Upload
vankhanh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI JAKARTA ISLAMIC INDEX
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Alauddin Makassar
Oleh:
MUZAKKIR
NIM: 10800111082
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
ALAUDDIN – MAKASSAR
TAHUN 2016
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Muzakkir
NIM : 10800111082
Tempat/Tgl. Lahir : Biring Balang / 16 Desember 1993
Jur/Prodi/Konsentrasi : Akuntansi
Fakultas/Program : Ekonomi & Bisnis Islam
Alamat : Biring Balang Desa Julukanaya Kecamatan Pallangga,
Kabupaten Gowa
Judul : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini
benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka
skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Gowa, Desember 2015Penyusun,
MUZAKKIR10800111082
iv
KATA PENGANTAR
Assalmu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah. Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya berupa kesehatan, kekuatan, kesabaran dan
kemampuan untuk berpikir yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Salam dan shalawat juga semoga senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw. yang menjadi panutan sempurna bagi kita semua
dalam menjalani kehidupan yang bermartabat.
Skripsi dengan judul : “ Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic
Index ” penulis hadirkan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Penulis menyadari bahwa memulai hingga mengakhiri proses pembuatan
skripsi ini bukanlah hal yang mudah. Ada banyak rintangan, hambatan dan cobaan
yang selalu menyertainya. Hanya dengan ketekunan dan kerja keraslah yang menjadi
penggerak penulis dalam menyelesaikan semua proses tersebut. Juga karena adanya
berbagai bantuan baik berupa moril dan materil dari berbagai pihak yang telah
membantu memudahkan langkah penulis.
Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Ali Dg. Pudding dan Ibunda Rahmatiah
Dg. Rampu yang telah mempertaruhkan seluruh hidupnya untuk kesuksesan
anaknya, yang telah melahirkan, membesarkan dan mendidik dengan sepenuh hati
dalam buaian kasih sayang kepada penulis.
Selain itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
diantaranya :
1. Bapak Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
2. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
v
3. Bapak Jamaluddin Madjid, S.E, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan
Bapak Memen Suwandi, SE,. M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi UIN
Alauddin Makassar.
4. Ibu Lince Bulutoding, SE., M.Si., Ak. selaku dosen Pembimbing I dan Bapak
Dr. Amiruddin K, M.Ei selaku dosen Pembimbing II yang senantiasa sabar
dalam memberikan bimbingan, arahan serta motivasi bagi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar
yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan bagi penulis selama
menjalani proses perkuliahan.
6. Semua keluarga terkhusus untuk saudara-saudaraku, Kak Muhlis, Kak Lisa, dan
Adikku Muhajir yang telah memberikan motivasi dan dukungan penuh selama
saya mengerjakan tugas akhir ini.
7. Teman-teman dan sahabat-sahabatku Ubas yang luar biasa ( Nur Ayu Nusantara,
Hasnidar Mamase, Mujahadah, Paramita, Indah Puspita Sari, Muh. Rivqi Fauzan
dan Muh. Luthfi Adhitama ) yang selama ini memberikan banyak motivasi,
bantuan dan telah menjadi teman diskusi yang hebat bagi penulis.
8. Teman-teman dan sahabat-sahabat angkatan 2011 Akuntansi UIN Alauddin
Makassar yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam penulisan skripsi ini.
9. Seluruh mahasiswa jurusan Akuntansi UIN Alauddin Makassar, kakak-kakak
dan adik-adik yang tercinta atas segala kebersamaan dan persaudaraan yang
terus dijaga selama masa perkuliahan.
10. Teman-teman KKN Reguler Angkatan 50 Tahun 2015 UIN Alauddin Makassar
khususnya saudara-saudaraku posko 14 Desa Anrang, Kecamatan Rilau Ale,
Kabupaten Bulukumba. Terima kasih atas persaudaraan yang singkat namun
bermakna.
11. Seluruh team management McDonald’s Alauddin Makassar yang telah
memberikan dukungan penuh kepada penulis sehingga penulis bisa bekerja
sambil kuliah mulai tahun 2012 sampai sekarang. Dari merekalah penulis belajar
mengenai manajemen waktu yang luar biasa.
vi
12. Semua keluarga, sahabat-sahabat dan berbagai pihak yang tidak bisa penulis
sebutkan satu per satu yang selalu meberikan dukungan dan membantu penulis
dengan ikhlas dalam banyak hal yang berhubungan dengan penyelesaian tugas
akhir dan studi penulis.
Semoga skripsi yang penulis persembahkan ini dapat bermanfaat. Akhirnya,
dengan segala kerendahan hati, penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan
keterbatasan dalam penulisan skripsi ini. Saran dan kritik yang membangun tentunya
sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan skripsi ini.
Penulis,
MUZAKKIR10800111082
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... iii
KATA PENGANTAR................................................................................... iv-vi
DAFTAR ISI.................................................................................................. vii-viii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... x
ABSTRAK ..................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1-6
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian................................................................ 5
D. Kegunaan Penelitian ........................................................... 5
BAB II TINJUAN TEORETIS ............................................................ 7-32
A. Agency Theory .................................................................... 7
B. Good Corporate Governance ............................................. 10
C. Hubungan Agency Theory dalam mekanisme Good
Corporate Governance dan Nilai Perusahaan .................... 14
D. Mekanisme Good Corporate Governance ......................... 20
E. Nilai Perusahaan ( Firm Value ) ......................................... 24
F. Kajian Pustaka .................................................................... 24
G. Pengembangan Hipotesis.................................................... 28
H. Kerangka Konseptual ......................................................... 31
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 33-42
A. Ruang Lingkup Penelitian .................................................. 33
B. Populasi dan Penentuan Sampel ......................................... 33
C. Jenis dan Sumber Data Penelitian ...................................... 34
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 34
E. Definisi Operasional Variabel ............................................ 35
F. Metode Analisis Data ......................................................... 38
G. Analisis Regresi Linear Berganda ...................................... 41
H. Uji Hipotesis ....................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................... 43-81
A. Gambaran Umum Objek Penelitian.................................... 43
B. Karakteristik Objek Penelitian ........................................... 58
C. Perhitungan Variabel Independen ...................................... 60
D. Perhitungan Variabel Dependen......................................... 65
E. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ..................... 66
F. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................. 76
BAB V PENUTUP................................................................................. 82-84
A. Kesimpulan......................................................................... 82
B. Implikasi ............................................................................. 83
C. Rekomendasi ...................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 85-89
LAMPIRAN – LAMPIRAN......................................................................... 90-95
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu.............................................................. 25
Tabel 3.1 : Pengambilan keputusan Autokorelasi ................................... 30
Tabel 4.1 : Daftar Perusahaan Sampel..................................................... 58
Tabel 4.2 : Proksi Kepemilikan Institusional .......................................... 60
Tabel 4.3 : Proksi Kepemilikan Manajerial ............................................. 61
Tabel 4.4 : Proksi Komisaris Independen................................................ 63
Tabel 4.5 : Proksi Komite Audit ( Dummy )............................................ 64
Tabel 4.6 : Nilai Perusahaan.................................................................... 65
Tabel 4.7 : Statistik Deskriptif................................................................. 67
Tabel 4.8 : Tabel Durbin-Watson ............................................................ 71
Tabel 4.9 : Uji Run-Test........................................................................... 72
Tabel 4.10 : Collinearity Statistics ............................................................ 73
Tabel 4.11 : Uji Parsial ( Uji t ) ................................................................. 74
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual .................................................................. 32
Gambar 4.1 Grafik Normal P-P Plot............................................................... 69
Gambar 4.2 Grafik Scatterplot ........................................................................ 70
xi
ABSTRAK
Nama : MuzakkirNim : 10800111082Judul : Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Nilai
Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index
Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index merupakanperusahaan yang telah memiliki struktur organisasi terpisah antara pihak pemilik danpengelolanya. Hal tersebut dapat menimbulkan adanya konflik agensi antara pemilikdan juga manajer sebagai pengelolanya. Oleh karena itu dibutuhkan mekanisme yangmampu menyatukan tujuan keduanya. Dengan penerapan sistem good corporategovernance yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para pemegangsaham dan kreditur untuk memperoleh kembali hak atas investasinya dengan wajar,tepat dan seefisien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaikmungkin yang dapat dilakukannya untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh mekanisme goodcorporate governance terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamicindex. Mekanisme tersebut diproksikan melalui empat variabel bebas yaitukepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan komiteaudit. Data dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan dari 23 perusahaansampel yang terdaftar di Jakarta Islamic Index selama periode pelaporan tahun 2013-2014. Pemilihan sampel dengan metode purposive sampling. Data penelitian diolahdengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruhnegatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, kepemilikan manajerial dankomisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan,sedangkan komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Adapunimplikasi yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat digunakan sebagai bahanreferensi bagi akademisi untuk penelitian selanjutnya, memberikan pengetahuantambahan bagi peneliti mengenai praktik mekanisme good corporate governance diIndonesia, dan bagi praktisi penelitian ini dapat menjadi media informasi mengenaikontribusi praktis tentang manfaat penerapan mekanisme good corporate governancedalam meningkatkan nilai perusahaan dan menjadi acuan dalam pengambilankeputusan investasi yang tepat.
Kata Kunci : Good corporate governance, kepemilikan institusional, kepemilikanmanajerial, komisaris independen, komite audit, nilai perusahaan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Good Corporate Governance adalah suatu sistem yang sudah tidak asing lagi
dikalangan pebisnis atau orang-orang ekonomi dimana sistem ini mengatur
bagaimana tata kelola perusahaan yang baik sehingga mampu mencapai tujuannya.
Organization for Economic Cooperation and Development menyebutkan bahwa
“Corporate governance is the system by which business corporation are directed
and controlled. The Corporate governance structure specific the distribution of the
right an responsibilities among different participants in the corporation such as
board, manager, shareholders, and other stakeholders, and spells put the rules andf
procedures for making decisions on corporate affairs. By doing this, it also provide
the structure through wich the company objectives are set, and the means of
attaining those objectives and monitoring performance.” Adhipradana (2013).
Dari devinisi tersebut dapat diartikan bahwa Corporate governance membahas
mengenai suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang digunakan untuk
mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan sehingga dapat
mendorong kinerja perusahaan untuk bekerja secara efisien, peningkatan nilai
perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi ekonomi (Nogroho, 2013), dan
menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para
pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan. Dengan begitu
perusahaan akan mampu meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. karena
pemegang saham berhak menghendaki investasi dengan return yang dikehendakinya
(Padan, 2012 dan Deriyarso 2014) serta menambah pilihan investor untuk
menginvestasikan dananya (Windiasi , 2013).
2
Salah satu cara mengukur tingkat kemakmuran para pemegang saham adalah
melalui nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan
jangka panjang yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga
pasar sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui
pergerakan harga saham perusahaan yang ditransaksikan di bursa saham. Semakin
tinggi nilai suatu perusahaan menunjukkan kemakmuran pemegang saham yang
semakin tinggi pula. Namun, manajer sebagai pengelola perusahaan seringkali
mempunyai tujuan yang berbeda terutama dalam hal peningkatan prestasi individu
dan kompensasi yang akan diterima, yang akan menyebabkan jatuhnya harapan
investor tentang return atas dana yang mereka tanam.
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik
kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering
disebut agency problem. Tidak jarang pihak manajemen perusahaan mempunyai
tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Perbedaan
kepentingan inilah yang menyebabkan timbulnya konflik yang biasa disebut sebagai
konflik keagenan (agency conflict). Perbedaan tersebut terjadi karena manajer
mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai
kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan
menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan
perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham yang selanjutnya
berdampak pada penurunan nilai perusahaan.
Konflik kepentingan tersebut dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme
yang mampu mensejajarkan kepentingan pemegang saham selaku pemilik dengan
kepentingan manajemen. Dengan penerapan sistem Good Corporate Governance
yang baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan
3
kreditur untuk memperoleh kembali hak atas investasinya dengan wajar, tepat dan
seefisien mungkin, serta memastikan bahwa manajemen bertindak sebaik mungkin
yang dapat dilakukannya untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Penelitian Randy (2013) menunjukkan hasil penelitian yang membuktikan
bahwa goog corporate governance mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap
nilai perusahaan. Kemudian pada penelitian Mardiasari (2012) menunjukkan
menunjukkan lebih rinci bahwa proporsi komisaris independen, kepemilikan
institusional terbukti berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan
sedangkan penelitian Lestari ( 2014 ) menunjukkan hasil yang berbeda dimana
kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. selain itu
banyak pula penelitian terdahulu yang mengangkat mekanisme Good Corporate
Governance sebagai variabel moderating atau variabel intervening dengan
menunjukkan hasil yang masih belum konsisten.
Beberapa penelitian mengenai pengaruh mekanisme Good Corporate
Governance terhadap nilai perusahaan telah dilakukan sebelumnya tetapi masih
terdapat perbedaan hasil penelitian yang diperoleh dan juga pada beberapa penelitian
lain mengenai Good Corporate Governance dimana sebagian mekanismenya hanya
diproksikan ke dalam variabel struktur kepemilikan manajerial dan institusional
Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh
mekanisme good corporate governanance terhadap nilai perusahaan dengan
mengangkat semua mekanisme good corporate governanance secara lengkap. Selain
itu penelitian tentang topik yang sama sebelumnya sebagian besar menggunakan data
yang diambil dari laporan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maka
penelitian ini diharapkan berbeda, oleh karena itu peneliti menggunakan unit analisis
berupa data sekunder dalam bentuk laporan keuangan perusahaan yang terdaftar di
4
Jakarta Islamic Index ( JII ). Penggunaan laporan keuangan perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ) sebagai data dalam penelitian ini bukan tanpa
alasan atau hanya karena ingin berbeda, tetapi peneliti lebih memandang prinsip
syariah dengan transparansi yang lebih kontras dan lebih tinggi dibanding dengan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) yang notabenenya
semuanya berbasis konvensional.
Beberapa hal tersebut yang menjadi latar belakang penulis untuk melakukan
penelitian yang bertujuan menganalisis pengaruh mekanisme good corporate
governance yang meliputi kepemilikan manajerial yang tinggi, pembentukan
kepemilikan institusional, meningkatnya kepemilikan dewan komisaris independen
dan keberadaan komite audit terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Jakarta
Inslamic Index. Nilai perusahaan sebagai variabel dependen menggunakan ukuran
penilaian Tobins Q, sedangkan indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur
mekanisme good corporate governance meliputi kepemilikan manajerial,
kepemilikan institusional, komisaris independen dan komite audit sebagai variabel
independen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya maka
ada beberapa rumusan masalah yang akan penulis pecahkan dalam pembahasan
lebih lanjut, antara lain sebagai berikut :
1. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
3. Apakah keberadaan komisaris independen berpengaruh terhadap nilai
perusahaan ?
4. Apakah keberadaan komite audit berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?
5
C. Tujuan Penelitian
Sebuah kajian atau penelitian dimaksudkan dilakukan dengan berkiblat pada
tujuannya serta memikirkan kedepan bagaimana hasil penelitian tersebut dapat
memberikan manfaat. Oleh karena itu penelitian ini juga memiliki tujuan yang harus
dicapai yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemilikan institusional terhadap
nilai perusahaan.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
nilai perusahaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh komisaris independen dan terhadap
nilai perusahaan.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh keberadaan komite audit terhadap
nilai perusahaan.
D. Kegunaan Penelitian
Selain itu peneilitian ini juga diharapkan mampu memberikan manfaat berupa
manfaat teoretis dan manfaat praktis yaitu sebagai berikut :
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk merespon
pengembangan penggunaan teori keagenan (Agency theory) yang di populerkan oleh
Jensen dan Meckling (1976) yang merupakan basis teori yang mendasari praktik
bisnis perusahaan yang dipakai selama ini dimana teori agensi merupakan konsep
yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals dan agent dimana Pihak
principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak lain yaitu agent,
untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam kapasitasnya sebagai
pengambil keputusan. Teori keagenan yang melandasi penelitian ini diharapkan
6
mampu menjabarkan dan menjembatani hubungan kontraktual yang baik antara agen
dengan prinsipal atau hubungan baik antara pihak manajemen perusahaan dan
pemilik modal atau pemegang saham sesuai dengan penerapan mekanisme Good
Corporate Governance.
2. Manfaat Praktis
Adapun Manfaat praktis yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1) Bagi Manajemen dapat memberikan kontribusi praktis tentang manfaat
penerapan dan mekanisme Corporate governance dalam meningkatkan
nilai perusahaan dan acuan dalam mamaksimalkan kinerja perusahaan.
