16
1 PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH MAKAN SPESIAL BELUT SURABAYA H. POER CABANG WIYUNG Oleh : Qiqiayu Winda Astuti Mahasiswi Program Strata 1 (S1) Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya E-mail : [email protected] Abstrak Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian merupakan hal penting untuk dilakukan oleh setiap pelaku bisnis, sebab dengan mengetahui perilaku setiap konsumen dapat memberikan masukan yang berarti bagi perencanaan strategi pemasaran.Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan salah satu konsep yang dapat mewakili pemasaran modern yang dikenal dengan 4P yakni product (produk), price (harga), place (distribusi/tempat) dan promotion (promosi). Keempat faktor tersebut menjadi hal yang sangat penting dan menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh secara simultan maupun parsial kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga terhadap keputusan pembelian di Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel penelitian yang terdiri dari kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai F hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47atau dengan melihat besarnya significant level sebesar 0.000 < 0.05. Dengan demikian hipotesis pertama yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara empiris terbukti kebenarannya. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsial (uji t), variabel kualitas produk dan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai t hitung masing masing variabel (kualitas produk dan harga) > t tabel yaitu 0.036 dan 0.244 < 1.661. Sedangkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 11.673 > t table sebesar 1.1661 Dengan demikian hipotesis kedua yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara empiris tidak terbukti kebenarannya. Kata Kunci : Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga, Keputusan Pembelian. PENDAHULUAN Makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia, sehingga makanan dikategorikan dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Surabaya memiliki potensi pasar yang cukup besar untuk sektor usaha makanan dan minuman. Tak heran, pemain baru di industri ini terus bermunculan. Segmen pasar yang dibidik pun beragam, baik menengah bawah maupun atas. Dengan demikian akan semain ketat persaingan bisnis yang ditimbulkan, terutama persaingan yang berasal dari bisnis sejenis, sehingga membuat perusahaan semakin dituntut agar bergerak lebih cepat dalam menarik pelanggan. Ada banyak faktor yang

PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA ...karyailmiah.narotama.ac.id/files/PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS... · PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN

Embed Size (px)

Citation preview

1

PENGARUH KUALITAS PRODUK, KUALITAS PELAYANAN DAN HARGA

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RUMAH MAKAN SPESIAL

BELUT SURABAYA H. POER CABANG WIYUNG

Oleh :

Qiqiayu Winda Astuti

Mahasiswi Program Strata 1 (S1) Prodi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Narotama Surabaya

E-mail : [email protected]

Abstrak

Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian

merupakan hal penting untuk dilakukan oleh setiap pelaku bisnis, sebab dengan

mengetahui perilaku setiap konsumen dapat memberikan masukan yang berarti bagi

perencanaan strategi pemasaran.Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan salah

satu konsep yang dapat mewakili pemasaran modern yang dikenal dengan 4P yakni

product (produk), price (harga), place (distribusi/tempat) dan promotion (promosi).

Keempat faktor tersebut menjadi hal yang sangat penting dan menjadi pertimbangan

konsumen dalam mengambil keputusan pembelian.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pengaruh secara

simultan maupun parsial kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga terhadap

keputusan pembelian di Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan seluruh variabel penelitian

yang terdiri dari kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh signifikan

terhadap variabel keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai F

hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47atau dengan melihat besarnya significant level

sebesar 0.000 < 0.05. Dengan demikian hipotesis pertama yang penulis kemukakan dalam

penelitian ini secara empiris terbukti kebenarannya.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa secara parsial (uji t), variabel kualitas

produk dan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

Sedangkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai t hitung masing – masing variabel

(kualitas produk dan harga) > t tabel yaitu 0.036 dan 0.244 < 1.661. Sedangkan variabel

kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini

dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 11.673 > t table sebesar 1.1661 Dengan demikian

hipotesis kedua yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara empiris tidak

terbukti kebenarannya.

Kata Kunci : Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan, Harga, Keputusan Pembelian.

PENDAHULUAN

Makanan menempati urutan teratas dalam pemenuhan kebutuhan manusia,

sehingga makanan dikategorikan dalam kebutuhan primer atau kebutuhan pokok yang

harus dipenuhi oleh setiap manusia. Surabaya memiliki potensi pasar yang cukup besar

untuk sektor usaha makanan dan minuman. Tak heran, pemain baru di industri ini terus

bermunculan. Segmen pasar yang dibidik pun beragam, baik menengah bawah maupun

atas. Dengan demikian akan semain ketat persaingan bisnis yang ditimbulkan, terutama

persaingan yang berasal dari bisnis sejenis, sehingga membuat perusahaan semakin

dituntut agar bergerak lebih cepat dalam menarik pelanggan. Ada banyak faktor yang

2

mempengaruhi konsumen dalam menentukan keputusan pembelian barang dan jasa.

Mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen dalam keputusan pembelian merupakan

hal penting untuk dilakukan oleh setiap pelaku bisnis, sebab dengan mengetahui perilaku

setiap konsumen dapat memberikan masukan yang berarti bagi perencanaan strategi

pemasaran. Marketing Mix (bauran pemasaran) merupakan salah satu konsep yang dapat

mewakili pemasaran modern yang dikenal dengan 4P yakni product (produk), price

(harga), place (distribusi/tempat) dan promotion (promosi). Keempat faktor tersebut

menjadi hal yang sangat penting dan menjadi pertimbangan konsumen dalam mengambil

keputusan pembelian.

