31
PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, MANAJEMEN LABA, DAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN M. Haris Raedy Hartas Drs. Sudarno, Msi., Akt., Ph.D. ABSTRACT At this time, the auditor began his responsibilities are required to disclose information that isn’t limited to things that are revealed in the financial statements, but also must disclosure information such as the existence and continuity of the entity. Auditors are expected to not only examine the financial statements or detect fraud, but also able to predict and assess the ability of companies in the hold of his life This research aims to examine the influence of audit quality, financial condition, earning management and corporate governance mechanisms(institusional ownership, managerial ownership,independent commisioner) on acceptance of going-concern audit opinion. The samples of this research are manufacturing company that listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2008-20010. Population of this research is 147 companies. Research sample amounts to 24 companies selected with purpose sampling method, with observation period of 3 years. The method that been used to analyses the correlation between variable are logistic regression method. The results showed that financial condition and institusional ownership are significantly affect the going concern audit opinion. But audit quality,earnings manajemen, mangerial ownership,independent commisioner have no relation with the acceptance of going concern. Keywords: Going concern, audit quality, the financial condition, corporate governance mechanism, institutional ownership, managerial ownership, independent commisioner

PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI

KEUANGAN, MANAJEMEN LABA, DAN

MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE

TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN

M. Haris Raedy Hartas

Drs. Sudarno, Msi., Akt., Ph.D.

ABSTRACT At this time, the auditor began his responsibilities are required to disclose

information that isn’t limited to things that are revealed in the financial

statements, but also must disclosure information such as the existence and

continuity of the entity. Auditors are expected to not only examine the financial

statements or detect fraud, but also able to predict and assess the ability of

companies in the hold of his life

This research aims to examine the influence of audit quality, financial

condition, earning management and corporate governance

mechanisms(institusional ownership, managerial ownership,independent

commisioner) on acceptance of going-concern audit opinion. The samples of this

research are manufacturing company that listed in Indonesia Stock Exchange in

the period 2008-20010. Population of this research is 147 companies. Research

sample amounts to 24 companies selected with purpose sampling method, with

observation period of 3 years. The method that been used to analyses the

correlation between variable are logistic regression method.

The results showed that financial condition and institusional ownership

are significantly affect the going concern audit opinion. But audit quality,earnings

manajemen, mangerial ownership,independent commisioner have no relation

with the acceptance of going concern.

Keywords: Going concern, audit quality, the financial condition, corporate

governance mechanism, institutional ownership, managerial

ownership, independent commisioner

Page 2: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

PENDAHULUAN

Going concern merupakan kelangsungan hidup sebuah entitas bisnis.

Suatu perusahaan diasumsikan tidak bermaksud atau berkeinginan untuk

melikuidasi atau mengurangi secara materiil skala usahanya (Standar Akuntansi

Keuangan, 2009). Sehingga setiap perusahaan tidak hanya bertujuan untuk

menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan untuk

menjaga kelangsungan hidupnya (going concern). Krisis global yang terjadi di

amerika pada tahun 2008 berimbas pada perekonomian dunia. Akibat krisis global

tersebut menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan yang berusaha untuk

menyelamatkan kelangsungan usahanya agar tidak mengalami kebangkrutan.

American Institute of Certified Public Accountants (1988) dalam Januarti (2009)

mensyaratkan bahwa auditor harus mengungkapkan secara eksplisit apakah

perusahaan mampu mempertahankan usahanya sampai setahun setelah pelaporan.

Pada saat auditor menetapkan bahwa ada keraguan yang besar terhadap

auditee untuk melanjutkan usahanya, auditor perlu menyampaikan kondisi

tersebut dalam laporan auditnya (Petronila, 2007). Dengan adanya keraguan

kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya maka

auditor dapat memberikat opini going concern (opini modifikasi) (Januarti, 2009).

Opini yang dikeluarkan oleh auditor harus berisikan informasi yang

menggambarkan bagaimana keadaan yang sebenarnya. Informasi yang ada

haruslah berkualitas, dan biasanya informasi yang berkualitas dikeluarkan oleh

auditor yang berkualitas juga. De Angelo (1981) menyatakan auditor berskala

besar memiliki insentif yang lebih untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi

dibanding auditor berskala kecil. Namun berbeda dengan apa yang dikemukakan

Fanny dan Saputra (2005) menyatakan bahwa besar kecilnya kantor akuntan tidak

mempengaruhi dalam pemberian opini going concern.

Tingkat kesehatan dari sebuah perusahaan mencerminkan kondisi

keuangan dari perusahaan tersebut, semakin sehat kondisi keuangan perusahaan

maka semakin baik pula kondisi keuangan perusahaan. Pada perusahaan yang

sakit banyak ditemukan masalah going concern (Ramadhany, 2004). Mckeown et.

al. (1991) dalam Santosa dan Wedari (2007) menyatakan bahwa semakin kondisi

Page 3: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

perusahaan terganggu atau memburuk maka akan semakin besar kemungkinan

perusahaan menerima opini going concern.

Altman dan McGough (1974) dalam Fanny dan Saputra (2005)

menemukan bahwa tingkat prediksi kebangkrutan dapat diukur menggunakan

suatu model prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk memutuskan

kemampuan perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Setyarno et. al.

(2006) menggunakan berbagai model prediksi kebangkrutan untuk mengukur

kondisi keuangan perusahaan. Penelitian tersebut membuktikan bahwa Altman

Model berpengaruh terhadap penerimaan opini going concern.

Manajemen laba merupakan upaya manajemen untuk mengatur laba demi

untuk kepentingan manajemen yang dilandasi oleh faktor-faktor tertentu.

Aktivitas manajemen laba dapat mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan yang

kemudian dapat mempengaruhi opini auditor yang diterima perusahaan

(Linoputri, 2010). Usaha-usaha yang dilakukan manajemen dalam merekayasa

laporan keuangan sering menggambarkan bahwa perusahaan dalam kondisi tidak

baik sehingga auditor dapat mengeluarkan opini going concern.

Salah satu manfaat dari Good Corporate Governance adalah menjaga

Going Concern perusahaan (“Manfaat Kualitas Laporan Keuangan di dalam

Menunjang Tercapainya Good Governance”). Mekanisme corporate governance

berfungsi untuk memastikan pengelolaan perusahaan berjalan sesuai dengan yang

direncanakan atau arah kebijakan yang ditetapkan.. Elemen-elemen yang terdapat

dalam pengukuran mekanisme corporate governance di penelitian ini adalah

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan komisaris independen.

Menurut Jensen dan Meckling (1976) kepemilikan manajerial dapat

menyelaraskan masalah keagenan yang terjadi antara pemilik saham dengan dan

manajer. Petronila (2007) prosentase kepemilikian anggotan dewan dalam

perusahaan menyebabkan meningkatnya kinerja operasional perusahaan

dikarenakan anggota dewan merasa memiliki perusahaan sehingga berusaha untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui peningkatan pengendalian.