2) Bagi investor, calon investor dan badan otoritas pasar modal, diharapkan
dapat memberikan informasi mengenai relevansi dari Corporate
governance dalam laporan tahunan perusahaan dengan nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai sumber informasi yang
penting dalam pengambilan keputusan investasi.
3) Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dipergunakan sebagai
bahan dalam melanjutkan penelitian terkait dengan pengaruh Corporate
governance terhadap nilai perusahaan.
7
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Agency Theory
Agency Theory atau teori agensi menggambarkan hubungan agensi sebagai
suatu kontrak di bawah satu prinsipal atau lebih yang melibatkan agen untuk
melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melakukan pendelegasian
wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Baik prinsipal maupun agen
diasumsikan sebagai orang ekonomi rasional dan dan semata-mata termotivasi oleh
kepentingan pribadi. Hal ini dapat memicu terjadinya konflik keagenan karena
kecurangan banyak dilakukan oleh orang-orang dalam ( Ardianingsih, 2012 ). Untuk
itu, dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan
antara prinsipal dan agen.
Menurut Muttaqin ( 2012 ) Teori keagenan (Agency Theory) merupakan basis
teori yang mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori
tersebut berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori
organisasi. Menurut (Jensen dan Smith, 1984) dalam ( Anonim 2, 2012 ) Teori
agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual antara principals
dan agents. Pihak principals adalah pihak yang memberikan mandat kepada pihak
lain, yaitu agent, untuk melakukan semua kegiatan atas nama principals dalam
kapasitasnya sebagai pengambil keputusan.
Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami corporate governance. Manajer mempunyai kewajiban untuk
memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Namun disisi lain, manajer
juga mempunyai kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka.
8
Penyatuan kepentingan seperti ini, seringkali menimbulkan konflik yang dinamakan
konflik keagenan. Tujuan dari teori agensi adalah pertama, untuk meningkatkan
kemampuan individu (baik prinsipal maupun agen) dalam mengevaluasi lingkungan
dimana keputusan harus diambil (The belief revision role). Kedua, untuk
mengevaluasi hasil dari keputusan yang telah diambil guna mempermudah
pengalokasian hasil antara prinsipal dan agen sesuai dengan kontrak kerja (The
performance evaluation role).
Jensen dan Meckling (1976) menggambarkan hubungan Agency sebagai
suatu kontrak dibawah satu atau lebih (principal) yang melibatkan orang lain (agent)
untuk melaksanakan beberapa layanan bagi mereka dengan melibatkan
pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen. Berle dan Means
(1932) menyatakan bahwa dalam teori agensi yang memiliki saham sepenuhnya
adalah pemilik (pemegang saham), dan manajer diminta untuk memaksimalkan
tingkat pengembalian pemegang saham.
Baik principal maupun agent diasumsikan sebagai orang ekonomi yang
rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi. Eisendhart (1989)
mengemukakan beberapa teori yang melandasi teori agensi.Teori-teori tersebut
dibedakan menjadi tiga jenis asumsi yaitu asumsi tentang sifat manusia, asumsi
keorganisasian, dan asumsi informasi. Asumsi sifat manusia menekankan bahwa
manusia memiliki sifat untuk mementingkan dirinya sendiri (self interest), memiliki
keterbatasan rasionalitas (bounded rationality) dan tidak menyukai resiko (risk
aversion). Asumsi keorganisasian menekankan bahwa adanya konflik antar anggota
organisasi dan adanya asimetri informasi antara principal dan agent. Sedangkan
asumsi informasi menekankan bahwa informasi sebagai barang komoditi yang bisa
9
diperjualbelikan. Jadi yang dimaksud dengan teori keagenan yaitu membahas tentang
hubungan keagenan antara principal dan agent.
Konflik kepentingan antara agent dan principal dalam mencapai
kemakmuran yang dikehendakinya disebut sebagai masalah keagenan (Agency
problem). Masalah keagenan tersebut dapat terjadi akibat adanya asimetri informasi
antara pemilik dan manajer. Asimetri informasi ini terjadi ketika manajer memiliki
informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan mendapatkan informasi
relatif lebih cepat dibanding pihak eksternal, seperti investor dan kreditor. Kondisi
ini memberikan kesempatan kepada manajer untuk menggunakan informasi yang
diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha untuk
memaksimalkan kemakmurannya.
Secara garis besar teori agensi dikelompokkan menjadi dua, yaitu positive
Agency research dan principal agent research. Positve agent research memfokuskan
pada identifikasi situasi dimana agen dan prinsipal mempunyai tujuan yang
bertentangan dan mekanisme pengendalian yang terbatas hanya menjaga perilaku
self serving agen. Secara ekslusif, kelompok ini hanya memperhatikan konflik tujuan
antara pemilik (stockholder) dengan manajer. Sementara itu principal agent research
memfokuskan pada kontrak optimal antara perilaku dan hasilnya. Secara garis besar
penekanan pada hubungan principal dan agent.
Principal-agent research mengungkapkan bahwa hubungan agent-principal
dapat diaplikasikan secara lebih luas, misalnya untuk menggambarkan hubungan
pekerja dan pemberi kerja, lawyer dengan kliennya, auditor dengan auditee. Agency
Theory tidak dapat dilepaskan dari kedua belah pihak diatas, baik prinsipal maupun
agen, prinsipal sebagai pemilik modal memiliki akses pada informasi internal
perusahaan sedangkan agen sebagai pelaku dalam praktek operasional perusahaan
10
mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan
menyeluruh.
B. Good Corporate Governance
Surat Edaran Menteri Negara Pasar Modal dan Pengawas BUMN
No.S.106/M.P.M.P.BUMN/2000 mendefinisikan corporate governance merupakan
semua hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif yang
bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses bisnis, kebijakan dan
struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung
adanya pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya dan resiko secara lebih
efisien dan efektif, serta pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham
dan stakeholder lainnya.
Istilah corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadburry
Committee tahun 1992 dalam laporannya yang dikenal sebagai Cadburry Report.
Laporan ini dipandang sebagai titik balik (turning point) yang menentukan praktik
Corporate Governance di seluruh dunia. Perkembangan konsep corporate governance
sesungguhnya telah dimulai jauh sebelum isu corporate governance menjadi kosa
kata paling hangat di kalangan eksekutif bisnis. Bersama dengan dikembangkannya
sistem korporasi di Inggris, Eropa, dan Amerika Serikat sekitar satu setengah abad
lalu (1840-an), isu corporate governance telah muncul ke permukaan, meskipun baru
berupa saran dan anekdot.
Menurut komite Cadbury, Good corporate governance adalah : ” Prinsip yang
mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dan memberikan
pertanggungjawabannya kepada shareholders khususnya, dan stakeholder pada
umumnya ”. Menurut Forum Corporate Governance Indonesia (www.fcgi.co.id),
11
Good corporate governance didefinsikan sebagai seperangkat peraturan yang
menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya
sehubungan dengan hak hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem
yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Istilah Good Coroporate Governance atau disingkat GCG kian populer, bahkan
istilah ini juga ditempatkan pada posisi terhormat. Hal ini terwujud dalam dua
keyakinan. Pertama, Good corporate governance merupakan salah satu kunci sukses
perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus
memenangkan persaingan bisnis global, terutama bagi perusahaan yang mampu
berkembang sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis ekonomi di kawasan Asia dan
Amerika Latin diyakini muncul karena kegagalan penerapan Good corporate
governance, diantaranya sistem hukum yang buruk, standar akuntansi dan audit yang
tidak konsisten, praktek perbnankan yang lemah, serta pandangan Board of Directors
(BOD) yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham minoritas.
Kelompok negara maju (OECD) dalam Suranta dan Midiastuty (2005),
mendefinsikan Good corporate governance sebagai cara-cara manajemen
perusahaan bertanggung jawab pada shareholder-nya. Para pengambil keputusan di
perusahaan haruslah dapat dipertanggungjawabkan, dan keputusan tersebut mampu
memberikan nilai tambah bagi shareholders lainnya. Perlu adanya prinsip-prinsip
Good corporate governance ( GCG ) di dalam Perusahaan yang dikelola, agar dapat
menghasilkan kinerja yang baik antara pemegang saham, dewan komisaris, dan
dewan direksi dalam membuat keputusan dan menjalankannya sesuai dengan nilai
moral yang telah ditetapkan demi tercapainya tujuan dari perusahaan tersebut.
12
Saat itu, berbagai definisi dikemukakan, misalnya oleh Cadburry Menurut The
Organization for Economic Corporation and Development (OECD), corporate
governance adalah sistem yang dipergunakan untuk mengarahkan dan
mengendalikan kegiatan perusahaan. Corporate governance mengatur pembagian
tugas, hak, dan kewajiban mereka yang berkepentingan terhadap kehidupan
perusahaan termasuk para pemegang saham, dewan pengurus, para manajer, dan
semua anggota the stakeholder non-pemegang saham. Berdasarkan pengertian Good
corporate governance (GCG), terdapat beberapa aspek penting Good corporate
governance (GCG) yang perlu dipahami beragam kalangan bisnis, yaitu :
1. Adanya keseimbangan hubungan antara organ-organ perusahaan diantara
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi.
Keseimbangan ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan struktur
kelembagaan dan mekanisme operasional ketiga organ tersebut.
2. Adanya pemenuhan tanggung jawab perusahaan sebagai entitas bisnis dalam
masyarakat kepada seluruh stakeholder. Tanggung jawab ini meliputi hal-hal
yang terkait dengan pengaturan hubungan antara perusahaan dengan
stakeholder. Diantaranya, tanggung jawab pengelola perusahaan, manajemen,
pengawasan, serta pertanggungjawaban kepada para pemegang saham dan
stakeholder lainnya.
3. Adanya hak-hak pemegang saham untuk mendapatkan informasi yang tepat
dan benar pada waktu yang diperlukan mengenai perusahaan. Kemudian hak
berperan serta dalam pengambilan keputusan mengenai perkembangan
strategis dan perubahan mendasar atas perusahaan serta ikut menikmati
keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam pertumbuhan.
13
4. Adanya perlakuan yang sama terhadap pemegang saham, terutama pemegang
saham minoritas melalui keterbukaan informasi yang material dan relevan
serta melarang penyampaian informasi untuk pihak sendiri yang bisa
menguntungkan orang dalam (insider information for insider trading).
Secara umum terdapat lima prinsip dasar dari good corporate governance yaitu:
1. Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.
2. Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem, dan
pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif.
3. Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian (kepatuhan) di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan
perundangan yang berlaku.
4. Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan dimana perusahaan
dikelola secara professional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan
dan perundangan-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang
sehat.
5. Fairness (kesetaraan da kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara di
dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian
serta peraturan perundangan yang berlaku. Esensi dari corporate governance
adalah peningkatan kinerja perusahaan melalui supervisi atau pemantauan
kinerja manajemen dan adanya akuntabilitas manajemen terhadap pemangku
14
kepentingan lainnya, berdasarkan kerangka aturan dan peraturan yang
berlaku.
Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance akan meningkatkan citra
dan kinerja Perusahaan serta meningkatkan nilai Perusahaan bagi Pemegang
Saham.Tujuan penerapan good corporate governance adalah:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan dengan cara meningkatkan penerapan
prinsip-prinsip transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
dan kewajaran dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan.
2. Terlaksananya pengelolaan Perusahaan secara profesional dan mandiri
3. Terciptanya pengambilan keputusan oleh seluruh Organ Perusahaan yang
didasarkan pada nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku
4. Terlaksananya tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap stakeholders
5. Meningkatkan iklim investasi nasional yang kondusif, khususnya di bidang
energi dan Petrokimia.
C. Hubungan Agency Theory dalam Mekanisme Good Corporate Governance
dan Nilai Perusahaan
Terabaikannya prinsip-prinsip good corporate governance dalam segenap
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan salah satu faktor paling
fundamental yang memicu terjadinya krisis multi dimensi pada bangsa Indonesia
(selain termarjinalkannya aspek agama). Lebih ironisnya lagi, bangsa Indonesia
tergolong sebagai worst performers di dalam menerapkan good corporate
governance. Atas pengalaman di atas, kesadaran publik akan dimensi religius yang
15
selama ini termarjinalkan mulai mengalami renaissance dengan hadirnya kehidupan
yang bersandar pada nilai-nilai syar’i yang urgent dan crucial ( Mardiasari,2012 ).
Runtuhnya Enron pada tahun 2001, salah satu perusahaan terbesar di
Amerika, menjadi perhatian internasional mengenai kegagalan dan peran perusahaan
dimana hal itu menandakan bahwa corporate governance yang kuat perlu dijalankan
sebagai upaya pencegahan. Keterpurukan bisnis yang ada pada saat itu merupakan
akibat kurang efektifnya kinerja perusahaan oleh manajemen serta lemahnya
mekanisme pengawasan oleh dewan komisaris. Selain itu, dikatakan bahwa muncul
berbagai tuntutan terhadap pengelolaan perusahaan secara profesional, transparan,
dan peningkatan kebutuhan dana eksternal untuk kegiatan dalam rangka peningkatan
daya saing perusahaan sebagai upaya dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Disamping itu, dijelaskan pula bahwa hal tersebut sejalan dengan adanya kemajuan
teknologi dan persaingan global yang ketat ( Yunita, 2011 ).
Secara normatif, tujuan setiap perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai
perusahaan sebagai upaya dalam mensejahterakan pemilik perusahaan. Nilai
perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual. Semakin tinggi nilai suatu perusahaan menunjukkan
kemakmuran pemegang saham yang semakin tinggi pula. Namun, manajer sebagai
pengelola perusahaan seringkali mempunyai tujuan yang berbeda terutama dalam hal
peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima, yang akan
menyebabkan jatuhnya harapan investor tentang return atas dana yang mereka
tanam. Investor akan menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa
dividen maupun capital gain serta mendapatkan hak kepemilikan atas perusahaan.
Selain mempertimbangkan return saham yang akan diterima, para investor dalam
melakukan investasi juga mempertimbangkan nilai perusahaan. Bagi perusahaan
16
yang go public, nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya, Semakin tinggi
harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut ( Yunita, 2011 ).
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik
kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pemilik perusahaan) yang sering
disebut Agency problem. Tidak jarang pihak manajemen perusahaan mempunyai
tujuan lain yang mungkin bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Perbedaan
kepentingan inilah yang menyebabkan timbulnya konflik yang biasa disebut sebagai
konflik keagenan (Agency conflict). Perbedaan tersebut terjadi karena manajer
mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham tidak menyukai
kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan manajer tersebut akan
menambah biaya bagi perusahaan sehingga menyebabkan penurunan keuntungan
perusahaan dan dividen yang akan diterima pemegang saham.
Konflik kepentingan tersebut dapat diminimalkan dengan suatu mekanisme
yang mampu mensejajarkan kepentingan pemegang saham selaku pemilik dengan
kepentingan manajemen. Mekanisme yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah
ini adalah dengan menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance) (Purwaningtyas, 2011). Mekanisme good corporate governance yang
baik akan memberikan perlindungan efektif kepada para pemegang saham dan
kreditur untuk memperoleh kembali hak atas investasinya dengan wajar, tepat dan
seefisien mungkin.
Good corporate governance tidak lahir begitu saja. Ada hal yang memicu
munculnya ke permukaan. Jensen dan Meckling (1976) menyebutkan bahwa isu
Corporate Governance sesungguhnya sudah lama dikenal di negara-negera Eropa
dan Amerika dengan adanya konsep pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian
perusahaan. Pemisahan ini akan menimbulkan masalah karena adanya perbedaan
17
kepentingan antara pemegang saham (sebagai prinsipal) dengan pihak manajemen
sebagai agen. Pemisahan pemilik dan manajemen ini, dalam literature akuntansi
disebut dengan Agency Theory (teori keagenan).
Ada dua teori dalam good corporate governance yang dapat digunakan untuk
membahas dan menelaah tentang bagaimana mengatur hubungan antara pihak-pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan yang bersagkutan yaitu Stewarship Theory
dan Agency Theory. Secara singkat stewardship Theory dibangun di atas asumsi
filosofis mengenai sifat manusia yakni bahwa manusia pada hakikatnya dapat
dipercaya, mampu bertindak dengan penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan
kejujuran terhadap pihak lain. Inilah yang tersirat dalam hubungan fidusia yang
dikehendaki para pemegang saham. Pemaparan hubungan teori tersebut sejalan
dengan firman Allah SWT dalam Q.S Al-Anfaal ayat 27 yang berbunyi :
تكم ن سول وتخونوا أم وٱلر أیھا ٱلذین ءامنوا ال تخونوا ٱ وأنتم تعلمون ی
Terjemahnya :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan
Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat
yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui“.
