Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 278
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2016 – 2019
The Effect Of Financial Performance On Stock Price In Various
Industrial Sector Manufacturing Companies Listed On The Indonesian
Stock Exchange In 2016 -2019
Sri Noor Khasanah1, Nanik Ermawati2, Diah Ayu Susanti3 1Program Studi Akuntansi Universitas Muria Kudus, [email protected]
2 Program Studi Akuntansi Universitas Muria Kudus, [email protected] 3 Program Studi Akuntansi Universitas Muria Kudus, [email protected]
Info Artikel Abstrak
Diterima 1 September 2021 Pengolahan berikut memiliki tujuan dalam memeriksa hubungan
Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Debt To
Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Assets TurnOver
(TATO), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham.
Pengolahan berikut adalah pengolahan kuantitatif dengan
memakai data perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2019. Dengan
mengurangi sampel memakai teknik purposive sampling serta
mendapatkan sampel sebanyak 48 perusahaan. Pola urutan yang
dipakai adalah regresi linear berganda. Pengolahan data
memakai aplikasi SPSS Statistik 23. Hasil pengolahan berikut
menyatakan bahwa Return On Equity (ROE) dan Return On
Assets (ROA) memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham,
sedangkan Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR),
Total Assets TurnOver (TATO) dan Net Profit Margin (NPM)
memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham.
Direvisi 6 Oktober 2021
Dipubikasi 8 Oktober 2021
Kata Kunci:
Harga Saham, dan Kinerja
Keuangan
Keywords : Harga Saham,
and Financial Performance
Abstract
This study aims to examine the relationship between Return On
Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Debt To Equity Ratio
(DER), Current Ratio (CR), Total Assets TurnOver (TATO), and
Net Profit Margin (NPM) to Price Stock. This research is a
quantitative study using data from various industrial sector
manufacturing campanies listed on the Indonesia Stock
Exchange from 2016 to 2019. By reduce sample wear purposive
sampling technique and produce a sample of 48 companies. The
sequence pattern used is multiple linear regression. Data
process uses the SPSS Statistics 23 application. The results in
this study indicate the Return On Equity (ROE) and Return On
Assets (ROA) has a definite influence on stock price, while the
Debt To Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Assets
TurnOver (TATO) and Net Profit Margin (NPM) has an
uncertain effect on stock price.
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
279 Volume 6 No.3, Oktober 2021
PENDAHULUAN
Dimasa kini dimana berkembangnya informasi dalam bentuk digital yang semakin
bergaya intelektual serta berdaya saing yang semakin ketat. Sehingga banyak perusahaan
yang memperlihatkan keunggulan masing - masing antar perusahaan lainnya dengan
bermacam – macam bidang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menjadi semakin
ketat. Persaingan antar perusahaan dikatakan menjadi semakin ketat karena Indonesia
banyak mendatangkan produk impor yang masuk di pasar Indonesia dengan sangat
mudah, hal ini dapat menjadi alternatif bagi para konsumen di Indonesia untuk
membelinya karena produk impor yang didatangkan memiliki harga yang lebih
terjangkau dibandingkan produk dalam negeri. Oleh karena itu, setiap perusahaan pasti
membutuhkan aset untuk mendanai semua kegiatan operasionalnya. Salah satu
pendekatan yang harus dilakukan dalam dunia bisnis, perusahaan membutuhkan
perusahaan berkualitas yang layak untuk terus berkembang di pasar dunia.
Menurut Martalena, dkk (2019) yang menyatakan bahwa pasar modal (capital
market) dikatakan sebagai instrumen moneter yang ditarik yang dapat dipertukarkan, baik
obligasi perlindungan (surat berharga), ekuitas (saham), aset bersama, dan instrumen
anak perusahaan sama seperti instrumen yang berbeda.
Harga saham merupakan indikator dalam suatu pencapaian yang telah diraih oleh
perusahaan tertentu dimana harga saham yang sedang berlangsung di Bursa Efek
Indonesia menunjukkan adanya persetujuan jual beli saham di pasar modal. Peningkatan
kemampuan kerja keuangan disuatu perusahaan bisa di analisis dalam laporan keuangan
yang dikeluarkan oleh perusahaan selama kurun waktu yang sudah pasti.
Rasio profitabilitas pertama yang mempengaruhi harga saham adalah return on
equity mempunyai peran dalam membantu manajer keuangan perusahaan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
jika perusahaan mempunyai hasil return on equity cenderung naik maka akan
memberikan pengaruh terhadap harga saham perusahaan yang sudah disebutkan. Untuk
itu, banyak penanam modal yang ingin menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut.
Menurut pengolahan yang sudah dilaksanakan oleh Wulandari et al (2020) menjelaskan
bahwa return on equity memiliki pengaruh tidak pasti terhadap harga saham. Berlainan
atas pengolahan akan dilaksanakan oleh Wicaksono dan Sari (2019) yang menjelaskan
bahwa return on equity memiliki pengaruh pasti terhadap harga saham.
Rasio profitabilitas kedua yang mempengaruhi harga saham adalah return on
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 280
assets yang dipakai dalam memutuskan apakah perusahaan dapat menciptakan manfaat
sambil memberikan manfaat sumber daya akan diklaim oleh perusahaan. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa apabila perusahaan mempunyai nilai return on assets mengalami
kenaikan maka investor yang menanamkan modalnya di perusahaan tersebut mampu
memperoleh deviden yang tinggi. Menurut pengolahan yang sudah dilaksanakan oleh
Junaeni (2017) menjelaskan bahwa return on assets memiliki pengaruh tidak pasti
terhadap harga saham. Berlainan atas pengolahan akan dilaksanakan oleh W idjiarti
(2018) yang menjelaskan bahwa return on assets memiliki pengaruh pasti terhadap harga
saham.
Rasio solvabilitas/leverage yaitu debt to equity ratio. Debt to equity ratio dipakai
usaha hingga benar - benar mengetahui apakah mampu dalam mencukupi keharusan
jangka pendek maupun keharusan jangka panjangnya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa apabila perusahaan semakin menambah hutang perusahaan, maka beban yang
akan ditanggung perusahaan tersebut akan meningkat. Begitupun sebaliknya, jika
perusahaan memakai lebih banyak hutang, maka akan memperbesar tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh perusahaan tersebut. Menurut pengolahan yang
sudah dilaksanakan oleh Lombogia et al (2020) menjelaskan bahwa debt to equity ratio
memiliki pengaruh pasti terhadap harga saham. Berlainan atas pengolahan akan
dilaksanakan oleh Pratama et al (2019) yang menjelaskan bahwa deb to equity ratio
memiliki pengaruh tidak pasti terhadap harga saham.