Short dan Keasy (1999), Morek et. al., (1998), Mc Connell dan Servaes

(1990, 1995) serta Kole (1995) dalam Januarti (2009) menyatakan semakin besar

Page 4: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

kepemilikan institusional suatu perusahaan akan meningkatkan efisiensi

pemakaian aktiva perusahaan, dengan demikian diharapkan akan ada monitoring

atas keputusan manajemen.

Komisaris independen merupakan badan yang berfungsi untuk menilai

kinerja perusahaan secara luas dan keseluruhan ( Susiana dan Herawati, 2007).

Penelitian yang dilakukan Petronila (2007) menyatakan keberadaan komisaris

independen mempengaruhiauditor dalam pemberian opini audit going concern

dikarenakan keberadaan komisaris independen dapat menyelaraskan proses

pengambilan keputusan yang terkait dengan perlindungan terhadap pemegang

saham minoritas dan stakeholder.

Penelitian ini mengembangkan penelitian yang dilakukan oleh Setyarno

dkk (2006) . Namun ada beberapa perbedaan, penelitian ini tidak menggunakan

variable opini audit tahun sebelumnya dan juga pertumbuhan perusahaan sebagai

prediktor penerimaan opini audit going concern. Dalam penelitian ini

menambahkan variable manajemen laba karena dengan keadaan setelah krisis

global praktik manajemen laba lebih mungkin terjadi dan mekanisme good

coorporate governance (kepemilikan manajerial, institusional, serta proporsi

komisaris independen ) sebagai variable baru.. Sample data yang digunakan

adalah periode 2008-2010 selain menggunakan data terbaru tahun penelitian juga

dipilih karena pada tahun 2008 telah terjadi krisis global.

TELAAH PUSTAKA

2.1 Teori agensi

Menurut Jensen dan Meckling (1976) teori agensi menjelaskan adanya

hubungan kontrak antara agen (manajemen) dan principal (pemilik). Agen diberi

wewenang oleh pemilik dalam melaksanakan operasional perusahaan, sehingga

agen lebih banyak mempunyai informasi dibandingkan dengan pemilik.

Ketimpangan informasi ini biasa disebut asymetri information. Baik pemilik

maupun manajemen memiliki rasionalisasi ekonomi yang berbeda dan semata-

mata termotivasi oleh kepentingan pribadi masing-masing. Manajemen biasanya

menyembunyikan informasi yang tidak diharapkan oleh pemilik, sehingga

Page 5: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

terdapat kecenderungan dalam memanipulasi laporan keuangan perusahaan.

Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai

mediator pada hubungan antara principal dan agen dalam hal ini adalah akuntan

publik (auditor). Tugas auditor disini adalah menjembatani kepentingan pihak

prinsipal (pemilik) dengan pihak agen (manajemen) dalam mengelola keuangan

perusahaan.

2.2 Opini audit

Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

laporan keuangan perusahaan dan merupakan informasi utama dari laporan audit

tersebut. Auditor sebagai pihak yang independen dalam penilaian laporan

keuangan ditugasi untuk memberikan opini atas laporan keuangan itu sendiri.

Opini yang diberikan merupakan pernyataan kewajaran, dalam semua hal yang

material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas sesuai prinsip akuntansi yang

berlaku umum (SPAP, 2004: 410.2).

2.3 Opini audit Going Concern

Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Ketika

suatu entitas bisnis dinyatakan going concern, artinya entitas tersebut dinyatakan

mampu untuk mempertahankan kelangsungan usahanya dalam jangka waktu yang

panjang tidak mengalami likuidasi dalam waktu yang pendek (setyarno,dkk,.

2006).

Opini going concern dapat diberikan jika seorang auditor melihat terdapat

keragu-raguan yang besar pada sebuah perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan usahanya. Kondisi atau peristiwa yang terjadi dapat dinilai

signifikan jika dilihat bersama-sama bersamaan dengan kondisi dan peristiwa

yang lain. Berikut ini beberapa kondisi yang dapat dijadikan dasar pertimbangan

dalam pemberian opini audit going concern (SPAP seksi 341) trend negatif,

petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, masalah intern, masalah

luar yang telah terjadi.

2.4 Mekanisme Corporate Governance

Corporate governance dapat didefinisikan sebagai mekanisme dan proses

tata kelola perusahaan dimana sebuah perusahaan dijalankan untuk meningkatkan

Page 6: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

efesiensi ekonomis yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen

perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham dan pemangku kepentingan

perusahaan laiannya. Dengan menerapkan corporate governance diharapkan

dapat mengurangi dorongan manajer untuk melakukan tindakan manipulasi data

keuangan, sehingga kinerja yang dilaporkan merefleksikan keadaan ekonomi yang

sebenanrnya dari perusahaan bersangkutan (Jensen, 1993 dalam Ujiyantho dan

Pramuka 2007). Dengan penerapan good corporate governance dapat

meningkatkan kinerja perusahaan sehingga perusahaan terhindar dari masalah

kebangkrutan dan kemungkinan kecil mendapat opini audit going concern.

Corporate governance membutuhkan mekanisme agar corporate governance

dapat berjalan dengan baik sesuai rencana dan mencapai tujuan yang inigin

dicapai.

2.4 Hubungan Kualitas audit dan opini going concern

Kualitas audit merupakan probabilitas seorang auditor dapat menemukan

dan melaporkan penyelewengan dalam sistem akuntansi klien (Christina, 2003).

Pengukuran kualitas audit masih tetap merupakan sesuatu yang tidak jelas, tetapi

pemakai laporan keuangan biasanya mengaitkan dengan reputasi auditor (Teoh

dan Wong, 1993 dalam Januarti, 2009). Crasswell et. al., (1995) dalam Fanny dan

Saputra (2005) menyatakan bahwa klien lebih percaya terhadap auditor yang

berasal dari kantor akuntan publik besar dan memiliki afiliasi dengan kantor

akuntan publik internasional karena memiliki karakteristik yang dapat dikaitkan

dengan kualitas seperti pelatihan, pengakuan internasional, serta adanya peer

preview. Pernyataaan tersebut berarti bahwa perusahaan audit besar memiliki

insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkan masalah going concern klienya.

Dalam penelitian-penelitian sebelumnya telah dilakukan pengujian

bagaimana hubungan antara perilaku auditor dengan pemberian opini audit going

concern. Mutchler et. al., (1997) menemukan bukti univariate bahwa auditor skala

besar (big 6) lebih cenderung untuk mengeluarkan opini audit going concern pada

perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan daripada auditor skala kecil (non-

big 6). Hipotesis yang dirumuskan adalah:

Page 7: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

H1: Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kemungkinan

penerimaan opini audit going concern

2.5 Hubungan Kondisi Keuangan Perusahaan dan Opini Going Concern

Tingkat kesehatan perusahaan dapat dilihat dari kondisi keuangan

perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan menggambarkan keadaan perusahaan

yang sebenarnya. Perusahaan yang mempunyai kondisi keuangan yang baik maka

auditor tidak akan mengeluarkan opini audit going concern (Ramadhany, 2004).

