51
PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN KEAKTIFAN ORGANISASI EKSTRA KURIKULER PRAMUKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ANDONG TAHUN AJARAN 2011/2012 A. Latar Belakang masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan bukan hanya media untuk mewariskan kebudayaan kepada generasi selanjutnya, tetapi diharapkan juga mampu merubah dan mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. Dari sinilah diharapkan lahirnya generasi penerus perjuangan yang didalam jiwanya terdapat perpaduan nilai-nilai intelektual, nilai etika sosial, nilai religious, dan nilai kepribadian bangsa. Oleh karena itu, bidang pendidikan masih harus mendapat prioritas, perhatian, dan pengarahan yang serius, baik pemerintah, masyarakat pada umumnya dan pengelolaan pada khususnya. Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa baik pada bidang penguasaan IPTEK maupun dalam hal lainnya yang erat hubungannya dengan pendidikan 1

pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tatata

Citation preview

Page 1: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, FASILITAS BELAJAR

DAN KEAKTIFAN ORGANISASI EKSTRA KURIKULER

PRAMUKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X

SMA NEGERI 1 ANDONG

TAHUN AJARAN 2011/2012

A. Latar Belakang masalah

Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya hubungannya dengan

masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode

tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, dan cara bertingkah laku

sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan bukan hanya media untuk mewariskan

kebudayaan kepada generasi selanjutnya, tetapi diharapkan juga mampu

merubah dan mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. Dari

sinilah diharapkan lahirnya generasi penerus perjuangan yang didalam

jiwanya terdapat perpaduan nilai-nilai intelektual, nilai etika sosial, nilai

religious, dan nilai kepribadian bangsa. Oleh karena itu, bidang pendidikan

masih harus mendapat prioritas, perhatian, dan pengarahan yang serius, baik

pemerintah, masyarakat pada umumnya dan pengelolaan pada khususnya.

Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa baik pada bidang

penguasaan IPTEK maupun dalam hal lainnya yang erat hubungannya dengan

pendidikan perlu adanya suatu perubahan dalam proses belajar mengajar.

Keberhasilan pendidikan dapat dilihat dari peningkatan kualitas Sumber Daya

Manusia (SDM). Sumber daya manusia yang berkualitas akan mampu

mengembangkan potensi yang dimiliki untuk kemajuan bangsa dan negara.

Salah satu upaya membina dan membangun SDM yang tangguh dan dapat

diandalkan diantaranya adalah melalui pendidikan, baik yang diberikan

melalui pendidikan formal di sekolah, maupun pendidikan di lingkungan

masyarakat. Menurut Sardiman (2001 : 12) “pendidikan dan pengajaran

adalah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah

pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik”. Oleh karena

itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memiliki tanggung jawab

1

Page 2: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

2

yang besar dalam menyiapkan kebutuhan SDM yang handal dan siap

berbagai tantangan di masa depan.

Peningkatan kualitas SDM merupakan salah satu penekanan dari tujuan

pendidikan, seperti yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional adalah mewujudkan masyarakat Indonesia

yang memiliki keahlian, mampu bersaing, dan berwawasan maju dalam

wadah negara Republik Indonesia. Disamping itu pemerintah juga berupaya

untuk meningkatkan mutu pendidikan agar kelak memperoleh sumber daya

manusia yang mampu menguasai keahlian dan ketrampilan bekerja secara

professional serta dapat menghasilkan karya yang bermutu. Tujuan ini dapat

terlaksana jika didukung oleh manusia Indonesia yang sehat, mandiri,

beriman, bertaqwa, cinta tanah air, sadar hukum dan lingkungan, menguasai

ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki produktifitas kerja yang tinggi

serta memiliki disiplin yang tinggi.

Salah satu faktor yang dapat meningkatkan pendidikan nasiaonal adalah

prestasi belajar peserta didik. Peserta didik yang memiliki prestasi belajar

yang tinggi akan mempunyai wawasan pengetahuan yang luas dan

menciptakan SDM yang bermutu dan profesianal. Dalam penelitian ini

penulis mengambil permasalahan yaitu prestasi belajar. Karena prestasi

belajar adalah factor yang paling dominan dalam meningkatkan pendidikan di

Indonesia. Banyak factor yang mempengaruhi prestasi belajar, baek dari

intern atau ekstern.

Menurut Winkel dalam Endah (2007:11) ”Prestasi belajar adalah hasil suatu

penilaian di bidang pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai hasil belajar yang

dinyatakan dalam bentuk nilai”. Prestasi dapat dikatakan memuaskan bila memenuhi

Page 3: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

3

tiga aspek yakni : kognitif, afektif, dan psikomotorik, sebaliknya dikatakan

prestasi belajar kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi

target dalam ketiga criteria tersebut.

Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi, yang

dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport. Dari situ dapat dilihat tinggi

rendahnya prestasi belajar siswa pada setiap bidang studi. Prestasi belajar

siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari dalam diri peserta didik

( faktor intern ) yang berupa kecerdasan/intelegensi, perhatian, minat, bakat,

motivasi, maupun faktor dari luar peserta didik ( faktor ekstern ) yang berupa

lingkungan belajar, fasilitas belajar, perhatian orang tua, dan media

pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah.

Dalam lingkungan belajar terdapat 3 lingkungan yakni lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan

keluarga menurut Hibana Rahman (2002 : 38), yaitu lingkungan yang dialami

anak dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, baik interaksi secara

langsung maupun tidak langsung. Suasana keluarga akan berpengaruh bagi

perkembangan kepribadian anak. Siswa yang belajar akan menerima

pengaruh dari keluraga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.

Lingkungan belajar yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan anak

dalam belajar anak adalah lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah

merupakan lingkungan pendidikan formal yang mempunyai peran penting

dalam mencerdaskan dan membimbing moral perilaku anak. Guru merupakan

tangan pertama yang langsung berhubungan dengan siswa, sehingga dalam

belajar guru harus menggunakan metode pembelajaran yang berbeda agar

anak tidak jenuh. Selain itu keberhasilan belajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor pendukung yaitu sarana dan prasarana, kondisi fisiologis, dan kondisi

psikologis.