Rasio likuiditas yaitu current ratio. Current ratio memakai dalam menunjukkan
apakah perusahaan tersebut dapat memenuhi keharusan keuangannya pada saat akan
ditagih. Sehingga bisa menyimpulkan jika nilai current ratio yang terdapat penurunan
maupun mengalami kenaikan hingga dapat menyebabkan persoalan bagi perusahaan
tersebut. Menurut pengolahan yang sudah dilaksanakan oleh Wangdra (2019)
menjelaskan bahwa current ratio memiliki pengaruh tidak pasti terhadap harga saham.
Berlainan atas pengolahan akan dilaksanakan oleh Pratiwi (2019) yang menjelaskan
bahwa current ratio memiliki pengaruh pasti terhadap harga saham.
Rasio aktivitas adalah total assets turnover. Total assets turnover dipakai dalam
menghitung apakah perusahaan tersebut mampu dalam menciptakan penjualan dari aset
yang dimilikinya. Dalam hal ini total assets turnover memberikan peranan penting bagi
para penagih maupun seseorang yang memiliki kepemilikan atas perusahaan tersebut,
namun dapat dikatakan bahwa hal itu mempunyai peranan terlalu pokok bagi manajemen
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
281 Volume 6 No.3, Oktober 2021
perusahaan tersebut, oleh karena itu perusahaan dapat menunjukkan penggunaan
aktivanya sudah sesuai atau belum. Menurut pengolahan yang sudah dilaksanakan oleh
Junaeni (2017) menjelaskan bahwa total assets turnover memiliki pengaruh tidak pasti
terhadap harga saham. Berlainan atas pengolahan akan dilaksanakan oleh Widjiarti
(2018) yang menjelaskan bahwa total assets turnover memiliki pengaruh pasti terhadap
harga saham.
Rasio profitabilitas ketiga adalah net profit margin. Net profit margin dipakai
dalam menghitung berapa banyak keuntungan neto yang didapat suatu perusahaan dalam
setiap transaksi bersihnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila nilai net profit
margin mampu menghasilkan keuntungan tinggi, maka para penanam modal dapat
tertarik dalam menanamkan modalnya ke perusahaan yang sudah disebutkan, akan dapat
mengakibatkan peningkatan harga saham perusahaan. Menurut pengolahan yang sudah
dilaksanakan oleh Wangdra (2019) menjelaskan bahwa net profit margin memiliki
pengaruh tidak pasti terhadap harga saham. Berlainan atas pengolahan akan dilaksanakan
oleh Lombogia et al (2020) yang menjelaskan bahwa net profit margin memiliki
pengaruh pasti terhadap harga saham.
METODE PENELITIAN
Obyek pengumpulan data dengan menggunakan perusahaan manufaktur sektor
aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kurun waktu 2016 – 2019 dengan
memakai annual report yang sudah disebarluaskan untuk publik. Jenis pengumpulan data
memakai data kuantitatif atau data yang berdasarkan banyaknya dengan acuan data
sekunder dengan memakai purposive sampling serta dapat dianalisis memakai analisis
regresi linear berganda.
Populasi dan Sampel
Sekumpulan obyek dalam pengumpulan data menggunakan perusahaan manufaktur
pada sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia kurun waktu 2016 –
2019 yang sudah mempublikasikan annual report nya.
Pengolahan ini mengambil sampelnya memakai metode purposive sampling akan
dipakai oleh peneliti untuk memutuskan bagian kecil yang mewakili sekumpulan data
berdasarkan penetapan yang telah ditentukan sampel yang cocok memakai kriteria yang
sudah ditentukan.
Pengumpulan data menggunakan beberapa kriteria dalam pengambilan sampel,
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 282
berikut beberapa kriteria yang telah ditentukan :
1. Perusahaan manufaktur pada sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2016 – 2019.
2. Perusahaan manufaktur pada sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang mempublikasikan laporan keuangan (financial report) dan laporan
tahunan (annual report) tidak berturut – turut pada tahun 2016 – 2019.
3. Perusahaan manufaktur pada sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang memakai satuan rupiah pada laporan tahunannya atau annual
report.
4. Perusahaan manufaktur pada sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia yang mengalami kerugian kurun waktu 2016 – 2019.
Definisi Operasional dan Variabel
Variabel dependen memakai Harga Saham, sedangkan variabel independen
memakai Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), Current Ratio (CR), Total Assets TurnOver (TATO), dan Net Profit Margin
(NPM).
Tabel 1. Pengukuran variabel
Variabel Indikator Sumber
Harga
Saham
Earnings Per Share x Price to Earnings Ratio Widjiarti (2018)
ROE 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
Adriyanto et al
(2020)
ROA 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Widjiarti (2018)
DER 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
Ademi et al
(2019)
CR 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Wulandari et al
(2020)
TATO 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Wulandari et al
(2020)
NPM 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Wulandari et al
(2020)
Teknik Analisis Data
Berdasarkan pengolahan berikut memakai metode analisis data regresi linear
berganda (multiple linear regression). Meski cara pengolahan data menggunakan analisis
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
283 Volume 6 No.3, Oktober 2021
statistik atas program Statistical Package For Social Sciences (SPSS) tipe 23.
Selanjutnya, pengumpulan data yang dipakai memakai uji asumsi klasik. Sedangkan
teknik adapun menggunakan sampai benar - benar pengujian hipotesis identik
mengggunakan percobaan t dan uji f.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif dipakai dalam menyajikan proses atau memberikan penjelasan
menggunakan data untuk dijadikan sebagai pemberitahuan yang sesuai serta dapat
dimengerti dengan baik.
Tabel 2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
ROE 48 -0,187 0,318 0,080 0,105
ROA 48 -8,181 -1,481 -3,527 1,603
DER 48 -2,214 2,823 0,541 0,924
CR 48 0,649 6,453 2,137 1,409
TATO 48 0,135 1,870 0,987 0,458
NPM 48 0,001 0,174 0,054 0,046
HARGA SAHAM 48 3,912 9,124 6,710 1,600
Valid N
(Listwise) 48
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 23 (2021)
Bersumber pada tabel 2 didapat hasil bahwa banyaknya data tiap variabel
pengolahan (N) yaitu 48, yang bersumber dari perusahaan manufaktur pada sektor aneka
industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2019. Variabel pertama
yaitu ROE mempunyai hasil hampir sama sebanyak 0,080 sedangkan hasil standar
penyimpangan sebanyak 0,105. Variabel kedua yaitu ROA mempunyai hasil hampir
sama sebanyak -3,527 sedangkan hasil standar penyimpangan sebanyak 1,603. Variabel
ketiga yaitu DER mempunyai hasil hampir sama sebanyak 0,541 sedangkan hasil standar
penyimpangan sebanyak 0,924. Variabel keempat yaitu CR mempunyai hasil hampir
sama sebanyak 2,137 sedangkan hasil standar penyimpangan sebanyak 1,409. Variabel
kelima yaitu TATO menaruh hasil hampir sama sebanyak 0,987 sedangkan hasil standar
penyimpangan sebanyak 0,458. Variabel keenam yaitu NPM menaruh hasil hampir sama
sebanyak 0,054 sedangkan hasil standar penyimpangan sebanyak 0,046. Variabel
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 284
HARGA SAHAM menaruh hasil hampir sama sebanyak 6,710 sedangkan hasil standar
penyimpangan sebanyak 1,600.
