau deskripsi suatu data.
Analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, variansi, nilai maksimum, nilai
minimum, sum, dan range. Analisis deskriptif penelitian ini menggunakan bantuan
progam SPSS versi 21. Adapun langkah-langkahnya adalah Analyze Descriptive
Statistic Descriptives masukkan variabel hasil belajar, kebiasaan belajar, dan
motivasi belajar ke kotak variable(s) klik Option dan isikan statistik yang ingin
dianalisis (Means, Std Dev, variance, Minimun, Maximum, Sum, Range) pilih
Continue lalu klik Ok. Hasil perhitungan analisis deskriptif dapat dilihat dari
output Descriptive Statistics. Berdasarkan perhitungan, hasil analisis deskriptif
statistik variabel hasil belajar (Y), kebiasaan belajar (X1), dan motivasi belajar (X2)
dapat disajikan pada tabel berikut.
86
Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Range Mini
Mum
Maxi
mum
Sum Mean Std.
Deviation
Vari
ance
Hasil Belajar 132 64,00 30,00 94,00 9076,00 68,7576 10,18015 103,635
Kebiasaan
Belajar
132 73,00 70,00 143,00 15285,00 115,7955 16,94524 287,141
Motivasi
Belajar
132 36,00 52,00 88,00 9757,00 73,9167 7,50577 56,337
Valid N
(listwise)
132
Sumber: Data Penelitian 2016
Berdasarkan hasil perhitungan data yang telah disajikan dalam tabel 4.3,
dapat dijelaskan selengkapnya sebagai berikut:
1) Variabel hasil belajar dengan sampel 132 siswa diperoleh hasil rentang nilai
(range) sebesar 64; nilai terendahnya (minimum) 30; nilai tertingginya
(maximum) 94; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 9076; dengan rata-
rata (mean) 68,75; simpangan (std. deviation) sebesar 10,18; dan varian data
sebesar 103,63.
2) Variabel kebiasaan belajar dengan sampel 132 siswa diperoleh hasil rentang
nilai (range) sebesar 73; nilai terendahnya (minimum) 70; nilai tertingginya
(maximum) 143; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 15285; dengan
rata-rata (mean) 115,79; simpangan (std. deviation) sebesar 16,94; dan
varian data sebesar 287,14.
3) Variabel motivasi belajar dengan sampel 132 siswa diperoleh hasil rentang
nilai (range) sebesar 36; nilai terendahnya (minimum) 52; nilai tertingginya
(maximum) 88; penjumlahan keseluruhan (sum) sebesar 9757; dengan rata-
87
rata (mean) 73,91; simpangan (std deviation) sebesar 7,5; dan varian data
sebesar 56,33.
Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif dengan kriteria penilaian hasil
belajar siswa berpedoman konversi skala 5 menurut Poerwanti (2009: 6.18) dan
menggunakan teknik analisis indeks untuk variabel kebiasaan belajar dan motivasi
belajar. Analisis indeks bertujuan untuk menggambarkan persepsi responden atas
item-item pernyataan yang diajukan dalam penelitian (Ferdinand, 2006: 340).
Perhitungan nilai indeks diperoleh melalui perhitungan nilai indeks tiap dimensi
penelitian. Adapun langkah-langkah menentukan nilai indeks suatu variabel
penelitian yaitu sebagai berikut:
(1) Menghitung skor pada jawaban responden dan membuat rekapitulasi data
hasil penelitian angket (lampiran 17 dan lampiran 18). Tiap item pernyataan
dihitung atau diberi skor sesuai dengan pedoman. Pada penelitian ini,
pedoman skor item pernyataan positif, skor 4 diberikan pada responden
yang mencentang “Selalu”, skor 3 diberikan pada responden yang
mencentang “Sering”, skor 2 diberikan pada responden yang mencentang
“Kadang-kadang”, dan skor 1 diberikan pada responden yang mencentang
“Tidak Pernah”. Sebaliknya skor dengan item pernyataan negatif, skor 1
diberikan pada responden yang mencentang “Selalu” dan skor 4 diberikan
pada responden yang mencentang “Tidak Pernah”.
(2) Menghitung persentase frekuensi jawaban responden. Rumus persentase
frekuensi jawaban responden yaitu:
%Fa = na / N x 100 %
88
Keterangan:
%Fa = persentase frekuensi jawaban responden yang memberi skor 1,
atau 2, atau 3, atau 4. Sehingga dapat ditulis %F1, %F2, %F3, dan
seterusnya.
na = jumlah responden yang memberi skor 1, atau 2, atau 3, atau 4. a =
skor 1, atau 2, atau 3, atau 4.
N = total jumlah responden/sampel penelitian.
(3) Menghitung nilai indeks item pernyataan dengan menggunakan rumus
berikut:
Nilai indeks pernyataan = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4
Keterangan:
F1 = Frekuensi responden yang menjawab 1
F2 = Frekuensi responden yang menjawab 2
F3 = Frekuensi responden yang menjawab 3
F4 = Frekuensi responden yang menjawab 4
(Ferdinand, 2006: 292)
(4) Menghitung nilai indeks tiap indikator. Rumus nilai indeks indikator yaitu
rata-rata nilai indeks pernyataan yang ada pada suatu indikator. Misalnya
indikator “melaksanakan jadwal belajar” pada variabel kebiasaan belajar
terdiri dari 2 item pernyataan, maka nilai indeks indikatornya ditentukan
dengan cara: 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 2 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 3
2,
sehingga diperoleh hasil 74,62+85,61
2 = 80,11.
89
(5) Menentukan nilai indeks tiap dimensi. Cara menentukan nilai indeks tiap
dimensi yaitu merata-rata semua nilai indeks indikator yang ada pada suatu
dimensi.
(6) Menentukan nilai indeks suatu variabel. Cara menentukan nilai indeks tiap
variabel yaitu merata-rata nilai indeks dimensi yang ada pada suatu variabel.
(7) Menafsirkan nilai indeks variabel dengan kriteria Three Box Method.
Penelitian ini menggunakan Skala Likert dengan angket tertutup sehingga
alternatif jawaban hanya ada 4, yaitu jawaban 1, jawaban 2, jawaban 3,
sampai jawaban 4, maka tidak ada alternatif jawaban 0 (nol). Menurut
Ferdinand, 2006: 292), angket dengan angka jawaban tidak dimulai dari
angka 0, maka angka indeks yang dihasilkan dimulai dari angka 10 sampai
100. Dengan demikian, rentang angka indeks yaitu 90. Rentang 90 tersebut
dibagi menjadi tiga kotak (aturan Three Box Method), sehingga dihasilkan
kriteria penafsiran nilai indeks sebagai berikut:
Nilai Indeks Dimensi = (Indeks Indikator 1) + (Indeks Indikator 2) +
(Indeks Indikator 3) + …… (Indreks Indikator n)/ n
Nilai Indeks Variabel = (Indeks Dimensi 1) + (Indeks Dimensi 2) +
(Indeks Dimensi 3) + …… (Indreks Dimensi n) / n
90
Tabel 4.4 Rentang Nilai Indeks (Three Box Method)
Rentang Nilai Kategori
71,00 – 100,00 Tinggi
41,00 – 70,00 Sedang
10,00 – 40,00 Rendah
Sumber: Ferdinand (2006: 292)
4.1.3.1 Deskripsi Hasil Belajar
Analisis deskripsi hasil belajar digunakan untuk menggambarkan data hasil
rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) Genap Tahun Ajaran 2015/2016
pada kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal. Analisis
deskriptif pada hasil belajar siswa akan merujuk pedoman konversi skala 5 menurut
Poerwanti (2009: 6.18). Analisis ini akan merujuk tingkat penguasaan siswa dalam
bentuk skor, hasil penilaian nilai siswa yang berbentuk huruf, dan hasil penilaian
kualifikasi siswa yang berbentuk kata, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5 Pedoman Konversi Skala-5
Tingkat Penguasaan Hasil Penilaian
Nilai Kualifikasi
80 ke atas A Sangat memuaskan
70 – 79 B Memuaskan
60 – 69 C Cukup
50 – 59 D Kurang
49 ke bawah E Sangat Kurang
Sumber: Poerwati (2009: 6.18)
Hasil penelitian yang dilanjutkan dengan perhitungan jumlah siswa setiap
tingkat penguasaannya, maka diperoleh hasil tingkat penguasaan siswa dari yang
menguasai nilai 80 ke atas sampai siswa yang mendapat nilai 49 ke bawah, Analisis
deskriptif kriteria hasil nilai rata-rata Ulangan Tengah Semester (UTS) genap kelas
91
V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Tahun Ajaran 2015/2016 beserta
frekuensi atau jumlah siswa dapat disajikan melalui tabel berikut ini.
Tabel 4.6 Frekuensi Hasil Nilai Rata-rata Ulangan Tengah Semeter Genap
Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin
Kriteria Nilai UTS Frekuensi Persentase
(%)
80 - keatas
(A)
80, 81, 81, 84, 84, 85, 85, 85, 85, 86, 86,
87, 88, 91, 92, 93, 94 17 12,88
70 - 79
(B)
70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 71, 71, 71,
71, 71, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 72, 73, 73,
73, 73, 74, 74, 74, 74, 74, 74, 75, 75, 75,
75, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 77, 78, 79, 79,
79
45 34,09
60 - 69
(C)
60, 60, 61, 61, 61, 62, 62, 63,63, 63, 63,
63, 63, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 64, 65,
65, 65 ,65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 66, 66,
66, 66, 67, 67, 67, 67, 67, 68, 68, 69, 69,
69, 69, 69, 69, 69
49 37,12
50 - 59
(D)
51, 52, 53, 54, 54, 55, 56, 56, 56, 56, 57,
57, 58, 58, 58, 58, 59 17 12,88
49 ke
bawah (E) 30, 47, 48, 48 4 3,03
Jumlah 9076 132 100
Sumber: Data Penelitian 2016
Berdasarkan tabel 4.6, dapat diketahui bahwa terdapat lima kualifikasi
tingkat penguasaan hasil belajar siswa kelas V Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal. Kelima tingkat penguasaan tersebut yaitu sangat
memuaskan (A), memuaskan (B), cukup (C), kurang (D), dan sangat kurang (E).
Penjelasan selengkapnya yaitu: sangat memuaskan dengan tingkat penguasaan 80
ke atas (A). Terdapat 17 siswa yang mendapat kriteria sangat memuaskan dengan
tingkat penguasaan 80 ke atas dengan persentase 12,88 %, yaitu satu siswa
mendapat nilai 80, dua siswa mendapat nilai 81, dua siswa mendapat nilai 84, empat
92
siswa mendapat nilai 85, dua siswa mendapat nilai 86, serta nilai 87, 88, 91, 92, dan
93 yang masing-masing satu siswa.
Kualifikasi memuaskan dengan tingkat penguasaan 70-79 (B). Terdapat 45
siswa yang mendapat kriteria memuaskan dengan tingkat penguasaan antara 70
sampai 79 dengan persentase 34,09 %, yaitu delapan siswa mendapat nilai 70, lima
siswa mendapat nilai 71, tujuh siswa mendapat nilai 72, empat siswa mendapat nilai
73, enam siswa mendapat nilai 74, empat siswa mendapat nilai 75, enam siswa
mendapat nilai 76, satu siswa mendapat nilai 77, satu siswa mendapat nilai 78, dan
tiga siswa mendapat nilai 79.
Kategori cukup dengan tingkat penguasaan 60-69 (C). Terdapat 49 siswa
yang mendapat kriteria cukup dengan tingkat penguasaan antara 60 sampai 69
dengan persentase 37,12 %, yaitu dua siswa mendapat nilai 60, tiga siswa mendapat
nilai 61, dua siswa mendapat nilai 62, enam siswa mendapat nilai 63, delapan siswa
mendapat nilai 64, sepuluh siswa mendapat nilai 65, empat siswa mendapat nilai
66, lima siswa mendapat nilai 67, dua siswa mendapat nilai 68, dan enam siswa
mendapat nilai 69.
Kategori kurang dengan tingkat penguasaan 50-59 (D). Terdapat 17 siswa
yang mendapat kriteria kurang dengan tingkat penguasaan antara 50 sampai 59
dengan persentase 12,88%, yaitu dua siswa mendapat nilai 54, empat siswa
mendapat nilai 56, dua siswa mendapat nilai 57, dan empat siswa mendapat nilai
58, serta masing-masing satu siswa mendapat nilai 51, 52, 53, 55, dan 59.
Kategori sangat kurang dengan tingkat penguasaan 49 ke bawah (E).
Terdapat 4 siswa yang mendapat kriteria sangat kurang dengan tingkat penguasaan
93
49 ke bawah dengan persentase 3,03%, yaitu satu siswa mendapat nilai 30, satu
siswa mendapat nilai 47, serta dua siswa mendapat nilai 48.
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh jumlah nilai UTS siswa kelas V
sebesar 9076 dengan jumlah responden 132. Maka rata-ratanya sebesar 68,75. Hal
ini berarti nilai rata-rata siswa berada pada tingkat penguasan antara 60-69 sehingga
termasuk dalam kualifikasi cukup (C).
4.1.3.2 Deskripsi Kebiasaan Belajar
Berpedoman pada rumus nilai indeks, indeks variabel kebiasaan belajar
dapat diukur dengan 6 dimensi, yaitu (1) pembuatan jadwal dan pelaksanaannya;
(2) membaca dan membuat catatan; (3) penyelesaian tugas; (4) cara mengikuti
pelajaran; (5) cara belajar kelompok; (6) cara belajar mandiri di rumah, serta 10
indikator yang meliputi: pembuatan jadwal belajar, melaksanakan jadwal belajar,
membaca buku teks, membuat catatan, mengerjakan tugas di sekolah, mengerjakan
PR, konsentrasi mengikuti pelajaran, aktif dalam proses pembelajaran, melakukan
belajar kelompok, dan belajar mandiri di rumah. Rekapitulasi data angket kebiasaan
belajar dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 17.
Nilai indeks variabel kebiasaan belajar dapat diketahui jika terlebih dahulu
dihitung nilai indeks masing-masing dimensi yang digunakan untuk membangun
kebiasaan belajar. Perhitungan nilai indeks dimensi dapat dilakukan jika
sebelumnya telah diketahui distribusi frekuensi masing-masing indikator.
Perhitungan nilai indeks indikator dapat diketahui jika sebelumnya tiap pernyataan
telah dilakukan distribusi frekuensi masing-masing item pernyataan. Hasil
deskripsi empiris dari sampel penelitian sejumlah 132 responden menggambarkan
94
distribusi frekuensi jawaban responden atas dimensi “pembuatan jadwal dan
pelaksanaannya” pada indikator melaksanakan jadwal belajar yang terdapat pada
item pernyataan nomor 2 dan 3.
Langkah menghitung persentase frekuensi pernyataan pada jawaban
responden terhadap item pernyataan nomor 2 menunjukkan:
(i) skor 1 sebanyak 8 siswa
%F1 = n1/N x 100
= 8/132 x 100
= 6,06%
(ii) skor 2 sebanyak 38 siswa
%F2 = n2/N x 100
= 38/132 x 100
28,79%
(iii) skor 3 sebanyak 34 siswa
%F3 = n3/N x 100
= 34/132 x 100
= 25,76%
(iv) skor 4 sebanyak 52 siswa
%F4 = n4/N x 100
= 52/132 x 100
= 39,39%
Langkah menghitung persentase frekuensi pernyataan pada jawaban
responden terhadap item pernyataan nomor 3 menunjukkan:
95
(i) skor 1 sebanyak 5 siswa
%F1 = n1/N x 100
= 5/132 x 100
= 3,79%
(ii) skor 2 sebanyak 26 siswa
%F2 = n2/N x 100
= 26/132 x 100
= 19,70%
(iii) skor 3 sebanyak 34 siswa
%F3 = n3/N x 100
= 34/132 x 100
= 25,76%
(iv) skor 4 sebanyak 82 siswa
%F4 = n4/N x 100
= 82/132 x 100
= 62,12%
Berdasarkan angka-angka tersebut, dapat diperoleh nilai indeks indikator
“melaksanakan jadwal belajar” dengan cara menghitung nilai indeks masing-
masing item pernyataan (terdapat 2 item pernyataan pada indikator melaksanakan
jadwal belajar) seperti berikut ini:
Nilai indeks pernyataan 2 = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4
= (6,06% x 1) + (28,79% x 2) + (25,76% x 3) +
(39,39% x 4) / 4
96
= 74,62%
Nilai indeks pernyataan 3 = ((%F1x1) + (%F2x2) + (%F3x3)+ (%F4x4)) / 4
= (3,79% x 1) + (14,39% x 2) + (19,70% x 3) +
(62,12% x 4) / 4
= 85,04%
Selanjutnya untuk memeroleh nilai indeks indikator melaksanakan jadwal belajar
pada dimensi membuat jadwal belajar dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan
rumus 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 2+𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑎𝑛 3
2, sehingga diperoleh
hasil 74,62 + 85,04
2 = 79,83. Jadi, nilai indeks indikator melaksanakan jadwal belajar
sebesar 79,83%. Langkah yang sama dilakukan untuk menentukan nilai indeks
masing-masing indikator.
Penentuan nilai indeks dimensi dengan cara menghitung rata-rata nilai
indeks indikator dengan menggunakan rumus sama dengan rumus penentuan indeks
indikator di atas. Contohnya menentukan nilai indeks dimensi “membuat jadwal
belajar” yang terdiri dari dua indikator yaitu: pembuatan jadwal belajar dan
melaksanakan jadwal belajar.
Nilai Indeks Dimensi 1 = ((Indeks indikator 1) + (Indeks Indikator 2)) / 2
= (81,63% + 79,83%) / 2
= 80,73%
Langkah yang sama dilakukan untuk masing-masing dimensi yang terdapat dalam
variabel kebiasaan belajar. Berikut ini dikemukakan terperinci masing-masing nilai
indeks dalam tabel.
97
Tabel 4.7 Nilai Indeks Kebiasaan Belajar
No. Dimensi Indikator No.
Item
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
Responden Indeks (%)
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
1. Pembuatan
jadwal dan
pelaksanaannya
Pembuatan jadwal belajar 1 6,82 12,12 28,79 52,27 81,63 81,63
80,73 Melaksanakan jadwal
bealajr
2 6,06 28,79 25,76 39,39 74,62 79,83
3 3,79 14,39 19,70 62,12 85,04
2.
Membaca dan
membuat
catatan
Membaca buku teks 4 15,91 41,67 21,97 20,45 61,74
65,06
70,67
5 21,21 18,18 26,52 34,09 68,37
Membuat catatan
6 0,76 21,21 18,94 59,09 84,09
76,28 7 6,06 24,24 22,73 46,97 77,65
8 9,09 28,79 25,00 37,12 72,54
9 14,39 21,97 29,55 34,09 70,83
3.
Penyelesaian
tugas
Mengerjakan tugas di
sekolah
10 1,52 19,70 23,48 55,30 83,14
83,14
82,03
11 0,00 28,79 21,97 49,24 80,11
12 7,58 16,67 22,73 53,03 80,30
13 6,06 12,88 32,58 48,48 80,87
14 4,55 7,58 31,82 56,06 84,85
15 2,27 9,09 16,67 71,97 89,58
Mengerjakan PR
16 3,03 13,64 18,18 65,15 86,36
80,92 17 2,27 23,48 21,21 53,03 81,25
18 3,79 13,64 18,94 63,64 85,61
19 14,39 26,52 21,97 37,12 70,45
98
No. Dimensi Indikator No.
Item
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
Responden Indeks (%)
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
4.
Cara mengikuti
pelajaran
Konsentrasi mengikuti
pelajaran
20 2,27 24,24 23,48 50,00 80,30
83,71
81,22
21 1,52 11,36 20,45 66,67 88,07
22 3,03 15,91 28,03 53,03 82,77
Aktif dalam proses
pembelajaran
23 6,82 29,55 24,24 39,39 74,05
78,72 24 0,76 12,12 18,18 68,94 88,83
25 9,85 25,00 27,27 37,88 73,30
5.
Cara belajar
kelompok
Melakukan belajar
kelompok
26 4,55 9,85 14,39 71,21 88,07
81,85 81,85
27 5,30 29,55 19,70 45,45 76,33
28 3,03 28,79 29,55 38,64 75,95
29 2,27 12,88 28,03 56,82 84,85
30 1,52 18,18 21,21 59,09 84,47
31 3,03 20,45 24,24 52,27 81,44
6.
Cara belajar
mandiri di
rumah
Belajar mandiri di rumah
32 3,79 9,09 29,55 57,58 85,23
81,78 81,78
33 4,55 15,15 29,55 50,76 81,63
34 6,06 16,67 23,48 53,79 81,25
35 3,03 23,48 21,97 51,52 80,49
36 5,30 19,70 23,48 51,52 80,30
Nilai Indeks Variabel 79,71
Sumber: Lampiran 23
99
Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks terhadap 6 dimensi yang
mencakup 10 indikator tersebut, maka dapat dihitung nilai indeks variabel
kebiasaan belajar dengan mencari rata-ratanya, sehingga diperoleh nilai indeks
variabel kebiasaan belajar sebesar 79,71%. Oleh karena angka jawaban tidak
berangkat dari angka 0 (nol) tetapi mulai angka 1 hingga 4, maka dengan
menggunakan rumus berikutnya, nilai indeks yang dihasilkan akan berangkat dari
angka terendah 10 hingga angka tertinggi 100. Dengan menggunakan cara
penentuan kriteria Three Box Method, maka rentang sebesar 90 dibagi menjadi tiga
sehingga akan menghasilkan rentang sebesar 30 tanpa angka 0 (nol), dan
selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar interpretasi nilai indeks dengan kriteria
sebagai berikut :
10,00 – 40,00 = Rendah
41,00 – 70,00 = Sedang
71,00 – 100,00 = Tinggi
Dengan menggunakan kriteria tersebut, maka nilai indeks untuk variabel kebiasaan
belajar sebesar 79,71% termasuk dalam kategori tinggi. Dengan demikian, dapat
pula dikatakan bahwa persepsi responden terhadap item pernyataan juga tinggi.
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa indeks dimensi variabel kebiasaan
belajar yang paling dominan terletak pada dimensi “penyelesaian tugas” dengan
nilai indeks sebesar 82,03%. Adapun nilai indeks dimensi variabel kebiasaan
belajar yang paling rendah terletak pada dimensi “membaca dan membuat catatan”
dengan nilai indeks sebesar 70,67%.
100
4.1.3.3 Deskripsi Motivasi Belajar
Melalui cara yang sama dengan perhitungan nilai indeks variabel
sebelumnya, maka untuk variabel motivasi belajar dengan 5 dimensi dapat
diketahui memiliki rata-rata nilai indeks sebesar 85,40. Hasil perhitungan tersebut
menunjukkan bahwa indeks variabel motivasi belajar dalam kategori tinggi, yang
berarti persepsi responden terhadap item pernyataan yang mendukung motivasi
belajar juga tinggi. Hasil perhitungan nilai indeks variabel motivasi belajar
terperinci disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.8 Indeks Motivasi Belajar
No. Dimensi Indikator No.
Item
Indeks (%)
Pernya
taan
Indi
kator Dimensi
1. Tekun dalam
belajar
Kehadiran di sekolah 1 90,53 90,53
86,87 Mengikuti PBM di kelas
2 87,50 90,25
3 92,99
Belajar di rumah 4 80,11
79,83 5 79,55
2.
Ulet dalam
menghadapi
kesulitan
Sikap terhadap kesulitan
6 67,42
78,35
77,84
7 84,47
8 83,14
Usaha menghadapi
kesulitan
9 74,62
77,34 10 71,78
11 85,61
3.
Minat dan
perhatian
dalam belajar
Kebiasaan mengikuti
pelajaran
12 70,45 79,17
85,32
13 87,88
Semangat dalam
mengikuti PBM
14 90,53
91,48 15 92,99
16 90,91
4. Berprestasi
dalam belajar
Keinginan untuk
berprestasi 17 92,05 92,05
91,95
Kualifikasi hasil 18 91,86 91,86
5. Mandiri dalam
belajar
Penyelesaian tugas/PR
19 86,17
87,25
85,01
20 90,15
21 85,42
Menggunakan
kesempatan di luar jam
pelajaran
22 82,77 82,77
Nilai indeks variabel 85,40
Sumber: Lampiran 24
101
Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa nilai indeks variabel motivasi
belajar sebesar 85,40%. Dilihat dari besarnya nilai indeks variabel ini dengan
kriteria Three Box Method, nilai indeks 85,40% berada pada rentang interpretasi
71,00 – 100, 00. Nilai indeks untuk variabel motivasi belajar sebesar 85,40%
termasuk dalam kategori tinggi. Artinya, responden memiliki persepsi yang tinggi
terhadap item pernyataan pada variabel motivasi belajar.
Berdasarkan tabel indeks tersebut, dapat diketahui bahwa indeks variabel
motivasi belajar yang paling dominan terletak pada dimensi “berprestasi dalam
belajar” dengan nilai indeks sebesar 91,95%. Sebaliknya, nilai indeks variabel
motivasi belajar yang paling rendah pada dimensi “ulet dalam menghadapi
kesulitan” dengan nilai indeks sebesar 77,84%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua nilai indeks variabel lebih dari
71,00, artinya semua nilai indeks variabel berada pada rentang interpretasi 71,00 –
100,00. Dengan demikian, responden memiliki derajat persepsi kategori “tinggi”
atas variabel kebiasaan belajar dan variabel motivasi belajar. Berdasarkan
perbandingan nilai indeks variabel kebiasaan belajar dengan variabel motivasi
belajar, diketahui bahwa indeks variabel kebiasaan belajar sebesar 79,71%. Hal ini
tidak jauh berbeda dengan indeks variabel motivasi belajar yaitu sebesar 85,40%.
