Upload
buithuan
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communicatio yang berarti
“pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Secara garis besar bahwa suatu
proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu
pertukaran pikiran dan pengertian antara komunikator (penyebar pesan) dengan
komunikan (penerima pesan).
Adapun definisi lain tentang komunikasi yaitu adalah proses yang
menggambarkan siapa mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan
efek apa. (Laswell, 2009:5).
Lalu dapat dikatakan juga bahwa komunikasi adalah proses sosial, dalam
arti pelemparan pesan atau lambang yang mana mau tidak mau akan
menumbuhkan pengaruh pada semua proses dan berakibat pada bentuk perilaku
manusia dan adat kebiasaan. (Albig, 2009:6).
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan komunikasi adalah
proses pertukaran pesan antar satu individu dengan individu lainnya. Komunikasi
bermaksud untuk menyatukan pikiran sehingga tumbuh makna pesan yang dapat
mengubah perilaku manusia.
8
9
Keterkaitan dengan pembahasan ini adalah, komunikasi merupakan hal
yang paling utama yang dibutuhkan dalam menumbuhkan dan meningkatkan
kualitas pelayanan yang baik dan efektif dalam suatu organisasi.
2.1.1.1 Fungsi Komunikasi
Adapun fungsi-fungsi komunikasi yang dikemukakan oleh Gorden
(2009:5) yaitu :
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita,
aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh
kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan, antara lain lewat
komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan
orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota
masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa,
negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan - perasaan (emosi)
kita.Perasaan - perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan
- pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira,
sedih, takut, ,prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-
kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku
nonverbal.
10
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara - upacara berlainan sepanjang
tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of
passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan,
siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang
mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat
simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa),
membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan
lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran (Idul Fitri) atau
Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi dalam
bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka
kepada tradisi keluarga, suku, bangsa.negara, ideologi, atau agama
mereka.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap,
menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Dari penjabaran beberapa fungsi komunikasi di atas, dapat dilihat
bahwa fungsi komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, dan fungsi
komunikasi instrumental kerap kali terjadi di lingkungan organisasi atau
perusahaan. Interaksi yang terjadi di organisasi atau perusahaan seperti
antara pegawai dengan pelanggan.
11
2.1.2 Komunikasi Pemasaran & Kegiatan Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran merupakan proses pertukaran informasi yang
dilakukan secara persuasif sehingga proses pemasaran dapat berjalan efektif dan
efisien. (Purba, 2006:126).
Penggabungan dari dua kajian : pemasaran dan komunikasi menghasilkan
kajian “baru” yang diberi nama komunikasi pemasaran (marketing
communication). Komunikasi pemasaran adalah kegiatan pemasaran dengan
menggunakan teknik-teknik komunikasi yang ditujukan untuk memberikan
informasi kepada orang banyak dengan harapan agar tujuan perusahaan tercapai,
yaitu terjadinya peningkatan pendapatan (laba). Komunikasi pemasaran
merupakan bentuk komunikasi yang ditujukan untuk memperkuat strategi
pemasaran guna meraih segmentasi luas (Soemanagara, 2006:4).
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam komunikasi pemasaran menurut
Morissan (2010:7) yaitu sebagai berikut :
1. Beriklan di media massa (media advertising)
Iklan (advertising) dapat diartikan sebagai setiap bentuk komunikasi
nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang
dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui. Iklan merupakan salah satu
bentuk promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal
ini kemungkinan karena daya jangkaunya yang luas.
2. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)
12
Direct marketing adalah bagian dari program komunikasi pemasaran
(marketing communication). Belch dan Belch dalam bukunya advertising
& promotion mendifinisikan direct marketing sebagai suatu hubungan
yang sangat dekat dengan target market dan memungkinkan proses two
ways communication terjadi.
3. Promosi Penjualan
Promosi merupakan salah satu cara yang dibutuhkan perusahaan dalam
meningkatkan volume penjualan. promosi mencakup semua alat-alat
bauran pemasaran (marketing mix) yang peran utamanya adalah lebih
mengadakan komunikasi yang sifatnya membujuk.
Adapun definisi lain tentang promosi yaitu segala macam bentuk
komunikasi persuasi yang dirancang untuk menginformasikan pelanggan
tentang produk atau jasa dan untuk mempengaruhi mereka agar membeli
barang atau jasa tersebut yang mencakup publisitas, penjualan,
perorangan, dan periklanan.
4. Penjualan Personal (Personal Selling)
Penjualan personal atau personal selling merupakan suatu bentuk
komunikasi langsung antara penjual dengan calon pembelinya (person-to-
person communication). Dalam hal ini, penjual berupaya untuk
membantu atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang
ditawarkan.
