Upload
buihanh
View
225
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN
DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS NASABAH
BANK MESTIKA CABANG BATAM
TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Ahli Madya
Oleh :
NALIA
NIM. 11002849
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
AKADEMI AKUNTANSI PERMATA HARAPAN BATAM
2016
ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN KUALITAS PRODUK
TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK MESTIKA CABANG BATAM
NALIA
NIM. 11002849
Pembimbing : YUNITA SARI, S.E, M.Si
Penelitian ini dilakukan pada Bank Mestika Cabang Batam untuk mengetahui
pengaruh kualitas pelayanan dan kualitas produk terhadap loyalitas nasabah. Sampel
diambil dari 42 responden dan data dikumpulkan melalui kuesioner yang diisi oleh
nasabah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa kualitas pelayanan dan
kualitas produk secara simultan tidak berpengaruh terhadap loyalitas nasabah pada
Bank Mestika Cabang Batam. Dan dari hasil perhitungan uji regresi berganda R
Square sebesar 13,6% dan 86,4% dipengaruhi faktor lain.
Kata Kunci : Pelayanan, Produk, Loyalitas Nasabah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam era informasi yang berkembang sangat pesat konsumen dalam hal ini
adalah nasabah sangat mudah didalam memperoleh informasi mengenai berbagai hal
tentang seluk beluk dunia perbankan sehingga mereka dapat membandingkan antara
satu bank dengan bank lainnya. Kemampuan konsumen didalam memperoleh data
tentang bank tempat mereka menabung maupun melakukan pinjaman akan
mengakibatkan perilaku konsumen yang selektif didalam memilih suatu bank, karena
kondisi tersebut menimbulkan persaingan yang lebih ketat dibandingkan sebelumnya
persaingan tersebut dilakukan oleh bank pemerintah, swasta maupun bank asing
dimana mereka melakukan berbagai usaha agar dapat mempertahankan kelangsungan
usahanya.
Persaingan saat ini sifatnya bukan saja pada bentuk harga (bunga) saja
melainkan pada pelayanan, dalam artian bahwa bunga bukan satu satunya alat yang
ampuh didalam mengatasi persaingan. Untuk mensiasati hal tersebut maka pelayanan
dan kualitas sumber daya manusia menjadi sangat penting, dimana pelayanan yang
baikmenjadi syarat yang harus dipenuhi didalam jika ingin tetap eksis di era
globalisasi. Situasi pasar yang sangat kompleks dengan keunggulan teknologi dan
produk yang mampir sama maka diharuskan bank untuk memberikan pelayanan yang
baik kepada para nasabah.
Kualitas pelayanan dewasa ini telah menjadi suatu faktor yang sangat
dominan dan penting terhadap keberhasilan suatu perusahaan (bank), baik itu
bergerak dibidang jasa maupun dibidang non jasa. Unsur pelayanan sangat penting
dalam mempengaruhi citra perusahaan yang benar – benar manufaktur murni bahkan
beberapa menjadikan jasa sebagai keuntungan tambahan.
Bank Mestika Cabang Batam merupakan Bank Umum biasa namun pada
tahun 2014 menjadi go publik dan sekarang sudah menjual sebagian sahamnya
kepada masyarakat umum memiliki tugas yaitu menghimpun dana masyarakat dan
menyalurkan kembali dan tersebut kepada masyarakat. Selain dari pada itu juga
memberikan pelayanan yang memuaskan,tingkat suku bunga yang relative sedang,
juga memberikan fasilitas kemudahan dalam penarikan dana selama 24 jam melalui
ATM dan menjamin keamanan kepada masyarakat.
Pada saat ini Bank Mestika diharuskan untuk mampu memberikan yang
terbaik kepada nasabah, diantaranya dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang
terbaik , memberikan pilihan produk yang lebih beragam kepada nasabah, harus
berorientasi kepada nasabah juga harus selalu peka terhadap persaingan. Hal tersebut
akan menambah citra Bank Mestika dimana nasabah dan masyarakat pada umumnya.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada
salah satu lembaga keuangan (Bank) yang sudah lama beroperasi di masyarakat.
Dengan mengambil judul “ Pengaruh kualitas Pelayanan dan Kualitas Produk
terhadap loyalitas nasabah pada Bank Mestika Cabang Batam”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut diatas, penulis merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah Bank
Mestika?
2. Apakah pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas nasabah Bank Mestika?
3. Apakah pengaruh kualitas pelayanan dan produk terhadap loyalitas nasabah
Bank Mestika?
1.3. Batasan Masalah
Agar penulisan tugas akhir ini lebih terarah, permasalahan yang dihadapi tidak
terlalu luas, maka perlu dilakukan batasan masalah :
1. Pada penelitian ini penulis membahas masalah yang berhubungan dengan
pelayanan karyawan di Bank Mestika.
2. Membahas masalah yang berhubungan dengan produk yang ditawarkan yaitu
tabungan dan deposito di Bank Mestika.
3. Informasi yang dihasilkan berupa laporan pelayanan yang diberikan oleh
Pihak Perusahaan.
1.4. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan antara pelayanan karyawan terhadap loyalitas
Nasabah Bank Mestika.
2. Untuk mengetahui berhubungan antara produk yang ditawarkan yaitu
tabungan dan deposito terhadap loyalitas nasabah Bank Mestika.
3. Untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan dan kualitas produk
terhadap loyalitas nasabah Bank Mestika.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
2.1. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan menurut J Supranto (2006:226) adalah sebuah kata yang
bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Jika
pelayanan yang diterima sama denganharapan maka kualitas tersebut dipersepsikan
baik dan memuaskan, jika pelayanan yang diterima melampaui harapan pelanggan
dipersepsikan baik dan ideal, sedangkan bila pelayanan yang diterima lebih rendah
dari pada yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.
2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan
Terdapat beberapa definisi kualitas pelayanan dari para ahli menurut sudut
pandangnya masing – masing. Pada bidang jasa terutama perbankan, kualitas
dipertahankan dengan memenuhi standar pelayanan, menurut Gronroos pelayanan
adalah suatu aktifitas yang bersifat tidak kasat mata yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal – hal yang disediakan
oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksud untuk memecahkan permasalahan
konsumen / pelanggan (ratminto, 2005:2).
