52
PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP KADAR GENISTEIN PADA EKSTRAKSI TEMPE SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) Program Studi Farmasi Oleh: Arini Safti Sandrapitaloka NIM : 148114041 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP

KADAR GENISTEIN PADA EKSTRAKSI TEMPE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Arini Safti Sandrapitaloka

NIM : 148114041

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

ii

PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP

KADAR GENISTEIN PADA EKSTRAKSI TEMPE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Arini Safti Sandrapitaloka

NIM : 148114041

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

iii

Persetujuan Pembimbing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

iv

Pengesahan Skripsi Berjudul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

v

Halaman Persembahan

AD MAIOREM DEI GLORIAM

-For the Greater Glory of God-

Skripsi ini kupersembahkan untuk kemuliaan Tuhan yang

lebih besar, kepada kedua orang tuaku, kakak, seluruh

keluarga, sahabat, dan untuk almamater tercinta

Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

viii

PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

berkat dan rahmat yang telah diberikan sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh

Komposisi Penyari Etanol : Air terhadap Kadar Genistein pada Ekstraksi Tempe”

dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar. Skripsi ini merupakan bagian dari

penelitian Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. yang berjudul “Pengembangan Sediaan

Penyembuh Luka Bagi Penderita Diabetes dengan Bahan Aktif Ekstrak Tempe”

berdasarkan SK no. : 075/penel.LPPM USD/IV/2017.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

campur tangan berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis hendak

mengungkapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi berkat dan rahmat dalam

penyusunan skripsi ini;

2. Ibu Aris Widayati M.Si., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma;

3. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt., yang selaku Ketua Program Studi Fakultas

Farmasi sekaligus dosen pembimbing yang selalu menuntun, memberikan

saran, dan memotivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi;

4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc., dan Bapak Florentinus Dika

Octa Riswanto, M.Sc. yang telah mendukung dan memberikan banyak

panduan dalam penyusunan skripsi ini;

5. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, M.Sc., Apt., selaku Kepala Laboratorium

Fakultas Farmasi yang telah memberikan ijin dalam penggunaan fasilitas

laboratorium untuk kepentingan penelitian ini;

6. Bapak Michael Raharja Gani, yang telah banyak bersabar dalam membantu

dan mendampingi penulis selama penelitian;

7. Pak Yohanes Wagiran, Pak Agung, Mas Bimo selaku laboran Laboratorium

Fakultas Farmasi yang telah mengijinkan penulis untuk melaksanakan

penelitian di laboratorium;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

ix

8. Keluarga tercinta, Arif Nugroho, Puji Hastuti Handayani, Argo Wibowo,

dan keluarga besar penulis yang selalu memberikan doa, perhatian, dan

motivasi demi kelancaran studi dan penyusunan naskah skripsi;

9. Teman-teman seperjuangan: Reva, Tosan, Ines, Wita, Koleng, Leona, Efra,

Gloria dan teman-teman lain yang tergabung dalam Wound Healing

Research yang telah membantu dan bekerjasama dalam penelitian;

10. Teman-teman dekat penulis: Karmelia, Reva, Cindy, Agri, Yosef Endika,

Rahdya, Dani, Angela Iva, Novenia, Linda, Adit, Eustachia, teman-teman

Stece dan P’Dorm’14, Cantus Firmus’14, Eleven Minutes, Tim PKM BETA

PUNYA, yang telah memberikan keceriaan dan motivasi selama penulisan

skripsi ini;

11. Teman-teman FSM A 2014 dan seluruh angkatan 2014;

12. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan

sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak. Akhir kata,

penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

terutama perkembangan bidang ilmu farmasi.

Yogyakarta, 13 Desember 2017

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................. vi

PRAKATA ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

ABSTRAK ............................................................................................................ 15

ABSTRACT .............................................................................................................. 2

PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

METODE PENELITIAN ........................................................................................ 4

Preparasi Simplisia ....................................................................................................... 5

Pra-ekstraksi..………………………….....................…………………………………5

Ekstraksi ……………………...........................................……………………………..5

Penguapan Etanol ......................................................................................................... 6

Fraksinasi Etil Asetat-Air ............................................................................................ 6

Preparasi Fase Gerak HPLC ....................................................................................... 6

Pembuatan Larutan Baku Genistein........................................................................... 7

Pembuatan Larutan Intermediet Baku ....................................................................... 7

Pembuatan Seri Larutan Baku .................................................................................... 7

Pembuatan Larutan Sampel Ekstrak Tempe ............................................................. 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

xi

Analisis Hasil ................................................................................................................ 7

Analisis Kualitatif ............................................................................................ 7

Analisis Kuantitatif .......................................................................................... 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 8

Pengamatan Retention Time dan Pembuatan Kurva Baku Genistein ................... 8

Ekstraksi dan Penetapan Kadar ................................................................................ 11

Regresi Polinomial ..................................................................................................... 14

KESIMPULAN ..................................................................................................... 15

SARAN ................................................................................................................. 15

UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 16

BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

xii

DAFTAR TABEL

Tabel I. Perlakuan Perbandingan Komposisi Penyari Etanol : Air ........................ 5

Tabel II. Konsentrasi dan AUC Seri Baku ........................................................... 10

Tabel III. Rendemen Ekstrak Etanol Tempe ....................................................... 11

Tabel IV. Kadar Genistein dalam Tempe............................................................. 12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Profil Kromatogram Pemisahan Senyawa Genistein pada Baku dan

Sampel ............................................................................................... 8

Gambar 2. Struktur Senyawa Isoflavon Genistein ................................................ 9

Gambar 3. Kurva Baku Genistein Konsentrasi vs AUC ..................................... 10

Gambar 4. Kurva Hubungan antara Perbandingan Etanol : Air terhadap Kadar

Genistein pada Tempe ........................................................................ 14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis................................................................. 19

Lampiran 2. Kromatogram Seri Baku ............................................................. 20

Lampiran 3. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 48%...... 21

Lampiran 4. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 57,6%... 22

Lampiran 5. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 67,2%... 23

Lampiran 6. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 76,8%... 24

Lampiran 7. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 86,4%... 25

Lampiran 8. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 96%...... 26

Lampiran 9. Data Perhitungan Kadar Genistein dalam Sampel Ekstrak Tempe

..................................................................................................... 27

Lampiran 10. Perhitungan LOD, LOQ, Akurasi dan Presisi Metode .............. 31

Lampiran 11. Dokumentasi Ekstrak Etanol Tempe ......................................... 33