5. Pemasaran Interaktif
Sejak memasuki abad ke-21 kita menyaksikan perubahan yang paling
dinamis sekaligus revolusioner sepanjang sejarah pemasaran. Perubahan
13
ini didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan
dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa, dalam
hal ini yang utama adalah internet. Media interaktif memungkinkan
terjadinya arus informasi timbal balik yang memungkinkan pengguna
dapat berpartisipasi dan memodifikasi bentuk dan isi informasi pada saat
itu juga. Selain berfungsi sebagai media promosi, internet juga dipandang
sebagai suatu instrumen komunikasi pemasaran yang bersifat mandiri.
6. Hubungan Masyarakat (Public Relations)
Jika suatu organisasi merencanakan dan mendistribusikan informasi
secara sistematis dalam upaya untuk mengontrol dan mengelola citra
serta publisitas yang diterimanya, maka perusahaan itu tengah melakukan
tugas hubungan masyarakat. Humas memiliki kaitan erat dengan
manajemen. Dimana humas berfungsi membantu manajemen dalam
menetapkan suatu tujuan yang hendak dicapai serta untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan yang berubah.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi pemasaran
adalah kegiatan penyampaian pesan kepada publik khususnya konsumen atau
pelanggan guna untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa sehingga
terciptanya ketertarikan kepada khalayak.
Keterkaitannya dengan pembahasan ini adalah komunikasi pemasaran
merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk memberikan berbagai
informasi kepada khalayaknya. Komunikasi pemasaran adalah hal yang dapat
terus dilakukan untuk memasarkan apa yang perusahaan punya kepada khalayak.
14
perusahaan dapat menggunakan teknik-teknik komunikasi pemasaran agar dapat
menarik pelanggannya.
2.1.3 Pengertian Public Relations
Menurut Rumanti (2005:11) mengemukakan definisi PR sebagai berikut :
“Public relations is a management function, of a continuing and planned
character, through which public and private organizations and institutions seek
to win and retain the understanding, symphaty, and support of those with whom
there are or maybe concerned by evaluating public opinion about themselves, in
order to correlate, as far as possible their own policies and procedures, to
achieve by planned and widespread information more productive coorporation
and more efficient fulfillment of their common interests”. (Samson, Public
Relations en Voorlichting).
Definisi tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut, Public Relations
merupakan fungsi manajemen dari sikap budi yang direncanakan dan dijalankan
secara berkesinambungan oleh organisasi-organisasi, lembaga-lembaga umum
dan pribadi dipergunakan untuk memperoleh dan membina saling pengertian,
simpati dan dukungan dari mereka yang ada hubungan dan diduga akan ada
kaitannya, dengan cara menilai opini publik mereka, dengan tujuan sedapat
mungkin menghubungkan kebijaksanaan dan ketatalaksanaan, guna mencapai
kerja sama yang lebih produktif, dan untuk memenuhi kepentingan bersama yang
lebih efisien, dengan kegiatan penerangan yang terencana dan tersebar luas.
Adapun definisi kerja PR yang resmi menurut Rumanti (2005:12) adalah
sebagai berikut:
15
“Public Relations is a distinctive management function which helps
establish and maintain mutual lines of communications, understanding,
acceptance and cooperations between an organisation and its publics; involves
the management of problems or issues; helps management keep abrease of
effectively utilise change, serving as an early warning system to help anticipate
trends, and uses research and sound and ethical communication techniques as its
principle tools”.
Public Relations merupakan fungsi manajemen yang khas yang
mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan
publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan persoalan;
membantu manajemen memberikan penerangan dan tanggapan dalam hubungan
dengan opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen
untuk melayani kepentingan umum; menopang manajemen dalam mengikuti dan
memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan
yang dini dalam membantu mendahului kecenderungan; dan menggunakan
penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Public Relations
merupakan fungsi manajemen, artinya Public Relations berkaitan erat dengan
manajemen. Public Relations melakukan tindakan yang direncanakan oleh
organisasi-organisasi atau perusahaan atau pribadi guna untuk menciptakan dan
mengembangkan hubungan baik dan saling pengertian dengan publik yang
berkaitan.
