Upload
vuongcong
View
241
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KREDIBILITAS PENYULUH PERTANIAN TERHADAP SIKAPPETANI PADA TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)
PADI SAWAH DI KECAMATAN CIRUAS
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Sidang Skripsi guna MemperolehGelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Hubungan Masyarakat
Program Studi Ilmu Komunikasi
OlehChoirismi PratamiNIM 6662110251
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG2017
iv
“Jadikanlah sabar dan shalatmu Sebagai penolongmu, sesungguhnya
Allah beserta orang-orang yang sabar”
(Al-Baqarah: 153)
"Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil. Kita baru
yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik."
(Evelyn Underhill)
Skripsi ini ku persembahkan untuk Ibu dan
Bapak tercinta , Keluarga besar dan orang-orang
terkasih yang sangat menanti kelulusanku
v
ABSTRAK
Choirismi Pratami. NIM. 6662110251. Skripsi. Pengaruh Kredibilitas PenyuluhPertanian Terhadap Sikap Petani pada Teknologi Pengelolaan TanamanTerpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Ciruas. Pembimbing I : Dr. RahmiWinangsih, M.Si. dan Pembimbing II : Uliviana Restu., S.Sos., M.I.Kom.
Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah merupakan sebuahinovasi penunjang program peningkatan produksi beras nasional. Kecamatan Ciruasmerupakan wilayah sentra padi di Provinsi Banten. Sebuah program pertanian dapatberjalan melalui seorang penyuluh untuk mengkomunikasikan teknologi pertaniankepada petani. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhkredibilitas penyuluh pertanian yang meliputi kompetensi, karakter, tujuan,kepribadian serta dinamika terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanamanterpadu (PTT) padi sawah. Penelitian ini menggunakan teori kredibilitas sumber,yang menjelaskan bahwa sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyakmenghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memilikikredibilitas rendah. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Metode yangdigunakan adalah metode survei, dengan data yang diperoleh melalui kuesioner yangdisebar kepada 96 responden. Dari analisis korelasi antara variabel kredibilitas yangmeliputi kompetensi, karakter, tujuan, kepribadian, dan dinamika penyuluh pertanianterhadap sikap petani memiliki hubungan yang tinggi atau kuat. Setelah dilakukanperhitungan dan hasil koefisien determinasi menunjukkan bahwa 50,1% variabelindependen yang meliputi kompetensi, karakter, tujuan, kepribadian, dan dinamikapenyuluh pertanian secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabeldependen (Y), sedangkan sisanya sebesar 49,9% dijelaskan oleh sebab-sebab laindiluar penelitian ini.
Kata kunci : Penyuluh Pertanian, Sikap, Teori Kredibilitas Sumber.
vi
ABSTRACT
Choirismi Pratami. NIM. 6662110251. Mini Thesis. The Influence of Credibility ofAgricultural Extension to Farmer’s Attitude On Technology of Integrated CropManagement (ICM) lowland rice in Sub-District Ciruas. Perceptor I : Dr. RahmiWinangsih, M.Si. and Perceptor II: Uliviana Restu., S. Sos., M.I.Kom.
Technology of Integrated Crop Management (ICM) lowland rice is an innovation tosupport the National Rice Production Enhancement Program. Sub-District Ciruas isthe center area of rice in the Banten Province. An agricultural programs can be runthrough with an extension for communicate agricultural technology to farmers. Thisresearch did to know how many influence of credibility of agriculture extension thatincludes competence, character, purpose, personality, and the dynamics to theattitude of farmers on technology of integrated crop management (ICM) lowland rice.This research use the source of credibility theory which explain that high credibilitysources had a substantially greater immediate effect on the audience’s opinions thanlow credibility sources. Approachment on this research is quantitative. The usingmethod is a survey method, with data which gained from questionnaires hadspreaded to 96 respondence. From the analysis of correlation between variablescredibility which include competence, character, intention, personality, and attitudedynamics of agricultural extension to farmer’s attitude has a high relationship orstrong. After calculstion and the result of determination’s coefficient show’s that50.1% independent variables which include competence, character, intention,personality, and the dynamics of agricultural extension have a together’s influenceon the dependent variable (Y), while the remaining 49.9% explained by other factorsbeyond the research.
Keywords: Agricultural Extension, Attitude, Source Credibility Theory
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdullilah penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan izin-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap Petani Pada
Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan
Ciruas” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan Skripsi ini adalah untuk dapat memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang.
Dalam proses penulisan Skripsi ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang terdapat dalam Skripsi ini, karena itulah penulis akan sangat
berbesar hati untuk menerima saran, kritik, serta gagasan yang dapat menjadi bahan
perbaikan bagi penulis.
Skripsi ini dapat terselesaikan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat M.Pd selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari. M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
viii
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sekaligus sebagai
pembimbing I.
4. Bapak Darwis Sagita, S.I.Kom., M.I.Kom. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
5. Ibu Puspita Asri Praceka, S.Sos., M.I.Kom., selaku dosen Pembimbing
Akademik. Terimakasih telah menjadi pendengar yang baik selama menjadi
pembimbing akademik.
6. Ibu Uliviana Restu., S.Sos., M.I.Kom., selaku dosen pembimbing II. Terimakasih
telah menjadi dosen pembimbing yang baik dan sabar. Ilmu, motivasi dan
semangat yang diberikan sangat bermanfaat.
7. Seluruh Dosen FISIP Untirta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis,
semoga ilmu yang diberikan dapat menjadi ilmu yang bermanfaat.
8. Kedua orangtua, yang senantiasa selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-
anaknya, serta pengorbanannya tidak bisa dibayar oleh apapun. Terimakasih
karena orangtuaku adalah motivasi utama dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk
seluruh keluarga besar yang senantiasa selalu mendoakan dan membantu
menyemangati penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Sukarna Sainjan, SP selaku kepala UPT-BP3K Kecamatan Ciruas, yang
sangat membantu penulis untuk turun ke lapangan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.
ix
10. Adik kandung penulis, Syifa Nidiannisa yang mau membantu penulis untuk
bolak-balik meminjamkan buku di perpustakaan.
11. Dua kawan terbaik Putri Silvina Sari dan Anita Maryati Dasyo yang senantiasa
mendukung penuh penulis agar tidak menyerah dalam pembuatan skripsi ini.
Terimakasih atas motivasi dan nasihat-nasihat yang sangat berarti yang selalu
kalian kasih.
12. Dedek-dedek gemes terbaik , Fiqi Nur Aliya yang gak pernah bosen buat denger
keluh kesah penulis, menemani penulis dan memberi semangat dalam pembuatan
skripsi ini. Glenn, Hikmat, Upeh, Rendy, Putri, yang selalu menjadi sumber
tawaan penulis.
13. Ahmad Bagja Pratama, yang selalu menanyakan dan ingin mendengarkan hasil
bimbingan dan selalu memberikan motivasi dalam kondisi apapun sehingga
penulis termotivasi untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
14. Citra Nimas Fathuliana, terimakasih ucungku yang udah mau ditumpangin
kosannya buat ngerjain skripsi ketika udah gaktau harus mencari dimana tempat
yang sekiranya bisa bikin fokus ngerjain.
15. Kelas Komunikasi B dan Humas D. Terimakasih kawan-kawan kelas selama
perkuliahan yang sudah menjadi kawan main, kawan kerja kelompok, kawan
diskusi, kawan ngobrol pada saat perkuliahan.
16. Iden, Hendar, Bagas, Ayu, Ahong, Tarmiji, dkk. Terima kasih sudah mau
nemenin penulis ke kampus atau bertemu diluar kampus untuk sekedar ngobrol
ketika orang-orang yang lainnya udah pada lulus.
x
17. Serta kepada pihak-pihak yang tidak disebutkan satu-persatu, yang turut
membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
Skripsi ini adalah hasil karya penulis. Oleh karena itu, penulis dapat
mempertanggung jawabkan baik isi maupun bentuk skripsi ini sepenuhnya. Penulis
berharap skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukan.
Serang, Januari 2017Penulis
Choirismi Pratami
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iii
LEMBAR PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... v
ABSTRACT .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR DIAGRAM ................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 7
1.3 Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................................. 8
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
2.1 Kajian Teoritis ..................................................................................... 10
2.1.1 Komunikasi Antarpribadi............................................................ 10
2.1.2 Kredibilitas Komunikator............................................................ 16
2.1.2.1 Jenis- Jenis Kredibilitas .................................................. 17
xii
2.1.2.2 Sumber Kredibilitas Komunikator .................................. 18
2.1.2.3 Teori Kredibilitas Sumber .............................................. 22
2.1.3 Penyuluh Pertanian ..................................................................... 25
2.1.4 Sikap ........................................................................................... 26
2.1.5 Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT ) padi sawah .. 27
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................ 29
2.3 Hipotesis Penelitian .............................................................................. 32
2.4 Operasional Variabel ............................................................................ 35
2.5 Penelitian Sebelumnya ......................................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 47
3.1 Metode Penelitian ................................................................................. 47
3.2 Sifat Penelitian ..................................................................................... 48
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................... 49
3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 50
3.5 Sumber Data ......................................................................................... 51
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................. 52
3.6.1 Uji Validitas (Test Of Validity)..................................................... 52
3.6.2 Uji Reliabilitas (Test Of Reliability) ............................................ 53
3.7 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ................................................ 55
3.7.1 Hasi Uji Validitas ........................................................................ 55
3.7.2 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................... 58
3.8 Populasi dan Sampel ............................................................................ 59
xiii
3.8.1 Populasi ....................................................................................... 59
3.8.2 Sampel ......................................................................................... 60
3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 63
3.9.1 Teknik Pengolahan Data .............................................................. 63
3.9.2 Analisis Deskriptif ....................................................................... 64
3.9.3 Uji Normalitas Data ..................................................................... 65
3.9.4 Uji Koefisien Korelasi ................................................................. 66
3.9.5 Uji Koefisien Determinasi ........................................................... 68
3.9.6 Analisis Regresi ........................................................................... 69
3.9.7 Uji Hipotesis ................................................................................ 71
3.10 Lokasi dan Jadwal Penelitian ............................................................. 73
3.10.1 Lokasi Penelitian ....................................................................... 73
3.10.2 Jadwal Penelitian ....................................................................... 73
BAB IV Hasil Penelitian ............................................................................... 75
4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian .................................................. 75
4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 79
4.2.1 Karakteristik Responden .............................................................. 79
4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................... 85
4.2.3 Analisis Deskriptif ....................................................................... 121
4.2.4 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 124
4.2.5 Hasil Uji Koefisien Korelasi ........................................................ 133
4.2.6 Hasil Uji Regresi ......................................................................... 138
xiv
42.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ................................................... 150
4.2.8 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 156
4.2.8.1 Hasil Uji t ......................................................................... 156
4.2.8.2 Hasil Uji F ....................................................................... 159
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................ 165
4.3.1 Kompetensi Penyuluh Pertanian (X1) terhadap Sikap Petani (Y) 167
4.3.2 Karakter Penyuluh Pertanian (X2) terhadap Sikap Petani (Y) ..... 168
4.3.3 Tujuan Penyuluh Pertanian (X3) terhadap Sikap Petani (Y) ....... 169
4.3.4 Kepribadian Penyuluh Pertanian (X4) terhadap Sikap Petani (Y) 170
4.3.5 Dinamika Penyuluh Pertanian (X5) terhadap Sikap Petani (Y) ... 171
4.3.6 Kredibilitas (X1, X2, X3, X4, X5) terhadap Sikap Petani (Y) ....... 172
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 176
5.1 Kesimpulan ........................................................................................... 176
5.2 Saran ..................................................................................................... 177
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 179
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... 205
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Jenis Kelamin Responden .......................................................... 81
Diagram 4.2 Kelas Umur Responden .............................................................. 83
Diagram 4.3 Status Perkawinan Responden .................................................... 84
Diagram 4.4 Pendidikan Responden ............................................................... 86
Diagram 4.5 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q1) ........................ 87
Diagram 4.6 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q2) ........................ 89
Diagram 4.7 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q3) ........................ 90
Diagram 4.8 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q4) ........................ 92
Diagram 4.9 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q5) ........................ 93
Diagram 4.10 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q6) ...................... 95
Diagram 4.11 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q7) ...................... 96
Diagram 4.12 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q8) ...................... 97
Diagram 4.13 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q9) ...................... 98
Diagram 4.14 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q10) .................... 100
Diagram 4.15 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q11) .................... 101
Diagram 4.16 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q12) .................... 103
Diagram 4.17 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q13) .................... 104
Diagram 4.18 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q14) .................... 106
xvi
Diagram 4.19 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q15) .................... 107
Diagram 4.20 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q16) .................... 109
Diagram 4.21 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q17) .................... 110
Diagram 4.22 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q18) .................... 111
Diagram 4.23 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q19) .................... 113
Diagram 4.24 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q20) .................... 114
Diagram 4.25 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q21) .................... 115
Diagram 4.26 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q22) .................... 116
Diagram 4.27 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q23) .................... 118
Diagram 4.28 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q24) .................... 119
Diagram 4.29 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q25) .................... 120
Diagram 4.30 Grafik Normalitas X1 terhadap Y ............................................. 126
Diagram 4.31 Grafik Normalitas X2 terhadap Y ............................................. 128
Diagram 4.32 Grafik Normalitas X3 terhadap Y ............................................. 129
Diagram 4.33 Grafik Normalitas X4 terhadap Y ............................................. 131
Diagram 4.34 Grafik Normalitas X5 terhadap Y ............................................. 132
Diagram 4.35 Grafik Normalitas X terhadap Y .............................................. 134
Diagram 4.36 Grafik Regresi X1 terhadap Y .................................................. 140
Diagram 4.37 Grafik Regresi X2 terhadap Y .................................................. 142
Diagram 4.38 Grafik Regresi X3 terhadap Y .................................................. 143
Diagram 4.39 Grafik Regresi X4 terhadap Y .................................................. 145
Diagram 4.40 Grafik Regresi X5 terhadap Y .................................................. 147
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Jumlah Produksi Beras di Kecamatan Ciruas .................................. 2
Tabel 2.1 Operasional Variabel ....................................................................... 35
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 40
Tabel 3.1 Skala Likert ...................................................................................... 51
Tabel 3.2 Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha .................................. 54
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas variabel X ( Kredibilitas Penyuluh Pertanian) . 55
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas variabel Y ( Sikap Petani ) ............................... 57
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas variabel X ( Kredibilitas Penyuluh Pertanian)
.......................................................................................................................... 58
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas variabel Y (Sikap Petani ) ............................ 59
Tabel 3.7 Besar Sampel Tiap Kluster ............................................................. 62
Tabel 3.8 Kriteria Analisis Deskriptif Presentase ........................................... 65
Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi ....................................................... 68
Tabel 3.10 Jadwal Penelitian ........................................................................... 74
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Kecamatan Ciruas .......... 75
Tabel 4.2 Rata-rata tingkat penerapan teknologi PTT padi sawah ................. 79
Tabel 4.3 Jenis Kelamin Responden ............................................................... 80
Tabel 4.4 Kelas Umur Responden .................................................................. 82
xviii
Tabel 4.5 Status Perkawinan Responden ....................................................... 83
Tabel 4.6 Pendidikan Responden .................................................................... 85
Tabel 4.7 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q1).............................. 86
Tabel 4.8 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q2) ............................. 87
Tabel 4.9 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q3) ............................. 89
Tabel 4.10 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q4) ........................... 90
Tabel 4.11 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q5) ........................... 92
Tabel 4.12 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q6) ........................... 93
Tabel 4.13 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q7)............................ 94
Tabel 4.14 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q8) ........................... 96
Tabel 4.15 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q9) ........................... 97
Tabel 4.16 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q10) ......................... 99
Tabel 4.17 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q11) ......................... 100
Tabel 4.18 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q12) ......................... 101
Tabel 4.19 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q13) ......................... 103
Tabel 4.20 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q14) ......................... 104
Tabel 4.21 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q15) ......................... 106
Tabel 4.22 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q16) ......................... 108
Tabel 4.23 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q17) ......................... 109
Tabel 4.24 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q18) ......................... 110
Tabel 4.25 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q19) ......................... 112
Tabel 4.26 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q20).......................... 113
xix
Tabel 4.27 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q21) ......................... 114
Tabel 4.28 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q22) ......................... 115
Tabel 4.29 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q23) ......................... 117
Tabel 4.30 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q24) ......................... 118
Tabel 4.31 Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q25) ......................... 119
Tabel 4.32 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 terhadap Y................ 125
Tabel 4.33 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X2 terhadap Y................ 126
Tabel 4.34 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X3 terhadap Y ............... 128
Tabel 4.35 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X4 terhadap Y ............... 129
Tabel 4.36 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X5 terhadap Y ............... 131
Tabel 4.37 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X terhadap Y ................ 132
Tabel 4.38 Korelasi X1 terhadap Y .................................................................. 134
Tabel 4.39 Korelasi X2 terhadap Y .................................................................. 135
Tabel 4.40 Korelasi X3 terhadap Y .................................................................. 136
Tabel 4.41 Korelasi X4 terhadap Y .................................................................. 137
Tabel 4.42 Korelasi X5 terhadap Y .................................................................. 137
Tabel 4.43 Korelasi Ganda .............................................................................. 138
Tabel 4.44 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X1 terhadap Y ................ 139
Tabel 4.45 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X2 terhadap Y ................ 140
Tabel 4.46 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X3 terhadap Y ................ 142
Tabel 4.47 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X4 terhadap Y ................ 144
Tabel 4.48 Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X5 terhadap Y ................ 145
xx
Tabel 4.49 Regresi Linier Berganda ............................................................... 147
Tabel 4.50 R Square X1 terhadap Y ................................................................ 150
Tabel 4.51 R Square X2 terhadap Y ................................................................. 151
Tabel 4.52 R Square X3 terhadap Y ................................................................. 152
Tabel 4.53 R Square X4 terhadap Y ................................................................ 153
Tabel 4.54 R Square X5 terhadap Y ................................................................ 154
Tabel 4.55 R Square X1 , X2 , X3 , X4 , X5 terhadap Y ...................................... 155
Tabel 4.56 Uji Hipotesis H01 ........................................................................... 156
Tabel 4.57 Uji Hipotesis H02 ........................................................................... 157
Tabel 4.58 Uji Hipotesis H03 ........................................................................... 157
Tabel 4.59 Uji Hipotesis H04 ........................................................................... 158
Tabel 4.60 Uji Hipotesis H05 ........................................................................... 159
Tabel 4.61 Uji F X1 terhadap Y ..................................................................... 159
Tabel 4.62 Uji F X2 terhadap Y ..................................................................... 160
Tabel 4.63 Uji F X3 terhadap Y ..................................................................... 161
Tabel 4.64 Uji F X4 terhadap Y ..................................................................... 162
Tabel 4.65 Uji F X5 terhadap Y ..................................................................... 163
Tabel 4.66 Uji F Berganda X1 , X2 , X3 , X4 , X5 terhadap Y ............................ 164
xxi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 29
Gambar 2.2 Hipotesis 1.................................................................................... 33
Gambar 2.3 Hipotesis 2 ................................................................................... 33
Gambar 2.4 Hipotesis 3 ................................................................................... 33
Gambar 2.5 Hipotesis 4 ................................................................................... 34
Gambar 2.6 Hipotesis 5 ................................................................................... 34
Gambar 2.7 Hipotesis 6 ................................................................................... 35
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kementerian Pertanian sejak tahun 2008 telah meluncurkan program
percepatan peningkatan produksi beras yang dikenal dengan Program
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN). Sebagai penunjang
pembangunan pertanian, tidak terlepas dari kemampuan petani dalam
menerapkan teknologi secara efektif. Teknologi yang dimaksud adalah
teknologi pertanian. Teknologi pertanian yang digunakan dalam menunjang
program peningkatan produksi beras nasional adalah teknologi PTT
(Pengelolaan Tanaman Terpadu) Padi Sawah.
PTT padi sawah merupakan sebuah inovasi untuk menunjang
peningkatan produksi padi, yang juga bertujuan dalam meningkatkan
produktivitas tanaman dari segi hasil dan kualitas melalui penerapan teknologi
yang cocok dengan kondisi setempat (spesifik lokasi) serta menjaga
kelestarian lingkungan.1 Teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah
sebagai komponen teknologi dasar pengelolaan tanaman terpadu padi yang
dapat diterapkan di semua lahan sawah. Teknologi yang dimaksud terdiri atas
penggunaan benih bemutu atau bersertifikat, jerami digunakan pupuk/tidak
dibakar, jarak tanam teratur digaris, pemberian pupuk dan pengendalian
organisme pengganggu tanaman.
1Yudi Soetardjo, artikel Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah,
https://sekarmadjapahit.wordpress.com/2012/04/29/ptt-padi-sawah/ (Diakses tanggal 13 Mei 2016)
2
2
Provinsi Banten termasuk ke dalam 10 provinsi penghasil beras tertinggi
di Indonesia yang menghasilkan surplus beras 86 ribu ton pada tahun 2008.2
Di Kabupaten Serang tepatnya di Kecamatan Ciruas merupakan wilayah
sentra padi yang memiliki lahan sawah seluas 2.346 hektar sehingga
berpotensi besar dalam menghasilkan beras untuk mendukung program
peningkatan produksi beras nasional. Jumlah produksi beras di Kecamatan
Ciruas dari tahun ke tahun semakin meningkat. Walaupun jika dilihat pada
tahun 2012 mengalami penurunan, namun hal tersebut merupakan akibat dari
adanya pemekaran wilayah. Awalnya Kecamatan Ciruas memiliki 17 desa
namun kini menjadi 15 desa karena 2 desa masuk ke wilayah pemekaran.
Tabel 1.1
Jumlah Produksi Beras di Kecamatan Ciruas
Tahun Jumlah Produksi Beras
2008 14.707 ton
2009 14.921 ton
2010 15.089 ton
2011 15.571 ton
2012 13.070 ton
2013 13.757 ton
2014 14.141 ton
2015 14.083 ton
Sumber : UPT. BP3K Kecamatan Ciruas
Peningkatan dari tahun ke tahun tersebut terjadi seiring dengan
dicanangkannya program peningkatan produksi beras nasional yang ditunjang
2
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2013/01/03/16462125/Ini.10.Provinsi.Penghasil.Beras.Ter
tinggi.di.Indonesia (diakses tanggal 30 Januari 2017)
3
3
dengan menggunakan teknologi PTT padi sawah. Kebijakan pemerintah di
banyak negara, semakin berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh
petani.3
Kegiatan penyuluhan pertanian merupakan salah satu alat yang
digunakan pemerintah untuk menyosialisasikan tujuan dan sasaran kebijakan
pemerintah di sektor pertanian, khususnya kebijakan peningkatan produksi
beras nasional. Proses komunikasi dalam penyuluhan selalu dikaitkan dengan
tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, perilaku, pengetahuan dan
keterampilan sasaran komunikasi. Baik secara langsung atau tidak langsung
sehingga sasaran komunikasi akan berubah menuju ke arah lebih baik dengan
cara mengikuti saran, gagasan, atau inovasi yang diajarkan.4
Sebuah program pertanian dapat berjalan melalui seorang penyuluh
untuk mengkomunikasikan program dalam bentuk pesan tertentu dan
perkembangan teknologi di bidang pertanian kepada petani. Penyuluh
merupakan pihak yang berhubungan langsung dengan petani. Pada
aktivitasnya penyuluh pertanian melakukan kegiatan komunikasi dan
penyebaran informasi berupa teknologi pertanian kepada petani. Penyuluh
bertugas menyampaikan informasi berupa teknologi pertanian PTT padi sawah
yang menunjang program peningkatan produksi beras nasional. Penyuluh
dapat memberi kesempatan kepada petani untuk bertanya seluas-luasnya pada
saat penyuluhan tersebut, sehingga dalam pertemuan tersebut penyuluh dapat
mengetahui apakah pesan yang disampaikan bisa diterima atau tidak.
3A.W Van Den Ban,, dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta. PT Kanisius.
Hal: 33 4Lucie Setiana 2005. Teknik Penyuluhan & Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta. Ghalia
Indonesia. Hal: 18
4
4
Penyebaran informasi teknologi pertanian yang dilakukan oleh penyuluh
kepada petani berlangsung melalui saluran komunikasi antar pribadi.
Komunikasi antar pribadi dianggap lebih efektif dalam tahap persuasi untuk
membujuk individu menerima ide-ide baru. Hal tersebut didukung oleh
konsep dua langkah arus (two-step flow) komunikasi yang dikemukakan oleh
Elihu dan Paul Lazarsfeld dalam buku mereka yang berjudul “Pengaruh
Pribadi” (Personal Influence).5 Effendy juga berpendapat bahwa komunikasi
antar pribadi merupakan komunikasi paling efektif dalam upaya mengubah
sikap, pendapat atau perilaku seseorang karena sifatnya dialogis berupa
percakapan. Komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga,
pada saat komunikasi dilancarkan. Komunikator mengetahui pasti apakah
komunikasinya itu positif atau negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak, ia dapat
meyakinkan komunikan ketika itu juga karena ia dapat memberi kesempatan
kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.6
Melalui saluran komunikasi antar pribadi, penyuluh dapat secara
langsung memberikan pengaruh secara pribadi kepada petani dalam
menyampaikan sebuah informasi berupa teknologi PTT padi sawah.
Komunikasi menjadi lebih intensif karena bersifat dua arah, langsung diterima
satu sama lain sehingga bisa secara langsung diketahui umpan baliknya.
Percakapan yang dilakukan antara penyuluh pertanian dengan petani
berlangsung dalam sebuah pertemuan yang dilakukan selama lima kali dalam
satu musim panen.
5Brent D. Ruben, Lea P. Stewart. 2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia (Edisi Kelima).
Jakarta.PT Raja Grafindo Persada. Hal: 46 6 Onong U Effendy. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal: 9-10
5
5
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan komunikasi antar
pribadi apabila dipandang dari sudut komunikator adalah kredibilitas.
Kredibilitas merupakan kewibawaan. Secara teoritis, semakin berwibawa
seorang komunikator di mata komunikan, maka akan semakin mudah
mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku komunikan.7 Untuk mendukung
keberhasilan penyuluh dalam menyampaikan informasi teknologi pertanian
kepada petani, penyuluh sebagai komunikator dalam penyuluhan teknologi
pertanian PTT padi sawah harus memiliki kredibilitas agar semakin mudah
mempengaruhi sikap dan perilaku petani dalam penerapan teknologi yang
disuluhkan.
Merujuk pada teori kredibilitas sumber yang dikemukakan oleh
Hovland, Janis dan Kelley dalam bukunya yang berjudul Communication and
Persuasion yang menyatakan bahwa seseorang dimungkinkan lebih mudah
dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup kredibel. Sumber yang
memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap
dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah.8 Penyuluh
dengan kredibilitas yang tinggi akan berpengaruh besar terhadap opini dari
petani sehingga dapat lebih banyak menghasilkan perubahan sikap petani pada
penggunaan teknologi pertanian PTT padi sawah.
James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator
dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan
7Suranto Aw. 2011.Komunikasi Interpersonal.Yogyakarta. Graha Ilmu. Hal: 121
8Antar Venus. 2004. Manajemen Kampanye Panduan Teoritis dan Praktis. Bandung: Simbiosa
Rekatama. Hal: 57
6
6
(intention), kepribadian (personality) dan dinamika (dynamics).9 Kredibilitas
seorang penyuluh pertanian bersumber dari yang pertama yaitu kompetensi
penyuluh terhadap masalah yang dibahas dalam penyuluhan yaitu teknologi
pertanian PTT padi sawah. Yang kedua, karakter penyuluh dapat dilihat
apakah penyuluh memiliki sikap yang toleran dalam sebuah prinsip. Yang
ketiga, tujuan yang jelas dalam menyampaikan informasi berupa teknologi
PTT padi sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri karena petani
dapat menilai apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri baik atau tidak. Yang
keempat, kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh pertanian
tersebut memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Dan yang kelima,
dinamika menunjukan apakah informasi berupa teknologi PTT padi sawah
yang disampaikan oleh penyuluh tersebut menarik atau bahkan sebaliknya
justru membosankan.
Kepala Bidang Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Provinsi Banten menyatakan
bahwa pendidikan dan pelatihan penyuluh pertanian saat ini berkurang.
Sebagian besar penyuluh yang direkrut pemerintah belum mengikuti pelatihan
dasar penyuluhan melainkan hanya menempuh pelatihan secara singkat.
Dari latar belakang yang telah dijabarkan, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian
Terhadap Sikap Petani pada Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT)
Padi Sawah di Kecamatan Ciruas”
9Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.
Hal: 74
7
7
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan sebelumnya,
maka rumusan masalah penelitian adalah “Seberapa besar pengaruh
kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi
pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di kecamatan ciruas”
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka identifikasi masalah sebagai
berikut:
1. Seberapa besar pengaruh kompetensi penyuluh pertanian terhadap sikap
petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di
Kecamatan Ciruas?
2. Seberapa besar pengaruh karakter penyuluh pertanian terhadap sikap
petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di
Kecamatan Ciruas?
3. Seberapa besar pengaruh tujuan penyuluh pertanian terhadap sikap
petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di
Kecamatan Ciruas?
4. Seberapa besar pengaruh kepribadian penyuluh pertanian terhadap sikap
petani sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi
sawah di Kecamatan Ciruas?
5. Seberapa besar pengaruh dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap
petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di
Kecamatan Ciruas?
8
8
6. Seberapa besar pengaruh kredibilitas (kompetensi, karakter, tujuan,
kepribadian, dan dinamika) penyuluh pertanian terhadap sikap petani
pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan
Ciruas?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan sebelumnya,
penulis dapat merumuskan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk :
1. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh kompetensi penyuluh
pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman
terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
2. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh karakter penyuluh
pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman
terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
3. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh tujuan penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi
sawah di Kecamatan Ciruas.
4. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh kepribadian penyuluh
pertanian terhadap sikap petani sikap petani pada teknologi pengelolaan
tanaman terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
5. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh dinamika penyuluh
pertanian terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman
terpadu padi sawah di Kecamatan Ciruas.
9
9
6. Mengetahui dan mengukur besarnya pengaruh kredibilitas (kompetensi,
karakter, tujuan, kepribadian, dan dinamika) penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi pengelolaan tanaman terpadu padi
sawah di Kecamatan Ciruas.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan
di bidang ilmu komunikasi dalam konteks komunikasi antar pribadi,
khususnya Teori Kredibilitas Sumber. Teori tersebut menjelaskan bahwa
Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan
perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas
rendah.
2. Kegunaan Praktis
Secara Praktis, dari hasil penelitian ini diharapkan sebagai bahan bagi
Badan Pelaksana dan Penyuluhan Ketahanan Pangan Kabupaten Serang untuk
dapat mengevaluasi kinerja penyuluh pertanian dengan melakukan pembinaan
penyuluh dalam rangka kredibilitas penyuluh pertanian terhadap sikap petani
sebagai aktor pembangunan dalam penerapan teknologi pertanian untuk
mendukung program peningkatan produksi beras nasional.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teoritis
2.1.1 Komunikasi Antarpribadi
Komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi yang berlangsung
dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi
maupun pada kerumunan orang.10
Situasi tatap muka tersebut menyebabkan
masing-masing pihak terlibat dalam proses komunikasi sehingga dapat
langsung merasakan dan mengetahui umpan balik dari komunikan. Umpan
balik komunikasi antar pribadi segera dapat didapatkan sebagai suatu balasan
atau tanggapan yang terjadi saat itu juga.
Terdapat beberapa ahli mendefinisikan komunikasi antar pribadi,
diantaranya Agus M. Hardjana yang mengatakan bahwa komunikasi antar
pribadi adalah interaksi tatap muka antardua atau beberapa orang, dimana
pengirim dapat menyampaikan pesan secara langsung dan penerima pesan
dapat menerima dan menanggapi secara langsung pula.11
Joseph A. Devito
mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil
orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.12
Dari
beberapa definisi yang dikemukakan para ahli, dapat disimpulkan bahwa
10
Wiryanto. 2006.Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta. Grasindo.Hal: 32 11
Suranto Aw. 2011.Komunikasi Interpersonal.Yogyakarta. Graha Ilmu. Hal: 3 12
Ahmad Sihabudin. Rahmi Winangsih.2012.Komunikasi Antarmanusia. Serang. Pustaka Getok
Tular. Hal: 109
11
11
komunikasi antar pribadi terjadi ketika komunikator mengirim pesan kepada
komunikan secara langsung sehingga dapat menimbulkan umpan balik
seketika. Komunikasi yang berlangsung secara dialogis tersebut menunjukan
adanya interaksi sehingga masing-masing pihak berfungsi menjadi pembicara
dan pendengar secara bergantian.
Interaksi tatap muka antara penyuluh pertanian dengan petani pada saat
penyuluhan memungkinkan adanya umpan balik secara langsung yang
menjadi tolak ukur apakah pesan berupa teknologi pengelolaan tanaman
terpadu padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh tersebut diterima atau
ditolak oleh petani. Proses penyuluhan secara dialogis tersebut
menggambarkan situasi bahwa penyuluh dan petani tersebut berfungsi ganda
dimana masing-masing secara bergantian menjadi pembicara dan pendengar
sehingga tujuan kegiatan penyuluhan dapat tercapai.
Terdapat beberapa faktor yang sangat menentukan keberhasilan
komunikasi antar pribadi apabila dipandang dari sudut komunikator,
komunikan dan pesan.13
1. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut komunikator
a. Kredibilitas, yaitu kewibawaan seorang komunikator dihadapan
komunikan. Pesan yang disampaikan oleh seorang komunikator
yang kredibilitasnya tinggi akan lebih banyak memberi pengaruh
terhadap penerima pesan.
13
Suranto Aw. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta. Graha Ilmu. Hal: 84
12
12
Seorang penyuluh agar memiliki kredibilitas saat melaksanakan
penyuluhan harus memiliki latar belakang pendidikan di bidang
penyuluhan serta memiliki pengetahuan dan pengalaman di
bidang penyuluhan sehingga pesan yang disampaikan akan
dipercaya dan mudah diterima oleh petani sebagai komunikan.
b. Daya tarik, yaitu daya tarik fisik maupun non fisik. Adanya daya
tarik ini akan mengundang simpati penerima pesan komunikasi.
Pada akhirnya penerima pesan akan dengan mudah menerima
pesan-pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Adanya daya tarik penyuluh sebagai komunikator akan lebih
mudah menarik perhatian petani sebagai penerima pesan.
c. Kemampuan intelektual, yaitu tingkat kecakapan, kecerdasan dan
keahlian seorang komunikator, terutama dalam hal menganalisis
suatu kondisi sehingga bisa mewujudkan cara komunikasi yang
sesuai. Kemampuan penyuluh dalam berkomunikasi juga menjadi
penentu apakah pesan berupa teknologi pertanian tersebut dapat
tersampaikan dengan baik ataupun sebaliknya.
d. Integritas atau keterpaduan sikap dan perilaku dalam aktivitas
sehari-hari. Komunikator yang memiliki keterpaduan, kesesuaian
antara ucapan dan tindakannya akan lebih disegani oleh
komunikan.
Agar pesan berupa teknologi pertanian yang disampaikan oleh
penyuluh lebih mudah diperhatikan bahkan sampai diterima oleh
13
13
petani, maka penyuluh juga dapat meyakinkan petani dengan
berbagi pengalaman penyuluh tersebut yang menunjang bahwa
pesan tersebut memang harus dilaksanakan.
e. Keterpercayaan, apabila komunikator dipercaya oleh komunikan
maka akan lebih mudah menyampaikan pesan dan mempengaruhi
sikap orang lain. Ketika penyuluh sudah mendapat kepercayaan
dari para petani maka petani pun akan lebih mudah dipengaruhi
terhadap apa yang disampaikan oleh penyuluh sebagai
komunikator.
f. Kepekaan sosial, yaitu suatu kemampuan komunikator untuk
memahami situasi di lingkungan hidupnya. Apabila situasi
lingkungan sedang sibuk, maka komunikator perlu mencari waktu
lain yang lebih tepat untuk menyampaikan suatu informasi kepada
orang lain.
Walaupun waktu penyuluhan sudah ditentukan selama satu
musim panen, namun penyuluh juga harus memperhatikan situasi
dan kondisi di lapangan.Penyuluh harus menyesuaikan waktu
yang tepat untuk melakukan penyuluhan agar penyuluhan dapat
dihadiri oleh banyak audiens (petani).
g. Kematangan tingkat emosional, yaitu kemampuan komunikator
untuk mengendalikan emosinya sehingga tetap dapat
melaksanakan komunikasi dalam suasana yang menyenangkan di
kedua belah pihak.
14
14
h. Berorientasi kepada kondisi psikologis komunikan, artinya
seorang komunikator perlu memahami kondisi psikologis orang
yang diajak bicara.
i. Komunikator harus bersikap supel, ramah, dan tegas.
2. Faktor keberhasilan diihat dari sudut komunikan
a. Komunikan yang cakap akan mudah menerima dan mencerna
materi yang diberikan oleh komunikator. Yang menjadi
komunikan pada saat penyuluhan adalah petani. Petani yang cepat
tanggap akan lebih mudah menerima dan mencerna materi berupa
teknologi pertanian yang diberikan oleh penyuluh sebagai
komunikator.
b. Komunikan yang memiliki pengetahuan yang luas akan cepat
menerima informasi yang diberikan komunikator. Dengan
keluasan pengetahuan yang dimiliki oleh petani maka teknologi
pertanian yang disampaikan pun akan cepat diterima oleh mereka.
c. Komunikan harus bersikap ramah, supel dan pandai bergaul agar
tercipta proses komunikasi yang lancar.
d. Komunikan harus memahami dengan siapa ia berbicara.
e. Komunikan bersikap bersahabat dengan komunikator. Dalam
kehidupan bersosial tentunya setiap manusia memerlukan
adaptasi dengan lingkungannya begitupun dengan petani. Petani
sebagai komunikan dalam penyuluhan diharapkan mampu
15
15
bersikap bersahabat dengan penyuluh walaupun dengan latar
belakang yang berbeda namun memiliki tujuan yang sama.
3. Faktor keberhasilan dilihat dari sudut pesan
a. Pesan komunikasi antar pribadi perlu dirancang dan disampaikan
sedemikian rupa sehingga dapat menumbuhkan perhatian
komunikan. Dalam mempersiapkan pesan berupa teknologi
pertanian, penyuluh melakukan perencanaan sedemikian rupa
sehingga petani sebagai komunikan akan memperhatikan bahkan
memberikan umpan balik secara langsung kepada komunikator.
b. Lambang-lambang yang dipergunakan harus benar-benar dapat
dipahami oleh kedua belah pihak, yaitu komunikator dan
komunikan.
c. Pesan-pesan tersebut disampaikan secara jelas dan sesuai dengan
kondisi maupun situasi setempat. Dalam menyampaikan pesan
berupa teknologi pertanian, tentunya harus menyesuaikan dengan
kondisi dan situasi di lapangan. Ketika teknologi pertanian
tersebut memungkinkan untuk dapat dilaksanakan maka pesan
tersebut dapat disampaikan, namun ketika teknologi pertanian
tersebut tidak memungkinkan untuk dilaksanakan maka pesan
tersebut pun susah untuk diterima oleh petani setempat.
d. Tidak menimbulkan multi interpretasi atau penafsiran yang
berlainan.Teknologi pertanian yang disampaikan harus jelas
sehingga tidak menimbulkan multi tafsir.
16
16
e. Sediakan informasi yang praktis, berguna dan membantu
komunikan melakukan tindakan yang diinginkan.
f. Berikan fakta dengan cara menyampaikan kalimat konkret, detail,
dan spesifik disertai bukti untuk mendukung opini. Pesan akan
mudah dipercaya apabila pesan tersebut disertai fakta. Ketika
teknologi pertanian disampaikan, akan lebih mudah dipercaya
apabila penyuluh memberikan fakta berdasarkan pengalaman atau
hasil dari penelitian sebelum teknologi pertanian tersebut
diperintahkan kepada petani. Pesan tersebut bisa disertai dengan
dokumentasi atau memang penyuluh tersebut berhasil
melaksanakan teknologi pertanian tersebut dalam hal ini teknologi
pengelolaan tanaman terpadu padi sawah.
g. Tawarkan rekomendasi dengan cara mengemukakan langkah-
langkah yang disarankan untuk membantu komunikan
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Kegiatan penyuluhan
berlangsung secara dialogis sehingga pesan dapat didiskusikan
melalui proses tanya jawab dimana penyuluh dapat meyakinkan
petani dengan memberi rekomendasi langkah-langkah dalam
melaksanakan teknologi pertanian tersebut.
2.1.2 Kredibilitas Komunikator
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi tentang kelebihan-kelebihan
yang dimiliki sumber hingga diterima atau diikuti khalayak
17
17
(penerima).14
Seorang sumber informasi harus peduli terhadap kredibilitas
dirinya sendiri, dimana kredibilitas ini berkaitan dengan persepsi khalayak
tentang keefektifan seseorang sebagai pembicara.15
Seorang komunikator
dalam proses komunikasi akan sukses apabila berhasil menunjukkan source
credibility, artinya menjadi sumber kepercayaan bagi komunikan.
Kepercayaan kepada komunikator ditentukan oleh keahlian komunikator
dalam bidang tugas pekerjaannya dan dapat tidaknya dipercaya.
2.1.2.1 Jenis-Jenis Kredibilitas
Terdapat tiga jenis kredibilitas yang perlu dimiliki seorang
komunikator, yaitu ethos, pathos serta logos. Ethos, Pathos, Logos
menurut Casmir yaitu:16
1. Ethos
Ethos diartikan sebagai “sumber kepercayaan” (source kredibility)
yang ditunjukkan oleh seorang komunikator bahwa ia memang pakar
dalam bidangnya, sehingga ia dapat dipercaya oleh komunikan.
Ethos mutlak harus dimiliki oleh setiap komunikator, oleh karenanya
apabila seorang komunikator tidak memiliki ethos, setiap
komunikasi yang ia lakukan besar kemungkinan akan menimbulkan
efek bumerang (boomerang effect), yang menyebabkan ia kehilangan
kepercayaam, kehormatan, dan wibawa.
14
Hafied Cangara. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 95 15
Antar Venus. 2004. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam Mengefektifkan
kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Hal: 55 16
Onong Uchjana Effendy. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Hal: 351-352
18
18
2. Pathos
Pathos diartikan sebagai “imbauan emosional (emotional appeals)
yang ditunjukkan oleh seorang rhetor dengan menampilkan gaya
serta bahasanya yang mampu membangkitkan kegairahan dengan
semanngat yang berkobar-kobar pada khalayak.
3. Logos
Logos diartikan sebagai “imbauan logis” (logical appeals) yang
ditunjukkan oleh seorang orator bahwa uraiannya masuk akal
sehingga patut untuk diikuti serta dilaksanakan oleh khalayak.
2.1.2.2 Sumber Kredibilitas Komunikator
James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang
komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap
(character), tujuan (intention), kepribadian (personality) dan dinamika
(dynamics).17
Kompetensi (competence) ialah penguasaan yang dimiliki oleh
seorang komunikator pada masalah yang dibahasnya, serta mengacu
pada keahliannya sebagai komunikator. Dalam hal ini komunikator juga
harus menguasai mulai dari penguasaan materi hingga keahliannya
sebagai komunikator. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian
dianggap cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, dan terlatih.
17
Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.
Hal: 74
19
19
Untuk dikatakan ahli, orang tidak perlu memiliki semua kualitas di atas.
Satu atau dua sifat saja umumny dianggap sudah mencukupi.18
Sikap (character) menunjukkan pribadi komunikator apakah ia
tegar atau toleran dalam sebuah prinsip juga mengacu pada sifat tertentu
yang dimiliki komunikator yang berkaitan dengan moralnya, seperti
kejujuran keadilan, kebenaran, sehingga dapat membuat komunikan
mempercayainya.19
Aristoteles menyebutkan karakter komunikator
sebagai ethos yang terdiri dari pikiran yang baik, akhlak yang baik dan
maksud yang baik (good sense, good moral, character, good
will).20
Akhlak yang baik menunjukkan budi pekerti yang baik. Menurut
Hasan rahimahullah bahwa budi pekerti yang baik adalah menunjukkan
wajah yang berseri-seri, memberikan bantuan sebagai tanda
kedermawanan dan menahan diri dari perbuatan yang menyakiti. Dalam
memberikan penyuluhan pertanian, penyuluh harus bersabar dalam
memberikan penyuluhannya apabila ada kondisi dimana petani tidak
menerima informasi yang disampaikannya.
Tujuan (intention) atau motif yang mendorong seseorang dalam
menyampaikan pesan. Seorang komunikator harus yakin dan tahu pasti
apa yang menjadi tujuan dalam menyampaikan materi tersebut sehingga
dirinya pun yakin bahwa materi yang disampaikan memang perlu serta
berguna untuk audiens.21
Komunikator dalam penyuluhan bertujuan
18
Drs. Antar Venus. 2009. Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Hal: 60 19
Hafied Cangara. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 92 20
Jalaludin Rakhmat. 2008. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hal: 255 21
Hafied Cangara. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 92
20
20
untuk mempersuasi komunikan agar tercapai tujuan penyuluhan yang
telah ditetapkan.
Kepribadian (personality) menunjukkan apakah pembicara
memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat serta memiliki sifat-sifat
yang menyenangkan, keterbukaan melihat masa depan dan posisi positif
lainnya yang menunjukkan pribadi mereka. Komunikator yang
mempunyai sifat tersebut yang dapat menimbulkan ketenangan dan
kesenangan pada diri khalayak sehingga mereka tidak ragu dalam
mendengarkan materi yang dibahas oleh komunikator.
Pada kehidupan nyata, orang menyukai, menolong kita, sabar
dan baik hati pada kita tentu saja menumbuhkan perasaan yang lebih
hangat daripada orang yang tidak melakukan ketiganya.22
Keterbukaan
mutlak diperlukan agar suatu hubungan dapat tumbuh dan berkembang.
Untuk membangun sebuah hubungan, orang harus saling terbuka. Hal ini
dilakukan pada saat menentukan dimana mereka harus saling
mengungkapkan lebih banyak lagi mengenai pikiran, perasaan, dan
reaksi terhadap situasi yang tengah dihadapi, sikap jujur, adil, dan sabar
dapat mendukung predikat komunikator sebagai orang yang dapat
dipercaya yang merupakan suatu aspek penting dalam kredibilitas.
Kesalahpahaman atau distorsi dalam komunikasi sering terjadi karena
kita tidak saling mempercayai.23
22
Ibid. Hal: 120 23
A. Supratiknya. 2003. Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta: Kanisius.
Hal: 44
21
21
Sedangkan dinamika (dynamics) mengacu pada penampilan
seorang komunikator yang bersemangat dalam menyampaikan pesan.
Komunikator yang dinamis misalnya terlihat agresif, empatik, ekstrovert
(terbuka), dan tangguh akan cenderung terlihat lebih kredibel daripada
komunikator yang pasif.24
Dinamika juga menunjukkan apakah hal yang
disampaikan itu menarik atau sebaliknya justru membosankan
komunikan.25
Penyuluh pertanian harus menguasai materi yang dibahas yaitu
teknologi pertanian PTT padi sawah hingga keahliannya sebagai
komunikator. Komunikator yang dinilai tinggi pada keahlian dianggap
cerdas, mampu, ahli, tahu banyak, berpengalaman, dan terlatih. Karakter
dapat dilihat apakah penyuluh memiliki sikap yang toleran dalam sebuah
prinsip. Tujuan yang jelas dalam menyampaikan informasi berupa
teknologi PTT padi sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri
karena petani dapat menilai apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri
baik atau tidak. Kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh
pertanian tersebut memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat.
Dinamika menunjukan apakah informasi berupa teknologi PTT padi
sawah yang disampaikan oleh penyuluh tersebut menarik atau bahkan
sebaliknya justru membosankan.
24
Hafied Cangara. 2009. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hal: 92 25
Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.
Hal: 74
22
22
2.1.2.3 Teori Kredibilitas Sumber
Teori kredibilitas sumber (Source Credibility Theory) yang
dikemukakan oleh Hovland, Janis dan Kelley dalam buku
Communication and Persuasion yang menyatakan bahwa seseorang
dimungkinkan lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya
cukup kredibel. Asumsi dasar teori ini menyatakan bahwa perubahan
sikap akan lebih banyak terjadi jika sumber-sumbernya cukup kredibel.
Kita biasanya akan lebih percaya dan cenderung menerima dengan baik
pesan-pesan yang disampaikan oleh orang yang memiliki kredibilitas di
bidangnya. “High credibility sources had a substantially greater
immediate effect on the audience’s opinions than low credibility
sources” (Hovland, 1953:270). Definisi dari Hovland tersebut juga dapat
dijelaskan sebagai berikut, yaitu sumber dengan kredibilitas tinggi
memiliki dampak besar terhadap opini audiens daripada sumber dengan
kredibilitas rendah.26
Penelitian awal pada kredibilitas mencari tahu bagaimana
modifikasi pada karakteristik-karakteristik sumber mempengaruhi
keinginan orang mengubah sikapnya terhadap isu-isu tertentu .
(Hovland, Janis & Kelley, 1953).27
Sumber yang memiliki kredibilitas
tinggi lebih banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan
26
Anggita Dwi Ayuningtyas, Wawan Setiawan, Tri Damayanti. “Hubungan Kredibilitas Native
Speaker Pada Program Dynamic Speaking Dengan Sikap Siswa Pada Bahasa Inggris”, eJurnal
Mahasiswa Universitas Padjajaran, Vol.1., No.1. 2012. Hal: 6 27
Dewi, Taufik. artikel Kredibilitas dalam Komunikasi.
https://rumakom.wordpress.com/2008/05/08/kredibilitas-dalam-komunikasi/ (Diakses tanggal 17
Juli 2016)
23
23
sumber yang memiliki kredibilitas rendah. Penyuluh dengan kredibilitas
tinggi. Penyuluh dengan kredibilitas yang tinggi akan berpengaruh besar
terhadap opini dari petani sehingga dapat lebih banyak menghasilkan
perubahan sikap pada teknologi PTT padi sawah.
Komunikator yang dimaksud oleh Hovland adalah individu yang
berkomunikasi secara langsung kepada audiens dan menyampaikan
pandangannya terhadap suatu masalah. Dengan begitu komunikator atau
sumber memiliki tujuan dalam berkomunikasi kepada audiensnya.
Hovland juga menggambarkan peranan kredibilitas dalam proses
penerimaan pesan dengan mengemukakan bahwa para ahli akan lebih
persuasif dibandingkan dengan bukan ahli. Suatu pesan persuasif akan
lebih efektif apabila kita mengetahui bahwa penyampai pesan adalah
orang yang ahli di bidangnya.28
Kredibilitas komunikator terbentuk oleh keahlian komunikator
dalam menguasai informasi mengenai objek yang dimaksud dan
memiliki keterpercayaan terhadap derajat kebenaran informasi yang ia
sampaikan. Adanya daya tarik adalah sebagai salah satu komponen
pelengkap dalam pembentukan kredibilitas sumber. Apabila sumber
merupakan individu yang tidak menarik atau tidak disukai, persuasi
biasanya tidak efektif.
Menurut Hovland perubahan sikap meliputi perubahan opini
(opinion change), perubahan persepsi (perception change), perubahan
28
Dr. Syaifudin Azwar. 2011. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka
Belajar. Hal:64-65
24
24
perasaan atau emosi (affect change), dan perubahan perilaku (action
change). Secara nyata teori ini memberikan penjelasan bahwa semakin
kredibel sumber maka akan semakin mudah mempengaruhi cara
pandang audiens. Dengan kata lain kredibilitas seseorang mempunyai
peranan yang penting dalam mempersuasi audiens untuk menentukan
pandangannya.
James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang
komunikator dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap
(character), tujuan (intention), kepribadian (personality) dan dinamika
(dynamics). Kompetensi ialah penguasaan yang dimiliki oleh seorang
komunikator pada masalah yang dibahasnya. Sikap menunjukkan pribadi
komunikator apakah ia tegar atau toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan
menunjukkan apakah hal-hal yang disampaikan seorang komunikator
punya maksud baik atau tidak. Kepribadian menunjukkan apakah
pembicara memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Sedangkan
dinamika menunjukkan apakah hal yang disampaikan itu menarik atau
sebaliknya justru membosankan komunikan.29
Kredibilitas penyuluh pertanian dapat dilihat dari kompetensi
terhadap masalah yang dibahas dalam penyuluhan yaitu teknologi
pertanian PTT padi sawah. Karakter penyuluh dapat dilihat apakah
penyuluh memiliki sikap yang toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan
yang jelas dalam menyampaikan informasi berupa teknologi PTT padi
29
Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.
Hal: 74
25
25
sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri karena petani dapat
menilai apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri baik atau tidak.
Kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh pertanian tersebut
memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Dinamika menunjukan
apakah informasi berupa teknologi PTT padi sawah yang disampaikan
oleh penyuluh tersebut menarik atau bahkan sebaliknya justru
membosankan.
2.1.3 Penyuluh Pertanian
Dalam kegiatan penyuluhan pertanian hanya dikenal satu kriteria
penyuluh, yaitu penyuluh pertanian. Yang disebut dengan penyuluh pertanian
adalah sebagai berikut :30
1. Penyuluh yang langsung berhubungan dengan petani, yang sifatnya
dikenal oleh para petani di pedesaan; misalnya Penyuluh Pertanian
Lapangan (PPL) ataupun Penyuluh Pertanian Media.
2. Penyuluh yang tidak langsung berhubungan dengan petani yang pada
umumnya berstatus sebagai pegawai suatu instansi yang ada
hubungannya dengan kegiatan pertanian; misalnya petugas dari Dinas
Pertanian, Pembangunan Masyarakat Desa, Koperasi, dan sebagainya.
Seorang penyuluh pertanian dalam kegiatannya memiliki tiga peranan
yang tidak dapat dipisahkan. Peranan yang dimaksud yaitu bahwa seorang
penyuluh dalam kegiatannya ia berfungsi sebagai pengajar, pemimpin dan
sebagai penasihat.
30
U. Samsudin S. 1982. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bandung. Angkasa
Offset. Hal: 37
26
26
Dalam penelitian ini, penyuluh yang dimaksud adalah Penyuluh
Pertanian Lapangan.Penyuluh Pertanian Lapangan merupakan petugas dari
Dinas Pertanian kota/kabupaten yang diperbantukan untuk memberikan
pengarahan, pembinaan, dan penyuluhan di bidang pertanian dengan basis
administrasi kecamatan. Sebelum membina, Penyuluh Pertanian Lapangan
perlu melakukan pendekatan dengan memahami kemampuan kelompok
maupun perorangan agar materi yang disampaikan kepada petani dapat
dicerna dengan baik oleh petani.
2.1.4 Sikap
Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif
predisposisi untuk menyesuaikan diri dengan kondisi dan aktivitas. Adapun
definisi sikap menurut Azwar adalah keteraturan tertentu dalam pemikiran
(kognisi), perasaan (afeksi), dan predisposisi (konasi) terhadap suatu aspek di
lingkungan sekitarnya.31
Struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu
komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen
konatif (conative).32
1. Komponen kognitif
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh
individu pemilik sikap yang berisi kepercayaan seseorang mengenai
apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap. Sekali
kepercayaan itu terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan
31
Dr. Syaifudin Azwar. 2011. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka
Belajar. Hal: 5 32
Ibid. 2015. Hal: 23-27
27
27
seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu.
Namun kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selalu akurat.
Kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang
atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi.
2. Komponen afektif
Komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif
seseorang terhadap suatu objek sikap. Secara umum, komponen ini
disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu.
3. Komponen Konatif
Komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana
perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Kaitan ini
didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan perasaan banyak
mempengaruhi perilaku. Maksudnya, bagaimana orang berperilakuu
dalam situasi tertentu dan terhadap stimulus tertentu akan banyak
ditentukan oleh bagaimana kepercayaan dan perasaannya terhadap
stimulus tersebut.
2.1.5 Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah
Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) adalah salah satu upaya
pemerintah berupa kegiatan Kementerian Pertanian dalam peningkatan
produksi beras disertai penyediaan input sarana dan prasarana melalui
optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pertanian, teknologi dan kelembagaan
untuk meningkatkan produksi dan produktivitas padi.
28
28
Dalam mendukung program P2BN penyuluh pertanian wajib menyusun
program penyuluhan pertanian yaitu rencana penyuluhan pertanian tertulis
yang disusun secara sistimatis untuk memberikan arah dan pedoman sebagai
pengendali pencapaian tujuan penyuluhan. Sedangkan rekomendasi teknologi
dalam anjuran penerapan teknologi sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi.
Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah adalah suatu
pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan
pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif
bersama petani. Prinsip utama penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) adalah partisipasi aktif petani dan penyuluh merupakan kunci utama
keberhasilan penerapan inovasi teknologi padi dengan pendekatan PTT,
selanjutnya perlu diperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan fisik,
sosial-budaya, dan ekonomi petani setempat, kemudian keterpaduan
sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelola dengan baik secara terpadu.
Komponen teknologi yang diterapkan dalam PTT dikelompokkan ke
dalam teknologi dasar dan pilihan. Komponen teknologi dasar sangat
dianjurkan untuk diterapkan di semua lokasi padi sawah. Penerapan
komponen pilihan disesuaikan dengan kondisi, kemauan, dan kemampuan
petani setempat. Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) yang akan
digunakan penulis dalam penelitian adalah pengaturan populasi tanaman,
antara lain melalui pengaturan jarak tanam dan jajar legowo, benih bermutu
dan berlabel serta pemupukkan berimbang. Penyuluh pertanian di Kecamatan
Ciruas sudah melakukan penyuluhan ketiga inovasi tersebut kepada petani
29
29
padi sawah karena inovasi berupa teknologi pertanian tersebut merupakan
salah satu upaya dalam rangka mendukung Program Peningkatan Produksi
Beras Nasional (P2BN) yang memerlukan dukungan dari berbagai pihak
sehingga tercapainya Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN).
2.2 Kerangka Berpikir
Dalam sebuah penelitian, diperlukan landasan untuk memecahkan
masalah yang telah dikemukakan. Maka penulis memerlukan kerangka
pemikiran berupa teori, model atau pendapat para ahli yang tidak diragukan
lagi kebenarannya, yaitu teori mengenai hal yang berkaitaan dengan penelitian
yang sedang dilakukan oleh penulis. Menurut penulis, teori yang tepat
digunakan dalam penelitian ini adalah teori kredibilitas sumber.
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
FENOMENA : Teknologi PTT padi
sawah merupakan teknologi pertanian
penunjang P2BN yang disampaikan
melalui seorang penyuluh sebagai
komunikator kepada petani sebagai
komunikan untuk diterapkan oleh
petani.
1. Kognitif
2. Afektif
3. Konatif
Teori yang digunakan
Teori Kredibilitas Sumber
Asumsi Teori
Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih akan banyak menghasilkan perubahan sikap
dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah.
Sikap Petani (Y) Kredibilitas Penyuluh (X)
1. Kompetensi(competence)
2. Sikap (character)
3. Tujuan (intention)
4. Kepribadian (personality)
5. Dinamika (dynamics)
30
30
(Sumber: Hovland, Janis & Kelley. 2007:270, Syaiful Rohim. 2009:74, Dr.
Syaifudin Azwar. 2011:5 dan Modifikasi Penulis)
Pemerintah telah meluncurkan program percepatan peningkatan produksi
beras yang dikenal dengan Program Peningkatan Produksi Beras Nasional
(P2BN). Sebagai penunjang pembangunan pertanian, tidak terlepas dari
kemampuan petani dalam menerapkan teknologi pertanian secara efektif.
