119
PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME AUDITOR, DAN WHISTLEBLOWER TERHADAP EFEKTIFITAS KEMAMPUAN AUDITOR FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisinis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Iqbal Aziz 1112082000024 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/ 2017 M

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR,

PROFESIONALISME AUDITOR, DAN WHISTLEBLOWER

TERHADAP EFEKTIFITAS KEMAMPUAN AUDITOR

FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisinis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Iqbal Aziz 1112082000024

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439 H/ 2017 M

Page 2: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

i

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR,

PROFESIONALISME AUDITOR, DAN WHISTLEBLOWER

TERHADAP EFEKTIFITAS KEMAMPUAN AUDITOR

FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN KECURANGAN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

IQBAL AZIZ

NIM. 1112082000024

Di Bawah Bimbingan:

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017

Page 3: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Senin, 10 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Iqbal Aziz

2. NIM : 1112082000024

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Kompleksias Auditor, Profesionalisme

Auditor, dan Whistleblower terhadap Efektifitas Kemampuan Auditor

Forensik dalam Pembuktian Kecurangan”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswi tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Senin 10 April 2017

1. Wilda Farah, SE., M.Si., Ak., CPA., CA.

NIP.19830326 200912 2 005

(...........................................)

Penguji I

2. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA

NIP. 19720516 20090 1 006

(............................................)

Penguji II

Page 4: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,
Page 5: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Iqbal Aziz

Nomor Induk Mahasiswa : 1112082000024

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi/Audit

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan

sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 17 Agustus 2017

Yang menyatakan,

(Iqbal Aziz)

Page 6: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

v

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Iqbal Aziz

2. Tempat Tanggal Lahir : Serang, 1 Juni 1994

3. Alamat : Jl. Raya Bogor RT 001/001

Susukan, Ciracas, Jakarta Timur.

13750

4. Telepon : 0818 0626 5430

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. TK FLAMBOYAN BEKASI Tahun 1999-2000

2. SDN 02 SUSUKAN Tahun 2000-2006

3. SMPN 103 JAKARTA Tahun 2006-2009

4. SMAN 88 JAKARTA Tahun 2009-2012

5. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2017

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Wakil Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMPN 103

JAKARTA (2007-2008)

2. Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 88 JAKARTA

(2010-2011)

3. HMJ FEB UIN Jakarta (2012-2015)

Page 7: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

vi

TO EXAMINE THE INFLUENCE OF AUDITOR COMPLEXITY, AUDITOR

PROFESSIONALISM AND WHISTLEBLOWER ON THE

EFFECTIVENESS OF THE ABILITY OF FORENSIC AUDITORS IN

SUBSTATION OF FRAUD

ABSTRACT

The purpose of this research to examine the influence of auditor

complexity, auditor professionalism and whistleblower on the effectiveness of the

ability of forensic auditors in substantion of fraud. This research performed on

The Audit Board of The Republic of Indonesia (BPK RI) of the Main Auditorate of

Investigation (AUI).

This research used a sample of 46 respondents. Sample method used in

this research is convenience sampling. Hypothesis in this research was tested use

multiple regression analysis.

The results of this research indicated that auditor professionalism has a

significant effect on the effectiveness of the ability of forensic auditors in

substantiation of fraud. While the complexity of auditors and whistleblower has no

significant effect on the effectiveness of the ability of forensic auditors in

substantiation of fraud.

Keywords : auditor complexity, auditor professionalism, whistleblower, forensic

auditor, substantiation of fraud

Page 8: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

vii

PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME

AUDITOR, DAN WHISTLEBLOWER TERHADAP EFEKTIFITAS

KEMAMPUAN AUDITOR FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN

KECURANGAN

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompleksitas auditor,

profesionalisme auditor dan whistleblower terhadap efektifitas kemampuan

auditor forensik dalam pembuktian kecurangan. Penelitian ini dilakukan pada

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) bagian Auditorat

Utama Investigasi (AUI). Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 46 responden. Metode

penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience

sampling. Hipotesis dalam penelitiaan ini diuji menggunakan analisis regresi

berganda.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa profesionalisme auditor

berpengaruh signifikan terhadap efektifitas kemampuan auditor forensik dalam

pembuktian kecurangan. Sedangkan kompleksitas auditor dan whistleblower tidak

berpengaruh signifikan terhadap efektifitas kemampuan auditor forensik dalam

pembuktian kecurangan.

Kata kunci : kompleksitas auditor, profesionalisme auditor, whistleblower, auditor

forensik, pembuktian kecurangan

Page 9: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

viii

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompleksias

Auditor, Profesionalisme Auditor, dan Whistleblower terhadap Efektifitas

Kemampuan Auditor Forensik dalam Pembuktian Kecurangan”. Shalawat

serta salam senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang

telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat

guna meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang

telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur

Alhamdulillah penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah

menganugerahkannya. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Ir Harri Bagiono dan Ibu Halimah yang

telah memberikan bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya.

2. Adikku Ilham Haris yang telah memberikan semangat dan doanya dalam

proses penyusunan skripsi ini.

Page 10: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

ix

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Atiqah, SE., MS.AK selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing

penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi

dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

9. Humas BPK RI Ibu Devi, yang telah memberikan saran mengenai responden

dalam penelitian ini dan ikut berperan dalam penyebaran kuesioner di

Auditorat Umum Investigasi (AUI).

10. Keluarga besar Akuntansi 2012, terimakasih atas kenangan belajar bersama-

sama dan semangatnya selama ini. Semoga apa yang di cita-citakan kalian

dapat kalian wujudkan.

Page 11: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

x

11. Velia C. Rini yang telah memberikan semangat, doa dan dukungan penuh

sehingga membuat penulis mampu mengerjakan skripsi ini dengan baik.

12. Sahabat-sahabat (Rio, Opi, Rahman, Rifki, Jibril, Cerdick, Ivan, Topik, Irsan,

Deyan, Cakra, Aldi, Dedi, Imam dan Apat) Terima kasih banyak atas rasa

persahabatan yang kalian berikan, bahagia berjuang bersama kalian.

13. Teman- teman KKN Galeri, terimakasih atas perjuangannya untuk

menyelesaikan laporan KKN.

14. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

sempurna dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta

masukkan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 17 Agustus 2017

(Iqbal Aziz)

Page 12: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

xi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ....................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ......................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .......................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v

ABSTRACT .................................................................................................. vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ xi

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 10

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 11

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 11

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 13

A. Landasan Teori ...................................................................... 13

1. Teori Keagenan .............................................................. 13

Page 13: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

xii

2. Teori Fraud Triangle ...................................................... 14

B. Tinjauan Literatur.................................................................. 15

1. Kompleksitas Auditor ..................................................... 15

2. Profesionalisme Auditor ................................................. 17

3. Whistleblower ................................................................ 18

4. Fraud (kecurangan) ......................................................... 21

5. Kemampuan Membuktikan Kecurangan …………….... 23

C. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ........................................... 24

D. Kerangka Pemikiran .............................................................. 28

E. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis.......... 30

BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................... 33

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 33

B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 33

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 34

D. Metode Analisis Data ............................................................ 34

1. Statistik Deskriptif .......................................................... 35

2. Uji Kualitas Data ............................................................. 35

3. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 36

E. Alat Uji Hipotesis .................................................................. 38

1. Koefesien Determinasi .................................................... 39

2. Uji Statistik t ................................................................... 40

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................... 40

Page 14: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

xiii

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ........................................... 43

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................... 43

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .............................................. 49

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 49

2. Hasil Uji Kualitas Data ................................................... 50

3. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................. 53

4. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 58

BAB V PENUTUP .................................................................................. 64

A. Kesimpulan ........................................................................... 64

B. Implikasi ................................................................................ 65

C. Keterbatasan .......................................................................... 66

D. Saran ...................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 68

LAMPIRAN ................................................................................................. 71

Page 15: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

xiv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Corruption Perception Index ............................................................. 2

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................ 25

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian ................................................. 41

4.1 Data Sampel Penelitian ..................................................................... 43

4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin............. 44

4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan ....................... 45

4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 46

4.5 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan pengalaman Kerja ...... 47

4.6 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur .......................... 48

4.7 Hasil Uji Statistik Deskripsi .............................................................. 49

4.8 Hasil Uji Validitas Kompleksitas ...................................................... 50

4.9 Hasil Uji Validitas Profesionalisme .................................................. 51

4.10 Hasil Uji Validitas Whistleblower .................................................... 51

4.11 Hasil Uji Validitas Pembuktian Fraud .............................................. 52

4.12 Hasil Uji Realibilitas ......................................................................... 53

4.13 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 54

4.14 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Nilai Kolmogorof-Smirnov ..... 56

4.15 Hasiil Uji Koefisien Adjusted R Square ........................................... 58

4.16 Hasil Uji Statistik t ............................................................................ 59

Page 16: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

xv

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 28

4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot ............... 55

4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram ........ 55

4.3 Grafik Scatterplot .................................................................. 57

Page 17: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1. Lampiran 1 : Surat Peneltian ......................................................... 72

2. Lampiran 2: Surat Keterangan dari BPK-RI. ................................ 74

3. Lampiran 3 : Kuesioner Penelitian ................................................ 76

4. Lampiran 4 : Daftar Identitas dan Jawaban Responden ................ 81

5. Lampiran 5 : Output Hasiil Pengujian Data .................................. 92

Page 18: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berbagai macam kasus yang terjadi diperusahaan maupun lembaga

pemerintahan tidak jarang disebabkan karena faktor kecurangan (fraud).

Seiring dengan berkembangnya kompleksitas bisnis dan semakin terbukanya

peluang usaha dan investasi, menyebabkan risiko terjadinya kecurangan pada

perusahaan dan lembaga pemerintahan semakin tinggi. Mengacu ke berbagai

kasus baik didalam maupun diluar negeri menunjukkan bahwa kecurangan

dapat terjadi dimana saja Wahono (2011) dalam Rahmayani, dkk (2014).

Kasus – kasus kecurangan yang bukan hanya sekedar operasi fiktif belaka

yang pernah dilakukan perusahaan ataupun lembaga pemerintahan dalam

praktik kecurangan, melainkan juga korupsi yang dikemas dengan apik oleh

jajaran management perusahaan. Yang beberapa waktu ini banyak ditemukan

kasus kecurangan yang pada akhirnya terbongkar berkat peran aktif auditor

dan whistleblower Rahmayani, dkk (2014).

Salah satu bentuk kecurangan yang sering terjadi di Indonesia adalah

korupsi. Di Indonesia korupsi mulai terdengar sering oleh masyarakat sekitar

tahun 1997-1998, pada masa jatuhnya pemerintahan Orde Baru disusul

dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan. Korupsi telah merambah hampir

di seluruh sektor publik, hukum dan ekonomi dalam sistem ketatanegaraan

Page 19: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

2

Indonesia. Korupsi seringkali tidak terjangkau oleh undang-undang, sehingga

tidak heran jika Indonesia sebagai salah satu Negara terkorup di dunia.

Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan Corruption Perception

Index (CPI) di Indonesia dari tahun 2011 sampai dengan 2016 dibandingkan

dengan Malaysia dan Singapura.

Tabel 1.1

Corruption Perception Index 2011-2016

Sumber: (http//www.tranparency.org) diolah kembali

Dari data Corruption Perception Index (CPI) tahun 2011 sampai

dengan tahun 2016, skor rata-rata CPI Indonesia hanya 3,3 dari angka ideal

10, suatu “prestasi” yang membuat anak bangsa ini malu karena dikenal

sebagai salah satu Negara terkorup. Apabila dibandingkan dengan Malaysia

dan Singapura yang memiliki skor rata-rata CPI masing-masing 4,9 dan 8,7

Indonesia masih sangat jauh di bawahnya. Di Indonesia, kecurangan

dibuktikan dengan adanya kasus-kasus yang merugikan Negara seperti Bailot

No.

Tahun

Skor yang diraih

Skor Ideal Indonesia Malaysia Singapura

1. 2011 3,0 4,3 9,2 10

2. 2012 3,2 4,9 8,7 10

3. 2013 3,2 5,0 8,6 10

4. 2014 3,4 5,2 8,4 10

5. 2015 3,6 5,0 8,5 10

6. 2016 3,7 4,9 8,4 10

Page 20: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

3

Bank Century, “markus” spesialis pajak Gayus Tambunan, kasus korupsi

Penggelapan Dana Pembangunan Wisma Atlit “Nazarudin dkk”. Lalu ada

pula kasus manipulasi akuntansi, seperti kasus mark up yang dilakukan PT.

Kimia Farma dan kasus laporan keuangan ganda yang dimiliki oleh Bank

Lippo. Kesalahan auditor dalam kedua kasus ini diduga adalah karena auditor

terlambat menyadari dan melaporkan ketidakberesan yang telah dilakukan

oleh pihak manajemen perusahaan. Kasus lain yang juga telah terjadi di

Indonesia adalah kasus pada PT. Telkom, dimana laporan keuangan PT.

Telkom yang telah diaudit oleh KAP Eddy Pianto dan Rekan tidak diakui

oleh SEC dan pihak PT. Telkom diminta kembali untuk melakukan audit atas

laporan keuangannya.

Kasus kecurangan dan manipulasi akuntansi juga terjadi di luar negeri.

Seperti kasus manipulasi pembukuan yang terjadi pada Enron Corp.

merupakan salah satu kasus yang melibatkan kantor akuntan publiknya.

Laporan keuangan Enron dinyatakan wajar tanpa pengecualian oleh Kantor

Akuntan Publik Arthur Anderson. Namun, publik kemudian dikejutkan oleh

kabar kepailitan Enron Corp pada tanggal 2 Desember 2001. Salah satu

penyebab kepailitan tersebut adalah pihak Arthur Anderson yang memberikan

dua jasa sekaligus, baik sebagai auditor maupun konsultan bisnis perusahaan.

Oleh sebab itu semakin banyaknya kasus kecurangan yang terjadi saat ini

membuat kepercayaan masyarakat khususnya para pemakai laporan auditor

independen mulai mengalami penurunan.

Page 21: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

4

Astuti (2013) Objek dari akuntansi forensik di sektor swasta maupun

sektor publik adalah skandal keuangan yang menyangkut fraud

“penghilangan” aset, seperti pencurian, penyalahgunaan, dan lain-lain. Oleh

karena itu, diperlukan akuntan forensik yang mempunyai keahlian dalam

menginvestigasi indikasi adanya korupsi atau fraud pada perusahaan atau

instansi negara.

