Upload
dangtu
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IPA
TERPADU TIPE INTEGRATED TERHADAP
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMP
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Asna Istiana
4201412044
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila di kemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Semarang, Agustus 2016
Asna Istiana
NIM 4201412044
iii
iv
v
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain. (Q.S Al-Insyirah 6-7)
“Musuh yang paling berbahaya di atas dunia ini adalah penakut dan
bimbang. Teman yang paling setia, hanyalah keberanian dan keyakinan
yang tangguh.“ (Andrew Jackson)
Tiada do’a yang lebih indah selain do’a agar skripsi ini cepat selesai.
Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi, dan saya menang.
PERSEMBAHAN
Untuk Bapak (Maryono Rukani) dan
Ibu (Suparmi) yang senantiasa
mendoakan, mendukung, dan
menyemangati saya.
Untuk Adik saya (si Tini) yang selalu
menjadi motivasi saya.
Untuk Mas Yusuf yang selalu
menyemangati aku.
Untuk Saudara-saudaraku tercinta
PSHT Unnes.
Untuk teman-teman fisika angkatan
2012.
Untuk keluargaku Kost Trisanja Putri
yang kusayang (Anggi, Eka, Vepi,
Febri, Ayuk, Lilis, Santi, Elak, Janah).
Untuk teman-teman Kosmik tercinta
Untuk teman-teman PPL dan KKN yang
saya banggakan.
vi
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
serta inayah-Nya kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Integrated
Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMP”. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu untuk kelancaran penulisan skripsi ini, karena
penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, peneliti sulit rasanya untuk
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis juga tidak lepas dari bantuan dari
berbagai pihak, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Zaenuri, S.E., M.Si,Akt.;
2. Dr. Suharto Linuwih, M.Si.;
3. Prof. Dr. Wiyanto, M.Si, dosen pembimbing 1 yang telah sabar membimbing,
memberikan saran, motivasi serta masukan selama penyusunan skripsi ini;
4. Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M.Si., dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan memberikan masukan dan saran serta mengajarkanku artinya
kesabaran;
5. Seluruh dosen Jurusan Fisika yang telah memberikan bekal ilmu kepada saya
selama menempuh studi;
6. Segenap guru, karyawan, dan siswa-siswa SMP Negeri 30 Semarang yang
telah membantu pelaksaan penelitian;
vii
viii
ABSTRAK
Istiana, A. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Integrated
terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa SMP. Skripsi, Jurusan Fisika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing Utama Prof. Dr. Wiyanto, M. Si dan Pembimbing Pendamping Dr.
Sunyoto Eko Nugroho, M.Si
Kata kunci: IPA terpadu, integrated, hasil belajar
Dalam proses pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Terpadu masih
banyak permasalahan yang dihadapi, salah satunya adalah lebih menekankan pada
hasil belajar yang masih rendah. Berdasarkan hasil observasi yang ada di lapangan
pembelajaran sains sering berpusat pada guru dan kurang memperhatikan anak
sebagai individu yang unik. Pembelajaran IPA di sekolah masih terpisah-pisah
(fisika, kimia, dan biologi diajarkan secara terpisah), sehingga siswa kesulitan
untuk memahami materi, hal ini mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh siswa
rendah. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated
terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMP dan mengetahui besarnya
peningkatan hasil belajar IPA siswa SMP setelah mengunakan model pembelajaran
IPA terpadu tipe integrated. Penelitian ini menggunakan desain penelitian true
experimental design dengan pengambilan sampel secara cluster random sampling
dan menggunakan uji hipotesis. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated terhadap peningkatan
hasil belajar. Hasil penelitian diperoleh bahwa nilai gain siswa yang menerapkan
model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated sebesar 70,23% termasuk kriteria
tinggi dan nilai gain siswa yang menerapkan model pembelajaran IPA terpisah
sebesar 37,9% termasuk kriteria sedang. Dari penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated dapat
meningkatkan hasil belajar siswa SMP.
ix
ABSTRACT
Istiana, A. 2016. The Influence of Integrated Science Learning Model on Integrated
Type to Improve Student Learning Outcomes. Final Project, Physics Department,
Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State University. Primary
Supervisor Prof. Dr. Wiyanto, M. Si and Secondary Supervisor Dr. Sunyoto Eko
Nugroho, M.Si
Keywords: integrated science, integrated, learning outcomes
In the process of integrated science learning (Natural Science) there are
still many problems faced, one of which is more emphasising on the learning
outcomes which are still low. Based on the observation in the field, science learning
is often centered on the teacher and less attention to the child as a unique individual.