Lingkungan sekolah dapat digolongkan sebagai pusat pendidikan kedua

setelah keluarga, sehingga mempunyai fungsi melanjutkan pendidikan

keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua yang harus ditaati. Lingkungan

Page 4: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

4

sekolah meliputi hubungan guru dengan siswa, hubungan siswa dengan

siswa, serta sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah. Demi

melangsungkan kondisi belajar yang lancar, maka perlu didukung pula

dengan kondisi sekolah yang aman, nyaman dan tenang.

Lingkungan masyarakat merupakan tempat ketiga setelah lingkungan

keluarga dan lingkungan sekolah, sehingga bagi seorang anak yang ingin

mendapatkan pendidikan, baik pendidikan cara menyelesaikan masalah,

tingkah laku maupun moral sehingga akan menjadikan anak tersebut cerdas,

terampil dan berbudi pekerti luhur. Lingkungan masyarakat menurut

Purwanto (2000 : 61) adalah “manusia-manusia lain di sekitar individu, yang

mempengaruhi individu yang bersangkutan”. Masyarakat merupakan lembaga

pendidikan yang ketiga setelah keluarga dan sekolah yang mempunyai sifat

dan fungsi yang berbeda karena keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan

sosial serta adanya norma-norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa proses pembelajaran

dapat dilakukan di dalam keluarga, masyarakat dan sekolah. Inilah yang

dinamakan dengan lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan faktor

yang penting karena lingkungan dapat menimbulkan perubahan-perubahan

pada individu. Lingkungan dapat bersifat mendidik dan dapat juga bersifat

merusak. Oleh karena itu, usaha untuk belajar membutuhkan lingkungan yang

baik sehingga siswa berhasil dalam belajarnya.

Faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar adalah fasilitas belajar.

Dalam undang-undang system pendidikan nasional No. 20 Tahun 2003

disebutkan fasilitas pendidikan diatur dalam pasal 45 ayat 1 yang berbunyti :

“setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan fasilitas yang

memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan

perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, social, emosional, dan

kewajiban peserta didik.

Fasilitas belajar berperan untuk mempermudah dan memperlancar

kegiatan belajar siswa. Fasilitas belajar dapat berupa tempat belajar, perabot

belajar, peralatan belajar, media belajar dan fasilitas lainnya. Fasilitas belajar

Page 5: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

5

mempermudah siswa dalam memecahkan masalah yang timbul sewaktu

mempelajari dan memahai materi atau tugas yang diberikan guru. Fasilitas

yang baik diharapkan mendukung siswa memperoleh hasil belajar yang

meningkat.

Selain itu, prestasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh keaktifan kegiatan

organisasi ekstrakurikuler yang ada disekolahan. Ekstrakurikuler merupakan

yang dilakukan yang dilakukan diluar jam pelajaran baik dilaksanakan

disekolah maupun diluar sekolah dengan maksud lebih memperkaya dan

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki dari

berbagai bidang studi. Ada beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang

dilaksanakan disekolah yaitu palang merah remaja, PKS, UKS koperasi

sekolah, pecinta alam, pramuka dan sebagianya. Dengan aktif ikut dalam

kegiatan ekstrakurikuler diharapkan siswa lebih mandiri, tanggung jawab dan

aktif bertindak dalam hal pelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa terutama ekstrakurikuler pramuka. Karena pramuka merupakan

salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang wajib diikuti semua siswa.

Hal ini lah yang menimbulkan sebuah permasalahan sehingga penulis

tertarik untuk mengetahui apakah lingkungan belajar, fasilitas belajar dan

keaktivan organisasi ekstrakurikuler (pramuka) berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul ” PENGARUH LINGKUNGAN

BELAJAR, FASILITAS BELAJAR DAN KEAKTIFAN ORGANISASI

EKSTRA KURIKULER PRAMUKA TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 ANDONG TAHUN

AJARAN 2011/2012”.

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka

diperlukan pembatasan masalah. Dalam penelitian ini pembatasan

masalahnya sebagai berikut :

Page 6: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

6

1. Penelitian terbatas pada siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

2. Lingkungan belajar siswa pada penelitian ini dibatasi pada lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga, dan lingkungan internal yang indikatornya

meliputi sarana dan fasilitas, lokasi sekolah, kondisi fisiologis, dan kondisi

psikologis.

3. Fasilitas belajar yang ada dan yang digunakan oleh siswa kelas X di SMA

Negeri 1 Andong.

4. Keaktifan ekstra kurikuler sekolah pada peneliti ini dibatasi pada

ekstrakurikuler pramuka kelas X di SMA Negeri 1 Andong

5. Prestasi belajar siswa pada penelitian ini dibatasi pada prestasi belajar

siswa dalam nilai raport.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan

permasalahan yang diteliti sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas

X di SMA N 1 Andong?

2. Adakah pengaruh fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X

di SMA N 1 Andong?

3. Adakah pengaruh keaktifan ekstra kurikuler pramuka terhadap prestasi

belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong?

4. Adakah pengaruh lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan ekstra

kurikuler pramuka terhadap prestasi belajar prestasi belajar siswa kelas X

di SMA N 1 Andong?

D. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan penelitian tentu mempunyai maksud dan tujuan,

berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar

siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

Page 7: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

7

2. Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1

Andong.

3. Untuk mengetahui pengaruh keaktifan ektra kurikuler pramuka terhadap

prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

4. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar, fasilitas belajar dan

keaktifan ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X

di SMA N 1 Andong.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai suatu karya ilmiah maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada

khususnya, maupun bagi masyarakat pada umumnya mengenai

pengaruh lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan organisasi

ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X di

SMA N 1 Andong.

b. Menambah pengetahuan dan wawasan khususnya mengenai pengaruh

lingkungan belajar, fasilitas dan keaktivan organisasi ekstrakurikuler

pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan

peneilitian berikut yang sejenis

2. Manfaat Praktis

a. Menyebarluaskan informasi mengenai arti pentingnya pengaruh

lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan organisasi

ekstrakurikuler pramuka terhadap prestasi belajar siswa.

b. Sebagai pendidik maka pengetahuan dan pengalaman selama

mengadakan penelitian dapat ditransformasikan kepada peserta didik

pada khususnya maupun masyarakat luas pada umumnya.

