16
1 PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN VIVIAN CHRISTIANA DEASY ARIYANTI RAHAYUNINGSIH Trisakti School of Management [email protected] [email protected] Abstract: The purpose of this research is to analyze factors that affect the disclosure of corporates social responsibility. The factors are profitability, firm size, foreign ownership, liquidity, board size, tax aggressiveness, debt ratio, growth and firm age impact to Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure. The samples of this research are non-financial companies listed in Indonesia Stock exchange during the research period 2017 until 2019. There are 155 companies used as samples. The hypotheses were tested by using multiple regression analysis. The results show that firm size, foreign ownership, tax aggressiveness and firm age have effect to CSR implementation. On the other hand, profitability, board size, debt ratio, liquidity and growth have no influence on CSR disclosure. Keywords: csr disclosure, profitability, firm size, foreign ownership, board size, tax aggressiveness. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Faktor-faktor yang diteliti adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan asing, ukuran direksi, agresivitas pajak, rasio hutang, likuiditas, pertumbuhan dan umur perusahaan yang dilihat pengaruhnya terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2017 sampai 2019. Terdapat 155 perusahaan yang digunakan sebagai sampel. Pengujian hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kepemilikan asing, agresivitas pajak dan umur perusahaan berpengaruh terhadap implementasi tanggung jawab sosial perusahaan. Profitabilitas, ukuran direksi, rasio hutang dan likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kata kunci: pengungkapan csr, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan asing, ukuran direksi, agresivitas pajak. . PENDAHULUAN Kerusakan lingkungan dan polusi yang berasal dari aktivitas perusahaan merupakan sebuah peristiwa yang dapat memperburuk reputasi perusahaan. Tidak hanya itu, pelanggaran hak konsumen dan hak pegawai, korupsi, dan aktivitas illegal yang dilakukan perusahaan memiliki dampak terhadap kegiatan operasional perusahaan (Cahyani dan Suryaningsih 2016). Dewasa ini, perusahaan mulai berfokus kepada masalah sosial seiring dengan semakin sadarnya stakeholders akan kerusakan yang disebabkan oleh perusahaan dan kelalaian perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada masyarakat.

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

1

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA

PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

VIVIAN CHRISTIANA

DEASY ARIYANTI RAHAYUNINGSIH

Trisakti School of Management [email protected]

[email protected]

Abstract: The purpose of this research is to analyze factors that affect the disclosure of corporates social responsibility. The factors are profitability, firm size, foreign ownership, liquidity, board size, tax aggressiveness, debt ratio, growth and firm age impact to Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure. The samples of this research are non-financial companies listed in Indonesia Stock exchange during the research period 2017 until 2019. There are 155 companies used as samples. The hypotheses were tested by using multiple regression analysis. The results show that firm size, foreign ownership, tax aggressiveness and firm age have effect to CSR implementation. On the other hand, profitability, board size, debt ratio, liquidity and growth have no influence on CSR disclosure.

Keywords: csr disclosure, profitability, firm size, foreign ownership, board size, tax aggressiveness. Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Faktor-faktor yang diteliti adalah profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan asing, ukuran direksi, agresivitas pajak, rasio hutang, likuiditas, pertumbuhan dan umur perusahaan yang dilihat pengaruhnya terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2017 sampai 2019. Terdapat 155 perusahaan yang digunakan sebagai sampel. Pengujian hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, kepemilikan asing, agresivitas pajak dan umur perusahaan berpengaruh terhadap implementasi tanggung jawab sosial perusahaan. Profitabilitas, ukuran direksi, rasio hutang dan likuiditas tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kata kunci: pengungkapan csr, profitabilitas, ukuran perusahaan, kepemilikan asing, ukuran direksi, agresivitas pajak.

. PENDAHULUAN Kerusakan lingkungan dan polusi yang

berasal dari aktivitas perusahaan merupakan sebuah peristiwa yang dapat memperburuk reputasi perusahaan. Tidak hanya itu, pelanggaran hak konsumen dan hak pegawai, korupsi, dan aktivitas illegal yang dilakukan perusahaan memiliki dampak terhadap

kegiatan operasional perusahaan (Cahyani dan Suryaningsih 2016). Dewasa ini, perusahaan mulai berfokus kepada masalah sosial seiring dengan semakin sadarnya stakeholders akan kerusakan yang disebabkan oleh perusahaan dan kelalaian perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada masyarakat.

Page 2: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

2

Cahyani dan Suryaningsih (2016) menyatakan bahwa perusahaan dituntut untuk tidak hanya mementingkan keuntungan tapi juga memperhatikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Keseimbangan dari ketiga komponen tersebut dapat menjadi salah satu strategi untuk menambah nilai perusahaan. Reputasi dapat ditingkatkan dan keunggulan kompetitif dapat diperoleh dengan cara melakukan aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) (Waluyo 2017). CSR dilihat sebagai bentuk komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi jangka panjang terhadap suatu masalah dalam masyarakat atau lingkungan (Cahyani dan Suryaningsih 2016).

Beberapa pelanggaran yang berkaitan dengan CSR pernah terjadi di Indonesia, salah satunya adalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Kalimantan, Riau dan Sumatra yang terjadi di bulan September 2019. Luas karhutla di Indonesia sendiri selama 2019 sudah mencapai 328.722 hektare. Tidak hanya merusak lingkungan, karhutla tersebut menyebabkan bencana asap dengan kota Palangkaraya yang berakibat kualitas udaranya menjadi yang paling buruk yaitu pada level berbahaya. Hal ini menyebabkan penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) bermunculan di kota-kota yang terkena bencana asap, kegiatan ekonomi pun lumpuh karena tidak adanya penerbangan dan warga yang tidak dapat beraktivitas normal. Karhutla ini disebabkan karena adanya praktik land clearing oleh perusahaan-perusahaan yang tidak bertanggung jawab.