Penjelasan atas hal tersebut diperkuat berdasarkan firman Allah SWT dalam
Q.S An-Nisa Ayat 58 yang berbunyi :
ا نعم ت إلى أھلھا وإذا حكمتم بین ٱلناس أن تحكموا بٱلعدل إن ٱ ن ٱألم
ا بصیرایعظكم بھۦ إن ٱ كان سمیع
18
Terjemahnya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yangberhak menerimanya, dan ( menyuruh kamu ) apabila menetapkan hukumdiantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. SesungguhnyaAllah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu SesungguhnyaAllah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”.
Makna dari ayat di atas sejalan dengan Agency Theory dalam hubungannya
dengan mekanisme Good corporate governance yang mendasarkan hubungan
kontrak antar anggota-anggota dalam perusahaan, prinsipal dan agen sebagai pelaku
utama yang harus bertindak dan bekerja secara transparan dan adil agar tercipta
hubungan keagenan dengan nilai akuntabilitas yang tinggi.
Prinsipal merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk
bertindak atas nama prinsipal secara adil dan transparan, sedangkan agen merupakan
pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan perusahaan. Keharusan
berlaku adil dalam penyampaian amanat tersebut didasarkan pada Firman Allah
SWT dalam (Q.S Al-Isra’ ayat 35) sebagai berikut :
لك خیر وأحسن تأویال وأوفوا ٱلكیل إذا كلتم وزنوا بٱلقسطاس ٱلمستقیم ذ
Terjemahnya :
“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan
neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya”.
Perilaku adil yang dimaksud disini adalah bukan mengacu pada pemberian
bagian secara rata menurut jumlahnya tetapi sifat adil yang dimaksudkan dalam hal
ini adalah sampaikan amanat tersebut kepada siapapun yang berhak dan
berkewajiban menerimanya. Sedangkang nilai transparansi dalam pelaporannya
adalah bagaimana tanggung jawab agen dalam penyampaiannya secara terbuka, jujur
19
dan transparan karena segala sesuatu yang menjadi kewajiban kita harus kita
pertanggungjawabkan.
Agen berkewajiban untuk menyampaikan dan mempertanggungjawabkan apa
yang telah diamanatkan oleh prinsipal kepadanya. Hal tersebut sejalan dengan sabda
Rasul SAW yang berbunyi : “Sampaikan ilmu dariku walaupun satu ayat” (Bukhari’
1991:9). Fokus kebijakan yang senada dapat ditemukan pada khutbah Rasul pada
haji wada’: “Hendaknya yang hadir menyampaikan amanat ini kepada yang tidak
hadir” (Ghazali, 2005: 100). Ini menjadi bukti bahwa tradisi penyebaran informasi
tentang perbuatan dan ucapan Nabi merupakan praktek umum sejak awal Islam.
Secara keseluruhan, mekanisme good corporate governance yang baik adalah
yang terintegrasi dengan nilai-nilai islam melalui refleksi sifat-sifat terpuji (sifat-
sifat ke-Nabi-an) yaitu Shiddiq (jujur), Amanah ( dapat dipercaya ), Tabligh
(menyampaikan), dan Fathanah (cerdas). Selain itu Dalam pandangan islam, segala
sesuatu harus di lakukan dengan rapi, benar, tertib, dan teratur. Proses-prosesnya
harus diikuti dengan baik.sesuatu tidak boleh dikerjakan dengan asal-asalan.
Rasulullah saw. Bersabda dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam
Thabrani sebagai berikut :
إن هللا یحب إذاعمل احدكم العمل ان یتقنھ (رواه الطبران
Terjemahnya :
“Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan,
dilakukan secara itqan ( tepat, terarah, jelas, dan tuntas ).” (HR. Thabrani)
20
Berdasarkan hadis tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya
teladan Rasulullah menjadi acuan dalam pelaksanaan praktek bisnis yang transparan
antara agen dan pihak prinsipal yang mendasari mekanisme pelaksanaan good
corporate governance yang transparan dan agen yang tidak mementingkan diri
sendiri (self interest). Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia
memiliki sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan
rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk aversion)
menimbulkan adanya posisi, fungsi, kepentingan, dan latar belakang prinsipal dan
agen yang berbeda dan saling bertolak belakang sehingga dalam praktiknya akan
menimbulkan pertentangan, saling tarik-menarik kepentingan dan pengaruh antara
satu dengan yang lain. Dengan demikian, Agency Theory menganalisis dan mencari
solusi atas dua permasalahan yang muncul dalam hubungan antara para prinsipal
(pemilik/pemegang saham) dan agen, mereka (manajemen puncak). Pada prinsipnya,
kedua teori tersebut menjelaskan bagaimana menyelesaikan konflik kepentingan
antara pihak dan stakeholder dalam kegiatan bisnis yang berdampak merugikan.
Untuk menghindarkan konflik, kerugian, diperlukan prinsip-prinsip dasar
pengelolaan perusahaan yang baik yaitu prinsip good corporate governance untuk
memaksimumkan penciptaan kesejahteraan pihak manajemen perusahaan dan
pemegang saham.
D. Mekanisme Good Corporate Governance
1. Kepemilikan Institusional
Melalui mekanisme kepemilikan institusional, efektivitas pengelolaan sumber
daya perusahaan oleh manajemen dapat diketahui dan informasi yang dihasilkan
melalui reaksi pasar atas pengumuman laba. Kepemilikan institusional dapat diukur
21
dengan menggunakan indikator persentase jumlah saham yang dimiliki pihak
institusional dari jumlah saham perusahaan. Persentase saham tertentu yang dimiliki
oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak
menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen.
Shleifer dan Vishny (1986) dalam Haruman et al (2007) menyatakan bahwa jumlah
pemegang saham besar (large shareholders) mempunyai arti penting dalam
memonitor perilaku manajer dalam perusahaan. Kepemilikan institusional memiliki
kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen dalam proses monitoringsecara
efektif sehingga mengurangi tindakan manajemen dalam melakukan praktik
manajemen laba. Tak jarang kegiatan ini mampu menaikkan harga saham sehingga
mampu meningkatkan nilai perusahaan. Dengan adanya kepemilikan institusional
manajer cenderung berkurang insentifnya untuk memanfaatkan manajemen diskresi
(discretionary management) dalam pelaporan keuangan.
2. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak
manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Midiastuty dan
Machfoedz (2003) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial merupakan salah satu
mekanisme yang dapat diterapkan dalam membatasi perilaku oportunistik manajer
dalam bentuk earnings management. Dari sudut pandang teori akuntansi, manajemen
laba sangat ditentukan oleh motivasi manajer perusahaan. Dengan meningkatkan
kepemilikan saham oleh manajer, diharapkan manajer akan termotivasi untuk
meningkatkan kinerja, Shleifer dan Vishny (1986) dalam Sarnella (2005)
menyatakan bahwa kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya
memiliki insentif untuk memonitor. Secara teoritis ketika kepemilikan manajemen
rendah, maka insentif terhadap kemungkinan terjadinya opportunistic manajer akan
22
meningkat. Permasalahan keagenan diasumsikan akan hilang apabila seorang
manajer adalah juga sekaligus sebagai seorang pemilik. Jansen dan Meckling (1976)
dalam Sarnella (2005) menjelaskan kepemilikan manajemen terhadap saham
perusahaan dipandang dapat menyelesaikan potensi pembedaan kepentingan antara
pemegang saham luar dengan manajemen.
3. Komisaris Independen
Komposisi komisaris independen merupakan salah satu karakteristik yang
berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam
menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan komisaris dapat mempengaruhi
pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu
laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005). Adanya komisaris independen
diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta
tatakelola yang baik di dalam perusahaan. Manfaatnya akan dilihat dari premium
yang bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika
ternyata investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan yang
menerapkan Good corporate governance juga akan lebih tinggi dibanding
perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek Good corporate
governance .
4. Komite Audit
Definisi Komite Audit Menurut Komite Nasional Kebijakan Corporate
Governance mengenai Komite Audit adalah: “Suatu komite yang beranggotakan satu
atau lebih anggota Dewan Komisaris dan dapat meminta kalangan luar dengan
berbagai keahlian, pengalaman, dan kualitas lain yang dibutuhkan untuk mencapai
tujuan Komite Audit”. Menurut Hiro Tugiman (1995, 8), pengertian Komite Audit
adalah sebagai berikut:
23
“Komite Audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang
lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas
khusus atau sejumlah anggota Dewan Komisaris perusahaan klien yang
bertanggungjawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan
independensinya dari manajemen.”
Dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: Kep-103/MBU/2002, pengertian
Komite Audit tidak diterangkan secara gamblang, tetapi pada intinya menyatakan
bahwa Komte Audit adalah suatu badan yang berada dibawah Komisaris yang
sekurang-kurangnya minimal satu orang anggota Komisaris, dan dua orang ahli yang
bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri baik
dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya dan bertanggungjawab langsung
kepada Komisaris atau Dewan Pengawas. Hal tersebut senada dengan Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: Kep-41/PM/2003 yang menyatakan bahwa Komite Audit
adalah komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris dalam rangka membantu
melaksanakan tugas dan fungsinya.
Komite Audit bertugas mewakili dan membantu Dewan Direksi untuk
mengawasi proses pelaporan akuntansi dan keuangan, audit laporan keuangan dan
pengendalian internal, dan fungsi-fungsi audit. Tanggung jawab Komite Audit pada:
a) Persiapan, penyajian, dan integritas laporan keuangan.
b) Prinsip-prinsip pelaporan akuntansi dan keuangan.
c) Pengendalian internal dan prosedur organisasi yang sesuai dengan standar
akuntansi keuangan serta hukum dan peraturan yang berlaku.
E. Nilai Perusahaan ( Firm Value )
24
Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk
memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm) (Salvatore,
2005). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu
perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga
memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama
perusahaan (Euis dan Taswan, 2002). Menurut Husnan (2000) dalam Mulianti (2010)
nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
perusahaan tersebut dijual. Sedangkan menurut Keown (2004) nilai perusahaan
merupakan nilai pasar atas surat berharga hutang dan ekuitas perusahaan yang
beredar.
Nilai perusahaan jika diartikan secara luas tidak hanya dilihat pada nilai nominal
atau segala sesuatu yang terukur dengan uang, akan tetapi banyak hal-hal lain yang
tidak dapat dinominalkan menjadi pertimbangan yang berpengaruh pada baik atau
buruknya nilai perusahaan seperti kualitas sumber daya manusia sebagai pelaksana
tanggung jawab, image atau brand yang baik sebagai nilai tambah, dan struktur
organisasi dan tatanan operasional yang berkesinambungan. Pada penelitian ini nilai
perusahaan diukur dengan rasio Tobin’s Q yang dikembangkan oleh (Chung dan
Pruitt, 1994), (DaDalt et al., 2002), dan (Silveira dan Barros, 2007). Rasio Tobin’s Q
menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa yang akan datang melalui
kebijakan investasinya.
F. Kajian Pustaka
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini maka penulis mencantumkan
beberapa hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti yang
disusun dalam tabel dibawah ini :
25
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NONama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel
Yang diteliti
Hasil
Penelitian
1 Frysa PradithaPurwaningtyas( 2013 )
Analisis PengaruhGood CorporateGovernanceterhadap NilaiPerusahaan( Studi kasusperusahaanmanufaktur diBEI 2007-2009 )
kepemilikaninstitusional,kepemilikanmanajemen ,ukuran dewandireksi, dewankomisarisindependen ,dan komiteaudit
kepemilikaninstitusional,kepemilikanmanajemen danukuran dewan direksiberpengaruh terhadapnilai perusahaan.komisaris independendan komite audit tidakberpengaruh terhadapnilai perusahaan.
2 HamonanganSiallagan danMas’udMachfoedz(2006)
MekanismeCorporateGovernance,KualitasLaba dan NilaiPerusahaan.
CorporateGovernance,KualitasLaba danNilaiPerusahaan.
Kepemilikanmanajerial secaranegatif signifikanterhadap nilaiperusahaan; dewankomisaris dan komiteaudit secara positifsignifikan terhadapnilai perusahaan.
4 Indah Yunita.( 2011 ).
Analisis PengaruhProfitabilitas,Kebijakan Utang,KebijakanDividen, Size,Dan MekanismeGood CorporateGovernanceTerhadap NilaiPerusahaan.
Profitabilitas,KebijakanUtang,KebijakanDividen, Size,DanMekanismeGoodCorporateGovernancedan NilaiPerusahaan
profitabilitas memilikipengaruh positifsignifikan terhadapnilai perusahaan.komisaris independendan kepemilikaninstitusional tidakmempunyaipengaruh signifikanterhadap nilaiperusahaan.
5 PancawatiHardiningsih(2009)
Determinan NilaiPerusahaan
Kepemilikaninstitusional,Manajerial,Kebijakan
Kepemilikaninstitusionalberpengaruh negatifdan signifikan
26
leverage dandividen,Ukuranperusahaan,Nilaiperusahaan,dan kebijakaninvestasi.
terhadap nilaiperusahaan.Kepemiliaknmanajerial dankebijakan dividentidak berpengaruhterhadap nilaiperusahaan.Sedangkan variabellain berpengaruhpositif dan signifikanterhadap nilaiperusahaan.
6 Anugrah(2010)
Analisis PengaruhInstitutionalOwnership,Profitabilitas,SizePerusahaan danKomisarisIndependenterhadap NilaiPerusahaan.
Variabeldependen:nilaiperusahaan.institutionalownership,profitabilitas,sizeperusahaan,dan komisarisindependen
-Institutionalownershipberpengaruh positiftetapi tidaksignifikan terhadapnilai perusahaan.- komisarisindependenberpengaruh positifdan signifikanterhadap nilaiperusahaan.
7 Permanasari(2010)
PengaruhKepemilikanManajemen,KepemilikanInstitusional, danCorporate SocialResponsibilityterhadap NilaiPerusahaan
NilaiPerusahaan,komisarisIndependen,kepemilikanmanajemen,kepemilikaninstitusional,dan CorporateSocialResponsibility(CSR).
Variabel yangmempengaruhi nilaiperusahaan adalahCorporate SocialResponsibility(CSR). Sedangkankepemilikanmanajemen dankepemilikaninstitusional tidakmempengaruhi nilaiperusahaan.
8 Reny DyahRetno M.DeniesPriantinahM.Si., Ak.( 2012 )
Pengaruh GoodCorporateGovernance DanPengungkapanCorporate SocialResponsibility
GoodCorporateGovernance,PengungkapanCorporateSocial
GCG berpengaruhpositif terhadap NilaiPerusahaandengan variabelkontrol Size danLeverage,
27
Terhadap NilaiPerusahaan
Responsibilitydan NilaiPerusahaan
9 Wardoyo,TheodoraMartinaVeronica.( 2013 )
Pengaruh GoodCorporateGovernanceCorporate SocialResponsibilitydan KinerjaKeuanganTerhadap NilaiPerusahaan
Komisarisindepeden,dewankomisaris,ukuran dewandireksi, danjumlahanggotakomite audit,dan nilaiperusahaan.
ukuran dewan direksi,memiliki pengaruhsecara signifikanterhadap nilaiperusahaan, sedangkanukuran dewankomisaris,independensi dewankomisaris, jumlahanggota komite auditdan tidak memilikipengaruh secarasignifikan terhadapnilai perusahaan.
10 Suklimah Ratih( 2011 )
Pengaruh GoodCorporateGovernanceTerhadap NilaiPerusahaanDengan KinerjaKeuanganSebagai VariabelIntervening PadaPerusahaanPeraih The MostTrusted Company– CGPI
GoodCorporateGovernance,NilaiPerusahaan,dan KinerjaKeuangan
Variabel bebas GoodCorporateGovernance - CGPI(X) berpengaruhsecara bebas terhadapkedua variabelintervening dengananalisis path dapatdisimpulkan bahwaGCG dengan proksiCGPI terbukti tidakberpengaruh terhadapROA dan Net ProfitMargin.
11 Ni WayanRustiarini( 2010 )
PengaruhCorporategovernance PadaHubunganCorporate SocialResponsibilityDan NilaiPerusahaan
KepemilikanManajerial,Institusional,DewanKomisarisIndependendan KomiteAudit.
Hasil dari penelitianmenunjukkan bahwaCorporate SocialResponsibility danCorporate governancesecara bersama-samaberpengaruh terhadapNilai Perusahaan.
28
G. Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan
Kepemilikan institusional merupakan bagian dari mekanisme Good Corporate
Governance. Kepemilikan institusional dapat memengaruhi jalannya perusahaan
yang pada akhirnya berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang sebagian besar
pihak institusi terkadang bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri ( self interest )
dimana pihak institusi mengedepankan sifat egoisnya sehingga mengesampingkan
kepentingan pihak lainnya. Pada umumnya, pihak Institusi yang memiliki saham di
sebuah perusahaan ikut memonitoring perusahaan tersebut. Semakin besar
kepemilikan institusional, akan semakin besar pula monitoring mengenai efektifitas
pemanfaatan aktiva perusahaan serta akan dilakukan tindakan pencegahan terhadap
pemborosan yang dilkukan oleh managemen. Hal tersebut menyebabkan pihak
management merasa pekerjaannya terlalu diawasi dan membuatnya tidak nyaman
bekerja sehingga kinerjanya akan menurun yang mengakibatkan nilai perusahaan
juga akan menurun. Berdasarkan penjelasan di atas maka ditariklah hipotesis sebagai
berikut :
( H1 ) : Kepemilikan Institusional berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan
2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai Perusahaan
Jensen dan Meckling (1976) dalam Herawaty (2008) menemukan bahwa
kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah
keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan-kepentingan manajer
dengan pemegang saham. Penelitian mereka menemukan bahwa kepentingan
manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika kepemilikan saham
29
oleh manajer diperbesar, sehingga manajer tidak akan memanipulasi laba untuk
kepentingannya.
Dalam kepemilikan saham yang rendah, maka insentif terhadap kemungkinan
terjadinya perilaku oportunistik manajer akan meningkat Dalam penelitian ini
mengacu pada teori yang ada menyatakan kepemilikan manajerial dapat berfungsi
sebagai mekanisme Corporate governance sehingga dapat mengurangi tindakan
manajer dalam memanipulasi laba sehingga nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini
sejalan dengan penelitian Purwaningtyas ( 2013 ) dengan manunjukkan hasil yang
positif. Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
( H2 ) : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
3. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan
Komposisi komisaris independen merupakan salah satu karakteristik yang
berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam
menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan komisaris dapat mempengaruhi
pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu
laporan laba yang berkualitas (Boediono, 2005). Adanya komisaris independen
diharapkan mampu meningkatkan peran dewan komisaris sehingga tercipta
tatakelola yang baik di dalam perusahaan. Manfaatnya akan dilihat dari premium
yang bersedia dibayar oleh investor atas ekuitas perusahaan (harga pasar). Jika
ternyata investor bersedia membayar lebih mahal, maka nilai pasar perusahaan yang
menerapkan Good Corporate Governance juga akan lebih tinggi dibanding
perusahaan yang tidak menerapkan atau mengungkapkan praktek Good Corporate
Governance .
30
Kama dan Jensen (1983) dalam Ujiyanto dan Pramuka (2006) menyatakan
bahwa non-executive director (komisaris independen) dapat bertindak sebagai
penengah dalam perselisihan yang terjadi di antara para manajer internal dan
mengawasi kebijakan menajemen serta memberikan nasihat kepada menajemen.
Komisaris independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi
monitoring agar tercipta tata kelola perusahaan yang baik dan peningkatan nilai
perusahaan. hal tersebut didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Herianto
( 2013 ) dan Anugrah ( 2010 ) dengan menunjukkan hasil yang positif. Berdasarkan
penjelasan diatas maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
( H3 ) : Komisaris independen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan.
4. Pengaruh Keberadaan Komite Audit terhadap Nilai Perusahaan
Keberadaan komite audit diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengawasan
internal perusahaan serta mampu mengoptimalkan mekanisme check and balance
yang pada akhirnya ditujukan pada perlindungan yang optimum terhadap pemegang
saham dan meyakinkan investor untuk mempercayakan investasinya terhadap
perusahaan tersebut. Komite audit mempunyai peran yang sangat penting dan
strategis dalam hal memelihara kredibilitas proses penyusunan laporan keuangan
seperti halnya menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang memadai
serta dilaksanakannya Good Corporate Governance. Dengan berjalannya fungsi
komite audit secara efektif maka control terhadap perusahaan akan lebih baik
sehingga konflik keagenan yang terjadi akibat keinginan manajemen untuk
meningkatkan kesejahteraannya sendiri dapat diminimalisasi ( Rachmawati 2007 ).
Komite audit juga berperan sebagai penengah apabila terjadi selisi pendapat
antara manajemen dengen auditor mengenai interpretasi dan penerapan prinsip
31
akuntansi yang berlaku umum untuk mencapai keseimbangan akhir sehingga laporan
lebih akurat. Dengan demikian keberadaan komite audit secara tidak langsung
memberikan kontribusi terhadap peningkatan nilai perusahaan dimata investor atau
pemegang saham. Hal tersebut sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Anugrah ( 2010 ), Machfoedz ( 2006 ) dan Herianto ( 2013 ) dengan
menunjukkan hasil yang positif. Berdasarkan penjelasan tersebut maka ditarik
hipotesis sebagai berikut :
( H4 ) : Keberadaan komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
H. Kerangka Konseptual
Berdasarkan telaah pustaka dan tinjauan teoretis serta penelitian terdahulu,
maka penulis menggunakan kerangka konseptual untuk membantu dalam memahami
penelitian ini. Adapun kerangka konseptual yang digunakan adalah sebagai berikut :
32
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Sumber : Dikembangkan oleh penulis
KepemilikanInstitusional
( X1 )
Data Publikasi PerusahaanJakarta Islamic Index
MekanismeGood Corporte Governance
KomiteAudit( X4 )
KepemilikanManajerial
( X2 )
KomisarisIndependen
( X3 )
Agency Theory
Nilai Perusahaan( y )
Hasil dan Interpretasi
33
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai ruang lingkup penelitian, waktu dan
penelitian, jenis penelitian, sumber data penelitian, metode pengumpulan data,
metode analisis data dan uji asumsi klasik. Secara lebih rinci akan dijelaskan sebagai
berikut :
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peranan sifat elemen
struktur Good Corporate Governance di Indonesia terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ). Hipotesis penelitian dikembangkan
berdasarkan teori-teori yang selanjutnya diuji berdasarkan data yang dikumpulkan.
Penelitian ini juga bertujuan untuk membuktikan apakah struktur Good corporate
governance dalam hal kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris
Independen , dan komite audit berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ).
B. Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan - perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ) tahun 2013 dan 2014. Sampel ditetapkan
dengan menggunakan metode purposive sampling yakni teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan atau kriteria tertentu. Kriteria sampel meliputi hal-hal sebagai
berikut :
a) Perusahaan – perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII )
selama periode penelitian.
34
b) Perusahaan yang dijadikan sebagai sampel adalah perusahaan yang telah
menerbitkan laporan keuangannya untuk pelaporan tahun 2013 dan 2104.
c) Perusahaan – perusahaan yang memenuhi semua kelengkapan kepentingan
penelitian dengan menginformasikan secara lengkap mulai dari
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen
dan komite audit selama periode penelitian.
d) Perusahaan – perusahaan yang tidak memenuhi informasi secara lengkap
tidak dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini.
C. Jenis dan sumber Data Penelitian
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa
data kuantitatif, yaitu data yang diukur dalam suatu skala numerik. Penelitian ini
menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan-
perusahaan yang terdaftra di Jakarta Islamic Index ( JII ) tahun 2013 dan 2014. Data
yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan berupa catatan atas laporan
keuangan dengan menginformasikan porsi kepemilikan Institusional,
kepemilikan manajerial, komisaris independen dan Komite audit. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dari website
Jakarta Islamic Index (www.idx.co.id) dan Indonesia Capital Market Directory
(ICMD) dan Kantor informasi bursa saham di Makassar.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini maka peneliti
mengumpulkan data dengan cara sebagai berikut :
a) Penelitian ini menggunakan metode observasi di mana data dikumpulkan
dengan mengamati laporan keuangan perusahaan – perusahaan yang
terdaftra di Jakarta Islamic Index ( JII ) tahun 2013-2014.
35
b) Penelitian ini juga menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan cara
mengumpulkan literatur yang berhubungan dengan penyusunan skripsi dan
jurnal ilmiah dengan topik yang sama serta untuk mendapatkan landasan
teori dan teknik analisa dalam memecahkan masalah.
E. Definisi Operasional Variabel
Ada dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Variabel - variabel
tersebut terdiri dari variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional , kepemilikan manajerial ,
proporsi komisaris independen , dan keberadaan komite audit. sedangkan variabel
dependen yang dimaksud adalah nilai perusahaan. Adapun definisi operasional yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau memengaruhi
variabel lain ( dependen ). Variabel Independen dalam penelitian ini adalah
mekanisme Good Corporate Governance denagn penjelasan sebagai berikut :
1) Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional ditunjukkan dengan tingginya persentase saham
perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi. Yang dimaksud dengan pihak institusi
dalam hal ini yaitu berupa masyarakat (LSM), pemerintah maupun perusahaan
swasta. Menurut Rosma (2007) dengan status kepemilikan ini, akan timbul anggapan
bahwa pihak institusi pemilik akan memberi perhatian lebih terhadap pengelolan
perusahaan, dan hal ini akan berpengaruh positif bagi perusahaan tersebut, baik dari
segi peningkatan nilai perusahaan maupun peningkatan kinerja usaha. Kepemilikan
institusional diproksi dengan menggunakan proporsi jumlah saham yang dimiliki
oleh institusi, seperti pemerintah, institusi keuangan, institusi berbadan hukum,
36
institusi luar negeri, dana perwalian, serta institusi lainnya pada akhir tahun. Dengan
demikian, kepemilikan institusional diproksikan sebagai berikut :
2) Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak
manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Indikator yang
digunakan untuk mengukur kepemilikan manajerial adalah persentase jumlah saham
yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar.
Denag demikian kepemilikan manajerial diproksikan sebagai berikut :
3) Komisarin Independen
Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi
dengan manajemen, anggota dewan komisaris lainnya dan pemegang saham
pengendali, bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat
mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau bertindak semata-
mata sesuai kepentingan perusahaan. Proporsi komisaris independen adalah
persentase jumlah komisaris independen dibagi total jumlah anggota dewan
komisaris. Rumus perhitungan proporsi komisaris independen adalah:
37
4) Komite Audit
Komite audit merupakan sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai
penghubung antara dewan direksi dan audit eksternal, internal auditor serta anggota
independen. Komite audit ditugaskan untuk memberikan pengawasan pada auditor
perusahaan internal dan eksternal. Keberadaan komite audit merupakan variabel
dummy dengan kriteria yaitu perusahaan yang memiliki komite audit dengan anggota
yang seluruhnya berlatarbelakang akuntan akan mendapat nilai 1 sedangkan yang
tidak memenuhi kriteria akan mendapat nilai 0.
2. Variabel Dependen
Variabel Dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh
variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin’s Q yang dikembangkan oleh (Chung
dan Pruitt, 1994), (DaDalt et al., 2002), dan (Silveira dan Barros, 2007). Rasio
Tobin’s Q menunjukkan kesempatan bertumbuh perusahaan di masa yang akan
datang melalui kebijakan investasinya. Tobin’s Q dihitung dengan rumus:
Keterangan :
MVE : Harga penutupan saham akhir tahun buku ( X ) Jumlah saham biasa
yang beredar
DEBT : Nilai total kewajiban
T.A : Nilai total Asset
38
F. Metode Analisis Data
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang memberikan gambaran/deskripsi suatu
data yang dilihat dari rata-rata (mean), standart deviasi, varian, maximum, minimum,
sum, range, kurtosis dan skewnes (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2005). Statistik
deskriptif mendeskripsikan data menjadi informasi yang lebih jelas dan lebih
dipahami. Penelitian ini menggunakan varibel dependen berupa struktur good
corporate governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan
manajerial, komisarin independen, dan komite audit. Sedangkan variabel independen
yang digunakan adalah nilai perusahaan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi
laporan keuangan dari laporan tahunan perusahaan. Proses penentuan sampel
dengan menggunakan purposive sampling method. Jumlah populasi adalah 30
perusahaan yang terdaftar di jakarta Islamic Index ( JII ) selama periode penelitian,
dan setelah populasi disaring dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan oleh
penulis, maka diperolehlah sampel sebanyak 23 Perusahaan.
Analisis statistik deskriptif menunjukkan nilai minimum,nilai maksimum,nilai
mean (rata-rata) dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Nilai minimum
menunjukkan nilai terendah untuk setiap variabel, sedangkan nilai maksimum
merupakan nilai tertinggi untuk setiap variabel dalam penelitian. Nilai mean
merupakan rata-rata dari setiap variabel yang diteliti. Standar deviasi merupakan
sebaran data yang digunakan dalam penelitian yang mencerminkan data tersebut
heterogen atau homogen yang sifatnya fluktuatif.
39
2. Uji Asumsi Klasik
Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan setelah model penelitian ini
memenuhi syarat-syarat yaitu lolos uji asumsi klasik. Syarat-syarat yang harus
dipenuhi adalah data terdistribusikan secara normal, serta tidak terjadi
heteroskedasdisitas, autokorelasi, dan multikolinearitas.
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel
dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Ada dua cara untuk mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Karena analisis grafik dapat
menyesatkan, maka dipilih uji statistik Kolmogorov-Smirnov dengan melihat tingkat
signifikansinya. Uji ini dilakukan sebelum data diolah. Pendeteksian normalitas data
apakah terdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Residual dinyatakan terdistribusi normal jika nilai signifikansi
Kolmogorov-Smirnov > 0,05.
2) Uji heteroskedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model
regresi yang baik adalah Homokedastisitas atau tidak terjadi Heterokedastisitas.
Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat menggunakan
grafik scatterplot dengan melihat apakah ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur, maka mengidentifikasikan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas
40
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model
regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
3) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan
pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson dan uji
Run-Test. Pengambilan keputusan dengan menggunakan uji Durbin-Watson dapat
dilihat melalui tabel autokorelasi berikut ini :
Tabel 3.1
Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada korelasi positif Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada korelasi positif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 - dl
Tidak ada autokorelasi positif atau negetif Tidak ditolak du < d < 4 - du
Sumber: Ghozali, 2009.
41
Jika hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan, maka pengujian
dilakukan dengan menggunakan uji Run-Test dengan melihat hasil Asymp. Sig. (2-
tailed). Jika hasil Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi bebas autokorelasi.
4) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas menunjukkan bahwa antara variabel independen
mempunyai hubungan langsung (berkorelasi) yang sangat kuat. Multikolinearitas
terjadi jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 10 atau nilai
tolerance lebih kecil 0,10 . Konsekuensi dari multikolinearitas akan menyebabkan
koefisien regresi nilainya kecil, standart error regresi nilainya besar sehingga
pengujian individunya menjadi tidak signifikan. Ciri adanya multikolinearitas adalah
R² tinggi, F-test signifikan namun t-testnya banyak yang tidak signifikan.
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antarvariabel bebas (independen) (Ghozali, 2009). Untuk menguji
multikolonieritas dilakukan dengan cara melihat nilai VIF masing-masing variabel
independen, jika VIF < 10 dan atau nilai tolerance > 0,10, maka dapat disimpulkan
data bebas dari gejala multikolonieritas.
G. Analisis Regresi Linear Berganda
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini yaitu pengaruh mekanisme Good
Corporate Governance yang terbagi dalam 4 proksi yaitu kepemilikan institusional ,
kepemilikan manajerial, komisaris independen, dan keberadaan komite audit terhadap
nilai perusahaan. Model yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel-variabel
secara spesifik terhadap nilai perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dalam
persamaan regresi di bawah ini :
42
Y = α + b1 INST + b2 MAN + b3 KOM_IND + b4 KA + e
Keterangan :
Y = Nilai Perusahaan
α = konstanta
b1, b2, b3, b4, = koefisien regresi
INST = Kepemilikan Institusional
MAN = Kepemilikan Manajerial
KOM_IND = Komisaris Independen
D_KOM = Proksi Komite Audit ( Dummy )
e = error term
Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-
variabel independen terhadap variabel dependen.
H. Uji Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan uji signifikansi parameter individual
untuk mengengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen secara parsial. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan
perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien regresi dengan t tabel sesuai
dengan tingkat signifikansi yang digunakan. jika t hitung lebih besar dari t tabel,
maka variabel independen secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen,
dan begitupun Sebaliknya. Untuk menilai tingkat signifikansi (α) pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen maka penulis menggunakan kriteria yang
bersumber dari Indriantoro ( 2006 ) dengan klasifikasi sebagai berikut :
α > 0,05 = Tidak berpengaruh signifikan
α < 0,05 = Berpengaruh signifikan
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. PT. Astra Agro Lestari Tbk.
PT. Astra Agro Lestari Tbk didirikan dengan nama PT. Suryaraya Cakrawala
berdasarkan Akta Notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 12 tanggal 3
Oktober 1988, yang kemudian berubah menjadi PT Astra Agro Niaga berdasarkan
Akta perubahan No. 9 tanggal 4 Agustus 1989 dari notaris yang sama. Pada tanggal
30 Juni 1997, Perusahaan melakukan penggabungan usaha dengan PT Suryaraya
Bahtera melalui perjanjian penggabungan usaha yang diaktakan dengan Akta Notaris
Benny Kristianto, S.H., No. 126 tanggal 19 Juni 1997 beserta perubahannya No. 176
tanggal 30 Juni 1997. Penggabungan usaha ini dicatat dengan metode penyatuan
kepemilikan (pooling of interest). Setelah penggabungan usaha ini, nama Perusahaan
diubah menjadi PT Astra Agro Lestari yang ruang lingkup kegiatan Perusahaan
adalah perkebunan, perdagangan umum, perindustrian, pengangkutan, konsultan dan
jasa. Diaktakan dengan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 136 tanggal 23
Juni 1997 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C2-5992.HT.01.04.TH.97 tanggal 2 Juli 1997 dan diumumkan dalam
Lembara Berita Negara Republik Indonesia No. 95 tanggal 27 Nopember 1997,
Tambahan No. 5616 dan Perusahaan telah mencatatkan seluruh sahamnya di Bursa
Efek Indonesia.
2. PT. Adaro Energy Tbk.
PT Adaro Energy Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris
Sukawaty Sumadi, S.H., Notaris di Jakarta, No. 25, tertanggal 28 Juli 2004. Akta
pendirian Perusahaan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.
44
59, tertanggal 25 Juli 2006, Tambahan Berita Negara No. 8036 dan telah disetujui
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C-21493
HT.01.01.TH.2004 tertanggal 26 Agustus 2004. Anggaran Dasar Perusahaan telah
diubah beberapa kali dengan perubahan terakhir berdasarkan Akta Notaris Humberg
Lie, S.H., S.E., M.Kn., No. 65 tertanggal 31 Oktober 2008 untuk menyesuaikan
Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (“Bapepam-LK”) No. IX.J.1 tertanggal 14 Mei 2008 tentang
Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang Melakukan Penawaran Umum Efek
Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Perubahan Anggaran Dasar ini telah
diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan
Surat Keputusan No. AHU-AH.01.10-24501, tertanggal 1 Desember 2008 dan No.
AHU-AH.01.10-24502, tertanggal 1 Desember 2008.
3. PT. AKR Corporindo Tbk.
PT AKR Corporindo Tbk ("Perusahaan") didirikan di Surabaya berdasarkan
Akta Notaris Sastra Kosasih, S.H., No. 46 tanggal 28 November 1977 yang diubah
dengan Akta Notaris No. 26 oleh notaris yang sama tanggal 12 April 1978. Akta
pendirian dan perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/151/7 tanggal 14 Juni 1978,
diumumkan dalam lembaran Berita Negara No. 101 Tambahan No. 741 tanggal 19
Desember 1978. Pada tahun 2004, Perusahaan mengganti namanya dari PT Aneka
Kimia Raya Tbk. menjadi PT. AKR Corporindo Tbk. Perusahaan saat ini bergerak
dalam bidang distribusi produk bahan bakar minyak (BBM) ke pasar industri,
distribusi dan perdagangan bahan kimia (seperti caustic soda, sodium sulfat, PVC
resin dan soda ash) yang digunakan oleh berbagai industri di Indonesia.
45
4. PT. Astra International Tbk.
PT. Astra Internarional Tbk didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT. Astra
International Incorporated. Pada tahun 1990, perseroan mengubah namanya menjadi
PT. Astra International Tbk. Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan
kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No. 8, Sunter II, Jakarta. Ruang lingkup
perusahaan sesuai dengan anggaran dasarnya adalah perdagangan umum,
perindustrian, jasa pertambangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan, dan jasa
konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak, pengendalian bersama entitas
dan entitas asosiasi meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut
suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat berat, pertambangan dan kjasa
terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur dan teknologi
informasi.
5. PT. Alam Sutera Realty Tbk.
PT Alam Sutera Realty Tbk. (selanjutnya disebut Perusahaan) didirikan
berdasarkan akta notaris Ny. Erly Soehandjojo SH., No. 15 tanggal 3 November
1993. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
berdasarkan akta No. 256 tanggal 10 November 1997 oleh Erly Soehandjojo SH.,
notaris di Jakarta. Perubahan anggaran dasar ini telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-4967.HT.01.04-
TH.1998 tanggal 12 Mei 1998. Berdasarkan akta No. 111 tanggal 23 Agustus 2007
yang dibuat oleh notaries Misahardi Wilamarta SH., Perusahaan mengubah nama
dari PT Adhihutama Manunggal menjadi PT Alam Sutera Realty, dan telah
mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dengan surat keputusan No. W7.09419.HT.01.04-TH.2007 tanggal 27
46
Agustus 2007. Maksud dan tujuan didirikan Perusahaan adalah berusaha dalam
bidang pembangunan dan pengelolaan perumahan.
6. PT. Global Mediacom Tbk.
PT. Global Mediacom Tbk (Perusahaan) didirikan di Jakarta berdasarkan akta
No. 60 tanggal 30 Juni 1981 dan diubah dengan akta No. 81 tanggal 29 Januari 1982
keduanya dari Lukman Kirana, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian Perusahaan
telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dalam Surat Keputusan No. Y.A. 5/84/22 tanggal 22 Mei 1982 serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 54 tanggal 5 Juli 1985, Tambahan No.
912. Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah di bidang perindustrian, pertambangan, pengangkutan, pertanian,
telekomunikasi, real estate, arsitektur, pembangunan (developer), percetakan, jasa
dan perdagangan, media dan investasi. Perusahaan beroperasi secara komersil mulai
tahun 1982. Pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013, jumlah karyawan Perusahaan
dan entitas anak (“Grup”) masing-masing sebanyak 10.830 dan 9.614 karyawan.
7. PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
PT Bumi Serpong Damai Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 16 Januari
1984 berdasarkan Akta No. 50 dari Benny Kristianto, S.H., notaris di Jakarta. Akta
pendirian Perusahaan tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik
Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-5710.HT.01-01.TH.85 tanggal 10
September 1985. Anggaran Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami
perubahan, terakhir dengan Akta No. 28 tanggal 28 Desember 2010 dari Charlon
Situmeang, Sarjana Hukum, sebagai pengganti dari P. Sutrisno A. Tampubolon,
S.H., M.Kn., notaris di Jakarta, Perubahan ini telah mendapat persetujuan dari
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Keputusan No. AHU-
47
03029.AH.01.02. Tahun 2011 tanggal 19 Januari 2011 dan diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 57 tanggal 17 Juli 2012. Sesuai dengan pasal 3
Anggaran Dasar, maksud dan tujuan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang real
estat.
8. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Didirikan di Indonesia dalam rangka
Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967 Berdasarkan akta
notaries Drs. Gde Ngurah Rai, S.H., No.6 tanggal 7 januari 1972. Akta pendirian
tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. YA-5/197/21 tanggal 8 Juni 1973 dan telah diumumkan dalam Berita
Negara No. 65, Tambahan No. 573 tanggal 14 Agustus 1973. Akta anggaran terakhir
adalah akta Notaris Fathiah Helmi, S.H., No. 42 tanggal 28 Agustus 2014
sehubungan dengan perubahan susunan Dewan Komisaris dan Direksi perusahaan.
Perubahan Anggaran Dasar terkini ini telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-
28622.40.22.2014 tanbggal 9 September 2014. Kegiatan perusahaan sesuai dengan
anggaran dasar adalah industri makanan ternak, pembibitan dan budidaya ayam ras
serta pengolahannya, industry pengolahan makanan, pengawetan daging ayam dan
sapi termasuk unit cold strorage.menjual makanan ternak, makanan, daging ayam
dan sapi bahan-bahan asal hewan di wilayah Indonesia maupun luar negeri dengan
sejkauh diizinkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Didirikan pada tanggal 2 September
2009 berdasarkan Akta Notaris Herdimansyah Chaidirsyah, S.H. No. 25. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia pada tanggal 30
48
September 2009 dalam Surat Keputusan No. AHU-46861.AH.01.01 Tahun 2009 dan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 69 Tambahan No. 15189
tanggal 27 Agustus 2010. Perubahan terakhir Anggaran Dasar dimuat dalam Akta
Notaris No. 28 dibuat di hadapan notaris Benny Kristianto, S.H. tanggal 10 juni
2010dan telah disetujui oleh Menteri nHukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-32181.AH.01.02. Tahun 2010
tanggal 24 Juni 2010 yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 57 Tambahan No. 19998 tanggal 19 Juli 2011. Ruang lingkup
perusahaan antara lain adalah produjsi mi dan bumbu penyedap, makanan kuliner,
biskuit, makanan ringan dan makanan khusus, kemasan, perdagangan, transportasi,
pergudangan pendinginan, jasa manajemen serta penelitian dan pengembangan.
10. PT. Vale Indonesia Tbk.
PT. Vale Indonesia Tbk. ( Persero ) didirikan pada tanggal 25 Juli 1968 dengan
akta No. 49 tanggal 25 Juli 1968, yang dibuat du hadapan Eliza Pondaag, Notaris
Publik di Jakrta. Anggaran dasar perseroan disetujui oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam Surat Kepoutusan No. J.A.5/59/18 Tanggal 26 Juli 1968
dan di umumkan dalam Tambahan No. 93, Berita Negara Republik Indonesia No. 62
Tanggal 2 Agustus 1968. Anggaran dasar perseroan telah beberapa kali berubah,
yang terakhir di ubah dengan akta No. 75 tanggal 27 September 2011, yang dibuat di
hadapan Poerbaningsih Adi Warsito S.H., Notaris di Jakarta tentang perubahan
anggaran dasar perseroan yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa. Pada tanggal 27 September 2011. Perubahan ini telah memperoleh
persetujuan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. AHU-48198.AH.01.02. Thun 2011 tanggal 4 oktober
49
2011. Perusahaan bergerak dalam bidang proyek nikel dan mineral-mineral tertentu
lainnya di daerah yang telah di tentukan di Sulawesi selatan.
11. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Perusahaan) didirikan di Republik
Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1990 dengan nama PT Panganjaya Intikusuma,
berdasarkan Akta Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 228. Akta pendirian ini
disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.
C2 2915.HT.01.01.Th’91 tanggal 12 Juli 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 12 Tambahan No. 611 tanggal 11 Februari 1992. Anggaran
Dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir
dimuat dalam Akta Notaris Benny Kristianto, S.H. No. 47 tanggal 26 Mei 2009
mengenai perubahan masa jabatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris dan telah
diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar
No. AHU-AH.01.10-07948 tanggal 15 Juni 2009, dan diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 74 Tambahan No. 739 tanggal 15 September 2009.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan antara lain terdiri dari mendirikan dan
menjalankan industri makanan olahan, bumbu penyedap, minuman ringan, kemasan,
minyak goreng, penggilingan biji gandum dan pembuatan tekstil karung terigu.
12. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Didirikan di Indonesia pada tanggal 16
Januari 1985 berdasarkan akta Notaris Ridwan Suselo S.H No. 227. Akta pendirian
tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. C2-2876HT.01.01.Th.85 tanggal 17 Mei 1985, dan diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 57, Tambahan No. 946 Tanggal 16 Juli
50
1985. Anggaran dasar perusahaan telah beberapa kali berubah, terakhir dengan Akta
Notaris Deni Thanur, S.E., S.H. M.Kn. No. 23 tanggal 21 Mei 2012 antara lain
mengenai perubahan tugas dan wewenanganggota direksi perusahaan. Perubahaan
tersebut telah irektorat Jenderal Administrasi Hukum Umum No. AHU-AH.01.10-
21089 tanggal 12 Juni 2012. Sesuai pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang
lingkup perusahaan, ruang lingkup kegiatan perusahaan, antara lain, pabrikasi semen
dan bahan-bahan bangunan ,pertambangan ,konstruksi dan perdagangan.
13. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (“Perusahaan”) didirikan dengan Akta
Notaris Benny Kristianto, S.H., No. 13 tertanggal 2 September 1987 yang disetujui
oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-
640.HT.01.01.TH’89 tertanggal 20 Januari 1989. Anggaran Dasar Perusahaan telah
mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan terakhir
dilakukan berdasarkan Akta Notaris Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, S.H.,
notaris di Jakarta, No. 30 tertanggal 11 Mei 2009 dan No. 24 tertanggal 14 Agustus
2009 terkait dengan penyesuaian Anggaran Dasar Perusahaan dengan Peraturan
IX.J.1 lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. 179/BL/2008 tanggal 14 Mei
2008. Perubahan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-
41810.AH.01.02.Tahun 2009 tertanggal 27 Agustus 2009. Berdasarkan Akta Notaris
Popie Savitri Martosuhardjo Pharmanto, SH., No.21 tertanggal 5 April 2013 yang
disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam
Surat Keputusan No.AHU-20268.AH.01.01.Tahun 2013 tertanggal 16 April 2013,
Perusahaan mendirikan entitas anak baru yang bernama PT ITM Indonesia. Bidang
usaha utama entitas ini adalah perdagangan batu bara.
51
14. PT. Kalbe Farma Tbk.
PT Kalbe Farma Tbk. (“Perusahaan”) didirikan di Negara Republik Indonesia,
dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968
yang telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1970, berdasarkan Akta
Notaris Raden Imam Soesetyo Prawirokoesoemo No. 3 pada tanggal 10 September
1966. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. J.A.5/72/23 tanggal 12 September 1967 dan
diumumkan dalam Tambahan No. 234, Berita Negara Republik Indonesia No. 102
pada tanggal 22 Desember 1967.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir
dengan Akta Notaris DR. Irawan Soerodjo, S.H., Msi., No. 120, tanggal 14 Mei
2014, mengenai perubahan susunan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi
Perusahaan. Perubahan terakhir ini telah dicatatkan pada Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia melalui surat keputusan No. AHU-
13170.40.22.2014 tanggal 12 Juni 2014. Seperti yang dinyatakan dalam anggaran
dasarnya, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi, antara lain usaha dalam
bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, Perusahaan terutama bergerak
dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi termasuk
obat dan produk konsumsi kesehatan.
15. PT. Lippo Karawaci Tbk.
PT Lippo Karawaci Tbk (Perusahaan) didirikan dengan nama PT Tunggal
Reksakencana pada tangga 15 Oktober 1990 berdasarkan Akta Pendirian No. 233
yang dibuat di hadapan Misahardi Wilamarta, S.H., Notaris di Jakarta. Akta
pendirian ini disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusannya No. C2-6974.HT.01.01.TH.91 tanggal 22 Nopember 1991 serta
52
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 62, Tambahan No. 3593
tanggal 4 Agustus 1992.
Anggaran dasar Perusahaan telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Akta
Pernyataan Sebagian Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 34
tanggal 19 Juli 2013 yang dibuat di hadapan Sriwi Bawana Nawaksari, S.H., M.Kn.,
Notaris di Kabupaten Tangerang, mengenai persetujuan untuk mengubah dan
menyusun kembali pasal 12 ayat 2, 3 dan 5, pasal 14 ayat 15, pasal 17 ayat 3, pasal
19 ayat 2 dan pasal 21 ayat 9 Anggaran dasar Perusahaan. Perubahan ini telah dicatat
oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan suratnya
No.AHU-AH.01.10.32306 tanggal 1 Agustus 2013. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran
dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan adalah dalam bidang
real estat dan pengembangan perkotaan dan sejenisnya.
16. PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk.
PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (“Perusahaan”)
didirikan di Republik Indonesia berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 93
tanggal 18 Desember 1962 yang diubah dengan Akta No. 20 tanggal 9 September
1963. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. J.A5/121/20 tanggal 14 September 1963 dan
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8 Oktober
1963, Tambahan No. 531. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa
kali perubahan, terakhir berdasarkan Akta Notaris Pahala Sutrisno Amijoyo
Tampubolon, S.H., M.Kn., No. 9 tanggal 10 Mei 2012 mengenai perubahan tugas
dan wewenang Direksi Perusahaan. Perubahan ini telah diterima oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat No. AHU-
AH.01.10-17966 tanggal 16 Mei 2012, didaftarkan dalam Daftar Perseroan No.
53
AHU-0044755.AH.01.09.Tahun 2012 tanggal 16 Mei 2012 dan diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 96 tanggal 29 November 2013, Tambahan No.
6884/L. Produk utama adalah minyak kelapa sawit dan karet, serta kakao, teh, dan
benih dalam kuantitas yang lebih kecil.
17. PT. Media Nusantara Citra Tbk.
PT. Media Nusantara Citra Tbk (Perusahaan) didirikan berdasarkan Akta No.
48 tanggal 17 Juni 1997 dari H. Parlindungan L. Tobing, SH, notaris di Jakarta. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Hukum dan Perundangundangan Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-15092.HT.01.01.TH2000 tanggal 25 Juli
2000 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 23 tanggal
19 Maret 2002, Tambahan No. 2780. Anggaran Dasar Perusahaan mengalami
beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No. 117 tanggal 15 Mei 2008 dari
Sutjipto, S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan
untuk disesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-
19615.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 8 Mei 2009 serta diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia No. 86 tanggal 27 Oktober 2009, Tambahan No. 26292.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan
Perusahaan adalah berusaha dalam bidang perdagangan umum, pembangunan,
perindustrian, pertanian, pengangkutan, percetakan, multimedia melalui perangkat
satelit dan perangkat telekomunikasi lainnya, jasa dan investasi.
18. PT. Matahari Putra Prima Tbk.
PT Matahari Putra Prima Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Negara Republik
Indonesia pada tanggal 11 Maret 1986 berdasarkan akta notaris Budiarti Karnadi,
54
S.H. No. 30 tanggal 11 Maret 1986 dan telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Kutipan dari Daftar Keputusan
Menteri Kehakiman tertanggal 26 Juli 1986 No.C2-5238.HT.01-01.Th.86, akta mana
telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10
September 1991 , Tambahan Berita Negara Republik Indonesia No. 2954. Akta
tersebut telah mengalami beberapa kali perubahan dan telah disesuaikan berdasarkan
Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas sebagaimana termuat
pada akta Pernyataan Keputusan Rapat (“PKR”) No.39 tanggal 8 Agustus 2008 yang
dibuat oleh notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., sebagaimana telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
(“Menkumham”) dalam Surat Keputusan No. AHU-88903.AH.01.02.Tahun 2008
tanggal 21 Nopember 2008 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia
No. 13 tanggal 13 Pebruari 2009 dan Tambahan Berita Negara No. 4395. Anggaran
dasar telah beberapa kali diubah, terakhir dengan akta Pernyataan Keputusan Rapat
yang dibuat oleh oleh notaris Ir. Nanette Cahyanie Handari Adi Warsito, S.H., No.65
tanggal 29 April 2014. Perubahan tersebut telah diterima oleh Menkumham melalui
surat penerimaan pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-
01574.40.21.2014, dan AHU- 05979.40.22.2014 tanggal 29 April 2014. Perusahaan
melakukan kegiatan utama usaha yaitu jaringan toko swalayan yang menyediakan
berbagai macam barang seperti untuk kebutuhan sehari-hari.
19. PT. Siloam International Hospitals Tbk.
PT Siloam International Hospitals Tbk ("Perusahaan") didirikan dengan nama
PT Sentralindo Wirasta pada tanggal 3 Agustus 1996 berdasarkan Akta Pendirian
No. 3 yang dibuat di hadapan Myra Yuwono, S.H., Notaris di Sukabumi. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
55
Keputusannya No. C2-8639.HT.01.01.TH.96, tanggal 27 Agustus 1996 serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97, Tambahan No. 9518
pada tanggal 3 Desember 1996. Anggaran dasar Perusahaan telah diubah beberapa
kali, terakhir berdasarkan Akta Notaris No. 2 tanggal 2 Mei 2014 yang dibuat di
hadapan Nurlani Yusup, S.H., M.Kn., Notaris di Kabupaten Tangerang, tentang
perubahan anggaran Dasar Perusahaan salah satunya mengenai maksud dan tujuan
Perusahaan, yang telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum & Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan Keputusannya No. AHU-02247.40.20.2014
tertanggal 5 Mei 2014 dan Pemberitahuan Perubahan
Anggaran Dasarnya telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dengan suratnya No. AHU-01691.40.21.2014
tertanggal 5 Mei 2014. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang
lingkup kegiatan utama Perusahaan adalah dalam bidang jasa kesehatan, termasuk
mendirikan dan mengelola rumah sakit, poliklinik, sarana dan pra sarana penunjang
kesehatan, menyelenggarakan pelayanan dan penyelenggaraan kesehatan serta
menyelenggarakan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat.
20. PT. Summarecon Agung Tbk.
PT. Summarecon Agung Tbk. Didirikan sesuai dengan Undang-Undang
penanaman modal dalam negeri berdasarkan akta Notaris Ridwan Suselo, S.H No.
308 tanggal 26 November 1975. Anggaran dasar perusahaan telah diterima dan
dicatat oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. YA 5/344/6 tanggal 12
Juli 1977 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 79,
Tambahan No. 597 tanggal 4 Oktober 1977. Anggaran dasar perusahaan telah
beberapa kali berubah, terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, S.H No. 51
tanggal 24 Juli 2013, menganai pembagian saham bonus perubahan terakhir tersebut
56
telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-AH.01.010-32548. Tanggal 2 Agustus
2013. Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan
perusahaan bergerak dalam bidang pembangunan dalam bidang real estate beserta
sarana penunjangnya serta menjalankan usaha dalam bidang jasa dan perdagangan.
Saat ini, ruang lingkup bisnis perusahaan bergerak dibidang penjualan
ataupenyewaan real estate, pusat perbelanjaan, fasilitas perkantoran beserta saran
penunjangnya.
21. PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (“Perseroan”) didirikan di Jakarta,
berdasarkan Akta No. 51 tanggal 22 November 1995 dari Notaris Enimarya Agoes
Suwarko, S.H. Akta pendirian Perseroan telah memperoleh pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
C2 8176.HT.01.01.TH.96 tanggal 26 Juli 1996, serta selanjutnya diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 839, Tambahan No. 36 tanggal 22 Februari
2011. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan,
perubahan terakhir berdasarkan Akta No. 2 tanggal 17 September 2013 dari Notaris
Dedy Syamri, S.H. tentang amandemen ruang lingkup kegiatan Perseroan.
Perubahan ini telah memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-54423.AH.01.02.Tahun 2013 tanggal 25
Oktober 2013, dan sedang dalam proses untuk diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup
kegiatan Perseroan adalah pertanian, perdagangan, dan industri.
57
22. PT. United Tractors Tbk.
PT United Tractors Tbk (“Perseroan”) didirikan di Indonesia pada tanggal 13
Oktober 1972 dengan nama PT Inter Astra Motor Works, berdasarkan Akta
Pendirian No. 69, oleh Djojo Muljadi, S.H. Akta Pendirian tersebut disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/34/8
tanggal 6 Pebruari 1973 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 31,
Tambahan No. 281 tanggal 17 April 1973. Anggaran Dasa Perseroan telah
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perubahan terakhir terkait dengan berita
acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2012 yang dibuat dengan Akta
Notaris No. 104 tanggal 22 April 2013 oleh Aryati Artisari, S.H., M.Kn.. Ruang
lingkup kegiatan utama Perseroan dan entitas anak (bersama-sama disebut “Grup”)
meliputi penjualan dan penyewaan alat berat ("Mesin konstruksi") beserta pelayanan
purna jual; penambangan batubara dan kontraktor penambangan; engineering,
perencanaan, perakitan dan pembuatan komponen mesin, alat, peralatan dan alat
berat; pembuatan kapal serta jasa perbaikannya; dan penyewaan kapal dan angkutan
pelayaran.
23. PT. Unilever Indonesia Tbk.
PT Unilever Indonesia Tbk ("Perseroan") didirikan pada tanggal 5 Desember
1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta No. 23 oleh Tn. A.H.
van Ophuijsen, notaris di Batavia, disetujui oleh Gouverneur Generaal van
Nederlandsch-Indie dengan surat No. 14 tanggal 16 Desember 1933, didaftarkan di
Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933, dan
diumumkan dalam Javasche Courant tanggal 9 Januari 1934, Tambahan No. 3.
Nama Perseroan diubah menjadi "PT Unilever Indonesia" dengan akta No. 171
tanggal 22 Juli 1980 dari notaris Ny. Kartini Muljadi, S.H.. Selanjutnya perubahan
58
nama Perseroan menjadi "PT Unilever Indonesia Tbk", dilakukan dengan akta
notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H., No. 92 tanggal 30 Juni 1997. Akta ini disetujui oleh
Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2- 1.049HT.01.04 TH.98 tanggal
23 Februari 1998 dan diumumkan dalam Berita Negara No. 39 tanggal 15 Mei 1998,
Tambahan No. 2620. Kegiatan usaha Perseroan meliputi bidang produksi, pemasaran
dan distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, margarin,
makanan berinti susu, es krim, produk–produk kosmetik, minuman dengan bahan
pokok teh dan minuman sari buah.
B. Karakteristik Objek Penelitian
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
terdaftar dalam Jakarta Islamic Index tahun 2013-2014 sebanyak 23 perusahaan.
Jumlah data tersebut didasarkan pada ketersediaan dan kelengkapan data penelitian
yang diperlukan. Sampel dipilih dari populasi dengan menggunakan metode
purposive sampling yaitu pemilihan sampel dengan kriteria tertentu. Hasil observasi
menunjukkan bahwa hanya ada 23 perusahaan yang memenuhi kriteria purposive
sampling. Berikut ini daftar perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Daftar Perusahaan Sampel
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN
1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk.
2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk.
3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk.
4 ASII PT. Astra International Tbk.
59
5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk.
6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk.
7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk.
8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.
10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk.
11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.
13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.
14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk.
15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk.
16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk.
17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk.
18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk.
19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk.
20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk.
21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk.
22 UNTR PT. United Tractors Tbk.
23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk.
Setelah dilakukan screening data, maka dapat diketahui bahwa sampel pada
penelitian ini adalah (n) sebanyak 46 karena periode laporan keuangan yang diteliti
hanya 2 tahun. Sebagaimana tujuan penelitian yaitu pengujian signifikansi pengaruh
60
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite
audit terhadap nilai perusahaan yang akan diuji dengan model regresi linear
berganda.
C. Perhitungan Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah mekanisme Good Corporate
Governance yang terdiri dari kepemilikan institusional (X1), kepemilikan manajerial
(X2), komisaris independen (X3), dan komite audit (X4). Adapun hasil perhitungan
masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
1) Kepemilikan institusional diukur berdasarkan persentase kepemilikan suatu
lembaga atau institusi atas saham yang dimiliki perusahaan. Kepemilikan
isntitusional disimbolkan dengan (X1). Adapun hasil perhitungan variabel
ini adalah sebagai berikut :Tabel 4.2
X1 : Kepemilikan Institusional
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014
1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 20.32 20.32
2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 40.94 40.97
3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 40.31 40.49
4 ASII PT. Astra International Tbk. 49.85 49.86
5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 48.20 48.52
6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 43.51 49.23
7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 36.88 35.12
8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 44.47 44.47
9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 19.47 19.47
10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 58.73 58.73
61
11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 49.91 49.91
12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 35.97 35.97
13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 34.93 34.92
14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 43.29 43.29
15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 81.88 82.12
16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 40.49 40.49
17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 33.00 33.01
18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 43.48 49.78
19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 21.15 21.15
20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 67.97 67.97
21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 15.75 15.75
22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 40.44 40.44
23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 15.01 15.01
2) Kepemilikan manajerial atau kepemilikan aktif diukur berdasarkan
persentase yang dimiliki oleh pihak manajemen dari seluruh modal
saham perusahaan yang dikelola. Kepemilikan manajerial disimbolkan
dengan (X2). Adapun hasil perhitungan variabel ini adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.3
X2 : Kepemilikan Manajerial
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014
1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 0 0
2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 0.15 0.15
3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 0.51 0.73
4 ASII PT. Astra International Tbk. 0.04 0.03
62
5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 0 0
6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 0.73 0.62
7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 0 0
8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0 0
9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 0 0
10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 0.50 0.54
11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 0.02 0.02
12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 0 0
13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 0.01 0.01
14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 0.72 0.72
15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 0 0
16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 0 0
17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 0.10 0.10
18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 0 0
19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 0 0
20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 0.28 0.28
21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0 0
22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 0.06 0.06
23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 0 0
3) Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris yang tidak
terafiliasi dengan manajemen, Proporsi komisaris independen adalah
persentase jumlah komisaris independen dibagi total jumlah anggota
dewan komisaris. Komisaris independen disimbolkan dengan (X3).
Adapun hasil perhitungan variabel ini adalah sebagai berikut :
63
Tabel 4.4
X3 : Komisaris Independen
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014
1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 42.85 42.85
2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 40.00 40.00
3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 33.33 33.33
4 ASII PT. Astra International Tbk. 36.36 41.66
5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 40.00 33.33
6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 33.33 33.33
7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 37.50 37.50
8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 33.33 33.33
9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 42.85 42.85
10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 33.33 30.00
11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 37.50 37.50
12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 42.85 42.85
13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 33.33 42.85
14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 33.33 33.33
15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 75.00 66.66
16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 37.50 37.50
17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 40.00 40.00
18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 42.85 33.33
19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 50.00 42.85
20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 50.00 50.00
21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 50.00 50.00
22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 42.85 42.85
23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 80.00 80.00
64
4) Komite audit merupakan sebuah komite yang ditunjuk oleh perusahaan
yang ditugaskan untuk memberikan pengawasan pada auditor perusahaan
internal dan eksternal. Keberadaan komite audit merupakan variabel dummy
dengan kriteria yaitu perusahaan yang memiliki komite audit dengan
anggota yang seluruhnya berlatarbelakang akuntan akan mendapat nilai 1
sedangkan yang tidak memenuhi kriteria akan mendapat nilai 0. Komite
audit disimbolkan dengan (X4). Adapun hasil perhitungan variabel ini
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
X4 : Komite Audit
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014
1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 1 1
2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 0 0
3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 0 1
4 ASII PT. Astra International Tbk. 1 1
5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 0 0
6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 0 0
7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 0 0
8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0 0
9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 1 1
10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 0 0
11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 1 0
12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 1 1
13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 1 1
14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 0 1
65
15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 0 0
16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 1 0
17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 1 1
18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 1 0
19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 1 1
20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 1 1
21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 0 0
22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 0 0
23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 0 0
D. Perhitungan Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan
yang diukur dengan rasio Tobin’s Q. Rasio Tobin’s Q menunjukkan kesempatan
bertumbuh perusahaan di masa yang akan datang melalui kebijakan investasinya.
Adapun hasil perhitungan variabel ini adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6
Y : Nilai Perusahaan
NO. KODE NAMA PERUSAHAAN 2013 2014
1 AALI PT. Astra Agro Lestari Tbk. 2.95 2.42
2 ADRO PT. Adaro Energy Tbk. 0.95 0.91
3 AKRA PT. AKR Corporindo Tbk. 1.80 1.69
4 ASII PT. Astra International Tbk. 1.79 1.76
5 ASRI PT. Alam Sutera Realty Tbk. 1.22 1.28
6 BMTR PT. Global Mediacom Tbk. 1.58 1.17
7 BSDE PT. Bumi Serpong Damai Tbk. 1.41 1.53
8 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 5.63 3.62
66
9 ICBP PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 3.17 3.46
10 INCO PT. Vale Indonesia Tbk. 1.19 1.47
11 INDF PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. 1.26 1.21
12 INTP PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. 2.91 3.32
13 ITMG PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 2.31 1.37
14 KLBF PT. Kalbe Farma Tbk. 5.43 7.11
15 LPKR PT. Lippo Karawaci tbk. 1.21 1.15
16 LSIP PT. London Sumatra Indonesia Tbk. 1.82 1.66
17 MNCN PT. Media Nusantara Citra Tbk. 4.04 2.97
18 MPPA PT. Matahari Putra Prima Tbk. 2.08 3.32
19 SILO PT. Siloam International Hospitals Tbk. 0.87 0.98
20 SMRA PT. Summarecon Agung Tbk. 1.48 2.03
21 SSMS PT. Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 2.48 4.18
22 UNTR PT. United Tractors Tbk. 1.61 1.43
23 UNVR PT. Unilever Indonesia Tbk. 15.72 17.32
E. Hasil Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Deskriptif
Penelitian ini menggunakan varibel dependen berupa struktur Good Corporate
Governance yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
komisarin independen, dan komite audit. Sedangkan variabel independen yang
digunakan adalah nilai perusahaan. Hasil analisis statistik deskriptif adalah sebagai
berikut :
67
Tabel 4.7Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
INSTITUSIONAL 46 15.01 82.12 40.4987 16.02220
MANAJERIAL 46 .00 .73 .1387 .24204
KOM_INDEPENDEN 46 30.00 80.00 42.5215 11.66191
D_KOMITEAUDIT 46 0 1 .46 .504
NILAIPERUSAHAAN 46 .87 17.32 2.8754 3.24072
Valid N (listwise) 46
Sumber : Olah data SPSS, 2015
Statistik deskriptif pada tabel 4.7 diatas menunjukkan secara singkat data-data
penlitian yang diambil sebanyak 46 data ( n=46 ) dari 23 perusahaan yang menjadi
sampel penelitian dari tahun 2013-2104.
Kepemilikan saham institusional menunjukkan besarnya persentase saham
yang dimiliki oleh pihak institusi diluar perusahaan menunjukkan rata – rata sebesar
40.4987 %. hal ini berarti rata-rata saham yang dimiliki oleh institusi lain dalam
perusahaan adalah sebesar 40.4987 % dari seluruh saham yang beredar. Kepemilikan
saham institusional yang paling rendah adalah 15.01 % sedangkan persentase paling
tinggi adalah 82.12 % . kepemilikan saham institusional memiliki standar deviasi
sebesar 16.022200, dengan demikian batas penyimpangan kepemilikan institusional
adalah 16.02220 %.
Kepemilikan saham manajerial menunjukkan besarnya persentase saham yang
dimiliki oleh pihak manajemen meliputi direksi dan komisaris menunjukkan rata –
rata sebesar 0.1387. hal ini berarti rata-rata saham yang dimiliki oleh manajerial
adalah sebesar 0.1387 % dari seluruh saham yang beredar. Kepemilikan saham
manajerial yang paling rendah adalah 0.00 % sedangkan persentase paling tinggi
adalah 0.73 % . kepemilikan saham manajerial memiliki standar deviasi
68
sebesar.24204, dengan demikian batas penyimpangan kepemilikan institusional
adalah 0.24204 %.
Kepemilikan saham institusional menunjukkan besarnya persentase saham
yang dimiliki oleh pihak institusi diluar perusahaan menunjukkan rata – rata sebesar
40.4987 %. hal ini berarti rata-rata saham yang dimiliki oleh institusi lain dalam
perusahaan adalah sebesar 40.4987 % dari seluruh saham yang beredar. Kepemilikan
saham institusional yang paling rendah adalah 15.01 % sedangkan persentase paling
tinggi adalah 82.12 % . kepemilikan saham institusional memiliki standar deviasi
sebesar 16.02220, dengan demikian batas penyimpangan kepemilikan institusional
adalah 16.02220 %.
Komisaris independen menunjukkan besarnya rasio keberadaan komisaris
independen dalam perusahaan. Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai
rata-rata proporsi komisaris independen adalah 42.5215. hal ini berarti rata-rata
prosporsi komisaris independen adalah 42.5215 % dari total dewan komisaris yang
ada dalam perusahaan. Proporsi dewan komisaris independen yang paling rendah
adalah 30.00 % dan persentase yang paling tinggi adalah 80.00 % dengan standar
deviasi sebesar 11.66191. dengan demikian, batas penyimpangan proporsi komisaris
independen adalah 11.66191 %.
Keberadaan komite audit dalam penelitian ini menggunakan variabel dummy
yang diukur dengan skala 1-0. Berdasarkan tabel di atas nilai rata-rata keberadaan
komite audit adalah 0.46 dengan menunjukkan nilai standar deviasi sebesar 0.504.
dengan demikian batas penyimpangan keberadaan komite audit adalah 0.46.
Variabel nilai perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 0.87, nilai
maksimum sebesar 17.32, nilai rata-rata sebesar 2.8754, dan standar deviasi sebesar
3.24702. hal itu menunjukkan bahwa nilai perusahaan yang paling rendah adalah
69
0.87 dimana hal itu berarti nilai pasar perusahaan lebih rendah daripada nilai total
asetnya. Nilai perusahaan yang paling tinggi adalah sebesar 17.32, hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sangat tinggi nilainya di mata investor.
Standar deviasi nilai perusahaan sebesar 3.24702, hal itu berarti batas penyimpangan
nilai perusahaan adalah sebesar 3.24702.
2. Uji Asumsi Klasik
Sebelum melangkah ke penggunaan model regresi, terlebih dahulu dilakukan
uji asumsi klasik. Penelitian ini menggunakan 4 uji asumsi klasik yaitu uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, ujiautokorelasi dan uji multikolinearitas.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variable
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Untuk melihat normalitas
residual menggunakan grafik histogram yang membandingkan antara data observasi
dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Jika data menyebar sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan
pola distribusi normal, maka model regresi memiliki asumsi normalitas. Berdasarkan
olah data Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan Normal PPlot dapat
dilihat pada tabel 4.8 berikut.
Gambar 4.1
70
Pada gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik data berada di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa data dalam penelitian ini sudah terdistribusi normal atau sudah memenuhi
asumsi normalitas.
b) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaam varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dari
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika tidak pola yang jelas, serta
titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas. Tabel 4.9 merupakan hasil uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan grafik scatterplot.Gambar 4.2
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik data menyebar
secara acak dan tidak membentuk suatu pola, baik di atas maupun di bawah angka 0
71
pada sumbu Y. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini
tidak mengalami masalah heteroskedastisitas.
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada
korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu
pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Untuk
mengetahui ada atau tidaknya masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
Durbin-Watson Tabel 4.10 dibawah ini menunjukkan hasil uji Durbin-Watson.
Tabel 4.8
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .743a .552 .509 2.27177 2.220
a. Predictors: (Constant), D_KOMITEAUDIT, KOM_INDEPENDEN, INSTITUSIONAL,
MANAJERIAL
b. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber : Olah Data SPSS, 2015
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai D-W sebesar 2.220
Sedangkan nilai dU diperoleh sebesar 1,720 dan dL = 1,344 Dengan demikian nilai
DW = 2.220 melebihi nilai dU. Dengan demikian menunjukkan bahwa model
regresi tersebut berada pada daerah ragu-ragu.
Jika hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan, maka diperlukan uji
lanjutan dengan menggunakan uji Run-Test dengan melihat hasil Asymp. Sig. (2-
tailed). Jika hasil Asymp. Sig. (2-tailed) > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa
model regresi bebas autokorelasi. Tabel 4.11 berikut ini menunjukkan hasil uji runs-
test.
72
Tabel 4.9
Runs-Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea -.19065
Cases < Test Value 23
Cases >= Test Value 23
Total Cases 46
Number of Runs 24
Z .000
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000
a. Median
Sumber : Olah Data SPSS, 2015
Berdasarkan hasil uji run-test di atas diperoleh hasil Asymp. Sig. (2-tailed)
sebesar 1,000 dimana angka terebut lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan
bahwa model regresi ini bebas dari masalah autokorelasi.
d) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Pengujian multikolonieritas dilihat dari
besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.. Regresi yang bebas dari
problem multikolonieritas apabila nilai VIF < 10 dan tolerance > 0.1, maka data
tersebut dikatakan tidak ada multikolonierita. Hasil uji multikolonieritas terhadap
data untuk pengujian hipotesis ditunjukkan pada table 4.12 sebagai berikut :
73
Tabel 4.10
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
INSTITUSIONAL .907 1.103
MANAJERIAL .803 1.246
KOM_INDEPENDEN .851 1.175
D_KOMITEAUDIT .943 1.060
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber : Olah Data SPSS, 2015
Berdasarkan analisis data pada table 4.6 menunjukkan hasil uji
multikolonieritas dengan VIF berkisar antara 1.060 sampai 1.246, Sedangkan nilai
tolerance berkisar antara 0.803 sampai 0.943. Dari hasil pengujian tersebut dapat
disimpulkan bahwa semua variable independen tidak memiliki masalah
multikolonieritas.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis diuji dengan menggunakan uji signifikansi parameter individual ( Uji
Parsial ). Uji ini digunakan untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel
independen yang terdiri dari kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial,
komisaris independen dan komite audit terhadap variabel dependen yaitu nilai
perusahaan secara parsial atau secara sendiri-sendiri. Pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan perbandingan nilai t hitung masing-masing koefisien t regresi
dengan t tabel sesuai dengan tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 0,05. Hasil uji
signifikansi parameter individual ( Uji t ) disajikan pada tabel berikut ini :
74
Tabel 4.11Hasil Uji Parsial ( Uji t )
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) -.970 1.783 -.544 .589
INSTITUSIONAL -.095 .022 -.470 -4.279 .000
MANAJERIAL 3.955 1.562 .295 2.533 .015
KOM_INDEPENDEN .176 .031 .633 5.588 .000
D_KOMITEAUDIT -.735 .692 -.114 -1.061 .295
a. Dependent Variable: NILAIPERUSAHAAN
Sumber : Olah Data SPSS, 2015
Berdasarkan hasil uji parameter individual pada tabel diatas maka dapat ditarik
kesimpulan uji hipotesis sebagai berikut :
Kepemilikan institusional menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar -4,279. Hal tersebut berarti
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kofisien
regresi menunjukkan nilai negatif sebesar -4,279 berarti semakin tinggi kepemilikan
institusional maka nilai perusahaan semakin kecil atau rendah begitupun sebaliknya.
Kepemilikn manajerial menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,015 lebih
kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar 2,533. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kofisien regresi menunjukkan angka positif sebesar 2,533. Hal tersebut berarti
semakin besar kepemilikan manajerial maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.
Komisaris independen menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar 5,588. Hal tersebut menunjukkan
75
bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Nilai kofisien regresi positif sebesar 5,588 yang artinya semakin besar proporsi
keberadan komisaris independen maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.
Keberadaan komite audit menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,295
dimana angka tersebut lebih besar dari 0,05. Kofisien regresi yang dihasilkan sebesar
-1,061. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa keberadaan komite audit tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mendapatkan koefisien
regresi yang akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau
ditolak. Berdasarkan tabel coefficients di atas maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut :
Nilai perusahaan ( Y ) = -0,970 – 0,095 X1 + 3,955 X2 + 0,176 X3 – 0,735 X4
Berdasarkan hasil regresi linier berganda di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai
konstanta sebesar -0,970, artinya jika variabel independen = 0, maka nilai perusahaan
yang terdaftar di Jakarta Islamic Index pada tahun 2013-2014 adalah sebesar – 0,970.
Atau dapat dikatakan bahwa variabel independen dianggap konstan jika nilai
perusahaan sebesar -0,970. Nilai koefesien regresi dari masing-masing variabel
independen adalah sebagai berikut :
1. Nilai koefisien regresi kepemilikan institusional ( X1 ) sebesar – 0,095. Artinya
setiap kenaikan kepemilikan institusional sebesar 1 maka akan mengurangi
atau menurunkan nilai perusahaan sebesar 0,095 dengan asumsi bahwa variabel
bebas yang lain dari model regresi adalah tetap.
2. Nilai koefisien regresi kepemilikan manajerial ( X2 ) sebesar 3,955. Artinya
setiap kenaikan kepemilikan manajerial sebesar 1, maka akan meningkatkan
76
nilai perusahaan sebesar 3,955 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain
dari model adalah tetap.
3. Nilai koefisien regresi komisaris independen ( X3 ) sebesar 0,176. Artinya
setiap penambahan komisaris independen sebesar 1, maka akan meningkatkan
nilai perusahaan sebesar 0,176 dengn asumsi bahwa variabel bebas yang lain
dari model regresi adalah tetap.
4. Nilai koefesien regresi komite audit ( X4 ) sebesar – 0,735. Artinya setiap
penambahan komite audit sebesar 1, maka akan menurunkan nilai perusahaan
sebesar 0,735 dengan asumsi bahwa variabel bebas yang lain dari model regresi
adalah tetap.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil pengujian hipotesis mengenai pengaruh mekanisme good corporate
gonvernance terhadap nilai perusahaan dimana variabel independen diproksikan ke
dalam 4 variabel yaitu kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris
independen, dan komite audit akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis 1
Kepemilikan institusional menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar -4,279. Hal tersebut berarti
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Kofisien
regresi menunjukkan nilai negatif sebesar -4,279 berarti semakin tinggi kepemilikan
institusional maka nilai perusahaan semakin kecil atau rendah begitupun sebaliknya.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kepemilikan institusional
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian
hipotesis 1 (H1) diterima.
77
Penelitian ini mendukung hasil penelitian Pancawati Hardiningsih (2009) dan
Kurlelasari (2013) yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini tidak konsisten
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Indah Yunita (2011) dan Anugrah
(2010) yang mengatakan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Jadi Semakin besar porsi kepemilikan
institusional terhadap sebuah entitas, maka akan menurunkan nilai dari perusahaan.
Hal ini dikarenakan pemilik mayoritas institusi ikut dalam pengendalian perusahaan
sehingga cenderung bertindak untuk kepentingan mereka sendiri dengan
mengorbankan kepentingan minoritas di dalam perusahaan.
Dalam Al-Quran surah An-Nahl ayat 90 Allah SWT berfirman :
Terjemahnya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan,memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamudapat mengambil pelajaran.”
2. Pembahasan Hasil Uji hipotesis 2
Kepemilikn manajerial menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,015 lebih
kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar 2,533. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kofisien regresi menunjukkan angka positif sebesar 2,533. Hal tersebut berarti
semakin besar kepemilikan manajerial maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.
78
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepemilikan
manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan
demikian maka hipotesis 2 (H2) diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
penelitian Frysa Praditha Purwaningtyas (2011) dan Noviana Bekti Lestari, dkk
(2014). Jadi semakin besar kepemilikan saham manajerial dalam perusahaan maka
akan semakin meningkat pula nilai perusahaan tersebut.
Dengan proporsi kepemilikan yang cukup tinggi, maka manajer akan merasa
ikut memiliki perusahaan, sehingga akan berusaha semaksimal mungkin melakukan
tindakan-tindakan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hal tersebut
didasarkan pada logika, bahwa peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer
akan mempersatukan kepentingan manajer dengan pemegang saham yang
mengakibatkan keduanya saling berbagi pendapat untuk menentukan pengambilan
kepeutusan terbaik untuk bisnis mereka, hal ini berdampak positif dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Penjelasan tersebut di atas sejalan dengan firman
Allah SWT dalam surah Al-Imraan ayat 159 sebagai berikut :
Terjemahnya :
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadapmereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah merekamenjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka,mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan merekadalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Makabertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orangyang bertawakkal kepada-Nya.”
79
3. Pembahasan Hasil Uji hipotesis 3
Komisaris independen menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05 dengan kofisien regresi sebesar 5,588. Hal tersebut menunjukkan
bahwa komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Nilai kofisien regresi positif sebesar 5,588 yang artinya semakin besar proporsi
keberadan komisaris independen maka nilai perusahaan akan semakin tinggi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa komisaris independen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian maka
hipotesis 3 (H3) diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian
Machfoedz (2006) dan Anugrah (2010) dengan menunjukkan hasil yang positif dan
signifikan.
Jumlah dewan komisaris independen yang semakin banyak menandakan bahwa
dewan komisaris independen melakukan fungsi pengawasan dan koordinasi dalam
perusahaan yang semakin baik. Komisaris yang independen sama dengan direktur
non-eksekutif. Ada peran yang memediasi hubungan antara manajer, auditor dan
pemegang saham. Non executive director (komisaris independen) dapat bertindak
sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para manajer internal dan
mengawasi kebijaksanaan direksi serta memberikan nasihat kepada direksi. Dalam
Al-Quran surah As-Sajadah ayat 24 Allah SWT berfirman :
Terjemahnya :
“Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka
meyakini ayat-ayat kami.”
80
Dari ayat di atas disebutkan pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk atau
perintah dan nasihat, sama halnya dengan tugas komisaris independen. Komisaris
independen merupakan posisi terbaik untuk melaksanakan fungsi monitoring agar
tercipta perusahaan yang Good Corporate Governance. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Barnhart dan Rosenstein (1998) mengenai “Board Composition,
Managerial Ownership and Firm Performance: An Empirical Analysis” berhasil
membuktikan, bahwa semakin tinggi perwakilan dari komisaris independen, maka
semakin tinggi independensi dan efektivitas Corporate board, sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
4. Pembahsan Hasil Uji hipotesis 4
Keberadaan komite audit menunjukkan angka signifikansi sebesar 0,295
dimana angka tersebut lebih besar dari 0,05. Kofisien regresi yang dihasilkan sebesar
-1,061. Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa keberadaan komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Dengan demikian, hipotesis 4
(H4) ditolak. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Frysa Praditha
Purwaningtyas (2011) dan Ade Raya Hermansyah (2013) yang menunjukkan bahwa
keberadaan komite audit tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa peningkatan proporsi komite audit
independen justru akan menurunkan nilai perusahaan. Adanya anggota komite audit
independen seharusnya dapat memastikan terselenggaranya proses pelaporan
keuangan dan Corporate Governance yang efektif hanya jika mereka memiliki
keahlian dan independensi yang memadai. Allah SWT berfirman dalam surah Al-
Hujurat ayat 6 sebagai berikut :
81
Terjemahnya :
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawasuatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatumusibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkankamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Ayat tersebut di atas sejalan dengan profesi auditor dimana mereka memeriksa
bukti audit (harus) secara teliti dan ketelitian tersebut memerlukan pengetahuan dan
pengalaman serta keadaan yang memungkinkan auditor untuk betul-betul fokus
dalam proses pemeriksaan bukti audit tersebut. Lebih lanjut dijelaskan dalam ayat
tersebut bahwa ketelitian ( fokus ) diperlukan agar tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum. Maksudnya ialah jika seorang auditor tidak teliti maka besar
kemungkinan akan salah dalam memberikan opini yang mengakibatkan turunnya
kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut sehingga menyebabkan nilai
perusahaan ikut menurun.
Dalam penelitiannya, Susanti (2011) menyatakan bahwa jumlah anggota
komite audit yang semakin banyak bukan merupakan jaminan bahwa kinerja suatu
perusahaan juga meningkat. Anggota komite audit yang terlalu banyak berakibat
kurang baik bagi perusahaan karena akan ada banyak tugas atau pekerjaan yang
terpecah. Hal ini menyebabkan anggota komite audit kurang fokus dalam
menjalankan tugasnya sehingga kinerja perusahaan akan semakin memburuk dan
mengakibatkan terjadinya hal yang tidak diinginkan . Selain itu, banyak dari komite
audit belum memahami peran utamanya sebagai auditor sehingga kualitas informasi
yang diperoleh kurang relevan.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tingkat signifikansi
pengaruh mekanisme good corporate governance yang di proksikan dengan
kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite
audit terhadap nilai perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ). Jumlah
sampel yang diteliti adalah sebanyak 23 perusahaan dengan jumlah (n) sebanyak 46.
Data diuji dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan hasil
sebagai berikut :
1. Hasil uji statistik parameter individual menunjukkan bahwa mekanisme
good corporate governance dengan proksi kepemilikan institusional
terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang
terdaftar di Jakarta Islamic Index ( JII ).
2. Hasil uji statistik parameter individual menunjukkan bahwa mekanisme
good corporate governance dengan proksi kepemilikan manajerial terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index ( JII ).
3. Hasil uji statistik parameter individual menunjukkan bahwa mekanisme
good corporate governance dengan proksi komisaris independen terbukti
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index ( JII ).
4. Hasil uji statistik parameter individual menunjukkan bahwa mekanisme
good corporate governance dengan proksi komite audit terbukti tidak
83
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan yang terdaftar
di Jakarta Islamic Index ( JII ).
B. Implikasi
Adapun implikasi yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi akademisi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
dalam menambah pengetahuan mengenai praktik mekanisme good
corporate governance yang berkaitan dengan peningkatan nilai perusahaan.
2. Bagi peneliti, hasil penelitian ini memberikan pengetahuan tambahan
mengenai praktik mekanisme good corporate governance di Indonesia
terkhusus untuk yang terkait dengan peningkatan nilai perusahaan.
3. Bagi praktisi, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh pihak manajemen
maupun pihak investor untuk memperoleh informasi mengenai kontribusi
praktis tentang manfaat penerapan mekanisme good corporate governance
dalam meningkatkan nilai perusahaan dan acuan dalam mamaksimalkan
kinerja perusahaan dan juga dapat digunakan sebagai sumber informasi
yang penting dalam pengambilan keputusan investasi yang tepat.
C. Rekomendasi
Pada umumnya, setiap penelitian memiliki beberapa kekurangan dan
keterbatasan. Oleh sebab itu ada beberapa rekomendasi yang disarankan oleh peneliti
untuk penelitian-penelitian selanjutnya mengenai pengaruh mekanisme good
corporate governance terhadap nilai perushaan, antara lain sebagai berikut :
1. Penelitian ini menggunakan sampel yang relatif sedikit, oleh sebab itu
diharapkan untuk penelitian selanjutnya sampel yang digunakan harus lebih
banyak agar hasil penelitian yang diperoleh lebih meyakinkan.
84
2. Penelitian ini menggunakan periode penelitian yang relatif singkat yaitu
hanya 2 tahun pelaporan saja, maka dari itu penelitian selanjutnya
diharapkan menggunakan periode penelitian yang lebih lama yaitu minimal
5 tahun agar hasil yang diperoleh lebih akurat dan dapat memprediksi hasil
penelitian untuk jangka panjang.
3. Penelitian ini memproksikan mekanisme good corporate governance hanya
dalam 4 variabel padahal masih ada variabel lain yang termasuk dalam
mekanisme good corporate governance seperti kualitas audit dan dewan
direksi. oleh sebab itu diharapkan untuk penelitian selanjutnya agar
memproksikan mekanisme good corporate governance ke dalam variabel-
variabel penelitian secara lengkap.
85
DAFTAR PUSTAKA
Adhipradana, Fadhila. 2013. ” Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, DanCorporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report (StudiEmpiris Perusahaan–Perusahaan yang Listed (Go-Public) di Bursa EfekIndonesia (BEI) Periode 2008-2011)”. Skripsi Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro : Semarang.
Anonim 1 ( 2015 ) : http://idazahro.blogspot.com/2012/10/good-corporate-governance-dalam.html. di akses pada tanggal 14 April 2015 pukul 20:40
Anonim 2, ( 2012 ). http://dukuntansi.wordpress.com/2012/01/13/teori-agensi.diakses pada tanggal 21 Oktober 2015 pukul 02:15.
Ardianingsih, Arum ( 2012 ). “ Analisi mekanisme Corporate governance padapemberian opini Audit dengan penjelasan going concern “. Jurnal ekonomidan bisnis, Volume 11. Nomor 01. September, 2012.
Ardiyansyah, Muhammad. (2014). “ Pengaruh Corporate Governance, LeverageDan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan ManufakturSektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009 –2013”.Jurnal Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Maritim RajaAli Haji.
Berle, A. dan G. Means. 1932. The Modern Corporation and Private Property. NewYork: Macmillan.
Boediono, Gideon S.B. 2005. “ Kualitas Laba: Studi Pengaruh MekanismeCorporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan MenggunakanAnalisis Jalur “. Simposium Nasional Akuntansi VIII. 15-16 September2005, Solo.
Chung, K. H dan Pruitt, S. W. 1994. “ A Simple Approximation of Tobin,s q.Financial Management “, Vol. 23, No. 3, Autumn.
DaDalt, P., Danalson, J., dan Garner, J. 2002. “ Will Any q Do? Firm Characteristicsand Divergences is Estimates of Tobin’s q “. http:/ssrn.com.
Darmawati, Deni; Khomsiyah; R.Rahayu. 2004. “Hubungan Corporate Governancedan Kinerja Perusahan”. Simposium Nasional Akuntansi VII, Denpasar.
86
Deriyarso, Irvan. 2014. “ Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan DenganCorporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderating ( Studi Empirispada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia )”.Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro : Semarang.
Fahrizal, Helmy. 2013. “ Pengaruh Return On Assets, Return On Equity DanInvestment Opportunity Set Terhadap Nilai Perusahaan ( Studi Empiris padaPerusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia )”. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta.
Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2001. Corporate Governance: TataKelola Perusahaan. Jilid II. http://www.fcgi.org.id.Ghozali, Imam. 2006.Analisis Multivariate SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Semarang.
Ghozali, Imam. 2005. “ Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Guna, Welvin I dan Arleen Herawaty. 2010. “ Pengaruh Mekanisme GoodCorporate Governance, Independensi Auditor, dan Faktor Lainnya TerhadapManajemen Laba “. Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol. 12, No. 1. April 2010.Hlm 53 – 68.
Harahap, Sofyan S. 2007. “Teori Akuntansi”. Edisi Revisi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Hardiningsih, Pancawati. 2009. Determinan Nilai Perusahaan. Jurnal JAI, Vol.5,No.2, Juli 2009: 231-250. Universitas STIKUBANK Semarang.
Hasanah, Faizatul. Heri Yanto. Bestari Dwi Handayani. 2014. “ ModelPengembangan Good Corporate Governance Dan Sustainability Report PadaPerusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “.Jurusan Akuntansi,Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. SNA 17,Mataram – Lombok.
Herawaty, Vinola. 2008. Peran Praktek Corporate Governance Sebagai ModeratingVariable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan.Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10 (2): 97-108.
87
Herianto. 2013. “ Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kualitas LabaPerusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “. SkripsiFakultas Ekonopmi dan Bisnis Universitas Hasanuddin : Makassar.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. ( 2002 ). “Metodelogi Penelitian Bisnisuntuk Akuntansi dan Manajemen “. Edisi Pertama. BPFE-Yogyakarta. 2002.
Jati, Framudyo. 2009. “ Pengaruh Struktur Corporate Governance Terhadap KinerjaPerusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia “. JurnalJurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma : Depok.
Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial Behavior,Agency Costs and Ownership structure.” Journal of Financial Economics,vol 13, pp.305-360.
Lastanti, Hexana Sri. 2005. “Hubungan Corporate Governance Dengan KinerjaPerusahaan dan Reaksi Pasar”. Konferensi Nasional Akuntansi.
Lestari , Noviana Bekti . Muhammad Khafid, Indah Anisykurlillah. 2014. “ PengaruhGood Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan Dengan KulaitasLaba Sebagai Variabel Intervening “.Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,Universitas Negeri Semarang, Indonesia.
Mardiasari, Nilla. 2012. “ Pengaruh Return On Assets Terhadap Nilai PerusahaanDengan Pengungkapan Good Corporate Governance Sebagai VariabelPemoderasi ( Studi Pada Perusahaan Yang Masuk Daftar Efek SyariahPeriode 2007 – 2010 ) “. Skripsi Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN SunanKalijaga : Yogyakarta.
Muttaqin, Ariffandita Nuri, Sudarno.( 2012 ). “ Analilis Pengaruh Rasio KeuanganDan Faktor Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit GoingConcern “.Diponegoro Journal Of Accounting, Vol 1 No 2, Tahun 2012.Halaman 1-13.
Nugroho, Adhy Karyo. 2013. “ Pengaruh Karakteristik Perusahaan, StrukturKepemilikan Dan Good Corporate Governance Terhadap PengungkapanTriple Bottom Line Di Indonesia “. Skripsi Fakultas Ekonomi UniversitasDiponegoro: Semarang.
Padan, Wahyuni Peni. 2012. “ Pengaruh Informasi Keuangan Terhadap ReturnSaham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta “.Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin : Makassar.
88
Pangaribuan, Fanny. 2014. “ Analisi Pengaruh Corporate Governance TerhadapManajemen Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia Periode 2010-2012 “. Skripsi Universitas Ekonomi Dan BisnisUniversitas Diponegoro : Semarang.
Purwaningtyas, Frysa Praditha .( 2013 ). “Analisis Pengaruh Good CorporateGovernance terhadap Nilai Perusahaan ( Studi kasus perusahaan manufakturdi BEI 2007-2009 ) “. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UniversitasDiponegoro : Semarang.
Rachmawati, Andri dan Hanung Triatmoko. 2007. “ Analisis Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan “. Simposium NasionalAkuntansi X. 26-28 Juli 2007, Unhas Makassar
Randy, Vincentius. Juniarti. 2013. “ Pengaruh Penerapan Good CorporateGovernance,Terhadap Nilai Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa EfekIndonesia 2007 – 2011 “. Bussiness Accounting Review, Vol. 1 No. 2.
Ratih, Suklimah. 2011. “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap NilaiPerusahaan Dengan Kinerja Keuangan Sebagai Variabel Intervening PadaPerusahaan Peraih The Most Trusted Company – CGPI “.JurnalKewirausahaan Volume 5 Nomor 2, Desember 2011 Lembaga Penelitian danPengabdian Masyarakat Universitas Widya Kartika Surabaya 18 ISSN. 1978-4724.
Retno, Reny Dyah. M. Denies Priantinah. 2012. “ Pengaruh Good CorporateGovernance Dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility TerhadapNilai Perusahaan ( Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2007 – 2010 ) “.Jurnal Nominal / Volume I Nomor I /Tahun 2012.
Ridwan, Mochammad. Ardi Gunardi. 2013. “ Peran Mekanisme CorporateGovernance sebagai Pemoderasi Praktik Earning Management terhadap NilaiPerusahaan “. Jurnal Trikonomika Volume 12, No. 1, Juni 2013, Hal. 49–60ISSN 1411-514X.
Rustiarini, Ni Wayan. 2010. “Pengaruh Corporate Governance Pada HubunganCorporate Social Responsibility Dan Nilai Perusahaan “. SimposiumNasional Akuntansi XIII, 2010 : Purwokerto.
Silviera, A. D. M dan Barros, L. A. B. 2007. Corporate Governance Quality andFirm Value in Brazil. http//ssrn.com.
89
Triana, Rosma. 2007. “Pengaruh Struktur Corporate Governance terhadap NilaiPerusahaan dan Kinerja Perusahaan serta Abnormal Return Saham padaPerusahaan Publik di BEI”. Skripsi Sarjana. Fakultas Ekonomi UNDIP:Semarang.
Ujiyantho, Muh. Arief dan Bambang Agus Pramuka. 2007. ” Mekanisme CorporateGovernance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan. Simposium NasionalAkuntansi X. 26-28 Juli 2007 “, Unhas Makassar.
Wardoyo. Theodora Martina Veronica. 2013. “Pengaruh Good CorporateGovernance Corporate Social Responsibility dan Kinerja KeuanganTerhadap Nilai Perusahaan “. Jurnal Dinamika Manajemen ( JDM ). Vol. 4.No.2, 2013, pp : 132 -149.
Windiasi, Andi Wilda. 2013. “ Pengaruh Pengumuman Bond Rating TerhadapReturn Saham Pada Bursa Efek Indonesia “. Skripsi Fakultas Ekonomi DanBisnis Universitas Hasanuddin : Makassar.
Yunita, Indah. 2011. “ Analisis Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Utang, KebijakanDividen, Size, Dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap NilaiPerusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode 2005-2010)”. Skripsi Universitas EkonomiDan Bisnis Universitas Diponegoro : Semarang.
RIWAYAT HIDUP
MUZAKKIR, Dilahirkan pada tanggal 16 Desember 1993 di
Biring Balang Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa,
Sulawesi-Selatan. Penulis merupakan anak ke dua dari tiga
bersaudara, buah hati dari pasangan Ayahanda Ali Dg. Pudding
dan Ibunda Rahmatiah Dg. Rampu. Penulis memulai
pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Biring Balang dan tamat
pada Tahun 2005. Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya ke
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bajeng hingga tahun 2008. Setelah itu penulis
melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Limbung dan
tamat pada Tahun 2011. Pada Tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya
di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam Jurusan Akuntansi dan menyelesaikan studi pada Tahun 2015.