F. Landasan Teori

1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi

Page 8: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

8

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2003:101) ”Prestasi belajar

adalah realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau

kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh

seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk

penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir, maupun keterampilan

motorik.

Menurut Sardiman AM (2001:46) ”Prestasi adalah kemempuan

nyata yang merupakan hasil interaksi antar berbagai faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam

belajar. Sedangkan menurut Winkel dalam Endah (2007:11) ”Prestasi

belajar adalah hasil suatu penilaian di bidang pengetahuan,

keterampilan, sikap sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam

bentuk nilai”. (http://digilib.unnes.ac.id).

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi

adalah suatu hasil yang telah dicapai sebagai bukti usaha yang telah

dilakukan, yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang

mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar.

b. Pengertian Belajar

Menurut Slameto (2003: 2), belajar dapat didefinisikan sebagai

berikut: ” Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”.

Menurut Sardiman (2001:21) “Belajar adalah berubah”. Dalam

hal ini yang dimaksud belajar berarti usaha mengubah tingkah laku,

jadi belajar membawa suatu perubahan pada individu-individu yang

belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai

rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan

pribadi manusia seutuhnya.

Page 9: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

9

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

perubahan tingkah laku dalam jangka waktu lama melalui latihan

maupun pengalaman sehingga seseorang memiliki keterampilan,

pengetahuan, sikap dan nilai yang dipengaruhi oleh kondisi eksternal,

internal dan proses kognitif.

2. Lingkungan Belajar

a. Pengertian Lingkungan Belajar

Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Munib (2004 : 76),

“Lingkungan pendidikan mencakup : 1) lingkungan keluarga, 2)

lingkungan sekolah, 3) lingkungan masyarakat”. Ketiga lingkungan

tersebut sering disebut sebagai tripusat pendidikan yang akan

mempengaruhi manusia secara bervariasi.

Menurut Oemar Hamalik (2000 : 47) “lingkungan belajar adalah

tempat untuk melakukan proses belajar sehingga terjalin komunikasi

antara anak dan orang dewasa”. Sedangkan menurut WS. Winkel

(1996:25) berpendapat bahwa “ lingkungan belajar adalah tempat

untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap

nilai yang mengantarkan kedewasaan kita”.

Berdasarkan definisi di atas dapat dimaknai bahwa lingkungan

belajar adalah tempat untuk melakukan kegiatan belajar sehingga

terjalin komunikasi anak dan orang dewasa untuk menjadikan anak

lebih dewasa. Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka pengertian

lingkungan belajar dapat disimpulkan juga dengan semua kondisi

yang berada di sekitar kita yang berpengaruh terhadap kegiatan belajar

sehinga terjadi perubahan tingkah laku.

b. Macam-Macam Lingkungan Belajar

Faktor lingkungan yang berpengaruh pada belajar siswa pada

dasarnya dibagi menjadi :

1) Lingkungan Keluarga

Page 10: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

10

Lingkungan keluarga menurut KH. Dewantara dalam Ahmadi dan

Uhbiyati (2001 : 176) adalah “Keluarga dikenal sebagai rangkaian

kata dari kawula dan warga. Kawula artinya abdi atau hamba,

sedangkan warga artinya anggota. Sebagai abdi di dalam keluarga

wajiblah seseorang di situ menyerahkan segala kepentingannya

kepada keluarganya. Sebaliknya sebagai warga atau anggota ia berhak

sepenuhnya mengurus segala kepentingan dalam keluarganya”. Kalau

ditinjau dari ilmu sosiologinya, masih menurut Ahmadi dan Uhbiyati

(2001 : 177) .”Keluarga adalah bentuk masyarakat yang terdiri dari

beberapa individu yang terikat atau keturunan yakni kesatuan antara

ayah-ibu dan anak-anak yang merupakan kesatuan masyarakat”.

Peran keluarga dalam pendidikan anak sangatlah penting,

mengingat keluarga adalah tempat pendidikan yang pertama, maka

peran keluarga dalam membentuk individu sangat besar. Dalam

lingkungan keluarga juga merupakan ajang dimana sifat-sifat

kepribadian anak terbentuk pertama kali. Anak adalah anggota

keluarga, dimana orang tua adalah pemimpin keluarga yang

bertanggung jawab atas keselamatan keluarga. Purwanto (2000 : 88)

mengemukakan bahwa “Pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya

adalah dalam pendidikan yang kepada rasa kasih sayang”. Tetapi

pendidikan yang berdasarkan rasa kasih sayang ini harus dijaga jangan

sampai berubah menjadi memanjakan. Kasih sayang harus dilengkapi

dengan pandangan yang sehat tentang sikap orang tua terhadap anak.

2) Lingkungan Sekolah

Idris (2000 : 69) berpendapat bahwa “Sekolah ialah suatu

lembaga dengan organisasi yang tersusun rapi. Segala aktivitasnya

direncanakan dengan sengaja yang disebut kurikulum”. Disamping

keluarga sebagai pusat pendidikan, sekolah juga mempunyai fungsi

sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan pribadi anak. Karena

sekolah itu sengaja disediakan atau dibangun khusus tempat

pendidikan, maka sekolah dapat digolongkan sebagai pusat

Page 11: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

11

pendidikan kedua setelah keluarga, sehingga mempunyai fungsi

melanjutkan pendidikan keluarga dengan guru sebagai ganti orang tua

yang harus ditaati. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmadi dan

Uhbiyati (2001 : 180) bahwa “sekolah memegang peranan penting

dalam pendidikan karena pengaruhnya besar sekali pada jiwa anak”.

