Upload
truongkhue
View
286
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH KUALITAS LAYANAN, PERSEPSI HARGA DAN CITRA
MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI
OLEH KEPUASAN PELANGGAN
(Studi pada Pengguna Traveloka di Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh:
NELIYATUN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY, PRICE PERCEPTIONS AND
BRAND IMAGE OF CUSTOMER LOYALTY MEDIATED BY CUSTOMER
STATISFACTION
(Studi on User Traveloka in Bandar Lampung)
By
Neliyatun
The purpose of this research is to analyze the of Service Quality, Price Perception
and Brand Image to Customer Loyalty mediated by Customer Satisfaction at
Traveloka Users in Bandar Lampung. The research method used is explanatory
research by using the approach of quantitative. The many of samples used are 112
respondents of Traveloka users in Bandar Lampung. The results partially show
that Quality of Service and Price Perception can not have a significant effect on
the Customer Loyalty, while the Brand Image have a significant effect on the
Customer Loyalty. Next the variable Service Quality, Price Perception and Brand
Image is have a significantly effect on the Customer Satisfaction. Testing of
mediation shows that Customer Satisfaction variable has impact as variables
ofmediation, so that the variable Service Quality, Price Perception and Brand
Image is mediated by the Customer Satisfaction have a Significant effect on
Customer Loyalty. The test Result Q-Square (Q2)
, shows that lage effect overall
variables of 0.800952, which means equat to 80% of variation on a variable
Customer Statisfaction and Customer Loyalty to contributed to the variables in
the model, that isSevice Quality, Price Perception and Brand Image. As for 20%
be explaned by other causes the are investigated a hes researh.
Keywords: Service Quality, Price Perception, Brand image, Customer
Satisfaction and Customer Loyalty
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS LAYANAN, PERSEPSI HARGA DAN CITRA
MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI
OLEH KEPUASAN PELANGGAN
(Stusi Pada Pengguna Traveloka di Bandar Lampung)
Oleh
Neliyatun
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Pengaruh Kualitas Layanan,
Persepsi Harga dan Citra Merek terhadap Loyalitas Pelanggan yang dimediasi
oleh Kepuasan Pelanggan pada Pengguna Traveloka di Bandar Lampung.Metode
penelitian yang digunakan adalahpenelitian explanatory research dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak
112 responden pengguna Traveloka di Bandar Lampung. Hasil penelitian secara
parsial menunjukkan bahwa Kualitas Layanan dan Persepsi Harga tidak
berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan, sedangkan Citra Merek
berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. Selanjutnya variabel
Kualitas Layanan, Persepsi Harga dan Citra Merek berpengaruh signifikan
terhadap Kepuasan Pelanggan. Pengujian mediasi menunjukkan bahwa variabel
Kepuasan Pelanggan memiliki pengaruh sebagai variabel mediasi, sehingga
variabel Kualitas Layanan, Persepsi Harga dan Citra Merek yang dimediasi oleh
Kepuasan Pelanggan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Pelanggan. Hasil
uji Q-Square (Q2), menunjukan bahwa besarnya pengaruh keseluruhan variabel
sebesar 0.800952, yang berarti sebesar 80% variasi pada variabel Kepuasan
Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan memberikan kontribusi terhadap variabel-
variabel didalam model, yaitu Kualitas Layanan, Persepsi Harga dan Citra Merek.
Adapun sisanya 20% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini.
Kata kunci: Kualitas Layanan, Persepsi Harga, Citra merek, Kepuasan
Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan
PENGARUH KUALITAS LAYANAN, PERSEPSI HARGA DAN CITRA
MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI
OLEH KEPUASAN PELANGGAN
(Studi Pada Pengguna Traveloka di Bandar Lampung)
Oleh
Neliyatun
Skripsi
Sebagai salah satu syarat mencapai gelar
SARJANA ADMINISTRASI BISNIS
Pada
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Palu pada tanggal 11 Desember 1995, sebagai
putri pertama dari pasangan Bapak. Marzuki dan Ibu Astuti,
penulis memiliki 6 orang adik yaitu Zaena Alfin, Annisa
Rofiyanti, Deviana, M.Rizki dan A. Rivano dan Rizki. Jenjang
Pendidikan penulis bermula dari SD Inpres Nunurantai (Palu) pada tahun 2002-
2008. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama
(SMP) Di SMP Negeri 1 Taopa (palu) pada tahun 2008-2011 dan melanjutkan
pendidikan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Bolano
Lambunu (Palu) pada tahun 2011 sampai awal 2012, kemudian penulis pindah
melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Natar pada
tahun 2012-2014. Pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan
Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Lampung melalui jalur MANDIRI. Tahun 2014 sampai 2018 penulis menjadi
anggota HMJ Ilmu Administrasi Bisnis.Selama menjadi mahasiswa, penulis
merupakan anggotadalam organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu
Administrasi Bisnis FISIP UNILA periode 2015/2016. Penulis pernah
mengabdikan diri selama 40 hari di Desa Seputih Jaya, Kecamatan Gunung Sugih,
Kabupaten Lampung Tengah dalam rangka pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata
(KKN).
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadiran Allah SWT atas berkat dan karunianya-Nya sehingga
skripsi ini bisa diselesaikan. Dengan ini ku persembahkan karya kecilku ini
Kepada orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku:
Orang tuaku
MAMAKU TERSAYANG
PAPAKU TERSAYANG
Adik-adikku serta keluarga besarku tercinta, kalian semua yang selalu memberi
kasih sayang, nasihat, dukungan, motivasi dan do’a untuk kesuksesanku.
Seluruh dosen jurusan Ilmu Administrasi Bisnis dan staff tata usaha yang telah
berjasa dalam membimbing dan mengajarkan banyak hal yang menjadi suatu
pengalaman berharga selama saya menempuh dunia perkuliahan.
Teman-temanku tercinta yang selalu memberikan keceriaan, tempat berbagi
susah maupun senang.
Almamaterku Tercinta, Universitas Lampung
MOTTO
Berangkat dengan penuh keyakinan
Berjalan dengan penuh keikhlasan
Istiqomah dalam menghadapi cobaan
“Yakin, ikhlas, istiqomah”
(TGQH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid)
Hai orang-orang beriman
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
(QA. Al-Baqarah : 153)
Sesungguhnya hanya orang-orang yang sabarlah
Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas
(Az Zumar : 10)
Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai Allah
dari pada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan
(HR.Muslim)
SANWACANA
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadiran Allah SWT atas berkat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir/skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH KUALITAS LAYANAN, PERSEPSI HARGA DAN CITRA
MEREK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI
OLEH KEPUASAN PELANGGAN (Studi pada Pengguna Traveloka di
Bandar Lampung)”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar Sarjanan Administrasi Bisnis di Universitas
Lampung. Penulis menya dari bahwa selama proses penulisan dan penyusunan
skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang Akademik FakultasIlmu
Sosial dan Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Denden Kurnia Drajat, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang
Keuangan dan Umum Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UniversitasLampung.
4. Bapak Drs. Dadang Karya Bhakti, M.M selaku Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
UniversitasLampung.
5. Bapak Ahmad Rifa’i, S.Sos,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
AdminitrasiBisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung.
Terimakasih atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberi semasa
perkuliahan.
6. Bapak Suprihatin Ali, S.Sos.,M.Sc selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
AdminitrasiBisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung.
Terimakasih atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberi semasa
perkuliahan.
7. Ibu Mertayana selaku Staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas
IlmuSosial dan Politik Universitas Lampung.
8. Bapak Dr. Nur Effendi,S.Sos., M.Siselaku Dosen Pembimbing Utama yang
telah banyak memberikan motivasi, masukan, arahan, nasihat dan telah
banyak meluangkan waktu serta selalu sabar selama dalam proses bimbingan.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
9. Bapak Prasetya Nugeraha, S.A.B., M.Si selaku Dosen Pembimbing Pembantu
yang telah banyak memberikan motivasi, masukan, arahan, nasihat dan telah
banyak meluangkan waktu serta selalu sabar selama dalam proses bimbingan.
Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Bapak Drs. Dian Komarsyah, D., M.S selaku Dosen Pembahas yang telah
banyak memberikan motivasi, dukungan, masukan, arahan, nasihat dan telah
banyak meluangkan waktu serta selalu sabar selama dalam proses bimbingan,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Bapak Deddy Aprilani, S.A.N., M.Aselaku Pembimbing Akademik yang
selalu memberikan dukungan.
12. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Lampung, terimakasih atas ilmu yang telah
diberikan selama ini.
13. Mamaku tercinta Astuti, terimakasih telah mengandung dan melahirkanku ke
dunia ini, terima kasih atas pengorbanan dan kasih sayang yang telah mama
berikan selama ini. Terima kasih sudah mengajarkanku banyak hal yang
berharga dalam hidupku, Nely sayang mama.
14. Papaku tercinta Audie Hidayat, terima kasih atas kerja keras papa untuk
membiayai pendidikanku dan Adik-adik. Terima kasih atas kasih sayang yang
papa berikan untukku dan Adik-adik tanpa membeda-bedakan sedikitpun.
Tanpa papa Nely tidak bisa seperti saat ini, papa yang selalu memberikan
semangat dan motivasi disaat Nely mulai mengeluh, Nely sayang sama papa.
15. Bapakku tercinta Marzuki, terima kasih untuk perjuangan bapak merawat ku
dan Adik-adik dari kecil sampai beranjak dewasa. Sampai pada akhirnya kita
terpisahkan antara jarak dan waktu, tapi kasih sayang bapak tetap sama
sampai saat ini. Terima kasih bapak selalu mendoakan ku, berkat doa bapak
juga Nely bisa sampai pada tahap ini. Kurang lebih 7 tahun kita berjauhan
dan tidak bertemu, anakmu ini selalu merindukan kehangatan kebersamaan
kita dulu. Semoga bapak sehat terus, tunggu Nely pulang nemuin bapak lagi,
Nely sayang sama bapak.
16. Untuk Adik-adikku Zaena Alfin, Annisa Rofiyanti, Deviana, M.Mukti,
A.Rivano dan Rizky, terimakasih telah memberikan dukungan, kasih sayang
dan menjadi penyemangat sehingga termotivasi dan dapat menyelesaikan
skripsi ini. Kakak sayang kalian semua.
17. Untuk keluarga besarku, terima kasih selama ini kalian selalu memberikan
dukungan, terima kasih kalian selalu mengingatkan dikala aku salah, selalu
memberikan masukan-masukan yang positif, terima kasih kalian selalu
mendoakan aku hingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini. Jika sudah
waktunya kita akan bertemu dan berkumpul kembali.
18. Untuk teman-teman group family (Annisa, Fara, Kiki, Reka dan Wayan).
Terima kasih karena kalian masih tetap menjadi teman terbaikku sampai saat
ini. Terima kasih selama ini kalian menjadi teman yang bisa diajak berbagi
susah maupun senang. Walaupun kita sering salah paham satu sama lain, tapi
kita tetap bisa mempertahankan keutuhan pertemanan kita sampai saat ini.
Semoga pertemanan kita terus terjalin walaupun pada akhirnya nanti kita
berjauh-jauhan dan sulit untuk bertemu lagi. Aku selalu sayang kalian family.
19. Untuk teman-teman seperjuangan KKN 2017 Desa Seputih Jaya, Sekar
(emak), Lena (Inces), Acen (Abang Inces), Ayyubi (Koor), Munah dan Rudi.
Terima kasih karena kalian sudah menjadi kelompok KKN yang terbaik,
kompak, menyenangkan, teman yang peduli satu sama lain, teman yang
selalu berbagi disaat senang maupun susah, banyak memberikan cerita yang
berharga.
20. Untuk Irlanggan Yos Alibra, terima kasih atas dukungan yang kamu berikan
selama proses skripsi ini. Kamu orang yang paling bawel disaat aku malas
mengerjakan skripsi, selalu memberikan nasehat-nasehat yang membuatku
termotivasi. Kamu selalu membuatku tersenyum dengan tingkah-tingkah
konyolmu dan kalimat-kalimat alaymu.
21. Untuk temanku Dina (si kepompong), terima kasih selalu ada disaat aku lagi
butuh kamu. Kamu orang yang selalu menemaniku kemana-mana selama
proses penyelesaian skripsi ini, walaupun kamu juga capek tapi kamu selalu
menyempatkan waktu untuk menemaniku, walaupun kadang kamu suka
ngeluh gara-gara banyak makan kalau lagi sama aku. Pokonya terima kasih
din, kamu memang teman yang terbaik.
22. Untuk teman-teman ABI 2014. terima kasih atas kebersamaan dan suka
dukanya selama 4 tahun perkuliahan. Semoga kita semua sukses dan dapat
bertemu kembali.
23. Untuk sahabat-sahabat SMPku, terimakasih kalian sampai sekarang masih
memberikan dukungan, motivasi dan doa untukku. Walaupun kita berjauhan
tapi persahabatan kita mampu bertahan sampai saat ini dan seterusnya.
Semoga semoga kita semua menjadi orang yang sukses, amin.
24. Untuk sahabat-sahabat SMAku, terimakasih atas dukungan, motivasi dan doa
yang kalian berikan. Semoga kita semua menjadi orang yang sukses, amin.
25. Untuk adik-adik ABI 2015, 2016 dan 2017 tetap semangat kuliahnya dan
cepat menyelesaikan skripsi dengan lancar.
26. Terimakasih untuk semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
saya ucapkan terima kasih atas dukungan, motivasi dan doa yang kalian
berikan.