Variabel kualitas produk berkaitan erat dengan kulitas produk yang dijual

sehingga tepat dengan sasaran target pasar. Dalam bisnis kuliner hendaknya produk yang

dijula harus memiliki kualitas yang baik dan rasa sesuai dengan harapan konsumen.

Selain kualitas produk, variabel kualitas pelayanan merupakan hal yang penting dalam

bisnis kuliner. Kualitas pelayanan merupakan suatu tingkat keunggulan yang dirasakan

seseorang terhadap jasa yang diharapkan dari perbandingan antara keinginan dan service

yang didapatkan oleh konsumen. Apabila service yang diterima sesuai dengan harapan ,

maka kualitas pelayanan dapat diartikan baik dan memuaskan. Dengan demikian, citra

kualitas pelayanan yang baik berdasar pada sudut pandang pelanggan.

Selain itu variabel harga juga tidak kalah pentingnya dalam bisnis kuliner.

Hurriyati (2005:152) menyatakan harga mempunyai peranan penting dalam proses

pengambilan keputusan yaitu peranan alokasi dari harga adalah membantu para pembeli

untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan

berdasarkan kekuatan daya belinya. Dapat disimpulkan harga merupakan nilai mata uang

yang diberikan terhadap suatu produk atau jasa sesuai dengan kualitas dan manfaat yang

diberikan dengan dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor lain yang

mempengaruhi harga itu sendiri.Tinggi rendahnya harga yang ditawarkan kepada

konsumen merupakan salah satu bahan pertimbangan yang akan mempengaruhi

keputusan pembelian suatu produk.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis memutuskan untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Pelayanan Dan

Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H.

Poer Cabang Wiyung”.

TINJAUAN PUSTAKA

Kualitas Produk

Pada hakekatnya seseorang membeli produk bukan hanya karena fisik produknya

saja namun juga karena manfaat yang diberikan dari produk itu sendiri. Kotler dan

Amstrong (2008:273), kualitas produk adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau

jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan

atau tersirat.Kualitas tidak hanya terdapat pada barang atau jasasaja, tetapi juga termasuk

dalam produk makanan. Pelanggan yang datang untuk mencari makanan tentu ingin

membeli makanan yang berkualitas. Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas

produk adalah karakteristik dari produk atau jasa yang pada kemampuannya menanggung

janji atau sisipan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Kualitas suatu produk akan ditentukan melalui dimensi-dimensinya masing-

masing, dimensi kualitas produk merupakan indikator menentukan kualitas suatu produk

itu sendiri. Menurut Gaman dan Sherrington dalam Sugiarto (2014) secara garis besar

faktor-faktor yangmempengaruhi food quality adalah sebagai berikut:

1) Warna

Warna dari bahan-bahan makanan harus dikombinasikan sedemikian rupa supaya

tidak terlihat pucat atau warnanya tidak serasi. Kombinasi warna sangat membantu

3

dalam selera makan konsumen.

2) Penampilan

Ungkapan looks good enough to eat bukanlah suatu ungkapan yang berlebihan.

Makanan harus baik dilihat saat berada di piring, di mana hal tersebut adalah suatu

faktor yang penting. Kesegaran dan kebersihan dari makanan yang disajikan

merupakan hal penting yang akan mempengaruhi penampilan makanan baik atau

tidak untuk dinikmati.

3) Porsi

Dalam setiap penyajian makanan sudah ditentukan porsi standarnya yang disebut

standard portion size.

4) Bentuk

Bentuk makanan memainkan peranan penting dalam daya tarik mata. Bentuk

makanan yang menarik bisa diperoleh lewat cara pemotongan bahan makanan yang

bervariasi.

5) Temperatur

Konsumen menyukai variasi temperatur yang didapatkan dari makanan satu dengan

lainnya. Temperatur juga bisa mempengaruhi rasa, misalnya rasa manis pada sebuah

makanan akan lebih terasa saat makanan tersebut masih hangat, sementara rasa asin

pada sup akan kurang terasa pada saat sup masih panas.

6) Tekstur

Ada banyak tekstur makanan antara lain halus atau tidak, cair atau padat, keras atau

lembut, kering atau lembab. Tingkat tipis dan halus serta bentuk makanan dapat

dirasakan lewat tekanan dan gerakan dari reseptor di mulut.

7) Aroma

Aroma adalah reaksi dari makanan yang akan mempengaruhi konsumen sebelum

konsumen menikmati makanan, konsumen dapat mencium makanan terlebih dahulu

sehingga selera makan akan semakin meningkat.

8) Tingkat kematangan

Tingkat kematangan yang paspada makanan akan mempengaruhi tekstur dari

makanan yang disajikan, dan akan meningkatkan rasa dari makanan tersebut.

9) Rasa

Titik perasa dari lidah adalah kemampuan mendeteksi rasa yaitu manis, asam, asin,

pahit. Dalam makanan tertentu empat rasa ini digabungkan sehingga menjadi satu

rasa yang unik dan menarik untuk dinikmati.