Untuk itu upaya pencegahan dan pemberantasan krisis juga

kecurangan perlu ditingkatkan serta diintensifkan dengan tahap menjunjung

tinggi hak asasi manusia dan kepentingan masyarakat. Di Indonesia telah

dibentuk Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang berperan untuk mengawasi dan

menyelidiki keadaan keuangan instansi pemerintah maupun swasta,

pemerintah membentuk pula suatu badan khusus untuk memberantas korupsi,

yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal tersebut merupakan salah

satu wujud nyata dan serius pemerintah untuk memberantas korupsi dan

mencegah adanya kecurangan laporan keuangan (fraud).

KPK, BPK, dan BPKP serta pengadilan harus membuktikan

kecurigaan mereka kepada seseorang tentang apakah dia melakukan

kecurangan atau tidak. Pengusutan ini sangat sulit dilakukan karena berkaitan

dengan satu bidang tertentu di luar bidang hukum, yaitu bidang ekonomi.

Oleh karena itu dalam hal ini peran seorang auditor forensik sangat

dibutuhkan. Seperti yang dijelaskan oleh Amin Widjaja Tunggal (2001:36),

yang dikutip dari artikel Association of Cerrified Fraud Examiner bahwa

Page 22: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

5

audit forensik adalah „Fraud auditing is an intial approach (proactive) to

detecting financial fraud, using accounting records and information,

analiytical relationship and an awareness of fraud perpetration and

concealment effort‟. Yang mana diterjemahkan sebagai berikut audit

kecurangan merupakan suatu pendekatan awal (proaktif) untuk mendeteksi

penipuan keuangan, dengan menggunakan catatan akuntansi dan informasi,

hubungan analitis dan kesadaran perbuatan penipuan dan upaya

penyembunyian. Audit forensik merupakan audit khusus untuk mencari bukti

kecurangan dan baru ada serta dikenal di Indonesia. Hal tersebut disebabkan

banyaknya tindak kejahatan kerah putih (White Collar Crime) yang berupa

manipulasi bidang keuangan demi memperkaya diri sendiri, orang lain atau

korporasi dan sangat merugikan Negara.

Auditor forensik sedikit berbeda dengan auditor investigatif, dimana

auditor forensic hanya sebatas menemukan adanya bukti kecurangan.

Sedangkan auditor investigatif membawa bukti kecurangan tersebut ke badan

hukum pengadilan, guna menjatuhkan hokum pidana kepada tersangka.

Wahono (2011) dalam Rahmayani, dkk (2014) juga menyatakan

bahwa audit forensik merupakan suatu bentuk audit atau pemeriksaan yang

bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkap kecurangan atau kejahatan

dengan menggunakan pendekatan, prosedur dan teknik-teknik yang umumnya

digunakan dalam suatu penyelidikan atau penyidikan terhadap suatu

kejahatan. Tujuan audit forensik adalah untuk mengidentifikasi dan

mengungkap kecurangan atau kejahatan, maka pendekatan, prosedur dan

Page 23: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

6

teknik yang digunakan didalam audit investigatf relatif berbeda dengan

pendekatan, prosedur dan teknik yang digunakan di dalam audit keuangan,

audit kinerja atau audit dengan tujuan tertentu lainnya.

Kompleksitas auditor mempunyai maksud bahwa auditor mempunyai

tugas, yang banyak, berbeda-beda, dan dikerjakan bersama-sama dengan

kegiatan audit. Integritas mempunyai maksud bahwa auditor dituntut untuk

memiliki kepribadian yang dilandasi oleh sikap jujur, berani, bijaksana, dan

bertanggungjawab untuk membangun kepercayaan guna memberikan dasar

bagi pengambilan keputusan yang handal Cahyono, dkk (2015).

Menurut Anugerah dan Akbar (2014) dalam hasil penelitian yang

berjudul “Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas dan Skeptisme

Profesional Terhadap Kualitas Audit” menyatakan bahwa kompleksitas tugas

auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Oleh karena itu hal ini

menarik untuk diteliti apakah kompleksitas auditor akan berpengaruh

terhadap pembuktian kecurangan yang dilakukan oleh auditor forensik.

Ekspektasi masyarakat yang tinggi akan peran dan fungsi audit

forensik dalam menemukan bukti yang kompeten serta mengungkap korupsi

menjadi tantangan dan tanggung jawab tersendiri bagi auditor forensik Dwi

dan Effendi (2013). Oleh karena itu, untuk menjaga kepercayaan masyarakat

terhadap kualitas pemeriksaan audit sehingga kompetensi suatu bukti atas

tindak pidana korupsi ini dapat terjadi, maka profesionalisme menjadi syarat

utama bagi seorang auditor forensik dalam melaksanakan tugasnya.

Page 24: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

7

Dimensi profesionalisme menurut Hall (1968), dalam Kalbers dan

Fogarty (1995) terdiri dari lima dimensi yaitu dedikasi, kewajiban sosial,

tuntutan akan otonomi personal, peraturan profesional yang khusus profesi

tersebut dan afiliasi komunitas. Semakin tinggi tingkat dimensi

profesionalismenya, maka orang tersebut semakin profesional.

Profesionalisme seorang profesional akan menjadi semakin penting apabila

profesionalisme tersebut dihubungkan dengan hasil kerja individunya, apakah

tingkat profesionalisme tersebut berpengaruh terhadap hasil kerja individu

tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberi sumbangan karya bagi

perusahaan maupun organisasi profesi tempat dimana mereka bekerja.

Profesionalisme auditor menjadi hal yang penting dalam pelaksanaan

fungsi pemeriksaan karena selain mematangkan pertimbangan dalam

penyusunan laporan hasil pemeriksaan, juga untuk mencapai harapan yakni

kinerja yang berkualitas Futri dan Juliarsa (2014).

Menurut Karamoy dan Wokas (2015) profesionalisme juga menjadi

syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang auditor sebab

dengan profesionalisme yang tinggi kebebasan auditor akan semakin

terjamin. Untuk menjalankan perannya yang menuntut tanggung jawab yang

semakin luas, seorang auditor harus memiliki wawasan yang luas tentang

kompleksitas organisasi modern.

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dwi dan Effendi

(2013) dan hasil penelitian yang berjudul “Pengaruh profesionalisme akuntan

forensik terhadap kompetensi bukti tindak pidana korupsi” menyatakan

Page 25: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

8

bahwa profesionalisme akuntan forensik memiliki pengaruh yang sedang dan

signifikan terhadap kompetensi bukti tindak pidana korupsi. Oleh karena itu

penulis ingin meneliti apakah profesionalisme auditor berpengaruh juga

terhadap efektifitas auditor forensik dalam pembuktian kecurangan.

Dalam penemuan suatu kecurangan sering kali hal tersebut juga

terjadi berkat adanya saksi atau whistleblower. Whistleblower sebagai pelapor

tindak pidana yang mengetahui dan melaporkan tindak pidana tertentu dan

bukan bagian dari pelaku kejahatan yang dilaporkannya.

Seorang whistleblower benar-benar mengetahui dugaan suatu

pelanggaran atau kejahatan karena berada atau bekerja dalam suatu kelompok

orang terorganisir yang diduga melakukan kejahatan, di perusahaan, institusi

publik, atau institusi pemerintah. Laporan yang disampaikan oleh

whistleblower merupakan suatu peristiwa faktual atau benar-benar diketahui

si peniup peluit tersebut. Bukan informasi yang bohong atau fitnah

Rahmayani, dkk (2014).

Menurut Suastawan, dkk (2017) Salah satu upaya yang dapat

mencegah terjadinya kecurangan adalah dengan melakukan pelaporan yang

dilakukan oleh anggota organisasi (aktif maupun non-aktif) mengenai

pelanggaran, tindakan illegal atau tindakan tidak bermoral kepada pihak di

dalam maupun di luar organisasi atau dikenal dengan upaya whistleblowing.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti termotivasi untuk melakukan

penelitian ini karena, pertama peran auditor forensik sangat dibutuhkan

terutama dalam penemuan tindak kecurangan atau korupsi yang sering terjadi

Page 26: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

9

saat ini. Untuk dapat menjalankan proses audit dengan baik, auditor harus

dapat bertahan dari tekanan yang bersifat kompleks seperti tekanan waktu,

anggaran, dan peran. Lalu auditor forensik juga dituntut untuk bersifat

profesional dalam mengaudit, tujuannya untuk menjaga ekspetasi masyarakat

terhadap kinerja auditor yang kompeten dan independen. Disamping itu

adanya whistleblower sebagai saksi, menjadi hal yang menarik untuk diteliti

karena whistleblower biasanya adalah saksi dimana tempatnya bekerja,

sehingga patut dicurigai apakah mereka terlibat dalam kecurangan tersebut

atau tidak.

Dan terakhir, sampai saat ini peneliti belum banyak menemukan

peneliti lain yang menaruh perhatiannya terhadap masalah pembuktian

kecurangan atau korupsi oleh auditor forensik. Berdasarkan hal tersebut,

maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompleksitas

Auditor, Profesionalisme Auditor, dan Whistleblower terhadap

Efektifitas Kemampuan Auditor Forensik dalam Pembuktian

Kecurangan (Fraud)”.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya,

yaitu penelitian yang dilakukan oleh Cahyono, dkk (2015), Karamoy dan

Woskas (2015) dan Rahmayani, dkk (2014). Adapun perbedaan-perbedaan

penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Cahyono,

dkk (2015) adalah Pengaruh kompetensi, independensi, objektifitas, dan

integritas auditor terhadap kualitas audit, kemudian untuk Karamoy dan

Page 27: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

10

Woskas (2015) variabelnya Pengaruh Indepedensi dalam menemukan

fraud, serta untuk Rahmayani, dkk (2014) ialah variabel kemampuan

auditor, skeptisme profesional, dan teknik audit dalam Pengungkapan

Kecurangan. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti menggabungkan

dan juga menambahkan satu variabel dependen yaitu Efektifitas

Kemampuan Auditor Forensik dalam Pembuktian Kecurangan (Fraud)

sebagaimana telah disarankan dalam penelitian terdahulu untuk

menambahkan variabel tertentu.

2. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor pada Badan Pemeriksa

Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang berada di Jakarta.

Sedangkan, populasi penelitian sebelumnya adalah auditor inspektorat di

daerah Sulawesi Utara serta Madiun, dan auditor Badan Pemeriksa

Keuangan yang berada di wilayah Riau.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan diatas,

maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah kompleksitas auditor mempengaruhi efektifitas kemampuan

auditor forensik dalam pembuktian kecurangan (fraud) ?

2. Apakah profesionalisme auditor mempengaruhi efektifitas kemampuan

auditor forensik dalam pembuktian kecurangan (fraud) ?

3. Apakah whistleblower mempengaruhi efektifitas kemampuan auditor

forensik dalam pembuktian kecurangan (fraud) ?

Page 28: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

11

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis pengaruh kompleksitas auditor terhadap efektifitas auditor

forensik dalam pembuktian kecurangan (fraud).

2. Menganalisis pengaruh profesionalisme auditor terhadap efektifitas

auditor forensik dalam pembuktian kecurangan (fraud).

3. Menganalisis pengaruh whistleblower terhadap efektifitas auditor

forensik dalam pembuktian kecurangan (fraud).

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan

dapat memberikan kontribusi sebagai berikut :

1. Kontribusi Teoritis

a. Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat sebagai

bahan referensi penelitian selanjutnya dan menambah pengetahuan

tentang profesi auditor.

b. Peneliti berikutnya, sebagai bahan referensi bagi pihak–pihak yang

ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai topik tersebut.

2. Kontribusi Praktis

a. Auditor, sebagai tinjauan yang diharapkan dapat dijadikan informasi

untuk meningkatkan kemampuan audit atas kecurangan yang terjadi

pada laporan keuangan.

Page 29: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

12

b. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI), tinjauan

ini dapat dijadikan informasi dalam menghadapi maraknya kasus

kecurangan (fraud) dan korupsi, sehingga senantiasa

mengembangkan keahlian auditor dalam menginvestigasi adanya

fraud.

c. Mahasiswa, tinjauan ini dapat dijadikan informasi sebagai kualifikasi

kebutuhan tenaga auditor dalam Badan Pemeriksa Keuangan

Republik Indonesia (BPK RI) dan sebagai bahan untuk melihat

perkembangan profesi auditor.

Page 30: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Keagenan

Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang

saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen.

Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk

bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka

pihak manejemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya

kepada pemegang saham.

Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan

sebagai “agency relationship as a contract under which one or more

person (the principals) engage another person (the agent) to perform some

service on their behalf which involves delegating some decision making

authority to the agent”. Maksudnya adalah hubungan keagenan merupakan

suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (principal) memerintah orang

lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama principal serta memberi

wewenang kepada agent membuat keputusan yang terbaik bagi principal.

Jika kedua belah pihak tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk

memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini agent akan bertindak

dengan cara yang sesuai dengan kepentingan principal.

Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi

ketidakseimbangan informasi (Assymmetrical information) karena agent

Page 31: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

14

berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang

perusahaan dibandingkan dengan principal. Dengan asumsi bahwa

individu-individu bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri

sendiri, maka dengan informasi assimetri yang dimilikinya akan

mendorong agent menyembunyikan beberapa informasi yang tidak

diketahui principal.

Dalam kondisi assimetri tersebut, agent dapat mempengaruhi

angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dengan

cara melakukan manajemen laba. Salah satu cara yang digunakan untuk

memonitor masalah kontrol dan membatasi perilaku opportunistic

manajemen adalah corporate governance. Prinsip-prinsip pokok corporate

governance adalah; transparansi (transparency), akuntanbilitas

(accountability), keadilan (fairness), dan responsibilitas (responsibility).

Dalam keterkaitannya dengan pembuktian kecurangan, auditor

(agent) dipekerjakan oleh manajemen (principal) dengan maksud untuk

memeriksa apakah terjadi kecurangan (fraud) di dalam perusahaan

tersebut. Oleh karena itu auditor diharapkan memiliki pengalaman dan

profesionalisme dalam hal melakukan audit atas indikasi adanya

kecurangan.