Teknologi pertanian yang digunakan dalam menunjang program peningkatan
produksi beras nasional adalah teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman
Terpadu) Padi Sawah. Sebuah program pertanian dapat berjalan melalui
seorang penyuluh untuk mengkomunikasikan program dalam bentuk pesan
tertentu dan perkembangan teknologi di bidang pertanian kepada petani
melalui penyuluhan secara tatap muka atau komunikasi antar pribadi. Salah
satu faktor penentu keberhasilan komunikasi antar pribadi adalah kredibilitas
komunikator dalam hal ini adalah penyuluh.
Penulis menggunakan teori kredibilitas sumber (Source Credibility
Theory) yang dikemukakan oleh Hovland, Janis dan Kelley dalam buku
Communication and Persuasion yang menyatakan bahwa seseorang
dimungkinkan lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup
kredibel. “High credibility sources had a substantially greater immediate
effect on the audience’s opinions than low credibility sources” (Sumber
dengan kredibilitas tinggi memiliki dampak besar terhadap opini audiens
daripada sumber dengan kredibilitas rendah).
31
31
Asumsi dasar teori ini adalah sumber yang memiliki kredibilitas tinggi
lebih banyak menghasilkan perubahan sikap dibandingkan dengan sumber
yang memiliki kredibilitas rendah. Penyuluh dengan kredibilitas yang tinggi
akan berpengaruh besar terhadap opini dari petani sehingga dapat lebih
banyak menghasilkan perubahan sikap pada teknologi PTT padi sawah.
James Mc-Croskey menjelaskan bahwa kredibilitas seorang komunikator
dapat bersumber dari kompetensi (competence), sikap (character), tujuan
(intention) , kepribadian (personality) dan dinamika (dynamics).Kompetensi
ialah penguasaan yang dimiliki oleh seorang komunikator pada masalah yang
dibahasnya. Sikap menunjukkan pribadi komunikator apakah ia tegar atau
toleran dalam sebuah prinsip. Tujuan menunjukkan apakah hal-hal yang
disampaikan seorang komunikator punya maksud baik atau tidak. Kepribadian
menunjukkan apakah pembicara memiliki pribadi yang hangat dan
bersahabat. Sedangkan dinamika menunjukkan apakah hal yang disampaikan
itu menarik atau sebaliknya justru membosankan komunikan.33
Penyuluh pertanian harus memiliki kompetensi terhadap masalah yang
dibahas dalam penyuluhan yaitu teknologi pertanian PTT padi sawah.
Karakter penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh memiliki sikap yang toleran
dalam sebuah prinsip. Tujuan yang jelas dalam menyampaikan informasi
berupa teknologi PTT padi sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri
karena petani dapat menilai apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri baik
atau tidak. Kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh pertanian
33
Syaiful Rohim. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.
Hal: 74
32
32
tersebut memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Dinamika menunjukan
apakah informasi berupa teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh
penyuluh tersebut menarik atau bahkan sebaliknya justru membosankan.
Teori tentang sikap dikemukakan oleh Allport yang menjelaskan bahwa
sikap terdiri dari tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif
serta komponen konatif. Komponen kognitif dalam penelitian ini berhubungan
dengan pengetahuan dan pemahaman petani mengenai informasi teknologi
pertanian PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh. Komponen
afektif melibatkan perasaan ketertarikan terhadap informasi teknologi
pertanian PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh. Dan yang
terakhir adalah komponen konatif yang menunjukkan kecenderungan dan
kesiapan berperilaku yang ada pada diri petani.
2.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan pendapat atau pernyataan yang masih belum tentu
kebenarannya, masih harus di uji terlebih dahulu dan karenanya bersifat
sementara atau dugaan awal.34
Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
34
Rachmat Kriyantono.2010.Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media
Group. Hal: 28
33
33
penelitian, belum jawaban yang empirik.35
Adapun hipotesis yang akan diuji
dalam penelitian ini adalah :
Gambar 2.2
Hipotesis 1
Ho1 : Tidak terdapat pengaruh antara kompetensi penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha1 : Terdapat pengaruh antara kompetensi penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Gambar 2.3
Hipotesis 2
Ho2 : Tidak terdapat pengaruh antara karakter penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha2 : Terdapat pengaruh antara karakter penyuluh pertanian terhadap
sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Gambar 2.4
Hipotesis 3
35
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung, Alfabeta. Hal:
71
Kompetensi (Competence)
Penyuluh Pertanian
(X1)
Sikap Petani pada
teknologi PTT padi
sawah
(Y)
Karakter (Character)
Penyuluh Pertanian
(X2)
Sikap Petani pada
teknologi PTT padi
sawah
(Y)
(Y)
Tujuan (Intention)
Penyuluh Pertanian
(X3)
Sikap Petani pada
teknologi PTT padi
sawah
(Y)
34
34
Ho3 : Tidak terdapat pengaruh antara tujuan penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha3 : Terdapat pengaruh antara tujuan penyuluh pertanian terhadap
sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Gambar 2.5
Hipotesis 4
Ho4 : Tidak terdapat pengaruh antara kepribadian penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha4 : Terdapat pengaruh antara kepribadian penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Gambar 2.6
Hipotesis 5
Ho5 : Tidak terdapat pengaruh antara dinamika penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha5 : Terdapat pengaruh antara dinamika penyuluh pertanian terhadap
sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Kepribadian (Personality)
Penyuluh Pertanian
(X4)
Sikap Petani pada
teknologi PTT padi
sawah
(Y)
Dinamika (Dynamics)
Penyuluh Pertanian
(X5)
Sikap Petani pada
teknologi PTT padi
sawah
(Y)
35
35
Gambar 2.7
Hipotesis 6
Ho6 : Tidak terdapat pengaruh antara kredibilitas penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
Ha6 : Terdapat pengaruh antara kredibilitas penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah.
2.4 Operasional Variabel
Operasional variabel digunakan sebagai landasan dalam membuat
kuesioner, untuk membentuk kesatuan dan kesesuaian dalam penelitian.
Adapun operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1
Operasional Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Var
iabel
Beb
as (
X)
Kre
dib
ilit
as P
enyulu
h P
erta
nia
n
Kompetensi
(competence)
X1
1. Kemampuan penyuluh
menguasai materi
2. Keahlian penyuluh dalam
berkomunikasi
3. Pengalaman penyuluh
memberikan penyuluhan
1. Likert
2. Likert
3. Likert
Sikap
(character)
X2
1. Penyuluh memiliki sifat jujur
2. Penggunaan tutur kata yang
sopan saat menyampaikan
materi
1. Likert
2. Likert
Kredibilitas Penyuluh
Pertanian
(X6)
Sikap Petani pada
teknologi PTT padi
sawah
(Y)
36
36
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
3. Penyuluh memiliki akhlak yang
baik
4. Kemampuan penyuluh
menunjukkan keyakinan bahwa
teknologi pertanian yang
disampaikan tersebut berguna
bagi petani
3. Likert
4. Likert
Tujuan
(intention)
X3
1. Kemampuan penyuluh
membuktikan bahwa informasi
teknologi pertanian yang
disampaikan itu
menguntungkan.
2. Kemampuan penyuluh memberi
keyakinan agar petani
termotivasi untuk menerima
teknologi pertanian.
1. Likert
2. Likert
Kepribadian
(personality)
X4
1. Penyuluh memiliki pribadi yang
hangat dan bersahabat
2. Penyuluh terbuka dalam
menerima kritik dan saran
3. Kemampuan penyuluh
menciptakan rasa nyaman saat
penyuluhan
1. Likert
2. Likert
3. Likert
Dinamika
(dynamics)
X5
1. Penyuluh bersemangat dalam
menampaikan materi
2. Kemampuan penyuluh
membuat petani antusias
terhadap materi yang
disampaikan
1. Likert
2. Likert
3. Likert
37
37
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
3. Penyuluh memiliki
ketangguhan dalam
menyampaikan materi
Var
iabel
Ter
ikat
(Y
)
Sik
ap P
etan
i P
ada
Tek
no
logi
PT
T P
adi
Saw
ah
Kognitif 1. Pengetahuan petani pada
teknologi PTT padi sawah
2. Pengetahuan petani pada
pelaksanaan pola tanam sesuai
anjuran
3. Pemahaman petani pada cara
pelaksanaan pemupukan sesuai
anjuran
4. Pemahaman petani pada
keuntungan-keuntungan
teknologi PTT padi sawah
1. Likert
2. Likert
3. Likert
4. Likert
Afektif 1. Ketertarikan petani pada
teknologi PTT padi sawah
2. Penerimaan petani pada
teknologi PTT padi sawah
3. Keyakinan petani pada
teknologi PTT padi sawah
1. Likert
2. Likert
3. Likert
Konatif 1. Kesediaan petani dalam
menerapkan teknologi PTT
padi sawah
2. Kecenderungan petani dalam
menerapkan teknologi PTT
padi sawah
3. Pengambilan keputusan petani
dalam penerapan teknologi
PTT padi sawah
1. Likert
2. Likert
3. Likert
38
38
2.5 Penelitian Sebelumnya
1. Judul Penelitian : Pengaruh Kredibilitas Fasilitator Terhadap Sikap
Anggota Kelompok PNPM Mandiri Perdesaan
Untuk Berwirausaha Di Kabupaten Subang-Jawa
Barat
Nama Peneliti : Abraham Raubun
Tahun : 2011
Universitas : Universitas Mercu Buana
Deskripsi Penelitian : Fasilitator pemberdayaan masyarakat merupakan
salah satu unsur penting dalam pelaksanaan PNPM
Mandiri Perdesaan. Sebagai seorang komunikator,
fasilitator sangat ditentukan olehkredibilitas yang
dimilikinya yang mencakup keahlian,
keterpercayaan dan daya tarik. Keberadaannya
merupakan upaya pemerintah membentuk dan
mengelola hubungan timbal balik yang harmonis
antara institusi, khususnya Direktorat Jenderal
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Ditjen PMD)
Kementerian Dalam Negerisebagai pelaksana
PNPM Mandiri Perdesaan dengan masyarakat
miskin sebagai sasaran program.Karena itu berbagai
informasi tentang fasilitator PNPM Mandiri
Perdesaan di lapangan sangat diperlukan untuk
39
39
meningkatkan kualitas para fasilitator dalam
mendukung pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan
di masa mendatang.
2. Judul Penelitian : Hubungan Antara Kredibilitas Komunikator
Kegiatan “KWACI Goes To School” dengan
Pengambilan Keputusan Siswa SMA Negeri 2
Cianjur dalam Melanjutkan Pendidikan di
Universitas Padjajaran
Nama Peneliti : Sefti Nurannisa Ruswika
Tahun : 2013
Universitas : Universitas Padjajaran
Deskripsi Penelitian : Pentingnya mengenyam pendidikan di universitas
bagi siswa SMA adalah untuk mendapat kestabilan
dalam kehidupan, maka mereka mencari ilmu
setinggi mungkin. Universitas Padjajaran adalah
sebuah perguruan tinggi negeri di Bandung , Jawa
Barat , Indonesia. Pada tahun 2011 Unpad
merupakan perguruan tinggi dengan jumlah peminat
tertinggi pada jalur SNMPTN. Kuluwargi
Mahasiswa Cianjur (KWACI Unpad) merupakan
sebuah organisasi kedaerahan yang seluruh
anggotanya merupakan mahasiswa Universitas
Padjajaran yang berasal dari Cianjur. Salah satu
40
40
program kerja KWACI Unpad adalah „KWACI
goes to school” yang merupakan kegiatan
pemberian informasi selengkap-lengkapnya kepada
siswa SMA sebagai salah satu aspek pemenuhan
informasi untuk perubahan konatif dalam sikap
sehingga dapat mengambil keputusan pada
akhirnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara kredibilitas
komunikator kegiatan “KWACI Goes To School”
dengan pengambilan keputusan siswa SMA Negeri
2 Cianjur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
kredibilitas komunikator dapat berdampak pada
pengambilan keputusan siswa dalam menentukan
Unpad sebagai perguruan tinggi yang dipilih.
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No ITEM Abraham Raubun Sefiti Nurannisa
Ruswika
Choirismi
Pratami
1 Judul Pengaruh
Kredibilitas
Fasilitator
Terhadap Sikap
Anggota
Kelompok PNPM
Mandiri Perdesaan
Untuk
Berwirausaha Di
Kabupaten
Subang-Jawa
Barat
Hubungan Antara
Kredibilitas
Komunikator Kegiatan
“KWACI Goes To
School” dengan
Pengambilan
Keputusan Siswa SMA
Negeri 2 Cianjur
dalam Melanjutkan
Pendidikan di
Universitas Padjajaran
Pengaruh
Kredibilitas
Penyuluh
Pertanian
Terhadap Sikap
Petani Pada
Teknologi
Pengelolaan
Tanaman
Terpadu Padi
Sawah di
Kecamatan
Ciruas
41
41
2 Tahun 2011 2013 2016
3 Tujuan
Penelitian
Untuk mengetahui
atau mengkaji
pengaruh
kredibilitas
fasilitator terhadap
sikap anggota
kelompok PNPM
Mandiri Perdesaan
untuk
berwirausaha di
kabupaten
Subang, provinsi
Jawa Barat.
1. Untuk mengetahui
hubungan antara
kompetensi
komunikator
kegiatan “KWACI
Goes To School”
dengan pengambilan
keputusan siswa
SMA Negeri 2
Cianjur dalam
melanjutkan
pendidikan di
Universitas
Padjajaran
2. Untuk mengetahui
hubungan antara
karakter komunikator
kegiatan “KWACI
Goes To School”
dengan pengambilan
keputusan siswa
SMA Negeri 2
Cianjur dalam
melanjutkan
pendidikan di
Universitas
Padjajaran
3. Untuk mengetahui
hubungan antara
intensi komunikator
kegiatan “KWACI
Goes To School”
dengan pengambilan
keputusan siswa
SMA Negeri 2
Cianjur dalam
melanjutkan
pendidikan di
Universitas
Padjajaran
4. Untuk mengetahui
hubungan antara
kepribadian
komunikator
kegiatan “KWACI
1. Mengetahui dan
mengukur
besarnya
pengaruh
kompetensi
(competence)pe
nyuluh terhadap
sikap petani
pada teknologi
pengelolaan
tanaman
terpadu padi
sawah di
Kecamatan
Ciruas
2. Mengetahui dan
mengukur
besarnya
pengaruh sikap
(character)
penyuluh
terhadap sikap
petani pada
teknologi
pengelolaan
tanaman
terpadu padi
sawah di
Kecamatan
Ciruas
3. Mengetahui dan
mengukur
besarnya
pengaruh tujuan
(intention)
penyuluh
terhadap sikap
petani pada
teknologi
pengelolaan
tanaman
terpadu padi
sawah di
Kecamatan
Ciruas
42
42
Goes To School”
dengan pengambilan
keputusan siswa
SMA Negeri 2
Cianjur dalam
melanjutkan
pendidikan di
Universitas
Padjajaran
5. Untuk mengetahui
hubungan antara
dinamika
komunikator
kegiatan “KWACI
Goes To School”
dengan pengambilan
keputusan siswa
SMA Negeri 2
Cianjur dalam
melanjutkan
pendidikan di
Universitas
Padjajaran.
4. Mengetahui dan
mengukur
besarnya
pengaruh
kepribadian
(personality)
penyuluh
terhadap sikap
petani pada
teknologi
pengelolaan
tanaman
terpadu padi
sawah di
Kecamatan
Ciruas
5. Mengetahui dan
mengukur
besarnya
pengaruh
dinamika
(dynamics)
penyuluh
terhadap sikap
petani pada
teknologi
pengelolaan
tanaman
terpadu padi
sawah di
Kecamatan
Ciruas
6. Mengetahui dan
mengukur
besarnya
pengaruh
kredibilitas
penyuluh
pertanian
terhadap sikap
petani pada
teknologi
pengelolaan
tanaman
terpadu padi
sawah di
43
43
Kecamatan
Ciruas
4 Teori Teori Stimulus-
Organisme-
Respon
Teori Kredibilitas
Sumber
Teori
Kredibilitas
Sumber
5 Metode/
Paradigma
Kuantitatif Kuantitatif Kuantitatif
6 Hipotesis Ho :Tidakada
pengaruh
kredibilitasfasilitat
or terhadap sikap
anggota kelompok
PNPM Mandiri
Perdesaan untuk
berwirausaha. Ha:
Ada pengaruh
kredibilitasfasilitat
or terhadap sikap
anggota kelompok
PNPM Mandiri
Perdesaan untuk
berwirausaha.
Ho: Tidak ada
hubungan antara
kredibilitas
komunikator kegiatan
“KWACI Goes To
School” dengan
pengambilan
keputusan siswa SMA
Negeri 2 Cianjur
dalam melanjutkan
pendidikan di
Universitas Padjajaran.
Ha : Ada Hubungan
antara kredibilitas
komunikator kegiatan
“KWACI Goes To
School” dengan
pengambilan
keputusan siswa SMA
Negeri 2 Cianjur
dalam melanjutkan
pendidikan di
Universitas Padjajaran
Ho : Tidak ada
pengaruh
kredibilitas
penyuluh
pertanian
terhadap sikap
petani pada
teknologi
pengelolaan
tanaman terpadu
padi sawah di
Kecamatan
Ciruas. Ha : Ada
pengaruh
kredibilitas
penyuluh
pertanian
terhadap sikap
petani pada
teknologi
pengelolaan
tanaman terpadu
padi sawah di
Kecamatan
Ciruas.
7 Hasil
Penelitian
1. Ada pengaruh
kredibilitas
fasilitator
terhadap sikap
anggota
kelompok
PNPM Mandiri
Perdesaan untuk
berwirausahadi
desa Gunung
Sembung,
kecamatan
Pagaden,
kabupaten
Kredibilitas
komunikator kegiatan
dapat berdampak pada
pengambilan
keputusan siswa dalam
menentukan unpad
sebagai perguruan
tinggi yang dipilih.
Simpulan yang
diperoleh dari hasil
penelitian ini adalah
terdapat hubungan
antara kredibilitas
komunikator dengan
1. Pengaruh
kompetensi
penyuluh
pertanian
terhadap sikap
petani pada
teknologi PTT
padi sawah
sebesar 10,4
% yang
artinya sangat
rendah,
sementara
sisanya
44
44
Subang Jawa
Barat.
2. Secara parsial
hasil
pengolahan data
menunjukkan
bahwa dimensi
keterpercayaan
dan dimensi
daya tarik
berpengaruh
terhadap
variabel sikap
(Y) secara
signifikan dan
hasil positip.
Hal ini dapat
diartikan bahwa
semakin baik
tingkat
keterpercayaan
dan daya tarik,
maka akan
semakin baik
pula sikap
masyarakat
untuk
berwirausaha
dalam lingkup
PNPM Mandiri
Perdesaan.
3. Variabel sikap
juga signifikan
menunjukkan
bahwa respon
responden
terhadap
fasilitator
positif. Dengan
demikian
fasilitator dapat
dikatakan
kredibel bagi
anggota
kelompok
pengambilan
keputusan siswa,
meskipun ada dua
dimensi dari
kredibilitas tersebut
yang tidak signifikan
sebesar 89.6%
merupakan
pengaruh dari
faktor lain
diluar
penelitian ini.
2. Pengaruh
karakter
penyuluh
pertanian
terhadap sikap
petani pada
teknologi PTT
padi sawah
sebesar 12,9
% yang
artinya sangat
rendah,
sementara
sisanya
sebesar 87,1%
merupakan
pengaruh dari
faktor lain
diluar
penelitian ini.
3. Pengaruh
tujuan
penyuluh
pertanian
terhadap sikap
petani pada
teknologi PTT
padi sawah.
sebesar 22,5
% yang
artinya
rendah,
sementara
sisanya
sebesar 77,5%
merupakan
pengaruh dari
faktor lain
diluar
penelitian ini.
45
45
PNPM Mandiri
Perdesaan serta
memiliki
kemampuan
komunikasi
efektif.
4. Pengaruh
kepribadian
penyuluh
pertanian
terhadap sikap
petani pada
teknologi PTT
padi sawah
sebesar 20,5
% yang
artinya
rendah,
sementara
sisanya
sebesar 79,5%
merupakan
pengaruh dari
faktor lain
diluar
penelitian ini.
5. Pengaruh
dinamika
penyuluh
pertanian
terhadap sikap
petani pada
teknologi PTT
padi sawah
sebesar 43,9
% yang
artinya
sedang,
sementara
sisanya
sebesar 56,1%
merupakan
pengaruh dari
faktor lain
diluar
penelitian ini.
6. Pengaruh
Kredibilitas
yang meliputi
Kompetensi,
Karakter,
Tujuan,
46
46
Kepribadian
serta
Dinamika
Penyuluh
Pertanian
terhadap sikap
petani pada
teknologi PTT
padi sawah
sebesar 50,1%
yang artinya
sedang,
sementara
sisanya 49,9%
dijelaskan
oleh sebab
dan faktor lain
diluar variabel
yang peneliti
bahas dalam
penelitian ini.
8 Persamaan Meneliti mengenai
kredibilitas
seorang
komunikator
dalam
mengkomunikasik
an program
pemerintah
Memiliki kesamaan
sub variabel pada
variabel kredibilitas
yaitu : Kompetensi
(competence), sikap
(character)
tujuan (intention)
kepribadian
(personality)
dinamika (dynamics)
Meneliti
mengenai
pengaruh
kredibilitas
seorang
komunikator
9 Perbedaan Penelitian ini
menggunakan
teori SOR, dan
memiliki
perbedaan
indikator yang
diteliti
Penelitian ini tidak
menjabarkan mengenai
indikator dari sikap,
melainkan langsung
pada pengambilan
keputusan
Indikator sikap
dari penelitian
ini adalah
kognitif, afektif
dan konatif
10 Sumber http://digilib.merc
ubuana.ac.id/
Perpustakan Fakultas
Ilmu Komunikasi
Unpad
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Dalam menjelaskan dan menjawab permasalahan yang dikemukakan,
diperlukan metode penelitian dengan teknik pengumpulan data yang tepat dan
akurat agar tujuan dari penelitian dapat dicapai dengan baik. Metode penelitian
membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian.36
Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan
fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data berupa angka. Data yang berupa angka tersebut kemudian
diolah serta dianalisis sehingga mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik
angka-angka tersebut.37
Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berupa
angka yang menunjukkan sejauhmana pengaruh kredibilitas penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Ciruas.
Teknik penelitian yang digunakan penulis adalah metode survey, yaitu
metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan
datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden
yang dianggap mewakili populasi tertentu. Menurut Ruslan dalam buku metode
36
Iqbal Hasan.2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya. Ghalia Indonesia.
Hal: 23 37
Nanang Martono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. PT. Raja Grafindo.Hal: 19
48
48
penelitian public relations dan komunikasi (2008:22), metode survey ini biasanya
pengumpulan data atau informasi dan fakta lapangan yang secara langsung
didapatkan secara kuisioner (questioner) baik secara lisan maupun tulisan yang
memerlukan adanya kontak secara tertutup muka (face to face contact) antara
peneliti dengan responden (subjek).38
Tujuan dari penggunaan metode survei pada penelitian ini adalah untuk
memperoleh informasi mengenai sikap petani pada teknologi PTT padi sawah
setelah dipengaruhi oleh kredibilitas penyuluh pertanian pada program
peningkatan produksi beras nasional di Kecamatan Ciruas.
3.2 Sifat Penelitian
Penelitian ini bersifat eksplanatif. Penelitian eksplanatif menjelaskan
hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan variabel yang lain. Oleh
karena itu, dalam penelitian ini menggunakan sampel dan hipotesis. Untuk
menguji hipotesis, maka digunakan statistik inferensial.39
Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah:40
1.) Menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan.
2.) Menghasilkan pola sebab akibat.
Hasil akhir dari penelitian yang berupa pola hubungan sebab akibat dalam
penelitian ini ialah menunjukkan sejauhmana pengaruh kredibilitas penyuluh
38
Rosady Ruslan. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.Jakarta: Raja Grafindo
Persada. Hal: 22. 39
Burhan Bungin. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana. Hal: 46 40
Bambang Prasetyo, Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan. Aplikasi,
Jakarta.PT. Raja Grafindo Persada. Hal: 43
49
49
pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah di Kecamatan
Ciruas.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ditentukan oleh landasan teori dan ditegaskan
dalam hipotesisnya. Setiap peneliti harus mengidentifikasi setiap variabel-
variabelnya selanjutnya mendefinisikan secara konseptual dan operasional.41
Penulis mengemukakan dua variabel yang akan diteliti. Adapun definisi atau
istilah variabel menurut Sugiyono (2004:33) adalah sebagai berikut :
a. Variabel X sebagai Variabel Independent (Variable Bebas)
Variable independent adalah suatu variabel yang keadaannya tidak
dipengaruhi variabel lain, variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan
mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini, kredibilitas penyuluh
pertanian merupakan variabel independent.
b. Variabel Y sebagai Variabel Dependent (Variabel Terikat)
Variabel dependent sama dengan suatu variabel yang keberadaanyya
dipengaruhi atau dihasilkan oleh variabel lain. Sikap petani pada teknologi
PTT padi sawah dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai variabel
dependent.
41
Mikha Agus Widyanto. 2013. Statistika Terapan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hal: 5
50
50
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara–cara yang dapat
digunakan periset untuk mengumpulkan data.42
Untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan dengan
menggunakan kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah
responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka. dapat diberikan kepada responden
secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.43
Bentuk umum sebuah angket atau kuesioner terdiri dari bagian pendahuluan
yang berisikan petunjuk pengisian angket, bagian identitas berisikan identitas
responden seperti: nama, alamat, umur, pekerjaan, jenis kelamin, status pribadi
dan sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket.44
42
Rachmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Penada Media
Group. Hal: 93 43
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : ALFABETA.
Hal:141-142. 44
Burhan Bungin. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana. Hal: 133
51
51
Jenis angket (kuisioner) dalam penelitian ini adalah angket tertutup. Dimana
responden telah diberikan alternatif jawaban oleh periset. Data dikumpulkan
dengan menyebarkan kuisioner kepada petani padi sawah di Kecamatan Ciruas.
Terdapat alternatif jawaban yang digunakan penulis dalam penelitian ini,
sebagai berikut :
Tabel 3.1
Skala Likert
Alternatif Jawaban Skor
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kurang Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sunyoto menyatakan, skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan
sangat setuju memiliki tingkat atau prefensi yang lebih tinggi dari setuju dan
setuju lebih tinggi dari kurang setuju, dan seterusnya.45
3.5 Sumber Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data–
data yang diperlukan adalah dengan memperoleh data primer. Ruslan menyatakan
data primer sebagai data yang diperoleh langsung dari objek penelitian lapangan
perorangan, kelompok dan organisasi.46
Data primer dalam penelitian ini berasal
dari kuesioner yang disebar kepada responden. Responden dalam penelitian ini
45
Danang Sunyoto. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Med Press. Hal: 67 46
Rosady Ruslan, 2008. Metode Penelitian PR & komunikasi. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Hal: 29
52
52
adalah para petani padi sawah di Kecamatan Ciruas. Alasannya adalah karena
petani merupakan khalayak yang menjadi sasaran dalam kegiatan penyuluhan
mengenai teknologi pertanian dalam rangka peningkatan produksi beras nasional.
3.6 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka dalam
penelitian harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya
dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.47
Jumlah
instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah
ditetapkan untuk diteliti.48
Alat pengukuran utama dalam penelitian ini adalah
kuesioner dan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service
Solutions) Versi 21 untuk menghitungnya. Karena menggunakan kuesioner
sebagai alat penelitian, maka alat tersebut harus diuji validitas dan reliabilitasnya
terlebih dahulu.
3.6.1 Uji Validitas (Test Of Validity)
Validitas adalah tingkat keandalan dan kesahihan alat ukur yang
digunakan. Instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang
dipergunakan untuk mendapatkan data itu valid atau dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.49
Sebuah alat ukur yang memiliki
47
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasidilengkapi dengan Metode R&D. Bandung:
Alfabeta. Hal: 102. 48
Ibid. Hal:103. 49
Prof. DR. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. Hal: 137
53
53
validitas tinggi tentunya memiliki tingkat kesalahan yang kecil, sehingga
data yang terkumpul merupakan data yang valid dan dapat dipercaya.
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan variabel. Daftar pertanyaan
yang dibuat oleh penulis pada umumnya mendukung suatu kelompok
variabel tertentu. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan SPSS
(Statistic Package For Social Science) versi 21 untuk menguji validitas data.
Menurut Rosady Ruslan, penentuan pengujian uji validitas adalah r
hitung dibandingkan dengan r tabel (dengan melihat taraf signifikasi
penelitian, yakni sebesar 5% atau 0,05 dan jumlah responden, barulah kita
akan mendapatkan nilai r tabel). Maka didapat kriteria pengujiannya adalah
sebagai berikut:
a. Jika rhitung > rtabel maka butir pernyataan valid.
b. Jika rhitung < rtabel maka butir pernyataan tidak valid
3.6.2 Uji Reliabilitas (Test Of Reliability)
Langkah selanjutnya dalam angka pengujian alat ukur adalah dengan
uji reliabilitas. Reliabilitas berarti juga dapat dipercaya, dapat diandalkan,
bersifat stabil dan konsisten. Jadi, konsep reliabilitas adalah sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, artinya pengukuran terhadap subjek
yang sama akan memberikan hasil yang sama dalam beberapa kali
pengukuran selama aspek yang diukur tidak berubah. Uji reliabilitas
dilakukan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid untuk
54
54
mengetahui sejauh mana hasil pengujian tetap konsisten bila dilakukan
pengukuran kembali dengan gejala yang sama. Pengujian ini bertujuan
untuk mengetahui konsistensi hasil pengukuran variabel. Pengukuran yang
reliable akan menunjukkan instrumen yang sudah dipercaya dan dapat
menghasilkan data yang dipercaya pula. Penulis menggunakan (Statistic
Package For Social Science) versi 21 untuk menguji reliabilitas data.
Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan
metode Alpha Crobach.50
Hasil pengujian dapat dilihat dalam tabel tingkat
reliabilitas berdasarkan nilai Alpha, Jika nilai Alpha dihitung lebih besar
daripada tabel maka item dinyatakan reliabel.
Adapun tingkat reliabilitas berdasarkan nilai Alpha dapat diuraikan
dalam tabel berikut:51
Tabel 3.2
Tingkat Reliabilitas berdasarkan nilai Alpha
Nilai Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
< 0,20 – 0,40 Agak Reliabel
< 0,40 – 0,60 Cukup Reliabel
< 0,60 – 0,80 Reliabel
< 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
50
Triton PB. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik.Yogyakarta.Andi. Hal: 248 51
Wahyu Agung. 2010. Panduan SPSS 17.0 : Untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif . Jogjakarta:
Gerai Ilmu. Hal: 77.
55
55
3.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner terhadap sampel penelitian,
peneliti terlebih dahulu menguji validitas dan reliabilitas intrumen dengan
menyebarkan kuesioner pada 30 responden yang didapat dari hasil menyebar
kuesioner kepada 30 orang petani padi sawah di Kecamatan Ciruas. Responden
diminta untuk menyatakan jawaban pada pilihan jawaban yang telah disediakan.
pengolahan data tersebut dilakukan dengan menggunakan software SPSS 21
dengan hasil sebagai berikut:
3.7.1 Hasil Uji Validitas
Penulis menggunakan SPSS versi 21 untuk melakukan uji validitas
data pada setiap pernyataan yang terdapat pada kuesioner atau angket
penelitian. Penulis membagi pernyataan menjadi dua bagian dalam
kuesioner, yaitu pernyataan tentang Kredibilitas Penyuluh Pertanian
(variabel X) dan Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah (variabel
Y). Output data program SPSS versi 21 untuk uji validitas pernyataan pada
Kredibilitas Penyuluh Pertanian (variabel X) dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Variabel X ( Kredibilitas Penyuluh Pertanian)
Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
Pernyataan 1 0,413 0,361 Valid
Pernyataan 2 0,490 0,361 Valid
56
56
Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
Pernyataan 3 0,541 0,361 Valid
Pernyataan 4 0,557 0,361 Valid
Pernyataan 5 0,382 0,361 Valid
Pernyataan 6 0,536 0,361 Valid
Pernyataan 7 0,404 0,361 Valid
Pernyataan 8 0,372 0,361 Valid
Pernyataan 9 0,580 0,361 Valid
Pernyataan 10 0,671 0,361 Valid
Pernyataan 11 0,643 0,361 Valid
Pernyataan 12 0,500 0,361 Valid
Pernyataan 13 0,683 0,361 Valid
Pernyataan 14 0,632 0,361 Valid
Pernyataan 15 0,543 0,361 Valid
Untuk mengetahui valid atau tidaknya setiap butir pernyataan maka
harus dibandingkan dengan Rtabel. Dengan taraf kesalahan 5% dan N=30
maka dapat ditentukan Rtabel sebesar 0,361. Jika Rhitung positif dan Rhitung>
Rtabel maka butir pernyataan tersebut valid.Tabel diatas menunjukan bahwa
setiap item pertanyaan pada variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian)
dikatakan “valid” karena nilai Rhitung lebih besar dari 0,361. Untuk itu dapat
dilakukan analisis lebih lanjut terhadap data tersebut.
Setelah melakukan pengujian variabel X yaitu, Kredibilitas Penyuluh
Pertanian,penulis melakukan pengujian validitas variabel Y yaitu Sikap
Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah dengan 10 pernyataan sebagai
57
57
tahap selanjutnya. Penulis menggunakan program SPSS versi 21 untuk
menguji pernyataan validitas variabel Y. Hasil uji validitas untuk variabel Y
dapat dilihat pada output data dari program SPSS versi 21 pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi
Sawah)
Pernyataan Rhitung Rtabel Keterangan
Pernyataan 16 0,634 0,361 Valid
Pernyataan 17 0,584 0,361 Valid
Pernyataan 18 0,587 0,361 Valid
Pernyataan 19 0,545 0,361 Valid
Pernyataan 20 0,498 0,361 Valid
Pernyataan 21 0,528 0,361 Valid
Pernyataan 22 0,583 0,361 Valid
Pernyataan 23 0,648 0,361 Valid
Pernyataan 24 0,414 0,361 Valid
Pernyataan 25 0,552 0,361 Valid
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai Rhitung lebih besar dari Rtabel
sebesar 0,361, maka dapat disimpulkan bahwa setiap item pertanyaan pada
variabel Y (Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah) dikatakan
“valid” sehingga dapat dilakukan analisis lebih lanjut terhadap data tersebut.
Jadi, berdasarkan hasil uji validitas sebagaimana terurai pada tabel
diatas, ditemukan bahwa seluruh item pertanyaan yang dituangkan dalam
58
58
kuesioner penelitian dinyatakan valid. Hal ini disebabkan karena nilai
Corrected Item Total Correlation (Korelasi Total) semua indikator
penelitian lebih besar dan tidak bernilai negatif terhadap nilai r-kritis
Product Moment sebesar 0.361 di tingkat kesalahan 5% atau 0.05. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa nilai validitas dari variabel X dan Y adalah 100%
valid dan layak untuk digunakan sebagai instrumen penelitian.
3.7.2 Hasil Uji Reliabilitas
Alat ukut disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten
memberikan hasil atau jawab yang sama terhadap gejala yang sama, walau
digunakan berulang kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur
tersebut stabil (tidak berubah-ubah), dapat diandalkan (dependable), dan
tetap (consistent).52
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian)
Cronbach's
Alpha
N of Items
,871 15
Pada tabel di atas dapat dilihat dari kolom Cronbach’s Alpha memiliki
nilai 0,871. Maka indikator yang digunakan untuk variabel (X) Kredibilitas
Penyuluh Pertanian dikatakan sangat reliabel. Berdasarkan pada tabel diatas
52
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2012 Hal: 145
59
59
bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,871 berada pada interval 0,80-1,00 (sangat
reliabel).
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Sikap Petani Pada Teknologi PTT
Padi Sawah)
Cronbach's
Alpha
N of Items
,853 10
Pada tabel di atas dapat dilihat dari kolom Cronbach’s Alpha memiliki
nilai 0,853.Maka indikator yang digunakan untuk variabel (Y) Sikap Petani
Pada Teknologi PTT Padi Sawah dikatakan sangat reliabel. Berdasarkan
pada tabel diatas bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,853 berada pada interval
0,80-1,00 (sangat reliabel).
3.8 Populasi dan Sampel
3.8.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteritas tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik suatu kesimpulan.53
Adapun populasi dari penelitian ini adalah para petani padi sawah di
Kecamatan Ciruas yang berdasarkan sawah dengan luas minimal 100 Ha per
desa. Berdasarkan data yang diperoleh terdapat 10 desa yang memiliki luas
53
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. ALFABETA: Hal: 61
60
60
sawah diatas 100 Ha dengan jumlah petani padi sawah sebanyak 2729
petani.
3.8.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti.54
Tidak semua data dan informasi akan
diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup
dengan menggunakan sampel yang mewakilinya. Disamping itu, sampel
harus representatif dalam penggunaan teknik sampling. Teknik sampling
berguna agar mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang
mewakili populasinya, sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat
dipertanggung jawabkan, lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang
banyak, menghemat waktu, tenaga serta biaya.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis pada penelitian
ini adalah Cluster sampling. Teknik ini digunakan untuk menentukan
sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas.55
Penarikan sampel penelitian ini diambil pada desa yang ada di Kecamatan
Ciruas yang memiliki luas sawah minimal sebesar 100 Ha. Diperoleh
sebanyak 10 desa yang memiliki luas sawah diatas 100 Ha. Hal tersebut
dilakukan karena peneliti mempertimbangkan karena terlalu banyaknya
jumlah petani sehingga perlu dilakukannya penyaringan terhadap petani
54
Dominikus Dolet Unaradjan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Universitas Atma Jaya.
Hal: 112 55
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta: Hal: 65
61
61
yang akan dijadikan sampel penelitian. Pengambilan sampel dilakukan
penulisdengan menggunakan rumus Yamane yang dikutip oleh Rakhmat
(1998: 82) sebagai berikut :
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah Populasi
: Presisi yang ditetapkan
Penulis menggunakan tingkat presisi 10%, maka jumlah sampel pada
penelitian ini adalah:
Dengan demikian jumlah sampel yang akan dijadikan responden
dalam penelitian ini berjumlah 96 petani. Dengan demikian besar sampel
untuk tiap kluster dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
62
62
Keterangan :
: Besar sampel tiap kluster
: Jumlah Populasi pada kluster
n : Besar sampel keseluruhan yang akan diambil
N : jumlah populasi keseluruhan
Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh berikut merupakan
jumlah sampel tiap kluster.
Tabel 3.7
Besar Sampel Tiap Kluster
No Kluster Penghitungan Besar sampel
1 Desa Singamerta
6
2 Desa Pulo
19
3 Desa Beberan
10
4 Desa Bumi Jaya
6
5 Desa Panggalang
9
6 Desa Kadikaran
9
7 Desa Kepandean
7
8 Desa Ciruas
7
9 Desa Pamong
12
63
63
No Kluster Penghitungan Besar sampel
10 Desa Cigelam
11
Besar Sampel Keseluruhan 96
3.9 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
3.9.1 Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum
dilaksanakan dengan melalui tahap pemeriksaan (editing), proses pemberian
identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).56
1. Tahap Pemeriksaan (Editing)
Editing merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti
selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi penting
karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala belum
memenuhi harapan peneliti, ada diantaranya kurang atau terlewatkan,
tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Proses editing dimulai
dengan memberi identitas pada instrumen penelitian yang telah
terjawab. Kemudian memeriksa satu per satu lembaran instrument
pengumpulan data, kemudian memeriksa poin-poin serta jawaban yang
tersedia. Apabila terjadi kejanggalan pada instrumen tersebut, berilah
identitas tertentu pada instrumen dan poin yang janggal.
56
Burhan Bungin. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana. Hal: 174
64
64
2. Proses Pemberian Identitas (Coding)
Setelah tahap editing selesai dilakukan, kegiatan berikutnya adalah
mengklasifikasikan data-data tersebut melalui tahapan koding. Terdapat
dua cara pengkodean yaitu pengkodean frekuensi dan pengkodean
lambang. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pengkodean
frekuensi yang menunjukan jawaban pada poin tertentu memiliki bobot
atau arti frekuensi tertentu. Teknik koding dapat memudahkan peneliti
pada saat memasukan data kedalam program komputer.
3. Proses Pembeberan (Tabulating)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Maksud dari
tabulasi adalah memasukkan data pada table-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya. Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan skala likert sebagai pengukuran. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian, gejala
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh penulis, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian.
3.9.2 Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
65
65
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi”.57
Data kuantitatif diperoleh dari hasil kuesioner. Setelah data kuesioner
diperoleh kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan rumus.
Adapun rumus analisis data kuantitatif yang penulis gunakan yakni: 58
P =:∑
x 100 %
Keterangan
P = Persentasi Jawaban
∑ = Jumlah skor di tiap pertanyaan
n = Banyak responden
Tabel 3.8
Kriteria Analisis Deskriptif Presentase
Rentang Presentase Kriteria
81% s/d 100%
61%s/d 80%
41% s/d 60%
21% s/d 40%
1% s/d 20%
Sangat Baik
Baik
Cukup Baik
Tidak Baik
Sangat Tidak Baik
3.9.3 Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau berada dalam sebaran normal.
57
Anwar Sanusi. 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi. Jakarta:
Buntaran. Hlm.115. 58
Riduwan.2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta: Bandung. Hal: 40-41
66
66
Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan dalam analisis normalitas
data, yaitu rasio skewness, dan kurtosis, kertas peluang normal, Chi
Kuadrad, Liliefors, Kolmogorof-Smirnov, dan sebagainya.59
Penulis
menggunakan uji Kolomogorof-Smirnov dengan bantuan software SPSS
Versi 21, untuk menyatakan apakah data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan
koefisien AsympSig. Atau P-value dengan 0,05 (taraf signifikan). Apabila
P-value lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) yang berarti tidak
signifikan, maka memiliki makna bahwa data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Sebaliknya apabila P-value lebih kecil dari 0,05 yang
berarti signifikan, maka bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi
tidak normal.
3.9.4 Uji Koefisien Korelasi
Penelitian ini menggunakan analisis korelasi, analisis ini digunakan
untuk mengetahui hubungan kedua variabel, yakni antara variabel kolom
Kredibilitas Penyuluh Pertanian (X) dan variabel Sikap Petani Pada
Teknologi PTT Padi Sawah (Y). Penulis memiliki 5 Sub variabel yang
terdiri dari X1 (Kompetensi Penyuluh Pertanian), variabel X2 (Karakter
Penyuluh Pertanian), X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian), X4 (Kepribadian
Penyuluh Pertanian) dan X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) dan Y (Sikap
Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah).
59
Mikha Agus Widyanto, 2013. Statistika Terapan. Jakarta. PT Elex Media Komputindo. Hal: 154
67
67
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Korelasi Pearson Product
Moment yang digunakan untuk mengetahui derajad hubungan antara
variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent) sebelum
melakukan signifikansi pada korelasi ganda. Rumus yang digunakan
Korelasi PPM adalah sebagai berikut:60
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
Keterangan :
r : koefisien korelasi pearson‟s Product Moment
n : jumlah individu dalam sampel
x : angka mentah untuk variabel X
y : angka mentah untuk variabel Y
Namun untuk dapat memudahkan pengolahan korelasinya penulis
menggunakan software SPSS Versi 21. Untuk dapat memberikan penafsiran
teradap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil
pengaruhnya, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada
tabel sebagai berikut :61
60
Dominikus Dolet Unaradjan. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Universitas Atma Jaya.
Hal: 202 61
Mikha Agus Widiyanto. 2013. Statistika Terapan. Jakarta. PT Elex Media Komputindo. Hal:182
68
68
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Nilai Kekuatan Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah atau lemah sekali
> 0.20 – 0.399 Rendah atau lemah
> 0.40 – 0.599 Sedang atau cukup
> 0.60 – 0.799 Tinggi atau kuat
> 0.80 – 1.00 Sangat tinggi atau kuat sekali
3.9.5 Uji Koefisien Determinasi
Setelah diperoleh berapa besar dari nilai koefisien korelasi product
moment, maka tahap selanjutnya adalah menentukan Koefisien Determinasi.
Besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat dinamakan
koefisien determinasi. Koefisien determinasi diperoleh dengan
menguadratkan koefisien korelasi.62
Koefesien diterminasi digunakan pada
penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari variabel X1
(Kompetensi Penyuluh Pertanian), variabel X2 (Karakter Penyuluh
Pertanian), X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian), X4 (Kepribadian Penyuluh
Pertanian) dan X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) terhadap variabel Y
(Sikap Pada Teknologi PTT Padi Sawah).
Untuk mempermudah dalam proses perhitungan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan software SPSS Versi 21, dengan menggunakan
62
Ibid. Hal:197
69
69
program tersebut hasilnya dapat dilihat pada tabel model summary
berdasarkan nilai dari tabel yang berjudul R – square atau melihat angka R.
3.9.6 Analisis Regresi
Analisis regresi dilakukan jika korelasi antara dua variable mempunyai
hubungan kausal (sebab-akibat) atau hubungan fungsional.63
a. Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi Linier Sederhana digunakan untuk memprediksi dari suatu
distribusi data yang terdiri dari satu variabel kriterium (Y) dan satu
variabel prediktor (X). Secara umum model regresi sederhana dapat
dirumuskan seperti persamaan berikut:
Y = a + bX
Keterangan:
Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan
a : harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b : koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel
independen. Bila b (+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi
penurunan.
X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai
tertentu.
63
Rakhmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media Group, Jakarta,
2008. Hal: 179
70
70
b. Analisis Regresi Ganda
Regresi linier ganda merupakan pengembangan dari regresi linier
sederhana. Dalam analisis regresi linier sederhana hanya terdapat satu
variabel prediktor, namun dalam regresi linier ganda terdapat lebih
dari satu variabel prediktor, baik itu dua, tiga atau lebih tergantung
dari banyaknya variabel prediktor yang dimiliki dalam permasalahan
penelitian.64
Analisis ini digunakan untuk mengestimasi nilai kelima
sub variabel prediktor X1 (Kompetensi Penyuluh Pertanian), variabel
X2 (Karakter Penyuluh Pertanian), X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian), X4
(Kepribadian Penyuluh Pertanian) dan X5 (Dinamika Penyuluh
Pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Petani Pada Teknologi PTT
Padi Sawah).
Keterangan:
Y = variabel dependen (sikap petani dalam pada teknologi PTT
padi sawah)
a = konstanta
= koefisien regresi
= variabel independen 1 (kompetensi penyuluh pertanian)
= variabel independen 2 (karakter penyuluh pertanian)
= variabel independen 3 (tujuan penyuluh pertanian)
64
Mikha Agus Widiyanto. 2013. Statistika Terapan. Jakarta. PT Elex Media Komputindo. Hal: 226
71
71
= variabel independen 4 (kepribadian penyuluh pertanian)
= variabel independen 5 (dinamika penyuluh pertanian)
e = standard error
3.9.7 Uji Hipotesis
Menurut Sugiyono, untuk menguji signifikansi koefisien korelasi yaitu
hubungan yang ditemukan berlaku untuk keseluruhan populasi maka perlu
diuji signifikansi dengan uji signifikansi korelasi uji t, uji F, dan uji
Signifikansi sebagai berikut:65
a. Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi variable
bebas dengan variable terikat. Rumus thitung yaitu:
Keterangan:
r = Korelasi
n = Banyaknya sampel
t = tingkat signifikan (thitung) yang selanjutnya dibandingkan dengan ttabel
Sementara untuk mencari t tabel maka terlebih dahulu tentukan taraf
signifikansi, misal (α = 0,05), kemudian dicari ttabel dengan derajat
kebebasan (dk) = n – 1, dengan ketentuan sebagai berikut :
a.) Jika thitung< ttabel , maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak
signifikan.
65
Sugiyono. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung. Hal: 38
21
2
r
nrt
72
72
b.) Jika thitung> ttabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
signifikan.
b. Uji F ditujukan untuk menguji signifikansi koefisien korelasi berganda
seberapa kuat hubungan variabel terikat secara bersamaan (simultan),
yaitu
a.) H0 : = 0 atau koefisien korelasi, variabel bebas tidak signifikansi
dengan variabel terikat.
b.) Ha : ≠ 0 atau koefisian korelasi, variabel bebas signifikansi
dengan variabel bebas.
Untuk memperoleh hasilnya, maka nilai Fhitung harus dibandingkan
dengan Ftabel. Rumus dari Fhitung adalah sebagai berikut:
Dimana:
R = Koefisien korelasi ganda
k = Jumlah variable independen
n = Jumlah anggota sampel
Harga Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel dengan dk
pembilang = k dan dk penyebut = (n– k–1) dan taraf kesalahan yang
ditetapkan misalnya 5%. Dasar pengambilan keputusannya adalah :
a.) Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak
signifikan,
1/1 2
2
KnR
KrFhitung
73
73
b.) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
signifikan.66
c. Tingkat Signifikansi yang ditetapkan oleh penulis adalah 0,05,
menunjukkan bahwa periset mempunyai 5% kesempatan untuk
membuat keputusan yang salah mengenai penolakan Ho (menerima Ha).
Penetapan tingkat atau taraf signifikansi tergantung pada jumlah
kesalahan periset yang bisa diterima.67
Adapun ketentuan dari uji
signifikansi adalah:
a.) Jika nilai Sig < 0,05, maka Ho ditolak artinya signifikan.
b.) Jika nilai Sig > 0,05, maka Ho diterima artinya tidak signifikan.
3.10 Lokasi dan Jadwal Penelitian
3.10.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap
Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah yaitu di Kecamatan Ciruas yang memiliki
luas area sawah sekitar 2346 hektar sehingga berpotensi besar dalam
menghasilkan beras dengan hasil yang mendukung program peningkatan produksi
beras nasional.
3.10.2 Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian penulis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
66
Ibid. Hal: 216 67
Rakhmat Kriyantono. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. Hal:.35-36.
74
74
Tabel 3.10
Jadwal Penelitian
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
Pengajuan
Judul
Penyusunan
Latar
Belakang
Masalah
Penyusunan
Bab I - II
Penyusunan
Bab III
Acc
Outline
Revisi
Kerangka
Berpikir
Kegiatan Juli Agustus September November Desember Januari
Revisi
kuesioner
Revisi
Judul
Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
Revisi
Kuesioner
Acc sebar
kuesioner
Kegiatan September Oktober November Desember Januari
Sebar Kuesioner
Penulisan Bab
IV
Penulisan Bab
V
ACC Sidang
Skripsi
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Wilayah kerja Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Ciruas memiliki
batas-batas wilayah binaan sebagai berikut:
1.) Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Pontang / Lebak Wangi
2.) Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kragilan
3.) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Walantaka
4.) Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kasemen
Tabel 4.1
Luas Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian Kecamatan Ciruas
No Wilayah
Binaan
Desa Penyuluh Pertanian
Pembina
Luas Lahan
Sawah
1 Singamerta Singamerta
Sigit Sudarnindito
149
Pulo 294
Beberan 214
Kaserangan 81
2 Bumi Jaya Bumi Jaya
Herawati Nufus
146
Gosara 86
Panggalang 305
Kadikaran 144
3 Kepandean Kepandean
Mohamad Ali
156
Ciruas 120
Ranjeng 45
76
76
No Wilayah
Binaan
Desa Penyuluh Pertanian
Pembina
Luas Lahan
Sawah
Pelawad 30
Citerep 15
4 Pamong Pamong Didik Andiansyah 215
Cigelam 346
Jumlah 2346
Sumber :UPT. BP3K Kecamatan Ciruas
Luas wilayah kerja Penyuluhan di Kecamatan Ciruas 3.640 hektar yang
terdiri dari lahan sawah 2.346 hektar dan lahan darat 1249 hektar yang terdiri dari
15 desa, dibagi menjadi 4 wilayah Binaan Penyuluh Pertanian sebagai mana
terlihat pada tabel 4.1 diatas.
Kecamatan Ciruas memiliki 5 orang penyuluh pertanian yang terdiri dari 1
koordinator penyuluh dan 4 penyuluh pertanian lapangan.
1. Nama : Sukarna Sainjan, SP
Tempat, tanggal lahir : Tangerang 17 Juni 1958
Agama : Islam
Alamat : Kp. Kubang Bahad, Pontang
Jabatan : Kepala UPT BP3K Kecamatan Ciruas
Pendidikan Terakhir : Strata I, Pertanian, Urindo 2005
Pengalaman penyuluhan : Penyuluh pertanian selama 35 tahun (1982 s/d
sekarang)
77
77
2. Nama : Sigit Sudarnindito, SP
Tempat, tanggal lahir : Serang, 28 Maret 1969
Agama : Islam
Alamat : Komp. Permata Banjar Asri Blok A7, Cipocok
Jaya
Jabatan : Penyuluh Pertanian Lapangan
Wilayah Penyuluhan : Singamerta
Pendidikan Terakhir : Strata 1, Pertanian, Universitas Slamet Riyadi
Solo
Pengalaman Penyuluhan : Tahun 2008 Penyuluh Kec. Bandung
Tahun 2012 Penyuluh Kec. Kragilan
Tahun 2016 Penyuluh Kec. Ciruas
3. Nama : Herawati Nufus, SP
Tempat, tanggal lahir : Serang, 01 Januari 1984
Agama : Islam
Alamat : Komplek Pemda Cipocok Jaya
Jabatan : Penyuluh Pertanian Lapangan
Wilayah Penyuluhan : Bumi Jaya
Pendidikan Terakhir : Strata 1, Pertanian, Untirta Serang
Pengalaman Penyuluhan : PPL Kec. Pontang tahun 2008 s/d 2014
78
78
PPL Kec. Ciruas tahun 2015 s/d sekarang
4. Nama : H. M. Ali Mustofa, SP
Tempat, tanggal lahir : Serang. 3 Juni 1971
Agama : Islam
Alamat : Perum Titan Arum B5/5 Legok, Kota Serang
Jabatan : Penyuluh Pertanian Lapangan
Wilayah Penyuluhan : Kapandean
Pendidikan Terakhir : Strata 1, Faperta IPB Bogor
Pengalaman Penyuluhan : PPL Kec. Ciruas 2009-2010
PPL Kec. Binuang 2011
PPL Kec. Pontang 2012
PPL Kec. Lebakwangi 2012-2015
PPL Kec. Ciriuas 2015 s/d sekarang
5. Nama : Dikdik Andiansyah, S.Pt., MM
Tempat, tanggal lahir : Ciamis, 24 November 1978
Agama : Islam
Alamat : Lebak Tirta B47, Cipocok Jaya Serang
Jabatan : Penyuluh Pertanian Lapangan
Pendidikan Terakhir : S1 Fakultas Peternakan UNPAD
S2 Magister Manajemen UNPAD
Pengalaman Penyuluhan : PPL Kec. Ciruas Tahun 20009 s/d 2016
79
79
Tabel 4.2
Rata-rata Tingkat Penerapan Teknologi PTT padi sawah
No Unsur Teknologi Padi
1 Jarak Tanam 95
2 Pola Tanam 85
3 Benih Bermutu 90
4 Pupuk Berimbang 68
Sumber : UPT. BP3K Kecamatan Ciruas
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat tingkat penerapan teknologi
pertanian padi sawah yang telah dicapai di Wilayah BP3K Kecamatan Ciruas.
Dimana pencapaian yang paling tinggi ada pada jarak tanam.
4.2 Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan diuraikan dan dijelaskan mengenai hasil dari penelitian
yang dilakukan dan diolah untuk mengetahui Pengaruh Kredibilitas Penyuluh
Pertanian terhadap Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah, dimana
penelitian ini ditujukan kepada petani di Kabupaten Serang, Kecamatan Ciruas.
Penuliis menyebarkan kuesioner kepada 96 orang petani yang tersebar di
beberapa desa di Kecamatan Ciruas.
4.2.1 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah Petani Padi Sawah di
Kecamatan Ciruas yang tersebar di beberapa desa yang memiliki luas lahan
sawah minimal 100 Ha per desa. Terdapat 4 karakteristik responden yang
80
80
dimasukkan dalam penelitian, yaitu berdasarkan jenis kelamin, umur, status
perkawinan dan pendidikan. Untuk memperjelas karakteristik responden
yang dimaksud, maka disajikan tabel mengenai responden seperti dijelaskan
berikut ini:
1. Jenis Kelamin
Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Laki-laki 87 90,6 90,6 90,6
Perempuan 9 9,4 9,4 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.1
Jenis Kelamin Responden
Dari Tabel 4.3 dan diagram 4.1 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan
hasil dari 96 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, maka dari
segi jenis kelamin didapatkan jumlah petani laki-laki lebih banyak daripada
jumlah petani perempuan. Dengan komposisi jumlah petani laki-laki
91%
9%
Laki-laki
Perempuan
81
81
sebanyak 87 orang (90,6%) sedangkan petani perempuan sebanyak 9 orang
(9,4%).
Hal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu
menurut Paris (1987), perempuan tidak mampu untuk eksis karena masih
adanya diskriminasi perempuan di sektor pertanian, serta asumsi bahwa
kegiatan pertanian merupakan urusan laki-laki.68
Selain itu, berdasarkan
data BPS yang menunjukkan bahwa jumlah petani laki-laki di Indonesia
lebih banyak dari daripada jumlah petani wanita. Jumlah petani laki-laki
sebanyak 24.362.157 sedangkan jumlah petani perempuan sebanyak
7.343.180.
2. Kelas Umur
Kelas umur pada penelitian ini menunjukkan kondisi produktif atau
tidaknya tenaga kerja yang terdapat di suatu daerah. Umur produktif petani
akan mempengaruhi proses adopsi suatu inovasi baru. Menurut BPS (2012)
berdasarkan komposisi penduduk, umur dikelompokkan menjadi 3.
Kelompok Umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk belum
produktif, kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok
produktif dan kelompok umur 65 tahun ke atas sebagai kelompok penduduk
yang tidak lagi produktif.
68
Esti Puji Lestari. 2011. Studi Tentang Penyebab Petani Perempuan Lebih Miskin Daripada Petani
Laki-Laki. Pascasarjana Universitas Indonesia. Hal: 5
82
82
Tabel 4.4
Kelas Umur Responden
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
17-27 13 13,5 13,5 13,5
28-38 21 21,9 21,9 35,4
39-49 28 29,2 29,2 64,6
50-60 25 26,0 26,0 90,6
61-71 9 9,4 9,4 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.2
Kelas Umur Responden
Dari Tabel 4.4 dan diagram 4.2 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan
hasil dari 96 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, maka dari
segi kelas umur didapatkan sebanyak 13 orang (13,5%) petani berumur 17-
27 tahun, 21 orang (21,9%) petani berumur 28-38 tahun, 28 orang (29,2%)
petani berumur 39-49 tahun, 25 orang (26%) petani berumur 50-60 tahun,
dan 9 orang (9,4%) petani berumur 61-71 tahun.
Hal tersebut menunjukkan bahwa petani pada kelas umur terbanyak
berada pada umur 39-49 tahun sebanyak 28 orang petani yang menjadi
responden dalam penelitian ini. Pada kelas umur tersebut menunjukkan
14%
22%
29%
26%
9% 17-27
28-38
39-49
50-60
61-71
83
83
bahwa kebanyakan petani di Kecamatan Ciruas termasuk ke dalam
kelompok produktif. Petani pada umur produktif dianggap memiliki
kemampuan yang baik dalam mengelola usahataninya karena kemampuan
fisik petani masih kuat. Sedangkan petani pada umur lebih dari 65 tahun,
petani dianggap mengalami penurunan pada kemampuan fisik, sehingga
pengelolaan pertanian kurang maksimal.
3. Status Perkawinan
Tabel 4.5
Status Perkawinan Responden
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Menikah 71 74,0 74,0 74,0
Belum Menikah 25 26,0 26,0 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.3
Status Perkawinan Responden
Dari Tabel 4.5 dan diagram 4.3 diatas dapat dilihat bahwa berdasarkan
hasil dari 96 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, maka dari
segi status perkawinan didapatkan sebanyak 71 orang (74%) petani
74%
26%
Menikah
BelumMenikah
84
84
berstatus sudah menikah dan 25 orang (26%) petani berstatus belum
menikah.
Hal tersebut disebabkan karena terdapat pernyataan bahwa seseorang
yang telah menikah maka mempunyai tanggungan terhadap keluarganya dan
harus memberikan nafkah tentunya. Maka pilihan utamanya adalah bekerja
di sektor pertanian sebagai buruh tani, penggarap sawah penyewa, atau
pemiliki sawah.69
Kebanyakan penduduk di Kecamatan Ciruas bermata
pencaharian sebagai petani. Oleh karena itu, kebanyakan kepala keluarga
yang memiliki tanggungan nafkah untuk keluarganya memilih bekerja
sebagai petani.
4. Pendidikan
Dari Tabel 4.6 dan diagram 4.4 dibawah ini dapat dilihat bahwa
berdasarkan hasil dari 96 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini,
maka dari segi karakteristik pendidikan terakhir petani dalam penelitian ini
didapatkan sebanyak 67 orang (69,8%) petani berpendidikan terakhir SD, 14
orang (14,6%) petani berpendidikan terakhir SMP, serta 15 orang (15,6%)
petani berpendidikan terakhir SMA. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kebanyakan petani berpendidikan terakhir SD sebanyak 67 orang (69,8%)
petani sehingga mengindikasi bahwa mayoritas petani bertingkat pendidikan
rendah.
69
Diah Ayu Ningtias, Persepsi Pemuda Terhadap Pertanian,
https://diahayuningtyas.wordpress.com/2009/05/23/persepsi-pemuda-terhadap-pertanian/ (Diakses
tanggal 9 Januari 2017)
85
85
Tabel 4.6
Pendidikan Responden
Pendidikan
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
SD 67 69,8 69,8 69,8
SMP 14 14,6 14,6 84,4
SMA 15 15,6 15,6 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.4
Pendidikan Responden
Semakin pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini membutuhkan
seseorang dengan tingkat pendidikan semakin tinggi agar dapat mengikuti
perkembangan teknologi tersebut dengan baik. Sehingga akan berdampak
positif pada produktivitas, pendapatan dan pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan.70
Seperti halnya pendidikan formal yang
dibutuhkan oleh petani.
4.2.2 Deskripsi Hasil Penelitian
Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai deskripsi data hasil
penelitian yang diperoleh. Data tersebut kemudian dianalisis berdasarkan
70
70%
14%
16%
SD
SMP
SMA
86
86
perhitungan frekuensi dan persentase yang disajikan dalam bentuk tabel
oleh penulis. Penulis melakukan pembahasan berdasarkan Sub Variabel
penelitian yang digunakan oleh penulis.
1. Hasil Jawaban Responden terhadap Kompetensi Penyuluh
Pertanian
Tabel 4.7
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q1) “Penyuluh tahu
banyak mengenai informasi teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan kepada petani”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Setuju 63 65,6 65,6 66,7
Sangat Setuju 32 33,3 33,3 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.5
Hasil Jawaban Responden (Q1)
Berdasarkan tabel 4.7 dan diagram 4.5 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh tahu banyak mengenai informasi teknologi
PTT padi sawah yang disampaikan kepada petani” menunjukan bahwa dari
1%
66%
33% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
87
87
96 responden terdapat 32 orang (33,3%) yang menjawab sangat setuju, 63
orang (65,3%) yang menjawab setuju dan 1 orang (1,04%) petani yang
menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh tahu banyak mengenai informasi teknologi PTT
padi sawah yang disampaikan kepada petani sebanyak 32 orang (33,3%)
menjawab sangat setuju dan 63 orang (65,3%) menjawab setuju. Hal
tersebut menunjukkan bahwa petani memiliki tanggapan yang positif
terhadap penguasaan materi yang dibahas yaitu mengenai informasi
teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh penyuluh kepada petani
dalam rangka peningkatan produksi beras nasional.
Tabel 4.8
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q2) “Penyuluh memiliki
keahlian dalam mengkomunikasikan teknologi PTT padi sawah
sehingga mudah dipahami”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Setuju 60 62,5 62,5 63,5
Sangat Setuju 35 36,5 36,5 100,0
Total 96 100,0 100,0
88
88
Diagram 4.6
Hasil Jawaban Responden (Q2)
Berdasarkan tabel 4.8 dan diagram 4.6 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh memiliki keahlian dalam mengkomunikasikan
teknologi PTT padi sawah sehingga mudah dipahami” menunjukkan bahwa
dari 96 responden terdapat 35 orang (36,5%) yang menjawab sangat setuju,
60 orang (62,5%) menjawab setuju dan 1 orang (1%) petani yang menjawab
kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh memiliki keahlian dalam mengkomunikasikan
teknologi PTT padi sawah sehingga mudah dipahami. Sebanyak 35 orang
(36,5%) petani menjawab sangat setuju dan 60 orang (62,5%) petani
menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani memiliki
tanggapan yang positif terhadap keahlian penyuluh dalam
mengkomunikasikan materi teknologi PTT padi sawah. Sehingga petani
mudah memahami apa yang disampaikan oleh penyuluh terkait teknologi
PTT padi sawah.
1%
62%
37% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
89
89
Tabel 4.9
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q3) “Penyuluh dinilai
sebagai orang yang sudah berpengalaman karena sering memberikan
penyuluhan terutama mengenai informasi teknologi pertanian”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulativ
e Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Kurang Setuju 1 1,0 1,0 2,1
Setuju 68 70,8 70,8 72,9
Sangat Setuju 26 27,1 27,1 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.7
Hasil Jawaban Responden (Q3)
Berdasarkan tabel 4.9 dan diagram 4.7 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh dinilai sebagai orang yang sudah
berpengalaman karena sering memberikan penyuluhan terutama mengenai
informasi teknologi pertanian” menunjukkan bahwa dari 96 responden
terdapat 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju, 68 orang
(70,8%) yang menjawab setuju, 1 orang (1%) petani yang menjawab kurang
setuju dan 1 orang (1%) yang menjawab tidak setuju.
1% 1%
71%
27% Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
90
90
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh dinilai sebagai orang yang sudah
berpengalaman. Penyuluh sering memberikan penyuluhan terutama
mengenai informasi teknologi pertanian. Sebanyak 26 orang (27,1%) petani
yang menjawab sangat setuju dan 68 orang (70,8%) yang menjawab setuju.
Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani menilai positif terhadap
pernyataan tersebut. Penyuluh dinilai sebagai orang yang sudah
berpengalaman karena penyuluh sudah sering memberikan informasi
terutama mengenai informasi teknologi pertanian. Menurut Soekartawi
(2008), salah satu faktor yang menentukan seorang komunikator yang
memiliki kredibilitas tinggi dalam melakukan komunikasi komunikasi
pertanian adalah pengalaman.
2. Hasil Jawaban Responden terhadap Karakter Penyuluh Pertanian
Tabel 4.10
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q4) “Penyuluh mampu
menunjukkan kejujuran sehingga membuat petani percaya”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 4 4,2 4,2 4,2
Setuju 50 52,1 52,1 56,3
Sangat Setuju 42 43,8 43,8 100,0
Total 96 100,0 100,0
91
91
Diagram 4.8
Hasil Jawaban Responden (Q4)
Berdasarkan tabel 4.10 dan diagram 4.8 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh mampu menunjukkan kejujuran sehingga
membuat petani percaya” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat
42 orang (43,8%) petani menjawab sangat setuju, 50 orang (52,1%)
menjawab setuju, dan 4 orang (4,2%) menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh mampu menunjukkan kejujuran sehingga
membuat petani percaya sebanyak 42 orang (43,8%) petani menjawab
sangat setuju dan 50 orang (52,1%) menjawab setuju. Hal tersebut
menunjukkan bahwa adanya tanggapan positif dari petani mengenai
kejujuran penyuluh dalam memberikan informasi sehingga membuat petani
percaya atas apa yang disampaikan penyuluh.
Berpedoman pada kode etik perilaku profesi bagi Penyuluh Pertanian,
dalam melaksanakan tugasnya yang dinamakan Panca Etika Penyuluh
Pertanian. Salah satunya bahwa Penyuluh Pertanian senantiasa lugas, tulus
4%
52%
44% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
92
92
dan jujur dalam menyampaikan informasi, saran ataupun rekomendasi dan
bertindak sebagai motivator, dinamisator, fasilitator serta katalisator dalam
membimbing petani-nelayan beserta keluarganya.
Tabel 4.11
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q5) “Penyuluh
menggunakan tutur kata yang sopan dalam menyampaikan materi
penyuluhan”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Setuju 61 63,5 63,5 64,6
Sangat Setuju 34 35,4 35,4 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.9
Hasil Jawaban Responden (Q5)
Berdasarkan tabel 4.11 dan diagram 4.9 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan dalam
menyampaikan materi penyuluhan” menunjukkan bahwa dari 96 responden
terdapat 34 orang (35,4%) petani yang menjawab sangat setuju, 61 orang
1%
64%
35% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
93
93
(63,5%) petani yang menjawab setuju dan 1 orang (1%) petani yang
menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh menggunakan tutur kata yang sopan dalam
menyampaikan materi penyuluhan. Sebanyak 34 orang (35,4%) petani yang
menjawab sangat setuju dan 61 orang (63,5%) petani yang menjawab setuju.
Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani menilai karakter
penyuluh dalam menyampaikan materi teknologi PTT padi sawah dengan
menggunakan tutur kata yang sopan mencerminkan bahwa penyuluh
memiliki kesantunan dalam penyampaian informasi teknologi pertanian
tersebut.
Tabel 4.12
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q6) “Penyuluh memiliki
akhlak yang baik”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Setuju 81 84,4 84,4 85,4
Sangat Setuju 14 14,6 14,6 100,0
Total 96 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.12 diatas dan diagram 4.10 dibawah mengenai
jawaban responden tentang “Penyuluh memiliki akhlak yang baik”
menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 14 orang (14,6%) petani
yang menjawab sangat setuju, 81 orang (84,4%) petani menjawab setuju dan
1 orang (1%) petani yang menjawab kurang setuju.
94
94
Diagram 4.10
Hasil Jawaban Responden (Q6)
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh memiliki akhlak yang baik. Sebanyak 14 orang
(14,6%) petani yang menjawab sangat setuju, 81 orang (84,4%) petani
menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani
menilai penyuluh memiliki akhlak yang baik. Sesuai dengan pernyataan
Aristoteles yang menyebut bahwa karakter yang harus dimiliki seorang
komunikator adalah sebagai ethos yang terdiri dari akhlak yang baik dan
maksud yang baik.
Tabel 4.13
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q7) “Penyuluh mampu
menunjukkan keyakinan terhadap teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan sehingga membuat petani percaya”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 2 2,1 2,1 2,1
Setuju 66 68,8 68,8 70,8
Sangat Setuju 28 29,2 29,2 100,0
Total 96 100,0 100,0
1%
84%
15%
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
95
95
Diagram 4.11
Hasil Jawaban Responden (Q7)
Berdasarkan tabel 4.13 dan diagram 4.11 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh mampu menunjukkan keyakinan terhadap
teknologi PTT padi sawah yang disampaikan sehingga membuat petani
percaya” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 28 orang (29,2%)
petani yang menjawab sangat setuju, 66 orang (68,8%) petani yang
menjawab setuju, serta 2 orang (2,1%) petani yang menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh mampu menunjukkan keyakinan terhadap
teknologi PTT padi sawah yang disampaikan sehingga membuat petani
percaya. Sebanyak 28 orang (29,2%) petani yang menjawab sangat setuju
dan 66 orang (68,8%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas petani dapat mempercayai apa yang
disampaikan oleh penyuluh, karena penyuluh mampu menunjukkan
keyakinannya terhadap apa yang disampaikannya yaitu mengenai teknologi
PTT padi sawah.
2%
69%
29% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
96
96
3. Hasil Jawaban Responden terhadap Tujuan Penyuluh Pertanian
Tabel 4.14
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q8) “Penyuluh mampu
membuktikan informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan
tersebut menguntungkan bagi petani”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 4 4,2 4,2 4,2
Setuju 62 64,6 64,6 68,8
Sangat Setuju 30 31,3 31,3 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.12
Hasil Jawaban Responden (Q8)
Berdasarkan tabel 4.14 dan diagram 4.12 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh mampu membuktikan informasi teknologi
PTT padi sawah yang disampaikan tersebut menguntungkan bagi petani”
menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 30 orang (31,3%) petani
yang menjawab sangat setuju, 62 orang (64,6%) petani yang menjawab
setuju serta 4 orang (4,2%) petani yang menjawab kurang setuju.
4%
65%
31% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
97
97
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh mampu membuktikan informasi teknologi PTT
padi sawah yang disampaikan tersebut menguntungkan bagi petani.
Sebanyak 30 orang (31,3%) petani yang menjawab sangat setuju dan 62
orang (64,6%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan
bahwa mayoritas petani memberikan tanggapan positif terhadap tujuan
penyuluh. Penyuluh mampu membuktikan bahwa informasi teknologi PTT
padi sawah menguntungkan sehingga informasi tersebut memang perlu
untuk disampaikan kepada petani.
Tabel 4.15
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q9) “Penyuluh memberi
keyakinan kepada petani agar petani termotivasi untuk menerima
teknologi PTT padi sawah yang disampaikan”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 4 4,2 4,2 4,2
Setuju 64 66,7 66,7 70,8
Sangat Setuju 28 29,2 29,2 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.13
Hasil Jawaban Responden (Q9)
4%
67%
29% KurangSetuju
Setuju
98
98
Berdasarkan tabel 4.15 dan diagram 4.13 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh memberi keyakinan kepada petani agar petani
termotivasi untuk menerima teknologi PTT padi sawah yang disampaikan”
menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 28 orang (29,2%) petani
yang menjawab sangat setuju, 64 orang (66,7%) yang menjawab setuju,
serta 4 orang (4,2%) petani yang menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh memberi keyakinan kepada petani agar petani
termotivasi untuk menerima teknologi PTT padi sawah yang disampaikan.
Sebanyak 28 orang (29,2%) petani yang menjawab sangat setuju serta 64
orang (66,7%) yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa
petani termotivasi untuk menerima informasi teknologi PTT padi sawah
yang disampaikan oleh penyuluh. Penyuluh mampu memberi keyakinan
kepada petani dimana tugas seorang penyuluh adalah mempersuasi petani
agar tercapainya tujuan penyuluhan.
4. Hasil Jawaban Responden terhadap Kepribadian Penyuluh
Pertanian
Berdasarkan tabel 4.16 dan diagram 4.14 dibawah ini, mengenai
jawaban responden tentang “Penyuluh mampu berbaur dengan petani
sehingga terciptanya keakraban pada saat penyuluhan” menunjukkan bahwa
dari 96 responden terdapat 45 orang (46,9%) petani menjawab sangat setuju,
99
99
49 orang (51%) petani yang menjawab setuju serta 2 orang (2,1%)
menjawab kurang setuju.
Tabel 4.16
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q10) “Penyuluh mampu
berbaur dengan petani sehingga terciptanya keakraban pada saat
penyuluhan”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 2 2,1 2,1 2,1
Setuju 49 51,0 51,0 53,1
Sangat Setuju 45 46,9 46,9 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.14
Hasil Jawaban Responden (Q10)
Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh mampu berbaur dengan petani sehingga
terciptanya keakraban pada saat penyuluhan. Sebanyak 45 orang (46,9%)
petani menjawab sangat setuju, 49 orang (51%) petani yang menjawab
setuju. Hal tersebut menunjukan bahwa penyuluh memiliki pribadi yang
2%
51%
47% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
100
10
0
hangat dan bersahabat karena mayoritas petani merasakan keakraban pada
saat penyuluhan ketika penyuluh mampu berbaur dengan petani.
Tabel 4.17
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q11) “Penyuluh secara
terbuka menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh petani”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 3 3,1 3,1 3,1
Setuju 67 69,8 69,8 72,9
Sangat Setuju 26 27,1 27,1 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.15
Hasil Jawaban Responden (Q11)
Berdasarkan tabel 4.17 dan diagram 4.15 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh secara terbuka menerima kritik dan saran yang
disampaikan oleh petani” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat
26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju, 67 orang (69,8%)
petani yang menjawab setuju serta 3 orang (3,1%) petani yang menjawab
kurang setuju.
3%
70%
27%
Pernyataan 11
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
101
10
1
Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh secara terbuka menerima kritik dan saran yang
disampaikan oleh petani. Sebanyak 26 orang (27,1%) petani yang menjawab
sangat setuju serta 67 orang (69,8%) petani yang menjawab setuju. Hal
tersebut menunjukan bahwa mayoritas petani menilai bahwa penyuluh
secara terbuka dapat menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh
petani. Keterbukaan mutlak diperlukan agar suatu hubungan dapat tumbuh
dan berkembang. Seperti halnya penyuluh yang secara terbuka dapat
menerima kritik dan saran yang disampaikan oleh petani karena dapat
mendukung predikat komunikator sebagai orang yang dapat dipercaya yang
merupaka aspek penting dalam kredibilitas.
Tabel 4.18
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q12) “Penyuluh mampu
menciptakan suasana dialogis pada saat penyuluhan berlangsung”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Kurang Setuju 3 3,1 3,1 4,2
Setuju 70 72,9 72,9 77,1
Sangat Setuju 22 22,9 22,9 100,0
Total 96 100,0 100,0
Berdasarkan tabel 4.18 diatas dan diagram 4.16 dibawah mengenai
jawaban responden tentang “Penyuluh mampu menciptakan suasana
dialogis pada saat penyuluhan berlangsung” menunjukkan bahwa dari 96
responden terdapat 22 orang (22,9%) petani yang menjawab sangat setuju,
102
10
2
70 orang (72,9%) petani yang menjawab setuju, 3 orang (3,1%) petani yang
menjawab kurang setuju, serta 1 orang (1%) petani yang menjawab tidak
setuju.
Diagram 4.16
Hasil Jawaban Responden (Q12)
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh mampu menciptakan suasana dialogis pada saat
penyuluhan berlangsung. Sebanyak 22 orang (22,9%) petani yang
menjawab sangat setuju dan 70 orang (72,9%) petani yang menjawab setuju.
Hal tersebut menunjukkan bahwa petani menilai penyuluh mampu
menciptakan suasana dialogis pada saat penyuluhan berlangsung. Petani
tidak ragu dalam mendengarkan materi yang dibahas oleh penyuluh.
Penyuluh sebagai komunikator mampu mengajak petani berpartisipasi
dalam penyuluhan sehingga dapat dikatakan bahwa penyuluh memiliki
pribadi yang menyenangkan.
1% 2%
74%
23% Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
103
10
3
5. Hasil Jawaban Responden terhadap Dinamika Penyuluh
Pertanian
Berdasarkan tabel 4.19 dan diagram 4.17 dibawah ini mengenai
jawaban responden tentang “Penyuluh menyampaikan informasi teknologi
PTT padi sawah dengan penuh semangat” menunjukkan bahwa dari 96
responden terdapat 43 orang (44,8%) petani yang menjawab sangat setuju,
51 orang (53,1%) petani yang menjawab setuju serta 2 orang (2,1%) petani
yang menjawab kurang setuju.
Tabel 4.19
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q13) “Penyuluh
menyampaikan informasi teknologi PTT padi sawah dengan penuh
semangat”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 2 2,1 2,1 2,1
Setuju 51 53,1 53,1 55,2
Sangat Setuju 43 44,8 44,8 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.17
Hasil Jawaban Responden (Q13)
2%
53%
45% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
104
10
4
Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh menyampaikan informasi teknologi PTT padi
sawah dengan penuh semangat. Sebanyak 43 orang (44,8%) petani yang
menjawab sangat setuju serta 51 orang (53,1%) petani yang menjawab
setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani menilai penyuluh
memiliki jiwa semangat dalam menyampaikan informasi teknologi PTT
padi sawah. Dinamika komunikator mengacu pada seorang komunikator
yang bersemangat dalam menyampaikan pesan. Penyuluh pertanian harus
mampu menumbuhkan cita-cita yang dilandasi untuk selalu berfikir kreatif
dan dinamis yang mengacu pada kegiatan-kegiatan yang ada, disesuaikan
dengan keadaan yang dihadapi.
Tabel 4.20
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q14) “Penyuluh mampu
menciptakan suasana yang membuat petani antusias terhadap
informasi teknologi PTT padi sawah yang disampaikan pada saat
penyuluhan”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 2 2,1 2,1 2,1
Setuju 72 75,0 75,0 77,1
Sangat Setuju 22 22,9 22,9 100,0
Total 96 100,0 100,0
105
10
5
Diagram 4.18
Hasil Jawaban Responden (Q14)
Berdasarkan tabel 4.20 dan diagram 4.18 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh mampu menciptakan suasana yang membuat
petani antusias terhadap informasi teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan pada saat penyuluhan” menunjukkan bahwa dari 96 responden
terdapat 22 orang (22,9%) petani yang menjawab sangat setuju, 72 orang
(75%) petani yang menjawab setuju serta 2 orang (2,1%) petani yang
menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh mampu menciptakan suasana yang membuat
petani antusias terhadap informasi teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan pada saat penyuluhan. Sebanyak 22 orang (22,9%) petani yang
menjawab sangat setuju dan 72 orang (75%) petani yang menjawab setuju.
Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluh berhasil menarik perhatian
petani atas materi teknologi PTT padi sawah sehingga petani antusias untuk
mengikuti jalannya penyuluhan tersebut.
2%
75%
23% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
106
10
6
Tabel 4.21
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q15) “Penyuluh memiliki
ketangguhan dalam menyampaikan informasi teknologi PTT padi
sawah kepada petani sehingga penyuluh dinilai pantang menyerah
dalam menyampaikan materi”
\ Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Kurang Setuju 2 2,1 2,1 3,1
Setuju 62 64,6 64,6 67,7
Sangat Setuju 31 32,3 32,3 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.19
Hasil Jawaban Responden (Q15)
Berdasarkan tabel 4.21 dan diagram 4.19 diatas mengenai jawaban
responden tentang “Penyuluh memiliki ketangguhan dalam menyampaikan
informasi teknologi PTT padi sawah kepada petani sehingga penyuluh
dinilai pantang menyerah dalam menyampaikan materi”, menunjukkan
bahwa dari 96 responden terdapat 31 orang (32,3%) petani yang menjawab
sangat setuju, 62 orang (64,6%) yang menjawab setuju, 2 orang (2,1%) yang
1%
2%
65%
32% Sangat Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
107
10
7
menjawab kurang setuju, serta 1 orang (1%) petani yang menjawab sangat
tidak setuju.
Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa penyuluh memiliki ketangguhan dalam menyampaikan
informasi teknologi PTT padi sawah kepada petani, sehingga penyuluh
dinilai pantang menyerah dalam menyampaikan materi. Sebanyak 31 orang
(32,3%) petani yang menjawab sangat setuju dan 62 orang (64,6%) yang
menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan mayoritas petani memberi
tanggapan bahwa penyuluh memiliki ketangguhan dalam menyampaikan
informasi teknologi PTT padi sawah. Penyuluh dinilai pantang menyerah
untuk terus meyakinkan petani agar bersedia menerima teknologi yang
disampaikan sesuai dengan tujuan penyuluhan tersebut.
6. Hasil Jawaban Responden terhadap Sikap Petani pada teknologi
PTT Padi Sawah
a.) Dimensi Kognitif
Berdasarkan tabel 4.22 dan diagram 4.20 dibawah, mengenai
jawaban responden tentang “Informasi yang disampaikan penyuluh
membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah”
menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 36 orang (37,5%)
petani yang menjawab sangat setuju, 57 orang (59,4%) petani yang
menjawab setuju, 2 orang (2,1%) petani yang menjawab kurang setuju,
serta 1 orang (1%) petani yang menjawab tidak setuju.
108
10
8
Tabel 4.22
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q16) “Informasi yang
disampaikan penyuluh membuat petani mengetahui apa itu
teknologi PTT padi sawah”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Kurang Setuju 2 2,1 2,1 3,1
Setuju 57 59,4 59,4 62,5
Sangat Setuju 36 37,5 37,5 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.20
Hasil Jawaban Responden (Q16)
Dari hasil data tersebut dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa informasi yang disampaikan penyuluh membuat
petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah sebanyak 36
orang (37,5%) petani yang menjawab sangat setuju dan 57 orang
(59,4%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan
mayoritas petani menjawab bahwa informasi yang disampaikan oleh
penyuluh membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi
sawah.
1% 2%
59%
38% Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
109
10
9
Tabel 4.23
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q17) “Informasi yang
disampaikan penyuluh membuat petani mengetahui bagaimana
melaksanakan pola tanam sesuai anjuran”
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Kurang Setuju 4 4,2 4,2 4,2
Setuju 63 65,6 65,6 69,8
Sangat Setuju 29 30,2 30,2 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.21
Hasil Jawaban Responden (Q17)
Berdasarkan tabel 4.23 dan diagram 4.21 diatas mengenai
jawaban responden tentang “Informasi yang disampaikan penyuluh
membuat petani mengetahui bagaimana melaksanakan pola tanam
sesuai anjuran” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 29
orang (30,2%) petani yang menjawab sangat setuju, 63 orang (65,6%)
petani yang menjawab setuju, dan 4 orang (4,2%) petani yang
menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa informasi yang disampaikan penyuluh membuat
4%
66%
30% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
110
11
0
petani mengetahui bagaimana melaksanakan pola tanam sesuai
anjuran. Sebanyak 29 orang (30,2%) petani yang menjawab sangat
setuju serta 63 orang (65,6%) petani yang menjawab setuju. Hal
tersebut menunjukkan mayoritas petani menjawab bahwa apa yang
diinformasikan oleh penyuluh membuat petani mengetahui bagaimana
melaksanakan pola tanam sesuai anjuran.
Tabel 4.24
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q18) “Informasi yang
disampaikan penyuluh membuat petani memahami cara
melaksanakan pemupukan sesuai anjuran”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 3 3,1 3,1 3,1
Setuju 67 69,8 69,8 72,9
Sangat Setuju 26 27,1 27,1 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.22
Hasil Jawaban Responden (Q18)
Berdasarkan tabel 4.24 dan diagram 4.22 diatas mengenai
jawaban responden tentang “Informasi yang disampaikan penyuluh
3%
70%
27% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
111
11
1
membuat petani memahami cara melaksanakan pemupukan sesuai
anjuran” menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 26 orang
(27,1%) petani yang menjawab sangat setuju, 67 orang (69,8) petani
yang mejawab setuju, serta 3 orang (3,1%) petani yang menjawab
kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa Informasi yang disampaikan penyuluh membuat
petani memahami cara melaksanakan pemupukan sesuai anjuran.
Sebanyak 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju dan
67 orang (69,8) petani yang mejawab setuju. Hal tersebut
menunjukkan bahwa petani memahami bagaimana cara melaksanakan
pemupukan sesuai anjuran seperti apa yang disampaikan oleh
penyuluh mengenai teknologi PTT padi sawah.
Tabel 4.25
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q19) “Informasi yang
disampaikan penyuluh membuat petani memahami akan
keuntungan-keuntungan dari teknologi PTT padi sawah”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Kurang Setuju 4 4,2 4,2 5,2
Setuju 57 59,4 59,4 64,6
Sangat Setuju 34 35,4 35,4 100,0
Total 96 100,0 100,0
112
11
2
Diagram 4.23
Hasil Jawaban Responden (Q19)
Berdasarkan tabel 4.25 dan diagram 4.23 diatas mengenai
jawaban responden tentang “Informasi yang disampaikan penyuluh
membuat petani memahami akan keuntungan-keuntungan dari
teknologi PTT padi sawah” menunjukkan bahwa dari 96 responden,
terdapat 34 orang (35,4%) petani yang menjawab sangat setuju, 57
orang (59,4%) petani yang menjawab setuju, 4 orang (4,2%) yang
menjawab kurang setuju, serta 1 orang (1%) petani yang menjawab
tidak setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa informasi yang disampaikan penyuluh membuat
petani memahami akan keuntungan-keuntungan dari teknologi PTT
padi sawah. Sebanyak 34 orang (35,4%) petani yang menjawab sangat
setuju dan 57 orang (59,4%) petani yang menjawab setuju. Hal
tersebut menunjukkan bahwa petani memahami keuntungan-
1% 4%
60%
35% Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
113
11
3
keuntungan yang didapat apabila menggunakan teknologi PTT padi
sawah sesuai yang disampaikan oleh penyuluh pertanian.
b.) Dimensi Afektif
Berdasarkan tabel 4.26 dan diagram 4.24 dibawah ini, mengenai
jawaban responden tentang “Petani tertarik terhadap teknologi PTT
padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh” menunjukkan bahwa
dari 96 responden terdapat 30 orang (31,3%) petani yang menjawab
sangat setuju, 65 orang (67,7%) petani yang menjawab setuju, serta 1
orang (1%) yang menjawab kurang setuju.
Tabel 4.26
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q20) “Petani tertarik
terhadap teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh
penyuluh”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Setuju 65 67,7 67,7 68,8
Sangat Setuju 30 31,3 31,3 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.24
Hasil Jawaban Responden (Q20)
1%
68%
31% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
114
11
4
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa petani tertarik terhadap teknologi PTT padi sawah
yang diinformasikan oleh penyuluh. Sebanyak 30 orang (31,3%)
petani yang menjawab sangat setuju, serta 65 orang (67,7%) petani
yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas
petani tertarik atas teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan
penyuluh dalam penyuluhan.
Tabel 4.27
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q21) “Petani dapat
menerima teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh
penyuluh”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 5 5,2 5,2 5,2
Setuju 71 74,0 74,0 79,2
Sangat Setuju 20 20,8 20,8 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.25
Hasil Jawaban Responden (Q21)
Berdasarkan tabel 4.27 dan diagram 4.25 diatas mengenai
jawaban responden tentang “Petani dapat menerima teknologi PTT
5%
74%
21% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
115
11
5
padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh” menunjukkan bahwa
dari 96 responden terdapat 20 orang (20,8%) yang menjawab sangat
setuju, 71 orang (74%) petani yang menjawab setuju, 5 orang (5,2%)
petani yang menjawab kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa petani dapat menerima teknologi PTT padi sawah
yang diinformasikan oleh penyuluh. Sebanyak 20 orang (20,8%) yang
menjawab sangat setuju dan 71 orang (74%) petani yang menjawab
setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani dapat
menerima teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oeh
penyuluh kepada petani.
Tabel 4.28
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q22) “Petani
memiliki keyakinan atas keunggulan teknologi PTT padi sawah
yang diinformasikan oleh penyuluh”
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Kurang Setuju 5 5,2 5,2 5,2
Setuju 65 67,7 67,7 72,9
Sangat Setuju 26 27,1 27,1 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.26
Hasil Jawaban Responden (Q22)
5%
68%
27% Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
116
11
6
Berdasarkan tabel 4.28 dan diagram 4.26 diatas mengenai
jawaban responden tentang “Petani memiliki keyakinan atas
keunggulan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh
penyuluh” menunjukkan bahwa dari 96 responden, terdapat 26 orang
(27,1%) petani yang menjawab sangat setuju, 65 orang (67,7%) petani
yang menjawab setuju, serta 5 orang (5,2%) petani yang menjawab
kurang setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa petani memiliki keyakinan atas keunggulan
teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh.
Sebanyak 26 orang (27,1%) petani yang menjawab sangat setuju dan
65 orang (67,7%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas petani yakin atas keunggulan-
keunggulan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan oleh
penyuluh pada saat penyuluhan.
c.) Dimensi Konatif
Berdasarkan tabel 4.29 dan diagram 4.27 dibawah mengenai
jawaban responden tentang “Petani bersedia untuk melaksanakan
teknologi pertanian PTT padi sawah” menunjukkan bahwa dari 96
responden, terdapat 30 orang (31,3%) petani yang menjawab sangat
setuju, 64 orang (66,7%) petani yang menjawab setuju, 1 orang (1%)
117
11
7
petani yang menjawab kurang setuju, serta 1 orang (1%) petani yang
menjawab tidak setuju.
Tabel 4.29
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q23) “Petani bersedia
untuk melaksanakan teknologi pertanian PTT padi sawah”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Kurang Setuju 1 1,0 1,0 2,1
Setuju 64 66,7 66,7 68,8
Sangat Setuju 30 31,3 31,3 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.27
Hasil Jawaban Responden (Q23)
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa petani bersedia untuk melaksanakan teknologi
pertanian PTT padi sawah. Sebanyak 30 orang (31,3%) petani yang
menjawab sangat setuju dan 64 orang (66,7%) petani yang menjawab
setuju. Hal tersebut menunjukkan bahwa mayoritas petani bersedia
untuk melaksanakan teknologi pertanian PTT padi sawah yang
disampaikan oleh penyuluh.
1% 1%
67%
31% Tidak Steuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
118
11
8
Tabel 4.30
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q24) “Petani cenderung
mendukung teknologi pertanian PTT padi sawah yang diinformasikan
oleh penyuluh”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Kurang Setuju 3 3,1 3,1 4,2
Setuju 72 75,0 75,0 79,2
Sangat Setuju 20 20,8 20,8 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.28
Hasil Jawaban Responden (24)
Berdasarkan tabel 4.30 dan diagram 4.28 diatas mengenai
jawaban responden tentang “Petani cenderung mendukung teknologi
pertanian PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh”
menunjukkan bahwa dari 96 responden, terdapat 20 orang (20,8%)
petani yang menjawab sangat setuju, 72 orang (75%) petani yang
menjawab setuju, 3 orang (3,1%) petani yang menjawab kurang setuju,
1 orang (1%) petani yang menjawab tidak setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa petani cenderung mendukung teknologi pertanian
1% 3%
75%
21% Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
119
11
9
PTT padi sawah yang diinformasikan oleh penyuluh. Sebanyak 20
orang (20,8%) petani yang menjawab sangat setuju dan 72 orang
(75%) petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan
mayoritas petani menjawab bahwa petani cenderung mendukung
teknologi pertanian PTT padi sawah yang diinformasikan oleh
penyuluh.
Tabel 4.31
Hasil jawaban responden pada pernyataan (Q25) “Petani membuat
keputusan untuk melaksanakan teknologi PTT padi sawah yang
diinformasikan penyuluh”
Frequency Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,1 2,1 2,1
Kurang Setuju 1 1,0 1,0 3,1
Setuju 75 78,1 78,1 81,3
Sangat Setuju 18 18,8 18,8 100,0
Total 96 100,0 100,0
Diagram 4.29
Hasil Jawaban Responden (Q25)
Berdasarkan tabel 4.31 dan diagram 4.29 diatas mengenai
jawaban responden tentang “Petani membuat keputusan untuk
melaksanakan teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan
2% 1%
78%
19% Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
120
12
0
penyuluh” menunjukkan bahwa dari 96 responden, terdapat 18 orang
(18,8%) petani yang menjawab sangat setuju, 75 orang (78,1%) petani
yang menjawab setuju, 1 orang (1%) petani yang menjawab kurang
setuju, serta 2 orang (2,1%) petani yang menjawab tidak setuju.
Dari hasil data tersebut, dapat dilihat jawaban petani terhadap
pernyataan bahwa petani membuat keputusan untuk melaksanakan
teknologi PTT padi sawah yang diinformasikan penyuluh sebanyak 18
orang (18,8%) petani yang menjawab sangat setuju, 75 orang (78,1%)
petani yang menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan mayoritas
petani membuat keputusan untuk melaksanakan teknologi PTT padi
sawah yang diinformasikan penyuluh.
Berdasarkan hasil jawaban responden dari setiap pernyataan,
yang memiliki nilai jumlah jawaban yang tertinggi yang menunjukkan
kredibilitas penyuluh pertanian (X) terdapat pada pernyataan nomor
10. “Penyuluh mampu berbaur dengan petani sehingga terciptanya
keakraban pada saat penyuluhan” yang menunjukkan bahwa dari 96
responden terdapat 45 orang (46,9%) petani menjawab sangat setuju,
49 orang (51%) petani yang menjawab setuju serta 2 orang (2,1%)
menjawab kurang setuju. Hal tersebut menunjukan bahwa penyuluh
memiliki pribadi yang hangat dan bersahabat. Mayoritas petani
merasakan keakraban pada saat penyuluhan ketika penyuluh mampu
berbaur dengan petani.
121
12
1
Sedangkan hasil jawaban responden yang memiliki nilai jumlah
jawaban tertinggi pada yang menunjukkan sikap petani (Y) terdapat
pada pernyataan nomor 16. “Informasi yang disampaikan penyuluh
membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah” yang
menunjukkan bahwa dari 96 responden terdapat 36 orang (37,5%)
petani yang menjawab sangat setuju dan 57 orang (59,4%) petani yang
menjawab setuju. Hal tersebut menunjukkan mayoritas petani
menjawab bahwa informasi yang disampaikan oleh penyuluh
membuat petani mengetahui apa itu teknologi PTT padi sawah.
4.2.3 Analisis Deskriptif
Setelah mendeskripsikan masing-masing butir pertanyaan disetiap
variabel (X) dan variabel (Y), maka peneliti mengukur berapa besar
presentase di masing-masing variabel, hasilnya yaitu sebagai berikut:
1.) Analisis Deskriptif sub variabel kompetensi (X1)
P = : ∑
x 100 %
=
= 86,1 %
Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel Kompetensi
(X1) menghasilkan presentase sebesar 86.1%. Berdasarkan pada tabel
3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut
122
12
2
termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai
penyuluh memiliki kompetensi yang sangat baik.
2.) Analisis Deskriptif sub variabel karakter (X2)
P = : ∑
x 100 %
=
= 85.7%
Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel karakter
(X2) menghasilkan presentase sebesar 85.7%. Berdasarkan pada table
3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut
termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya petani menilai
penyuluh memiliki karakter yang sangat baik.
3.) Analisis Deskriptif sub variabel tujuan (X3)
P = : ∑
x 100 %
=
= 85.2%
Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel tujuan (X3)
menghasilkan presentase sebesar 85.2%. Berdasarkan pada tabel 3.9
tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut
termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai
penyuluh memiliki tujuan yang sangat baik.
123
12
3
4.) Analisis Deskriptif sub variabel kepribadian (X4)
P = : ∑
x 100 %
=
= 85.7%
Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel kepribadian
(X4) menghasilkan presentase sebesar 85.7%. Berdasarkan pada tabel
3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut
termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai
penyuluh memiliki kepribadian yang sangat baik.
5.) Analisis Deskriptif sub variabel dinamika (X5)
P = : ∑
x 100 %
=
= 86%
Perhitungan di atas menunjukan bahwa sub variabel dinamika
(X5) menghasilkan presentase sebesar 86%. Berdasarkan pada tabel
3.9 tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut
termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai
penyuluh memiliki dinamika yang sangat baik.
6.) Analisis Deskriptif variabel sikap petani (Y)
P = : ∑
x 100 %
124
12
4
=
= 84.7%
Perhitungan di atas menunjukan bahwa variabel sikap petani (Y)
menghasilkan presentase sebesar 84.7%. Berdasarkan pada table 3.9
tentang Kriteria Analisis Deskriptif Presentase, angka tersebut
termasuk dalam kriteria yang sangat baik. Artinya, petani menilai
penyuluh memiliki dinamika yang sangat baik.
4.2.4 Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berasal
dari populasi yang berdistribusi normal atau berada dalam sebaran normal.
Penulis menggunakan uji Kolomogorof-Smirnov dengan bantuan software
SPSS Versi 21, untuk menyatakan apakah data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal atau tidak dapat dilakukan dengan membandingkan
koefisien AsympSig. Atau P-value dengan 0,05 (taraf signifikan). Apabila
P-value lebih besar dari 0,05 (taraf signifikansi) yang berarti tidak
signifikan, maka memiliki makna bahwa data berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Sebaliknya apabila P-value lebih kecil dari 0,05 yang
berarti signifikan, maka bahwa data berasal dari populasi yang berdistribusi
tidak normal. Adapun hasil uji normalitas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
125
12
5
1.) Sub Variabel X1 (Kompetensi Penyuluh pertanian) terhadap
Variabel Y (Sikap Petani)
Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan
fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan
distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data
distribusi normal pada Sub variabel X1 (Kompetensi Penyuluh
pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel
Kolgomorov-Smirnov dibawah ini:
Tabel 4.32 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X1 terhadap Y
Unstandardized
Residual
Standardized
Residual
N 96 96
Normal
Parametersa,b
Mean 0E-7 0E-7
Std.
Deviation 2,82184536 ,99472292
Most Extreme
Differences
Absolute ,103 ,103
Positive ,095 ,095
Negative -,103 -,103
Kolmogorov-Smirnov Z 1,006 1,006
Asymp. Sig. (2-tailed) ,263 ,263
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Diagram 4.30
Grafik normalitas X1 terhadap Y
126
12
6
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.32 dan grafik pada
diagram 4.30 menunjukkan data normal yang ditunjukkan pada tabel
4.32 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,263 > 0,05 yang
berarti bahwa data sampel dari sub variabel X1 (Kompetensi penyuluh
pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik
parametrik.
2.) Sub variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian) terhadap
Variabel Y (Sikap Petani)
Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan
fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan
distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data
distribusi normal pada sub variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian)
terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel
Kolgomorov-Smirnov dibawah ini:
Tabel 4.33
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X2 terhadap Y
Unstandardized
Residual
Standardized
Residual
N 96 96
Normal
Parametersa,b
Mean 0E-7 0E-7
Std.
Deviation 2,78180522 ,99472292
Most Extreme
Differences
Absolute ,108 ,108
Positive ,088 ,088
Negative -,108 -,108
Kolmogorov-Smirnov Z 1,061 1,061
Asymp. Sig. (2-tailed) ,210 ,210
127
12
7
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.33 diatas dan grafik pada
diagram 4.31 dibawah ini menunjukkan data normal yang ditunjukkan
pada tabel 4.33 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,210
> 0,05 yang berarti bahwa data sampel dari sub variabel X2 (Karakter
penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari
populasi yang berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik
parametrik.
Diagram 4.31
Grafik Normalitas X2 terhadap Y
3.) Sub Variabel X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian) terhadap Variabel
Y (Sikap Petani)
Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan
fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan
distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data
128
12
8
distribusi normal pada sub variabel X3 (Tujuan Penyuluh pertanian)
terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel
Kolgomorov-Smirnov dibawah ini:
Tabel 4.34
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X3 terhadap Y
Unstandardi
zed Residual
Standardized
Residual
N 96 96
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 0E-7
Std. Deviation 2,62505357 ,99472292
Most Extreme
Differences
Absolute ,136 ,136
Positive ,094 ,094
Negative -,136 -,136
Kolmogorov-Smirnov Z 1,331 1,331
Asymp. Sig. (2-tailed) ,058 ,058
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Diagram 4.32
Grafik Normalitas X3 terhadap Y
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.34 dan grafik pada
diagram 4.32 menunjukkan data normal yang ditunjukkan pada tabel
129
12
9
4.34 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,058 > 0,05 yang
berarti bahwa data sampel dari sub variabel X3 (Tujuan penyuluh
pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik
parametrik.
4.) Sub Variabel X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian) terhadap
Variabel Y (Sikap Petani)
Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan
fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan
distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data
distribusi normal pada sub variabel X4 (Kepribadian Penyuluh
pertanian) terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel
Kolgomorov-Smirnov dibawah ini:
Tabel 4.35
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X4 terhadap Y
Unstandardized
Residual
Standardized
Residual
N 96 96
Normal Parametersa,b
Mean 0E-7 0E-7
Std. Deviation 2,65902614 ,99472292
Most Extreme
Differences
Absolute ,126 ,126
Positive ,107 ,107
Negative -,126 -,126
Kolmogorov-Smirnov Z 1,230 1,230
Asymp. Sig. (2-tailed) ,097 ,097
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
130
13
0
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.35 diatas dan grafik pada
diagram 4.33 dibawah ini menunjukkan data normal yang ditunjukkan
pada tabel 4.35 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,097
> 0,05 yang berarti bahwa data sampel dari sub variabel X4
(Kepribadian penyuluh pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani)
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan dihitung
menggunakan statistik parametrik.
Diagram 4.33
Grafik Normalitas X4 terhadap Y
5.) Sub Variabel X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) terhadap
Variabel Y (Sikap Petani)
Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan
fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan
distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data
distribusi normal pada sub variabel X5 (Dinamika Penyuluh pertanian)
131
13
1
terhadap variabel Y (Sikap Petani) dapat dilihat pada tabel
Kolgomorov-Smirnov dibawah ini:
Tabel 4.36 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X5 terhadap Y
Unstandardized
Residual
Standardized
Residual
N 96 96
Normal
Parametersa,b
Mean 0E-7 0E-7
Std. Deviation 2,23271078 ,99472292
Most Extreme
Differences
Absolute ,134 ,134
Positive ,114 ,114
Negative -,134 -,134
Kolmogorov-Smirnov Z 1,312 1,312
Asymp. Sig. (2-tailed) ,064 ,064
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Diagram 4.34
Grafik Normalitas X5 terhadap Y
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.36 dan grafik pada
diagram 4.34 menunjukkan data normal yang ditunjukkan pada tabel
4.36 di kolom AsympSig. atau P-value > 0,05, yaitu 0,064 > 0,05 yang
132
13
2
berarti bahwa data sampel dari sub variabel X5 (Dinamika penyuluh
pertanian) terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi
yang berdistribusi normal dan dihitung menggunakan statistik
parametrik.
6.) Variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian) terhadap variabel Y
(Sikap Petani)
Analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov membandingkan
fungsi distribusi kumulatif pengamatan suatu variabel dengan
distribusi tertentu secara teoritis. Adapun hasil pengujian data
distribusi normal pada variabel X (Kredibilitas Penyuluh pertanian)
yang terdiri dari 5 sub variabel terhadap variabel Y (Sikap Petani)
dapat dilihat pada tabel Kolgomorov-Smirnov dibawah ini:
Tabel 4.37
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test X terhadap Y
Unstandardized
Residual
Standardized
Residual
N 96 96
Normal
Parametersa,b
Mean ,0000000 ,0000000
Std.
Deviation
2,10669036 ,97332853
Most Extreme
Differences
Absolute ,116 ,116
Positive ,116 ,116
Negative -,107 -,107
Kolmogorov-Smirnov Z 1,133 1,133
Asymp. Sig. (2-tailed) ,153 ,153
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
133
13
3
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.37 diatas dan diagram
4.35 dibawah ini menunjukkan bahwa AsympSig. atau P-value > 0,05,
yaitu 0,153 > 0,05 yang berarti bahwa data sampel dari variabel X
(Kredibilitas penyuluh pertanian) yang terdiri dari 5 sub variabel
terhadap variabel Y (Sikap petani) berasal dari populasi yang
berdistribusi normal.
Diagram 4.35
Grafik X terhadap Y
4.2.5 Hasil Uji Koefisien Korelasi
Pada pembahasan ini, pengujian koefisien korelasi adalah untuk
melihat ada tidaknya hubungan antara sub variabel X1 (Kompetensi
Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y (Sikap Petani), sub variabel X2
(Karakter Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y (Sikap Petani), sub
variabel X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y (Sikap Petani),
sub variabel X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y (Sikap
134
13
4
Petani), sub variabel X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian) dengan variabel Y
(Sikap Petani), serta hubungan dari kelima sub variabel tersebut yang
merupakan variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian dengan variabel Y
(Sikap Petani).
1.) Uji Korelasi sub variabel X1 (Kompetensi Penyuluh pertanian)
dengan Variabel Y (Sikap Petani)
Berdasarkan tabel 4.38 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai
korelasi Product Moment antar sub variabel X1 (Kompetensi Penyuluh
Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,323.
Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman
interpretasi koefisien korelasi, didapatkan bahwa nilai koefisien
korelasi atas hubungan antara sub variabel X1 dengan variabel Y
memiliki hubungan yang rendah atau lemah karena nilainya berkisar
antara 0,20 – 0,399.
Tabel 4.38
Korelasi X1 dengan Y
X1 Y
X1
Pearson Correlation 1 ,323**
Sig. (2-tailed) ,001
N 96 96
Y
Pearson Correlation ,323**
1
Sig. (2-tailed) ,001
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
135
13
5
2.) Uji Korelasi sub variabel X2 (Karakter Penyuluh Pertanian)
dengan Y (Sikap Petani)
Berdasarkan tabel 4.39 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai
korelasi Product Moment antar sub variabel X2 (Karakter Penyuluh
Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,360.
Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman
interpretasi koefisien korelasi didapatkan bahwa nilai koefisien
korelasi atas hubungan antara sub variabel X2 dengan variabel Y
memiliki hubungan yang rendah atau lemah karena nilainya berkisar
antara 0,20 – 0,399.
Tabel 4.39
Korelasi X2 dengan Y
X2 Y
X2
Pearson Correlation 1 ,360**
Sig. (2-tailed) ,000
N 96 96
Y
Pearson Correlation ,360**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
3.) Uji korelasi sub variabel X3 (Tujuan Penyuluh Pertanian) dengan
Y (Sikap Petani)
Berdasarkan tabel 4.40 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai
korelasi Product Moment antar sub variabel X3 (Tujuan Penyuluh
Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,474.
136
13
6
Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman
interpretasi koefisien korelasi didapatkan bahwa nilai koefisien
korelasi atas hubungan antara sub variabel X3 dengan variabel Y
memiliki hubungan yang sedang atau cukup karena nilainya berkisar
antara 0,40 – 0,599.
Tabel 4.40
Korelasi X3 dengan Y
X3 Y
X3
Pearson Correlation 1 ,474**
Sig. (2-tailed) ,000
N 96 96
Y
Pearson Correlation ,474**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
4.) Uji Korelasi variabel X4 (Kepribadian Penyuluh Pertanian)
dengan Y (Sikap Petani)
Berdasarkan tabel 4.41 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai
korelasi Product Moment antar sub variabel X4 (Kepribadian Penyuluh
Pertanian) dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,452.
Hal tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman
interpretasi koefisien korelasi didapatkan bahwa nilai koefisien
korelasi atas hubungan antara sub variabel X4 dengan variabel Y
memiliki hubungan yang sedang atau cukup karena nilainya berkisar
antara 0,40 – 0,599.
137
13
7
Tabel 4.41
Korelasi X4 dengan Y
X4 Y
X4
Pearson Correlation 1 ,452**
Sig. (2-tailed) ,000
N 96 96
Y
Pearson Correlation ,452**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
5.) Uji Korelasi sub variabel X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian)
dengan Y (Sikap Petani)
Tabel 4.42
Korelasi X5 dengan Y
X5 Y
X5
Pearson Correlation 1 ,663**
Sig. (2-tailed) ,000
N 96 96
Y
Pearson Correlation ,663**
1
Sig. (2-tailed) ,000
N 96 96
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-
tailed).
Berdasarkan tabel 4.42 diatas, dapat dilihat bahwa nilai korelasi
Product Moment antar sub variabel X5 (Dinamika Penyuluh Pertanian)
dengan Y (Sikap Petani) menunjukkan angka sebesar 0,663. Hal
tersebut berarti, berdasarkan tabel 3.9 mengenai pedoman interpretasi
koefisien korelasi didapatkan bahwa nilai koefisien korelasi atas
hubungan antara sub variabel X5 dengan variabel Y memiliki
138
13
8
hubungan yang tinggi atau kuat karena nilainya berkisar antara 0,60 –
0,799.
6.) Uji Korelasi Ganda
Berdasarkan tabel 4.43 dibawah ini, dapat dilihat bahwa nilai R
antar variabel X (Kredibilitas Penyuluh Pertanian) yang terdiri dari
sub variabel X1, X2, X3, X4, X5 dengan variabel Y (Sikap Petani)
menunjukkan angka sebesar 0,708. Hal tersebut berarti, berdasarkan
tabel 3.8 mengenai pedoman interpretasi koefisien korelasi didapatkan
bahwa nilai koefisien korelasi atas hubungan antara variabel X yang
terdiri dari sub variabel X1, X2, X3, X4, X5 dengan variabel Y memiliki
hubungan yang tinggi atau kuat karena nilainya berkisar antara 0,60 –
0,799.
Tabel 4.43
Korelasi Ganda
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,708a ,501 ,473 2,164
a. Predictors: (Constant), X5, X1, X3, X2, X5
4.2.6 Hasil Uji Regresi
Penulis menggunakan SPSS 21 sebagai alat untuk mempermudah
perhitungan, dan hasilnya sebagai berikut:
139
13
9
1.) Regresi Linier Sederhana sub variabel X1 terhadap Y
Tabel 4.44
Regresi Linier Sederhana Sub Variabel X1 terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 30,889 3,485 8,864 ,000
Kompetensi ,889 ,269 ,323 3,307 ,001
a. Dependent Variable: Y
Diagram 4.36
Grafik Regresi X1 terhadap Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana
yang diperoleh sebagai berikut:
Y = a + bX Y = 30,889 + 0,889 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
a.) Nilai konstanta (a) sebesar 30,889 yang artinya bila penyuluh
tidak memiliki kompetensi (X1 = 0), maka sikap petani bernilai
30,889.
140
14
0
b.) Nilai koefisien regresi sub variabel kompetensi (X1) memiliki
nilai positif yaitu sebesar 0,889 , yang artinya semakin baik
kompetensi penyuluh pertanian maka akan semakin positif dan
baik pula Sikap petani.
c.) Setiap penambahan nilai kompetensi sebanyak 1% maka akan
menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 0,889.
d.) Diagram 4.36 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang
berarti positif yaitu ketika nilai X1 (Kompetensi) naik, maka akan
diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani).
Dari tabel 4.44 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub
variabel Kompetensi mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau
sebesar 0,001. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima.
Artinya terdapat pengaruh antara Kompetensi Penyuluh (X1) terhadap
Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y).
2.) Regresi Linier Sederhana X2 terhadap Y
Tabel 4.45
Regresi Linier Sederhana sub variabel X2 terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 27,925 3,875 7,207 ,000
Karakter ,843 ,225 ,360 3,739 ,000
a. Dependent Variable: Y
141
14
1
Diagram 4.37
Grafik Regresi X2 terhadap Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana
yang diperoleh sebagai berikut :
Y = a + bX Y = 27,925 + 0,843 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
a. Nilai konstanta (a) sebesar 27,925 yang artinya bila penyuluh tidak
memiliki karakter (X2 = 0), maka sikap petani bernilai 27,925.
b.) Nilai koefisien regresi sub variabel karakter (X2) memiliki nilai positif
yaitu sebesar 0,843 , yang artinya semakin baik karakter penyuluh
pertanian maka akan semakin positif dan baik pula Sikap petani
c.) Setiap penambahan nilai karakter sebanyak 1% maka akan
menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 0,843.
142
14
2
d.) Diagram 4.37 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang
berarti positif yaitu ketika nilai X2 (Karakter Penyuluh) naik, maka
akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani).
Dari tabel 4.45 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub
variabel Sikap mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar
0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini
artinya terdapat pengaruh antara Karakter Penyuluh (X2) terhadap
Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y).
3.) Regresi Linier X3 terhadap Y
Tabel 4.46
Regresi Linier Sederhana sub variabel X3 terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 28,338 2,702 10,488 ,000
Tujuan 1,647 ,316 ,474 5,221 ,000
a. Dependent Variable: Y
Diagram 4.38
Grafik Regresi X3 terhadap Y
143
14
3
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana
yang diperoleh sebagai berikut:
Y = a + bX Y = 28,338 + 1,647 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa:
a.) nilai konstanta (a) sebesar 28,338 yang artinya bila Penyuluh
tidak memiliki Tujuan (X3 = 0), maka Sikap petani bernilai
28,338.
b.) Nilai koefisien regresi sub variabel Tujuan (X3) memiliki nilai
positif yaitu sebesar 1,647 yang artinya semakin baik tujuan
penyuluh pertanian maka akan semakin positif dan baik pula
Sikap petani
c.) Setiap penambahan nilai tujuan sebanyak 1% maka akan
menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 1,647.
d.) Diagram 4.38 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang
berarti positif yaitu ketika nilai X3 (Tujuan Penyuluh) naik, maka
akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani).
Dari tabel 4.46 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub
variabel Sikap mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau sebesar
0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima. Ini
artinya terdapat pengaruh antara Tujan Penyuluh (X3) terhadap Sikap
Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y).
144
14
4
4.) Regresi Linier Sederhana X4 terhadap Y
Tabel 4.47
Regresi Linier Sederhana sub variabel X4 terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardize
d Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 27,833 2,970 9,372 ,000
Kepribadian 1,130 ,230 ,452 4,918 ,000
a. Dependent Variable: Y
Diagram 4.39
Grafik Regresi X4 terhadap Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana
yang diperoleh sebagai berikut:
Y = a + bX Y = 27,883 + 1,130 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
a.) nilai konstanta (a) sebesar 27,883 yang artinya bila Penyuluh
tidak memiliki Kepribadiam (X4 = 0), maka Sikap petani
memiliki bernilai 27,883.
145
14
5
b.) Nilai koefisien regresi sub variabel Kepribadian (X4) memiliki
nilai positif yaitu sebesar 1,130 , yang artinya semakin baik
kepribadian penyuluh pertanian maka akan semakin positif dan
baik pula Sikap petani.
c.) Setiap penambahan nilai kepribadian sebanyak 1% maka akan
menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 1,130.
d.) Diagram 4.39 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang
berarti positif yaitu ketika nilai X4 (Kepribadian Penyuluh) naik,
maka akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani).
Dari tabel 4.47 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub
variabel Kepribadian mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau
sebesar 0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima.
Ini artinya terdapat pengaruh antara Kepribadian Penyuluh (X4)
terhadap Sikap Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y).
5.) Regresi Linier Sederhana X5 terhadap Y
Tabel 4.48
Regresi Linier Sederhana sub variabel X5 terhadap Y
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 21,228 2,475 8,576 ,000
X5 1,639 ,191 ,663 8,581 ,000
a. Dependent Variable: Y
146
14
6
Diagram 4.40
Grafik Regresi X5 terhadap Y
Dari tabel di atas dapat diketahui persamaan regresi sederhana
yang diperoleh sebagai berikut :
Y = a + bX Y = 21,228 + 1,639 X
Pada persamaan tersebut dapat dijelaskan bahwa :
a.) nilai konstanta (a) sebesar 21,228 yang artinya bila Penyuluh tidak
memiliki Dinamika (X5 = 0), maka Sikap petani bernilai 21,228.
b.) Nilai koefisien regresi sub variabel Dinamika (X5) memiliki nilai
positif yaitu sebesar 1,639 , yang artinya semakin baik dinamika
penyuluh pertanian maka akan semakin positif dan baik pula Sikap
petani
c.) Setiap penambahan nilai dinamika sebanyak 1% maka akan
menyebabkan penambahan sikap petani sebesar 1,639.
147
14
7
d.) Diagram 4.40 menunjukan garis lurus diagonal naik ke atas yang
berarti positif yaitu ketika nilai X5 (Dinamika Penyuluh) naik, maka
akan diikuti oleh kenaikan nilai variabel Y (Sikap Petani).
Dari tabel 4.48 tersebut terlihat bahwa pada kolom sig. sub
variabel Kepribadian mempunyai nilai signifikan di bawah 0,05 atau
sebesar 0,000. Maka dalam penelitian ini H0 ditolak dan Ha diterima.
Ini artinya terdapat pengaruh antara Dinamika (X5) terhadap Sikap
Petani pada teknologi PTT padi sawah (Y).
6.) Regresi Linier Berganda (Kompetensi, Karakter, Tujuan,
Kepribadian, Dinamika) terhadap Y (Sikap Petani)
Tabel 4.49
Regresi Linier Berganda (X1, X2, X3, X4, X5, terhadap Y)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 13.232 3.687 3.589 .001
X1 .209 .238 .076 .879 .382
X2 .139 .208 .059 .669 .505
X3 .657 .301 .189 2.183 .032
X4 .211 .228 .084 .926 .357
X5 1.220 .232 .493 5.251 .000
a. Dependent Variable: Y
Analisis Regresi Linear berganda digunakan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
148
14
8
dependen. Secara umum rumus persamaan regresi linear berganda
yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
Keterangan:
Y = variabel dependen (sikap petani pada teknologi PTT padi
sawah)
X1, = variabel independen 1 (kompetensi penyuluh pertanian)
X2 = variabel independen 2 (karakter penyuluh pertanian)
X3 = variabel independen 3 (tujuan penyuluh pertanian)
X4 = variabel independen 4 (kepribadian penyuluh pertanian)
X5 = variabel independen 5 (dinamika penyuluh pertanian)
Berdasarkan tabel 4.45 di atas mengenai hasil regresi linear
berganda dengan program SPSS 21, maka persamaan regresi linear
berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y= 13,232 + 0,076 + 0,059 0,189 0,084 0.493
a.) Nilai konstanta a sebesar 13,232 bermakna bahwa jika skor variabel
X (X1, X2, X3, X4, X5) dianggap 0, maka skor sikap petani adalah
sebesar 13,232.
b.) Nilai koefisien regresi variabel Kompetensi (X1) bernilai positif
sebesar 0,076, Karakter (X2) sebesar 0,059, Tujuan (X3) sebesar
0,189, Kepribadian (X4) sebesar 0,084, Dinamika (X5) sebesar
149
14
9
0,493, artinya jika masing-masing variabel X mengalami
peningkatan sebesar 1% maka akan menyebabkan peningkatan nilai
Sikap petani sebesar 0,076, 0,059, 0,189, 0,084 dan 0,493 satuan,
demikian pula sebaliknya. Nilai koefisien tersebut menunjukan
bahwa nilai Kompetensi, Karakter, Tujuan, Kepribadian, dan
Dinamika Penyuluh Pertanian berpengaruh positif terhadap Sikap
Petani. Hal ini menggambarkan ketika nilai Kompetensi, Karakter,
Tujuan, Kepribadian, dan Dinamika Penyuluh Pertanian naik, maka
sikap petani akan naik atau semakin positif.
c.) Koefisien standar (Standardized coefficients) pada tabel di atas,
digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas, yaitu:
Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan (X3), Kepribadian (X4),
Dinamika (X5), terhadap Sikap Petani (Y). Dari kelima variabel
tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa besarnya koefisien a
adalah 13,232 Kompetensi (X1) sebesar 0,076, Karakter (X2) sebesar
0,059, Tujuan (X3) sebesar 0,189, Kepribadian (X4) sebesar 0,084,
Dinamika (X5) sebesar 0,493. Hal tersebut menunjukkan bahwa
dinamika ternyata memiliki pengaruh yang paling besar atau
dominan terhadap sikap petani daripada kompetensi, karakter,
tujuan, dan kepribadian.
150
15
0
4.2.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi
1.) Koefisien Determinasi X1 (Kompetensi Penyuluh) terhadap Y
(Sikap Petani)
Tabel 4.50
R Square X1 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .323a .104 .095 2.837
a. Predictors: (Constant), Kompetensi
Untuk menghitung besarnya pengaruh Kompetensi terhadap
Sikap Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang
dikuadratkan) pada tabel 4.46. Atau juga bisa dihitung secara manual
dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien
determinasi sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,3232 x 100%
KD = 0,104 x 100%
KD = 10,4 %
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Kompetensi
terhadap Sikap Petani sebesar 10.4% sementara sisanya sebesar 89.6%
(100% - 10.4%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian
ini.
151
15
1
2.) Koefisien Determinasi X2 (Karakter Penyuluh) terhadap Y (Sikap
Petani)
Tabel 4.51
R Square X2 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .360a .129 .120 2.797
a. Predictors: (Constant), Karakter
Untuk menghitung besarnya pengaruh Karakter terhadap Sikap
Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang
dikuadratkan) pada tabel 4.47. Atau juga bisa dihitung secara manual
dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien
determinasi sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,3602 x 100%
KD = 0,129 x 100%
KD = 12,9 %
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Karakter
terhadap Sikap Petani sebesar 12,9 % sementara sisanya sebesar
87,1% (100% - 12,9%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar
penelitian ini.
152
15
2
3.) Koefisien Determinasi X3 (Tujuan Penyuluh) terhadap Y (Sikap
Petani)
Tabel 4.52
R Square X3 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .474a .225 .217 2.639
a. Predictors: (Constant), Tujuan
Untuk menghitung besarnya pengaruh Tujuan terhadap Sikap
Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang
dikuadratkan) pada tabel 4.48. Atau juga bisa dihitung secara manual
dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien
determinasi sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,4742 x 100%
KD = 0,225 x 100%
KD = 22,5 %
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Tujuan
terhadap Sikap Petani sebesar 22,5 % sementara sisanya sebesar
77,5% (100% - 22,5%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar
penelitian ini.
153
15
3
4.) Koefisien Determinasi X4 (Kepribadian Penyuluh) terhadap Y
(Sikap Petani)
Tabel 4.53
R Square X4 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .452a .205 .196 2.673
a. Predictors: (Constant), Kepribadian
Untuk menghitung besarnya pengaruh Kepribadian terhadap
Sikap Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang
dikuadratkan) pada tabel 4.49. Atau juga bisa dihitung secara manual
dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien
determinasi sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,4522 x 100%
KD = 0,205 x 100%
KD = 20,5%
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Kepribadian
terhadap Sikap Petani sebesar 20,5 % sementara sisanya sebesar
79,5% (100% - 20,5%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar
penelitian ini.
154
15
4
5.) Koefisien Determinasi X5 (Dinamika Penyuluh) terhadap Y (Sikap
Petani)
Tabel 4.54
R Square X5 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .663a .439 .433 2.245
a. Predictors: (Constant), Dinamika
Untuk menghitung besarnya pengaruh Dinamika terhadap Sikap
Petani, kita menggunakan angka R Square (angka korelasi yang
dikuadratkan) pada tabel 4.50. Atau juga bisa dihitung secara manual
dengan melihat angka R dan menggunakan rumus koefisien
determinasi sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
KD = 0,6632 x 100%
KD = 0,439 x 100%
KD = 43,9%
Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh positif dari Dinamika
terhadap Sikap Petani sebesar 43,9 % sementara sisanya sebesar
56,1% (100% - 43,9%) merupakan pengaruh dari faktor lain diluar
penelitian ini.
155
15
5
6.) Koefisien Determinasi X1, X2, X3, X4, X5 (Kompetensi, Karakter,
Tujuan, Kepribadian, Dinamika) Penyuluh Pertanian terhadap Y
(Sikap Petani)
Tabel 4.55
R Square X1, X2, X3, X4, X5 terhadap Y
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .708a .501 .473 2.164
a. Predictors: (Constant), X5, X1, X3, X2, X4
Penelitian ini menggunakan rumus Koefisien Determinasi (KD)
untuk mencari besarnya peranan Kompetensi (X1), Karakter (X2),
Tujuan (X3), Kepribadian (X4), Dinamika (X5) Penyuluh Pertanian
terhadap Sikap Petani (Y). Nilai koefisien determinasi dapat dilihat
pada tabel model summary, besarnya R Square atau juga dengan
melihat angka R adalah 0,708. Maka perhitungannya adalah:
KD = r2 x 100%
KD = 0,7082
X 100%
KD = 0,501 X 100%
KD = 50,1 %
Hal ini berarti ada sebesar 50,1 % variasi Sikap petani yang baik
dan positif (Y) yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel
independen penelitian yaitu Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan
156
15
6
(X3), Kepribadian (X4), Dinamika (X5). Sementara sisanya 49,9%
(100% - 50,1% ) dijelaskan oleh sebab dan faktor lain diluar variabel
yang peneliti bahas dalam penelitian ini.
4.2.8 Hasil Uji Hipotesis
4.2.8.1 Hasil Uji t
1.) Uji Hipotesis H01 (X1 terhadap Y)
Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan
dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan
tabel diatas, nilai thitung 3,307 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980,
maka H01 ditolak dan Ha1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh Kompetensi terhadap Sikap Petani.
Tabel 4.56
Uji Hipotesis H01
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 30,889 3,485 8,864 ,000
Kompetensi ,889 ,269 ,323 3,307 ,001
a. Dependent Variable: Y
2.) Uji Hipotesis H02 (X2 terhadap Y)
Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan
dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan
tabel diatas, nilai thitung 3.739 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980,
157
15
7
maka H02 ditolak dan Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh sikap terhadap Sikap Petani.
Tabel 4.57
Uji Hipotesis H02
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 27,925 3,875 7,207 ,000
Sikap ,843 ,225 ,360 3,739 ,000
a. Dependent Variable: Y
3.) Uji Hipotesis H03 (X3 terhadap Y)
Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan
dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan
tabel diatas, nilai thitung 5,221 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980,
maka H03 ditolak dan Ha3 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh tujuan terhadap Sikap Petani.
Tabel 4.58
Uji Hipotesis H03
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 28,338 2,702 10,488 ,000
Tujuan 1,647 ,316 ,474 5,221 ,000
a. Dependent Variable: Y
158
15
8
4.) Uji Hipotesis H04 (X4 terhadap Y)
Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan
dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan
tabel diatas, nilai thitung 4,918 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980,
maka H04 ditolak dan Ha4 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh kepribadian terhadap Sikap Petani.
Tabel 4.59
Uji Hipotesis H04
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 27,833 2,970 9,372 ,000
Kepribadian 1,130 ,230 ,452 4,918 ,000
a. Dependent Variable: Y
5.) Uji Hipotesis H05 (X5 terhadap Y)
Untuk Derajat kesalahan 5% atau 0,05 dan derajat keabsahan
dk=n-2 (96-2=94), maka diperoleh ttabel sebesar 1,980. Berdasarkan
tabel diatas, nilai thitung 8,581 lebih besar dari ttabel sebesar 1,980,
maka H05 ditolak dan Ha5 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh dinamika terhadap Sikap Petani.
159
15
9
Tabel 4.60
Uji Hipotesis H05
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1 (Constant) 21,228 2,475 8,576 ,000
Dinamika 1,639 ,191 ,663 8,581 ,000
a. Dependent Variable: Y
4.2.8.2 Hasil Uji F
Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali 2006:84). Hasil
perhitungan menggunakan SPSS 21 menghasilkan:
1.) Uji F X1 (Kompetensi Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani)
Tabel 4.61
Uji F X1 terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 88.033 1 88.033 10.939 .001b
Residual 756.467 94 8.048
Total 844.500 95
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X1
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.61
di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 0,939 dengan tingkat
signifikansi 0,001. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan:
df1 = k – 1 6 - 1 = 5
160
16
0
df2 = n – k 96 - 6 = 90
Ftabel dk 5% 2,33
Dimana: k = Jumlah variabel bebas + terikat
n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 <
0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (10,939 > 2.33) maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen Kompetensi (X1)
mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H01 ditolak
sementara Ha1 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh antara Kompetensi (X1) terhadap Sikap Petani (Y).
2.) Uji F X2 (Karakter Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani)
Tabel 4.62
Uji F X2 terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 109.348 1 109.348 13.982 .000b
Residual 735.152 94 7.821
Total 844.500 95
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.62
di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 13,982 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan:
df1 = k – 1 6 - 1 = 5
df2 = n – k 96 - 6 = 90
161
16
1
Ftabel dk 5% 2,33
Dimana: k = Jumlah variabel bebas + terikat
n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 <
0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (13,982 > 2.33) maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen Karakter Penyuluh (X2)
mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H02 ditolak
sementara Ha2 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh antara Karakter Penyuluh (X2) terhadap Sikap Petani (Y).
3.) Uji F X3 (Tujuan Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani)
Tabel 4.63
Uji F X3 terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 189.864 1 189.864 27.263 .000b
Residual 654.636 94 6.964
Total 844.500 95
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.63
di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 27,263 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan:
df1 = k – 1 6 - 1 = 5
df2 = n – k 96 - 6 = 90
Ftabel dk 5% 2,33
162
16
2
Dimana: k = Jumlah variabel bebas + terikat
n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 <
0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (27,263 > 2.33) maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen Tujuan (X3) mempengaruhi
variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H03 ditolak sementara Ha3
diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara
Tujuan Penyuluh (X3) terhadap Sikap Petani (Y).
4.) Uji F X4 (Kepribadian Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani)
Tabel 4.64
Uji F X4 terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 172.810 1 172.810 24.184 .000b
Residual 671.690 94 7.146
Total 844.500 95
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X4
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.64
di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 24,184 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan:
df1 = k – 1 6 - 1 = 5
df2 = n – k 96 - 6 = 90
Ftabel dk 5% 2,33
Dimana: k = Jumlah variabel bebas + terikat
163
16
3
n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 <
0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (24,184 > 2.33) maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen Kepribadian Penyuluh (X4)
mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H04 ditolak
sementara Ha4 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh antara Kepribadian Penyuluh (X4) terhadap Sikap Petani
(Y).
5.) Uji F X5 (Dinamika Penyuluh) terhadap Y (Sikap Petani)
Tabel 4.65
Uji F X5 terhadap Y
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 370.925 1 370.925 73.625 .000b
Residual 473.575 94 5.038
Total 844.500 95
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X5
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.60
di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 73,625 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan:
df1 = k – 1 6 - 1 = 5
df2 = n – k 96 - 6 = 90
Ftabel dk 5% 2,33
Dimana: k = Jumlah variabel bebas + terikat
164
16
4
n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 <
0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (73,625 > 2.33) maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen Dinamika Penyuluh (X5)
mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y). Ini berarti bahwa H05 ditolak
sementara Ha5 diterima. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh antara Dinamika Penyuluh (X5) terhadap Sikap Petani (Y).
6.) Uji F Berganda X1, X2, X3, X4, X5 (Kompetensi, Karakter,
Tujuan, Kepribadian, Dinamika) Penyuluh Pertanian
terhadap Y (Sikap Petani)
Tabel 4.66
ANOVAa
Model Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
1
Regression 422.876 5 84.575 18.053 .000b
Residual 421.624 90 4.685
Total 844.500 95
a. Dependent Variable: Sikap_Petani
b. Predictors: (Constant), Dinamika, Kompetensi, Tujuan,
Karakter, Kepribadian
Berdasarkan uji ANOVA atau F test yang tertera pada tabel 4.61
di atas, maka diperoleh Fhitung sebesar 18,053 dengan tingkat
signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel didapat dari perhitungan:
df1 = k – 1 6 - 1 = 5
df2 = n – k 96 - 6 = 90
Ftabel dk 5% 2,33
165
16
5
Dimana: k = Jumlah variabel bebas + terikat
n = Jumlah responden
Oleh karena probabilitas jauh lebih kecil daripada 0,05 (0,000 <
0,005) dan Fhitung lebih besar dari Ftabel (18,053 > 2.33) maka dapat
dinyatakan bahwa variabel independen meliputi Kompetensi (X1),
Karakter (X2), Tujuan (X3), Kepribadian (X4) dan Dinamika (X5)
secara simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel Sikap
Petani (Y). Ini berarti bahwa H06 ditolak sementara Ha6 diterima.
Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh antara variabel
independen meliputi Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan (X3),
Kepribadian (X4) dan Dinamika (X5) Penyuluh Pertanian secara
simultan atau bersama-sama mempengaruhi variabel Sikap Petani (Y)
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Sebagai penunjang pembangunan pertanian, tidak terlepas dari kemampuan
petani dalam menerapkan teknologi pertanian. Teknologi pertanian yang
digunakan dalam menunjang program peningkatan produksi beras nasional adalah
teknologi PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) Padi Sawah. PTT padi sawah
merupakan sebuah inovasi untuk menunjang peningkatan produksi padi. Penulis
memilih lokasi penelitian Di Kabupaten Serang tepatnya di Kecamatan Ciruas
yang merupakan wilayah sentra padi dengan lahan sawah seluas 2.346 hektar. Hal
tersebut berpotensi besar dalam menghasilkan beras untuk mendukung program
peningkatan produksi beras nasional.
166
16
6
Sebuah program pertanian dapat berjalan melalui seorang penyuluh untuk
mengkomunikasikan program. Salah satunya adalah menginformasikan teknologi
pertanian sebagai salah satu penunjang program pemerintah. Penyebaran
informasi teknologi pertanian yang dilakukan oleh penyuluh di Kecamatan Ciruas
berlangsung melalui saluran komunikasi antar pribadi, karena dianggap lebih
efektif dalam tahap persuasi untuk membujuk individu menerima ide-ide baru.
Salah satu faktor penentu keberhasilan dalam komunikasi antar pribadi dari sudut
komunikator adalah kredibilitas. Menurut teori kredibilitas sumber yang
dikemukakan oleh Hovland, Janis dan Kelley dalam bukunya yang berjudul
Communication and Persuasion yang menyatakan bahwa seseorang
dimungkinkan lebih mudah dipersuasi jika sumber-sumber persuasinya cukup
kredibel. Sumber yang memiliki kredibilitas tinggi lebih banyak menghasilkan
perubahan sikap dibandingkan dengan sumber yang memiliki kredibilitas rendah.
Kredibilitas seorang komunikator dapat bersumber dari kompetensi
(competence), sikap (character), tujuan (intention), kepribadian (personality) dan
dinamika (dynamics). Variabel-variabel tersebut lah yang kemudian dijadikan
ukuran dalam penelitian ini. Penulis ingin mengetahui seberapa besar variabel-
variabel tersebut berpengaruh terhadap sikap petani pada teknologi pertanian yang
disampaikan oleh penyuluh sebagai penunjang program produksi beras nasional.
Dalam penelitian ini, dapat digambarkan bahwa sikap petani pada teknologi
PTT padi sawah adalah positif. Dibuktikan dengan jawaban responden pada
kuesioner yang sebagian besar menjawab setuju dan sangat setuju. Selanjutnya,
167
16
7
menurut hasil penelitian berdasarkan uji validitas dan reabilitas variabel
Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan (X3), Kepribadian (X4) dan Dinamika
(X5), serta variabel Sikap Petani (Y) telah memenuhi standar validitas dan
reabilitas karena rhitung > rtabel.
4.3.1 Kompetensi Penyuluh Pertanian (X1) terhadap Sikap Petani (Y).
Berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif data variabel
kompetensi (X1) yang menghasilkan nilai persentase sebesar 86,1%. Hal tersebut
menunjukkan bahwa penyuluh pertanian dapat dikatakan memiliki kompetensi
yang sangat baik, dilihat dari penguasaan materi yang dibahas mengenai
informasi teknologi PTT padi sawah, keahlian penyuluh dalam
mengkomunikasikan informasi teknologi PTT padi sawah sehingga mudah
dipahami oleh petani. Penyuluh juga dinilai sebagai orang yang berpengalaman.
Menurut Hovland, peranan kredibilitas dalam proses penerimaan pesan dengan
mengemukakan para ahli akan lebih persuasif dibandingkan dengan yang bukan
ahli.
Kompetensi penyuluh pertanian juga dapat dilihat dari penguasaan penyuluh
pada masalah yang dibahasnya. Dari hasil perhitungan dan pengujian hipotesis
penelitian yang telah dilakukan, dapat dijelaskan bahwa kompetensi penyuluh
pertanian memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap sikap petani pada
teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Ciruas sebesar 0,323 yang bernilai
rendah atau lemah. Juga memiliki pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi
168
16
8
PTT padi sawah sebesar 10,4% sementara sisanya sebesar 89.6% merupakan
pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk
hipotesis 1 bahwa “terdapat pengaruh antara kompetensi penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah”.
4.3.2 Karakter Penyuluh Pertanian (X2) terhadap Sikap Petani (Y).
Selanjutnya berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif
data variabel Karakter (X2) yang menghasilkan nilai persentase sebesar 85,7%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluh pertanian dapat dikatakan memiliki
sikap atau karakter yang sangat baik, dilihat dari kejujuran penyuluh sehingga
membuat petani percaya, kesopanan penyuluh dalam bertutur kata, serta penyuluh
memiliki akhlak yang baik.
Karakter seorang komunikator merupakan salah satu sumber kredibilitas
dari seorang penyuluh pertanian agar petani dapat menilai apakah penyuluh
pertanian memiliki akhlak yang baik dan maksud yang baik dalam menyampaikan
informasi Teknologi PTT Padi Sawah sehingga berpengaruh terhadap sikap
petani. Dari hasil perhitungan dan pengujian hipotesis penelitian yang telah
dilakukan, dapat dijelaskan bahwa sikap atau karakter penyuluh pertanian
memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap sikap petani pada teknologi
PTT padi sawah sebesar 0,360 yang bernilai rendah atau lemah. Juga memiliki
pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 12,9%
sementara sisanya sebesar 87,1% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar
penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk hipotesis 2 bahwa “terdapat
169
16
9
pengaruh antara sikap atau karakter penyuluh pertanian terhadap sikap petani
pada teknologi PTT padi sawah”.
4.3.3 Tujuan Penyuluh Pertanian (X3) terhadap Sikap Petani (Y).
Selanjutnya berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif
data variabel Tujuan (X3) yang menghasilkan nilai persentase sebesar 85,2%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa penyuluh pertanian memiliki tujuan yang sangat
baik, dilihat dari kemampuan penyuluh membuktikan bahwa teknologi PTT padi
sawah yang disampaikan tersebut menguntungkan serta kemampuan penyuluh
membuat petani termotivasi.
Tujuan merupakan suatu motif yang mendorong seseorang dalam
menyampaikan pesannya. Seorang komunikator harus yakin apa yang menjadi
tujuan dalam menyampaikan pesannya. Penyuluh pertanian harus yakin bahwa
informasi teknologi PTT Padi Sawah yang disampaikan tersebut berguna bagi
petani di Kecamatan Ciruas. Tujuan penyuluhan sendiri bertujuan untuk
mempersuasi sikap petani dalam penerapan teknologi pertanian yang disuluhkan.
Dari hasil perhitungan dan pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan, dapat
dijelaskan bahwa tujuan penyuluh pertanian memiliki hubungan signifikan dan
positif terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah, sebesar 0,474 yang
sedang atau cukup. Juga memiliki pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi
PTT padi sawah sebesar 22,5% sementara sisanya sebesar 77,5% merupakan
pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk
170
17
0
hipotesis 3 bahwa “terdapat pengaruh antara tujuan penyuluh pertanian terhadap
sikap petani pada teknologi PTT padi sawah”.
4.3.4 Kepribadian Penyuluh Pertanian (X4) terhadap Sikap Petani (Y).
Selanjutnya berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif
data variabel Kepribadian (X4) yang menghasilkan nilai persentase sebesar
85,7%. Hal tersebut menunjukkan bahwa penyuluh pertanian kepribadian yang
sangat baik, dilihat dari kemampuan penyuluh berbaur dengan petani pada saat
penyuluhan, keterbukaan penyuluh dalam menerima kritik dan saran serta
kemampuan penyuluh menciptakan suasana dialogis pada saat penyuluhan.
Kepribadian seorang komunikator ditunjukkan dari pribadi si pembicara
yang hangat dan bersahabat serta memiliki sifat-sifat yang menyenangan dan
memiliki keterbukaan. Penyuluh pertanian yang memiliki sifat terbuka, dapat
menimbulkan ketenangan dan kesenangan pada diri petani. Sehingga petani tidak
ragu dalam mendengarkan informasi teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan penyuluh pertanian di Kecamatan Ciruas. Dari hasil perhitungan dan
pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa
kepribadian penyuluh pertanian memiliki hubungan signifikan dan positif
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 0,452 yang bernilai
sedang atau cukup. Juga memiliki pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi
PTT padi sawah sebesar 20,5% sementara sisanya sebesar 79,5% merupakan
pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk
171
17
1
hipotesis 4 bahwa “terdapat pengaruh antara kepribadian penyuluh pertanian
terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi sawah”.
4.3.5 Dinamika Penyuluh Pertanian (X5) terhadap Sikap Petani (Y).
Selanjutnya berdasarkan perhitungan yang tertera pada analisis deskriptif
data variabel Dinamika (X5) yang menghasilkan nilai persentase sebesar 86%. Hal
tersebut menunjukkan bahwa penyuluh pertanian memiliki dinamika yang sangat
baik, dilihat dari jiwa semangat penyuluh dalam menyampaikan penyuluhan,
kemampuan penyuluh membuat petani antusias terhadap materi yang
disampaikan, serta ketangguhan penyuluh dalam menyampaikan materi.
Dinamika mengacu pada penampilan seorang komunikator yang
bersemangat dalam menyampaikan pesan. Dinamika juga menunjukkan apakah
hal yang disampaikan tersebut menarik atau tidak. Seorang penyuluh pertanian
yang bersemangat dalam penyampaian informasi teknologi PTT padi sawah
cenderung terlihat lebih kredibel daripada penyuluh pertanian yang pasif. Apabila
penyuluh terlihat kredibel, maka akan berpengaruh terhadap sikap petani yang
tertarik pada informasi yang disampaikan oleh penyuluh. Dari hasil perhitungan
dan pengujian hipotesis penelitian yang dilakukan, dapat dijelaskan bahwa
dinamika penyuluh pertanian memiliki hubungan signifikan dan positif terhadap
sikap petani pada teknologi PTT padi sawah sebesar 0,663 yang bernilai tinggi
atau kuat. Juga memiliki pengaruh terhadap sikap petani pada teknologi PTT padi
sawah sebesar 43,9% sementara sisanya sebesar 56,1% merupakan pengaruh dari
faktor lain diluar penelitian ini. Sehingga dapat dibuktikan untuk hipotesis 5
172
17
2
bahwa “terdapat pengaruh antara dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap
petani pada teknologi PTT padi sawah”.
4.3.6 Kredibilitas (Kompetensi (X1), Karakter (X2), Tujuan (X3),
Kepribadian (X4) dan Dinamika (X5)) Penyuluh Pertanian terhadap
Sikap Petani (Y).
Kredibilitas penyuluh pertanian bersumber dari yang pertama yaitu
kompetensi penyuluh terhadap masalah yang dibahas dalam penyuluhan yaitu
teknologi pertanian PTT padi sawah. Yang kedua, karakter penyuluh dapat dilihat
apakah penyuluh memiliki sikap yang toleran dalam sebuah prinsip. Yang ketiga,
tujuan yang jelas dalam menyampaikan informasi berupa teknologi PTT padi
sawah menentukan kredibilitas si penyuluh sendiri karena petani dapat menilai
apakah tujuan dari penyuluhan itu sendiri baik atau tidak. Yang keempat,
kepribadian penyuluh dapat dilihat apakah penyuluh pertanian tersebut memiliki
pribadi yang hangat dan bersahabat. Dan yang kelima, dinamika menunjukan
apakah informasi berupa teknologi PTT padi sawah yang disampaikan oleh
penyuluh tersebut menarik atau bahkan sebaliknya justru membosankan.
Dari hasil perhitungan Regresi Linear Berganda dengan software SPSS
(Statistical Product and Service Solutions) Versi 21 maka persamaan regresi
linear berganda dalam penelitian adalah sebagai berikut Y= 13,232 + 0,076 +
0,059 0,189 0,084 0.493 . Dimana Y adalah Sikap Petani Pada
Teknologi PTT Padi Sawah, X1 adalah Kompetensi, X2 adalah Karakter, X3 adalah
173
17
3
Tujuan, X4 adalah Kepribadian dan X5 adalah Dinamika. Model tersebut dapat
diartikan bahwa setiap terjadi kenaikan nilai pada masing-masing sub variabel X
maka akan diikuti kenaikan nilai Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah
(Y) yang semakin positif. Berdasarkan garis regresi, maka dapat dilihat bahwa
dari 5 variabel independen yang digunakan dalam penelitian yang memiliki
pengaruh lebih besar dalam mempengaruhi Sikap Petani Pada Teknologi PTT
Padi Sawah adalah X5 yaitu Dinamika dengan nilai sebesar 0.493.
Dinamika penyuluh pertanian dapat dilihat dari penampilan penyuluh
pertanian dalam menyampaikan teknologi pengelolaan tanaman terpadu (PTT)
padi sawah. Penyuluh terlihat bersemangat pada saat melakukan penyuluhan
sehingga tidak membosankan. Dapat juga dilihat dari nilai koefisien determinasi
bahwa dinamika memiliki pengaruh yang cukup sebesar 43,9 % terhadap sikap
petani jika dibandingkan yang variabel kompetensi, karakter, tujuan serta
kepribadian.
Hasil perhitungan uji t, menunjukkan bahwa kelima variabel independen
mempunyai signifikansi yang kurang dari 0,05. Begitu pula thitung masing- masing
variabel yang nilainya lebih dari 1,980, yaitu Kompetensi dengan 3,307, Karakter
dengan 3.739, Tujuan dengan 5,221, Kepribadian dengan 4,918 dan Dinamika
dengan 8,581. Angka tersebut menerangkan bahwa kompetensi, karakter, tujuan,
kepribadian dan dinamika, masing-masing memiliki pengaruh yang nyata
terhadap sikap petani pada penerapan teknologi pengelolaan tanaman terpadu
(PTT) padi sawah. Dari variabel-variabel independen penelitian ini, pengaruh
174
17
4
yang paling dominan terhadap sikap petani terlihat pada nilai yang paling besar
yaitu Dinamika. Ini berarti variabel X5 yaitu Dinamika yang paling berpengaruh
terhadap Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah di Kecamatan Ciruas.
Dari hasil perhitungan uji F, memperlihatkan bahwa variabel independen
yang digunakan dalam penelitian, meliputi Kompetensi, Karakter, Tujuan,
Kepribadian dan Dinamika Penyuluh Pertanian layak untuk menguji Sikap petani
pada teknologi PTT padi sawah. Hal tersebut ditunjukkan dari uji F pada variabel
Kompetensi penyuluh pertanian terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar
10,939, uji F pada variabel Karakter penyuluh pertanian terhadap Sikap petani
yang diperoleh sebesar 13,982, uji F pada variabel Tujuan penyuluh pertanian
terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar 27,263, uji F pada variabel
Kepribadian penyuluh pertanian terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar
24,184, uji F pada variabel Dinamika penyuluh pertanian terhadap Sikap petani
yang diperoleh sebesar 73,625 serta uji F secara simultan pada variabel
Kompetensi, Karakter, Tujuan, Kepribadian, serta Dinamika penyuluh pertanian
terhadap Sikap petani yang diperoleh sebesar 18,053. Keenamnya lebih besar dari
Ftabel dan tingkat signifikansi yang kurang dari 0,05.
Hal tersebut menguatkan uji t bahwa dari keenam hipotesis nol pada
penelitian ditolak, karena pada masing-masing variabel X memiliki pengaruh
terhadap variabel Y, baik dihitung sendiri-sendiri maupun secara simultan. Juga
berdasarkan hasil koefisien determinasi, disimpulkan bahwa jika variabel (X1)
Kompetensi, (X2) Karakter, (X3) Tujuan, (X4) Kepribadian dan (X5) Dinamika
175
17
5
Penyuluh Pertanian disatukan maka akan mempengaruhi variabel Y atau Sikap
Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah yang lebih kuat sebesar 50,1%
dibandingkan jika dihitung secara terpisah. Merujuk pada teori yang digunakan
yang apabila komunikator dengan kredibilitasnya yang tinggi maka akan
berpengaruh besar terhadap opini dari petani sehingga dapat lebih banyak
menghasilkan perubahan sikap yang meliputi kognitif, afektif dan konatif pada
teknologi PTT padi sawah.
176
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan pada
bab-bab sebelumnya mengenai “Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian
Terhadap Sikap Petani Pada Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi
Sawah”, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengaruh kompetensi penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada
teknologi PTT padi sawah sebesar 10,4 % yang artinya sangat rendah,
sementara sisanya sebesar 89.6% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar
penelitian ini.
2. Pengaruh karakter penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi
PTT padi sawah sebesar 12,9 % yang artinya sangat rendah, sementara
sisanya sebesar 87,1% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian
ini.
3. Pengaruh tujuan penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi PTT
padi sawah. sebesar 22,5 % yang artinya rendah, sementara sisanya sebesar
77,5% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
4. Pengaruh kepribadian penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada
teknologi PTT padi sawah sebesar 20,5 % yang artinya rendah, sementara
sisanya sebesar 79,5% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian
ini.
177
17
7
5. Pengaruh dinamika penyuluh pertanian terhadap sikap petani pada teknologi
PTT padi sawah sebesar 43,9 % yang artinya sedang, sementara sisanya
sebesar 56,1% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar penelitian ini.
6. Pengaruh Kredibilitas yang meliputi Kompetensi, Karakter, Tujuan,
Kepribadian serta Dinamika Penyuluh Pertanian terhadap sikap petani pada
teknologi PTT padi sawah sebesar 50,1% yang artinya sedang, sementara
sisanya 49,9% dijelaskan oleh sebab dan faktor lain diluar variabel yang
peneliti bahas dalam penelitian ini.
5.2 Saran
Dalam sebuah penelitian, seorang peneliti setidaknya mendapatkan sesuatu
yang bermanfaat dan berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, instansi,
atau lembaga serta berbagai pihak yang terkait dalam penelitian ini. Adapun saran
yang penulis berikan setelah meneliti masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Hasil penelitian dapat menjadi masukan untuk mengevaluasi kegiatan
penyuluhan pertanian terkait kredibilitas penyuluh sebagai komunikator
demi mempengaruhi sikap petani terhadap teknologi pertanian guna
mendukung dan menunjang program produksi beras nasional yang
dicanangkan oleh pemerintah. Sehingga teknologi pertanian penunjang
program tersebut dapat mempengaruhi sikap petani dari tahap pengetahuan
hingga pemberian keputusan untuk melaksanakan teknologi pertanian yang
disampaikan oleh penyuluh.
178
17
8
2. Dengan latar belakang pendidikan petani yang rendah, penyuluh pertanian
diharapkan mampu mengkomunikasikan dengan baik serta memberikan
contoh atau bukti bahwa informasi yang disampaikan tersebut
menguntungkan bagi petani sehingga petani mampu memahami dan
mempercayai bahwa informasi yang disampaikan petani tersebut
menguntungkan bagi petani sekaligus mendukung program peningkatan
produksi beras nasional.
3. Selanjutnya penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan dalam penelitian
bidang ilmu komunikasi umumnya dan bagi Penyuluh Pertanian khususnya.
179
17
9
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Wahyu. 2010. Panduan SPSS 17.0 : Untuk Mengolah Penelitian Kuantitatif .
Jogjakarta: Gerai Ilmu
Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu
Azwar, Dr. Syaifudin. 2011. Sikap manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Belajar
Bungin, Burhan. 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Cangara, Hafied. 2002. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Effendy, Onong U. 2008. Dinamika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya
________________. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya.
Ghalia Indonesia
Hovland, Janis & Kelley. 2007. Communication and Persuasion. London: Yale
University Press.
Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo
PB, Triton. 2006. SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik.Yogyakarta: Andi
Prasetyo, Bambang, Miftahul Jannah. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan.
Aplikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta: Bandung
Rohim, Syaiful. 2009. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam dan Aplikasi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ruben, Brent D, Lea P. Stewart. 2013. Komunikasi dan Perilaku Manusia (Edisi
Kelima). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Ruslan, Rosady. 2008. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
180
18
0
Sanusi, Anwar. 2003. Metodologi Penelitian Praktis untuk Ilmu Sosial dan Ekonomi.
Jakarta: Buntaran
Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan & Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Sihabudin, Ahmad. Rahmi Winangsih. 2012. Komunikasi Antarmanusia. Serang:
Pustaka Getok Tular
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung:
Alfabeta
________. 2003. Metode Penelitian Administrasi dilengkapi dengan Metode R&D.
Bandung: Alfabeta
_________. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sunyoto, Danang. 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Yogyakarta: Med Press
Supratiknya, A. 2003. Komunikasi Antar Pribadi: Tinjauan Psikologis. Yogyakarta:
Kanisius
Tan, Alexis S.. 1981. Mass Communication Theories in Research. USA: Grid
Publishing.inc
U, Samsudin. 1982. Dasar-Dasar Penyuluhan dan Modernisasi Pertanian. Bandung:
Angkasa Offset
Unaradjan, Dominikus Dolet. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Universitas Atma Jaya
Van Den Ban, A.W. dan H.S. Hawkins. 1999. Penyuluhan Pertanian. Yogyakarta: PT
Kanisius
Venus, Antar. 2004. Manajemen Kampanye: Panduan Teoritis dan Praktis dalam
Mengefektifkan kampanye Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media
Wiryanto. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo
Widyanto, Mikha Agus. 2013. Statistika Terapan. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo
WEBSITE
Dewi, Taufik. artikel Kredibilitas dalam Komunikasi.
https://rumakom.wordpress.com/2008/05/08/kredibilitas-dalam-komunikasi/
(Diakses tanggal 17 Juli 2016)
181
18
1
Diah Ayu Ningtias, Persepsi Pemuda Terhadap Pertanian,
https://diahayuningtyas.wordpress.com/2009/05/23/persepsi-pemuda-
terhadap-pertanian/ (Diakses tanggal 9 Januari 2017)
Yudi Soetardjo, artikel Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah,
https://sekarmadjapahit.wordpress.com/2012/04/29/ptt-padi-sawah/ (Diakses
tanggal 13 Mei 2016).
182
LAMPIRAN
183
LAMPIRAN 1
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN DAN PENGISIAN
KUESIONER
Foto 1
Gambar diatas memperlihatkan seorang petani desa Pamong sedang mengisi
kuesioner yang diberikan oleh penulis. 17/10/2016
Foto 2
Gambar diatas memperlihatkan penulis sedang memberi arahan kepada salah seorang
petani untuk mengisi kuesioner yang diberikan. 20/10/2016
184
18
4
Foto 3
Gambar diatas memperlihatkan para petani sedang mengisi kuesioner yang diberikan
penulis. 20/10/2016
Foto 4
Gambar diatas memperlihatkan penulis sedang mendampingi petani dalam pengisian
kuesioner. 21/10/2016
185
18
5
Foto 5
Gambar diatas memperlihatkan petani sedang memperhatikan arahan dari penyuluh.
22/10/2016
Foto 6
Penulis berfoto bersama petani wilayah binaan Singamerta. 22/10/2016
186
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN
“Pengaruh Kredibilitas Penyuluh Pertanian Terhadap Sikap Petani Pada
Teknologi PTT Padi Sawah”
1. Identitas Responden :
Berilah garis bawah pada jawaban yang dianggap sesuai dengan keadaan :
1 Nama
2 Jenis Kelamin (P) / (L)
3 Umur (17 – 27) / (28-38) / (39-49) / (50-60) / (61-71)
4 Status Menikah/belum menikah
5 Pendidikan 1. SD
2. SMP
3. SMA
2. Daftar pertanyaan
Berilah tanda silang (x) pada kolom jawaban yang di anggap sesuai dengan
keadaan :
Keterangan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
a. Variabel (x) Kredibilitas Penyuluh Pertanian
Kompetensi
No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Penyuluh tahu banyak mengenai informasi
187
18
7
teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan kepada petani
2 Penyuluh memiliki keahlian dalam
mengkomunikasikan teknologi PTT padi
sawah sehingga mudah dipahami
3 Penyuluh dinilai sebagai orang yang sudah
berpengalaman karena sering memberikan
penyuluhan terutama mengenai informasi
teknologi pertanian.
Karakter
No Pernyataan SS S KS TS STS
4 Penyuluh mampu menunjukkan kejujuran
sehingga membuat petani percaya
5 Penyuluh menggunakan tutur kata yang
sopan dalam menyampaikan materi
penyuluhan
6 Penyuluh memiliki akhlak yang baik
7 Penyuluh mampu menunjukkan keyakinan
terhadap teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan sehingga membuat petani
percaya
Tujuan
No Pernyataan SS S KS TS STS
8 Penyuluh mampu membuktikan bahwa
informasi teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan tersebut menguntungkan bagi
petani
188
18
8
9 Penyuluh memberi keyakinan kepada petani
agar petani termotivasi untuk menerima
teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan
Kepribadian
No Pernyataan SS S KS TS STS
10 Penyuluh mampu berbaur dengan petani
sehingga terciptanya keakraban pada saat
penyuluhan
11 Penyuluh secara terbuka menerima kritik
dan saran yang disampaikan oleh petani
12 Penyuluh mampu menciptakan suasana
dialogis pada saat penyuluhan berlangsung
Dinamika
No Pernyataan SS S KS TS STS
13 Penyuluh menyampaikan informasi
teknologi PTT padi sawah dengan penuh
semangat
14 Penyuluh mampu menciptakan suasana yang
membuat petani antusias terhadap informasi
teknologi PTT padi sawah yang
disampaikan pada saat penyuluhan
15 Penyuluh memiliki ketangguhan dalam
menyampaikan informasi teknologi PTT
padi sawah kepada petani sehingga
penyuluh dinilai pantang menyerah dalam
menyampaikan materi
189
18
9
b. Variabel (y) Sikap Petani Pada Teknologi PTT Padi Sawah
Kognitif
No Pernyataan SS S KS TS STS
16 Informasi yang disampaikan penyuluh
membuat petani mengetahui apa itu
teknologi PTT padi sawah
17 Informasi yang disampaikan penyuluh
membuat petani mengetahui bagaimana
melaksanakan pola tanam sesuai anjuran
18 Informasi yang disampaikan penyuluh
membuat petani memahami cara
melaksanakan pemupukan sesuai anjuran
19 Informasi yang disampaikan penyuluh
membuat petani memahami akan
keuntungan-keuntungan dari teknologi PTT
padi sawah
Afektif
No Pernyataan SS S KS TS STS
20 Petani tertarik terhadap teknologi PTT padi
sawah yang diinformasikan oleh penyuluh
21 Petani dapat menerima teknologi PTT padi
sawah yang diinformasikan oleh penyuluh
22 Petani memiliki keyakinan atas keunggulan
teknologi PTT padi sawah yang
190
19
0
diinformasikan oleh penyuluh
Konatif
No Pernyataan SS S KS TS STS
23 Petani bersedia untuk melaksanakan
teknologi pertanian PTT padi sawah
24 Petani cenderung mendukung teknologi
pertanian PTT padi sawah yang
diinformasikan oleh penyuluh
25 Petani membuat keputusan untuk
melaksanakan teknologi PTT padi sawah
yang diinformasikan penyuluh
DA
TA
JA
WA
BA
N R
ES
PO
ND
EN
VA
RIA
BE
L X
(KR
ED
IBIL
ITA
S P
EN
YU
LU
H P
ER
TA
NIA
N)
No
Q
1
Q2
Q
3
Q4
Q
5
Q6
Q
7
Q8
Q
9
Q1
0
Q1
1
Q1
2
Q1
3
Q1
4
Q1
5
1
5
4
5
5
5
4
5
4
4
5
4
5
5
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
5
4
3
4
5
4
5
5
5
4
4
4
5
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
6
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
7
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
5
5
4
8
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
9
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
10
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
11
4
4
4
4
5
4
4
5
4
4
4
4
5
5
5
12
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
13
4
4
2
4
4
4
4
4
3
4
4
5
5
4
1
14
5
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
15
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
5
16
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
17
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
5
4
5
18
4
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
4
5
5
5
19
5
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
20
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
21
5
5
4
5
4
4
5
3
3
5
4
4
5
4
5
22
4
5
5
5
4
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
23
4
4
5
4
5
4
3
5
4
5
5
5
5
4
5
192
No
Q
1
Q2
Q
3
Q4
Q
5
Q6
Q
7
Q8
Q
9
Q1
0
Q1
1
Q1
2
Q1
3
Q1
4
Q1
5
24
4
4
4
5
4
4
5
3
5
5
4
4
5
4
5
25
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
26
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
27
5
5
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
5
28
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
29
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
30
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
31
4
4
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
32
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
33
5
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
34
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
35
5
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
2
5
4
4
36
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
37
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
38
4
4
4
5
5
4
5
5
5
5
5
5
4
4
4
39
5
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
40
5
5
4
4
4
4
5
5
5
4
5
5
5
4
4
41
4
5
5
3
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
42
4
5
4
4
5
4
5
5
4
5
4
4
4
5
5
43
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
4
5
5
44
4
4
5
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
45
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
46
5
5
5
5
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
47
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
5
5
5
193
No
Q
1
Q2
Q
3
Q4
Q
5
Q6
Q
7
Q8
Q
9
Q1
0
Q1
1
Q1
2
Q1
3
Q1
4
Q1
5
49
4
4
4
4
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
4
4
51
4
5
5
3
4
4
4
4
5
5
4
5
4
4
5
52
4
4
4
4
5
4
5
4
4
5
4
4
5
5
5
53
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
54
4
5
5
3
4
4
4
4
5
5
4
3
4
4
5
55
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
56
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
57
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
58
5
4
5
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
4
59
5
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
60
5
4
4
4
5
4
4
5
4
5
5
5
4
5
4
61
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
4
4
4
62
4
5
4
5
4
4
5
4
5
4
5
4
5
5
4
63
4
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
4
4
4
4
64
4
4
4
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
4
65
4
5
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
5
66
4
5
5
4
4
4
5
4
4
5
5
5
5
4
4
67
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
5
68
4
5
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
5
4
5
69
4
4
4
5
4
4
5
4
4
5
5
4
4
4
5
70
4
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
5
4
4
71
4
4
4
5
5
4
4
4
4
5
5
4
4
5
4
72
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
73
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
194
No
Q
1
Q2
Q
3
Q4
Q
5
Q6
Q
7
Q8
Q
9
Q1
0
Q1
1
Q1
2
Q1
3
Q1
4
Q1
5
74
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
75
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
76
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
77
5
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
78
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
4
79
4
4
5
4
4
4
4
5
4
5
3
4
4
4
4
80
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
81
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
82
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
83
5
5
4
4
4
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
84
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
85
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
86
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
5
4
5
87
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
88
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
4
4
4
89
5
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
90
4
4
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
5
5
5
91
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
4
92
5
4
4
4
4
5
4
5
5
4
4
4
4
4
4
93
4
4
5
5
4
4
4
5
5
4
4
4
5
4
5
94
5
4
4
5
4
4
4
5
4
5
4
5
5
4
5
95
4
5
5
5
5
5
5
4
4
5
5
5
4
5
4
96
4
5
4
4
4
4
4
5
5
4
4
4
4
4
4
195
DA
TA
JA
WA
BA
N R
ES
PO
ND
EN
VA
RIA
BE
L Y
(SIK
AP
PE
TA
NI)
No
Q
16
Q
17
Q
18
Q
19
Q
20
Q
21
Q
22
Q
23
Q
24
Q
25
1
5
5
4
5
4
5
4
5
4
4
2
5
5
5
5
4
4
4
5
5
4
3
4
4
5
5
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
6
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
7
5
5
4
4
4
4
5
4
4
5
8
5
4
4
5
5
4
4
5
4
4
9
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
10
5
5
4
4
5
4
5
4
4
4
11
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
12
5
5
5
5
5
5
5
4
4
4
13
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
14
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
15
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
16
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
17
4
4
4
4
4
5
4
4
4
4
18
5
4
5
5
4
4
5
5
4
5
19
5
5
4
4
4
4
4
5
4
5
20
4
5
4
4
4
4
5
4
4
4
21
4
5
4
4
4
5
4
5
4
4
22
5
4
4
3
5
5
4
5
4
5
23
5
4
5
4
5
3
3
5
4
5
196
No
Q
16
Q
17
Q
18
Q
19
Q
20
Q
21
Q
22
Q
23
Q
24
Q
25
24
4
5
5
5
5
5
5
4
3
5
25
4
5
4
5
5
4
4
4
5
4
26
4
4
4
4
5
5
4
4
5
5
27
5
4
4
5
5
4
4
4
5
4
28
4
4
4
4
4
3
3
2
2
2
29
3
3
3
3
4
4
4
4
5
5
30
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
31
5
5
4
5
5
4
4
5
4
4
32
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
33
4
4
4
5
4
4
4
4
4
4
34
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
35
5
5
4
5
4
3
5
5
4
5
36
5
4
4
4
5
4
4
5
4
4
37
2
4
3
5
4
4
4
5
4
4
38
4
4
4
4
4
4
5
5
4
5
39
5
4
4
5
5
4
5
4
4
4
40
4
5
5
4
5
5
4
4
4
5
41
4
4
5
4
5
4
3
5
5
4
42
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
43
5
4
4
5
4
4
4
4
4
4
44
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
45
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
46
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
47
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
48
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
197
No
Q
16
Q
17
Q
18
Q
19
Q
20
Q
21
Q
22
Q
23
Q
24
Q
25
49
5
4
4
4
4
4
4
5
3
2
50
4
5
5
5
4
4
4
4
4
4
51
4
4
5
3
5
4
3
5
5
4
52
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
53
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
54
4
4
5
2
5
4
4
5
5
4
55
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
56
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
57
5
5
5
5
5
4
4
4
4
4
58
4
3
4
5
5
5
4
4
4
4
59
5
4
4
4
4
4
5
4
5
4
60
4
4
4
4
4
4
5
4
5
4
61
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
62
5
5
4
4
4
5
5
5
5
5
63
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
64
4
4
4
4
4
4
4
4
5
5
65
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
66
4
4
5
5
4
4
5
4
4
4
67
5
4
5
4
4
5
5
4
4
4
68
4
4
4
5
4
5
4
5
4
4
69
4
5
4
5
4
5
5
5
5
4
70
4
3
5
4
5
3
4
4
5
4
71
4
5
5
4
4
5
5
5
5
4
72
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
73
4
4
5
5
5
4
4
5
4
4
198
No
Q
16
Q
17
Q
18
Q
19
Q
20
Q
21
Q
22
Q
23
Q
24
Q
25
74
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
75
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
76
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
77
4
4
4
4
5
5
5
4
4
4
78
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
79
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
80
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
81
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
82
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
83
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
84
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
85
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
86
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
87
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
88
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
89
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
90
5
5
5
5
5
4
5
5
4
4
91
5
4
4
5
5
4
5
5
4
5
92
5
4
4
4
5
5
5
4
4
4
93
5
4
4
5
4
5
4
4
4
4
94
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
95
5
5
5
5
4
4
4
4
4
4
96
4
4
4
4
4
4
5
5
5
5
199
No
Na
ma
D
esa
Jen
is Kela
min
S
tatu
s Pern
ika
ha
n
Kela
s Um
ur
Pen
did
ika
n
Tera
kh
ir
1
Narim
B
eberan
L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
D
2
Mad
suti
Beb
eran
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
3
Sam
su
Beb
eran
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
4
Mary
un
i B
eberan
P
eremp
uan
M
enik
ah
39
-49
S
D
5
Jarman
B
eberan
L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
D
6
Jasiman
B
eberan
L
aki-lak
i B
elum
Men
ikah
3
9-4
9
SD
7
Marsin
B
eberan
L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
MP
8
Sam
‟un
B
eberan
L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
D
9
Sib
li B
eberan
L
aki-lak
i B
elum
Men
ikah
1
7-2
7
SM
P
10
H
ilman
B
eberan
L
aki-lak
i B
elum
Men
ikah
2
8-3
8
SD
11
Jak
ar S
ingam
erta
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
28
-38
S
D
12
K
asbari
Sin
gam
erta
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
39
-49
S
D
13
M
uk
tar S
ingam
erta
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
28
-38
S
D
14
S
anim
an
Sin
gam
erta
Lak
i-laki
Men
ikah
6
1-7
1
SD
15
Jaen
ud
in
Sin
gam
erta
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SM
P
16
H
. Jahari
Sin
gam
erta
Lak
i-laki
Men
ikah
6
1-7
1
SM
P
17
M
. San
usi
Pu
lo
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
18
M
adarsa
Pu
lo
Lak
i-laki
Men
ikah
6
1-7
1
SM
P
19
A
smari
Pu
lo
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
20
N
anan
g S
ahk
ori
Pu
lo
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
17
-27
S
MA
21
S
akm
ad
Pu
lo
Lak
i-laki
Men
ikah
6
1-7
1
SD
22
S
apiu
din
P
ulo
L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
D
23
S
abit
Pu
lo
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
200
No
Na
ma
D
esa
Jen
is Kela
min
S
tatu
s Pern
ika
ha
n
Kela
s Um
ur
Pen
did
ika
n
Tera
kh
ir
24
S
up
and
i P
ulo
L
aki-lak
i M
enik
ah
61
-71
S
D
25
S
anu
si P
ulo
L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
MA
26
B
adru
din
P
ulo
L
aki-lak
i B
elum
Men
ikah
2
8-3
8
SD
27
Irv
an
Pu
lo
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
17
-27
S
D
28
L
uk
man
P
ulo
L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
D
29
M
ud
ir P
ulo
L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
D
30
T
op
ik
Pu
lo
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
31
A
hm
ad Ik
san
Pu
lo
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
32
M
adnari
Pu
lo
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
33
R
afi P
ulo
L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
D
34
D
adan
g
Pu
lo
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
35
A
fif Efen
di
Pu
lo
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
17
-27
S
MA
36
K
anto
r B
um
i Jaya
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
37
H
. So
hib
B
um
i Jaya
Lak
i-laki
Men
ikah
6
1-7
1
SD
38
H
. So
len
Bu
mi Jay
a
Lak
i-laki
Men
ikah
6
1-7
1
SD
39
K
ow
iud
in
Bu
mi Jay
a
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
40
F
apil B
on
dan
B
um
i Jaya
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
41
R
afiud
in
Bu
mi Jay
a
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
17
-27
S
D
42
R
oh
li P
ang
galan
g
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
17
-27
S
D
43
N
urin
ah
Pan
ggalan
g
Perem
pu
an
Belu
m M
enik
ah
28
-38
S
D
44
H
ifni
Pan
ggalan
g
Lak
i-laki
Men
ikah
2
8-3
8
SM
P
45
S
alami
Pan
ggalan
g
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
17
-27
S
D
46
H
. Hafid
P
ang
galan
g
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
201
No
Na
ma
D
esa
Jen
is Kela
min
S
tatu
s Pern
ika
ha
n
Kela
s Um
ur
Pen
did
ika
n
Tera
kh
ir
47
A
ihsan
P
ang
galan
g
Lak
i-laki
Men
ikah
6
1-7
1
SD
48
R
ifai P
ang
galan
g
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
49
S
urah
man
P
ang
galan
g
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
50
A
bd
ul Q
oh
an
Pan
ggalan
g
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SM
P
51
Jaen
ud
in
Kad
ikaran
L
aki-lak
i B
elum
Men
ikah
2
8-3
8
SD
52
M
adnah
K
adik
aran
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
53
R
oh
ani
Kad
ikaran
L
aki-lak
i B
elum
Men
ikah
3
9-4
9
SM
A
54
F
arid
Kad
ikaran
L
aki-lak
i B
elum
Men
ikah
1
7-2
7
SM
A
55
A
Su
haim
i K
adik
aran
Lak
i-laki
Men
ikah
6
1-7
1
SD
56
Ju
naed
i K
adik
aran
Lak
i-laki
Men
ikah
2
8-3
8
SM
A
57
M
ugn
i K
adik
aran
Lak
i-laki
Men
ikah
1
7-2
7
SD
58
Ju
min
ta K
adik
aran
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
28
-38
S
D
59
A
Rifai
Kad
ikaran
L
aki-lak
i B
elum
Men
ikah
3
9-4
9
SD
60
E
nd
i K
apan
dean
L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
D
61
S
olih
in
Kap
and
ean
Lak
i-laki
Men
ikah
2
8-3
8
SM
A
62
S
anu
si K
apan
dean
L
aki-lak
i M
enik
ah
28
-38
S
MA
63
M
. beji
Kap
and
ean
Lak
i-laki
Men
ikah
1
7-2
7
SM
A
64
D
ayat
Kap
and
ean
Lak
i-laki
Men
ikah
2
8-3
8
SM
P
65
T
op
an M
Ali
Kap
and
ean
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
17
-27
S
MA
66
K
amad
K
apan
dean
L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
D
67
K
anip
an
Ciru
as L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
D
68
K
asbu
lah
Ciru
as L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
D
69
A
li yu
suf
Ciru
as L
aki-lak
i M
enik
ah
28
-38
S
MA
202
No
Na
ma
D
esa
Jen
is Kela
min
S
tatu
s Pern
ika
ha
n
Kela
s Um
ur
Pen
did
ika
n
Tera
kh
ir
70
M
Afifi
Ciru
as L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
MA
71
A
rsud
in
Ciru
as L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
MA
72
S
uk
ari C
iruas
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
73
E
di
Ciru
as L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
D
74
R
ani
Pam
on
g
Perem
pu
an
Men
ikah
3
9-4
9
SD
75
R
iman
P
amo
ng
L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
D
76
D
ali P
amo
ng
L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
D
77
U
jang
P
amo
ng
L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
MA
78
D
ul S
uk
ur
Pam
on
g
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
79
M
adlias
Pam
on
g
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
80
A
nisah
P
amo
ng
P
eremp
uan
M
enik
ah
50
-60
S
D
81
S
aryo
ni
Pam
on
g
Lak
i-laki
Men
ikah
3
9-4
9
SD
82
S
aep
Pam
on
g
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
17
-27
S
MA
83
M
adyan
i P
amo
ng
L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
MP
84
B
uro
him
P
amo
ng
L
aki-lak
i B
elum
Men
ikah
2
8-3
8
SM
P
85
V
eman
C
igelam
L
aki-lak
i M
enik
ah
50
-60
S
D
86
S
ob
irin
Cig
elam
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
28
-38
S
MP
87
D
urjan
ah
Cig
elam
Perem
pu
an
Men
ikah
5
0-6
0
SD
88
R
oh
mat
Cig
elam
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
28
-38
S
MP
89
T
eri C
igelam
P
eremp
uan
M
enik
ah
28
-38
S
MP
90
Ip
ul
Cig
elam
Lak
i-laki
Belu
m M
enik
ah
17
-27
S
D
91
T
iman
C
igelam
L
aki-lak
i M
enik
ah
28
-38
S
MP
92
P
aat Syaifu
l C
igelam
L
aki-lak
i M
enik
ah
39
-49
S
D
203
No
Na
ma
D
esa
Jen
is Kela
min
S
tatu
s Pern
ika
ha
n
Kela
s Um
ur
Pen
did
ika
n
Tera
kh
ir
93
S
amin
ah
Cig
elam
Perem
pu
an
Men
ikah
2
8-3
8
SD
94
S
uk
emi
Cig
elam
Lak
i-laki
Men
ikah
5
0-6
0
SD
95
M
arjanah
C
igelam
P
eremp
uan
M
enik
ah
28
-38
S
D
96
M
asna
Cig
elam
Perem
pu
an
Men
ikah
2
8-3
8
SD
204
LAMPIRAN 5
BUKU BIMBINGAN
205
LAMPIRAN 6
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama : Choirismi Pratami
Tempat, Tanggal Lahir : Rangkasbitung, 21 Maret 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Email : [email protected]
No. Hp : 082124488160
Alamat : Jl. Fatoni no.23B RT04/RW03 Kp. Pamagersari,
Pandeglang- Banten
Riwayat Pendidikan
PERIODE SEKOLAH/UNIVERSITAS JURUSAN
1999 – 2005 SD Negeri 3 Pandeglang -
2005 – 2008 SMP Islam Al-Azhar 11 Serang -
2008 – 2011 SMA Negeri 2 Kota Serang IPS
2011 – 2016 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Ilmu Komunikasi
Pengalaman Organisasi
1.) Gita Bahana Banten
2.) IMIKI (Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Indonesia) UNTIRTA
Pengalaman Kerja
Job Training di Bidang Hubungan Kemasyarakatan dan Protokol Sekretariat Kabinet
Republik Indonesia