Kualitas Pelayanan

Menurut Kotler (Subihaiani, 2001) kualitas layanan merupakan suatu bentuk

penilaian konsumen terhadap tingkat layanan yang dipresepsikan (perceived service)

dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (expected value). Sedangkan menurut Wijaya

(2009:152), kualitas layanan adalah ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang

diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.

Dari beberapa pendapat menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

kualitas pelayanan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh setiap pelaku

bisnis kuliner, selain mutu dari kualitas makanan yang dijual kualitas pelayanan juga

perlu diperhatikan agar mendapat kepercayaan pelanggan dan menjadi faktor pendorong

keputusan dalam pembelian.

Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Tjiptono (2014:182) menjelaskan bahwa kualitas pelayanan memiliki

lima dimensi utama, yaitu :

1. Reliability (keandalan) adalah kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang

semestinya secara tepat.

2. Responsiveness (ketanggapan) adalah keinginan untuk membantu konsumen dan

4

memberikan pelayanan yang cepat dan seharga.

3. Empathy (empati) adalah rasa memperhatikan dan memelihara pada masing-masing

pelanggan.

4. Assurance (kepastian) adalah pengetahuan dan keramahan karyawan serta

kemampuan untuk memberikan kesan dapat dipercaya dan penuh keyakinan.

5. Tangible (keberwujudan) adalah penampilan fasilitas-fasilitas fisik, peralatan,

personil, dan perlengkapan-perlengkapan komunikasi.

Harga

Menurut Kotler (2005:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk

sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang

ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah

produk atau jasa.Harga dianggap oleh konsumen sebagai salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi keputusan pembelian. Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk,

konsumen akan mempertimbangkan harga produk tersebut dengan manfaat yang

diberikan. Jika konsumen merasa manfaat yang diberikan oleh produk tersebut, maka

konsumen akan merasa produk yang dibeli tidak sesuai dengan pengeluaran yang telah

dikeluarkan (harga), sehingga dampak yang akan timbul konsumen tidak akan melakukan

pembelian ulang. Maka dari itu harga memiliki peranan penting sebelum pengambilan

keputusan pembelian.

Indikator Harga

Menurut Stanton dalam Rosvita (2010:24), terdapat 4 indikator untuk mengukur

harga, yaitu :

(1) Keterjangkauan harga

Kemampuan daya beli konsumen atas produk yang akan dibelinya.

(2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Kualitas produk yang diperoleh sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan.

(3) Daya saing harga

Nilai harga yang dapat bersaing dengan produk sejenis.

(4) Kesesuaian harga dengan manfaat

Produk yang dibeli memiliki yang besar atau sesuai dengan nilai uang yang

dikeluarkan.

Keputusan Pembelian

Menurut Kotler (2008:251), keputusan pembelian adalah suatu proses

penyelesaian masalah yang terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan

keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif

pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Setiap konsumen

sebelum melakukan keputusan pembelian, mereka akan melewati beberapa tahap. Yang

pertama mereka akan mencari informasi terlebih dahulu mengenai spesifikasi produk,

harga yang ditawarkan, serta mencari informasi mengenai pelayanan yang diberikan.

Proses pengambilan keputusan menurut Kotler (2007 : 204-208)

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenal suatu masalah atau kebutuhan.

Pengenalan kebutuhan dapat diartikan sebagai persepsi atas perbedaan antara keadaan

yang diinginkan dan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan

mengaktifkan proses keputusan pemasar perlu mengidentifikasi stimulus yang paling

sering menimbulkan minat konsumen ada suatu produk tertentu.

2. Pencarian Informasi

Pencarian merupakan aktivitas yang termotivasi oleh pengetahuan yang tersimpan

dalam ingatan atau perolehan informasi dari lingkungan. Konsumen berinisiatif untuk

5

mencari informasi tambahan dari berbagai sumber, sebelum meutuskan untuk

membeli suatu produk. Sumber informasi konsumen terdiri dari 4 kelompok, yaitu :

1) Sumber pribadi, keluarga dan teman.

2) Sumber komersial, iklan, tenaga penjual, pedagang, perantara pengemasan dan

demostrasi

3) Sumber umum, media massa, organisasi ranting konsumen

4) Sumber pengalaman, penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk

3. Evaluasi Alrternatif

Evaluasi alternative merupakan proses dimana suatu alternative pilihan disesuaikan

dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Hasil dari evaluasi akan bervariasi

tergantung pada proses yang pada akhirnya berdampak pada keputusan pembelian

suatu produk. Konsep dasar dalam proses evaluasi konsumen terdiri dari empat

faktor, yaitu :

1) Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan

2) Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk

3) Konsumen memandang setiap produk sebagai sekumulan atribut dengan

kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat dalam memuaskan

kebutuhan

4) Konsumen mempunyai sifat yang berbeda-beda dalam memandang atribu-atribut

yang dianggap relevan dan penting. Konsumen akan memberikan perhatian besar

pada atribut yang memberikan manfaat yang dicari.