Lampiran 12. Dokumentasi Fraksi Etil Asetat ................................................ 35

Lampiran 13. Dokumentasi Larutan Sampel Ekstrak Tempe………………...37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

xv

ABSTRAK

Genistein adalah senyawa isoflavon aglikon pada kedelai yang dilaporkan

dapat menghambat α-glukosidase dan berperan dalam beberapa kelainan

metabolik seperti diabetes melitus, juga membantu proses penyembuhan luka

diabetes pada tikus yang dibebani glukosa. Salah satu sumber genistein adalah

kedelai, namun isoflavon genistein ditemukan dalam jumlah yang lebih banyak

pada tempe dibanding kedelai. Hal ini dikarenakan adanya proses fermentasi oleh

jamur Rhizopus oligosporus yang mengubah banyak flavonoid menjadi

isoflavonoid. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan

komposisi penyari etanol : air terhadap kadar genistein pada ekstraksi tempe

sehingga didapatkan kadar genistein yang optimal. Penelitian ini merupakan jenis

penelitian eksperimental murni. Tempe segar dengan merk “Tempe Muchlar”

dibagi dalam enam kelompok dan diberi perlakuan yakni ekstraksi etanol 96%

dengan perbandingan komposisi penyari etanol : air masing-masing sebesar

etanol 48%, 57,6%, 67,2%, 76,8%, 86,4%, dan 96%. Hasil ekstraksi genistein

dianalisis secara kualitatif dengan cara membandingkan retention time (tR)

sampel terhadap baku genistein. Analisis kuantitatif dilakukan dengan penetapan

kadar menggunakan metode regresi linier dimana nilai konsentrasi (µg/mL)

terhadap AUC yang diplotkan dari masing-masing seri larutan baku. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan perbandingan komposisi penyari etanol 67,2%

merupakan komposisi yang optimal menghasilkan kadar genistein yang paling

tinggi yaitu 76,60 mg% (b/b).

Kata kunci: ekstraksi, etanol, genistein, luka diabetes

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

2

ABSTRACT

Genistein was a compound of isoflavone aglycon in soybeans. It was

declared to inhibit α-glucosidase and had a role in some metabolic disease such

as diabetes mellitus. It also helped the healing process of diabetic wounds in a

glucose-burdened rat. Soybeans was one of the sources of genistein, but

isoflavone genistein can be found in greater amounts in a tempeh rather than

soybeans. It happened because of a fermentation process by Rhizopus oligosporus

which turns many flavonoids into isoflavonoid. The aim of this research was to

know the effect of different solvent composition of ethanol : water toward

concentration of genistein on tempeh extraction which is to obtain the optimal

concentration of genistein. This research was a pure experimental research. The

fresh tempeh which had a brand of "Tempe Muchlar" was divided into six groups

and was treated by 96% ethanol extraction with the ratio of solvent composition

of ethanol : water for each about ethanol 48%, 57,6%, 67,2%, 76,8%, 86,4%, and

96%. The results of the genistein extraction were analyzed qualitatively by

comparing the retention time (tR) of the sample to the genistein standard. The

quantitative analysis was performed by determining the concentration of genistein

using linear regression method, which concentration value (μg / mL) to AUC

plotted from each series of standard solvent. The result showed the ratio of

solvent composition with ethanol 67,2% was the optimal composition to obtain

genistein concentration 76,60 mg% (b/b).

Keywords: extraction, ethanol, genistein, diabetic wound

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

3

PENDAHULUAN

Genistein adalah senyawa isoflavon yang pertama kali diisolasi dari

kedelai pada tahun 1931. Berdasarkan sifat kimianya, senyawa isoflavon terbagi

menjadi dua kelompok yakni aglikon dan glukosida. Genistein merupakan salah

satu dari 3 senyawa aglikon selain daidzein dan glysitein. Genistein dilaporkan

dapat menghambat α-glukosidase yang berperan dalam beberapa kelainan

metabolik seperti diabetes melitus. Berdasarkan penelitian Lu et al., (2009),

isoflavon dapat meningkatkan serum insulin dan menurunkan glukosa serum pada

tikus diabetes. Selain itu genistein juga membantu mempercepat proses

penyembuhan luka pada tikus yang dibebani glukosa.

Salah satu sumber genistein adalah kedelai. Kedelai telah terbukti

mempunyai banyak manfaat pada kesehatan. Isoflavon ditemukan dalam jumlah

yang signifikan pada kedelai (Zhang et al., 2007). Proses fermentasi dapat

meningkatkan kandungan isoflavon dalam tempe (Yuliani et al., 2014). Hasil

penelitian oleh Utari et al., (2010), menunjukkan bahwa kedelai yang difermentasi

oleh jamur Rhizopus oligosporus seperti tempe memiliki kandungan isoflavon dan

derivatnya yang lebih tinggi dibandingkan pada dalam biji kedelai. Kandungan

isoflavon yang lebih tinggi diakibatkan oleh reaksi metabolisme jamur Rhizopus

oligosporus dalam keadaan anaerob (Chang, 2009). Reaksi metabolisme tersebut

dapat mengubah senyawa flavonoid menjadi isoflavonoid (Ralston, 2005). Tempe

merupakan produk fermentasi asli Indonesia dan dapat dijadikan salah satu

sumber isoflavon yang potensial.

Ekstraksi isoflavon dari tempe dilakukan dengan menggunakan metode

maserasi (Yuliani et al., 2014). Maserasi adalah proses penyarian dengan cara

perendaman serbuk dalam air atau pelarut organik sampai meresap yang akan

melunakkan sususan sel, sehingga zat-zat yang terkandung di dalamnya akan

terlarut (Ansel, 1989).

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi secara umum adalah suhu,

ukuran partikel, lama maserasi dan faktor solven (Gertenbach, 2002). Penyari

yang digunakan dalam menyari senyawa aglikon isoflavon genistein adalah etanol

teknis. Dipilih pelarut organik etanol sebagai penyari karena aglikon isoflavon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

4

genistein termasuk golongan senyawa fenolik. Menurut penelitian yang dilakukan

Rostagno et al., (2009), peningkatan ekstraksi genistein pada kedelai berbanding

lurus dengan peningkatan jumlah komposisi air pada presentase air 0-30%, maka

digunakan komposisi etanol 70%. Namun penelitian oleh Rostagno et al., (2009)

dilakukan dengan bahan produk kedelai maka perlu dilakukan penelitian dengan

produk tempe.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan perbandingan

komposisi penyari etanol : air pada ekstraksi tempe sehingga didapatkan kadar

senyawa isoflavon genistein yang optimal.

METODE PENELITIAN

Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental

murni. Bahan yang digunakan yaitu tempe (Tempe Muchlar) yang telah

difermentasi dengan jamur Rhizopus oligosporus selama 3 hari, baku genistein

(Aldrich), metanol p.a (Merck), etanol teknis 96%, petroleum eter teknis, etil

asetat teknis, yang diperoleh dari CV. General Labora, aquadest dan aquabidest

yang diperoleh dari Laboratorium Kimia Analisis Instrumen Universitas Sanata

Dharma.

Alat dan instrument yang digunakan pada penelitian ini meliputi pisau,

blender, ayakan nomor mesh 16, cawan petri, beaker glass, gelas ukur, pipet tetes,

batang pengaduk, sendok, timbangan analitik (Mettler Toledo spesifikasi: min 10

mg, max 210 mg), timbangan ultramicro (RADWAG seri UYA 2.3 Y, min 0,08

mg, max 2,1 mg), oven (Memmert), shaker (Innova 2100), corong, corong

Buchner, rotary evaporator (Buchi), corong pisah, microtube, micropipette,

yellow tip, blue tip, syringe, milipore, cawan arloji, labu takar, filter Whatmann

(untuk solven organik ukuran pori = 0,5 µm, diameter 47 mm. Untuk solven

anorganik ukuran pori = 0,45 µm, diameter 47 mm) , vial HPLC, dan HPLC

(Shimadzu LC-2010, detektor UV, λ = 261 nm, Kolom = Phenomenex C18 No.

00G-4252-EO (254 x 4,6 mm), fase gerak = metanol : aquabidest (60:40 v/v),

kecepatan alir = 0,8 mL/menit, volume injeksi = 10 µL), LOD = 0,7337 µg/mL,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

5

LOQ = 2,4455 µg/mL, nilai persen recovery metode 80-110%, presisi dengan

nilai RSD ≤ 7,3%.

Preparasi Simplisia

Tempe segar dipotong kecil-kecil dibagi dalam enam kelompok perlakuan

dan ditimbang. Tempe yang telah dipotong-potong tersebut diletakkan di dalam

cawan petri dan dioven selama 24 jam pada suhu 50°C hingga tempe benar-benar

kering. Simplisia dapat dikatakan kering apabila mudah dipatahkan dan mudah

diremas. Simplisia tempe ditimbang dan dicatat hasil bobot penyusutannya.

Setelah ditimbang, tempe diayak. Ukuran partikel simplisia yang digunakan

adalah 1,2 mm.

Pra-ekstraksi

Sebanyak 50 g simplisia tempe masing-masing ditambahkan dengan

petroleum eter (PE) sebanyak 100 mL (perbandingan simplisia dan pelarut yaitu

1:2). Maserasi dilakukan menggunakan alat shaker, dengan kecepatan 150 rpm,

dan waktu maserasi 24 jam. Setelah dimaserasi, simplisia yang masih bercampur

dengan PE dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam dengan suhu 50°C untuk

menguapkan PE hingga simplisia benar-benar kering.

Ekstraksi

Sebanyak 50 g simplisia yang telah kering ditambahkan 150 mL etanol

96% teknis. Masing-masing enam kelompok simplisia/sampel dimaserasi dengan

perlakuan seperti berikut:

Tabel I. Perlakuan Perbandingan Komposisi Penyari Etanol : Air

Sampel Komposisi etanol (%)

A 48

B 57,6

C 67,2

D 76,8

E 86,4

F 96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

6

Maserasi dilakukan dengan kecepatan 150 rpm, dan waktu maserasi 270

menit. Dilakukan 3 replikasi perlakuan.

Penguapan Etanol

Dilakukan pemisahan penyari dan ekstrak tempe dengan penguapan

menggunakan rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak kental tempe (waktu

pemisahan selama 5-10 menit). Digunakan rotary evaporator dengan suhu

penangas air (waterbath) 50°C, tekanan pompa vakum untuk etanol 175 mbar dan

tekanan pompa vakum untuk air 72 mbar, kecepatan pemutaran rotor pada angka

2-3. Ekstrak kental dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 50°C kemudian

dilakukan penimbangan bobot tetap ekstrak tidak berkurang lebih dari 0,5 mg/g

(FI V, 2014)

Fraksinasi Etil Asetat-Air

Sebanyak 1 g ekstrak kental etanol yang sudah berbobot tetap dilarutkan

ke dalam 15 mL air dan 15 mL etil asetat teknis dalam corong pisah. Campuran

ekstrak, air, dan etil asetat tersebut digojog hingga homogen dalam corong pisah.

Campuran tersebut didiamkan hingga terlihat pemisahan fraksi, kemudian

dipisahkan fraksi etil asetat dan fraksi air. Fraksi etil asetat diambil, kemudian

fraksi air dimasukkan kembali ke dalam corong pisah untuk dilakukan

pembilasan. Langkah pembilasan diulangi kembali sebanyak satu kali. Gabungan

fraksi etil asetat hasil pembilasan dimasukkan ke dalam oven bersuhu 50°C,

kemudian dilakukan penimbangan bobot tetap fraksi tidak berkurang lebih dari

0,5 mg/g.

Preparasi Fase Gerak HPLC

Diambil masing-masing 500 mL metanol dan aquabidest. Metanol

disaring dengan menggunakan penyaring organik membran filter Whatmann

ukuran 0,5 µm dengan diameter 47 mm, sedangkan aquabidest disaring dengan

menggunakan penyaring anorganik membran filter Whatmann ukuran 0,45 µm

dengan diameter 47 mm. Penyaringan dilakukan sebanyak 2 kali. Metanol dan

aquabidest yang sudah disaring kemudian dipindahkan ke botol fase gerak,

kemudian dilakukan degassing selama 10 menit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

7

Pembuatan Larutan Baku Genistein

Ditimbang seksama baku genistein sebanyak kurang lebih 0,2 mg

menggunakan timbangan ultramicro, dilarutkan dalam metanol sebanyak 0,5 mL.

Pembuatan Larutan Intermediet Baku

Dibuat larutan intermediet dengan melarutkan larutan baku sebanyak 0,25

mL ke dalam microtube 1 mL lalu dilarutkan dengan metanol p.a sampai batas

tanda.