Science learning at school is still sparated (physics, chemistry, and biology are
taught separately), so that the students have difficulty to understand the material,
that case gives affect to the learning outcomes obtained by the students is low. One
attempt to solve the problem by applying teaching model of integrated science, that
is integrated type. The purpose of this study was to determine the influence of
integrated science learning model in the integrated type on Junior High School
students and determine the magnitude of the improvement of Junior High School
students learning outcomes in Science after using after using the integrated science
learning model on integrated type. This study used a true experimental research
design with cluster random sampling and using a hypothesis test. Based on the study
result showed that there is a influence of integrated science learning model to
increase learning outcomes. The result showed that the gain value of the students
who applyed the model of integrated-science, that is integrated type amounted to
70.23% that is including to the high criteria and the gain value of students who
applyed a sparately science teaching models amounted to 37.9% that is including
to the medium criteria. From this study it can be concluded that the implementation
of integrated science learning model on integrated type can improve Junior High
School students learning outcomes.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
PERNYATAAN ................................................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
PRAKATA ......................................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
BAB
1. PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 4
1.5 Penegasan Istilah ................................................................................... 4
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi .............................................................. 6
2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 7
2.1 Model Pembelajaran ............................................................................ 7
xi
2.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).............................................................. 7
2.3 Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated .................................... 8
2.4 Model Pembelajaran Terpisah .............................................................. 11
2.5 Hasil Belajar.......................................................................................... 12
2.6 Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Tumbuhan ............................... 14
2.7 Pengertian Molekul ............................................................................... 18
2.8 Sifat-sifat Cahaya .................................................................................. 19
2.9 Kerangka Berfikir ................................................................................. 24
2.10 Hipotesis .............................................................................................. 24
3. METODE PENELITIAN .............................................................................. 25
3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 25
3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................................... 25
3.3 Variabel Penelitian ................................................................................ 26
3.4 Desain Penelitian ................................................................................. 26
3.5 Prosedur Penelitian .............................................................................. 27
3.6 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 30
3.7 Analisis Uji Coba Instrumen ................................................................. 32
3.8 Analisis Data ......................................................................................... 37
4. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 46
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 46
4.2 Pembahasan .......................................................................................... 50
4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 56
5. PENUTUP ..................................................................................................... 58
xii
5.1 Simpulan .............................................................................................. 58
5.2 Saran .................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 60
LAMPIRAN ....................................................................................................... 63
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model IPA Terpadu Tipe Integrated ............ 8
2.2 Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated ..............................10
3.1 Pola Rancangan Penelitian ....................................................................... 26
3.2 Hasil Analisis Validitas Uji Coba Soal ..................................................... 33
3.3 Interpretasi terhadap Reliabilitas .............................................................. 34
3.4 Klasifikasi Daya Pembeda Soal ................................................................. 35
3.5 Hasil Analisis Daya Pembeda Uji Coba Soal ............................................ 35
3.6 Interpretasi terhadap Kesukaran Soal ....................................................... 36
3.7 Hasil Analisis Taraf Kesukaran ................................................................. 37
3.8 Hasil Analisis Uji Normalitas .................................................................... 39
3.9 Hasil Analisis Uji Homogenitas Populasi ................................................. 40
4.1 Uji Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ......................................... 47
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu ...................... 9
2.2 Pembelajaran Terpadu Model Integrated .................................................. 10
2.3 Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Hasil Belajar .......................... 12
2.4 Proses Fotosintesis ..................................................................................... 17
2.5 Molekul Unsur ........................................................................................... 18
2.6 Molekul Senyawa ...................................................................................... 19
2.7 Penentuan Molekul Unsur dan Senyawa pada Proses Fotosintesis ........... 19
2.8 Hukum Snellius ......................................................................................... 21
2.9 Pemantulan Baur dan Teratur .................................................................... 22
2.10 Hukum Pemantulan Cahaya ...................................................................... 22
2.11 Kerangka Berfikir ...................................................................................... 24
3.1 Bagan Prosedur Penelitian ......................................................................... 29
4.2 Perbandingan Hasil Belajar Afektif pada Pembelajaran I ......................... 48
4.3 Perbandingan Hasil Belajar Afektif pada Pembelajaran II ........................ 48
4.4 Perbandingan Hasil Belajar Aspek Psikomotorik pada Percobaan I ......... 49
4.5 Perbandingan Hasil Belajar Aspek Psikomotorik pada Percobaan II ........ 50
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ............................................................................................................. 63
1. Data Populasi Nilai UAS Siswa Kelas VIII IPA Semester Gasal Tahun
2015/2016 .................................................................................................. 64
2. Kisi-kisi Soal ............................................................................................. 65
3. Soal Uji Coba ............................................................................................. 68
4. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ................................................................... 78
5. Analisis Uji Coba Instrumen ..................................................................... 79
6. Soal Pretest dan Postest............................................................................. 81
7. Kunci Jawaban Soal Pretest dan Postest ................................................... 88
8. Silabus Pembelajaran ................................................................................. 89
9. RPP Kelas Eksperimen .............................................................................. 93
10. RPP Kelas Kontrol .....................................................................................115
11. Lembar Penilaian Afektif Siswa ................................................................133
12. Rubrik Penilaian Afektif Siswa .................................................................135
13. Lembar Penilaian Psikomotorik Siswa ......................................................136
14. Lembar Penilaian Psikomotorik Siswa ......................................................138
15. Lembar Kerja Siswa ..................................................................................139
16. Kisi-kisi Angket Respon Siswa .................................................................145
17. Angket Respon Siswa ................................................................................147
18. Uji Normalitas Data Hasil UAS Semester 1 2015/2016 ............................149
19. Uji Homogenitas ........................................................................................158
xvi
20. Hasil Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen ............................................159
21. Hasil Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen ...........................................160
22. Uji Homogenitas Data Pretest ...................................................................161
23. Uji Homogenitas Data Postest ...................................................................162
24. Uji Hipotesis Pengaruh Model Pembelajaran IPA Terpadu Tipe
Integrated terhadap Peningkatan Hasil Belajar .........................................163
25. Analisis Peningkatan Hasil Belajar (Kognitif) ..........................................164
26. Analisis Data Observasi Sikap (Afektif) Siswa Saat Pembelajaran I
Kelas Kontrol .............................................................................................165
27. Analisis Data Observasi Sikap (Afektif) Siswa Saat Pembelajaran II
Kelas Kontrol ............................................................................................166
28. Analisis Data Observasi Sikap (Afektif) Siswa Saat Pembelajaran I
Kelas Eksperimen ......................................................................................167
29. Analisis Data Observasi Sikap (Afektif) Siswa Saat Pembelajaran II
Kelas Eksperimen ......................................................................................168
30. Analisis Data Observasi Keterampilan (Psikomotorik) Siswa Kelas
Kontrol Pada Kegiatan Percobaan I ...........................................................169
31. Analisis Data Observasi Keterampilan (Psikomotorik) Siswa Kelas
Kontrol Pada Kegiatan Percobaan II .........................................................170
32. Analisis Data Observasi Keterampilan (Psikomotorik) Siswa Kelas
Eksperimen Pada Kegiatan Percobaan I ....................................................171
33. Analisis Data Observasi Keterampilan (Psikomotorik) Siswa Kelas
Eksperimen Pada Kegiatan Percobaan II ...................................................172
34. Data Analisis Angket Respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran
IPA Terpadu Tipe Integrated.....................................................................173
35. Surat Penetapan Dosen Pembimbing .........................................................174
36. Surat Keterangan Penelitian ......................................................................175
37. Dokumentasi ..............................................................................................176
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) di SMP meliputi tiga aspek,
yaitu aspek biologis, fisis, dan khemis yang dikaji secara simultan sehingga
menghasilkan konsep yang utuh yang menggambarkan konsep-konsep dalam
bidang kajian IPA (Depdiknas: 2006). Pembelajaran IPA yang dilakukan di sekolah
diharapkan dapat mengajarkan konsep pembelajaran secara utuh yang meliputi
ketiga aspek tersebut. Kenyataan yang terjadi di lapangan, guru IPA mengajarkan
satu bidang studi saja. Sebagai contoh, guru biologi hanya mengajarkan biologi
saja, begitu juga guru fisika hanya mengajarkan materi fisika saja, sehingga
pembelajaran IPA yang ada di lapangan dilakukan secara terpisah.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti pada saat Praktek
Pengalaman Lapangan (PPL) pembelajaran sains sering berpusat pada guru dan
kurang memperhatikan anak sebagai individu yang unik. Guru merasa
berkewajiban untuk menyelesaikan target kurikulum, sehingga cara
pembelajarannya lebih bersifat transfer informasi. Pada kenyataannya pembelajaran
dikatakan berhasil apabila siswa dapat menjawab semua soal yang diberikan dengan
benar.