4. Keputusan Pembelian

Setelah konsumen mempercayakan apa yang dibutuhkan terhadap suatu merek, maka

tindakan selanjutnya yang akan dilakukan adalah memustukan untuk membeli produk

tersebut.

5. Perilaku Pembelian

Setelah konsumen mendapatkan serta menggunakan produk yang telah dibeli,

konsumen akan menilai produk tersebut sehingga muncul perasaan puas atau

ketidakpuasan, hal ini bergantung pada beberapa faktor, salah satunya adalah manfaat

yang diberikan oleh produk tersebut serta pelayanan yang didapat saat proses

pembelian sampai pasca pembelian. Jika konsumen merasa puas akan produk yang

dibelinya, konsumen akan membeli merek tersebut secara berulang.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat indikator untuk menentukan

keputusan pembelian yang diambil dari (Kotler, 2000:212), yaitu :

(1) Kemantapan pada sebuah produk

(2) Kebiasaan dalam membeli produk

(3) Memberikan rekomendasi terhadap orang lain

(4) Melakukan pembelian ulang

Kerangka Konseptual Dan Hipotesis

Secara grafis hubungan kualitas produk, harga dan layanan purna jual terhadap

keputusan pembelian dapat diilustrasikan dalam kerangka konsep penelitian pada gambar

1 dibawah ini.

6

Gambar 1 Kerangka Konsep Penelitian

Hipotesis :

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan penelitian dan tinjauan teoritis seperti

yang telah diuraikan sebelumnya, maka dugaan sementara yang dapat diambil sebagai

hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga

secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut

Surabaya H. Poer cabang Wiyung.

2. Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga

secara parsial keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer

cabang Wiyung.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan

penelitian dengan metode kuantitatif yaitu ilmu yang mempelajari hal-hal yang berkaitan

dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan melakukan pengujian

hipotesis dan selanjutnya membuat interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan

informasi yang digunakan dalam penarikan kesimpulan dan pengambilan keputusan.

Dalam peneitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen (terikat) dan

variabel independen (bebas). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan

pembelian (Y) dan variabel independen adalah kualitas produk (X1), kualitas pelayanan

(X2) serta harga (X3).

Sampel Penelitian

Dalam melakukan penelitian tidak harus meneliti seluruh anggota populasi yang

ada karena dalam banyak kasus tidak mungkin seorang peneliti dapat meneliti seluruh

anggota populasi. Dengan demikian peneliti harus membuat sebuah perwakilan populasi

yang disebut sampel. Sampel itu sendiri merupakan 46 subset dari sebuah populasi, terdiri

dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2011).Teknik sampel yang digunakan yaitu

non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan tidak memberikan

kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk menjadi sampel

secara berulang.Penetapan jumlah sampel dalam penelitian ini mendasarkan penentuan

sampel menurut Rao Purba dalam (Ghazali,2010:89 ) Dalam penentuan sampel jika

populasinya besar dan jumlahnya tidak diketahui maka dapat dihitung dengan

menggunakan rumus :

Kualitas

Produk

Keputusan

pembelian Kualitas

Pelayanan

Harga

7

n =

n = = 96

Dimana:

n = jumlah sampel

Z = tingkat keyakinan yang dibutuhkan

Moe = margin of error

Dengan tingkat keyakinan sebesar 95% atau Z= 1,96 dan Moe= 10% (0,1) maka:

n = 96,4

Dari hasil perhitungan diatas maka jumlah sampel atau responden yang harus

diteliti adalah 96,4 responden namun untuk memudahkan penelitian maka peneliti

mengambil sampel sebesar 100 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan

Accidental Sampling, teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa yang

kebetulan bertemu dengan peneliti dan dapat dijadikan sampel jika orang tersebut sesuai

atau cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2000).

Definisi Operasional Variabel

Variabel merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan

memberi arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang

diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Sugiono, 2011).Sedangkan definisi

oprasional adalah pengartian pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau

tindakan yang perlu untuk mengukur variabel itu sendiri. Pengertian operasional variabel

diatas kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi :

1. Variabel Kualitas Produk

Kotler dan Amstrong (2008:273), kualitas produk adalah totalitas fitur dan

karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat .

Untuk indikator kualitas produk dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Penampilan meliputi kebersihan makanan serta kesegaran makanan.

b. Porsi meliputi makanan yang disajikan sesuai dengan harga.

c. Rasa meliputi enak atau tidaknya rasa dari makanan yang disajikan.

2. Variabel Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas

tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan (Tjiptono,

2008:59).

a. Reliability (keandalan) adalah kemampuan untuk melaksanakan pelayanan yang

semestinya secara tepat.

b. Responsiveness (ketanggapan) adalah keinginan untuk membantu konsumen dan

memberikan pelayanan yang cepat dan sigap.

c. Empathy (empati) adalah rasa memperhatikan dan memahami keinginan

konsumen.

d. Assurance (kepastian) adalah kemampuan untuk memberikan kesan dapat

dipercaya, seperti menciptakan cita rasa yang sama terhadap makanan yang

disajikan.

3. Variabel Harga

Menurut Kotler (2005:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk

sebuah produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang

ditukarkan konsumen untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap

sebuah produk atau jasa.