Pelayanan merupakan faktor yang amat penting khususnya bagi perusahaan yang
bergerak dibidang jasa.
2.1.2. Dimensi Kepuasan Pelayanan
Menurut parasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Tjiptono dan Chandra
(2011:196) pada penelitian tahun 1985 menyatakan bahwa ada sepuluh dimensi
umum yang mempengaruhi suatu kualitas pelayanan yaitu :
1. Kehandalan (reliability)
Reliability merupakan kemampuan untuk memberikan apa yang telah
dijanjikan kemampuan perusahaan untuk melaksanakan jasa sesuai dengan
apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu, handal, akurat dan memuaskan.
Pentingnya dimensi ini adalah karena berkaitan dengan kepercayaan yang
ditanamkan oleh konsumen kepada perusahaan.
2. Kesigapan (responsiveness)
Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan
yang dilakukan oleh karyawan langsung untuk memberikan pelayanan dengan
sepat dan tanggap. Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif
terhadap kualitas yang diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan
atau keterlambatan dalam penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha
memperbaiki atau meminimalkan kerugian konsumen dengan segera. Dimensi
ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang terlibat untuk
menanggapi permintaan, pertanyaan, saran dan keluhan konsumen. Jadi
komponen atau unsure dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam
melayani pelanggan,kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan
penanganan keluhan pelanggan.
3. Kompetensi (competency)
Yaitu penguasaan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar
dapat menyampaikan jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
4. Akses(Acces)
Ini meliputi kemudahan untuk dihubungi atau ditemui dan kemudahan kontak.
5. Kesopanan (Courtesy)
Ini meliputi sikap santun, respek, atensi, dan keramahan para karyawan yang
berhubungan langsung dengan konsumen.
6. Komunikasi (communication)
Artinya menyampaikan informasi kepada para pelanggan dalam bahasa yang
mudah dipahami serta selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.
7. Kredibilitas (credibility)
Yaitu mencangkup sikap jujur dan dapat dipercaya.
8. Keamanan (security)
Adalah bebas dari bahaya, resiko atau keragu – raguan. Termasuk didalamnya
adalah keamanan secara fisik, keamanan financial, privasi, dan kerahasiaan.
9. Kemampuan memahami (ability to understand)
Yaitu berupaya memahapi pelanggan dan kebutuhan spesifik mereka,
memberi perhatian individual dan mengenal pelanggan regular.
10. Bukti fisik (tangibles)
Meliputi penampilan fisik, peralatan, personil dan bahan – bahan komunikasi
perusahaan (seperti : katu bisnis, kop surat dan lain – lain).
Dimensi kualitas pelayanan (SERVQUAL) oleh Parasuraman (1998) dibagi
menjadi lima dimensi SERVQUAL diantaranya adalah (Lupiyoadi, 2001:148) yaitu:
1. Tangibles (bukti fisik)
Kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak
eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan
keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh
pemberi jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang dan lain sebagainya),
perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan
pegawainya.
2. Reliability (kehandalan)
Kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan
secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang
berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa
kesalahan, sikap yang simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.
3. Responsiveness (tanggapan)
Kemampuan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat
(responsive) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
4. Assurance (jaminan dan kepastian)
Pengetahuan, kesopansantunan dan kemampuan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Terdiri dari
beberapa komponen antara lain komunikasi, kredibilitas, keamanan, kompetensi dan
sopan santun.
5. Emphaty (empati)
Memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang
diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen.
Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang
pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
untuk pengopesasian yang nyaman bagi pelanggan.
Penulis sendiri untuk indicator kualitas pelayanan berdasarkan pada teori
parasuraman (1998), yang menyatakan indicator kualitas pelayanan terdiri dari :
Reliability, Responsiveness, Assurance, Empathy dan Tangible yang dinilai relevan
untuk judul penelitian ini.
2.1.3. Prinsip – prinsip Kualitas Pelayanan
Menurut Scheuing & Christoper (1993) dalam Tjiptono dan Chandra
(2011:203) “dalam rangka menciptakan gaya manajemen dan lingkungan yang
kondusif bagi organisasi jasa untuk menyempurnakan kualitas, sebuah perusahaan
manufaktur Maupin organisasi jasa harus mampu mengimplementasikan enam
prinsip yang sangat bermanfaat dalam membentuk dan mempertahankan lingkungan
yang tepat untuk melaksanakan penyempurnaan kualitas secara berkesinambungan
dengan didukung oleh para pemasok, karyawan dan pelanggan”.
Enam prinsip itu terdiri atas :
1. Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan harus merupakan inisiatif dan komitmen dari
manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan mengarahkan
organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas.
2. Pendidikan
Semua karyawan perusahaan mulai dari menejer puncak sampai karyawan
operasional wajib mendapatkan pendidikan mengenai kualitas.
3. Perencanaan Strategik
Proses perencanaan strategic harus mencangkup pengukuran dan tujuan
kualitas.
4. Review
Proses review merupakan satu – satunya alat yang paling efektif bagi
manajemen untuk mengubah prilaku ornagisasional. Proses ini menggambarkan
mekanisme yang menjamin adanya perhatian terus menerus terhadap mewujudkan
sasaran – sasaran kualitas.
5. Komunikasi
Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses
komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, pelanggan, maupun stakeholder
lainnya.
6. Total Human Reward
Reward dan recognition merupakan aspek krusial dalam implementasi strategi
kualitas. Setiap karyawan berprestasi perlu diberi imbalan dan prestasinya harus
diakui. Dengan cara ini motivasi, semangat kerja, rasa bangga dan rasa memiliki
setiap anggota organisasi dapat meningkat.
2.2. Kualitas Produk
Kualitas produk secara umum dapat digambarkan sebagai karakteristik suatu
prpduk (barang atau jasa) yang menunjang kemampuannya untuk memenuhi standar
kebutuhan konsumen atau standar kelayakan dari produsen.