Keadaan gedung sekolah yang kurang memenuhi syarat juga

menghambat proses belajar mengajar, misalnya tempat sekeliling

sekolah ramai karena dekat pasar atau pabrik, maka akan mengganggu

konsentrasi belajar siswa. Selain itu juga ruangan kelas yang pengap

karena ventilasi kurang sehingga sirkulasi udara tidak lancar. Keadaan

kelas yang tidak sesuai dengan jumlah penghuninya menyebabkan

ruangan kelas terasa sempit, dan akhirnya situasi belajar tidak berjalan

dengan baik. Sekolah yang mempunyai gedung dan ruang belajar yang

memadai, cukup memiliki alat-alat perlengkapan belajar ditambah

dengan kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat tersebut akan

mempermudah belajar siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran

dan menguasainya, maka hasil belajarnya akan lebih maju.

3) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat menurut Purwanto (2000 : 161) “adalah manusia-

manusia lain di sekitar individu yang bersangkutan”. Masyarakat

merupakan lembaga pendidikan yang ketiga sesudah keluarga dan

sekolah mempunyai sifat dan fungsi yang berbeda karena

keanekaragaman budaya, bentuk kehidupan sosial serta adanya

norma-norna yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Hal ini sesuai

dengan Ahmadi dan Uhbiyati (2001 : 184) bahwa “setiap masyarakat

dimanapun berada tentu mempunyai karakteristik tersendiri sebagai

norma khas dibidang sosial budaya yang berbeda dengan karakteristik

masyarakat lain”. Norma-norma sosial budaya yang berpengaruh

dalam masyarakat tersebut merupakan aturan yang ditularkan oleh

generasi tua kepada generasi muda yang bisa disebut dengan proses

pendidikan masyarakat.

Page 12: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

12

c. Indikator Lingkungan Belajar

Menurut Purwanto (2000 : 28) lingkungan adalah : Meliputi

semua kondisi-kondisi dalam dunia ini yang ada dalam cara-cara

tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,

perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Pengaruh

lingkungan terhadap diri seseorang dapat mendorong menjadi baik,

ataupun sebaliknya bisa dapat mengubah yang semula baik menjadi

jahat.

Rusyan (1999 : 148) mengemukakan bahwa “Lingkungan adalah

segala sesuatu yang berada di sekitar kita yang ada hubungannya dan

berpengaruh terhadap diri kita”. Lingkungan (environment) meliputi

semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu dapat

mempengaruhi tingkah laku. Dengan demikian lingkungan adalah

semua kondisi yang berada di sekitar kita yang berpengaruh terhadap

diri kita.

Kebanyakan para ahli berpendapat bahwa seluruh gerak tempat

hidup siswa adalah merupakan kegiatan belajar. Pendapat ini sesuai

dengan Rusyan (1999 : 78-79) bahwa “Belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Sedangkan menurut

Syaiful Bahri Djamarah (2002 : 16) belajar pada dasarnya sebagai

tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang bersifat

menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang terjadi karena

ada tujuan yang akan dicapai dengan mencakup seluruh aspek tingkah

laku”.

Lingkungan belajar merupakan lingkup sekitar tempat tinggal

anak didik yang sangat mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku

anak. Dengan demikian dapat disimpulkan indikator-indikator

berdasarkan atas lingkup tempat tinggal anak didik, yaitu:

1)Lingkungan belajar yang kondusif

Page 13: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

13

2)Lingkungan belajar yang membawa rasa nyaman untuk anak didik

dalam proses pembelajaran

3)Lingkungan belajar yang mendukung proses belajar mengajar.

3. Fasilitas belajar

a. Pengertian Fungsi belajar

Menurut Suharsimi Arikunto (2001:37) fasilitas belajar adalah

segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan

suatu usaha. Sedangkan menurut Sudirman (2001:6) “fasilitas belajar

adalah segala sesuatu untuk mempermudah dan melancarkan yang

dicapai.

Menurut The Liang Gie, fasilitas adalah persyaratan yang

meliputkai keadaan sekeliling tempat belajar dan keadaan jasmani

siswa atau anak. Meliputi ruang tempat bealajar, penerangan cukup,

buku-buku pegangan dan peralatan lain. Dalam kamus besar bahas

Indonesia (2004:314) fasilitas adalah segala hal yang memudah

perkara (kelancaran tugas dan sebagainya) atau kemudahan.

Dlam pengertian fasilitas dapat diartikan sebgai segala sesuatu

yang memudahkan dan melancarkan pelaksanaan sesuatu usaha. Yang

dapat memudahkan dan melancarkan usaha ini dapat berupa benda-

benda maupun uang. Jadi dalam hal ini fasilitas dapat disamakan

dengan sarana.

b. Macam-macam fasilitas belajar

Macam fasilitas belajar menurut The Liang Gie diantaranya :

1) Sumber belajar

Secara sederhana sumber belajar adalah dosen atau guru dan

bahan-bahan pelajaran atau pengajaran baik buku bacaan dan

semacamnya yang dapat digunakan untuk kepentingan proses atau

aktivitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung.

Sumber belajar tersebut seperti buku paket, buku pelengkap, brosur,

majalah, surat kabar dan sebagainya.

Page 14: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

14

2) Tempat belajar

Tempat belajar adalah salah satu factor yang mendukung

lancarnya suatu proses belajar mengajar.

3) Perabot belajar

Perabot belajar yang dimaksud adalah peralatan tulis, seperti

buku, pensil atau bolpoin, penggaris dan lain-lain dan perabot untuk

belajar yaitu meja kursi belajar serta almari atau rak buku.

4) Peralatan

Peralatan merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan

sebagai alat bantu mengajar. Sebagai contoh berupa globe, papan tulis,

kapur, video slide dan sebagainya.

5) Media belajar

Menurut arti media adalah suatu sarana, media koomunikasi

merupakan sarean untuk mengadakan penampilan untuk mengadakan

penampilan komunikasi seperti dosen atau guru, trnsparansi, slide,

gambaraudio, video kaset televise, telephone dan sebagainya. Media

pendidikan merukan alat bantu belajar yang digunakan suatu sarana

perantara dalam proses belajar mengajak untuk lebih meningklatkan

atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar.