Pelaksanaan CSR yang kurang maksimal di Indonesia dilatarbelakangi oleh beberapa faktor seperti, peraturan pemerintah yang tidak mewajibkan perusahaan melakukan dan mengungkapkan kegiatan CSR, kemudian untuk melakukan dan mengungkapkan kegiatan CSR membutuhkan biaya yang tidak sedikit (Yuliawati dan Sukirman 2015). Kegiatan CSR juga dianggap sebagai beban, sehingga bagi manajemen, kegiatan CSR tidak menguntungkan

bagi shareholders maupun perusahaan (Grandis dan Panggabean 2018).

Penerapan CSR dipertanggungjawabkan kepada stakeholders melalui pengungkapan CSR yang dituangkan dalam laporan tahunan (Bangun et al. 2016). Pengungkapan CSR berisi informasi atas aktivitas perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya kepada masyarakat dan lingkungan (Gantyowati dan Agustine 2017). Implementasi CSR yang baik secara berkelanjutan akan menjamin keberlangsungan perusahaan (Swandari dan Sadikin 2016).

Peneltian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang telah dilakukan, dengan menggunakan acuan utama dari Rodriguez-Fernandez (2015). Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah: (1) Hanya mengambil variabel ROA sebagai proxy untuk mengukur profitability; (2) Penambahan variabel independen yaitu firm size, foreign ownership, board size, tax aggressiveness, debt ratio, liquidity, growth dan firm age. Variabel-variabel tersebut ditambahkan dari jurnal Gantyowati dan Agustine (2017), Grandis dan Panggabean (2018), Giannarakis (2013), Waluyo (2017) ; (3) Obyek penelitian ini adalah perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2017 hingga tahun 2019, sedangkan obyek penelitian sebelumnya adalah perusahaan yang terdaftar di The Madrid Stock Exchange Spanyol pada tahun 2009.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh kinerja keuangan dan tata kelola perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Penelitian ini disusun dengan urutan penulisan sebagai berikut: penelitian ini diawali dengan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penelitian, teori dan hasil penelitian sebelumnya sebagai dasar pengembangan hipotesis. Bagian kedua meliputi metode penelitian yang terdiri dari pemilihan sampel dan pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran variabel. Bagian

Page 3: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

3

ketiga meliputi hasil penelitian dan pembahasan. Bagian keempat meliputi simpulan, keterbatasan dan saran untuk peneliti selanjutnya. Teori Legitimasi Teori ini merupakan basic dari pengungkapan CSR (Waluyo 2017). Dalam teori ini perusahaan berada dalam kontrak sosial dengan masyarakat, dimana masyarakat berperan penting dalam keberlangsungan perusahaan (Susanto dan Joshua 2019). Chan et al. (2014) juga mengatakan jika seorang manajer menilai bahwa kegiatan operasional tidak sejalan dengan kontrak sosialnya, maka manajer tersebut akan melakukan strategi perbaikan. Teori ini didasarkan oleh persepsi, dimana strategi perbaikan yang diterapkan oleh manajer yang mempengaruhi pihak eksternal harus diungkapkan. Teori legitimasi bergantung kepada sebuah asumsi dimana seorang manajer akan membuat keputusan yang menunjukkan pada masyarakat bahwa perusahaan tersebut mencoba untuk mengikuti harapan masyarakat (Chan et al. 2014). Dalam teori ini, kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan jika masyarakat menilai bahwa perusahaan tersebut mempunyai legitimasi yang cukup, jika tidak maka masyarakat akan mengancam Kerberlangsungan perusahaan seperti contohnya konsumen yang melakukan boycott produk perusahaan tersebut (Chan et al. 2014). Perusahaan berusaha untuk mendapatkan persetujuan dari masyarakat melalui legitimasi aktivitas perusahaan dengan cara melakukan pengungkapan CSR dan dengan itu dapat mempertahankan kelanjutan usahanya. Teori Pemangku Kepentingan

Teori pemangku kepentingan memberi penekanan kepada hubungan antar perusahaan dengan pemangku kepentingan, dimana perusahaan bukan hanya dituntut untuk memenuhi kebutuhan pemegang saham, tapi juga pemangku kepentingan untuk keberlanjutan jangka panjang perusahaan (Visser et al. 2010).

Kelangsungan hidup perusahaan bergantung pada dukungan pemangku kepentingan (stakeholders) dan untuk mendapat dukungan tersebut, perusahaan harus melakukan aktivitas-aktivitas yang menguntungkan bagi stakeholders supaya dapat memperoleh dukungan dari mereka (Bangun et al. 2016). Berdasarkan teori pemangku kepentingan, keberlangsungan suatu perusahaan tidak terlepas dari keberadaan lingkungan sosialnya, karena itu, menjaga kepercayaan stakeholders terhadap perusahaan sangat dibutuhkan agar perusahaan mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba dan menjamin going concern. (Ardianto dan Mahfudz 2011). Fokus perusahaan berpindah dari awalnya shareholder focused menjadi stakeholder focused yang artinya perusahaan akan secara sukarela melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi stakeholders. Kegiatan yang biasa dilakukan tertuang dalam bentuk program walaupun kegiatan tersebut tidak menguntungkan perusahaan (Susanto dan Joshua 2019). Profitability Profitability menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dari sumber daya yang dimiliki (Riantani dan Nurzamzam 2015). Riantani dan Nurzamzam (2015) menyatakan bahwas tingkat profitabilitas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan dapat memperoleh laba yang lebih tinggi kemudian dengan laba yang tinggi, perusahaan memiliki fleksibilitas dalam penggunaan dananya dan dana tersebut dapat dipakai untuk memperbanyak kegiatan CSR yang dilakukan.