16
Keterkaitan dengan pembahasan ini yaitu peran Public Relations sangat
penting pada manajemen perusahaan. Peran Public Relations pada perusahaan
dapat menciptakan dan juga mengembangkan hubungan baik dengan publik
internal dan eksternalnya. Jika Public Relations perusahaan melakukan
komunikasi internal dengan baik, pasti akan berdampak baik pada peningkatan
kuaitas layanannya. Peran Public Relations pada publik eksternalnya yaitu
seperti konsumen atau pelanggan sangat penting untuk dijadikan sarana
pendekatan dalam interaksi seorang Public Relations guna untuk menciptakan
hubungan baik, mempertahankan citra dan juga meningkatkan citra, dan interaksi
seorang Public Relations juga dapat menciptakan kepuasan tersendiri pada setiap
konsumen atau pelanggannya.
2.1.3.1 Tujuan Kegiatan Public Relations
Menurut Nova (2009:40), Tujuan kegiatan Public Relations dapat
dikelompokan sebagai berikut :
1. Performance Objective
Public Relations merupakan kegiatan komunikasi yang mepresentasikan
citra perusahaan kepada publiknya (stakeholders), melaksanakan
serangkaian kegiatan untuk membentuk dan memperkaya identitas, serta
citra perusahaan di mata stakeholders.
2. Support of Consumer Market Objective
Kegiatan Public Relations dapat digunakan untuk mengidentifikasi
permasalahan yang timbul sehubungan dengan kegiatan komunikasi yang
dilaksanakan oleh perusahaan dengan menitikberatkan pembahasan pada
17
identifikasi tingkat kesadaran konsumen, sikap, dan persepsi konsumen
terhadap produk dan layanan yang ditawarkan perusahaan. Hasil
identifikasi kemudian dijadikan sebagai bahan pertimbangan perusahaan
untuk menerapkan strategi/pendekatan yang sesuai.
Dari sekian banyak tugas yang diemban oleh seorang Public
Relations, tujuan yang ingin dicapai dalam bidang Public Relations
adalah komunikasi internal dan komunikasi eksternal.
1) Komunikasi internal (personil atau anggota institusi)
a. Memberikan informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin
mengenai institusi. Hal ini berguna untuk memberi pengetahuan
kepada anggota institusi tentang apa saja yang ada di dalam
institusi.
b. Menciptakan kesadaran anggota atau personil mengenai peran
institusi dalam masyarakat. Hal ini penting dilakukan untuk
menciptakan kesadaran pada anggota institusi tentang peran serta
tanggung jawabnya dalam institusi. Dengan kesadaran dan
tanggung jawab yang tinggi, hal tersebut dapat meningkatkan
kinerja perusahaan.
c. Menyediakan sarana untuk memperoleh umpan balik dari
anggotanya. Hal ini dilakukan agar mengetahui saran-saran yang
dikemukakan oleh anggota institusi yang berguna untuk
perkembangan institusi.
2) Komunikasi eksternal (masyarakat)
18
a. Memberikan informasi yang benar dan wajar mengenai institusi.
Hal ini perlu disampaikan kepada masyarakat agar masyarakat
juga dapat memahami tentang institusi. Dan mendapat informasi-
informasi yang akurat tentang institusi.
b. Menciptakan kesadaran peran institusi dalam tata kehidupan
umum. Bagaimana masyarakat dapat secara sadar memahami
bahwa instutusi mempunyai peran yang penting dalam kehidupan
masyarakat.
c. Motivasi untuk menyampaikan citra baik. Dengan menjaga citra,
masyarakat akan semakin percaya dengan keberadaan institusi.
Dan semakin menaruh perhatian pada instutusi.
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Jasa
Jasa didefinisikan sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Maka dari itu jasa lebih dititikberatkan pada suatu tindakan atau kegiatan (Kotler
2011:17).
Adapun definisi lain tentang jasa yaitu adalah dimana jasa merupakan
proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas yang tidak berwujud (intangible)
yang biasanya terjadi pada interaksi antara pelanggan dan karyawan jasa.
(Gronroos, 2011:17).
Berdasarkan definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa jasa atau
19
pelayanan merupakan suatu kinerja yang tidak berwujud dan cepat hilang, tetapi
tidak dirasakan, dimana pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses
mengkonsumsi jasa tersebut. Namun kondisi cepat atau lambatnya pertumbuhan
jasa sangat tergantung pada penilaian pelanggan terhadap kinerja atau
penampilan yang ditawarkan oleh pihak produsen (perusahaan barang atau jasa).
Keterkaitannya dalam pembahasan ini adalah dimana sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang food & beverage, mempunyai berbagai pelayanan untuk
menunjang penyajian produk makanan dan minuman akan disajikan.