2.2.1. Pengertian Kualitas Produk
Saat ini semua produsen memahami begitu pentingnya peranan dan arti
kualitas produk yang unggul untuk memenuhi harapan pelanggan pada semua aspek
produk yang dijual kepasar. Para petinggi/manajemen puncak perusahaan juga
umumnya semakin menyadari dan mempercayai adanya keterhubungan langsung
antara kualitas produk terhadap customer satisfaction (kepuasan pelanggan) yang
pada akhirnya akan meningkatkan raihan pangsa pasar di pasar sasaran. Keberadaan
kepuasan pelanggan pada perusahaan merupakan sebuah variable yang sangat penting
dan menentukan keberhasilan satu perusahaan. Salah satu tolak ukurnya adalah
kualitas, atau lebih spesifiknya adalah kualitas produk. Namun yang menjadi
pertanyaan besar adalah kualitas produk seperti apa yang sesungguhnya diinginkan
oleh konsumen.
Menurut Kotler dan Armstrong (2014:253) “produk quality is the
characteristic of a service that bear on its ability on its ability to satisfy stated or
implied customer needs” yang bila diartikan dalam Bahasa Indonesia : “Kualitas
produk adalah karakter yang dimiliki sebuah produk yang mempunyai kemampuan
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan”. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong
(2012:283) dalam Kresnamurti (2012:3) “Kualitas produk adalah kemampuan sebuah
produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas,
reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut
produk Lainnya”.
2.2.2. Dimensi Kualitas Produk
Terdapat delapan dimensi kualitas yang dikemukakan oleh Garvin dalam M.
Nasution (2004:55) yang dapat digunakan sebagai variable kualitas suatu produk
yang diukur dan digunakan sebagai kerangka perencanaan strategis. Adapun dimensi
kualitas yang dikemukakan yaitu sebagai berikut :
- Performance (Kinerja)
Karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product).
- Features (Ciri – citi atau keistimewaan tambahan)
Karakteristik sekunder atau pelengkap.
- Reliability (Kehandalan)
Kemampuan perusahaan dalam memberikan kualitas produk yang sesuai
dengan harapan konsumen.
- Confermance to specification (Kesesuaian dengan spesifikasi)
Sejauh mana karekteristik desain dan operasi memenuhi standar – standar
yang
telah ditetapkan sebelumnya.
- Durability (daya tahan)
Berkaitan dengan berapa lama suatu produk dapat terus digunakan.
- Serviceability
Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi, serta
penanganan keluhan yang memuaskan.
- Aesthetics (Estetika)
Daya tarik produk terhadap panca indera, seperti bentuk fisik, warna, dan
sebagainya.
- Perceived quality (Kualitas yang dipersepsikan)
Citra dalam reputasi produk serta tnggung jawab perusahaan terhadapnya.
Biasanya karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut / ciri – ciri
produk yang akan dibeli, maka pembeli memperseprikan kualitasnya dari
aspek harga, nama, merek, iklan dan reputasi perusahaan.
Kemudian menurut Vincent Gaspersz dalam Alma (2011:89) dimensi – dimensi
kualitas produk terdiri dari:
1. Kinerja (Performace)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari prduk inti.
2. Ciri – cirri atau keistimewaan tambahan (features)
Yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.
3. Kehandalan (reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification)
Yaitu sejauh mana karakteistik desain dan operasi memenuhi standar – standar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Daya tahan
Yaitu berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
6. Serviceability
Meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudahdireparasi, penanganan
keluhan yang memuaskan.
7. Estetika yaitu daya tarik produk yerhadap panca indera.
Dimensi produk yang telah dijelaskan diatas adalah untuk produk yang
bersifat fisik, sedangkan untuk produk yang bersifat jasa atau pelayanan penulis
mengacu pada penjelasan Gavin dan M Nasution (2004:55), sehingga dimensi
kualitas produk yang dinilai relevan untuk tulisan ini adalah : Performace, Feature,
Conformance dan Serviceability.
2.2.3. Definisi Produk Tabungan
Tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan. Jadi
disimpan dan akan digunakan dimasa yang akan datang. Pendapatan merupakan
faktor utama yang terpenting untuk menentukan konsumsi dan tabungan. Keluarga –
keluarga yang tidak mampu akan membelanjakan sebagian besar bahkan seluruh
pendapatannya untuk keperluan hidupnya. Individu yang berpendapatan tinggi akan
melakukan tabungan lebih besar dari pada individu yang berpendapatan rendah.
Tabungan dapat dilakukan oleh seorang pedagang dengan membeli barang dagangan
dengan maksud untuk mengkonsumsikan lebih besar pada waktu yang akan datang.
Berdasarkan undang – undang nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas undang –
undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang dimaksud dengan tabungan
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati, tetapi tidak ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
Adapun tujuan menabung dibank adalah :
- Penyisihan sebagian hasil pendapatan nasabah untuk dikumpulkan sebagai
cadangan hari depan.
- Sebagai alat ukur untuk melakukan transaksi bisnis atau usaha individu /
kelompok.
Adapun faktor – faktor tingkat tabungan yaitu :
- Tinggi rendahnya pendapatan masyarakat.
- Tinggi rendahnya suku bunga bank.
- Adanya tingkat kepercayaan terhadap bank.
2.2.4. Definisi Produk Deposito
Pengerian deposito menurut undang – undang No.14 tahun 1967 tentang
pokok – pokok perbankan Indonesia “Deposito adalah simpanan pihak ketiga kepada
bank yang penarikan nya hanya dapat dilakukan dengan jangka waktu tertentu
menurut perjanjian antara pihak ketiga dengan bank yang bersangkutan”.
Menurut undang – undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan Indonesia “Deposito
adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.”
