106
PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR INFORMAL TERHADAP PEMBAGIAN KERJA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA (Kasus Pedagang Sayur di Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kabupaten Bekasi) M. Arnas Firdiansyah R. I34051548 DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

1

PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN

DI SEKTOR INFORMAL TERHADAP PEMBAGIAN KERJA

DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA

(Kasus Pedagang Sayur di Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jatimakmur,

Kecamatan Pondok Gede, Kabupaten Bekasi)

M. Arnas Firdiansyah R.

I34051548

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

ii

ABSTRACT

This study investigates the relation between work motivation of women in infor-

mal sector with the division of labor and decision making process within family.

The respondents of this research are 30 woman vegetable sellers and their family

living in temporary migrants boarding houses in Bekasi. This study revealed that

the majority of woman vegetable sellers are working for economic purposes. The

women work motivation does not influence the division of labor in the family par-

ticularly in domestic works. Women, whether working for money or not, main

task in the family is taking care of all domestic works. The division of labor in the

family is not influence the decision making process in the family. Women are still

entitled to make decision on domestic activities, while men are responsible to de-

cide on non domestic activities.

Keyword : work motivation, women in informal sector, division of labor and de-

cision making process

Page 3: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

iii

RINGKASAN

M. ARNAS FIRDIANSYAH R. Pengaruh Motivasi Bekerja Perempuan di Sek-

tor Informal Terhadap Pembagian Kerja dan Pengambilan Keputusan dalam Ke-

luarga (Kasus Pedagang Sayur di Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jati-

makmur, Kecamatan Pondok Gede, Kabupaten Bekasi). Di bawah bimbingan

EKAWATI S. WAHYUNI.

Laki-laki dalam kapasitasnya sebagai suami dalam sebuah rumahtangga selalu

diidentikkan dengan kewajibannya mencari nafkah untuk keluarga. Berawal dari

pemikiran tersebut seolah-olah menutup kemungkinan bagi istri untuk bekerja,

karena istri lebih diwajibkan untuk mengurus keluarga. Hal seperti ini akan dapat

dilihat dari sudut pandang lain ketika nafkah sang suami kurang cukup dalam

menghidupi keluarganya. Kesempatan ini dapat digunakan istri untuk berperan

dalam hal mencari nafkah.

Berangkat dari keinginan istri untuk mencari nafkah tersebut, maka dilakukanlah

penelitian ini. Lebih jelasnya penelitian ini dilakukan untuk melihat motivasi pe-

rempuan untuk bekerja, lalu dilihat pengaruh motivasi tersebut terhadap pemba-

gian kerja yang diketahui lewat curahan waktu bekerjanya. Setelah itu, curahan

waktu bekerja tadi akan dilihat kembali pengaruhnya terhadap pola pengambilan

keputusan dalam keluarganya. Responden yang digunakan sebanyak 30 rumah-

tangga migran yang bekerja di sektor informal yang terdiri dari suami dan istri.

Penelitian ini dilakukan di RT 02 dan 03/RW 07 Kampung Bojong Rawa Lele

Gang Pom Bensin Wisma Ratu Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede,

Kabupaten Bekasi. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive), dilan-

dasi dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan tempat tinggal para

pedagang sayur keliling yang berasal dari luar daerah Bekasi dan terutama sekali

terdapat para perempuan pedagang sayur keliling di daerah tersebut.

Pekerjaan suami adalah sebagai pedagang sayur keliling, kecuali satu responden

suami yang bekerja sebagai tukang ojek. Pekerjaan istri adalah sebagai pedagang

sayur keliling juga. Tujuan penelitian ini menggunakan responden pekerja di sek-

tor informal adalah untuk melihat bahwa pola pembagian kerja pada rumahtangga

responden cenderung fleksibel atau dapat dipertukarkan tugasnya antara tiap ang-

gota keluarga.

Informasi yang diperoleh dari lapangan adalah para responden istri sebanyak 20

orang merupakan pedagang sayur keliling musiman. Mereka bekerja hanya pada

saat anak-anak mereka libur sekolah atau libur panjang lainnya. Hal ini berpenga-

ruh pada pola pembagian kerja dan pengambilan keputusan mereka. Bila pada hari

biasa suami mengerjakan semua kegiatan sendiri, ketika istri tinggal bersama su-

ami untuk bekerja perubahan peran terjadi. Suami melakukan pekerjaan mencari

nafkah (peran produktif), bermasyarakat (peran kemasyarakatan), bahkan mengu-

rusi urusan rumahtangga (peran reproduktif) saat istri di kampung. Saat istri da-

tang ke kota untuk bekerja, peran produktif dilakukan bersama antara suami istri,

peran kemasyarakatan juga dilakukan bersama antara suami dan istri, serta peran

reproduktif yang cenderung menjadi tanggung jawab istri secara penuh.

Page 4: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

iv

Pembagian kerja dalam kegiatan produktif antara suami dan istri cenderung sama

yaitu mereka sama-sama berbelanja barang dagangan, membungkus barang da-

gangan dan berjualan. Curahan waktu pada kegiatan produktif juga tidak terlalu

berbeda jauh antara suami dan istri, suami mencurahkan waktu dalam sehari seki-

tar 10,23 jam sedangkan istri mencurahkan waktu sekitar 9,93 jam perhari. Pada

pembagian kerja dalam kegiatan reproduktif, peran istri sangat besar dibanding-

kan peran suami. Semua istri bertanggungjawab atas aktivitas rumahtangga seperti

memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Curahan waktu yang diberikan

istri pada kegiatan rumah tangga juga lebih banyak dari suami. Mayoritas suami

tidak melakukan peran reproduktif. Pada pembagian kerja kemasyarakatan, keter-

libatan istri dan suami dalam kegiatan menghadiri selamatan dapat dikatakan

seimbang begitu pula pada curahan waktunya. Pada sebagian responden yang

mengikuti paguyuban Mitra Sejahtera dalam kegiatan kemasyarakatan mereka,

tercatat yang terlibat dalam kegiatan ini hanya suami.

Keterlibatan istri keluarga pedagang sayur keliling dalam proses pengambilan ke-

putusan dipengaruhi oleh bekerja atau tidaknya istri. Tingkat pengambilan kepu-

tusan sebelum istri bekerja cenderung rendah dalam kegiatan produktif, reproduk-

tif dan kemasyarakatan. Pada saat istri bekerja, istri mendapatkan kesempatan da-

lam pengambilan keputusan pada semua kegiatan. Namun hal ini belum mengin-

dikasikan bahwa setelah istri bekerja maka tingkat pengambilan keputusannya

tinggi. Terlihat pada data bahwa hanya tujuh responden istri yang memiliki ting-

kat pengambilan keputusan tinggi dari tigapuluh responden istri yang bekerja.

Pada penelitian ini ditemukan hubungan antara motivasi perempuan bekerja den-

gan curahan waktu bekerjanya. Motivasi ekonomi ternyata mempengaruhi

curahan waktu bekerja mereka. Hal ini terjadi karena kebutuhan finansial yang

secara umum belum mencukupi kebutuhan para responden. Mereka merasa

pendapatan suami kurang mencukupi kebutuhan hidup rumahtangganya, sehingga

setiap ada kesempatan untuk mereka seperti saat libur sekolah mereka akan

berdagang untuk mendapatkan penghasilan semaksimal mungkin. Hal lain yang

didapat dari penelitian ini adalah tidak ditemukan hubungan antara curahan waktu

dengan tingkat pengambilan keputusan. Penjelasan mengenai hal ini adalah bu-

daya yang dianut seluruh responden menyatakan bahwa setiap istri dapat bekerja,

namun tanggungjawab terhadap rumahtangganya harus menjadi yang utama. Pada

dasarnya bekerja adalah tugas utama suami sebagai kepala rumahtangga dan istri

memiliki tugas utama mengurus rumahtangga.

Page 5: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

v

PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI

SEKTOR INFORMAL TERHADAP PEMBAGIAN KERJA

DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA

(Kasus Pedagang Sayur di Kampung Bojong Rawa Lele, Kelurahan Jatimakmur,

Kecamatan Pondok Gede, Kabupaten Bekasi)

Oleh :

M. ARNAS FIRDIANSYAH R.

I34051548

Skripsi

Sebagai Bagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Pada

Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Page 6: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

vi

Nama : M. Arnas Firdiansyah R.

Judul : Pengaruh Motivasi Bekerja Perempuan di Sektor

Informal Terhadap Pembagian Kerja dan

Pengambilan Keputusan dalam Keluarga (Kasus

Pedagang Sayur di Kampung Bojong Rawa Lele,

Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede,

Kabupaten Bekasi)

NRP : I34051548

Menyetujui ,

Dosen Pembimbing

Dr. Ekawati S. Wahyuni, MS.

NIP. 19600827 198603 2 002

Mengetahui

Ketua Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS

NIP. 19580827 198303 1 001

Tanggal Lulus :

Page 7: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

vii

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR

INFORMAL TERHADAP PEMBAGIAN KERJA DAN PENGAMBILAN

KEPUTUSAN DALAM KELUARGA (KASUS PEDAGANG SAYUR DI

KAMPUNG BOJONG RAWA LELE, KELURAHAN JATIMAKMUR,

KECAMATAN PONDOK GEDE, KABUPATEN BEKASI)” BELUM DI-

AJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI LAIN ATAU LEMBAGA MANA-

PUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR AKADEMIK TERTENTU.

SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR ME-

RUPAKAN HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG

BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH

PIHAK LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATA-

KAN DALAM NASKAH. DEMIKIANLAH PERNYATAAN INI SAYA BUAT

SESUNGGUHNYA DAN SAYA BERSEDIA MEMPERTANGGUNG-

JAWABKAN PERNYATAAN INI.

Bogor, Agustus 2009

M. Arnas Firdiansyah R.

I34051548

Page 8: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bekasi 10 Mei 1988. Penulis adalah anak pertama dari

pasangan suami isteri R. Joppy Firdija dan Retno Isti Palupi. Pada tingkat sekolah

dasar penulis bersekolah di SD Angkasa IX, Halim Perdana Kusuma, Jakarta

Timur. Kemudian melanjutkan pendidikannya di SLTPN 81 Lubang Buaya dan

SMAN 48 Pinang Ranti. Penulis kemudian diterima sebagai mahasiswa IPB pada

tahun 2005 melalui jalur SPMB. Sekarang menjadi mahasiswa Departemen Sains

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat.

Penulis aktif berorganisasi sejak SD mengikuti ekstrakulikuler Drum Band dan

Pramuka. Ketika SLTP mengikuti ekstrakurikuler basket dan di SMA menjadi

anggota di tim inti Paduan Suara SMAN 48. Ketika diterima menjadi mahasiswa

di IPB, penulis ikut bergabung menjadi anggota Divisi Fotografi dan

Cinematografi HIMASIERA (Himpunan Mahasiswa Peminat Ilmu-Ilmu

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat) tahun 2007-2008 dan anggota Divisi

Informasi dan Komunikasi FORSIA (Forum Syiar Islam FEMA) tahun 2007-

2008. Selain itu penulis juga aktif mengikuti berbagai kepanitiaan selama

berkuliah di IPB sejak tahun 2005 sampai tahun 2009.

Page 9: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

ix

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrohim,

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya

yang telah memberikan nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi yang berjudul ”Pengaruh Motivasi Bekerja Perempuan di Sektor

Informal Terhadap Pembagian Kerja dan Pengambilan Keputusan dalam Keluar-

ga”. Melalui skripsi ini penulis mencoba mengidentifikasi motivasi perempuan

yang bekerja di sektor informal untuk bekerja, menganalisis hubungan antara mo-

tivasi perempuan bekerja di sektor informal dengan pola pembagian kerja dalam

keluarganya, serta menganalisis hubungan antara curahan waktu bekerja dalam

keluarga dengan pola pengambilan keputusan dalam keluarganya.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuan moral maupun materi sehingga penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan ketabahan dan kekuatan kepada penu-

lis selama proses penelitian hingga penyelesaian skripsi ini.

2. Kepada Ibunda R. I. Palupi dan Ayahanda R. Joppy Firdija, Della, serta

keluarga besar yang selalu memberi dukungan terbaiknya.

3. Ibu Dr. Ir. Ekawati S. Wahyuni, MS selaku pembimbing skripsi dan studi

pustaka atas kesabaran, dukungan, bimbingan dan waktu yang diluangkan

di tengah-tengah kesibukan yang telah diberikan.

4. Teman-teman seperjuangan di Mata Kuliah Gender dan Pembangunan,

terima kasih atas saling tukar informasinya.

Page 10: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

x

5. Rekan-Rekan di KPM 42 dan semua pihak yang tidak terucap tetapi telah

secara langsung atau tidak langsung membantu penulisan Studi Pustaka

ini. Terimakasih atas dukungan kalian semua.

6. Ibu Dra. Winati Wigna, MDs. sebagai dosen penguji utama yang telah ber-

sedia meluangkan waktu dan kritikan untuk memperbaiki skripsi ini. Penu-

lis juga mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam perilaku dan ucapan

yang kurang berkenan.

7. Ibu Heru Purwandari, Sp, Msi. Sebagai dosen dari Komisi Pendidikan

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat atas kritik

tentang penulisan skripsi ini.

8. Para responden pada penelitian ini, saya ucapkan terima kasih atas waktu

yang diluangkan selama saya melakukan pengambilan data.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi dengan judul

Pengaruh Motivasi Bekerja Perempuan di Sektor Informal Terhadap Pembagian

Kerja dan Pengambilan Keputusan dalam Keluarga masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu penulis menerima segala kritik dan saran yang bersifat memban-

gun. Penulis berharap semoga apa yang telah penulis paparkan dalam skripsi ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, September 2009

Penulis

Page 11: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI......................................................................................................... i

DAFTAR TABEL................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................. vi

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................3

1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................4

1.4 Kegunaan Penelitian........................................................................................ 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Gender dan Ketidakadilan Gender..................................................... 5

2.2. Konsep WID, WAD dan GAD........................................................................ 7

2.3. Pekerjaan Produktif Perempuan di Sektor Formal dan Informal.................... 9

2.3.1. Pekerjaan di Sektor Formal.......................................................................... 9

2.3.2. Pekerjaan di Sektor Informal..................................................................... 12

2.4. Motivasi Perempuan Bekerja........................................................................ 14

2.5. Peranan Gender dan Pembagian Kerja dalam Rumahtangga........................ 16

2.6. Pola Pengambilan Keputusan dalam Rumahtangga...................................... 19

2.7. Kerangka Pemikiran...................................................................................... 22

2.8. Hipotesa......................................................................................................... 24

2.9. Definisi Operasional...................................................................................... 24

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian......................................................................................... 29

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................................ 29

3.3. Metode Pemilihan Sampel............................................................................ 29

3.4. Metode Pengumpulan Data.......................................................................... 30

3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data.......................................................... 30

BAB IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Kelurahan Jatimakmur...................................................................................32

4.1.1. Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan................................................32

4.1.2. Data Kependudukan................................................................................... 33

4.1.3. Keadaan Sosial Ekonomi........................................................................... 34

4.1.3.1. Kesejahteraan Masyarakat.................................................................... 34

4.1.3.2. Pendidikan............................................................................................ 34

Page 12: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

ii

4.2. Gambaran Umum Pemukiman Responden................................................... 35

4.2.1. Gambaran Pemukiman Responden.......................................................... 35

4.2.2. Kondisi Demografi Responden................................................................ 36

4.2.3. Perkumpulan Bagi Para Pendatang.......................................................... 38

BAB V. KARAKTERISTIK RUMAHTANGGA PEDAGANG SAYUR

KELILING

5.1. Umur Responden............................................................................................. 42

5.2. Pendidikan Responden.................................................................................... 43

5.3. Pengalaman Bekerja........................................................................................ 43

5.4. Jumlah Tanggungan........................................................................................ 45

5.5. Pendapatan Suami dan Istri............................................................................. 47

5.6. Ikhtisar............................................................................................................. 49

BAB VI. MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN PEDAGANG SAYUR

KELILING

6.1. Motivasi Ekonomi........................................................................................... 51

6.2. Motivasi Non-Ekonomi................................................................................... 52

6.2.1. Kebutuhan Sosial Relasional..................................................................... 52

6.2.2. Kebutuhan Aktualisasi Diri....................................................................... 53

6.3. Ikhtisar............................................................................................................. 54

BAB VII. PEMBAGIAN KERJA DALAM RUMAHTANGGA

PEDAGANG SAYUR KELILING

7.1. Kegiatan Produktif.......................................................................................... 55

7.1.1. Pembagian Kerja Produktif Responden Pedagang Sayur Keliling............ 56

7.1.2. Curahan Waktu Responden Pedagang Sayur Keliling dalam Kegiatan Produktif.................................................................................................... 59

7.2. Kegiatan Reproduktif...................................................................................... 63

7.2.1. Pembagian Kerja Reproduktif Responden Pedagang Sayur keliling......... 64

7.2.2. Curahan Waktu Responden Pedagang Sayur Keliling dalam Kegiatan

Reproduktif................................................................................................ 65

7.3. Kegiatan Kemasyarakatan............................................................................... 66

7.3.1. Pembagian Kerja dalam Kegiatan Kemasyarakatan.................................. 67

7.3.2 Curahan Waktu Responden Pedagang Sayur Keliling dalam Kegiatan Kemasyarakatan.......................................................................................... 68

7.4. Hubungan Curahan Waktu Perempuan Bekerja dengan Motivasi Perempuan

Bekerja........................................................................................................... 69

7.5. Ikhtisar........................................................................................................... 70

Page 13: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

iii

BAB VIII. POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA

8.1. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Produktif.......................................73

8.2. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Reproduktif...................................76

8.3. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Kemasyarakatan............................78

8.4. Hubungan Curahan Waktu Bekerja Perempuan dengan Pengambilan

Keputusan dalam Rumahtangga......................................................................79

8.5. Ikhtisar.............................................................................................................80

BAB IX. KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. Kesimpulan..................................................................................................... 82

9.2. Saran................................................................................................................ 84

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………… 86

LAMPIRAN…………………………………………………………………...… 89

Page 14: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

iv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Orbitrasi Kelurahan Jatimakmur tahun 2008......................................... 32

Tabel 2. Luas Wilayah Kelurahan Jatimakmur Menurut Penggunaannya tahun

2008....................................................................................................... 33

Tabel 3. Penggolongan Penduduk Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan Keluarga, Kelurahan Jatimakmur tahun 2008........................................................ 34

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Jatimakmur tahun

2008....................................................................................................... 35

Tabel 5. Jumlah dan Presentase Responden Pekerja Pedagang Sayur Menurut

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kampung Bojong Rawa Lele

2009....................................................................................................... 42

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden Menurut Jenis Kelamin di Kampung

Bojong Rawa Lele 2009........................................................................ 43

Tabel 7. Pengalaman Bekerja Responden Menurut Jenis Kelamin di Kampung

Bojong Rawa Lele 2009........................................................................ 44

Tabel 8. Jumlah Anak Tiap Keluarga Responden di Kampung Bojong Rawa

Lele 2009................................................................................................45

Tabel 9. Jumlah Pengeluaran perbulan Rumahtangga Responden di Kampung

Bojong Rawa Lele 2009 ....................................................................... 48

Tabel 10. Pengaruh Perempuan Pedagang Sayur Keliling untuk Bekerja, Data

Responden Istri di Kampung Bojong Rawa Lele 2009......................... 50

Tabel 11. Jumlah Teman Seprofesi yang Diperoleh Perempuan Pedagang Sayur

Keliling Selama Bekerja, Data Responden Istri di Kampung Bojong Rawa Lele 2009......................................................................................53

Tabel 12. Kategori Motivasi Perempuan Bekerja, Data Responden Istri di

Kampung Bojong Rawa Lele 2009........................................................54

Tabel 13. Curahan Waktu Kerja Produktif Responden Suami dan Responden Istri dalam Satu Hari di Kampung Bojong Rawa Lele 2009........................ 59

Tabel 14. Curahan Waktu Belanja Barang Dagangan Antara Responden Suami

dan Responden Istri dalam Satu Hari di Kampung Bojong Rawa Lele 2009....................................................................................................... 60

Tabel 15. Curahan Waktu Berjualan Antara Responden Suami dan Responden

Istri dalam Satu Hari di Kampung Bojong Rawa Lele 2009................. 61

Tabel 16. Pembagian Kerja Reproduktif Antara Responden Suami dan Responden Istri di Kampung Bojong Rawa Lele 2009............................................ 64

Tabel 17. Curahan Waktu Rata-rata Kerja Reproduktif Responden Suami dan

Responden Istri dalam Satu Hari di Kampung Bojong Rawa Lele 2009....................................................................................................... 66

Tabel 18. Pembagian Kerja Kemasyarakatan Responden Suami dan Responden

Istri di Kampung Bojong Rawa Lele 2009............................................ 68

Page 15: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

v

Tabel 19. Hubungan Curahan Waktu Perempuan Bekerja dengan Motivasi

Perempuan Bekerja, Data Responden Keluarga di Kampung Bojong Rawa Lele 2009..................................................................................... 69

Tabel 20. Total Curahan Waktu perhari Responden Suami dan Responden Istri di

Kampung Bojong Rawa Lele 2009........................................................71

Tabel 21. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Produktif Perempuan

Pedagang Sayur Keliling Sebelum dan Setelah Bekerja, Data

Responden Keluarga di Kampung Bojong Rawa Lele 2009................. 73

Tabel 22. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Reproduktif Perempuan

Pedagang Sayur Keliling Sebelum dan Setelah Bekerja, Data

Responden Keluarga di Kampung Bojong Rawa Lele 2009................. 77

Tabel 23. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Kemasyarakatan Perempuan

Pedagang Sayur Keliling Sebelum dan Setelah Bekerja Data Responden

Keluarga di Kampung Bojong Rawa Lele 2009....................................79

Tabel 24. Hubungan Pengambilan Keputusan dalam Rumahtangga Setelah Istri

Bekerja dengan Curahan Waktu Bekerja, Data Responden Keluarga di

Kampung Bojong Rawa Lele 2009....................................................... 80

Page 16: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bagan Kerangka Analisis........................................................................23

Page 17: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Konsep gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural (Fakih, 2008).

Gender merupakan hal yang berbeda sama sekali dari jenis kelamin, karena pada

dasarnya gender tidak memihak pada salah satu jenis kelamin. Gender hanya

memuat perbedaan fungsi dan peran sosial laki-laki dan perempuan, yang

terbentuk oleh lingkungan. Gender tercipta melalui proses sosial budaya yang

panjang pada suatu masyarakat tertentu, sehingga dapat berbeda dari satu tempat

ke tempat lainnya dan gender juga dapat berubah dari waktu ke waktu sehingga

bisa berlainan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perbedaan gender adalah

bukan suatu masalah apabila tidak melahirkan ketidakadilan gender (Fakih, 2008).

Ketidakadilan gender merupakan sistem dan struktur dimana kaum laki-laki atau

perempuan menjadi korban atas sistem tersebut.

Penyeimbangan hak gender merupakan suatu upaya penyadaran gender

atas ketidakadilan gender yang terjadi dan meliputi pemahaman perbedaan peran

biologis serta peran gender sekaligus memahami bahwa peran gender yang

ditentukan melalui konstruksi sosial dan budaya yang menyertainya dapat berubah

dan diubah (Suradisastra dan Vitalaya dalam Hastuti, 2008). Kesadaran gender

sendiri memiliki arti bahwa laki-laki dan perempuan bekerja bersama dalam suatu

keharmonisan cara, memiliki kesamaan dalam hak, tugas, posisi, peran dan

kesempatan, dan menaruh perhatian terhadap kebutuhan-kebutuhan spesifik yang

saling memperkuat dan melengkapi.

Page 18: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

2

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, terdapat keterangan dari Hastuti

(2008) bahwa laki-laki maupun perempuan dapat berperan sebagai pencari nafkah

baik di bidang pertanian maupun non pertanian, pelaku kegiatan rumah tangga,

maupun pelaku kegiatan masyarakat. Peran-peran tersebut dipengaruhi oleh

berbagai nilai-nilai dan norma masyarakat, lingkungan fisik dan sosial, program-

program pembangunan, dan kondisi sosial ekonomi keluarga atau rumah tangga.

Proses pembangunan di Indonesia ternyata berimplikasi pada masuknya

perempuan pada sektor produktif atau publik. Hal ini didukung oleh data dari

Badan Pusat Statistik yaitu pada tahun 2008 di Indonesia terdapat 35,4 juta

perempuan yang bekerja, dengan komposisi 9,1 juta bekerja pada sektor formal

dan 26,3 juta pada sektor informal dari jenis pekerjaan yang dipilih para

perempuan di sektor informal (Agnes, 2008). Sektor formal banyak dipilih oleh

sebagian besar perempuan di perkotaan. Jenis pekerjaan yang dipilih di sektor

formal antara lain buruh, petugas administrasi, mandor, dan petugas Tata Usaha.

Sektor lain yaitu sektor informal lebih banyak dipilih oleh perempuan di daerah

pedesaan dan disusul perempuan di daerah perkotaan. Pekerjaan di sektor

informal yang digeluti antara lain bertani, berdagang dan berladang.

Motivasi para perempuan untuk bekerja ternyata bervariasi, bagi

perempuan dengan tingkat ekonomi menengah ke atas aktualisasi diri merupakan

alasan kuat mereka bekerja. Pada sisi sebaliknya, bagi perempuan dengan tingkat

ekonomi menengah ke bawah alasan pemenuhan kebutuhan hidup merupakan

alasan mendasar kenapa mereka sampai ikut bekerja di sektor publik.

Bekerjanya perempuan di sektor publik ternyata tidak terlalu berpengaruh

kepada proses pengambilan keputusan dalam keluarga. Beberapa keluarga di

Page 19: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

3

Indonesia memiliki pola pengambilan keputusan yang hampir sama yaitu suami

memegang keputusan di sektor publik sedangkan istri memegang keputusan di

sektor domestik. Hal ini merupakan manifestasi ketidakadilan gender berupa

subordinasi, dimana posisi perempuan ditentukan dan dipimpin kaum laki-laki.

Pola pengambilan keputusan seperti ini ternyata memiliki faktor yang dapat

mempengaruhi, seperti keberadaan suami di rumah, perbedaan tingkat pendapatan

antara suami dan istri serta tingkat pendidikan.

Berdasarkan paparan di atas, sudah selayaknya antara suami dan istri

membagi tanggung jawab dalam rumah tangganya dan tidak hanya melimpahkan

tanggung jawab kepada salah satu pihak. Oleh karena itu, dalam pemenuhan

kebutuhan rumah tangga sudah selayaknya wanita diberikan hak yang sama dalam

pengambilan keputusan rumah tangga.

1. 2. Perumusan Masalah

Penelitian ini mencoba mengidentifikasi apa motivasi yang menyebabkan

perempuan bekerja di sektor informal. Sektor informal dipilih untuk melihat pola

pembagian kerja dan pola pengambilan keputusan dalam rumahtangga yang

cenderung tidak kaku dibandingkan dengan rumahtangga yang bekerja di sektor

formal. Lebih lanjut, perumusan masalah akan disusun sebagai berikut :

1. Apa motivasi perempuan untuk bekerja di sektor informal?

2. Bagaimana hubungan antara motivasi perempuan bekerja di sektor informal

dengan pola pembagian kerja dalam keluarganya?

3. Bagaimana hubungan antara curahan waktu bekerja dengan pola pengambilan

keputusan dalam keluarganya?

Page 20: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

4

1. 3. Tujuan Penelitian

1. Mengidentifikasi motivasi perempuan yang bekerja di sektor informal untuk

bekerja.

2. Menganalisis hubungan antara motivasi perempuan bekerja di sektor informal

dengan pola pembagian kerja dalam keluarganya.

3. Menganalisis hubungan antara curahan waktu bekerja dalam keluarga dengan

pola pengambilan keputusan dalam keluarganya.

1. 4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah literatur tentang

motivasi perempuan bekerja di sektor informal yang berguna bagi penelitian

selanjutnya. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan menjadi rujukan mengenai

studi tentang peran perempuan dalam pengambilan keputusan dalam keluarga.

Page 21: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Gender dan Ketidakadilan Gender

Hal penting yang harus dipahami dalam rangka membahas masalah

perempuan adalah membedakan antara konsep seks dan gender. Kedua konsep ini

sering tumpang tindih satu sama lain karena dianggap sebagai suatu hal yang

sama. Hal ini terlihat jelas dalam kamus bahasa Indonesia yang tidak secara jelas

membedakan pengertian kata sex dan gender. Fakih (2008) menerangkan kedua

konsep satu-persatu, pertama pengertian jenis kelamin adalah pembagian atau

pemberian sifat dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang

melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, laki-laki adalah manusia yang

memiliki penis dan memproduksi sperma sedangkan perempuan memiliki alat

reproduksi seperti rahim dan memproduksi sel telur. Alat-alat tersebut secara

biologis telah melekat pada manusia jenis laki-laki dan perempuan selamanya,

sehingga tidak bisa dipertukarkan satu sama lain. Secara permanen tidak berubah

dan merupakan ketentuan biologis atau merupakan kodrat dari Tuhan.

Konsep lain yaitu gender adalah suatu sifat yang melekat pada laki-laki

dan perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya,

perempuan terkenal lemah lembut, emosional dan keibuan, sedangkan laki-laki

terkenal kuat, rasional, jantan dan perkasa. Ciri dari sifat antara laki-laki dan

perempuan tersebut dapat dipertukarkan satu sama lain. Hal ini berarti suatu hal

yang bisa terjadi jika laki-laki memiliki sifat lemah lembut dan emosional serta

pada perempuan memiliki sifat sebaliknya. Semua hal yang dapat dipertukarkan

antara sifat laki-laki dan perempuan, yang bisa berubah dari waktu ke waktu serta

Page 22: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

6

berbeda dari satu tempat ke tempat lain, maupun berbeda dari satu kelas ke kelas

lain, itulah yang dikenal dengan konsep gender (Fakih, 2008).

Perbedaan gender sebenarnya bukan suatu masalah sepanjang perbedaan

itu tidak melahirkan ketidakadilan gender. Ternyata banyak terjadi ketidakadilan

bagi kaum laki-laki maupun perempuan. Ketidakadilan gender merupakan sistem

dan struktur dimana kaum laki-laki atau perempuan menjadi korban atas sistem

tersebut (Fakih, 2008). Pemahaman tentang ketidakadilan gender dapat

diperdalam melalui manifestasi yang ada. Manifestasi ketidakadilan gender yaitu

marginalisasi yang berarti pemiskinan ekonomi, subordinasi yang berarti

anggapan tidak penting dalam keputusan politik, stereotipe yang berarti

pembentukan pola pikir negatif, kekerasan, beban kerja lebih panjang, serta

sosialisasi ideologi nilai peran gender.

Terkait dalam hal pekerjaan perempuan di sektor produktif serta pola

pengambilan keputusan dalam keluarga perempuan bekerja terdapat singgungan

dengan stereotipe dan beban kerja mengenai masalah manifestasi ketidakadilan

gender. Beban kerja memiliki keterkaitan dengan masalah tanggung jawab penuh

para perempuan terhadap pekerjaan domestik rumahtangga, sekalipun perempuan

itu bekerja di sektor publik. Stereotipe memiliki keterkaitan dengan sifat

perempuan yang emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin.

Berhubungan dengan keputusan dalam rumahtangga, para istri kebanyakan hanya

menuruti apa perkataan suami karena keputusan-keputusan penting dalam

keluarga sekalipun dilakukan dengan diskusi antara suami dan istri, peran suami

cenderung lebih besar.

Page 23: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

7

Keinginan kuat perempuan yang tidak hanya selalu berurusan dengan

sektor domestik atau rumahtangga ternyata mendapat perhatian dari pembangunan

yang pada akhirnya memperhatikan masalah gender. Pada awalnya pembangunan

berusaha menjawab masalah kemiskinan dan keterbelakangan bangsa-bangsa di

Dunia Ketiga, namun semakin lama semakin terlihat bahwa pembangunanlah

yang mengakibatkan keterbelakangan kaum perempuan. Konsep WID dan GAD

yang akan menjawab permasalahan ini.

2.2. Konsep WID, WAD dan GAD

Ideologi kapitalisme yang berasal dari negara-negara Eropa diperkenalkan

kepada Negara Dunia Ketiga melalui program pembangunan. Pembangunan

menjadi kata yang begitu populer dalam empat dasawarsa terakhir di negara-

negara Dunia Ketiga. Kata „pembangunan‟ tersebut dapat diterjemahkan lebih

mendalam lagi sehingga memberi makna positif, yaitu perubahan sosial. Kata

perubahan sosial lebih dapat melihat perubahan peran perempuan yang cukup

mendasar dalam pembangunan.

Pembangunan telah membawa efek positif sekaligus negatif terhadap

perempuan. Perempuan yang tidak tersentuh oleh keuntungan program

pembangunan juga dirugikan oleh program-program tersebut. Kenyataan ini juga

memberi asumsi lain yaitu perempuan hanyalah penerima pasif dari

pembangunan. Berawal dari hal tersebut dikembangkanlah berbagai program

untuk pemberdayaan perempuan yang diperkenalkan dengan tema perempuan

dalam pembangunan Women in Development yang disingkat WID. Pendekatan ini

bertujuan untuk memberikan peluang sebesar-besarnya bagi perempuan ikut

Page 24: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

8

dalam pembangunan. Setelah program ini berjalan kurang lebih sepuluh tahun,

banyak bermunculan kritik terhadap konsep WID. WID dianggap telah

memberikan beban ganda (di sektor publik dan domestik) yang lebih berat di

banding sebelumnya (Darahim, 2003).

Pendekatan WID dinilai oleh Dr. Mansour Fakih sebagai pengekang

perempuan di Negara Dunia Ketiga akhirnya digeser arah dan tujuan

kebijakannya menjadi Women and Development yang disingkat dengan WAD

dengan lebih memberdayakan kaum perempuan agar bisa berperan aktif seperti

laki-laki. Pemikiran WAD memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam hal

diperhatikannya isu-isu perempuan menjadi isu global dan mengembangkan

organisasi-organisasi perempuan yang lebih mampu berjejaring baik secara

nasional maupun internasional. Melalui konsep ini diharapkan dapat mengurangi

dominasi laki-laki dalam ruang publik. Seiring berjalannya konsep WAD, kritikan

kembali muncul. WAD dianggap semakin mempertajam batas antara peran laki-

laki dan perempuan karena tidak didasari kerelaan dan kerjasama dari kaum laki-

laki (Utari Dewi, 2008). Akhirnya, pada pertengahan tahun 1980-an teori ini

diperbaiki dengan pemikiran Gender dan Pembangunan yang disebut dengan

Gender and Development yang disingkat dengan GAD.

Pendekatan GAD berusaha untuk mendobrak batasan antara perempuan

dan laki-laki, meniadakan perbedaan peranan dalam berbagai struktur dalam

masyarakat. Para pemikir pendekatan ini berusaha agar tidak ada lagi pembatasan

dimana ranah laki-laki, dan dimana ranah perempuan. Masing-masing individu

entah dia perempuan dan laki-laki memiliki hak yang sama untuk peningkatan

kapasitas sesuai dengan kemampuannya.

Page 25: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

9

2. 3. Pekerjaan Produktif Perempuan di Sektor Formal dan Informal

Hampir pada sebagian besar masyarakat terdapat kenyataan bahwa dengan

adanya pembedaan dan penentuan peranan individu dalam masyarakat

berdasarkan jenis kelamin secara sadar atau tidak sadar, langsung atau tidak

langsung menentukan perbedaan peran yang berbeda bagi laki-laki dan

perempuan. Perempuan yang bekerja di sektor publik sebagian besar berada di

bawah laki-laki. Di lain pihak, perempuan yang menopang penghasilan keluarga

memiliki beban kerja yang sangat berat, karena di samping bekerja di sektor

formal atau informal, perempuan masih harus menyelesaikan pekerjaan

reproduktif atau yang biasa disebut dengan pekerjaan domestik yang biasanya

dilakukan tanpa campur tangan laki-laki.

Keterlibatan perempuan berperan pada sektor produktif sepertinya bukan

hal baru untuk diperbincangkan. Peran produktif adalah peran yang dilakukan

oleh seseorang, menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik

untuk dikonsumsi maupun untuk diperdagangkan (Sudarta, 2008). Peran yang

sering pula disebut dengan peran di sektor publik yang dilakukan perempuan bagi

keluarganya dalam beberapa penelitian dapat dikatakan sangat membantu

ekonomi rumahtangganya. Contoh peranan produktif perempuan adalah bekerja di

sektor formal dan informal.

2.3.1. Pekerjaan di Sektor Formal

Sektor formal adalah sektor dimana pekerjaan didasarkan atas kontrak

kerja yang jelas dan pengupahan diberikan secara tetap atau kurang lebih

permanen. Pekerja sektor formal dapat digolongkan terampil dan berpendidikan

Page 26: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

10

sedangkan sektor informal tidak terampil dan tidak berpendidikan. Berdasarkan

ciri-cirinya, sektor formal memiliki ciri unit produksi yang digolongkan biasanya

bermodal besar (sering kali asing), pemilikan usaha sering kali berupa korporasi

(bukan hanya satu individu saja) bahkan juga konglomerat, berskala besar,

berteknologi tinggi dan beroperasi di pasar internasional (Saptari dan Holzner,

1997).

Pada masyarakat perkotaan, peran perempuan mengalami perubahan

sebagai reaksi atas perubahan struktur perekonomian di perkotaan yang mengarah

pada proses industrialisasi. Perempuan yang bekerja di sektor formal cenderung

memiliki tingkat pendidikan dan ketrampilan, akses ke lembaga keuangan,

produktivitas tenaga kerja serta tingkat upah yang juga relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan perempuan yang bekerja di sektor informal. Hal ini

membuktikan bahwa tingkat intelektualitas perempuan di sektor formal dituntut

lebih karena pada dasarnya pekerjaan di sektor formal menuntut para pekerjanya

untuk taat pada peraturan yang biasanya tertulis, pemberian sanksi apabila terjadi

pelanggaran aturan, ada cuti yang dapat diambil, jam kerja yang jelas serta upah

yang cenderung stabil atau diperoleh secara berkala (perbulan). Beberapa

perempuan yang bekerja di sektor formal dapat disebut juga dengan istilah

perempuan karier karena istilah perempuan karier adalah perempuan yang

berpendidikan tinggi dan mempunyai status tinggi dalam pekerjaannya yang

berhasil dalam berkarya yang dikenal sebagai perempuan bekerja atau perempuan

berkarya (Mudzhar dkk, 2001).

Masalah gender yang timbul pada sektor formal adalah bahwa kebanyakan

jabatan perempuan berada di lapisan bawah atau lebih rendah dibanding jabatan

Page 27: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

11

laki-laki. Hal ini terkait dengan stereotipe yang terjadi di tempat kerja yang

menganggap bahwa perempuan lebih memiliki tingkat emosional yang tinggi

sehingga tidak cocok bila dipekerjakan sebagai pimpinan. Masalah rendahnya

jabatan tadi berimplikasi pada rendahnya tingkat pendapatan. Akar dari tingkat

pendapatan sebenarnya adalah tingkat pendidikan (Kebayantini, 2008). Pada sisi

lain terdapat kenyataan bahwa pendidikan tinggi merupakan suatu hal yang langka

bagi kebanyakan perempuan di negara-negara berkembang (Boserup, 1984).

Semua lapisan permasalahan tersebut menunjukkan adanya implikasi

bahwa konsep pendekatan pembangunan yang dianut adalah sebatas WID.

Terbukti bahwa terjadi subordinasi pada organisasi tempat perempuan bekerja

yang masih berpendapat bahwa perempuan masih bertanggungjawab penuh pada

rumahtangganya, sehingga dalam mendapatkan jabatan perempuan tidak perlu

terlalu tinggi. Kenyataan ini membuat beban kerja pada tenaga kerja perempuan,

di satu sisi mereka bisa bekerja di sektor produktif di sisi lain tanggung jawab

pada rumahtangga tidak boleh begitu saja ditinggalkan.

Kelebihan dan kekurangan sektor formal yang telah dipaparkan tadi tentu

saja menuntut para pelakunya dengan etos kerja yang tinggi karena pada

kenyataannya sektor formal merupakan sektor yang menjanjikan kenyamanan

yang lebih dalam melakukan kegiatan ekonomi yang lebih baik daripada sektor

informal. Hal yang harus diperhatikan bahwa kapasitas sektor formal dalam

menampung tenaga kerja ternyata sangat terbatas, tidak banyak tenaga kerja yang

dapat menembus pasar kerja sektor formal apalagi perempuan yang bersaing

dengan para laki-laki yang merasa sangat bertanggungjawab terhadap nafkah

keluarga. Ketidakmampuan sektor formal dalam menampung semua tenaga kerja

Page 28: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

12

ini menimbulkan dampak yang nyata bahwa mereka yang tidak tertampung pada

sektor formal akan terbuang pada sektor informal.

2.3.2. Pekerjaan di Sektor Informal

Sektor informal adalah sektor dimana pekerjaan tidak didasarkan pada

kontrak kerja yang jelas bahkan sering sekali si pekerja bekerja untuk dirinya

sendiri, penghasilan sifatnya tidak tetap dan tidak permanen. Sektor ini memiliki

ciri unit produksi yang bermodal lokal atau dalam negeri yang relatif kecil,

pemilikan oleh satu individu atau keluarga, padat karya dengan teknologi madya

dan umumunya beroperasi di pasar lokal (Saptari, 1997).

Para tenaga kerja yang tidak tertampung pada sektor formal tadi harus

menyesuaikan diri untuk tetap bertahan hidup. Para kaum miskin dan para

pengangguran menyesalkan ketidakmampuan pembangunan dalam menyediakan

peluang kerja dan untuk sementara dapat diredam lantaran tersedia peluang kerja

di sektor informal. Ketika kebijakan pembangunan cenderung menguntungkan

sektor formal skala usaha besar, sektor informal kendati tanpa dukungan fasilitas

sepenuhnya dari negara, dapat memberikan subsidi sebagai penyedia barang dan

jasa murah untuk mendukung kelangsungan hidup para pekerja usaha skala besar.

Bahkan, tatkala perekonomian nasional mengalami kemunduran akibat resesi,

sektor informal mampu bertahan tanpa membebani ekonomi yang sedang labil.

Namun, kenyataan yang terjadi pada sektor informal adalah tingkat pendidikan

yang sangat rendah mengakibatkan ketrampilan rendah pula, sangat eksploitatif

dengan gaji sangat rendah, jam kerja yang tak menentu dan panjang, serta tidak

ada cuti dengan bayaran penuh.

Page 29: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

13

Kenyataan terhadap sektor informal ini tidak menutup keinginan para

perempuan untuk berkecimpung di sektor ini demi menghidupi perekonomian

rumahtangga. Sektor informal begitu identik pada sektor perekonomian yang

dijalankan oleh orang dengan tingkat ekonomi rendah sehingga pekerjaan

perempuan yang banyak ditemukan di sektor ini banyak yang bertumpu pada

sektor pertanian yang kemudian dikembangkan pada sektor lain seperti

berdagang, bertani, berladang dan pekerjaan lain yang tetap berakar dari sektor

pertanian. Pernyataan-pernyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian Pujiwati1

dalam Widiarti dan Hiyama (2007) menjelaskan di daerah pedesaan Jawa semakin

miskin rumahtangga maka akan semakin tergantung pada pendapatan perempuan.

Kenyataan ini melahirkan kesimpulan terhadap peran perempuan pada

peranan reproduktif yaitu para perempuan yang bergerak di sektor formal

cenderung masih dapat mengandalkan pendapatan suami dan kontrol terhadap

pekerjaan di luar rumah masih dipegang suami. Kenyataan lain didapat bahwa

para perempuan yang bekerja pada sektor informal yang biasanya berasal dari

keluarga miskin cenderung memperhitungkan pendapatan perempuan sebagai

penopang pendapatan laki-laki. Hal ini terjadi karena biasanya usaha di sektor

informal yang dilakukan antara suami dan istri bergerak pada jenis usaha yang

sama atau dapat dibilang usaha keluarga.

Kebutuhan mendasar manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup

dilakukan melalui kegiatan ekonomi. Lewat sektor informal inilah yang biasanya

dapat mengenyampingkan aturan-aturan yang biasanya dianut tentang isu gender

1 Pudjiwati,1990 dalam Peranan Perempuan dalam Perhutanan Sosial: Suatu Studi Integrasi

Perempuan dalam Pembangunan Kehutanan Menuju Era Tinggal Landas. IPB, Bogor.

Page 30: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

14

dalam keluarga demi memenuhi kebutuhan dasar hidup. Pada kenyataannya sering

ditemui pekerjaan perempuan di sektor publik lebih berat dari laki-laki. Kendati

peran perempuan yang cukup mencolok pada sektor informal, namun pandangan

kesetaraan gender pada ranah yang lebih besar dari keluarga yaitu masyarakat

masih memandang laki-laki merupakan tumpuan ekonomi keluarga. Sehingga

pekerjaan berat yang dilakukan perempuan masih belum diakui atau terkalahkan

oleh pandangan masyarakat tentang kesetaraan gender.

Tekad yang kuat dari kaum perempuan untuk bekerja di sektor produktif

ternyata berangkat dari motivasi yang berbeda. Banyak hal yang mempengaruhi

motivasi perempuan untuk bekerja di sektor produktif. Uraian selanjutnya akan

berusaha menjawab beberapa motivasi perempuan untuk bekerja di sektor publik

berdasarkan tingkat ekonomi.

2. 4. Motivasi Perempuan Bekerja

Sejak zaman dahulu hingga kini, persoalan yang dihadapi oleh kaum

perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai

hambatan dan kesulitan yang mereka alami dari masa ke masa berasal dari

sumber-sumber yang sama. Berakar dari hambatan dan kesulitan tersebut, banyak

dari perempuan yang tetap bertekad untuk bekerja di ranah publik. Tekad

perempuan tersebut dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi

perempuan untuk bekerja di ranah produktif atau untuk mengembangkan

kariernya dapat bersifat internal dan eksternal (Mudzhar, 2001). Pengertian faktor

internal adalah dorongan yang timbul dalam diri pribadi perempuan sendiri.

Motivasi merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi perempuan

bekerja di ranah publik.

Page 31: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

15

Terdapat hal yang menegaskan bahwa motivasi pribadi yang mendorong

seorang perempuan yang telah berkeluarga untuk bekerja sehingga harus

meninggalkan rumahtangga, yaitu meliputi (Mudzhar, 2001) :

a. Untuk menambah penghasilan keluarga

b. Untuk ekonomi yang tidak tergantung dari suami

c. Menghindari rasa kebosanan atau untuk mengisi waktu kosong

d. Karena ketidakpuasan dalam pernikahan

e. Karena mempunyai minat atau keahlian tertentu yang ingin dimanfaatkan

f. Untuk memperoleh status

Pendapat lain tentang motivasi adalah istilah generik yang meliputi semua

faktor internal yang mengarah ke berbagai jenis perilaku yang bertujuan, semua

pengaruh internal seperti kebutuhan (needs) yang berasal dari fungsi-fungsi

organisme, dorongan dan keinginan, aspirasi dan selera sosial yang bersumber

dari fungsi-fungsi tersebut (Sarwono, 2002).

Dixon (1978) mengemukakan tiga faktor yang mendorong perempuan mencari

pekerjaan di luar rumah, yaitu :

1. Kebutuhan Finansial/Uang

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar dalam perekonomian

rumahtangga. Kurangnya pemenuhan kebutuhan finansial keluarga

seringkali membuat suami dan istri bekerja untuk bisa mencukupi

kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan mendasar sehari-hari dalam keluarga

yang wajib dipenuhi merupakan dorongan utama untuk bekerja. Kondisi

tersebut membuat sang istri tidak punya pilihan lain kecuali ikut mencari

Page 32: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

16

pekerjaan yang dapat menghasilkan uang dengan cara bekerja di sektor

publik.

2. Kebutuhan Sosial Relasional

Kebutuhan ini merupakan suatu kebutuhan akan penerimaan sosial dengan

bergaul dengan rekan-rekan di tempat kerja diharapkan adanya suatu

identitas sosial yang diperoleh melalui komunitas kerja. Faktor psikologis

seseorang serta keadaan internal keluarga, turut mempengaruhi seorang

ibu untuk tetap mempertahankan pekerjaannya.

3. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Abraham Maslow pada tahun 1960 mengembangkan teori hirarki

kebutuhan, yang salah satunya mengungkapkan bahwa manusia

mempunyai kebutuhan akan aktualisasi diri, dan menemukan makna

hidupnya melalui aktivitas yang dijalaninya. Bekerja adalah salah satu

sarana atau jalan yang dapat dipergunakan oleh manusia dalam

menemukan makna hidupnya. Kebutuhan akan aktualisasi diri melalui

profesi atau pekerjaan, merupakan salah satu pilihan yang banyak diambil

oleh para perempuan di jaman sekarang ini, terutama dengan makin

terbukanya kesempatan yang sama pada perempuan untuk meraih jenjang

karir yang tinggi.

2.5. Peranan Gender dan Pembagian Kerja dalam Rumahtangga

Sering dijumpai kasus mengenai pembagian kerja dalam rumahtangga

apabila istri hanya sebagai ibu rumahtangga adalah istri hanya dapat berperan di

sektor reproduktif dan suami berperan penuh dalam sektor produktif. Pembagian

Page 33: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

17

kerja tersebut merupakan suatu hal yang lazim terjadi pada mayoritas keluarga di

Indonesia. Peran tersebut dapat berubah apabila suami bukan satu-satunya pencari

nafkah dalam keluarga. Hal ini berimplikasi kepada berubahnya peran istri yang

sebelumnya hanya berperan di sektor domestik berganti atau mungkin menambah

ke peran produktif atau sektor publik.

Berubahnya peranan perempuan tersebut mengakibatkan bertambahnya

tanggung jawab yaitu sebagai pencari nafkah sekaligus ibu rumahtangga.

Berdasarkan hal tersebut, akhirnya dikenal istilah peran ganda perempuan. Peran

ganda perempuan tidak semata-mata mengubah pandangan masyarakat terhadap

perempuan menjadi lebih baik, kenyataan yang ada adalah perempuan yang

bekerja di sektor publik sebagian besar berada di bawah laki-laki. Pada sisi lain,

perempuan yang bekerja di sektor publik ternyata masih menyisakan tanggung

jawab lain yaitu keluarganya. Perempuan ternyata masih harus menyelesaikan

pekerjaan domestik tanpa bantuan dan campur tangan laki-laki.

Gambaran mengenai tanggung jawab seorang istri atau perempuan dalam

keluarga dapat dilihat melalui perannya sebagai istri dalam rumahtangga. Peran

menggambarkan orang yang dapat mengatur perilakunya sesuai dengan perilaku

orang-orang disekitarnya (Meliala, 2006). Peranan diatur oleh norma-norma yang

berlaku, norma tersebut berasal dari kesepakatan berdasarkan hubungan-hubungan

sosial yang ada dalam masyarakat.

Moser (1993) dalam Mugniesyah (2007) mengungkapkan peranan gender

adalah peranan yang dilakukan perempuan dan laki-laki sesuai status, lingkungan,

budaya dan struktur masyarakatnya. Peranan gender mencakup :

Page 34: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

18

1. Peranan produktif adalah peranan yang dikerjakan perempuan dan laki-

laki untuk memperoleh bayaran atau upah secara tunai atau sejenisnya.

2. Peranan reproduktif adalah peranan yang berhubungan dengan tanggung

jawab pengasuhan anak dan tugas-tugas domestik yang dibutuhkan untuk

menjamin pemeliharaan dan reproduksi tenaga kerja yang menyangkut

kelangsungan keluarga.

3. Peranan pengelolaan masyarakat atau politik, dibagi menjadi :

a. Peranan pengelolaan masyarakat atau kegiatan sosial adalah semua

aktivitas yang dilakukan pada tingkat komunitas sebagai

kepanjangan peranan reproduktif (bersifat sukarela dan tanpa

upah).

b. Pengelolaan masyarakat politik atau kegiatan politik adalah

peranan yang dilakukan pada tingkat pengorganisasian komunitas

pada tingkat formal secara politik (biasanya dibayar dan dapat

meningkatkan status).

Mugiesyah dalam Meliala (2006) menjelaskan peranan gender dipengaruhi

oleh umur, kelas, ras, etnik, agama, lingkungan geografi, ekonomi, dan politik.

Perubahan gender sering terjadi sebagai respon atas perubahan ekonomi,

sumberdaya alam, dan atau politik termasuk perubahan berupa usaha-usaha

pembangunan atau penyesuaian program struktural atau oleh kekuatan-kekuatan

di tingkat nasional dan global. Soekanto dalam Meliala (2006) menjelaskan

bahwa peranan merupakan hasil atau bentuk dari status yang dapat diukur dengan

menghitung curahan waktu yang digunakan untuk setiap kegiatan yang dilakukan

Page 35: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

19

oleh individu rumahtangga pada sektor produktif, reproduktif dan

kemasyarakatan.

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia

selalu membutuhkan orang lain dan hidup di tengah-tengah masyarakat. Berada

dalam masyarakat, membuat individu memiliki peran dan status. Peran

perempuan yang bekerja sangat berhubungan dengan bagaimana menjaga

keseimbangan antara tugas produktif, reproduktif dan kemasyarakatan.

Pentingnya melihat peranan adalah karena peran mengatur perilaku seseorang

(Meliala, 2006). Peranan membuat seseorang dapat meramalkan perbuatan orang

lain pada batas tertentu. Individu yang memiliki suatu peran akan dapat

menyesuaikan diri dengan individu lain dengan peran yang sama. Berdasarkan

peranan-peranan individu dalam masyarakat inilah terjalin hubungan sosial.

2.6. Pola Pengambilan Keputusan dalam Rumahtangga

Pemikiran mengenai pola pengambilan keputusan dalam rumahtangga

sangat berguna untuk melihat bagaimana terjadinya struktur dalam rumahtangga,

secara lebih dalam lagi dapat melihat siapa yang dianggap paling berhak untuk

mengambil keputusan dalam rumahtangga atau atas dasar apa kekuasaannya

(penghasilan, pendidikan, usia dan sebagainya). Kekuasaan dinyatakan sebagai

kemampuan untuk mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan keluarga

itu. Hal ini dapat diketahui apakah kekuasaan antara suami istri sama atau tidak

(Meliala, 2006).

Pengaruh di luar rumah (lingkungan masyarakat) pada umumnya bisa

memperkaya dan bisa menambah pengalaman perempuan yang diperkirakan dapat

Page 36: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

20

mengembangkan potensinya dalam mengambil keputusan di berbagai bidang

kehidupan dalam rumahtangga. Selain itu, faktor pendidikan perempuan, sumber

ekonomi yang paling banyak disumbangkan dalam perkawinan ataupun

kemampuan personal berupa pengalamannya bergaul dengan masyarakat luas

menjadi hal yang menimbulkan potensi perempuan semakin besar dalam

mengambil keputusan di dalam rumahtangga.

Menurut Sajogyo (1983) terdapat dua tipe peranan yang dilakukan oleh

perempuan, yaitu :

a. Pola peranan yang menggambarkan perempuan seluruhnya hanya dalam

pekerjaan memelihara kebutuhan hidup seluruh anggota keluarganya.

b. Pola peranan yang menggambarkan dua peranan, yaitu peranan dalam

pekerjaan rumahtangga dan pekerjaan mencari nafkah.

Dari dua tipe peranan tersebut yang akan dibahas lebih lanjut menyangkut

masalah pengambilan keputusan dalam rumahtangga adalah pola peranan

perempuan yang kedua karena pada pola peranan tersebut akan diketahui

bagaimana pola pengambilan keputusan dalam keluarga jika istri berperan sebagai

ibu rumahtangga sekaligus pencari nafkah bagi keluarga.

Cromwell dan Olson dalam Syakti (1997) mengemukakan tiga bidang yang

berbeda untuk menganalisa konsep kekuasaan dalam keluarga, yaitu : dasar

kekuasaan, proses kekuasaan dalam keluarga, dan hasil kekuasaan dalam

keluarga. Berdasarkan ketiga bidang tersebut, pengambilan keputusan ada pada

bidang kedua dan ketiga sehingga pengambilan keputusan dapat diartikan sebagai

perwujudan proses yang terjadi dalam keluarga dan merupakan hasil dari interaksi

Page 37: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

21

antara anggota keluarga untuk saling mempengaruhi sehingga terbentuk pola

pengambilan keputusan berdasarkan peran dan bidang keputusannya (Syakti,

1997).

Perempuan sebagai pengambil keputusan dalam keluarga tidak terlepas dari

perannya dalam keluarga. Norma yang diakui menyatakan bahwa yang paling

sering menentukan dalam pengambilan keputusan adalah suami (Syakti, 1997).

Pada kenyataannya, terdapat banyak variasi tentang pengambilan keputusan dalam

keluarga. Terkadang memang perempuan tidak diikutsertakan, namun tidak

menutup kemungkinan bahwa perempuan juga ikut mengambil keputusan baik

sendiri maupun bersama suami.

Kekuasaan didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengambil keputusan

yang mempengaruhi kehidupan keluarga (Syakti, 1997). Kekuasaan tersebut bisa

sama nilainya atau mungkin berbeda antara suami dan istri. Menurut Sajogyo

(1983) terdapat lima pola dalam pengambilan keputusan antara suami dan istri,

yaitu :

1. Pengambilan keputusan yang dilakukan istri sendiri

2. Pengambilan keputusan bersama yang dominan dilakukan istri

3. Pengambilan keputusan yang dilakukan bersama antara suami dan istri

4. Pengambilan keputusan bersama yang dominan dilakukan suami

5. Pengambilan keputusan yang dilakukan suami sendiri

Sajogyo (1983) mengemukakan faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi

peran perempuan dalam pengambilan keputusan, yaitu :

a. Proses Sosialisasi

b. Pendidikan

Page 38: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

22

c. Latar Belakang Perkawinan

d. Kedudukan dalam masyarakat

e. Pengaruh luar lainnya

Sajogyo (1983) menyimpulkan bahwa besarnya peranan perempuan dalam

pekerjaan rumahtangga dan pekerjaan di sektor publik tidak selalu sejalan dengan

besarnya pengaruh perempuan di dalam dan di luar rumahtangga.

2.7. Kerangka Pemikiran

Motivasi perempuan pedagang sayur untuk bekerja diidentifikasi

berdasarkan teori yang dikemukakan Dixon (1978), yaitu : kebutuhan

finansial/uang, kebutuhan sosial relasional, dan kebutuhan aktualisasi diri.

Berawal dari pendapat tersebut, peneliti membagi motivasi mejadi dua bagian

yaitu motivasi ekonomi berupa kebutuhan finansial dan non-ekonomi berupa

kebutuhan sosial relasional serta kebutuhan aktualisasi diri untuk kepentingan

peneliti sendiri.

Motivasi bekerja perempuan pedagang sayur di sektor publik selanjutnya

akan dihubungkan dengan pembagian kerja dalam keluarga yang dihitung dengan

curahan waktu. Berdasarkan hal ini peneliti ingin melihat pengaruh motivasi

terhadap pembagian kerja, apakah perempuan masih bertanggung jawab terhadap

rumahtangganya secara utuh atau sudah dapat dibagi bersama suami. Pembagian

kerja akan dibagi menjadi tiga, yaitu : kerja produktif, reproduktif, dan sosial

masyarakat.

Berdasarkan pembagian kerja tersebut, selanjutnya akan dihubungkan

kepada pola pengambilan keputusan dalam keluarga. Menurut Sajogyo (1983)

Page 39: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

23

terdapat lima pola pengambilan keputusan yaitu keputusan yang dilakukan istri

sendiri, keputusan bersama yang dominan dilakukan istri, keputusan bersama

antara suami dan istri, keputusan bersama yang dominan dilakukan suami, serta

keputusan yang dilakukan suami sendiri. Kelima pola tersebut akan dilihat

berdasarkan pola pengambilan keputusan di sektor publik, domestik serta sosial

kemasyarakatan.

Bagan kerangkan pemikiran akan merangkum pemikiran yang terdapat

pada tinjauan pustaka dan teori yang digunakan seperti pada Gambar 1.

keterangan: mempengaruhi

Gambar 1. Bagan Kerangka Analisis

Karakteristik perempuan pedagang sayur

a. Umur

b. Tingkat pendidikan

c. Pengalaman bekerja d. Jumlah tanggungan dalam

keluarga

e. Pendapatan suami dan istri

Pembagian Kerja dalam Keluarga

a. Kerja produktif

b. Kerja reproduktif

c. Kerja sosial kemasyarakatan

Pengambilan Keputusan dalam Rumahtangga

a. Istri sendiri

b. Bersama dominan Istri

c. Bersama d. Bersama dominan Suami

e. Suami sendiri

Motivasi Ekonomi

Motivasi non-Ekonomi

Page 40: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

24

2.8. Hipotesa

Hipotesa dalam penelitian ini adalah :

1. Motivasi bekerja mempengaruhi curahan waktu bekerja.

2. Tingginya curahan waktu bekerja perempuan mempengaruhi pola

pengambilan keputusan dalam keluarganya.

2.9. Definisi Operasional

1. Karakteristik perempuan pedagang sayur adalah ciri-ciri yang membedakan

satu individu dengan individu lain seperti umur, tingkat pendidikan,

pengalaman kerja, pendapatan suami dan istri, serta jumlah tanggungan dalam

keluarga.

Umur adalah usia responden (dalam jumlah tahun) pada saat diwawancarai.

Umur digolongkan ke dalam :

Kelompok umur muda adalah ≤ nilai tengah umur semua responden.

Kelompok umur tua adalah > nilai tengah umur semua responden.

Tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah

diikuti dan diukur dalam tahun. Tingkat pendidikan akan dikategorikan

sebagai berikut :

Tingkat pendidikan rendah adalah responden yang memiliki tingkat

pendidikan ≤ SD/Sederajat.

Tingkat pendidikan tinggi adalah responden yang memiliki tingkat

pendidikan > SD/Sederajat.

Page 41: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

25

Pengalaman kerja adalah pengalaman yang dimiliki perempuan pedagang

sayur dalam menjalankan usahanya yang ditunjukkan oleh lamanya waktu

(tahun).

Tingkat pengalaman kerja rendah adalah < nilai tengah pengalaman kerja

semua responden.

Tingkat pengalaman kerja tinggi adalah ≥ nilai tengah pengalaman kerja

semua responden.

Pendapatan suami dan istri adalah keuntungan yang didapat dari hasil

berdagang yang diusahakan masing-masing oleh suami dan istri.

Tingkat pendapatan rendah adalah < nilai tengah jumlah pendapatan

semua responden.

Tingkat pendapatan tinggi adalah ≥ nilai tengah jumlah pendapatan

semua responden.

Jumlah tanggungan keluarga adalah jumlah anak yang hidupnya menjadi

tanggungan keluarga.

Jumlah tanggungan rendah adalah < nilai tengah jumlah tanggungan

semua responden.

Jumlah tanggungan tinggi adalah ≥ nilai tengah jumlah tanggungan

semua responden.

2. Motivasi perempuan bekerja adalah dorongan dari dalam diri seseorang yang

menyebabkannya tergerak melakukan sesuatu pekerjaan karena ingin mencapai

suatu tujuan. Peneliti mengkategorikan motivasi kerja menjadi dua yaitu :

Page 42: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

26

Motif ekonomi (kebutuhan finansial) yaitu motif yang menyebabkan

perempuan bekerja karena alasan kebutuhan finansial bagi kehidupan

keluarganya dan yang tergolong dalam motif ekonomi adalah mereka

yang menjawab pertanyaan bahwa pendapatan suami mereka belum

mencukupi untuk kehidupan mereka.

Motif non ekonomi (kebutuhan sosial relasional dan kebutuhan

aktualisasi diri) yaitu motif yang menyebabkan perempuan bekerja

karena alasan kebutuhan mencari teman dan kebutuhan mengembangkan

diri lewat pekerjaannya.

Para responden yang tergolong dalam kebutuhan sosial relasional adalah

mereka yang memenuhi persyaratan sebagai berikut : mereka yang

menjawab pertanyaan bahwa pendapatan suami telah mencukupi

kebutuhan mereka, mereka yang mementingkan untuk mendapatkan

teman, dan jumlah teman seprofesi mereka ≥ nilai tengah jumlah teman

seprofesi seluruh responden perempuan. Apabila persyaratan tersebut

tidak terpenuhi sepenuhnya maka mereka tergolong memiliki kebutuhan

ekonomi.

Para responden yang tergolong dalam kebutuhan pengembangan diri

adalah mereka yang menjawab pertanyaan bahwa mereka bekerja untuk

mendapat pengakuan bahwa mereka telah berhasil hidup dan bekerja di

kota dari orang-orang di kampung.

3. Pembagian kerja dalam keluarga adalah pengelolaan tugas-tugas antara suami

dan istri pada peran produktif, reproduktif, dan kemasyarakatan yang diukur

Page 43: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

27

melalui curahan waktu yang dilakukan antara suami dan istri pada tiap peran

yang dilakukan.

Peranan produktif adalah peranan yang dikerjakan perempuan dan laki-

laki untuk memperoleh bayaran atau upah secara tunai atau sejenisnya.

Peran produktif dapat diukur melalui curahan waktu bekerja.

Tinggi rendahnya curahan waktu bekerja dibuat berdasarkan kategori

berikut : curahan waktu kerja produktif suami dan istri tinggi bila

curahan waktu perhari ≥ nilai tengah jumlah jam kerja seluruh responden

serta curahan waktu kerja produktif suami dan istri rendah bila curahan

waktu perhari < nilai tengah jumlah jam kerja seluruh responden.

Peranan reproduktif adalah peranan yang berhubungan dengan kegiatan

rumahtangga berupa tanggung jawab pengasuhan anak dan tugas-tugas

domestik yang dibutuhkan untuk menjamin pemeliharaan dan reproduksi

tenaga kerja yang menyangkut kelangsungan keluarga. Peran reproduktif

dapat diukur melalui curahan waktu reproduktif.

Tinggi rendahnya curahan waktu reproduktif dibuat berdasarkan kategori

berikut : curahan waktu kerja reproduktif suami dan istri tinggi bila

curahan waktu perhari ≥ nilai tengah jumlah jam kerja reproduktif

seluruh responden serta curahan waktu kerja reproduktif suami dan istri

rendah bila curahan waktu perhari < nilai tengah jumlah jam kerja

reproduktif seluruh responden.

Page 44: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

28

Peranan kemasyarakatan adalah semua aktivitas yang dilakukan pada

tingkat komunitas atau masyarakat. Peran kemasyarakatan dapat diukur

melalui curahan waktu kemasyarakatan.

Tinggi rendahnya curahan waktu kemasyarakatan dibuat berdasarkan

kategori berikut : curahan waktu kemasyarakatan suami dan istri tinggi

bila curahan waktu perhari ≥ nilai tengah jumlah jam untuk

bermasyarakat seluruh responden serta curahan waktu kerja

kemasyarakatan suami dan istri rendah bila curahan waktu perhari < nilai

tengah jumlah bermasyarakat seluruh responden.

4. Pengambilan keputusan dalam rumahtangga adalah siapa yang lebih dominan

(antara suami dan istri) untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan suatu

kegiatan (Adriyani, 2000; Rahmawaty, 2000). Berdasarkan Sajogyo (1983)

tingkat pengambilan keputusan diukur dari skor yang didapat dari lima variasi

dalam pengambilan keputusan demi kepentingan peneliti, yaitu :

5 = bila pengambilan keputusan yang dilakukan istri sendiri

4 = bila pengambilan keputusan bersama yang dominan dilakukan istri

3 = bila pengambilan keputusan yang dilakukan bersama antara suami dan

istri

2 = bila pengambilan keputusan bersama yang dominan dilakukan suami

1 = bila pengambilan keputusan yang dilakukan suami sendiri

Berdasarkan rata-rata nilai ditentukan nilai pengambilan keputusan yaitu : rendah

bila jumlah nilai 11 sampai 33 dan tinggi bila jumlah nilai 34 sampai 55.

Page 45: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung data-

data kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan melalui metode survei, yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RT 02 dan 03/RW 07 Kampung Bojong Rawa

Lele Gang Pom Bensin Wisma Ratu Kelurahan Jatimakmur, Kecamatan Pondok

Gede, Kabupaten Bekasi. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive),

dilandasi dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan tempat tinggal

para pedagang sayur keliling yang berasal dari luar daerah Bekasi dan terutama

sekali terdapat para perempuan pedagang sayur keliling di daerah tersebut.

Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2009.

3.3. Metode Pemilihan Sampel

Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan menggunakan

sampel rumahtangga yang istrinya berkerja sebagai pedagang sayur. Pemilihan

sampel dilakukan dengan cara cluster sampling yaitu mengambil seluruh

responden sebanyak 30 responden keluarga dengan ketentuan bahwa rumahtangga

tersebut terdiri dari suami dan istri yang bekerja, dalam penelitian ini istri yang

dijadikan sampel bekerja sebagai tukang sayur dan mereka tinggal di RT 02/RW

07 Kampung Bojong Rawa Lele Gang Pom Bensin Wisma Ratu Kelurahan

Page 46: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

30

Jatimakmur, Kecamatan Pondok Gede, Kabupaten Bekasi. Unit analisa yang

digunakan adalah rumahtangga dengan pasangan suami istri. Fokus analisan pada

penelitian ini adalah para perempuan pedagang sayur keliling.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan informasi pendukung.

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu

atau kelompok seperti hasil pengisian kuisioner dan atau hasil wawancara yang

dilakukan oleh peneliti (Hariwijaya dan Triton, 2008). Data primer diperoleh dari

hasil kuisioner dan wawancara mendalam dengan responden. Wawancara

mendalam dilakukan berdasarkan panduan pertanyaan yang berisi pertanyaan

seputar motivasi bekerja pedagang sayur keliling, pembagian kerja dan pola

pengambilan keputusan dalam keluarga yang ditujukan kepada beberapa

responden terpilih.

Informasi tambahan yang digunakan berupa berbagai literatur yang

digunakan untuk mempertajam analisis data yang diperoleh. Informasi ini berasal

dari berbagai sumber seperti buku, artikel di internet, jurnal dan sebagainya.

3.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kuantiatif dan kualitatif.

Data kuantitatif diolah dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan disajikan

dalam bentuk tabel frekuensi dan tabulasi silang. Data kualitatif digunakan untuk

menjelaskan keadaan yang tidak dapat dijelaskan oleh data kuantitatif, atau

dengan kata lain data kualitatif digunakan untuk mendukung atau memperkuat

penjelasan data kuantitatif.

Page 47: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

31

Data hasil penelitian yang diolah antara lain data mengenai motivasi

perempuan bekerja di ranah produktif, pembagian kerja dalam rumahtangga, dan

pola pengambilan keputusan dalam rumahtangganya. Data mengenai motivasi

tersebut disilangkan dengan data mengenai curahan waktu istri dalam

kapasitasnya sebagai ibu rumahtangga dan pedagang sayur. Data mengenai

curahan waktu tersebut dilihat kembali pengaruhnya terhadap pengambilan

keputusan dalam keluarganya. Penyajian data tersebut dijelaskan oleh beberapa

keterangan yang diberikan responden melalui wawancara mendalam.

Data kualitatif disajikan secara naratif yang diperoleh melalui wawancara

mendalam terhadap beberapa responden informan yang mengetahui kondisi

lapangan tempat responden berada.

Page 48: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

32

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Kelurahan Jatimakmur

4.1.1. Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan

Kelurahan Jatimakmur merupakan salah satu kelurahan dari kecamatan

Pondok Gede. Kelurahan Jatimakmur terletak pada ketinggian 11 meter dari

permukaan laut, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celcius. Luas wilayah Kelurahan

Jatimakmur adalah 412 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Kelurahan Jatiwaringin

b. Sebelah Timur : Kelurahan Jatikramat

c. Sebelah Barat : Kelurahan Jatiwaringin dan Kelurahan Jatirahayu

d. Sebelah Selatan : Kelurahan Jatirahayu

Kelurahan Jatimakmur memungkinkan masyarakatnya melakukan

mobilitas secara mudah karena di kelurahan ini banyak terdapat alat transportasi

umum angkutan kota diantaranya K02 yang beroperasi 24 jam nonstop. Hal ini

membuat masyarakat kelurahan ini tidak mengalami hambatan transportasi dalam

melakukan aktivitasnya seperti terlihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Orbitrasi Kelurahan Jatimakmur tahun 2008

No. Orbitrasi Jarak

1. Jarak dengan pusat pemerintahan Kecamatan 2 Km

2. Jarak dengan pusat pemerintahan Kota Bekasi 15 Km

3. Jarak dengan pusat pemerintahan Provinsi Jabar 139 Km

4. jarak dengan Ibukota negara 25 Km

Sumber data : Laporan Tahunan Kelurahan Jatimakmur 2008

Page 49: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

33

Luas wilayah kelurahan sebesar 412 ha, sebagian besar luas wilayah ini

digunakan untuk pemukiman penduduk sebesar 353,1 ha (85,7 persen).

Selengkapnya pembagian fungsi lahan di Kelurahan Jatimakmur dapat dilihat di

Tabel 2 :

Tabel 2. Luas Wilayah Kelurahan Jatimakmur Menurut Penggunaannya tahun

2008

No. Peruntukan Luas Presentase

1. Pemukiman 353,1 Ha 85,70

2. Pemakaman Umum 0,8 Ha 0,19

3. Taman 1,2 Ha 0,29

4. Perkantoran 1,1 Ha 0,26

5. Lain-lain 55,8 Ha 13,54

TOTAL 412 Ha 100

Sumber data : Laporan Tahunan Kelurahan Jatimakmur 2008

4.1.2. Data Kependudukan

Jumlah penduduk Kelurahan Jatimakmur sampai dengan bulan Desember

2008 adalah sebesar 59.925 jiwa terdiri dari 30.619 jiwa dan perempuan 29.306

jiwa. Kelurahan ini terdiri dari 15.107 KK, 22 Rukun Warga (RW) dan 135

Rukun Tetangga (RT). Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelurahan

Jatimakmur diperoleh informasi bahwa masyarakat Kelurahan Jatimakmur paling

banyak bermukim di RW 9 sebanyak 6.818 jiwa, diikuti RW 8 sebanyak 6.735

jiwa. Pemukiman di Kelurahan Jatimakmur kebanyakan bukan merupakan

komplek perumahan tapi merupakan pemukiman padat penduduk, RW 9 dan RW

8 termasuk ke dalam daerah pemukiman padat penduduk. RW 7 sendiri yang

merupakan RW tempat para responden tinggal terdapat penduduk sebanyak 3.744

jiwa.

Page 50: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

34

4.1.3. Keadaan Sosial Ekonomi

4.1.3.1. Kesejahteraan Masyarakat

Berdasarkan tingkat kesejahteraan keluarga, kebanyakan penduduk

Kelurahan Jatimakmur tergolong Keluarga Sejahtera III, diikuti Keluarga

Sejahtera II, dan Keluarga Sejahtera I. Secara rinci penggolongan kesejahteraan

keluarga di Kelurahan Jatimakmur dapat dilihat pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Penggolongan Penduduk Berdasarkan Tingkat Kesejahteraan

Keluarga, Kelurahan Jatimakmur tahun 2008

No. Indikator Jumlah

1. Pra KS 90

2. KS-I 2527

3. KS-II 3152

4. KS-III 3427

5. KS-III Plus 1205

Sumber data : Laporan Tahunan Kelurahan Jatimakmur 2008

Tabel tersebut menginformasikan bahwa warga Kelurahan Jatimakmur

dapat dikatakan cukup sejahtera namun, pada kenyataannya di lapangan secara

langsung terlihat beberapa rumahtangga yang dapat digolongkan Pra Keluarga

Sejahtera. Keluarga-keluarga tersebut sebagian besar adalah keluarga migran atau

berasal dari luar Kelurahan Jatimakmur yang mungkin belum tercatat dalam

pencatatan penduduk Kelurahan Jatimakmur.

4.1.3.2. Pendidikan

Pada umumnya tingkat pendidikan masyarakat di Kelurahan Jatimakmur

sudah cukup baik, hal ini dibuktikan dengan tidak adanya masyarakat yang buta

aksara. Mayoritas tingkat pendidikan masyarakat di kelurahan ini adalah tamat

SMA/sederajat sebanyak 15.018 (43.31 persen), diikuti oleh tamat tamat S-1

sebanyak 7.676 (22.13 persen) dan tamat S-2 sebanyak 4.806 (13.86 persen). Data

Page 51: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

35

pada Tabel 4 menunjukkan distribusi penduduk Kelurahan Jatimakmur menurut

tingkat pendidikannya.

Tabel 4. Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Jatimakmur tahun 2008

No. Indikator Jumlah Presentase

1. Buta Huruf - -

2. Tidak tamat SD 98 0.28

3. Tamat SD / sederajat 2.725 7.85

4. Tamat SMP / sederajat 3.186 9.18

5. Tamat SMA / sederajat 15.018 43.31

6. Tamat D-1 199 0.57

7. Tamat D-2 290 0.83

8. Tamat D-3 670 1.93

9. Tamat S-1 7.676 22.13

10. Tamat S-2 4.806 13.86

11. Tamat S-3 7 0.02

TOTAL 34.675 100

Sumber data : Laporan Tahunan Kelurahan Jatimakmur 2008

4.2. Gambaran Umum Pemukiman Responden

4.2.1. Gambaran Pemukiman Responden

Kampung Bojong Rawa Lele merupakan daerah yang cukup banyak

ditempati oleh para pendatang. Kampung ini merupakan daerah padat penduduk.

Secara kasat mata di lingkungan kampung ini terlihat beberapa rumah kontrakan

yang diperuntukkan mayoritas bagi pendatang. Luas RT 02 dan 03/RW 07 di

kampung ini kurang lebih 0,5 hektar. Pada awalnya, kampung ini merupakan

kampung yang jarang penduduk. Sekitar tahun 1981 beberapa pendatang mulai

berdatangan ke kampung ini untuk bekerja di kota. Sejak tahun 1981 sampai

sekarang terdapat kecenderungan yang sama di kampung ini, yaitu mayoritas para

pendatang berasal dari Pekalongan dan mayoritas mata pencaharian mereka

adalah sebagai pedagang sayur keliling.

Page 52: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

36

Letak kampung ini cukup strategis bagi para pendatang yang bekerja di

sektor informal untuk menjual dagangannya. Kampung ini dikelilingi oleh

perumahan-perumahan besar ditambah letaknya yang tidak jauh dari pasar. Para

pedagang sayur keliling ini berbelanja kebutuhan dagangan di pasar Pondok

Gede. Jarak antara kampung ini dengan pasar Pondok Gede adalah satu kilometer.

Sarana angkutan umum yang terdapat dari Kampung Bojong Rawa Lele antara

lain alat transportasi umum sebanyak tiga trayek, yaitu K02, K02-A, dan S02.

Angkutan umum lain yaitu ojek dan becak yang sebagian besar beroperasi di

daerah Pondok Gede.

4.2.2. Kondisi Demografi Responden

Pada penelitian ini, responden yang diambil adalah mayoritas berasal dari

RT 02/RW 07. Mayoritas pendatang yang bermukim di Kampung Bojong Rawa

Lele memiliki pengalaman yang sama sewaktu tinggal di wilayah ini, yaitu suami

terlebih dahulu yang bermukim selama beberapa tahun di kampung ini. Mereka

bekerja serta melakukan kegiatan rumahtangga sendiri, seperti mencuci,

membersihkan rumah, dan beberapa dari mereka ada yang memasak sendiri.

Responden suami dalam penelitian ini terdiri dari 30 orang, 29 orang bekerja

sebagai pedagang sayur keliling dan satu orang sebagai tukang ojek.

Setelah tahun 1998, tepatnya saat kerusuhan terjadi dimana-mana dan

krisis ekonomi mulai muncul, para istri dari suami tersebut mulai berdatangan

untuk bekerja sebagai pedagang sayur. Kedatangan para istri tersebut untuk

bekerja ternyata tidak membuat mereka menetap di wilayah ini. Mayoritas para

istri yang memiliki anak kecil atau masih usia sekolah datang untuk bekerja saat

Page 53: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

37

liburan sekolah atau libur nasional, selebihnya para istri berada di kampung untuk

mengurus anak dan keluarga di kampung. Berdasarkan penelitian didapatkan

bahwa sebanyak 10 perempuan yang merupakan pedagang tetap, selebihnya 20

orang merupakan pedagang sayur keliling musiman. Beberapa perempuan

pedagang sayur yang merupakan pedagang sayur keliling tetap ternyata memiliki

anak yang telah bekerja atau dapat dikatakan anak mereka bukan lagi menjadi

tanggungan mereka, sehingga mereka dapat bekerja terus tanpa harus kembali ke

kampung untuk mengurus anak.

Saat istri tinggal bersama suami di Kampung Bojong Rawa Lele untuk

bekerja, mereka melakukan pekerjaan produktif sekaligus reproduktif. Pekerjaan

reproduktif yang biasa dilakukan suami saat istri di kampung, dapat dialihkan

bebannya kepada istri saat istri datang ke kota untuk bekerja. Setelah liburan

sekolah dan libur panjang tersebut para suami kembali bekerja sendiri dan

melakukan segala hal sendiri.

Secara umum, hubungan para pendatang dengan warga asli di Kampung

Bojong Rawa Lele kurang terjalin dengan baik. Hubungan antara pendatang

dengan warga asli hanya terlihat antara pendatang dengan pemilik kontrakan saja.

Sangat sedikit pendatang yang dekat atau bahkan memiliki teman warga asli. Hal

ini dapat dilihat bahwa aktivitas kemasyarakatan para pendatang di kampung ini

sangat terbatas, antara lain menghadiri selamatan dan menghadiri pertemuan

paguyuban. Kegiatan kemasyarakatan lain seperti rapat RT, gotong-royong,

arisan, dan pengajian tidak pernah dilakukan oleh para pendatang karena mereka

beralasan bahwa mereka tidak diundang oleh warga asli ataupun RT sekitar.

Page 54: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

38

Selamatan merupakan aktivitas kemasyarakatan yang paling sering

dihadiri oleh para pendatang di kampung ini. Berdasarkan keterangan para

responden, mereka menghadiri selamatan hanya pada orang yang mereka anggap

dekat dan kenal di kampung ini, seperti contoh pemilik kontrakan tempat mereka

tinggal. Pertemuan paguyuban merupakan pertemuan bagi anggota paguyuban

Mitra Sejahtera yang akan dijelaskan selanjutnya.

4.2.3. Perkumpulan Bagi Para Pendatang

Paguyuban Mitra Sejahtera adalah sebuah paguyuban atau perkumpulan

yang pertama kali didirikan dengan tujuan memperlancar modal usaha dagang

para pedagang sayur dari Pekalongan di wilayah Kampung Bojong Rawa Lele RT

02/RW 07. Berdirinya paguyuban ini juga menghindari peminjaman uang antar

individu di daerah tersebut. Berdasarkan keterangan yang didapat, para tukang

sayur di daerah ini sering meminjam uang kepada tukang sayur lain untuk modal

usaha atau hal lain yang menyangkut keuangan keluarga. Pengalaman yang telah

terjadi sebelumnya adalah ketika si peminjam uang dalam keadaan keuangan yang

sulit, maka secara otomatis si peminjam tidak dapat mengembalikan uang

pinjamannya. Keadaan ini juga akhirnya mempersulit si penagih ketika si penagih

sedang membutuhkan uang. Pada keadaan yang sama seperti ini akhirnya kedua

tukang sayur tersebut mengalami kerugian.

Berdasarkan pengalaman tersebut didirikanlah paguyuban ini untuk

membangun rasa tanggung jawab apabila seseorang melakukan peminjaman yang

biasanya hanya diketahui dua pihak (si peminjam dan yang meminjamkan) maka

dalam paguyuban ini harus diketahui semua anggota, sehingga rasa

tanggungjawab secara otomatis akan terbangun berdasarkan kesadaran bahwa

Page 55: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

39

uang tersebut adalah uang milik anggota, bukan perorangan. Awalnya paguyuban

ini didirikan atas usulan Edi pada sekitar tahun 1994 yang berdiri dengan nama

Paguyuban Club Putra. Secara lebih rinci paguyuban ini hampir menyerupai

bentuk koperasi, hanya saja belum dilegalkan secara hukum.

Struktur paguyuban ini awalnya memiliki ketua, wakil ketua, bendahara 1

dan bendahara 2, sekertaris, humas, dan penasihat. Setelah Edi sang pendiri dan

pernah menjadi penasihat pada beberapa kepengurusan pindah dari daerah ini,

maka perlahan-lahan struktur paguyuban berubah dan nama paguyuban pun

berubah. Pada tahun 2006 sampai sekarang Paguyuban Club Putra berganti nama

menjadi Paguyuban Mitra Sejahtera atas persetujuan anggota. Struktur paguyuban

ini menjadi seorang ketua, seorang bendahara, seorang sekretaris, dan dua orang

humas.

Seiring berjalannya waktu, seluruh anggota paguyuban ini belajar bagaimana

membuat organisasi yang didirikan atas dasar kepercayaan dan persaudaraan ini

semakin baik pengelolaan keuangannya, maka dibuatlah peraturan-peraturan

pokok yang wajib diketahui semua anggota, peraturan tersebut antara lain :

1. Pergantian pengurus diagendakan satu tahun sekali.

2. Setiap bulan Agustus diadakan pertemuan di sekretariat paguyuban Mitra

Sejahtera untuk rapat anggota dan penutupan aliran kas pada tahun itu.

3. Setiap anggota baru wajib membayar Rp. 500.000 setelah melunasi,

diperbolehkan meminjam uang dari paguyuban ini.

4. Ketentuan meminjam adalah sebagai berikut :

Page 56: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

40

Peminjaman minimal Rp. 500.000 dikembalikan sejumlah Rp.

600.000 dalam jangka waktu 3 bulan.

Peminjaman minimal Rp. 1.000.000 dikembalikan sejumlah Rp.

1.200.000 dalam jangka waktu 3 bulan.

Peminjaman minimal Rp. 1.500.000 dikembalikan sejumlah Rp.

1.800.000 dalam jangka waktu 3 bulan.

5. Masa tenggang pengembalian pinjaman diupayakan tidak lebih dari 10

hari.

6. Denda yang ditetapkan atas keterlambatan disesuaikan dengan tanggung

jawab si peminjam (tidak ditentukan berapa rupiah).

Sebagian besar anggota paguyuban ini adalah para tukang sayur di daerah

Kampung Bojong Rawa Lele. Tercatat hanya dua orang anggota yang bukan

tukang sayur yaitu : Kartubi seorang penjual daging dan Sapi‟i seorang satpam

sekaligus ketua RT 02/RW 07. Paguyuban ini berkembang dari mulut ke mulut

sehingga pada kepengurusan sekarang tercatat 64 anggota yang bergabung dalam

paguyuban ini.

Para anggota merasa terbantu atas kehadiran paguyuban ini, terutama

ketika para pedagang sayur kembali dari kampung tanpa membawa cukup uang

mereka dapat meminjam dari paguyuban ini. Kekurangan dari paguyuban ini

antara lain karena bukan badan hukum yang resmi sehingga apabila ada

keterlambatan pengembalian uang, sulit dikenakan sangsi yang tegas, semua

berdasarkan kekeluargaan dan hati nurani para anggota karena pada dasarnya

paguyuban ini didirikan atas dasar kekeluargaan dan kebersamaan.

Page 57: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

41

Keberadaan paguyuban ini secara tidak langsung merekatkan hubungan

antara pendatang yang tinggal di Kampung Bojong Rawa Lele. Beberapa tahun

yang lalu pernah diadakan perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik

Indonesia antara anggota paguyuban ini. Segala sesuatunya seperti hadiah dan

biaya untuk lomba dianggarkan dari sisa kas para anggota paguyuban ini.

Berdasarkan gambaran tentang kondisi lingkungan dan responden di

Kampung Bojong Rawa Lele tersebut bahwa para mayoritas responden suami

lebih dulu datang ke wilayah ini untuk bekerja, namun ada beberapa responden

keluarga yang menyatakan bahwa saat datang ke wilayah ini suami dan istri

datang bersama untuk bekerja. Mereka yang datang bersama adalah pasangan

suami istri yang sudah tidak memiliki tanggungan anak di kampungnya atau

dengan kata lain anak-anak mereka telah dewasa atau bahkan telah bekerja.

Para responden suami yang datang lebih dahulu ke wilayah ini melakukan

segala sesuatu seperti kegiatan rumahtangga dan kemasyarakatan sendiri. Setelah

tahun 1998, para mayoritas responden istri mulai datang ke wilayah ini untuk

bekerja musiman. Saat liburan sekolah atau mungkin liburan lain yang cukup

lama mereka datang untuk bekerja. Para suami yang sebelumnya melakukan

kegiatan rumahtangga sendiri, karena kehadiran istrinya mereka dapat

melimpahkan tugas tersebut kepada istri. Pada saat seperti ini istri melakukan

beban ganda yaitu bekerja mencari nafkah serta mengurus rumahtangga. Setelah

liburan selesai, para istri kembali ke kampung untuk mengurus anak-anak mereka

yang masih sekolah.

Page 58: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

42

BAB V

KARAKTERISTIK RUMAHTANGGA PEDAGANG SAYUR KELILING

Bab ini akan mencoba mengklasifikasikan perempuan pedagang sayur

berdasarkan karakteristik masing-masing individu yang terdiri dari umur, tingkat

pendidikan, pengalaman bekerja, jumlah tanggungan, serta pendapatan suami dan

istri.

5.1. Umur Responden

Berdasarkan hasil penelitian di Kampung Bojong Rawa Lele, dari 30

rumahtangga responden diperoleh data karakteristik responden berdasarkan umur

seperti terlihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah dan Presentase Responden Pekerja Pedagang Sayur Menurut

Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kampung Bojong Rawa Lele

2009

Umur (tahun)

Responden

Suami Istri

Jumlah Persen Jumlah Persen

muda 0 0 9 30

tua 30 100 21 70

Jumlah 30 100 30 100

Pada data usia responden didapat bahwa kisaran usia responden suami

antara 40 sampai 48 tahun dan kisaran usia responden istri antara 29 sampai 47

tahun, sehingga didapatkan nilai tengah seluruh responden suami dan istri adalah

37 tahun. Berdasarkan Tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa seluruh responden

suami berada pada umur tua. Responden suami tidak ada yang berusia dibawah 37

tahun. Pada responden istri secara umum usia mereka cenderung lebih muda

Page 59: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

43

dibanding usia responen suami. Terlihat pada pada Tabel 5 ada 30 persen

responden istri yang berusia muda, sisanya berusia tua sebanyak 70 persen.

5.2. Pendidikan Responden

Hasil penelitian mengenai tingkat pendidikan responden menunjukkan

bahwa presentase terbesar responden ada di tingkat tamat SD, data pada Tabel 6

akan memperlihatkan hasil tersebut.

Tabel 6. Tingkat Pendidikan Responden Menurut Jenis Kelamin di Kampung

Bojong Rawa Lele 2009

Kategori Pendidikan

Responden

Suami Istri

Jumlah Persen Jumlah Persen

rendah 30 100 28 93.33

tinggi 0 0 2 6.67

Jumlah 30 100 30 100

Data mengenai pendidikan responden suami dan istri hanya berkisar antara

tidak tamat SD, tamat SD, dan tamat SMP, sehingga tamat SD menjadi nilai

tengah kategori pendidikan para responden. Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat

bahwa responden istri dapat menikmati pendidikan lebih tinggi daripada

responden suami. Hal ini terlihat bahwa pada kategori pendidikan tinggi terdapat

6,67 persen atau dua orang responden istri sedangkan responden suami tidak ada.

Pada sisi sebaliknya, seluruh responden suami yang berpendidikan rendah.

5.3. Pengalaman Bekerja

Pengalaman yang dimiliki seseorang dapat dilihat dari lamanya seseorang

menekuni pekerjaan sebagai pedagang sayur keliling. Pada umumnya perempuan

pedagang sayur baru bekerja sebagai tukang sayur setelah suami atau temannya

Page 60: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

44

berdagang sayur lebih dulu, sehingga secara langsung atau tidak langsung para

perempuan pedagang sayur terpengaruh oleh orang-orang terdekat mereka untuk

bekerja. Tabel 7 akan memperlihatkan perbandingan pengalaman bekerja antara

responden suami dan istri.

Tabel 7. Pengalaman Bekerja Responden Menurut Jenis Kelamin di Kampung

Bojong Rawa Lele 2009

Pengalaman Bekerja

Responden

Suami Istri

Jumlah Persen Jumlah Persen

rendah 5 16.67 22 73.33

tinggi 25 83.33 8 26.66

Jumlah 30 100 30 100

Pada data usia responden didapat bahwa kisaran pengalaman kerja suami

antara 10 sampai 20 tahun dan kisaran pengalaman kerja responden istri antara 4

bulan sampai 19 tahun, sehingga didapatkan nilai tengah pengalaman kerja

seluruh responden suami dan istri adalah 10 tahun. Berdasarkan data dari Tabel 7

diperoleh informasi bahwa responden istri sebanyak 73,33 persen memiliki

pengalaman kerja sebagai tukang sayur yang tergolong rendah. Pada responden

suami diperoleh informasi bahwa sebanyak 83,33 persen responden suami

memiliki pengalaman kerja tergolong tinggi.

Sebagian besar keluarga yang menjadi responden menyatakan bahwa

suami ternyata lebih dulu bekerja, terutama sebagai tukang sayur setelah beberapa

tahun bekerja sang istri dapat bekerja. Informasi ini didapat dari keluarga yang

masih memiliki anak yang berusia sekolah sehingga selagi sang suami bekerja di

perantauan, sang istri mengurus anak sampai cukup dewasa untuk ditinggal orang

tua mereka bekerja. Informasi lain yang didapat adalah ada beberapa keluarga

Page 61: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

45

yang setelah menikah dan memiliki anak, suami dan istri bersama-sama bekerja di

kota.

5.4. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan dalam sebuah keluarga mempengaruhi keputusan sang

istri untuk bekerja di kota. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh informasi

bahwa tanggungan para responden merupakan anak mereka sendiri, tidak

termasuk sanak saudara dan orang lain yang menjadi tanggungan keluarga

tersebut. Secara lebih jauh diperoleh informasi bahwa responden istri merasa

bertanggung jawab atas urusan rumahtangga di kampung terutama jika memiliki

anak yang masih bersekolah, sehingga jika sebuah keluarga reponden masih

memiliki anak berusia sekolah yang tinggal di kampung secara otomatis

responden istri kembali ke kampung untuk mengurus keseharian anak mereka.

Tabel 8 memperlihatkan jumlah anak dan yang masih menjadi tanggungan

keluarga para responden.

Tabel 8. Jumlah Anak Tiap Keluarga Responden di Kampung Bojong Rawa

Lele 2009

Jumlah

Anak

Jumlah Anak dari Seluruh Keluarga

Keseluruhan

Anak

Jumlah

Keluarga

Tanggungan Orangtua Bukan Tanggungan

Orangtua

Masih

Sekolah

Balita /

Belum

Sekolah

Belum

Bekerja

Menikah dan

Tidak

Bekerja

Sudah

Bekerja

1 - - 1 - - 1 1

2 26 2 6 3 11 48 24

3 6 - 3 2 4 15 5

TOTAL 32 2 10 5 15 64 30

Tabel 8 menggambarkan jumlah keseluruhan anak berdasarkan kategori

masih berada dalam tanggungan orang tua, yaitu pada kelompok anak masih

Page 62: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

46

sekolah, balita, dan belum bekerja. Kategori lain yaitu bukan lagi tanggungan

orang tua yang terdapat pada kelompok anak yang sudah menikah dan tidak

bekerja serta sudah bekerja. Kelompok-kelompok anak pada tabel di atas juga

dapat dibagi berdasarkan tempat tinggal. Pada kelompok anak masih sekolah,

balita dan belum bekerja bertempat tinggal di kampung halaman mereka di

Pekalongan. Keberadaan mereka sangat tergantung pada hadirnya ibu, begitu pula

sebaliknya. Apabila libur sekolah tiba, maka para ibu datang ke kota bersama

anak-anaknya. Pada kelompok anak menikah dan tidak bekerja berisi anak

perempuan yang telah menikah dan mereka tinggal di kampung halaman mereka.

Kelompok terakhir yaitu anak yang sudah bekerja memiliki variasi dalam hal

tempat tinggal, sebagian dari mereka ada yang tinggal di kota besar seperti

Jakarta, Bekasi, Malang, dan kota besar lainnya. Sebagian lain dari mereka masih

ada yang bekerja di kampung halaman mereka yaitu di Pekalongan.

Berdasarkan Tabel 8 diperoleh informasi bahwa sebanyak 24 responden

keluarga memiliki dua anak, 5 responden keluarga memiliki tiga anak, dan 1

responden keluarga memiliki satu anak. Dari 24 responden keluarga yang memilki

dua anak tersebut didapat keterangan bahwa sebanyak 26 anak dari 48 jumlah

anak ternyata masih sekolah, selain itu terdapat 2 anak dari 48 jumlah anak masih

balita. Hal ini menunjukkan bahwa para ibu yang menanggung hidup 26 anak

tersebut merupakan pekerja musiman, karena mereka harus mengutamakan anak

mereka yang masih menjadi tanggungan mereka.

Dari 24 responden keluarga yang memiliki dua anak tersebut terdapat 7

perempuan pedagang sayur yang bukan pekerja musiman atau dengan kata lain

mereka adalah pedagang sayur keliling tetap. Data hasil penelitian menunjukkan

Page 63: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

47

bahwa para perempuan pedagang sayur keliling tetap ini mayoritas memiliki anak

yang telah bekerja. Tercatat 7 anak telah bekerja, 5 anak belum bekerja, 1 anak

yang telah menikah dan tidak bekerja, serta 1 anak yang masih usia sekolah yang

akan menamatkan sekolahnya tahun ini. Berdasarkan keterangan tersebut, para

pedagang sayur tetap ini secara umum tidak lagi sering kembali ke kampung

untuk mengurus anak mereka.

5.5. Pendapatan Suami dan Istri

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa pendapatan tukang

sayur tidak tetap, tergantung keadaan saat hari berjualan. Seperti yang dituturkan

oleh salah satu responden istri (DNH, 40 tahun) :

“Wah... kalau pendapatan perhari ngga bisa ditentuin mas, jadi tukang sayur

tuh ya begini ini... kadang sehari ngga dapet sama sekali, kadang kalo lagi

untung ya bisa dapet sampe 50 ribu sehari...”

Setelah bertanya kepada para responden suami dan istri, seluruh responden

menyatakan bahwa diperoleh rata-rata pendapatan per hari sebanyak Rp.

20.000,00. Secara umum tidak ada perbedaan yang berarti mengenai masalah

pendapatan suami dan istri karena pada dasarnya seluruh responden suami

maupun istri tidak dapat memastikan nilai pendapatan yang didapat tiap hari.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh informasi bahwa pendapatan

tukang sayur keliling dapat ditentukan dari pengalaman bekerja. Pengalaman

bekerja berkaitan dengan semakin lama pengalaman tukang sayur bekerja, maka

tukang sayur tersebut bisa mendapat pelanggan yang cukup banyak bahkan

memiliki kecenderungan memiliki pelanggan tetap. Hal lain yang didapat dari

pengalaman bekerja adalah seorang tukang sayur keliling cenderung memutuskan

Page 64: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

48

untuk berjualan di suatu tempat setelah memiliki pengalaman dalam berjualan di

beberapa tempat sebelumnya.

Kesulitan untuk memperoleh data penghasilan para responden dapat

ditanggulangi dengan melihat jumlah pengeluaran perbulan yang ditanyakan

kepada para responden keluarga pada Tabel 9. Informasi mengenai jumlah

pengeluaran ini dapat menjadi gambaran pada pendapatan para responden, karena

sewajarnya pendapatan mereka harus lebih besar dari pengeluaran.

Tabel 9. Jumlah Pengeluaran perbulan Rumahtangga Responden di Kampung

Bojong Rawa Lele 2009

No. Jumlah Pengeluaran perbulan

Jumlah Responden

Keluarga

1. Rp. 1.500.000 sampai Rp. 2.099.000 2

2. Rp. 2.100.000 sampai Rp. 2.599.000 9

3. Rp. 2.600.000 sampai Rp. 3.099.000 15

4. Rp. 3.100.000 sampai Rp. 3.599.000 3

5. Rp. 3.600.000 sampai Rp. 4.000.000 1

TOTAL 30

Tabel 9 memperlihatkan bahwa mayoritas responden keluarga memiliki

pengeluaran perbulan sekitar Rp. 2.600.000 sampai Rp. 3.099.000. Biaya yang

dikeluarkan seluruh responden keluarga cukup bervariatif. Jumlah pengeluaran

yang paling bervariatif nilainya adalah biaya pengiriman uang ke kampung.

Menurut beberapa responden yang telah diwawancara, biaya pengiriman uang ke

kampung terdiri dari biaya pendidikan anak dan kebutuhan sehari-hari anggota

keluarga di kampung.

Semakin kecil pengeluaran mengindikasikan bahwa jumlah tanggungan

responden keluarga tersebut lebih sedikit. Pada tabel 9 menunjukkan bahwa hanya

Page 65: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

49

dua responden keluarga yang memiliki pengeluaran perbulan sekitar 1.500.000

sampai Rp. 2.099.000. Kedua responden keluarga tersebut tidak lagi memiliki

tanggungan anak sehingga pengeluaran lebih kecil dari keluarga lain.

5.6. Ikhtisar

Karakteristik keluarga responden menggambarkan keadaan suami dan istri

mengenai status dan perannya dalam keluarganya. Secara umum dapat ditarik

kesimpulan bahwa dalam hal usia, usia suami lebih tua daripada usia istri. Pada

karakteristik tingkat pendidikan diperoleh bahwa tingkat pendidikan istri lebih

baik dibandingkan tingkat pendidikan suami. Hal ini dapat dibuktikan dari seluruh

responden suami tergolong berpendidikan rendah, sedangkan pada responden istri

terdapat 6,67 persen atau dua orang yang berpendidikan tinggi.

Karakteristik lain seperti jumlah anak secara umum menjelaskan bahwa

jumlah seluruh anak responden keluarga sebanyak 64 anak, terdapat 44 anak yang

masih menjadi tanggungan orangtuanya, selebihnya 20 anak sudah tidak lagi

menjadi tanggungan orangtuanya. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah

tanggungan rata-rata responden keluarga cukup banyak. Pada hal pendapatan,

diperoleh pengakuan dari responden suami dan istri bahwa pendapatan mereka

tidak menentu sehingga sulit diperoleh jumlah pendapatan rata-rata perbulan.

Page 66: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

50

BAB VI

MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN PEDAGANG SAYUR KELILING

Motivasi perempuan pedagang sayur keliling untuk bekerja tidak terlepas

dari faktor luar yang berasal dari luar diri (di luar keinginan) perempuan tersebut

yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhinya, seperti pengaruh

melihat teman atau ajakan saudara untuk bekerja di kota, pendapatan yang

diberikan suami belum mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan hal-hal lain

yang mempengaruhi seseorang untuk bekerja. Berdasarkan data penelitian di

lapangan, empat responden istri menyatakan bahwa mereka bekerja sebagai

pedagang sayur keliling karena pengaruh saudara, duabelas responden istri

menyatakan bahwa mereka bekerja sebagai pedagang sayur keliling karena

pengaruh suami, sisanya empatbelas responden istri menyatakan bahwa mereka

bekerja sebagai pedagang sayur keliling karena pengaruh teman. Tabel 10

menyajikan data pengaruh perempuan pedagang sayur untuk bekerja sebagai

berikut.

Tabel 10. Pengaruh Perempuan Pedagang Sayur Keliling untuk Bekerja, Data

Responden Istri di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Pengaruh Perempuan Pedagang Sayur keliling

Jumlah Responden Persentase

teman 14 46,67

suami 12 40

saudara 4 13,33

TOTAL 30 100

Pada dasarnya seluruh keluarga responden menyatakan bahwa seorang

istri yang bekerja adalah semata-mata sebagai penyokong pendapatan suami,

bukan sebagai sumber pendapatan utama bagi keluarga. Pada sebagian responden

Page 67: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

51

keluarga ketika ditanya mengenai pengaruh bagi pendapatan ekonomi keluarga

jika istri tidak bekerja, maka respoden keluarga tersebut menjawab tidak terlalu

berpengaruh terhadap pendapatan ekonomi keluarga. Beberapa responden

keluarga lain menanggapi hal tersebut dengan pernyataan bahwa jika istri tidak

bekerja maka penyokong pendapatan suami tidak ada, karena pada dasarnya

pendapatan pedagang sayur keliling tidak menentu tiap hari, jadi jika suami hari

ini tidak mendapatkan pendapatan yang cukup maka pendapatan dari istri dapat

menutupinya, begitu pula sebaliknya.

6.1. Motivasi Ekonomi

Berdasarkan data di lapangan didapat informasi bahwa sebanyak 12

responden istri dari total 30 responden istri menyatakan bahwa mereka bekerja

karena merasa pendapatan suami belum mencukupi kehidupan rumahtangga. Para

responden ini menyatakan bahwa jika mereka tidak bekerja maka tidak ada

penyokong pendapatan suami ditambah kenyataan bahwa pendapatan sebagai

pedagang sayur keliling tidak tetap, keadaan ini yang mendesak mereka untuk

bekerja.

Beberapa responden istri lain yaitu sebanyak 18 responden menyatakan

bahwa pendapatan suami telah mencukupi kebutuhan hidup mereka, alasan

mereka bekerja ternyata tidak semuanya sama dua dari 18 responden yang

menyatakan bahwa pendapatan suami telah mencukupi kebutuhan hidup mereka

memberikan alasan mereka bekerja adalah untuk membantu pendapatan suami

merasa bahwa mereka bekerja seperti ini sudah lama. Selebihnya, 16 reponden

menyatakan alasan mereka bekerja adalah untuk mengisi waktu luang daripada

hanya sekedar di kampung tidak bekerja dan tidak menghasilkan uang.

Page 68: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

52

Berdasarkan informasi dari para responden istri, peneliti mencoba

memilah motivasi para responden dan akhirnya didapatkan jumlah responden

yang memiliki kebutuhan ekonomi untuk bekerja adalah sebanyak 28 orang. Para

28 orang tersebut adalah mereka yang tidak sesuai dengan kriteria kebutuhan

lainnya yaitu kebutuhan sosial relasional dan aktualisasi diri.

6.2. Motivasi Non-Ekonomi

6.2.1. Kebutuhan Sosial Relasional

Bagi beberapa responden mendapatkan teman untuk mengembangkan

pekerjaan adalah suatu hal yang penting. Mereka berpendapat bahwa dengan

mendapatkan teman maka secara otomatis akan datang kemudahan dalam

mendapat penghasilan, seperti yang diungkapkan salah satu responden istri (KSR,

40 tahun):

“...Yah kalau saya lebih penting teman daripada penghasilan, karena kalau

sillaturrahim terjalin bagus maka rejeki datangnya Insya Allah gampang...”

Pernyataan ini didukung oleh empat responden istri lain, jadi lima

responden dari tigapuluh total responden istri lebih memilih untuk mendapatkan

teman terlebih dahulu dari penghasilan. Responden lain sebanyak 25 orang

menyatakan bahwa mereka lebih memilih penghasilan lebih dahulu daripada

mendapatkan teman.

Data dari penelitian di lapangan menunjukkan bahwa jumlah teman

seprofesi yang didapatkan para responden istri tidak lebih dari 15 orang. Para

responden istri juga menyampaikan bahwa dari seluruh teman seprofesi yang

didapat dari pekerjaan ini jumlah teman yang mereka anggap dekat tidak lebih

Page 69: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

53

dari lima orang dan teman dekat mereka adalah teman sekampung dan cenderung

telah kenal lama.

Tabel 11. Jumlah Teman Seprofesi yang Diperoleh Perempuan Pedagang Sayur

Keliling Selama Bekerja, Data Responden Istri di Kampung Bojong

Rawa Lele 2009

Jumlah Teman Seprofesi Perempuan Pedagang Sayur Keliling

Jumlah Responden Persentase

1 - 6 teman 9 30

7 - 15 teman 21 70

TOTAL 30 100

Berdasarkan data tersebut terdapat 70 persen responden istri yang

memiliki teman seprofesi sebanyak 7 sampai 15 orang. Berdasarkan data-data

tersebut didapat kesimpulan bahwa responden yang memiliki kebutuhan sosial

relasional sebanyak dua orang.

6.2.2. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Seluruh responden istri ketika ditanya mengenai kebutuhan untuk

mengembangkan diri mereka dalam pekerjaan, mereka menjelaskan bahwa

kapasitas mereka sebagai perempuan pedagang sayur keliling membuatnya sulit

mengembangkan diri lebih jauh, mereka cenderung menerima keadaan. Hal ini

didukung oleh kenyataan bahwa pendidikan yang mereka jalani mayoritas tidak

lebih dari tamat SD dan beberapa yang hanya tamat SMP.

Kedatangan mereka ke daerah perantauan semata-mata bukan kebutuhan

aktualisasi diri, melainkan untuk memperbaiki taraf hidup. Keterampilan-

keterampilan yang mereka dapatkan sebatas pengalaman kerja atau bahkan

pengalaman pekerjaan lain sebelum menjadi pedagang sayur keliling. Pekerjaan

Page 70: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

54

sebagai pedagang sayur keliling tidak memiliki jenjang karir karena pekerjaan ini

tergolong sektor informal sehingga yang dilakukan para pedagang sayur adalah

bekerja tanpa batas waktu tertentu.

6.3. Ikhtisar

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, diperoleh kesimpulan mengenai

motivasi perempuan bekerja yang akan dijelaskan oleh Tabel 12 di bawah ini.

Tabel 12. Kategori Motivasi Perempuan Bekerja, Data Responden Istri di

Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Kebutuhan Jumlah Responden Persentase

finansial 28 93,33

sosial relasional 2 6,67

aktualisasi diri 0 0

TOTAL 30 100

Pada Tabel 12 terlihat bahwa responden yang memiliki motivasi ekonomi

sebanyak 93,33 persen. Responden yang memiliki motivasi lain yaitu non-

ekonomi terbagi atas dua kebutuhan yaitu sosial relasional sebanyak 6,67 persen

dan aktualisasi diri nol persen. Tabel tersebut menjelaskan bahwa kebutuhan

utama mayoritas para responden istri untuk bekerja adalah kebutuhan finansial.

Mereka merasa pendapatan suami kurang mencukupi kebutuhan hidup

rumahtangganya, sehingga setiap ada kesempatan untuk mereka seperti saat libur

sekolah mereka akan berdagang untuk mendapatkan penghasilan semaksimal

mungkin.

Page 71: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

55

BAB VII

PEMBAGIAN KERJA DALAM RUMAHTANGGA PEDAGANG SAYUR

KELILING

Pembagian kerja dalam rumahtangga pedagang sayur keliling sangat

tergantung pada kehadiran istri. Apabila istri dan suami tidak tinggal bersama,

maka suami harus melakukan kerja produktif sekaligus reproduktif sendiri.

Apabila istri tinggal bersama suami pada waktu tertentu, maka pekerjaan

rumahtangga yang sebelumnya dilakukan suami sendiri dapat dialihkan untuk

kemudian dikerjakan oleh istri. Berikut ini penjelasan mengenai variasi

pembagian kerja dalam rumahtangga pedagang sayur tersebut di bidang produktif,

reproduktif, dan kemasyarakatan.

7.1. Kegiatan Produktif

Kegiatan produktif respoden pedagang sayur keliling adalah kegiatan-

kegiatan dalam usaha perdagangan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

hidup. Para pedagang sayur keliling dapat juga disebut sebagai distributor bahan

makanan sehari-hari dari pasar menuju ke konsumennya. Mereka membeli barang

dagangan di Pasar Tradisional Pondok Gede yang berjarak kurang lebih satu

kilometer dari Kampung Bojong Rawa Lele. Kegiatan belanja barang dagangan

ini dilakukan para responden pada sekitar pukul 02.00 WIB, pada waktu itu akan

terlihat keramaian di Pasar Pondok Gede. Proses belanja tersebut memakan waktu

bagi para responden sekitar dua jam bahkan lebih.

Setelah belanja selesai, para pedagang sayur kembali ke kediaman masing-

masing untuk mempersiapkan bahan-bahan yang dibeli tadi. Persiapan yang

Page 72: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

56

dilakukan antara lain mengecer bahan yang dibeli dalam jumlah besar atau banyak

menjadi ukuran kecil dan telah dibungkus. Sebagai contoh seorang pedagang

sayur keliling membeli cabai merah satu kilogram di Pasar Pondok Gede, maka

seusai belanja mereka membungkus cabai menjadi beberapa bungkus kecil dan

dihargai sesuai ukuran atau keinginan pedagang sayur tersebut. Setelah

melakukan persiapan barang dagangan, maka para pedagang sayur keliling

tersebut siap menjualnya kepada para konsumen di perumahan atau tempat tinggal

sesuai tempat yang biasa digunakan sebagai tempat berjualan.

7.1.1. Pembagian Kerja Produktif Responden Pedagang Sayur Keliling

Saat istri tidak bekerja, suami melakukan kegiatan produktif sendiri.

Ketika istri bekerja, pada umumnya tidak ada pembagian kerja yang begitu

berbeda antara suami dan istri yang bekerja sebagai pedagang sayur keliling. Hal

ini dapat diketahui dari tahap pembelian barang sampai penjualan semua

dilakukan tiap pedagang sayur keliling baik laki-laki maupun perempuan. Ada hal

yang membedakan antara tugas suami dan istri pada kerja produktif antara lain

mayoritas para suami berbelanja menuju Pasar Pondok Gede menggunakan

gerobaknya sendiri, sedangkan sang istri berbelanja menuju Pasar Pondok Gede

dengan menggunakan angkutan umum. Hal seperti ini memiliki alasan tersendiri,

seperti pengungkapan salah satu responden suami sebagai berikut (KSM, 42

tahun) :

“ ...Kalau ibu ngga bisa belanja pake gerobak, soalnya nanti bawa barangnya

susah, jadi cuma Bapak yang bawa gerobak...”

Page 73: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

57

Responden suami lain menambahkan (SMH, 43 tahun) :

“... Belanja ya pake gerobak, biar ngga keluar ongkos banyak. Kalo ibu naik

ojek kalo ngga ya naik becak karena belanjanya kan malem ntar bisa kenapa-

napa, trus ibu juga ngga kuat nanjak di tanjakan Roda Kencana... ”

Tahapan kerja produktif para pedagang sayur keliling secara rinci yaitu

pertama belanja barang dagangan. Tahap ini suami dan istri berpisah karena istri

menggunakan alat transportasi umum seperti ojek, angkutan umum atau becak,

sedangkan suami membawa gerobaknya. Tujuan keduanya sama yaitu Pasar

Pondok Gede. Pada tahap ini suami dan istri cenderung sibuk dengan barang

dagangan masing-masing, karena mereka sering mendapat pesanan barang dari

konsumennya. Hal ini tidak menutup kemungkinan jika suatu waktu sang istri

menitipkan barang yang hendak dibeli kepada suaminya ataupun sebaliknya.

Setelah selesai berbelanja, suami dan istri membawa barang dagangannya masing-

masing menuju rumah kontrakannya.

Tahap selanjutnya adalah membungkus dan merapihkan barang dagangan.

Pada tahap ini suami istri saling membantu mengecer, membungkus dan

merapihkan barang dagangannya, tahap ini harus dilakukan setidaknya dua jam

sebelum kemudian dijual kepada konsumen. Setelah selesai membungkus dan

merapihkan barang dagangan, maka para pedagang sayur siap berangkat menuju

tempatnya berjualan. Pada tahap ini suami dan istri berada pada urusan

berjualannya masing-masing karena tempat mereka berdagang berbeda.

Berdasarkan data dari para responden yang diperoleh di lapangan didapat

bahwa dua responden keluarga tidak melakukan hal yang sama seperti tahapan

kerja produktif yang dilakukan responden keluarga lain. Responden tersebut

Page 74: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

58

adalah pasangan suami istri Pak STR (48 tahun) dan Ibu KSM (40 tahun) beserta

pasangan suami istri Pak WHD (43 tahun) dan Ibu WYR (38 tahun). Pasangan

pertama adalah pasangan yang berbeda mata pencaharian. Pencaharian Pak STR

adalah sebagai tukang ojek dan Ibu KSM adalah sebagai pedagang sayur keliling.

Perbedaan mata pencaharian ini membuat perbedaan pada kerja produktif di

keluarganya. Apabila responden keluarga lain terpisah antara suami istri pada

tahap belanja kebutuhan dagangan di pasar, maka pasangan Pak STR dan Ibu

KSM sebaliknya, sebagai suami Pak STR mengantar istrinya berbelanja ke Pasar

Pondok Gede menggunakan motor miliknya. Sewaktu menjualnya juga demikian,

Pak STR yang membawa gerobak sayur istrinya, sedangkan istrinya mengikutinya

dari belakang, setelah sampai di tujuan Pak STR kembali ke kontrakan dan Ibu

KSM berjualan sayur.

Hal ini dilakukan Pak STR karena jarak tempat berjualan Ibu KSM di

perumahan Jati Kramat dari rumah kontrakannya di Kampung Bojong Rawa Lele

sejauh kurang lebih dua kilometer. Alasan lain yang dikemukakan Pak STR

adalah jam kerja Pak STR menarik ojek adalah malam hari, jadi pagi hari

dilakukan untuk membantu istri berbelanja dan membawakan gerobak untuk

berjualan. Siang hari setelah berjualan, pada pukul 14.00 WIB Pak STR

menunggu di depan perumahan Jati Kramat dan setelah bertemu Ibu KSM pulang

dengan angkutan umum dan Pak STR membawa gerobak sayur sampai rumah

kontrakannya. Hal ini dilakukan pasangan ini setiap hari. Pak STR sendiri mulai

menarik ojek setelah pukul 19.00 WIB.

Page 75: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

59

Responden lain yaitu Pak WHD memiliki perbedaan dalam cara

berbelanja, Pak WHD dan Ibu WYR berbelanja di Pasar Pondok Gede secara

bersama-sama dengan menggunakan angkutan umum. Hal ini dilakukan mereka

dengan alasan Ibu WYR baru bekerja beberapa bulan sehingga masih

membutuhkan panduan atau pertolongan untuk memilih dan membawa barang-

barang dagangannya. Pada tahap pembungkusan dan penjualan pasangan ini sama

seperti responden keluarga lain.

7.1.2. Curahan Waktu Responden Pedagang Sayur Keliling dalam Kegiatan

Produktif

Curahan waktu antara responden keluarga dan antara responden suami

serta istri dalam kegiatan produktif terdapat sedikit perbedaan. Curahan waktu

yang diukur yaitu curahan waktu responden dalam melakukan tahapan kegiatan

dalam berdagang sayur. Pada Tabel 13 disajikan curahan waktu kerja produktif

total responden suami dan istri.

Tabel 13. Curahan Waktu Kerja Produktif Responden Suami dan Responden

Istri dalam Satu Hari di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Aktivitas dalam Satu Hari Responden suami Responden istri

Jam/hari Persen Jam/hari Persen

Belanja 1,8 17,59 1,67 16,81

Membungkus Barang

Dagangan 1,73 16,91 1,73 17,42

Berjualan 6,7 65,49 6,53 65,76

TOTAL 10,23 100 9,93 100

Pada Tabel 13 terlihat bahwa responden suami lebih banyak

menghabiskan waktunya dalam kegiatan produktif atau mencari nafkah. Rata-rata

responden suami menghabiskan waktu 10,23 jam per hari untuk mencari nafkah,

sedangkan responden istri menghabiskan waktu 9,93 jam per hari untuk mencari

nafkah. Faktor yang mempengaruhi perbedaan waktu dalam kegiatan produktif ini

Page 76: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

60

dapat dilihat dari tahap belanja barang dagangan. Responden suami lebih banyak

menghabiskan waktu berbelanja karena mereka membawa gerobaknya menuju

pasar, perjalanan membawa gerobak ke Pasar Pondok Gede dari Kampung

Bojong Rawa Lele memakan waktu sekitar 20 sampai 30 menit. Responden istri

yang menggunakan sarana angkutan umum kurang lebih menghabiskan waktu 10

menit dengan ojek, 15 menit dengan angkutan umum, dan 20 sampai 30 menit

dengan menggunakan becak.

Kegiatan berbelanja ke Pasar Pondok Gede dilakukan para responden

keluarga antara pukul 04.00 sampai 05.00 WIB. Variasi waktu belanja antara

responden keluarga ini antara satu, satu setengah sampai dua jam. Tabel 14

memperlihatkan perincian curahan waktu belanja antara responden suami dan

istri.

Tabel 14. Curahan Waktu Belanja Barang Dagangan Antara Responden Suami

dan Responden Istri dalam Satu Hari di Kampung Bojong Rawa Lele

2009

Curahan Waktu Belanja Responden suami Responden istri

Jumlah Persen Jumlah Persen

1 jam 2 6,67 5 16,67

1,5 jam 8 26,67 10 33,33

2 jam 20 66,67 15 50

TOTAL 30 100 30 100

Mayoritas responden suami dan istri menghabiskan waktu berbelanja

selama dua jam. Berdasarkan informasi dari lapangan diperoleh bahwa semakin

sedikit waktu berbelanja menjelaskan bahwa pedagang sayur tersebut telah

memesan beberapa barang dagangan dengan beberapa penjual atau pemasok para

pedagang sayur sehari sebelum barang tersebut di jual kepada konsumen.

Page 77: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

61

Pemesanan dilakukan di rumah kontrakan penjual, karena rumah kontrakan para

penjual atau pemasok tidak begitu jauh dari Kampung Bojong Rawa Lele. Setelah

pemesanan dan pembayaran barang dagangan pada malam hari selesai, besok

harinya para tukang sayur hanya mengambil barang yang dipesannya tanpa harus

melakukan tawar-menawar atau mencari lagi barang yang akan dibeli.

Faktor kedua yang mempengaruhi kegiatan produktif responden suami

lebih lama dari responden istri adalah waktu berjualan yang digunakan responden

suami lebih lama dari responden istri. Hal ini dipengaruhi antara lain dengan rute

responden suami berkeliling untuk berdagang sayur lebih jauh daripada responden

istri. Hal lain yang mempengaruhi adalah besarnya perumahan tempat berjualan

pedagang sayur membuat mereka berkeliling dengan memakan waktu yang cukup

lama. Tabel 15 menunjukkan curahan waktu berjualan antara responden suami

dan istri.

Tabel 15. Curahan Waktu Berjualan Antara Responden Suami dan Responden

Istri dalam Satu Hari di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Curahan Waktu

Berjualan

Responden Suami Responden Istri

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

4 - 4,5 jam 2 6,67 0 0

5 - 5,5 jam 5 16,67 6 20

6 - 6,5 jam 4 13,33 8 26,67

7 - 7,5 jam 13 43,33 14 46,67

8 - 8,5 jam 6 20 2 6,67

TOTAL 30 100 30 100

Mayoritas responden suami bekerja 7 sampai 7,5 jam perhari, begitu pula

responde istri. Curahan waktu berjualan kedua terbesar pada responden suami

adalah bekerja selama 8 sampai 8,5 jam perhari. Pada reponden suami terdapat

dua orang yang mencurahkan waktu berjualan 4 sampai 4,5 jam perhari, para

Page 78: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

62

responden ini masing-masing adalah Pak STR (48 tahun) dan Pak JNO (41 tahun).

Pekerjaan Pak STR adalah seorang tukang ojek, beliau bekerja dari pukul 19.00

WIB sampai 23.00 WIB. Pak Sastro biasa menarik ojek di sekitar Pasar Pondok

Gede. Alasan beliau bekerja malam hari adalah pada pagi hari Pak STR lebih

memilih untuk membantu istri berdagang.

Responden lain yaitu Pak JNO adalah seorang tukang sayur keliling yang

berjualan di pemukiman penduduk yang dinamakan Sahabat. Jarak Kampung

Bojong Rawa Lele menuju Sahabat hanya 300 meter, selain itu pemukiman

tersebut merupakan pemukiman padat penduduk. Pak Jono hanya perlu menunggu

pembeli di suatu tempat. Tempat tersebut biasa digunakannya untuk berjualan,

sehingga Pak JNO tidak perlu berkeliling lebih jauh untuk mendapatkan pembeli.

Pak JNO juga menambahkan bila ia merasa pendapatannya masih kurang pada

hari itu, maka ia akan berkeliling lebih jauh untuk menjual barang dagangannya.

Mayoritas responden istri berjualan memakan waktu 7 sampai 7,5 jam.

Curahan waktu berjualan terbesar kedua pada responden istri adalah bekerja

selama 6 sampai 6,5 jam perhari. Pada responden istri terdapat dua responden

yang bekerja 8 sampai 8,5 jam perhari. Responden tersebut masing-masing adalah

Ibu DNH (40 tahun) dan Ibu SR (40 tahun). Ibu DNH berjualan selama 8,5 jam

perhari. Hal ini dilakukan Ibu DNH semata-mata untuk mendapatkan keuntungan

yang banyak, karena pada dasarnya Ibu DNH adalah pedagang sayur keliling

musiman. Ibu DNH hanya bekerja sebagai tukang sayur ketika dua dari ketiga

anaknya libur sekolah, selebihnya Ibu DNH hanya mengurus kedua anaknya di

kampung.

Page 79: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

63

Responden lain yaitu Ibu SR berjualan selama 8 jam perhari. Ibu SR

berjualan bersama suaminya Pak SNR (42 tahun) di perumahan Bukit Kencana,

perumahan ini berjarak kira-kira satu kilometer dari Kampung Bojong Rawa Lele.

Perumahan Bukit Kencana merupakan perumahan yang besar, sehingga Ibu SR

bersama suaminya Pak SNR berkeliling cukup jauh untuk berdagang sayur di

perumahan tersebut.

Pada pembagian kerja produktif diperoleh kesimpulan bahwa responden

suami lebih banyak menghabiskan waktunya dalam kegiatan produktif atau

mencari nafkah. Rata-rata responden suami menghabiskan waktu 10,23 jam per

hari untuk mencari nafkah, sedangkan responden istri menghabiskan waktu 9,93

jam per hari untuk mencari nafkah. Beberapa faktor yang mempengaruhinya

antara lain waktu belanja responden suami yang lebih lama karena mereka

membawa gerobaknya sendiri ke Pasar Pondok Gede, sedangkan responden istri

menggunakan angkutan umum untuk berbelanja. Faktor lain yang mempengaruhi

curahan waktu produktif suami lebih lama dibandingkan istri adalah rute

responden suami berkeliling untuk berdagang sayur lebih jauh daripada responden

istri serta pengaruh besarnya perumahan tempat berjualan pedagang sayur

membuat mereka berkeliling dengan memakan waktu yang cukup lama.

7.2. Kegiatan Reproduktif

Kegiatan reproduktif yang dilakukan oleh responden pedagang sayur

keliling meliputi memasak, mencuci pakaian dan membersihkan rumah. Beberapa

rumahtangga masih ada kegiatan mengasuh anak, namun tidak seluruh responden

keluarga membawa anak mereka saat pengambilan data dilakukan.

Page 80: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

64

7.2.1. Pembagian Kerja Reproduktif Responden Pedagang Sayur keliling

Pada kerja reproduktif, hampir seluruh responden keluarga membebankan

kepada responden istri. Tabel 16 menunjukkan pembagian kerja reproduktif

tersebut.

Tabel 16. Pembagian Kerja Reproduktif Antara Responden Suami dan

Responden Istri di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Aktivitas Reproduksi Responden Suami (%) Responden Istri (%)

Memasak 3,33 100

Mencuci 0 100

Membersihkan Rumah 16,67 100

Responden suami dan respoden istri menyatakan bahwa mencuci adalah

pekerjaan rumahtangga yang dominan dilakukan istri. Pada pekerjaan lain seperti

membersihkan rumah diperoleh bahwa beberapa responden suami melakukan hal

tersebut, pada data tercatat bahwa lima responden suami (16,67 persen)

membersihkan rumah. Pekerjaan tersebut bagi suami sebenarnya bukan

merupakan pekerjaan setiap hari yang dilakukan suami, melainkan pekerjaan yang

dapat dipertukarkan dengan istri. Pekerjaan rumahtangga lain yaitu memasak

hanya dilakukan oleh satu responden saja, responden tersebut adalah Pak STR (48

tahun) yang bekerja sebagai tukang ojek. Pak STR memasak pada pagi hari,

namun hal ini juga tidak dilakukan setiap hari, seperti penuturannya sebagai

berikut :

“...habis Saya nganter ibu jualan Saya pulang, kalo lagi ngga males ya Saya

masak untuk siang atau kalo lagi lapar ya saya makan pagi. Tapi kalo lagi

males ya Saya beli makan di warung aja...”

Page 81: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

65

Berdasarkan data tersebut diperoleh bahwa seluruh responden istri masih

mendominasi pekerjaan rumahtangga. Tidak ada hal yang mempengaruhi

kerjasama antara suami istri terutama dalam menangani masalah pekerjaan

rumahtangga seperti asal daerah responden keluarga. Seluruh responden keluarga

pada penelitian ini berasal dari daerah yang sama yaitu Pekalongan.

7.2.2. Curahan Waktu Responden Pedagang Sayur Keliling dalam Kegiatan

Reproduktif

Berdasarkan peninjauan peneliti di lapangan juga diperoleh informasi

bahwa waktu luang yang dimiliki para responden adalah dari sekitar pukul 16.30

WIB sore sampai 21.00 WIB. Pada rentang waktu empat setengah jam tersebut

para responden menggunakan waktu antara lain untuk berkumpul bersama

keluarga, berkumpul bersama teman, waktu santai dan mengerjakan pekerjaan

rumahtangga. Dari berbagai aktivitas yang dilakukan di waktu luang para

responden, diperoleh data bahwa untuk melakukan aktivitas rumahtangga seperti

mencuci, memasak, dan membersihkan rumah membutuhkan rata-rata curahan

waktu responden istri adalah kurang lebih sebanyak satu setengah jam. Tiga

aktivitas rumahtangga tersebut merupakan aktivitas yang lazim dilakukan tiap

responden keluarga diantara berbagai aktivitas rumahtangga lainnya. Tabel 17

menunjukkan informasi rata-rata curahan waktu responden keluarga dalam

melakukan aktivitas rumahtangga.

Page 82: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

66

Tabel 17. Curahan Waktu Rata-rata Kerja Reproduktif Responden Suami dan

Responden Istri dalam Satu Hari di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Aktivitas dalam Satu

Hari

Responden suami Responden istri

Jam/hari Persen Jam/hari Persen

Memasak 0,016 16,67 0,5 33,33

Mencuci 0 0 0,5 33,33

Membersihkan Rumah 0,08 83,33 0,5 33,33

TOTAL 0,096 100 1,5 100

Pada pekerjaan rumahtangga responden suami hanya mengandalkan

kehadiran istri. Satu dari tigapuluh respoden suami yang meluangkan waktu untuk

memasak, waktu yang dicurahkan untuk memasak kurang lebih selama tigapuluh

menit. Pada pekerjaan membersihkan rumah seperti menyapu dan mengepel, para

responden mengaku menghabiskan waktu masing-masing pekerjaan selama

limabelas menit sehingga jumlah waktu yang dibutuhkan untuk membersihkan

rumah adalah selama tigapuluh menit. Responden suami pada pekerjaan ini

meluangkan waktu sekitar tigapuluh menit dan responden suami yang melakukan

pekerjaan ini tercatat hanya lima responden.

Responden istri tetap bertanggungjawab penuh pada pekerjaan

rumahtangga. Keterlibatan suami pada pekerjaan rumahtangga hanya sebagai

pengganti jika istri tidak melakukan pekerjaan seperti membersihkan rumah. Pada

data tercatat pekerjaan rumahtangga yang dapat dikerjakan suami adalah memasak

dan membersihkan rumah.

7.3. Kegiatan Kemasyarakatan

Kegiatan kemasyarakatan di Kampung Bojong Rawa Lele sebenarnya

cukup banyak, namun kegiatan tersebut hanya diperuntukkan bagi warga asli

Page 83: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

67

Kampung Bojong Rawa Lele saja. Kegiatan yang dilakukan di Kampung ini

seperti layaknya daerah lain seperti Posyandu, Rapat RT, Pengajian, dan Arisan.

Beberapa responden sendiri bercerita tentang perbedaan yang dirasakan bagi

warga pendatang yang tinggal di daerah Kampung Bojong Rawa Lele. Para

responden menjelaskan bahwa mereka tidak diikutsertakan dalam kegiatan

kemasayarakatan di wilayah tersebut, namun hal tersebut tidak menjadi masalah

karena mereka cenderung sulit membagi waktu antara kegiatan kemasyarakatan

dengan waktu istirahat mereka.

Kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan antara lain hadir pada selamatan

di lingkungan sekitar. Para responden menjelaskan bahwa kadang-kadang mereka

sering diundang pada acara selamatan para tetangganya. Mereka juga mengaku

bahwa mereka tidak pernah melakukan selamatan di lingkungan Kampung

Bojong Rawa Lele, mereka melakukan selamatan di kampung mereka sendiri.

Kegiatan kemasyarakatan lain yang dilakukan beberapa responden adalah

melakukan pertemuan dengan pengurus dan anggota lain yang tergabung dalam

Paguyuban Mitra Sejahtera. Paguyuban ini merupakan perkumpulan sejenis

koperasi namun bukan badan yang sah secara hukum, hanya perkumpulan untuk

saling membantu memperlancar modal dagang para anggota. Anggota paguyuban

ini mayoritas adalah para pendatang yang berprofesi sebagai tukang sayur.

Pertemuan para anggota dan pengurus sendiri dilakukan pada setiap bulan

Agustus.

7.3.1. Pembagian Kerja dalam Kegiatan Kemasyarakatan

Kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan oleh seluruh responden adalah

menghadiri selamatan. Tidak ada perbedaan peran dalam menghadiri selamatan

Page 84: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

68

ini, suami dan istri menghadiri bersama-sama. Tabel 18 memperlihatkan

pembagian kerja responden keluarga dalam kegiatan kemasyarakatan.

Tabel 18. Pembagian Kerja Kemasyarakatan Responden Suami dan Responden

Istri di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Aktivitas

Kemasyarakatan Responden Suami (%) Responden Istri (%)

Menghadiri Selamatan 100 100

Perkumpulan Paguyuban 50 0

Pada kegiatan selamatan, responden suami dan istri sama-sama menghadiri

selamatan. Pada kegiatan perkumpulan paguyuban, tercatat dari tigapuluh

responden keluarga yang mengikuti Paguyuban Mitra Sejahtera yang menjadi

anggotanya sebanyak duapuluh orang. Berdasarkan keterangan dari duapuluh

orang tersebut yang sering mengikuti perkumpulan setahun sekali pada bulan

Agustus tersebut hanya limabelas orang. Acara ini hanya dihadiri oleh para kepala

keluarga.

7.3.2 Curahan Waktu Responden Pedagang Sayur Keliling dalam Kegiatan

Kemasyarakatan

Mayoritas responden menyatakan tidak terlalu menghabiskan waktu dalam

kegiatan kemasyarakatan, mereka lebih memilih berkumpul bersama keluarga di

rumah kontrakan mereka sendiri. Pada responden istri dan suami menghadiri

selamatan paling lama hanya satu jam. Responden suami yang melakukan

perkumpulan paguyuban yang dihitung pada rata-rata tersebut adalah berjumlah

limabelas orang, mereka melakukan perkumpulan rata-rata dua jam untuk

membahas laporan kas terakhir tahun tersebut. Perkumpulan ini sendiri dilakukan

satu tahun sekali pada bulan Agustus menjelang Hari Ulang Tahun Kemerdekaan

Republik Indonesia.

Page 85: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

69

Pembagian kerja keluarga pedagang sayur keliling terlihat cukup fleksibel

atau dapat dialihkan tugasnya. Seperti contoh bagi para responden istri yang

merupakan pedagang sayur musiman, saat istri berada di kampung untuk

mengurus anak mereka suami yang tinggal di kota untuk bekerja melakukan

segala sesuatunya sendiri. Kegiatan produktif, kemasyarakatan, bahkan

reproduktif dilakukan suami sendiri sekalipun aktivitas tertentu seperti makan

dapat dialihkan kepada orang lain (diluar peran suami dan istri) karena mereka

tidak memasak sendiri.

Pembagian kerja berubah ketika istri datang ke kota untuk bekerja. Bila

sebelum istri datang ke kota, suami melakukan semua aktivitas dari kegiatan

produktif, reproduktif, dan kemasyarakatan, namun saat istri datang ke kota

beberapa peran tersebut dapat dialihkan kepada istri. Peran tersebut terutama

adalah peran-peran pada kegiatan reproduktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa

responden istri menanggung beban ganda saat di satu sisi mereka harus bekerja

dan si sisi lain mereka juga melakukan kegiatan reproduktif.

7.4. Hubungan Curahan Waktu Perempuan Bekerja dengan Motivasi

Perempuan Bekerja

Berdasarkan hasil penelitian tentang motivasi perempuan bekerja,

diperoleh bahwa motivasi ekonomi mempengaruhi tingginya curahan waktu

bekerja. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel 19 di bawah ini.

Tabel 19. Hubungan Curahan Waktu Perempuan Bekerja dengan Motivasi

Perempuan Bekerja, Data Responden Keluarga di Kampung Bojong

Rawa Lele 2009

Curahan Waktu Bekerja Motivasi Bekerja

Ekonomi Non-Ekonomi

Tinggi 20 2

Rendah 8 0

Total Responden 28 2

Page 86: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

70

Bagi perempuan yang memiliki motivasi ekonomi, kurangnya kebutuhan

keuangan bagi rumahtangga membuat mereka bekerja. Saat istri bekerja, mereka

hanya berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari hasil berjualan pada hari itu.

Hal ini yang membuat mereka mencurahkan waktu dalam bekerja yang tinggi,

yaitu 9,93 jam perhari.

Bagi perempuan yang memiliki motivasi non-ekonomi, pendapatan suami

yang telah mencukupi mereka tidak membuat curahan waktu bekerja mereka

rendah. Tabel 19 memperlihatkan bahwa perempuan yang memiliki motivasi non-

ekonomi juga memiliki curahan waktu bekerja yang tinggi.

7.5. Ikhtisar

Pembagian kerja berubah ketika istri datang ke kota untuk bekerja. Peran

suami yang sebelumnya melakukan semua aktivitas dari kegiatan produktif,

reproduktif, dan kemasyarakatan dapat dialihkan beberapa perannya kepada istri.

Peran tersebut terutama adalah peran-peran pada kegiatan reproduktif.

Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa responden istri menanggung beban ganda

saat di satu sisi mereka harus bekerja dan di sisi lain mereka juga melakukan

kegiatan reproduktif.

Pembagian kerja dalam kegiatan produktif antara suami dan istri

cenderung sama yaitu mereka sama-sama berbelanja barang dagangan,

membungkus barang dagangan dan berjualan. Curahan waktu pada kegiatan

produktif juga tidak terlalu berbeda jauh antara suami dan istri, suami

mencurahkan waktu dalam sehari sekitar 10,23 jam sedangkan istri mencurahkan

waktu sekitar 9,93 jam perhari.

Page 87: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

71

Pada pembagian kerja dalam kegiatan reproduktif, peran istri sangat besar

dibandingkan peran suami. Semua istri bertanggungjawab atas aktivitas

rumahtangga seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah. Curahan

waktu yang diberikan istri pada kegiatan rumah tangga juga lebih banyak dari

suami. Mayoritas suami tidak melakukan peran reproduktif. Pada pembagian kerja

kemasyarakatan, keterlibatan istri dan suami dalam kegiatan menghadiri

selamatan dapat dikatakan seimbang begitu pula pada curahan waktunya. Pada

sebagian responden yang mengikuti paguyuban Mitra Sejahtera dalam kegiatan

kemasyarakatan mereka, tercatat yang terlibat dalam kegiatan ini hanya suami.

Tabel 20 memperlihatkan total kegiatan yang dilakukan responden suami

dan istri serta durasi dari kegiatan yang dilakukan setiap hari.

Tabel 20. Total Curahan Waktu perhari Responden Suami dan Responden Istri

di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Aktivitas Produktif Responden suami Responden istri

Jam/hari Persen Jam/hari Persen

Belanja 1,8 7,5 1,67 6,9

Membungkus Barang Dagangan 1,73 7,2 1,73 7,2

Berjualan 6,7 27,91 6,53 27,2

Aktivitas Reproduktif

Memasak 0,016 0,06 0,5 2,08

Mencuci 0 0 0,5 2,08

Membersihkan Rumah 0,08 0,33 0,5 2,08

Aktivitas Pribadi

Tidur (siang dan malam)

Waktu luang

Lain-lain (mandi, ibadah, dll)

7

5,184

1,49

29,16

21,6

6,19

7

4,08

1,49

29,16

17

6,19

TOTAL kegiatan perhari 24 100 24 100

Tabel 20 memperlihatkan aktivitas produktif dan reproduktif yang

dilakukan sehari-hari oleh responden suami dan istri. Terlihat pada Tabel 18

bahwa rata-rata responden istri meluangkan 11,43 jam perhari untuk bekerja di

Page 88: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

72

luar rumah dan di rumah, sedangkan responden suami hanya menghabiskan waktu

10,32 jam perhari untuk bekerja di rumah dan di luar rumah. Hal ini menjelaskan

bahwa beban kerja istri sangat terlihat jelas dari aktivitas-aktivitas yang

dilakukannya. Bekerjanya istri tidak bisa membuatnya melepaskan tanggung

jawab terhadap aktivitas rumahtangga, sebaliknya bekerjanya istri yang semula

ingin membantu perekonomian keluarga ternyata menjadi beban kerja untuk

mereka sendiri.

Motivasi ekonomi mempengaruhi curahan kerja bekerja perempuan.

Kurangnya kebutuhan keuangan bagi rumahtangga membuat mereka bekerja

keras untuk mendapat penghasilan yang dapat mencukupi kebutuhan mereka.

Page 89: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

73

BAB VIII

POLA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KELUARGA

Bab ini mencoba melihat posisi perempuan sebagai pengambil keputusan

dalam pekerjaan, rumahtangga, dan masyarakat. Pada proses pengambilan

keputusan dalam keluarga, akan dilihat proses pengambilan keputusan sewaktu

istri belum bekerja dan sewaktu istri bekerja. Hal ini dilakukan untuk

menganalisis apakah terjadi proses perubahan distribusi kekuasaan antara suami

dan istri saat istri belum bekerja atau sudah bekerja.

8.1. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Produktif

Pola pengambilan keputusan dalam kegiatan produktif responden keluarga

perempuan pedagang sayur keliling mencakup : pengelolaan penghasilan

keluarga, waktu bekerja, dan pembelian gerobak sayur. Tabel 21 menjelaskan

jumlah pola pengambilan keputusan kegiatan produktif responden istri.

Tabel 21. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Produktif Perempuan

Pedagang Sayur Keliling Sebelum dan Setelah Bekerja, Data

Responden Keluarga di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Bidang Keputusan

Pola Pengambilan Keputusan

Sebelum Istri Bekerja (n=30) Sesudah Istri Bekerja

(n=30)

IS ID SI SD SS IS ID SI SD SS

Pengelolaan penghasilan

keluarga - - 5 - 25 - 5 25 - -

Waktu bekerja - - 5 - 25 - - 30 - -

Pembelian gerobak sayur - - - 1 29 - - - 2 28

Keterangan : IS : Istri Sendiri

ID : Istri Dominan

SI : Suami Istri

SD : Suami Dominan

SS : Suami Sendiri

Page 90: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

74

Keputusan istri untuk terlibat dalam kegiatan mencari nafkah dianggap

penting karena keputusan tersebut akan mempengaruhi peran istri dalam

melakukan pekerjaannya. Berdasarkan hal tersebut, maka terlebih dahulu

ditanyakan kepada responden istri atas inisiatif siapa mereka bekerja. Artinya,

siapa yang menjadi penentu terakhir bahwa perempuan tersebut terlibat dalam

bidang nafkah sekalipun mereka terpengaruh oleh keadaan atau orang-orang

disekitar mereka. Data yang diperoleh adalah seluruh responden menyatakan

bahwa inisiatif untuk bekerja berasal dari mereka sendiri sekalipun tercatat pada

data suami, saudara dan teman mereka mempengaruhi mereka untuk bekerja

secara tidak langsung.

Pada Tabel 21 terlihat pemisahan pola pengambilan keputusan dalam

keluarga berdasarkan waktu saat istri belum bekerja dan setelah bekerja. Pada data

tercatat lima responden keluarga menyatakan bahwa setelah menikah mereka

berdua datang merantau untuk mengadu nasib di Bekasi. Sehingga pada tabel

tersebut kelima responden keluarga tersebut berada pada tabel bagian sebelum dan

setelah istri bekerja. Duapuluh lima responden keluarga lain meyatakan bahwa

suami lebih dulu merantau setelah menikah, beberapa tahun setelah anak mereka

telah berusia sekolah maka istri mereka mulai bekerja bersama suaminya.

Hal terpenting dalam keluarga jika suami dan istri sama-sama bekerja

adalah pengelolaan penghasilan yang didapat oleh suami dan istri. Pada tabel 19

terdapat informasi bahwa sewaktu suami masih bekerja sendiri dan terpisah dari

istrinya di kampung, 25 responden keluarga mengaku suami yang mengelola

penghasilan yang didapat. Hanya lima responden keluarga yang menyatakan

Page 91: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

75

bahwa suami dan istri mengelola penghasilan itu bersama-sama. Mereka adalah

pasangan yang bekerja bersama setelah menikah, sehingga secara otomatis

mereka dapat mengelola pendapatan bersama, tanpa ada pihak yang merasa lebih

berhak mengelola keuangan karena ia telah bekerja.

Setelah istri bekerja, ternyata posisi atau kedudukan istri yang sebelumnya

hanya menerima pendapatan dari suami tanpa mengetahui bagaimana

pengelolaannya akhirnya dapat bekerjasama dengan suami untuk mengelola

pendapatan mereka bersama. Duapuluh lima responden keluarga menyatakan

bahwa mereka bekerjasama dalam mengelola pendapatan yang diperolehnya.

Lima responden keluarga lainnya ternyata berbeda, suami lebih mempercayai

pendapatan mereka dan pendapatan istri dikelola oleh istri mereka sendiri.

Keputusan lain yang ada dalam kegiatan produktif adalah penentuan

waktu berjualan. Sebelum istri bekerja, istri tidak bisa menentukan berapa lama

waktu yang dibutuhkan suami untuk berjualan. Setelah istri bekerja barulah terjadi

kesepakatan diantara mereka dalam hal waktu berjualan. Para responden

menyatakan bahwa sebenarnya yang terpenting adalah bukan berapa lama waktu

berjualan yang terpenting adalah mendapatkan penghasilan sebesar-besarnya.

Kesimpulannya, waktu berjualan hanya menunjukkan berdayanya para perempuan

dalam memutuskan berbagai hal dalam pekerjaan mereka sendiri.

Keputusan untuk membeli gerobak sayur adalah keputusan mayoritas yang

dilakukan suami. Tercatat sebelum istri bekerja, 29 responden keluarga

menyatakan bahwa suami yang memutuskan mereka membuat gerobak seperti

apa. Hanya satu responden keluarga yang menyatakan bahwa istri dapat

Page 92: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

76

mengemukakan pendapatnya dalam hal pembelian gerobak, responden keluarga

tersebut adalah salah satu dari lima responden keluarga yang bersama-sama

bekerja setelah menikah.

Pada dasarnya, dalam pembelian gerobak memiliki cara tersendiri. Para

pedagang sayur keliling membuat gerobaknya bukan dengan cara memesan,

namun membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat gerobaknya

sendiri. Dari bahan-bahan tersebut suatu keputusan menjadi penting. Keputusan

tersebut adalah bahan apa yang digunakan, apakah kayu atau besi, berapa banyak

bahan yang dibutuhkan dan model gerobak seperti apa yang diinginkan. Hal-hal

tersebut yang menjadi pertimbangan pedagang sayur membuat gerobaknya karena

menyangkut berapa biaya yang dikeluarkan untuk membuatnya. Setelah semua

bahan dibeli, barulah pedagang sayur menyerahkan kepada pembuat gerobak.

