155
PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR, DAN INVESTASI DALAM NEGERI (PMDN) TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA JAKARTA (PDRB) PERIODE 1986-2009 SKRIPSI Oleh : Siti Mahmudah Nim : 107084000196 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1433 / 2011 M

PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

  • Upload
    leanh

  • View
    234

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR,

DAN INVESTASI DALAM NEGERI (PMDN) TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA JAKARTA (PDRB)

PERIODE 1986-2009

SKRIPSI

Oleh :

Siti Mahmudah Nim : 107084000196

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN ILMU EKONOMI STUDY PEMBANGUNAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1433 / 2011 M

Page 2: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam
Page 3: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam
Page 4: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam
Page 5: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam
Page 6: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

i

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama : Siti Mahmudah

2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta, 25 Juni 1989

3. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011

4. Telepon : 085717245969/ 02199642618

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD : Madrasah Iftidayah (MI) Jakarta

2. SMP : SMP Negeri 34 Jakarta

3. SMA : SMA Datur Tafsir Bogor

III. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Endang

2. Tempat & Tgl Lahir : Jakarta 11 Agustus 1962

3. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011

4. Telepon : 02192766883

5. Ibu : Rosmiyati

6. Tempat & Tgl Lahir : Bogor 11 February 1968

7. Alamat : Jl. Budi mulya GG.VII 009/011

8. Telepon : 02198452042

9. Anak Ke : Dua dari Empat Bersaudara

Page 7: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

ii

ABSTRACT

This study aims to analyze the the effect of Value Added of Industry, Export, Import, and Investments (PMDN) against the to economic growth period 1986-2009 in Jakarta in the short and long term. The analysis was using years time series data which published by Central Bureau of Statistics (BPS). The method which is used in this study apply model the dynamic Engle and Granger, Error Correction Model (ECM).

The analysis showed that the variable Value Added of Industry, Import, and

Investments (PMDN) had no effect in the short term to Economic Growth, while in the long term Value Added Industries and Investments (PMDN) has a significant effect on Economic Growth.

Keywords : value added of industry, export, Import, and Domestic Investment to

economic growth

Page 8: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

iii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) dalam jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta periode 1986-2009. Analisis dilakukan dengan menggunakan data runtut waktu tahunan yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model dinamik Engle dan Granger, Error Correction Model (ECM).

Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel Nilai Tambah Industri, Impor, dan

Investasi (PMDN) tidak mempunyai pengaruh dalam jangka pendek terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta, sedangkan dalam jangka panjang Nilai Tambah Industri dan Investasi (pmdn) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di DKI Jakarta. Kata Kunci: Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor, Investasi (PMDN) dan

Pertumbuhan Ekonomi.

Page 9: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

iv

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmanirrahiim,

Segala puji bagi Allah SWT yang menguasai alam semesta dan yang telah

begitu banyak memberikan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya. Rangkaian kata syukur

tak kan pernah cukup untuk menggambarkan rasa terima kasih penulis pada Allah

SWT. sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Pengaruh Nilai

Tambah Industri, Ekspor, Impor dan Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi kota DKI Jakarta Periode 1986-2009”.

Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah Muhammad

SAW sebagai Tauladan terbaik, keluarga, sahabat serta para pengikutnya, yang telah

merubah dari zaman jahiliyah menjadi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan,

semoga kita mendapat safa’atnya dihari yang pasti dan dinanti.

Pada kesempatan ini, penulis rasanya wajib mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung, “semoga

Allah SWT memberikan balasan yang terbaik”, terutama kepada:

1. Ibunda Rosmiyati, yang tak pernah berhenti mengiringi langkahku dengan

do’anya yang penuh keikhlasan,yang tak pernah letih menguatkanku dengan

petuah-petuah bijaknya disaat ku lemah dan membuat ku tegar dalam

menghadapi semua cobaan yang diberikan Allah SWT. Ayahanda Endang,

yang telah menjadi teladan bagi penulis untuk memamahi arti kesabaran dan

kekhilasan, serta telah mendidik penulis untuk menjadi seorang wanita yang

tangguh dan bijaksana.

2. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah bekerja keras mengembangkan FEB.

3. Bapak Prof. Dr.Ahmad Rodoni MM, selaku pembantu dekan bagian akademik

serta sekaligus sebagai penguji ahli ketika ujian skripsi saya. Terima kasih atas

ilmu yang telah diberikan.

Page 10: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

v

4. Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan, tuntunan, motivasi, pengarahan yang luar biasa kepada penulis

menyempatkan waktunya untuk membaca dan mengkoreksi skripsi ini,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Mudah-mudahan Allah

SWT. membalas segala kebaikannya dengan sebaik-baiknya balasan.

5. Bpk Fahmi Wibawa, SE. MBA. Pembimbing II yang banyak meluangkan

waktunya untuk berdiskusi dengan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

dan memberikan banyak ilmu-ilmu baru, semoga Allah SWT mencatat segala

amal kebaikannya sebagai ibadah.

6. Bpk Drs. Lukman, M. Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study

Pembangunan.

7. Ibu Utami Baroroh, M.Si. selaku Wakil Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi Study

Pembangunan.

8. Bpk Roikhan Mochamad Aziz, MM, Selaku Penguji Ahli, juga sebagai

Penemu Sinlamim Theory @319913616.

9. Seluruh dosen yang telah ikhlas mengajarkan ilmunya dan berbagi

pengalaman, serta para staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta.

10. My big family brothers and sister, Iman Ruslanudin, Zainal Falah, Ikmal

Baihaqi, Kartika Sari, untuk bantuan dan doanya kalian terima kasih, terutama

untuk keponakan aku yang baru lahir (Ziddan) yang bisa membuat aku

tersenyum, sehingga aku bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Agustiarman Basirun SE, yang selalu menemaniku selama hampir tiga tahun

lebih dan banyak membantuku dalam penyelesaian skripsi ini. Terima kasih

untuk doa dan motivasi yang diberikan selama ini sehingga aku bersemangat

untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Eneng Euis Sholihat saudara ku, yang selalu memberikan motivasi, semangat

dan doa yang tak terhingga kepada penulis. Dan selalu mendengarkan curhatan

ku dikostn.

Page 11: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

vi

13. Teman-teman IESP Mahda, Ely, Niar, Mario, Ganda, Ndang dkk yang

namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi rasa

hormat dan sayang saya.

14. Teman-teman satu kosan Eliyana, Nurul, ka Len, Upi, Eneng, Uci, Puzy, Opie,

yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi ini dan maaf

untuk kamar depan selalu berantakan dengan buku-buku saya yang berserakan.

Thank’s Friends.

15. Teman-teman BEMJ IESP periode 2007, yang telah bersama-sama belajar

untuk memikul sebuah tanggung jawab dan melakukan sesuatu yang berarti

bagi fakultas Ekonomi.

16. Segenap pegawai perpustakaan nasional, Badan Pusat Statistik (BPS), Bank

Indonesia (BI), dan LIPI yang telah melayani dan memantu proses

pengumpulan data dan literature. dan untuk semua pihak yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu, terima kasih yang terdalam untuk bantuan,

dukungan, dan doanya. Semoga keberkahan dan kesuksesan selalu menyertai

kita semua. Amin

Akhirnya, semoga bantuan, doa dan semangat yang diberikan dapat

menjadi amalan bagi semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan penulisan serta penyusunan skripsi ini.

Jakarta, 18 November 2011

Siti Mahmudah

Penulis

Page 12: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

vii

DAFTAR ISI

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... i

ABSTRCT .................................................................................................. ii

ABTRAK .................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................ iv

DAFTAR ISI .............................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 13

A. Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Pembangunan ................... 13

B. Hakekat Pertumbuhan Ekonomi .................................................... 16

C. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi ................................................ 18

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi .......... 29

1. Nilai Tambah Industri (Sedang/Besar) ...................................... 29

2. Teori Perdagangan Internasional ............................................... 33

2.1. Pengertian Ekspor ........................................................... 35

2.2. Pengertian Impor ............................................................ 41

3. Investasi ................................................................................... 44

3.1 Pengertian Investasi ........................................................ 44

3.2 PMDN ............................................................................ 49

E. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 51

F. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 57

G. Hipotesis ....................................................................................... 59

Page 13: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

viii

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 61

A. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 61

B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel ..................................... 61

C. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 62

D. Metode Analisis Data.................................................................. 63

1. Uji Normalitas ......................................................................... 64

2. Uji Linieritas ........................................................................... 65

3. Uji Stasioner ............................................................................ 65

a. Uji Akar Unit ....................................................................... 66

b. Uji Derajat Integrasi ............................................................ 67

4. Uji Kointegrasi ........................................................................ 68

5. Uji Asumsi Klasik .................................................................. 69

a. Uji Autokorelasi ................................................................. 69

b. Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 71

c. Uji Multikolinieritas ............................................................ 72

6. Uji Error Correction Term (ECT) ........................................... 72

7. Uji Error Correction Model (ECM) ........................................ 73

E. Operasional Variabel Penelitian ................................................... 75

1. Variabel Independen ............................................................ 75

2. Variabel Dependen .............................................................. 75

BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................. 80

A. Deskripsi Obyek Penelitian ......................................................... 80

1. Keadaan Geografis DKI Jakarta ............................................... 80

2. Perkembangan Pertumbuhan ekonomi .................................... 83

3. Perkembangan Nilai Tambah Industri ..................................... 86

4. Perkembangan Ekspor ............................................................ 88

5. Perkembangan Impor ............................................................... 91

6. Perkembangan Investasi (PMDN) ............................................ 94

B. Analisis dan pembahasan ............................................................. 97

Page 14: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

ix

1. Uji Normalitas ......................................................................... 98

2. Uji Linieritas ........................................................................... 99

3. Uji Stasioner ........................................................................... 99

a. Uji Akar Unit ....................................................................... 101

b. Uji Derajat Integrasi ............................................................ 101

4. Uji Kointegrasi ........................................................................ 104

5. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 104

a. Uji Heteroskedatisitas .......................................................... 104

b. Uji Autokorelasi .................................................................. 105

c. Uji Multikolinieritas ........................................................... 106

6. Pendekatan Error Correction Model (ECM) ............................ 107

C. Interpretasi Data ........................................................................... 111

1. Konstanta ........................................................................... 110

2. Pengaruh NTIND terhadap PDRB ...................................... 110

3. Pengaruh X terhadap PDRB ............................................... 112

4. Pengaruh M terhadap PDRB ............................................... 113

5. Pengaruh INVTS terhadap PDRB ....................................... 115

D. Pembahasan Analisis Ekonomi .................................................... 116

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ............................................... 120

A. Kesimpulan ............................................................................ 120

B. Implikasi ................................................................................ 121

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 124

LAMPIRAN ............................................................................................... 128

Page 15: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

x

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Hal 1.1 Data PDRB DKI Jakarta Atas Dasar Harga Konstan 3

2000 tahun 1989-2004 1.2 Data Nilai Tambah Besar dan Sedang menurut 4

Klasifikasi Industri 1997-2007

1.3 Data Nilai Ekspor dan Impor DKI Jakarta 1997-2009 6

1.4 Perkembangan Investasi Penanaman Modal Dalam 7 Negeri 1996-2007 Nilai Persetujuan Pemerintah

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu 55 3.1 Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi Uji Durbin-Watson 70 3.2 Menentukan Keputusan Dari Nilai Uji Durbin-Watson 71 3.3 Operasional Variabel 76 4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 83

Kota Jakarta (PDRB) Tahun 1986-2009 4.2 Perkembangan Nilai Tambah Industri 86

DKI Jakarta 1986-2009 4.3 Perkembangan Ekspor DKI Jakarta Tahun 1986-2009 88 4.4 Perkembangan Impor DKI Jakarta Tahun 1986-2009 91 4.5 Perkembangan Investasi (PMDN) 94

DKI Jakarta Tahun 1986-2009 4.6 Uji Normalitas 97 4.7 Uji Ramsey Reset Test 98 4.8 Uji Akar Unit Phillips-Perron Test Pada Tingkat Level 100 4.9 Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada first difference 101 4.10 Nilai Regresi Uji Kointegrasi 102

Page 16: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

xi

4.11 Hasil Uji White HeteroskedasticityTest 104 4.12 Hasil Regresi LM-Test 105 4.13 Hasil Uji Correlation Matrix 106 4.14 Hasil Estimasi Model Dinamis ECM 107 4.15 Hasil Perhitungan Koefisien ECM 109

Page 17: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Hal 2.1 Skema Analisis Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif 29

2.2 Kerangka Pemikiran 58

4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi 84 DKI Jakarta 1986-2009

4.2 Perkembangan Nilai Tambah Industri 1986-2009 87 4.3 Perkembangan Ekspor 1986-2009 89 4.4 Perkembangan Impor 1986-2009 90 4.5 Perkembangan Investasi (PMDN) 1986-2009 95

Page 18: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Hal

1 Data Variabel Penelitian 128 2. Data Observasi Setelah di LN 129

3. Uji Normalitas 130

4. Uji linieritas 130

5. Uji Stasioner 130

6. Uji Kointegrasi 133

7. Uji Asumsi Klasik 134

8. Hasil Estimasi Model Dinamis ECM 136

9. Hasil Perhitungan Koefisien ECM 137

Page 19: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan suatu daerah dilaksanakan dengan tujuan menciptakan kondisi

masyarakat yang lebih baik. Selain pembangunan fisik, pembangunan sumber

daya manusia juga diperlukan. Setiap pembangunan harus selalu diawali dengan

suatu perencanaan. Dalam menyusun suatu perencanaan diperlukan informasi

yang tidak saja harus lengkap, tetapi juga akurat dan tepat. Karena tanpa data,

perencanaan yang disusun akan memuat berbagai ketidakpastian atau resiko yang

besar. Peran penting data/ informasi dalam perencanaan suatu pembangunan

daerah mutlak diperlukan agar pembangunan dapat dicapai sesuai dengan yang

diharapkan. Selain hal tersebut di atas data maupun informasi dapat digunakan

juga sebagai evaluasi keberhasilan dari pembangunan suatu daerah baik secara

mikro maupun makro.

Pada umunnya pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara

berkembang mempunyai tujuan antara lain untuk menciptakan pembangunan

ekonomi yang hasilnya secara merata dikecap oleh masyarakat, meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan,

mengurangi perbedaan kemampuan antar daerah, struktur perekonomian yang

seimbang. Salah satu indikator untuk menilai keberhasilan dari pembangunan

ekonomi suatu negara adalah dilihat dari kesempatan kerja yang diciptakan dari

pembangunan ekonomi, Suharsono Sugir,( 2000:142).

Page 20: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

2

Sumber-sumber ekonomi yang strategis dan dominan tergantung pada faktor

nonfisik dan faktor-faktor manajemen yang mempengaruhi penggunaan sumber-

sumber dominan untuk pertumbuhan yang kualitasnya cukup banyak serta dengan

kualitas cukup tinggi, tetapi bila manajemen penggunaannya tidak menunjang

maka laju pertumbuhan ekonomi akan rendah. Pertumbuhan ekonomi melibatkan

perubahan faktor-faktor permintaan yaitu perubahan permintaan agregatif akan

menyebabkan perubahan alokasi sumber-sumber daya dalam perekonomian.

Mekanisme perubahan alokatif harus terjadi dengan cepat dan bebas agar

kenaikan kapasitas produksi dapat direalisasi.

Dalam proses pertumbuhan ekonomi berupa sektor atau industri mengalami

penciutan atau perluasan secara lambat, pergeseran atau perpindahan sumber daya

dari sektor yang satu ke sektor yang lain harus dijamin mekanismenya, terjadinya

mungkin sebagian besar melalui mekanisme pasar sehingga pemanfaatan atau

penggunaan sumber daya dalam pertumbuhan ekonomi dapat dilaksanakan secara

efisien (Jhingan, 2000:65).

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari pertumbuhan angka PDRB (Produk

Domestik Regional Bruto). Saat ini umumnya PDRB baru dihitung berdasarkan

dua pendekatan, yaitu dari sisi sektoral/lapangan usaha dan dari sisi penggunaan.

Selanjutnya PDRB juga dihitung berdasarkan harga berlaku dan harga konstan.

Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang dihasilkan oleh

penduduk dalam periode tertentu. ( Berita Resmi Statistik No.29/Th.V/19 Agustus

2003 )

Page 21: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

3

Tabel 1.1 Pertumbuhan Kota Jakarta (PDRB) Tahun 2001-2009

TAHUN PDRB Menurut Harga Konstan

(Juta Rupiah) 2001 61868256 2002 64338830 2003 76314201 2004 61868256 2005 29527054 2006 31282671 2007 33297125 2008 35369405 2009 371399320

Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka

Salah satu tolak ukur kinerja dari industri khususnya industri kecil dan

menengah (IKM) adalah tingkat nilai tambah. Nilai tambah diciptakan melalui

kegiatan transformasi faktor-faktor produksi menjadi output yang lebih bernilai

secara ekonomi dengan menggunakan teknologi melalui komponen-

komponennya. Berkaitan dengan peran penting teknologi terhadap pencapaian

kinerja industri khususnya pencapaian nilai tambah, maka perlu dilakukan strategi

peningkatan nilai tambah melalui identifikasi pengaruh kandungan teknologi yang

digunakan dalam proses transformasi input menjadi output produksi. ( Oleh Siti

Rohmatul Umah dkk, litbang PPIS 2008 ).

Page 22: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

4

Tabel 1.2 Data Nilai Tambah Besar dan Sedang Menurut Klasifikasi Industri di DKI

Jakarta Tahun 2001-2009

TAHUN Nilai Tambah industri (biaya faktor produksi )

(juta/million RP) 2001 26656400 2002 32531589 2003 32678400 2004 35891000 2005 39643800 2006 50716400 2007 98874004 2008 71949300 2009 79876700

Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta dalam Angka

Perdagangan luar negeri atau ekspor dan hampir merupkan sektor ekonomi

yang dapat disajikan sebagai motor penggerak pembangunan ekonomi di

Indonesia termasuk DKI Jakarta. Pembangunan DKI Jakarta yang diarahkan

kepada terbentuknya Jakarta sebagai “service city” menempatkan sektor

perdagangan sebagai salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar di

wilayah ini. Data tahun 2009 menunjukan bahwa sektor perdagangan merupakan

sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja di DKI Jakarta dengan

kontribusi 36,92 persen, diikuti oleh sektor jasa-jasa dengan 24,60 persen dan

sektor industri pengolahan dengan 36,92 persen, penyerapan tenaga kerja yang

cukup besar ini tentu merupakan indikator yang menunjukan besarnya kontribusi

sektor ini terhadap perekonomian Jakarta, khususnya dalam penyerapan tenaga

kerja. Semakin cepat perdagangan luar negeri berkembang akan semakin cepat

pula kinerja perekonomian meningkat. Sejalan dengan pernyataan di atas,

Page 23: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

5

beberapa ahli ekonomi (Gellis et 1987) menyatakan bahwa sektor perdagangan

dapat berfungsi sebagai enginer of development.

Adanya krisis keuangan global yang terjadi pada pertengahan tahun 2008

mempunyai dampak terhadap perekonomian nasional maupun perekonomian DKI

Jakarta. Dampak tersebut masih terasa pada tahun 2009, yang menyebabkan

ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2009 mengalami perlambatan dibandingkan

tahun sebelumnya

Salah satu upaya yang dipandang cukup strategis untuk mengatasi krisis

adalah peningkatan kinerja perdagangan luar negeri. Selama ini kinerja

perdagangan luar negeri selalu berfluktuatif. Seiring dengan pertumbuhan

ekonomi dunia yang diperkirakan akan melambat dibandingkan pertumbuhan

tahun 2008, kinerja ekpor luar negeri ekspor diharapkan akan memberikan

kontribusi yang cukup signifikan bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia,

termasuk kota Jakarta.

Untuk memancu peningkatan perdagangan luar negeri dibutuhkan daya tarik

investasi, khususnya persaingan sesama Negara yang berusaha menarik investor

agar berinvestasi dinegaranya. Untuk memenangkan persaingan ini, perlu

didukung oleh sarana dan prasarana yang kondusif bagi masuknya investasi asing

di Indonesia. Ini bisa ditempuh melalui kemudahan dalam melakukan perizinan

investasi, bea masuk khusunya bahan baku dan penolong maupun barang modal,

promosi dagang yang intensif dan berkesinambungan.

Upaya lain yang tidak kalah pentingnya adalah diversifikasi pasar ekpor

khususnya perkembangaan pasar-pasar non tradisional dan memilih jenis

Page 24: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

6

komoditi yang dapat dijadikan sebagai andalan ekpor, terutama ekspor non migas.

Untuk itu diperlukan adanya usaha diversifikasi komoditi-komoditi yang

mempunyai keunggulan kompetitif (competitive adventage) di pasar luar negeri

serta komoditi tersebut berbasiskan bahan baku lokal (resaursed based industri)

karena usaha jenis inilah yang tahan terhadap terpaan badai krisis. Pengalaman

menunjukan bahwa sebagaian besar jenis usaha tersebut berasal dari usaha kecil

menengah.

DKI Jakarta sebagai ibu kota Negara, pusat pemerintah dan perekonomian

mempunyai berbagai fasilitas untuk melakukan transaksi internasional sehingga

sebagian besar perdagangan luar negeri Indonesia dilaksanakan melalui pelabuhan

muat DKI Jakarta. Namun dari jumlah tersebut, berapa sebenarnya ekspor/impor

barang-barang (produk) yang benar-benar dari dan ke Jakarta, dan komoditi apa

saja yang menjadi andalan ekspor/impor tersebut, adakah komoditi lain yang lebih

prosfektif untuk dikembangkan.

Tabel 1. 3 Nilai Ekspor dan Nilai Impor Melalui Muat di DKI Jakarta

Tahun 2001-2009 TAHUN Nilai Ekspor

(FOB US $) Perubahan

(%) Nilai Impor (FOB US $)

Perubahan (%)

(1) (2) (3) (4) 2001 19798812260 -7,56 15973651761 -6,31 2002 19959587089 0,81 16189261753 1,355 2003 20454440187 2,48 16169567982 -0,12 2004 24501221918 19,78 23883257384 47,70 2005 26958167238 10,03 26827744132 12,33 2006 29809517655 10,58 27134810269 1,14 2007 32186884841 7,98 34739269326 28,02 2008 36090170062 12,13 63312741522 82,25 2009 32536510048 -9,85 48099308120 -24,03

Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka

Page 25: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

7

Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang modal

baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu menciptakan lapangan

pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan menyerap tenaga kerja yang pada

gilirannya akan mengurangi pengangguran. Dengan demikian akan menambah

output dan pendapatan baru pada faktor produksi akan menambah output nasional

sehingga akan terjadi pertumbuhan ekonomi.

Tabel 1. 4 INVESTASI (PMDN) Provinsi DKI Jakarta Tahun 2001-2009

TAHUN PMDN Proyek Nilai (US $)

2001 45 5752926 2002 44 22259119 2003 44 3343950 2004 35 4173915 2005 23 3792133 2006 18 981710 2007 45 5638339 2008 34 18373 2009 35 9693

Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta dalam Angka

Investasi merupakan kegiatan menunda konsumsi atau penggunaan sejumlah

dana pada masa sekarang dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan dimasa

yang akan datang. Suatu rencana investasi perlu dianalisis secara seksama.

Analisis rencana investasi pada dasarmya merupakan penelitian tentang dapat

tidaknya suatu proyek (baik besar atau kecil) dapat dilaksanakan dengan berhasil,

atau suatu metode penjajakkan dari suatu gagasan usaha/bisnis tentang

kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha/bisnis tersebut dilaksanakan.

Suatu proyek investasi umumnya memerlukan dana yang besar dan akan

mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu dilakukan

perencanaan investasi yang lebih teliti agar tidak terlanjur menanamkan investasi

Page 26: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

8

pada proyek yang tidak menguntungkan. alasan melakukan investasi adalah

sebagai berikut:

a. Produktivitas seseorang yang terus mengalami penurunan.

b. Tidak menentunya lingkungan perekonomian sehingga memungkinkan suatu

saat penghasilan jauh lebih kecil dari pengeluaran.

c. Kebutuhan-kebutuhan yang cenderung mengalami peningkatan

Dapat dijelaskan untuk memahami hakekat dari investasi dapat diawali dari

memahami dari pengertian investasi tersebut. Pengertian investasi yang

berkembang saat ini sangat variatif, antara lain pengertian investasi yang

dikemukakan oleh Diana Eka Putra dalam bukunya “Berburu Uang di Pasar

Modal Panduan Investasi Menuju Kebebasan Financial”.

Selama dari dua dasawarsa terakhir, Negara-negara yang sedang berkembang

menghadapi menurunnya daya serap pasar dunia bagi produk-produk primer

mereka, meningkatnya devisit transaksi berjalan pada neraca-neraca pembayaran

dan adanya rasa percaya terhadap mistik industrialisasi, mendorong Negara dunia

ke tiga termasuk Indonesia untuk mengejar yang umum apa yang diketahui

sebagai strategi pembangunan subtitusi impor. Ini menyebabkan timbulnya suatu

usaha untuk mengganti komoditas, biasanya produk manufaktur yang dahulu

diimpor dengan sumber-sumber produksi dan sediaan dalam negeri. Strategi yang

yang tipikal ini, pertama-tama adalah menciptakan rintangan tarif atau kuota

terhadap komoditas tertentu yang diimpor yaitu beberapa barang seperti radio,

sepeda atau alat-alat listrik rumah tangga. Strategi yang tipikal ini melibatkan

kerja sama dengan perusahaan asing yang didorong untuk mendirikan pabrik

Page 27: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

9

dibalik dinding proteksi tarif dan pemberian keringanan pajak dan memperoleh

intensif investasi. Walaupun biaya awal produksi akan mendorng harga eceran

lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga impor, tapi pemikiran ekonomi yang

mendasari pembangunan operasional manufaktur substitusi impor adalah bahwa

akan mengenyam keuntungan produsksi dalam skala yang besar (ini yang

dinamakan “industri anak “untuk proteksi tarif) atau bahwa neraca pembayaran

akan membaik berhubung impor barang-barang konsumsi dapat dibatasi.

Pertumbuhan ekonomi akan tercapai apabila setiap wilayah atau Negara yang

memiliki potensi ekonomi yang dapat diberdayakan seoptimal mungkin dan

didukung dengan pemberdayaan ekonomi daerah, salah satunya kota Jakarta yang

merupakan Ibukota Republik Indonesia, sebuah negara kepulauan dengan sekitar

13.000 pulau dan penduduk lebih dari 200 juta jiwa. Negara Kesatuan Republik

Indonesia memiliki kebhinekaan dalam suku bangsa, bahasa, budaya, serta adat

dan agama. Kebhinekaan tersebut tercermin pula di ibukota negara, Jakarta.

Jakarta yang dewasa ini berpenduduk hampir sepuluh juta jiwa merupakan salah

satu kota di Asia yang paling sering dibicarakan dengan berbagai alasan yang

wajar. Jakarta telah berkembang secara luar biasa dan akan berada pada

kedudukan terdepan dan bertanggung jawab di Asia pada dasawarsa-dasawarsa

mendatang. Jakarta mempunyai kedudukan khas, baik sebagai ibu kota negara

maupun ibukota daerah swatantra. Jakarta juga merupakan pusat kegiatan sosial

dan budaya dengan berbagai sarana terbaik di Indonesia dalam bidang pendidikan,

budaya, olah raga, dan kesehatan. Jakarta merupakan gerbang utama Indonesia.

Page 28: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

10

Letaknya yang strategis di Kepulauan Indonesia, menyediakan layanan angkutan

darat, udara, dan laut terbaik di Indonesia.

Kota Jakarta merupakan kota yang mempunyai laju pertumbuhan sangat tinggi

dimana semua kegiatan perekonomian dan pemerintahan terpusat di kota tersebut.

Terpusatnya segala kegiatan di kota Jakarta menyebabkan pertumbuhan kota

tersebut yang jauh lebih maju dibandingkan kota-kota yang lainnya.

Dalam situasi seperti sekarang, keunggulan bisnis dan perekonomian bukan

lagi berdasarkan pada strategi keunggulan komparatif (Comparative advantage)

melainkan strategi keunggulan kompetitif (Competitive advantage). Globalisasi

mengubah struktur perekonomian dunia secara fundamental. Interdependensi

(saling ketergantungan) perekonomian negara semakin erat, keeratan

interdependensi ini bukan saja berlangsung antara negara maju, tapi juga antara

negara berkembang dan negara maju.

Perubahan dalam perekonomian global bisa membawa pengaruh positif dan

negatif bagi perekonomian Indonesia. Gejolak perekonomian dunia yang

membawa pengaruh negatif ini yang harus dapat diantisipasi dengan tepat oleh

Indonesia agar dapat meredam pengaruh negatif terhadap perekonomian

Indonesia. Gejolak perekonomian luar dapat terasa kedalam perekonomian

Indonesia melalui beberapa variabel makro ekonomi, diantaranya, real exchange

rate/kurs (nilai tukar riil) dan net export (nilai ekspor bersih/net ekspor). Dua

variabel ini merupakan variabel yang langsung berhubungan dengan

perekonomian global dan juga merupakan cerminan perubahan dalam

perekonomian global.

Page 29: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

11

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut diatas,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Nilai Tambah

Industri, Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) Terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009 ”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka

permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Nilai Tambah Industri berpengaruh dalam jangka pendek maupun

jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-

2009?

2. Apakah Ekspor berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?

3. Apakah Impor berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?

4. Apakah Investasi (PMDN) berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka

panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta periode 1986-2009?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan diatas, maka ada beberapa tujuan

penelitian skripsi adalah :

1. Menganalisis pengaruh Nilai Tambah Industri dalam jangka pendek

maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta

1986-2009.

Page 30: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

12

2. Menganalisis pengaruh Ekspor dalam jangka pendek maupun jangka

panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.

3. Menganalisis pengaruh Impor dalam jangka pendek maupun jangka panjang

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.

4. Menganalisis pengaruh Investasi (PMDN) dalam jangka pendek maupun

jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1986-2009.

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis Penelitian ini memberikan kesempatan bagi penulis untuk

menselaraskan ilmu yang telah diperoleh selama proses perkuliahan,

mengembangkan pengetahuan penulis di bidang ekonomi pembangunan

yang telah menjadi ketertarikan penulis, meningkatkan kompetensi diri,

kecerdasan intelektual, dan emosional.

3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan referensi

untuk penelitian selanjutnya dan juga dapat sebagai bacaan yang

bermanfaat bagi yang memerlukan.

4. Bagi Universitas, Hasil studi ini dapat dipergunakan sebagai bahan

referensi untuk pengembangan kualitas pendidikan universitas selanjutnya

di masa depan.

Page 31: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

13 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pertumbuhan Ekonomi dalam Konteks Pembangunan

1. Ekonomi dan Studi Pembangunan

Ekonomi dan studi pembangunan (economics and development studies)

sebagai satu-kesatuan istilah, seperti sudah disinggung sebelumnya, lebih

lanjut bisa disimak dalam paparan Todaro & Smith (2009: 6-13), yang diawali

dengan argumentasi mengapa pembangunan ekonomi dan ekonomi

pembangunan menjadi bidang kajian dan disiplin yang terpisah dari disiplin

lain dalam ilmu ekonomi.

2. Ekonomi Pembangunan

Ekonomi pembangunan (development economics) sebagai bidang studi

yang mengkaji pembangunan ekonomi menjadi salah satu bidang yang paling

baru, paling menarik, dan paling menantang di antara cabang-cabang disiplin

ekonomi dan ekonomi politik. Meskipun sudah lebih dari lima dekade

berkembang, masih banyak pihak yang mengatakan bahwa ekonomi

pembangunan sebetulnya bukan suatu cabang khusus dari ekonomi (baca:

ilmu ekonomi, economics) seperti halnya ekonomi makro, ekonomi

ketenagakerjaan, keuangan publik, atau ekonomi moneter, karena dianggap

sebagai bentuk amalgamasi dan aplikasi ilmu ekonomi tradisional yang

berlaku khusus bagi ekonomi negara-negara berkembang, misalnya: Afrika,

Asia, dan Amerika Latin.

Page 32: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

14

Todaro & Smith (2009: 6-7) tidak sependapat dengan argumen tersebut.

Menurut kedua penulis ini, meskipun ekonomi pembangunan seringkali

menggunakan prinsip dan konsep yang relevan dari cabang ilmu ekonomi

yang lain, dalam bentuk standar maupun dimodifikasi, bagi sebagian besar

ekonomi pembangunan hal itu adalah suatu bidang studi dengan identitas

analitis dan metodologisnya sendiri yang khas dan berkembang dengan cepat,

Barret, dan Davis ( 2007: 345-346).

Selain itu, ekonomi pembangunan tidak sama dengan ekonomi

tradisionalnya negara-negara kapitalis maju, atau ekonomi neoklasik.

Ekonomi pembangunan juga tidak sama dengan ekonominya negara-negara

yang semula sosialis terpusat. Ekonomi pembangunan tidak lebih dan tidak

kurang tentang ekonomi negara-negara yang secara kontemporer kurang

berkembang dengan berbagai ragam orientasi ideologis, latar budaya berbeda,

dan berbagai persoalan ekonomi yang kompleks yang biasanya menuntut

adanya gagasan baru dan peran institusi untuk meyakinkannya.

Pendapat Todaro & Smith tersebut juga sejalan dengan yang

dipublikasikan dalam Wikipedia (2009) berikut: Ekonomi pembangunan

adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mengkaji aspek-aspek ekonomi proses

pembangunan pada negara-negara yang berpendapatan rendah. Fokus

ekonomi pembangunan bukan hanya pada metode-metode peningkatkan

pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktural tetapi juga pada perbaikan

potensial bagi populasi secara masal, misalnya, melalui kesehatan dan

Page 33: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

15

pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan kerja, baik melalui jalur publik

maupun swasta.

Jadi, ekonomi pembangunan melibatkan kreasi teori-teori dan metode-

metode yang membantu didalam menentukan tipe kebijakan dan praktik dan

dapat dilaksanakan pada tingkat domestik (lokal) maupun internasional. Hal

diatas bisa menyangkut restruktur insentif pasar atau menggunakan metode

matematis seperti optimisasi lintas waktu (inter temporal) bagi analisis

projeknya, atau bisa juga melibatkan metode bauran kuantitatif dan kualitatif.

Tidak seperti kebanyakan bidang studi ekonomi yang lain, pendekatan

dalam ekonomi pembangunan bisa melibatkan faktor-faktor sosial dan politik

guna melengkapi perencanaan yang sifatnya khusus.

Pendekatan yang berbeda bisa memperhitungkan faktor-faktor yang

memberi kontribusi pada konvergensi atau non konvergensi ekonomi lintas

rumah tangga, daerah, dan negara.

3. Pembangunan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi pada umumnya pembangunan ekonomi yang

diartikan sebagai serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk

mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

tersedia, perusahaan semakin banyak dan semakin berkembang, taraf

pendidikan semakin tinggi dan teknologi semakin meningkat, kesempatan

kerja akan bertambah, tingkat pendapatan meningkat, dan kemakmuran

masyarakat menjadi semakin tinggi. Sukirno (2006) .

Page 34: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

16

Pembangunan ekonomi pada umumnya didefinisikan sebagiai suatu proses

yang menyebabkan kanaikan pendapatan rill per-kapita penduduk suatu

Negara dalam jangka pangajng yang disertai oleh perbaikan system

kelambagaan (Arsyad, 1999). Lebih lanjut Todaro (Arsyad, 1999) mengatakan

bahwa keberhasilan pemangunan ekonomi suatu Negara ditujukkan tiga nilai

pokok yaitu (1) berkembangnya kemampuan msayarakat untuk memenuhi

kebutuha pokoknya (basic needs), (2) meningkatnya rasa harga diri (self

eftem) masyarakat sebagai manusia dan (3) meningkatnya kemampuan

msayarakat untuk memilih (freedom from servitude).

B. Hakekat Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah suatu ukuran kuantitatif yang menggambarkan

perkembangan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu bila

dibandingankan dengan tahun yang sebelum. Pertumbuhan ekonomi juga

menggambarkan sampai dimana barang dan jasa telah bertambah pada suatu tahun

tertentu bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Sedangkan pengertian pertumbuhan ekonomi menurut Profesor Simon

Kuznets adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang dari Negara yang

bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi kepada panduduknya

yang ditentukan atau dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-

penyesuaian teknologi institusional (kelembagaan) dan ideologis terhadap

berbagai tuntutan keadaan yang ada.

Profesor Kuznet juga mengemukakan enam karekteristik atau ciri proses

pertumbuhan ekonomi yang bisa ditemui di hampir semua Negara maju, yakni:

Page 35: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

17

a. Tingkat pertumbuhan output per kapital dan pertumbuhan penduduk yang

tinggi

b. Tingkat kenaikan total produktivitas yang tinggi

c. Tingkat tranformasi struktural ekonomi yang tinggi

d. Tingkat tranformasi sosial dan ideologi yang tinggi

e. Adanya kecenderungan Negara-negara yang mulai atau yang sudah maju

perekonomiannya untuk berusaha merambah bagian-bagian dunia lainya

sebagai daerha pemasaran dan sumber bahan baku yang baru

f. Terbatasnya penyebaran pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai

sekitar sepertiga bagian penduduk dunia.

Adapun tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari

setiap bangsa yaitu antara lain:

a. Akumulasi modal (capital accumulation).

Terjadinya apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan

kembali dan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian har.

Adanya pengadaan pabrik baru, mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku

meningkatkan stok modal (capital stock) secra fisik suatu Negara

sehingga memungkinkan terjadinya peningkatan output dimasa mendatan.

b. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja.

Jumlah tenaga kerja yang lebih besar akan menambah jumlah tenaga

produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti

ukuran pasar domestiknya lebih besar.

c. Kemajuan teknologi Ada tiga klasifikasi kemajuna teknologi, yaitu:

Page 36: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

18

(1) kemajuan teknologi yang yang bersifat netral (neutral technological

progress); yakni teknologi memungkinkan pencapaian tingkat

produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan

kombinasi faktor input yang sama, (2) kemajuan teknologi yang hemat

tenaga kerja (labor saving technological progress); yakni penggunaan

teknologi yang memungkinkan untuk memperoleh output lebih tinggi dari

jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama, (3) kemajuan teknologi

yang hemat modal (labor savin technological progress); yakni yang

menghasilkan metode produksi padat karya yang lebih efesien.

Sedangkan sumber-sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi adalah adanya

investasi-investasi yang mampu memperbaiki kualitas modal atau sumber daya

manusia dan fisik, yang selanjutnya berhasil meningkatkan kuantitas sumber daya

produktif yang bisa meningkatkan produktifitas seluruh sumber daya melalui

penemuan-penemuan baru, inovasi, dan kemajuan teknologi.

C. Teori-teori Pertumbuhan Ekonomi

Teori pertumbuhan ekonomi bisa didefinisikan sebagai penjelasan mengenai

faktor-faktor apa yang menentukan kenaikan output per kapita dalam jangka

panjang, dan penjelasan mengenai bagaimana faktor-faktor tersebut berinteraksi

satu sama lain, sehingga terjadi proses pertumbuhan. Jadi teori pertumbuhan

ekonomi tidak lain adalah suatu ceritera (yang logis) mengenai bagaimana proses

pertumbuhan terjadi (Boediono,1985:2).

Page 37: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

19

Teori Pertumbuhan Ekonomi Wilayah (regional) yang populer, yaitu:

1. Eksport Base Model, yang dipelopori oleh North pada tahun 1955 dan

kemudian dikembangkan oleh Tiebout (1956). Kelompok ini mendasarkan

pandanganya dari sudut teori lokasi, yang berpendapatan bahwa

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah akan lebih banyak di temukan oleh

jenis keuntungan lokasi dan dapat digunakan daerah tersebut sebagai

kekuatan kegiatan ekonomi. Menurut pandangan mereka, pertumbuhan

suatu daerah di tentukan oleh eksploitasi kemanfaatan alamiah dan

pertumbuhan basis ekspor daerah yang bersangkutan yang juga di

pengaruhi oleh tingkat permintaan eksternal dan daerah-daerah lainya. Ini

berarti bahwa pertumbuhan ekonomi suatu wilayah harus disesuaikan

dengan keuntungan lokasi yang dimilikinya dan tidak harus sama dengan

strategi pembangunan pada skala nasional.

2. Model Neo Klasik, model ini dipelopori oleh Stain pada tahun 1964.

Kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Roman dan Siebert. Menurut

model ini pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat ditentukan oleh

kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan produksinya, sedangkan

kegiatan produksi suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah

yang bersangkutan, tetapi juga oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas

modal antardaerah. Dalam hal ini penganut model Neo Klasik

beranggapan bahwa mobilitas faktor produksi, baik modal maupun tenaga

kerja, pada pemulaan proses pembangunan kurang lancar. Akibatnya, pada

saat itu modal dan tenaga kerja ahli cenderung terkonstrasi di daerah yang

Page 38: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

20

lebih maju sehingga kesenjangan pertumbuhan ekonomi cenderung

melebar.

3. Cumulative Causation Models. Teori ini dipelopori oleh Myrdal pada

tahun 1975 dan kemudian di formulasikan lebih lanjut oleh Kaldor. Teori

ini berpendapat bahwa peningkatan pemerataan pembangunan antardaerah

tidak hanya dapat diserahkan pada kekuatan pasar, tetapi perlu adanya

campur tangan pemerintah dalam bentuk program-program pembangunan

regional terutama untuk daerah yang relatif masih tertinggal.

4. Core Poriphery Models. Teori ini menekankan analisis pada hubungan

yang erat dan saling mempangaruhi antara pembangunan kota (core) dan

desa (periphery). Menurt teori ini, gerak langka pambangunan daerah

perkotaan akan lebih banyak di tentukan oleh keadaan desa di sekitarnya.

Sebaliknya corak pembangunan daerah pedesaan tersebut juga sangat di

tentukan oleh arah pembangunan perkotaaan. Dengan demikian aspek

interaksi antardaerah sangat ditonjolkan.

1. Ada beberapa Teori Klasik tentang Pertumbuhan Ekonomi, yaitu:

a. Pandangan Adam Smith

Adam Smith (1723 – 1790), yang terkenal dengan teori nilainya yaitu

teori yang menyelidiki faktor-faktor yang menentukan nilai atau harga

suatu barang. Tetapi didalam bukunya An Inquiry into the Nature and

Causes of the Wealth of the Nations (1776) secara singkat sering disebut

sebagai Wealth of Nations, bisa dilihat bahwa tema pokoknya adalah

mengenai bagaimana perekonomian (kapitalis) tumbuh. Dalam buku

Page 39: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

21

tersebut Smith, mungkin orang yang pertama yang mengungkapkan proses

pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang secara sistematis, dan

menurut Adam Smith juga, pembuat istilah tersebut, "invisible hand"

dibentuk dari pertemuan kekuatan2 kepentingan pribadi, kompetisi,

penawaran, dan permintaan, yang menurut beliau mampu mengalokasikan

(mengatur) sendiri sumber-sumber daya dalam masyarakat.

Oleh sebab itu, teori Adam Smith sering dianggap sebagai awal dari

pengkajian masalah pertumbuhan secara sistematis (Boediono, 1985 : 7).

Menurut Adam Smith, ada dua aspek utama dari pertumbuhan

ekonomi yaitu :

a). Pertumbuhan Output (GDP) total

b). Pertumbuhan Penduduk

Dalam pertumbuhan output Adam Smith melihat sistem produksi suatu

negara terdiri dari tiga unsur pokok yaitu :

a). Sumber-sumber alam yang tersedia (atau faktor produksi

tanah)

b). Sumber-sumber manusiawi (jumlah penduduk)

c). Stok barang kapital yang ada

Menurut Smith, sumber-sumber alam yang tersedia merupakan wadah

yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah

sumber-sumber alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi

pertumbuhan perekonomian tersebut. Artinya, selama sumber-sumber ini

belum sepenuhnya dimanfaatkan, yang memegang peranan dalam proses

Page 40: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

22

produksi adalah dua unsur produksi yang lain, yaitu jumlah penduduk dan

stok kapital yang ada. Dua unsur lain inilah yang menentukan besarnya

output masyarakat dari tahun-ketahun. Tetapi apabila output terus

meningkat, sumber-sumber alam akhirnya akan sepenuhnya dimanfaatkan

(dieksploitir), dan pada tahap ini sumber-sumber alam akan membatasi

output. Unsur sumber alam ini akan menjadi batas atas dari pertumbuhan

suatu perekonomian.

Dalam buku perbandingan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

berlandaskan metode Silammin Hand, sebagai pengganti dari teori

impisibel hand. Dalam metode tersebut, pertumbuhan ekonomi dibangun

ada 3 (tiga) kekuatan, yaitu: pemerintah daerah, masyarakat dan usaha.

Ketiga kekuatan tersebut merupakan transformasi dari agregat pencipta,

agregat ciptaan, dan agregat hasil, sehingga pertumbuhan ekonomi tidak

lagi didominasi oleh perspektif modal ( kapitalis ) tetapi, sudah

berintegrasi dengan nilai-nilai agama, antara lain, manusia diciptakan oleh

tuhan untuk ibadah. Selanjutnya perekonomian akan lebih bermanfaat,

berkeadilan, dan beretika. Pertumbuhan ekonomi (dalam arti pertumbuhan

output dan pertumbuhan penduduk) akan berhenti apabila batas atas ini

dicapai (Boediono, 1985 : 8).

b. Pandangan David Ricardo

David Ricardo (1772–1823) mengembangkan teori pertumbuhan

Klasik lebih lanjut. Pengembangan ini berupa penjabaran model

pertumbuhan menjadi suatu model yang lebih tajam, baik dalam konsep-

Page 41: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

23

konsep yang dipakai maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan

itu sendiri. Namun perlu ditekan lagi disini bahwa garis besar dari proses

pertumbuhan dan kesimpulan-kesimpulan umum yang ditarik oleh Ricardo

tidak terlalu berbeda dengan teori Adam Smith. Tema dari proses

pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan

penduduk dan laju pertumbuhan output. Kesimpulan umumnya masih

tetap bahwa dalam perpacuan tersebut penduduklah yang akhirnya

menang, dan dalam jangka panjang perekonomian akan mencapai posisi

stationer. Seperti juga dengan Adam Smith, Ricardo menganggap bahwa

jumlah faktor produksi tanah (yaitu, sumber-sumber alam) tidak bisa

bertambah, sehingga akhirnya bertindak sebagai faktor pembatas dalam

proses pertumbuhan suatu masyarakat (Boediono, 1985 : 17).

c. Pandangan Arthur Lewis

Boediono, (1985 : 35) Salah satu perumusan yang terkenal dari teori

Klasik dalam konteks permasalahan pembangunan ekonomi negara-negara

berkembang diungkapkan oleh ekonom zaman modern Arthur Lewis.

Model pertumbuhan dengan suplay tenaga kerja yang tak terbatas

merupakan model pertumbuhan Arthur Lewis. Pokok permasalahan yang

dikaji oleh Lewis adalah bagaimana proses pertumbuhan terjadi dalam

perekonomian dua sektor :

a. Sektor tradisional, dengan produktivitas rendah dan sumber tenaga

kerja yang melimpah.

Page 42: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

24

b. Sektor modern, dengan produktivitas tinggi dan sebagai sumber

akumulasi capital.

2. Ada Beberapa Teori-Teori Modern dalam Teori Pertumbuhan Ekonomi,

yaitu :

a. Pandangan Harrod – Domar

Teori Harrod – Domar adalah perkembangan langsung dari teori makro

Keynes jangka pendek menjadi suatu teori makro jangka panjang. Aspek

utama yang dikembangkan dari teori Keynes adalah aspek yang

menyangkut peranan investasi dalam jangka panjang. Dalam teori Keynes,

pengeluaran investasi mempengaruhi permintaan agregat tetapi tidak

mempengaruhi penawaran agregat. Harrod – Domar melihat pengaruh

investasi dalam perspektif waktu yang lebih panjang. Menurut

keduaekonom ini, pengeluaran investasi tidak hanya mempunyai pengaruh

(lewat proses multiplier) terhadap permintaan agregat, tetapi juga terhadap

penawaran agregat melalui pengaruhnya terhadap kapasitas produksi.

Dalam perspektif waktu yang lebih panjang ini, investasi menambah stok

kapital misalnya, pabrik-pabrik, jalan-jalan, dan sebagainya (Boediono,

1985 : 59).

Hubungan antara stok kapital dengan penawaran agregat adalah setiap

penambahan stok kapital masyarakat meningkatkan pula kemampuan

masyarakat untuk menghasilkan output. Output yang dimaksud adalah

output yang potensial bisa dihasilkan dengan stok kapital (kapasitas

pabrik) yang ada (Boediono, 1985 : 60).

Page 43: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

25

Laju pertumbuhan natural dalam sistem Harrod yang sederhana adalah

persentase pertumbuhan satuan tenaga kerja efisien per tahun; sebagai

kondisi (syarat) pertumbuhan seimbang maka output dan kapital harus

juga tumbuh dengan laju pertumbuhan natural yang sama (Boediono, 1985

: 68)

Dalam analisis Harrod-Domar yang menjadi pokok persoalan analisis

adalah: apakah syarat yang diperlukan agar pertumbuhan ekonomi akan

terus-menerus teguh pada masa depan?

Untuk menunjukan hubungan di antara analisi Keynes dengan teori

Harrad-Domar terlebih dahulu akan diperhatikan kembali teori

keseimbangan kegiatan perekonomian yang dikemukakan dalam teori

Keynes. Seperti telah dilihat. Teori Keynes pada hakikatnya menerangkan

bahwa perbelanjaan agregat akan menentukan tingkat kegiatan

perekonomian. Dalam perekonomian dua sektor perbelanjaan agregat

terdiri dari konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan. Analisis

yang dikembangkan oleh Keynes menunjukan kepada kita bagaimana

konsumsi rumah tangga dan investasi perusahaan tersebut akan

menantukan tingkat pendapatan nasional. Analisis Harrad-Domar

mengingatkan kita bahwa sebagai akibat investasi yang dilakukan tersebut

pada masa berikutnya kapasitas barang-barang modal dalam perekonomian

akan bertambah. Seterusnya dalam teori Harrad-Domar dianalisi keadaan

yang perlu wujud agar pada masa berikutnya barang-barang modal yang

tersedia tersebut akan sepenuhnya digunakan (Sukirno 2005: Hal 450)

Page 44: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

26

Teori Harrad-Domar menunjukan bahwa jawaban persoalan ini relatif

sederhana, yaitu: agar seluruh barang modal yang tersedia digunakan

sepenuhnya, permintaan agregat haruslah bertambah sebanyak kenaikan

kapasitas barang-barang modal yang terwujud sebagai akibat dari investasi

dimasa lalu.

b. Pandangan Solow – Swan

Robert Solow dan Trevor Swan secara sendiri-sendiri mengembangkan

model pertumbuhan ekonomi yang sekarang sering disebut dengan nama

model pertumbuhan Neo Klasik. Model Solow dan Swan memusatkan

perhatianya pada pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan

teknologi dan output saling berinteraksi dalam proses pertumbuhan

ekonomi (Boediono, 1985 : 81).

c. Pandangan Schumpeter

Joseph Schumpeter hidup di zaman modern (1883-1950). Dari segi

teori Schumpeter bisa digolongkan dalam kelompok teori pertumbuhan

Klasik. Namun dari segi kesimpulannya khususnya mengenai prospek

perbaikan hidup masyarakat banyak dalam perekonomian kapitalis.

Berbeda dengan ekonom-ekonom Klasik sebelumnya, ia optimis bahwa

dalam jangka panjang tingkat hidup orang banyak bisa ditingkatkan terus

sesuai dengan kemajuan teknologi yang bisa dicapai masyarakat tersebut.

Sejalan juga dengan para ekonom modern, Schumpeter tidak terlalu

menekankan pada aspek pertumbuhan penduduk maupun aspek

keterbatasan sumber daya alam dalam pertumbuhan ekonomi. Bagi

Page 45: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

27

Scumpeter, masalah penduduk tidak dianggap sebai aspek sentral dari

proses pertumbuhan ekonomi (Boediono, 1985 : 47).

Schumpeter berpendapat bahwa motor penggerak perkembangan

ekonomi adalah suatu proses yang di beri nama inovasi, dan para

pelakunya adalah para wiraswasta atau inovator atau entrepreuner.

Kemajuan ekonomi suatu masyarakat hanya bisa diterangkan dengan

adanya inovasi oleh para entrepreuner (Boediono, 1985 : 47).

Gambaran umum dari proses kemajuan ekonomi menurut Schumpeter

adalah membedakan antara pengertian pertumbuhan ekonomi dan

pengertian perkembangan ekonomi. Keduanya adalah sumber dari

peningkatan output masyarakat, tetapi masing-masing mempunyai sifat

yang berbeda. Pertumbuhan ekonomi di artikan sebagi peningkatan output

masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor

produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya

perubahan cara-cara atau teknologi produksi itu sendiri. Pertumbuhan

ekonomi adalah satu sumber kenaikan output, sedangkan perkembangan

ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang

dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi berarti perbaikan teknologi dalam

arti luas mencakup penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dan

sebaginya. Tetapi yang penting adalah bahwa inovasi menyangkut

perbaikan kwalitatif dari sistem ekonomi itu sendiri, yang bersumber dari

kreativitas para wiraswastanya (Boediono, 1985 : 48).

Page 46: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

28

Menurut pendapatan Schumpeter, inovasi tidak akan terus-menerus

berlangsung tetapi berlaku secara periodik yaitu adakalanya banyak

dilakukan dan pada masa selanjutnya kurang dilakukan. Pada ketika para

pengusahan kurang melakukan investasi kemerosotan kegiatan ekonomi

akan berlaku. Pertumbuhan ekonomi akan berlaku kembali sekiranya para

pengusaha melakukan inovasi yang baru yang akan menggalakan

investasi, perkembangan kegiatan ekonomi dan peningkatan dalam

produksi nasional (Sukirno 2005: Hal 450).

3. Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif

Kajian diagnosa pertumbuhan ekonomi yang inklusif ini akan lebih

melihat pada kendala yang menghambat masyarakat miskin dan mayoritas

angkatan kerja untuk berkontribusi dan mendapatkan manfaat dari

pertumbuhan ekonomi tersebut. Inklusifitas tersebut lebih mengacu pada

kesejahteraan peluang yang mereka miliki dalam hal akses kepada pasar,

sumber daya, dan lingkungan peraturan yang tidak bias bagi kalangan bisnis

dan individu. Laporan Bank Dunia (2008) menyatakan bahwa analisa

pertumbuhan ekonomi yang inklusif berfokus pada cara-cara untuk

meningkatkan laju pertumbuhan dengan memanfaatkan atau mendayagunakan

bagaian dari angkatan kerja yang masih terperangkap dalam kegiatan

produktifitas rendah atau sama sekali tidak diikutsertakan dalam proses

pertumbuhan ekonomi (Bank dunia,2011 : 9).

Page 47: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

29

Gambar 2.1 Skema Analisis Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif

Sumber: Elena lanchovichina dan Susanna Lundstrom pada”inclisive

Growth Analiytics” (2009)

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Nilai Tambah Industri (Sedang/Besar) (X1)

Nilai tambah industri merupakan tambahan nilai yang diperoleh dari setiap

unit industri besar dan sedang yang ada disuatu daerah. Nilai Tambah Industri

ini menggunakan Nilai Tambah Industri berdasarkan biaya faktor produksi.

Secara umum mengenai nilai tambah seperti dikatakan oleh Richard G.

Lipsey, peter O, Steiner dalam bukunya yang berjudul Economics, bahwa :

"Value added is value of its output minus the value of input that it pruchases

from other firms,

Lebih lanjut nilai tambah itu sendiri dapat dibagi nenjadi nilai tambah

bruto dan nilai tambah netto seperti yang dinyatakan oleh Biro Neraca

Pertumbuhan ekonomi

Meningkatnya penghasilan

melalui tenaga kerja yg produktif

upah sendiri

Analisis lingkungan bisnis

Pekerja Upah

Analisis kelayakan kerja

Penanggulangan kemiskinan

Page 48: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

30

Nasional pusdikfat Statistik dalam bukunya : "pedoman penghitungan

Pendapatan Regional di Indonesia" sebagai berikut :

"Nilai tambah bruto sektor industri diperoleh dengan mengurangkan nilai

biaya antara outputnya” yang dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

NTB =NPB - BA

Di mana:

- NTB : Nilai Tambah Bruto (value added)

- NPB : Nilai Produksi Bruto (Output)

- BA : Biaya Antara ( Intermediate Consumption)

NiIai produksi bruto dihitung dengan mengalihkan banyaknya barang atau

jasa yang dihasilkan dengan harga barang atau jasa tersebut.

Nilai tambah merupakan nilai suatu produk sebelum diolah, dengan

setelah diolah per satuanya, nilai tambah diketahui dengan melihat selisih

antra nilai output dengan nila input suatu industry. Nilai output atau biaya

produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya

yang dikeluarkan suatu industri secara rutin setiap priode tertentu dan jumlah

yang tetap,

Sedangkan biaya variabel meliputi biaya bahan utama, bahan penolong,

upah tenaga kerja, biaya bahan bakar dan biaya pemasaran. Sedangkan yang

nilai input suatu industri (penerimaan) merupakan hasil kali antara harga

produk barang dengan jumlah barang yang diproduksi. Dalam hal ini nilai

tambah industri yang dimaksud adalah nilai tambah yang dihasilkan oleh

industri sedang dan besar.

Page 49: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

31

1.1 Industri menjadi penggerak utama pembangunan

Dengan pemberian arah yang jelas, utamanya pembangunan industri

berorientasi ekspor, kemampuan dunia usaha yang kian meningkat dengan

dukungan iklim usha yang kondusif serta penyediaan sarana dan prasarana

yang memadai, makna ekspor non migas mampu menjadi penggerak utama

pembangunan. Dalam ekspor non migas peranan ekspor hasil industri sangat

strategis. Selai menjadi penghasil devisa yang besar juga telah menggerakan

ekonomi masyarakat. Peranan ekspor hasil industri semakin dominan; dalam

tahun 1991/1992 yang mencapai US$ 16,2 miliar yang merupakan 85% dari

ekspor non migas dan 55% total ekspor Indonesia.

Menurut Sandy (1985:154) industri adalah usaha untuk memproduksi

barang jadi dari bahan baku atau bahan mentah melalui proses penggarapan

dalam jumlah besar sehingga barang tersebut dapat diperoleh dengan harga

satuan yang serendah mungkin tetapi dengan mutu setinggi mungkin.

1.2 Strategi Pembangunan Sektor Industri

Dalam melakukan industrilisasi, ada dua pilihan strategi, yakni strategi

subtitusi impor (SI) atau strategi promosi ekspor (PE). Strategi SI sering

disebut kebijakan inward-looking, yakni strategi yang memfokuskan pada

pengembangan industri nasional yang berorientasi kepada pasar domestik.

Sedangkan strategi PE sering disebut kebijakan outward-looking, yakni

strategi yang memfokuskan pada pengembangan industri nasional lebih

berorientasi kepasar internasional. Strategi SI dilandasi oleh pemikiran bahwa

laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapai dengan mengembangkan

Page 50: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

32

industri di dalam negeri yang memproduksi barang-barang pengganti M

(subtitusi M). Sedangkan, strategi PE dilandasi oleh pimikiran bahwa laju

pertumbuhan ekonomi yang tinggi hanya bisa direalisasikan jika produk-

produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar X (Tulus Tambunan 2003;

Hal 298).

1.3 Konsep Nilai Tambah dalam Konteks Makroekonomi

a. Konsep Haller dan Stolowy (1995)

Nilai tambah industri atau Value Added adalah suatu konsep yang

dapat mengukur performance entitas ekonomi, VA merupakan konsep

utama pengukuran pendapatan suatu Negara. Konsep ini secara

trandisional berakar pada ilmu ekonomi makro. Terutama yang

berhubungna dengan perhitungan pendapatan nasional yang diukur dengan

Produk Nasional atau Produk Domestik.

b. Konsep Haller dan Stolowy (1995)

Menurut kelompok ini, konsep Nilai Tambah Industri ini berakar dari

konsep theory of the economic circle yang dikembangkan pertama kali di

Prancis oleh Quesnay (1670). Teori nilai tambah ini dikombinasikan

dengan system akuntansi yang awalnya sering digunakan untuk

menghitung perkembangan ekonomi suatu Negara dibandingkan dengan

Negara lainnya.

1.4. Hubungan Nilai Tambah Industri dengan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan industri di daerah merupakan bagian dari segi

pembangunan industri secara nasional, dimana keberhasilan dari

Page 51: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

33

pembangunan industri di daerah merupakan salah satu kunci pokok suksesnya

pelakasanaan pembangunan industri nasional. Sektor industri , dalam hal ini

adalah industri besar dan sedang harus dikembangkan karena merupakan

sektor yang potensial dalam membantu suksesnya pelaksanaan pembangunan,

dimana sektor ini dapat menyerap tenaga kerja yang banyak, mempunyai

peluang pasar yang lebih baik dibanding sektor lainnya.

2. Teori Perdagangan Internasional

Dewasa ini dapat dikatakan bahwa tidak ada negara di dunia ini yang

mampu memisahkan dirinya dengan negara lain terutama dalam memenuhi

kebutuhannya. Suatu negara dapat saja memenuhi salah satu kebutuhannya,

namun dilain pihak ada kebutuhan lain yang tidak dapat dipenuhi dari dalam

negeri karena alasan-alasan tertentu seperti keterbatasan dalam sumber daya

alam, kekurangan modal, skill yang belum memadai dan lain-lain. Kebutuhan

demikian ini biasanya diperoleh dari negara lain melalui kegiatan

perdagangan. Jadi telah terbentuk saling ketergantungan antara negara-negara

yang ada di dunia ini.

Dengan adanya saling ketergantungan dan semakin terbukanya

perekonomian dunia, maka kegiatan perdagangan internasional menjadi kian

penting peranannya.

Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional sebagai salah satu

bagian dari analisa ekonomi pembangunan, memegang peranan penting dalam

usaha peningkatan pendapatan perkapita. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua

negara telah melaksanakan perdagangan internasional.

Page 52: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

34

Hampir tanpa terkecuali semua perekonomian terlibat dalam perdagangan

internasional bagi suatu perekonomian dapat diukur dalam hubungannya

dengan produksi nasional bruto atau Gross National Product (GNP), sebagai

contoh orang dapat mengukur keterbukaan suatu perekonomian melalui

peranan impor perekonomian berbeda dengan perekonomian yang lain.

Perdagangan internasional yang bebas, memegang peranan penting dalam

proses perkembangan suatu bangsa seperti yang dikemukakan Todaro (1995)

dalam Purwiyanta (1996) :

“International free trade has often been referred to as the ‘engine of growth’

that propelled the development of today’s economically advanced nation

during nineteenth and early twentieth century. Rapidly expanding export

market provided and additional stimulus to growing local demands that led to

establishment of large-scale manufacturing industries. Together with a

relatively stable political structure and flexible social institutions, these

increased export earnings enabled the developing country in the nineteenth

century to borrow fund in the international capital market at very low interest

rate. This capital accumulation in turn stimulated further production, made

possible increased imports, and led to more diversified industrial structure.”

Bahwa perdagangan merupakan mesin pertumbuhan banyak dibahas

dalam literatur-literatur ekonomi pembangunan. Surplus yang diperoleh oleh

negara yang melakukan perdagangan internasional berpeluang untuk

meningkatkan aktivitas perekonomiannya.

Page 53: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

35

Manfaat lain yang diperoleh dari perdagangan, khususnya bagi negara-

negara berkembang mencakup 3 (tiga) hal, yaitu; (1) perdagangan

internasional memperluas pasar, merangsang inovasi dan meningkatkan

produktivitas; (2) perdagangan internasional meningkatkan tabungan dan

akumulasi kapital; (3) perdagangan internasional memiliki efek mendidik

dalam hal dorongan atau keinginan terhadap hal-hal yang baru maupun selera

baru dan transfer teknologi, skill dan enterpreneurship.

Perdagangan internasional juga disebut-sebut sebagai suatu mekanisme

untuk mewujudkan ketidak seragaman internasional (mechanism of

international inequality). Melalui interaksi berbagai kekuatan di pasar

menyebabkan setiap negara berbeda dengan negara-negara lainnya baik dalam

hal tingkat pembangunan ekonomi maupun pendapatan perkapita.

2.1 Pengertian Ekspor

Salah satu komponen dalam perdagangan internasional; yaitu ekspor,

sering disebut juga sebagai komponen pembangunan utama (export-led-

development) artinya ekspor memegang peranan utama dan signifikan

terhadap proses pembangunan suatu bangsa. Salah satu alasannya barangkali

adalah pengalaman beberapa negara yang mempunyai pertumbuhan ekspor

yang tinggi dalam beberapa dekade dan kemudian menjadi negara dengan

kekuatan ekonomi yang besar.

Definisi ekspor adalah pengiriman barang dagangan keluar negeri melalui

pelabuhan di seluruh wilayah Republik Indonesia, baik bersifat komersial

maupun bukan komersial. Sedangkan yang dimaksud impor adalah

Page 54: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

36

pengiriman barang dagang dari luar negeri ke pelabuhan di seluruh wilayah

indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang bersifat

komersial maupun bukan komersial. Anonim, (2003)

Menurut pandangan Kotler dan Amstrong, 2001 Ekspor merupakan

bentuk paling sederhana dalam sistem perdagangan internasional dan

merupakan suatu strategi dalam memasarkan produksi ke luar negeri. Faktor-

faktor seperti pendapatan negara yang dituju dan populasi penduduk

merupakan dasar pertimbangan dalam pengembangan ekspor.

Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari Daerah Pabean.

Sedangkan yang dimaksud dengan eksportir adalah setiap perusahaan atau

perorangan yang melakukan kegiatan ekspor, untuk mengekspor barang yang

bebas ekspornya dapat dilakukan oleh setiap perusahaan yang telah memiliki

Surat Izin Usaha dari Departemen Teknis/Lembaga Pemerintah Non

Departemen berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (

Hamdani; Seluk-beluk Perdagangan Ekspor-Impor. Jakarta 2007. Hal 12)

Teori keunggulan atau keuntungan absolute dari adam smith yang disebut

dengan teori murni perdagangan internasional. Dasar pemikiran dari teori ini

adalah bahwa suatu Negara akan melakukan spesialisasi terhadap produk dan

ekspor suatu (atau beberapa) jenis barang tertentu, dimana Negara tersebut

memiliku keunggulan absolutedan tidak produksi atau import suatu (atau

beberapa) jenis barang tertentu dimana Negara tersebuut tidak mempunyai

keunggulan tersebut atas Negara lain yang memproduksi atas barang yang

sama, atau suatu Negara akan mengekspor (mengimpor) barang X jika Negara

Page 55: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

37

itu dapat (tidak dapat) memproduksinya lebih fesien atau murah dibandingkan

dengan Negara lain,

a. Teori Ekspor

1. Teori Hecksher-Ohlin

Teori modern ini dalam perdagangan internasional dikemukakan

pertama kali oleh Bertil Ohlin pada tahun 1933 dalam bukunya“

Interregional and In ternasional trade” yang didasarkan sebagian atas

tulisan gurunya, yaitu Eli Hecksher, yang ditulisnya pada tahun 1919.

Dengan demikian dikenal teori Hecksher – Ohlin. (Soelistio dan

Nopirin, 1977:54)

Dalam Hecksher –Ohlin yang sederhana ada beberapa anggapan yaitu;

a) Dua faktor produksi, yaitu tenaga kerja dan capital.

b) Dua barang yang mempunyai “kepadatan” faktor produksi yang

tidak sama, yang satu (X) lebih padat karya, yang lain (Y) lebih

padat capital.

c) Dua Negara yang memiliki jumlah kedua faktor produksi yang

berbeda. (Boediono, 2000:59)

Inti dari model Hecksher –Ohlin yang diuraikan diatas adalah

suatu Negara lebih cenderung untuk mengeskpor barang yang

menggunakan lebih banyak faktor produksi relatif melimpah dinegara

tersebut.

Page 56: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

38

2. Teori Keunggulan Mutlak (Absolute Advantage) Adam Smith

Teori keunggulan atau keuntungan absolute dari Adam Smith sering

disebut dengan teori murni perdagangan internasional. Dasar pemikiran

dari teori ini adalah bahwa suatu Negara akan melakukan spesialisasi

terhadap produk ekspor (atau beberapa) jenis barang tertentu, dimana

Negara tersebut mempunyai keunggulan absolute dan tidak

memproduksi atau impor suatu (atau beberapa) jenis barang tertentu

dimana negara tersebut tidak mempunyai keunggulan absolute atas

Negara lain yang meemproduksi jenis barang yang sma, atau suatu

negara akan mengekspor (mengimpor) barang X jika negara itu dapat

(tidak dapat) memproduksinya lebih efesien atau murah dibandingkan

Negara lain. Jadi teori ini menekankan bahwa efesien dalam

penggunaan faktor produksi, misalnya tenaga kerja, di dalam proses

produksi sangat menentukan keunggulan atau tingkat daya saing dari

Negara bersangkutan. Tingkat keunggulan diukur berdasarkan nilai

tenaga kerja yang sifatnya homogen (Tulus Tambunan, 2004:47)

3. Teori Keunggulan Komporatif John S. Mill dan David Ricardo

Teori Keunggulan Komporatif dari J.S. Mill dan David Ricardo

yang disebut sebagai teori keunggulan komporatif (atau teori biaya

komporatif ), dimana teori ini lahir sebagai kritik sebagai usaha

penyempurnaan/ perbaikan terhadap teori keunggulan absolut.

Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa terjadinya perdagangan

internasional pada prinsipnya tidak berbeda dengan dasar pemikiran

Page 57: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

39

dari Adam Smith. Yakni Adam Smith mengawali penjelasannya dengan

kebenaran sederhana bahwa dua Negara akan melakukan perdagangan

secara sukarela jika kedua Negara tersebut mengalami keuntungan.

Menurut Adam Smith, perdagangan dua Negara didasarkan pada

keunggulan absolut ( absolute advantage). Jika sebuah Negara lebih

efisien dari pada Negara lain dalam memproduksi sebuah komoditi,

atau kurang efisien dari Negara lain dalam memproduksi komoditi

lainnya, maka kedua Negara tersebut dapat memperoleh keuntungan

dengan cara masing- masing melakukan spesialisasi dalam

memproduksi suatu komoditi dengan keunggulan absolute dan

menukarkannya dengan komoditi lain dari Negara lain. Dengan cara

demikian, sumber daya kedua Negara dapat dimanfaatkan dengan

efisien. Output kedua komoditi pun akan meningkat Perbedaannya

hanya pada cara pengukuran keunggulan suatu Negara, yakni dilihat

komporatif biayanya, bukan perbedaan absolutnya,

Dalam teori J.S Mill menyatakan bahwa suatu Negara akan

mengkhususkan diri pada ekspor barang tertentu jika negra tersebut

memiliki keunggulan komporatif (comparative advantage) terbesar

yaitu barang yang diproduksi dengan biaya produksi yang lebih rendah

dibanding Negara lain dan akan mengimpor barang tertentu. Jika

Negara tersebut memiliki kerugian komporatif atau keunggulan

komporatif terendah yaitu bila barang yang diproduksi sendiri akan

memakan produksi yang lebih besar (comparative advantage)

Page 58: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

40

Sedangkan dasar pemikiran David Ricardo adalah bahwa

perdagangan antra dua Negara akan terjadi bila masing-masing Negara

memiliki biaya relait yang terkecil (atau produktifitas TK relatif yang

terbesar) untuk jenis barang yang berbeda. Jadi penekana Ricardo pada

perbedaan efesiensinya atau produkstifitas relatif antar Negara dalam

memproduksi dua (atau lebih) jenis barang yang menjadi dasar

terjadinya perdaganga internasional (Tulus Tambunan, 2004)

Hubungan Ekspor dengan Pertumbuhan Ekonomi

Ekspor merupakan faktor penting dalam merangsang

pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekspor akan memperbesar

kapasitas konsumsi suatu negara meningkatkan output dunia, serta

menyajikan akses ke sumber-sumber daya yang langka dan pasar-

pasar internasional yang potensial untuk berbagai produk ekspor yang

mana tanpa produk-produk tersebut, maka negara-negara miskin tidak

akan mampu mengembangkan kegiatan dan kehidupan perekonomian

nasionalnya. Ekspor juga dapat membantu semua negara dalam

menganbil keuntungan dari skala ekonomi yang mereka miliki

(Michael P. Todaro & Stephen C).

Fungsi penting komponen ekspor dari perdagangan luar negeri

adalah negara memperoleh keuntungan dan pendapatan nasional naik,

yang pada gilirannya menaikkan jumlah output dan laju pertumbuhan

ekonomi. Dengan tingkat output yang lebih tinggi lingkaran setan

Page 59: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

41

kemiskinan dapat dipatahkan dan pembangunan ekonomi dapat

ditingkatkan (Jhingan, 2000).

2.2 Pengertian Impor (X3)

Impor adalah pengiriman dagangan dari luar negeri kepelabuhan diseluruh

wilayah Indonesia kecuali wilayah bebas yang dianggap luar negeri, yang

bersifat komersial maupun yang bukan komersial. Barang-barang luar negeri

yang diolah dan diperbaiki didalam negeri dicatat sebagai barang impor

meskipun barang tersebut akan kembali keluar negeri (Hamdani; Seluk-beluk

Perdagangan Ekspor-Impor. Jakarta 2007. Hal 15).

Dalam statistik perdagangan internasional impor sama dengan

perdagangan dengan cara memasukan barang dari luar negeri kedalam wilayah

pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku. Impor

mempunyai sifat yang berlawanan dengan ekspor.

Impor suatu Negara berkolerasi dengan output dan pendapatan Negara

tersebut secara positif. Permintaan untuk impor tergantung pada harga yang

relatif atas barang-barang luar negeri dan dalam negeri. Oleh karena itu

volume dan nilai impor akan dipengaruhi output dalam negeri dan harga relatif

antara barang-barang buatan dalam negeri dan buatan luar negeri.

Impor berlawanan dengan ekspor. Ekspor dapat dikatakan injeksi bagi

perekonomiam namun impor merupakan kebocoran dalam pendapatan

nasioanal.

Page 60: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

42

m = ∆M / ∆Y

Dimana:

m = Marginal Propensity to consume

∆M = Pertambahan Impor

∆Y = Pertambahan Pendapatan

Impor ditentukan oleh kesanggupan/ kemampuan dalam menghasilkan

barang-barang yang bersaing dengan buatan luar negeri. Yang berarti nilai

impor bergantung dari nilai tingkat pendapatan nasioanal Negara tersebut.

Makin tinggi tingkat pendapatan nasional, serta semakin rendah kemampuan

dalam menghasilkan barang-barang tertentu, maka impor pun akan semakin

tinggi. Sebagai akibatnya banyak kebocoran dalam pendapatan nasional.

Secara sistematis, hubungan impor dengan pendapatan nasional dapat ditulis

sebagai berikut:

M = Mo + mY

Dimana:

M = Jumlah Impor

Mo = Jumlah Impor yang nilainya tidak ditentukan

m = Marginal Propensity to Impor

Y = Pendapatan nasional

Sedangkan pengertian impor yang kita gunakan dalam buku (perdagangan luar

negri, Arby, 2003/2004) adalah impor yang dimaksudkan sesuai dengan undang-

undang yaitu memasukan barang kedalam daerah pabean (Indonesia) tentu saja

Page 61: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

43

sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku yang diatur berdasarkan undang-

undang itu sendiri maupun peraturan pemerintah.

Barang impor, sampai tulisan ini diturunkan, di Indonesia oleh pemerintah

ditentukan dalam 3 (tiga) macam yaitu:

1. Barang yang dilarang impor yaitu :

a. Beberapa jenis produk industri percetakan

b. Beberapa produk industri manufaktur, misalnya TV/Radio dalam keadaan

built up.

c. Kendaraan bermotor/ mobil dalam keadaan built up.

2. Barang yang diatur tata niaga impor yaitu:

Pengaturan barang ini ditetapkan oleh Menperindag misalnya:

a. Barang pindahan.

b. Barang yang masuk ke Indonesia dengan hibah.

c. Barang bantuan luar negeri.

d. Barang/bahan baku yang dimasukan di kawasan berikat oleh Perusahaan

Pengolahan di kawasan terikat (PPDKB) dan ke Entreport Produksi

untuk tujuan Ekspor (EPTE) untuk diolah lebih lanjut menjadi barang

ekspor sesuai izin industry PPDKB atau EPTE tersebut.

e. Barang/bahan baku yang dimasukan ke kawasan berikat untuk ditimbun,

disimpan, atau dikemas.

f. Barang impor khusus yang ditetapkan oleh pemerintah yang

pengimpornya dilakukan oleh importir yang ditetapkan/ ditunjukan

pemeritah.

Page 62: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

44

3. Barang yang tidak diatur tata niaganya (bebas) yaitu:

Barang yang tidak termasuk barang impor yang dilarang atau yang diatur

tata niaga impornya, digolongkan barang yang dapat diimpor secara bebas.

Pengimporan barang ini berlaku ketentuan umum yang berlaku untuk barang

impor. Perlu ditambahkan bahwa barang impor kapal niaga dan kapal bekas.

Untuk melaksanakan kebijakan di bidang impor pemerintah melakukan

dengan 2 cara yaitu kebijakan Tarif Barier dan kebijakan Nontarif Barier (Arbi

Syarif: 2004:12).

3 Investasi (X4)

3.1 Pengertian Investasi

Menurut Sunariyah (2003:4): “Investasi adalah penanaman modal

untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu

lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan

datang.” Dewasa ini banyak negara-negara yang melakukan

kebijaksanaan yang bertujuan untuk meningkatkan investasi baik

domestik ataupun modal asing. Hal ini dilakukan oleh pemerintah sebab

kegiatan investasi akan mendorong pula kegiatan ekonomi suatu negara,

penyerapan tenaga kerja, peningkatan output yang dihasilkan,

penghematan devisa atau bahkan penambahan devisa.

Sebagian pendapat berkeyakinan akan pemikiran yang

berkesimpulan bahwa hampir semua menganggap pembangunan identik

dengan pertumbuhan ekonomi, seperti tercermin dalam tujuan

pembangunan. Sedangkan pertumbuhan ekonomi merupakan fungsi dari

Page 63: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

45

investasi yang berarti tergantung dari jumlah modal dan teknologi yang

ditanam dan dikembangkan dalam masyarakat. Investasi merupakan

salah satu faktor penting dalam menentukan tingkat pendapatan nasional.

Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus

meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan

pendapatan nasional dan taraf kemakmuran (Sukirno,2000:367).

Adanya investasi-investasi baru memungkinkan terciptanya barang

modal baru sehingga akan menyerap faktor produksi baru yaitu

menciptakan lapangan pekerjaan baru atau kesempatan kerja yang akan

menyerap tenaga kerja yang pada gilirannya akan mengurangi

pengangguran. Dengan demikian akan menambah output dan pendapatan

baru pada faktor produksi akan menambah output nasional sehingga

akan terjadi pertumbuhan ekonomi.

Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana

pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa

yang akan mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua,

yaitu: investasi pada aset-aset finansial (financial assets) dan investasi

pada asset-aset riil (real assets). Investasi pada asset-aset finansial

dilakukan pada pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito,

commersial paper, surat berharga pasar uang, dan lain-lainya, investasi

dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran,

opsi, dan lain-lain, sedangkan pada asset-aset riil dapat berbentuk

Page 64: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

46

pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan,

pembukaan perkebunan dan lainnya. Abdul (2005:15)

Suatu iklim investasi yang baik akan meningkatkan manfaat bagi

masyarakat secara keseluruhan. Hal ini berarti bahwa beberapa jenis

biaya dan resiko sudah selayaknya menjadi beban bagi perusahaan-

perusahaan. Persaingan juga memainkan suatu peranan kunci dalam

memicu inovasi dan produktivitas akan turut dinikmati oleh para pekerja

dan konsumen. (laporan pembangunan dunia 2005: Iklim investasi yang

lebih baik bagi setiap orang - World Bank, 2005)

a. Teori Investasi Harrod Domar

Teori Harrod Domar mengemukakan bahwa model pertumbuhan

ekonomi merupakan pengembangan dari teori Keynes. Teori tersebut manitik

beratkan pada peranan tabungan dan industri sangat menetukan dalam

pertumbuhan ekonomi daerah (Arsyad, 2010:84)

Beberapa asumsi yang digunakan dalam teori ini adalah bahwa:

1. Perekonomian dalam keadaan pekerjaan penuh (full employmen) dan

faktor-faktor produksi yang ada juga di manfaatkan secara penuh

(full utilization).

2. Perekonomian terdiri dari dua sektor: sektor Rumah Tangga dan

Perusahaan.

3. Besarnya tabungan masyarakat proposional dengan besarnya

pendapatan nasional.

Page 65: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

47

4. Kecenderungan menabung (Marginal Propensity to save = MPS)

besarnya tetap, demikian rasio antar modal dan output (Capital

Output Ratio = COR) dan rasio penambahan modal-output

(Inceremental Capital Output Ratio).

Teori ini memliki kelemahan yakni (MPS) kecenderungan menabung

dan (COR) rasio pertambahan modal output dalam kenyataannya selalu

bertambah dalam jangka panjang. Demikian pula proporsi penggunaaan

tenaga kerja dan modal tidak tetap, harga selalu berubah dan suku bunga

dapat berubah dan akan mempengaruhi investasi.

Dalam model pertumbuhan endogen dikatakan bahwa hasil investasi

akan semakin tinggi bila produksi agregat di suatu negara semakin besar.

Dengan diasumsikan bahwa investasi swasta dan publik dibidang

sumberdaya atau modal manusia dapat menciptakan ekonomi eksternal

(eksternalitas positif) dan memacu produktivitas yang mampu mengimbangi

kecenderungan ilmiah penurunan skala hasil. Meskipun teknologi tetap

diakui memainkan peranan yang sangat penting, namun model pertumbuhan

endogen menyatakan bahwa teknologi tersebut tidak perlu ditonjolkan untuk

menjelaskan proses terciptanya pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Implikasi yang menarik dari teori ini adalah mampu menjelaskan potensi

keuntungan dari investasi komplementer (complementary investment) dalam

modal atau sumberdaya manusia, sarana prasarana infrastruktur atau

kegiatan penelitian. Mengingat investasi komplementer akan menghasilkan

manfaat personal maupun sosial, maka pemerintah berpeluang untuk

Page 66: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

48

memperbaiki efisiensi alokasi sumberdaya domestik dengan cara

menyediakan berbagai macam barang publik (sarana infrastruktur) atau aktif

mendorong investasi swasta dalam industri padat teknologi dimana

sumberdaya manusia diakumulasikannya. Dengan demikian model ini

menganjurkan keikutsertaan pemerintah secara aktif dalam pengelolaan

investasi baik langsung maupun tidak langsung.

(Marsuki.2006:142) Kebijaksanaan pembangunan yang fokus akan

memudahkan investasi masuk, karena investor mempunyai gambaran yang

jelas akan membuka usaha apa didaerah tujuan investasi. Ada hal tiga pokok

yang selalu menjadi pertimbangan pengusaha dalam melakukan investasi

yaitu:

1. Keadaan Politik dan keamanan yang stabil dan memberikan kepastian

untuk berusaha.

2. Birokrasi yang luwes dan proaktif, sehingga bisa melayani keinginan

pengusaha tetapi tetap dalam koridor hukum dan peraturan yang

berlaku.

3. Mampu memberikan iklim yang kondusif untuk berusaha, yang dicari

oleh pengusaha adalah keuntungan, pengusaha adalah bukan badan

sosial.

Tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah

uang. Secara lebih khusus menurut (Tandelilin, 2001 : 5) ada beberapa

alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain :

a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.

Page 67: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

49

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan

taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha

bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang

agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

b. Mengurangi resiko inflasi.

Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau

obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan

nilai kekayaan atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.

c. Dorongan untuk menghemat pajak.

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang

bersifat mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui

pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat yang melakukan

investasi pada bidang bidang usaha tertentu.

3.2 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)

a) Modal dalam negeri adalah Modal yang berasal dari kekayaan masyarakat

Indonesia baik yang dimiliki oleh negara, swasta nasional, atau swasta

asing (sepanjang tidak diatur dalam Pasal 2 UU No. 1/1967). Pihak swasta

yang dimaksud dapat berupa perorangan atau badan hukum. (Pasal 1)

b) PMDN Penggunaaan modal dalam negeri baik secara langsung atau

tidak, untuk menjalankan usaha. (Pasal 2) Penanaman modal langsung:

membeli perlengkapan. Penanaman modal tak langsung : beli saham,

obligasi, dll.

Page 68: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

50

c) Perusahaan nasional adalah perusahaan yang minimal 51% adalah modal

dalam negeri. (Pasal 2)

Semenjak diberlakukannya Undang-undang No 1 Tahun 1967

tentang PMDN dan revisi No. 12 Tahun 1970 tentang PMDN, investasi

cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Walaupun demikian, pada

tahun-tahun tertentu sempat juga terjadi penurunan. Kecenderungan

peningkatan bukan hanya berlangsung pada investasi oleh kalangan

masyarakat atau sektor usaha, namun juga penanaman modal dalam

pemerintah.

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dapat diartikan sebagai

pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk

membeli barang-barang produksi, untuk menambah kemampuan

memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang

berasal dari investasi dalam negeri. Investasi menghimpun akumulasi

modal dengan membangun sejumlah gedung dan peralatan yang berguna

bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu bangsa akan

bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan

meningkat. Jelas dengan demikian bahwa investasi khususnya

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) memainkan peranan penting

dalam menentukan jumlah output dan pendapatan. Kekuatan ekonomi

utama yang menentukan investasi adalah hasil biaya investasi yang

ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan

mengenai masa depan (Samuelson dan Nordhaus, 1993 : 183).

Page 69: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

51

Hubungan Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi

Negara berkembang adalah kurangnya modal, tidak adanya

persediaan dan pertumbuhan ekonomi yang rendah serta keterbelakangan

teknologi. Hal ini dapat di lihat dari biaya rata-rata yang produksi yang

tinggi namun produktivitas tenaga kerja rendah karena tenaga kerjanya

tidak terampil dan peralatan modal yang masih sederhana, hal ini jelas

dari rasio output modal yang tinggi, Indonesia merupakan negara yang

sedang berkembang juga tidak lepas dari masalah diatas, oleh karena itu

investasi merupakan salah satu sumber pembiayaan yang sangat

dibutuhkan untuk menunjang pembangunan. Contoh investasinya adalah

Penanaman Modal Dalam Negeri yang dibiayai pemerintah dan

Penanaman Modal Asing.

E. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Meskipun ruang

lingkup hampir sama tetapi karena obyek dan periode waktu yang digunakan

berbeda maka terdapat banyak hal yang tidak sama sehingga dapat dijadikan

sebagai referensi untuk saling melengkapi.

Berikut ringkasan beberapa penelitian terdahulu:

Ria Rahayu Lestari (2007) meneliti tentang Dampak pembangunan

ekonomi terhadap pertumbuhan kota Jakarta tahun 1989-2004, variabel yang

digunakan yaitu kepadatan penduduk, nilai tambah industri, Ekspor,

Pertumbuhan kota, PDRB. Metode yang digunakan metode deskriptif dan

kuantitatif, yaitu mendeskripsikan suatu permasalahan dengan menganalisis

Page 70: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

52

data dan hal-hal yang berhubungan dengan angka-angka atau rumus-rumus

perhitungan yang digunakan untuk menganalisis masalah yang sedang diteliti.

Adapun metode analisis yang digunakan peneliti yaitu dengan metode OLS.

Hasil analisis dari penelitian ini menyebutkan bahwa PDRB dan ekspor

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan kota. Sedangkan,

kepadatan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

pertumbuhan kota. Selain itu, dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa nilai

tambah industri tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kota.

Almasdi Syahza (2003) meneliti tentang Perkembangan Ekspor Dan

Pertumbuhan Ekonomi di Daerah Riau, variabel yang digunakan yaitu Ekspor,

pertumbuhan ekonomi, Data sekunder yang dipergunakan, dianalisis dengan

model OLS dan TSLS.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ekspor memegang peranan

penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Propinsi Riau. Untuk

mendukung ekspor dari luar migas, maka orientasi ekonomi daerah Riau

diharapkan tertuju pada penambahan faktor-faktor produksi bagi ekonomi

golongan bawah, sehingga trickle down effect bisa berjalan seperi yang

diharapkan.

Yusuf dan Widyastutik (2007) meneliti tentang Analisis Pengaruh

Ekspor-Impor Komoditas Pangan Utama dan Liberalisasi Perdagangan

terhadap Neraca Perdagangann Indonesia. variabel yang digunakan yaitu

komoditas pangan Ekspor-Impor, liberalisasi dan nerca perdagangan. Metode

yang digunakan data sekunder. Metode analisis yang digunakan untuk

Page 71: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

53

mengetahui hubungan antar varaibel adalah model koreksi kesalahan atau

ECM.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Ekspor komoditas pangan dalam

jangka pendek dan jangka panjang berpengaruh negatif terhadap neraca

perdagangan non-migas Indonesia. Namun hal tersebut perlu dilakukan untuk

menghindari penururunan tajam pada neraca perdagangan non-migas dan

memberikan waktu agar pemerintah Indonesia menyiapkan diri dalam

meningkatkan daya saing komoditas pangan Indonesia.

Pinem Juniartha (2009) meneliti tentang Analisis Pengaruh Ekspor,

Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap Cadangan Devisa Indonesia,

variabel yang digunakan yaitu Cadangan Devisa, Ekspor, Impor, dan Nilai

Tukar. Dalam menganalisa besarnya pengaruh variabel- variabel bebas

terhadap variabel terikat digunakan model ekonomtrik dengan mengregrisikan

variabel yang ada dengan menggunakan metode terkecil biasa OLS. Metode

yang digunakan metode kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik

yaitu persamaan regresi linear berganda.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa variabel Ekspor dan Kurs

mempunyai pengaruh yang positif terhadap posisi cadangan devisa di

Indonesia. Sedangkan. Impor memiliki pengaruh yang negatif terhadap posisi

cadangan devisa di Indonesia.

Rustiono, Deddy (2008) Meneliti Tentang Analisis Pengaruh Investasi,

Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Di Propinsi Jawa Tengah, variabel yang digunakan yaitu Investasi, Tenaga

Page 72: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

54

Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

Penelitian ini menggunakan data runtut waktu tahun 1985-2006 dan

menggunakan analisa regresi “Ordinary Least Square” (OLS) dengan bantuan

perangkat lunak SPSS 11.5.

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa angkatan kerja, investasi

swasta (PMA dan PMDN) dan belanja pemerintah daerah memberi dampak

positif terhadap perkembangan PDRB Propinsi Jawa Tengah. Krisis ekonomi

menyebabkan perbedaan yang nyata kondisi antara sebelum dan sesudah krisis

dan memberi arah yang negatif. Sebagai upaya meningkatkan PDRB Propinsi

Jawa Tengah maka diperlukan kebijakan mendorong minat berinvestasi di

daerah. Pengembangan usaha sebaiknya diarahkan pada kegiatan yang bersifat

padat karya agar mampu menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin. Pada

akhirnya peran pemerintah daerah melalui pengeluaran pemerintah yang dapat

merangsang peningkatan variabel investasi dan penyerapan angkatan kerja

diharapkan mampu meningkatkan kegiatan ekonomi daerah guna tercapainya

pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat.

Widyananto, Harfi (2010) Meneliti Tentang Pengaruh PMDN dan

Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 1999-2008.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal-komparatif. Sumber

data adalah data sekunder yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik yang

berupa PDRB Jawa Timur, Penanaman Modal Dalam Negeri dan Tenaga

Kerja.

Page 73: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

55

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hasil analisis dapat diketahui

bahwa PMDN dan Tenaga Kerja berpengaruh signifikan secara positif

terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Pemerintah Jawa Timur

diharapkan agar lebih memberikan perhatiannya terhadap PMDN dan Tenaga

Kerja, sehingga pada akhirnya dapat tercipta pertumbuhan ekonomi yang

tinggi.

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

NO NAMA JUDUL METODE HASIL

1 Ria Rahayu Lestari (2007)

Dampak pembangunan ekonomi terhadap pertumbuhan kota Jakarta tahun 1989-2004,

Metode deskriptif dan kuantitatif, Adapun metode analisis yang digunakan peneliti yaitu dengan metode OLS.

Hasil analisis dari penelitian ini menyebutkan bahwa PDRB dan ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan kota. Sedangkan, kepadatan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan kota. Selain itu, dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa nilai tambah industri tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kota.

2 Almasdi Syahza (2003)

Perkembangan Ekspor Dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah Riau

Data sekunder yang dipergunakan, dianalisis dengan model OLS dan TSLS

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ekspor memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di Propinsi Riau. Untuk mendukung ekspor dari luar migas, maka orientasi ekonomi daerah Riau diharapkan tertuju pada penambahan faktor-faktor produksi bagi ekonomi golongan bawah, sehingga trickle down effect bisa berjalan seperi yang diharapkan.

3 Yusuf dan Widyastutik

Analisis Pengaruh Ekspor-Impor Komoditas Pangan Utama dan

Metode yang digunakan data sekunder. Metode analisis

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa Ekspor komoditas pangan dalam jangka pendek dan jangka

Page 74: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

56

(2007) Liberalisasi Perdagangan terhadap Neraca Perdagangann Indonesia.

yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar varaibel adalah model koreksi kesalahan atau ECM.

panjang berpengaruh negatif terhadap neraca perdagangan non-migas Indonesia

4 Pinem Juniartha (2009)

Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah terhadap Cadangan Devisa Indonesia

Metode yang digunakan metode kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik yaitu persamaan regresi linear berganda

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa variabel Ekspor dan Kurs mempunyai pengaruh yang positif terhadap posisi cadangan devisa di Indonesia. Sedangkan. Impor memiliki pengaruh yang negatif terhadap posisi cadangan devisa di Indonesia.

5 Rustiono, Deddy (2008)

Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, Dan Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Propinsi Jawa Tengah

Penelitian ini menggunakan data runtut waktu tahun 1985-2006 dan menggunakan analisa regresi “Ordinary Least Square” (OLS) dengan bantuan perangkat lunak SPSS 11.5

Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa angkatan kerja, investasi swasta (PMA dan PMDN) dan belanja pemerintah daerah memberi dampak positif terhadap perkembangan PDRB Propinsi Jawa Tengah

6 Widyananto, Harfi (2010)

Pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 1999-2008

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal-komparatif

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa hasil analisis dapat diketahui bahwa PMDN dan Tenaga Kerja berpengaruh signifikan secara positif terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur.

Page 75: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

57

F. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan sintesis dari serangkaian teori yang tertuang

dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran sistematis dari

kinerja teori dalam memberika solusi atau alternatif solusi dari serangkaian

masalah yang ditetapkan (Hamid,2009:26)

Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian dalam jangka

panjang dan jangka pendek, dan di pengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk Nilai Tambah Indutri, Ekspor,

Impor, Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta dilihat

nilai koefesien determinasinya guna untuk mengetahui seberapa besar

kemampuan variabel-variabel independen dalam menerangkan variasi variabel

independen.

Berdasarkan landasan teori diatas, maka diperlukan sebuah analisa

mengenai bagaimana pengaruh, Nilai Tambah Industri, Ekspor dan Investasi

(PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta maka kerangka pemikiran

dalam penelitian yang menggunakan ECM dapat digambarkan sebagai berikut:

Page 76: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

58

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran

Variabel Independen (Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor dan Investasi (PMDN))

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) (Y)

STASIONER Uji Derajat Integrasi

Ya Tidak

Dilihat apakah variabel yang di uji stasioner pada ordo yang sama

Tidak

Keluar dari pengujian Uji Kointegritas

Uji Asumsi Klasik

Uji ECM

Kesimpulan Dan Implikasi

Pengujian berhenti, ambil

keputusan

Tidak

Uji Normalitas

Uji Linieritas

Uji Akar-Akar Unit

Page 77: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

59

G. Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan pernyataan peneliti tentang hubungan variabel

– variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik.

(Mudrajad, 2009:59)

Lind menyatakan bahwa hipotesa adalah suatu pernyataan mengenai nilai

suatu parameter populasi yang dimaksudkan untuk pengujian dan berguna untuk

mengambil keputusan. Hipotesis juga merupakan pernyataan belum teruji yang

menjelaskan suatu fakta atau fenomena jawaban masalah penelitian, berdasarkan

telaah konsep teorotis yang perlu diuji secara empiris ( oleh Indriantoro dan

Bambang, dalam wordpress.com 2002).

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Nilai Tambah Industri (X1)

Ho : Diduga Nilai Tambah Industri tidak berpengaruh secara signifikan dalam

jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi

periode 1986-2009.

Ha : Diduga Nilai Tambah Industri berpengaruh secara signifikan dalam

jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi

periode 1986-2009.

2. Variabel Ekspor (X2)

Ho : Diduga Ekspor tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek

maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi periode 1986-

2009.

Page 78: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

60

Ha : Diduga Ekspor berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek

maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi periode 1986-

2009.

3. Variabel Impor (X3)

Ho : Diduga Impor tidak berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek

maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi periode 1986-

2009.

Ha : Diduga Impor berpengaruh secara signifikan dalam jangka pendek

maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi periode 1986-

2009.

4. Variabel Investasi (PMDN) (X3)

Ho : Diduga Investasi (PMDN) tidak berpengaruh secara signifikan dalam

jangka pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi

periode 1986-2009.

Ha : Diduga Investasi (PMDN) berpengaruh secara signifikan dalam jangka

pendek maupun jangka panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi periode

1986-2009.

Page 79: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

61

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam Penelitian ini penulis memilih badan pusat statistik provinsi DKI

Jakarta sebagai sumber utama memperoleh data dalam melakukan riset. Objek

penelitian di DKI Jakarta dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi

peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa Nilai Tambah Industri,

Ekspor, Impor, Dan Investasi (PMDN) yang dijadikan sampel yang dalam hal ini

adalah Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta pada periode tahun 1986 sampai

dengan tahun 2009. Sementara pengolahan data dengan dilakukan metode ECM

dan alat pengolahan data menggunakan EViews 6.0

B. Metode Penentuan Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang berdiri dari : objek/ subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiono 2004) Populasi

dari penelitian ini mencakup Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta yang

berkaitan dengan Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor, dan Investasi

(PMDN) yang diterbitkan oleh badan pusat statistik ( BPS ) DKI Jakarta dan

badan pusat statistik ( BPS ) Nasional

61

Page 80: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

62

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh penulis adalah metode

sampel (judgement sampling) yaitu sampel yang diambil sesuai dengan

karakteristik populasi yang diinginkan dijadikan elemen-elemen sample

penelitian.( Abdul Hamid, 2007 : 22 ).

C. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data guna melengkapi penelitian ini, penulis melakukan

serangkaian kegiatan sebagai berikut :

1. Field research

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

diperoleh dari badan pusat statistik ( BPS ). Berdasarkan publikasi dari badan

pusat statistik tersebut data yang digunakan adalah Data Nilai Tambah

Industri, Ekspor, Impor, Investasi (PMDN), dan Pertumbuhan Ekonomi DKI

Jakarta.

2. Lybrary research

Penulis juga melakukan penelitian pustaka guna memperoleh data-data, buku,

artikel dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini.

3. Internet

Terkadang buku referensi atau literatur yang kita miliki atau pinjam di

perpustakaan tertinggal selama beberapa waktu atau kadaluarsa, karena ilmu

selalu berkembang. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut penulis

melakukan penelitian dengan teknologi yang juga berkembang yaitu internet

Page 81: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

63

sehingga data yang diperoleh merupakan data yang sesuai dengan

perkembangan zaman.

D. Metode Analisis Data

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif dengan

menggunakan analisis statistik melalui pendekatan regresi berganda, yaitu suatu

analisis yang mengukur pengaruh antarvariabel yang melibatkan lebih dari dua

variabel independen terhadap variabel dependen (Sarwoko, 2005). Dalam

penelitian ini digunakan pendekatan Error Correction Model (ECM) untuk

melihat hubungan jangka pendek dan menggunakan uji Kointegrasi untuk melihat

indikasi adanya hubungan jangka panjang. Analisis data akan dilakukan dengan

bantuan aplikasi komputer, program EViews 6.

Pengujian ECM baru dapat dilakukan bila terdapat indikasi adanya hubungan

jangka panjang dengan menggunakan uji kointegrasi. Variabel-variabel dikatakan

terkointegrasi bila stasioner pada ordo yang sama. Untuk menguji kestasioneran

data, maka pada penelitian ini digunakan Phillips-Perron (PP) test. Dalam

Phillips-Perron test, perlu menentukan jumlah truncation lag untuk koreksi

Newey-West, yaitu dengan menggunakan rumus N1/3 = 321/3 = 3,17 yang

kemudian dibulatkan pada nilai satuan terdekat dibawahnya yaitu 3 (Yahya

Hamja, 2008).

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data natural log (ln) dari

variabel-variabel tersebut, yang berguna untuk memecahkan persamaan yang

tidak diketahuinya merupakan pangkat dari variabel lain. Maka dalam penelitian

ini dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut :

Page 82: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

64

1. Uji Normalitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui data dalam variabel yang akan

digunakan dalam penelitian, data yang baik dan layak digunakan dalam

penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat

dilihat dengan beberapa cara diantaranya, dengan iji Jarque-Bera atau

Histogram Test. Suatu variabel dikatakan normal jika korelogram pada gambar

menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal (Winarno, Wing Wahyu,

2007). hal ini ditunjukkan oleh:

a. Kurva yang mengikuti bentuk lonceng

b. Nilai statistik Jarque-Bera memiliki probabilitas yang jauh lebih

besar dari pada 0,05 atau 5%.

Asumsi normalitas gangguan Ut adalah penting sekali mengingat uji

validitas pengaruh variabel independen baik secara serempak (uji F) maupun

sendiri-sendiri (uji t) dan estimasi nilai variabel dependen mensyaratkan hal

ini. Apabila asumsi ini tidak terpenuhi, maka kedua uji ini dan estimasi nilai

variabel dependen adalah tidak valid untuk sampel kecil atau tertentu

(Gujarati:2006).

Uji normalitas Ut yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Jarque

Bera. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati

normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Data yang dinilai

normal maka baik untuk dilanjutkan sebagai bahan penelitian.

Langkah-langkah pengujian normailtas data sebagai berikut:

Page 83: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

65

Hipotesis: Ho: Model tidak Normal

Ha: Model Normal

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, Ho ditolak

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak signifikan, Ho diterima

2. Uji Linieritas

Uji yang sangat populer untuk menguji masalah linieritas adalah uji yang

dikembangkan oleh J.B Ramsey tahun 1969 untuk lebih dikenal dengan nama

Ramsey RESET Test. Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu

variabel penjelas cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi.

Akan tetapi menurut Kennedy (1996) dalam Insukindro (2003) uji yang

dikembangkan oleh J.B Ramsey ini digunakan untuk menguji apakah bentuk

fungsi suatu model estimasi linier atau tidak linier.

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis: Ho: Model tidak Linear

Ha: Model Linear

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, Ho ditolak

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak signifikan, Ho diterima.

3. Uji Stasioneritas

Proses yang bersifat random atau stokastik merupakan kumpulan dari

variabel random dalam urutan waktu. Setiap data time series yang kita punyai

merupakan suatu data dari hasil proses stokastik. Suatu data hasil proses

random dikatakan stasioner jika memenuhi kriteria, yaitu: jika rata-rata dan

varian konstan sepanjang waktu dan kovarian antara dua data runtun waktu

Page 84: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

66

hanya tergantung dari kelambanan antara dua periode waktu tertentu (Agus

Widarjono, 2005). Salah satu persyaratan penting untuk mengaplikasikan

model seri waktu yaitu dipenuhinya asumsi data yang normal atau stabil

(stasioner) dari variabel-variabel pembentuk persamaan regresi. Karena

penggunaan data dalam penelitian ini dimungkinkan adanya data yang tidak

stasioner, maka dalam penelitian ini perlu digunakan beberapa uji stasioner.

Dalam melakukan uji stasioneritas, penulis akan melakukan proses analisis

yang terdiri dari :

a. Uji Akar Unit

Menurut (Nachrowi, 2006) sebagaimana diketahui bahwa data time

series merupakan data sekumpulan nilai suatu variabel yang diambil pada

waktu yang berbeda. Setiap data ditampilkan secara berkala pada interval

waktu tertentu, misalnya harian, triwulan, tahunan, bulanan dan lainnya.

Uji Phillips-Perron memasukkan adanya autokorelasi di dalam variabel

gangguan dengan memasukkan variabel independen berupa kelambanan

diferensi. Phillips-Perron (PP) membuat uji akar unit dengan

menggunakan metode statistik nonperametrik dalam menjelaskan adanya

autokorelasi antara variabel gangguan tanpa memasukkan variabel

penjelas kelambanan diferensi. (Agus Widarjono, 2007)

Statistik distributif t tidak mengikuti statistik distributif normal tetapi

mengikuti distributif statistik PP sedangkan nilai kritisnya digunakan nilai

kritis. Prosedur untuk menentukan apakah data stasioner atau tidak dengan

cara membandingkan antara nilai statistik PP dengan nilai kritisnya yaitu

Page 85: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

67

distribusi statistik Mackinnon. Jika nilai absolut statistik PP lebih besar

dari nilai kritisnya, maka data yang diamati menunjukkan stasioner dan

jika sebaliknya nilai absolut statistik PP lebih kecil dari nilai kritisnya

maka data tidak stasioner.

b. Uji Derajat Integrasi

Data time series pada umumnya adalah data yang tidak stasioner.

Untuk menghindari regresi lancung maka harus ditransformasikan data

nonstasioner menjadi data stasioner. Menurut Nachrowi (2006) dalam

berbagai studi ekonometrika, data time series sangat banyak digunakan.

Namun dibalik pentingnya data tersebut, ternyata data time series

‘menyimpan’ berbagai permasalahan, salah satunya yaitu otokorelasi.

Otokorelasi ini merupakan penyebab yang mengakibatkan data menjadi

tidak stasioner, sehingga bila data dapat distasionerkan maka otokorelasi

akan hilang dengan sendirinya, karena metode transformasi data untuk

membuat data yang tidak stasioner sama dengan transformasi data untuk

menghilangkan otokorelasi. Dalam uji akar unit PP bila menghasilkan

kesimpulan bahwa data tidak stasioner, maka diperlukan proses diferensi

data. Uji stasioner data melalui proses diferensi ini disebut uji derajat

integrasi.

Seperti uji akar unit PP, keputusan sampai pada derajat keberapa suatu

data akan stasioner dapat dilihat dengan membandingkan antara nilai

statistik PP yang diperoleh dari koefisien y dengan nilai kritis distribusi

statistik Mackinnon. Jika nilai absolut dari statistik PP lebih besar dari

Page 86: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

68

nilai kritisnya pada diferensi tingkat pertama, maka data dikatakan

stasioner pada derajat satu. Akan tetapi, jika nilainya lebih kecil maka uji

derajat integrasi perlu dilanjutkan pada diferensi yang lebih tinggi

sehingga diperoleh data yang stasioner.

4. Uji Kointegrasi

Uji kointegrasi merupakan kelanjutan dari uji akar unit. Tujuannya adalah

untuk mengkaji stasioneritas residual regresi kointegrasi. Stasioneritas penting

jika ingin mengembangkan suatu model dinamis, terutama ECM yang

mengcakup variabel-variabel kunci pada regresi kointegrasi terikat.

Pada umumnya data time series tidak stasioner pada level atau

mengandung unit root, bila data tersebut sudah stasioner pada ordo yang

sama, misalnya 1 maka dapat dilakukakn uji kointegrasi untuk melihat apakah

terdapat adanya hubungan keseimbangan antara variabel-variabel tersebut

dalam jangka panjang. Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Hipotesis :

Ho = tidak terdapat hubungan jangka panjang antar variabel independen

dengan variabel dependen.

Ha = terdapat hubungan jangka panjang antar variabel independen dengan

variabel dependen.

Pengambilan keputusan dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

Jika PP test statistik > PP tabel (critical value α = ... %) maka Ho ditolak

Jika PP test statistik < PP tabel(critical value α = ... %) maka Ho diterima

Page 87: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

69

Data time series yang tidak stasioner kemungkinan besar akan

menghasilkan regresi lancung (spurious regression). Regresi lancung terjadi

jika koefisien determinasi cukup tinggi tapi hubungan antara variabel

independen trend dan variabel dependen tidak mempunyai makna. Hal ini

terjadi karena hubungan keduanya yang merupakan data time series hanya

menunjukkan saja. Jadi tingginya koefisien determinasi karena trend bukan

karena hubungan antar keduanya.

5. Uji Asumsi Klasik

Pengujian persyaratan analisis digunakan sebagai persyaratan dalam

penggunaan model analisis regresi linier. Suatu model regresi harus memenuhi

syarat-syarat bahwa data berdistribusi normal, tidak terjadi autokorelasi,

multikolinieritas, dan heteroskedastisitas. Jika tidak ditemukan permasalahan,

maka diteruskan dengan pengujian hipotesis dengan analisis regresi. Dalam

regresi linier, untuk memastika bahwa model tersebut BLUE ( Best Linier

Unbiased Estimator) maka dilakukan pengujian sebagai berikut.

a. Uji Autokorelasi

Autokorelasi bisa didefinisikan sebagai “korelasi di antara anggota

observasi yang diurut menurut waktu (seperti deret berkala) atau ruang

(seperti data lintas-sektoral) (Gujarati : 2006)

Untuk melihat ada tidaknya penyakit autokorelasi dapat juga

digunakan uji Langrange Multiplier (LM Test) dengan membandingkan

nilai probabilitas R-Squared dengan α = 0.05 (Gujarati, 2006)

Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:

Page 88: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

70

Hipotesis: Ho: Model tidak terdapat Autokorelasi

Ha: Terdapat Autokorelasi

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Signifikan, Ho diterima

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Tidak signifikan, Ho ditolak

Apabila probabilitas Obs*R2 lebih besar dari 0.05 maka model tersebut

tidak terdapat autokorelasi. Apabila probabilitas Obs*R2 lebih kecil dari

0.05 maka model tersebut terdapat autokorelasi

Selain itu, ada salah satu cara lagi yang digunakan untuk mendeteksi

autokorelasi adalah uji Durbin Watson (D-W). Deteksi adanya

autokorelasi dapat menggunakan Besaran Durbin-Watson (D-W). Berikut

ini tabel yang digunakan untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi

dengan uji Durbin-Watson (Gujarati, 2006) :

Tabel 3.1 Menentukan Ada Tidaknya Autokorelasi Dengan Uji Durbin-Watson

Tolak H0 Bukti

Autokorelasi

positif

Daerah

meragukan

Terima H0 atau

H0* atau

keduanya

Daerah

meragukan

Tolak H0* bukti

Autokorelasi

negatif

0 dL dU 2 4-du 4-dl 4 Keterangan :

H0 : Tidak ada aotokorelasi positif

H0* : Tidak ada autokorelasi negatif

Secara umum peniliaian uji d Durbin Watson dapat diambil patokan

sebagai aturan keputusan. Berikut ini tabel untuk menentukan mengambil

keputusan dari dari nilai uji Durbin-Watson :

Page 89: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

71

Tabel 3.2 Menentukan Keputusan Dari Nilai Uji Durbin-Watson

Hipotesis nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi positif

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi negatif

Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

Tolak

Tak ada

keputusan

Tolak

Tak ada

keputusan

Jangan tolak

0 < d < dL

dL ≤ d ≤ dU

4 - dL< d < 4

4 - dU ≤ d ≤ 4 -

dL

dU < d < 4 - dU

Sumber : Gujarati, 2006

b. Uji Heteroskedatisitas

Pengujian ini untuk melihat apakah setiap variabel pengganggu

mempunyai variabel yang sama atau tidak. Heterokedastisitas terjadi

apabila variabel Ut tidak konstan atau berubah-ubah seiring dengan

berubahnya variabel. Untuk mengetahui ada tidaknya masalah ini akan

dilakukan uji white heterokedasticity.

Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi Ut tidak konstan atau sering

berubah-ubah seiring dengan berubahnya nilaivariabel independen

(Gujarati, 2006). Untuk melacak keberadaan heteroskedastisitas dalam

penelitian ini digunakan uji White.

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika variance

tidak konstan atau berubah-ubah disebut denfan Heteroskedastisitas.

Page 90: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

72

Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi

Heteroskedastisitas (Nachrowi, 2006).

Langkah-langkah pegujian sebagai berikut:

Hipotesis: Ho: Model tidak terdapat Heteroskedastisitas

Ha: Terdapat Heteroskedastisitas

Bila probabilitas Obs*R2 > 0.05 → Ho diterima

Bila probabilitas Obs*R2 < 0.05 → Ho ditolak

c. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas artinya kondisi adanya hubungan linier antara

variabel independen. Karena melibatkan beberapa variabel independen,

maka multikoliniearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi

sederhana yang terdiri atas satu variabel dependen dan satu variabel

independen, (Winarno, Wing Wahyu, 2007).

Dalam penelitian ini penulis akan melihat multikolienieritas dengan

menguji koefisien korelasi (r) berpasangan yang tinggi di antara variabel-

variabel penjelas. Sebagai aturan main yang kasar (rule of thumb), jika

koefisien korelasi cukup tinggi katakanlah diatas 0,8 ada kemungkinan

terjadinya kolinearitas yang serius dalam model. Sebaliknya jika koefisien

korelasi relatif rendah maka diduga model tidak mengandung

multikolinieritas. (Gujarati : 2006).

6. Uji Error Correction Term (ECT)

ECT adalah bagian dari pengujian model dinamis ECM. Nilai ECT

diperoleh dari penjumlahan variabel independen tahun sebelumnya dikurangi

Page 91: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

73

variabel dependen tahun sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk melihat

bagaimana pengaruh dari model tersebut baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang.

Kemudian regres model ECM secara berurutan sesuai dengan model yang telah

ditentukan. Hasil probabilitas ECT akan menentukan apakah model dapat

dianalisis baik jangka pendek maupun jangka panjang. Jika variabel ECT

positif dan signifikan pada tingkat signifikansi 5% maka spesifikasi model

sudah shohih (valid) dan dapat menjelaskan variabel dependen.

7. Uji Error Correction Model (ECM)

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Engel Granger

Correction Model (EG-ECM). Model koreksi kesalahan mampu banyak

meliputi variabel dalam menganalisis fenomena ekonomi jangka pendek dan

jangka panjang serta mengkaji konsistensi model empiris dengan teori

ekonomi.

Setelah model ECM terbebas atau lulus dari Uji Stasioner, Uji Drajat

Integrasi, Uji Kointegrasi dan Uji Asumsi Klasik, maka model ECM layak

digunakan sebagai alat analisis dan kemudian dilakukan analisis ECM.

Analisis ini digunakan untuk melihat besarnya pengaruh jangka pendek dan

jangka panjang variabel independen (Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor,

dan Investasi (PMDN)) terhadap variabel dependen Pertumbuhan Ekonomi.

Untuk mengetahui hubungan antara variabel Nilai Tambah Industri,

Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi,

digunakan regresi Error Correction Model (ECM). Model ini memiliki

Page 92: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

74

keunggulan dalam mengatasi masalah stasioneritas dan regresi lancung dalam

time series data, serta mengukur hubungan jangka pendek dan jangka panjang

(Thomas,1997).

Berikut ini merupakan model ECM yang digunakan pada penelitian

ini :

Model Dasar : Pertumbuhan Ekonomi =f(NTINDUSTRI,X,M,INVSTSI(PMDN))

Model Ekonometrika : Pertumbuhan Ekonomi t = β0 + β1 NTINDUSTRIt + β2

Xt+ β3 Mt +β4INV(PMDN)St

+e

Jika diuraikan dalam bentuk log (ln) akan berubah menjadi sebagai berikut :

LNPDRBt = β0 + β1 LNNTINDt + β2 LNXt + β3 LNMt +

β4 LNINVt+ e

Sehingga rumus yang terbentuk dalam penelitian ini adalah:

D(LNPDRB) t = β0 + β1 D(LNNT IND)t + β2 D(LNX) t + β3 D(LNM) t +

β4 D(LNINV)t+β5B(LNNT IND) (t-1) + β6 B(LNX)(t-1)+

β7 B(LNM) (t-1) + β8 B(LNINV) (t-1) + β9 ECT

Dimana:

D = Differenence, Xt – Xt-1

LN = Natural Log

NTIND = Nilai Tambah Industri

X = Ekspor

M = Impor

INV(PMDN) = Investasi (PMDN)

Page 93: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

75

β0 = Konstanta (Constant)

β1….βt = Koefisien Regresi Variabel Bebas

e = Error Term

ECT = Error Correction term

t = Periode Waktu

t-1 = Periode Waktu Sebelumnya

Setelah model ECM terbentuk, maka pengujian dilanjutkan ketahap

berikutnya yaitu uji ECT (Error Corrrectioin Term).

E. Operasional Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul skripsi yang dipilih yaitu “Pengaruh Nilai Tambah

Industri, Ekspor, Impor, dan Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan

Ekonomi DKI Jakarta maka terdapat dua variabel dalam penelitian yaitu :

1. Variabel Independen

Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lainnya, kaitannya dengan

masalah yang diteliti adalah Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor, dan

Investasi (PMDN ).

2. Varibel Dependen

Yaitu variabel yang dipengaruhi variabel lainnya, kaitannya dengan

masalah yang diteliti maka yang menjadi variabel terikat adalah

Pertumbuhan Ekonomi Kota DKI Jakarta.

Untuk mengukur kedua variabel di atas, penulis terlebih dahulu akan

menentukan indikator untuk mengukur kedua variabel sebagai berikut.

Page 94: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

76

Table 3.3 Operasional Variabel

No Variabel Definisi Satuan

1 Pertumbuhan

Ekonomi

Kota Jakarta (

PDRB )

Pertumbuhan atau kenaikan output dalam

jangka panjang dalam kurun waktu 1 tahun.

Data yang digunakan adalah PDRB menurut

lapangan usaha atas harga konstan dengan

tahun dasar tahun 2000. Dari tahun 1985-

2010.

Juta

Rupiah

2 Nilai Tambah

Indusri

Menurut Sandy (1985:154) industri adalah

usaha untuk memproduksi barang jadi dari

bahan baku atau bahan mentah melalui proses

penggarapan dalam jumlah besar sehingga

barang tersebut dapat diperoleh dengan harga

satuan yang serendah mungkin tetapi dengan

mutu setinggi mungkin.

Juta

Rupiah

3 Ekspor Proses transportasi barang atau komoditas

dari suatu negara ke negara lain secara legal,

umumnya dalam proses perdagangan. Proses

ekspor pada umumnya adalah tindakan untuk

mengeluarkan barang atau komoditas dari

dalam negeri untuk memasukannya ke negara

lain. Ekspor barang secara besar umumnya

Juta

Rupiah

Page 95: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

77

membutuhkan campur tangan dari bea cukai

di negara pengirim maupun penerima. Ekspor

adalah bagian penting dari perdagangan

internasional(Dari Wikipedia bahasa

Indonesia, ensiklopedia bebas).

4 Impor Impor adalah pengiriman dagangan dari luar

negri kepelabuhan diseluruh wilayah

Indonesia kecuali wilayah bebas yang

dianggap luar negri, yang bersifat komersial

maupun yang bukan komersial.

Juta

Rupiah

5 Investasi

(PMDN)

Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan

tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I=

(Y,i). Suatu pertambahan pada pendapatan

akan mendorong investasi yang lebih besar,

dimana tingkat bunga yang lebih tinggi akan

menurunkan minat untuk investasi

sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal

dibandingkan dengan meminjam uang.

Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih

untuk menggunakan dananya sendiri untuk

investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu

biaya kesempatan dari investasi dana tersebut

Juta

Rupiah

Page 96: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

78

daripada meminjamkan untuk mendapatkan

bunga. (Dari Wikipedia bahasa Indonesia,

ensiklopedia bebas).

Page 97: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

79

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Obyek Penelitian

Penelitian ini menganalisis pengaruh Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor,

dan Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta (PDRB).

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rentan waktu analisis

mulai tahun 1986 sampai dengan tahun 2009. Alat pengolah data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perangkat lunak Eviews 6.0 dengan metode analisis

ECM. Maka dari itu perlu dilihat bagaimana gambaran perkembangan secara

umum dari Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta, Nilai Tambah Industri, Ekspor,

Impor, dan Investasi (PMDN).

1. Keadaan Geografis DKI Jakarta

Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu

kota negara Republik Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di

Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian

barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa

(sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-

1942), dan Djakarta (1942-1972). Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km²

(lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010).

Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta

jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam dunia.

79

Page 98: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

80

Perannya sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta tidak hanya sekedar menjadi

pusat pemerintah, pada perjalananya, Jakarta berkembang menjadi pusat

segala kegiatan, antara lain kegiatan ekonomi, budaya, pendidikan, dan

hiburan. Sebagai konsekuensiny sekitar 72 persen perekonomian Jakarta yang

digerakan oleh sektor jasa-jasa terutama sektor keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan.

Perkembangan dan hasil pembangunan di DKI Jakarta secara umum dapat

dilihat dari beberapa indikator makro. Yaitu indikator makro ekonomi dan

indikator makro sosial budaya, yang pada akhirnya akan bermuara pada

peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM).

Indikator makro sosial yang dijadikan penilaian keberhasilan

pembangunan terdiri atas indikator makro sosial yang berasal dari komponen

kesehatan, pendidikan dan agama. Indikator makro sosial masyarakat DKI

Jakarta sebagai berikut:

1. Sosial

Laju pertumbuhan penduduk : 4 persen

Angka harapan hidup (AHH) : 74,00 tahun

Angka kematian bayi : 13,7 per 100 ribu kelahiran hidup

Tingkat partisipasi angkatan kerja : 4,75 juta orang

Angka melek huruf (AHM) : 98,84 persen

2. Budaya

Suku Betawi berasal dari hasil kawin-mawin antaretnis dan bangsa di

masa lalu. Secara biologis, mereka yang mengaku sebagai orang Betawi

Page 99: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

81

adalah keturunan kaum berdarah campuran aneka suku dan bangsa yang

didatangkan oleh Belanda ke Batavia. Apa yang disebut dengan orang

atau suku Betawi sebenarnya terhitung pendatang baru di Jakarta.

Kelompok etnis ini lahir dari perpaduan berbagai kelompok etnis lain

yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Jawa, Bali,

Bugis, Makassar, Ambon, dan Melayu serta suku-suku pendatang,

seperti Arab, India, Tionghoa, dan Eropa.

Budaya Jakarta merupakan budaya mestizo, atau sebuah campuran

budaya dari beragam etnis. Sejak zaman Belanda, Jakarta merupakan

ibu kota Indonesia yang menarik pendatang dari dalam dan luar

Nusantara. Suku-suku yang mendiami Jakarta antara lain, Jawa, Sunda,

Minang, Batak, dan Bugis. Selain dari penduduk Nusantara, budaya

Jakarta juga banyak menyerap dari budaya luar, seperti budaya Arab,

Tiongkok, India, dan Portugis.

3. Agama

a. Komposisi penduduk menurut agama dan sarana peribadatan:

1. Islam : 84,4%

2. Kristen Protestan : 6,2 %

3. Katolik : 5,7 %

4. Hindu : 1,2 %

5. Budha : 3,5 %

6. Konghuncu : 1,7%

Page 100: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

82

2. Perkembangan Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting

dalam menilai kinerja suatu perekonomian suatu negara. Terutama untuk

melakukan analisis tentang hasil pembangunan ekonomi disuatu negara

tersebut. Ekonomi dapat dikatakan mengalami pertumbuhan apabila produksi

barang dan jasa meningkat dari tahun sebelumnya. Dengan demikian,

pertumbuhan ekonomi menunjukan sejauh mana aktifitas perekonomian dapat

menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan masyarakat pada

periode tertentu.

Indikator agregat ekonomi makro yang lazim untuk mengukur kondisi

perekonomian suatu wilayah adalah Produk Domestik Bruto (PDB) untuk

tingkat nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk tingkat

propinsi/kabupaten. Dalam penelitian ini PDRB dihitung atas dasar harga

konstan, yaitu apabila semua produksi barang dan jasa yang dihasilkan dinilai

berdasarkan harga konstan pada tahun yang berbeda dan peneliti mengambil

tahun dasar 1983, 1993, 2000. PDRB atas dasar harga konsatn dimaksudkan

untuk melihat perubahan pola struktur perekonomian suatu wilayah dan untuk

menghitung PDRB perkapita. Berikut ini adalah perkembangan PDRB DKI

Jakarta tahun 1986-2009:

Page 101: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

83

Tabel 4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta (PDRB) Tahun

1986-2009

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta

TAHUN PDRB Menurut Harga Kostan

(Juta Rupiah)

Laju Pertumbuhan Ekonomi atas dasar harga

konstan(%) 1986 9444604 4.79 1987 9994604 6.54 1988 10824167 8.23 1989 12586088 9.74 1990 13664719 8.57 1991 14730349 7.80 1992 16001557 8.63 1993 51106459 8.44 1994 55505268 8.61 1995 60648690 9.27 1996 66164802 9.1 1997 69543446 5.11 1998 57380517 -17.49 1999 57215223 -0.29 2000 59694418 4.33 2001 61868256 3.64 2002 64338830 3.99 2003 76314201 4.62 2004 61868256 4.24 2005 29527054 6.01 2006 31282671 5.95 2007 33297125 6.44 2008 35369405 6.22 2009 371399320 5.01

Page 102: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

84

Gambar 4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Berdasarkan Harga

Konstan Tahun 1986-2009

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Perkembangan PDRB per kapita tentunya tidak terlepas dari angka-angka

yang telah diuraikan sebelumnya, kalau PDRB atas dasar harga konstan dari

tahun 1986 hingga tahun 1997 mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp

69543446 juta dan laju pertumbuhan sekitar 5.11 persen. Hal ini menunjukan

bahwa pembangunan yang dilaksanakan telah mampu menaikan tingkat

pendapatan penduduk DKI Jakarta. Kondisi perekonomian DKI Jakarta dapat

dikatakan berjalan dengan relatif stabil dengan laju pertumbuhan yang

cenderung menunjukan percepatan disetiap tahunnya. Kondisi tersebut sedikit

banyak turut mendorong kegiatan ekonomi DKI Jakarta, sehingga pada tahun

2001 perekonomian DKI Jakarta yang diukur dengan menggunakan PDRB

atas harga konstan 2000 mecatatkan pertumbuhan sebesar 3,64 persen, dan

0

10000000

20000000

30000000

40000000

50000000

60000000

70000000

80000000

9000000019

8619

8719

8819

8919

9019

9119

9219

9319

9419

9519

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

0320

0420

0520

0620

0720

0820

09

GPDRB

GPD…

Page 103: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

85

pada akhirnya tahun 2005 pertumbuhannya meningkat sempai pada level 6,01

persen.

Perkembangan di tahun 2009 berjalan lebih lambat dati tahun sebelumnya.

Penyebab utamanya adalah pengaruh krisis keuangan global yang melanda

Amerika dan Eropa. Meskipun puncak krisis terjadi pada akhir tahun 2008

hingga awal 2009, namun efeknya dirasakan hingga akhir 2009, perekonomian

Jakarta yang tumbuh 6,22 persen pada tahun 2008. Pada tahun 2009 melambat

menjadi 5,01 persen. Namun demikian pertumbuhan ini masih lebih tinggi

dari pertumbuhan nasional yang sebesar 4,5 persen

3. Perkembangan Nilai Tambah Industri di DKI Jakarta

Sektor industri besar dan sedang menjadi sektor utama dalam

pembentukan PDRB, perkembangan produksi industri ini akan mendorong

meningkatnya nilai tambah industri itu sendiri. Untuk itu penulis tertarik

untuk melihat seberapa besar peranan nilai tambah yang dihasilkan oleh

industri besar/sedang terhadap pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta.

Untuk membangun industri yang memiliki nilai tambah yang besar, maka

diperlukan modal yang besar juga, dalam kondisi ini peranan pemerintah

sangat penting untuk mempermudah proses administrasi dan birokrasi

pemberian kredit kepada perusahaan yang membutuhkan modal.

Selanjutnya perlu juga dilakukan pembinaan dengan mengarahkan

kegiatan ekonomi dengan tepat. Langkah terakhir adalah adanya pengawasan

terhadap kegiatan industri tersebut. Bila kegiatan itu dapat berjalan dengan

baik maka diharapkan adanya penambahan nilai yang antara lain yang

Page 104: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

86

meliputi kesesuaian dengan pesanan, ketetapan dalam industri, dan kesesuain

dalam pembebanan biaya produksi. Pengurangan biaya transaksi yang

berdampak pada timbulnya respon terhadap pasar yang lebih berorientasi pada

kepentingan industri tangga dan industri kecil.

Adapun perkembangan nilai tambah industri besar/sedang di masing –

masing dari tahun 1986-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Perkembangan Nilai Tambah industri DKI Jakarta 1986-2009

Tahun

Nilai Tambah Industri (biaya faktor produksi)

(Juta/million RP) 1986 15251029 1987 17153104 1988 20064749 1989 31394800 1990 38731676 1991 48411948 1992 62812844 1993 97404331 1994 105527602 1995 13218112 1996 16538466 1997 16612072 1998 16879052 1999 22935866 2000 30950663 2001 26656400 2002 32531589 2003 32678400 2004 35891000 2005 39643800 2006 50716400 2007 98874004 2008 71949300 2009 79876700

Sumber: Jakarta Dalam Angka. (BPS)

Page 105: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

87

Gambar 4.2 Perkembangan Nilai Tambah Industri Periode 1986-2009

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS)

Perkembangan nilai tambah industri dari tahun 1986 hingga tahun 2000

semakin meningkat dan ditahun 2001 mengalami penurunan yang akhirnya

mengalami peningkatan kembali hingga sampai tahun 2007. Dalam rangka

membangun pilar-pilar industri masa depan dengan menumbuhkan industri

yang akan menggerakan pertumbuhan, salah satu pendekatan pembanguna

sektor industri yang dapat dilaksanakan melalui peningkatan produktifitas

tenaga kerja dan nilai tambah (output dikurangi input).

4. Perkembangan Ekspor di DKI Jakarta

Ekspor patut diandalkan bagi sarana pertumbuhan ekonomi. Ada

pengkhususan tersendiri bagi produk Negara kita. Dikarenakan untuk

beberapa komoditi seperti karet, kopi lada, rotan dammar, kayu yang hanya

0

20000000

40000000

60000000

80000000

100000000

12000000019

8619

8719

8819

8919

9019

9119

9219

9319

9419

9519

9619

9719

9819

9920

0020

0120

0220

0320

0420

0520

0620

0720

0820

09

NT IND

NT IND

Page 106: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

88

diproduksi oleh beberapa Negara,. Sepanjang kurun waktu 1997 saat krisis

moneter dan ekonomi mulai melanda Indonesia khususnya di DKI Jakarta,

ekspor barang-barang manufaktur di Jakarta mengalami penurunan,. Hingga

akhir 2002 pertumbuhan ekspor hanya mencapai 0,81 lebih rendah dari pada

pertumbuhan ekspor ditahun sebelumnya. Hal ini diakibatkan krisis ekonomi

yang cukup parah.

Tabel 4.3

Perkembangan Ekspor DKI Jakarta Tahun 1986-2009

Tahun Nilai Ekspor (FOB US $) Perubahan % 1986 2541318617 1987 2426282898 1988 3394072948 39,96 1989 4614581866 35,96 1990 5793457911 25,55 1991 7609660652 31,35 1992 10638899769 39,81 1993 11947516628 12,30 1994 12870545871 7,73 1995 13939283868 8,30 1996 15574726734 11,73 1997 17450894753 12,05 1998 17729575474 1,60 1999 15278037714 -13,83 2000 21418543499 40,19 2001 19798812260 -7,56 2002 19959587089 0,81 2003 20454440187 2,48 2004 24501221918 19,78 2005 26958167238 10,03 2006 29809517655 10,58 2007 32186884841 7,98 2008 36090170062 12,13 2009 32536510048 -9,85

Sumber: Jakarta Dalam Angka (BPS)

Page 107: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

89

Gambar 4.3 Perkembangan Ekspor Periode 1986-2009

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Selama kurun waktu 24 (dua puluh empat) tahun terakhir, dari tahun 1986

sampai tahun 1998 mengalami peningkatan, nilai ekspor melalui pelabuhan

muat DKI Jakarta selalu mengalami peningkatan kecuali untuk kondisi tahun

1999 dan tahun 2001 yang mengalami penurunan terhadap masing-masing

nilai ekspor tahun sebelumnya sekitar 13,83 persen dan 7,56 persen. Ekspor

tahun 2002 dan tahun 2003 meningkat masing-masing sebesar 0,81 persen dan

2,48 persen terhadap ekspor tahun-tahun sebelumnya, tahun 2004 meningkat

19,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya dan tahun 2005 meningkat

10,03 persen disbanding tahun sebelumnya. Jika dibandingkan antara nilai

ekspor tahun 2008 dengan tahun 1986 maka peningkatan ekspor mencapai 3

kali lipat. Nilai ekspor DKI Jakarta tahun 2009 telah mencapai 32.54 milyar

US $, sementara untuk tahun 1986 nilainya baru mencapai 2,54 milyar US $

05E+091E+10

1.5E+102E+10

2.5E+103E+10

3.5E+104E+10

1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008

EXP

EXP

Page 108: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

90

(tabel 4.3) . Peningkatan nilai ekspor ini nampaknya bukan semata-mata

akibat meningkatnya volume ekspor, justru nilainya meningkat. Hal ini

merupakan akibat dari jenis barang yang berbeda, atau akibat dari murahnya

produk Indonesia di luar negeri akibat depresiasi rupiah.

5. Perkembangan Impor di DKI Jakarta

Impor suatu Negara berkorelasi dengan output dan pendapatan nasional

negara tersebut. Permintaan impor tergantung pada harga relatif atas barang-

barang luar negeri dan dalam negeri. Oleh karena itu volume impor dan nilai

impor akan dipengaruhi output dalam negeri, dan harga relatif antara barang

dalam negeri dan buatan luar negeri.

Perkembangan impor di DKI Jakarta berjalan sesuai dengan pemenuhan

kebutuhan dalam negeri oleh karena itu saat ini Jakarta melakukan pola

industrialisasi subtitusi impor. Dimana barang yang biasa didatangkan dari

luar negeri kini diproduksi di Jakarta. Dan Perkembangan sektor industri ini

memiliki dampak terhadap komposisi konsumsi barang impor yang

mengalami fluktuasi di dalam negeri. Hal ini dipengaruhi oleh besarnya

kebutuhan masyarakat terhadap jenis barang konsumsi dan juga dipengaruhi

oleh barang fluktuasi kurs yang menentukan nilai mata uang yang digunakan

untuk transaksi pembayaran dalam perdagangan barang-barang konsumsi

tersebut.

Dalam hal pengaturan dan pengendalian impor ke arah yang

menguntungkan dan melindungi produksi dalam negeri dan mendorong

ekspor, telah diambil berbagai kebijaksanaan. Diantaranya diberlakukannya

Page 109: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

91

ketentuan tarif bea masuk yang seragam bagi seluruh di daerah DKI Jakarta,

diberlakukan pada tahun 1986 melalui Paken 1986 yang mengatur tata cara

persyaratan pengambilan bea masuk dan bea masuk tambahan dari barang

impor yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang ekspor. Paket

kebijaksanaan 15 Oktober 1986 untuk menyederhanakan tata cara barang serta

memperlancar penyediaan barang keperluan produksi dan memberikan

perlindungan terhadap produksi di dalam negeri dan perubahan tarif bea

masuk.

Tabel 4.4 Perkembangan Impor DkI Jakarta Tahun 1986-2009

Tahun Nilai Impor (FOB US $) Perubahan % 1986 5716482319 1987 6434823345 1988 7086247774 10,12 1989 9106604470 28,51 1990 13291334086 45,95 1991 15783594077 18,75 1992 15497494215 -1,81 1993 16891433533 8,99 1994 20198230599 19,58 1995 25659106959 27,04 1996 26253407595 2,32 1997 22602570430 -13,91 1998 15566294971 -31,13 1999 10306824075 -33,79 2000 17049770256 65,42 2001 15973651761 -6,31 2002 16189261753 1,355 2003 16169567982 -0,12 2004 23883257384 47,70 2005 26827744132 12,33 2006 27134810269 1,14 2007 34739269326 28,02 2008 63312741522 82,25 2009 48099308120 -24,03

Sumber : Jakarta Dalam Angka (BPS)

Page 110: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

92

Gambar 4.4 Perkembangan Impor Periode 1986-2009

Sumber : Badan pusat Statistik (BPS)

Perkembangan impor melalui DKI Jakarta berdasarkan pelabuhan bongkar

periode 1986-2009 mengalami fluktuasi baik dari segi bobot dan nilainya.

Peningkatan nilai impor paling tinggi terjadi pada tahun 2000, yaitu sebesar

65,42 persen yang disebabkan oleh dampak dari impor makanan, minuman,

kosmetik, peralatan rumah tangga dan sebagianya dari berbagai Negara

importir, dan tahun 2004 sebesar 47,70 persen. Tahun 2005 mencapai

26.827,74 juta US $, naik sekitar 12,33 persen dari total impor tahun

sebelumnya. Kontribusi nilai impor melalui wilayah DKI Jakarta tahun 2005

terhadap total nilai impor nasional mencapai 46,49 persen. Impor yang masuk

melalui wilayah DKI Jakarta tahun 2005, sekitar 7,98 persen adalah barang

konsumsi: bahan baku dan penolong 68,54 persen dan sisanya 23,48 persen

adalah barang modal. Sedangkan penurunan paling tajam terjadi pada tahun

0

1E+10

2E+10

3E+10

4E+10

5E+10

6E+10

7E+10

198619881990199219941996199820002002200420062008

IMPR

IMPR

Page 111: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

93

1999 sebesar 33,79 dan 1998 sebesar 31,13 persen. Informasi ini disajikan

pada tabel 4,4. Pada tahun 2008 terjadi peningkatan nilai impor yang cukup

besar yaitu 82,25 persen dibandingkan tahun 2007, Namun ditahun 2009

mengalami penurunan sebesar 24,03 persen dibandingkan tahun 2008. Puncak

peningkatan tertinggi di tahun 2008, yaitu sebesar 82,25 persen peningkatan

ini disebabkan gagal panen dan kerusakan persediaan barang-barang

konsumsi.

6. Perkembangan Investasi (PMDN) di DKI Jakarta

Penanaman modal atau investasi dalam suatu perekonomian sangat

diperlukan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi maupun perluasan tenaga

kerja. Oleh karena itu, untuk menarik investor menanamkan modalnya di

Indonesia sudah dilakukan oleh pemerintah, agar pelaku ekonomi merasa

aman akan investasinya, diperlukan stabilitas ekonomi yang baik di dalam

Negara. Maka mempertahankan stabilitas ekonomi merupakan salah satu

prasyarat untuk membangun dan menggerakan roda perekonomian.

Pembicaraan tentang perkembangan investasi domestik, tentu kita

mengkajinya pada saat dimulainya investasi domestik itu sendiri. Investasi

domestik dimulai sejak tahun 1968, yaitu sejak di undangkannya undang-

undang No 6 tahun 1968 tentang penanaman modal dalam negeri sampai

dengan saat ini. Dengan adanya undang-undang ini, memberikan kesempatan

kepada investor domestik menanamkan investasinya didalam negeri. Kajian

tentang perkembangan investasi domestik dapat di kaji dari dua era, yaitu era

orde baru dan reformasi.

Page 112: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

94

Pelaksanaan investasi domestik pada era orde baru dimulai pada tahun

1986 sampai dengan tahun 2009. Perkembangan jumlah investasi domestik

yang di investasikan oleh investor domestik, disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.5 Perkembangan Investasi (PMDN) DKI Jakarta 1986-2009

Menurut bidang usaha

Tahun PMDN Proyek Nilai

(Juta/Million) 1986 54 535684 1987 59 1080263 1988 85 1130197 1989 82 1736324 1990 98 2113451 1991 97 3178556 1992 87 3999313 1993 109 7138282 1994 211 6452692 1995 150 10228674 1996 196 16660416 1997 120 4834675 1998 56 3318338 1999 33 1222589 2000 74 3307013 2001 45 5752926 2002 44 22259119 2003 44 3343950 2004 35 4173915 2005 23 3792133 2006 18 981710 2007 45 5638339 2008 34 18373 2009 35 9693

Jumlah 1834 112906625 Sumber : Jakarta Dalam Angka (BPS)

Page 113: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

95

Gambar 4.5 Perkembangan Investasi (PMDN) Periode 1986-2009

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS)

Perkembangan investasi pemerintah (PMDN) ditunjukkan Gambar 4.5.

selama periode 1986 -2009 mengalami fluktuasi yang cukup tajam. Namun

kenyataanya bahwa pada tahun 2009, berdasarkan laporan Badan Koordinator

Penanaman Modal (BKPM), realisasi penanaman modal dalam negeri hanya

sekitar Rp 9,693 juta. Realisasi investasi 2009 itu memperlihatkan penurunan

yang sangat tajam dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, karena dari tahun

1986-2009 mengalami fluktuasi, penurunan realisasi investasi membuktikan

bahwa iklim penanaman modal masih jauh dari kondusif. Ekonomi biaya

tinggi yang bersumber sejak proses perizinan usaha sehingga pemasaran

produk, stabilitas keamanan, dan kepastian hukum, menjadi momok

menakutkan bagi kegiatan investasi. Selain itu, arus masuk produk-produk

barang buatan industri nasional sulit untuk bersaing.

0

2000000

4000000

6000000

8000000

10000000

12000000

14000000

16000000

18000000

1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 2008

INV(pmdn)

INV(pmdn)

Page 114: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

96

Krisis berdampak secara nyata terhadap penurunan investasi PMDN

khususnya pada tahun 1997 hal ini memang dikarenakan oleh adanya krisis

ekonomi yang berdampak pula menjadi krisis multidimensi sehingga

membawa dampak pada pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta serta pergerakan

investasi PMDN. Namun pada tahun selanjutnya pemerintah mencanangkan

program investasi untuk dapat membantu dalam pemulihan Negara. Terbukti

dengan adanya hal ini perkembangan DKI Jakarta kembali keadaan baik,

meskipun belum sepenuhnya pulih.

Pasca krisis ekonomi, perkembangan investasi dalam negeri tidak terlalu

mengalami penurunan yang drastis. Karena pemerintah dapat memperbaiki

kondisi perekonomian pada tahun 2007. Sehingga perkembangan investasi

dalam negeri kembali membaik. Meskipun tidak mengalami perkembangan

yang signifikan namun investasi dalam negeri mampu meningkatkan kembali

perkembangan pasca krisis.

B. Analisis dan Pembahasan

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan Eviews 6.0 untuk

mempermudah atas hasil yang didapat dari variabel-variabel yang diteliti. Dengan

variabel bebas (Variabel Independen) terdiri Nilai Tambah Industri, Ekspor,

Impor dan Investasi (PMDN), sedangkan variabel terikatnya (Variabel Dependen)

yaitu Pertumbuhan Ekonomi.

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji

Normalitas Data, Uji Linieritas, Uji Stasioneritas (Uji Akar Unit, Uji Derajat

Integrasi) terhadap seluruh variabel yang akan di uji, untuk melihat variabel

Page 115: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

97

0

2

4

6

8

10

-40000 -20000 0 20000 40000 60000

Series: ResidualsSample 1986 2009Observations 24

Mean -9.78e-12Median 4447.474Maximum 55006.36Minimum -34614.55Std. Dev. 23953.17Skewness 0.384092Kurtosis 2.965383

Jarque-Bera 0.591304Probability 0.744046

tersebut stasioner atau tidaknya sebuah data. Uji Kointegrasi, Uji Asumsi Klasik

(Uji Heteroskedastisitas, Uji Autokorelasi, Uji Multikolinearitas).

1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

uji Jarque Bera dengan melihat nilai probability. Jika nilai probability lebih

besar dari nilai derajat kesalahan α=0.05, maka penelitian ini tidak ada

permasalahan normalitas atau dengan kata lain, data terdistribusi normal.

Sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari nilai derajat kesalahan

α=0.05, maka dalam penelitian ini ada permasalahan normalitas atau dengan

kata lain, data tidak terdistribusi normal.

Tabel 4.6 Uji Normalitas Jarque-Bera

Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan tabel 4.1 menggambarkan bahwa data dalam penelitian ini

sudah berdistribusi normal. Terlihat dari nilai probability sebesar 0.744046

yang lebih besar dari derajat kesalahan 0.05 signifikan yang menyatakan

Ho ditolak, sehingga model ini dikatakan telah normal.

Page 116: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

98

2. Uji Linieritas

Uji ini biasanya didesain untuk menguji apakah suatu variabel penjelas

cocok atau tidak dimasukkan dalam suatu model estimasi. Akan tetapi menurut

Kennedy (1996) dalam Insukindro (2003) uji yang dikembangkan oleh J.B

Ramsey ini digunakan untuk menguji apakah bentuk fungsi suatu model

estimasi linier atau tidak linier.

Tabel 4.7 Uji Ramsey RESET Test

Ramsey RESET Test:

F-statistic 2.152158 Prob. F(1,18) 0.1596

Log likelihood ratio 2.710550 Prob. Chi-Square(1) 0.0997 Sumber: Lampiran 4

Dari uji linearitas (Uji Ramsey RESET Test) pada tabel di atas nilai

probabilitasnya adalah 0.0997 ternyata lebih besar dari derajat kesalahan 5%

(0,05). Artinya tidak ada permasalahan linearitas. Dengan kata lain bentuk

fungsi model estimasi dalam penelitian ini adalah linear.

3. Uji Stasioneritas

a. Uji Akar Unit

Pengujian akar-akar unit untuk semua variabel yang digunakan dalam

analisis time series perlu dilakukan untuk memenuhi keabsahan analisis

Error Correction Model (ECM). Dalam hal ini data harus bersifat

stasioner dengan kata lain perilaku data yang stasioner memiliki varians

yang tidak terlalu besar dan mempunyai kecenderungan mendekati nilai

rata-rata. (Suhendra, 2003).

Page 117: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

99

Uji akar unit dipandang sebagai uji stasioneritas karena pengujian ini

pada prinsipnya bertujuan untuk mengamati apakah koefisien tertentu dari

model otoregresif yang diperkirakan mempunyai nilai satu atau tidak

(Yahya Hamja, 2008).

Tahap awal dalam proses pengujian yang dilakukan adalah uji

stasioneritas terhadap seluruh variabel yang diuji. Dalam penelitian ini

data yang digunakan adalah data natural log (ln) dari variabel-variabel

tersebut, dimana ln merupakan log dengan bilangan dasar bilangan alam

yang berguna untuk memecahkan persamaan yang tidak diketahuinya

merupakan pangkat dari variabel lain. Dimana log sendiri adalah fungsi

matematika yang dengan bilangan dasar 10 yang kegunaannya untuk

menyederhanakan suatu bilangan (dalam penelitian ini untuk

menyederhanakan data variabel).

Pengujian akar-akar unit dikatakan stasioner apabila nilai Phillips-

Perron test (Pp test) lebih besar dari nilai Critical Value (CV) 5%,

sebaliknya jika nilai Phillips-Perron test (Pp test) lebih kecil dari nilai

Critical Value (CV) 5% maka variabel tersebut tidak stasioner. Hasil dari

pengujian akar-akar unit ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini :

Page 118: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

100

Tabel 4.8 Uji Akar Unit Phillips-Perron Test Pada Tingkat Level

No. Variabel Level Ho = Tidak Stasioner

Pptest CV 5% Ha = Stasioner

1 LNPDRB -2.482020 -2.998064 Terima Ho

2 LNNTIND -3.521861 -2.998064 Tolak Ho

3 LNX -3.078995 -2.998064 Tolak Ho

4 LNM -1.326145 -2.998064 Terima Ho

5 LNINV -0.820346 -2.998064 Terima Ho

Sumber: Lampiran 5

Tabel di atas menunjukkan hasil uji akar-akar unit dengan

menggunakan Phillips-Perron test. Dari tabel tersebut sesuai dengan data

yang diuji dapat diketahui dengan adanya nilai Phillips-Perron test (Pptest)

dan dari nilai Critical Value (CV) 5% hanya ada dua variabel yang

stasioner yaitu variabel Nilia Tambah Industri (NTIND) dan Ekpor (X).

Hal ini dikarenakan hanya variabel Nilia Tambah Industri (NTIND) dan

Ekpor (X) yang nilai Phillips-Perron test (Pptest) lebih besar dibandingkan

dari nilai Critical Value (CV) 5%. Sedangkan ketiga variabel yang lainnya

tidak stasioner disebabkan karena nilai Phillips-Perron test (Pptest) lebih

kecil dibandingkan dari nilai Critical Value (CV) 5%, dengan kata lain

variabel-variabel tersebut pada level mengalami persoalan akar-akar unit,

oleh karena itu perlu dilanjutkan dengan uji derajat integrasi pertama.

b. Uji Derajat Integrasi

Dalam Uji akar unit menghasilkan kesimpulan bahwa data belum

stasioner pada tingkat level. Oleh karena itu, harus dilakukan Uji Derajat

Integrasi. Nilai statistik Phillips-Perron untuk mengetahui pada derajat

Page 119: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

101

berapa suatu data akan stasioner dapat dilihat pada nilai Phillips-Perron

test (Pp test) yang lebih besar dari nilai Critical Value (CV) 5%, maka

variabel tersebut dikatakan stasioner pada derajat pertama. Hasil dari

pengujian derajat integrasi pertama dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.9 Uji Akar Unit Phillips-Perron test pada first difference

No. Variabel Level Ho = Tidak Stasioner Pptest CV 5% Ha = Stasioner

1 LNPDRB -4.590424 -3.004861 Tolak Ho 2 LNNTIND -5.662328 -3.004861 Tolak Ho 3 LNX -4.133039 -3.004861 Tolak Ho 4 LNM -4.106091 -3.004861 Tolak Ho 5 LNINV -5.642732 -3.004861 Tolak Ho

Sumber: Lampiran 5

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Phillips-Perron test

(Pptest) dan dari nilai Critical Value (CV) 5% sudah stasioner pada integrasi

pertama (first different). Hal ini dapat dilihat bahwa nilai Phillips-Perron test

variabel Nilia Tambah Industri (NTIND), Ekspor (X), Impor (M), dan

Investasi (PMDN) lebih besar bila dibandingkan dengan nilai Critical Value

(CV) 5%. Dari hasil uji stasioneritas tersebut dapat disimpulkan bahwa semua

variabel sudah stasioner pada ordo yang sama, yaitu pada derajat integrasi

pertama, sehingga pengujian selanjutnya dapat dilanjutkan ke uji kointegrasi.

4. Uji Kointegrasi

Dari hasil Uji Kointegrasi di dapat bahwa semua variabel stasioner pada

ordo yang sama. Tujuan utama uji kointegrasi ini adalah untuk mengetahui

apakah residual regresi terkointegrasi stasioner atau tidak. Apabila variabel

terkointegrasi maka terdapat hubungan yang stabil dalam jangka panjang.

Page 120: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

102

Sebaliknya jika tidak terdapat kointegrasi antar variabel maka implikasi

tidak adanya keterkaitan hubungan dalam jangka panjang. Uji statistik yang

digunakan untuk menguji hipotesis null mengenai tidak adanya kointegrasi

ini adalah dengan menggunakan metode Phillips-Perron, sedangkan

persamaan jangka panjangnya akan diturunkan dari persamaan Error

Correction Model (ECM). Berikut ini hasil uji kointegrasi Phillips-Perron :

Tabel 4.10 Nilai Regresi Uji Kointegrasi

Persamaan Kointegrasi Nilai t-

Statistik PP Nilai Kritis

Statistik PP α = 5%

Kesimpulan

LNPDRB t = f (LNNT t, LNX t, LNM t,LNINV t,) -3.020936 -1.956406 Residual

Stasioner Sumber: Lampiran 6

Dari hasil estimasi di atas dapat dilihat bahwa nilai t-statistik Phillips-

Perron sebesar -3.020936 sedangkan nilai kritis statistik Phillips-Perron pada

tingkat signifikansi 5% yaitu -1.956406. Karena nilai t-statistik lebih besar dari

nilai kritis statistik Phillips-Perron tabel, artinya residual dari persamaan telah

stasioner pada derajat integrasi nol atau I(0). Sehingga variabel-variabel

tersebut dikatakan terkointegrasi atau terdapat indikasi hubungan jangka

panjang.

Adanya indikasi hubungan keseimbangan dalam jangka panjang belum

dapat digunakan sebagai bukti bahwa terdapat hubungan dalam jangka pendek.

Sehingga untuk menentukan variabel mana yang menyebabkan parubahan pada

variabel lain, dan untuk menyediakan shortrun dynamic adjustment guna

Page 121: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

103

menuju periode jangka panjang, maka dilakukan perhitungan ECM setelah

melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu.

5. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi

tersebut mempunyai penyakit atau tidak maka dilakukan pengujian lebih lanjut

yaitu berupa uji asumsi klasik. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi

ada tidaknya multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi didalam

model penelitian. Sehingga dapat diketahui apakah hasil-hasil regresi telah

memenuhi kaidah Best Linier Unbiased Estimator (BLUE) yang berarti bahwa

tidak ada gangguan serius terhadap asumsi klasik dalam metode kuadrat

terkecil tunggal (OLS) yaitu masalah heteroskedastisitas, autokorelasi dan

multikolinieritas.

a. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk

mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji

White. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan bantuan program

komputer Eviews 6.0, dan diperoleh hasil regresi seperti pada tabel berikut

ini :

Page 122: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

104

Tabel 4.11 Hasil Uji White HeteroskedasticityTest

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 12.36038 Prob. F(14,9) 0.0003

Obs*R-squared 22.81348 Prob. Chi-Square(14) 0.0634 Scaled explained SS 8.166348 Prob. Chi-Square(14) 0.8805

Sumber : Lampiran 7

Dari tabel di atas diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar

0.950562. Nilai probabilitas dari Chi-Square sebesar 0.0634 yang lebih besar

dari nilai α sebesar 0.05. Karena nilai probabilitas Chi-square lebih besar dari α

= 5% maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model tidak

ada masalah heteroskedastisitas.

b. Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan suatu kejadian di mana error term pada satu

periode waktu secara sistematik tergantung pada error term pad periode-

periode waktu yang lain. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi

digunakan uji Langrange Multiplier (LM-test). Uji ini sangat berguna

untuk mengindentifikasi masalah autokorelasi tidak hanya pada derajat

pertama (first order) tetapi juga digunakan pada tingkat derajat.

Uji autokorelasi juga bisa dilihat dari nilai probabilitas Chi-Square.

Jika probabilitas Chi-Square lebih besar dari tingkat signifikansi 5% maka

tidak terdapat autokorelasi dan sebaliknya jika probabilitas Chi-Square

lebih kecil dari 5% maka terdapat autokorelasi.

Page 123: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

105

Tabel 4.12 Hasil Regresi LM-Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.196843 Prob. F(2,16) 0.8233

Obs*R-squared 0.552332 Prob. Chi-Square(2) 0.7587

Sumber : Lampiran 7

Dari tabel di atas diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar

0.024014. Nilai probabilitas dari Chi-Square sebesar 0.7587 yang lebih

besar dari nilai α sebesar 0.05. Karena nilai probabilitas Chi-square lebih

besar dari α = 5% maka Ho diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa di

dalam model tidak terdapat masalah autokorelasi.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan (korelasi) yang signifikan di antara dua atau lebih variabel

independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas

dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel

independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antar variabel

independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolinearitas atau

tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen.

Hasil pengujian multikolinearitas menggunakan uji korelasi (r) dapat

dilihat sebagai berikut:

Page 124: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

106

Tabel 4. 13 Hasil Uji Correlation Matrix

LNNT LNX LNM LNINV

LNNT 1.000000 0.978167 0.838211 -0.182762 LNX 0.978167 1.000000 0.866627 -0.094968 LNM 0.838211 0.866627 1.000000 -0.259993

LNINV -0.182762 -0.094968 -0.259993 1.000000 Sumber : Lampiran 6

Analisis uji multikolinearitas dengan correlation matrix di atas terlihat

bahwa koefisien korelasi ada yang di atas 0.7, sehingga dapat disimpulkan

bahwa dalam model terdapat masalah multikolinearitas. Uji multikolinieritas

ini dapat diabaikan karena estimatornya masih dapat bersifat BLUE (Wahyu,

2009). Sifat BLUE tidak terpengaruh oleh data ada tidaknya korelasi

antarvariabel independen. Namun harus diketahui bahwa multikolinieritas

akan menyebabkan SE yang besar.

6. Pendekatan Error Correction Model (ECM)

Dengan ditemukannya fenomena hubungan jangka panjang antara

variabel-variabel yang digunakan dalam pengujian kointegrasi di atas, maka

langkah selanjutnya adalah melakukan pendekatan Error Correction Model

(ECM). Model koreksi kesalahan (ECM) merupakan metode pengujian yang

dapat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antar variabel dalam

jangka pendek. ECM merupakan salah satu pendekatan untuk menganalisis

model time series yang digunakan untuk melihat konsistensi antara hubungan

jangka pendek dengan hubungan jangka panjang dari variabel-variabel yang

diuji. Berikut merupakan persamaan ECM yang digunakan pada penelitian ini:

Page 125: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

107

D(LNPDRB) t = β0 + β1 D(LNNT IND)t + β2 D(LNX) t + β3 D(LNM) t +

β4 D(LNINV) t + β5 B(LNNT IND) (t-1) + β6 B(LNX) (t-1)

+ β7B(LNM)(t-1)+β8B(LNINV) (t-1) + β9 ECT

Hasil pengolahan data yang dilakukan dengan menggunakan program

komputer EViews 6.0, dengan model regresi linier ECM ditampilkan sebagai

berikut:

Tabel 4.14 Hasil Estimasi Model Dinamis ECM

Dependent Variable: D(LNPDRB) Method: Least Squares Date: 12/17/11 Time: 20:06 Sample (adjusted): 1986 2009 Included observations: 23 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -22.30637 17.71578 -1.259124 0.2301

D(LNNT) -0.431422 0.676018 -0.638181 0.5344 D(LNX) -2.338589 1.037177 -2.254763 0.0420 D(LNM) 1.090507 0.567301 1.922273 0.0768

D(LNINV) 0.022248 0.109769 0.202680 0.8425 LNNT(-1) -1.719738 0.727512 -2.363861 0.0343 LNX(-1) 1.630606 1.454707 1.120917 0.2826 LNM(-1) -0.782542 0.452690 -1.728648 0.1075

LNINV(-1) -0.503664 0.178790 -2.817073 0.0145 ECT 0.489824 0.205194 2.387124 0.0329

R-squared 0.691456 Mean dependent var -0.040581

Adjusted R-squared 0.477848 S.D. dependent var 0.563949 S.E. of regression 0.407510 Akaike info criterion 1.341518 Sum squared resid 2.158838 Schwarz criterion 1.835211 Log likelihood -5.427460 Hannan-Quinn criter. 1.465681 F-statistic 3.237036 Durbin-Watson stat 2.268383 Prob(F-statistic) 0.027182

Sumber : Lampiran 8

ECM merupakan salah satu pendekatan untuk menganalisis model

time series yang digunakan untuk melihat konsistensi antara hubungan

Page 126: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

108

jangka pendek dengan hubungan jangka panjang dari variabel-variabel

yang diuji. Dari hasil olah data Uji Error Correction Model, pada tabel di

atas menunjukkan bahwa nilai koefisien ECT sebesar 0.489824 yang

berarti bahwa ketidaksesuaian pertumbuhan LNPDRB aktual dengan

pertumbuhan LNPDRB potensial akan dieliminasi atau dihilangkan dalam

satu periode penelitian sebesar 49%. Dapat dilihat nilai probabilitas

0.0329, hal ini berarti ECT sudah signifikan pada tingkat kepercayaan

α=0.05. Oleh karena itu model dari pengujian ECM ini dapat dikatakan

valid.

Dari hasil estimasi regresi dengan pendekatan ECM, variabel jangka

pendek di tunjukkan oleh DLNNT, DLNX, DLNM dan DLNINV. Namun

dalam jangka panjang perlu dihitung dengan cara menjumlahkan koefisien

tiap variabel jangka panjang LNNT(-1), LNX(-1), LNM(-1) dan LNINV(-

1) dengan koefisien ECT kemudian dibagi dengan koefisien ECT. Rumus

koefisien jangka panjang sebagai berikut:

LNNT (-1) = C5 + C9

C9

LNX (-1) = C6 + C9

C9

LNM (-1) = C7 + C9

C9

LNINV (-1) = C8 + C9

C9

Page 127: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

109

Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Koefisien ECM

Variabel Notasi Coefficiient

Jangka Pendek Jangka Panjang

Konstanta C -22.30637 -22.30637 Nilai Tambah Industri D(LNNT) -0.431422 -2.510930 Ekspor D(LNX) -2.338589 4.328963 Impor D(LNM) 1.090507 -0.597598 Investasi D(LNINV) 0.022248 0.028255

Sumber: Lampiran 9 (data diolah)

Berdasarkan Tabel di atas maka hasil regresi ECM dalam jangka pendek

dan panjang di dapat hasil.

DLNPDRB = -22.30637 - 0.431422*DLNNT – 2.338589*DLNX +

1.090507*DLNM + 0.022248*DLNINV – 2.510930*LNNT(-1) +

4.328963*LNX(-1) – 0.597598*LNM(-1) + 0.028255*LNINV(-1)

+ 0.489824 *ECT

Keterangan:

DLNPDRB = Perubahan Produk Domestik Regional Bruto

periode t

DLNNT = Perubahan Nilai Tambah Industri periode t

DLNX = Perubahan Ekspor periode t

DLNM = Perubahan Impor periode t

DLNINV = Perubahan Investasi (PMDN)

LNNT (-1) = Suku Bunga SBI t-1

LNX(-1) = Nilai Tukar Rupiah t-1

LNM(-1) = Tingkat Inflasi t-1

Page 128: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

110

ECT = Error Correction Term

C. Interpretasi Data

1. Konstanta

Dalam jangka pendek dan jangka panjang nilai konstanta sebesar -

22.30637 menunjukkan apabila nilai variabel independen

(LNNTIND,X,M,INV). Konstan maka besarnya PDRB sebesar -

22.30637 persen.

2. Pengaruh Nilai Tambah Industri terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB)

a. Jangka Pendek

Hasil estimasi jangka pendek variabel Nilai Tambah Industri memiliki

pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap variabel

Pertumbuhan Ekonomi pada tingkat signifikansi sebesar 5% dengan

probabilitas sebesar 0.5344 persen.

b. Jangka Panjang

Hasil estimasi jangka panjang variabel Nilai Tambah Industri memiliki

pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap variabel pada tingkat

signifikansi sebesar 5% dengan probabilitas sebesar 0.0343. Koefisien

Nilai Tambah Industri sebesar -1.719735 artinya dengan

mengasumsikan pengaruh faktor-faktor lain konstan, setiap kenaikan

yang terjadi pada Nilai Tambah Industri sebesar 1% akan

menyebabkan perubahan penurunan pada Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB) sebesar 1.719735 persen.

Page 129: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

111

Sehingga dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel

Nilai Nilai Tambah Industri tidak berpengaruh secara signifikan dalam

jangka pendek, tetapi berpengaruh secara signifikan dalam jangka

panjang terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Kota DKI Jakarta.

Dalam jangka Pendek Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Ria Rahayu Lestari (2007) meniliti dengan judul

Dampak Pembangunan Ekonomi terhadap Pertumbuhan Kota Jakarta,

yang menyatakan bahwa Nilai Tambah Industri tidak berpengaruh

terhadap Pertumbuhan Kota Jakarta. Pertumbuhan perusahaan

manufaktur dalam sistem ekonomi di dunia ketiga mengkontrasikan

produksi sepenuhnya di kota-kota besar sehingga merangsang

pertumbuhan birokrasi Negara yang mendorong proses industrilisasi

dan mengakibatkan konsentrasi kelompok-kelompok berpendapatan

tinggi di pusat-pusat utama tempat surplus terakumulasi. Sementara itu

berpindah ke kota-kota besar untuk mencari pekerjaan dan

memproduksi surplus di pusat-pusat perkotaan. Akan tetapi, di kota

Jakarta Nilai Tambah Industri tidak berpengaruh karena tidak semua

hasil industri dialokasikan untuk pembangunan kota tersebut. Selain

itu banyaknya industri yang bermunculanpun tidak menimbulkan

lapangan pekerjaan bagi penduduk di kota Jakarta. Hal tersebut

dikarenakan industri-industri yang mucul lebih memilih untuk

menggunakan mesin-mesin pada kegiatan produksinya. Oleh karena

itu, menurunya Nilai Tambah Industri tidak berpangaruh terhadap

Page 130: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

112

kenaikan pertumbuhan kota Jakarta. Kegunaan penelitian ini untuk

melihat adakah pengaruh jangka pendek dan jangka panjang Nilai

Tambah Industri terhadap Pertumbuhan Ekonomi.

3. Pengaruh Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

a. Jangka Pendek

Hasil estimasi jangka pendek variabel Ekspor memiliki pengaruh

negatif dan signifikan terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi pada

tingkat signifikansi sebesar 5% dengan probabilitas sebesar 0.0420.

Koefisien tingkat Ekspor sebesar -2.338589 artinya dengan

mengasumsikan pengaruh faktor-faktor lain konstan, setiap kenaikan

yang terjadi pada tingkat Ekspor sebesar 1% akan menyebabkan

perubahan penurunan pada Pertumbuhan Ekonomi sebesar 2.338589

persen.

b. Jangka Panjang

Hasil estimasi jangka pendek variabel Ekspor memiliki pengaruh

positif dan tidak signifikan terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi

pada tingkat signifikansi sebesar 5% dengan probabilitas sebesar

0.2826. Koefisien tingkat Ekspor sebesar 1.630606 artinya dengan

mengasumsikan pengaruh faktor-faktor lain konstan, setiap kenaikan

yang terjadi pada tingkat Ekspor sebesar 1% akan menyebabkan

perubahan kenaikan pada Pertumbuhan Ekonomi sebesar 1.630606

persen.

Page 131: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

113

Pada jangka panjang Ekspor berpengaruh positif. Hal ini sesuai

dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Almasdi Syahza

(2003) yang menyatakan bahwa koefisien ekspor terhadap

pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh positif. Hasil penelitian

memperlihatkan bahwa ekspor memegang peranan penting dalam

mendukung pertumbuhan ekonomi di Propinsi Riau. ( Dipublikasikan

pada: Sosiohumaniora, Vol 5 No 2, Juli 2003, Lembaga Penelitian

Universitas Padjadjaran, Bandung).

Pada jangka pendek Ekspor berpengaruh negatif dan signifikan .

Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Yusuf dan Widyastutik (2007) yang menyatakan bahwa faktor utama

yang membuat ekspor berpengaruh negatif terhadap neraca

perdagangan non migas adalah komoditas ekspor pangan Indonesia

lebih di dominasikan oleh komoditas olahan. Sedangkan bahan baku

lebih banyak diimpor dari luar negeri, sehingga peningkatan ekspor

akan meningkatkan juga peningkatan impor komoditas pangan. Hal

inilah yang membuat ekspor komoditas pangan berpengaruh negatif

terhadap neraca perdagangan non migas Indonesia.

4. Pengaruh Impor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

a. Jangka Pendek

Hasil estimasi jangka pendek variabel Impor memiliki pengaruh yang

positif dan tidak signifikan terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi

pada tingkat signifikansi sebesar 5% dengan probabilitas sebesar

Page 132: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

114

0.0768. Koefisien tingkat Impor sebesar 1.090507 artinya dengan

mengasumsikan pengaruh faktor-faktor lain konstan, setiap kenaikan

yang terjadi pada Impor sebesar 1% maka akan menyebabkan

perubahan kenaikan pada Perumbuhan Ekonomi (PDRB) sebesar

1.090507 persen.

b. Jangka Panjang

Hasil estimasi jangka panjang variabel Impor memiliki pengaruh yang

negatif dan tidak signifikan terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi

pada tingkat signifikansi sebesar 5% dengan probabilitas sebesar

0.1075. Koefisien tingkat Impor sebesar -0.782542 artinya dengan

mengasumsikan pengaruh faktor-faktor lain konstan, setiap kenaikan

yang terjadi pada tingkat Impor sebesar 1% akan menyebabkan

perubahan penurunan pada Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0.782542

persen.

Pada jangka panjang Impor negatif dan tidak signifikan terhadap

variabel Pertumbuhan Ekonomi. Hasil ini mendukung penelitian yang

dilakukan oleh Juniarta R Pinem (2009) yaitu impor tidak

berpengaruh signifikan secara negatif terhadap posisi cadangan

devisa di Indonesia. Artinya setiap kenaikan 1 persen impor maka

posisi cadangan devisa akan turun, cateris paribus. Dan impor parsial

tidak berpengaruh nyata terhadap cadangan devisa (Y) pada tingkat

kepercayaan 90%. Ini dikarenakan impor akan mengurangi jumlah

cadangan devisa.

Page 133: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

115

5. Pengaruh Investasi (PMDN) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

a. Jangka Pendek

Hasil estimasi jangka pendek variabel Investasi (PMDN) memiliki

pengaruh yang positif dan tidak signifikan terhadap variabel

Pertumbuhan Ekonomi pada tingkat signifikansi sebesar 5% dengan

probabilitas sebesar 0.8425 persen.

b. Jangka Panjang

Hasil estimasi jangka panjang variabel Investasi (PMDN)

memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap variabel

Pertumbuhan Ekonomi pada tingkat signifikansi sebesar 5% dengan

probabilitas sebesar 0.0145. Koefisien tingkat Investasi (PMDN)

sebesar -0.503664 artinya dengan mengasumsikan pengaruh faktor-

faktor lain konstan, setiap kenaikan yang terjadi pada tingkat

Investasi (PMDN) sebesar 1% akan menyebabkan perubahan

penurunan pada Pertumbuhan Ekonomi sebesar 0.503664 persen.

Pada jangka pendek investasi (PMDN) memiliki pengaruh yang

positif terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi. Hasil ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Rustiono, Deddy (2008) Seperti halnya

investasi swasta (PMA dan PMDN) juga berdampak positif terhadap

perkembangan PDRB Propinsi Jawa Tengah, Sebagai upaya

meningkatkan PDRB Propinsi Jawa Tengah maka diperlukan

kebijakan mendorong minat berinvestasi di daerah. Pengembangan

Page 134: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

116

usaha sebaiknya diarahkan pada kegiatan yang bersifat padat karya

agar mampu menyerap tenaga kerja sebanyak mungkin.

Pada jangka panjang investasi (PMDN) memiliki pengaruh yang

negatif terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi. Hasil ini mendukung

penelitian yang dilakukan oleh Widyananto (2010) Berdasarkan hasil

analisis dapat diketahui bahwa PMDN dan Tenaga Kerja berpengaruh

signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. Pemerintah

Jawa Timur diharapkan agar lebih memberikan perhatiannya terhadap

PMDN dan Tenaga Kerja, sehingga pada akhirnya dapat tercipta

pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

D. Pembahasan Analisis Ekonomi

Dari hasil regresi model dinamis ECM yang dapat terlihat pada tabel 4.9,

dapat diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0.691456 ini menunjukkan bahwa

69.14% variasi variabel dependen (Pertumbuhan Ekonomi) dapat dijelaskan

oleh variasi variabel-variabel independen (Nilai Tambah Industri, Ekspor,

Impor, dan Investasi (PMDN) ) sedangkan sisanya 30.86% dijelaskan oleh

variasi di luar model yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini.

1. Jangka Pendek

Hasil penemuan dan penelitian ini menemukan kenyataan bahwa

dalam jangka pendek variabel Nilai Tambah Industri tidak memberi

pengaruh secara signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Tanda negatif

pada koefisien Nilai Tambah Industri artinya adalah bahwa dengan

menurunnya Nilai Tambah Industri akan menurunkan pertumbuhan

Page 135: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

117

ekonomi. Implikasi dari menurunnya industrilisasi adalah tidak

mendorong terjadinya mobilitas barang dan jasa, dan faktor produksi

termasuk tenaga kerja dan berdampak pada industri besar dan kecil,

industri tersebut akan mengalami kemunduran dengan adanya penurunan

Nilai Tambah Industri tersebut, kemudian berimbas pada masyarakat kecil

maupun menengah. Pada variabel Ekspor dalam jangka pendek

memberikan pengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Ekspor

dapat membantu semua Negara dalam mengambil keuntungan dari skala

ekonomi yang mereka miliki. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

dan pembangunan pada umumnya. Jadi ekspor sangat berperan penting

dalam pertumbuhan ekonomi disuatu Negara, yang artinya jika ekspor

mengalami kenaikan maka pertumbahan akan mengikutinya, dan

sebaliknya jika ekspor mengalami penurunan maka pertumbuhan ekonomi

disuatu Negara akan ikut menurun.

Pada variabel Impor terdapat hubungan tidak signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi, tanda negatif pada koefisien Impor artinya adalah

apabila pertumbuhan ekonomi yang meningkat berarti meningkat pula

kesejahteraan dan daya beli atau konsumsi masyarakat, Pada variabel

Investasi (PMDN) terdapat hubungan tidak signifikan terhadap

Pertumbuhan Ekonomi, tanda positif pada koefisien Investasi (PMDN)

artinya Hal ini dapat di lihat dari biaya rata-rata yang produksi yang tinggi

namun produktivitas tenaga kerja rendah karena tenaga kerjanya tidak

terampil dan peralatan modal yang masih sederhana, hal ini jelas dari rasio

Page 136: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

118

output modal yang tinggi, Indonesia merupakan negara yang sedang

berkembang juga tidak lepas dari masalah diatas, oleh karena itu investasi

merupakan salah satu sumber pembiayaan yang sangat dibutuhkan untuk

menunjang pertumbuhan ekonomi.

2. Jangka Panjang

Hasil penelitian menunjukkan kenyataan bahwa dalam jangka panjang

variabel Nilai Tambah Industri berhubungan negatif dan signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hasil yang signifikan ini menunjukan

bahwa peranan Nilai Tambah Industri dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi di suatu daerah adalah penting. Pembangunan industri didaerah

merupakan bagian dari segi pembangunan industri secara nasional, dimana

keberhasilan dari pembangunan industri di daerah merupakan salah satu

kunci pokok suksesnya pelaksanaan pembangunan industri nasional Sektor

industri, dalam hal ini adalah industri besar dan sedang harus

dikembangkan karena merupakan sektor yang potensial dalam membantu

suksesnya pelaksanaan pembangunan, dimana sektor ini dapat menyerap

tenaga kerja yang banyak, mempunyai peluang pasar yang lebih baik

dibanding sektor lainnya. Sektor industri yang maju tentunya akan

menghasilkan nilai tambah industri yang semakin meningkat pula.

Peningkatan nilai tambah industri ini pada akhirnya akan meningkatkan

pendapatan daerah dan menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

Oleh karena itu pengembangan industri ini diarahkan kepada usaha yang

Page 137: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

119

berorientasi ekspor sekaligus dapat memenuhi kebutuhna dalam negeri dan

menyerap tenaga kerja yang ada.

Dalam jangka panjang tingkat Ekspor berhubungan positif dan tidak

signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi hal ini Ekspor memberikan

rangsangan guna menimbulkan permintaan dalam negeri yang

menyebabkan timbulnya industri-industri pabrik besar, bersamaan dengan

struktur positif yang stabil dan lembaga sosial yang lebih efesien. Dalam

jangka panjang tingkat Impor berhubungan negatif dan tidak signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Makin tinggi tingkat pendapatan

nasional, serta semakin rendah kemampuan dalam menghasilkan barang-

barang tertentu, maka impor pun akan semakin tinggi. Sebagai akibatnya

banyak kebocoran dalam pendapatan nasional.

Pada variabel Investasi (PMDN) berhubungan negatif dan signifikan

terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Hal ini dikarenakan penanaman modal

mempengaruhi tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi, mencerminkan

marak atau lesunya perekonomian. Dalam upaya menumbuhkan

perekonomian setiap negara senantiasa menciptakan iklim yang dapat

menggairahkan investasi. Sasaran yang dituju bukan hanya masyarakat

atau kalangan swasta dalam negeri, tetapi juga investor asing.

Page 138: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

120 120

BAB V

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil regresi model ECM (Error Correction Model) mengenai

pengaruh Pengaruh Nilai Tambah Industri, Ekspor, Impor dan Investasi

terhadap Pertumbuhan Ekonomi kota DKI Jakarta Periode 1986-2009, maka

dapat disimpulkan adalah sebagai berikut :

1. Dalam jangka pendek Impor terdapat pengaruh terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB), apabila dengan mengasumsikan pengaruh faktor-

faktor lain konstan, jika Impor naik 1% maka akan menaikkan nilai

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) sebesar 1.090507 persen. Begitu juga

dengan Investasi (PMDN) terdapat pengaruh terhadap Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB), apabila dengan mengasumsikan pengaruh faktor-

faktor lain konstan, jika Investasi (PMDN) naik 1% maka akan

menaikkan nilai Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) sebesar 0.022248

persen. Hal ini membawa implikasi bahwa variabel Impor dan Investasi

(PMDN) dapat digunakan untuk melihat pergerakan Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) dalam jangka pendek. Sedangkan variabel tingkat Nilai

Tambah Industri dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

tidak dapat digunakan untuk melihat pergerakan variabel Dependet

tersebut dalam jangka pendek.

Page 139: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

121

2. Dalam jangka panjang variabel tingkat Nilai Tambah Industri terdapat

pengaruh dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB),

apabila dengan mengasumsikan pengaruh faktor-faktor lain konstan, jika

tingkat Nilai Tambah Industri naik sebesar 1%, maka akan menurunkan

Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) sebesar 2.510930 persen. Untuk variabel

Ekspor terdapat pengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB),

apabila dengan mengasumsikan pengaruh faktor-faktor lain konstan, jika

tingkat Ekspor naik sebesar 1%, maka akan menaikkan nilai Pertumbuhan

Ekonomi (PDRB) sebesar 4.328963 persen. Dan dalam jangka panjang

variabel Impor terhadap pengaruh Pertumbuhan Ekonomi (PDRB),

apabila dengan mengasumsikan pengaruh faktor-faktor lain konstan, jika

naik 1% maka akan menurunkan nilai Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)

sebesar 0.597598 persen. Sedangkan hanya variabel Investasi (PMDN)

yang terdapat pengaruh terhadap Pertumbuhan Ekonomi (PDRB). Hal ini

membawa implikasi bahwa variabel tingkat Investasi (PMDN) terhadap

dapat digunakan untuk melihat pergerakan Pertumbuhan Ekonomi

(PDRB) dalam jangka panjang. Sedangkan variabel Nilai Tambah

Industri, Ekspor dan Impor tidak dapat digunakan untuk melihat

pergerakan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) dalam jangka panjang.

B. Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan yang telah dirumuskan

diatas maka diberikan beberapa saran sebagai berikut :

Page 140: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

122

1. Diharapkan setiap kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam usaha

mendorong pertumbuhan ekonomi tetap dengan memperhatikan faktor

keseimbangan dan pemerataan pembangunan diberbagai sektor

perekonomian.

2. Industri berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi maka pemerintah

propinsi DKI disarankan mengembangkan sektor industri dengan

menciptakan peluang yang ada untuk industri dengan meningkatkan

kualitas infrastruktur seperti jalan tol, listrik, dan mempermudah akses

terhadap lembaga keuangan bagi kalangan industri, memberantas segala

pungutan dalam pengiriman komoditas industri dan mempermudah ekspor

hasil produksi.

3. Peningkatan Nilai Tambah Industri (besar/sedang) diharapkan dapat

mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah khususnya di DKI Jakarta.

Untuk itu diperlukan peran serta pihak swasta, masyarakat, dan dukungan

pemerintah daerah dengan cara mempermudah prosedur perizinan industri

yang baru beroperasi.

4. Sebagai warga Negara Indonesia sebaiknya kita mampu mengerti kondisi

perekonomian Negara kita, sehingga setiap perilaku ekonomi yang kita

lakukan dapat menguntungkan Negara kita. Mengurangi pemakaian

produk luar negeri mampu menjadi angka pengganda dalam kegiatan

perekonomian Negara kita. Sebab aliran perputaran uang kita akan lebih

dirasakan oleh kita dan masyarakat Indonesia lainya.

Page 141: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

123

5. Pemerintah hendaknya mampu mendorong investor dalam negeri untuk

melaksanakan investasi bagi penanaman modal dalam negeri karena

besarnya investasi tahun sekarang sangat berpengaruh untuk masa-masa

yang akan datang.

Page 142: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

124

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, lincolin. “Ekonomi Pembangunan”. Edisi ke 5, STIM YKPN,

Yogyakarta, 2010.

Asih, Sriwinarti. “Beberapa Karakteristik Umum Pertumbuhan Enam Kota Besar di Indonesia tahun 1980 – 2000”. Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Yogyakarta. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10 No. 1, April 2005 Hal: 67 – 79

Berita Resmi Statistik provinsi DKI Jakarta: ”pertumbuhan ekonomi DKI

Jakarta” No.29/Th.V/19 Agustus 2003

Badan Pusat Statistik provinsi DKI Jakarta, “Indeks harga konsumen dan inflasi DKI Jakarta”. Tahun 2010.

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 1989.

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2000.

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2002.

Badan Pusat Statistik. Jakarta Dalam Angka. BPS, DKI Jakarta, 2008.

Boediono. “Ekonomi Internasional “, pengantar ilmu internasional No.3, Edisi 1, Yogyakarta 2000.

Deddy Rustiono, “Analisis Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja, dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Propinsi Jawa Tengah, Magister Ilmu Ekonomi & Studi Pembangunan. Universitas diPonegoro Semarang, 2008.

Ghozali, Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Edisi 3”,

Badan Penerbit Universitas Dpenogoro, Semarang, 2005.

Hamid, Abdul MS,”Buku Panduan Penulisan Skripsi” Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulah, Jakarta. 2010.

Elena lanchovichina dan Susanna Lundstrom: pada”inclisive Growth Analiytics”(2009)

Hamdani; “Seluk-beluk Perdagangan Ekspor-Impor”. Jakarta 2007. Hal 12

Halim Abdul. “ Analisis Investas”. Penerbit Salemba Empat, edisi 2. Jakarta 2005.

Page 143: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

125

Harfi. Widyananto.” Pengaruh PMDN dan Tenaga Kerja Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 1999-2008. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Malang. 2010.

Jhiang. “Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan”. Rajawali Press, Jakarta, 2000.

Kuncoro, Mudrajad,”Ekonomika Indonesia”. UPP STIM YKPN Yogyakarta 2009.

,“Menanti Reformasi Iklim Investasi/Bisnis di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, 24 Januari 2005

Laporan pembangunan dunia. “Iklim investasi yang lebih baik bagi setiap orang”. Salemba Empat. 2005.

Marsuki,” Analisis Perekonomian Indonesia Kontemporer”. Mitra Wacana Media. Jakarta 2006.

Michel P. Todaro dan Stephen C. Smith: “Pembangunan ekonomi”. edisi Sembilan. Jilid 2 penerbit Erlangga. Tahun 2006.

Mit Witjaksono.” Pembangunan Ekonomi dan Ekonomi Pembangunan: Telaah Istilah dan Orientasi dalam Konteks Studi Pembangunan”. IESP Vol. 1, No. 1, 2009.

Mochamad Aziz, Roikhan. Perbandingan Sistem Ekonomi. Modul, UIN, Jakarta.

2011. , Perekonomian Indonesia. Modul, UIN, Jakarta,

2009. Muhammad Arif Yusuf.”Analisis pengaruh investasi, Inflasi, Pengeluaran

Pemerintah, Penawaran Uang dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1981-2006”. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2008.

Michel P. Todaro dan Stephen C. Smith.: “Pembangunan ekonomi”, penerbit

Erlangga. Tahun 2009.

Nachrowi dan Hardius usman. Jakarta: “Ekonometrika”. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2006.

Pinem, Juniartha,” Analisis Pengaruh Ekspor, Impor, Kurs Nilai Tukar Rupiah Terhadap Cadangan Devisa Indonesia”. Fakultas Ekonomi Universitas Sumatra Utara. 2009

Page 144: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

126

Raharaja, Pratama. “Pengantar Ekonomi” (mikroekonomidan makroekonomi)”. Edisi ke tiga. Jakarta : LPFEUI. 2008.

Ria Rahayu Lestari. “Dampak pembangunan Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Jakarta 1989-2004” Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta: 2007.

Salim h. s dan Budi Sutrisno. ” Hukum Investasi di Indonesia” . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008.

Santoso, Singgih. ”SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional” , Edisi ke 2. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2010.

. ”Statistik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS” , Jakarta: PT Elex Media Komputindo. 2010.

Septiawan : “Pengaruh nilai tambah industri dan tingkat sumberdaya manusia terhadap pertumbuhan ekonomi kota jambi tahun 1980-2008” Fakultas Ekonomi Universitas Jambi 2010.

Siegel and Roubent.” the impact of investment in IT on Economic Performance

Implications for developing countries” Rensselaer Polytechnic Institute, Troy, NY, USA and UNCAD, Geneva, Switserland. 2005.

Soelistyo MBA dan Nopirin MA, “ Teori Perdagangan Internasional “ Jakarta,

1977.

Sukirno, Sodono. “Makroekonomi Modern”. Ed 1., Cet. 3. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005.

. .“Ekonomi pembangunan”. edisi ke 2, penerbit prenada media group. Jakarta 2006.

Smith, Adam.” An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of the Nations, 1776.

Syarif Arbi,: “Perdagangan Luar Negeri Seri Impor”. Yogyakarta edisi 2003/2004.

Syahza Almasdi: “Perkembangan Ekspor dan Pertumbuhan Ekonomi di Daerah Riau”. Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat. Universitas Riau. Dipublikasikan pada: Sosiohumaniora, Vol 5 No 2, Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran, Bandung. Juli 2003. Tambunan Tulus, “Perekonomian Indonesia.” Jakarta, penerbit Ghalia Indonesia,

2003.

Page 145: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

127

Widarjono, Agus. “Ekonometrik : Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis”. Yogyakarta : Ekonosia FE UII.2007.

Winarno, Wing, Wahyu. Analisis ekonometrika dan statistika dengan Eviews”, sekolah tinggi ilmu menejemen YKPN : Yogyakarta, 2007.

Word Bank (Bank Dunia): “Mengindentifikasi Hmabatan-hanbatan Utama Pertumbuhan yang Inklusif di Provinsi Terbesar Kedua di Indonesaia”. Dicetak bulan februari 2011.

Yusuf dan Widyastutik,” Analisis Pengaruh Ekspor-Impor Komoditas Pangan Utama dan Liberalitas Perdagangan terhadap Neraca Perdagangan Indonesia.” Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor. 2007.

Yahoo! Answers. 2006. What is economic development (http://www.yahoo.com, //answers.yahoo.com, diakses 31/12/2006).

Page 146: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

128

Lampiran 1

DATA OBSERVASI

OBS PDRB

(Juta Rupiah) NTIND

(Juta Rupia)

X ( Juta

Rupiah )

M ( Juta

Rupiah )

INV(PMDN) ( Juta Rupiah

) 1986 94446 15251 2541318617 5716482319 535684 1987 99946 17153 2426282898 6434823345 1080263 1988 10824 20064 3394072948 7086247774 1130197 1989 12586 31394 4614581866 9106604470 1736324 1990 13664 38731 5793457911 13291334086 2113451 1991 14730 48411 7609660652 15783594077 3178556 1992 16001 62812 10638899769 15497494215 3999313 1993 51106 97404 11947516628 16891433533 7138282 1994 55505 105527 12870545871 20198230599 6452692 1995 60648 132181 13939283868 25659106959 10228674 1996 66164 165384 15574726734 26253407595 16660416 1997 69543 166120 17450894753 22602570430 4834675 1998 57380 168790 17729575474 15566294971 3318338 1999 57215 229358 15278037714 10306824075 1222589 2000 59694 309506 21418543499 17049770256 3307013 2001 61868 266564 19798812260 15973651761 5752926 2002 64338 325315 19959587089 16189261753 2225941 2003 76314 326784 20454440187 16169567982 3343950 2004 61868 358910 24501221918 23883257384 4173915 2005 29527 396438 26958167238 26827744132 3792133 2006 31282 507164 29809517655 27134810269 981710 2007 33297 988740 32186884841 34739269326 5638339 2008 35369 719493 36090170062 63312741522 18373 2009 37139 798767 32536510048 48099308120 9693

Page 147: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

129

Lampiran 2 DATA OBSERVASI SETELAH DI LON

OBS

LNPDRB (Juta

Rupiah)

LNNTIND (Juta

Rupia)

LNX (Juta

Rupiah)

LNM ( Juta

Rupiah )

LNINV (PMDN)

( Juta Rupiah ) 1986 94446 9,632400 21,65595 22,46662 13,19130 1987 99946 9,749928 21,60963 22,58499 13,89272 1988 10824 9,906682 21,94530 22,68142 1393790 1989 12586 10,35437 22,25249 22,93227 14,36728 1990 13664 10,56440 22,48000 23,31038 14,56383 1991 14730 10,78748 22,75268 23,48224 14,97194 1992 16001 11,04790 23,08778 23,46394 15,20163 1993 51106 11,48662 23,20379 23,55007 15,78098 1994 55505 11,56672 23,27821 23,72886 15,68001 1995 60648 11,79193 23,35798 23,96816 16,14071 1996 66164 12,01603 23,46892 23,99106 16,62855 1997 69543 12,02047 23,58266 23,84133 15,39132 1998 57380 12,03641 23,59850 23,46837 15,01497 1999 57215 12,34304 23,44968 23,05607 14,01648 2000 59694 12,64273 23,78752 23,55940 15,01156 2001 61868 12,49337 23,70889 23,49421 15,56522 2002 64338 12,69255 23,71698 23,50761 14,61569 2003 76314 12,69705 23,74147 23,50640 15,02266 2004 61868 12,79083 23,92199 23,89644 15,24437 2005 29527 12,89027 24,01755 24,01270 15,14844 2006 31282 13,13659 24,11809 24,02408 13,79705 2007 33297 13,80419 24,19482 24,27114 15,54510 2008 35369 13,48630 24,30929 24,87135 9,818637 2009 37139 13,59082 24,20563 24,59653 9,179159

Page 148: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

130

Lampiran 3: Uji Normalitas

Lampiran 4: Uji linieritas Ramsey RESET Test:

F-statistic 2.152158 Prob. F(1,18) 0.1596

Log likelihood ratio 2.710550 Prob. Chi-Square(1) 0.0997

Lampiran 5: Uji Stasioner

1. Uji akar unit Null Hypothesis: LNPDRB has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 2 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -2.482020 0.1325

Test critical values: 1% level -3.752946 5% level -2.998064 10% level -2.638752

Null Hypothesis: LNNT has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 19 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.*

0

2

4

6

8

10

-40000 -20000 0 20000 40000 60000

Series: ResidualsSample 1986 2009Observations 24

Mean -9.78e-12Median 4447.474Maximum 55006.36Minimum -34614.55Std. Dev. 23953.17Skewness 0.384092Kurtosis 2.965383

Jarque-Bera 0.591304Probability 0.744046

Page 149: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

131

Phillips-Perron test statistic -3.521861 0.0166 Test critical values: 1% level -3.752946

5% level -2.998064 10% level -2.638752

Null Hypothesis: LNX has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 3 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -3.078995 0.0424

Test critical values: 1% level -3.752946 5% level -2.998064 10% level -2.638752

Null Hypothesis: LNM has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 1 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -1.326145 0.5995

Test critical values: 1% level -3.752946 5% level -2.998064 10% level -2.638752

Null Hypothesis: LNINV has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 1 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -0.820346 0.7943

Test critical values: 1% level -3.752946 5% level -2.998064 10% level -2.638752

Page 150: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

132

2. Uji Derajat Integrasi Null Hypothesis: D(LNPDRB) has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 0 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -4.590424 0.0016

Test critical values: 1% level -3.769597 5% level -3.004861 10% level -2.642242

Null Hypothesis: D(LNNT) has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 4 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -5.662328 0.0001

Test critical values: 1% level -3.769597 5% level -3.004861 10% level -2.642242

Null Hypothesis: D(LNX) has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 2 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -4.133039 0.0045

Test critical values: 1% level -3.769597 5% level -3.004861 10% level -2.642242

Null Hypothesis: D(LNM) has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 2 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -4.106091 0.0047

Page 151: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

133

Test critical values: 1% level -3.769597 5% level -3.004861 10% level -2.642242

Null Hypothesis: D(LNINV) has a unit root Exogenous: Constant Bandwidth: 1 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -5.642732 0.0001

Test critical values: 1% level -3.769597 5% level -3.004861 10% level -2.642242

Lampiran 6: Uji Kointegrasi Null Hypothesis: RESID01 has a unit root Exogenous: None Bandwidth: 1 (Newey-West using Bartlett kernel)

Adj. t-Stat Prob.* Phillips-Perron test statistic -3.020936 0.0042

Test critical values: 1% level -2.669359 5% level -1.956406 10% level -1.608495

Persamaan Kointegrasi Nilai t-Statistik PP

Nilai Kritis Statistik PP α =

5%

Kesimpulan

LNPDRB t = f (LNNT t, LNX t, LNM t,LNINV t,) -3.020936 -1.956406 Residual

Stasioner

Page 152: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

134

Lampiran 7: Uji Asumsi Klasik

1. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 12.36038 Prob. F(14,9) 0.0003

Obs*R-squared 22.81348 Prob. Chi-Square(14) 0.0634 Scaled explained SS 8.166348 Prob. Chi-Square(14) 0.8805

Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 09/13/07 Time: 00:33 Sample: 1986 2009 Included observations: 24

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -558.5378 426.3555 -1.310029 0.2226

LNNT -39.77348 39.00469 -1.019710 0.3345 LNNT^2 -0.354688 0.636690 -0.557081 0.5911

LNNT*LNX 0.284099 2.051003 0.138517 0.8929 LNNT*LNM 1.704480 1.261715 1.350922 0.2097

LNNT*LNINV 0.121741 0.678398 0.179453 0.8616 LNX 46.58296 61.06416 0.762853 0.4651

LNX^2 -0.597704 1.613702 -0.370393 0.7197 LNX*LNM -0.811515 2.789779 -0.290889 0.7777

LNX*LNINV -0.282475 1.124546 -0.251190 0.8073 LNM 20.66435 22.77698 0.907247 0.3879

LNM^2 -0.508588 1.177535 -0.431909 0.6760 LNM*LNINV 0.153333 0.237370 0.645967 0.5344

LNINV 2.442331 11.24388 0.217214 0.8329 LNINV^2 -0.034701 0.079642 -0.435715 0.6733

R-squared 0.950562 Mean dependent var 0.347891

Adjusted R-squared 0.873658 S.D. dependent var 0.379818 S.E. of regression 0.135005 Akaike info criterion -0.897838 Sum squared resid 0.164037 Schwarz criterion -0.161554 Log likelihood 25.77405 Hannan-Quinn criter. -0.702502 F-statistic 12.36038 Durbin-Watson stat 2.212179 Prob(F-statistic) 0.000328

Page 153: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

135

Hasil Uji White HeteroskedasticityTest

Heteroskedasticity Test: White F-statistic 12.36038 Prob. F(14,9) 0.0003

Obs*R-squared 22.81348 Prob. Chi-Square(14) 0.0634 Scaled explained SS 8.166348 Prob. Chi-Square(14) 0.8805

2. Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.196843 Prob. F(2,16) 0.8233

Obs*R-squared 0.552332 Prob. Chi-Square(2) 0.7587

Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 09/13/07 Time: 00:36 Sample: 1987 2009 Included observations: 23 Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.045296 0.217985 -0.207796 0.8380

D(LNNT) 0.142219 0.838735 0.169564 0.8675 D(LNX) 0.111890 1.149661 0.097324 0.9237 D(LNM) 0.043746 0.623904 0.070117 0.9450

D(LNINV) -0.022820 0.120704 -0.189060 0.8524 RESID(-1) 0.164595 0.277394 0.593362 0.5612 RESID(-2) 0.033746 0.252908 0.133433 0.8955

R-squared 0.024014 Mean dependent var 1.81E-18

Adjusted R-squared -0.341980 S.D. dependent var 0.504255 S.E. of regression 0.584149 Akaike info criterion 2.008467 Sum squared resid 5.459673 Schwarz criterion 2.354053 Log likelihood -16.09738 Hannan-Quinn criter. 2.095381 F-statistic 0.065614 Durbin-Watson stat 2.054971 Prob(F-statistic) 0.998536

Page 154: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

136

Hasil Regresi LM-Test

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.196843 Prob. F(2,16) 0.8233

Obs*R-squared 0.552332 Prob. Chi-Square(2) 0.7587

3. Uji Multikolinearitas

Hasil Uji Correlation Matrix

LNNT LNX LNM LNINV LNNT 1.000000 0.978167 0.838211 -0.182762 LNX 0.978167 1.000000 0.866627 -0.094968 LNM 0.838211 0.866627 1.000000 -0.259993

LNINV -0.182762 -0.094968 -0.259993 1.000000

Lampiran 8: Hasil Estimasi Model Dinamis ECM

Dependent Variable: D(LNPDRB) Method: Least Squares Date: 12/17/11 Time: 20:06 Sample (adjusted): 1987 2009 Included observations: 23 after adjustments

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -22.30637 17.71578 -1.259124 0.2301

D(LNNT) -0.431422 0.676018 -0.638181 0.5344 D(LNX) -2.338589 1.037177 -2.254763 0.0420 D(LNM) 1.090507 0.567301 1.922273 0.0768

D(LNINV) 0.022248 0.109769 0.202680 0.8425 LNNT(-1) -1.719738 0.727512 -2.363861 0.0343 LNX(-1) 1.630606 1.454707 1.120917 0.2826 LNM(-1) -0.782542 0.452690 -1.728648 0.1075

LNINV(-1) -0.503664 0.178790 -2.817073 0.0145 ECT 0.489824 0.205194 2.387124 0.0329

R-squared 0.691456 Mean dependent var -0.040581

Adjusted R-squared 0.477848 S.D. dependent var 0.563949 S.E. of regression 0.407510 Akaike info criterion 1.341518 Sum squared resid 2.158838 Schwarz criterion 1.835211 Log likelihood -5.427460 Hannan-Quinn criter. 1.465681 F-statistic 3.237036 Durbin-Watson stat 2.268383

Page 155: PENGARUH NILAI TAMBAH INDUSTRI, EKSPOR, IMPOR…repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3070/1/SITI... · pengaruh nilai tambah industri, ekspor, impor, dan investasi dalam

137

Prob(F-statistic) 0.027182

Lampiran 9: Hasil Perhitungan Koefisien ECM

Variabel Notasi Coefficiient Jangka Pendek Jangka Panjang

Konstanta C -22.30637 -22.30637 Nilai Tambah Industri D(LNNT) -0.431422 -2.510930 Ekspor D(LNX) -2.338589 4.328963 Impor D(LNM) 1.090507 -0.597598 Investasi D(LNINV) 0.022248 0.028255