Jenis – jenis deposito:
1. Deposito berjangka (time dosit)
Deposito berjangka adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu sesuai tanggal yang diperjanjikan antara deposan dan
bank. Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan dengan jenis jangka
waktu tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1 bulan, 3
bulan, 6 bulan, 12 bulan s/d 24 bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik
perorangan maupun lembaga. Artinya didalam bilyet tercantum nama seseorang atau
lembaga sipemilik deposito berjangka. Penarikan bunga deposito berjangka dapat
dilakukan secara tunai maupun pemindahbukuan dan setiap bunga deposito
dikenakan pajak dari jumlah bunga yang diterimanya.Untuk menarik minat
masyarakat, pihak bank dapat memberikan berbagai insentif seperti hadiah atau
rangsangan. Insentif biasanya diberikan untuk jumlah nominal yang besar baik berupa
bunga khusus maupun insentif seperti hadiah atau cendera mata lainya. Insentif juga
dapat diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap bank tersebut. Artinya deposito
berjangka dengan nominal besar dan terus dipertahankan untuk jangka waktu yang
relative lama.
2. Deposito Automatic Roll Over
Deposito automatic roll over adalah suatu bentuk lain dari deposito berjangka
dimana simpanan masyarakat (dalam bentuk deposito) yang telah jatuh tempo sesuai
dengan jangka waktu yang diperjanjikan, namun pihak deposan belum mengambilnya
maka secara otomatis terhadap simpanan tadi dilakukan perpanjangan waktu tanpa
menunggu persetujuan dari deposan.
3. Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito merupakan hasil pengembangan dari deposito berjangka.
Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpananya dapat
diperjualbelikan. Agar simpanan ini dapat diperjualbelikan dengan mudah maka
penarikan pada saat jatuh tempo dapat dilakukan atas unjuk, sehingga siapa pun yang
memegang bukti simpanan tersebut dapat menguangkannya pada saat jatuh tempo.
Hal lain yang menjadi ciri dari sertifikat deposito adalah dalam hal pembayaran
bunganya. Apabila deposito berjangka bunga dibayarkan dimuka yaitu pada saat
nasabah menempatkan dananya dalam bentuk deposito.
4. Deposito On Call
Deposito on call adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dengan pemberitahuan lebih dahulu dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
kesepakatan antara pihak bank dengan nasabah. Deposito on call biasanya digunakan
oleh nasabah yang tidak setiap saat perlu menarik dananya dan keperluan penarikan
dana itu dapat diprediksi oleh nasabah dalam jangka waktu tertentu.
Berikut ini fungsi dan manfaat deposito dibagi dua bagian yaitu :
1. Fungsi intern
Maksudnya fungsi deposito ini sangat strategis dalam membantu kegiatan
operasional bank khususnya ruang lingkup bank itu sendiri. Jenis simpanan ini
merupakan salah satu sumber utama modal bank yang paktis penggunaannya
karena mempunyai limit watu. Deposito ini bagi suatu bank berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan modal suatu bank dan disamping itu juga membantu
menjaga posisi likuiditas bank. Kebutuhan akan modal kerja suatu bank harus
selalu dipenuhi setiap saat sehubungan dengan salah satu fungus utamanya
yakni sebagai lembaga yang menyalurkan dana dari masyarakat dalam bentuk
kredit atau sebagai lembaga pemberi kredit.
2. Fungsi Ekstern
Fungsi ekstren ini dikaitkan dengan fungsi yang ada diluar perusahaan bank
yakni sebagai lembaga yang bergerak dalam bidang jasa yang memperlanjar
arus pembayaran uang. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan nasional
diharapkan lembaga perbankan dapat berperan dalam mendukung peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan
perkembangan ekonomi semakin luas, untuk itu bank harus mampu
menghadapi persaingan yang sehat dan efisien. Deposito ini merupakan sarana
penghimpun dana dalam jumlah yang besar, dengan demikian pemerintah
sangat mengharapkan inisiatif dari masyarakat untuk menanamkan dana yang
lebih ini melalui deposito demi menunjang pembangunan yang senantiasa
membutuhkan dana yang relatif besar.
Manfaat deposito adalah sebagai berikut :
Setiap bank tentunya menginginkan memperolah simpanan masyarakat dalam
jumlah yang besar, dengan banyaknya simpanan masyarakat dibank maka bank akan
dapat memenuhi kebutuhan dari nasabah yang dapat memberikan lebih banyak
pinjaman kepada mereka yang membutuhkan. Persaingan yang tajam menuntut setiap
bank dapat mencari dan memperoleh cara yang khusus serta menarik simpanan
masyarakat ini. Dana deposito ini disamping bermanfaat dalam pembiayaan aktifitas
bank, juga untuk memenuhi kebutuhan dana pembangunan yang ditujukan untuk
meningkatkan kesejakteraan masyarakat.
2.3. Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelanggan bukanlah sebuah konsep yang jarang dikaji, baik para
ahli pemasaran, akademisi, praktisi, pemasar, konsumeris, dan peneliti prilaku
konsumen, bahkan oleh banyak pihak lainnya yang menaruh perhatian terhadap
loyalitas nasabah, dikarenakan kajian ini merupakan sesuatu yang menarik dan
menguntungkan bagi siapa saja yang memahami, mengkaji dan melakukan usaha
untuk memaksimumkannya. Loyalitas pelanggan bahkan menjadi acuan dari banyak
perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil untuk menentukan strategi
pemasarannya agar dapat mencapai sasaran baik untuk kepentingan jangka pendek
maupun jangka panjang. Loyalitas pelanggan akan membuat pelanggan mempunyai
persektif tersendiri terhadap produk dari perusahaan tertentu, kepuasan atau rasa
senang yang tinggi dapat pula menciptakan ikatan emosional pelanggan dengan merk.
Mengacu pada hal itu, tidak dapat dipungkiri bahwa biaya untuk menarik pelanggan
baru lebih tinggi daripada biaya untuk mempertahankan pelanggan yang telah ada.
2.3.1. Pengertian Loyalitas Pelanggan
Secara harfiah loyal berarti setia dan loyalitas diartikan sebagai suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini sesuatu yang timbul tanpa ada paksaan tapi timbul dari
kesadaran sendiri. Menurut Tjiptono (2001:387) loyalitas merupakan situasi dimana
konsumen bersikap positif terhadap produk / produsen (penyedia jasa) dan disertai
pola pembelian ulang yang konsisten, sedangkan menurut Aaker, loyalitas dinyatakan
sebagai suatu perilaku yang diharapkan atas suatu produk / layanan yang antara lain
meliputi kemungkinan pembelian lebih lanjut / perubahan perjanjian layanan, atau
sebaliknya seberapa besar kemungkinan pelanggan akan beralih kepada merk lain/
penyedia jasa lain (Ibrahim,2009:9).