Gambar 2.1 Pelayanan di Cafe Aria
Sumber : PT. Aria Boga Jaya
20
2.2.1.1 Karakteristik Jasa
Menurut Tjiptono dan Chandra (2011:34), terdapat empat karakteristik jasa,
yaitu akan diuraikan sebagai berikut :
1) Intangibility
Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar. Maka jasa justru
merupakan perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja
(performance), atau usaha. Bila barang dapat dimilki, maka jasa hanya
dapat dikonsumsi tetapi tidak dapat dimiliki. Walaupun sebagian besar
jasa dapat berkaitan dan didukung dengan produk fisik (contohnya,
makanan, dan minuman dalam restoran), esensi dari apa yang dibeli
pelanggan adalah kinerja yang diberikan oleh pihak tertentu kepada pihak
lainnya.
Keterkaitan definisi di atas dengan pembahasan yaitu Cafe Aria
merupakan tempat dimana tamu ingin melakukan pembelian produk fisik
yaitu makanan dan minuman, yang di dukung oleh jasa atau pelayanan
dari pegawai Cafe Aria.
2) Heterogeneity
Jasa bersifat sangat variable karena merupakan non-standardized output,
artinya terdapat banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung
pada siapa, kapan, dan dimana jasa tersebut diproduksi.
Seperti contohnya dalam dunia restoran, jika dua orang datang ke
restoran dalam kesempatan yang berbeda, pasti akan mendapatkan
pengalaman yang berbeda pula. Hal semacam ini terjadi karena jasa
21
melibatkan unsur manusia dalam proses produksi dan konsumsinya.
Berbeda dengan mesin, orang biasanya tidak bisa diprediksi dan
cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan perilakunya.
3) Inseparability
Barang biasanya diproduksi terlebih dahulu, kemudian dijual, baru
kemudian dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu,
baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang
sama. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri
khusus dalam pemasaran jasa. Keduanya mempengaruhi hasil (outcome)
dari jasa bersangkutan. Dalam hubungan antara penyedia jasa dan
pelanggan ini, efektivitas individu yang menyampaikan jasa (contact-
personnel) merupakan unsur kritis.
Penggambaran pada situasi di atas merupakan situasi yang terjadi juga di
Cafe Aria. Interaksi terjadi antara pegawai Cafe Aria dengan pelanggan
sehingga baru terlihat hasil dari pemasaran jasa.
4) Perishability
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
Sifat jasa yang mudah rusak (perishability) tersebut tidak akan menjadi
masalah apabila permintaan tetap berjalan lancar. Jika permintaan
berfluktuasi, perusahaan-perusahaan jasa menghadapi masalah yang
rumit.Tetapi kenyataannya permintaan pelanggan akan jasa umumnya
sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh faktor musiman. Oleh karena itu,
perusahaan jasa harus mengevaluasi kapasitasnya (substitusi dari
22
persediaan jasa).
Definisi di atas dapat menjelaskan tentang situasi di Cafe Aria yang
permintaannya dipengaruhi oleh faktor musiman. Pada masa-masa bulan
Ramadhan, Natal, atau malam Minggu, permintaan akan jasa-jasa
pelayanan di Cafe Aria akan meningkat di banding pada hari biasa. Jika
mengalami kegagalan dalam pemenuhan permintaan maka akan
menimbulkan rasa ketidakpuasan pelanggan.
2.2.2 Pengertian Kualitas
Salah satu tolak ukur keberhasilan untuk memenangkan persaingan pasar
yaitu adalah dengan memperhatikan kualitas. Perusahaan harus mempunyai
produk dan layanan yang berkualitas guna untuk menciptakan kepuasan
pelanggannya.
Dengan produk atau layanan yang berkualitas, pelanggan akan memberi
penilaian lebih. Kualitas dapat didefinisikan sebagai apapun yang menjadi
kebutuhan dan keinginan konsumen, dan kualitas adalah nihil cacat,
kesempurnaan dan kesesuaian terhadap persayaratan. Lalu kualitas juga dapat
dikemukakan sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi (Yamit, 2004:7).
Adapun definisi lain yang menyatakan bahwa kualitas adalah suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia atau tenaga kerja,
proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan
pelanggan atau konsumen. (Garin dan Davis, 2011:164).
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah
unsur yang saling berhubungan mengenai mutu yang dapat mempengaruhi
23
kinerja dalam memenuhi harapan pelanggan. Kualitas berpegang teguh pada
konsumen atau pelanggan. Jika konsumen atau pelanggan merasa puas secara
keseluruhan, maka perusahaan berhasil menciptakan produk atau jasa yang
berkualitas.
