112
PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DAN PRESTASI SISWA SMA DI MANGGARAI NTT TESIS PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN Diajukan oleh Lindung Klementina Elisabet 132222213 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA SEKOLAH ...repository.usd.ac.id/6199/2/132222213_full.pdf · pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja guru dan

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL

    KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

    DAN PRESTASI SISWA SMA

    DI MANGGARAI NTT

    TESIS

    PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

    Diajukan oleh

    Lindung Klementina Elisabet

    132222213

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL

    KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

    DAN PRESTASI SISWA SMA

    DI MANGGARAI NTT

    TESIS

    UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN

    MENCAPAI DERAJAT SARJANA S-2

    PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

    Diajukan oleh

    Lindung Klementina Elisabet

    132222213

    FAKULTAS EKONOMI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • LEplBAR PENGESJ生ⅡAN

    PENGARUⅡ KEPEPIIPIPINAN INSTRUKS10NAL KEPALA SEKOLAⅡTERLDAP KINERIA GURU DAN PMSTASISISWA SMA DI

    い GGARAI NTT

    C)leh

    Lindung Klerllelltilla Elisabet

    i32222213

    Tesis ini telah di pada 22 Juni 2016Di terdiri dari:

    Yapi Taum, M.HumPe:nbimbing 11

    Dr Herw Miaridio.M Si

    Pengull AhliKetua Tirn Penguji

    釜智_璽堕= Df

    む、 1 妙

    ヽだ

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PERNYATAAI\I

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalarn tesis ini tidak terdapat karya yang

    pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjailaan di suatu Perguruan Tinggi

    dam sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

    pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

    dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Yogyakart4 221u1t2016

    Lindung Klementina Elisabet

    1V

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK I(EPENTINGAN AKADEMIS

    Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

    Nama : Lindung Klementina ElisabetNomor Mahasiswa : 132222213

    Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul PengaruhI(epemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru DanPrestasi Siswa SMA Di Manggarai NTT, beserta perangkat yang diperlukan(bila ada).

    Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas SanataDharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain,mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, danmempublikasikannya di Lrternet atau media lain untuk kepentingan akademistanpa perlu meminta ijin dari saya mauprm memberikan royalti kepada sayaselama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.

    Dibuat di Yogyakarta

    Pada tanggaL:22 Jult 2016

    Yang menyatakan

    (Lindung Klementina Elisabet)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur dan terima kasih ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

    melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

    tesis ini. Penulisan tesis ini bertujuan untuk memperoleh gelar sarjana S-2 pada

    Program Studi Magister Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta.

    Selama penyusunan tesis ini banyak hambatan dan kesulitan yang dihadapi,

    namun demikian hambatan dan kesulitan itu dapat teratasi berkat adanya bantuan

    dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis menyampaikan

    ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

    a. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku Rektor Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

    mengembangkan kepribadian pada penulis.

    b. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar

    dan mengembangkan kepribadian pada penulis.

    c. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc., QIA., selaku Dosen Pembimbing I yang

    bersedia membimbing dan meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan

    dan saran selama penulisan tesis.

    d. Dr. Yoseph Yapi Taum, selaku dosen pembimbing II yang bersedia

    membimbing dan meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan dan saran

    selama penulisan tesis.

    e. Bapak Drs.Hilarius Jonta, M.Si selaku kepala kantor pelayanan perijinan

    Terpadu satu Pintu kab.Manggarai atas kerjasamanya dalam penyusunan tesis

    ini.

    f. Ibu Dra. Frederika Soch, M.Pd selaku kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan

    Olahraga Kabupaten Manggarai Timur atas kerjasamanya dalam penyusunan

    tesis ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • g. Bapak Magol Marten, S.pd, selaku kepala Dinas Pendidikan Pemuda danOlahraga Kabupaten Manggarai Barat atas kerjasamanya dalam pen)'usunan

    tesis ini

    h. Dosen-dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis dan seluruh stafsekretariat MM atas pelayanan yang baik sehingga dapat memperlancar

    penulisan tesis ini.

    Teristimewa kepada suami dan anak-anak serta keluarga besar Flores dan

    Kebumen atas dukungan baik moril maupun materi kepada penulis sehingga

    penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian tesis ini

    Teman-teman MM terutama angkatan I atas kebersamaan belajar selama ini.

    . Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu atas segaladukungannya.

    Penulis berharap tesis ini bermanfaat bagi pembacayangberminat dan dapat

    juga sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa tesis

    ini masih jauh dari sempuma. Untuk itu penulis dengan rendah hati mengharapkan

    kritik dan saran yang dapat memberikan manfaat bagi penulis. Semoga tesis ini

    dapat bermanfaat bagi pembaca"

    2016

    Penulis

    ogyakarta,22 Juli

    Vll

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................. ii

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii

    PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... v

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

    DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii

    ABSTRAK ........................................................................................................... xiii

    ABSTRACT .......................................................................................................... xiv

    BAB I: PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

    C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

    E. Ruang Lingkup atau Batasan Masalah ......................................................... 5

    F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 5

    BAB II: TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 7

    A. Kepemimpinan Instruksional ....................................................................... 7

    B. Kinerja Guru .............................................................................................. 11

    C. Prestasi Siswa ............................................................................................. 14

    D. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepemimpinan Instruksional

    Kepala Sekolah terhadap Prestasi Siswa .................................................... 17

    E. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap Kinerja

    Guru ........................................................................................................... 21

    F. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Siswa ..................................... 23

    G. Perumusan Hipotesis ................................................................................. 25

    H. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................................... 28

    BAB III: METODE PENELITIAN .................................................................... 29 A. Rancangan atau Desain Penelitian ............................................................ 29

    B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................................... 29

    C. Populasi dan Sampel................................................................................. 32

    D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 33

    E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 35

    F. Metode Analisis Data ............................................................................... 36

    BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 41 A. Gambaran Umum Kabupaten Manggarai ................................................. 41

    B. Deskripsi variabel penelitian .................................................................... 46

    C. Analisis Data ............................................................................................ 54

    D. Hasil Pengujian Hipotesis......................................................................... 59

    E. Pembahasan .............................................................................................. 61

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    BAB V: PENUTUP .............................................................................................. 71 A. Kesimpulan ................................................................................................. 71

    B. Keterbatasan penelitian ............................................................................... 71

    C. Saran ........................................................................................................... 72

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 3.1 Jawaban Kuesioner Kepemimpinan Instruksional

    Kepala Sekolah dan Kinerja Guru………………………….. 34

    Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian................................................ 35

    Tabel 3.3 Pedoman Penskoran Deskripsi Kepemimpinan Instruksional

    Kepala Sekolah dan Kinerja Guru Menurut Indikator………

    38

    Tabel 4.4 Jumlah Penduduk di 3 Kabupaten di Manggarai Tahun

    2013........................................................................................

    43

    Tabel 4.5 Data Pendidikan Penduduk di Tiga Kabupaten Manggarai

    Tahun 2013………………………………………………… 45

    43

    Tabel 4.6 Data Kondisi Ekonomi Penduduk 3 Kabupaten

    Manggarai tahunh 2013……………………………..............

    44

    Tabel 4.7 Profil Sekolah SMA di Kabupaten Manggarai, Manggarai

    Barat dan Manggarai Timur tahun 2015 yang menjadi

    Sampel Penelitian..................................................................

    45

    Tabel 4.8 Distribusi frekuensi Penerapan Kepemimpinan Instruksional

    Kepala Sekolah.......................................................................

    47

    Tabel 4.9 Skor Kinerja Guru................................................................... 50

    Tabel 4.10 Nilai Average variance extracted (AVE)…........................... 55

    Tabel 4.11 Reliabilitas Komposit ………..................................……...... 52 57

    Tabel 4.12 Nilai R-Square ..............................................................……. 58

    Tabel 4.13 Koefisien Jalur Pengaruh Antara Variabel Penelitian......….. 60

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitan.................................................. 28

    Gambar 4.2 Peta Wilayah 3 Kabupaten di Mangarai, NTT...................... 42

    Gambar 4.3 Penerapan Kepemimpinan Instruksioanl Kepala Sekolah

    secara umum..........................................................................

    48

    Gambar 4.4 Penerapan Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah

    berdasarkan Skala Indikator.................................................

    49

    Gambar 4.5 Skor Kinerja Guru secara umum.......................................... 51

    Gambar 4.6 Rerata Skor Indikator Kinerja Guru...................................... 52

    Gambar 4.7 Nilai Rata-Rata Hasil Ujian Nasional (UN) tahun

    2013/2014..............................................................................

    53

    Gambar 4.8 Model struktural..................................................................... 59

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    Lampiran 1 Kuesioner…………………………………………………… 77

    Lampiran 2 Nilai Loading dan Cross Loading…………………………. 85

    Lampiran 3 Skor Total Kepemimpinan Instruksional, Kinerja Guru dan

    Nilai Ujian Nasional tahun 2013/2014……………………...

    88

    Lampiran 4 Rekapitulasi Data Kepemimpinan Instruksional Kepala

    Sekolah dan Kinerja Guru…………………………………..

    90

    Lampiran 5 Rekapitulasi Data Kepemimpinan Instruksional Kepala

    Sekolah………………………………………………………

    92

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan

    instruksional kepala sekolah dan kinerja guru terhadap prestasi siswa SMA di

    kabupaten Manggarai, NTT. Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif

    dan kualitatif. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.

