53
PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA TERHADAP TINDAKAN KONSUMSI PANGAN PELAKU FITNESS USIA DEWASA FERNANDO TANDAYU DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA

TINDAKAN OLAHRAGA TERHADAP TINDAKAN

KONSUMSI PANGAN PELAKU FITNESS USIA DEWASA

FERNANDO TANDAYU

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan
Page 3: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI, SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengaruh

Motivasi, Pengetahuan serta Tindakan Olahraga terhadap Tindakan

Konsumsi Pangan Pelaku Fitness Usia Dewasa adalah benar karya saya

dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal

atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Juni 2014

Fernando Tandayu

NIM I24090041

Page 4: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

ABSTRAK

FERNANDO TANDAYU. Pengaruh Motivasi, Pengetahuan serta Tindakan

Olahraga terhadap Tindakan Konsumsi Pangan Pelaku Fitness Usia Dewasa.

Dibimbing oleh MOHAMMAD DJEMDJEM DJAMALUDIN.

Olahraga fitness merupakan olahraga yang diduga berkaitan erat

dengan konsumsi pangan pelakunya dalam rangka mewujudkan tujuan

berolahraga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari

karakteristik individu, motivasi, pengetahuan serta tindakan olahraga

terhadap tindakan konsumsi pangan responden pelaku fitness khususnya

konsumsi karbohidrat dan protein. Populasi dalam penelitian ini adalah

individu yang berolahraga di Fit For Two Fitness Center dengan contoh

individu yang berusia minimal 17 tahun, telah berolahraga fitness minimal 2

bulan dan tidak menderita penyakit diabetes, asam urat, ginjal dan alergi

protein yang diambil menggunakan metode pengambilan contoh penilaian

sebanyak 110 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi,

pengetahuan maupun tindakan olahraga tidak berpengaruh nyata terhadap

konsumsi karbohidrat dan protein pada responden yang diteliti.

Kata Kunci: Fitness, Konsumsi Pangan, Motivasi, Pengetahuan, Olahraga

ABSTRACT

FERNANDO TANDAYU. The Effect of Motivation, Knowledge and

Exercise Practice toward Adult Regular Exerciser’s Dietary Practices.

Supervised by MOHAMMAD DJEMDJEM DJAMALUDIN.

Regular exercisers generally adopt different dietary practices from

inactive people to chase their goal. This research was aimed to analyze the

effect of individual characteristics, motivation, knowledge and exercise

practice toward participant’s dietary practices, focusing in carbohydrate and

protein consumption. Population in this research were anyone who

exercising at Fit for Two Fitness Center with sample involved were persons

whom aged 17 years old minimal, did exercise for 2 months long and did

not perform any disease such as diabetics, high uric acid, kidney or kidney

stone and protein alergy. Result showed that motivation, knowledge and

exercise practice did not perform any strong effect toward carbohydrate and

protein consumption among participant’s dietary consumption.

Key word: Exercise, Fitness, Food Consumption, Knowledge, Motivation

Page 5: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains

pada

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen

FERNANDO TANDAYU

PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA

TINDAKAN OLAHRAGA TERHADAP TINDAKAN

KONSUMSI PANGAN PELAKU FITNESS USIA DEWASA

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 6: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan
Page 7: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

Judul Skripsi : Pengaruh Motivasi, Pengetahuan serta Tindakan Olahraga

terhadap Tindakan Konsumsi Pangan Pelaku Fitness Usia

Dewasa

Nama : Fernando Tandayu

NIM : I24090041

Disetujui oleh

Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc

Pembimbing

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc

Ketua Departemen

Tanggal lulus:

Page 8: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus atas kasih

karunia dan penyertaan–Nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan.

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak Desember

2013 adalah perilaku konsumen dengan judul Pengaruh Motivasi,

Pengetahuan serta Tindakan Olahraga terhadap Tindakan Konsumsi Pangan

Pelaku Fitness Usia Dewasa.

Melalui kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam penyelesaian

skripsi ini. Terima kasih penulis ucapkan pada:

1. Ibunda Juita Kumala serta Ayahanda Charles Tandayu yang tiada

hentinya terus menyemangati penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah

ini.

2. Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah membimbing serta mengarahkan penulis selama proses

penyusunan karya ilmiah ini.

3. Ir. Melly Latifah, M.Si selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membimbing penulis selama proses perkuliahan penulis di IPB.

4. Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, MFSA selaku dosen pemandu seminar yang

telah membantu memperlancar jalannya seminar.

5. Dr. Ir. Istiqlaliyah Muflikhati, M.Si serta Dr. Ir. Herien Puspitawati,

M.Sc, M.Sc selaku dosen penguji sidang skripsi yang telah memberikan

saran bermanfaat untuk penyempuranaan karya ilmiah ini.

6. Bapak Arif Yanto Wijaya serta Bapak Nahrudin yang telah mengizinkan

penulis untuk melakukan penelitian di Fit For Two Fitness Center Bogor.

7. Reza Pratama yang banyak membantu penulis dalam penyelesaian karya

ilmiah ini melalui ilmu dan nasehat seputar penyusunan skripsi.

8. Bagus Pramudito serta Diego Armando yang membantu penulis selama

proses penelitian berlangsung.

9. Teman-teman seperjuangan Febrika Setiyawan, Ismail Fajri, Tri

Rachmawati, Vivi Priliyanti, Riki Fauzi Somantri yang saling berbagi

suka duka dan saling menguatkan selama proses penyusunan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Walaupun demikian penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembacanya.

Bogor, Juni 2014

Fernando Tandayu

Page 9: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Manfaat Penelitian 4

KERANGKA PEMIKIRAN 4

METODE PENELITIAN 6

Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian 6

Teknik Pengambilan Contoh 6

Jenis dan Cara Pengumpulan Data 6

Pengolahan dan Analisis Data 10

Definisi Operasional 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 13

Karakteristik responden 13

Motivasi 13

Pengetahuan 17

Tindakan olahraga 17

Konsumsi Pangan 19

Hubungan antar variabel 21

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karbohidrat indeks glikemik

tinggi 26

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi protein 27

Pembahasan 28

SIMPULAN DAN SARAN 31

Simpulan 31

Saran 31

DAFTAR PUSTAKA 31

LAMPIRAN 34

Page 10: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

DAFTAR TABEL

1 Jenis variabel yang dikumpulkan 8 2 Reliabilitas dan validitas instrumen penelitian 9 3 Sebaran karakteristik responden 14 4 Sebaran nilai motivasi dan uji beda rata-rata motivasi

olahraga responden 15 5 Sebaran nilai motivasi dan uji beda rata-rata motivasi

makan responden 16 6 Sebaran nilai pengetahuan responden 17 7 Sebaran tindakan olahraga responden 18 8 Nilai rata-rata, standar deviasi, nilai ekstrem serta uji beda

konsumsi pangan responden per hari dalam gram 19 9 Rata-rata serta nilai uji beda konsumsi karbohidrat dan

protein responden 20 10 Koefisien korelasi karakteristik dengan konsumsi pangan 21 11 Koefisien korelasi motivasi olahraga dengan konsumsi

pangan 23 12 Koefisien korelasi motivasi makan dengan konsumsi

pangan 24 13 Koefisien korelasi pengetahuan dan tindakan olahraga

dengan konsumsi pangan 25 14 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi

karbohidrat indeks glikemik tinggi 27 15 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi protein 28

DAFTAR GAMBAR

16 Kerangka pemikiran tentang pengaruh motivasi,

pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan

konsumsi pangan pelaku fitness usia dewasa 5 17 Kerangka pengambilan contoh 7

DAFTAR LAMPIRAN

18 Kuesioner penelitian 34

Page 11: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Menurut Sumarwan (2011a), gaya hidup mencerminkan perilaku

seseorang dalam menggunakan uang, memanfaatkan waktu dan bagaimana

cara ia hidup. Suhardjo (1988) menyatakan bahwa keluarga atau rumah

tangga tidak memiliki identitas dan nilai–nilai yang sama, sehingga akan

mempunyai gaya hidup dan keunikan tersendiri. Namun, cara hidup yang

berhubungan dengan kebiasaan makan dan perilaku kesehatan masih

terdapat kesamaan.” Ini berarti bahwa dapat diperoleh gambaran tentang

gaya hidup masyarakat yang berhubungan dengan kebiasaan makan dan

perilaku kesehatan.

Olahraga fitness, merupakan olahraga yang diduga memiliki

keterkaitan dengan gaya hidup seseorang. Hal ini terlihat dari fenomena

para pelakunya yang mengkonsumsi berbagai jenis alternatif sumber

karbohidrat selain nasi putih, seperti nasi merah, oatmeal, serealia, ubi madu,

roti gandum, ubi manis. Hal ini diduga terkait dengan sifat karbohidrat

tersebut yang memiliki indeks glikemik lebih rendah dari nasi putih.

Karbohidrat tersebut dimanfaatkan oleh para pelaku fitness untuk mencapai

tujuan tubuh yang lebih sehat dan langsing.

Menurut Rimbawan dan Siagian (2004), pangan yang memiliki indeks

glikemik rendah memberikan dua keunggulan khusus bagi orang yang ingin

mengurangi berat tubuh yakni memberikan rasa kenyang dalam waktu yang

cukup lama serta membantu membakar lebih banyak lemak tubuh namun

massa otot yang berkurang lebih sedikit. Cara ini juga lebih mudah karena

tidak perlu menahan rasa lapar dan yang dilepaskan benar–benar lemak

tubuh.

Hasil penelitian Julianti (2002) dalam Sumarwan (2011a)

menunjukkan bahwa 55 persen wanita menempatkan motivasi menurunkan

berat badan sebagai prioritas utama dalam mengikuti olahraga di pusat

kebugaran. Hal ini menunjukkan bahwa lebih dari separuh pelaku fitness

berjenis kelamin wanita ingin menurunkan berat badan mereka, dan

konsumsi pangan sumber karbohidrat yang memiliki indeks glikemik

rendah merupakan bagian dari cara yang tepat untuk mewujudkannya dari

sudut pandang ilmu gizi. Berangkat dari hal tersebut, muncullah suatu

pertanyaan apakah pelaku fitness wanita akan mengurangi konsumsi nasi

putih sebagai pangan pokok dan lebih banyak mengkonsumsi karbohidrat

dengan indeks glikemik lebih rendah untuk mewujudkan tujuan mereka.

Selain karbohidrat sebagai sumber energi, terlihat pula pola konsumsi

protein yang tinggi pada pelakunya dalam rangka melakukan hipertrofi atau

peningkatan massa otot. Hal ini terlihat pada kelompok berjenis kelamin

laki–laki. Penelitian kebiasaan makan yang dilakukan oleh Vega dan

Jackson (1996) terhadap binaragawan (BB) dan olahragawan non-

binaragawan (non-BB) di sebuah fitness center di Maryland, USA

menunjukkan bahwa pada kelompok binaragawan, konsumsi padi-padian,

buah dan sayuran berwarna tidak memenuhi panduan piramida makanan,

sementara konsumsi daging lebih dari 2 kali lipat konsumsi yang disarankan

Page 12: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

2

piramida makanan sebesar 3 porsi per hari baik laki-laki maupun perempuan

aktif.

Konsumsi daging grup BB mencapai 8.6 ± 4.0 porsi pada laki-laki

dan 6.6 ± 5.1 porsi pada perempuan. Sementara pada kelompok non-BB,

konsumsi makanan mereka tidak memenuhi panduan piramida makanan

untuk seluruh grup, kecuali produk susu dan daging pada kelompok pria.

Namun, distribusi konsumsi diantara grup makanan lebih baik dibandingkan

dengan kelompok BB. Pelaku fitness non BB laki-laki mengkonsumsi

daging sebanyak rata-rata 3.5 ± 3.4 porsi per hari sementara pelaku fitness

non BB perempuan mengkonsumsi 1.7 ± 1.3 porsi per hari.

Penelitian Oliver, Leon dan Hernandez (2010) di Sevilla terhadap 415

individu yang secara rutin berolahraga di pusat kebugaran menunjukkan

bahwa sebesar 42.7 persen responden laki-laki menggunakan suplemen

protein sementara hanya sekitar 3.2 persen perempuan yang menggunakan

suplemen tersebut. Analisis regresi logistik yang dilakukan dalam penelitian

tersebut menunjukkan bahwa penggunaan suplemen protein lebih umum di

kalangan pelaku fitness pria (P=0.0001; OR= 151.845).

Menurut Almatsier (2001), asupan protein yang berlebihan dapat

menyebabkan obesitas karena pangan sumber protein biasanya juga tinggi

lemak. Selain itu, kelebihan asam amino memberatkan ginjal dan hati yang

harus mengeluarkan kelebihan nitrogen. Kelebihan protein juga dapat

menimbulkan dehidrasi, asidosis, diare, peningkatan amoniak darah,

peningkatan pada ureum darah dan demam.

Perilaku-perilaku yang telah dipaparkan pada paragraf di atas menjadi

suatu indikasi bahwa pelaku olahraga fitness termasuk kelompok yang

rentan sehingga peneliti tertarik untuk meneliti perilaku konsumsi pangan

pada pelaku olahraga fitness.