Rekapitulasi indeks untuk masing-masing variabel yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.9 Rekapitulasi Rata-rata Nilai Indeks
Variabel N Rata-rata Indeks
Kebiasaan belajar 132 79,71
Motivasi belajar 132 85,40
Sumber: Data Penelitian 2016
102
4.1.4 Hasil Uji Prasyarat Analisis
Hasil uji prasyarat analisis dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas
data, uji linieritas data, uji multikolinearitas data, dan uji heteroskedastisitas data.
4.1.4.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi
data. Normalitas data merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam analisis
parametrik. Normalitas data merupakan hal yang penting karena dengan data yang
terdistribusi normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Peneliti
menggunakan uji normalitas metode Lilliefors berbantuan program SPSS versi 21.
Pengambilan keputusan hasil uji normalitas dapat dilihat pada output Tests
of Normality kolom Kolmogorov-Smirnov kolom Sig. (signifikansi) pada ketiga
data variabel penelitian. Suatu data disebut berdistribusi normal jika memiliki nilai
signifikansi lebih dari 0,05; jika kurang dari 0,05 maka data tersebut tidak
berdistribusi normal. Hasil uji normalitas dijelaskan pada tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic Df Sig.
Hasil Belajar ,074 132 ,075 ,980 132 ,054
Kebiasaan Belajar ,077 132 ,052 ,972 132 ,008
Motivasi Belajar ,075 132 ,062 ,972 132 ,009
Sumber: Lampiran 25
Berdasarkan hasil perhitungan tabel 4.10 kolom Kolmogorov-Smirnov pada
kolom Sig., diketahui bahwa data hasil belajar, kebiasaan belajar, dan motivasi
belajar berdistribusi normal. Hal ini karena ketiga variabel memiliki nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05. Variabel hasil belajar memiliki nilai signifikansi
103
sebesar 0,075; variabel kebiasaan belajar memiliki nilai signifikansi sebesar 0,052;
dan variabel motivasi belajar memiliki nilai signifikansi sebesar 0,62.
4.1.4.2 Uji Linieritas Data
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui linearitas data, yaitu apakah dua
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini
digunakan sebagai prasyarat dalam analisis regresi linear. Dalam penelitian ini
pengujian dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 21 dengan menggunakan
Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Pengambilan keputusan hasil uji
linieritas dapat dilihat pada output ANOVA Table pada kolom Sig. baris Linearity.
Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linier bila signifikansi
(Linearity) kurang dari 0,05. Hasil pengujian yang dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 21 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.11 Hasil Uji Linieritas Kebiasaan Belajar dengan Hasil Belajar
ANOVA Table
Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
Hasil Belajar
* Kebiasaan
Belajar
Between
Groups
(Combined) 6502,109 55 118,220 1,270 ,166
Linearity 624,070 1 624,070 6,705 ,012
Deviation
from Linearity
5878,039 54 108,853 1,169 ,262
Within Groups 7074,133 76 93,081
Total 13576,242 131
Sumber: Lampiran 26
Berdasarkan perhitngan tabel tersebut, bahwa pada kolom Sig. baris
Linearity diketahui nilai signifikansi sebesar 0,012. Hal ini menunjukkan bahwa
104
variabel hasil belajar dengan kebiasaan belajar memiliki hubungan yang linier,
karena nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Tabel 4.12 Hasil Uji Linieritas Motivasi Belajar dengan Hasil Belajar
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Hasil
Belajar *
Motivasi
Belajar
Between
Groups
(Combined) 3445,871 25 137,835 1,442 ,103
Linearity 1182,617 1 1182,617 12,374 ,001
Deviation
from
Linearity
2263,253 24 94,302 ,987 ,490
Within Groups 10130,372 106 95,570
Total 13576,242 131
Sumber: Lampiran 26
Berdasarkan perhitngan tabel tersebut, bahwa pada kolom Sig. baris
Linearity diketahui nilai signifikansi sebesar 0,001. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel hasil belajar dengan motivasi belajar memiliki hubungan yang linier,
karena nilai signifikansi kurang dari 0,05.
4.1.4.3 Uji Multikolinearitas Data
Uji mltikolinearitas merupakan keadaan yang terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna antar variabel independen dalam regresi. Uji
multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model analisis regresi
berganda ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi berganda
yang baik menuntut tidak adanya korelasi antar variabel bebas atau tidak adanya
multikolinearitas. Ada tidaknya multikolinearitas di dalam penelitian ini dengan
melihat output Coefficients pada kolom nilai Variance Inflation Factor (VIF).
Apabila nilai VIF < 5, maka dapat disimpulkan tidak ada multikolinearitas antar
105
variabel bebas dalam model regresi. Berikut hasil perhitungan menggunakan
program SPSS versi 21:
Tabel 4.13 Uji Multikolinearitas Data
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity
Statistics
B Std.
Error
Beta Tole
rance
VIF
1
(Constant) 34,669 9,815 3,532 ,001
Kebiasaan
Belajar
-,014 ,083 -,022 -,171 ,865 ,425 2,352
Motivasi Belajar ,480 ,199 ,312 2,417 ,017 ,425 2,352
Sumber: Lampiran 27
Berdasarkan perhitungan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa nilai VIF
sebesar 2,352. Nilai tersebut menunjukkan nilai VIF < 5. Hal ini menunjukkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam regresi.
4.1.4.4 Akan Uji Heteroskedastisitas Data
Heteroskedastisitas merupakan keadaan yang terjadi ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Uji heteroskedastisitas
digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual
pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah dalam model regresi
tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Dalam penelitia ini, peneliti yang dibantu
dengan progam SPSS versi 21 menggunakan rumus uji Spearman’s Rho, yaitu
mengkorelasikan nilai residual (Unstandardized Residual) dengan masing-masing
variabel independen. Cara mengambil keputusan dapat diketahui pada output
Correlations baris Sig. 2 tailed. Jika nilai signifikansinya > 0,05, maka tidak terjadi
106
masalah keteroskedastisitas. Berikut hasil pengolahan menggunakan Spearman’s
Rho dengan progam SPSS versi 21.
Tabel 4.14 Uji Heteroskedastisitas Data
Correlations
Unstandardi
zed Residual
Kebiasaan
Belajar
Motivasi
Belajar
Spearman'
s rho
Unstandar
dized
Residual
Correlation Coefficient 1,000 -,026 -,032
Sig. (2-tailed) . ,768 ,717
N 132 132 132
Kebiasaan
Belajar
Correlation Coefficient -,026 1,000 ,748**
Sig. (2-tailed) ,768 . ,000
N 132 132 132
Motivasi
Belajar
Correlation Coefficient -,032 ,748** 1,000
Sig. (2-tailed) ,717 ,000 .
N 132 132 132
Sumber: Lampiran 28
Berdasarkan perhitungan diketahui korelasi antara kebiasaan belajar dengan
Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi 0,768 dan korelasi antara
motivasi belajar dengan Unstandardized Residual menghasilkan nilai signifikansi
0,717. Kedua nilai signifikansi korelasi lebih dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan
bahwa pada model regresi tidak ditemukan adanya masalah heteroskedastisitas.
4.1.5 Uji Analisis Akhir
Hasil analisis akhir dalam penelitian ini terdiri atas hasil pengujian korelasi,
koefisien determinansi, koefisien regresi sederhana (uji t), dan uji koefisien regresi
secara bersama-sama (uji F).
4.1.5.1 Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi linear sederhana adalah analisis regresi linear yang hanya
melibatkan dua variabel, yaitu satu variabel independen dan satu variabel dependen.
107
Pengolahan data untuk analisis regresi dilakukan menggunakan bantuan program
SPSS versi 21. Pengujian koefisien regresi menggunakan uji t. Hasil pengolahan
regresi dapat dilihat sebagai berikut.
Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Kebiasaan Belajar
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,214a ,046 ,039 9,98159
a. Predictors: (Constant), Kebiasaan Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 52,920 6,387 8,285 ,000
Kebiasaan Belajar ,137 ,055 ,214 2,503 ,014
Sumber: Lampiran 29
Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Sederhana Variabel Motivasi Belajar
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,295a ,087 ,080 9,76399
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 34,955 9,635 3,628 ,000
Motivasi Belajar ,455 ,129 ,295 3,522 ,001
Sumber: lampiran 30
108
Hasil uji koefisien regresi sederhana atau uji t digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen (X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (Y) serta menggambarkan seberapa besar pengaruh yang terjadi antara
variabel independen terhadap variabel dependen. Signifikan artinya pengaruh yang
terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).
Setelah persamaan regresi diketahui, maka hasil pengujian hipotesis dapat
diketahui melalui uji t. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kebiasaan
belajar (X1) berpengaruh terhadap hasil belajar (Y) secara signifikan atau tidak,
serta mengetahui apakah motivasi belajar (X2) berpengaruh terhadap hasil belajar
(Y) secara signifikan atau tidak. Sehingga dapat menentukan hipotesis antar
variabel. Berikut hipotesis antar variabel:
Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar
siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal
Tahun Ajaran 2015/2016.
Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun
Ajaran 2015/2016.
Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar
siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal
Tahun Ajaran 2015/2016.
Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa
kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun
Ajaran 2015/2016.
109
Selanjutnya peneliti membandingkan thitung dengan ttabel. Uraian
selengkapnya sebagai berikut:
(1) Pengujian hipotesis kebiasaan belajar terhadap hasil belajar
Berdasarkan tabel 4.15, dapat diketahui nilai thitung sebesar 2,503. Tabel
distribusi dicari dengan tingkat signifikansi 0,05 melalui uji dua sisi untuk
derajat kebebasan (df) n-k-1 = 132–2-1 = 129 maka diperoleh ttabel sebesar
1,978. Kriteria pengujian jika thitung ≤ ttabel maka Ho1 diterima, jika thitung >
ttabel maka Ho1 ditolak. Sehingga dapat diketahui bahwa 2,503 > 1,978, maka
Ho1 ditolak dan Ha1 diterima. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut
dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh yang
signifikan kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus
Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016”
terbukti atau Hipotesis diterima. Artinya temuan tersebut membuktikan
bahwa melalui peningkatan pelaksanaan kebiasaan belajar akan mampu
memengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
Berdasarkan perhitungan tabel 4.15 pada Model Summary, dapat diketahui
korelasi antar variabel pada kolom R. Korelasi antara variabel kebiasaan
belajar terhadap hasil belajar diperoleh nilai korelasi sebesar 0,214.
Berdasarkan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
(Sugiyono, 2014: 242), maka nilai korelasi diantara 0,200 – 0,399 sehingga
korelasi kebiasaan belajar terhadap hasil belajar dikategorikan rendah.
110
Berdasarkan perhitungan tabel 4.15 pada Model Summary, dapat diketahui
hasil analisis determinasi (mengetahui persentase sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen) pada kolom R Square.
Berdasarkan output diperoleh nilai R Square sebesar 0,046. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel kebiasaan belajar
terhadap hasil belajar sebesar 4,6%.
(2) Pengujian hipotesis motivasi belajar terhadap hasil belajar
Berdasarkan tabel 4.16, dapat diketahui nilai thitung sebesar 3,522. Tabel
distribusi dicari dengan tingkat signifikansi 0,05 melalui uji dua sisi untuk
derajat kebebasan (df) n-k-1 = 132–2-1 = 129 maka diperoleh ttabel sebesar
1,978. Kriteria pengujian jika thitung ≤ ttabel maka Ho2 diterima, jika thitung >
ttabel maka Ho2 ditolak. Sehingga dapat diketahui bahwa 3,522 > 1,978, maka
Ho2 ditolak dan Ha2 diterima. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis tersebut
dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan “Ada pengaruh yang
signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus
Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016”
terbukti atau Hipotesis diterima. Artinya temuan tersebut membuktikan
bahwa melalui peningkatan pelaksanaan motivasi belajar akan mampu
memengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
Berdasarkan perhitungan tabel 4.16 pada Model Summary, dapat diketahui
korelasi antar variabel pada kolom R. Korelasi antara variabel motivasi
belajar terhadap hasil belajar diperoleh nilai korelasi sebesar 0,295.
111
Berdasarkan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi
(Sugiyono, 2014: 242), maka nilai korelasi diantara 0,200 – 0,399 sehingga
korelasi variabel motivasi belajar terhadap hasil belajar dikategorikan
rendah.
Berdasarkan perhitungan tabel 4.16 pada Model Summary, dapat diketahui
hasil analisis determinasi (mengetahui persentase sumbangan pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen) pada kolom R Square.
Berdasarkan output diperoleh nilai R Square sebesar 0,087. Hal ini
menunjukkan bahwa persentase sumbangan variabel motivasi belajar
terhadap hasil belajar sebesar 8,7%.
4.1.5.2 Analisis Regresi Linier Ganda
Analisis regresi linier ganda adalah hubungan secara linier antara dua atau
lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk
memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai variabel independen
mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel
independen berhubungan positif atau negatif. Hasil pengolahan regresi linier ganda
dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.17 Hasil Uji Regresi Ganda
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Motivasi Belajar,
Kebiasaan Belajarb
. Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.
112
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,295a ,087 ,073 9,80066
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 1185,417 2 592,708 6,171 ,003b
Residual 12390,826 129 96,053
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 34,669 9,815 3,532 ,001
Kebiasaan Belajar -,014 ,083 -,022 -,171 ,865
Motivasi Belajar ,480 ,199 ,312 2,417 ,017
Sumber: Lampiran 31
Berikut rumus persamaan regresi linier ganda, yaitu:
Y’ = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn
Keterangan:
Y’ = variabel dependen (nilai yang diprediksikan
A = konstanta nilai (nilai Y’ apabila X1, X2, .... Xn = 0)
113
b1, b2, bn = koefisien regresi (nilai peningkatan atau penurunan)
X1, X2, Xn = variabel independen
Berdasarakan hasil uji regresi ganda pada tabel Coefficients, dapat diperoleh
persamaan regresi linier ganda sebagai berikut:
Y’ = a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn
Y’ = 34,669 + (-0,014)X1 + (0,480)X2
Y’ = 34,669 - 0,014X1 + 0,480X2
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Konstanta sebesar 34,669, artinya jika kebiasaan belajar (X1) dan motivasi
belajar (X2) nilainya adalah 0, maka hasil belajar (Y’) nilainya adalah
34,669.
(2) Koefisien regresi variabel kebiasaan belajar (X1) sebesar -0,014, artinya jika
kebiasaan belajar mengalami kenaikan 1%, maka hasil belajar akan
mengalami penurunan sebesar 0,014 dengan asumsi variabel independen
lain nilainya tetap. Koefisien bernilai negatif artinya terjadi hubungan
negatif antara kebiasaan belajar dengan hasil belajar, semakin naik
kebiasaan belajar, maka semakin turun hasil belajar.
(3) Koefisien regresi variabel motivasi belajar (X2) sebesar 0,480, artinya jika
motivasi belajar mengalami kenaikan 1%, maka hasil belajar akan
mengalami peningkatan sebesar 0,480 dengan asumsi variabel independen
lain nilainya tetap. Koefisien bernilai potitif artinya terjadi hubungan positif
114
antara motivasi belajar dengan hasil belajar, semakin naik motivasi belajar,
maka semakin turun hasil belajar.
Persyaratan pada analisis regresi ganda menggunakan beberapa uji,
diantaranya: analisis korelasi ganda (R), analisis korelasi determinasi (R2), dan uji
koefisien regresi secara bersama-sama (uji F). Uraian selengkapnya sebagai
berikut:
4.1.5.2.1 Analisis Korelasi Ganda (R)
Analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen secara serentak.
Peneliti menggunakan program SPSS versi 21 dengan hasil analisis korelasi ganda
dapat dilihat dalam tabel Model Summary kolom R. Sugiyono (2014: 242)
memberikan pedoman pada interpretasi koefisien korelasi dengan nilai R berkisar
antara 0 sampai 1, seperti tabel berikut:
Tabel 4.18 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai R
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
0,20 – 0,399
0,40 – 0,599
0,60 – 0,799
0,80 – 1,000
sangat rendah
rendah
sedang
kuat
sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2014: 242)
Berdasarkan perhitungan hasil analisis korelasi ganda pada tabel Model
Summary kolom R, dapat diketahui nilai R sebesar 0,295. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai tersebut berada pada interval koefisien 0,200 – 0,399, maka dapat
disimpulkan bahwa terjadi hubungan yang rendah antara kebiasaan belajar dan
motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar.
115
4.1.5.2.2 Analisis Korelasi Determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan
pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Dalam
menghitung koefisien determinasi, peneliti menggunakan program SPSS versi 21
dan besar koefisien determinasi dapat dilihat pada output Model Summary kolom R
Square. Berdasarkan perhitungan analisis regresi ganda pada tabel Model Summary
kolom R Square diketahui nilainya sebesar 0,087. Hal ini menunjukkan bahwa
persentase sumbangan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama terhadap hasil belajar sebesar 8,7%, sedangkan sisanya 91,3%
dipengaruhi faktor lain yang tidak diteliti.
4.1.5.2.3 Uji Koefisien Regresi Secara Bersama-Sama (Uji F)
Uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk mengetahui
apakah variabel independen secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Peneliti dalam melakukan uji F dibantu dengan
program SPSS versi 21 yang dapat dilihat pada output ANOVA pada kolom F. Dasar
pengambilan keputusan adalah apabila Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ha
ditolak, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama antara variabel bebas
secara keseluruhan terhadap variabel terikat. Sebalikya, apabila Fhitung ˃ Ftabel, maka
Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh secara bersama-sama antara
variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel terikat.
Setelah perhitungan analisis regresi ganda dilakukan, langkah selanjutnya
merumuskan hipotesis, yaitu:
116
Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan kebiasaan belajar dan motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016.
Berdasarkan perhitungan regresi ganda dengan signifikan 5% (0,05) pada
tabel ANOVA kolom F, dapat diketahui nilai Fhitung sebesar 6,171. Cara menentukan
Ftabel dengan menggunakan derajat kebebasan (df 1) yaitu jumlah variabel – 1 atau
3-1 = 2, serta df 2 (n-k-1) yaitu jumlah kasus dikurangi jumlah variabel independen
dikurangi 1 atau 132-2-1 = 129. Hasil Ftabel diperoleh nilai sebesar 3,066 atau dapat
dicari di Microsoft Excel dengan cara pada cell kosong ketik =finv(0,05.2.129) lalu
tekan enter. Selanjutnya membandingkan Fhitung dengan Ftabel, sehingga diperoleh
hasil Fhitung > Ftabel (6,171 > 3,066), maka Ho3 ditolak. Artinya, kebiasaan belajar dan
motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar
siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun
Ajaran 2015/2016. Pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara
bersama-sama terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan
Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016 sebesar 8,7%.
4.2 Pembahasan
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk menganalisis dan
mendeskripsikan pengaruh kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal.
117
Berdasarkan analisis data yang telah dipaparkan di atas, diperoleh temuan-temuan
yang merupakan jawaban atas masalah-masalah penelitian. Permasalahan
penelitian telah terjawab bahwa kebiasaan belajar dan motivasi belajar berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin
Kota Tegal.
Temuan penelitian menunujukkan bahwa kebiasaan belajar dan motivasi
belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar. Hubungan korelasi dapat
diketahui nilai R sebesar 0,295 atau dalam kategori hubungan yang rendah antara
kebiasaan belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar. Adapun persentase
hubungan secara bersama-sama diperoleh hasil 8,7%. Hal ini berarti semakin
terbiasa siswa melakukan belajar maka akan meningkatkan hasil belajar siswa serta
semakin tinggi motivasi belajar maka akan meningkatkan hasil belajar siswa pula.
Dengan demikian, jika ingin meningkatkan hasil belajar siswa maka kebiasaan
belajar perlu diintensitaskan atau sering dilakukan dan motivasi belajar perlu
ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wasliman (2007) dalam Susanto
(2013: 12) bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi
antara berbagai faktor yang memengaruhi baik internal maupun eksternal, faktor
internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri siswa sedang faktor
eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar siswa. Faktor internal dalam
memengaruhi hasil belajarnya meliputi kecerdasan, minat, perhatian, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
Kebiasaan belajar dan motivasi belajar termasuk salah satu unsur faktor yang
memengaruhi hasil belajar siswa.
118
4.2.1 Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Hasil penelitian terhadap siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal yang tersebar pada tujuh SD Negeri menunjukkan bahwa
dari pengujian terhadap hipotesis pertama diperoleh nilai koefisien dari kebiasaan
belajar terhadap hasil belajar bertanda positif. Besar pengaruhnya sebesar 4,6%.
Meskipun hanya memberikan pengaruh rendah namun tidak hanya dipengaruhi
oleh kebiasaan belajar saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor lain yang
memengaruhi timbulnya hasil belajar.
Adanya hasil belajar yang memuaskan pada diri siswa dapat dilihat dari
sikap siswa dalam kebiasaan atau pengulangan belajar dalam sehari-hari. Hal ini
sesuai pendapat Suryabrata dalam Djaali (2008: 129) merumuskan cara belajar
yang efisien adalah dengan usaha sekecil-kecilnya namun memberikan hasil yang
sebesar-besarnya bagi perkembangan individu yang belajar. Mengenai cara belajar
yang efisien belum menjamin keberhasilan dalam belajar. Namun, yang paling
penting siswa mampu mempraktikkannya dalam belajar sehari-hari, sehingga lama-
kelamaan menjadi kebiasaan, baik di dalam kelas maupun di luar sekolah yang
akhirnya akan didapati nilai atau hasil yang tinggi.
Berdasarkan penelitian dapat diketahui dimensi yang paling dominan dari
keenam dimensi dalam variabel kebiasaan belajar terdapat pada dimensi
“penyelesaian tugas” sebesar 82,03%. Mengerjakan tugas adalah salah satu prinsip
belajar siswa. Bagi seorang siswa mengerjakan tugas adalah suatu kewajiban,
sedang bagi guru biasanya digunakan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
yang telah dimiliki siswa. Siswa dituntut untuk menyelesaikan tugas tidak hanya
119
dalam sekolah, namun juga diberi latihan berbentuk soal atau tugas tertentu di luar
sekolah, misalnya pekerjaan rumah (PR) yang dikerjakan siswa di luar jam
pelajaran. Menurut Slameto (2010: 88) menyatakan agar siswa berhasil dalam
belajarnya, perlulah mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya. Tugas itu
mencakup mengerjakan PR, menjawab soal latihan buatan sendiri, soal dalam buku
pegangan atau LKS, ulangan harian, ulangan umum, dan ujian (UTS, UAS, atau
UN). Siswa yang memiliki kebiasaan belajar yang baik pada saat menyelesaikan
tugas akan dapat menyelesaikannya dengan tenang dan tepat waktu.
Pada dimensi ini sumbangsih terbesar pada indikator mengerjakan tugas di
sekolah dengan nilai indeks sebesar 83,14%. Tugas-tugas yang ada di sekolah
kaitannya dengan umpan balik setelah siswa belajar tertentu, latihan-latihan, tes,
ulangan harian, ulangan semesteran, dan ujian. Jelaslah mengerjakan tugas akan
memengaruhi hasil belajar. Seperti diungkap Uno (2014: 30) bahwa motif
berprestasi (motif untuk hasil) sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang,
termasuk dalam belajar. Seseorang yang mempunyai motif untuk hasil tinggi
cenderung berusaha mengerjakan tugasnya secara tuntas tanpa menunda-nunda
pekerjaanya. Mengerjakan tugas semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar
diri, melainkan upaya pribadi. Dalam menghadapi tugas-tugas perlu adanya
persiapan dari siswa, yaitu menghindari belajar terlalu banyak pada saat-saat
terakhir menjelang tes, mempelajari kembali bahan yang sudah pernah didapat
secara teratur, membuat suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang
dipelajari kembali tadi, mempelajari latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah
dikerjakan, menjaga kondisi kesehatan, konsentrasi penuh perhatian terhadap tugas
120
yang akan ditempuh, serta menyiapkan segala peralatan atau perlengkapan-
perlengkapan yang diperlukan dan syarat-syarat tertentu.
Adapun sumbangsih indikator mengerjakan PR sebesar 80,92%. Sebagian
besar persepsi siswa membuktikan bahwa siswa semangat dalam mengerjakan
pekerjaan rumah, mengerjakan PR secara mandiri, serta menyelesaikan PR yang
sulit dengan mencari di buku bacaan. Tugas pekerjaan rumah merupakan tugas
yang diberikan guru dalam proses memberikan tanggung jawab kepada siswa yang
harus dikerjakan di luar sekolah untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan
dapat mengevalusi kemampuan sendiri. Slameto (2010: 88-89) memberikan saran
yang baik dalam mengerjakan PR, yaitu: menyiapkan peralatan dan buku-buku
yang diperlukan, menentukan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengerjakan tugas PR, membaca petunjuk, membaca soal satu demi satu dari
nomor satu sampai akhir, memulai mengerjakan dengan memilih nomor yang
paling mudah dulu, melihat buku untuk mendapatkan tuntunan jika mengalami
kesulitan mengerjakan, dan memeriksa kembali semua nomor jawaban.