    Data primer yaitu kepemimpinan instruksioanal kepala sekolah dan kinerja guru,

    dikumpulkan dengan kuesioner dan data sekunder berupa nilai ujian nasional SMA

    tahun ajaran 2013/2014. Jumlah sampel 30 sekolah, responden terdiri dari 30

    kepala sekolah dan 135 wali kelas 3 SMA di Manggarai NTT. Teknik analisis data

    menggunakan PLS (Partial Least Square) melalui software SmartPLS. Nilai

    siginfikansi (p) yang digunakan adalah 0.05

    Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat pengaruh langsung

    kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa SMA di

    Manggarai, NTT dengan nilai P 0,070 (tidak signifikan). Terdapat pengaruh

    kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja guru dengan nilai P

    0,000 (signifikan). Terdapat pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa secara

    signifikan dengan nilai p 0,029 dan terdapat pengaruh secara tidak langsung

    kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap prestasi siswa SMA di

    Manggarai melalui variabel intervening kinerja guru dengan nilai p 0,027.

    Disimpulkan bahwa prestasi siswa SMA di tiga kabupaten di Manggarai

    dipengaruhi secara tidak langsung oleh kepemimpinan instruksional kepala

    sekolah melalui kinerja guru sebagai variabel intervening.

    Kata kunci: Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Prestasi

    Siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    ABSTRACT

    This research aims to know the influence of instructional leadership

    principals and teachers ' performance to the achievements of high school students

    in the Manggari Regency, NTT. This type of research used quantitative and

    qualitative approaches,while the sampling used a purposive sampling motode.

    Primary data i.e. instructional principal leadership and performance teacher, was

    collected with a questionnaire and a secondary data in the form of a national high

    school examinations year 2013/2014. The samples number is 30 high school and

    the respondents that consisted of 30 principals and 135 class guardians.The data

    was analysed using Partial Least Squar(PLS) technique via software SmartPLS.

    The value of siginificant (p) used was 0.05.

    Results of the study showed there was no direct influence of the

    instructional leadership to the achievements of high school students in Manggarai

    (p=0.070). It was proved that the principal instructional leadership could

    influence the performance of the teacher significantly (p=0.000). While the student

    achievement was influenced by the performance of the teacher significantly ( p=

    0.029). It was also shown that the instructional leadership could influence the

    achievements of high school students in Manggarai through intervening variable

    performance of the teacher (p= 0.027).

    It is concluded that the achievements of high school students in the three

    districts of Manggarai is influenced indirectly by the principal instructional

    leadership through the performance of teachers as the intervening variable.

    Keywords: Instructional leadership of the principal, Teacher Performance,

    student achievement.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kepemimpinan merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki

    oleh seorang kepala sekolah. Sebagai pemimpin, kepala sekolah merupakan

    subjek yang harus melakukan transformasi kemampuannya melalui bimbingan,

    tuntunan, pemberdayaan, atau anjuran kepada seluruh komunitas sekolah untuk

    mencapai tujuan lembaga secara efektif dan efisien. Banyak model

    kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan dalam berbagai organisasi

    atau institusi, baik profit maupun non profit, namun model kepemimpinan

    yang paling cocok untuk diterapkan di sekolah adalah kepemimpinan

    instruksional (PMPTK, 2010). Dalam rangka mencapai prestasi siswa, kepala

    sekolah sebagai pemimpin instruksional perlu menciptakan sekolah yang

    berkompetitif, mendorong stafnya agar mampu membuat keputusan penting,

    menyediakan panduan intsruksional, membuat rencana strategis untuk

    pengembangan sekolah (Peariso, 2011).

    Kepemimpinan instruksional sangat penting untuk diterapkan di

    sekolah karena berkontribusi terhadap presatsi belajar siswa, mampu

    memberikan dorongan dan arahan terhadap warga sekolah, mampu

    memfokuskan kegiatan-kegiatan warga sekolah untuk menuju pencapaian visi,

    misi, dan tujuan sekolah. Kepemimpinan instruksional juga penting diterapkan

    di sekolah karena kemampuannya membangun komunitas belajar warganya

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    dan bahkan mampu menjadikan sekolahnya sebagai sekolah belajar (Learning

    school) yang memiliki perilaku-perilaku memberdayakan warga sekolah

    seoptimal mungkin, memfasilitasi warga sekolah untuk belajar terus menerus,

    mendorong kemandirian setiap warga sekolahnya, mengajak para warganya

    untuk fokus pada layanan para siswa (Daryanto, 2011).

    Pentingnya kepemimpinan instruksional kepala sekolah dalam

    meningkatkan prestasi siswa, kinerja guru bahkan kinerja sekolah sudah

    dikemukakan oleh beberapa ahli berdasarkan beberapa hasil penelitian. Rayma

    et al. (1996) mengemukakan bahwa pemimpin instruksional yang bagus akan

    meningkatkan prestasi siswa, memenuhi tuntutan masyarakat dan para guru

    untuk mencapai tujuannya karena kepemimpinan instruksional memiliki

    elemen kunci yaitu pembentukan visi, mengembangkan rasa saling percaya,

    membimbing kerjasama dan rasa saling menghormati untuk semua pihak

    dalam komunitas sekolah. Melalui kepemimpinan instruksional praktik

    kerjasama, efektivitas instruksional dan prestasi pendidikan yang bagus

    menjadi fokus pendidikan. Kepemimpinan instruksional sebagai suatu hal yang

    penting untuk perkembangan dan pemeliharaan sebuah sekolah yang efektif

    (Foriska, 1994).

    Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional adalah

    memotivasi dan menginspirasi guru serta memfasilitasi dan mendorong proses

    belajar aktif pada siswa dengan tujuan akhir adalah berdampak pencapaian

    prestasi siswa (Quinn, 2002).

    .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan instruksional

    sangat berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Artinya, jika ingin

    prestasi belajar siswa meningkat , maka kepemimpinan instruksional sebaiknya

    diterapkan dalam penyelengaaraan proses pendidikan di sekolah. Banyak studi

    membuktikan bahwa kepala sekolah yang secara aktif terfokus pada program-

    program instruksional mempunyai pencapaian prestasi siswa yang lebih tinggi dari

    pada kepala sekolah yang mengelola sekolah tidak terfokus pada program

    instruksional (Cotton.2003).

    Bertitik tolak dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji

    secara mendalam tentang pengaruh kepemimpinan instruksional terhadap kinerja

    guru dan prestasi belajar siswa SMA di Manggarai, NTT. Berdasarkan data

    tingkat kelulusan dan nilai ujian nasional tingkat SMA di NTT tahun ajaran

    2013/2014 relatif berada di bawah tingkat kelulusan SMA nasional yaitu dari 34

    propinsi NTT masuk peringkat ke 32 tingkat kelulusannya. Hasil ujian nasional

    tahun ajaran 2013/2014 menunjukan prestasi siswa di NTT masih dibawah rata-

    rata nasional yaitu NTT rata-rata IPA 29,54, rata-rata nasional 38,20 dan IPS

    NTT rata-rata 26.78 nasional 35.07. Sesuai dengan disiplin pendidikan yang

    sedang dijalani oleh peneliti, maka penelitian akan difokuskan pada pengaruh

    kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja guru dan prestasi

    siswa SMA di Manggarai, NTT.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti

    mengajukan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    1. Apakah kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh secara

    langsung pada prestasi siswa?

    2. Apakah kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh terhadap

    kinerja guru?

    3. Apakah kinerja guru berpengaruh terhadap prestasi siswa?

    4. Apakah kepemimpinan instruksional kepala sekolah berpengaruh secara

    tidak langsung terhadap prestasi siswa?

    C. Tujuan Penelitian

    Mengacu pada permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui:

    1 Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah secara langsung

    terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.

    2 Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap kinerja

    guru SMA di Manggarai, NTT.

    3 Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.

    4 Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah secara tidak

    langsung terhadap prestasi siswa SMA di Manggarai, NTT.

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan mampu mengungkapkan pengaruh

    kepemimpinan instruksioanal kepala sekolah SMA di Manggarai , NTT,

    sehingga dapat dijadikan sarana untuk memperkaya khasanah keilmuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    khususnya di bidang gaya kepimimpinan instruksional kepala sekolah

    dan sekaligus untuk bahan kajian penelitian lebih lanjut.

    2. Manfaat Praktis

    a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan, diskusi, rujukan

    bagi pengambil kebijakan tentang betapa pentingnya kepemimpinan

    instruksional kepala sekolah untuk diterapkan untuk meningkatkan

    prestasi siswa di SMA.

    b. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu

    manajemen pendidikan dan bermanfaat secara praktis bagi

    kepala sekolah dan guru SMA pada umumnya, khususnya SMA

    di Manggarai ,NTT, dalam meningkatkan prestasi belajar siswa.

    E. Ruang Lingkup atau Batasan Masalah

    Variabel yang akan diteliti untuk menghindari meluasnya pembahasan,

    penulis menetapkan batasan-batasan masalah dalam perumusan masalah, yakni

    menganalisa kepemimpinan Instruksional kepala sekolah, kinerja guru dan

    prestasi siswa SMA di Manggarai NTT.

    F. Sistematika Penulisan

    Bab I: Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan

    perumusan masalah, metode pembahasan yang terdiri dari metode

    penelitian dan metode penulisan, tujuan dan manfaat penelitian serta

    sistematika penulisan.

    Bab II: Pembahasan teori, yaitu 1) Kepemimpinan Instruksional 2) kinerja

    guru3) prestasi siswa 4) Hipotesis, 5) dan kerangka konsep.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    Bab III: Metodologi penelitian yang terdiri dari: 1) Rancangan/Desain

    penelitian 2) Definisi Istilah atau Operasional 3) Populasi dan

    Sampel 4) Instrumen Penelitian 5) Metode Pengumpulan Data 6)

    Metode analisis data.