Carcello dan Neal (2000) dalam Setyarno (2006) menyatakan bahwa semakin

buruk kondisi keuangan perusahaan maka semakin besar probabilitas perusahaan

menerima opini going concern. Santosa dan Wedari (2007) yang menemukan

bukti bahwa kondisi perusahaan yang baik atau tidak mengalami kesulitan

keuangan maka kemungkinan kecil akan mendapat opini going concern. Hal ini

menunjukan bahwa perusahaan yang mengalami kebangkrutan atau kondisi

keuangan yang buruk berpeluang untuk menerima opini audit going concern.

Hipotesis yang dirumuskan adalah:

H2: Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern

2.6 Hubungan Manajemen Laba dan Opini Going Concern

Manajemen laba yang dilakukan oleh para menajer pada pencatatan

penyusunan laporan keuangan perusahaan menyebabkan informasi yang

terkandung dalam laporan keuangan tidak akurat dan dan tidak menggambarkan

nilai yang sesungguhnya. Usaha-usaha yang dilakukan manajemen dalam

merekayasa laporan keuangan sering menggambarkan bahwa perusahaan dalam

kondisi tidak baik sehingga auditor dapat mengeluarkan opini going concern.

Kualitas laba mencerminkan kelanjutan laba (suitainable earnings) dimasa

mendatang. Manajemen laba yang dilakukan para manajer berdampak pada

kualitas laba perusahaan, sehingga laba yang ditampilkan dalam laporan keuangan

tidak menggambarkan secara akurat laba dari aktivititas bisnisnya. Dalam kondisi

demikian, maka auditor dapat mengeluarkan opini going concern, dengan dasar

kondisi atau peristiwa lain. Hipotesis yang dirumuskan:

Page 8: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

H3: Manajemen laba berpengaruh positif terhadap kemungkinan

penerimaan opini audit going concernv

2.7 Hubungan Kepemilikan Institusional dan Opini Going Concern

Beiner et. al., (2003) dalam Ujiyanto dan Pramuka (2007) menyatakan

kepemilikan institusional adalah hak suara yang dimiliki oleh

institusi.Kepemilikan instititusional diyakini memiliki fungsi monitoring yang

lebih baik dibandingankan dengan kepemilikan individual, sehingga kepemilikan

institusional mempengaruhi kinerja manajemen. Setiawan (2007) investor

institusional melakukan monitoring secara lebih efektif dan tidak akan mudah

diperdaya oleh tindakan-tindakan manipulasi yang dilakukan manajemen.

Sehingga dengan pengawasan yang lebih optimal dari pemilik institusional

diharapkan mendorong kinerja manajemen agar lebih baik dan sesuai dengan apa

yang diharapkan investor.

Short dan Keasy (1999), Morek et al., (1998), Mc Connell dan Servaes

(1990, 1995) serta Kole (1995) dalam Janurati (2009) menyatakan semakin besar

kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan akan meningkatkan efisiensi

pemakaian aktiva perusahaan. Dengan adanya kepemilikan institusional tersebut

diharapkan akan ada monitoring keputusan manajemen, sehingga dapat

mengurangi potensi kebangkrutan. Tindakan tindak. Hipotesis yang dirumuskan:

H4: Kepemilikan institusional perusahaan berpengaruh negatif

terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern

2.8 Hubungan Kepemilikan Manajerial dan Opini Going Concern

Gideon (2005) menyatakan kepemilikan manjerial adalah jumlah

kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan

yang dikelola. Jensen & Meckling (1976) dalam Setiawan (2010) kepemilikan

manajerial dapat menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham

sehingga berhasil menjadi mekanisme yang dapat mengurangi masalah keagenan

dan moral Hazzard antara manajer dan pemilik. Semakin besar kepemilikan

saham manajerial dalam suatu perusahaan maka manajemen berusaha untuk

memaksimalkan kinerja operasionalnya karena merasa memiliki perusahaan dan

Page 9: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

selalu berusaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya melalui

peningkatan pengawasan dan pengendalian (Petronila, 2007). Hipotesis yang

dirumuskan:

H5: Kepemilikan manajerial perusahaan berpengaruh negatif terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

2.9 Hubungan Dewan Komisaris Independen dengan Opini Going Concern

Dewan Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak

terafiliasi dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang

saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang

dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak

semata-mata demi kepentingan perusahaan (Komite Nasional Kebijakan

Governance, 2006).Tugas komisaris independen dalam hubungannya dengan

pelaporan keuangan adalah menjamin transparansi dan keterbukaan laporan

keuangan perusahaan serta mengawasi kepatuhan perusahaan pada perundangan

dan peraturan yang berlaku.

Penelitian Carcello an Neal (2000) dalam Linoputri (2010), menemukan

bukti bahwa semakin besar persentase komisaris independen dalam komite audit

semakin rendah kemungkinan diberikanya opini going concern. Petronila, (2007)

menemukan bahwa keberadaan komisaris independen dapat menyeimbangkan

proses pengambilan keputusan yang terkait dengan perlindungan terhadap

pemegang saham minoritas dan stakeholder, sehingga diharapkan dapat

mempengaruhi auditor dalam pemberian opini audit going concern. Hipotesis yang

dirumuskan:

Ha6 : Komisaris independen yang lebih besar berpengaruh negatif

terhadap penerimaan opini audit going conern

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah auditee manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2008-2010. Sektor manufaktur dipilih

Page 10: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

untuk menghindari adanya industrial effect yaitu risiko industri yang berbeda

antar suatu sektor industri yang satu dengan yang lain (Setyarno,dkk., 2006).

Sampel dalam penelitian ini diperoleh dengan metode purposive sampling, dengan

kriteria sebagai berikut :

1. Auditee sudah terdaftar di BEI sebelum 1 Januari 2008.

2. Auditee tidak keluar (delisting) dari BEI selama periode penelitian (2008-

2010)

3. Menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit oleh auditor independen

untuk yang berakhir 31 Desember selama periode tahun 2008-2010.

4. Mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif pada periode laporan

keuangan selama periode pengamatan (tahun 2008 - 2010).

5. Perusahaan mengungkapkan informasi tentang dewan komisaris dan

komisaris independen.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan opini audit going concern sebagai variable

dependen. Sedangkan variable independen adalah kualitas audit, kondisi

keuangan, pertumbuhan penjualan, manajemen laba, dan struktur kepemilikan.

Definisi operasional dari variable-variable yang digunakan dalam penelitian

sebagai berikut:

1. Opini audit diukur dengan menggunakan variable dummy dimana bernilai

1 untuk opini going concern dan opini audit non going concern diberi

kode 0.

2. Dalam penelitian ini kualitas audit diproksikan dengan menggunakan

skala auditor. Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy.

1 untuk auditor yang tergabung dalam skala besar big four dan 0 untuk

auditor yang bukan big four.

3. Kondisi keuangan diukur dengan menggunakan model prediksi

kebangkrutan Revised Altman, yang terkenal dengan nama Z score yang

merupakan suatu formula yang dikembangkan oleh Altman untuk

mendeteksi kebangkrutan perusahaan pada beberapa periode sebelum

terjadinya kebangkrutam. Formulanya adalah:

Page 11: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Z’ = 0.717 +0.847 + 3.107 + 0.420 + 0.998

Keterangan:

= working capita(current asset-current liabilities)/ total assets

= retained earnings/ total assets

= earnings before interest and taxes/ total assets

= book value of equity(market cap/total equity)/ book value of debt

= sales/ total assets

Berdasarkan analisis ini apabila nilai Z dari perusahaan yang

diteliti lebih kecil dari 1,80 berisiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila

nilai Z berada diantara 1,81 sampai dengan 2,99 dikatakan masih memiliki

resiko kebangkrutan, bila di atas nilai 2,99 atau Z > 2,99 aman dari

kebangkrutan.

4. Manajemen laba adalah derajat atau tingkat korelasi laba akuntansi suatu

perusahaan (entitas) dengan laba ekonominya, yang diukur dengan

menggunakan proksi discretionary accrual dengan Modified Jones Model

(Dechow, dkk, 1995) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

TACjt = NIjt - CFOjt

Selanjutnya menghitung nilai total accrual (TAC) yang diestimasi dengan

persamaan sebagai berikut:

TACjt

TAjt-1 = β1

1

TAjt-1+ β2

∆Salesjt

TAjt-1+ β3

PPEjt

TAjt-1+ e

Dengan menggunakan koefisien Regresi diatas maka dapat dihitung nilai

non Discretional accrual (NDTAC) dengan Rumus:

𝑁𝐷𝑇𝐴𝐶𝑗𝑡 = 𝛽11

𝑇𝐴𝑗𝑡 −1 𝛽2

∆𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠𝑗𝑡 − ∆𝑅𝐸𝐶𝑗𝑡

𝑇𝐴𝑗𝑡−1+ 𝛽3

𝑃𝑃𝐸𝑗𝑡

𝑇𝐴𝑗𝑡 −1

Page 12: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Discretional Accrual (DTAC) merupakan residual yang diperoleh dari

estimasi total accrual yang dihitung sebagai berikut:

𝐷𝑇𝐴𝐶𝑗𝑡 = 𝑇𝐴𝐶𝑗𝑡𝑇𝐴𝑗𝑡−1

− 𝑁𝐷𝑇𝐴𝐶𝑗𝑡

Dimana:

DTACjt = Discretionary Accrual perusahaan pada periode t

NDTACjt = Non Discretionary Accrual perusahaan j pada periode t

TACjt = Total Accrual perusahaan j pada periode t

NIjt = Laba bersih perusahaan j pada periode t

CFOjt = Aliran arus kas operasi prusahaan j pada periode t

TAjt-1 = Total aktiva pada perusahaan j pada periode t

∆Salesjt = Total perubahan penjualan perusahaan j pada periode t

PPEjt = Aktiva tetap perusahaan j pada periode t

5. Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan indikator prosentase

jumlah saham yang dimiliki oleh manajemen dari seluruh modal saham

yang beredar.

6. Kepemilikan institusional dan diukur dengan menggunakan indikator

prosentase jumlah saham yang dimiliki oleh institusi dan manajemen dari

seluruh modal saham yang beredar.

7. Komisaris independen dihitung dengan persentase komisaris independen

dalam Dewan Komisaris.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang sumbernya

berasal dari laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan auditan

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

periode 2008-2010 dalam situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan tersedia di

database Pojok BEI UNDIP, JSX Statistics 2006-20010 serta Indonesian Capital

Page 13: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Market Directory (ICMD). Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan-

perusahaan manufaktur sebagai sample karena sektor manufaktur dominan di

Asia, khususnya di Indonesia (Achmad et al., 2009). Selain itu untuk menjaga

homogenitas data maka penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur saja.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis Statistik Deskriptif

Analisis Statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik

sampel yang digunakan dan menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian.

Analisis statistik deskriptif meliputi jumlah sampel, nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standard deviasi.

Analisis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis

multivariate dengan menggunakan regresi logistic (logistic-regresion), karena

variabel bebasnya merupakan kombinasi antara metric dan non metric (nominal).

Model regresi logistik yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah

sebagai berikut:

𝐿𝑛𝐺𝐶

1−𝐺𝐶 = 𝛼 + 𝛽1𝐴𝐷𝑇𝑅 + 𝛽2𝑅𝐴𝑀 + 𝛽4𝑀𝑁 + 𝛽5𝑚𝑎𝑛 +

𝛽𝑖𝑛𝑠𝑡 + 𝛽𝐼𝑁𝐷 + 𝑛

Keterangan:

𝐿𝑛𝐺𝐶

1−𝐺𝐶 = Dummy variable opini audit (kategori 1 untuk auditee

dengan opini audit going concern (GCAO) dan untuk

auditee dengan opini audit non going concern (NGCAO))

𝜶 = Konstanta

ADTR = Kualitas audit (variabel dummy, 1 jika auditor terafiliasi

dengan big 4, 0 jika bukan auditor non big 4)

RAM = Kondisi keuangan perusahaan yang diproksikan dengan

menggunakan model revised Altman.

ML = Manjemen laba

Page 14: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Man = Kepemilikan manajerial (proporsi saham biasa yang

dimiliki oleh anggota dewan direksi)

Inst = Kepemilikan institusional (Prosentase jumlah saham yang

dimiliki institusi dari seluruh modal saham yang beredar)

IND = presentase komisaris independen dalam dewan komisaris

Pengujian terhadap hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan

tahapan berikut

Menilai kelayakan Model Regresi

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and

Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Model ini untuk menguji hipotesis nol bahwa

data empiris sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data

sehingga model dapat dikatakan fit)

Menilai Model fit

Uji ini digunakan untuk menilai model yang telah dihipotesiskan telah fit

atau tidak dengan data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Dari hipotesis ini, agar model fit dengan data maka H0 harus diterima.

Statistik yang digunakan berdasarkan Likelihood. Likelihood L dari model adalah

probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input.

3.4 Estimasi Parameter dan Interpretasi

Estimasi parameter dapat dilihat melalui koefisien regresi. Koefisien

regresi dari tiap variabel-variabel yang diuji menunjukkan bentuk hubungan

antara variabel yang satu dengan yang lainnya. Pengujian hipotesis dilakukan

dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas (sig). Apabila terlihat angka

signifikan lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi adalah signifikan pada

tingkat 5% maka berarti H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti bahwa variabel

bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat. Begitu

pula sebaliknya, jika angka signifikansi lebih besar dari 0,05 maka berarti H0

diterima dan H1 ditolak, yang berarti bahwa variabel bebas tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat.

Page 15: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing

di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dipilih dengan metode purposive

sampling.

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 24

perusahaan manufaktur pada laporan keuangan tahun 2008 hingga 2010. Jumlah

data tersebut didasarkan pada ketersediaan dan kelengkapan data penelitian dari

laporan keuangan tahunan tahun 2008 hingga 2010 dengan syarat bahwa

perusahaan mengalami laba bersih setelah pajak yang negatif sekurangnya dua

periode laporan keuangan selama periode pengamatan (tahun 2008 - 2010).

