23
38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Wates. SD Negeri 2 Wates terletak di desa Wates, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan. SD Negeri 2 Wates berada cukup jauh dari Dinas Pendidikan Kecamatan, yaitu kurang lebih 20 km. Meskipun demikian tidak menyebabkan SD Negeri 2 Wates tertinggal dalam memperoleh informasi, baik informasi bagi guru maupun informasi bagi siswa. Siswa SD Negeri 2 Wates berjumlah 182 siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri dari 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru pendidikan agama Islam, 1 guru bahasa inggris dan 1 guru olah raga. Proses kegiatan belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 12.30 WIB, kecuali pada hari jum’at dan sabtu yang berlangsung mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul 11.00 WIB. Jumlah tenaga kependidikan di SD Negeri 2 Wates adalah sebanyak 10 orang, dengan perincian 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru pendidikan agama, 1 guru olah raga, dan 1 tenaga perpustakaan. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wates yang berjumlah 34 siswa. 4.2 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas 5 SD Negeri 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dengan jumlah 34 siswa pada mata pelajaran matematika, dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetris melalui penggunaan salah satu model Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika. 4.3 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan Siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat keaktifan siswa dan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa

Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum SD Negeri 2 Wates Kecamatan Kedungjati

Kabupaten Grobogan

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Wates. SD Negeri 2 Wates terletak

di desa Wates, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan. SD Negeri 2 Wates

berada cukup jauh dari Dinas Pendidikan Kecamatan, yaitu kurang lebih 20 km.

Meskipun demikian tidak menyebabkan SD Negeri 2 Wates tertinggal dalam

memperoleh informasi, baik informasi bagi guru maupun informasi bagi siswa.

Siswa SD Negeri 2 Wates berjumlah 182 siswa mulai dari kelas 1 sampai

dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri dari 1 kelas. Masing-masing

kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru pendidikan agama Islam, 1

guru bahasa inggris dan 1 guru olah raga. Proses kegiatan belajar mengajar

berlangsung mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 12.30 WIB, kecuali pada

hari jum’at dan sabtu yang berlangsung mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul

11.00 WIB. Jumlah tenaga kependidikan di SD Negeri 2 Wates adalah sebanyak

10 orang, dengan perincian 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru pendidikan

agama, 1 guru olah raga, dan 1 tenaga perpustakaan. Sampel dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wates yang berjumlah 34 siswa.

4.2 Pelaksanaan Tindakan

Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas 5 SD Negeri

2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dengan jumlah 34 siswa

pada mata pelajaran matematika, dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi

sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetris

melalui penggunaan salah satu model Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda

Pintar Matematika.

4.3 Kondisi Awal

Sebelum pelaksanaan Siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti

melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat keaktifan siswa dan

hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan

observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa

Page 2: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

39

masih rendah sehingga dari kondisi inilah peneliti akan melakukan penelitian

tindakan kelas atau PTK dengan tujuan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

siswa terutama pada mata pelajaran Matematika.

4.3.1 Keaktifan Kondisi Awal

Kondisi awal keaktifaan merupakan keadaan siswa sebelum penelitian

tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas 5

SD Negeri 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran

2014/2015 yang berjumlah 34 siswa pada mata pelajaran Matematika, terlihat

bahwa keaktifan siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang

dilakukan ketika guru sedang mengajar, masih banyak siswa yang tidak

mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru tetapi mereka bermain

sediri dengan teman sebangkunya, tidak ada yang bertanya, jika ditanya tidak mau

menjawab dll.

Untuk menentukan kategori keaktifan siswa peneliti menggunakan metode

observasi. Pengamatan pada kondisi awal dilakukan oleh peneliti. Pengamatan

dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung dengan mengisi lembar

observasi keaktifan siswa yang telah disiapkan.

4.3.2 Hasil Belajar Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum dilakukan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas

5 SD Negeri 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun

pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 34 pada mata pelajaran Matematika,

terlihat bahwa hasil belajar masih rendah, dimana sebagian besar siswa

memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Data

hasil kondisi awal didapat peneliti dari hasil ulangan harian yang dilakukan oleh

guru kelas. Data hasil belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2

berikut:

Page 3: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

Ketuntas

Nilai

≥65

<65

Jumlah

Nilai KKM matematika : 65

Berdasarkan

mencapai nilai KKM adalah 13 siswa

KKM adalah 21 siswa (

Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2014/2015.

Sehingga peneliti merasaperlu mengadakan tindakan pembelajaran p

demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

kondisi awal sebelum dilakukan tindakan

Gambar

Berdasarkan pengamatan sebelum diadakan penelitian, rendahnya hasil

belajar siswa dipengaruhi oleh sifat mudah bosan siswa selama mengikuti

pelajaran dikelas dan cara me

ceramah yang masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran dan juga model

pembelajaran yang digunakan guru kurang cocok untuk mata pelajaran. Sehingga

0%10%20%30%40%50%60%70%

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal

Frekuensi Ketuntasan

13

21

Tuntas

Tidak tuntas

34

Nilai KKM matematika : 65

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa perbandingan siswa y

mencapai nilai KKM adalah 13 siswa (38%) dan siswa yang belum mencapai nilai

siswa (62%) dari keseluruhan jumlah siswa kelas 5 SD Negeri 2

Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2014/2015.