2. Teori Fraud Triangle

Teori fraud triangle merupakan teori yang harus dimasukkan ke

dalam rencana audit kecurangan. Teori ini menyatakan bahwa kecurangan

terjadi karena adanya tiga elemen seperti tekanan, kesempatan, dan

Page 32: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

15

pembenaran. Tiga elemen kecurangan hidup bersama pada tingkat yang

berbeda di dalam organisasi dan mempengaruhi setiap individu secara

berbeda (Vona, 2008:7).

Proses audit harus mengidentifikasi dan memahami bagaimana

kondisi kecurangan tersebut menyebabkan kemungkinan terjadinya

kecurangan yang sebenarnya. Oleh karena itu, dibutuhkan auditor yang

kompeten dalam mendeteksi dan membuktikan terjadinya kecurangan.

Teori tersebut menjadi dasar bagi Auditor Investigatif dalam

penelusurannya untuk membuktikan suatu kecurangan yang terjadi.

Auditor Investigatif harus memiliki kemampuan yang memadai untuk

mengungkap suatu kecurangan. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti

menggunakan teori fraud triangle sebagai grand theory penelitian ini.

B. Tinjauan Literatur

1. Kompleksitas Auditor

Kompleksitas auditor didasarkan pada persepsi individu tentang

kesulitan suatu tugas audit. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa

suatu tugas audit sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi

orang lain Restu dan Indriantoro (2000). Audit menjadi semakin kompleks

dikarenakan tingkat kesulitan (task difficulity) dan variabilitas tugas (task

variability) audit yang semakin tinggi. Gupta dkk (1999) dalam Prasita dan

Adi (2007) mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai kompleksitas dan

kemampuan analisis sebuah tugas dan ketersediaan prosedur operasi

standar.

Page 33: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

16

Bagi auditor tuntutan akan tugas yang dikerjakannya sering

membuat mereka merasa jenuh dan cepat bosan. Hal ini dapat membuat

permasalahan yang kompleks pada auditor. Agar dapat membuat klien

merasa puas dan terus menggunakan jasanya di lain waktu, auditor harus

bisa bertahan dari kompleksitas tugas audit yang dihadapinya.

Menurut Wood (1988), dalam Anugerah dan Akbar (2014)

Kompleksitas tugas dapat dilihat dalam dua aspek. Pertama, kompleksitas

komponen yaitu mengacu pada jumlah informasi yang harus diproses dan

tahap pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan sebuah

pekerjaan. Kedua, kompleksitas koordinatif yang mengacu pada jumlah

(hubungan antara satu bagian dengan bagian lain) yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan sebuah pekerjaan.

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anugerah dan

Akbar (2014) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kompetensi,

Kopleksitas Tugas dan Skeptisme Profesional Terhadap Kualitas Audit”

menyatakan bahwa kompleksitas tugas auditor tidak berpengaruh terhadap

kualitas audit.

Serta penelitian menurut Cahyono dkk, (2015) menunjukan bahwa

kompleksitas auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit dan juga

semakin kompleks tugas audit, maka semakin lemah kualitas audit.

Berdasarkan kedua penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kompleksitas auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sehingga

penulis ingin meneliti apakah kompleksitas auditor tidak berpengaruh juga

Page 34: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

17

terhadap kemampuan pembuktian kecurangan yang dilakukan oleh auditor

forensik.

2. Profesionalisme Auditor

Auditor dalam melaksanakan tugasnya sudah seharusnya bersikap

profesionalisme dan independensi, namun dalam prakteknya masih banyak

auditor yang tidak melakukan tugasnya sesuai prosedur sehingga membuat

kepercayaan masyarakat terhadap laporan keuangan yang telah diaudit

menjadi menurun. Auditor yang profesional harus memiliki independensi

untuk memenuhi kewajiban profesionalnya, memberikan opini yang

objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, dan melaporkan masalah apa

adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga

(Sawyer: 2006:35). Untuk mengetahui apakah seorang auditor telah

melakukan tugasnya secara profesional, maka perlu adanya evaluasi

kinerja. Dan evaluasi kinerja auditor dapat dilakukan dengan cara yaitu,

sudahkah terpenuhinya kriteria-kriteria profesionalisme auditor.

Menurut penelitian Baotham (2007) dalam Futri dan Juliarsa

(2014) Profesionalisme juga menjadi syarat utama sebagai auditor.

Profesionalisme auditor mengacu pada kemampuan dan perilaku

profesional. Kemampuan didefinisikan sebagai pengerahuan, pengalaman,

kemampuan beradaptasi, kemampuan teknis, dan kemampuan teknologi,

dan memungkinkan perilaku profesional auditor untuk mencakup faktor-

faktor tambahan seperti transparansi dan tanggung jawab, hal ini sangat

penting untuk memastikan kepercayaan publik.

Page 35: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

18

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Karamoy dan

Woskas (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme

berpengaruh signifikan dalam mendeteksi fraud di auditor internal. Senada

dengan Dwi dan Effendi (2013) menyatakan bahwa profesionalisme

akuntan forensik memiliki pengaruh yang sedang dan signifikan terhadap

kompetensi bukti tindak pidana korupsi. Sehingga penulis ingin meneliti

apakah profesionalisme berpengaruh juga terhadap kemampuan

pembuktian kecurangan yang dilakukan oleh auditor forensik.

3. Whistleblower

Mark Zimbelman (2006: 114) dalam Suastawan, dkk (2017)

mengemukakan dalam bukunya “Fraud Examination” menyatakan bahwa:

program whistleblowing yang baik dapat menjadi alat yang sangat efektif

dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan. Banyak penelitian telah

menunjukkan bahwa whistleblowing system yang efektif harus memenuhi

4 elemen berikut:

a. Anonimitas

Sebuah sistem yang baik harus merahasiakan identitas seorang

whistleblower, karena tanpa rasa takut untuk melaporkan tindak

pelanggaran dan kecurangan di dalam organisasi. Ketika sebuah laporan

tersebut merupakan bagian dari sebuah kejahatan, maka dapat

memudahkan untuk menginvestigasi pelanggaran yang dilaporkan.

Page 36: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

19

b. Independensi

Seorang karyawan akan merasa nyaman jika pelanggaran yang ia

laporkan ditindaklanjuti oleh pihak yang independen, artinya tidak ada

hubungan dengan pihak organisasi maupun pihak yang melakukan

pelanggaran.

c. Akses yang mudah

Karyawan harus mempunyai beberapa saluran untuk melaporkan

tindak pelanggaran. Diantaranya dapat melalui telepon, e-mail, sistem

online, dan faximile. Hal ini menjamin semua karyawan (dari manajer

puncak hingga buruh) bisa dengan merahasiakan namanya untuk

melaporkan tindak pelanggaran melalui saluran-saluran tersebut.

d. Tindak lanjut

Pelanggaran yang terlaporkan melalui whistleblowing system

kemudian ditindaklanjuti untuk menentukan tindakan yang diperlukan

dalam menyelidiki suatu pelanggaran. Hal ini akan menunjukkan

manfaat dari sistem tersebut dan dapat mendorong karyawan untuk

lebih aktif lagi melaporkan tindak pelanggaran.

Menurut Rahmayani, dkk (2014), whistleblower merupakan

pelapor tindak pidana yang mengetahui dan melaporkan tindak pidana

tertentu dan bukan bagian dari pelaku kejahatan yang dilaporkannya.

Seorang whistleblower seringkali dipahami sebagai saksi pelapor, yaitu

orang yang memberikan laporan atau kesaksian mengenai suatu dugaan

Page 37: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

20

tindak pidana kepada aparat penegak hukum dalam proses peradilan

pidana.

Namun untuk disebut sebagai whistleblower, saksi tersebut

setidaknya harus memenuhi dua kriteria mendasar. Kriteria pertama,

whistleblower menyampaikan atau mengungkap laporan kepada otoritas

yang berwenang atau kepada media massa atau publik. Dengan

mengungkapkan kepada otoritas yang berwenang atau media massa

diharapkan dugaan suatu kejahatan dapat diungkap dan terbongkar.

Kriteria kedua, seorang whistleblower merupakan orang "dalam", yaitu

orang yang mengungkap dugaan pelanggaran dan kejahatan yang terjadi

di tempatnya bekerja atau ia berada. Karena skandal kejahatan selalu

terorganisir, maka seorang whistleblower kadang merupakan bagian

dari pelaku kejahatan atau kelompok mafia itu sendiri. Dia terlibat

dalam skandal lalu mengungkapkan kejahatan yang terjadi.

(http://www.menpan.go.id)

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suastawan, dkk

(2017) yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi, Proactive Fraud

Audit, dan Whistleblowing Terhadap Pencegahan Kecurangan dalam

Pengelolaan Dana BOS” menyatakan hasil penelitiannya bahwa

whistleblowing berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan

kecurangan (fraud) dalam pengelolaan dana BOS.

Senada dengan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan oleh

Rahmayani Laras, dkk (2014) yang berjudul “Pengaruh Kemampuan

Page 38: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

21

Auditor, Skeptisme Profesional Auditor, Teknik Audit, dan

Whistleblower terhadap Efektifitas Pelaksanaan Audit Investigasi dalam

Pengungkapan Kecurangan” menyatakan hasil penelitinnya bahwa

whistleblower berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan audit

investigasi dalam pembuktian kecurangan.

Dari hasil penelitian tersebut penulis ingin meneliti apakah

whistleblower berpengaruh juga terhadap kemampuan pembuktian

kecurangan yang dilakukan oleh auditor forensik.

4. Fraud (Kecurangan)

Istilah fraud (Inggris) atau fraude (Belanda) sering diterjemahkan

sebagai kecurangan (Tuanakotta, 2007). Sudarmo dkk., (2008) dalam

Suastawan dkk, (2017) mengartikan kecurangan (fraud) secara sederhana

dengan ketidak-jujuran. Definisi kecurangan (fraud) berdasarkan Black‟s

Law Dictionary yang terdapat dalam Karyana (2011) adalah: “Fraud is (1)

A knowing misrepresentation of the truth or concealment of a material fact

to induce another to act to his or her detriment; is usual a tort, but in some

cases (esp. when the conduct is willful) it may be a crime, (2) A

misrepresentation made recklessly without belief in its truth to induce

another person to act, (3) A tort arising from knowing misrepresentation,

concealment of material fact, or reckless misrepresentation made to

induce another to act to his or her detriment.”

Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa setidaknya ada tiga

elemen fundamental dalam kecurangan (fraud), yaitu: (1) kecurangan

Page 39: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

22

dilakukan oleh seseorang dengan sengaja, (2) kecurangan adalah

berbentuk penyembunyian fakta atau penipuan atau pemaksaan, dan (3)

kecurangan bertujuan untuk memperoleh keuntungan pihak-pihak tertentu.

Statements on Auditing Standards No. 99 AU section 316

menyebutkan bahwa terdapat tiga kondisi yang secara umum

menyebabkan kecurangan (fraud) terjadi, yaitu: (1) adanya dorongan atau

tekanan (incentive or pressure) yang menjadi motivasi bagi pelaku

kecurangan (fraud) untuk melakukan kecurangan (fraud), (2) adanya

peluang atau kesempatan (opportunity) yang mendukung pelaku untuk

melakukan kecurangan (fraud), dan (3) adanya rasionalisasi

(razionalization), yaitu pembenaran terhadap perilaku untuk berbuat

kecurangan oleh pihak-pihak yang melakukan tindakan kecurangan

tersebut.

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

mengkategorikan kecurangan (fraud) menjadi tiga kelompok, yaitu:

a. Korupsi (Corruption)

Black‟s Law Dictionary dalam Wells (2007) mendefinisikan

“corrupt” sebagai spoiled; tainted; depraved; debased; morally

degenerate. Skema korupsi (corruption schemes) dapat dipecah

menjadi empat klasifikasi: (1) pertentangan kepentingan (conflict of

interest), (2) suap (bribery), (3) pemberian ilegal (illegal gratuity),

dan (4) pemerasan ekonomi (economic extortion).

Page 40: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

23

b. Penyalahgunaan Aset (Asset Misappropriation)

Penyalahgunaan aset (asset misappropriation) terbagi

menjadi dua kategori, yaitu: (1) penyalahgunaan kas (cash

misappropriation) yang dapat dilakukan dalam bentuk skimming,

larceny atau fraudulent disbursements, dan (2) penyalahgunaan non-

kas (non-cash misappropriation) yang dapat dilakukan dalam bentuk

penyalahgunaan (misuse) atau pencurian (larceny) terhadap

persediaan dan aset-aset lainnya.

c. Kecurangan Laporan Keuangan (Fraudulent Financial Statement)

Kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial statement

schemes) dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu dengan (1)

mencatat pendapatan-pendapatan fiktif (fictitious revenues), (2)

mencatatan pendapatan (revenue) dan/atau beban (expenses) dalam

periode yang tidak tepat, (3) menyembunyikan kewajiban dan beban

(concealed liabilities and expenses) yang bertujuan untuk

mengecilkan jumlah kewajiban dan beban agar perusahaan tampak

lebih menguntungkan, (4) menghilangan informasi atau

mencantumkan informasi yang salah secara sengaja dari catatan atas

laporan keuangan (improper disclosures), atau (5) menilai aset dengan

tidak tepat (improper asset valuation).

5. Kemampuan membuktikan kecurangan

Kemampuan auditor dalam membuktikan kecurangan adalah

kualitas dari seorang auditor dalam menjelaskan kekurangwajaran laporan

Page 41: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

24

keuangan yang disajikan perusahaan dengan mengidentifikasi dan

membuktikan kecurangan (fraud) tersebut Sucipto (2007) dalam

Supriyanto (2014). Menurut Supriyanto (2014) menyatakan bahwa beban

kerja berpengaruh negatif terhadap kemampuan auditor pembuktikan

kecurangan dan skeptisme auditor.

Dalam melakukan pembuktian kecurangan, auditor diharuskan

memiliki beberapa kemampuan/keterampilan yang dapat mendukungnya

dalam melakukan tugas pembuktian, seperti (1) keterampilan teknis

(technical skills) yang meliputi kompetensi audit, teknologi informasi dan

keahlian investigasi, (2) keahlian/kemampuan untuk dapat bekerja dalam

sebuah tim, auditor harus dapat menerima ide-ide, pengetahuan dan

keahlian orang lain dengan komunikasi dan berpandangan terbuka, dan (3)

kemampuan menasehati (mentoring skill), kemampuan ini harus dapat

dimiliki oleh auditor senior dimana seorang senior harus dapat menuntun

para juniornya selama proses investigasi.

C. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini , berikut akan dikemukakan

beberapa hasil penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian.

Penelitian terdahulu ini diambil dari berbagai jurnal yang telah diterbitkan

oleh lembaga penelitian maupun instansi-instansi pendidikan. Adapun

hasil-hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu mengenai topik yang

berkaitan dengan penelitian ini dapat dilihat dalam tabel 2.1

Page 42: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

25

Tabel 2.1

Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Herman

karamoy

dan Heince

R.N. Wokas

(2015)

Pengaruh Indepedensi dan

Profesionalime, dalam

Mendeteksi Fraud

pada Auditor Internal.

Variabel

Profesionalisme

Auditor dan

mendeteksi fraud.

Metode sampling

diambil dari 4

inspektorat auditor

internal di Sulawesi

Utara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Indenpedensi tidak berpengaruh

signifikan dalam mendeteksi fraud.

Sedangkan Profesionalisme

berpengaruh signifikan dalam

mendeteksi fraud.

2. Rahmayani

Laras, dkk

(2014)

Pengaruh Kemampuan

Auditor, Skeptisme

Profesional Auditor,

Teknik Audit, dan

Whistleblower terhadap

Efektifitas Pelaksanaan

Audit Investigasi dalam

Pengungkapan

Kecurangan.

Variabel

whistleblower dan

audit investigasi

dalam

pengungkapan

kecurangan.

Variabel

kemampuan

auditor, skeptisme

profesional, teknik

audit, dan

penelitian ini

dilakukan di Riau.

Hasil penelitian menunjukan bahwa

whistleblower berpengaruh terhadap

efektifitas pelaksanaan audit

investigasi dalam pembuktian

kecurangan.

Page 43: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

26

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

3. Supriyanto

(2014)

Pengaruh beban kerja,

pengalaman audit, tipe

kepribadian dan skeptisme

profesional terhadap

kemampuan auditor dalam

mendeteksi kecurangan.

Variabel

kemampuan

auditor dalam

mendeteksi

kecurangan.

Variabel beban

kerja, pengalaman

audit, dan tipe

kepribadian

terhadap skeptisme

auditor.

Hasil penelitian menunjukan bahwa

beban kerja, pengalaman audit dan

tipe kepribadian tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap kemampuan

auditor dalam mendeteksi kecurangan.

4. Dwi

Cahyono

Andy, dkk

(2015)

Pengaruh kompetensi,

independensi, objektifitas,

kompleksitas tugas, dan

integritas auditor terhadap

kualitas audit.

Variabel

kompleksitas

auditor.

Variabel

kompetensi,

independensi,

objektifitas, dan

integritas auditor

Kompleksitas auditor berpengaruh

negative terhadap kualitas audit.

Semakin kompleks tugas audit, maka

semakin lemah kualitas audit.

5. Christine

Dwi K dan

Rovinur

Hadid

Effendi

(2013)

Pengaruh profesionalisme

akuntan forensik terhadap

kompetensi bukti tindak

pidana korupsi.

Variabel

profesionalisme

akuntan forensik

dan kompetensi

bukti.

Penelitian ini

dilakukan di BPK

daerah Jawa Barat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

profesionalisme akuntan forensik

memiliki pengaruh yang sedang dan

signifikan terhadap kompetensi bukti

tindak pidana korupsi sebesar 33,67%.

Page 44: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

27

No. Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitian

Metode Penelitian Hasil

Penelitian Persamaan Perbedaan

6.

David J.

Cooper

(2013)

Fraud in accounting,

organizations, and society:

extending the boundaries

of research.

Variabel

pendeteksian

kecurangan.

Objek penelitian di

Alberta, Kanada

dan teknik analisis

data.

Hasil penelitian menunjukan bahwa

adanya pengakuan kecurangan terjadi

di beberapa domain, seperti individu,

perusahaan, bidang organisasi dan

lingkungan masyarakat secara umum.

7 Mau dan

Kingsley

(2015)

The Role of Forensic

Investigation Professionals

in the

Prevention ofvFraud and

Corruption in Developing

Countries.

Variabel

profesionalisme

akuntan forensik

dan

pengungkapan

kecurangan.

Objek penelitian di

USA dan teknik

analisis data.

Hasil penelitian menunjukkan terdapat

pengaruh antara Profesional audit

forensik terhadap pencegahan

kecurangan dan korupsi sebesar 67%.

8 Yousif

Alabdullah,

dkk (2014)

The Role of Forensic

Accounting in Reducing

Financial Corruption:

A Study in Iraq

Variabel auditor

forensik dalam

mendeteksi

kecurangan.

Objek penelitian di

Iraq dan teknik

analisis data.

Hasil penelitian ini menunjukan

pengaruh signifikan antara metode

akuntansi forensik dan efektifitas

badan kontrol untuk mendeteksi kasus

korupsi keuangan.

Sumber: dari berbagai sumber yang diolah

Page 45: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

28

Adanya skandal akuntansi dan kecurangan yang terjadi di

beberapa perusahaan

D. Kerangka Pemikiran

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Faktor penyebab terjadinya skandal akuntansi dan

kecurangan yang terjadi di beberapa perusahaan

Basis Teori : Teori Keagenan dan Teori Fraud Triangle

Profesionalisme

Auditor

Whistleblower

Kompleksitas

Auditor

Uji Statistik Deskriptif

Uji Kualitas Data

1. Uji Validitas

2. Uji Reliabilitas

Efektifitas

Kemampuan

Auditor Forensik

dalam Pembuktian

Kecurangan

(Fraud)

Page 46: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

29

Gambar 2.1 (Lanjutan)

Hasil Pengujian dan Pembahasan

Kesimpulan, Implikasi, Saran, dan Keterbatasan

Uji Asumsi Klasik

1. Multikolonieritas

2. Normalitas

3. Heteroskedastisitas

Metode Analisis:

Analisis Regresi Berganda

Uji Hipotesis

1. Adjusted R Square

2. Statistik t

Page 47: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

30

E. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Kompleksitas Auditor terhadap Efektifitas kemampuan auditor forensik

dalam pembuktian kecurangan.

Kompleksitas audit didasarkan pada persepsi individu tentang

kesulitan suatu tugas audit Restu dan Indriantoro (2000), menyatakan

bahwa peningkatan kompleksitas dalam suatu tugas atau sistem, akan

menurunkan tingkat keberhasilan tugas itu. Terkait dengan kegiatan

pengauditan, tingginya kompleksitas audit dapat menyebabkan akuntan

berperilaku disfungsional sehingga menyebabkan penurunan kualitas

audit.

Demikian juga pada penelitian Cahyono, dkk (2015) menunjukan

bahwa kompleksitas auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit

dan juga semakin kompleks tugas audit, maka semakin lemah kualitas

audit.

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Anugerah dan

Akbar (2014) yang berjudul “Pengaruh Kompetensi, Kopleksitas Tugas

dan Skeptisme Profesional Terhadap Kualitas Audit” menyatakan hasil

bahwa kompleksitas tugas auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas

audit. Oleh karena itu penulis ingin menguji apakah kompleksitas auditor

juga berpengaruh negatif terhadap kemampuan auditor dalam

pembuktian adanya kecurangan (fraud). Berdasarkan penelitian tersebut

maka dibuat hipotesis:

Page 48: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

31

H1: Kompleksitas auditor berpengaruh terhadap efektifitas auditor

forensik dalam pembuktian kecurangan.

2. Profesionalisme auditor terhadap efektifitas kemampuan auditor forensik

dalam pembuktian kecurangan.

Dalam upaya mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud

membutuhkan kinerja dan tindakan profesional dari auditor karena tidak

mungkin kecurangan dapat dideteksi dan dicegah jika auditor tidak

menjalankan peranan dan tanggung jawabnya secara profesional.

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Karamoy dan

Woskas (2013) hasil penelitian menunjukkan bahwa profesionalisme

auditor berpengaruh signifikan dalam mendeteksi fraud di auditor

internal. Senada dengan penelitian yang dikerjakan oleh Futri dan

Juliarsa (2014) menunjukan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh

signifikan terhadap kualitas audit.

Oleh karena itu penulis ingin menguji apakah profesionalisme

auditor juga berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam

pembuktian adanya kecurangan (fraud). Berdasarkan penelitian tersebut

maka dibuat hipotesis:

H2: Profesionalisme auditor berpengaruh terhadap efektifitas auditor

forensik dalam pembuktian kecurangan.

Page 49: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

32

3. Whistleblower terhadap efektifitas kemampuan auditor forensik dalam

pembuktian kecurangan.

Menurut (Tuanakotta:2010) whistleblower atau peniup peluit

adalah orang yang mengetahui adanya bahaya atau ancaman dan

berusaha menarik perhatian orang banyak dengan “menuip peluitnya”.

Tuanakotta juga mengungkapkan bahwa peniup peluit memiliki peran

penting dalam pengungkapan kecurangan.

Senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Tuanakotta

diatas Rahmayani, dkk (2014) Hasil penelitian menunjukan bahwa

whistleblower berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan audit

investigasi dalam pembuktian kecurangan.

Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Suastawan, dkk

(2017) yang berjudul “Pengaruh Budaya Organisasi, Proactive Fraud

Audit, dan Whistleblowing Terhadap Pencegahan Kecurangan dalam

Pengelolaan Dana BOS” menyatakan hasil penelitiannya bahwa

whistleblowing berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan

kecurangan (fraud) dalam pengelolaan dana BOS. Dari hasil kedua

penelitian tersebut penulis ingin meneliti apakah whistleblower

berpengaruh juga terhadap kemampuan pembuktian kecurangan yang

dilakukan oleh auditor forensik. Berdasarkan penelitian tersebut maka

dibuat hipotesis:

H3: Whistleblower berpengaruh terhadap efektifitas auditor forensik

dalam pembuktian kecurangan.

Page 50: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yang menguji

pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor, dan whistleblower

sebagai variabel independen, terhadap efektifitas audit forensik dalam

pembuktian kecurangan sebagai variabel dependen. Ruang lingkup penelitian

ini terbatas hanya pada profesi auditor, yaitu auditor yang bekerja di Badan

Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) yang berada di Jakarta.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal

minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam penelitian ini adalah

auditor forensik pada Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK

RI) yang berada di Jakarta. Dasar pemilihan sampel ini menggunakan metode

convenience sampling, yaitu memilih sampel dari elemen populasi yang

datanya mudah diperoleh peneliti.

Untuk mendapatkan data yang diperlukan peneliti menggunakan

instrumen berupa kuesioner yang diberikan kepada auditor yang bekerja di

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia. Responden pada penelitian

ini ialah auditor forensik bagian Auditorat Utama Investigasi (AUI) yang

bekerja di BPK RI.

Page 51: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

34

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam memperoleh data-data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan dua cara yaitu penelitian pustaka dan penelitian lapangan.

1. Penelitian Pustaka (Library Research)

Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang

sedang diteliti melalui buku, jurnal, majalah, tesis, internet dan perangkat

lain yang berkaitan dengan judul penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber

ahli. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui studi lapangan dengan

metode kuesioner melalui daftar pertanyaan tertulis kepada auditor

forensik. Kuesioner yang digunakan diadopsi dari pertanyaan-pertanyaan

yang dimuat dalam buku auditing, jurnal-jurnal SNA (Simposium

Nasional Akuntansi) dan skripsi. Selanjutnya pertanyaan-pertanyaan

tersebut dimodifikasi agar dapat dimengerti oleh responden. Untuk

mendapatkan data yang sebenarnya, kuesioner dibagikan kepada

responden dengan mendatangi langsung tempat responden.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan di penelitian ini adalah metode

analisis statatistik deskriptif, uji kualitas data, uji asumsi klasik dan uji

hipotesis yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan SPSS

(Statistical Package for the Social Science).

Page 52: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

35

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif berhubungan dengan pengumpulan dan

peringkasan data serta penyajiannya yang biasanya disajikan dalam

bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau numerik. Statistik deskriptif

digunakan untuk memberikan deskripsi suatu data yang dilihat dari

rata-rata (mean), standar deviasi (standard deviation), dan maksimum-

minimum (Ghozali, 2011:19).

2. Uji Kualitas Data

a. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Imam

Ghozali, 2009:45).

b. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu

konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau validnya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

dinyatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner

tersebut (Ghozali, 2011:52).

Page 53: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

36

3. Uji Asumsi Klasik

Untuk melakukan uji asumsi klasik atas data primer ini, maka

dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas, uji multikolonieritas, dan

uji heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam

model regresi variabel independen dan dependen keduannya

memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Untuk

mendeteksi apakah keduanya berdistribusi normal atau tidak yaitu

dengan melihat normal probability plot (P Plot). Distribusi normal

akan membentuk satu garis lurus diagonal, yang apabila distribusi

normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan

mengikuti garis diagonalnya. (Ghozali, 2013:161).

Selain menggunakan analisis grafik, penelitian ini juga

menggunakan analisis statistik kolomogrof-smirnov (K-S). Uji

statistik ini adalah pengujian yang dilakukan untuk mendeteksi

normalitas melalui pengamatan residual. Pengujian ini memiliki

kelebihan, yaitu sederhana dan tidak menimbulkan persepsi di

antara satu pengamat dengan pengamat lain yang sering terjadi

pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Konsep

kolomogrof-smirnov ini dengan membandingkan distribusi data

(yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku.

Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan

Page 54: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

37

dalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. Uji kolomogrof-

smirnov ini merupakan uji beda antara yang diuji normalitasnya

dengan data normal baku.

Jika signifikasi data dibawah 0,05, maka terdapat perbedaan

yang signifikan, dan jika signifikansi diatas 0,05, maka tidak terjadi

perbedaan yang signifikan. Penerapan uji kolomogrof-smirnov ialah

jika signifikasi dibawah 0,05, berarti data yang akan diuji

mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data normal baku,

yang artinya bahwa data tersebut tidak normal. Sedangkan jika

signifikasi diatas 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara data yang diuji normal karena tidak berbeda

dengan normal baku dan diterima. (Ghozali, 2013)

b. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah

ada hubungan atau korelasi diantara variabel independen.

Multikolonieritas menyatakan hubungan antar sesama variabel

independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2009:95). Deteksi

ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi dapat

dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.

Regresi bebas dari multikolonieritas jika besar nilai VIF < 10 dan

nilai tolerance > 0,10 (Ghozali, 2009:96).

Page 55: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

38

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut

heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah

homokedastisitas (Ghozali, 2009:125). Deteksi ada atau tidaknya

heterokedastisitas dapat dilihat dengan ada tidaknya pola tertentu

pada grafik scaterplot. Jika ada pola tertentu maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak

ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas

(Ghozali, 2009:125-126).

E. Alat Uji Hipotesis

Pada penelitian ini digunakan tiga variabel independen dan satu

variabel dependen. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis

adalah regresi berganda (multiple regression), yaitu regresi yang digunakan

untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen.

Variabel independen terdiri dari Kompleksitas auditor,

Profesionalisme auditor dan Whistleblower. Sedangkan variabel dependennya

Page 56: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

39

adalah efektifitas kemampuan auditor forensik dalam pembuktian

kecurangan. Persamaan regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

Dimana :

Y : Efektifitas kemampuan auditor forensik dalam

pembuktian kecurangan

α : Konstanta

β1 ,β2, dan β3 : Koefisien regresi

X1 : Kompleksitas auditor

X2 : Profesionalisme auditor

X3 : Whistleblower

e : Error

Pengujian hipotesis ini melalui beberapa pengujian, yaitu:

1. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen, nilai

R2 yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan

hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel

independen (Ghozali, 20015).

Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 +e

Page 57: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

40

2. Uji Statistik t (Parsial)

Uji Statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas dan independen secara individu dalam menerangkan

variansi variabel dependen. Apakah variabel independen berpengaruh

secara nyata atau tidak (Ghozali, 2013:98). Pengambilan keputusan dapat

dilakukan dengan melihat probabilitasnya, yaitu: Jika probabilitas > 0,05,

maka model ditolak. Jika probabilitas < 0,05 maka model diterima.

F. Operasionalisasi Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua jenis variabel, yaitu variabel

independen dan variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang

menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain dimana dalam penelitian

ini adalah variabel dependen. Sedangkan variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variable dependen adalah variabel independen.

Penelitian ini menguji pengaruh Kompleksitas Auditor (X1)

Profesionalisme Auditor (X2) dan Whistleblower (X3) terhadap Efektifitas

Kemampuan Auditor Forensik Dalam Pembuktian Kecurangan (Y).

Semua variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang

digunakan (Sofia, 2014). Variabel ini diukur menggunakan skala likert 5 poin

dari sangat sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2) dan sangat

tidak setuju (1) dan dijelaskan dalam tabel 3.1.

Page 58: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

41

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Indikator

Butir

Nomor

Skala

Pengukuran

Kompleksitas

Auditor (X1)

(Wood (1988)

dalam Anugerah

dan Akbar

2014))

Kompleksitas komponen yaitu mengacu

pada jumlah informasi yang harus

diproses dan tahap pekerjaan yang harus

dilakukan untuk menyelesaikan sebuah

pekerjaan.

1,2,3*

Interval: 5

point skala

likert Kompleksitas koordinatif yang mengacu

pada jumlah (hubungan antara satu

bagian dengan bagian lain) yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah

pekerjaan.

4,5

Profesionalisme

Auditor (X2)

(Hall (1968)

dalam Kalbers

dan Fogarty

(1995))

Pengabdian pada profesi (Dedication) 6

Interval: 5

point skala

likert

Kewajiban Sosial (Social obligation) 7

Kemandirian (Autonomy demands) 8,9*

Keyakinan terhadap peraturan profesi

(Belief in self regulation)

10

Hubungan dengan sesama profesi

(Professional community affiliation)

11

Page 59: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

42

Variabel Indikator

Butir

Nomor

Skala

Pengukuran

Whistleblower

(X3)

(Mark

Zimbelman

(2006: 114)

dalam

Suastawan

(2017))

Anonimitas 12

Interval: 5

point skala

likert

Indepedensi 13

Akses yang mudah 14

Tindak lanjut pelaporan 15,16*

Efektifitas

Kemampuan

Auditor Forensik

Dalam

Pembuktian

Kecurangan

(Y)

(Sofia, 2014)

Pengendalian internal 17*,18

Interval: 5

point skala

likert

Bagian rawan kecurangan 19

Pelatihan deteksi kecurangan 20

Penerapan akuntansi forensik 21

Standar pengauditan 22

Faktor dan bentuk kecurangan 23,24*

Metode dan prosedur audit 25

Keterangan: (*) pernyataan negatif

Page 60: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

43

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan terhadap auditor forensik yang bekerja di

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI). Auditor

forensik yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah auditor forensik

yang bekerja di BPK RI pada Auditorat Utama Investigasi (AUI).

Auditor yang berpartisipasi dalam penelitian ini meliputi manager,

supervisor, auditor senior dan auditor junior yang melaksanakan

pekerjaan di bidang audit investigasi.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian secara langsung dengan mengirimkan langsung kepada kantor

BPK RI. Proses perizinan, penyebaran dan pengembalian kuesioner

dilaksanakan mulai tanggal 13 Juli 2017 sampai dengan 21 Juli 2017.

Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Data Sampel Penelitian

Sumber : Data primer yang diolah.

No. Keterangan Jumlah Persentase

1. Jumlah kuesioner yang disebar 60 100%

2. Jumlah kuesioner yang tidak kembali 13 21,67%

3. Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 1 1,67%

4. Jumlah kuesioner yang dapat diolah 46 76,67%

Page 61: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

44

Kuesioner yang disebarkan berjumlah 60 buah dan jumlah yang

kembali adalah sebanyak 47 buah atau 78,33%. Kuesioner yang tidak

kembali sebanyak 13 buah atau 21,67%, hal ini dikarenakan waktu

penyebaran kuesioner yang terlalu singkat serta auditor forensik yang

sedang berada di kantor perwakilan daerah. Kuesioner yang dapat diolah

berjumlah 46 buah atau 76,67% sedangkan kuesioner yang tidak dapat

diolah sebanyak 1 buah atau 1,67% karena tidak diisi secara lengkap oleh

responden.

2. Karakteristik Profil Responden

Responden dalam penelitian ini adalah auditor forensik yang

bekerja di BPK RI pada Auditorat Utama Investigasi. Berikut ini adalah

deskripsi mengenai identitas penelitian yang terdiri dari jenis kelamin,

posisi terakhir, pendidikan terakhir, usia, dan pengalaman kerja

responden.

a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan jenis kelamin.

Tabel 4.2

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber: Data primer yang diolah

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 34 73,9 73,9 73,9

Perempuan 12 26,1 26,1 100,0

Total 46 100,0 100,0

Page 62: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

45

Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa sekitar 34 orang atau 73,9%

responden didominasi oleh jenis kelamin laki-laki, dan sisanya

sebesar 12 orang atau 26,1% responden berjenis kelamin perempuan,

hal ini dikarenakan karakteristik profesi auditor forensik lebih

memerlukan banyak waktu dalam pekerjaannya sehingga responden

dalam penelitian ini mayoritas laki-laki.

b. Deskripsi responden berdasarkan jabatan

Hasil uji deskripsi responden berdasarkan jabatan disajikan pada

tabel 4.3 ini.

Tabel 4.3

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jabatan

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.3 diatas, diperoleh informasi bahwa mayoritas responden

adalah auditor junior sebanyak 25 orang atau sebesar 54,3%.

Responden yang menduduki jabatan sebagai auditor senior sebanyak

19 orang atau 41,3%, sedangkan sisanya yaitu sebagai manager dan

supervisor sebanyak 1 dan 1 orang atau sebesar 2,2% dan 2,2%. Hal

Jabatan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Auditor Junior 25 54,3 54,3 54,3

Auditor Senior 19 41,3 41,3 95,7

Supervisor 1 2,2 2,2 97,8

Manager 1 2,2 2,2 100,0

Total 46 100,0 100,0

Page 63: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

46

ini dikarenakan semakin tinggi jabatan di Auditorat Utama

Investigasi semakin tinggi pula tingkat kesibukannya.

c. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir

Tabel 4.4 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pendidikan terakhir.

Tabel 4.4

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden berpendidikan terakhir Strata Satu (S1) dengan jumlah 26

responden atau 56,5%. Sisanya dengan jumlah 20 responden atau

43,5% berpendidikan terakhir Strata Dua (S2) dan responden yang

berpendidikan terakhir Diploma III (D3) serta Strata Tiga (S3) tidak

ikut serta dalam mengisi kuesioner ini. Hal ini karena pada

umumnya standar pendidikan untuk dapat direkrut bekerja sebagai

pemeriksa di BPK RI minimal Strata Satu (S1).

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid S1 26 56,5 56,5 56,5

S2 20 43,5 43,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Page 64: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

47

d. Deskripsi responden berdasarkan pengalaman kerja

Tabel 4.5 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan pengalaman kerja.

Tabel 4.5

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas

responden dalam penelitian ini sebesar 63% atau sekitar 29 auditor

forensik memiliki pengalaman kerja 6-10 tahun. Responden yang

memiliki pengalaman lebih dari 10 tahun sebanyak 13 orang atau

sebesar 28,3%, responden yang memiliki pengalaman kerja 3-6

tahun sebanyak 3 orang atau sebesar 6,5% dan sisanya responden

yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun sebanyak 1

orang atau sebesar 2,2%. Hal ini menunjukkan auditor forensik yang

bekerja pada Auditorat Utama Investigasi adalah auditor yang telah

memiliki cukup pengalaman dalam melaksanakan pemeriksaan

Pengalaman Kerja

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid < 3 Tahun 1 2,2 2,2 2,2

3-6 Tahun 3 6,5 6,5 8,7

6-10 Tahun 29 63,0 63,0 71,7

> 10 Tahun 13 28,3 28,3 100,0

Total 46 100,0 100,0

Page 65: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

48

terkait kasus korupsi karena didominasi oleh auditor yang memiliki

pengalaman 6-10 tahun dan diikuti oleh auditor yang memiliki

pengalaman lebih dari 10 tahun sehingga dapat relevan untuk

memberikan informasi dalam penelitian ini.

e. Deskripsi responden berdasarkan umur

Tabel 4.6 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden

berdasarkan umur.

Tabel 4.6

Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Umur

Sumber: data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan responden yang bekerja

pada Auditorat Utama Investigasi sebesar 50% atau 23 orang berusia

25-34 tahun, sebesar 43,5% atau sebanyak 20 orang berusia 35-44

tahun, sebesar 6,5% atau sebanyak 3 orang berusia 45-54 tahun,

sementara untuk responden yang berusia kurang dari 25 tahun dan

lebih dari 55 tahun tidak ikut serta dalam mengisi kuesioner. Hal ini

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 25-34 Tahun 23 50,0 50,0 50,0

35-44 Tahun 20 43,5 43,5 93,5

45-54 Tahun 3 6,5 6,5 100,0

Total 46 100,0 100,0

Page 66: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

49

menunjukkan bahwa auditor forensik yang bekerja pada Auditorat

Utama Investigasi adalah mereka yang berusia 25-34 tahun dan usia

35-44 tahun, dikarenakan responden dalam penelitian ini didominasi

oleh auditor senior dan auditor junior.

B. Hasil Uji Instrumen Penelitian

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi

kompleksitas, profesionalisme, whistleblower dan pembuktian

kecurangan (fraud) akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang

terlihat dalam tabel 4.7

Tabel 4.7

Hasil Uji Statistik Deskripsi

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.7 menjelaskan bahwa pada variabel kompleksitas

jawaban minimum responden sebesar 10 dan maksimum sebesar 22,

dengan rata-rata total jawaban 15,76 dan standar deviasi sebesar 3,414.

Variabel profesionalisme jawaban minimum responden sebesar 19 dan

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kompleksitas 46 10 22 15,76 3,414

Profesionalisme 46 19 29 24,43 2,257

Whistleblower 46 15 25 19,87 1,939

Pembuktian fraud 46 27 44 36,13 3,030

Valid N (listwise) 46

Page 67: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

50

maksimum sebesar 29, dengan rata-rata total jawaban 24,43 dan standar

deviasi sebesar 2,257. Pada whistleblower minimum jawaban responden

sebesar 15 dan maksimum sebesar 25, dengan rata-rata total jawaban

19,87 dan standar deviasi sebesar 1,939. Sedangkan, pada variabel

pembuktian fraud jawaban minimum responden sebesar 27 dan

maksimum sebesar 44, dengan rata-rata total jawaban 36,13 dan standar

deviasi sebesar 3,030.

2. Hasil Uji Kualitas Data

a. Hasil Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya

suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan

Pearson Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika

tingkat signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut

dapat dikatakan valid. Tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas

dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu

kompleksitas, profesionlisme, whistleblower, dan pembuktian fraud,

dengan 46 sampel responden.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Kompleksitas

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

Kom_1 0,800** 0,000 VALID

Kom_2 0,472** 0,001 VALID

Kom_3 0,891** 0,000 VALID

Kom_4 0,907** 0,000 VALID

Kom_5 0,808** 0,000 VALID

Sumber: Data primer yang diolah

Page 68: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

51

Tabel 4.8 menunjukkan variabel kompleksitas mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Profesionalisme

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.9 menunjukkan variabel profesionalisme mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Whistleblower

Sumber: Data primer yang diolah

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

Pro_1 0,603** 0,000 VALID

Pro_2 0,607** 0,000 VALID

Pro_3 0,598** 0,000 VALID

Pro_4 0,666** 0,000 VALID

Pro_5 0,559** 0,000 VALID

Pro_6 0,627** 0,000 VALID

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

Wb_1 0,623** 0,000 VALID

Wb_2 0,634** 0,000 VALID

Wb_3 0,550** 0,000 VALID

Wb_4 0,578** 0,000 VALID

Wb_5 0,743** 0,000 VALID

Page 69: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

52

Tabel 4.10 menunjukkan variabel whistleblower mempunyai

kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05.

Tabel 4.11

Hasil Uji Validitas Pembuktian Fraud

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.11 menunjukkan variabel pembuktian fraud

mempunyai kriteria valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05.

b. Hasil Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menilai konsistensi dari

instrumen penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan

reliabel jika nilai Cronbach Alpha berada diatas 0,6. Tabel 4.12

Nomor Butir

Pernyataan

Pearson

Correlation

Sig

(2-Tailed)

Keterangan

Pk_1 0,473** 0,001 VALID

Pk_2 0,578** 0,000 VALID

Pk_3 0,356** 0,015 VALID

Pk_4 0,716** 0,000 VALID

Pk_5 0,639** 0,000 VALID

Pk_6 0,609** 0,000 VALID

Pk_7 0,740** 0,000 VALID

Pk_8 0,661** 0,000 VALID

Pk_9 0,708** 0,000 VALID

Page 70: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

53

menunjukkan hasil uji reliabilitas untuk empat variabel penelitian

yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 4.12

Hasil Uji Reabilitas

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.12 menunjukkan nilai cronbach’s alpha atas variabel

Kompleksitas sebesar 0,849, Profesionalisme sebesar 0,650,

Whistleblower sebesar 0,614, dan Pembuktian fraud sebesar 0,780.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan dalam

kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai cronbach’s alpha

lebih besar dari 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa setiap item

pernyataan yang digunakan akan mampu memperoleh data yang

konsisten yang berarti bila pernyataan itu diajukan kembali akan

diperoleh jawaban yang relatif sama dengan jawaban sebelumnya.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Hasil Uji Multikolonieritas

Untuk mendeteksi adanya problem multiko, maka dapat

dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation

Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.

Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan

Kompleksitas 0,849** Reliabel

Profesionalisme 0,650** Reliabel

Whistleblower 0,614** Reliabel

Pembuktian fraud 0,780** Reliabel

Page 71: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

54

Tabel 4.13

Hasil Uji Multikolonieritas

Sumber: Data primer yang diolah

Berdasarkan tabel 4.13 diatas terlihat bahwa nilai tolerance

mendekati angka 1 dan nilai variance inflation factor (VIF) disekitar

angka 1 untuk setiap variabel, nilai tolerance dan VIF untuk

kompleksitas sebesar 0,972 dan 1,029, lalu nilai tolerance dan VIF

untuk profesionalisme sebesar 0,733 dan 1,365, nilai tolerance dan

VIF untuk whsitleblower sebesar 0,749 dan 1,335. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tidak terdapat

multikoloniertas antar variabel independen dalam model regresi dan

dapat digunakan dalam penelitian ini.

b. Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel dependen dan variabel independen

atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model

regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 16,339 4,762 3,431 ,001

Kom -,071 ,113 -,080 -,632 ,531 ,972 1,029

Pro ,701 ,196 ,522 3,571 ,001 ,733 1,365

Wb ,191 ,226 ,122 ,845 ,403 ,749 1,335

a. Dependent Variable: Pk

Page 72: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

55

Gambar 4.1

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil uji normalitas berdasarkan output histogram disajikan

pada gambar berikut ini.

Gambar 4.2

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Sumber: Data primer yang diolah

Page 73: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

56

Gambar 4.1 dan 4.2 memperlihatkan penyebaran data yang

berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini

menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi

normalitas.

Pengujian normalitas dengan menggunakan grafik terkadang

dapat menimbulkan kebingunan dalam membaca grafik tersebut jika

tidak hati-hati dalam membacanya karena secara visual dapat terlihat

normal namun secara statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu

pengujian uji normalitas juga menggunakan metode uji kolmogorof-

smirnov digambarkan dalam tabel 4.14 berikut ini.

Tabel 4.14

Hasil Uji Normalitas Menggunakan Nilai Kolmogorof-Smirnov

Sumber: Data primer yang diolah

Hasil uji normalitas dengan menggunakan uji statistik

kolmogorof-smirnov (K-S) diatas menunjukkan nilai kolmogorof-

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 46

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 2,45762430

Most Extreme Differences Absolute ,120

Positive ,120

Negative -,105

Test Statistic ,120

Asymp. Sig. (2-tailed) ,093c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 74: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

57

smirnov (K-S) sebesar 0,120, dengan nilai signifikansi sebesar 0,093.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai signifikansi diatas 0,05 (α>0,05)

maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan

diuji dengan data normal baku, yang artinya data yang diuji dalam

penelitian ini bersifat normal karena tidak berbeda dengan normal

baku yang artinya H0 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa model

regresi memenuhi asumsi normalitas karena tingkat signifikan yang

melebihi 0,05 (α>0,05).

c. Hasil Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians

dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas.

Gambar 4.3

Grafik Scatterplot

Sumber: Data primer yang diolah

Page 75: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

58

Berdasarkan gambar 4.3, grafik scatterplot menunjukkan

bahwa data tersebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu

Y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas pada penyebaran data

tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model

persamaan regresi, sehingga model regresi layak digunakan untuk

memprediksi pembuktian kecurangan berdasarkan variabel yang

mempengaruhinya, yaitu kompleksitas, profesionalisme, dan

whistleblower.

4. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model

analisi regresi berganda (multiple regression analysis), yaitu:

a. Uji Koefisien Adjusted R Square (R2)

Uji koefisien adjusted R Square dilakukan untuk

mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen.

Tabel 4.15

Hasil Uji Koefisien Adjusted R Square

Sumber: Data primer yang diolah

Tabel 4.15 menunjukkan nilai Adjusted R Square sebesar

0,295 atau 29,5%, ini menunjukkan bahwa variabel pembuktian

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,585a ,342 ,295 2,544

a. Predictors: (Constant), Wb, Kom, Pro

b. Dependent Variable: Pk

Page 76: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

59

kecurangan yang dapat dijelaskan oleh variabel kompleksitas

auditor, profesionalisme auditor, dan whistleblower adalah sebesar

29,5%, sedangkan sisanya sebesar 0,705 atau 70,5% (1-0,295)

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam model

penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian lain dapat dilakukan untuk

mencari faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pembuktian

kecurangan tersebut, seperti independensi auditor, maupun keahlian

auditor.

b. Hasil Uji Statistik t

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada atau

tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara

individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat

signifikansi 0,05. Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.16,

jika nilai probability t lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima,

sedangkan jika nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka Ha

ditolak.

Tabel 4.16

Hasil Uji Statistik t

Sumber: Data primer yang diolah

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 16,339 4,762 3,431 ,001

Kom -,071 ,113 -,080 -,632 ,531

Pro ,701 ,196 ,522 3,571 ,001

Wb ,191 ,226 ,122 ,845 ,403

a. Dependent Variable: Pk

Page 77: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

60

Hasil uji hipotesis t dapat dilihat pada tabel 4.16, hasil uji

ini digunakan untuk menguji hipotesis 1, 2, dan 3.

Hasil Uji Hipotesis 1: Pengaruh Kompleksitas Auditor terhadap

Efektifitas Kemampuan Auditor Forensik dalam Pembuktian

Kecurangan

Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.16 untuk

variabel kompleksitas auditor mempunyai tingkat signifikansi

sebesar 0,531. Hal ini berarti menolak H1 sehingga dapat dikatakan

bahwa variabel kompleksitas auditor tidak berpengaruh signifikan

terhadap efektifitas auditor forensik dalam pembuktian kecurangan

karena tingkat signifikansi yang dimiliki variabel kompleksitas

auditor lebih besar dari 0,05.

Hasil penelitian ini tidak konsisten sesuai dengan penelitian

yang dilakukan oleh Cahyono, dkk (2015) yang menyatakan bahwa

kompleksitas auditor berpengaruh negatif terhadap kualitas audit.

Berbeda dengan penelitian Anugerah dan Akbar (2014) yang

menyatakan bahwa kompleksitas tugas auditor tidak berpengaruh

terhadap kualitas audit. Kualitas audit disini yaitu berupa hasil

pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan dalam pembuktian

kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-

undangan, Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (2007) dalam

Anugerah dan Akbar (2014).

Page 78: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

61

Kompleksitas auditor didasarkan pada persepsi individu

yang menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas audit sulit bagi

seseorang, namun mudah bagi orang yang lain. Berdasarkan tugas

seorang auditor yang kompleks serta membingungkan (ambiguous)

dan tidak terstruktur, maka alternatif-alternatif yang ada tidak dapat

didefinisikan, sehingga data tidak dapat diperoleh dan output nya

tidak dapat diprediksi. Hal inilah yang membuat kompleksitas

auditor tidak berpengaruh terhadap efektifitas auditor forensik dalam

pembuktian kecurangan.

Hasil Uji Hipotesis 2: Pengaruh Profesionalisme Auditor

terhadap Efektifitas Kemampuan Auditor Forensik dalam

Pembuktian Kecurangan

Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.16 untuk

variabel profesionalisme auditor mempunyai tingkat signifikansi

sebesar 0,001. Hal ini berarti menerima H2 sehingga dapat dikatakan

bahwa variabel profesionalisme auditor berpengaruh signifikan

terhadap pembuktian kecurangan karena tingkat signifikansi yang

dimiliki variabel profesionalisme auditor lebih kecil dari 0,05.

Hasil penelitian ini konsisten sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Dwi dan Effendi (2013), yang menunjukkan bahwa

profesionalisme auditor forensik berpengaruh dan signifikan

terhadap kompetensi bukti fraud, yang berarti setiap peningkatan

profesionalisme auditor forensik akan meningkatkan kompetensi

Page 79: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

62

bukti fraud, dan sebaliknya setiap penurunan profesionalisme auditor

forensik akan menurunkan kompetensi bukti fraud. Semakin tinggi

tingkat profesionalismenya, maka orang tersebut semakin

profesional.

Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Karamoy

dan Wokas (2015), Profesionalisme berpengaruh signifikan dalam

mendeteksi fraud. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik

profesionalisme seorang auditor, maka semakin mudah auditor untuk

menemukan pembuktian kecurangan. Auditor yang profesional harus

memiliki independensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya,

memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, dan

melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai

keinginan eksekutif atau lembaga. Sehingga hasil uji hipotesis ini

menyatakan bahwa profesionalisme auditor berpengaruh signifikan

terhadap pembuktian kecurangan.

Hasil Uji Hipotesis 3: Pengaruh Whistleblower terhadap

Efektifitas Kemampuan Auditor Forensik dalam Pembuktian

Kecurangan

Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.16 untuk

variabel whistleblower mempunyai tingkat signifikansi sebesar

0,403. Hal ini berarti menolak H3 sehingga dapat dikatakan bahwa

variabel whistleblower tidak berpengaruh signifikan terhadap

pembuktian kecurangan karena tingkat signifikansi yang dimiliki

Page 80: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

63

variabel whistleblower lebih besar dari 0,05. Hal ini konsisten sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibowo dan Winny (2009)

yang menyatakan bahwa fraud early warning system (FEWS) yang

juga bisa merujuk pada whistleblower, menunjukkan tidak ada

pengaruh yang signifikan terhadap aktifitas bisnis yang mengarah

terhadap tindakan fraud.

Namun hasil penelitian ini tidak konsisten sesuai dengan

Suastawan, dkk (2017) yang menyatakan bahwa whistleblowing

berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan kecurangan

(fraud). Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmayani

Laras, dkk (2014) yang menyatakan bahwa whistleblower

berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan audit investigasi dalam

pembuktian kecurangan. Hasil uji hipotesis ini dapat disebabkan oleh

beberapa faktor seperti adanya ketidakmauan seseorang untuk

melakukan whistleblowing, adanya keraguan terhadap perlindungan

whistleblower pada perusahaan maupun belum terlalu efektifnya

system whistleblower dalam sebuah perusahaan.

Page 81: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

64

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompleksitas

auditor, profesionalisme auditor, dan whistleblower terhadap efektifitas

kemampuan auditor forensik dalam pembuktian kecurangan. Responden

dalam penelitian ini berjumlah 46 auditor forensik yang bekerja di BPK RI

bagian Auditorat Utama Investigasi (AUI). Berdasarkan pada data yang telah

dikumpulkan dan hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap

permasalahan dengan menggunakan model regresi berganda, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Kompleksitas auditor tidak memiliki pengaruh dan signifikan terhadap

efektifitas kemampuan auditor forensik dalam pembuktian kecurangan.

Hasil penelitian ini konsisten sesuai dengan penelitian Anugerah dan

Akbar (2014) yang menyatakan bahwa kompleksitas tugas tidak

berpengaruh terhadap kualitas audit yang juga merujuk pada fraud. Hasil

penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Cahyono,

dkk (2015) yang menyatakan bahwa kompleksitas auditor berpengaruh

negatif terhadap kualitas audit yang juga termasuk dalam indikator

pembuktian fraud.

2. Profesionalisme auditor memiliki pengaruh dan signifikan terhadap

efektifitas kemampuan auditor forensik dalam pembuktian kecurangan.

Page 82: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

65

Hasil penelitian ini konsisten sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dwi dan Effendi (2013), yang menunjukkan bahwa profesionalisme

auditor forensik berpengaruh dan signifikan terhadap kompetensi bukti

kecurangan. Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Karamoy dan

Wokas (2015), profesionalisme berpengaruh signifikan dalam

mendeteksi fraud.

3. Whistleblower tidak memiliki pengaruh dan signifikan terhadap

efektifitas kemampuan auditor forensik dalam pembuktian kecurangan.

Hasil penelitian ini konsisten sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Wibowo dan Winny (2009) yang menyatakan bahwa fraud early

warning system (FEWS) yang juga bisa merujuk pada whistleblower,

menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap aktifitas bisnis

yang mengarah terhadap tindakan fraud. Namun hasil penelitian ini tidak

konsisten sesuai dengan Suastawan, dkk (2017) yang menyatakan bahwa

whistleblowing berpengaruh positif signifikan terhadap pencegahan

kecurangan (fraud). Senada dengan penelitian yang dilakukan oleh

Rahmayani Laras, dkk (2014) yang menyatakan bahwa whistleblower

berpengaruh terhadap efektifitas pelaksanaan audit investigasi dalam

pembuktian kecurangan.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas menunjukkan bahwa dalam

menjalankan tugasnya, auditor forensik dituntut untuk memiliki berbagai

pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan audit, serta para auditor agar

Page 83: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

66

senantiasa secara terus-menerus melakukan proses belajar dan mencari

pengalaman yang sebanyak-banyaknya. Dengan beragam kasus maupun

skandal kecurangan yang terjadi, maka diharapkan hasil dari penelitian ini

dapat menjadi panduan bagi seluruh auditor forensik didalam melaksanakan

pekerjaannya agar menjadi berkualitas. Diharapkan dengan terus

meningkatkan kompetensinya, serta melakukan pekerjaan audit secara

profesional akan mengurangi kecilnya kemungkinan terjadinya berbagai

skandal akuntansi keuangan seperti yang pernah terjadi selama ini. Maka,

auditor forensik dalam melakukan prosedur audit untuk membuktikan adanya

kecurangan tidak terlepas dari adanya sikap profesionalsime.