Pembuatan Seri Larutan Baku

Dibuat seri kadar 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 µg/mL dari larutan

intermediet baku. Pembuatan larutan seri baku dilakukan dengan mengambil

masing-masing sebanyak 20, 40, 60, 80, 100, 120, 140 dan 160 µL larutan

intermediet baku lalu dilarutkan hingga batas tanda. Larutan tersebut disaring

dengan milipore 0,45 µm dan dilakukan degassing selama 10 menit.

Pembuatan Larutan Sampel Ekstrak Tempe

Hasil fraksi etil asetat dilarutkan menggunakan metanol p.a dan

dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, dilarutkan hingga batas tanda. Dari

larutan tersebut diambil sebanyak 80 µL , dimasukkan ke dalam microtube dan

ditambahkan metanol p.a hingga volume larutan mencapai 1 mL. Kemudian

sampel disaring menggunakan milipore dengan pori 0,45 µm lalu dipindahkan ke

vial dan dilakukan degassing selama 10 menit.

Analisis Hasil

Analisis Kualitatif

Dilakukan dengan cara membandingkan retention time (tR) sampel

terhadap baku.

Analisis Kuantitatif

Dilakukan dengan penetapan kadar genistein berdasarkan AUC (Area Under

Curve) dari baku, menggunakan metode regresi linier, nilai konsentrasi (µg/mL)

terhadap AUC yang diplotkan dari masing-masing seri larutan baku sehingga

didapatkan persamaan y = bx + a dimana y = nilai AUC, x = konsentrasi senyawa,

a = intersept, b = slope. Kriteria penerimaan koefisien korelasi (r) yaitu mendekati

1. Kemudian nilai AUC sampel dimasukkan ke dalam persamaan regresi sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

8

nilai y sehingga didapatkan kadar genistein yang terukur dalam sampel. Hasil

penetapan kadar masing-masing ekstrak dihitung standar deviasi (SD) dan standar

deviasi relatif (RSD).

Uji statistik dilakukan dengan analisis regresi. Dilakukan analisis regresi

untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung.

Dari hasil penetapan kadar yang didapatkan maka akan dianalisis apakah

persamaan yang didapatkan mengikuti bentuk polinom derajat satu (linear),

polinom derajat dua (kuadratik), polinom derajat tiga (kubik), eksponensial, atau

logaritmik.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengamatan Retention Time dan Pembuatan Kurva Baku Genistein

Gambar 1. Profil kromatogram pemisahan senyawa genistein pada baku (A) dan sampel

ekstrak tempe (B)

Ket: HPLC Shimadzu LC-2010, UV λ = 261 nm, kolom Phenomenex C18, fase gerak

(metanol : aquabidest 60:40 v/v), flow rate 0,8 mL/menit, volume injeksi: 10 µL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

9

Tujuan dari pengamatan retention time (tR) dari baku genistein adalah

untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan genistein saat diinjeksikan pada

injector port sampai keluar dari kolom dan sinyalnya ditangkap oleh detektor.

Selain itu pengamatan tR juga digunakan sebagai analisis kualitatif yang nantinya

untuk mendeteksi ada tidaknya senyawa genistein dalam sampel.

Pengamatan retention time memakai seri larutan baku genistein dengan

seri konsentrasi 8 µg/mL . Pemilihan seri konsentrasi ini digunakan untuk melihat

tR dari genistein sehingga dapat digunakan untuk setting system pada alat HPLC

yaitu stop time. tR muncul pada menit ke 10,646. Kromatogram seri baku dan

sampel dapat dilihat pada Gambar 1.

Pemisahan komponen senyawa pada HPLC dipengaruhi oleh interaksi

antara analit dengan fase diam dan fase gerak yang digunakan. Semakin banyak

gugus non polar pada suatu senyawa maka senyawa tersebut terikat lebih kuat

dengan fase diamnya yang bersifat non polar dan mengakibatkan retention time

juga lebih panjang. Dalam penelitian ini, genistein mempunyai banyak gugus

polar daripada non polar sehingga retention time lebih lama.

Gambar 2. Struktur senyawa isoflavon genistein (Pilsakova, 2010)

Kurva baku genistein yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 8 seri

konsentrasi yaitu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, dan 16 µg/mL. Penggunaan pelarut fase

gerak yang terdiri dari campuran metanol : aquabidest (60:40 v/v) untuk pelarut

seri larutan baku didasarkan atas kelarutan genistein, karena salah satu syarat yang

harus dipenuhi dalam sistem HPLC adalah pelarut dengan kemurnian yang tinggi

dan dapat bercampur dengan sampel dan fase gerak, dapat melarutkan sampel

serta mudah terelusi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

10

Persamaan kurva baku menyatakan hubungan linier antara konsentrasi

dengan AUC dimana dengan meningkatnya konsentrasi maka akan semakin besar

AUC yang dihasilkan. Sebagai parameter linearitas yang menunjukkan korelasi

antara konsentrasi dengan AUC adalah koefisien korelasi (r). beberapa hal yang

diperhatikan dalam persamaan kurva baku yaitu r = koefisien korelasi, a =

intersept, dan b = slope. Dalam penelitian ini, nilai r yang didapatkan yaitu 0,9983

dimana r yang didapatkan sudah baik untuk nilai r linearitas untuk analisis yaitu >

0,9980 dengan minimal 6 seri konsentrasi (APVMA, 2004). Apabila r semakin

mendekati 1, maka linearitas persamaan yang didapatkan semakin baik sehingga

hubungan antara peningkatan konsentrasi dengan respon AUC lebih baik. Hasil

dari kurva baku dapat dilihat pada Gambar 3.

Tabel II. Konsentrasi dan AUC Seri Baku

Konsentrasi

(µg/mL)

AUC

2,075 165584

4,150 301523

6,225 473205

8,300 652004

10,375 843811

12,450 1031313

14,525 1151672

16,600 1397790

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

11

Gambar 3. Kurva baku genistein konsentrasi vs AUC

Dari data yang didapatkan, dapat dilihat bahwa nilai r yang diperoleh

memiliki nilai koefisien korelasi (r) yang baik. Persamaan kurva baku yang

digunakan adalah y = 84580x – 37654 Dengan nilai r = 0,9983. Hal ini

menunjukkan persamaan kurva baku tersebut mempunyai korelasi yang baik

sehingga dapat digunakan untuk perhitungan kadar genistein dalam sampel

ekstrak.