1,96²

4 (0,1)²

4 (moe)²

8

Untuk variabel harga akan dioperasikan menggunakan teori menurut Stanton dalam

Rosvita (2010:24), yaitu :

a. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Kualitas produk yang diperoleh sesuai dengan nilai uang yang dikeluarkan.

b. Daya saing harga

Nilai harga yang dapat bersaing dengan produk sejenis.

c. Keterjangkauan harga

Terdapat pilihan harga yang jelas dan sesuai dengan kuantitas.

4. Variabel Keputusan Pembelian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan empat indikator untuk menentukan

keputusan pembelian yang diambil dari (Kotler, 2000:212), yaitu :

(1) Kemantapan pada sebuah produk

(2) Memberikan rekomendasi terhadap orang lain

(3) Melakukan pembelian ulang

Teknik Analisis Data

Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis regresi linier berganda.

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel tidak

bebas (terikat) atas perubahan dari setiap peningkatan atau penurunan variabel bebas

yang akan mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2005).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Tabel 5 Uji Validitas

Variabel Item

Corrected Item-Total

Correlation (rhitung)

r table Keterangan

X1

X1.1

X1.2

X1.3

.650

.593

.658

0,1996

0,1996

0,1996

Valid

Valid

Valid

X2

X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

.547

.713

.600

.600

0,1996

0,1996

0,1996

0,1996

Valid

Valid

Valid

Valid

X3

X3.1

X3.2

X3.3

.614

.664

.713

0,1996

0,1996

0,1996

Valid

Valid

Valid

Y

Y1

Y2

Y3

.600

.600

.659

0,1996

0,1996

0,1996

Valid

Valid

Valid

Berdasarkan data pada table 5 diatas, maka secara empiris dapat dikatakan bahwa

seluruh item atau indicator dalam kuesioner yang dipergunakan dalam penelitian ini

valid. Hal ini ditunjukkan dari besarnya nilai masing-masing Corrected Item-Total

Correlation (rhitung) > rtabel sebsar 0.1996.

9

Uji Reliabilitas Tabel 6 Uji Reliabilitas

Variabel Item Cronbach’s Alpha if

Item Deleted r table Keterangan

X1

X1.1

X1.2

X1.3

.898

.901

.903

0,6

0,6

0,6

Reliabel

Reliabel

Reliabel

X2

X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

.903

.895

.900

.900

0,6

0,6

0,6

0,6

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Reliabel

X3

X3.1

X3.2

X3.3

.900

.898

.795

0,6

0,6

0,6

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Y

Y1

Y2

Y3

.900

.900

.898

0,6

0,6

0,6

Reliabel

Reliabel

Reliabel

Berdasarkan table 6 diatas, maka secara empirisnilai cronbach alphamasing-masing

item atau indicator dalam kuesioner penelitian ini berada di atas 0.60, maka data

penelitian ini dapat dinyatakan reliabel dan dapat dipercaya.

Uji Asumsi Klasik

1). Uji Normalitas

Uji normalitas berujuan untuk menguji apakah model regresi variabel terikat dan

variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Berdasarkan hasil

perhitungan perhitungan SPSS diperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 2 Uji Normalitas

Berdasarkan gambar 2 Normal P-P Plot diatas, terlihat bahwa titik-titik tersebar

mendekati garis diagonal, baik terletak diatas maupun dibawah garis maka dapat

disimpulkan bahwa model ini berdistribusi normal. Maka asumsi normalitas terpenuhi.

2). Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Menguji adanya multikolinieritas

10

dapat dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai VIF lebih besar dari

10, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinieritas dengan variabel

bebas yang lainnya, sedangkan jika nilai VIF lebih kecil dari 10, maka variabel tersebut

tidak memiliki persoalan dengan multikolinieritas. Hasil perhitungan nilai VIF

(Variance Inflation Factor) dan matrik korelasi dari variabel independen dapat dilihat

pada tabel berikut ini :

Tabel 7

Nilai Variance Inflation Variabel Bebas

Variabel Nilai VIF

Kualitas Produk (X1) 2.025

Kualitas Pelayanan(X2) 2.815

Harga (X3) 3.373

Dan hasil perhitungan multikolinearitas dengan melihat nilai VIF, dapat ketahui

bahwa untuk semua variabel mempunyai nilai VIF di bawah angka 10. Sehingga hasil uji

multikolinearitas dengan menghitung matrik korelasi dan VIF menunjukkan tidak adanya

multikolinearitas antar variabel bebas, karena nilai VIF dibawah angka 10.

3). Heterokedastisitas

Gambar 3 Uji Heterokedastisitas

Dari gambar 3 diketahui bahwa plot atau titik-titik tidak membentuk suatu pola

tertentu sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan dari hasil perhitungan pengolahan data dengan bantuan komputer

program SPSS 18.00 for windows maka diperoleh persamaan regresi linier berganda pada

tabel 8 sebagaimana dibawah ini.