Durianto, et al. (2001:126) Customer Loyalty merupakan suatu ukuran keterikatan
konsumen terhadap sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang
mungkin tidaknya pelanggan beralih ke merek produk yang lain, apabila merek
tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga maupun atribut lain.
Dari penjelasan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa loyalitas
pelanggan adalah sikap atau reaksi seorang pelanggan setelah puas dengan kinerja
produk dan setia pada produk tersebut. Penulis memilih difinisi Tjiptono.
2.3.2. Jenis Loyalitas Pelanggan
Sutisna (2003:41) berpendapat loyalitas konsumen dapat dikelompokan
menjadi dua bagian yaitu :
a. Loyalitas merek (brand loyality)
Loyalitas merek dapat didefinisikan sebagai sikap menyenangi terhadap suatu
merek yang diorintasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu
sepanjang waktu.
b. Loyalitas toko (store loyality)
Loyalitas toko adalah loyalitas konsumen dalam mengunjungi suatu toko
dimana konsumen biasa membeli merek produk yang diinginkan, sehingga konsumen
tersebut enggan berpindah ke toko lain.
2.3.3. Tingkatan Loyalitas Pelanggan
Menurut Tjiptono (2001:110) tingkatan loyalitas pelanggan meliputi :
1. Loyalitas Kognitif
Konsumen yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan
informasi keunggulan suatu produk atas produk lainnya. Loyalitas kognitif lebih
didasarkan pada karakteristik fungsional, terutama biaya, manfaat dan kualitas. Jika
ketiga faktor tersebut tidak baik, konsumen akan mudah pindah ke produk lain.
Konsumen yang hanya mengaktifkan tahap kognitifnya dapat dihipotesiskan sebagai
konsumen yang paling rentan terhadap perpindahan karena adanya rangsangan
pemasaran.
2. Loyalitas Afektif
Munculnya loyalitas afektif ini didorong oleh faktor kepuasan yang
menimbulkan kesukaan dan menjadikan objek sebagai preferensi. Kepuasan
konsumen berkorelasi tinggi dengan niat pembelian ulang diwaktu mendatang. Pada
loyalitas afektif, kerentanan konsumen lebih banyak terfokus pada tiga faktor, yaitu
ketidakpuasan dengan merek yang ada, persuasi dari pemasar maupun konsumen
merek lain, dan upaya mencoba produk lain.
3. Loyalitas konatif
Konatif menunjukan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu. Niat
merupakan fungsi dari niat sebelumnya (pada masa sebelumkonsumsi) dan sikap
pada masa setelah konsumsi. Maka loyalitas konatif merupakan suatu loyalitas yang
mencangkup komitpen mendalam untuk melakukan pembelian.
4. Loyalitas Tindakan
Aspek konatif atau niat untuk melakukan berkembang menjadi perilaku dan
tindakan. Niat yang diikuti oleh motivasi, merupakan kondisi yang mengarah pada
kesiapan bertindak dan keinginan untuk mengatasi hambatan dalam melakukan
tindakan.
2.4. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban atau pernyataan sementara terhadap masalah
yang bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan
uraian diatas maka hipotesis untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1. Diagram Hipotesis
X1 H1
KUALITAS
PELAYANAN
Y
H3 LOYALITAS
PELAYANAN
X2
KUALITAS H2
PRODUK
H1 : Adanya pengaruh yang signifikan dari Kualitas pelayanan terhadap Loyalitas
nasabah Bank Mestika.
H2 : Adanya pengaruh yang signifikan dari Kualitas produk terhadap Loyalitas
nasabah Bank Mestika.
H3 : Adanya pengaruh yang signifikan antara Kualitas pelayanan dan Kualitas produk
terhadap Loyalitas Bank Mestika.
2.5. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu pada pembahasan ini yaitu mengenai kualitas pelayanan,
kualitas produk dan loyalitas yang berhubungan dengan penelitian ini. Berikut adalah
penelitian nya
Nama
Peneliti
Judul Penelitian Hasil dan Kesimpulan
Anggun
Citra Novita
(2016)
Pengaruh kualitas produk, kualitas
pelayanan, dan komunikasi
interpersonal terhadap loyalitas
nasabah pada PT. BANK
SULUTGO CABANG UTAMA
MANADO
Kualitas produk, pelayanan
dan komunikasi
interpersonal berpengaruh
sucara simultan terhadap
loyalitas nasabah pada Bank
SulutGo Cabang Utama.
Adapun inikator yang
mempengaruhi yaitu
rekomendasi, pembelian,
pilihan utama, tingkat
bunga.
I Gusti Made
Ary Bayu
Suputra
(2014)
Pengaruh kualitas pelayanan dan
kualitas produk kredit multiguna
terhadap kepuasan nasabah kredit
pada PT BPR HOKI Cabang
Denpasar
Kualitas pelayanan dan
kualitas produk secara
simultan berpengaruh
terhadap kepuasan nasabah
pada PT. BPR HOKI
Denpasar.
Heri
Setiawan
(2016)
Pengaruh kualitas produk, kualitas
pelayanan dan kepercayaan
terhadap kepuasan nasabah dan
loyalitas nasabah dengan
kepuasan sebagai variabel
Hasil pengujian SPSS
secara persial variabel
kualitas produk berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepuasan nasabah
intervening (studi kasus Pada
Nasabah Koperasi Rejo Agung
Sukses Cabang Ngaliyan)
pada koperasi Rejo Agung
Sukses Semarang.
Nilai t hitung 4,516 > t table
1,679 dan nilai signifikan
0,000 < 0,05. Variabel
kualitas pelayanan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap keluasan
pelayanan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepuasan Nasabah,
dimana nilai t hitung 4,409
> t table 1,679 dengan nilai
signifikan 0,000 < 0,05 dan
kepercayaan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kepuasan nasabah,
dimana t hitung 2,10 > t
table 1,679 dan nilai
signifikan 0,038 < 0,05.