4. Keaktifan organisasi ekstra kurikuler pramuka

Ekstra kurikuler adalah salah satu kegiatan sekolah yang

pelaksanaannya dilakukan diluar jam sekolah dengan maksud untuk

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah

dimiliki oleh seseorang pada bidangnya. Pada umunya, kegiatan

ekstrakurikuler dapat dilaksanakan baik secara perorangan maupun

kelompok. Kegiatan perorangan dimaksudkan untuk meningkatkan

pengetahuan dan penyaluran bakat serta minat siswa. Sedangkan

kegiatan kelompok dimaksudkan untuk pembinaan bermasyarakat.

Page 15: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

15

Kegiatan pramuka adalah salah satu kegiatan yang tergolong dalam

kegiatan kelompok.

Kegiatan pramuka merupakan salah satu wadah pengembangan

generasi muda dan merupakan lembaga pendidikan jalur ketiga, maka

penyelenggaraan pendidikan kepanduan oleh gerakan pramuka harus

diintegrasikan dalam pola dasar pembinaan generasi muda dan

pendidikan nasional, yang kini sedang diusahakan dan dikembangkan.

Dengan demikian pramuka merupakan salah satu wahana

penyelenggarakan pendidikan dalam masyarakat yang perlu ditangani

secara serasi oleh orang tua, masyarakat dan pemerintah. Seperti

halnya dengan pernyataan Ki Hadjar Dewantara bahwa pramuka

adalah “Pendidikan anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-

prinsip dasar pendidikan kepanduan yang pelaksanaannya diserasikan

dengan kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat

Indonesia”.

G. Hubungan antara lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan

organisasi ekstra kurikuler pramuka dengan prestasi belajar

1. Hubungan lingkungan belajar dengan prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hasil kemampuan intelektual siswa

yang sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh

prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar

maka perlu dilakukan suatu eavaluasi, tujuannya untuk mengetahui

prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar

berlangsung.

Dalam meningkatkan prestasi belajar yang pertama dari faktor

intern dan ekstern sekolah, salah satunya adalah lingkungan belajar.

kegiatan Belajar dapat berlangsung dengan baik dengan tertatanya

lingkungan belajar yang baik, nyaman, dan aman. Lingkungan belajar

merupakan lingkungan pendidikan formal yang mempunyai peran

penting dalam mencerdaskan dan membimbing moral perilaku siswa.

Page 16: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

16

Lingkungan belajar memiliki hubungan yang erat didalam

memajukan kecerdasan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang

memuaskan. Karena didalam lingkungan belajar ini memiliki tahapan-

tahapan siswa dalam membangun dirinya sendiri yang dimulai dari

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

2. Hubungan fasilitas belajar dengan prestasi belajar

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari

faktor intern yang berupa kecerdasan/intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motivasi, maupun faktor dari faktor ekstern yang berupa

lingkungan belajar, fasilitas belajar, perhatian orang tua, dan media

pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Faktor

ekstern yang sering dipandang masyarakat yang paling menonjol

adalah fasilitas belajar.

Fasilitas belajar merupakan segala sesuatu yang dapat

mempermudah dalam mencapai suatu usaha. Dalam memcapai

prestasi belajar yang tinggi tidak akan terlaksana tanpa adanya

fasilitas belajar yang lengkap dan nyaman yang dialami siswa.

Dengan adanya fasilitas belajar seperti tempat belajar yang baik dan

nyaman, kelengkapan buku-buku, sumber belajar, media belajar dan

lain-lain yang ada, siswa akan lebih mudah dalam mengikuti kegiatan

belajar mengajar dalam mencapai prestasi belajar. Fasilitas belajar

memiliki hubungan yang kental dalam mencapai prestasi belajar siswa

dan meningkatkan kualitas mutu sekolah.

3. Hubungan keaktifan organisasi ekstra kurikuler pramuka dengan prestasi

belajar

Banyak kegiatan organisasi ekstra kurikuler yang dilaksanakan

disuatu sekolah baik dilaksanakan perorangan atau kelompok.

Kegiatan ekstra kurikuler dapat berupa palang merah remaja, patrol

keamanan sekolah (PKS), usaha kesehatan sekolah (UKS), koperasi

sekolah, pramuka dan sebagainya. Dari sekian kegiatan ekstra

kurikuler, ada kegiatan yang menjadi kewajiban siswa yang harus

Page 17: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

17

diikuti yaitu pramuka. Kegiatan pramuka merupakan salah satu

kegiatan yang dilaksanakan secara kelompok.

Kegiatan pramuka dimaksudkan untuk membina siswa dalam

hidup bermasyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, siswa dapat

menemukan jati dirinya dalam berperilaku dan bertindak. Dan, dapat

menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai

pretasi belajar yang memuaskan. Banyak ahli menyatakan kegiatan

pramuka dapat meningkatkan siswa lebih aktif dan tanggung jawab

siswa dalam bertindak. Kegiatan ekstra kurikuler pramuka memiliki

hubungan kental dalam mencapai prestasi belajar siswa memuaskan,

karena siswa memiliki daya fikir yang lebih dewasa yang diperoleh

dari kegiatan tersebut.

4. Hubungan lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktifan organosasi

pramuka dengan prestasi belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta

didik yang meliputi factor kognitif, afektif dan psikomotor setelah

mengikuti tes pembelajaran yang diukur dengan menggunakan

instrument tes yang relevan. Dalam memcapai prestasi belajar yang

baik haruslah didukung dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya

baik dari dalam atau luar.

Salah satunya adalah lingkungan belajar. Lingkungan belajar

sangat penting dalam mempengaruhi kecerdasan seseorang. Banyak

para ahli menyatakan lingkungan belajar adalah factor yang paling

dominan dalam mencapai prestasi belajar. Karena lingkungan belajar

merupakan tahap-tahap awal siswa dalam memperoleh pendidikan

baik dari keluarga, sekolah dan masyarakat.