Dengan menggunakan metode penggabungan data (pooling) selama 3 tahun

berturut-turut diperoleh sebanyak 3 x 24 = 72 data pengamatan.

4.2. Analisis Data

4.2.1. Pengujian Statistik Deskriptif

Berdasarkan data yang diperoleh, kondisi variabel opini going concern

yang diukur dengan variabel dummy menunjukkan bahwa 47,2% perusahaan

sampel memiliki opini going concern, sedangkan selebihnya yaitu sebanyak

52,8% tidak memiliki opini going concern. Dengan demikian sebanyak 47,2%

perusahaan sampel selama tahun 2008 hingga 2010 memiliki ketidakpastian yang

tinggi atas keberlangsungan kehidupan perusahaan.

Kondisi variabel kualitas audit yang diukur berdasarkan reputasi KAP

menunjukkan rata-rata sebesar 0,2500 yang berarti bahwa dari 72 laporan

Page 16: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

keuangam pada tahun 2008 – 2010 diperoleh sebanyak 25,0% perusahaan sampel

diaudit oleh KAP Big 4, sedangkan sisanya diaudit oleh KAP non Big 4. Rata-rata

perusahaan sampel cenderung menggunakan KAP non Big 4 untuk mengaudit

laporan keuangan perusahaan. Jika disajikan secara terpisah, pada perusahaan

yang memiliki NOGC diperoleh sebanyak 23,68% perusahaan yang diaudit oleh

KAP Big 4 dan sisanya diaudit oleh KAP non Big 4. Dari perusahaan dengan

opini going concern (OGC), diperoleh bahwa sebanyak 0,2647 atau 26,47%

perushaan yang diaudit oleh KAP Big 4 sedangkan sisanya diaudit oleh KAP Non

Big 4. Hal ini berarti bahwa rata-rata perusahaan yang memiliki OGC sedikit lebih

banyak diaudit oleh KAP Big 4.

Kondisi keuangan perusahaan yang diukur dengan menggunakan nilai Z-

score Altman dari 72 laporan keuangan pada tahun 2008 – 2010 menunjukkan

nilai rata-rata sebesar -15,9154. Nilai rata-rata negatif menunjukkan secara umum

perusahaan sampel mengalami financial distress. Jika disajikan secara terpisah

diperoleh bahwa rata-rata kondisi keuangan peusahaan NOCG selama periode

pengamatan diperoleh sebesar 1,3791 sedangkan pada perusahaan dengan OGC

diperoleh rata-rata Z-score Altman sebesar -35,2445. Hal ini berarti bahwa

kesehatan perusahaan yang memiliki OGC menunjukkan rata-rata kesehatan

perusahaan yang lebih kecil dibanding pada perusahaan NOGC.

Kondisi variabel manajemen laba yang diukur dengan nilai mutlak

discretionary acrual metode modified Jones untuk keseluruhan sampel

menunjukkan rata-rata pada perusahaan dengan NOGC adalah sebesar -0,0588

sedangkan pada perusahaan dengan OGC diperoleh rata-rata sebesar 0,0658.

Kondisi demikian menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki opini going

concern cenderung melakukan manajemen laba dengan melaporkan laba yang

lebih tinggi.

Kondisi struktur kepemilikan saham oleh institusi dari perusahaana sampel

secara umum menunjukkan sebesar 0,7006. Hal ini menunjukkan bahwa secara

rata-rata sebesar 70,06% saham dari perusahaan sampel dimiliki oleh institusi atau

perusahaan lain. Jika disajikan secara terpisah, proporsi kepemilikan saham oleh

institusi pada perusahaan dengan NOGC diperoleh rata-rata sebesar 0,7733

Page 17: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

sedangkan rata-rata kepemilikan saham oleh institusi pada perusahaan dengan

OGC adalah sebesar 0,6194. Hal ini berarti bahwa rata-rata struktur kepemilikan

yang dimiliki oleh institusi pada perusahaan dengan NOGC lebih besar dibanding

pada perusahaan dengan OGC.

Kondisi struktur kepemilikan saham oleh manajer dari perusahaan sampel

secara umum menunjukkan sebesar 0,0417. Hal ini menunjukkan bahwa secara

rata-rata sebesar 4,17% saham dari perusahaan sampel dimiliki oleh manajerial

dalam perusahaan. Jika disajikan secara terpisah, proporsi kepemilikan saham

oleh manajerial pada perusahaan dengan NOGC diperoleh rata-rata sebesar

0,0080 sedangkan rata-rata kepemilikan saham oleh manajerial pada perusahaan

dengan OGC adalah sebesar 0,0793. Hal ini berarti bahwa rata-rata struktur

kepemilikan yang dimiliki oleh manajerial pada perusahaan dengan OGC lebih

besar dibanding pada perusahaan dengan NOGC.

Kondisi proporsi komisaris independen dari perusahaana sampel secara

umum menunjukkan sebesar 0,3682. Hal ini menunjukkan bahwa secara rata-rata

sebesar 36,82% komisaris perusahaan adalah merupakan komisris independen.

Jumlah rata-rata tersebut menunjukkan bahwa perusahaan sampel sudah

memenuhi syarat komisaris indepenen sebanyak 30% sebagaimana disyaratkan

oleh Bapepam. Jika disajikan secara terpisah, proporsi komisaris independen pada

perusahaan dengan OGC diperoleh rata-rata sebesar 0,3386 sedangkan rata-rata

proporsi komisaris independen pada perusahaan dengan OGC adalah sebesar

0,4012. Hal ini berarti bahwa rata-rata proporsi komisaris independen yang

dimiliki oleh manajerial pada perusahaan dengan OGC lebih besar dibanding pada

perusahaan dengan NOGC.

4.2.2 Analisis Regresi Logistik

Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji apakah

probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya

(Ghozali, 2006).

Uji Kelayakan Model Regresi (Goodness of Fit Test)

Model regresi logistik yang baik adalah apabila tidak terjadi perbedaan

antara data hasil pengamatan dengan data yang diperoleh dari hasil prediksi.

Page 18: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Pengujian tidak adanya perbedaan antara prediksi dan observasi ini dilakukan

dengan uji Hosmer Lameshow dengan pendekatan metode Chi square.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 9.977 8 .267

Hasil pengujian kesamaan model prediksi dengan observasi diperoleh nilai

chi square sebesar 9,977 dengan signifikansi 26,7% lebih besar dari 5% berarti

tidak diperoleh adanya perbedaan antara data estimasi model regresi logistik

dengan data observasinya. Hal ini berarti bahwa model tersebut sudah tepat

dengan tidak perlu adanya modifikasi model.

Overall Model Fit

Dasar pengujian dengan pendekatan log likelihood adalah didasarkan pada

perubahan (penurunan nilai log likelihood). Perubahan nilai log lilekihood

didasarkan pada nilai log likelihood sebelum menggunakan prediktor dan nilai log

likelihood sesudah menggunakan prediktor.

Nilai log likelihood

log likelihood

Nilai awal tanpa prediktor 99,591

Nilai akhir dengan prediktor 75,787

Pada blok awal (beginning block) yaitu pada model hanya dengan

konstanta, diperoleh nilai –2 log likelihood sebesar 99,591. Pada pengujian pada

blok 1 atau pengujian dengan memasukkan 6 prediktor diperoleh nilai –2 log

likelihood sebesar 75,787. Dengan demikian terjadi penururunan –2 log likelihood

yang besar setelah menggunakan 6 variabel tersebut. Dengan demikian model

dengan 6 prediktor menunjukkan sebagai model yang lebih baik.

Nilai R Square / Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Hasil nilai R-Square dari regresi logistik digunakan untuk mengetahui

besarnya variabel-variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel

dependen.

Page 19: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Hasil Koefisien Determinasi

Step -2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 75.787a .282 .376

a. Estimation terminated at iteration number 9 because

parameter estimates changed by less than .001.

Pada tabel 4.10 menunjukkan bahwa bahwa koefisien determinasi yang

ditunjukkan dari nilai negelkerke R square sebesar 0,376. Hal ini berarti bahwa

37,6 % variasi OGC dapat dijelaskan oleh ke-6 prediktor yang digunakan dalam

penelitian ini, sedangkan sisanya sebesar 62,4% OGC dapat dijelaskan oleh

variabel lain.

Uji Multikolinieritas

Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan uji korelasi antar variabel

bebas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua nilai korelasi antar variabel

bebas masih memiliki nilai korelasi yang sangat rendah yaitu di bawah 0,90. Hal

ini menunjukkan tidak adanya masalah multikolinieritas (Ghozali, 2005)

Matrik Klasifikasi

Matriks klasifikasi menunjukkan bahwa dari 38 sampel yang merupakan

perusahaan NOGC, hanya 30 sampel atau 78,9% yamg secara tepat dapat

diprediksikan oleh model regresi logistik ini, dan 8 sampel tidak tepat

diprediksikan oleh model. Sedangkan dari 34 sampel yang merupakan perusahaan

OGC, 22 sampel atau 64,7% yang dengan tepat dapat diprediksikan oleh model

regresi logistik ini, sedangkan 12 sampel lainnya diperoleh diestimasikan

melenceng dari hasil observasinya. Secara keseluruhan berarti bahwa 30 + 22 =

52 sampel dari 72 sampel atau 72,2% sampel dapat diprediksikan dengan tepat

oleh model regresi logistik ini.

Model Regresi Logistik

Pengujian koefisien regresi dapat dilakukan dengan regresi logistik Yang

hasilnya terdapat pada tabel 4.11

Hasil uji regresi logistik

Page 20: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Variabel B Sig.

Wald

ADTR

RAM*

ML

INST*

MAN

IND

.734 .239 1.386

-.403 .011 6.389

.057 .834 .044

-3.738 .035 4.432

7.463 .250 1.323

1.762 .395 .724

a. Variable(s) entered on step 1: ADTR, RAM, ML, INST, MAN, IND.

Keterangan : * = tingkat signifikansi < 5%

4.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat tabel

Variables in the Equation pada kolom signifikan dibandingkan dengan nilai

signifikansi (α) yang digunakan, yaitu 0.05 (5%). Apabila tingkat signifikansi

kurang dari 0.05, maka HA diterima, jika tingkat signifikan lebih dari 0.05, maka

HA tidak dapat diterima.

1. H1 Kualitas audit berpengaruh positif terhadap kemungkinan

penerimaan opini audit going concern

Pengujian kemaknaan pengaruh variabel kualitas audit terhadap opini

going concern dapat dilihat dari nilai koefisien. Dalam hal ini diperoleh nilai

Koefisien sebesar 0,743 dengan signifikansi sebesar 0,239. Nilai signifikansi

yang berada di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan

dari variabel Kualitas audit terhadap opini going concern. Sehingga Hipotesis

1 ditolak. Penjelasan yang dapat digunakan adalah KAP Big 4 memiliki

karakteristik yang dapat dikaitkan dengan kualitas seperti pelatihan,

pengakuan internasional dan untuk mempertahankan reputasi dan nama

besarnya KAP Big 4 senantiasa mempertahankan kualitas auditnya sehingga

akan memberikan opini yang tepat. Namun demikian KAP non Big 4, akan

cenderung untuk meningkatkan reputasi mereka untuk mendapat pengakuan

Page 21: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

sehingga mereka akan memberikan opini yang semakin berkualitas tidak

berbeda dengan KAP Big 4.

2. H2 Kondisi keuangan perusahaan berpengaruh negatif terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern

Pengujian kemaknaan pengaruh variabel kondisi keuangan terhadap

opini going concern dapat dilihat dari nilai Koefisien. Dalam hal ini diperoleh

nilai Koefisien sebesar -0,403 dengan signifikansi sebesar 0,011. Nilai

signifikansi yang berada di bawah 0,05 menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan dari variabel Kondisi keuangan terhadap opini going concern.

Sehingga Hipotesis 2 diterima. Ini membuktikan auditor sangat

memperhatikan kondisi keuangan dalam memeberikan opini auditnya. Hal ini

dikarenakan kondisi keuangan yang buruk pada perusahaan menjadikan

ketidakpastian perusahaan untuk melanjutkan usahanya semakin besar.

3. H3 Manajemen laba berpengaruh positif terhadap kemungkinan

penerimaan opini audit going concern

Pengujian kemaknaan pengaruh variabel manajemen laba terhadap

opini going concern dapat dilihat dari nilai Koefisien. Dalam hal ini diperoleh

nilai Koefisien sebesar 0,057 dengan signifikansi sebesar 0,834. Nilai

signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya pengaruh

yang signifikan dari variabel manajemen laba terhadap opini going concern.

Sehingga Hipotesis 3 ditolak. Pemberian opini audit going concern yang

diberikan oleh auditor tidak melihat keberlanjutan laba (suistainable earnings

) tetapi lebih didasarkan pada kondisi keuangan perusahaan tersebut. KAP

sebagai pemberi opini nampaknya akan banyak mempertimbangkan kondisi

keuangan perusahaan sebagai pijakan awal dalam menentukan opini going

concern. Sedangkan adanya manajemen laba mempengaruhi auditor dalam

memberikan jenis opini auditnya apakah dalam penyusunan laporan sudah

disajikan secara wajar dan sesuai prinsip akuntansi berterima umum atau

tidak.

4. H4 Kepemilikan institusional perusahaan berpengaruh negatif terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern

Page 22: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Pengujian kemaknaan pengaruh variabel kepemilikan institusi terhadap

opini going concern dapat dilihat dari nilai Koefisien. Dalam hal ini diperoleh

nilai Koefisien sebesar -3,738 dengan signifikansi sebesar 0,035. Nilai

signifikansi yang berada di bawah 0,05 menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan dari variabel Kondisi keuangan terhadap opini going concern.