Ekstraksi dan Penetapan Kadar

Ekstraksi dilakukan dari 50 g tempe yang sudah dikeringkan dan

berukuran partikel 1,2 mm, kemudian melalui proses defatisasi yaitu proses

penghilangan lemak dengan maserasi menggunakan pelarut petroleum eter. Hasil

defatisasi berupa simplisia kering kemudian dimaserasi menggunakan penyari

etanol, dengan perbandingan penyari etanol : air masing – masing etanol 48%,

57,6%, 67,2%, 76,8%, 86,4%, dan 96%.

Dari hasil maserasi dilakukan perhitungan persen rendemen pada enam

perlakuan. Rendemen dihitung untuk mengetahui jumlah atau kuantitas ekstrak

yang dihasilkan dari proses ekstraksi. Hasil dari perhitungan juga digunakan

untuk menghitung kadar genistein dalam tempe. Perhitungan rendemen dilakukan

dengan rumus sebagai berikut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

12

sehingga didapatkan rendemen ekstrak seperti pada Tabel III

Tabel III. Rendemen Ekstrak Etanol Tempe

Replikasi Rendemen Ekstrak Etanol Tempe (mg%)

48% 57,6% 67,2% 76,8% 86,4% 96%

1 52,62 60,03 242,59 180,65 115,19 135,20

2 52,62 66,46 216,76 201,12 117,05 77,66

3 48,47 56,97 154,54 63,42 115,27 123,17

Rata-rata 51,24 61,16 204,63 148,40 115,84 112,01

SD 2,39 4,84 45,26 74,30 1,05 30,35

CV 4,67 7,92 22,11 50,06 0,90 27,09

Kemudian dilakukan penetapan kadar genistein. Sebelum menghitung

kadar dilakukan perhitungan konsentrasi yang didapatkan setelah memasukkan

nilai AUC yang didapatkan dari hasil injeksi sampel. Setelah didapatkan

konsentrasi, kadar dihitung dengan rumus sebagai berikut

Faktor pengenceran dalam penelitian ini adalah 12,5, dan volume akhir

adalah 10 mL, sehingga didapatkan hasil kadar masing-masing perlakuan seperti

pada Tabel IV.

Tabel IV. Kadar Genistein dalam Tempe

Replikasi Kadar Genistein (mg% b/b)

48% 57,6% 67,2% 76,8% 86,4% 96%

1 40,28 54,48 90,97 51,32 21,04 17,48

2 38,80 58,51 88,31 59,76 27,82 8,40

3 42,31 51,18 50,51 26,21 26,95 10,82

Rata-rata 40,46 54,72 76,60 45,90 25,27 12,23

SD 1,76 3,67 22,63 17,22 3,68 4,69

CV 4,35 6,70 29,54 37,53 14,59 38,39

Hasil dari penelitian ini menunjukkan kadar genistein yang paling tinggi

dicapai pada perbandingan penyari etanol 67,2% dengan rata-rata kadar genistein

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

13

76,60%. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Jyoti (2015) terhadap biji kedelai.

Kedelai diekstraksi dengan menggunakan pelarut yang berbeda yaitu isopropyl

alkohol, metanol 70%, etanol 100%, dan etanol 70%. Hasil dari penelitian yang

dilakukan oleh Jyoti (2015) juga menunjukkan kadar genistein pada kedelai yang

paling tinggi yaitu 0,25 mg/ml dicapai pada perlakuan ekstraksi menggunakan

pelarut etanol 70% suhu 75°C selama 4 jam. Namun nilai CV yang dihasilkan

pada perlakuan ekstraksi dengan perbandingan etanol 67,2% cukup tinggi yakni

29,54%. Menurut Gonzales & Herrador (2007), nilai CV yang baik untuk analit

dengan unit 10 ppm adalah ≤ 7,3. Beberapa hal dapat mempengaruhi nilai CV,

salah satunya adalah terjadinya kesalahan sistematik (systematical errors).

Kesalahan sistematik dapat berupa kesalahan dalam peneraan (kalibrasi) alat ukur

atau alat tidak dapat bekerja secara konsisten sehingga hasil pengukuran ataupun

penimbangan tidak sama dengan nilai yang tertulis dalam literatur pembanding

(Indrajit, 2012).

Etanol digunakan sebagai pelarut karena etanol merupakan pelarut

universal yang dapat menarik hampir sebagian besar senyawa kimia yang

terkandung di dalam herba (Runadi, 2007). Menurut penelitian yang telah

dilakukan oleh Wu et al., (2010), metanol, etanol, propan-2-ol 1-butanol, dan etil

asetat mempunyai kemampuan yang baik dalam melarutkan genistein. Genistein

mempunyai molar solubility yang lebih tinggi pada metanol dan etanol

dibandingkan ke empat pelarut lainnya. Kelarutan genistein pada etanol sebesar

64,5 sedangkan kelarutan pada air hanya sebesar 0,1089 dalam 103 c/mol L-1 pada

suhu 333 K (59,85°C). Dengan pertimbangan rendahnya toksisitas dan rendahnya

biaya, maka etanol dapat menjadi pelarut yang tepat untuk purifikasi.

Menurut hasil penetapan kadar genistein, terjadi penurunan kadar genistein

pada perlakuan dengan perbandingan etanol diatas 67,2%. Hal ini dipengaruhi

karena adanya faktor polaritas pelarut. Polaritas dari pelarut atau penyari dapat

mempengaruhi proses ekstraksi genistein dari tempe. Polaritas menunjukkan

semua molekul yang terdapat pada proses ekstraksi berperan dalam ikatan

interaksi antara solven dan solut. Semakin polar suatu pelarut, maka semakin

meningkat senyawa kimia yang ditarik. Namun dalam hal ini . Polaritas air tinggi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

14

tetapi kelarutan genistein dalam air rendah (Wu et al., 2010). Terdapat interaksi

intermolekular antara solven dan solut yang menentukan kelarutan senyawa

tertentu. Wang and Murphy (1994) menyatakan bahwa penambahan beberapa

jumlah air (5-10 mL, bisa lebih, tergantung dari matriks) pada pelarut-pelarut

organik dapat mengoptimalkan efisiensi total ekstraksi.