Sedangkan kepuasan
nasabah berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
loyalitas nasabah pengguna
jasa koperasi Rejo Agung.
Sukses Semarang, dimana t
hitung 3,553 > t table 1,679
dan nilai signifikan 0,001 <
0,005.
Melissa
Tanuwijaya
(2013)
Pengaruh Kualitas Layanan Dan
Kualitas Produk Terhadap
Kepuasan Pelanggan PIPOP
COPY
Semua faktor yang diukur
dalam penelitian ini
mempengaruhi kepuasan
pelanggan pada Pipop Copy.
Faktor kualitas layanan
memiliki persentase
tertinggi sebesar 38,5%
dibandingkan kualitas
produk sebesar 30%.
Kualitas layanan memiliki
peranan yang sangat penting
dalam menjalankan bisnis
jasa seperti Pipop Copy
terutama yang berkaitan
dengan kecepatan dan
keramahan dalam
memberikan layanan
kepelanggan.
Dessica
Dinar Sari
(2016)
Analisa pengaruh kualitas produk,
kualitas pelayanan dan harga
terhadap kepuasan konsumen
(Studi kasus pada konsumen SIM
Card GSM Prabayar XL Di Kota
Terdapat pengaruh positif
kualitas produk terhadap
kepuasan konsumen Sim
Card GSM Prabayar
XLYogyakarta. Hal ini
Yogyakarta) dibuktikan nilai t hitung
sebesar 4,404 dengan nilai
signifikan sebesar 0,000
lebih kecil daro 0,05 (0,000
< 0,05) dan koefiensi regresi
mempunyai nilai positif
sebesar 0,201. Dan terdapat
pengaruh kualitas produk,
kualitas pelayanan dan
harga secara bersama –
sama terhadap kepuasan
konsumenSim Card GSM
Prabayar XL Yogyakarta.
Hal ini dibuktikan dengan
hasil pengujian diperoleh
nilai f hitung sebesar 43,312
dengan signifikan sebesar
0,000 < 0,05.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek dan Penelitian
Objek penelitian ini adalah Bank Mestika Dharma yang merupakan Bank
umum swasta devisa yang berkantor pusat dimedan, Sumatera Utara. Berdiri sejak
tahun 1955 dalam pertumbuhannya, Bank Mestika memfokuskan usaha pada retail
banking dan prinsip prudential banking menjadi filosofi bisnisnya. Bank Mestika
memiliki 11 cabang utama, 48 kantor Cabang pembantu dan 9 Kantor kas yang
tersebar diberbagai wilayak di Indonesia. Dan dalam penbelitian ini penulis
mengambil penelitian pada kantor cabang di Batam.
3.2. Populasi dan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi adalah merupakan wilyah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek
yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah definisi populasi dalam
penelitian.
Populasi disini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk hidup, akan
tetapi juga benda – benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan hanya sekedar
jumlah yang ada pada objek atau subyek yang dipelajari, akan tetapi meliputi semua
karakteristik, sifat – sifat yang dimiliki oleh objek atau subyek tersebut. Menurut
Ismiyanto Populasi adalah keseluruhan subyek atau totalitas subjek penelitian yang
dapat berupa : orang, benda / suatu hal yang didalamnya dapat diperoleh dan atau
dapatmemberikan informasi (data) penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah sebagian dari nasabah pada Bank Mestika
Cabang Bata yang menggunakan produk tabungan dan deposito lebih kurang 70
orang..
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, ataupun bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Jika populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal seperti ini
dikarenakan adanya keterbatasan dana atau biata, tenaga dan waktu maka oleh sebab
itu peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi.
Sampel merupakan sebagian atau wakildari populasi yang diteliti. Penelitian
ini adalah penelitian sampel, sebab dalam penelitian ini hanya meneliti sebagian dari
populasi dan hasil penelitian akan digeneralisasi pada seluruh populasi.
Perumusan sampel melalui metode slovin dengan rumus :
Didapat ukuran sampel adalah 42 orang dimana :
n = ukuran sample
N = ukuran populasi
e = Galat praduga 10% ( Kepercayaan 90%)
Penulis mengambil sample 42 responden dari nasabah Bank Mestika Cabang
Batam.
3.2.3. Teknik Pengambilan Sampling
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sample yang diambil dari populasi itu
(sugiyo,2013:149).
Dalam penelitian ini, teknik pengambilan sample dilakukan dengan
menggunakan teknik sample random sampling (sampling acak sederhana).
Teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian karena hal ini
digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak dijadikan
sample. Untuk itu teknik sampling harus secara jelas tergambar dalam rencana
penelitian sehingga jelas dan tidak membinggungkan ketika terjun dilapangan. Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah nasabah Bank mestika yang memiliki
tabungan setra deposito dengan total 41 sample responden.
3.3. Indikator – Indikator Variabel
3.3.1 Indikator Kualitas pelayanan
Kualitas pelayanan publik merupakan suatu kondisi dinamis yang
berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan dimana penilaian
kualitasnya ditentukan pada saat terjadinyapemberian pelayanan tersebut
(Ibrahim2008,22).
Menurut De Vreye dalam Sugiyanti (1999,28-29), dalam rangka
meningkatkan kualitas pelayanan, ada tujuh dimensi dan indikator yang harus
diperhatikan :
1. Self-esteem (harga diri), dengan indikator : pengembangan prinsip
pelayanan, menempatkan seseorang sesuai dengan keahliannya,
menetapkan tugas pelayanan yang futuris dan berpedoman pada
kesuksesan.
2. Exeed expectation (memenuhi harapan), dengan indikator : penyesuaian
standar pelayanan, pemahaman terhadap keinginan pelanggan dan
pelayanan sesuai harapan petugas.
3. Recovery )pembenahan), dengan indikator : menggangap keluhan
merupakan peluang bukan masalah, mengatasi keluhan pelanggan,
menggumpulkan informasi tentangan keinginan pelanggan, uji coba
standarpelayanan dan mendengar keluhan pelanggan.
4. Vision (pandangan kedepan), dengan indikator : perencanaan ideal
dimasa depan, memanfaatkan teknologi semaksimal mungkin dan
memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
5. Improve (perbaikan), dengan indikator : perbaikan secara terus menerus
menyesuaikan dengan perubahan, mengikutsertakan bawahan dalam
penyusunan rencana, investasi yang bersifat non material (training),
penciptaan lingkungan yang kondusif dan penciptaan standar yang
respinsif.
6. Care (perhatian), dengan indikator : menyusun sistem pelayanan yang
memuaskan pelanggan, menjaga kualitas, menerapkan standar pelayanan
yang tepat, dan uji coba standar pelayanan.
7. Empower (pemberdayaan), dengan indikator : memberdayakan
karyawan/bawahan, belajar dari pengalaman dan memberikan
rangsangan, pengakuan dan penghargaan.
3.3.2. Indikator Kualitas Produk
Menurut Tjiptono (2001, 25), dimensi dan indikator kualitas produk meliputi :
1. Kinerja (performance)
Yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product) yang
dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang
yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi dan
sebagainya.
2. Keistimewaan tambahan (features)
yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap, misalnya kelengkapan
interior seperti Dash Board, AC, Sound system, Door Lock System, Power
Steering dan sebagainya.
3. Kehandalan (Reliability)
Yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai,
misalnya mobil tidak sering macet atau rusak.
4. Kesesuaian dengan spesifikasi
Yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar –
standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Daya Tahan
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan.
Dimensi ini mencangkup imur teknis maupun umur ekonomi suatu
produk.
6. Estetika (Ashethic)
Yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, Misalnya bentuk, model,
warna dan sebagainya.
3.3.3. Indikator Loyalitas pelanggan
Seorang pelanggan yang loyal memiliki prasangka yang spesifik mengenai
apa yang akan dibeli dan dari siapa. Selain loyalitas menunjukan kondisi dari durasi
waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari
dua kali (Griffin,2003:5).
Menurut griffin indicator dari loyalitas adalah:
1. Melakukan pembelian ulang secara teratur (makes regular repeat purchase)
Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit – unit pengambil
keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap barang/jasa
suatu perusahaan yang dipilih. Tingkat kepuasan akan mempengaruhi mereka untuk
membeli kembali.
2. Membeli diluar lini produk (purchase across product and service lines)
Membeli diluar lini produk dan jasa artinya keinginan untuk membeli lebih
dari produk dan jasa yang telah ditawarkan oleh perusahaan. Pelanggan yang sudah
percaya pada perusahaan dalam suatu urusan maka akan percaya juga untuk urusan
lain.
3. Mereferensikan produk kepada orang lain
Nasabah yang loyal dengan sukarela akan merekomendasikan produk kepada
temen dan rekan.
4. Menunjukan kekebalan akan daya tarik dari pesaing (demonstrates
animmunity to the full of the competition)
Tidak mudah terpengaruh oleh tarikan persaingan perusahaan sejenis lainnya.
Sedangkan menurut Kotler (2005:84) mengemukakan karakteristik pelanggan
yang loyal adalah sebagai berikut :
1. Akan tetap setia dalam waktu yang lebih lama.
2. Membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk dan
memperbaharui produk – produk yang sudah ada.
3. Membicarakan hal – hal yang baik tentang perusahaan dan produknya.
4. Memberikan perhatian yang lebih sedikit pada merk dan iklan para pesaing.
5. Kurang peka terhadap harga.
6. Menawarkan gagasan tentang jasa atau produk kepada perusahaan.
7. Membutuhkan biaya pelanggan yang lebih kecil dibandingkan biaya
pelayanan pelanggan baru karena transaksi rutin.
Jika konsumen yang dalam pembeliannya berperilaku seperti diatas, maka
dapat dikatakan konsemen tersebut sangat loyal terhadap merek pilihannya dan itulah
yang diiinamakaaan loyalitas pelanggan.
Berdasarkan penjelasan tersebut penulis pun untuk indikator loyalitas ini
mengacu pada teori oleh Griffin (2003:5) yang menyatakan bahwa indikasi seorang
konsumen yang loyal itu adalah melakukan pembelian ulang, membeli diluar produk,
merekomendasikan produk kepada orang lain, dan tidak terpengaruh oleh produk
sejenis dari pesaing.
3.4. Data Penelitian
3.4.1. Jenis Dan sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh melalui survey lapangan dengan
menggunakan metode pengumpulan data yang original, yang diperoleh langsung dari
responden melalui wawancara dan alat bantu kuesioner.
Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data dengan memberikan daftar
pertanyaan kepada responden dengan harapan akan memberi respon atas pertanyaan
tersebut. Unit sample dari penelitian diperoleh langsung dari hasil penyebaran
kuesioner kepada nasabah Bank Mestika Cabang batam.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung, baik berupa
keterangan maupun literature yang ada hubungannya dalam penelitian yang sifatnya
melengkapi atau mendukung data primer.
3.4.2. Teknik dan Alat Pengumpul Data
3.4.2.1.Teknik Pengumpulan Data
Terdapat dua hal utama yang medmpengaruhu kualitas data hasil penelitian,
yaitu kualitas instrument penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas
instrument penellitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrument dan
kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara – cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrument yang telah teruji validitas dan
reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliable. Apabila
instrument tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan datanya.
3.4.2.2. Alat Pengumpul Data
Data adalah kumpulan informasi yang dapat digunakan untuk analisa lebih
lanjut. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian
ini adalah :
1. Penelitian lapangan
a) Metode Angket (kuesioner)
b) Metode Observasi
2. Studi kepustakaan yaitu hasil pengutipan literature buku – buku serta data
tertulis yang berhubungan dengan penulisan meliputi teori yang berkaitan
dengan Pelayanan, Produk dan Loyalitas Nasabah.
3.5. Valiabel Penelitian
Variable penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Ubahan disini ialah konsep
abstrak yang telah diubah dengan menyebutkan dimensi tertentu yang dapat diukur
dalam penelitian ini menggunakan data variable yaitu :
1. Variabel terkait
Variabel terkait adalah variable yang dipengaruhi oleh variable bebas yang
sifatnya tidak dapat berdiri sendiri serta menjadi perhatian uatam peneliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terkait adalah Loyalitas Nasabah (
Y ). Dan indikator – indikator yang digunakan dalam mengukur Loyalitas
antara lain :
1. Kebiasaan Transaksi
Kebiasaan transaksi adalah seberapa sering pelanggan melakukan
transaksi.
2. Rekomendasi
Rekomendasi yang dimaksud adalah pengkomunikasian secara lisan
mengenai pengalaman pelanggan kepada orang lain dengan harapan orang
tersebut mau untuk mengikutinya.
3. Komitmen
Komitmen adalah kemauan pelanggan untuk tetap memanfaatkan
pelayanan yang disediakan oleh operator dimasa darang dan enggan untuk
berhenti sebagai pelanggan tersebut.
2. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu variable yang mempengaruhi variable, baik itu secara
positif atau negative, serta dapat berdiri sendiri. Dalam penelitian ini yang menjadi
variable bebas adalah :
1. Pelayanan ( X1 )
Pelayanan dalam penelitian ini merupakan suatu keadaan yang
mempengaruhi setiap karyawan Bank Mestika agar dapat memberikan
yang terbaik buat nasabah dengan aturan yang telah dibuat oleh
manajemen. Indikator – indikator pelayanan antara lain :
1. Tangible (berwujud)
2. Reliabelity (kehandalan)
3. Responsiviness(ketanggapan)
4. Assurance (jaminan)
5. Emphaty (empati)
2. Produk ( X2 )
Produk dalam dalam penelitian ini merupakan suatu bentuk jasa yang
dibuat untuk dapat menjadi pilihan bagi nasabah. Indikator – indikator
produk antara lain :
1. Performance (kinerja)
2. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi)
3. Features (fitur)
4. Reliability (reliabilitas)
5. Perceived Quality (kesan kualitas)
3.6. Metode Analisis Data
Metode analisis data adalah pengelolahan data hasil penelitian untuk
memperoleh suatu kesimpulan setelah data penelitian terkumpul. Metode analisis
menggunakan perhitungan berdasarkan hasil perolehan data dari responden data
kuesioner yang diberikan. Proses analisis pengolahan data yang dilakukan penulis
adalah sebagai berikut :
1. Mengambil jawaban kuesioner dari responden
2. Mengelompokan data berdasarkan responden.
3. Data yang berasal dari kuesioner yang telah diisi responden, kemudian
ditabulasikan dalam bentuk data kuantitatif.
4. Jawaban dalam tiap responden disajikan dalam table distribusi.
Penilaian jawaban responden terhadap pernyataan yang diberikan, digunakan
skala likert, yaitu tipe skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomenal social menurut
Sugiyono (2013:168). Skala Likert variable dan dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun instrument yang menggunakan Skala Likert mempunyai gradasi dari
sangat positif sampai dengan sangat negative, antara lain :
Tabel 3.1
Kriteria dan Skor Untuk Mengukur Jawaban Responden
Skala Likert
No. Alternatif Jawaban Bobot Nilai
1. SS ( Sangat setuju) 5
2. S (Setuju) 4
3. N (Netral) 3
4. TS (Tidak Setuju) 2
5. STS (sangat Tidak Setuju) 1
3.6.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat – tingkat kevalidan
suatu instrument. Suatu instrument yang valid mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang
rendah. Sebuah instrument dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari
variable yang diteliti secara tepat (Drs. Danang Sunyoto,SH.,SE.,MM,2011:70).
Untuk mengukur tingkat validitas dapat dilakukan dengan cara
mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau
variable.
3.6.2. Uji Reliabilitas
Menurut Drs. Danang Sunyoto, SH., SE., MM (2011:70). Reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument tersebut sudah
baik. Instrument yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden
untuk memilih jawaban – jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kalipun diambil tetap akan
sama.
Pengukuran realibilitas dapat dilakukan dengan cara one shot study atau pengukuran
sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistic Cronbach Alpha (α).
3.6.3. Analisis Asumsi Klasik
3.6.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residu terdistribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi
normal.Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing – masing variable tetapi
pada nilai residualnya. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji histogram, uji
normal P Plot, Uji Chi Square atau uji Kolmogorov smirnov. Tidak ada metode yang
paling baik atau paling tepat.
3.6.3.2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang
tinggi antara variable – variable bebas dalam suatu regresi linear berganda. Jika ada
korelasi yang tinggi diantara variable – variable bebasnya, maka hubungan antara
variabel bebas terhadap variable terkaitnya menjadi terganggu. Alat statistic yang
sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah dengan
Variance inflation factor ( VIF ), korelasi person antara variable – variable bebas atau
dengan melihat eignvalues dan condition index ( CI ).
3.6.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Untuk melihat apakah terdapat ketiksamaan varians dari residual satu ke
pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan
adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastistas.
Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi asumsi heteroskedastistas
adalah dengan mentrasformasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat
dilakukan jika semua data bernilai positif. Atau dapat juga dilakukan dengan
membagi semua variable dengan variable yang mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
3.6.3.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi antara suatu
periode t dengan periode sebelumnya (t – 1 ). Uji autokorelasi hanya dilakukan pada
data time series ( runtun waktu ) dan tidak perlu dilakukan pada data cross section
seperti pada kuesioner dimana pengukuran semua variabel dilakukan secara serempak
pada saat yang bersamaan.
3.6.3.5. Uji Linearitas
Uji Linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun
mempunyai hubungan linear atau tidak. Uji ini jarang digunakan pada berbagai
penelitian, karena biasanya model dibentuk berdasarkan telaah teoretis bahwa
hubunganantara variabel bebas dengan variabel terikatnya adalah linear. Hubungan
antara variabel yang secara teori bukan merupakan hubungan linear sebenarnya sudak
tidak dapat dianalisis dengan regresi linear.
Jika ada hubungan antara dua variabel yang belum diketahui apakah linear atau tidak,
uji linearitas tidak dapat digunakan untuk memberikan adjustment bahwa hubungan
tersebut bersifat linear atau tidak.