C. Keterbatasan

Penelitian ini mempuyai keterbatasan yang mungkin dapat

melemahkan hasilnya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Terbatasnya sumber informasi dan penelitian terdahulu yang relevan

dengan judul yang diangkat peneliti.

2. Data penelitian ini terbatas pada kuesioner.

3. Ruang lingkup penelitian ini hanya dilakukan di Jakarta

D. Saran

Penelitian ini di masa mendatang diharapkan dapat menyajikan hasil

penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan

mengenai beberapa hal, diantaranya:

Page 84: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

67

1. Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambah variabel-variabel

yang berpengaruh terhadap efektifitas kemampuan auditor forensik

dalam pembuktian kecurangan, misalnya: keahlian auditor, dan

independensi.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa

wawancara langsung kepada auditor forensik yang menjadi responden

penelitian agar bisa mendapatkan data yang lebih nyata.

3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survei,

sehingga hasil penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan secara umum.

Page 85: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

68

DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal, “Internal Auditing”, Jakarta: Harvarindo, 2005.

Anugerah dan Akbar, “Pengaruh Kompetensi, Kompleksitas Tugas Dan Skeptisme

Profesional Terhadap Kualitas Audit”, ISSN 2337-4314, Jurnal Akuntansi,

Vol. 2, No. 2, 139-148. 2014.

Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), “Report to the Nations on

Occupational Fraud and Abuse”. Global Fraud Study. 2012

Astuti, Ni Putu Sri, “Peran Audit Forensik Dalam Upaya Memberantas Korupsi

Di Indonesia”. Jurnal. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 2013.

Cahyono, Wijaya dan Domai, “Pengaruh Kompetensi, Independensi, Objektifitas,

Kompleksitas Tugas, Dan Integritas Auditor Terhadap Kualitas Audit”,

ISSN: 2407-6864, E-Jurnal Universitas Brawijaya, Vol. 5, No.1, 2015.

David J. Cooper, Tina Dacin, Don Palmer, “Fraud in Accounting, Organizations

and Society: Extending the Boundaries of Research”, Alberta School of

Business Research Paper, No.04, 2014.

Dwi, Christine K. dan Rovinur Hadid Effendi, “Pengaruh Profesionalisme

Akuntan Forensik Terhadap Kompetensi Bukti Tindak Pidana Korupsi”.

Jurnal. Bandung: Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha. 2013.

Futri Putu Septiani dan Juliarsa G, “Pengaruh Independensi, Profesionalisme,

Tingkat Pendidikan, Etika Profesi, Pengalaman, dan Kepuasan Kerja

Auditor Terhadap Kualitas Audit di Kantor Akuntan Publik di Bali” ISSN:

2302-8556, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana: 41-58. 2014.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21”

Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.

Hamid, Abdul. “Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah”. Jakarta. 2012.

Kalbers L.P. dan Fogarty. “Profesionalism and its Consequences: A Study

Internal’s Auditor”. A Journal Practice and Theory (Spring): 64 – 85.

1995.

Karamoy, Herman, “Pengaruh Independensi dan Profesionalisme dalam

Mendeteksi Fraud Pada Auditor Internal Provinsi Sulawesi Utara”.

Jurnal. Manado: Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, 2015.

Page 86: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

69

Mau, Kelly Kingsley, “The Role of Forensic Investigation Professionals in the

Prevention of Fraud and Corruption in Developing Countries”, School of

Business and Public Policy, Saint Monica University Honolulu, Hawaii,

USA, 2015.

Prasita, Andin, dan Priyo, “Pengaruh Kompleksitas Audit Dan Tekanan Anggaran

Waktu Terhadap Kualitas Audit”, Jurnal Universitas Kristen Satya

Wacana, Salatiga, 2007.

Rahmayani, L., Dr. Kamaliah, M. A., & Dra. Susilatri, M. A, “Pengaruh

Kemampuan Auditor, Skeptisme Profesionalisme Auditor, Teknik Audit

Dan Whistleblower Terhadap Efektifitas Pelaksanaan Audit Investigasi

Dalam Pengungkapan Kecurangan”. JOM FEKON, Vol. 1, No. 2 Oktober

2014.

Restuningdiah, Nurika dan Nur Indriantoro, “Pengaruh Partisipasi terhadap

Kepuasan Pemakai dalam pengembangan Sistem Informasi dengan

Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai

sebagai Moderating Variabel”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3,

No. 2: 119-133. 2000.

Sawyer, “Internal Auditing”, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Sofia, Irma Paramita, “Persepsi Auditor Internal Dan Eksternal Mengenai

Efektivitas Metode Pendeteksian Dan Pencegahan Tindakan Kecurangan

Keuangan”. 3rd

Economics and Bussiness Research Festival, ISBN: 978-

979-3775-55-5, 2014.

Suastawan Dwi Putra, Sujana Edy, Sulindawati Erni, “pengaruh budaya

organisasi, proactive fraud audit, dan whistleblowing terhadap pecegahan

kecurangan (fraud) dalam pengelolaan dana BOS” e-Journal S1 Ak

Universitas Pendidikan Ganesha: Vol: 7, No: 1, 2017.

Supriyanto, “Pengaruh Beban Kerja, Pengalaman Audit, Tipe Kepribadian Dan

Skeptisme Profesional Terhadap Kemampuan Auditor Dalam Mendeteksi

Kecurangan”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2014.

Theodorus M. Tuanakotta, “Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif”, Jakarta:

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPFE UI),

2007.

Wahono, Sugeng, “Audit Investigasi”. Surabaya: Universitas Narotama. 2011.

Wibowo dan Winny Wijaya, “Pengaruh Penerapan Fraud Early Warning System

(FEWS) Terhadap Aktivitas Bisnis Perusahaan”, Jurnal Informasi

Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik, Vol. 4. No. 2, Hal 77-111,

2009.

Page 87: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

70

Yousif Alabdullah, Ali Alfadhl, Sofri Yahya, dan Rabi Mohammad, “The Role of

Forensic Accounting in Reducing Financial Corruption: A Study in Iraq”,

E-ISSN 1833-8119, International Journal of Business and Management;

Vol. 9, No. 1, 2014.

Page 88: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 89: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

72

Lampiran 1

Surat Penelitian Skripsi

72

Page 90: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,
Page 91: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

74

Lampiran 2

Surat Keterangan Dari

BPK-RI

74

Page 92: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,
Page 93: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

76

Lampiran 3

Kuesioner Penelitian

76

Page 94: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

77

Nomor: ............ (diisi oleh peneliti)

DATA RESPONDEN

Nama : ..........................................

(boleh tidak diisi)

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Umur : <25 Tahun

25-34 Tahun

35-44 Tahun

45-54 Tahun

>55 Tahun

Jabatan : Auditor Junior Supervisor

Auditor Senior Manager

Pendidikan Terakhir : D3 S2

S1 S3

Pengalaman Kerja : < 3 Tahun 6-10 Tahun

3-6 Tahun >10 Tahun

Petunjuk Pengisian Kuesioner

Berilah tanda silang (X) untuk setiap pernyataan di bawah ini yang menggambarkan

persepsi Anda, dimana :

1= Sangat Tidak Setuju (STS) 4= Setuju (S)

2= Tidak Setuju (TS) 5= Sangat Setuju (SS)

3= Netral (N)

Page 95: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

78

LAMPIRAN KUESIONER

NO. PERNYATAAN STS TS N S SS

1 Saya merasa mengalami kesulitan apabila tugas

yang akan saya kerjakan memiliki sedikit

informasi.

2 Struktur tugas yang jelas akan mempermudah saya

dalam penyelesaian pekerjaan tersebut.

3 Tidak jelas bagi saya struktur setiap jenis tugas

yang harus saya kerjakan selama ini.

4 Saya merasa tidak mampu untuk menyelesaikan

tugas yang memiliki tingkat kesulitan diatas

kemampuan saya.

5 Saya akan mengalami stress individual ketika

jumlah tugas yang saya kerjakan begitu banyak dan

dituntut deadline.

6 Auditor forensik menggunakan segenap

pengetahuan, kemampuan dan pengalaman dalam

melaksanakan pekerjaannya.

7 Profesi auditor forensik merupakan profesi yang

memiliki peran penting di masyarakat.

8 Dalam memutuskan hasil audit, auditor

forensik tidak mendapat tekanan dari siapapun.

Page 96: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

79

9 Dalam memutuskan hasil audit, auditor forensik

harus menuruti apapun yang dikatakan oleh klien.

10 Kinerja auditor forensik dapat dinilai oleh rekan

sesama profesi karena mempunyai pengetahuan

yang sama sehingga jika terdapat kesalahan

pertimbangan dapat segera diketahui.

11 Dengan sering berkumpul dan berdiskusi bersama

rekan seprofesi, akan meningkatkan pengetahuan

sehingga dapat lebih akurat dalam membuat

pertimbangan audit.

12 Whistleblower berani mengungkapkan adanya

kecurangan karena identitasnya dirahasiakan.

13 Kasus kecurangan yang diungkapkan oleh

Whistleblower akan ditindaklanjuti oleh pihak yang

independen atau netral.

14 Perusahaan yang sedang diaudit harus memiliki

wadah/tempat yang disediakan khusus untuk

Whistleblower sebagai sarana pelaporan adanya

kecurangan di perusahaan.

15 Tindak kecurangan yang dilaporkan oleh

Whistleblower harus ditindaklanjuti dan dilakukan

investigasi yang mendalam.

Page 97: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

80

16 Whistleblower yang melaporkan adanya tindak

kecurangan tidak akan ditindaklanjuti oleh auditor

forensik.

17 Saya tidak memahami struktur pengendalian

Internal.

18 Perlu adanya review secara berkala terhadap

pengendalian internal.

19 Saya perlu melakukan review terhadap bagian yang

dianggap rawan tindak kecurangan.

20 Saya perlu diberikan pelatihan pencegahan dan

pendeteksian tindak kecurangan.

21 Perlu adanya penerapan akuntansi forensik dalam

perusahaan.

22 Perlu adanya standar pengauditan mengenai

pendeteksian kecurangan.

23 Saya mampu menelusuri faktor-faktor penyebab

kecurangan.

24 Saya tidak mampu memperkirakan bentuk-bentuk

kecurangan yang terjadi.

25 Saya harus menggunakan metode dan prosedur audit

secara efektif.