Pada penelitian ini digunakan simplisia kering. Proses pengeringan

menyebabkan air dalam sel menguap dan terjadi pengerutan sel, dan pori-pori

pada sel yang mengkerut diisi oleh udara. Pelarut air dalam hal ini digunakan

sebagai cairan pembasah. Apabila serbuk simplisia dibasahi dengan cairan

penyari, maka penyari akan masuk ke dalam serbuk simplisia sel yang mengkerut,

kemudia sel yang mengkerut tersebut akan mengembang (Anggraini, 2010).

Mengembangnya sel ini akan semakin besar jika penyari yang digunakan

mengandung gugusan –OH (Rogan, 2012). Cairan penyari yang telah masuk ke

dalam sel yang mengkerut akan kontak dengan zat aktif dan akan melarutkan zat

aktif yang terdapat pada serbuk simplisia. Konsentrasi zat aktif di dalam sel yang

tinggi akan semakin berkurang karena cairan penyari membawa zat aktif ke luar

sel. Perbedaan konsentrasi zat aktif di dalam dan di luar sel akan menimbulkan

terjadinya peristiwa difusi. Cairan penyari yang membawa zat aktif ke luar sel dari

serbuk simplisia akan mengakibatkan konsentrasi zat aktif di dalam sel sama

dengan konsentrasi zat aktif di luar sel (Anggraini, 2010). Dalam penelitian ini,

proses ekstraksi dengan menggunakan penyari air 28,8% mampu membuka pori

mengeluarkan zat aktif pada simplisia kering secara optimal.

Regresi Polinomial

Penelitian ini menunjukkan hubungan antara perbandingan komposisi

penyari etanol : air terhadap kadar genistein dalam tempe bersifat polinomial

dengan orde 4. Regresi polinomial adalah regresi non linear yang menyatakan

hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel tergantung (Y)

sehingga diperoleh suatu kurva dengan bentuk garis melengkung naik atau turun

(Steel & Torrie, 1980). Kurva hubungan antara perbandingan etanol terhadap

kadar genistein dapat dilihat pada Gambar 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

15

Gambar 4. Kurva hubungan perbandingan etanol : air terhadap kadar genistein pada

ekstraksi tempe

Kadar genistein tertinggi dalam tempe dicapai pada perbandingan etanol

67,2% yaitu dengan kadar rata-rata 76,60 mg% (b/b), namun semakin tinggi

perbandingan etanol dalam penyari setelah perbandingan etanol 67,2% kadar

genistein semakin menurun.

KESIMPULAN

Perbandingan komposisi penyari etanol : air berpengaruh pada ekstraksi

tempe. Perbandingan penyari etanol 67,2% menghasilkan kadar genistein yang

paling tinggi yaitu 76,60 mg% (b/b). Hubungan antara kenaikan perbandingan

etanol terhadap kadar genistein pada ekstraksi tempe bersifat polinomial.

SARAN

Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh defatisasi terhadap

kadar genistein pada ekstraksi tempe.

UCAPAN TERIMAKASIH

Penelitian ini didanai Penelitian PTUPT Ristek Dikti dengan nomor

kontrak 075/penel.LPPM USD/IV/2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

16

DAFTAR PUSTAKA

APVMA, 2004. Guidelines for the Validation of Analytical Methods for Active

Constituent, Agricultural dan Veterinary Chemical Product. Kingston

APVMA, 5.

Anggraini, Septia, 2010. Optimasi Formula ast Disintefrating Tablet Ekstrak Daun

Jambu Biji (Psidium Guajava L.) dengan Bahan Penghancur Sodium

Starch Glycolate dan Bahan Pengisi Manitol. Skripsi Farmasi, 1-27.

Ansel, H. C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi keempat, Jakarta,

UI Press, 63-65.

Chang, C.T., Hsu, C.H., Chou, S.T., Chen, Y.C., Huang, F.S., Chung, Y.C., 2009.

Effect of Fermentation Time on the Antioxidant Activities of Tempeh

Prepared from Fermented Soybean using Rhizopus oligosporus.

International Journal of Food Science and Technology,799

Depkes RI, 2014. Farmakope Indonesia, Edisi V, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta, 33.

Gertenbach, D.D., 2002. Solid-Liquid Extraction Technologies for Manufacturing

Neutraceutical, CRC Press.

Gonzales, A. G., Herrador, M. A., 2007. A Practical Guide to Analytical Method

Validation, Including Measurement Uncertanty and Accuracy Profiles.

Trends in Analytical Chesmistry, 3(26), 234.

Indrajit, D., 2009. Mudah dan Aktif Belajar Fisika 1: untuk Kelas X Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen

Pendidikan Nasional, 9.

Jyoti, Agrawal, S., S., Saxena, S., Sharma, A., 2015. Phytoestrogen “Genistein”:

Its Extraction and Isolation from Soybean Seeds. International Journal of

Pharmacognosy and Phytochemical Research, 7(6), 1121-1126.

Lu, Y., Wang, W., Shan, Y., Qiang, Z. E., Wang, L. Q., 2009. Study on The

Inhibition of Fermented Soybean to Cancer. Journal of Northeast

Agricultural University, 16(1), 25- 28.

Pilsakova, L., 2010. The Physiological Actions Of Isoflavone Phytoestrogens.

Physiological Research, 59, 651-664.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

17

Ralston L, 2005. Partial reconstruction of flavonoid and isoflavonoid biosynthesis

in Yeast using soybean type I and II chacone isomerase. Plant physiology,

137, 1375-1388.

Rogan, L. C. R., 2012. Optimasi Suhu dan Waktu Ekstraksi dalam Proses Digesti

Herba Rumput Mutiara (Hedyotis corymbosa (L.) Lamk) dengan Aplikasi

Desain Faktorial. Skripsi Farmasi, 47.

Rostagno, M. A., Villares, A., Guillamon, E., Lafuente, A. G., Martinez, J. A.,

2009. Sample Preparation for The Analysis of Isoflavones from Soybeans

dan Soyfoods. Journal of Chromatography A, 1216 (2009) 2–29, 12-15.

Runadi, 2007. Isolasi dan Identifikasi Alkaloid dari Herba Komfrey (Symphytum

officinale L.). Skripsi Farmasi Universitas Padjajaran Bandung, 9.

Steel, RGD., Torrie, J.H., 1980. Principles and Procedure of Statistic: a biometric

Approach, Mc.Graw, New York.

