Upload
truongquynh
View
234
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL
KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU
DAN PRESTASI SISWA SMA
DI MANGGARAI NTT
TESIS
PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Lindung Klementina Elisabet
132222213
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL
KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU
DAN PRESTASI SISWA SMA
DI MANGGARAI NTT
TESIS
UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN
MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN
Diajukan oleh
Lindung Klementina Elisabet
132222213
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEplBAR PENGESJ生ⅡAN
PENGARUⅡ KEPEPIIPIPINAN INSTRUKS10NAL KEPALA SEKOLAⅡTERLDAP KINERIA GURU DAN PMSTASISISWA SMA DI
い GGARAI NTT
C)leh
Lindung Klerllelltilla Elisabet
i32222213
Tesis ini telah di pada 22 Juni 2016Di terdiri dari:
Yapi Taum, M.HumPe:nbimbing 11
Dr Herw Miaridio.M Si
Pengull AhliKetua Tirn Penguji
釜智_璽堕= Df
む、 1 妙
ヽだ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAI\I
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalarn tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjailaan di suatu Perguruan Tinggi
dam sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakart4 221u1t2016
Lindung Klementina Elisabet
1V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK I(EPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Lindung Klementina ElisabetNomor Mahasiswa : 132222213
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul PengaruhI(epemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru DanPrestasi Siswa SMA Di Manggarai NTT, beserta perangkat yang diperlukan(bila ada).
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain,mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, danmempublikasikannya di Lrternet atau media lain untuk kepentingan akademistanpa perlu meminta ijin dari saya mauprm memberikan royalti kepada sayaselama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggaL:22 Jult 2016
Yang menyatakan
(Lindung Klementina Elisabet)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
tesis ini. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memperoleh gelar sarjana S-2 pada
Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Selama penyusunan tesis ini banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi,
namun demikian hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi berkat adanya bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
a. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian pada penulis.
b. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar
dan mengembangkan kepribadian pada penulis.
c. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA., selaku Dosen Pembimbing I yang
bersedia membimbing dan meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan
dan saran selama penulisan tesis.
d. Dr. Yoseph Yapi Taum, selaku dosen pembimbing II yang bersedia
membimbing dan meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan dan saran
selama penulisan tesis.
e. Bapak Drs.Hilarius Jonta, M.Si selaku kepala kantor pelayanan perijinan
Terpadu satu Pintu kab.Manggarai atas kerjasamanya dalam penyusunan tesis
ini.
f. Ibu Dra. Frederika Soch, M.Pd selaku kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Manggarai Timur atas kerjasamanya dalam penyusunan
tesis ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
g. Bapak Magol Marten, S.pd, selaku kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Manggarai Barat atas kerjasamanya dalam pen)'usunan
tesis ini
h. Dosen-dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan seluruh staf
sekretariat MM atas pelayanan yang baik sehingga dapat memperlancar
penulisan tesis ini.
Teristimewa kepada suami dan anak-anak serta keluarga besar Flores dan
Kebumen atas dukungan baik moril maupun materi kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tesis ini
Teman-teman MM terutama angkatan I atas kebersamaan belajar selama ini.
. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segala
dukungannya.
Penulis berharap tesis ini bermanfaat bagi pembacayangberminat dan dapat
juga sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa tesis
ini masih jauh dari sempuma. Untuk itu penulis dengan rendah hati mengharapkan
kritik dan saran yang dapat memberikan manfaat bagi penulis. Semoga tesis ini
dapat bermanfaat bagi pembaca"
2016
Penulis
ogyakarta,22 Juli
ケ
Vll
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
PERNYATAAN ..................................................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
ABSTRAK ........................................................................................................... xiii
ABSTRACT .......................................................................................................... xiv
BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4
E. Ruang Lingkup atau Batasan Masalah ......................................................... 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7
A. Kepemimpinan Instruksional ....................................................................... 7
B. Kinerja Guru .............................................................................................. 11
C. Prestasi Siswa ............................................................................................. 14
D. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah terhadap Prestasi Siswa .................................................... 17
E. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru ........................................................................................................... 21
F. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Siswa ..................................... 23
G. Perumusan Hipotesis ................................................................................. 25
H. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................................... 28
BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................... 29 A. Rancangan atau Desain Penelitian ............................................................ 29
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................................... 29
C. Populasi dan Sampel................................................................................. 32
D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 33
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 35
F. Metode Analisis Data ............................................................................... 36
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 41 A. Gambaran Umum Kabupaten Manggarai ................................................. 41
B. Deskripsi variabel penelitian .................................................................... 46
C. Analisis Data ............................................................................................ 54
D. Hasil Pengujian Hipotesis......................................................................... 59
E. Pembahasan .............................................................................................. 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
BAB V: PENUTUP .............................................................................................. 71 A. Kesimpulan ................................................................................................. 71
B. Keterbatasan penelitian ............................................................................... 71
C. Saran ........................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jawaban Kuesioner Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru………………………….. 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian................................................ 35
Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Deskripsi Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Menurut Indikator………
38
Tabel 4.4 Jumlah Penduduk di 3 Kabupaten di Manggarai Tahun
2013........................................................................................
43
Tabel 4.5 Data Pendidikan Penduduk di Tiga Kabupaten Manggarai
Tahun 2013………………………………………………… 45
43
Tabel 4.6 Data Kondisi Ekonomi Penduduk 3 Kabupaten
Manggarai tahunh 2013……………………………..............
44
Tabel 4.7 Profil Sekolah SMA di Kabupaten Manggarai, Manggarai
Barat dan Manggarai Timur tahun 2015 yang menjadi
Sampel Penelitian..................................................................
45
Tabel 4.8 Distribusi frekuensi Penerapan Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah.......................................................................
47
Tabel 4.9 Skor Kinerja Guru................................................................... 50
Tabel 4.10 Nilai Average variance extracted (AVE)…........................... 55
Tabel 4.11 Reliabilitas Komposit ………..................................……...... 52 57
Tabel 4.12 Nilai R-Square ..............................................................……. 58
Tabel 4.13 Koefisien Jalur Pengaruh Antara Variabel Penelitian......….. 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitan.................................................. 28
Gambar 4.2 Peta Wilayah 3 Kabupaten di Mangarai, NTT...................... 42
Gambar 4.3 Penerapan Kepemimpinan Instruksioanl Kepala Sekolah
secara umum..........................................................................
48
Gambar 4.4 Penerapan Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
berdasarkan Skala Indikator.................................................
49
Gambar 4.5 Skor Kinerja Guru secara umum.......................................... 51
Gambar 4.6 Rerata Skor Indikator Kinerja Guru...................................... 52
Gambar 4.7 Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Nasional (UN) tahun
2013/2014..............................................................................
53
Gambar 4.8 Model struktural..................................................................... 59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner…………………………………………………… 77
Lampiran 2 Nilai Loading dan Cross Loading…………………………. 85
Lampiran 3 Skor Total Kepemimpinan Instruksional, Kinerja Guru dan
Nilai Ujian Nasional tahun 2013/2014……………………...
88
Lampiran 4 Rekapitulasi Data Kepemimpinan Instruksional Kepala
Sekolah dan Kinerja Guru…………………………………..
90
Lampiran 5 Rekapitulasi Data Kepemimpinan Instruksional Kepala
Sekolah………………………………………………………
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan
instruksional kepala sekolah dan kinerja guru terhadap prestasi siswa SMA di
kabupaten Manggarai, NTT. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.
Data primer yaitu kepemimpinan instruksioanal kepala sekolah dan kinerja guru,
dikumpulkan dengan kuesioner dan data sekunder berupa nilai ujian nasional SMA
tahun ajaran 2013/2014. Jumlah sampel 30 sekolah, responden terdiri dari 30
kepala sekolah dan 135 wali kelas 3 SMA di Manggarai NTT. Teknik analisis data
menggunakan PLS (Partial Least Square) melalui software SmartPLS. Nilai
siginfikansi (p) yang digunakan adalah 0.05
Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat pengaruh langsung
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa SMA di
Manggarai, NTT dengan nilai P 0,070 (tidak signifikan). Terdapat pengaruh
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan nilai P
0,000 (signifikan). Terdapat pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa secara
signifikan dengan nilai p 0,029 dan terdapat pengaruh secara tidak langsung
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa SMA di
Manggarai melalui variabel intervening kinerja guru dengan nilai p 0,027.
Disimpulkan bahwa prestasi siswa SMA di tiga kabupaten di Manggarai
dipengaruhi secara tidak langsung oleh kepemimpinan instruksional kepala
sekolah melalui kinerja guru sebagai variabel intervening.
Kata kunci: Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Prestasi
Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
This research aims to know the influence of instructional leadership
principals and teachers ' performance to the achievements of high school students
in the Manggari Regency, NTT. This type of research used quantitative and
qualitative approaches,while the sampling used a purposive sampling motode.
Primary data i.e. instructional principal leadership and performance teacher, was
collected with a questionnaire and a secondary data in the form of a national high
school examinations year 2013/2014. The samples number is 30 high school and
the respondents that consisted of 30 principals and 135 class guardians.The data
was analysed using Partial Least Squar(PLS) technique via software SmartPLS.
The value of siginificant (p) used was 0.05.
Results of the study showed there was no direct influence of the
instructional leadership to the achievements of high school students in Manggarai
(p=0.070). It was proved that the principal instructional leadership could
influence the performance of the teacher significantly (p=0.000). While the student
achievement was influenced by the performance of the teacher significantly ( p=
0.029). It was also shown that the instructional leadership could influence the
achievements of high school students in Manggarai through intervening variable
performance of the teacher (p= 0.027).
It is concluded that the achievements of high school students in the three
districts of Manggarai is influenced indirectly by the principal instructional
leadership through the performance of teachers as the intervening variable.
Keywords: Instructional leadership of the principal, Teacher Performance,
student achievement.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang kepala sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah merupakan
subjek yang harus melakukan transformasi kemampuannya melalui bimbingan,
tuntunan, pemberdayaan, atau anjuran kepada seluruh komunitas sekolah untuk
mencapai tujuan lembaga secara efektif dan efisien. Banyak model
kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan dalam berbagai organisasi
atau institusi, baik profit maupun non profit, namun model kepemimpinan
yang paling cocok untuk diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan
instruksional (PMPTK, 2010). Dalam rangka mencapai prestasi siswa, kepala
sekolah sebagai pemimpin instruksional perlu menciptakan sekolah yang
berkompetitif, mendorong stafnya agar mampu membuat keputusan penting,
menyediakan panduan intsruksional, membuat rencana strategis untuk
pengembangan sekolah (Peariso, 2011).
Kepemimpinan instruksional sangat penting untuk diterapkan di
sekolah karena berkontribusi terhadap presatsi belajar siswa, mampu
memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah, mampu
memfokuskan kegiatan-kegiatan warga sekolah untuk menuju pencapaian visi,
misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan instruksional juga penting diterapkan
di sekolah karena kemampuannya membangun komunitas belajar warganya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (Learning
school) yang memiliki perilaku-perilaku memberdayakan warga sekolah
seoptimal mungkin, memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus menerus,
mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, mengajak para warganya
untuk fokus pada layanan para siswa (Daryanto, 2011).
Pentingnya kepemimpinan instruksional kepala sekolah dalam
meningkatkan prestasi siswa, kinerja guru bahkan kinerja sekolah sudah
dikemukakan oleh beberapa ahli berdasarkan beberapa hasil penelitian. Rayma
et al. (1996) mengemukakan bahwa pemimpin instruksional yang bagus akan
meningkatkan prestasi siswa, memenuhi tuntutan masyarakat dan para guru
untuk mencapai tujuannya karena kepemimpinan instruksional memiliki
elemen kunci yaitu pembentukan visi, mengembangkan rasa saling percaya,
membimbing kerjasama dan rasa saling menghormati untuk semua pihak
dalam komunitas sekolah. Melalui kepemimpinan instruksional praktik
kerjasama, efektivitas instruksional dan prestasi pendidikan yang bagus
menjadi fokus pendidikan. Kepemimpinan instruksional sebagai suatu hal yang
penting untuk perkembangan dan pemeliharaan sebuah sekolah yang efektif
(Foriska, 1994).
Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional adalah
memotivasi dan menginspirasi guru serta memfasilitasi dan mendorong proses
belajar aktif pada siswa dengan tujuan akhir adalah berdampak pencapaian
prestasi siswa (Quinn, 2002).
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan instruksional
sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Artinya, jika ingin
prestasi belajar siswa meningkat , maka kepemimpinan instruksional sebaiknya
diterapkan dalam penyelengaaraan proses pendidikan di sekolah. Banyak studi
membuktikan bahwa kepala sekolah yang secara aktif terfokus pada program-
program instruksional mempunyai pencapaian prestasi siswa yang lebih tinggi dari
pada kepala sekolah yang mengelola sekolah tidak terfokus pada program
instruksional (Cotton.2003).
Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji
secara mendalam tentang pengaruh kepemimpinan instruksional terhadap kinerja
guru dan prestasi belajar siswa SMA di Manggarai, NTT. Berdasarkan data
tingkat kelulusan dan nilai ujian nasional tingkat SMA di NTT tahun ajaran
2013/2014 relatif berada di bawah tingkat kelulusan SMA nasional yaitu dari 34
propinsi NTT masuk peringkat ke 32 tingkat kelulusannya. Hasil ujian nasional
tahun ajaran 2013/2014 menunjukan prestasi siswa di NTT masih dibawah rata-
rata nasional yaitu NTT rata-rata IPA 29,54, rata-rata nasional 38,20 dan IPS
NTT rata-rata 26.78 nasional 35.07. Sesuai dengan disiplin pendidikan yang
sedang dijalani oleh peneliti, maka penelitian akan difokuskan pada pengaruh
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja guru dan prestasi
siswa SMA di Manggarai, NTT.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti
mengajukan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Apakah kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh secara
langsung pada prestasi siswa?
2. Apakah kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh terhadap
kinerja guru?
3. Apakah kinerja guru berpengaruh terhadap prestasi siswa?
4. Apakah kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh secara
tidak langsung terhadap prestasi siswa?
C. Tujuan Penelitian
Mengacu pada permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui:
1 Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah secara langsung
terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.
2 Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja
guru SMA di Manggarai, NTT.
3 Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.
4 Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah secara tidak
langsung terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan pengaruh
kepemimpinan instruksioanal kepala sekolah SMA di Manggarai , NTT,
sehingga dapat dijadikan sarana untuk memperkaya khasanah keilmuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
khususnya di bidang gaya kepimimpinan instruksional kepala sekolah
dan sekaligus untuk bahan kajian penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, diskusi, rujukan
bagi pengambil kebijakan tentang betapa pentingnya kepemimpinan
instruksional kepala sekolah untuk diterapkan untuk meningkatkan
prestasi siswa di SMA.
b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu
manajemen pendidikan dan bermanfaat secara praktis bagi
kepala sekolah dan guru SMA pada umumnya, khususnya SMA
di Manggarai ,NTT, dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.
E. Ruang Lingkup atau Batasan Masalah
Variabel yang akan diteliti untuk menghindari meluasnya pembahasan,
penulis menetapkan batasan-batasan masalah dalam perumusan masalah, yakni
menganalisa kepemimpinan Instruksional kepala sekolah, kinerja guru dan
prestasi siswa SMA di Manggarai NTT.
F. Sistematika Penulisan
Bab I: Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, metode pembahasan yang terdiri dari metode
penelitian dan metode penulisan, tujuan dan manfaat penelitian serta
sistematika penulisan.
Bab II: Pembahasan teori, yaitu 1) Kepemimpinan Instruksional 2) kinerja
guru3) prestasi siswa 4) Hipotesis, 5) dan kerangka konsep.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Bab III: Metodologi penelitian yang terdiri dari: 1) Rancangan/Desain
penelitian 2) Definisi Istilah atau Operasional 3) Populasi dan
Sampel 4) Instrumen Penelitian 5) Metode Pengumpulan Data 6)
Metode analisis data.
Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini diuraikan
mengenai:1) Deskripsi hasil penelitian 2) Hasil analisis 3) hasil
pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
Bab V: Kesimpulan, batasan penelitian dan saran. Tiga hal yang dijabarkan
dalam bab ini adalah point utama dari hasil penelitian, batasan
penelitain dan saran untuk kepala sekolah dan peneliti selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepemimpinan Instruksional
Definisi kepemimpinan instruksional menurut Hoy dan Miskel
(2008) adalah kepemimpinan dibidang pendidikan yang berfokus pada
proses belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah,
mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar yang
positif. Terbentuknya konsep kepemimpinan instruksional dilatar belakangi
oleh adanya kualitas pendidikan yang perlu ditingkatkan. Kualitas
pendidikan yang kurang tersebut memacu untuk mentranformasi peran
kepala sekolah. Transformasi peran kepala sekolah yang dimaksud adalah
perlunya ditinjau ulang, disesuaikan dan kembali fokus kepada kegiatan
belajar–mengajar yang merupakan tujuan utama sekolah. Transformasi
peran kepala sekolah untuk perbaikan kegaiatan belajar mengajar menjadi
permulaan terbentuknya kepemimpinan instruksional.