Pada dimensi “pembuatan jadwal dan pelaksanaannya” temuan hasil
penelitian menunjukkan nilai indeks sebesar 80,73% siswa-siswi kelas V di SD
Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal setelah membuat
jadwal belajar akan melaksanakan jadwal belajar sesuai mata pelajaran dan waktu
yang telah ditentukan. Jadwal merupakan sejumlah kegiatan yang dilaksanakan
oleh seseorang setiap harinya. Jadwal yang sudah dibikin biasanya akan
ditempelkan pada tembok atau papan yang terletak di ruang belajar siswa ataupun
di kamarnya. Jadwal yang teratur akan berpengaruh terhadap belajar siswa. Slameto
121
(2010: 82) mengungkapkan bahwa agar belajar dapat berjalan dengan baik dan
memeroleh hasil maksimal, maka seorang siswa harus mempunyai atau membikin
jadwal yang baik serta melaksanakannya dengan teratur atau disiplin. Ada beberapa
cara membuat jadwal yang baik, yaitu: (1) memperhitungkan waktu setiap hari
untuk keperluan-keperluan aktivitas sehari-hari; (2) menyelidiki dan menentukan
waktu-waktu yang tersedia setiap hari; (3) merencanakan penggunaan belajar
dengan cara menentukan jenis mata pelajarannya dan urutan yang harus dipelajari;
(4) mendahulukan mempelajari pelajaran yang dianggap sulit dan mempelajari pada
jam belajar lain pelajaran yang dianggap mudah; (5) serta berhemat dengan waktu
(jangan ragu-ragu untuk memulai pekerjaan). Jadwal yang disusun secara rapi dan
menarik akan memacu siswa untuk rajin belajarnya. Supaya berhasil dalam belajar,
setelah membuat jadwal, maka selanjutnya haruslah dikerjakan secara teratur,
disiplin, dan efisien.
Temuan hasil penelitian menunjukkan persepsi siswa-siswi kelas V di SD
Negeri Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal yang berada di
kategori sedang pada dimensi “membaca dan membuat catatan” dengan nilai indeks
sebesar 70,67%. Persepsi siswa setelah melaksanakan membaca pada buku
pelajaran atau bahan bacaan tertentu, mereka akan membuat dan mencatat hal-hal
yang dianggap penting. Tujuan membaca adalah memahami bacaan yang
dibacanya, sehingga pemahaman merupakan faktor yang amat penting dalam
membaca. Pemahaman terhadap bacaan dapat dipandang sebagai suatu proses yang
bergulir terus menerus dan berkelanjutan. Namun, kenyataannya keterampilan
siswa dalam membaca masih rendah. Hal ini terbukti dengan nilai indeks indikator
122
membaca buku teks sebesar 65,06%. Proses membaca memang sangat kompleks
dan rumit karena melibatkan beberapa aspek. Aspek ini dirasa butuh waktu untuk
memahami sebuah bacaan dan sulit dicapai siswa sekolah dasar, sebab siswa SD
masih dalam tahap membaca permulaan yaitu mengenali huruf, suku kata, kata,
kalimat dan membaca dalam berbagai konteks. Aspek-aspek tersebut diungkapkan
oleh Santosa (2008: 6.3) diantaranya (1) aspek sensori, memahami simbol tertulis;
(2) aspek perseptual, menginterpretasi apa yang dilihat sebagai simbol; (3) aspek
skemata, kemampuan menghubungkan informasi tertulis dengan struktur
pengetahuan; (4) aspek berpikir, membuat inferensi dari materi yang dipelajari;
serta (5) aspek afektif, berkenaan minat pembaca yang berpengaruh terhadap
kegiatan membaca. Jadi, indikator membaca buku teks sangat rendah karena hal-
hal tersebut.
Membaca memang pokok utama yang ada pada belajar, sebab dengan
membaca, siswa akan memeroleh pengetahuan atau ilmu yang dia baca. Setelah
membaca buku, siswa membuat catatan besar atau isi pokok buku, tujuannya agar
siswa mudah memahami dan mengingat materi yang telah dipelajari. Pada indikator
membuat catatan ini besar nilai indeksnya adalah sudah tinggi yaitu 76,28%. Hal
ini membuktikan catatan siswa terhadap mencatat yang disampaikan guru dan
membuat catatan setelah membaca sudah komplit. Membuat catatan besar
pengaruhnya dalam membaca. Siswa yang membuat catatan semrawut dapat
menimbulkan kebosanan membaca, sebaliknya siswa yang membuat catatan rapi
akan semangat dalam belajar khususnya membaca. Senada dengan Purwanto (2014:
117) bahwa catatan-catatan tentang materi bacaan atau pelajaran sangat membantu
123
siswa. Catatan yang tersusun itu akan dapat membantu siswa pada waktu mereka
akan mengulangi pelajaran ketika akan menghadapi ujian. Mereka tidak perlu lagi
membaca seluruh buku yang akan memakan waktu lebih lama, namun hanya bisa
belajar dari catatan-catatan tersebut.
Pada dimensi “cara mengikuti pelajaran” temuan hasil penelitian
menunjukkan bahwa dalam kategori yang tinggi dengan nilai indeks dimensi
sebesar 81,22%. Mereka saat mengikuti pelajaran mempunyai rasa ingin mengikuti
proses kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir yang tinggi. Cara
mengikuti pelajaran di sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar. Siswa
dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran. Pada saat pembelajaran, siswa
berkosentrasi menerima pelajaran, mencatat pokok-pokok materi, mencatat hal
yang tidak jelas untuk ditanyakan guru, dan aktif mengikuti kegiatan belajar
mengajar. Saat mengikuti pelajaran inilah siswa butuh pemusatan pikiran terhadap
suatu hal (mata pelajaran ) dengan menyampingkan semua hal lainnya yang tidak
berhubungan dengan pelajaran. Konsentrasi besar pengaruhnya terhadap belajar.
Slameto (2010: 87) berpendapat bahwa siswa yang sudah terbiasa berkonsentrasi
akan dapat belajar sebaik-baiknya kapan dan dimana pun sebab kemampuan
berkonsentrasi adalah kunci keberhasilan dalam belajar. Jadi kemampuan untuk
konsentrasi akan menentukan hasil belajarnya. Ada beberapa cara mengembangkan
kemampuan konsentrasi saat mengikuti pelajaran, yaitu siswa hendaknya punya
minat dan motivasi yang tinggi terhadap pelajaran, ada tempat belajar tertentu
dengan meja belajar yang bersih dan rapi, mencegah timbulnya kebosanan, menjaga
124
kesehatan dan memperhatikan kelelahan, menyelesaikan masalah-masalah yang
mengganggu, dan bertekad untuk mencapai hasil terbaik setiap kali belajar.
Tidak jauh berbeda dengan indikator konsentrasi mengikuti pelajaran,
indikator aktif dalam proses pembelajaran juga tinggi, yaitu dengan nilai indeks
sebesar 78,72%. Siswa saat mengikuti pelajaran aktif mendengarkan, bertanya, dan
menjawab soal. Pembelajaran saat ini memang menekankan pembelajaran yang
lebih berorientasi pada siswa. Aktif dalam belajar berarti adanya perubahan
pengetahuan dan sikap siswa saat melakukan belajar. Belajar secara aktif
berhubungan dengan segala aktivitas yang terjadi, baik mental maupun fisik siswa.
Hal ini seperti diungkap Karwati dan Priansa (2014: 152) bahwa belajar yang aktif
merupakan suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa baik
fisik, mental intelektual, maupun emosional guna memeroleh hasil belajar yang
berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Belajar siswa
harus mengalami aktivitas mental, misalnya mengembangkan kemampuan
intelektual, berpikir kritis, kemampuan menganalisa, dan tambah pengetahuannya.
Belajar secara aktif berupa fisik seperti mengerjakan sesuatu, menyusun intisari
pelajaran, membuat peta, dan lain-lain. Proses pembelajaran yang dilakukan di
dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan. Maka dituntut keaktifan siswa, sebab siswa adalah subjek yang
banyak melakukan kegiatan sedangkan guru lebih bnyak membimbing dan
mengarahkan.
Pada dimensi “cara belajar kelompok” temuan hasil penelitian menunjukkan
nilai indeks sebesar 81,85% siswa-siswi kelas V di SD Negeri Gugus Dewi Sartika
125
dan Gugus Hasanudin Kota Tegal sudah melaksanakan rutinitas belajar kelompok
di luar jam pelajaran atau di luar sekolah. Cara belajar sendiri di rumah sering
menimbulkan kebosanan dan kejenuhan sehingga perlu adanya variasi cara belajar
lain seperti belajar bersama atau belajar kelompok. Belajar kelompok dengan teman
bisa dilakukan di perpustakaan, di rumah teman ataupun tempat-tempat yang
nyaman untuk belajar. Dengan belajar kelompok, siswa dapat memecahkan soal
dengan kelompoknya. Keuntungan yang didapat ketika siswa melakukan belajar
kelompok adalah siswa dapat memecahkan soal yang sulit, bisa saling tukar pikiran,
dan tentunya mengakrabkan diantara mereka. Hal ini seperti dikutip Sudjana (2014:
168) yang mengatakan belajar bersama atau belajar kelompok pada dasarnya
memecahkan persoalan secara bersama, artinya setiap orang turut memberikan
sumbangan pikiran dalam memecahkan persoalan tersebut sehingga diperoleh hasil
yang lebih baik. Pikiran dari orang banyak biasanya lebih sempurna dari pada satu
orang saja.
Sumbangsih tertinggi pada dimensi cara belajar kelompok terletak pada
item 26 yang menyatakan siswa jika ada kerja kelompok akan diskusi dengan
teman-teman. Besar nilai indeksnya adalah 88,07%. Diskusi yang dimaksud adalah
pembahasan penyelesaian masalah atau soal yang diberikan guru pada siswa agar
dipecahkan atau diselesaikan secara bersama. Pembelajaran kelompok yang ada
pada dalam kelas merupakan salah satu cara yang dilakukan guru agar siswa mampu
bergaul, beradaptasi, memahami perbedaan, dan melatih kerjasama serta
tanggungjawab dengan siswa lainnya. Siswa yang mempunyai motif keberhasilan
belajar yang tinggi cenderung memilih rekan kerja dengan kemampuan kerja yang
126
tinggi dan tidak memerlukan teman kerja yang ramah. Hal yang perlu diperhatikan
dalam belajar kelompok adalah fungsi integrasi dan fungsi perbedaan. Fungsi
integrasi dalam pengelompokan siswa dilakukan berdasarkan umur, jenis kelamin,
dan sebagainya. Sedangkan fungsi perbedaan dalam kelompok siswa dilakukan
berdasarkan perbedaan individu, misalnya bakat, kemampuan, minat, dan
sebagainya. Dari beberapa fungsi tersebut, Karwati dan Priansa (2014: 151)
mengelompokkan belajar kelompok menjadi beberapa pengelompokan, yaitu (1)
pengelompokan berdasarkan pertemanan, maksudnya kelompok yang berdasarkan
kesukaan siswa dalam memilih teman sekelompoknya; (2) pengelompokan
berdasarkan prestasi, kelompok siswa berdasarkan baik buruknya prestasi yang
telah diperoleh siswa; (3) pengelompokan berdasarkan kemampuan dan bakat,
kelompok siswa berdasarkan keseragaman kemampuan dan bakat yang dimiliki
siswa; (4) pengelompokan berdasarkan perhatian dan minat; serta (5)
pengelompokan berdasarkan kecerdasan, kelompok siswa didasarkan hasil tes
intelegensi atau kemampuan yang telah dilakukan guru atau sekolah.
Selain dimensi cara belajar kelompok, pada variabel kebiasaan belajar juga
ada dimensi “cara belajar mandiri di rumah”. Pandangan siswa terhadap belajar
tidak hanya dilakukan saat di sekolah saja, namun perlu diulangi lagi belajar saat di
rumah. Tujuannya agar siswa mengetahui lebih dalam yang telah dipelajari dan
mempersiapkan diri untuk pelajaran esoknya. Cara belajar mandiri di rumah besar
pengaruhnya dengan kebiasaan belajar. Belajar mandiri di rumah merupakan tugas
pokok setiap siswa. Syarat utama belajar di rumah adalah keteraturan belajar. Hal
ini senada dengan pendapat Sudjana (2014: 168) yang menyatakan belajar bukan
127
merujuk lamanya tetapi kebiasaan teratur dan rutin melakukan belajar setiap
harinya meskipun dengan jam yang terbatas. Ada beberapa cara yang dilakukan
siswa dalam belajar mandiri di rumah, yaitu (1) mempelajari kembali catatan hasil
mencatat pelajaran di sekolah; (2) merumuskan pertanyaan-pertanyaan dari bahan
catatan tersebut; (3) menulis pokok-pokok jawaban; (4) melatih pertanyaan yang
dibuat tadi sampai menguasai; (5) jika masih ragu dengan jawaban, maka tanyakan
dengan guru saat pelajaran berlangsung; (6) belajar saat tertentu yang paling
memungkinkan; (7) jangan memforsir belajar terus-menerus dalam waktu cukup
lama.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat dikemukakan bahwa kebiasaan
belajar siswa yang dilaksanakan rutin setiap hari dengan jadwal yang sudah
ditentukan dan waktu yang tepat akan dapat menghasilkan tujuan atau hasil belajar
yang maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut, tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran dapat dinyatakan dalam hasil nilai atau skor yang
diperoleh dari hasil tes materi pelajaran tertentu. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan Hamalik (2015: 30) yang menyatakan bahwa hasil dan bukti
seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang
tersebut. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan
tampak pada setiap perubahan aspek-aspek tertentu, diantaranya pengetahuan,
pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial,
jasmani, budi pekerti, dan sikap. Salah satu bukti siswa telah mendapatkan hasil
belajar yang baik adalah siswa tersebut telah melakukan kebiasaan belajar yang
rutin. Sejalan dengan pendapat tersebut, Sudjana (2014: 173) mengatakan
128
“keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung kepada
kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan”. Hal ini membuktikan
bahwa semakin seseorang terbiasa melakukan belajar maka akan semakin
meningkatkan hasil belajar.
Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada
kebiasaan belajar yang teratur dan berkesinambungan. Kebiasaan belajar teratur
dimulai dari cara siswa membuat jadwal dan melaksanakannya, membaca buku
yang kemudian membuat catatan atau garis besar, cara mengikuti pelajaran,
menyelesaikan tugas atau latihan, mengikuti kegiatan belajar kelompok, sampai
belajar mandiri di rumah. Cara-cara belajar tersebut harus dimulai oleh diri sendiri
tiap individu dengan membiasakan diri dan mendisiplinkan diri dalam belajar.
Hindari belajar dalam tempo lama dan kadar belajar yang berat pada saat mau
menghadapi ujian, sebab akan kurang membantu keberhasilan siswa.
4.2.2 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Hasil penelitian terhadap siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal yang tersebar pada tujuh SD Negeri menunjukkan bahwa
dari pengujian terhadap hipotesis kedua diperoleh nilai koefisien dari motivasi
belajar terhadap hasil belajar bertanda positif. Besar pengaruhnya korelasi sebesar
8,7%. Meskipun hanya memberikan pengaruh 8,7% atau rendah, namun tidak
hanya dipengaruhi oleh motivasi belajar saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor lain
yang memengaruhi timbulnya hasil belajar. Faktor yang memengaruhi hasil belajar
siswa terdiri dari dua macam, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern
adalah faktor yang ada dalam diri seorang individu yang sedang belajar. Sedangkan
129
faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Motivasi belajar merupakan
faktor keberhasilan belajar siswa yang berasal dari dalam diri individu siswa. Hal
ini sesuai dengan pendapat Wasliman (2007) dalam Susanto (2013: 12), hasil
belajar yang dicapai siswa merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang
memengaruhi, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi:
kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan. Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal
dari luar siswa yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga sekolah, dan
masyarakat.
Hasil penelitian ini mengindikasikan adanya hasil belajar yang maksimal
pada diri siswa dapat dilihat dari sikap siswa dalam motivasi atau hasrat untuk
melakukan belajar yang tinggi. Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan
siswa untuk belajar. Hal ini dianggap lebih baik dibanding dengan segala sesuatu
kegiatan yang tanpa adanya maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri siswa
memang ada motivasi untuk belajar sehingga sudah tentu hasilnya akan lebih baik.
Peranan motivasi dalam menentukan hasil belajar seperti yang diungkapkan oleh
Sardiman dalam Rohmah (2012: 261) bahwa “kegiatan belajar melahirkan
motivasi, kalau ada motivasi maka hasil belajar akan menjadi optimal”. Makin tepat
motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula pelajaran yang
dipelajarinya. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar
bagi siswa yang akhirnya akan menghasilkan tujuan yang memuaskan.
130
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas V SD
Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal sudah dalam kategori tinggi.
Terbukti dari nilai rata-rata indeks variabel sebesar 85,40%. Hal ini dapat diartikan
bahwa menurut respon dari siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal bahwa motivasi siswa sudah tinggi dalam semua mata
pelajarannya. Maka dapat diartikan bahwa siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi
Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal memiliki ketekunan dalam belajar, ulet
dalam menghadapi kesulitan, minat dan ketajaman perhatian dalam belajar,
berprestasi dalam belajar, serta mandiri dalam belajar. Hal ini sesuai dengan
pendapat Rohmah (2012: 249) yang menyebutkan ada beberapa ciri orang memiliki
motivasi, yaitu: (1) tekun menghadapi tugas; (2) ulet menghadapi kesulitan; (3)
menunjukkan minat terhadap bermacam-macam; (4) lebih senang bekerja sendiri;
(5) cepat bosan pada tugas rutin; (6) dapat mempertahankan pendapatnya; (7) tidak
mudah melepaskan apa yang diyakini; dan (8) senang mencari dan memecahkan
masalah soal-soal.
Penelitian pada variabel motivasi belajar terdiri dari lima dimensi dan
sebelas indikator. Berdasarkan perhitungan, dapat diketahui bahwa dimensi yang
paling dominan dalam motivasi belajar adalah dimensi “berprestasi dalam belajar”,
yaitu keinginan siswa untuk berprestasi dan kualifikasi hasil. Bagi seorang siswa,
prestasi belajar merupakan tujuan yang ingin diperoleh sebagai bukti bahwa mereka
telah menguasai pelajaran atau keterampilan tertentu. Prestasi belajar sebetulnya
hampir sama pengertiannya dengan hasil belajar, hanya saja kalau prestasi belajar
selain mendapatkan nilai baik dalam bidang akademik juga mendapatkan hal lebih
131
atau plus dalam keterampilan dan bidang lain selain kependidikan. Hal ini
sependapat dengan Gagne (1985) dalam Hamdani (2011: 138) yang menyatakan
prestasi belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu (1) kemampuan intelektual;
(2) strategi kognitif; (3) informasi verbal; (4) sikap; dan (5) keterampilan. Prestasi
belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang
meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses
pembelajaran yang diukur dengan menggunakan tes atau instrumen yang relevan.
Sedangkan, prestasi di luar bidang pendidikan seperti mendapatkan juara kesenian,
olahraga, maupun lomba-lomba lain.
Indikator yang menunjang nilai indeks dimensi berprestasi dalam belajar
adalah indikator keinginan untuk berprestasi. Keinginan siswa untuk berprestasi
dapat diketahui dengan nilai indeks sebesar 92,05%. Keinginan yang dimaksud
merupakan hasrat dalam memahami pelajaran dan harapan mendapatkan hasil yang
tinggi. Adanya keinginan atau hasrat berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan
harapan akan cita-cita inilah yang tertanam dalam diri siswa sehingga
memunculkan rasa ingin berprestasi. Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam
belajar dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif berprestasi, yaitu
motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan pekerjaan atau motif untuk
memeroleh kesempurnaan. Adapun ciri-ciri seseorang yang mempunyai semangat
dalam berprestasi yang seperti diungkap Uno (2014: 10) adalah (1) adanya hasrat
dan keinginan untuk melakukan kagiatan; (2) adanya dorongan dan kebutuhan
melakukan kegiatan; (3) adanya harapan dan cita-cita; (4) penghargaan dan
132
penghormatan atas diri; (5) adanya lingkungan yang baik; dan (6) adanya kegiatan
yang menarik.
Pada dimensi “ketekunan dalam belajar” temuan hasil penelitian
menunjukkan 86,87% siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal sudah tekun dalam belajarnya. Dalam dimensi ini, persepsi
siswa dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama dan tidak pernah
berhenti sebelum selesai. Siswa yang memiliki ketekunan dalam belajar akan
mempunyai ciri kehadiran di sekolah yang lengkap atau jarang izin dan datang tepat
waktu, semangat mengikuti proses belajar mengajar di kelas, serta setelah pulang
sekolah akan mengulangi materi dengan belajar di rumah. Kehadiran siswa di kelas
merupakan awal motivasi belajar. Guru profesional akan memberikan perhatian
pada saat membelajarkan siswa agar siswa semangat. Setelah itu, siswa diberi
arahan agar tidak lupa belajar di rumah. Hal ini sesuai dengan pendapat Iskandar
dalam Rohmah (2012: 244) bahwa motivasi menentukan ketekunan dalam belajar,
seseorang yang mempelajari sesuatu dengan baik dan tekun akan membuat
seseorang termotivasi dalam belajarnya. Dengan kata lain, jika siswa belajar dengan
tekun berarti pada dirinya mempunyai motivasi untuk belajar yang baik sehingga
dia akan berharap memeroleh hasil yang baik dan lulus.
Indikator siswa dalam dimensi tekun dalam belajar dengan nilai indeks
tertinggi ada pada indikator kehadiran di sekolah dengan nilai indeks sebesar
90,53%. Mayoritas siswa sering berangkat sekolah, siswa jarang melakukan izin
atau bahkan bolos sekolah. Kehadiran siswa tidak hanya jumlah kehadiran siswa
dalam waktu tertentu (seperti jumlah kehadiran siswa dalam setahun), akan tetapi
133
juga kehadiran siswa waktu berangkat sekolah. Sebetulnya banyak sedikitnya
kehadiran siswa dan jam masuk sekolah sudah diatur oleh suatu peraturan atau tata
tertib sekolah. Peraturan ini tujuannya agar siswa bersikap disiplin. Hal ini seperti
diungkap Murtini (2009: 11-15) yang mengatakan sikap disiplin di sekolah, yaitu
berangkat sekolah tepat waktu, selalu bersikap hormat dan sopan santun terhadap
guru, melaksanakan tugas yang diberikan guru, menegakkan kedisiplinan dan tata
tertib, menjaga nama baik sekolah, belaja tejun dan penuh tanggung jawab,
menanyakan materi pembelajaran yang belum jelas. Berangkat sekolah tepat waktu
merupakan ciri siswa yang mempunyai antusias atau motivasi untuk mengikuti
pelajaran. Mayoritas sekolah di Indonesia menerapkan jam masuk sekolah pukul
07.00 pagi.
Persepsi siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal yang paling rendah terdapat pada dimensi “ulet dalam
menghadapi tugas” yaitu sebesar 77,84%. Ulet dalam dimensi ini merujuk pada
persepsi siswa tentang sikap siswa terhadap kesulitan tertentu dan usaha yang
dilakukan demi mengatasi kesulitan tersebut. Dilihat dari kegiatan siswa, salah
satunya adalah mengerjakan tugas yang diberikan guru. Tugas atau ulangan yang
diberikan kadang dirasa sulit oleh siswa, maka dari itu perlu adanya usaha
penyelesaian tugas. Ahmadi dan Supriyono (2013: 94) memberikan tanda adanya
kesulitan belajar, yaitu: menunjukkan prestasi rendah, hasil yang dicapai tidak
seimbang dengan usaha, lambat melakukan tugas belajar, menunjukkan sikap
kurang wajar, dan menunjukkan tingkah laku yang berlainan. Oleh karena itu perlu
adanya usaha menghadapi kesulitan seperti diungkap Morgan dalam Rohmah
134
(2012: 247) menyatakan bahwa sikap siswa terhadap kesulitan atau hambatan
sebenarnya banyak tergantung kepada keadaan dan sikap lingkungan. Sehubungan
dengan hal-hal ini maka peranan motivasi sangat penting dalam upaya menciptakan
kondisi-kondisi tertentu yang lebih kondusif bagi mereka untuk berusaha agar
memeroleh keunggulan.
Pada indikator usaha menghadapi kesulitan diketahui bahwa nilai indeks
indikator ini merupakan yang terendah dibanding nilai indeks yang lain, yaitu
sebesar 77,34%. Siswa jika menemui kesulitan sebagian saja yang mencoba untuk
berusaha menyelesaikan masalahnya tersebut, sebagiannya lagi pasrah dengan
kesulitan yang sedang dihadapi. Hal ini sependapat dengan Syarif dan Sumantri
(2015: 387) bahwa konsep ketidakberdayaan atau kesulitan belajar diturunkan dari
teori bahwa siswa dapat menjadi gagal akademik melalui proses pengkondisian
berdasarkan umpan balik negatif guru, pengalaman sekolah, teman sejawat, dan
siswa sendiri. Sejumlah studi membuktikan bahwa apabila siswa terus menerus
gagal, mereka akhirnya menyerah sehingga mereka terkondisi tak berdaya. Ada
beberapa prinsip yang dapat membantu siswa mengatasi siswa kesulitan belajar
yang menunjukkan kecenderungan menerima kegagalan, yaitu dengan cara
menonjolkan hal positif, menyingkirkan hal negatif, memulai dari hal yang dikenal
menuju yang baru dikenal, menciptakan tantangan agar siswa secara aktif
menemukan masalah dan memecahkannya dengan menggunakan pengetahuan dan
keterampilan mereka sendiri, serta guru bisa mengkomunikasikan harapan-harapan
positif.