Selain itu adalah fasilitas belajar. Dengan adanya fasilitas yang

baik, nyaman , aman dan mencukupi siswa akan lebih mudah dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar untuk mencapai prestasi belajar

yang optimal. Selain itu prestasi belajar juga dapat diraih dengan

adanya kegiatan ekstra kurikuler yang dapat membuat orang lebih

Page 18: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

18

aktif, tanggung jawab dan dapat berfikir dewasa dalam membangun

dirinya sendiri yaitu kegiatan pramuka. Kegiatan pramuka merupakan

kegiatan ekstra kurikuler yang wajib diikuti oleh siswa yang

dimaksudkan agar siswa dapat lebih tanggung jawab atas dirinya

sebagai seoarang pelajar dan dapat meningkatkan prestasi belajar yang

memuaskan dari kegiatan yang dijalani dan menerapkannya dalam

kegiatan belajar mengajar.

Dari ketiga factor diatas, lingkungan belajar, fasilitas belajar dan

keaktifan organisasi ekstra kurikuler pramuka memiliki hubungan

yang kental dalam memajukan pretasi belajar yang memuaskan.

H. Kerangka Pemikiran

Menurut Sugiyono (2008:47) “kerangka berfikir merupakan

model konseptual tentang teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting”. Dalam

penelitian ini variable yang akan dijelaskan adalah variable

independen (variable bebas) dan variable dependen (variable terikat).

Dari pemikiran di atas dapat digambarkan pola pemikiran dalam

penelitian sebagai berikut :

Lingkungan Belajar (X1)

Fasilitas Belajar (X2)

Keaktifan organisasi

Ekstra kurikuler pramuka (X3)

Prestasi Belajar (Y)

Page 19: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

19

Gambar 2.1 Paradigma penelitian

Keterangan:

1. Variabel Independen (variabel bebas)

Yaitu variabel yang merupakan rangsangan untuk mempengaruhi

variabel yang lain. Yang menjadi variabel bebas adalah:

a. Lingkungan Belajar (X1).

b. fasilitas Belajar (X2).

c. keaktifan ekstra kurikuler pramuka (X3).

2. Variabel dependen (variabel terikat)

Yaitu suatu jawaban atau hasil dari perilaku yang dirangsang.

Dalam hal ini yang menjadi variabel terikat adalah: Prestasi Belajar

(Y).

I. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2003 : 51) “hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian”. Berdasarkan pada

perumusan masalah, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Ada pengaruh yang signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi

belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

2. Ada pengaruh yang signifikan fasilitas belajar terhadap prestasi

belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

3. Ada pengaruh yang signifikan keaktifan organisasi ekstrakurikuler

pramuka terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1

Andong.

4. Ada pengaruh yang signifikan antara lingkungan belajar, fasilitas

belajar dan keaktifan organisasi ekstra kurikuler pramuka terhadap

prestasi belajar siswa kelas X di SMA N 1 Andong.

Page 20: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

20

J. Metode Penelitian

1. Jenis-jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif karena dalam

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai variabel mandiri baik

satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan dengan variabel

yang lain. Sedangkan pendekatan penelitian ini adalah jenis penelitian

kuantitatif yang menggunakan data berbentuk angka atau data

kualitatif yang diangkakan.

2. Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Andong.

3. Populasi, Sampel, Sampling.

a. Populasi

Menurut Arikunto (2006:130). “Populasi adalah keseluruhan

subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMA N

1 Andong.

b. Sampel

Menurut Sugiyono (2005:73) sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan

menurut Suharsimi Arikunto (2005:135) Apabila populasi kurang dari

100, lebih baik mengambil semua sehingga penelitiannya merupakan

penelitian populasi. Selanjutnya jika populasi lebih dari 100 dapat di

ambil 10-15% atau 25%. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 50

siswa dari 150 siswa populasi di SMP Negeri 3 Colomadu.

c. Sampling

Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan random sampling, karena pengambilan sampel

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

anggota populasi, sehingga masing-masing siswa memiliki

kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel penelitian.

Page 21: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

21

4. Sumber data

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya

diamati dan dicatat. Dalam penelitian ini data primernya adalah

lingkungan belajar, fasilitas belajar dan keaktivan organisasi

ekstrakurikuler pramuka siswa yang diperoleh dari hasil angket yang

diberikan langsung kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Andong.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari membaca buku-

buku literature yang digunakan sebagai dasar untuk membuat landasan

teori. Dalam penelitian ini data sekundernya adalah prestasi belajar

siswa yang diperoleh dari dokumen sekolah (raport siswa).

K. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2007:3) “ Variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tetentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Variabel penelitian dapat dibedakan menjadi :

1. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen

(terikat). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen

adalah (X1) : Lingkungan belajar, (X2) : fasilitas belajar, (X3) :

keaktifan organisasi ekstrakurikuler pramuka

2. Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel independent. Dalam penelitian

ini yang menjadi variabel dependen adalah (Y) : Prestasi belajar

siswa.

Page 22: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

22

L. Teknik Pengumpulan Data.

1. Angket

Menurut Suharsimi Arikunto (2006;151) angket adalah sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau mengenai hal-hal yang

ia ketahui.

Dalam penelitian ini, jenis angket yang digunakan adalah angket

langsung yang tertutup dengan bentuk pilihan ganda yang akan disediakan

empat alternatif jawaban pertanyaan sehingga responden tinggal memberikan

tanda pada salah satu jawaban yang tersedia yang menurutnya benar. Sebelum

angket digunakan terlebih dahulu diuji cobakan, perlakuan ini untuk

mengetahui tingkat kevaliditan dan kereabilitasan angket.

Adapun bobot angket yang ditetapkan antara lain:

a) Jika jawabannya sangat setuju (SS) maka nilainya 4

b) Jika jawabannya setuju (S) maka nilainya 3

c) Jika jawabannya tidak setuju (TS) maka nilainya 2

d) Jika jawabannya sangat tidak setuju (STS) maka nilainya 1

Dalam penelitian ini metode angket digunakan untuk mengali data

tentang pergaulan teman sebaya dan keaktivan ekstrakurikuler pramuka yang

diberikan langsung kepada siswa kelas X SMA Negeri 1 Andong.