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR TABEL .......................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Layanan ........................................................................................ 11
2.1.1 Dimensi Kualitas Layanan............................................................... 12
2.1.2 Mengukur Kualitas Layanan ........................................................... 14
2.2 Persepsi Harga ............................................................................................ 15
2.2.1 Dimensi Persepsi Harga .................................................................. 17
2.2.2 Peranan Harga.................................................................................. 19
2.3 Citra Merek ................................................................................................ 19
2.3.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Citra Merek .............................. 21
2.3.2 Dimensi dari Citra Merek ................................................................ 22
2.4 Kepuasan Pelanggan .................................................................................. 22
2.4.1 Konsep Kepuasan Pelanggan ............................................................ 25
2.4.2 Dimensi Kepuasan Pelanggan ........................................................... 27
2.5 Loyalitas Pelanggan ................................................................................... 27
2.5.1 Perspektif Loyalitas Pelanggan. ........................................................ 28
2.5.2 Dimensi Loyalitas Pelanggan ............................................................ 31
2.6 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 31
2.7 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 33
2.8 Hubungan Antar Variabel .......................................................................... 39
2.8.1 Hubungan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan ........... 39
2.8.2 Hubungan Persepsi Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan ............... 40
2.8.3 Hubungan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan .................... 41
ii
2.8.4 Hubungan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan .......... 42
2.8.5 Hubungan Persepsi HargaTerhadap Kepuasan Pelanggan ............... 43
2.8.6 Hubungan Persepsi Citra Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan ..... 44
2.8.7 Hubungan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan ...... 45
2.8.8 Hubungan Kualitas Layanan yang Dimediasi oleh Kepuasan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan ........................................ 46
2.8.9 Hubungan Persepsi Harga yang Dimediasi oleh Kepuasan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan ........................................ 47
2.8.10 Hubungan Citra Merek yang Dimediasi oleh Kepuasan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan ...................................... 48
2.9 Hipotesis ..................................................................................................... 49
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian ........................................................................................... 51
3.2 Definisi Konseptual .................................................................................... 52
3.3 Definisi Operasional................................................................................... 53
3.4 Populasi dan Sampel .................................................................................. 54
3.4.1 Populasi ............................................................................................. 54
3.4.2 Sampel ............................................................................................... 54
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel............................................................. 56
3.5 Sumber Data ............................................................................................... 56
3.6 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 57
3.7 Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................................... 57
3.8 Skala Pengukuran ....................................................................................... 59
3.9 Metode Analisis Data ................................................................................. 61
3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................................. 62
3.9.2 Analisis Statistik Inferensial ............................................................ 62
3.8.2.1 Pengukuran Outer Model .................................................... 63
3.8.2.2 Pengukuran Inner Model ..................................................... 66
3.10 Pengujian Hipotesis ................................................................................. 67
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Traveloka ...................................................................... 68
4.1.1 Sejarah Traveloka ............................................................................ 68
4.1.2 Identitas Perusahaan Traveloka ....................................................... 69
4.1.3 Bidang Usaha PT. Traveloka .......................................................... 69
4.1.5 Tujuan Perusahaan ........................................................................... 70
4.1.5 Visi dan Misi Perusahaan ................................................................ 70
4.2 Hasil Uji Pre Test ....................................................................................... 70
4.3 Hasil Uji Reliabilitas Pre Test.................................................................... 71
4.4 Karakteristik Responden ............................................................................ 72
4.4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 72
4.4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ......................................... 73
4.4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ............................... 75
iii
4.4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ................................. 77
4.4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan .............................. 78
4.4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan ............................. 80
4.5 Hasil Dan Pembahasan ............................................................................. 81
4.5.1 Deskripsi Jawaban Responden Kualitas Layanan (X1) ................... 81
4.5.2 Deskripsi Jawaban Responden Persepsi Harga (X2) ....................... 83
4.5.3 Deskripsi Jawaban Responden Citra Merek (X3) ............................ 85
4.5.4 Deskripsi Jawaban Responden Kepuasan Pelanggan (Z) ................ 88
4.5.5 Deskripsi Jawaban Responden LoyalitasPelanggan (Y) ................. 91
4.6 Deskripsi Skor Data Hasil Penelitian ......................................................... 93
4.7 Hasil Analisis Data Inferensial................................................................... 94
4.7.1 Pengukuran Model (Outer Model) ................................................... 95
4.7.2 Evaluasi Model Struktural (Inner Model) ....................................... 102
4.8 Pengujian Hipotesis .................................................................................... 103
4.8.1 Uji Pengaruh Mediasi Variabel Kepuasan Pelanggan ..................... 105
4.9 Pembahasan Hipotesis ................................................................................ 108
4.9.1 Pengaruh Kualitas Layanan (X1) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) 109
4.9.2 Pengaruh Persepsi Harga (X2) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) . 111
4.9.3 Pengaruh Citra Merek (X3) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y ....... 113
4.9.4 Pengaruh Kualitas Layanan (X1) Terhadap Kepuasan Pelanggan (Z) 114
4.9.5 Pengaruh Persepsi Harga (X2) Terhadap Kepuasan Pelanggan (Z) 116
4.9.6 Pengaruh Citra Merek (X3) Terhadap Kepuasan Pelanggan (Z) ..... 118
4.9.7 Pengaruh Kepuasan Pelanggan (Z) Terhadap Loyalitas Pelanggan 120
4.9.8 Pengaruh Kulalitas Layanan (X1) Yang Dimediasi Oleh Kepuas
Pelanggan (Z) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) ......................... 121
4.9.9 Pengaruh Persepsi Harga (X2) Yang Dimediasi Oleh Kepuasan
Pelanggan (Z) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) ......................... 123
4.9.10 Pengaruh Citra Merek (X3) Yang Dimediasi Oleh Kepuasan
Pelanggan (Z) Terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) ....................... 124
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 127
5.2 Saran ........................................................................................................... 128
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 129
LAMPIRAN .................................................................................................... 135
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
1.1 Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan Perangkat yang
Digunakan .................................................................................................. 2
1.2 Pengguna Internet di Indonesia yang Berbelanja Secara Online .............. 2
1.3 Traveloka Menjadi Situs Terpopuler ......................................................... 5
1.4 Top Brand Situs Online Booking Tiket Pesawat dan Hotel 2015-2017 ..... 6
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 32
3.1 Definisi Operasioanal ................................................................................. 53
3.2 Jumlah Responden Yang Diperoleh Selama Penelitian ............................. 58
3.3 Skala Pengukuran ....................................................................................... 59
4.1 Hasil Uji Validitas Pre Test ....................................................................... 70
4.2 Hasil Uji Reliabilitas Pre Test.................................................................... 71
4.3 Deskripsi Skor Data Hasil Penelitian ......................................................... 94
4.4 Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Kualitas Layanan 96
4.5 Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Persepsi Harga .... 98
4.6 Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Citra Merek ......... 99
4.7 Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Kepuasan
Pelanggan ................................................................................................... 100
4.8 Kriteria Indeks Kesesuaian Model Struktural Variabel Loyalitas
Pelanggan ................................................................................................... 101
4.9 Hasil Evaluasi Model Struktural (Inner Model)........................................ 102
4.10 Hasil Uji Pengaruh Tidak Langsung ........................................................ 106
4.11 Hasil Evaluasi Model Struktural .............................................................. 107
4.12 Ringkasan Hasil Penelitian ...................................................................... 108
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Dimensi Pengukur Kualitas Layanan ........................................................ 14
2.2 Dimensi Persepsi Harga ............................................................................. 17
2.3 Konsep Kepuasan Pelanggan ..................................................................... 26
2.4 Kerangka Pemikiran ................................................................................... 39
4.1 Logo Traveloka .......................................................................................... 69
4.2 Hasil Pengujian Validitas dan Reliabilitas ................................................. 96
4.3. Jalur Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................ 103
vi
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram
4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................. 72
4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia ................................................ 74
4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ...................................... 75
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ........................................ 77
4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Penghasilan .................................... 78
4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Penggunaan .................................... 80
4.7 Kecepatan traveloka dalam memberikan tanggapan kepada pelanggan
saat melakukan transaksi ........................................................................ 81
4.7 Kemudahan situs Traveloka yang mudah dipahami saat
pengguna bertransaksi menggunakan Traveloka .................................... 82
4.8 Pengguna merasa senang dengan kelengkapan informasi yang telah
tersedia dalam situs Traveloka ............................................................... 82
4.9 Pengguna selalu mempertimbangkan harga yang ditawarkan dengan
kualitas pelayanan yang di rasakan dari Traveloka ................................ 83
4.11 Kesesuaian harga dengan manfaat yang di rasakan pengguna Traveloka 84
4.12 Pengguna Traveloka merasa puas dengan harga tiket pesawat
yang ditawarkan Traveloka, karena relatif murah dan terjangkau ......... 85
4.13 Pengguna Traveloka merasa bangga karena Traveloka merupakan
Top Brand situs online pemesanan tiket pesawat no. 1 di Indonesia .... 86
4.14 Penayangan iklan Traveloka mudah diingat, serta pesan yang
disampaikan mudah dimengerti .............................................................. 86
4.15 Menurut pengguna, Traveloka merupakan situs online yang memiliki
Brand berstandar tinggi .......................................................................... 87
4.16 Pengguna merasa Traveloka sudah memberikan pelayanan dengan
baik sesuai dengan apa yang saya harapkan ........................................... 88
4.17 Pengguna merasa senang dengan inovasi tampilan situs, layanan
maupun promo yang ditawarkan Traveloka kepada pelanggannya ....... 89
4.18 Pengguna merasa aman menggunakan Traveloka karena Traveloka
situs online yang dapat diandalkan ......................................................... 89
4.19 Pengguna selalu mempertimbangkan jika akan menggunakan merek
selain Traveloka ...................................................................................... 90
4.20 Pengguna merasa keberatan jika harus menggunakan merek lain
selain Traveloka ...................................................................................... 91
4.21 Pengguna selalu melakukan pemesanan tiket pesawat menggunakan
Traveloka ................................................................................................ 92
4.22 Pengguna merekomendasikan Traveloka kepada teman, tetangga
maupun kerabat agar pemesanan tiket pesawat menggunakan Traveloka 93
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian .................................................................... 136
Lampiran 2. Beberapa Testimoni Pengguna Traveloka ................................... 140
Lampiran 3. Rekapitulasi Jawaban Responden ................................................ 141
Lampiran 4. Output Data Ordinal Menjadi Interval Menggunakan MSI......... 146
Lampiran 5. Titik Presentasi Distribusi Nilai T ............................................... 151
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 157
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian ............................................................... 161
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya
perubahan kultur dan kebiasaan kita sehari-hari. Internet membawa perubahan
yang besar bagi segala aspek terutama dalam perkembangan dunia bisnis dan
pemasaran. Perkembangan internet ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karena
membantu untuk mempermudah aktifitas sehari-hari menjadi lebih mudah dan
efisien, di Indonesia pengguna internet setiap tahunnya meningkat. Berdasarkan
informasi yang diperoleh di techinasia.com Indonesia menjadi salah satu negara
dengan pertumbuhan jumlah pengguna internet terbesar di dunia, di awal tahun
2016 pengguna internet di Indonesia hanya mencapai 88,1 juta, tetapi di awal
tahun 2017 lalu mengalami peningkatan sebesar 51% (132,7%).
Perkembangan internet ini juga meningkatkan jumlah pengguna media sosial
karena selain untuk mengisi waktu luang berinteraksi satu sama lain, media sosial
juga berguna sebagai penunjang sarana promosi bagi pebisnis dan memiliki
pengaruh yang besar dalam pertumbuhan bisnis, khususnya bisnis yang berbasis
online di Indonesia. Maka dari itu banyak pebisnis yang memanfaatkan media
sosial untuk menunjang keperluan bisnisnya sebagai sarana promosi.
2
Tabel 1.1 Pertumbuhan Pengguna Internet di Indonesia Berdasarkan
Perangkat yang Digunakan
No. Nama Perangkat yang digunakan Jumlah (%)
1 Total populasi 262.0 juta 55%
2 Pengguna internet 132.7 juta 51%
3 Pengguna aktif sosial media 106.0 juta 40%
4 Subkunci seluler 371.4 juta 142%
5 Pengguna aktif sosial mobile 92.0 juta 35%
Sumber: techinasia.com
Berdasarkan tabel 1.1 di atas, menunjukan bahwa pengguna internet di Indonesia
meningkat sebesar 51% dan pengguna yang aktif menggunakan sosial media
meningkat sebesar 40%. Sejalan dengan perkembangan internet di Indonesia saat
ini tentunya e-commerce di Indonesia juga ikut berkembang atau meningkat,
kebiasaan masyarakat berbelanja pun ikut berubah, sebelumnya pembelian yang
dilakukan secara langsung datang ke toko-toko mulai beralih dengan melakukan
pembelian secara online karena lebih cepat, mudah dan efisien. Berikut ini data
pengguna internet di Indonesia yang berbelanja secara online:
Tabel 1.2 Pengguna Internet di Indonesia yang Berbelanja Secara Online
Sumber: Techinasia.com
Januari 2017: Pendapatan E-commers
(Total nilai konsumen (B2C) pasar e-commerce dan rata-rata pendapatan
e-commerce per pengguna)
No. Keterangan Jumlah/ (%)
1 Melakukan pembelian via e-commerce 24.74 Juta
2
Penetrasi e-commerce (jumlah pembeli Vs total
populasi)
9%
3
Nilai total e-commerce nasional pada tahun
2016 (U$$)
5.6 juta
4
Pendapatan pengguna e-commerce per tahun
di tahun 2016
228 juta
3
Data pada tabel 1.2 menunjukan pembelian yang dilakukan secara online
mencapai angka 24.74 juta orang, yang berarti banyak masyarakat yang
cenderung melakukan pembelian secara online dibandingkan melakukan
pembelian secara langsung. Perkembangan e-commerce saat ini adalah hasil dari
perkembangan teknologi dan menjadi tren di lingkungan masyarakat, yang
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka salah satunya adalah
melakukan transaksi secara online dengan cara yang lebih efektif dan efisien.
Adanya perubahan masyarakat dari keadaan yang tradisional menjadi masyarakat
modern menjadikan banyaknya peluang bisnis yang bergerak melalui media
internet. Berdasarkan informasi yang di peroleh di Herosoftmedia.co.id jumlah
transaksi jual beli online terus meningkat drastis dari tahun ke tahun, hal tersebut
menunjukan bahwa bisnis online akan semakin berkembang dan diperkirakan
akan terus berlanjut selama 5 tahun ke depan.
Perkembangan bisnis online ini tentunya akan menarik perhatian para pebisnis
untuk melakukan bisnis online yang akan menguntungkan bagi mereka, selain itu
juga banyak menciptakan pesaing-pesaing di bisnis perdagangan melalui media
internet yang sama seperti di e-commerce layanan pemesanan tiket pesawat. Saat
ini banyak pebisnis memanfaatkan teknologi untuk menciptakan suatu bisnis yang
dapat mempermudah masyarakat untuk memperoleh kebutuhannya dan bisa
dilakukan dimana saja mereka berada, salah satunya adalah situs-situs online yang
bergerak di bidang jasa yang menawarkan layanan pemesanan tiket pesawat dan
hotel.
4
Jika membahas fenomena situs online yang menyediakan pemesanan tiket
pesawat, saat ini banyak situs-situs online yang menawarkan berbagai jenis
pelayanan jasa penjualan tiket pesawat, sehingga akan membantu memenuhi
kebutuhan menjadi lebih mudah, cepat, hemat waktu dan efisien seperti:
Traveloka.com, Tiket.com, Agoda, Tiket.com, Pegipegi, Nusatrip, Utiket.com,
Booking.com dan situs pesaing sejenis lainnya. Tetapi diantara situs online
tersebut Traveloka menjadi situs online yang paling banyak diminati oleh
masyarakat. Traveloka merupakan perusahaan internet menyediakan layanan
pemesanan tiket pesawat dan hotel secara online, yang didirikan pada Maret 2012
sampai bulan Juli 2013 oleh Ferry Unardi, Derianto kusuma dan Albert Zhang.
Awalnya Traveloka bergerak dengan skala bisnis kecil sebagai mesin pencari tiket
pesawat dan reservasi hotel, tetapi dengan perubahan teknologi yang terus
berkembang Traveloka mulai diminati oleh masyarakat dan hanya dengan
beberapa bulan Traveloka berhasil memiliki banyak pelanggan. Pada saat itu
Traveloka semakin berkembang dengan menyediakan beberapa layanan dalam
situsnya, seperti: tiket pesawat dan hotel, tiket kereta api, pesawat + hotel, pulsa
dan paket internet, aktivitas dan rekreasi. Seiring dengan perkembangan
Traveloka tersebut perusahaan menemukan kendala dalam memperoleh
kepercayaan, akan tetapi kendala tersebut dapat diatasi dengan memberikan
kualitas pelayanan terbaik dan sifat optimis, sehingga konsumen akan merasa
nyaman saat melakukan transaksi dengan layanan yang diberikan oleh Traveloka.
Menurut Lewis dan Booms, kualitas layanan merupakan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sesuai dengan ekspektasi
pelanggan (Laksana, 2008:85). Kualitas kinerja pelayanan merupakan dasar bagi
5
pemasaran jasa, jika konsumen merasa nyaman dengan pelayanan yang tersedia
di situs online tersebut maka konsumen akan merasa puas dan hal tersebut akan
menjadi nilai tambah bagi situs online tersebut. Semakin berkembangnya
Traveloka menjadikan Traveloka sebagai situs pemesanan tiket pesawat dan hotel
paling populer yang memperbandingkan tingkat konversi, kunjungan situs,
kesadaran merek dan top of mind terhadap situs pesaing sejenis lainnya. Seperti
yang terlihat pada tabel 1.3 di bawah ini:
Tabel 1.3 Traveloka Menjadi Situs Terpopuler
Sumber: dailysocial.id
Traveloka bukan satu-satunya situs online yang bergerak dalam penyedia layanan
pemesanan tiket pesawat dan hotel secara online, banyak situs online lainnya yang
menjadi pesaing bagi Traveloka seperti yang telah disebutkan di atas. Banyaknya
pesaing tersebut tidak menjadi penghalang bagi Traveloka untuk menjadi situs
online penyedia layanan pemesanan tiket pesawat dan hotel yang terpercaya dan
banyak diminati oleh masyarakat bahkan menjadi situs online no.1 di Indonesia
dan menjadi perusahaan internet penyedia aplikasi booking destinasi lokal dan
No
Situs Online
Keterangan
Conversion
Rate
Ever
visited
site
Brand
Awareness
Top of
Mind
1 Traveloka.com 77.0 % 68.8 % 89.4 % 42.5 %
2 Tiket.com 62.1 % 41.2 % 66.3% 13.2 %
3 Agoda 53.8% 26.8% 42.0% 3.4%
4 Wego 51.7% 17.0% 32.8% 1.8%
5 Pegipegi 50.7% 17.5% 34.5% 1.3%
6 Nusatrip 55.6% 13.7% 24.7% 0.7%
7 Tiket2 46.9% 20.0% 21.2% 1.0%
8 Booking.com 50.5% 13.6% 25.8% 0.0%
9 Tripadvisor 55.1% 14.1% 25.5% 0.8
10 Utiket.com 57.9% 10.1% 17.5% 1.1%
6
internasional yang meraih penghargaan dalam dua kategori pada Top Brand
Award 2015-2017, seperti yang terlihat pada tabel 1.4 dibawah ini:
Tabel 1.4 Top Brand Situs Online Booking Tiket Pesawat dan Hotel Tahun
2015 - 2017
Sumber : www.topbrandaward.com
Seperti yang tertera pada tabel 1.4 di atas, Traveloka menjadi situs online
pemesanan tiket pesawat dan reservasi hotel yang menempati posisi paling unggul
secara berturut-turut. Prestasi tersebut tentunya akan menjadi motivasi Traveloka
untuk lebih baik lagi kedepannya dengan tetap mempertahankan kualitas-kualitas
yang dimiliki Traveloka. Selain memperoleh penghargaan top brand award
sebanyak tiga kali berturut-turut, pada bulan Agustus 2017 kemarin Traveloka
berhasil meraih dua penghargaan, yaitu “Most Powerful Indonesia Technology
SITUS ONLINE BOOKING TIKET
PESAWAT DAN TRAVEL 2015
SITUS ONLINE RESERVASI HOTEL
2015
MEREK TBI TOP MEREK TBI TOP
Traveloka.com 67.0% TOP Traveloka.com 60.3% TOP
Tiket.com 11.9% TOP Agoda.com 10.8% TOP
Utiket.com 1.5% Hotels.com 8.5%
Orbitz.com 3.7%
Booking.com 2.5%
SITUS ONLINE BOOKING TIKET
PESAWAT DAN TRAVEL 2016
SITUS ONLINE RESERVASI HOTEL
2016
MEREK TBI TOP MEREK TBI TOP
Traveloka.com 74.8% TOP Traveloka.com 59.6% TOP
Tiket.com 10.3% TOP Trivago.co.id 13.5% TOP
Trivago.co.id 3.7% Agoda.com 11.6%
Utiket.com 3.2% Pegipegi.com 4.7%
Nusatrip.com 1.7% Rajakamar.com 2.0%
SITUS ONLINE BOOKING TIKET
PESAWAT DAN TRAVEL 2017
SITUS ONLINE RESERVASI HOTEL
2017
MEREK TBI TOP MEREK TBI TOP
Traveloka.com 78.5% TOP Traveloka.com 59.8% TOP
Pegipegi.com 2.7% TOP Trivago.co.id 13.3% TOP
Tiket.com 1.6% Agoda.com 9.4%
Wego.co.id 1.2% Pegipegi.com 3.1%
Nusatrip.com 1.1% Booking.com 2.0%
7
Brand’ dan “Most Innovative Brand”, (sumber: traveloka.com). Prestasi yang
diperoleh Traveloka membawa dampak positif untuk citra merek Traveloka itu
sendiri, saat ini citra merek Traveloka memiliki kesan yang baik di benak
konsumen sehingga konsumen tidak ragu untuk menggunakan Traveloka. Maka
dari itu penting untuk tetap menjaga citra mereknya di mata para kosumennya
agar tetap menjadi brand situs online yang berkualitas serta dapat terus diterima di
masyarakat. Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan
persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu
terhadap merek itu (Keller, 2009:3). Karena konsumen cenderung akan
menggunakan produk atau jasa yang memiliki citra merek yang baik.