Akibatnya terjadi pembelajaran yang bersifat “drilling” penyelesaian soal.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru IPA kelas VIII di SMP N 30
2
Semarang dalam observasi awal, dijumpai beberapa permasalahan yang dihadapi
siswa diantaranya adalah sebagai berikut: (1) kurangnya pemahaman siswa tentang
konsep-konsep IPA, (2) kekurangmampuan dalam pemahaman konsep dan kaitan
dalam kehidupan sehari-hari, dan (3) kesulitan mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) pada materi IPA. Siswa kelas VIII 50% dari jumlah kelas masih
belum tuntas dengan ketentuan KKM 75 yang dianggap tinggi. Selain hasil belajar
yang masih dianggap kurang maksimal, pembelajaran yang dilaksanakan guru lebih
banyak menekankan pada aspek pengetahuan dan pemahaman, sedangkan aspek
aplikasi, analisis, dan evaluasi hanya sebagian kecil dari pembelajaran yang
dilakukan.
Berhasil atau tidaknya pencapaian pembelajaran banyak tergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik (Slamet: 2003). Dan juga
tidak terlepas dari guru dalam menerapkan model dan metode pembelajaran yang
dapat mendorong peserta didik untuk belajar. Jika kesemuanya itu tercapai dengan
baik maka hasil belajar yang diperoleh menjadi maksimal.
Pembelajaran terpadu merupakan salah satu implementasi kurikulum yang
dianjurkan untuk diaplikasikan pada pendidikan khususnya tingkat Sekolah
Menengah Pertama. Pembelajaran IPA terpadu, diharapkan peserta didik dapat
membangun pengetahuan melalui cara kerja ilmiah, bekerja sama dalam kelompok,
belajar berinteraksi dan berkomunikasi, serta bersikap ilmiah. Tujuan pokok
pembelajaran IPA terpadu adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pembelajaran, meningkatkan minat dan motivasi, serta beberapa kompetensi dasar
dapat tercapai sekaligus (Puskur: 2006). Dengan tercapainya tujuan pembelajaran
3
IPA tersebut maka hasil belajar yang dicapai dapat meningkat.
Menurut Fogarty (1991), pembelajaran terpadu model integrated
merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan lintas disiplin, model ini
memadukan empat disiplin utama dengan mencari keterampilan yang tumpang
tindih, konsep dan sikap dari keempat disiplin ilmu. Dengan demikian peserta didik
akan lebih termotivasi dan memperoleh hasil belajar yang lebih bermakna
dibandingkan jika hanya dengan cara drill merespon tanda-tanda atau signal dari
guru yang diberikan secara terpisah-pisah.
Menurut Opara (2011), pembelajaran terpadu tipe integrated dapat
meningkatkan pemahaman konsep, dan diharapkan peserta didik tidak hanya
mampu mengingat fakta atau hukum sains dan rumus-rumus yang ada, akan tetapi
peserta didik diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berpikir dalam
memahami konsep satu dengan konsep yang lainnya pada mata pelajaran IPA,
sehingga memudahkan mereka dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi
dalam kehidupan nyata. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut
rumusan judul yang diteliti dalam penelitian ini adalah “Pengaruh Model
Pembelajaran Tipe Integrated Terhadap Hasil Belajar Siswa SMP ”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah tercantumkan di atas, permasalahan
yang dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated
terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMP?
4
2. Berapa besar peningkatan hasil belajar IPA siswa SMP setelah
menggunakan model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul dan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menentukan pengaruh model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated
terhadap peningkatan hasil belajar siswa SMP.
2. Menghitung besarnya peningkatan hasil belajar IPA siswa SMP setelah
menggunakan model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi siswa
a. Siswa diharapkan dapat melihat hubungan yang bermakna antar konsep
fisika, biologi dan kimia (IPA terpadu).
b. Meningkatkan taraf kecakapan berfikir peserta didik.
c. Meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Manfaat bagi guru
a. Meningkatkan kerjasama antar guru sub mata pelajaran terkait.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kreativitas guru dalam mengajar.
1.5 Penegasan Istilah
1. Model Pembelajaran IPA Terpadu Tipe Integrated
Menurut Fogarty (1991: 76), pembelajaran terpadu model integrated
merupakan pembelajaran yang menggunakan pendekatan lintas disiplin, model ini
5
memadukan empat disiplin utama dengan mencari keterampilan yang tumpang
tindih, konsep dan sikap dari keempat disiplin ilmu. Pembelajaran terpadu model
integrated secara psikologis dapat memberikan pengalaman yang bermakna bagi
anak, karena anak mengalami secara langsung dan menghubungkannya dengan
konsep-konsep lain.
2. Model Pembelajaran Terpisah
Pembelajaran terpisah (separated subject matter) atau dikenal pula dengan
pembelajaran parsial adalah pembelajaran yang memisahkan penyajian materi
berdasarkan mata pelajaran masing-masing sesuai dengan ruang lingkup materi dan
disiplin ilmu yang ada. Pembelajaran yang ada di sekolah disajikan dalam bentuk
terpisah sebagai contoh IPA terbagi menjadi fisika, kimia, dan biologi.
3. Hasil Belajar Siswa
Menurut Sudjana (1989: 162), belajar adalah suatu proses yang ditandai
adanya perubahan pada seseorang. Hasil belajar sendiri diartikan sebagai proses
kegiatan belajar yang disadari. Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh hasil
belajar adalah dengan menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Hasil belajar yang diukur berupa nilai tes sebagai aspek kognitif, observasi dan
pengamatan sebagai aspek afektif dan psikomotorik. Setelah dilakukan
pembelajaran dengan model integrated akan dilihat dari hasil belajar yang berupa
nilai pretest-postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang akan diuji
dengan menggunakan uji t apakah ada perbedaannya.
6
1.6 Sistematika Penulisan Skripsi
1. Bagian awal, terdiri dari : halaman judul, persetujuan pembimbing,
pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak,
daftar isi, daftar tabel, dan daftar lampiran.
2. Bagian isi terdiri dari lima bab, yaitu:
a. Bab I Pendahuluan, berisi latar belakang masalah, perumusan masalah,
penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan skripsi.
b. Bab II Tinjauan pustaka, berisi teori-teori yang mendukung dan
berkaitan dengan permasalahan dan hasil-hasil penelitian terdahulu
yang menjadi kerangka pikir penyelesaian masalah penelitian yang
disajikan ke dalam beberapa sub-bab.
c. Bab III Metode penelitian, berisi lokasi dan subyek penelitian, variabel
penelitian, jenis penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian,
metode pengumpulan data, instrumen penelitian, dan metode analisis
data.
d. Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, berisi hasil penelitian,
pembahasan, dan kelemahan penelitian.
e. Bab V Penutup, berisi simpulan dan saran.
3. Bagian akhir skripsi terdiri atas daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
Lampiran- lampiran terdiri dari instrumen penelitian yang digunakan serta data-data
sebelum penelitian dan sesudah penelitian. Lampiran juga meliputi analisis data
instrumen dan penelitian.
7
Bab 2
Tinjauan Pustaka
Pada bab ini diuraikan mengenai hal penting yang berkaitan dengan penelitian
yang dilaksanakan yaitu sebagai berikut.
2.1 Model Pembelajaran
Menurut Joyce dalam Trianto (2007), model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola
mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial, dan untuk
menentukan perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film-film,
tipe-tipe, program-program media komputer, dan kurikulum (sebagai kursus untuk
belajar). Menurut Arend dalam Trianto (2007), model pembelajaran mengacu pada
pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.
2.2 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kata IPA atau sains, tidak asing bagi dunia pendidikan. Perkembangan
pengertian IPA atau sains dipandang sebagai suatu cara atau metode untuk dapat
mengamati suatu fenomena yang terjadi di alam dengan cara memandang IPA
bersifat analitis (pola berpikir terhadap sasaran dengan seksama, cermat, dan
lengkap). Hakekat sains adalah suatu pengetahuan konsep, prinsip, hukum, dan
teori yang dibentuk melalui proses kreatif yang sistematis dengan proses
pengamatan (empiris) secara terus menerus (Liliasari, 2011).
8
2.3 Model Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated
Model pembelajaran IPA terpadu disebut dengan pendekatan
interdisipliner. Model pembelajaran terpadu pada hakekatnya merupakan suatu
model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual
maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-
prinsip secara holistik maupun autentik. Ditinjau dari cara memadukan konsep,
keterampilan, topik, dan unit sematisnya/terpadunya, salah satu model
pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran integrated. Menurut
Sudarmin (2015: 25), setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan
kelemahan sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran IPA Terpadu Tipe
Integrated.
Model Kelebihan Kelemahan Pembelajaran Terpadu
Terpadu
(integrated)
Mendorong peserta didik
untuk melihat keterkaitan
dan kesalingtergantungan
diantara disiplin-disiplin
ilmu, peserta didik
termotivasi dengan melihat
berbagai keterkaitan
tersebut
Membutuhkan tim
antar departemen
yang memiliki
perencanaan dan
waktu pengajaran
yang sama.
Ada sejumlah kompetensi dasar yang mengandung konsep saling beririsan/
tumpang tindih, sehingga bila dibelajarkan secara terpisah-pisah menjadi tidak
efisien. Konsep-konsep seperti ini memerlukan pembelajaran model integrated.
Menurut McCollum dalam Widhy (2009) dijelaskan bahwa komponen-
komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan scientifik
9
Memetakan SK dan KD bidang kajian IPA yang akan dipadukan
Menentukan jenis keterpaduan konsep - konsep antar KD dalam bidang kajian IPA
Integrated
Menentukan topik / konsep yang beririsan atau tema yang mewakili
Membuat matriks atau bagan hubungan konsep dalam KD dengan tema atau topik
Memutuskan indikator pembelajaran IPA terpadu
Menyusun silabus pembelajaran IPA
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu
diantaranya adalah guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan
rasa keingintahuan, meningkatkan keterampilan mengamati, melakukan analisis
dan berkomunikasi. Pembelajaran IPA terpadu melibatkan tiga kegiatan utama
yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
2.3.1 Perencanaan
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu lebih optimal jika guru
dalam merencanakan pembelajaran tersebut mempertimbangkan kondisi dan
potensi peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung lainnya. Langkah
perencanaan pembelajaran IPA terintegrasi disajikan pada Gambar 2.1 dan
dijabarkan pada Tabel 2.2
Gambar 2.1 Alur Penyusunan Perencanaan Pembelajaran IPA Terpadu (Depdiknas,
2012: 5)
10
Tabel 2.2 Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Integrated
Mata Pelajaran /KD Materi Pokok Indikator Keberhasilan
Biologi
1.1 Menganalisis
pentingnya
pertumbuhan dan
perkembangan
pada makhluk
hidup
Pertumbuhan dan
perkembangan
Fotosintesis
- Menyebutkan faktor-faktor
yang mempengaruhi
pertumbuhan dan
perkembangan makhluk
hidup
- Menyebutkan faktor yang
mempengaruhi fotosintesis
Fisika
6.3 Menyelidiki sifat-
sifat cahaya
Cahaya - Merancang dan melakukan
percobaan untuk
menunjukkan sifat-sifat
perambatan cahaya
- Menjelaskan hukum
pemantulan yang diperoleh
melalui percobaan
- Menjelaskan hukum
pembiasan yang diperoleh
berdasarkan percobaan
Kimia
3.3 Membandingkan
molekul unsur dan
molekul senyawa
Perbandingan
molekul unsur dan
molekul senyawa
- Menjelaskan dengan
simbol perbedaan antara
molekul unsur dan senyawa
- Menunjukkan beberapa
contoh molekul sederhana
dalam kehidupan sehari-
hari.