Tujuan kepemimpinan insruksional adalah untuk memfasilitasi
pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat
kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat
keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan
meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus sepanjang
hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan
pesat (Daryanto,2011). Kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
bertugas untuk mengevaluasi efektivitas guru, membantu pertumbuhan
profesional guru, mengevaluasi efektivitas kurikulum dan mengembangkan
budaya akademis di sekolah.
Menurut Hallinger (2005) ada tiga dimensi kepemimpinan
instruksional, yaitu: merumuskan misi sekolah, mengelola program
instruksional dan promosi iklim belajar yang positif.
a. Merumuskan misi sekolah.
Merumuskan misi sekolah dijabarkan menjadi dua indikator
kepemimpinan instruksional yaitu: merumuskan tujuan sekolah dan
mengkomunikasikan tujuan sekolah. Dimensi ini berisi peran kepala
sekolah dengan bekerja sama dengan guru untuk membuat tujuan sekolah
yang jelas, terukur, ada target waktu. Tujuan sekolah berupa hal yang
berkaitan dengan kemajuan akademis siswa. Kepala sekolah
bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan tujuan sekolah tersebut
kepada semua komunitas sekolah supaya mereka mengetahui dan
mendukung.
b. Mengelola program instruksional.
Dimensi ini berfokus pada koordinasi kegiatan belajar mengajar dan
kurikulum, terdiri dari tiga fungsi kepemimpinan, yaitu: supervisi dan
evaluasi instruksional, koordinasi kurikulum dan monitoring kemajuan
siswa. Dimensi ini memerlukan seorang kepala sekolah untuk terlibat
secara mendalam untuk menstimulasi, mensupervisi, memonitor kegiatan
belajar-mengajar di sekolah. Kepala sekoah juga harus memiliki keahlian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
dalam hal belajar-mengajar, berkomiten untuk mengusahakan kemajuan
sekolah dan menguasai program instruksional.
c. Mempromosi iklim belajar yang positif
Dimensi ini terdiri dari lima fungsi kepemimpinan instruksional yaitu:
menjaga waktu belajar, mempromosi pertumbuhan professional, menjaga
kehadiran yang tinggi, memberi insentif untuk pengajar dan pelajar.
Fokus dimensi ini adalah mengupayakan perkembangan mutu dan
harapan yang tinggi dan membentuk budaya untuk perbaikan yang
berkelanjutan.
Andrews dan Soder (1987) dalam Peariso (2011) mengemukakan bahwa
pemimpin instruksional yang efektif adalah pemimpin yang melakukan dengan
baik akan empat hal sebagai berikut:
a. Kepala sekolah mengarahkan semua stakeholder untuk mencapai visi-
misi sekolah, dan berperan sebagai penyedia sumberdaya. (Resource
provider)
b. Menetapkan ekspektasi, terlibat terus- menerus untuk mengembangkan:
program instruksional (Instructional resource)
c. Kepala sekolah monjadi role model untuk komitmen terhadap tujuan
sekolah, menyampaikan visi sekolah (Communicator)
d. Kepala sekolah secara fisik selalu hadir di dalam segala acara sekolah).
(Visible present)
Petterson (1993) dalam PMPTK (2010) mendefinisikan kepemimpinan
instruksional yang efektif sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. Kepala sekolah mensosialisasikan dan menanamkan isi dan makna visi
sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-
kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam merumuskan visi
dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar visi dan misi sekolah
yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur dalam
implementasinya.
b. Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam
pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai
dengan kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku. (manajemen
partisipatif
c. Kepala sekolah memberikan dukungan terhadap pembelajaran, misalnya
dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada kepentingan
belajar siswa harus menjadi prioritas.
d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar
sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang
berlangsung didalam sekolah. Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator
sehingga dengan berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan
pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan
belajar tersebut.
Dari uraian dapat di atasdapat disimpulkan bahwa kepemimpinan
instruksional adalah kepemimpinan dibidang pendidikan yang berfokus
pada proses belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah,
mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
positif untuk memfasilitasi pembelajaran yang pada gilirannya dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa..Pemimpin instruksional juga bertugas
untuk mengevaluasi efektivitas guru, membantu pertumbuhan profesional
guru, mengevaluasi efektivitas kurikulum dan mengembangkan budaya
akademis di sekolah.
Dengan mencakup tiga dimensi kepemimpinan instruksional yaitu
merumuskan misi sekolah, mengelola program instruksional dan promosi
iklim belajar yang positif dan dirumuskan menjadi 10 indikator
kepemimpinan instruksional yaitu:1) Perumusan tujuan sekolah, 2)
Mengkomunikasikan tujuan sekolah, 3) Supervisi dan evaluasi
instruksional, 4) Koordinasi kurikulum, 5) Memonitor kemajuan siswa, 6)
Menjaga waktu instruksional, 7) Menyediakan insentif untuk guru, 8)
Menyediakan insentif untuk siswa, 9) Meningkatkan perkembangan
profesionalitas dan, 10) Mempertahanakn kehadiran.
B. Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Kinerja guru dapat diartikan
sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam
menjalankan tugasnya di sekolah serta menggambarkan adanya suatu
perubahan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas
pembelajaran yang ditunjukkan oleh indikator-indikator: 1) kemampuan
menyusun rencana dan program pembelajaran, 2) kemampuan
melaksanakan pembelajaran, 3) kemampuan mengadakan hubungan antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
pribadi 4) kemampuan melaksanakan penilaian 5) kemampuan
melaksanakan program pengayaan, dan 6) kemampuan melaksanakan
program remedial (Supardi, 2014).
Menurut Association of American School in South America-
Teacher Performance Assessment System (AASSA-TPAS, 2010), terdapat 6
standard indikator kinerja guru, yaitu:
a. Perencanaan instruksional.
Guru merencanakan kegiatan instruksional, sesuai dengan kurikulum,
strategi dan sumber daya sekolah, untuk memenuhi kebutuhan murid.
b. Pelaksanaan Instruksional
Guru melibatkan siswa untuk belajar dengan berbagai strategi
instruksional guna memenuhi kebutuhan belajar siswa.
c. Menilai proses belajar
Guru secara sistematis mengumpulkan, mengalisis dan menggunakan
data untuk menilai atau mengukur kemajuan belajar siswa, memberi
arahan belajar dan memberi umpan balik kepada hasil pengukuran
kemajuan belajar siswa.
d. Lingkungan belajar
Guru menggunakan perlengkapan, metoda, kebiasaan dan prosedur yang
membuat suasana lingkungan belajar yang kondusif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e. Profesionalisme
Guru mempertahankan komitmennya sesuai dengan etika profesioanlime,
misi sekolah dan bertangungjawab serta berpartisipasi dalam
pertumbuhan profesionalisme demi meningkatkan belajar siswa.
f. Kemajuan siswa
Upaya guru untuk kemajuan siswa yang sesuai target dan terukur.
Dalam Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, pasal 1, ayat 1 menjelaskan bahwa: guru adalah
pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah. Guru juga dituntut memenuhi cakupan
kompetensi berkaitan dengan profesionalisme guru yang meliputi: (1)
kompetensi pendagogik (2) kompetensi kepribadian (3) kompetensi sosial;
dan (4) kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang guru untuk meningkatkan
prestasi siswa. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan
definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja
yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola
kegiatan belajar mengajar, yang meliputi 6 standarisasi kinerga guru yaitu:
1) Perencanaan instruksional 2) Pelaksanaan Instruksional 3) Menilai proses
belajar 4) Lingkungan belajar 5) Profesionalisme 6) Kemajuan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Semakin baik mutu dan kinerja seorang guru, maka semakin besar
peranannya dalam meningkatakan prestasi siswa. Oleh karena itu guru
merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.
Hal ini dikarenakan guru adalah pihak yang berinteraksi langsung dengan
peserta didik Supardi (2013).
C. Prestasi Siswa
Prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari
kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.
Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun keterampilan
motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari
penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk
mengukur prestasi atau hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau
achievement test yang disusun oleh guru (Sukmadinata, 2005). Fungsi
prestasi belajar menurut Purwanto (2003) yaitu:
a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan
anak didik
Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh mana siswa
mampu memahami dan menguasai bahan ajar atau materi yang telah
disampaikan oleh guru. Dengan melihat prestasi belajar tersebut maka
dapat segera dievaluasi hal-hal yang menyebabkan siswa kurang
memahami atau menguasai bahan ajar atau materi pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Prestasi belajar sebagai lembaga kepuasan hasrat ingin tahu
Para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai tendensi
keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum manusia, termasuk
didalamnya adalah seorang siswa yang ingin mencapai kepuasan dengan
cara memperoleh prestasi belajar yang baik.
c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan
Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai
bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern
Sebagai indikator intern artinya prestasi belajar yang telah diraih dapat
digunakan sebagai tolak ukur tingkat produktifitas suatu institusi
pendidikan. Sedangkan sebagai indikator ekstern artinya tinggi
rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator kesuksesan siswa
dalam masyarakat.
Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor
internal maupun faktor eksternal siswa. Faktor internal yaitu berasal dari
diri siswa sendiri dan faktor eksternal siswa faktor dari luar individu. Salah
satu faktor eksternal siswa yang mempengaruhi prestasi siswa menurut
Syah (2006) adalah Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar
guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,
disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor Pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode
yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-
materi pembelajaran.
Lingkungan sekolah yang baik dapat memotivasi siswa untuk
belajar lebih rajin, Lingkungan sekolah tempat yang paling efektif untuk
anak mengembangkan potensi yang dimilikinya. Menurut Yusuf (2005)
sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka
membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik yang
menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Indikator lingkungan sekolah meliputi: (1) kondisi tempat sekolah (2) staf
pengajar, (3) hubungan siswa dengan guru (4) hubungan siswa dengan
siswa.
Selain faktor-faktor tersebut tadi, hal lain yang dapat
mempengaruhi terhadap prestasi sekolah adalah kepemimpinan kepala
sekolah. Tabrani Rusyan mengungkapkan bahwa kepemimpinan kepala
sekolah harus dapat memberikan motivasi kerja bagi peningkatan
produktivitas kerja guru dan hasil belajar siswa. Selanjutnya Mulyasa
(2009), bahwa kepala sekolah sedikitnya mempunyai peran dan fungsi
sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan
Motivator.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berbagai faktor
berperan dalam ikut menentukan prestasi siswa di sekolah yaitu faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
karateristik siswa, faktor guru dan faktor pemimpin kepala sekolah. Faktor
karakteristik siswa sendiri meliputi kemampuan intelektual, motivasi dan
status ekonomi. Faktor guru meliputi teknik mengajar guru, strategi
mengajar aktif, dan aktivitas perkembangan staf. Namun pada dasarnya
berkembang tidaknya peserta didik lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal
dalam hal ini pengaruh dari komponen-komponen yang ada di sekolah.
Kepala sekolah sebagai penggerak utama dalam proses pendidikan
diharapkan memiliki kemampuan untuk membangun komponen-komponen
yang ada di sekolah.
D. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepemimpinan
Instruksional Kepala Sekolah terhadap Prestasi Siswa
Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah dengan
prestasi siswa baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Pengaruh langsung kepemimpinan instruksional kepala sekolah adalah
praktek pemimpin yang bisa berpengaruh kepada prestasi sekolah dan
dampak tersebut dapat diukur terpisah dari variabel lainnya. Pengaruh tidak
langsung kepemimpinan instruksioanl adalah kontribusi pemimpin terhadap
pencapaian sekolah yang dimediasi oleh orang, faktor organisasi, budaya,
dan peristiwa lain. Esensi keberhasilan kepemimpinan adalah mencapai
tujuan orgnisasi secara tidak langsung yaitu melalui orang lain (Peariso,
2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Hallinger dan Heck (1998) membuat klasifikasi pengaruh
kepemimpian instruksional terhadap pencapaain prestasi siswa, sebagai
berikut:
a. Pengaruh langsung, dimana tindakan kepala sekolah mempengaruhi
pencapaian sekolah.
b. Pengaruh melalui mediasi, dimana tindakan kepala sekolah
mempengaruhi pencapaian sekolah secara tidak langsung melalui
variabel-variabel lain.
c. Pengaruh timbal-balik, dimana kepala sekolah mempengaruhi guru dan
sebaliknya guru mempengaruhi kepala sekolah, dan proses tersebut
mempengaruhi pencapaian sekolah. Selanjutnya pengaruh melalui
mediasi dan efek timbal-balik digabung menjadi satu klasifikasi yaitu
pengaruh tidak langsung.
Kepemimpinan instruksional sangat cocok diterapkan di sekolah
karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan memberikan
kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,
dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses
dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan
tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian
menuntut sekolah sebagai organisasi harus memfokuskan pada
pembelajaran (learning-focused schools), yang meliputi kurikulum, proses
belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar (Cotton.2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Kepemimpinan instruksional sangat penting untuk diterapkan
disekolah karena bahwa kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat
signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar karena mampu memberikan
dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk meningkatkan prestasi
belajar siswanya.
Meta análisis secara ekstensif yang dilakukan oleh Waters et al.
(2003), pemimpin intruksional yang efektif dalam arti mampu mencapai
prestasi siswa yang baik sebagai tujuannya, memiliki banyak karakteristik
kunci yaitu: 1) Mengalokasi sumberdaya dan pengembangan kurikulum, 2)
Fokus kepada intruksional dan penilaian, 3) Memiliki pengetahuan metoda
kurikulum, 3) Hadir secara nyata, 4) Bisa berkomunikasi baik dengan staff,
4) Berperan sebagi figur contoh 5) Memonitor dan mengevaluasi efektivitas
program, 6) Flexibel dan tahu situasi, 7) Memberi stimulasi intelektual
kepada staf.
Pengaruh langsung kepemimpinan Instruksional terhadap prestasi
siswa adalah praktek pemimpin yang bisa berdampak kepada pencapaian
sekolah dan dampak tersebut dapat diukur terpisah dari variabel lainnya
(Peariso, 2011). Pengaruh tidak langsung dari kepemimpinan instruksional
terhadap prestasi siswa adalah kontribusi pemimpin terhadap pencapaian
sekolah yang dimediasi oleh orang, faktor organisasi, budaya, dan peristiwa
lain. Banyak hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh secara tidak
langsung dari kepemimpinan instruksional terhadap efektivitas sekolah dan
prestasi siswa. Mekanisme kepemimpian instruksional dapat berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
secara tidak langsung kepada efektivitas sekolah dan pencapaian prestasi
siswa melalui peran kepala sekolah dalam membimbing arah sekolah
melalui visi, misi, goal dan pengaruhnya pada memotivasi staf, membangun
komitmen, dan pengkondisian pekerjaan (Halinger at al., 2008).
Menurut Glickman (2002) terdapat tiga elemen penting dalam
konsep kepemimpinan instruksional yaitu : elemen yang mempengaruhi
langsung terhadap pembelajaran siswa, elemen hubungan kepemimpinan
instruksional dengan guru, dan elemen yang mendukung pencapaian
peningkatan pembelajaran, tiga elemen ini dilaksanakan secara utuh dan
dilaksanakan secara berkelanjutan dalam penyelenggaran sekolah. Dengan
kata lain, ketiga elemen ini harus bersama-sama dijadikan prioritas dalam
pembuatan kebijakan dan layanan pembelajaran kepada siswa. Elemen yang
mempengaruhi langsung terhadap pembelajaran siswa meliputi: konten
materi pelajaran, metode yang digunakan dan penilaian pembelajaran.
Elemen hubungan kepemimpinan instruksional dengan guru, yang meliputi:
fokus observasi dan penggunaan data, pendekatan yang digunakan dalam
bekerja dengan guru, dan stuktur dan format untuk mengorganisasikan
usaha peningkatan pembelajaran.
Hasil penelitian Gentilucci & Muto (2007) bahwa perilaku
kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai
pemimpin instruksional memiliki pengaruh signifikan pada penciptaan
sekolah efektif dan prestasi siswa. Beberapa penelitian lainnya tentang hal
serupa telah dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh langsung dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tidak langsung kepemimpinan terhadap prestasi belajar siswa (Leithwood at
al,. 2004). Kualitas kepemimpinan kepala sekolah merupakan kunci untuk
memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran organisasi (Datnow,
2005).
Komunikasi langsung dengan siswa merupakan hal yang penting di
lakukan oleh seorang pemimpin instruksional dalam rangka menyerap dan
menampung aspirasi siswa, hal ini dapat menjadi dasar pembuatan program
peningkatan layanan belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan
para siswa. Yukl (2009) mengemukakan bahwa komunikasi langsung
memungkinkan efek kata-kata diperkuat oleh intonasi, gerakan, dan
keakraban. Komunikasi langsung membantu usaha mempengaruhi dan
memberikan kesempatan untuk memperoleh umpan balik yang segera
tentang efektivitas sebuah program. Hal ini berguna untuk memberi
motivasi, semangat, pemahaman terhadap masalah-masalah yang dihadapi
siswa, yang akan menjadi dasar evaluasi bagi kepala sekolah dalam upaya
membuat program dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang maksimal.
E. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru
Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam
mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran untuk mampu
menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan
pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan
bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Menurut Wahjosumidjo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(2005) kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan kepala
sekolah untuk menggerakkan, mengerahkan, membimbing, melindungi,
memberi teladan, memberi dorongan, dan memberi bantuan terhadap
sumber daya manusia yang ada di suatu sekolah sehingga dapat
didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Kinerja guru akan menjadi optimal, bila diintegrasikan dengan
komponen sekolah maupun kepemimpinan kepala sekolah. Pidarta (2004)
mengemukakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru
dalam melaksanakan tugasnya adalah kepemimpinan kepala sekolah untuk
menentukan baik buruknya kinerja guru. Penelitian Rinehart at al, (1998)
menunjukkan bahwa kinerja guru dapat ditingkatkan oleh pengaruh kepala
sekolah karena kepala sekolah tersebut dapat dipercaya karena
kemampuannya. Hasil Penelitian Blase dan Blasé (1999) juga
menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah
kepada kinerja guru melalui strategi kepala sekolah yaitu dengan cara
memberi contoh kepada para guru dalam praktek intruksional setiap
harinya.
Menurut Mulyasa (2013) sukses tidaknya pendidikan dan
pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala
sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah yang berkaitan dengan
pengetahuan dan pemahamannya terhadap manajemen dan kepemimpinan,
serta tugas yang dibebankan kepadanya. Kepala sekolah sebagai pimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tertinggi harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui
program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. kepemimpinan
kepala sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan
budaya kerja guru yang akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru
untuk mencapai kualitas pendidikan sekolah.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpinan
instruksional kepala sekolah mempunyai tugas yang penting di dalam
mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran untuk mampu
menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan
pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan
bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Kepala sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja guru.
F. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Siswa
Tidak terkecuali dengan institusi sekolah sebagai organisasi
pendidikan, keberhasilan maupun kurang berhasilnya pencapaian tujuannya
sangat ditentukan oleh kinerja personil didalamnya. Salah satu pihak yang
dinilai amat menentukan pencapaian hasil dan tujuan itu adalah guru karena
guru merupakan pihak yang langsung terkait dengan kegiatan pembelajaran
terhadap siswa, sehingga memiliki peran amat strategis. kinerja guru
memainkan peran penting dalam pencapaian hasil belajar siswanya (Agung
dan Yufridawati, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Hasil penelitian Policy Studies Associates (PSA), (2005),
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang jelas antara kualitas guru
dengan kemajuan belajar siswa. Guru yang berkualitas sangat berpengaruh
pada kemajuan prestasi siswa.. Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi
siswa lebih besar dari pada faktor lainnya: ekonomi, etnis, ukuran kelas,
absensi. Guru yang kurang berpengalaman merupakan penghambat
kemajuan prestasi siswa.
Menurut Lunenburg dan Irby (2006) mengidentifikasi 12 prinsip
guru yang efektif dalam peningkatan prestasi belajar siswa : 1) menciptakan
suasana yang akrab dan penuh kepedulian 2) memaksimalkan waktu belajar
siswa dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, 3) memahami
komponen kurikulum dan diarahkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran,
4) menjelaskan tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran yang
diingginkan kepada siswa, 5) penyampaian materi pembelajaran dengan
jelas dan membantu siswa memahami hubungan antar materi tersebut, 6)
menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa pada isi
materi, memahami hubungan antar materi dan implikasinya, berpikir secara
kritis terhadap materi tersebut, 7) memfasilitasi siswa dengan memberi
kesempatan untuk berlatih dan menerapkan materi yang telah dipelajari, 8)
memberi bantuan kepada siswa untuk dapat secara produktif terlibat dalam
proses pembalajaran, 9) mampu menjadi model, 10) menggunakan
cooperative learning, 11) menggunakan penilaian yang variatif, 12)
ekpektasi yang tinggi terhadap hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru di sekolah
mempunyai peran penting dalam pencapaian prestasi siswa karena guru
dipandang sebagai faktor kunci, guru yang berinteraksi secara langsung
dengan murid dalam proses belajar mengajar di sekolah.
G. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori sebagaimana telah diuraikan diatas dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
Kepemimpinan instruksional secara langsung berupa praktek
kepemimpinan yang bisa berdampak kepada pencapaian prestasi siswa
mencakup kegiatan kepala sekolah yang langsung dalam meningkatkan
kualitas proses belajar mengajar seperti Komunikasi langsung dengan siswa
merupakan hal yang penting di lakukan oleh seorang pemimpin instruksional
dalam rangka menyerap dan menampung aspirasi siswa, hal ini dapat menjadi
dasar pembuatan program peningkatan layanan belajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan harapan para siswa. Yukl (2009:30) mengatakan bahwa
komunikasi langsung memungkin efek kata-kata diperkuat oleh intonasi,
gerakan, dan keakraban. Komunikasi langsung membantu usaha
mempengaruhi dan memberikan kesempatan untuk memperoleh umpan balik
yang segera tentang efektivitas sebuah program. Hal ini berguna untuk
memberi motivasi, semangat, pemahaman terhadap masalah-masalah yang
dihadapi siswa, yang akan menjadi dasar evaluasi bagi kepala sekolah dalam
upaya membuat program dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang
maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
H1: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional secara langsung
terhadap prestasi siswa.
Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional adalah
kemampuannya untuk memotivasi dan menginspirasi guru dengan tujuan
akhir adalah berdampak pada praktik instruksional dan pencapaian prestasi
siswa dengan mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran agar
mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan
pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa
kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Kepala
sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh
dalam meningkatkan kinerja guru (Mulyasa, 2004).
H2: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional terhadap kinerja guru.
Prestasi siswa di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor.Faktor-
faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal siswa. Guru
Salah satu pihak yang dinilai amat menentukan pencapaian hasil dan tujuan
itu adalah guru karena guru merupakan pihak yang langsung terkait
dengan kegiatan pembelajaran terhadap siswa, sehingga memiliki peran
amat strategis. kinerja guru memainkan peran penting dalam pencapaian
hasil belajar siswanya. Alasan utama, guru merupakan pihak yang
langsung terkait dengan kegiatan pembelajaran terhadap siswa sehingga
memiliki peran teramat strategis (Agung dan Yufridawati, 2013).
Berdasarkan Undang Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik
H3: Terdapat pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa.
Pengaruh kepemimpinan instruksional secara tidak langsung
terhadap prestasi siswa melalui peran kepala sekolah dalam membimbing
arah sekolah melalui perumusan, penyampaian dan pembangunan
komitmen pada visi, misi dan goal sekolah, memotivasi staff dan guru,
pengelolaan program intruksioanal dan mencipatakan suasana kerja dan
belajar mengajar yang positif. Guru sebagai mediator hubungan rasional
dan emosional. Hubungan rasional melalui kualitas dan penguasaan guru
dalam mendidik siswa yang dipengaruhi oleh kapasitas kepala sekolah
dalam hal memecahkan masalah dan pengetahuan tentang kepemimpinan
yang relevan dan praktek mendidik, hubungan emosional yaitu tingkat
emosional guru yang merupakan hasil pengaruh dari kepala sekolah
dengan cara menginspirasi dan mendukung mereka.
Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional adalah
kemampuannya untuk memotivasi dan menginspirasi guru dengan tujuan
akhir adalah berdampak pada praktik instruksional dan pencapaian prestasi
siswa. Kepala sekolah harus menyediakan kepemimpinan instruksional
untuk memfasilitasi dan mendorong proses belajar aktif pada siswa (Quinn,
2002).
H4: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional secara tidak langsung
terhadap prestasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
H. Kerangka Konsep Penelitian
Dari landasan teori di atas dapat dibuat kerangka konsep penelitian pada
gambar 1.1.
Gambar 1.1 mengilustrasikan bahwa kepemimpinan instruksional
kepala sekolah sebagai variabel eksogen yang mempengaruhi 2 variabel
endogen yaitu variabel kinerja guru dan variabel prestasi siswa. Variabel
kinerja guru selain sebagai variabel endogen, juga sebagai variabel intervening
yang berfungsi memediasi pengaruh variabel kepemimpinan instruksional
kepala sekolah terhadap prestasi siswa.
Kepemimpinan
Instruksional
Kepala sekolah
Kinerja Guru
Prestasi
Siswa
Sumber : Irianto (2004)
Gambar 1.1.
Kerangka Konsep Penelitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan atau Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah
terhadap kinerja guru dan prestasi siswa SMA di kabupaten Manggarai,
kabupaten Manggarai Timur dan kabupaten Manggarai Barat, NTT.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2007). Variabel
dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi:
1) Variabel eksogen, yakni variabel yang tidak dipengaruhi atau
diprediksi oleh variabel lain dalam model. Variabel eksogen dikenal
juga sebagai independent variabel. Dalam penelitian ini variabel
eksogen adalah kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan
kinerja guru.
2) Variabel endogen, yakni variabel yang dipengaruhi atau diprediksikan
oleh satu atau beberapa variabel yang lain dalam model. Variabel
endogen dikenal juga sebagai dependent variabel. Dalam penelitian ini
variabel endogen adalah kinerja guru dan Prestasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
3) Variabel mediasi atau intervening secara teoritis adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan dependen dan independen menjadi hubungan
langsung dan tidak langsung yang dapat diamati dan diukur. Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel mediasi adalah kinerja guru
Definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
Kepemimpinan instruksional menurut Hoy dan Miskel adalah
kepemimpinan di bidang pendidikan yang berfokus pada proses
belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah,
mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar-
mengajar yang positif dengan tujuan untuk memfasilitasi
pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat
kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat
keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya,
dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus
sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni
berkembang dengan pesat.
Kepemimpinan instruksional memiliki tiga dimensi yaitu 1.
merumuskan misi sekolah, 2. mengelola program instruksional dan 3.
Promosi iklim belajar yang positif. Kemudian dirumuskan menjadi 10
indikator kepemimpinan instruksional yaitu:1) Perumusan tujuan
sekolah, 2) Mengkomunikasikan tujuan sekolah, 3) Supervisi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
evaluasi instruksional, 4) Koordinasi kurikulum, 5) Memonitor
kemajuan siswa, 6) Menjaga waktu instruksional, 7) Menyediakan
insentif untuk guru, 8) Menyediakan insentif untuk siswa, 9)
Meningkatkan perkembangan profesionalitas dan, 10)
Mempertahanakan kehadiran (Hallinger , 2005)
b. Kinerja Guru
Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Kinerja guru dapat
diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan
seorang guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah serta
menggambarkan adanya suatu perubahan yang ditampilkan guru
dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran (Supardi,2014).
Kinerja guru memiliki satu dimensi, dengan enam indikator
yaitu:1) Perencanaan instruksional yaitu membuat rencana mengajar
sesuai dengan kurikulum yang ada, 2) Pelaksanaan instruksional
yaitu guru mendorong dan menjaga siswa untuk belajar secara aktif,
3) Menilai proses belajar yaitu guru menggunakan data-data awal
yang ada untuk menentukan target pencapaian pembelajaran siswa, 4)
Lingkungan belajar yaitu guru melakukan upaya-upaya tertentu
untuk perbaikan sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi yang kurang
baik, 5) Profesionalisme yaitu guru memastikan bahwa semua peserta
didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran, 6) Kemajuan siswa yaitu Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mengevaluasi cara mengajar apabila siswa susah memahami materi
yang di ajarkan dan menggunakannya hasil evaluasi tersebut untuk
memperbaiki cara mengajar berikutnya.
c. Prestasi Siswa
Prestasi siswa dikemukakan oleh Winkel dalam Sunarto (2009)
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang
siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan nilai yang
dicapainya. Prestasi siswa adalah nilai ujian Nasional (UN) dari
masing-masing sekolah tahun ajaran 2013/2014 SMA di Manggarai
NTT.
C. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah semua sekolah SMA di tiga kabupaten
Manggarai di NTT. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 30 sekolah
SMA di tiga kabupaten manggarai yaitu kabupaten Manggarai, Kabupaten
Manggarai Timur dan Kabupaten Manggarai barat, NTT..
Unit analisis dalam penelitian adalah sekolah. Di ketiga kabupaten
tersebut terdapat 68 Sekolah SMA negeri dan swasta. Dari jumlah tersebut,
peneliti mengambil sampel sekolah SMA sebanyak 30 sekolah. Teknik
pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan
menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan
pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai karakteristik populasi
yang sudah diketahui sebelumnya. Ukuran sampel dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mengacu pada pendapat Sugiyono (2011) bahwa sampel minimal untuk
penelitian adalah 30 sampel.
. Kriteria penelitian sampel adalah sekolah yang memiliki kepala
sekolah dan wali kelas 3 yang sudah menjabat minimal 3 tahun sebagai kepala
sekolah dan wali kelas di SMA tempat penelitian. Dasar pertimbangannya
karena kepala sekolah dan wali kelas tersebut mengetahui keadaan saat itu
serta memenuhi kriteria penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam
mengumpulkan data penelitian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang
akurat.
D. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan menggunakan
kuesioner berdasarkan indikator-indikator variabel penelitian yang dikemukan
oleh Peariso (2011). Kuesioner ditujukan untuk responden kepala sekolah dan
wali kelas 3 SMA di Manggarai. Untuk variabel prestasi belajar siswa
berdasarkan nilai rata-rata ujian nasional tahun ajaran 2013/2014.
Kuesioner penelitian mencakup 30 pernyataan variabel kepemimpinan
instruksional kepala sekolah dan 30 pernyataan kinerja guru. Dengan
demikian jumlah item pernyataan yang disampaikan kepada responden
penelitian sebanyak 60 item pernyataan. Keseluruhan jawaban responden
diberi nilai sesuai dengan rentang nilai tersebut dan kemudian dirangkum
dalam satu tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis. Untuk membuat unit
analiais dengan cara membuat rata-rata jawaban respondenmengenai persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
guru tentang kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kepala sekolah
sendiri dan 30 pernyataan kinerja guru.
Penyusunan kuesioner menggunakan Skala Likert. Sugiyono (2012)
menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Tabel 3.1
Tabel Skor Jawaban Kuesioner Respondenr Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
Positif Skor Negative Skor
Hampir tidak pernah 1 Hampir tidak pernah 5
Jarang 2 Jarang 4
Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3
Sering 4 Sering 2
Hampir selalu 5 Hampir selalu 1
Untuk mengetahui penjabaran variabel-variabel ke dalam sub variabel,
dan indikator, disusun kisi-kisi instrumen penelitian sebagaimana disajikan
pada tabel 3.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Variabel Indikator No Butir
Pernyataan Sumber
KEPEMIMPINAN
INSTRUKSIONAL
KEPALA
SEKOLAH
a. Perumusan tujuan
sekolah
1,2,3
Peariso
(2011)
b. Mengkomunikasikan
tujuan sekolah
4,5,6
c. Supervisi dan evaluasi
instruksional
7,8,9
d. Mengkoordinasi
kurikulum
10,11,12
e. .Monitor kemajuan
siswa
13,14,15
f. Menjaga waktu
instruksional
16,17,18
g. Mempertahankan
kehadiran
19,20,21
h. Memberi penghargaan
atau insentif untuk
guru
22,23,24
i. Mengembangkan
profesionalisme guru
25,26,27
j. penghargaan untuk
siswa
28,29,30
KINERJA
GURU
a. Perencanaan
instruksional
1,2,3,4,5
AASSA-
TPAS
(2010)
b. Pelaksanaan
instruksional
6,7,8,9,10
c. c. Evaluasi proses belajar 11,12,13,14,15
d. Lingkungan belajar
Kondusif
16,17,18,19,20
e. Profesionalisme 21,22,23,24,25
f. Kemajuan siswa
26,27,28,29,30
E. Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan berbagai data, keterangan dan informasi
digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
a. Data Primer
Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli. (Indriantoro dan Supomo, 1999 dalam Aji dan Sabeni,
2003). Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
primer dilakukan dengan cara meminta responden yaitu kepala sekolah
dan guru wali kelas tiga mengisi kuesioner yang dibagikan, dan
melakukan wawancara bagi kepala sekolah dan guru serta melakukan
observasi.
b. Data Sekunder
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat dokumen sekolah hasil
rata-rata nilai ujian nasional siswa kelas III SMA di Manggarai, tahun
ajaran 2013/2014 yang menjadi sampel penelitian.
Penelitian dilakukan di 3 kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur,
yaitu: Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten
Manggarai Timur. Penelitian dilakukanan pada tanggal 20 Juli sampai 15
Agustus 2015.
F. Metode Analisis Data
Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis
deskriptif menampilkan data hasil penelitian dalam bentuk prosentase dan
rerata. Analisis inferensial menggunakan SmartPLS 3.0. PLS adalah sebuah
teknik pilihan yang cocok karena ukuran sampel yang kecil, tidak didasarkan
banyak asumsi, data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dengan skala kategori, ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model
yang sama) (Ghozali, 2008).
Alasan memilih PLS SEM karena dalam penelitian terdapat tiga
variabel penelitian yaitu variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah
sebagai variabel independen, kinerja guru sebagai variabel intervening dan
variabel dependen yaitu prestasi siswa. Dengan demikian penggunaan PLS
akan mampu menguji dan mengukur pengaruh langsung dan tidak langsung
dari variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap variabel
prestasi siswa. Analisis PLS-SEM terdiri dua sub model yaitu: model
pengukuran atau sering disebut outer model dan model struktural atau inner
model.
a. Analisis Data Deskriptif
Analisis statistik deskriptif menampilkan hasil deskripsi data
variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah, kinerja guru dan
prestasi siswa untuk mengetahui distribusi frekuensi dan nilai skor rata-
rata masing-masing indikator dengan menjumlahkan skor nilai hasil
jawaban responden dalam pengisian kuesioner yang kemudian
dikategorikan dan dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi. Penentuan
batas-batas rentang nilai dan kategori berdasarkan skala likert. Kuesioner
disebarkan ke responden kemudian di rekapitulasi (Riduwan,2013).