    Bab IV: Hasil penelitian dan pembahasan. Dalam bab ini diuraikan

    mengenai:1) Deskripsi hasil penelitian 2) Hasil analisis 3) hasil

    pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

    Bab V: Kesimpulan, batasan penelitian dan saran. Tiga hal yang dijabarkan

    dalam bab ini adalah point utama dari hasil penelitian, batasan

    penelitain dan saran untuk kepala sekolah dan peneliti selanjutnya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kepemimpinan Instruksional

    Definisi kepemimpinan instruksional menurut Hoy dan Miskel

    (2008) adalah kepemimpinan dibidang pendidikan yang berfokus pada

    proses belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah,

    mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar yang

    positif. Terbentuknya konsep kepemimpinan instruksional dilatar belakangi

    oleh adanya kualitas pendidikan yang perlu ditingkatkan. Kualitas

    pendidikan yang kurang tersebut memacu untuk mentranformasi peran

    kepala sekolah. Transformasi peran kepala sekolah yang dimaksud adalah

    perlunya ditinjau ulang, disesuaikan dan kembali fokus kepada kegiatan

    belajar–mengajar yang merupakan tujuan utama sekolah. Transformasi

    peran kepala sekolah untuk perbaikan kegaiatan belajar mengajar menjadi

    permulaan terbentuknya kepemimpinan instruksional.

    Tujuan kepemimpinan insruksional adalah untuk memfasilitasi

    pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat

    kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat

    keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya, dan

    meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus sepanjang

    hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni berkembang dengan

    pesat (Daryanto,2011). Kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    bertugas untuk mengevaluasi efektivitas guru, membantu pertumbuhan

    profesional guru, mengevaluasi efektivitas kurikulum dan mengembangkan

    budaya akademis di sekolah.

    Menurut Hallinger (2005) ada tiga dimensi kepemimpinan

    instruksional, yaitu: merumuskan misi sekolah, mengelola program

    instruksional dan promosi iklim belajar yang positif.

    a. Merumuskan misi sekolah.

    Merumuskan misi sekolah dijabarkan menjadi dua indikator

    kepemimpinan instruksional yaitu: merumuskan tujuan sekolah dan

    mengkomunikasikan tujuan sekolah. Dimensi ini berisi peran kepala

    sekolah dengan bekerja sama dengan guru untuk membuat tujuan sekolah

    yang jelas, terukur, ada target waktu. Tujuan sekolah berupa hal yang

    berkaitan dengan kemajuan akademis siswa. Kepala sekolah

    bertanggungjawab untuk mengkomunikasikan tujuan sekolah tersebut

    kepada semua komunitas sekolah supaya mereka mengetahui dan

    mendukung.

    b. Mengelola program instruksional.

    Dimensi ini berfokus pada koordinasi kegiatan belajar mengajar dan

    kurikulum, terdiri dari tiga fungsi kepemimpinan, yaitu: supervisi dan

    evaluasi instruksional, koordinasi kurikulum dan monitoring kemajuan

    siswa. Dimensi ini memerlukan seorang kepala sekolah untuk terlibat

    secara mendalam untuk menstimulasi, mensupervisi, memonitor kegiatan

    belajar-mengajar di sekolah. Kepala sekoah juga harus memiliki keahlian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    dalam hal belajar-mengajar, berkomiten untuk mengusahakan kemajuan

    sekolah dan menguasai program instruksional.

    c. Mempromosi iklim belajar yang positif

    Dimensi ini terdiri dari lima fungsi kepemimpinan instruksional yaitu:

    menjaga waktu belajar, mempromosi pertumbuhan professional, menjaga

    kehadiran yang tinggi, memberi insentif untuk pengajar dan pelajar.

    Fokus dimensi ini adalah mengupayakan perkembangan mutu dan

    harapan yang tinggi dan membentuk budaya untuk perbaikan yang

    berkelanjutan.

    Andrews dan Soder (1987) dalam Peariso (2011) mengemukakan bahwa

    pemimpin instruksional yang efektif adalah pemimpin yang melakukan dengan

    baik akan empat hal sebagai berikut:

    a. Kepala sekolah mengarahkan semua stakeholder untuk mencapai visi-

    misi sekolah, dan berperan sebagai penyedia sumberdaya. (Resource

    provider)

    b. Menetapkan ekspektasi, terlibat terus- menerus untuk mengembangkan:

    program instruksional (Instructional resource)

    c. Kepala sekolah monjadi role model untuk komitmen terhadap tujuan

    sekolah, menyampaikan visi sekolah (Communicator)

    d. Kepala sekolah secara fisik selalu hadir di dalam segala acara sekolah).

    (Visible present)

    Petterson (1993) dalam PMPTK (2010) mendefinisikan kepemimpinan

    instruksional yang efektif sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    a. Kepala sekolah mensosialisasikan dan menanamkan isi dan makna visi

    sekolahnya dengan baik. Dia juga mampu membangun kebiasaan-

    kebiasaan berbagi pendapat atau urun rembug dalam merumuskan visi

    dan misi sekolahnya, dan dia selalu menjaga agar visi dan misi sekolah

    yang telah disepakati oleh warga sekolah hidup subur dalam

    implementasinya.

    b. Kepala sekolah melibatkan para pemangku kepentingan dalam

    pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional sekolah sesuai

    dengan kemampuan dan batas-batas yuridiksi yang berlaku. (manajemen

    partisipatif

    c. Kepala sekolah memberikan dukungan terhadap pembelajaran, misalnya

    dia mendukung bahwa pengajaran yang memfokuskan pada kepentingan

    belajar siswa harus menjadi prioritas.

    d. Kepala sekolah melakukan pemantauan terhadap proses belajar mengajar

    sehingga memahami lebih mendalam dan menyadari apa yang sedang

    berlangsung didalam sekolah. Kepala sekolah berperan sebagai fasilitator

    sehingga dengan berbagai cara dia dapat mengetahui kesulitan

    pembelajaran dan dapat membantu guru dalam mengatasi kesulitan

    belajar tersebut.

    Dari uraian dapat di atasdapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

    instruksional adalah kepemimpinan dibidang pendidikan yang berfokus

    pada proses belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah,

    mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    positif untuk memfasilitasi pembelajaran yang pada gilirannya dapat

    meningkatkan prestasi belajar siswa..Pemimpin instruksional juga bertugas

    untuk mengevaluasi efektivitas guru, membantu pertumbuhan profesional

    guru, mengevaluasi efektivitas kurikulum dan mengembangkan budaya

    akademis di sekolah.

    Dengan mencakup tiga dimensi kepemimpinan instruksional yaitu

    merumuskan misi sekolah, mengelola program instruksional dan promosi

    iklim belajar yang positif dan dirumuskan menjadi 10 indikator

    kepemimpinan instruksional yaitu:1) Perumusan tujuan sekolah, 2)

    Mengkomunikasikan tujuan sekolah, 3) Supervisi dan evaluasi

    instruksional, 4) Koordinasi kurikulum, 5) Memonitor kemajuan siswa, 6)

    Menjaga waktu instruksional, 7) Menyediakan insentif untuk guru, 8)

    Menyediakan insentif untuk siswa, 9) Meningkatkan perkembangan

    profesionalitas dan, 10) Mempertahanakn kehadiran.

    B. Kinerja Guru

    Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam

    melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Kinerja guru dapat diartikan

    sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam

    menjalankan tugasnya di sekolah serta menggambarkan adanya suatu

    perubahan yang ditampilkan guru dalam atau selama melakukan aktivitas

    pembelajaran yang ditunjukkan oleh indikator-indikator: 1) kemampuan

    menyusun rencana dan program pembelajaran, 2) kemampuan

    melaksanakan pembelajaran, 3) kemampuan mengadakan hubungan antar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    pribadi 4) kemampuan melaksanakan penilaian 5) kemampuan

    melaksanakan program pengayaan, dan 6) kemampuan melaksanakan

    program remedial (Supardi, 2014).

    Menurut Association of American School in South America-

    Teacher Performance Assessment System (AASSA-TPAS, 2010), terdapat 6

    standard indikator kinerja guru, yaitu:

    a. Perencanaan instruksional.

    Guru merencanakan kegiatan instruksional, sesuai dengan kurikulum,

    strategi dan sumber daya sekolah, untuk memenuhi kebutuhan murid.

    b. Pelaksanaan Instruksional

    Guru melibatkan siswa untuk belajar dengan berbagai strategi

    instruksional guna memenuhi kebutuhan belajar siswa.

    c. Menilai proses belajar

    Guru secara sistematis mengumpulkan, mengalisis dan menggunakan

    data untuk menilai atau mengukur kemajuan belajar siswa, memberi

    arahan belajar dan memberi umpan balik kepada hasil pengukuran

    kemajuan belajar siswa.

    d. Lingkungan belajar

    Guru menggunakan perlengkapan, metoda, kebiasaan dan prosedur yang

    membuat suasana lingkungan belajar yang kondusif.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    e. Profesionalisme

    Guru mempertahankan komitmennya sesuai dengan etika profesioanlime,

    misi sekolah dan bertangungjawab serta berpartisipasi dalam

    pertumbuhan profesionalisme demi meningkatkan belajar siswa.

    f. Kemajuan siswa

    Upaya guru untuk kemajuan siswa yang sesuai target dan terukur.