Berdasarkan beberapa testimoni yang diberikan oleh pengguna layanan Traveloka
menunjukan bahwa situs online Traveloka merupakan situs online yang
berkualitas yang mampu membuat para penggunanya merasa puas terhadap
kualitas layanan dan harga yang ditawakan kepada konsumen. Traveloka banyak
memberikan berbagai macam potongan harga untuk pemesanan tiket pesawat,
voucher pulsa dan banyak tawaran harga lainnya yang menarik minat pelanggan.
karena harga yang ditawarkan oleh Traveloka sangat terjangkau tanpa harus
membebankan biaya transasksi kepada konsumen.
Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau
jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat
dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Amstrong
2008:345). Selain memberikan kepuasan dengan harga yang terjangkau Traveloka
juga memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menyediakan pelayanan 24
jam melalui email, telepon, media sosial serta metode pembayaran yang beragam
8
sehingga memudahkan pelanggan. Traveloka selalu menjaga kenyamanan para
pengguna jasanya agar merasa puas dengan pelayanan yang telah tersedia.
Menurut Hill Brierley dan Mac Dougall, kepuasan adalah mencerminkan
penilaian komparatif seseorang yang merupakan hasil dari kinerja atau hasil yang
dirasakan dari produk dalam hubungan dengan harapannya (Tjiptono, 2006:169).
Jika kinerja sesuai dengan harapan pelanggan akan puas dan apabila kinerja
melampaui harapan pelanggan sangat puas atau senang (Kotler dan Keller,
2007:31). Semakin berkualitas produk dan jasa yang diberikan maka kepuasan
yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi, bila kepuasan pelanggan semakin
tinggi maka dapat menimbulkan keuntungan bagi badan usaha tersebut. Dengan
perasaan pelanggan yang puas maka akan terjadi sikap loyalitas pelanggan,
dimana pelanggan yang merasa puas tidak akan ragu untuk terus berulang kali
menggunakan Traveloka.
Loyalitas adalah komitmen yang kuat untuk pelayanan unggulannya atau membeli
kembali produk atau jasa di masa depan untuk memperoleh merek yang sama
meskipun terdapat upaya pemasaran oleh saingan potensial. Komitmen pelanggan
adalah hasil dari suatu organisasi yang menciptakan keuntungan bagi pelanggan
sehingga pembelian mereka meningkat (Hartana, 2014:4). Upaya untuk
memastikan bahwa pelanggan menjadi setia dan mempromosikan layanan dari
penyedia, Traveloka harus mendapatkan kepercayaan pelanggan, yang akan
memperkuat hubungan kepuasan-kepercayaan-loyalitas. Menggunakan situs
online berkaitan erat dengan keyakinan bahwa informasi dan transaksi internet
terpercaya, yang menarik untuk diteliti karena sejak didirikan pada maret 2012
hingga pada juli 2013 Traveloka menjadi situs travel agen yang tercepat, termurah
9
dan terlengkap dan berhasil menyandang status sebagai situs pencarian tiket
pesawat no.1 di Indonesia.
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai kualitas layanan, persepsi harga, citra merek,
kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan. Maka penelitian ini berjudul
“Pengaruh Kualitas Layanan, Persepsi Harga dan Citra Merek terhadap Loyalitas
Pelanggan yang dimediasi oleh Kepuasan Pelanggan” (Studi Pada Pengguna
Traveloka di Bandar Lampung)”.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah kualitas layanan, persepsi harga dan citra merek berpengaruh
secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan yang dimediasi oleh
kepuasan pelanggan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas layanan, persepsi harga dan citra
merek terhadap loyalitas pelanggan yang dimediasi oleh kepuasan
pelanggan?
10
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:
1. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan memberikan kesempatan bagi
penulis untuk mengembangkan ilmu yang telah diperoleh selama proses
perkuliahan, mengembangkan pengetahuan penulis di bidang pemasaran
yang telah menjadi ketertarikan penulis, meningkatkan kompetensi diri,
kecerdasan intelektual dan emosional.
2. Bagi pihak lain, diharapkan hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai
bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat sebagai bacaan
yang bermanfaat bagi yang memerlukan.
3. Bagi universitas, diharapkan hasil studi ini dapat dipergunakan sebagai
bahan referensi untuk pengembangan kualitas pendidikan Universitas
selanjutnya di masa depan, khususnya untuk jurusan Ilmu Administrasi
Bisnis.
4. Bagi perusahaan, diharapkan dengan adanya input informasi penelitian ini
dapat bermanfaat bagi perusahaan untuk dijadikan bahan pertimbangan
serta dapat dijadikan pedoman dalam melakukan perbaikan saat ini
maupun masa yang akan datang.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kualitas Layanan
Kualitas layanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian
atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Menurut
Lewis dan Booms, kualitas layanan merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan agar sesuai dengan ekspektasi
pelanggan (Laksana, 2008:85). Kualitas layanan dapat diwujudkan dengan
memberikan layanan kepada konsumen dengan sebaik mungkin sesuai dengan apa
yang menjadi harapan konsumen.
Menurut Lovelock service quality merupakan tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi
harapan pelanggan (Tjiptono 2004:60). Jasa dapat diberikan secara keseluruhan
ataupun dikaitkan dengan produk barang atau jasa. Tingkat kepuasan konsumen
atas suatu pelayanan dapat diukur dengan membandingkan antara harapan
konsumen terhadap kualitas pelayanan yang di inginkannya dengan kenyataan
yang diterimanya atau dirasakannya. Dalam arti kualitas pelayanan harus sesuai
dengan harapan yang diinginkan oleh setiap para konsumen. Pada tingkat
kesesuaian yang semakin tinggi antara harapan dengan kualitas pelayanan
yang diberikan perusahaan, pada saat itu tercipta nilai kepuasan yang maksimal.
12
Sehingga perusahaan harus mampu mengerti konsumen dan bagaimana
mendefinisikan keinginan konsumen tersebut dengan benar. Kinerja yang baik
(berkualitas) dari sebuah konsep pelayanan menimbulkan situasi yang kompetitif
dimana hal tersebut dapat di implementasikan melalui strategi untuk meyakinkan
pelanggan, memperkuat image tentang merek, iklan, penjualan dan penentuan
harga. Pada hakikatnya pengukuran kualitas suatu jasa atau produk dapat
diperoleh melalui pengukuran atas variabel harapan dan kinerja yang dirasakan
pelanggan atau perceived performance (Tjiptono, 2001:46).
Definisi kualitas menurut Kotler adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh suatu
produk barang maupun jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan dapat
memberikan kepuasan kepada para pelanggan. Kotler mendefinisikan pelayanan
adalah sebuah strategi yang dibuat oleh perusahaan karena suatu produk
perusahaan tidak hanya berupa barang tetapi juga dapat berupa sebuah pelayanan
(Setyowati dan Wiyadi (2016:104). Maka dari itu kualitas layanan (service
quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para pelanggan
atas pelayanan yang secara nyata mereka terima atau peroleh dengan pelayanan
yang sesungguhnya mereka harapkan atau inginkan terhadap atribut-atribut
pelayanan suatu perusahaan.
2.1.1 Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Parasuraman dan Berry terdapat lima dimensi kualitas pelayanan yang
diidentifikasikan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi pelayanan (Tjiptono
dan Chandra, 2011:198), yaitu:
13
1. Reliabilitas atau Keandalan (Reliability) merupakan suatu kemampuan
perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali
tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan pelayanannya sesuai
dengan waktu yang disepakati. Dalam unsur ini pemasar dituntut untuk
menyediakan produk atau pelayanan yang handal. Produk atau pelayanan
jangan sampai mengalami kerusakan atau kegagalan, dengan kata lain
pelayanan tersebut harus selalu baik. Para anggota perusahaan juga harus
jujur dalam menyelesaikan masalah sehingga pelanggan tidak merasa
ditipu. Selain itu pemasar harus tepat janji bila menjanjikan sesuatu
kepada pelanggan. Sekali lagi perlu diperhatikan bahwa janji bukan
sekedar janji, namun janji harus ditepati. Oleh karena itu time schedule
perlu disusun dengan teliti.
2. Daya Tanggap (Responsiveness): merupakan berkenaan dengan kesediaan
dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan
merespon permintaan mereka, serta menginformasikan kapan pelayanan
akan diberikan dan kemudian memberikan pelayanan secara cepat.
3. Jaminan (Assurance): yakni perilaku para seorang karyawan harus mampu
menumbuhkan rasa kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan
perusahaan bisa menciptakan rasa aman para pelanggannya. Jaminan juga
berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap
pertanyaan dan masalah pelanggan.
4. Empati (Empathy): berarti bahwa perusahaan memahami masalah para
pelanggannya dan melakukan suatu tindakan demi kepentingan pelanggan,
14
serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki
jam operasi yang nyaman.
5. Bukti Fisik (Tangible): berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik,
perlengkapan dan material yang digunakan perusahaan serta penampilan
karyawan. Dalam hal ini sarana dan prasarana yang berkaitan dengan
layanan pelanggan harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan.
2.1.2 Mengukur Kualitas Layanan
Menurut Brandy dan Cronin Ada 3 dimensi yang dapat mengukur kualitas
layanan (Laksana 2008 : 94) yaitu:
1. kemampuan pegawai (interaction quality)
2. kualitas lingkungan fisik (physical environment quality)
3. kualitas hasil layanan (outcome quality).
(Gambar 2.1 Dimensi Pengukur Kualitas Layanan)
Sumber: Laksana (2008:94)
Kualitas Layanan
Kualitas Hasil
Layanan Kualitas Lingkungan
Fisik
Kemampuan
Pegawai
Waktu Tunggu Kondisi
Sekitar
Sikap
Nyata desain Perilaku
Valensi Faktor Sosial Keahlian
15
Berdasarkan gambar 2.1 di atas, menjelaskan bahwa dimensi pertama menunjukan
kualitas pelayanan yang melibatkan hubungan pelayanan di antara pekerja yang
memberikan pelayanan. Pelayanan sangat tergantung dari kemampuan pegawai
dalam memberikan layanan, hal ini memberikan gambaran bahwa kualitas
pelayanan meliputi kemampuan pegawai yang memberikan pelayanan kepada
konsumen. Kemudian dimensi kedua menunjukkan bahwa lingkungan fisik
tempat pekerjaan harus diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap kualitas
layanan. Setiap pekerjaan akan selalu mempertimbangkan lingkungan fisik yang
menjadi tempat pekerjaannya dan ini menjadi penilaian konsumen terhadap
pelayanan. Oleh karena itu kualitas pelayanan lingkungan menjadi pertimbangan
dalam menilai kualitas layanan secara keseluruhan. Sedangkan dimensi ketiga
menunjukan bahwa hasil dari suatu pelayanan merupakan faktor penentu dalam
menilai. Kualitas dari hasil pelayanan berpengaruh langsung terhadap persepsi
konsumen dalam menilai kualitas layanan, kualitas selalu berfokus pada
pelanggan. Produk dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan sehingga suatu
produk dapat dikatakan berkualitas apabila sesuai dengan keinginan pelanggan.
2.2 Persepsi Harga
(Simamora, 2002:102) mendefinisikan persepsi adalah “bagaimana kita melihat
dunia sekitar kita” atau secara formal merupakan suatu proses seseorang
menyeleksi, mengorganisasikan dan menginterpretasi stimuli ke dalam suatu
gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Dari penjelasan di atas persepsi
yang dipikirkan oleh seseorang dapat menjadi nilai tentang apa yang
dipikirkannya. Untuk itu di dalam pemasaran persepsi sangat bernilai untuk
16
ditanamkan kepada masyarakat bahwa produk atau pelayanan tersebut bernilai
dan dibutuhkan. Harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja
menentukan profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan
proporsi nilai suatu produk (Kotler and Keller, 2012:67). Bagi konsumen harga
merupakan segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk
memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanan dari suatu produk (Hasan, 2013:521).
Bagi perusahaan penetapan harga merupakan suatu cara untuk membedakan
penawarannya dari para pesaing. Maka dari itu sangat penting bagi perusahaan
untuk memperhatikan harga produk atau jasa yang mereka tentukan, karena harga
sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen tentang harga produk/jasa
tersebut. Apabila konsumen memberikan persepsi positif tentang harga yang
ditawarkan maka konsumen akan merasa puas. Menurut Sangadji dan Sopiah
(2013:206) harga merupakan salah satu atribut paling penting yang dievaluasi
oleh konsumen dan seorang manajer harus benar–benar menyadari peran tersebut
dalam pembentukan sikap konsumen. Pada kondisi tertentu konsumen sangat
sensitif terhadap harga sehingga harga suatu produk yang relatif lebih tinggi
dibandingkan para pesaingnya dapat mengeliminasi produk dari pertimbangan
konsumen.
Menurut Tjiptono dan Chandra Penetapan harga merupakan tugas kritis yang
menunjang keberhasilan operasi organisasi profit maupun non-profit, harga
merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang mendatangkan pendapatan
bagi organisasi. Keputusan harga tidak mudah dilakukan di satu sisi harga mahal
17
dapat meningkatkan laba jangka pendek, tetapi di sisi lain akan sulit dijangkau
oleh konsumen. Sedangkan bila harga terlalu murah pangsa pasar bisa bergejolak,
akan tetapi marjin kontribusi dan laba bersih yang diperoleh bisa jadi amat kecil
bahkan tidak cukup untuk mendukung pertumbuhan atau ekspansi organisasi
(Rivai dan Wahyudi, 2017:32). Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas
suatu produk dan jasa atau jumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk
memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau
jasa (Kotler dan Amstrong 2008:345). Berdasarkan pembahasan di atas dapat
disimpulkan persepsi harga adalah pandangan pelanggan dalam melihat harga
suatu produk dilihat dari tinggi dan rendahnya harga yang mempengaruhi
keputusan pembelian.
2.2.1 Dimensi Persepsi Harga
Monroe berpendapat bahwa persepsi harga sering di identikkan dengan persepsi
kualitas dan persepsi biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk (Harjati
dan Yurike, 2015:67) seperti terlihat pada gambar di bawah ini :
(Gambar 2.2 Persepsi Harga)
Sumber: Harjati dan Yurike (2015:67)
Persepsi Kualitas
Willingness
to buy
Perceived
Value
Actual Price Perceived
Price
Persepsi Biaya
18
Berdasarkan gambar 2.2 di atas, dapat dijelaskan bahwa informasi harga aktual
yang diperoleh akan dibandingkan dengan persepsi harga yang ada di benak
pelanggan. Hal ini mengindikasikan persepsi nilai terhadap produk atau pelayanan
tersebut. Selanjutnya seorang pelanggan akan memutuskan apakah akan membeli
produk/ pelayanan tersebut atau tidak. Persepsi harga dibentuk oleh dua dimensi
utama yaitu:
1. Perceived Quality (Persepsi Kualitas): seorang pelanggan cenderung lebih
menyukai produk yang harganya mahal ketika informasi yang didapat
hanya harga produknya. Persepsi pelanggan terhadap kualitas suatu
produk dipengaruhi oleh persepsi mereka terhadap nama merek, nama
toko, garansi yang diberikan (after sale services) dan negara yang
menghasilkan produk tersebut.