Pedoman penskoran kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan
kninerja guru terhadap jawaban kuesioner dapat disusun sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Skor terendah : 1 x 30 = 30
Skor tertinggi : 5 x 30 = 150
Tabel 3.3
Kriteria Interprestasi Skor Penerapan Kepemimpinan Instruksional
Kepala Sekolah dan Kinerja Guru
b. Analisis Data Statistik Inferensial
Menurut (Sugiyono, 2008) statistik inferensial adalah teknik
statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya
diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini analisis data statistik
inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS untuk model
pengukuran (outer model), model struktural (inner model) dan pengujian
hipotesis. Kriteria uji dilakukan pada kedua model tersebut.
Variabel Rentang nilai skor Kategori
Kepemimpinan
Instruksional
Kepala Sekolah
0 % - 20 % Hampir tidak pernah
21 % - 40 % jarang
41 %- 60 % Kadang-kadang
61 %- 80 % sering
81 %- 100 % Hampi selalu
Kinerja Guru
0 % - 20 %
Sangat kurang
21 % - 40 % Kurang
41 %- 60 % Cukup
61 %- 80 % Baik
81 %- 100 % Sangat baik
Jumlah Skor 30 60 90 120 150
0 20% 40% 60% 80% 100%
1 Skor item 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
1 Outer model (Model Measurement)
Model pengukuran atau Outer model dievaluasi dengan
cara melihat nilai validitas dan reliablitas pengukuran dari model
tersebut. Validitas pengukuran terdiri atas validitas konvergen dan
validitas diskriminan. Validitas konvergen ditentukan menggunakan
parameter loading factor dan nilai Average Variance Extracted
(AVE). Pengukuran dapat dikategorikan memiliki validitas
konvergen apabila nilai loading factor dan nilai AVE sebesar 0,5 atau
lebih. Validitas diskriminan ditentukan dengan melihat cross loading
dari setiap variabel dan di kategorikan memiliki validitas diskriminan
apabila nilai cross loading mencapai 0,7 (Ghozali dan Latan, 2015).
Model ini menspesifikasi hubungan antara variabel laten
dengan indikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model
mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan
variabel latennya. Uji yang dilakukan pada outer model:
1) Convergent Validity. Nilai convergent validity adalah nilai loading
faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang
diharapkan > 0.7.
2) Discriminant Validity. Nilai ini merupakan nilai cross loading
factor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki
diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai
loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan
dengan nilai loading dengan konstruk yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
3) Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan >0.5.
a. Composite Reliability. Data yang memiliki composite reliability
>0.7 mempunyi reliabilitas yang tinggi.
Uji yang dilakukan diatas merupakan uji pada outer model untuk
indikator reflektif,:
2 Inner Model (Model Structural)
Uji pada model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antara
konstruk laten. Inner model (inner relation, structural model dan
substantive theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten
berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan
menggunakan nilai R-square dan koefisien jalur untuk mendapatkan
informasi seberapa besar variabel laten dependen dipengaruhi oleh
variabel laten independen, serta uji signifikansi untuk menguji nilai
signifikansi hubungan atau pengaruh antar variabel (Ghozali, 2015).
Beberapa uji untuk model struktural yaitu
1) R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square untuk variabel
Kinerja Guru dan prestasi siswa. Perubahan nilai R-Square dapat
digunakan untuk menilai pengaruh variabel kepemimpinan
instruksional kepala sekolah terhadap variabel kinerja guru dan
prestasi apakah mempunyai pengaruh yang substantif.
2) Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau besarnya
hubungan atau pengaruh konstruk laten yang dilakukan dengan
prosedur bootstrapping.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Kabupaten Manggarai
a. Wilayah lokasi penelitian
Suku Manggarai adalah sebuah suku bangsa yang mendiami bagian
barat pulau Flores di propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Suku
Manggarai tersebar di tiga kabupaten di propinsi tersebut, yaitu Kabupaten
Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur.
Kabupaten Mangarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur merupakan
hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai.
Kabupaten Manggarai secara geografis terletak pada 08o14”-09o00”
LS dan 120o 15”-120o30” BT . Kabupaten Manggarai yang beribu kota di
Ruteng memiliki luas169.435 hektar yang terbagi dalam 1145 desa, 17
kelurahan dan 11 kecamatan. Komoditi unggulan kabupaten Manggarai
yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan, perternakan dan jasa.
Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, diwilayah ini tersedia 1
bandara, yaitu bandara Frans Lega, untuk transportasi laut tersedia 1
pelabuhan, antara lain Reo.
Kabupaten Manggrai Timur (KMT) terletak antara 08o14-09o00”
Lintang selatan dan 120o30” -120o55” BT. KMT yang beribukota di Borong
memiliki luas wilayah 249.455 Ha yang terbagi dalam 17 kelurahan dan 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kecamatan. Komoditi unggulan yaitu sector pertanian, perkebunan,
perikanan dan peternakan.
.
Gambar 4.2
Peta Wilayah 3 Kabupaten di Manggarai, NTT
Kabupaten Manggrai Barat secara geografis terletak pada
08o14”LS—09o00”LS dan 119o21”-120o15”BT. Kabupaten Manggrai Barat
yang beribukota di Labuan Bajo memiliki luas 294.750 hektar yag terbagi
dalam 164 desa 5 kelurahan dan 10 kecamatan. Komoditi unggulan
kabupaten Manggarai Barat yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan,
peternakan dan jasa serta wisata alam dan pariwisata dengan obyek seperti
Taman Nasional Komodo, Kawasan hutan Mbeliling, Istana Ular, dan
beberapa objek wisata air terjun seperti Cunca Rame dan Cunca
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Wulang.wisata budaya.sebagai penunjang kegiatan perekonomian,
diwilayah ini tersedia 1 bandara udara, yaitu bandara komodo dan memilik
satu ipelabuhan yaitu pelabuhan labuhan.
b. Data Demografi
Data demografi Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten
Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur dapat dilihat di tabel-tabel 4.4
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk di 3 Kabupaten di Manggarai Tahun 2013
No Nama Kabupaten Jumlah
Penduduk
Kepadatan
Penduduk
(jiwa/km2)
1 Manggarai Timur 264979 106
2 Manggarai 309614 183
3 Manggarai Barat 240905 82
Hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2013 data
pendidikan penduduk di tiga kabupaten di Manggarai tahun 2013.
Tabel 4.5
Data Pendidikan Penduduk di Tiga Kabupaten Manggarai
Tahun 2013
No
Nama Kabupaten
Angka Melek
Huruf (%)
Tingkat Pendidikan (%)
Tidak tamat
SD SD SMP SMA
Perguruan
tinggi
1 Manggarai Timur
93,8 31,1 51,3 9,2 6,4 2,0
2 Manggarai 93,2 41,2 31,6 13,3 10,3 3,6
3 Manggarai Barat
93,0 33,3 44,8 9,4 8,6 3,9
Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013
dikabupaten Manggarai Timur, persentase jumlah penduduk yang tidak
mempunyai ijazah SD cukup tinggi yaitu sebesar 31,1 persen. Tertinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
yaitu penduduk dengan ijazah SD sebesar 51,3 persen. Diikuti oleh
penduduk dengan ijazah SMP sebanyak 9,2 persen. Sedangkan penduduk
dengan ijazah SMA/SMK hanya 6,4 persen dan perguruan tinggi hanya 2,0
persen.
Kabupaten Manggarai , persentase jumlah penduduk 10 tahun
keatas yang tidak mempunyai ijazah sangat tinggi yaitu sebesar 41,2
persen.Terbesar kedua yaitu penduduk dengan ijazah SD sebesar 31,6
persen. Diikuti oleh penduduk dengan ijazah SMP sebanyak 13,3 persen.
Sedangkan penduduk dengan ijazah SMA/SMK 10 persen dan perguruan
tinggi hanya 3,6 persen.
Kabupaten Manggarai Barat persentase jumlah penduduk yang
tidak mempunyai ijazah SD cukup tinggi yaitu sebesar 33,3 persen.
Tertinggi yaitu penduduk dengan ijazah SD sebesar 44,8 persen. Diikuti
oleh penduduk dengan ijazah SMP sebanyak 9,4 persen. Sedangkan
penduduk dengan ijazah SMA/SMK hanya 8,6 persen dan perguruan tinggi
hanya 3,9 persen
Tabel 4.6
Data Kondisi Ekonomi Penduduk di 3 Kabupaten di Manggarai tahunh
2013.
No
Nama Kabupa-
ten
Pendapatan
perkapita (Rp/tahun
)
Keluarga
Prasejahtera (%)
Pekerjaan (%)
Pertanian
&perkebunan
Industri,Konstruksi,
Penggalian
Dagang, Angkutan, Keuangan
, Jasa
1 Manggarai Timur
1.609.866 55,1 82,4 10,6 7,0
2 Manggarai
2.103.662 59,1 63,7 11,9 24,4
3 Manggarai Barat
1.832.922 58,2 63,8 9,1 27,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
c. Karakteristik Objek Penelitian
Berikut ini disajikan profil sekolah SMA di kabupaten Manggarai,
Manggarai Barat dan Manggarai Timur tahun 2015 yang menjadi
sampel Penelitianseperti terlihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7
Profil Sekolah SMA di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan
Manggarai Timur tahun 2015 yang menjadi Sampel Penelitian
No Nama SMA Negeri/Swasta
1 SMA “A” Negeri
2 SMA “B” Swasta
3 SMA “C” Negeri
4 SMA “D” Negeri
5 SMA “E” Negeri
6 SMA “F” Swasta
7 SMA “G” Swasta
8 SMA “H” Swasta
9 SMA “I” Negeri
10 SMA “J” Negeri
11 SMA “K” Negeri
12 SMA “L” Negeri
13 SMA “M” Swasta
14 SMA “N” Swasta
15 SMA “O” Swasta
16 SMA “P” Negeri
17 SMA “Q” Negeri
18 SMA “R” Negeri
19 SMA “S” Swasta
20 SMA “T” Swasta
21 SMA “U” Negeri
22 SMA “V” Swasta
23 SMA “W” Swasta
24 SMA “X” Negeri
25 SMA “Y” Negeri
26 SMA “Z” Negeri
27 SMA “AA” Swasta
28 SMA “BB” Negeri
29 SMA “CC” Negeri
30 SMA “DD” Negeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
B. Deskripsi variabel penelitian
Analisis deskriptif data variabel penelitian merupakan upaya
menggambarkan secara umum tentang data yang diperoleh selama
penelitian. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu kepemimpinan
instruksional kepala sekolah, kinerja guru dan prestasi siswa. Variabel
kinerja guru juga sebagai variabel intervening.
Hasil jawaban responden untuk variabel kepemimpinan
instruksional untuk: mean (rata-rata) sebesar 109,4, simpangan baku
(standar deviasi) 12,6, titik tengah (median) 108,2, skor minimum
sebesar 87,9 dan skor maksimum 138,1 . Untuk variabel kinerja guru
diperoleh hasil mean (rata-rata) sebesar 10,92, simpangan baku (standar
deviasi) 16,2, titik tengah (median) 106,9, skor minimum sebesar 80,6
dan skor maksimum 143,8. Rerata prestasi hasil ujian nasional mean
(rata-rata) sebesar 4,4, simpangan baku (standar deviasi) 0,8, titik tengah
(median) 4,1, skor minimum sebesar 3,3 dan skor maksimum 6,3.
Hasil rekapitulasi skor total data dstribusi frekuensi Kepemimpinan
Instruksional, kepala sekolah, kinerja guru dan nilai ujian nasional tahun
ajaran 2013/2014 pada lampiran 4.
a. Deskripsi Data Variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala
Sekolah
Deskriptif variabel kepemimpinan instruksional kepala
sekolah bertujuan menggambarkan pendapat kepala sekolah dan
persepsi guru wali kelas tiga tentang penerapan kepemimpinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
instukrusional kepala sekolah SMA di 30 sekolah SMA di
kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.
Berikut disajikan hasil deskripsi distribusi frekuensi data penerapan
variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah
Tabel 4.8
Distribusi frekuensi Penerapan Kepemimpinan
Instruksioanl Kepala Sekolah
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 30 - 54 0 0%
2 55 - 78 0 0%
3 79 - 102 9 30%
4 103 - 126 19 63,3%
5 126 - 150 2 6,7%
Jumlah 30 100%
Sumber: Riduwan 2013
Gambar 2.1 di bawah berdasarakan kriteria interprestasi
skor kepemimpinan instruksional kepala sekolah pada tabel 3.3
pada bab III menunjukkan bahwa penerapan kepemimpinan
instruksional kepala sekolah oleh kepala sekolah SMA di tiga
kabupaten Manggarai yaitu 0% hampir tidak pernah dilakukan,
jarang dilakukan 0%, kadang-kadang dilakukan 30%, sering
dilakukan 63,3 % dan hampir selalu dilakukan 6,7%.
Maka kalau dilihat dari presentase tertinggi yaitu 63,3%
masuk dalam kategori sering. Hal ini berarti bahwa penerapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kepemimpinan instruksional kepala sekolah SMA di tiga kabupaten
Manggarai sudah sering dilakukan.
0.0% 0.0%
30.0%
63.3%
6.7%
0.0%
10.0%
20.0%
30.0%
40.0%
50.0%
60.0%
70.0%
Penerapan Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
3
Gambar 4.3
Penerapan Kepemimpinan Instruksioanl Kepala Sekolah
Untuk mengukur penerapan kepemimpinan instruksional
kepala sekolah berdasarkan indikator pada gambar 4.3 dan tabulasi
data pada lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Gambar 4,4
Penerapan Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
berdasarkan Skala Indikator
Gambar 4.4 menunjukkan rerata skor penerapan
kepemimpinan instruksioanl kepala sekolah menurut indikatornya.
Setelah dibuat rata-rata skor untuk indikator pengembangan profesi
guru, perumusan tujuan sekolah dan koordinasi kurikulum adalah
3,9 dengan rentang katagori jawaban 1-5, katagori 1 merupakan
jawaban terendah dan katagori 5 jawaban tertinggi. bahwa kepala
sekolah SMA di 3 kabupaten Manggarai sebagai pemimpin
instruksional sering bekerja sama dengan guru untuk membuat
tujuan sekolah yang jelas, terukur, ada target waktu untuk
kemajuan akademis siswa, sering memonitor pelaksanaan
kurikulum apakah sudah sesuai dengan tujuan kurikulum sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dan berpartisipasi secara aktif dalam memeriksa materi kurikulum
dan Kepala sekolah sering meningkatankan profesionalisme warga
sekolahnya terutama guru secara terus-menerus dan berupaya agar
semua guru mengikuti pelatihan-pelatihan yang diangap penting
dalam rangka untuk meningkatkan hasil belajar siswa seoptimal
mungkin.
b. Deskripsi Data Variabel Kinerja Guru
Analisis deskriptif variabel kinerja guru bertujuan
menggambarkan secara umum kinerja guru yang diperoleh dari
hasil jawaban responden kepala sekolah dan guru kelas wali kelas
3. Untuk mengukur kinerja guru oleh kepala sekolah dan wali kelas
sendiri, maka penskoran terhadap jawaban kuesioner berdasarkan
alternatif jawaban yaitu skor 1 sampai 5 untuk tiap pernyataan
dengan kategori tertentu kemudian di rata-rata.
Berikut disajikan hasil deskriptif data variabel kinerja guru
berdasarkan distribusi frekuensi jawaban kuesioner pada tabel 9.
Tabel 4.9
Skor Kinerja Guru
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 30 - 54 0 0%
2 55 - 78 0 0%
3 79 - 102 6 20%
4 103 - 126 20 66,7%
5 127 - 150 4 13,3%
Jumlah 30 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 4.5
Kinerja Guru
Gambar 4.5 di atas berdasarakan kriteria interprestasi skor
kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kinerja guru tabel
3.3 pada bab III menunjukkan kinerja guru SMA di tiga
kabupaten di Manggarai yaitu sangat kurang 0%, kurang 0%,
cukup 20%, baik 66,7 % dan sangat baik 13,3%. Maka kalau
dilihat dari presentase tersebut kinerja guru SMA di tiga kabupaten
Manggarai masuk dalam kategori baik.
Untuk mengukur kinerja guru berdasarkan indikator dapat
dilihat pada gambar 4.5 dan tabulasi data lampiran 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Gambar 4.6
Rerata Skor Indikator Kinerja Guru
Gambar 4.6 menunjukan bahwa rata-rata untuk indikator
perencanaan instruksional sebesar 3,8, indikator pelaksanaan
instruksional, indikator evaluasi proses belajar 3,6, indikator
lingkungan belajar kondusif 3,7, indikator profesionalisme dan
indikator kemajuan siswa dengan rentang katagori jawaban 1-5,
katagori 1 merupakan jawaban terendah dan katagori 5 jawaban
tertinggi. Rincian penyebaran jawaban per item dari jawaban
responden terlihat yang tertinggi yaitu pada indikator perencanaan
instruksional sebesar 3,8. Hal ini menunjukan bahwa kinerja guru
SMA di Manggrai dalam merencanakan kegiatan instruksional, sesuai
dengan kurikulum, strategi dan sumber daya sekolah, untuk memenuhi
kebutuhan murid dalam rangka meningkatkan prestasi siswa sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
baik dan terendahh indikator kemajuan siswa 3,5, namun masih
masuk dalam kategori baik bahwa guru SMA di Manggarai
mengupayakan kegiatan instruksioanl untuk kemajuan siswa yang
sesuai target dan terukur .
c. Deskripsi Data Prestasi Siswa
Analisis deskripsi prestasi siswa sebagai gambaran untuk
mengetahui nilai rata-rata nilai ujian nasional SMA di Manggarai
tahun ajaran 2013/2014 .
4.54.04.04.03.8
6.3
4.14.54.6
3.94.2
3.63.6
5.14.9
4.0
5.2
4.13.7
5.45.35.4
3.33.7
5.5
3.7
4.95.4
3.83.9
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
SMA
N 1
SMA
N 2
SMA
N 3
SMA
N 4
SMA
N 5
SMA
N 6
SMA
N 7
SMA
N 8
SMA
N 9
SMA
N 1
0
SMA
N 1
1
SMA
N 1
2
SMA
N 1
3
SMA
N 1
4
SMA
N 1
5
SMA
N 1
6
SMA
N 1
7
SMA
N 1
8
SMA
Sw
asta
1
SMA
Sw
asta
2
SMA
Sw
asta
3
SMA
Sw
asta
4
SMA
Sw
asta
5
SMA
Sw
asta
6
SMA
Sw
asta
7
SMA
Sw
asta
8
SMA
Sw
asta
9
SMA
Sw
asta
10
SMA
Sw
asta
11
SMA
Sw
asta
12
Nilai Rata-Rata UN SMA Negeri dan Swasta 2013/2014
Gambar 4.7
Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2013/2014
SMA Negeri dan Swasta
Gambar 4.7 menunjukan nilai rata-rata dari hasil ujian nasional (UN)
tahun ajaran 2013/2014 SMA Negeri dan Swasta di Manggarai yang
dijadikan sampel penelitian, kemudian di buat rerata, standar deviasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
median dan rentang minimal dan maksimal. Hasil ujian nasional tahun
ajaran 2013/2014 di 3 kabupaten di Manggarai rata-rata 4,4 dengan
standar deviasi 0,8. Nilai minimum 3,3 dan nilai maksimum 6,3. Nilai
median 4,1
C. Analisis Data
a. Model pengukuran (Outer Model)
Model pengukuran atau Outer model merupakan model pengukuran
untuk menilai validitas dan reliablitas model. Uji validitas dilakukan
untuk mengetahui kemampuan intrumen penelitian mengukur apa
yang seharusnya diukur (Cooper et al.,2006 dalam Jogiyanto 2011).
Sedangkan uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat
ukur dalam mengukur suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk
mengukur konsistensi responden dalam menjawab ítem pertanyaan
dalam kuesioner atau instrumen penelitian.
1) Uji Validitas
a) Validitas Konvergen
Validitas konvergen merupakan korelasi antara skor indikator
dengan skor konstruknya. Model PLS memenuhi convergent
validity dapat dikatakan valid apabila nilai loading 0,7
(Jogiyanto 2011). Adapun hasil korelasi antara indikator
dengan konstruknya seperti terlihat pada lampiran 2 (Hal.96)
menunjukkan angka yang lebih besar dari 0,7. memenuhi
convergent validity sehingga dapat dikatakan valid .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Average Variance Extracted (AVE) menggambarkan
rata-rata varians yang diekstrak pada setiap indikator,
sehingga kemampuan masing-masing item dalam membagi
pengukuran dengan yang lain dapat diketahui. Nilai AVE
sama dengan atau di atas 0,50 menunjukkan adanya
convergent yang baik. Nilai AVE dapat dilihat pada tabel
4.24.
Tabel 4.10
Nilai Average variance extracted (AVE)
No Variabel Nilai AVE
1 Kepemimpinan Instukrusional
Kepala sekolah 0.639
2 Kinerja Guru 0.744
3 Prestasi Siswa 0.581
Tabel 4.10 didapatkan nilai AVE untuk variabel
kepemimpinan instukrusional kepala sekolah sebesar 0.639,
variabel kinerja guru sebesar 0.744 dan prestasi siswa 0.581.
Pada batas bawah 0,5, maka indikator-indikator pada masing-
masing konstruk telah valid dengan item yang lain dalam satu
pengukuran. Dengan demikian berdasarkan nilai loading dan
AVE, data penelitian ini sudah memenuhi persyaratan
validitas konvergen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b) Validitas Diskriminan
Uji validitas diskriminan dinilai berdasarkan cross
loading pengukuran dengan konstruknya. Metoda lain yang
digunakan untuk menilai validitas diskriminan adalah dengan
membandingkan akar AVE untuk setiap konstruk dengan
korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Model
mempunyai validitas diskriminan yang cukup jika akar AVE
untuk setiap konstruk lebih besar dari pada korelasi antara
konstruk dengan konstruk lainnya dalam model (Chin et
al,1997 dalam Jogiyanto, 2011).
Output discriminant validity dari hasil pengolahan data
sebagaimana ditunjukkan pada lampiran 2.
Tabel pada lampiran 2 menunjukkan nilai cross
loading dari keseluruhan konstruk dengan semua indikator
penelitian. Semua nilai cross loading tersebut mencapai angka
0,7 yang berarti indikator-indikatornya memiliki diskriminan
yang baik.
2) Uji Reliabilitas.
Reliabilitas komposit mengukur internal konsistensi dan nilainya
harus diatas 0,60 (Ghozali, 2015). Hasil Reliabilitas Komposit
dapat dilihat pada tabel 4.25.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Tabel 4.11
Reliabilitas Komposit
No Variabel Reliabilitas
Komposit
1 Kepemimpinan Instukrusional Kepala sekolah 0.946
2 0.946
3 Prestasi Siswa 0.943
Data pada tabel 4.11 bisa dijelaskan bahwa nilai composite
reliability baik untuk konstruk Kepemimpinan Instukrusional
Kepala sekolah, Kinerja Guru, dan Prestasi Siswa semuanya
diatas 0.60. Jadi dapat disimpulkan bahwa konstruk memiliki
reliabilitas yang baik.
b. Evaluasi Inner Model
Uji inner model atau uji model struktural untuk melihat
pengaruh langsung dan tidak langsung kepemimpinan instukrusional
kepala sekolah terhadap prestasi siswa serta pengaruh kepemimpinan
instukrusional kepala sekolah terhadap kinerja guru dan pengaruh
kinerja guru terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.
Dalam menilai inner model dengan PLS dimulai dengan melihat
nilai R-Square untuk variabel Kinerja Guru dan prestasi siswa.
Perubahan nilai R-Square dapat digunakan untuk mengukur tingkat
variansi variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap
variabel kinerja guru dan prestasi siswa. Semakin tinggi nilai R2
berarti semakin baik model penelitian yang diajukan (Jogiyanto,2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Tabel 4.12
Nilai R-Square
No Variabel Endogen Nilai R-Square
1 Prestasi siswa 0,741
2 Kinerja guru 0,797
Sumber: Hasil Penghitungan Statistik
Tabel 4.12 di atas menggambarkan Koefisien determinasi
prestasi siswa sebesar 0,741 yang berarti variansi perubahan
variabel prestasi siswa yang dapat dijelaskan oleh variabel
kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kinerja guru adalah
sebesar 74,1% sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain
diluar model penelitian ini. Koefisien determinasi variabel kinerja
guru sebesar 0,797 yang berarti variansi perubahan variabel prestasi
siswa yang dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan
instruksional kepala sekolah 79,7% sedangkan sisanya dijelaskan
oleh variabel lain diluar model penelitian.
Hasil output pada gambar 4.8 di bawah dapat dilihat bahwa
nilai R-square yang dihasilkan untuk variabel prestasi siswa sebesar
0,741 yang berarti variansi perubahan variabel prestasi siswa yang
dapat dijelaskan oleh variabel kepemimpinan instruksional kepala
sekolah dan kinerja guru sebesar 74,1% sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain di luar model penelitian ini. Untuk variabel kinerja
guru diperoleh nilai R-Square 0,797 yang berarti variansi
perubahan variabel prestasi siswa yang dapat dijelaskan oleh
variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah 79,7%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak di teliti
dalam penelitian ini.
Gambar 4.8
Model struktural
D. Hasil Pengujian Hipotesis
Hasil pengolahan statistik untuk menjawab hipotesis penelitian pengaruh
antar variabel-variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.14 dan dapat
dijelaskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
1) Tidak terdapat pengaruh signifikan secara langsung kepemimpinan
instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa dengan P value =
0,091
2) Terdapat pengaruh secara signifikan kepemimpinan instruksional
kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan P value = 0,000
3) Terdapat pengaruh signifikan kinerja guru terhadap prestasi
siswadengan P value = 0,006
4) Terdapat pengaruh tidak langsung kepemimpinan instruksional kepala
sekolah terhadap prestasi siswa dengan P value P value = 0,00
Tabel 4.13
Koefisien Jalur Pengaruh Antara Variabel Penelitian
Jalur Hubungan
Antara Variabel Keterangan
Koefisien
Jalur
T-
Statistik Nilai “p”
Pengaruh
kepemimpinan
instruksional kepala
sekolah terhadap
Prestasi Siswa
Pengaruh
Langsung 0,341 1,696 0,091
Pengaruh
kepemimpinan
instruksional kepala
sekolah terhadap
kinerja guru
Pengaruh
Langsung
0,893
37,190
0,000*
Pengaruh
kepemimpinan
instruksional kepala
sekolah terhadap
prestasi Siswa
Pengaruh
Tidak
Langsung
0,485 2,708 0,007*
Pengaruh kinerja
guru terhadap
prestasi siswa
Pengaruh
Langsung 0,543 2,760 0,006*
*) p<0,05 (signifikan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
E. Pembahasan
variansi prestasi siswa sebesar 74,1% dapat dijelaskan oleh
kepemimpinan instruksional dan kinerja guru secara bersama-sama. Hal itu
berarti sekitar 26% variansi prestasi siswa dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain selain kepala sekolah dan guru. Sebesar 79,7% variansi kinerja guru
dapat dijelaskan oleh kepemimpinan instruksional kepala sekolah. Hal itu
berarti sekitar 20.3% variansi kinerja guru dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain selain kepala sekolah.
Hipotesis I: Terdapat pengaruh langsung kepemimpinan instruksional
kepala sekolah terhadap prestasi siswa
Hasil penelitian ini tidak bisa membuktikan hipótesis penelitian
bahwa terdapat pengaruh kepemimpinan instruksioanl kepala sekolah
secara langsung terhadap prestasi siswa. Hasil ini sama dengan hasil
penelitian yang pernah dilakukan oleh Mielcarek (2003) dan Leithwood et
al. (2004), yaitu kepemimpinan instruksional tidak secara langsung
berpengaruh terhadap prestasi siswa. Pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah terhadap prestasi siswa terjadi secara tidak langsung tetapi melalui
orang lain dalam hal ini melalui guru dan melalui kondisi organisasi yang
dipimpinnya. Hasil penelitian Marks & Printy, (2003) menunjukkan bahwa
kepemimpinan instruksional sendiri tidak cukup untuk meningkatkan
prestasi siswa. Kombinasi dan integrasi kepemimpian transformasional
dan instruksional dapat meningkatkan prestasi siswa langsung dari
kepemimpinan kepala sekolah terhadap prestasi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Berbeda dengan hasil penelitian oleh Shatzer dkk. (2014), dan
Andrews & Soder, (1987), yang menunjukkan pengaruh kepemimpian
instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa secara langsung. .
Berdasarkan wawancara dengan beberapa siswa dan pengamatan
yang dilakukan oleh peneliti di SMA di Manggarai, bahwa apabila mereka
mengalami kesulitan belajar atau masalah lainnya yang berhubungan
langsung dengan murid adalah guru wali kelas atau guru yang mereka
percaya untuk memecahkan masalah mereka.
Hipotesis 2: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional kepala
sekolah terhadap kinerja guru
Hasil penelitian ini mampu membuktikan hipótesis penelitian
bahwa kepemimpinan intruksioanal kepala sekolah secara signifikan
berpengaruh terhadap kinerja guru. Hal ini berarti semakin tinggi
pelaksanaan kepemimpinan Instruksional kepala sekolah semakin tinggi
pula kinerja guru. Sebaliknya, semakin rendah kualitas kepemimpinan
Instruksional kepala sekolah, maka semakin rendah pula kinerja guru.
Koefisien determinasi pada variabel kinerja guru sebesar Sebesar 79,7%
variansi kinerja guru dapat dijelaskan oleh kepemimpinan instruksional
kepala sekolah, dimana sisanya 20.3% variansi kinerja guru di pengaruhi
oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian Rinehart dkk. (1998), yang
menunjukkan bahwa kinerja guru dapat ditingkatkan oleh pengaruh kepala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
sekolah karena kepala sekolah tersebut dapat dipercaya karena
kemampuannya.
Penelitian oleh Thoonen (2011) menunjukkan bahwa peran
pemimpin instruksioanl kepala sekolah dapat meningkatkan kinerja guru
dengan menstimulasi pertumbuhan profesional dan motivasi guru dan
meningkatkan kondisi organisasi sekolah. Hasil penelitian Joseph & Jo
(1999) juga menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan instruksional
kepala sekolah kepada kinerja guru melalui strategi kepala sekolah yaitu
dengan cara memberi contoh kepada para guru dalam praktik intruksional
setiap harinya.
Kepala sekolah SMA di Manggarai dalam menjalankan peran
sebagai pemimpin intruksioanal kepala sekolah dalam upaya menjalankan
program yang mendukung kinerja guru, jawaban responden menunjukan
bahwa kepala sekolah sering mengembangkan professional guru dengan
memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mengikuti pelatihan-
pelatihan yang dianggap penting dalam rangka untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
Konsep pengembangan kinerja guru oleh kepala sekolah sebagai
pemimpin intruksioanal fokus pada bagaimana kemampuan guru dalam
melakukan proses belajar mengajar di kelas dalam kerangka peningkatan
prestasi belajar siswa. Lunenburg dan Irby (2006), menjelaskan
pengembangan kompetensi guru yang secara seginifikan memberi
kontribusi terhadap hasil belajar siswa adalah pengembangan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
yang berhubungan dengan perencanaan pembelajaran, proses belajar
mengajar dan evaluasi, Hal ini bisa dilakukan oleh kepala sekolah dengan
melakukan supervisi di kelas dan memberikan umpan balik yang
konstuktif untuk perbaikan proses pembelajaran dimana tujuan
akhirnyaadalah untu peningkatan prestasi siswa.
Pengembangan professioanal guru ini menjadi sangat penting, di
Manggarai karena tinggi rendahnya kinerja guru sangat tergantung kepada
kemampuan professional yang dimiliki guru. Apabila kemampuan
professional guru tinggi, maka kinerja guru pun menjadi tinggi. Sebaliknya
apabila kemampuan professional guru rendah, maka kinerjanya pun
menjadi rendah. Oleh karena itu, pengembangan profesionalisme guru
harus menjadi fokus perhatian kepala sekolah SMA di Manggarai, karena
guru merupakan orang yang langsung berhubungan dengan pelaksanaan
proses belajar mengajar di kelas, dan pelaku utama dalam peningkatan
prestasi belajar siswa melalui proses belajar mengajar yang berkualitas.
Hipotesis 3: Terdapat pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa
Hasil penelitian ini mampu membuktikan hipótesis penelitian
bahwa terdapat pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa secara
signifikan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Milanowski
(2004), bahwa kinerja guru berkorelasi positif dengan prestasi siswa..
Hasil ini juga mendukung pendapat yang dikemukakan oleh
Agung dan Yufridawati, (2013) bahwa salah satu pihak yang dinilai amat
menentukan pencapaian hasil belajar siswa adalah guru karena guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
merupakan pihak yang langsung terkait dengan kegiatan pembelajaran
terhadap siswa, sehingga memiliki peran amat strategis. kinerja guru
memainkan peran penting dalam pencapaian hasil belajar siswanya.
Peranan guru makin penting lagi di tengah keterbatasan sarana dan
prasarana sebagaimana yang diamati penelit di SMA di Manggarai dimana
sarana dan prasarana serta lingkungan untuk menunjang proses belajar
mengajar dibeberapa sekolah masih sangat minim bahkan ada yang belum
memilikinya, seperti laboratorium, perpustakaan dan fasilitas teknologi
seperti internet untuk mendapatkan berita atau mengikuti perkembangan
pendidikan. Berdasarkan hal ini maka profesional guru SMA di Manggarai
sangat diperlukan dengan meningkatkan kinerja dan pengembangan model
pembelajaran yang variatif, menciptakan suasana yang komunikatif
,melibatkan siswa dalam setiap proses pembelajaran, dan menggunakan
media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa dimana tujuan
akhirnya adalah untuk peningkatan prestasi siswa.
Begitu pula dengan lingkungan sekolah dan tempat tinggal siswa
kurang menunjang untuk proses belajar siswa. Berdasarkan pengamatan
dan wawancara dengan beberapa murid dan guru, letak sekolah yang jauh
dari pemukiman membuat siswa harus berjalan kaki empat sampai lima
kilo meter ke sekolah karena tidak adanya transportasi pribadi maupun
umum sehingga murid kelelahan ketika sudah sampai di sekolah. Oleh
karenanya, kepala sekolah di Manggarai sebagai pemimpin instruksioanl
mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
melakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan kemampuan
kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis
dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu
sistem pendidikan.
Hipotesis 4: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional secara tidak
langsung terhadap prestasi siswa
Hasil analisis statistik menunjukkan terdapat pengaruh signifikan
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa secara
tidak langsung yaitu dengan cara dimediasi oleh kinerja guru. Dengan
demikian kinerja guru sebagai variabel intervening terbukti dalam
penelitian ini.
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan
oleh Adam dan Hameiri (2014) yaitu guru sebagai mediator pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap hasil sekolah dan proses belajar
siswa. Dalam hasil penelitian itu pengaruh tidak langsung dari kepala
sekolah terhadap prestasi siswa terutama melalui persepsi guru tentang
perilaku professional dan gaya kepemimpinan kepala sekolahnya. Guru
dipengaruhi terutama oleh gaya membuat keputusan kepala sekolah,
standar akademis, kecenderungan dan kemauan untuk memperkuat dan
keterlibatan guru dalam proses membuat visi sekolah, dukungan yang
mereka buat untuk guru, kemampuan mereka untuk memantapkan rasa
saling percaya, dan keterlibatannya dalam pengembangan professional
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Mengingat pentingnya peran guru dalam meningkatkan prestasi
siswa maka kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional SMA di
Manggarai harus memiliki kemampuan untuk melakukan pengembangan
profesionalisme guru secara terus-menerus dalam rangka untuk
meningkatkan prestasi siswa seoptimal mungkin dengan mengevaluasi
secara sistematis mata pelajaran dan guru, mendorong, memfasilitasi dan
mengevaluasi pengembangan profesionalisme guru,mengembangkan
model pembelajaran yang berkesinambungan dan melibatkan diri dalam
pengembangan profesionalisme guru.
Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka meningkatkan
kinerja guru harus menjadi fokus perhatian kepala sekolah SMA di
Manggarai, karena guru merupakan orang yang langsung berhubungan
dengan pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas, dan pelaku utama
dalam peningkatan prestasi belajar siswa melalui proses belajar mengajar
yang berkualitas. Melalui pengembangan profesional kinerja guru,
diharapkan proses pengajaran dapat berkembang, pada akhirnya
berdampak pada prestasi siswa.
Hasil penelitian ini juga menemukan bahwa kepala sekolah
SMA di kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur
sudah sering menerapkan kepemimpinan instruksioanl kepala sekolah
untuk meningkatkan prestasi siswa. Hal ini terlihat dari jawaban responden
dari nilai skor rata- rata setiap indikator 3,41- 4,20 masuk kategori sering,
menunjukan bahwa kepala sekolah SMA di kabupaten Manggarai,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Manggarai Barat dan Manggarai Timur sebagai pemimpin instruksional
sudah sering menerapkan kepemimpinan instruksional.
Kepala sekolah SMA di kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan
Manggarai Timur sebagai pemimpin instruksional sering bekerja sama
dengan guru untuk membuat tujuan sekolah yang jelas, terukur, ada target
waktu, mengkomunikasikan tujuan sekolah kepada semua komunitas
sekolah supaya mereka mengetahui dan mendukung, melakukan supervisi
dan evaluasi kegiatan belajar-mengajar dengan memastikan bahwa
prioritas para guru mengajar di kelas sudah sesuai dengan tujuan sekolah,
melakukan pengamatan praktek mengajar guru di kelas secara teratur dan
memberi tahu kepada guru tentang hasil pengamatan praktek mengajar
guru dan memberi umpan balik,memonitor pelaksanaan kurikulum apakah
sudah sesuai dengan tujuan kurikulum sekolah dan berpartisipasi secara
aktif dalam memeriksa materi kurikulum, memonitor kegiatan belajar-
mengajar di sekolah.
Kepala sekolah SMA di kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan
Manggarai Timur sering melakukan pemantauan terhadap proses belajar
mengajar sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang
sedang berlangsung didalam sekolah sehingga dengan berbagai cara dia
dapat mengetahui kesulitan pembelajaran dan dapat membantu guru dalam
mengatasi kesulitan belajar tersebut serta membatasi gangguan dari luar
(misalnya suara di luar kelas yang menggangu) terhadap kegiatan belajar-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
mengajar dan membatasi berkurangnya waktu belajar yang digunakan
untuk kegiatan ekstra kulikuler.
Peningkatan prestasi dapat terealisir apabila pemimpin instruksional
berfokus pada tujuan pencapain prestasi siswa yang terstandar dan
mengupayakan agar pelaksanaan kurikulum, kegiatan instruksional, dan
eavaluasi diarahkan dan disinkronkan dengan standard tersebut (US
Departement Education, 2015). Kepala sekolah berperan untuk
memastikan bahawa kualitas instruksional berjalan dengan baik atau tidak.
Untuk itu dia perlu sering datang ke ruang kelas untuk melihat sendiri guna
memastikan hal tersebut. Agar bisa seperti itu dia harus memiliki misi dan
goal yang jelas dan diupayakan untuk tercapai (Stronge dkk, 2008).
Hasil penelitian untuk kinerja guru SMA di kabupaten Manggarai,
Manggarai Barat dan Manggarai Timur menunjukan bahwa kinerja guru
sudah baik, hal ini tunjukan dengan hasil jawaban responden untuk setiap
indikator rata- rata nilai skor 3,41- 4,20 masuk kategori baik dengan
merencanakan kegiatan instruksional, sesuai dengan kurikulum, strategi
dan sumber daya sekolah, untuk memenuhi kebutuhan murid dalam rangka
meningkatkan prestasi siswa, melibatkan siswa untuk belajar dengan
berbagai strategi instruksional guna memenuhi kebutuhan belajar siswa,
melibatkan siswa untuk belajar dengan berbagai strategi instruksional
guna memenuhi kebutuhan belajar siswa, menggunakan perlengkapan,
metoda, kebiasaan dan prosedur yang membuat suasana lingkungan belajar
yang kondusif guna meningkatkan prestasi belajar siswa, mempertahankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
komitmennya sesuai dengan etika profesioanlime, misi sekolah dan
bertangungjawab serta berpartisipasi dalam pertumbuhan profesionalisme
demi meningkatkan belajar siswa, mengupayakan kegiatan instruksioanl
untuk kemajuan siswa yang sesuai target dan terukur.
.Hasil ujian nasional tahun ajaran 2013/2014 menunjukan prestasi
siswa di propinsi NTT masih dibawah rata-rata nasional yaitu NTT rata-
rata IPA 29,54, rata-rata nasional 38,20 dan IPS NTT rata-rata 26.78
nasional rata-rata 35.07. Hasil ini menjadi penting bagi kepala sekolah dan
guru SMA di Manggarai untuk dilakukan evaluasi dalam pelaksanaan
sebagai pemimpin instruksional untuk disesuaikan dengan kebutuhan siswa
SMA di Manggarai dalam rangka meningkatkan presatsi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil penelitian tentang pengaruh kepemimpinan instruksional kepala
sekolah terhadap kinerja guru dan prestasi siswa di SMA kabupaten
Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur
dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kepemimpinan intruksional kepala sekolah tidak berpengaruh secara
langsung terhadap prestasi siswa.
b. Kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh terhadap
kinerja guru.
c. Kinerja guru berpengaruh terhadap prestasi siswa.
d. Kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh secara tidak
langsung terhadap prestasi siswa tetapi melalui kinerja guru sebagai
mediatornya.
B. Keterbatasan penelitian
Pelaksanaan penelitian masih memiliki beberapa keterbatasan yaitu :
Subyek penelitian dalam jumlah yang terbatas karena keterbatasan waktu
dan dana sehingga tidak bisa menjangkau sekolah-sekolah yang lebih
terpencil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
C. Saran
a. Berdasarkan hasil penelitian bahwa tidak ada pengaruh langsung
kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa
SMA di Manggarai maka perlu menjadi perhatian bagi pemerintah
pada umumnya dan dinas pendidikan khususnya untuk menjadikan
bahan evaluasi dalam rangka memberikan pelatihan atau seminar bagi
kepala sekolah.
b. Penerapan kepemimpinan instruksional kepala sekolah sudah sering
dilakukan dan kinerja guru sudah baik namun prestasi siswa masih
rendah berdasarkan stándar nasional, untuk itu pengembangan
profesional kepala sekolah dan guru tetap dipertahankan dan terus
ditingkatkan.
c. Bila di kemudian hari ada mahasiswa yang hendak mengadakan
penelitian di SMA-SMA di daerah Manggarai perlu alokasi waktu yang
cukup panjang supaya bisa menjangkau sekolah-sekolah yang lebih
terpencil dengan tehnik pengambilan sampel secara random dengan
demikian hasilnya lebih representatif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
DAFTAR PUSTAKA
Adam E. Nir Lior Hameiri , 2014, School principals’ leadership style and school
outcomes ", Journal of Educational Administration, Vol. 52 Iss 2 pp. 210
– 227
Agung dan Yufridawati, 2013, Pengembangan Pola Kerja Harmonis dan Sinergis
antaraGuru,kepala Sekolah, dan Pengawas. Jakarta: Bestari Buana
Murni
Andreas et.al..2010, TheInfluence of School Leadership Styles and Culture on
Students’ Acheievement in Cyprus Primary School. (Jurnal of Ed
ucational Adminsitration vol.48, no.2, 2010, Emereld Group Publishing
Limited). Cotton. 2003. Principals and Student Achievement. Virginia USA,ASCD.
Daniel Muijs, 2011,"Leadership and organisational performance: from research to
prescription?", International Journal of Educational Management, Vol. 25
Iss 1 pp. 45 – 60).
Daryanto, 2013, Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran. Yogyakarta:
Gava Media
Datnow, A. 2005. The sustainability of comprehensive school reform models in
changing district and state contexts. Educational Administration
Quarterly
Departemen Pendidikan Nasional. 2009 Buku 3 Pedoman Penyusunan Portofolio.
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Dirjen PMPTK. 2010. Kepemimpinan Pembelajaran, Materi Diklat Penguatan
Kepala Sekolah. Jakarta. Dirjen PMPTK
Gentilucci dan Muto. 2007. Principals’ Influence on Academic Achievement: The
Student Perspective. The National Association of Secondary School
Principals. Education Journal. P.232
Gickman. at al., 2010. Supervision and Instructional Leadership. Boston USA,
Pearson.
Hallinger dan Heck, 1998. Exploring the principal‘s contribution to school
effectiveness:
Hallinger. 2005 ,Intructional Leadership and the School Principal: The Passing
Fancy that rfuses to Fade Away, College of Management, Mahidol
University, Bangkok, Thailand.
Haryono dan Wardoyo, 2012. Structural Equation Modeling. PT. Intermedia
Personalia Utama
Hermino dan Agustinus. 2014. Kepemimpinan Pendidikan di Era Global.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar
Hoy dan Miskel, (2008) Educational Administration, Theory, Research, and
Practice, eight edition. New York USA. Mc Graw Hill.
Irianto. 2004. Statistik Konsep Dasar & Aplikasinya , Kencana, Jakarta,.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Komariah. et al., 2010. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta,
Bumi Aksara
Leithwood. et al., 2004. How leadership influences student learning: A review for
the learning for Leadership .Project. New York: The Wallace
Foundation
Lunenburg dan Irby , 2006. The Principalship; Vision to action. Wadsworth,
Cengange learning.
Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung, Rosda Karya
Mulyasa. 2009. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Cet.3. Bandung PT
Remaja Rosda Karya.
Mulyasa. E. 2013. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nir dan Hameiri. 2014, School principals’ leadership style and school outcomes.
The mediating effect of powerbase utilization (),"School principals’
leadership style and school outcomes ", Journal of Educational
Administration, Vol. 52 Iss 2 pp. 210 – 227)
Peariso, 2011, A study of Principlals’ Instructional Leadership Behavior and
Beliefs of Good Pedagogical Practice among Effective California High
Schools Serving Socio-Economically Disadvantaged and English
Learners.
Policy Studies Associates ( PSA). 2005, Teacher Quality and Student
Achievement: Research Review, The Central Pubic Education,
Washington, D.C.
Purwanto. 2003. Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya
Quinn. 2002. The impact of principal leadership behaviors on instructional
practice and student.
Rayma et al.,1996, Collaborative power, A grounded theory of administrative
instructional leadership in the elementary school.),"Collaborative
power", Journal of Educational Administration, Vol. 34 Iss 3 pp.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung
Rinehart at al., 1998, Educational Administration Quarterly December 1998 vol.
34 no. 1 suppl 630-649 Teacher Empowerment and Principal
Leadership: Understanding the Influence Process
Sagala.2006. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Soleh . 2005. Ilmu Statistika. Rekayasa Sains Bandung
Suharsaputra. 2010, Administrasi Pendidikan. Bandung. Refika: Aditama
Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung: PT Rosda
Karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Sunarto. 2012. Pengertian prestasi belajar. Fasilitator idola [online]. Tersedia :
http://sunartombs.wordpress.com/2009/01/05/pengertian-prestasi-
belajar/ [2/6/2015)
Supardi. 2014. Kinerja Guru. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Syah dan Muhibbin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Yukl dan Gary. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi ( Budi Supriyanto,
Penerjemah). Jakarta, Indeks
Yusuf dan Syamsu. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung:
Rosdakarya.
Undang-undang Nomor 14 . 2005. Tentang Guru dan Dosen
Waters. at al., 2003. Balanced Leadership: What 30 years of research tells us
about the effect of leadership on student achievement
-----------,. 2010. Kepemimpinan Pembelajaran, Materi Diklat Penguatan Kepala
Sekolah. Jakarta. Dirjen PMPTK.
--------------,2010, AASSA (Association of American School in South America),
Teacher Performance Evaluation System,Handbook on the
OSAC/AASSA,Departement of State-United States of Ameica.
-------------- Sumber: http://ntt.bps.go.id/
--------------http://bkpm-nttprov.web.id/data-wilayah/profil-kabupaten-
manggarai/
--------------(http://bkpm-nttprov.web.id/data-wilayah/profil-kabupaten-
manggarai-timur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 1
SURAT PERMOHONAN KESEDIAAN RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lindung Klementina Elisabet
Nim : 132222213
Pendidikan : Mahasiwa Magister Manajemen fakultas Ekonomi USD
Memohon kesediaan bapak/ibu untuk meluangkan waktu mengisi dan
menjawab dengan jujur pernyataan dalam kuesioner yang berkaitan dengan
penelitian saya yang berjudul ”Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala
Sekolah terhadap Kinerja Guru dan Prestasi Siswa SMA di Manggarai, NTT”.
Peneliti akan menjaga kerahasiaan informasi yang bapak/ibu berikan hanya
untuk kepentingan ilmiah, atas kesediaan dan partisipasi bapak /ibu penulis
mengucapkan terima kasih
Yogyakarta .......
Peneliti
( Lindung K. Elisabet )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Umur :
pendidikan :
Jabatan :
Alamat :
Setelah saya mendapat penjelasan mengenai penelitian yang dilakukan
saudari Lindung Klementina Elisabet, mahasiswi Magister Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sanatha Dharma Jogjakarta dengan judul ”Pengaruh
Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru dan Prestasi
Siswa maka dengan ini saya tidak keberatan memberikan informasi yang benar
sesuai dengan pengetahuan saya.
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak
manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Manggarai , .....
Responden
(……………………)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER
Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui profil Kepemimpinan
Instruksional Kepala Sekolah dan Kinerja Guru di sekolah Bapak/Ibu bekerja
menurut persepsi Bapak/Ibu. Secara keseluruhannya ada 60 pernyataan. Mohon
dibaca secara saksama setiap pernyataan dan beri respon dengan cara melingkari
pada salah satu nomor pilihan yang sesuai dengan apa yang Bapak/Ibu
persepsikan mengenai aktivitas kepemimpinan instruksional . Respon terhadap
setiap pernyataan adalah sebagai berikut:
Pilihan “1” berarti: HAMPIR TIDAK PERNAH
Pilihan “2” berarti: JARANG
Pilihan “3” berarti: KADANG-KADANG
Pilihan “4” berarti: SERING
Pilihan “5” berarti: HAMPIR SELALU
Terima kasih atas waktu yang Bapak/Ibu luangkan untuk mengisi kuesioner ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
I. KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH.
PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN
1. Kepala sekolah membuat
tujuan/target sekolah tahunan. 1 2 3 4 5
2. Kepala sekolah menggunakan data
pencapaian prestasi siswa sebagai
salah satu dasar untuk membuat
tujuan/target akademis sekolah.
1 2 3 4 5
3. Kepala sekolah membuat
tujuan/target sekolah yang mudah
dimengerti oleh guru.