Perumusan Masalah

Fitness merupakan olahraga untuk meningkatkan kebugaran. Banyak

orang yang datang ke fitness center dengan berbagai macam tujuan. Ada

yang ingin menurunkan berat badan, menaikkan berat badan, membentuk

massa otot, menjaga kesehatan atau sekedar mencari kenalan. Hal ini turut

menentukan pola olahraga dan pola makan yang akan mereka gunakan

untuk mencapai hasil sesuai dengan motivasi setiap anggotanya. Seorang

wanita yang ingin mendapatkan badan yang langsing akan memiliki pola

makan yang berbeda dengan pria yang ingin membentuk massa otot maupun

dengan anggota yang ingin sekedar mencari keringat atau menjaga

kesehatannya. Untuk mewujudkan suatu keberhasilan, diperlukan suatu

informasi dan strategi seputar olahraga, kesehatan dan pola makan. Oleh

karena itu, pertukaran informasi seputar kesehatan antar anggota fitness

center umum terjadi seperti teknik latihan, jenis–jenis latihan, frekuensi

latihan serta informasi tentang makanan yang sebaiknya dikonsumsi dalam

rangka mencapai tujuan tertentu. Informasi tersebut didapatkan dari

instruktur, rekan berlatih yang dianggap lebih senior atau dari majalah-

majalah populer. Menurut Giriwijoyo dan Sidik (2012) , masih banyak pusat

kebugaran/fitness center yang tidak memiliki instruktur yang berkualifikasi

Page 13: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

3

pendidikan olahraga atau kesehatan sehingga peserta berolahraga

menggunakan alat–alat tanpa pengetahuan yang tepat. Hal ini dapat memicu

timbulnya peredaran informasi yang belum tentu dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah. Sebagai contoh

informasi untuk mengkonsumsi protein sebanyak 2 gr/kg dalam rangka

meningkatkan massa otot. Hal ini juga diperkuat oleh penelitian Vega dan

Jackson (1996) bahwa kelompok binaragawan (BB) menekankan konsumsi

daging sementara konsumsi grup pangan lainnya menjadi tidak seimbang.

Menurut Vega dan Jackson (1996), pelaku olahraga khususnya

binaragawan gagal dalam menerapkan prinsip gizi dasar untuk mendapatkan

diet yang seimbang. Perhatian terhadap berat badan dan tujuan tertentu

seperti memaksimalkan massa otot sekaligus meminimalisasi kadar lemak

tubuh menjadi faktor utama dalam pemilihan makanan mereka. Oleh karena

itu, tindakan konsumsi para pelaku fitness ini merupakan suatu fenomena

yang menarik untuk diteliti.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan–

permasahan yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1 Adakah perbedaan pada konsumsi pangan antara responden laki-laki dan

perempuan pelaku fitness?

2 Bagaimana karakteristik individu responden dan pengaruhnya

terhadap tindakan konsumsi pangan responden?

3 Apa motivasi olahraga dan pemilihan makanan responden serta

pengaruhnya terhadap tindakan konsumsi pangan responden?

4 Bagaimana pengetahuan olahraga dan gizi responden dan

pengaruhnya terhadap tindakan konsumsi pangan responden?

5 Bagaimana tindakan olahraga responden dan pengaruhnya terhadap

tindakan konsumsi pangan responden?

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan konsumsi

pangan antara responden laki-laki dan perempuan serta pengaruh motivasi

dan pengetahuan serta tindakan olahraga terhadap tindakan konsumsi

pangan pada pelaku fitness usia dewasa

Tujuan Khusus

1 Menganalisis perbedaan konsumsi pangan antara responden laki-laki dan

perempuan

2 Menganalisis karakteristik individu responden dan pengaruhnya terhadap

tindakan konsumsi pangan responden

3 Menganalisis motivasi olahraga dan pemilihan pangan responden serta

pengaruhnya terhadap tindakan konsumsi pangan responden

4 Menganalisis pengetahuan gizi responden serta pengaruhnya terhadap

tindakan konsumsi pangan responden

Page 14: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

4

5 Menganalisis tindakan olahraga responden serta pengaruhnya terhadap

tindakan konsumsi pangan responden

Manfaat Penelitian

1 Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu prasyarat dalam

mendapatkan gelar sarjana sains Ilmu Keluarga dan Konsumen sekaligus

memberikan manfaat sebagai sumber informasi bagi keprofesian penulis.

2 Bagi pengembangan keilmuan keluarga dan konsumen, penelitian ini

memberikan gambaran tentang tindakan konsumsi pangan pelaku fitness

usia dewasa sehingga dapat menjadi dasar acuan perlindungan

konsumen yang terlibat dalam aktivitas fisik, khususnya olahraga fitness.

3 Bagi pelaku fitness, penelitian ini memberikan gambaran tentang

tindakan konsumsi contoh yang berolahraga fitness beserta analisis

manfaat dan dampaknya sehingga dapat menjadi dasar pertimbangan

dalam memutuskan tindakan konsumsi yang akan dilaksanakan untuk

mendapatkan kesehatan yang optimal.

4 Bagi pemilik fitness center, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan

gambaran tindakan olahraga dan tindakan konsumsi anggotanya.

KERANGKA PEMIKIRAN

Perilaku merupakan totalitas pemahaman dan aktivitas yang terjadi

pada diri seseorang yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti

pengalaman, fasilitas dan sosiobudaya serta faktor internal seperti persepsi,

pengetahuan, keyakinan, keinginan, motivasi, niat dan sikap. Benyamin

Bloom mengklasifikasikan perilaku ke dalam 3 ranah yakni pengetahuan,

sikap dan tindakan. Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia

terhadap objek melalui indra yang dimilikinya sementara sikap merupakan

suatu kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek. Tindakan

merupakan gejala akhir yang tercermin dalam perilaku yang dapat diamati

dengan indera.

Perilaku merupakan hasil akhir jalinan berbagai gejala kejiwaaan.

Gejala kejiwaan tersebut adalah pengenalan (kognisi), perasaan (emosi) dan

kehendak (konasi). Aspek kehendak merupakan suatu tenaga atau kekuatan

yang mendorong seseorang untuk bertindak, sebagai respons terhadap

stimulus. Motivasi, sebagai bagian dari aspek kehendak, memegang peranan

penting dalam hal tindakan makan karena makan merupakan kebutuhan

manusia dan adanya kebutuhan tersebut memicu dorongan/motivasi dengan

tujuan memenuhi kebutuhan. Apabila seseorang pergi ke suatu pusat

kebugaran untuk melakukan aktivitas olahraga secara berulang tentu

memiliki tujuan yang akan diraihnya, sehingga motivasi menjadi salah satu

aspek penting untuk diketahui.

Pengetahuan memiliki hubungan yang sangat erat dengan perilaku

makan sehat dan prediktor kuat bagi bagi konsumsi beberapa bahan pangan

Page 15: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

5

seperti padi-padian, produk susu, daging, kacang serta air sementara

konsumsi daging yang begitu tinggi pada kalangan binaragawan memiliki

keterkaitan dengan tujuan memaksimalkan massa otot dan meminimalisasi

kadar lemak. Hubungan masing-masing variabel dapat diamati pada gambar

1.

Karakteristik

Responden

- Jenis Kelamin

- Usia

- Pendidikan

- Pendapatan

- Indeks Massa Tubuh

Tindakan

konsumsi

Pengetahuan Gizi dan

Kesehatan

Motivasi olahraga

Motivasi pemilihan

makanan

Tindakan

olahraga

Gambar 1 Kerangka pemikiran tentang pengaruh motivasi, pengetahuan dan

tindakan olahraga terhadap tindakan konsumsi pangan pelaku

fitness usia dewasa

Page 16: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

6

METODE PENELITIAN

Desain, Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan menggunakan desain cross sectional study,

yakni studi yang dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan.

Penelitian dilakukan di daerah Bogor dengan pertimbangan efisiensi.

Penelitian dilakukan secara purposive di Fit for Two Fitness Center di Bukit

Cimanggu City Bogor dengan pertimbangan populasi memenuhi kriteria

untuk dilakukan penelitian. Waktu penelitian dilakukan selama bulan

Desember 2013.

Teknik Pengambilan Contoh

Teknik pengambilan contoh menggunakan metode pengambilan

contoh penilaian (judgemental sampling). Menurut Sumarwan et al. (2011b),

metode pengambilan contoh penilaian merupakan metode yang

mengharuskan responden memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Dalam

penelitian ini kriteria tertentu yang harus dimiliki responden adalah minimal

telah berolahraga fitness selama 2 bulan sehingga tidak semua anggota

fitness center dapat dilibatkan.

Populasi penelitian ini adalah semua peserta fitness di Fit for Two

Fitness Center Bukit Cimanggu City yang terdaftar sebagai anggota. Contoh

penelitian adalah laki–laki maupun perempuan yang berusia minimal 17

tahun, telah melakukan olahraga fitness minimal selama 2 bulan dan tidak

menderita penyakit yang mengharuskan pembatasan terhadap konsumsi

suatu makanan. Pertimbangan pemilihan contoh berdasarkan usia adalah

karena pada usia ini di Indonesia seseorang telah dianggap cukup dewasa

untuk menentukan apa yang ingin dimakannya. Waktu minimal keterlibatan

selama 2 bulan dalam olahraga fitness dijadikan salah satu syarat contoh

diikutsertakan dalam penelitian karena aspek ini berkaitan dengan variabel

yang akan diteliti yakni motivasi dan tindakan olahraga. Contoh dengan

penyakit yang mengharuskan pembatasan terhadap makanan tidak

diikutsertakan karena variabel penyakit tidak diteliti. Jumlah contoh

penelitian sebanyak 110 orang, namun hanya 77 orang yang diikutsertakan

dalam analisis karena terkait kelengkapan data. Kerangka pengambilan

contoh dapat dilihat pada Gambar 2.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer. Data primer

dikumpulkan menggunakan kuesioner yang dikembangkan. Kuesioner yang

dikembangkan bertujuan untuk melihat karakteristik individu, motivasi

olahraga dan motivasi pemilihan makanan; pengetahuan rekomendasi

olahraga dan pengetahuan gizi serta tindakan olahraga dan tindakan

konsumsi contoh. Data karakteristik individu diadaptasi dari model perilaku

konsumsi pangan (Pelto 1980) sementara data motivasi olahraga

Page 17: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

7

dikembangkan dari Reasons for Exercise Inventory (Silberstein et al. 1988

dalam Fielder 2008).

Gambar 2 Kerangka pengambilan contoh

Kuesioner tersebut membagi domain motivasi olahraga dalam 7

domain, namun dalam penelitian ini disederhanakan menjadi 3 domain

mengikuti Strelan, Mehaffey dan Tiggemann (2003) dalam Prichard dan

Tiggemann (2008). Data Tindakan olahraga diadaptasi dari Prichard dan

Tiggemann (2008) meliputi frekuensi dan durasi olahraga yang

digabungkan menjadi total waktu olahraga mengikuti Burgess, Grogan dan

Burwitz (2006) serta penambahan item pertanyaan lama menekuni olahraga.

Pengunjung

fitness center

Anggota Non-anggota

Tidak memenuhi

syarat

Memenuhi syarat

1. Berusia minimal 17 tahun

2. Telah menjalankan olahraga

fitness minimal selama 2 bulan

3. Tidak menderita penyakit

tertentu yang membatasi konsumsi

makanan

4. Bersedia ikut dalam penelitian

Kerangka

sampling

Ikut serta dalam

penelitian

Tidak ikut serta

dalam penelitian

Page 18: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

8

data pengetahuan olahraga dikembangkan dari American Adult’s Knowledge

of Exercise Recommendations Morrow et al. (2004), data pengetahuan gizi

dikembangkan dari ilmu gizi dasar. Data motivasi pemilihan makanan

dikembangkan dari Food Choice Questionnaire (Steptoe, Pollard dan

Wardle 1995). Tindakan konsumsi diukur menggunakan Food Frequency

Questionnaire yang mengukur beberapa bahan pangan yang termasuk dalam

golongan karbohidrat dan protein, terdiri atas 12 item untuk mengukur

karbohidrat dan 10 item untuk mengukur protein. Data dikumpulkan secara

tatap muka. Variabel yang dikumpulkan tersedia pada Tabel 1.