2. Perceived Monetary Sacrifice (Persepsi Biaya yang Dikeluarkan): secara
umum pelanggan menganggap bahwa harga merupakan biaya yang
dikeluarkan atau dikorbankan untuk mendapatkan produk. Akan tetapi
pelanggan mempunyai persepsi yang berbeda-beda terhadap biaya yang
dikeluarkan meskipun untuk produk yang sama.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi akan kualitas
dan biaya yang dikeluarkan pelanggan memiliki peranan yang penting dalam
memilih suatu produk atau pelayanan, di samping itu harga yang ditetapkan
sebaiknya terjangkau, mengandung kesesuaian antara manfaat dengan kualitasnya
dan perbandingan harga dengan produk atau pelayanan lain yang sejenis.
19
Kotler dan Amstrong (2012: 52) mengungkapkan bahwa di dalam indikator harga
terdapat beberapa unsur kegiatan utama tentang harga. Indikator tersebut meliputi:
1. Daftar harga 4. Potongan harga
2. Diskon. 5. Kredit
3. Syarat pembayaran 6. Periode pembayaran
2.2.2 Peranan Dari Harga
Menurut Tjiptono ada tiga peranan dari harga (Setyowati dan Wiyadi, 2016:104),
yaitu:
1. Bagi perekonomian: dalam perekonomian untuk menentukan besarnya
tingkat upah, laba, bunga dan sewa berdasarkan oleh harga.
2. Bagi konsumen: harga telah digunakan konsumen sebagai dasar untuk
keputusan dalam pembelian suatu produk maupun jasa.
3. Bagi perusahaan: pendapatan sebuah perusahaan dapat diperoleh dari
harga yang telah ditentukan oleh perusahaan tersebut.
2.3 Citra Merek
Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi
terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap
merek itu. Menurut Kotler dan Keller (2012:3) citra merek adalah anggapan
tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan
konsumen. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa
keyakinan dan prefensi terhadap suatu merek akan lebih memungkinkan
melakukan pembelian. Citra merek seperangkat keyakinan ide dan kesan yang
20
terbentuk oleh seseorang terhadap suatu objek. Citra merek bisa dikatakan sebagai
persepsi dan kepercayaan konsumen terhadap merek barang atau jasa yang
memperkuat loyalitas merek dan meningkatkan suatu image yang baik, tepat
dan sesuai dengan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang dihasilkannya.
Menurut Susanto (2004:24) citra merek adalah apa yang dipersepsikan oleh
konsumen mengenai sebuah merek, dimana hal ini menyangkut bagaimana
seorang konsumen dapat menggambarkan apa yang mereka pikirkan mengenai
sebuah merek dan apa yang mereka rasakan mengenai merek tersebut ketika
mereka memikirkannya. Merek yang kuat adalah merek yang jelas dan unggul
secara relevatif dibanding pesaingnya, pemasar harus mengetahui strategi yang
akan dilakukan agar produk atau jasanya biasanya memperoleh image yang baik
atau secara berkala mensurvei publiknya untuk mengetahui apakah aktivitas-
aktivitas perusahaan memperbaiki citranya.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:346) citra merek adalah persepsi dan
keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti tercermin dalam asosiasi yang
terjadi dalam memori konsumen. Konsumen memiliki cara tersendiri bagaimana
agar membeli produk yang sesuai dengan kebutuhannya, pengalaman merupakan
sebuah pembelajaran masa lalu terhadap keputusan pembelian pada merek-merek
tertentu. Pengertian merek menurut Kotler dan Amstrong (2012:349) adalah suatu
nama, kata, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya yang dapat
mengidentifikasikan pembuat atau penjual produk dan jasa tertentu. Banyaknya
merek yang beredar di pasar akan memberikan pilihan alternatif kepada
konsumen dalam melakukan pembelian.
21
Perkembangan pasar yang begitu pesat akan mendorong konsumen untuk lebih
mempertimbangkan citra merek dibandingkan memperhatikan karakteristik
produk yang ditawarkan. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan
konsumen akan memilih produk yang telah dikenal baik melalui pengalaman
menggunakan produk maupun berdasarkan informasi yang diperoleh melalui
berbagai sumber. Sebuah perusahaan atau produk atau jasa yang mempunyai citra
baik pada masyarakat, maka akan mendapatkan posisi yang lebih baik. Citra
merek dapat menjadi magnet yang kuat dalam persaingan untuk memperebutkan
dan memenangkan pasar konsumen.
2.3.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Citra Merek
Schiffman dan Kanuk berpendapat ada beberapa faktor pembentuk citra merek
(Setyowati dan Wiyadi, 2016:104 - 105), yaitu:
1. Kualitas: berhubungan dengan kualitas produk barang atau jasa yang
disediakan oleh perusahaan penyedia jasa tersebut.
2. Dapat dipercaya: berhubungan dengan asumsi dari para konsumen yang
telah mengkonsumsi produk tersebut.
3. Kegunaan: berhubungan dengan kegunaan suatu produk barang atau
jasa yang dapat dirasakan oleh para pelanggan.
4. Pelayanan: berhubungan dengan hal-hal yang harus dilakukan oleh
perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada para pelanggan.
5. Risiko: berhubungan dengan segala sesuatu yang muncul yang akan
ditanggung oleh para pelanggan.
22
6. Harga: berkaitan dengan tinggi rendahnya uang yang akan dikeluarkan
seorang konsumen untuk sebuah produk.
7. Citra dari merek itu sendiri: berhubungan dengan merek dari produk itu
sendiri.
2.3.2 Dimensi Citra Merek
Menurut Pujadi ada berbagai beberapa macam dimensi atau dari brand image
(Faizah, 2017:3), yaitu:
1. Kesan profesional: produk memiliki kesan profesional atau memiliki
keahlian bidangnya.
2. Kesan modern: produk memiliki ciri kesan modern atau memiliki
teknologi yang selalu mengikuti perkembangan jaman.
3. Melayani semua segmen: produk mampu melayani semua segmen yang
ada, tidak hanya melayani segmen yang khusus saja. Perhatian pada
pelanggan: produk perhatian atau peduli pada keinginan atau kebutuhan
pelanggan.
2.4 Kepuasan Pelanggan
Menurut Hill Brierley dan Mac Dougall, kepuasan adalah mencerminkan
penilaian komparatif seseorang yang merupakan hasil dari kinerja atau hasil yang
dirasakan dari produk dalam hubungan dengan harapannya (Tjiptono, 2006:169).
Kepuasan pelanggan merupakan konsep sentral dalam wacana bisnis dan
manajemen. Konsekuensi kepuasan pelanggan atau ketidakpuasan pelanggan
sangat krusial bagi kalangan bisnis, pemerintah dan juga konsumen. Bagi bisnis
23
kepuasan dipandang sebagai salah satu dimensi kinerja pasar, peningkatan
kepuasan pelanggan berpotensi mengarah pada pertumbuhan jangka panjang dan
jangka pendek, serta pangsa pasar sebagai hasil pembelian ulang. Sementara itu
ketidakpuasan pelanggan memunculkan sejumlah risiko seperti boikot atau protes
dari lembaga konsumen, intervensi pemerintah, reaksi pesaing dan masuknya
produk substitusi baru di pasar. Ketidakpuasan seorang pelanggan sesungguhnya
dapat membantu perusahaan untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang menjadi
kelemahan produk atau jasa yang tidak mampu memenuhi standar konsumen dan
pemerintah. Modifikasi kepuasan dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja
produk dan jasa, sehingga masalah serupa tidak akan terulang masa yang akan
datang (Subagyo, 2010:9-10).
Kepuasan pelanggan adalah ukuran kinerja produk total sebuah organisasi
dibandingkan serangkaian keperluan pelanggan. Jika kinerja sesuai dengan
harapan maka pelanggan puas dan jika kinerja melampaui harapan pelanggan
sangat puas atau senang (Kotler dan Keller, 2012:31). Semakin berkualitas produk
dan jasa yang diberikan maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan semakin
tinggi. Bila kepuasan pelanggan semakin tinggi maka akan dapat menimbulkan
keuntungan bagi badan usaha tersebut. Pelanggan yang puas akan terus
melakukan pembelian pada badan usaha tersebut. Demikian pula sebaliknya jika
tanpa ada kepuasan dapat mengakibatkan pelanggan pindah pada produk lain.
Oliver menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah sebagai evaluasi purna
beli, dimana persepsi terhadap kinerja alternatif produk atau pelayanan yang
dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian (Husein, 2003:14).
24
Apabila persepsi terhadap kinerja tidak dapat memenuhi harapan, maka yang
terjadi adalah ketidakpuasan.
Dalam konteks kepuasan pelanggan umumnya harapan merupakan perkiraan atau
keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya. Harapan konsumen
dibentuk oleh pengalaman pembelian dahulu, komentar teman dan kenalannya
serta janji dari perusahaan tersebut. Harapan-harapan pelanggan ini dari waktu ke
waktu berkembang seiring dengan semakin bertambahnya pengalaman pelanggan.
Identifikasi kepuasan pelanggan dapat dilakukan prosedur secara ringkas sebagai
berikut:
1. Identifikasi faktor-faktor preferensi pelanggan terhadap produk sejenis
yang beredar di pasaran.
2. Identifikasi alasan-alasan mengapa pelanggan memilih produk tersebut.
3. Identifikasi karakteristik yang menonjol dalam produk yang disukai
tersebut.
4. Identifikasi penyebab pelanggan memakai produk tersebut.
5. Gunakan temuan-temuan di lapangan sebagai sarana evaluasi terhadap
produk atau layanan yang dijual.
6. Kembangkan produk sesuai dengan keinginan pelanggan, dengan cara
memodifikasi, seperti menambah atau mengubah sama sekali dengan
penampilan baru.
7. Kemaslah produk atau layanan dengan cara yang menarik, misalnya
warna, ukuran ataupun penambahan lainnya berdasarkan temuan-temuan
di lapangan.
25
Jika konsumen puas dengan produk atau layanan, mereka lebih mungkin
untuk melakukan pembelian dan lebih bersedia untuk menyebarkan word of
mouth positif. Disisi lain kepuasan pelanggan dianggap sebagai faktor penentu
utama dalam mengulangi pembelian. Semakin besar dengan pengalaman
kepuasan maka semakin besar profitabilitas konsumen akan meninjau kembali
penyedia produk yang sama (Hasan, 2013:89).
2.4.1 Konsep Kepuasan Pelanggan
Menurut (Husei, 2003:15) ada 6 konsep yang umum dipakai dalam mengukur
kepuasan pelanggan antara lain:
1. Kepuasan pelanggan keseluruhan: caranya dengan menanyakan pelanggan
mengenai tingkat kepuasan atas pelayanan yang bersangkutan serta
menilai dan membandingkan dengan tingkat kepuasan pelanggan
keseluruhan atas pelayanan yang mereka terima dari pesaing.
2. Dimensi kepuasan pelanggan: prosesnya melalui empat langkah yaitu:
pertama, mengidentifikasi dimensi-dimensi kunci kepuasan pelanggan.
Kedua, meminta pelanggan menilai pelayanan perusahaan berdasarkan
item-item spesifik seperti kecepatan layanan atau keramahan staf
pelayanan terhadap pelanggan. Ketiga, meminta pelanggan menilai
pelayanan pesaing berdasarkan item-item spesifik yang sama. Keempat,
meminta pelanggan menentukan dimensi-dimensi yang menurut mereka
ada dikelompok penting dalam menilai kepuasan pelanggan keseluruhan.
26
3. Konfirmasi harapan: pada cara ini kepuasan tidak diukur langsung namun
disimpulkan berdasarkan kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan
pelanggan dengan kinerja aktual pelayanan yang dijual perusahaan.
4. Minat pembelian ulang: kepuasan pelanggan diukur berdasarkan apakah
mereka akan mengadakan pembelian ulang atas pelayanan yang sama yang
dia konsumsi.
5. Kesediaan untuk merekomendasi: cara ini merupakan ukuran yang
penting, apalagi bagi pelayanan yang pembelian ulangnya relatif lama
seperti pelayanan pendidikan tinggi.
6. Ketidakpuasan pelanggan: dapat dikaji misalnya dalam hal komplain,
biaya garansi, word of mouth yang negatif serta defections.
Sedangkan menurut (Tjiptono, 2000:25) konsep kepuasan pelanggan dapat
digambarkan sebagai berikut:
’
(Gambar 2.3 Konsep Kepuasan Pelanggan)
Sumber : Tjiptono (2000:25)
Kebutuhan dan Keinginan Tujuan perusahaan
Harapan pelanggan
terhadap produk
Produk
Nilai produk bagi
pelanggan
Tingkat kepuasan pelanggan
27
2.4.2 Dimensi Kepuasan Pelanggan
Kotler (2000:48) menyatakan ciri-ciri pelanggan yang merasa puas adalah sebagai
berikut:
1. Loyal terhadap produk
2. Membeli lebih banyak saat perusahaan memperkenalkan produk baru dan
mengupgrade produk yang ada.
3. Adanya komunikasi yang bersifat positif akan perusahaan dan produknya.
4. Perusahaan menjadi pertimbangan utama ketika membeli produk lain yang
sejenis.
5. Kurang memperhatikan merek lain yang sejenis.
6. Menawarkan ide produk atau pelayanan kepada perusahaan.
7. Biaya yang lebih murah dari pada pelanggan baru.
2.5 Loyalitas Pelanggan
Loyalitas adalah komitmen yang kuat untuk pelayanan unggulannya membeli
kembali produk atau jasa di masa depan untuk memperoleh merek yang sama
meskipun terdapat upaya pemasaran oleh saingan potensial. Komitmen pelanggan
adalah hasil dari suatu organisasi yang menciptakan keuntungan bagi pelanggan
sehingga pembelian mereka meningkat (Hartana, 2014:4). loyalitas pelanggan
merupakan ukuran kedekatan pelanggan pada sebuah merek, pelanggan menyukai
merek yang menjadi top of mind jika mengingat sebuah kategori produk,
komitmen merek yang mendalam memaksa preferensi pilihan untuk melakukan
pembelian, membantu pelanggan mengidentifikasi perbedaan mutu, sehingga
ketika berbelanja akan lebih efisien. Argumentasi ini memperkuat dan menjadi
28
penting bagi pelanggan untuk melakukan pembelian ulang (Hasan, 2013:120-
121). Loyalitas pelanggan adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam
untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang produk atau jasa
terpilih secara konsisten di masa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi
dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan
perilaku (Hurriyati, 2005:128).
Loyalitas pelanggan adalah komitmen yang mendalam untuk membeli produk
dan atau jasa secara berkesinambungan dan tidak sensitif terhadap perubahan
situasi yang menyebabkan perpindahannya pelanggan (Widjaja, 2009:60).
Sedangkan menurut (Tjiptono, 2004:102) customer loyalty adalah komitmen
pelanggan terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang
sangat positif dalam pembelian jangka panjang.
2.5.1 Perspektif Loyalitas Pelanggan
Selama ini loyalitas pelanggan kerap kali dikaitkan dengan perilaku pembelian
ulang. Keduanya memang berhubungan, namun sesungguhnya berbeda. Dalam
konteks merek, misalnya loyalitas mencerminkan komitmen terhadap merek
tertentu sedangkan perilaku pembelian ulang semata-mata menyangkut pembelian
merek tertentu yang sama secara berulang kali (bisa dikarenakan memang hanya
satu-satunya merek yang tersedia, merek termurah dan sebagainya). Pembelian
ulang bisa merupakan hasil dominasi pasar oleh perusahaan yang berhasil
membuat produknya menjadi satu-satunya alternatif yang bersedia. Konsekuensi-
nya pelanggan tidak memiliki peluang untuk memilih. Selain itu pembelian ulang
bisa pula merupakan hasil upaya promosi terus menerus dalam rangka memikat
29
dan membujuk pelanggan untuk membeli merek yang sama. Bila tidak ada
dominasi pasar dan upaya promosi intensif tersebut, pelanggan sangat mungkin
beralih merek. Sebaliknya pelanggan yang loyal pada merek tertentu cenderung
“terikat” pada merek tersebut dan akan membeli produk yang sama lagi sekalipun
tersedia banyak alternatif lainnya.