Uji Normalitas
Berdasarkan pengolahan berikut memakai uji normalitas dipakai dalam menyadari
apa pola urutan atau model regresi yang telah diuji oleh penguji tersebut telah
berdistribusi normal atau tidak. Untuk itu, pengolahan yang digunakan oleh penguji
menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov. Dalam hal ini pola urutan bisa
dikatakan berdistribusi normal jika hasil signifikansinya lebih dari 0,05.
Tabel 3. Hasil Uji Normalitas
One Sample Kolmogorov – Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 48
Asymp. Sig. (2 – tailed) 0,200
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 23 (2021)
Menurut tabel 3 dapat dilihat bahwa hasil signifikansi sejumlah 0,200. Hingga
mampu dikatakan bahwa hasil yang disebutkan lebih besar atau sudah mencapai batas
yang telah ditentukan berdasarkan nilai signifikansi sejumlah 0,05. Hingga pola urutan
atau model regresi dalam pengumpulan data menggunakan uji normalitas yang sudah
mencukupi asumsi normalitas atau berdistribusi normal.
Uji Multikolonieritas
Berdasarkan pengolahan berikut menggunakan uji multikolonieritas yang memiliki
maksud dalam memeriksa apakah dalam pola urutan tersebut telah ditemukan adanya
hubungan antar variabel independennya ataukah tidak. Sehinggga hasil Variance
Inflation Factor (VIF) hasil tolerance dapat dipakai dalam menyadari apa pola urutan
atau model regresi yang telah dikatakan terjadi multikolonieritas ataukah tidak. Sehingga
hal ini menjelaskan bahwa pola urutan tersebut dapat dikatakan tidak terjadi
multikolonieritas jika makin sedikit 10 hasil VIF serta makin banyak 0,1 hasil tolerance.
Tabel 4. Hasil Uji Multikolonieritas
Variabel
Collinearity
Statistic
Keterangan
Tolerance VIF
ROE (X1) 0,231 4,333 Tidak Terjadi Multikolonieritas
ROA (X2) 0,141 7,078 Tidak Terjadi Multikolonieritas
DER (X3) 0,319 3,134 Tidak Terjadi Multikolonieritas
CR (X4) 0,775 1,291 Tidak Terjadi Multikolonieritas
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
285 Volume 6 No.3, Oktober 2021
Variabel
Collinearity
Statistic
Keterangan
Tolerance VIF
TATO (X5) 0,242 4,128 Tidak Terjadi Multikolonieritas
NPM (X6) 0,184 5,440 Tidak Terjadi Multikolonieritas
HARGA SAHAM (Y)
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 23 (2021)
Bersumber pada tabel 4 diperoleh hasil bahwa variabel bebas mempunyai hasil VIF
makin sedikit mengenai 10 serta hasil tolerance makin banyak mengenai 0,1. Sehingga
pola urutan atau model regresi tersebut dapat disebut tidak terjadi multikolonieritas antar
variabel independennya.
Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan pengolahan berikut memakai uji heteroskedastisitas yang mempunyai
maksud dalam mengetahui apa pola urutan atau model regresi yang dilakukan dalam
pengumpulan data ini diadakan perbedaan variance mulai residual satu pengawasan
menuju pengawasan yang lain. Dengan melakukan pengujian menggunakan uji
Spearman’s rho. Dalam hal ini pola urutan dapat dikatakan tidak terjadi
heteroskedastisitas jika hasil signifikansi atau sig (2 – tailed) lebih dari 0,05.
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Signifikan Keterangan
ROE (X1) 0,647 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
ROA (X2) 0,516 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
DER (X3) 0,822 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
CR (X4) 0,745 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
TATO (X5) 0,456 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
NPM (X6) 0,500 Tidak Terjadi Heteroskedastisitas
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 23 (2021)
Menurut tabel 5 diperoleh hasil bahwa pola urutan atau model regresi tersebut tidak
terjadi persoalan heteroskedastisitas, dikarenakan hasil dari variabel bebas lebih banyak
dari hasil signifikansi atau sig. (2 – tailed) yaitu 0,05.
Uji Autokorelasi
Berdasarkan pengolahan berikut memakai uji autokorelasi yang dapat digunakan
untuk menyadari apakah terjadi residual tidak terikat mulai awal peninjauan ke
peninjauan yang berbeda. Serta melakukan pengujian memakai uji Run Test. Dalam hal
ini pola urutan atau model regresi mampu dikatakan tidak terikat dengan autokorelasi
jika hasil Asymp.Sig. (2 – tailed) makin banyak melewati 0,05.
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 286
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Unstandardized Residual
Asymp. Sig. (2 – tailed) 0,109
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 23 (2021)
Menurut tabel 6 diperoleh hasil dari pola urutan atau model regresi tersebut dapat
dikatakan tidak terikat autokorelasi, dikarenakan nilai uji Run Test memiliki hasil
Asymp.Sig. (2 – tailed) sejumlah 0,109 adapun berarti bahwa mempunyai hasil makin
banyak dari 0,05.
Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Variabel
Unstandardized
Coefficient
Standardized
Coefficients
Beta
T
Sig.
B Std Error
(Constan) 13,029 1,983 6,569 0,000
ROE (X1) 6,824 3,224 0,446 2,116 0,040
ROA (X2) 1,109 0,269 1,111 4,124 0,000
DER (X3) 0,070 0,311 0,040 0,224 0,824
CR (X4) -0,110 0,132 -0,096 -0,832 0,410
TATO (X5) -1,997 0,718 -0,572 -2,780 0,008
NPM (X6) -14,446 8,269 -0,413 -1,747 0,088
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 23 (2021)
Menurut tabel 7 bisa diperoleh bahwa hasil pengujian regresi linear berganda bisa
dibentuk perbandingan seperti :
Harga Saham = 13,029 + 6,824ROE + 1,109ROA + 0,070DER – 0,110CR – 1,997TATO
– 14,446NPM + e
Pengujian Hipotesis
Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
Berdasarkan pengolahan berikut uji koefisiensi determinasi (R2) dipakai dalam
menentukan kekuatan variabel independennya atau biasa disebut dengan variabel
bebasnya seperti Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Debt to Equity
Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Assets TurnOver (TATO), Net Profit Margin
(NPM) dalam mempengaruhi variabel dependennya atau biasa dinamakan dengan
variabel terikatnya Harga Saham.