Setelah istri bekerja, suami masih memegang kendali dalam hal

pembuatan gerobak. Hanya dua responden istri yang dapat mengemukakan

pendapat bagaimana gerobak yang diinginkannya, namun pengambil keputusa

utama masih ada di tangan suami. Hal ini dilakukan karena suami lebih

mengetahui bentuk gerobak yang sesuai dengan istrinya untuk berjualan.

8.2. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Reproduktif

Pola pengambilan keputusan dalam kegiatan reproduktif responden

keluarga perempuan pedagang sayur keliling mencakup : pembelian dan

penentuan menu makanan sehari-hari, pembelian alat rumahhtangga, biaya

pendidikan anak, perbaikan rumah, penentuan pendidikan anak, dan penentuan

dalam hal waktu kembali ke kampung. Berdasarkan tabel 22 dapat dilihat jumlah

Page 93: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

77

pola pengambilan keputusan kegiatan reproduktif responden pedagang sayur

keliling.

Tabel 22. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Reproduktif Perempuan

Pedagang Sayur Keliling Sebelum dan Setelah Bekerja, Data

Responden Keluarga di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Bidang Keputusan

Pola Pengambilan Keputusan

Sebelum Istri Bekerja

(n=30)

Sesudah Istri Bekerja

(n=30)

IS ID SI SD SS IS ID SI SD SS

Pembelian dan Penentuan Menu

Makanan 3 2 - - 25 21 9 - - -

Pembelian Alat Rumahtangga 1 19 8 1 1 9 20 1 - -

Biaya Pendidikan Anak - - 10 14 6 - 3 18 7 2

Penyewaan Rumah - - - 4 26 - 7 9 12 2

Perbaikan Rumah - - - - 30 - - - 7 23

Pendidikan Anak - - 17 13 - - - 29 1 -

Mudik - - 7 - 23 - - 30 - -

Keterangan : IS : Istri Sendiri

ID : Istri Dominan

SI : Suami Istri

SD : Suami Dominan

SS : Suami Sendiri

Pada Tabel 22 terlihat terdapat keragaman dalam keputusan di bidang

rumahtangga. Keputusan pertama yaitu pembelian dan penentuan menu makanan

adalah menggambarkan keputusan yang diambil mengenai menu makanan apa

yang akan dipilih sewaktu makan di rumah. Sebelum istri bekerja, duapuluh lima

responden keluarga menyatakan itu adalah keputusan suami karena istri tidak

berada bersama suami. Lima responden yang menyatakan bahwa istri dominan

dan memutuskan sendiri menu makanan adalah para responden keluarga yang

bekerja bersama setelah menikah. Setelah istri bekerja, istri memegang kendali

dalam hal memasak dan menu makanan apa yang akan disediakan di rumah.

Page 94: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

78

Hanya sembilan responden suami yang menyatakan bahwa mereka kadang

meminta suatu menu untuk dimasakkan istrinya, selebihnya responden suami

menyerahkan kepada istri masalah makanan yang akan dimasak.

Pada pembelian alat rumahtangga tidak terjadi begitu perbedaan antara

sebelum dan sesudah istri bekerja. Dalam hal ini, istri dominan untuk membeli

alat-alat rumahtangga yang dibutuhkan rumahtangganya. Dalam hal penentuan

pendidikan anak, sebelum istri bekerja suami cukup medominasi hal tersebut.

Setelah istri bekerja, hal tersebut dapat dilakukan bersama antara suami dan istri,

walaupun ada beberapa responden keluarga yang menyatakan hal tersebut masih

didominasi suami.

Dalam hal penentuan rumah sewaan dan perbaikan rumah suami masih

mendominasi kedua keputusan tersebut. Para responden menyatakan bahwa sudah

menjadi tanggung jawab suami untuk menentukan hal-hal yang menyangkut

dengan tempat tinggal mereka. Penentuan pendidikan anak menjelaskan bahwa

pendidikan seperti apa yang terbaik untuk anak mereka. Pada jenis keputusan ini

terlihat kerjasama suami dan istri antara sebelum dan sesudah istri bekerja.

Keputusan untuk pulang ke kampung halaman ternyata terjadi pergeseran

antara sebelum dan sesudah istri bekerja. Sebelum istri bekerja, Suami

memutuskan sendiri kapan ia akan pulang. Setelah istri bekerja, terlihat terjadi

kesepakatan dalam memutuskan hal tersebut.

8.3. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Kemasyarakatan

Pola pengambilan keputusan dalam kegiatan kemasyarakatan responden

keluarga perempuan pedagang sayur keliling hanya mencakup menghadiri

Page 95: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

79

selamatan. Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat jumlah pola pengambilan

keputusan kegiatan kemasyarakatan responden pedagang sayur keliling.

Tabel 23. Pengambilan Keputusan dalam Kegiatan Kemasyarakatan Perempuan

Pedagang Sayur Keliling Sebelum dan Setelah Bekerja Data

Responden Keluarga di Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Bidang Keputusan

Pola Pengambilan Keputusan

Sebelum Istri Bekerja

(n=30)

Sesudah Istri Bekerja

(n=30)

IS ID SI SD SS IS ID SI SD SS

Menghadiri

Selamatan 5 25 30

Keterangan : IS : Istri Sendiri

ID : Istri Dominan

SI : Suami Istri

SD : Suami Dominan

SS : Suami Sendiri

Berdasarkan Tabel 23 tersebut dapat dijelaskan mengenai peran suami dan

istri dalam kegiatan kemasyarakatan tidak terlalu berpengaruh. Hal yang terjadi di

sini adalah pada waktu sebelum istri bekerja secara otomatis suami hanya sendiri

di tempat perantauannya sehingga dalam menghadiri acara kemasyarakatan suami

hanya datang sendiri. Sewaktu istri sudah bekerja suami dan istri dapat

menghadiri acara kemasyarakatan bersama karena istri berada bersama suami.

8.4. Hubungan Curahan Waktu Bekerja Perempuan dengan Pengambilan

Keputusan dalam Rumahtangga

Hubungan antara curahan waktu dengan pengambilan keputusan dilihat

saat istri sudah bekerja dapat dilihat pada Tabel 24.

Page 96: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

80

Tabel 24. Hubungan Pengambilan Keputusan dalam Rumahtangga Setelah Istri

Bekerja dengan Curahan Waktu Bekerja, Data Responden Keluarga di

Kampung Bojong Rawa Lele 2009

Pengambilan Keputusan Curahan Waktu Bekerja

Tinggi Rendah

Tinggi (34 - 55) 7 0

Rendah (11 - 33) 15 8

Total Responden 22 8

Pada Tabel 24 terlihat bahwa responden istri yang memiliki curahan waktu

bekerja tinggi, belum tentu memiliki pengambilan keputusan yang tinggi pula.

Tercatat tujuh responden istri yang memiliki curahan waktu bekerja yang tinggi

ternyata juga memiliki tingkat pengambilan keputusan yang tinggi, namun

terdapat responden yang memiliki curahan waktu tinggi sebanyak duapuluh dua

responden ternyata memiliki tingkat pengambilan keputusan yang rendah.

Bagi responden yang memiliki curahan waktu bekerja rendah, terlihat

bahwa seluruh responden tersebut memiliki tingkat pengambilan keputusan yang

rendah. Berdasarkan data dari Tabel 24 tersebut dapat disimpulkan bahwa curahan

waktu bekerja tidak berpengaruh kepada tingkat pengambilan keputusan istri

dalam rumahtangganya. Penjelasan mengenai hal ini adalah budaya yang dianut

seluruh responden menyatakan bahwa setiap istri dapat bekerja, namun jangan

melupakan rumahtangganya, karena pada dasarnya bekerja adalah tugas utama

suami sebagai kepala rumahtangga.

8.5. Ikhtisar

Keterlibatan istri keluarga pedagang sayur keliling dalam proses

pengambilan keputusan dipengaruhi oleh bekerja atau tidaknya istri. Tingkat

pengambilan keputusan sebelum istri sebelum bekerja cenderung rendah dalam

Page 97: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

81

kegiatan produktif, reproduktif dan kemasyarakatan. Pada saat istri bekerja, istri

mendapatkan kesempatan dalam pengambilan keputusan pada semua kegiatan.

Namun hal ini belum mengindikasikan bahwa setelah istri bekerja maka tingkat

pengambilan keputusannya tinggi. Terlihat pada data bahwa hanya tujuh

responden istri yang memiliki tingkat pengambilan keputusan tinggi dari

tigapuluh responden istri yang bekerja.

Hubungan antara curahan waktu dengan pengambilan keputusan dilihat

saat istri sudah bekerja adalah bahwa curahan waktu bekerja tidak berpengaruh

kepada tingkat pengambilan keputusan istri dalam rumahtangganya. Penjelasan

mengenai hal ini adalah budaya yang dianut seluruh responden menyatakan

bahwa setiap istri dapat bekerja, namun jangan melupakan rumahtangganya,

karena pada dasarnya bekerja adalah tugas utama suami sebagai kepala

rumahtangga.

Page 98: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

82

BAB IX

KESIMPULAN DAN SARAN

9.1. Kesimpulan

Motivasi bekerja perempuan pedagang sayur keliling di Kampung Bojong

Rawa Lele adalah motivasi ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari tujuan mereka

untuk bekerja adalah untuk mendapatkan tambahan penghasilan bagi keluarga.

Saat mereka bekerja jumlah teman yang diperoleh tidak mengindikasikan bahwa

mereka bekerja untuk mendapatkan relasi atau teman yang banyak, selain itu

mereka bekerja bukan untuk mengaktualisasikan diri mereka. Keterampilan dan

kemampuan yang terbatas membuat mereka hanya bisa bekerja di sektor informal.

Terdapat pengaruh pada kehadiran istri saat istri di kota untuk bekerja dan

saat istri di kampung untuk mengurus anak. Pengaruh tersebut dapat terlihat

dalam hal pembagian kerja dan pengambilan keputusan dalam keluarga.

Pembagian kerja keluarga pedagang sayur keliling terlihat cukup fleksibel atau

dapat dialihkan tugasnya. Seperti contoh bagi para responden istri yang

merupakan pedagang sayur musiman, saat istri berada di kampung untuk

mengurus anak mereka suami yang tinggal di kota untuk bekerja melakukan

segala sesuatunya sendiri. Kegiatan produktif, kemasyarakatan, bahkan

reproduktif dilakukan suami sendiri sekalipun aktivitas tertentu seperti makan

dapat dialihkan kepada orang lain (diluar peran suami dan istri) karena mereka

tidak memasak sendiri.

Pembagian kerja berubah ketika istri datang ke kota untuk bekerja. Peran

suami yang sebelumnya melakukan semua aktivitas dari kegiatan produktif,

Page 99: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

83

reproduktif, dan kemasyarakatan dapat dialihkan beberapa perannya kepada istri.

Peran tersebut terutama adalah peran-peran pada kegiatan reproduktif.

Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa responden istri menanggung beban ganda

saat di satu sisi mereka harus bekerja dan si sisi lain mereka juga melakukan

kegiatan reproduktif.

Pembagian kerja dalam kegiatan produktif antara suami dan istri

cenderung sama yaitu mereka sama-sama berbelanja barang dagangan,

membungkus barang dagangan dan berjualan. Curahan waktu pada kegiatan

produktif juga tidak terlalu berbeda jauh antara suami dan istri, suami

mencurahkan waktu dalam sehari sekitar 10,23 jam sedangkan istri mencurahkan

waktu sekitar 9,93 jam perhari. Pada pembagian kerja dalam kegiatan reproduktif,

peran istri sangat besar dibandingkan peran suami. Semua istri bertanggungjawab

atas aktivitas rumahtangga seperti memasak, mencuci, dan membersihkan rumah.

Curahan waktu yang diberikan istri pada kegiatan rumah tangga juga lebih banyak

dari suami. Mayoritas suami tidak melakukan peran reproduktif. Pada pembagian

kerja kemasyarakatan, keterlibatan istri dan suami dalam kegiatan menghadiri

selamatan dapat dikatakan seimbang begitu pula pada curahan waktunya. Pada

sebagian responden yang mengikuti paguyuban Mitra Sejahtera dalam kegiatan

kemasyarakatan mereka, tercatat yang terlibat dalam kegiatan ini hanya suami.

Keterlibatan istri keluarga pedagang sayur keliling dalam proses

pengambilan keputusan dipengaruhi oleh bekerja atau tidaknya istri. Tingkat

pengambilan keputusan sebelum istri sebelum bekerja cenderung rendah dalam

kegiatan produktif, reproduktif dan kemasyarakatan. Pada saat istri bekerja, istri

Page 100: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

84

mendapatkan kesempatan dalam pengambilan keputusan pada semua kegiatan.

Namun hal ini belum mengindikasikan bahwa setelah istri bekerja maka tingkat

pengambilan keputusannya tinggi. Terlihat pada data bahwa hanya tujuh

responden istri yang memiliki tingkat pengambilan keputusan tinggi dari

tigapuluh responden istri yang bekerja.

Pada penelitian ini ditemukan hubungan antara motivasi perempuan

bekerja dengan curahan waktu bekerjanya. Motivasi ekonomi ternyata

mempengaruhi curahan waktu bekerja mereka. Hal ini terjadi karena kebutuhan

finansial yang secara umum belum mencukupi kebutuhan para responden. Mereka

merasa pendapatan suami kurang mencukupi kebutuhan hidup rumahtangganya,

sehingga setiap ada kesempatan untuk mereka seperti saat libur sekolah mereka

akan berdagang untuk mendapatkan penghasilan semaksimal mungkin.

Hal lain yang didapat dari penelitian ini adalah tidak ditemukan hubungan

antara curahan waktu dengan tingkat pengambilan keputusan. Penjelasan

mengenai hal ini adalah budaya yang dianut seluruh responden menyatakan

bahwa setiap istri dapat bekerja, namun jangan melupakan rumahtangganya,

karena pada dasarnya bekerja adalah tugas utama suami sebagai kepala

rumahtangga.

9.2. Saran

1. Penelitian ini kurang melihat variasi pekerjaan suami, untuk penelitian

selanjutnya diharapkan pekerjaan suami yang beragam diperhitungkan untuk

jelas dalam melihat variasi pembagian kerja tiap rumahtangga.

Page 101: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

85

2. Kegiatan kemasyarakatan pada penelitian ini masih kurang, karena keadaan

masyarakat asli Kampung Bojong Rawa Lele yang kurang kooperatif terhadap

para pendatang. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melihat beberapa

kegiatan kemasyarakatan respondennya agar terlihat variasi pembagian kerja

pada peran kemasyarakatan.

Page 102: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

86

DAFTAR PUSTAKA

Adriyani, Yeni. 2000. Pengaruh Kontribusi Ekonomi Wanita Bekerja terhadap

Pola Pengambilan Keputusan dan Tingkat Kesejahteraan dalam Rumahtangga

Nelayan (Kasus Dusun Petoran, Desa Gebang Mekar, Kecamatan Babakan,

Kabupaten Cirebon, Jawa Barat). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Program Studi

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Agnes. 2008. Hak Perempuan Pekerja Masih Sering Diabaikan.

http://www.koalisi.org/detail.php?m=7&sm=14&id=919 (diakses tanggal 7

Mei 2009 jam 12:30 WIB).

Boserup, Ester. 1984. Peranan Wanita dalam Perkembangan Ekonomi,

penerjemah : Mien Joebhaar dan Sunarto. Yogyakarta : Gajah Mada

University Press.

Darahim, Andarus. 2003. Kendala Upaya Pemberdayaan Perempuan Menuju

Kesetaraan Gender.

http://72.14.235.132/search?q=cache:y0vMzaf9qMcJ:www.menegpp.go.id/m

enegpp.php%3Fcat%3Ddetail%26id%3Dkesetaraan%26dat%3D8+Konsep+

WID,+WAD,+dan+GAD&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id&client=firefox-a

(diakses tanggal 2 Februari 2009 jam 19.19 WIB).

Dewi, Utari. 2008. Jalan Panjang Menuju Gender dan Pembangunan di Indonesia. http://72.14.235.132/search?q=cache:DLd_LcUQLowJ:utaridewi.wordpress.c

om/2008/08/02/jalanpanjangmenujugenderdanpembangunandiindonesia/+Ko

nsep+WID,+WAD,+dan+GAD&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id&client=firefoa

(diakses tanggal 2 Februari 2009 jam 19.19 WIB).

Dixon, Ruth B. 1978. Rural Women at Work. United States of America : The

Johns Hopkins University Press.

Fakih, Mansour. 2008. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta :

INSIST Press.

Hariwijaya dan Triton P.B. 2008. Pedoman Penulisan Ilmiah Proposal dan

Skripsi. Yogyakarta : Tugu Publisher.

Hastuti, Endang Lestari. 2008. Hambatan Sosial Budaya dalam Pengarusutamaan

Gender Di Indonesia.

http://72.14.235.132/search?q=cache:fuftwSO1PmMJ:ejournal.unud.ac.id/abs

trak/(8)%2520socaendanghambatan%2520sosbud(1).pdf+HAMBATAN+SO

SIAL+BUDAYA+DALAM+PENGARUSUTAMAANGENDER+DI+INDO

NESIA&hl=id&ct=clnk&cd=1&gl=id&client=firefox-a (diakses tanggal 3

Januari jam 13:32 WIB).

Page 103: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

87

Kebayantini, Ni Luh Nyoman. 2008. Profil Pekerja Wanita Pada Pabrik Tempat

Lilin di Tabanan. http://ejournal.unud.ac.id/index.php?

movdule=detailpenelitian&idf=&idj=&idv=&idi=1&idr=624(diakses tanggal

1 Februari 2009, pukul 1:18 WIB).

Meliala, Annekhe Dahnita Sembiring. 2006. Pembagian Kerja Gender dalam

Rumahtangga Petani Pedagang Tanaman Hias (Kasus Sentra Bunga Dukuh

Nglurah, Kecamatan Tawangmangu, Kelurahan Tawangmangu, Kabupaten

Karanganyar, Solo, Jawa Tengah). Skripsi. Tidak Diterbitkan. Program Studi

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut

Pertanian Bogor.

Mudzhar, H. M. Atho, Sajida A. Alvi, dan Saparinah Sadli. 2001. Wanita di

dalam Masyarakat Indonesia : Akses, Pemberdayaan dan Kesempatan.

Yogyakarta : Sunan Kalijaga Press.

Mugniesyah, Siti Sugiah M. 2007. Ekologi Manusia, editor : Soeryo Adiwibowo.

Bogor : Fakultas Ekologi Manusia.

Rahmawaty, Neni. 2000. Pengaruh Kontribusi Ekonomi Wanita terhadap

Pengambilan Keputusan dalam Rumahtangga (Kasus Wanita Pekerja Industri

Kecil Manisan Pala di Desa Dramaga, Bogor). Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat, Fakultas

Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Safitri, Astri Sundari. 2006. Gender, Industri dan Pengaruhnya Terhadap Otonomi

Wantia dalam Pendidikan Anak (Kasus Buruh Wanita pada Industri Garment,

di Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat).

Skripsi. Tidak Diterbitkan. Program Studi Komunikasi dan Pengembangan

Masyarakat, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Sajogyo, Pudjiwati. 1983. Peranan Wanita dalam Perkembangan Masyarakat

Desa. Jakarta : C.V. Rajawali.

Saptari, Ratna dan Brigitte Holzner. 1997. Perempuan Kerja dan Perubahan

Sosial. Jakarta : Yayasan Kalyanamitra.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2002. Psikologi Sosial : Individu dan Teori-teori

Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka.

Sudarta, Wayan. 2008. Peranan Wanita dalam Pembangunan Berwawasan

Gender.http://ejournal.unud.ac.id/?module=detailpenelitian&idf=14&idj=13

&idv=112&idi=105&idr=626. (diakses tanggal 24 April 2009, pukul 14:10

WIB).

Page 104: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

88

Syakti, Fitria Sarah. 1997. Pengaruh Kontribusi Ekonomi Wanita Terhadap

Perannya pada Pengambilan Keputusan dalam Keluarga. Tidak Diterbitkan.

Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Widiarti, Asmanah dan Chiharu Hiyama. 2007. Prospek Pelibatan Perempuan

dalam Rehabilitasi Hutan. Jakarta : SUBUR Printing.

Page 105: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

89

LAMPIRAN

Lampiran 1. Sketsa Letak Kampung Bojong Rawa Lele dan Beberapa

Perumahan Tempat Pedagang Sayur Keliling Berjualan di Kelurahan

Jatimakmur

Keterangan :

1. Kampung Bojong Rawa Lele

2. Pasar Tradisional Pondok

Gede

3. Perumahan Roda Kencana

4. Perumahan Pondok Gede

Housing

5. Perumahan DDN

6. Perumahan Jatimakmur

Permai

7. Sahabat

8. Perumahan Bukit Kencana

9. Perumahan Rafflesia

10. Perumahan Sigma

11. Perumahan Duta Indah

12. Perumahan TMII

13. Perumahan Intan Lestari

14. Kantor Kelurahan

Jatimakmur

15. Perumahan Wisma Ratu

16. POM Bensin

17. C-62

Page 106: PENGARUH MOTIVASI BEKERJA PEREMPUAN DI SEKTOR … · Hal seperti ini akan dapat dilihat dari sudut ... kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya yang telah memberikan nikmat sehat

90