    Dalam Undang-Undang Republik IndonesiaNomor 14 Tahun 2005

    tentang Guru dan Dosen, pasal 1, ayat 1 menjelaskan bahwa: guru adalah

    pendidik professional dengan tugas utamanya mendidik, mengajar,

    membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta

    didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan

    dasar, dan pendidikan menengah. Guru juga dituntut memenuhi cakupan

    kompetensi berkaitan dengan profesionalisme guru yang meliputi: (1)

    kompetensi pendagogik (2) kompetensi kepribadian (3) kompetensi sosial;

    dan (4) kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

    Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

    hasil kerja yang telah dicapai oleh seseorang guru untuk meningkatkan

    prestasi siswa. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan

    definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja

    yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola

    kegiatan belajar mengajar, yang meliputi 6 standarisasi kinerga guru yaitu:

    1) Perencanaan instruksional 2) Pelaksanaan Instruksional 3) Menilai proses

    belajar 4) Lingkungan belajar 5) Profesionalisme 6) Kemajuan siswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Semakin baik mutu dan kinerja seorang guru, maka semakin besar

    peranannya dalam meningkatakan prestasi siswa. Oleh karena itu guru

    merupakan faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah.

    Hal ini dikarenakan guru adalah pihak yang berinteraksi langsung dengan

    peserta didik Supardi (2013).

    C. Prestasi Siswa

    Prestasi atau hasil belajar (achievement) merupakan realisasi dari

    kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.

    Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam

    bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun keterampilan

    motorik. Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari

    penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk

    mengukur prestasi atau hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau

    achievement test yang disusun oleh guru (Sukmadinata, 2005). Fungsi

    prestasi belajar menurut Purwanto (2003) yaitu:

    a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan

    anak didik

    Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan sejauh mana siswa

    mampu memahami dan menguasai bahan ajar atau materi yang telah

    disampaikan oleh guru. Dengan melihat prestasi belajar tersebut maka

    dapat segera dievaluasi hal-hal yang menyebabkan siswa kurang

    memahami atau menguasai bahan ajar atau materi pelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    b. Prestasi belajar sebagai lembaga kepuasan hasrat ingin tahu

    Para ahli psikologi biasanya menyebutkan hal ini sebagai tendensi

    keingintahuan dan merupakan kebutuhan umum manusia, termasuk

    didalamnya adalah seorang siswa yang ingin mencapai kepuasan dengan

    cara memperoleh prestasi belajar yang baik.

    c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan

    Prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam

    meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan sebagai

    bahan evaluasi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan.

    d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern

    Sebagai indikator intern artinya prestasi belajar yang telah diraih dapat

    digunakan sebagai tolak ukur tingkat produktifitas suatu institusi

    pendidikan. Sedangkan sebagai indikator ekstern artinya tinggi

    rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator kesuksesan siswa

    dalam masyarakat.

    Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor

    internal maupun faktor eksternal siswa. Faktor internal yaitu berasal dari

    diri siswa sendiri dan faktor eksternal siswa faktor dari luar individu. Salah

    satu faktor eksternal siswa yang mempengaruhi prestasi siswa menurut

    Syah (2006) adalah Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar

    guru, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

    disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar belajar diatas ukuran,

    keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. Faktor Pendekatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode

    yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-

    materi pembelajaran.

    Lingkungan sekolah yang baik dapat memotivasi siswa untuk

    belajar lebih rajin, Lingkungan sekolah tempat yang paling efektif untuk

    anak mengembangkan potensi yang dimilikinya. Menurut Yusuf (2005)

    sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis

    melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka

    membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya baik yang

    menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

    Indikator lingkungan sekolah meliputi: (1) kondisi tempat sekolah (2) staf

    pengajar, (3) hubungan siswa dengan guru (4) hubungan siswa dengan

    siswa.

    Selain faktor-faktor tersebut tadi, hal lain yang dapat

    mempengaruhi terhadap prestasi sekolah adalah kepemimpinan kepala

    sekolah. Tabrani Rusyan mengungkapkan bahwa kepemimpinan kepala

    sekolah harus dapat memberikan motivasi kerja bagi peningkatan

    produktivitas kerja guru dan hasil belajar siswa. Selanjutnya Mulyasa

    (2009), bahwa kepala sekolah sedikitnya mempunyai peran dan fungsi

    sebagai Edukator, Manajer, Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan

    Motivator.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berbagai faktor

    berperan dalam ikut menentukan prestasi siswa di sekolah yaitu faktor

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    karateristik siswa, faktor guru dan faktor pemimpin kepala sekolah. Faktor

    karakteristik siswa sendiri meliputi kemampuan intelektual, motivasi dan

    status ekonomi. Faktor guru meliputi teknik mengajar guru, strategi

    mengajar aktif, dan aktivitas perkembangan staf. Namun pada dasarnya

    berkembang tidaknya peserta didik lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal

    dalam hal ini pengaruh dari komponen-komponen yang ada di sekolah.

    Kepala sekolah sebagai penggerak utama dalam proses pendidikan

    diharapkan memiliki kemampuan untuk membangun komponen-komponen

    yang ada di sekolah.

    D. Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung Kepemimpinan

    Instruksional Kepala Sekolah terhadap Prestasi Siswa

    Pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah dengan

    prestasi siswa baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

    Pengaruh langsung kepemimpinan instruksional kepala sekolah adalah

    praktek pemimpin yang bisa berpengaruh kepada prestasi sekolah dan

    dampak tersebut dapat diukur terpisah dari variabel lainnya. Pengaruh tidak

    langsung kepemimpinan instruksioanl adalah kontribusi pemimpin terhadap

    pencapaian sekolah yang dimediasi oleh orang, faktor organisasi, budaya,

    dan peristiwa lain. Esensi keberhasilan kepemimpinan adalah mencapai

    tujuan orgnisasi secara tidak langsung yaitu melalui orang lain (Peariso,

    2011).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Hallinger dan Heck (1998) membuat klasifikasi pengaruh

    kepemimpian instruksional terhadap pencapaain prestasi siswa, sebagai

    berikut:

    a. Pengaruh langsung, dimana tindakan kepala sekolah mempengaruhi

    pencapaian sekolah.

    b. Pengaruh melalui mediasi, dimana tindakan kepala sekolah

    mempengaruhi pencapaian sekolah secara tidak langsung melalui

    variabel-variabel lain.

    c. Pengaruh timbal-balik, dimana kepala sekolah mempengaruhi guru dan

    sebaliknya guru mempengaruhi kepala sekolah, dan proses tersebut

    mempengaruhi pencapaian sekolah. Selanjutnya pengaruh melalui

    mediasi dan efek timbal-balik digabung menjadi satu klasifikasi yaitu

    pengaruh tidak langsung.

    Kepemimpinan instruksional sangat cocok diterapkan di sekolah

    karena misi utama sekolah adalah mendidik semua siswa dan memberikan

    kesempatan kepada mereka untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan,

    dan nilai-nilai yang diperlukan untuk menjadi orang dewasa yang sukses

    dalam menghadapi masa depan yang belum diketahui dan yang sarat dengan

    tantangan-tantangan yang sangat turbulen. Misi inilah yang kemudian

    menuntut sekolah sebagai organisasi harus memfokuskan pada

    pembelajaran (learning-focused schools), yang meliputi kurikulum, proses

    belajar mengajar, dan penilaian hasil belajar (Cotton.2003).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Kepemimpinan instruksional sangat penting untuk diterapkan

    disekolah karena bahwa kepemimpinan pembelajaran berkontribusi sangat

    signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar karena mampu memberikan

    dorongan dan arahan terhadap warga sekolah untuk meningkatkan prestasi

    belajar siswanya.

    Meta análisis secara ekstensif yang dilakukan oleh Waters et al.

    (2003), pemimpin intruksional yang efektif dalam arti mampu mencapai

    prestasi siswa yang baik sebagai tujuannya, memiliki banyak karakteristik

    kunci yaitu: 1) Mengalokasi sumberdaya dan pengembangan kurikulum, 2)

    Fokus kepada intruksional dan penilaian, 3) Memiliki pengetahuan metoda

    kurikulum, 3) Hadir secara nyata, 4) Bisa berkomunikasi baik dengan staff,

    4) Berperan sebagi figur contoh 5) Memonitor dan mengevaluasi efektivitas

    program, 6) Flexibel dan tahu situasi, 7) Memberi stimulasi intelektual

    kepada staf.

    Pengaruh langsung kepemimpinan Instruksional terhadap prestasi

    siswa adalah praktek pemimpin yang bisa berdampak kepada pencapaian

    sekolah dan dampak tersebut dapat diukur terpisah dari variabel lainnya

    (Peariso, 2011). Pengaruh tidak langsung dari kepemimpinan instruksional

    terhadap prestasi siswa adalah kontribusi pemimpin terhadap pencapaian

    sekolah yang dimediasi oleh orang, faktor organisasi, budaya, dan peristiwa

    lain. Banyak hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh secara tidak

    langsung dari kepemimpinan instruksional terhadap efektivitas sekolah dan

    prestasi siswa. Mekanisme kepemimpian instruksional dapat berpengaruh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    secara tidak langsung kepada efektivitas sekolah dan pencapaian prestasi

    siswa melalui peran kepala sekolah dalam membimbing arah sekolah

    melalui visi, misi, goal dan pengaruhnya pada memotivasi staf, membangun

    komitmen, dan pengkondisian pekerjaan (Halinger at al., 2008).

    Menurut Glickman (2002) terdapat tiga elemen penting dalam

    konsep kepemimpinan instruksional yaitu : elemen yang mempengaruhi

    langsung terhadap pembelajaran siswa, elemen hubungan kepemimpinan

    instruksional dengan guru, dan elemen yang mendukung pencapaian

    peningkatan pembelajaran, tiga elemen ini dilaksanakan secara utuh dan

    dilaksanakan secara berkelanjutan dalam penyelenggaran sekolah. Dengan

    kata lain, ketiga elemen ini harus bersama-sama dijadikan prioritas dalam

    pembuatan kebijakan dan layanan pembelajaran kepada siswa. Elemen yang

    mempengaruhi langsung terhadap pembelajaran siswa meliputi: konten

    materi pelajaran, metode yang digunakan dan penilaian pembelajaran.