Return on Asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba dari seluruh dana dan aset yang dimiliki oleh perusahaan (Jenny dan Christina 2019). Yuliawati dan Sukirman (2015) menjelaskan ROA adalah kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba dalam rangka meningkatkan

Page 4: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

4

nilai pemegang saham. Hasil penelitian yang dilakukan oleh

Fernandez (2015), Gunawan et al. (2018), Munsaidah et al. (2016), Gantyowati dan Agustine (2017), Swandari dan Sadikin (2016), Oktavianawati dan Sri (2018), serta Dewi dan Keni (2013) menunjukkan adanya hubungan antara profitability dengan pengungkapan CSR. Hasil penelitian yang dilakukan Riantani dan Nurzamzam (2015), Dermawan dan Deitiana (2014) serta Wasito et al. (2016) menunjukkan tidak adanya pengaruh antara profitability terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

H₁ : Profitability berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Firm Size Firm size biasanya diukur dari total aset, total penjualan dan jumlah tenaga kerja. Firm size juga dapat dilihat dari seberapa besar aktiva yang dimiliki, baik aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar (Santioso dan Chandra 2012). Perusahaan yang lebih besar cenderung mendapat perhatian yang lebih dari masyarakat umum, oleh karena itu tekanan publik juga akan menjadi lebih besar dan perusahaan yang besar akan memiliki karakteristik aktivitas operasional yang memberikan dampak yang lebih besar kepada masyarakat, sehingga perusahaan akan melaksanakan tanggung jawab sosialnya untuk menghindari konflik dengan masyarakat di tempat perusahaan beroperasi (Urmila dan Mertha 2017). Adanya perbedaan pengungkapan antara perusahaan berskala besar dengan perusahaan berskala kecil dilatarbelakangi oleh ketidaksadaran manajer perusahaan kecil akan manfaat dari pengungkapan yang dilakukan (Delvia dan Alexander 2019). Perusahaan yang lebih besar mungkin akan memiliki pemegang saham yang mempunyai kepentingan dengan program CSR perusahaan yang diungkapkan melalui laporan tahunan, dimana laporan tahunan merupakan alat komunikasi yang efisien untuk menunjukkan transparansi dan

akuntabilitas perusahaan (Dermawan dan Deitiana 2014).

Hasil penelitian oleh Riantani dan Nurzamzam (2015), Gantyowati dan Agustine (2017), Giannarakis (2013), Oktavianawati dan Sri (2018), Bangun et al. 2016, Dermawan dan Deitiana (2014), Yu dan Lee (2017) serta Dewi dan Keni (2013) menunjukkan firm size berpengaruh signifikan positif terhadap pengungkapan CSR. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Susanto dan Joshua (2018), Munsaidah et al. (2016) serta Sembiring (2006), firm size berpengaruh positif terhadap CSR.

Sebaliknya, penelitian oleh Ebiringa et al. (2013) tidak mendukung hasil penelitian diatas, dimana hasil penelitian menunjukkan firm size berpengaruh negatif terhadap CSR. Dalam penelitian oleh Cahyani dan Suryaningsih (2016); Swandari dan Sadikin (2016) menunjukkan tidak adanya pengaruh antar firm size dengan pengungkapan CSR.

H₂ : Firm Size berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Foreign Ownership

Investor asing memiliki pengalaman dalam berinvestasi di banyak negara dan mereka dapat memberikan teknik manajemen baru dan investor asing dinilai lebih baik dalam implementasi CSR sebagai bagian dari tata kelola perusahaan (Swandari dan Sadikin, 2016). Investor asing biasanya akan lebih memilih untuk berinvestasi ke perusahaan yang operasional bisnisnya lebih bertanggung jawab karena investasi di daerah asing memiliki risiko yang lebih tinggi karena itu semakin tinggi tingkat foreign ownership dalam perusahaan maka permintaan pengungkapan CSR akan menjadi lebih tinggi (Cahyani dan Suryaningsih 2016).

Hasil penelitian oleh Grandis dan Panggabean (2018) menunjukkan₃ bahwa foreign ownership berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian yang dilakukan Cahyani dan Suryaningsih (2016), Oktariani dan Mimba (2014), Swandari dan

Page 5: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

5

Sadikin (2016) serta Urmila dan Mertha, (2017) menunjukkan tidak adanya pengaruh antara profitability terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial. H₃ : Foreign Ownership berpengaruh terhadap

pengungkapan Corporate Social Res-ponsibility.

Board Size

Board size adalah banyaknya anggota direktur sebagai anggota dewan. Noviana dan Nelliyana (2017) menjelaskan bahwa dewan direksi adalah perwakilan pemegang saham perusahaan. Board size yang besar memberikan dampak positif karena direksi yang besar juga berarti kumpulan dari pengalaman dan keahlian yang berbeda-beda, sehingga keputusan yang dibuat oleh direksi akan lebih baik (Setiawan et al. 2018).

Hasil penelitian oleh Giannarakis (2013) serta Setiawan et al. (2018) menjelaskan bahwa board size mempunyai hubungan yang positif dengan pengungkapan CSR. Berbeda dengan hasil tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Krisna dan Suhardianto (2016) menunjukkan bahwa board size tidak berpengaruh terhadap CSR.

H₄ : Board Size berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Tax Aggressiveness

Tax Aggressiveness adalah salah satu jenis perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan untuk meminimalkan jumlah pajak yang harus dibayar (Grandis dan Panggabean 2018). Lanis dan Richardson (2013) menjelaskan bahwa semakin besar ukuran sebuah perusahaan, semakin kecil tingkat pajak efektifnya. Hal ini disebabkan oleh perusahaan yang lebih besar menggunakan sumber daya yang ada untuk membuat perencanaan pajak yang baik, menjalankan proses bisnisnya sedemikian rupa sehingga penghematan pajaknya bisa maksimal.

Hasil penelitian oleh Grandis dan

Panggabean (2018) menunjukkan tax aggressiveness tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Hasil penelitian oleh A.P dan Hardiningsih (2015) serta Lanis dan Richardson (2013) menunjukkan pengaruh positif tax aggressiveness terhadap pengungkapan CSR.

H₅ : Tax Aggressiveness berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Re-sponsibility.