Sehingga Hipotesis 4 diterima. Kepemilikan institusional yang besar dalam

sebuah perusahaan dapat memberikan tekanan kepada pihak manajemen untuk

melakukan perbaikan dan mempertahankan kondisi keuangannya. Dengan

adanya kepemilikan institusional tersebut dapat diharapkan akan adanya

monitoring atas keputusan yang dilakukan manajemen, sehingga dapat

mengurangi potensi kebangkrutan. Perusahaan dengan kepemilikan institusi

yang besar kemungkinan kecil mendapat opini audit going concern.

5. H5 Kepemilikan manajerial perusahaan berpengaruh negatif terhadap

kemungkinan penerimaan opini audit going concern.

Pengujian kemaknaan pengaruh variabel kepemilikan manajerial

terhadap opini going concern dapat dilihat dari nilai Koefisien. Dalam hal ini

diperoleh nilai Koefisien sebesar 7,463 dengan signifikansi sebesar 0,250.

Nilai signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya

pengaruh yang signifikan dari variabel kepemilikan manajeriual terhadap

opini going concern. Sehingga Hipotesis 5 ditolak. Sesuai dengan teori

agensi bahwa manusia pada umumya mementingkan diri sendiri (self interest)

dengan mengabaikan kepentingan orang lain, maka manajer sebagai manusia

akan selalu bertindak opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan

pribadinya dan mengabaikan kepentingan pihak lain. Manajemen yang

memiliki saham pada perusahaan cenderung untuk melakukan tindakan-

tindakan ekpropriasi terhadap aset perusahaan untuk kepentingan sendiri

(Febrianto, 2011).

6. H6 Komisaris independen yang lebih besar berpengaruh negatif terhadap

penerimaan opini audit going conern

Pengujian kemaknaan pengaruh variabel komisaris independen

terhadap opini going concern dapat dilihat dari nilai Koefisien. Dalam hal ini

Page 23: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

diperoleh nilai Koefisien sebesar 1,762 dengan signifikansi sebesar 0,395.

Nilai signifikansi yang berada di atas 0,05 menunjukkan tidak adanya

pengaruh yang signifikan dari variabel komisaeis independen terhadap opini

going concern. Sehingga Hipotesis 6 ditolak. Komisaris Independen yang

ada dalam perusahaan kurang efektif dikarenakan jumlah proporsi dewan

komisaris independen yang tidak terlalu besar menyebabkan peran komisaris

independen dalam mempengaruhi keputusan yang diambil kurang

berpengaruh. Selain itu keberadaan komisaris independen mungkin

dimaksudkan hanya untuk pemenuhan regulasi saja sehingga tujuan

dibentuknya komisaris independen tidak terpenuhi. Arief Effendy (2008)

menyatakan terdapat kendala dalam komisaris independen adalah masih lemah

kompetensi dan integritasnya itu. Selain itu bisa terjadi karena pengangkatan

komisaris independen sebagian hanya didasarkan atas penghargaan semata,

adanya hubungan keluarga atau kenalan dekat.

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini mencoba menguji bagaimana pengaruh kualitas audit, kondisi

keuangan, manajemen laba dan mekanisme corporate governance terhadap

penerimaan opini audit going concern.. Dari hasil analisis data dan pembahasan

pada bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai berikut ini :

1. Hasil pengujian regresi diperoleh bahwa kualitas audit tidak memiliki

pengaruh positif yang signifikan terhadap opini going concern.

2. Hasil pengujian regresi diperoleh bahwa kondisi keuangan memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap opini going concern. Perusahaan dengan kondisi

yang tidak sehat memiliki probabilitas yang besar untuk mendapatkan opini

going concern.

3. Hasil pengujian regresi diperoleh bahwa manajemen laba tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern.

4. Hasil pengujian regresi diperoleh bahwa kepemilikan saham institusi memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern. Perusahaan dengan

Page 24: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

kepemilikana saham institusi yang besar memiliki probabilitas yang besar

untuk tidak mendapatkan opini going concern.

5. Hasil pengujian regresi diperoleh bahwa kepemilikan saham manajerial tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern.

6. Hasil pengujian regresi diperoleh bahwa komisaris independen tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap opini going concern.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Berikut beberapa keterbatasan dalam penelitian ini yang dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya, keterbatasan

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Periode penelitian selama tiga tahun belum mampu memberikan

gambaran trend perkembangan faktor yang mempengaruhi penerimaan

opini audit going concern dalam jangka panjang secara akurat.

2. Tidak lengkapnya data laporan keuangan yang dipublikasikan oleh Bursa

Efek Indonesia (BEI).

5.3 Saran Penelitian

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan

saran-saran bagi penelitian selanjutnya sebagai masukan.

1. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperpanjang periode tahun pengamatan

agar dapat lebih membaca trend penerbitan opini audit going concern yang

terjadi dengan lebih tepat. Sehingga dapat melihat kecenderungan pada saat

kondisi setelah krisis global dengan kondisi ekonomi normal.

2. Menambah variable-variable tambahan terutama pada mechanism corporate

governance seperti komite audit agar dapat lebih tepat mengetahui pengaruh

mekanisme corporate governance terhadap opini audit going concern.

Page 25: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Daftar Pustaka

Altman, E.I. “Financial Ratios Discriminant Analysis and The Prediction of

Corporate Bankrupcy.” Journal of Finance, September 1968, p.589-609.

Christina, 2003. “Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dengan Perilaku

Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Audit”. Simposium

Nasional Akuntansi VIII 666-978

DeAngelo, L, 1981. “Auditor Independence, “low balling” and Disclosure

Regulation”. Journal of accounting and Economics. (August).113-127.

Eisenhardt, Kathleem. M. (1989). “Agency Theory: An Assesment and Review”.

Academy of management Review, 14, hal 57-74

Effendi, Arief, 2008. “Komisaris Independen Bukan Sekedar Pelengkap” Bisnis

Indonesia.

Fanny, M. dan Saputra, S. 2005. “Opini Audit Going concern: Kajian

Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan

Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi pada Emiten Bursa Efek Jakarta)”.

Simposium Nasional Akuntansi VIII: pp. 966-978

.

Febrianto, Randy. 2011. “Mekanisme Corporate Governance Dalam Perusahaan

Yang Mengalami Permasalahan Keuangan (Finanncially Distressed

Firms)”. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Tidak

Dipublikasikan.

Fitrianasari, Ella dan Indira Januarti. 2008. ”Analisis Rasio Keuangan dan Rasio

Non Keuangan yang Mempengaruhi Auditor dalam Memberikan Opini

Audit Going Concern pada Auditee (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang terdaftar di BEJ tahun 2000-2005)”. Jurnal Maksi, Vol

8no.1, pp 45-58

Forum for Corporate Governance in Indonesia. “Peranan Dewan Komisaris dan

Komite Audit dalam Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan)”.

http://www.google.com.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001. Standar Profesi Akuntan Publik. Jakarta:

Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Page 26: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Januarti, Indira. 2009. “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,

Kepemillikan Perusahaan terhadap Penerimaan Opini Going Concern.”