Page 98: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

81

Lampiran 4

Daftar Identitas dan

Jawaban Responden

81

Page 99: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

82

IDENTITAS RESPONDEN

No. Jenis

Kelamin

Umur Jabatan Pendidikan

Terakhir

Pengalaman

Kerja

1. 1 3 2 2 4

2. 1 3 2 3 3

3. 2 2 2 2 3

4. 1 2 1 3 3

5. 1 3 1 3 4

6. 1 3 2 2 4

7. 2 3 2 2 4

8. 2 2 1 2 2

9. 1 3 1 3 3

10. 1 3 1 2 3

11. 1 3 1 2 3

12. 2 4 2 3 4

13. 2 4 2 3 4

14. 1 3 1 2 3

15. 2 3 4 3 4

16. 1 2 1 3 2

17. 1 2 1 2 3

18. 2 2 2 2 3

19. 1 2 2 2 3

20. 1 2 1 2 3

21. 1 2 2 2 4

22. 1 2 2 3 3

23. 1 3 2 3 3

Page 100: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

83

24. 1 3 1 3 4

25. 1 2 1 2 3

26. 2 3 2 2 4

27. 2 4 3 3 4

28. 1 2 1 2 1

29. 1 2 2 2 3

30. 2 2 1 2 2

31. 1 3 2 2 3

32. 2 3 1 3 3

33. 1 3 2 3 4

34. 1 3 1 2 4

35. 1 2 1 2 3

36. 1 3 2 2 3

37. 1 2 1 3 3

38. 1 2 2 2 3

39. 1 2 1 2 3

40. 1 2 1 2 3

41. 2 3 1 3 3

42. 1 2 1 3 3

43. 1 2 2 3 3

44. 1 3 1 3 3

45. 1 2 1 2 3

46. 1 2 1 3 3

Page 101: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

84

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL KOMPLEKSITAS AUDITOR

No. Kom_1 Kom_2 Kom_3 Kom_4 Kom_5 Total

1. 2 4 2 2 2 12

2. 4 4 2 2 2 14

3. 2 4 1 1 2 10

4. 5 5 4 4 4 22

5. 4 5 2 2 2 15

6. 4 4 4 4 3 19

7. 5 5 4 4 4 22

8. 5 5 4 4 3 21

9. 4 4 3 3 3 17

10. 4 5 4 4 4 21

11. 4 4 3 3 4 18

12. 4 5 2 2 2 15

13. 2 4 2 2 2 12

14. 4 4 2 2 2 14

15. 5 5 4 4 4 22

16. 4 4 2 2 2 14

17. 4 4 3 3 2 16

18. 5 5 3 3 4 20

19. 3 4 4 3 3 17

20. 3 4 3 3 3 16

21. 4 4 2 2 2 14

22. 5 5 2 2 5 19

23. 4 4 2 2 2 14

Page 102: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

85

24. 4 5 2 2 2 15

25. 3 4 2 2 2 13

26. 4 4 4 4 2 18

27. 4 4 2 2 3 15

28. 4 5 2 2 2 15

29. 4 4 1 1 1 11

30. 4 5 3 3 4 19

31. 2 3 2 2 2 11

32. 4 4 3 3 4 18

33. 4 4 2 2 3 15

34. 3 3 2 2 3 13

35. 4 4 3 3 3 17

36. 3 4 1 1 1 10

37. 4 4 2 2 3 15

38. 4 4 3 3 3 17

39. 4 5 2 2 2 15

40. 2 4 1 1 2 10

41. 4 4 2 2 2 14

42. 3 5 1 1 2 12

43. 2 5 1 1 2 11

44. 5 5 3 3 3 19

45. 5 4 3 3 5 20

46. 4 5 3 3 3 18

Page 103: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

86

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PROFESIONALISME AUDITOR

No. Pro_1 Pro_2 Pro_3 Pro_4 Pro_5 Pro_6 Total

1. 4 4 4 4 3 4 23

2. 4 5 4 4 4 4 25

3. 4 4 4 4 2 4 22

4. 5 4 5 5 4 5 28

5. 4 4 3 4 3 4 22

6. 4 5 5 5 3 4 26

7. 5 5 4 5 3 5 27

8. 5 4 4 4 4 4 25

9. 4 3 4 5 4 4 24

10. 5 5 4 5 4 5 28

11. 4 3 5 5 3 5 25

12. 4 4 5 4 2 4 23

13. 4 4 3 5 3 4 23

14. 4 4 4 4 4 4 24

15. 4 4 4 4 4 5 25

16. 4 4 4 4 4 4 24

17. 4 4 4 4 4 4 24

18. 4 4 4 5 4 5 26

19. 4 4 4 5 4 4 25

20. 4 4 4 5 4 4 25

21. 3 3 3 4 3 4 20

Page 104: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

87

22. 5 5 5 4 5 5 29

23. 4 4 5 5 4 4 26

24. 4 4 3 5 4 4 24

25. 5 5 2 4 4 4 24

26. 4 4 3 3 3 4 21

27. 4 4 4 4 3 4 23

28. 4 4 4 4 2 4 22

29. 5 4 5 5 4 5 28

30. 5 5 4 4 4 4 26

31. 4 4 4 3 2 4 21

32. 5 4 4 4 2 3 22

33. 4 4 4 4 4 4 24

34. 4 4 4 5 3 4 24

35. 4 3 4 4 4 4 23

36. 5 5 5 5 4 4 28

37. 4 4 5 5 4 4 26

38. 4 3 3 3 3 3 19

39. 5 5 4 5 4 5 28

40. 5 5 5 5 3 4 27

41. 4 4 4 4 4 4 24

42. 5 4 4 5 3 5 26

43. 4 4 4 5 4 4 25

44. 5 3 3 5 3 5 24

45. 3 4 3 5 4 5 24

46. 4 3 3 4 4 4 22

Page 105: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

88

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL WHISTLEBLOWER AUDITOR

No. Wb_1 Wb_2 Wb_3 Wb_4 Wb_5 Total

1. 4 4 4 4 4 20

2. 4 4 4 4 5 21

3. 4 4 4 4 4 20

4. 5 4 4 4 4 21

5. 4 3 4 3 4 18

6. 4 4 4 4 4 20

7. 4 4 4 3 4 19

8. 4 4 5 5 3 21

9. 5 4 4 3 3 19

10. 5 5 4 4 4 22

11. 4 4 4 3 3 18

12. 3 4 4 4 3 18

13. 4 4 4 4 3 19

14. 4 4 4 4 4 20

15. 3 3 5 4 4 19

16. 4 4 4 4 4 20

17. 4 4 4 3 3 18

18. 5 5 5 4 4 23

19. 5 4 5 4 4 22

20. 5 4 5 4 4 22

21. 4 4 4 4 4 20

22. 5 5 5 5 5 25

23. 5 5 5 4 5 24

Page 106: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

89

24. 4 4 4 4 5 21

25. 4 4 5 5 4 22

26. 4 4 4 4 3 19

27. 4 4 3 3 3 17

28. 3 4 4 4 4 19

29. 5 4 5 4 5 23

30. 4 4 4 4 3 19

31. 4 4 4 4 3 19

32. 3 4 4 4 4 19

33. 4 4 4 4 4 20

34. 3 4 3 4 4 18

35. 4 4 4 4 4 20

36. 4 4 3 3 3 17

37. 3 3 5 4 4 19

38. 4 3 4 3 3 17

39. 4 4 5 4 4 21

40. 4 4 4 3 4 19

41. 4 4 4 4 4 20

42. 4 4 5 4 5 22

43. 4 4 4 3 4 19

44. 3 3 5 5 5 21

45. 5 3 5 3 3 19

46. 2 2 5 4 2 15

Page 107: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

90

JAWABAN RESPONDEN VARIABEL PEMBUKTIAN KECURANGAN

No. PK_1 PK_2 PK_3 PK_4 PK_5 PK_6 PK_7 PK_8 PK_9 Total

1. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

2. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37

3. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

4. 4 4 4 5 4 5 4 4 5 39

5. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

6. 4 5 5 5 5 4 4 4 5 41

7. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37

8. 3 4 5 5 4 4 3 3 5 36

9. 4 4 4 3 3 4 3 4 4 33

10. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

11. 4 4 4 4 3 4 3 3 5 34

12. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

13. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

14. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

15. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

16. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

17. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

18. 4 4 4 4 4 4 4 2 4 34

19. 4 4 4 5 3 4 4 5 5 38

20. 4 4 4 5 3 4 4 5 5 38

21. 4 3 4 4 2 4 4 2 4 31

22. 4 5 5 5 5 5 5 4 5 43

23. 5 4 4 4 4 4 4 4 4 37

Page 108: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

91

24. 5 4 4 4 4 4 4 2 4 35

25. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

26. 3 4 4 4 4 4 4 2 4 33

27. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

28. 4 4 4 4 4 4 4 2 4 34

29. 5 4 4 4 4 4 4 5 4 38

30. 4 5 4 4 4 5 4 4 4 38

31. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

32. 4 4 4 4 4 4 3 3 4 34

33. 4 4 4 4 3 4 3 4 3 33

34. 4 4 5 4 3 4 4 4 4 36

35. 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36

36. 5 4 4 4 2 3 4 5 4 35

37. 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37

38. 3 3 4 3 3 3 3 2 3 27

39. 4 4 4 4 4 4 4 4 5 37

40. 5 5 4 4 4 4 5 5 5 41

41. 4 4 2 4 4 4 3 3 4 32

42. 5 5 4 5 5 4 4 4 5 41

43. 4 4 4 4 4 3 4 4 5 36

44. 5 4 5 5 5 5 5 5 5 44

45. 4 5 5 2 3 3 3 3 3 31

46. 4 4 4 5 4 4 4 4 5 38

Page 109: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

92

Lampiran 5

Output Hasil Pengujian Data

92

Page 110: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

93

HASIL UJI VALIDITAS KOMPLEKSITAS AUDITOR

Correlations

Kom_1 Kom_2 Kom_3 Kom_4 Kom_5 Total

Kom_1 Pearson Correlation 1 ,456** ,553

** ,589

** ,550

** ,800

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000

N 46 46 46 46 46 46

Kom_2 Pearson Correlation ,456** 1 ,204 ,224 ,258 ,472

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,173 ,134 ,083 ,001

N 46 46 46 46 46 46

Kom_3 Pearson Correlation ,553** ,204 1 ,988

** ,624

** ,891

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,173 ,000 ,000 ,000

N 46 46 46 46 46 46

Kom_4 Pearson Correlation ,589** ,224 ,988

** 1 ,634

** ,907

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,134 ,000 ,000 ,000

N 46 46 46 46 46 46

Kom_5 Pearson Correlation ,550** ,258 ,624

** ,634

** 1 ,808

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,083 ,000 ,000 ,000

N 46 46 46 46 46 46

Total Pearson Correlation ,800** ,472

** ,891

** ,907

** ,808

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,001 ,000 ,000 ,000

N 46 46 46 46 46 46

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 111: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

94

HASIL UJI VALIDITAS PROFESIONALSME AUDITOR

Correlations

Pro_1 Pro_2 Pro_3 Pro_4 Pro_5 Pro_6 Total

Pro_1 Pearson Correlation 1 ,491** ,248 ,205 ,115 ,275 ,603

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,097 ,172 ,447 ,064 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46

Pro_2 Pearson Correlation ,491** 1 ,258 ,163 ,176 ,167 ,607

**

Sig. (2-tailed) ,001 ,084 ,280 ,242 ,269 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46

Pro_3 Pearson Correlation ,248 ,258 1 ,323* ,065 ,195 ,598

**

Sig. (2-tailed) ,097 ,084 ,029 ,670 ,194 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46

Pro_4 Pearson Correlation ,205 ,163 ,323* 1 ,274 ,482

** ,666

**

Sig. (2-tailed) ,172 ,280 ,029 ,065 ,001 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46

Pro_5 Pearson Correlation ,115 ,176 ,065 ,274 1 ,300* ,559

**

Sig. (2-tailed) ,447 ,242 ,670 ,065 ,043 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46

Pro_6 Pearson Correlation ,275 ,167 ,195 ,482** ,300

* 1 ,627

**

Sig. (2-tailed) ,064 ,269 ,194 ,001 ,043 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46

Total Pearson Correlation ,603** ,607

** ,598

** ,666

** ,559

** ,627

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 112: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

95

HASIL UJI VALIDITAS WHISTLEBLOWER

Correlations

Wb_1 Wb_2 Wb_3 Wb_4 Wb_5 Total

Wb_1 Pearson Correlation 1 ,596** ,155 -,108 ,238 ,623

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,303 ,475 ,112 ,000

N 46 46 46 46 46 46

Wb_2 Pearson Correlation ,596** 1 -,137 ,173 ,359

* ,634

**

Sig. (2-tailed) ,000 ,363 ,249 ,014 ,000

N 46 46 46 46 46 46

Wb_3 Pearson Correlation ,155 -,137 1 ,474** ,277 ,550

**

Sig. (2-tailed) ,303 ,363 ,001 ,062 ,000

N 46 46 46 46 46 46

Wb_4 Pearson Correlation -,108 ,173 ,474** 1 ,382

** ,578

**

Sig. (2-tailed) ,475 ,249 ,001 ,009 ,000

N 46 46 46 46 46 46

Wb_5 Pearson Correlation ,238 ,359* ,277 ,382

** 1 ,743

**

Sig. (2-tailed) ,112 ,014 ,062 ,009 ,000

N 46 46 46 46 46 46

Total Pearson Correlation ,623** ,634

** ,550

** ,578

** ,743

** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000

N 46 46 46 46 46 46

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 113: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

96

HASIL UJI VALIDITAS PEMBUKTIAN KECURANGAN

Correlations

PK_1 PK_2 PK_3 PK_4 PK_5 PK_6 PK_7 PK_8 PK_9 Total

PK_1 Pearson Correlation 1 ,267 -,050 ,106 ,141 ,106 ,430** ,443

** ,123 ,473

**

Sig. (2-tailed) ,072 ,741 ,484 ,348 ,485 ,003 ,002 ,414 ,001

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

PK_2 Pearson Correlation ,267 1 ,309* ,149 ,477

** ,256 ,272 ,315

* ,290 ,578

**

Sig. (2-tailed) ,072 ,037 ,324 ,001 ,086 ,067 ,033 ,050 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

PK_3 Pearson Correlation -,050 ,309* 1 ,133 ,127 ,114 ,242 ,111 ,174 ,356

*

Sig. (2-tailed) ,741 ,037 ,380 ,402 ,451 ,105 ,464 ,249 ,015

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

PK_4 Pearson Correlation ,106 ,149 ,133 1 ,419** ,558

** ,451

** ,333

* ,750

** ,716

**

Sig. (2-tailed) ,484 ,324 ,380 ,004 ,000 ,002 ,024 ,000 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

PK_5 Pearson Correlation ,141 ,477** ,127 ,419

** 1 ,492

** ,439

** ,126 ,362

* ,639

**

Sig. (2-tailed) ,348 ,001 ,402 ,004 ,001 ,002 ,405 ,014 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

PK_6 Pearson Correlation ,106 ,256 ,114 ,558** ,492

** 1 ,437

** ,186 ,373

* ,609

**

Sig. (2-tailed) ,485 ,086 ,451 ,000 ,001 ,002 ,215 ,011 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

PK_7 Pearson Correlation ,430** ,272 ,242 ,451

** ,439

** ,437

** 1 ,424

** ,424

** ,740

**

Sig. (2-tailed) ,003 ,067 ,105 ,002 ,002 ,002 ,003 ,003 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

PK_8 Pearson Correlation ,443** ,315

* ,111 ,333

* ,126 ,186 ,424

** 1 ,354

* ,661

**

Sig. (2-tailed) ,002 ,033 ,464 ,024 ,405 ,215 ,003 ,016 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

PK_9 Pearson Correlation ,123 ,290 ,174 ,750** ,362

* ,373

* ,424

** ,354

* 1 ,708

**

Sig. (2-tailed) ,414 ,050 ,249 ,000 ,014 ,011 ,003 ,016 ,000

N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

Total Pearson Correlation ,473** ,578

** ,356

* ,716

** ,639

** ,609

** ,740

** ,661

** ,708

** 1

Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,015 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 N 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 114: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

97

HASIL UJI RELIABILITAS KOMPLEKSITAS AUDITOR

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,849 5

HASIL UJI RELIABILITAS PROFESIONALISME AUDITOR

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,650 6

HASIL UJI RELIABILITAS WHISTLEBLOWER

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,614 5

HASIL UJI RELIABILITAS PEMBUKTIAN KECURANGAN

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

,780 9

Page 115: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

98

HASIL UJI MULTIKOLONIERITAS

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 16,339 4,762 3,431 ,001

Kom -,071 ,113 -,080 -,632 ,531 ,972 1,029

Pro ,701 ,196 ,522 3,571 ,001 ,733 1,365

Wb ,191 ,226 ,122 ,845 ,403 ,749 1,335

a. Dependent Variable: Pk

HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN GRAFIK P-PLOT

Page 116: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

99

HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN GRAFIK HISTOGRAM

Page 117: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

100

HASIL UJI NORMALITAS MENGGUNAKAN NILAI KOLMOGOROF-

SMIRNOV

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 46

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation 2,45762430

Most Extreme Differences Absolute ,120

Positive ,120

Negative -,105

Test Statistic ,120

Asymp. Sig. (2-tailed) ,093c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Page 118: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

101

HASIL UJI HETEROSKEDASTISITAS MENGGUNAKAN GRAFIK

SCATTERPLOT

HASIL UJI KOEFISIEN ADJUSTED R SQUARE

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,585a ,342 ,295 2,544

a. Predictors: (Constant), Wb, Kom, Pro

b. Dependent Variable: Pk

Page 119: PENGARUH KOMPLEKSITAS AUDITOR, PROFESIONALISME …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40726/1/IQBAL AZIZ-FEB.pdf · pengaruh kompleksitas auditor, profesionalisme auditor,

102

HASIL UJI STATISTIK T

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 16,339 4,762 3,431 ,001

Kom -,071 ,113 -,080 -,632 ,531

Pro ,701 ,196 ,522 3,571 ,001

Wb ,191 ,226 ,122 ,845 ,403

a. Dependent Variable: Pk