2. Metode Dokumentasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:158) Dokumentasi adalah mencari

dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, agenda, dan sebagainya. Metode dokumentasi ini

dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada

disekolah. Dalam penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk

memperoleh data tentang prestasi belajar siswa yang meliputi nama siswa, no

induk, dan nilai akhir siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Andong

yang diambil dari nilai rapot yang diperoleh dari dokumen sekolah.

Page 23: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

23

M. Uji Instrumen

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih lengkap dan sistematis sehingga lebih

mudah diolah. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160), “variasi jenis

instrument penelitian adalah angket, Check list atau daftar centang, pedoman

wawancara dan pedoman pengamatan”. Instrumen yang baik harus memenuhi

dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kestabilan suatu instrument. Suatu instrument yang valid

yang shahih mempunyai validitas tinggi. Namun sebaliknya instrumen

yang kurang valid memiliki validitas rendah.

Instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan, dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejumlah

nama data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

variabel yang dimaksud.

Validitas di atas diuji dengan rumus Product Moment Correlation, uji

ini dilakukan dengan melihat korelasi/skor masing-masing item

pertanyaan. Dalam Suharsimi Arikunto (2005 : 425) rumusnya adalah:

r xy=N (∑ XY )−(∑ X ) (∑Y )

√ {N .∑ X2−(∑ X )2 }{N .∑Y 2−(∑ Y )2 }

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi variabel X dan Y

ΣX = Jumlah skor dalam distribusi X

ΣY = Jumlah skor dalam distribusi Y

ΣXY = Jumlah kuadrat masing-masing skor X

N = Jumlah subyek keseluruhan

Page 24: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

24

Jika rxy > rtabel pada taraf signifikan 95 % berarti item (butir soal) valid dan

sebaliknya rxy < rtabel maka butir soal tersebut tidak valid sekaligus tidak

memiliki persyaratan.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006 : 17) “reliabilitas adalah ketepatan atau

keajegan suatu instrumen”. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana

instrumen dapat memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila

pengukuran dilakukan berulang-ulang. Dalam penelitian ini pengukuran

reliabilitas angket dilakukan menggunakan koefisien reliabilitas alpha dari

cronbach dengan rumus:

rii = ( kk−1 ) (1−

∑ σb2

σ t2 )

Suharsimi Arikunto (2003: 236)

Keterangan :

rii = koefisien reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2 = jumlah varians butir

t2 = varians total

Kriteria besarnya koefisien reliabilitas dalam menurut Suharsimi

Arikunto (2006: 276) adalah

0,80 < r11 ≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80 reliabilitas tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 reliabilitas cukup

0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas rendah

0,00 < r11 ≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah

N. Uji Prasarat Analisis

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

yang diperoleh mengikuti sebaran distribusi normal atau tidak. Dalam

penelitian ini uji normalitas data dilakukan menggunakan teknik lilliefors

Page 25: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

25

Langkah-langkah untuk menggunakan uji lilliefors dalam Budiono

(2000:169-172) adalah:

a. Hipotesis

Ho = sampel dari populasi berdistribusi normal

H1 = sampel dari populasi yang tidak berdistribusi normal

b. Prosedur

1) X1, X2,............., Xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ..............zi

dengan

rumus :

zi=X i−X

S , di mana zi = bilangan baku

Keterangan :

z = Angka baku

X = Rata-rata

S = Simpangan baku sampel

Dari data sampel tersebut diurutkan dari skor terendah ke skor

tertinggi.

2) Dengan dasar distribusi normal baku dihitung peluangnya.

3) Menghitung proporsi z1, z2, .... zn ≤ z dinyatakan dengan:

S (zi) =

banyaknya z1 ,z2 . .. . zn≤ z

n

4) Menghitung selisih F(zi) – S(zi) dan menentukan harga mutlaknya.

5) Mengambil harga yang terbesar di antara harga mutlak selisih

tersebut.

6) Kesimpulan

a) Jika Lhitung < Ltabel maka H0 diterima berarti distribusi sebenarnya tidak

normal.

b) Jika Lhitung > Ltabel maka H0 ditolak berarti distribusi sebenarnya tidak

normal.

Page 26: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

26

2. Uji Linieritas

Menurut Sudjana (2003:331) “Uji linieritas dimaksudkan untuk menguji

linier tidaknya data yang dianalisis”. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Hipotesis

H0 : Persamaan regresi linier

H1 : Persamaan regresi tidak linier

b. Nilai Xi yang sama harus disusun bersatu dengan Yi, pasangannya

c. Menghitung Jumlah Kuadrat:

Jk(E) = ∑Y i

2−(∑Yi )2

N

Jk(TC) = Jkres – Jk(E)

Jk(C) = Jkres – Jk (TC)

d. Menghitung Derajat kebebasan

df(E) = N – k

df(TC) = k - 2

k = banyaknya kelompok x

e. Menghitung Rerata Jumlah Kuadrat:

RK(E) =

Jk(E )

df (E )

RK(TC) =

Jk(TC)

df (TC )

f. Menghitung Nilai F

F hitung =

RK (TC)

RK ( E )

F tabel = F () (k – 2, N – k)

g. Kesimpulan

1) Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak berarti persamaan regesinya

tidak linier.

2) Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima berarti persamaan regesinya

linier.

Page 27: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

27

O. Teknik Analisis Data

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Langkah awal sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian adalah

dengan mencari persamaan regresi linier ganda. Adapun persamaan umum

dari regresi linier ganda adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2 X2

Sedangkan nilai a, b1 dan b2 dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

b1 =

( Σx22 ) (Σx1 y )−(Σx1 x2)−(Σx1x2 ) (Σx2 y )

(Σx12) (Σx2

2)−(Σx1 x2)2

b2 =

( Σx12 ) (Σx2 y )−(Σx1 x2)−(Σx1x2 ) (Σx1 y )

(Σx12) (Σx2

2)−(Σx1 x2)2

a = Y−b1 X−b2 X2

Parameter yang ada dapat ditentukan melalui persamaan sebagai berikut :

ΣY =n .a+b1 ΣX 1+b2 ΣX2

ΣX1Y =aΣX 1+b1ΣX 12+b2 ΣX1 X2

ΣX 2Y =aΣX 2+b1 ΣX1 X 2+b2ΣX 22

Keterangan :

Y : prestasi belajar ekonomi

X1 : lingkungan belajar

X2 : minat belajar

a : Konstanta

b1, b2: Koefisien arah regresi

n : Banyaknya sampel

Budiyono (2000, 282-284)

2. Uji F

Untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel lingkungan belajar

(X1) dan fasilitas belajar (X2) dan keaktivan organisasi ekstrakurikuler

pramuka (X3) secara bersama-sama terhadap variabel prestasi belajar (Y),

maka dilakukan uji keberartian regresi linier ganda atau uji F. Langkah-

langkah pengujian secara umum adalah:

Page 28: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

Daerah tolak H0

F0,05,k,n-k-10

Daerah terima H0

28

a. Perumusan Hipotesis

H0 : l = 2 = 0, artinya tidak ada pengaruh lingkungan belajar (X1)

dan fasilitas belajar (X2) dan keaktivan organisasi

ekstrakurikuler pramuka (X3) terhadap prestasi belajar

siswa (Y).

H1 : l 2 0, artinya ada pengaruh lingkungan belajar (X1) dan

fasilitas belajar (X2) dan keaktivan organisasi

ekstrakurikuler pramuka (X3) terhadap prestasi belajar

siswa (Y).

b. Level of significance (α = 5%)

Dengan derajat kebebasan (dk); k, (n–1–k)

Ftabel = α ; k; (n–1–k) atau 0,05; k; (n–1–k)

c. Kriteria pengujian

Ho diterima apabila Fhitung Ftabel

Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel

d. Perhitungan nilai Fhitung:

F =

SSR / KSS Re s /(n−1−k )

Keterangan:

SSR = Sum of Square-res for the requestion

SSRes = Sum Squares for the residual

e. Kesimpulan

Dengan membandingkan antara Fhitung dan Ftabel maka akan dapat

diambil kesimpulan apakah Ho diterima atau Ho ditolak.

Page 29: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

29

3. Uji T

Yaitu digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen. Langkah-langkah

pengujian secara umum:

a. Menentukan hipotesis nilai dan hipotesisi alternatif

Ho : i = 0, Berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen.

Ho : i 0, Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

b. Menentukan level of significance α = 0,05

Dengan derajat kebebasan = n – 1 – k

ttabel = t (α /2 ;n – 1 – k)

c. Kriteria pengujian

Ho diterima apabila –ttabel thitung ttabel

Ho ditolak apabila thitung > ttabel atau – thitung < –ttabel

d. Nilai thitung

t =

b−βSb

Dimana:

b = koefisien regresi

Sb = standar error of regression coeffisien

β = nilai beta

e. Kesimpulan

Dengan membandingkan antara thitung dengan ttabe1 maka dapat diambil

kesimpulan Ho diterima atau Ho ditolak.

Page 30: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

30

4. Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)

Sumbangan relatif maupun efektif digunakan untuk mengetahui

konstribusi masing-masing variabel independen terhadap perubahan

variabel dependen (Y). Menurut Hadi (1994:41) “Peneliti yang juga dapat

menghitung besar sumbangan relatif masing-masing kreditor terhadap

prediksi“.

Untuk melihat signifikansi suatu garis regresi antara kriterium dengan

prediktornya yang ditunjuk dari korelasi tiap variabel yang diteliti. Dengan

rumus Sumbangan Relatif dan Efektif sebagai berikut :

a. Sumbangan Relatif ( SR %)

SR %X1=a1 (∑ x1 y )

JK reg

x100 %

SR %X2=a2(∑ x2 y )

JK reg

x100 %

b. Sumbangan Efektif

SE % X1 = SR % X1 . R2

SE % X2 = SR % X2 . R2

P. Sistematika Skripsi

Sistematika merupakan isi yang ada dalam penelitian yang akan

dilakukan. Adapun sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan

masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian , manfaat

penelitian dan sistematika laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi tentang pengertian lingkungan belajar siswa,

pengertian fasilitas belajar siswa, pengertian keaktifan

organisasi ekstrakurikuler pramuka, pengertian prestasi

belajar, kerangka berfikir dan hipotesis.

Page 31: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

31

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang tempat penelitian, jenis

penelitian, populasi, sampel dan sampling, variabel

penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum mengenai objek

penelitian,penyajian data, analisis data, dan pembahasan

hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 32: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

32

DAFTAR PUSTAKA

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

___________. 2006. Dasar Metode Research, Jilid 1. Yogyakarta : Andi Offiset.

Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati. 2001. Interaksi Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Karya.

Budiyono. 2000. Statistika Dasar untuk Penelitian. Surakarta: FKIP UNS Press.

Depdikbud. 2001. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Jakarta : Balai Pustaka.

Dimyati dan Mujiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. “Psikologi Belajar”. Jakarta : Rineka Cipta.

EndahFitri.2007.http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/hash31de.dir/doc.pdf.15-04-09.08.09

Mertoprawiro, Soedarsono.1992.Pembinaan Gerakan Pramuka Dalam Membangun Watak dan Bangsa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka.

Nana Syaodih Sukmadinata. 2003. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya.

Nugroho. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Balai Pustaka.

Rusyan Tabrani. 1999. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosda Karya.

Slameto. 2003, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sumadi Suryabrata. 2003. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Rako Press.

Sutrisno Hadi 2000. Dasar Metode Research, Jilid 1. Yogyakarta : Andi Offiset.

UU Sisdiknas. 2003. UU RI No. 20 Tahun 2003. Jakarta : Sinar Grafika.

Page 33: pengaruh-lingkungan-belajar-fasilitas-belajar-dan-keaktifan-organisasi-ekstra-kurikuler-pramuka-terhadap-prestasi-belajar-siswa-kelas-x-sma-negeri-1-andong1.doc

33

Wijaya, cece dkk. 1991. Upaya Pembaharuan Dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung : Remaja Rosdakarya

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Gramedia Widia Sarana Indonesia.