11

Tabel 8

Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) .616 .191

3.218 .002

Kualitas

Produk

.002 .049 .002 .036 .972 .569 .004 .002 .494 2.025

Kualitas

Layanan

.848 .073 .880 11.673 .000 .898 .766 .525 .355 2.815

Harga .019 .077 .020 .244 .808 .724 .025 .011 .296 3.373

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diatas, diperoleh persamaan regresi linier

berganda sebagai berikut :

Interprestasi dari model regresi diatas adalah sebagai berikut :

1. Konstanta (β0) = .616 menunjukkan besarnya variabel keputusan pembelian yang

tidak dipengaruhi oleh variabel kualitas produk (X1), kualitas pelayana (X2), dan

harga (X3), atau variabel bebas = 0 maka nilai keputusan pembeliansebesar 0.616.

2. Nilai koefisien kualitas produk (β1) sebesar 0.002 menunjukkan bahwa jika variabel

kualitas produk(X1) ditingkatkan, maka akan mengakibatkan peningkatan keputusan

pembalian sebesar 0.002 dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Nilai koefisien kualitas pelayana (β2) sebesar 0.848 menunjukkan bahwa jika variabel

kualitas playan (X2) ditingkatkan, maka akan mengakibatkan peningkatan keputusan

pembelian sebesar 0.848, dengan asumsi variabel lain konstan.

4. Nilai koefisien harga (β3) sebesar 0.019 menunjukkan bahwa jika variabel harga (X2)

ditingkatkan, maka akan mengakibatkan peningkatan keputusan pembelian sebesar

0.019, dengan asumsi variabel lain konstan.

5. ei menunjukkan faktor pengganggu di luar model yang diteliti.

Analisis Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi

Tabel 9 Koefisien Korelasi Dan Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R

R

Squar

e

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics Durbin-

Watson R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

dim

ensi

on0

1 .898a .806 .800 .25383 .806 133.044 3 96 .000 1.901

a. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Produk, Kualitas Layanan

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Lampiran 2, Data Diolah

Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa erat pengaruh antara variabel

bebas kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan (X2), dan Harga (X3) dengan variabel tak

bebas (keputusan pembelian), besarnya nilai koefisien korelasi adalah 0.898. Nilai

tersebut menunjukkan bahwa pengaruh variabel kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan

Y = 0.616 + 0.002X1 + 0.848X2+ 0.019 X3+ e

12

(X2), dan Harga (X3), dengan variabel keputusan pembelian adalah mempunyai pengaruh

yang sangat erat atau sangat kuat.

Nilai koefisien determinasi atau R2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel tak bebas (Y) yaitu variabel

Keputusan Pembelian. Hasil dari perhitungan SPSS diperoleh nilai R2 = 0.800 yang

berarti bahwa sebesar 80.0% variabel keputusan pembelian (Y) dapat dijelaskan oleh

variabel kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan (X2), dan Harga (X3). Sedangkan

sisanya 20.0% dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang diteliti.

Pengujian Hipotesis

Uji F (Uji Simultan)

Tabel 10 Anova ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 25.716 3 8.572 133.044 .000a

Residual 6.185 96 .064 Total 31.901 99

a. Predictors: (Constant), Harga, Kualitas Produk, Kualitas Layanan b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber: Lampiran 2, Data Diolah

F hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47 atau dengan melihat besarnya significant

level sebesar 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak pada tingkat signifikansi 5 % sehingga dapat

diambil kesimpulan bahwa semua variabel bebas kualitas produk (X1), Kualitas

pelayanan (X2), dan Harga (X3) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap

variabel dependen keputusan pembelian (Y). Dengan demikian hipotesis pertama yang

menyatakan “ Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan

dan harga secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial

Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung ” terbukti kebenarannya secara empiris.

Uji t (Uji Parsial)

Untuk menguji hipotesis digunakan uji t yang menunjukkan pengaruh secara

parsial dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat (tak bebas). Pada

tahapan ini dilakukan pengujian terhadap pengaruh variabel bebas yang terdapat pada

model yang terbentuk untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) yang ada dalam

model secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).

Tabel 11 Hasil Perhitungan Uji t Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Zero-order

Partial Part Toleranc

e VIF

1 (Constant) .616 .191 3.218 .002

Kualitas Produk

.002 .049 .002 .036 .972 .569 .004 .002 .494 2.025

Kualitas Layanan

.848 .073 .880 11.673

.000 .898 .766 .525 .355 2.815

Harga .019 .077 .020 .244 .808 .724 .025 .011 .296 3.373

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Sumber : Lampiran 2, data diolah.

13

Uji Parsial Antara Variabel Kualitas Produk (X1) Terhadap Variabel Keputusan

Pembelian (Y)

Berdasarkan output SPSS versi 18.00 diperoleh thitung sebesar 0.036 lebih kecil

dari ttabel sebesar 1.661 atau significant level sebesar 0.972 > 0.05, maka H0 diterima

pada tingkat signifikansi 5% sehingga kesimpulannya secara parsial variabel kualitas

produk (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

Uji Parsial Antara Variabel kualitas pelayanan (X2) Terhadap Variabel keputusan

pembelian (Y)

Berdasarkan output SPSS versi 18.00 diperoleh thitung sebesar 11.673 lebih besar

dari ttabel sebesar 1.661 atau significant level sebesar 0.000 < 0.05 maka H0 ditolak pada

tingkat signifikansi 5% sehingga kesimpulannya secara parsial variabel kualitas

pelayanan (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ( Y ).