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
287 Volume 6 No.3, Oktober 2021
Tabel 8. Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 0,761 0,579 0,518 1,11116870
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 23 (2021)
Menurut tabel 8 dapat diperoleh bahwa nilai dari uji koefisiensi determinasi (R2)
menyatakan bahwa Adjusted R Square memiliki nilai sejumlah 0,518 dengan
memberikan gambaran variasi dari perubahan asimetri informasi sebesar 51,8% dapat
dijelaskan oleh Harga Saham, sedangkan 48,2% dijelaskan oleh variabel lain yang
bertujuan untuk melengkapi hasil yang dibutuhkan.
Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Berdasarkan pengolahan berikut uji statistik f digunakan dalam menyadari apa
variabel independen seperti Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Debt to
Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Assets TurnOver (TATO), dan Net Profit
Margin (NPM) sudah digolongkan ke bagian model regresi atau pola urutan berhasil
mendapatkan pengaruh dengan cara bersama – sama atau simultan terhadap variabel
dependen yaitu Harga Saham.
Tabel 9. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Model F Sig
Regression 9,411 0,000
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 23 (2021)
Bersumber pada tabel 9 bisa diperoleh hasil bahwa uji statistik f memiliki nilai
Fhitung sebesar 9,411 > Ftabel sebesar 2, 209 serta kemungkinan pentingnya sebanyak
0,000. Sehingga hal berikut menyatakan bahwa secara bersama – sama atau simultan
Harga Saham dipengaruhi oleh Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Debt
to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Assets TurnOver (TATO), dan Net
Profit Margin (NPM).
Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Berdasarkan pengolahan beserta uji statistik t dipakai dengan tujuan memeriksa apa
variabel dependen memberikan pengaruh terhadap variabel bebas dalam model regresi
secara individu. Selanjutnya memakai batas signifikansi sejumlah 0,05. Maka nilai uji
statistik t seperti :
1. Return On Equity (ROE) memiliki nilai THitung (2,116) > TTabel (2,019) beserta batas
kemungkinan pentingnya sebanyak 0,040 adapun menaruh arti makin sedikit
mengenai 0,05. Sehingga teori pertama mengatakan bahwa Return On Equity (ROE)
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 288
memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham diterima.
2. Return On Assets (ROA) memiliki nilai THitung (4,124) > TTabel (2,019) beserta batas
kemungkinan pentingnya sebanyak 0,000 adapun menaruh arti makin sedikit
mengenai 0,05. Sehingga teori kedua mengatakan bahwa Return On Assets (ROA)
memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham diterima.
3. Debt to Equity Ratio (DER) memiliki nilai THitung (0,224) < TTabel (2,019) beserta
batas kemungkinan pentingnya sebanyak 0,824 adapun menaruh arti makin banyak
mengenai 0,05. Sehingga teori ketiga mengatakan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)
memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham ditolak.
4. Current Ratio (CR) memiliki nilai THitung (-0,832) < TTabel (2,019) beserta batas
kemungkinan pentingnya sebanyak 0,410 adapun menaruh arti makin banyak
mengenai 0,05. Sehingga teori keempat mengatakan bahwa Current Ratio (CR)
memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham ditolak.
5. Total Assets TurnOver (TATO) memiliki nilai THitung (-2,780) > TTabel (2,019) beserta
batas kemungkinan pentingnya sebanyak 0,008 adapun menaruh arti makin sedikit
mengenai 0,05. Sehingga teori kelima mengatakan bahwa Total Assets TurnOver
(TATO) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham diterima.
6. Net Profit Margin (NPM) memiliki nilai THitung (-1,747) < TTabel (2,019) beserta batas
kemungkinan pentingnya sebanyak 0,088 adapun menaruh arti makin banyak
mengenai 0,05. Sehingga teori keenam mengatakan bahwa Net Profit Margin (NPM)
memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham ditolak.
Pembahasan
1. Pengaruh Return On Equity (ROE) terhadap Harga Saham
Sesuai pengujian hipotesis akan sudah dijalankan menjelaskan bahwa Return
On Equity (ROE) memiliki pengaruh pasti terhadap Harga saham pada perusahaan
manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 –
2019. Mengenai yang disebutkan sudah didasari atas memakai uji signifikansi
parameter individual (Uji Statistik t), pada variabel Return On Equity (ROE) yang
mempunyai hasil THitung (2,116) > TTabel (2,019) atas proses kemungkinan pentingnya
sejumlah 0,040 akan berarti makin kecil dari 0,05. Hingga mampu menyimpulkan
bahwa H1 yang menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh
pasti terhadap Harga Saham diterima.
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
289 Volume 6 No.3, Oktober 2021
Sedangkan untuk nilai dari analisis deskriptif data Return On Equity (ROE)
terdapat nilai terendah dan tertingginya. Sesudah itu nilai yang sudah disebutkan
dapat dibandingkan dengan data Harga Saham. Dalam hal ini untuk nilai terendah
Return On Equity (ROE) sejumlah -0,187 yang mempunyai Harga Saham sejumlah
4,234 yang sudah berlaku menurut perusahaan PT. Primarindo Asia Infrastructure
Tbk (BIMA) pada tahun 2017, padahal hasil tertinggi dari Return On Equity (ROE)
sejumlah 0,318 yang mempunyai Harga Saham sejumlah 6,887 yang sudah berlaku
pada perusahaan PT. Selamat Sempurna Tbk (SMSM) pada tahun 2016. Dari data
diatas mampu disimpulkan bahwa perusahaan akan mempunyai hasil Return On
Equity (ROE) naik ataupun rendah berarti memiliki pengaruh pasti terhadap Harga
Saham di suatu perusahaan. Untuk itu, jika nilai Return On Equity (ROE) di suatu
perusahaan tinggi, hingga dapat dikatakan berpengaruh pada Harga Saham di
perusahaan yang sudah disebutkan dapat mempengaruhi kenaikan, hingga berikut
dapat memberikan dampak kepada prospek dari kinerja perusahaan yang mengalami
peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan yang dapat menjadikan para
investor mempunyai kepercayaan kepada perusahaan untuk menanamkan modalnya
ke perusahaan tersebut.
Dari hasil pengolahan yang sudah disebutkan cocok dengan teori yang telah
dijelaskan pada bab kedua, yakni sesuai dengan teori sinyal. Dalam hal ini teori sinyal
menurut Houston et al (2010) yang menunjukkan bahwa kemungkinan kemampuan
kerja perusahaan mampu dilihat berdasarkan laporan keuangan yang mampu
dijadikan sebagai good news (sinyal positif) bagi para pemegang saham untuk
digunakan sebagai bahan rujukan bagaimana kemungkinan perusahaan di masa
depan. Berdasarkan hal berikut harga saham di suatu perusahaan mampu dianggap
sebagai unsur dari laporan keuangan yang mampu dijadikan sebagai good news
(sinyal positif) untuk para pemegang saham, hingga perusahaan berarti menggunakan
harga saham perusahaan yang sudah disebutkan dalam mencukupi kewajiban jangka
panjang maupun jangka pendek perusahaan.
Berdasarkan hal berikut sejalan dengan pengolahan yang sudah dijalankan oleh
Wulandari et al (2020) yang menjelaskan bahwa Return On Equity (ROE) memiliki
pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham. Akan tetapi hal berikut tidak sejalan atas
pengolahan akan dijalankan oleh Wicaksono dan Sari (2019) yang menyatakan bahwa
Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham.
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 290
2. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Harga Saham
Menurut pengujian hipotesis yang sudah dijalankan menjelaskan bahwa Return
On Assets (ROA) memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham pada perusahaan
manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 –
2019. Hal tersebut sudah didasari dengan memakai uji signifkansi parameter
individual (Uji Statistik t), pada variabel Return On Assets (ROA) yang mempunyai
nilai THitung (4,124) > TTabel (2,019) dengan tingkat kemungkinan pentingnya sejumlah
0,000 akan berarti lebih kecil dari 0,05. Hingga mampu menyimpulkan bahwa H2
yang menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh pasti terhadap
Harga Saham diterima.
Sedangkan dalam nilai dari analisis deskriptif data Return On Assets (ROA)
terdapat nilai terendah dan tertingginya. Sesudah itu hasil yang sudah disebutkan
dapat dibandingkan dengan data Harga Saham. Berdasarkan hal berikut untuk nilai
terendah Return On Assets (ROA) sejumlah -8,181 yang mempunyai Harga Saham
sejumlah 4,454 yang sudah berlaku pada perusahaan PT. Buana Artha Anugerah Tbk
(STAR) pada tahun 2018, sedangkan nilai tertinggi dari Return On Assets (ROA)
sejumlah -1,481 yang mempunyai Harga Saham sejumlah 7,134 yang sudah berlaku
pada perusahaan PT. Selamat Sempurna Tbk (SMSM) pada tahun 2017. Dari data
diatas mampu disimpulkan bahwa perusahaan akan mempunyai nilai Return On
Assets (ROA) akan naik ataupun rendah berarti mempunyai pengaruh pasti terhadap
Harga Saham. Dalam hal berikut jika hasil Return On Assets (ROA) di suatu
perusahaan tinggi, maka akan makin tinggi pula laba atau keuntungannya dan makin
tinggi pula deviden yang akan diterima para pemegang saham. Untuk itu, Return On
Assets (ROA) bisa dijadikan sebagai bahan acuan dalam menyadari seberapa besar
perusahaan mampu dalam membagikan deviden kepada para pemegang saham.
Dari hasil pengolahan yang sudah disebutkan cocok dengan teori yang sudah
dijelaskan pada bab kedua, yakni sesuai dengan teori sinyal. Dalam hal ini teori sinyal
menurut Houston et al (2010) yang menunjukkan bahwa kemungkinan kemampuan
kerja perusahaan bisa dilihat dalam laporan keuangan yang dapat dijadikan sebagai
good news (sinyal positif) bagi para pemegang saham untuk digunakan sebagai bahan
rujukan bagaimana kemungkinan perusahaan di masa depan. Berdasarkan hal berikut
jika nilai Return On Assets (ROA) dalam suatu perusahaan tersebut tinggi maka hal
tersebut bisa memberikan good news (sinyal positif) bagi para investor disebabkan
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
291 Volume 6 No.3, Oktober 2021
oleh apabila hasil Return On Assets (ROA) yang naik maka akan menyatakan
seberapa bagus kemungkinan kinerja perusahaan. Dalam hal ini jika kemungkinan
kinerja perusahaan yang sudah disebutkan baik maka para investor akan tertarik
untuk menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut berupa saham. Untuk itu, dapat
memberikan dampak pada peningkatan Harga Saham di suatu perusahaan yang dapat
memberikan good news (sinyal positif) pada para pemegang saham karena para
pemegang saham mempunyai kepercayaan bahwa perusahaan tersebut mampu untuk
membayar deviden.
Dalam hal berikut sesuai dengan pengolahan yang sudah dijalankan oleh
Junaeni (2017) yang menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA) memiliki
pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham. Akan tetapi hal berikut tidak sejalan atas
pengolahan akan dijalankan oleh Widjiarti (2018) yang menunjukkan bahwa Return
On Assets (ROA) memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham.
3. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham
Menurut pengujian hipotesis akan dijalankan menjelaskan bahwa Debt to Equity
Ratio (DER) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham pada perusahaan
manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 –
2019. Hal tersebut sudah didasari dengan memakai uji signifikansi parameter
individual (Uji Statistik t), pada variabel Debt to Equity Ratio (DER) yang
mempunyai nilai THitung (0,224) < TTabel (2,019) dengan tingkat kemungkinan
pentingnya sejumlah 0,824 akan berarti lebih besar dari 0,05. Hingga mampu
menyimpulkan bahwa H3 yang menjelaskan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)
memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham ditolak.
Sedangkan untuk hasil dari analisis deskriptif data Debt to Equity Ratio (DER)
terdapat nilai terendah dan tertingginya. Sesudah itu nilai yang sudah disebutkan
dapat dibandingkan dengan data Harga Saham. Berdasarkan hal berikut untuk nilai
terendah Debt to Equity Ratio (DER) sejumlah -2,214 yang mempunyai Harga
Saham sejumlah 4,025 yang sudah berlaku pada perusahaan PT. Primarindo Asia
Infrastructure Tbk (BIMA) pada tahun 2018, sedangkan nilai tertinggi dari Debt to
Equity Ratio (DER) sejumlah 2,823 yang mempunyai Harga Saham sejumlah 3,912
yang sudah berlaku pada perusahaan PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA)
pada tahun 2019. Dari data diatas mampu menyimpulkan bahwa perusahaan
akanmempunyai hasil Debt to Equity Ratio (DER) akan naik ataupun rendah berarti
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 292
memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham. Untuk itu, apabila hasil Debt
to Equity Ratio (DER) yang naik, maka semakin besar pula perusahaan akan
bergantung pada pihak luar yang dipakai dalam membiayai seluruh aktivitas operasi
perusahaan, hal itu akan berpengaruh terhadap beban yang ditanggung perusahaan
tersebut akan terus meningkat. Dalam hal ini perusahaan akan memiliki tingkat
hutang tinggi, hal tersebut akan berdampak pada prospek kinerja perusahaan, karena
apabila perusahaan memiliki hutang tinggi maka akan semakin tinggi pula beban
yang akan ditanggung oleh perusahaan.