Keterkaitan dengan pembahasan ini adalah perusahaan Cafe Aria dapat
meninjau kualitas perusahaan baik atau tidak yaitu dari hasil penilaian konsumen
atau pelanggan. Hal itu yang menjadi tolak ukur untuk meningkatkan kualitas.
Jika konsumen atau pelanggan merasa puas dengan kualitas yang diberikan Cafe
Aria, maka Cafe Aria telah berhasil menciptakan kualitas yang baik dan
memuaskan. Begitu juga jika sebaliknya. Perusahaan Cafe Aria juga dapat
memperbaiki kualitas melalui penilaian konsumen atau pelanggan.
2.2.3 Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan adalah sebuah kata bagi penyedia jasa yang
merupakan sesuatu yang dikerjakan dengan baik. Aplikasi kualitas sebagai sifat
dari penampilan produk atau kinerja merupakan bagian utama strategi
perusahaan dalam rangka meraih keunggulan yang berkesinambungan, baik
sebagai pemimpin pasar ataupun sebagai strategi untuk terus tumbuh.Keunggulan
suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta kualitas yang
diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan harapan dan
keinginan pelanggan.
Kualitas pelayanan adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh
perusahaan atau instansi yang menawarkan jasa, karena dengan kualitas
24
pelayanan kepada konsumen, perusahaan atau instansi dapat mengukur tingkat
kinerja yang telah dicapai.
Dapat dikatakan bahwa kualitas jasa merupakan ukuran seberapa bagus
tingkat layanan yang diberikan mampu disesuaikan dengan ekspektasi pelanggan
(Tjiptono dan Chandra, 2011:121).
Lalu kualitas pelayanan lebih menekankan pada kata pelanggan,
pelayanan, kualitas, dan level atau tingkat. (Yamit, 2005:22).
Lebih lanjut menurut Tjiptono (2008:70) menyatakan bahwa kualitas
layanan mencerminkan perbandingan antara tingkat layanan yang disampaikan
perusahaan dibandingkan ekspektasi pelanggan. Kualitas layanan diwujudkan
melalui pemenuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya
dalam mengimbangi atau melampaui harapan pelanggan. Harapan pelanggan
berupa tiga standar, yaitu :
1) Will Expectation
Yaitu tingkat kinerja yang diantisipasi atau diperkirakan konsumen akan
diterimanya, berdasarkan semua informasi yang diketahuinya.
2) Should Expectation
Yaitu tingkat kinerja yang dianggap sudah sepantasnya diterima konsumen.
Biasanya tuntutan dari apa yang seharusnya diterima jauh lebih besar daripada
apa yang diperkirakan akan diterima.
3) Ideal Expectation
Yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang diharapkan dapat diterima
konsumen.
25
Dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa/pelayanan sebagai suatu tingkatan
pelayanan yang diberikan mampu mennyesuaikan dengan harapan pelanggan
atau ekspektasi pelanggan. Jika kualitas pelayanan semakin meningkat, maka
akan semakin mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang sama atau melampaui
harapan pelanggan.
Keterkaitan dengan pembahasan ini adalah para pelanggan yang datang
ke Cafe Aria dapat merasa puas atau sangat puas jika pegawai Cafe Aria
memberikan tingkatan kualitas dalam segi pelayanan dengan baik dan mampu
mencapai harapan pelanggan.
2.2.3.1 Dimensi Kualitas Pelayanan
Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam buku Tjiptono &
Chandra (2011:198) terdapat lima dimensi kualitas pelayanan, yakni :
1. Tangibles, atau bukti fisik yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam
menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan lingkungan
sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi
jasa. Yang meliputi fasilitas fisik (gedung, gudang, dan lain sebagainya),
perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi), serta penampilan
pegawainya.
2. Reliability, atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan
pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus
sesuai dengan harapan konsumen yang berarti ketepatan waktu, pelayanan
26
yang sama untuk semua konsumen tanpa kesalahan, sikap yang simpatik, dan
dengan akurasi yang tinggi.
3. Responsiveness, atau ketanggapan yaitu suatu kemampuan untuk membantu
dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat kepada
konsumen, dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan
konsumen menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan
persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.
4. Assurance, atau jaminan dan kepastianyaitu pengetahuan, kesopansantunan,
dan kemampuan para pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya
para konsumen kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara
lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility), keamanan
(security), kompetensi (competence), dan sopan santun (courtesy).
5. Empathy, yaitu memberikan perhatian yang tulus yang bersifat individual
atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya
memahami keinginan konsumen. Dimana suatu perusahaan diharapkan
memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan, memahami
kebutuhan konsumen secara spesifik, serta memiliki waktu pengoperasian
yang nyaman bagi konsumen.
