Upload
hadieu
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH KEMATANGAN EMOSI TERHADAP
SIKAP TASAMUH MAHASISWA STAIN SALATIGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER 8 TAHUN AKADEMIK 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh:
Aris Sofyan
NIM 111 10 132
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2014
ii
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
Mufiq, S.Ag., M. Phil.
Dosen STAIN Salatiga
Persetujuan Pembimbing
Lamp : 5 Eksemplar
Hal : Naskah Skripsi
Saudara : Aris Sofyan
Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya maka bersama ini,Kami kirimkan naskah skripsi saudara:
Nama : Aris Sofyan
NIM : 111 10 133
Jurusan/Progdi : Tarbiyah/PAI
Judul : Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap sikap Tasamuh Mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester 8 Tahun Akademik 2013/2014
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqasyahkan.
Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Salatiga, 08 September 2014 Pembimbing
Mufiq, S.Ag., M. Phil. NIP. 19690617 199603 1 004
iv
SKRIPSI
PENGARUH KEMATANGAN EMOSI TERHADAP SIKAP TASAMUH
MAHASISWA STAIN SALTIGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM SEMESTER 8 TAHUN AKADEMIK 2013/2014
DISUSUN OLEH
ARIS SOFYAN
111 10 132
Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal, 30-09-2014
dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Moh. Khusen, M.Ag., M.A.
Sekretaris Penguji : Drs. Djoko Sutopo
Penguji I : Muh. Hafidz, M.Ag.
Penguji II : Miftachur Rif’ah, M.Ag.
Penguji III : Mufiq, S.Ag.,M.Phil.
Salatiga, 30-09-2014 Ketua STAIN Salatiga
Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. NIP. 19670112 1992031 1 005
v
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721 Website: www.stainsalatiga.ac.id E-mail: [email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Bismillahirrohmanirrohim
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Aris Sofyan
NIM : 111 10 132
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 8 September 2014
Yang Menyatakan,
Aris Sofyan
Nim: 111 10 132
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Kebesaran seseorang tidak terlihat ketika berdiri sendiri dan
memberi perintah, tetapi ketika ia berdiri sama tinggi
dengan orang lain dan membantu orang lain untuk
mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka guna mencapai
sukses”
G. Arthur Keough, Pendidik
PERSEMBAHAN
Kubingkiskan karya sederhana ini untuk:
& Almamaterku tercinta STAIN Salatiga.
& Untuk bapak dan ibuku tercinta Engkau
kobarkan semangat hingga tetesan keringat dan
darahmu
& Untuk adikku (Nur Afifah) yang sedang menempuh
pendidikan di UNNES agar bersungguh-sungguh dalam
mencari ilmu
& Untuk sahabat-sahabat STAIN Salatiga khususnya angkatan 2010
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir skripsi dengan judul “Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Sikap
Tasamuh Mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama
Islam Semester 8 Tahun Akademik 2013/2014”. Skripsi ini disusun untuk
memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan
Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak,
tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN Salatiga.
2. Bapak Mat Safiin dan Ibu Kasirah tercinta selaku kedua orang tuaku.
3. Bapak Suwardi, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah.
4. Bapak Rasimin, S.Pd.I., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PAI.
5. Bapak. Mufiq, S.Ag., M.Phil. sebagai dosen pembimbing yang dengan
ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta telah berkenan meluangkan
waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.
viii
6. Bapak Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. Selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan motivasi yang sangat bermanfaat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan tugas-tugas penulis
selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia
pendidikan pada umumnya.
Amin ya robbal ’alamin.
Salatiga, 8 September 2014
Penulis
Aris Sofyan
NIM: 111 10 132
ix
ABSTRAK
Sofyan, Aris. 2014. Pengaruh kematangan emosi terhadap Sikap Tasamuh Mahasiswa STAIN Salatiga Program Stusi Pendidikan Agama Islam Semester 8 Tahun Akademik 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Kata Kunci: Kematangan Emosi dan Sikap Tasamuh
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pengaruh kematangan emosi terhadap sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi pendidikan Agama Islam Semester 8 tahun Akademik 2013/2014.Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: (1) Bagaimana kematangan emosi mahasiswa STAIN Salatiga program studi pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014?, (2) Bagaimana sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga program studi pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014?, (3) Adakah pengaruh kematangan emosi terhadap sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga program studi pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014?.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian populasi yang menggunakan 45 responden. Pengumpulan menggunakan instrument kuisioner untuk menjaring data X dan data Y.
Hasil penelitian menunjukan: (a) Kematangan emosi mahasiswa STAIN Salatiga program studi pendidikan agama Islam semester 8 tergolong sedang dengan prosentase (53.33%). (b) Sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga program studi pendidikan agama Islam tahun akademik 2013/2014 tergolong tinggi dengan prosentase (48.89%). Setelah data dianalisis menggunakan teknik korelasi product moment diperoleh nilai rxy 0,528 yang lebih besar dari nilai rt dengan taraf signifikan 5% 0,294 sedangkan taraf signifikan 1% 0,380 dengan jumlah N 45. Ketentuan(Sugiyono, 2008: 190), bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel (rh > rt ) maka Ha “diterima”. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil dari 0,528 tersebut adalah signifikan. Maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan (c) “Ada pengaruh antara Kematangan emosi dengan sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga program studi pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014.” dinyatakan diterima berdasarkan uji analisis.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................ iii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN...................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 12
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 13
E. Kegunaan Penelitian......................................................................... 13
F. Definisi operasional ......................................................................... 14
G. Metode Penelitian............................................................................. 18
H. Sistematika Penulisan....................................................................... 23
xi
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kematangan Emosi....................................................................................24
1. Pengertian Kematangan Emosi..............................................................24
a. Karakteristik Kematangan Emosi....................................................28
b. Tanda-Tanda Kematangan Emosi...................................................28
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Emosi...............29
d. Ciri-Ciri Kematangan Emosi...........................................................30
B. Sikap Tasamuh...........................................................................................31
1. Sikap.....................................................................................................31
a. Pengertian Sikap.............................................................................31
b. Struktur Sikap.................................................................................32
c. Determinan Sikap...........................................................................34
d. Ciri-Ciri Sikap................................................................................35
e. Fungsi Sikap...................................................................................36
f. Pembentukan Dan Perubahan Sikap...............................................38
2. Pengertian Tasamuh..............................................................................39
a. Bentuk-Bentuk Sikap Tasamuh......................................................41
b. Prinsip-Prinsip Sikap Tasamuh......................................................43
c. Manfaat Sikap Tasamuh.................................................................44
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Tasamuh.....................44
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi dan Objek Penelitian.....................................................45
1. Pofil.......................................................................................................45
xii
2. Sejarah Berdirinya STAIN Salatiga......................................................45
3. Letak Geografis.....................................................................................55
4. Visi dan Misi.........................................................................................58
5. Staff.......................................................................................................60
6. Fasilitas..................................................................................................60
7. Jurusan dan Program Studi....................................................................61
8. Organisasi Kemahasiswaan...................................................................65
B. Penyajian Data...........................................................................................66
1. Daftar Nama Responden......................................................................66
2. Data Hasil Angket................................................................................72
BAB IV ANALISIS DATA
A. Analisis Deskriptif.....................................................................................80
B. Pengujian Hipotesis....................................................................................85
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis................................................................88
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................90
B. Saran...........................................................................................................92
C. Penutup.......................................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pimpinan STAIN Salatiga Tahun 1970-1977..............................................51
Tabel 3.2 Pimpinan STAIN Salatiga Tahun 1977-2018..............................................53
Tabel 3.3 Jurusan Dan Program Studi.........................................................................61
Tabel 3.4 Ketua Jurusan Dan Ketua Program Studi....................................................63
Tabel 3.5 Daftar Nama Responden..............................................................................66
Tabel 3.6 Jawaban Angket Kematangan Emosi..........................................................68
Tabel 3.7 Jawaban Angket Sikap Tasamuh.................................................................70
Tabel 3.8 Hasil Angket kematangan Emosi...............................................................73
Tabel 3.9 Hasil Angket Sikap Tasamuh......................................................................76
Tabel 4.1 Rekapitulasi Kematangan Emosi.................................................................82
Tabel 4.2 Rekapilulasi Sikap Tasamuh.......................................................................84
Tabel 4.3 Tabel Kerja Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Sikap
Tasamuh Mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam
Semester 8 Tahun Akademik 2013/2014..............................................................85
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Peta Lokasi STAIN Salatiga....................................................................57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang banyak hal yang
berhubungan dengan jiwa manusia diantaranya perasaan manusia, perilaku
manusia, kebiasaan-kebiasaan yang dilakukannya termasuk emosi adalah salah
satunya. Dalam ilmu psikologi, emosi merupakan kajian penting yang perlu
dibahas karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu tak lepas akan adanya
gejala-gejala emosi yang timbul. Berbagai peristiwa yang sering terjadi yakni
ketika manusia tidak lagi mendapatkan sesuatu yang diinginkan, mendapatkan
sebuah masalah, cobaan datang terus menerus. Inilah yang menjadikan manusia
kadang-kadang meluapkan emosinya karena tidak dapat mengontrol atau
mengendalikan dirinya sendiri terhadap keadaan yang dialaminya.
Selain itu emosi pada hakikatnya tidaklah mempelajari gejala negatif
perasaan seorang manusia yang timbul namun juga mempelajari emosi manusia
yang bersifat positif seperti bahagia, senang, dan ceria. Emosi tidak terjadi
kadang-kadang namun emosi terjadi setiap hari dimana manusia akan
memunculkan hal tersebut sesuai dengan kondisi yang dialaminya. Dengan
berjalannya waktu, maka emosi akan selalu mengalami dinamika atau perubahan.
Sehingga emosi mengalami perkembangan sesuai bergantinya kondisi dan usia
manusia. Dimana kita perlu mempelajari tahapan emosi pada fase dasar hingga
dewasa serta mengkajinya secara jelas dan ilmiah.
2
Diketahui bahwa sifat perasaan emosi telah timbul selama masa bayi,
bahkan sebagian ahli berpendapat bahwa masa bayi di dalam kandungannya pun
sudah di pengaruhi oleh emosi. Akan tetapi, kita sendiri sering sekali kurang
mengerti apakah tanda-tanda seperti menangis, tertawa, dan lain-lain masa awal
bayi disertai atau diikuti dengan intensitas perasaan atau tidak. Menurut Bridges,
emosi anak akan berkembang melalui pengalaman, sekalipun masih dangkal dan
berubah-ubah. Ketika emosi bayi diungkapkan dalam bentuk marah dan takut
dengan menangis atau gemetar.
Ketika bayi sudah berusia 8 bulan, ia mulai dapat memperlihatkan dengan
sangat berbeda antara rasa marah dan takut. Selama pertumbuhan, perubahan pada
ekspresi emosi itu semakin lama akan semakin jelas dan berbeda. Sebagai contoh,
bayi akan menyerang benda-benda disekitar untuk mengekspresikan
kemarahannya, lambat laun ia mampu memusatkan ekspresi emosinya langsung
kepada objek yang menimbulkan kemarahannya (Djaali, 2013 : 39).
Makin besar anak itu, makin besar kemampuan untuk belajar sehingga
perkembangan emosi makin rumit. Perkembangan emosi melalui proses
kematangan hanya terjadi sampai usia satu tahun maksudnya pada usia satu tahun
bayi mengalami proses kematangan emosi melalui menangis, dan tertawa.
Setelah itu perkembangan selanjutnya lebih banyak ditentukan oleh proses belajar
(Hartati, 2005: 100).
3
Perkembangan emosi pada masa pertumbuhan anak semakin halus dalam
mengekspresikannya sampai masa remaja. Peralihan ekspresi emosi yang tadinya
kasar, karena terpengaruh latihan dan kontrol, berangsur-angsur tingkah laku
emosionalnya berubah. Misalnya anak yang tadinya menjerit-jerit karena senang,
pada saat remaja ia akan memperhalus ekspresinya.
Pada akhirnya dia akan mencapai kemampuan tingkah lakunya
sehubungan dengan apa yang terjadi pada dirinya. Semakin dewasa akan semakin
dapat mengungkapkan dengan emosinya, karena emosinya menjadi semakin
mudah diklasifikasikan seperti rasa takut, muak, dan benci, juga apresiasinya
terhadap nilai, keinginan, cita-cita, minat dan reaksinya terhadap orang, lembaga,
tanggung jawab, sudut pandang, dan gagasan orang lain (Djaali, 2013 : 40).
Emosi timbul dari rangsangan (stimulus), stimulus yang sama mungkin
dapat menimbulkan emosi yang berbeda-beda dan kadang arah berlawanan.
Adapun rangsangan dapat muncul dari dorongan, keinginan atau minat yang
terhalang, baik disebabkan oleh tidak atau kurangnya kemampuan individu untuk
memenuhinya atau menyenangkan. Apabila semua keinginan dan minat tidak
terhalang, dapat dikatakan bahwa secara emosional individu tersebut dalam
keadaan stabil.
Intensitas dan lamanya respons emosional sangat ditentukan oleh kondisi
fisik dan mental dari individu itu sendiri, juga faktor lain yang sangat menentukan
adalah stimulus itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa emosi akan berlangsung terus-
menerus selama stimulan ada dan yang menyertainya masih aktif. Karena emosi
4
mempengaruhi tingkah laku, tingkah laku akan terus terpengaruh selama
stimulusnya aktif, namun demikian emosi bukan satu-satunya faktor yang
menentukan tingkah laku.
Perubahan fisik dan fisiologis dapat dipengaruhi oleh rangsangan yang
menimbulkan emosi. Emosi ini akan menghasilkan berbagai perubahan yang
mendalam (visceral changes) dan akan mempengaruhi urat-urat kerangka di
dalam tubuhnya. Jenis perubahan secara fisik dapat dengan mudah kita amati pada
diri seseorang selama tingkah lakunya dipengaruhi emosi, misalnya dalam
keadaan marah, cemburu, bingung, dan lain-lain. Hal inilah yang biasanya disebut
kerangka individu. Adapun secara fisiologis perubahan yang terjadi tidak tampak
dari luar, biasanya dapat diketahui melalui pemeriksaan atau tes diagnosis dari
para ahli ilmu jiwa. Perubahan fisiologis pada saat emosi umumnya meliputi
fungsi pencernaan, aliran darah, dan pengurangan air liur ( mulut terasa kering ),
pengeluaran kelenjar endokrin, dan lain-lain (Djaali, 2013 : 38).
Kemunculan emosi seseorang bisa dikenali dari ekspresi yang ditampilkan
seketika itu, baik dari perubahan wajah, nada suara atau tingkah lakunya. Ekspresi
emosi tersebut muncul dan sering kali sulit dikontrol atau ditutup-tutupi. Banyak
orang secara spontan berteriak histeris lantaran terkejut, sementara yang lain
memegang dada, atau tampak lemas dengan raut muka pucat pasi. Ada orang-
orang tertentu yang bergetar anggota badannya (tremor) ketika marah, sementara
yang lain dengan, mata melotot, wajah memerah, menjadi gagap seketika, atau
ekspresi lain dalam bentuk tingkah laku seperti menggebrak meja, membenturkan
kepala menggigit ujung jari-jemarinya.
5
Ekspresi emosi selain diwarisi secara genetik juga diperkaya oleh berbagai
pengalaman dalam berinteraksi dengan orang lain. Berkacak pinggang di saat
marah, menutup telinga ketika takut pada kilat dan halilintar, loncat kegirangan
sewaktu memenangkan pertandingan atau lari menghadap penonton sehabis
menyerangkan bola kegawang lawan dalam pertandingan sepak bola, adalah
contoh-contoh ekspresi emosi dalam bentuk tingkah laku yang diperoleh dari
pengalaman berinteraksi dengan orang lain. Bentuk-bentuk ekspresi emosi
manusia yang sering muncul dalam realitas: ekspresi wajah, suara, sikap dan
tingkah laku, serta ekspresi lain seperti pingsan, kejang-kejang, ngompol, dan
sebagainya (Hude, 2006 : 47).
Menurut L. Crow & A.Crow, (Dalam Djaali, 2013: 37) emosi adalah
pengalaman yang afektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh,
di mana keadaan mental dan fisiologi sedang dalam kondisi yang meluap-luap,
juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan nyata. Menurut
Kaplan dan Saddock, emosi adalah keadaan perasaan yang sangat kopleks yang
mengandung komponen kejiwaan, badan, dan perilaku yang berkaitan dengan
affect dan mood. Affect merupakan ekspresi sebagai tampak oleh orang lain dan
affect dapat bervariasi sebagai respon terhadap perubahan emosi, sedangkan mood
adalah suatu perasaan yang meluas, meresap dan terus menerus yang secara
subjektif dialami dan dikatakan oleh individu dan juga dilihat oleh orang lain.
Menurut Goleman, emosi adalah perasaan dan pikiran khasnya; suatu keadaan
biologis dan psikologis; suatu rentangan dari kecenderungan untuk bertindak.