135
Pada dimensi “minat dan perhatian dalam belajar”, temuan hasil penelitian
menunjukkan persepsi yang termasuk dalam kategori tinggi diberikan siswa yaitu
sebesar 85,32%. Minat siswa merupakan kecenderungan untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa aktivitas. Siswa yang mempunyai minat belajar akan
memerhatikan aktivitas belajarnya secara konsisten dengan rasa senang. Dengan
kata lain, minat merupakan rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal tanpa
ada yang menyuruh. Siswa yang berminat terhadap sesuatu cenderung untuk
memberikan perhatian yag lebih besar (tajam) terhadap sesuatu yang diminati itu.
Hurlock (1990) dalam Susanto (2013: 62) memberikan ciri minat, yaitu: minat
tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental, minat tergantung pada
kegiatan belajar, minat tergantung pada kesempatan belajar, perkembangan minat
terbatas, dipengaruhi budaya, berbobot emosional, dan berbobot egosentris. Guru
dalam membangkitkan minat siswa dapat melalui beberapa cara seperti yang
diungkap Djamarah (2011: 167), yaitu dengan cara: membandingkan adanya suatu
kebutuhan pada diri siswa sehingga dia rela belajar tanpa paksaan, menghubungkan
bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki siswa,
memberikan kesempatan pada siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik
dengan cara menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif, serta
menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks
perbedaan individual siswa.
Adapun perhatian dalam belajar merupakan kegiatan yang dilakukan
seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari
lingkungannya. Siswa yang mempunyai perhatian tinggi dalam belajar akan
136
menghasilkan pemahaman terhadap apa yang telah dipelajari terebut. Perhatian
dapat timbul secara langsung karena pada siswa sudah ada kesadaran akan tujuan
dan kegunaan mata oelajaran yang diperolehnya. Perhatian tidak langsung baru
timbul apabila dirangsang oleh guru, seperti penyajian pelajaran yang menarik,
penggunaan media yang merangsang siswa, dan menghubungkan pengetahuan
yang telah dimiliki siswa. Dalam dimensi minat dan perhatian dalam belajar ini,
persepsi siswa terhadap semangat dalam mengikuti PBM jauh lebih tinggi dari pada
kebiasaan mengikuti pelajaran. Nilai indeks indikator semangat dalam mengikuti
PBM sebesar 91,48%. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswi kelas V SD Gugus
Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal mempunyai semangat mengikuti
proses belajar mengajar yang tinggi. Semangat siswa dapat dilihat dari semangat
memperhatikan guru mengajar, mengikuti pelajaran dengan senang hati, dan fokus
saat guru memberikan materi di kelas. Semangat siswa dalam hal ini adalah adanya
hasrat atau keinginan besar dalam kegiatan belajar. Pendapat ini senada dengan
yang diungkap Syarif dan Sumantri (2015: 379) bahwa motivasi memegang
peranan penting dalam memberikan gairah atau semangat dalam belajar sehingga
siswa yang termotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan
belajar.
Berdasarkan temuan penelitian pada dimensi “mandiri dalam belajar”,
didapati pandangan yang tinggi siswa-siswi kelas V di SD Gugus Dewi Sartika dan
Gugus Hasanudin Kota Tegal terhadap belajar secara mandiri yaitu dengan nilai
indeks sebesar 85,01%. Hal ini membuktikan bahwa siswa saat ini sudah bisa
belajar sendiri tanpa dukungan atau disuruh orang lain. Belajar mandiri merupakan
137
pembelajaran yang bertujuan membangun inisiatif siswa, kemandirian, dan
peningkatan diri. Siswa dalam mengatur progam belajar diorganisaikan sedemikian
rupa sehingga siswa dapat memilih atau menentukan bahan dan kemajuan belajar
sendiri. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Majid (2013: 105) bahwa siswa
dapat diharapkan mampu belajar di tempat yang ditentukan sendiri, pada waktu
yang dipilihnya sendiri, dan dengan cara belajar sendiri tanpa bimbingan tatap
muka dari orang lain. Pembelajaran mandiri dimaksudkan untuk mengatasi
pengajaran klasikal sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju
sesuai dengan kecepatan masing-masing siswa untuk belajar lebih aktif. Adapun
komponen sistem mandiri dalam belajar adalah falsafah dan teori, kebutuhan,
organisasi, tenaga, sarana, prasarana, bantuan dan pengawasan, kegiatan belajar,
dan penilaian.
Pada dimensi ini, sumbangsih indikator penyelesaian tugas/PR nilai
indeksnya lebih besar dari pada indikator menggunakan kesempatan di luar jam
pelajaran. Besar nilai indeks penyelesaian tugas/PR sebesar 87,25%. Hal ini
menujukkan bahwa siswa sangat antusias dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan
rumah. Adapaun tujuan siswa diberi tugas adalah merangsang kegiatan siswa,
menemukan sebab-sebab kamajuan atau kegagalan, memberikan bimbingan yang
sesuai dengan perkembangan siswa, memeroleh laporan tentang perkembangan
siswa yang ada di lembaga pendidikan dan diperlakukan orang tuanya, serta
memperbaiki cara belajar atau metode belajar (Ahmadi dan Supriyono, 2013: 200).
Penyelesaian tugas atau PR merupakan cara kerja yang digunakan siswa
mengerjakan tugas akademik dan keterampilan belajar secara efisien dan efektif.
138
Seseorang yang mempunyai motivasi tinggi cenderung berusaha menyelesaikan
tugasnya secara tuntas tanpa menunda-nunda pekerjaanya. Penyelesaian tugas
semacam ini bukanlah karena dorongan dari luar diri, melainkan upaya pribadi.
Temuan indikator menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran dalam
kategori tinggi dengan nilai indeks 82,77%. Siswa dalam memanfaatkan waktu di
luar jam pelajaran sangat baik. Siswa dapat memanfaatkan waktu di luar jam
pelajaran dengan mengunjungi perpustakaan, melanjutkan pengerjaan tugas,
melakukan kegiatan membaca buku, serta tetap tenang meskipun ditinggal guru.
Salah satu kegiatan siswa yang dapat memanfaatkan di luar jam pelajaran adalah
dengan mengunjungi perpus. Perpus merupakan tempat yang nyaman buat mencari
referensi bahan bacaan atau sumber belajar bahkan sering digunakan siswa untuk
belajar didalamnya. Karwati dan Priansa (2014: 272) mengatakan perpustakaan
merupakan penyedia sumber informasi yang diperlukan siswa, keberadaanya
menentukan tinggi rendah mutu pendidikan karena perpustakaan mempunyai tugas
dan tanggung jawab dalam mengelola dan menyediakan sumber belajar secara
efektif dan efisien.
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan bahwa siswa yang
mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan memengaruhi hasil belajar yang
memuaskan, begitu pula sebaliknya. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa banyak
dipengaruhi berbagai faktor, baik dari dalam siswa maupun luar siswa. Faktor dari
dalam siswa yang dapat memengaruhi hasil belajar siswa salah satunya motivasi
belajar siswa. Aunurrahman (2013: 180) berpendapat “motivasi di dalam kegiatan
belajar merupakan kekuatan yang menjadi pendorong siswa untuk
139
mendayagunakan potensi pada dirinya dan diluar dirinya untuk mewujudkan tujuan
belajar”. Tujuan belajar yang dimaksud adalah hasil belajar siswa. Sejalan dengan
itu, Karwati dan Priansa (2014: 169) membagi motivasi siswa dalam belajar
menjadi empat, yaitu: mendorong berbuat, menentukan arah perbuatan, menyeleksi
perbuatan, serta pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
Motivasi belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan
siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa
kepada tujuan atau hasil belajar. Tinggi rendahnya siswa selalu dijadikan indikator
baik buruknya hasil belajar siswa. Tidaklah menjadi berarti betapapun baiknya
potensi anak (seperti kemampuan intelektual atau bakat), lengkapnya sarana
belajar, dan materi yang akan diajarkan, jika siswa tidak termotivasi dalam
belajarnya, maka PBM tidak akan berlangsung optimal. Maka dari itu, siswa akan
melakukan aktivitas belajar karena ada yang mendorongnya. Dasar penggerak yang
mendorong siswa untuk belajar adalah motivasi. Hal ini membuktikan bahwa
adanya pengaruh dari motivasi belajar mengakibatkan semakin meningkatnya nilai
hasil belajar siswa.
140
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data, pengujian hipotesis, serta hasil pembahasan yang
telah dikemukakan penulis di awal, menunjukkan bahwa pengujian hipotesis
pertama yaitu thitung > ttabel (2,503 > 1,978). Hal ini dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara kebiasaan belajar terhadap hasil belajar siswa kelas
V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran
2015/2016. Persentase sumbangan pengaruh variabel kebiasaan belajar terhadap
variabel hasil belajar tersebut sebesar 4,6%. Hasil penelitian ini membuktikan
keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada kebiasaan
belajar yang teratur dan berkesinambungan. Semakin sering siswa membiasakan
belajar dalam kehidupan sehari-hari, maka akan memeroleh tujuan yang diinginkan
atau meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus
Hasanudin Kota Tegal.
Pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hipotesis akhir diterima.
Hasil uji koefisien regresi (uji t) yaitu thitung > ttabel (3,522 > 1,978). Hal ini dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota
Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Persentase sumbangan pengaruh variabel motivasi
belajar terhadap variabel hasil belajar tersebut sebesar 8,7% . Hasil dari penelitian
141
membuktikan bahwa melalui peningkatan pelaksanaan motivasi belajar akan
mampu memengaruhi hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan
Gugus Hasanudin Kota Tegal. Tinggi rendahnya motivasi siswa selalu dijadikan
indikator baik buruknya hasil belajar siswa. Motivasi belajar seperti energi yang
menggerakkan atau mendorong siswa untuk belajar dan sebagai suatu yang
mengarahkan aktivitas siswa kepada tujuan. Semakin tinggi motivasi siswa maka
semakin tinggi pula tujuan atau hasil belajar yang akan diperoleh siswa.
Adapun hasil pengujian variabel independen (X1 dan X2) secara bersama-
sama terhadap variabel dependen (hipotesis ketiga) diperoleh temuan hasil ada
pengaruh. Hal ini sesuai perhitungan uji regresi ganda yaitu hasil Fhitung > Ftabel
(6,171 > 3,066). Artinya, kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V SD Gugus Dewi
Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun Ajaran 2015/2016. Pengaruh
kebiasaan belajar dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap hasil belajar
siswa kelas V SD Gugus Dewi Sartika dan Gugus Hasanudin Kota Tegal Tahun
Ajaran 2015/2016 sebesar 8,7%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti
memberikan saran sebagai berikut:
5.2.1 Bagi Orang Tua
1) Orang tua hendaknya membiasakan anak belajar membaca yang teratur
dengan menyediakan buku atau bahan bacaan yang lengkap dan
membimbing anak saat sedang membaca.
142
2) Penelitian ini menunjukkan anak kurang ulet dalam menghadapi kesulitan
sehingga orang tua perlu memberikan bentuk usaha-usaha nyata dalam
menghadapi kesulitan belajar seperti menaruh anak pada bimbingan belajar
atau les privat.
5.2.2 Bagi Guru
1) Guru hendaknya membiasakan siswa untuk suka membaca, seperti
membiasakan siswa rutin membaca buku dan saat pembelajaran lebih
menekankan siswa untuk membaca bahan bacaan terlebih dahulu.
2) Guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan memberikan
penguatan seperti pujian, penghargaan, senyum, dan hadiah.
3) Guru dapat membantu menghadapi kesulitan belajar siswa dengan cara
menyuruh siswa saat menemui soal yang sulit berusaha menemukan
jawaban di buku dan guru memberikan semangat saat siswa dapat hasil
belajar yang rendah.
5.2.3 Bagi Kepala Sekolah
1) Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi siswa dengan perpustakaan agar
siswa lebih memanfaatkan perpustakaan untuk sumber belajar (sumber
bahan bacaan) dan tempat membaca.
2) Kepala sekolah hendaknya memfasilitasi guru untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa, contohnya menyediakan kertas untuk membuat
tanda penghargaan yang berupa smile.
3) Kepala sekolah berupaya mencarikan dan memberikan bantuan akademik
kepada siswa yang sedang mengalami kesulitan biaya sekolahnya.
143
DAFTAR PUSTAKA
Afif, Riky Taufik. 2013. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Belajar
terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Seni Budaya.
Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Anggraini, Anita. 2012. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sidomulyo.
http://eprints.ums.ac.id/19144/1/HALAMAN_DEPAN.pdf. (Diakses 18
Februari 2016).
Atta, Ame Malik dan Asif Jamil. 2012. “Effects of Motivation and Parental
Influence on The Educational Attainments of Students at Secondary Level”.
Academic Research International ISSN-L: 2223-9553, ISSN: 2223-9944
Vol. 2, No. 3, May 2012. http://www.savap.org.pk/journals/ARInt./
Vol.2(3)/2012(2.3-52).pdf. Diakses 29 Januari 2016.
Aunurrahman. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Chand, Suresh. 2013. Study Habits of Secondary School Studentrs in Relation to
Type of School and Type of Family. International Journal of social science
& interdisciplinary Research. Vol 2 (7): 90-5.
Dimyati dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakrta: Rineka Cipta.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Universitas
Diponegoro.
Hamalik, Oemar. 2015. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hsia, H. J. 2015. Mass Communications Research Methods: A Step-by-Step
Approach. Tersedia di https://books.google.co.id/ (Diakses 16 Maret 2016).
Karwati, Euis dan Donni Juni Priansa. 2014. Manajemen Kelas Classroom
Management. Bandung: Alfabeta.
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
144
Mappeasse, Muh Yusuf. 2009. Pengaruh Cara dan Motivasi Belajar Terhadap
Hasil Belajar Programmable Logig Controller (PLC) Siswa Kelas XII
Jurusan Listrik SMK Negeri 5 Makassar. https://doc-0o-9g-
docs.googleusercontent.com/docs/securesc/ha0ro937gcuc7l7deffksulhg5h
7mbp1/r0e18h56j1486hjv12uav0jp2kh7h47i/1455775200000/0738756432
2487384950/*/0B_xUvBIHrYIqUXZSVlQzRmpkM3c?e=download.
(Diakses 18 Februari 2016).
Mashayekhi, Fatemeh. 2014. The Relationship Between The Study Habits And The
Academic Achievement Of Students In Islamic Azad University Of Jiroft
Branch. International Journal of Current Research and Academic Review.
Vol. 2 (6): 182-187. http://www.ijcrar.com/vol-2-6/Fatemeh%20
Mashayekhi,%20et%20al.pdf. (Diakses 13 Januari 2016).
Mikarsa, Hera Lestari, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Millati, Dhatin Nurul. 2011. Pengaruh Perhatian Orang Tua, Motivasi Belajar, dan
Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Ekonomi Kelas VIII SMP
Negeri 2 Pegandon Kabupaten Kendal Tahun Ajaran 2009/2010.
http://lib.unnes.ac.id/1437/1/7083.pdf. (Diakses 2 Januari 2016).
Munib, Achmad, dkk. 2012. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES
Press.
Murtini. 2009. Akhlak Siswa Terhadap Guru. Semarang: Sindur.
Poerwati, Endang. dkk. 2009. Bahan Ajar Cetak Asesmen Pembelajaran SD 3 SKS.
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
Nasional.
Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. Yogyakarta:
Mediakom.
Purwanto, Ngalim. 2011. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Putri, Meilina Eka. 2012. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Persepsi Siswa Tentang
Metode Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas X
SMAN 1 Patuk Gunungkidul Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Universitas
Negeri Yogyakarta.
Rahayu, Mardiyatun Mugi. 2015. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Daerah Binaan II Kecamatan
Ajibarang Banyumas. http://lib.unnes.ac.id/22061/1/1401411150-s.pdf.
(Diakses 19 Februari 2016).
145
Riduwan. 2013. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru - Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Rifa’i, Ahmad dan Catharina Tri Anni. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press.
Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Rohman MS, Abdul. 2012. Hubungan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi Belajar
Siswa Kelas IV SD pada Mata Pelajaran Matematika di Gugus V
Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul Tahun Ajaran 2011/2012.
http://eprints.uny.ac.id/6465/. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
(Diakses 12 Januari 2016).
Santosa, Puji, Dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Setyowati. 2007. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas
VII SMPN 13 Semarang. http://lib.unnes.ac.id/1088/1/2668.pdf. Skripsi.
Universitas Negeri Semarang. (Diakses 18 Februari 2016).
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
_____. 2014. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Sumiati dan Asra. 2011. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group.
Syah, Muhibbin. 2015. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Syarif, Mohammad dan Sumantri. 2015. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Rajawali
Press.
146
Tati’ah, Infirul. 2010. Pengaruh Kebiasaan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 2 Rejotangan Tulungagung Tahun
Ajaran 2009/2010. http://eprints.upnjatim.ac.id/4863/1/file1.pdf. (Diakses
19 Februari 2016).
Thoifah, I’anatut. 2015. Statistika Pendidikan dan Metode Penelitian Kuantitatif.
Malang: Madani Media.
Trihendradi, Cornelius. 2013. Step By Step IBM SPSS 21 Analisis Data Statistik.
Yogyakarta: Andi.
Uno, Hamzah B. 2014. Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyudin, Dinn, dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Wardani, Intan Kusuma. 2013. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Lingkungan Fisik
Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Menangani Penggandaan
Dokumen Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Wikarya
Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013. http://journal.uny.ac.id/index.Php
/jkpai/article/download/886/705. (Diakses 19 Februari 2016).
Wibowo, Mungin Eddy, dkk. 2010. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang:
UNNES Press.
Yainuri, Ahmad. 2012. Pengaruh Kebiasaan Belajar dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V di Gugus Ki Hajar Dewantara Dabin
I Karangpandan Karanganyar Tahun 2011/2012. Naskah Publikasi.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
147
GLOSARIUM
Afektif : berkaitan dengan sikap atau perilaku.
Analisis : pemecahan persoalan yang dimulai dengan dugaan akan
kebenarannya, penyelidikan terhadap suatu peristiwa untuk
mengetahui keadaan sebenarnya.
Aspek : tanda, sudut pandang.
Bakat : dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa sejak
lahir.
Deskripsi : pemaparan dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.
Dimensi : ukuran.
Disiplin : tata tertib; ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan, bidang studi
yang memiliki objek, sistem, dan metode tertentu.
Dominan : bersifat sangat menentukan, pengaruh kuat, tampak menonjol.
Edukatif : bersifat mendidik; berkenaan dengan pendidikan.
Efektif : membawa hasil atau berhasil guna.
Ekstrinsik : berasal dari luar individu.
Falsafah : anggapan, gagasan, dan sikap batin yang paling dasar yang
dimiliki oleh orang atau masarakat; pandangan hidup.
Formal : segenap bentuk pendidikan atau pelatihan yang diberikan secara
terorganisasi dan berjenjang, baik yang bersifat umum maupun
yang bersifat khusus.
Generalisasi : perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu
kejadian, perihal membuat sesuatu gagasan lebih sederhana.
148
Gugus : rangkaian; kumpulan; kelompok.
Hipotesis : sesuatu yang dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan
pendapat (teori, proporsi) meskipun kebenarannya masih harus
dibuktikan; anggapan dasar.
Indeks : daftar kata atau istilah penting yang terdapat di buku cetakan;
daftar berita penting hari itu yang dimuat di halaman depan;
rasio antara dua unsur kebahasan tertentu yang mungkin
menjadi ukuran suatu ciri tertentu.
Indikator : sesuatu yang menjadi petunjuk atau keterangan.
Informal : pendidikan atau pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau
masyarakat dalam bentuk yang tidak terorganisasi.
Intelektual : cendekiawan; cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan
ilmu pengetahuan; mempunyai kecerdasan tinggi.
Interaksi : saling melakukan aksi, berhubungan, memengaruhi.
Interpretasi : pemberian kesan, pendapat, atau pandangan teoritis terhadap
sesuatu atau tafsiran.
Intrinsik : berasal dari dalam diri.
Karakter : sifat-sifat kejiwaan, akhlak.
Koefisien : bagian suku yang berupa bilangan atau konstan.
Kognitif : berkaitan dengan pengetahuan.
Kompleks : himpunan kesatuan; kelompok.
Konsep : rancangan.
Kriteria : ukuran yang menjadi dasar penilaian atau penetapan sesuatu.
149
Linier : terletak pada suatu garis lurus.
Minat : kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu atau keinginan.
Nonformal : segenap bentuk pelatihan yang diberikan secara terorganisasi di
luar pendidikan formal, misalnya kursus keterampilan.
Norma : aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali
tingkah laku yang sesuai dan berterima.
Optimal : (ter)baik; tertinggi; paling menguntungkan.
Organisasi : kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-
bagian (orang dan sebagainya) dalam perkumpulan dan
sebagainya untuk tujuan tertentu.
Penguatan : respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali suatu tingkah laku.
Permanen : tetap.
Persentase : bagian dari keutuhan yang dinyatakan dengan persen
(perseratus).
Persepsi : tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu.
Personal : bersifat pribadi atau perseorangan.
Potensi : kekuatan; kesanggupan; daya; kemampuan yang mempunyai
kemungkinan untuk dikembangkan.
Prasyarat : syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan, mengikuti,
memasuki pendidikan atau sesuatu kegiatan.
Psikomotorik : berkaitan dengan keterampilan.
150
Regresi : hubungan rata-rata antara variabel.
Relevan : kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung.
Rekapitulasi : ringkasan isi dari akhir perhitungan.
Responden : penjawab pertanyaan yang diajukan untuk kepentingan
penelitian.
Potensi : kemampuan yang mungkin untuk dikembangkan; kekuatan;
kesanggupan; daya.
Sarana : segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai
maksud atau tujuan; alat; media.
Signifikan : penting atau berarti.
Skala : garis atau titik tanda yang berderet-deret yang sama jarak
antaranya, lajur yang dipakai untuk menentukan tingkatan atau
banyaknya sesuatu, perbandingan ukuran besarnya gambar
dengan keadaan sebenarnya.
Skor : angka perolehan dari hasil ujian, ulangan atau perhitungan.
Sosial : berkenaan dengan masyarakat; suka memerhatikan kepentingan
umum.
Statistik : data yang berupa angka yang dikumpulkan, ditabulasikan,
digolong-golongkan sehingga dapat memberi informasi yang
berarti mengenai suatu masalah atau gejala.
Tuntas : habis; selesai secara menyeluruh; sempurna; singkat dan jelas.
Variabel : objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus dalam penelitian.
Verbal : ucapan atau perkataan.