Lima dimensi kualitas pelayanan di atas merupakan konsep
penilaian yang dilakukan pelanggan untuk menilai kualitas pelayanan yang
pelanggan rasakan. Dimensi kualitas pelayanan di atas juga menjadi indikator
kuesioner penulis yang akan disebarkan kepada pelanggan Cafe Aria.
2.2.3.2 Konsep Kualitas Pelayanan
27
Dapat dikatakan bahwa komponen jasa atau layanan memainkan peran
strategik dalam setiap bisnis. Pembelian sebuah barang sering dibarengi dengan
unsur jasa atau layanan. Demikian pula sebaliknya, suatu jasa sering diperluas
dnegan cara memasukan atau menambahkan produk fisik pada penawaran jasa
tersebut. Umumnya pelayanan lebih bersifat intangibles, tidak dapat dilihat dan
diraba sehingga pengguna hanya bisa dirasakan melalui pengalaman langsung.
Namun pelayanan mencakup hal – hal yang tangibles, yang bisa dilihat dan
diraba, berupa dimensi fisik dari pelayanan itu sendiri (Tjiptono dan Chandra,
2011:175).
Suatu perusahaan dapat dikatakan meraih sukses ketika dilihat dari faktor
pelayanan pelanggan, oleh karena itu pelayanan yang baik sangat mempengaruhi
banyaknya jumlah pelanggan dalam suatu perusahaan.
Pentingnya pelayanan menurut Tjiptono dan Chandra (2005:87) :
1) Pelanggan adalah raja, artinya menandakan bahwa pentingnya kedudukan
pelanggan dalam sebuah bisnis. Dalam hal ini hanya perusahaan yang
memberikan kepuasan kepada pelanggan yang akan memperoleh simpati.
Pelanggan dibuat senyaman mungkin dengan keramahan dan sopan
santun para karyawan perusahaan. pelanggan dibuat merasa nyaman
dalam ruangan yang tidak membosankan dengan fasilitas yang
menyenangkan.
2) Mencari tahu harapan dan keinginan pelanggan, artinya sadar akan
pentingnya kedudukan pelanggan di ibaratkan sebagai raja, maka
perusahaan perlu meberikan pelayanan yang baik. Untuk memperbaiki
28
kualitas pelayanan, perusahaan perlu mengethaui seberapa baik pelayanan
yang diberikan bagi kepuasan pelanggan.
3) Memberi kesan pertama yang baik, artinya pengalaman yang sangat
menentukan bagi pengambilan keputusan pembeli apakah mereka mau
datang kembali atau tidak. Ketika mereka mengambil kesan yang baik
pada kunjungan pertama, besar kemungkinan untuk mempengaruhi
keputusan mereka datang kembali dan sebaliknya. Pihak yang paling
kompeten menentukan seberapa tinggi kualitas pelayanan adalah pemakai
jasa pelayanan itu sendiri.
2.2.4 Kepuasan Pelanggan
Persaingan bisnis yang semakin ketat dalam era globalisasi ini, membuat
perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada pelanggannya guna
untuk memenangkan persaingan. Dalam industri restoran, banyak yang dapat
dilakukan untuk meraih persepsi yang baik hingga akhirnya menciptakan rasa
puas kepada pelanggan itu sendiri, seperti salah satunya yaitu pelayanan yang
lebih baik dari para pesaing yang lain.
Kepuasan yang dirasakan pelanggan disini maksudnya adalah ketika
pelanggan merasa senang atau kecewa yang timbul di benak pelanggan karena
membandingkan kriteria yang dipersepsikan produk atau hasil terhadap
ekspektasi mereka (Kotler dan Keller 2009:138).
Kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan
terhadap evolusi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan
kinerja aktual produk yang dirasakan. Kepuasan pelanggan dapat dikatakan
29
sebagai proses seorang pelanggan dalam membuat keputusan membeli, juga
untuk menggunakan dan membuang barang-barang dan jasa yang dibeli serta
juga termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan
penggunaan produk (Ernawati & Endang Yani, 12 (1), 2010:18).
Dari definisi diatas, kepuasan merupakan dari persepsi atau kesan atas
kinerja atau harapan.Jika kinerja berada di bawah harapan, pelanggan tidak
puas.Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang.
Sudah sepatutnya perusahaan memberi kepuasan kepada pelanggannya,
sebab jika tidak pelanggan akan meninggalkan perusahaan dan akan beralih
kepada pesaing lainnya. Maka dari itu, perusahaan harus berusaha melakukan
pengukuran tingkat kepuasan pelanggan agar segera mengetahui atribut apa yang
bisa membuat pelanggan tidak merasa puas, salah satunya kita harus
memperhatikan dari segi kualitas pelayanan.