Dari hasil pengolahan sudah disebutkan cocok dengan teori yang telah
dijelaskan pada bab kedua, yakni sejalan dengan teori sinyal. Dalam hal ini teori
sinyal menurut Houston et al (2010) yang menunjukkan bahwa kemungkinan
kemampuan kerja perusahaan dapat dilihat dalam laporan keuangan yang mampu
dijadikan sebagai good news (sinyal positif) bagi para pemegang saham untuk
digunakan sebagai bahan rujukan bagaimana kemungkinan perusahaan di masa
depan. Berdasarkan hal berikut Debt to Equity (DER) memberikan bad news (sinyal
negatif) dalam pelaksanaan pengambilan keputusan yang sangat dibutuhkan oleh para
investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang sudah disebutkan,
disebabkan oleh para investor mengganggap bahwa perusahaan tersebut tidak
sanggup untuk mencukupi kewajiban jangka panjang maupun kewajiban jangka
pendeknya. Sehingga hal ini akan berdampak pada penurunan permintaan dan harga
saham di perusahaan tersebut.
Dalam hal berikut sejalan dengan pengolahan yang sudah dijalankan oleh
Lombogia et al (2020) yang menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio (DER)
memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham. Akan tetapi hal ini tidak sejalan atas
pengolahan akan dijalankan oleh Pratama et al (2019) yang menunjukkan bahwa Debt
to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham.
4. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Harga Saham
Menurut pengujian hipotesis sudah dijalankan menjelaskan bahwa Current
Ratio (CR) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham pada perusahaan
manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 –
2019. Hal tersebut sudah didasari dengan memakai uji signifikansi parameter
individual (Uji Statistik t), pada variabel Current Ratio (CR) yang mempunyai hasil
THitung (- 0,832) < TTabel (2,019) dengan tingkat kemungkinan pentingnya sejumlah
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
293 Volume 6 No.3, Oktober 2021
0,410 akan berarti lebih besar dari 0,05. Hingga mampu menyimpulkan bahwa H4
yang menjelaskan bahwa Current Ratio (CR) memiliki pengaruh pasti terhadap
Harga Saham ditolak.
Sedangkan untuk hasil dari analisis deskriptif data Current Ratio (CR) terdapat
hasil terendah dan tertingginya. Sesudah itu nilai yang sudah disebutkan dapat
dibandingkan dengan data Harga Saham. Dalam hal ini untuk nilai terendah Current
Ratio (CR) sejumlah 0,649 yang mempunyai Harga Saham sejumlah 5,886 yang
sudah berlaku pada perusahaan PT. Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT) pada tahun
2016, padahal hasil tertinggi dari Current Ratio (CR) sejumlah 6,453 yang
mempunyai Harga Saham sejumlah 5,030 yang sudah berlaku pada perusahaan PT.
Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) pada tahun 2019. Dari data diatas mampu
disimpulkan bahwa perusahaan yang memiliki hasil Current Ratio (CR) yang naik
ataupun rendah memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham. Untuk itu,
apabila hasil Current Ratio (CR) makin naik, maka makin naik pula perusahaan untuk
membayar kewajiban jangka panjang maupun kewajiban jangka pendeknya. Hal itu
bisa memberikan dampak pada semakin menurunnya Harga Saham perusahaan
tersebut.
Dari hasil pengolahan yang sudah disebutkan cocok dengan teori yang telah
dijelaskan pada bab kedua, yakni sejalan dengan teori sinyal. Dalam hal ini teori
sinyal menurut Houston et al (2010) yang menjelaskan bahwa kemungkinan
kemampuan kerja perusahaan bisa dilihat dari laporan keuangan yang mampu
dijadikan sebagai good news (sinyal positif) bagi para pemegang saham untuk
digunakan sebagai bahan rujukan bagaimana kemungkinan perusahaan di masa
depan. Akan tetapi, Current Ratio (CR) dapat memberikan bad news (sinyal negatif)
kepada para pemegang saham, karena jika nilai Current Ratio (CR) di suatu
perusahaan makin tinggi, maka dapat memberikan dampak pada keuntungan yang
dapat dibagikan pada para pemegang saham. Hingga para pemegang saham menjadi
ragu untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut yang bisa berdampak
pada menurunnya Harga Saham di perusahaan tersebut.
Dalam hal berikut cocok dengan pengolahan dijalankan oleh Wangdra (2019)
yang menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap
Harga Saham. Akan tetapi hal berikut tidak sesuai akan pengolahan yang dijalankan
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 294
oleh Pratiwi (2019) yang menunjukkan bahwa Current Ratio (CR) memiliki pengaruh
pasti terhadap Harga Saham.
5. Pengaruh Total Assets TurnOver (TATO) terhadap Harga Saham
Menurut pengujian hipotesis yang sudah dijalankan menjelaskan bahwa Total
Assets TurnOver (TATO) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016 – 2019. Hal tersebut sudah didasari dengan memakai uji signifikansi
parameter individual (Uji Statistik t), pada variabel Total Assets TurnOver (TATO)
yang mempunyai nilai THitung (-2,780) < TTabel (2,019) dengan tingkat kemungkinan
pentingnya sejumlah 0,008 akan berarti lebih kecil dari 0,05. Hingga mampu
menyimpulkan bahwa H5 yang menyatakan bahwa Total Assets TurnOver (TATO)
memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham diterima.
Sedangkan untuk hasil dari analisis deskriptif data Total Assets TurnOver
(TATO) terdapat nilai terendah dan tertingginya. Sesudah itu nilai yang sudah
disebutkan dapat dibandingkan dengan data Harga Saham. Dalam hal berikut untuk
hasil terendah Total Assets TurnOver (TATO) sejumlah 0,135 yang mempunyai
Harga Saham sejumlah 5,030 yang sudah berlaku pada perusahaan PT. Buana Artha
Anugerah Tbk (STAR) pada tahun 2019, sedangkan nilai tertinggi dari Total Assets
TurnOver (TATO) sejumlah 1,870 yang mempunyai Harga Saham sejumlah 5,273
yang sudah berlaku pada perusahaan PT. Primarindo Asia Infrastructure Tbk (BIMA)
pada tahun 2016. Dari data diatas mampu disimpulkan bahwa perusahaan yang
mempunyai hasil Total Assets TurnOver (TATO) yang tinggi ataupun rendah
memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham. Dalam hal berikut apabila hasil
Total Assets TurnOver (TATO) di suatu perusahaan diperoleh hasil mengenai
penjualan yang dilaksanakan makin tinggi maka prospek kinerja perusahaan akan
makin rendah karena para investor mengganggap bahwa perusahaan tersebut tidak
mampu melakukan perputaran aset dengan baik. Sehingga hal berikut bisa
memberikan dampak pada menurunnya harga saham di perusahaan tersebut.
Dari hasil pengolahan yang sudah disebutkan cocok dengan teori yang sudah
dijelaskan pada bab kedua, yakni sejalan dengan teori keagenan. Dalam hal ini teori
keagenan menurut Mecking et al (1976) yang menyatakan bahwa setiap perusahaan
mempunyai ikatan yang terikat kontrak yaitu antara pihak manajemen dengan pemilik
perusahaan. Dalam hal ini Total Assets TurnOver (TATO) mampu dikatakan sangat
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
295 Volume 6 No.3, Oktober 2021
pokok bagi para kreditur dan pemilik perusahaan, namun lebih pokok bagi
manajemen perusahaan karena hal berikut dapat menyatakan apakah perusahaan
tersebut sudah efisien atau belum dalam penggunaan aktiva perusahaan. Berdasarkan
hal berikut akan menunjukkan prospek kemampuan kerja perusahaan bagi para
investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan yang sudah disebutkan serta
hal itu bisa memberikan dampak pada meningkatnya Harga Saham perusahaan.
Dalam hal berikut cocok dengan pengolahan yang sudah dijalankan oleh
Junaeni (2017) yang menunjukkan bahwa Total Assets TurnOver (TATO) memiliki
pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham. Akan tetapi hal berikut tidak cocok atas
pengolahan akan dijalankan oleh Widjiarti (2018) yang menyatakan bahwa Total
Assets TurnOver (TATO) memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham.
6. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham
Menurut pengujian hipotesis yang sudah dijalankan menjelaskan bahwa Net
Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham pada
perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2016 – 2019. Hal tersebut sudah didasari dengan memakai uji signifikansi
parameter individual (Uji Statistik t), pada variabel Net Profit Margin (NPM) yang
mempunyai hasil THitung (-1,747) < TTabel (2,019) dengan tingkat kemungkinan
pentingnya sejumlah 0,088 akan berarti lebih besar dari 0,05. Hingga mampu
menyimpulkan bahwa H6 yang menunjukkan bahwa Net profit Margin (NPM)
memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham ditolak.
Sedangkan untuk nilai dari analisis deskriptif data Net Profit Margin (NPM)
terdapat nilai terendah dan tertingginya. Sesudah itu nilai yang sudah disebutkan
dapat dibandingkan dengan Harga Saham. Dalam hal ini untuk nilai terendah Net
Profit Margin (NPM) sejumlah 0,001 yang mempunyai Harga Saham sejumlah 4,454
yang sudah berlaku pada perusahaan PT. Buana Artha Anugerah Tbk (STAR) pada
tahun 2018, sedangkan nilai tertinggi dari Net Profit Margin (NPM) sejumlah 0,174
yang mempunyai Harga Saham sejumlah 6,887 yang sudah berlaku pada perusahaan
PT. Selamat Sempurna Tbk (SMSM) pada tahun 2016. Dari data diatas mampu
disimpulkan bahwa perusahaan yang mempunyai hasil Net Profit Margin (NPM)
yang naik ataupun rendah mempunyai pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham.
Dalam hal ini jika hasil Net Profit Margin (NPM) di suatu perusahaan semakin turun,
maka bisa mengakibatkan para investor memiliki keraguan dalam menanamkan
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 296
modalnya ke perusahaan tersebut. Disebabkan oleh para investor mengganggap
bahwa perusahaan tersebut tidak mampu membayar deviden tinggi yang dapat dilihat
dari kinerja perusahaan yang semakin mengalami penurunan. Sehingga hal yang
sudah disebutkan bisa memberikan dampak pada menurunnya Harga Saham di
perusahaan tersebut.
Dari hasil pengolahan yang sudah disebutkan cocok dengan teori yang telah
dijelaskan pada bab kedua, yakni sejalan dengan teori sinyal. Dalam hal ini teori
sinyal menurut Houston et al (2010) yang menjelaskan bahwa kemungkinan
kemampuan kerja perusahaan mampu dilihat dari laporan keuangan yang mampu
dijadikan sebagai good news (sinyal positif) bagi para pemegang saham untuk
digunakan sebagai bahan rujukan bagaimana kemungkinan perusahaan di masa
depan. Akan tetapi, Net Profit Margin (NPM) mampu memberikan bad news (sinyal
negatif) kepada para investor jika kemungkinan kinerja perusahaan yang sudah
disebutkan mengalami penurunan maka para investor dapat mempunyai keraguan
dalam menanamkan modalnya ke perusahaan tersebut berupa saham. Dalam hal
berikut dapat memberikan dampak pada menurunnya Harga Saham di perusahaan
tersebut.
Dalam hal berikut cocok atas pengolahan dijalankan oleh Wangdra (2019) yang
menjelaskan bahwa Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh pasti terhadap
Harga Saham. Akan tetapi hal berikut tidak cocok atas pengolahan akan dijalankan
oleh Lombogia et al (2020) akan menjelaskan bahwa Net Profit Margin (NPM)
memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dengan berikut sejalan dengan hasil pengolahan yang sudah diuji menggunakan
pengaruh Return On Equity (ROE), Return On Assets (ROA), Debt to Equity Ratio
(DER), Current Ratio (CR), Total Assets TurnOver (TATO), dan Net Profit Margin
(NPM) terhadap Harga Saham pada perusahaan manufaktur sektor aneka industri yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2019, maka bisa disimpulkan seperti :
1. Return On Equity (ROE) memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham.
2. Return On Assets (ROA) memiliki pengaruh pasti terhadap Harga Saham.
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
297 Volume 6 No.3, Oktober 2021
3. Debt to Equity Ratio (DER) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham.
4. Current Ratio (CR) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham.
5. Total Assets TurnOver (TATO) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga
Saham.
6. Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh tidak pasti terhadap Harga Saham.
Saran
Mengenai simpulan yang sudah dijabarkan diatas, hingga penulis dapat
memberikan saran untuk peneliti yang hendak melaksanakan pengolahan berikutnya.
seperti perlu memperbanyak variabel – variabel diantaranya dividend payout ratio (dpr)
yang mampu memberikan pengaruh harga saham, objek pengolahan dilaksanakan pada
perusahaan kecuali sektor yang terdapat pada perusahaan manufaktur, selanjutnya
memperpanjang tahun pengolahan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Akan tetapi, penulis menyatakan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa Allah Swt.
2. Ibu Dr. Dra. Sulistyowati, S.H., C.N. selaku Plt. Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muria Kudus.
3. Ibu Sri Mulyani, SEI, M.Si selaku ketua kaprodi Program Studi Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muria Kudus.
4. Ibu Nanik Ermawati, SE., M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Diah
Ayu Susanti, SE., M.Acc., Ak selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan
bimbingan selama ini.
5. Segenap dosen Program Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muria Kudus yang sudah bersedia membagikan ilmu kepada
penulis selama masa kuliah.
DAFTAR PUSTAKA
Ademi, Fadhil dan Dr. Leny Suzan, S.E., M.Si. 2019. Pengaruh Return On Equity, Debt
To Equity Ratio, Dan Current Ratio Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2013 – 2016). E – Proceeding Of Management. Prodi
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 298
Akuntansi. Universitas Telkom.
Adriyanto, A., Wahdi, N., dan Santoso, A. 2020. Pengaruh Return On Assets, Return On
Equity, Earning Per Share Dan Price To Book Value Terhadap Harga Saham.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi Unsurya, 5(1), 33-49.
Beny, B., dan P., K. W. 2019. Pengaruh Return On Assets, Return On Sales, Earning Per
Share, Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turnover, Price Earning
Ratio, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Indeks
LQ45 Periode 2009-2017. Jurnal Pasar Modal Dan Bisnis, 1(2), 117-126.
Hantono et al. 2019. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, Business Risk, Firm
Size, Book Value Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Sektor Industry Dasar
Dan Kimia). Jurnal Ilmiah ESAI. Prodi Akuntansi Keuangan. Universitas Prima
Indonesia (UNPRI).
Indriantoro, Dr. Nur M. Sc., Akuntan dan Drs. Bambang Supomo, M. Si., Akuntan. 2011.
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen. Edisi Pertama.
BPPE – Yogyakarta. Yogyakarta.
Junaeni, I. (2017). Pengaruh Economic Value Added, Return On Assets, Debt To Equity
Ratio Dan Total Assets Turnover Terhadap Perusahaan Makanan Dan Minuman
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014. Riset & Jurnal
Akuntansi, 2(1), 32-47.
Lombogia, A. J. G., Vista, C., dan Dini, S. 2020. Pengaruh Current Ratio, Debt To
Equity Ratio, Net Profit Margin, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2013-
2017. Jesya (Jurnal Ekonomi & Ekonomii Syariah), 3(1), 158-173.
Martalena, dan Maya Malinda, Ph.D,CFP. 2019. Pengantar Pasar Modal. Edisi Revisi.
Yogyakarta: ANDI.
Moleong, Prof. Dr. Lexy J. M.A. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.
PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Pratama, C. A., Devi Farah Azizah, & Nurlaily, F. 2019. Pengaruh Return On Equity
(ROE), Earning Per Share (EPS), Current Ratio (CR) Dan Debt To Equity Ratio
(DER) Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Jakarta Islamic Index
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014 – 2017). Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB). Prodi Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya.
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
299 Volume 6 No.3, Oktober 2021
Pratiwi, Arianti. 2019. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio Dan Return On
Assets Terhadap Harga Saham Perusahaan Perkebunan. Science of Management
and Student Research Journal. Prodi Manajemen Keuangan. Universitas Batanghari
jambi.
Prima, Benedicta et al. 2019. Harga Saham Astra International (ASII) Turun 5,65% Pada
Agustus, Ini Kata Analis. Lengkapnya : https://investasi.kontan.co.id/news/harga-
saham-astra-internasional-asii-turun-565-pada-agustus-ini-kata-analis
Ristiani, R, dan Irianti, T.E. 2019. Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio
Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2015. BISECER
(Business Economic Entrepreneurship), 2 (2), 58-72.
Rosmiati. 2019. Pengaruh Return On Assets (ROA), Long Term Debt To Equity Ratio
(LDER), Current Ratio (CR), Total Assets Turnover (TATO), Dan Suku Bunga
(SBI) Terhadap Harga Saham Pada Grup Perusahaan Minyak Dan Gas Bumi Yang
Terdaftar Di BEI Periode 2010-2014. Jurnal Ilmiah Ekbank. Prodi Manajemen.
Universitas Pancasila Jakarta.
Samosir, H., Simorangkir, E. N., Stephanus, A., Ginting, K. E. M., Banjarnahor, Y. S.,
dan Br Sitepu, M. P. 2019. Pengaruh Current Ratio (CR), Net Profit Margin
(NPM), Dan Kebijakan Dividen Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan
Consumer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Periode
2013-2017. Owner, 3(2), 15.
Sulistiawan, Dedhy dan Liliani. 09 – 08 . Analisis Teknikal Modern Pada Perdagangan
Sekuritas. Ed. 1. Andi. Yogyakarta.
Sumantoro, Dr. 1990. Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia. Ghalia Indonesia.
Jaakarta.
Suryabrata, Sumadi B.A., M.A., Ed.S., Ph.D. 2013 . Metodologi Penelitian. Ed. 2, - 24.
Rajawali Pers. Jakarta.
Wangdra, S. 2019. Analisis Current Ratio, Debt To Total Asset Ratio, Debt To Equity
Ratio, Dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Food And
Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi Barelang,
3(2), 75.
Wicaksono, D. H., dan Sari, S. P. 2019. Pengaruh Return on Aseets , Return on Equity ,
S. N Khasanah, N Ermawati, D.A Susanti Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi (JPENSI)
http://jurnalekonomi.unisla.ac.id/index.php/jpensi
e-ISSN 2621-3168
p-ISSN 2502 – 3764
Volume 6 No.3, Oktober 2021 300
Economic Value Added , Market Value Added Terhadap Harga Saham Di Jakarta
Islamic Index 30 Periode 2016 – 2018. Indonusa Conference on Technology and
Social Science, 30 (November), 231-240.
Widjiarti, K. U. 2018. Pengaruh Debt To Asset Ratio ( Dar ), Total Asset Turnover (Tato
), Return On Asset ( Roa ), Dan Earning Per Share (Eps) Terhadap Harga Saham
Pada Perusahaan Indeks Lq 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2013-2017. Effect of Debt To Asset Ra. 2, 1-16. Adriyanto, A., Wahdi, N., &
Santoso, A.. (2020). Pengaruh Return on Assets, Return on Equity, Earning Per
Share Dan Price To Book Value Terhadap Harga Saham. Jurnal Bisnis Dan
Akuntansi Unsurya ,5(1), 33-49.
Wulandari, B., Daeli, I. J., Br Bukit, I. K., & Sibarani, W. N. S. (2020). Pengaruh ROE,
CR, TATO, NPM Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sub
Customer Goods Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Owner, 4(1), 114.
https://doi.org/10.33395/owner.v4il.187