    Elemen hubungan kepemimpinan instruksional dengan guru, yang meliputi:

    fokus observasi dan penggunaan data, pendekatan yang digunakan dalam

    bekerja dengan guru, dan stuktur dan format untuk mengorganisasikan

    usaha peningkatan pembelajaran.

    Hasil penelitian Gentilucci & Muto (2007) bahwa perilaku

    kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalankan perannya sebagai

    pemimpin instruksional memiliki pengaruh signifikan pada penciptaan

    sekolah efektif dan prestasi siswa. Beberapa penelitian lainnya tentang hal

    serupa telah dilakukan untuk membuktikan adanya pengaruh langsung dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    tidak langsung kepemimpinan terhadap prestasi belajar siswa (Leithwood at

    al,. 2004). Kualitas kepemimpinan kepala sekolah merupakan kunci untuk

    memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran organisasi (Datnow,

    2005).

    Komunikasi langsung dengan siswa merupakan hal yang penting di

    lakukan oleh seorang pemimpin instruksional dalam rangka menyerap dan

    menampung aspirasi siswa, hal ini dapat menjadi dasar pembuatan program

    peningkatan layanan belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan harapan

    para siswa. Yukl (2009) mengemukakan bahwa komunikasi langsung

    memungkinkan efek kata-kata diperkuat oleh intonasi, gerakan, dan

    keakraban. Komunikasi langsung membantu usaha mempengaruhi dan

    memberikan kesempatan untuk memperoleh umpan balik yang segera

    tentang efektivitas sebuah program. Hal ini berguna untuk memberi

    motivasi, semangat, pemahaman terhadap masalah-masalah yang dihadapi

    siswa, yang akan menjadi dasar evaluasi bagi kepala sekolah dalam upaya

    membuat program dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang maksimal.

    E. Pengaruh Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah Terhadap

    Kinerja Guru

    Kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam

    mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran untuk mampu

    menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan

    pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan

    bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Menurut Wahjosumidjo

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    (2005) kepemimpinan kepala sekolah merupakan kemampuan kepala

    sekolah untuk menggerakkan, mengerahkan, membimbing, melindungi,

    memberi teladan, memberi dorongan, dan memberi bantuan terhadap

    sumber daya manusia yang ada di suatu sekolah sehingga dapat

    didayagunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan.

    Kinerja guru akan menjadi optimal, bila diintegrasikan dengan

    komponen sekolah maupun kepemimpinan kepala sekolah. Pidarta (2004)

    mengemukakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru

    dalam melaksanakan tugasnya adalah kepemimpinan kepala sekolah untuk

    menentukan baik buruknya kinerja guru. Penelitian Rinehart at al, (1998)

    menunjukkan bahwa kinerja guru dapat ditingkatkan oleh pengaruh kepala

    sekolah karena kepala sekolah tersebut dapat dipercaya karena

    kemampuannya. Hasil Penelitian Blase dan Blasé (1999) juga

    menunjukkan bahwa pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah

    kepada kinerja guru melalui strategi kepala sekolah yaitu dengan cara

    memberi contoh kepada para guru dalam praktek intruksional setiap

    harinya.

    Menurut Mulyasa (2013) sukses tidaknya pendidikan dan

    pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala

    sekolah dalam mengelola setiap komponen sekolah yang berkaitan dengan

    pengetahuan dan pemahamannya terhadap manajemen dan kepemimpinan,

    serta tugas yang dibebankan kepadanya. Kepala sekolah sebagai pimpinan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    tertinggi harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui

    program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan. kepemimpinan

    kepala sekolah merupakan faktor yang sangat penting dalam menciptakan

    budaya kerja guru yang akan berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru

    untuk mencapai kualitas pendidikan sekolah.

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemimpinan

    instruksional kepala sekolah mempunyai tugas yang penting di dalam

    mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran untuk mampu

    menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan

    pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan

    bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Kepala sekolah

    merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam

    meningkatkan kinerja guru.

    F. Pengaruh Kinerja Guru Terhadap Prestasi Siswa

    Tidak terkecuali dengan institusi sekolah sebagai organisasi

    pendidikan, keberhasilan maupun kurang berhasilnya pencapaian tujuannya

    sangat ditentukan oleh kinerja personil didalamnya. Salah satu pihak yang

    dinilai amat menentukan pencapaian hasil dan tujuan itu adalah guru karena

    guru merupakan pihak yang langsung terkait dengan kegiatan pembelajaran

    terhadap siswa, sehingga memiliki peran amat strategis. kinerja guru

    memainkan peran penting dalam pencapaian hasil belajar siswanya (Agung

    dan Yufridawati, 2013).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Hasil penelitian Policy Studies Associates (PSA), (2005),

    menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang jelas antara kualitas guru

    dengan kemajuan belajar siswa. Guru yang berkualitas sangat berpengaruh

    pada kemajuan prestasi siswa.. Pengaruh kinerja guru terhadap prestasi

    siswa lebih besar dari pada faktor lainnya: ekonomi, etnis, ukuran kelas,

    absensi. Guru yang kurang berpengalaman merupakan penghambat

    kemajuan prestasi siswa.

    Menurut Lunenburg dan Irby (2006) mengidentifikasi 12 prinsip

    guru yang efektif dalam peningkatan prestasi belajar siswa : 1) menciptakan

    suasana yang akrab dan penuh kepedulian 2) memaksimalkan waktu belajar

    siswa dan melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, 3) memahami

    komponen kurikulum dan diarahkan untuk pencapaian tujuan pembelajaran,

    4) menjelaskan tujuan pembelajaran dan strategi pembelajaran yang

    diingginkan kepada siswa, 5) penyampaian materi pembelajaran dengan

    jelas dan membantu siswa memahami hubungan antar materi tersebut, 6)

    menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang merangsang siswa pada isi

    materi, memahami hubungan antar materi dan implikasinya, berpikir secara

    kritis terhadap materi tersebut, 7) memfasilitasi siswa dengan memberi

    kesempatan untuk berlatih dan menerapkan materi yang telah dipelajari, 8)

    memberi bantuan kepada siswa untuk dapat secara produktif terlibat dalam

    proses pembalajaran, 9) mampu menjadi model, 10) menggunakan

    cooperative learning, 11) menggunakan penilaian yang variatif, 12)

    ekpektasi yang tinggi terhadap hasil belajar siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja guru di sekolah

    mempunyai peran penting dalam pencapaian prestasi siswa karena guru

    dipandang sebagai faktor kunci, guru yang berinteraksi secara langsung

    dengan murid dalam proses belajar mengajar di sekolah.

    G. Perumusan Hipotesis

    Berdasarkan kajian teori sebagaimana telah diuraikan diatas dapat

    dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

    Kepemimpinan instruksional secara langsung berupa praktek

    kepemimpinan yang bisa berdampak kepada pencapaian prestasi siswa

    mencakup kegiatan kepala sekolah yang langsung dalam meningkatkan

    kualitas proses belajar mengajar seperti Komunikasi langsung dengan siswa

    merupakan hal yang penting di lakukan oleh seorang pemimpin instruksional

    dalam rangka menyerap dan menampung aspirasi siswa, hal ini dapat menjadi

    dasar pembuatan program peningkatan layanan belajar yang sesuai dengan

    kebutuhan dan harapan para siswa. Yukl (2009:30) mengatakan bahwa

    komunikasi langsung memungkin efek kata-kata diperkuat oleh intonasi,

    gerakan, dan keakraban. Komunikasi langsung membantu usaha

    mempengaruhi dan memberikan kesempatan untuk memperoleh umpan balik

    yang segera tentang efektivitas sebuah program. Hal ini berguna untuk

    memberi motivasi, semangat, pemahaman terhadap masalah-masalah yang

    dihadapi siswa, yang akan menjadi dasar evaluasi bagi kepala sekolah dalam

    upaya membuat program dalam pencapaian prestasi belajar siswa yang

    maksimal.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    H1: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional secara langsung

    terhadap prestasi siswa.

    Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional adalah

    kemampuannya untuk memotivasi dan menginspirasi guru dengan tujuan

    akhir adalah berdampak pada praktik instruksional dan pencapaian prestasi

    siswa dengan mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran agar

    mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan

    pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa

    kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan. Kepala

    sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh

    dalam meningkatkan kinerja guru (Mulyasa, 2004).

    H2: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional terhadap kinerja guru.

    Prestasi siswa di sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor.Faktor-

    faktor tersebut meliputi faktor internal dan faktor eksternal siswa. Guru

    Salah satu pihak yang dinilai amat menentukan pencapaian hasil dan tujuan

    itu adalah guru karena guru merupakan pihak yang langsung terkait

    dengan kegiatan pembelajaran terhadap siswa, sehingga memiliki peran

    amat strategis. kinerja guru memainkan peran penting dalam pencapaian

    hasil belajar siswanya. Alasan utama, guru merupakan pihak yang

    langsung terkait dengan kegiatan pembelajaran terhadap siswa sehingga

    memiliki peran teramat strategis (Agung dan Yufridawati, 2013).

    Berdasarkan Undang Undang No 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

    dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

    mengevaluasi peserta didik

    H3: Terdapat pengaruh kinerja guru terhadap prestasi siswa.

    Pengaruh kepemimpinan instruksional secara tidak langsung

    terhadap prestasi siswa melalui peran kepala sekolah dalam membimbing

    arah sekolah melalui perumusan, penyampaian dan pembangunan

    komitmen pada visi, misi dan goal sekolah, memotivasi staff dan guru,

    pengelolaan program intruksioanal dan mencipatakan suasana kerja dan

    belajar mengajar yang positif. Guru sebagai mediator hubungan rasional

    dan emosional. Hubungan rasional melalui kualitas dan penguasaan guru

    dalam mendidik siswa yang dipengaruhi oleh kapasitas kepala sekolah

    dalam hal memecahkan masalah dan pengetahuan tentang kepemimpinan

    yang relevan dan praktek mendidik, hubungan emosional yaitu tingkat

    emosional guru yang merupakan hasil pengaruh dari kepala sekolah

    dengan cara menginspirasi dan mendukung mereka.

    Peranan kepala sekolah sebagai pemimpin instruksional adalah

    kemampuannya untuk memotivasi dan menginspirasi guru dengan tujuan

    akhir adalah berdampak pada praktik instruksional dan pencapaian prestasi

    siswa. Kepala sekolah harus menyediakan kepemimpinan instruksional

    untuk memfasilitasi dan mendorong proses belajar aktif pada siswa (Quinn,

    2002).

    H4: Terdapat pengaruh kepemimpinan instruksional secara tidak langsung

    terhadap prestasi siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    H. Kerangka Konsep Penelitian

    Dari landasan teori di atas dapat dibuat kerangka konsep penelitian pada

    gambar 1.1.

    Gambar 1.1 mengilustrasikan bahwa kepemimpinan instruksional

    kepala sekolah sebagai variabel eksogen yang mempengaruhi 2 variabel

    endogen yaitu variabel kinerja guru dan variabel prestasi siswa. Variabel

    kinerja guru selain sebagai variabel endogen, juga sebagai variabel intervening

    yang berfungsi memediasi pengaruh variabel kepemimpinan instruksional

    kepala sekolah terhadap prestasi siswa.

    Kepemimpinan

    Instruksional

    Kepala sekolah

    Kinerja Guru

    Prestasi

    Siswa

    Sumber : Irianto (2004)

    Gambar 1.1.

    Kerangka Konsep Penelitan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan atau Desain Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian empiris dengan tujuan untuk

    memperoleh gambaran pengaruh kepemimpinan instruksional kepala sekolah

    terhadap kinerja guru dan prestasi siswa SMA di kabupaten Manggarai,

    kabupaten Manggarai Timur dan kabupaten Manggarai Barat, NTT.

    B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    1. Variabel Penelitian

    Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja

    yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

    tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2007). Variabel

    dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi:

    1) Variabel eksogen, yakni variabel yang tidak dipengaruhi atau

    diprediksi oleh variabel lain dalam model. Variabel eksogen dikenal

    juga sebagai independent variabel. Dalam penelitian ini variabel

    eksogen adalah kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan

    kinerja guru.

    2) Variabel endogen, yakni variabel yang dipengaruhi atau diprediksikan

    oleh satu atau beberapa variabel yang lain dalam model. Variabel

    endogen dikenal juga sebagai dependent variabel. Dalam penelitian ini

    variabel endogen adalah kinerja guru dan Prestasi siswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    3) Variabel mediasi atau intervening secara teoritis adalah variabel yang

    mempengaruhi hubungan dependen dan independen menjadi hubungan

    langsung dan tidak langsung yang dapat diamati dan diukur. Dalam

    penelitian ini yang merupakan variabel mediasi adalah kinerja guru

    Definisi operasional dari masing-masing variabel yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah:

    a. Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah

    Kepemimpinan instruksional menurut Hoy dan Miskel adalah

    kepemimpinan di bidang pendidikan yang berfokus pada proses

    belajar mengajar dengan cara merumuskan visi-misi sekolah,

    mengelola program instruksional dan mempromosi iklim belajar-

    mengajar yang positif dengan tujuan untuk memfasilitasi

    pembelajaran agar siswanya meningkat prestasi belajarnya, meningkat

    kepuasan belajarnya, meningkat motivasi belajarnya, meningkat

    keingintahuannya, kreativitasnya, inovasinya, jiwa kewirausahaannya,

    dan meningkat kesadarannya untuk belajar secara terus-menerus

    sepanjang hayat karena ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni

    berkembang dengan pesat.

    Kepemimpinan instruksional memiliki tiga dimensi yaitu 1.

    merumuskan misi sekolah, 2. mengelola program instruksional dan 3.

    Promosi iklim belajar yang positif. Kemudian dirumuskan menjadi 10

    indikator kepemimpinan instruksional yaitu:1) Perumusan tujuan

    sekolah, 2) Mengkomunikasikan tujuan sekolah, 3) Supervisi dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    evaluasi instruksional, 4) Koordinasi kurikulum, 5) Memonitor

    kemajuan siswa, 6) Menjaga waktu instruksional, 7) Menyediakan

    insentif untuk guru, 8) Menyediakan insentif untuk siswa, 9)

    Meningkatkan perkembangan profesionalitas dan, 10)

    Mempertahanakan kehadiran (Hallinger , 2005)

    b. Kinerja Guru

    Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru dalam

    melaksanakan proses pembelajaran di sekolah. Kinerja guru dapat

    diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan

    seorang guru dalam menjalankan tugasnya di sekolah serta

    menggambarkan adanya suatu perubahan yang ditampilkan guru

    dalam atau selama melakukan aktivitas pembelajaran (Supardi,2014).

    Kinerja guru memiliki satu dimensi, dengan enam indikator

    yaitu:1) Perencanaan instruksional yaitu membuat rencana mengajar

    sesuai dengan kurikulum yang ada, 2) Pelaksanaan instruksional

    yaitu guru mendorong dan menjaga siswa untuk belajar secara aktif,

    3) Menilai proses belajar yaitu guru menggunakan data-data awal

    yang ada untuk menentukan target pencapaian pembelajaran siswa, 4)

    Lingkungan belajar yaitu guru melakukan upaya-upaya tertentu

    untuk perbaikan sebagai tindak lanjut dari hasil evaluasi yang kurang

    baik, 5) Profesionalisme yaitu guru memastikan bahwa semua peserta

    didik mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif

    dalam kegiatan pembelajaran, 6) Kemajuan siswa yaitu Guru

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    mengevaluasi cara mengajar apabila siswa susah memahami materi

    yang di ajarkan dan menggunakannya hasil evaluasi tersebut untuk

    memperbaiki cara mengajar berikutnya.

    c. Prestasi Siswa

    Prestasi siswa dikemukakan oleh Winkel dalam Sunarto (2009)

    adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang

    siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan nilai yang

    dicapainya. Prestasi siswa adalah nilai ujian Nasional (UN) dari

    masing-masing sekolah tahun ajaran 2013/2014 SMA di Manggarai

    NTT.

    C. Populasi dan Sampel

    Populasi penelitian adalah semua sekolah SMA di tiga kabupaten

    Manggarai di NTT. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah 30 sekolah

    SMA di tiga kabupaten manggarai yaitu kabupaten Manggarai, Kabupaten

    Manggarai Timur dan Kabupaten Manggarai barat, NTT..

    Unit analisis dalam penelitian adalah sekolah. Di ketiga kabupaten

    tersebut terdapat 68 Sekolah SMA negeri dan swasta. Dari jumlah tersebut,

    peneliti mengambil sampel sekolah SMA sebanyak 30 sekolah. Teknik

    pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling dengan

    menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

    pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai karakteristik populasi

    yang sudah diketahui sebelumnya. Ukuran sampel dalam penelitian ini

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    mengacu pada pendapat Sugiyono (2011) bahwa sampel minimal untuk

    penelitian adalah 30 sampel.

    . Kriteria penelitian sampel adalah sekolah yang memiliki kepala

    sekolah dan wali kelas 3 yang sudah menjabat minimal 3 tahun sebagai kepala

    sekolah dan wali kelas di SMA tempat penelitian. Dasar pertimbangannya

    karena kepala sekolah dan wali kelas tersebut mengetahui keadaan saat itu

    serta memenuhi kriteria penelitian sehingga memudahkan peneliti dalam

    mengumpulkan data penelitian sehingga mendapatkan hasil penelitian yang

    akurat.

    D. Instrumen Penelitian

    Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan menggunakan

    kuesioner berdasarkan indikator-indikator variabel penelitian yang dikemukan

    oleh Peariso (2011). Kuesioner ditujukan untuk responden kepala sekolah dan

    wali kelas 3 SMA di Manggarai. Untuk variabel prestasi belajar siswa

    berdasarkan nilai rata-rata ujian nasional tahun ajaran 2013/2014.

    Kuesioner penelitian mencakup 30 pernyataan variabel kepemimpinan

    instruksional kepala sekolah dan 30 pernyataan kinerja guru. Dengan

    demikian jumlah item pernyataan yang disampaikan kepada responden

    penelitian sebanyak 60 item pernyataan. Keseluruhan jawaban responden

    diberi nilai sesuai dengan rentang nilai tersebut dan kemudian dirangkum

    dalam satu tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis. Untuk membuat unit

    analiais dengan cara membuat rata-rata jawaban respondenmengenai persepsi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    guru tentang kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan kepala sekolah

    sendiri dan 30 pernyataan kinerja guru.

    Penyusunan kuesioner menggunakan Skala Likert. Sugiyono (2012)

    menjelaskan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

    dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

    Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai

    gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif.