Utari, D. M., Rimbawan, Riyadi, H., Muhilal, Purwantyastuti, 2010. Pengaruh

Pengolahan Kedelai Menjadi Tempe dan Pemasakan Tempe terhadap

Kadar Isoflavon, PGM, 33 (2), 148-153.

Wang, H. and Murphy, P. A., 1994. Isoflavone Content in Commercial Soybean

Foods. J. Agriculture Food Chemistry, Iowa State University, 42, 1666–

1673

Wu, J. G., Ge, J., Zhang, Y. P., Yu, Y., Zhang, X. Y., 2010. Solubility of

Genistein in Water, Methanol, Ethanol, Propan-2-ol, 1-Butanol, and Ethyl

Acetate from (280 to 333) K. Journal of Chemistry and Engineering Data,

55, 5285-5288.

Wu, X., Nio, K., Thang, Z., Xu, X., Liang, Y., Li, H., Rao, L., 2012. Optimization

of Total Flavonoids Extraction from Mulbery Leaf using an Ethanol-Based

Solvent System. J. Med. Plants Res, 6 (12), 2373-2380..

Yuliani, S. H., Setiawati, A., Gani, M. R., Veronica, E. F., Putri, D. C. A., Putra,

R. E., et al., 2014. Analisis Kualitatif Isoflavon Tempe Secara Cepat dan

Sederhana Menggunakan Metode Kromatografi Lapis Tipis-Densitometri.

Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

18

Yuliani, S. H., Istyastyono, E. P., Riswanto, F. D. O., 2016. The Cytotoxic

Activity on T47D Breast Cancer Cell of Genistein-Standardized Ethanolic

Extract of Tempeh - A Fermented Product of Soybean (Glycine max).

Oriental Journal Of Chemistry, 1621

Zhang, E.J., Ng, K.M. and Luo, K.Q, 2007. Extraction and Purification of

Isoflavones from Soybeans and Characterization of Their Estrogenic

Activities. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 55, 6940–6950.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

19

LAMPIRAN

Lampiran 1. Certificate of Analysis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

20

Lampiran 2. Kromatogram Seri Baku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

21

Lampiran 3. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 48%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

22

Lampiran 4. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 57,6%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

23

Lampiran 5. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 67,2%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

24

Lampiran 6. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 76,8%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

25

Lampiran 7. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 86,4%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

26

Lampiran 8. Kromatogram Sampel Perlakuan Perbandingan Etanol 96%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

27

Lampiran 9. Data Perhitungan Kadar Genistein dalam Sampel Ekstrak

Tempe

Kurva Baku: y = 84580x – 37654

Faktor Pengenceran = 12,5

Volume akhir = 10 mL

Rumus Perhitungan Rendemen:

Rumus Perhitungan Kadar:

Perbandingan Etanol 48%

Replikasi Bobot

simplisia

tempe (g)

Bobot ekstrak

tempe (mg)

Bobot

fraksi

(mg)

1 43,69 2299,1 105,6

2 43,54 2291,2 108,9

3 43,81 2123,8 105,5

Rata-

rata

43,68 2238,0 106,7

Rep AUC Kons

(mg/mL)

Kons dalam

ekstrak (mg%

b/b)

Kons dalam

simplisia tempe

(mg% b/b)

1 509353 0,0065 0,77 40,28

2 505667 0,0064 0,74 38,80

3 585420 0,0074 0,87 42,31

Rata-rata 0,79 40,46

SD 0,07 1,76

CV (%) 9,03 4,35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

28

Perbandingan Etanol 57,6%

Replikasi Bobot

simplisia

tempe (g)

Bobot ekstrak

tempe (mg)

Bobot

fraksi

(mg)

1 43,55 2614,7 134,1

2 44,50 2957,9 141,7

3 44,29 2523,3 155,7

Rata-

rata

44,11 2698,6 143,8

Rep AUC Kons

(mg/mL)

Kons dalam

ekstrak (mg%

b/b)

Kons dalam

simplisia tempe

(mg% b/b)

1 785703 0,0097 0,91 54,48

2 806445 0,0099 0,88 58,52

3 908889 0,0112 0,90 51,19

Rata-rata 0,90 54,73

SD 0,01 3,67

CV (%) 1,54 6,71

Perbandingan Etanol 67,2%

Replikasi Bobot

simplisia

tempe (g)

Bobot ekstrak

tempe (mg)

Bobot

fraksi

(mg)

1 43,09 10455,3 175,5

2 42,97 9314,2 192,4

3 43,13 6665,5 295,6

Rata-

rata

43,06 8811,7 221,2

Rep AUC Kons

(mg/mL)

Kons dalam

ekstrak (mg%

b/b)

Kons dalam

simplisia tempe

(mg% b/b)

1 407565 0,0053 0,37 90,97

2 492786 0,0063 0,41 88,32

3 616113 0,0077 0,33 50,51

Rata-rata 0,37 76,60

SD 0,04 22,63

CV (%) 10,96 29,54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

29

Perbandingan Etanol 76,8%

Replikasi Bobot

simplisia

tempe (g)

Bobot ekstrak

tempe (mg)

Bobot

fraksi

(mg)

1 43,13 7791,6 320,6

2 42,93 8634,5 325,8

3 42,93 2722,7 440,8

Rata-

rata

43,00 6382,9 362,4

Rep AUC Kons

(mg/mL)

Kons dalam

ekstrak (mg%

b/b)

Kons dalam

simplisia tempe

(mg% b/b)

1 578644 0,0073 0,28 51,32

2 617430 0,0077 0,30 56,76

3 1213876 0,0115 0,42 26,61

Rata-rata 0,33 45,90

SD 0,07 17,23

CV (%) 22,40 37,54

Perbandingan Etanol 86,4%

Replikasi Bobot

simplisia

tempe (g)

Bobot ekstrak

tempe (mg)

Bobot

fraksi

(mg)

1 48,61 5599,6 731,3

2 48,50 5677,3 656,9

3 47,94 5526,3 728,6

Rata-

rata

48,35 5601,1 705,6

Rep AUC Kons

(mg/mL)

Kons dalam

ekstrak (mg%

b/b)

Kons dalam

simplisia tempe

(mg% b/b)

1 866228 0,0106 0,18 21,04

2 1018718 0,0125 0,24 27,82

3 1114949 0,0136 0,23 26,95

Rata-rata 0,22 25,27

SD 0,03 3,69

CV (%) 14,0780 14,59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

30

Perbandingan Etanol 96%

Replikasi Bobot

simplisia

tempe (g)