Uji Parsial Antara Variabel harga (X3) Terhadap Variabel keputusan pembelian

(Y)

Berdasarkan output SPSS versi 18.00 diperoleh thitung sebesar 0.244 lebih kecil

dari ttabel sebesar 1.661 atau significant level sebesar 0.808 > 0.05 maka H0 diterima

pada tingkat signifikansi 5% sehingga kesimpulannya secara parsial variabel harga (X3)

tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ( Y ).

Dengan demikian dapatlah penulis simpulkan bahwa hipotesis kedua yang

menyatakan “Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan

dan harga secara parsial keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut

Surabaya H. Poer cabang Wiyung” tidak terbukti kebenarannya secara empiris. Hal ini

disebabkan karena dari 3 (tiga) variabel bebas yang digunakan dalam penelitian, yakni :

kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3), hanya kualitas pelayanan

saja yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan 2 (dua)

variabel lainnya, yakni variabel kualitas produk dan harga tidak berpengaruh signifikan.

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi linear berganda diperoleh

persamaan regresi model di bawah ini:

Besarnya nilai e dapat dicari dengan menggunakan formulasi sebagaimana nerikut ini :

e = Stand Error of the Estimate (SEE) x ttabel

= .25383 x 1.661

= 0.4216

Dengan demikian persamaan regresinya menjadi :

Dari nilai perolehan persamaan regresi model diketahui bahwa variabel kualitas

produk (X1) dan kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) menunjukkan nilai koefisien

regresi positif, hal tersebut menunjukkan adanya arah positif atau hubungan searah dari

variabel kualitas produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) terhadap

keputusan pembelian. Hal ini dapat diartikan bahwa jika semakin meningkat kualitas

produk (X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) maka keputusan pembelian akan

semakin meningkat pula, begitu pula sebaliknya jika semakin menurun kualitas produk

(X1), kualitas pelayanan (X2), dan harga (X3) maka keputusan pembelian akan semakin

menurun.

Y = 0.616 + 0.002 X1 + 0.848 X2 + 0.019 X3 + e

Y = 0.416 + 0.579 X1 + 0.326 X2 + 0.4216

14

Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas produk (X1), kualitas pelayanan

(X2), dan harga (X3) secara simultan (bersama-sama) berpengaruh secara signifikan

terhadap keputusan pembelian (Y). Hal ini diketahui dari hasil uji F yang menunjukkan

bahwa nilai F hitung > F tabel yaitu 133.044 > 2.47 dan dengan probabilitas kesalahan

model yang diuji adalah 0,000 yang berarti probabilitas lebih kecil dari tingkat

signifikansi 0,05, sehingga pengaruh seluruh variabel independen (kualitas produk,

kualitas pelayanan, dan harga) terhadap variabel dependennya (keputusan pembelian)

adalah bermakna. Dengan demikian hipotesis pertama penelitian yang berbunyi

“Terdapat pengaruh signifikan variabel kualitas produk, kualitas pelayanan dan harga

secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan Spesial Belut

Surabaya H. Poer cabang Wiyung” terbukti kebenarannya secara empiris.

Seluruh variabel independen atau variabel bebas berpengaruh atau dapat

menjelaskan variasi dari variabel terikat sebesar 80.0%. Hal ini dibuktikan dengan

melihat nilai koefisien determinasi (Adjusted R Square) sebesar 0.800 dari hasil analisis

regresi linier berganda menggunakan program statistik SPSS seperti dalam Lampiran 2,

sedangkan sisanya yaitu 20.0% adalah dipengaruhi oleh variabel lain di luar model.

Adapun variabel-variabel lain yang kemungkinan dapat mempengaruhi brand satisfaction

selain kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga, berkaitan dengan penelitian yang

penulis lakukan ini, menurut hemat penulis antara lain : lokasi, variasi menu makanan,

dan promosi, dan lainnya. Dengan demikian, kalau dilakukan penelitian lanjutan dengan

memasukkan variabel-variabel yang penulis sebutkan diatas sebagai variabel bebas,

menurut hemat penulis akan bisa meningkatkan kontribusi variabel bebas dalam

mempengaruhi variabel terikatnya atau dengan perkataan lain kontribusi variabel bebas

dalam mempengaruhi variabel terikat akan semakin mendekati 100%.

Angka koefisien korelasi (R) menunjukkan hubungan keterikatan antara variabel bebas

kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga secara bersama-sama dengan keputusan

pembelian (Y) yang sangat kuat atau sangat erat, karena menunjukkan angka sebesar

0.898.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kualitas produk dan harga secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dikarenakan

karena dari persepsi responden berpendapat bahwa kualitas produknya sudah baik,

khususnya dalam hal rasa, akan tetapi kurang dalam varian produknya. Demikian juga

harga, dalam hal ini konsumen atau pelanggan tidak terlalu mempermasalahkan mengenai

harga produknya, karena menurut pelanggan harga sesuai dengan rasa, kualitas, dan

porsi, serta cukup kompetitif bisa bersaing dengan makanan sejenis. Sedangkan variabel

kualitas layanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini sesuai

dengan pendapat pelanggan bahwa pelayanan yang diberikan oleh rumah makan, mulai

dari saat pelanggan datang, memesan menu makanan sampai dengan pelanggan selesai

makan dan membayar di kasir telah mendapatkan pelayanan yang sangat baik dan para

pelayanan sangat tanggap dengan kebutuhan pelanggan dalam mendapatkan pelayanan

yang baik.