    Tabel 3.1

    Tabel Skor Jawaban Kuesioner Respondenr Kepemimpinan Instruksional

    Kepala Sekolah dan Kinerja Guru

    Positif Skor Negative Skor

    Hampir tidak pernah 1 Hampir tidak pernah 5

    Jarang 2 Jarang 4

    Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3

    Sering 4 Sering 2

    Hampir selalu 5 Hampir selalu 1

    Untuk mengetahui penjabaran variabel-variabel ke dalam sub variabel,

    dan indikator, disusun kisi-kisi instrumen penelitian sebagaimana disajikan

    pada tabel 3.2.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Tabel 3.2

    Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

    Variabel Indikator No Butir

    Pernyataan Sumber

    KEPEMIMPINAN

    INSTRUKSIONAL

    KEPALA

    SEKOLAH

    a. Perumusan tujuan sekolah

    1,2,3

    Peariso

    (2011)

    b. Mengkomunikasikan tujuan sekolah

    4,5,6

    c. Supervisi dan evaluasi instruksional

    7,8,9

    d. Mengkoordinasi kurikulum

    10,11,12

    e. .Monitor kemajuan siswa

    13,14,15

    f. Menjaga waktu instruksional

    16,17,18

    g. Mempertahankan kehadiran

    19,20,21

    h. Memberi penghargaan atau insentif untuk

    guru

    22,23,24

    i. Mengembangkan profesionalisme guru

    25,26,27

    j. penghargaan untuk siswa

    28,29,30

    KINERJA

    GURU

    a. Perencanaan instruksional

    1,2,3,4,5

    AASSA-

    TPAS

    (2010)

    b. Pelaksanaan instruksional

    6,7,8,9,10

    c. c. Evaluasi proses belajar 11,12,13,14,15

    d. Lingkungan belajar Kondusif

    16,17,18,19,20

    e. Profesionalisme 21,22,23,24,25

    f. Kemajuan siswa

    26,27,28,29,30

    E. Metode Pengumpulan Data

    Untuk mengumpulkan berbagai data, keterangan dan informasi

    digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    a. Data Primer

    Data primer merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung

    dari sumber asli. (Indriantoro dan Supomo, 1999 dalam Aji dan Sabeni,

    2003). Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

    primer dilakukan dengan cara meminta responden yaitu kepala sekolah

    dan guru wali kelas tiga mengisi kuesioner yang dibagikan, dan

    melakukan wawancara bagi kepala sekolah dan guru serta melakukan

    observasi.

    b. Data Sekunder

    Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat dokumen sekolah hasil

    rata-rata nilai ujian nasional siswa kelas III SMA di Manggarai, tahun

    ajaran 2013/2014 yang menjadi sampel penelitian.

    Penelitian dilakukan di 3 kabupaten di Propinsi Nusa Tenggara Timur,

    yaitu: Kabupaten Manggarai, Kabupaten Manggarai Barat, dan Kabupaten

    Manggarai Timur. Penelitian dilakukanan pada tanggal 20 Juli sampai 15

    Agustus 2015.

    F. Metode Analisis Data

    Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

    Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan inferensial. Analisis

    deskriptif menampilkan data hasil penelitian dalam bentuk prosentase dan

    rerata. Analisis inferensial menggunakan SmartPLS 3.0. PLS adalah sebuah

    teknik pilihan yang cocok karena ukuran sampel yang kecil, tidak didasarkan

    banyak asumsi, data tidak harus berdistribusi normal multivariate (indikator

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    dengan skala kategori, ordinal, interval sampai ratio dapat digunakan pada model

    yang sama) (Ghozali, 2008).

    Alasan memilih PLS SEM karena dalam penelitian terdapat tiga

    variabel penelitian yaitu variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah

    sebagai variabel independen, kinerja guru sebagai variabel intervening dan

    variabel dependen yaitu prestasi siswa. Dengan demikian penggunaan PLS

    akan mampu menguji dan mengukur pengaruh langsung dan tidak langsung

    dari variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah terhadap variabel

    prestasi siswa. Analisis PLS-SEM terdiri dua sub model yaitu: model

    pengukuran atau sering disebut outer model dan model struktural atau inner

    model.

    a. Analisis Data Deskriptif

    Analisis statistik deskriptif menampilkan hasil deskripsi data

    variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah, kinerja guru dan

    prestasi siswa untuk mengetahui distribusi frekuensi dan nilai skor rata-

    rata masing-masing indikator dengan menjumlahkan skor nilai hasil

    jawaban responden dalam pengisian kuesioner yang kemudian

    dikategorikan dan dimasukkan dalam tabel distribusi frekuensi. Penentuan

    batas-batas rentang nilai dan kategori berdasarkan skala likert. Kuesioner

    disebarkan ke responden kemudian di rekapitulasi (Riduwan,2013).

    Pedoman penskoran kepemimpinan instruksional kepala sekolah dan

    kninerja guru terhadap jawaban kuesioner dapat disusun sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Skor terendah : 1 x 30 = 30

    Skor tertinggi : 5 x 30 = 150

    Tabel 3.3

    Kriteria Interprestasi Skor Penerapan Kepemimpinan Instruksional

    Kepala Sekolah dan Kinerja Guru

    b. Analisis Data Statistik Inferensial

    Menurut (Sugiyono, 2008) statistik inferensial adalah teknik

    statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya

    diberlakukan untuk populasi. Dalam penelitian ini analisis data statistik

    inferensial diukur dengan menggunakan software SmartPLS untuk model

    pengukuran (outer model), model struktural (inner model) dan pengujian

    hipotesis. Kriteria uji dilakukan pada kedua model tersebut.

    Variabel Rentang nilai skor Kategori

    Kepemimpinan

    Instruksional

    Kepala Sekolah

    0 % - 20 % Hampir tidak pernah

    21 % - 40 % jarang

    41 %- 60 % Kadang-kadang

    61 %- 80 % sering

    81 %- 100 % Hampi selalu

    Kinerja Guru

    0 % - 20 %

    Sangat kurang

    21 % - 40 % Kurang

    41 %- 60 % Cukup

    61 %- 80 % Baik

    81 %- 100 % Sangat baik

    Jumlah Skor 30 60 90 120 150

    0 20% 40% 60% 80% 100%

    1 Skor item 2 3 4 5

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    1 Outer model (Model Measurement)

    Model pengukuran atau Outer model dievaluasi dengan

    cara melihat nilai validitas dan reliablitas pengukuran dari model

    tersebut. Validitas pengukuran terdiri atas validitas konvergen dan

    validitas diskriminan. Validitas konvergen ditentukan menggunakan

    parameter loading factor dan nilai Average Variance Extracted

    (AVE). Pengukuran dapat dikategorikan memiliki validitas

    konvergen apabila nilai loading factor dan nilai AVE sebesar 0,5 atau

    lebih. Validitas diskriminan ditentukan dengan melihat cross loading

    dari setiap variabel dan di kategorikan memiliki validitas diskriminan

    apabila nilai cross loading mencapai 0,7 (Ghozali dan Latan, 2015).

    Model ini menspesifikasi hubungan antara variabel laten

    dengan indikatornya atau dapat dikatakan bahwa outer model

    mendefinisikan bagaimana setiap indikator berhubungan dengan

    variabel latennya. Uji yang dilakukan pada outer model:

    1) Convergent Validity. Nilai convergent validity adalah nilai loading

    faktor pada variabel laten dengan indikator-indikatornya. Nilai yang

    diharapkan > 0.7.

    2) Discriminant Validity. Nilai ini merupakan nilai cross loading

    factor yang berguna untuk mengetahui apakah konstruk memiliki

    diskriminan yang memadai yaitu dengan cara membandingkan nilai

    loading pada konstruk yang dituju harus lebih besar dibandingkan

    dengan nilai loading dengan konstruk yang lain.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    3) Average Variance Extracted (AVE). Nilai AVE yang diharapkan >0.5.

    a. Composite Reliability. Data yang memiliki composite reliability

    >0.7 mempunyi reliabilitas yang tinggi.

    Uji yang dilakukan diatas merupakan uji pada outer model untuk

    indikator reflektif,:

    2 Inner Model (Model Structural)

    Uji pada model struktural dilakukan untuk menguji hubungan antara

    konstruk laten. Inner model (inner relation, structural model dan

    substantive theory) menggambarkan hubungan antara variabel laten

    berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan

    menggunakan nilai R-square dan koefisien jalur untuk mendapatkan

    informasi seberapa besar variabel laten dependen dipengaruhi oleh

    variabel laten independen, serta uji signifikansi untuk menguji nilai

    signifikansi hubungan atau pengaruh antar variabel (Ghozali, 2015).

    Beberapa uji untuk model struktural yaitu

    1) R Square pada konstruk endogen. Nilai R Square untuk variabel

    Kinerja Guru dan prestasi siswa. Perubahan nilai R-Square dapat

    digunakan untuk menilai pengaruh variabel kepemimpinan

    instruksional kepala sekolah terhadap variabel kinerja guru dan

    prestasi apakah mempunyai pengaruh yang substantif.

    2) Path Coefficients, merupakan nilai koefisen jalur atau besarnya

    hubungan atau pengaruh konstruk laten yang dilakukan dengan

    prosedur bootstrapping.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Kabupaten Manggarai

    a. Wilayah lokasi penelitian

    Suku Manggarai adalah sebuah suku bangsa yang mendiami bagian

    barat pulau Flores di propinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Suku

    Manggarai tersebar di tiga kabupaten di propinsi tersebut, yaitu Kabupaten

    Manggarai Barat, Kabupaten Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur.

    Kabupaten Mangarai Barat dan Kabupaten Manggarai Timur merupakan

    hasil pemekaran dari Kabupaten Manggarai.