1 2 3 4 5
4. Kepala sekolah mengkomunikasikan
tujuan/target sekolah kepada
anggota masyarakat sekolah.
1 2 3 4 5
5. Pada saat pembuatan tujuan/target
akademis sekolah, kepala sekolah
mendiskusikannya bersama guru-
guru.
1 2 3 4 5
6. Kepala sekolah menayangkan
tujuan/target sekolah secara visual,
misalnya ditempel pada papan
pengumumnan, dimuat dalam
bulletin, poster, dll.
1 2 3 4 5
7. Kepala sekolah memastikan bahwa
prioritas para guru mengajar di kelas
sudah sesuai dengan tujuan sekolah.
1 2 3 4 5
8. Kepala sekolah melakukan
pengamatan praktek mengajar guru
di kelas secara teratur.
1 2 3 4 5
9. Kepala sekolah memberi tahu
kepada guru tentang hasil
pengamatan praktek mengajar guru
dan memberi umpan balik.
1 2 3 4 5
10. Kepala sekolah menunjuk dengan
jelas siapa yang bertanggungjawab
mengkoordinasi kurikulum sekolah
(apakah kepala sekolah sendiri,
wakil kepala sekolah atau salah satu
guru)
1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN
11. Kepala sekolah memonitor
pelaksanaan kurikulum apakah
sudah sesuai dengan tujuan
kurikulum sekolah.
1 2 3 4 5
12. Kepala sekolah berpartisipasi secara
aktif dalam memeriksa materi
kurikulum.
1 2 3 4 5
13. Kepala sekolah
menemui/mengadakan rapat dengan
guru-guru untuk mendiskusikan
kemajuan siswa.
1 2 3 4 5
14. Kepala sekolah menginformasikan
ke guru tentang hasil kemajuan
siswa.
1 2 3 4 5
15. Kepala sekolah menginformasikan
ke siswa/orang tua siswa tentang
kemajuan akademis siswa.
1 2 3 4 5
16. Kepala sekolah membatasi
gangguan dari luar (misalnya suara
di luar kelas yang menggangu)
terhadap kegiatan belajar-mengajar.
1 2 3 4 5
17. Kepala sekolah memastikan bahwa
siswa tidak dipanggil ke kantor pada
saat mengikuti kegiatan belajar.
1 2 3 4 5
18. Kepala sekolah membatasi
berkurangnya waktu belajar yang
digunakan untuk kegiatan ekstra
kulikuler.
1 2 3 4 5
19. Kepala sekolah menyempatkan diri
untuk berbincang-bincang dengan
siswa secara tidak formal di saat
istirahat atau di waktu senggang.
1 2 3 4 5
20. Kepala sekolah datang untuk
berparisipasi pada kegiatan ekstra
kulikuler.
1 2 3 4 5
21. Kepala sekolah menggantikan guru
di kelas pada saat guru berhalangan
hadir atau terlambat sampai guru
/guru pengganti datang.
1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN
22. Kepala sekolah memberi
pujian/penghargaan kepada guru
karena pencapain yang baik.
1 2 3 4 5
23. Kepala sekolah menghargai guru
karena kinerjanya yang baik dengan
cara membuat memo/surat
penghargaan dan dicatat dalam file
personal guru tersebut.
1 2 3 4 5
24. Kepala sekolah memberi
penghargaan berupa kesempatan
mengembangkan karier profesional
kepada guruyang berkinerja baik.
1 2 3 4 5
25. Kepala sekolah memastikan bahwa
pelatihan yang dilakukan oleh guru
sesuai dengan tujuan sekolah.
1 2 3 4 5
26. Kepala sekolah mendukung jika
ketrampilan/pengetahuan baru yang
diperoleh dari pelatihan, dapat
diterapkan di ruang kelas.
1 2 3 4 5
27. Kepala sekolah berupaya agar semua
guru mengikuti pelatihan-pelatihan
yang diangap penting.
1 2 3 4 5
28. Kepala sekolah menggunakan
kesempatan pada saat siswa
berkumpul untuk memberi
penghargaan kepada siswa yang
berprestasi, atau berperilaku baik,
dll.
1 2 3 4 5
29. Kepala sekolah menghubungi orang
tua murid untuk memberi tahu
bahwa anaknya ada kemajuan dalam
prestasi atau berperan sebagai
contoh atau berjasa untuk sekolah.
1 2 3 4 5
30. Kepala sekolah mendukung guru
dalam hal memberi penghargaan
bagi siswa yang berprestasi di kelas.
1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
II. KINERJA GURU
PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN
1. Saya membuat rencana mengajar
sesuai dengan kurikulum yang ada. 1 2 3 4 5
2. Saya membuat rencana mengajar
berdasarkan streategi dan
sumberdaya yang ada
1 2 3 4 5
3. Saya membuat perencanaan
mengajar jangka pendek dan jangka
panjang dan perencanaan tersebut
dapat berubah sesuai dengan
kebutuhan.
1 2 3 4 5
4. Saya membuat perencanaan
mengajar sesuai dengan visi-misi
sekolah
1 2 3 4 5
5. Saya membuat perencanaan
mengajar sesuai dengan target yang
dibuat oleh sekolah
1 2 3 4 5
6. Saya mendorong dan menjaga siswa
untuk belajar secara aktif 1 2 3 4 5
7. Saya mengajar secara jelas dan
mengechek apakah siswa memahami
apa yang saya ajarkan.
1 2 3 4 5
8. Saya menggunakan berbagai cara
supaya siswa lebih mudah
memahami apa yang saya ajarkan.
1 2 3 4 5
9. Saya berusaha mengajar dengan cara
yang berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan siswa.
1 2 3 4 5
10. Saya berusaha mencapai target
yaitu siswa memahami apa yang
saya ajarkan selama pembelajaran.
1 2 3 4 5
11. Saya menggunakan data-data awal
yang ada untuk menentukan target
pencapaian pembelajaran siswa.
1 2 3 4 5
12. Saya menilai kemajuan belajar siswa
dengan metoda yang benar. 1 2 3 4 5
13. Saya menilai kemajuan belajar siswa
dan dibandingkan dengan ketentuan
kurikulum yang ada.
1 2 3 4 5
14. Saya membuat catatan/ masukan
dalam hasil evaluasi. 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN
15. Saya melakukan upaya – upaya
tertentu untuk perbaikan sebagai
tindak lanjut dari hasil evaluasi
yang kurang baik.
1 2 3 4 5
16. Saya memastikan bahwa semua
peserta didik mendapatkan
kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran
1 2 3 4 5
17. Saya melakukan upaya-upaya agar
ruang kelas nyaman untuk kegiatan
belajar
1 2 3 4 5
18. Saya menerapkan aturan bahwa
murid tidak boleh menggunakan HP
di sekolah agar tidak mengganggu
proses belajar mengajar.
1 2 3 4 5
19. Saya memulai dan mengakhiri
pelajaran dengan tepat waktu. 1 2 3 4 5
20. Saya memberi sangsi atau hukuman
apabila siswa terlambat atau
membolos.
1 2 3 4 5
21. Saya melakukan tugas sesuai dengan
misi, aturan dan etika sekolah.
1 2 3 4 5
22. Apabila ada kurikulum baru, saya
diberi pelatihan terlebih dulu
sebelum penerapan kurikulum
tersebut.
1 2 3 4 5
23. Saya bekerja sama dan
berkomunikasi dengan team guru di
sekolah untuk membahas
peningkatkan prestasi murid.
1 2 3 4 5
24. Saya selalu belajar untuk
meningkatakan kemampuan saya
sebagai guru.
1 2 3 4 5
25. Saya membuat target untuk
meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan saya sebagai guru.
1 2 3 4 5
26. Saya membuat target kemajuan
siswa secara realistis dan terukur. 1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PERNYATAAN ALTERNATIF
JAWABAN
27. Saya mengevaluasi cara mengajar
saya apabila siswa susah memahami
materi yang saya ajarkan dan
menggunakannya hasil evaluasi
tersebut untuk memperbaiki cara
mengajar berikutnya.
1 2 3 4 5
28. Saya mengevaluasi kemajuan belajar
siswa. 1 2 3 4 5
29. Saya mencari cara/strategi baru bagi
siswa yang tertinggal untuk
mengejar ketertinggalannya.
1 2 3 4 5
30. Saya mengevaluasi hasil belajar
siswa di akhir tahun untuk
dibandingkan dengan target yang
sudah ditentukan.
1 2 3 4 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 2
Tabel
Nilai Loading
Indikator
Kepemimpinan
Instruksional
KepSek
Indikator Kinerja
Guru Indikator
Prestasi
Siswa
Kep01 0.763 Kiner01 0.905 Bio 0.694
kep03 0.755 kiner05 0.829 Ekonomi 0.829
kep04 0.721 kiner06 0.895 Fisika 0.784
kep06 0.779 kiner10 0.861 Geografi 0.912
kep07 0.674 kiner11 0.844 Ind IPA 0.644
kep09 0.771 kiner15 0.855 Ind IPS 0.781
kep10 0.721 kiner16 0.834 Ing IPA 0.636
kep12 0.768 kiner20 0.953 Ing IPS 0.653
kep13 0.843 kiner21 0.881 kimia 0.741
kep15 0.88 kiner25 0.884 Mat IPA 0.776
kep16 0.855 kiner26 0.892 Mat IPS 0.756
kep18 0.799 kiner30 0.856 Sosiologi 0.884
kep19 0.78
kep21 0.778
kep22 0.779
kep24 0.863
kep25 0.863
kep27 0.720
kep28 0.748
kep30 0.838
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel
Cross Loading
Indikator
Kepemimpinan
Instruksional
KepSek
Kinerja Guru Prestasi Siswa
Kep01 0.763 0.701 0.754
kep03 0.755 0.702 0.665
kep04 0.721 0.697 0.696
kep06 0.779 0.777 0.685
kep07 0.774 0.706 0.731
kep09 0.771 0.709 0.701
kep10 0.721 0.736 0.728
kep12 0. 768 0.709 0.709
kep13 0.843 0.775 0.772
kep15 0.881 0.813 0.769
kep16 0.855 0.762 0.681
kep18 0.799 0.788 0.739
kep19 0.78 0.708 0.675
kep21 0.778 0.708 0.729
kep22 0.779 0.779 0.771
kep24 0.863 0.785 0.751
kep25 0.863 0.787 0.704
kep27 0.721 0.669 0.679
kep28 0.748 0.686 0.748
kep30 0.838 0.768 0.652
Kiner01 0.804 0.905 0.709
kiner05 0.731 0.829 0.696
kiner06 0.792 0.895 0.782
kiner10 0.805 0.861 0.729
kiner11 0.839 0.844 0.698
kiner15 0.821 0.855 0.747
kiner16 0.726 0.834 0.848
kiner20 0.885 0.953 0.809
kiner21 0.772 0.881 0.779
kiner25 0.833 0.884 0.753
kiner26 0.875 0.892 0.741
kiner30 0.870 0.856 0.701
Bio 0.720 0.793 0.704
Ekonomi 0.730 0.707 0.829
Fisika 0.724 0.706 0.784
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Indikator Kepemimpinan
Instruksional
KepSek
Kinerja Guru Prestasi Siswa
Geografi 0.752 0.752 0.912
Ind IPA 0.624 0.665 0.644
Ind IPS 0.736 0.685 0.781
Ing IPA 0.734 0.693 0.636
Ing IPS 0.723 0.665 0.653
kimia 0.820 0.701 0.741
Mat IPA 0.702 0.669 0.776
Mat IPS 0.767 0.668 0.756
Sosiologi 0.741 0.75 0.884
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Lampiran 3
Tabel
Data-data Kepemimpinan Instruksional, Kinerja Guru dan Nilai Ujian
Nasional tahun 2013/2014
No Nama SMA
Skor Total
Kepemimpinan
Instruksional
Skor Total
Kinerja Guru
Rerata nilai
UN 2013/2014
1 SMA “A” 122,8 123,9 5,2
2 SMA “B” 95,7 95,8 3,7
3 SMA “C” 106,2 107,3 4,0
4 SMA “D” 110,3 104,3 4,1
5 SMA “E” 88,8 87,8 3,6
6 SMA “F” 97,4 102,4 3,9
7 SMA “G” 120,4 112,8 4,9
8 SMA “H” 118,8 123,2 5,5
9 SMA “I” 113,9 112,7 4,5
10 SMA “J” 112,4 103,9 4,0
11 SMA “K” 99,6 104,4 3,9
12 SMA “L” 115,8 120,9 4,6
13 SMA “M” 87,9 80,6 3,3
14 SMA “N” 96,3 103,6 3,7
15 SMA “O” 123,9 126,41 5,3
16 SMA “P” 97,4 88,2 3,6
17 SMA “Q” 100,4 103,1 4,1
18 SMA “R” 114,3 108,0 4,5
19 SMA “S” 97,4 105,4 3,7
20 SMA “T” 123,5 135,6 5,4
21 SMA “U” 138,1 143,8 6,3
22 SMA “V” 126,8 129,4 5,4
23 SMA “W” 124,0 128,6 5,4
24 SMA “X” 96,1 86,9 3,8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
No Nama SMA
Skor Total
Kepemimpinan
Instruksional
Skor Total
Kinerja Guru
Rerata nilai
UN 2013/2014
25 SMA “Y” 101,4 108,93 4,2
26 SMA “Z” 122,0 122,919 5,1
27 SMA “AA” 102,4 102,4 3,8
28 SMA “BB” 116,6 128,7 4,9
29 SMA “CC” 105,9 106,42 4,0
30 SMA “DD” 105,1 104,41 4,0
Rerata 109,4 109,2 4,4
SD 12,6 16,2 0,8
Median 108,2 106,9 4,1
Rentang (Min-
Maks) 87,9 – 138,1 80,6 – 143,8 3,3 – 6,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Lampiran 4
Rekapitulasi Data Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
Indikator
Perumusan
Tujuan
Indikator
Sosialisasi
Tujuan Sekolah
Indikator
Supervisi &
Evaluasi
Indikator
Koordinasi
Kurikulum
Indikator
Monitoring
Kemajuan
Siswa
Indikator
Menjaga
Waktu belajar
Kep0
1
Kep0
2
Kep0
3
Kep0
4
Kep0
5
Kep0
6
Kep0
7
Kep0
8
Kep0
9
Kep
10
Kep
11
Kep
12
Kep
13
Kep
14
Kep
15
Kep
16
Kep
17
Kep
18
4.88 4.88 4.38 4.13 4.13 3.63 4.38 3.75 3.50 5.00 4.63 4.63 4.75 4.13 4.50 3.88 3.88 4.00
3.40 4.30 3.70 3.80 3.10 3.10 3.20 3.40 4.00 3.10 3.30 3.30 3.20 3.80 3.20 3.00 2.90 3.10
3.20 3.90 4.00 3.70 3.90 3.30 4.10 3.80 3.60 3.30 3.90 3.80 4.00 3.80 3.70 3.80 3.80 3.20
4.88 4.38 4.50 4.38 4.63 4.00 4.25 3.88 2.88 4.25 4.00 3.75 4.13 3.88 3.88 3.75 3.25 2.38
3.30 3.70 3.20 3.20 2.70 2.80 3.00 2.80 3.40 3.30 2.60 4.30 3.20 3.90 3.40 2.60 2.60 1.80
3.30 3.30 3.10 3.20 3.30 3.60 3.60 3.10 3.20 4.10 3.10 3.20 3.20 3.70 3.00 3.00 3.20 2.40
4.10 3.30 3.30 4.10 3.90 3.30 4.10 3.00 3.10 4.90 4.80 4.80 4.90 4.30 4.10 4.00 4.70 3.20
4.30 3.70 4.30 4.50 4.50 3.40 4.40 3.80 3.10 4.50 4.50 4.20 4.80 3.80 3.70 3.60 3.80 3.60
4.60 4.00 4.00 3.80 3.80 3.80 3.90 3.80 3.70 3.90 3.90 4.00 3.80 3.90 4.00 4.00 3.40 3.20
4.80 4.20 3.50 3.30 2.50 2.70 3.40 3.90 3.90 4.10 4.20 4.10 3.50 3.30 3.70 4.10 4.10 3.80
3.10 3.00 3.10 3.80 3.60 3.10 3.30 3.90 3.80 3.10 3.80 3.40 3.10 3.30 3.20 2.80 2.60 3.10
4.88 4.88 4.13 4.50 4.13 3.88 3.88 3.88 4.13 4.38 3.75 3.75 4.25 4.25 4.00 3.50 3.25 3.63
3.88 3.38 3.13 3.88 3.25 2.63 3.75 3.13 2.63 3.25 3.75 3.13 3.75 3.38 2.63 2.38 2.25 2.25
3.00 3.75 3.88 3.13 3.75 3.63 3.50 2.50 2.63 3.75 3.25 3.25 2.75 4.00 4.00 3.25 2.88 3.13
4.10 4.10 4.10 4.20 4.60 4.10 4.70 3.90 3.90 4.80 4.20 4.00 4.10 4.20 4.10 4.30 3.80 4.00
3.50 3.40 3.80 3.30 3.20 2.70 3.20 3.20 2.90 3.40 3.40 3.40 3.50 2.80 3.20 3.50 3.80 3.30
4.00 3.20 3.50 3.70 4.00 3.30 3.30 3.10 2.70 3.70 3.30 3.20 3.40 3.30 2.90 3.60 3.50 3.10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
3.83 3.83 4.33 4.50 4.17 3.67 3.33 2.83 3.67 4.17 3.83 4.00 3.83 4.17 3.67 3.33 3.17 3.67
3.25 3.25 3.63 3.50 3.25 2.88 3.75 3.75 3.50 4.38 3.75 3.13 2.88 2.75 2.88 2.88 3.38 2.00
4.50 4.38 4.38 4.25 4.00 4.00 4.38 4.25 4.25 4.00 4.00 4.25 4.25 4.38 4.25 3.75 4.25 4.13
5.00 5.00 4.63 4.63 4.50 4.50 4.88 4.88 4.75 4.25 4.13 4.13 4.88 5.00 5.00 4.38 4.38 4.50
4.00 4.13 4.25 4.25 4.75 4.75 3.50 3.38 3.50 4.75 4.63 4.50 4.63 4.38 4.38 4.38 3.63 3.38
4.50 3.88 4.88 4.25 4.00 4.00 4.38 3.75 4.25 4.50 4.00 4.25 4.25 4.38 4.25 3.75 4.25 4.13
3.63 3.25 3.13 3.00 3.38 2.88 3.75 3.75 3.50 3.88 3.75 3.13 3.00 2.75 2.88 2.88 3.38 2.00
3.50 3.25 3.63 3.50 3.63 2.88 4.00 4.00 3.50 4.63 4.00 3.13 3.13 2.75 2.88 3.00 3.50 2.13
4.63 4.50 3.88 3.63 4.13 3.75 3.88 3.75 3.88 4.75 4.25 4.00 4.00 4.25 4.13 3.88 3.88 3.50
3.80 3.20 3.90 3.90 4.00 2.30 3.50 3.30 3.10 3.50 3.90 3.40 4.00 3.80 3.20 3.00 3.20 3.80
4.60 4.10 3.80 4.50 4.20 4.20 3.60 3.60 3.60 4.10 3.90 4.00 4.20 3.80 3.70 4.00 4.00 3.50
4.40 4.30 3.50 3.50 3.60 2.80 2.70 4.00 3.90 3.40 4.10 3.40 3.40 3.40 3.20 2.50 2.50 3.20
4.40 4.00 3.40 3.20 4.00 3.10 3.20 3.90 3.90 3.30 4.00 3.30 3.40 3.40 3.20 2.50 2.50 3.20
121.2
3
116.4
1
114.9
1
115.2
0
114.5
7
102.6
4
112.7
8
107.9
6
106.3
4
120.4
2
116.6
1
112.8
0
114.1
6
112.9
2
108.7
9
103.2
6
103.6
9
96.2
9
4.0 3.9 3.8 3.8 3.8 3.4 3.8 3.6 3.5 4.0 3.9 3.8 3.8 3.8 3.6 3.4 3.5 3.2
117.
5
114.8
9
109.0
3
116.6
1
111.9
6
101.0
8
3.9 3.8 3.6 3.9 3.7 3.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 5
Rekapitulasi Data Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah
Kehadiran Kepala
sekolah Insentif untuk guru
Promosi pengembangan
profesionalitas Insentif untuk Siswa
Kep
19
Kep
20
Kep
21
Kep
22
Kep
23
Kep
24
Kep
25
Kep
26
Kep
27
Kep
28
Kep
29
Kep
30
3.63 4.50 3.13 4.38 2.75 3.50 4.50 4.75 4.50 3.38 3.25 3.50
3.20 3.10 2.70 2.80 3.00 2.20 3.00 3.40 3.30 2.80 2.60 2.70
2.80 3.80 3.10 3.60 3.20 2.40 3.80 3.30 3.10 3.70 3.40 3.20
3.75 3.13 2.63 3.00 2.50 3.13 4.00 3.88 3.38 3.38 3.00 3.50
2.80 3.00 2.10 3.20 1.70 2.20 3.10 3.20 3.10 2.60 3.10 2.90
3.20 3.80 2.70 3.60 3.60 2.80 3.10 3.20 3.20 3.50 3.10 3.00
4.80 4.00 3.90 3.90 1.90 3.70 4.00 4.90 4.90 4.30 4.10 4.10
4.00 4.70 3.10 3.90 2.80 2.90 3.70 4.50 3.70 4.20 4.30 4.50
3.70 3.90 3.50 4.00 3.60 4.00 3.90 3.90 3.20 4.00 3.30 3.40
3.80 3.50 3.20 4.10 3.60 3.50 3.50 3.70 4.10 4.20 4.00 4.10
3.40 3.80 2.60 3.80 3.60 2.60 3.70 3.70 3.70 3.40 3.10 3.10
3.50 3.25 3.00 3.63 2.63 3.50 4.13 4.25 4.13 3.50 3.00 4.25
3.00 3.38 2.38 2.13 1.38 1.88 3.75 3.25 3.25 2.50 2.25 2.38
3.13 2.75 1.88 3.25 2.63 2.50 3.25 3.38 3.38 3.50 3.13 3.50
3.50 4.00 4.40 4.20 3.70 3.90 4.10 4.60 4.70 4.00 3.80 3.80
2.80 3.30 2.90 2.80 3.20 2.80 3.30 3.30 3.60 3.40 3.20 3.30
3.20 3.20 2.60 3.30 2.80 3.50 3.40 3.20 3.50 3.80 3.50 3.60
3.67 3.67 3.83 3.83 3.50 3.67 4.33 4.33 4.17 3.83 3.50 4.00
3.75 3.38 3.38 3.75 2.25 2.50 3.00 3.38 3.75 3.50 2.88 3.13
4.00 3.63 3.63 4.00 4.00 4.00 4.63 4.00 4.50 3.63 4.00 3.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4.38 4.75 4.75 4.25 4.25 4.13 4.75 4.63 4.75 4.38 4.75 5.00
4.00 4.25 4.13 4.13 4.13 4.88 4.25 4.50 4.63 4.00 4.25 4.50
4.00 3.63 3.63 4.00 4.00 4.00 4.63 4.00 4.00 4.13 4.00 4.38
3.00 3.38 3.38 3.25 2.25 2.50 3.00 3.50 3.50 3.63 3.13 3.75
3.75 3.50 3.38 3.75 2.50 2.50 3.00 3.63 4.13 3.75 3.13 3.38
3.75 3.75 3.38 4.25 3.63 4.00 4.50 4.50 4.75 4.50 4.25 4.13
3.50 3.40 2.60 3.60 1.80 1.90 3.70 3.80 3.70 4.00 3.70 3.90
4.00 3.80 3.70 3.60 3.60 3.60 3.70 3.70 3.90 3.80 4.00 3.80
3.30 4.00 2.50 4.00 3.60 2.40 4.20 4.10 4.00 4.00 3.80 4.20
3.30 4.00 2.50 3.90 3.60 2.40 4.10 4.10 4.00 3.50 3.60 4.20
106.59 110.22 94.56 109.88 91.68 93.47 114.01 116.56 116.49 110.78 105.10 111.05
3.6 3.7 3.2 3.7 3.1 3.1 3.8 3.9 3.9 3.7 3.5 3.7
103.79 98.34 115.69 108.98
3.5 3.3 3.9 3.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 6
Rekapitulasi Data Kinerja Guru
Kiner
01
Kiner
02
Kiner
03
Kiner
04
Kiner
05
Kiner
06
Kiner
07
Kiner
08
Kiner
09
Kiner
10
Kiner
11
Kiner
12
Kiner
13
Kiner
14
Kiner
15
4.75 4.00 4.38 4.13 4.50 4.25 4.50 4.00 3.75 4.13 3.75 3.88 4.00 3.75 4.50
3.40 3.50 3.40 3.30 3.30 3.80 3.30 3.20 3.30 3.30 3.30 3.10 3.30 3.20 3.40
3.80 3.80 3.80 3.40 3.90 3.70 3.30 3.40 3.40 3.40 3.30 3.90 3.80 3.80 3.80
3.88 3.88 4.13 3.88 3.75 3.88 3.75 3.25 3.63 3.75 3.75 3.75 3.63 3.50 3.38
3.30 3.30 2.30 2.80 2.90 3.20 3.30 3.10 3.20 3.70 2.90 2.50 3.00 3.00 3.10
4.80 4.10 3.90 4.20 4.10 3.80 3.60 3.40 3.30 3.60 3.00 3.40 2.90 2.70 2.60
4.00 4.00 3.80 3.90 3.90 4.00 4.00 4.10 3.20 4.00 3.80 4.00 4.00 3.60 3.30
4.70 4.40 4.20 4.20 4.40 3.90 4.00 4.00 3.80 4.10 3.50 4.10 3.50 4.20 3.70
4.20 3.60 3.30 3.90 3.50 3.90 3.60 3.90 3.30 3.90 3.40 3.90 3.80 3.80 3.90
4.10 3.30 3.70 3.20 3.20 3.20 3.20 3.80 3.20 3.20 3.30 3.30 3.30 3.40 3.50
3.60 3.30 3.10 3.30 3.80 3.50 3.00 3.10 3.30 3.10 3.10 3.20 3.30 3.70 3.30
4.13 4.13 4.00 4.00 4.13 4.25 4.25 4.13 3.88 4.38 3.75 4.00 3.63 4.00 3.88
3.00 2.88 3.00 2.38 2.50 2.50 3.00 2.13 2.38 2.38 3.13 2.13 3.00 2.75 2.50
3.25 3.25 2.50 3.25 3.75 3.13 2.75 3.25 3.13 3.25 2.75 3.38 3.50 3.13 3.25
4.50 4.60 4.10 4.50 4.10 4.40 4.10 4.40 4.00 3.80 4.40 3.90 4.30 3.90 4.30
3.00 3.20 2.40 3.00 3.30 3.00 3.10 3.20 3.10 2.50 3.10 3.20 3.10 3.10 3.10
3.60 3.80 3.20 3.70 3.30 3.40 3.80 3.40 3.10 3.40 2.40 3.10 3.00 3.50 3.40
4.00 4.00 4.00 3.83 3.17 3.83 3.50 3.33 3.67 3.83 3.33 4.00 4.00 4.00 3.50
3.13 3.13 3.13 2.50 3.75 2.38 3.38 3.25 2.38 3.38 2.50 3.00 2.75 2.88 2.88
5.00 4.75 5.00 4.88 4.25 4.75 4.88 4.63 4.88 4.00 5.00 4.00 4.63 4.00 4.13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
5.00 5.00 4.75 4.88 4.88 4.75 4.88 4.88 4.75 4.75 4.38 4.88 4.75 4.88 4.13
4.50 4.00 4.13 4.63 4.38 4.50 4.38 4.13 4.25 4.38 4.50 4.63 4.00 4.50 4.25
4.50 4.75 4.50 3.88 4.50 4.75 4.63 4.38 4.13 4.00 4.25 4.00 4.63 4.00 3.88
3.25 3.13 3.00 3.00 2.25 2.50 2.50 3.13 2.50 3.25 2.50 2.50 2.63 3.00 3.13
4.38 4.13 3.75 4.00 3.88 4.13 4.00 3.88 2.75 4.00 3.25 3.25 3.38 3.50 3.13
4.63 3.88 4.00 4.00 4.00 3.88 4.00 4.50 4.38 4.13 4.00 4.50 3.75 4.00 4.25
3.30 3.20 3.10 3.00 3.20 3.30 3.30 3.40 3.30 3.50 2.90 3.20 3.00 3.20 3.20
4.70 4.20 4.50 3.80 3.80 4.30 4.30 4.70 4.50 4.50 4.30 4.70 4.30 4.60 4.30
4.10 3.50 2.80 4.00 3.90 4.00 4.00 3.40 2.80 3.50 3.10 2.90 3.30 4.00 3.30
4.90 3.40 2.80 3.50 3.60 3.20 3.30 3.20 2.90 3.50 3.20 2.80 2.90 3.80 3.40
121.38 114.08 108.65 110.91 111.87 112.06 111.58 110.53 104.12 110.58 103.83 107.08 107.05 109.38 106.35
4.0 3.8 3.6 3.7 3.7 3.7 3.7 3.7 3.5 3.7 3.5 3.6 3.6 3.6 3.5
113.38 109.77 106.74
3.8 3.7 3.6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Rekapitulasi Data Kinerja Guru Kiner
16
Kiner
17
Kiner
18
Kiner
19
Kiner
20
Kiner
21
Kiner
22
Kiner
23
Kiner
24
Kiner
25
Kiner
26
Kiner
27
Kiner
28
Kiner
29
Kiner
30
4.00 4.00 4.50 4.25 4.00 4.13 4.00 4.38 4.13 4.50 4.00 3.50 4.00 4.38 3.88
3.20 3.30 3.40 3.00 3.30 3.20 2.70 2.70 2.80 2.70 2.80 3.30 3.20 2.90 3.20
3.90 3.90 3.50 3.80 3.70 3.80 3.70 3.40 3.70 2.80 2.90 3.20 3.30 3.30 3.90
3.25 3.25 3.25 3.25 3.25 3.25 3.50 3.00 3.13 3.25 3.13 3.00 3.38 3.38 3.25
3.10 3.10 3.10 2.50 2.50 2.50 2.80 3.20 2.60 3.00 2.40 2.40 3.00 3.00 3.00
3.10 3.60 4.20 3.00 3.60 3.40 3.20 3.20 3.50 3.40 2.80 3.00 3.00 3.10 2.90
3.90 3.80 4.00 4.00 3.90 3.90 2.50 3.40 3.90 3.90 3.90 3.50 3.90 2.90 3.80
4.80 4.60 4.90 4.10 4.40 4.80 3.60 4.60 4.20 4.10 3.90 3.20 4.10 3.40 3.80
4.00 3.80 3.80 3.40 3.70 3.90 3.60 4.10 4.00 4.00 3.70 3.40 3.90 3.40 4.10
3.30 3.90 3.90 3.30 3.80 3.40 3.20 3.40 3.30 3.80 3.40 3.30 3.90 3.20 3.90
3.30 3.80 3.10 3.20 3.20 3.50 3.30 3.10 3.30 3.70 3.30 3.10 3.10 3.40 3.30
4.13 4.00 4.75 3.88 4.13 4.00 3.13 3.75 4.25 4.13 3.88 3.88 4.75 3.63 4.13
3.13 3.00 2.25 3.13 2.38 2.13 2.50 2.88 3.25 2.50 3.00 3.13 2.38 2.38 3.00
3.13 3.75 3.63 3.25 3.00 3.13 2.13 3.63 3.13 3.13 3.50 3.13 3.13 3.25 3.25
3.90 4.40 4.30 3.90 4.40 4.10 4.20 3.90 4.50 4.00 4.00 4.50 4.00 4.40 4.60
3.00 3.10 3.10 2.60 3.10 3.10 3.10 2.70 2.50 2.50 2.20 2.60 3.30 2.50 3.40
3.60 4.00 3.60 3.30 3.40 3.90 2.40 3.40 3.90 3.90 3.10 3.60 3.40 3.30 3.20
3.50 3.17 3.83 3.50 3.67 3.67 3.33 3.17 3.33 3.50 3.33 3.50 3.50 3.50 3.50
3.50 3.00 3.13 3.00 2.75 3.38 2.88 2.88 2.63 2.88 2.38 3.00 3.25 2.63 2.75
4.63 4.38 4.38 4.25 4.75 4.63 4.75 4.63 4.75 4.38 4.38 4.00 4.13 4.88 4.00
4.63 4.63 5.00 5.00 4.88 4.75 4.63 4.88 4.88 4.88 4.75 4.75 4.75 4.88 5.00
4.38 4.50 4.75 4.00 4.00 3.63 4.38 4.63 4.50 3.88 3.88 4.38 4.50 4.38 4.50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
4.63 4.13 3.63 4.25 4.75 4.38 4.50 4.63 4.75 3.88 3.88 4.00 4.13 4.38 4.00
2.88 3.25 2.88 2.75 2.75 3.13 2.75 3.25 3.38 2.75 3.00 3.00 3.00 3.25 2.63
4.00 4.00 3.38 3.25 3.88 3.75 4.00 3.50 3.50 3.88 3.13 3.13 3.38 3.88 2.88
4.00 4.00 3.75 4.13 4.25 4.00 2.88 3.75 4.50 4.63 3.75 4.38 4.38 4.50 4.13
2.80 3.30 3.00 3.50 3.10 3.40 2.90 3.00 3.40 3.20 3.40 2.70 3.50 2.90 3.20
4.50 4.60 4.50 4.60 4.00 4.70 2.70 4.40 4.60 3.90 3.70 4.30 3.90 4.40 4.40
3.40 3.90 3.60 3.30 4.00 3.80 3.90 3.20 3.90 3.20 3.30 3.20 3.90 3.30 3.90
3.40 3.80 3.80 3.40 3.90 3.90 3.90 3.40 3.90 3.30 3.30 3.20 3.50 3.30 4.00
110.95 113.94 112.88 106.78 110.42 111.22 101.03 108.02 112.08 107.53 102.06 103.25 109.53 105.95 109.48
3.7 3.8 3.8 3.6 3.7 3.7 3.4 3.6 3.7 3.6 3.4 3.4 3.7 3.5 3.6
110.99 107.98 106.05
3.7 3.6 3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI