76
1 PENGARUH NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PUPUK KALTIM (KANTOR PERWAKILAN JAKARTA) Oleh AJENG YUSUF H 24077003 PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Pengaruh nilai-nilai budaya perusahaan terhadap kepuasan ...repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/47644/H11ayu.pdf · 3 pengaruh nilai-nilai budaya perusahaan terhadap kepuasan

Embed Size (px)

Citation preview

1

PENGARUH NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP

KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT PUPUK KALTIM

(KANTOR PERWAKILAN JAKARTA)

Oleh

AJENG YUSUF

H 24077003

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

2

RINGKASAN

Ajeng Yusuf. H 24077003. Pengaruh Nilai-nilai Budaya Perusahaan Terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan PT Pupuk Kaltim (Kantor Perwakilan Jakarta), dibawah bimbingan Dra.

Hj. Siti Rahmawati, M.Pd.

Budaya perusahaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh

terhadap kepuasan karyawan. PT Pupuk Kalimantan Timur, Tbk merupakan

produsen pupuk terbesar di Indonesia yang berpusat di kota Bontang, Kalimantan

Timur yang memproduksi pupuk urea, ammoniak dan NPK. PT Pupuk Kaltim

menerjemahkan apa yang diinginkan perusahaan kedalam lima nilai budaya

perusahaan. Nilai-nilai budaya perusahaan ini tentu tidak terlepas dari hal-hal

yang berkaitan dengan pemahaman, penerapan dan internalisasi nilai-nilai budaya

tersebut oleh karyawan yang akan mempengaruhi perilaku kerja karyawan dan

berdampak terhadap kepuasan kerja karyawan. Melalui nilai-nilai tersebut

diharapkan menjadi tuntunan bagi karyawan, sehingga dapat memberikan kinerja

yang baik terhadap perusahaan dan kepuasan kerja bagi mereka sendiri.Kepuasan

kerja karyawan yang tinggi merupakan salah satu indikator juga efektivitas

manajemen yang berarti bahwa budaya organisasi telah dikelola dengan baik.

Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis persepsi karyawan tentang

penerapan nilai-nilai budaya perusahaan di PT Pupuk Kaltim (KPJ), (2)

Menganalisis persepsi karyawan tentang kepuasan kerja karyawan di PT Pupuk

Kaltim (KPJ), (3) Menganalisis pengaruh nilai-nilai budaya perusahaan terhadap

kepuasan kerja karyawan di PT Pupuk Kaltim (KPJ). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder,

baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui pengamatan

langsung, wawancara dan penyebaran kuesioner. Data sekunder diperoleh melalui studi

kepustakaan, data perusahaan, lembaga terkait lainnya. Analisis menggunakan metode

analisis persepsi dan Regresi Berganda, diolah melalui program komputer excel 2007 dan

SPSS seri 15.0 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai-nilai budaya perusahaan PT Pupuk

Kaltim (KPJ) telah diterapkan dengan baik oleh karyawan dalam lingkungan kerja. Hal

ini berdasarkan hasil skor rataan total sebesar 4,08 dalam rentang skala setuju. Demikian

pula halnya kepuasan kerja karyawan, hasil analisis persepsi dengan skor rataan sebesar

3,72 menjelaskan bahwa kepuasan kerja karyawan berada pada kategori baik.

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar

0,395. Hal ini berarti bahwa 39,5 persen variabel kepuasan kerja bisa dijelaskan oleh

variabel kebersamaan dan kepuasan pelanggan, sedangkan sisanya sebesar 60,5 persen

dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3

PENGARUH NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN TERHADAP KEPUASAN

KERJA KARYAWAN PT PUPUK KALTIM

(KANTOR PERWAKILAN JAKARTA)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh :

AJENG YUSUF

H 24077003

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011

4

Judul Skripsi : Pengaruh Nilai-nilai Budaya Perusahaan terhadap Kepuasaan Kerja

Karyawan PT Pupuk Kaltim (Kantor Perwakilan Jakarta)

Nama : Ajeng Yusuf

NIM : H 24077003

Menyetujui:

Dosen Pembimbing,

(Dra. Siti Rahmawati, M.Pd)

NIP 19591231 198601 2 003

Mengetahui:

Ketua Departemen,

(Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc)

NIP 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus:

5

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Makasar pada tanggal 17 November 1985. Penulis adalah

anak tunggal dari pasangan Andi Yusuf Nunu (Almarhum) dan Hj. Kasima, S.Pd.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 28 Pekkabata

Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan dan lulus pada tahun 1996. Pendidikan

tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SLTP Negeri 1

Pekkabata, Kabupaten Pinrang. Pendidikan tingkat atas diselesaikan penulis pada tahun

2002 di SMU Muhammadiyah 983 Pinrang. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

(IPB) pada tahun 2002 melalui jalur USMI pada Fakultas Kedokteran Hewan, kemudian

mengundurkan diri dan mengikuti ujian seleksi pada program D3 Manajemen Bisnis dan

Koperasi IPB dan diterima pada tahun 2004, dan lulus pada tahun 2007. Tahun 2007

melanjutkan pada program sarjana manajemen alih jenis di IPB.

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Makasar pada tanggal 17 November 1985. Penulis adalah

anak tunggal dari pasangan Andi Yusuf Nunu (Almarhum) dan Hj. Kasima, S.Pd.

Penulis mengikuti pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 28 Pekkabata

Kabupaten Pinrang, Provinsi Sulawesi Selatan dan lulus pada tahun 1996. Pendidikan

tingkat menengah dapat diselesaikan penulis pada tahun 1999 di SLTP Negeri 1

Pekkabata, Kabupaten Pinrang. Pendidikan tingkat atas diselesaikan penulis pada tahun

2002 di SMU Muhammadiyah 983 Pinrang. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor

(IPB) pada tahun 2002 melalui jalur USMI pada Fakultas Kedokteran Hewan, kemudian

mengundurkan diri dan mengikuti ujian seleksi pada program D3 Manajemen Bisnis dan

Koperasi IPB dan diterima pada tahun 2004, dan lulus pada tahun 2007. Tahun 2007

melanjutkan pada program sarjana manajemen alih jenis di IPB.

7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi hasil penelitian yang berjudul

“Pengaruh Nilai-nilai Budaya Perusahaan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan PT Pupuk

Kaltim (Kantor Perwakilan Jakarta)”.

Adapun maksud dan tujuan dari pada penulisan skipsi hasil penelitian ini sebagai

syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2011

Penulis

8

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai

pihak yang telah memberikan saran, bimbingan, bantuan dan dukungan baik

secara langsung maupun tidak langsung sejak awal penulisan sampai selesainya

skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dra. Hj. Siti Rahmawati, M.Pd, sebagai dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi dan

pengarahan kepada Penulis.

2. Hardiana Widyastuti, S.Hut, MM dan Lindawati Kartika, SE, M.Si selaku

dosen penguji yang telah menyediakan waktu untuk menguji Penulis dan

memberikan masukan-masukan untuk perbaikan skripsi ini.

3. Segenap jajaran, Staf dan Karyawan PT Pupuk Kaltim (KPJ) yang telah

mengijinkan Penulis untuk melaksanakan kegiatan penelitian dan atas

kesediannya dalam mengisi kuesioner penelitian.

4. Orang tua tercinta dan keluarga yang telah memberikan kasih sayang dan doa

bagi Penulis.

5. Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai Ketua Departemen Manajemen

beserta Dosen dan Staf Administrasi yang telah membantu kelancaran Penulis

dalam penyusunan skrisi ini.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

9

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN

RIWAYAT HIDUP .................................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. iv

UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... v

DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL .................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ x

I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 6

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 7

2.1. Budaya Perusahaan ..................................................................................... 7

2.1.1 Peran Budaya Organisasi .................................................................. 7

2.1.2 Komponen-komponen dalam Budaya Perusahaan ........................... 9

2.1.3 Karakteristik dalam Budaya Perusahaan ............................................ 10

2.1.4 Model dalam Budaya Perusahaan ..................................................... 10

2.2. Kepuasan Kerja ............................................................................................. 12

2.2.1 Variabel-variabel Kepuasan Kerja ..................................................... 12

2.2.2 Teori Kepuasan Kerja ........................................................................ 13

2.2.3 Faktor-faktor Kepuasan Kerja ........................................................... 15

2.3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Perusahaan .................................... 16

2.4. Tinjauan Studi Terdahulu ............................................................................. 16

III. METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 18

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian .................................................................... 18

3.2. Metode Penelitian ......................................................................................... 20

3.2.1 Tahapan Penelitian ............................................................................. 20

3.2.2 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 20

3.2.3 Metode Penentuan Sampel ................................................................. 21

3.2.3 Variabel Penelitian ............................................................................. 22

3.3. Pengolahan dan Analisis Data ...................................................................... 23

3.3.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ..................................................... 23

3.3.2 Analisis Regresi Berganda ............................................................... 25

3.3.3 Uji F (Uji Serempak) ......................................................................... 25

3.3.4 Uji t (Uji Parsial) ................................................................................ 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 27

4.1. Gambaran Umum Perusahaan ....................................................................... 27

4.1.1 Sejarah PT Pupuk Kaltim..................................................................... 27

4.1.2 Produk yang Dihasilkan PT Pupuk Kaltim ............................................ 29

10

4.1.3 Makna Logo Perusahaan dan Merk Dagang .......................................... 30

4.1.4 Struktur Organisasi PT Pupuk Kaltim (KPJ) ......................................... 31

4.2. Karakteristik Responden ................................................................................. 32

4.3. Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Nilai-nilai

Budaya Perusahaan dan Kepuasan Kerja ...................................................... 34

4.3.1 Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Nilai-nilai Budaya ............... 34

4.3.2 Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja ..................................... 42

4.4. Pengaruh Nilai-nilai Budaya Perusahaan Terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan .............................................................................................. 45

4.5. Implikasi Manajerial ...................................................................................... 48

V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 50

5.1. Kesimpulan ..................................................................................................... 50

5.2. Saran ............................................................................................................ . 50

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 51

LAMPIRAN ............................................................................................................. . 52

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Pendapatan Usaha PT Pupuk Kaltim 2005-2009 ....................................... 4

2. Jumlah Pembagian Sampel ........................................................................ 22

3. Variabel Nilai-nilai Budaya Perusahaan ................................................... 22

11

4. Variabel Kepuasan Kerja Karyawan ..................................................................... 23

5. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner .......................................................................... 25

6. Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia ............................... 32

7. Posisi Keputusan Penilaian ................................................................................... 34

8. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Profesional ...................................... 35

9. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Tangguh .......................................... 35

10. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Visioner ............................................ 36

11. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Jujur................................................. 37

12. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Adil ................................................. 37

13. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Bertanggung jawab ......................... 37

14. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Disiplin ............................................ 38

15. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Sinergi ............................................. 38

16. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Bersatu ........................................... 39

17. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Mutu ............................................... 39

18. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Komitmen ...................................... 40

19. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Perhatian ........................................ 40

20. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Inisiatif ........................................... 40

21. Karyawan Terhadap Nilai Budaya Cepat ............................................................ 41

22. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Peduli Lingkungan ......................... 41

23. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai-nilai Budaya Perusahaan ............................. 42

24. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Pekerjaan ................................... 43

25. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Imbalan ...................................... 43

26. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Kondisi Tempat Kerja ................ 44

27. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Mitra Kerja ................................ 44

28. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja ..................................................... 45

29. Koefisien Korelasi ............................................................................................... 46

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Sosialisasi ................................................................................................. 18

2. Kerangka Pemikiran Penelitian ........................................................................... 19

3. Diagram Alir Tahapan Penelitian ........................................................................ 20

4. Logo PT Pupuk Kaltim ........................................................................................ 30

5. Merk Dagang PT Pupuk Kaltim ........................................................................... 31

6. Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .............................................. 32

7. Frekuensi Responden Berdasarkan Usia ............................................................. 33

8. Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .................................... 33

9. Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja .................................................. 33

12

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian ............................................................................................ 53

2. Hasil Uji Validitas ............................................................................................... 58

3. Struktur Organisasi PT Pupuk Kaltim (KPJ) ...................................................... 60

4. Hasil Output SPSS Regresi Berganda ................................................................. 61

13

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sejak dahulu Indonesia telah dikenal sebagai negara agraris penghasil

produk pertanian dan perkebunan. Era 1970-an Indonesia cukup berhasil

membangun pondasi perekonomian dengan basis pertanian. Sehingga demikian,

sektor pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan yang signifikan dalam

pembangunan perekonomian Indonesia. Selain sebagai sektor yang mampu

menyediakan pangan bagi penduduk Indonesia, pertanian juga memberikan

kontribusi sebesar 14,7 persen bagi GNP. Begitu besarnya peranan sektor

pertanian, pemerintah berusaha untuk menunjang sektor pertanian tersebut, salah

satunya melalui industri pupuk.

14

Secara nasional keberadaan industri pupuk mampu memberikan andil yang

cukup besar bagi perkembangan sektor pertanian dan juga memberikan dampak

bagi perkembangan di sektor perkebunan, industri kimia dan bidang jasa lain.

Permintaan pupuk yang terus meningkat menuntut peningkatan volume produksi

pupuk dan penyesuaian kebijakan perdagangan pupuk dalam upaya menjaga

kontinuitas pasokan pupuk dalam negeri. Namun, terkait dengan kebutuhan pupuk

tersebut, kelangkaan pupuk merupakan fenomena yang terjadi hampir setiap

tahun, hal ini mengakibatkan terjadinya impor pupuk. Berdasarkan data BPS

impor pupuk Januari-September 2010 tercatat sebesar US$ 1,065 miliar. Angka

ini naik 77,81 persen dibandingkan impor pupuk di periode yang sama tahun lalu

yang sebesar US$ 599,365 juta.

KPPU telah melakukan analisis tentang permasalahan yang terjadi

mengenai kebutuhan pupuk. Saat ini, di pasar terdapat dua jenis pupuk, yaitu

pupuk subsidi dan non subsidi, untuk pupuk bersubsidi, fungsi sistem distribusi

difokuskan agar tercapai mekanisme pendistribusian pupuk yang efisien dan

mencakup sebagian besar wilayah pemasaran yang sudah ditetapkan dalam

kebijakan pemerintah. Sedangkan pupuk non subsidi memiliki sistem distribusi

yang ditujukan sesuai dengan dinamika permintaan akan pupuk tersebut. Adanya

kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah menimbulkan implikasi penting bagi

perkembangan industri pupuk non subsidi yang mana tidak ditetapkan suatu

kebijakan spesifik, untuk pupuk bersubsidi pemerintah menetapkan holding yang

khusus mengatur produksi, distribusi, dan harga jual pupuk di tingkat petani,

sedangkan pupuk non subsidi tidak memiliki ketentuan tersebut sehingga

sewajarnya akan berada pada kondisi persaingan antar produsen. Mengingat

persaingan dalam industri pupuk saat ini cukup pesat karena meningkatnya

kebutuhan pupuk, maka perusahaan pupuk dituntut untuk memiliki keunggulan

kompetitif agar bisa bertahan dan meningkatkan kinerjanya.

Perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif apabila didukung oleh

sumber daya yang unggul pula. Sumber daya yang dimaksud dikategorikan dalam

empat tipe sumber daya, yaitu finansial, fisik, manusia, dan kemampuan teknologi

dan sistem. Namun, dari keempat tipe sumber daya tersebut, aspek manusia

(sumber daya manusia atau SDM) dinilai sebagai aspek yang paling penting,

15

karena tanpa SDM organisasi tidak akan ada dan SDM membuat sumber daya

organisasi lainnya berjalan. Oleh karena itu, dibutuhkan manajemen yang baik

terhadap SDM. Melalui manajemen dilakukan proses pengintegrasian SDM dan

tugas untuk mencapai berbagai tujuan organisasi.

Berbagai teori telah dikembangkan dalam rangka meningkatkan

keunggulan dan potensi yang dimiliki oleh SDM suatu perusahaan. Salah satu

konsep yang diyakini oleh banyak ahli sebagai komponen penting yang

menentukan keunggulan manajemen ialah budaya perusahaan. Budaya perusahaan

sebagai acuan baku yang diberlakukan oleh suatu perusahaan, dimana budaya

perusahaan yang sistematis menuntun para karyawan untuk meningkatkan

komitmen kerjanya bagi perusahaan, sehingga menghasilkan karyawan yang

profesional.

Budaya perusahaan seringkali tercermin dalam perilaku kerja karyawan,

sehingga perusahaan yang memiliki budaya yang baik dan kuat akan berdampak

terhadap kinerja yang baik pula oleh karyawan, selanjutnya akan meningkatkan

kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hasil akhir yang diharapkan berupa

manfaat bagi organisasi dalam bentuk profit dan kepuasan kerja bagi karyawan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa budaya perusahaan merupakan salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dan kepuasan karyawan.

PT Pupuk Kalimantan Timur merupakan perusahaan produsen pupuk urea

dan amoniak terbesar di Indonesia yang berpusat di kota Bontang, Kalimantan

Timur. Perusahaan ini dikenal dengan pengembangan-pengembangan inovatif di

bidang manajemen serta kepeduliannya pada pelestarian lingkungan. Hal tersebut

dibuktikan dengan banyaknya penghargaan dan sertifikasi yang telah diraih,

diantaranya peringkat 5 Anugerah Business Review (ABR) untuk kategori Good

Corporate Governance, ISO 9002 untuk pengakuan di Bidang Manajemen

Produksi dan Instalasi, ISO 14001 Manajemen Lingkungan Berkualitas, serta ISO

17025 untuk bidang Laboratorium Uji Mutu. Five Star Health and Safety

Management System Audit yang diberikan atas keberhasilan mencatatkan rekor

21.929.928 jam kerja tanpa kecelakaan (zero accident) oleh British Safety Council

dan masih banyak lagi penghargaan lainnya. PT Pupuk Kaltim sangat

mengutamakan mutu SDM yang dimilikinya. Keberadaan SDM yang kompeten

16

diyakini merupakan salah satu modal vital yang menjadikan Pupuk Kaltim

mampu bersaing dan terus eksis dalam mengemban visi dan mencapai misi

perusahaan (www.pupukkaltim.com).

PT Pupuk Kaltim menyadari arti pentingnya penciptaan budaya

perusahaan sebagai karakteristik perusahaan dalam kaitannya dengan mutu SDM,

karena budaya perusahaan merupakan landasan bagi karyawan dalam bersikap

dan berprilaku. Oleh karena itu, PT Pupuk Kaltim menerjemahkan apa yang

diinginkan oleh perusahaan sebagai budaya perusahaan bagi seluruh karyawan

salah satunya kedalam nilai-nilai budaya perusahaan. Melalui nilai-nilai budaya

perusahaan tersebut diharapkan menjadi tuntunan bagi karyawan untuk bekerja

dengan baik sehingga akan mampu untuk meminimalisasi pelanggaran kerja yang

dilakukan oleh karyawan dan memberikan kinerja yang baik terhadap perusahaan

dan kepuasan kerja bagi mereka sendiri. Kepuasan kerja karyawan yang tinggi

merupakan salah satu indikator juga efektivitas manajemen yang berarti bahwa

budaya organisasi telah dikelola dengan baik.

Meskipun budaya perusahaan berkorelasi langsung dengan perilaku kerja

nyata keseharian, namun tidak sedikit manajemen perusahaan yang mengeluhkan

bahwa nilai perusahaan beserta segenap visi misinya hanya sebagai teori dan

slogan belaka, tidak termanifestasikan ke dalam perilaku (kerja) keseharian para

anggota atau karyawan perusahaan (Moeljono dan Sudjatmiko, 2007). Oleh

karena itu, diperlukan suatu analisis mengenai bagaimana pengaruh nilai-nilai

budaya perusahaan terhadap perilaku kerja karyawan. Benarkah nilai-nilai budaya

perusahaan yang telah dibuat telah efektif menjadi landasan perilaku kerja mereka

yang akan berdampak terhadap kepuasan kerja mereka, atau hanya sebagai slogan

dan teori saja untuk membedakan PT Pupuk Kaltim dengan organisasi lain.

1.2. Rumusan Masalah

Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Perdagangan No. 34/M-

Dag/10/2006, tugas pemasaran pupuk bersubsidi yang semula menjadi tugas dan

tanggung jawab PT Pupuk Sriwijaya (Persero) ke seluruh Indonesia, kini PT

Pupuk Kaltim memperoleh tanggung jawab untuk memasarkan sendiri pupuk

bersubsidi ke 18 provinsi yang meliputi 232 kabupaten setara dengan 2/3 wilayah

Indonesia terutama ke kawasan timur Indonesia, kemudian berdasarkan

17

Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor :

W7-01120 HT.01.04-TH. 2007 tanggal 30 Januari 2007 PT Pupuk Kaltim dari

perseroan terbuka menjadi perseroan tertutup. Selain itu pendapatan usaha PT

Pupuk Kaltim juga mengalami penurunan, lebih jelasnya disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Pendapatn Usaha PT Pupuk Kaltim 2005-2009 (dalam juta)

Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009

Pendapatan Usaha 5.527.041 5.019.648 5.893.819 9.731.820 8.215.314

Laba Bersih 383.008 375.453 412.965 627.825 832.371

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa penurunan pendapatan usaha

terjadi pada tahun 2005 ke 2006, disisi lain PT Pupuk Kaltim juga terus

melakukan ekspansi yaitu dengan merencanakan pembangunan pabrik pupuk baru

pada awal tahun 2012, sehingga PT Pupuk Kaltim merasa harus lebih

meningkatkan kinerjanya. Terkait dengan peningkatan kinerja perusahaan, maka

diperlukan suatu sistem yang dapat mendukung peningkatan kinerja tersebut.

Salah satu solusinya yaitu PT Pupuk Kaltim berupaya mentransformasi nilai-nilai

budaya perusahaan yang telah ada dengan lebih memperjelas nilai-nilai budaya

tersebut pada awal tahun 2007. Nilai-nilai budaya perusahaan menjadi pedoman

bagi setiap karyawan dalam bersikap dan berperilaku kerja sesuai dengan apa

yang diharapkan oleh perusahaan. Sehingga, dalam pelaksanaannya, nilai-nilai

budaya perusahaan ini tentu tidak terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan

pemahaman, penerapan dan internalisasi nilai-nilai budaya tersebut oleh karyawan

yang akan mempengaruhi perilaku kerja karyawan yang akan berdampak terhadap

kepuasan kerja karyawan, sehingga akan meningkatkan produktivitas.

Mengingat budaya perusahaan berpengaruh terhadap kepuasan kerja

karyawan, maka PT Pupuk Kaltim, Kantor Perwakilan Jakarta (KPJ) harus

mengetahui seberapa efektif nilai-nilai budaya perusahaan tersebut mempengaruhi

kepuasan kerja karyawan. Selain itu, sejauh ini belum ada penelitian di PT Pupuk

Kaltim, KPJ mengenai pengaruh nilai-nilai budaya perusahaan terhadap kepuasan

kerja karyawan. Dengan demikian, berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang

dianalisis dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persepsi karyawan terhadap penerapan nilai-nilai budaya

perusahaan di PT Pupuk Kaltim (KPJ) ?

18

2. Bagaimana persepsi karyawan terhadap kepuasan kerja di PT Pupuk Kaltim

(KPJ) ?

3. Bagaimana pengaruh nilai-nilai budaya perusahaan terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT Pupuk Kaltim (KPJ) ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah :

1. Menganalisis persepsi karyawan terhadap nilai-nilai budaya perusahaan di PT

Pupuk Kaltim, KPJ.

2. Menganalisis persepsi karyawan terhadap kepuasan kerja karyawan di PT

Pupuk Kaltim, KPJ.

3. Menganalisis pengaruh nilai-nilai budaya perusahaan terhadap kepuasan kerja

karyawan di PT Pupuk Kaltim, KPJ.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini

adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan

pertimbangan bagi pihak manajemen PT Pupuk Kaltim, KPJ dalam kaitannya

dengan topik penelitian.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

1.5. Ruang Lingkup

Penelitian dilakukan di PT Pupuk Kaltim, Plaza Pupuk Kaltim, kantor

Perwakilan Jakarta, Jalan Kebon Sirih Raya, Jakarta Pusat. Waktu penelitian

dilakukan selama tiga bulan yaitu pada bulan September 2009 sampai dengan

November 2009. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Budaya perusahaan yang dikaji adalah nilai-nilai budaya perusahaan saat ini

pada PT Pupuk Kaltim yaitu :

a. Unggul (Excellence Achievement)

b. Integritas (Integrity)

c. Kebersamaan (Team Work)

d. Kepuasan Pelanggan (Customer Satisfaction)

19

e. Tanggap (Proactive)

2. Analisis terhadap kepuasan kerja berdasarkan teori dari Robbins (2003) yaitu

empat faktor yang kondusif muculnya level tinggi kepuasan kerja karyawan

adalah :

a. Pekerjaan yang secara mental menantang

b. Imbalan yang setimpal

c. Kondisi kerja yang mendukung

d. Mitra kerja yang mendukung

3. Penilaian terhadap penerapan nilai-nilai budaya perusahaan PT Pupuk Kaltim

dan kepuasan kerja dilakukan berdasarkan analisis persepsi karyawan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Budaya Perusahaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah,

yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-

hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris,

kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah

atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata

culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Moeljono dan Sudjatmiko (2007) mendefinisikan budaya perusahaan

secara sederhana dan konsektual adalah serangkaian nilai (perusahaan) yang

muncul dalam bentuk perilaku kolektif korporasi dan anggota organisasinya.

Sedangkan Robbins (2003), mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu

20

sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan

organisasi tersebut dengan organisasi lainnya.

2.1.1 Peran Budaya Organisasi

Wirawan (2007) mengemukakan peran budaya organisasi terhadap

organisasi, anggota organisasi dan mereka yang berhubungan dengan organisasi

adalah sebagai berikut:

1. Identitas organisasi.

Budaya organisasi berisi satu set karakteristik yang melukiskan organisasi dan

membedakannya dengan organisasi yang lain. Budaya organisasi

menunjukkan identitas organisasi kepada orang diluar organisasi.

2. Menyatukan Organisasi.

Budaya organisasi merupakan lem normatif yang merekatkan unsur-unsur

organisasi menjadi satu. Norma, nilai-nilai, dan kode etik budaya organisasi

menyatukan dan mengoordinasi anggota organisasi. Budaya organisasi

menyediakan alat kontrol bagi aktivitas organisasi dan perilaku anggota

organisasi. Isi budaya organisasi mengontrol apa yang boleh dilakukan dan

tidak boleh dilakukan oleh anggota organisasi.

3. Reduksi Konflik.

Isi budaya mengembangkan kohesi sosial anggota organisasi yang mempunyai

latar belakang berbeda. Pola pikir, asumsi dan filsafat organisasi yang sama

memperkecil perbedaan dan terjadinya konflik diantara anggota organisasi.

Jika terjadi perbedaan atau konflik maka budaya organisasi mempunyai cara

untuk menyelesaikannya. Misalnya pada budaya organisasi birokratis atau

autokrasi, pimpinan merupakan penentu bagi penyelesaian konflik.

4. Komitmen Kepada Organisasi dan Kelompok.

Budaya organisasi bukan saja menyatukan, tetapi juga memfasilitasi

komitmen anggota organisasi kepada organisasi dan kelompok kerjanya.

Budaya organisasi yang kondusif mengembangkan rasa memiliki dan

komitmen tinggi terhadap organisasi dan kelompok kerjanya.

5. Reduksi Ketidakpastian.

21

Budaya organisasi mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kepastian.

Budaya organisasi menentukan kemana arah, apa yang akan dicapai, dan

bagaimana mencapainya.

6. Menciptakan Konsistensi.

Budaya organisasi menciptakan konsistensi berpikir, berprilaku, dan

merespons lingkungan organisasi. Budaya organisasi memberikan peraturan,

panduan, prosedur, serta pola memproduksi dan melayani konsumen,

pelanggan, nasabah atau klien organisasi.

7. Motivasi.

Budaya organisasi merupakan kekuatan tidak terlihat atau invisible force

dibelakang faktor-faktor organisasi yang kelihatan dan dapat diobservasi.

Budaya merupakan energi sosial yang membuat anggota organisasi untuk

bertindak. Budaya organisasi memotivasi anggota organisasi untuk mencapai

tujuan organisasi.

8. Kinerja Organisasi.

Budaya organisasi yang kondusif menciptakan, meningkatkan, dan

mempertahankan kinerja tinggi. Budaya organisasi yang kondusif

menciptakan kepuasan kerja, etos kerja, dan motivasi kerja karyawan. Semua

faktor tersebut merupakan indikator terciptanya kinerja tinggi dari karyawan

yang akan menghasilkan kinerja organisasi yang juga tinggi.

9. Keselamatan Kerja.

Budaya organisasi mempunyai pengaruh dalam keselamatan kerja. Penelitian

Richard L. Gardner (1999) menunjukkan bahwa ada hubungan kausal positif

antara budaya organisasi dan kecelakaan industri.

10. Sumber Keunggulan Kompetitif.

Budaya organisasi merupakan salah satu sumber keunggulan kompetitif.

Budaya organisasi yang kuat mendorong motivasi kerja, konsistensi,

efektivitas, dan efisiensi, serta menurunkan ketidakpastian yang

memungkinkan kesuksesan organisasi dalam pasar dan persaingan.

2.1.2 Komponen-komponen dalam Budaya Perusahaan

Menurut Daud (2003) komponen-komponen dalam budaya perusahaan

adalah sebagai berikut:

22

1. Nilai merupakan tanggapan dan penerimaan individu dari sudut pemikiran

masing-masing, yang didasarkan karena setiap individu meletakkan satu nilai

berdasarkan pengetahuan, pengalaman, kepercayaan atau bagaimana mereka

mentafsir keadaan yang berlaku

2. Norma adalah nilai-nilai yang diterima oleh suatu kelompok sebagai nilai-nilai

bersama yang mencerminkan keinginan kelompok tersebut. Dengan kata lain,

norma merupakan peraturan-peraturan hidup dan amalan yang diterima dalam

masyarakat. Dalam konteks perusahaan, norma adalah cara bekerja yang

diterima umum dan diamalkan dalam perusahaan, yang menjadi nilai budaya

perusahaan tersebut.

3. Sikap adalah kesediaan seseorang dari segi mental dan fisik untuk bertindak

terhadap sesuatu. Sikap mempunyai peranan penting sebagai faktor pendorong

dalam tindakan manusia untuk menerima atau menolak sesuatu.

4. Etika adalah prinsip-prinsip kerja yang terbentuk dari gabungan unsur nilai,

norma dan sikap yang dilakukan secara bersama-sama dalam suatu kelompok.

Apabila setiap orang dalam perusahaan memiliki satu tujuan yang sama, maka

akan terwujud keharmonisan dalam perusahaan tersebut untuk mengamalkan

etika kerja yang sama.

2.1.3 Karakteristik Budaya Perusahaan

Menurut Robbins (2003), terdapat kesepakatan yang luas bahwa budaya

organisasi mengacu ke sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota

yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain. Sistem makna

bersama ini, bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat

karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi itu. Riset terbaru

mengemukakan tujuh karakteristik primer yang bersama-sama menangkap hakikat

dari budaya organisasi adalah sebagai berikut:

1. Inovasi dan pengambilan resiko (inovation and risk taking), adalah

sejauhmana para karyawan didorong agar inovatif dan mengambil resiko.

2. Perhatian terhadap detail (attention to detail), adalah sejauhmana para

karyawan diharapkan memperlihatkan presisi (kecermatan), analisis dan

perhatian terhadap detail.

23

3. Orientasi hasil (outcome orientation), adalah sejauhmana manajemen

memusatkan perhatian pada hasil bukannya pada teknik dan proses yang

digunakan untuk mencapai hasil itu.

4. Orientasi orang (people orientation), adalah sejauhmana keputusan

manajemen memperhitungkan dampak hasil-hasil pada orang-orang dalam

organisasi itu.

5. Orientasi tim (team orientation), adalah sejauhmana kegiatan kerja

diorganisasikan berdasarkan tim, bukannya berdasarkan individu.

6. Keagresivan (agresiveness), adalah sejauhmana orang-orang itu agresif dan

kompetitif bukannya santai-santai

7. Kemantapan adalah sejauhmana kegiatan organisasi menekankan

dipertahankannya status quo bukannya pertumbuhan.

2.1.4 Model dalam Budaya Perusahaan

Menurut Sidal (2003), kajian-kajian yang dilakukan mengenai budaya

perusahaan telah menghasilkan beberapa model tertentu antara lain:

1. Budaya Perusahaan Autoritarian

Budaya perusahaan jenis ini bertumpu pada command and control. Kuasa dan

autoritas dalam perusahaan biasanya terpusat kepada pemimpinnya yang

seringkali disanjung sebagai hero. Pekerja akan diharapkan untuk

memperlihatkan kesetiaan yang tinggi kepada pemimpin. Arahan dan

peraturan dibuat dari atas menuju ke dasar perusahaan. Bentuk budaya ini

sering dilaksanakan dalam perusahaan yang berukuran kecil, seperti

perusahaan keluarga, syarikat kecil dan firma sederhana. Azas kepercayaan

didasarkan kepada unsur nepotisme, kronisme, atau pribadi. Dengan demikian,

hubungan personal yang erat dengan pihak atasan adalah faktor penting dalam

kelancaran pekerjaan dan kenaikan pangkat.

2. Budaya Perusahaan Birokratik

Budaya perusahaan birokratik ini berasaskan kepada konsep bahwa

perusahaan diurus dengan kaedah yang bersifat impersonal, rasional, autoritas,

dan formalitas. Impersonal artinya setiap pekerja takluk kepada peraturan dan

prosedur yang sama dan harus menerima layanan yang sama. Peraturan dan

prosedur tersebut dilaksanakan secara formal untuk mengingatkan pekerja

24

akan etika dan keperluan yang dikehendaki. Jabatan dalam perusahaan disusun

mengikuti hirarki agar tanggung jawab, penyeliaan, autoritas dan akuntabilitas

jelas dan mudah diikuti.

3. Budaya Perusahaan Fungsional

Perusahaan-perusahaan kerja di daerah Barat sering menerapkan budaya

perusahaan fungsional atau project-based ini. Kerja dalam perusahaan dibagi

dan ditugaskan kepada individu atau sekelompok orang tertentu. Proyek yang

paling penting akan diserahkan kepada pekerja atau sekumpulan pekerja yang

paling berkemampuan. Apabila proyek tersebut selesai, maka tugas individu

atau kumpulan tersebut selesai dan akan dibentuk kumpulan baru pula untuk

melaksanakan proyek yang lain. Oleh karena itu, struktur kumpulan tersebut

fleksibel dan interaksi didasarkan pada kemahiran dan saling menghormati.

4. Budaya Perusahaan Individualistik

Pada perusahaan yang melaksanakan model budaya seperti ini individu

tertentu menjadi tumpuan utama, karena mempunyai reputasi, kredibilitas,

kepandaian, dan keterampilan. Kenaikan pangkat sepenuhnya bergantung

kepada meritokrasi, karena setiap orang perlu membuktikan bahwa mereka

memberi sumbangan yang lebih daripada orang lain kepada perusahaan.

5. Budaya Perusahaan Tawar Menawar

Budaya perusahaan jenis ini, serikat pekerja merupakan bagian utama dalam

perusahaan. Serikat pekerja berfungsi untuk menjaga kepentingan pekerja dan

membantu pengurusan mencapai tujuan perusahaan. Perundingan dan tawar

menawar berlangsung berdasarkan perundangan dan prosedur yang diakui

oleh kedua belah pihak, yaitu antara perusahaan dan serikat pekerja tersebut.

6. Budaya Perusahaan Kolektif

Perusahaan sangat menghargai para karyawannya dan menganggap mereka

sebagai ’pemilik proses kerja’, sehingga lebih mengetahui tentang sistem dan

tata cara melaksanakan kerja dibandingkan orang lain. Oleh sebab itu, pekerja

diberi peluang untuk mengemukakan cadangan dan kreativitas untuk

memperbaiki proses kerja, sistem dan prosedur.

2.2. Kepuasan Kerja

25

Kepuasan kerja (job satisfaction) menurut Mangkunegara (2002) adalah

suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang

berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Hasibuan

(2007) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap emosional yang

menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral

kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja.

2.2.1 Variabel – variabel Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2002) kepuasan kerja berhubungan dengan

variabel-variabel sebagai berikut:

1. Turnover

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai yang

rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya turnovernya

lebih tinggi.

2. Tingkat Ketidakhadiran (absen) Kerja

Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidakhadirannya

(absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis

dan subjektif.

3. Umur

Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas daripada pegawai

yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih

berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan

pegawai muda biasanya mempunyai harapan yang ideal tentang dunia

kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan realita kerja terdapat

kesenjangan atau ketidakseimbangan dapat menyebabkan mereka jadi tidak

puas.

4. Tingkat Pekerjaan

Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi

cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan

yang lebih rendah. Pegawai-pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih tinggi

26

menunjukkan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam mengemukakan

ide-ide serta kreatif dalam bekerja.

5. Ukuran Organisasi Perusahaan

Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan pegawai. Hal ini

karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan koordinasi,

komunikasi dan partisipasi pegawai.

2.2.2 Teori Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2002) terdapat enam teori mengenai kepuasan

kerja, yaitu:

1. Teori Keseimbangan

Teori ini dikembangkan oleh Adam. Komponen dari teori ini adalah input,

outcome, comparison person, dan equity-in-equity. Outcome adalah semua

nilai yang diperoleh dan dirasakan pegawai, misalnya upah, keuntngan

tambahan, status simbol, pengenalan kembali (recognition), kesempatan untuk

berprestasi atau mengekspresikan diri. Sedangkan comparison person adalah

seorang pegawai dalam organisasi yang sama, seseorang pegawai dalam

organisasi yang berbeda atau dirinya sendiri dalam pekerjaan sebelumnya.

Menurut teori ini, puas atau tidak puasnya pegawai merupakan hasil dari

membandingkan antara input-outcome pegawai lain (comparison person).

Jadi, jika perbandingan tersebut dirasakan seimbang (equity) maka pegawai

tersebut akan merasa puas. Tetapi, apabila terjadi tidak seimbang (inequity)

dapat menyebabkan dua kemungkinan, yaitu over compentation inequity

(ketidakseimbangan yang menguntungkan dirinya), dan sebaliknya under

compentation inequity (ketidakseimbangan yang menguntungkan pegawai lain

yang menjadi pembanding atau comparison person).

2. Teori Perbedaan atau Dicrepancy Theory

Teori ini pertama kali dipelopori oleh Proter. Proter berpendapat bahwa

mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara

apa yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai. Locke dalam

Mangkunegara mengemukakan bahwa kepuasan kerja pegawai bergantung

pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh

pegawai. Apabila yang didapat pegawai ternyata lebih besar daripada apa

27

yang diharapkan maka pegawai tersebut menjadi puas. Sebaliknya, apabila

yang didapat pegawai lebih rendah daripada yang diharapkan, akan

menyebabkan pegawai tidak puas.

3. Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory)

Menurut teori ini kepuasan kerja pegawai bergantung pada terpenuhi atau

tidaknya kebutuhan pegawai. Pegawai akan merasa puas apabila ia

mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Makin besar kebutuhan pegawai

terpenuhi, makin puas pula pegawai tersebut. Begitu pula sebaliknya apabila

kebutuhan pegawai tidak terpenuhi, pegawai itu akan merasa tidak puas.

4. Teori Pandangan Kelompok (Social Reference Group Theory)

Menurut teori ini kepuasan kerja pegawai bukanlah bergantung pada

pemenuhan kebutuhan saja, tetapi sangat bergantung pada pandangan dan

pendapat kelompok yang oleh para pegawai dianggap sebagai kelompok

acuan. Kelompok acuan tersebut oleh pegawai dijadikan tolak ukur untuk

menilai dirinya maupun lingkungannya. Jadi, pegawai akan merasa puas

apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan

oleh kelompok acuan.

5. Teori Dua Faktor

Teori ini dikembangkan oleh Frederick Herzberg dengan menggunakan teori

Abraham Maslow sebagai titik acuannya. Dua faktor yang dapat menyebabkan

timbulnya rasa puas atau tidak puas menurut Herzberg yaitu faktor

pemeliharaan (maintenance factors) dan faktor pemotivasian (motivational

factors). Faktor pemeliharaan disebut pula disstifiers, hygiene factors, job

contex, extrinsic factors yang meliputi administrasi dan kebijakan perusahaan,

kualitas pengawasan, hubungan dengan pengawas, hubungan dengan

subordinate, upah, keamanan kerja, kondisi kerja, dan status. Sedangkan

faktor pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content, intrinsic

factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan, kemajuan

(advancement), work it self, kesempatan berkembang, dan tanggung jawab.

6. Teori Pengharapan

Teori ini dikembangkan oleh Victor H. Vroom. Kemudian diperluas oleh

Porter dan Lawler. Vroom menjelaskan bahwa motivasi merupakan suatu

28

produk dari bagaimana seseorang menginginkan sesuatu, dan penaksiran

seseorang memungkinkan aksi tertentu yang akan menuntunnya.

2.2.3 Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (2003), empat faktor yang kondusif munculnya level

tinggi kepuasan kerja karyawan adalah:

1. Pekerjaan yang secara mental menantang.

Orang lebih menyukai pekerjaan yang memberikan peluang kepada mereka

untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan menawarkan

keberagaman tugas, kebebasan, dan umpan balik tentang bagaimana kinerja

mereka. Karakteristik-karakteristik tersebut membuat pekerjaan secara mental

menantang.

2. Imbalan yang setimpal.

Karyawan menginginkan sistem pembayaran dan kebijakan promosi yang

mereka anggap adil, tidak bermakna ganda, dan sesuai dengan harapan

mereka. Ketika pembayaran dipandang adil berdasarkan tuntutan pekerjaan,

level keterampilan individu, dan standar pembayaran komunitas, maka

kepuasan berpotensi muncul.

3. Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan peduli dengan lingkungan kerja mereka untuk kenyamanan pribadi

sekaligus untk memfasilitasi kinerja yang baik. Penelitian-penelitian

menunjukkan bahwa karyawan lebih menyukai kondisi fisik yang tidak

berbahaya atau nyaman. Disamping itu, sebagian besar karyawan lebih

menyukai berada dalam fasilitas yang bersih dan relatif modern, dan dengan

peralatan dan perlengkapan yang memadai.

4. Mitra kerja yang mendukung

Orang lebih sering mengundurkan diri dari satu pekerjaan lebih dari sekedar

masalah uang atau pencapaian nyata. Bagi sebagian besar karyawan,

pekerjaan juga memenuhi kebutuhan interaksi sosial mereka. Oleh karena itu,

tidak mengejutkan bahwa mitra kerja yang ramah dan mendukung mendorong

kepuasan kerja. Perilaku atasan karyawan juga menjadi penentu penting

kepuasan kerja.

2.3. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Perusahaan

29

Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa budaya organisasi atau budaya

perusahaan memberikan kontribusi bagi keunggulan perusahaan diantaranya John

P. Kotter dan James L. Hesket yang meneliti 14 perusahaan terbaik di Amerika

selama sepuluh tahun mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut

berprestasi karena ditopang budaya yang kuat Lebih lanjut penelitian Kotter dan

Hesket mengemukakan bahwa perusahaan-perusahaan yang unggul ternyata

mempunyai budaya korporat yang kuat dan dengan karakter nilai yang unggul

(Moeljono, 2007). Selain itu, penelitian D. Moeljono selama dua tahun (2000-

2002) pada BRI yang merupakan salah satu bank BUMN terkemuka di Indonesia

menemukan bahwa BRI dapat menjadi bank terbaik dunia yang menduduki

ranking delapan karena ditentukan oleh keunggulan budayanya.

Wirawan (2007) menyatakan bahwa budaya perusahaan yang kondusif dapat

menciptakan kepuasan kerja. Selain itu penelitian Kirk L Rogga (2001) juga

membuktikan bahwa budaya organisasi dapat meningkatkan kepuasan kerja

karyawan.

2.4. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian Soedjono (2003) yang berjudul Pengaruh Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada

Terminal Penumpang Umum di Surabaya dengan menggunakan alat analisis

Structural Equation Modeling (SEM) dengan bantuan AMOS 4.0 menunjukkan

bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja

organisasi, kinerja organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kepuasan kerja karyawan. Sedangkan budaya organisasi berpengaruh signifikan

dan positif terhadap kepuasan kerja karyawan. Selanjutnya Soedjono

membuktikan bahwa hasil output Analysis of Moment Structure (AMOS) 4.0

diperoleh nilai-nilai koefisien jalur pengaruh langsung budaya organisasi ke

kepuasan kerja (0,748) lebih besar dibandingkan dengan melalui kinerja (0,726),

sehingga budaya organisasi melalui kinerja organisasi tidak berpengaruh terhadap

kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi yang kuat dapat

mempengaruhi langsung kepuasan kerja karyawan tanpa melalui kinerja

organisasi.

30

Penelitian Koesmono (2005) berjudul Pengaruh Budaya Organisasi

terhadap Motivasi, Kepuasan Kerja serta Kinerja Karyawan pada Sub Sektor

Industri Pengolahan Kayu Skala Menengah di Jawa Timur, menggunakan alat

analaisis Structural Equation Modeling (SEM) program Analysis of Moment

Structure (AMOS) versi 5.0 menyimpulkan bahwa budaya organisasi berpengaruh

terhadap motivasi dan kepuasan kerja serta kinerja pada karyawan industri

pengolahan kayu skala menengah di Jawa Timur dapat diterima.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Budaya perusahaan diibaratkan sebagai suatu produk perjanjian psikologis

antara karyawan dengan perusahaan yang memiliki arti penting dalam

membangun iklim kerja di perusahaan. Budaya disetiap perusahaan berbeda-beda,

dimana budaya perusahaan disesuaikan dengan visi dan misi perusahaan tersebut.

Budaya organisasi yang diciptakan oleh PT Pupuk Kaltim terdiri dari nilai-

nilai yang diharapkan dapat menjadi landasan dalam aktivitas perusahaan dalam

mencapai keunggulan yang akhirnya memberikan kepuasan kerja terhadap setiap

individu dalam perusahaan. PT Pupuk Kaltim menerjemahkan budaya perusahaan

yang dimilikinya dalam nilai-nilai budaya perusahaan. Nilai-nilai budaya

Productivity

31

perusahaan tersebut merupakan nilai-nilai yang diyakini secara umum oleh

seluruh bagian perusahaan, sehingga dalam pembentukannya menjadi sebuah

budaya diperlukan sosialisasi terhadap seluruh individu dalam perusahaan. Model

sosialisasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Model Sosialisasi (Robbins, 2001)

Budaya perusahaan atau budaya organisasi (corporate culture) yang

mencakup budaya kerja akan mempengaruhi lingkungan kerja yang ada dalam

perusahaan. Terdapat beberapa faktor yang dipengaruhi oleh lingkungan kerja,

salah satunya adalah kepuasan kerja karyawan. Berdasarkan uraian tersebut maka

akan dilakukan analisis kajian nilai-nilai budaya perusahaan PT Pupuk Kaltim

dengan masalah kepuasan karyawan dengan memberikan hubungan kedua

indikator melalui persepsi nilai yang diterima oleh karyawan. Persepsi karyawan

akan kedua hal tersebut akan menggambarkan sejauh mana pemaknaan nilai-nilai

budaya perusahaan dan kepuasan kerja menurut penilaian karyawan. Karyawan

yang sudah memahami keseluruhan nilai-nilai organisasi akan menjadikan nilai-

nilai tersebut sebagai suatu kepribadian organisasi.

Analisis mengenai bagaimana pengaruh nilai-nilai perusahaan terhadap

kepuasan kerja karyawan ini menggunakan metode analisis Analisis Regresi

Berganda. Analisa ini akan dapat menggambarkan keefektifan budaya organisasi

yang terbentuk dalam mendukung kepuasan kerja karyawan. Kerangka pemikiran

penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Pre-arrival Encounter Metamorphosis Commitment

Turnover

32

Keterangan : Ruang lingkup penelitian

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Penelitian

3.2. Metode Penelitian

3.2.1 Tahapan Penelitian

Gambaran secara singkat tahapan penelitian disajikan pada Gambar 3.

Nilai-nilai Budaya Perusahaan

PT Pupuk Kaltim :

Unggul, Integritas, Kebersamaan,

Kepuasan Pelanggan, Tanggap

PT Pupuk Kaltim

Kepuasan Kerja :

Pekerjaan, Imbalan, Kondisi

Tempat Kerja, Mitra Kerja

Pengaruh Nilai-nilai Budaya

Perusahaan Terhadap Kepuasan Kerja

Visi dan Misi PT Pupuk Kaltim

Kinerja Individu

Kinerja Perusahaan

Penentuan Tujuan Penelitian

Studi Pustaka

Teknik Pengambilan Sampel

dan Pengumpulan Data :

- Teknik Cluster Sampling

- Wawancara dan Kuesioner

Metode dan Analisis Data :

- Analisis Deskriptif

- Analisis Regresi Berganda

33

Tidak Ya

Gambar 3. Diagram Alir Tahapan Penelitian

3.2.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder, baik bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh

melalui pengamatan, wawancara langsung dengan pihak perusahaan dan melalui

hasil penyebaran kuesioner dengan pihak responden yang menjadi sampel dalam

penelitian. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan, data yang dimiliki

perusahaan, serta instansi-instansi terkait yang mendukung penelitian.

Isi kuesioner berupa daftar pernyataan yang telah tersusun dan bersifat

tertutup, sehingga responden hanya bisa memilih satu diantara jawaban yang

tersedia (kuesioner pada Lampiran 1). Skala pengukuran atau penilaian terhadap

hasil jawaban kuesioner dilakukan dengan menggunakan skala Likert yaitu skala

yang berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu,

misalnya setuju atau tidak setuju, baik atau tidak baik dengan data interval.

1 2 3 4 5

Sangat Tidak Cukup Setuju Sangat

Tidak Setuju Setuju Setuju Setuju

3.2.3 Metode Penentuan Sampel

Menurut Umar (2005), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk

menentukan jumlah sampel dari suatu populasi, salah satunya adalah dengan

rumus Slovin sebagai berikut :

Penyusunan Kuesioner

Uji Coba Kuesioner

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran OK

34

2

1 eN

Nn .......................................................................... (1)

Keterangan :

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = kelonggaran ketelitian karena kesalahan pengambilan sampel yaitu 10%

Maka sampel yang dapat diambil dari populasi karyawan PT Pupuk Kaltim

adalah:

21,01111

111n

= 52.61 53

Berdasarkan penarikan sampel di atas menurut Slovin dengan alpha 10%

diperoleh 53 responden, hal ini telah memenuhi persyaratan jumlah sampel yang

baik untuk analisis regresi berganda. Metoda penarikan sampel yaitu cluster

sampling (proporsional) berdasarkan usia, dimana ada kecenderungan pegawai

yang tua lebih merasa puas daripada pegawai yang berumur relatif muda. Hal ini

diasumsikan bahwa pegawai yang tua lebih berpengalaman menyesuaikan diri

dengan lingkungan pekerjaan. Sedangkan pegawai muda biasanya mempunyai

harapan yang ideal tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya

dengan realita kerja terdapat kesenjangan atau ketidakseimbangan dapat

menyebabkan mereka jadi tidak puas (Mangkunegara,2002). Rincian jumlah

pembagian sampel dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jumlah Pembagian Sampel

Usia

(tahun)

Ukuran

Populasi

Persentasi

(%)

Pecahan

Sampling

N

Sampel

Persentasi

(%)

25 – 34 28 25,2 0,48 13 24,5

35 – 44 36 32,4 0,48 17 32,1

45 – 54 31 27,9 0,48 15 28,3

>54 16 14,4 0,48 8 15,1

Total 111 100 53 100

3.2.4 Variabel Penelitian

35

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa

saja dan bisa ditetapkan oleh peneliti, sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009). Berdasarkan nilai-

nilai budaya perusahaan PT Pupuk Kaltim, diperoleh penjabaran variabel yang

terdiri dari Unggul, Integritas, kebersamaan, kepuasan pelanggan dan tanggap.

Nilai-nilai budaya perusahaan yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Variabel Nilai-nilai budaya perusahaan.

Variabel Budaya Perusahaan Komponen Budaya Perusahaan

1. Unggul (X1)

1. Profesional (X1.1)

2. Tangguh (X1.2)

3. Visioner (X1.3)

2. Integritas (X2)

1. Jujur (X2.1)

2. Adil (X2.2)

3. Bertanggugjawab (X2.3)

4. Disiplin (X2.4)

3. Kebersamaan (X3) 1. Sinergi (X3.1)

2. Bersatu (X3.2)

4. Kepuasan Pelanggan (X4)

1. Mutu (X4.1)

2. Komitmen (X4.2)

3. Perhatian (X4.3)

5. Tanggap (X5)

1. Inisiatif (X5.1)

2. Cepat (X5.2)

3. Peduli Lingkungan (X5.3)

Penjabaran variabel kepuasan kerja karyawan berdasarkan teori dari

Robbins (2003) mengenai faktor yang kondusif munculnya level tinggi kepuasan

kerja karyawan serta berdasarkan situasi dan kondisi PT Pupuk Kaltim. Varibel

kepuasan kerja kayawan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut.

Tabel 4. Variabel Kepuasan Kerja Karyawan

Variabel Kepuasan Kerja Komponen Kepuasan Kerja Karyawan

Kepuasan Kerja Karyawan (Y) 1. Pekerjaan yang secara mental menantang (Y1)

2. Imbalan yang setimpal (Y2)

3. Kondisi Tempat Kerja yang mendukung (Y3)

4. Mitra Kerja yang mendukung (Y4)

3.3. Pengolahan dan Analisis Data

36

Data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan

program Excel 2007 dan SPSS 15.0 for windows.

3.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas

Kuesioner yang akan disebarkan pada karyawan, sebelumnya melalui

pengujian terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas

dan reliabilitas kuesioner.

Menurut Sugiyono (2009), validitas merupakan derajat ketepatan antara

data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat

dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data ”yang

tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang

seugguhnya terjadi pada obyek penelitian.

Langkah-langkah pengujian validitas adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

a. Mencari definisi dan rumusan tentang konsep yang akan diukur dari literatur-

literatur yang ditulis para ahli

b. Bila didalam literatur tidak diperoleh definisi atau rumusan konsep yang

akan diukur, maka peneliti seharusnya membuat definisi dan rumusan

konsep tersebut.

c. Menanyakan langsung kepada calon responden mengenai aspek-aspek

konsep yang akan diukur.

2. Menyebar kuesioner kepada sejumlah responden. Jumlah responden untuk uji

coba minimal adalah 30 responden, karena distribusi skor atau nilai akan lebih

mendekati normal.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban dan menghitung korelasi antara masing-

masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik

korelasi Product Moment, rumus sebagai berikut :

2222

))((

YYnXXn

YXXYnr .................................................. (2)

Keterangan :

n = jumlah responden

X = skor pernyataan

Y = skor total

37

4. Membandingkan nilai r-hitung dengan r-tabel dan menarik kesimpulan. Jika r-

hitung lebih besar dari r-tabel pada tingkat signifikansi, maka pernyataan yang

terdapat pada kuesioner adalah signifikan dan memiliki validitas konstruk atau

terdapat konsistensi internal dalam pernyataan.

Apabila alat ukur dinyatakan valid maka dilanjutkan dengan uji reliabilitas.

Menurut Sugiyono (2009), reliabilitas berkenan dengan derajat konsistensi dan

stabilitas data atau temuan. Dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data

dinyatakan reliabel apabila dua atau lebih peneliti dalam obyek yang sama

menghasilkan data yang sama, atau sekelompok data bila dipecah menjadi dua

menunjukkan data yang tidak berbeda. Metode yang digunakan untuk menguji

reliabilitas pada penelitian ini adalah rumus Spearman Brown sebagai berikut :

r

rR

1

2 ......................................................................................... (3)

Keterangan :

R = reliabilitas instrumen

r = nilai korelasi

Setelah diperoleh korelasi hitung, kemudian dibandingkan dengan korelasi

pada tabel r product moment dengan taraf signifikan 10%, dimana r tabel sebesar

0,306. Jika r yang dihitung lebih besar dari r pada tabel, maka kuesioner tersebut

adalah reliabel.

Hasil uji validitas untuk masing-masing pernyataan adalah lebih besar dari

nilai r tabel, artinya semua pernyataan dinyatakan valid karena nilai r hitung lebih

besar daripada nilai r tabel. Rincian hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran

2. Sedangkan hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan r hitung lebih besar

dari pada r tabel yaitu 0,961 > 0,306 yang artinya instrument reliabel. Rincian

hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner

3.3.2 Analisis Regresi Berganda

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items

.959 .961 62

38

Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel

terhadap variabel lain. Variabel yang dipengaruhi disebut variabel tergantung

(dependen) sedangkan variabel yang mempengaruhi disebut variabel bebas

(independen). Menurut Sugiyono (2005) regresi berganda digunakan untuk

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),

bila dua arah atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi

(dinaikturunkan nilainya). Analisis regresi berganda (multiple regression)

dilakukan bila jumlah variabel independen minimal dua, dengan persamaan

regresi sebagai berikut:

nnXbXbXbaY .......2211 (4)

Keterangan :

Y = Peubah tak bebas (kepuasan karyawan)

Xn = Peubah bebas (nilai-nilai budaya perusahaan)

bn = Koefisien persamaan linear

a = Konstanta

3.3.3 Uji F (Uji Serempak)

Pengujian hipotesis penelitian pengaruh secara simultan variabel X1, X2,

X3, X4 dan X5 terhadap Y digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut:

1. Ho : β1 = 0 (Nilai-nilai budaya perusahaan secara bersama tidak berpengaruh

terhadap kepuasan kerja karyawan)

Hi : β2 ≠ 0 (Nilai-nilai budaya perusahaan secara bersama berpengaruh

terhadap kepuasan kerja karyawan)

2. Penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,10, untuk pengujian dua sisi dan

derajat bebas (n-k-1) dimana n adalah jumlah pengamatan dan k adalah jumlah

variabel.

3. Uji F hitung sebesar :

(5)

4. Kaidah pengujian adalah sebagai berikut:

a. Apabila Fhitung > Ftabel Ho ditolak dan Hi diterima, artinya secara simultan

variabel bebasnya mempengaruhi variabel dependennya.

39

b. Apabila Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Hi ditolak, artinya secara

simultan variabel bebasnya tidak mempengaruhi variabel dependennya.

3.3.4 Uji t (Uji Parsial)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen

dengan hipotesa sebagai berikut:

1. Ho : β1 = 0 (Nilai-nilai budaya perusahaan tidak berpengaruh terhadap

kepuasan kerja karyawan)

Hi : β1 ≠ 0 (Nilai-nilai budaya perusahaan berpengaruh terhadap kepuasan

kerja karyawan)

2. Penelitian ini digunakan tingkat signifikansi 0,10, untuk pengujian dua sisi dan

derajat bebas (n-k-1) dimana n adalah jumlah pengamatan dan k adalah jumlah

variabel.

3. Uji t hitung :

.......................................................... (6)

Keterangan :

Βi = koefisien regresi

Se = Standar error

n = jumlah sampel

k = banyaknya variabel bebas

4. Kaidah pengujian adalah sebagai berikut:

a. Apabila –ttabel < thitung atau thitung > ttabel Ho ditolak dan Hi diterima, artinya

ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel independen.

b. Apabila –tabel ≤ thitung atau thitung ≤ ttabel maka Ho diterima dan Hi ditolak,

artinya ada tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel

independen.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah PT Pupuk Kaltim

40

Pupuk Kaltim berawal dari rencana pemerintah untuk membangun proyek

pabrik pupuk terapung di atas dua kapal milik Pertamina yang berlokasi di

Bontang, Kalimantan Timur. Namun karena pertimbangan teknis, maka sesuai

Keppres No. 43/1975 proyek tersebut dialihkan ke darat. Selanjutnya melalui

Keppres No. 39/1976, Pertamina menyerahkan pengelolaannya kepada

Departemen Perindustrian. Kesuksesan proyek tersebut menjadi tonggak

pendirian sebuah pabrik diatas lahan seluas 493 hektar yang tadinya merupakan

area hutan di lereng perbukitan hutan Kalimantan Timur. Pupuk Kaltim resmi

berdiri pada tanggal 7 Desember 1977, dengan bahan baku utama adalah gas bumi

yang disalurkan melalui pipa gas sepanjang 60 kilometer.

Tujuan pembentukan PT Pupuk Kaltim adalah melakukan usaha dibidang

industri, perdagangan dan jasa dibidang perpupukan, petrokimia dan kimia

lainnya serta pemanfaatan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan barang

dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat untuk mendapatkan

keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dengan mengindahkan etika

bisnis. Adapun kegiatan usaha dari PT Pupuk Kaltim adalah sebagai berikut :

1. Industri, yaitu mengolah bahan-bahan mentah tertentu menjadi bahan-bahan

pokok yang diperlukan guna pembuatan pupuk, dan bahan kimia lainnya, serta

mengolah bahan pokok tersebut menjadi berbagai jenis pupuk dan hasil kimia

lainnya beserta produk-produk turunannya.

2. Perdagangan, yaitu menyelenggarakan kegiatan distribusi dan perdagangan,

baik dalam maupun luar negeri yang berhubungan dengan produk-produk

tersebut diatas dan produk-produk lainnya yang berhubungan dengan

perpupukan, petrokimia dan kimia lainnya, serta kegiatan impor barang-

barang, antara lain berupa bahan baku, bahan penolong/pembantu, peralatan

produksi pupuk dan bahan kimia lainnya.

3. Jasa, yaitu melaksanakan studi penelitian, pengembangan, rancang bangun

dan perekeyasaan, pengantongan, konstruksi, pabrikasi, manajemen,

pengoperasian pabrik, pemeliharaan, konsultasi dan jasa teknis lainnya dalam

sektor industri pupuk, petrokimia, serta industri kimia lainnya.

41

Visi PT Pupuk Kaltim adalah menjadi perusahaan agro-kimia yang

memiliki reputasi prima dikawasan Asia. Sedangkan misinya adalah sebagai

berikut:

1. Menyediakan produk-produk pupuk, kimia, agro dan jasa pelayanan pabrik

serta perdagangan yang berdaya saing tinggi

2. Memaksimalkan nilai perusahaan melalui pengembangan sumber daya

manusia dan menerapkan teknologi mutakhir

3. Menunjang program Ketahanan Pangan Nasional dengan penyediaan pupuk

secara tepat

4. Memberikan manfaat bagi pemegang saham, karyawan dan masyarakat serta

peduli lingkungan

Pupuk Kaltim dalam menjalankan usahanya memiliki sasaran dan strategi

bisnis. Sasaran perusahaan yaitu menjamin pasokan pupuk dalam negeri untuk

meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional dengan tetap mempertahankan kinerja

perusahaan yang sehat, mampu bersaing di pasar global dan memperhatikan

lingkungan. Sedangkan strategi PT Pupuk Kaltim adalah sebagai berikut:

1. Menerapkan Good Corporate Governance

2. Mendapatkan harga gas yang kompetitif

3. Menjaga kondisi keuangan agar tetap sehat

4. Menciptakan sistem pemasaran yang handal untuk produk Urea, pupuk

Majemuk dan Ammonia serta produk lainnya

5. Operasional pabrik yang handal dan efisien serta ramah lingkungan

6. Meningkatkan dukungan terhadap produksi dan lingkungan

7. Menjadikan SDM yang professional

8. Mempunyai organisasi yang efektif

9. Arah pengembangan berbasis Ammonia dan Urea

4.1.2 Produk yang Dihasilkan PT Pupuk Kaltim

Pupuk Kaltim memproduksi Urea, Amoniak, Pupuk Majemuk dan Pupuk

Organik. Pupuk yang dihasilkan adalah pupuk yang berkualitas dan dalam proses

produksinya didukung sarana produksi yang sangat memadai dan teknologi

42

berstandar internasional. Guna memastikan konsistensi kualitas produk, seluruh

produk pupuk telah terdaftar secara resmi di Departemen Pertanian Republik

Indonesia dan telah memperoleh sertifikasi. Masing-masing produk telah melalui

serangkaian uji mutu di laboratorium dan uji efektifitas di lapangan yang

dilakukan oleh lembaga penguji independen yang telah ditentukan oleh

pemerintah. Sehingga, produk yang dihasilkan mampu memberi manfaat

maksimal bagi konsumen.

1. Urea

PT Pupuk Kaltim memproduksi dua jenis pupuk urea, yaitu urea prill dan urea

granule. Spesifikasi teknis kedua macam pupuk urea tersebut adalah sama

hanya berbeda dalam hal ukuran butiran, dimana pupuk urea granul lebih besar

dan mengandung lebih banyak anti cacking.

2. Amoniak

PT Pupuk Kaltim memiliki empat pabrik amoniak yang berbahan baku gas

alam. Amoniak dibuat dari bahan baku gas bumi yang direaksikan dengan

udara dan steam yang diproses pada suhu dan tekanan yang tinggi melalui

beberapa katalisator di dalam pabrik.

3. Pupuk Majemuk

Pupuk majemuk adalah jenis pupuk yang mengandung unsur hara makro

nitrogen, phospor dan kalium yang sangat dibutuhkan tanaman. Dosis dan

komposisi pupuk majemuk (merk dagang NPK Pelangi), amat tergantung pada

keadaan kesuburan tanah setempat serta jenis tanaman yang dibudidayakan.

4. Pupuk Organik

Produk pupuk organik dari Pupuk Kaltim mengandung komponen bahan C-

organik dan mineral non-organik yang mengandung unsur hara makro dan

mikro. komponen organik dari dalam tanah mengeluarkan nutrisi tanaman

dengan bantuan mikroba, sedangkan komponen non organik akan berfungsi

menyimpan kelebihan nutrisi yang belum diserap oleh akar tanaman. Kelebihan

nutrisi ini akan dilepaskan ketika tanaman membutuhkan. Pupuk Organik ini

dijual dan dipasarkan dengan menggunakan merk dagang Zeorganik.

4.1.3 Makna Logo Perusahaan dan Merek Dagang PT Pupuk Kaltim

43

Logo dari PT Pupuk Kaltim dapat dilihat pada Gambar 4. Adapun makna

pada logo PT Pupuk Kaltim adalah:

1. Segi lima melambangkan Pancasila merupakan landasan idiil perusahaan

2. Daun dan buah melambangkan kesuburan dan kemakmuran

3. Lingkaran putih kecil adalah letak lokasi Bontang yang dekat garis

khatulistiwa

4. Warna biru, melambangkan keluasan wawasan nusantara dan semangat

integritas untuk membangun bersama serta kebijaksanaan dalam

memanfaatkan sumber daya alam

5. Tulisan PUPUK KALTIM yang memanjang melambangkan keterbukaan

perusahaan dalam memasuki era globalisasi

6. Warna jingga melambangkan semangat sikap kreatifitas membangun dan

sikap profesional dalam mencapai kesuksesan usaha

Gambar 4. Logo PT Pupuk Kaltim

Logo dari merk dagang dapat dilihat pada Gambar 5. Makna dari merek

dagang tersebut adalah:

1. Pupuk NPK

a. Gambar pelangi yaitu tiga bidang lengkung dengan warna-warna dasar

cahaya merah, hijau dan biru, yang memiliki arti sebagai berikut :

1) Merah : Dinamika dan kecerahan harapan

2) Hijau : Sejuk, subur dan makmur

3) Biru : Kemajuan dan manfaat teknologi

b. Gambar daun dan buah mewakili perusahaan Pupuk Kaltim yang sudah

dikenal.

c. Ilustrasi daun hijau yang lebar dan mengembang melambangkan kesuburan,

hasil yang bermanfaat serta kemakmuran

Logo 1977 - 2005 Logo 2005 - sekarang

44

2. Pupuk Urea

a. Daun sebanyak 17 melambangkan kemakmuran sebagai salah satu cita-cita

kemerdekaan.

b. Mandau adalah alat yang digunakan oleh penduduk asli Kalimantan untuk

membuat lahan pertanian, lambang dari kepeloporan Pupuk Kaltim dalam

mengembangkan usaha pertanian

c. Mandau berjumbai lima buah melambangkan pancasila

d. Warna biru melambangkan keluasan wawasan nusantara

e. Warna merah adalah lambang dinamika kewiraswastaan

3. Urea Prill

a. Gambar daun dan buah mewakili Pupuk Kaltim yang sudah dikenal

b. Ilustrasi daun hijau yang lebar dan mengembang melambangkan kesuburan,

hasil yang bermanfaat serta kemakmuran

c. Warna hijau melambangkan kesejukan, kesuburan dan kemakmuran

d. Warna biru berarti kemajuan dan manfaat teknologi

e. Warna merah melambangkan dinamika dan kecerahan harapan

Gambar 5. Merk Dagang PT Pupuk Kaltim

4.1.4 Struktur Organisasi PT Pupuk Kaltim (KPJ)

Struktur organisasi bertujuan untuk mencipatakan efisiensi dan efektifitas

dari tiap karyawan, unit kerja melalui program kerja dan kegiatan operasional

yang terperinci, serta jelas agar dapat sukses dalam mencapai tujuan organisasi.

Struktur organisasi PT Pupuk Kaltim (KPJ) dapat dilihat pada Lampiran 3.

Jumlah karyawan PT Pupuk Kaltim (KPJ) adalah 111 orang. Komposisi karyawan

berdasarkan jenis kelamin dan usia dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Komposisi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia

No Usia (tahun) Jenis Kelamin Jumlah

(Orang)

Persentase

(%) Laki-laki Perempuan

45

1 25–34 17 11 28 25,2

2 35–44 30 6 36 32,4

3 45–54 28 3 31 27.9

4 >54 13 3 16 14,4

Total 88 23 111 100

4.2. Karakteristik Responden

Kuesioner pada penelitian ini dibagi atas dua bagian yaitu bagian pertama

meliputi data karakteristik dari responden seperti jenis kelamin, usia, pendidikan

terakhir, dan lama bekerja di PT Pupuk Kaltim (KPJ). Bagian kedua meliputi

pertanyaan mengenai nilai-nilai budaya perusahaan Pupuk Kaltim dan kepuasan

kerja karyawan.

1. Jenis Kelamin

Gambar 6. Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Gambar 6 memperlihatkan bahwa jumlah responden sebagian besar adalah

laki-laki yaitu sebanyak 42 orang atau sebesar 79,2 persen, sedangkan untuk jenis

kelamin perempuan yaitu sebanyak 11 orang atau sebesar 20,8 persen. Hal ini

disebabkan karena jumlah karyawan laki-laki yang ada di PT Pupuk Kaltim (KPJ)

lebih banyak dibandingkan karyawan perempuan.

2. Usia

Frekuensi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 7.

Berdasarkan gambar tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan yang

menjadi responden adalah karyawan dengan usia 35-44 tahun yakni sebesar 32,1

persen. Sementara responden dengan usia > 54 tahun menempati persentase

terkecil yakni 15,1 persen. Banyaknya responden yang berusia 45-54 tahun dapat

disebabkan oleh jumlah karyawan atau populasi yang ada di PT Pupuk Kaltim

(KPJ) didominasi oleh karyawan dengan usia tersebut, dimana usia produktif

mulai dari usia 18 tahun sampai denga 45 tahun.

Frek : 4279,2%

Frek : 1120,8%

Laki-Laki

Perempuan

46

Gambar 7. Frekuensi Responden Berdasarkan Usia

3. Pendidikan Terakhir

Gambar 8. Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Gambar 8 menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah responden

dengan pendidikan terakhir perguruan tinggi yakni sebesar 54,7 persen. Tingkat

pendidikan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan

tingkah lakunya dan diyakini bahwa karyawan yang berpendidikan tinggi lebih

tinggi pula produktivitasnya.

4. Lama Bekerja

Gambar 9. Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan Gambar 9 dapat dilihat bahwa responden dengan masa kerja

5 sampai dengan 10 tahun adalah persentase paling besar yaitu 50,9 persen

kemudian diikuti oleh responden dengan masa kerja lebih dari 10 tahun dan

1317 15

8

24,5

32,1 28,3

15,1

0

10

20

30

40

25-34 35-44 45-54 > 54

frekuensi

%

3 5

16

29

5.7 9.4

30.2

54.7

0

10

20

30

40

50

60

SD SMP SMA PT

Frekuensi

%

7

2719

13.2

50.9

35.8

0

20

40

60

< 5 5 s.d 10 > 10

Frekuensi

%

47

persentase terkecil adalah responden dengan masa kerja kurang dari 5 tahun. Hal

ini disebabkan oleh adanya sistem pensiun (berakhirnya masa jabatan) pada

karyawan di perusahaan ini.

4.3. Analisis Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Nilai-nilai Budaya

Perusahaan dan Kepuasan Kerja Karyawan

Nilai-nilai budaya perusahaan akan menjadi budaya yang efektif bila

sudah dipahami, dijiwai dan diimplementasikan dalam kehidupan kerja sehari-

hari. Dengan demikian, dalam penelitian ini perlu dilakukan analisis untuk

mengetahui persepsi karyawan terhadap penerapan nilai-nilai budaya perusahaan

dan persepsi karyawan terhadap kepuasan kerja. Skala yang digunakan untuk

melihat persepsi karyawan ialah skala Likert. Nilai skor rata-rata (Rs) yang

didapatkan adalah 0,8. Angka tersebut didapatkan dari hasil perhitungan rumus

sebagai berikut:

Kelas Banyaknya

Terendah NilaiTertinggi NilaiRs ............................................. ... (7)

8,0

5

15Rs

Nilai skor rataan dihasilkan dari perkalian antara bobot nilai jawaban

berdasarkan skala dengan jumlah jawaban responden, kemudian dibagi dengan

jumlah responden. Berdasakan nilai skor rataan tersebut, maka posisi keputusan

penilaian memiliki rentang skala yang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Posisi Keputusan Penilaian

No Skor Rataan Keterangan

1 1,00 – 1,80 Sangat tidak setuju/ Sangat Buruk

2 1,80 – 2,60 Tidak setuju/ Buruk

3 2,60 – 3,40 Cukup setuju/ Sedang

4 3,40 – 4,20 Setuju/ Baik

5 4,20 – 5,00 Sangat setuju/ Sangat Baik

4.3.1 Persepsi Karyawan Terhadap Penerapan Nilai-nilai Budaya

Perusahaan

Analisis persepsi responden terhadap pelaksanaan nilai-nilai budaya

perusahaan PT Pupuk Kaltim terdiri dari 15 komponen, yaitu Profesional,

Tangguh, Visioner, Jujur, Adil, Bertanggungjawab, Disiplin, Sinergi, Bersatu,

Komitmen, Perhatian, Inisiatif, Cepat, dan Peduli Lingkungan.

Tabel 8. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Profesional

48

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan

Keterangan

1 Cermat dan hampir tidak pernah membuat kesalahan 4,32 Sangat Setuju

2 Kinerja telah sesuai dengan standar mutu dan tujuan

perusahaan 3,79 Setuju

3 Bersedia jika harus melakukan tugas diluar daerah 3,68 Setuju

4 Bersedia bekerja lembur jika memang diperlukan 3,79 Setuju

5 Memiliki loyalitas terhadap perusahaan 4,17 Setuju

6 Selalu mematuhi kode etik perusahaan 4,30 Sangat Setuju

Total 4,01 Setuju

Berdasarkan Tabel 8 di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan PT Pupuk

Kaltim (KPJ) telah memiliki nilai profesional yang baik, dimana skor rataan

keseluruhan sebesar 4,01 berada pada rentang setuju. Secara lebih rinci, karyawan

menilai sangat setuju (4,32) bahwa mereka cermat dan hampir tidak pernah

melakukan kesalahan dalam bekerja. Selanjutnya angka skor rataan 3,79

menunjukkan bahwa karyawan setuju atas pernyataan bahwa kinerja mereka telah

sesuai dengan standar mutu dan tujuan perusahaan. Profesionalnya karyawan

juga ditunjukkan bahwa mereka bersedia jika harus melakukan tugas diluar daerah

dan juga bersedia bekerja lembur jika memang diperlukan, kedua hal tersebut

terlihat dari skor rataan 3,68 dan 3,79. Skor rataan 4,17 dan 4,30 memberi

penjelasan bahwa karyawan memiliki loyalitas terhadap perusahaan dan selalu

mematuhi kode etik perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

karyawan setuju nilai budaya profesional sudah dilaksanakan dengan baik dalam

perusahaan sebagai suatu hal yang penting dalam bekerja.

Tabel 9. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Tangguh

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan

Keterangan

1 Menaruh perhatian terhadap masa depan perusahaan 4,13 Setuju

2 Selalu mempertahankan kualitas pekerjaan yang baik 4,45 Sangat Setuju

3 Selalu berusaha mengembangkan kemampuan dalam

melaksanakan pekerjaan 4,34 Sangat Setuju

4 Selalu berusaha mencari solusi terbaik jika terjadi

masalah dalam pekerjaan 4,30 Sangat Setuju

5 Tidak merasa malas bekerja meskipun terkadang

pekerjaan itu berat 3,38 Setuju

6 Selalu berusaha mengambil keputusan dengan tepat 3,38 Setuju

Total 4,00 Setuju

Tabel 9 menjelaskan tentang hasil persepsi karyawan terhadap nilai

budaya tangguh dimana skor rataan sebesar 4,13 yang menyatakan bahwa

karyawan peduli terhadap masa depan perusahaan. Karyawan juga menilai bahwa

49

mereka selalu mempertahankan kualitas kerja yang baik dan selalu berusaha

mengembangkan kemampuan mereka dalam melaksanakan pekerjaan berdasarkan

skor rataan 4,45 dan 4,34 dengan rentang skala sangat setuju. Sementara skor

rataan sebesar 4,30 menunjukkan bahwa karyawan selalu berusaha mencari solusi

terbaik jika terjadi masalah dalam pekerjaan. Selanjutnya karyawan juga setuju

bahwa selama ini mereka merasa tidak malas dalam bekerja meskipun pekerjaan

itu berat dan mereka selalu berusaha mengambil keputusan yang tepat. Hal ini

berarti bahwa karyawan telah menerapkan nilai budaya tangguh dalam lingkungan

kerja.

Tabel 10. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Visioner

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Selalu melakukan antisipasi tantangan pekerjaan 3,72 Setuju

2 Melakukan pekerjaan dengan memprioritaskan pada

hasil masa depan 3,83 Setuju

3 Selalu berusaha membaca peluang kerja yang ada 3,85 Setuju

Total 3,80 Setuju

Tabel 10 menunjukkan bahwa selama ini karyawan selalu melakukan

antisipasi terhadap tantangan pekerjaan dan melakukan pekerjaan dengan

memprioritaskan pada hasil masa depan serta selalu berusaha membaca peluang

kerja yang ada, hal ini dilihat dari skor rataan masing-masing pernyataan yaitu

sebesar 3,72, 3,83 dan 3,85. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa

karyawan telah menjadikan budaya visioner sebagai bagian dari kehidupan kerja.

Tabel 11 menjelaskan bahwa nilai budaya jujur juga telah diterapkan oleh

karyawan sebagai hal terpenting yang harus dimiliki dalam bekerja. Hal ini

berdasarkan persepsi karyawan yang menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa

mereka selalu melaporkan laporan kerja dengan apa adanya dan menggunakan

fasilitas perusahaan untuk kepentingan pribadi hanya dalam kondisi yang

mendesak.

Tabel 11. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Jujur

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Selalu melaporkan laporan kerja dengan apa adanya 4,02 Setuju

50

2 Menggunakan fasilitas perusahaan untuk kepentingan

pribadi hanya dalam kondisi urgent 4,08 Setuju

Total 4,05 Setuju

Tabel 12 menunjukkan mengenai bagaimana penerapan nilai budaya adil

oleh karyawan dalam bekerja. Karyawan merasa bahwa mereka telah menerapkan

dengan baik melalui perilaku tidak membeda-bedakan rekan sekerja, atasan

maupun bawahan serta membantu rekan kerja apabila mengalami kesulitan siapa

pun orangnya, terbukti dari skor rataan yang diperoleh yaitu sebesar 3,42 dan

4,19.

Tabel 12. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Adil

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Tidak membeda-bedakan rekan sekerja, baik sesama,

atasan, maupun bawahan 3,42 Setuju

2 Membantu rekan kerja apabila mengalami kesulitan,

siapapun orangnya 4,19 Setuju

Total 3,80 Setuju

Tabel 13. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Bertanggungjawab

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Selalu berusaha dengan serius mengerjakan

pekerjaan sampai tuntas 4,30 Sangat Setuju

2 Merasa malu jika pekerjaan tidak selesai secepatnya 4,21 Sangat Setuju

3 Berani menerima resiko pekerjaan yang dibebankan

oleh perusahaan 4,04 Setuju

Total 4,18 Setuju

Tabel 13 menggambarkan persepsi karyawan terhadap nilai budaya

bertanggungjawab, dapat dilihat bahwa nilai budaya bertanggungjawab telah

dilaksanakan dengan baik dengan skor rataan 4,18 (rentang skala setuju), hal ini

dibuktikan dengan karyawan selalu selalu berusaha serius mengerjakan pekerjaan

sampai tuntas serta merasa malu jika pekerjaan tidak selesai secepatnya.

Persepsi karyawan terhadap nilai budaya disiplin dapat dilihat pada Tabel

14, secara keseluruhan penerapan nilai budaya disiplin oleh karyawan sudah baik

dengan skor rataan sebesar 3,93 yang berada dalam rentang setuju. Secara

terperinci menjelaskan bahwa karyawan selama ini merasa selalu tepat waktu

datang ke kantor (3,92) dan selama jam kerja apabila akan meninggalkan tempat

kerja mereka selalu meminta ijin kepada atasan (3,91). Kemudian mereka juga

selalu memenuhi jam kerja yang dipersyaratkan oleh perusahaan dan selama jam

51

kerja, apabila sedang tidak ada tugas namun tetap berada ditempat kerja atau

membantu rekan sekerja.

Tabel 14. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Disiplin

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Datang ke kantor selalu tepat waktu 3,92 Setuju

2 Selama jam kerja, meninggalkan tempat kerja dengan

minta ijin kepada atasan 3,91 Setuju

3 selalu memenuhi jumlah jam kerja yang

dipersyaratkan oleh perusahaan 4,21 Sangat Setuju

4

Selama jam kerja, meskipun tidak ada tugas/ tugas

telah selesai tetapi tetap berada ditempat kerja atau

membantu rekan sekerja

3,68 Setuju

Total 3,93 Setuju

Tabel 15. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Sinergi

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Berusaha membantu rekan kerja mengalami kesulitan

dalam bekerja 4,23 Sangat Setuju

2 saling memotivasi untuk memberikan hasil kerja

yang terbaik 4,30 Sangat Setuju

3 selalu menjaga komunikasi baik dengan atasan,

sesama rekan maupun bawahan 4,36 Sangat Setuju

Total 4,30 Sangat Setuju

Pada Tabel 15 sebelumnya menunjukkan persepsi karyawan bahwa

mereka selalu menjaga komunikasi antara sesama rekan kerja, baik atasan

maupun bawahan, berusaha membantu rekan kerja yang mengalami kesulitan

dalam bekerja juga merupakan salah satu contoh penerapan nilai budaya sinergi

oleh kayawan dalam bekerja. Kemudian karyawan juga selalu menjaga

komunikasi antara sesama rekan kerja, baik atasan maupun bawahan. Hal ini

terlihat dari skor rataan masing-masing sebesar 4,23, 4,30 dan 4,36 dalam rentang

skala sangat setuju. dengan demikian disimpulkan bahwa nilai budaya sinergi

telah diterapkan sebaik-baiknya oleh karyawan dalam lingkungan kerja.

Tabel 16. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Bersatu

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Merasa nyaman bekerjasama dengan karyawan lain 3,89 Setuju

52

dalam satu tim

2 Mempertahankan keharmonisan dalam tim kerja 4,42 Sangat Setuju

3 Bangga apabila ada rekan kerja yang memperoleh

penghargaan/hadiah 3,96 Setuju

Total 4,09 Setuju

Rincian persepsi karyawan terhadap nilai budaya bersatu disajikan dalam

Tabel 16. Skor rataan 3,89 yang berarti setuju menjelaskan bahwa karyawan

merasa nyaman bekerjasama dengan karyawan lain dalam satu tim. Karyawan

juga selalu mempertahankan keharmonisan dalam tim kerja, terlihat dari skor

rataan yang diperoleh sebesar 4,42, sedangkan skor rataan 3,96 menunjukkan

bahwa karyawan bangga apabila ada rekan kerja yang memperoleh

penghargaan/hadiah, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai budaya bersatu

terlaksana dengan baik oleh karyawan sebagai pedoman dalam bekerja.

Beberapa tindakan yang diterapkan oleh karyawan sebagai wujud

terlaksananya nilai budaya mutu di PT Pupuk Kaltim (KPJ) diantaranya karyawan

meyakini bahwa produk yang berkualitas merupakan jaminan kepuasan

pelanggan, karyawan setuju dengan adanya Sistem Kebijakan Mutu Terpadu oleh

perusahaan. Pelayanan juga merupakan bagian terpenting, dimana pelayanan yang

diberikan kepada pelanggan oleh karyawan dapat terselesaikan sesuai dengan

target waktu yang telah ditentukan, serta tidak membeda-bedakan status atau

golongan masyarakat yang dilayani. Lebih jelasnya mengenai persepsi responden

(karyawan) terhadap nilai budaya mutu dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Mutu

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Yakin bahwa produk yang berkualitas merupakan

jaminan kepuasan pelanggan 4,60 Sangat Setuju

2 Setuju dengan adanya Sistem Kebijakan Mutu

Terpadu oleh perusahaan 4,42 Sangat Setuju

3

Pelayanan yang diberikan terhadap pelanggan

terselesaikan sesuai dengan target waktu yang telah

ditentukan

3,51 Setuju

4 Tidak membedakan status atau golongan masyarakat

yang dilayani 4,02 Setuju

Total 4,14 Setuju

Tabel 18 menggambarkan bahwa karyawan selama ini sangat

mengutamakan kepuasan pelanggan (skor rataan 3,49) dan selalu berusaha

meningkatkan kemampuan diri dalam menghadapi pelanggan (skor rataan 4,57).

Sedangkan Tabel 19 menunjukkan persepsi karyawan bahwa mereka tanggap

53

dalam menangani keluhan pelanggan dan terbuka dalam menerima saran dari

pelanggan, masing-masing berdasarkan skor rataan sebesar 4,28 dan 4,55. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa sejauh ini nilai budaya komitmen dan

perhatian dijadikan sebagai salah satu hal terpenting dalam pedoman bekerja.

Tabel 18. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Komitmen

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Kepuasan pelanggan merupakan prioritas utama 3,49 Setuju

2 Selalu berusaha meningkatkan kemampuan diri

dalam menghadapi pelanggan 4,57 Sangat Setuju

Total 4,25 Sangat Setuju

Tabel 19. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Perhatian

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Tanggap dalam menangani keluhan pelanggan 4,28 Sangat Setuju

2 Terbuka untuk menerima saran dari pelanggan 4,55 Sangat Setuju

Total 4,42 Sangat Setuju

Tabel 20 merupakan rincian hasil persepsi karyawan terhadap nilai budaya

inisiatif. Berdasarkan skor rataan yang diperoleh yaitu sebesar 4,11 yang berarti

nilai budaya insiatif telah diterapkan dengan baik oleh karyawan. Hal ini dapat

dilihat dari skor rataan masing-masing, yaitu 4,25, 3,91 dan 4,17. Karyawan

setuju dan bersedia melakukan pekerjaan tanpa diperintah atau disupervisi dan

dalam keadaan mendesak karyawan bersedia melakukan pekerjaan yang bukan

tugasnya demi kelancaran operasional perusahaan serta bersedia memperbaiki

kesalahan tanpa harus diperintah oleh atasan.

Tabel 20. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Inisiatif

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Bersedia melakukan pekerjaan tanpa diperintah atau

disupervisi 4,25 Sangat Setuju

2

Dalam keadaan mendesak bersedia melakukan

pekerjaan yang bukan tugasnya demi kelancaran

operasional perusahaan

3,91 Setuju

3 Bersedia memperbaiki kesalahan dengan sukarela

tanpa diperintah atasan 4,17 Setuju

Total 4,11 Setuju

Berdasarkan Tabel 21 dan Tabel 22 berikut dapat disimpulkan bahwa

karyawan PT Pupuk Kaltim (KPJ) telah memiliki nilai budaya cepat dan peduli

lingkugan yang baik, berdasarkan perolehan skor rataan keseluruhan sebesar 4,02

dan 4,13 yang berada pada rentang setuju. Secara detail, karyawan menilai setuju

54

bahwa mereka tanggap dalam persaingan yang ada dan selalu berusaha

memperbaiki kinerja dalam menghadapi persaingan tersebut, terlihat dari skor

rataan sebesar 3,94 dan 4,09. Kemudian karyawan juga setuju bahwa mereka

senang membantu sesama dan dengan adanya program CSR yang diterapkan oleh

perusahaan berdasarkan masing-masing skor rataan sebesar 4,15, 4,09, dan 4,13.

Tabel 21. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Cepat

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Tanggap dalam menghadapi persaingan yang ada 3,94 Setuju

2 Selalu berusaha memperbaiki kinerja untuk

menghadapi persaingan 4,09 Setuju

Total 4,02 Setuju

Tabel 22. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai Budaya Peduli Lingkungan

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Senang membantu orang-orang yang sedang dalam

kesulitan, baik rekan kerja maupun bukan rekan kerja 4,15 Setuju

2 Setuju dengan program CSR yang diterapkan oleh

perusahaan 4,09 Setuju

3 Ikut berpartisipasi dalam acara atau kegiatan yang

diadakan masyarakat sekitar perusahaan 4,13 Setuju

Total 4,13 Setuju

Rekapitulasi skor rataan dan skor total untuk nilai-nilai budaya perusahaan

dapat dilihat pada Tabel 23. Secara umum penerapan nilai-nilai budaya

perusahaan PT Pupuk Kaltim (KPJ) dapat dikategorikan baik, dimana skor rataan

bernilai 4,99. Hal ini berarti bahwa persepsi karyawan berada pada rentang setuju

terhadap pelaksanaan nilai-nilai budaya perusahaan. Nilai-nilai budaya

perusahaan dianggap sudah menjadi bagian dalam kehidupan kerja karyawan

sehari-hari.

Tabel 23. Persepsi Karyawan Terhadap Nilai-nilai Budaya Perusahaan

No Komponen Nilai Budaya Perusahaan Skor Rataan Keterangan

1 Profesional 4,01 Setuju

2 Tangguh 4,00 Setuju

3 Visioner 3,80 Setuju

4 Jujur 4,05 Setuju

55

5 Adil 3,80 Setuju

6 Bertanggung jawab 4,18 Setuju

7 Disiplin 3,93 Setuju

8 Sinergi 4,30 Sangat Setuju

9 Bersatu 4,09 Setuju

10 Mutu 4,14 Setuju

11 Komitmen 4,25 Sangat Setuju

12 Perhatian 4,42 Sangat Setuju

13 Inisiatif 4,11 Setuju

14 Cepat 4,02 Setuju

15 Peduli Lingkungan 4,13 Setuju

Total 4,08 Setuju

4.3.2. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Analisis persepsi karyawan terhadap kepuasan kerja terdiri dari pekerjaan,

imbalan, kondisi tempat kerja, dan mitra kerja. Persepsi karyawan terhadap

kepuasan kerja menyangkut pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 24 yang

menunjukkan bahwa karyawan merasa adil mengenai kebijakan pembagian tugas

dan tanggungjawab yang dibebankan oleh perusahaan (skor rataan 3,58 dalam

rentang skala setuju). Karyawan juga merasa bahwa tugas yang dibebankan sesuai

dengan keahlian mereka dan tidak memberatkan, dapat dilihat skor rataan sebesar

4,00. Sedangkan skor rataan 3,92 menjelaskan bahwa karyawan merasa

keberadaannya di perusahaan adalah penting bagi kelangsungan perusahaan,

sehingga demikian disimpulkan bahwa karyawan merasa puas terhadap pekerjaan,

hal ini dapat dilihat dengan perolehan skor rataan secara keseluruhan sebesar 3,84

dengan rentang skala setuju.

Tabel 25 merupakan penjelasan mengenai kepuasan kerja karyawan PT

Pupuk Kaltim (KPJ) terhadap imbalan atau gaji yang diterima. Berdasarkan skor

rataan yang diperoleh yaitu sebesar 3,91 dalam rentang skala setuju yang artinya

karyawan telah megetahui cara penentuan imbalan oleh perusahaan atas prestasi

yang diperolehnya. Skor rataan 3,34 dan 3,62 menunjukkan karyawan merasa

bahwa gaji atau tunjangan yang diberikan perusahaan sudah cukup, adil dan

sesuai dengan pekerjaan dan dibagikan dengan tepat waktu, sementara skor rataan

3,91 menjelaskan bahwa karyawan merasa puas dengan penghargaan yang

diperoleh atas prestasi kerja yang dicapai. Sehingga secara keseluruhan total skor

rataan yang diporeh sebesar 3,69 dengan rentang skala setuju sehingga dapat

56

disimpulkan bahwa karyawan PT Pupuk Kaltim (KPJ) merasa puas dengan

imbalan yang diberikan oleh perusahaan.

Tabel 24. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Pekerjaan

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Kebijakan pembagian tugas dan tanggung jawab

yang dibebankan cukup adil 3,58 Setuju

2 Tugas yang dibebankan sesuai dengan keahlian dan

tidak memberatkan. 4,00 Setuju

3 Merasa keberadaannya di perusahaan ini adalah

penting dan berarti bagi perusahaan 3,92 Setuju

Total 3,84 Setuju

Tabel 25. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Imbalan

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Telah mengetahui cara penentuan imbalan oleh

perusahaan atas prestasi yang diperoleh karyawan 3,91 Setuju

2 Gaji dan tunjangan yang diberikan perusahaan sudah

cukup, adil dan sesuai dengan pekerjaan 3,34 Setuju

3 Gaji dan tunjangan selalu dibagikan dengan tepat

waktu 3,62 Setuju

4 Merasa puas dengan penghargaan yang diperoleh atas

prestasi kerja yang dicapai 3,91 Setuju

Total 3,69 Setuju

Berdasarkan Tabel 26 dapat dilihat bahwa karyawan merasa puas dengan

kondisi tempat kerja di perusahaan. Karyawan PT Pupuk Kaltim (KPJ) merasa

puas dengan sarana dan prasarana yang diberikan perusahaan serta fasilitas atau

peralatan kerja dengan kondisi baik dan sesuai untuk mendukung keefektifan

kerja, kedua hal tersebut dibuktikan dengan perolehan skor rataan masing-masing

sebesar 3,47 dan 3,74. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa persepsi

karyawan PT Pupuk Kaltim (KPJ) terhadap kondisi tempat kerja adalah sudah

berjalan dengan baik. Hal ini berdasarkan total skor rataan yang diperoleh yaitu

sebesar 3,60.

Tabel 26. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Kondisi Tempat

Kerja

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor Keterangan

57

Rataan

1

Perusahaan menyediakan sarana dan prasarana (misal

alat transportasi) untuk memudahkan mencapai

tempat kerja

3,47 Setuju

2

Perusahaan menyediakan fasilitas/peralatan kerja

dengan kondisi baik dan sesuai untuk mendukung

kefektifan kerja

3,74 Setuju

Total 3,60 Setuju

Tabel 27. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja Mitra Kerja

No Indikator Nilai Budaya Korporat Skor

Rataan Keterangan

1 Atasan memperlakukan semua karyawan secara adil

dalam pembagian kerja 3,47 Setuju

2 Atasan selalu memberikan kepercayaan setiap

pekerjaan sesuai dengan kemampuan karyawan 3,60 Setuju

3 Diperlakukan dengan baik dan dihargai dalam

berpendapat pada kelompok kerja 3,98 Setuju

4

Merasa memiliki hubungan yang baik dengan sesama

rekan kerja sehingga hampir tidak pernah terjadi

konflik

3,70 Setuju

5 Saling membantu dengan sesama rekan kerja dalam

penyelesaian tugas atau pekerjaan 3,98 Setuju

Total 3,75 Setuju

Tabel 27 menjelaskan tentang kepuasan kerja karyawan terhadap mitra

kerjanya. Skor rataan 3,47 dengan rentang skala setuju menunjukkan bahwa

karyawan merasa atasan telah memperlakukan secara adil dalam pembagian kerja

dan atasan selalu memberikan kepercayaan setiap pekerjaan sesuai dengan

kemampuan karyawan (skor rataan 3,60). Sedangkan skor rataan 3,98

menerangkan bahwa karyawan merasa selama ini telah diperlakukan dengan baik

dalam berpendapat pada kelompok kerja. Sedangkan skor rataan 3,70 dalam

rentang skala setuju yang berarti bahwa karyawan merasa memiliki hubungan

yang baik dengan sesame rekan kerja sehingga hampir tidak pernah terjadi konflik

dan saling membantu dengan sesama rekan kerja dalam penyelesaian tugas atau

pekerjaan (skor rataan 3,98), sehingga demikian dapat disimpulkan bahwa selama

ini karyawan merasa puas dan nyaman dengan mitra kerjanya, baik itu atasan,

rekan kerja maupun bawahan.

Tabel 28. Persepsi Karyawan Terhadap Kepuasan Kerja No Komponen Kepuasan Kerja Skor Rataan Keterangan

1 Pekerjaan 3,84 Setuju

58

2 Imbalan 3,69 Setuju

3 Kondisi Tempat Kerja 3,60 Setuju

4 Mitra Kerja 3,75 Setuju

Total 3,72 Setuju

Berdasarkan rekapitulasi skor rataan dan skor total untuk kepuasan kerja

karyawan pada Tabel 28 dapat disimpulkan bahwa kepasan kerja karyawan PT

Pupuk Kaltim (KPJ) berada pada kategori baik, dengan skor rataan sebesar 3,72

yang berada pada posisi keputusan setuju. Hal ini berarti bahwa selama ini

karyawan merasa puas dengan semua yang ada dilingkungan perusahaan dan apa

diberikan oleh perusahaan.

4.4. Pengaruh Nilai-nilai Budaya Perusahaan Terhadap Kepuasan Kerja

Karyawan

Pengaruh nilai-nilai budaya perusahaan terhadap kepuasan kerja diukur

melalui persamaan regresi berganda dengan bantuan software SPSS versi 15.

Variabel yang dipengaruhi atau biasa disebut variabel tergantung (dependen atau

Y) dalam penelitian ini yaitu kepuasan kerja, sedangkan variabel yang

mempengaruhi atau biasa disebut variabel bebas (independen atau X) yaitu nilai-

nilai budaya perusahaan yakni unggul (X1), integritas (X2), kebersamaan (X3),

kepuasan pelanggan (X4), dan tanggap (X5). Data untuk analisis regresi berganda

dapat dilihat pada Lampiran 4. Sedangkan hasil analisis data atau output SPSS

yang telah dilakukan disajikan pada Lampiran 4.

Hubungan antara variabel independen (secara simultan) terhadap variabel

dependen dapat dilihat melalui nilai Pearson Correlation pada tabel Correlation

output SPSS. Nilai korelasi yang dihasilkan bisa bernotasi negatif ataupun positif.

Nilai korelasi berkisar antara -1 sampai 1 dengan ketentuan sebagai berikut :

1. r = 0, maka kedua variabel tidak memiliki korelasi

2. r = -1, maka kedua variabel berhubungan negatif sempurna

3. r = 1, maka kedua variabel berhubungan positif sempurna

4. jika r antara 0 dan 1, maka kedua variabel berkorelasi dengan keeratan relatif.

Semakin mendekati 1, maka keeratan hubungan semakin tinggi, untuk

koefisien korelasi pada rentang tersebut ketentuannya dapat dilihat pada Tabel

29 berikut.

Tabel 29. Koefisien Korelasi

No Interval Koefisien Keeratan Hubungan

59

1 0,00 < r < 0,20 Sangat Lemah

2 0,20 ≤ r < 0,40 Lemah

3 0,40 ≤ r < 0,60 Sedang/Cukup

4 0,60 ≤ r < 0,80 Kuat

5 0,80 ≤ r < 1,00 Sangat Kuat

Berdasarkan output SPSS pada Lampiran 4, diperoleh nilai korelasi yang

menggambarkan besar hubungan antara variabel nilai-nilai budaya perusahaan

terhadap kepuasan kerja karyawan adalah sebagai berikut:

1. Unggul = 0,297

2. Integritas = 0,583

3. Kebersamaan = 0,556

4. Kepuasan Pelanggan = 0,565

5. Tanggap = 0,585

Hal tersebut menunjukkan bahwa variabel unggul mempunyai korelasi

yang rendah atau lemah terhadap kepuasan kerja, sedangkan variabel integritas,

kebersamaan, kepuasan pelanggan dan tanggap mempunyai korelasi yang cukup

kuat terhadap kepuasan kerja. Hal ini menandakan adanya multikoleniritas

diantara variabel-variabel bebas tersebut, sehingga diperlukan langkah selanjutnya

untuk menghilangkan multikoleniritas tersebut yaitu dengan cara membuang salah

satu variabel yang berkolineritas (metode backward). Akan tetapi, sebelumnya

tidak diketahui variabel mana yang harus dihilangkan, sehingga dilakukan

percobaan dengan mengeluarkan variabel satu per satu.

Metode backward dapat dilihat pada tabel Variabel Entered/Removed

(Lampiran 4) yaitu dimulai dengan memasukkan semua variabel, kemudian

dilakukan analisis dan variabel yang tidak layak masuk dalam regresi dikeluarkan

satu persatu. Setelah melewati empat tahapan, maka variabel bebas yang layak

dimasukkan dalam model regresi adalah variabel kebersamaan dan kepuasan

pelanggan.

Regresi dengan lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R

Square sebagai koefisien determinasi. Berdasarkan tabel Model Summary

(Lampiran 4) pada Model 4 diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,395. Hal

ini berarti bahwa 39,5 persen variabel kepuasan kerja bisa dijelaskan oleh variabel

kebersamaan dan kepuasan pelanggan, sedangkan sisanya sebesar 60,5 persen

dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

60

Tabel Coefficients pada Model 4 didapatkan persamaan regresi sebagai

berikut:

Y = -18,367 + 1,187X1 + 1,229X2

Dimana,

Y = Kepuasan Kerja

X1 = Kebersamaan

X2 = Kepuasan Pelanggan

Persamaan tersebut berarti:

a. Konstanta sebesar -18,367 menyatakan bahwa jika kebersamaan dan kepuasan

pelanggan bernilai nol, maka skor dari kepuasan kerja adalah -18,367 poin.

b. Koefisien regresi X1 sebesar 1,187 menyatakan bahwa setiap penambahan

satuan unit kebersamaan akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar 1,187

satuan.

c. Koefisien regresi X2 sebesar 1,229 menyatakan bahwa setiap penambahan

satuan unit kepuasan pelanggan akan meningkatkan kepuasan kerja sebesar

1,229 satuan.

Nilai Fhitung dapat digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi

kontribusi peubah bebas (secara bersama-sama) dalam menjelaskan peubah

terikat, artinya apakah pengaruhnya nyata atau bermakna. Tingkat signifikansi

kontribusi peubah bebas dalam menjelaskan peubah terikat dapat diketahui

dengan membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel. Nilai F dapat dilihat dari

tabel ANOVA pada output SPSS (Model 4) yaitu sebesar 17,960 dengan tingkat

signifikansi 0,000 < 0,10. Dengan demikian, model regresi bisa dipakai untuk

memprediksi kepuasan kerja atau dapat disimpulkan tolak Ho yang artinya

variabel kebersamaan dan kepuasan kerja secara bersama-sama berpengaruh

terhadap kepuasan kerja.

Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel

dependen. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, besarnya koefisien

regresi untuk:

a. Variabel kebersamaan dengan thitung = 2,889, p = 0,006

b. Variabel kepuasan pelanggan dengan thitung = 3,064, p = 0,004

61

Pada tingkat signifikansi (α) 10% atau 0,10, ternyata nilai probabilitas (p) < 0,10,

dengan demikian Ho ditolak atau kebersamaan dan kepuasan pelanggan

berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja.

4.5. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa

pemahaman nilai-nilai budaya perusahaan memiliki hubungan yang cukup kuat

terhadap kepuasan kerja karyawan, kecuali nilai budaya unggul yang berkorelasi

lemah. Namun, hanya terdapat dua variabel dari lima variabel nilai-nilai budaya

perusahaan yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, yaitu nilai

budaya kebersamaan dan nilai budaya kepuasan pelanggan. Hal ini dapat

disebabkan oleh beberapa kemungkinan penyebab, salah satunya adalah masih

kurangnya sosialisasi dan internalisasi, sehingga nilai-nilai budaya tersebut masih

sebatas dimengerti saja, belum menjadi suatu budaya yang terintegrasi dengan

kehidupan kerja karyawan.

Nilai-nilai budaya perusahaan akan menjadi lebih efektif apabila didukung

oleh peningkatan internalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Internalisasi seperti

menempelkan poster pada dinding-dinding kantor, pembuatan buku panduan,

pembuatan buku kode etik perusahaan serta Sedangkan proses eksternalnya

seperti yang lazim dilihat, yaitu advertorial di media massa atau pelaksanaan

aneka macam acara yang diselenggarakan dalam lingkungan perusahaan. Selain

itu pengefektifan nilai-nilai budaya perusahaan juga bisa melalui penyelarasan

kebijakan, prosedur dan strategi, dalam bahasa lain nilai-nilai budaya perusahaan

menjadi code of conduct bagi warga perusahaan dalam berpikir, berucap dan

bertindak. Jika karyawan menjalankan dengan benar code of conduct tersebut dan

berujng pada produktivitas, maka karyawan akan mendapatkan hadiah (reward)

dan sebaliknya, jika melanggar maka perusahaan akan memberikan hukuman

(punishment). Selanjutnya peningkatan nilai-nilai budaya perusahaan juga dapat

mencoba program seperti penyediaan kotak saran dimana kotak saran merupakan

sarana bagi karyawan untuk mencurahkan inspirasi dan pendapatnya bagi

perusahaan, sehingga tercipta sarana komunikasi dua arah antara atasan dan

bawahan.

62

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

63

1. Persepsi karyawan terhadap penerapan nilai-nilai budaya perusahaan adalah

baik, yaitu dengan melakukan aktivitas dalam bekerja yang berpedoman pada

nilai-nilai budaya perusahaan.

2. Persepsi karyawan terhadap kepuasan kerja adalah baik, bahwa karyawan

selama ini merasa puas dengan pekerjaan yang dilakukan dan yang telah

mereka terima dari perusahaan.

3. Berdasarkan hasil uji regresi berganda bahwa nilai budaya kebersamaan dan

kepuasan pelanggan baik secara bersama-sama maupun signifikan mepunyai

pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

5.2. Saran

PT Pupuk Kaltim (KPJ) sebaiknya meningkatkan penerapan budaya

perusahaaan terutama peningkatan nilai budaya unggul melalui proses

internalisasi dan eksternalisasi. Internalisasi dengan cara menempelkan poster

atau brosur pada dinding-dinding kantor, pembuatan buku panduan dan peraturan-

peraturan perusahaan yang terbaru. Sedangkan proses eksternalnya yaitu

advertorial di media massa, menambah frekuensi temu pelanggan atau

stakeholders hingga pelaksanaan aneka acara yang melibatkan individu-individu

didalam perusahaan.

64

LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

Kepada

Yth. Bpk/Ibu/Sdr/i Karyawan

PT Pupuk Kalimantan Timur

Di Kantor Perwakilan Jakarta

65

Dengan Hormat,

Mohon bantuan Bpk/Ibu/Sdr/I untuk mengisi kuesioner dalam rangka

menyelesaikan tugas belajar di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, IPB dengan karya akhir berjudul Analisis Pengaruh Nilai-nilai

Budaya Perusahaan terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT Pupuk Kaltim (Kantor

Perwakilan Jakarta). Kuesioner hanya digunakan untuk keperluan akademis dan

jawaban yang diberikan akan kami jamin kerahasiaannya.

Atas bantuan dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Bogor, September 2009

Ajeng Yusuf

(H 24077003)

Petunjuk pengisian kuesioner adalah sebagai berikut :

1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden

2. Jawaban merupakan pendapat pribadi responden

3. Beri tanda (X) pada kotak pilihan jawaban yang dianggap tepat

4. Keterangan Jawaban :

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju CS : Cukup Setuju

S : Setuju SS : Sangat Setuju

I. PROFIL RESPONDEN

1. Nama : ……………………….

2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Umur : 25-34 tahun 35-44 tahun

45-54 tahun > 54 tahun

4. Pendiddikan Terakhir : SD SMP

SMA PT

5. Lama Bekerja : < 5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun

I. NILAI-NILAI BUDAYA PERUSAHAAN

1. UNGGUL (EXCELLENCE ACHIEVEMENT)

No Pernyataan

Alternatif Pilihan

Jawaban

STS TS CS S SS

66

1 Profesional

a. Saya selalu berusaha cermat dan hampir tidak

pernah membuat kesalahan

b. Saya merasa kinerja yang telah saya lakukan

telah sesuai dengan standar mutu dan tujuan

perusahaan

c. Saya bersedia jika harus melakukan tugas

diluar daerah jika diperlukan

d. Saya bersedia bekerja lebih dari waktu yang

ditetapkan (lembur) jika memang diperlukan

e. Saya merasa memiliki loyalitas terhadap

perusahaan

f. Saya selalu menjunjung tinggi kode etik

perusahaan

2 Tangguh

a. Saya sungguh-sungguh menaruh perhatian

terhadap nasib atau masa depan perusahaan

b. Saya selalu berusaha mempertahankan kualitas

pekerjaan yang baik

c. Saya selalu berusaha mengembangkan

kemampuan dalam melaksanakan pekerjaan

d. Jika terjadi masalah dalam pekerjaan, saya

selalu berusaha mencari solusi yang terbaik

e. Saya tidak merasa malas bekerja meskipun

pekerjaan itu sangat berat

f. Saya selalu berusaha mengambil keputusan

dengan tepat

3 Visioner

a. Saya selalu melakukan antisipasi tantangan

pekerjaan

b. Saya melakukan pekerjaan dengan

memprioritaskan pada hasil masa depan

c. Saya selalu berusaha membaca peluang kerja

yang ada

2. INTEGRITAS (INTEGRITY)

No Pernyataan

Alternatif Pilihan

Jawaban

STS TS CS S SS

1 Jujur

a. Saya selalu melaporkan laporan kerja saya

67

kepada atasan dengan apa adanya

b. Dalam kondisi urgent, kadang-kadang saya

menggunakan fasilitas perusahaan untuk

kepentingan pribadi

2 Adil

a. Saya tidak membeda-bedakan rekan sekerja,

baik sesama, atasan, maupun bawahan

b. Saya selalu membantu rekan kerja apabila

mengalami kesulitan, siapapun orangnya

3 Bertanggung jawab

a. Saya selalu berusaha dengan serius

mengerjakan pekerjaan sampai tuntas

b. Saya merasa malu jika pekerjaan tidak selesai

secepatnya

c. Saya berani menerima resiko pekerjaan yang

dibebankan oleh perusahaan

4 Disiplin

a. Saya datang ke kantor selalu tepat waktu

b. Selama jam kerja, apabila saya meninggalkan

tempat kerja akan minta ijin/pamit kepada

atasan

c. Saya selalu memenuhi jumlah jam kerja yang

dipersyaratkan oleh perusahaan

d. Apabila sedang tidak ada tugas, saya akan tetap

berada ditempat kerja atau membantu rekan

sekerja.

3. KEBERSAMAAN (TEAM WORK)

No Pernyataan

Alternatif Pilihan

Jawaban

STS TS CS S SS

1 Sinergi

a. Jika rekan kerja mengalami kesulitan dalam

bekerja, saya selalu berusaha membantunya

b. Saya saling memotivasi dengan rekan kerja

untuk memberikan hasil kerja yang terbaik

c. Saya selalu menjaga komunikasi baik dengan

atasan, sesama rekan maupun bawahan

2 Bersatu

a. Saya merasa nyaman jika bekerjasama dengan

karyawan lain dalam satu tim

b. Mempertahankan keharmonisan dalam tim

kerja merupakan hal yang sangat penting

c. Saya merasa bangga apabila ada rekan kerja

yang memperoleh penghargaan/hadiah

4. KEPUASAN PELANGGAN (CUSTOMER SATISFACTION)

No Pernyataan

Alternatif Pilihan

Jawaban

STS TS CS S SS

1 Mutu

a. Saya yakin bahwa produk yang berkualitas

68

merupakan jaminan kepuasan pelanggan

b. Saya setuju dengan adanya Sistem Kebijakan

Mutu Terpadu oleh perusahaan

c. Pelayanan yang saya berikan terhadap pelanggan

terselesaikan sesuai dengan target waktu yang

telah ditentukan

d. Saya tidak membedakan status atau golongan

masyarakat yang saya layani

2 Komitmen

a. Saya beranggapan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan prioritas utama

b. Saya selalu berusaha meningkatkan kemampuan

diri dalam menghadapi pelanggan

3 Perhatian

a. Saya tanggap dalam menangani keluhan

pelanggan

b. Saya terbuka untuk menerima saran dari

pelanggan

5. TANGGAP (PROACTIVE)

No Pernyataan

Alternatif Pilihan

Jawaban

STS TS CS S SS

1 Inisiatif

a. Saya bersedia melakukan pekerjaan tanpa

diperintah atau disupervisi

b. Dalam situasi mendesak, saya bersedia

melakukan pekerjaan yang bukan tugas saya

demi kelancaran operasional perusahaan

c. Saya bersedia memperbaiki kesalahan dengan

sukarela tanpa diperintah atasan

2 Cepat

a. Saya tanggap dalam menghadapi persaingan

yang ada

b. Saya selalu berusaha memperbaiki kinerja untuk

menghadapi persaingan

3 Peduli Lingkungan

a. Saya senang membantu orang-orang yang

sedang dalam kesulitan, baik rekan kerja

maupun bukan rekan kerja

b. Saya sangat setuju dengan program CSR yang

diterapkan oleh perusahaan

c. Saya sering ikut berpartisipasi dalam acara atau

kegiatan yang diadakan masyarakat sekitar

perusahaan

II. KEPUASAN KERJA KARYAWAN

No Pernyataan

Alternatif Pilihan

Jawaban

STS TS CS S SS

1 Pekerjaan

a. Kebijakan pembagian tugas dan tanggung

69

jawab yang dibebankan cukup adil bagi saya

b. Saya merasa tugas yang dibebankan kepada

saya sesuai dengan keahlian saya dan tidak

memberatkan saya.

c. Saya merasa keberadaan / pekerjaan saya di

perusahaan ini adalah penting dan berarti bagi

perusahaan

2 Imbalan

a. Saya telah mengetahui cara penentuan imbalan

oleh perusahaan atas prestasi yang diperoleh

karyawan

b. Saya merasa gaji yang diberikan perusahaan

kepada saya saat ini cukup, adil dan telah

sesuai dengan pekerjaan saya

c. Gaji selalu dibagikan perusahaan dengan tepat

waktu

d. Penghargaan yang saya peroleh atas prestasi

kerja yang saya capai dapat memberikan

kepuasan tersendiri

3 Kondisi Tempat Kerja

a. Perusahaan menyediakan sarana dan prasarana

(misal alat transportasi) untuk memudahkan

mencapai tempat kerja

b. Perusahaan menyediakan fasilitas/peralatan

kerja dengan kondisi baik dan sesuai untuk

mendukung kefektifan kerja

4 Mitra Kerja

a. Atasan memperlakukan semua karyawan

secara adil dalam pembagian kerja

b. Atasan selalu memberikan kepercayaan setiap

pekerjaan sesuai dengan kemampuan karyawan

d. Saya diperlakukan dengan baik dan dihargai

dalam berpendapat pada kelompok kerja saya

e. Saya merasa memiliki hubungan yang baik

dengan sesama rekan kerja sehingga hampir

tidak pernah terjadi konflik

f. Rekan-rekan kerja saya bersedia membantu saya

dalam penyelesaian tugas dan pekerjaan

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas

Hasil Uji Validitas Variabel Nilai-nilai Budaya Perusahaan (r tabel = 0,306) Variabel Pernyataan r hitung Keterangan

1. Unggul Profesional a 0,454 Valid

Profesional b 0,384 Valid

70

Profesional c 0,471 Valid

Profesional d 0,563 Valid

Profesional e 0,378 Valid

Profesional f 0,380 Valid

Tangguh a 0,537 Valid

Tangguh b 0,498 Valid

Tangguh c 0,388 Valid

Tangguh d 0,530 Valid

Tangguh e 0,452 Valid

Tangguh f 0,511 Valid

Visioner a 0,380 Valid

Visioner b 0,437 Valid

Visioner c 0,427 Valid

2. Integritas Jujur a 0,371 Valid

Jujur b 0,460 Valid

Adil a 0,435 Valid

Adil b 0,400 Valid

Bertanggungjawab a 0,836 Valid

Bertanggungjawab b 0,582 Valid

Bertanggungjawab c 0,718 Valid

Disiplin a 0,461 Valid

Disiplin b 0,693 Valid

Disiplin c 0,379 Valid

Disiplin d 0,481 Valid

3. Kebersamaan Sinergi a 0,650 Valid

Sinergi b 0,710 Valid

Sinergi c 0,621 Valid

Bersatu a 0,607 Valid

Bersatu b 0,490 Valid

Bersatu c 0,390 Valid

4. Kepuasan

Pelanggan

Mutu a 0,382 Valid

Mutu a 0,418 Valid

Mutu a 0,418 Valid

Mutu a 0,420 Valid

Komitmen a 0,410 Valid

Komitmen b 0,474 Valid

Perhatian a 0,460 Valid

Perhatian b 0,423 Valid

5. Tanggap

Inisiatif a 0,722 Valid

Inisiatif b 0,411 Valid

Inisiatif c 0,710 Valid

Cepat a 0,475 Valid

Cepat b 0,492 Valid

Peduli Lingkungan a 0,599 Valid

Peduli Lingkungan b 0,853 Valid

Peduli Lingkungan c 0,713 Valid

Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja (r tabel = 0,306)

Variabel Pernyataan r hitung Keterangan

1. Pekerjaan Pekerjaan a 0,772 Valid

Pekerjaan b 0,743 Valid

Pekerjaan c 0,553 Valid

2. Imbalan Imbalan a 0,547 Valid

71

Imbalan b 0,590 Valid

Imbalan c 0,717 Valid

Imbalan d 0,829 Valid

3. Kondisi Tempat

Kerja

Kondisi Tempat Kerja a 0,561 Valid

Kondisi Tempat Kerja b 0,650 Valid

4. Mitra Kerja Mitra Kerja a 0,731 Valid

Mitra Kerja b 0,691 Valid

Mitra Kerja c 0,626 Valid

Mitra Kerja d 0,374 Valid

Mitra Kerja e 0,537 Valid

Lampiran 3. Struktur Organisasi PT Pupuk Kaltim KPJ

Komp.

SDM

Staf Perw Jakarta

Waka Perw Jakarta

Perw. Jakarta

Dir. Keuangan

72

Lampiran 4. Hasil SPSS Regresi Berganda Correlations

Kep.Kerja Unggul Integritas

Kebersamaan

Kep. Pelggan Tanggap

Karo

Pengadaan

Staf

SDM

Pelaksana

Adm SDM Seksi

Pengadaan

Pelaksana Pelaksana

Ops. Poli

73

Pearson Correlation

Kep.Kerja 1.000 .297 .538 .556 .566 .585

Unggul .297 1.000 .669 .417 .377 .464

Integritas .538 .669 1.000 .544 .624 .641

Kebersamaan .556 .417 .544 1.000 .507 .601

Kep.Pelggan .566 .377 .624 .507 1.000 .723

Tanggap .585 .464 .641 .601 .723 1.000

Sig. (1-tailed) Kep.Kerja . .015 .000 .000 .000 .000

Unggul .015 . .000 .001 .003 .000

Integritas .000 .000 . .000 .000 .000

Kebersamaan .000 .001 .000 . .000 .000

Kep.Pelggan .000 .003 .000 .000 . .000

Tanggap .000 .000 .000 .000 .000 .

N Kep.Kerja 53 53 53 53 53 53

Unggul 53 53 53 53 53 53

Integritas 53 53 53 53 53 53

Kebersamaan 53 53 53 53 53 53

Kep.Pelggan 53 53 53 53 53 53

Tanggap 53 53 53 53 53 53

Variables Entered/Removed(b)

Model Variables Entered Variables Removed Method

1

Tanggap, Unggul, Kebersamaan, Kep.Pelggan, Integritas(a)

. Enter

2

. Unggul Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

3

. Integritas Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

4

. Tanggap Backward (criterion: Probability of F-to-remove >= .100).

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kep.Kerja

Model Summary(e)

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .678(a) .460 .402 5.468

2 .670(b) .449 .404 5.462

74

3 .662(c) .438 .404 5.461

4 .647(d) .418 .395 5.502

a Predictors: (Constant), Tanggap, Unggul, Kebersamaan, Kep.Pelggan, Integritas b Predictors: (Constant), Tanggap, Kebersamaan, Kep.Pelggan, Integritas c Predictors: (Constant), Tanggap, Kebersamaan, Kep.Pelggan d Predictors: (Constant), Kebersamaan, Kep.Pelggan e Dependent Variable: Kep.Kerja

ANOVA(e)

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1195.823 5 239.165 7.998 .000(a)

Residual 1405.422 47 29.903

Total 2601.245 52

2 Regression 1169.126 4 292.282 9.796 .000(b)

Residual 1432.119 48 29.836

Total 2601.245 52

3 Regression 1139.996 3 379.999 12.742 .000(c)

Residual 1461.249 49 29.821

Total 2601.245 52

4 Regression 1087.474 2 543.737 17.960 .000(d)

Residual 1513.772 50 30.275

Total 2601.245 52

a Predictors: (Constant), Tanggap, Unggul, Kebersamaan, Kep.Pelggan, Integritas b Predictors: (Constant), Tanggap, Kebersamaan, Kep.Pelggan, Integritas c Predictors: (Constant), Tanggap, Kebersamaan, Kep.Pelggan d Predictors: (Constant), Kebersamaan, Kep.Pelggan e Dependent Variable: Kep.Kerja Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -5.619 16.378 -.343 .733

75

Unggul -.275 .291 -.138 -.945 .350 .539 1.855

Integritas .341 .255 .239 1.339 .187 .362 2.761

Kebersamaan .881 .458 .268 1.924 .060 .590 1.694

Kep.Pelggan .616 .527 .192 1.167 .249 .425 2.355

Tanggap .511 .457 .196 1.116 .270 .374 2.673

2 (Constant) -16.037 12.097 -1.326 .191

Integritas .213 .215 .149 .988 .328 .506 1.975 Kebersamaan .849 .456 .259 1.861 .069 .594 1.685

Kep.Pelggan .679 .523 .212 1.299 .200 .431 2.318

Tanggap .472 .455 .181 1.037 .305 .377 2.651

3 (Constant) -17.920 11.943 -1.500 .140

Kebersamaan .954 .444 .291 2.151 .036 .628 1.594

Kep.Pelggan .824 .501 .257 1.645 .106 .469 2.133 Tanggap .585 .440 .224 1.327 .191 .402 2.485

4 (Constant) -18.367 12.029 -1.527 .133

Kebersamaan 1.187 .411 .362 2.889 .006 .743 1.345

Kep.Pelggan 1.229 .401 .383 3.064 .004 .743 1.345

a Dependent Variable: Kep.Kerja

3210-1-2

Regression Standardized Residual

20

15

10

5

0

Fre

qu

ency

Mean = -2.98E-16Std. Dev. = 0.981N = 53

Dependent Variable: Kep.Kerja

Histogram

76

1.00.80.60.40.20.0

Observed Cum Prob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

Dependent Variable: Kep.Kerja

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual