Upload
hoangtram
View
224
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG
STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL
(Studi Empiris Pada
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM
i
KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG
STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN
LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh:
AGUNG PRABOWO 1111082000112
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437H / 2015 M
KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG DAN
MANAJEMEN
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG
STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL
(Studi Empiris Pada
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat
Pembimbing I
Dr. Yahya Hamja, MMNIP. 19490602 197803 1 001
ii
KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG
STRUKTUR KEPEMILIKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN
LABA
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh:
Agung Prabowo NIM: 1111082000112
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Atiqah, SE.,MS.Ak.19490602 197803 1 001 NIP. 19820120 200912 2 004
KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG DAN
MANAJEMEN
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pembimbing II
Atiqah, SE.,MS.Ak. 19820120 200912 2 004
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, 11
mahasiswa:
1. Nama
2. NIM
3. Jurusan
4. Judul Skripsi
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas I
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 Mei 2015
1. Arif Fitrijanto, M.SiNIP. 19711118 200501 003
2. Atiqah, SE.,MS.AkNIP. 19820120 200912 2 004
3. Yusar Sagara, M.SiNIDN. 2009058601
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
1 Mei 2015 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas
: Agung Prabowo
: 1111082000112
: Akuntansi/Akuntansi Manjemen
: Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang dan
Struktur Kepemilikan Manajerial Terhadap
Laba.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas I
llah Jakarta.
Arif Fitrijanto, M.Si (______________________)200501 003
Atiqah, SE.,MS.Ak (______________________)19820120 200912 2 004
M.Si (______________________)NIDN. 2009058601
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
2015 telah dilaksanakan Ujian Komprehensif atas
Rasio Hutang dan
Terhadap Manajemen
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
(______________________)
(______________________)
(______________________)
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Senin, 26
mahasiswa:
1. Nama 2. NIM 3. Jurusan 5. Judul Skripsi
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skirpsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 26 November 1. Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP
NIP. 19730615 200505 1 009
2. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CANIP. 19720516 200901 1 006
3. Dr. Rini, Ak.,CANIP. 19760315 200501 2 002
4. Dr. Yahya Hamja, MM
NIP. 19490602 197803 1 001
5. Atiqah, SE.,MS.Ak
NIP. 19820120 200912 2 004
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
6 November 2015 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
: Agung Prabowo : 1111082000112 : Akuntansi/Akuntansi Manajemen
: Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang danStruktur Kepemilikan Manajerial Terhadap Laba.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skirpsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa
ersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
November 2015
M.Si.,Ak.,CA.,QIA.,BKP 19730615 200505 1 009
(______________________)Ketua
Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA 19720516 200901 1 006
(______________________) Sekertaris
Dr. Rini, Ak.,CA 19760315 200501 2 002
(______________________) Penguji Ahli
Dr. Yahya Hamja, MM 19490602 197803 1 001
(______________________) Pembimbing I
Atiqah, SE.,MS.Ak 19820120 200912 2 004
(______________________)Pembimbing II
2015 telah dilaksanakan Ujian Skripsi atas
Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang dan Terhadap Manajemen
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skirpsi, maka diputuskan bahwa mahasiwa
ersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
(______________________) Ketua
(______________________) Sekertaris
(______________________) Penguji Ahli
(______________________) Pembimbing I
(______________________) Pembimbing II
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Agung Prabowo
No. Induk Mahasiswa : 1111082000112
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini
Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan
bukti bahwa saya telah melanggar aturan diatas, maka saya siap untuk dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 3 November 2015
Agung Prabowo
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama Lengkap : Agung Prabowo
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 16 Januari 1991
3. Alamat : Selang, RT/RW 02/02, Kelurahan
Bendungan, Kecamatan Karangmojo,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta,
55891
4. Telepon : 081297769467
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
1. SDN Bendungan I Tahun 1999-2004
2. SMP N 1 Karangmojo Tahun 2004-2006
3. SMA N 2 Wonosari Tahun 2006-2009
4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011-2015
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Pengurus di Purna Paskibraka Republik Indonesia Kabupaten
Gunungkidul tahun 2010/2011.
2. Anggota Muhammadiyah wilayah Gunungkidul, Yogyakarta.
IV. PENGALAMAN KERJA
1. Freelance di Prabowo Decoration Tahun 2010- Sekarang
2. Magang di PT. Bangun Investa Graha selama 6 bulan, Februari-Agustus
2015.
vii
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Tugiran
2. Tempat Tanggal Lahir : Gunungkidul, 05 Oktober 1957
3. Ibu : Suyati
4. Tempat Tanggal Lahir : Gunungkidul, 29 Juli 1962
6. Alamat: : Selang, RT/RW 02/02, Kelurahan
Bendungan, Kecamatan Karangmojo,
Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta,
55891
viii
THE INFLUENCE OF MANAJERIAL ABILITY, LEVERAGE RATIO AND MANAGERIAL OWNERSHIP STRUCTURE TO THE EARNING
MANAGEMENT.
ABSTRACT
The aim of this research is to provide empirical evidence on the impact of managerial ability, leverage ratio and managerial ownership structure on earning management. This is quantitave research. The sample of this research used 12 food and beveages sub sector companies listed in Indonesia Capital Market (BEI) in 2010-2014. The sampling method used in this research is purposive sampling, while data processing method used multiple regressiom test and Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) as analyze sofware.
Based on the result of analysis conclude that managerial ability negatively
influenced earning management. Leverage ratio positively influenced earning management, meanwhile managerial ownership haven't influenced earning management. The most influence independent variable is managerial ability.
Keyword: earning management, manajerial ability, leverage ratio, managerial
ownership
ix
PENGARUH KECAKAPAN MANAJERIAL, RASIO HUTANG DAN STRUKTUR KEPEMILKAN MANAJERIAL TERHADAP MANAJEMEN
LABA.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh kecakapan manajerial, rasio hutang dan struktur kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014 dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 12 perusahaan. Metode penetuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan peneliti adalah uji regresi berganda dengan menggunakan Statistical Package for the Social Sciences (SPSS).
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kecakapan manajerial berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Rasio hutang berpengaruh positif terhadap manajemen laba, sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap manajemen laba adalah kecakapan manjerial. Kata kunci: manajemen laba, kecakapan manajerial, rasio hutang, kepemilikan
manajerial.
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,
yang telah memberikan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kecakapan Manajerial, Rasio
Hutang dan Struktur Kepemilikan Manajerial terhadap Manajemen Laba”
dengan baik. Shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW,
nabi akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih atas bantuan,
bimbingan, dukungan, semangat dan doa, baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini, kepada:
1. Bapak Tugiran dan Ibu Suyati tercinta, yang selalu mencurahkan perhatian,
cinta dan sayang, dukungan serta doa yang tertuju untukku.
2. Kakak-kakakku yang selalu membantu dan menemaniku ketika susah dan
gembira.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., Ak., M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM., selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang
telah bersedia meluangkan waktu untuk berdiskusi, memberikan pengarahan
dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu yang telah
Bapak berikan selama ini.
6. Ibu Atiqah, SE., M.S., Ak., selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah
meluangkan waktu, mencurahkan perhatian, membimbing dan memberikan
pengarahan kepada penulis. Terima kasih atas semua saran yang Ibu berikan
selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang skripsi.
xi
7. Seluruh dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada
penulis.
8. Akuntansi B UIN 2011, terimakasih selama empat tahun kita bersama-sama
menghadapi kehidupan kampus yang penuh warna. Semoga kita semua
mencapai kesuksesan di masa depan.
9. Seluruh teman-temanku UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2011,
terima kasih atas doa, semangat dan dukungan yang diberikan kepada penulis
selama ini.
10. Teman-teman seperjuangan yang berasal dari Yogyakarta, Luzpina, Lambang,
Herbowo, Agus, Chandra, Zyah dan teman-teman yang tidak dapat disebutkan
satu persatu, semoga kita dapat selalu bersahabat dan meraih masa depan yang
sukses.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 3 November 2015
Agung Prabowo
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ....................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi ................................................................................. ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ............................................................ iii
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ....................................................................... iv
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ......................................................... v
Daftar Riwayat Hidup .......................................................................................... vi
Abstract ................................................................................................................. viii
Abstrak ................................................................................................................. ix
Kata Pengatar ....................................................................................................... x
Daftar Isi................................................................................................................ xii
Daftar Tabel ......................................................................................................... xv
Daftar Gambar ....................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran .................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 10
1. Tujuan Penelitian ........................................................................... 10
2. Manfaat Penelitian ......................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 12
A. Tinjauan Literatur ................................................................................ 12
1. Teori Agensi ................................................................................. 12
2. Manajemen Laba .......................................................................... 13
3. Kecakapan Manajerial .................................................................. 19
4. Struktur Kepemilikan ................................................................... 21
5. Rasio Hutang ................................................................................ 24
B. Keterkaitan antara Variabel dan Perumusan Hipotesis ........................ 25
xiii
1. Interaksi antara kecakapan manajerial terhadap
manajemen laba ............................................................................. 25
2. Interaksi antara rasio hutang terhadap manajemen
laba ................................................................................................ 27
3. Interaksi antara kepemilikan manajerial terhadap
manajemen laba ............................................................................. 30
C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu .......................................................... 32
D. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 39
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 39
B. Metode Penentuan Sampel ................................................................. 39
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 40
D. Metode Analisis Data ......................................................................... 41
1. Statistik Deskriptif ........................................................................ 41
2. Uji Asumsi Klasik … .................................................................... 41
3. Uji Hipotesis ................................................................................. 43
a. Uji koefisien determinasi .................................................... 43
b. Uji statistik F ...................................................................... 45
c. Uji Statistik t … .................................................................. 46
4. Analisis Regresi Linear Berganda ................................................ 46
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian................................................... 47
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 55
A. Hasil Uji Instrumen Penelitian ......................................................... 57
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................................ 57
2. Hasil Uji Asumsi Klasik .............................................................. 59
3. Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 64
4. Analisis Regresi Linear Berganda ................................................ 71
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 73
A. Kesimpulan ...................................................................................... 73
B. Saran ................................................................................................ 75
xiv
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 76
LAMPIRAN … ..................................................................................................... 81
xv
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 33
3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian......................................................... 54
4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian ........................................................ 56
4.2 Daftar Sampel Penelitian........................................................................... 57
4.3 Hasil Uji Deskripsi ................................................................................... 58
4.4 Hasil Uji Autokeralsi................................................................................. 59
4.5 Hasil Uji Multikolonieritas ....................................................................... 60
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 61
4.7 Hasil Uji Normalitas ................................................................................. 64
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................................... 65
4.9 Hasil Uji F Simultan ................................................................................. 66
4.10 Hasil Uji t Parsial ...................................................................................... 67
xvi
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 57
4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P Plot .................................... 62
4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ............................ 63
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Lampiran Data Penelitian .......................................................................... 80
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Secara umum tujuan pelaporan keuangan suatu badan usaha adalah
menghasilkan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan bisnis oleh para investor dan kreditor, yang
mencakup keputusan investasi dan kredit, keputusan yang berhubungan
dengan prediksi arus kas, dan keputusan tentang sumber pendanaan serta
bagaimana sumber daya yang dimiliki digunakan. Informasi yang
dihasilkan berupa laporan keuangan, terdiri atas neraca, laporan laba-rugi,
laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan
keuangan serta pengungkapan-pengungkapan. Ditinjau dari sisi pemakai
informasi, laporan keuangan lebih ditekankan untuk konsumsi eksternal
sehingga disebut dengan laporan keuangan eksternal. Laporan keuangan
tidak dirancang untuk mengukur nilai suatu perusahaan secara langsung
tetapi informasi yang disediakan melalui laporan keuangan dimaksudkan
untuk mengestimasi nilai perusahaan oleh pihak yang membutuhkannya
(FASB, 1978).
Disisi lain laporan keuangan merepresentasikan pilihan metode
akuntansi yang digunakan perusahaan, akan disesuaikan dengan tujuan
perusahaan. Peraturan tentang pelaporan keuangan dan akuntansi telah
2
memberikan peluang untuk melakukan manajemen laba, contohnya seperti
fleksibilitas tentang metode-metode akuntansi yang berbeda (Purwanti dan
Rahardjo, 2012:1).
Para peneliti mempunyai pandangan yang berbeda-beda mengenai
pengertian manajemen laba. Healy dan Wahlen (1999:368)
mengemukakan bahwa manajemen laba terjadi ketika manajer
menggunakan pertimbangan (judgment) dalam pelaporan keuangan dan
penyusunan transaksi untuk mengubah laporan keuangan, dengan tujuan
untuk memanipulasi besaran (magnitude) laba kepada beberapa
stakeholders tentang kinerja ekonomi perusahaan atau untuk
mempengaruhi hasil perjanjian (contract) yang tergantung pada angka-
angka akuntansi yang dilaporkan.
Senada dengan pengertian manajemen laba menurut Healy dan
Wahlen (1999) seperti tersebut di atas, Setiawati dan Na’im (2000)
mendefinisikan manajemen laba sebagai campur tangan manajemen dalam
proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan
dirinya sendiri. Mengacu pada pendapat Healy dan Wahlen (1999) serta
Setiawati dan Na’im (2000) ini dapat ditarik kesimpulan bahwa praktek
manajemen laba akan mengurangi kredibilitas laporan keuangan sebagai
suatu bentuk komunikasi antara manajer dengan pihak eksternal
perusahaan. Atau dapat dikatakan, semakin minimimal atau tidak
diterapkanya manajemen laba dalam suatu laporan keuangan, berarti
3
membuat laporan keuangan tersebut semakin terpercaya (Nugroho dan
Eko, 2011:1).
Salah satu kunci kesuksesan sebuah perusahaan adalah adanya
manajer yang berhasil mendesain proses bisnis yang efisien dan mampu
membuat keputusan-keputusan yang memberi nilai tambah bagi
perusahaan (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009:4). Perusahaan dengan
kecakapan manajerial yang baik akan lebih banyak berinvestasi selama
masa krisis, menghasilkan laba yang lebih besar dan mengeluarakan lebih
banyak hutang ketika laba yang didapat tidak memadai untuk mendanai
perusahaan. Yang pada akhirnya kecakapan manajerial berasosiasi negatif
terhadap asimetri informasi (Andreou, Ehrlich and Louca, 2013:1).
Menurut Demerjian, Lewis dan Mcvay (2012) kecakapan
manajerial adalah kemampuan manajer untuk mengambil dan menerapkan
keputusan yang dapat mengantarkan perusahaan ke tingkat efisiensi yang
tinggi. Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan yang
benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara yang paling baik
untuk mencapai tujuan.
Seorang manajer dikatakan cakap apabila memiliki keahlian yang
memadai dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya. Keahlian itu
bisa didapatkan manajer karena mereka biasanya mempunyai tingkat
intelejensia dan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Pengalaman juga
4
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan tingkat
kecanggihan seorang manajer. Semakin berpengalaman seorang manajer
biasanya berbanding lurus dengan pemahaman manajer tersebut akan
kondisi bisnis perusahaannya (Isnugrahadi dan Kusuma, 2009:8).
Manajer adalah pelaku utama manajemen laba (Isnugrahadi dan
Kusuma, 2009:2). Menurut Helmayunita dan Sari (2013:2), adanya
perbedaan kepentingan antara pemilik perusahaan dengan manajer sebagai
pengelola perusahaan terkadang dapat mendorong manajer perusahaan
untuk melakukan tindakan yang dapat menguntungkan pribadi manajer
itu sendiri. Salah satu tindakan yang mungkin dapat terjadi adalah dengan
melakukan penyimpangan dalam penyusunan laporan keuangan, yaitu
tindakan manajemen dapat mempengaruhi tingkat laba yang ditampilkan
dalam laporan keuangan atau yang sering disebut dengan earning
management. Tujuan earning management adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan pihak tertentu walaupun dalam jangka panjang tidak
terdapat perbedaan laba kumulatif perusahaan dengan laba yang dapat
diidentifikasikan sebagai suatu keuntungan (Scott 2009:294).
Senada dengan Helmayunita dan Sari (2013), Sulistyawan,
Januarsi dan Alvia (2011:12) menyatakan bahwa manajer melakukan
manajemen laba karena informasi mengenai laba sering menjadi perhatian
bagi para pengguna laporan keuangan, salah satunya investor dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan. Manajemen
laba merupakan suatu pemilihan kebijakan akuntansi yang digunakan
5
manajer dalam memperbagus laba pada laporan keuangan perusahaan
yang dikelola sehingga terlihat bahwa perusahaan tersebut memiliki
kinerja yang baik.
Faktor lainnya yang mempengaruhi manajemen laba adalah rasio
hutang (leverage). Dengan memperoleh dana melalui hutang, para
pemegang saham dapat mempertahankan kendali mereka atas perusahaan
tersebut dengan sekaligus membatasi investasi yang mereka tanamkan.
Perusahaan yang memiliki rasio hutang relatif tinggi akan memiliki
ekspektasi pengembalian yang juga lebih tinggi ketika perekonomian
berada pada kondisi yang normal, namun memiliki resiko kerugian ketika
ekonomi mengalami resesi (Brigham dan Houston, 2010:143).
Salah satu alternatif sumber dana perusahaan selain menjual saham
di pasar modal adalah melalui sumber dana eksternal berupa hutang.
Perusahaan akan berusaha memenuhi perjanjian hutang agar memperoleh
penilaian yang baik dari kreditur. Hal ini kemudian dapat memotivasi
manajer melakukan manajemen laba untuk menghindari pelanggaran
perjanjian hutang (Jao dan Pagalung, 2011:44).
Adanya penjelasan yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan
bahwa manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan
yang dikatakan sebagai agen penerima mandat dari investor sebagai
pengelola perusahaan, disebabkan oleh adanya asimetri informasi dan
perbedaan kepentingan dengan pemilik modal. Manajer perusahaan
6
memiliki porsi yang besar dalam menentukan arah perusahaan. Manajer
dengan pemahaman dan kecakapan yang baik, ditunjang dengan asimetri
informasi dan perbedaan kepentingan dengan pemilik modal, mungkin
akan menjadi kombinasi yang sempurna bagi manajer untuk melakukan
manajemen laba. Begitu pula dengan rasio hutang dalam sebuah
perusahaan, rasio hutang yang tinggi akan memberikan tekanan kepada
perusahaan untuk menampilkan kinerja keuangan yang baik, kondisi
demikian akan mendorong manajemen untuk cenderung melakukan
tindakan manajemen laba. Atau dapat dikatakan, kecakapan manajerial
dan rasio hutang (leverage) menjadi kemungkinan penyebab terjadinya
manajemen laba yang terjadi di perusahaan.
Struktur modal atau keputusan pendanaan akan sangat berpengaruh
pada kinerja perusahaan (Zeptian dan Rohman, 2013:2). Stuktur
kepemilikan adalah suatu mekanisme yang dapat mengurangi konflik
antara manajemen dan pemegang saham sehingga agency costs dapat
dikurangi dengan adanya struktur kepemilikan. Terdapat tiga struktur
kepemilikan yaitu kepemilikan pemerintah, kepemilikan terkosentrasi,
kepemilikan asing dan kepemilikan institusional (Saputro dan Syafruddin,
2012:2).
Kepemilikan manajerial ditandai dengan adanya kepemilikan
saham perusahaan oleh pihak manajemen dan dewan komisaris yang ikut
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Kepemilikan manajerial
didasarkan pada persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi
7
dan dewan komisaris. Kepemilikan manajerial ditandai dengan adanya
kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajemen yang ikut
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Sebagai pihak yang
tidak mengikuti operasi perusahaan sehari-hari, pemilik menginginkan
pengungkapan informasi yang seluas-luasnya (Sari, Anugrah dan
Dwiningsih, 2010:327).
Peningkatan kepemilikan manajerial dapat digunakan sebagai cara
untuk mengurangi konflik keagenan. Perusahaan meningkatkan
kepemilikan manajerial untuk mensejajarkan kedudukan manajer dengan
pemegang saham sehingga bertindak sesuai dengan keinginan pemegang
saham. Dengan meningkatnya persentase kepemilikan, manajer
termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan bertanggung jawab
meningkatkan kemakmuran pemegang saham (Zeptian & Rohman,
2013:3). Pendapat ini sejalan dengan Wiryadi dan Sebrina (2013:165)
yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi
mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dan moral hazard dari
manajer dengan menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang
saham. Kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat
disatukan jika kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga
manajer tidak akan memanipulasi laba untuk kepentinganya.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti
termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena, pertama dalam
wewenangnya menjalankan sebuah perusahaan kecakapan manajerial
8
menjadi suatu hal mutlak dimiliki manajer dalam membawa suatu
perusahaan menuju kesuksesan. Namun, di lain sisi adanya asimetri
informasi dan perbedaan kepentingan antara manajer dan pemilik modal
membuat kecakapan manajerial menjadi faktor yang kurang
menguntungkan bagi perusahaan karena diasumsikan dapat mendorong
tindakan manajemen laba. Begitu halnya dengan rasio hutang perusahaan,
bantuan modal yang diberikan investor melalui hutang yang diterima
perusahaan, akan memberikan tekanan tersendiri kepada manajemen untuk
menampilkan performa yang baik melalui laporan keuangan, menurut
penjelasan sebelumnya hal ini pun akan mendorong terjadinya manajemen
laba oleh manajemen. Dengan adanya kepemilikan perusahaan oleh pihak
manajerial diharapkan akan menjadi salah satu kunci dalam meminimalisir
pratek manajemen laba. Kedua, penelitian sebelumnya mengenai
hubungan antara kecakapan manajerial dan manajemen laba masih
menunjukan hasil yang kurang konsisten. Berdasarkan hal tersebut,
peneliti mencoba melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh
Kecakapan Manajerial, Rasio Hutang dan Struktur Kepemilikan
Manajerial Terhadap Manajemen Laba”.
Penelitian ini merupakan pengembangan dari beberapa penelitian
sebelumnya, yaitu penelitian kecakapan manajerial yang dilakukan oleh
Demerjian, Lewis dan McVay (2012) serta penelitian tentang rasio hutang
dan kepemilikan manajerial yang dilakukan oleh Agustia (2013).
9
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai
berikut:
1. Peneliti menambahkan variabel baru dalam penelitian ini yaitu rasio
hutang (leverage) dan kepemilikan manajerial yang berdasarkan
asumsi dan penelitian sebelumnya relevan pengaruhnya terhadap
manajemen laba.
2. Obyek dalam penelitian ini lebih banyak dan lebih luas dibanding
dengan penelitian sebelumnya.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah kecakapan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap
manajemen laba?
2. Apakah rasio hutang (leverage), berpengaruh signifikan positif
terhadap manajemen laba?
3. Apakah struktur kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan
negatif terhadap manajemen laba?
4. Variabel mana yang paling dominan terhadap manajemen laba suatu
perusahaan?
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal-hal sebagai berikut:
a. Menganalisa secara empiris pengaruh negatif kecakapan
manajerial terhadap manajemen laba.
b. Menganalisa secara empiris pengaruh positif rasio hutang
(leverage) terhadap manajemen laba.
c. Menganalisa secara empiris pengaruh negatif struktur
kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.
d. Menganalisa secara empiris variabel independen yang paling
berpengaruh terhadap manajemen laba.
2. Manfaat Penelitian
a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai
bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk
menambah ilmu pengetahuan.
b. Masyarakat, sebagai sarana informasi tentang manajemen laba
serta menambah pengetahuan akuntansi khususnya manajemen dan
akuntansi keprilakuan dengan memberikan bukti empiris tentang
pengaruh kecakapan manajerial, rasio hutang dan struktur
kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.
11
c. Peneliti berikutnya, Sebagai bahan referensi bagi pihak-pihak yang
akan melaksanakan penelitian lebih lanjut mengenai topik ini.
d. Penulis, sebagai sarana untuk memperluas wawasan serta
menambah referensi mengenai akuntansi manajemen , terutama
tentang manajemen laba sehingga diharapkan dapat bermanfaat
bagi penulis di masa yang akan datang.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agensi
Dalam teori keagenan, Jensen dan Meckling (1976:5)
mendefinisikan hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana
satu atau lebih (principal) menyewa orang lain (agent) untuk
melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan
mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada
agen. Prinsipal memiliki akses pada informasi internal perusahaan
sedangkan agen sebagai pelaku memiliki informasi dan kinerja
perusahaan secara riil dan menyeluruh.
Adanya perbedaan posisi, fungsi, situasi, tujuan, kepentingan dan
latar belakang antara prinsipal dan agen yang saling bertolak belakang
dapat menimbulkan conflict of interest atau pertentangan tarik menarik
kepentingan dan pengaruh antara yang satu dengan lainnya. Prinsipal
dan agen diasumsikan termotivasi oleh kepentingan sendiri. Perbedaan
kepentingan dapat menimbulkan asimetri informasi (kesenjangan
informasi). Prinsipal hanya tertarik pada hasil keuangan yang
bertambah atau investasi dalam perusahaan. Sedangkan agen
diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan
13
syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut (Zeptian &
Rohman, 2013:2).
Menurut Jensen dan Meckling (1976), untuk mengatasi masalah
yang ditimbulkan dalam teori agensi seperti konflik kepentingan dan
asimetri informasi maka perusahaan harus mengeluarkan biaya agensi
(agency cost). Ada tiga macam biaya agensi yang disebutkan oleh
Jensen dan Meckling, yaitu:
a. Biaya monitoring (monitoring cost), merupakan biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pengawasan terhadap aktivitas-
aktivitas yang dilakukan oleh agen.
b. Biaya bonding (bonding cost), merupakan biaya untuk menjamin
bahwa agen tidak akan bertindak merugikan prinsipal, atau dengan
kata lain untuk meyakinkan agen, bahwa prinsipal akan
memberikan kompensasi jika agen benar-benar melakukan
tindakan tersebut.
c. Biaya kerugian residual (residul loss), merupakan nilai uang yang
ekuivalen dengan pengurangan kemakmuran yang dialami oleh
prinsipal akibat dari perbedaan kepentingan.
2. Manajemen Laba (Earning Management)
Menurut Fischer dan Rosenzweig (1995:434) manajemen laba
adalah tindakan manajer menaikkan atau menurunkan laba periode
berjalan dari sebuah perusahaan yang dikelolanya tanpa menyebabkan
kenaikan keuntungan ekonomi perusahaan jangka panjang. Manajemen
14
laba muncul ketika manajer menggunakan keputusan tertentu dalam
pelaporan keuangan dan mengubah transaksi untuk mengubah laporan
keuangan untuk menyesatkan stakeholder yang ingin mengetahui
kinerja ekonomi yang diperoleh perusahaan sehingga hal ini dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi yang akan diambil oleh
stakeholders.
Scott (2009:403) mendefinisikan manajemen laba sebagai pilihan
bagi manajer atas kebijakan akuntansi dari berbagai kebijakan yang
diperbolehkan dalam standar, untuk mencapai tujuan khusus. Scott
(2009:402) memandang manajemen laba dari dua perspektif, yaitu
perspektif pelaporan keuangan (financial reporting perspective) dan
perspektif kontraktual (contracting perspective). Dari perspektif
pelaporan keuangan, manajer menggunakan manajemen laba untuk
kepentingan analisis peramalan laba, sehingga akan terhindar dari
rusaknya reputasi dan reaksi harga saham yang negatif akibat
kegagalan dalam memenuhi harapan para investor. Dari perspektif
kontraktual, manajemen laba dapat digunakan untuk melindungi diri
mereka dan perusahaan dalam mengantisipasi kejadian yang tak
terduga untuk keuntungan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Selanjutnya, Sulistyanto (2008:50) mengemukakan bahwa
manajemen laba terjadi ketika manajer menggunakan penilaian dalam
pelaporan keuangan sehingga menyesatkan penilaian stakeholder
mengenai kinerja perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil kontrak
15
yang bergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan. Dari beberapa
definisi manajemen laba yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa manajemen laba merupakan tindakan untuk mempengaruhi dan
mengintervensi laporan keuangan sesuai dengan kepentingan.
Menurut Holthausen (1990) terdapat dua konsep dalam memahami
manajemen laba. Dua konsep tersebut merupakan dua kondisi yang
saling melengkapi dalam memahami manajemen laba. Manajer
memilih prosedur akuntansi tertentu dengan alasan yang dapat
diklasifikasikan menjadi efisien jika manajemen laba diperuntukkan
memaksimumkan nilai perusahaan, dan oportunistik jika manajemen
laba diperuntukkan untuk kepentingan pribadi manajer. Perilaku
manajer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Manajemen laba dipandang sebagai opportunistic behavior
perspective jika manajer memaksimumkan kepentingannya dalam
menghadapi kontrak kompensasi, kontrak utang dan biaya politis.
Perspektif oportunistik juga disebut ex-post karena pemilihan
metode akuntansi dilakukan setelah faktanya diketahui.
b. Manajemen laba dipandang dari sisi efficiency contracting
perspective bila dalam kontrak kompensasi, perusahaan akan
mengantisipasi insentif manajer untuk mengelola earnings melalui
jumlah kompensasi yang ditawarkan. Lender juga akan melakukan
hal yang sama dalam memutuskan tingkat bunga yang diminta.
Dalam pandangan ini earnings management memberikan
16
fleksibilitas kepada manajer untuk melindungi diri mereka dan
perusahaan dalam menghadapi realisasi keadaan yang tidak dapat
diantisipasi untuk menguntungkan semua pihak yang terlibat dalam
kontrak. Manajer juga dapat mempengaruhi nilai pasar saham
perusahaan melalui earnings managements. Perspektif efisien ini
disebut ex-ante karena pemilihan metode akuntansi dilakukan
sebelum faktanya diketahui.
Christie and Zimmerman (1994:540) menyatakan bahwa efficiency
lebih penting daripada opportunism dalam menjelaskan pilihan metode
akuntansi. Mereka juga menyatakan bahwa principals ternyata mampu
mengantisipasi perilaku opportunistic manajer dan kemampuan
prinsipal ini mendorong perspektif tersebut berubah menjadi efficiency
contracting perspective.
Begitu juga dengan Jiambalvo (1996) mencoba melihat manajemen
laba dari sudut pandang efisiensi. Sudut pandang efisiensi menyatakan
bahwa manajer melakukan pilihan atas kebijakan akuntansi untuk
memberikan informasi yang lebih baik tentang aliran kas yang akan
datang dan untuk meminimalkan biaya keagenan (agency cost) yang
terjadi karena konflik kepentingan antara stakeholder dan manager.
Pada umumnya studi tentang manajemen laba lebih mengacu pada
sudut pandang oportunistis dibandingkan dengan sudut pandang
efisiensi.
17
Dalam Positif Accounting Theory (PAT) ada tiga hipotesis yang
melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watts dan Zimmerman,
1986) yaitu:
a. Bonus Plan Hypothesis, manajer perusahaan seperti individu
lainnya, tentu menginginkan bonus setinggi mungkin. Salah satu
cara untuk meningkatkan laba adalah dengan memilih kebijakan
akuntansi yang agresif.
b. Debt Covenant Hypothesis, hipotesis ini berkaitan dengan syarat-
syarat yang harus dipenuhi perusahaan di dalam perjanjian hutang.
Karena laba yang tinggi pada umumnya mengurangi kemungkinan
terjadinya pelanggaran syarat perjanjian, maka manajer perusahaan
yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit cenderung memilih
metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan laba.
c. Political Cost Hypothesis, Semakin besar perusahaan, semakin
besar pula kemungkinan perusahaan tersebut memilih metode
akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut dikarenakan dengan
laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil tindakan.
Untuk mengurangi kemungkinan dijadikan target peraturan
pemerintah, maka perusahaan besar akan cenderung memilih
kebijakan akuntansi yang konservatif, yaitu kebijakan yang
cenderung mengurangi laba.
Perumusan Positif Accounting Theory (PAT) memiliki tujuan, yaitu
menjelaskan dan memprediksi pilihan manajemen terhadap metode
18
dan prosedur akuntansi. Disamping itu, juga mencoba untuk
menganalisis biaya serta manfaat pengungkapan keuangan tertentu
sehingga informasi yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dapat
diintepretasikan dengan baik oleh para pihak yang memerlukan
informasi akuntansi. Asumsi yang mendasari hipotesis PAT adalah
semua pihak yang berkepentingan dengan badan usaha bertindak
secara rasional untuk memaksimalkan kepentingannya.
Menurut Sulistyanto (2008), secara umum ada beberapa motivasi
yang mendorong manajer untuk berperilaku oportunis, yaitu motivasi
bonus, kontrak, politik, pajak, perubahan CEO, IPO, atau SEO, dan
mengkomunikasikan informasi ke investor. Pola manajemen Laba:
a. Taking a Bath
Pola ini terjadi pada saat terjadi reorganisasi, termasuk
pengangkatan CEO baru.
b. Income Minimization
Pola ini terjadi pada saat perusahaan mengalami atau memperoleh
laba yang tinggi. Manajemen akan menunda sebagian laba tersebut
dan melaporkannya pada periode mendatang.
c. Income maximization
Pola ini terjadi ketika laba perusahaan menurun atau rendah. Pola
ini juga dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran
perjanjian hutang.
19
d. Income Smoothing
Pola ini dilakukan oleh perusahaan dengan cara meratakan laba
yang dilaporkan.
3. Kecakapan Manajerial (Managerial Ability)
Menurut Demerjian et al. (2012) kecakapan manajerial adalah
kemampuan manajer untuk mengambil dan menerapkan keputusan
yang dapat mengantarkan perusahaan ke tingkat efisiensi yang tinggi.
Efisiensi adalah penggunaan sumber daya secara minimum guna
pencapaian hasil yang optimum. Efisiensi menganggap bahwa tujuan
yang benar telah ditentukan dan berusaha untuk mencari cara yang
paling baik untuk mencapai tujuan tersebut.
Seorang manajer dikatakan cakap apabila manajer tersebut
memiliki keahlian yang memadai dalam bidang yang menjadi
tanggung jawabnya. Keahlian itu bisa didapatkan manajer karena
mereka biasanya mempunyai tingkat intelejensia dan tingkat
pendidikan yang cukup tinggi. Pengalaman juga merupakan salah satu
faktor yang berperan dalam menentukan tingkat kecanggihan seorang
manajer. Semakin berpengalaman seorang manajer biasanya
berbanding lurus dengan pemahaman manajer tersebut akan kondisi
bisnis perusahaannya. Manajer dalam menjalankan tugasnya juga
dipandu oleh explicit professional codes of conduct atau implicit codes
of ethics, sehingga setiap keputusan manajer semestinya merefleksikan
pertimbangan professional manajer tersebut, bukan sebuah keputusan
20
penuh rekayasa yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri.
Setiap keputusan manajer pada akhirnya akan mempunyai dampak
pada perusahaan yang mereka pimpin yaitu pengambilan keputusan
tingkat perusahaan merefleksikan tingkat kecakapan dari manajer yang
berbeda-beda (Isnugrahadi & Kusuma, 2009:8).
Djuitaningsih & Rahman (2011:160) mengartikan kecakapan
manajerial (managerial ability) sebagai suatu ketrampilan atau
karakteristik personal yang membantu tercapainya kinerja yang tinggi
dalam tugas manajemen. Ada beberapa karakteristik personal dan
ketrampilan tambahan yang disarankan oleh The American assembly of
collegiate schools of business bagi perguruan tinggi dalam
mengembangkan mahasiswanya untuk meningkatkan kecakapan
manajerialnya tersebut, yakni: leadership self objevtivity, analytic
thinking, behavioral flexibility, oral communication, written
communication, personal impact, resistance to stress, dan tolerance
for uncertainty.
Kecakapan manajerial yang dimaksud didalam penelitian ini adalah
kecakapan manajerial dalam bidang keuangan. Yaitu seberapa efisien
sebuah perusahaan dalam bidang keuangan secara relatif terhadap
perusahaan lain dalam industri yang sama. Tingkat keefisienan relatif
sebuah perusahaan ini dinisbahkan sebagai hasil dari kecakapan
seorang manajer (Djuitaningsih & Rahman, 2011:160).
21
4. Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan saham mencerminkan distribusi kekuasaan
dan pengaruh di antara pemegang saham atas kegiatan operasional
perusahaan. Struktur kepemilikan dapat dijelaskan dari dua sudut
pandang, yaitu pendekatan keagenan dan pendekatan asimetri
informasi. Menurut pendekatan keagenan, struktur kepemilikan
merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan
antara manajer dengan pemegang saham. Pendekatan ketidak
seimbangan informasi memandang mekanisme struktur kepemilikan
sebagai suatu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi
antara insiders dan outsiders melalui pengungkapan informasi di
dalam pasar modal (Helmayunita & Sari, 2013: 114).
Struktur kepemilikan dalam sebuah perusahaan adalah media
kontrol pemegang saham terhadap perusahaan yang diwakili oleh
dewan direksi dan manajer. Pemegang saham memantau dewan direksi
dan manajer dalam setiap pengambilan keputusan dan tanggung jawab
sesuai dengan kebijakan perusahaan yang ditetapkan dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS). Seorang investor memerlukan
keputusan yang teliti untuk melakukan transaksi saham. Keputusan
dalam hal investasi saham meliputi keputusan untuk membeli, menjual
dan menahan sahamnya. Keputusan tersebut dipengaruhi oleh
beberapa faktor fundamental, faktor teknis, dan faktor sentimen pasar
(Wiryadi dan Sebrina, 2013 : 163).
22
Struktur kepemilikan dapat dibedakan berdasarkan konsentrasi
kepemilikan saham yang meliputi:
a. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial yaitu kepemilikan saham suatu
perusahaan oleh pihak manajemen. Dengan adanya kepemilikan
manajerial, manajemen tidak hanya berfungsi sebagai pengelola
perusahaan namun juga sebagai pemegang saham. Kepemilikan
manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat
menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang
saham luar dengan manajemen (Jensen dan Meckling, 1976).
Sari, Anugrah dan Dwiningsih (2010:327) menyatakan
bahwa kepemilikan manajerial ditandai dengan adanya
kepemilikan saham perusahaan oleh pihak manajemen yang ikut
berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan. Sebagai pihak
yang tidak mengikuti operasi perusahaan sehari-hari, pemilik
menginginkan pengungkapan informasi yang seluas-luasnya. Di
pihak lain, ada dorongan bagi manajemen untuk selektif dalam
melakukan pengungkapan informasi karena pengungkapan
informasi mengandung biaya. Manajemen hanya akan
mengungkapkan informasi jika manfaat yang diperoleh dari
pengungkapan melebihi biaya pengungkapan informasi tersebut.
23
b. Kepemilikan Institusional
Pemegang saham yang paling aktif adalah investor
institusional. Kepemilikan institusional adalah proporsi yang
dimiliki oleh pihak institusi pada akhir tahun yang diukur dalam
persentase jumlah kepemilikan institusional terhadap jumlah saham
secara keseluruhan. Keberadaan investor institusional dianggap
mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap
keputusan yang diambil oleh manajer. Hal ini disebabkan investor
institusional terlibat dalam pengambilan keputusan yang strategis
sehingga tidak mudah percaya terhadap tindakan manipulasi laba
(Wiryadi dan Sebrina, 2013:163).
Pemilik institusional dinilai memiliki peranan yang penting
dalam sebuah perusahaan. Disamping sebagai salah satu sumber
dana perusahaan, investor institusional ikut aktif dalam mengawasi
efektivitas dan efisiensi pengelolaan perusahaan. Mereka juga
menjadi salah satu sumber informasi perusahaan. Melalui
mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas pengelolaan
sumber daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dari
informasi yang dihasilkan melalui reaksi pasar atas pengumuman
laba (Sari dkk., 2010:328).
c. Kepemilikan Asing
Kepemilikan asing didefinisikan sebagai kepemilikan
saham perusahaan oleh pihak yang tidak terdaftar sebagai warga
24
negara ataupun secara hukum diakui mempunyai hak untuk
berusaha di negara tersebut. Hasil penelitian Huafang dan Jianguo
(2007) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki saham
asing memiliki kecenderungan semakin tinggi tingkat transparansi
informasinya.
Perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing
utamanya melihat keuntungan legitimasi berasal dari para
stakeholder-nya dimana secara tipikal berdasarkan atas home
market (pasar tempat beroperasi) yang dapat memberikan
eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang. Pengungkapan
merupakan salah satu media yang dipilih untuk tetap menjaga
kredibilitas dengan pemaparan informasi secara menyeluruh
mengenai kondisi perusahaan (Sari dkk., 2010:328).
5. Rasio Hutang (Leverage)
Leverage yang juga dikenal dengan solvabilitas merupakan rasio
yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang. Rasio ini melihat seberapa jauh perusahaan di
biayai dengan hutang atau pinjaman dari pihak luar dengan
kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).
Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih
besar daripada hutang. Dalam manajemen keuangan perusahaan pada
umumnya dikenal tiga jenis leverage (Oktovianti dan Agustia, 2012) :
25
a. Operating Leverage
Operating leverage timbul karena adanya fixed operating cost yang
digunakan dlam perusahaan dalam menghasilkan income.
b. Financial Leverage
Financial leverage berubah dengan adanya perubahan EBIT yang
dicapai perusahaan.
c. Total Leverage
Total leverage adalah pengaruh gabungan operating leverage
dengan financial leverage.
Brigham (2010:84) menjelaskan bahwa leverage adalah tingkat
penggunaan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan. Ia
menjelaskan juga bahwa penggunaan leverage menyiratkan tiga hal
penting yaitu:
a. Memperoleh dana melalui hutang membuat pemegang saham dapat
mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi
yang terbatas.
b. Kreditur melihat ekuitas atau dana yang disetor pemilik untuk
memberikan margin pengamanan, sehingga pemegang saham
hanya memberikan sebagian kecil dari total pembiayaan.
c. Jika perusahaan memperoleh pengembalian yang lebih besar atas
investasi yang dibiayai dengan dana pinjaman dibanding
pembayaran bunga maka pengembalian atas modal pemilik akan
lebih besar.
26
Semakin besarnya hutang berarti semakin besar leverage dan
semakin besar pula biaya keuangan tetap yang ditanggung oleh
perusahaan, sehingga mengurangi hasil pengembalian yang
diperuntukkan bagi pemilik modal sendiri.
Rasio-rasio keuangan yang termasuk dalam kategori rasio leverage
merupakan rasio-rasio yang menjelaskan proporsi besarnya sumber-
sumber pendanaan jangka pendek atau jangka panjang terhadap ekuitas
perusahaan. Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah
perbandingan antara total hutang pada ekuitas yang menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menjamin seluruh hutangnya dengan
modal yang dimilikinya. Menurut Jiambalvo (1996), perusahaan
dengan rasio leverage yang tinggi, diduga melakukan earnings
management. Earnings management dilakukan untuk dapat
memberikan posisi tawar yang lebih baik yang berkaitan dengan
sumber dana eksternal atau pada saat terjadi negosiasi ulang apabila
perusahaan benar-benar tidak dapat melunasi kewajibannya.
Rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang
digunakan oleh perusahaan. Rasio leverage juga menunjukkan risiko
yang dihadapi perusahaan. Semakin besar risiko yang dihadapi oleh
perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba di masa
depan juga akan makin meningkat.
27
B. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis
1. Interaksi antara kecakapan manajerial terhadap manajemen laba
Menurut Nugroho dan Eko (2011:1) manajemen laba adalah
metode spesifik yang seringkali dilakukan oleh jajaran direktur untuk
memanipulasi laporan keuangan dalam aktivitas pembukuan
perusahaan. Ini bukanlah praktek yang berbahaya, selama berdasar
pada keyakinan bahwa jajaran direksi dapat menjanjikan laporan
keuangan yang baik dengan catatan yang bagus tiap periodenya.
Demerjian et al. (2012) menguji pengaruh kecakapan manajerial
terhadap manajemen laba. Kecakapan manajerial yang dimaksud di
dalam penelitian tersebut adalah kecakapan manajerial dalam bidang
keuangan, yaitu seberapa efisien sebuah perusahaan dalam bidang
keuangan secara relatif terhadap perusahaan lain dalam industri yang
sama. Tingkat keefisienan relatif sebuah perusahaan dinisbahkan
sebagai hasil dari kecakapan seorang manajer. Sebagai pengukur
terhadap variabel kecakapan manajerial, Demerjian et al. (2012)
menggunakan Data Envelopment Analysis (DEA).
Dalam penelitianya Demerjian et al. (2012) menyatakan bahwa
kecakapan manajerial berhubungan dengan reputasi seorang manajer,
semakin tinggi kecakapan manajerial seorang manajer maka akan
semakin tinggi pula reputasi yang dimilikinya. Sedangkan reputasi
berhubungan dengan insentif yang diterima oleh seorang manajer,
semakin tinggi reputasi seorang manajer maka akan semakin tinggi
28
pula insentif yang akan diterimanya. Manajemen laba yang dilakukan
oleh seorang manajer dinilai akan menurunkan reputasi seorang
manajer. Oleh karenanya manajer akan cenderung menghindari
tindakan manajemen laba karena akan berdampak menurunkan
reputasinya yang berujung pada penurunan insentif yang diterimanya.
Hasil dari penelitan Demerjian et al. (2012) menemukan hubungan
negatif antara kecakapan manajerial dengan manajemen laba. Dengan
kata lain semakin cakap seorang manajer maka makin kecil
kecenderungan seorang manajer dalam melakukan tindakan
manajemen laba. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Purwanti dan Rahardjo (2012) yang mengungkapkan bahwa kecakapan
manajerial berhubungan negatif dengan manajemen laba.
Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Isnugrahadi &
Kusuma (2009) mengenai pengaruh kecakapan manajerial terhadap
manajemen laba dengan kualitas auditor sebagai variabel pemoderasi
dengan sampel perusahaan maufaktur yang listing di BEI periode
2004-2007. Penelitianya menunjukan hasil bahwa kecakapan
manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen
laba. Dalam penelitianya dikatakan bahwa manajemen tampaknya sulit
untuk terbebas dari kepentingan pribadi dalam memilih metode
akuntansi. Hal ini ditambah dengan adanya fleksibilitas dari standar
akuntansi yang memperbolehkan manajemen untuk memilih satu dari
beberapa alternatif yang tersedia. Pada saat yang sama terjadi asimetri
29
informasi yang mendorong manajemen untuk melakukan rekayasa
laba. Seorang manajer handal yang termotivasi untuk melakukan
tindakan oportunistis, akan lebih mampu untuk memanfaatkan peluang
yang ada untuk melakukan managemen laba.
Berdasarkan hasil penelitian Demerjian et al. (2012), Isnugrahadi
& Kusuma (2009), serta Purwanti dan Rahardjo (2012), maka hal ini
diduga bahwa kecakapan manajerial berpengaruh signifikan negatif
terhadap manajemen laba. Oleh karena itu, hipotesis dalam penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut :
H1: Kecakapan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap
manajemen laba.
2. Interaksi antara rasio hutang (leverage) terhadap manajemen laba
Besarnya tingkat hutang perusahaan (leverage) dapat
mempengaruhi tindakan manajemen laba. Leverage yang tinggi yang
disebabkan kesalahan manajemen dalam mengelola keuangan
perusahaan atau penerapan strategi yang kurang tepat dari pihak
manajemen. Oleh karena kurangnya pengawasan yang menyebabkan
leverage yang tinggi, juga akan meningkatkan tindakan oppurtunistic
seperti manajemen laba untuk mempertahankan kinerjanya di mata
pemegang saham dan publik (Naftalia dan Marsono, 2013:2).
Oktovianti dan Agustia (2012) Dalam Penelitian yang berjudul
“Influence Of Internal Corporate Governance and Leverage Ratio to
30
the Earning Management” menyimpulkan bahwa rasio hutang
(leverage) berpengaruh positif terhadap manajemen laba dengan nilai
yang signifikan. Dia menyatakan bahwa, bila leverage ratio
perusahaan meningkat, manajemen akan cenderung menerapkan
manajemen laba. Perusahaan dengan ratio leverage tinggi
mengindikasikan bahwa proporsi hutang lebih besar dari proporsi
aktiva dan hal ini akan menimbulkan manipulasi dalam bentuk
manajemen laba. Oleh karenanya perusahaan dengan leverage ratio
yang tinggi memiliki kecenderungan untuk mengatur laba yang
dilaporkan dalam laporan keuangan dengan meningkatkan atau
menurunkan laba pada periode berikutnya.
Agustia (2013) dalam penelitianya mengenai hubungan antara
leverage dengan manajemen laba dengan sampel semua perusahaan
tekstil yang terdaftar di BEI tahun 2007-2011 menyimpulakan bahwa
leverage ratio berpengaruh signifikan positif terhadap manajemen
laba. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang tinggi, berarti
proporsi hutangnya lebih tinggi dibandingkan dengan proporsi
aktivanya akan cenderung melakukan manipulasi dalam bentuk
earnings management sehingga perusahaan yang leverage nya tinggi
cenderung mengatur laba yang dilaporkan dengan menaikkan atau
menurunkan laba periode masa datang ke periode saat ini.
Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Jao dan Pagalung (2011), yang dalam penelitiannya menyimpulkan
31
bahwa leverage tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba.
Selanjutnya dia menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
leverage yang tinggi akibat besarnya total hutang terhadap total modal
akan menghadapi resiko default yang tinggi yaitu perusahaan terancam
tidak mampu memenuhi kewajibannya. Tindakan manajemen laba
tidak dapat dijadikan sebagai mekanisme untuk menghindarkan default
tersebut. Pemenuhan kewajiban harus tetap dilakukan dan tidak dapat
dihindarkan dengan manajemen laba.
Berdasarkan hasil penelitian Agustia (2013), Naftalia dan Marsono
(2013), Oktovianti dan Agustia (2012) serta Jao dan Pagalung (2011),
maka hal ini diduga bahwa rasio hutang (leverage) berpengaruh
signifikan positif terhadap manajemen laba. Oleh karena itu, hipotesis
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :
H2: Rasio hutang (leverage) berpengaruh signifikan positif terhadap
manajemen laba.
3. Interaksi antara kepemilikan manajerial terhadap manajemen
laba
Kepemilikan manajerial sangat menentukan terjadinya manajemen
laba, karena kepemilikan seorang manajer akan ikut menentukan
kebijakan dan pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang
diterapkan pada perusahaan yang mereka kelola. Secara umum dapat
dikatakan bahwa persentase tertentu kepemilikan saham oleh pihak
32
manajemen cenderung mempengaruhi tindakan manajemen laba
(Wiryadi & Sebrina, 2013:173).
Jao dan Pagalung (2011) dalam penelitiannya tentang hubungan
antara kepemilikan manajerial terhadapa manajemen laba,
menyimpulkan bahwa variabel kepemilikan manajerial berpengaruh
negatif terhadap manajemen laba. Hal ini berarti dengan bertambahnya
kepemilikan manajerial maka akan mengurangi tindakan manajemen
laba. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan meningkatkan
kepemilikan manajerial akan menyelaraskan atau menyatukan
kepentingan manajer dengan pemegang saham sehingga mengurangi
perilaku oportunistik. Manajer akan ikut merasakan manfaat dari
keputusan yang diambil dan ikut menanggung kerugian sebagai
konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah. Penelitian lain
yang dilakukan oleh Antonia (2008) menemukan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap manajemen laba,
dia menyatakan bahwa kepemilikan saham oleh manajer dalam
perusahaan dapat memperkecil terjadinya praktik manajemen laba
karena adanya kewajiban yang meraka tanggung dari jumlah saham
yang mereka miliki. Begitu juga dengan Ujiyantho dan Pramuka
(2007) yang juga mendapatkan hasil bahwa kepemilikan manajerial
berpengaruh signifikan negatif terhadap manajemen laba. Sedangkan
Wiryadi & Sebrina (2013), menguji pengaruh kepemilikan manajerial
33
terhadap manajemen laba, hasilnya kepemilikan manjerial berpengaruh
positif terhadap manajemen laba.
Namun hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Zeptian dan Rohman (2013) yang mengungkapkan bahwa kecakapan
manajerial tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Hal
ini disnyalir karena tingkat presentase kepemilikan manajerial sampel
yang digunakanya masih sangat rendah.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wiryadi &
Sebrina (2013), Zeptian dan Rohman (2013), Antonia (2008),
Ujiyantho dan Pramuka (2007) serta Jao dan Pagalung (2011), maka
diduga bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh secara signifikan
negatif terhadap manajemen laba. Sehingga dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap
manajemen laba.
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian terdahulu mengenai topik dengan penelitian ini
dapat dilihat dalam tabel 2.1 dibawah ini.
34
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1. Indra Isnugrahadi dan Indra Wijaya Kusuma (2009)
Pengaruh Kecakapan Manajerial Terhadap Manajemen Laba Dengan Kualitas Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi
Variabel kecakapan manajerial dan manajemen laba, alat pengujian yang digunakan analisis regresi berganda
Variabel pemoderasi kualitas auditor, objek penelitian, tidak ada variabel leverage
Kecakapan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba, variabel interaksi antara kecakapan manajerial dan kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intensitas manajemen laba.
2. Tirza Oktovianti dan Dian Agustia (2012)
Influence of Internal Corporate Governance and Leverage Ratio to the Earning Management
Variabel leverage dan manajemen laba (earning management)
Objek penelitian, variabel coporate governance
Leverage ratio berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan faktor dalam variabel corporate governance yang berpengaruh terhadap manajemen laba adalah kepemilikan manajerial dan jajaran direktur independen yang proporsional.
35
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
3. Andra Zeptian dan Abdul Rohman (2013)
Analisis Pengaruh Penerapan Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Pada Perbankan
Variabel struktur kepemilikan dan manajemen laba, alat pengujian yang digunakan analisis regresi berganda
Variabel penerapan corporate governance dan ukuran perusahaan, objek penelitian
Faktor-faktor Corporate Governance (komisaris independen dan kualitas auditor) terbukti berpengaruh negatif terhadap manajemen laba. Sedangkan variabel-variabel struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan institusional) tidak terbukti berpengaruh terhadap manajemen laba.
4. Arri Wiryadi dan Nurzi Sebrina (2013)
Pengaruh Asimetri Informasi, Kualitas Audit dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba
Variabel struktur kepemilikan dan manajemen laba
Variabel asimetri informasi dan kualitas audit, objek penelitian, alat pengujian yang digunakan adalah analisis regresi linier
Asimetri informasi, Kualitas audit, Kepemilikan manajerial, Kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
36
Tabel 2.1 (Lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5. Nayang Helmayunita dan Vita Fitria Sari (2013)
Pengaruh Manajemen Laba dan Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan
Variabel manajemen laba dan struktur kepemilikan perusahaan
Objek penelitian dan variabel nilai perusahaan
Manajemen laba yang dilakukan oleh manajer berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Struktur kepemilikan perusahaan memberikan pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin terkonsentrasinya kepemilikan perusahaan, maka akan semakin terawasi seluruh tindakan yang dilakukan oleh manajer.
6. Panayiotis C. Andreou, Daphna Ehrlich and Christodoulos Louca (2013)
Managerial Ability and Firm Performance: Evidence from the Global Financial Crisis
Variabel kecakapan manajerial (managerial ability)
Variabel firm performance dan objek penelitian, metode penelitian kualitatif
Ada korelasi positif antara managerial ability dan firm performance. Ditemukan pula adanya korelasi positif antara kecakapan manajerial dengan firm return, return of assets dan return of equity selama masa krisis.
37
Tabel 2.1 (lanjutan)
No Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Metodologi Penelitian
Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
7. Bernardus Y Nugroho and Umanto Eko (2011)
Board Characteristics and Earning Management
Variabel kepemilikan manajerial dan manajemen laba
Variabel Independent Board of Director, CEO Duality, Board Size, Board Tenure, objek penelitian, tidak ada variabel pemoderasi
Board Characteristics tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, hanya variabel CEO Duality yang berpengaruh signifikan terhadap praktek manajemen laba.
8. Dian Agustia (2013)
Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba
Variabel leverage dan manajemen laba, metode pengujian yang digunakan analisis regresi berganda
Variabel good corporate governance, free cash flow dan objek penelitian
Variabel Good Corporate Governance (GCG) tidak berpengaruh terhadap praktek manajemen laba, free cash flow berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba dan leverage ratio berpengaruh terhadap earnings management.
Sumber: Data sekunder yang diolah
38
A. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan pada
gambar 2.1 dibawah ini.
Bersambung pada halaman selanjutnya
Adanya Tindakan Manajemen dalam Memanipulasi Laba
Sehingga Memberikan Informasi yang Menyesatkan
Faktor-faktor Penyebab Manajemen Melakukan Manajemen Laba
Basis Teori: Teori Keagenan, Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Teori-
teori Akuntansi Manajemen
Variabel Independen Variabel
Dependen
Kecakapan
Manajerial (X1)
Rasio Hutang
(Leverage) (X2)
Struktur
Kepemilikan
Manajerial (X3)
Manajemen
Laba (Y)
Metode Analisis:
Regresi
39
Gambar 2.1 (Lanjutan)
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Metode Analisis:
Regresi
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam kategori penelitian kasualitas, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh
antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa
hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel
independen, yaitu kecakapan manajerial, rasio hutang (leverage) dan
kepemilikan manajerial terhadap variabel dependen, yaitu manajemen
laba.
B. Metode Penetuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur
sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar dalam Bursa Efek
Indonesia selama periode 2010 – 2014. Peneliti menggunakan perusahaan
manufaktur sebagai sampel penelitian karena elemen-elemen dalam
laporan tahunan perusahaan manufaktur menunjang operasi variabel dalam
penelitian ini, seperti elemen inventory dan cost of good sold (cogs).
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling dimana pengambilan perusahaan sampel dilakukan
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
41
1. Perusahaan yang digolongkan sebagai perusahaan manufaktur sesuai
dengan kategori yang dikembangkan BEI yang tercantum dalam IDX
Fact Book.
2. Perusahaan tidak mengalami delisting selama 2010-2014.
3. Laporan tahunan perusahaan tersedia lengkap selama tahun 2010-
2014.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
yaitu berupa daftar perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan
minuman yang terdaftar di BEI periode 2010-2014 dan laporan keuangan
tahunannya selama 2010-2014. Pengumpulan data dalam penelitian ini
diperoleh dari Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Selain itu, data dan informasi lain diperoleh dari jurnal,
textbook, internet, dan indonesian capital market directory (ICMD).
D. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini alat statistik yang digunakan antara lain
statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
42
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness
(kemencengan distribusi) (Imam Ghozali, 2009:19).
2. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka
peneliti melakukan uji autokorelasi, uji multikolonieritas, uji
normalitas, dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang muncul
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.
Pengujiannya menggunakan Uji Durbin Watson (DW Test).
Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta)
dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel
independen (Imam Ghozali, 2009:100).
b. Uji Multikolonieritas
Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Imam Ghozali,
43
2009:95). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam
model regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation
Factor) dan tolerance. Regresi bebas dari multikolonieritas jika
nilai VIF < 10 dan nilai tolerance > 0,10 (Imam Ghozali, 2009:96).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamaan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas (Imam Ghozali,
2009:125).
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dapat diilakukan dengan berbagai cara, pada penelitian ini penguji
menggunakan uji glejser. Analisis dengan grafik plot memiliki
kelemahan yang cukup signifikan karena jumlah pengamatan
mempengaruhi hasil ploting, semakin sedikit jumlah pengamatan
semakin sulit menginterprestasikan hasil grafik plot (Imam
Ghozali, 2009:139).
d. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah di dalam
model regresi variabel independen dan variabel dependen
keduanya mempunyai distribusi normal atau mendekati normal.
44
Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas
menggunakan Normal Probability Plot (P-P Plot). Suatu variabel
dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang
menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data
searah mengikuti garis diagonal (Singgih Santoso, 2004:212).
Dalam penelitian ini uji normalitas dilakukan pula dengan
uji Kolmogorov-smirnov. Suatu variabel dikatakan normal jika
nilai probabilitas tes two tailed berada diatas tingkat signifikan
yaitu α= 5% maka data dapat dikatakan terdistribusi secara normal.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi menggambarkan besarnya pengaruh
kecakapan manajerial, rasio hutang (leverage), dan struktur
kepemilikan manajerial terhadap variabel manajemen laba.
Koefisien determinasi (R2) dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen (Imam Ghozali, 2009).
Nilai koefisien determinasi (R2) antara 0 (nol) dan 1 (satu).
Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar pada
penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah
45
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti akan meningkat
tanpa melihat apakah variabel tersebut berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak
peneliti menganjurkan untuk menggunakan adjusted R2 untuk
mengevaluasi model regresi karena adjusted R2 dapat naik atau
turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam
model (Imam Ghozali, 2009).
Dengan demikian, pada penelitian ini digunakan nilai
adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi. nilai adjusted R2
dapat naik atau turun apabila satu variabel independen dengan
variabel dependen, diukur dengan koefisien korelasi (R). Jika
angka R diatas angka 0,5 maka korelasi atau hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen adalah kuat.
Sebaliknya, jika angka R dibawah 0,5 maka korelasi atau
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
adalah lemah (Singgih Santoso, 2004:167). Semakin tinggi nilai
R2, maka semakin baik model yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Sebaliknya,
R2 kecil maka semakin lemah model tersebut untuk menjelaskan
variabilitas dari model terikat.
46
b. Uji statistik F
Uji statisti F digunakan untuk menguji pengaruh variabel
independen secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel
dependen. Menurut Singgih Santoso (2004:143), uji-F dilakukan
untuk mengetahui hubungan variabel independen secara bersama-
sama terhadap variabel dependen dengan nilai signifikan t < ơ:
5% (0,05). Formula untuk uji F adalah mean square regresi dibagi
dengan mean square residual. Kriteria uji-F adalah sebagai
berikut:
1) Apabila F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima. Berarti variabel
kecakapan manajerial, rasio hutang (leverage), dan struktur
kepemilikan manajerial secara bersama-sama atau simultan
tidak berpengaruh terhadap variabel manajemen laba.
2) Apabila F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak. Berarti variabel
kecakapan manajerial, rasio hutang (leverage), dan struktur
kepemilikan manajerial secara bersama-sama atau simultan
berpengaruh terhadap variabel manajemen laba.
c. Uji Statistik t
Uji t dilakukan untuk menganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial atau
individual, dengan cara T hitung lebih besar T tabel, atau nilai
signifikan Thitung < α 5% = 0,05, maka berarti terdapat pengaruh
signifikan antara variabel independen secara parsial terhadap
47
variabel dependen. Rumus uji-t = unstandardized coefisien dibagi
dengan standart error. Kriteria uji-t adalah sebagai berikut :
1) Jika t-hitung < t-tabel, maka H0 diterima. Berarti variabel
kecakapan manajerial, rasio hutang (leverage), dan struktur
kepemilikan manajerial secara sendiri-sendiri atau parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel manajemen laba.
2) Jika t-hitung > t-tabel, maka H0 ditolak. Berarti variabel kecakapan
manajerial, rasio hutang (leverage), dan struktur kepemilikan
manajerial secara sendiri-sendiri atau parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel manajemen laba.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Pada penelitian ini untuk mencapai tujuan penelitian digunakan
analisis regresi dimana sebelumnya perlu dilakukan uji asumsi klasik.
Pada umumnya analisis regresi linier digunakan untuk menguji
pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu
persamaan linear. Karena analisis regresi merupakan analisis yang
digunakan untuk menunjukkan bagaimana sifat dari hubungan antar
variabel.
Model regresi berganda bertujuan untuk memprediksi besar
variabel dependen dengan menggunakan data variabel independen
yang sudah diketahui besarnya (Singgih Santoso, 2004:163).
Persamaan regresi ganda dirumuskan:
48
Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e
Dimana:
Y = Manajemen Laba
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
X1 = Kecakapan Manajerial
X2 = Rasio Hutang (leverage)
X3 = Struktur Kepemilikan Manajerial
E = Kesalahan Pengganggu (disturbance’s error)
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Kecakapan manajerial
Kecakapan manajerial dalam penelitian ini didefinisikan sebagai
tingkat keefisienan relatif sebuah perusahaan dalam mengelola input
(faktor-faktor sumber daya dan operasional) untuk meningkatkan
output (penjualan). Tingkat keefisienan relatif ini kemudian
dinisbahkan sebagai hasil dari kecakapan manajer. Semakin efisien
sebuah perusahaan dibanding dengan perusahaan lainnya dalam sub
sektor industri pemanufakturan yang sama, maka semakin cakap
manajer yang berada di perusahaan tersebut (Isnugrahadi dan Kusuma,
2009:13).
Kecakapan manajerial diukur dengan menggunakan Data
Envelopment Analysis (DEA). Prinsip kerja model DEA adalah
49
membandingkan input dengan output dari suatu perusahaan (decision
making unit, DMU) dengan data input dan output lainnya pada DMU
yang sejenis dan input dan output yang digunakan sama. Perbandingan
ini dilakukan untuk mendapatkan suatu nilai efisiensi (Isnugrahadi dan
Kusuma, 2009:13).
Output dan input yang digunakan dalam penelitian ini di replikasi
dari penelitian Isnugrahadi dan Kusuma (2009). Output dan input
tersebut adalah sebagai berikut:
Output:
Output yang digunakan hanya satu yaitu penjualan. Penjualan yang
dipakai sebagai output karena penjualan merepresentasikan nilai
nominal dari produk perusahaan yang merupakan output mendasar dari
perusahaan.
Input:
Item-item yang dijadikan input dikelompokkan menjadi dua faktor
yaitu faktor sumber daya (total aset dan jumlah tenaga kerja) dan
faktor operasional (Days COGS in Inventory dan Days Sales
Outstanding).
a. Total Aset
Total aset dimasukkan sebagai input karena aset merupakan
faktor sumber daya yang sangat penting dalam menghasilkan
penjualan (output). Seorang manajer yang cakap akan mampu
50
mengelola besaran aset yang diperlukan untuk menghasilkan
penjualan yang maksimal.
b. Jumlah Tenaga Kerja
Disamping aset, faktor sumber daya lain yang berperan
menghasilkan penjualan adalah tenaga kerja. Secara umum, untuk
nilai penjualan yang tertentu (given), semakin kecil jumlah tenaga
kerja untuk menghasilkan penjualan tersebut maka semakin efisien
perusahaan tersebut.
c. Days COGS in Inventory (DCI)
Variabel ini mengukur besaran kecepatan perputaran
sediaan perusahaan dalam satuan hari. Semakin kecil waktu (hari)
yang diperlukan untuk perputaran persediaan maka semakin efisien
perusahaan tersebut. Manajer yang handal diharapkan mampu
mengambil langkah yang diperlukan untuk meminimalkan besaran
DCI ini. Rumus untuk menghitung besaran DCI adalah sebagai
berikut:
��� =���
����/���������
d. Days Sales Outstanding (DSO)
DSO mengukur waktu yang diperlukan oleh perusahaan
untuk mendapatkan kas setelah melakukan penjualan. Semakin
cepat perusahaan mendapatkan kas, maka semakin baik. Rumus
untuk menghitung DSO adalah sebagai berikut:
51
��� =������������
�����/���
Model yang dipergunakan untuk menghitung efisiensi dengan
pendekatan DEA adalah sebagai berikut:
…………….. (1)
Keterangan:
Θ : nilai efisiensi perusahaan k
Ui : bobot output i yang dihasilkan perusahaan k
Yik : jumlah output i dari perusahaan k dan dihitung dari i=1 hingga s
Vj : bobot input j yang digunakan perusahaan k
Xjk : jumlah input j dari perusahaan k dan dihitung dari j=1 hingga m
Rasio efisiensi (Θ) kemudian didapatkan dengan kendala:
……………...(2)
.......................(3)
52
……………...(4)
Dari persamaan (2) dapat diketahui bahwa nilai efisiensi tidak akan
melebihi 1 (100%). Persamaan (3) dan persamaan (4) menunjukkan
bahwa input dan output yang dianalisis harus positif.
2. Rasio Hutang (Leverage)
Manajemen laba merupakan suatu tindakan manajer untuk memilih
kebijakan akuntansi atau tindakan yang mempengaruhi laba sehingga
dalam rangka mencapai tujuan tertentu dalam pelaporan laba (Scott,
2009: 403). Variabel leverage dalam penelitian ini menggunakan rasio
Debt to Equity, yaitu perbandingan total kewajiban (hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang) dengan total ekuitas yang dimiliki
perusahaan pada akhir tahun. Rumus Debt to Equity Ratio adalah:
����������������� =TotalHutang
TotalEkuitas× 100%
3. Struktur Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajemen adalah saham yang dimiliki oleh
manajemen secara pribadi maupun saham yang dimiliki oleh anak
cabang perusahaan bersangkutan beserta afiliasinya. Indikator untuk
mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase perbandingan
jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dengan seluruh modal
saham perusahaan yang beredar (Agustia, 2013:33).
Rumus yang digunakan untuk variabel ini adalah :
53
KepemilikanManajerial =JumlahKepemilikanManajerial
JumlahSahamyangBeredar× 100%
4. Manajemen Laba
Manajemen laba dapat di ukur melalui discreationary accrual yang
dihitung dengan cara menselisihkan total akrual dengan non
discreationary accrual. Model ini menggunakan total accrual (TA)
yang diklasifikasikan menjadi discreationary accrual (DA) dan non
discreationary accrual (NDA) (Wiryadi dn Sebrina, 2013:160). Dalam
menghitung discreationary accrual digunakan Modified Jones model.
Model perhitungannya sebagai berikut:
Langkah pertama dalam mengukur discretionary accrual adalah
menghitung nilai total akrual yang bertujuan untuk mendapatkan
parameter untuk menghitung non discretionary accrual (NDA). Total
akrual menggunakan persamaan sebagai berikut:
TA = Nit - CFOit
TAit/Ait-1= α1 (1/Ait-1) + β1 (∆Recit/Ait-1) + β2 (PPEit/Ait-1) + Єit
Regresi dilakukan untuk mendapatkan parameter masing-masing
perusahaan sampel kemudian digunakan untuk menemukan NDA
dengan menggunakan persamaan :
NDAit = α1 (1/Ait-1) + β1 (∆Salesit-∆Recit/Ait-1) + β2 (PPEit/Ait-1)
DAit = TAit/Ait-1-NDAit
54
Keterangan :
TAit : Total akrual perusahaan i pada periode t
DAit : Discretionary accrual perusahaan i pada periode t
NDAit : Nondiscretionary accrual perusahaan i pada periode t
NIit : Net income perusahaan i pada periode t
CFOit : Cash Flow Operating perusahaan i pada periode t
Ait-1 : Total aktiva pada periode t-1
∆Salesit : Selisih sales perusahaan i pada periode t
∆Recit : Selisih receivable perusahaan I pada periode t
PPEit : Nilai aktiva tetap perusahaan I pada periode t
Єit : Error
Jika nilai discretionary accrual perusahaan negatif berarti
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan cara
menurunkan laba, sebaliknya jika nilai discretionary accrual perusahaan
positif berarti manajemen laba yang dilakukan perusahaan yaitu dengan
menaikkan laba perusahaan.
55
Tabel 3.1 Ringkasan Operasional Variabel Penelitian
Variabel Alat Ukur Rumus
Manajemen
Laba
DA (Discretionary
Accrual)
DAit = TAit/Ait-1-NDAit
Kecakapan
Manajerial
DEA (Data
Envelopment
Analysis)
Rasio Hutang
DER (Debt to Equity
Ratio)
����������������� =TotalHutang
TotalEkuitas× 100%
Struktur
Kepemilikan
Manajerial
Rasio Struktur
Kepemilikan
Manajerial
KM =KepemilikanManajerial
SahamyangBeredar× 100%
Sumber: Data sekunder yang diolah
56
BAB IV
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Perusahaan manufaktur merupakan satu dari tiga macam
perusahaan selain perusahaan dagang dan perusahaan jasa. Manufaktur
adalah suatu cabang industri yang memproses bahan mentah menjadi
barang jadi untuk dijual. Industri manufaktur terbagi dalam beberapa
sektor, yaitu sektor industri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan
sektor industri barang konsumsi. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan populasi perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yaitu sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
Berdasarkan populasi perusahaan manufaktur sub sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010
sampai dengan tahun 2014 tersebut, penelitian ini menggunakan beberapa
sampel perusahaan jenis manufaktur yang ditentukan berdasarkan metode
purposive sampling, yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu.
Adapun data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari
laporan keuangan tahun 2010, 2011, 2012, 2013 dan 2014, melalui situs
resmi Bursa Efek Indonesia pada alamat website www.idx.co.id. Berikut
57
ini adalah rincian perolehan sampel perusahaan manufaktur dengan
kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis.
Tabel 4.1 Rincian Perolehan Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI pada tahun 2010 15
Perusahaan manufaktur yang delisting selama tahun 2010-2014 (2)
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan
keuangan secara lengkap selama tahun 2010-2014 (1)
Jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian
selama setahun 12
Sumber: Data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa jumlah
perusahaan manufaktur yang menjadi sampel penelitian berjumlah 12
perusahaan. Dengan tahun pengamatan sebanyak 5 tahun berturut-turut,
maka total sampel menjadi 60 yaitu 12 perusahaan x 5 tahun observasi.
Sampel tersebut dipilih karena memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan
dalam penelitian ini. Adapun perusahaan yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini selengkapnya dapat dilihat dalam tabel 4.2 dibawah ini.
58
Tabel 4.2 Daftar Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 Akasha Wira International, Tbk. ADES
2 Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. CEKA
3 Delta Djakarta, Tbk. DLTA
4 Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. ICBP
5 Indofood Sukses Makmur, Tbk. INDF
6 Multi Bintang Indonesia, Tbk. MLBI
7 Mayora Indah, Tbk. MYOR
8 Prasidha Aneka Niaga, Tbk. PSDN
9 Nippon Indosari Corpindo, Tbk. ROTI
10 Sekar Laut, Tbk. SKLT
11 Siantar Top, Tbk. STTP
12 Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company, Tbk. ULTJ
Sumber: Data sekunder yang diolah
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kecakapan
manajerial, rasio hutang dan kepemilikan manajerial sebagai variabel
independen. Sedangkan variabel dependen, yaitu manajemen laba yang
diukur dengan DA (discretionary accrual). Variabel tersebut akan
diuji secara deskriptif seperti berikut ini:
59
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DA 60 -,71563 1,03132 -,0061907 ,26295325
DEA 60 34,986 100,000 94,26893 13,662252
DER 60 ,19947 3,02864 ,9659377 ,57204698
KepMan 60 ,00000 ,17970 ,0191595 ,04812611
Valid N (listwise) 60
Sumber: Data sekunder yang diolah
Pada tabel 4.3 menunjukkan bahwa mean dari variabel kecakapan
manajerial yang diukur menggunaka DEA (Data Envelopment
Analysis) sebesar 94,26893, nilai minimum sebesar 34,986, nilai
maksimum sebesar 100,000 dan standar deviasi sebesar 13,662252.
Variabel rasio hutang (leverage) yang diukur menggunakan DER
(Debt to Equity Ratio) memiliki mean sebesar 0,9659377, nilai
minimum sebesar 0,19947, nilai maksimum sebesar 3,02864 dan
standar deviasi sebesar 0,57204698. Variabel kepemilikan manajerial
memiliki mean sebesar 0,0191595, nilai minimum sebesar 0,00000,
nilai maksimum sebesar 0,17970 dan standar deviasi sebesar
0,04812611 . Sedangkan pada variabel manajemen laba yang diukur
dengan DA (discretionary accrual) memiliki mean sebesar -
0,0061907, nilai minimum sebesar -0,71563, nilai maksimum sebesar
1,03132 dan standar deviasi sebesar 0,26295325.
60
2. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Hasil Uji Autokorelasi
Berdasarkan tabel 4.4 di bawah menunjukkan hasil uji
autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan angka
sebesar 2,031. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat
dilihat dari nilai Durbin-Watson. Berdasarkan tabel autokorelasi
dengan nilai signifikansi 5% dengan jumlah sampel (n) = 60 dan
dengan jumlah variabel bebas (k) = 3 dapat diketahui nilai Durbin
Watson adalah sebesar 2,031, dan nilai batas atas (dU) = 1,689.
Karena nilai DW terletak antara dU dan (4-dU) atau 1,689 < 2,031
< 2,311 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi
positif maupun negatif pada data yang diuji.
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,456a ,208 ,165 ,24021977 2,031
a. Predictors: (Constant), KepMan, DEA, DER
b. Dependent Variable: DA
Sumber: Data sekunder diolah
b. Hasil Uji Multikolonieritas
Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat
dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
61
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,476 ,237 2,005 ,050
DEA -,007 ,002 -,338 -2,806 ,007 ,976 1,025
DER ,126 ,058 ,275 2,196 ,032 ,902 1,108
KepMan ,464 ,682 ,085 ,680 ,499 ,907 1,102
a. Dependent Variable: DA
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa nilai tolerance
mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF)
disekitar angka 1 untuk setiap variabel, yang ditunjukkan dengan
nilai tolerance untuk DEA (Data Envelopment Analysis), rasio
hutang dan kepemilikan manajerial. Hasil perhitungan toleransi
menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki
nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi
antara variable independen yang nilainya lebih dari 95%. Hasil VIF
juga menunjukkan hal yang sama bahwa tidak ada satu variabel
independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak
terdapat problem multiko dan dapat digunakan dalam penelitian
ini.
62
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji
apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians
dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas.
Tabel 4.6
Tabel Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,424 ,151 2,814 ,007
DEA -,002 ,001 -,200 -1,543 ,129
DER -,023 ,037 -,084 -,623 ,536
KepMan -,726 ,433 -,226 -1,676 ,099
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data sekunder diolah
Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik Uji Glejser. Glejser
mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap
variabel independen dengan persamaan regresi |Ut|=α+βXt+vt.
Hasil output tampilan SPSS pada tabel diatas dengan jelas
menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai
absolute Ut (AbsUt). Hal ini dilihat dari probabilitas
signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat
63
disimpulkan bahwa model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen
atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal.
Sumber: Data sekunder diolah
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Garfik P-Plot
64
Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan
pada gambar berikut ini.