Tabel 1 Jenis variabel yang dikumpulkan

Variabel Data Kategori

Jenis Kelamin Nominal 1 : Laki – laki

2 : Perempuan

Usia Rasio 1 : ≤ 20 tahun

2 : 21-40 tahun

3 : 41-60 tahun

Agama Nominal 1 : Islam

2 : Kristen Protestan

3 : Kristen Katolik

4 : Buddha

Pendidikan Rasio 1 : ≤ 12 tahun

2 : 13-16 tahun

3 : >16 tahun

Suku Nominal 1 : Jawa

2 : Sunda

3 : Chinese

4 : Campuran

5 : Lainnya

Pekerjaan Nominal 1 : Mahasiswa

2 : Pegawai Swasta

3 : Wiraswasta

4 : IRT

5: Lainnya

Pendapatan Rasio 1 : 0-5 000 000

2 : 5 000 001-10 000

000

3 : >10 000 000

Status Gizi Ordinal 1 : kurus (17.0-18.4)

2 : normal (18.5-24.9)

3 : bb berlebih

(25.0-26.9)

4 : gemuk (27.0-28.9)

5 : obesitas (≥ 29.0)

Motivasi Olahraga Ordinal 1 : Sangat rendah

Page 19: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

9

Variabel Data Kategori

2 : Rendah

3 : Cukup tinggi

4 : Tinggi

Motivasi pemilihan

makanan

Ordinal 1 : Sangat rendah

2 : Rendah

3 : Cukup tinggi

4 : Tinggi

Pengetahuan

kesehatan

Ordinal 1 : Kurang (< 60)

2 : Sedang (60-80)

3 : Baik (> 80)

Pengetahuan gizi Ordinal 1 : Kurang (< 60)

2 : Sedang (60-80)

3 : Baik (> 80)

Lama menekuni

olahraga

Rasio 1 : 2-12 bulan

2 : 13-24 bulan

3 : >24 bulan

Frekuensi olahraga Rasio 1 : 1-2 kali per minggu

2 : 3-4 kali per minggu

3 : 5-7 kali per minggu

Durasi olahraga Rasio 1 : 0-60 menit

2 : 61-120 menit

3 : >120 menit

Total waktu olahraga Rasio 1: 0-300 menit

2: 301-600 menit

3: > 600 menit

Konsumsi karbohidrat Rasio -

Konsumsi protein Rasio -

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah diukur

reliabilitas dan validitasnya. Pengujian dilakukan di Muscledome Gym di

daerah Bintaro Tangerang Selatan. Jumlah responden dalam pengujian

instrumen adalah 31 orang. Reliabilitas dan validitas instrumen dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2 Reliabilitas dan validitas instrumen penelitian

Variabel Cronbach alpha Validitas

Motivasi olahraga 0.782 0.342-0.658

Motivasi makan 0.759 0.313-0.574

Pengetahuan kesehatan 0.716 0.345-0.690

Pengetahuan gizi 0.666 0.307-0.606

Tabel 1 Jenis variabel yang dikumpulkan (lanjutan)

Page 20: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

10

Pengolahan dan Analisis Data

Data akan dikodekan, dimasukkan, dinilai dan dibersihkan

menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan analyzing menggunakan

aplikasi statistik. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif dan

inferensia. Analisis deskriptif yang dilakukan meliputi frekuensi distribusi,

standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum, rata-rata dan tabulasi

silang. Analisis deskriptif dilakukan untuk menganalisis karakteristik

individu contoh meliputi jenis kelamin, umur, agama, lama pendidikan

formal, suku, pendapatan serta status gizi; motivasi olahraga; motivasi

makan; pengetahuan; tindakan olahraga serta tindakan konsumsi pangan

individu.

Analisis inferensia yang dilakukan meliputi uji hubungan, dan uji

beda dan regresi linier berganda. Uji hubungan digunakan untuk

menganalisis hubungan antara variabel karakteristik individu, motivasi,

pengetahuan serta tindakan olahraga dengan tindakan konsumsi pangan

contoh, sementara uji beda rata-rata digunakan untuk menganalisis

perbedaan antara contoh berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Uji beda

rata-rata yang digunakan adalah independent sample T-test, uji hubungan

yang digunakan adalah uji korelasi Pearson Product Moment (PPM) untuk

variabel umur, lama pendidikan formal, pendapatan, indeks massa tubuh,

motivasi, pengetahuan, lama berolahraga fitness, frekuensi olahraga, durasi

olahraga dengan tindakan konsumsi sementara uji korelasi Spearman Rank

digunakan untuk menguji hubungan antara jenis kelamin dengan tindakan

konsumsi. Uji pengaruh digunakan untuk melihat pengaruh jenis kelamin,

umur, lama pendidikan formal, pendapatan, indeks massa tubuh, motivasi,

pengetahuan serta total waktu berolahraga terhadap konsumsi karbohidrat

dan protein contoh.

Pengategorian status gizi mengikuti Kurniasih et al. (2010) sementara

pengategorian variabel motivasi menggunakan interval kelas (Slamet 1993

dalam Pratama 2013). Pengategorian pengetahuan menggunakan Khomsan

(2000) sementara pengategorian variabel lainnya berdasarkan frekuensi

sebaran terbanyak.

Contoh Variabel motivasi

Interval kelas yang dihasilkan:

1,00-1,75 = Sangat rendah 2,51-3,25 = Cukup tinggi

1,76-2,50 = Rendah 3,26-4,00 = Tinggi

Variabel pengetahuan

Kurang= <60%

Sedang= 60%-80%

Baik= >80%

Page 21: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

11

Uji regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari

karakteristik individu, motivasi, pengetahuan serta tindakan olahraga

terhadap tindakan konsumsi karbohidrat dan protein contoh. Model

persamaan regresi (Faisal 2008) yang digunakan untuk penelitian ini adalah

Y=b1X1+b2X2+b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+c

dengan

b= N -

– dan c=

-b

Keterangan:

Y = variabel terikat, yaitu tindakan konsumsi

b1-15 = konstanta regresi

c = konstanta regresi

X1 = jenis kelamin

X2 = umur

X3 = lama pendidikan formal

X4 = pendapatan

X5 = indeks massa tubuh

X6 = motivasi

X7 = pengetahuan

X8 = total waktu olahraga (tindakan olahraga)

N = jumlah populasi

Definisi Operasional

Dewasa: Kelompok yang berusia lebih atau sama dengan 17 tahun

Indeks glikemik: Tingkatan pangan menurut efeknya terhadap kadar gula

darah

Karbohidrat: Sumber energi yang berasal dari tumbuh – tumbuhan berupa

serealia seperti padi, gandum, jagung maupun umbi – umbian

Karbohidrat berindeks glikemik rendah: Jenis karbohidrat dengan nilai

indeks glikemik dibawah 55

Karbohidrat berindeks glikemik sedang: Jenis karbohidrat dengan nilai

indeks glikemik antara 55 hingga 70

Karbohidrat berindeks glikemik tinggi: Jenis karbohidrat dengan nilai

indeks glikemik melebihi 70

Motivasi makan untuk kesehatan: alasan memilih makanan dengan

mempertimbangkan makanan yang bergizi, mengandung protein tinggi dan

yang membuat tubuh tetap sehat sebagai aspek utama

Motivasi makan untuk peningkatan mood: alasan memilih makanan

dengan mempertimbangkan makanan yang dapat menghibur dan membuat

rileks sebagai aspek utama

Motivasi makan untuk kenyamanan: alasan memilih makanan dengan

mempertimbangkan makanan yang mudah disiapkan, dapat dimasak dengan

mudah, dapat dibeli dengan mudah di toko yang dekat dengan tempat

Page 22: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

12

tinggal atau tempat kerja serta tidak membutuhkan waktu lama dalam

penyiapannya sebagai aspek utama

Motivasi makan berdasarkan daya tarik indra: alasan memilih makanan

dengan mempertimbangkan makanan yang tampilannya baik, rasa serta

tekstur yang enak sebagai aspek utama

Motivasi makan berdasarkan kealamiahan kandungan: alasan memilih

makanan dengan mempertimbankan makanan yang tidak mengandung

bahan-bahan kimiawi/buatan sebagai aspek utama

Motivasi makan berdasarkan harga: alasan memilih makanan dengan

mempertimbangkan harga yang murah dan terjangkau sebagai aspek utama

Motivasi makan untuk kontrol berat badan: alasan memilih makanan

dengan mempertimbangkan makanan yang membantu mengontrol berat

berat badan sebagai aspek utama

Motivasi makan berdasarkan kebiasaan: alasan memilih makanan

dengan mempertimbangkan makanan yang tidak asing/familiar serta

makanan yang menyerupai makanan sewaktu kecil

Motivasi olahraga: Alasan mengapa seseorang datang ke Fitness Center

dan berolahraga secara rutin, dibedakan menjadi 3 alasan besar yakni

motivasi untuk penampilan, motivasi untuk kebugaran dan kesehatan serta

motivasi untuk kesenangan

Motivasi olahraga untuk penampilan: motivasi olahraga untuk

mengontrol berat badan, mendapatkan penampilan fisik dan mengencangkan

otot

Motivasi olahraga untuk kebugaran dan kesehatan: motivasi olahraga

untuk mendapatkan kesehatan dan kebugaran

Motivasi olahraga untuk kesenangan: motivasi olahraga untuk

mendapatkan kesenangan dan peningkatan mood

Motivasi pemilihan makanan: Alasan yang melatarbelakangi makanan

yang dikonsumsi seseorang, dibedakan menjadi 8 yakni motivasi untuk

kesehatan, motivasi berdasarkan kealamiahan kandungan, motivasi untuk

kontrol berat badan, motivasi berdasarkan harga, motivasi untuk mood,

motivasi untuk kenyamanan, motivasi berdasarkan daya tarik indra serta

motivasi berdasarkan kebiasaan

Olahraga Fitness: Olahraga yang dilakukan di fitness center atau pusat

kebugaran, meliputi angkat beban, olahraga aerobik alat maupun aerobik

kelas

Pangan: Semua bahan yang dapat dijadikan makanan bagi manusia

Pangan sumber karbohidrat: Pangan yang mengandung karbohidrat

sebagai komponen utamanya

Pangan sumber protein: Pangan yang mengandung protein sebagai

komponen utamanya

Pelaku fitness: Orang yang mengunjungi fitness center, terdaftar sebagai

member dan telah berlatih rutin minimal selama 2 bulan

Pengetahuan kesehatan: Pengetahuan tentang rekomendasi olahraga untuk

memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh

Pengetahuan gizi: Pengetahuan seseorang tentang kandungan gizi dalam

makanan

Page 23: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

13

Protein: Bagian terbesar tubuh manusia setelah air dan mengandung unsur

nitrogen

Tindakan konsumsi: Perilaku menghabiskan pangan meliputi jenis yang

dikonsumsi serta jumlah rata-rata konsumsi

Tindakan olahraga: Lama terdaftar sebagai member di Fitness Center,

frekuensi olahraga per minggu serta durasi olahraga dalam satu sesi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden

Karakteristik responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah jenis

kelamin, usia, agama, lama pendidikan formal, suku, pekerjaan, pendapatan

serta status gizi.

Mayoritas responden yang berpartisipasi berada pada kategori dewasa

awal (21-40 tahun), beragama Islam dan telah menempuh pendidikan di

universitas. Mayoritas responden laki-laki berasal dari suku Jawa sementara

mayoritas responden perempuan berasal dari suku Jawa atau Sunda. Ada

sekitar 14.9 persen responden laki-laki dan 6.7 persen responden perempuan

yang berasal dari suku campuran. Mayoritas responden memiliki

pendapatan pada rentang 0 hingga 5 juta rupiah baik laki-laki maupun

perempuan. Ini dapat dikaitkan dengan pekerjaan mayoritas responden laki-

laki yang bekerja sebagai mahasiswa dan responden perempuan sebagai ibu

rumah tangga.

Sekitar dua dari lima (42.6%) responden laki-laki mengalami

kelebihan berat badan sementara hanya sekitar satu dari sepuluh orang

responden perempuan yang memiliki indeks massa tubuh pada kategori

tersebut. Terdapat perbedaan yang nyata antara usia, lama pendidikan,

pendapatan dan indeks massa tubuh responden laki-laki dengan perempuan.

Responden perempuan yang berpartisipasi dalam penelitian ini

memiliki rata-rata usia yang lebih lama dari responden pria (37.20 tahun

dengan 31.45 tahun). Rata-rata responden perempuan juga menempuh

pendidikan sedikit lebih lama dari responden laki-laki (14.57 tahun dengan

14.47 tahun) namun rata-rata pendapatan responden laki-laki menunjukkan

nilai yang jauh lebih tinggi dari pendapatan perempuan (12 juta berbanding

4.7 juta) yang disebabkan oleh mayoritas responden perempuan adalah ibu

rumah tangga yang tidak memiliki pendapatan dalam konteks individu. Data

mengenai karakteristik tersedia pada Tabel 3.

Motivasi

Motif atau motivasi berasal dari kata Latin “movere” yang berarti

dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau berperilaku.

Menurut Terry (1986) dalam Notoatmodjo (2010), motivasi merupakan

keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang mendorongnya

untuk melakukan perbuatan-perbuatan, tindakan, tingkah laku atau perilaku.

Page 24: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

14

Motivasi yang diukur dalam penelitian ini meliputi motivasi olahraga dan

motivasi makan.

Tabel 3 Sebaran karakteristik responden

Karakteristik yang diteliti Laki-Laki Perempuan p

n % n %

Usia (tahun)

0.02* ≤ 20 9 19.1 1 3.3

21-40 25 53.2 17 56.7

41-60 13 27.7 12 40.0

Agama

-

Islam 32 68.1 19 63.3

Kristen Protestan 5 10.6 6 20.0

Kristen Katolik 9 19.1 5 16.7

Buddha 1 2.1 0 0.0

Lama pendidikan (tahun)

0.048* ≤ 1 16 34.0 9 30.0

13-16 27 57.4 20 66.7

> 16 4 8.5 1 3.3

Suku

-

Jawa 11 23.4 9 30.0

Sunda 10 21.3 9 30.0

Chinese 9 19.1 2 6.7

Campuran 7 14.9 2 6.7

Lainnya 10 21.3 8 26.6

Pekerjaan

-

Mahasiswa 14 29.8 1 3.3

Pegawai Swasta 12 25.5 7 23.3

Wiraswasta 11 23.4 3 10.0

Ibu rumah tangga 0 0.0 14 46.7

Lainnya 10 21.3 5 16.7

Pendapatan

0.048* 0-5.000.000 31 66.0 23 76.7

5.000.001-10.000.000 6 12.8 3 10.0

> 10.000.000 10 21.3 4 13.3

Indeks massa tubuh

0.00**

17.0-18.4 (kurus) 0 0.0 1 3.3

18.5-24.9 (normal) 27 57.4 25 83.3

25.0-26.9 (bb berlebih) 8 17.0 3 10.0

27.0-28.9 (gemuk) 6 12.8 0 0.0

≥ 9.0 obesitas 6 12.8 1 3.3

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Motivasi olahraga

Motivasi olahraga dikelompokkan menjadi 3 domain, yakni motivasi

olahraga untuk penampilan, motivasi olahraga untuk kesehatan dan

Page 25: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

15

kebugaran serta motivasi olahraga untuk kesenangan (Strelan, Mehaffey dan

Tiggemann 2003 dalam Prichard dan Tiggemann 2008). Data mengenai

motivasi olahraga dapat diamati pada Tabel 4.

Tabel 4 Sebaran nilai motivasi dan uji beda rata-rata motivasi olahraga

responden

Atribut Laki-Laki Perempuan p

n % n %

Penampilan

0.54

Sangat rendah (7-12.25) 1 2.1 0 0.0

Rendah (12.26-17.50) 9 19.1 4 13.3

Cukup tinggi (17.51-22.75) 32 68.1 20 66.7

Tinggi (22.76-28.00) 5 10.6 6 20.0

Kesehatan dan kebugaran

0.23

Sangat rendah (3-5.25) 0 0.0 0 0.0

Rendah (5.26-7.50) 1 2.1 0 0.0

Cukup tinggi (7.51-9.75) 32 68.1 18 60.0

Tinggi (9.76-12.00) 14 29.8 12 40.0

Kesenangan

0.83

Sangat rendah (7-12.25) 1 2.1 0 0.0

Rendah (12.26-17.50) 9 19.1 7 23.3

Cukup tinggi (17.51-22.75) 32 68.1 21 70.0

Tinggi (22.76-28.00) 5 10.6 2 6.7

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Mayoritas responden baik laki-laki maupun perempuan memiliki

motivasi untuk penampilan, kesehatan dan kesenangan yang berimbang dan

berada pada kategori cukup tinggi (Tabel 4). Ini berarti tidak ada satu

dimensi yang sangat mendominasi alasan responden datang dan berolahraga

fitness. Hasil uji beda menunjukkan tidak adanya perbedaan yang nyata

antara motivasi olahraga responden laki-laki maupun perempuan baik

motivasi untuk mendapatkan penampilan, kesehatan maupun kesenangan.

Mayoritas responden menginginkan ketiga atribut itu secara bersamaan

sebagai alasan berolahraga fitness.

Motivasi makan

Motivasi makan dibedakan menjadi 8 domain yang terdiri atas

motivasi makan untuk kesehatan, mood, kenyamanan, daya tarik indra,

kealamiahan kandungan, harga, kontrol berat badan dan kebiasaan (Steptoe,

Pollard dan Wardle 1995). Data mengenai motivasi makan dapat diamati

pada Tabel 5.

Page 26: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

16

Tabel 5 Sebaran nilai motivasi dan uji beda rata-rata motivasi makan

responden

Atribut Laki-Laki Perempuan p

n % n %

Kesehatan

0.85

Sangat rendah (3-5.25) 0 0 0 0

Rendah (5.26-7.50) 5 10.6 1 3.3

Cukup tinggi (7.51-9.75) 25 53.2 21 70.0

Tinggi (9.76-12.00) 17 36.2 8 26.7

Mood

0.08

Sangat rendah (2-3.5) 0 0 0 0

Rendah (3.6-5.0) 26 55.3 20 66.7

Cukup tinggi (5.1-6.5) 20 42.6 10 33.3

Tinggi (6.6-8.0) 1 2.1 0 0.0

Kenyamanan

0.61

Sangat rendah (4-7) 1 2.1 1 3.3

Rendah (8-10) 28 59.6 14 46.7

Cukup tinggi (11-13) 17 36.2 14 46.7

Tinggi (14-16) 1 2.1 1 3.3

Daya tarik indra

0.58

Sangat rendah (4-7) 0 0 1 3.3

Rendah (8-10) 18 38.3 10 33.3

Cukup tinggi (11-13) 28 59.6 16 53.3

Tinggi (14-16) 1 2.1 3 10.0

Kealamiahan kandungan

0.20

Sangat rendah (1-1.75) 1 2.1 0 0.0

Rendah (1.76-2.50) 4 8.5 0 0.0

Cukup tinggi (2.51-3.25) 26 55.3 18 60.0

Tinggi (3.26-4.00) 16 34.0 12 40.0

Harga

0.69

Sangat rendah (2-3.5) 1 2.1 0 0.0

Rendah (3.6-5.0) 28 59.6 18 60.0

Cukup tinggi (5.1-6.5) 13 27.7 8 26.7

Tinggi (6.6-8.0) 5 10.6 4 13.3

Kontrol berat badan

0.23

Sangat rendah (1-1.75) 0 0 0 0

Rendah (1.76-2.50) 10 21.3 4 13.3

Cukup tinggi (2.51-3.25) 29 61.7 18 60.0

Tinggi (3.26-4.00) 8 17.0 8 26.7

Kebiasaan

0.33

Sangat rendah (2-3.5) 1 2.1 0 0.0

Rendah (3.6-5.0) 31 66.0 19 63.3

Cukup tinggi (5.1-6.5) 14 29.8 10 33.3

Tinggi (6.6-8.0) 1 2.1 1 3.3

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Atribut motivasi yang mendapatkan nilai cukup tinggi adalah

kesehatan, daya tarik indra, kealamiahan kandungan serta kontrol berat

badan (Tabel 5). Sementara itu dimensi lainnya seperti mood, kenyamanan

harga dan kebiasaan mendapatkan nilai yang rendah. Hasil uji beda

Page 27: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

17

menunjukkan tidak ada satupun atribut motivasi yang berbeda nyata antara

responden laki-laki dengan perempuan. Ini berarti baik responden laki-laki

maupun perempuan yang berolahraga fitness memiliki motivasi memilih

makanan dengan mempertimbangkan makanan tersebut dapat memberikan

kesehatan, membantu mengontrol berat badan serta berasal dari bahan-

bahan alami namun harus tetap menarik untuk dikonsumsi.

Responden yang berolahraga fitness cenderung tidak menjadikan

atribut mood, kenyamanan, harga maupun kebiasaan sebagai motivasi utama

dalam memilih makanan.

Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga dan sebagainya) (Notoatmodjo 2010).

Pengetahuan yang diukur dalam penelitian ini berupa pengetahuan

kesehatan dan pengetahuan gizi. Menurut Pelto (1980) dalam Suhardjo

(1989), pengetahuan kesehatan dan pengetahuan gizi merupakan bagian dari

aspek yang membentuk perilaku konsumsi seseorang.

Tabel 6 Sebaran nilai pengetahuan responden

Atribut Laki-Laki Perempuan p

n % n %

Kesehatan

0.75 Kurang (<60%) 17 36.2 11 36.7

Sedang (60%-80%) 9 19.1 7 23.3

Baik (>80%) 21 44.7 12 40.0

Gizi

0.44 Kurang (<60%) 35 74.5 23 76.7

Sedang (60%-80%) 10 21.3 5 16.7

Baik (>80%) 2 4.3 2 6.7

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Pengetahuan kesehatan yang tinggi ternyata tidak berbanding lurus

dengan pengetahuan gizi (Tabel 6). Hanya sebesar 4 persen responden laki-

laki dan 6.7 persen perempuan yang memiliki nilai pengetahuan gizi yang

baik sementara mayoritas responden memiliki nilai pengetahuan gizi yang

terkategori kurang. Uji beda yang dilakukan menunjukkan tidak ada

perbedaan yang nyata antara pengetahuan responden laki-laki dengan

responden perempuan.

Page 28: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

18

Tindakan olahraga

Variabel tindakan olahraga yang dikumpulkan dalam penelitian ini

meliputi lama menekuni olahraga fitness, frekuensi olahraga, durasi

olahraga serta total waktu berolahraga.

Lebih dari separuh responden laki-laki yang berpartisipasi dalam

penelitian ini baru menekuni olahraga fitness pada tahun pertama (2-12

bulan) sementara mayoritas responden perempuan (46.7%) telah menekuni

fitness lebih dari 24 bulan (2 tahun).

Mayoritas responden baik laki-laki maupun perempuan berolahraga

rata-rata 3 hingga 4 kali dalam seminggu selama kurun waktu 61 hingga 120

menit per sesi. Tiga dari lima orang responden laki-laki memiliki catatan

total waktu olahraga dalam rentang 301 hingga 600 menit per minggu

dengan rata-rata 375.32 menit per minggu atau setara dengan 6.26 jam per

minggu. Data mengenai tindakan olahraga tersedia pada Tabel 7.

Tabel 7 Sebaran tindakan olahraga responden

Atribut Laki-Laki Perempuan p

n % n %

Lama menekuni (bulan)

0.71 2-12 25 53.2 11 36.7

13-24 9 19.1 5 16.7

> 24 13 27.7 14 46.7

Frekuensi (kali per minggu)

0.68 1-2 4 8.5 5 16.7

3-4 34 72.3 18 60.0

5-7 9 19.1 7 23.3

Durasi (menit per sesi)

0.30 0-60 12 25.5 5 16.7

61-120 32 68.1 23 76.7

> 120 3 6.4 2 6.7

Total waktu (menit per

minggu)

0.40 0-300 menit 15 31.91 14 46.67

301-600 menit 29 61.70 12 40.00

>600 menit 3 6.38 4 13.33

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Mayoritas responden perempuan (46.67%) memiliki catatan total

waktu berolahraga yang lebih singkat dari responden laki-laki yakni antara 0

hingga 300 menit per minggu (Tabel 7). Namun, rata-rata catatan total

waktu olahraga responden perempuan lebih tinggi dari laki-laki yakni 417

menit atau setara dengan 6.95 jam per minggu. Responden laki-laki

maupun perempuan yang tercatat memiliki total waktu tersingkat adalah 2

jam per minggu sementara responden yang paling lama berolahraga

memiliki total waktu 21 jam per minggu. Uji beda yang dilakukan tidak

Page 29: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

19

menunjukkan perbedaan yang nyata pada tindakan olahraga responden laki-

laki dengan perempuan.

Konsumsi Pangan

Konsumsi bahan pangan yang diteliti

Konsumsi pangan yang diteliti adalah beberapa golongan bahan

pangan yang termasuk dalam golongan karbohidrat dan protein. Bahan

pangan sumber karbohidrat yang diteliti adalah nasi putih, roti putih, mie,

bihun, kwetiau, oatmeal instan, roti gandum, nasi merah, ubi, oatmeal

quickcook, spaghetti dan makaroni sementara bahan pangan sumber protein

yang diteliti adalah telur utuh, putih telur, ayam, daging sapi, ikan, tahu,

tempe, susu sapi, susu kedelai, serta susu whey. Konsumsi pangan yang

ditampilkan dalam tabel merupakan pangan yang dikonsumsi responden

yang ditampilkan dalam bentuk rata-rata konsumsi per hari dalam kurun

waktu sebulan terakhir (Tabel 8).

Tabel 8 Nilai rata-rata, standar deviasi, nilai ekstrem serta uji beda

konsumsi pangan responden per hari dalam gram

Pangan Laki-laki Perempuan p

Min-Maks Rata-rata ± sd Min-Maks Rata-rata ± sd

Nasi putih 0-1000 321.95 ± 239.01 0-750 134.27 ± 146.33 0.00**

Roti putih 0-80 14.36 ± 19.97 0-80 13.83 ± 19.20 0.91

Mie 0-71 15.08±18.56 0-43 11.66±12.96 0.38

Bihun 0-57 3.74 ± 11.07 0-29 3.93 ± 6.41 0.93

Kwetiau 0-86 3.54 ± 12.94 0-29 2.93 ± 6.22 0.81

Oatmeal

instan 0-32.80 3.04 ± 7.04 0-16.40 3.24 ± 5.28 0.89

Roti

gandum 0-80 7.41 ± 17.18 0-40 7.90 ± 12.89 0.89

Nasi merah 0-450 39.08 ± 99.85 0-200 24.93 ± 53.06 0.48

Ubi 0-81.22 6.12 ± 15.83 0-61.28 4.23 ± 12.00 0.58

Oatmeal

quickook 0-16.40 0.42 ± 2.44 0-7.05 0.24 ± 1.29 0.70

Spaghetti 0-71 3.64 ± 10.89 0-14 3.27 ± 5.15 0.86

Makaroni 0-71 4.04 ± 14.64 0-14 1.83 ± 3.82 0.42

Telur utuh 0-486 31.37 ± 72.49 0-108 16.87 ± 21.53 0.29

Putih telur 0-1000.06 66.13 ± 205.50 0-8.99 0.43 ± 1.72 0.03*

Ayam 5.80-1044 64.76 ± 152.47 0-41.47 16.35 ± 11.95 0.04*

Daging

sapi 0-171.50 23.54 ± 31.26 0-50 14.77 ± 14.26 0.10

Ikan 0-360 34.01 ± 57.98 0-80 19.56 ± 22.07 0.20

Tahu 0-300 38.28 ± 50.26 0-150 47.17 ± 42.71 0.43

Tempe 0-500 30.61 ± 74.91 0-100 19.77 ± 21.32 0.44

Susu sapi 0-400 95.40 ± 123.25 0-200 62.87 ± 86.46 0.18

Susu

kedelai 0-300 17.00 ± 59.10 0-322 44.00 ± 82.11 0.12

Susu whey 0-192 19.16 ± 43.72 0 0 ± 0 0.004**

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Page 30: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

20

Nasi putih merupakan bahan pangan sumber karbohidrat yang paling

banyak dikonsumsi sementara oatmeal quickcook merupakan sumber

karbohidrat yang paling sedikit dikonsumsi. Bahan pangan sumber protein

yang paling banyak dikonsumsi adalah susu sapi baik pada responden laki-

laki maupun perempuan. Bahan pangan sumber protein yang paling sedikit

dikonsumsi pada responden laki-laki adalah susu kedelai sementara susu

whey merupakan bahan pangan sumber protein yang paling sedikit

dikonsumsi oleh responden perempuan (Tabel 8).

Hasil uji beda yang dilakukan menunjukkan perbedaan yang nyata

pada konsumsi nasi putih, putih telur, daging ayam serta susu whey antara

responden laki-laki dengan responden perempuan.

Konsumsi karbohidrat dan protein responden

Karbohidrat indeks glikemik (IG) tinggi merupakan jumlah

karbohidrat yang dikonsumsi responden yang berasal dari bahan pangan

meliputi nasi putih, roti putih, oatmeal instan serta roti gandum sementara

karbohidrat indeks glikemik rendah dan sedang merupakan jumlah

karbohidrat yang dikonsumsi responden yang berasal dari bahan pangan

meliputi mie, bihun, kwetiau, nasi merah, ubi, oatmeal quickcook, spaghetti

dan makaroni. Konsumsi protein merupakan penjumlahan konsumsi protein

yang berasal dari telur utuh, putih telur, ayam, daging sapi, ikan, tahu,

tempe, susu sapi, susu kedelai dan susu whey. Data mengenai konsumsi

karbohidrat dan protein dapat diamati pada Tabel 9.

Tabel 9 Rata-rata serta nilai uji beda konsumsi karbohidrat dan protein

responden

Kategori zat

gizi

Laki-laki Perempuan p

Min-Maks Rata-rata ± sd Min-Maks Rata-rata ± sd

Karbohidrat

IG tinggi 0-446 142.67 ± 98.76 70-310.20 66.51 ± 60.57 0.00

**

Karbohidrat

IG rendah

dan sedang

0-151.47 24.47 ± 33.38 0-67.66 17.01 ± 17.13 0.20

Protein 9.41-284.31 60.35 ± 60.17 2.85-59.39 22.13 ± 12.28 0.00**

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Konsumsi karbohidrat berindeks glikemik tinggi mendominasi

konsumsi pada responden laki-laki dan perempuan (Tabel 9). Hasil uji beda

menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata pada konsumsi karbohidrat

berindeks glikemik (IG) lebih tinggi dan konsumsi protein. Responden laki-

laki mengkonsumsi karbohidrat IG tinggi dan protein 2 kali lipat lebih

banyak dari responden perempuan.

Page 31: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

21

Hubungan antar variabel

Hubungan antara variabel dijelaskan melalui statistik inferensia. Uji

korelasi Pearson dan Spearman digunakan untuk menjelaskan hubungan

antar variabel.

Hubungan variabel karakteristik dengan konsumsi pangan

Jenis kelamin berhubungan positif dengan konsumsi nasi putih

(r=.468; p=.000), putih telur (r=.417; p=.000), ayam (r=.428; p=.000) dan

susu whey (r=.406; p=.000) namun berhubungan negatif dengan konsumsi

bihun (r=-.226; p=.048) dan susu kedelai (r=-.284; p=.012).

Ini berarti bahwa responden laki-laki cenderung mengkonsumsi nasi

putih, putih telur, ayam dan susu whey lebih banyak dari responden

perempuan sementara responden perempuan cenderung mengkonsumsi

bihun dan susu kedelai lebih banyak dalam rentang waktu satu bulan

terakhir. Data mengenai hubungan antara karakteristik responden dengan

konsumsi pangan tersedia pada Tabel 10.

Tabel 10 Koefisien korelasi karakteristik dengan konsumsi pangan

Pangan Jenis

kelamin

Umur Lama pendidikan

formal

Pendapatan IMT

Nasi putih .468** -.216 -.044 .110 -.051

Roti putih -0.10 -.035 -.170 -.143 .020

Mie .002 -.154 .111 -.064 -.083

Bihun -.226* -.073 .030 -.074 -.007

Kwetiau -.041 -.133 -.059 -.034 -.113

Oatmeal

instan -.129 .147 -.114 .001 -.139

Roti gandum -.129 .147 -.114 .001 -.139

Nasi merah -.035 -.071 .018 -.109 .082

Ubi .021 .136 -.260* .101 .127

Oatmeal

quickcook .023 .263* -.142 -.038 -.007

Spaghetti -.084 -.239* -.190 -.132 -.173

Makaroni -.101 -.208 -.109 -.081 -.092

Telur utuh .001 -.130 .098 .001 -.021

Putih telur .417** -.128 -.129 -.052 -.040

Ayam .428** .059 .259* -.011 .061

Daging sapi .073 -.204 -.166 -.061 -.002

Ikan .116 .296** .186 .580** .136

Tahu -.134 .118 -.052 .034 -.042

Tempe -.062 .012 .057 .444** .287*

Susu sapi .141 -.237* -.203 -.049 -.333**

Susu kedelai -.284* .135 -.053 -.094 .061

Susu whey .406** -.123 .041 .116 .141

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Page 32: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

22

Variabel usia berhubungan positif dengan konsumsi ikan (r=.296;

p=.009), dan konsumsi oatmeal quickcook (r= .263; p=.021 ) namun

berhubungan negatif dengan spaghetti (r=-.239; p=.036 ) dan susu sapi (r=-

.237; p=.038). Ini berarti semakin tua responden kecenderungannya semakin

baik pula penerimaannya terhadap konsumsi ikan dan konsumsi oatmeal

quickcook, namun justru mengurangi konsumsi spaghetti dan susu sapi

(Tabel 10).

Variabel lama pendidikan formal berhubungan positif dengan

konsumsi ayam (r=.259; p=.023) namun memiliki hubungan negatif dengan

konsumsi ubi (r=-.260; p=.022). Ini berarti semakin tinggi pendidikan

responden semakin tinggi kecenderungannya untuk mengkonsumsi ayam

namun justru menghindari konsumsi ubi.

Variabel pendapatan behubungan positif dengan ikan (r=.580;

p=.000) dan tempe (r= .444; p=.000). Ini berarti semakin tinggi pendapatan

responden cenderung semakin tinggi konsumsi ikan dan tempe dalam satu

hari. Variabel Indeks Massa Tubuh (IMT) berhubungan positif dengan

konsumsi tempe (r=.287; p=.011 ) dan negatif dengan konsumsi susu sapi

(r=-.333 ; p=.003). Ini berarti semakin tinggi IMT responden, semakin

tinggi kecenderungannya untuk mengurangi konsumsi susu sapi dan

mengurangi konsumsi tempe.

Hubungan variabel motivasi olahraga dengan konsumsi pangan

Motivasi olahraga untuk penampilan berhubungan negatif dengan

konsumsi ubi (r=-.258; p=.024) dan tahu (r=-.269; p=.018). Ini berarti

semakin tinggi motivasi responden mendapatkan bentuk tubuh yang ideal,

semakin tinggi kecenderungannya untuk mengurangi konsumsi ubi dan tahu.

Motivasi olahraga untuk kebugaran dan kesehatan berhubungan

negatif dengan konsumsi bihun (r=-.241; p=.035), ubi (r=-.262; p=.022) dan

tempe (r=-.231; p=.043). Ini berarti semakin tinggi motivasi responden

untuk mendapatkan kebugaran dan kesehatan, semakin rendah

kecenderungannya untuk mengkonsumsi bihun, ubi dan tempe. Motivasi

olahraga untuk kesenangan memiliki hubungan positif dengan konsumsi

makaroni (r=.285; p=.012) Data mengenai hubungan antara motivasi

olahraga dengan konsumsi pangan dapat diamati pada Tabel 11.

Penelitian ini belum mampu membuktikan adanya hubungan nyata

antara motivasi olahraga untuk mendapatkan tubuh yang bagus dengan

konsumsi sumber protein yang tinggi sesuai dengan yang telah

dihipotesiskan.

Hubungan antara variabel motivasi makan dengan konsumsi pangan

Motivasi makan untuk kesehatan berhubungan positif dengan susu

sapi (r=.296; p=.009) dan konsumsi roti putih (r=.234; p=.041). Ini berarti

semakin tinggi motivasi responden makan untuk mendapatkan kesehatan,

semakin tinggi juga kecenderungannya untuk mengkonsumsi susu sapi dan

roti putih. Data mengenai hubungan antara motivasi makan dengan

konsumsi pangan tersedia pada Tabel 12.

Motivasi makan untuk mood berhubungan positif dengan konsumsi

nasi putih (r=.241; p=.034), mie (r=.260; p=.022) namun berhubungan

Page 33: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

23

negatif dengan oatmeal instan (r=-.275; p=.015) dan roti gandum (r=-.275;

p=.015). Ini berarti semakin tinggi motivasi responden makan untuk

menjaga mood semakin tinggi juga kecenderungannya untuk mengkonsumsi

nasi putih dan mie serta mengurangi konsumsi oatmeal instan dan roti

gandum.

Tabel 11 Koefisien korelasi motivasi olahraga dengan konsumsi pangan

Pangan Motivasi olahraga

penampilan kebugaran dan kesehatan kesenangan

Nasi putih -.111 .036 .143

Roti putih .015 .023 .074

Mie -.023 .070 .178

Bihun -.112 -.241* -.081

Kwetiau -.089 .017 -.064

Oatmeal instan -.140 -.048 -.009

Roti gandum -.140 -.048 -.009

Nasi merah .133 .039 .081

Ubi -.258* -.262* -.040

Oatmeal quickcook -.191 -.063 -.096

Spaghetti .101 .013 .170

Makaroni .020 .062 .285*

Telur utuh .033 .104 .025

Putih telur -.050 -.056 .027

Ayam .029 .096 .065

Daging sapi .056 .004 -.075

Ikan -.211 -.049 -.101

Tahu -.269* -.148 -.006

Tempe -.043 -.231* -.155

Susu sapi -.122 .105 .023

Susu kedelai .020 .017 -.067

Susu whey -.078 -.216 -.095

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Motivasi makan untuk kenyamanan berhubungan positif dengan

daging sapi (r=.245; p=.032) namun memiliki hubungan yang negatif

dengan konsumsi nasi merah (r=-.287; p=.011). Ini berarti semakin tinggi

motivasi responden untuk mendapatkan kenyamanan melalui makanan,

semakin tinggi juga kecenderungannya untuk mengkonsumsi daging sapi,

namun mengurangi konsumsi nasi merah (Tabel 12).

Motivasi makan berdasarkan daya tarik indra berhubungan positif

dengan mie (r=.298; p=.009), nasi putih (r=.242; p=.034) dan daging sapi

(r=.281; p=.013), namun memiliki hubungan negatif signifikan dengan ikan

(r=-.251; p=.028) dan tempe (r=-.271; p=.017). Ini berarti, semakin tinggi

motivasi responden untuk makan berdasarkan daya tariknya, cenderung

mengkonsumsi mie, nasi putih daging sapi dan mengurangi konsumsi ikan

dan tempe.

Page 34: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

24

Motivasi makan berdasarkan kealamiahan kandungan memiliki

hubungan positif dengan roti putih (r=.224; p=.050) namun memiliki

hubungan negatif dengan konsumsi ayam (r=-.242; p=.034). Ini berarti

semakin tinggi motivasi responden untuk mengkonsumsi makanan yang

alami, semakin tinggi kecenderungannya untuk mengkonsumsi roti putih

dan mengurangi konsumi ayam.

Motivasi makan berdasarkan harga berhubungan positif dengan

konsumsi makaroni (r=.294; p=.009). Ini berarti semakin tinggi motivasi

responden untuk menjadikan harga sebagai aspek penting dalam makanan,

semakin tinggi kecenderungannya untuk mengkonsumsi makaroni.

Tabel 12 Koefisien korelasi motivasi makan dengan konsumsi pangan

Pangan Atribut motivasi makan

S M N D A H BB B

Nasi putih -.105 .241* .167 .242* -.124 .214 -.305** -.023

Roti putih .234* .070 .090 .122 .224* -.100 -.117 .071

Mie -.131 .260* .158 .298** -.112 .193 -.199 -.112

Bihun -.103 -.186 -.015 .106 -.098 -.003 -.099 -.003

Kwetiau -.012 .162 .003 .182 -.140 -.043 -.080 .026

Oatmeal

instan .045 -.275* -.069 -.137 .054 -.055 .076 .076

Roti

gandum .045 -.275* -.069 -.137 .054 -.055 .076 .076

Nasi

merah .075 .014 -.287* -.134 -.205 -.068 .116 .000

Ubi .222 -.175 -.058 -.165 .185 -.089 -.242* -.064

Oatmeal

quickcook .125 -.247 -.147 -.164 .125 -.182 -.210 -.062

Spaghetti .043 .154 -.014 .174 -.062 .125 -.118 .095

Makaroni -.125 .084 .143 .084 -.112 .294** -.141 .063

Telur utuh -.007 .109 .009 .165 -.083 -.025 .030 .062

Putih telur .100 .063 -.055 .026 -.057 .059 -.135 .016

Ayam -.066 .020 -.086 -.151 -.242* .085 -.015 .115

Daging

sapi .200 .160 .245* .281* .036 -.002 -.009 .025

Ikan -.204 -.123 -.185 -.251* .111 -.179 -.196 -.295**

Tahu .088 -.170 -.081 -.185 .117 -.065 .024 .113

Tempe .039 -.070 -.167 -.271* .191 -.218 .175 -.171

Susu sapi .296** .188 .014 .102 .027 .006 -.195 .051

Susu

kedelai .112 -.050 .058 .107 .114 .116 .130 .160

Susu

whey .075 -.162 -.153 -.103 -.013 -.141 .016 -.184

Ket: S=Kesehatan, M=Mood, N=Kenyamanan, D=Daya tarik indra, A=Kealamiahan

kandungan, H=Harga, BB=Kontrol berat badan, B=Kebiasaan, * signifikan pada p<0.05;

** signifikan pada p<0.01

Motivasi makan untuk kontrol berat badan berhubungan negatif

dengan konsumsi nasi putih (r=-.305; p=.007) dan konsumsi ubi (r=-.242;

Page 35: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

25

p=.034). Ini berarti semakin tinggi motivasi makan responden untuk

mengontrol berat badannya, semakin rendah konsumsi karbohidrat yang

berasal dari nasi putih dan ubi (Tabel 12).

Motivasi makan berdasarkan kebiasaan berhubungan negatif dengan

konsumsi ikan (r=-.295; p=.009). Ini berarti ada kaitannya antara konsumsi

ikan yang rendah dengan tidak terbiasanya responden mengkonsumsi bahan

pangan tersebut dari dulu.

Hubungan antara variabel pengetahuan dan tindakan olahraga dengan

konsumsi pangan

Pengetahuan kesehatan berhubungan negatif sangat signifikan dengan

konsumsi susu whey (r=-.298; p=.008) sementara pengetahuan gizi

berhubungan positif signifikan dengan konsumsi bihun (r=.233; p=.041) dan

konsumsi ikan (r=.224; p=.050) (Tabel 13).

Tabel 13 Koefisien korelasi pengetahuan dan tindakan olahraga dengan

konsumsi pangan

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Pangan Pengetahuan Tindakan olahraga

Kesehatan Gizi Lama

menekuni

Frekuensi

(F)

Durasi

(D)

Total

waktu

(F x D)

Nasi putih -.006 .142 -.088 -.097 -.063 -.076

Roti putih .105 -.018 -.103 -.074 .042 -.026

Mie .052 .101 -.081 .008 -.097 -.058

Bihun -.220 .233* -.125 -.052 -.025 -.074

Kwetiau -.135 -.009 .051 -.020 .096 .023

Oatmeal instan -.176 -.009 -.031 -.060 -.027 -.051

Roti gandum -.176 -.009 -.031 -.060 -.027 -.051

Nasi merah -.062 .034 .099 .125 .079 .108

Ubi -.117 -.051 .107 .025 -.156 -.072

Oatmeal

quickcook -.145 -.043 -.049 -.080 -.073 -.086

Spaghetti .025 -.044 -.065 .138 -.036 .118

Makaroni -.049 .091 -.037 .002 -.211 -.114

Telur utuh -.081 -.013 .028 -.079 .053 -.020

Putih telur -.106 .092 .051 .136 -.082 .039

Ayam .119 -.029 .023 -.058 .056 -.012

Daging sapi .031 .027 -.032 .055 -.084 -.011

Ikan -.086 .224* .588** .034 -.094 -.040

Tahu -.150 -.009 -.014 .012 .081 .029

Tempe -.081 .120 .069 .067 -.147 -.072

Susu sapi .072 .184 -.053 -.151 -.077 -.113

Susu kedelai -.081 -.035 -.108 -.134 .089 -.054

Susu whey -.298** .103 .126 .102 -.061 .004

Page 36: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

26

Berdasarkan Tabel 13, lama menekuni olahraga fitness berhubungan

positif dengan konsumsi ikan (r=.588; p=.000). Tidak ditemukan hubungan

antara variabel frekuensi dan durasi olahraga dengan konsumsi pangan. Ini

berarti semakin lama responden menekuni olahraga fitness cenderung

semakin tinggi pula konsumsi ikan responden.

Menurut Pelto (1980) dalam Suhardjo (1989), pengetahuan kesehatan

dan pengetahuan gizi termasuk faktor yang mempengaruhi gaya hidup

terkait perilaku konsumsi seseorang. Penelitian ini cukup sesuai dengan

teori tersebut dengan satu bahan pangan yakni whey protein yang

berhubungan nyata dengan pengetahuan kesehatan dan dua bahan pangan

yakni bihun dan ikan yang berhubungan nyata dengan pengetahuan gizi.

Dalam penelitian Fielder tahun 2008, pengetahuan gizi dan kesehatan

(variabel ini digabungkan dalam penelitian tersebut) berhubungan nyata

dengan perilaku makan sehat (r=.21;p<.01). Hasil penelitian ini berlainan

dengan penelitian tersebut seperti tidak adanya hubungan nyata antara

pengetahuan baik pengetahuan kesehatan maupun gizi dengan konsumsi

karbohidrat berindeks glikemik rendah seperti nasi merah atau ubi. Justru

pengetahuan gizi berhubungan nyata positif dengan konsumsi bihun, yang

walaupun berada pada kategori indeks glikemik sedang, ternyata kandungan

karbohidratnya yang paling tinggi diantara bahan pangan lain yang diteliti.

Penelitian Fielder (2008) menyatakan bahwa aktivitas fisik seseorang

berhubungan erat dengan perilaku makan sehat (r=.26;p<.01). Dalam

penelitian ini tidak terdapat satupun hubungan nyata antara waktu total

seseorang berolahraga dengan konsumsi pangan. Penelitian Sharma,

Gernand dan Day (2008) menyatakan bahwa pengetahuan gizi merupakan

prediktor signifikan untuk konsumsi padi-padian pada dewasa di daerah El

Paso, Texas (odds ratio=6.42; 95% confidence interval:2.4,17.1). Dalam

penelitian ini hanya bihun yang berhubungan nyata dengan pengetahuan gizi

sementara bahan pangan dari padi-padian lainnya seperti nasi, roti, oatmeal

tidak berhubungan nyata seperti yang dipaparkan dalam penelitian tersebut.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap karbohidrat indeks glikemik

tinggi

Karbohidrat indeks glikemik tinggi merupakan jumlah karbohidrat

yang dikonsumsi responden yang berasal dari konsumsi bahan pangan

meliputi nasi putih, roti putih, oatmeal instan serta roti gandum.

Berdasarkan Tabel 14, jenis kelamin (B=97.545;p<0.01) dan indeks

massa tubuh (B=-9.901;p<0.05) berpengaruh terhadap konsumsi karbohidrat

indeks glikemik tinggi. Ini berarti responden laki-laki mengkonsumsi

karbohidrat golongan ini sebanyak 97.5 gram lebih banyak dari responden

perempuan. Selain itu, setiap kenaikan indeks massa tubuh sebesar 1 poin

akan menurunkan konsumsi karbohidrat indeks glikemik tinggi sebesar 9.9

gram.

Variabel motivasi, pengetahuan maupun tindakan olahraga tidak

menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi karbohidrat

berindeks glikemik tinggi. Nilai signifikansi konstanta Friedman

menunjukkan nilai yang signifikan (p<0.05) sementara nilai adjusted R2

Page 37: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

27

menunjukkan angka 0.190. Ini berarti model yang dipaparkan dalam Tabel

14 valid dan dapat menggambarkan konsumsi karbohidrat indeks glikemik

tinggi responden sebanyak 19 persen dan sisanya sebesar 81 persen

digambarkan oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Tabel 14 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi karbohidrat

indeks glikemik tinggi

Variabel bebas Koefisien tak

terstandarisasi

Koefisien

terstandarisasi p

B std. error β

Konstanta 154.554 160.031 - 0.338

Jenis kelamin (dummy) 97.545 24.643 0.513 0.000**

Umur -0.360 1.012 -0.045 0.723

Lama pendidikan formal -0.516 4.956 -0.012 0.917

Pendapatan 9.643E-7 0.000 0.193 0.132

Indeks massa tubuh (IMT) -9.901 3.719 -0.342 0.010*

Motivasi 1.901 1.349 0.170 0.163

Pengetahuan -0.411 0.708 -0.066 0.564

Tindakan olahraga (total waktu) -0.050 0.050 -0.115 0.318

F 3.234**

0.004

R2 0.276

adjusted R2 0.190

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Model regresi linear konsumsi karbohidrat indeks glikemik rendah

tidak ditampilkan karena nilai signifikansi konstanta Friedman tidak

menunjukkan nilai yang siginifikan (p=0.724) sehingga model tersebut tidak

valid.

Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi protein

Konsumsi protein merupakan penjumlahan dari konsumsi beberapa

bahan pangan sumber protein yang diukur dalam penelitian ini meliputi

telur utuh, putih telur, ayam, daging sapi, ikan, tahu, tempe, susu sapi, susu

kedelai serta susu whey.

Berdasarkan Tabel 15, variabel jenis kelamin berpengaruh terhadap

konsumsi protein responden (B=38.332; p<0.01). Ini berarti responden laki-

laki mengkonsumsi protein sebanyak 38 gram lebih banyak dari responden

perempuan. Variabel motivasi, pengetahuan maupun tindakan olahraga

tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi protein

responden.

Nilai signifikansi konstanta Friedman menunjukkan nilai yang

signifikan (p<0.05) sementara nilai adjusted R2 menunjukkan angka senilai

0.108. Ini berarti model yang dipaparkan dalam Tabel 15 merupakan model

yang valid dan dapat menggambarkan konsumsi protein responden sebesar

Page 38: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

28

10.8 persen dan sisanya sebesar 80.2 persen digambarkan oleh variabel lain

yang tidak diteliti.

Tabel 15 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi protein

Variabel bebas Koefisien tak

terstandarisasi

Koefisien

terstandarisasi p

B std. error β

Konstanta 113.104 91.826 - 0.222

Jenis kelamin (dummy) 38.332 14.140 0.369 0.008**

Umur -0.440 0.581 -0.100 0.452

Lama pendidikan formal 3.514 2.844 0.144 0.221

Pendapatan 4.246E-7 0.000 0.155 0.246

Indeks massa tubuh (IMT) -1.719 2.134 -0.108 0.423

Motivasi -0.637 0.774 -0.104 0.414

Pengetahuan -0.403 0.407 -0.118 0.325

Tindakan olahraga (total waktu) -0.003 0.029 -0.013 0.912

F 2.154* 0.042

R2 0.202

adjusted R2 0.108

* signifikan pada p<0.05; ** signifikan pada p<0.01

Pembahasan

Konsumsi susu whey pada responden laki-laki menjadi penanda

adanya indikasi usaha meningkatkan konsumsi protein. Hal ini disebabkan

karena konsentrasi protein dalam susu whey lebih tinggi dibandingkan susu

sapi yang tersedia secara umum di pasar. Selain itu, harganya yang relatif

lebih mahal dibandingkan susu sapi menunjukkan bahwa responden

memiliki suatu kebutuhan yang ingin diraih yang selanjutnya menimbulkan

motivasi untuk mengkonsumsi bahan pangan tersebut.

Penelitian Oliver, Leon dan Hernandez (2010) menyatakan bahwa

konsumsi suplemen protein bubuk lebih umum digunakan oleh laki-laki.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian tersebut dimana tak satupun

responden perempuan yang melaporkan mengkonsumsi susu whey.

Konsumsi protein, termasuk susu whey dihipotesiskan sebagai penanda

adanya motivasi untuk mendapatkan penampilan. Namun, dalam penelitian

ini tidak ditemukan bukti yang cukup kuat antara dimensi motivasi olahraga

maupun dimensi motivasi makan dengan bahan pangan tersebut.

Di sisi lain, pengetahuan kesehatan menunjukkan hubungan yang

negatif dengan konsumsi whey. Mayoritas responden memiliki nilai

pengetahuan kesehatan yang terkategori baik, sehingga rataan konsumsi

susu whey pada responden laki-laki cenderung sedikit.

Variabel usia berhubungan positif dengan konsumsi ikan serta oatmeal

quickcook. Konsumsi ikan yang meningkat seiring berjalannya usia dapat

dijelaskan melalui motivasi makan berdasarkan daya tarik indra. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa semakin responden mementingkan makanan

yang lezat sebagai motivasi memilih makanannya, cenderung semakin

Page 39: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

29

rendah konsumsi ikan responden. Di sisi lain, semakin bertambahnya usia

responden, semakin turun motivasi makan berdasarkan daya tarik indra

sehingga konsumsi ikan akan meningkat.

Konsumsi oatmeal quickcook yang meningkat seiring peningkatan

usia dapat dijelaskan oleh motivasi makan untuk meningkatkan mood.

Semakin responden termotivasi memilih makanan untuk meningkatkan

moodnya, semakin rendah kecenderungannya untuk mengkonsumsi oatmeal

quickcook. Di sisi lain, semakin bertambah umur responden, semakin

rendah motivasi responden untuk memilih makanan untuk meningkatkan

mood sehingga konsumsi oatmeal quickcook meningkat.

Indeks massa tubuh (IMT) responden berhubungan positif dengan

konsumsi tempe dan negatif dengan konsumsi susu sapi. Kaitan antara IMT

responden dengan konsumsi tempe dapat dijelaskan melalui dimensi

motivasi olahraga untuk kesehatan. Semakin tinggi motivasi olahraga

responden untuk mendapatkan kesehatan dan kebugaran, semakin rendah

konsumsi tempenya. Di sisi lain, semakin bertambahnya IMT responden

akan menurunkan motivasi berolahraga untuk kesehatan responden, yang

berdampak pada meningkatnya konsumsi tempe.

Sementara itu, tidak ada satu dimensi baik motivasi olahraga, motivasi

makan, pengetahuan maupun tindakan olahraga yang dapat menjelaskan

hubungan antara IMT dengan konsumsi susu sapi. Ini mungkin memiliki

keterkaitan dengan variabel lain diluar variabel lain yang diteliti.

Motivasi olahraga menunjukkan hubungan yang nyata dengan

beberapa domain motivasi makan, seperti motivasi olahraga untuk

penampilan dengan motivasi makan untuk mengontrol berat badan, motivasi

olahraga untuk kebugaran dan kesehatan dengan motivasi makan untuk

kesehatan serta motivasi olahraga untuk kesenangan dengan motivasi makan

berdasarkan harga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fielder

tahun 2008 yang menunjukkan bahwa hampir seluruh dimensi motivasi

olahraga berhubungan nyata dengan motivasi makan.

Tren yang ditunjukkan dalam penelitian ini terkait dengan konsumsi

karbohidrat adalah, semakin tinggi motivasi olahraga untuk penampilan

responden, semakin tinggi motivasi makan untuk mengontrol berat badan

responden. Semakin tinggi motivasi makan untuk mengontrol berat badan,

semakin tinggi kecenderungan responden untuk mengurangi konsumsi ubi

maupun nasi putih. Nasi putih dianggap sebagai bahan pangan yang

menghambat proses penurunan berat badan terkait nilai indeks glikemiknya

(IG) yang paling tinggi diantara bahan pangan lain yang diteliti (IG=89).

Walaupun begitu, nasi putih tetap merupakan bahan pangan yang paling

banyak dikonsumsi, bahkan pada kalangan pelaku fitness. Ini menunjukkan

ketergantungan yang sangat tinggi pada nasi putih sebagai sumber

karbohidrat.

Responden tidak menunjukkan peralihan konsumsi ke karbohidrat

dengan nilai IG yang lebih rendah seperti nasi merah, ubi, spaghetti atau

makaroni namun hanya fokus mengurangi konsumsi nasi putih dan ubi.

Padahal, ubi merupakan karbohidrat dengan nilai indeks glikemik dengan

kategori rendah (IG=44), bahkan lebih rendah dari nasi merah (IG=50).

Kandungan karbohidratnya juga lebih rendah dari nasi merah, 25.6 g/100g

Page 40: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

30

berbanding 32.5 g/100g sehingga sebetulnya sangat cocok dijadikan salah

satu sumber karbohidrat untuk membantu penurunan berat badan.

Semakin tinggi motivasi responden berolahraga agar mendapatkan

kesehatan dan kebugaran, semakin tinggi motivasi makan responden untuk

makan makanan yang sehat. Ini diikuti dengan semakin tingginya konsumsi

roti putih. Padahal, roti putih tidak memiliki kaitan langsung untuk

meningkatkan kesehatan karena kandungan indeks glikemiknya yang tinggi

(IG=71).

Motivasi olahraga untuk bersenang-senang berhubungan nyata

dengan motivasi makan berdasarkan harga sementara motivasi makan

berdasarkan harga berhubungan nyata dengan konsumsi makaroni. Ini

berarti responden dengan keinginan yang tinggi untuk bersenang-senang

melalui olahraga akan mementingkan harga murah pada makanan sebagai

faktor utama dalam memilih makanan dan dalam tindakannya dan

cenderung memilih karbohidrat yang berasal dari makaroni. Makaroni

dianggap sebagai salah satu sumber karbohidrat yang murah menurut

responden.

Dalam kaitannya dengan konsumsi sumber-sumber protein, tidak

ditemukan hubungan yang erat antara motivasi makan untuk mengontrol

berat badan dengan konsumsi bahan pangan sumber gizi tersebut.

Responden dengan nilai motivasi olahraga untuk kebugaran dan kesehatan

yang tinggi cenderung untuk menghindari konsumsi sumber protein yang

berasal dari tempe. Ini dapat disebabkan karena semakin tinggi nilai

motivasi olahraga untuk memperoleh kesehatan akan meningkatkan nilai

motivasi makan berdasarkan daya tarik indra. Di sisi lain, motivasi makan

berdasarkan daya tarik indra menyebabkan penurunan konsumsi tempe. Ini

berarti responden dengan motivasi tinggi ingin mendapatkan tubuh yang

sehat melalui olahraga, tetap mementingkan makanan yang menarik dan

tempe dianggap sebagai bahan pangan sumber protein yang kurang menarik

secara inderawi.

Pengetahuan gizi berhubungan positif dengan konsumsi bihun dan

ikan. Perlu diluruskan bahwa bihun bukan sumber karbohidrat yang tepat

untuk proses menurunkan berat badan karena walau indeks glikemiknya

tergolong sedang (IG=58) namun kandungan karbohidratnya yang tinggi

yakni sebesar 82.1 gram per 100 gram pangan merupakan bahan pangan

dengan kandungan karbohidrat tertinggi diantara bahan pangan sumber

karbohidrat lainnya yang diteliti. Alternatif yang tepat adalah mie (IG=52;

karbohidrat=14 g/100g pangan) atau spaghetti (IG= 46;karbohidrat= 22.6

g/100 g pangan).

Satu-satunya variabel tindakan olahraga yang berhubungan nyata

dengan konsumsi pangan adalah antara lama menekuni olahraga fitness

dengan konsumsi ikan. Lama menekuni olahraga responden juga

menunjukkan hubungan yang bertentangan dengan motivasi makan

berdasarkan daya tarik indra. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya

bahwa semakin tinggi motivasi makan berdasarkan daya tarik indra

responden semakin rendah konsumsi ikan, maka dengan semakin lamanya

responden menekuni olahraga fitness, responden cenderung tidak lagi

Page 41: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

31

mempedulikan daya tarik indra sebagai faktor utama dalam memilih

makanan. Dampaknya, konsumsi ikan responden meningkat.

Konsumsi protein pada laki-laki tidak menunjukkan rataan yang

menyimpang, walau terdapat perbedaan nyata pada konsumsi protein antara

laki-laki dengan perempuan. Rataan konsumsi protein pada responden laki-

laki sebesar 0.81 g/kg bb/hari. Menurut FAO/WHO/UNU (1985) dalam

Almatsier (2001), angka kecukupan protein bagi responden usia 18 hingga

60 tahun adalah 0.75 g/kg bb/hari sementara batas maksimum protein yang

disarankan adalah 2 kali Angka Kecukupan Gizi. Ini berarti konsumsi

protein pada laki-laki berada pada kategori normal.

Di sisi lain rasio konsumsi protein perempuan dengan nilai 0.39

g/kg/hari jauh di bawah angka kecukupan protein yang dianjurkan sehingga

disarankan untuk responden perempuan meningkatkan konsumsi protein

harian.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Nilai motivasi responden baik motivasi olahraga maupun motivasi

makan terkategori cukup tinggi. Responden memiliki rataan pengetahuan

kesehatan yang tergolong sedang sementara pengetahuan gizi responden

tergolong rendah. Responden telah menempuh olahraga fitness rata-rata

selama dua tahun enam bulan serta memiliki rata-rata total waktu

seperempat hari per minggu. Terdapat perbedaan nyata antara konsumsi

karbohidrat indeks glikemik tinggi dan protein antara responden laki-laki

dengan perempuan namun tidak ditemukan perbedaan nyata pada konsumsi

karbohidrat berindeks glikemik sedang dan rendah.

Dalam ruang lingkup penelitian ini model regresi yang telah

dipaparkan dalam kerangka pemikiran dapat menggambarkan konsumsi

karbohidrat berindeks glikemik tinggi responden sebanyak 19% dan

konsumsi protein sebesar 10.8% namun tidak dapat menggambarkan

konsumsi karbohidrat indeks glikemik rendah dan sedang. Variabel motivasi,

pengetahuan maupun tindakan olahraga tidak menunjukkan pengaruh yang

nyata terhadap konsumsi karbohidrat maupun protein responden.

Saran

Penelitian selanjutnya diharap berfokus pada subjek berjenis kelamin

pria untuk mencapai kesimpulan umum apakah pelaku fitness pria akan

melakukan penyimpangan konsumsi protein atau tidak serta penelitian di

bagian suplemen olahraga termasuk steroid.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka

Utama. Hlm 77,88, 98, 100, 104.

Page 42: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

32

Faisal S. 2008. Format-Format Penelitian Sosial. Dasar-Dasar dan Aplikasi.

Jakarta (ID): Rajawali Pers.

Fielder CR. 2008. Knowledge, motivations and behaviors regarding eating a

healthy diet and physical activity in relation to self-esteem in college

students [tesis]. Texas (US): Texas State University. [diunduh 13 Juli

2013]. Tersedia pada:

https://digital.library.txstate.edu/bitstream/handle/10877/3213/fulltext

pdf.

Gibson RS. c1990. Principles of Nutritional Assessment. New York (US):

Oxford University Press.

Giriwijoyo HYSS, Sidik DZ. 2012. Ilmu Faal Olahraga (Fisiologi Olahraga).

Kamsyach A, editor. Bandung (ID): Remaja Rosdakarya. Hlm 5 – 45.

[HU] Harvard University. C2000 – 2013. Glycemic index and glycemic load

for 100 + foods. [internet]. [diunduh 18 April 2013]. Tersedia pada

http://www.health.harvard.edu/newsweek/Glycemic_index_and_glyce

mic_load_for_100_foods.htm.

Khomsan A. 2000. Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi. Bogor (ID):

Departemen GMSK IPB.

Kurniasih D, Hilmansyah H, Marfuah PA, Imam S. 2010. Sehat & Bugar

Berkat Gizi Seimbang. Soekirman, Afriansyah N, Erikania J, editor.

Jakarta (ID): Penerbitan Sarana Bobo.

Mahmud MK, Hermana, Zulfianto NA, Apriyantono RR, Ngadiarti I,

Hartati B, Bernadus, Tinexcelly. 2008. Tabel Komposisi Pangan

Indonesia. Mahmud MK, Zulfianto NA, editor. Jakarta (ID): Elex

Media Komputindo.

Morrow JR, Malone JAK, Jackson AW, Bungum TJ, FitzGerald SJ. 2004.

American Adult’s Knowledge of Exercise Recommendations

[Internet]. [diunduh 27 Juli 2013]. Rsrch Qrtrly Exrcs Sprt. 75(3):

231-237. Tersedia pada:

http://courses.unt.edu/ajackson/AJ%20Articles/Morrow%20&%20Ma

lone%20-%20RQES.pdf.

Notoatmodjo S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

Oliver AS, Leon MTM, Hernandez EG. 2011. Prevalence of protein

supplement use at gyms. Nutr Hosp. 26(5) : 1168-1174. doi: 10.3305/nh.2011.26,5.5110.

Pratama R. 2013. Pengaruh Kepribadian Merek dan Kepuasan terhadap

Loyalitas Konsumen Ponsel Pintar [skripsi]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor.

Prichard I, Tiggemann M. 2008. Relations among exercise type, self-

objectification and body image in the fitness centre environment: The

role of reasons for exercise. Psych Sprt Exrcs. 9: 855-866. doi:

10.1016/j.psychsport.2007.10.005.

Rimbawan, Siagian A. 2004. Indeks Glikemik Pangan Cara Mudah Memilih

Pangan yang Menyehatkan. Bogor (ID): Penebar Swadaya. Hlm

6,27,30, 81 – 82.

Page 43: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

33

Santoso D. 2008. Rahasia Diet: The Concept, The Diet, The Workout.

Jakarta (ID): Libri.

Sharma SV, Gernand AD, Day RS. 2008. Nutrition knowledge predicts

eating behavior of all food groups except fruits and vegetables among

adults in the Paso del Norte Region: que sabrosa vida. J Nutr Educ

Behav. 40: 361-368. doi: 10.1016/j.jneb.2008.01.004.

Steptoe A, Pollard T, Wardle J. c1995. Development of a measure of the

motives underlying the selection of food: the food choice

questionnaire [internet]. [diunduh Juli 2013]. Appetite. 25:267-284.

Tersedia pada

http://www.psychwiki.com/dms/other/labgroup/Measufsdfsdbger345r

esWeek1/Lindsay/steptoe1995.pdf.

Suhardjo.1988. Sosio Budaya Gizi. Bogor (ID): IPB. Hlm 116 - 117.

Sumarwan U. 2011. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran. Bogor (ID): Ghalia Indonesia. Ed ke – 2. Hlm 45, 91.

Sumarwan U, Jauzi A, Mulyana A, Karno BN, Mawardi PK, Nugroho W.

2011. Riset Pemasaran dan Konsumen. Panduan Riset dan Kajian:

Kepuasan, Perilaku Pembelian, Gaya Hidup, Loyalitas dan Persepsi

Risiko. Bogor (ID): PT Penerbit IPB Press.

The University of Sydney. c2011. GI database [diunduh 16 Mei 2014].

Tersedia pada http://www.glycemicindex.com/foodSearch.php.

[USDA] United States Department of Agriculture. 2014. Food and nutrition

information center. [diunduh 04 Februari 2014]. Tersedia pada

http://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/4216?fg=&man=&lfacet=&fo

rmat=&count=&max=25&offset=&sort=&qlookup=whey+protein.

Vega F, Jackson RT. 1996. Dietary habits of bodybuilders and other regular

exercisers. [internet]. [diunduh 27 Juli 2013]. Nutr Rsrch. 16:3-10.

Tersedia pada

http://www.afboard.com/library/Dietary%20habits%20of%20bodybuil

ders%20and%20other%20regular%20exercisers.pdf.

Page 44: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

34

LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Pengaruh Motivasi, Pengetahuan serta Tindakan Olahraga

terhadap Tindakan Konsumsi Pangan Pelaku Fitness Usia

Dewasa

Skrining

1. Apakah Saudara terdaftar sebagai member/anggota pusat kebugaran

ini?

a. Ya (Lanjut) b. Tidak (Berhenti)

2. Berapakah Usia Saudara sekarang?

a. < 20 tahun (Berhenti)

b. ≥ 0 tahun Lanjut

3. Apakah Saudara mengalami salah satu penyakit yang mengharuskan

pembatasan terhadap konsumsi suatu makanan seperti di bawah ini?

a. Diabetes (Berhenti)

b. Asam urat (Berhenti)

c. Gangguan ginjal/ batu ginjal (Berhenti)

d. Alergi Protein (Berhenti)

e. Tidak (Lanjut)

4. Sudah berapa lama Saudara aktif berolahraga di fitness center ?

a. < 3 bulan (Berhenti) b. ≥ 3 bulan Lanjut

Data Individual Responden

Saya Fernando Tandayu (NIM. I24090041) dari Departemen Ilmu

Keluarga dan Konsumen, Institut Pertanian Bogor sedang melaksanakan

penelitian skripsi yang berjudul “Pengaruh Motivasi, Pengetahuan serta

Tindakan Olahraga terhadap Tindakan Konsumsi Pangan Pelaku Fitness Usia

Dewasa”. Kuesioner ini merupakan instrumen yang digunakan untuk

memenuhi tujuan tersebut. Semua informasi yang Saudara berikan akan

digunakan untuk kepentingan akademis dan dijaga kerahasiaannya. Terima

kasih atas partisipasinya.

Page 45: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

35

Nama:.............................................................

Jenis Kelamin:

a. Laki-laki b. Perempuan

Umur:............................................................. tahun

Agama:

a. Islam c. Kristen Katolik e. Buddha

b. Kristen Protestan d. Hindu f. Konghucu

g. Lainnya, sebutkan.....................................

Lama Pendidikan formal:............................... tahun

Suku:.............................................................

Pekerjaan:

a. Pegawai Swasta c. Tentara/Polisi e. Mahasiswa g. Ibu rumah tangga

b. PNS d. Wiraswasta f. Atlet h. Lainnya, sebutkan

..................................................................

Pendapatan :....................................................Rp

Berat badan :....................................................Kg

Tinggi badan :....................................................Cm

Page 46: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

36

A1

Tindakan Olahraga

Instruksi: Berikan satu jawaban pada setiap pertanyaan yang

menggambarkan olahraga Saudara di fitness center. Tolong pastikan

setiap soal terisi dengan lengkap.

1. Sudah berapa lama Saudara menekuni olahraga fitness?

..........................................................................................

2. Berapa kali rata-rata Saudara berolahraga di fitness center ini dalam

kurun waktu seminggu?

a. 1 kali c. 3 kali e. Lainnya, sebutkan...............

b. 2 kali d. 4 kali

3. Berapa lama biasanya Saudara berolahraga dalam satu sesi?

........................................................................

Page 47: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

37

A2 Tindakan Konsumsi

No Pangan Porsi sedang Ukuran yang

dikonsumsi

Frekuensi Konsumsi Hari Minggu Bulan Tidak

pernah

1 Nasi beras

putih

¾ gelas sedang

(100 gr)

2 Roti putih 1 iris sedang (30

gr)

3 Mie 1 gelas sedang

(100 gr)

4 Bihun 1 gelas sedang

(100 gr)

5 Kwetiau 1 gelas sedang

(100 gr)

6 Oatmeal

instan

1 sdm sedang

(8.2 gr)

7 Roti

gandum

1 iris sedang (30

gr)

8 Nasi beras

merah

¾ gelas sedang

(100 gr)

9 Ubi 1 biji sedang

(150 gr)

10 Oatmeal

quickcook

1 sdm sedang

(8.2 gr)

11 Spaghetti 1 gelas sedang

(100 gr)

12 Makaroni 1 gelas sedang

(100 gr)

13 Telur utuh 1 butir sedang

(60 gr)

14 Putih telur 1 buah sedang

(31 gr)

15 Ayam 1 potong sedang

(50 gr)

16 Daging

sapi

1 potong sedang

(50 gr)

17 Ikan 1 potong sedang

(50 gr)

18 Tahu 1 biji besar (100

gr)

19 Tempe 1 potong sedang

(25 gr)

20 Susu sapi 1 gelas sedang

(200 gr)

21 Susu

kedelai

1 gelas sedang

(200 gr)

22 Susu whey 1 gelas susu

sedang (scoop)

Page 48: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

38

B1

Motivasi Olahraga

Instruksi: Di bawah ini ada pernyataan tentang motivasi berolahraga

di Fitness Center. Berikan 1 (satu) jawaban untuk setiap nomor pernyataan

dengan tanda centang (V). Soal ini bukan terkait benar atau tidaknya alasan

Saudara, pilihlah jawaban yang menggambarkan keadaan sebenarnya alasan

Saudara pergi berolahraga bukan pandangan yang seharusnya. Tolong

pastikan setiap soal terisi dengan lengkap.

No Pernyataan Sangat

tidak

setuju

Tidak

Setuju Setuju

Sangat

setuju

1 Saya berolahraga dengan motivasi

agar tubuh saya langsing

2 Dapat bersosialisasi dengan teman-

teman di gym merupakan motivasi

saya pergi berolahraga

3 Saya pergi berolahraga tidak

dengan motivasi untuk

meningkatkan kekencangan otot

saya

4 Saya berolahraga dengan motivasi

untuk mengatasi kesedihan, depresi

5 Saya ingin terlihat menarik bagi

member lain yang berjenis kelamin

berbeda, oleh karena itu saya

termotivasi pergi berolahraga

6 Saya pergi berolahraga tidak

dengan motivasi untuk

meningkatkan mood

7 Saya berolahraga tidak dengan

motivasi untuk bersenang-senang

8 Meningkatkan kesehatan saya

secara keseluruhan menjadi

motivasi saya berolahraga

9 Saya pergi berolahraga bukan

dengan motivasi ingin

meningkatkan level energi saya

10 Saya termotivasi berolahraga

karena ingin mendistribusikan

berat badan secara merata pada

tubuh saya

11 Saya ingin meningkatkan

penampilan saya, oleh karena itu

saya termotivasi berolahraga

12 Menurunkan berat badan bukanlah

motivasi saya pergi berolahraga

Page 49: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

39

13 Saya termotivasi berolahraga

karena aktivitas tersebut membantu

saya mengurangi rasa stress dan

cemas

14 Peningkatan kekuatan bukanlah hal

yang memotivasi saya pergi

berolahraga

15 Memiliki daya tarik seksual

bukanlah hal yang memotivasi saya

pergi berolahraga

16 Motivasi saya berolahraga karena

saya ingin bertemu orang-orang

baru

17 Meningkatkan bentuk tubuh saya

secara keseluruhan bukanlah hal

yang memotivasi saya pergi

berolahraga

B2 Motivasi Pemilihan Makanan

Instruksi: Di bawah ini ada pernyataan tentang alasan-alasan dalam

pemilihan makanan. Berikan 1 (satu) jawaban untuk setiap nomor

pernyataan dengan tanda centang (V). Soal ini bukan terkait benar atau

tidaknya alasan Saudara, pilihlah jawaban yang menggambarkan keadaan

sebenarnya alasan Saudara dalam memilih makanan sehari-hari, bukan

pandangan yang seharusnya. Tolong pastikan setiap soal terisi dengan

lengkap.

No Pernyataan Sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju Setuju

Sangat

Setuju

1 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

mudah untuk disiapkan

2 Makanan yang aromanya enak

tidak menjadi hal yang memotivasi

saya dalam memilih makanan

3 Makanan yang membuat saya tetap

sehat bukanlah hal yang memotivasi

saya dalam memilih makanan

4 Makanan yang dapat dimasak

dengan mudah bukan hal yang

memotivasi saya dalam memilih

makanan

5 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

tampilannya baik

6 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

murah

Page 50: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

40

7 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

membantu saya mengontrol berat

badan

8 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan tersebut

familiar/tidak asing bagi saya

9 Makanan yang bergizi tidak

menjadi hal utama yang memotivasi

saya dalam memilih makanan

10 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

membantu saya lebih rileks

11 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

mengandung protein tinggi

12 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

dapat dibeli dengan mudah di toko

yang dekat dengan tempat tinggal

atau tempat kerja saya

13 Makanan yang memiliki tekstur

yang enak bukanlah hal yang

memotivasi saya dalam memilih

makanan

14 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

tidak mengandung bahan-bahan

kimiawi/buatan

15 Makan makanan yang dapat

menghibur saya bukanlah motivasi

saya dalam memilih makanan

16 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

harganya terjangkau

17 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

menyerupai makanan sewaktu saya

kecil

18 Makanan yang tidak membutuhkan

waktu dalam penyiapannya

bukanlah motivasi saya dalam

memilih makanan

19 Motivasi saya dalam memilih

makanan adalah makanan yang

rasanya enak

Page 51: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

41

C1

Pengetahuan Olahraga terkait Kesehatan

Instruksi: Beri tanda silang (X) pada pilihan jawaban (A) apabila

Saudara menggangap pernyataan tersebut benar dan (B) apabila Saudara

menganggap pernyataan tersebut salah. Pada soal nomor 3, berikan satu

jawaban untuk setiap subnomor pertanyaan dengan melingkari salah satu

jawaban yang merupakan pilihan Saudara.Tolong pastikan setiap soal terisi

dengan lengkap.

1. Durasi minimum olahraga yang diperlukan seseorang agar

mendapatkan manfaat dalam hal kesehatan adalah 30 menit dalam

satu hari

a. Benar b. Salah

2. Level aktivitas fisik yang sedang/moderat tidak akan bermanfaat

bagi kesehatan

a. Benar b. Salah

3. Dari aktivitas yang disebutkan di bawah ini, mana yang Saudara

percaya akan memberikan manfaat kesehatan? (Lingkari satu

jawaban untuk tiap nomor

3.1 Dansa Ya / Tidak

3.2 Berkebun dan memotong rumput Ya / Tidak

3.3 Pekerjaan rumah tangga Ya / Tidak

3.4 Memindahkan furnitur Ya / Tidak

3.5 Menggaruk rumput Ya / Tidak

3.6 Olahraga rekreasional Ya / Tidak

C2 Pengetahuan Gizi

Instruksi: Di bawah ini adalah soal mengenai pengetahuan gizi,

pilihlah salah satu jawaban yang menurut Saudara benar dengan tanda

silang (X).Tolong pastikan setiap soal terisi dengan lengkap.

1. Sumber serat banyak terdapat pada

a. Sayur c. A dan B benar

b. Buah d. Daging merah

2. Zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energi, pelarut vitamin

A,D,E,K serta melindungi organ tubuh adalah

a. Karbohidrat c. Lemak

b. Protein d. Vitamin E

3. Tahu dan tempe termasuk makanan sumber

a. Karbohidrat c. Lemak

b. Protein d. Vitamin A

Page 52: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

42

4. Vitamin dan mineral berperan sebagai zat

a. Tenaga c. Pengatur

b. Pembangun d. Protein

5. Makanan yang merupakan sumber lemak adalah

a. kacang-kacangan c. pisang

b. brokoli d. nasi

6. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin

a. Vitamin C c. Vitamin B6

b. Vitamin B2 d. Vitamin E

7. Vitamin yang larut dalam air adalah vitamin

a. Vitamin A c. Vitamin E

b. Vitamin B d. Vitamin D

8. Sayur yang banyak mengandung vitamin A adalah

a. Daun katuk c. Selada

b. Kubis d. Minyak ikan

9. Zat gizi yang berfungsi sebagai pelarut, alat angkut sisa-sisa

metabolisme termasuk karbondioksida dan ureum untuk dikeluarkan

melalui paru-paru, kulit dan ginjal adalah

a. Protein c. Vitamin

b. Karbohidrat d. Air

“Terima kasih banyak atas bantuan dan partisipasinya”

Page 53: PENGARUH MOTIVASI, PENGETAHUAN SERTA TINDAKAN OLAHRAGA ... · pengetahuan dan tindakan olahraga terhadap tindakan ... umum terjadi. seperti teknik ... pendidikan olahraga atau kesehatan

43

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor, 10 September 1991. Penulis merupakan

anak kedua dari pasangan Charles Tandayu, SE dan Juita Kumala, SE.

Penulis menyelesaikan pendidikan dari SD Budi Mulia Bogor tahun 2003,

SMP Budi Mulia Bogor tahun 2006 dan SMA Budi Mulia Bogor tahun

2009. Penulis melanjutkan studi sarjana ke Institut Pertanian Bogor

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen tahun 2009. Penulis aktif di

kegiatan organisasi rohani Katolik seperti di Bina Iman Anak (2008-2011)

dan Pendamping Mahasiswa Katolik (2010-2014).

Prestasi yang pernah diraih penulis adalah Juara III Reading Contest

King’s 7th Anniversary tahun 000 serta salah satu lulusan terbaik Certified

Personal Trainer RAI Institute tahun 2012 dengan gelar High Distinction

(terbaik).