Sehingga peneliti merasaperlu mengadakan tindakan pembelajaran p

demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun data dari hasil belajar

kondisi awal sebelum dilakukan tindakan disajikan dalam gambar

Gambar 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan sebelum diadakan penelitian, rendahnya hasil

ngaruhi oleh sifat mudah bosan siswa selama mengikuti

pelajaran dikelas dan cara mengajar guru yang masih terpaku dengan metode

ceramah yang masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran dan juga model

pembelajaran yang digunakan guru kurang cocok untuk mata pelajaran. Sehingga

Tuntas Tidak tuntas

13 21

frekuensi

40

%

38%

62%

100%

diatas, terlihat bahwa perbandingan siswa yang

lum mencapai nilai

%) dari keseluruhan jumlah siswa kelas 5 SD Negeri 2

Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2014/2015.

Sehingga peneliti merasaperlu mengadakan tindakan pembelajaran pembelajaran

Adapun data dari hasil belajar

4.1 berikut ini:

Kondisi Awal

Berdasarkan pengamatan sebelum diadakan penelitian, rendahnya hasil

ngaruhi oleh sifat mudah bosan siswa selama mengikuti

ngajar guru yang masih terpaku dengan metode

ceramah yang masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran dan juga model

pembelajaran yang digunakan guru kurang cocok untuk mata pelajaran. Sehingga

frekuensi

Page 4: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

41

mengakibatkan pembelajaran kurang menarik dan berakibat keaktifan siswa

kurang dan hasil belajar siswa pun menjadi rendah, sehingga menjadi hambatan

dan menimbulkan proses pembelajaran yang kurang efektif.

Dari data hasil belajar siswa yang masih rendah, penulis melakukan

sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang

telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Dalam penelitian ini menggunakan

model pembelajaran Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika

guna meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam

dua Siklus.

4.4 Pelaksanaan Siklus I

Setelah diperoleh data pada hasil belajar kondisi awal, maka peneliti

melakukan diskusi dengan guru kelas 5 untuk melaksanakan Siklus 1.

4.4.1 Perencanaan Tindakan (planning) Siklus I

Sebelum melakukan tidakan kelas penulis dan pengamat melakukan

persiapan terakhir. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Penulis dan pengamat bersama-sama memeriksa kembali RPP yang telah

disusun sebelumnya dan pengamat mencermati kembali setiap butir yang

telah direncanakan.

b) Penulis menyiapkan semua alat peraga dan media yang akan digunakan

apakah sudah benar-benar tersedia.

c) Memeriksa kembali urutan yang sudah direncanakan, dengan memeriksa

skenario pembelajaran yang akan dilakukan mulai dari kegiatan awal

sampai dengan kegiatan akhir.

d) Memeriksa kembali kelengkapan alat pengumpul data, seperti lembar

observasi yang akan digunakan dalam menilai aktifitas guru dan keaktifan

siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan kamera yang

akan digunakan untuk mengambil gambar saat penelitian tindakan kelas

berlangsung.

Page 5: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

42

4.4.2 Pelaksanaan Tindakan (Action) Siklus I

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan, penulis

dan pengamat sepakat akan melakukan perbaikan pembelajaran yang terdiri dari 2

pertemuan pembelajaran. Masing-masing berlangsung 2 x 35 menit (70 menit).

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 6 maret 2015 dan

pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 7 maret 2015. Kegiatan

pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sebelumnya dan akan

dilaksanakan dengan tiga tahap pembelajaran yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti

dan kegiatan penutup.

Pertemuan pertama ( 6 Maret 2015)

a. Kegiatan awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan seperti

guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, mengabsen kehadiran siswa,

mengkondisikan siswa untuk siap belajar, melakukan apersepsi dan

menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti sebelum guru menjelaskan materi guru memperkenalkan

alat peraga berupa roda pintar matematika yang akan digunakan untuk

mempermudah penyampaian materi dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian

guru melanjutkan dari pertanyaan apersepsi dengan meminta anak

menyebutkan nama-nama dari bangun ruang yang dibawa oleh guru.

Guru menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang dan menunjuk

perwakilan siswa untuk maju kedepan menunjukkan salah satu sifat yang

dimiliki bangun ruang. Dan meminta siswa lain untuk membuktikan apakah

jawabannya benar atau salah dengan menggunakan roda pintar matematika.

Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang, kemudian guru menyiapkan meja

turnamen dan menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang akan

dilakukan. Guru membagikan lembar soal dan alat peraga roda pintar

matematika kepada setiap kelompok dan meminta setiap kelompok untuk

mendiskusikan soal yang telah diperoleh, setiap kelompok memastikan bahwa

Page 6: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

43

setiap anggotanya memahami jawaban dari soal yang didapat dan setelah

selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan game dengan masing-masing siswa

mengambil satu kartu soal dikotak soal dan mengerjakannya secara individu

didepan. Setelah game selesai, kegiatan selanjutnya adalah melakukan

turnamen, guru menjelaskan aturan yang akan digunakan. Urutan dalam setiap

meja turnamen ditemati oleh pemain pertama (pembaca soal) dan para pemain

(penantang). Soal dibacakan oleh pemain pertama dan dijawab oleh tim

penantang (soal dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan yaitu masing-

masing soal 2 menit). Pemain penantang yang menjawab benar akan

mendapatkan poin, jika salah tidak akan mendapatkan poin. Setelah sesi

pertama selesai, pemain pertama (pembaca soal) bergeser searah jarum jam,

sehingga pemain pertama menjadi penantang dan pemain kedua menjadi

pemain pertama (pembaca soal). Turnamen dilakuakan sampai semua pemain

merasakan posisi sebagai pemain dan penantang.

c. Kegiatan akhir

Sebagai kegiatan akhir, guru bersama siswa membahas hasil pembelajaran

yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami. Guru menghitung nilai yang

diperoleh setiap kelompok, memberikan penghargaan kelompok dan pujian

terhadap jalannya kegiatan pembelajaran. Kemudian guru membimbing siswa

dalam membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari dan diakhiri

dengan memberi tindak lanjut oleh guru.

Pertemuan kedua (7 Maret 2015)

Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama.

a. Kegiatan Awal

guru mengawali pelajaran dengan salam, berdoa, absensi dan

mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru melakukan apersepsi

dengan membahas materi yang lalu, kemudian dilanjutkan dengan

memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari dam

menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 7: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

44

b. Kegiatan Inti

Guru melanjutkan materi tentang sifat-sifat bangun ruang dengan

membagikan contoh benda bangun ruang dan meminta siswa berdiskusi

dengan teman sebangkunya, untuk menghitung jumlah sisi, rusuk dan titik

sudut pada bangun ruang yang didapat, kemudian perwakilan kelompok maju

untuk mempresentasikan hasil diskusinya, guru membuktikan jawaban siswa

dengan meminta siswa yang tidak presentasi didepan menggunakan roda pintar

matematika untuk menunjukkan berapa jumlah sisi, rusuk dan titik sudut yang

dimilki bangun ruang yang dipresentasikan.

Masih dengan kelompok pada pertemuan pertama, guru menyampaikan

kegiatan kelompok yang akan dilakukan. Guru membagikan lembar soal dan

alat peraga roda pintar matematika pada setiap kelompok. Guru meminta setiap

kelompok untuk mendiskusikan soal dan memastikan semua anggotanya

memahami jawaban yang telah didiskusikan, setiap kelompok maju kedepan

untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru meluruskan dan memberi

penjelasan apakah jawaban tersebut benar atau salah.

Setelah semua kelompok maju, kemudian guru melanjutkan kegiatan

selanjutnya yaitu game, setiap siswa maju kedepan mengambil satu kartu soal

dikotak soal dan mengerjakannya didepan secara individu (game dilakukan

sekali dan dalam waktu 5 menit).

Setelah kegiatan game selesai guru melanjutkan kegiatan pembelajaran

dengan tournamen dengan aturan yang sama seperti pertemuan pertama pada

siklus 1. Setelah semua pemain merasakan menjadi pemain pertama da

penantang, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi

yang belum dipahami, guru menghitung nilai setiap kelompok dan memberikan

penghargaan kelompok dan pujian terhadap jalannya kegiatan pembelajaran.

c. Kegiatan Akhir

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang

telah dipelajari, guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan. Guru meminta siswa kembali ke meja masing-masing dan

memberikan soal evaluasi untuk mengetahui pembahaman siswa terhadap

Page 8: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

45

materi yang disampaikan dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT

berbantuan Roda Pintar Matematika. Hasil dari soal evaluasi ini lah yang akan

diolah datanya untuk mengetahui kenaikan hasil belajar siswa. Setelah selesai,

guru menginformasikan materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

4.4.3 Observasi (observation) Siklus I

Selama peneliti mengajar, guru kelas 5 sebagai pengamat harus

memperhatikan jalannya pembelajaran dengan mengamati langkah-langkah yang

digunakan peneliti (guru) dan siswa yang sedang melakukan kegiatan

pembelajaran perbaikan dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan. Hasil observasi akan dianalisis untuk melihat pengaruh tindakan

perbaikan yang dilakukan. Setelah kegiatan dari pertemuan pertama dan

pertemuan kedua selesai, peneliti dan pengamat melakukan diskusi kembali

untuk membahas kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran yang telah

berlangsung, yang akan dijadikan dasar refleksi dan proses perbaikan untuk

pembelajaran berikutnya.

1) Hasil Observasi terhadap Guru

Hasil observasi pembelajaran menggunakan model Kooperatif tipe TGT

berbantuan Roda Pintar Matematika dan meningkatkan keaktifan siswa pada

pembelajaran Siklus I yang diperoleh selama proses pembelajaran matematika

dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

Tabel 4.2

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika

No Siklus I Keterlaksanaan Sintaks

f Ya Tidak

1. Pertemuan 1 34 3 2. Pertemuan 2 34 2

Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi menunjukkan bahwa pada pertemuan

pertama guru masih belum terbiasa terlihat sedikit canggung ketika melaksanakan

pembelajaran menggunakan Model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar

Matematika. Hal ini terlihat dari guru yang tidak menyiapkan siswa dengan baik

Page 9: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

46

ketika memulai pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kurang memperhatikan

guru ketika membuka kegiatan pembelajaran dan asyik mengobrol dengan

temannya. Selain itu Guru masih belum bisa menguasai kelas sehingga situasi

kelas menjadi kurang terkontrol karena masih banyak siswa yang ramai. Guru

juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum dipahami. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses

pembelajaran.

Pada pertemua kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan

pembelajaran pada pertemuan kedua sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya.

Guru sudah menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga suasana

kelas menjadi lebih kondusif untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Guru juga

sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang

belum dipahami sehingga siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan

menanggapi pertanyaan dari guru. Siswa juga tampak sangat antusias dalam

mengikuti pembelajaran. Namun ketika siswa mempresentasikan hasil diskusinya,

guru masih belum memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain

untuk bertanya.

Secara keseluruhan penyajian dari pertemuan pertama dan kedua sudah

cukup sistematis. Guru mengelola kelas dengan baik, memberikan motivasi

kepada siswa saat proses pembelajaran. Memberikan arahan kepada siswa saat

melakukan pengamatan. Hanya saja masih ada dua indikator yang belum

dilaksanakan oleh guru. Sehingga perlu diadakan perbaikan agar dapat mencapai

semua indikator yang telah ditentukan.

2) Hasil Observasi Terhadap Siswa

Kondisi awal keaktifan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan

dan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa keaktifan

siswa masih rendah. Tetapi setelah dilakukan tindakan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika pada

Siklus 1 keaktifan siswa semakin meningkat atau bertambah. Diketahui bahwa

pada saat pembelajaran berlangsung sudah terlihat ada siswa yang mulai aktif,

seperti bertanya, memperhatikan guru saat menjelaskan, meski belum semua

Page 10: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

siswa terlihat aktif, hal tersebut terlihat pada

1 dalam penerapan

Matematika. Sedangkan k

4.3

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Nilai

≥65

<65

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.

yang tuntas (59%) dan 1

kriteria ketuntasan minimal matematika yaitu 65. Diagram ketuntasan hasil belajar

siswa Siklus 1 dapat dilihat pada

Gambar 4.

Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar setelah diperoleh

data pada kondisi awal dan pelaksanaan

dilakukan tindakan dan setelah tindakan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

siswa terlihat aktif, hal tersebut terlihat pada pertemuan pertama dan kedua

penerapan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar

Sedangkan ketuntasan hasil belajar Siklus 1 dapat dilihat pada tabel

Tabel 4.3

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

Frekuensi Ketuntasan

20

14

Tuntas

Tidak tuntas

34

Berdasarkan tabel 4.3 analisis hasil belajar Siklus 1, terdapat

%) dan 14 siswa yang belum tuntas (41%) atau belum memenuhi

kriteria ketuntasan minimal matematika yaitu 65. Diagram ketuntasan hasil belajar

dapat dilihat pada gambar 4.2.

4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1

Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar setelah diperoleh

data pada kondisi awal dan pelaksanaan Siklus I. Ketuntasan hasil belajar sebelum

dilakukan tindakan dan setelah tindakan Siklus I dapat dilihat pada tabel 4.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Tuntas Tidak tuntas

20 14

frekuensi

47

pertemuan pertama dan kedua Siklus

erbantuan Roda Pintar

1 dapat dilihat pada tabel

Presentase

59%

41%

100%

iklus 1, terdapat 20 siswa

%) atau belum memenuhi

kriteria ketuntasan minimal matematika yaitu 65. Diagram ketuntasan hasil belajar

Siklus 1

Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar setelah diperoleh

iklus I. Ketuntasan hasil belajar sebelum

dapat dilihat pada tabel 4.4.

frekuensi

Page 11: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

Perbandingan ketuntasan hasil belajar kondisi awal dan Siklus I

Nilai Ketuntasan

≥65

<65

Tuntas

Tidak Tuntas

Jumlah

Berdasarkan tabel 4.

Meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan ketuntasan belajar 75% tetapi

dapat dilihat perbandingan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal dengan

setelah dilakukan Siklus I p

Perbandingan

Berikut ini disajikan perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar

sebelum dilaksanakan tindakan dengan set

disajikan melalui tabel 4.

0

5

10

15

20

25

Tabel 4.4

Perbandingan ketuntasan hasil belajar kondisi awal dan Siklus I

Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I

Frekuensi Presentase Frekuensi

Tuntas

Tidak Tuntas

13

21

38%

62%

20

14

34 100% 34

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat peningkatan hasil belajar pada

Meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan ketuntasan belajar 75% tetapi

dapat dilihat perbandingan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal dengan

iklus I pada gambar 4.3 sebagai berikut:

Gambar 4.3

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal

dengan Siklus I

Berikut ini disajikan perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar

sebelum dilaksanakan tindakan dengan setelah tindakan pada Siklus I. Uraiannya

abel 4.5 berikut ini:

Frekuensi Frekuensi

Kondisi Awal Siklus I

Tuntas

Tidak Tuntas

48

Perbandingan ketuntasan hasil belajar kondisi awal dan Siklus I

Siklus I

Frekuensi Presentase

59%

41%

100%

terlihat peningkatan hasil belajar pada Siklus I.

Meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan ketuntasan belajar 75% tetapi

dapat dilihat perbandingan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal dengan

lajar Siswa Kondisi Awal

Berikut ini disajikan perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar

iklus I. Uraiannya

Page 12: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

49

Tabel 4.5

Persentase perbandingan hasil belajar sebelum tindakan dengan

Siklus I

No. Pembelajaran Siswa tuntas Siswa tidak tuntas

Frekuensi persentase Frekuensi persentase

1. Sebelum tindakan 13 38% 21 62%

2. Siklus I 20 59% 14 41%

Mengacu pada tabel 4.5, maka terjadi peningkatan hasil belajar sebelum

siklus dan setelah Siklus I. Kondisi awal atau sebelum Siklus, siswa yang tuntas

mencapai 38% sedangkan pada Siklus I, siswa yang tuntas mencapai 59%,

sehingga terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas yaitu sebesar 21%.

4.4.4 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I, selanjutnya

diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan

pengamatan dari observasi pada Siklus I, yaitu: Kegiatan pembelajaran Siklus I

berlangsung sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik sesuai RPP dan

terlihat kegiatan pembelajaran tampak lebih menyenangkan, perhatian dan

antusias siswa meningkat. Keaktifan belajar siswa sudah mengalami peningkatan

sedangkan Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I yaitu

sebanyak 59% siswa yang tuntas dan 41% belum tuntas. Namun beberapa siswa

masih belum terbiasa bertanya kepada teman atau guru ketika belum materi yang

disampaikan, sehingga sebagian siswa masih kurang aktif dalam mencatat

berbagai penjelasan yang diberikan dan siswa tidak mau menyusun rangkuman

ketika pembelajaran selesai.

Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat,

terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan

model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika yang mencapai

Page 13: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

50

kriteria ketuntasan belajar (KKM = 65) sebanyak 20 siswa atau 95%, yang belum

mencapai kriteria ketuntasan hasil belajar sebanyak 14 siswa atau 41%, dengan

nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 68,4%.

Untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar serta memperbaiki

kekurangan dalam proses pembelajaran akan dilanjutkan ke Siklus II.

4.5 pelaksanaan Siklus II

4.5.4 Perencanaan Tindakan (planning) Siklus II

Bersama-sama guru dan pengamat merevisi RPP dan menyiapkan

kembali skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran

Siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan pengamat dan refleksi Siklus I maka

guru melakukan upaya perbaikan pembelajaran. Guru menyiapkan kembali

lembar evaluasi, alat peraga, dan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan

Siklus II.

4.5.2 Pelaksanaan Tindakan (Action) Siklus II

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan, guru

dan pengamat sepakat melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang terdiri

dari 2 pertemuan pembelajaran. Masing-masing berlangsung 2 x 35 menit (70

menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 13 Maret 2015

dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 14 Maret 2015.

Kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sebelumnya dan

akan dilaksanakan dengan tiga tahap pembelajaran yaitu : kegiatan awal, kegiatan

inti dan kegiatan penutup.

Pertemuan pertama ( 13 Maret 2015)

a. Kegiatan awal

Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan seperti

guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, mengabsen kehadiran siswa,

mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru menyampaikan apersepsi

“anak-anak masih ingat materi yang telah dipelajari tentang sifat-sifat bangun

ruang” dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Page 14: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

51

b. Kegiatan Inti

Guru membagikan kertas yang berisi gambar bangun datar pada siswa, dan

meminta siswa memasangkan gambar bangun berdasarkan jenisnya. Dari

pasangan gambar tersebut, pasangan bangun manakah yang sisi-sisinya

bersesuaian dan mempunyai perbandingan sama. Kemudian guru menunjuk

perwakilan siswa untuk maju kedepan dan menjelaskan bagaimana bentuk

bangun setelah dipasangkan. Guru memberi penjelasan atas jawaban siswa.

Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengambil salah satu gambar bangun

dan memberi garis pada tengah-tengah bangun datar kalian masing-masing,

kemudian lipat sesuai garis yang sudah ada. Sekarang jelaskan bagaimana

bentuknya. Setelah siswa mengerjakan kemudian perwakilan maju kedepan

untuk menjelaskan. Dari presentasi yang dilakukan siswa guru menjelaskan dan

meluruskan jawaban siswa.

Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang, kemudian guru menyiapkan meja

turnamen dan menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang akan

dilakukan. Guru membagikan lembar diskusi yang berisi soal tentang

kesebangunan dan simetri lipat dan alat peraga roda pintar matematika kepada

setiap kelompok dan meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan soal yang

telah diperoleh, setiap kelompok memastikan bahwa setiap anggotanya

memahami jawaban dari soal yang didapat dan setelah selesai masing-masing

kelompok mempresentasikan kembali hasil diskusinya didepan kelas.

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan game dengan masing-masing siswa

mengambil satu kartu soal dikotak soal dan mengerjakannya secara individu di

depan, game dilakukan sebanyak 1 kali dan dikerjakan dalam waktu 5 menit.

Setelah game selesai, kegiatan selanjutnya adalah melakukan turnamen, guru

menjelaskan aturan yang akan digunakan. Urutan dalam setiap meja turnamen

ditemati oleh pemain pertama (pembaca soal) dan para pemain (penantang).

Soal dibacakan oleh pemain pertama dan dijawab oleh tim penantang (soal

dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan yaitu masing-masing soal 2

menit). Pemain penantang yang menjawab benar akan mendapatkan poin, jika

Page 15: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

52

salah tidak akan mendapatkan poin. Setelah sesi pertama selesai, pemain

pertama (pembaca soal) bergeser searah jarum jam, sehingga pemain pertama

menjadi penantang dan pemain kedua menjadi pemain pertama (pembaca soal).

Turnamen dilakuakan sampai semua pemain merasakan posisi sebagai pemain

dan penantang.

c. Kegiatan akhir

Sebagai kegiatan akhir, guru bersama siswa membahas hasil pembelajaran

yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

bertanya tentang materi yang belum dipahami. Guru menghitung nilai yang

diperoleh setiap kelompok, guru memberikan penghargaan kelompok dan

pujian terhadap jalannya kegiatan pembelajaran. Kemudian guru membimbing

siswa dalam membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

Pertemuan kedua (14 Maret 2015)

a. Kegiatan Awal

guru mengawali pelajaran dengan salam, berdoa, absensi dan

mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru melakukan apersepsi dengan

membahas materi yang lalu, kemudian dilanjutkan dengan memberikan

informasi mengenai materi yang akan dipelajari dam menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b. Kegiatan Inti

Guru menempelkan macam-macam gambar benda, kemudian guru meminta

siswa menujukkan gambar benda mana yang memiliki sumbu simetri lipat, dan

kemudian diskusikan dengan teman sebangku mu hitunglah berapa jumlah

simetri lipat dari gambar bangun yang telah ditempel. Selanjutnya perwakilan

siswa maju untuk menunjukkan dan menghitung berapa jumlah simetri lipat

yang ada pada gambar benda yang ditempel. Guru memberi penjelasan atas

jawaban siswa dan membuktikannya dengan menggunakan roda pintar

matematika.

Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, yang masing-masing

kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang, kemudian guru menyiapkan meja

turnamen dan menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang akan

Page 16: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

53

dilakukan. Guru membagikan lembar diskusi yang berisi soal tentang bangun-

bangun yang memiliki simetri lipat dan alat peraga roda pintar matematika

kepada setiap kelompok dan meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan

soal yang telah diperoleh, setiap kelompok memastikan bahwa setiap

anggotanya memahami jawaban dari soal yang didapat dan setelah selesai

masing-masing kelompok mempresentasikan kembali hasil diskusinya didepan

kelas.

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan game dengan masing-masing

siswa mengambil satu kartu soal dikotak soal dan mengerjakannya secara

individu di depan, game dilakukan sebanyak 1 kali dan dikerjakan dalam waktu

5 menit. Setelah game selesai, kegiatan selanjutnya adalah melakukan

turnamen, guru menjelaskan aturan yang akan digunakan. Urutan dalam setiap

meja turnamen ditemati oleh pemain pertama (pembaca soal) dan para pemain

(penantang). Soal dibacakan oleh pemain pertama dan dijawab oleh tim

penantang (soal dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan yaitu masing-

masing soal 2 menit). Pemain penantang yang menjawab benar akan

mendapatkan poin, jika salah tidak akan mendapatkan poin. Setelah sesi

pertama selesai, pemain pertama (pembaca soal) bergeser searah jarum jam,

sehingga pemain pertama menjadi penantang dan pemain kedua menjadi

pemain pertama (pembaca soal). Turnamen dilakuakan sampai semua pemain

merasakan posisi sebagai pemain dan penantang.

c. Kegiatan Akhir

Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan yang telah

dipelajari, guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan dan pemantapan dengan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

Karena pada pertemuan kedua ini merupakan pertemuan terakhir dari

penelitian ini. maka guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi

untuk mengetahui pembahaman siswa terhadap materi yang disampaikan

dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar

Matematika. Hasil dari soal evaluasi siklus II ini lah yang akan diolah datanya

Page 17: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

54

untuk mengetahui kenaikan hasil belajar siswa sekaligus penentu sukses atau

tidaknya penelitian ini.

4.5.3 Observasi (observation) Siklus II

Pengamat melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa yang sedang

melaksanakan kegiatan pembelajaran perbaikan dengan menggunakan lembar

observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi akan dianalisis untuk memantau

sejauh mana pengaruh upaya tindakan penelitian terhadap tujuan pembelajaran

yang diinginkan.

1) Hasil Observasi terhadap Guru.

Hasil observasi pembelajaran menggunakan model Kooperatif tipe TGT

berbantuan Roda Pintar Matematika pada pembelajaran Siklus II yang diperoleh

selama proses pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

Tabel 4.6

Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif tipe TGT berbatuan Roda Pintar Matematika Siklus II

No Siklus 2 Keterlaksanaan Siklus

F Ya Tidak

1. Pertemuan 1 34 0 2. Pertemuan 2 34 0

Berdasarkan tabel 4.6, hasil observasi menunjukkan bahwa guru sudah

melaksanakan semua indikator pembelajaran yang sudah ditentukan. Secara

keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah terlaksana

dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam menguasai kelas. Guru

sudah mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif sehingga

pembelajaran berjalan dengan lancar.

Pada pertemuan kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa guru semakin

menguasai pembelajaran dengan baik. Dalam pertemuan kedua ini, guru sudah

melaksanakan semua indikator pembelajaran dengan baik. Guru mampu

membimbing jalannya pembelajaran dengan baik sehingga suasana kelas menjadi

terkontrol. Siswa juga sudah mampu melaksanakan apa yang seharusnya

dilaksanakan tanpa harus menunggu perintah dari guru.

Page 18: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

55

Secara keseluruhan penyajian dalam proses pembelajaran yang dilakukan

guru pada Siklus II ini sudah baik, karena semua indikator yang telah ditentukan

sebelumnya sudah terlaksana. Perbaikan dari refleksi Siklus I sudah berjalan

dengan baik.

2) Observasi terhadap siswa

Pengamatan terhadap siswa dilakukan saat Siklus berlangsung.

Pengamatan pada Siklus II ini pelaksanaannya masih sama dengan pengamatan

pada Siklus I yaitu dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil

dari pengamatan siswa pada Siklus II keaktifan siswa semakin bertambah, hal

tersebut terlihat dari semakin banyaknya siswa yang sudah aktif bertanya,

memperhatikan penjelasan guru dan ketika guru bertanya siswa sudah berani

mengungkapkan pendapatnya, hal tersebut terlihat pada pertemuan pertama dan

kedua Siklus II dalam penerapan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda

Pintar Matematika. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan model

pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika sangat

efektif untuk meningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

Hasil observasi atau pengamatan hasil belajar yang diperoleh selama

proses pembelajaran menggunakan model Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda

Pintar Matematika pada mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7

Persentase ketuntasan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan Siklus II

Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase

≥65

<65

30

4

Tuntas

Tidak tuntas

88%

12%

Jumlah 34 100%

Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dapat diketahui

bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM

= 65) sebanyak 14 siswa (41%) pada Siklus I kemudian terjadi kenaikan setelah

Page 19: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

56

dilakukan Siklus II menjadi 4 siswa (12%), sedangkan yang mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal sebanyak 20 siswa (59%) pada Siklus I kemudian meningkat

menjadi 30 siswa (88%) pada Siklus II.

Setelah tindakan Siklus II terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa.

Ini membuktikan bahwa penelitian yang telah dilakukan telah berhasil karena

telah melebihi batas ketuntasan yaitu 75% sedangkan hasil yang didapat adalah

76%.

Tabel 4.8

Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I dan Siklus II

Nilai Ketuntasan Siklus I Siklus II

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

≥65

<65

Tuntas

Tidak tuntas

20

14

59%

41%

30

4

88%

12%

Jumlah 34 100% 34 100%

Berdasarkan tabel 4.8 di atas terlihat jelas peningkatan ketuntasan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan kompetensi dasar

mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang pada Siklus I dan menyelidiki sifat-sifat

kesebangunan dan simetris pada Siklus II. Dari Siklus I ke Siklus II peningkatan

yang terjadi mencapai 29%. Diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa

pada Siklus I dan Siklus II disajikan dalam Gambar 4.4.

Page 20: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar

Dari diagram 4.

Siklus II sudah mencapai yang dihara

melebihi target hingga mencapai 7

4.5.4 Refleksi Siklus II Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada

dari dua pertemuan sebagai pemantapan

refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil

dari hasil observasi yang dilaksanakan pada pertemuan

siswa pada pertemuan kedua

pemantapan dengan membandingkan apakah

pembelajaran indikator kinerja

pengamatan dari perlaksanaan

pembelajaran Siklus II berlangsung sesuai dengan harapan

pembelajaran tampak lebih menarik dan menyenangkan, keaktifan siswa lebih

meningkat karena siswa belajar secara berkelompok, bermain game dan

tournament melalui model Kooperatif

Matematika. Keaktifan siswa

sehingga hasil belajar siswa

ditentukan oleh peneliti yaitu 75% dan pada

dan hanya 12 % yang

0

5

10

15

20

25

30

Frekuensi

Siklus I

Gambar 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan

diagram 4.4 terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada

iklus II sudah mencapai yang diharapkan yaitu ketuntasan belajar 75% bahkan

melebihi target hingga mencapai 76%.

Siklus II Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus II yang terdiri

dari dua pertemuan sebagai pemantapan Siklus II maka selanjutnya diadakan

refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil

dari hasil observasi yang dilaksanakan pada pertemuan Siklus II dan hasil nilai

siswa pada pertemuan kedua Siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan

pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses

pembelajaran indikator kinerja Siklus I mengalami perbaikan pada

pengamatan dari perlaksanaan Siklus II. Dan diperoleh hasil k

iklus II berlangsung sesuai dengan harapan dan juga k

pembelajaran tampak lebih menarik dan menyenangkan, keaktifan siswa lebih

meningkat karena siswa belajar secara berkelompok, bermain game dan

tournament melalui model Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar

Keaktifan siswa juga sudah menunjukkan hasil yang memuaskan

belajar siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang

ditentukan oleh peneliti yaitu 75% dan pada Siklus II terdapat 88%

yang belum tuntas. Pada Siklus I masih belum

Frekuensi Frekuensi

Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak tuntas

57

iklus I dan Siklus II

terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada Siklus I ke

pkan yaitu ketuntasan belajar 75% bahkan

iklus II yang terdiri

iklus II maka selanjutnya diadakan

refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil

iklus II dan hasil nilai

iklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan

tindakan dalam proses

iklus I mengalami perbaikan pada Siklus II. Hasil

Dan diperoleh hasil kegiatan

dan juga kegiatan

pembelajaran tampak lebih menarik dan menyenangkan, keaktifan siswa lebih

meningkat karena siswa belajar secara berkelompok, bermain game dan

ipe TGT Berbantuan Roda Pintar

juga sudah menunjukkan hasil yang memuaskan

sudah memenuhi indikator keberhasilan yang

88% yang tuntas,

Pada Siklus I masih belum menjawab

Tidak tuntas

Page 21: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

58

pertanyaan yang diberikan dan siswa juga belum aktif mencatat penjelasan yang

disampaikan oleh guru, namun pada Siklus II siswa sudah aktif menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru dan juga sudah aktif dalam mencatat

penjelasan yang diberikan guru.

Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat,

terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar

Matematika yang mencapai kriteria ketuntasan minimal Matematika yaitu 65

sebanyak 30 siswa (88%) dan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 4 siswa

(12%). Dengan nilai rata-rata 75 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah

60. Keaktifan siswa pada kategori cukup aktif sebanyak 5 siswa (15%), pada

kategori aktif sebanyak 56%) dan kategori sangat aktif sebanyak 10 siswa (29%).

4.6 Pembahasan

Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui

peningkatan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar setelah mengkuti proses

belajar dengan penerapan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar

Matematika.

4.6.4 Keaktifan Siswa

Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan

model Kooperatif Tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika, siswa terlihat

memiliki ketertarikan dan semangat yang baik yang menunjukkan adanya

peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe TGT

Berbantuan Roda Pintar Matematika dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.

Terbukti dengan kondisi siswa sebelum dilakukannya tindakan siswa masih

banyak yang tidak mendengarkan penjelasan guru saat kegiatan belajar mengajar

berlangsung, tetapi mereka bermain sendiri dengan teman sebangkunya dan siswa

belum mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan siswa juga belum

aktif mencatat penjelasan yang disampaikan oleh guru, namun setelah

Page 22: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

59

dilakukannya tindakan pada Siklus I dan Siklus II, siswa sudah mulai terlihat aktif

pada setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan sangat antusias dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran saat guru menggunakan model pembelajaran

Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika.

4.6.5 Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian pada kondisi awal, hasil

belajar dari Siklus I dan Siklus II selalu mengalami peningkatan. Perbandingan

rekap ketuntasan hasil belajar siswa kondisi awal, Siklus I dan Siklus II dapat

dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Perbandingan Rekap Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Nilai ketuntasan Kondisi awal Siklus I Siklus II

F % F % F %

≥65

<65

Tuntas

Tidak tuntas

13

21

38%

62%

20

14

59%

41%

30

4

88%

12%

Jumlah 34 100% 34 100% 34 100%

Berdasarkan perbandingan rekap ketuntasan hasil belajar dari kondisi

awal, Siklus I dan Siklus II pada tabel 4.9 dapat dilihat adanya peningkatan pada

hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Pada kondisi awal yang

tuntas hanya 13 siswa (38%), pada Siklus I yang tuntas 20 siswa (59%) dan pada

Siklus II yang tuntas 30 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbandingan rekap peningkatan hasil

belajar kondisi awal, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.5

Page 23: Pengaruh Model Think Pair And Share (TPS) terhadap Hasil ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16386/4/T1_292011145_BAB IV... · sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat

Perbandingan Rekap

Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa

dilakukan dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda

Pintar Matematika lebih menekankan ke kegiatan kelompok dengan waktu yang

sedikit dapat menguasai materi secara menyeluruh dan mendalam, proses

pembelajaran berlangs

dilakukan ini hasil belajar siswa menjadi meningkat karena

bertanya, semangat mengikuti pembelajaran, disiplin dan aktif dalam melakukan

kegiatan-kegiatan yang sudah ditentukan sebe

berkompetensi dengan melakukan permainan dengan bertanding untuk

mengerjakan soal-soal yang telah disiapkan pada setiap kegiatan.

membuktikan bahwa penerapan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda

Pintar Matematika c

pelajaran matematika yang dapat meningkatkan keaktifan siswa sekaligus

berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.

0

5

10

15

20

25

30

frekuensi

Kondisi awal

Gambar 4.5

Perbandingan Rekap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus

I dan Siklus II

Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa karena pembelajaran

dilakukan dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda

Pintar Matematika lebih menekankan ke kegiatan kelompok dengan waktu yang

sedikit dapat menguasai materi secara menyeluruh dan mendalam, proses

pembelajaran berlangsung dengan keaktifan dari siswa. Dalam pembelajaran yang

dilakukan ini hasil belajar siswa menjadi meningkat karena siswa lebih aktif

bertanya, semangat mengikuti pembelajaran, disiplin dan aktif dalam melakukan

kegiatan yang sudah ditentukan sebelumnya dan ber

berkompetensi dengan melakukan permainan dengan bertanding untuk

soal yang telah disiapkan pada setiap kegiatan.

membuktikan bahwa penerapan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda

Pintar Matematika cocok diterapkan dalam pembelajaran terutama pada mata

pelajaran matematika yang dapat meningkatkan keaktifan siswa sekaligus

berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.

frekuensi frekuensi frekuensi

Kondisi awal Siklus I Siklus II

Tuntas

Tidak tuntas

60

Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus

karena pembelajaran

dilakukan dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda

Pintar Matematika lebih menekankan ke kegiatan kelompok dengan waktu yang

sedikit dapat menguasai materi secara menyeluruh dan mendalam, proses

siswa. Dalam pembelajaran yang

siswa lebih aktif

bertanya, semangat mengikuti pembelajaran, disiplin dan aktif dalam melakukan

lumnya dan berantusias untuk

berkompetensi dengan melakukan permainan dengan bertanding untuk

soal yang telah disiapkan pada setiap kegiatan. Hal ini

membuktikan bahwa penerapan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda

ocok diterapkan dalam pembelajaran terutama pada mata

pelajaran matematika yang dapat meningkatkan keaktifan siswa sekaligus

Tuntas

Tidak tuntas