Upload
trinhtruc
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODEL LEARNING START WITH A QUESTIONS (LSQ)
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA KONSEP MOMENTUM DAN IMPULS
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Oleh:
Rifa Dwina Gusti
1111016300006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model Learning Start with a Questions
(LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls
disusun oleh Rifa Dwina Gusti, NIM 1111016300006, Program Studi Pendidikan
Fisika Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diajukan
pada sidang munaqasah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, April 2016
Yang mengesahkan,
Pembimbing I
Diah Mulhayatiah, M.Pd NIP. 19790309 200801 2 016
Pembimbing II
Fathiah Alatas, S.Pd, M.Si NIP. 19830215 200912 2 008
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model Learning Start with a Questions
(LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan Impuls
disusun oleh Rifa Dwina Gusti, NIM 1111016300006, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada
tanggal 18 Mei 2016 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis
memperoleh gelar sarjana S1 (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Fisika.
Jakarta, Juni 2016
Panitia Ujian Munaqasah,
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Program Studi Pendidikan Fisika)
Dwi Nanto, Ph.D .................. ........................
NIP. 19790319200901 1 009
Penguji I
Dwi Nanto, Ph.D .................. ........................
NIP. 19790319200901 1 009
Penguji II
Iwan Permana Suwarna, M.Pd .................. ........................
NIP. 19780504 200901 1 013
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA
NIP. 19550421 198203 1 007
iii
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Rifa Dwina Gusti
Tempat & Tanggal Lahir : Sijunjung & 02 Agustus 1994
NIM : 1111016300006
Jurusan / Prodi : Pendidikan IPA / Pendidikan Fisika
Judul Skripsi : Pengaruh Model Learning Start with a Questions
(LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Momentum dan Impuls
Dosen Pembimbing : 1. Diah Mulhayatiah, M.Pd
: 2. Fathiah Alatas, S.Pd, M.Si
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya
sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, April 2016
Rifa Dwina Gusti
NIM. 1111016300006
KEMENTERIAN AGAMA
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-066
UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
FITK No. Revisi: : 01
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
RIFA DWINA GUSTI, NIM. 1111016300006. Pengaruh Model Learning
Start with a Questions (LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Momentum dan Impuls. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Learning Start with a
Questions (LSQ) terhadap hasil belajar siswa SMA pada konsep momentum dan
impuls. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.
Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 dan kelas kontrol
adalah kelas XI IPA 1. Penentuan sampel dalam penelitian ini berdasarkan teknik
purposive sampling. Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari 2016.
Instrumen yang digunakan adalah instrumen tes berupa tes objektif pilihan ganda
dan instrumen nontes berupa angket respon siswa dan lembar observasi kegiatan
siswa. Data hasil instrumen tes dan nontes dianalisis secara kuantitatif. Data hasil
instrumen nontes menghasilkan data berupa persentase yang kemudian dikonversi
menjadi data kualitatif. Berdasarkan analisis data tes, disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa pada konsep momentum dan
impuls. Hal tersebut didasarkan pada hasil uji hipotesis menggunakan uji Mann-
Whitney terhadap data posttest. Nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.00, sedangkan nilai
taraf signifikansi sebesar 0,05 atau Sig. (2-tailed) < 0,05. Pembelajaran
menggunakan model LSQ unggul pada jenjang kognitif C1, C2, C3, dan C4.
Respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model LSQ berada pada
kategori baik, dan hasil observasi kegiatan siswa selama pembelajaran juga berada
pada kategori baik.
Kata Kunci : Learning Start with a Questions (LSQ), purposive sampling, Hasil
Belajar, Angket, Lembar Observasi, Momentum dan Impuls.
v
ABSTRACT
RIFA DWINA GUSTI, NIM. 1111016300006. The Influence of Learning Start
with a Questions (LSQ) models on Learning Outcomes on The Momentum and
Impulse. Undergraduate Thesis of Physics Education Program, Science
Education Department, Faculty of Tarbiya and Teachers Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2016.
This research aims to determine the influence of Learning Start with a Questions
(LSQ) models on Learning Outcomes on The Momentum and Impulse. This
research did at state senior high school 11 of Tangerang Selatan City. The
experiment class in this research is XI science 3, while the control class is XI
science 1. The sample in tis research based on purposive sampling technique. The
research took place in February 2016. Instrument were used in this research are
test instrument which is objectives test in multiple choice form and nontest
instrument which is student questionnaire responses and observation sheet of
student activity. The result of the test instruments and non-test instruments data
were analyzed in quantitative. Non-test instruments data produce data in the
percentage form and then converted into qualitative data. Based on the analysis
of the test data, it is concluded that there is the influence of LSQ models on
learning outcomes on the momentum and impulse. It is based on the result of
hypothesis testing using Mann-Whitney test on posttest data. The value of Sig. (2-
tailed) is 0.00, while the level of significance is 0.05 or Sig. (2-tailed) < 0.05.
Learning using LSQ models superior in cognitive level of C1 (remember), C2
(understand), C3 (apply), and C4 (analyze). The result of student questionnaire
responses to the use of LSQ models are in good category, and the result of
observation sheet of student’s activity is in good category too.
Keyword : Learning Start with a Questions (LSQ), purposive sampling, Learning
Outcomes, Questionnaire, Observation Sheet, Momentum and Impulse
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, serta nikmat yang tidak pernah putus
untuk hamba-hambanya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT. Atas ridho-Nya, akhirnya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Learning
Start with a Questions (LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Momentum dan Impuls”.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus, apresiasi dan terima
kasih tersebut disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc, selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dwi Nanto, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Ai Nurlaela, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan saran dan arahan kepada penulis selama proses perkuliahan.
6. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd dan Ibu Fathiah Alatas, S.Pd, M.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan waktu, arahan, bimbingan, dan kasih
sayang kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh dosen, staff, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya Jurusan Pendidikan IPA Program Studi Pendidikan Fisika yang
telah memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama
proses perkuliahan.
vii
8. Bapak Drs. Rodani, M.M selaku Kepala SMA Negeri 11 Kota Tangerang
Selatan yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.
9. Bapak Fafian Apik Mandiri, S.Pd, selaku guru mata pelajaran fisika kelas IX
IPA yang telah membimbing penulis selama penelitian berlangsung.
10. Dewan guru, staff, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri XI Kota
Tangerang Selatan yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama
penelitian.
11. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Riyal yang tidak
pernah lelah berjuang dan berkorban demi anaknya, Ibunda Zurfa yang selalu
sabar mendidik anaknya, menerima keluh kesah, suka dan duka. Adik dan
Kakak kesayangan saya Rizky Silvia, S.Pd, Azizul Hayati, dan Arif Rahman
yang selalu memberi semangat dan dorongan sehingga skripsi ini dapat
selesai.
12. Sahabat-sahabat seperjuangan Fisika angkatan 2011, terimakasih sudah
menjadi bagian keluarga yang selalu ceria, kakak kelas dan adik kelas Fisika
yang telah memberi bantuan, inspirasi dan motivasi.
13. Sahabat-sahabat Keluarga Mahasiswa Minangkabau (KMM) Ciputat, yang
selalu menjadi keluarga, memberikan inspirasi, dan motivasi.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
skripsi ini. Oleh karena itu, demi kesempurnaan penulisan selanjutnya, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir kata
penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini, semoga apa yang telah dihasilkan dapat bermanfaat
dan berguna bagi kita semua.
Jakarta, April 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................ iii
ABSTRAK ................................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................... v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xi
DAFTARTABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ......................................................... 4
D. Perumusan Masalah .......................................................... 4
E. Tujuan Penelitian .............................................................. 4
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 5
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ......................................... 6
A. Deskripsi Teoritis .............................................................. 6
1. Belajar dan Pembelajaran ............................................ 6
2. Komponen-komponen Pembelajaran ......................... 7
a. Tujuan ................................................................. 7
b. Siswa ................................................................... 7
c. Guru .................................................................... 7
d. Bahan ................................................................... 7
e. Media .................................................................. 8
f. Penilaian .............................................................. 8
3. Pendekatan Konstruktivisme ...................................... 8
ix
4. Strategi Pembelajaran Aktif ....................................... 10
5. Model Learning Start with a Questions (LSQ) .......... 10
a. Pengertian LSQ ................................................... 10
b. Langkah-langkah LSQ ........................................ 11
c. Kelebihan dan Kekurangan LSQ ........................ 12
6. Hasil Belajar ............................................................... 13
a. Pengertian Hasil Belajar .................................... 13
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......... 15
7. Konsep Momentum dan Impuls ................................. 16
a. Momentum dan Impuls ...................................... 16
b. Hukum Konservatif Momentum ........................ 17
c. Tumbukan .......................................................... 18
B. Kerangka Pikir ................................................................... 21
C. Penelitian Relevan .............................................................. 22
D. Hipotesis Penelitian ........................................................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................... 26
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................... 26
B. Metode dan Desain Penelitian ........................................... 26
C. Populasi dan Sampel ......................................................... 27
D. Variabel Penelitian ............................................................ 27
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 27
F. Instrumen Penelitian .......................................................... 27
1. Instrumen Tes ............................................................. 27
2. Instrumen Nontes ....................................................... 28
G. Kalibrasi Instrumen ........................................................... 29
1. Validitas ..................................................................... 29
2. Reliabilitas ............................................................... .. 31
3. Taraf Kesukaran (P) .................................................... 32
4. Daya Pembeda (D) ....................................................... 33
H. Teknik Analisis Data ......................................................... 34
1. Uji Normalitas ............................................................. 35
x
2. Uji Homogenitas ........................................................ 36
3. Uji Hipotesis .............................................................. 36
a. Normal dan Homogen ......................................... 36
b. Normal dan Tidak Homogen................................ 38
c. Data Tidak Terdistribusi Normal ......................... 39
4. Normal Gain ............................................................... 39
5. Analisis Data Nontes .................................................. 40
a. Angket Respon Siswa ........................................ 40
b. Lembar Observasi Kegiatan Siswa .................... 40
I. Hipotesis Statistik .............................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 42
A. Hasil Penelitian ................................................................. 42
1. Hasil Pretest ............................................................... 42
2. Hasil Posttest .............................................................. 44
3. Rekapitulasi Hasil Belajar .......................................... 45
a. Data Hasil Pretest dan Posttest ........................... 45
b. Kemampuan Kognitif Siswa ................................ 46
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik .......................... 49
a. Uji Normalitas ..................................................... 49
b. Uji Homogenitas ................................................. 50
5. Hasil Uji Hipotesis ..................................................... 50
6. Hasil Analisis Data Angket ........................................ 52
7. Hasil Analisis Data Lembar Observasi ...................... 52
B. Pembahasan ....................................................................... 53
BAB V PENUTUP .............................................................................. 59
A. Kesimpulan ....................................................................... 59
B. Saran .................................................................................. 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 60
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tumbukan Lenting Sempurna ............................................ 18
Gambar 2.2 Tumbukan Lenting Sebagian .............................................. 19
Gambar 2.3 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali .............................. 20
Gambar 2.4 Kerangka Pikir .................................................................... 22
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil PretestKelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen ......................................................... 42
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen ........................................................ 44
Gambar 4.3 Grafik Jenjang Kognitif Hasil Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................... 47
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen ........................................... 48
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pretest and Postest Control Group Design .............................. 26
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes .......................................................... 28
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa ............................................... 29
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa .......................................... 29
Tabel 3.5 Klasifikasi Validasi Butir Soal ................................................ 30
Tabel 3.6 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes ............................................ 31
Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen ............................. 32
Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran ............................................... 33
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ............................... 33
Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda ...................................................... 34
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes ................................. 34
Tabel 3.12 Hasil Uji N-Gain Instrumen Tes ............................................. 39
Tabel 3.13 Skor Angket Respon Siswa ..................................................... 40
Tabel 3.14 Kriteria Penilaian .................................................................... 41
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................... 43
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................... 45
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..................................... 46
xiii
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................... 49
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................... 50
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest................................... 51
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ................................ 51
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ..................................... 51
Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa Model Pembelajaran LSQ ......... 52
Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................ 53
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pra Penelitian
A. Kisi-kisi Instrumen Tes ..................................................... 63
B. Instrumen Tes Sebelum Uji Coba ...................................... 64
C. Hasil Uji Coba Instrumen Tes ........................................... 85
D. Instrumen Tes Setelah Uji Coba ....................................... 97
E. Kisi-kisi Angket Respon Siswa ......................................... 113
F. Angket Respon Siswa ....................................................... 114
G. Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa .................... 116
H. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ................................... 117
Lampiran 2 Proses Penelitian
A. RPP Kelas Kontrol ............................................................ 119
B. RPP Kelas Eksperimen ..................................................... 142
C. Handout ............................................................................. 162
Lampiran 3 Pasca Penelitian
A. Hasil Pretest ...................................................................... 176
B. Hasil Posttest ..................................................................... 179
C. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol ...................... 182
D. Uji Normalitas Data PretestKelas Eksperimen ................. 184
E. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol ..................... 186
F. Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen .............. 188
G. Uji Homogenitas Data Pretest .......................................... 190
H. Uji Homogenitas Data Posttest ......................................... 191
I. Uji Hipotesis Data Pretest ................................................. 192
J. Uji Hipotesis Data Posttest ............................................... 193
K. Perhitungan Nilai Rata-rata Jenjang Kognitif ................... 194
L. Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar ............................. 198
xv
Lampiran 4 Surat-Surat Penelitian
A. Surat Keterangan Penelitian ............................................... 199
B. Lembar Uji Referensi ......................................................... 200
C. Daftar Riwayat Hidup ....................................................... 209
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fisika merupakan bagian dari sains (IPA), dapat dikatakan bahwa hakikat
fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses yang dikenal sebagai proses ilmiah yang dibangun atas dasar
sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga
komponen berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.1 Fisika
sangat erat sekali kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, seperti konsep
momentum dan impuls.
Konsep momentum dan impuls erat kaitannya dengan kehidupan sehari-
hari, tapi masih banyak siswa yang tidak mengenalnya. Sebagai contoh peristiwa
tabrakan, jika ditelurusi ada konsep momentum dan impuls yaitu tumbukan di
balik peristiwa tabrakan tersebut. Selain itu dalam penggunaannya, istilah
momentum dalam sehari-hari memiliki makna yang berbeda dengan istilah yang
dipakai di fisika. Oleh karena itu, perlu sekali agar siswa dapat memahami
momentum dan impuls.
Pemahaman siswa mengenai konsep ini dapat dibentuk melalui kegiatan
belajar mengajar di kelas. Kegiatan belajar mengajar melibatkan interaksi antara
siswa, siswa dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya untuk
mencapai kompetensi dasar yang sudah ada.2 Interaksi antara guru dan siswa di
dalam kelas hendaknya interaksi dua arah, guru ke siswa dan siswa ke guru.
Kegiatan pembelajaran seperti ini dapat terwujud melalui penggunaan model
pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada siswa.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa siswa lebih banyak diam dalam
merespon informasi mengenai pelajaran yang guru sampaikan. Kebanyakan siswa
sibuk dengan aktivitasnya sendiri saat guru menjelaskan materi di depan kelas.
Jika materi kurang dipahami, mereka malu untuk bertanya. Hal ini sejalan dengan
1 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h. 137-138.
2 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),
h. 149.
2
hasil observasi yang dilakukan, bahwa siswa cenderung pasif saat pembelajaran
berlangsung. Ini disebabkan oleh pemilihan model pembelajaran oleh guru, model
yang diterapkan tidak menggali kemampuan awal siswa, guru cenderung
menganggap siswa sebagai objek pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran sebaiknya memberikan siswa kebebasan untuk
belajar mandiri. Tidak semua materi pelajaran harus guru jelaskan di depan kelas,
hendaknya guru memberi kebebasan kepada siswa untuk menggali
kemampuannya sendiri. Siswa yang mencari pemahaman sendiri terhadap suatu
hal, cenderung mengingatnya lebih lama. Oleh karena itu, diperlukan model
pembelajaran yang memicu siswa untuk aktif. Siswa yang aktif memberikan hasil
belajar siswa yang lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya pemilihan
model pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.
Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para guru dalam
melaksanakan proses pembelajaran, model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan. Pemilihan model pembelajaran
yang kurang tepat menyebabkan siswa pasif yang berdampak pada rendahnya
hasil belajar siswa. Hendaklah diterapkan model pembelajaran yang merangsang
siswa untuk aktif. Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki siswa untuk dapat mencapai hasil belajar
yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.3
Pembelajaran ini bermaksud untuk mengaktifkan siswa di kelas, tidak menjadikan
guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan di kelas.
Learning start with a questions (LSQ) merupakan tipe dari pembelajaran
aktif. LSQ ialah bagian dari pendekatan konstruktivisme, yaitu pendekatan yang
lebih berfokus kepada siswa sebagai pusat dalam proses pembelajaran.
Pendekatan konstruktivisme disajikan supaya lebih merangsang dan memberi
peluang kepada siswa untuk belajar berpikir inovatif dan mengembangkan
3 Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 106.
3
potensinya secara optimal. Model LSQ menjadi bagian dari pendekatan
konstruktivisme mengajak siswa untuk memahami materi pelajaran secara
mandiri terlebih dahulu, selanjutnya menanyakan bagian yang tidak dipahami
kepada guru. Model LSQ adalah pembelajaran aktif yang berawal dari suatu
pertanyaan. Agar siswa aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk
mempelajari materi yang akan dipelajarinya, yaitu dengan membaca terlebih
dahulu. Selain itu, siswa dapat bertukar pikiran dengan temannya, sehingga
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Model pembelajaran ini merupakan cara
belajar aktif dengan membuat siswa bertanya tentang materi pelajaran sebelum
ada penjelasan dari guru.4
Belajar aktif dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik, hal ini
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Jana Hackathorn, bahwa
pembelajaran aktif membantu untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kelas
dengan menerapkan pembelajaran aktif memberikan hasil belajar yang lebih
tinggi daripada metode pembelajaran lainnya, sedangkan pengajaran dengan
metode konvensional (ceramah) memberikan hasil belajar paling rendah dari
semua metode pembelajaran.5 Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Saprina
Eliza, bahwa strategi pembelajaran aktif tipe LSQ berpengaruh terhadap hasil
belajar, sikap belajar dan keterampilan belajar siswa.6
Penggunaan model LSQ ini tentunya dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran fisika khususnya pada konsep momentum dan impuls
sehingga dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada
konsep momentum dan impuls. Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian yang bejudul “Pengaruh model Learning Start
with a Question (LSQ) terhadap Hasil Belajar Siswa SMA pada Konsep
Momentum dan Impuls.
4 Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj Sarjulu, et. al,
(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), h. 144 5 Jana Hackathorn, dkk, Learning by Doing: An Empirical Study of Active Teaching
Techniques, The Journal of Effective Teaching, Vol. 11, No. 2, 2011, pp. 40. 6 Seprina Eliza, “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Start with a
Question (LSQ) dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IIS SMAN 16 Padang”, Skripsi
pada STKIP PGRI, Sumatra Barat, 2014,h. i , tidak diterbitkan.
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan belajar di kelas yang cenderung tidak mengaktifkan siswa.
2. Pemilihan model yang kurang tepat, sehingga siswa bersikap pasif.
3. Interaksi guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran cenderung satu arah.
4. Hasil belajar fisika siswa masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Untuk mengoptimalkan hasil penelitian ini, maka permasalahan penelitian
dibatasi sebagai berikut:
1. Hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini dibatasi hanya pada ranah
kognitif berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Rin W.
Anderson dan David R. Krathwhol pada jenjang C1 (mengingat), C2
(memahami), C3 (menerapkan) dan C4 (menganalisis).
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
learning start with a questions (LSQ) menurut Melvin L. Silberman.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Apakah model learning start with a questions (LSQ) berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C1 sampai
C4?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah yang sudah dirumuskan, penelitian ini bertujuan
untuk:
1. Mengetahui pengaruh model learning start with a questions (LSQ) terhadap
hasil belajar siswa pada konsep momentum dan impuls.
5
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C1 sampai
C4.
F. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi penulis, memberikan pengalaman penelitian dan wawasan pengetahuan
tentang model learning start with a questions (LSQ).
2. Bagi siswa, memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa
khususnya pada konsep momentum dan impuls.
3. Bagi guru, memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk memperbaiki hasil belajar siswa khususnya pada konsep momentum
dan impuls.
6
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah suatu proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri
dalam interaksi dengan lingkungan.1Belajar juga dapat didefinisikan sebagai
proses perubahan perilaku suatu organisasi sebagai akibat pengalaman.2Belajar
adalah perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, bukan karena
pertumbuhan atau perkembangan tubuh atau karakteristik seseorang sejak
lahir.3Dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk mengubah
tingkah laku siswa sehingga diperoleh pengetahuan dan keterampilan yang lebih
baik dari sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang melibatkan siswa dalam
proses mental dan fisik melalui interaksi antara siswa, siswa dan guru,
lingkungan, sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar,
kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar kepada
siswa.4Pembelajaran juga dapat didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan secara
sengaja, terarah dan terencana, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih
dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali, agar terjadi
proses belajar pada diri seseorang.5 Berbagai pendapat pengertian pembelajaran di
atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu
proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat
1 Slameto, Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 2. 2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Erlangga, 2006),
h. 2. 3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2009),
h. 16. 4 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),
h. 149. 5 Eveline Siregar & Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 13.
7
menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling
mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang
diinginkan pada suatu lingkungan belajar.
2. Komponen-komponen Pembelajaran
a. Tujuan
Dalam konteks pendidikan, tujuan merupakan persoalan tentang misi dan
visi suatu lembaga pendidikan, dengan demikian tujuan penyelenggaraan
pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga pendidikan itu sendiri.6
b. Siswa
Siswa adalah komponen penting dalam hal belajar mengajar. Proses
pembelajaran pada hakikatnya diarahkan untuk membelajarkan siswa agar dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh karena itu, dalam proses
pengembangan perencanaan dan desain pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat
dari segala kegiatan.7
c. Guru
Dalam proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai koordinator saja,
tetapi tidak juga meniadakan peran guru sebagai pengajar. Namun lebih
menyeimbangkan peran guru dan siswa, supaya tercipta suatu bentuk
pembelajaran yang mengaktifkan kegiatan, baik oleh guru maupun siswa.8
d. Bahan
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan oleh guru dalam
proses belajar mengajar. Ada dua macam bahan pelajaran, yakni bahan pelajaran
pokok dan bahan pelajaran pelengkap. Bahan pelajaran pokok adalah bahan
pelajaran yang menyangkut bidang studi yang dipegang oleh guru sesuai dengan
profesinya. Sedangkan bahan pelajaran pelengkap adalah bahan pelajaran yang
6 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Bandung: Kencana,
2008), h. 10. 7Ibid., h. 9.
8 Hakiim, Op. cit,.h. 155.
8
dapat membuka wawasan seorang guru dan menunjang penyampaian bahan
pelajaran pokok.9
e. Media
Media pembelajaran adalah segala bentuk perangsang dan alat yang
disediakan guru untuk mendorong siswa belajar secara cepat, tepat, mudah, benar,
dan tidak terjadinya verbalisme. Media pembelajaran menjadi alat bantu bagi
siswa agar memperoleh pengalaman belajar secara signifikan.10
f. Penilaian
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan yang telah ditetapkan tercapai. Dengan kata lain, penilaian berfungsi
sebagai alat untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.11
3. Pendekatan Konstruktivisme
Teori konstruktivisme dikembangkan oleh Piaget pada pertengahan abad
ke-20. Piaget berpendapat bahwa pada dasarnya setiap individu sejak lahir sudah
memiliki kemampuan untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri.
Pengetahuan yang dikonstruksi oleh anak akan menjadi pengetahuan yang
bermakna, sedangkan pengetahuan yang diperoleh dari pemberitahuan tidak akan
menjadi pengetahuan yang bermakna, pengetahuan ini hanya diingat sementara.12
Belajar menurut teori konstruktivisme adalah kegiatan aktif siswa
membangun sendiri pengetahuannya, mencari sendiri makna dari sesuatu yang
sedang mereka pelajari. Sehingga proses mengajar bukanlah kegiatan
memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi kegiatan yang
memungkinkan siswa belajar mengkonstruksi sendiri pengetahuannya. Guru
9 Syaiful B. Djamarah & Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 2006), h. 43. 10
Hanafiyah & Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama,
2012), h. 59-60. 11
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1989), h. 22. 12
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2006), h. 123-124.
9
dalam hal ini berperan sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu
optimalisasi belajar siswa.13
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap
proses pembelajaran. Merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses
yang sifatnya masih sangat umum.14
Pendekatan konstruktivisme dalam belajar
merupakan pendekatan yang lebih berfokus kepada siswa sebagai pusat dalam
proses pembelajaran. Pendekatan konstruktivisme disajikan supaya lebih
merangsang dan memberi peluang kepada siswa untuk belajar berpikir inovatif
dan mengembangkan potensinya secara optimal.15
Beberapa karakteristik pendekatan konstruktivisme dalam proses
pembelajaran, yaitu:16
a. Proses pembelajaran berpusat pada siswa.
b. Proses pembelajaran merupakan proses integrasi pengetahuan baru dengan
pengetahuan lama yang dimiliki siswa.
c. Berbagai pandangan yang berbeda dari siswa dihargai dan menjadi tradisi
dalam proses pembelajaran.
d. Siswa didorong untuk menemukan berbagai kemungkinan dan
mensintesiskan secara terintegrasi.
e. Proses pembelajaran berbasis masalah dalam rangka mendorong siswa dalam
proses pencarian yang lebih alami.
f. Proses pembelajaran mendorong terjadinya koperatif dan kompetitif di
kalangan siswa secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.
g. Proses pembelajaran dilakukan secara kontekstual.
Ada beberapa prinsip pendekatan konstruktivisme yang dapat dijadikan
sebagai acuan dalam mengelola proses pembelajaran, yaitu siswa diberi masalah
yang sesuai dengan kehidupannya, penstrukturan belajar pada konsep primer,
13
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada, 2012), h. 38. 14
Sanjaya, Op. cit., h. 127. 15
Hanafiyah, dkk., Op. cit., h. 62. 16
Ibid., h. 63-64.
10
menelaah dan menghargai pendapat siswa, kurikulum disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan menilai belajar siswa dalam konteks mengajar.17
Ada lima elemen belajar yang konstruktivistik, yaitu:18
a. Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge).
b. Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge).
c. Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge).
d. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge).
e. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut
(reflecting knowledge).
4. Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.19
Pembelajaran
aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua
potensi yang dimiliki anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.20
Belajar aktif merupakan
sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang
komprehensif. Belajar meliputi berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak
awal melalui aktifitas-aktifitas yang membangun kerja kelompok dan dalam
waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran.21
Dapat disimpulkan bahwa belajar aktif adalah menjadikan belajar sebagai
ajang bagi siswa untuk membangun sendiri makna atau pengertian yang
melibatkan potensi yang dimilikinya.
5. Model Learning Start with a Questions (LSQ)
a. Pengertian LSQ
Model pembelajaran learning start with a questions (LSQ) adalah
pembelajaran aktif melalui bertanya. Proses mempelajari sesuatu lebih efektif jika
siswa aktif, mencari pola daripada menerima saja. Salah satu cara menciptakan
17
Hakiim, Op. cit., h. 46. 18
Ibid., h. 47. 19
Sanjaya, Op. cit., h. 126. 20
Siregar, dkk., Op. cit., h. 106. 21
Mel Silberman, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj Sarjulu, et. al,
(Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2007), h. xxii.
11
pola belajar aktif adalah dengan merangsang siswa untuk bertanya tanpa
penjelasan terlebih dahulu dari guru.22
b. Langkah-langkah LSQ
Langkah-langkah pembelajaran aktif tipe LSQ menurut Melvin L.
Silberman adalah sebagai berikut:23
1) Distribusikan kepada siswa sebuah handout yang berisi materi pelajaran.
Handout bisa memuat grafik atau diagram yang menarik dan menggambarkan
materi yang sedang dipelajari. Selain itu, teks terbuka juga pilihan yang baik,
dengan harapan untuk menimbulkan rasa ingin tahu.
2) Siswa mempelajari handout secara individu, setelah itu menandai bagian
yang belum dipahami. Selanjutnya bekerja sama dengan teman sebangku
untuk menemukan penyelesaian bagian yang kurang dipahami. Menuliskan
pertanyaan untuk bagian materi yang belum dipahami.
3) Guru menyampaikan pelajaran melalui jawaban pertanyaan yang diajukan
siswa.
Menurut Hisyam Zaini, dkk ada enam tahapan model LSQ, yaitu:24
1) Pilih bacaan yang sesuai, kemudian bagikan kepada siswa.
2) Perintahkan siswa untuk mempelajari bacaan sendiri atau dengan teman.
3) Siswa diminta untuk memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak
diapahami, anjurkan untuk memberi tanda sebanyak mungkin.
4) Di dalam pasangan atau kelompok kecil, minta siswa untuk menuliskan
pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca.
5) Kumpulkan pertanyaan-pertanyaan yang telah ditulis.
6) Sampaikan pelajaran dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
22
Ibid., h. 144. 23
Ibid., h. 144-145. 24
Zaini, dkk., Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: CTSD UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2008), h. 44-45.
12
c. Kelebihan dan Kekurangan LSQ
Adapun kelebihan dari metode pembelajaran aktif tipe learning start with
a questions (LSQ)ini adalah sebagai berikut:25
1) Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu
sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah
mendapat tambahan penjelasan dari guru.
2) Siswa menjadi aktif bertanya.
3) Materi dapat diingat lebih lama.
4) Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa belajar untuk mengajukan
pertanyaan.
5) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka
dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok.
6) Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara berkelompok dan saling
bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
7) Dapat mengetahui mana siswa yang belajar dan yang tidak belajar.
Selain kelebihan, juga ada kelemahan dari LSQ. Adapun kekurangan yang
dimiliki model pembelajaran aktif tipe learning start with a questions (LSQ)
adalah:26
1) Pelaksanaan pembelajaran harus dilakukan dengan kreatif dan vokal yang
mampu mencakup kelas.
2) Guru harus mampu menjadi moderator dan fasilitator yang baik.
25
Suryo Budi S & Munoto, “Pengaruh Strategi Learning Starts with a Questions terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Memahami Sifat Dasar Simyal Audio di SMK
Negeri 2 Surabaya”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Vol. 2, 2013, h. 431, tidak diterbitkan. 26
Elza Firanda R & Ani Widayati, “Model Active Learning dengan Teknik Learning
Start with a Questions dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran Akutansi
Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan
Akutansi Indonesia, Vol. X, 2012, h. 9, tidak diterbitkan.
13
6. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya.27
Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
1) Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan perilaku yang berhubungan dengan
berpikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Ranah ini memiliki enam
tingkatan, tingkatan kemampuan tersebut dari yang terendah adalah mengingat
(remember), memahami (understand), menerapkan (apply), menganalisis
(analyze), mengevaluasi (evaluate) dan mencipta (create).28
a) Mengingat (remember)
Mengingat diartikan sebagai mengeluarkan kembali (retrieve) pengetahuan
yang relevan dari ingatan jangka panjang (long-term memory). Mengingat terdiri
dari dua macam, yaitu mengenali (recognize) dan menginga kembali (recall).
Mengenali (recognize) adalah mengeluarkan kembali pengetahuan yang relevan
dari long-term memory dengan tujuan membandingkan dengan informasi yang
diberikan. Sedangkan mengingat kembali (recall) adalah mengeluarkan kembali
pengetahuan yang relevan dari long-term memory saat diberi petunjuk, petunjuk
seringkali berupa pertanyaan.29
b) Memahami (understand)
Pemahaman diartikan sebagai suatu kemampuan menangkap makna suatu
bahan ajar.30
Kemampuan memahami terdiri dari menginterpretasikan,
memberikan contoh, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan (inferring),
membandingkan dan menjelaskan (explaining).31
Ada tiga kategori pada jenjang kognitif C2 (memahami), yaitu pemahaman
terjemahan (terendah), penafsiran (kedua), dan ekstrapolasi (tertinggi).
27
Sudjana, Op. cit., h. 22. 28
Hakiim, Op. cit., h. 101. 29
Loc. cit. 30
Hisyam Zaini, dkk, Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: CTSD
IAIN Sunan Kalijaga, 2002), h. 69. 31
Hakiim, Op. cit., h. 101-102.
14
Pemahaman terjemahan dalam artian memberikan arti yang sebenarnya.
Sedangkan pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagian-bagian yang
terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, menghubungkan beberapa bagian
dari grafik dengan kejadian, atau membedakan yang pokok dan yang bukan
pokok. Dan yang tertinggi pemahaman ekstrapolasi, yaitu kemampuan siswa
untuk bisa melihat di balik yang tertulis, dapat membuat ramalan tentang
konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus,
ataupun masalah yang ada.32
c) Menerapkan (apply)
Penerapan yang dimaksud adalah kemampuan menggunakan bahan ajar
yang telah dipelajari pada situasi yang baru dan konkret. Meliputi penerapan
aturan, metode, konsep, prinsip, hukum dan teori-teori.33
d) Menganalisis (analyze)
Analisis menuntutsuatu kemampuan memilah-milah suatu bahan pada
bagian-bagian komponennya sehingga struktur bahan tersebut dapat dipahami.
Meliputi identifikasi, analisis hubungan antara bagian-bagian, dan pengenalan
terhadap prinsip-prinsip pengorganisasian unsur yang terkait.34
e) Mengevaluasi (evaluate)
Mengevaluasi artinya membuat penilaian berdasarkan suatu kriteria atau
standar tertentu. Kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,
keefektifan, efisiensi dan konsistensi. Kemampuan mengevaluasi ini terdiri dari
kemampuan mengecek dan mengkritik.35
f) Mencipta (create)
Mencipta artinya memadukan berbagai elemen untuk membentuk sesuatu
yang koheren atau berfungsi, mereorganisasi elemen-elemen ke dalam suatu pola
atau struktur baru. Kemampuan mencipta terdiri dari kemampuan
32
Sudjana, Op. cit., h. 24. 33
Zaini, dkk., Op. cit., h. 70. 34
Loc. cit. 35
Hakiim, Op. cit., h. 103.
15
generating(menyusun hipotesis alternatif), merencanakan dan mendesain,
memproduksi, membangun.36
2) Ranah Afektif
Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai-nilai, interest, apresiasi
(penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Ada lima tingkatan pada ranah
afektif, urutan dari yang paling sederhana adalah kemauan menerima (receiving),
kemauan menanggapi (responding), berkeyakinan (valuing), penerapan karya
(organisation) dan ketekunan dan ketelitian (characterization by a value
complex).37
3) Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat
manual atau motorik. Ada tujuh tingkatan pada ranah psikomotorik, urutan dari
yang paling sederhana adalah persepsi (perseption), kesiapan melakukan suatu
kegiatan (set), mekanisme (mechanism), respons terbimbing (guided respons),
kemahiran (complex overt respons), adaptasi (adaptation) dan originasi
(origination).38
b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi dua, yaitu faktor internal
(dari dalam diri manusia) dan faktor eksternal (dari luar diri manusia). Faktor
internal meliputi faktor jasmaniah dan psikologis.
1) Faktor Jasmaniyah
Faktor kesehatan dan cacat tubuh termasuk ke dalam faktor jasmaniyah.
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya terganggu, akan
menyebabkan cepat lelah, kurang semangat, dan lain lain. Keadaan cacat tubuh
juga mempengaruhi belajar seseorang, untuk menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatan tersebut hendaklah ia ditempatkan di lembaga pendidikan
khusus atau menggunakan alat bantu.39
36
Loc. cit. 37
Ibid., h. 103-104. 38
Ibid., h. 105. 39
Slameto, Op. cit., h. 54-55.
16
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis meliputi motivasi, konsentrasi, reaksi (dalam kegiatan
belajar diperlukan unsur fisik maupun mental), organisasi (menata atau
menempatkan bagian-bagian pelajaran ke dalam suatu kesatuan pengertian),
pemahaman, dan ulangan (mengulang atau pekerjaan atau fakta yang sudah
dipelajari untuk mengatasi kelupaan pada siswa).40
Adapun faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
1) Lingkungan Keluarga
Pengaruh yang timbul dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.41
2) Lingkungan Sekolah
Faktor sekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran, dan waktu sekolah.42
3) Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa, di antaranya
kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk
kehidupan masyarakat.43
7. Konsep Momentum dan Impuls
a. Momentum dan Impuls
Ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan
gerakannya pada kelajuan konstan adalah hasil kali massa m dan kecepatan v,
yang disebut momentum.44
Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut:45
40
Sardiman, Op. cit., h. 40-44. 41
Slameto, Op. cit., h. 60. 42
Ibid., h. 64. 43
Ibid., h. 70. 44
Supiyanto, Fisika untuk SMA kelas IX, (Jakarta: Phibeta, 2007), h. 116. 45
Loc cit.
17
Keterangan:
= momentum (kgms-1
)
= massa (kg)
= kecepatan (ms-1
)
Sebuah mobil yang bergerak cepat mempunyai momentum yang lebih
besar dibandingkan dengan mobil yang bergerak lambat dengan massa yang sama,
dan sebuah truk yang berat memiliki momentum yang lebih besar dibandingkan
dengan dengan sebuah mobil kecil yang bergerak dengan kecepatan yang sama.
Makin besar momentum yang dimiliki suatu benda, makin sulit benda tersebut
untuk dihentikan dan semakin besar efek yang ditimbulkan jika dihentikan dengan
tabrakan atau tumbukan.46
Impuls adalah hasil kali gaya yang bekerja pada benda dengan selang
waktu yang sangat singkat.47
Secara matematis, dituliskan sebagai berikut:48
Keterangan:
= impuls (Ns)
= gaya (N)
= selang waktu (s)
Hubungan momentum dan impuls ditunjukkan oleh teorema impuls-
momentum. Teorema impuls momentum berbunyi perubahan momentum partikel
atau benda selama selang waktu tertentu sama dengan resultan gaya yang bekerja
selama interval waktu tertentu.49
b. Hukum Konservatif Momentum
Pernyataan umum hukum konservatif energi adalah “Momentum total dari
sistem benda-benda yang terisolasi tetap konstan”. Sistem yang dimaksud adalah
46
Giancoli, Fisika Jilid 1 Edisi Kelima, (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 214. 47
Abdul Haris Humaidi dan Maksum, Fisika SMA/MA Kelas XI, (Jakarta: Pustaka Insan
Madani, 2009), h. 130. 48
Supiyanto, Op cit., h.117. 49
Humaidi dan Maksum, Op cit., h. 130.
18
sekumpulan benda yang berinteraksi satu sama lain. Sistem terisolasi adalah suatu
sistem dimana gaya yang bekerja hanya gaya di antara dua benda itu sendiri. Jika
ada gaya luar (gaya yang diberikan benda dari luar sistem), maka momentum total
tidak kekal. Secara matematis dapat ditulis:50
Keterangan:
= massa benda 1 (kg)
= massa benda 2 (kg)
= kecepatan benda 1 (ms-1
)
= kecepatan benda 2 (ms-1
)
= kecepatan benda 1 setelah tumbukan (ms-1
)
= kecepatan benda 2 setelah tumbukan (ms-1
)
c. Tumbukan
1) Tumbukan Lenting Sempurna
Gambar 2.1 Tumbukan Lenting Sempurna51
Pada tumbukan lenting sempurna tidak ada energi yang terkonservasi,
sehingga berlaku hukum konservatif energi mekanik dan hukum konservatif
momentum.52
Pada tumbukan lenting sempurna, kecepatan benda sebelum dan sesudah
tumbukan sama besar, sehingga energi kinetiknya juga sama. Sehingga berlaku
hukum konservatif energi kinetik (EK):
EK1 + EK2 = EK’1 + EK’2
50
Giancoli, Op cit., h.217. 51
Supiyanto, Op cit., h.121 52
Loc cit.
19
( ) ( )
Jika persamaan di atas dibagi dengan persamaan ( ) ( ),
didapatkan:
( ) ( )
( ) ( )
dari persamaan terakhir ini, didapatkan koefisien restitusi (e) tumbukan yang
dinyatakan dengan:
Koefisien restitusi merupakan tingkat kelentingan suatu tumbukan yang dapat
dinyatakan melalui sebuah nilai. Untuk tumbukan lenting sempurna .
2) Tumbukan Lenting Sebagian
Gambar 2.2 Tumbukan lenting sebagian53
Ketika bola bergerak turun dari kedudukan semula sampai ke lantai
berlaku hukum konservatif energi mekanik:54
EP awal + EK awal = EP akhir + EK akhir
√
53
Ibid., h.122. 54
Humaidi, dkk., Op cit., h. 141.
20
Keterangan:
EP awal = energi potensial sebelum tumbukan (J)
EK awal = energi kinetik sebelum tumbukan (J)
EP akhir = energi potensial setelah tumbukan (J)
EK akhir = energi kinetik setelah tumbukan (J)
= percepatan gravitasi (ms-2
)
= ketinggian (m)
Kelajuan pada persamaan di atas adalah kelajuan yang dimiliki bola pada saat
menumbuk lantai. Untuk mencari kelajuan bola setelah menumbuk lantai
(kelajuan pantulan bola), dapat menggunakan persamaan koefisien restitusi
sebagai berikut:55
√
√
√
dengan
3) Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali
Gambar 2.3 Tumbukan tidak lenting sama sekali56
55
Ibid., h. 141-142. 56
Supiyanto, Op cit., h.122
21
Pada tumbukan ini, terjadi kehilangan energi kinetik terbesar sehingga
hukum konservatif energi mekanik tentu saja tidak berlaku. Setelah tumbukan,
kedua benda menyatu dan bergerak bersama-sama dengan kecepatan yang sama.57
( )
dengan
B. Kerangka Pikir
Proses pembelajaran fisika di sekolah seharusnya berjalan secara optimal,
tetapi praktek di lapangan berbeda dengan yang diharapkan. Hasil belajar siswa
masih rendah, hal ini terlihat dari pencapaian hasil belajar siswa yang masih jauh
dari KKM. Strategi pembelajaran yang digunakan tidak melibatkan siswa secara
aktif di dalam kelas, menjadi penyebab hasil belajar siswa rendah.
Pemilihan strategi pembelajaran di lapangan tidak melibatkan siswa secara
aktif di kelas. Guru cenderung menganggap siswa sebagai objek pembelajaran,
tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan konsep sendiri.
Faktor lain yang menjadi penyebab hasil belajar siswa rendah adalah siswa kurang
merespon materi yang diberikan guru.Siswa lebih banyak diam dalam merespon
informasi mengenai materi pembelajaran selama proses kegiatan belajar mengajar.
Siswa sibuk dengan aktifitasnya sendiri, sehingga siswa tidak memahami materi
yang sedang dipelajari. Siswa cenderung diam dan malu untuk bertanya jika guru
memberikan kesempatan bertanya atau memberi tanggapan mengenai materi yang
sedang dipelajari.
Masalah dalam pembelajaran fisika tersebut dapat diatasi dengan
pemilihan strategi pembelajaran yang lebih tepat. Pemilihan strategi pembelajaran
yang membuat siswa aktif, tidak hanya menerima pengetahuan keseluruhannya
dari guru. Strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah pembelajaran aktif.
Ada banyak tipe pembelajaran aktif, yang digunakan di sini adalah model
learning start with a questions (LSQ). Diharapkan dengan menggunakan model
LSQ ini, siswa bisa lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dan
57
Loc cit.
22
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada konsep
momentum dan impuls masih rendah dan siswa kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran. Hal ini terlihat pada saat pembelajaran berlangsung, kurangnya
partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dan sedikit sekali siswa yang mau
bertanya. Diharapkan pembelajaran dengan model LSQ memberikan pengaruh
positif terhadap hasil belajar siswa, khususnya pada konsep momentum dan
impuls. Alur kerangka berpikir pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.4
di bawah ini:
Gambar 2.4. Kerangka Pikir
C. Penelitian Relevan
1. Seprina Eliza (2014) dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif
Tipe Learning Start with a Questions (LSQ) dalam Pembelajaran Matematika
Siswa Kelas XI IIS SMAN 16 Padang”. Berdasarkan dalam analisis
tesdengan menggunakan uji t diperoleh thitung = 26,86 lebih besar dari ttabel =
2,08, berarti hipotesis diterima pada taraf nyata α = 0,05. Dari hasil analisis
non tes diperoleh rata-rata sikap belajar siswa 3,01 dan keterampilan belajar
siswa 2,94. Dapat disimpulkan terdapat pengaruh penerapan strategi
Hasil Belajar Siswa Rendah
Siswa tidak Aktif Bertanya
Pembelajaran Learning Start with a
Questions (LSQ)
Peningkatan Hasil Belajar
Siswa
Siswa Aktif Bertanya
23
pembelajaran aktif tipe learning start with a questions (LSQ) terhadap hasil
belajar siswa kelas XI IIS SMAN 16 Padang, sikap belajar siswa sudah baik
dan keterampilan belajar siswa sudah terampil.58
2. Elza Firanda R dan Ani Widayati (2012) dengan judul “Model Active
Learning dengan Teknik Learning Start with a Questions dalam Peningkatan
Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran Akutansi Kelas XI Ilmu Sosial 1
SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya peningkatan terhadap keaktifan siswa. Hal ini terlihat
dari rata-rata aspek keaktifan visual peserta lisan siswa pada siklus I 76,54%
dan siklus II naik menjadi 86,42%. Rata-rata aspek keaktifan lisan siswa
siklus I 87,65% dan siklus II naik menjadi 92,59%. Rata-rata aspek keaktifan
menulis siswa pada siklus I 87,65% dan siklus II naik menjadi 97,53%. Jadi
rata-rata keaktifan siswa ketiga aspek tersebut pada siklus I 77,78% dan pada
siklus II naik menjadi 92,18%, dengan peningkatan 14,4%. Sehingga
indikator keberhasilan pada keaktifan siswa kelas XI IS 1 telah tercapai.59
3. Febrianda (2012) dengan judul “Metode Active Learning Tipe Learning Start
with a Questions pada Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”.
Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t didapatkan bahwa hasil belajar siswa
dengan metode LSQ lebih baik daripada hasil belajar metematika siswa pada
kelas dengan metode konvensional. Dilihat dari segi ketuntasan siswa secara
individu, pada kelas eksperimen terdapat 60 % siswa yang mendapat nilai di
atas KKM yaitu 24 siswa sedangkan pada kelas kontrol hanya 55 % yaitu 22
siswa, dengan KKM 70.60
4. Ana Supriana (2013) dengan judul “Penerapan Metode Learning Start with a
Questions dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengemukakan Pendapat Siswa”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
58
Seprina Eliza, “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning Start with a
Questions (LSQ) dalam Pembelajaran Matematika Siswa Kelas XI IIS SMAN 16 Padang”, Skripsi
pada STKIP PGRI, Sumatra Barat, 2014,h. i , tidak diterbitkan. 59
Elza Firanda R & Ani Widayati, Op. cit., h. 1. 60
Febrianda Yenni S, “Metode Active Learning Tipe Learning Start with a Questions
pada Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1,
2012, h. 73-74.
24
pembelajaran sejarah dengan menerapkan metode learning start with a
questions, mampu meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat
siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan yang signifikan siswa
dalam mengemukakan pendapat, dari hasil observasi, keaktifan siswa yang
diindikasikan telah mamiliki kemampuan menemukakan pendapat yang baik
serta respon siswa yang pada umumnya menunjukkan ketertarikan dan
menyenangi pembelajaran sejarah dengan metode LSQ.61
5. Zahrotun Sholihah (2012) dengan judul “Peningkatan Aktivitas Belajar
Matematika Siswa dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Metode
Learning Start with a Questions”. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan empat tahap, yaitu tahap
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif metode LSQ
dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dan meningkatkan
hasil belajar matematika siswa.62
6. Siti Azizah (2013) dengan judul “Peningkatan Pemahaman Konsep
Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Pengajuan
Pertanyaan”. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa aktivitas belajar siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif pengajuan pertanyaan meningkat. Aktivitas belajar siswa
meningkat dari 48,29% pada siklus pertama menjadi 70,45% di siklus kedua.
Pembelajaran aktif pengajuan pertanyaan juga meningkatkan pemahaman
konsep siswa, dengan rata-rata 56,92 pada siklus pertama dan meningkat
menjadi 74,32 pada siklus kedua.63
61
Ana Supriana, “Penerapan Metode Learning Start with a Questions dalam Pembelajaran
Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa”, Skripsi pada
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, h. i, tidak diterbitkan. 62
Zahrotun Solihah, “Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa dengan
Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Learning Start with a Questions”, Skripsi pada
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012, h. vi, tidak diterbitkan. 63
Siti Azizah, “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Strategi
Pembelajaran Aktif Pengajuan Pertanyaan”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013,
h. i, tidak diterbitkan.
25
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berpikir yang telah diuraikan
sebelumnya, maka hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H0 : Tidak terdapat pengaruh pada hasil belajar siswa setelah pembelajaran
menggunakan model learning start with a questions (LSQ) pada konsep
momentum dan impuls
Ha : Terdapat pengaruh pada hasil belajar siswa setelah pembelajaran
menggunakan model learning start with a questions (LSQ) pada konsep
momentum dan impuls
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, yaitu bulan Februari
2016 di SMA Negeri 11 Kota Tangerang Selatan.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi exsperiment
atau eksperimen semu. Desain penelitian yang digunakan Nonequivalent Control
Group Design. Desain penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:1
Tabel 3.1 Pretest and Posttest Control Group Design
Kelompok Tes Awal Perlakuan (X) Tes Akhir
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
O1 : Tes hasil belajar yang diberikan sebelum proses belajar mengajar dimulai,
diberikan kepada kedua kelompok (eksperimen dan kontrol)
X1 : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok eksperimen yang
menggunakan model LSQ
X2 : Pemberian proses belajar mengajar untuk kelompok kontrol diberikan
pembelajaran dengan menggunakan model konvensional
O2 : Tes hasil belajar yang diberikan setelah proses belajar mengajar
berlangsung dan diberikan kepada kedua kelompok
1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014), h. 79.
27
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Sedangkan sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 11 Tangerang Selatan tahun ajaran 2015-2016.
Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini diambil 2 (dua)
kelas dari 4 (empat) kelas yang ada. Kelas XI IPA 3 sebagai kelas eksperimen dan
kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.4
D. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan
variabel terikat:
Variabel Bebas (X) : Pembelajaran learning start with a questions (LSQ)
Variabel Terikat (Y) : Hasil belajar siswa
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang ditempuh untuk
memperoleh data-data empiris yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan
penelitian. Teknik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
dengan instrumen berupa soal tes objektif tipe pilihan ganda dan nontes berupa
lembar observasi dan angket.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian diartikan sebagai alat ukur dalam penelitian untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan dan menguji hipotesis penelitian. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan nontes.
2 Iskandar, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ciputat Mega Mall, 2013), h. 69.
3Ibid., h. 70.
4 Sugiyono, Op cit., h. 85.
28
1. Instrumen Tes
Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif.
Aspek kognitif yang diukur hanya pada aspek C1 (mengingat), C2 (memahami),
C3 (menerapkan), dan C4 (mengaplikasikan). Tes diberikan sebelum (pretest) dan
sesudah perlakuan (posttest).
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes
Indikator RPP Ranah Penilaian
Jumlah C1 C2 C3 C4
Menjelaskan konsep momentum
dan impuls 1*,2*,
3*,4
5*,6*,
7*,8,
9*,
10*
10
Memformulasikan persamaan
momentum dan impuls
11*,
12,13,
14*
4
Menganalisis hubungan antara
momentum dan impuls
15,
16*
19*,
20
17,
18* 6
Menjelaskan hukum konservatif
momentum 21 22* 2
Menerapkan hukum konservatif
momentum untuk sistem tanpa
gaya luar
23*,
24
25*,
26* 4
Menganalisis tumbukan lenting
sempurna 27* 28 29 30* 4
Menganalisis tumbukan lenting
sebagian 31* 32
33*,
34*
35,
36* 6
Menganalisis tumbukan tidak
lenting sama sekali 37 38* 39 40* 4
Total 8 12 12 8 40
Persentase 20% 30% 30% 20% 100%
*Soal yang valid (25 soal)
2. Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
respon siswa dan lembar observasi aktivitas siswa. Angket respon siswa ini
digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan model Learning Start with a Questions (LSQ) pada konsep
momentum dan impuls. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model angket skala Likert yang berbentuk rating-scale, dimana siswa menjawab
29
pilihan Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Cukup (C), Setuju (S), dan
Sangat Setuju (SS). Kisi-kisi dalam angket ini dapat dilihat pada Tabel 3.3
berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi Angket Respon Siswa
No. Indikator
Butir
Pernyataan
Positif (+)
Butir
Pernyataan
Negatif (-)
Jumlah
1. Minat siswa terhadap
pembelajaran fisika 1 2 2
2. Isi handout momentum
dan impuls 3 4 2
3. Pembelajaran dengan
model LSQ 6,7,10,11,12,15 5,8,9,13,14 11
Jumlah 8 7 15
Lembar angket respon siswa dapat dilihat pada lampiran 1F.
Lembar observasi dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model Learning Start with a Questions (LSQ)
pada konsep momentum dan impuls. Kisi-kisi lembar observasi siswa dapat
dilihat pada Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
No. Indikator Aktivitas Siswa Pernyataan
1. Mempelajari handout 3
2. Membuat pertanyaan 1
3. Mengajukan pertanyaan 2
Jumlah 6
Lembar observasi aktifitas siswa dapat dilihat pada lampiran 1H.
G. Kalibrasi Instrumen
Sebuah instrumen penelitian yang akan digunakan harus memenuhi
kriteria kelayakan, untuk itu harus dilakukan kalibrasi instrumen terlebih dahulu.
Kalibrasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas, uji reliabilitas,
uji taraf kesukaran, dan daya pembeda.
30
1. Validitas
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan.5 Artinya, instrumen yang digunakan dalam pengukuran dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Uji validitas tes yang
digunakan adalah uji validitas isi (content validity). Dengan demikian, untuk
mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria digunakan uji statistik,
yaitu teknik korelasi Pearson Product Moment.
Rumus yang digunakan adalah:6
( )( )
√[ ( ) ][ ( ) ]
Keterangan:
xyr = koefisien korelasi antara variabel X dan Y
X = skor tiap butir soal
Y = skor total butir soal
N = jumlah siswa
Kemudian hasil di atas dibandingkan dengan nilai ttabel pada signifikansi
5% (α = 0,05). Kaidah keputusannya:7
Tabel 3.5 Klasifikasi Validitas Butir Soal
Rentang Nilai Validitas Kriteria
0,00 < rxy 0,200 Sangat Rendah
0,200 < rxy ≤ 0,400 Rendah
0,400 < rxy ≤ 0,600 Cukup
0,600 < rxy ≤ 0,800 Tinggi
0,800 < rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
5 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),
h. 73. 6Ibid., h. 87.
7Ibid., h. 89.
31
Hasil uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut:
Tabel 3.6 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 40
Jumlah Siswa 31
Nomor Soal Yang Valid 1,2,3,5,6,7,9,10,11,14,16,
18,19,22,23,25,26,27,30,
31,33,34,36,38,40
Jumlah Soal Yang Valid 25
Persentase Soal Yang Valid 62,5%
Pengolahan data uji validasi instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 1C.
2. Reliabilitas
Reliabilitas soal adalah ukuran yang menyatakan tingkat kekonsistenan
suatu soal tes.8 Artinya, kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan
memberikan hasil yang relatif sama. Kestabilan skor yang diperoleh orang yang
sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada situasi yang berbeda atau dari
satu pengukuran ke pengukuran lainnya. Reliabilitas mengandung tiga makna,
yaitu tidak berubah-ubah (stabilitas), konsisten dan dapat diandalkan. Reliabilitas
instrumen uji coba hasil belajar dihitung dengan rumus KR-20, yaitu:9
2
2
111 s
pqs
k
kr
Keterangan:
11r : koefisien reliabilitas internal seluruh item
p : proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q : proporsi subjek yang menjawab item salah pq 1
Σ pq : jumlah hasil perkalian p dan q
k : banyaknya item
s : standar deviasi dari tes
8 Asep Jihad & Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,
2012), h. 180. 9 Suharsimi, Op cit., h. 115.
32
Jika instrumen itu reliabel, maka dilihat kriteria penafsiran indeks
reliabilitasnya pada Tabel 3.7 sebagai berikut:10
Tabel 3.7 Interpretasi Kriteria Reliabilitas Instrumen
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas
r11 0,20 Sangat Rendah
0,20 r11 0,40 Rendah
0,40 r11 0,70 Sedang
0,70 r11 0,90 Tinggi
0,90 r11 1,00 Sangat Tinggi
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bahwa nilai reliabilitas
instrumen tes ini adalah 0,66. Nilai ini termasuk kategori sedang. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen tes ini layak digunakan dalam
penelitian.
Pengolahan data uji reliabilitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 1C.
3. Tingkat Kesukaran (P)
Analisis taraf kesukaran (P) adalah mengkaji soal-soal tes ditinjau dari
tingkat kesulitannya (mudah-sedang-sukar). Taraf kesukaran suatu soal
dinyatakan dengan indeks taraf kesukaran, yang berkisar antara 0,00 sampai 1,00.
Rumus mencari P adalah:11
JS
BP
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
10
Jihad & Abdul Haris, Op cit., h. 181. 11
Suharsimi, Op cit., h. 223.
33
Adapun tolak ukur menginterpretasikan tingkat kesukaran butir soal yang
diperoleh digunakan Tabel 3.8 sebagai berikut:12
Tabel 3.8 Interpretasi Tingkat Kesukaran
Hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada Tabel
3.9 berikut:
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 7 17,5%
Sedang 24 60%
Sukar 9 22,5%
Jumlah 40 100%
Pengolahan data uji taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 1C.
4. Daya Pembeda (DP)
Daya pembeda (DP) atau indeks diskriminasi adalah kemampuan suatu
butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan
siswa yang kemampuannya rendah.
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:13
B
B
A
A
J
B
J
BDP
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
B A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
12
Ibid., h. 225. 13
Ibid., h. 228.
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 – 0,30 Sukar
0,31 – 0,70 Sedang
0,71 – 1,00 Mudah
34
J A = Jumlah siswa kelompok atas
J B = Jumlah siswa kelompok bawah
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka nilai tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda seperti tertera pada Tabel 3.10
sebagai berikut:14
Tabel 3.10 Interpretasi Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda
0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik sekali
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes
Kriteria Soal Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Sangat Jelek - -
Jelek 6 15%
Cukup 16 40%
Baik 10 25%
Sangat Baik 8 20%
Jumlah 40 100%
Pengolahan data daya beda instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 1C.
H. Teknis Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian diolah dan dianalisis dengan
maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
hipotesis. Pengolahan dan penganalisisan data tersebut menggunakan statistik.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk
pengolahan data tersebut adalah:
14
Ibid., h. 232.
35
1. Uji Normalitas
Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian data adalah
mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
yang digunakan adalah ujiLilieforsdengan langkah-langkah sebagai berikut:15
1) Mengurutkan data sampel dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2) Menentukan nilai Z, dari tiap-tiap data dengan rumus
Keterangan:
Zi = Skor Baku
x = Nilai rata-rata
xi = Skor data ke-i
s = Simpangan Baku
3) Menentukan besar peluang untuk masing-masing nilai Z, berdasarkan Z tabel,
dan disebut dengan F(Zi).
Jika:
Zi> 0, maka F(Zi) = 0,5 + nilai tabel
Zi< 0, maka F(Zi) = 1 – (0,5 + nilai tabel)
4) Menghitung proporsi Z1, Z2, ...Zn yang lebih atau sama dengan Zi, jika proporsi
dinyatakan oleh S(Zi), maka:
( )
5) Menghitung selisih F(Zi) - S(Zi), kemudian tentukan harga mutlakny |F(Zi) -
S(Zi)|
6) Mengambil nilai terbesar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut, nilai ini
disebut L0
L0 = nilai |F(Zi) - S(Zi)| terbesar
7) Membandingkan nilai L0 dengan Tabel Nilai kritis L
8) Menarik kesimpulan:
Jika:
L0< Lt : Data terdistribusi normal
15
Supardi, Aplikasi Statistika dalam Penelitian, (Jakarta: Ufuk Press, 2012), h. 131-132.
36
21
21
11
nnS
xxt
g
L0> Lt : Data tidak terdistribusi normal
2. Uji Homogenitas
Setelah kelas diuji kenormalannya maka setelah itu kelas diuji
kehomogenitasannya. Pengujian homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah
objek (tiga sampel atau lebih) yang diteliti mempunyai variasi yang sama. Teknik
yang digunakan untuk uji homogenitas pada penelitian ini adalah dengan uji
Fisher, yaitu:16
Keterangan:
F = uji Fisher
S1² = variansi terbesar
S2² = variansi terkecil
Kriteria pengujian uji Fisher adalah sebagai berikut:
Fhitung< Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang homogen
Fhitung> Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang heterogen
3. Uji Hipotesis
Metode statistika untuk menentukan uji hipotesis yang akan digunakan
harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi statistika seperti asumsi distribusi dan
kehomogenan varians. Berikut ini kondisi asumsi distribusi dan kehomogenan
varians dari data hasil penelitian serta uji hipotesis yang seharusnya digunakan :
a. Normal dan Homogen
Untuk data berdistribusi normal dan homogen, untuk menguji hipotesis
digunakan statistik parametrik yaitu uji-t sesuai persamaan berikut:17
16
Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2011), h.
119. 17
Sudjana, Metoda Statistika (Bandung: Tarsito, 2005), h. 239.
37
2
11
21
2
22
2
11
nn
SnSnSg
dengan :
Keterangan:
1x = rata-rata skor kelompok eksperimen
2x = rata-rata skor kelompok kontrol
gS = varians gabungan (kelompok eksperimen dan kontrol)
2
1S = varians kelompok eksperimen
2
2S = varians kelompok kontrol
n1 = jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 = jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1) Mengajukan hipotesis, yaitu:
a) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Pretest
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X ≠Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor pretest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
b) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Hasil Posttest
Ho : X = Y
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Ha : X = Y
Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor posttest kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol.
2) Menghitung nilai thitung dengan rumus uji-t
3) Menentukan derajat kebebasan (dk), dengan rumus:
dk = (n1 – 1) + (n2 – 1)
38
4) Menentukan nilai t-tabel dengan α = 0,05
5) Menguji hipotesis
Jika –ttabel < thitung< ttabel maka Ho diterima pada tingkat kepercayaan 0,95.
Jika thitung ≤ -ttabel atau ttabel ≤ thitung maka Ha diterima pada tingkat
kepercayaan 0,95.
b. Normal dan Tidak Homogen
Menurut Sudjana, untuk menguji hipotesis digunakan statistik t’ sebagai
berikut:18
2
2
2
1
2
1
21'
n
s
n
s
XXt
Keterangan:
1X : rata-rata skor kelompok eksperimen
2X : rata-rata skor kelompok kontrol
2
1s : standar deviasi kelompok eksperimen
2
2s : standar deviasi kelompok kontrol
n1 : jumlah anggota sampel kelompok eksperimen
n2 : jumlah anggota sampel kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah, terima hipotesis 0H jika:
–NKt’< t
’<NKt
’ atau
21
2211
21
2211 'ww
twtwt
ww
twtw
2
2
221
2
11 /;/ nswnsw
dengan:
12
11
12
11
22
11
ntt
ntt
Untuk harga t’ lainnya, 0H ditolak.
18
Ibid., h. 241.
39
c. Data Tidak Terdistribusi Normal
Untuk data tidak terdistribusi normal, pengujian hipotesis menggunakan
uji Mann-Whitney dengan persamaan sebagai berikut:19
( )( )
( )( )
Keterangan:
Ux = Jumlah peringkat 1
Uy = Jumlah peringkat 2
nx = Jumlah sampel 1
ny = jumlah sampel 2
ΣRx= Jumlah rangking pada sampel 1
ΣRy= Jumlah rangking pada sampel 2
4. Normal Gain
Gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, gain menunjukkan
peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Rumus
normal gain menurut Meltzer, yaitu:20
pretestskoridealskor
pretestskorposttestskorgainN
Tabel 3.12 Hasil Uji N-Gain Instrumen Tes
Nilai N – gain Kategori
< 0,30 Rendah
0,30 < g < 0,70 Sedang
>0,70 Tinggi
19
Kadir, Op cit., h. 274. 20
Yanti Herlanti, “Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains”, Science Education
Research, (Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h.71.
40
5. Analisis Data Nontes
Instrumen nontes pada penelitian ini berupa angket respon siswa dan
lembar observasi aktivitas siswa. Berikut penjelasan dari masing-masing teknik
analisis data dari kedua instrumen nontes tersebut.
a. Angket Respon Siswa
Angket respon siswa diberikan setelah pembelajaran menggunakan model
Learning Start with a Questions (LSQ) dilaksanakan. Angket ini bertujuan untuk
mengetahui tanggapan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Angket
yang digunakan dalam penelitian ini adalah model angket skala Likert dengan
pernyataan positif dan negatif. Adapun kriteria penskoran untuk pernyataan positif
dan negatif dapat dilihat pada Tabel 3.13 berikut:21
Tabel 3.13 Skor Angket Respon Siswa
Jawaban Pernyataan
Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Cukup (C) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Selanjutnya data hasil perolehan skor diubah dalam bentuk persentase
dengan menggunakan rumus berikut:
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi dibuat untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan model Learning Start with a Questions
(LSQ). Observer menilai siswa dalam suatu lembar observasi dengan metode
check-list sesuai dengan rubrik penilaian yang telah ditentukan.
21
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, (Bandung: Alfabeta,
2013), h. 17.
41
Data yang telah diperoleh kemudian diolah dalam bentuk persentase.
Berikut cara untuk menentukan angka persentase:
Kemudian persentase yang diperoleh baik angket maupun lembar
observasi aktivitas siswa, dikategorikan sesuai interpretasi pada Tabel 3.14
berikut:22
Tabel 3.14 Kriteria Penilaian
Persentase Kriteria
81% - 100% Sangat Kuat
61% - 80% Kuat
41% - 60 % Cukup
21% - 40% Lemah
0% - 20 % Sangat Lemah
I. Hipotesis Statistik
Untuk hipotesis statistik yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0 : E = K
H1 : E > K
Keterangan:
H0 = Tidak terdapat pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa
H1 = Terdapat pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa
E = Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa dengan menggunakan model LSQ
K = Nilai rata-rata hasil belajar fisika siswa yang belajar secara konvensional
22
Ibid., h. 18.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan gambaran umum dari data yang diperoleh
selama penelitian. Data yang dideskripsikan merupakan data hasil pretest dan
posttest kelas kontrol dan kelas elsperimen, serta hasil angket dan observasi dari
kelas eksperimen.
1. Hasil Pretest
Perolehan hasil pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada penelitian
ini disajikan dalam Gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Pengolahan data untuk menentukan distribusi frekuensi hasil pretest dapat dilihat
pada lampiran 3A.
Berdasarkan Gambar 4.1, terlihat bahwa hasil pretest kelas kontrol secara
keseluruhan berada pada rentang nilai 12-47, sedangkan kelas eksperimen berada
pada rentang nilai 12-41. Pada grafik, terlihat perbedaan hasil pretest pada
beberapa rentang nilai, antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada rentang
nilai 12-17 dan 24-29 terlihat bahwa jumlah siswa di kelas eksperimen yang
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
12-17 18-23 24-29 30-35 36-41 42-47
11
4
6
2
4
1
17
1
8
0
2
0
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
Kontrol
Eksperimen
43
mendapatkan nilai pada rentang-rentang tersebut lebih banyak daripada kelas
kontrol. Sementara ntuk rentang nilai 18-23 dan 36-41, terlihat bahwa jumlah
siswa di kelas kontrol yang mendapatkan nilai pada rentang-rentang nilai tersebut
lebih banyak daripada kelas eksperimen. Namun, perbedaan yang sangat
signifikan terlihat pada rentang nilai 12-17, dimana siswa kelas eksperimen yang
mendapatkan nilai pada rentang ini sebanyak 17 orang, sedangkan kelas kontrol
sebanyak 11 orang.
Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan
penyebaran data dari nilai pretest ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data Kelas Kontrol
Kelas
Eksperimen
Nilai Terendah 12 12
Nilai Tertinggi 44 40
Mean 22,7 18,7
Modus 12 12
Median 20 16
Standar Deviasi 9,86 8,22
Pengolahan data untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan penyebaran data
hasil pretest dapat dilihat pada lampiran 3A.
Berdasarkan Tabel 4.1, terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh kelas
kontrol dan kelas eksperimen sama yaitu 12. Nilai tertinggi yang diperoleh kelas
kontrol sebesar 44, sedangkan kelas eksperimen adalah 40. Untuk nilai rata-rata,
kelas kontrol memiliki nilai lebih tinggi (22,7) dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelas eksperimen (18,7). Nilai yang sering muncul (modus) di kelas kontrol dan
eksperimen sama yaitu 12. Nilai tengah (median) yang dihasilkan kelas kontrol
sebesar 20, sementara kelas eksperimen sebesar 16. Standar deviasi yang
diperoleh berdasarkan hasil perhitungan adalah 9,86 untuk kelas kontrol dan 8,22
untuk kelas eksperimen. Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh dari hasil
pretest, kelas kontrol memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai rata-rata kelas eksperimen dengan selisih 1,64.
44
2. Hasil Posttest
Perolehan hasil posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen pada
penelitian ini disajikan dalam Gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Pengolahan data untuk menentukan distribusi frekuensi hasil posttest dapat dilihat
pada lampiran 3B.
Berdasarkan Gambar 4.2, terlihat bahwa hasil postest kelas kontrol secara
keseluruhan berada pada rentang 36-89, sedangkan kelas eksperimen berada pada
rentang 63-89. Pada grafik, terlihat beberapa perbedaan hasil postest pada
beberapa rentang nilai tertentu antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pada
rentang nilai 36-44, 45-53, dan 54-62, terlihat bahwa jumlah siswa di kelas
kontrol yang mendapatkan nilai pada rentang-rentang tersebut lebih banyak
dibandingkan kelas eksperimen. Sementara untuk rentang nilai 63-71, 72-80, dan
81-89, terlihat bahwa jumlah siswa di kelas eksperimen yang mendapatkan nilai
pada rentang-entang nilai tersebut lebih banyak dibandingkan kelas kontrol.
Namun, perbedaan yang cukup signifikan terlihat pada rentang nilai 72-80,
dimana siswa kelas eksperimen yang mendapatkan nilai pada rentang ini sebanyak
12 orang, sedangkan kelas kontrol sebanyak 4 orang.
0
2
4
6
8
10
12
36-44 45-53 54-62 63-71 72-80 81-89
5
3
7 8
4
1 0 0 0
9
12
7
Jum
lah
Sis
wa
Rentang Nilai
Kontrol
Eksperimen
45
Berdasarkan perhitungan statistik, diperoleh beberapa nilai pemusatan dan
penyebaran data hasil posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data Kelas Kontrol
Kelas
Eksperimen
Nilai Terendah 36 64
Nilai Tertinggi 84 88
Mean 59,7 74,7
Modus 60, 68 72
Median 60 72
Standar Deviasi 12,02 7,70
Pengolahan data untuk menentukan tabel ukuran pemusatan dan penyebaran data
hasil posttest dapat dilihat pada lampiran 3B.
Berdasarkan Tabel 4.2, terlihat bahwa nilai terendah yang diperoleh kelas
kontrol adalah 36, sedangkan kelas eksperimen adalah 64. Nilai tertinggi pada
kelas kontrol sebesar 84, sementara kelas eksperimen sebesar 88. Untuk nilai rata-
rata, kelas eksperimen memiliki nilai lebih tinggi (74,7) dibandingkan dengan
nilai rata-rata kelas kontrol (59,7). Nilai yang sering muncul (modus) di kelas
kontrol adalah 60 dan 68, sedangkan pada kelas eksperimen adalah 72. Nilai
tengah (median) yang dihasilkan kelas kontrol sebesar 60, sementara kelas
eksperimen sebesar 72. Standar deviasi yang diperoleh berdasarkan hasil
perhitungan adalah 12,02 untuk kelas kontrol dan 7,70 untuk kelas eksperimen.
3. Rekapitulasi Hasil Belajar
a. Data Hasil Pretest dan Posttest
Data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut:
46
Tabel 4.3 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest
Nilai Terendah 12 36 12 64
Nilai Tertinggi 44 84 40 88
Mean 22,7 59,7 18,7 74,7
Modus 12 60, 68 12 72
Median 20 60 16 72
Standar Deviasi 9,86 12,02 8,22 7,70
Pengolahan data untuk menentukan tabel rekapitulasi data hasil pretest dan
posttest dapat dilihat pada lampiran 3A dan 3B.
Berdasarkan Tabel 4.3, terlihat bahwa nilai rata-rata (mean) pretest kelas
kontrol (22,7) lebih tinggi daripada kelas eksperimen (18,7). Sementara nilai rata-
rata (mean) posttest kelas eksperimen (74,7) lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol (59,7). Hasil ini menunjukkan bahwa nilai kelas kontrol maupun kelas
eksperimen mengalami peningkatan setelah diberikan perlakukan yang berbeda.
Nilai rata-rata kelas kelas kontrol yang diberi perlakuan pembelajaran
konvensional mengalami peningkatan dengan selisih nilai pretest dan
posttestsebesar 37, sedangkan selisih nilai rata-rata pretest dan posttest kelas
eksperimen yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan model
Learning Start with a Questions (LSQ) sebesar 56. Hasil ini menunjukkan bahwa
kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan
model LSQ memiliki peningkatan hasil belajar lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol yang diberi perlakuan berupa pembelajaran konvensional.
b. Kemampuan Kognitif Siswa
Kemampuan kognitif siswa pada konsep momentum dan impuls untuk
setiap jenjangnya dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut:
47
Gambar 4.3 Grafik Jenjang Kognitif Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa, hasil belajar siswa untuk jenjang
kognitif di kelas kontrol maupun eksperimen mengalami peningkatan.
Berdasarkan hasil pretest, persentase siswa di kelas kontrol yang menjawab
dengan benar soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 19%, C2
(memahami) sebesar 28%, C3 (menerapkan) sebesar 25%, dan C4 (menganalisis)
sebesar 17%. Pada saat postest, persentase siswa di kelas kontrol yang menjawab
dengan benar soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 66%, C2
(memahami) sebesar 58%, C3 (menerapkan) sebesar 82%, dan C4 (menganalisis)
sebesar 33%. Adapun hasil pretest di kelas eksperimen, persentase siswa yang
menjawab dengan benar soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat) sebesar 39%,
C2 (memahami) sebesar 15%, C3 (menerapkan) sebesar 17%, dan C4
(menganalisis) sebesar 9%. Pada saat posttest, persentase siswa di kelas
19
% 2
8%
25
%
17
%
39
%
15
%
17
%
9%
66
%
58
%
82
%
33
%
96
%
66
%
83
%
61
%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
C1 C2 C3 C4
Pe
rse
nta
se
Jenjang Kognitif
Pretest Kontrol
Pretest Eksperimen
Posttest Kontrol
Posttest Eksperimen
48
eksperimen yang menjawab benar soal-soal jenjang kognitif C1 (mengingat)
sebesar 96%, C2 (memahami) sebesar 66%, C3 (menerapkan) sebesar 83%, dan
C4 (menganalisis) sebesar 61%.
Untuk melihat peningkatan pada setiap jenjang kognitif digunakan rumus
normal gain menurut Meltzer. Adapun peningkatan jenjang kognitif untuk kedua
kelas dapat dilihat pada Gambar 4.4 berikut:
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Berdasarkan Gambar 4.4, terlihat bahwa peningkatan hasil belajar kelas
kontrol pada jenjang kognitif C1 (mengingat) meningkat sebesar 0,47 (sedang),
C2 (memahami) meningkat sebesar 0,30 (sedang), C3 (menerapkan) meningkat
sebesar 0,57 (sedang), dan C4 (menganalisis) meningkat sebesar 0,16 (rendah).
Adapun peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen, yaitu jenjang kognitif C1
(mengingat) meningkat sebesar 0,57 (sedang), C2 (memahami) meningkat sebesar
0,51 (sedang), C3 (menerapkan) meningkat sebesar 0,66 (sedang), dan C4
(menganalisis) meningkat sebesar 0,52 (sedang). Jika dilihat dari segi peningkatan
0,00
0,10
0,20
0,30
0,40
0,50
0,60
0,70
C1 C2 C3 C4
0,4
7
0,3
0
0,5
7
0,1
6
0,5
7
0,5
1
0,6
6
0,5
2
N-G
ain
Jenjang Kognitif
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
49
hasil belajarnya, hasil belajar di kelas eksperimen lebih unggul daripada kelas
kontrol pada kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3),
maupun menganalisis (C4).
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis Statistik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak. Uji ini dilakukan terhadap hasil pretest dan postest kelas
kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk menguji normalitas kedua data
digunakan uji Lilifors. Hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada Tabel
4.4 berikut:
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Nilai Lhitung 0,661 2,271 0,989 1,724
Nilai Lhitung 0,161
Keputusan
Data tidak
terdistribusi
normal
Data
terdistribusi
normal
Data tidak
terdistribusi
normal
Data
terdistribusi
normal
Pengolahan uji normalitas data pretest dan posttest dapat dilihat pada lampiran 3C
sampai 3F.
Nilai Ltabel diperoleh dari tabel Lilifors pada taraf signifikansi 5%.
Pengambilan keputusan uji normalitas diambil berdasarkan pada ketentuan
kriteria pengujian Lilifors, yaitu jika Lhitung< Ltabel maka data dinyatakan
terdistribusi normal, namun jika Lhitung> Ltabel maka data dinyatakan tidak
terdistribusi normal. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai Lhitung data pretest kelas
kontrol sebesar 0,661 dan kelas eksperimen sebesar 2,271. Sementara, untuk nilai
Lhitung data posttest, kelas kontrol memperoleh nilai sebesar 0,989, sedangkan
kelas eksperimen memperoleh nilai sebesar 1,724. Nilai Lhitung data pretest dan
posttest kelas kontrol maupun kelas eksperimen lebih besar daripada Ltabel.
50
Artinya, dapat diambil kesimpulan bahwa data hasil pretest dan posttest kelas
kontrol dan eksperimen tidak terdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas
memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas dilakukan terhadap dua
buah data, yaitu hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen. Untuk menguji homogenitas kedua data digunakan uji Fisher. Hasil
perhitungan uji Fisher dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Nilai Varian 97,2 67,6 144,5 59,3
Fhitung 1,44 2,44
Ftabel 1,84
Keputusan Kedua data homogen Kedua data tidak homogen
Perhitungan uji homogenitas secara rinci dapat dilihat pada lampiran 3G dan 3H.
Nilai Ftabel diperoleh dari tabel F statistik pada taraf signifikansi 5%.
Pengambilan keputusan uji homogenitas diambil berdasarkan pada ketentuan
kriteria pebgujian, yaitu jika Fhitung < Ftabel maka kedua kelas dinyatakan memiliki
varians yang sama, namun jika Fhitung > Ftabel, maka kedua kelas dinyatakan tidak
memiliki varians yang sama. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai Fhitung data
pretest (1,44) lebih kecil dari Ftabel (1,84), sedangkan Fhitung data posttest (2,44)
lebih besar dari Ftabel (1,84). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kelas
kontrol memiliki varians yang sama pada saat pretest dan tidak memiliki varians
yang sama pada saat posttest.
5. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh bahwa terdapat data
yang tidak terdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dilakukan
51
dengan mengunakan uji nonparametrik Mann Whitney menggunakan software
SPSS 20. Hasil perhitungan uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 47 di
bawah ini:
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 299,500
Wilcoxon W 705,500
Z -1,559
Asymp. Sig. (2-tailed) ,119
a. Grouping Variable: kelas
Tabel 4.7 Hasil perhitungan Uji Hipotesis Posttest
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 113,000
Wilcoxon W 519,000
Z -4,604
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: kelas
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Hipotesis Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Sig. (2-tailed) 0,119 0,000
Taraf Sig (α) 0,05
Keputusan H1 ditolak H1 diterima
Perhitungan uji hipotesis secara rinci dapat dilihat pada lampiran 3I dan 3J.
Untuk mengetahui diterima atau ditolaknya H0 adalah dengan melihat nilai
pada kolom Sig. (2-tailed). Taraf signifikansi yang digunakan adalah 5%.
Pengambilan keputusan hipotesis diambil berdasarkan pada kriteria pengujian,
yaitu jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka dinyatakan H0 ditolak dan H1 diterima.
52
Namun, Sig. (2-tailed) > 0,05, maka dinyatakan H0 diterima dan H1 ditolak. Tabel
4.8 menunjukkan bahwa nilai Sig. (2-tailed) hasil pretest (0,119) lebih besar
dibandingkan nilai taraf signifikansi (0,05), sehingga hipotesis nol (H0) diterima
dan hipotesis alternatif (H1) ditolak. Artinya tidak ada perbedaan antara hasil
pretest di kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Untuk hasil posttest, nilai Sig.
(2-tailed) (0,00) lebih kecil dibandingkan nilai taraf signifikansi (0,05), sehingga
hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis aternatif (H1) diterima. Dengan
diterimanya hipotesis alternatif (H1), dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap hasil belajar
siswa pada konsep momentum dan impuls.
6. Hasil Analisis Data Angket
Hasil perhitungan angket respon siswa terhadap pembeljaran dengan
menggunakan model LSQ dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9 Hasil Angket Respon Siswa Model Pembelajaran LSQ
No. Indikator Angket Persentase Kategori
1. Minat siswa terhadap pembelajaran fisika 78% Baik
2. Isi handout momentum dan impuls 78% Baik
3. Pembelajaran dengan model LSQ 72% Baik
Rata-rata 76% Baik
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa indikator mminat siswa
terhadap pembelajaran fisika memperoleh persentase sebesar 78% (baik).
Selanjutnya, mengenai isi handout momentum dan impuls memperoleh persentase
78% (baik). Kemudian dalam hal pembelajaran dengan model LSQ memperoleh
persentase sebesar 72% (baik). Secara keseluruhan persentase respon siswa
terhadap model LSQ berada pada kategori baik dengan persentase rata-rata 76%.
7. Hasil Analisis Data Lembar Observasi
Hasil perhitungan lembar observasi aktivitas siswa terhadap pembelajaran
dengan menggunakan model LSQ dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
53
Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Indikator Lembar Observasi Persentase Kesimpulan
1. Mempelajari handout 78% Baik
2. Membuat pertanyaan 72% Baik
3. Mengajukan pertanyaan 68% Baik
Rata-rata 73% Baik
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa indikator mempelajari
handout memperoleh persentase sebesar 78% (baik). Selanjutnya, dalam membuat
pertanyaan memperoleh persentase 72% (baik). Kemudian dalam mengajukan
pertanyaan memperoleh persentase sebesar 68% (baik). Secara keseluruhan
persentase observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model LSQ
berada pada kategori baik dengan persentase rata-rata 73%.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis data posttest, diperoleh nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,00 dan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Artinya, nilai Sig. (2-tailed)
< nilai taraf signifikansi, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
model pembelajaran Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap hasil belajar
siswa pada konsep momentum dan impuls. Kemampuan kognitif yang diukur
dalam hasil belajar berhubungan dengan prilaku berpikir, mengetahui, dan
pemecahan masalah. Dalam penelitian ini, kemampuan kognitif yang diukur
kemampuan kognitif C1 (mengetahui), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan),
dan C4 (menganalisis).
Jika ditinjau berdasarkan nilai rata-rata (mean) posttest, kelas eksperimen
memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan selisih nilai sebesar
15,0. Pencapaian hasil belajar ini dikarenakan siswa di kelas eksperimen lebih
siap untuk memulai pelajaran karena terlebih dahulu disuruh belajar sehingga
memiliki sedikit gambaran, ditambah lagi dengan aktifnya siswa bertanya,
sehingga materi diingat lebih lama. Hal ini didukung pula dengan hasil angket
respon siswa yang memperoleh rata-rata sebesar 76% atau berada pada kategori
baik.
54
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa model LSQ mampu memberikan
hasil yang lebih baik. Pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa dapat
dilihat dari peningkatan pada setiap jenjang kognitif, terlihat bahwa kelas
eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis).
Keunggulan ini karena siswa memahami sendiri materi yang sedang dipelajari,
tidak hanya menerima penjelasan dari guru secara langsung.
Pada jenjang kognitif C1 (mengingat), kelas eksperimen memperoleh hasil
belajar yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan siswa
aktif membaca handout yang memaparkan materi momentum dan impuls, dan
menandai bagian yang kurang dipahami untuk dibahas bersama temen sebangku.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zahrotun Sholihah (2012) yang
berjudul “Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa dengan Menerapkan Strategi
Pembelajaran Aktif Metode Learning Start with a Questions” menunjukkan
bahwa metode LSQ dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.1 Model LSQ juga
memberikan pengaruh hasil belajar pada jenjang kognitif C2 (memahami). Hasil
belajar ini dikarenakan handout menyajikan materi beserta gambar, sehingga
siswa lebih mudah memahami materi daripada hanya mendengarkan penjelasan
guru. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Siti Azizah (2013)
yang berjudul “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui
Strategi Pembelajaran Aktif Pengajuan Pertanyaan” menunjukkan bahwa model
LSQ meningkatkan pemahaman konsep siswa.2
Selain hasil belajar pada jenjang C1 (mengingat) dan C2 (memahami),
model LSQ juga mempengaruhi hasil belajar pada jenjang C3 (mengaplikasikan).
Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar, walaupun pembelajaran
dengan model LSQ meningkatkan hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C3,
namun selisih persentase peningkatan yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas
1 Zahrotun Solihah, “Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa dengan
Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Learning Start with a Questions”, Skripsi pada
Universitas Islam Negeri Jakarta, 2012, h. iv, tidak diterbitkan. 2 Siti Azizah, “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Melalui Strategi
Pembelajaran Aktif Pengajuan Pertanyaan”, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013,
h. i, tidak diterbitkan.
55
kontrol hanya 1%. Hal ini karena jenjang kognitif C3 (menerapkan) adalah
menerapkan rumus-rumus fisika yang telah dipelajari untuk memecahkan masalah
yang belum rumit seperti jenjang kognitif C4 yang sifatnya menganalisis. Pada
jenjang kognitif C4 (menganalisis), hasil belajar siswa mengalami peningkatan
seperti halnya C1 (mengingat), C2 (memahami), dan C3 (mengaplikasikan).
Pencapaian ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada jenjang kognitif C4 di
kelas eksperimen yang memiliki persentase lebih tinggi dibandingkan kelas
kontrol dengan selisih 28%.
Selain melihat nilai rata-rata siswa pada setiap jenjang kognitif di kelas
kontrol dan kelas eksperimen, pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa
pada konsep momentum dan impuls juga dapat dilihat pada peningkatan hasil
postest siswa. Pada kelas kontrol, peningkatan hasil belajar tertinggi ada pada
jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan), dengan peningkatan sebesar 57%
(sedang). Sama halnya dengan kelas eksperimen, peningkatan hasil belajar
tertinggi ada pada jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan), dengan peningkatan
sebesar 66% (sedang). Sedangkan untuk peningkatan hasil belajar terendah ada
pada jenjang kognitif C4 (menganalisis) untuk kelas kontrol, dengan peningkatan
sebesar 16% (rendah). Pada kelas eksperimen, peningkatan hasil belajar terendah
ada pada jenjang kognitif C2 (memahami), dengan peningkatan sebesar 52%
(sedang).
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa peningkatan hasil belajar tertinggi ada pada jenjang kognitif C3
(mengaplikasikan) untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hal ini disebabkan
karena siswa senang menengerjakan perhitungan, tetapi tidak memahami masalah.
Jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan) artinya menggunakan suatu prosedur
dalam suatu situasi tertentu, yang meliputi kemampuan melakukan yaitu
menerapkan suatu prosedur dalam tugas-tugas yang sudah dikenali dan
mengimplementasikan yaitu menggunakan suatu prosedur dalam tugas-tugas yang
belum diketahui.3 Dalam hal ini, sebagian besar kemampuan kognitif C3
3 Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima, 2009),
h. 102.
56
(mengaplikasikan) yang dituntut adalah menerapkan prosedur dalam hal-hal yang
sudah dikenali sebelumnya. Oleh karena itu, peningkatan hasil belajar dalam
penelitian ini menunjukkan jenjang kognitif C3 (mengaplikasikan) yang tertinggi,
untuk kelas kontrol maupun eksperimen.
Selanjutnya, peningkatan hasil belajar terendah pada kelas kontrol ada
pada jenjang kognitif C4 (menganalisis). Hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa
C4 (menganalisis) merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan
kemampuan kognitif sebelumya, yaitu C1 (mengetahui), C2 (memahami), dan C3
(mengaplikasikan).4 Berbeda dengan kelas eksperimen, menunjukkan bahwa hasil
belajar terendah ada pada jenjang kognitif C2 (memahami). Pada kelas
eksperimen, hasil belajar pada jenjang kognitif C4 (menganalisis) lebih tinggi
daripada jenjang kognitif C2 (memahami), dengan perbedaan persentase sebesar
1%. Semestinya, siswa memiiki pemahaman tinggi untuk bisa menganalisis suatu
masalah. Ada tiga kategori pada jenjang kognitif C2 (memahami), yaitu
pemahaman terjemahan (terendah), penafsiran (kedua), dan ekstrapolasi
(tertinggi). Pemahaman terjemahan dalam artian memberikan arti yang
sebenarnya. Sedangkan pemahaman penafsiran yakni menghubungkan bagian-
bagian yang terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, menghubungkan
beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, atau membedakan yang pokok dan
yang bukan pokok. Dan yang tertinggi pemahaman ekstrapolasi, yaitu
kemampuan siswa untuk bisa melihat di balik yang tertulis, dapat membuat
ramalan tentang konsekuensi atau dapat memperluas persepsi dalam arti waktu,
dimensi, kasus, ataupun masalah yang ada.5 Dalam penelitian ini, kemampuan C2
(memahami) ada pada kategori ekstrapolasi, yaitu kategori pemahaman yang
tertinggi. Walaupun begitu, antara jenjang kognitif C2 (memahami) dan C4
(menganalisis) hanya selisih 1%.
Hasil belajar siswa ini didukung hasil observasi kegiatan siswa selama
pembelajaran dengan menggunakan model LSQ. Aktivitas siswa berada pada
kategori baik (68%) pada indikator mengajukan pertanyaan. Sejalan dengan
4Nana Sudjana, Penilaian Hasil Prses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya), h. 27. 5Ibid., h. 24.
57
penelitian yang dilakukan oleh Ana Supriana (2013) dengan judul “Penerapan
Metode Learning Start with a Questions dalam Pembelajaran Sejarah untuk
Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa” menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menerapkan model LSQ mampu meningkatkan
kemampuan mengemukakan pendapat siswa. Peningkatan aktivitas siswa dalam
mengemukakan pendapat menunjukkan ketertarikan siswa dalam belajar.6 Secara
keseluruhan persentase observasi aktivitas siswa berada pada kategori baik (73%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elza Firanda R dan Ani Widayati
(2012) dengan judul “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start with
a Questions dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran
Akutansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran
2011/2012” bahwa keaktifan siswa meningkat setiap siklusnya, pada aspek visual,
lisan, dan menulis siswa.7
Dari penjelasan di atas, pembelajaran dengan model LSQ telah mampu
meningkatkan hasil belajar siswa dan mendapatkan respon baik dari siswa.
Artinya, secara keseluruhan model LSQ dalam proses pembelajaran momentum
dan impuls memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Febrianda (2012) dengan judul
“Metode Active Learning Tipe Learning Start with a Questions pada
Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”, bahwa hasil belajar siswa
dengan menggunakan model LSQ lebih baik daripada kelas konvensional.8 Dari
beberapa kelebihan yang telah dikemukakan di atas, terdapat juga kekurangan
dalam pembelajaran menggunakan model LSQ yang peneliti temukan. Masih
banyak siswa yang tidak berani mengajukan pertanyaan, hal ini terlihat dari hasil
6 Ana Supriana, “Penerapan Metode Learning Start with a Questions dalam Pembelajaran
Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Siswa”, Skripsi pada
Universitas Pendidikan Indonesia, 2013, h. i, tidak diterbitkan. 7 Elza Firanda R & Ani Widayati, “Model Active Learning dengan Teknik Learning Start
with a Questions dalam Peningkatan Keaktifan Peserta Didik pada Pembelajaran Akutansi Kelas
XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”, Jurnal Pendidikan
Akutansi Indonesia, Vol. X, 2012, h. 1. 8Febrianda Yenni S, “Metode Active Learning Tipe Learning Start with a Questions pada
Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”, Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 1, 2012, h.
73-74.
58
observasi selama kegiatan pembelajaran. Persentase siswa dalam mengajukan
pertanyaan sebesar 68%.
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka
kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh model
Learning Start with a Questions (LSQ) terhadap hasil belajar siswa pada konsep
momentum dan impuls. Hal ini didasarkan pada hasil uji hipotesis menggunakan
uji Mann-Whitney terhadap data posttest. Nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000,
sedangkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Nilai rata-rata hasil belajar siswa
di kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan
model LSQ lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar siswa di kelas
kontrol. Hasil belajar siswa di kelas eksperimen mengalami peningkatan lebih
tinggi dibandingkan kelas kontrol pada jenjang kognitif C1 (mengingat), C2
(memahami), C3 (menerapkan), dan C4 (menganalisis). Ini memberikan
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh model LSQ terhadap hasil belajar siswa
pada konsep momentum dan impuls. Respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan model LSQ berada pada kategori baik, begitu juga hasil observasi
aktivitas siswa saat kegiatan pembelajaran berada pada kategori baik.
B. Saran
Model LSQ secara keseluruhan telah mampu meningkatkan hasil belajar
siswa, namun masih terdapat beberapa kelemahan. Oleh karena itu, peneliti
menyarankan beberapa saran untuk penelitian serupa kedepannya, yaitu:
1. Masih ada beberapa siswa yang tidak berani untuk bertanya atau
mengemukakan pendapatnya, peneliti selanjutnya yang ingin menggunakan
model LSQ sebaiknya menggunakan metode yang lebih menarik untuk
memotivasi siswa agar lebih aktif di kelas.
2. Bagi sekolah dan pihak guru khususnya, hendaklah menggunakan model LSQ
dalam proses pembelajaran fisika pada konsep selain momentum dan impuls.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2012). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Azizah, Siti. (2013). “Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Siswa
Melalui Strategi Pembelajaran Aktif Pengajuan Pertanyaan”. Skripsi pada
Universitas Islam Negeri Jakarta.
Dahar, Ratna Wilis. (2006). Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung:
Erlangga.
Djamarah, Syaiful B. & Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
PT Rineka Cipta.
Eliza, Seprina. (2014). “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Learning
Start with a Questions (LSQ) dalam Pembelajaran Matematika Siswa
Kelas XI IIS SMAN 16 Padang”. Skripsi pada STKIP PGRI, Sumatra
Barat.
Giancoli. (2001). Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga.
Hackathorn, Jana, dkk. (2011). Learning by Doing: An Empirical Study of Active
Teaching Techniques. The Journal of Effective Teaching, Vol. 11, No. 2.
Hakiim, Lukmanul. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: CV Wacana
Prima.
Hanafiyah & Cucu Suhana. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung:
Refika Aditama.
Humaidi, Abdul Haris & Maksum. (2009). Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Pustaka Insan Madani.
Ichal, M. Faisal. Pengertian Belajar dan Pengertian Pembelajaran,
(http://ichaledutech.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-belajar-
pengertian.html). diakses pada 05 November 2015, 09:26 WIB.
Iskandar. (2013). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ciputat Mega Mall.
Jihad, Asep & Abdul Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Kadir. (2011). Statistika Untuk Penelitian Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata
Sampurna.
61
M, Sardiman A. (1986). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.
R, Elza Firanda & Ani Widayati. (2012). “Model Active Learning dengan Teknik
Learning Start with a Questions dalam Peningkatan Keaktifan Peserta
Didik pada Pembelajaran Akutansi Kelas XI Ilmu Sosial 1 SMA Negeri 7
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurnal Pendidikan Akutansi
Indonesia. Vol. X.
Riduwan dan Akdon. (2013). Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika.
(Bandung: Alfabeta.
Ruseffendi. (2005). Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Eksakta
Lainnya. Bandung: Tarsito.
S, Febrianda Yenni. (2012). “Metode Active Learning Tipe Learning Start with a
Questions pada Pembelajaran Matematika di SMPN 33 Padang”. Jurnal
Pendidikan Matematika. Vol. 1.
S, Suryo Budi & Munoto. (2013). “Pengaruh Strategi Learning Starts with a
Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi
Memahami Sifat Dasar Simyal Audio di SMK Negeri 2 Surabaya”. Jurnal
Pendidikan Teknik Elektro. Vol. 2.
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Bandung:
Kencana.
Silberman, Mel. (2007). Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, terj
Sarjulu, et. al. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Siregar, Eveline & Hartini Nara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Slameto. (2010). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Solihah, Zahrotun. (2012). “Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa
dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Aktif Metode Learning Start
with a Questions”. Skripsi pada Universitas Islam Negeri Jakarta.
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
62
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supardi. (2012). Aplikasi Statistika dalm Penelitian. Jakarta: Ufuk Press.
Supiyanto. (2007). Fisika untuk SMA kelas IX. Jakarta: Phibeta.
Supriana, Ana. (2013). “Penerapan Metode Learning Start with a Questions
dalam Pembelajaran Sejarah untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengemukakan Pendapat Siswa”. Skripsi pada Universitas Pendidikan
Indonesia.
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana.
Trianto. (2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Yanti Herlanti. (2006). “Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains”.
Science Education Research. Jakarta: Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Zaini, dkk. (2008). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta.
Zaini, Hisyam, dkk. (2002). Desain Pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga.
63
Lampiran 1A
KISI-KISI INSTRUMEN TES
Mata Pelajaran : Fisika
Standar Kompetensi : Momentum dan Impuls
Standar Kompetensi : Menganalisis gejala alam dan keteraturannya
dalam cakupan mekanika benda titik
Kompetensi Dasar : Menunjukkan hubungan antara konsep impuls
momentum untuk menyelesaikan masalah
tumbukan
Kelas / Semester : XI / Ganjil
Jenis Tes : Pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban
Jumlah Soal : 30
Indikator RPP Ranah Penilaian
Jumlah C1 C2 C3 C4
Menjelaskan konsep momentum dan impuls 1,2,3,
4
5,6,7,
8,9,10 10
Memformulasikan persamaan momentum
dan impuls
11,12,
13,14 4
Menganalisis hubungan antara momentum
dan impuls 15,16 19,20 17,18 6
Menjelaskan hukum konservatif momentum 21 22 2
Menerapkan hukum konservatif momentum
untuk sistem tanpa gaya luar 23,14 25,26 4
Menganalisis tumbukan lenting sempurna 27 28 29 30 4
Menganalisis tumbukan lenting sebagian 31 32 33,34 35,36 6
Menganalisis tumbukan tidak lenting sama
sekali 37 38 39 40 4
Total 8 12 12 8 40
Persentase 20% 30% 30% 20% 100%
64
Lampiran 1B
Kisi-kisi Instrumen
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
Menjelaskan
konsep
momentum dan
impuls
Mendefinisikan
momentum
1. Momentum adalah ....
a. gaya yang diperlukan untuk
membuat suatu benda bergerak
dalam interval waktu tetentu
b. ukuran kecenderungan benda
yang bergerak untuk
melanjutkan geraknya pada
kelajuan tetap
c. hasil kali massa dan
percepatan
d. ukuran kecepatan gerak benda
e. hasil kali gaya dan interval
waktu selama gaya bekerja
Kunci jawaban: B
Momentum adalah ukuran kecenderungan benda
yang sedang bergerak untuk melanjutkan
geraknya pada kelajuan tetap
C1
2. Pernyataan yang tidak benar
mengenai momentum adalah ....
a. momentum adalah hasil kali
massa dan kecepatan
b. momentum adalah ukuran
kecenderungan benda yang
bergerak untuk melanjutkan
geraknya dengan kelajuan
tetap
c. dalam kasus kecelakaan, truk
lebih sulit dihentikan
dibanding sedan karena
Kunci jawaban: E
Pernyataan yang benar terkait momentum adalah:
a. momentum adalah hasil kali massa dan
kecepatan
b. momentum adalah ukuran kecenderungan
benda yang bergerak untuk melanjutkan
geraknya dengan kelajuan tetap
c. momentum sebanding dengan massa dan
kecepatan
d. satuan momentum adalah kg.m.s-1
C1
65
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
memiliki momentum yang
lebih besar
d. satuan momentum adalah
kg.m.s-1
e. momentum adalah hasil kali
gaya dan interval waktu
selama gaya bekerja
Mendefinisikan
impuls
3. Impuls adalah ....
a. gaya yang diperlukan untuk
membuat suatu benda bergerak
dalam selang waktu tertentu
b. hasil kali massa dan
percepatan
c. hasil kali gaya dan kecepatan
benda
d. ukuran kecenderungan benda
yang bergerak untuk
melanjutkan geraknya pada
kelajuan tetap
e. ukuran kecepatan gerak benda
Kunci jawaban: A
Impuls adalah gaya yang diperlukan untuk
membuat suatu benda bergerak dalam selang
waktu tertentu
C1
4. Satuan impuls adalah ....
a. kg.m.s-1
b. N
c. N.s
d. kg.m.s-2
e. N.s-1
Kunci jawaban: C
Satuan impuls adalah N.s
C1
Menafsirkan
momentum yang
5. Mobil A bermassa 500 kg dan
mobil B bermassa 550 kg. Jika
Kunci jawaban: A
Momentum dipengaruhi oleh massa dan
C2
66
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
dimiliki benda kedua mobil tersebut melaju
dengan kecepatan sama, maka ....
a. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
berbeda karena momentum
dipengaruhi oleh massa dan
kecepatan
b. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
sama karena mempunyai
kecepatan yang sama
c. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
sama karena momentum tidak
dipengaruhi oleh kecepatan
d. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
berbeda karena mempunyai
kecepatan yang berbeda
e. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
sama karena momentum tidak
dipengaruhi oleh massa dan
kecepatan
kecepatan
6. Mobil A dan B memiliki massa
yang sama, mobil A melaju dengan
kecepatan v dan mobil B melaju
dengan kecepatan 3v. Pernyataan
Kunci jawaban: E
Momentum berbanding lurus dengan hasil kali
massa dan kecepatan benda
C2
67
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
yang benar adalah ....
a. momentum mobil A lebih
besar karena melaju dengan
kecepatan v
b. momentum mobil A dan B
sama karena memiliki massa
yang sama
c. momentum mobil A dan B
sama karena momentum tidak
dipengaruhi oleh kecepatan
d. momentum mobil A dan B
berbeda karena momentum
hanya dipengaruhi oleh
kecepatan
e. momentum mobil B lebih
besar karena melaju dengan
kecepatan 3v
Menafsirkan
impuls yang
dimiliki oleh
benda
7. Jika sebuah benda mempunyai
gaya sebesar F dan bergerak dalam
selang waktu t. Jika benda tersebut
bergerak 2 kali lebih lama dari
waktu sebelumnya, maka impuls
yang dialami benda ....
a. tidak berubah karena impuls
tidak dipengaruhi oleh waktu
b. tidak berubah karena gaya
yang dialami benda tetap
c. menjadi setengah kali lebih
Kunci jawaban: D
Impuls berbanding lurus dengan hasil kali gaya
dan waktu
C2
68
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
cepat dari sebeumnya
d. menjadi dua kali impuls
sebelumnya
e. menjadi empat kali impuls
sebelumnya
8. Jika sebuah benda mempunyai
gaya sebesar F dan bergerak dalam
selang waktu t. Jika gaya yang
bekerja 1/2 kali gaya sebelumnya,
maka impuls yang dialami
benda ....
a. tidak berubah karena impuls
tidak dipengaruhi oleh gaya
b. tidak berubah karena
waktunya tetap
c. menjadisetengah kali impuls
sebelumnya
d. menjadi dua kali impuls
sebelumnya
e. menjadi empat kali mpuls
sebelumnya
Kunci jawaban: C
Impuls berbanding lurus dengan hasil kali gaya
dan waktu
C2
Menyebutkan
pernyataan yang
benar mengenai
impuls dan
momentum
9. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Momentum sebanding dengan
massa
2) Momentum berbanding
terbalik dengan kecepatan
3) Momentum berbanding
terbalik dengan gaya
Kunci jawaban: C
1) Momentum sebanding dengan massa
2) Momentum sebanding dengan kecepatan
3) Dimensi momentum adalah [M][L][T]-2
C2
69
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
4) Dimensi momentum adalah
[M][L][T]-2
Pernyataan yang benar mengenai
momentum adalah ....
a. 1, 2 dan 4
b. 1, 3 dan 4
c. 1 dan 4
d. 1 saja
e. 3 saja
10. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Impuls berbanding terbalik
dengan massa
2) Impuls berbanding terbalik
dengan kecepatan
3) Impuls sebanding dengan gaya
4) Dimensi Impuls adalah
[M][L][T]-2
Pernyataan yang benar mengenai
impuls adalah ....
a. 1, 2 dan 4
b. 3 dan 4
c. 1 dan 4
d. 1 saja
e. 3 saja
Kunci jawaban: B
1) Impuls sebanding dengan massa
2) Impuls sebanding dengan kecepatan
3) Dimensi impuls adalah [M][L][T]-2
C2
Memformulasikan
persamaan
momentum dan
impuls
Menentukan besar
momentum
11. Sebuah mobil pengangkut barang
memiliki massa 800 kg melaju
dengan kecepatan 234 km.jam-1
.
Besar momentum mobil tersebut
Diket:
= 800 kg
= 65 m.s-1
Ditanya:
C3
70
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
adalah ....
a. 12300 kg.m.s-1
b. 26000 kg.m.s-1
c. 50000 kg.m.s-1
d. 52000 kg.m.s-1
e. 62000 kg.m.s-1
= ?
Penyelesaian soal:
Kunci jawaban: D
12. Bola kaki bermassa 440 gr mula-
mula diam, ditendang dengan gaya
4 N sehingga bergerak dengan
kecepatan 0,5 ms-1
. besarnya
perubahan momentum yang
dialami benda adalah ....
a. 0,11 kg.m.s-1
b. 0,22 kg.m.s-1
c. 0,44 kg.m.s-1
d. 2,0 kg.m.s-1
e. 20 kg.m.s-1
Diket:
= 440 g = 0,44 kg
= 4 N
= 0 m.s-1
= 0,5 m.s-1
Ditanya:
= ?
Penyelesaian soal: ( )
( )
Kunci jawaban: B
C3
Menentukan besar
impuls
13. Dalam permainan sepak bola, bola
ditendang oleh penyerang ke arah
gawang. Jika gaya yang diberikan
penyerang pada bola 48 N dalam
selang waktu 0,8 s, maka besar
impuls pada saat kaki penyerang
menyentuh bola adalah ....
a. 5 N.s
b. 12 N.s
Diket:
= 4 N
= 0,8 s
Ditanya:
= ?
Penyelesaian soal:
Kunci jawaban: C
C3
71
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
c. 38,4 N.s
d. 50 N.s
e. 120 N.s
14. Besar impuls pada benda yang
diberikan gaya sebesar 2 N dalam
selang waktu 60 s adalah ....
a. 0 N.s
b. 0,3 N.s
c. 15 N.s
d. 30 N.s
e. 120 N.s
Diket:
= 2 N
= 60 s
Ditanya:
= ?
Penyelesaian soal:
Kunci jawaban: E
C3
Menganalisis
hubungan
momentum dan
impuls
Mengidentifikasi
hubungan
momentum dan
impuls
15. Pernyataan yang benar mengenai
hubungan impuls dan momentum
adalah ....
a. impuls adalah perubahan
momentum
b. impuls berbanding terbalik
dengan momentum
c. gaya berbanding terbalik
dengan kecepatan
d. gaya berbanding lurus dengan
waktu kontak
e. semua benar
Kunci jawaban: A
Impuls adalah perubahan momentum
C2
16. Jika impuls diperbesar dua kali
semula, maka perubahan
momentum benda ....
Kunci jawaban: A
Impuls berbanding lurus dengan perubahan
momentum
C2
72
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
a. menjadi dua kali semula
b. tetap
c. menjadi setengah kali semula
d. menjadi empat kali semula
e. nol
Menentukan besar
gaya dari
hubungan
momentum dan
impuls
17. Bola bermassa 0,15 kg pada
permainan softball dilempar
mendarat ke kanan dengan
kelajuan 20 m.s-1
. Setelah dipukul,
bola bergerak ke kiri dengan
kelajuan 30 m.s-1
. Jika waktu
kontak pemukul dan bola 0,1 s,
gaya rata-rata yang dikerjakan
pemukul pada bola adalah ....
a. 15 N ke kanan
b. 15 N ke kiri
c. 50 N ke kanan
d. 75 N ke kenan
e. 75 N ke kiri
Diket:
= 0,15 kg
= 20 m.s-1
= -30 m.s-1
= 0,1 s
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
( )
(( ) )
( )
(tanda -, arah ke kiri)
Kunci jawaban: E
C4
18. Sebuah bola bermassa 0,5 kg
dilemparkan ke arah dinding
dengan kecepatan 30 m.s-1
,
kemudian bola memantul dengan
kecepatan 20 m.s-1
secara tegak
lurus. Jika waktu kontak dinding
dengan bola adalah 0,01 s, gaya
yang dikerjakan dinding pada bola
Diket:
= 0,5 kg
= 30 m.s-1
= -20 m.s-1
= 0,01 s
Ditanya:
?
Jawab:
C4
73
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
adalah ....
a. -500 N
b. -2500 N
c. 200 N
d. 500 N
e. 2500 N
( ) ( )
( ( )) ( )
(tanda -, arah ke kiri)
Kunci jawaban: B
Menentukan
perubahan
momentum dari
hubungan
momentum dan
impuls
19. Sebuah bola kaki bermassa 400 gr
mula-mula diam, ditendang oleh
Vino dengan gaya sebesar 5 N.
Jika lama kaki Vino menyentuh
bola adalah 0,05 s. Perubahan
momentum yang dialami bola
adalah ....
a. 0,25 N.s
b. 0,5 N.s
c. 1 N.s
d. 2 N.s
e. 3 N.s
Diket:
= 400 gr = 0,4 kg
= 5 N
= 0,05 s
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
Kunci jawaban: A
C3
20. Gaya sebesar 4 N dibutuhkan
untuk mendorong sebuah meja.
Jika lama gaya bekerja 6 s, maka
perubahan momentum pada meja
Diket:
= 4 N
= 6 s
Ditanya:
C3
74
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
adalah ....
a. 1,5 kg.m.s-1
b. 20 kg.m.s-1
c. 24 kg.m.s-1
d. 25 kg.m.s-1
e. 30 kg.m.s-1
= ?
Penyelesaian:
Kunci jawaban: C
Menjelaskan
hukum
konservatif
momentum
Mengemukakan
hukum
konservatif
momentum
21. Jika resultan gaya yang bekerja
pada benda sama dengan nol, maka
momentum total sebelum
tumbukan sama dengan
momentum total setelah tumbukan.
Ini adalah bunyi hukum ....
a. konservatif momentum
b. konservatif energi mekanik
c. energi kinetik
d. energi potensial
e. konservatif energy
Kunci jawaban: A
Bunyi hukum konservatif momentum adalah
“Jika resultan gaya yang bekerja pada benda
sama dengan nol, maka momentum total sebelum
tumbukan sama dengan momentum total setelah
tumbukan”
C1
22. Beberapa buah bola dengan massa
yang berbeda dijatuhkan dari
ketinggian yag sama. Bola yang
memantul paling itnggi adalah ....
a. bola dengan massa paling
besar, karena memiliki
momentum paling besar
b. bola dengan massa paling
kecil, karena memiliki
momentum paling kecil
c. bola dengan massa paling
Kunci jawaban: A
C2
75
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
besar, karena memiliki
momentum paling kecil
d. bola dengan masa paling kecil,
karena memiliki momentum
paling besar
e. semua bola memantul dengan
ketinggian yang sama
Menerapkan
hukum
konservatif
momentum untuk
sistem tanpa gaya
luar
Menentukan
kecepatan benda
setelah
bertumbukan
23. Sebuah bola bermassa 0,2 kg yang
mula-mula diam, dikenai bola lain
bermassa 0,3 kg yang bergerak
dengan kecepatan 2 m/s. Jika
setelah tumbukan bola kedua diam,
maka kecepatan bola pertama
adalah ....
a. 0,1 m.s-1
b. 0,4 m.s-1
c. 1 m.s-1
d. 2 m.s-1
e. 3m.s-1
Diket:
= 0,2 kg
= 0,3 kg
= 0 ms-1
= 2 ms-1
= 0 ms-1
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
Kunci jawaban: E
C3
24. Dua buah mobil-mobilan bergerak
berlawanan arah. Mobil pertama
bermassa 3 kg bergerak dengan
kecepatan 2 m.s-1
, sedangkan
mobil kedua bermassa 2 kg
bergerak dengan kecepatan 2 m.s-1
.
Bila setelah bertabrakan, kecepatan
mobil pertama 1 ms-1
searah gerak
Diket:
= 3 kg
= 2 kg
= 2 m.s-1
= -2 m.s-1
= 1 m.s-1
Ditanya:
= ?
C3
76
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
semula, maka kecepatan mobil
kedua adalah ....
a. 0,5 m.s-1
b. 1,5 m.s-1
c. 2 m.s-1
d. 3 m.s-1
e. 3,5 m.s-1
Penyelesaian:
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
Kunci jawaban: A
Menganalisis
hukum
konservatif
momentum dalam
berbagai peristiwa
25. Alif sedang berada dalam perahu
yang bergerak dengan kecepatan 4
m.s-1
. Massa perahu dan Alif
masing-masing adalah 200 kg dan
60 kg. Kecepatan perahu sekarang
jika Alif tiba-tiba terjatuh dari
perahu adalah ....
a. 1,5 m.s-1
b. 2,5 m.s-1
c. 3,2 m.s-1
d. 5,0 m.s-1
e. 5,2 m.s-1
Diket:
= 200 kg
= 60 kg
= = 4 ms-1
= 0 ms-1
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
Kunci jawaban: E
C4
26. Budi sedang berada dalam perahu
yang bergerak ke arah Timur
dengan kecepatan 4 ms-1
. Massa
perahu dan Budi masing-masing
adalah 200 kg dan 60 kg.
Kecepatan perahu sekarang jika
Budi tiba-tiba melompat dari
perahu ke arah Barat dengan
kecepatan 4 m.s-1
adalah ....
Diket:
= 200 kg
= 60 kg
= = 4 m.s-1
= -4 ms-1
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
C4
77
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
a. 1,5 m.s-1
b. 4 m.s-1
c. 5 m.s-1
d. 6 m.s-1
e. 6,4 m.s-1
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
Kunci jawaban: E
Menganalisis
tumbukan lenting
sempurna
Mengidentifikasi
tumbukan lenting
sempurna
27. Peristiwa yang memenuhi hukum
konservatif momentum dan hukum
konservatif energi kinetik dan
memilki koefisien restitusi 1
adalah jenis tumbukan ....
a. tidak lenting sama sekali
b. lenting sebagian
c. lenting sempurna
d. lenting sempurna dan sebagian
e. lenting
Kunci jawaban: C
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku
a. hukum konservatif momentum
b. hukum konservatif energi kinetik
c. koefisien restitusi 1
C1
28. Pada tumbukan lenting sempurna
tidak ada energi kinetik yang
hilang, maka berlaku hukum
konservatif ....
a. momentum dan potensial
b. momentum dan kinetik
c. energi kinetik saja
d. momentum saja
e. energi mekanik
Kunci jawaban: A C2
Menghitung
kecepatan benda
setelah tumbukan
lenting sempurna
29. Benda A dan B masing-masing
massanya 2 kg dan 1 kg, benda A
bergerak ke Timur dengan
kecepatan 4 m.s-1
menumbuk
Diket:
= 2 kg
= 1 kg
= 4 m.s-1
C3
78
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
benda B yang sedang bergerak ke
Barat dengan kecepatan 3 m.s-1
.
Jika setelah tumbukan benda B
bergerak ke Timur 2 m.s-1
,
kecepatan bola A setelah tumbukan
adalah ....
a.
m.s
-1 ke Barat
b.
m.s
-1 ke Barat
c.
m.s
-1 ke Timur
d.
m.s
-1 ke Barat
e.
m.s
-1 ke Timur
= -3 m.s-1
= 2 m.s-1
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
Kunci Jawaban: C
30. Dua bola tenis yang identik
bergerak berlawanan arah,
bertumbukan lenting sempurna.
Jika kecepatan awal bola pertama
dan kedua adalah 2 m.s-1
dan 1
m.s-1
, tentukan kecepatan bola
kedua sesudah tumbukan ....
a. 1 m.s-1
b. 2 m.s-1
c. 3 m.s-1
d. 4 m.s-1
e. 5 m.s-1
Diket:
= 2 ms-1
= -1 ms-1
Ditanya:
= ?
= ?
Penyelesaian:
(tumbukan lenting sempurna)
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
... (1)
C4
79
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
( )
... (2)
Substitusikan persamaan (1) ke pers (2)
( )
Kunci jawaban: A
Menganalisis
tumbukan lenting
sebagian
Mengidentifikasi
tumbukan lenting
sebagian
31. Peristiwa yang memenuhi hukum
konservatif energi mekanik,
sedangkan hukum konservatif
energi kinetik tidak berlaku
padanya dan memiliki koefisien
restitusi 0 < e < 1, adalah jenis ...
a. lenting sempurna
b. lenting sebagian
c. tidak lenting sama sekali
d. lenting sebagian dan tidak
lenting sama sekali
e. lenting
Kunci jawaban: B C1
32. Pernyataan yang benar mengenai
tumbukan lenting sebagian adalah,
kecuali ....
a. berlaku hukum konservatif
momentum
b. berlaku hukum konservatif
Kunci jawaban: C
Pada tumbukan lenting sebagian berlaku:
a. hukum konservatif momentum
b. hukum konservatif energi kinetik
c. 0 < e < 1
Jenis tumbukan yang banyak dialami benda-
C2
80
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
energi mekanik
c. berlaku hukum konservatif
energi kinetik
d. 0 < e < 1
e. jenis tumbukan yang banyak
dialami benda-benda di alam
benda di alam
Menghitung
tinggi pantulan
bola
33. Sebuah bola tenis dijatuhkan dari
ketinggian 6 m, sehingga
menumbuk lantai dan akhirnya
memantul. Apabila tinggi pantulan
pertama 3 m, tinggi pantulan kedua
adalah ....
a. 1 m
b. 1,5 m
c. 2 m
d. 2,5 m
e. 3 m
Diket:
6 m
3 m
Ditanya:
?
Penyelesaian:
Kunci jawaban: B
C3
34. Sebuah bola tenis jatuh bebas dari
ketinggian 100 m. Jika koefisien
restitusi antara bola dengan lantai
0,5, maka tinggi pentulan pertama
bola adalah ....
a. 10 m
b. 15 m
c. 20 m
d. 25 m
Diket:
100 m
0,5
Ditanya:
?
Penyelesaian:
√
C3
81
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
e. 50 m √
( )
Kunci jawaban: D
Menghitung
kecepatan benda
setelah
bertumbukan
lenting sebagian
35. Sebuah bola dijatuhkan dari
ketinggian 4,5 m tanpa kecepatan
awal. Apabila diketahui koefisien
restitusi tumbukan bola dengan
lantai 0,2 dan percepatan gravitasi
10 m.s-2
, kecepatan pantulan bola
adalah ....
a. 0,6 m.s-1
, searah dengan gerak
semula
b. √ m.s-1
, berlawanan arah
dengan gerak semula
c. √ m.s-1
, berlawanan arah
dengan gerak semula
d. 16 m.s-1
, searah dengan gerak
semula
e. 25 m.s-1
, berlawanan arah
dengan gerak semula
Diket:
= 4,5 m
= √ = √ = √ 1
= 0 m.s-1
= 0 m.s-1
Ditanya:
= ?
Jawab:
√
√
(-) berlawanan arah semula
Kunci jawaban: C
C4
36. Sebuah bola tenis dijatuhkan dari
ketinggian 100 m dengan
kecepatan awal 15 m.s-1
, sehingga
menumbuk lantai dan akhirnya
memantul. Jika tinggi pantulan
Diket:
= 6 m
= 3 m
= 15 m.s-1
= 0 m.s-1
C4
82
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
pertama 25 m, maka kecepatan
pantulan bola adalah ....
a. 15 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
b. 18 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
c. 20 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
d. 25 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
e. 30 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
= 0 m.s-1
Ditanya:
= ?
Jawab:
Terlebih dahulu tentukan nilai e, dengan cara:
√
√
sehingga,
(-) berlawanan arah semula
Kunci jawaban: E
Menganalisis
tumbukan tidak
lenting sama
sekali
Mengidentifikasi
tumbukan tidak
lenting sama
sekali
37. Pernyataan yang salah mengenai
tumbukan tidak lenting sama sekali
adalah ....
a. berlaku hukum konservatif
momentum
b. berlaku hukum konservatif
energi mekanik
c. e = 0
Kunci jawaban: D
Pada tumbukan tidak lenting sama sekali berlaku:
a. hukan konservatif momentum
b. hukum konservatif energi mekanik
c. e = 0
d. setelah tumbukan, kedua benda bergerak
bersamaan
C1
83
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
d. 0 < e < 1
e. setelah tumbukan, kedua benda
bergerak bersamaan
38. Contoh tumbukan tidak lenting
sama sekali adalah ....
a. peluncuran roket
b. tabrakan dua mobil, salah satu
mobil terpental
c. peluru yang ditembakkan ke
sebuah balok sehingga berayun
bersama
d. bola yang dijatuhkan dari
ketinggian tertentu, sehingga
memantul sampai akhirnya
diam
e. mobil menabrak pohon
Kunci jawaban: C
Contoh tumbukan tidak lenting sama sekali
adalah peluru uyang ditembakkan ke sebuah
balok sehingga berayun bersama
C2
Menghitung
kecepatan benda
setelah
bertumbukan
tidak lenting sama
sekali
39. Sebutir peluru bermassa 28 gr
bergerak dengan kecepatan 40 ms-
1, mengenai sebuah balok kayu
yang sedang diam. Setelah
mengenai balok kayu, peluru
bersarang di dalamnya. Jika massa
balok 1 kg, maka kecepatan gerak
balok adalah ....
a. 22 m.s-1
b. 32 m.s-1
c. 30 m.s-1
d. 40 m.s-1
Diket:
= 25 gr = 0,25 kg
= 1 kg
= 0 m.s-1
= 40 m.s-1
Ditanya:
= ?
Jawab: ( )
( )( ) ( )( ) ( )
Kunci jawaban: B
C3
84
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif e. 44 m.s
-1
40. Peluru bermassa 100 gram
ditembakkan pada sebuah balok
diam bermassa 2 kg yang
digantung dengan tali. Tembakan
tersebut menyebabkan balok naik
0,8 cm dari posisi semuladan
peluru bersarang di dalam balok.
Kecepatan peluru setelah
ditembakkan adalah ....
a. 3,8
b. 5,2
c. 8,4 m.s-1
d. 10,2 m.s-1
e. 15,1 m.s-1
Diket:
100 gr = 0,1 kg
2 kg
0,8 cm = 0,008 m
0 m.s-1
Ditanya:
?
Penyelesaian: ( )
* √
√( )( )( )
( ) ( )( ) ( )( ) ( )
Kunci jawaban: C
C4
85
Lampiran 1C
Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Reliabilitas Tes = 0.66
Jumlah Subjek = 31
No
Butir
Daya Beda
(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi Kesimpulan
1 37.50 Sedang 0.407 Sangat Signifikan Digunakan
2 62.50 Sedang 0.509 Sangat Signifikan Digunakan
3 37.50 Sangat Mudah 0.465 Sangat Signifikan Digunakan
4 25.00 Sedang 0.098 - Tidak Digunakan
5 75.00 Sedang 0.539 Sangat Signifikan Digunakan
6 87.50 Sedang 0.646 Sangat Signifikan Digunakan
7 62.50 Sedang 0.308 Signifikan Digunakan
8 0.00 Sedang 0.116 - Tidak Digunakan
9 37.50 Sukar 0.319 Signifikan Digunakan
10 37.50 Sukar 0.344 Signifikan Digunakan
11 25.00 Sangat sukar 0.323 Signifikan Digunakan
12 25.00 Sedang 0.270 - Tidak Digunakan
13 12.50 Sangat Mudah 0.050 - Tidak Digunakan
14 50.00 Sedang 0.439 Sangat Signifikan Digunakan
15 25.00 Sedang 0.211 - Tidak Digunakan
16 50.00 Sedang 0.367 Signifikan Digunakan
17 12.50 Sangat Sukar 0.303 - Tidak Digunakan
18 50.00 Sedang 0.446 Sangat Signifikan Digunakan
19 37.50 Sangat Mudah 0.465 Sangat Signifikan Digunakan
20 12.50 Mudah 0.227 - Tidak Digunakan
21 25.00 Mudah 0.295 - Tidak Digunakan
22 62.50 Mudah 0.564 Sangat Signifikan Digunakan
23 50.00 Sedang 0.344 Signifikan Digunakan
24 25.00 Sedang 0,266 - Tidak Digunakan
25 87.50 Sedang 0.597 Sangat Signifikan Digunakan
26 87.50 Sedang 0.659 Sangat Signifikan Digunakan
27 37.50 Mudah 0.307 Signifikan Digunakan
28 25.00 Sedang 0.195 - Tidak Digunakan
29 25.00 Sangat Sukar 0.250 - Tidak Digunakan
30 100.00 Sedang 0.740 Sangat Signifikan Digunakan
31 75.00 Sukar 0.593 Sangat Signifikan Digunakan
32 25.00 Sedang 0.162 - Tidak Digunakan
33 62.00 Sedang 0.475 Sangat Signifikan Digunakan
34 50.00 Sukar 0.472 Sangat Signifikan Digunakan
35 0.00 Sukar 0.065 - Tidak Digunakan
36 87.50 Sedang 0.657 Sangat Signifikan Digunakan
37 0.00 Sedang 0.104 - Tidak Digunakan
38 62.50 Sedang 0.558 Sangat Signifikan Digunakan
39 37.50 Sukar 0.286 - Tidak Digunakan
40 75.00 sedang 0.606 Sangat Signifikan Digunakan
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
Lampiran 1D
Instrumen Tes Setelah Uji Coba
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
Menjelaskan
konsep
momentum dan
impuls
Mendefinisikan
momentum
1. Momentum adalah ....
a. gaya yang diperlukan untuk
membuat suatu benda bergerak
dalam interval waktu tetentu
b. ukuran kecenderungan benda
yang bergerak untuk
melanjutkan geraknya pada
kelajuan tetap
c. hasil kali massa dan
percepatan
d. ukuran kecepatan gerak benda
e. hasil kali gaya dan interval
waktu selama gaya bekerja
Kunci jawaban: B
Momentum adalah ukuran kecenderungan benda
yang sedang bergerak untuk melanjutkan
geraknya pada kelajuan tetap
C1
2. Pernyataan yang tidak benar
mengenai momentum adalah ....
a. momentum adalah hasil kali
massa dan kecepatan
b. momentum adalah ukuran
kecenderungan benda yang
bergerak untuk melanjutkan
geraknya dengan kelajuan
tetap
c. dalam kasus kecelakaan, truk
lebih sulit dihentikan
dibanding sedan karena
Kunci jawaban: E
Pernyataan yang benar terkait momentum adalah:
a. momentum adalah hasil kali massa dan
kecepatan
b. momentum adalah ukuran kecenderungan
benda yang bergerak untuk melanjutkan
geraknya dengan kelajuan tetap
c. momentum sebanding dengan massa dan
kecepatan
d. satuan momentum adalah kg.m.s-1
C1
98
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
memiliki momentum yang
lebih besar
d. satuan momentum adalah
kg.m.s-1
e. momentum adalah hasil kali
gaya dan interval waktu
selama gaya bekerja
Mendefinisikan
impuls
3. Impuls adalah ....
a. gaya yang diperlukan untuk
membuat suatu benda bergerak
dalam selang waktu tertentu
b. hasil kali massa dan
percepatan
c. hasil kali gaya dan kecepatan
benda
d. ukuran kecenderungan benda
yang bergerak untuk
melanjutkan geraknya pada
kelajuan tetap
e. ukuran kecepatan gerak benda
Kunci jawaban: A
Impuls adalah gaya yang diperlukan untuk
membuat suatu benda bergerak dalam selang
waktu tertentu
C1
Menafsirkan
momentum yang
dimiliki benda
4. Mobil A bermassa 500 kg dan
mobil B bermassa 550 kg. Jika
kedua mobil tersebut melaju
dengan kecepatan sama, maka ....
a. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
berbeda karena momentum
dipengaruhi oleh massa dan
Kunci jawaban: A
Momentum dipengaruhi oleh massa dan
kecepatan
C2
99
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
kecepatan
b. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
sama karena mempunyai
kecepatan yang sama
c. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
sama karena momentum tidak
dipengaruhi oleh kecepatan
d. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
berbeda karena mempunyai
kecepatan yang berbeda
e. kedua mobil tersebut
mempunyai momentum yang
sama karena momentum tidak
dipengaruhi oleh massa dan
kecepatan
5. Mobil A dan B memiliki massa
yang sama, mobil A melaju dengan
kecepatan v dan mobil B melaju
dengan kecepatan 3v. Pernyataan
yang benar adalah ....
a. momentum mobil A lebih besar
karena melaju dengan
kecepatan v
b. momentum mobil A dan B
sama karena memiliki massa
Kunci jawaban: E
Momentum berbanding lurus dengan hasil kali
massa dan kecepatan benda
C2
100
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
yang sama
c. momentum mobil A dan B
sama karena momentum tidak
dipengaruhi oleh kecepatan
d. momentum mobil A dan B
berbeda karena momentum
hanya dipengaruhi oleh
kecepatan
e. momentum mobil B lebih
besar karena melaju dengan
kecepatan 3v
Menafsirkan
impuls yang
dimiliki oleh
benda
6. Jika sebuah benda mempunyai
gaya sebesar F dan bergerak dalam
selang waktu t. Jika benda tersebut
bergerak 2 kali lebih lama dari
waktu sebelumnya, maka impuls
yang dialami benda ....
a. tidak berubah karena impuls
tidak dipengaruhi oleh waktu
b. tidak berubah karena gaya
yang dialami benda tetap
c. menjadi setengah kali lebih
cepat dari sebeumnya
d. menjadi dua kali impuls
sebelumnya
e. menjadi empat kali impuls
sebelumnya
Kunci jawaban: D
Impuls berbanding lurus dengan hasil kali gaya
dan waktu
C2
101
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
Menyebutkan
pernyataan yang
benar mengenai
impuls dan
momentum
7. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Momentum sebanding dengan
massa
2) Momentum berbanding
terbalik dengan kecepatan
3) Momentum berbanding
terbalik dengan gaya
4) Dimensi momentum adalah
[M][L][T]-2
Pernyataan yang benar mengenai
momentum adalah ....
a. 1, 2 dan 4
b. 1, 3 dan 4
c. 1 dan 4
d. 1 saja
e. 3 saja
Kunci jawaban: C
1) Momentum sebanding dengan massa
2) Momentum sebanding dengan kecepatan
3) Dimensi momentum adalah [M][L][T]-2
C1
8. Perhatikan pernyataan berikut!
1) Impuls berbanding terbalik
dengan massa
2) Impuls berbanding terbalik
dengan kecepatan
3) Impuls sebanding dengan gaya
4) Dimensi Impuls adalah
[M][L][T]-2
Pernyataan yang benar mengenai
impuls adalah ....
a. 1, 2 dan 4
b. 3 dan 4
Kunci jawaban: B
1) Impuls sebanding dengan massa
2) Impuls sebanding dengan kecepatan
3) Dimensi impuls adalah [M][L][T]-2
C1
102
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
c. 1 dan 4
d. 1 saja
e. 3 saja
Memformulasikan
persamaan
momentum dan
impuls
Menentukan besar
momentum
9. Sebuah mobil pengangkut barang
memiliki massa 800 kg melaju
dengan kecepatan 234 km.jam-1
.
Besar momentum mobil tersebut
adalah ....
a. 12300 kg.m.s-1
b. 26000 kg.m.s-1
c. 50000 kg.m.s-1
d. 52000 kg.m.s-1
e. 62000 kg.m.s-1
Diket:
= 800 kg
= 65 m.s-1
Ditanya:
= ?
Penyelesaian soal:
Kunci jawaban: D
C3
Menentukan besar
impuls
10. Besar impuls pada benda yang
diberikan gaya sebesar 2 N dalam
selang waktu 60 s adalah ....
a. 0 N.s
b. 0,3 N.s
c. 15 N.s
d. 30 N.s
e. 120 N.s
Diket:
= 2 N
= 60 s
Ditanya:
= ?
Penyelesaian soal:
Kunci jawaban: E
C3
103
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
Menganalisis
hubungan
momentum dan
impuls
Mengidentifikasi
hubungan
momentum dan
impuls
11. Jika impuls diperbesar dua kali
semula, maka perubahan
momentum benda ....
a. menjadi dua kali semula
b. tetap
c. menjadi setengah kali semula
d. menjadi empat kali semula
e. nol
Kunci jawaban: A
Impuls berbanding lurus dengan perubahan
momentum
C2
Menentukan besar
gaya dari
hubungan
momentum dan
impuls
12. Sebuah bola bermassa 0,5 kg
dilemparkan ke arah dinding
dengan kecepatan 30 m.s-1
,
kemudian bola memantul dengan
kecepatan 20 m.s-1
secara tegak
lurus. Jika waktu kontak dinding
dengan bola adalah 0,01 s, gaya
yang dikerjakan dinding pada bola
adalah ....
a. -500 N
b. -2500 N
c. 200 N
d. 500 N
e. 2500 N
Diket:
= 0,5 kg
= 30 m.s-1
= -20 m.s-1
= 0,01 s
Ditanya:
?
Jawab:
( ) ( )
( ( )) ( )
C4
104
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
(tanda -, arah ke kiri)
Kunci jawaban: B
Menentukan
perubahan
momentum dari
hubungan
momentum dan
impuls
13. Sebuah bola kaki bermassa 250 gr
mula-mula diam, ditendang oleh
Vino dengan gaya sebesar 500 N.
Jika lama kaki Vino menyentuh
bola adalah 0,05 s. Perubahan
momentum yang dialami bola
adalah ....
a. 25 N.s
b. 30 N.s
c. 35 N.s
d. 40 N.s
e. 50 N.s
Diket:
= 250 gr = 0,25 kg
= 500 N
= 0,05 s
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
Kunci jawaban: A
C3
105
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
Menjelaskan
hukum
konservatif
momentum
Mengemukakan
hukum
konservatif
momentum
14. Beberapa buah bola dengan massa
yang berbeda dijatuhkan dari
ketinggian yag sama. Bola yang
memantul paling itnggi adalah ....
a. bola dengan massa paling
besar, karena memiliki
momentum paling besar
b. bola dengan massa paling
kecil, karena memiliki
momentum paling kecil
c. bola dengan massa paling
besar, karena memiliki
momentum paling kecil
d. bola dengan masa paling kecil,
karena memiliki momentum
paling besar
e. semua bola memantul dengan
ketinggian yang sama
Kunci jawaban: A
C2
106
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
Menerapkan
hukum
konservatif
momentum untuk
sistem tanpa gaya
luar
Menentukan
kecepatan benda
setelah
bertumbukan
15. Sebuah bola bermassa 0,2 kg yang
mula-mula diam, dikenai bola lain
bermassa 0,3 kg yang bergerak
dengan kecepatan 2 m/s. Jika
setelah tumbukan bola kedua diam,
maka kecepatan bola pertama
adalah ....
a. 0,1 m.s-1
b. 0,4 m.s-1
c. 1 m.s-1
d. 2 m.s-1
e. 3m.s-1
Diket:
= 0,2 kg
= 0,3 kg
= 0 ms-1
= 2 ms-1
= 0 ms-1
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
Kunci jawaban: E
C3
Menganalisis
hukum
konservatif
momentum dalam
berbagai peristiwa
16. Alif sedang berada dalam perahu
yang bergerak dengan kecepatan 4
m.s-1
. Massa perahu dan Alif
masing-masing adalah 200 kg dan
60 kg. Kecepatan perahu sekarang
jika Alif tiba-tiba terjatuh dari
perahu adalah ....
a. 1,5 m.s-1
b. 2,5 m.s-1
c. 3,2 m.s-1
d. 5,0 m.s-1
e. 5,2 m.s-1
Diket:
= 200 kg
= 60 kg
= = 4 ms-1
= 0 ms-1
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
Kunci jawaban: E
C4
17. Budi sedang berada dalam perahu
yang bergerak ke arah Timur
Diket:
= 200 kg
C4
107
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
dengan kecepatan 4 ms-1
. Massa
perahu dan Budi masing-masing
adalah 200 kg dan 60 kg.
Kecepatan perahu sekarang jika
Budi tiba-tiba melompat dari
perahu ke arah Barat dengan
kecepatan 4 m.s-1
adalah ....
a. 1,5 m.s-1
b. 4 m.s-1
c. 5 m.s-1
d. 6 m.s-1
e. 6,4 m.s-1
= 60 kg
= = 4 m.s-1
= -4 ms-1
Ditanya:
= ?
Penyelesaian:
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
Kunci jawaban: E
Menganalisis
tumbukan lenting
sempurna
Mengidentifikasi
tumbukan lenting
sempurna
18. Peristiwa yang memenuhi hukum
konservatif momentum dan hukum
konservatif energi kinetik dan
memilki koefisien restitusi 1
adalah jenis tumbukan ....
a. tidak lenting sama sekali
b. lenting sebagian
c. lenting sempurna
d. lenting sempurna dan sebagian
e. lenting
Kunci jawaban: C
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku
d. hukum konservatif momentum
e. hukum konservatif energi kinetik
f. koefisien restitusi 1
C1
19. Dua bola tenis yang identik Diket: C4
108
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
Menghitung
kecepatan benda
setelah tumbukan
lenting sempurna
bergerak berlawanan arah,
bertumbukan lenting sempurna.
Jika kecepatan awal bola pertama
dan kedua adalah 2 m.s-1
dan 1
m.s-1
, tentukan kecepatan bola
kedua sesudah tumbukan ....
a. 1 m.s-1
b. 2 m.s-1
c. 3 m.s-1
d. 4 m.s-1
e. 5 m.s-1
= 2 ms-1
= -1 ms-1
Ditanya:
= ?
= ?
Penyelesaian:
(tumbukan lenting sempurna)
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
... (1)
( )
... (2)
Substitusikan persamaan (1) ke pers (2)
( )
Kunci jawaban: A
109
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
Menganalisis
tumbukan lenting
sebagian
Mengidentifikasi
tumbukan lenting
sebagian
20. Peristiwa yang memenuhi hukum
konservatif energi mekanik,
sedangkan hukum konservatif
energi kinetik tidak berlaku
padanya dan memiliki koefisien
restitusi 0 < e < 1, adalah jenis ...
a. lenting sempurna
b. lenting sebagian
c. tidak lenting sama sekali
d. lenting sebagian dan tidak
lenting sama sekali
e. lenting
Kunci jawaban: B C1
Menghitung
tinggi pantulan
bola
21. Sebuah bola tenis dijatuhkan dari
ketinggian 6 m, sehingga
menumbuk lantai dan akhirnya
memantul. Apabila tinggi pantulan
pertama 3 m, tinggi pantulan kedua
adalah ....
a. 1 m
b. 1,5 m
c. 2 m
d. 2,5 m
e. 3 m
Diket:
6 m
3 m
Ditanya:
?
Penyelesaian:
Kunci jawaban: B
C3
22. Sebuah bola tenis jatuh bebas dari
ketinggian 100 m. Jika koefisien
restitusi antara bola dengan lantai
Diket:
100 m
0,5
C3
110
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
0,5, maka tinggi pentulan pertama
bola adalah ....
a. 10 m
b. 15 m
c. 20 m
d. 25 m
e. 50 m
Ditanya:
?
Penyelesaian:
√
√
( )
Kunci jawaban: D
Menghitung
kecepatan benda
setelah
bertumbukan
lenting sebagian
23. Sebuah bola tenis dijatuhkan dari
ketinggian 100 m dengan
kecepatan awal 15 m.s-1
, sehingga
menumbuk lantai dan akhirnya
memantul. Jika tinggi pantulan
pertama 25 m, maka kecepatan
pantulan bola adalah ....
a. 15 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
b. 18 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
c. 20 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
d. 25 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
e. 30 m.s-1
, berlawanan dengan
arah semula
Diket:
= 6 m
= 3 m
= 15 m.s-1
= 0 m.s-1
= 0 m.s-1
Ditanya:
= ?
Jawab:
Terlebih dahulu tentukan nilai e, dengan cara:
√
C4
111
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
√
sehingga,
(-) berlawanan arah semula
Kunci jawaban: E
Menganalisis
tumbukan tidak
lenting sama
sekali
Mengidentifikasi
tumbukan tidak
lenting sama
sekali
24. Contoh tumbukan tidak lenting
sama sekali adalah ....
a. peluncuran roket
b. tabrakan dua mobil, salah satu
mobil terpental
c. peluru yang ditembakkan ke
sebuah balok sehingga berayun
bersama
d. bola yang dijatuhkan dari
ketinggian tertentu, sehingga
memantul sampai akhirnya
diam
e. mobil menabrak pohon
Kunci jawaban: C
Contoh tumbukan tidak lenting sama sekali
adalah peluru uyang ditembakkan ke sebuah
balok sehingga berayun bersama
C2
Menghitung
kecepatan benda
setelah
bertumbukan
25. Peluru bermassa 100 gram
ditembakkan pada sebuah balok
diam bermassa 2 kg yang
digantung dengan tali. Tembakan
Diket:
100 gr = 0,1 kg
2 kg
0,8 cm = 0,008 m
C4
112
Indikator RPP Indikator Soal Soal Penyelesaian Soal Ranah
Kognitif
tidak lenting sama
sekali
tersebut menyebabkan balok naik
0,8 cm dari posisi semuladan
peluru bersarang di dalam balok.
Kecepatan peluru setelah
ditembakkan adalah ....
a. 3,8
b. 5,2
c. 8,4 m.s-1
d. 10,2 m.s-1
e. 15,1 m.s-1
0 m.s-1
Ditanya:
?
Penyelesaian: ( )
* √
√( )( )( )
( ) ( )( ) ( )( ) ( )
Kunci jawaban: C
113
Lampiran 1E
Kisi-kisi Angket Respon Siswa terhadap Pembelajaran Momentum dan
Impuls dengan Model Learning Start with a Questions (LSQ)
No. Indikator
Butir
Pernyataan
Positif (+)
Butir
Pernyataan
Negatif (-)
Jumlah
1. Minat siswa terhadap
pembelajaran fisika 1 2 2
2. Isi handout momentum
dan impuls 3 4 2
3. Pembelajaran dengan
model LSQ 6,7,10,11,12,15 5,8,9,13,14 11
Jumlah 8 7 15
114
Lampiran 1F
Angket Respon Siswa terhadap
Pembelajaran Momentum dan Impuls
dengan Model Learning Start with a Questions (LSQ)
Nama : .............................
Kelas : .............................
Petunjuk Pengisian:
1. Pada angket ini terdapat 10 butir pernyataan. Pertimbangkan baik-baik
setiap butir pernyataan dalam kaitannya dengan pembelajaran dengan
model LSQ.
2. Tentukan pilihan anda atas pernyataan yang yang telah tersedia dengan
memberikan checklist (√) pada lembar angket. Jawaban yang diberikan
harus sesuai dengan pendapat anda.
3. Angket ini tidak berpengaruh pada nilai, sehingga mohon bantuannya
untuk mengisi dengan benar.
Keterangan Pilihan Jawaban:
STS : Sangat tidak setuju S : Setuju C : Cukup
TS : Tidak setuju SS : Sangat setuju
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S C TS STS
1. Fisika berkaitan dengan kehidupan sehari-hari
sehingga penting untuk dipelajari
2. Fisika terlalu banyak hitungan sehingga saya
kesulitan untuk memahaminya
3. Handout menyajikan materi momentum dan
impuls secara logis dan sistematis
4.
Saya merasa kesulitan memahami materi
momentum dan impuls yang disajikan dalam
handout
5. Saya merasa asing dengan model pembelajaran
ini
6. Saya menjadi lebih siap untuk memulai
pelajaran jika belajar seperti ini
7. Saya merasa senang belajar momentum impuls
dengan model pembelajaran ini
8. Saya merasa bosan belajar momentum impuls
dengan model pembelajaran ini
9. Model pembelajaran initidak mendorong saya
untuk aktif bertanya
115
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S C TS STS
10.
Model pembelajaran ini membuat saya aktif
bertanya dan mudah memahami materi
momentum dan impuls
11.
Saya senang memecahkan masalah yang belum
terselesaikan dengan berdiskusi bersama teman
sebangku
12. Dengan cara ini, materi pelajaran dapat saya
ingat lebih lama
13. Belajar seperti ini hanya membuang-buang
waktu saja
14. Saya ingin belajar fisika dengan model
pembelajaran ini untuk materi selanjutnya
15. Model pembelajaran memberikan kesempatan
kepada saya untuk menemukan konsep sendiri
Responden
( )
116
Lampiran 1G
Kisi-kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Indikator Aktivitas Siswa Pernyataan
1. Mempelajari handout 3
2. Membuat pertanyaan 1
3. Mengajukan pertanyaan 2
Jumlah 6
117
Lampiran 1H
Lembar Observasi Aktivitas Siswa
dalam Pembelajaran Momentum dan Impuls
dengan Model Learning Start with a Questions (LSQ)
Nama Siswa : ..........................................
Kelas : ..........................................
Petunjuk Pengisian:
Berilah tanda centang (√) pada kolom penilaian sesuai dengan aktivitas siswa yang dilakukan!
No Aktivitas Siswa Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 dll
1. Siswa mempelajari
handout
secara individu
Siswa tidak mempelajari handout secara individu atau
melakukan aktivitas di luar
kegiatan pembelajaran
Siswa mempelajari handout secara individu diselingi
kegiatan lain
Siswa bersungguh-sungguh mempelajari handout secara
individu
2. Siswa
menandai bagian yang
tidak dipahami
pada handout
Siswa tidak menandai bagian
yang tidak dipahami dengan melingkari atau menggaris
bawahi bagian yang tidak dipahami atau melakukan
aktivitas di luar kegiatan
pembelajaran
Siswa menandai bagian yang tidak dipahami dengan
melingkari atau menggaris
bawahi bagian yang tidak dipahami diselingi kegiatan lain
Siswa bersungguh-sungguh
menandai bagian yang tidak dipahami dengan melingkari
atau menggaris bawahi bagian
yang tidak dipahami
3. Siswa berdiskusi
dengan teman
sebangku mengenai
bagian yang
belum
Siswa tidak berdiskusi dengan teman sebangku mengenai
bagian yang belum dipahami
atau melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran
Siswa berdiskusi dengan teman
118
dipahami sebangku mengenai bagian
yang belum dipahami diselingi kegiatan lain
Siswa bersungguh-sungguh
berdiskusi dengan teman
sebangku mengenai bagian yang belum dipahami
4. Siswa
membuat pertanyaan
pada kolom
prtanyaan
Siswa tidak membuat
pertanyaan pada kolom pertanyaan mengenai materi
yang sedang dipelajari atau
melakukan aktivitas di luar kegiatan pembelajaran
Siswa membuat pertanyaan
pada kolom pertanyaan
mengenai materi yang sedang dipelajari diselingi kegiatan
lain
Siswa bersungguh-sungguh membuat pertanyaan pada
kolom pertanyaan mengenai
materi yang sedang dipelajari
5. Siswa mengajukan
pertanyaan
Siswa tidak mengajukan pertanyaan atau melakukan
aktivitas di luar kegiatan
pembelajaran
Siswa bertanya kepada guru di
luar materi yang sedang
dipelajari
Siswa bertanya kepada guru
tentang materi yang sedang
dipelajari
6. Siswa menanggapi
pertanyaan
siswa lain
Siswa tidak menanggapi pertanyaan siswa lain atau
melakukan aktivitas di luar
kegiatan pembelajaran
Siswa menanggapi pertanyaan
siswa lain tetapi di luar apa
yang dibahas
Siswa mampu menanggapi pertanyaan siswa lain dengan
baik dan benar
Observer
( )
119
Lampiran 2A
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok : Pengertian Momentum dan Impuls
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan Ke- : 1 (satu)
I. Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II. Kompetensi Dasar
1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan konsep momentum dan impuls.
120
2. Memformulasikan persamaan momentum dan impuls.
3. Menganalisis hubungan antara momentum dan impuls.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan konsep momentum dan impuls.
2. Melalui latihan soal, siswa dapat memformulasikan persamaan momentum dan impuls.
3. Melalui ceramah, siswa dapat menganalisis hubungan antara momentum dan impuls.
V. Materi Pembelajaran
Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap. Secara
matematis dapat dituliskan:
Impuls adalah gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerak dalam interval waktu tertentu. Secara matematis
dapat dituliskan:
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat dituliskan:
121
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab.
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yang
Dikembangkan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Apersepsi
1. Menyapa siswa dan
meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama
sebelum memulai
pelajaran.
2. Memberikan pertanyaan
“mengapa bola besi untuk
olahraga tolak peluru lebih
sulit dihentikan daripada
bola kaki dalam permainan
sepak bola?”.
1. Menjawab sapaan guru dan
berdoa bersama dipimpin oleh
ketua kelas.
2. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
Sabar, semangat
belajar, rasa
ingin tahu,
percaya diri
10 menit
122
Motivasi
1. Mengungkapkan bahwa
peristiwa tadi dapat
dijelaskan dalam konsep
fisika.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
1. Termotivasi untuk belajar
momentum dan impuls.
2. Menyimak penyampaian guru.
Semangat
belajar, rasa
ingin tahu 60 menit
Inti
Eksplorasi
Menjelaskan konsep,
persamaan, dam hubungan
mnentum dan impuls.
Menyimak penjelasan guru
mengenai konsep, persamaan, dan
hubungan momentum dan impuls.
Rasa ingin tahu
Elaborasi
1. Memberikan latihan soal
yang dikerjakan siswa dan
dibimbing oleh guru.
2. Membahas latihan soal.
1. Mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru.
2. Menyimak penjelasan guru.
Rasa ingin tahu,
berpikir logis,
kritis, terampil
Konfirmasi Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
Saling berinteraksi dan melakukan
tanya jawab dengan guru.
Toleransi,
komunikatif
Penutup
Penarikan
Kesimpulan
Bersama siswa menarik
kesimpulan pelajaran hari ini.
Bersama-sama dengan guru
menarik kesimpulan pelajaran hari
ini.
Komunikatif
20 menit
Evaluasi Memberikan soal evaluasi Mengerjakan soal evaluasi secara Mandiri, jujur
123
untuk dikerjakan siswa secara
individu.
individu.
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
A. Sumber Belajar
1. Referensi Bacaaan
a. Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA kelas IX.Jakarta: Phibeta.
b. Humaidi, Abdul Haris & Maksum.2009. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
B. Media Pembelajaran
Black board, spidol
124
IX. Penilaian Hasil Belajar
Tes uraian (terlampir)
125
INSTRUMEN TES EVALUASI
No. Soal Jawaban Skor
1. Sebuah benda bermassa 5
kg bergerak dengan
kecepatan 7 m/s. Besar
momentum benda tersebut
adalah ....
Diket:
5 kg
7 ms-1
Ditanya:
?
Jawab:
kgms-1
Jadi, momentum benda tersebut
sebesar 35 kgms-1
.
3
6
1
2. Madun menendang bola
dengan gaya rata-rata
sebesar 100 N. Jika kaki
madun menyentuh bola
selama 0,2 sekon, besar
impulsnya adalah ....
Diket:
100 N
0,2 s
Ditanya:
?
Jawab:
Jadi, besar impulsnya adalah 20 Ns.
3
6
1
3. Sebuah bola yang mula-
mula dian, ditendang
dengan gaya sebesar 200
N. Jika waktu kontak kaki
dengan bola 0,1 sekon.
Perubahan momentum
Diket:
200 N
0,2 s
Ditanya:
?
Jawab:
3
126
yang dialami bola
adalah ....
Jadi, perubahan momentum yang
dialami bola adalah 40 Ns.
6
1
Skor Total 30
Pedoman Penilaian:
127
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok : Hukum Konservatif Momentum
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan Ke- : 2 (dua)
I. Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II. Kompetensi Dasar
1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan hukum konservatif momentum.
128
2. Menerapkan hukum konservatif momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui ceramah, siswa dapat menjelaskan hukum konservatif momentum
2. Melalui ceramah dan latihan soal, siswa dapat menerapkan hukum konservatif momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
V. Materi Pembelajaran
Hukum konservatif momentum menyatakan bahwa, jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol, maka
momentum total sebelum tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan.
Hukum konservatif momentum dapat diterapkan pada peristiwa dalam kehidupan sehari-hari, seperti balon yang ditiup
selanjutnya dilepaskan sehingga meleset cepat di udara, ketika menembakkan pistol dan prinsip kerja roket.
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab.
129
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yang
Dikembangkan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Apersepsi
1. Menyapa siswa dan
meminta ketua kelas untuk
memimpin doa bersama
sebelum memulai pelajaran.
2. Memberikan pertanyaan
“jika sebuah truk yang
melaju dengan cepat,
menambrak sedan yang
awalnya diam menjadi
bergerak, bagaimana hal ini
bisa terjadi?”.
1. Menjawab sapaan guru dan
berdoa bersama dipimpin oleh
ketua kelas.
2. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
Sabar, semangat
belajar, rasa
ingin tahu,
percaya diri
10 menit
Motivasi
1. Mengungkapkan bahwa
peristiwa tadi dapat
dijelaskan dengan hukum
1. Termotivasi untuk belajar
momentum dan impuls.
Semangat
belajar, rasa
ingin tahu
60 menit
130
konservatif momentum.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2. Menyimak penyampaian guru.
Inti
Eksplorasi
Menjelaskan hukum
konservatif momentum dan
pengunaannya untuk sistem
tanpa gaya luar.
Menyimak penjelasan guru
mengenai hukum konservatif
momentum dan penggunaannya
untuk sistem tanpa gaya luar.
Rasa ingin tahu
Elaborasi
1. Memberikan latihan soal
yang dikerjakan siswa dan
dibimbing oleh guru.
2. Membahas latihan soal.
1. Mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru.
2. Menyimak penjelasan guru.
Rasa ingin tahu,
berpikir logis,
kritis, terampil
Konfirmasi Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
Saling berinteraksi dan melakukan
tanya jawab dengan guru.
Toleransi,
komunikatif
Penutup
Penarikan
Kesimpulan
Bersama siswa menarik
kesimpulan pelajaran hari ini.
Bersama-sama dengan guru
menarik kesimpulan pelajaran hari
ini.
Komunikatif
20 menit
Evaluasi
Memberikan soal evaluasi
untuk dikerjakan siswa secara
individu.
Mengerjakan soal evaluasi secara
individu.
Mandiri, jujur
131
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
A. Sumber Belajar
1. Referensi Bacaaan
a. Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA kelas IX.Jakarta: Phibeta.
b. Humaidi, Abdul Haris & Maksum.2009. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
B. Media Pembelajaran
Black board, spidol.
132
IX. Penilaian Hasil Belajar
Tes uraian (terlampir)
133
INSTRUMEN TES EVALUASI
No. Soal Jawaban Skor
1. Tuliskan bunyi hukum
konservatif momentum!
Jumlah momentum pada suatu sistem
sebelum dan sesudah terjadi
tumbukan tanpa dipengaruhi gaya
luar adalah tetap.
10
2. Alif sedang berada di
dalam perahu yang
bergerak dengan
kecepatan 4 ms-1
. Massa
perahu dan Alif masing-
masing adalah 200 kg dan
60 kg. Berapa kecepatan
perahu sekarang jika Alif
tiba2 terjatuh dari perahu?
Diket:
= 200 kg
= 60 kg
= 4 ms-1
= 0
Ditanya:
= ?
Jawab:
( )( ) ( )( ) ( )( )
Jadi, kecepatan perahu sekarang
adalah 5,2 ms-1
.
3
6
1
Skor Total 20
Pedoman Penilaian:
134
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Satuan Pendidikan : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok : Jenis-jenis Tumbukan
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
I. Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika benda titik.
II. Kompetensi Dasar
1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian
1. Menganalisis tumbukan lenting sempurna.
2. Menganalisis tumbukan lenting sebagian.
3. Menganalisis tumbukan tidak lenting sama sekali.
135
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui ceramah, siswa dapat menganalisis tumbukan lenting sempurna.
2. Melalui ceramah, siswa dapat menganalisis tumbukan lenting sebagian.
3. Melalui ceramah, siswa dapat menganalisis tumbukan tidak lenting sama sekali.
V. Materi Pembelajaran
Jenis-jenis tumbukan:
1. Tumbukan lenting sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna tidak ada energi kinetik yang hilang, sehingga berlaku hukum konservatif energi
mekanik dan hukum konservatif momentum.
Hukum konservatif momentum:
( ) ( )
Hukum konservatif energi:
( ) ( )
Nilai koefisien restitusi:
136
2. Tumbukan lenting sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian energi kinetik benda berkurang selama tumbukan, sehingga hukum konservatif energi
mekanik tidak berlaku.
Nilai koefisien restitusi:
3. Tumbukan tak lenting sama sekali
Pada tumbukan tak lenting sama sekali terjadi kehilangan energi kinetik terbesar, sehingga hukum konservatif energi tentu
saja tidak berlaku. Setelah tumbukan, kedua benda menyatu dan bergerak bersamaan dengan kecepatan yang sama.
VI. Metode Pembelajaran
Ceramah dan tanya jawab.
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yang
Dikembangkan
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan Apersepsi 1. Menyapa siswa dan
meminta ketua kelas untuk
1. Menjawab sapaan guru dan
berdoa bersama dipimpin oleh
Sabar, semangat
belajar, rasa 10 menit
137
memimpin doa bersama
sebelum memulai pelajaran.
2. Memberikan pertanyaan
“saat sebuah bola
dijatuhkan dari ketinggian
tertentu, lama kelamaan
tinggi pantulannya akan
berkurang dan akhirnya
diam, bagaimana
menjelaskan hal ini?”.
ketua kelas.
2. Menjawab pertanyaan yang
diberikan guru.
ingin tahu,
percaya diri
Motivasi
1. Mengungkapkan bahwa
peristiwa tadi dapat
dijelaskan dalam konsep
fisika.
2. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
1. Termotivasi untuk belajar
momentum dan impuls.
2. Menyimak penyampaian guru.
Semangat
belajar, rasa
ingin tahu
60 menit
Inti Eksplorasi
Menjelaskan tumbukan lenting
sempurna, sebagian, dan tidak
lenting sama sekali.
Menyimak penjelasan guru
mengenai tumbukan lenting
sempurna, sebagian, dan tidak
Rasa ingin tahu
138
lenting sama sekali.
Elaborasi
1. Memberikan latihan soal
yang dikerjakan siswa dan
dibimbing oleh guru.
2. Membahas latihan soal.
1. Mengerjakan latihan soal yang
diberikan guru.
2. Menyimak penjelasan guru
Rasa ingin tahu,
berpikir logis,
kritis, terampil
Konfirmasi Memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
Saling berinteraksi dan melakukan
tanya jawab dengan guru.
Toleransi,
komunikatif
Penutup
Penarikan
Kesimpulan
Bersama siswa menarik
kesimpulan pelajaran hari ini.
Bersama-sama dengan guru
menarik kesimpulan pelajaran hari
ini.
Komunikatif
20 menit
Evaluasi
Memberikan soal evaluasi
untuk dikerjakan siswa secara
individu.
Mengerjakan soal evaluasi secara
individu.
Mandiri, jujur
139
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
A. Sumber Belajar
1. Referensi Bacaaan
a. Supiyanto.2007. Fisika untuk SMA kelas IX.Jakarta: Phibeta.
b. Humaidi, Abdul Haris & Maksum.2009. Fisika SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pustaka Insan Madani.
B. Media Pembelajaran
Black board, spidol.
IX. Penilaian Hasil Belajar
Tes uraian (terlampir)
140
INSTRUMEN TES EVALUASI
No. Soal Jawaban Skor
1. Sebuah bola karet dengan
massa 200 gr bergerak
dengan kecepatan 6 ms-1
ke kanan. Bola lain
dengan massa 400 gr
bergerak dengan
kecepatan 2 ms-1
ke kiri
dalam satu garis dengan
bola pertama. Kemudian
keduanya bertabrakan, jika
setelah tumbukan bola
pertama bergerak ke kiri
dengan kecepatan 6 ms-1
,
maka kecepatan bola
kedua adalah ....
Diket:
= 200 gr = 0,2 kg
= 400 gr = 0,4 kg
6 ms-1
-2 ms-1
= -4 ms-1
Ditanya:
= ?
Jawab:
( )( ) ( )( ) ( )( ) ( )( )
( )
Jadi, kecepatan bola kedua setelah
tumbukan adalah 0,3 ms-1
ke
kanan.
3
6
1
2. Sebuah bola tenis
djatuhkan dari ketinggian
6 m, sehingga menumbuk
lantai dan akhirnya
memantul. Apabila tinggi
pantulan pertama 3 m,
tentukan tinggi pantulan
kedua ....
Diket:
6 m
3 m
Ditanya:
?
Jawab:
√
Jadi, tinggi pantulan bola tenis
3
6
141
kedua adalah 1,5 m. 1
3. Sebuah apel bermassa 250
gr yang mula-mula diam
digantung dengan tali.
Sebuah peluru
ditembakkan dan
bersarang di dalam apel
sehingga berayun
bersamaan dengan
kecepatan 2 ms-1
. Jika
massa peluru 0,1 kg, maka
kecepatan peluru setelah
ditembakkan adalah ...
Diket:
250 gr = 0,25 kg
0,1 kg
0
2 ms-1
Ditanya:
?
Jawab:
( )
( )( ) ( ) ( )
( )
Jadi, kecepatan peluru setelah
ditembakkan adalah 7 ms-1
.
3
6
1
Skor Total 30
Pedoman Penilaian:
142
Lampiran 2B
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok : Pengertian Momentum dan Impuls
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan Ke- : 1 (satu)
I. Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika
benda titik.
II. Kompetensi Dasar
1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan konsep momentum dan impuls.
2. Memformulasikan persamaan momentum dan impuls.
3. Menganalisis hubungan antara momentum dan impuls.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menjelaskan
konsep momentum dan impuls.
2. Melalui latihan soal, siswa dapat memformulasikan persamaan
momentum dan impuls.
143
3. Melalui diskusi dan tanya jawab, siswa dapat menganalisis hubungan
antara momentum dan impuls.
V. Materi Pembelajaran
Momentum adalah ukuran kecenderungan benda yang bergerak untuk
melanjutkan geraknya pada kelajuan tetap. Secara matematis dapat
dituliskan:
Impuls adalah gaya yang diperlukan untuk membuat sebuah benda bergerak
dalam interval waktu tertentu. Secara matematis dapat dituliskan:
Berdasarkan Hukum II Newton, hubungan momentum dan impuls dapat
dituliskan:
VI. Metode Pembelajaran
Diskusi dan tanya jawab.
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yang
Dikembangkan
Waktu Guru Siswa
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
Menyapa siswa
dan meminta
ketua kelas
untuk
memimpin doa
bersama
sebelum
memulai
pelajaran
Menjawab
sapaan guru
dan berdoa
bersama
dipimpin oleh
ketua kelas
Sabar, semangat
belajar, rasa
ingin tahu,
percaya diri
10 menit
144
I
N
T
I
Fase 1
Membagika
Handout
Membagikan
bahan ajar
berupa handout
kepada siswa
Masing-masing
memegang satu
handout
momentum dan
impuls
Rasa ingin tahu,
cinta ilmu,
berpikir kritis,
terampil
60 menit Fase II
Siswa
Mempelajari
Handout
Meminta siswa
untuk
mempelajari
handout
momentum dan
impuls yang
telah dibagikan
secara individu
Mempelajari
handout
momentum dan
impuls yang
dibagikan
secara individu
Memberi
instruksi kepada
siswa untuk
memberikan
tanda seperti
melingkari atau
menggaris
bawahi bagian
yang kurang
dipahami
Siswa
memberikan
tanda seperti
melingkari atau
menggaris
bawahi bagian
yang kurang
dipahami
Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
Siswa
mendiskusikan
materi yang
telah diberi
tanda dengan
teman
sebangkunya,
jika masih
kurang paham
maka membuat
pertanyaan
pada kolom
pertanyaan
Rasa ingin tahu,
komunikatif,
toleransi
Meyuruh siswa
mengajukan
Siswa
mengajukan
145
Fase III
Mengajukan
Pertanyaan
pertanyaan yang
telah dibuat pada
kolom
pertanyaan
pertanyaan-
pertanyaan
yang telah
dituliskan pada
kolom
pertanyaan
Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
memberikan
jawaban dari
pertanyaan
temannya
Siswa
menjawab
pertanyaan
yang diajukan
temannya dan
menanggapi
jawaban
tersebut
Berani, toleransi
Guru
menjelaskan dan
mempertegas
kembali jawaban
dari siswa serta
poin-poin
penting dari
materi yang
dipelajari
Memperhatikan
penjelasan guru
dengan
seksama
Rasa ingin tahu,
cinta ilmu
P
E
N
U
T
U
P
Bersama siswa
menarik
kesimpulan
pelajaran hari ini
Bersama-sama
dengan guru
menarik
kesimpulan
pelajaran hari
ini
Komunikatif
20 menit
Memberikan
soal evaluasi
untuk dikerjakan
siswa secara
individu
Mengerjakan
soal evaluasi
secara individu
Mandiri, jujur
146
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
C. Sumber Belajar
1. Referensi Bacaaan
a. Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA kelas IX. Jakarta: Phibeta.
b. Humaidi, Abdul Haris & Maksum. 2009. Fisika SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Pustaka Insan Madani.
D. Media Pembelajaran
Handout
IX. Penilaian Hasil Belajar
Tes uraian (terlampir)
147
INSTRUMEN TES EVALUASI
No. Soal Jawaban Skor
1. Sebuah benda bermassa 5
kg bergerak dengan
kecepatan 7 m/s. Besar
momentum benda tersebut
adalah ....
Diket:
5 kg
7 ms-1
Ditanya:
?
Jawab:
kgms-1
Jadi, momentum benda tersebut
sebesar 35 kgms-1
.
3
6
1
2. Madun menendang bola
dengan gaya rata-rata
sebesar 100 N. Jika kaki
madun menyentuh bola
selama 0,2 sekon, besar
impulsnya adalah ....
Diket:
100 N
0,2 s
Ditanya:
?
Jawab:
Jadi, besar impulsnya adalah 20 Ns.
3
6
1
3. Sebuah bola yang mula-
mula dian, ditendang
dengan gaya sebesar 200
N. Jika waktu kontak kaki
dengan bola 0,1 sekon.
Perubahan momentum
Diket:
200 N
0,2 s
Ditanya:
?
Jawab:
3
148
yang dialami bola
adalah ....
Jadi, perubahan momentum yang
dialami bola adalah 40 Ns.
6
1
Skor Total 30
Pedoman Penilaian:
149
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok : Hukum Kekekalan Momentum
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan Ke- : 2 (dua)
I. Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika
benda titik.
II. Kompetensi Dasar
1.7. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan.
III. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan hukum konservatif momentum.
2. Menerapkan hukum konservatif momentum untuk sistem tanpa gaya
luar.
IV. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menjelaskan
hukum konservatif momentum
2. Melalui tanya jawab dan latihan soal, siswa dapat menerapkan hukum
konservatif momentum untuk sistem tanpa gaya luar.
150
V. Materi Pembelajaran
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa, jika resultan gaya yang
bekerja pada benda sama dengan nol, maka momentum total sebelum
tumbukan sama dengan momentum total setelah tumbukan.
Hukum kekekalan momentum dapat diterapkan pada peristiwa dalam
kehidupan sehari-hari, seperti balon yang ditiup selanjutnya dilepaskan
sehingga meleset cepat di udara, ketika menembakkan pistol dan prinsip
kerja roket.
VI. Metode Pembelajaran
Diskusi dan tanya jawab.
VII. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yang
Dikembangkan
Waktu Guru Siswa
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
Menyapa siswa
dan meminta
ketua kelas
untuk
memimpin doa
bersama
sebelum
memulai
pelajaran
Menjawab
sapaan guru
dan berdoa
bersama
dipimpin oleh
ketua kelas
Sabar, semangat
belajar, rasa
ingin tahu,
percaya diri
10 menit
I
N
T
I
Fase 1
Membagika
Handout
Membagikan
bahan ajar
berupa handout
kepada siswa
Masing-masing
memegang satu
handout hukum
konservatif
momentum
Rasa ingin tahu,
cinta ilmu,
berpikir kritis,
terampil
60 menit
151
Fase II
Siswa
Mempelajari
Handout
Meminta siswa
untuk
mempelajari
handout hukum
konservatif
momentum
yang telah
dibagikan secara
individu
Mempelajari
handout
hukum
konservatif
momentum
yang dibagikan
secara individu
Memberi
instruksi kepada
siswa untuk
memberikan
tanda seperti
melingkari atau
menggaris
bawahi bagian
yang kurang
dipahami
Siswa
memberikan
tanda seperti
melingkari atau
menggaris
bawahi bagian
yang kurang
dipahami
Memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
Siswa
mendiskusikan
materi yang
telah diberi
tanda dengan
teman
sebangkunya,
jika masih
kurang paham
maka membuat
pertanyaan
pada kolom
pertanyaan
Rasa ingin tahu,
komunikatif,
toleransi
Fase III
Mengajukan
Pertanyaan
Meyuruh siswa
mengajukan
pertanyaan yang
telah dibuat pada
kolom
pertanyaan
Siswa
mengajukan
pertanyaan-
pertanyaan
yang telah
dituliskan pada
kolom
pertanyaan
152
VIII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
E. Sumber Belajar
1. Referensi Bacaaan
a. Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA kelas IX. Jakarta: Phibeta.
Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
memberikan
jawaban dari
pertanyaan
temannya
Siswa
menjawab
pertanyaan
yang diajukan
temannya dan
menanggapi
jawaban
tersebut
Berani, toleransi
Guru
menjelaskan dan
mempertegas
kembali jawaban
dari siswa serta
poin-poin
penting dari
materi yang
dipelajari
Memperhatikan
penjelasan guru
dengan
seksama
Rasa ingin tahu,
cinta ilmu
P
E
N
U
T
U
P
Bersama siswa
menarik
kesimpulan
pelajaran hari ini
Bersama-sama
dengan guru
menarik
kesimpulan
pelajaran hari
ini
Komunikatif
20 menit
Memberikan
soal evaluasi
untuk dikerjakan
siswa secara
individu
Mengerjakan
soal evaluasi
secara individu
Mandiri, jujur
153
b. Humaidi, Abdul Haris & Maksum. 2009. Fisika SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Pustaka Insan Madani.
F. Media Pembelajaran
Handout.
IX. Penilaian Hasil Belajar
Tes uraian (terlampir)
154
INSTRUMEN TES EVALUASI
No. Soal Jawaban Skor
1. Tuliskan bunyi hukum
konservatif momentum!
Jumlah momentum pada suatu sistem
sebelum dan sesudah terjadi
tumbukan tanpa dipengaruhi gaya
luar adalah tetap.
10
2. Alif sedang berada di
dalam perahu yang
bergerak dengan
kecepatan 4 ms-1
. Massa
perahu dan Alif masing-
masing adalah 200 kg dan
60 kg. Berapa kecepatan
perahu sekarang jika Alif
tiba2 terjatuh dari perahu?
Diket:
= 200 kg
= 60 kg
= 4 ms-1
= 0
Ditanya:
= ?
Jawab:
( )( ) ( )( ) ( )( )
Jadi, kecepatan perahu sekarang
adalah 5,2 ms-1
.
3
6
1
Skor Total 20
Pedoman Penilaian:
155
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Satuan Pendidikan : SMAN 11 Tangerang Selatan
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Momentum dan Impuls
Sub Materi Pokok : Jenis-jenis Tumbukan
Kelas/Semester : XI/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Pertemuan Ke- : 3 (tiga)
X. Standar Kompetensi
1. Menganalisis gejala alam dan keteraturannya dalam cakupan mekanika
benda titik.
XI. Kompetensi Dasar
1.8. Menunjukkan hubungan antara konsep impuls dan momentum untuk
menyelesaikan masalah tumbukan.
XII. Indikator Pencapaian
1. Menganalisis tumbukan lenting sempurna.
2. Menganalisis tumbukan lenting sebagian.
3. Menganalisis tumbukan tidak lenting sama sekali.
4.
XIII. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menganalisis
tumbukan lenting sempurna.
2. Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menganalisis
tumbukan lenting sebagian.
3. Melalui wacana yang disajikan di handout, siswa dapat menganalisis
tumbukan tidak lenting sama sekali.
156
XIV. Materi Pembelajaran
Jenis-jenis tumbukan:
1. Tumbukan lenting sempurna
Pada tumbukan lenting sempurna tidak ada energi kinetik yang hilang,
sehingga berlaku hukum kekekalan energi mekanik dan hukum
kekekalan momentum.
Hukum kekekalan momentum:
( ) ( )
Hukum kekekalan energi:
( ) ( )
Nilai koefisien restitusi:
2. Tumbukan lenting sebagian
Pada tumbukan lenting sebagian energi kinetik benda berkurang selama
tumbukan, sehingga hukum kekekalan energi mekanik tidak berlaku.
Nilai koefisien restitusi:
3. Tumbukan tak lenting sama sekali
Pada tumbukan tak lenting sama sekali terjadi kehilangan energi kinetik
terbesar, sehingga hukum kekekalan energi tentu saja tidak berlaku.
Setelah tumbukan, kedua benda menyatu dan bergerak bersamaan
dengan kecepatan yang sama.
XV. Metode Pembelajaran
Diskusi dan tanya jawab.
157
XVI. Kegiatan Pembelajaran
Tahap Pembelajaran
Langkah-langkah Kegiatan Nilai Karakter
yang
Dikembangkan
Waktu Guru Siswa
P
E
N
D
A
H
U
L
U
A
N
Menyapa siswa
dan meminta
ketua kelas
untuk
memimpin doa
bersama
sebelum
memulai
pelajaran
Menjawab
sapaan guru
dan berdoa
bersama
dipimpin oleh
ketua kelas
Sabar, semangat
belajar, rasa
ingin tahu,
percaya diri
10 menit
I
N
T
I
Fase 1
Membagika
Handout
Membagikan
bahan ajar
berupa handout
kepada siswa
Masing-masing
memegang satu
handout jenis-
jenis tumbukan
Rasa ingin tahu,
cinta ilmu,
berpikir kritis,
terampil
60 menit
Fase II
Siswa
Mempelajari
Handout
Meminta siswa
untuk
mempelajari
handout jenis-
jenis tumbukan
yang telah
dibagikan secara
individu
Mempelajari
handout jenis-
jenis tumbukan
yang dibagikan
secara individu
Memberi
instruksi kepada
siswa untuk
memberikan
tanda seperti
melingkari atau
menggaris
bawahi bagian
yang kurang
dipahami
Siswa
memberikan
tanda seperti
melingkari atau
menggaris
bawahi bagian
yang kurang
dipahami
Memberikan
Siswa
Rasa ingin tahu,
158
kesempatan
kepada siswa
untuk berdiskusi
dengan teman
sebangkunya
mendiskusikan
materi yang
telah diberi
tanda dengan
teman
sebangkunya,
jika masih
kurang paham
maka membuat
pertanyaan
pada kolom
pertanyaan
komunikatif,
toleransi
Fase III
Mengajukan
Pertanyaan
Meyuruh siswa
mengajukan
pertanyaan yang
telah dibuat pada
kolom
pertanyaan
Siswa
mengajukan
pertanyaan-
pertanyaan
yang telah
dituliskan pada
kolom
pertanyaan
Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
untuk
memberikan
jawaban dari
pertanyaan
temannya
Siswa
menjawab
pertanyaan
yang diajukan
temannya dan
menanggapi
jawaban
tersebut
Berani, toleransi
Guru
menjelaskan dan
mempertegas
kembali jawaban
dari siswa serta
poin-poin
penting dari
materi yang
dipelajari
Memperhatikan
penjelasan guru
dengan
seksama
Rasa ingin tahu,
cinta ilmu
159
XVII. Sumber Belajar dan Media Pembelajaran
G. Sumber Belajar
1. Referensi Bacaaan
a. Supiyanto. 2007. Fisika untuk SMA kelas IX. Jakarta: Phibeta.
b. Humaidi, Abdul Haris & Maksum. 2009. Fisika SMA/MA Kelas XI.
Jakarta: Pustaka Insan Madani.
H. Media Pembelajaran
Handout.
XVIII. Penilaian Hasil Belajar
Tes uraian (terlampir)
P
E
N
U
T
U
P
Bersama siswa
menarik
kesimpulan
pelajaran hari ini
Bersama-sama
dengan guru
menarik
kesimpulan
pelajaran hari
ini
Komunikatif
20 menit
Memberikan
soal evaluasi
untuk dikerjakan
siswa secara
individu
Mengerjakan
soal evaluasi
secara individu
Mandiri, jujur
160
INSTRUMEN TES EVALUASI
No. Soal Jawaban Skor
1. Sebuah bola karet dengan
massa 200 gr bergerak dengan
kecepatan 6 ms-1
ke kanan.
Bola lain dengan massa 400 gr
bergerak dengan kecepatan 2
ms-1
ke kiri dalam satu garis
dengan bola pertama.
Kemudian keduanya
bertabrakan, jika setelah
tumbukan bola pertama
bergerak ke kiri dengan
kecepatan 6 ms-1
, maka
kecepatan bola kedua
adalah ....
Diket:
= 200 gr = 0,2 kg
= 400 gr = 0,4 kg
6 ms-1
-2 ms-1
= -4 ms-1
Ditanya:
= ?
Jawab:
( )( ) ( )( )
( )( )
( )( )
( )
Jadi, kecepatan bola kedua
setelah tumbukan adalah 0,3 ms-1
ke kanan.
3
6
1
2. Sebuah bola tenis djatuhkan
dari ketinggian 6 m, sehingga
menumbuk lantai dan
akhirnya memantul. Apabila
tinggi pantulan pertama 3 m,
tentukan tinggi pantulan
kedua ....
Diket:
6 m
3 m
Ditanya:
?
Jawab:
√
3
6
161
Jadi, tinggi pantulan bola tenis
kedua adalah 1,5 m.
1
3. Sebuah apel bermassa 250 gr
yang mula-mula diam
digantung dengan tali. Sebuah
peluru ditembakkan dan
bersarang di dalam apel
sehingga berayun bersamaan
dengan kecepatan 2 ms-1
. Jika
massa peluru 0,1 kg, maka
kecepatan peluru setelah
ditembakkan adalah ...
Diket:
250 gr = 0,25 kg
0,1 kg
0
2 ms-1
Ditanya:
?
Jawab:
( )
( )( ) ( ) ( )
( )
Jadi, kecepatan peluru setelah
ditembakkan adalah 7 ms-1
.
3
6
1
Skor Total 30
Pedoman Penilaian:
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
Lampiran 3A
Data Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Siswa Nilai Pretest
Kontrol Eksperimen
A 24 20
B 12 12
C 20 12
D 12 16
E 16 28
F 20 40
G 20 12
H 12 28
I 36 12
J 36 12
K 32 24
L 12 16
M 40 12
N 24 12
O 28 16
P 28 16
Q 24 12
R 20 16
S 28 12
T 36 12
U 44 24
V 12 12
W 32 24
X 12 24
Y 12 24
Z 16 40
A1 12 12
B1 16 24
Nilai Terendah 12 12
Nilai Tertinggi 44 40
Rata-rata 22,7 18,7
Modus 12 12
Median 20 16
S. Deviasi 9,9 8,2
SD2 97,2 67,6
177
Hasil Pretest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasi pretest:
12 12 12 12 12 12 12 12 16 16 16
20 20 20 20 24 24 24 28 28 28 32
32 36 36 36 40 44
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu:
a. Jumlah siswa (n) = 28
b. Nilai maksimal (Xmax) = 44
c. Nilai minimal (Xmin) = 12
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya
yaitu:
a. Rentang (R) = Xmax -Xmin
= 44 – 12
= 32
b. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 28
= 5,7 ≈ 6
c. Panjang kelas (P) = R/K
= 32/6
= 5,33 ≈ 5
Agar semua data dapat masuk pada tabel distribusi frekuensi, maka panjang kelas
ditambah 1, dari 5 menjadi 6.
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Interval Frekuensi
12 – 17 11
18 – 23 4
24 – 29 6
30 – 35 2
36 – 41 4
42 – 47 1
Jumlah 28
178
Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil pretest:
12 12 12 12 12 12 12 12 12 12 12
12 16 16 16 16 16 20 24 24 24 24
24 24 28 28 40 40
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu:
a. Jumlah siswa (n) = 28
b. Nilai maksimal (Xmax) = 40
c. Nilai minimal (Xmin) = 12
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya
yaitu:
a. Rentang (R) = Xmax -Xmin
= 40 – 12
= 28
b. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 28
= 5,7 ≈ 6
c. Panjang kelas (P) = R/K
= 28/6
= 4,66 ≈ 5
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Interval Frekuensi
12 – 16 17
17 – 21 1
22 – 26 6
27 – 31 2
32 – 36 0
37 – 41 2
Jumlah 28
179
Lampiran 3B
Data Hasil Posttest Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Siswa Nilai Posttest
Kontrol Eksperimen
A 64 88
B 52 76
C 56 80
D 84 68
E 36 68
F 40 72
G 72 68
H 48 68
I 68 84
J 76 84
K 40 72
L 64 64
M 56 84
N 64 84
O 68 72
P 72 72
Q 76 68
R 68 72
S 68 72
T 60 76
U 52 80
V 56 76
W 60 88
X 60 68
Y 44 72
Z 64 64
A1 60 88
B1 44 64
Nilai Terendah 36 64
Nilai Tertinggi 84 88
Rata-rata 59,7 74,7
Modus 72
Median 60 72
S. Deviasi 12,02 7,7
SD2 144,5 59,3
180
Hasil Posttest Kelas Kontrol
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil postest:
36 40 40 44 44 48 52 52 56 56 56
60 60 60 60 64 64 64 64 68 68 68
68 72 72 76 76 84
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu:
a. Jumlah siswa (n) = 28
b. Nilai maksimal (Xmax) = 84
c. Nilai minimal (Xmin) = 36
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya
yaitu:
a. Rentang (R) = Xmax -Xmin
= 84 – 36
= 48
b. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 28
= 5,7 ≈ 6
c. Panjang kelas (P) = R/K
= 48/6
= 8
Agar semua data dapat masuk pada tabel distribusi frekuensi, maka panjang kelas
ditambah 1, dari 8 menjadi 9.
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Interval Frekuensi
36 – 44 5
45 – 53 3
54 – 62 7
63 – 71 8
72 – 80 4
81 - 89 1
Jumlah 28
181
Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Perolehan nilai terendah sampai tertinggi yang diperoleh dari hasil postest:
64 64 64 68 68 68 68 68 68 72 72
72 72 72 72 72 76 76 76 80 80 84
84 84 84 88 88 88
Dari data di atas, maka dapat ditentukan beberapa nilai, yaitu:
a. Jumlah siswa (n) = 28
b. Nilai maksimal (Xmax) = 84
c. Nilai minimal (Xmin) = 36
Untuk membuat tabel distribusi frekuensi diperlukan beberapa nilai, diantaranya
yaitu:
a. Rentang (R) = Xmax -Xmin
= 84 – 36
= 48
b. Banyaknya kelas (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 28
= 5,7 ≈ 6
c. Panjang kelas (P) = R/K
= 48/6
= 8
Agar semua data dapat masuk pada tabel distribusi frekuensi, maka panjang kelas
ditambah 1, dari 8 menjadi 9.
Tabel distribusi frekuensi sebagai berikut:
Interval Frekuensi
36 – 44 5
45 – 53 3
54 – 62 7
63 – 71 8
72 – 80 4
81 - 89 1
Jumlah 28
182
Lampiran 3C
Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Kontrol
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi-S(Zi)|
1 12 -1,086 0,14 0,036 0,104
2 12 -1,086 0,14 0,071 0,069
3 12 -1,086 0,14 0,107 0,033
4 12 -1,086 0,14 0,143 0,003
5 12 -1,086 0,14 0,179 0,039
6 12 -1,086 0,14 0,214 0,074
7 12 -1,086 0,14 0,250 0,110
8 12 -1,086 0,14 0,286 0,146
9 16 -0,681 0,248 0,321 0,073
10 16 -0,681 0,248 0,357 0,109
11 16 -0,681 0,248 0,393 0,145
12 20 -0,275 0,394 0,429 0,035
13 20 -0,275 0,394 0,464 0,070
14 20 -0,275 0,394 0,500 0,106
15 20 -0,275 0,394 0,536 0,142
16 24 0,131 0,552 0,571 0,019
17 24 0,131 0,552 0,607 0,055
18 24 0,131 0,552 0,643 0,091
19 28 0,537 0,702 0,679 0,023
20 28 0,537 0,702 0,714 0,012
21 28 0,537 0,702 0,750 0,048
22 32 0,942 0,826 0,786 0,040
23 32 0,942 0,826 0,821 0,005
24 36 1,348 0,911 0,857 0,054
25 36 1,348 0,911 0,893 0,018
26 36 1,348 0,911 0,929 0,018
27 40 1,754 0,96 0,964 0,004
28 44 2,159 0,984 1,000 0,016
Jumlah 1,661
183
Dasar penarikan kesimpulan:
Jika, Lhitung< Ltabel : Data terdistribusi normal
Jika, Lhitung> Ltabel : Data tidak terdistribusi normal
Ltabel untuk n = 28 dan α = 0,05 adalah 0,161.
Kesimpulan:
Lhitung (0,661) > Ltabel (0,161) : Data tidak terdistribusi normal
184
Lampiran 3D
Hasil Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi-S(Zi)|
1 12 -0,816 0,209 0,036 0,173
2 12 -0,816 0,209 0,071 0,138
3 12 -0,816 0,209 0,107 0,102
4 12 -0,816 0,209 0,143 0,066
5 12 -0,816 0,209 0,179 0,030
6 12 -0,816 0,209 0,214 0,005
7 12 -0,816 0,29 0,250 0,040
8 12 -0,816 0,29 0,286 0,004
9 12 -0,816 0,29 0,321 0,031
10 12 -0,816 0,29 0,357 0,067
11 12 -0,816 0,29 0,393 0,103
12 12 -0,816 0,29 0,429 0,139
13 16 -0,330 0,37 0,464 0,094
14 16 -0,330 0,37 0,500 0,130
15 16 -0,330 0,37 0,536 0,166
16 16 -0,330 0,37 0,571 0,201
17 16 -0,330 0,37 0,607 0,237
18 20 0,157 0,56 0,643 0,083
19 24 0,644 0,739 0,679 0,060
20 24 0,644 0,739 0,714 0,025
21 24 0,644 0,739 0,750 0,011
22 24 0,644 0,739 0,786 0,047
23 24 0,644 0,739 0,821 0,082
24 24 0,644 0,739 0,857 0,118
25 28 1,130 0,87 0,893 0,023
26 28 1,130 0,87 0,929 0,059
27 40 2,590 0,995 0,964 0,031
28 40 2,590 0,995 1,000 0,005
Jumlah 2,271
185
Dasar penarikan kesimpulan:
Jika, Lhitung< Ltabel : Data terdistribusi normal
Jika, Lhitung> Ltabel : Data tidak terdistribusi normal
Ltabel untuk n = 28 dan α = 0,05 adalah 0,161.
Kesimpulan:
Lhitung (2,271) > Ltabel (0,161) : Data tidak terdistribusi normal
186
Lampiran 3E
Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Kontrol
No X Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi-S(Zi)|
1 36 -1,973 0,024 0,036 0,012
2 40 -1,640 0,051 0,071 0,020
3 40 -1,640 0,051 0,107 0,056
4 44 -1,307 0,097 0,143 0,046
5 44 -1,307 0,097 0,179 0,082
6 48 -0,974 0,166 0,214 0,048
7 52 -0,641 0,261 0,250 0,011
8 52 -0,641 0,261 0,286 0,025
9 56 -0,309 0,382 0,321 0,061
10 56 -0,309 0,382 0,357 0,025
11 56 -0,309 0,382 0,393 0,011
12 60 0,024 0,508 0,429 0,079
13 60 0,024 0,508 0,464 0,044
14 60 0,024 0,508 0,500 0,008
15 60 0,024 0,508 0,536 0,028
16 64 0,357 0,637 0,571 0,066
17 64 0,357 0,637 0,607 0,030
18 64 0,357 0,637 0,643 0,006
19 64 0,357 0,637 0,679 0,042
20 68 0,690 0,752 0,714 0,038
21 68 0,690 0,752 0,750 0,002
22 68 0,690 0,752 0,786 0,034
23 68 0,690 0,752 0,821 0,069
24 72 1,022 0,846 0,857 0,011
25 72 1,022 0,846 0,893 0,047
26 76 1,355 0,912 0,929 0,017
27 76 1,355 0,912 0,964 0,052
28 84 2,021 0,978 1,000 0,022
Jumlah 0,989
187
Dasar penarikan kesimpulan:
Jika, Lhitung< Ltabel : Data terdistribusi normal
Jika, Lhitung> Ltabel : Data tidak terdistribusi normal
Ltabel untuk n = 28 dan α = 0,05 adalah 0,161.
Kesimpulan:
Lhitung (0,989) > Ltabel (0,161) : Data tidak terdistribusi normal
188
Lampiran 3F
Hasil Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) |F(Zi-S(Zi)|
1 64 -1,390 0,084 0,036 0,048
2 64 -1,390 0,084 0,071 0,013
3 64 -1,390 0,084 0,107 0,023
4 68 -0,870 0,192 0,143 0,049
5 68 -0,870 0,192 0,179 0,013
6 68 -0,870 0,192 0,214 0,022
7 68 -0,870 0,192 0,250 0,058
8 68 -0,870 0,192 0,286 0,094
9 68 -0,870 0,192 0,321 0,129
10 72 -0,351 0,363 0,357 0,006
11 72 -0,351 0,363 0,393 0,030
12 72 -0,351 0,363 0,429 0,066
13 72 -0,351 0,363 0,464 0,101
14 72 -0,351 0,363 0,500 0,137
15 72 -0,351 0,363 0,536 0,173
16 72 -0,351 0,363 0,571 0,208
17 76 0,169 0,564 0,607 0,043
18 76 0,169 0,564 0,643 0,079
19 76 0,169 0,564 0,679 0,115
20 80 0,688 0,752 0,714 0,038
21 80 0,688 0,752 0,750 0,002
22 84 1,208 0,885 0,786 0,099
23 84 1,208 0,885 0,821 0,064
24 84 1,208 0,885 0,857 0,028
25 84 1,208 0,885 0,893 0,008
26 88 1,727 0,957 0,929 0,028
27 88 1,727 0,957 0,964 0,007
28 88 1,727 0,957 1,000 0,043
Jumlah 1,724
189
Dasar penarikan kesimpulan:
Jika, Lhitung< Ltabel : Data terdistribusi normal
Jika, Lhitung> Ltabel : Data tidak terdistribusi normal
Ltabel untuk n = 28 dan α = 0,05 adalah 0,161.
Kesimpulan:
Lhitung (1,724) > Ltabel (0,161) : Data tidak terdistribusi normal
190
Lampiran 3G
Uji Homogenitas Data Pretest
F = uji Fisher
S1² = variansi terbesar
S2² = variansi terkecil
Varian kelas kontrol = 97,2
Varian kelas eksperimen = 67,6
Ftabel (α = 0,05, df1 = 27, df2 = 27) = 1,84
Dasar Pengambilan Keputusan:
Fhitung< Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang homogen
Fhitung> Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang heterogen
Kesimpulan:
Fhitung (1,44) < Ftabel (1,84) : Sampel berasal dari populasi yang homogen
191
Lampiran 3H
Uji Homogenitas Data Posttest
F = uji Fisher
S1² = variansi terbesar
S2² = variansi terkecil
Varian kelas kontrol = 144,5
Varian kelas eksperimen = 59,3
Ftabel (α = 0,05, df1 = 27, df2 = 27) = 1,84
Dasar Pengambilan Keputusan:
Fhitung< Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang homogen
Fhitung> Ftabel : Sampel berasal dari populasi yang heterogen
Kesimpulan:
Fhitung (2,44) > Ftabel (1,84) : Sampel berasal dari populasi yang heterogen
192
Lampiran 3I
Hasil Uji Hipotesis Data Pretest
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 299,500
Wilcoxon W 705,500
Z -1,559
Asymp. Sig. (2-tailed) ,119
a. Grouping Variable: kelas
Analisa:
Ho : tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a
Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan
Impuls
H1 : tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a
Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan
Impuls
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Kesimpulan:
0,119 > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
193
Lampiran 3J
Hasil Uji Hipotesis Data Posttest
Test Statisticsa
Skor
Mann-Whitney U 113,000
Wilcoxon W 519,000
Z -4,604
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Grouping Variable: kelas
Analisa:
Ho : tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a
Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan
Impuls
H1 : tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Learning Start with a
Questions terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Momentum dan
Impuls
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
Kesimpulan:
0,000 < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima
194
Lampiran 3K
Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Saat Pretest
(Kelas Kontrol)
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jumlah
Benar 1 2 12 8 12 7 12 9 7 12 6 6 7 2 3 2 2 5 4 6 10 3 4 7 10
Persentase
(Dalam %) 3,6 7,1 43 29 43 25 43 32 25 43 21 21 25 7,1 11 7,1 7,1 18 14 21 36 11 14 25 36
Jenjang
Kognitif C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2 C2 C3 C3 C2 C4 C3 C2 C3 C4 C4 C1 C4 C1 C3 C3 C4 C2 C4
Jumlah Siswa : 28
Rata-rata C1 :
Rata-rata C2 :
Rata-rata C3 :
Rata-rata C4 :
195
Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Saat Pretest
(Kelas Eksperimen)
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jumlah
Benar 7 15 19 9 9 2 2 2 4 5 3 3 5 4 5 4 2 8 3 5 6 3 1 3 2
Persentase
(Dalam %) 25 54 68 32 32 7,1 7,1 7,1 14 18 11 11 18 14 18 14 7,1 29 11 18 21 11 3,6 11 7,1
Jenjang
Kognitif C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2 C2 C3 C3 C2 C4 C3 C2 C3 C4 C4 C1 C4 C1 C3 C3 C4 C2 C4
Jumlah Siswa : 28
Rata-rata C1 :
Rata-rata C2 :
Rata-rata C3 :
Rata-rata C4 :
196
Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Saat Posttest
(Kelas Kontrol)
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jumlah
Benar 5 19 28 23 24 18 10 7 27 28 20 12 24 16 24 10 9 18 8 22 25 10 6 13 11
Persentase
(Dalam %) 18 68 100 82 86 64 36 25 96 100 71 43 86 57 86 36 32 64 29 79 89 36 21 46 39
Jenjang
Kognitif C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2 C2 C3 C3 C2 C4 C3 C2 C3 C4 C4 C1 C4 C1 C3 C3 C4 C2 C4
Jumlah Siswa : 28
Rata-rata C1 :
Rata-rata C2 :
Rata-rata C3 :
Rata-rata C4 :
197
Perhitungan Nilai Rata-Rata Jenjang Kognitif Saat Posttest
(Kelas Eksperimen)
No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Jumlah
Benar 23 28 28 28 27 23 9 6 28 28 26 26 28 14 21 25 11 28 16 28 16 18 6 14 18
Persentase
(Dalam %) 82 100 100 100 96 82 32 21 100 100 93 93 100 50 75 89 39 100 57 100 57 64 21 50 64
Jenjang
Kognitif C1 C1 C1 C2 C2 C2 C2 C2 C3 C3 C2 C4 C3 C2 C3 C4 C4 C1 C4 C1 C3 C3 C4 C2 C4
Jumlah Siswa : 28
Rata-rata C1 :
Rata-rata C2 :
Rata-rata C3 :
Rata-rata C4 :
198
Lampiran 3L
Perhitungan Peningkatan Hasil Belajar Setiap Jenjang Kognitif Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
a. Kelas Kontrol
Jenjang C1 C2 C3 C4
Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
19% 66% 28% 58% 25% 82% 17% 33%
N-Gain 0,47 0,30 0,57 0,16
Kategori Sedang Sedang Tinggi Rendah
Rata-rata 0,38
Kategori Sedang
b. Kelas Eksperimen
Jenjang C1 C2 C3 C4
Kontrol Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest Pretest Posttest
39% 96% 15% 66% 17% 83% 9% 61%
N-Gain 0,57 0,51 0,66 0,52
Kategori Tinggi Sedang Tinggi Sedang
Rata-rata 0,57
Kategori Sedang
199
200
201
202
203
204
205
206
207
208
209
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
RIFA DWINA GUSTI. Anak kedua dari empat bersaudara
pasangan Riyal dan Zurfa. Lahir di Sijunjung pada tanggal 02
Agustus 1994 dan bertempat tinggal di Jl. Lelong Dt Mangkuto
Alam, Jorong Pasar Matur, Nagari Matua Hilia, Kecamatan
Matur, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Riwayat Pendidikan. Jenjang pendidikan yang telah ditempuh penulis
diantaranya SD Negeri 20 Matur lulus pada tahun 2005, MTs Negeri 1 Matur
lulus pada tahun 2008. Selanjutnya penulis melanjutkan sekolah di MA Negeri 1
Bukittinggi dan lulus pada tahun 2011. Penulis tercatat sebagai mahasiswa
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Program Studi
Pendidikan Fisika pada tahun 2011.