75
PENGARUH MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga-lembaga Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama Kurun Waktu 1999-2001) SKRIPSI Oleh : DONNY FACHROZY A. 0110230037 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI MALANG 2007

Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

PENGARUH MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN, PERTUMBUHAN

PERUSAHAAN, DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK

TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING

CONCERN

(Studi Pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga-lembaga Keuangan yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama Kurun Waktu 1999-2001)

SKRIPSI

Oleh :

DONNY FACHROZY A.

0110230037

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI

MALANG

2007

Page 2: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

PENGARUH MODEL PREDIKSI KEBANGKRUTAN, PERTUMBUHAN PERUSAHAAN, DAN REPUTASI KANTOR AKUNTAN PUBLIK TERHADAP KETEPATAN PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING

CONCERN (Studi Pada Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang Terdaftar

di BEJ selama kurun waktu 1999-2001)

Oleh: Donny Fachrozy A.

Dosen Pembimbing:

Drs. Bogat Agus Riyono, MSA.,Ak.

ABSTRAKSI

Opini auditor mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan usahanya merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan para pengguna laporan keuangan untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Auditor sebagai perantara antara manajemen perusahaan dan pengguna laporan keuangan memiliki tanggung jawab untuk mengevaluasi dan dapat memprediksi apakah suatu perusahaan berpotensi untuk mengalami kebangkrutan atau ada keraguan besar mengenai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap ketepatan pemberian opini audit going concern yang diberikan oleh auditor. Dalam kasus, ini penulis menggunakan pendekatan model prediksi kebangkrutan dari Altman (Altman Revised model). Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 121 laporan keuangan perusahaan perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta selama tahun 1999-2001.Sampel tersebut dipilih dengan metode simple random sampling. Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis regresi logistik berganda untuk menguji hipotesis yang diajukan.

Dari hasil regresi logistik berganda menunjukkan bahwa penggunaan model prediksi kebangkrutan (Altman Revised Models) berpengaruh positif terhadap ketepatan pemberian opini audit going concern, sedangkan pertumbuhan perusahaan dan reputasi Kantor akuntan publik berpengaruh negatif terhadap pemberian opini audit going concern.

Kata Kunci: model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan (aset) perusahaan, reputasi Kantor Akuntan Publik, dan opini audit going concern.

Page 3: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

THE INFLUENCE OF BANKRUPTCY PREDICTION MODELS, COMPANY`S GROWTH AND PUBLIC ACCOUNTING FIRM

REPUTATION TO ACCURACY OF GOING CONCERN AUDIT OPINION

(Study on Banking Companies and Financial Institutions listed at JSX during 1999-2001)

By:

Donny Fachrozy A.

Advisor: Drs. Bogat Agus Riyono, MSA.,Ak.

ABSTRACT

Auditor`s opinion deals with entity abilities to continue as a going concern is one of important consideration of the financial statement user to make decision on investment. Auditor as a mediator between company`s management and financial statement user has responsibility to evaluate and predict whether the company has a probability to bankrupt or has a substantial doubt about the company ability to continue as a going concern entity. This research purposes are to examine the influence of bankruptcy prediction models, company`s growth and public accounting firms reputation to accuracy of going concern audit opinion issued by the auditor. In this case the writer use an approach bankruptcy prediction model from Altman (Altman Revised models). Sample of this research consist of 121 financial statements from banking company and financial institution listed on JSX during 1999-2001.The sample were chosen by simple random sampling method. The writer use binary logistic regression analysis to examine hypothesis. The binary logistic regression analysis indicates that the application of bankruptcy prediction model (Altman Revised Models) has a positive influence to accuracy of going concern audit opinion. On the other hand, company`s growth and reputation of public accounting firm has a negative influence. Keywords: bankruptcy prediction models, company`s growth (asset), public accounting firm and going concern audit opinion.

Page 4: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... .. vi I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang..................................................................................... 1

1.2. Motivasi Penelitian.............................................................................. 3

1.3. Perumusan Masalah............................................................................. 4

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

1.5. Kontribusi Penelitian........................................................................... 5

2. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori.................................................................................... 7

2.1.1. Opini Audit Going Concern........................................................ 7

2.1.2. Kebangkrutan ............................................................................. 20

2.1.2.1. Model Prediksi Kebangkrutan ............................................ 21

2.1.3. Pertumbuhan Perusahaan ............................................................ 25

2.1.4. Reputasi Kantor Akuntan Publik................................................. 26

2.2. Perumusan Hipotesis ........................................................................... 26

2.2.1. Pengaruh Penggunaan Model Prediksi Kebangkrutan Terhadap

Pemberian Opini Audit Going Concern.................................... 27

2.2.2. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern................................................................ 29

2.2.3 Pengaruh Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Pemberian

Opini Audit Going Concern...................................................... 30

3. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Data dan Sumber Data ................................................................... 32

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian. .......................................................... 33

3.3. Identifikasi dan Pengukuran Variabel. ................................................. 33

3.4. Statistik Deskriptif............................................................................... 35

Page 5: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

3.5. Uji Asumsi Klasik ............................................................................... 36

3.5.1. Uji Normalitas ............................................................................ 36

3.5.2. Uji Multikolinearitas................................................................... 36

3.5.3. Uji Autokorelasi ......................................................................... 37

3.5.4. Uji Heteroskedastisitas................................................................ 38

3.6. Model Penelitian ................................................................................. 39

3.7. Uji Hipotesis ....................................................................................... 39

3.8. Koefisien Determinasi ......................................................................... 41

4. PEMBAHASAN

4.1. Profil Populasi dan Sampel................................................................ 42

4.2. Variabel dan Gambaran Karakteristik Data........................................ 46

4.3. Hasil Pengujian Asumsi Klasik.......................................................... 48

4.3.1. Uji Normalitas ............................................................................ 48

4.3.2. Uji Multikolinearitas................................................................... 49

4.3.3. Uji Autokorelasi ......................................................................... 50

4.3.4. Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 50

4.3.5. Penilaian Overall Fit Model........................................................ 51

4.4. Analisis Model Penelitian.................................................................. 52

4.5. Hasil Pengujian Hipotesis.................................................................. 55

4.6. Goodness of Fit Model Penelitian...................................................... 59

5. PENUTUP

5.1. Simpulan............................................................................................. 60

5.2. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 61

5.3. Saran................................................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 63

LAMPIRAN – LAMPIRAN Lampiran 1 Perusahaan Perbankan dan Keuangan yang dijadikan Sampel

Penelitian Lampiran 2 Perhitungan Altman Zscore Lampiran 3 Perhitungan Altman Zscore, Pertumbuhan Perusahaan,

Reputasi KAP,dan Opini Auditor Lampiran 4 Hasil Output Statistik Deskriptif Lampiran 5 Hasil Uji Normalitas Lampiran 6 Hasil Uji Multikolinearitas

Page 6: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 7 Hasil Uji Autokorelasi Lampiran 8 Hasil Uji Heteroskedastisitas Lampiran 9 Hasil Uji Hosmer and Lameshow’s Goodnes of Fit Test Lampiran 10 Hasil Uji Regresi Logistik Berganda Lampiran 11 Perhitungan Marginal Effect.

Page 7: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Diagram Alir Pemberian Opini Audit .............................. 18

Page 8: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Perhitungan Altman Zscore tahun 2001 .............................. 42

Tabel 4.2 Perhitungan Pertumbuhan Aset, Opini Audit dan Reputasi KAP

Tahun 2001 ........................................................................ 43

Tabel 4.3 Opini Audit Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan

yang terdaftar di BEJ periode 1999-2001............................ 44

Tabel 4.4 Reputasi KAP yang mengaudit Perusahaan Perbankan dan

Lembaga Keuangan yang terdaftar di BEJ periode 1999-2001

........................................................................................... 44

Tabel 4.5 Nilai Altman Zscore dan Pertumbuhan Perusahaan Perbankan

dan Lembaga Keuangan yang terdaftar di BEJ periode 1999-2001

........................................................................................... 45

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Independen........................... 46

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Independen ................. 47

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Antar Variabel ................................ 47

Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Independen ............. 48

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda Penelitian........... 50

Tabel 4.11 Pengaruh dari Perubahan pada Setiap Variabel (marginal effect)

........................................................................................... 51

Tabel 4.12 Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 53

Page 9: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Selama ini sudah banyak peneliti yang melakukan penelitian di bidang

auditing. Salah satunya adalah penelitian mengenai pemberian opini audit going

concern oleh auditor. Ketepatan pemberian opini going concern ini diyakini

dipengaruhi oleh penggunaan model prediksi kebangkrutan dan pemberian opini

going concern ini juga diyakini memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan

perusahaan auditan serta reputasi Kantor Akuntan Publik (KAP) yang

bersangkutan. Penelitian ini didasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Fanny

dan Saputra (2005). Fanny dan Saputra (2005) melakukan studi yang

mengidentifikasi reaksi investor terhadap opini audit yang memuat informasi

kelangsungan hidup (going concern) perusahaan berdasarkan pengungkapan hasil

analisis laporan keuangan. Opini audit atas laporan keuangan merupakan salah

satu pertimbangan yang penting bagi investor dalam mengambil keputusan

berinvestasi karena memuat informasi mengenai kemampuan perusahaan di masa

mendatang (Pearlstein dan Behr 2001; Day dan Crenshaw 2002) dalam Cybinski

et. al (2005).

Basri (1998) dalam Fanny dan Saputra (2005) menemukan sekitar 80%

dari lebih 280 perusahaan yang sudah go public praktis bisa dikategorikan sudah

bangkrut sebab nilai aset perusahaan-perusahaan tersebut saat ini jauh di bawah

angka nominal utang atau pinjaman luar negerinya. Berdasarkan fakta ini,

Page 10: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

beberapa penelitian terdahulu mencoba untuk melihat sejauh mana kebangkrutan

tersebut dapat diprediksikan beberapa waktu sebelum kebangkrutan tersebut

benar-benar terjadi.

Altman dan McGough (1974) dalam Fanny dan Saputra (2005) mencoba

untuk menganalisis tingkat keakuratan prediksi kebangkrutan dengan

menggunakan opini auditor dan model prediksi kebangkrutan. Tingkat akurasi

dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan jauh lebih tinggi bila

dibandingkan dengan menggunakan opini audit, yaitu sebesar 82%. Beberapa

studi terdahulu telah membuktikan 90% kasus kepailitan dapat diprediksi secara

tepat satu tahun sebelum kepailitan terjadi (Altman, 1968). Altman dan McGough

(1974) dalam Fanny dan Saputra (2005) juga menyarankan penggunaan model

prediksi kebangkrutan sebagai alat bantu auditor untuk memutuskan kemampuan

perusahaan mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memberikan signal

kepada auditor terhadap suatu masalah tertentu yang akan sulit dideteksi dengan

menggunakan prosedur audit tradisional.

Mengacu pada peristiwa pembekuan ijin empat akuntan publik yang

terjadi pada tanggal 18 November 2002 dan kesalahan yang dilakukan sejumlah

KAP ketika melakukan audit terhadap laporan keuangan 38 bank beku kegiatan

usaha (BBKU), penulis mencoba mengkaji hubungan antara reputasi sebuah

Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap opini audit yang diberikan. Dalam

peristiwa ini, laporan audit yang dibuat oleh KAP tersebut menyatakan bahwa

kondisi perbankan saat itu sangat baik, tetapi dalam kenyataannya buruk. Hal ini

membuktikan bahwa KAP memiliki peranan yang penting dalam memprediksi

Page 11: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

kebangkrutan perusahan. Sebuah Kantor Akuntan Publik harus memiliki

keberanian untuk mengungkapkan permasalahan mengenai kelangsungan hidup

perusahaan klien. Seperti yang diungkapkan oleh Venuti (2004), auditor yang

menyimpulkan bahwa terdapat keraguan dalam kelangsungan hidup perusahaan

klien harus mencantumkan hal tersebut dalam opini auditnya.

Dengan melihat berbagai peristiwa yang terjadi di sektor perbankan dan

lembaga keuangan di Indonesia setelah terjadinya krisis moneter tahun 1997-

1999 maka penulis memiliki ketertarikan untuk meneliti pengaruh ketepatan

model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi Kantor

Akuntan Publik terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan

perbankan dan lembaga keuangan di Indonesia.

1.2. Motivasi Penelitian

Motivasi penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan

model prediksi kebangkrutan dan pertumbuhan perusahaan dapat digunakan

sebagai alat bantu auditor untuk menilai kelangsungan usaha tidak hanya untuk

perusahaan manufaktur seperti pada penelitian-penelitian sebelumnya, tetapi juga

untuk perusahaan perbankan dan lembaga keuangan. Hal ini penting karena

pengungkapan mengenai kelangsungan usaha perusahaan merupakan bagian

tanggung jawab dari seorang auditor. Selain itu motivasi penelitian ini adalah

untuk mengetahui apakah opini audit yang diberikan suatu Kantor Akuntan

Publik, tidak lepas dari reputasi Kantor Akuntan Publik itu sendiri, mengingat

Page 12: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Kantor Akuntan Publik yang memiliki skala besar akan memiliki kemampuan

yang lebih baik dalam mempertimbangkan opini yang diberikan.

I.3. Perumusan Masalah

Opini audit merupakan bagian penting informasi yang disampaikan oleh

auditor ketika mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan yang

menitikberatkan pada kesesuaian antara laporan keuangan dengan standar

akuntansi yang diterima umum. Auditor harus mempertimbangkan kondisi going

concern perusahaan yang tercermin dalam prediksi kebangkrutan, pertumbuhan

perusahaan, dan kondisi internal kantor akuntan publik itu sendiri. Mengacu pada

uraian di atas dan latar belakang permasalahan dapat diurai perumusan masalah

sebagai berikut:

1. Apakah penggunaan model prediksi kebangkrutan mempengaruhi

ketepatan pemberian opini audit going concern pada perusahaan

perbankan dan lembaga keuangan di Indonesia ?

2. Apakah pertumbuhan perusahaan mempengaruhi pemberian opini audit

going concern pada perusahaan perbankan dan lembaga keuangan di

Indonesia?

3. Apakah reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik) mempengaruhi

pemberian opini audit going concern pada perusahaan perbankan dan

lembaga keuangan di Indonesia?

Page 13: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

I.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris dan

menjelaskan secara empiris tentang beberapa hal, seperti :

1. Penggunaan model prediksi kebangkrutan terhadap ketepatan pemberian

opini audit going concern pada perusahaan perbankan dan lembaga

keuangan di Indonesia.

2. Pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap pemberian opini audit going

concern pada perusahaan perbankan dan lembaga keuangan di Indonesia.

3. Pengaruh reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik) terhadap pemberian

opini audit going concern pada perusahaan perbankan dan lembaga

keuangan di Indonesia.

1.5. Kontribusi Penelitian

1. Kontribusi teoritis:

Penggunaan model prediksi kebangkrutan diharapkan dapat diterapkan

tidak hanya untuk perusahaan manufaktur tetapi juga pada perusahaan

non-manufaktur seperti pada perusahaan perbankan dan lembaga

keuangan

2. Kontribusi praktis:

Model prediksi kebangkrutan, pada praktiknya, diharapkan tidak hanya

dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan tetapi juga dapat

Page 14: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

digunakan oleh auditor sebagai alat bantu untuk menilai kelangsungan

hidup perusahaan klien.

3. Kontribusi kebijakan:

Bagi regulator penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk

memperketat aturan pelaksanaan audit bagi perusahaan perbankan dan

lembaga keuangan dalam hal penilaian kelangsungan hidup perusahaan,

karena dalam PSA 29 paragraf 11 huruf d telah dinyatakan bahwa keragu-

raguan yang besar tentang kemampuan satuan usaha untuk

mempertahankan kelangsungan hidupnya merupakan keadaan yang

mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan (atau bahasa

penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi

pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), yang

dinyatakan oleh auditor.

Page 15: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

BAB 2

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Opini Audit Going Concern

Auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk mengevaluasi status

kelangsungan hidup perusahaan dalam setiap pekerjaan auditnya. Mengacu pada

PSA 29 paragraf 11 huruf d menyatakan bahwa keragu-raguan yang besar tentang

kemampuan satuan usaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

merupakan keadaan yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf

penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit meskipun tidak

mempengaruhi pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion), yang

dinyatakan oleh auditor.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di samping menerbitkan ISAK No.4

melalui Komite Standar Akuntansi Keuangan, juga menerbitkan melalui Komite

Standar Profesional Akuntan Publik, Intepretasi Pernyataan Standar Auditing

(IPSA) no. 30,1 tentang “Laporan Auditor Independen tentang Dampak

memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia Terhadap Kelangsungan Hidup

Entitas”. IPSA menganggap bahwa Auditor perlu untuk mempertimbangkan tiga

hal, yaitu:

1. Kewajiban auditor untuk memberikan saran bagi kliennya dalam

mengungkapkan dampak kondisi ekonomi tersebut (jika ada) terhadap

kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

Page 16: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

2. Pengungkapan peristiwa kemudian yang mungkin timbul sebagai akibat

kondisi ekonomi tersebut.

3. Modifikasi laporan audit bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi

tersebut berdampak terhadap kemampuan entitas untuk mempertahankan

kelangsungan hidupnya.

Menurut Lenard et al. dalam Hani et al. (2003) ketika auditor memeriksa

kondisi keuangan suatu perusahaan dalam audit tahunan, auditor harus

menyediakan laporan audit untuk digabungkan dengan laporan keuangan

perusahaan. Salah satu dari hal-hal penting yang diputuskan adalah apakah

perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Meskipun auditor

tidak memiliki tanggung jawab untuk memperkirakan kejadian negatif, regulator

dan pengguna laporan keuangan yakin bahwa opini audit going concern dapat

digunakan sebagai barometer masalah kelangsungan hidup suatu perusahaan

(Ponemon, 1994).

Masalah ketidakpastian kelangsungan usaha memerlukan pertimbangan

(judgement) auditor. Sebagai contoh, perusahaan mengalami kerugian tahun

sekarang. Meskipun pada tahun-tahun sebelumnya masih mampu mendapatkan

keuntungan apabila perusahaan tersebut memiliki produk yang kadaluarsa dan

tidak terdapat jenis produk baru untuk masa-masa mendatang atau perusahaan

memiliki manajemen yang buruk, hal ini dapat menyebabkan auditor akan

mempertimbangkan untuk memberikan kualifikasi kelangsungan usaha.

Sebaliknya, pada perusahaan lain dengan kondisi sama, akan tetapi perusahaan

memiliki jenis produk baru untuk masa-masa mendatang serta manajemen yang

Page 17: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

baik, maka hal tersebut akan memperkecil kemungkinan auditor memberikan

kualifikasi kelangsungan usaha (Hartadi, 2001).

Auditor harus mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar mengenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka

waktu pantas dengan cara sebagai berikut:

a) Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan

dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit,

dan penyelesaian auditnya, dapat mengidentifikasikan keadaan atau

peristiwa yang secara keseluruhan menunjukkan adanya kesangsian besar

mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya dalam jangka waktu pantas. Mungkin diperlukan untuk

memperoleh informasi tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta

bukti-bukti yang mendukung informasi yang mengurangi kesangsian

auditor.

b) Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan

entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, auditor harus :

1. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang

ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa

tersebut.

2. Menentukan apakah kemungkinan rencana tersebut dapat secara

efektif dilaksanankan.

Page 18: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

c) Setelah auditor mengevaluasi manajemen, ia menyimpulkan apakah ia

masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam

waktu pantas.

Auditor tidak bertanggung jawab untuk memprediksi kondisi atau

peristiwa yang akan datang. Fakta bahwa entitas kemungkinan akan berakhir

kelangsungan hidupnya setelah menerima laporan dari auditor yang tidak

memperlihatkan kesangsian besar dalam dalam jangka waktu satu tahun setelah

tanggal laporan keuangan tidak berarti dengan sendirinya menunjukkan kinerja

audit yang tidak memadai. Oleh karena itu, tidak dicantumkannya kesangsian

besar dalam laporan auditor seharusnya tidak dipandang sebagai jaminan

mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya

(Ikatan Akuntan Indonesia, 2001: 341.2).

Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk

mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang jika dipertimbangkan secara

keseluruhan menunjukkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam waktu

pantas. Hasil prosedur audit yang dirancang dan dilaksanakan untuk mencapai

tujuan audit yang lain harus cukup untuk tujuan tersebut (Ikatan Akuntan

Indonesia, 2001: 341.3). SAS No. 59 menyatakan bahwa walaupun auditor tidak

perlu merancang prosedur yang bertujuan untuk menguji asumsi going concern, ia

harus tetap mengevaluasi asumsi tersebut dalam prosedur audit normal

(Whittington and Panny, 200:682).

Page 19: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Standar Auditing Statements (SAS) N0.59 (AU 341) juga menghendaki

auditor untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap

kemempuan klien dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode

waktu pantas yaitu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan

yang sedang diaudit (Arens dan Loebbecke, 1994: 500). Evaluasi auditor

berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada atau

yang telah terjadi sebelum pekerjaan lapangan selesai. Informasi tentang kondisi

dan peristiwa yang diperoleh auditor dari penerapan prosedur audit yang

direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang bersangkutan

dengan asersi manajemen yang terakandung dalam laporan keuangan yang sedang

diaudit (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001: 341.2).

Prosedur audit yang dapat mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang

mengindikasikan persoalan kelangsungan usaha:

a. Prosedur analitis

b. Review peristiwa kemudian

c. Tes kepatuhan terhadap penyajian hutang

d. Membaca notulen rapat dewan direksi dan komite lainnya.

e. Meminta keterangan dari penasihat hukum klien

f. Konfirmasi dengan pihak yang terlibat perjanjian untuk memberikan

bantuan keuangan (Simamora, 2002:234)

Dalam pelaksanaan prosedur tersebut auditor dapat mengidentifikasi

informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu, yang jika

dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian

Page 20: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

besar tentang kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan

hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi

atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan dan beberapa di

antaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-

sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Beberapa contoh kondisi

dan peristiwa tersebut, antara lain:

a. Trend negatif

Contohnya: kerugian operasi yang berulang kali terjadi, kekurangan

modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, dan rasio keuangan

penting yang jelek.

b. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan

Contohnya: kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau

perjanjian serupa, penunggakan pembayaran deviden, penolakan oleh

pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa,

restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode

pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva.

c. Masalah intern

Contohnya: pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan

yang lain, ketergantungan besar atau sukses projek tertentu, komitmen

jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, dan kebutuhan untuk

secara signifikan memperbaiki operasi.

Page 21: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

d. Masalah luar yang telah terjadi

Contohnya: pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang

atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan

kemampuan entitas untuk beroperasi, kehilangan franchise, lisensi atau

paten penting, kehilangan pelanggan atau pemasok utama, kerugian

akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan yang

tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan

yang tidak memadai ( Ikatan Akuntan Indonesia, 2001: 341.3 )

Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan

entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu

pantas, ia harus mengambil beberapa langkah berikut. Auditor harus memperoleh

informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi

dampak kondisi dan peristiwa tersebut dan menilai apakah rencana tersebut dapat

secara efektif dilaksanakan ( Boynton , 2001: 836 ).

Pertimbangan auditor yang berhubungan dengan rencana manajemen dapat

meliputi:

a. Rencana untuk menjual aktiva

i. Pembatasan terhadap penjualan aktiva, seperti adanya pasal yang

membatasi transaksi tersebut dalam perjanjian penarikan utang atau

perjanjian serupa.

ii. Kenyataan dapat dipasarkannya aktiva yang direncanakan akan dijual oleh

manajemen.

Page 22: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

iii. Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari

penjualan aktiva.

b. Rencana penarikan utang atau restrukturisasi

i. Tersedianya pembelanjaan melalui utang, termasuk perjanjian kredit yang

telah ada atau yang telah disanggupi, perjanjian penjualan piutang atau

jual-kemudian-sewa aktiva ( sale-leaseback of assets ).

ii. Perjanjian untuk merestrukturisasi atau menyerahkan utang yang ada

maupun yang telah disanggupi atau unutk meminta jaminan utang dari

entitas.

iii. Dampak yang mungkin timbul terhadap rencana manajemen unutk

penarikan utang dengan adanya batasan yang ada sekarang dalam

menambah pinjaman atau cukup atau tidaknya jaminan yang dimiliki oleh

entitas.

c. Rencana untuk mengurangi atau menunda pengeluaran

i. Kelayakan rencana untuk mengurangi biaya overhead atau biaya

administrasi, untuk menunda biaya penilitian dan pengembangan, untuk

menyewa sebagai alternatif membeli.

ii. Dampak langsung dan tidak langsung yang kemungkinan timbul dari

pengurangan atau penundaan pengeluaran.

d. Rencana untuk menaikkan modal pemilik

i. Kelayakan rencana unutk menaikkan modal pemilik, termasuk perjanjian

yang ada atau yang disanggupi untuk menaikkan tambahan modal.

Page 23: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

ii. Perjanjian yang ada atau yang disanggupi untuk mengurangi dividen atau

untuk mempercepat distribusi kas dari perusahaan afiliasi atau infestor lain

( Ikatan Akuntan Indonesia, 2001: 341.4 ).

Dalam mengevaluasi rencana manajemen, auditor harus mengidentifikasi

unsur-unsur terutama yang signifikan untuk mengatasi dampak negatif kondisi

atau perisriwa dan harus merencanakan dan melaksanakan prosedur audit untuk

memperoleh bukti audit tentang hal tersebut. Sebagai contoh, auditor harus

mempertimbangkan cukup atau tidaknya dukungan tentang kemampuan

perusahaan untuk mendapatkan tambahan pembelanjaan atau penjualan aktiva

yang telah direncanakan.

Jika informasi keuangan prospektif sangat signifikan bagi rencana

manajemen, auditor harus meminta kepada manajemen untuk menyediakan

informasi tersebut dan harus mempertimbangkan cukup atau tidaknya dukungan

terhadap asumsi signifikan yang melandasi informasi itu. Auditor harus menaruh

perhatian khusus atau asumsi yang:

a. Material bagi informasi keuangan prospektif.

b. Rentan atau mudah sekali berubah.

c. Tidak konsisten dengan trend masa lalu.

Pertimbangan auditor harus didasarkan atas pengetahuannya mengenai

entitas, bisnis dan manajemennya dan harus meliputi (a) membaca informasi

keuangan prospektif dan asumsi yang dilandasinya serta (b) membandingkan

informasi keuangan prospektif periode lalu dengan hasil sesungguhnya yang

dicapai saat ini. Jika auditor mulai menyadari faktor-faktor yang dampaknya tidak

Page 24: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

tercermin dalam informasi keuangan prospektif tersebut, ia harus membahas

faktor-faktor tersebut dengan manajemen, dan jika perlu, meminta perbaikan atas

informasi keuangan prospektif tersebut ( Ikatan Akuntan Indonesia, 2001: 341.5 ).

Jika setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor menyimpulkan

bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya, ia harus (1) mempertimbangkan

kecukupan pengungkapan menenai ketidakmampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, dan (2)

memasukkan paragraf penjelasan ( yang mengikuti paragraf opini ) dalam laporan

audit untuk merefleksikan kesimpulannya. Jika auditor menyimpulkan bahwa jika

terdapat kesangsian besar, ia tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan

pengungkapan. Beberapa informasi yang mungkin untuk diungkapkan meliputi:

a. Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang memberikan kesangsian besar

mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya

dalam jangka waktu pantas.

b. Dampak yang memungkinkan dari kondisi dan peristiwa tersebut.

c. Evaluasi manajemen mengenai kondisi dan peristiwa tersebut dan faktor-faktor

yang dapat menguranginya.

d. Kemungkinan tidak berlanjutnya operasi.

e. Rencana manajemen ( termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan ).

f. Informasi mengenai kemampuan melakukan recover atau klasifikasi mengenai

jumlah aset yang tercatat atau jumlah atau klasifikasi kewajiban

( Boynton, 2001: 836 ).

Page 25: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Mutchler ( 1984 ) dalam LaSalle dan Anandarajan ( 1996 ) menyatakan

bahwa keputusan going concern terdiri atas dua tahap. Tahap pertama, yaitu

mengidentifikasi entitas dengan masalah going concern yang potensial. Tahap

kedua, yaitu memutuskan apakah entitas dengan masalah going concern harus

menerima laporan audit going concern. Jika auditor memutuskan bahwa suatu

entitas harus menerima laporan audit going concern, auditor harus memutuskan

laporan audit going concern jenis apa yang akan diterbitkan.

Jika setelah mempertimbangkan kondisi dan peristiwa tersebut, auditor

tidak menyangsikan kemampuan kesatuan usaha dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, auditor memberikan

pendapat wajar tanpa pengecualian.

Jika setelah mempertimbangkan kondisi dan rencana manajemen tersebut,

auditor menyimpulkan bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan

entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, laporan audit biasanya

akan diterbitkan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf

penjelasan mengenai ketidakpastian (yang mengikuti paragraf opini) untuk

merefleksikan kesimpulan tersebut ( Boynton, 2001: 836 ).

Auditor dapat memilih bentuk laporan yang lain ketika melakukan

pemeriksaan terhadap klien yang memiliki kesulitan dalam kelangsungan

usahanya. Pilihan laporan lainnya meliputi disclaimer opinion, yang dihasilkan

karena ketidakpastian yang sangat besar mengenai kemampuan entitas dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya, adverse opinion atau wajar dengan

pengecualian jika auditor yakin bahwa pengungkapan klien mengenai kesulitan

Page 26: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

keuangan dan masalah going concern tidak memadai; atau wajar dengan

pengecualian karena pembatasan lingkup jika bukti yang tersedia tidak diberikan

kepada auditor ( Robertson dan Louwers, 2002: 63 ).

Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) seksi 341 juga

dijelaskan panduan untuk mempertimbangkan pernyataan pendapat atau tidak

memberikan pendapat dalam hal auditor menghadapi masalah kesangsian atas

kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya, seperti

tampak pada gambar berikut:

Page 27: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Gambar 2.1.Diagram Pertimbangan Pemberian Opini Audit

Tidak

Ya Ya Tidak Ya Tidak Tidak Ya Tidak Ya Sumber: Standar Profesional Akuntan Publik

Apakah ada kondisi dan atau peristiwa yang berdampak

terhadap kelangsungan hidup

entitas

SA seksi 508 (PSA No.29)

Apakah auditor sangsi atas

kelangsungan hidup entitas

Apakah ada rencana

manajemen

Apakah rencana

manajemen dapat

diaksanakan?

Apakah cukup pengungkapan?

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan Berkaitan dengan

Kelangsungan hidup Entitas atau Penekanan atas Suatu Hal (Emphasis of a Matter)

Tidak memberikan

pendapat

Tidak memberikan

pendapat

Pendapat wajar dengan

pengecualian atau pendapat tidak wajar

Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian

Page 28: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

2.1.2. Kebangkrutan

Kebangkrutan (bankruptcy) secara umum diartikan sebagai kegagalan

perusahaan dalam menjalankan operasi perusahaan untuk menghasilkan laba.

Kebangkrutan sering juga disebut likuidasi perusahaan atau penutupan perusahaan

atau insolvabilitas. Menurut Matin (1995) dalam Supardi dan Mastuti (2003)

kebangkrutan adalah suatu kegagalan yang terjadi pada sebuah perusahaan dan

didefinisikan dalam beberapa pengertian yaitu:

a) Kegagalan ekonomi (Economic distressed).

Kegagalan dalam arti ekonomi biasanya berarti bahwa perusahaan

kehilangan uang atau pendapatan perusahaan tidak mampu menutupi

biayanya sendiri, ini berarti tingkat labanya lebih kecil dari biaya modal

atau nilai sekarang dari arus kas perusahaan lebih kecil dari kewajiban.

Kegagalan terjadi bila arus kas sebenarnya dari perusahaan tersebut jauh

dibawah arus kas yang diharapkan. Bahkan kegagalan dapat juga berarti

bahwa tingkat pendapatan atas biaya historis dari investasinya lebih kecil

daripada biaya modal perusahaan yang dikeluarkan untuk sebuah investasi

tersebut.

b) Kegagalan keuangan (Financial distressed).

Pengertian financial distressed mempunyai makna kesulitan dana baik

dana dalam pengertian kas maupun dana dalam pengertian modal kerja.

Sebagian asset Liability Management sangat berperan dalam pengaturan

untuk menjaga agar tidak terkena financial distressed.

Page 29: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

2.1.2.1. Model Prediksi Kebangkrutan

Kemampuan untuk memprediksikan kebangkrutan sangatlah penting bagi

berbagai pihak seperti kreditor, investor, regulator, dan auditor. Auditor,

khususnya, saat gagal memprediksi kebangkrutan dapat dituntut secara hukum

karena dianggap melakukan kegagalan audit (audit failure) (Anandarajan et al.

2001).

Penelitian mengenai kebangkrutan perusahaan diawali dari analisis rasio

keuangan karena laporan keuangan lazimnya berisi informasi-informasi penting

mengenai kondisi dan prospek perusahaan di masa yang akan datang

(Fraser,1995) dalam (Fanny dan Saputra: 2005). Penelitian dibidang akuntansi

dan keuangan telah berusaha menghasilkan beberapa model prediksi

kebangkrutan, tetapi tidak semuanya dapat digunakan untuk memprediksi

kebangkrutan pada perusahaan perbankan dan lembaga keuangan. Model prediksi

kebangkrutan yang lazim digunakan untuk perusahaan perbankan dan lembaga

keuangan adalah model prediksi Altman. Metode Altman yang dikenal dengan

beberapa rasio dalam Z-Scorenya dan sering digunakan untuk memprediksi

terjadinya kebangkrutan pada sebuah perusahaan, terbukti dapat juga

diimplementasikan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya likuidasi pada

lembaga perbankan (Adnan dan Taufiq, 2001).

Altman (1968) menemukan bahwa perusahaan dengan profitabilitas serta

solvabilitas yang rendah sangat berpotensi mengalami kebangkrutan. Ia mencoba

mengembangkan suatu model prediksi dengan menggunakan 22 rasio keuangan

Page 30: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

yang diklasifikasikan ke dalam lima kategori, yaitu likuiditas, profitabilitas,

leverage, rasio uji pasar, dan aktivitas.

Z = 1.2Z1 + 1.4Z2 + 3.3Z3 + 0.6Z4 + 0.999Z5

Dimana: Z1 = working capital/total asset Z2 = retained earnings/total asset Z3 = earnings before interest and taxes/total asset Z4 = market capitalization3/book value of debt Z5 = sales/total asset Dari hasil analisis dengan metode Altman, akan diperoleh hasil berupa

angka-angka atau nilai Z-score yang kemudian dapat menjelaskan kemungkinan

kebangkrutan itu dapat terjadi pada sebuah perusahaan. Nilai Z-score ini akan

menjelaskan kondisi keuangan perusahaan yang dibagi dalam beberapa tingkatan

atau kategori yaitu:

1. Nilai Z-score lebih kecil atau sama dengan 1,81 (Z-score ≤ 1,81) berarti

perusahaan mengalami kesulitan keuangan dengan dan risiko tinggi

2. Nilai Z-score antara 1,81 sampai dengan 2,99 (1,81≤ Z-score ≤ 2,99)

berarti perusahaan berada pada daerah abu-abu (grey area). Pada kondisi

ini perusahaan memiliki masalah keuangan yang harus ditangani dengan

tepat oleh manajemen. Jika penanganannya terlambat atau tidak tepat,

perusahaan dapat mengalami kebangkrutan. Jadi, pada grey area ini ada

kemungkinan perusahaan bangkrut dan ada pula yang tidak. Tinggal

bagaimana pihak manajemen dapat segera mengambil tindakan untuk

mengatasi masalah yang dialami perusahaan.

3. Nilai Z-score lebih dari 2,99 (Z-score ≥ 2,99) menggambarkan bahwa

perusahaan berada dalam keadaan yang sangat sehat sehingga

Page 31: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

kemungkinan kebangkrutan sangat kecil terjadi. (Adnan dan Taufiq,

2001).

Model yang dikembangkan oleh Altman ini mengalami suatu revisi. Revisi

yang dilakukan Altman merupakan penyesuaian agar model prediksi

kebangkrutan ini tidak hanya untuk perusahaan-perusahaan manufaktur yang go

public melainkan juga dapat diaplikasikan untuk perusahaan-perusahaan di sektor

swasta termasuk juga perusahaan perbankan dan lembaga keuangan. Model yang

lama mengalami perubahan pada salah satu variabel yang digunakan menjadi:

Z = 0.717Z1 + 0.874Z2 + 3.107Z3 + 0.420Z4 + 0.998Z5

Dimana: Z1 = working capital/total asset Z2 = retained earnings/total asset Z3 = earnings before interest and taxes/total asset Z4 = book value of equity/book value of debt Z5 = sales/total asset

Dengan formula Z-score tersebut daerah ambang batas berubah menjadi

2,90 dan 1,20. Artinya, perusahaan yang mempunyai skala Z di atas 2.90

diklasifikasikan sebagai perusahaan sehat, sedangkan perusahaan yang

mempunyai skor di bawah 1,20 diklasifikasikan sebagai perusahaan potensi

bangkrut. Selanjutnya, skor antara 1,20 dan 2,90 tetap disebut sebagai grey are.

Kelima rasio inilah yang akan digunakan dalam menganalisis laporan

keuangan sebuah perusahaan untuk kemudian mendeteksi kemungkinan terjadinya

kebangkrutan pada perusahaan tersebut. Dalam manajemen keuangan, rasio-rasio

yang digunakan dalam metode Altman ini dapat dikelompokkan dalam tiga

kelompok besar (Riyanto, 1995) dalam Supardi dan Mastuti (2003), yaitu:

1. Rasio Likuiditas yang terdiri atas Z1.

Page 32: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

2. Rasio Profitabilitas yang terdiri dari Z2 dan Z3.

3. Rasio Aktivitas yang terdiri dari Z4 dan Z5.

Uraian setiap variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Working Capital/Total Asset (Z1) atau Modal Kerja/Total Aktiva (Z1).

Modal kerja yang dimaksud dalam Z1 adalah selisih antara aktiva lancar

dengan utang lancar. Rasio Z1 pada dasarnya adalah rasio likuiditas yang

mengukur kemampuan perusahan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

Hasil rasio tersebut dapat negatif apabila aktiva lancar lebih kecil dari

kewajiban lancar.

2. Retained Earnings/Total Asset (Z2) atau Laba Ditahan/Total Aktiva (Z2).

Rasio ini mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi. Umur

perusahaan berpengaruh terhadap rasio tesebut karena semakin lama

perusahaan beroperasi memungkinkan untuk memperlancar akumulasi laba

ditahan. Hal tersebut menyebabkan perusahaan yang masih relatif muda pada

umumnya akan menunjukkan hasil rasio yang rendah, kecuali yang labanya

sangat besar pada masa awal berdirinya.

3. Earning Before Interest and Tax/Total Asset (Z3) atau Laba Sebelum Bunga

dari Pajak/Total Aktiva (Z3).

Rasio tersebut mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dari aktiva yang digunakan. Rasio ini meupakan kontributor terbesar dari

model tersebut. Beberapa indikator yang dapat kita gunakan dalam mendeteksi

adanya masalah pada kemempuan profitabilitas perusahaan diantaranya

adalah, piutang dagang meningkat, rugi terus-menerus dalam beberapa kuartal,

Page 33: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

persediaan meningkat, penjualan menurun, terlambatnya hasil penagihan

piutang, kredibilitas perusahaan berkurang, serta kesediaan memberi kredit

pada konsumen yang tak dapat membayar pada waktu yang ditetapkan.

4. Market Value Equity/Book Value of Debt (Z4) atau Nilai Pasar dari

Modal/Nilai Buku Utang (Z4). Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai

pasar dari modal biasa dan saham preferen, sedangkan utang mencakup utang

lancar dan utang jangka panjang.

5. Sales/Total Asset (Z5) atau Penjualan/Total Aktiva (Z5).

Rasio tersebut mengukur kemampuan manajemen dalam menggunakan aktiva

dalam menghasilkan penjualan.

2.1.3. Pertumbuhan Perusahaan

Misi perusahaan yaitu merefleksikan tujuan untuk bertahan hidup,

memperoleh laba, dan berkembang lebih besar. Tanpa mampu bertahan hidup,

perusahaan tidak memiliki kesempatan memperoleh laba dan tumbuh serta

berkembang. Setelah perusahaan mampu bertahan hidup, perusahaan diharapkan

memiliki kesempatan memperoleh laba dalam jangka panjang.

Salah satu cara untuk mengukur pertumbuhan perusahaan adalah dengan

melihat pertumbuhan asetnya. Suatu perusahaan dapat dikatakan bangkrut jika

nilai buku kewajibannya jauh lebih besar dari aset sehingga ekuitasnya menjadi

negatif (Iwan, 2003).

Pertumbuhan aset perusahaan menunjukkan pertumbuhan kekuatan

perusahaan dalam industri dan mengidentifikasikan kemampuan perusahaan

Page 34: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Perusahaan dengan negative

growth mengindikasikan kecenderungan yang lebih besar kearah kebangkrutan

(Fanny dan Saputra, 2005).

2.1.4. Reputasi Kantor Akuntan Publik

Crasswell et al. (1995) dalam Fanny dan Saputra (2005) menyatakan

bahwa klien biasanya mempersepsikan auditor yang berasal dari Kantor Akuntan

Publik besar dan memiliki afiliasi dengan Kantor Akuntan Publik internasionallah

yang memiliki kualitas lebih tinggi karena auditor tersebut memiliki karakteristik

yang dapat dikaitkan dengan kualitas, seperti pelatihan, pengakuan internasional,

serta adanya peer review.

Besar kecilnya Kantor Akuntan publik dapat dijadikan alat ukur untuk

menentukan kualitas audit (contohnya Kantor Akuntan Publik yang tergolong

dalam “Big Five” dengan “Non Big Five”) karena klien cenderung menganggap

Kantor Akuntan Publik yang besar memiliki reputasi yang baik (Rauterkus dan

Song, 2005).

Pada periode 1998-2002 ada lima Kantor Akuntan Publik besar di dunia

yang termasuk dalam golongan “The Big Five”. The Big Five adalah suatu

kelompok kantor akuntan internasional yang menangani bagian terbesar pekerjaan

audit dari perusahaan besar dan perusahaan-perusahaan publik. Anggota ''The Big

Five'' sesuai urutan berdasarkan jumlah penghasilan dan sumber daya adalah:

1. Arthur Andersen

2. Ernst and Young

Page 35: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

3. PricewaterhouseCoopers.

4. Deloitte.

5. KPMG. (www.wikipedia.com)

2.2. Perumusan Hipotesis

2.2.1. Pengaruh Penggunaan Model Prediksi Kebangkrutan Terhadap

Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern.

Kelangsungan hidup suatu perusahaan merupakan salah satu hal yang

penting yang harus diputuskan oleh auditor. Statement on Auditing Standards No.

59 (ASB 1988) menugaskan auditor untuk menilai apakah terdapat kesangsian

yang bersifat substansial terhadap kemampuan klien untuk menjaga kelangsungan

hidupnya (Parker and Peters, 2005).

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan untuk menguji

pengaruh langsung penggunaan model prediksi kebangkrutan terhadap ketepatan

pemberian opini audit going concern. Penelitian Fanny dan Saputra (2005),

Setyarno et al. (2006) menggunakan Zmijewski Models, Altman Models, Revised

Altman Models (Altman Zscore) dan Springate Models sebagai rumus untuk

menilai ketepatan pemberian opini audit going concern pada perusahaan

manufaktur. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa model-model prediksi

tersebut cukup akurat untuk menilai ketepatan pemberian opini audit going

concern.

Selain penelitian yang mengambil sampel perusahaan manufaktur, juga

terdapat penelitian lain yang mengambil sampel perusahaan non-manufaktur

Page 36: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

untuk memprediksi kebangkrutan. Supardi dan Mastuti (2003) serta Adnan dan

Taufik (2001) menguji secara empiris validitas penggunaan Altman Zscore untuk

menilai kebangkrutan pada perusahaan perbankan dan lembaga keuangan yang go

public. Hasilnya menunjukkan bahwa Altman Zscore memiliki tingkat validitas

yang cukup tinggi dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan perbankan. Dari

penelitian diatas juga dapat disimpulkan bahwa model prediksi kebangkrutan

Altman Zscore cukup akurat untuk menilai ketepatan pemberian opini audit going

concern karena laporan keuangan dengan “modifikasi” tentang going concern

mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor ada resiko bahwa perusahaan

tidak dapat bertahan dalam bisnis atau mengalami kebangkrutan (Setyarno et al.:

2006).

Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat menduga bahwa model prediksi

kebangkrutan berpengaruh terhadap ketepatan pemberian opini audit going

concern. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian Fanny dan Saputra (2005) yang

menyatakan adanya pengaruh penggunaan model prediksi kebangkrutan terhadap

ketepatan pemberian opini audit going concern. Supardi dan Mastuti (2003)

menambahkan bahwa model prediksi kebangkrutan Altman Zscore memiliki

validitas yang cukup tinggi untuk memprediksi kebangkrutan dan untuk menilai

ketepatan pemberian opini audit going concern pada perusahaan perbankan dan

lembaga keuangan. Dengan demikian rumusan hipotesis yang akan diuji sebagai

berikut:

H1: Penggunaan model prediksi kebangkrutan mempengaruhi ketepatan

pemberian opini audit going concern.

Page 37: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

2.2.2. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Pemberian Opini

Audit Going Concern.

Pertumbuhan perusahaan menggambarkan kekuatan perusahaan dalam

industri dan mengidentifikasikan kemampuan perusahaan mempertahankan

kelangsungan usahanya. Perusahaan dengan negative growth mengindikasikan

kecenderungan yang lebih besar ke arah kebangkrutan (Fanny dan Saputra, 2005).

Terdapat beberapa penelitian sebelumnya yang telah menguji pengaruh

pertumbuhan perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern antara

lain penelitian Setyarno et al. (2006). Hasilnya, pertumbuhan perusahaan yang

diukur dari peningkatan penjualan tidak berpengaruh terhadap pemberian opini

audit going concern. Hasil ini didukung oleh penelitian Fanny dan Saputra (2005)

yang meneliti pengaruh pertumbuhan aktiva terhadap pemberian opini audit going

concern pada perusahaan manufaktur. Menurut Fanny dan Saputra (2005)

pertumbuhan aktiva perusahaan juga tidak berpengaruh pada pemberian opini

audit going concern pada perusahaan manufaktur. Hal ini mengindikasikan bahwa

kenaikan penjualan atau aktiva tidak bisa menjamin perusahaan untuk tidak

menerima opini audit going concern.

Berdasarkan penelitian diatas, peneliti mencoba untuk mengkaji

pengaruh pertumbuhan perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern

pada perusahaan non manufaktur (perusahaan perbankan dan lembaga keuangan).

Dengan demikian, rumusan hipotesis penelitian yang akan diuji berikut:

H2: Pertumbuhan perusahaan mempengaruhi pemberian opini audit going

concern.

Page 38: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

2.2.3. Pengaruh Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Pemberian

Opini Audit Going Concern.

Perusahaan, sebagai klien dari auditor, biasanya memiliki persepsi bahwa

KAP (Kantor Akuntan Publik) yang besar dapat menyediakan kualitas audit yang

lebih baik daripada KAP yang berskala kecil. De Angelo (1981) dalam Setyarno

et al. (2006) menyatakan bahwa auditor skala besar memiliki insentif yang lebih

untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi dibandingkan auditor skala kecil.

Fanny dan Saputra (2005) yang mengambil sampel perusahaan manufaktur

di BEJ pada periode 1998-2002 mengungkapkan bahwa reputasi Kantor Akuntan

Publik tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern. Hal ini

berarti bahwa besar kecilnya KAP tidak mempengaruhi besar kecilnya

kemungkinan KAP tersebut untuk mengeluarkan opini audit going concern.

McKinley et al. (1985) dalam Fanny dan Saputra (2005) menyatakan,

ketika sebuah Kantor Akuntan Publik mengklaim dirinya sebagai KAP besar

seperti yang dilakukan ”big four firms”, maka mereka akan berusaha keras untuk

menjaga nama besar tersebut dengan menghindari tindakan-tindakan yang dapat

mengganggu nama besar mereka.

Mutchler et al. (1997) dalam Setyarno et al. (2006) mengungkapkan hasil

penelitiannya bahwa auditor yang tergolong dalam ”The Big Six” lebih cenderung

memberikan opini audit going concern pada perusahaan yang mengalami

financial distress dibandingkan auditor ”Non Big Six”. Auditor skala besar dapat

menyediakan kualitas audit yang lebih baik dibanding auditor skala kecil,

termasuk dalam mengungkapkan masalah going concern. Semakin besar skala

Page 39: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

auditor, akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit

going concern.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti dapat menduga bahwa reputasi Kantor

Akuntan publik berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern

karena sesuai dengan hasil penelitian Mutchler et al. (1997) dalam Setyarno et al.

(2006) karena auditor dengan skala besar memiliki insentif lebih untuk

mendeteksi dan melaporkan masalah going concern kliennya.. Dengan demikian,

rumusan hipotesis penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut:

H3: Reputasi Kantor Akuntan Publik mempengaruhi pemberian opini audit

going concern.

Page 40: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Profil Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan

perbankan dan lembaga-lembaga keuangan yang tedaftar di BEJ (Bursa Efek

Jakarta) dengan mengacu pada bank dan lembaga-lembaga keuangan yang

termuat dalam Indonesian Capital Market Directory tahun 2000, 2001 dan 2002.

Sampel yang terdiri atas 121 Laporan keuangan dari berbagai perusahaan

perbankan dan lembaga keuangan yang terdaftar di BEJ (Bursa Efek Jakarta)

selama kurun waktu tiga tahun yaitu 1999-2001 (lampiran 1).

Pengujian dilakukan secara sekaligus terhadap 121 sampel selama tiga

periode (1999-2001) karena telah memenuhi uji autokorelasi yang artinya tidak

terjadi korelasi di antara data pengamatan, sehingga munculnya suatu data tidak

dipengaruhi oleh data sebelumnya.

Tiap sampel yang diambil kemudian dihitung nilai Altman Z-score dengan

rumus:

Z = 0.717Z1 + 0.874Z2 + 3.107Z3 + 0.420Z4 + 0.998Z5

Keterangan: Z1= working capital/total asset Z2= retained earnings/total asset Z3= earnings before interest and taxes/total asset Z4= book value of equity/book value of debt Z5= sales/total asset.

Page 41: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Hasil perhitungan nilai Altman Z-score perusahaan perbankan dan lembaga

keuangan yang terdaftar di BEJ (Bursa Efek Jakarta) pada tahun 2001 tampak

pada Tabel 4.1 (untuk tabel selengkapnya lihat Lampiran 2):

Page 42: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Tahap berikutnya adalah menghitung pertumbuhan aset perusahaan dan

memasukkan opini audit serta reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik) tiap-tiap

sampel. Perhitungan pertumbuhan aset perusahaan, opini audit, serta reputasi

KAP (Kantor Akuntan Publik) untuk perusahaan perbankan dan lembaga

keuangan yang terdaftar di BEJ (Bursa Efek Jakarta) tahun 2001 tampak pada

Tabel 4.2 (tabel selengkapnya lihat Lampiran 3):

Page 43: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Tabel 4.2 Perhitungan Pertumbuhan Aset, Opini Audit dan Reputasi KAP Perusahaan

Perbankan dan Lembaga Keuangan yang terdaftar di BEJ tahun 2001

No Bank dan Lembaga Keuangan Opini Audit

Altman Z-score Pertumbuhan Aset

Reputasi KAP

1 BCA 1 0.259101 7,018,089,287,000 1 2 Bank Buana Indonesia 0 0.36996 1,663,606,107,000 1 3 BNI 0 0.239617 11,172,813,000,000 1 4 Bank Nusantara Parahyangan 0 0.225527 317,997,216,866 0 5 Bank CIC Internasional 0 -0.0887 4,193,870,000,000 1 6 Bank Danamon Indonesia 1 0.16289 -9,487,990,000,000 1 7 Bank Danpac 0 0.226214 181,444,619,969 0 8 Bank Eksekutif Internasional 0 -0.191883 -24,493,380,911 0 9 Bank Global Internasional 1 0.212078 286,753,379,000 0 10 Bank Niaga 0 -0.418147 4,284,773,009,000 1 11 Bank Internasional Indonesia 0 -1.146709 30,754,397,000,000 1 12 Bank Bali 0 -0.284538 1,058,046,568,383 1 13 Bank Pikko 0 -0.116699 441,021,260,996 0 14 Bank Swadesi 0 0.231448 53,691,840,934 1 15 Bank Victoria International 0 0.121742 279,564,172,000 1 16 Bank Interpacific 0 -0.631578 -950,824,830 1 17 Bank Lippo 0 -0.147759 1,183,610,312,000 1 18 Bank Mega 1 13.44138 4,136,519,690,746 1 19 Bank NISP 0 0.012243 1,876,705,932,597 0 20 Bank PAN 0 0.056042 7,009,898,000,000 1 21 Asuransi Bina Dana Arta 0 0.77552 11,139,977,000 0 22 Asuransi Harta Aman Pratama 1 1.380563 2,819,962,068 0 23 Asia Kapitalindo Securities 1 2.356528 41,625,993,209 1 24 Asuransi Bintang 0 0.733261 181,100,985,000 1 25 Asuransi Dayin Mitra 1 0.761754 26,973,219,308 0 26 Asuransi Ramayana 1 1.198555 133,132,248,594 1 27 BBL Danatama Finance 0 -0.628878 96,494,929,167 0 28 BFI Finance Indonesia 0 -1.052391 -83,102,042,378 1 29 Bhakti Investama 1 0.941057 113,297,810,785 1 30 Clipan Finance Indonesia 1 5.809232 9,485,919,724 1

Sumber: Lampiran 3 Keterangan kolom opini audit: 0= non going concern 1= going concern Keterangan kolom reputasi KAP: 0= tidak diaudit oleh big five 1= diaudit oleh big five 4.2 Variabel dan Gambaran Karakteristik Data

Page 44: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Ada dua jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel

dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini, yaitu

opini audit going concern, sedangkan variabel independen ada tiga, yaitu model

prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan auditan, dan reputasi Kantor

Akuntan Publik.

Karakteristik data menggambarkan rataan data (mean), variasi data

(standar deviasi), frekuensi, dan sebagainya. Dari Tabel 4.1 didapatkan

karakteristik data sebagai berikut:

Tabel 4.3 Opini Audit Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan yang terdaftar di BEJ

periode 1999-2001 Opini Frekuensi Persentase

Non going concern 84 69,4 % Going concern 37 30,6% Total 121 100%

Tabel 4.4 Reputasi KAP yang mengaudit Perusahaan Perbankan dan Lembaga Keuangan

yang terdaftar di BEJ periode 1999-2001 Opini Frekuensi Persentase

Big Five 39 32,2 % Non Big Five 82 67,8 % Total 121 100%

Tabel 4.5 Nilai Altman Zscore dan Pertumbuhan Perusahaan Perbankan dan Lembaga

Keuangan yang terdaftar di BEJ periode 1999-2001 N Minimum Maksimum Rata-rata Std.Deviasi Zscore 121 -5.15 13.44 0.2880 1.93528

Pertumbuhan (Growth)

121 -95 23.00 0.4179 2.22665

Sumber: lampiran 4 Keterangan: nilai pertumbuhan perusahaan (Growth) merupakan nilai koefisien log.

Page 45: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Berdasarkan statistik deskriptif pada Tabel 4.5 di atas, dengan

menggunakan metode pooled data diperoleh 121 data observasi pada periode

tahun 1999 sampai 2001. Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai

revised altman models minimum sebesar -5.15, nilai maksimum sebesar 13.44,

dan nilai rata-rata sebesar -0.2880 dengan nilai standar deviasi sebesar 1.93528.

Tanda negatif pada nilai revised altman models menunjukkan bahwa perusahaan

memiliki kecenderungan ke arah kebangkrutan. Selain itu, nilai standar deviasi

yang lebih besar dari nilai rata-rata revised altman models mengindikasikan

adanya jarak atau penyimpangan yang cukup lebar antara nilai maksimum dan

nilai minimum dari revised altman models tersebut.

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas diperoleh nilai pertumbuhan perusahaan

minimum sebesar -95, nilai maksimum sebesar 23.00, dan nilai rata-rata sebesar

0.4179 dengan standar deviasi sebesar 2.22665. Tanda negatif pada nilai

manajemen pertumbuhan perusahaan menunjukkan adanya penurunan asset

perusahaan, sedangkan nilai positif menunjukkan adanya kenaikan asset

perusahaan. Dengan demikian, berdasarkan nilai rata-rata pertumbuhan

perusahaan sebesar 0.4179 diperoleh indikasi kecenderungan terjadi kenaikan

asset perusahaan selama periode 1999-2001.

4.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik

Agar model regresi dapat memberikan hasil yang representatif, model

regresi harus memenuhi empat uji asumsi klasik sebagaimana dijelaskan berikut

ini.

Page 46: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

4.3.1 Uji Normalitas

Untuk menguji apakah data penelitian ini berdistribusi normal, digunakan

metode One-Sample Kolmogorov-Smirnov. Kriteria pengujian normalitas data,

yaitu:

a. Jika probabilitas > 0.05 berarti data berdistribusi normal

b. Jika probabilitas < 0.05 berarti data tidak berdistribusi normal.

Hasil uji normalitas penelitian ini disajikan pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Variabel Independen

Variabel Kolmogorov-Smirnov

Test Z Asymp.Sig (2-tailed)

Pengaruh Revised Altman Model (ZSCORE), Pertumbuhan Perusahaan Auditan (GROWTH), dan Reputasi Kantor Akuntan Publik

2.672

0.000

Sumber: lampiran 5

Besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 2.672 dan signifikan pada

0.000 yang berarti lebih kecil dari 0.05 (α =5%). Hal ini berarti bahwa data

penelitian ini tidak terdistribusi secara normal. Dengan kata lain, asumsi

normalitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini disebabkan penelitian ini menggunakan

data yang bertipe nominal. Oleh karena itu, pengujian dalam penelitian ini akan

digunakan model regresi logistik berganda . Model regresi logistik berganda dapat

digunakan pada data yang tidak berdistribusi normal (Hair et al., 1998: 246).

Page 47: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

4.3.2 Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas, penelitian ini menggunakan

nilai Value Inflation Factor (VIF). Jika nilai VIF > 10, diasumsikan terjadi

multikolinearitas. Sebaliknya jika nilai VIF < 10, tidak terjadi multikolinearitas

(Aliman, 2000: 27).

Hasil uji multikolinearitas penelitian ini disajikan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas Variabel Independen

Variabel Nilai VIF Keterangan Revised Altman Model (ZSCORE) 1.003 Non Multikolinearitas Pertumbuhan Perusahaan Auditan (GROWTH)

1.019 Non Multikolinearitas

Reputasi Kantor Akuntan Publik (REPUT)

1.017 Non Multikolinearitas

Sumber: lampiran 6

Hasil perhitungan nilai VIF menunjukkan bahwa tidak ada satupun

variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 (non multikolinearitas).

Hal ini berarti tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model

regresi penelitian ini.

4.3.3 Uji Autokorelasi

Asumsi autokorelasi dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan uji

Durbin Watson (DW). Secara konvensional dapat dikatakan bahwa suatu

persamaan regresi dikatakan telah memenuhi asumsi autokorelasi jika nilai DW

mendekati dua atau lebih.

Hasil Uji Autokorelasi penelitian ini disajikan pada tabel 4.8.

Page 48: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Antar Variabel

dl du 4-du 4-dl dw Interprestasi

Nilai 1.613 1.736 2.264 2.387 1.910 Tidak ada autokorelasi Sumber : lampiran 7 Keterangan : Jumlah data (observasi) = 121

Dependent Variabel Y du: nilai batas atas tabel Durbin Watson dl : nilai batas bawah tabel Durbin Watson

Nilai dl dan du pada level 5 % dengan K = 3, N=121 dw: Durbin Watson

Hasil pengujian autokorelasi menunjukkan bahwa nilai DW terletak di

antara du dan 4-du (1.736 < 1.910 < 2.264). Hal ini berarti dalam model penelitian

ini tidak terdapat autokorelasi karena nilai DW (Durbin Watson) mendekati dua.

4.3.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu uji

korelasi Glejser. Rule of thumb yang digunakan adalah bila nilai t-hitung > t-tabel ,

berarti terjadi heteroskedastisitas, namun sebaliknya apabila nilai t-hitung < t-tabel,

akan terjadi homoskedastisitas.

Hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel Independen

Variabel Independen T hitung Sig Interprestasi

Revised altman model (ZSCORE) -0.975 0.332 homoskedastisitas Pertumbuhan perusahaan auditan (GROWTH) -1.571 0.119 homoskedastisitas Reputasi kantor akuntan publik (REPUT) -1.639 0.104 homoskedastisitas

Sumber data: lampiran 8 Keterangan : Jumlah data (observasi) = 121

Nilai Ttabel : α = 5% = 1.980 (lihat Gujarati, 1997:392) Dependent Variabel Absolut Residual (ABSU)

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan bahwa Thitung variabel-

variabel independen penelitian ini tidak ada yang lebih besar dari Ttabel. Nilai Ttabel

Page 49: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

yaitu 1.980 (N=121, α = 5%). Hal ini berarti tidak terdapat heteroskedastisitas

antara Revised Altman Model, pertumbuhan perusahaan auditan, dan reputasi

kantor akuntan publik terhadap nilai absolut residual.

4.3.5 Penilaian Overall Fit Model

Hipotesis yang digunakan untuk menilai overall fit model adalah sebagai

berikut:

Ho :Model yang dihipotesiskan fit dengan data

Ha :Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Penelitian ini menggunakan Hosmer and Lameshow’s Goodnes of Fit Test

untuk menilai overall fit model. Dalam Ghozali (2005: 219) dijelaskan bahwa

Hosmer and Lameshow’s Goodnes of Fit Test menguji data hipotesis nol, yaitu

data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model

dengan data sehingga model dapat dikatakan fit). Kriteria pengujian yang

dilakukan, yaitu :

a. Angka signifikansi (Sig) < 0.005 maka Ho ditolak dan Ha diterima.

b. Angka signifikansi (Sig) > 0.005 maka Ho diterima dan Ha ditolak.

Tampilan output SPSS dalam Lampiran 9 menunjukkan bahwa nilai

signifikansi Hosmer and Lameshow’s test sebesar 0.269 yang lebih besar dari

0.05 (0.269 > 0.005). Artinya, Ho diterima dan Ha ditolak. Ho diterima berarti

tidak ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya. Jadi,

dapat disimpulkan bahwa model yang dihipotesiskan sudah fit dengan data

sehingga model yang digunakan dalam penelitian ini dapat memprediksi dengan

baik.

Page 50: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

4.4 Analisis Model Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan regresi logistik

berganda. Hasil uji regresi logistik berganda disajikan pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda Penelitian

Variabel Keterangan β S.E Wald Sign ZSCORE revised altman model 1.394 0.346 16.266 0.000* GROWTH Pertumbuhan perusahaan auditan -1.709 0.845 4.085 0.043*

REPUT Reputasi Kantor Akuntan Publik -1.069 0.543 3.872 0.049* B (Konstanta) -0.724 0.448 2.614 0.106

Nagelkerke R2 0.553 Sumber: lampiran 10 Keterangan : Jumlah data = 121

* signifikan pada level 5 %; Variabel dependenY S.E = Standard Error Wald = Nilai Wald B = Konstanta Berdasarkan hasil analisis tersebut maka regresi logistik berganda penelitian ini

dapat dinyatakan sebagai berikut:

LnP

P

−1= -0.724 + 1.394ZSCORE + (-1.709)GROWTH + (-1.069)REPUT + e

Keterangan: ZSCORE : Nilai Revised Altman model GROWTH : Pertumbuhan Perusahaan REPUT : Reputasi KAP

Setelah diketahui nilai dari parameter β, dan juga probabilitas dari

keseluruhan variabel (P), maka perlu diketahui juga nilai pengaruh dari perubahan

pada setiap variabel (marginal effect). Nilai marginal effect dihitung dengan

rumus:

Page 51: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

∂ Pi/∂ Xij = βjPi(1-Pi) Keterangan: ∂ Pi/∂ Xij = marginal effect βjPi = nilai β pada probabilitas i P = Probabilitas

Nilai marginal effect tersebut tersaji pada tabel 4.11.

Tabel 4.11

Pengaruh dari Perubahan pada Setiap Variabel (marginal effect)

Variabel independen Marginal Effect

revised altman model (ZSCORE) 0.939

pertumbuhan perusahaan auditan (GROWTH) -1.151

reputasi kantor akuntan publik (REPUT) -0.720

sumber: lampiran 11 Intepretasi hasil analisis regresi logistik berganda diatas adalah sebagai berikut:

1. β o= -0.724

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa jika tidak ada Revised Altman Model,

pertumbuhan perusahaan dan reputasi kantor akuntan publik, opini audit going

concern bernilai sebesar -0.724. Hal ini berarti bahwa opini audit going

concern (Y) sebesar -0.724 sebelum atau tanpa adanya Revised Altman

Model, pertumbuhan perusahaan, dan reputasi Kantor Akuntan Publik.

2. β 1 = 1.394

Nilai koefisien regresi β 1 menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan

variabel Revised Altman Model sebesar 1 kali maka log of odds opini audit

going concern akan meningkat sebesar 1.394.

Page 52: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

3. β 2 = -1.709

Nilai koefisien regresi β 2 menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan

variabel pertumbuhan perusahaan sebesar 1 kali maka log of odds opini audit

going concern akan menurun sebesar 1.079

4. β 3 = -1.069

Nilai koefisien regresi β 3 menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan

variabel reputasi kantor akuntan publik sebesar 1 kali maka log of odds opini

audit going concern akan menurun sebesar 1.069.

4.5 Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan regresi logistik.

Tujuan pengujian hipotesis, yaitu untuk mengetahui apakah penggunaan model

prediksi kebangkrutan yang diproksi dengan Revised Altman Model, pertumbuhan

perusahaan auditan, serta reputasi Kantor Akuntan Publik mempengaruhi

ketepatan pemberian opini audit going concern.

Uji Wald dan perhitungan marginal effect dilakukan untuk melihat apakah

variabel independen secara individu mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap variabel dependen dan jika terdapat pengaruh, dapat diketahui juga nilai

pengaruh dari perubahan setiap variabel.

Page 53: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Tabel 4.12

Hasil Uji Hipotesis

Hipotesis alternatif (Ha)

Nilai Sig.t

Nilai Marginal effect

Keterangan

Variabel Revised Altman Model berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.

0.000* 0.939 H1o ditolak H1a tidak ditolak

Variabel pertumbuhan berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit gong concern

0.043* -1.151 H2o ditolak H2a tidak ditolak

Variabel reputasi kantor akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit gong concern

0.049* -0.720 H3o ditolak H3a tidak ditolak

Sumber: Lampiran 10 Keterangan: *signifikan pada 5% Intepretasi Tabel 4.12, yaitu sebagai berikut:

a. Revised Altman Model

Pada level signifikan 5 %, variabel revised altman model memiliki nilai

signifikansi sebesar 0.000. Nilai ini lebih kecil dari 0.05 (0.00 < 0.05). Dengan

demikian, pengujian menunjukkan H1o ditolak dan H1a tidak ditolak. Hasil ini

memperlihatkan bahwa variabel Revised Altman Model berpengaruh secara

signifikan terhadap opini audit going concern.

Untuk perhitungan nilai marginal effect, dapat diketahui bahwa Revised

Altman Model memberikan pengaruh yang positif terhadap opini audit going

concern Hal ini dapat dilihat dari nilai marginal effect yaitu sebesar 0,939.

Page 54: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Artinya, setiap peningkatan nilai revised altman model, maka akan

menyebabkan opini audit going concern meningkat sebesar 0,939. Hal ini

berarti semakin baik nilai Revised Altman Model maka semakin baik pula opini

audit yang diberikan (going concern).

b. Pertumbuhan Perusahaan Auditan

Variabel pertumbuhan perusahaan auditan memiliki nilai signifikansi

sebesar 0.043, nilai ini lebih kecil dari 0.05 (0.043 < 0.05). Hal ini menunjukkan

bahwa H2o ditolak dan H2a tidak ditolak. Hasil ini memperlihatkan bahwa

variabel pertumbuhan perusahaan auditan berpengaruh secara signifikan

terhadap opini audit going concern.

Dari hasil perhitungan nilai marginal effect, juga dapat disimpulkan bahwa

variabel pertumbuhan perusahaan auditan memberikan pengaruh yang negatif

terhadap opini audit going concern. Ini dapat dilihat dari nilai marginal effect

yaitu sebesar -1.151. Artinya setiap peningkatan pertumbuhan perusahaan akan

menyebabkan opini audit going concern menurun sebesar 1.151. Hal ini

membuktikan bahwa peningkatan pertumbuhan perusahaan tidak memberikan

jaminan bahwa perusahaan tidak akan menerima opini audit mengenai

kelangsungan usaha (going concern).

c. Reputasi Kantor Akuntan Publik

Untuk faktor reputasi kantor akuntan publik memiliki nilai signifikansi

sebesar 0.049 yang lebih kecil dari 0.05 (0.049 < 0.05) Hal ini menunjukkan

bahwa H3o ditolak dan H3a tidak ditolak, berarti bahwa variabel reputasi kantor

Page 55: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

akuntan publik berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going

concern.

Dari hasil perhitungan nilai marginal effect, dapat disimpulkan bahwa

variabel reputasi kantor akuntan publik memberikan pengaruh yang negatif

terhadap opini audit going concern. Ini dapat dilihat dari nilai marginal effect,

yaitu sebesar -0.720. Artinya, setiap peningkatan reputasi kantor akuntan publik

akan menyebabkan opini audit going concern menurun sebesar 0.720. Hal ini

membuktikan bahwa semakin baik reputasi Kantor Akuntan Publik tidak

menjamin pemberian opini audit going concern.

Dari hasil pengujian yang terdapat pada tampilan output SPSS dalam

lampiran dapat dilihat bahwa nilai Sig.t untuk model prediksi kebangkrutan

sebesar 0.000. Nilai ini lebih kecil daripada 0.05 (0.000 < 0.05). Hal ini berarti

penggunaan model prediksi kebangkrutan mempengaruhi ketepatan pemberian

opini audit going concern. Penerimaan atas hipotesis pertama tersebut konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Hopwood et.al. (1994), Koh (1991),

Levitan dan Knoblett (1985), Altman (1982), Deakin (1977), dan Fanny dan

Saputra (2005) yang menyarankan para auditor untuk menggunakan model-model

prediksi kebangkrutan dalam membuat keputusan mengenai kelangsungan hidup

perusahaan klien.

Hasil penelitian berikutnya menunjukkan bahwa pertumbuhan perusahaan

auditan berpengaruh negatif terhadap ketepatan pemberian opini audit going

concern. Hal ini terjadi karena pertumbuhan aset perusahaan belum tentu diikuti

dengan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba serta meningkatkan

Page 56: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

saldo labanya. Dari data yang diteliti banyak ditemukan perusahaan yang

walaupun memiliki total aset yang meningkat setiap tahunnya namun tetap saja

mengalami rugi ataupun memiliki nilai saldo laba yang negatif. Hasil ini konsisten

dengan hasil penelitian Fanny dan Saputra (2005).

Hasil penelitian juga menunjukkan adanya pengaruh yang negatif antara

reputasi kantor akuntan publik dengan opini audit going concern. Hal ini

dikarenakan ketika sebuah kantor akuntan publik sudah memiliki reputasi yang

baik maka ia akan berusaha mempertahankan reputasinya itu dan menghindarkan

diri dari hal-hal yang bisa merusak reputasinya tersebut. Hasil penelitian ini

konsisten dengan hasil penelitian Fanny dan Saputra (2005) dan Barnes dan Huan

(1993).

4.6 Goodness of Fit Model Penelitian

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

dari goodness of fit-nya (Ghozali, 2005: 83). Secara statistik, salah satu cara untuk

mengukur goodnes of fit, yaitu dengan mengukur nilai koefisien determinasi.

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 adalah

antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel

independen dalam menjelaskan variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai

yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen

(Ghozali, 2005: 83)

Page 57: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Nilai R2 pada paket program SPSS ditunjukkan dengan nilai Negelkerke

pada tabel 4.10 yaitu sebesar 0.553. Angka ini berarti bahwa variabilitas opini

audit going concern sebagai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh Revised

Altman Model, pertumbuhan perusahaan dan reputasi Kantor Akuntan Publik

sebagai variabel independen dalam persamaan regresi logistik yang diperoleh

yaitu sebesar 55%, sedangkan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh variabel lain di

luar persamaan model.

Page 58: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab IV maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Model prediksi kebangkrutan Revised Altman Model berpengaruh positif

terhadap ketepatan pemberian opini audit going concern pada perusahaan

perbankan dan lembaga keuangan di Indonesia. Ini berarti semakin besar nilai

Revised Altman Model maka perusahaan perbankan dan lembaga keuangan

tersebut memiliki kecenderungan tidak diragukan lagi kelangsungan usahanya

(semakin going concern), contohnya Panin Life (1999), Asia Kapitalindo

Securities (2000), dan Bank Mega (2001).

2. Pertumbuhan perusahaan auditan berpengaruh negatif terhadap ketepatan

pemberian opini audit going concern pada perusahaan perbankan dan lembaga

keuangan di Indonesia. Hal ini berarti naiknya nilai aset perusahaan perbankan

dan lembaga keuangan belum tentu menjamin kepastian kelangsungan usaha

perusahaan perbankan dan lembaga keuangan tersebut, contoh pada bank

Nusantara Prahyangan (2001), Bank CIC Internasional (1999),dan Bank Pikko

(2001)

3. Reputasi Kantor Akuntan publik berpengaruh negatif terhadap ketepatan

pemberian opini audit going concern. Hal ini berarti Kantor Akuntan Publik

yang memiliki reputasi baik (tergolong dalam ”the big five”) tidak

Page 59: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

memberikan jaminan akan memberikan opini audit going concern terhadap

setiap perusahaan perbankan dan lembaga keuangan yang menjadi kliennya.

Contohnya Bank Victoria Internasional (1999), Maskapai Reasuransi

Indonesia (1999), dan Pacific Utama (1999).

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:

1. Pengaruh variabel model prediksi kebangkrutan, pertumbuhan perusahaan

auditan, dan reputasi Kantor Akuntan Publik terhadap pemberian opini audit

going concern hanya mampu menjelaskan sebesar 55%, sedangkan sisanya

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Penelitian ini hanya menggunakan total aset sebagai proksi variabel

pertumbuhan perusahaan auditan. Padahal, kenaikan total aset belum tentu

diimbangi dengan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba.

3. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan-perusahaan perbankan dan

lembaga keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebagai

populasi.

4. Penelitian ini hanya menggunakan faktor ekonomis, sementara banyak faktor

non-ekonomis seperti teknologi, sumber daya manusia, budaya perusahaan,

dan sebagainya yang juga penting untuk diperhatikan dalam memprediksikan

kebangkrutan.

Page 60: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

5.3 Saran

1. Penelitian selanjutnya perlu memasukkan variabel-variabel lain yang memiliki

pengaruh terhadap pemberian opini audit going concern.

2. Penelitian selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan total aset sebagai

proksi pertumbuhan perusahaan auditan.

3. Penelitian selanjutnya sebaiknya memperluas populasi selain perusahaan

perbankan dan lembaga keuangan.

4. Penelitian selanjutnya sebaiknya juga memperhatikan aspek-aspek non-

ekonomis yang mungkin berpengaruh dalam menilai kinerja keuangan

perusahaan sehingga akan diperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai

keadaan perusahaan.

Page 61: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Daftar Pustaka

Adnan, M.A.dan Taufik M.I. 2001. Analisis Ketepatan Prediksi Metode Altman

Terhadap Terjadinya Likuidasi pada Lembaga Perbankan (Kasusu Likuidasi

Perbankan di Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol.5 No.2.

Aliman, 2000. Modul Ekonometrika Terapan. Yogyakarta: PAU Studi Ekonomi

UGM.

Arens, A.A.and Loebbecke, J.K. 1994. Auditing An Integrated Approach. USA:

Prentice Hall.

Arif, Sritua. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press. Boynton, William. 2001. Modern Auditing. USA: John Wiley and Sons, Inc.

Bursa Efek Jakarta. 2000. Indonesian Capital Market Directory. 2000. Jakarta:

ECFIN.

Bursa Efek Jakarta. 2001. Indonesian Capital Market Directory. 2001. Jakarta:

ECFIN.

Bursa Efek Jakarta. 2002. Indonesian Capital Market Directory. 2002. Jakarta:

ECFIN.

Cybinski, Patty and Carolyn Windsor. 2005. The Efficacy of Auditors' Going-

Concern Opinions Compared with a Temporal and an Atemporal Bankruptcy

Risk Model: Analysing U.S Trade and Service Industry Failures 1974-1988.

Palmerston North, Vol.17, No.1.

Dajan, Anton. 1986. Pengantar Metode Statistik. Jakarta: LP3ES.

Page 62: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Fanny, M. dan Saputra, S. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan

Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan dan Reputasi

Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emitten Bursa Efek Jakarta). Makalah.

Simposium Nasional AkuntansiVII, Solo.

Gujarati, Damodar. 1997. Basic Econometrics. 1978. McGraw-Hill, Inc. Sumarno

Zain (penterjemah). Ekonometrika Dasar. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Hani., Cleary, dan Muchlasin. 2003. Going Concern dan Opini Audit: Suatu Studi

pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Jakarta. Makalah. Simposium

Nasional Akuntansi VI, Surabaya.

Hariadi, B. 2003. Strategi Manajemen. Malang: Bayumedia Publishing.

Hartadi, B. 2001. Analisis Multivariate Pada Proses Pembuatan Keputusan

Pendapat Kelangsungan Usaha. Kompak,No.1.

Indriantoro, Nur dan Supomo. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajeman. Yogyakarta: BPFE.

Iwan, M. 2003. Bankruptcy Prediction Model with ZETA Optimal Cutt-Off Score

To Correct Type I Errors. Makalah. Simposium Nasional Akuntansi VI,

Surabaya.

LaSalle, R.E and Anandarajan, A.1996. Auditor’s View on The Type of Audit

Report Issued To Entities With Going Concern Uncertainties. Accounting

Horizons, Vol.8, No.2.

Muhammad, S. 2004. Manajemen Strategik. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Page 63: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Murugan, Anandarajan., Picheng Lee and Asokan Anandarajan. 2001. Bankruptcy

Prediction of Financially Stressed Firms: An Examination of The Predictive

Accuracy of Artificial Neural Networks. International Journal of Intelligent

Systems In Accounting Finance and Management, Vol.10, No.2

Parker, Susan and Peters, F. 2005. Corporate Governance Factors and Auditor

Going Concern Assesment. Review of Accounting and Finance,Vol.4, No.3.

Ponemon, L.A. and Raghunandan, K. 1994. What Is “Substantial Doubt”?.

Accounting Horizons, Vol.1, No.2.

Rauterkus and Song. 2005. Auditor’s Reputation and Equity Offerings: The Case

Of Arthur Andersen. Financial Management, Vol. 34.

Robertson, J.C. and Louwers, T.J. 2002. Auditing and Assurance Services. New

York: McGraw-Hill.

Sekaran, U. 2003. Research Methods For Business: A Skill Building Approach.

USA: John Wiley and Son Inc.

Setyarno, Eko Budi., Indira Januarti, dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit,

Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,

Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Makalah.

Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Simamora, H. 2002. Auditing. UPP AMP YKPN. Yogyakarta

Supardi dan Mastuti,S. 2003. Validitas Penggunaan Z-Score Altman Untuk

Menilai Kebangkrutan Pada Perusahaan Perbankan Go Public di Bursa Efek

Jakarta.Kompak, No.7.

Page 64: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Venuti, Elizabeth K. 2004. The Going concern Assumption Revisited: Assessing

Company Future Viability. The CPA Journal, Vol.74, No.5.

Whittington, O.R. and Pany, K. 2000. Principles of Auditing and Other Assurance

Services. Singapore: McGraw-Hill.

Widayat, Amirullah. 2002. Riset Bisnis..Yogyakarta: Graha Ilmu.

www.wikipedia.org/wiki/The_Big_Four_auditors. 2007. akses tanggal 3 Februari.

2007.

Page 65: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 1

Perusahaan Perbankan dan Lembaga keuangan yang Dijadikan Sampel Penelitian

No Perusahaan Perbankan Lembaga Keuangan 1 Bank Arta Niaga Kencana Asuransi Bina Dana Arta 2 Bank Bali Asuransi Bintang 3 Bank Buana Indonesia Asuransi Dayin Mitra 4 Bank CIC Internasional Asuransi Harta Aman Pratama 5 Bank Danamon Asuransi Ramayana 6 Bank Danpac Bakrie Finance Corporation 7 Bank Eksekutif Internasional Asia Kapitalindo Securities 8 Bank Global Internasional BBL Dhrmala Finance 9 Bank Inter Pacific BFI Finance Indonesia 10 Bank Internasional Indonesia Bhakti Investama 11 Bank Lippo Bunas Finance 12 Bank Mayapada Clipan Finance Indonesia 13 Bank Mega Danasupra Erapasifik 14 Bank Niaga GT Investama Kapital 15 Bank NISP Indocitra Finance 16 Bank Nusantara Parahyangan Lippo General Insurance 17 Bank PAN Lippo Pacific 18 Bank Pikko Lippo Securities 19 Bank Swadesi Makindo 20 Bank Universal Mandiri Intifinance 21 BNI Manly Unitama Finance 22 Unibank Maskapai Reasuransi Indonesia 23 BCA Pacific Utama 24 Bank Victoria Internasional Panin Insurance 25 Panin Life 26 Panin Sekuritas 27 Sinarmas Multiartha 28 Siwani Intifinance 29 Siwani Trimitra 30 Trimegah Securities

Page 66: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan
Page 67: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan
Page 68: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 4

Hasil Output Statistik Deskriptif

Opiniaudit

84 69.4 69.4 69.4

37 30.6 30.6 100.0

121 100.0 100.0

non going concern

going concern

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

REPUT

39 32.2 32.2 32.2

82 67.8 67.8 100.0

121 100.0 100.0

big five

non big five

Total

ValidFrequency Percent Valid Percent

CumulativePercent

Descriptive Statistics

121 -5,15 13,44 ,2880 1,93528

121 -,95 23,00 ,4179 2,22665

121

ZSCORE

GROWTH

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Page 69: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 5

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

121

.0000000

.29103930.243

.243-.087

2.672

.000

NMean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most ExtremeDifferences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Differencebetween

observed andpredicted

probabilities

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 70: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 6

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

.473 .071 6.711 .000

.015 .005 .273 3.222 .002 .997 1.003

-.034 .018 -.165 -1.925 .057 .981 1.019

-.254 .084 -.258 -3.019 .003 .984 1.017

(Constant)

ZSCORE

GROWTH

REPUT

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Opiniaudita.

Page 71: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 7

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

.400a .160 .139 .42941 1.910Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), REPUT, ZSCORE, GROWTHa.

Dependent Variable: Opiniauditb.

Page 72: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 8

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variables Entered/Removedb

REPUT,ZSCORE,GROWTH

a . Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: absub.

Model Summary

.210a .044 .020 .22005Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Predictors: (Constant), REPUT, ZSCORE, GROWTHa.

ANOVAb

.262 3 .087 1.806 .150a

5.665 117 .048

5.928 120

Regression

ResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), REPUT, ZSCORE, GROWTHa.

Dependent Variable: absub.

Coefficientsa

.268 .036 7.400 .000

-.002 .002 -.088 -.975 .332

-.014 .009 -.143 -1.571 .119

-.071 .043 -.149 -1.639 .104

(Constant)

ZSCORE

GROWTH

REPUT

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: absua.

Page 73: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 9

Hasi Uji Hosmer and Lameshow’s Goodnes of Fit Test

Hosmer and Lemeshow Test

9.941 8 .269Step1

Chi-square df Sig.

Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test

12 11.961 0 .039 1212 11.766 0 .234 12

12 11.247 0 .753 1212 10.716 0 1.284 12

11 10.065 1 1.935 129 9.413 3 2.587 12

10 8.413 2 3.587 125 6.168 7 5.832 12

0 3.601 12 8.399 121 .649 12 12.351 13

1

234

56

78

910

Step1

Observed Expected

Opiniaudit = non goingconcern

Observed Expected

Opiniaudit = goingconcern

Total

Page 74: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 10

Hasil Uji Regresi Logistik Berganda

Variables in the Equation

1.394 .346 16.266 1 .000 4.031 2.047 7.937

-1.709 .845 4.085 1 .043 .181 .035 .950-1.069 .543 3.872 1 .049 .343 .118 .996

-.724 .448 2.614 1 .106 .485

ZSCORE

GROWTHREPUT

Constant

Step1a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper

95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: ZSCORE, GROWTH, REPUT.a.

Page 75: Pengaruh Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Audit Going Concern Studi Pada Perusahaan Perbankan

Lampiran 11

Perhitungan Marginal Effect

LnP

P

−1= -0.724 + 1.394ZSCORE + (-1.709)GROWTH + (-1.069)REPUT + e

LnP

P

−1= -0.724 pada saat semua variabel bebas berharga 0 maka:

(P/1-P) = e-0,724 P = e-0,724/(1+ e-0,724) P = 0,3264 1-P = 0,6735 Perhitungan marginal effect: • revised altman model (ZSCORE) = 1,394 x 0,6735 = 0,939 • pertumbuhan perusahaan auditan (GROWTH)= -1.709 x 0,6735 = -1,151 • reputasi kantor akuntan publik (REPUT)= -1,069 x 0,6735 = -0,720