Secara garis besar garis literatur loyalitas pelanggan di dominasi dua aliran utama,
yaitu: aliran stokastik (behavioral), dan aliran deterministik (sikap). Adapun
penjelasannya sebagai berikut:
1. Perspektif Behavioral (Stokastik)
Berdasarkan perspektif ini, loyalitas diartikan sebagai pembelian ulang suatu
merek secara konsisten oleh pelanggan. Setiap kali seorang konsumen
membeli ulang sebuah produk, bila membeli merek produk yang sama maka
dikatakan pelanggan yang setia pada merek tersebut dalam kategori produk
bersangkutan. Filosofi dasar perspektif ini adalah bahwa komponen random
(semata-mata faktor kebetulan) mendasari perubahan-perubahan struktur
pasar. Ukuran-ukuran loyalitas berbasis perspektif behavior didasarkan pada
perilaku pembelian aktual konsumen atau laporan konsumen mengenai
perilaku pembeliannya. Ukuran-ukuran tersebut bisa dikelompokkan menjadi
3 macam, yaitu:
1) Ukuran Proporsi Pembelian
2) Ukuran Urutan Pembelian
3) Ukuran Probabilitas Pembelian
30
2. Perspektif Sikap
Perspektif deterministik mengasumsikan bahwa terdapat satu atau beberapa
penyebab utama loyalitas pelanggan yang bisa diidentifikasi. Perilaku
pembelian ulang sebuah merek yang sama oleh pelanggan yang sama tidak
terjadi begitu saja, namun itu lebih merupakan konsekuensi langsung dari
faktor tertentu dalam perilaku konsumen. Perspektif ini berfokus pada
psikologis konsumen dalam pembelian, tanpa perlu mempertimbangkan
secara spesifik perilaku pembelian efektif (aktual). Contoh-contoh ukuran
loyalitas berbasis perspektif sikap (deterministrik) meliputi:
1. Brand Preference, konsumen dianggap loyal terhadap merek yang
disebutnya sewaktu menjawab pertanyaan.
2. Contancy of Preference, loyalitas disimpulkan apabila ada kesamaan
atau konstansi sikap positif terhadap merek spesifik selama periode
beberapa tahun.
3. Brand Name Loyalty, tingkat loyalitas diukur berdasarkan jawaban
responden terhadap item pertanyaan dalam rating 7 poin.
4. Jarak antara Acceptance Region dan Rejection Region, dalam ukuran
ini merek-merek dinilai dalam ukuran kontinum Brand Preference,
kemudian dikelompokan dalam Acceptance, Neutrality dan Rejection
Regions. Semakin jauh jarak antara Accepted Brand dan Rejected
Brand, semakin besar pula tingkat loyalitas merek attitudial.
5. Jarak antara Acceptance Region dan Neutraly Region, semakin jauh
jarak antara Accepted Brand dan Netral Brand, semakin besar tingkat
loyalitas merek attitudinal.
31
6. Proporsi atau jumlah merek dalam Accepted Region, semakin banyak
jumlah merek aktual yang berada dalam Accepted Region, semakin
besar kecenderungan terjadinya Multibrand Loyalty dan semakin kecil
kecenderungan terjadinya Unibrand Loyalty.
7. Proporsi atau jumlah merek dalam Rejection Region, semakin besar
jumlah merek dalam Rejectin Region, semakin besar pula tingkat
loyalitas konsumen terhadap merek-merek yang berada dalam
Acceptance Region.
2.5.2 Dimensi Loyalitas Pelanggan
Ada 5 dimensi loyalitas pelanggan menurut (Tjiptono, 2004:56):
a. merekomendasikan kepada orang lain (recommend friend)
b. memberitakan hal positif ( say positif things)
c. adanya komitmen dari pelanggan (customer commitment)
d. melakukan pembelian yang berkelanjutan (continue purchasing)
e. kepuasan pelanggan atas produk, pelayanan dan fasilitas (customer)
2.6 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dalam penelitian ini dapat membantu penulis untuk
digunakan sebagai acuan, dengan tujuan untuk melihat seberapa besar hubungan
antar variabel independen, variabel dependen dan variabel mediasi yang memiliki
kesamaan dalam penelitian. Beberapa penelitian yang terkait dengan variabel-
variabel yang berpengaruh terhadap loyalitas Pelanggan yang dimediasi oleh
kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut:
32
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1
Ade Risman Rivai
& Triyono Arief
Wahyudi
(2017)
Pengaruh Persepsi Kualitas,
Citra Merek, Persepsi Harga
Terhadap Loyalitas Pelanggan
Dengan Kepercayaan dan
Kepuasan Pelanggan Sebagai
Variabel Mediasi
Variabel persepsi kualitas,
citra merek, persepsi harga
berpengaruh signifikan
terhadap kepercayaan dan
kepuasan pelanggan,
sedangkan kepercayaan dan
kepuasan pelanggan
berpengaruh sgnifikan
terhadap loyalitas pelanggan
2
Agus Hartana
(2014)
Pengaruh Kualitas
Pelayanan, Kepercayaan
dan Kepuasan Pelanggan
Terhadap Loyalitas
Pelanggan
Variabel kualitas layanan,
kepercayaan dan kepuasan
pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
3
Anna Hariyati
Ningsih, Alwi
Suddin dan
Ernawati
(2016)
Pengaruh Service Quality
Terhadap Customer Loyalty
Dengan Customer Satisfaction
dan Airline Image Sebagai
Pemediasi
Service quality perpengaruh
terhadap customer
statisfaction dan airline
image, service quality,
customer statisfaction dan
airline image berpengaruh
terhadap customer loyalty.
Selanjutnya service quality
berpengaruh terhadap
customer loyalty melalui
customer statisfaction dan
airline image
4
Erni Setyowati
dan Wiyadi
(2016)
Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Harga, dan Citra Merek
Terhadap Loyalitas Pelanggan
dengan Kepuasan Pelanggan
Sebagai Variabel Mediasi
Kualitas layanan, harga dan
citra merek memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan
pelanggan dan loyalitas
pelanggan. Begitu juga
dengan kepuasan pelanggan
memiliki pengaruh
signifikan terhadap loyalitas
pelanggan.
5
Faishal Fanany
(2015)
Pengaruh Brand Image dan
Service Quality Terhadap
Loyalitas Melalui Kepuasan
Pelanggan
Brand image dan service
quality memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap loyalitas
pelanggan, dan kepuasan
berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas
pelanggan.
33
6
Naila Faizah
(2017)
Pengaruh Citra Merek, Iklan,
Suasana Toko Terhadap
Loyalitas Konsumen
Dimediasi Kepuasan
Konsumen”
Citra merek, iklan dan
suasana toko berpengaruh
terhadap loyalitas
konsumen. Selanjutnya citra
merek dan iklan
berpengaruh terhadap
loyalitas konsumen melalui
kepuasan konsumen,
sedangkan suasana tokoh
tidak berpengaruh terhadap
loyalitas konsumen melalui
kepuasan konsumen.
7
Suratno, Margono
dan Astrid
(2016)
Service Quality terhadap
Customer Value, Trust dan
Loyalitas Pengguna Jasa PT.
Jasa Raharja (persero) Jakarta
Kualitas layanan
berpengaruh signifikan
terhadap customer value,
kepercayaan pelanggan,
namun tidak berpengaruh
terhadap loyalitas
pelanggan. customer value
dan kepercayaan
berpengaruh terhadap
loyalitas pelanggan,
selanjutnya kualitas layanan
berpengaruh terhadap
loyalitas pelanggan melalui
nilai pelanggan dan
kepercayaan.
8
Putu Ayu Trisna
Dewi dan Ni
Wayan Ekawati
(2017
Pengaruh Kepuasan
Konsumen Memediasi Harga
Terhadap Loyalitas Konsumen
Dalam Berbelanja pada
Florist Online di Denpasar
Harga berpengaruh terhadap
loyalitas konsumen dan
kepuasan konsumen,
kepuasan konsumen
berpengaruh terhadap
loyalitas konsumen,
selanjutnya Kepuasan
konsumen mampu
memediasi pengaruh harga
terhadap loyalitas
pelanggan.
Sumber: Data Diolah 2017
2.7 Kerangka Pemikiran
Kemajuan teknologi saat ini mengalami peningkatan, dengan kemajuan teknologi
membawa perubahan besar untuk segala aspek terutama dalam aspek dunia bisnis.
Banyak masyarakat yang memanfaatkan teknologi untuk menjalankan bisnisnya,
terutama bisnis yang bergerak di bidang jasa dianggap sangat penting dan
34
memiliki tingkatan tinggi dalam perkembangan ekonomi. Maka dari itu banyak
bisnis situs online yang bergerak dibidang jasa seperti pemesanan tiket pesawat
secara online. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa harus memperhatikan dan
terus meninjau kinerja pelayanan mereka. Perusahaan bisa melakukan peninjauan
dengan mengarah pada kualitas pelayanan, karena bisnis yang bergerak dalam
bidang jasa harus memperhatikan kualitas layanan yang diberikan kepada
pelanggannya.
Lewis dan Booms menyatakan kualitas layanan merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sesuai dengan
ekspektasi pelanggan (Laksana, 2008:85). Kualitas layanan yang baik dan sesuai
harapan pelanggan akan menimbulkan kepuasan pelanggan itu sendiri dalam
menggunakan jasa yang ditawarkan, maka dari itu kualitas layanan sangat
dibutuhkan dalam bisnis jasa agar konsumen tertarik untuk terus menggunakan
jasa yang ditawarkan.
Kualitas perusahaan jasa dapat dilihat dari tingkat kinerja dan manfaat yang
diberikan perusahaan tersebut kepada konsumen. Apabila konsumen merasa puas
maka tingkat kepuasan yang dirasakan pelanggan itu akan membawa dampak
positif bagi perusahaan dimana ada peluang atau kemungkinan pelanggan tersebut
akan melakukan pembelian ulang atau terjadi loyalitas pelanggan. Singarimbun
dan Berry berpendapat terdapat lima dimensi kualitas pelayanan yang
diidentifikasikan oleh para pelanggan dalam mengevaluasi pelayanan (Tjiptono
dan Chandra, 2011:198), yaitu:
35
1. Reliabilitas atau Keandalan (Reliability)
2. Daya Tanggap (Responsiveness)
3. Jaminan (Assurance)
4. Empati (Empathy)
5. Bukti Fisik(Tangible)
Dalam sebuah perusahaan jasa memberikan kualitas layanan yang terbaik
merupakan hal yang sama pentingnya untuk membangun citra merek yang
terkesan baik di benak konsumen. Jika suatu produk memiliki citra merek yang
terkesan baik di mata konsumen, maka konsumen cenderung membeli produk
tersebut. Susanto (2004:24) berpendapat citra merek adalah apa yang
dipersepsikan oleh konsumen mengenai sebuah merek, dimana hal ini
menyangkut bagaimana seorang konsumen dapat menggambarkan apa yang
mereka pikirkan mengenai sebuah merek dan apa yang mereka rasakan mengenai
merek tersebut ketika mereka memikirkannya.
Citra merek dibentuk melalui kepuasan pelanggan, penjualan yang dengan
sendirinya diperoleh melalui kepuasan pelanggan, sebab pelanggan yang puas
selain ingin kembali membeli juga akan mengajak calon pembeli lainnya. Seorang
konsumen melakukan pembelian suatu produk tidak hanya melihat kualitas
produk ataupun harga, tetapi saat ini banyak konsumen yang mempertimbangkan
citra merek dari produk yang akan mereka beli atau gunakan. Konsumen
cenderung akan membeli produk yang memiliki citra merek yang baik, karena
menurut konsumen apabila suatu produk yang memiliki citra merek yang baik
sudah pasti produknya terjamin berkualitas. Selain itu akan timbul rasa puas dari
36
seorang konsumen saat menggunakan produk yang memiliki citra merek yang
baik dan dapat meningkatkan rasa percaya diri konsumen itu sendiri untuk terus
menggunakan produk tersebut. Menurut Pujadi ada berbagai macam dimensi dari
brand image (Faizah, 2017:3), yaitu :
1. Kesan profesional
2. Kesan modern
3. Melayani semua segmen
4. Perhatian pada pelanggan
Selain pentingnya membangun citra merek, penetapan harga yang dapat bersaing
dengan baik juga sangat penting, maka dari itu sangat penting bagi perusahaan
untuk memperhatikan harga produk atau jasa yang mereka tentukan, karena harga
sangat berpengaruh terhadap persepsi konsumen tentang harga produk atau jasa.
Perusahaan bisa menarik minat beli konsumen dengan memberikan harga yang
murah atau memberikan potongan harga, tetapi tetap memperhatikan kualitas
produk dan manfaat dari produk tersebut. Jika harga yang diberikan murah tetapi
kualitas produk tidak memuaskan maka akan menimbulkan kerugian tersendiri
untuk perusahaan dan konsumen akan merasa kecewa atau tidak puas dengan
produk yang mereka gunakan, sehingga tidak akan terjadi pembelian ulang yang
dilakukan konsumen. Maka dari itu penetapan harga harus sesuai dengan kualitas
maupun manfaat dari produk atau jasa tersebut. Apabila konsumen memberikan
persepsi positif tentang harga yang ditawarkan maka konsumen akan merasa puas.
Harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja menentukan
profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi nilai
37
suatu produk (Kotler and Keller, 2012:67). Persepsi harga memiliki 2 dimensi
(Harjati dan Yurike, 2015:67), yaitu:
1. Perceived Quality (Persepsi Kualitas)
2. Perceived Monetary Sacrifice (Persepsi Biaya yang Dikeluarkan)
Untuk dapat terus bersaing perusahan harus mampu memberikan kepuasan kepada
para pelanggan dengan memenuhi harapan pelanggan atas produk atau jasa
tersebut baik dari segi kualitas produk, harga yang terjangkau, layanan yang baik,
kemudahan maupun keamanan dalam menggunakan produk atau jasa tersebut.
Kepuasan yang dirasakan pelanggan atas produk atau jasa yang digunakannya
bisa menciptakan hubungan jangka panjang, pelanggan yang merasa puas akan
loyal terhadap produk atau jasa tersebut.
Adanya kepuasan pelanggan akan memberikan beberapa manfaat seperti,
hubungan antara perusahaan dengan pelanggan menjadi harmonis, memberikan
dasar yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan serta
adanya reaksi pelanggan yang akan membuat suatu rekomendasi dari mulut ke
mulut yang menguntungkan perusahaan. Menurut Hill Brierley dan Mac Dougall,
kepuasan adalah mencerminkan penilaian komparatif seseorang yang merupakan
hasil dari kinerja atau hasil yang dirasakan dari produk dalam hubungan dengan
harapannya (Tjiptono, 2006:169).
Dimensi kepuasan pelanggan (Kotler, 2000:48), ciri-ciri pelanggan yang merasa
puas adalah sebagai berikut:
38
1. Loyal terhadap produk.
2. Membeli lebih banyak saat perusahaan memperkenalkan produk baru dan
mengupgrade produk yang ada.
3. Adanya komunikasi yang bersifat positif terhadap perusahaan dan
produknya.
Agar tetap eksis dalam persaingan dengan bisnis online lainnya dan memenuhi
komitmennya kepada konsumen maka perusahaan harus terus berusaha untuk
memperhatikan kebutuhan, keinginan serta memenuhi harapan konsumen dengan
tujuan untuk meningkatkan minat pembelian ulang konsumen terhadap produk
atau jasa yang ditawarkan, sehingga dapat berdampak positif bagi loyalitas
konsumen. Hurriyati (2005:128) berpendapat bahwa loyalitas pelanggan adalah
komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau
melakukan pembelian ulang produk atau jasa terpilih secara konsisten di masa
yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran
mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan perilaku. Ada 5 dimensi
loyalitas pelanggan menurut (Tjiptono, 2004:56), yaitu:
1. merekomendasikan kepada orang lain (recommend friend)
2. memberitakan hal positif (say positif things)
3. adanya komitmen dari pelanggan (customer commitment)
4. melakukan pembelian yang berkelanjutan (continue purchasing)
5. kepuasan pelanggan atas produk, pelayanan dan fasilitas (customer)
39
Berdasarkan penjelasan dan teori yang telah dikemukakan di atas, peneliti
menyusun kerangka pemikiran penelitian ini, seperti yang disajikan dibawah ini:
H5
(Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran)
Sumber: Data diolah 2017
2.8 Hubungan Antar Variabel
2.8.1 Hubungan Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Kualitas layanan merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan
perusahaan, karena kenyamanan konsumen menjadi hal utama. Perusahaan harus
mampu memberikan pelayanan yang membuat konsumennya merasa nyaman
disaat melakukan pembelian produk atau jasanya. Menurut Lewis dan Booms,
kualitas layanan merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan pelanggan agar sesuai dengan ekspektasi pelanggan (Laksana,
2008:85). Apabila kualitas layanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan
konsumen, artinya perusahaan telah memenuhi apa yang diharapkan konsumen.
Terpenuhinya harapan konsumen tersebut maka akan timbul rasa puas yang
dirasakan konsumen terhadap perusahaan tersebut, sehinggan perasaan puas yang
Kepuasan
Pelanggan (Z)
Kualitas
Layanan (X1)
Persepsi
Harga (X2)
Loyalitas
Pelangga (Y)
Citra Merek
(X3)
40
timbul dalam diri konsumen akan menciptakan sikap loyal konsumen terhadap
produk/ jasa tersebut dan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan itu
sendiri. Maka dari itu suatu perusahaaan harus memperhatikan pelayanan yang
akan diberikan kepada konsumennya, karena kualitas pelayanan yang diberikan
kepada konsumen akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap produk atau jasa
yang ditawarkan perusahaan. Jika kualitas layanan yang diberikan sangat
memuaskan konsumen, maka konsumen akan tertarik untuk menggunakan
kembali produk atau jasa yang ditawarkan.