Debt Ratio

Debt Ratio adalah rasio keuangan yang mengukur leverage perusahaan. Rasio tersebut dapat diartikan sebagai seberapa banyak porsi aset perusahaan yang didanai oleh hutang (Jenny dan Christina 2019). Leverage memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga leverage dapat memberikan informasi tingkat risiko tidak tertagihnya suatu utang (Dermawan dan Deitiana 2014). Sembiring (2006) menyatakan bahwa semakin tinggi angka leverage semakin besar kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak hutang, sehingga manajer perusahaan akan mencoba untuk melaporkan laba berjalan lebih tinggi daripada laba masa depan, karena laba berjalan yang dilaporkan harus lebih tinggi, perusahaan tidak banyak melakukan kegiatan CSR supaya biaya yang terjadi bisa ditekan sehingga dapat menghasilkan laba yang tinggi. Debt-to-Asset Ratio adalah salah satu analisa fundamental yang dapat digunakan untuk menghitung tingkat leverage (Cahyani dan Suryaningsih 2016).

Hasil penelitian sebelumnya oleh Cahyani dan Suryaningsih (2016) menunjukkan bahwa debt ratio tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Sedangkan, penelitian yang dilakukan oleh Yu dan Lee (2017) serta Yuliawati dan Sukirman (2015) menunjukkan debt ratio berpengaruh negatif terhadap pengungkapan CSR.

H₆ : Debt Ratio berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social

Page 6: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

6

Responsibility. Liquidity

Liquidity menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar lainnya yang dimiliki perusahaan dengan hutang lancar. Liquidity adalah rasio yang menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka pendeknya. Perusahaan yang mempunyai tingkat liquidity yang tinggi biasanya lebih sering melakukan aktivitas sosial sebagai bukti kepada investor bahwa perusahaan memiliki performa yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan lain (Gantyowati dan Agustine 2017).

Perusahaan yang mengungkapkan lebih banyak kegiatan CSR akan menjadi lebih menarik di mata investor dan menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kredibilitas dan akuntabilitas yang tinggi. Wasito et al. (2016) menjelaskan perusahaan yang memiliki kinerja baik (liquidity), diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi pemegang kepentingan. Kontribusi tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan CSR. Hal ini menunjukkan kepedulian perusahaan akan masyarakat sebagai salah satu stakeholders.

Dalam penelitian Gantyowati dan Agustine (2017), liquidity, yang diukur dengan current ratio, berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Putri dan Christiawan (2014) menunjukkan tidak adanya pengaruh liquidity terhadap pengungkapan CSR.

H₇ : Liquidity berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Growth

Growth menunjukkan peningkatan dalam performa keuangan perusahaan karena itu growth adalah salah satu indikator yang mempengaruhi minat investor untuk menanamkan modalnya dalam suatu perusahaan (Waluyo 2017). Dalam menanamkan modalnya, investor akan melihat tingkat

pertumbuhan perusahaan karena tingkat pertumbuhan yang tinggi berarti perusahaan memiliki kesempatan untuk memberikan profitabilitas yang tinggi di masa depan (Yovana dan Kadir 2020). Tingkat pertumbuhan perusahaan yang terus meningkat menunjukkan kesuksesan perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya (Noviana dan Nelliyana 2017). Hal tersebut menyebabkan pendanaan internal perusahaan juga meningkat sehingga perusahaan dapat melakukan program CSR yang lebih banyak. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Waluyo (2017), Yovana dan Kadir (2020) serta Juniartha dan Dewi (2019) menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap CSR. Hasil penelitian oleh Munsaidah et al. (2016) menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap CSR. H₈ : Growth berpengaruh terhadap

pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Firm Age

Firm age adalah sebuah indikator yang menunjukkan keberadaan dan kemampuan perusahaan untuk berkompetisi dengan pesaingnya (Waluyo 2017). Firm age dapat dikaitkan dengan kinerja keuangan sebuah perusahaan (Santioso dan Chandra 2012). Perusahaan yang telah beroperasi dalam waktu yang lama biasanya akan mengungkapkan lebih banyak informasi (Delvia dan Alexander 2019). Firm age menunjukkan kemampuan perusahaan dalam keunggulan berkompentensi, investor cenderung lebih memilih untuk berinvestasi ke perusahaan yang sudah lama berdiri karena lamanya perusahaan berdiri menunjukkan tingkat kredibilitasnya (Dewi dan Keni 2013).

Penelitian sebelumnya oleh Cahyani dan Suryaningsih (2016), Dewi dan Keni (2013), Susanto dan Joshua (2018) serta Santioso dan Chandra (2012) menunjukkan bahwa firm age tidak berpengaruh terhadap pengungkapan implementasi CSR. Sebaliknya, penelitian oleh

Page 7: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

7

Waluyo (2017) dan Munsaidah et al. (2016) menunjukkan bahwa usia perusahaan berpengaruh terhadap CSR.

H₉: Firm Age berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social

Responsibility. METODE PENELITIAN Model penelitian yang dikembangkan berdasarkan uraian diatas adalah sebagai berikut:

Gambar 1

Model Penelitian

Sampel diambil dari perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2017 hingga 2019. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Tabel 1

menunjukkan kriteria dalam pemilihan sampel dan jumlah data yang memenuhi kriteria-kriteria yng sudah ditetapkan.

Pengungkapan CSR diukur dengan menggunakan Corporate Social Responsibility

Corporate Social

Responsibility

(CSR)

Profitability

(ROA)

Firm Size

(SIZE)

Foreign Ownership

(FOREIGN)

Liquidity

(LIQ)

Board Size

(BSIZE)

Tax Aggressiveness

(ETR)

Debt Ratio

(DAR)

Growth

(GROWTH)

Firm Age

(AGE)

Page 8: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

8

Disclosure Index (CSRDI) berdasarkan Global Reporting Initiatives (GRI) G4 dengan total 91 disclosure items yang terdiri dari pengungkapan di bidang economic (EC), environment (EN), human rights (HR), labor practices (LP), product responsibility (PR) dan society (SO). Jika item CSR diimplementasikan dan diungkapkan maka akan diberi nilai 1 dan jika tidak maka nilai 0 akan diberikan (Cahyani dan Suryaningsih 2016). Lalu untuk memperoleh nilai CSRDI, item CSR tersebut dijumlah dan dibagi dengan total 91 disclosure items.

CSRDI = CSR 𝑖𝑚𝑝𝑙𝑒𝑚𝑒𝑛𝑡𝑒𝑑 𝑎𝑛𝑑 𝑑𝑖𝑠𝑐𝑙𝑜𝑠𝑒𝑑

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 GRI G4 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑐𝑎𝑡𝑜𝑟𝑠 (91)

Profitability diukur menggunakan ROA. Menurut Riantani dan Nurzamzam (2015), rumus ROA adalah sebagai berikut:

ROA = 𝑁𝑒𝑡 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Firm size adalah ukuran perusahaan yang dapat diukur dengan total asset, total penjualan atau jumlah karyawan (Waluyo 2017), firm size diukur menggunakan logaritma dari total aset (Riantani dan Nurzamzam 2015).

SIZE = log (𝑏𝑜𝑜𝑘 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑜𝑓 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡) Foreign ownership merupakan proporsi kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau individual asing (Grandis dan Panggabean 2018). Penelitian ini mengacu kepada Grandis dan Panggabean (2018) yang menggunakan foreign ownership sebagai variabel dummy, yaitu dengan memberikan nilai 1 jika persentasi kepemilikan asing ≥5% dan memberikan nilai 0 jika persentasi kepemilikan asing sebesar <5%. Kepemilikan asing ≥ 5% diberikan nilai 1 Kepemilikan asing < 5% diberikan nilai 0

Liquidity merupakan kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dalam penelitian ini liquidity adalah skala rasio dan diukur menggunakan rumus current asset to current liabilities (Wasito et al. 2016).

LIQ = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

Board size adlaah jumlah direktur dalam dewan direksi perusahaan (Giannarakis 2013).

BSIZE = 𝑛𝑢𝑚𝑏𝑒𝑟 𝑜𝑓 𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡𝑜𝑟𝑠

𝑜𝑛 𝑡ℎ𝑒 𝑐𝑜𝑚𝑝𝑎𝑛𝑦′𝑠 𝑏𝑜𝑎𝑟𝑑

Tax aggressiveness adalah kemampuan perusahaan dalam mengurangi jumlah pajak terhutang. Tax aggressiveness diukur menggunakan Effective Tax Rate (ETR). ETR adalah perbandingan antara income tax expense currently payable dengan pre-tax accounting (or book) income (Lanis dan Richardson 2012)

ETR = 𝐼𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑥 𝑒𝑥𝑝𝑒𝑛𝑠𝑒

EBIT

Debt ratio adalah jumlah hutang yang mendanai struktur modal perusahaan (Cahyani dan Suryaningsih 2016). Variabel debt ratio diukur menggunakan DAR.

DAR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

Growth adalah persentase kenaikan nilai aset suatu perusahaan pada tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya (Juniartha dan Dewi 2017). Rumus Growth

adalah sebagai berikut:

GROWTH = [𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑡

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑡−1] 𝑥 100%

Firm age adalah perbedaan antar tahun penelitian dan tahun perusahaan berdiri (Yu dan

Page 9: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

9

Lee 2017). Dalam penelitian ini, firm age diukur menggunakan skala rasio dengan rumus sebagai berikut:

AGE= Tahun Penelitian – Tahun Pendirian

Perusahaan

Penelitian ini menggunakan model regresi berganda untuk menguji variabel independen profitability, firm size, foreign ownership, liquidity, board size, tax aggressiveness, debt ratio, growth dan firm age terhadap variabel dependen pengungkapan CSR. Model persamaan adalah sebagai berikut:

CSRDI= α + β1 ROA+ β2 SIZE + β3 FOREIGN + β4 LIQ + β5 BSIZE + β6 ETR+ β7 DAR + β8 GROWTH + β9 AGE + ε Keterangan: CSRDI index pengungkapan CSR α konstanta β1-9 koefisien regresi tiap variabel

independen ROA return on asset SIZE firm size FOREIGN foreign ownership LIQ liquidity BSIZE board size ETR effective tax rate DAR rasio leverage, total debt-to-

asset ratio GROWTH assets growth AGE firm age ε error HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2 menunjukkan hasil uji statistic deskriptif dan tabel 3 menunjukkan hasil uji t. sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji kualitas data dan uji asumsi klasik. Hasil dari uji kualitas data menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal dengan nilai sig. sebesar 0,000. Hasil dari uji asumsi klasik menunjukkan terjadinya autokorelasi dalam model penelitian dan terjadi heteroskedastisitas pada variabel

SIZE. Tabel 2 menunjukkan nilai minimum dari variabel CSRDI adalah 0,0110 dan nilai maksimum 0,7033 serta standar deviasi sebesar 0,10088. Nilai mean variabel CSRDI sebesar 0,11741 menunjukkan bahwa sebagian besar dari perusahaan yang dijadikan sampel penelitian hanya mengungkapkan sedikit item CSR. Setelah semua uji asumsi dilakukan, langkah berikutnya adalah melakukan pengujian hipotesis terhadap model regresi berganda. Tujuan analisis ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah profitability, firm size, foreign ownership, liquidity, board size, tax aggressiveness, debt ratio, growth dan firm age sedangkan variabel independennya adalah pengungkapan CSR. Hasil analisis koefisien determinasi menunjukkan nilai Adj. R² sebesar 0,247. Hal ini berarti besarnya variabel dependen CSR yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen dalam penelitian ini adalah sebesar 24,7% sedangkan variasi sebesar 75,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan kedalam penelitian. Berdasarkan tabel 3, maka persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

CSRDI=−0,755 −0,065 ROA+ 0,067 SIZE − 0,030 FOREIGN +0,000294 LIQ + 0,000449 BSIZE + 0,092 ETR+ 0,011 DAR − 0,001 GROWTH + 0,001AGE + ε Nilai konstanta CSDRI menunjukkan angka –0,755 yang berarti apabila semua variabel independen bernilai 0, maka CSRDI akan bernilai –0,755. Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel profitability memiliki nilai sig. sebesar 0,270 dimana nilai tersebut lebih besar daripada 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa ROA tidak memiliki pengaruh terhadap

pengungkapan CSR, sehingga H₁ tidak diterima. Ketika perusahaan memiliki tingkat keuntungan

Page 10: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

10

yang tinggi, manajer tidak perlu melaporkan aktivitas yang dapat mengganggu kepentingan perusahaan yakni mengalokasikan keuntungan untuk kepentingan manajer (Riantani dan Nurzamzam 2015). Di Indonesia, perusahaan menganggap CSR tidak memberikan nilai positif bagi perusahaan dan hanya menjadi beban karena perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih untuk melakukan pengungkapan CSR (Wasito et al. 2016) Hasil uji t menunjukkan bahwa firm size memiliki nilai sig. sebesar 0,000 yang lebih kecil dari nilai alpha 0,005. Nilai tersebut menunjukkan bahwa firm size berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR sehingga dapat disimpulkan

bahwa H₂ diterima. Perusahaan dengan ukuran lebih besar umumnya mempunyai tanggung jawab yang lebih besar pula kepada masyarakat. Selain itu, masyarakat juga menaruh perhatian yang lebih besar pada perusahaan tersebut, karena itu perusahaan akan mengungkapkan informasi dan melakukan aktivitas CSR yang lebih banyak (Susanto dan Joshua, 2019). Semakin besar firm size, maka semakin besar pula perhatian yang diberikan oleh masyarakat. Hal ini terjadi karena kegiatan operasional perusahaan lebih berdampak kepada masyarakat, sehingga tekanan untuk melakukan lebih kegiatan CSR juga lebih besar (Riantani dan Nurzamzam 2015).

Hasil uji t menunjukkan bahwa foreign ownership memiliki signifikansi sebesar 0,002. Nilai tersebut lebih kecil daripada 0,05. Nilai tersebut menunjukkan bahwa foreign ownership berpengaruh negatif terhadap CSR, sehingga

dapat disimpulkan H₃ diterima. Kepemilikan asing di Indonesia juga menganggap masalah lingkungan sebagai masalah yang cukup serius untuk diungkapkan dalam laporan tahunan (Grandis dan Panggabean 2018). Hasil uji t menunjukkan nilai sig. dari board size adalah sebesar 0,867. Nilai tersebut lebih besar daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa (H₄) tidak diterima dimana board size tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Secara umum direksi lebih

mengutamakan kinerja keuangan daripada memperoleh legitimasi publik melalui pengungkapan CSR (Krisna dan Suhardianto 2016).

Hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi dari variabel independen tax aggressiveness adalah sebesar 0,006. Nilai ini lebih kecil daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H₅ diterima yakni tax aggressiveness berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Nilai koefisien sebesar 0,092 memiliki arti ETR berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR. Tingkat ETR yang tinggi menunjukkan tingkat tax aggressiveness yang rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin rendah tax aggressiveness maka pengungkapan CSR akan semakin tinggi. Perusahaan dengan agresivitas pajak yang rendah cenderung mengungkapkan kegiatan CSR yang lebih banyak dan juga berkontribusi kepada masyarakat melalui pemerintah dengan cara membayar pajak. Harari et al. (2012) menjelaskan bahwa pajak merupakan bentuk dividen untuk masyarakat yang dibayar oleh perusahaan sebagai imbalan atas sumber daya yang digunakan perusahaan (Octaviana dan Rohman, 2014).

Hasil uji t menunjukkan nilai sig. dari debt ratio adalah sebesar 0,670. Nilai tersebut lebih besar daripada 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa (H₆) tidak diterima dimana debt ratio tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR. Kepemilikan hutang yang lebih tinggi akan menyebabkan perusahaan lebih memilih untuk menjaga tingkat laba setinggi mungkin sehingga perusahaan tidak mengeluarkan biaya yang dianggap tidak perlu, seperti biaya untuk melakukan kegiatan CSR (Krisna and Suhardianto 2016).

Hasil uji t menunjukkan nilai sig. dari variabel independen liquidity sebesar 0,862 dimana nilai ini lebih besar daripada nilai alpha 0,05 yang berarti liquidity tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR sehingga bisa

disimpulkan hipotesis alternatif ketujuh (H₇) tidak diterima. Hal ini dapat terjadi karena perusahaan

Page 11: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

11

mungkin saja sudah sadar akan manfaat positif CSR di masa depan, sehingga kinerja perusahaan, seperti tingkat hutang, profitabilitas ataupun likuiditas tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR (Putri and Christiawan 2014).

Hasil uji t menunjukkan nilai sig. dari variabel independen growth sebesar 0,755 dimana nilai ini lebih besar daripada nilai alpha 0,05 yang berarti growth tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR sehingga hipotesis

alternatif kedelapan (H₈) tidak diterima. Meskipun perusahaan dengan tingkat growth yang tinggi mendapat sorotan dari pemangku kepentingan, hal tersebut tidak mempengaruhi jumlah informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan, termasuk pengungkapan tanggung jawab sosial (Juniartha dan Dewi 2019). Perusahaan yang memiliki tingkat growth yang tinggi akan memilih untuk menggunakan dananya untuk kegiatan produksinya daripada untuk melakukan kegiatan CSR karena perusahaan dengan growth yang tinggi lebih berfokus terhadap kegiatan ekspansi (Yovana dan Kadir 2020).

Hasil uji t menunjukkan nilai signifikansi dari variabel firm age adalah 0,000. Nilai ini lebih kecil daripada 0,05 yang menunjukkan bahwa Firm Age memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR, sehingga dapat diartikan H₉ diterima. Perusahaan yang telah lama berdiri cenderung memiliki pengetahuan yang lebih banyak akan informasi yang seharusnya diungkapkan dalam laporan tahunan yang dapat memberikan pengaruh positif bagi perusahaan (Santioso and Chandra 2012). Semakin lama perusahaan berdiri, perusahaan tersebut semakin menunjukkan eksistensinya dan semakin bisa meningkatkan kepercayaan investor melalui aktivitas CSR (S. P. Dewi and Keni 2013). PENUTUP Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulan bahwa variabel firm size, foreign ownership, tax

aggressiveness dan firm age berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility sedangkan profitability, board size, debt ratio, liquidity dan growth tidak berpengaruh terhadap pengungkapan Corporate Social Responsibility. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah periode penelitian yang diambil hanya tiga tahun, yaitu dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019. Data penelitian ini tidak berdistribusi normal. Terdapat variabel yang tidak memenuhi uji heteroskedastisitas yaitu variabel firm size (SIZE). Terjadi autokorelasi dalam penelitian ini. Variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen hanya sebesar 24,7%. Terdapat unsur subjektif dalam memberikan skor terhadap item-item pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang telah disebutkan diatas, peneliti ingin memberikan beberapa rekomendasi untuk peneliti selanjutnya pertimbangkan. Peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan periode penelitian lain sehingga ada kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hasil yang lebih mendekati keadaan sebenarnya. Peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menambah data untuk mengatasi ketidaknormalan dalam distribusi data. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan transformasi data-data variabel, baik variabel bebas, variabel tidak bebas maupun keduanya agar asumsi heteroskedastisitas terpenuhi. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel independen yang dapat menjelaskan variabel dependen sebesar 75,3% seperti misalnya: kepemilikan publik, kepemilikan institusional, dualitas CEO, direksi wanita, board tenure, jumlah direktur independen dan ukuran dewan komisaris.

Page 12: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

12

REFERENCES:

A.P, Winda Plorensia, dan Pancawati Hardiningsih. 2015. Pengaruh Agresivitas Pajak Dan Media

Eksplosure Terhadap Corporate Social Responsibility. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Volume 4(2) ISSN :1979-4878): 136–51.

Ardianto, Elvinaro, dan Dindin M. Mahfudz. 2011. Efek Kedermawanan Pebisnis Dan CSR Berlipat-Lipat. Jakarta: Kompas Gramedia.

Bangun, Nurainun, Andhika Christie, dan Henryanto Wijaya. 2016. Pengaruh Tipe Industri , Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 18(2): 123–30.

Cahyani, Clara dan Rosita Suryaningsih. 2016. The Effect of Leverage, Board of Commissioner, Foreign Ownership, Company Age, and Company Size Towards the Disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) Implementation. Accounting and Finance Review 1(1): 27–33.

Chan, Mui Ching Carina, John Watson, dan David Woodliff. 2014. Corporate Governance Quality and CSR Disclosures.Journal of Business Ethics 125(1): 59–73.

Delvia,Yessica, dan Nico Alexander. 2019. The Effect of Size, Firm Age, Growth, Audit Reputation, Ownership and Financial Ratio on Intellectual Capital Disclosure. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 20(1): 69–76.

Dermawan, Decky, dan Tita Deitiana. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 16(2): 158–65.

Dewi, Sofia Prima, dan Keni. 2013. Pengaruh Umur Perusahaan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 15(1): 1–12.

Ebiringa, O., Emeh. Yadirichukwu, E.E. Chigbu, dan Ogochukwu Obi Joseph. 2013. Effect of Firm Size and Profitability on Corporate Social Disclosures: The Nigerian Oil and Gas Sector in Focus. British Journal of Economics, Management & Trade 3(4): 563–74.

Gantyowati, Evi, dan Kendra Farica Agustine. 2017. Firm’s Characteristics and CSR Disclosure, Indonesia and Malaysia Cases. Review of Integrative Business and Economics Research 6(3): 131–45.

Giannarakis, Grigoris. 2014. The Determinants Influencing the Extent of CSR Disclosure. International Journal of Law and Management 56(5): 393–416.

Grandis, Winny, dan Rosinta Ria Panggabean. 2018. The Impact of Tax Aggressiveness, Firm Size, and Foreign Ownership To Social Responsibility. Jurnal Ilmiah Akuntansi Universitas Pamulang 6(2): 156.

Idhom, Adhi M. 2019. Penyebab dan Akibat Kebakaran Hutan di Kalimantan Hingga Sumatra. tirto.id, 17 September, https://tirto.id/penyebab-dan-akibat-kebakaran-hutan-di-kalimantan-hingga-sumatera-eic3. (diakses 15 November 2020).

Jenny, dan Silvy Christina. 2019. Do Financial Ratios, Firm Characteristics and Corporate Governance Affect Firm Performance? Jurnal Bisnis dan Akuntansi 20(1): 45–50.

Juniartha, I Made, dan Raden Rosiyana Dewi. 2019. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen, Kinerja Lingkungan, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pengungkapan Lingkungan. Jurnal Akuntansi Trisakti 4(2): 117.

Kharismar, Emir, dan Stella. 2014. The Influence of Collateralized Assets , Profitability , Income Tax , Non-Debt Tax Shield , Firm Size and Growth on Capital Structure. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 16(2): 114–22.

Page 13: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

13

Krisna, Aditya Dharmawan, dan Novrys Suhardianto. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Jurnal Akuntansi dan Keuangan 18(2): 119–27. Lanis, Roman, dan Grant Richardson. 2012. Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness:

An Empirical Analysis. Journal of Accounting and Public Policy 31(1): 86–108. ———. 2013. Corporate Social Responsibility and Tax Aggressiveness: A Test of Legitimacy Theory.

Accounting, Auditing and Accountability Journal 26(1): 75–100. Munsaidah, Siti, Rita Andini, dan Agus Supriyanto. 2016. Analisis Pengaruh Firm Size, Age, Profitabilitas,

Leverage, Dan Growth Perusahaan Terhadap Corporate Social Rerponsibility (CSR) Pada Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2010-2014. Journal of Accounting 2(2): 1–11.

Noviana, Kezia Crusita, dan Nelliyana. 2017. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Non Keuangan Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal Bisinis dan Strategi 19(1): 168–76.