151
151
Lampiran 1
DAFTAR NAMA SISWA POPULASI PENELITIAN
SDN Tunon 1
No. Nama L/P No. Nama L/P
1 Dian Safitri P 15 Mefi Aprilia Putri P
2 Diqi Fatuhroji L 16 Miko Saputra L
3 Adnan Asyzhari A L 17 Moh Abidzar Asshidiq L
4 Akhmad Jailani Rifky L 18 Muhamad Fahri L
5 Amar Filar Saputra L 19 Putri Nurhaliza P
6 Bagus Adi Prasetyo L 20 Reza Putra Ardiyansyah L
7 Bilqis Deta Nurhilda P 21 Ridlo Zaenun L
8 Catur Arditiyanto L 22 Risnanti Awalia Zulfa P
9 Dani Risky Mulyana L 23 Rizkiana Ramadhani P
10 Dheffy Nanta Zhyakyah P 24 Shaoules Nabila P
11 Dinda Friska Helena P 25 Yusuf Iqbal An Najib L
12 Insani Laksmi S P 26 Kusnanti P
13 Julia Kartika Sari P 27 Agung Pramono L
14 Kaerul Anam L
SDN Tunon 2
No. Nama L/P No. Nama L/P
1 Tiara Nurhikmah P 18 Moh Indra Fauzi L
2 Anggi Anggraeni P 19 M. Daffa Khoirul Amr L
3 Dewi Nur Qomariah P 20 Moh Iwan Saputra L
4 Dian Aji Sarah P 21 Muh Nanda Ferdianto L
5 Dwi Gunawan Saputra L 22 Muh Jauhar Muslim L
6 Fakih Nunidin L 23 Nabila Viska Haenisa P
7 Fio Riskiana P 24 Nisa Romadhoni P
8 Guntur Pujiarto L 25 Rita Komalasari P
9 Hanif Azam Hafisyah L 26 Rifky Yoga Pratama L
10 Jilani Wildani L 27 Roy Figo Hermansyah L
11 Lukman Fauzi L 28 Sabila Dinar Nuraini P
12 Mely Ayu Adibah P 29 Salsabila Dewi R P
13 Miftahudin L 30 Shifa Anggie Kusuma P
14 Moh Azmi Faqih L 31 Tantri P
15 Moh Arif Maulana L 32 Umi Azizah P
16 Moh Farhan Putra Dani L 33 Wildan Zharvan Trih L
17 Moh Salman Hakim L 34 Syaeif Elfa Yanza L
152
152
SDN Keturen
No. Nama L/P No. Nama L/P
1 Dedi Purnomo L 12 Miftahul Janah P
2 Mudi Lukman H L 13 M. Fahmi Fardiansyah L
3 Kurniasih P 14 Rizki Akbar Widianto L
4 Candra L 15 Satrio Bayu Wijaksono L
5 Heru Priyanto L 16 Triono Azi Saputro L
6 Novi Puspitasari P 17 Vivi Afidah P
7 Akhmad Rianto L 18 M.Naufal Amarullah L
8 Indriyani P 19 M. Safar Maulana L
9 Jaya Dewata L 20 Devi Angelica P
10 Julia Dwi Arsita P 21 Rega Febriansyah L
11 Kaila Kairiah P
SDN Debong Kulon
No. Nama L/P No. Nama L/P
1 Apriliani P 18 Meliza Maratus Solecha P
2 Laely Apriliani Putri P 19 Merliana Nur H P
3 Moh. Yusuf Asidik L 20 Moh Samsul Arif L
4 Syafia Ainul Hawa P 21 M. Alan Budiyono L
5 Uswatun Khasanah P 22 M. Farkhan A. Y L
6 Dandi Sunan Drajat L 23 Muthoharoh P
7 Aisyah Nur Azizah P 24 Nurlaely Fauziyah P
8 Alfiansyah Fathul A. L 25 Nurul Amelia P
9 Andi Pramana L 26 Nurul Aulia P
10 Dewi Sinta P 27 Sri Murni Lestari N P
11 Dwi Fadilah P 28 Tia Velyna P
12 Gilang Saputra L 29 Tri Wulandari P
13 Karlina P 30 Wulan Novelita P
14 Khaerul Dwi Saputra L 31 Amelina Nor Faiza P
15 Mahfudin L 32 Renaldi Pranandi L
16 Mas Roro Tasya Yulia P 33 Nur Setiawati P
17 Mega Silvia Nirwanda P
153
153
SDN Kalinyamat Wetan 1
No. Nama L/P No. Nama L/P
1 Dela Evi Listiyanti P 22 Nala Dwi Febriani P
2 Izzatul Jannah P 23 Najwa Eryanda P
3 Nandana Lasmana L 24 Nera Septi Melati P
4 Oktavia Helandani L 25 Nihayatul Mahmudah P
5 David Mani Huruk L 26 Nur Fadilah P
6 Reza Pahlevi L 27 Rifan Zaki Prasetyo L
7 Ade Azirul Khafidh L 28 Rifki Kurnawan L
8 Ade Saputra L 29 Riski Dwi Ronaditon L
9 Adelita May Zahra P 30 Siti Hajar P
10 Asyif Maulana Fauzi L 31 Tamara Fara Natasya P
11 Berliana Nurul Hidayah P 32 Tiyas Ayu S P
12 Devand Bayu Saputra L 33 Yicha Alivia P
13 Elitsa Effi Nur Cahyati P 34 Zain Afif L
14 Estrin Noventiar P 35 Syahrani Laela P
15 Hani Rahma Fadilah P 36 Nova Dwi Uswatun A P
16 Kartika Ayuningrum P 37 Aqilatun Zuhriyah P
17 Khoirun Nisa P 38 Yeti Widianti P
18 Linda Amaliyah P 39 Ilham L
19 M. Maulana Fatoni L 40 Aisyattussa’diyah P
20 M. Toriq Aziz L 41 Aisyah Rahmadani P
21 M. Wahyudi L
154
154
SDN Kalinyamat Wetan 2
No. Nama L/P No. Nama L/P
1 M Iqbal Al Fath L 14 Claudiana Sari P
2 Renaldi Ramadhan L 15 Diana Rosyandah P
3 Rizka Putri Marlina P 16 Eky Nur Afifah P
4 Andika Wicaksono L 17 Imel Permatasari P
5 Maulid Salam L 18 Lukman Nur Hakim L
6 Muh. Kiki Febriandi L 19 Muhammad Alwi L
7 Nandari Susi Indarsih P 20 M. Anwar L
8 Sela Nur Azizah P 21 Noftafiana P
9 Amalia Khoirunnisa P 22 Nur Laelatul Qiftiyah P
10 Angelika Shahira Dwi A P 23 Sada Fauzan Budiman L
11 Anis Mutia Azzahro P 24 Muh Ferdi Saputra L
12 Aristia Riyanti P 25 Deny Mardiyanto L
13 Ayudia Wulandari P 26 Aji Saputra L
SDN Kalinyamat Wetan 3
No. Nama L/P No. Nama L/P
1 Moh. Rudi Dewantara L 9 Sintya Putri P
2 Revan Andrian Nurul H L 10 Siti Khofifah P
3 Rendi Santoso L 11 Wulan Ramadini P
4 Ayu Ratnasari P 12 Zaki Ardiansyah L
5 Dwi Safana Febriani P 13 Windriyani P
6 Indah Setya Ningrum P 14 Dimas Tri Saputra L
7 Lutfiyah Hana P 15 Desi Puji Astuti P
8 Nisa Ainun Rohmah P
155
155
Lampiran 2
DAFTAR NAMA SISWA SAMPEL PENELITIAN
No. Nama Siswa Asal Sekolah
1 Dian Safitri SD Tunon 1
2 Diqi Fatuhroji SD Tunon 1
3 Akhmad Jailani Rifky SD Tunon 1
4 Amar Filar Saputra SD Tunon 1
5 Bilqis Deta Nurhilda SD Tunon 1
6 Catur Arditiyanto SD Tunon 1
7 Dheffy Nanta Zhyakyah SD Tunon 1
8 Dinda Friska Helena SD Tunon 1
9 Julia Kartika Sari SD Tunon 1
10 Kaerul Anam SD Tunon 1
11 Miko Saputra SD Tunon 1
12 Moh Abidzar Asshidiq SD Tunon 1
13 Putri Nurhaliza SD Tunon 1
14 Reza Putra Ardiyansyah SD Tunon 1
15 Risnanti Awalia Zulfa SD Tunon 1
16 Rizkiana Ramadhani SD Tunon 1
17 Yusuf Iqbal An Najib SD Tunon 1
18 Kusnanti SD Tunon 1
19 Tiara Nurhikmah SD Tunon 2
20 Dewi Nur Qomariah SD Tunon 2
21 Dian Aji Sarah SD Tunon 2
22 Fakih Nunidin SD Tunon 2
23 Fio Riskiana SD Tunon 2
24 Hanif Azam Hafisyah SD Tunon 2
25 Jilani Wildani SD Tunon 2
26 Mely Ayu Adibah SD Tunon 2
27 Miftahudin SD Tunon 2
28 Moh Arif Maulana SD Tunon 2
29 Moh Farhan Putra Dani SD Tunon 2
30 Moh Indra Fauzi SD Tunon 2
31 M. Daffa Khoirul Amr SD Tunon 2
32 Muh Nanda Ferdianto SD Tunon 2
33 Muh Jauhar Muslim SD Tunon 2
34 Nisa Romadhoni SD Tunon 2
156
156
No. Nama Siswa Asal Sekolah
35 Rita Komalasari SD Tunon 2
36 Roy Figo Hermansyah SD Tunon 2
37 Sabila Dinar Nuraini SD Tunon 2
38 Shifa Anggie Kusuma SD Tunon 2
39 Tantri SD Tunon 2
40 Wildan Zharvan Trih SD Tunon 2
41 Syaeif Elfa Yanza SD Tunon 2
42 Mudi Lukman H SD Keturen
43 Kurniasih SD Keturen
44 Heru Priyanto SD Keturen
45 Novi Puspitasari SD Keturen
46 Indriyani SD Keturen
47 Jaya Dewata SD Keturen
48 Kaila Kairiah SD Keturen
49 Miftahul Janah SD Keturen
50 Rizki Akbar Widianto SD Keturen
51 Satrio Bayu Wijaksono SD Keturen
52 Vivi Afidah SD Keturen
53 M.Naufal Amarullah SD Keturen
54 Devi Angelica SD Keturen
55 Rega Febriansyah SD Keturen
56 Laely Apriliani Putri SD Debong Kulon
57 Moh. Yusuf Asidik SD Debong Kulon
58 Syafia Ainul Hawa SD Debong Kulon
59 Dandi Sunan Drajat SD Debong Kulon
60 Aisyah Nur Azizah SD Debong Kulon
61 Alfiansyah Fathul A. SD Debong Kulon
62 Dewi Sinta SD Debong Kulon
63 Dwi Fadilah SD Debong Kulon
64 Karlina SD Debong Kulon
65 Khaerul Dwi Saputra SD Debong Kulon
66 Mas Roro Tasya Yulia SD Debong Kulon
67 Mega Silvia Nirwanda SD Debong Kulon
68 Merliana Nur H SD Debong Kulon
69 Moh Samsul Arif SD Debong Kulon
70 M. Farkhan A. Y SD Debong Kulon
71 Muthoharoh SD Debong Kulon
72 Nurul Amelia SD Debong Kulon
157
157
No. Nama Siswa Asal Sekolah
73 Nurul Aulia SD Debong Kulon
74 Tia Velyna SD Debong Kulon
75 Tri Wulandari SD Debong Kulon
76 Amelina Nor Faiza SD Debong Kulon
77 Renaldi Pranandi SD Debong Kulon
78 Dela Evi Listiyanti SD Kalinyamat Wetan 1
79 Izzatul Jannah SD Kalinyamat Wetan 1
80 Nandana Lasmana SD Kalinyamat Wetan 1
81 Oktavia Helandani SD Kalinyamat Wetan 1
82 Reza Pahlevi SD Kalinyamat Wetan 1
83 Ade Azirul Khafidh SD Kalinyamat Wetan 1
84 Adelita May Zahra SD Kalinyamat Wetan 1
85 Asyif Maulana Fauzi SD Kalinyamat Wetan 1
86 Devand Bayu Saputra SD Kalinyamat Wetan 1
87 Elitsa Effi Nur Cahyati SD Kalinyamat Wetan 1
88 Hani Rahma Fadilah SD Kalinyamat Wetan 1
89 Kartika Ayuningrum SD Kalinyamat Wetan 1
90 Linda Amaliyah SD Kalinyamat Wetan 1
91 M. Wahyudi SD Kalinyamat Wetan 1
92 Nala Dwi Febriani SD Kalinyamat Wetan 1
93 Nera Septi Melati SD Kalinyamat Wetan 1
94 Nihayatul Mahmudah SD Kalinyamat Wetan 1
95 Rifan Zaki Prasetyo SD Kalinyamat Wetan 1
96 Rifki Kurnawan SD Kalinyamat Wetan 1
97 Siti Hajar SD Kalinyamat Wetan 1
98 Tamara Fara Natasya SD Kalinyamat Wetan 1
99 Tiyas Ayu Septianingsih SD Kalinyamat Wetan 1
100 Yicha Alivia SD Kalinyamat Wetan 1
101 Zain Afif SD Kalinyamat Wetan 1
102 Syahrani Laela SD Kalinyamat Wetan 1
103 Nova Dwi Uswatun A SD Kalinyamat Wetan 1
104 Ilham SD Kalinyamat Wetan 1
105 Aisyattussa’diyah SD Kalinyamat Wetan 1
106 M. Iqbal Al Fath SD Kalinyamat Wetan 2
107 Renaldi Ramadhan SD Kalinyamat Wetan 2
108 Andika Wicaksono SD Kalinyamat Wetan 2
109 Maulid Salam SD Kalinyamat Wetan 2
110 Nandari Susi Indarsih SD Kalinyamat Wetan 2
158
158
No. Nama Siswa Asal Sekolah
111 Sela Nur Azizah SD Kalinyamat Wetan 2
112 Anis Mutia Azzahro SD Kalinyamat Wetan 2
113 Ayudia Wulandari SD Kalinyamat Wetan 2
114 Claudiana Sari SD Kalinyamat Wetan 2
115 Eky Nur Afifah SD Kalinyamat Wetan 2
116 Imel Permatasari SD Kalinyamat Wetan 2
117 Muhammad Alwi SD Kalinyamat Wetan 2
118 M. Anwar SD Kalinyamat Wetan 2
119 Nur Laelatul Qiftiyah SD Kalinyamat Wetan 2
120 Sada Fauzan Budiman SD Kalinyamat Wetan 2
121 Deny Mardiyanto SD Kalinyamat Wetan 2
122 Aji Saputra SD Kalinyamat Wetan 2
123 Revan Andrian Nurul H SD Kalinyamat Wetan 3
124 Rendi Santoso SD Kalinyamat Wetan 3
125 Dwi Safana Febriani SD Kalinyamat Wetan 3
126 Indah Setya Ningrum SD Kalinyamat Wetan 3
127 Nisa Ainun Rohmah SD Kalinyamat Wetan 3
128 Sintya Putri SD Kalinyamat Wetan 3
129 Wulan Ramadini SD Kalinyamat Wetan 3
130 Windriyani SD Kalinyamat Wetan 3
131 Dimas Tri Saputra SD Kalinyamat Wetan 3
132 Desi Puji Astuti SD Kalinyamat Wetan 3
159
159
Lampiran 3
DAFTAR NAMA SISWA SAMPEL UJI COBA ANGKET
No. Nama Asal Sekolah
1 Bagus Adi Prasetyo SD Tunon 1
2 Insani Laksmi S SD Tunon 1
3 Muhamad Fahri SD Tunon 1
4 Shaoules Nabila SD Tunon 1
5 Anggi Anggraeni SD Tunon 2
6 Dwi Gunawan Saputra SD Tunon 2
7 Moh Iwan Saputra SD Tunon 2
8 Salsabila Dewi Rosalina SD Tunon 2
9 Umi Azizah SD Tunon 2
10 Julia Dwi Arsita SD Keturen
11 Moh. Fahmi Ferdiansyah SD Keturen
12 Triono Azi Saputro SD Keturen
13 Andi Pramana SD Debong Kulon
14 Mahfudin SD Debong Kulon
15 Meliza Maratus Solecha SD Debong Kulon
16 Nurlaely Fauziyah SD Debong Kulon
17 Wulan Novelita SD Debong Kulon
18 David Mani Huruk SD Kalinyamat Wetan 1
19 Khoirun Nisa SD Kalinyamat Wetan 1
20 M. Maulana Fatoni SD Kalinyamat Wetan 1
21 M. Toriq Aziz SD Kalinyamat Wetan 1
22 Najwa Eryanda SD Kalinyamat Wetan 1
23 Yeti Widianti SD Kalinyamat Wetan 1
24 Aisyah Rahmadani SD Kalinyamat Wetan 1
25 Rizka Putri Marlina SD Kalinyamat Wetan 2
26 Amalia Khoirunnisa SD Kalinyamat Wetan 2
27 Diana Rosyandah SD Kalinyamat Wetan 2
28 Noftafiana SD Kalinyamat Wetan 2
29 Ayu Ratnasari SD Kalinyamat Wetan 3
30 Windriyani SD Kalinyamat Wetan 3
160
160
Lampiran 4
Kisi-kisi Angket Kebiasaan Belajar (Uji Coba)
Dimensi
Kebiasaan
Belajar (X1)
Indikator Soal
No Butir Soal Jumlah
Butir
Pernyataan Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Pembuatan
jadwal dan
pelaksanaannya
3. Pembuatan jadwal
belajar 1, 2, 3, 5 4* 5
4. Melaksanakan
jadwal belajar 6*, 7* 8 3
Membaca dan
membuat
catatan
3. Membaca buku teks 9, 10* 11, 12* 4
4. Membuat catatan 13*, 14,
15*, 16*,
17*
- 5
Penyelesaian
tugas
3. Mengerjakan tugas
di sekolah
18*, 19*,
20*, 22,
24*
21*, 23* 7
4. Mengerjakan PR 25*, 26*,
27*, 29* 28 5
Cara mengikuti
pelajaran
3. Konsentrasi
mengikuti pelajaran
30*, 31*,
33* 32 4
4. Aktif dalam proses
pembelajaran
34*, 35*,
36, 37* 38 5
Cara belajar
kelompok
2. Melakukan belajar
kelompok
39*, 40*,
42*, 44*,
45*
41, 43* 7
Cara belajar
mandiri di
rumah
2. Belajar mandiri di
rumah 47*, 48*,
49*, 50* 46* 5
Jumlah 38 12 50
Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Sudjana (2014: 165-
173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91).
Keterangan : * nomor item soal yang valid.
161
161
Lampiran 5
Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar (Uji Coba)
Dimensi
Motivasi
Belajar (X2)
Indikator Soal
No Butir Soal Jumlah
Butir
Pernyataan Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Tekun dalam
belajar
4. Kehadiran di
sekolah 1, 3 2*, 4 4
5. Mengikuti PBM di
kelas 5, 7*, 10 6*, 8, 9 6
6. Belajar di rumah 11, 12*,
15 13*, 14 5
Ulet dalam
menghadapi
kesulitan
3. Sikap terhadap
kesulitan
17*, 18*,
19* 16 4
4. Usaha menghadapi
kesulitan
20*, 21*,
23 22* 4
Minat dan
perhatian
dalam belajar
3. Kebiasaan
mengikuti pelajaran
24, 25*,
26, 27* - 4
4. Semangat dalam
mengikuti PBM
28*, 29*,
30* - 3
Berprestasi
dalam belajar
3. Keinginan untuk
berprestasi 31*, 32 - 2
4. Kualifikasi hasil 33*, 34,
35, 36 37 5
Mandiri
dalam belajar
3. Penyelesaian
tugas/PR
39*, 40,
41* 38, 42* 5
4. Menggunakan
kesempatan di luar
jam pelajaran
43, 44, 45 46* 4
Jumlah 33 13 46
Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Marx dan Tombuch dalam
Riduwan (2013: 31-32).
Keterangan : * nomor item soal yang valid.
162
162
Lampiran 6
ANGKET UJI COBA KEBIASAAN BELAJAR
DAN MOTIVASI BELAJAR
INSTRUMEN PENELITIAN
Nama : ...............................
Nomor absen : ...............................
Nama SD : ...............................
Hari/tanggal : ...............................
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Tulislah identitas diri pada kolom yang telah disediakan.
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu.
3. Jawablah dengan jujur dan sebenar-benarnya. Perlu diingat bahwa tidak ada
jawaban yang salah karena ini adalah pendapat, dan setiap orang bebas
berpendapat.
4. Keterangan kolom :
a. Selalu (Sl), berarti melakukan atau mengalami aktivitas 6 hari dalam
seminggu.
b. Sering (sr), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 3-5 kali dalam
seminggu.
c. Kadang-kadang (Kk), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 1-2 kali
dalam seminggu.
d. Tidak Pernah (TP), berarti tidak pernah melakukan aktivitas yang
disebutkan dalam kehidupan sehari-hari.
Catatan : Angket ini hanya untuk mengambil data, sehingga tidak akan
mempengaruhi nilai siswa di sekolah.
163
163
ANGKET KEBIASAAN BELAJAR (UJI COBA)
No. Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Sl Sr Kk TP
1 Saya membuat jadwal belajar di rumah.
2 Saya menempelkan jadwal belajar di ruang
belajar.
3 Saya membuat jadwal belajar baru setiap kenaikan
kelas.
4 Saya malas membagi waktu untuk belajar.
5 Saya menentukan mata pelajaran yang dipelajari
tiap malam hari.
6 Saat di rumah, saya belajar secara teratur.
7 Saya belajar sesuai mata pelajaran yang harus
dipelajari.
8 Saya menggunakan waktu belajar untuk bermain
atau menonton TV.
9 Saya membaca buku materi.
10 Jika ada waktu luang, saya pergi ke perpustakaan
untuk membaca buku.
11 Saya membaca buku ketika akan ada ulangan.
12 Saya membaca buku jika disuruh guru.
13 Saya mencatat pokok-pokok materi yang
dijelaskan guru.
14
Setelah guru meninggalkan kelas, saya
mencocokkan catatan saya dengan teman agar
hasil catatanku benar.
15 Setelah membaca materi, saya menandai pokok-
pokok pentingnya.
16 Saya membuat ringkasan setelah mempelajari
buku bacaan.
17 Saya mempunyai catatan yang lengkap dari
penjelasan guru.
18 Saya mengerjakan tugas sendiri.
19 Saya menyelesaikan tugas tepat waktu.
20 Setelah menyelesaikan soal, saya mengoreksi
kembali semua jawaban.
21 Saya putus asa jika menemui soal yang sulit.
22 Saya mengerjakan soal dari yang mudah dulu.
23 Saya mencontek jawaban teman.
24 Saya percaya diri saat menghadapi ulangan.
25 Jika guru memberikan PR, saya semangat untuk
mengerjakannya di rumah.
26 Saya mengerjakan PR sendiri.
164
164
No. Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Sl Sr Kk TP
27 Jika ada soal PR yang sulit, maka saya berusaha
mencari jawaban di buku bacaan.
28 Jika saya lupa mengerjakan PR, maka saya akan
kerjakan di dalam kelas sebelum bel masuk.
29 Sebelum berangkat sekolah, saya mengecek
kembali jawaban PR.
30 Pada saat KBM, saya berkonsentrasi dengan baik.
31 Saya memperhatikan setiap penjelasan dari guru.
32 Pada saat pelajaran, saya merasa terganggu oleh
teman yang ribut.
33 Saya menyimak penjelasan guru secara seksama.
34 Jika ada materi yang belum jelas, maka saya
tanyakan ke guru.
35 Saya semangat mengikuti kegiatan pembelajaran
siapapun gurunya.
36 Saya aktif mengikuti pembelajaran dari awal
sampai akhir jam pelajaran.
37 Jika guru memberikan soal latihan, maka saya
mengajukan diri untuk menjawabnya.
38 Saya merasa senang jika pelajarannya sudah
berakhir.
39 Jika ada kegiatan kerja kelompok, maka saya ikut
berdiskusi dengan teman-teman.
40
Saat belajar kelompok, saya dan teman-teman
melakukan tanya jawab tentang materi yang
dipelajari.
41 Saya senang belajar kelompok karena bisa
bermain dengan teman-teman.
42 Saya mencatat kesimpulan hasil belajar kelompok
untuk saya pelajari di rumah.
43 Saya lebih suka bermain dari pada ikut belajar
kelompok.
44
Sebelum belajar kelompok, saya dan teman
sekelompok menetukan materi yang akan
dipelajari
45 Bila ada persoalan yang sulit dipecahkan dalam
kelompok, kami bertanya kepada guru.
46 saya malas belajar jika orang tua tidak menyuruh
untuk belajar.
47
Saya tetap belajar dengan sungguh-sungguh
meskipun peralatan belajar di rumah kurang
lengkap.
165
165
No. Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Sl Sr Kk TP
48 Saya tetap belajar di rumah meskipun ulangan
telah selesai.
49 Saat di rumah, saya mempelajari kembali materi
yang telah dijelaskan oleh guru.
50 Saya belajar di rumah dengan cara mengerjakan
soal latihan.
166
166
ANGKET MOTIVASI BELAJAR (UJI COBA)
No. Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Sl Sr Kk TP
1 Saya hadir di sekolah sebelum pukul 07.00 WIB.
2 Jika keluarga sedang hajatan, maka saya
membolos sekolah.
3 Saya merasa senang ketika masih bisa berangkat
sekolah.
4 Jika terlambat masuk sekolah, maka saya memilih
membolos.
5 Jika ada kegiatan kerja kelompok di kelas, maka
saya ikut berdiskusi dengan teman-teman.
6 Saya bosan mendengarkan penjelasan dari guru
pada saat pelajaran yang kurang saya senangi.
7 Saya memperhatikan pelajaran dengan baik
siapapun guru yang mengajar.
8 Ketika bosan mengikuti pelajaran, saya keluar
kelas.
9 Saya asik bercerita dengan teman saat guru
menerangkan pelajaran.
10 Saya mengikuti pelajaran sampai jam pelajaran
berakhir.
11 Saya merasa perlu untuk belajar kembali di rumah
12 Saat di rumah, saya tetap belajar
meskipun tidak ada PR.
13 Jika sudah di rumah, maka saya merasa malas
untuk belajar
14 Saya baru belajar di rumah jika ada tugas atau
ulangan saja.
15 Untuk lebih memahami materi, saya
menyempatkan belajar di rumah.
16 Saya akan mengabaikan pelajaran jika pelajaran
itu sulit dipahami.
17 Saya merasa tertantang untuk mampu
mengerjakan tugas yang sulit.
18 Saya berusaha menyelesaikan soal sulit yang saya
temukan dalam belajar.
19 Saya tetap giat belajar meskipun mengalami
kesulitan dalam belajar.
20 Jika saya kurang paham dengan penjelasan guru,
maka saya bertanya.
21 Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika
menemukan kesulitan belajar.
167
167
No. Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Sl Sr Kk TP
22
Jika saya sudah mencoba namun tetap gagal
mengatasi kesulitan, maka saya malas berusaha
lagi.
23 Jika ada soal yang sulit, saya akan berusaha
mencari jawabannya.
24 Saya memperhatikan penjelasan yang diberikan
guru dengan baik.
25 Saya menyiapkan buku di atas meja saya sebelum
pelajaran dimulai.
26 Saya menyiapkan alat tulis di atas meja saya
sebelum pelajaran dimulai.
27 Saya mendengarkan penjelasan guru dari awal
sampai akhir pelajaran.
28 Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar.
29 Saya mengikuti pelajaran dengan senang hati.
30 Saya fokus saat guru memberikan materi di kelas.
31 Mencapai prestasi yang tinggi dalam belajar
adalah keinginan saya.
32 Saya ingin lebih berprestasi dari sebelumnya.
33 Saya belajar sungguh-sungguh untuk
mendapatkan nilai terbaik di kelas.
34 Saya yakin mendapatkan nilai terbaik karena saya
mengerjakan tugas dengan baik.
35 Saya senang jika tanpa ada nilai yang kurang dari
KKM.
36 Saya puas jika hasil prestasi saya lebih baik dari
sebelumnya.
37 Saya pasrah dalam mencapai hasil belajar.
38 Saya mencontek jawaban teman.
39 Saya mengumpulkan tugas/PR tepat waktu.
40 Saya mengerjakan tugas/PR sendiri.
41 Saya mengerjakan tugas/PR dengan sungguh-
sungguh.