    Kabupaten Manggarai secara geografis terletak pada 08o14”-09o00”

    LS dan 120o 15”-120o30” BT . Kabupaten Manggarai yang beribu kota di

    Ruteng memiliki luas169.435 hektar yang terbagi dalam 1145 desa, 17

    kelurahan dan 11 kecamatan. Komoditi unggulan kabupaten Manggarai

    yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan, perternakan dan jasa.

    Sebagai penunjang kegiatan perekonomian, diwilayah ini tersedia 1

    bandara, yaitu bandara Frans Lega, untuk transportasi laut tersedia 1

    pelabuhan, antara lain Reo.

    Kabupaten Manggrai Timur (KMT) terletak antara 08o14-09o00”

    Lintang selatan dan 120o30” -120o55” BT. KMT yang beribukota di Borong

    memiliki luas wilayah 249.455 Ha yang terbagi dalam 17 kelurahan dan 9

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    kecamatan. Komoditi unggulan yaitu sector pertanian, perkebunan,

    perikanan dan peternakan.

    .

    Gambar 4.2

    Peta Wilayah 3 Kabupaten di Manggarai, NTT

    Kabupaten Manggrai Barat secara geografis terletak pada

    08o14”LS—09o00”LS dan 119o21”-120o15”BT. Kabupaten Manggrai Barat

    yang beribukota di Labuan Bajo memiliki luas 294.750 hektar yag terbagi

    dalam 164 desa 5 kelurahan dan 10 kecamatan. Komoditi unggulan

    kabupaten Manggarai Barat yaitu sektor pertanian, perkebunan, perikanan,

    peternakan dan jasa serta wisata alam dan pariwisata dengan obyek seperti

    Taman Nasional Komodo, Kawasan hutan Mbeliling, Istana Ular, dan

    beberapa objek wisata air terjun seperti Cunca Rame dan Cunca

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Wulang.wisata budaya.sebagai penunjang kegiatan perekonomian,

    diwilayah ini tersedia 1 bandara udara, yaitu bandara komodo dan memilik

    satu ipelabuhan yaitu pelabuhan labuhan.

    b. Data Demografi

    Data demografi Kabupaten Manggarai Barat, Kabupaten

    Manggarai dan Kabupaten Manggarai Timur dapat dilihat di tabel-tabel 4.4

    Tabel 4.4

    Jumlah Penduduk di 3 Kabupaten di Manggarai Tahun 2013

    No Nama Kabupaten Jumlah

    Penduduk

    Kepadatan

    Penduduk

    (jiwa/km2)

    1 Manggarai Timur 264979 106

    2 Manggarai 309614 183

    3 Manggarai Barat 240905 82

    Hasil survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2013 data

    pendidikan penduduk di tiga kabupaten di Manggarai tahun 2013.

    Tabel 4.5

    Data Pendidikan Penduduk di Tiga Kabupaten Manggarai

    Tahun 2013

    No

    Nama Kabupaten

    Angka Melek

    Huruf (%)

    Tingkat Pendidikan (%)

    Tidak tamat

    SD SD SMP SMA

    Perguruan

    tinggi

    1 Manggarai Timur

    93,8 31,1 51,3 9,2 6,4 2,0

    2 Manggarai 93,2 41,2 31,6 13,3 10,3 3,6

    3 Manggarai Barat

    93,0 33,3 44,8 9,4 8,6 3,9

    Berdasarkan hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2013

    dikabupaten Manggarai Timur, persentase jumlah penduduk yang tidak

    mempunyai ijazah SD cukup tinggi yaitu sebesar 31,1 persen. Tertinggi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    yaitu penduduk dengan ijazah SD sebesar 51,3 persen. Diikuti oleh

    penduduk dengan ijazah SMP sebanyak 9,2 persen. Sedangkan penduduk

    dengan ijazah SMA/SMK hanya 6,4 persen dan perguruan tinggi hanya 2,0

    persen.

    Kabupaten Manggarai , persentase jumlah penduduk 10 tahun

    keatas yang tidak mempunyai ijazah sangat tinggi yaitu sebesar 41,2

    persen.Terbesar kedua yaitu penduduk dengan ijazah SD sebesar 31,6

    persen. Diikuti oleh penduduk dengan ijazah SMP sebanyak 13,3 persen.

    Sedangkan penduduk dengan ijazah SMA/SMK 10 persen dan perguruan

    tinggi hanya 3,6 persen.

    Kabupaten Manggarai Barat persentase jumlah penduduk yang

    tidak mempunyai ijazah SD cukup tinggi yaitu sebesar 33,3 persen.

    Tertinggi yaitu penduduk dengan ijazah SD sebesar 44,8 persen. Diikuti

    oleh penduduk dengan ijazah SMP sebanyak 9,4 persen. Sedangkan

    penduduk dengan ijazah SMA/SMK hanya 8,6 persen dan perguruan tinggi

    hanya 3,9 persen

    Tabel 4.6

    Data Kondisi Ekonomi Penduduk di 3 Kabupaten di Manggarai tahunh

    2013.

    No

    Nama Kabupa-

    ten

    Pendapatan

    perkapita (Rp/tahun

    )

    Keluarga

    Prasejahtera (%)

    Pekerjaan (%)

    Pertanian

    &perkebunan

    Industri,Konstruksi,

    Penggalian

    Dagang, Angkutan, Keuangan

    , Jasa

    1 Manggarai Timur

    1.609.866 55,1 82,4 10,6 7,0

    2 Manggarai

    2.103.662 59,1 63,7 11,9 24,4

    3 Manggarai Barat

    1.832.922 58,2 63,8 9,1 27,1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    c. Karakteristik Objek Penelitian

    Berikut ini disajikan profil sekolah SMA di kabupaten Manggarai,

    Manggarai Barat dan Manggarai Timur tahun 2015 yang menjadi

    sampel Penelitianseperti terlihat pada tabel 4.7.

    Tabel 4.7

    Profil Sekolah SMA di Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan

    Manggarai Timur tahun 2015 yang menjadi Sampel Penelitian

    No Nama SMA Negeri/Swasta 1 SMA “A” Negeri

    2 SMA “B” Swasta

    3 SMA “C” Negeri

    4 SMA “D” Negeri

    5 SMA “E” Negeri

    6 SMA “F” Swasta

    7 SMA “G” Swasta

    8 SMA “H” Swasta

    9 SMA “I” Negeri

    10 SMA “J” Negeri

    11 SMA “K” Negeri

    12 SMA “L” Negeri

    13 SMA “M” Swasta

    14 SMA “N” Swasta

    15 SMA “O” Swasta

    16 SMA “P” Negeri

    17 SMA “Q” Negeri

    18 SMA “R” Negeri

    19 SMA “S” Swasta

    20 SMA “T” Swasta

    21 SMA “U” Negeri

    22 SMA “V” Swasta

    23 SMA “W” Swasta

    24 SMA “X” Negeri

    25 SMA “Y” Negeri

    26 SMA “Z” Negeri

    27 SMA “AA” Swasta

    28 SMA “BB” Negeri

    29 SMA “CC” Negeri

    30 SMA “DD” Negeri

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    B. Deskripsi variabel penelitian

    Analisis deskriptif data variabel penelitian merupakan upaya

    menggambarkan secara umum tentang data yang diperoleh selama

    penelitian. Penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu kepemimpinan

    instruksional kepala sekolah, kinerja guru dan prestasi siswa. Variabel

    kinerja guru juga sebagai variabel intervening.

    Hasil jawaban responden untuk variabel kepemimpinan

    instruksional untuk: mean (rata-rata) sebesar 109,4, simpangan baku

    (standar deviasi) 12,6, titik tengah (median) 108,2, skor minimum

    sebesar 87,9 dan skor maksimum 138,1 . Untuk variabel kinerja guru

    diperoleh hasil mean (rata-rata) sebesar 10,92, simpangan baku (standar

    deviasi) 16,2, titik tengah (median) 106,9, skor minimum sebesar 80,6

    dan skor maksimum 143,8. Rerata prestasi hasil ujian nasional mean

    (rata-rata) sebesar 4,4, simpangan baku (standar deviasi) 0,8, titik tengah

    (median) 4,1, skor minimum sebesar 3,3 dan skor maksimum 6,3.

    Hasil rekapitulasi skor total data dstribusi frekuensi Kepemimpinan

    Instruksional, kepala sekolah, kinerja guru dan nilai ujian nasional tahun

    ajaran 2013/2014 pada lampiran 4.

    a. Deskripsi Data Variabel Kepemimpinan Instruksional Kepala

    Sekolah

    Deskriptif variabel kepemimpinan instruksional kepala

    sekolah bertujuan menggambarkan pendapat kepala sekolah dan

    persepsi guru wali kelas tiga tentang penerapan kepemimpinan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    instukrusional kepala sekolah SMA di 30 sekolah SMA di

    kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.

    Berikut disajikan hasil deskripsi distribusi frekuensi data penerapan

    variabel kepemimpinan instruksional kepala sekolah

    Tabel 4.8

    Distribusi frekuensi Penerapan Kepemimpinan

    Instruksioanl Kepala Sekolah

    No Rentang Nilai Frekuensi Persentase

    1 30 - 54 0 0%

    2 55 - 78 0 0%

    3 79 - 102 9 30%

    4 103 - 126 19 63,3%

    5 126 - 150 2 6,7%

    Jumlah 30 100%

    Sumber: Riduwan 2013

    Gambar 2.1 di bawah berdasarakan kriteria interprestasi

    skor kepemimpinan instruksional kepala sekolah pada tabel 3.3