Menurut kamus The American College Dictionary, emosi adalah suatu keadaan
6
afektif yang disadari di mana dialami perasaan kegembiraan (joy), kesedihan,
takut, benci, dan cinta (Djaali, 2013:37).
Emosi yang Allah berikan kepada manusia memiliki berbagai manfaat
bagi kelangsungan hidup. Kegunaan emosi dapat dirasakan jika masih dalam
batas-batas kewajaran. Di luar itu, dampaknya akan menggangu kehidupan
manusia sendiri. Tanpa emosi, hidup menjadi hampa tidak berarti karena manusia
tidak akan bisa merasakan lapangnya kebahagiaan dan sempitnya kesedihan
(Mustofa, 2007 : 15).
Anak laki-laki dan perempuan dikatakan sudah mencapai kematangan
emosinya bila tidak lagi “meledakkan” emosinya dihadapan orang lain melainkan
menunggu saat dan tepat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya
dengan cara-cara yang lebih dapat diterima. Petunjuk kematangan emosi yang lain
adalah bahwa individu menilai situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi
secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak
atau orang yang tidak matang. Dengan demikian, remaja mengabaikan banyak
rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya, individu
yang emosinya matang memberikan reaksi emosiaonal yang stabil, tidak berubah-
ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain, seperti dalam
periode sebelumnya (Hurlock, 2006: 212).
Untuk mencapai kematangan emosi, remaja harus belajar memperoleh
gambaran tentang situasi yang dapat menimbulkan emosi. Adapun caranya
adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya dengan orang lain.
7
Keterbukaan, perasaan dan masalah yang dipengaruhi sebagian oleh rasa aman
dalam hubungan sosial.
Bila remaja ingin mencapai kematangan emosi, ia juga harus belajar
menggunakan katarsis emosi untuk menyalurkan emosinya. Adapun cara yang
dapat dilakukan adalah latihan fisik yang berat, bermain atau bekerja, tertawa atau
menangis. Meskipun cara-cara ini dapat Menyalurkan emosi yang timbul karena
usaha pengendalian ungkapan emosi, namun sikap sosial terhadap perilaku
menangis adalah kurang baik dibandingkan dengan sikap sosial terhadap perilaku
tertawa, kecuali bila tertawa hanya dilakukan bilamana memperoleh dukungan
sosial (Hurlock, 2006: 213).
Sikap adalah faktor penentu untuk tingkah laku. Sikap merupakan
kecenderungan untuk bertindak dengan cara-cara yang sangat khas pada saat
menerima stimulasi tertentu. Sudah sering kita mendengar ada orang dewasa yang
bertindak kekanak-kanakan. Hal ini dapat berarti individu itu tidak dapat
menyesuaikan tingkah laku emosionalnya dengan tingkat kematangannya.
Ketidak matangan emosional dapat ditunjukan melalui pola-pola respons yang
beraneka ragam, yaitu dengan cara menarik perhatian, ucapan yang dibuat-buat,
penampilan yang aneh, rasionalisasi (memberikan alasan yang tampaknya bagus
terhadap tingkah lakunya yang tolol dan tidak diinginkan oleh orang lain),
proyeksi (melemparkan kesalahan kepada orang lain atas kekurangan dan
kelemahan sendiri), serta mimpi di siang hari bolong (menolak kenyataan).
8
Reaksi pemuasan seseorang dalam bentuk lain meliputi tingkah laku
marah, identifikasi diri terhadap seorang pahlawan atau tokoh, mengeluarkan
kecaman yang tidak layak kepada orang lain, dan memperlihatkan rasa cemburu
(Djaali, 2013: 47).
Pada umumnya tingkah laku yang dimiliki oleh orang-orang jenis ini tidak
konsisten. Individu yang sudah dapat mengatasi tingkah laku emosional diatas,
biasanya adalah pria atau wanita yang sudah dapat menyesuaikan diri dengan
baik, dan oleh masyarakat biasanya sudah dianggap sudah kompeten. Umumnya
orang jenis ini pada siang hari diisi dengan kegiatan konstruktif, dan malam hari
waktu mereka diisi dengan istirahat yang cukup. Dengan kegiatan yang teratur
seperti ini, diharapkan kondisi emosionalnya akan menjadi lebih matang (Djaali,
2013: 48).
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa memerlukan orang lain dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik yang bersifat biologis maupun
sosiogenis (perilaku sosial). Manusia tak mungkin mengisolasi diri sepenuhnya
tanpa kontak dengan orang lain. Apalagi dunia saat ini kian sempit akibat
cengkeraman globalisasi. Arus informasi bergerak sangat cepat tak terkendali dan
memungkinkan orang mengetahui aneka peristiwa yang terjadi di berbagai
belahan dunia saat itu juga.
Perkenalan antar etnis, sebagaimana pada interaksi personal antar sesama
dalam berbagai lini kehidupan, baik antar individu dengan individu, individu
dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok. Dalam pelaksanaan
9
interaksi itu, bahwa manusia di bumi ini beranak pinak dari suatu keluarga
berkembang menjadi suku bangsa kemudian menjadi kelompok ras. Suku bangsa
dan kelompok ras bisa memiliki perbedaan-perbedaan dari segi warna kulit,
postur tubuh, bahasa, budaya, penampilan, golongan, status sosial dan sebagainya.
Perbedaan-perbedaan ini tentu tidak menjadi penghalang untuk saling bahu-
membahu menciptakan sikap toleransi, saling menghargai dan menghormati.
Berbuat kebaikan adalah tugas dan tanggung jawab semua manusia, baik tua
maupun muda, kaya maupun miskin, laki- laki maupun perempuan. Allah tidak
pernah berlaku diskriminatif terhadap makhluknya karena perbedaan-perbedaan
yang dimilikinya.
Kelompok mahasiswa terdiri dari pemuda dan pemudi dari sekitar umur 18
sampai 30 tahun dengan mayoritas kelompok umur sekitar 18 sampai 25. Masa
umur antara 18 sampai 25 inilah masa usia mahasiswa yang sebenarnya. Mereka
dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa
madya. Dewasa muda merupakan tahap perkembangan yang paling dinamis
sepanjang rentang kehidupan manusia, sebab seorang mengalami banyak
perubahan-perubahan progresif secara fisik, kognitif maupun psikososio-
emosional, untuk menuju integritas kepribadian yang semakin matang dan
bijaksana.
Sebagai seorang individu yang sudah tergolong dewasa, peran dan
tanggung jawabnya tentu semakin besar. Ia tak lagi harus bergantung secara
ekonomis, sosiologis ataupun psikologis pada orang tuanya. Mereka justru
tertantang untuk membuktikan dirinya sebagai seorang pribadi yang dewasa
10
mandiri. Segala urusan dan masalah yang dialami dalam hidupnya sedapat
mungkin akan ditangani sendiri tanpa bantuan orang lain, termasuk orang tua.
Berbagai pengalaman yang baik maupun yang gagal dalam menghadapi suatu
masalah akan dapat dijadikan pelajaran yang berharga guna membentuk seorang
pribadi yang matang, tangguh, dan bertanggung jawab terhadap masa depannya
(Dariyo, 2003: 3).
Dilihat dari segi perkembangan pada usia mahasiswa ini merupakan
pemantapan pendirian hidup atau identitas diri. Dengan kata lain, pemantapan itu
dimasudkan pengujian lebih lanjut tentang pendirian hidup serta penyiapan diri
dengan keterampilan dan kemampuan yang diperlukan untuk merealisasikan
pendirian hidup yang telah dipilihnya. Pada masa remaja akhir, yang bersamaan
dengan tahun-tahun pertama sebagai mahasiswa jika individu yang bersangkutan
masuk perguruan tinggi, proses pematangan biologis-fisiologis makin melambat
dan akhirnya mencapai taraf kematangan. Taraf ini biasanya dianggap telah
tercapai dengan berakhirnya pertambahan tinggi badan, yang terjadi sekitar umur
20 atau 21 tahun. Bersamaan dengan itu problem-problem yang berkaitan dengan
fisiologis-biologis juga menghilang dan penemuan pendirian hidup atau identitas
diri makin mantap (Ahmadi & Sholeh, 2005: 45).
Dalam hubungan interpersonal, prinsip kesetaraan dan bersikap tasamuh
atau toleransi harus menjadi prinsip dasar, sehingga tidak seorang pun boleh
berbuat zalim atau merendahkan orang lain dan suatu kelompok organisasi antar
mahasiswa. Dengan kesadaran terhadap prinsip itu, banyak hal yang pada awalnya
dapat memicu emosi-emosi negatif seperti marah, benci, atau dendam dapat
11
direduksi atau diredam hingga titik terendah. Dan sebaliknya, emosi-emosi positif
yang selalu dicari manusia bisa diraih. Dalam banyak hal, emosi marah, benci,
atau kecewa sering kali diawali oleh perlakuan tidak saling menghargai dan
menghormati seperti yang tertuang dalam Q.S. Al- Hujarat 13 sebagai berikut:
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha mengenal.
Setiap manusia diberikan akal, pikiran, dan perasaan dalam hidup
bermasyarakat, perasaan harus mendapat perhatian oleh masing-masing anggota
masyarakat. Salah satu bentuk perhatian terhadap perasaan sesama manusia ialah
memiliki sikap tasamuh. Dengan demikian sikap tasamuh sangat diperlukan
dalam kehidupan berteman dan bermasyarakat. Bersikap tasamuh berarti
memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengambil haknya
sebagaimana mestinya.
Sikap tasamuh penting untuk diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat
dan beragama, untuk menciptakan persatuan dan kerukunan dengan sesama
makhluk ciptaan Allah SWT.
12
Dari paparan tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang “ Pengaruh
Kematangan Emosi Terhadap Sikap Tasamuh Mahasiswa STAIN Salatiaga
Program Studi Pendidikan Agama Islam Semester 8 Tahun Akademik
2013/2014.”
B. Rumusan Masalah
Dari hal tersebut di atas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana Kematangan Emosi Mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi
Pendidikan Agama Islam Semester 8 Tahun Akademik 2013/2014?
2. Bagaimana Sikap Tasamuh Mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi
Pendidikan Agama Islam Semester 8 Tahun Akademik 2013/2014?
3. Adakah Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Sikap Tasamuh Mahasiswa
STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam semester 8 Tahun
Akademik 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Kematangan Emosi Mahasiswa STAIN Salatiga Program
Studi Pendidikan Agama Islam Semester 8 Tahun Akademik 2013/2014.
2. Untuk Mengetahui Sikap Tasamuh Mahasiswa STAIN Salatiga Program
Studi Pendidikan Agama Islam Semester 8 tahun Akademik 2013/2014.
13
3. Untuk Mengetahui Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Sikap Tasamuh
Mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi Pendidikan Agama Islam Tahun
Akademik 2013/2014.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub
masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau
kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya. Karena sifatnya masih
sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya melalui data empirik yang
terkumpul atau penelitian ilmiah (Riduwan, 2010: 9).
Dalam penelitian ini, penulis berasumsi positif bahwa terdapat pengaruh
kematangan emosi terhadap sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga Program
studi Pendidikan Agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014.
E. Kegunaan Penelitian
Setelah penelitian ini dilaksanakan, penulis berharap hasil dari penelitian
tersebut memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat memperluas pengetahuan dan
memperkaya khazanah teori pendidikan Islam khususnya tentang emosi dan
tasamuh.
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini berguna untuk meningkatkan dan memperbaiki
kualitas pendidikan di STAIN Salatiga.
14
F. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dari pembaca, berikut ini, penulis
memberikan penjelasan istilah dan variabel judul penelitian diatas. Adapaun
definisi operasionalnya adalah:
1. Kematangan emosi
Kematangan/ maturity (Athur.S Rebert & Emily S. Rebert, 2010: 555),
Diambil dari bahasa latin “maturus” yang artinya masak kondisi yang dewasa,
pertumbuhan yang lengkap, pefungsian yang menyeluruh dan penuh.
Kematangan/ maturity dalam kamus lengkap psikologi (Chaplin, 2008:
291), adalah keadaan telah mencapai suatu bentuk kematangan atau bentuk
kedewasaaan.
L. Crow dan A.Crow, dalam (Djaali, 2013 : 37), emosi adalah
pengalaman yang efektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara
menyeluruh, di mana keadaan mental dan fisiologis sedang dalam kondisi
meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah laku yang jelas dan
nyata.
Kaplan dan Sanddok (dalam Djaali, 2013: 37), emosi adalah keadaan
perasaan komplek yang mengandung komponen kejiwaan, badan, dan perilaku
yang berkaitan dengan affect (ekspresi) dan mood ( perasaan).
Goleman, emosi adalah perasaan dan pikiran khasnya; suatu keadaan
biologis dan psikologis; suatu rentangan dari kecenderungan bertindak.
Menurut Kamus The American College Dictionary, emosi adalah suatu
keadaan afektif yang disadari di mana dialami perasaan seperti kegembiraan
15
(joy), kesedihan, takut, benci, dan cinta (dibedakan dari keadaan kognitif dan
keinginan yang disadari; dan juga perasaan seperti kegembiraan (joy),
kesedihan, takut, benci, dan cinta. (Djaali, 2013: 37).
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (dalam Yusuf, 2010: 115),
berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang yang
disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada tingkat
yang luas (mendalam).
Chaplin (dalam Kartini Kartono, 2008: 165), mendifinisikan emotion
maturity/ kematangan emosi sebagai suatu keadaan atau kondisi mencapai
tingkat kedewasaan perkembangan emosi; dan karena itu pribadi yang
bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosi yang pantas bagi anak-anak.
Istilah kematangan atau kedewasaan sering kali membawa implikasi adanya
kontrol emosi. Bagian terbesar orang dewasa mengalami pula emosi yang sama
dengan anak-anak, namun mereka mampu mengontrolnya lebih baik,
khususnya di tengah-tengah situasi sosial.
Hurlock (2006: 212), mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan
dikatakan sudah mencapai kematangan emosinya bila tidak lagi “meledakkan”
emosinya di hadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tepat yang lebih
tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat
diterima. Petunjuk kematangan emosi yang lain adalah bahwa individu menilai
situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi secara emosi, tidak lagi
bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak
matang. Dengan demikian, remaja mengabaikan banyak rangsangan yang
16
tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya, individu yang emosinya
matang memberikan reaksi emosi yang stabil, tidak berubah-ubah dari satu
emosi atau suasana hati kesuasana hati yang lain seperti dalam periode
sebelumnya.
Untuk mencapai kematangan emosi, individu harus belajar
memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi
emosi. Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah
pribadinya dengan orang lain dan juga harus belajar menggunakan katarsis
emosi untuk menyalurkan emosinya. Adapun cara yang dapat dilakukan
adalah latihan fisik yang berat bermain atau bekerja, tertawa atau menangis
(Hurlock, 2006: 213).
Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kematangan emosi adalah kemampuan seorang individu untuk menggunakan
emosinya secara baik, yang ditandai dengan pengontrolan diri, pemahaman
seberapa jauh baik buruk dan apakah bermanfaat bagi dirinya dalam setiap
tindakan maupun perbuatannya atau keadaan seseorang telah mencapai
keadaan kedewasaan dari perkembangan emosionalnya sehingga dapat
memberikan tanggapan emosionalnya secara kritis dan matang sesuai dengan
tingkat usia dan tingkat masyarakatnya.
17
Penulis mengambil Indikator kematangan emosi dari tanda-tanda
kematangan emosi (Walgito, 2002: 45), adalah:
a. Menerima baik keadaan dirinya, maupun keadaan orang lain seperti
apa adanya
b. Pengendalian emosi
c. Berpikir objektif
d. Tidak implusif
e. Tanggung jawab
2. Sikap Tasamuh
Tasamuh secara etimologis adalah mentoleransi atau menerima perkara
secara ringan. Secara terminologis bararti menoleransi/ menerima perbedaan
pendapat dengan ringan hati (Masduqi, 2011: 36). Istilah tasamuh yang muncul
dalam kebudayaan Arab Islam memang tidak lepas dari wacana toleransi yang
berkembang pada dewasa ini.
Tatapangarsa (1980: 168), Toleransi dalam bahasa Arabnya
“Tasamuh”. Arti Tasamuh ialah bermurah hati, yaitu bermurah hati dalam
pergaulan.
Menurut Munir (dalam Minkatun, 2005: 21), tasamuh adalah suatu
sikap yang menerima toleransi beragama, kehidupan sosial dan toleransi
budaya.
18
Indikator sikap tasamuh adalah:
a. Mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kepentingan pribadi
b. Peduli dengan keadaan teman, lapang dada dan pandai menahan diri
c. Mampu menghargai dan menghormati sesama anggota mahasiwa, dan
bertenggang rasa
d. Tidak memaksakan pendapat sendiri
e. Mampu menjahui cara-cara kekerasan
f. Mampu menerima karakteristik beragam orang
g. Peka terhadap lingkungan dan menjalin hubungan yang harmonis baik di
dalam maupun diluar
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian dan Rancangan Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pada umumnya penelitian kuantitatif banyak dituntut
menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap
data tersebut, serta penampilan dari datanya (Arikunto, 2006: 10).
Dipilihnya pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini dengan alasan untuk
menguji keterkaitan antar variabel, yaitu antara variabel kematangan emosi
dengan sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga program studi
Pendidikan Agama Islam tahun akademik 2013/2014.
19
b. Rancangan Penelitian
Field research ini menggunakan penelitian kuantitatif. Karena peneliti
ingin mengetahui apakah ada pengaruh secara positif dan signifikan antara
variabel kematangan emosi (variabel X) dengan variabel sikap tasamuh
(variabel Y) mahasiswa Stain Salatiga semester 8 tahun akademik
2013/2014.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokosi penelitian ini diadakan di kampus 1 STAIN Salatiga yang
beralamatkan di jalan Tentara Pelajar No. 2 Salatiga. Rencana penelitian ini
dilaksanakan selama dua bulan yakni Juli-Agustus, yang terbagi menjadi
beberapa teknis dari proses pengumpulan data sampai penulisan laporan.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian diambil kesimpulannya
(Sugiyono, 2010: 61). Sedangkan Menurut (Arikunto, 2006: 108), populasi
adalah keseluruhan objek penelitian. Dari pengertian yang ada dapat
peneliti sebutkan bahwa populasi adalah seluruh individu dalam wilayah
penelitian, yang nantinya akan dikenai hasil penelitian. Jumlah populasi
sebanyak 180 mahasiswa STAIN Salatiga program studi Pendidikan
Agama Islam semester 8 tahun Akademik 2013/ 2014.
20
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2010: 62). Berdasarkan pengertian tersebut peneliti
mengatakan sampel sebagai sejumlah individu yang jumlahnya bisa sama
atau kurang dari jumlah populasi, yang merupakan wakil dari keseluruhan
subjek penelitian.
Pengambilan sampelnya sebagaimana berdasarkan pada pendapat
(Arikunto, 2006 : 112), yang memberikan batasan-batasan sebagai berikut:
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau
20-25% atau lebih” maka peneliti mengambil 25% dari jumlah populasi.
Pada kesempatan ini penulis mengambil sampel sebanyak 25% dari
jumlah populasi yakni 45 mahasiswa pendidikan agama Islam semester 8
tahun akademik 2013/2014. Adapun teknik yang digunakan dalam
mengambil sampling adalah sampling acak (random sampling) di mana
peneliti memberikan kesempatan yang sama kepada setiap subjek untuk
terambil sebagai anggota sampel.
4. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah
sebagai berikut:
21
a. Metode Angket atau Kuesioner
Angket atau Kuesioner (Arikunto, 2006: 128), adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data kematangan emosi dan
sikap tasamuh mahasiswa.
b. Metode Dokumentasi
Dokementasi (Riduwan, 2010: 77), adalah ditujukan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku
yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film
dokumenter data yang relevan peneliti. Metode ini digunakan untuk
mengumpulkan gambaran umum STAIN Salatiga.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian (Arikunto, 2006: 136), adalah alat atau fasilitas
yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sisitematis sehingga lebih mudah diolah. Setelah pemilihan teknik
pengumpulan data, penulis menetapkan instrumen penelitian. Berdasarkan jenis
metode yang telah dipilih penulis menggunakan instrumen angket tertutup.
Dengan demikian responden menjawab pertanyaan dengan memilih tiga
alternatif jawaban yang telah disediakan. Kemudian penulis memberikan skor
sebagai berikut:
22
a. Pilihan jawaban a mendapat skor 3
b. Pilihan jawaban b mendapat skor 2
c. Pilihan jawaban c mendapat skor 1
6. Analisis Data
Setelah semua data terkumpul peneliti melakukan analisa data dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Untuk menganalisis data pertama digunakan rumus prosentase
P = 𝐹𝑁
× 100%
Keterangan:
P : Angka prosentase
F : Frekuensi yang sedang dicari prosentasenya
N : Jumlah mahasiswa
100% : Bilangan konstan
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kematangan
emosi, penulis menggunakan rumus product moment.
( )( )
( ) ( )
∑
−∑
∑
−∑
∑∑−∑
=
NYY
NXX
NYXXY
rxy2
22
2
Keterangan :
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara X dan Y
Σχy : Jumlah perkalian untuk skor X dan Y
23
Χ : Variabel kematangan emosi
Y : Variabel sikap tasamuh
Σ𝑥2 : Jumlah Kuadrat dari skor X
Σ𝑦2 : Jumlah Kuadrat dari skor Y(Arikunto, 2010: 318).
H. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
BAB I, Pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional setiap variabel, metodologi
penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II, Landasan Teori, berisi uraian tentang definisi variabel kematangan emosi,
Faktor-faktor, dan ciri-cirinya, serta definisi variabel dari sikap tasamuh, bentuk,
prinsip, manfaat, faktor-faktor yang mempengaruhi sikap tasamuh.
BAB III, Laporan Hasil Penelitian, berisi uraian tentang gambaran umum lokasi
penelitian yakni, Profil, sejarah berdirinya, letak geografis, visi misi, staff,
Fasilitas, jurusan, organisasi kemahasiswaan. serta penyajian data hasil penelitian.
BAB IV, Analisis Data, berisi tentang analisis data penelitian kematangan emosi,
analisis data sikap tasamuh, dan uji hipotesis pengaruh kematangan emosi
terhadap sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga program studi pendidikan
agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014.
BAB V, Penutup, berisi tentang Kesimpulan, saran dan kata Penutup.
24
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kematangan Emosi
1. Pengertian Kematangan Emosi
Kematangan/ maturity (Athur.S Rebert & Emily S. Rebert, 2010:
555), Diambil dari bahasa latin “maturus” yang artinya masak kondisi yang
dewasa, pertumbuhan yang lengkap, pefungsian yang menyeluruh dan penuh.
Kematangan/ maturity dalam kamus lengkap psikologi (Chaplin, 2008: 291),
adalah keadaan telah mencapai suatu bentuk kematangan atau bentuk
kedewasaaan.
L. Crow dan A.Crow, dalam (Djaali, 2013: 37), emosi adalah
pengalaman yang efektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara
menyeluruh, di mana keadaan mental dan fisiologis sedang dalam kondisi
meluap-luap, juga dapat diperlihatkan dengan tingkah lakuyang jelas dan
nyata.
Kaplan dan Sanddok (dalam Djaali,2013: 37), emosi adalah keadaan
perasaan kompleks yang mengandung komponen kejiwaan, badan, dan
perilaku yang berkaitan dengan affect(ekspresi) dan mood( perasaan).
Goleman, emosi adalah perasaan dan pikiran khasnya; suatu keadaan
biologis dan psikologis; suatu rentangan dari kecenderungan bertindak.
Menurut Kamus “The American College Dictionary”, emosi adalah suatu
keadaan afektif yang disadari di mana dialami perasaan seperti kegembiraan
(joy), kesedihan, takut, benci, dan cinta (dibedakan dari keadaan kognitif dan
25
keinginan yang disadari; dan juga perasaan seperti kegembiraan (joy),
kesedihan, takut, benci, dan cinta. (Djaali, 2013: 37).
Menurut Sarlito Wirawan Sarwono (dalam Yusuf, 2010: 115),
berpendapat bahwa emosi merupakan setiap keadaan pada diri seseorang
yang disertai warna afektif baik pada tingkat lemah (dangkal) maupun pada
tingkat yang luas (mendalam).
Chaplin (dalam Kartini Kartono, 2008: 165), mendifinisikan
kematangan emosi/ emotion maturitysebagai suatu keadaan atau kondisi
mencapai tingkat kedewasaan perkembangan emosi; dan karena itu pribadi
yang bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosi yang pantas bagi
anak-anak. Istilah kematangan atau kedewasaan sering kali membawa
implikasi adanya kontrol emosi. Bagian terbesar orang dewasa mengalami
pula emosi yang sama dengan anak-anak, namun mereka mampu
mengontrolnya lebih baik, khususnya di tengah-tengah situasi sosial.
Athur.S Rebert & Emily. S Rebert (2010: 314), kematangan emosi/
emotion maturity adalah situasi yang didalamnya reaktivitas emosi seseorang
dianggap tepat dan normal bagi kriteria seorang dewasa di masyarakat
tertentu. Pemaknaanya yang paling banyak dianut di semua budaya adalah
kemampuan mengontrol diri dan kemampuan menekan reaksi-reaksi emosi
yang ekstrim.
Hurlock (2006:212), mengatakan bahwa laki-laki dan perempuan
dikatakan sudah mencapai kematangan emosinya bila tidak lagi
“meledakkan” emosinya dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan
26
tempat yang lebih tepat untuk mengungkapkan emosinya dengan cara-cara
yang lebih dapat diterima. Petunjuk kematangan emosi yang lain adalah
bahwa individu menilai situasi secara kritis terlebih dulu sebelum bereaksi
secara emosi, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak
atau orang yang tidakmatang. Dengan demikian, remaja mengabaikan banyak
rangsangan yang tadinya dapat menimbulkan ledakan emosi. Akhirnya,
individu yang emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil,
tidak berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati kesuasana hati yang lain
seperti dalam periode sebelumnya.
Untuk mencapai kematangan emosi, individu harus belajar
memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi
emosi. Adapun caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah
pribadinya dengan orang lain dan juga harus belajar menggunakan katarsis
emosiuntuk menyalurkan emosinya. Adapun cara yang dapat dilakukan
adalah latihan fisik yang berat bermain atau bekerja, tertawa atau menangis
(Hurlock, 2006: 213).
Walgito (2004: 44), seseorang telah matang emosinya, telah dapat
mengendalikan emosinya, maka individu akan dapat berpikir secara matang,
berpikir secara baik, berpikir secara objektif. Kematangan emosi ini berkaitan
erat dengan umur yang ada pada seseorang, diharapkan emosinya akan lebih
matang, dan individu lebih menguasai atau mengendalikan emosinya. Namun
ini tidak berarti bahwa bila seseorang yang bertambah umurnya akan dengan
sendirinya dapat mengendalikan emosinya secara otentik. Dengan
27
kematangan emosi diharapkan individu akan dapat berpikir dengan secara
baik, melihat persoalan secara objektif.
M. Tairas (dalam”http://www.enggarasyari.wordprees.co.id diakses 1
Mei, 2014, Pukul: 10.00 WIB), dalam tulisannya yang berjudul “when a
person mature”? mengatakan bahwa individu yang matang emosinya mampu
mengendalikan rangsangan-rangsangan yang muncul dengan sendirinya.
Ketika reaksi emosi muncul, maka individu berusaha menahan dan menunda
reaksi emosinya tersebut sampaimenemukan saat yang tepat.
Pendapat lain dikemukakan oleh Whitbourne (dalam Ambarsari,2005:
8), yaitu seseorang yang dikatakan memiliki kematangan emosi bila mampu
bertanggung jawab, membuat keputusan yang tepat, memiliki empati
terhadap orang lain, menghadapi masalah yang dihadapi, dan menerima
peranansosial orang lain.
Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kematangan emosi adalah kemampuan seorang individu untuk menggunakan
emosinya secara baik, yang ditandai dengan pengontrolan diri, pemahaman
seberapa jauh baik buruk dan apakah bermanfaat bagi dirinya dalam setiap
tindakan maupun perbuatannya atau keadaan seseorang telah mencapai
keadaan kedewasaan dari perkembangan emosionalnya sehingga dapat
memberikan tanggapan emosionalnya secara kritis dan matang sesuai dengan
tingkat usia dan tingkat masyarakatnya.
28
a. Karakteristik Kematangan Emosi
Murray(dalam:http://www.betteryou.com, diakses 1 juli, 2014, Pukul:
13.00 WIB), mengemukakan karakteristik kematangan emosi pada
individu yaitu memiliki kememampuan untuk memberi dan menerima
cinta, kemampuan untuk menghadapi kenyataan, memetingkan memberi
dari pada menerima, memiliki penilaian yang objektif, memiliki
kemampuan untuk belajar dari pengalaman, kemampuan untuk menerima
frustasi, memiliki kemampuan untuk menangani bentuk-bentuk
permusuhan dan relatif bebas dari ketegangan.
b. Tanda-Tanda Kematangan Emosi Antara Lain, :
1) Bahwa orang yang telah matang emosinya dapat menerima baik
keadaan dirinya, maupun keadaan orang lain seperti apa adanya,
berpikir secara baik sesuai dengan keadaan objektifnya.
2) Orang yang telah matang emosinya pada umumnya tidak bersifat
implusif. Ia akan merespons stimulus dengan cara berpikir baik, dapat
mengatur pikirannya, untuk memberikan tanggapan terhadap stimulus
yang mengenainya. Orang yang bersifat implusif, yang segera
bertindak sebelum dipikirkan dengan baik, suatu pertanda bahwa
emosinya belum matang.
3) Orang yang telah matang emosinya dapat mengontrol emosinya
dengan baik, dapat mengontrol ekspresi emosinya. Walaupun
seseorang dalam keadaan marah, tetapi kemarahan itu tidak
29
ditampakkan keluar, dapat mengatur kapan kemarahan itu perlu
dimanifestasikan.
4) Karena orang yang telah matang emosinya dapat berpikir secara
objektif, maka orang yang telah matang akan bersifat sabar, penuh
pengertian, dan pada umumnya cukup mempunyai toleransi yang baik.
5) Orang yang telah matang emosinya akan mempunyai tanggung jawab
yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak mudah mengalami frustrasi dan
akan menghadapi masalah dengan penuh pengertian (Walgito, 2002:
45).
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Emosi
Menurut Young (dalam Ambarsari, 2005: 10), faktor-faktor yang
dapat mepengaruhi kematangan emosi seseorang adalah:
1) Faktor individu
Faktor individu meliputi kepribadian yang dipunyai individu. Adanya
persepsi setiap individu dalam mengartikan suatu hal juga dapat
menimbulkan gejolak emosi pada diri individu.
2) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan tempat hidup termasuk didalamnya yaitu
lingkungan keluarga dan lingkungan sosial masyarakat.
3) Faktor pengalaman
Pengalaman yang diperoleh individu selama hidupnya akan
mempengaruhi kematangan emosinya. Pengalaman yang
menyenangkan, akan memberikan pengaruh yang positif terhadap
30
individu, akan tetapi pengalaman yang tidak menyenangkan bila selalu
terulang dapat memberikan pengaruh negatif terhadap individu
maupun terhadap kematangan individu tersebut.
d. Ciri-Ciri Kematangan Emosi Menurut Anderson (dalam Asih, &
Pratiwi, 2010: 37), yaitu:
1. Kasih sayang: individu mempunyai rasa kasih sayang seperti yang
didapatkan dari orang tua atau keluarganya sehingga dapat
diwujudkan secara wajar terhadap orang lainsesuai dengan normal
sosial yang ada.
2. Emosi terkendali: individu dapat menyetir perasaan-perasaan terutama
terhadap orang lain, dapat mengendalikan emosi dan mengekspresikan
emosinya dengan baik.
3. Emosi terbuka, lapang: individu menerima kritik dan saran dari orang
lain sehubungan dengan kelemahan yang diperbuat demi
pengembangan diri, mempunyai pemahaman yang mendalam tentang
keadaan dirinya Anderson.
Sedangakan Menurut Overstreet, dalam (Muallifah, 2009:
134), Kematangan Emosi itu ditandai dengan lima ciri, yaitu:
a) Sikap untuk mau belajar
b) Memiliki rasa tanggung jawab
c) Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan afektif
d) Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan sosial
e) Beralih dari egosentrisme dan filsafat hidupnya terintegrasi.
31
B. Sikap Tasamuh
1. Sikap
a. Pengertian Sikap
Sikap merupakan kesadaran individu yang menentukan perbuatan
nyata dan perbuatan-perbuatan yang mungkin akan terjadi (Ahmadi, 1999 :
162). Lebih lanjut para ahli memberi titik tekan yang sama dalam
mendefinisikan sikap yaitu:
1) Allport: “Sikap” adalah kesiapan mental, yaitu suatu proses yang
berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman
individual masing-masing, mengarahkan dan menentukan respons
terhadap berbagai objek dan situasi (Sarwono, 2009 : 81).
2) Trow dalam (Djaali, 2013: 114), mendefinisikan sikap sebagai suatu
kesiapan mental atau emosional dalam beberapa jenis tindakan pada
situasi yang tepat. Di sini Trow lebih menekankan pada kesiapan
mental atau emosional seseorang terhadap sesuatu objek.
3) Zambardo dan Ebbesen: “Sikap” adalah suatu predisposisi (keadaan
mudah terpengaruh) terhadap seseorang, ide atau objek yang berisi
komponen cognitive, affective dan behavior.
4) D. Krech and RS. Crutchfield:“Sikap” adalah organisasi yang tepat
dari proses motivasi, emosi, persepsi atau pengamatan atas suatu
aspek dari kehidupan individu.
32
5) W.J. Thomas: “Sikap” adalah kesadaran individu yang menentukan
perbuatan yang nyata dalam kegiatan kegiatan sosial (Ahmadi, 1999:
163).
6) Thurstone dalam (Walgito, 1990: 108), memandang sikap sebagai
suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam
hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang positif,
yaitu afeksi senang, sedangkan afeksi negatif adalah afeksi yang tidak
menyenangkan. Dengan demikian objek dapat menimbulkan berbagai
macam-macam sikap, dapat menimbulkan berbagai macam tingkatan
afeksi saja.
Bila diperhatiakan secara cermat, dari batasan-batasan yang telah
diberikan para ahli dapat disimpulkan bahwa sikap itu pada prinsipnya
adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap
objek atau situasi secara konsisten.
b. Stuktur Sikap
Pada umumnya pendapat yang banyak diikuti ialah bahwa sikap itu
mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap, yaitu:
1) Komponen kognitif (komponen perseptual), yaitu komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal
yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap
objek sikap.
2) Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang
berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek
33
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak
senang merupakan hal yang negatif. Komponen ini menunjukkan
arah sikap, yaitu positif atau negatif.
3) Komponen konatif (komponen perilaku, atau komponen action
component), yaitu komponen yang berhubungan dengan
kecenderungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini
menunjukan intensitas sikap, yaitu menunjukan besar kecilnya
kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek
sikap (Walgito, 1991: 109-110).
Sedangkan menurut (Ahmadi, 1999 : 162), Sikap mempunyai
tiga macam aspek, yaitu:
a) Aspek kognitif yaitu yang berhubungan dengan gejala mengenal
pikiran. Iniberwujud pengelolaan, pengalaman dan keyakinan
serta harapan-harapan individu tentang objek atau kelompok
objek tertentu.
b) Aspek afektif yaitu berwujud proses yang menyangkut perasaan-
perasaan tertentu seperti ketakutan, kedengkian, simpati dll. Yang
ditunjukan kepada objek-objek tertentu.
c) Aspek konatif yaitu berwujud tendensi atau kecenderungan untuk
berbuat sesuatu objek, misalnya: kecenderungan memberi
pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya.
34
c. Determinan Sikap
1) Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis seseorang akan ikut menentukan bagaimana sikap
seseorang yaitu faktor umur dan kesehatan. Pada umumnya orang
muda sikapnya lebih radikal daripada sikap orang yang telah tua,
sedangkan pada orang dewasa sikapnya lebih moderat. Dengan
demikian masalah umur akan berpengaruh pada sikap seseorang.
2) Faktor pengalaman langsung terhadap objek sikap
Bagaimana sikap seseorang terhadap objek sikap akan dipengaruhi oleh
pengalaman langsung orang yang bersangkutan dengan objek sikap
tertentu.
3) Faktor kerangka acuan
Kerangka acuan merupakan faktor yang penting dalam sikap seseorang.
Karena kerangka acuan akan berperan terhadap objek sikap. Jika
kerangka acuan tidak sesuai dengan acuan objek sikap, maka orang
akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap tersebut.
4) Faktor komunikasi sosial
Faktor komunikasi sosial sangat jelas menjadi determinan sikap
seseorang, dan faktor ini banyak diteliti. Komunikasi sosial yang
berwujud informasi dari seseorang kepada orang lain dapat
menyebabkan perubahan sikap yang ada pada diri orang yang
bersangkutan (Walgito, 1991: 112-113).
35
d. Ciri-Ciri Sikap
Sikap merupakan faktor yang ada dalam diri manusia yang dapat
mendorong atau menimbulkan perilaku yang tertentu. Walupun demikian
sikap mempunyai segi-segi perbedaan dengan pendorong-pendorong lain
yang ada dalam diri manusia itu. Oleh karena itu untuk membedakan
sikap dengan pendorong-pendorong yang lain, ada beberapa ciri atau sifat
dari sikap tersebut. Adapun sikap-sikap tersebut adalah:
1) Sikap itu tidak dibawa sejak lahir
Bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-
sikap tertentu terhadap suatu objek. Karena sikap tidak dibawa sejak
individu dilahirkan, ini berarti bahwa sikap itu terbentuk dalam
perkembangan individu yang bersangkutan. Oleh karena sikap itu
terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu dapat dipelajari, dan
karenanya sikap itu dapat berubah.
Karena sikap itu tidak dibawa sejak lahir, maka sikap sebagai
daya dorong akan berbeda dengan motif biologis yang juga sebagai
daya dorong, karena yang akhir ini telah ada sejak individu
dilahirkan sekalipun motiv tersebut dalam manifestasinya mengalami
perubahan-perubahan.
2) Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap
Sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya
dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap
objek tersebut. Hubungan yang positif atau negatif antara individu
36
dengan objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari
individu terhadap objek tersebut.
3) Sikap dapat tertuju pada suatu objek saja, tetapi juga dapat tertuju
pada sekumpulan objek-objek.
Bila seseorang memiliki sikap negatif pada seseorang, orang
tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukan sikap
yang negatif pula kepada kelompok di mana seseorang tersebut
tergabung di dalamnya.
4) Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar
Sikap telah terbentuk dan merupakan nilai dalam kehidupan
seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan pada diri orang
yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah, dan kalaupun
dapat berubah akan memakan waktu yang relatif lama.
5) Sikap itu mengandung faktor perasaan dan motivasi
Sikap terhadap sesuatu objek tertentu akan selalu diikutioleh
perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang menyenangkan)
terhadap objek tersebut (Walgito, 1991: 113-115).
e. Fungsi Sikap
1) Fungsi instrumental, atau fungsi penyesuaian, atau fungsi manfaat.
Sikap merupakan sarana untuk mencapai tujuan. Orang
memandang sampai sejauh mana objek sikap dapatdigunakan
sebagai alat dalam rangka pencapaian tujuan. Bila objek sikap dapat
membantu seseorang dalam rangka pencapaian tujuannya, maka
37
orang akan bersikap positif terhadap objek sikap tersebut, demikian
sebaliknya bila objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan,
maka orang akan bersikap negatif terhadap sikap objek sikap yang
bersangkutan.
2) Fungsi pertahanan ego
Sikap yang diambil oleh seseorang demi mempertahankan ego
atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang
yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya. Demi
mempertahankan, orang yangbersangkutan mengambil sikap
tertentu.
3) Fungsi ekspresi nilai
Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi
individu untuk mengekspresikan diri seseorang akan mendapatkan
kepuasan dapat menunjukan keadaan dirinya. Dengan mengambil
sikap tertentu terhadap nilai tertentu, dapat menggambarkan keadaan
sistem nilai yang ada pada individu yang bersangkutan.
4) Fungsi pengetahuan
Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti, dengan
pengalaman-pengalamannya, untuk memperoleh pengetahuan. Jika
seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap suatu objek,
menunjukan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap objek
sikap yang bersangkutan (Walgito, 1991: 110-111).
38
f. Pembentukan dan Perubahan Sikap
Sikap terbentuk dalam perkembangan individu, karenanya faktor
pengalaman individu mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pembentukan sikap individu yang bersangkutan. Namun demikian
pengaruh luar itu sendiri berjumlah cukup meyakinkan untuk dapat
menimbulkan atau membentuk sikap tersebut, sekalipun diakui bahwa
faktor pengalaman adalah faktor yang penting. Karena itu dalam
pembentukan sikap faktor individu itu sendiri akan ikut serta menentukan
terbentuknya sikap tersebut. Secara garis besar pembentukan atau
perubahan sikap itu akan ditentukan oleh dua faktor yang pokok, yaitu:
1) Faktor individu atau faktor dari dalam
Bagaiman individu menanggapi dunia luarnya bersifat selektif,
berarti bahwa apa yang datang dari luar tidak semuanya begitu saja
diterima, tetapi individu mengadakan seleksi mana yang akan
diterima, dan mana yang akan ditolaknya.
2) Faktor luar atau faktor ekstern
Yang dimaksud faktor luar adalah hal-hal atau keadaan yang
ada di luar dari individu yang merupakan stimulus untuk membentuk
atau mengubah sikap. Dalam hal ini dapat terjadi secara langsung,
dalam arti adanya hubungan secara langsung antara individu dengan
individu yang lain, antara individu dengan kelompok atau kelompok
dengan kelompok. Bisa juga secara tidak langsung, yaitu dengan
39
perantara alat-alat komunikasi, misal media massa baik yang
elektronik maupun yang non elektronik (Walgito, 1991: 119-120).
2. Pengertian Tasamuh
Tasamuh secara etimologis adalah mentoleransi atau menerima
perkara secara ringan. Secara terminologis bararti menoleransi/menerima
perbedaan pendapat dengan ringan hati (Masduqi, 2011: 36). Di dalam
salah satu hadis Rasulullah saw., beliau bersabda :
عليه وسلم صلى هللا أي األديان قال قيل لرسول هللا محة قال أحب إلى هللا الحنيفية الس
Ditanyakan kepada Rasulullah saw. "Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?" maka beliau bersabda: "Al-Hanifiyyah As-Samhah (yang lurus lagi toleran) H.R. Bukhori Muslim dalam(Ibnu- Hajar Al-Asqolany, 1996: 236
Sarjana Muslim modern berupaya meyakinkan bahwa tasamuh
Islam juga didukung oleh hadis li-ta’lama yahud anna fi dinnina fushatan
inni ursiltu bi-hanifiyyah samha artinya agar supaya orang yahudi tahu
bahwa di dalam agama kita terdapat keluasaan. Sesungguhnya aku diutus
dengan membawa agama yang hanif dan toleran. Dengan
mempertimbangkan istilah samha, samaha, dan tasamuh, pada dasarnya
berarti al-jud (kemuliaan) atau sa’at al-sadr (lapang dada) dan tasahul
(ramah, suka memaafkan), (Masduqi, 2011: 36).
40
Menurut Munir (dalam Minkatun, 2005: 21), tasamuh adalah suatu
sikap yang menerima toleransi beragama, kehidupan sosial dan toleransi
budaya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. Dalam surat Al-Hujarat
ayat 13 sebagai berikut:
13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Depag RI, 2009: 517)
Ayat tersebut menunjukan adanya kesatuan manusia yang esensial.
Dengan mengabaikan perbedaan-perbedaan yang memisahkan antara
golongan yang satu dengan golongan yang lain, manusia merupakan satu
keluarga besar. Penampakan unsur universalistik semacam itu selalu
ditandai dengan istilah al-Nas yang terdapat kurang lebih 237 kali dalam
Alqura’an. (Umar, 1991: 143)
Tatapangarsa (1980: 168), Toleransi dalam bahasa Arabnya
“Tasamuh”. Arti tasamuh ialah bermurah hati, yaitu bermurah hati dalam
pergaulan.
Tasamuh berarti sikap tenggang rasa, saling menghargai sesama
manusia,keragaman budaya dan perbedaan kebebasan berekspresi,
41
termasuk dalam berkeyakinan.Dalam kehidupan bermasyarakat penting
adanya sikap tasamuh, bersikap tasamuh berarti memberikan kesempatan
kepada orang lain untuk mengambil haknya sebagaimana mestinya.
Apabila tasamuh ini tidak ada, maka akan terjadi perselisihan antara dua
pihak yang mempertahankan pendapat dan hak pribadi tanpa memberi
kesempatan orang lain mengambil haknya.
Agama Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap
tasamuh Allah berfirman, dalam surat Al-Kafirun ayat 6
untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."(Depag RI, 2009: 603).
a. Bentuk-Bentuk Sikap Tasamuh Dalam Kehidupan Antara Lain:
1) Mengakui persamaan derajat
2) Kasih sayang dan cinta kepada semua makhluk ciptaan Allah,
sebagaimana ia cinta terhadap dirinya sendiri/ tenggang rasa
sesama dan hidup rukun
3) Memuaskan batin orang lain, karena dapat mengambil hak
sebagaimana mestinya/ tidak semena-mena
4) Kepuasan batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadikan
semakin eratnya hubungan persaudaraan orang lain dengan dirinya
5) Eratnya hubungan dengan orang lain dapat memperlancar
terwujudnyakerjasama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat
42
6) Dapat memperluas kesempatan untuk memperoleh rezeki karena
banyak relasi, (http://www. Akidah akhlak sikap tasamuh.com
diakses 30 September 2014 pukul 20.00 WIB).
Pokok-pokok ajaran Islam mengenai hubungan manusia
dengan manusia walaupun berbeda-beda keyakinan, maka dalam
alquran banyak di jumpai ayat-ayat yang melarang untuk
melakukan pemaksaan dan kekerasan. Islam mengajarkan agar
bersikap luwes dan luas, berlapang dada, terbuka, toleran. Hal ini
tercermin dalam Al-Qur’an Surat Yunus ayat 99.
99. dan Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka Apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ?”.(Depag RI, 2009: 220).
Demikian juga dalam Alquran surat Al-Ankabut ayat 46
43
46. dan janganlah kamu berdebat denganAhli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka dan Katakanlah: "Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada Kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan Kami dan Tuhanmu adalah satu; dan Kami hanya kepada-Nya berserah diri".(Depag RI, 2009: 402).
b. Prinsip-Prinsip Sikap Tasamuh
Pada beberapa ayat dalam al-quran tersebut diletakkan prinsip-
prinsip bagaimana seharusnya seseorang muslim menghadapi agama-
agama lain dan pemeluknya. Prinsip-prinsip itu terdiri dari, yaitu:
1) Harus menjauhkan sikap paksaan, tekanan, intimidasi dan
sebagainya. Islam tidak mengenal kekerasan. Dalam pergaulan
dengan pemeluk-pemeluk agama lain, harus bersikap toleran. Atau
dalam istilah Islam dikenal dengan tasamuh.
2) Islam memandang pemeluk-pemeluk agama lain, terutama orang-
orang keturunan ahli kitab, mempunyai persamaan landasan
akidah, yaitu sama-sama mempercayai Allah Yang Maha Esa.
Islam mengakui kebenaran dan kesucian Kitab Taurat dan Injil
dalam keadaan asli (orisinil).
3) Islam mengulurkan tangan persahabatan terhadap pemeluk-
pemeluk agama lain, selama pihak yangbersangkutan tidak
menunjukan sikap dan tindakan permusuhan, dan selama tidak
bertentangan dengan prinsip akidah islam.
4) Pendekatan (approach) terhadap pemeluk-pemeluk agama lain
untuk meyakinkan mereka terhadap kebenaran ajaran islam,
44
haruslah dilakukan dengan diskusi yang baik, sportif dan
elegan(Nasution, dalam Minkatun, 2005: 26).
c. Manfaat Sikap Tasamuh
1) Memberi keluasan Pikiran tasamuh membuat seseorang memiliki
pemikiran yang luas dan matang.
2) Memberi ketenangan hidup.
3) Menyiarkan Islam tasamuh akan membuka mata bahwa Islam
bukanlah teroris. Islam adalah agama yang bisa mendamaikan
seluruh isi dunia, (http://www.Tasamuh untuk kebaikan hubungan
sosial.Bimbe.com di akses 30 September 2014 pukul 21.00)
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Tasamuh
1) Faktor Intern (dari dalam diri sendiri)
2) Faktor Eksternal
a) Stuktur lingkungan
Lingkungan keluarga maupun masyarakat yangmampu membentuk
kepribadian seseorang.
b) Pendidikan
Pendidikan yang dimaksud baik pendidikan umum maupun
pendidikan agama, baik lembaga formal maupun non formal.
c) Komunikasi
Komunikasi yang dimaksud adanya hubungan kontak antar dan
antara manusia baik individu maupun kelompok (Uchjana,
dalam Minkhatun, 2005: 28).
45
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Dan Subjek Penelitian
1. Profil
STAIN Salatiga adalah Perguruan Tinggi Islam Negeri yang terletak di
Kota Salatiga, yang berhawa sejuk dan sangat kondusif untuk belajar. STAIN
Salatiga mengintegrasikan pengembangan dimensi spiritualitas, intelektualitas,
dan profesionalisme, dengan memberikan jaminan mutu proses dan output
pendidik. Lulusan STAIN Salatiga bisa memasuki dunia kerja dan keilmuan
dengan kompetensi yang tinggi dan karakter serta ahlak yang baik.
2. Sejarah Berdirinya
Sejak berdirinya sampai saat ini, STAIN Salatiga telah melewati sejarah
yang cukup panjang, dan mengalami beberapa kali perubahan kelembagaan.
Pendirian lembaga ini, bermula dari cita-cita masyarakat Islam Salatiga untuk
memiliki Perguruan Tinggi Islam. Oleh karena itu didirikanlah Fakultas Ilmu
Pendidikan (FIP) Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) “Nahdlatul
Ulama” di Salatiga. Lembaga ini menempati gedung milik Yayasan “Pesantren
Luhur”, yang berlokasi di Jalan Diponegoro Nomor 64 Salatiga. Lembaga ini
berdiri berkat dukungan dari berbagai pihak, khususnya para ulama dan
pengurus Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.
46
Dinegerikan bersamaan dengan persiapan berdirinya IAIN Walisongo
Jawa Tengah di Semarang. Guna memenuhi persyaratan formal, maka
dibentuklah panitia pendiri yang diketuai oleh K.H. Zubair dan sekaligus
diangkat sebagai Dekannya
Dalam waktu yang bersamaan dengan proses pendirian IAIN
Walisongo Jawa Tengah di Semarang, Fakultas Tarbiyah Salatiga diusulkan
untuk dinegerikan sebagai cabang IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Setelah
dilakukan peninjauan oleh Tim Peninjau yang dibentuk IAIN Sunan Kalijaga,
akhirnya pembinaan dan pengawasan Fakultas Tarbiyah Salatiga diserahkan
padanya. Keputusan ini didasarkan pada Surat Menteri Agama c.q. Direktorat
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Nomor Dd/PTA/3/1364/69 tanggal
13 November 1969.
Ketika IAIN Walisongo Jawa Tengah di Semarang berdiri, Fakultas
Tarbiyah Salatiga mendapatkan status negeri, dan menjadi cabang IAIN
Walisongo. Penegerian Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo tersebut
berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 30 Tahun 1970 tanggal 16 April 1970.
a. Bergabung dengan IAIN Walisongo
Meskipun telah berstatus negeri dan menjadi IAIN Walisongo,
Fakultas Tarbiyah namun kondisinya tidak berubah dalam waktu singkat,
sehingga sejajar dengan Perguruan Tinggi Negeri yang lain. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
47
1) Sarana dan prasarana yang jauh dari memadai. Utamanya belum
tersedianya gedung milik sendiri
2) Tenaga profesional baik edukatif maupun administrasi yang masih
kurang
3) Animo mahasiswa yang relatif masih kecil
Keadaan tersebut berlangsung dalam waktu yang relatif lama,
sehingga kondisi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Di Salatiga, dapat
dikatakan kurang layak untuk disebut sebagai perguruan tinggi,
terutama dilihat dari sarana dan fasilitas yang dimiliki. Oleh Karena itu
pernah berkembang isu untuk menutup lembaga ini.
Mengingat kendala utama bagi pengembangan lembaga tersebut
belum tersedianya kampus milik sendiri, maka para pengelola fakultas
mencurahkan perhatian dan usahanya untuk menjawab tantangan
tersebut. Jalan satu-satunya yang mesti ditempuh adalah membeli areal
tanah kampus, sebab mengharapkan wakaf dari masyarakat dan
meminta kepada Pemerintah Daerah tidak memungkinkan.
Suatu kebetulan ada seorang warga Muhammadiyah (H. Asrori
Arif) yang menaruh perhatian terhadap keberadaan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Salatiga. Beliau menawarkan tanah pekarangannya
seluas 0,75 ha lengkap dengan bangunannya yang letaknya cukup
strategis untuk penyelenggaraan pendidikan.
Berkat perhatian Menteri Agama (H. Alamsyah Ratu
Prawiranegara) terhadap perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN
48
Walisongo Salatiga, maka beliau berkenan mengabulkan usulan Dekan
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga Nomor 031/A-a/FT-
WS/I/1979, tanggal 24 Januari 1979, tentang maksud pembelian tanah
tersebut (pada waktu itu Dekan dijabat oleh Drs. Achmadi).
Berdasar pada surat Dirjen Binbaga Islam Nomor
E/Dag/BI/2828. tanggal 10 Agustus 1982, maka dibelilah tanah
sebagaimana ditawarkan di atas dengan menggunakan DIP Pusat (tahun
anggaran 1980/1981 dan 1981/1982). Hal penting yang perlu dicatat
adalah bahwa pembelian tanah tersebut tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak, terutama Bapak Muhammad Natsir (selaku Ketua
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia) yang juga telah lama menaruh
perhatian terhadap kehidupan umat Islam di Salatiga.
Tercatat mulai tahun 1982 Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Salatiga hijrah dari kampus lama ke kampus baru milik sendiri,
tepatnya dijalan Caranggito 2 (sekarang berubah menjadi jalan Tentara
Pelajar 2). Kampus baru dinilai sebagai jawaban tepat yang bersifat
fisik atas tantangan rencana rasionalisasi. Bahkan kampus baru tersebut
dirasakan mampu membangkitkan kembali optimisme dan antusiasme
seluruh civitas akademikanya.
Sedikit demi sedikit sarana dan prasarana pendidikan
bertambah, antara lain gedung kuliah, perpustakaan dan kantor.
Pemerintah Daerah pun juga tidak mau ketinggalan untuk memberikan
bantuan tambahan tanah kampus seluas 3000 m2 yang waktunya
49
bersamaan dengan pembangunan masjid kampus bantuan Yayasan
Amal Bhakti Muslim Pancasila. Memang secara administratif masjid
tersebut milik PEMDA, tetapi secara fungsional menjadi
tanggungjawab Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga.
Seiring dengan semakin bertambahnya fasilitas akademik,
bertambah pula tenaga kependidikan khususnya tenaga edukatif dan
mahasiswanya. Jika pada masa dekade pertama Fakultas Tarbiyah
Salatiga hanya memiliki 7 (tujuh) orang dosen tetap, pada dekade kedua
menjadi 30 (tiga puluh) orang. Fenomena yang hampir sama terjadi
pula pada perkembangan jumlah mahasiswa. Pada tahun 1987 tercatat
940 orang. Jika dibanding dengan jumlah mahasiswa tahun 1983, maka
peningkatannya sudah lebih dari 300%.
Disimak dari sisi akademis, eksistensi Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Salatiga juga semakin mantap, sebab mulai tahun akademik
1983/1984 sudah diberi kewenangan menyelenggarakan Program
Pendidikan Strata Satu (S1) dengan sistem SKS. Sebelumnya Perguruan
Tinggi ini hanya berhak menyelenggarakan Program Pendidikan
Sarjana Muda. Disamping itu secara yuridis juga semakin kokoh
dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1985
tentang Struktur Organisasi IAIN di mana Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Salatiga termasuk di dalamnya.
Tahun 1987 tampaknya relevan untuk dipahami sebagai awal
pengembangan kinerja bagi Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
50
Salatiga. Serangkaian peristiwa bersejarah terjadi mengiringi perjalanan
waktu ini.
Keputusan Presiden Nomor 9 Tahun 1987 tentang status
IAIN/Fakultas merupakan justifikasi yuridis yang amat mengokohkan
eksistensi lembaga pendidikan tinggi Islam ini. Pada Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Salatiga sendiri sebenarnya tengah terjadi pula proses
penguatan institusional, baik berupa sarana fisik maupun sumber daya
tenaga kependidikannya.
Di atas tanah bantuan PEMDA didirikan gedung kuliah,
laboratorium bahasa, ruang micro teaching dan sarana komputer. Pada
tahun 1991 dibangun pula sebuah gedung auditorium yang amat
bermakna bagi proses pendidikan. Perkembangan selanjutnya dibangun
sarana kegiatan mahasiswa seperti POSKO MENWA, Sekretariat
RACANA, Sekretariat Teater dan kantor Koperasi Mahasiswa yang
menyatu dengan gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang
diresmikan pada tahun 1995.
Di celah perkembangan sarana fisik tersebut ada kenyataan
historis yang perlu diberi catatan khusus, yaitu peran Badan Koordinasi
Orang Tua dan Alumni (BAKOAMI) yang dibentuk pada tahun 1988.
Pada tahun 1992 diaktanotariskan dengan nama Yayasan Kerjasama
Orang Tua dan Alumni (YAKOAMI) yang dipimpin oleh Bapak
Jumadi, B.A.
51
Adapun peningkatan sumber daya insani tampak pada upaya
serius lembaga ini dalam mendorong tenaga edukatif dan administrasi
untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Pada awal
tahun 1997 Fakultas Tarbiyah telah memiliki 44 orang dosen tetap. Dari
jumlah itu 1 orang telah bergelar Doktor, 22 orang bergelar Magister,
dan 10 orang sedang menyelesaikan program S.2 dalam berbagai
bidang keilmuan. Di antara tenaga administrasi ada 2 orang yang
sedang menyelesaikan studi program S.1.
Dengan menyimak pada proses perkembangan tersebut, maka
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga sebenarnya tampak
semakin mapan secara akademik untuk memberdayakan mahasiswa
yang berjumlah 1337 orang.
Adapun para personel yang pernah memimpin Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Salatiga yang didirikan pada tahun 1970
hingga beralih status menjadi STAIN adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
NO Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Di Salatiga
1 Drs. H. Machbub Masduqi (1971-1973, dan 1973-1976)
2 Drs. Cholid Narbuko (1976-1979)
3 Drs. Imam Buwaity (1982-1983)
4 Drs. H.M. Banany (1983-1985)
5 Drs. H.A. Noerhadi Djamal (1992-1995, dan 1995-1997)
52
NO Pembantu Dekan
1 Drs. Khomsun Taruno (1971-1973 dan 1973-1976)
2 Drs. Imam Buwaity (1971-1973 dan 1973-1976)
3 Drs. Achmadi (1976-1979)
4 Drs. H.A. Noerhadi Djamal (1985-1988 dan 1988-1992)
5 Drs. Chudhori, MA (1985-1988)
6 Drs. H. M. Banany (1988-1992)
7 Drs. H. Anwar Kusnan Riyanto (1985-1988)
8 Drs. M. Zulfa (1996-1997)
b. Alih Status Menjadi STAIN
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 11 Tahun
1997, maka secara yuridis mulai tanggal 21 Maret 1997 Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo Salatiga beralih status menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam
Negeri (STAIN) Salatiga. Sesuai dengan keputusan itu, STAIN tetap
didudukkan sebagai perguruan tinggi di bawah naungan Departemen Agama
Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau
profesional dalam disiplin ilmu pengetahuan agama Islam. Sebagai salah satu
bentuk satuan Pendidikan Tinggi, STAIN Salatiga masih tetap pula memiliki
kedudukan dan fungsi yang sama dengan institut maupun universitas negeri
lainnya.
Beralihnya status Fakultas Tarbiyah menjadi STAIN Salatiga telah
membawa berbagai peningkatan, baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
53
Peningkatan fisik meliputi penambahan tanah dan gedung sekretariat. Pada
tahun 1997 STAIN Salatiga telah menambah tanah seluas 12.500 meter
persegi yang terletak tidak jauh dari kampus sekarang. Kemudian pada tahun
2001, STAIN Salatiga telah membangun gedung sekretariat berlantai tiga
dengan luas bangunan seluruhnya 900 meter persegi, yang dibangun di atas
tanah bekas KUA seluas 871 meter persegi.
Sedangkan peningkatan non fisik meliputi peningkatan jumlah dan
pendidikan bagi dosen dan pegawai tetap STAIN Salatiga. Hingga tahun
2007, jumlah dosen tetap STAIN Salatiga sebanyak 94 orang. Dari jumlah
tersebut 2 orang bergelar profesor, 5 orang bergelar Doktor, 70 orang bergelar
Magister, dari 26 orang tersebut sedang studi S-3 sebanyak 10 orang, studi
S.2 sebanyak 30 orang (termasuk calon dosen). Sedangkan jumlah pegawai
tetap STAIN Salatiga hingga tahun 2007 mencapai 27 orang, 2 orang di
antaranya sudah menyelesaikan S-2. jumlah mahasiswa reguler 1991.
Adapun personalia yang pernah menjabat pimpinan STAIN Salatiga
adalah sebagai berikut:
Tabel3.2
NO Periode 1997-1998
1 Ketua Drs. H.A. Noerhadi Djamal
2 Pembantu Ketua 1 Dr. Muh. Zuhri, MA.
3 Pembantu Ketua II Drs. H. Komari Alwan
4 Pembantu Ketua III Drs. H. M. Zulfa Machasin
54
NO Periode 1998-2002
1 Ketua Prof. Dr. H. Muh. Zuhri, MA
2 Pembantu Ketua 1 Drs. H.M. Zulfa Machashin, M.Ag
3 Pembantu Ketua II Drs. H. Sukari Tamsir, M.Pd
4 Pembantu Ketua III Drs. Badwan, M.Ag
NO Periode 2002-2006
1 Ketua Drs. Badwan, M.Ag.
2 Pembantu Ketua 1 Drs. Imam Sutomo, M.Ag.
3 Pembantu Ketua II Drs. Imam Baihaqi, M.Ag.
4 Pembantu Ketua III Drs. H. Nasafi
NO Periode 2002-2006
1 Ketua Drs. Imam Sutomo, M.Ag.
2 Pembantu Ketua 1 Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag.
3 Pembantu Ketua II Drs. Imam Baihaqi, M.Ag.
4 Pembantu Ketua III Drs. Miftahuddin, M.Ag.
NO
Periode 2010-2014
1 Ketua Dr. Imam Sutomo, M.Ag.
2 Pembantu Ketua 1 Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
55
3 Pembantu Ketua II Drs. Miftahuddin, M.Ag.
4 Pembantu Ketua III H. Agus Waluyo, M. Ag.
NO Sekarang Periode 2014-2018
1 Ketua Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.
2 Pembantu Ketua 1 Dr. H. Agus Waluyo, M.Ag.
3 Pembantu Ketua II Drs. Kastolani, M.Ag.
4 Pembantu Ketua III Moh. Khusen, M.Ag., M.A.
3. Letak Geografis
Kota Salatiga teletak pada ketinggian antara: 450 – 825m dpl
menjadikan kota ini sejuk dan udaranya segar, itulah kesan pertama yang bisa
digambarkan untuk Salatiga. Iklimnya tropis dan secaraastronomis Kota
ini terletak antara 1100.27′.56,81″ – 1100.32′.4,64″ BT dan 0070.17′. –
0070.17′.23″ LS. Kota ini Secara morfologis berada di daerah cekungan,
dikelilingi Gunung Merbabu diantara gunung-gunung kecil antara lain: Gajah
Mungkur, Telomoyo, dan Payung Rong. Wilayah Salatiga dikelilingi wilayah
Kabupaten Semarang dari berbagai sisinya.
Wilayah Kota Salatiga berbatasan dengan wilayah Kabupaten
Semarang. Di wilayah utara berbatasan dengan Kecamatan Pabelan, sebelah
timur dengan Kecamatan Tengaran. Sedangkan di Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Getasan dan sebagian Tengaran . Adapun di sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Tuntang.
56
Daerah Salatiga Bergelombang seperti Kelurahan Dukuh, Ledok,
Kutowinangun, Salatiga, Sidorejo Lor, Bugel, Kumpulrejo, dan Kauman Kidul.
Sisanya adalah daerah miring25% dan datar 10%.
Salatiga merupakan kota multicultural yang sangat Indonesia dengan
jumlah penduduk 177.088 orang. 78 % atau sekitar 136.000
penduduk beragama Islam, 17 % beragama Kristen Prostestan, 5 % Katolik,
sisanya beragama Hindu, Budha serta aliran Kepercayaan (termasuk Kejawen).
Dikenal sebagai kota yang indah, Kota Salatiga memiliki beberapa perguruan
tinggi seperti Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), STIA AMA, Akbid
Bakti Nusantara, Akbid Ar Rum, dan tentu saja STAIN Salatiga. Dengan
demikian, STAIN Salatiga menjadi kampus Negeri satu-satunya di wilayah ini.
a. Transportasi Menuju Kampus STAIN Salatiga
Salatiga berada di jalur utama Semarang- Boyolali-Solo, dengan
jarak tempuh 1,5 jam dari Semarang/ Bandara Ahmad Yani , 1 Jam dari
Solo/ Bandara Adi Sumarmo dan 2 Jam dari Jogja/ bandara Adi
Sucipto. Bus besar dan minibus melewati Kota Salatiga sepanjang hari
selama 24 jam. Bus-bus yang lewat adalah PO. Raya, Ismo, Esto, Sari,
Safari, Putra Palagan, Mulyo Indah, Rajawali, Sumber Kencono, Sawojajar,
Santika. Bus jurusan Solo – Jakarta via pantura dan sebaliknya juga
melewati Kota ini.
Untuk menuju STAIN Salatiga cukup mudah karena ada di pusat
kota, tepatnya bersebelahan dengan alun-alun Kota Salatiga. Juga
berdampingan dengan Masjid Raya Darul Amal, Kantor Polres, Samsat,
57
Kantor Walikota, RSU Salatiga, Stadion Kridosono dan pusat pemerintahan
lainnya. Mudah dijangkau dengan kendaran roda dua maupun mobil. Semua
angkutan kota melewati kampus STAIN Salatiga dengan tarif berkisar Rp.
1000-2000, dari arah manapun.
b. Gambar 3.1 Peta Lokasi STAIN Salatiga
58
4. Visi dan Misi
a. Visi lembaga dirumuskan dalam kalimat pendek sebagai berikut:
“Menjadi perguruan tinggi yang berkualitas dalam mewujudkan
keseimbangan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan
kecerdasan spiritual”.
b. Dengan visi tersebut, maka Misi yang diemban lembaga diuraikan sebagai
berikut:
1) Mengantarkan mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman
spiritual, keluhuran akhlak, dan keluasan ilmu pengetahuan.
2) Memberikan layanan kepada civitas akademika dan masyarakat dalam
menggali ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
3) Mengembangkan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat
melalui kinerja internal dan eksternal.
4) Mengembangkan college base management dengan pelibatan stake
holder dan masyarakat.
5) Mewujudkan tempat rujukan dalam keteladanan nilai-nilai Islam dan
budaya bangsa.
c. Asas, Fungsi Dan Tujuan
Dalam menyusun dan mengembangkan program, STAIN Salatiga
berasaskan Pancasila. Sedang dasar operasionalnya adalah:
1) Undang-undang Dasar 1945
2) Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
59
3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1990 tentang Pendidikan
Tinggi.
4) Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1997 tentang Pendirian STAIN.
5) Statuta Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
6) Peraturan-peraturan lain yang terkait.
d. Keberadaan STAIN Salatiga Mempunyai Fungsi:
1) Merumuskan kebijaksanaan dan perencanaan program.
2) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran ilmu pengetahuan
agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam.
3) Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu
pengetahuan agama Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan
Islam.
4) Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.
5) Pelaksana pembinaan kemahasiswaan.
6) Pelaksana kegiatan sivitas akademika dan hubungan dengan
lingkungannya.
7) Pelaksana kerja dengan Perguruan Tinggi dan/atau lembaga-lembaga
lain.
8) Menyelenggarakan administrasi dan manajemen.
9) Pelaksana pengendalian dan pengawasan kegiatan.
10) Melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan
serta penyusunan laporan.
60
e. Adapun Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan STAIN Salatiga adalah:
1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan agama
Islam dan teknologi serta seni yang bernapaskan Islam.
2) Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama
Islam dan/atau teknologi serta seni yang bernapaskan Islam, dan
mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
5. Staff
Tenaga Pengajar di STAIN Saltiga berkualifikasi akademis : Guru
Besar 4 orang, Doktor 11 orang, 47 orang sedang studi S3 dan Magister 50.
6. Fasilitas
a. Fasilitas dan Keunggulan
Fasilitas dan keunggulan yang dimiliki STAIN Salatiga diantaranya :
1) Asrama Mahasiswa gratis selama satu tahun, untuk menjamin
intensitas pembelajaran agama dan bahasa asing (Arab dan Inggris)
yang diampu oleh Native Speaker (penutur asli)
2) Studi Intensif Bahasa Asing (SIBA) selama dua semester.
3) Perpustakaan yang terkoneksi dengan Jasapusperti
4) Ruang kuliah multimedia.
61
5) Laboratorium: Lab. IPA, Lab. Falak, Lab. Bahasa, Lab. Peradilan,
Lab. Microteaching, Lab. Perbankan dan Akuntansi, Lab. Komputer
dan jaringan internet terpadu, hotspot area.
6) Fasilitas olah raga dan pengembangan bakat/minat lainnya.
7) Lembaga Konsultasi Bantuan Hukum Islam (LKBHI)
8) Lembaga Konsultasi Psikologi “Tazkia”
7. Jurusan dan Program Studi
Tabel 3.3
O rusan ogram Studi atus
arbiyah Pendidkan Agama Islam ( PAI) rakreditasi B
Pendidikan Bahasa Arab (PBA) rakreditasi B
Tadris (Pendidikan)
BahasaInggris (TBI)
rakreditasi B
Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI)
rakreditasi B
Pendidikan Guru Raudhatul
Atfal (PGRA)
oses Akreditasi.
Ijin Dirjen
Pendis No.2866/
th. 2012
yariah Perdata Islam (al Akhwal al
Syakhshiyyah)
rakreditasi B
Hukum Ekonomi Syariah (HES) alam Proses
Perbankan Syariah (PS) alam Proses
62
Ekstensi Perbankan Syariah dan
al Akhwal al Syakhshiyyah
alam Proses
III Perbankan Syariah (PS) rakreditasi B
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) oses Akreditasi.
Ijin Dirjen
Pendis No.2866/
th. 2012
Ilmu Al Quran dan Tafsir oses Akreditasi.
Ijin Dirjen
Pendis No.2866/
th. 2012
Komunikasi & Penyiaran Islam
(KPI)
oses Akreditasi.
Ijin Dirjen
Pendis No.2866/
th. 2012
sca Sarjana agister Pendidikan Agama Islam Dalam Proses
63
a. Ketua Jurusan Dan Ketua Program Studi
Tabel 3.4
Progam Pasca Sarjana
O ama batan
Dr. Zakiyuddin, M.Ag. Direktur
Dr. Widiyanto, M.A. Asisten Direktur I
Dr. Winarno, S.Si., M.Pd. Asisten Direktur II
Jurusan Tarbiyah
O ama batan
Suwardi, S.Pd., M.Pd Ketua Jurusan
Achmad Maimun, M.Ag. Sekretaris
Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam
O Nama Jabatan
Benny Ridwan, M.Hum. Ketua Jurusan
Ilyya Muhsin, S.HI., M.Si. Sekretaris
O Kelas Khusus International (KKI)
Noor Malihah, S.Pd., M.Hum., Ph.D. Ketua Prodi
ogram Studi
O odi ama batan
PAI Rasimin, S.PdI., M.Pd. Ketua Prodi
PBA Sri Guno Najib Chaqoqo, S.PdI., MA.
Ketua Prodi
64
TBI Rr. Dewi Wahyu Mustikasari, SS., M.Pd.
Ketua Prodi
PGMI Peni Susapti, S.Si., M.Si. Ketua Prodi
KPI Dra. Maryatin Ketua Prodi
PGRA Wahidin, S.PdI., M.Pd. Ketua Prodi
PAI Ekstensi Drs. Joko Sutopo Ketua Prodi
Program Studi
O odi ama batan
HES Nafis Irkhami, M.Ag., MA. Ketua Prodi
AS Sukron Ma’mun, S.HI., M.Si. Ketua Prodi
S1 PS Fetria Eka Yudiana, M.Si. Ketua Prodi
DIII PS Ahmad Mifdlol Muthohar, M.Si.
Ketua Prodi
SKI Haryo Aji Nugroho, S.Sos., MA.
Ketua Prodi
IAT M. Gufron, M.Ag. Ketua Prodi
8. Organisasi Kemahasiswaan
Organisasi Kemahasiswaan merupakan lembaga-lembaga unit yang
dikelola oleh mahasiswa STAIN Salatiga.
a. Dewan Mahasiswa
b. Senat Mahasiswa
c. Himpunan Mahasiswa Jurusan Syari’ah
65
d. Himpunan Mahasiswa Jurusan Tarbiyah
e. Racana
f. Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika
g. Lembaga Dakwah Kampus
h. Koperasi Mahasiswa Fatawa
i. Mapala Mitapasa
j. STAIN Music Club
k. STAIN Sport Club
l. Resimen Mahasiswa
m. Teater Getar
n. Communicative ENGLISH Club
o. Kelompok Studi Ekonomi Islam
p. Jam’iyatul Qurro’ Walhuffadz
q. Ittaqo (“http://www.STAIN Salatiga.co.id diakses 4 juli 2014 Pukul
08.00 WIB.
B. Penyajian Data
Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data
observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk
data guna memperlancar langkah suatu penelitian.
Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di
STAIN Salatiga:
1. Daftar Responden
66
Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang
dijadikan subjek penelitian. Untuk itu lebih jelasnya penulis sajikan dalam
bentuk tabel sebagai berikut
Tabel 3.5
Daftar Nama Responden
NO NAMA KELAS JENIS
KELAMIN
1 Siti Muslimah PAI A P
2 Ery Syahriar PAI A P
3 Basiroh PAI A P
4 Umi Khamidah PAI A P
5 Zanuar Is Hartanto PAI A L
6 M. Firdaus PAI A L
7 Arif PAI A L
9 Mika Husyada PAI A L
10 Hesti Ambarwati PAI B P
11 Linna Indrasari PAI B P
12 Iswati PAI B P
13 Nur Faizah PAI B P
14 Annisa Indah PAI B P
15 Wulan Sari PAI B P
16 Mahfud PAI B L
17 M.Mustholiq Alwi PAI B L
18 Muh Gunawan PAI B L
19 Striana Farhana PAI C P
20 Annisa Alfi Nurjanah PAI C P
21 Tri Nikmatun Utamimah PAI C P
67
22 Tri Utami PAI C P
23 Siti Aminah PAI C P
24 Daryanto PAI C L
25 Hanan Alfanani PAI C L
26 M. Khoirul Lutfi PAI C L
27 Khotim Ahsan PAI C L
28 Fatmawati PAI D P
29 Lilis Retnowati PAI D P
30 Yuliana Arum Priyani PAI D P
31 Henni Purwaningrum PAI D P
32 Hasan Maftuh PAI D L
33 Nuhri PAI D L
34 Khotibul Umam PAI D L
35 Priyo Prasetyo PAI D L
36 Muhammad Hafidz PAI D L
37 Atik Taklina PAI E P
38 Roro Risalatul M PAI E P
39 Siti Fitriyah PAI E P
40 Muh Imam Fauzi PAI E P
41 Syamsul Maarif PAI E L
42 Sapto Ari yoyok PAI E L
43 Rohman Hakim PAI E L
44 Muhammad Da’i Sholeh PAI E L
45 Koiri Azizi PAI E L
Tabel 3.6
Jawaban angket kematangan emosi mahasiswa STAIN Salatiga program studi
Pendidikan Agama Islam semester 8 tahun Akademik 2013/ 2014
68
No Jumlah Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 2 52
2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 55
3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 53
4 2 3 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 51
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
6 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 1 2 51
7 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
8 3 3 3 1 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 53
9 2 2 2 1 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 1 46
10 3 2 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 3 3 1 3 2 3 3 3 52
11 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 48
12 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 1 3 1 3 1 2 2 2 45
13 3 3 3 1 3 3 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 53
14 2 1 3 2 3 2 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 49
15 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 57
16 2 2 3 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 1 2 2 1 3 2 3 46
17 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 58
18 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 2 3 3 2 51
19 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 58
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 59
69
21 3 1 3 1 3 2 1 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 1 47
22 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 56
23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3 56
24 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 54
25 3 3 3 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 3 53
26 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 1 3 2 3 54
27 2 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 53
28 2 2 3 2 1 3 2 2 2 2 1 2 3 1 3 3 2 3 2 3 44
29 2 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 50
30 2 3 3 2 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 53
31 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 55
32 2 3 2 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 54
33 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56
34 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 50
35 3 2 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 3 2 2 51
36 2 3 2 2 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 52
37 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 56
38 2 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 50
39 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 2 3 52
40 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 51
41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
42 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 52
70
43 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 53
44 2 3 3 2 3 3 2 1 3 3 3 2 3 3 1 1 1 3 3 3 48
45 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 2 1 49
Tabel 3.7
Jawaban angket sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga Program Studi
Pendidikan Agama Islam semester 8 tahun Akademik 2013/ 2014
No Jumlah Item Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 3 3 1 3 3 2 3 3 1 3 1 3 2 2 3 2 3 3 1 48
2 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 55
3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 53
4 2 3 3 1 1 3 2 3 3 2 3 1 3 3 2 3 2 3 3 2 48
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
6 3 2 2 3 3 3 2 1 1 3 3 2 3 1 2 3 2 1 1 3 45
7 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 58
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
9 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 2 2 1 3 3 3 3 1 50
10 2 3 3 1 1 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 48
11 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 56
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 3 3 3 55
13 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 57
71
14 2 1 3 3 2 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 3 3 50
15 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 55
16 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 1 3 2 3 3 3 2 3 2 50
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
18 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 56
19 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 57
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
21 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 1 3 2 3 3 3 53
22 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56
23 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 56
24 2 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 55
25 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3 3 3 56
26 3 3 3 1 1 3 3 3 3 2 3 1 3 2 3 3 3 3 3 2 51
27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 58
28 3 1 2 1 2 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 3 2 1 2 2 43
29 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 52
30 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 58
31 3 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 1 3 3 3 3 2 3 2 3 51
32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
34 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 56
35 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 2 2 3 2 3 3 3 54
72
36 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 58
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59
38 3 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 53
39 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 56
40 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 59
41 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 53
42 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 2 51
43 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 54
44 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 1 1 3 3 3 3 2 3 3 2 51
45 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 2 1 3 2 3 3 3 53
2. Data hasil angket
Untuk memperoleh data tentang pengaruh kematangan emosi
terhadap sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga semester 8 tahun
akademik 2013/ 2014 yang berisi 20 item dan indikator sikap tasamuh
sebanyak 20 item yang setiap item pertanyaan terdapat 3 alternatif
jawaban yaitu a, b, dan c dengan bobot penilaian sebagai berikut:
a. Alternatif jawaban a dengan bobot nilai 3
b. Alternatif jawaban b dengan bobot nilai 2
c. Alternatif jawaban c dengan bobot nilai 1
Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat
pada tabel berikut dibawah ini:
73
Tabel 3.8
Nilai hasil angket Kematangan emosi mahasiswa STAIN Salatiga
pogram studi pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik
2013/2014
1) Nominasi A adalah nilai 55-60 tinggi
2) Nominasi B adalah nilai 54-49 sedang
3) Nominasi C adalah nilai 48-44 rendah
No JAWABAN NILAI JUMLAH NOMINASI
Res a b c 3 2 1
1 13 6 1 39 12 1 52 B
2 15 5 0 45 10 0 55 B
3 14 5 1 42 10 1 53 B
4 13 5 2 39 10 2 51 B
5 20 0 0 60 0 0 60 A
6 13 5 2 39 10 2 51 B
7 18 1 1 54 2 1 57 A
8 15 3 2 45 6 2 53 B
9 9 8 3 27 16 3 46 C
10 14 4 2 42 8 2 52 B
11 14 0 6 42 0 6 48 C
12 8 9 3 24 18 3 45 C
13 16 1 3 48 2 3 53 B
74
14 11 7 2 33 14 2 49 C
15 17 3 0 51 6 0 57 A
16 9 8 3 27 16 3 46 C
17 18 2 0 54 4 0 58 A
18 12 7 1 36 14 1 51 B
19 18 2 0 54 4 0 58 A
20 19 1 0 57 2 0 59 A
21 11 5 4 33 10 4 47 C
22 16 4 0 48 8 0 56 A
23 17 2 1 51 4 1 56 A
24 17 3 0 51 6 0 57 A
25 15 3 2 45 6 2 53 B
26 15 4 1 45 8 1 54 B
27 15 3 2 45 6 2 53 B
28 7 10 3 21 20 3 44 C
29 12 6 2 36 12 2 50 B
30 16 4 0 48 8 0 56 A
31 16 3 1 48 6 1 55 B
32 15 4 1 45 8 1 54 B
33 17 2 1 51 4 1 56 A
34 12 6 2 36 12 2 50 B
35 13 5 2 39 10 2 51 B
75
36 13 6 1 39 12 1 52 B
37 16 4 0 48 8 0 56 A
38 11 8 1 33 16 1 50 B
39 14 4 2 42 8 2 52 B
40 14 4 1 42 8 1 51 B
41 20 0 0 60 0 0 60 A
42 13 6 1 45 10 0 52 B
43 13 7 0 39 14 0 53 B
44 12 4 4 36 8 4 48 C
45 11 7 2 33 14 2 49 C
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori
tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
𝑖 = (𝑋𝑡−𝑋𝑟)+1𝐾𝑖
Keterangan:
i = Interval ideal
Xt = Nilai tertinggi ideal
Xr = Nilai terendah ideal
Ki = Kelas interval
Sesuai dengan rumus interval diatas maka intervalnya sebagai
berikut
76
𝑖 =� 𝑋𝑡−𝑋𝑟� + 1
3
𝑖 = (60 − 44) + 1
3
𝑖 =173
= 5.6
= 6
Tabel 3.9
Nilai Hasil Angket Sikap Tasamuh Mahasiswa STAIN Salatiga
1) Nominasi A adalah nilai 55-60 tinggi
2) Nominasi B adalah nilai 54-49 sedang
3) Nominasi C adalah nilai 48-44 rendah
No JAWABAN NILAI JUMLAH NOMINASI
Res a b c 3 2 1
1 12 4 4 36 8 4 48 C
2 16 3 1 48 6 1 55 A
3 14 5 1 42 10 1 53 B
4 11 6 3 33 12 3 48 C
5 20 0 0 60 0 0 60 A
6 10 5 5 30 10 5 45 C
7 18 2 0 54 4 0 58 A
8 20 0 0 60 0 0 60 A
77
9 13 4 3 39 8 3 50 B
10 12 4 4 36 8 4 48 C
11 16 4 0 48 8 0 56 A
12 16 3 1 48 6 1 55 A
13 18 1 1 54 2 1 57 A
14 13 4 3 39 8 3 50 B
15 15 5 0 45 10 0 55 A
16 11 8 1 33 16 1 50 B
17 20 0 0 60 0 0 60 A
18 17 2 1 51 4 1 56 A
19 17 3 0 51 6 0 57 A
20 20 0 0 60 0 0 60 A
21 14 5 1 42 10 1 53 B
22 17 2 1 51 4 1 56 A
23 17 2 1 51 4 1 56 A
24 16 3 1 48 6 1 55 A
25 17 2 1 51 4 1 56 A
26 14 3 3 42 6 3 51 B
27 19 0 1 57 0 1 58 A
28 5 13 2 15 26 2 43 C
29 14 4 2 42 8 2 52 B
30 18 2 0 54 4 0 58 A
78
31 13 5 2 39 10 2 51 B
32 20 0 0 60 0 0 60 A
33 20 0 0 60 0 0 60 A
34 17 2 1 51 4 1 56 A
35 15 4 1 45 8 1 54 B
36 18 2 0 54 4 0 58 A
37 19 1 0 57 2 0 59 A
38 14 5 1 42 10 1 53 B
39 16 4 0 48 8 0 56 B
40 19 1 0 57 2 0 59 A
41 14 5 1 42 10 1 53 B
42 15 5 0 45 10 0 55 A
43 16 4 0 48 8 0 56 A
44 13 5 2 39 10 2 51 B
45 15 3 2 45 6 2 53 B
Nominasi tersebut didasarkan pada jumlah nilai yang didapat dari
masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada
kategori tinggi, sedang, dan rendah. Adapun untuk menentukan kategori
tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
79
𝑖 =(𝑋𝑡 − 𝑋𝑟) + 1
𝐾𝑖
Keterangan:
i = Interval ideal
Xt = Nilai tertinggi ideal
Xr = Nilai terendah ideal
Ki = Kelas interval
Sesuai dengan rumus interval diatas maka intervalnya sebagai
berikut:
𝑖 =� 𝑋𝑡−𝑋𝑟� + 1
3
𝑖 = (60 − 43) + 1
3
𝑖 =183
= 6
80
BAB IV
ANALISIS DATA
Pada bab ini peneliti akan menganalisis data yang telah terkumpul
sehingga diketahui ada tidaknya pengaruh kematangan emosi terhadap sikap
tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga program studi pendidikan agama Islam
semester 8 tahun akademik 2013/2014. Analisis ini diperlukan untuk
mengetahui tujuan penelitian.
Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kematangan emosi
dengan sikap tasamuh mahasiswa, maka data yang diperoleh akan dianalisis
statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis
menggunakan teknik product moment sebagai berikut:
A. Analisis Deskriptif
Analisis pendahuluan dimaksudkan untuk mengetahui kematangan
emosi dan sikap tasamuh mahasiswa dengan menggunakan rumus prosentase
yaitu:
P = 𝐹𝑁
× 100%
Keterangan:
P = Prosentase
F = Frekuensi
N = Jumlah responden
81
1. Kematangan Emosi
Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang
pengaruh kematangan emosi terhadap sikap tasamuh mahasiswa
STAIN Salatiga program studi pendidikan agama Islam semester 8
tahun akademik 2013/2014 diketahui rekapitulasi adalah sebagai
berikut:
a. Untuk kategori tinggi tentang kematangan emosi antara skor 55-
60 ada 14 responden.
𝑃 =𝐹𝑁𝑋100%
𝑃 =1445𝑋100%
𝑃 = 31.11%
b. Untuk kategori sedang tentang kematangan emosi antara skor
54-49 ada 24 responden:
𝑃 =𝐹𝑁𝑋100%
𝑃 =2445𝑋100%
𝑃 = 53.33%
c. Untuk kategori rendah tentang kematangan emosi antara skor
48-44 ada 7 responden:
𝑃 =𝐹𝑁𝑋100%
𝑃 =7
45𝑋100%
82
𝑃 = 15,56%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi tentang kematangan emosi mahasiswa STAIN Salatiga
program studi pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik
2013/2014.
Tabel 4.1
Rekapitulasi kematangan emosi mahasiswa STAIN Salatiga
program studi pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik
2013/2014.
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan
bahwa kematangan emosi yang tinggi sebesar 31.11%, yang sedang
sebesar 53.33% dan yang rendah sebesar 15.56%. Sehingga dengan
demikian, kematangan emosi mahasiswa STAIN Salatiga Program
studi pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik
2013/2014, tergolong dalam kategori sedang yaitu sebesar 53.33%.
NO KATEGORI NTERVAL FREKUENSI PROSENTASE
1 Tinggi 55-60 14 31.11%
2 Sedang 54-49 24 53.33%
3 Rendah 48-44 7 15.56%
Jumlah 45 100%
83
2. Sikap Tasamuh
Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang
sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga Program studi pendidikan
agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/ 2014 diketahui
rekapitulasi sebagai berikut:
a. Untuk kategori tinggi tentang sikap tasamuh antara skor 55-60
ada 22 responden.
𝑃 =𝐹𝑁𝑋100%
𝑃 =2245𝑋100%
𝑃 = 48.89%
b. Untuk kategori sedang sikap tasamuh antara skor 54-49 ada 18
responden:
𝑃 =𝐹𝑁𝑋100%
𝑃 =1845𝑋100%
𝑃 = 40%
c. Untuk kategori rendah tentang sikap tasamuh antara antara 48-
43 ada 5 responden:
𝑃 =𝐹𝑁𝑋100%
𝑃 =5
45𝑋100%
𝑃 = 11.11%
84
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi tentang sikap tasamuh.
Tabel 4.2
Rekapitulasi Sikap tasamuh
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan
bahwa sikap tasamuh yang tinggi sebesar 48.89%, yang sedang
sebesar 40% dan yang rendah sebesar 11.11%. Sehingga dengan
demikian, sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga Program studi
pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014
tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 48.89%.
B. Pengujian Hipotesis
Analisis uji hipotesis digunakan untuk menganalisis diterima
tidaknya hipotesis yang diajukan dalam skripsi ini, tentang pengaruh
kematangan emosi terhadap sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga
Program studi pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik
2013/2014. Maka dibuktikan dengan mencari nilai koefisian antara
variabel kematangan emosi (X) dengan sikap tasamuh mahasiswa (Y).
NO KATEGORI NTERVAL FREKUENSI PROSENTASE
1 Tinggi 55-60 22 48.89%
2 Sedang 49-54 18 40%
3 Rendah 43-48 5 11.11%
Jumlah 45 100%
85
Adapun untuk mencari nilai koefisien tersebut, maka penulis
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 4.3
Tabel Kerja Untuk Mencari Korelasi Antara
Variabel Kematangan Emosi (X) Dan Variabel Sikap Tasamuh (Y)
NO X Y X2 Y2 X.Y
1 52 48 2704 2304 2496
2 55 55 3025 3025 3025
3 53 53 2809 2809 2809
4 51 48 2601 2304 2448
5 60 60 3600 3600 3600
6 51 45 2601 2025 2295
7 57 58 3249 3364 3306
8 53 60 2809 3600 3180
9 46 50 2116 2500 2300
10 52 48 2704 2304 2496
11 48 56 2304 3136 2688
12 45 55 2025 3025 2475
13 53 57 2809 3249 3021
14 49 50 2401 2500 2450
15 57 55 3249 3025 3135
86
16 46 50 2116 2500 2300
17 58 60 3364 3600 3480
18 51 56 2601 3136 2856
19 58 57 3364 3249 3306
20 59 60 3481 3600 3540
21 47 53 2209 2809 2491
22 56 56 3136 3136 3136
23 56 56 3136 3136 3136
24 57 55 3249 3025 3135
25 53 56 2809 3136 2968
26 54 51 2916 2601 2754
27 53 58 2809 3364 3074
28 44 43 1936 1849 1892
29 50 52 2500 2704 2600
30 53 58 2809 3364 3248
31 55 51 3025 2601 2805
32 54 60 2916 3600 3240
33 56 54 3136 2916 3024
34 50 56 2500 3136 2800
35 51 54 2601 2916 2754
36 52 58 2704 3364 3016
37 56 53 3136 3481 2968
87
38 50 53 2500 2809 2650
39 52 56 2704 3136 2912
40 51 54 2601 2916 2754
41 60 53 3600 2809 3180
42 52 51 2704 2601 2652
43 53 54 2809 3136 2862
44 48 51 2304 2601 2448
45 51 53 2601 2809 2703
∑ 2368 2430 125282 131918 128234
Setelah diketahui masing-masing jumlahnya, maka dapat
dimasukan rumus product moment, yang meliputi:
Σx : 2368 Σx² : 125282 Σxy : 128234
Σy : 2430 Σy² : 131918 N : 45
Dalam melakukan analisis tentang pengaruh kematangan emosi
terhadap sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga program studi
agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014. Peneliti
menggunakan rumus product moment. Adapun rumusnya sebagai
berikut:
( )( )
( ) ( )
∑
−∑
∑
−∑
∑∑−∑
=
NYY
NXX
NYXXY
rxy2
22
2
88
( )( )
( ) ( )
−
−
−=
452430131918
452368125282
4524302368128234
22xyr
( ) ( )
−
−
−=
452430131918
452368125282
12787212823422
xyr
{ }{ }( )13122013191842,124609125282127872128234
−−−
=xyr
( )( )69858,672362
=xyr
84,469460362
=xyr
17212436,685362
=xyr
528,0=xyr
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis
Setelah data berhasil diuji dengan menggunakan product moment.
Jadi rhitung 0,528, selanjutnya dibandingkan dengan harga r tabel.
Dengan N 45, pada taraf signifikansi 5% 0,294 r hitungnya adalah 0,528
yang berarti r hitung > r tabel, sedangkan taraf signifikan untuk 1%
0,380, r hitung adalah 0,528 berarti r hitung > r tabel. Ketentuan
(Sugiyono, 2008: 190), bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho
diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar
89
dari r tabel (rh > rt ) maka Ha “diterima”. Dari hasil tampak bahwa r
hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian hasil
dari 0,528 tersebut adalah signifikan. Terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara kematangan emosi dengan sikap tasamuh
Mahasiswa STAIN Program Studi Pendidikan Agama Islam semester 8
Tahun Akademik 2013/2014.
Oleh karena itu, penelitian ini telah membuktikan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara kematangan emosi dengan sikap
tasamuh Mahasiswa STAIN Salatiga program studi Pendidikan Agama
Islam semester 8 tahun Akademik 2013/2014.
90
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil
kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian
sebelumnya yakni: untuk mengetahui pengaruh kematangan emosi (X),
dengan sikap tasamuh (Y) mahasiswa STAIN Salatiga program studi
pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014, maka
setelah diadakan perhitungan menunjukkan:
1. Bahwa kematangan emosi mahasiswa STAIN Salatiga program studi
pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014.
Dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah dari 45 responden dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Tergolong kategori tinggi ada 14 mahasiswa atau 31,11%
b. Tergolong kategori sedang ada 24 mahasiswa atau 53,33%
c. Tergolong kategori rendah ada 7 mahasiswa atau 15,56%
Sehingga dengan demikian, kematangan emosi mahasiswa
STAIN Salatiga Program studi Pendidikan Agama Islam semester 8
tahun akademik 2013/2014, tergolong dalam kategori sedang yaitu
sebesar 53.33%.
91
2. Bahwa sikap tasamuh mahasiswa STAIN Salatiga program studi
pendidikan agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014
dalam kategori tinggi, sedang dan rendah dari 45 responden adalah:
a. Tergolong kategori tinggi ada 22 mahasiswa atau 48,89%
b. Tergolong kategori sedang ada 18 mahasiswa atau 40%
c. Tergolong kategori rendah ada 5 mahasiswa atau 11,11%
Sehingga dengan demikian, sikap tasamuh mahasiswa
STAIN Salatiga Program studi pendidikan Agama Islam semester 8
tahun akademik 2013/2014 tergolong dalam kategori tinggi yaitu
sebesar 48.89%.
3. Dari hasil olah data secara statistik menyatakan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara kematangan emosi dengan sikap tasamuh
mahasiswa Stain Salatiga pogram studi Pendidikan Agama Islam
tahun akademik 2013/2014. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan N
45, pada taraf signifikansi 5% 0,294 r hitungnya adalah 0,528 yang
berarti r hitung > r tabel, sedangkan taraf signifikan untuk 1% 0,380
r hitung adalah 0,528 berarti r hitung > r tabel. Ketentuan (Sugiyono,
2008: 190), bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima,
dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r
tabel (rh > rt ) maka Ha “diterima”. Dari hasil tampak bahwa r
hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima, dengan demikian
hasil dari 0,528 tersebut adalah signifikan.
92
B. Saran-Saran
Setelah penulis mengadakan penelitian terhadap kematangan
emosi dengan sikap tasamuh mahasiwa STAIN Salatiga program studi
Pendidikan Agama Islam semester 8 tahun akademik 2013/2014,
selanjutnya penulis disini akan mengajukan saran-saran yang sekiranya
penulis anggap perlu. Adapun saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Bagi Lembaga
Sebagai lembaga Pendidikan Agama Islam di Salatiga
STAIN merupakan dambaan umat Islam dalam membentuk insan
yang berakhlak mulia. Mengacu pada hal tersebut, penulis
mengaharapkan kepada lembaga untuk lebih memperhatikan
mahasiswa secara menyeluruh, demi terselenggaranya pendidikan
yang seimbang antara dunia dan akhirat.
Di samping itu STAIN juga diharapkan untuk
memperhatikan tingkah laku mahasiswa sehingga mahasiswa
memperoleh budaya karakter yang baik dalam pergaulan sehari-hari,
misalnya mampu mengontrol emosi, saling menghargai antara sesama
individu yang satu dengan individu yang lain.
2. Bagi dosen
Dosen dalam dunia pendidikan adalah orang tua bagi
mahasiswa, maka figure seorang dosen merupakan hal terpenting
dalam dunia kampus. Oleh karena itu penulis mengharapkan lebih
meningkatkan interaksi dengan mahasiswa.
93
3. Bagi mahasiswa
Penulis sangat berharap kepada seluruh mahasiswa STAIN
Salatiga untuk mematangkan emosinya/ kedewasaan dan saling
menghargai antar sesama mahkluk ciptaan Allah tidak ada gejolak
negatif yang dapat berpengaruh pada permusuhan. Bersama-sama
membentuk jiwa yang mencintai perbedaan, kareana perbedaan adalah
anugrah dari Allah SWT.
C. Penutup
Dengan mengucapkan puji syukur alhamdulillah, dengan rahmat
dan hidayah Allah SWT, maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Itu
semua atas berkat hidayah, rahmat, dan izin Allah SWT. Oleh karena itu
tidak ada kata yang pantas penulis ucapkan dengan ketulusan hati kecuali
hanya memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan dan
pembahasan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan yang penulis miliki. Dengan kerendahan hati penulis sangat
mengharap kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan skripsi
ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan siapa saja yang
berkesempatan membacanya serta dapat memberikan sumbangan yang positif
bagi kemajuan pendidikan. Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi , Abu. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi , Abu & Sholeh, Munawar. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Cipta.
Al-Asqalany, Ibn Hajar. 1417H/ 1996 M. Fathkhul Bary, (Cet. I. Jilid 1. Madinah al-Munawarah.
Ambarsari, Aprilia. 2005. Hubungan Kematangan Emosi Dengan Kecemasan Menghadapi Perkawinan Pada Remaja Akhir. Skripsi. Tidak diterbitkan. Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek edisi revisi v. Jakarta: PT Rineka Cipta.
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek cetakan ke 14. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Asih Yuli, Gusti. & Shinta Pratiwi, Margaretha. 2010. Perilaku Prososial Ditinjau Dari Empati Dan Kematangan Emosi, (Online). Volume 1, NO. 1, (http://www.Jurnal Psikologi Unervisitas Muria Kudus.ac.id, diakses 5 juli 2014 pukul 14.00 WIB).
Chaplin. J.P., Penerjemah Kartini Kartono. 2008. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Grasindo.
Departemen Agama RI. 2009. AL-Quran Dan Terjemahannya. Bandung: PT Sigma.
Djaali, H. 2013. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumiaksara.
Hartati, Netty. Nihayah ,Zuhrotun. Shaleh, Abdul Rahman. & Mujib, Abdul. 2005. Islam dan Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo, Persada.
Hude ,darwis. 2006. Emosi penjelajahan Religion-Psikologis Tentang Emosi manusia di dalam Al-Quran. Jakarta:Erlangga.
Hurlock, Elizabeth B. 2006.Psikologi Perkebangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan edisi kelima. Jakarta: Erlangga.
Muallifah. 2009. Psycho Islamic Smart Parenting, Jogjakarta: Diva Press.
Musthofa, Yasin. 2007. EQ untuk Anak Usia Dini dalam Pendidikan Islam: Meningkatkan Perilkau Pengendalian Diri dan Rasa Empati atau Kasih Sayang pada Anak. Yogyakarta: Sketsa.
Masduqi, Irwan. 2011. Berislam Secara toleran: Teologi Kerukunan Umat Beragama. Bandung: PT Mizan Pustaka Anggota IKAPI.
Minkhatun. 2005. Pengaruh Mendengarkan Acara Mimbar Islam DI RRI Semarang Terhadap Perilaku Tasamuh Masyrakat Kecamatan Tembalang Kota Semarang. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
Reber, Athur S. & Reber, Emily S. 2010. Kamus Psikologi. Jogjakarta. Pustaka Belajar.
Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula , Bandung: Alfabeta Anggota IKAPI.
Sarwano, Sarlito. W., & Meimarno, Eko A., 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
.2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan, R & D. Bandung: Alfabeta.
Umar. Muin. 1991. Komunitas Religius Sosial dan Politik dalam Al-Qur’an. Yogyakarta. Mitragama Media
Walgito, Bimo. 2002. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Offset.
.1990. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset.
Tatapangarsa, Humaidi. 1980. Akhlaq Mulia. Surabaya: Bina Ilmu Offset.
Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
“http://www.Akidah Akhlah Sikap Tasamuh.com diakses 30 September pukul 20.00. WIB.
“ http://www.betteryou.com, diakses 1 juli 2014 pukul 13.00 WIB.
“http://www.enggarasyari.wordprees.com diakses 1Mei 2014 Pukul 10.00 WIB.
“http://www.Tasamuh untuk Kebaikan Hubungan Sosial.Bimbe.com di akses 30 September 2014 pukul 21.00 WIB.
“http://www.STAIN Salatiga.co.id diakses 4 Juli 2014 Pukul 08.00 WIB.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Aris Sofyan
Nim : 111 10 132
Tempat Tanggal Lahir : Grobogan, 16 April 1989
Alamat : Ds. Curug, Rt: 04, Rw:02, Kec.
Tegowanu, Kab. Grobogan.
Riwayat Pendidikan :
1. TK “Pertiwi Lulus tahun,1995
2. SDN 1 Curug Lulus Tahun, 2001
3. SMPN 2 Guntur Lulus Tahun, 2004
4. SMA 1 Muhammadiyah Gubug Lulus
Tahun 2007
5. 2007-2010 kegagalan menjadi calon
Polisi
6. S1 STAIN Salatiga Angkatan 2010.
Demikian surat ini dibuat dengan sebenarnya.
Salatiga, 8 September 2014
Penulis
Aris Sofyan
LAMPIRAN
KISI-KISI KEMATANGAN EMOSI MAHASIWA STAIN SALATIGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER 8
TAHUN AKADEMIK 2013/ 2014
NO Variabel ASPEK/INDIKATOR JUMLAH BUTIR
NOMOR BUTIR
1 Kematangan emosi
• Menerima keadaan dirinya maupun keadaan orang lain(walgito, 2002: 45)
4
1,2,3,4,
• Pengendalian emosi
5 5,6,7,8,9
• Berpikir objektif 3 10,11,12
• Tidak implusif 4 13,14,15,16
• Tanggung jawab 4 17,18,19,20
Jumlah 20 20
ANGKET KEMATANGAN EMOSI MAHASIWA STAIN SALATIGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER 8
TAHUN AKADEMIK 2013/ 2014
I. Identifikasi Diri
Nama :.................................................................................
Prodi/ Kelas :.................................................................................
II. Petunjuk Pengisian Angket
1. Sebelum anda mengisi angket ini tulis identitas diri dengan benar dan
jelas
2. Berilah tanda Silang ( X ) pada pilihan a, b, c.
3. Kejujuran dan kesungguhan anda dalam menjawab pertanyaan ini
sangat membantu dalam penelitian
4. Atas bantuan anda dalam mengisi angket ini, kami ucapkan
terimaksih.
III. Pertanyaan 1. Apakah anda menerima bahwa kepandaian anda berbeda dengan
orang lain?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
2. Apakah anda mengakui bahwa anda mempunyai kekurangan dalam
banyak hal?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
3. Apakah anda dapat menerima pendapat orang lain yang berbeda
dengan pendapat anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
4. Apakah anda dapat menerima bahwa kemampuan orang lain tidak
dapat sama dengan anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
5. Apabila teman anda menyakiti hati anda, apakah anda tidak akan
membencinya?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
6. Apakah semua kritikan yang menyakitkan dari orang lain, anda terima
dengan lapang dada?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
7. Apakah anda tidak akan melampiaskan kemarahan anda didepan
orang banyak, bila ada teman yang mengkritik tentang penampilan
anda yang jelek?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
8. Apabila ada orang lain menghina anda didepan orang banyak apakah
anda menanggapinya dengan sabar?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
9. Apabila teman anda membuat keributan waktu perkuliahan sedang
dimulai, apakah anda tidak langsung marah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
10. Apakah setiap kritik dari orang lain anda gunakan untuk melakukan
intropeksi diri ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
11. Apakah anda memberikan dorongan moril kepada teman anda yang
terkena musibah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
12. Apakah anda tidak ikut-ikutan membenci orang lain, yang dibenci
oleh teman dekat anda?
a. Selalu
b. kadang-kadang
c. Tidak pernah
13. Apakah anda merencanakan terlebih dahulu setiap hal yang ingin anda
lakukan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
14. Apakah anda menyelesaikan suatu pekerjaan, menyelesaikan dengan
tidak tergesa-gesa?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
15. Apakah anda mempertimbangkan terlebih dahulu bila mendapat saran
dari teman anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
16. Apakah anda memikirkan resiko dari sesuatu yang anda kerjakan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
17. Apakah anda menyelesaikan tugas sesuai target yang di tetapkan?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
18. Apakah anda akan berterus terang dan menggntinya bila merusakkan
barang teman anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
19. Apabila anda membuat janji bertemu dengan orang lain, apakah anda
akan menepati janji tersebut?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
20. Apakah anda menyelesaikan tugas dengan tepat waktu?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
KISI-KISI SIKAP TASAMUH MAHASISWA STAIN SALATIGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER 8
TAHUN AKADEMIK 2013/2014
NO ASPEK INDIKATOR JUMLAH BUTIR
NO BUTIR
1 Kasih Sayang • Mengutamakan kepentingan kelompok dari pada kepentingan pribadi
• Peduli dengan keadaan teman, lapang dada, dan pandai menahan diri.
4 5
1,2,3,4, 5,6,7,8,9
2 Kerukunan • Menghargai dan menghormati sesama anggota mahasiswa/ bertenggang rasa
• Tidak memaksakan pendapat sendiri
• Mampu menjauhi cara-cara kekerasan
4 1 2
10,11,12,13 14 15,16
3 Berempati • Mampu menerima karakteristik baragam orang
• Peka terhadap lingkungan dan menjalin hubungan yang harmonis baik di dalam maupun diluar
2 2
17,18 19,20
JUMLAH 20 20
ANGKET SIKAP TASAMUH MAHASIWA STAIN SALATIGA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER 8
TAHUN AKADEMIK 2013/ 2014.
IV. Identifikasi Diri
Nama :............................................................................
Prodi/ Kelas :............................................................................
V. Petunjuk Pengisian Angket
5. Sebelum anda mengisi angket ini tulis identitas diri dengan benar dan
jelas
6. Berilah tanda Silang ( X ) pada pilihan a, b, c.
7. Kejujuran dan kesungguhan anda dalam menjawab pertanyaan ini
sangat membantu dalam penelitian
8. Atas bantuan anda dalam mengisi angket ini, kami ucapkan
terimaksih.
VI. Pertanyaan 21. Apakah anda menyelesaikan masalah dengan musyawarah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
22. Bila berdiskusi, apakah anda memperhatikan pendapat teman anda?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
23. Ketika masuk kelas, apakah anda saling menyapa?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
24. Apakah anda mengucilkan teman yang kurang dalam masalah
ekonomi?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
25. Apakah anda menerima keputusan hasil rapat yang tidak sesuai
dengan keinginan anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
26. Apabila anda naik motor ke kampus sementara teman anda berjalan
kaki, apakah anda menawarinya tumpangan?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
27. Apakah anda segera menjenguk teman anda yang sakit?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
28. Apakah anda memberikan bantuan ketika teman anda mendapatkan
musibah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
29. Apakah anda menceritakan keburukan teman anda kepada orang lain?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
30. Apabila pendapat teman anda berbeda dengan pendapat anda, apakah
anda menghargainya?
d. Selalu
e. kadang-kadang
f. Tidak pernah
31. Apakah anda menerima jika anda memiliki teman yang berbeda
bahasa dan budaya?
d. Selalu
e. kadang-kadang
f. Tidak pernah
32. Ketika teman anda presentasi materi tidak dilakukan dengan baik,
apakah anda menghargainya?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
33. Apabila hasil karya teman tidak memuaskan apakah anda
menghormatinya?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
34. Ketika rapat, apakah anda merundingkan terlebih dahulu dengan
teman anda?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
35. Ketika berbicara apakah anda mengendalikan sikap dan tutur kata
anda agar tidak menyinggung dan tidak menyakiti perasaan orang lain
?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
36. Ketika ada perselisihan antar teman, apakah anda mendamaikannya?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
37. Bila teman anda memilih organisasi kampus yang berbeda dengan
anda apakah anda menghargainya?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
38. Ketika anda mengetahui karakter teman anda yang berlebihan dalam
berbicara, tingkah laku dan berpakaian (lebay), apakah anda tetap
menjalin hubungan dengan baik ?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
39. Ketika bersih-bersih di lingkungan masyarakat, apakah anda mengajak
teman anda?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
40. Apakah anda menjalin komunikasi yang baik dengan teman satu kelas
anda?
d. Selalu
e. Kadang-kadang
f. Tidak pernah
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Aris Sofyan Jurusan : Tarbiyah
Nim : 11110132 Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Jurusan : Tarbiyah Dosen PA : Fatchurrohman, S.ag.,Mpd.
NO Waktu Kegiatan Jenis Kegiatan Keterangan Nilai
1 25-27/ 08/ 2010 OPAK STAIN Salatiga Peserta 3
2 20-25/ 10/ 2010
User Uducation UPT
Perpustakaan STAIN
Salatiga
Peserta 3
3 29/ 11/ 2010
Indonesia Menangis Darah
Oleh ITTAQO Stain
Salatiga
Peserta 3
4 19/ 12/ 2010
National Workshop Of
Entrepreneurship And
Basic Cooperation Oleh
Kopma Fatawa
Peserta 6
5 22-24/ 12/ 2010
International Religion
Dialogue Oleh Stain
Salatiga
Peserta 6
6 30/ 01/ 2011 Bumi Cinta Oleh FS SkI
kota Salatiga Peserta 3
7 19/ 03/ 2011
Hear The Word With
Voluntary Service Oleh
CEC STAIN Salatiga
Peserta 3
8 13/ 05/ 2011
Ijinkan Aku Menikah
Tanpa Pacaran Oleh LDK
STAIN Salatiga
Peserta 3
9 21/ 05/ 2011 Berani Kaya Berani Taqwa
Oleh LDK STAIN Salatiga Peserta 3
10 22/ 06/ 2011
Praktikum Mata Kuliah
Baca tulis Alqur,an (BTQ)
STAIN Salatiga
Peserta 3
11 6-8/ 06/ 2011
The Cultural Exchange
Program Oleh STAIN
Salatiga
Peserta 3
12 10/ 08/ 2011 Akhirussanah Mahad
STAIN Salatiga Panitia 3
13 10/ 02/ 2012 Praktikum Etika Profesi
Keguruan STAIN Salatiga Peserta 3
14 14-15/ 02/ 2012
Praktikum Komputer
Multimedia STAIN
Salatiga
Peserta 3
15 7/ 03/ 2012 STAIN ARABY Oleh
ITTAQO STAIN salatiga Peserta 3
16 27/ 03/ 2012
Public Hearing
Meningkatkan Kepekaan
dan Transparasi Kinerja
Lembaga Menuju Kampus
Yang Amanah Oleh
Peserta 2
SEMA STAIN Salatiga
17 21/ 04/ 2012
Seminar Nasional
Entrepreneurship Tren
Bisnis Berbasis
Multimedia dan teknologi
InformatikaSebagai Wujud
Pasar Modern Oleh
Kopma FATAWA STAIN
Salatiga
Peserta 6
18 20/ 06/ 2012 Progam Mahad Mahasiswa
1 tahun STAIN Salatiga Peserta 3
19 29/ 06/ 2012
Bimbingan Belajar
Menghadapi Uas SIBA
BHS. Inggris & BHS
Arab, Oleh CEC &
ITTAQO STAIN Salatiga
Peserta 6
20 17/ 09/ 2012
Praktikum Mata Kuliah
FIQH Perawatan Jenazah
Oleh STAIN Salatiga
Peserta 3
21 01/ 12/ 2012
Tafsir Tematik dalam
Upaya Menjawab
Persoalan Israel dan
Palestina Oleh JQH
STAIN Salatiga
Peserta 3
22 15/ 12/ 2012
Seminar Nasional tentang
Upaya Membangun
Perekonomian dan
Stabilitas Keuangan Oleh
DEMA STAIN Salatiga
peserta 6
23 13/ 03/ 2013
Seminar Nasional tentang
HIV/AID Bukan Kutukan
Oleh DEMA Stain Salatiga
Peserta 6
24 26/ 03/ 2013
Seminar Nasional tentang
Ahlussunah Waljamaah
Dalam Perspektif Islam
Indonesia Oleh DEMA
Stain Salatiga
peserta 6
25 30/ 04/ 2013
Seminar Nasional tentang
Perjuangan Kaum
Perempuan Dalam
Kesetaraan Hukum Islam
Oleh Percik dan STAIN
Salatiga
Peserta 6
26 27/ 05/ 2013
Seminar Nasional tentang
Norma Hukum Serta
Kebijakan Pemerintah
Dalam Mengendalikan
Harga BBM Bersubsidi
Oleh DEMA STAIN
Salatiga
Pesrta 6
27 13/ 06/ 2013
Seminar Nasional Politik
Tentang Peran Nyata
Mahasiswa Dalam
Menyikapi Perpolitikan
Oleh SEMA STAIN
Salatiga
Peserta 6
28 08/ 07/ 2013
Seminar Nasional
Mengawal Pengendalian
BBM Bersubsidi,
Kebijakan BLSM yang
tepat sasaran serta
pengendalian Inflasi dalam
negeri sebagai dampak
kenaikan harga BBM Oleh
DEMA STAIN Salatiga
Peserta 3
29 23/ 10/ 2013
MTQ Wahana Apresiasi
untuk Mencetak Insan
Qur,ani Oleh JQH STAIN
Salatiga
Peserta 3
30 23-24/ 11/ 2013
Kristalisasi Nilai Qurani
Menuju Insan Yang penuh
Hikmah Oleh JQH STAIN
Salatiga
Peserta 3
31 12/ 12/ 2013
Dialog Energi Dampak
Kenaikan Tarif Dasar
Listrik Terhadap
Perekonomian Indonesia
Oleh DEMA STAIN
Salatiga
Peserta 3
32 01/ 04/ 2014
Dialog Interaktif &
Edukatif tentang Diaspora
Politik Indonesia di Tahun
2014 Memilih Untuk
Salatiga Hati Beriman
Oleh SEMA STAIN
Salatiga
Peserta 3
33
19/ 05/ 2014
Ajang Eksistensi Diri
Melalui Intelektual
Berbahasa Arab Oleh
ITTAQO STAIN Salatiga
Peserta
3
34 02-03/ 07/ 2014
Festival Ramadhan 1435
se Desa Ngablak kec
Srumbung Kab Magelang
Oleh STAIN Salatiga
Panitia 3
35 Jumlah 131
Salatiga, 26 Agustus 2014
Wakil Ketua III
Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama
Moh. Khusen, M.Ag., MA
NIP . 19741212 199903 1 003
KAMPUS 1 STAIN SALATIGA
KAMPUS 2 STAIN SALATIGA
PERPUSTAKAAN STAIN SALATIGA
RUANGAN PERPUS LANTAI 2 STAIN SALATIGA
RUANGAN PERPUS LANTAI 3 STAIN SALATIGA
RUANG PERKULIAHAN
GEDUNG PERKULIAHAN STAIN SALATIGA
HOTSPOT AREA
GEDUNG PASCA SARJANA STAIN SALATIGA
LABORATORIUM STAIN SALATIGA
GAMBAR PETA LOKASI KAMPUS STAIN SALATIGA