Gambar 2.2 Pembelajaran Terpadu Model Integrated
Perkembangan dan pertumbuhan
Cahaya
Fotosin tesis
Molekul dan unsur
11
2.3.2 Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan konsep integrative science dapat
diterapkan mulai dari proses pengumpulan informasi, pengelolaan informasi
dengan cara analisis, dan penyusunan laporan dapat dilakukan dengan cara verbal,
audio, gerak, dan model. Strateginya dapat menggunakan pembelajaran kooperatif
atau pengajaran langsung.
2.3.3 Evaluasi Pembelajaran
Dalam pembelajaran terpadu, guru harus melakukan penilaian baik dalam
proses pembelajaran maupun sebagai hasil proses pembelajaran. Penilaian proses
dapat dilakukan guru secara langsung dengan menggunakan teknik observasi baik
ketika peserta didik bekerja kelompok, misalnya menyampaikan gagasan. Penilaian
proses juga dapat dilakukan terhadap kinerja, baik berupa produk fisik yang
dihasilkan anak dalam proses atau setelah proses pembelajaran maupun kinerja
melakukan sesuatu berupa keterampilan motorik, sedangkan aspek sikap dapat
dinilai pada waktu proses pembelajaran. Penilaian sikap dapat dilakukan berkaitan
dengan berbagai objek sikap, misalnya sikap terhadap apa yang telah dipelajari,
sikap terhadap guru, dan sikap terhadap proses pembelajaran.
2.4 Model Pembelajaran Terpisah
Model pembelajaran terpisah atau biasa disebut model parsial merupakan
penerapan dari separate-subject curriculum. Kurikulum ini disebut demikian,
karena segala bahan pelajaran disajikan dalam subjek atau mata pelajaran yang
terpisah-pisah, yang satu lepas dari yang lain. Menurut www.puskur.net model
pembelajaran parsial disebut mata pelajaran terpisah (isolated subject), yaitu
12
kurikulum terdiri dari sejumlah mata pelajaran yang terpisah-pisah, yang diajarkan
sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata pelajaran yang lainnya. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran parsial adalah suatu perencanaan atau pola
yang dapat digunakan untuk mengumpulkan suatu materi atau mata pelajaran secara
terpisah-pisah, yang diajarkan sendiri-sendiri tanpa ada hubungan dengan mata
pelajaran lain.
2.5 Hasil Belajar
Menurut Nasution (2000: 35) belajar adalah penambahan pengetahuan.
Belajar adalah proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu
atau suatu proses yang diarahkan kepada suatu tujuan, proses berbuat melalui
berbagai pengalaman (Sudjana, 1989: 6).
Menurut Sanjaya (2006: 27), hasil belajar merupakan gambaran kemampuan
siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam satu
kompetensi dasar. Menurut Maisaroh dalam penelitiannya (2010: 158), faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar tercantum dalam Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Hasil Belajar.
Faktor eksternal:
Lingkungan belajar
Tujuan pembelajaran
Kreativitas pemilihan media belajar
Model pembelajaran
Faktor i nternal:
Disiplin siswa
Respon siswa
Motivasi siswa
Hasil Belajar
13
Dalam konteks KBK hasil belajar dalam aspek kognitif, akan tetapi juga
mencakup hasil belajar dalam aspek sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).
Ketiga aspek ini harus dievaluasi secara seimbang. Kriteria keberhasilan belajar
siswa yang hanya menekankan kepada aspek kognitif saja, dapat mempengaruhi
proses dan kualitas pembelajaran (Sanjaya, 2006: 35). Selanjutnya hal-hal yang
harus tercakupi dalam penilaian setiap aspek.
1. Aspek kognitif, berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa, meliputi:
• tingkatan menghafal secara verbal mencakup kemampuan menghafal
tentang materi pembelajaran seperti fakta, konsep, prinsip, dan prosedur;
• tingkatan pemahaman meliputi kemampuan membandingkan
(menunjukkan persamaan dan perbedaan), mengidentifikasi karakteristik,
menggeneralisasi, dan menyimpulkan;
• tingkatan aplikasi mencakup kemampuan menerapkan rumus, dalil atau
prinsip terhadap kasus-kasus nyata yang tejadi di lapangan;
• tingkatan analisis meliputi kemampuan mengklasifikasi, menggolongkan,
memerinci, mengurai suatu objek;
• tingkatan sintesis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur,
menyusun, membentuk bangunan, mengarang, melukis, dan lain
sebangainya; dan
• tingkatan evaluasi penilaian, meliputi kemampuan menilai (judgment)
terhadap objek studi menggunakan kriteria tertentu.
2. Aspek afektif, berhubungan dengan penilaian terhadap sikap dan minat siswa
terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran, meliputi:
14
• memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan
kepadanya;
• menikmati nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan
estetika;
• menilai (valuing) ditinjau dari segi buruk- baik, adil- tidak adil, indah tidak
indah terhadap suatu objek studi; dan
• menerapkan atau mempraktekkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam
perilaku kehidupan sehari-hari.
3. Aspek psikomotorik, kompetensi yang harus dicapai meliputi:
• tingkatan penguasaan gerakan awal berisi tentang kemampuan siswa dalam
menggerakkan sebagai anggota tubuh;
• tingkatan gerakan rutin meliputi kemampuan melakukan atau menirukan
gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan; dan
• tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara
menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.
2.6 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Menurut Karim (2008), pertumbuhan ditandai dengan pertambahan tinggi
atau besar. Jadi, dapat dikatakan bahwa pertumbuhan merupakan proses
bertambahnya ukuran makhluk hidup yang sifatnya tidak dapat kembali lagi.
Perkembangan adalah perubahan atau diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih
dewasa. Pada tumbuhan, perkembangan ini menghasilkan bermacam-macam
jaringan dan organ. Pada makhluk hidup yang hanya terdiri atas satu sel,
pertumbuhan ditunjukkan oleh bertambah besarnya sel tersebut. Pada makhluk
15
hidup yang tersusun oleh banyak sel, pertumbuhan disebabkan oleh pertambahan
jumlah dan ukuran sel-sel penyusun makhluk hidup tersebut. Penambahan tinggi
tumbuhan, penambahan besar diameter tumbuhan. Untuk pembentukan dan
pembesaran sel-selnya, makhluk hidup harus mendapatkan bahan-bahan yang
diperlukan. Pada hewan dan manusia, bahan-bahan tersebut diperoleh dengan cara
makan. Pada tumbuhan bahan-bahan tersebut didapat melalui fotosintesis dan
pengambilan unsur mineral dari tanah.
2.6.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Tumbuhan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan diantaranya faktor dalam: hormon dan gen; dan faktor luar: makanan,
suhu, cahaya, tanah serta air dan kelembaban. Menurut Agus (2008), cahaya
diperlukan tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Namun, pada saat
proses perkecambahan, cahaya justru menghambat pertumbuhan kecambah.
Kecambah yang ditumbuhkan di tempat yang gelap lebih cepat tumbuh
dibandingkan di tempat yang terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat yang gelap
disebut etiolasi (Wasis & Irianto, 2008).
Keberadaan cahaya ternyata dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan
karena cahaya dapat merusak hormon auksin yang terdapat pada ujung batang. Bila
kamu menyimpan kecambah di tempat gelap selama beberapa hari, kecambah itu
akan tumbuh lebih cepat (lebih tinggi) dari seharusnya, namun tampak lemah dan
pucat/kekuning-kuningan karena kekurangan klorofil.
16
2.6.2 Pengertian Fotosintesis
Menurut Agus (2008), fotosintesis merupakan proses pemanfaatan energi
matahari yang dilakukan oleh tumbuhan hijau untuk mengubah bahan kimia
anorganik menjadi bahan makanan.
2.6.3 Proses Fotosintesis
2.6.3.1 Reaksi Terang
Reaksi terang yaitu proses penangkapan energi surya (matahari) atau proses
yang bergantung pada keberadaan cahaya. Proses fotosintesis terjadi dengan
bantuan sinar matahari. Dari semua radiasi matahari yang dipancarkan, hanya
panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak dengan panjang
gelombang 380–700 nm yang dapat digunakan untuk proses fotosintesis. Cahaya
tampak terbagi atas beberapa spektrum, antara lain sebagai berikut.
a. Cahaya merah, spektrum cahaya merah mempunyai panjang gelombang antara
610–700 nm.
b. Cahaya hijau–kuning, spektrum cahaya hijau–kuning mempunyai panjang
gelombang 510–600 nm.
c. Cahaya biru, spektrum cahaya biru memiliki panjang gelombang antara 410–
500 nm.
d. Cahaya violet, spektrum cahaya violet mempunyai panjang gelombang <400
nm.
Tiap-tiap spektrum cahaya mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap proses
fotosintesis. Hal ini terkait pada jenis dan sifat pigmen di dalam kloroplas pada saat
menangkap cahaya dalam fotosintesis. Pigmen yang terdapat pada membran grana
17
menyerap cahaya yang memiliki panjang gelombang tertentu. Dari uraian di atas
klorofil menyerap warna merah dan biru, yaitu panjang gelombang yang paling
banyak digunakan dalam proses fotosintesis, sedangkan penyerapan yang terendah
adalah warna hijau. Warna hijau dari daun menunjukkan bahwa sinar hijau banyak
dipantulkan dari kloroplas (Tim Biologi Umum 2012: 85).
Reaksi cahaya berlangsung pada bagian grana kloroplas. Sebagian energi
matahari yang diserap akan diubah menjadi energi kimia, yaitu berupa zat kimia
berenergi tinggi. Zat itu akan digunakan untuk fotolisis air sehingga dihasilkan ion
hidrogen dan oksigen. Ion hidrogen itu akan digabungkan dengan CO2 membentuk
zat gula, sehingga O2 nya akan dikeluarkan.
2.6.3.2 Reaksi Gelap
Reaksi gelap adalah proses yang tidak bergantung langsung pada
keberadaan cahaya. Proses atau reaksi pada tahap itu disebut reaksi gelap. Proses
fotosintesis terjadi menurut reaksi disajikan pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Proses fotosintesis
- Fotosintesis menggunakan energi matahari untuk menyusun zat gula
sederhana;
- bahan dasar fotosintesis adalah karbondioksida dan air; dan
- hasil fotosintesis berupa zat tepung, oksigen dan air.
6 H 2 O + 6CO 2 CC 6 H 12 O 6 + 6O 2 Cahaya matahari
Klorofil
18
2.7 Pengertian Molekul
Menurut Purjiyanta (2006), molekul adalah gabungan dari dua atau lebih
atom, baik atom-atom yang sejenis maupun atom-atom yang berbeda. Berdasarkan
jenis atom-atom pembentuknya, molekul dibedakan menjadi dua yaitu : molekul
unsur dan senyawa.
2.7.1 Molekul Unsur
Molekul unsur adalah molekul yang terdiri dari atom-atom sejenis.
Lambang molekul unsur ditulis dari lambang unsur yang dilengkapi dengan indeks.
Contoh molekul unsur disajikan pada Gambar 2.5.
+ =
Gambar 2.5 Molekul Unsur
Contoh:
• molekul gas nitrogen ditulis N2
• molekul gas hidrogen ditulis H2
• molekul gas bromin ditulis Br
2.7.2 Molekul Senyawa
Molekul senyawa adalah molekul yang terbentuk dari atom-atom yang
berbeda. Contoh molekul senyawa disajikan pada Gambar 2.6.
Unsur
hidrogen
Unsur
hidrogen
Molekul Unsur
hidrogen
19
Contoh :
• molekul amonia ditulis NH3
• molekul asam klorida ditulis HCl
Reaksi pada fotosintesis jika dikelompokkan dalam molekul unsur dan molekul
senyawa disajikan pada Gambar 2.7.
Gambar 2.7 Penentuan Molekul Unsur dan Senyawa pada Proses Fotosintesis
2.8 Sifat-sifat Cahaya
2.8.1 Cahaya Merambat Lurus
Cahaya merambat ke semua arah. Misalnya, jika lilin atau lampu yang kamu
nyalakan di tempat gelap, maka kamu akan melihat bahwa daerah yang ada di
sekitar lilin atau lampu tersebut akan terang. Hal yang sama terjadi pada saat kamu
+ =
Gambar 2. 6 Molekul S enyawa
molekul Unsur 2
hidrogen
molekul Unsur 1
oksigen
2 molekul air
H 6 2 O + 6 CO 2 C 6 H 12 O 6 + 6 O 2
Cahaya matahari
Klorofil
Molekul
senyawa
Molekul
senyawa
Molekul
senyawa
Molekul
unsur
20
melihat perambatan cahaya melalui lubang kecil di suatu ruang yang gelap. Jika
sumber cahaya tersebut adalah matahari, kamu akan melihat perbedaan arah rambat
cahaya di ruang gelap tersebut ketika matahari terbit sampai matahari terbenam.
Akibat cahaya merambat lurus, benda yang tidak tembus cahaya seperti buku,
pohon, kertas, atau tubuh manusia akan membentuk bayangan apabila terkena
cahaya.
2.8.2 Cahaya dapat Dibiaskan
Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami
pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan
medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, kamu
dapat menyimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua
medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal
ketika sinar datang dari medium kurang rapat (udara) ke medium lebih rapat (kaca).
Sinar bias akan menjauhi garis normal ketika cahaya merambat dari medium lebih
rapat (kaca) ke medium kurang rapat (udara). Terjadinya pembiasan tersebut telah
dibuktikan oleh seorang ahli matematika dan perbintangan Belanda pada 1621
bernama Willebord Snell. Kesimpulan hasil percobaannya dirumuskan dan dikenal
dengan Hukum Snellius. Hukum Snellius disajikan pada Gambar 2.8.
21
Hukum Snellius menyatakan sebagai berikut.
1. Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih
rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari
medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan
dibiaskan menjauhi garis normal.
2.8.3 Cahaya dapat Dipantulkan
Cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan jika menumbuk suatu permukaan
bidang. Pemantulan yang terjadi dapat berupa pemantulan baur dan pemantulan
teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya dipantulkan oleh bidang yang tidak rata
seperti aspal, tembok, batang kayu, dan lainnya. Pemantulan teratur terjadi jika
cahaya dipantulkan oleh bidang yang rata, seperti cermin datar atau permukaan air
danau yang tenang. Pemantulan baur dan teratur disajikan pada Gambar 2.9.
𝛼 1
𝛼 2
𝛼 2
𝛼 1
Gambar 2.8 Hukum Snellius
Sinar datang
Udara
Sinar bias
Kaca planparalel Sinar bias
Permukaan dua
bidang batas
22
Gambar 2.9 Pemantulan Baur dan Teratur
Pada pemantulan baur dan pemantulan teratur, sudut pantulan cahaya
besarnya selalu sama dengan sudut datang cahaya (perhatikan Gambar 2.9). Hal
tersebut yang menjadi dasar hukum pemantulan cahaya yang dikemukakan oleh
Snellius. Snellius menambahkan konsep garis normal yang merupakan garis khayal
yang tegak lurus dengan bidang. Garis normal berguna untuk mempermudah kamu
menggambarkan pembentukan bayangan oleh cahaya.
Bunyi hukum pemantulan adalah sebagai berikut:
1. sinar datang garis normal, dan sinar pantul terletak pada satu bidang datar, dan
2. besar sudut datang sama dengan besar sudut pantul.
Hukum pemantulan cahaya disajikan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10 Hukum Pemantulan Cahaya
Pemantulan baur
Pemantulan teratur
23
2.8.4 Cahaya Merupakan Gelombang Elektromagnetik
Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Gelombang
elektromagnetik adalah gelombang yang tidak memerlukan medium untuk
merambat, sehingga cahaya dapat merambat tanpa memerlukan medium. Oleh
karena itu, cahaya matahari dapat sampai ke bumi dan memberi kehidupan di
dalamnya. Cahaya merambat dengan sangat cepat, yaitu dengan kecepatan 3 × 108
m/s, artinya dalam waktu satu sekon cahaya dapat menempuh jarak 300.000.000 m
atau 300.000 km. Setiap benda yang memancarkan cahaya disebut sumber cahaya
dan setiap benda yang tidak dapat memancarkan cahaya disebut benda gelap.
Benda-benda yang termasuk benda gelap dapat digolongkan sebagai berikut.
a. Benda tembus cahaya, yaitu benda yang dapat meneruskan cahaya yang
diterimanya. Benda tembus cahaya dapat dikelompokkan lagi menjadi benda
bening dan benda baur. Contoh benda bening adalah kaca dan air jernih,
sedangkan contoh benda baur adalah es dan air keruh.
b. Benda tak tembus cahaya, yaitu benda yang tidak dapat meneruskan cahaya
yang diterimanya. Contohnya adalah batu, tanah, kayu, dan besi.
Berdasarkan pekat tidknya suatu bayangan, bayangan dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu bayangan umbra dan bayangan penumbra.
a. Bayangan umbra, yaitu bayangan yang benar-benar gelap dengan kata lain
bayangan yang tidak mendapat cahaya sama sekali
b. Beyangan penumbra, yaitu bayangan yang tidak terlalu gelap dengan kata lain
bayangan yang masih mendapatkan cahaya.
24
2.9 Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 2.11 dalam
bentuk diagram.
Gambar 2.11 Kerangka berfikir
2.10 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated
terhadap peningkatan hasil belajar.
Ha : Terdapat pengaruh model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated terhadap
peningkatan hasil belajar.
Hasil Belajar
Faktor
eksternal
Faktor
internal
L ingkungan
Guru M edia
pembalajaran
M odel
pembelajaran
Proses
pembelajaran
T ujuan
pembelajaran
M odel pembelajaran IPA terpadu
tipe integrated
Disiplin siswa
Respon siswa
Motivasi siswa
57
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran IPA Terpadu tipe integrated berpengaruh terhadap proses
pembelajaran di kelas. Model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated
berpengaruh kuat terhadap hasil belajar siswa. Model pembelajaran IPA terpadu
tipe integrated dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP. Hal ini ditunjukkan
oleh peningkatan hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik. Peningkatan hasil
belajar kognitif kelas eksperimen dengan rumus gain ternormalisasi sebesar 70,23%
termasuk dalam katergori tinggi. Hasil belajar afektif mengalami peningkatan nilai
rata-rata kelas dari kegiatan pembelajaran I dan pembelajaran II sebesar 86,71%
dan 87,03%. Hasil belajar psikomotorik mengalami peningkatan nilai rata-rata
kelas dari kegiatan percobaan I, sampai percobaan II sebesar 84,67% dan 91,99%.
Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran IPA terpadu tipe integrated
dengan rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
terpisah.
58
5.2 Saran
Saran yang dapat diajukan berkaitan dengan hasil penelitian adalah
pembelajaran IPA di SMP akan lebih baik bila menggunakan model pembelajaran
IPA terpadu tipe integrated karena lebih efektif dan efisien, serta lebih memuaskan
dalam rangka meningkatan hasil belajar siswa. Bagi pihak guru sebaiknya memilih
materi yang memungkinkan untuk dipadukan dengan materi dalam mata pelajaran
lain sehingga tidak terkesan memaksakan keterpaduan materi dan membiasakan
untuk membuat kelompok belajar siswa agar siswa saling bertukar pikiran antara
yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya bagi pihak lain yang berminat
melakukan penelitian lebih lanjut menggunakan model pembelajaran IPA terpadu
tipe integrated hendaknya memperhatikan alokasi waktu, yaitu dengan
mempersiapkan terlebih dahulu segalah hal pada proses pembelajaran agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
59
DAFTAR PUSTAKA
Agus, M., T.T. Mucharam, Mampuono & I. Suhada. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam
Untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: PT Mentari Pustaka.
Arikunto, S. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
DeBoer, G. E. 2000. Scientific Literacy : Another Look At Its Historical and
Contemporary Meaning and Its Relationship to Science Education Reform.
Journal of Research in Science Teaching, 37 (6) : 582-601.
Depdiknas. 2006. Panduan Pengambangan Pembelajaran IPA Terpadu. Jakarta:
Depdiknas.
Diktat Biologi Umum. 2012. Diktat Biologi Umum. Semarang: Unnes.
Fogarty, R. 1991. How to Integrate the Curricula. Palatine Illinois: Skylight
Publishing, 3: 61-65.
Karim, S., I. Kaniawati, Y.N. Fauziah & W. Sopandi. 2008. Belajar IPA Membuka
Cakrawala Alam Sekitar untuk Kelas VIII SMP/MTs. Jakarta : PT. Setia
Purna Inves.
Liliasari. 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui
Pembelajaran. Makalah dipresentasikan pada Semnas IPA III tahun 2011.
Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Madya, S. 1994. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga
Penelitian IKIP Yogyakarta.
Maisaroh & Rostrieningsih. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team pada
Mata Pelajaran Keterampilan Dasar Komunikasi di SMK 1 Bogor. Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan, 8(2): 157-71.
Muktadir, A. 2001. Penerapan Model Pembelajaran Terpadu pada Mata Pelajaran
PPKN pada Sekolah Dasar Kelas Rendah di SD Negeri 69 Bengkulu. Jurnal
Pendidikan UNIB, VII (3), 156-160.
Nasution. 2000. Didaktik Asas-Asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
60
Opara, J.A. 2011. Baja’s Model and The Teaching and Learning of Intergrated
Science in Nigerian High School System. International Journal of
Academic Research in Business and Social Sciences, 1: 152-60.
Purjiyanta, E. 2006. IPA Terpadu untuk SMP Kelas VIII. Jakarta : Erlangga.
Puskur. 2006. Model Pembelajaran Silabus Mata Pelajaran dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu. [Online] Tersedia di:
www.puskur.net [Diakses 12-01-2016].
R.R. Hake, “Interactive-engagement vs tradisional methods: A six-thousand-
student survey of mechanics test data for introductory physics courses,” Am.
J.Phys. 66, 64-74 (1998).
Rusilowati, A. 2014. Pengembangan Instrumen Penilaian. Semarang: Unnes Press.
Sadirman. 2004. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Sanjaya, W. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Jakarta : Kencana.
Siswandi, H. J. 2006. Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi melalui Metode
Diskusi Panel dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
Jurnal Pendidikan Penabur. 7 (V) : 24-35.
Slamet, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Subiantoro, A. W. n.d. Pentingnya Praktikum dalam Pembelajaran IPA. Makalah
yang disampaikan pada kegiatan PPM: Yogyakarta.
Sudarmin. 2015. Model Pembelajaran Inovatif Kreatif. Semarang: CV. Swadaya
Manunggal.
Sudjana, N. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
ALFABETA.
Sugiyono. 2010.Statistik untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.
61
Taslidere, E, dan A. Eryilmaz. 2010. The Relative Effectiveness of Integrated
Reading Study Strategy and Conceptual Physics Approach. Research
Science Education. 42 : 181-199.
Tayyib, M. 2013. Perbedaan Model Pembealjaran IPA Terpadu Tipe Integrated
dengan Connected Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik
SMP Negeri 2 Ngrampal. Skripsi. Yogyakarta:FMIPA.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan
Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara
Wasis & S.Y Irianto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 2 untuk SMP dan MTs
Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.
Widhy. P. 2013. Langkah Pengembangan Pembelajaran IPA pada Implementasi
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Pelatihan Diklat.
Widodo. 2012. Pengembangan Model Pengolahan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam Terpadu yang Humanis di Sekolah Menengah Pertama. Prosiding
Pertemuan Ilmiah XXVI HFI Jateng & DIY.