Penelitian yang dilakukan oleh Suratno, Margono dan Astrid (2016) hasilnya
menunjukan bahwa kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap loyalitas
pelanggan. Kualitas layanan yang diberikan kurang baik maka akan
mempengaruhi kurangnya loyalitas pelanggan, dalam artian bahwa layanan yang
diberikan masih sangat kecil atau kurang, maka akan berdampak pada harapan
pelanggan yang belum terpenuhi sehingga mereka akan kurang loyal terhadap apa
yang diberikan oleh perusahaan.
2.8.2 Hubungan Persepsi Harga Terhadap Loyalitas Pelanggan
Harga merupakan faktor yang sangat mempengaruhi konsumen saaat akan
melakukan pembelian produk atau jasa, karena harga mempengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian. Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:206)
harga merupakan salah satu atribut paling penting yang dievaluasi oleh konsumen
dan seorang manajer harus benar-benar menyadari peran tersebut dalam
pembentukan sikap konsumen. Seorang konsumen sangat mempertimbangkan
harga dengan kualitas produk serta manfaaat yang akan mereka rasakan ketika
41
menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga yang murah belum tentu menjadi
pilihan konsumen apabila kualitas produknya tidak sesuai dengan harapan
konsumen, sehingga diperlukan keseimbangan antara menetapkan harga dengan
kualitas produknya. Apabila harga seimbang dengan kualitas produknya maka
konsumen akan tertarik untuk menggunakan produk tersebut, dengan begitu
konsumen akan merasakan manfaat dan keuntungan yang sesusai dengan
harapannya. Terpenuhnya harapan tersebut maka konsumen akan melakukan
pembelian ulang produk atau jasa tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Rivai dan Wahyudi (2017) ”Pengaruh Persepsi
Kualitas, Citra Merek, Persepsi Harga terhadap Loyalitas Pelanggan dengan
Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Mediasi” yang hasilnya
menunjukan bahwa terjadi pengaruh positif antara persepsi harga dengan
kepuasan pelanggan. Semakin bagus persepsi harga mengenai produknya, maka
kepuasan pelanggan akan semakin meningkat.
2.8.3 Hubungan Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan
Citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang dilakukan oleh konsumen, seperti
tercermin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen (Kotler dan
Amstrong, 2008:346). Bagi perusahaan membangun citra merek yang baik
merupakan hal yang sangat penting dan akan mempengaruhi tingkat penjualan
perushaan itu sendiri. Penting bagi perusahaan menanamkan citra merek yang
terkesan baik dibenak konsumen serta mencerminkan bahwa produk atau jasanya
berkualitas tinggi. Semakin baik citra merek tersebut maka akan mempengaruhi
loyalitas konsumen, karena saat ini konsumen dalam melakukan pembelian tidak
42
hanya melihat dari segi kualitas layanan, kualitas produk dan harga yang
ditawarkan, konsumen juga melakukan pembelian dengan menilai cita merek dari
produk atau jasa yang akan mereka gunakan.
Suatu produk atau jasa yang memiliki citra merek yang baik dan lebih unggul dari
pesaingnya akan menimbulkan rasa puas dan bangga menggunakan produk
tersebut. Konsumen yang puas akan melakukan pembelian berulang-ulang bahkan
mereka akan mengajak calon konsumen yang baru untuk ikut menggunakan produ
atau jasa tersesbut. Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati dan Wiyadi (2016),
hasilnya menunjukkan bahwa citra merek mempunyai pengaruh signifikan positif
terhadap loyalitas konsumen, artinya semakin baik citra merek yang dimiliki maka
loyalitas konsumen juga akan meningkat.
2.8.4 Hubungan Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Perspektif kepuasan pelanggan mengarah kepada kita agar melakukan dan
memberikan kualitas pelayanan yang terbaik pada setiap interaksi antara penjual
dengan pelanggan, hal ini dapat membentuk sebuah ikatan yang sangat kuat
karena didasarkan pada prinsip yang saling menguntungkan. Menurut Garpesz,
kepuasan pelanggan dapat di definisikan secara sederhana sebagai suatu keadaan
dimana kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan dapat dipenuhi melalui
produk yang dikonsumsi (Laksana, 2008:96). kepuasan pelanggan akan menjadi
tinggi karena pelanggan merasakan bahwa kualitas dari produk atau jasa melebihi
harapan pelanggan, begitu juga sebaliknya.
Sehingga kepuasan dan ketidakpuasan merupakan perbandingan antara harapan
pelanggan dan kenyataan dari kualitas pelayanan yang dirasakan oleh pelanggan
43
yang menjadi tujuan perusahaan agar selalu dipuaskan. Menurut Kurz & Clow
Pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan dijelaskan bahwa jika
pelayanan yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan yang diharapkan maka
akan memberikan kepuasan (Laksan, 2008:97). Dengan demikian jika kualitas
layanan terus ditingkatkan sehingga mencapai apa yang diharapkan oleh
pelanggan maka akan tercipta kepuasan. Penelitian yang dilakukan Fanany (2015)
menunjukkan kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kepuasan pelanggan. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin baik kualitas
layanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggan akan membuat kepuasan
mereka terhadap perusahaan tersebut semakin tinggi, dengan pelayanan yang
semakin baik akan membuat pelanggan semakin senang.
2.8.5 Hubungan Persepsi Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan
Harga menjadi faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli produk
atau jasa. Semakin baik harga yang ditawarkan seperti menetapkan harga sesuai
dengan pendapatan pelanggannnya, memberikan kualitas produk atau jasa dan
pelayanan yang sesuai dengan harga dan memberikan banyak penawaran diskon
maka akan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Dengan kata lain semakin
besar harga yang dikeluarkan atau yang diterapkan maka kepuasan konsumen
akan menurun apabila harga yang ditetapkan lebih rendah atau sama dengan
pesaing dan juga didukung dengan kualitas pelayanan maka konsumen akan
merasa puas. Dengan adanya kesesuaian dan keterjangkauan harga yang diberikan
kepada konsumen dengan apa yang mereka peroleh bisa menjadi salah satu faktor
timbulnya kepuasan, sehingga saat suatu perusahaan memainkan harga yang lebih
tinggi konsumen akan tetap puas.
44
Penelitian yang dilakukan oleh Risman & Wahyudi (2017) menunjukan bahwa
persepsi harga berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dengan koefisien
bernilai positif artinya terjadi pengaruh positif antara persepsi harga dengan
kepuasan pelanggan. Penelitian yang dilakukan oleh Dhika Amalia Kurniawan
(2016) hasilnya menunjukan bahwa persepsi harga berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Artinya semakin bagus persepsi harga
mengenai produknya, maka kepuasan pelanggan akan semakin meningkat.
2.8.6 Hubungan Citra Merek Terhadap Kepuasan Pelanggan
Citra merek sangat penting bagi perusahaan karena dengan citra merek yang baik
konsumen akan tertarik untuk mencoba. Sebagian besar masyarakat sangat
mementingkan citra merek produk atau jasa yang mereka gunakan. Jika
perusahaan memiliki suatu kesan yang baik dalam benak konsumen, maka akan
mendorong konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap suatu
produk. Sikap dan tindakan seseorang terhadap suatu objek sangat dikondisikan
oleh citra objek tersebut. Konsumen akan merasa puas menggunakan produk atau
jasa yang memiliki citra merek sangat baik. Sebuah perusahaan produk atau jasa
yang mampu membangun citra baik pada masyarakat maka akan mendapatkan
posisi yang lebih baik. Citra merek dapat menjadi magnet yang kuat dalam
persaingan untuk memperebutkan dan memenangkan pasar konsumen.
Adanya citra perusahaan yang baik akan membantu orang mengambil keputusan
untuk melakukan transaksi di perusahaan tersebut, karena sudah percaya dengan
reputasi baik tentunya orang tidak membeli hanya satu kali tetapi dapat berkali-
kali. Dengan demikian citra merek memiliki pengaruh terhadap kepuasan
45
pelanggan, karena pelanggan akan merasa senang atau puas jika produk yang
mereka gunakan memiliki citra merek yang sangat baik dan itu akan
menumbuhkan rasa bangga kepada pelanggan karenan telah menggunakan merek
tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Setyowati dan Wiyadi (2016) menunjukan bahwa
citra merek berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan, yang artinya
semakin baik citra merek sebuah perusahaan maka semakin tinggi kepuasan
pelanggan atau semakin buruk citra merek sebuah perusahaan maka semakin
rendah kepuasan pelanggan.
2.8.7 Hubungan Kepuasan Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan
Kepuasan pelanggan adalah konsumen yang merasa puas pada produk atau jasa
yang dibeli dan akan digunakan kembali menggunakan produk atau jasa yang
ditawarkan. Bagi bisnis kepuasan dipandang sebagai salah satu dimensi kinerja
pasar, peningkatan kepuasan pelanggan berpotensi mengarah pada pertumbuhan
jangka panjang dan jangka pendek serta pangsa pasar sebagai hasil pembelian
ulang. Konsumen yang merasa puas dengan nilai terdapat dalam produk atau jasa
yang mereka gunakan maka konsumen akan merasa senang dan hal tersebut dapat
menimbulkan keinginan konsumen untuk terus menggunakan produ atau jasa
tersebut, maka konsumen akan melakukan pembelian secara berulang.
Hasil pengujian yang dilakukan oleh Hartana (2014) membuktikan bahwa ada
pengaruh kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan. Ketika seorang
konsumen puas maka ia tidak akan enggan untuk memanfaatkan jasa yang telah
memuaskannya. Perasaan ini timbul karena adanya rasa nyaman akan jasa yang
46
bisa memenuhi harapan-harapannya. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh
Faisal Fanany (2015) menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, yang mencerminkan bahwa
semakin tinggi kepuasan seseorang atas pelayanan yang diterimanya akan
membuat loyalitas mereka terhadap perusahaan tersebut semakin tinggi.
2.8.8 Hubungan Kualitas Layanan Yang Dimediasi Oleh Kepuasan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan.
Dalam sebuah perusahaan jasa diperlukan adanya kualitas layanan yang sangat
memuaskan bagi pelanggan. Kualitas jasa yang baik dapat menimbulkan loyalitas
pelanggan, menarik pelanggan baru karena pelanggan terpuaskan kebutuhannya.
Pada akhirnya melalui kepuasan pelangganlah perusahaan akan memperoleh
keuntungan jangka panjang. Ada beberapa penelitian tentang hubungan antra
kualitas layanan dengan loyalitas pelanggan. Kualitas pelayanan memiliki
hubungan yang erat dengan loyalitas pelanggan hal ini telah dikemukakan dalam
penelitian Bloemer terdapat hubungan yang erat antara keseluruhan dimensi
kualitas pelayanan dengan loyalitas pelanggan dari beberapa perusahaan
(Laksana, 2008:100).
Hubungan antara seluruh dimensi kualitas pelayanan dan dimensi kesetiaan
pelanggan diselidiki secara empiris oleh Boulding yang hasilnya ditemukan
hubungan-hubungan positif antara kualitas pelayanan dengan maksud-maksud
pembelian dan kemauan untuk memberikan anjuran. Kesetiaan dalam menentukan
harga yang bervariasi, yakni kemampuan membayar biaya dan tetap setia bahkan
bila harga-harga naik (Laksana (2008:101). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ningsih, Suddin dan Ernawati (2016) menunjukan penelitiannya secara statistik
47
berhasil membuktikan bahwa customer satisfaction berperan sebagai variabel
pemediasi pada pengaruh service quality terhadap customer loyalty. Semakin
tinggi kualitas pelayanan akan meningkatkan kepuasan pelanggan, selanjutnya
meningkatnya kepuasan dapat mendorong terciptanya loyalitas pelanggan.
2.8.9 Hubungan Persepsi Harga Yang Dimediasi Oleh Kepuasan Terhadap
Loyalitas Pelanggan
Sangat penting bagi perusahaan untuk memperhatikan harga produk atau jasa
yang mereka tentukan, karena harga sangat berpengaruh terhadap persepsi
konsumen tentang produk atau jasa tersebut. Harga merupakan unsur yang sangat
penting bagi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa,
dalam melakukan pembelian konsumen tidak hanya mempertimbangkan harga
yang ditawarkan tetapi mereka juga mempertimbangkan kualitas dan manfaat
produk/ jasa itu sendiri sesuai harga yang ditawarkan. Maka dari itu sangat
penting untuk menjaga keseimbangan harga dengan kualitas produk atau jasa
yang ditawarkan serta manfaat yang dirasakan konsumen saat menggunakan
produk atau jasa tersebut. Apabila konsumen memberikan persepsi positif tentang
harga yang ditawarkan berarti konsumen merasa puas, karena merasa puas
kosumen akan melakukan pembelian secara berulang.
Hasil penelitian Setyowati dan Wiyadi (2016) yang menunjukan bahwa harga
berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan, namun harga
mempengaruhi loyalitas pelanggan melalui kepuasan pelanggan. Hasil penelitian
yang sama juga dilakukan oleh Dewi dan Ekawati (2017) menunjukan Kepuasan
konsumen mampu memediasi pengaruh harga terhadap loyalitas pelanggan.
Pengaruh positif ini memberikan makna bahwa harga berpengaruh terhadap
48
loyalitas, harga berpengaruh terhadap kepuasan konsumen dan kepuasan
konsumen berperan sebagai variabel intervening antara harga dan loyalitas
pelanggan.
2.8.10 Hubungan Citra Merek Yang Dimediasi Oleh Kepuasan Terhadap
Loyalitas Pelanggan
Loyalitas Pelanggan dipengaruhi oleh pengalaman penggunaan produk yang dapat
memuaskan, citra merek yang positif, atribut merek serta mempunyai kelebihan
yang tidak dimiliki oleh merek lain. Pelanggan yang memiliki loyalitas terhadap
suatu merek akan terus melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut, tidak
mudah untuk tergiur dengan promosi dari pihak pesaing dan adanya kemauan
untuk merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain. Banyaknya merek
yang beredar di pasar akan memberikan alternatif pilihan kepada konsumen dalam
melakukan pembelian. Konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk
tidak hanya melihat produk dari segi kualitas, merek, harga tapi juga citra merek
yang melekat pada produk.
Citra yang baik dari sebuah produk dapat membantu konsumen untuk mengambil
keputusan pembelian, atau dengan kata lain citra yang positif dari sebuah produk
pada dasarnya membantu penyederhanaan keputusan konsumen dalam membeli
sebuah produk. Dengan bantuan citra positif inilah konsumen dapat mengambil
keputusan membeli dan merekomendasikan produk tersebut kepada orang lain.
Konsumen akan akan merasa senang dan bangga menggunakan produk atau jasa
yang memiliki citra merek yang terkesan baik di mata masyarakat. Dengan begitu
konsumen akan merasa puas dengan merek produk atau jasa yang mereka
gunakan, sehingga rasa puas yang dirasakan konsumen tersebut akan
49
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian terus menurus secara
berulang atau terjadi loyalitas pelanggan.
Pernyataan ini semakin kuat dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Faizah
(2017) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Iklan, Suasana Toko Terhadap
Loyalitas Konsumen Dimediasi Kepuasan Konsumen” menunjukan bahwa citra
merek mempunyai pengaruh signifikan positif terhadap loyalitas konsumen yang
dimediasi kepuasan konsumen, dengan kata lain loyalitas konsumen dapat
dibentuk oleh citra merek yang dimediasi adanya kepuasan konsumen yang tinggi.
2.9 Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan prediktif tentang hubungan antar variabel, hipotesis
menyebut secara khusus bentuk prediksi tentang hubungan antar variaber tersebut
(Jogiyanto dan Abdillah, 2015:44). Berdasarkan tinjauan diatas maka hipotesis
dalam penelitian ini adalah:
H1: Kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
pengguna layanan Traveloka di Bandar Lampung.
H2: Persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
pengguna layanan Traveloka di Bandar Lampung.
H3: Citra merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan pengguna
layanan Traveloka di Bandar Lampung.
H4: Kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
pengguna layanan Traveloka di Bandar Lampung.
H5: Persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
pengguna layanan Traveloka di Bandar Lampung.
50
H6: Persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
pengguna layanan Traveloka di Bandar Lampung.
H7: Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
pengguna layanan Traveloka di Bandar Lampung
H8: Kualitas layanan yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan pengguna layanan Traveloka di
Bandar Lampung.
H9: Persepsi harga yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan pengguna layanan Traveloka di
Bandar Lampung.
H10: Citra merek yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan pengguna layanan Traveloka di
Bandar Lampung.
.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian merupakan serangkaian pengamatan yang dilakukan dalam jangka
waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerlukan jawaban dan
penjelasan. Metode penelitian mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya
mengumpulkan data yang diperlukan untuk penelitian serta dalam melakukan
analisis masalah yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2014:24) metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan tujuan penelitian ini, maka jenis
penelitian ini adalah penelitian explanatory research dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.
Menurut Jogiyanto (2009:12), explanotory research merupakan penelitian yang
bertujuan untuk menjelaskan fenomena yang ada, penelitian ini juga berfungsi
untuk menguji hipotesis yaang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya yang pada akhirnya penelitian ini
akan menjelaskan hubungan kausal antar variabel dengan menguji hipotesis.
Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel yaitu
Pengaruh Kualitas Layanan ( ), Persepsi Harga dan Citra Merek
terhadap Loyalitas Pelanggan (Y) yang dimediasi oleh Kepuasan Pelanggan (Z).
52
3.2 Definisi Konseptual
1. Kualitas Layanan
Menurut Lewis dan Booms, kualitas layanan merupakan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sesuai
dengan ekspektasi pelanggan (Laksana, 2008:85).
2. Persepsi Harga
Harga adalah elemen dalam bauran pemasaran yang tidak saja menentukan
profitabilitas tetapi juga sebagai sinyal untuk mengkomunikasikan proporsi
nilai suatu produk (Kotler and Keller, 2012:67).
3. Citra Merek
Menurut Susanto (2004:24) citra merek adalah apa yang dipersepsikan oleh
konsumen mengenai sebuah merek, dimana hal ini menyangkut bagaimana
seorang konsumen dapat menggambarkan apa yang mereka pikirkan mengenai
sebuah merek dan apa yang mereka rasakan mengenai merek tersebut ketika
mereka memikirkannya.
4. Kepuasan Pelanggan,
Oliver menyatakan bahwa kepuasan pelanggan adalah sebagai evaluasi purna
beli, dimana persepsi terhadap kinerja alternatif produk/ pelayanan yang dipilih
memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian (Umar, 2003:14).
5. Loyalitas Pelanggan
Menurut Tjiptono (2004:102) customer loyalty adalah komitmen pelanggan
terhadap suatu merek, toko atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat positif
dalam pembelian jangka panjang.
53
3.3 Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Indikator
1
Kualitas
Layanan
(X1)
Kualitas layanan
merupakan bentuk
aktivitas yang dilakukan
Traveloka guna untuk
memenuhi harapan
konsumen Traveloka.
1. Kecepatan Traveloka
dalam memberikan respon
kepada pelanggannya
2. Kemudahan transaksi
yang dirasakan
pelanggan traveloka
3. Kelengkapan informasi
yang tersedia di situs
Traveloka
2
Persepsi
Harga
(X2)
harga merupakan nilai
uang yang dibebankan
kepada pelanggan
Traveloka untuk
mendapatkan manfaat dari
jasa yang ditawarkan
Traveloka.
1. Kesesuaian harga dengan
kualitas jasa yang diberikan
oleh pihak Traveloka
kepada pelanggannya.
2. Kesesuaian harga dengan
manfaat yang dirasakan
pelanggan Traveloka
3. Keterjangkauan harga yang
dirasakan pelanggan
Traveloka
3
Citra Merek
(X3)
Citra merek adalah
keseluruhan persepsi
pelanggan Traveloka
terhadap merek Traveloka
itu sendiri.
1. Rasa bangga yang dirasakan
pelanggan Traveloka
terhadap merek Traveloka
2. Iklan Traveloka mudah di
ingat oleh pelanggan
Traveloka
3. Traveloka memiliki standar
tinggi dibandingkan merek
lain
4
Kepuasan
Pelanggan
(Z)
Kepuasan adalah suatu
keadaan dimana keinginan
dan kebutuhan pelanggan
Traveloka dapat terpenuhi
oleh pihak Traveloka.
1. Kesesuaian harapan
pelanggan Traveloka
2. Selalu ada inovasi baru
yang di lakukan Traveloka
3. Adanya rasa aman yang
dirasakan pelanggan
Traveloka
4. Pertimbangan untuk
menggunakan merek lain
selain Traveloka
5
Loyalitas
Pelanggan
(Y)
Loyalitas pelanggan
merupakan suatu
keinginan pelanggan
Traveloka untuk terus
menggunakan layanan
yang ditawarkan oleh
pihak Traveloka.
1. Pelanggan Traveloka sulit
untuk pindah kemerek lain
2. Adanya pembelian secara
berkala yang dilakukan oleh
pelanggan Traveloka
3. Merekomendasikan
Traveloka kepada orang
lain
Sumber: Data diolah (2017)
54
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang karakteristiknya hendak kita uji
(Suliyanto, 2009:90). Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Traveloka di
Bandar Lampung yang melakukan pemesanan tiket pesawat. Lokasi dalam
penelitian ini dilakukan di Bandara Radin Inten II Branti Raya. Peneliti memilih
lokasi tersebut karena menurut peneliti Bandara Radin Inten II Branti Raya
merupakan lokasi yang tepat, karena adanya kemungkinan pengunjung yang akan
melakukan penerbangan di bandara tersebut melakukan pemesanan tiket pesawat
menggunakan situs Traveloka.
3.4.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah atau karakteristik yang dimiliki oleh populasi
(Sugiyono, 2012:62). Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah
suatu cara pengambilan sampel yang representatif dari populasi, pengambilan
sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang
benar-benar dapat mewakili dan yang dapat menggambarkan keadaan populasi
yang sebenarnya (Riduwan, 2012:11). Populasi dalam penelitian ini tidak ketahui
secara pasti, maka peneliti menggunakan pedoman pendapat Roscoe untuk
menentukan besarnya sampel penelitian (Ferdinan, 2006:191-192), sebagai
berikut:
1. Ukuran sampel yang lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 sudah
memadai bagi kebanyakan peneliti.
55
2. Bila sampel dibagi-bagi dalam beberapa sub sampel, maka minimum 30
untuk setiap kategori sub sampel sudah memadai.
3. Dalam penelitian multivariat (termasuk yang menggunakan analisis regresi
multivariat) besarnya sampel ditentukan sebanyak 25 kali variabel
independen. Analisis regresi dengan 4 kali variabel independen
membutuhkan kecukupan sampel sebanyak 100 sampel responden.
4. Analisis SEM membutuhkan sampel sebanyak paling sedikit 5 kali jumlah
variabel indikator yang digunakan.
5. Sampel yang kurang dari 30 tidak dapat diterima untuk analisis yang
menggunakan statistik parametrik.
6. Penelitian eksperimental dengan perlakuan kontrol eksperimen yang ketat
dapat dilakukan dengan sampel yang kecil antara 10-20 sampel.
7. Sebuah pedoman ukuran sampel sesuai dengan N populasi yang telah
dikembangkan oleh Krejcie dan Morgan 1970 , yang dapat dipakai oleh
peneliti untuk menentukan besar sampel agar memperoleh model
keputusan yang baik.
Berdasarkan beberapa pedoman menurut Roscoe di atas, peneliti menggunakan
point 4, yaitu penentuan sampel paling sedikit 5 kali jumlah variabel indikator
yang digunakan. Penelitian ini memiliki 16 indikator maka jumlah sampel dalam
penelitian ini dalah 112 responden yang diperoleh dari 7 x 16 indikator hasilnya
112 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna Traveloka di Bandar
Lampung yang melakukan pemesanan tiket pesawat.
56
3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Non-
probability Sampling yaitu menggunakan Sampling Accidental. Non-probability
Sampling merupakan suatu teknik yang menjelaskan bahwa peneliti memilih atau
mengambil sampel dari suatu populasi yang tidak diketahui informasinya, yaitu
tanpa samping frame (Jogiyanto, 2015:65). Menurut Ruslan (2003:157) Sampling
Accidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan dijumpai atau
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat
dipergunakan sebagai sampel. Berikut kriteria responden yang cocok sebagai
sumber data dalam penelitian ini:
1. Pengguna Traveloka
2. Menggunakan Traveloka minimal 2 kali
3. Pengguna Traveloka yang melakukan pemesanan tiket pesawat
3.5 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2013:129). Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan atau suatu
organisasi langsung melalui objeknya (Supranto, 2003:20). Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner kepada responden, yaitu
pengguna Traveloka di Bandar Lampung yang melakukan pemesanan tiket
pesawat.
57
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer
yang diperoleh dari hasil tanggapan responden atas penyebaran kuesioner kepada
responden. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataaan tertulis kepada responden
untuk dijawab (Sugiyono, 2013:142). Tujuan dalam pembuatan kuesioner adalah
untuk (a) memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survei, (b)
memperoleh informasi dengan reabilitas dan validitas setinggi mungkin
(Singarimbun dan Effendi, 2006:145).
Teknik pengumpulan data atau informasi yang dilakukan dalam penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh data yang berkaitan atau berhubungan dengan
masalah peneliti, yaitu:
1. Kajian pustaka maupun laporan yang terkait serta bahan-bahan yang
tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung
terjun kelapangan menggunakan cara sebagai berikut:
a. Kuesioner, yang merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis yang akan
dijawab oleh responden.
3.7 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bandara Radin Inten II. Peneliti memilih Bandara
Radin Inten II sebagai lokasi penelitian karena menurut peneliti lokasi tersebut
adanya kemungkinan pengunjung yang akan melakukan penerbangan di Bandara
58
Radin Inten II tersebut melakukan pemesanan tiket pesawat menggunakan situs
Traveloka. Waktu penelitian dilaksanakan selama 4 hari, dimulai dari tanggal 06
Februari-09 Februari 2018. Seperti yang tertera pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Jumlah Responden Yang Diperoleh Selama Penelitian
Sumber: Data Diolah, 2018
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, pada hari pertama penelitian hanya memperoleh 15
responden pengguna Traveloka yang melakukan pemesanan tiket pesawat, karena
di hari pertama waktu peneliti lebih banyak digunakan untuk mengikuti arahan
dari pihak bandara. Kemudian dihari kedua penelitian, peneliti memperoleh 35
responden pengguna Traveloka yang melakukan pemesanan tiket pesawat.
Penelitian berjalan lancar dan para responden antusias untuk mengisi kuesioner
yang di sebarkan oleh peneliti. Tetapi tidak sedikit juga responden yang menolak
untuk mengisi kuesioner yang dibagikan oleh peneliti. Selanjutnya di hari ketiga
peneliti memperoleh 25 responden, karena di hari kedua penelitian hanya
dilakukan setengah hari saja. Selanjutnya di hari keempat penelitian, peneliti
memperoleh 37 responden pengguna Traveloka yang melakukan pemesanan tiket
pesawat. Proses penelitian di hari terakhir berjalan dengan lancar dan dapat
terselesaikan dengan baik.
No. Pengambilan Data Jumlah Responden
1 Selasa, 06 Februari 2018 15 Responden
2 Rabu, 07 Februari 2018 35 responden
3 Kamis, 08 Februari 2018 25 responden
4 Jum’at, 09 Februari 2018 37 responden
59
3.8 Skala Pengukuran
Skala pengukuran merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengkuantifikasi
informasi yang diberikan oleh responden dalam menjawab pertanyaan yang telah
dirumuskan dalam suatu kuesioner. Dalam penelitian ini menggunaan skala likert,
Menurut Riduwan (2012:87) skala likert merupakan teknik mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala
sosial, dimana subjek diminta untuk mengindikasi tingkat kesetujuan atau
ketidaksetujuan mereka terhadap pertanyaan yang tertulis dalam kuesioner,
pilihan yang bisa dipilih responden adalah:
Tabel 3.3 Skala Pengukuran
Sumber: Riduwan (2012 : 87)
Skala pengukuran ordinal ini akan di transformasi menjadi skala interval,
perubahan ini akan menggunakan Methods Successive Interval (MSI). Menurut
Sedarmayanti dan Hidayat (2011:55) Methods Successive Interval adalah metode
penskalaan untuk menaikan skala pengukuran ordinal ke skala pengukuran
interval. Berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa Methods Successive
Interval (MSI) adalah alat untuk mengubah data ordinal menjadi data interval.
Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi person, uji t dan lain
Pilihan Responden Nilai
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
60
sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu jika hanya
mempunyai data skala ordinal maka data tersebut harus diubah menjadi data
interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Jika tetap
menggunakan data ordinal atau nominal akan berakibat model yang dibuat oleh
peneliti tidak layak atau salah. Itulah sebabnya jika data yang digunakan data
ordinal maka sebelum digunakan dalam prosedur yang mengharuskan data
berskala interval, data harus diubah ke dalam bentuk data interval dengan
menggunakan method of successive interval (MSI). Proses pengubahan data
ordinal menjadi data interval dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
bantuan program komputer, yaitu Mocrosoft Exel dengan nama file star97.xla.
Berikut beberapa tahapan yang dilakukan saat mengubah data berskala ordinal
menjadi data berskala interval:
1. Menghitung frekuensi, untuk setiap pertanyaan tersebut lakukan perhitungan
pada responden yang menjawab skor 1, 2, 3, 4, 5 = frekuensi (f)
2. Menghitung proporsi, setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya n responden
dan hasilnya = proporsi (p)
3. Menghitung proporsi kumulatifnya (pk), proporsi kumulatif dihitung dengan
menjumlahkan proporsi secara berurutan untuk setiap nilai.
4. Menghitung nilai z, nilai z dapat diperoleh dari tabel distribusi norma baku
(cridikal value of z) dengan asumsi bahwa proporsi kumulatif berdistribusi
normal baku.
5. Menghitung nilai densitas fungsi z, nilai F (z) dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
61
F (z) = Exp (-
)
6. Menghitung scale value, tentukan nilai interval (scale value) untuk setiap
skor jawaban.
Densityat lower limit – density at opper limit
SV =
Area under opper limit – area under lower limit
Nilai denisity : nilai diambil dari densitas z
Keterangan : [ ]
Area : nilai diambil dari proporsi kumulatif
7. Menghitung nilai hasil penskalaan, nilai ini dihitung dengan cara sebagai
berikut:
a) Ubah nilai Sv terkecil (nilai negative yang terbesar) diubah menjadi sama
dengan 1
b) Transformasi nilai skala dengan rumus:
y = Sv + |Sv min|
3.9 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini analisis data menggunakan teknik SEM (Structural Equation
Modeling) yaitu teknik Partial Least Square (PLS). SEM adalah suatu teknik
statistika untuk menguji dan mengestimasi hubungan kausal dengan
mengintegrasi analisis faktor dan analisisi jalur (Jogiyanto, 2016:140). PLS adalah
teknik statistika multivariat yang melakukan berbandingan antara variabel
dependen berganda dan variabel independen berganda. PLS adalah salah satu
metode statistika Structural Equation Modeling (SEM) berbasis varian yang
didesain untuk menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan
spesifik pada data. Tujuan PLS adalah memprediksi pengaruh variabel X terhadap
62
Y dan menjelaskan hubungan teoretis di antara kedua variabel (Jogiyanto,
2015:161-163). Model formalnya mendefinisikan variabel laten adalah linear
agregat dari indikator-indikatornya. Weight estimate untuk menciptakan
komponen skor variabel laten didapat berdasarkan bagaimana Inner model (model
struktural yang menghubungkan antar variabel laten) dan Outer model (model
pengukuran, yaitu hubungan antar indikator denga konstruknya) dispesifikasi
hasilnya adalah Residual Variance dari variabel dependen. Metode analisis data
dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
3.9.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis deskriftif merupakan analisis yang memberikan gambaran atau
mendeskriptifkan data penelitian dan menguji asumsi penelitian (Jogiyanto,
2015:88). Data tersebut berasal dari hasil jawaban responden atas item-item yang
terdapat dalam kuesioner yang kemudian akan diolah dengan cara dikelompokan
dan ditabulasikan serta diberi penjelasan.
3.9.2 Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah teknik analisis data yang digunakan untuk menentukan
sejauh mana kesamaaan hasil yang diperoleh dari suatu sampel dengan hasil yang
akan didapat pada populasi secara keseluruhan. Jadi statistik inferensial
membantu peneliti untuk mencari tahu apakah hasil yang diperoleh dari suatu
sampel dapat digeneralisasikan pada populasi. Sejalan dengan pengertian statistik
inferensial menurut Creswell, M. Nisfianoor berpendapat bahwa statistik
inferensial adalah metode yang berhubungan dengan analisis data pada sampel
yang digunakan dalam penggeneralisasian pada populasi. Penggunaan statistik
63
deferensial didasarkan pada peluang (probability) dan sampel yang dipilih secara
acak (random) (Jogiyanto, 2015:91). Berdasarkan hipotesis yang telah
dirumuskan, maka dalam penelitian ini analisis data statistik inferensial diukur
dengan menggunakan Sofware Smart PLS (Partial Least Square) mulai dari
pengukuran model (outer model), struktural model (inner model) dan pengujian
hipotesis.
3.9.2.1 Pengukuran Model (Outer Model)
Outer Model atau model pengukuran menggambarkan hubungan antara blok
indikator dengan variabel latennya. Persamaan outer model untuk konstruk
refleksi dapat disusun sebagai berikut :
X = ^x + x
Y = ^ ƞ +
Keterangan:
x dan y adalah indikator untuk variabel independen dan variabel dependen dan
ƞ, sedangkan ^x dan ^ adalah matrik loading yang menggambarkan koefisien
regresi yang menghubungkan variabel laten dan indikatornya. x dan
menggambarkan tingkat kesalahan (error) pengukuran.