Sumber: Data sekunder diolah
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Garfik Histogram
Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang
berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal,
ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi
normalitas.
65
Tabel 4.7 Tabel Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,23403282
Most Extreme Differences
Absolute ,114
Positive ,097
Negative -,114
Kolmogorov-Smirnov Z ,883
Asymp. Sig. (2-tailed) ,417
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data sekunder diolah Dari tabel 4.7 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai
Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,883 dengan probabilitas
signifikansi 0,417 jauh diatas α = 0,05 hal ini berarti H0 diterima
dan dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
3. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) dilakukan untuk mengukur
seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan
variabel dependen. Dengan koefisien determinasi dapat diketahui
seberapa jauh ketepatan dan kecocokan model yang terbentuk
dalam mewakili kelompok data. Untuk penggunaan lebih dari dua
variabel bebas maka koefisien deteminasi yang dijadikan acuan
66
adalah adjusted R2. Hasil uji koefisien deteminasi dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,456a ,208 ,165 ,24021977
a. Predictors: (Constant), KepMan, DEA, DER
b. Dependent Variable: DA
Sumber: Data sekunder diolah Dari hasil uji koefisien determinasi dapat diketahui bahwa
angka adjusted R2 adalah 0,165. Hal ini menunjukkan bahwa besar
pengaruh variabel kecakapan manajerial, rasio hutang dan
kepemilikan manajerial yang dapat diterangkan oleh model
persamaan ini adalah sebesar 16,5% Sedangkan sisanya 84,5%
dipengaruhi oleh oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan
dalam model regresi seperti kualitas auditor, komite audit, ukuran
perusahaan, proporsi dewan komisaris dan penerapan corporate
governance.
b. Hasil Uji F Simultan
Uji F pada dasarnya dilakukan untuk mengetahui apakah
semua variabel bebas kecakapan manajerial, rasio hutang dan
kepemilikan manajerial yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
67
dependen manajemen laba yaitu dengan nilai signifikan t < ơ 5%
(0,05). Berikut hasil uji F yang diolah menggunakan SPSS yang
disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.9 Hasil Uji F Simultan
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square F Sig.
1
Regression ,848 3 ,283 4,898 ,004b
Residual 3,232 56 ,058
Total 4,080 59
a. Dependent Variable: DA
b. Predictors: (Constant), KepMan, DEA, DER
Sumber: Data sekunder diolah
Dari uji statistik F dapat diketahui nilai F hitung sebesar
4,898 dengan signifikan 0,004. Karena signifikan jauh lebih kecil
dari 0,05 atau 0,004 < 0,05, maka kecakapan manajerial, rasio
hutang (leverage) dan kepemilikan manajerial secara bersama-
sama atau secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap
manajemen laba. Berarti dalam hal ini variabel-variabel tersebut
dapat dijadikan sebagai pengukur manajemen laba.
c. Hasil Uji t Parsial
Uji parsial (t) statistik dalam penelitian ini adalah untuk
menguji pengaruh variabel bebas secara individual, dalam hal ini
adalah menguji kecakapan manajerial, rasio hutang (leverage) dan
kepemilikan manajerial terhadap variabel dependen yaitu
68
manajemen laba. Jika nilai signifikansi atau probabilitas lebih
besar atau sama dengan 0,05 maka tidak terjadi pengaruh secara
signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Sebaliknya jika nilai signifikansi lebih kecil atau sama dengan 0,05
maka terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen. Berikut ini adalah tabel t-
test untuk uji signifikansi parameter individual.
Tabel 4.10 Hasil Uji t Parsial
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,476 ,237 2,005 ,050
DEA -,007 ,002 -,338 -2,806 ,007
DER ,126 ,058 ,275 2,196 ,032
KepMan ,464 ,682 ,085 ,680 ,499
a. Dependent Variable: DA
Sumber: Data sekunder diolah
Berdasarkan tabel coefficients diatas terlihat bahwa dari tiga
variabel bebas terdapat dua variabel bebas yang secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba yang diukur
dengan DA (discretionary accrual). Hasil pengujian hipotesis
pertama menyatakan kecakapan manajerial berpengaruh negatif
signifikan terhadap manajemen laba. Dengan nilai T sebesar -2,806
dan nilai signifikan 0,007 < alpha 0,05, maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Hal ini berarti semakin tinggi kecakapan manajerial yang
69
dimiliki oleh seorang manajer maka akan semakin memperkecil
kemungkinan tindakan manajemen laba.
Kecakapan manajerial berhubungan dengan reputasi
seorang manajer, semakin tinggi kecakapan manajerial seorang
manajer maka akan semakin tinggi pula reputasi yang dimilikinya.
Sedangkan reputasi seorang manajer berhubungan dengan insentif
yang diterima oleh seorang manajer, semakin tinggi reputasi
seorang manajer maka akan semakin tinggi pula insentif yang akan
diterimanya. Manajemen laba yang dilakukan oleh seorang
manajer dinilai akan menurunkan reputasi seorang manajer. Oleh
karenanya manajer akan cenderung menghindari tindakan
manajemen laba karena akan berdampak menurunkan reputasinya
yang berujung pada penurunan insentif yang diterimanya
(Demerjian et al, 2012)
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Demerjian et al. (2012) serta Purwanti dan
Rahardjo (2012) yang menunjukkan bahwa kecakapan manajerial
berpengaruh signifikan negatif dengan manajemen laba. Akan
tetapi, bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Isnugrahadi dan Kusuma (2009) yang menyatakan bahwa
kecakapan manajerial berpengaruh positif terhadap manajemen
laba.
70
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa rasio
hutang berpengaruh signifikan positif terhadap manajemen laba.
Dengan nilai T 2,196 dan nilai signifikansi 0,032 < alpha 0,05,
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel
rasio hutang (leverage) berpengaruh secara signifikan positif
terhadap manajemen laba atau dapat dikatakan semakin tinggi
tingkat hutang yang dimiliki perusahaan akan menyebabkan
semakin tingginya kecenderungan tindakan manajemen laba yang
akan terjadi.
Besarnya tingkat hutang perusahaan (leverage) dapat
mempengaruhi tindakan manajemen laba. Leverage yang tinggi
yang disebabkan kesalahan manajemen dalam mengelola keuangan
perusahaan atau penerapan strategi yang kurang tepat dari pihak
manajemen. Oleh karena kurangnya pengawasan yang
menyebabkan leverage yang tinggi, juga akan meningkatkan
tindakan oppurtunistic seperti manajemen laba untuk
mempertahankan kinerjanya di mata pemegang saham dan publik
(Naftalia dan Marsono, 2013:2).
Penelitian ini mendukung penelitian Agustia (2013),
Oktovianti dan Agustia (2012) serta Naftalia dan Marsono (2013)
yang menyatakan bahwa rasio hutang berpengaruh signifikan
positif terhadap manajemen laba. Namun, penelitian ini
bertentangan dengan temuan Jao dan Pagalung (2011) yang
71
menyatakan bahwa rasio hutang tidak berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.
Hasil pengujian hipotesis ketiga menyatakan kepemilikan
manajerial tidak berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Dengan nilai T 0,680 dan nilai signifikansi 0,499 > alpha 0,05,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap manajemen laba. Arah positif menunjukan bahwa
semakin tinggi kepemilikan manajerial maka semakin tinggi pula
manajemen laba yang dilakukan perusahaan. Namun hasil
penelitian ini secara statistik tidak signifikan.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Zeptian dan Rohman (2013) yang menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap manajemen
laba. Akan tetapi, bertentangan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Wiryadi dan Sebrina (2013), Jao dan Pagalung (2011) serta
Ujiyanto dan Pramuka (2007) yang menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap
manajemen laba.
Berdasarkan hasil uji t diatas dapat diketahui bahwa
variabel independen yang paling dominan terhadap variabel
dependen atau variabel manajemen laba adalah variabel kecakapan
manajerial. Hasil pengujian variabel kecakapan manajerial
72
menunjukkan angka signifikan yaitu 0,007 lebih kecil dari angka
signifikansi variabel rasio hutang sebesar 0,032.
4. Analisi Regresi Linear Berganda
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik dan uji hipotesis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitin ini
layak digunakan karena model regresi telah terbebas dari masalah
normalistas data berdistribusi normal, tidak terdapat multikolinieritas,
heterokedastisitas, maupun autokorelasi.
Berdasarkan tabel 4.10 dapat dirumuskan suatu persamaan regresi
berganda yang berfungsi untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(DEA, DER dan Kepemilikan Manajerial) terhadap variabel terikat
(DA). Model persamaan regresi sebagai berikut:
Pada persamaan regresi diatas nilai konstanta sebesar 0,476, hal ini
berarti jika tidak ada pergerakan dari ketiga variabel independen
(konstan), maka manajemen laba yang diukur dengan DA
(discretionary accrual) akan mengalami peningkatan sebesar 0,476.
Koefisien regresi untuk variabel kecakapan manajerial menunjukkan
(-0,007), menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1% kecakapan
manajerial maka dapat menurunkan manajemen laba sebesar 0,007%.
Koefisien regresi untuk variabel rasio hutang (leverage) menunjukkan
Y= 0,476 - 0,007DEA + 0,126DER + 0,464KepMan+e
73
0,126, menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1% rasio hutang
maka dapat meningkatkan manajemen laba sebesar 0,126%. Koefisien
regresi untuk variabel kepemilikan manajerial menunjukkan 0,464,
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1% kepemilikan
manajerial maka dapat meningkatkan manajemen laba sebesar 0,464%.
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecakapan
manajerial, rasio hutang dan kepemilikan manajerial terhadap manajemen
laba pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada
tahun 2010 sampai 2014. Dengan menggunakan metode analisis regresi
berganda dengan melakukan pengujian terhadap 60 sampel perusahaan sub
sektor makanan dan minuman pada kategori sektor manufaktur di BEI.
1. Kecakapan Manajerial berpengaruh signifikan negatif terhadap
manajemen laba. Hal ini berarti semakin tingi kecakapan manajerial
seorang manajer dalam sebuah perusahaan, maka akan semakin kecil
peluang manajemen laba yang akan terjadi di sebuah perusahaan.
Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Demerjian et al. (2012) dan Purwanti dan Rahardjo
(2012), tetapi tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh
Isnugrahadi dan Kusuma (2009).
2. Rasio hutang berpengaruh signifikan positif terhadap manajemen laba.
Hal ini berarti semakin besar rasio hutang perusahaan maka semakin
tinggi pula kemungkinan manajemen laba yang akan terjadi. Dalam hal
kontrak utang, perusahaan merupakan agen dan kreditur sebagai
75
prinsipal. Dengan begitu, perusahaan sebagai agen berkeinginan
memaksimumkan dirinya tetapi akan tetap selalu berusaha memenuhi
kontrak. Semakin dekat perusahaan dengan pelanggaran perjanjian
hutang yang berbasis akuntansi, lebih memungkinkan manajer
perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang memindahkan laba
yang dilaporkan dari periode masa datang ke periode saat ini (Watts
and Zimmerman, 1986). Hasil penelitian ini mendukung penelitian
Agustia (2013), Oktovianti dan Agustia (2012) serta Naftalia dan
Marsono (2013). Akan tetapi bertentangan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Jao dan Pagalung (2011).
3. Struktur kepemilikan manajerial tidak berpengaruh positif terhadap
manajemen laba. Hal ini dapat dijelaskan oleh besarnya tingkat
signifikansi uji t parsial sebesar 0,499. Hasil penelitian ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Zeptian dan Rohman (2013) yang
menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh
terhadap manajemen laba. Akan tetapi, bertentangan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Wiryadi dan Sebrina (2013), Jao dan Pagalung
(2011) serta Ujiyanto dan Pramuka (2007) yang menyatakan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen
laba.
4. Variabel independen yang paling dominan terhadap variabel dependen
atau variabel manjemen laba adalah variabel kecakapan manajerial.
Hasil pengujian variabel kecakapan manajerial menunjukkan angka
76
signifikan yaitu 0.008 lebih kecil dari angka signifikansi variabel rasio
hutang sebesar 0,032.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan beberapa
saran, sebagai berikut:
1. Penelitian lanjutan disarankan untuk menggunakan sampel yang lebih
besar sehingga hasil yang diperoleh lebih meyakinkan.
2. Pada penelitian selanjutnya, periode penelitian sebaiknya lebih dari 5
tahun agar hasil penelitian lebih akurat dan dapat memprediksi hasil
penelitian untuk jangka panjang.
3. Penelitian lanjutan disarankan untuk memasukan variabel baru yang
diidentifikasi dapat berpengaruh signifikan terhadapa manajemen laba
seperti variabel siklus hidup perusahaan, financial distress dan rasio
keuangan lainnya.
77
DAFTAR PUSTAKA
Agustia, Dian. 2013. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, Free Cash Flow dan Leverage Terhadap Manajemen Laba”. Jurnal Akuntansi Keuangan, Volume 15, Nomor 1, Mei 2013, Halaman 27-42.
Andreou, Panayiotis C, Daphna Ehrlich dan Christodoulos Louca. 2013.
“Managerial Ability and Firm Performance: Evidence From the Global Financial Crisis”. Cyprus University of Technology, Departement of Commerce, Finance and Shipping and Visiting Research Fellows at Durham Bussines School.
Antonia, Edgina. 2008. “Analisis Pengaruh Reputasi Auditor, Proporsi Dewan
Komisaris, Independen, Leverage, Kepemilikan Manajerial, dan Proporsi Komite Audit Independen terhadap Manajemen Laba”. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
Brigham, Eugene, F., dan Houston, J. F. 2010. “Dasar-dasar Manajemen
Keuangan (Essential of Financial Management)”. Edisi ke sebelas, buku 1. Terjemahan oleh Ali Akbar Yulianto. Jakarta: Salemba Empat.
Christie, Andrew. A dan Jerold L. Zimmerman. 1994. “Efficient and
Opportunistic Choices of Accounting Procedures: Corporate Control Contest”. The Accounting Review, Vol.69, No.4.
Djuitaningsih, Tita dan Aulia Rahman. 2011. “Pengaruh Kecakapan Manajerial
terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan”. Media Riset Akuntansi, Volume 1, Nomor 2, Agustus 2011.
Demerjian, Peter, Melissa Lewis dan Sarah McVay. 2012. “Managerial Ability
and Earning Management”. Working Paper: Stem School Of Business. Financial Accounting Standart Board (FASB). 1978. “Objective of Financial
Reporting by Bussines Enterprises”. Statement of Financial Accounting Concept No 1.
Fischer, Marly dan Kenneth Rozenweigg. 1995. “Attitude of Student Practitiones
Concerting the Ethical Acceptability of Earning Management”. Journal of Business Ethic Vol.14, No.6, Page 433-444.
Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS”.
Jakarta: Salemba Empat.
78
Healy, Paul. M dan James M Wahlen.1999. “A Review of Earning Management Literature and Its Implications for Standart Setting”. Accounting Horizons, Vol.13, page 365-383.
Helmayunita, Nayang dan Vita Fitria Sari. 2013. “Pengaruh Manajemen Laba dan
Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal WRA, Volume 1, Nomor 1, April 2013, Halaman 111-128.
Holthausen, R.W. 1990. “Accounting method choice : opportunistic behavior,
efficient contracting and information perspective”. Journal of accounting and economics, volume 12, pp. 207-218.
Huafang, Xiao dan Jianguo, Yuan. 2007. “Ownership Structure, Board
Composition and Corporate Voluntary Disclosure Evidence From Listed Companies In China”. Managerial Accounting Journal.
Isnugrahadi, Indra dan Indra Wijaya Kusuma. 2009. “Pengaruh Kecakapan
Manajerial Terhadap Manajemen Laba dengan Kualitas Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi”. SNA 12 Palembang, Universitas Sriwijaya, 3-9 November 2009, Halaman 4-5.
Jao, Robert dan Gagaring Pagalung. 2011. “Corporate Governance, Ukuran
Perusahaan dan Leverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Volume 8, Nomor 1, Halaman 1-94.
Jensen, Michael C dan William H Meckling. 1976. “Theory of The firm:
managerial Behavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of Financial Economics, Page 82-137.
Jiambalvo, James. 1996. “Discussion of Causes and Consequences of Earnings
Manipulation: An Analysis of Firms Subject to Enforcement Actions by the SEC”. Contemporary Accounting Research, Vol 13 No. 1.
Mamedova, Irina Zagers. 2008. “The Effect of Leverage Increases On Real
Earnings Management”. Thesis of Erasmus University in September 2008. Naftalia, Veliandina Chivan dan Marsono. 2013. “Pengaruh Leverage Terhadap
Manajemen Laba dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi”. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 2, Nomor 3, Halaman 1-8.
Nugroho, Bernardus Y dan Umanto Eko. 2011. “Boards Characteristics and
Earning Management”. Journal Of Administrative Science and Organization, January 2011, Page 1-10.
79
Oktovianti, Tirza dan Dian Agustia. 2012. “Influence of The Internal Corporate Governance and Leverage Ratio to The Earnings Management”. Journal Of Basic and Applied Scientific Research 2012. Universitas Airlangga Surabaya.
Purwanti, Rahayu Budhi dan Shiddiq Nur Rahardjo. 2012 . “Pengaruh Kecakapan
Manajerial, Kualitas Auditor, Komite Audit, Firm Size dan Leverage Terhadap Earning Management (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010)”. Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 1, Nomor 1, halaman 1-12.
Ross, A.S. 1973. “The Economic Theory of Agency: The Principals Problem”.
American Economic Assosiation, Volume 63, No.2. Santoso, Singgih. 2004. “Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik”. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo. Saputro, Aga Nugroho dan Muchamad Syafruddin. 2012. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan dan mekanisme Corporate Governance Terhadap Biaya Keagenan (Studi Empiris pada Perusahaan Keuangan Terdaftar di BEI Tahun 2008-2010)”. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 1, Nomor 1.
Sari, Ria Nelly, Rita Anugrah dan Rhia Dwiningsih. 2010. “Pengaruh Struktur
Kepemilikan, Kualitas Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Transparansi Informasi (Studi Empiris pada 100 Perusahaan Publik Terbesar di Indonesia)”. Pekbis Jurnal, Volume 2, Nomor 3, November 2010, Halaman 326-335.
Scott, William R. 2009. “Financial Accounting Theory”. Canada: Prentice Hall. Setiawati, Lilis dan Ainun Na'im. 2000. “Manajemen Laba”. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis Indonesia, Vol.15, No.4. Sulistiawan, Dhedy, Yeni Januarsi dan Liza Alvia. 2011. “Creative Accounting,
Mengungkap manajemen Laba dan Skandal Akuntansi”. Jakarta: Salemba Empat.
Sulistyanto, Sri. 2008. “Manajemen Laba – Teori dan Model Empiris”. Jakarta:
Grasindo. Ujiyanto, Moh Arif dan Bambang Agus Pramuka. 2007. “Mekanisme Corporate
Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional Akuntansi X Makasar. IAI.
80
Watts, Rose. L dan Jerold L Zimmerman. 1986. “Positive Accounting Theory”. Canada: Prentice Hall.
Wiryadi, Arri dan Nurzi Sebrina. 2013. “Pengaruh Asimetri Informasi, Kualitas
Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Manajemen Laba”. WRA, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2013.
Zeptian, Andra dan Abdul Rohman. 2013. “Analisis pengaruh Penerapan
Corporate Governance, Struktur Kpemilikan dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba pada Perbankan”. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 2, Nomor 4, Halaman 1-11.
Lampiran
Lampiran - Lampiran
81
Lampiran
82
Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 Akasha Wira International, Tbk. ADES
2 Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk. CEKA
3 Delta Djakarta, Tbk. DLTA
4 Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. ICBP
5 Indofood Sukses Makmur, Tbk. INDF
6 Multi Bintang Indonesia, Tbk. MLBI
7 Mayora Indah, Tbk. MYOR
8 Prasidha Aneka Niaga, Tbk. PSDN
9 Nippon Indosari Corpindo, Tbk. ROTI
10 Sekar Laut, Tbk. SKLT
11 Siantar Top, Tbk. STTP
12 Ultrajaya Milk Industry & Trading
Company, Tbk. ULTJ
Hasil Data Variabel 1. Hasil Penghitungan Manajemen Laba
No
No
Kode
Emiten
Discretionary accrual
2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 0,46686 -0,22753 -0,27689 0,10967 -0,12836
2 CEKA 1,11073 -0,35743 0,00775 -0,78718 -0,48214
3 DLTA 0,29604 -0,17891 -0,34409 -0,34670 0,16887
4 ICBP -0,85481 -0,00869 -0,07634 -0,02536 -0,13167
5 INDF -0,02662 -0,01245 -0,02248 0,00974 -0,05682
6 MLBI 0,23860 -0,02471 0,18326 -0,79438 0,36648
7 MYOR -0,20393 0,10006 0,03755 0,04746 0,10491
8 PSDN -0,42216 -0,42900 0,13326 0,05360 0,35713
9 ROTI 0,03988 0,00994 -0,02472 -0,00600 0,03448
10 SKLT 0,01747 0,00817 -0,06116 -0,30366 -0,13017
11 STTP 0,16205 -0,09179 0,11604 0,01387 -0,08230
12 ULTJ -0,03512 -0,01428 -0,13947 0,00667 0,05361
83
2. Hasil Penghitungan Kecakapan Manajerial
No
No
Kode
Emiten
Data Envelope Analysis
2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 100,00 100,00 100,00 100,00 64,06
2 CEKA 34,99 100,00 41,28 100,00 100,00
3 DLTA 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
4 ICBP 100,00 100,00 100,00 96,48 100,00
5 INDF 93,98 99,05 100,00 100,00 100,00
6 MLBI 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
7 MYOR 100,00 97,53 89,45 89,82 100,00
8 PSDN 100,00 100,00 100,00 96,58 100,00
9 ROTI 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
10 SKLT 100,00 100,00 76,42 100,00 100,00
11 STTP 70,68 87,67 70,13 80,48 100,00
12 ULTJ 100,00 70,23 100,00 97,31 100,00
3. Hasil Penghitungan Rasio Hutang
No
No
Kode
Emiten
Leverage
2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 2,24889 1,51338 0,86061 0,66579 0,70678
2 CEKA 1,75453 1,03270 1,21771 1,02475 1,38889
3 DLTA 0,19947 0,21509 0,24589 0,28155 0,29756
4 ICBP 0,44836 0,42140 0,48109 0,60319 0,65627
5 INDF 1,33593 0,69521 0,73754 1,03509 1,08446
6 MLBI 1,41274 1,30226 2,49261 0,80465 3,02864
7 MYOR 1,18450 1,72196 1,70629 1,49370 1,50969
8 PSDN 1,59811 1,04260 0,66662 0,58964 0,64017
9 ROTI 0,24769 0,38924 0,80758 1,31500 1,23190
10 SKLT 0,68529 0,74318 0,92880 1,16247 1,16195
11 STTP 0,45161 0,90743 1,15605 1,11785 1,07952
12 ULTJ 0,54353 0,55384 0,44394 0,39524 0,28784
84
4. Hasil Penghitungan Kepemilikan Manajerial
No
No
Kode
Emiten
Kepemilikan Manajerial
2010 2011 2012 2013 2014
1 ADES 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
2 CEKA 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00756
3 DLTA 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
4 ICBP 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
5 INDF 0,00052 0,00052 0,00016 0,00016 0,00016
6 MLBI 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
7 MYOR 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
8 PSDN 0,01648 0,01648 0,01652 0,01652 0,01502
9 ROTI 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
10 SKLT 0,00125 0,00125 0,00125 0,00125 0,00125
11 STTP 0,04238 0,04238 0,04238 0,03127 0,03127
12 ULTJ 0,14725 0,17797 0,17797 0,17797 0,17892
85
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DA 60 -,71563 1,03132 -,0061907 ,26295325
DEA 60 34,986 100,000 94,26893 13,662252
DER 60 ,19947 3,02864 ,9659377 ,57204698
KepMan 60 ,00000 ,17970 ,0191595 ,04812611
Valid N (listwise) 60
Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,476 ,237 2,005 ,050
DEA -,007 ,002 -,338 -2,806 ,007 ,976 1,025
DER ,126 ,058 ,275 2,196 ,032 ,902 1,108
KepMan ,464 ,682 ,085 ,680 ,499 ,907 1,102
a. Dependent Variable: DA
86
Coefficient Correlationsa
Model KepMan DEA DER
1
Correlations
KepMan 1,000 ,112 ,295
DEA ,112 1,000 ,135
DER ,295 ,135 1,000
Covariances
KepMan ,465 ,000 ,012
DEA ,000 5,368E-006 1,797E-005
DER ,012 1,797E-005 ,003
a. Dependent Variable: DA
2. Hasil Uji Normalitas
87
Uji Gletser Normalitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,424 ,151 2,814 ,007
DEA -,002 ,001 -,200 -1,543 ,129
DER -,023 ,037 -,084 -,623 ,536
KepMan -,726 ,433 -,226 -1,676 ,099
a. Dependent Variable: RES2
88
3. Hasil Uji Heterokedastisitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 60
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7
Std. Deviation ,23403282
Most Extreme Differences
Absolute ,114
Positive ,097
Negative -,114
Kolmogorov-Smirnov Z ,883
Asymp. Sig. (2-tailed) ,417
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
4. Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,456a ,208 ,165 ,24021977 2,031
a. Predictors: (Constant), KepMan, DEA, DER
b. Dependent Variable: DA
HASILUJI REGRESI BERGANDA
89
1. Uji Koefisien Determinasi
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 KepMan, DEA,
DERb
. Enter
a. Dependent Variable: DA
b. All requested variables entered.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,456a ,208 ,165 ,24021977
a. Predictors: (Constant), KepMan, DEA, DER
b. Dependent Variable: DA
2. Uji F Simultan
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression ,848 3 ,283 4,898 ,004b
Residual 3,232 56 ,058
Total 4,080 59
a. Dependent Variable: DA
b. Predictors: (Constant), KepMan, DEA, DER
3. Uji t Parsial
90
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,476 ,237 2,005 ,050
DEA -,007 ,002 -,338 -2,806 ,007
DER ,126 ,058 ,275 2,196 ,032
KepMan ,464 ,682 ,085 ,680 ,499
a. Dependent Variable: DA