Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
PADA DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
LATIF FARID MUHARROM
NIM 12030112150024
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
ii
PERSETUJUAN SKRIPSI
Nama Penyusun : Latif Farid Muharrom
Nomor Induk Mahasiswa : 12030112150024
Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / Akuntansi
Judul Usulan Penelitian Skripsi : PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN
TERHADAP KINERJA MANAJERIAL
PADA DIREKTORAT JENDERAL
PERBENDAHARAAN
Dosen Pembimbing : Dr. Haryanto, S.E., M.Si., Akt
Semarang, 15 Desember 2014
Dosen Pembimbing,
(Dr. Haryanto, S.E., M.Si., Akt.)
NIP 197412222000121001
iii
PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN
Nama Penyusun : Latif Farid Muharrom
Nomor Induk Mahasiswa : 12030112150024
Fakultas/Jurusan : Ekonomika dan Bisnis / Akuntansi
Judul Skripsi : Pengaruh Partisipasi Anggaran
Terhadap Kinerja Manajerial Pada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Dosen Pembimbing : Dr. Haryanto, S.E., M.Si., Akt.
Telah dinyatakan lulus ujian pada tanggal 22 Desember 2014
Tim Penguji
1.
Dr. Haryanto, S.E., M.Si., Akt.
2.
Agung Juliarto, S.E., M.Si., Ph.D., Akt.
3.
Marsono, S.E., M.Adv., Acc., Akt.
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini saya, Latif Farid Muharrom,
menyatakan bahwa skripsi dengan judul: Pengaruh Partisipasi Anggaran Pada
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, adalah hasil tulisan saya sendiri. Dengan ini
saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara
menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang saya
akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan/atau tidak terdapat bagian atau
keseluruhan bagian yang saya salin itu, atau yang saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan penulis aslinya.
Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebutdi
atas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi
yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti
bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-
olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan
oleh universitas batal saya terima.
Semarang, 15 Desember 2014
Yang membuat pernyataan,
Latif Farid Muharrom
NIM 12030112150024
v
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah meneliti pengaruh partisipasi dalam
penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada organisasi sektor publik.
Penelitian ini juga menguji apakah variabel komitmen organisasi dan persepsi
inovasi memediasi hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan
kinerja manajerial.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan survei kuisioner dari
organisasi sektor publik, yaitu Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian
Keuangan. Sejumlah 207 kuesioner dibagikan kepada pejabat eselon IV
Direktorat Jenderal Perbendaharaan, sebanyak 113 kuesioner (54,59%) terkumpul
dan diisi lengkap sehingga bisa digunakan dalam penelitian. Data diolah
menggunakan teknik analisis jalur (Path Analysis) dengan pogram IBM SPSS
v20.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh langsung partisipasi
anggaran terhadap kinerja manajerial. Partisipasi anggaran juga berpengaruh
secara signifikan terhadap komitmen organisasi dan persepsi inovasi. Namun,
partisipasi anggaran tidak berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja
manajerial melalui variabel intervening komitmen organisasi dan persepsi inovasi.
Kata-kata kunci: organisasi sektor publik, partisipasi anggaran, kinerja manajerial,
komitmen organisasi, persepsi inovasi.
vi
ABSTRACT
The purpose of this research is to investigated the effect of budgeting
participation or managerial performance in organization of public sector. This
research also testing if organization commitment and innovation perception
variables facilitate relationship between budgeting participation and managerial
performance.
Data collecting was done by researcher through survey to organization of
public sector, Directorate General of Treasury, Ministry of Finance.
Questionnaires were given to 207 echelons IV in Directorate General of Treasury,
113 (54,59%) among them were filled completely and used for this research. This
research used Path Analysis with IBM SPSS v20 to process data.
The result of this research shows that there are direct influence of
budgeting participation to managerial performance. Budgeting participation also
significantly influent to organization performance and innovation perception.
However, budgeting participation does not has significantly indirect influence to
managerial performance through intervening of organization commitment and
innovation perception.
Keyword: organization of public sector, budgeting participation, managerial
performance, commitment organization, innovation perception.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur selalu penulis haturkan ke hadapan Allah SWT
atas rahmat, petunjuk, dan kemudahan yang selalu diberikan kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program sarjana (S1) Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro di Semarang.
Penulis menyadari dalam proses penyusunan skripsi ini terdapat bantuan
dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
haturkan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu dan Bapak tercinta, atas doa dan dukungan penuh yang selalu diberikan.
2. Prof. Drs. Mohammad Nasir, Ph.D., MSi., Akt., selaku Dekan Fakultas
Ekonomika dan Bisnis UNDIP.
3. Dr. Haryanto, S.E., M.Si., Akt. selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, arahan, kesabaran, dan motivasi dalam menyusun
skripsi kepada penulis.
4. Dr. Dwi Ratmono, SE., M.Si. selaku Dosen Wali atas perhatian kepada kami
semua.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP yang telah
memberikan ilmu yang bermanfaat.
6. Seluruh karyawan Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP yang telah
membantu kelancaran mahasiswa dalam urusan administrasi akademik.
viii
7. Sekretaris Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan yang
telah mengayomi dan memberikan kesempatan kepada penulis dalam
menjalankan tugas belajar.
8. Bapak/Ibu Kasubbag Umum/Kasubbag TURT/ Kasubbag Tata Usaha/
Kasubbag Pengadaan dan Rumah Tangga di lingkungan Direktorat Jenderal
Perbendaharaan yang telah meluangkan waktunya sebagai responden
penelitian.
9. Keluarga tercinta, Wiling Alih Maharatri dan Salsabila Hassanah yang selalu
menghabiskan waktunya untuk mendampingi penulis.
10. Rekan-rekan kelas mahasiswa tugas belajar, kelas kerjasama Kementerian
Keuangan dan Badan Pemeriksa Keuangan Angkatan 2012 pada Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Undip, atas rasa persaudaraan dan kekompakan yang
telah diberikan, semoga kita bertemu lagi di jenjang pendidikan selanjutnya.
11. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu penulisan skripsi ini, semoga Allah memberikan balasan yang
lebih baik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca untuk perbaikan penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Semarang, 14 Desember 2014
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN ............................................. iii
PERNYATAAN ORIGINALITAS SKRIPSI .......................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v
ABSTRACT ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................... 7
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 7
1.3.1. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
1.3.2. Kegunaan Penelitian ................................................................... 8
1.4. Sistematika Penelitian ......................................................................... 9
BAB II TELAAH PUSTAKA ................................................................................. 11
2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu .......................................... 11
2.1.1. Landasan Teori ......................................................................... 11
x
2.1.1.1. Pengertian Anggaran .................................................... 11
2.1.1.2. Fungsi Anggaran ......................................................... 12
2.1.1.3. Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran .................... 13
2.1.1.4. Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow) ............ 14
2.1.1.5. Teori Kebutuhan (David Mc. Cleland) ........................ 15
2.1.1.6. Teori Motivasi Hygiene (Frederick Herzberg) ............. 16
2.1.1.7. Partisipasi Anggaran .................................................... 17
2.1.1.8. Komitmen Organisasi ................................................... 18
2.1.1.9. Persepsi Inovasi ............................................................ 18
2.1.1.10. Kinerja Manajerial ...................................................... 19
2.1.2. Penelitian Terdahulu ................................................................ 19
2.2. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 23
2.3. Hipotesis ............................................................................................. 25
2.3.1. Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi ..................... 26
2.3.2. Partisipasi Anggaran dan Persepsi Inovasi .............................. 27
2.3.3. Komitmen Organisasi dan Kinerja Manajerial .......................... 27
2.3.4. Persepsi Inovasi dan Kinerja Manajerial ................................... 28
2.3.5. Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial ........................... 28
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 30
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ...................... 30
3.1.1. Variabel Penelitian .................................................................... 30
3.1.2. Definisi Operasional .................................................................. 31
3.1.2.1. Partisipasi Anggaran .................................................... 31
xi
3.1.2.2. Kinerja Manajerial ....................................................... 32
3.1.2.3. Komitmen Organisasi .................................................. 32
3.1.2.4. Persepsi Inovasi ........................................................... 33
3.2. Populasi dan Sampel ........................................................................... 33
3.2.1. Populasi ..................................................................................... 33
3.2.2. Sampel ....................................................................................... 34
3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 35
3.4. Metode Pegumpulan Data ................................................................... 35
3.5. Metode Analisis .................................................................................. 36
3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 36
3.5.2. Uji Kualitas Data ....................................................................... 36
3.5.2.1. Uji Validitas ................................................................. 37
5.5.2.2. Uji Reliabilitas ............................................................. 37
3.5.3. Uji Asumsi Klasik ..................................................................... 38
3.5.3.1. Uji Normalitas ............................................................. 38
3.5.3.2. Uji Multikolonieritas ................................................... 38
3.5.3.3. Uji Heterokedastisitas .................................................. 39
3.5.4. Analisis Data ............................................................................. 39
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................ 42
4.1. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................. 42
4.2. Deskripsi Umum Responden .............................................................. 44
4.3. Analisis Data ....................................................................................... 45
4.3.1. Statistik Deskriptif..................................................................... 45
xii
4.3.2. Hasil Uji Kualitas Data ............................................................. 48
4.3.2.1. Hasil Uji Validitas ....................................................... 48
4.3.2.2. Hasil Uji Reliabilitas .................................................... 49
4.3.3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................ 50
4.3.3.1. Hasil Uji Normalitas .................................................... 50
4.3.3.2. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................... 52
4.3.3.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................... 53
4.3.4. Hasil Uji Regresi ....................................................................... 55
4.3.3.1. Hasil Pengujian Persamaan Regresi 1 ......................... 56
4.3.3.1. Hasil Pengujian Persamaan Regresi 2 ......................... 56
4.3.3.1. Hasil Pengujian Persamaan Regresi 3 ......................... 57
4.4. Interpretasi Hasil ................................................................................. 59
4.4.1. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap komitmen Organisasi 59
4.4.2. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Persepsi Inovasi ....... 60
4.4.3. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial
Melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi ................ 60
BAB V PENUTUP ................................................................................................. 63
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 63
5.2. Keterbatasan ....................................................................................... 64
5.3. Saran ................................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 66
LAMPIRAN ............................................................................................................. 68
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .............................................................. 22
Tabel 4.1 Unit Kerja Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan ........................ 43
Tabel 4.2 Distribusi Kuesioner Penelitian ............................................................... 43
Tabel 4.3 Profil Responden ..................................................................................... 44
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian .................................................. 46
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Data .......................................................................... 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Reabilitas Data ........................................................................ 49
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data ....................................................................... 52
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinieritas Data .............................................................. 53
Tabel 4.9 Hasil Uji Persamaan Regresi ................................................................... 55
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis ...................................................... 62
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ............................................................. 25
Gambar 3.1 Diagram Path Pengaruh partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja
Manajerial melalui Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi
sebagai Variabel Intervening ................................................................. 40
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 1 ........................................... 50
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 2 ........................................... 51
Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas-Persamaan Regresi 3 ........................................... 51
Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas-Persamaan Regresi 1 .............................. 54
Gambar 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas-Persamaan Regresi 2 .............................. 54
Gambar 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas-Persamaan Regresi 3 .............................. 55
Gambar 4.7 Analisis Path .......................................................................................... 58
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Kuesioner Penelitian ........................................................................... 69
Lampiran B Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................... 76
Lampiran C Hasil Uji Validitas ............................................................................... 77
Lampiran D Hasil Uji Reabilitas ............................................................................. 85
Lampiran E Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 87
Lampiran F Hasil Uji Multikolonieritas .................................................................. 90
Lampiran G Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................... 93
Lampiran H Hasil Uji Regresi ................................................................................. 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan ini dibahas beberapa alasan yang menjadi latar
belakang dilakukannya penelitian mengenai pengaruh partisipasi anggaran
terhadap kinerja manajerial pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan,
Kementerian Keuangan. Selain itu, bab ini juga menguraikan tentang rumusan
masalah yang menjadi fokus utama penelitian, manfaat, dan tujuan penelitian serta
sistematika penulisan. Berikut ini penjelasan secara rinci mengenai masing-
masing bagian.
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam arti yang sederhana, anggaran merupakan dokumen rencana
penggunaan dana untuk membiayai aktivitas suatu organisasi. Anggaran
dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan kerja, arahan penggunaan sumber
daya dalam rangka pencapaian target tertentu, sarana komunikasi dan koordinasi
antar karyawan/pegawai yang meliputi suatu periode waktu tertentu. Suatu
organisasi, baik sektor privat maupun pemerintah selaku organisasi sektor publik,
tidak ada yang memiliki anggaran yang tidak terbatas sehingga proses penyusunan
anggaran merupakan hal yang penting dalam sebuah proses perencanaan.
Perencanaan sendiri merupakan pandangan ke depan untuk melihat tindakan apa
yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan organisasi.
Menurut Mardiasmo (2004), anggaran merupakan pernyataaan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang
2
dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses untuk
mempersiapkan suatu anggaran. Lebih lanjut Mardiasmo (2004) mengemukakan
bahwa anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian kinerja. Kinerja akan
dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan
anggaran. Tercapainya target anggaran yang telah ditetapkan mengindikasikan
adanya kinerja yang baik, demikian pula sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan
bahwa peran anggota organisasi dalam tahap penganggaran menjadi sangat
penting, karena anggaran yang tidak efektif dan tidak berorientasi pada kinerja
dapat menyimpang dari tujuan dan perencanaan yang telah disusun sebelumnya.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005) terdapat tiga pendekatan yang
digunakan dalam penyusunan anggaran, yaitu top down, bottom up dan
pendekatan lain yang merupakan gabungan dari kedua pendekatan tersebut, yaitu
pendekatan partisipasi. Dalam sistem penganggaran top down, rencana kerja dan
anggaran bagi organisasi secara keseluruhan disusun dan ditetapkan oleh
atasan/manajer puncak, dan kemudian membaginya kepada bawahan. Keuntungan
menerapkan sistem tersebut adalah proses penyelenggaraan perencanaan menjadi
lebih efisien karena tidak melibatkan partisipasi bawahan. Namun di sisi lain
penerapan sistem penganggaran top down dapat mengakibatkan kinerja bawahan
menjadi tidak efektif karena atasan/manajer puncak kurang mengetahui potensi
dan kendala yang dihadapi oleh bawahan sehingga sering memberikan target
melebihi kapasitas yang dimiliki bawahan.
Pada perkembangannya, organisasi mulai menerapkan proses penyusunan
anggaran partisipatif yang merupakan kombinasi dari pendekatan top down
3
dengan pendekatan bottom up. Penganggaran partisipatif merupakan pendekatan
penganggaran yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan motivasi karyawan
untuk mencapai tujuan organisasi. Pendekatan tersebut melibatkan bawahan
dalam penyusunan anggaran yang terkait pekerjaannya sehingga tercipta
kesepakatan antara rencana kerja dan anggaran dengan atasannya. Keterlibatan
bawahan dalam pembuatan anggaran dipandang dapat menciptakan rasa tanggung
jawab pegawai karena menselaraskan tujuan organisasi dengan tujuan para
pegawainya. Tanggung jawab dan tantangan dalam proses tersebut memberikan
insentif non finansial yang mengarah pada peluang pencapaian tingkat kinerja
yang lebih tinggi.
Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah Indonesia merupakan suatu
organisasi sektor publik yang mempunyai tujuan menyediakan layanan kepada
publik dan kinerjanya merupakan jawaban dari tercapai atau tidaknya tujuan yang
telah ditetapkan. Pemerintah di masa sekarang ditantang untuk memenuhi harapan
kelompok pemangku kepentingan yang menuntut profesionalisme di segala
bidang dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Hal ini merupakan salah satu
pendorong institusi publik di masa sekarang untuk mengedepankan pengukuran
kinerja sebagai salah satu gambaran profesionalisme.
Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
mengamanatkan bahwa penganggaran sektor publik di Indonesia berdasarkan
pada penganggaran berbasis kinerja, yang berarti anggaran tersebut disusun
berdasarkan partisipasi aktif unit-unit organisasi pemerintah mulai level bawah
sampai atas dalam menyampaikan target anggaran dan target kinerja yang
4
disusun. Keikutsertaaan bawahan/pelaksana anggaran dalam penyusunan dan
penentuan anggaran tersebut diharapkan dapat mencapai keputusan yang lebih
realistis dan selaras dengan tujuan organisasi.
Kementerian Keuangan sebagai salah satu intitusi publik di Indonesia,
telah merasakan semakin pentingnya pengelolaan kinerja di organisasinya. Hal
tersebut dibuktikan dengan peran serta aktif pimpinan dalam menjadikan
pengukuran kinerja sebagai suatu agenda utama kegiatan pimpinan. Rapat
Pimpinan (Rapim) yang dilakukan setiap semester telah menjadi suatu ajang
pembahasan materi strategis di tingkat kementerian, termasuk materi penyusunan
dan penggunaan anggaran.
Peneliti telah mengamati beberapa unit-unit kerja vertikal di lingkungan
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan yaitu pada Direktorat
teknis, Kantor Wilayah, sampai pada unit kerja pada level terendah yaitu pada
Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa masing-masing unit kerja Direktorat Jenderal
Perbendaharaan telah melibatkan para pegawainya, mulai dari level staf/
pelaksana, Kepala Seksi, sampai dengan Kepala Kantor dalam proses penyusunan
anggaran, yaitu Rencana Kerja Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKA-KL).
Hasil penyusunan anggaran yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi di bidang
pelayanan perbendaharaan tersebut diusulkan kepada Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Perbendaharaan setiap tahunnya untuk ditelaah dan ditetapkan.
Terdapat banyak penelitian yang fokus pada hubungan antara kinerja
dengan anggaran. Argyris (1953) dalam Ahmad dan Fatima (2008) meneliti
5
mandor dalam empat industri di Amerika Serikat, dan menemukan bahwa tekanan
untuk memenuhi target anggaran dapat menghasilkan perilaku disfungsional,
seperti ketegangan kerja dan motivasi rendah. Hopwood (1972) dalam Ahmad dan
Fatima (2008) menemukan efek negatif anggaran terhadap perilaku manajerial
ketika anggaran dipergunakan untuk mengevaluasi kinerja. Temuan Hopwood
menunjukkan bahwa menggunakan gaya evaluasi pusat laba lebih efektif dalam
mengevaluasi kinerja dibandingkan menggunakan anggaran. Baik Argyris
maupun Hopwood mengemukakan bahwa partisipasi anggaran dapat mengurangi
dampak tidak menguntungkan dari anggaran terhadap kinerja.
Penelitian berikutnya, Otley (1978) dalam Ahmad dan Fatima (2008) tidak
menemukan bukti untuk mendukung efek negatif anggaran terhadap kinerja. Otley
juga menemukan bahwa penggunaan gaya anggaran tergantung pada jenis
pengaturan lingkungan. Otley menyimpulkan bahwa kinerja manajerial ini
bergantung pada pengaturan lingkungan dan menyarankan penggunaan teori
kontingensi sebagai kerangka kerja untuk pekerjaan di masa depan dalam perilaku
anggaran. Argumen utama Otley adalah bahwa partisipasi anggaran ini mungkin
mempunyai dampak positif atau negatif pada kinerja, tergantung pada jenis
pengaturan lingkungan. Hasil yang bertentangan dari studi partisipasi anggaran
dan kinerja sebelumnya juga telah mendorong para peneliti untuk menyelidiki
keberadaan variable moderat dan variabel intervening dalam hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja, misalnya Chenhall dan Brownell (1988) dalam
Ahmad dan Fatima (2008) yang menguji dua variabel intervensi yaitu komitmen
organisasi dan persepsi inovasi.
6
Nouri dan Parker (1998) dalam Ahmad dan Fatima (2008) mengusulkan
bahwa partisipasi anggaran mempengaruhi performa kinerja melalui variabel
komitmen organisasi, dengan argumen bahwa manajer, yang diizinkan untuk
berpartisipasi dalam proses anggaran, akan memiliki komitmen yang tinggi
terhadap organisasi (afektif) dan sehingga akan meningkatkan kinerja.
Persepsi inovasi manajer telah diteliti dalam beberapa studi partisipasi
anggaran yang lebih baru. Variabel dimaksud dinyatakan dalam istilah berbeda
dalam masing-masing studi. Subramaniam dan Ashkanasy (2001) dalam Ahmad
dan Fatima (2008) menggambarkannya sebagai "persepsi inovasi ".
Sejalan dengan pembahasan di atas, peneliti ingin melakukan penelitian
serupa dengan Ahmad dan Fatima (2008) yaitu melakukan pengujian terhadap
hubungan langsung partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial
dan hubungan tidak langsung melalui komitmen organisasi dan persepsi inovasi,
namun dengan waktu dan objek penelitian yang berbeda.
Penelitian ini akan dilakukan pada unit kerja vertikal Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan. Penelitian ini akan ditujukan kepada
Kepala Subbagian Umum pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
(KPPN) sebagai unit kerja setingkat eselon III, Kepala Subbagian Tata Usaha dan
Rumah Tangga pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai
unit kerja setingkat eselon II, Kepala Subbagian Tata Usaha pada Direktorat
Teknis sebagai unit kerja setingkat eselon III, yang setiap tahunnya terlibat dalam
penyusunan RKA-KL.
7
a. Penelitian ini mengambil judul “PENGARUH PARTISIPASI
ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PADA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN” dengan
mengadopsi model penelitian Ahmad dan Fatima (2008).
1.2. Rumusan Masalah
Anggaran yang efektif membutuhkan kemampuan memprediksi masa
depan secara tepat, setidaknya mendekati tepat, yang meliputi berbagai faktor baik
internal maupun eksternal. Dalam pelaksanaannya, kesalahan memprediksi dapat
berdampak negatif terhadap performa kinerjanya. Proses penyusunan anggaran
mempunyai dampak langsung terhadap perilaku manusia (Siegel dan Marconi,
1989) dalam Ahmad dan Fatima (2008) terutama bagi orang yang terlibat
langsung dalam penyusunan anggaran.
Berdasarkan hal yang disebutkan diatas, maka pemasalahan penelitian ini
dapat dirumuskan dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Adakah hubungan langsung antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial?
2. Apakah komitmen organisasi dan persepsi inovasi merupakan variabel
intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai tujuan dan kegunaan dari
penelitian ini. Tujuan penelitian merupakan jawaban atas rumusan masalah yang
ada, sedangkan kegunaan penelitian terbagi menjadi kegunaan bagi peneliti, bagi
8
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan dan bagi
pengembangan ilmu. Berikut adalah uraian dari masing-masing bagian.
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh/hubungan antara partisipasi anggaran terhadap
kinerja manajerial.
2. Untuk menganalisis apakah komitmen organisasi dan persepsi inovasi
merupakan variabel intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran
dan kinerja manajerial
1.3.2. Kegunaan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
antara lain :
1. Aspek praktis
Memperluas wawasan bagi organisasi sektor publik di Indonesia sehubungan
dengan partisipasi penyusunan anggaran dan hubungannya dengan kinerja
aparatur pemerintah, sehingga diharapkan tercipta sistem penyusunan anggaran
yang dapat meningkatkan kinerja aparatur pemerintah. Penelitian ini
diharapkan dapat memberikan masukan bagi Direktorat Jenderal
Perbendaharaan Kementerian Keuangan sebagai objek penelitian dalam rangka
perencanaan anggaran dan pengelolaan kinerja pegawainya.
9
2. Aspek Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wacana penelitian
empiris bagi akademisi dan pertimbangan teori untuk melakukan penelitian-
penelitian selanjutnya terutama terkait tema hubungan partisipasi anggaran
dengan kinerja.
1.4. Sistematika Penulisan
Skripsi ini disusun atas 5 (lima) bab agar mempunyai suatu susunan yang
sistematis, dapat memudahkan untuk mengetahui dan memahami hubungan antara
bab yang satu dengan bab yang lain sebagai suatu rangkaian yang konsisten.
Adapun sistematika yang dimaksud adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang pendahuluan yang menguraikan latar belakang
ditulisnya karya ilmiah ini, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II : TELAAH PUSTAKA
Bab ini menguraikan landasan teori yang mendasari tiap-tiap variabel,
ringkasan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis, kerangka
pemikiran, dan hipotesis.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang deskripsi dan definisi operasional
variabel-variabel penelitian, penentuan populasi dan sampel, jenis dan
sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.
10
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan tentang deskripsi objek penelitian, analisis data,
interpretasi hasil dan argumentasi terhadap hasil penelitian.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh dari hasil
pengolahan data penelitian. Selain itu, dalam bab ini juga berisi
saransaran bagi penelitian lainnya.
11
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu
Di bagian ini dijelaskan landasan teori yang merupakan landasan dari
perumusan hipotesis, definisi mengenai anggaran, penyusunan anggaran, fungsi
anggaran, dan definisi masing-masing variabel yang akan digunakan dalam
penelitian. Selain itu juga dijelaskan penelitian terdahulu yang merupakan diskusi
mengenai penelitian terkait partisipasi anggaran dan kinerja manajerial.
2.1.1. Landasan Teori
2.1.1.1. Pengertian Anggaran
Mardiasmo (2004) mendefinisikan anggaran sebagai pernyataaan
mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu
yang dinyatakan dalam ukuran finansial. Hansen dan Mowen (2004)
mendefinisikan anggaran sebagai suatu rencana kuantitatif dalam bentuk moneter
maupun nonmoneter yang digunakan untuk menerjemahkan tujuan dan strategi
perusahaan dalam satuan operasional. Anthony dan Govindarajan (2005)
mendefinisikan anggaran sebagai sebuah rencana keuangan, biasanya mencakup
periode satu tahun dan merupakan alat-alat untuk perencanaan jangka pendek dan
pengendalian dalam organisasi.
Dari beberapa definisi terkait anggaran di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa anggaran merupakan suatu perencanaan kinerja dan keuangan dalam
12
jangka pendek, dalam satuan moneter maupun bentuk lain, dan merupakan alat
pengendalian dan penilaian manajemen dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
2.1.1.2. Fungsi Anggaran
Mardiasmo (2004) mengemukakan bahwa anggaran memiliki fungsi
sebagai alat penilaian kinerja. Anthony dan Govindarajan (2005) mendefinisikan
anggaran sebagai sebuah rencana keuangan, biasanya mencakup periode satu
tahun dan merupakan alat-alat untuk perencanaan jangka pendek dan
pengendalian dalam organisasi. Perencanaan mencakup pengembangan tujuan
untuk masa depan, sedangkan pengendalian berfungsi untuk menjamin agar
seluruh fungsi manajemen dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi
Dalam kaitannya dengan organisasi sektor publik, lebih lanjut Mardiasmo
(2004) mengemukakan beberapa fungsi anggaran sektor publik, antara lain :
1. Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan tindakan apa yang akan
dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil
yang diperoleh dari belanja pemerintah tersebut
2. Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas
pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan
dapat dipertanggung jawabkan kepada publik.
3. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian dalam pemerintahan.
Anggaran publik yang disusun dengan baik akan mampu mendeteksi
terjadinya inkonsistensi suatu unit kerja dalam pencapaian organisasi.
13
4. Anggaran merupakan alat yang efektif untuk pengenalian dan penilaian
kinerja. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil ia
capai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan.
5. Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer dan stafnya
agar bekerja secara ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai target dan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
2.1.1.3. Pendekatan dalam Penyusunan Anggaran
Anthony dan Govindarajan (2005) mengemukakan tiga pendekatan yang
digunakan dalam penyusunan anggaran, yaitu top down, bottom up dan satu
pendekatan lain yang merupakan kombinasi dari kedua pendekatan tersebut, yaitu
pendekatan partisipasi. Pada pendekatan top down, atasan/manajemen puncak
menetapkan anggaran yang harus dilaksanakan oleh bawahan, yaitu manajemen
pusat pertanggung jawaban/pegawai. Karena tidak melibatkan bawahan,
keuntungan dalam penerapan pendekatan ini adalah waktu penyusunan anggaran
yang efisien, dan proses yang sepenuhnya mudah dikendalikan oleh
atasan/manajemen puncak. Sedangkan kelemahannya adalah atasan/manajemen
puncak kurang mengetahui kapasitas bawahan, kepentingan bawahan yang tidak
terakomodir, dan kurangnya tanggung jawab dari bawahan selaku pelaksana
anggaran. Dalam organisasi sektor publik, manajemen pusat pertanggung jawaban
adalah Kepala Sub Bagian/Kepala Kantor, sedangkan manajemen puncak adalah
Kepala Departemen/Lembaga/Kepala Daerah.
Pada pendekatan bottom up, para pegawai melalui manajer pusat
pertanggung jawaban, mengajukan usulan terkait anggaran kepada manajemen
14
puncak untuk ditelaah dan ditetapkan. Keuntungan menerapkan pendekatan ini
adalah adanya komunikasi dan koordinasi antar lini manajemen selama proses
penyusunan sehingga lebih memungkinkan untuk mencapai kesepakatan anggaran
antara atasan dan bawahan. Penerapan pendekatan bottom up ini juga mempunyai
kelemahan, yaitu (i) memakan waktu yang lama, (ii) sering terjadi ketegangan
dalam prosesnya dan (iii) berpotensi terjadi ketidaksesuaian antara target anggaran
yang diusulkan dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Untuk
meminimalisir hal tersebut dibutuhkan perhatian dan pengendalian yang lebih
efektif dari manajemen puncak dalam proses penelaahan dan penetapannya.
Pendekatan yang dipandang paling efektif dan mulai banyak diterapkan
adalah pendekatan partisipatif, yang merupakan kombinasi antara pendekatan top
down dan bottom up. Pendekatan ini melibatkan interaksi yang efektif antara
manajemen puncak dan manajemen pusat pertanggung jawaban dalam menyusun
anggaran. Anggaran disusun oleh setiap manajemen pusat pertanggung jawaban
dengan berpedoman pada visi, misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi.
Pendekatan partisipatif dipandang menimbulkan rasa tanggung jawab dan
tantangan pada pelaksana anggaran, dan dapat mengurangi kelemahan pendekatan
top down dan bottom up karena anggaran yang telah disusun dan ditetapkan
terdapat kontribusi dirinya.
2.1.1.4. Teori Hirarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
Robbins (2008) mengutip pendapat Maslow tentang teori motivasi yang
membaginya ke dalam lima hierarki kebutuhan yaitu:
15
1. Kebutuhan fisiologis berupa kebutuhan makan, minum, tempat tinggal dan
kebutuhan fisik lainnya.
2. Kebutuhan akan jaminan keamanan dan terlindung dari resiko fisik dan
mental.
3. Kebutuhan sosial yang berupa persahabatan, keakraban, penerimaan dan
keterkaitan.
4. Kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan internal yaitu rasa percaya diri
dan prestasi serta penghargaan eksternal yaitu status, pengakuan dan
perhatian.
5. Kebutuhan aktualisasi diri, yaitu mempertinggi kepastian kerja, berkembang,
menyatakan potensi seseorang.
Teori motivasi di atas menunjukkan bahwa motivasi sangat berpengaruh
pada sikap individu. Dalam hal partisipasi anggaran, semakin tinggi partisipasi
individu dalam proses penyusunan anggaran maka motivasi individu juga akan
semakin tinggi. Dengan dilibatkan dalam proses penyusunan anggaran, mereka
merasa lebih dihargai kontribusinya di dalam organisasi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan rasa percaya diri dan aktualisasi diri. Hal ini sesuai dengan teori
kebutuhan Maslow bahwa individu memiliki kebutuhan mendapatkan
penghargaan internal dan aktualisasi diri. Selanjutnya, dengan terpenuhinya
kebutuhan tersebut diharapkan akan meningkatkan kinerja.
2.1.1.5. Teori Kebutuhan (David Mc Clelland)
Menurut Mc Clelland (Robbins, 2003), motivasi untuk melakukan suatu
perbuatan timbul karena adanya interaksi antara motif dengan faktor-faktor situasi
16
yang dihadapi. Teori kebutuhan yang dikemukakan Mc Clelland (Robbins, 2003)
ini menjelaskan bahwa kebutuhan kerja di tempat kerja dapat dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu:
1. Kebutuhan untuk prestasi berupa dorongan untuk mengungguli, berprestasi
sehubungan dengan seperangkat standar, bergulat untuk sukses.
2. Kebutuhan untuk berkuasa berupa kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku dalam suatu cara dimana tanpa perlu dipaksa untuk berperilaku
demikian.
3. Kebutuhan akan afiliasi berupa suatu hasrat untuk membentuk hubungan antar
pribadi yang ramah dan akrab.
Menurut teori kebutuhan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebutuhan
sangat berpengaruh pada sikap individu. Dengan dilibatkan dalam proses
penyusunan anggaran, mereka merasa lebih berprestasi di dalam organisasi. Hal
ini sesuai dengan teori kebutuhan Mc Clelland bahwa individu memiliki
kebutuhan berprestasi, dorongan untuk mengungguli, bergulat untuk sukses.
Selanjutnya, dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut diharapkan akan
meningkatkan kinerja.
2.1.1.6. Teori Motivasi Hygiene (Frederick Herzberg)
Motivasi merupakan suatu dorongan melakukan sesuatu dalam rangka
mencapai tujuan. Motivasi timbul karena adanya suatu kebutuhan yang bermuara
pada pencapaian tujuan tertentu. Teori Motivasi Hygiene yang dikemukakan
Frederick Herzberg (Marconi,1989) menyatakan bahwa:
17
1. Faktor-faktor pertumbuhan atau motivator instrinsik terhadap pekerjaan adalah
prestasi, pengakuan atas prestasi, kerja itu sendiri, tanggungjawab dan
pertumbuhan atau kemajuan. Faktor instrinsik ini bersifat terus menerus ada.
Jika faktor ini ada, maka akan memotivasi seseorang dengan kuat untuk
menghasilkan prestasi kerja yang lebih baik. Jika faktor ini tidak ada, tidak
selalu menimbulkan ketidakpuasan dalam bekerja.
2. Faktor-faktor untuk menghindari ketidakpuasan atau hygiene yang ekstrinsik
terhadap pekerjaan meliputi kebijakan dan administrasi perusahaan,
pengawasan, hubungan antar individu, kondisi kerja, gaji, status, dan rasa
aman. Faktor hygiene adalah faktor yang bersumber dari luar diri seseorang,
yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam bekerja dan bersifat sementara.
Jika faktor ini ada berarti ada ketidakpuasan, sedangkan jika faktor ini tidak
ada, maka tidak memiliki pengaruh apapun
Uraian teori di atas menggambarkan pengaruh motivasi pada sikap
individu. Apabila dikaitkan dengan partisipasi anggaran, maka semakin besar
partisipasi seseorang dalam penyusunan anggaran maka akan semakin besar pula
motivasi seseorang tersebut, yang pada akhirnya akan memotivasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
2.1.1.7. Partisipasi Anggaran
Menurut Robbins (2003), partisipasi merupakan suatu konsep dimana
bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu
bersama atasannya. Sementara Brownell (1988) dalam Ahmad dan Fatima (2008)
mengemukakan partisipasi anggaran merupakan suatu proses yang melibatkan
18
individu-individu secara langsung di dalamnya dan mempunyai pengaruh
terhadap penyusunan tujuan anggaran yang prestasinya akan dinilai dan
kemungkinan akan dihargai atas dasar pencapaian tujuan anggaran mereka.
2.1.1.8. Komitmen Organisasi
Dalam artian sederhana, komitmen organisasi merupakan tanggung jawab
individu sebagai karyawan terhadap organisasinya. Menurut Ahmad dan Fatima
(2008), litelatur mendeskripsikan komitmen organisasi dalam dua tipe yaitu
komitmen affective dan komitmen continuance. Penelitian sebelumnya melibatkan
komitmen organisasi yang fokus pada komitmen afektif (Nouri dan Parker, 1998;
Quirin et al., 2001 dalam Ahmad dan Fatima., 2008). Komitmen affective
didefinisikan sebagai kesediaan melakukan upaya terus-menerus untuk meraih
kesuksesan organisasi yang dicirikan dengan kepercayaan yang kuat dan dapat
menerima nilai dan tujuan organisasi (Ahmad dan Fatima, 2008). Dengan
demikian, pada penelitian ini juga menguji pengaruh komitmen afektif terhadap
hubungan partisipasi anggaran dan kinerja.
2.1.1.9. Persepsi Inovasi
Persepsi inovasi dapat diartikan sebagai perasaan manajer mengenai
sejauh mana tingkat inovasi yang dimiliki. Manajer yang tinggi persepsi
inovasinya akan memiliki kualitas kerja yang lebih baik pula. Para manajer akan
lebih termotivasi dalam pelaksanaan pekerjaannya ketika inovasi mereka dapat
diterima oleh organisasi.
Subramaniam dan Ashkanasy (2001) dalam Ahmad dan Fatima (2008)
menggunakan istilah “the perception of innovation”, sedangkan penelitian yang
19
lebih baru oleh Subramanian dan Mia (2003) dalam Ahmad dan Fatima (2008)
menggunakan istilah “work-related values of innovation”. Meskipun terdapat
perbedaan istilah yang digunakan, namun makna dan item yang digunakan untuk
mengukur persepsi inovasi ini dalam penelitian-penelitian hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja tetap sama.
2.1.1.10. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan hasil evaluasi terhadap aktivitas manajerial
yang efektif yang dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja, diri sendiri, dan
bawahan. Menurut Mahoney et al (1963) dalam Ahmad dan Fatima (2008)
aktivitas manajerial tersebut terdiri dari delapan dimensi mulai dari proses
perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, kepegawaian,
negosiasi dan perwakilan. Dalam hal ini kinerja manajerial menggambarkan
kinerja Kepala Sub Bagian Umum dan Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah
Tangga pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai manajer yang terlibat
dalam penyusunan anggaran.
2.1.2 Penelitian Terdahulu
Telah banyak penelitian yang berhubungan dengan partisipasi anggaran
dan kinerja manajerial. Seperti penelitian yang dilakukan Subramaniam dan
Ashkanasy (2001) dalam Ahmad dan Fatima (2008) yang menguji hubungan
hubungan partisipasi anggaran dan kinerja menggunakan variabel perception of
innovation dan attention to detail. Penelitian tersebut dilakukan menggunakan
metode survei kuisioner dengan melibatkan 114 manajer dari 37 perusahaan di
sektor manufaktur makanan Australia. Hasil penelitian menunjukkan hubungan
20
positif secara langsung antara partisipasi anggaran dan kinerja. Mereka juga
menemukan bahwa para manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran
dan memiliki persepsi inovasi yang tinggi akan berkontribusi terhadap
peningkatan kinerja.
Supriyono (2004) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh
variabel intervening kecukupan anggaran dan komitmen organisasi terhadap
hubungan antara partisipasi penganggaran dan kinerja manajer di Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan mengirimkan 3070 kuesioner survei kepada 307
direktur utama perusahaan go public yang terdaftar pada Capital Market Directory
tahun 2001. Kuesioner yang kembali dan diiisi lengkap sebanyak 341 kuesioner.
Analisis data yang digunakan adalah path analysis. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi
anggaran dan kinerja manajer. Hubungan ini meliputi hubungan langsung dan
hubungan tidak langsung yaitu melalui variable komitmen organisasi dan
kecukupan anggaran. Komitmen organisasi terbukti merupakan variabel
intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajer
namun kecukupan anggaran tidak dapat dibuktikan merupakan variabel
intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja manajer.
Melek Eker (2007) melakukan penelitian terhadap 500 perusahaan di
Turki dengan menggunakan komitmen organisasi sebagai variabel intervening
untuk menganalisis pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial.
Analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan analisis korelasi untuk
semua variabel, analisis regresi berganda, dan T-test. Hasil dari penelitian ini
21
menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran
dengan kinerja manajerial, terdapat hubungan positif dan signifikan antara kinerja
manajerial dengan komitmen organisasi, dan terdapat hubungan positif dan
signifikan dari partisipasi anggaran melalui komitmen organisasi terhadap kinerja
manajerial.
Penelitian sejenis juga dilakukan oleh Ahmad dan Fatima (2008) yang
menguji hubungan hubungan partisipasi anggaran dan kinerja menggunakan
variabel persepsi inovasi dan komitmen organisasi. Penelitian tersebut dilakukan
kepada 111 pengelola anggaran di Kementerian Pertahanan Malaysia dengan
tingkat respon sebesar 74%. Hasil penelitian menunjukkan hubungan positif
secara langsung antara partisipasi anggaran dan kinerja. Mereka juga menemukan
bahwa para manajer yang berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dan memiliki
persepsi inovasi yang tinggi akan berkontribusi terhadap peningkatan kinerja.
Kunwaviah Nurcahyani (2010), melakukan penelitian untuk menganalisis
pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui variable
intervening yaitu komitmen organisasi dan persepsi inovasi. Responden yang
terlibat adalah para pejabat struktural Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di
Kabupaten Magelang. Dari total jumlah 160 kuesioner yang disampaikan,
sebanyak 124 kuesioner diterima kembali dan hanya 58 kuesioner yang diisi
lengkap dan dapat digunakan dalam analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian
ini menunjukkan adanya pengaruh langsung partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial, Partisipasi anggaran juga berpengaruh secara signifikan terhadap
komitmen organisasi dan persepsi inovasi. Namun, partisipasi anggaran tidak
22
berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja manajerial melalui variabel
intervening komitmen organisasi dan persepsi inovasi.
Penelitian-penelitian tersebut secara ringkas disajikan dalam Tabel 2.1.
berikut ini.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1 Subramaniam
dan
Ashkanasy
(2001)
Partisipasi
anggaran,
perception of
innovation,
attention to
detail, dan kinerja
manajerial
Terdapat hubungan positif secara
langsung antara partisipasi anggaran
dan kinerja
2 Supriyono
(2004)
Kecukupan
anggaran,,
Komitmen
organisasi,
Partisipasi
penganggaran
Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara partisipasi anggaran
dan kinerja manajer. Komitmen
organisasi terbukti merupakan
variabel intervening dalam hubungan
antara partisipasi anggaran dan
kinerja. Kecukupan anggaran tidak
terbukti merupakan variabel
intervening dalam hubungan antara
partisipasi anggaran dan kinerja
manajer.
3 Melek Eker
(2007)
Partisipasi
anggaran,
komitmen
organisisasi, dan
kinerja manajerial
Terdapat hubungan positif dan
signifikan antara partisipasi anggaran
dengan kinerja, terdapat hubungan
positif dan signifikan antara kinerja
manajerial dengan komitmen
organisasi, dan terdapat hubungan
positif dan signifikan dari partisipasi
anggaran dan komitmen organisasi
terhadap kinerja manajerial.
23
No Peneliti Variabel Hasil Penelitian
4 Ahmad dan
Fatima
(2008)
Partisipasi
Anggaran,
Komitmen
Organisasi,
Persepsi Inovasi
dan Kinerja
Manajerial
Terdapat hubungan langsung antara
partisipasi anggaran, kinerja
manajerial, komitmen organisasi dan
persepsi inovasi. Partisipasi anggaran
mempengaruhi kinerja manajerial
melalui variabel mediasi komitmen
organisasi tetapi tidak persepsi
inovasi.
5 Kunwaviah
Nurcahyani
(2010)
Partisipasi
Anggaran,
Komitmen
Organisasi,
Persepsi Inovasi
dan Kinerja
Manajerial
sebagai Variabel
Intervening
Terdapat pengaruh langsung
partisipasi anggaran terhadap kinerja
manajerial. Partisipasi anggaran juga
berpengaruh secara signifikan
terhadap komitmen organisasi dan
persepsi inovasi. - Partisipasi
anggaran tidak berpengaruh secara
tidak langsung terhadap kinerja
manajerial melalui variabel
intervening komitmen organisasi dan
persepsi inovasi.
Peneliti mencoba untuk melakukan penelitian serupa namun diterapkan
pada lingkungan yang berbeda untuk mengetahui apakah hasilnya tetap konsisten
atau berbeda. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Yahya
dan Ahmad (2008) adalah bahwa penelitain tersebut dilakukan untuk meneliti
kinerja aparat pada Kementerian Pertahanan di Malaysia, sedangkan penelitian ini
dilakukan untuk meneliti kinerja pejabat Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kementerian Keuangan di Indonesia.
2.2. Kerangka Pemikiran
Pada bagian ini digambarkan mengenai kerangka pemikiran penelitian.
Kerangka pemikiran merupakan uraian yang dipergunakan untuk mempermudah
jalan pemikiran terhadap permasalahan yang dibahas, yaitu hubungan antara
24
partisipasi anggaran dan kinerja manajerial baik hubungan langsung maupun
hubungan tidak langsung. Hubungan tidak langsung antara partisipasi anggaran
dan kinerja manajerial dimediasi oleh komitmen organisasi dan persepsi inovasi
sebagai variabel intervening.
Penelitian ini mencoba untuk membangun kerangka pemikiran teoritis
yang menggambarkan hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja
manajerial. Menurut Nouri dan Parker (1998) dalam Ahmad dan Fatima (2008),
manajer yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran akan lebih mudah untuk
menerima tujuan anggaran dan tujuan organisasi yang kemudian akan
meningkatkan komitmen organisasi para manajer tersebut. Lebih lanjut
Manogran, serta Nouri dan Parker (1998) dalam Ahmad dan Fatima (2008)
mengemukakan bahwa beberapa literatur, meskipun pada sektor swasta,
menyatakan komitmen organisasi memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
manajerial. Berdasarkan landasan teori dan penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya, penelitian ini juga mengasumsikan bahwa partisipasi manajer dalam
penyusunan anggaran akan meningkatkan komitmen organisasi, yang pada
akhirnya komitmen organisasi akan meningkatkan kinerja manajerial. Dengan
demikian, semakin tinggi komitmen manajer terhadap organisasinya maka akan
lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Tanggung jawab terhadap
pekerjaan inilah yang dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik.
Williams et al. (1990) dalam Ahmad dan Fatima (2008) menemukan hasil
dalam sektor publik, bahwa partisipasi dalam proses penyusunan anggaran akan
mempunyai inovasi yang lebih tinggi, hal inilah yang akan meningkatkan kinerja
25
manajerial. Berdasarkan penelitian yang sudah ada tersebut, penelitian ini
mengasumsikan bahwa manajer yang berpartisipasi dalam proses penyusunan
anggaran akan mempunyai persepsi inovasi yang lebih tinggi, yang pada akhirnya
akan meningkatkan kinerja manajerial. Dalam konteks penelitian ini, sulit
mengukur inovasi karena dalam organisasi sektor publik inovasi relatif lebih
rendah dibandingkan dengan organisasi sektor swasta. Keikutsertaan manajer
dalam partisipasi anggaran dapat menanamkan persepsi bahwa mereka inovatif
karena ide yang mereka miliki akan dihargai oleh organisasi mereka. Persepsi inovasi
inilah yang akan meningkatkan kinerja manajer. Dengan demikian, kerangka
pemikiran penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar 2.1. berikut ini:
Gambar 2.1
Gambar Kerangka Pemikiran Penelitian
H1 H3
H5
H2 H4
2.3. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu dugaan logis adanya hubungan atau pengaruh
antara dua atau lebih variabel-variabel yang dinyatakan dalam suatu pernyataan
yang dapat diuji kebenarannya (Sekaran, 2003). Penelitian ini menggunakan
Komitmen Organisasi
Partisipasi Anggaran
Persepsi Inovasi
Kinerja Manajerial
26
variabel-variabel yang telah dipakai dalam penelitian-penelitian sebelumnya
antara lain partisipasi anggaran, persepsi inovasi, komitmen organisasi dan kinerja
manajerial.
2.3.1. Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi
Berdasarkan pada salah satu teori hirarki kebutuhan, yaitu kebutuhan
aktualisasi diri, dapat diasumsikan bahwa ketika seseorang dilibatkan dalam
proses penyusunan anggaran, maka kebutuhan aktualisasi dalam dirinya akan
terpenuhi. Keterlibatan seseorang dalam proses penyusunan anggaran tersebut
menimbulkan perasaan memiliki organisasi, sehingga akan menumbuhkan
komitmen yang tinggi terhadap organisasi tempatnya bekerja.
Nouri dan Parker (1998) dalam Ahmad dan Fatima (2008) mengadakan
penelitian terhadap 135 manajer dan supervisor pada perusahaan multi-nasional
berskala besar yang bergerak di bidang produksi bahan kimia di Amerika Serikat.
Mereka menggunakan path analusis dan hasil penelitian tersebut menyatakan
adanya hubungan positif antara partisipasi anggaran dan komitmen organisasi.
Nouri dan Parker menemukan bahwa komitmen organisasi merupakan variabel
intervening dalam hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja. Lebih lanjut
Nouri dan Parker mengemukakan bahwa partisipasi anggaran mempengaruhi
kinerja melalui komitmen organisasi. Dalam penelitian ini, akan dilakukan
pengujian kembali hubungan tersebut dengan menarik hipotesis sebagai berikut :
H1 : terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi anggaran
dan komitmen organisasi
27
2.3.2. Partisipasi Anggaran dan Persepsi Inovasi
Subramaniam dan Ashkanasy (2001) dalam Ahmad dan Fatima (2008)
menggunakan variabel persepsi inovasi dalam penelitiannya terhadap 114 manajer
dari 37 perusahaan pada sektor Australian Food manufacturing. Penelitian
tersebut menghasilkan beberapa kesimpulan. Salah satu hasil penelitian tersebut
menemukan bahwa partisipasi anggaran mempunyai hubungan positif secara
signifikan dengan persepsi inovasi. Dengan berpartisipasi dalam proses
penyusunan anggaran, manajer akan menyalurkan kontribusi pemikirannya untuk
organisasi. Perasaan manajer bahwa organisasi menghargai kontribusi
pemikirannya akan menumbuhkan persepsi inovasi yang lebih tinggi. Manajer
yang mempunyai persepsi bahwa dirinya inovatif akan memberikan kinerja yang
lebih baik. Dengan demikian interaksi antara partisipasi anggaran dan persepsi
inovasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja. Dalam penelitian ini, akan
dilakukan pengujian kembali hubungan tersebut dengan menarik hipotesis sebagai
berikut :
H2 : terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara partisipasi anggaran
dan persepsi inovasi
2.3.3. Komitmen Organisasi dan Kinerja Manajerial
Nouri dan Parker (1998) dalam Ahmad dan Fatima (2008) menganalisis
komitmen organisasi dalam pengaruhnya pada hubungan partisipasi anggaran dan
kinerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa komitmen organisasi dan kinerja
memiliki hubungan positif dan signifikan. Semakin tinggi komitmen terhadap
organisasinya, akan membuat manajer memberikan hasil kerja yang positif dan
28
kinerja yang lebih baik. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengujian kembali
hubungan tersebut dengan menarik hipotesis sebagai berikut :
H3 : terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen organisasi
dan kinerja manajerial
2.3.4. Persepsi Inovasi dan Kinerja Manajerial
Subramaniam dan Ashkanasy (2001) dalam Ahmad dan Fatima (2008)
mengemukakan adanya interaksi antara partisipasi anggaran, persepsi inovasi, dan
attention to detail akan menyebabkan meningkatnya kinerja manajerial. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajer yang memiliki persepsi inovasi
yang tinggi akan lebih inovatif dan kreatif dalam menjalankan pekerjaannya
sehingga kinerja akan meningkat. Dalam penelitian ini, akan dilakukan pengujian
kembali hubungan tersebut dengan menarik hipotesis sebagai berikut :
H4 : terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi inovasi dan
kinerja manajerial.
2.3.5. Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial
Supriyono (2004) mengungkapkan bahwa di Indonesia, hubungan antara
partisipasi anggaran dengan kinerja manajer mempunyai hubungan positif secara
signifikan. Hal tersebut sejalan dengan teori motivasi yang menyebutkan bahwa
seseorang bertindak karena adanya motivasi dari dalam dirinya untuk memenuhi
kebutuhan. Manajer yang dilibatkan dalam proses penyusunan anggaran
mempunyai kesempatan untuk menyumbangkan ide dan pengetahuannya,
sehingga kebutuhan untuk aktualisasi diri terpenuhi. Dalam penelitian ini, akan
29
dilakukan pengujian kembali hubungan tersebut dengan menarik hipotesis sebagai
berikut :
H5 : terdapat hubungan positif dan signifikan antara partisipasi anggaran dan
kinerja manajerial
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam
penelitian ini. Metode penelitian tersebut terbagi ke dalam lima bagian yaitu
variabel penelitian dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, jenis
dan sumber data, metode pengumpulan data dan metode analisis. Berikut adalah
uraian dari masing-masing bagian.
3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.1.1. Variabel Penelitian
Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi
pada nilai (Sekaran, 2003). Secara umum variabel dalam penelitian ini dibedakan
menjadi tiga kategori yaitu variabel independen, variabel dependen, dan variabel
intervening (variabel antara). Berikut adalah uraian dari masing-masing variabel
tersebut.
1. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel eksogen (exogenous variable) merupakan
variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel sebelumnya. Variabel bebas
dalam penelitian ini adalah partisipasi anggaran.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
sebelumnya. Variabel dependen ini merupakan variabel yang menjadi
31
perhatian utama peneliti (Sekaran, 2003). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah kinerja manajerial.
3. Variabel Antara
Variabel Intervening atau variabel antara merupakan variabel yang berperan
menjadi mediasi antara variabel bebas dan variabel terikat (Sekaran, 2003).
Variabel antara dalam penelitian ini adalah komitmen organisasi dan persepsi
inovasi.
3.1.2. Definisi Operasional
Definisi operasional dan pengukuran untuk masing-masing variabel
penelitian dipaparkan dalam penjelasan di bawah ini.
3.1.2.1. Partisipasi Anggaran
Partisipasi anggaran merupakan keterlibatan dalam proses perencanaan
penggunaan sumber daya pada aktivitas suatu organisasi. Partisipasi anggaran
diukur dengan menggunakan instrumen daftar pertanyaan yang dikembangkan
oleh Milani (1975) yang diadopsi dari penelitian Nurcahyani (2010). Pertanyaan
ini terdiri dari enam item yang terkait dengn partisipasi responden pada
penyusunan anggaran. Variabel partisipasi anggaran dalam penelitian ini
merupakan variabel konstruk yaitu variabel yang tidak dapat diukur secara
langsung. Oleh karenanya, variabel independen ini diukur oleh indikator-indikator
yaitu pertanyaan dalam bentuk skala Likert (Ghozali, 2007). Jawaban responden
didesain menggunakan skala Likert dengan alternatif jawaban dari satu sampai
dengan tujuh untuk setiap pertanyaan. Alternatif jawaban 1 menunjukkan
32
partisipasi yang rendah sedangkan alternatif jawaban 7 berarti memiliki partisipasi
tinggi.
3.1.2.2. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan hasil evaluasi terhadap aktivitas manajerial
yang efektif yang dilakukan melalui atasan langsung, rekan kerja, diri sendiri, dan
bawahan dalam organisasinya. Untuk mengukur kinerja manajerial dalam
penelitian ini akan menggunakan instrumen pertanyaan yang dikembangkan oleh
Mahoney et al. (1965) yang diadopsi dari penelitian Nurcahyani (2010).
Pertanyaan ini terdiri dari delapan pertanyaan yang diukur dari delapan dimensi
kinerja sebagai berikut : perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, supervisi,
pengaturan staf, negosiasi, representasi/ perwakilan. Jawaban pertanyaan didesain
dengan menggunakan skala Likert lima poin pada setiap pertanyaan.
3.1.2.3. Komitmen Organisasi
Komitmen organisasi merupakan keadaan dimana seseorang memiliki
perasaaan keterikatan, perasaan memiliki atas perusahaan sehingga akan
mengutamakan kepentingan organsasi daripada kepentingan pribadinya.
Komitmen organisasi diukur menggunakan instrumen pertanyaan yang
dikembangkan oleh Mowday et al., dan digunakan oleh Nouri and Parker (1996,
1998) yang diadopsi dari penelitian Nurcahyani (2010). Pertanyaan ini terdiri dari
sembilan pertanyaan berkaitan dengan komitmen organisasi, dan jawaban
pertanyaan ini didesain menggunakan tujuh skala Likert dengan rentang angka 1
yang berarti sangat tidak setuju, sampai dengan angka 7 yang berarti sangat setuju.
33
3.1.2.4. Persepsi Inovasi
Persepsi inovasi adalah gambaran seberapa jauh perasaan seseorang
menganggap dirinya merupakan seorang yang inovatif dalam organisasi. Pengukuran
persepsi inovasi manajer menggunakan daftar pertanyaan yang diadaptasi dari
penelitian O’Reilly et al. (1991) serta Windsor dan Ashkanasy (1996) yang diadopsi
dari penelitian Nurcahyani (2010). Jawaban didesain menggunakan skala Likert satu
sampai dengan lima. Jawaban satu menunjukkan tidak sama sekali sedangkan
jawaban lima berarti menunjukkan tingkat persepsi inovasi yang besar.
3.2. Populasi dan Sampel
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai populasi dan sampel yang akan
digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:
3.2.1. Populasi
Populasi mengacu pada keseluruhan kelompok orang, kejadian, atau hal
minat yang ingin diinvestigasi dalam penelitian (Sekaran, 2003). Populasi dipilih
berdasarkan pertimbangan efektivitas dan efisiensi. Seperti yang telah dijelaskan
pada bagian latar belakang masalah, agar penelitian ini lebih efektif dan efisien
dirasa perlu untuk membatasi populasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah para pejabat eselon IV pada unit kerja
vertikal lingkup Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang paling berperan dalam
penyusunan anggaran. Adapun populasi berjumlah 233 orang yang terdiri dari 191
orang Kepala Subbagian Umum, 33 orang Kepala Subbagian Tata Usaha dan
Rumah Tangga, 8 orang Kepala Subbagian Tata Usaha, dan 1 orang Kepala
Subbagian Pengadaan dan Rumah Tangga.
34
Latar belakang pemilihan Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai
populasi penelitian adalah hasil survey Kepuasan Stakeholder oleh Institut
Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2012. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa
Direktorat Jenderal Perbendaharaan menempati nilai tertinggi diantara unit eselon
I Kementerian Keuangan lainnya, yaitu sebesar 78,91%. Tingginya tingkat
kepuasan Stakeholder terhadap layanan perbendaharaan tersebut
merepresentasikan peningkatan kinerja manajerial pada Direktorat Jenderal
Perbendaharaan.
3.2.2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Sekaran,
2003). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan judgement/ purposive
sampling. Sampel dipilih berdasarkan pertimbangan dan karakteristik tertentu
yang diharapkan dapat mendukung penelitian ini. Kriteria pemilihan sampel
adalah para pejabat eselon IV yang paling berperan dalam proses penyusunan
anggaran, dan telah menjabat sebagai Kepala Subbagian Umum/ Kepala
Subbagian Tata Usaha dan Rumah Tangga/ Kepala Subbagian Tata Usaha/
KepalaSubbagian Pengadaan dan Rumah Tangga , minimal selama 9 bulan, yaitu
pada periode pada bulan 1 Januari 2014 sampai dengan 31 September 2014.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas maka jumlah sampel penelitian
sebanyak 207 orang, yang meliputi :
a. Seratus enam puluh tujuh orang Kepala Subbagian Umum pada Kantor
Pelayanan Perbendaharaan Negara;
35
b. Tiga puluh dua orang Kepala Subbagian tata Usaha dan Rumah Tangga pada
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
c. Tujuh orang Kepala Subbagian tata Usaha dan Rumah Tangga pada Direktorat
Teknis;
d. Satu orang Kepala Subbagian Pengadaan dan Rumah Tangga pada Sekretariat.
3.3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang
diperoleh secara langsung dari responden. Data primer diperoleh melalui
penyebaran kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah
dirumuskan sebelumnya yang akan dijawab oleh responden, biasanya dalam
alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2003).
3.4. Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada para responden
yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang
sedang dilakukan. Kuesioner merupakan serangkaian pertanyaan yang tersusun
secara sistematis dan standar sehingga pertanyaan yang sama dapat diajukan
kepada setiap responden. Kuesioner yang digunakan berisi pernyataan terstruktur
dan nantinya responden tinggal memberi tanda (√) pada jawaban yang dipilih.
Pembagian kuesioner dilakukan dengan cara menyerahkan kuesioner
kepada responden bersangkutan secara langsung dan/atau mengirimkan melalui
pos. Dengan mempertimbangkan lokasi responden yang tersebar di seluruh
Indonesia, maka jangka waktu pengisian dan pengembalian kuesioner ini adalah 2
36
bulan setelah kuesioner diserahkan kepada responden. Kuesioner yang telah diisi
oleh responden akan dijemput dan/atau dikirimkan kembali melalui pos.
Data yang dianalisis adalah data kuesioner yang dikembalikan dan telah
diisi lengkap dan benar oleh responden bersangkutan sampai batas waktu yang
ditentukan, yaitu 30 November 2014.
3.5. Metode Analisis
Metode analisis merupakan metode yang digunakan untuk menguji data
yang diperoleh dari hasil jawaban responden yang diterima melalui kuesioner.
Berikut ini penjelasan metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini.
3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif adalah analisis paling mendasar yang
digunakan untuk memberikan gambaran umum atau deskripsi mengenai variabel
yang diperoleh dari jawaban para responden. Penelitian ini menggunakan tabel
statistik deskriptif yang menunjukkan kisaran teoritis, kisaran aktual, nilai rata-
rata (mean) dan standar deviasi (Ghozali, 2006).
3.5.2. Uji Kualitas Data
Tujuan dari uji kualitas data adalah untuk mengetahui seberapa besar
tingkat konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan
instrumen penelitian. Pengujian terhadap kualitas data penelitian ini dapat
dilakukan dengan uji validitas dan uji reabilitas (Ghozali, 2009). Analisis dimulai
dengan pengujian validitas terlebih dahulu dengan kemudian diikuti dengan
37
pengujian reliabilitas menggunakan program Statistical Program for Social Science
(SPSS) for Windows v.20.
3.5.2.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Validitas item-item pertanyaan kuesioner dapat diukur dengan melakukan korelasi
antara skor item pertanyaan dengan total skor variabel. Apabila korelasi antara
masing-masing item atau indikator terhadap total skor variabel menunjukkan hasil
probabilitas <0,01 atau <0,05 berarti angka probabilitas tersebut signifikan
sehingga dapat disimpulkan bahwa masing-masing item pertanyaan adalah valid
(Ghozali, 2006).
2.5.2.2. Uji Reliabilitas
Uji Reabilitas merupakan cara untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal
apabila jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke
waktu. Tingkat reliabel suatu variabel penelitian dapat dilihat dari hasil uji
statistik Crobach Alpha (α). Tingkat reliabel suatu variabel dengan kriteria:
kurang dari 0,6 tidak reliabel; 0,6-0,7 akseptabel; 0,7-0,8 baik; lebih dari 0,8
reliabel (Sekaran, 2006). Semakin nilai alphanya mendekati satu maka nilai
reliabilitas datanya semakin terpercaya.
38
2.5.3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan dalam penelitian
dilakukan untuk menguji baik atau tidaknya model regresi tersebut. Dalam
penelitian ini, uji asumsi klasik digunakan untuk menguji bahwa analisis regresi
bebas dari asumsi klasik seperti normalitas, multikolonieritas dan
heteroskedastisitas
3.5.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan
variabel bebas yang digunakan dalam regresi memiliki distribusi normal. apabila
distribusi data normal atau mendekati normal maka model regresi tersebut baik.
Pengujian untuk menentukan apakah data terdistribusi normal atau tidak, dapat
menggunakan dua cara yaitu analisis grafik dan uji statistik. Dalam analisis grafik
apabila data (titik) menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, Apabila
data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selanjutnya menggunakan uji statistik One-sample Kolmograv-Smirnov
untuk melihat probabilitias signifikan terhadap variabel. Jika probabilitas
signifikan di atas 0,05, maka variabel tersebut terdistribusi secara normal
(Ghozali, 2006).
2.5.3.2. Uji Multikolonieritas
Tujuan dari uji multikolonieritas adalah untuk menguji apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel bebas.
39
Dalam model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi di antara
variabel bebas. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model
regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation
factor (VIF). Nilai yang umum digunakan dalam menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10 (Ghozali,
2006).
3.5.3.3. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas.
Homoskedastisitas terjadi apabila variance dari residual pengamatan satu ke
pengamatan lain tetap. Jika berbeda, disebut heteroskedastisitas. Untuk menguji
ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik plot
antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya dengan cara sebagai
berikut:
1. Apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Apabila tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2009).
3.5.4. Analisis Data
Pengujian hipotesis yang telah disusun dalam penelitian ini menggunakan
analisis path (analisis jalur) yang diadopsi dari penelitian Nurcahyani (2010).
40
Analisis path adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan
kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan (Ghazali, 2006).
Gambar 3.1
Diagram Path
Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja Manajerial melalui
Komitmen Organisasi dan Persepsi Inovasi sebagai Variabel Intervening.
p1 p3
p5
p2 p4
Anak panah dalam diagram path di atas menggambarkan hubungan
kausalitas antar variabel. Setiap nilai p menggambarkan jalur dan koefisien path.
Nilai koefisien path tersebut dihitung dengan menggunakan analisis regresi
(Ghozali, 2006). Sebelum dilakukan analisis path ini, dilakukan regresi terhadap 3
persamaan sebagai berikut:
YKO = b0 + bPAXPA + e1………………………………………………….…… Persamaan Regresi 1
YPI = b0 + bPAXPA + e2 ...................................................................................Persamaan Regresi 2
YKM = b0 + bPAXPA + bKOXKO + bPIXPI + e3…………………....…Persamaan Regresi 3
Partisipasi Anggaran
Komitmen Organisasi
Persepsi Inovasi
Kinerja Manajerial
41
Keterangan:
YPA = Partisipasi Anggaran (Budgetary Participation)
YKO = Komitmen Organisasi (Organization Commitment)
YPI = Persepsi Inovasi (Perception of Innovation)
YKM = Kinerja Manajerial (Managerial Performance)
bPA = Intercept Partisipasi Anggaran
bKO = Intercept Komitmen Organisasi
bPI = Intercept Persepsi Inovasi
bKM = Intercept Kinerja Manajerial
e1 = Residual Komitmen Organisasi
e2 = Residual Persepsi Inovasi
e3 = Residual Kinerja Manajerial
Hipotesis dapat diterima apabila hasil regresi menunjukkan tingkat
signifikansi di bawah 0,05 (p<0,05), dan hipotesis akan ditolak jika hasil regresi
menunjukkan signifikansi di atas 0,05 (p>0,05) (Ghozali, 2006).