Model pengukuran digunakan untuk menguji validitas konstruk dan reliabilitas
instrumen. Munurut Cooper et al., Uji validitas dilakukan untuk mengetahui
kemampuan instrumen penelitian, mengukur apa yang seharusnya diukur
(Jogiyanto, 2015:194). Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi alat
ukur dalam pengukuran suatu konsep atau dapat juga digunakan untuk mengukur
64
konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam kuesioner atau
instrumen penelitian (Jogiyanto, 2015:194).
Convergent validity dari measuremant model dapat dilihat korelasi antara skor
indikator dengan skor variabelnya. Indikator dianggap valid jika memiliki nilai
AVE atau memperlihatkan seluruh outher loading dimensi variabel
memiliki nilai loading , sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengukuran tersebut memenuhi kriteria validitas konvergen. Rumus AVE
(Average Varians Extracted) dapat dirumuskan sebagai berikut:
AVE = = 1
Keterangan :
AVE adalah rerata persentase skor varian yang diekstraksi dari seperangkat
variabel laten yang diestimasi melalui loading standardize indikatornya dalam
proses iterasi algoritma dalam PLS, melambangkan standardize loading factor
dan adalah jumlah indikator.
Uji yang dilakukan pada Outer model :
a. Convergent Validity adalah nilai loading faktor pada variabel laten dengan
indikator-indikatornya. Parameter uji convergent dilihat dari skor AVE dan
communality, masing-masing harus bernilai di atas 0.5. Artinya, probabilitas
indikator suatu konstruk masuk ke variabel lain lebih rendah (kurang 0.5)
sehingga probabilitas indikator tersebut convergent dan masuk dikonstruk yang
dimaksud lebih besar, yaitu diatas 50%.
65
b. Discriminant Validity, dalam uji ini para meter yang diukur adalah dengan
membandingkan akar dari AVE suatu konstruk harus lebih tinggi dibandingkan
dengan korelasi antar variabel laten tersebut atau dengan melihat skor cross
loading. Pada tabel skor loading terlihat bahwa masing-masing indikator di
suatu konstruk akan berbeda dengan indikator konstruk lain dan mengumpul
pada konstruk yang dimaksud.
c. Average Variance Extracted (AVE), nilai AVE yang diharapkan
d. Cronbach Alpha merupakan teknik statistika yang digunakan untuk mengukur
konsistensi internal dalam uji reliabilitas instrumen atau data psikometrik. Uji
reabilitas di perkuat dengan cronbach alpha atau composite reability. Untuk
dikatakan suatu konstruk reliabel, maka cronbach alpha harus dan nilai
composite reability harus . Sehingga dengan menggunakan output yang
dihasilkan Smart PLS maka composite reability dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Pc =
( )
Keterangan:
Dimana adalah component loading ke indikator dan var( - ) dibandingkan
dengan cronbach alpha, ukuran ini tidak mengasumsikan tau equeuvalence antar
pengukuran dengan asumsi semua indikator diberi bobot samasehingga cronbach
alpha cenderung lower bond estimate reability, sedangkan composite reability
66
merupakan closer approximation dengan asumsi estimasi parameter adalah
akurat.
3.9.2.2 Pengukuran Inner Model
Inner model atau model struktural menggambarkan hubungan kausalitas antara
variabel laten yang dibangun berdasarkan substansi teori. Model persamaan inner
model dapat disusun sebagai berikut:
ƞ = + + ┌ +
Keterangan:
ƞ adalah vektor variabel independen, adalah vektor variabel dependen dan
adalah vektor residual (unexplained variance). Dikarenakan PLS didesain untuk
model recursive, maka hubungan antar variabel laten disebut juga Causal Chain
System dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut:
ƞ = ∑i + +
Keterangan:
dan adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel independen
dan dengan variabel dependen sepanjang rentang indeks I dan b, dan adalah
tingkat kesalahan pengukuran (inner residual error).
1. Predictive Relevance
R-square model PLS dapat dievaluasi dengan melihat -square predictive
relevance untuk model variabel. -square mengukur seberapa baik nilai observasi
yang dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai -square lebih
67
besar dari 0 (nol) memperlihatkan bahwa model mempunyai nilai predictive
relenvance, sedangkan -square kurang dari 0 (nol) memperlihatkan model
kurang memiliki predictive relevance. Namun jika perhitungan memperlibatkan
nilai -square lebih dari 0 (nol) maka model layak dikatakan memiliki nilai
positif yang relevan, dengan rumus sebagai berikut:
= 1- (1- ) (1-
)-(1- )
3.10 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah proses pengambilan keputusan dimana peneliti
mengevaluasi hasil penelitian terhadap apa yang ingin dicapai sebelumnya
(Jogiyanto dan Abdillah, 2015:92). Ukuran signifikan keterdukungan hipotesis
dapat menggunakan perbandingan nilai T-table dan T-statistic. Jika T-statistic
lebih tinggi dibandingkan nilai T-table, berarti hipotesis terdukung atau diterima.
Untuk mendapat nilai T-table dengan menggunakan rumus n (jumlah sampel)-k
(jumlah variabel) -1. Kriteria uji T-statistic uji R-Square ( ) dan Square ).
Menurut Ghozali (2006:319) kriteria nilai R-Square sebesar 0.67 (kuat), 0.33
(moderat) dan 0.19 (lemah). Analisis PLS (Partial Least Square) yang digunakan
dalam penelitian ini dengan menggunakan program Smart PLS versi 2.0.m3 yang
dijalankan dengan media komputer.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Kualitas layanan tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
Traveloka di Bandar Lampung.
2. Persepsi harga tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
Traveloka di Bandar Lampung.
3. Citra merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Traveloka di
Bandar Lampung.
4. Kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
Traveloka di Bandar Lampung.
5. Persepsi harga berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
Traveloka di Bandar Lampung.
6. Citra merek berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan Traveloka
di Bandar Lampung.
7. Kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan
Traveloka di Bandar Lampung.
128
8. Kualitas layanan yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan Traveloka di Bandar Lampung.
9. Persepsi harga yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas pelanggan Traveloka di Bandar Lampung.
10. Citra merek yang dimediasi oleh kepuasan pelanggan berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan Traveloka di Bandar Lampung.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan, maka saran yang dapat diberikan peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Traveloka perlu lebih mengoptimalkan hal-hal berkaitan dengan kualitas
layanan yang diberikan kepada penggunanya, agar pengguna merasa puas.
Meningkatkan kualitas layanan bisa dilakukan dengan cara meningkatkan
kelengkapan informasi yang dibutuhkan pengguna, memberikan keamanan
situs dan respon yang lebih cepat kepada pengguna Traveloka.
2. Traveloka harus lebih meningkatkan rasa puas pengguna terhadap harga yang
ditawarkan kepada penggunanya, dengan menjaga keseimbangan antara harga
dengan kualitas yang diberikan kepada penggunanya.
3. Kepada peneliti selanjutnya, sebaiknya lebih mengembangkan penelitian ini
dengan mempertimbangkan variabel-variabel lain di luar variabel yang telah
digunakan dalam penelitian ini, sehingga ada perbedaan antara penelitian
sebelumnya dan penelitian yang baru. Peneliti selanjutnya bisa menggunakan
variabel seperti: Promosi Traveloka, Kualitas Keamanan Sistem Traveloka
dan Kepercayaan pengguna Traveloka.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. (2013). Manajemen Penelitian. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta
Ghozali, Imam. (2006). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan
Partial Least Square. Edisi 2.Semarang: Penerbit Universitas Doponerogo
Hasan, A. (2013). Marketing & Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta: Penerbit
Center for. Academic Publishing Service
Hurriyati, Ruslan. (2005). Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Cetakan
Pertama. Bandung: Alfabeta.
Umar, Husein. (2003). Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa. Jakarta: Penerbit
Ghalia Indonesia.
Jogiyanto & Abdillah,Willy. (2009). Konsep dan Aplikasi PLS ( Partial Least
Square) untuk Penelitian Empiris. Yogyakarta: Penerbit BPFE
Yogyakarta.
--------. (2015). Partial Least Square (PLS)_Alternatif Structural Equation
Modeling (SEM) Dalam Penelitian Bisnis. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Kotler, P & G. Amstrong. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi 12.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
--------. (2012). Dasar- dasar Pemasaran. Edisi IX. Jakarta: Penerbit Indeks.
Kotler, P & Keller, K.L. (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi 12 Jilid 2. Jakarta:
Penerbit Index.
--------. (2009). Manajemen Pemasaran. Edisi ke 13. Terjemahan: Bob Sabran.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
--------. (2000). Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jilid 1 & 2.Terjemahan
Anonimous. Jakarta : Penerbiit Prenhalindo.
--------. (2012). Marketing Management (14th ed). United State: Penerbit Pearson.
130
Laksana, Fajar. (2008). Manajemen Pemasaran. Edisi 1. Yogyakarta: Penerbit
Grama Ilmu
Riduwan, M.B.A. (2012). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru–Karyawan dan
Penelitian Pemula. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Sangadji, E. M. & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen.Yogyakarta: Penerbit Andi
Sedarmayanti & hidayat. (2011). Metologi Penelitian. Bandung: Penerbit Mandar
Maju
Simamora, Bilson. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Penerbit
Gramedia.
Singarimbun, Masri & Effendi, Sofian. (2006). Metode Penelitian Survai. Edisi
Revisi. Jakarta : Penerbit Pustaka LP3ES Indonesia
Subagyo, Ahmad. (2010). Marketing In Business, Edisi 1. Jakarta: Penerbit Mitra
Wacana Media
Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta.
--------. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung : Penerbit CV. Alfabeta.
--------. (2014). Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan 18. Bandung: Penerbit
Alfabeta
Suliyanto. (2009). Metode Riset Bisnis. Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit Andi
Supranto, J. M.A. (2003). Metode Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran. Jakarta:
Penerbit Rineka Cipta
Susanto, (2004). Value Marketing: Paradigma Baru Pemasaran Quantum Bisnis
& Manajemen. Jakarta: Penerbit PT. Mizan Pustaka
Tjiptono, Fandy. (2000). Pemasaran Jasa. Malang: Penerbit Bayu Media
Publishing.
--------. (2001). Total Quality Manajemen. Edisi Revisi. Cetakan IV. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
--------. (2004). Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
--------. (2006). Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta:
Penerbit Andi.
131
Tjiptono dan G. Chandra (2011). Manajemen dan Strategi Merek. Yogyakarta:
Penerbit Andi
Widjaja, B. T. (2009). Lifestyle Marketing. Jakarta: Penerbit Gramedia Pustaka
Utama.
132
RUJUKAN JURNAL:
Ade Risman Rivai, Triyono Arief Wahyudi . (2017). ”Pengaruh Persepsi Kualitas,
Citra Merek, Persepsi Harga terhadap Loyalitas Pelanggan dengan
Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel Mediasi”. Jurnal
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Vol 4. No 1. Februari 2017, Hal
29-37
Agus Hartana. (2014). “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kepercayaan dan Kepuasan
Pelanggan Terhadap Loyalitas Pelanggan PT (PERSERO) Asuransi Kredit
Indonesia”. Jurnal Asuransi Dan Manajemen Resiko. Vol. 2, No. 2.
September 2014, Hal 1-16.
Agung Gede, Agung Gunapatra. 2017. “ Peran Kepuasan Kerja Dalam Memediasi
Pengaruh Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) Pada Inspektorat Provinsi Bali. Jurnal
Ekonomi & Bisnis. Vol. 4. No. 1. Maret 2017, Hal 58-71.
Anna Hariyati Ningsih, Alwi Suddin dan Ernawati. 2016. “Pengaruh Service
Quality terhadap Customer Loyalty dengan Customer Satisfaction dan
Airline Image sebagai Pemediasi”. Jurnal Manajemen Sumber Daya
Manusia. Vol. 10. No. 2. Desember 2016, Hal 143 – 160
Catrina Nora Saradissa (2015). “Pengaruh Harga, Promosi, Kualitas Pelayanan,
Dan Lokasi Terhadap Kepuasan Pelanggan”. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Volume
4, No 11, Hal 1-17.
Dhika Amalia Kurniawan. (2016). “Pengaruh Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan
dan Citra Terhadap Niat Konsumen untuk Word of Mouth dengan
Kepuasan sebagai Variabel Mediasi”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen,
Universitas Darussalam Gontor. Vol 2, No 1. Juni 2016, Hal 94-118.
Erni Setyowati dan Wiyadi. (2016). “Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, Dan
Citra Merek Terhadap Loyalitas Pelanggan dengan Kepuasan Pelanggan
sebagai Variabel Pemediasi”. Jurnal Ekonomi Manajemen Sumber Daya.
Vol. 18, No. 2. Desember 2016, Hal 102-112.
Faishal Fanany. (2015). “Pengaruh Brand Image dan Service Quality terhadap
Loyalitas Melalui Kepuasan Pelanggan”. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen. Vol 4, No1, Januari 2015, Hal 1-21.
Lily Harjati dan Yurike Venesia. (2015). “Pengaruh Kualitas Layanan dan
Persepsi Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan pada Maskapai
Penerbangan Tiger Air Mandala”. Jurnal Widya Ekonomi. Vol 1. No 1.
Oktober 2015. Hal 64-74.
133
Naila Faizah. (2017). “Pngaruh Citra Merek, Iklan, Suasana Toko Terhadapn
Loyalitas Konsumen Dimediasi Kepuasan Konsumen”. Jurnal Ilmu dan
Riset Manajemen. Vol 6. No8, Agustus 2017, Hal 1-24.
Putu Ayu Desy Trisnadewi Darmawan dan Ni Wayan Ekawati. 2017. Pengaruh
Kepuasan Konsumen Memediasi Harga Terhadap Loyalitas Konsumen
dalam Berbelanja pada Florist online di denpasar. E-Jurnal Manajemen
Unud. Vol. 6. No. 4 2017, Hal 2076-2104
Suratno, Margono, Astrid Puspaningrum. 2016. “Pengaruh Service Quality
terhadap Customer Value, Trust dan Loyalitas Pengguna Jasa pt. Jasa
Raharja (persero) jakarta”. Jurnal Bisnis dan Manajemen. Vol. 3. No.1.
Januari 2016, Hal 40-53.
134
RUJUKAN ELEKTRONIK:
Aditya Hadi Pratama. 2017. “ Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia tahun
2016 terbesar di dunia”. https://id.techinasia.com/ pertumbuhan-pengguna-
internet-di-indonesia-tahun-2016 (diakses tanggal 22/07/2017 pukul 19.23
WIB).
Auki akbar. 2016. ”PT. Traveloka Indonesia”. http://aukiakbar.blogspot.co.id/
2016/09/30/pt-traveloka-indonesia.html?m=1 (diakses tanggal 13/02/2018
pukul 15. 14 WIB)
Blog traveloka. 2017. “ Bawa pulang 2 penghargaan sekaligus traveloka buktikan
diri perusahaan teknologi terdepan indonesia”. https: //blog. traveloka.
com/berita/bawa-pulang-2-penghargaan-sekaligus-traveloka-buktikan-diri-
perusahaan-teknologi-terdepan-indonesia/ (diakses tanggal 07/12/2017
pukul 21.17 WIB).
Blog traveloka. 2012. “official logo”. 21 November 2012. https:// blog. traveloka.
com/ berita/traveloka-com-offical-logo-resmi/ (diakses tanggal 13 Februari
2018 pukul 15. 30 WIB).
Dailysocial.2015. “Traveloka jadi situs pemesanan kamar hotel dan tiket pesawat
terpopuler menurut survei nusaresearch”. https: //dailysocial. id/post/
traveloka-populer-survei-nusaresearch/ (diakses tanggal 31 /05/2017 pukul
16.56 WIB)
Ika Nur Solechah. 2017. “Pengguna internet di awal tahun 2017”.
https://www.herosoftmedia.co.id/pengguna-internet-di-awal-tahun-2017-
meningkat- 51/ (diakses tanggal 22/07/2017 pukul 20.00 WIB).
Trusted company. “Review tentang traveloka”. http://trustedcompany.com/id/
revies-traveloka.com (diakses tanggal 31/05/2017 pukul 11. 42 WIB)
Top brand award. 2015. “ Top brand indek 2015 fase 2”. http://www.topbrand-
award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brandindex-2015-fase-2
(diakses tanggal 31/ 05/2017 pukul 14.25 WIB).
Top brand award. 2016. “ Top brand indek 2016 fase 2”. http://www.topbrand-
award.com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-index-2016-fase-2
(diakses tanggal 31/05/2017 pukul 14. 38 WIB).
Top brand award. 2017. “ Top brand indek 2017 fase 2”. http://www.topbrand-
award. com/top-brand-survey/survey-result/top-brand-index-2017-fase-2
(diakses tanggal 11/11/2017 pukul 19.54 WIB).
Tribunnews.com. 2016. “Traveloka berhasil pertahankan gelar top brand 2 tahun
berturut-turut”. http://m.tribunnews.com/nasional/2016/09/01/traveloka-be
rhasil-pertahankan-gelar-top-brand-dua-tahun-berturut-turut (diakses tang
gal 31/05/2017 pukul 14.46 WIB).