Dalam pemasaran, keputusan pembelian merupakan hal yang sangat mutlak

untuk tetap dipertahankan dalam jangka panjang oleh setiap perusahaan dalam

memberikan penawaran pada target marketnya. Karena dengan adanya keputusan

pembelian ini, perusahaan akan bisa memperoleh repeat order kembali dalam jangka

panjang dari para pelanggannya.

Salah satu hal yang bisa dipertimbangkan oleh perusahaan dalam meningkatkan

repeat order pada para pelanggannya adalah dengan cara memperbaiki kualitas produk

yang selama ini ditawarkannya. Dimana kualitas produk ini dalam usaha kuliner

memegang peran yang sangat penting untuk orang mau datang dan berkunjung.

15

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan yang diperoleh

dari hasil penelitian ini yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan uji secara simultan (uji F), maka seluruh variabel penelitian yang terdiri

dari kualitas produk, kualitas pelayanan, dan harga berpengaruh signifikan terhadap

variabel keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan secara empiris dari nilai F hitung >

F tabel yaitu 133.044 > 2.47. Dengan demikian hipotesis pertama yang penulis

kemukakan dalam penelitian ini secara empiris terbukti kebenarannya.

2. Berdasarkan uji secara parsial (uji t), variabel kualitas produk dan harga tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian. Sedangkan variabel

kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian Hal ini

dibuktikan secara empiris dari nilai t hitung masing – masing variabel (kualitas

produk dan harga) > t tabel yaitu 0.036 dan 0.244 < 1.661. Sedangkan variabel

kualitas pelayanan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini

dibuktikan dengan nilai thitung sebesar 11.673 > t table sebesar 1.1661 Dengan

demikian hipotesis kedua yang penulis kemukakan dalam penelitian ini secara

empiris tidak terbukti kebenarannya.

3. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel kualitas pelayanan merupakan

variabel dominan yang mempengaruhi keputusan pembelian.

Saran

Saran yang diajukan dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Pemilik Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung hendaknya

senantiasa mempertahankan kualitas pelayanan yang diberikan kepada para

pelanggan, sehingga para pelanggan akan senantiasa merasakan puas atas layanan

yang diberikan selama pelanggan datang berkunjung ke rumah makan..

2. Pemilik Rumah Makan Spesial Belut Surabaya H. Poer cabang Wiyung hendaknya

senantiasa meningkatkan kualitas produk yang ditawarkannya dengan cara

menambah variasi menu makanan yang berbahan dasar serba belut, meningkatkan

kualitas rasa makanan sesuai dengan keinginan pelanggan.

3. Kontribusi variabel bebas dalam mempengaruhi variabel terikat dalam penelitian ini

masih menunjukkan nilai yang cukup besar, oleh karenanya hasil penelitian ini akan

dapat dijadikan sebagai referensi bagi peneliti yang lain untuk melakukan penelitian

lanjutan dengan menambahkan variabel bebas penelitian, antara lain : lokasi, variasi

menu, dan lain-lainnya yang berkaitan dengan masalah keputusan pembelian dalam

pemasaran.

DAFTAR PUSTAKA

A. Zeithaml, V. Parasuraman, A. and L. Berry L. 1985. Problems and Strategies

in Services Marketing. Jurnal of Marketing Vol. 49.

Fiani S. Margaretha dan Japarianto, S.E., M.M. Edwin. 2012. Analisa Pengaruh

Food Quality dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Roti

Kecik Toko Roti Ganep’s di Kota Solo. Jurnal Manajemen Pemasaran,

Vol. 1, No.1.

Ghozali Imam. 2005. Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Edisi ke-3.

Badan Penerbit UNDIP. Semarang.

16

Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Progran SPSS.

Cetakan IV. Semarang : BP Universitas Diponegoro.

Iswayanti, Ika Putri. 2010. Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan,

Harga, dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian (Studi pada rumah

makan “Soto Angkring Mas Boed” di Semarang). SKRIPSI

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran. Alih Bahasa: Hendra Teguh dkk.

Edisi 1. Jakarta: PT Perhalindo.

Kotler dan Amstrong. 2004. Prinsip-prinsip Marketing. Edisi Ketujuh. Jakarta:

Salemba Empat.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jilid 1. Jakarta:

Index.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi ke 12

Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip & Kevin L Keller. 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi ke tiga

belas. Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi ke 13

Jilit 1. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Stanton William, J. 2005. Prinsip Pemasaran. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Erlangga.

Tjiptono, Fandy. 2003. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Yogyakarta: Andi

Offset.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3. Yogyakarta: Andi Offset.

Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa (Prinsip, Penerapan & Penelitian).

Yogyakarta: Andi Offset.

http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/03/beli-belut-di-warung-spesial-belut-

surabaya-bonus-cobek.