42 Saya mengerjakan tugas/PR dengan asal-asalan
yang penting selesai.
43 Saat istirahat, saya pergi ke perpustakaan sekolah
untuk membaca buku.
44 Saya bertanya tentang hal yang belum saya
pahami kepada teman saat istirahat.
45 Jika ada jam pelajaran kosong, maka saya
mempelajari kembali pelajaran sebelumnya.
46 Saya malas untuk belajar di luar jam pelajaran.
168
168
Lampiran 7
Kisi-kisi Angket Penelitian Kebiasaan Belajar (Setelah Uji Coba)
Dimensi
Kebiasaan
Belajar (X1)
Indikator Soal
No Butir Soal Jumlah
Butir
Pernyataan Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Pembuatan
jadwal dan
pelaksanaannya
1. Pembuatan jadwal
belajar - 1 1
2. Melaksanakan
jadwal belajar 2, 3 - 2
Membaca dan
membuat
catatan
1. Membaca buku
teks 4 5 2
2. Membuat catatan 6, 7, 8, 9 - 4
Penyelesaian
tugas
1. Mengerjakan tugas
di sekolah
10, 11, 12,
15 13, 14 6
2. Mengerjakan PR 16, 17, 18,
19 - 4
Cara mengikuti
pelajaran
1. Konsentrasi
mengikuti
pelajaran
20, 21, 22 - 3
2. Aktif dalam proses
pembelajaran 23, 24, 25 - 3
Cara belajar
kelompok
1. Melakukan belajar
kelompok
26, 27, 28,
30, 31 29 6
Cara belajar
mandiri di
rumah
1. Belajar mandiri di
rumah 33, 34, 35,
36 32 5
Jumlah 30 6 36
Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Sudjana (2014: 165-
173) dan pendapat Slameto (2013: 82-91).
169
169
Lampiran 8
Kisi-kisi Angket Penelitian Motivasi Belajar (Setelah Uji Coba)
Dimensi
Motivasi
Belajar (X2)
Indikator Soal
No Butir Soal Jumlah
Butir
Pernyataan Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
Tekun dalam
belajar
1. Kehadiran di
sekolah - 1 1
2. Mengikuti PBM di
kelas 2 3 2
3. Belajar di rumah 4 5 2
Ulet dalam
menghadapi
kesulitan
1. Sikap terhadap
kesulitan 6, 7, 8 - 3
2. Usaha menghadapi
kesulitan 9, 10 11 3
Minat dan
perhatian
dalam belajar
1. Kebiasaan
mengikuti pelajaran 12, 13 - 2
2. Semangat dalam
mengikuti PBM 14, 15, 16 - 3
Berprestasi
dalam belajar
1. Keinginan untuk
berprestasi 17 - 1
2. Kualifikasi hasil 18 - 1
Mandiri
dalam belajar
1. Penyelesaian
tugas/PR 19, 20 21 3
2. Menggunakan
kesempatan di luar
jam pelajaran
- 22 1
Jumlah 16 6 22
Sumber : Kisi-kisi angket dikembangkan dari pendapat Marx dan Tombuch dalam
Riduwan (2013: 31-32).
170
170
Lampiran 9
ANGKET PENELITIAN KEBIASAAN BELAJAR
DAN MOTIVASI BELAJAR
INSTRUMEN PENELITIAN
Nama : ...............................
Nomor absen : ...............................
Nama SD : ...............................
Hari/tanggal : ...............................
Petunjuk Pengisian Angket:
1. Tulislah identitas diri pada kolom yang telah disediakan.
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu.
3. Jawablah dengan jujur dan sebenar-benarnya. Perlu diingat bahwa tidak ada
jawaban yang salah karena ini adalah pendapat, dan setiap orang bebas
berpendapat.
4. Keterangan kolom :
a. Selalu (Sl), berarti melakukan atau mengalami aktivitas 6 hari dalam
seminggu.
b. Sering (sr), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 3-5 kali dalam
seminggu.
c. Kadang-kadang (Kk), berarti melakukan aktivitas yang disebutkan 1-2 kali
dalam seminggu.
d. Tidak Pernah (TP), berarti tidak pernah melakukan aktivitas yang
disebutkan dalam kehidupan sehari-hari.
Catatan : Angket ini hanya untuk mengambil data, sehingga tidak akan
mempengaruhi nilai siswa di sekolah.
171
171
ANGKET KEBIASAAN BELAJAR
No. Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Sl Sr Kk TP
1. Saya malas membagi waktu untuk belajar.
2. Saat di rumah, saya belajar secara teratur.
3. Saya belajar sesuai mata pelajaran yang harus
dipelajari.
4. Jika ada waktu luang, saya pergi ke perpustakaan
untuk membaca buku.
5. Saya membaca buku jika disuruh guru.
6. Saya mencatat pokok-pokok materi yang
dijelaskan guru.
7. Setelah membaca materi, saya menandai pokok-
pokok pentingnya.
8. Saya membuat ringkasan setelah mempelajari
buku bacaan.
9. Saya mempunyai catatan yang lengkap dari
penjelasan guru.
10. Saya mengerjakan tugas sendiri.
11. Saya menyelesaikan tugas tepat waktu.
12. Setelah menyelesaikan soal, saya mengoreksi
kembali semua jawaban.
13. Saya putus asa jika menemui soal yang sulit.
14. Saya mencontek jawaban teman.
15. Saya percaya diri saat menghadapi ulangan.
16. Jika guru memberikan PR, saya semangat untuk
mengerjakannya di rumah.
17. Saya mengerjakan PR sendiri.
18. Jika ada soal PR yang sulit, maka saya berusaha
mencari jawaban di buku bacaan.
19. Sebelum berangkat sekolah, saya mengecek
kembali jawaban PR.
20. Pada saat KBM, saya berkonsentrasi dengan baik.
21. Saya memperhatikan setiap penjelasan dari guru.
22. Saya menyimak penjelasan guru secara seksama.
23. Jika ada materi yang belum jelas, maka saya
tanyakan ke guru.
24. Saya semangat mengikuti kegiatan pembelajaran
siapapun gurunya.
172
172
No. Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Sl Sr Kk TP
25. Jika guru memberikan soal latihan, maka saya
mengajukan diri untuk menjawabnya.
26. Jika ada kegiatan kerja kelompok, maka saya ikut
berdiskusi dengan teman-teman.
27.
Saat belajar kelompok, saya dan teman-teman
melakukan tanya jawab tentang materi yang
dipelajari.
28. Saya mencatat kesimpulan hasil belajar kelompok
untuk saya pelajari di rumah.
29. Saya lebih suka bermain dari pada ikut belajar
kelompok.
30.
Sebelum belajar kelompok, saya dan teman
sekelompok menetukan materi yang akan
dipelajari
31. Bila ada persoalan yang sulit dipecahkan dalam
kelompok, kami bertanya kepada guru.
32. saya malas belajar jika orang tua tidak menyuruh
untuk belajar.
33.
Saya tetap belajar dengan sungguh-sungguh
meskipun peralatan belajar di rumah kurang
lengkap.
34. Saya tetap belajar di rumah meskipun ulangan
telah selesai.
35. Saat di rumah, saya mempelajari kembali materi
yang telah dijelaskan oleh guru.
36. Saya belajar di rumah dengan cara mengerjakan
soal latihan.
173
173
ANGKET MOTIVASI BELAJAR
No. Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Sl Sr Kk TP
1. Jika keluarga sedang hajatan, maka saya
membolos sekolah.
2. Saya bosan mendengarkan penjelasan dari guru
pada saat pelajaran yang kurang saya senangi.
3. Saya memperhatikan pelajaran dengan baik
siapapun guru yang mengajar.
4. Saat di rumah, saya tetap belajar
meskipun tidak ada PR.
5. Jika sudah di rumah, maka saya merasa malas
untuk belajar
6. Saya merasa tertantang untuk mampu
mengerjakan tugas yang sulit.
7. Saya berusaha menyelesaikan soal sulit yang saya
temukan dalam belajar.
8. Saya tetap giat belajar meskipun mengalami
kesulitan dalam belajar.
9. Jika saya kurang paham dengan penjelasan guru,
maka saya bertanya.
10. Saya mengajak teman untuk berdiskusi jika
menemukan kesulitan belajar.
11.
Jika saya sudah mencoba namun tetap gagal
mengatasi kesulitan, maka saya malas berusaha
lagi.
12. Saya menyiapkan buku di atas meja saya sebelum
pelajaran dimulai.
13. Saya mendengarkan penjelasan guru dari awal
sampai akhir pelajaran.
14. Saya bersemangat memperhatikan guru mengajar.
15. Saya mengikuti pelajaran dengan senang hati.
16. Saya fokus saat guru memberikan materi di kelas.
17. Mencapai prestasi yang tinggi dalam belajar
adalah keinginan saya.
18. Saya belajar sungguh-sungguh untuk
mendapatkan nilai terbaik di kelas.
19. Saya mengumpulkan tugas/PR tepat waktu.
20. Saya mengerjakan tugas/PR dengan sungguh-
sungguh.
174
174
No. Pernyataan Pilihan Jawaban (√)
Sl Sr Kk TP
21. Saya mengerjakan tugas/PR dengan asal-asalan
yang penting selesai.
22. Saya malas untuk belajar di luar jam pelajaran.
175
175
Lampiran 10
LEMBAR VALIDASI ANGKET
Penilai : Drs. Noto Suharto, M.Pd
Status : Dosen Pembimbing 1
Petunjuk:
1. Sebagai pedoman untuk mengisi tabel validitas isi, bahasa angket, dan
kesimpulan yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Validitas isi
1) Angket sudah sesuai dengan kisi-kisi.
2) Angket dirumuskan dengan singkat dan jelas.
b. Bahasa angket
1) Angket menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.
2) Kalimat angket tidak menimbulkan penafsiran ganda.
3) Rumusan kalimat angket komunikatif, menggunakan bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti dan menggunakan kata-kata yang
dikenal siswa.
2. Berilah tanda centang ( √ ) pada kolom yang disediakan sesuai dengan
pendapat Bapak.
Keterangan:
TR : dapat digunakan tanpa revisi
R : harus revisi kembali
176
176
LEMBAR VALIDASI KONTRUKSI ANGKET KEBIASAAN BELAJAR
No
Validitas Isi Bahasa Kesim
pulan
Sesuai Kisi-
kisi
Singkat dan
Jelas
Sesuai
Kaidah
Menimbul-
kan
Penafsiran
Ganda
Komuni-
katif T
R R
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. √ √ √ √ √ √
2. √ √ √ √ √ √
3. √ √ √ √ √ √
4. √ √ √ √ √ √
5. √ √ √ √ √ √
6. √ √ √ √ √ √
7. √ √ √ √ √ √
8. √ √ √ √ √ √
9. √ √ √ √ √ √
10. √ √ √ √ √ √
11. √ √ √ √ √ √
12. √ √ √ √ √ √
13. √ √ √ √ √ √
14. √ √ √ √ √ √
15. √ √ √ √ √ √
16. √ √ √ √ √ √
17. √ √ √ √ √ √
18. √ √ √ √ √ √
19. √ √ √ √ √ √
20. √ √ √ √ √ √
21. √ √ √ √ √ √
22. √ √ √ √ √ √
23. √ √ √ √ √ √
24. √ √ √ √ √ √
25. √ √ √ √ √ √
26. √ √ √ √ √ √
27. √ √ √ √ √ √
28. √ √ √ √ √ √
29. √ √ √ √ √ √
30. √ √ √ √ √ √
31. √ √ √ √ √ √
32. √ √ √ √ √ √
33. √ √ √ √ √ √
177
177
No
Validitas Isi Bahasa Kesim
pulan
Sesuai Kisi-
kisi
Singkat dan
Jelas
Sesuai
Kaidah
Menimbul-
kan
Penafsiran
Ganda
Komuni-
katif T
R R
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
34. √ √ √ √ √ √
35. √ √ √ √ √ √
36. √ √ √ √ √ √
37. √ √ √ √ √ √
38. √ √ √ √ √ √
39. √ √ √ √ √ √
40. √ √ √ √ √ √
41. √ √ √ √ √ √
42. √ √ √ √ √ √
43. √ √ √ √ √ √
44. √ √ √ √ √ √
45. √ √ √ √ √ √
46. √ √ √ √ √ √
47. √ √ √ √ √ √
48. √ √ √ √ √ √
49. √ √ √ √ √ √
50. √ √ √ √ √ √
178
178
LEMBAR VALIDASI KONTRUKSI ANGKET MOTIVASI BELAJAR
No
Validitas Isi Bahasa Kesim
pulan
Sesuai Kisi-
kisi
Singkat dan
Jelas
Sesuai
Kaidah
Menimbul-
kan
Penafsiran
Ganda
Komuni-
katif T
R R
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
1. √ √ √ √ √ √
2. √ √ √ √ √ √
3. √ √ √ √ √ √
4. √ √ √ √ √ √
5. √ √ √ √ √ √
6. √ √ √ √ √ √
7. √ √ √ √ √ √
8. √ √ √ √ √ √
9. √ √ √ √ √ √
10. √ √ √ √ √ √
11. √ √ √ √ √ √
12. √ √ √ √ √ √
13. √ √ √ √ √ √
14. √ √ √ √ √ √
15. √ √ √ √ √ √
16. √ √ √ √ √ √
17. √ √ √ √ √ √
18. √ √ √ √ √ √
19. √ √ √ √ √ √
20. √ √ √ √ √ √
21. √ √ √ √ √ √
22. √ √ √ √ √ √
23. √ √ √ √ √ √
24. √ √ √ √ √ √
25. √ √ √ √ √ √
26. √ √ √ √ √ √
27. √ √ √ √ √ √
28. √ √ √ √ √ √
29. √ √ √ √ √ √
30. √ √ √ √ √ √
31. √ √ √ √ √ √
32. √ √ √ √ √ √
33. √ √ √ √ √ √
179
179
No
Validitas Isi Bahasa Kesim
pulan
Sesuai Kisi-
kisi
Singkat dan
Jelas
Sesuai
Kaidah
Menimbul-
kan
Penafsiran
Ganda
Komuni-
katif T
R R
Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
34. √ √ √ √ √ √
35. √ √ √ √ √ √
36. √ √ √ √ √ √
37. √ √ √ √ √ √
38. √ √ √ √ √ √
39. √ √ √ √ √ √
40. √ √ √ √ √ √
41. √ √ √ √ √ √
42. √ √ √ √ √ √
43. √ √ √ √ √ √
44. √ √ √ √ √ √
45. √ √ √ √ √ √
46. √ √ √ √ √ √
180
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET KEBIASAAN BELAJAR
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
To
Tal
1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 1 1 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 2 2 4 4 1 4 3 4 4 2 3 4 4 1 3 4 4 2 4 4 4 3 3 160
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 193
3 3 4 4 3 4 2 4 3 2 1 3 1 3 2 3 1 3 2 3 2 4 4 2 2 4 2 2 4 2 3 2 1 4 4 3 3 3 1 2 3 2 2 2 4 2 2 4 1 4 1 132
4 3 1 2 4 3 4 3 2 4 1 1 4 2 3 1 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 4 3 2 3 3 4 2 4 3 4 4 2 2 4 2 3 3 3 3 4 2 2 2 3 4 143
5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 1 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 182
6 4 4 4 3 4 3 4 3 4 2 1 4 4 2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 2 1 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 4 3 2 4 163
7 4 4 4 2 2 2 4 3 4 2 1 3 3 3 4 2 3 2 4 4 3 3 2 2 4 2 3 3 1 2 4 2 3 2 4 4 1 1 4 3 1 3 4 4 3 2 4 4 2 3 143
8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 190
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 182
10 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 3 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 170
11 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 2 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 4 169
12 1 1 2 2 2 3 3 3 3 3 1 1 2 2 3 2 2 3 2 4 1 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 1 4 4 4 3 3 1 4 3 2 2 4 4 4 3 3 2 2 3 137
Lam
piran
11
181
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
To
tal
13 4 3 3 4 2 2 4 4 4 2 1 4 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 2 3 1 3 4 3 3 4 2 2 4 3 1 2 2 4 2 2 4 2 4 3 2 2 3 142
14 4 4 4 2 4 4 3 3 3 1 1 2 4 3 2 3 1 4 3 2 2 4 2 4 4 4 3 1 1 2 3 2 3 2 3 4 3 1 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 2 3 133
15 4 4 4 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 187
16 4 4 3 2 4 2 4 2 2 1 1 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 1 4 2 3 3 3 2 3 4 4 2 2 4 158
17 4 4 4 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 2 3 2 2 2 3 2 4 4 4 4 2 3 2 4 3 4 1 4 4 4 4 3 1 4 2 2 4 2 4 4 3 3 2 4 4 158
18 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 1 4 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 4 1 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 2 2 146
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 194
20 4 4 4 3 4 2 3 3 3 1 2 1 3 2 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 2 3 4 149
21 4 4 4 2 4 3 4 3 3 1 1 2 4 2 2 1 2 4 3 2 3 4 3 3 2 4 3 3 1 4 3 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 139
22 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 1 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 3 2 176
23 4 4 4 3 3 2 3 3 3 1 3 4 2 2 2 2 1 3 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 4 4 1 3 4 4 3 4 3 3 2 2 143
24 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 1 1 1 1 4 1 4 3 2 4 2 1 2 4 3 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 1 1 2 4 4 4 1 1 1 1 142
25 4 4 2 4 2 2 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 4 4 2 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 167
26 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 183
27 1 4 4 4 4 3 3 3 3 1 1 1 3 1 3 1 3 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 3 2 3 4 1 3 3 4 4 3 2 4 2 2 2 4 3 3 4 2 3 2 3 140
28 3 4 3 3 2 2 2 4 4 2 1 1 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 3 4 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 4 2 1 4 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 127
29 4 1 3 3 4 3 3 3 4 1 2 1 3 1 2 2 2 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 1 2 4 3 2 4 4 3 3 2 3 4 2 3 2 3 4 2 4 3 2 2 4 142
30 3 2 4 3 4 3 4 2 3 3 1 3 4 1 3 2 2 2 3 4 3 3 4 4 4 3 3 1 2 4 3 1 3 3 4 4 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 1 3 2 3 141
182
TABEL PEMBANTU ANALISIS HASIL UJI COBA ANGKET MOTIVASI BELAJAR
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
To
tal
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 3 4 3 4 4 1 4 3 4 170
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 179
3 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 3 3 1 4 3 2 1 2 3 3 2 2 4 4 4 2 3 4 2 3 2 2 3 4 3 3 2 4 2 2 3 1 2 4 3 135
4 1 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 4 2 3 1 3 4 3 4 4 3 3 3 4 155
5 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 2 4 2 4 167
6 4 4 2 4 4 4 4 4 4 1 4 2 3 3 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 3 2 3 160
7 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 1 3 2 3 156
8 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 172
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 170
10 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 1 3 3 4 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 3 2 4 4 4 2 2 4 3 155
11 4 3 4 3 4 1 4 4 4 4 2 3 2 1 2 4 4 3 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 2 4 3 2 4 2 3 150
12 1 1 1 2 4 4 4 4 3 4 2 2 2 3 4 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 3 2 2 2 2 144
Lam
piran
12
183
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
To
tal
13 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 3 2 4 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 3 4 3 4 4 2 2 2 4 155
14 4 2 4 4 4 2 4 3 2 4 4 4 2 1 3 3 1 4 4 1 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 1 2 4 3 1 2 2 2 3 4 4 3 2 1 1 2 133
15 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 4 4 1 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 173
16 2 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 2 2 3 155
17 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 2 3 4 4 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 3 2 2 3 4 4 4 2 3 3 3 2 3 3 151
18 1 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 3 3 3 2 2 1 4 3 2 2 3 3 4 3 2 1 4 4 2 4 4 3 2 3 3 3 2 2 2 4 136
19 1 3 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 164
20 1 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 1 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 2 3 3 130
21 1 1 2 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 3 130
22 1 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 2 4 3 3 159
23 1 2 2 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 2 3 2 3 4 4 1 3 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 4 4 4 4 2 4 3 3 3 3 1 4 2 3 130
24 4 2 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 3 4 162
25 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 1 1 3 4 4 4 4 2 2 4 4 158
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 1 4 3 4 4 4 2 1 3 4 171
27 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 1 3 4 4 3 1 1 3 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 1 2 2 2 143
28 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 4 2 2 2 2 2 2 4 4 2 3 4 4 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 137
29 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 1 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 2 3 158
30 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 1 3 2 3 160
184
184
Lampiran 13
Output Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket Kebiasaan Belajar
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,927 50
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pernyataan1 154,1000 408,438 ,357 ,926
Pernyataan2 154,2667 406,409 ,297 ,927
Pernyataan3 154,0333 413,413 ,260 ,927
Pernyataan4 154,3667 404,102 ,499 ,925
Pernyataan5 154,2000 411,062 ,291 ,927
Pernyataan6 154,6000 402,800 ,511 ,925
Pernyataan7 154,0000 408,828 ,542 ,925
Pernyataan8 154,7667 421,771 -,048 ,929
Pernyataan9 154,2000 412,303 ,318 ,927
Pernyataan10 155,5333 396,602 ,551 ,925
Pernyataan11 155,9667 406,999 ,301 ,927
Pernyataan12 155,0667 392,547 ,505 ,925
Pernyataan13 154,3000 400,562 ,571 ,925
Pernyataan14 155,3000 414,286 ,114 ,929
Pernyataan15 154,6333 398,585 ,592 ,924
Pernyataan16 154,9000 384,852 ,785 ,922
185
185
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pernyataan17 154,8000 400,993 ,473 ,925
Pernyataan18 154,6000 398,248 ,649 ,924
Pernyataan19 154,3667 404,378 ,490 ,925
Pernyataan20 154,3000 399,666 ,668 ,924
Pernyataan21 154,5000 401,983 ,508 ,925
Pernyataan22 154,0333 412,516 ,294 ,927
Pernyataan23 154,2667 402,409 ,613 ,925
Pernyataan24 154,1000 407,334 ,479 ,926
Pernyataan25 154,0000 409,931 ,437 ,926
Pernyataan26 154,4667 404,395 ,480 ,925
Pernyataan27 154,1000 405,197 ,610 ,925
Pernyataan28 155,3333 422,023 -,053 ,930
Pernyataan29 154,8000 393,476 ,585 ,924
Pernyataan30 154,2000 408,097 ,413 ,926
Pernyataan31 154,2000 404,579 ,535 ,925
Pernyataan32 155,7333 405,306 ,324 ,927
Pernyataan33 154,0333 407,757 ,519 ,925
Pernyataan34 154,4333 399,564 ,540 ,925
Pernyataan35 154,1667 408,006 ,417 ,926
Pernyataan36 153,9667 417,757 ,132 ,927
Pernyataan37 154,7000 399,597 ,537 ,925
Pernyataan38 155,7000 412,148 ,171 ,928
Pernyataan39 154,0333 407,413 ,420 ,926
Pernyataan40 154,6333 406,585 ,431 ,926
Pernyataan41 155,1667 406,489 ,305 ,927
Pernyataan42 154,7000 394,424 ,678 ,924
Pernyataan43 154,3333 406,161 ,430 ,926
Pernyataan44 154,0333 410,999 ,385 ,926
Pernyataan45 154,3667 398,240 ,618 ,924
Pernyataan46 154,2667 408,133 ,414 ,926
Pernyataan47 154,6000 400,041 ,480 ,925
Pernyataan48 154,8000 393,890 ,657 ,924
Pernyataan49 154,8667 395,775 ,639 ,924
Pernyataan50 154,4667 401,637 ,489 ,925
186
186
Lampiran 14
Output Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket Motivasi Belajar
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,864 46
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pernyataan1 151,0333 196,792 ,181 ,867
Pernyataan2 150,7000 193,045 ,440 ,859
Pernyataan3 150,5000 195,293 ,354 ,861
Pernyataan4 150,3667 199,826 ,232 ,863
Pernyataan5 150,1333 201,637 ,290 ,862
Pernyataan6 150,4000 195,283 ,460 ,859
Pernyataan7 150,1333 198,257 ,421 ,860
Pernyataan8 150,0000 204,552 ,171 ,864
Pernyataan9 150,4333 201,771 ,158 ,864
Pernyataan10 150,0333 207,413 -,118 ,867
Pernyataan11 150,4667 202,878 ,118 ,865
Pernyataan12 150,6667 192,092 ,570 ,857
Pernyataan13 150,6667 193,747 ,526 ,858
Pernyataan14 151,0000 194,552 ,336 ,861
Pernyataan15 150,3000 201,390 ,179 ,864
Pernyataan16 150,9333 202,961 ,052 ,868
187
187
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Pernyataan17 150,8333 195,109 ,384 ,860
Pernyataan18 150,5667 195,013 ,451 ,859
Pernyataan19 150,4333 191,082 ,660 ,855
Pernyataan20 150,9667 188,033 ,571 ,856
Pernyataan21 150,9333 193,444 ,481 ,858
Pernyataan22 150,7667 192,047 ,470 ,858
Pernyataan23 150,4333 198,875 ,273 ,862
Pernyataan24 150,2333 200,461 ,337 ,862
Pernyataan25 150,8667 191,637 ,489 ,858
Pernyataan26 150,6667 197,333 ,318 ,861
Pernyataan27 150,2333 194,323 ,673 ,857
Pernyataan28 150,2000 196,579 ,617 ,858
Pernyataan29 150,1333 198,878 ,494 ,860
Pernyataan30 150,3000 195,803 ,513 ,859
Pernyataan31 150,5333 190,120 ,495 ,857
Pernyataan32 150,6667 194,920 ,350 ,861
Pernyataan33 150,2333 197,909 ,453 ,860
Pernyataan34 150,4000 200,869 ,258 ,862
Pernyataan35 150,9667 213,895 -,267 ,877
Pernyataan36 150,3667 202,240 ,137 ,865
Pernyataan37 151,0333 203,137 ,042 ,869
Pernyataan38 150,5333 198,740 ,350 ,861
Pernyataan39 150,5000 196,052 ,425 ,860
Pernyataan40 150,8333 198,764 ,305 ,862
Pernyataan41 150,1333 199,223 ,468 ,860
Pernyataan42 150,4333 194,737 ,676 ,857
Pernyataan43 152,0333 198,861 ,300 ,862
Pernyataan44 151,1667 198,006 ,231 ,864
Pernyataan45 151,2333 197,633 ,302 ,862
Pernyataan46 150,6000 194,386 ,599 ,857
188
188
Lampiran 15
Rekapitulasi Uji Validitas Angket Penelitian
Rekapitulasi Uji Validitas Angket Kebiasaan Belajar
dengan rtabel = 0,381 Taraf Signifikansi 0,05 dan n = 30, dk = n-3
Nomor
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Valididtas Nomor
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Valididtas
1 ,357 Tidak valid 26 ,480 Valid
2 ,297 Tidak valid 27 ,610 Valid
3 ,260 Tidak valid 28 -,053 Tidak valid
4 ,499 Valid 29 ,585 Valid
5 ,291 Tidak valid 30 ,413 Valid
6 ,511 Valid 31 ,535 Valid
7 ,542 Valid 32 ,324 Tidak valid
8 -,048 Tidak valid 33 ,519 Valid
9 ,318 Tidak valid 34 ,540 Valid
10 ,551 Valid 35 ,417 Valid
11 ,301 Tidak valid 36 ,132 Tidak valid
12 ,505 Valid 37 ,537 Valid
13 ,571 Valid 38 ,171 Tidak valid
14 ,114 Tidak valid 39 ,420 Valid
15 ,592 Valid 40 ,431 Valid
16 ,785 Valid 41 ,305 Tidak valid
17 ,473 Valid 42 ,678 Valid
18 ,649 Valid 43 ,430 Valid
19 ,490 Valid 44 ,385 Valid
20 ,668 Valid 45 ,618 Valid
21 ,508 Valid 46 ,414 Valid
22 ,294 Tidak valid 47 ,480 Valid
23 ,613 Valid 48 ,657 Valid
24 ,479 Valid 49 ,639 Valid
25 ,437 Valid 50 ,489 Valid
189
189
Rekapitulasi Uji Validitas Angket Motivasi Belajar
dengan rtabel = 0,381 Taraf Signifikansi 0,05 dan n = 30, dk = n-3
Nomor
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Valididtas Nomor
Item
Corrected
Item-Total
Correlation
Valididtas
1 ,181 Tidak Valid 24 ,337 Tidak Valid
2 ,440 Valid 25 ,489 Valid
3 ,354 Tidak Valid 26 ,318 Tidak Valid
4 ,232 Tidak Valid 27 ,673 Valid
5 ,290 Tidak Valid 28 ,617 Valid
6 ,460 Valid 29 ,494 Valid
7 ,421 Valid 30 ,513 Valid
8 ,171 Tidak Valid 31 ,495 Valid
9 ,158 Tidak Valid 32 ,350 Tidak Valid
10 -,118 Tidak Valid 33 ,453 Valid
11 ,118 Tidak Valid 34 ,258 Tidak Valid
12 ,570 Valid 35 -,267 Tidak Valid
13 ,526 Valid 36 ,137 Tidak Valid
14 ,336 Tidak Valid 37 ,042 Tidak Valid
15 ,179 Tidak Valid 38 ,350 Tidak Valid
16 ,052 Tidak Valid 39 ,425 Valid
17 ,384 Valid 40 ,305 Tidak Valid
18 ,451 Valid 41 ,468 Valid
19 ,660 Valid 42 ,676 Valid
20 ,571 Valid 43 ,300 Tidak Valid
21 ,481 Valid 44 ,231 Tidak Valid
22 ,470 Valid 45 ,302 Tidak Valid
23 ,273 Tidak Valid 46 ,599 Valid
190
190
Lampiran 16
Rekapitulasi Uji Reabilitas
Semua item pada angket kebiasaan belajar dinyatakan reliabel, hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
ariables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,927 50
Semua item pada angket motivasi belajar dinyatakan reliabel, hal ini dapat
dilihat pada tabel berikut:
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of
Items
,864 46
191
DATA HASIL PENELITIAN ANGKET KEBIASAAN BELAJAR
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
To
tal
1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 132
2 3 2 3 1 2 4 3 4 3 2 3 4 2 2 4 4 2 3 2 3 4 4 4 3 4 4 1 4 4 4 2 4 1 2 3 1 105
3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 4 112
4 2 2 2 2 2 4 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 94
5 3 2 4 1 3 4 4 3 4 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 4 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 98
6 3 4 2 1 2 2 3 3 4 2 2 2 3 3 2 2 2 4 4 2 4 3 2 2 2 4 4 2 3 2 3 3 2 2 4 2 96
7 3 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 132
8 4 3 4 2 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4 2 4 4 4 3 3 120
9 4 2 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 1 4 3 3 4 4 3 3 3 2 4 1 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2 2 111
10 4 3 4 2 1 2 1 3 2 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 106
11 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 89
12 2 1 1 2 2 4 2 1 4 2 2 1 2 2 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 102
13 4 4 3 4 3 4 3 2 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 4 2 1 3 2 4 4 2 4 4 4 3 4 118
14 2 2 3 1 2 4 1 2 2 3 2 1 2 2 4 3 4 4 1 3 2 3 2 3 1 4 2 2 3 2 3 1 1 2 3 4 86
15 3 4 4 2 3 2 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 125
16 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 134
Lam
piran
17
192
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
To
Tal
17 4 4 4 2 3 4 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 1 3 4 3 4 3 3 2 3 115
18 4 2 3 1 4 2 2 1 1 2 4 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 2 1 2 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 2 2 96
19 4 4 1 2 1 4 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 4 4 4 4 120
20 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 137
21 4 2 4 4 1 4 2 2 2 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 127
22 1 3 4 2 1 3 4 3 4 3 2 4 2 2 1 4 4 4 1 4 4 4 3 4 1 4 2 4 2 2 4 1 3 2 1 3 100
23 4 4 4 2 3 4 2 2 3 2 2 3 4 4 4 4 2 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 4 4 4 1 4 4 4 4 4 116
24 4 4 4 2 1 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 125
25 1 2 1 1 1 2 2 1 1 4 2 1 3 3 4 2 2 2 1 2 4 2 2 4 2 4 4 2 4 4 4 3 4 1 1 2 85
26 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 132
27 1 4 2 2 2 2 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 2 2 3 114
28 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 115
29 3 2 3 1 2 3 2 2 2 4 4 2 3 3 3 4 4 3 2 2 3 4 1 4 1 3 1 3 2 3 4 2 3 2 2 3 95
30 1 2 4 3 2 3 3 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 3 1 3 2 4 4 2 2 4 3 4 3 2 111
31 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143
32 3 2 3 2 3 4 4 2 3 4 2 2 3 3 4 2 3 4 2 2 2 3 2 4 2 4 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 104
33 4 4 4 2 1 4 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 124
34 3 4 4 2 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 130
193
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
To
Tal
35 3 1 4 2 3 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 4 4 4 2 1 4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 117
36 4 4 4 2 1 4 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 132
37 4 3 4 4 4 4 4 2 1 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 131
38 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 133
39 1 4 4 3 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 133
40 4 4 4 1 4 4 4 1 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 1 4 4 4 2 4 1 4 4 1 3 4 3 4 4 4 3 4 118
41 3 3 4 2 2 3 3 3 1 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 107
42 3 3 3 2 1 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 96
43 4 1 4 3 4 4 4 1 4 1 4 1 1 1 1 4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 1 4 4 4 4 1 1 4 1 4 4 104
44 3 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 128
45 4 4 4 4 1 4 1 1 1 4 4 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 119
46 4 4 4 2 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 135
47 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 137
48 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 139
49 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 135
50 3 2 3 2 1 3 4 3 1 3 2 1 1 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 3 2 101
51 3 1 2 2 3 3 4 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 4 3 4 4 2 1 4 3 3 3 4 3 2 2 1 2 89
52 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 136
194
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
To
Tal
53 2 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 4 3 1 3 3 3 2 3 2 2 4 2 3 3 3 2 2 4 3 2 3 94
54 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 135
55 3 2 3 2 4 2 1 3 4 2 2 4 3 4 3 3 3 2 4 3 2 4 4 4 4 2 1 2 4 3 2 2 4 3 4 4 106
56 3 2 2 1 1 1 1 2 3 3 2 1 3 4 3 3 3 1 2 2 2 1 1 2 3 1 2 2 4 1 1 4 2 1 2 2 74
57 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 1 4 4 4 125
58 1 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 130
59 4 2 2 1 4 4 1 1 1 2 2 2 3 3 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 2 1 3 1 2 4 2 1 2 1 70
60 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 139
61 4 2 4 2 4 3 3 3 2 2 3 3 4 4 3 4 2 3 3 4 4 4 2 4 3 2 2 2 4 2 2 4 3 2 2 3 107
62 4 2 4 2 3 4 2 3 1 2 2 2 1 4 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 98
63 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 124
64 3 3 3 3 2 2 2 3 1 2 3 3 3 3 3 4 3 2 1 2 3 2 1 3 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 90
65 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 4 4 3 4 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 94
66 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 143
67 4 4 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 135
68 4 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 123
69 3 2 4 3 3 2 2 2 2 2 4 2 4 3 4 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 91
70 4 3 3 3 3 3 3 2 1 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 1 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 114
195
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
To
Tal
71 4 3 3 2 3 2 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 103
72 3 3 4 3 3 4 2 3 2 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 2 4 2 3 2 117
73 3 2 3 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 4 2 4 4 2 3 2 2 2 3 4 2 3 2 2 4 2 4 3 2 3 2 4 103
74 4 3 4 2 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 132
75 3 3 4 2 2 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 2 1 4 4 2 1 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 3 3 2 108
76 2 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 125
77 1 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 2 1 1 3 4 4 4 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 4 3 2 104
78 3 2 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 4 124
79 4 3 4 3 1 4 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 130
80 3 1 2 1 2 2 2 2 1 3 2 1 3 2 4 2 2 2 3 4 3 1 1 4 4 2 4 4 3 4 3 3 2 1 2 1 86
81 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 120
82 3 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 116
83 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 4 4 2 2 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 122
84 3 2 4 4 4 3 2 3 2 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 124
85 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 2 124
86 4 4 4 1 4 4 2 2 1 2 2 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 2 2 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 2 108
87 4 1 4 4 2 2 4 1 3 4 4 3 1 1 4 4 3 4 1 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 116
88 3 2 3 1 3 2 2 2 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 4 102
196
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
To
Tal
89 1 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138
90 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 4 1 4 4 4 4 4 133
91 2 2 2 1 2 3 3 3 2 4 2 3 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 99
92 4 3 4 2 3 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 4 2 3 4 4 4 4 127
93 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 123
94 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 141
95 2 3 2 3 4 2 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 4 3 4 4 120
96 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 1 110
97 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 2 2 4 4 2 2 2 2 1 1 1 4 4 4 4 3 2 2 112
98 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 2 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 1 114
99 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 2 2 1 1 1 1 1 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 118
100 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 115
101 4 2 4 4 1 4 3 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 2 2 4 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 112
102 4 4 4 1 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 133
103 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 135
104 4 2 4 2 4 4 4 2 3 1 4 2 1 4 4 4 2 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 2 3 2 2 2 4 2 4 2 108
105 4 4 4 1 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 131
106 4 3 2 1 2 4 1 4 1 3 2 1 2 1 2 1 2 4 3 3 1 4 3 4 4 3 2 3 1 3 2 4 3 3 3 1 90
197
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
To
tal
107 4 2 4 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 4 2 4 2 2 2 4 2 2 4 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 4 2 113
108 2 2 3 2 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 4 2 3 3 2 2 3 3 4 2 107
109 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 121
110 4 4 3 1 1 3 3 2 3 3 3 2 2 4 4 2 4 3 1 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 4 2 4 4 3 3 2 106
111 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 2 3 116
112 4 3 4 2 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 130
113 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 2 2 4 4 2 4 4 4 4 4 133
114 4 4 4 2 4 3 3 3 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 2 4 3 4 3 2 4 4 4 3 1 4 3 4 120
115 4 3 2 2 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 126
116 3 3 4 2 4 2 3 2 1 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 115
117 1 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 114
118 3 1 2 1 1 2 4 2 2 2 2 3 4 3 4 2 1 4 1 2 2 2 3 2 1 2 4 2 2 3 3 3 2 1 2 4 84
119 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 4 3 4 3 2 4 2 2 2 4 3 4 4 4 4 2 3 2 4 3 2 2 4 2 100
120 3 1 1 1 1 2 4 1 2 3 3 3 4 4 4 2 1 4 1 2 3 1 2 2 1 4 1 2 2 3 3 3 2 1 2 4 83
121 2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 115
123 3 2 4 1 3 2 1 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 3 2 2 4 4 2 4 3 2 3 3 4 108
124 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 138
125 4 4 4 4 1 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 133
198
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
To
tal
126 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 129
127 2 4 4 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 4 3 4 2 4 4 1 3 4 4 2 3 3 4 3 4 117
128 4 4 4 3 3 3 2 2 2 4 2 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 2 4 4 4 2 3 4 4 3 4 3 2 4 3 113
129 4 4 4 3 1 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 130
130 4 4 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 118
131 3 3 3 2 3 4 2 2 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 114
132 2 2 4 2 2 4 4 1 1 4 4 4 2 4 4 3 4 4 1 3 3 4 4 4 2 4 2 2 3 2 4 3 2 2 2 4 106
199
DATA HASIL PENELITIAN ANGKET MOTIVASI BELAJAR
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 Total
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 87
2 4 4 4 1 2 3 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 1 4 4 2 3 4 71
3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 77
4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 3 4 3 2 65
5 4 4 3 2 3 1 4 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 3 68
6 3 1 4 2 3 2 2 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 2 3 3 4 66
7 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 82
8 3 4 4 4 4 2 2 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 79
9 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 74
10 3 2 4 3 3 1 3 4 4 2 4 2 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 68
11 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 65
12 4 4 4 4 2 3 4 1 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 1 1 2 2 68
13 4 4 1 4 4 3 3 3 2 2 4 2 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 70
14 4 4 4 3 2 4 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 4 2 3 4 2 3 64
15 4 4 4 4 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
16 4 4 4 4 4 2 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
17 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 84
18 4 3 3 3 3 1 2 3 2 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 4 65
19 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 79
Lam
piran
18
200
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 Total
20 3 4 4 4 4 1 4 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 76
21 3 3 2 4 3 2 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
22 4 1 4 1 4 3 4 4 2 3 3 2 4 3 4 4 1 4 4 4 4 2 69
23 4 4 4 4 4 2 3 2 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 80
24 4 3 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 80
25 4 4 4 1 1 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 2 4 3 1 70
26 1 4 4 4 3 1 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
27 4 1 4 2 3 2 4 4 2 3 4 2 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 70
28 3 4 4 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 71
29 3 4 2 2 4 3 2 2 3 3 3 1 2 3 3 4 3 4 3 4 2 4 64
30 4 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 77
31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 88
32 3 3 4 4 3 2 3 4 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 72
33 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 87
34 3 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 76
35 4 1 4 4 1 4 4 4 2 4 1 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 73
36 4 3 4 2 2 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 74
37 4 4 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 81
38 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
39 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 81
40 4 4 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 4 1 78
41 4 4 4 2 4 3 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 2 4 2 3 4 4 71
201
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 Total
42 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 3 3 78
43 4 4 4 4 1 4 1 4 1 4 4 1 1 4 1 4 1 2 4 4 4 4 65
44 4 4 4 2 2 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 77
45 4 4 4 4 4 1 4 1 4 1 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 73
46 4 4 4 4 1 3 4 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 3 74
47 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
48 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
49 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
50 4 4 4 4 4 3 4 3 2 1 4 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 76
51 4 4 4 2 2 4 2 2 2 2 3 4 4 3 4 4 4 2 2 2 3 4 67
52 4 4 4 4 4 1 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
53 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 4 2 3 2 4 2 2 3 2 3 2 3 62
54 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 81
55 4 3 3 4 3 3 3 1 3 2 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 74
56 4 3 4 3 4 2 2 3 1 1 4 1 3 3 4 3 2 2 2 3 4 3 61
57 4 3 4 4 3 2 4 1 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 72
58 3 2 4 4 3 2 4 4 4 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 77
59 3 3 2 1 3 3 1 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 2 2 3 4 65
60 4 1 4 2 2 2 2 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 71
61 4 4 4 3 4 3 2 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 78
62 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 2 2 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 74
63 4 4 4 3 4 2 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 76
202
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 Total
64 4 4 3 2 4 3 2 2 3 1 4 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 69
65 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2 62
66 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
67 4 4 4 4 4 3 2 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 81
68 4 4 3 3 3 1 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 71
69 4 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 65
70 2 3 2 4 4 1 3 2 3 1 4 1 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 66
71 4 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 3 3 74
72 4 4 4 3 2 2 4 3 4 2 2 2 3 2 3 4 4 4 2 4 2 3 67
73 3 4 4 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 4 2 4 3 2 2 4 4 67
74 4 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
75 4 4 3 2 3 1 4 3 4 1 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 72
76 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 2 2 74
77 3 3 4 3 3 2 3 4 1 4 4 3 4 4 4 3 1 2 3 4 3 2 67
78 4 4 4 3 1 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 80
79 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 81
80 4 3 4 2 2 2 3 3 4 3 2 4 4 3 4 2 3 2 4 2 3 2 65
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
82 4 4 2 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 2 3 4 4 4 66
83 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 81
84 4 3 4 2 3 3 3 4 2 4 3 1 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 67
85 3 3 2 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 73
203
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 Total
86 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
87 2 4 4 4 2 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 77
88 4 2 4 2 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 72
89 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 83
90 1 1 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 79
91 3 2 3 2 2 3 2 2 2 4 1 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 62
92 3 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 82
93 4 4 4 3 4 2 3 3 2 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 74
94 4 4 4 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
95 4 2 4 3 3 4 3 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 74
96 4 4 4 2 4 4 3 3 2 2 4 2 3 4 2 4 4 4 2 4 3 4 72
97 4 3 3 3 3 2 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 71
98 4 4 4 3 3 1 4 4 2 3 2 3 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 71
99 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 70
100 4 4 4 3 3 2 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 76
101 4 2 2 3 2 3 4 2 1 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 70
102 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 83
103 4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 80
104 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 3 3 79
105 4 4 4 4 1 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 80
106 1 2 4 1 1 1 4 4 2 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 3 65
107 4 3 3 4 4 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 2 2 4 4 74
204
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22 Total
108 3 3 4 2 2 3 4 3 1 3 2 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 2 65
109 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 78
110 4 4 3 2 3 3 2 2 2 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 4 3 2 69
111 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 77
112 4 3 4 3 4 2 3 3 2 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 77
113 4 4 4 4 4 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 81
114 2 4 4 4 3 2 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 77
115 4 4 4 4 3 1 4 2 2 4 4 2 4 2 4 3 4 2 4 4 4 4 73
116 4 4 4 4 3 1 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 76
117 4 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 75
118 4 3 4 1 1 4 4 3 1 2 3 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 3 65
119 3 4 4 2 3 3 4 2 3 4 3 2 2 2 4 3 4 3 4 3 3 3 68
120 3 3 4 1 1 4 4 3 1 1 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 4 3 66
121 4 4 4 4 4 2 4 3 4 1 3 2 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 75
122 4 4 2 2 4 3 3 3 2 3 4 2 2 4 4 4 4 3 2 4 4 3 70
123 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 4 4 1 4 4 1 4 76
124 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
125 4 4 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 4 4 4 4 2 2 4 2 64
126 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 85
127 4 3 4 4 3 1 2 2 3 2 4 2 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 70
128 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 79
129 3 4 4 4 4 1 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 78
130 3 4 4 3 3 2 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 4 3 2 3 4 2 67
131 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 79
132 4 3 4 3 2 1 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 77
205
205
Lampiran 19
REKAPITULASI SKOR HASIL DATA KEBIASAAN BELAJAR
DAN MOTIVASI BELAJAR
Nomor Responden Skor Kebiasaan belajar Skor Motivasi Belajar
1 132 87
2 105 71
3 112 77
4 94 65
5 98 68
6 96 66
7 132 82
8 120 79
9 111 74
10 106 68
11 89 65
12 102 68
13 118 70
14 86 64
15 125 83
16 134 81
17 115 84
18 96 65
19 120 79
20 137 76
21 127 76
22 100 69
23 116 80
24 125 80
25 85 70
26 132 76
27 114 70
28 115 71
29 95 64
30 111 77
31 143 88
32 104 72
33 124 87
34 130 76
35 117 73
36 132 74
37 131 81
38 133 83
206
206
Nomor Responden Skor Kebiasaan belajar Skor Motivasi Belajar
39 133 81
40 118 78
41 107 71
42 96 78
43 104 65
44 128 77
45 119 73
46 135 74
47 137 84
48 139 85
49 135 84
50 101 76
51 89 67
52 136 83
53 94 62
54 135 81
55 106 74
56 74 61
57 125 72
58 130 77
59 70 65
60 139 71
61 107 78
62 98 74
63 124 76
64 90 69
65 94 62
66 143 84
67 135 81
68 123 71
69 91 55
70 114 66
71 103 74
72 117 67
73 103 67
74 132 82
75 108 72
76 125 74
77 104 67
78 124 80
79 130 81
80 86 65
81 120 84
207
207
Nomor Responden Skor Kebiasaan belajar Skor Motivasi Belajar
82 116 66
83 122 81
84 124 67
85 124 73
86 108 82
87 116 77
88 102 72
89 138 83
90 133 79
91 99 62
92 127 82
93 123 74
94 141 83
95 120 74
96 110 72
97 112 71
98 114 71
99 118 70
100 115 76
101 112 70
102 133 83
103 135 80
104 108 79
105 131 80
106 90 65
107 113 74
108 107 65
109 121 78
110 106 69
111 116 77
112 130 77
113 133 81
114 120 77
115 126 73
116 115 76
117 114 75
118 84 65
119 100 68
120 83 66
121 115 75
122 108 70
123 138 76
124 133 85
208
208
Nomor Responden Skor Kebiasaan belajar Skor Motivasi Belajar
125 97 64
126 129 85
127 117 70
128 113 79
129 130 78
130 118 67
131 114 79
132 106 77
209
209
Lampiran 20
DAFTAR NILAI RATA-RATA PADA SAMPEL PENELITIAN
ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP
TAHUN AJARAN 2015/2016
No. Nama Siswa Asal Sekolah Nilai
1 Dian Safitri SD Tunon 1 65
2 Diqi Fatuhroji SD Tunon 1 62
3 Akhmad Jailani Rifky SD Tunon 1 68
4 Amar Filar Saputra SD Tunon 1 63
5 Bilqis Deta Nurhilda SD Tunon 1 72
6 Catur Arditiyanto SD Tunon 1 67
7 Dheffy Nanta Zhyakyah SD Tunon 1 70
8 Dinda Friska Helena SD Tunon 1 72
9 Julia Kartika Sari SD Tunon 1 66
10 Kaerul Anam SD Tunon 1 63
11 Miko Saputra SD Tunon 1 63
12 Moh Abidzar Asshidiq SD Tunon 1 60
13 Putri Nurhaliza SD Tunon 1 80
14 Reza Putra Ardiyansyah SD Tunon 1 65
15 Risnanti Awalia Zulfa SD Tunon 1 67
16 Rizkiana Ramadhani SD Tunon 1 65
17 Yusuf Iqbal An Najib SD Tunon 1 71
18 Kusnanti SD Tunon 1 74
19 Tiara Nurhikmah SD Tunon 2 57
20 Dewi Nur Qomariah SD Tunon 2 58
21 Dian Aji Sarah SD Tunon 2 76
22 Fakih Nunidin SD Tunon 2 51
23 Fio Riskiana SD Tunon 2 70
24 Hanif Azam Hafisyah SD Tunon 2 66
25 Jilani Wildani SD Tunon 2 73
26 Mely Ayu Adibah SD Tunon 2 79
27 Miftahudin SD Tunon 2 76
28 Moh Arif Maulana SD Tunon 2 69
29 Moh Farhan Putra Dani SD Tunon 2 52
30 Moh Indra Fauzi SD Tunon 2 70
31 M. Daffa Khoirul Amr SD Tunon 2 85
32 Muh Nanda Ferdianto SD Tunon 2 84
210
210
No. Nama Siswa Asal Sekolah Nilai
33 Muh Jauhar Muslim SD Tunon 2 75
34 Nisa Romadhoni SD Tunon 2 73
35 Rita Komalasari SD Tunon 2 61
36 Roy Figo Hermansyah SD Tunon 2 57
37 Sabila Dinar Nuraini SD Tunon 2 88
38 Shifa Anggie Kusuma SD Tunon 2 81
39 Tantri SD Tunon 2 69
40 Wildan Zharvan Trih SD Tunon 2 86
41 Syaeif Elfa Yanza SD Tunon 2 87
42 Mudi Lukman H SD Keturen 65
43 Kurniasih SD Keturen 30
44 Heru Priyanto SD Keturen 69
45 Novi Puspitasari SD Keturen 48
46 Indriyani SD Keturen 56
47 Jaya Dewata SD Keturen 76
48 Kaila Kairiah SD Keturen 75
49 Miftahul Janah SD Keturen 61
50 Rizki Akbar Widianto SD Keturen 47
51 Satrio Bayu Wijaksono SD Keturen 53
52 Vivi Afidah SD Keturen 63
53 M.Naufal Amarullah SD Keturen 48
54 Devi Angelica SD Keturen 56
55 Rega Febriansyah SD Keturen 55
56 Laely Apriliani Putri SD Debong Kulon 58
57 Moh. Yusuf Asidik SD Debong Kulon 62
58 Syafia Ainul Hawa SD Debong Kulon 64
59 Dandi Sunan Drajat SD Debong Kulon 63
60 Aisyah Nur Azizah SD Debong Kulon 65
61 Alfiansyah Fathul A. SD Debong Kulon 72
62 Dewi Sinta SD Debong Kulon 67
63 Dwi Fadilah SD Debong Kulon 72
64 Karlina SD Debong Kulon 65
65 Khaerul Dwi Saputra SD Debong Kulon 64
66 Mas Roro Tasya Yulia SD Debong Kulon 74
67 Mega Silvia Nirwanda SD Debong Kulon 68
68 Merliana Nur H SD Debong Kulon 72
69 Moh Samsul Arif SD Debong Kulon 64
70 M. Farkhan A. Y SD Debong Kulon 71
211
211
No. Nama Siswa Asal Sekolah Nilai
71 Muthoharoh SD Debong Kulon 65
72 Nurul Amelia SD Debong Kulon 64
73 Nurul Aulia SD Debong Kulon 65
74 Tia Velyna SD Debong Kulon 69
75 Tri Wulandari SD Debong Kulon 64
76 Amelina Nor Faiza SD Debong Kulon 64
77 Renaldi Pranandi SD Debong Kulon 65
78 Dela Evi Listiyanti SD Kalinyamat Wetan 1 69
79 Izzatul Jannah SD Kalinyamat Wetan 1 58
80 Nandana Lasmana SD Kalinyamat Wetan 1 64
81 Oktavia Helandani SD Kalinyamat Wetan 1 61
82 Reza Pahlevi SD Kalinyamat Wetan 1 65
83 Ade Azirul Khafidh SD Kalinyamat Wetan 1 79
84 Adelita May Zahra SD Kalinyamat Wetan 1 86
85 Asyif Maulana Fauzi SD Kalinyamat Wetan 1 58
86 Devand Bayu Saputra SD Kalinyamat Wetan 1 85
87 Elitsa Effi Nur Cahyati SD Kalinyamat Wetan 1 78
88 Hani Rahma Fadilah SD Kalinyamat Wetan 1 92
89 Kartika Ayuningrum SD Kalinyamat Wetan 1 76
90 Linda Amaliyah SD Kalinyamat Wetan 1 85
91 M. Wahyudi SD Kalinyamat Wetan 1 56
92 Nala Dwi Febriani SD Kalinyamat Wetan 1 93
93 Nera Septi Melati SD Kalinyamat Wetan 1 71
94 Nihayatul Mahmudah SD Kalinyamat Wetan 1 79
95 Rifan Zaki Prasetyo SD Kalinyamat Wetan 1 69
96 Rifki Kurnawan SD Kalinyamat Wetan 1 67
97 Siti Hajar SD Kalinyamat Wetan 1 94
98 Tamara Fara Natasya SD Kalinyamat Wetan 1 81
99 Tiyas Ayu Septianingsih SD Kalinyamat Wetan 1 76
100 Yicha Alivia SD Kalinyamat Wetan 1 91
101 Zain Afif SD Kalinyamat Wetan 1 70
102 Syahrani Laela SD Kalinyamat Wetan 1 84
103 Nova Dwi Uswatun A SD Kalinyamat Wetan 1 70
104 Ilham SD Kalinyamat Wetan 1 74
105 Aisyattussa’diyah SD Kalinyamat Wetan 1 75
106 M. Iqbal Al Fath SD Kalinyamat Wetan 2 66
107 Renaldi Ramadhan SD Kalinyamat Wetan 2 73
108 Andika Wicaksono SD Kalinyamat Wetan 2 63
212
212
No. Nama Siswa Asal Sekolah Nilai
109 Maulid Salam SD Kalinyamat Wetan 2 73
110 Nandari Susi Indarsih SD Kalinyamat Wetan 2 71
111 Sela Nur Azizah SD Kalinyamat Wetan 2 70
112 Anis Mutia Azzahro SD Kalinyamat Wetan 2 74
113 Ayudia Wulandari SD Kalinyamat Wetan 2 72
114 Claudiana Sari SD Kalinyamat Wetan 2 70
115 Eky Nur Afifah SD Kalinyamat Wetan 2 76
116 Imel Permatasari SD Kalinyamat Wetan 2 85
117 Muhammad Alwi SD Kalinyamat Wetan 2 74
118 M. Anwar SD Kalinyamat Wetan 2 70
119 Nur Laelatul Qiftiyah SD Kalinyamat Wetan 2 75
120 Sada Fauzan Budiman SD Kalinyamat Wetan 2 67
121 Deny Mardiyanto SD Kalinyamat Wetan 2 71
122 Aji Saputra SD Kalinyamat Wetan 2 74
123 Revan Andrian Nurul H SD Kalinyamat Wetan 3 56
124 Rendi Santoso SD Kalinyamat Wetan 3 59
125 Dwi Safana Febriani SD Kalinyamat Wetan 3 69
126 Indah Setya Ningrum SD Kalinyamat Wetan 3 72
127 Nisa Ainun Rohmah SD Kalinyamat Wetan 3 54
128 Sintya Putri SD Kalinyamat Wetan 3 66
129 Wulan Ramadini SD Kalinyamat Wetan 3 54
130 Windriyani SD Kalinyamat Wetan 3 64
131 Dimas Tri Saputra SD Kalinyamat Wetan 3 77
132 Desi Puji Astuti SD Kalinyamat Wetan 3 60
Jumlah 9076
Rata-rata 68,76
213
213
Lampiran 21
REKAPITULASI SKOR HASIL BELAJAR (Y), KEBIASAAN BELAJAR (X1),
DAN MOTIVASI BELAJAR (X2)
Nomor
Responden
Skor Hasil
Belajar
Skor Kebiasaan
Belajar
Skor Motivasi
Belajar
1 65 132 87
2 62 105 71
3 68 112 77
4 63 94 65
5 72 98 68
6 67 96 66
7 70 132 82
8 72 120 79
9 66 111 74
10 63 106 68
11 63 89 65
12 60 102 68
13 80 118 70
14 65 86 64
15 67 125 83
16 65 134 81
17 71 115 84
18 74 96 65
19 57 120 79
20 58 137 76
21 76 127 76
22 51 100 69
23 70 116 80
24 66 125 80
25 73 85 70
26 79 132 76
27 76 114 70
28 69 115 71
29 52 95 64
30 70 111 77
31 85 143 88
32 84 104 72
33 75 124 87
34 73 130 76
35 61 117 73
36 57 132 74
37 88 131 81
38 81 133 83
214
214
Nomor
Responden
Skor Hasil
Belajar
Skor Kebiasaan
Belajar
Skor Motivasi
Belajar
39 69 133 81
40 86 118 78
41 87 107 71
42 65 96 78
43 30 104 65
44 69 128 77
45 48 119 73
46 56 135 74
47 76 137 84
48 75 139 85
49 61 135 84
50 47 101 76
51 53 89 67
52 63 136 83
53 48 94 62
54 56 135 81
55 55 106 74
56 58 74 61
57 62 125 72
58 64 130 77
59 63 70 65
60 65 139 71
61 72 107 78
62 67 98 74
63 72 124 76
64 65 90 69
65 64 94 62
66 74 143 84
67 68 135 81
68 72 123 71
69 64 91 65
70 71 114 66
71 65 103 74
72 64 117 67
73 65 103 67
74 69 132 82
75 64 108 72
76 64 125 74
77 65 104 67
78 69 124 80
79 58 130 81
80 64 86 65
81 61 120 84
215
215
Nomor
Responden
Skor Hasil
Belajar
Skor Kebiasaan
Belajar
Skor Motivasi
Belajar
82 65 116 66
83 79 122 81
84 86 124 67
85 58 124 73
86 85 108 82
87 78 116 77
88 92 102 72
89 76 138 83
90 85 133 79
91 56 99 62
92 93 127 82
93 71 123 74
94 79 141 83
95 69 120 74
96 67 110 72
97 94 112 71
98 81 114 71
99 76 118 70
100 91 115 76
101 70 112 70
102 84 133 83
103 70 135 80
104 74 108 79
105 75 131 80
106 66 90 65
107 73 113 74
108 63 107 65
109 73 121 78
110 71 106 69
111 70 116 77
112 74 130 77
113 72 133 81
114 70 120 77
115 76 126 73
116 85 115 76
117 74 114 75
118 70 84 65
119 75 100 68
120 67 83 66
121 71 115 75
122 74 108 70
123 56 138 76
124 59 133 85
216
216
Nomor
Responden
Skor Hasil
Belajar
Skor Kebiasaan
Belajar
Skor Motivasi
Belajar
125 69 97 64
126 72 129 85
127 54 117 70
128 66 113 79
129 54 130 78
130 64 118 67
131 77 114 79
132 60 106 77
Jumlah 9076 15240 9815
217
TABEL KRITERIA PENILAIAN HASIL BELAJAR
Tingkat
Penguasan
Kualifikasi Nilai UTS Sampel Frekuensi
Persentase
(%)
80 ke atas (A)
Sangat
memuaskan 80, 81, 81, 84, 84, 85, 85, 85, 85, 86, 86, 87, 88, 91, 92, 93, 94 17 12,88
70 - 79 (B)
Memuaskan 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 70, 71, 71, 71, 71, 71, 72, 72, 72,
72, 72, 72, 72, 73, 73, 73, 73, 74, 74, 74, 74, 74, 74, 75, 75,
75, 75, 76, 76, 76, 76, 76, 76, 77, 78, 79, 79, 79
45 34,09
60 - 69 (C)
Cukup 60, 60, 61, 61, 61, 62, 62, 63,63, 63, 63, 63, 63, 64, 64, 64, 64,
64, 64, 64, 64, 65, 65, 65 ,65, 65, 65, 65, 65, 65, 65, 66, 66,
66, 66, 67, 67, 67, 67, 67, 68, 68, 69, 69, 69, 69, 69, 69, 69
49 37,12
50 - 59 (D) Kurang
51, 52, 53, 54, 54, 55, 56, 56, 56, 56, 57, 57, 58, 58, 58, 58, 59 17 12,88
49 ke bawah (E)
Sangat
kurang 30, 47, 48, 48 4 3,03
Jumlah 132 100
Lam
piran
22
218
TABEL NILAI INDEKS VARIABEL KEBIASAAN BELAJAR
No. Dimensi Indikator No.
Item
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
Responden Indeks (%)
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
1. Pembuatan
jadwal dan
pelaksanaannya
Pembuatan jadwal belajar 1 6,82 12,12 28,79 52,27 81,63 81,63
80,73 Melaksanakan jadwal
bealajr
2 6,06 28,79 25,76 39,39 74,62 79,83
3 3,79 14,39 19,70 62,12 85,04
2.
Membaca dan
membuat
catatan
Membaca buku teks 4 15,91 41,67 21,97 20,45 61,74
65,06
70,67
5 21,21 18,18 26,52 34,09 68,37
Membuat catatan
6 0,76 21,21 18,94 59,09 84,09
76,28 7 6,06 24,24 22,73 46,97 77,65
8 9,09 28,79 25,00 37,12 72,54
9 14,39 21,97 29,55 34,09 70,83
3.
Penyelesaian
tugas
Mengerjakan tugas di
sekolah
10 1,52 19,70 23,48 55,30 83,14
83,14
82,03
11 0,00 28,79 21,97 49,24 80,11
12 7,58 16,67 22,73 53,03 80,30
13 6,06 12,88 32,58 48,48 80,87
14 4,55 7,58 31,82 56,06 84,85
15 2,27 9,09 16,67 71,97 89,58
Mengerjakan PR
16 3,03 13,64 18,18 65,15 86,36
80,92 17 2,27 23,48 21,21 53,03 81,25
18 3,79 13,64 18,94 63,64 85,61
19 14,39 26,52 21,97 37,12 70,45
Lam
piran
23
219
No. Dimensi Indikator No.
Item
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
Responden Indeks (%)
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
4.
Cara mengikuti
pelajaran
Konsentrasi mengikuti
pelajaran
20 2,27 24,24 23,48 50,00 80,30
83,71
81,22
21 1,52 11,36 20,45 66,67 88,07
22 3,03 15,91 28,03 53,03 82,77
Aktif dalam proses
pembelajaran
23 6,82 29,55 24,24 39,39 74,05
78,72 24 0,76 12,12 18,18 68,94 88,83
25 9,85 25,00 27,27 37,88 73,30
5.
Cara belajar
kelompok
Melakukan belajar
kelompok
26 4,55 9,85 14,39 71,21 88,07
81,85 81,85
27 5,30 29,55 19,70 45,45 76,33
28 3,03 28,79 29,55 38,64 75,95
29 2,27 12,88 28,03 56,82 84,85
30 1,52 18,18 21,21 59,09 84,47
31 3,03 20,45 24,24 52,27 81,44
6.
Cara belajar
mandiri di
rumah
Belajar mandiri di rumah
32 3,79 9,09 29,55 57,58 85,23
81,78 81,78
33 4,55 15,15 29,55 50,76 81,63
34 6,06 16,67 23,48 53,79 81,25
35 3,03 23,48 21,97 51,52 80,49
36 5,30 19,70 23,48 51,52 80,30
Nilai Indeks Variabel 79,71
220
TABEL NILAI INDEKS VARIABEL MOTIVASI BELAJAR
No. Dimensi Indikator No.
Item
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
Responden Indeks (%)
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
1.
Tekun
dalam
belajar
Kehadiran di
sekolah 1
2,27 3,79 23,48 70,45 90,53 90,53
86,87 Mengikuti PBM di
kelas
2 4,55 5,30 25,76 64,39 87,50 90,25
3 0,76 6,82 12,12 80,30 92,99
Belajar di rumah 4 5,30 20,45 22,73 51,52 80,11
79,83 5 6,82 11,36 38,64 43,18 79,55
2.
Ulet dalam
menghadapi
kesulitan
Sikap terhadap
kesulitan
6 17,42 24,24 29,55 28,79 67,42
78,35
77,84
7 1,52 17,42 22,73 58,33 84,47
8 3,03 15,15 28,03 53,79 83,14
Usaha menghadapi
kesulitan
9 5,30 29,55 26,52 38,64 74,62
77,34 10 9,85 28,03 27,27 34,85 71,78
11 3,79 8,33 29,55 58,33 85,61
3. Minat dan
perhatian
dalam
belajar
Kebiasaan
mengikuti pelajaran
12 6,82 37,12 23,48 32,58 70,45 79,17
85,32
13 1,52 8,33 27,27 62,88 87,88
Semangat dalam
mengikuti PBM
14 0,00 9,09 19,70 71,21 90,53
91,48 15 0,76 6,06 13,64 79,55 92,99
16 0,00 7,58 21,21 71,21 90,91
Lam
piran
24
221
No. Dimensi Indikator No.
Item
% Frekuensi Rata-rata Jawaban
Responden Indeks (%)
1 2 3 4 Pernyataan Indikator Dimensi
4. Berprestasi
dalam
belajar
Keinginan untuk
berprestasi 17 3,79 6,06 8,33 81,82 92,05 92,05
91,95 Kualifikasi hasil 18 0,76 6,82 16,67 75,76 91,86 91,86
5.
Mandiri
dalam
belajar
Penyelesaian
tugas/PR
19 0,76 16,67 19,70 62,88 86,17
87,25
85,01
20 2,27 8,33 15,91 73,48 90,15
21 0,76 9,09 37,88 52,27 85,42
Menggunakan
kesempatan di luar
jam pelajaran
22 3,03 13,64 32,58 50,76 82,77 82,77
Nilai Indeks Variabel 85,40
222
222
Lampiran 25
Hasil Uji Normalitas Data
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%
Kebiasaan Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%
Motivasi Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Hasil
Belajar
Mean 68,7576 ,88607
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 67,0047
Upper Bound 70,5104
5% Trimmed Mean 68,7845
Median 69,0000
Variance 103,635
Std. Deviation 10,18015
Minimum 30,00
Maximum 94,00
Range 64,00
Interquartile Range 11,00
Skewness -,126 ,211
Kurtosis 1,174 ,419
Kebiasaan
Belajar
Mean 115,4545 1,38493
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 112,7148
Upper Bound 118,1943
5% Trimmed Mean 115,9983
Median 116,0000
Variance 253,181
Std. Deviation 15,91167
Minimum 70,00
Maximum 143,00
Range 73,00
Interquartile Range 25,75
223
223
Skewness -,449 ,211
Kurtosis -,390 ,419
Motivasi
Belajar
Mean 74,3561 ,57526
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 73,2181
Upper Bound 75,4941
5% Trimmed Mean 74,3620
Median 74,0000
Variance 43,681
Std. Deviation 6,60919
Minimum 61,00
Maximum 88,00
Range 27,00
Interquartile Range 11,00
Skewness -,055 ,211
Kurtosis -,967 ,419
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Belajar ,074 132 ,075 ,980 132 ,054
Kebiasaan Belajar ,077 132 ,052 ,972 132 ,008
Motivasi Belajar ,075 132 ,062 ,972 132 ,009
a. Lilliefors Significance Correction
224
224
Lampiran 26
Hasil Uji Linieritas Data
Uji Linieritas Kebiasaan Belajar Terhadap Hasil Belajar
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Hasil Belajar * Kebiasaan Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%
Hasil Belajar * Motivasi Belajar 132 100,0% 0 0,0% 132 100,0%
Report
Hasil Belajar
Kebiasaan Belajar Mean N Std. Deviation
70,00 63,0000 1 .
74,00 58,0000 1 .
83,00 67,0000 1 .
84,00 70,0000 1 .
85,00 73,0000 1 .
86,00 64,5000 2 ,70711
89,00 58,0000 2 7,07107
90,00 65,5000 2 ,70711
91,00 64,0000 1 .
94,00 58,3333 3 8,96289
95,00 52,0000 1 .
96,00 68,6667 3 4,72582
97,00 69,0000 1 .
98,00 69,5000 2 3,53553
99,00 56,0000 1 .
100,00 63,0000 2 16,97056
101,00 47,0000 1 .
102,00 76,0000 2 22,62742
103,00 65,0000 2 ,00000
104,00 59,6667 3 27,39221
105,00 62,0000 1 .
106,00 62,2500 4 6,70199
225
225
Kebiasaan Belajar Mean N Std. Deviation
107,00 74,0000 3 12,12436
108,00 74,2500 4 8,57807
110,00 67,0000 1 .
111,00 68,0000 2 2,82843
112,00 77,3333 3 14,46836
113,00 69,5000 2 4,94975
114,00 75,8000 5 3,70135
115,00 77,4000 5 9,93982
116,00 70,7500 4 5,37742
117,00 59,6667 3 5,13160
118,00 76,5000 4 9,29157
119,00 48,0000 1 .
120,00 65,8000 5 6,45755
121,00 73,0000 1 .
122,00 79,0000 1 .
123,00 71,5000 2 ,70711
124,00 72,0000 5 10,12423
125,00 64,7500 4 2,21736
126,00 76,0000 1 .
127,00 84,5000 2 12,02082
128,00 69,0000 1 .
129,00 72,0000 1 .
130,00 64,6000 5 8,87694
131,00 81,5000 2 9,19239
132,00 68,0000 5 8,00000
133,00 75,0000 6 10,17841
134,00 65,0000 1 .
135,00 62,2000 5 6,57267
136,00 63,0000 1 .
137,00 67,0000 2 12,72792
138,00 66,0000 2 14,14214
139,00 70,0000 2 7,07107
141,00 79,0000 1 .
143,00 79,5000 2 7,77817
Total 68,7576 132 10,18015
226
226
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Hasil Belajar *
Kebiasaan
Belajar
Between
Groups
(Combined) 6502,109 55 118,220 1,270 ,166
Linearity 624,070 1 624,070 6,705 ,012
Deviation
from Linearity
5878,039 54 108,853 1,169 ,262
Within Groups 7074,133 76 93,081
Total 13576,242 131
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Hasil Belajar * Kebiasaan Belajar ,214 ,046 ,692 ,479
227
227
Uji Linieritas Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Report
Hasil Belajar
Motivasi Belajar Mean N Std. Deviation
61,00 58,0000 1 .
62,00 56,0000 3 8,00000
64,00 62,0000 3 8,88819
65,00 62,0000 10 11,83216
66,00 67,5000 4 2,51661
67,00 66,1667 6 10,75949
68,00 67,5000 4 7,14143
69,00 62,3333 3 10,26320
70,00 71,8571 7 8,45436
71,00 75,7143 7 11,91238
72,00 73,8000 5 13,38656
73,00 60,7500 4 11,58663
74,00 64,3000 10 6,34298
75,00 72,5000 2 2,12132
76,00 70,7778 9 14,40293
77,00 69,2222 9 5,19080
78,00 70,0000 5 11,72604
79,00 71,8333 6 9,57949
80,00 70,0000 5 3,24037
81,00 69,3750 8 10,52802
82,00 79,2500 4 11,72959
83,00 75,0000 6 8,27043
84,00 68,6000 5 7,16240
85,00 68,6667 3 8,50490
87,00 70,0000 2 7,07107
88,00 85,0000 1 .
Total 68,7576 132 10,18015
228
228
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
Hasil Belajar
* Motivasi
Belajar
Between
Groups
(Combined) 3445,871 25 137,835 1,442 ,103
Linearity 1182,617 1 1182,617 12,374 ,001
Deviation
from Linearity
2263,253 24 94,302 ,987 ,490
Within Groups 10130,372 106 95,570
Total 13576,242 131
Measures of Association
R R Squared Eta Eta Squared
Hasil Belajar * Motivasi Belajar ,295 ,087 ,504 ,254
229
229
Lampiran 27
Hasil Uji Multikolinearitas Data
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajarb . Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,295a ,087 ,073 9,80066
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1185,417 2 592,708 6,171 ,003b
Residual 12390,826 129 96,053
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 34,669 9,815 3,532 ,001
Kebiasaan
Belajar
-,014 ,083 -,022 -,171 ,865 ,425 2,352
Motivasi
Belajar
,480 ,199 ,312 2,417 ,017 ,425 2,352
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
230
230
Lampiran 28
Hasil Uji Heteroskedastisitas Data
Correlations
Unstandardi
zed Residual
Kebiasaan
Belajar
Motivasi
Belajar
Spearman's
rho
Unstandardized
Residual
Correlation Coefficient 1,000 -,026 -,032
Sig. (2-tailed) . ,768 ,717
N 132 132 132
Kebiasaan
Belajar
Correlation Coefficient -,026 1,000 ,748**
Sig. (2-tailed) ,768 . ,000
N 132 132 132
Motivasi
Belajar
Correlation Coefficient -,032 ,748** 1,000
Sig. (2-tailed) ,717 ,000 .
N 132 132 132
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
231
231
Lampiran 29
Hasil Analisis Regresi Sederhana Kebiasaan Belajar dengan Hasil Balajar
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Kebiasaan
Belajarb
. Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,214a ,046 ,039 9,98159
a. Predictors: (Constant), Kebiasaan Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 624,070 1 624,070 6,264 ,014b
Residual 12952,172 130 99,632
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Kebiasaan Belajar
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 52,920 6,387 8,285 ,000
Kebiasaan
Belajar
,137 ,055 ,214 2,503 ,014
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
232
232
Lampiran 30
Hasil Analisis Regresi Sederhana Motivasi Belajar dengan Hasil Balajar
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 Motivasi Belajarb . Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,295a ,087 ,080 9,76399
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar
b. Dependent Variable: Hasil Belajar
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean Square F Sig.
1
Regression 1182,617 1 1182,617 12,405 ,001b
Residual 12393,625 130 95,336
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 34,955 9,635 3,628 ,000
Motivasi
Belajar
,455 ,129 ,295 3,522 ,001
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
233
233
Lampiran 31
Hasil Analisis Regresi Linier Ganda
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 Motivasi Belajar, Kebiasaan
Belajarb
. Enter
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,332a ,110 ,096 9,67732
a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1495,318 2 747,659 7,983 ,001b
Residual 12080,924 129 93,651
Total 13576,242 131
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
b. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar, Kebiasaan Belajar
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 35,694 8,375 4,262 ,000
Kebiasaan Belajar ,023 ,072 ,038 ,320 ,750
Motivasi Belajar ,411 ,162 ,303 2,532 ,013
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
234
234
Lampiran 32
Surat Rekomendasi Permohonan Izin Penelitian dari BAPPEDA
235
235
236
236
Lampiran 33
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
237
237
238
238
239
239
240
240
241
241
242
242
243
243
Lampiran 34
Dokumentasi Pengisian Angket
SDN Tunon 1
SDN Tunon 2
244
244
SDN Keturen
SDN Debong Kulon
245
245
SDN Kalinyamat Wetan 1
SDN Kalinyamat Wetan 2
246
246
SDN Kalinyamat Wetan 3