Octaviana, Natasya Elma, dan Abdul Rohman. 2014. Pengaruh Agresivitas Pajak Terhadap Corporate Social Responsibility: Untuk Menguji Teori Legitimasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Pertambangan Dan Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012). Dipenogoro Journal of Accounting 3(2):1-12.

Oktavianawati, Leny, dan Indah Fajarrini Sri. 2018. The Factors That Influence the Disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR). AAJ: Accounting Analysis Journal 7(2): 119–26.

Putri, Rafikia Anggraini, dan Yulius Jogi Christiawan. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Leverage Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility” Business Accounting Review 2(1): 2014.

Riantani, Suskim, dan Hafidz Nurzamzam. 2015. Analysis of Company Size, Financial Leverage, and Profitability and Its Effect To Csr Disclosure. Jurnal Dinamika Manajemen 6(2): 203–13.

Rodriguez-Fernandez, Mercedes. 2015. Social Responsibility and Financial Performance: The Role of Good Corporate Governance. BRQ Business Research Quarterly 19(2): 137–51

Santioso, Linda, dan Erline Chandra. 2012. Pengaruh Profitabilitas Ukuran Perusahaan, Leverage, Umur Perusahaan, dan Dewan Komisaris Dalam Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Management Analysis 2(1): 7.

Sembiring, Eddy Rismanda. 2006. Karateristik Perusahaan Dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Study Empiris Pada Perusahaan Yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Maksi 6(1): 69–85.

Setiawan, Doddy, Ratna Tri Hapsari, dan Anas Wibawa. 2018. Dampak Karateristik Dewan Direksi terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan Pertambangan di Indonesia. MIX:Jurnal Ilmiah Manajemen VIII(1): 50–72.

Susanto, Yulius Kurnia, dan Daves Joshua. 2019. Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. EKUITAS (Jurnal Ekonomi dan Keuangan) 2(4): 572.

Swandari, Fifi, dan Ali Sadikin. 2016. The Effect of Ownership Structure, Profitability, Leverage, and Firm Size on Corporate Social Responsibility (CSR). Binus Business Review 7(3): 315.

Urmila, Ni Made Diah, dan Made Mertha. 2017. Tipe Perusahaan Memoderasi Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Kepemilikan Asing Pada Pengungkapan Csr Perusahaan Manufaktur Di Bei. E-Jurnal Akuntansi 19.3: 2145–74.

Visser, Wayne, Dirk Matten, Manfred Pohl, dan Nick Tolhurst. 2010. The A to Z of Corporate Social Responsibility. John Wiley & Sons, Inc.

Waluyo, Waluyo. 2017. Firm Size, Firm Age, and Firm Growth on Corporate Social Responsibility in Indonesia: The Case of Real Estate Companies. European Research Studies Journal 20(4): 360–

Page 14: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

14

69. Wasito, Gagat Agus, Herwiyanti Eliada, dan Widya Hayu Warmmeswara Kusumastati. 2016. Pengaruh

Corporate Governance , Profitabilitas , Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 18(1): 1–10.

Yovana, Dina Gledis, dan Abdul Kadir. 2020. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Perusahaan, Profitabilitas dan Leverage Terhadap Pengukuran Corporate Social Responsibility (CSR). Jurnal Manajemen dan Akuntansi 21(1): 15–24.

Yu, Jongmin, dan Sejoong Lee. 2017. The Impact of Greenhouse Gas Emissions on Corporate Social Responsibility in Korea. Sustainability (Switzerland) 9(7): 1–15.

Yuliawati, Rika, dan Sukirman. 2015. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Accounting Analysis Journal 4(4): 1–9.

Page 15: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

15

LAMPIRAN:

Tabel 1 Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian

No. Keterangan Jumlah Perusahaan

Jumlah Data

1 Perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI selama periode 2017 sampai dengan 2019

471 1413

2 Perusahaan non-keuangan yang tidak menggunakan mata uang Rupiah selama periode 2017 sampai dengan 2019

(104) (312)

3 Perusahaan non-keuangan yang tidak menerbitkan laporan keuangan selama periode 2017 sampai dengan 2019.

(14) (42)

4 Perusahaan non-keuangan yang tidak memperoleh laba selama periode 2017 sampai dengan 2019.

(142) (426)

5 Perusahaan non-keuangan yang tidak konsisten mengungkapkan kepemilikan asing selama periode 2017 sampai dengan 2019.

(56)

(168)

Total 155 465

Sumber: Data yang diolah

Tabel 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

CSRDI 465 ,01099 ,70330 ,11741 ,10088

ROA 465 ,00028 ,71602 ,07002 ,07467

SIZE 465 10,69390 14,54649 12,58819 ,70403

FOREIGN 465 0 1 ,7500 ,43400

LIQ 465 ,13831 21,70452 2,65817 2,78216

BSIZE 465 2 14 5,1700 1,93300

ETR 465 -,66986 ,64146 ,15344 ,12952

GROWTH 465 ,56110 36,80512 1,22082 1,68912

DAR 465 ,01985 1,10635 ,41623 ,19177

AGE 465 3 90 34,6500 15,99800

Valid N (listwise)

465

Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS 25

Page 16: PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN TATA KELOLA …

16

Tabel 3 Hasil Uji t

Variabel B Sig. Kesimpulan

(Constant) -0,755 0,000

ROA -0,065 0,270 Ha₁ tidak diterima

SIZE 0,067 0,000 Ha₂ diterima

FOREIGN -0,030 0,002 Ha₃ diterima

BSIZE 0,000449 0,867 Ha₄ tidak diterima

ETR 0,092 0,006 Ha₅ diterima

DAR 0,011 0,670 Ha₆ tidak diterima

LIQ 0,000294 0,862 Ha₇ tidak diterima

GROWTH -0,001 0,755 Ha₈ tidak diterima

AGE 0,001 0,000 Ha₉ diterima

Variabel dependen: CSRDI Adj. R² 0,247, F 17,941 Sig. 0,000 Sumber: Data yang diolah menggunakan SPSS 25