2.2.4.1 Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan sangat penting
bagi setiap perusahaan.Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan
umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi
strategi peningkatan kepuasan pelanggan.
Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk
mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan pesaing.
Menurut Kotler dalam buku Fandy Tjiptono (2011:314) mengidentifikasikan
empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan yaitu:
30
1. Sistem Keluhan dan Saran
2. Ghost Shopping (mystery shopping)
3. Lost Customer Analysis
4. Survey Kepuasan Pelanggan
Untuk lebih jelasnya, poin-poin tersebut akan di uraikan sebagai berikut :
1. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented)
perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi
para pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat, dan
keluhan mereka. Media yang digunakan bisa berupa kotak saran, kartu
komentar, saluran telepon khusus bebas pulsa, websites, dan lain-lain.
2. Ghost Shopping (mystery shopping)
Metode ini dilakukan dengan cara memperkejakan beberapa orang ghost
shoppers untuk berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan potensial
produk perusahaan dan pesaing. Mereka diminta berinteraksi dengan staf
penyedia jasa dan menggunakan produk/jasa perusahaan.
3. Lost Customer Analysis
Sedapat mungkin perusahaan harus menghubungi para pelanggan yang
telah berhenti membeli atau yang telah pindah pemasokagar dapat
memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil
kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya.
4. Survey Kepuasan Pelanggan
31
Melalui survey, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan balikan
secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan kesan positif bahwa
perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
2.2.4.2 Faktor-Faktor Pendorong Kepuasan Pelanggan
Menurut Handi Irawan (2009:37) ada lima driver atau faktor-faktor
utama kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Kualitas Produk
Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk
tersebut, ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah
dimensi yang global dan paling tidak ada 6 elemen dari kualitas produk,
yaitu performance, durability, feature, reliability, consistency, dan
design.
2. Harga
Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber
kepuasan yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money
yang tinggi. Komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang
tidak sensitif terhadap harga.
3. Service Quality
Service quality sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi
dan manusia. Faktor manusia ini memegang kontribusi sekitar 70%.
Tidak mengherankan, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya
sulit ditiru. Pembentukan attitude dan perilaku yang seiring dengan
32
keinginan perusahaan menciptakan, bukanlah pekerjaan mudah.
Pembenahan harus dilakukan mulai dari proses rekruitmen, training,
budaya kerja dan hasilnya baru terlihat setelah 3 tahun.
4. Emotional Factor
Rasa bangga, rasa percaya diri, simbol sukses, bagian dari kelompok
orang penting dan sebagainya adalah contoh-contoh emotional value yang
mendasari kepuasan pelanggan.
5. Kemudahan
Pelanggan akan semakin puas apabila relatif mudah, nyaman, dan efisien
dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
2.2.4.3 Model Kepuasan Pelanggan
Pada dasarnya tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan
yang puas. Sejalan dengan itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk menyusun
rangka teoritikal guna menjelaskan determinan, proses pembentukan, dan
konsekuensi kepuasan pelanggan. Secara garis besar riset – riset kepuasan
pelanggan didasarkan pada tiga teori utama yaitu : contrast theory, assimilation
theory, dan assimilation – contrast theory (Tjiptono & Chandra, 2011:298):
1. Contrast theory, berasumsi bahwa konsumen akan membandingkan
konerja produk aktual dengan ekspektasi pra – pembelian. Apabila aktual
lebih besar atau sama dengan ekspektasi, maka pelanggan akan puas.
Begitupun sebaliknya.
2. Assimilation theory, menyatakan bahwa evaluasi purna beli merupakan
fungsi positif dari ekspektasi konsumen pra – pembelian.
33
3. Assimilation – contrast theory, berpegangan bahwa terjadinya efek
asimilasi atau efek kontras merupakan fungsi dari tingkat kesenjangan
antara kinerja yang diharapkan dan kinerja aktual.
2.2.5 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono dan Diana mengatakan bahwa kualitas dan kepuasan
pelanggan berkaitan sangat erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada
pelanggan untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat dengan perusahaan. Untuk
memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka
(Ernawati & Endang Yani 12 (1) 2010:18).
Kepuasan pelanggan merupakan fungsi dari kualitas pelayanan dikurangi
harapan pelanggan atau dapat dirumuskan sebagai berikut: Satisfaction (service
quality – expectation), dimana jika:
1. Service quality < expectation, berarti pelayanan yang diberikan
perusahaan menurut pelanggan buruk. Selain tidak memuaskan juga tidak
sesuai dengan harapan pelanggan.
2. Service quality = expectation, berarti pelayanan yang diberikan
perusahaan menurut pelanggan biasa-biasa saja. Tidak ada pelayanan
yang istimewa di mata pelanggan dan dianggap sudah seharusnya begitu.
3. Service quality > expectation, berarti pelayanan yang diberikan
perusahaan menurut pelanggan dirasakan tidak hanya sesuai dengan
harapan dan kebutuhan pelanggan, tetapi juga memuaskan dan
34
menyenangkan pelanggan. Pelayanan demikian disebut prima (excellence
service) yang selalu diharapkan pelanggan.
2.3 Kerangka Pikir
Kualitas pelayanan merupakan syarat kelangsungan hidup dari
perusahaan penghasil produk/jasa, tingginya kualitas pelayanan yang diberikan
akan tercermin pada aspek kepuasan para pengguna jasa (konsumen/pelanggan).
Kualitas pelayanan sebagai suatu tindakan seseorang terhadap orang lain melalui
penyajian produk sesuai dengan ukuran berlaku pada produk untuk memenuhi
kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan. Sedang kepuasan pelanggan
adalah merupakan respon terhadap evaluasi ketidak sesuaian atau diskonfirmasi
yang dirasakan antara sebelumnya, dan kinerja aktual produk yang dirasakan
setelah pemakaiannya. Kepuasan akan menciptakan ikatan emosional (loyalitas)
terhadap perusahaan terkait.
Kualitas pelayanan memberikan suatu dorongan kepada konsumen atau
pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Dalam jangka
panjang ikatan ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama
harapan konsumen atau pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian
perusahaan dapat meningkatkan kepuasan bagi para konsumen atau pelanggan,
dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman konsumen atau pelanggan
yang menyenangkan dan meminimumkan pengalaman konsumen atau pelanggan
yang tidak menyenangkan. Pengalaman konsumen atau pelanggan yang kurang
menyenangkan, berdasarkan urutan diatas, jelas bahwa kualitas pelayanan dapat
35
mempengaruhi kepuasan pelanggan. Hubungan ini dapat dilihat pada gambar
berikut :
Tabel 2.1 Kerangka Pikir
Kualitas Pelayanan (X)
1. Tangibles (bukti
fisik)
2. Reliability
(keandalan)
3. Responsiveness (daya
tanggap)
4. Assurance (jaminan)
5. Emphaty (empati)
Kepuasan Pelanggan (Y)
1. Kualitas Produk
2. Harga
3. Service Quality
4. Emotional Factor
5. Kemudahan
2.4 Penelitian Sebelumnya
Peneliti / Tahun
Judul Hasil Penelitian
Syamsi / 2008 Pengaruh Kualitas Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Siswa
Bimbingan Dan Konsultasi Belajar Al Qolam Bandar
Lampung
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas jasa dan kepuasan konsumen program pendidikan jenjang SMA pada siswa lembaga bimbingan dan konsultasi belajar Al Qolam Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan dengan angket dan dianalisis dengan regresi. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) kualitas jasa pendidikan belum memuaskan, (b) ada pengaruh tangible, emphaty, reliability, responsiveness, assurance terhadap kepuasan konsumen
36
pada lembaga bimbingan dan konsultasi belajar Al Qolam Bandar Lampung, yang ditunjukan oleh uji statistik regresi linier multiple diperoleh R2 = 0,262 dan berdasarkan signifikasi 0,05 dengan uji coba t diperoleh thitung = 10,220 > ttabel = 2,135. Ini berarti semakin baik pelaksanaan dimensi kualitas jasa pendidikan tangible, reliabilility, responsiveness, assurance, dan emphaty maka akan semakin tinggi pula kepuasan konsumen/siswa, begitu juga sebaliknya.
Nina Ernawati & Tri Endang Yani / 2010
Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Duta Tour Terhadap Kepuasan Mahasiswa Peserta KKL
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang (Studi
Kasus Pelaksanaan KKL Semester Gasal 2009/2010)
Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa terdapat tiga variabel yang berpengaruh terhadap kepuasan mahasiswa yaitu tangibles (bukti fisik), assurance (jaminan), dan emphaty (empati). Sedangkan dua variabel independen lainnya yaitu reliability (keandalan) dan Responsiveness (daya tanggap) tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan mahasiswa. Dimensi Tangibles (bukti fisik) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa. Assurance (jaminan) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan mahasiswa. Dimensi emphaty (empati) mempunyai pengaruh positif dan sifnifikan terhadap kepuasan mahasiswa.