Simposium Nasional Akuntansi XII.

Jensen, Michael C. dan William H. Meckling, 1976. “Theory of The Firm:

Managerial Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal

of Financial Economics, Vol.3 No. 4 pp. 305-360.

Kaihatu, Thomas, 2006. “Good Corporate Governance dan Penerapannya di

Indonesia.” Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.8 No.1 Maret

2006 pp.1-9.

Koh Hian Chye and Tan Sen Suan. 1999. “A Neural Network Approach to The

Prediction of Going Concern Status”. www.google.com.

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. “Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia.”

Kusuma, 2006. „”Dampak Manajemen Laba Terhadap Relevansi Informasi

Akuntansi : Bukti empiris dari Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan, Vol.8, No.1, Mei 2006 1-12

Linoputri, Ferima Purmateti. 2010.“Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern. Skripsi UNDIP. Tidak

Dipublikasikan.

Mulyadi. 2002. Auditing. Buku 1. Yokyakarta: Salemba Empat

Mutchler, J.F. 1984. “Auditor‟s Perceptions of Going Concern Opinion Decision”.

Auditing : A Journal of Practice & Theory. Spring. pp 17-30.

Petronila, T.A., 2004. “Pertimbangan Going concern Perusahaan Dalam

Pemberian Opini Audit”. Jurnal Balance, pp. 47-55.

Praptitorini, M. D.dan I. Januarti, 2007. “Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt

Default, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going

concern”, Simposium Nasional Akuntansi X. h. 1-25.

Ramadhany, Alexander. 2004. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Going concern Pada Perusahaan Manufaktur yang

Mengalami Financial Distress Di Bursa Efek Jakarta. Jurnal MAKSi: Vol

4, Agustus, pp.146-160.

Rudyawan dan Badera. 2008. “Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan

Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, Dan

Reputasi Auditor” Universitas Udayana.

Page 27: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Ruiz, Barbadillo, Nivez Gomez-Aguilar, Christina De Fuentes-Barbera dan Maria

Antonia Garcia-Benau. 2004. “Audit Quality And The Going

ConcernDecision Making Process” European Accounting Review, Vol .13

No.4 pp 597-620

Sabrinna, Anindhita Ira. 2010. “Pengaruh Corporate Governance Dan Struktur

Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan”. Skripsi UNDIP. Tidak

Dipublikasikan.

Santosa, Arga Fajar dan Linda K. Wedari. 2007.”Analisis Faktor Yang

Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going concern.”

JAAI, Vol.11, NO.2, Desember 2007: 141-158.

Setiawan, Teguh Heri. 2010. “Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas

Audit, Dan Mekanisme Corporate Governance Terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern” Skripsi UNDIP. Tidak dipublikasikan.

Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 2006. “Pengaruh Kualitas Audit,

Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going concern”,

Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, h 1-25.

Solikah, B, 2007. “Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Pertumbuhan

Perusahaan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit

Going concern”, Skripsi, Universitas Negeri Semarang. Tidak

dipublikasikan.

Subakti, Yuswan Tri. 2009, “Pengaruh Kualitas Audit, Kondisi Perusahaan,

(Profitabilitas, Leverage, Kapitalisasi Pasar), dan Manajemen Laba

Terhadap Opini Audit Going Concern” Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Susiana, Herawati, 2007. “Analisis Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate

Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan.”

Simposium Nasional Akuntansi X Makassar. Pp.1-3

Task Force Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance. 2006. “Pedoman

tentang Komisaris Independen.”

Teoh, S.H., dan T.J. Wong. 1993. “ Perceived Auditor Quality and The Earnings

Response Coefficient”. The Accounting Review. pp 346-366.

Ujiyantho, M. A. dan B. A. Pramuka, 2007. “Mekanisme Corporate Governance,

Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan.” Simposium Nasional Akuntansi

X, Universitas Hasanuddin, Makassar, 26-28 Juli 2007.

Page 28: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Venuty, ERlizabeth k.2007.”The Going Concern Assumption Revisted: Assessing

a Company‟s Future Viability”. The CPA Journal Online.

Wisnumurti, 2010. “Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Hubungan Asimetri Informasi Dengan Praktik Manajemen Laba” Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Tidak Dipublikasikan.

Page 29: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Lampiran

Data Output SPSS

Frequencies

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

ADTR NOGC 38 .2368 .43085 .00 1.00

OGC 34 .2647 .44781 .00 1.00

Total 72 .2500 .43605 .00 1.00

RAM NOGC 38 1.3791 2.84043 -3.64 16.27

OGC 34 -35.2445 157.02997 -861.02 10.31

Total 72 -15.9154 108.64691 -861.02 16.27

ML NOGC 38 -.0588 1.11137 -.68 6.55

OGC 34 .0658 1.30954 -.82 5.83

Total 72 .0000 1.20194 -.82 6.55

INST NOGC 38 .7733 .14579 .35 1.00

OGC 34 .6194 .26668 .00 .99

Total 72 .7006 .22388 .00 1.00

MAN NOGC 38 .0080 .01699 .00 .06

OGC 34 .0793 .21397 .00 .70

Total 72 .0417 .15071 .00 .70

IND NOGC 38 .3386 .13858 .00 .67

OGC 34 .4012 .18045 .00 1.00

Total 72 .3682 .16166 .00 1.00

Logistic Regression

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 1 Step 23.804 6 .001

Block 23.804 6 .001

Model 23.804 6 .001

Page 30: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R

Square Nagelkerke R

Square

1 75.787a .282 .376

a. Estimation terminated at iteration number 9 because parameter estimates changed by less than .001.

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 9.977 8 .267

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

GC = NOGC GC = OGC

Total Observed Expected Observed Expected

Step 1 1 5 6.270 2 .730 7

2 5 5.466 2 1.534 7

3 6 5.182 1 1.818 7

4 7 4.919 0 2.081 7

5 4 4.538 3 2.462 7

6 3 4.038 4 2.962 7

7 5 3.069 2 3.931 7

8 2 2.494 5 4.506 7

9 1 1.585 6 5.415 7

10 0 .439 9 8.561 9

Classification Tablea

Observed

Predicted

GC Percentage

Correct NOGC OGC

Step 1 GC NOGC 30 8 78.9

OGC 12 22 64.7

Overall Percentage 72.2

a. The cut value is .500

Page 31: PENGARUH KUALITAS AUDIT, KONDISI KEUANGAN, …eprints.undip.ac.id/29490/1/Jurnal_M._Haris_Raedy_Hartas.pdf · Pendapat auditor (opini audit) merupakan bagian dari laporan audit atas

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a ADTR .734 .623 1.386 1 .239 2.083

RAM -.403 .159 6.389 1 .011 .668

ML .057 .272 .044 1 .834 1.059

INST -3.738 1.775 4.432 1 .035 .024

MAN 7.463 6.489 1.323 1 .250 1.742E3

IND 1.762 2.071 .724 1 .395 5.822

Constant 1.741 1.680 1.074 1 .300 5.703

a. Variable(s) entered on step 1: ADTR, RAM, ML, INST, MAN, IND.