Bobot ekstrak

tempe (mg)

Bobot

fraksi

(mg)

1 47,86 6471,1 849,2

2 49,73 3862,2 826,9

3 49,66 6117,1 881,9

Rata-

rata

49,08 5483,5 852,7

Rep AUC Kons

(mg/mL)

Kons dalam

ekstrak (mg% b/b)

Kons dalam

simplisia tempe

(mg% b/b)

1 705242 0,0088 0,13 17,48

2 567962 0,0072 0,11 8,41

3 486967 0,0062 0,09 10,83

Rata-rata 0,11 12,24

SD 0,02 4,69

CV (%) 19,07 38,39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

31

Lampiran 10. Perhitungan LOD, LOQ, Akurasi dan Presisi Metode

Perhitungan LOD dan LOQ

Konsentrasi

(ppm)

AUC (Y) Y teoritis Y-Y teoritis (Y-Y teoritis)2

4,1500 301523 297512,15 4010,85 16086921,73

6,2250 473205 476970,87 -3765,87 14181771,21

8,3000 652004 656429,59 -4425,59 19585838,00

10,3750 843811 835888,31 7922,69 62769036,64

12,4500 1031313 1015347,03 15965,97 254912245,94

14,5250 1151572 1194805,75 -43233,75 1869156987,74

16,6000 1397790 1374264,47 23525,53 553450655,88

Total 2236692801,26

A = -61405,29

B = 86486,13

r = 0,9884

S(y/x) = 21150,3797

LOD = = 0,7337 µg/mL

LOQ = = 2,4455 µg/mL

Akurasi dan Presisi Intraday

Recovery (%) SD RSD (%)

Low 108,9709 5,9780 5,4858

Medium 80,5535 5,1705 6,4188

High 81,9555 0,6631 0,8091

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

32

Akurasi dan Presisi Interday

Low Hari ke- Recovery (%) SD RSD (%)

1 94,9647 2,0374 2,1454

2 114,5039 1,8771 1,6393

3 108,9709 5,9780 5,4858

Rata-rata 106,1460 3,2975 3,0902

Medium 1 93,0126 1,3958 1,5006

2 89,0593 0,7537 0,8461

3 80,5535 5,1705 6,4188

Rata-rata 87,5418 2,4400 2,9218

High 1 90,9837 0,3599 0,3956

2 84,5345 2,4176 2,8599

3 81,9555 0,6631 0,8091

Rata-rata 85,8246 1,1468 1,3549

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

33

Lampiran 11. Dokumentasi Ekstrak Etanol Tempe

Ekstrak Etanol Tempe dengan Pelarut Etanol 48%, Replikasi 1, 2, dan 3.

Ekstrak Etanol Tempe dengan Pelarut Etanol 57,6%, Replikasi 1, 2, dan 3.

Ekstrak Etanol Tempe dengan Pelarut Etanol 67,2%, Replikasi 1, 2, dan 3.

Ekstrak Etanol Tempe dengan Pelarut Etanol 76,8%, Replikasi 1, 2, dan 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

34

Ekstrak Etanol Tempe dengan Pelarut Etanol 86,4%, Replikasi 1, 2, dan 3.

Ekstrak Etanol Tempe dengan Pelarut Etanol 96%, Replikasi 1, 2, dan 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

35

Lampiran 12. Dokumentasi Fraksi Etil Asetat

Fraksi Etil Asetat Tempe Hasil Ekstraksi Pelarut Etanol 48%, Replikasi 1, 2, dan 3.

Fraksi Etil Asetat Tempe Hasil Ekstraksi Pelarut Etanol 57,6%, Replikasi 1, 2, dan 3.

Fraksi Etil Asetat Tempe Hasil Ekstraksi Pelarut Etanol 67,2%, Replikasi 1, 2, dan 3.

Fraksi Etil Asetat Tempe Hasil Ekstraksi Pelarut Etanol 76,8%, Replikasi 1, 2, dan 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

36

Fraksi Etil Asetat Tempe Hasil Ekstraksi Pelarut Etanol 86,4%, Replikasi 1, 2, dan 3.

Fraksi Etil Asetat Tempe Hasil Ekstraksi Pelarut Etanol 96%, Replikasi 1, 2, dan 3.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

37

Lampiran 13. Dokumentasi Larutan Sampel Ekstrak Tempe

Larutan Sampel Replikasi 1 Hasil Ekstraksi dengan Pelarut Etanol 48%, 57,6%, 67,2%,

76,8%, 86,4%, dan 96%

Larutan Sampel Replikasi 2 Hasil Ekstraksi dengan Pelarut Etanol 48%, 57,6%, 67,2%,

76,8%, 86,4%, dan 96%

Larutan Sampel Replikasi 3 Hasil Ekstraksi dengan Pelarut Etanol 48%, 57,6%, 67,2%,

76,8%, 86,4%, dan 96%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENGARUH KOMPOSISI PENYARI ETANOL : AIR TERHADAP …

38

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi berjudul “Pengaruh Komposisi Penyari

Etanol : Air terhadap Kadar Genistein pada Ekstraksi

Tempe” memiliki nama lengkap Arini Safti

Sandrapitaloka. Dilahirkan di Magelang, 17 September

1996 dari pasangan Arif Nugroho dan Puji Hastuti

Handayani. Penulis merupakan anak bungsu dari dua

bersaudara. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di

SD Hati Kudus Rajawali Makassar pada tahun 2002

hingga 2008. Penulis menempuh sekolah menengah

pertama di SMP Tarakanita Magelang pada tahun 2008

hingga 2011, kemudian melanjutkan ke tingkat menengah atas di SMA Stella

Duce 1 Yogyakarta pada tahun 2011 hingga 2014. Penulis melanjutkan

pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

pada tahun 2014 hingga 2018. Selama menjadi mahasiswa di Fakultas Farmasi

Sanata Dharma Yogyakarta, penulis cukup aktif dalam kegiatan kemahasiswaan

dan kepanitiaan seperti mengikuti UKM Paduan Suara Mahasiswa, panitia

Kampanye Informasi Obat 2015, panitia Inisiasi Sanata Dharma tahun 2016 dan

lain-lain. Penulis juga terlibat dalam Program Kreativitas Mahasiswa dengan judul

“PKM-M BETA PUNYA (Belajar Tanaman Obat Pengusir Nyamuk)” tahun

didanai 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI