124
PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP KEPUASAN PERNIKAHAN PADA LIMA TAHUN PERTAMA USIA PERNIKAHAN Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.) Oleh : Zikrina Aulia 1112070000004 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI

TERHADAP KEPUASAN PERNIKAHAN PADA LIMA TAHUN

PERTAMA USIA PERNIKAHAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi.)

Oleh :

Zikrina Aulia

1112070000004

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H / 2019 M

Page 2: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Page 3: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Page 4: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh
Page 5: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

v

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi

B) 2019

C) Zikrina Aulia

D) Pengaruh Pemaafan, Self Disclosure dan Usia Pernikahan terhadap Kepuasan

Pernikahan pada Pria dan Wanita di Jakarta Selatan E) xiii + 81 halaman + lampiran

F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemaafan (berkaitan

dengan avoidance, revenge dan benevolence), self disclosure (berkaitan dengan

relationship, sexual, money dan inbalance) terhadap kepuasan pernikahan pada

pria dan wanita. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif

dengan analisis regresi berganda. Sampel 203 orang terdiri dari 100 orang pria

dan 103 orang wanita yang diambil dengan teknik non probability sampling

dengan menggunakan metode convenience sampling. Penelitian ini menggunakan

alat ukur yang terdiri dari skala ukur ENRICH Marital Satisfaction (EMS), TRIM-

18 (Transgession-Related Interpersonal Motivation), dan MSDQ (Marital Self Disclosure

Questionnaire).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari

variabel pemaafan (berkaitan dengan avoidance, revenge dan benevolence), self

disclosure (berkaitan dengan relationship, sexual, money dan inbalance) terhadap

kepuasan pernikahan pada pria dan wanita. Hasil uji hipotesis minor diketahui

bahwa terdapat lima variabel yang signifikan mempengaruhi kepuasan pernikahan

pada pria yaitu avoidance, relationship, inbalance dan usia pernikahan memiliki

pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria. Dan

terdapat tiga variabel yang signifikan yaitu revenge, relationship dan inbalance

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada

wanita.. Besarnya proporsi varians dari seluruh IV terhadap kepuasan pernikahan

pria adalah sebesar 71% dan pada wanita sebesar 73.5%, sedangkan sisanya

sebesar 29% pada pria dan 26.5% pada wanita dipengaruhi oleh variabel lain di

luar penelitian ini. Oleh sebab itu, disarankan pada penelitian selanjutnya untuk

meneliti variabel-variabel lain selain yang digunakan dalam penelitian ini yang

mempengaruhi kepuasan pernikahan pada pria dan wanita.

Page 6: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

vi

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology

B) 2019

C) Zikrina Aulia

D) The Influence of Forgiveness, Self Disclosure and Marriage Age on Marital

Statisfaction of Man and Woman

E) xiii + 88 page + lampiran

F) This study was conducted to determine the effect of forgiveness (avoidance,

revenge and benevolence), self disclosure (relationship, sexual, money and

inbalance) and marriage age on marital statisfaction of man and woman. This

study uses a quantitative method approach with multiple regression analysis.

Sample of 203 (100 man, 103 woman), taken with non probability sampling

technique using convenience sampling. This study used a scale of ENRICH

Marital Satisfaction (EMS), TRIM-18 (Transgession-Related Interpersonal

Motivation), and MSDQ (Marital Self Disclosure Questionnaire)

The result shows that there was significant mutual effect of forgiveness

(avoidance, revenge and benevolence), self disclosure (relationship, sexual,

money and inbalance) and marriage age on marital statisfaction of man and

woman. Result of minor hypothesis known that there are five significant IV on

man, they are avoidance, relationship, inbalance and marriage age which have

positively significant and money which have negatively significant on marital

statisfaction of man. And there are three significant IV on woman, they are

revenge, relationship and, inbalance which have positively significant on marital

statisfaction of woman.The large proportion of the variance from the entire IV on

marital statisfaction of man is 71%, and on marital statisfaction of woman is

73.5% while the remaining 29% on man and 26.5% on waman are influenced by

other variables outside of this research. Therefore, for further research is

suggested to examine othe variables other than those used in this study.

Page 7: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat-Nya

kepada manusia. Banyak pihak yang telah membantu sehingga karya ini terselesaikan,

maka penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada:

1. Dr. Zahrotun Nihayah, M.Si Dekan Fakultas Psikologi, dan Bapak Bambang

Suriyadi, Ph.D Wakil Dekan Fakultas Psikologi serta jajarannya yang telah

memfasilitasi mahasiswa dalam rangka menciptakan lulusan yang berakhlak dan

berkualitas.

2. Bapak Dr. Abdul Rahman Shaleh, M.Si, selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan ketulusan dan kesabaran

serta memberikan wawasan baru terhadap penulis.

3. Dr. Diana Muthiah, M.Si, selaku dosen pembimbing akademik serta seluruh

dosen dan staf Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

membantu dalam penyelesaian karya ini.

4. Ayah dan Bunda tercinta yang merupakan motivasi terbesar penulis dalam

menyelesaikan karya ini, yang selalu mendukung, mendoakan serta

mengorbankan segala yang dimilikinya untuk kebahagiaan penulis. Abang dan

adik adik tersayang yang telah membantu dan memberikan semangat kepada

penulis. Serta seluruh keluarga besar yang selalu membantu dan memberikan

kemudahan kepada penulis.

5. Suami dan Buah hati penulis yang telah memberikan “unconditional love”

kepada penulis secara tulus dan menyemangati sampai skripsi ini selesai.

6. Seluruh responden yang telah memberikan kemudahan kepada penulis untuk

mengambil data sebagai responden dalam karya ini.

Page 8: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

viii

7. Terima kasih untuk Maisha, Restu, Abduh, Pire, Mbayas, Ulfa, Hendra, Jesyia,

yang telah banyak membantu penulis dalam proses pengerjaan dan penyelesaian

karya ini. Untuk ARDYS FAMILY yang selalu menghiasi hari-hari dan menjadi

inspirasi penulis.

8. Terimakasih untuk “PEYEMPUAN IG GRUP”, Zahra, uti, najwa dan suha.

Terimakasih telah banyak memberikan tawa.

9. Serta teman-teman Psikologi UIN angkatan 2012 dan grup “EMERGENCY 2012”

yang tidak disebutkan satu per satu terima kasih banyak, semoga silaturahmi ini

tetap terjaga dan sukses untuk kita semua.

10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan

doa, dukungan, serta bantuannya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam karya ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,

oleh karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis

berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat kepada penulis, pembaca,

pihak terkait, serta peneliti yang ingin mengelaborasi penelitian ini.

Jakarta, 3 Juli 2019

Penulis

Page 9: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... iii

PERNYATAAN ............................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

ABSTRAK .................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1-12

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................................... 9

1.2.1 Pembatasan Masalah ...................................................................... 9

1.2.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 11

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................... 12

BAB 2 LANDASAN TEORI ....................................................................... 13-31

2.1 Kepuasan Pernikahan ............................................................................... 13

2.1.1 Definisi Kepuasan Pernikahan ....................................................... 13

2.1.2 Faktor-faktor yang memengaruhi Kepuasan Pernikahan ............... 14

2.1.3 Teori & Dimensi Kepuasan Pernikahan......................................... 17

2.1.4 Pengukuran Kepuasan Pernikahan ................................................. 19

2.2 Pemaafan .................................................................................................. 20

2.2.1 Definisi Pemaafan .......................................................................... 20

2.2.2 Dimensi Pemaafan ......................................................................... 22

2.2.3 Pengukuran Pemaafan .................................................................... 25

2.3 Keterbukaan diri ....................................................................................... 25

2.3.1 Definisi Keterbukaan diri ............................................................... 25

2.3.2 Dimensi Keterbukaan diri .............................................................. 27

2.3.3 Pengukuran Keterbukaan diri ........................................................ 27

2.4 Usia Pernikahan ....................................................................................... 27

2.5 Kerangka Berpikir .................................................................................... 28

2.5.1 Pemaafan dalam Hubungan Pernikahan ........................................ 29

2.5.2 Keterbukaan diri dalam Hubungan Pernikahan ............................. 29

Page 10: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

x

2.5.3 Hubungan pemaafan, rasa syukur, dan usia pernikahan terhadap

kepuasan pernikahan...................................................................... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................ 32-49

3.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................ 32

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .......................................... 32

3.3 Instrumen Penelitian................................................................................. 34

3.4 Uji Validitas Konstruk ............................................................................. 37

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kepuasan Pernikahan ............................... 39

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Pemaafan .................................................. 41

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Keterbukaan diri ....................................... 44

3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................ 49

BAB 4 HASIL PENELITIAN ..................................................................... 50-70

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian ................................................................ 50

4.2 Hasil Analisis Deskriptif .......................................................................... 51

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ..................................................... 52

4.4 Uji Hipotesis Penelitian............................................................................ 55

4.4.1 Proporsi Varians ............................................................................. 65

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ..................................... 71-78

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 71

5.2 Diskusi ..................................................................................................... 72

5.3 Saran ......................................................................................................... 76

5.3.1 Saran Teoritis ................................................................................. 77

5.3.2 Saran Praktis .................................................................................. 78

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 79

LAMPIRAN ..................................................................................................

Page 11: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Blue print skala kepuasan pernikahan menggunakan alat ukur

ENRICH Marital Statisfaction (EMS) ................................... 25

Tabel 3.2 Blue print skala Pemaafan menggunakan alat ukur TRIM-18

(Transgession-Related Interpersonal Motivation) ................. 28

Tabel 3.3 Blue print skala MSDQ (Marital Self Disclosure Questionnaire) .

................................................................................................ 29

Tabel 3.4 Muatan Faktor Item Kepuasan Pernikahan ............................ 35

Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Avoidance .............................................. 37

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item Revenge .................................................. 38

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Benevolence ........................................... 39

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item Relationship ........................................... 40

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item Sexual .................................................... 41

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item Money .................................................... 43

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item Inbalance ............................................... 44

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Penelitian (N=203) ......................... 50

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif ........................................................ 51

Tabel 4.3 Pedoman Interpretasi Skor ..................................................... 52

Tabel 4.4 Tabel Kategorisasi Skor Variabel Penelitian pada Pria .......... 53

Tabel 4.5 Tabel Kategorisasi Skor Variabel Penelitian pada Wanita ..... 54

Tabel 4.6 Analisis Regresi ...................................................................... 55

Tabel 4.7 Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ...................... 56

Tabel 4.8 Koefisien Regresi ................................................................... 57

Tabel 4.9 Analisis Regresi ...................................................................... 60

Tabel 4.10 Anova Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ...................... 61

Tabel 4.11 Koefisien Regresi ................................................................... 62

Tabel 4.12 Proporsi Varians untuk Masing-Masing IV ............................ 65

Tabel 4.13 Proporsi Varians untuk Masing-Masing IV ............................ 68

Page 12: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir ...................................................... 22

Page 13: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Path Diagram .......................................................................... 82

Lampiran B Output Statistik ....................................................................... 86

Lampiran C Syntax Lisrel ........................................................................... 98

Page 14: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pernikahan merupakan proses menyatunya dua individu, yaitu pria dan wanita

yang sepakat untuk hidup bersama dan berkomitmen atas dasar cinta hingga akhir

hayatnya. Pernikahan adalah hubungan yang paling penting dan mendasar, serta

menyediakan struktur utama dalam membangun rumah tangga dan memiliki generasi

penerus (Rosen-Grandon, Myers, & Hattie, 2004). Dalam pasal 1 Undang-Undang

No 1 Tahun 1974 tentang Pernikahan, mengartikan bahwa pernikahan ialah ikatan

lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan

tujuan membentuk keluarga (berumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa.

Seccombe & Warner (dalam Desmayanti, 2009) mengatakan bahwa

pernikahan adalah suatu hubungan yang sah dan diketahui secara sosial antara

seorang pria dan seorang wanita yang meliputi seksual, ekonomi, dan hak serta

tanggung jawab sosial untuk pasangan. Dalam menjalankannya pernikahan harus

memiliki ciri pernikahan yang berkualitas dan baik dengan adanya komunikasi yang

baik, keintiman dan kedekatan, seksualitas, kejujuran dan kepercayaan

(Sadarjoen,2005). Setiap pasangan yang terikat dalam suatu hubungan pernikahan

pasti mendambakan kehidupan pernikahan yang bahagia dan memuaskan. Dengan

kata lain, tujuan seseorang menikah adalah untuk mendapatkan kebahagiaan dan

kepuasan yang dirasakan masing-masing pasangan.

Page 15: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

2

Untuk mencapai puncak kebahagiaan dalam hubungan pernikahan bukanlah

hal yang mudah. Pada umumnya, pasangan yang menikah akan menyesuaikan diri

dengan baik dalam pernikahannya setelah 3-4 tahun pernikahan. Penyesuaian yang

baik akan mendukung pencapaian kepuasan pernikahan. Puncaknya pada 5 tahun

pertama awal pernikahan kepuasan pernikahan tinggi (Hurlock, 1953). Saling

mencintai, menghargai, dan bertoleransi terhadap perbedaan merupakan harapan-

harapan yang sebenarnya sangat didambakan oleh setiap pasangan.

Dalam menjalani kehidupan pernikahan tentu tidak terlepas dari berbagai macam

permasalahan. Tidak sedikit dari pasangan yang menikah mengaku bahwa

pernikahan yang mereka jalani tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Setiap

individu dengan perbedaan pada masing-masing kepribadian, karakter, serta

pengalaman masa lalu akan menjalani kehidupan rumah tangga dengan melakukan

semua kegiatan, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan secara bersama.

Maka dari itu, tidak heran apabila dalam dinamikanya terjadi pergesekan emosi dan

konflik antara suami dan istri. Papalia, Old & Feldman (2011) menyatakan konflik

yang ditemui dalam menjalani pernikahan merupakan hal yang wajar, namun

ketidakmampuan pasangan untuk mengatasi konflik yang terjadi dapat menyebabkan

seseorang merasakan ketidakpuasan terhadap pernikahannya. Konflik sangat

berbahaya jika terjadi secara terus menerus tanpa jalan keluar dan berujung pada

perceraian.

Seperti yang terjadi saat ini, Indonesia tercatat sebagai Negara dengan

perceraian tertinggi di Asia-Pasifik. Satu dari sepuluh pasangan menikah berakhir

Page 16: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

3

dengan perceraian di pengadilan (BKKBN, 2013). Tahun 2016 tercatat sebanyak

403.070 perkara (cerai talak: 113.968 dan cerai gugat: 289.102 perkara) dan yang

diputus sebanyak 365.654 perkara (cerai talak: 101.928 dan cerai gugat: 263.726

perkara). Sedangkan tahun 2017, tercatat totalnya sebanyak 415.848 perkara (cerai

talak: 113.987 dan cerai gugat: 301.861) dan yang diputus sebanyak 374.516 perkara

(cerai talak: 100.745 dan cerai gugat: 273.771). Sehingga, tren perkara perceraian

yang diputus dalam tiga tahun terakhir itu kisaran 353.843 hingga 374.516 perkara

dan pada 2018 sebanyak 419.268 pasangan bercerai. (Takairawan, 2018).

Penyebab perceraian bermacam- macam, mulai dari masalah keuangan,

perselingkuhan, kurangnya komunikasi, seks dan lain sebagainya selama menjalani

kehidupan berkeluarga. Dari kasus pernikahan yang terjadi 10 persen diantaranya

berakhir dengan perceraian, ironisnya lagi dari kasus perceraian yang terjadi tersebut

70 persen diantaranya perceraian diajukan oleh isteri (cerai gugat) dengan alasan

suami tidak bisa memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Dan 80 persen

penyumbang terbesar perceraian adalah pasangan muda usia perkawinan dibawah 5

tahun (http://esqnews.com/nasional/2012/02/27/angka-perceraian-2012-

meningkat.html, 26 Juni 2012). Perceraian juga terjadi terutama karena ketidaksiapan

menikah yang ditandai dengan rumah tangga tidak harmonis, tidak ada tanggung

jawab, persoalan ekonomi, dan kehadiran pihak ketiga. Berdasarkan data yang telah

penulis paparkan sebelumya, menunjukkan bahwa angka perceraian cenderung

meningkat dari tahun ke tahun. Banyak hal yang menjadi alasan sepasang suami-istri

akhirnya memutuskan untuk mengakhiri bahtera rumah tangga mereka. Di wilayah

Page 17: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

4

Jakarta Selatan, pada tahun 2017 mencapai 5.642 kasus dan meningkat sepanjang

2018 menjadi 5.690 kasus. Hal ini menjadi semakin menarik perhatian bahwa kasus

perceraian yang terjadi peningkatan terus menerus dan tentunya sangat

mengkhawatirkan. Ada banyak faktor yang meyebabkan perceraian, selain alasan

yang penulis paparkan diatas, sebab utama perceraian dengan angka terbesar ialah

tidak adanya keharmonisan dalam rumah tangga (Armanto, 2019) dan konflik

pernikahan semakin sulit dihindari.

Cinta kasih yang tulus, rasa hormat kepada pasangan, keterbukaan dalam

pengelolaan penghasilan keluarga, penyesuaian dalam kehidupan seksual, dan

kebersamaan dalam kegiatan beragama, merupakan empat pilar utama dalam

pernikahan (Sadarjoen, 2009) namun jika keempat pilar tersebut tidak dapat

dibangun, dijalin dan dipertahankan dengan baik, maka tujuan pernikahan tidak dapat

tercapai. Maka dari itu pilar tersebut harus tercapai, meskipun pada perjalanannya

sering menjumpai permasalahan. Dalam hal ini Surya (Dewi & Sudhana, 2013)

mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi dengan pasangan juga dapat

menimbulkan pikiran negatif sehingga sering terjadi kesalahpahaman yang dapat

menjadi konflik berlarut-larut dan membuat hubungan pernikahan menjadi tidak

harmonis.

Rumah tangga tidak harmonis merupakan penyebab yang menyumbangkan

angka terbesar diantara sebab perceraian lainnya. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia, keharmonisan berasal dari kata harmonis yang memiliki arti serasi, selaras.

Maka dari itu, sebagai penyebab perceraian tertinggi di daerah Jakarta Selatan,

Page 18: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

5

ketidakharmonisan dalam rumah tangga dapat diartikan sebagai tidak adanya

keserasian dan keselarasan dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang dapat

memicu perselisihan secara terus menerus antara suami dan istri. Perselisihan yang

terjadi terus menerus dan tidak dapat terselesaikan dapat menjadi salah satu indikasi

tidak adanya kepuasan dalam pernikahan dan dapat berujung pada perceraian. Seperti

hasil penelitian yang dilakukan oleh Fan & Lui (2004), yang menyebutkan bahwa

perubahan yang dirasakan dalam kepuasan pernikahan merupakan suatu faktor

penting dalam membuat keputusan bercerai.

Kepuasan pernikahan diartikan sebagai perasaan yang bersifat subjektif dari

pasangan suami istri mengenai perasaan bahagia, puas, dan menyenangkan terhadap

pernikahan secara menyeluruh (Olson & DeFrain, 2006). Maka dari itu, kepuasan

pernikahan hanya dapat dinilai oleh individu yang menjalani hubungan pernikahan

bersama pasangannya. Sedangkan faktor yang memengaruhi kepuasan pernikahan

diantaranya adalah komitmen seumur hidup terhadap pasangan, kesetiaan terhadap

pasangan, keinginan untuk membahagiakan dan mendukung pasangan, menjadi

pendamping yang baik untuk pasangan, keinginan untuk meminta maaf dan

dimaafkan (Rosen-Grandon et al., 2004), keterbukaan diri (Jorgensen & Gaudy,

1980), dan usia pernikahan (Huston, dalam Igbo, Grace, & Ikoja, 2012). Namun,

untuk mencapai dan mempertahankannya bukanlah perkara yang mudah,

sebagaimana yang dinyatakan oleh Rosen-Grandon banyak yang menginginkan

hubungan pernikahan, tetapi banyak pula yang tidak bisa mempertahankan dan

menjaga kualitas hubungan pernikahan itu sendiri (Rosen-Grandon et al., 2004).

Page 19: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

6

Maka bukanlah suatu hal yang mengherankan apabila terdapat banyak kasus

perceraian terjadi.

Kehidupan pasangan suami-istri yang penuh dinamika menjadi menarik bagi

penulis untuk diteliti, karena orang yang paling dekat dengan kita merupakan orang

yang paling berpeluang besar untuk menyakiti kita. Kesalahan terhadap pasangan

dalam pernikahan dapat menimbulkan perasaan negatif bahkan berpotensi merusak

hubungan (Fincham, Beach, & Davila, 2004). Sehingga bisa dikatakan bahwa

kemampuan mencari dan memberikan maaf adalah salah satu faktor penting yang

berkontribusi dalam kepuasan pernikahan (Fenell, 1993).

Individu pada hakikatnya membutuhkan kesadaran ketika memberikan maaf

setelah dirinya disakiti atau disalahkan (Fincham, et al., 2004). Memaafkan sangat

dibutuhkan untuk keberlangsungan suatu hubungan yang baik setelah kejadian yang

menyakitkan dari pengkhianatan atau kejadian yang tidak menyenangkan

(McCullough, 2006). Dengan kata lain, pemaafan merupakan suatu bagian penting

dalam kehidupan pernikahan terutama setelah terjadi konflik dan kesalahan yang

dilakukan oleh pasangan. Fincham (2002) juga menemukan bahwa pemaafan dan

kepuasan dalam pernikahan memiliki hubungan dan secara independen

memperlihatkan bahwa pemaafan memprediksi keseluruhan perilaku pasangan dari

kepuasan pernikahan.

Selain itu, para peneliti juga telah menemukan bahwa pemaafan dapat

mengarahkan pada kesehatan emosi dan hubungan yang lebih baik (Enright &

Fitzgibbons, dalam Jose & Alfons, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Paleari,

Page 20: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

7

Regalia, dan Finchan (dalam Jose & Alfons, 2006) menunjukkan bahwa pemaafan

memprediksi kualitas pernikahan secara bersamaan dan terdapat efek timbal balik

antara pemaafan dan kualitas pernikahan dari waktu ke waktu. Dengan kata lain,

mamaafkan dapat memberikan efek positif baik secara fisik maupun mental, yang

mana dalam penelitian ini lebih fokus pada kehidupan pernikahan.

Salah satu bentuk yang paling penting dari komunikasi selain pemaafan

adalah keterbukaan diri (DeVito, 2016). Sejalan dengan pendapat DeVito, Billeter

(2002) juga mengatakan salah satu prediktor dalam kepuasan hubungan yakni adanya

keterbukaan diri. Menurut Waring, Holden & Wesley (1998) keterbukaan diri sebagai

proses mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman masa lalu kepada orang

lain. Seamon (2003) mengatakan orang yang tidak mau mengungkapkan dirinya

maka akan sulit dalam menyesuaikan diri sehingga tidak puas dengan hubungan

yang dijalaninya. Vera & Betz juga menemukan bahwa wanita lebih signifikan dalam

melakukan self disclosure dibandingkan pria dan ia juga menyatakan self

disclosure ternyata lebih signifikan sebagai prediktor dalam kepuasan hubungan

untuk pria dibandingkan dengan wanita (Billeter, 2002).

Berdasarkan data yang dipaparkan oleh kepala Seksi 1 bimbingan pada

Badilag MA, Hermansyah Hakim menilai angka cerai gugat lebih tinggi disbanding

cerai talak oleh suami, yakni kisaran 60-70 persen dari jumlah perkara yang masuk.

Hal tersebut menunjukkan bahwa ketidakpuasan pernikahan di Jakarta Selatan lebih

dirasakan oleh wanita dengan penyebab paling banyak karena adanya komunikasi

yang tidak terbuka. Namun hasil penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2010)

Page 21: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

8

menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kepuasan pernikahan yang

signifikan antara pria dan wanita. Franzoi mengungkapkan bahwa keterbukaan diri

pria berhubungan dengan kepuasan hubungannya sebagaimana dengan keterbukaan

diri wanita berhubungan dengan kepuasan hubungannya (Billeter, 2002).

ketidakpuasan pernikahan umumnya disebabkan adanya komunikasi yang

tidak terbuka dengan pasangan. Hal ini ditandai dengan tidak mengungkapkan apa

yang dirasakan dan dipikirkan bahkan kurang mempercayai pasangan sehingga

memilih untuk tidak menceritakan semua hal yang dialami kepada pasangan.

Idealnya pasangan suami istri memiliki rasa saling percaya, mencintai, menghargai,

dan dapat bertoleransi satu sama lain untuk mencapai kepuasan dalam pernikahannya.

Namun, pada kenyataannya tidak semua pasangan mampu merasakan hubungan

harmonis dan memuaskan seperti yang diharapkan pada awal pernikahan.

keterbukaan diri mengandung banyak kebaikan dimana individu lebih

mengenal secara dalam karakter personal dan rahasia pasangannya dan akan menjadi

rahasia bersama. Beragam definisi mengenai keterbukaan diri telah diungkapkan oleh

tokoh psikologi dan peneliti sepanjang sejarah, sebagaimana yang disebutkan oleh

Marton (dalam ningsih, 2016) bahwa keterbukaan diri merupakan proses individu

dalam membagi perasaan dan informasi yang bersifat pribadi kepada orang lain.

Sedangkan menurut Waring (2001) menyatakan bahwa keterbukaan diri merupakan

perilaku yang merefleksikan pikiran dan perasaan seseorang dalam membuka

informasi mengenai dirinya sendiri dengan pasangan.

Page 22: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

9

Penulis juga menyertakan usia pernikahan sebagai faktor yang memengaruhi

kepuasan pernikahan. Awe (dalam Animsahum & Oladeni, 2012) menyatakan bahwa

pasangan biasanya menghabiskan beberapa tahun pertama pernikahan untuk

menyesuaikan diri terhadap perbedaan individual dan faktor eksternal lainnya yang

memengaruhi pernikahan. Satu atau dua hingga lima tahun pertama pernikahan

merupakan fase paling kritis bagi pasangan suami-istri, setalah lima tahun pertama

pernikahan pasangan mulai bertoleransi dan mengerti satu sama lain dengan lebih

baik lagi, terutama ketika anak mulai hadir dalam kehidupan pernikahan. Hal ini

dibuktikan dari fakta bahwa kebanyakan perceraian yang ada di daerah Jakarta

Selatan terjadi pada usia pernikahan kurang dari lima tahun (Amin, 2011)

Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai pengaruh pemaafan dan keterbukaan diri terhadap kepuasan pernikahan

pada 5 tahun pertama usia pernikahan.

1.2 Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Masalah yang menjadi fokus penulis adalah pengaruh pemaafan, keterbukaan diri dan

usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada dewasa awal di Jakarta Selatan.

Untuk menghindari ketidakjelasan dan melebarnya masalah penelitian, maka penulis

perlu memberikan penjelasan tentang batasan penelitian, yaitu sebagai berikut.

1. Kepuasan pernikahan adalah suatu perasaan subjektif yang dirasakan

pasangan suami istri berkaitan dengan aspek yang ada dala suatu perkawinan,

seperti rasa bahagia, puas, serta pengalaman-pengalaman yang menyenangkan

Page 23: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

10

bersama pasangannya ketika mempertimbangkan semua aspek kehidupan

pernikahannya yang bersifat individual (Fowers & Olson, 1993).

2. Pemaafan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesediaan

menanggalkan kesalahan yang dilakukan individu yang telah menyatkiti hati

atau melakukan suatu perbuatan salah pada individu lain (McCullough, 2001).

3. Keterbukaan diri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku yang

merefleksikan pikiran dan perasaan seseorang dalam membuka informasi

mengenai dirinya sendiri kepada pasangannya (Waring, 1998).

4. Usia pernikahan dalam penelitian ini adalah rentang waktu antara hari, bulan,

dan tahun ketika menikah hingga saat ini (Igbo, et.al., 2015).

5. Sampel pada penelitian ini adalah wanita dan pria yang berstatus sebagai istri /

suami di daerah Jakarta Selatan.

Page 24: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

11

1.2.2 Perumusan masalah

Dari pembatasan masalah di atas, maka masalah yang akan diteliti dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara pemaafan, keterbukaan diri

dan usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pria dan wanita?

2. Apakah terdapat perbedaan nilai kepuasan pernikahan, pemaafan, dan

keterbukaan diri antara pria dan wanita?

3. Berapa besar sumbangan pemaafan, keterbukaan diri, dan usia pernikahan

terhadap kepuasan pernikahan pada pria dan wanita?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui adanya pengaruh yang signifikan dari variable pemaafan,

keterbukaan diri, dan usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada pria

dan wanita.

2. Mengetahui perbedaan nilai kepuasan pernikahan, pemaafan, dan keterbukaan

diri antara pria dan wanita?

3. Mengetahui besar sumbangan variabel pemaafan, keterbukaan diri, dan usia

pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada pria dan wanita.

Page 25: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

12

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat berupa:

Manfaat teoretis yaitu penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya untuk psikologi keluarga dan psikologi

perkembangan.

Manfaat praktis yaitu penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan konseling

bagi masyarakat, khususnya untuk para suami dan istri terkait bagaimana mencapai

kepuasan pernikahan apakah dapat dipengaruhi oleh pemaafan, keterbukaan diri, dan

usia pernikahan.

Page 26: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

13

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. Kepuasan Pernikahan

2.1.1. Definisi kepuasan pernikahan

Kepuasan pernikahan menurut Kaplan dan Maddux (2002) adalah pengalaman

individu dalam pernikahan yang hanya dapat dinilai oleh pasangan suami istri.

Mereka meyakini bahwa kepuasan pernikahan tergantung pada keyakinan dan

harapan masing-masing individu. Sehingga, kepuasan pernikahan bersifat subyektif.

Sejalan dengan pengertian berdasarkan Dynamic Goal Theory yang menyatakan

bahwa kepuasan pernikahan merupakan penilaian subyektif individu secara umum

mengenai kualitas pernikahannya (Li & Fung, 2011) sama dengan dengan Olson &

DeFrain (2006) yang meyakini bahwa kepuasan pernikahan sebagai perasaan yang

bersifat subjektif dari pasangan suami istri mengenai perasaan bahagia, puas, dan

menyenangkan terhadap pernikahannya secara menyeluruh

Sejalan dengan beberapa pengertian di atas, Bradbury, Fincham, dan Beach

(2000) mendefinisikan pernikahan sebagai gambaran evaluasi dengan lebih

menonjolnya aspek positif dan nyaris tidak adanya aspek negatif. Sedangkan Bahr,

Chappell, dan Leigh (1983) mendefinisikan kepuasan pernikahan sebagai evaluasi

subyektif atas keseluruhan kualitas pernikahan serta sejauh mana kebutuhan dan

keinginan terpenuhi dalam pernikahan.

Dari beberapa definisi di atas, kepuasan pernikahan adalah suatu perasaan

subjektif yang dirasakan pasangan suami istri berkaitan dengan aspek yang ada dala

Page 27: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

14

suatu perkawinan, seperti rasa bahagia, puas, serta pengalaman-pengalaman yang

menyenangkan bersama pasangannya ketika mempertimbangkan semua aspek

kehidupan pernikahannya yang bersifat individual (Fowers & Olson, 1993).

2.1.2 Faktor-Faktor yang memengaruhi kepuasan pernikahan

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan dalam sebuah pernikahan.

Menurut Duvall dan Miller (1985) secara garis besar ada dua faktor yang

mempengaruhi kepuasan pernikahan, yaitu faktor sebelum pernikahan dan faktor

setelah pernikahan. Faktor-faktor sebelum pernikahan yang dapat mempengaruhi

kepuasan pernikahan adalah menurut Duvall dan Miller (1985) antara lain : Kondisi

pernikahan orang tua, kebahagiaan pada masa kanak-kanak, ketegasan dalam disiplin,

pendidikan seks, tingkat pendidikan. lamanya berkenalan dengan pasangan sebelun

menikah.

Faktor-faktor setelah pernikahan yang dapat mempengaruhi kepuasan

pernikahan menurut Duvall dan Miller (1985) terdiri dari : Afeksi, keterbukaan dalam

mengekspresikan cinta pada pasangan, kepercayaan, rasa saling percaya satu sama

lain, Equaliatrium, tidak saling mendominasi dalam mengambil keputusan,

komunikasi, adanya komunikasi yang baik secara emosional, seksual, dan sosial

diantara pasangan, seks, Perasaan senang kedua belah pihak dalam berhubungan seks,

penghasilan yang cukup untuk kebutuhan keluarga, memiliki tempat tinggal yang

relatif menetap, kehidupan sosial, Partisipasi dalam kegiatan di luar rumah, menurut

Duvall dan Miller (1985) faktor-faktor setelah menikah atau masa kini merupakan

Page 28: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

15

faktor yang sangat berpengaruh terhadap tercapainya kepuasan dalam pernikahan.

Kedua faktor tersebut penting, tetapi karena faktor sebelum menikah atau masa lalu

tidak dapat diubah, dan masing-masing individu hanya bias menerima kondisi

pasangan, maka yang akan dibahas hanya faktor masa kini. Karena seseorang yang

memasuki masa pernikahan akan menghadapi berbagai konflik yang dihadapi

bersama pasangan. Cinta dan kelekatan berperan penting untuk menjalani kehidupan

selama pernikahan yang akan dihadapkan dengan berbagai konflik.

Faktor lain yang juga memengaruhi kepuasan pernikahan, diantaranya:

1. Status sosial: Individu yang memiliki status social menengah ke atas cenderung

lebih positif dalam menilai pernikahannya (Miller dalam Hurlock, 1990).

2. Usia pernikahan: Usia 15 tahun awal pernikahan cenderung menghadapi banyak

perubahan dalam kehidupan pernikahan sehingga menimbulkan banyak masalah

yang menyebabkan ketidakpuasan dalam pernikahan (Miller dalam Hurlock,

1990).

3. Jumlah anak: Kehadiran anak serta jumlah anak yang terlalu banyak dapat

menimbulkan ketidakpuasan dalam pernikahan karena istri lebih banyak

menghabiskan waktu untuk mengurus anak sehingga waktu bersama suami

menjadi kurang (Miller dalam Hurlock, 1990).

4. Jarak kelahiran anak: Jarak yang berdekatan dapat menimbulkan konflik

dikemudian hari terutama saat anak-anak beranjak sekolah dan memerlukan

biaya pendidikan yang tidak sedikit sementara kehidupan ekonomi keluarga tidak

cukup (Miller dalam Hurlock, 1990).

Page 29: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

16

5. Agama: Individu yang memiliki kesamaan agama serta keyakinan spiritual akan

lebih mudah dalam menyesuaikan diri dalam pernikahannya (Miller dalam

Hurlock, 1990). Ardhianita dan Andayani (2005) juga mengatakan bahwa

religiusitas mempengaruhi kepuasan pernikahan.

6. Pola Interaksi: Pola interaksi antara individu dapat mempengaruhi seberapa puas

mereka dengan pernikahan mereka. Pola yang paling sering dihubungkan dengan

ketidakpuasan pernikahan adalah permintaan atau penarikan. Dalam pola

interaksi ini, salah satu individu (seringkali istri) cenderung menuntut suami

untuk melakukan perubahan pada perilakunya karena tidak puas dengan perilaku

pasangannya, sementara suami akan cenderung menghindar dari tuntutan istri.

Pola seperti ini memiliki dampak yang jelas bagi kepuasan perkawinan.

Peningkatan tuntutan menyebabkan peningkatan penghindaran dimana suami

dituntut untuk menyelesaikan konflik yang dapat menyebabkan penurunan

kepuasan pernikahan (Bradbury, Fincham, & Beach, 2000).

7. Dukungan social: Dukungan sosial dipercaya berhubungan dengan fungsi

pernikahan yang baik agar tercipta hubungan yang sehat dalam keluarga.

Individu yang memberikan dukungan social yang baik kepada pasangannya telah

memberikan kontribusi terhadap kepuasan pernikahan (Bradbury, Fincham, &

Beach, 2000).

8. Kekerasan: Individu yang terlibat dalam hubungan yang kasar lebih cenderung

merasakan ketidakpuasan dengan hubungan pernikahannya (Bradbury, Fincham,

& Beach, 2000).

Page 30: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

17

9. Kecerdasan emosi: Individu yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi lebih

merasa puas dengan pernikahannya (Mirgain & Cordova, 2007; Zeidner &

Kaluda, 2008; Smith, Heaven & Ciarrochi, 2008; Malouff, Schutte, &

Thorsteinsson, 2014).

10. Karakteristik kepribadian: Kepribadian salah satu pasangan mempengaruhi

kepuasan pernikahan pasangan mereka. Seseorang cenderung mencari pasangan

hidup yang memiliki karakteristik kepribadian yang mirip dengan dirinya

(Burpee & Langer, 2005). Individu yang memiliki kesamaan karakteristik

kepribadian tidak terlalu sering berargumen dan jarang memiliki kesalahpahaman

(Caspi & Herbener dalam Burpee & Langer, 2005).

Memaafkan (Pemaafan): Memaafkan tidak hanya dapat mempengaruhi kepuasan

pernikahan, akan tetapi memaafkan juga dapat mempengaruhi stabilitas pernikahan

(Fan & Lui, (2011).

2.1.3 Teori dan dimensi kepuasan pernikahan

Untuk menentukan kepuasan pernikahan seseorang, digunakan aspek-aspek yang

akan dievaluasi oleh seorang istri atau seorang suami terhadap pasangan dan terhadap

pernikahannya.

Olson dan Fowers (1993) menyebutkan 10 dimensi dalam pernikahan yang

sangat penting dalam membentuk kepuasan pernikahan. 10 dimensi tersebut adalah:

Page 31: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

18

1. Personality Issues: Persepsi individu mengenai suami/istri yang berhubungan

dengan permasalahan perilaku dan tingkat kepuasan mengenai permasalahn

tersebut.

2. Communication: Perasaan dan sikap individu mengenai komunikasi dalam

pernikahan. Fokus pada tingkat kepuasan individu dalam berbagi dan menerima

informasi emosional dan kognitif.

3. Conflict Resolution: Persepsi suami/istri kehadiran dan penyelesaian masalah

dalam pernikahan. Berfokus pada keterbukaan suami/istri untuk mengenali dan

menyelesaikan permasalahan serta strategi yang digunakan untuk mengakhiri

argumen.

4. Financial Management: Berfokus pada sikap dan perhatian mengenai cara

mengatur permasalahan ekonomi dalam pernikahan.

5. Leisure Activities: Menilai pilihan kegiatan yang dilakukan ketika waktu luang

yang merefleksikan kegiatan yang dilakukan personal atau bersama.

6. Sexual Relationship: Memeriksa perasaan suami/istri mengenai rasa sayang dan

hal seksual dalam pernikahan.

7. Children and Parenting: Menilai sikap dan perasaan mengenai memiliki dan

membesarkan anak.

8. Family and Friends: Menilai perasaan dan perhatian mengenai hubungan dengan

keluarga, mertua, dan teman-teman

9. Equalitarian Roles: Menilai perasaan dan sikap individu mengenai berbagai

peraturan pernikahan dan keluarga.

Page 32: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

19

10. Religious Orientation: Menilai keyakinan beragama dan penerapannya dalam

ikatan pernikahan.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teori kepuasan pernikahan fowers dan

olson (1993).

2.1.4 Pengukuran Kepuasan Pernikahan

Dari hasil membaca literatur penelitian mengenai kepuasan pernikahan,

peneliti memperoleh beberapa alat ukur untuk mengukur kepuasan pernikahan,

diantaranya adalah ENRICH (evaluation and nurturing relationship issues,

communication and happiness) Marital Satisfaction (EMS) oleh Fower dan Olson

(1993). EMS terdiri dari sepuluh subskala, personality issues, communication,

conflict resolution, financial management, leisure activities, sexual relationship,

children and parenting, family and friends, equalitarian roles, dan religious

orientation. EMS terdiri dari 10 item yang secara teoritis relevan, valid, dan reliabel.

Selain itu, Dynamic Adjustment Scale oleh Spainer (1976) juga biasa digunakan untuk

mengukur kepuasan pernikahan. DAS terdiri dari 32 item dan terdiri dari empat

komponen kepuasan pernikahan, yaitu consensus, cohesion, satisfaction, dan

affectional expression.

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan ENRICH Marital

Satisfaction (EMS) yang dibuat oleh Fower dan Olson (1993). Hal ini dikarenakan

EMS sesuai dengan teori yang peneliti gunakan pada penelitian ini.

Page 33: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

20

2.2 Pemaafan

2.2.1 Definisi Pemaafan

Pemaafan menurut Enright (1996) adalah membuang amarah, prasangka, dan

perilaku negatif terhadap orang yang melukai kita, bersamaan dengan itu kita juga

menumbuhkan kasih sayang, kemurahan hati dan cinta terhadap orang tersebut.

Pemaafan juga berarti kesediaan menghilangkan kesalahan yang dilakukan seseorang

yang telah menyakiti hati atau melakukan perbuatan yang salah pada individu lain

(McCullough, 2001). Selain itu, McCullough (2001) menjelaskan bahwa pemaafan

adalah proses perubahan tiga dorongan dalam diri individu terhadap pelaku.

Dikatakan bahwa pemaafan merupakan peningkatan motivasi prososial kearah lain,

yaitu rendahnya dorongan untuk menghindari (avoidance motivations) pelaku,

rendahnya dorongan untuk menyakiti atau balas dendam (revenge motivations)

terhadap pelaku, dan peningkatan dorongan untuk bertindak positif atau membina

hubungan kembali (benevolence motivations) terhadap pelaku.

McCullough, Fincham, dan Tsang (2003) mendefinisikan pemaafan sebagai

perubahan motivasi, dengan mengurangi motivasi penghindaran dan balas dendam,

serta meningkatkan motivasi yang baik. Pemaafan terkait dengan perubahan pikiran,

perilaku, dan emosi dari negatif ke positif. Menurut McCullogh (dalam McCullogh,

Fincham, & Tsang, 2003) pemaafan merupakan sikap seseorang yang telah disakiti

untuk tidak melakukan perbuatan balas dendam terhadap pelaku, tidak adanya

keinginan untuk menjauhi pelaku, sebaliknya adanya keinginan untuk berdamai dan

Page 34: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

21

berbuat baik terhadap pelaku, walaupun pelaku telah melakukan perilaku yang

menyakitkan.

Enright, Gassin, dan Wu (dalam McCullough, Fincham, & Tsang, 2003) juga

mendefinisikan pemaafan berhubungan dengan keinginan orang yang telah disakiti

untuk menghilangkan kemarahan, melawan dorongan-dorongan untuk menghukum,

berhenti untuk marah. Dengan memaafkan adanya perubahan sikap yang sebelumnya

ingin membalas dendam dan menjauhi pelaku, maka dengan memaafkan seseorang

memiliki keinginan untuk berdamai dengan pelaku, dimana perilaku memaafkan ini

akan tampil dalam pikiran, perasaan atau tingkah laku orang yang telah disakiti.

Berdasarkan uraian definisi di atas peneliti menggunakan taori pemaafan dari

McCullough (2001). Menurut McCullogh, bahwa pemaafan adalah peningkatan

dorongan dari arah negatif ke arah positif dari seseorang yang disakiti terhadap

seseorang yang menyakiti, yang ditandai dengan rendahnya dorongan seseorang

untuk menghindar, balas dendam dan meningkatnya dorongan untuk membina

hubungan kembali.

2.2.2 Dimensi Pemaafan

Dimensi pemaafan yang dikemukakan merupakan penjelasan lebih jauh dari

definisi McCullough (2001). Pemaafan merupakan proses perubahan tiga dorongan

dalam diri individu yang disakiti terhadap pelaku yang menyakiti. Tiga dorongan

tersebut juga menjadi dimensi yang mendasari pemaafan yaitu, avoidance

motivations, revenge motivations, dan benevolence motivations.

Page 35: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

22

1. Avoidance motivations. Ditandai dengan individu (korban) yang menghindar atau

menarik diri (withdrawal) dari pelaku.

2. Revenge motivations. Ditandai dengan dorongan individu (korban) untuk

membalas dendam terhadap perbuatan pelaku. Dalam kondisi ini, individu

(korban) tersebut marah dan berkeinginan untuk membalas dendam terhadap

pelaku. Ketika individu (korban) dilukai oleh individu lain (pelaku), makan yang

terjadi dalam dirinya adalah peningkatan dorongan untuk menghindar

(avoidance) dan memblas dendam (revenge).

3. Benevolence motivations. Ditandai dengan dorongan untuk berbuat baik

terhadap pelaku. Dengan adanya kehadiran benevolence, berarti juga telah

menghilangkan kehadiran dua dimensi sebelumnya. Oleh karena itu, individu

yang memaafkan, memiliki benevolence motivations yang tinggi, namun di sisi

lain memiliki avoidance dan revenge motivations yang rendah.

Selain tiga dimensi pemaafan yang dikemukan oleh McCullough (2001).

Terdapat empat dimensi pemaafan yang diungkap oleh Enright dan Fitzgibbon

(2002). Dimensi-dimensi tersebut yaitu :

1. Uncovering Phase. Sebelum individu yang terluka atau korban bermaksud untuk

memaafkan pelaku, maka korban harus terlebih dahulu mengakui bahwa dirinya

dilukai. Pada saat korban merasa mengakui perasaan marah tersebut, ia harus

melepaskan perasaan marahnya dan tidak mengingatnya. Fase ini membantu

korban manyadari bahwa respon-respon ini bersifat self-defeating dan self-

hurting. Hal ini hanya akan membuat korban dilukai kedua kalinya. Karena yang

Page 36: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

23

pertama adalah saat peristiwa yang melukai terjadi dan yang kedua saat ia

membiarkan perasaannya dikuasai oleh perasaan-perasaan negatif.

2. Decision Phase. Pada fase ini korban mengerti akan dampak dari luka yang

dialamainya dan respon apa yang diberikan. Korban menyadari bahwa harus ada

cara yang lebih baik untuk membantunya menyembuhkan rasa sakit. Pada tahap

ini korban mempertimbangkan pemaafakan sebagai pemilihan respon dan

berkomitmen pada diri sendiri untuk memaafkan pelaku.

3. Work-Phase. Untuk melaksanakan komitmen yang telah dibuat pada fase

sebelumnya, korban harus mewujudkannya dalam tindakan nyata. Korban dapat

ikut serrta dalam reframing atau menyusun kembali pandangannya terhadap

pelaku, dengan berusaha untuk melihat perilaku dalam konteks yang lebih luas

dan tidak hanya berdasarkan perbuatan yang melukai. Hal ini dapat dilakukan

korban dengan berempati kepada pelaku.

4. Deepening Phase. Setelah melakukan tiga fase sebelumnya, korban akan merasa

bahwa ketika ia memaafkan, maka ia akan mengalami kesembuhan. Pada saat

korban mulai memaafkan ia akan menemukan makna baru dalam peristiwa

menyakitkan yang dialaminya. Ia juga akan menyadari bahwa ia juga

membutuhkan pemaafan dari orang lain dan bukan ia sendiri saja yang

mengalami penderitaan. Mendekati akhir dari proses memaafkan ini korban akan

menyadari adanya penurunan emosi negatif dan akan terjadi peningkatan

perasaan postitif terhadap pelaku.

Page 37: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

24

2.2.3 Pengukuran Pemaafan

Terdapat beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur pemaafan,

diantaranya adalah Transgression-Related Interpersonal Motivation (TRIM). TRIM

terdiri dari 18 item pernyataan untuk mengukur disposisi pemaafan (McCullough,

Root & Cohen, 2006).

Alat ukur lainnya merupakan hasil mengembangan dari TRIM 18 Inventory,

Transgression-Related Interpersonal Motivation (TRIM-12). Merupakan adaptasi

yang dikembangkan oleh Michael E. Mc Cullough dan digunakan untuk mengetahui

seberapa besar seorang individu mampu memaafkan. Aspek-aspek dari alat ukur ini

meliputi avoidance motivations, revenge motivations, dan benevolence motivations.

Alat ukur lain yang juga dapat digunakan untuk mengukur pemaafan dinamakan

Marital Offense-Specific Forgiveness Scale (MOFS). MOFS terdiri dari 10 item.

Item dalam alat ukur ini sesuai dengan dua komponen pemaafan, yaitu resentment-

avoidance dan benevolence.

Peneliti memilih menggunakan alat ukur Transgression-Related Interpersonal

Motivation (TRIM-12) untuk mengukur pemaafan karena dimensi yang diukur oleh

alat ini merupakan dimensi yang cocok dengan teori pemaafan yang digunakan dalam

penelitian ini.

Page 38: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

25

2.3 Keterbukaan diri

2.3.1 Definisi Keterbukaan diri

Keterbukaan diri merupakan proses membuka diri, mengungkapkan pemikiran,

perasaan, dan pengalaman masalalu yang bersifat pribadi kepada orang lain (Waring,

Holden, Wesley, 1998). Altman dan Taylor mengungkapkan (dalam Waring dkk,

1998) bahwa keterbukaan diri adalah Pertukaran informasi mengenai diri sendiri yang

bersifat sangat pribadi,yang mana merupakan suatu proses besar dalam suatu

hubungan interpersonal pada manusia. Menurut Derlega, et al (1987) keterbukaan diri

merupakan proses pengungkapan informasi mengenai dirinya kepada orang lain yang

merupakan aspek penting dalam hubungan interpersonal seperti kencan dan

pernikahan. Individu dalam suatu hubungan dapat mendiskusikan segala perasaan dan

pendapatnya yang menjadi inti dari hubungan. Menurut jourard (dalam Devito, 1997)

bila kita mengungkapkan informasi dari daerah tertutup (hidden self) kita, berarti kita

melakukan keterbukaan diri. Devito (1997) juga menyatakan bahwa istilah

keterbukaan diri biasanya menyangkut pengungkapan informasi secara sadar maupun

tidak sadar.

Pengungkapan diri merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan

informasi diri kepada orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang

akrab (Gainau, 2009). Pengungkapan diri bersifat deskriptif, artinya individu

melukiskan berbagai fakta mengenai diri sendiri yang mungkin untukdiketahui oleh

orang lain, dan bersifat evaluatif, artinya individu mengemukakan pendapat atau

perasaan pribadinya lebih mendalam kepada orang lain sampai kepada tahap

Page 39: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

26

pengungkapan hal-hal yang disukai atau tidak disukai (Hernanda, 2012). Menurut

Jourard dan Lasakow (dalam Yeanita, 2012)

Keterbukaan diri merupakan perilaku yang merefleksikan pikiran dan perasaan

seseorang dalam membuka informasi mengenai dirinya sendiri dengan pasangannya

(Waring, 2001). Keterbukaan diri dapat diartikan mengkomunikasikan informasi

tentang diri sendiri yang biasanya disembunyikan kepada orang lain (Devito, 2011).

Berdasarkan definisi yang telah dipaparkan, definisi keterbukaan diri yang digunakan

dalam penelitian ini adalah definisi yang dikemukakan oleh Waring (2001)

menyatakan bahwa keterbukaan diri merupakan perilaku yang merefleksikan pikiran

dan perasaan seseorang dalam membuka informasi mengenai dirinya sendiri dengan

pasangan.

2.3.2 Dimensi-dimensi keterbukaan diri

Menurut Waring (1998) menjelaskan mengenai dimensi keterbukaan diri, antara

lain:

1. Relationship (keterbukaan hubungan) yaitu merefleksikan ungkapan secara

langsung mengenai informasi yang berhubungan dengan pasangan.

2. Money (keterbukaan finansial) yaitu merefleksikan ungkapan secara langsung

mengenai informasi yang berhubungan dengan keuangan.

3. Sex (keterbukaan seksual) yaitu terbuka dengan mengungkapkan mengenai

aktivitas seksual kepada pasangan

Page 40: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

27

4. Inbalance (keterbukaan imbalance) yaitu merefleksikan tidakterdapat

hubungan timbal balik dalam mengungkapkan sesuatu, yaitu ketika

keterbukaan didominasi oleh salah satu pasangan.

2.3.3 Pengukuran keterbukaan diri

Dari berbagai literature yang dibaca oleh peneliti ada beberapa alat ukur yang

digunakan dalam mengukur keterbukaan diri, yaitu diantaranya:

1. Revised self disclosure Scale. Dikembangkan oleh Wheeless dan Grotz

(1976). Alat ukur ini memiliki empat dimensi yaitu : intent, amount/depth,

honesty, dan positiveness.

2. The Jourad Sixty Item self disclosure Questionnaire. Dikembangkan oleh

Jourard dan Lasakow (1958). Kuesioner ini terdiri dari 60 item dengan skala

respon ya dan tidak. Kuesioner ini memiliki enam kategori informasi yaitu

attitude and option, taste and interest, work, money, personality, and body.

3. Marital self disclosure Questionnaire. Dikembangkan oleh Waring (1998).

Kuesioner ini terdiri dari 32 item dengan skala respon Ya dan Tidak.

Kuesioner ini memiliki empat dimensi yaitu: relationship, sexual, money dan

imbalance.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan alat ukur Marital Keterbukaan diri

Questionnaire (MSDQ) yang dikembangkan oleh Waring (1998). Hal ini dikarenakan

alat ukur tersebut sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengukur keterbukaan diri

dalam pernikahan.

Page 41: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

28

2.4 Usia Pernikahan

Usia pernikahan adalah waktu antara hari, bulan, dan tahun yang dihitung

sedari menikah hingga saat ini (Igbo, Grace, & Christina, 2015). Lebih ditegaskan

lagi bahwa durasi pernikahan ini sering diungkapkan dalam tahun (dalam Igbo, et.al.,

2015).

Salah satu penelitian terdahulu mengenai usia pernikahan atau lamanya

pernikahan menghasilkan bentuk kurva lengkung atau membentuk huruf U dalam

kaitannya dengan meningkat ataupun turunnya kepuasan pernikahan. Dimulai dengan

tinggi, kemudian menurun dengan tajam setelah lahirnya anak dan semakin rendah

seiring dengan usia anak yang beranjak remaja, setelah itu semakin meningkat seiring

dengan anak meninggalkan rumah dan pasangan pensiun (Dougherty & Jacobson,

dalam Lavenson, Carstensen, & Gottman, 1993).

2.5 Kerangka Berpikir

2.5.1 Pemaafan dalam hubungan pernikahan

Beberapa penelitian terdahulu telah dilakukan sehubungan dengan pemaafan dan

pernikahan, Fincham et all., (2004) meyimpulkan bahwa pemaafan memiliki dampak

positif terhadap pernikahan. Bahkan secara lebih spesifik Fincham (2002)

menemukan bahwa pemaafan dan kepuasan pernikahan memiliki hubungan dan

kemudian menunjukkan bahwa pemaafan memprediksi secara independen

keseluruhan perilaku terhadap pasangan dari kepuasan pernikahan.

Page 42: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

29

Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Gordon dan Baucom (dalam Paleari,

Regalia, & Fincham, 2002) menunjukkan bahwa individu yang memaafkan

pasangannya yang bersalah memiliki fungsi pernikahan yang paling adaptif; semakin

pasangan memaafkan, semakin mereka membuat asumsi pernikahan yang positif,

merasakan keseimbangan kekuatan dalam pernikahan mereka, dan memiliki

hubungan pernikahan yang dekat dan penyesuaian yang baik.

2.5.2 Keterbukaan diri dalam hubungan pernikahan

Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan keterbukaan diri dalam

dalam suatu hubungan dekat, baik yang sudah terjalin selama bertahun-tahun maupun

pada pasangan yang baru menikah. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa Individu

yang memiliki Keterbukaan diri yang tinggi akan lebih terbuka dan mampu

menyelesaikan permasalah dengan baik sehingga dengan adanya kondisi-kondisi

tersebut sangat mendukung individu untuk memperoleh kepuasan pernikahan. Seperti

Hendrick (1981) yang menye-butkan salah satu variabel yang berhu-bungan dengan

kepuasan perkawinan adalah Keterbukaan diri. Seamon (2003) mengatakan orang

yang tidak mau mengungkapkan dirinya maka akan sulit dalam menyesuaikan diri

sehingga tidak puas dengan hubungan yang dijalaninya. Wardhani (2012) yang

menemukan bahwa kepuasan pernikahan dapat dirasakan ketika individu memiliki

keterbukaan mengenai dirinya kepada pasangan. Dalam hal ini Billeter (2002) juga

mengungkapkan salah satu prediktor dalam kepuasan hubungan yakni adanya

keterbukaan diri (keterbukaan diri).

Page 43: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

30

Pada dasarnya pasangan suami istri menginginkan hubungan pernikahan yang

memuaskan seperti yang diharapkan pada awal pernikahan. Namun tidak sedikit dari

pasangan mengaku bahwa pernikahan yang mereka jalani seringkali mengalami

konflik. Hasil penelitian Olson, DeFrain & Skogrand (2011) menyimpulkan bahwa

pasangan suami istri merasa puas jika dapat menyatakan perasaan yang sebenarnya

kepada pasangan. Seamon (2003) mengatakan orang yang tidak mau mengungkapkan

dirinya maka akan sulit dalam menyesuaikan diri dan tidak puas dengan hubungan

yang dijalaninya. Sehingga adanya permasalahan antara pasangan dapat diatasi

dengan melakukan pengungkapan diri (keterbukaan diri) yang dapat menciptakan

kepuasan dalam pernikahan.

2.5.3 Hubungan pemaafan, keterbukaan diri, dan usia pernikahan terhadap

kepuasan pernikahan

Kepuasan pernikahan merupakan perasaan yang bersifat subjektif dari pasangan

suami istri mengenai rasa bahagia, puas, dan menyenangkan terhadap pernikahan

secara menyeluruh (Olson & DeFrain, 2006). Dengan kata lain, kepuasan pernikahan

hanya dapat dinilai oleh individu yang menjalani kehidupan pernikahan bersama

pasangannya. Lebih spesifik, Bradbury, Fincham, & Beach (2000) menyebutkan

bahwa kepuasan pernikahan merupakan gambaran evaluasi dengan aspek positif lebih

menonjol dan aspek negatif hampir tidak ada. Penelitian yang dilakukan oleh Karney

& Bradbury (1995) menemukan bahwa kepuasan pernikahan yang tinggi akan

membuat individu berani untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat di

Page 44: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

31

dalam rumah tangganya dengan pasangan. Maka dari itu, kepuasan pernikahan dapat

memberikan efek positif, baik secara fisik maupun psikis kepada masing-masing

individu yang sudah menikah.

Kepuasan pernikahan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

adalah adanya komitmen seumur hidup, kesetiaan pada pasangan, komitmen pada

kesetiaan seksual, keinginan untuk membahagiakan dan mendukung pasangan, dan

keinginan untuk meminta maaf serta memaafkan (Fenell, dalam Rosen-Gradon,

et.al.,2004), terbuka kepada pasangan (Seamon, 2003), dan usia pernikahan (Glenn,

dalam Igbo, et.al., 2012).

Pemaafan merupakan merupakan salah satu faktor internal dari dalam

individu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh McCullough et al., (1997), pemaafan

merupakan rendahnya dorongan seseorang untuk menghindar dan membalas dendam,

dan tingginya dorongan untuk berbuat positif pada pihak yang telah menyakitinya.

Pemaafan dalam suatu pernikahan merupakan suatu bentuk perbaikan bagi sebuah

hubungan, melepaskan rasa sakit dan marah serta menyembuhkan luka emosional

(Dblasio & Proctor dalam Fincham et al., 2006). Untuk itu, pemaafan merupakan

suatu bagian penting dalam kehidupan pernikahan terutama setelah terjadi konflik dan

kesalahan yang dilakukan pasangan.

Selain pemaafan, factor lain yang sangat berperan dalam memengaruhi

kepuasan pernikahan adalah keterbukaan diri. keterbukaan diri yang baik dalam

pernikahan akan menyebabkan kepuasan dalam kehidupan pernikahan. Seorang

Page 45: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

32

individu dikatakan memiliki adalah keterbukaan diri yang baik apabila individu

tersebut terbuka akan dirinya terhadap pasangannya (seamon 2003)

Peneliti mengasumsikan bahwa pemaafan dan keterbukaan diri memiliki

pengaruh dalam kepuasan pernikahan. Pada penelitian ini, peneliti akan melihat

bagaimana dimensi pemaafan dan dimensi keterbukaan diri memengaruhi kepuasan

pernikahan.

Page 46: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

33

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Kepuasan

Pernikahan

Benevolence

motivations

Pemaafan

Avoidance

motivations

Keterbukaan

diri

Revenge

motivations

relationship

money

Benevolence

motivations

imbalance

sex

Usia Pernikahan

Page 47: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

34

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Hipotesis mayor pada penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh yang siginifikan dari avoidance motivations, revenge motivations,

dan benevolence motivations, relationship, sex, money, and imbalance terhadap

kepuasan pernikahan.

Hipotesis minor pada penelitian ini adalah:

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan avoidance motivations dari variabel pemaafan

terhadap kepuasan pernikahan.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan avoidance motivations dari variabel pemaafan

terhadap kepuasan pernikahan.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan avoidance motivations dari variabel pemaafan

terhadap kepuasan pernikahan.

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan relationship dari variable keterbukaan diri

terhadap kepuasan pernikahan.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan sex dari variabel keterbukaan diri terhadap

kepuasan pernikahan.

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan money dari variabel keterbukaan diri terhadap

kepuasan pernikahan.

Ha7 : Ada pengaruh yang signifikan imbalance dari variabel keterbukaan diri terhadap

kepuasan pernikahan.

Page 48: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

35

Ha8 : Ada pengaruh yang signifikan variable usia pernikahan terhadap kepuasan

pernikahan.

Page 49: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

36

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pegambilan Sampel

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah individu yang yang

berstatus sebagai suami dan istri dan telah terikat dalam hubungan pernikahan

heteroseksual. Sedangkan sampel penelitian ini adalah individu yang berstatus

sebagai suami / istri dan menikah untuk pertama kali, serta berada di wilayah

Jakarta Selatan. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 203 suami dan istri.

Pengambilan sampel pada penelitian ini bersifat non probability sampling

yang berarti kemungkinan terpilihnya anggota populasi yang akan menjadi sampel

tidak dapat ditentukan. Penulis akan menggunakan convenience sampling, yaitu

responden yang menjadi sampel penelitian ini sudah sesuai dengan kriteria yang

dibuat oleh penulis.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel di dalam penelitan ini terbagi menjadi dua, yaitu dependent

variable (variabel terikat) dan independent variable (variabel bebas). Dependent

variable dalam penelitian ini adalah kepuasan pernikahan dan independent

variable penelitian ini adalah pemaafan (avoidance motivations, revenge

motivations, benevolence motivations), dan keterbukaan diri (relationship, money,

sex, imbalance).

Page 50: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

37

Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kepuasan pernikahan

Kepuasan pernikahan adalah suatu perasaan subjektif yang dirasakan

pasangan suami istri berkaitan dengan aspek yang ada dala suatu

perkawinan, seperti rasa bahagia, puas, serta pengalaman-pengalaman yang

menyenangkan bersama pasangannya ketika mempertimbangkan semua

aspek kehidupan pernikahannya yang bersifat individual (Fowers & Olson,

1993) yang terdiri dari sepuluh subskala, yaitu personality issues,

communication, conflict resolution, financial management, leisure activities,

sexual relationship, children and parenting, family and friends, equalitarian

roles, dan religious orientation.

2. Pemaafan

Pemaafan adalah kesediaan menanggalkan kesalahan yang dilakukan

individu yang telah menyakiti hati atau melakukan suatu perbuatan salah

pada individu lain (McCullough, 2001). Tiga aspek untuk mengukur

pemaafan dalam penelitian ini adalah avoidance motivations, revenge

motivations dan benevolence motivations.

3. Keterbukaan diri

Keterbukaan diri dalam penelitian ini adalah merupakan perilaku yang

merefleksikan pikiran dan perasaan seseorang dalam membuka informasi

mengenai dirinya sendiri dengan pasangan (Waring, 1998).

Page 51: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

38

4. Usia pernikahan

Usia pernikahan adalah rentang waktu antara hari, bulan, dan tahun ketika

menikah hingga saat ini (Igbo, et.al., 2015).

3.3 Instrumen Penelitian

Bagian pertama pada instrument penelitian ini adalah pengantar dan isian

mengenai data demografis sampel. Pengantar berisi penjelasan identitas penulis

dan maksud dari penelitian, sedangkan isian data demografis berisi nama, usia

saat ini, usia saat menikah, lamanya pernikahan, status suami-istri, jumlah

pendapatan suami-istri, dan tingkat pendidikan suami-istri. Selanjutnya, terdapat

tiga alat ukur untuk mengukur variabel kepuasan pernikahan, pemaafan, dan rasa

syukur.

Penulis menggunakan skala model likert. Model ini terdiri sari pernyataan

positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Tiap pernyataan

dilengkapi dengan lima pilihan jawaban serta diskoring dengan bobot nilai sebagai

berikut, Selalu = 5, Sering = 4, Jarang = 3, Kadang = 2, dan Tidak Pernah = 1

untuk pernyataan favorable dan sebaliknya Selalu = 1, Sering = 2, Jarang = 3,

Kadang = 5, dan Tidak Pernah = 5 untuk pernyataan unfavorable.

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga alat

ukur. Adapun tiga alat ukur yang penulis maksud, yaitu:

1. Skala kepuasan pernikahan

Untuk mengukur kepuasan pernikahan dari individu, penulis menggunakan alat

ukur ENRICH Marital Satisfaction (EMS) oleh Fowers dan Olson (1993). Alat

ukur ini terdiri dari 15 item, menjelaskan sepuluh aspek kepuasan pernikahan.

Page 52: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

39

Tabel 3.1

Blue Print skala Kepuasan Pernikahan menggunakan alat ukur ENRICH

Marital Satisfaction (EMS)

2. Skala Pemaafan

Untuk mengukur perilaku pemaafan dari individu, alat ukur yang digunakan

dalam penelitian ini adalah TRIM-18 (Transgression-Related Interpersonal

Motivations) oleh McCullough, et.al., (2006). Skala ini terdiri dari 18 item yang

No Dimensi Indikator No Item

Jumlah Favorable Unfavorable

1 Personality Issues

Persepsi individu

mengenai karakter

personal pasangan

- 1 1

2 Communication

Kenyamanan

berkomunikasi dengan

pasangan

- 2 1

3 Conflict Resolution

Cara individu dan

pasangan melakukan

strategi untuk

menyelesaikan masalah

3 - 1

4 Financial Management

Cara individu dan

pasangan membuat

keputusan finansial

- 4 1

5 Leisure Activities

Kegiatan

menyenangkan yang

dilakukan individu

bersama pasangan

5 - 1

6 Sexual Relationship

Cara individu

mengekspresikan kasih

sayang pada

pasangannya dan

berhubungan seksual

6 - 1

7 Children and Parenting

Cara individu dan

pasangan berperan

sebagai orang tua

- 7 1

8 Family and Friends

Hubungan individu dan

pasangan dengan orang

tua, mrtua, dan teman

- 8 1

9 Equalitarian Roles

Peran individu dan

pasangan dalam rumah

tangga

9 - 1

10 Religious Orientation

Cara individu dan suami

menjalankan keyakinan

agama

10 - 1

Jumlah 10

Page 53: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

40

mencakup tiga dimensi dalam skalam pemaafan, yaitu avoidance motivations,

revenge motivations dan benevolence motivations.

Tabel 3.3

Blue Print skala Pemaafan

No Dimensi Indikator No Item Jumlah

1 Avoidance

Motivations

- Individu menjauhi pasangannya

- Individu tidak percaya pada pasangannya

- Individu sulit berikap hangat pada pasangannya

- Individu memutuskan hubungan dengan

pasangannya

1, 2, 3,

4, 5, 6, 7

7

2 Revenge

Motivations

- Individu ingin membalas pasangannya

- Individu mengharapkan hal buruk menimpa

pasangannya

8, 9, 10,

11, 12

5

3 Benevolence

Motivations

- Individu memiliki keinginan baik pada

pasangannya

- Individu berdamai dengan pasangannya

- Individu memaafkan pasangannya

- Individu memiliki keinginan untuk

mengembalikan hubungan dengan pasangannya

13, 14,

15, 16,

17, 18

6

Jumlah 18

3. Skala Keterbukaan diri

Untuk mengukur perilaku self disclosure individu. Alat ukur yang digunakan

adalah MSDQ (Marital Self Disclosure Questionnaire) oleh Waring 1998. Alat

ukut ini terdiri dari .. item yang hendak mengukur empat dimensi dalam

keterbukaan diri.

Page 54: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

41

Tabel 3.3 Blue Print skala keterbukaan diri menggunakan alat ukur Marital

Self-Disclosure Questionnaire (MSDQ)

3.4 Uji Validitas Konstruk

Untuk menguji validitas konstruk pada instrument penelitian ini, peneliti

menggunakan metode Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan menggunakan

software LISREL 8.70 sebagai metode uji validitasnya sehingga dapat diketahui

apakah masing-masing item pada instrumen penelitian signifikan dalam mengukur

apa yang hendak diukur (Pedhazur, 1982). Menurut Umar (2013) langkah-langkah

dalam menguji validitas dari setiap alat ukur atau instrument dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Lakukan uji CFA dengan model satu faktor, lihat nilai P-value yang

dihasilkan. Jika P-value tidak signifikan (P > 0,05), maka item hanya

mengukur satu faktor saja, tetapi jika P-value yang dihasilkan signifikan (P <

0,05) maka perlu dilakuakan uji sesuai langkah berikutnya.

No Dimensi Indikator No Item

Jumlah Favorable Unfavorable

1 Relationship

Mengungkapkan

pikiran dan perasaan

secara langsung kepada

pasangan terkait

hubungan keduanya

- 1 1

2 Sexual

Mengungkapkan

pikiran dan perasaan

tentang seksualitas

- 2 1

3 Money

Mengungkapkan secara

langsung mengenai

informasi yang

berkaitan dengan

keuangan dan finansial

3 - 1

4 Imbalance

Pengungkapan diri

didominasi oleh

pasangan

10 - 1

Jumlah 10

Page 55: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

42

2. Jika P-value signifikan (P < 0,05) maka dilakukan modifikasi model

pengukuran dengan cara membebaskan parameter berupa korelasi kesalahan

pengukuran. Hal ini terjadi saat suatu item selain mengukur konstruk ingin

diukur, tetapi item ini juga mengukur lebih dari satu konstruk atau

multidimensional. Setelah beberapa kesalahan pengukuran dibebaskan untuk

saling berkorelasi maka akan diperoleh model yang fit, maka model yang

terakhir inilah yang digunakan pada langkah selanjutnya.

3. Jika telah diperoleh model yang fit, maka analisis item dilanjutkan dengan

melihat apakah muatan faktor item tersebut signifikan dan mempunyai

koefisien yang positif. Untuk melihat signifakan atau tidaknya item tersebut

dalam pengukuran faktor ini, yaitu dengan cara melihat nilai dari T-value dan

koefisien muatan faktor tersebut. Jika T-value> 1,96 maka item tersebut

signifikan dan tidak akan di-drop dan begitu pula sebaliknya.

4. Selain itu, juga perlu dilihat apakah ada item yang muatan faktornya negatif.

Dalam hal ini jika ada item pernyataan yang negatif, maka saat penskoran

pada item tersebut, arah skornya diubah menjadi positif. Jika setelah diubah

arah skornya masih terdapat item dengan muatan faktor negatif maka item

tersebut akan di-drop.

5. Selanjutya, yaitu melihat kesalahan pengukuran yang berkorelasi. Apabila

menemukan item dengan banyak kesalahan pengukuran yang berkorelasi

dengan banyak item lain, maka hal ini berarti item tersebut selain mengukur

satu hal, juga mengukur hal lainnya, sehingga item seperti ini juga dapat di-

drop karena bersifat multidimensional yang sangat kompleks.

Page 56: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

43

6. Setelah melakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data

untuk mendapatkan faktor skornya. Olah data dilakukan dengan

menggunakan SPSS 17.0 dengan ketentuan tidak mengikut sertakan skor

mentah dari item yang sudah di drop.

7. Setelah proses mendapatkan faktor skor dilakukan, kemudian ditransform

dalam skala T-score (true score) dengan menggunakan formula berikut:

T-score = 50 + (10* F-score)

Faktor skor yang masih mengandung angka negatif harus ditransform

menjadi true score dengan mean = 50 dan standard deviation (SD) = 10

8. Setelah diperoleh true score (T-score) dari masing-masing variabel, maka

dilakukan analisis regresi. Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi

berganda (multiple regression analysis).

3.4.1 Uji Validitas Konstruk Kepuasan Pernikahan

Peneliti menguji apakah 20 item yang ada bersifat unidimensional, artinya item-

item tersebut benar-benar hanya mengukur kepuasan pernikahan. Dari hasil

perhitungan data CFA model satu faktor dari kepuasan pernikahan diperoleh skor

awal perhitungan Chi-Square = 1065.02, df = 170, P-value = 0.0000, RMSEA =

0.161. Dari hasil tersebut, diketahui nilai P-value < 0.05 sehingga dapat dikatakan

bahwa model tersebut belum fit. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi

terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi.

Setelah dilakukan modifikasi diperoleh model yang fit dengan Chi-square =

117.87, df = 96, P- value = 0.06434, RMSEA = 0.034.

Page 57: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

44

Tahapan selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan dari item tersebut

memang mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item

tersebut perlu digugurkan/di-drop atau tidak, maka dari itu dilakukan pengujian

hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari setiap item. Pengujiannya

dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika

diketahui nilai t > 1.96, maka item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya,

jika diketahui nilai t < 1.96 maka item tersebut tidak signifikan. Koefisien muatan

faktor untuk item kepuasan pernikahan dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4

Muatan Faktor Item Kepuasan Pernikahan Item Koefisien Standard Error Nilai T-value Signifikan

1 0.55 0.07 7.89 V

2 0.64 0.07 9.43 V

3 0.70 0.07 10.45 V

4 0.41 0.07 6.25 V

5 0.45 0.07 6.25 V

6 0.62 0.07 8.53 V

7 0.72 0.07 10.79 V

8 0.54 0.07 7.32 V

9 0.53 0.07 7.31 V

10 0.50 0.07 6.78 V

11 0.66 0.07 9.54 V

12 0.81 0.06 12.72 V

13 0.70 0.07 10.46 V

14 0.68 0.07 9.99 V

15 0.57 0.07 7.69 V

16 0.83 0.06 13.27 V

17 0.77 0.07 11.33 V

18 0.58 0.07 8.38 V

19 0.58 0.07 8.36 V

20 0.65 0.07 9.52 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa dari 20 item yang mengukur

kepuasan pernikahan, keseluruhan item signifikan karena memiliki nilai (t>1.96).

Oleh karena itu, seluruh item yang mengukur kepuasan pernikahan tidak perlu

untuk digugurkan atau di-drop.

Page 58: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

45

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Pemaafan

Pemaafan dalam penelitian ini memiliki tiga dimensi, yaitu: avoidance

motivations, revenge motivations, dan benevolence motivations. Adapun hasil dari

uji validitas konstruk pada setiap dimensi dari pemaafan dijelaskan pada setiap

subbab berikut :

3.4.2.1 Uji Validitas Konstruk Avoidance

Peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat unidimensional, artinya bahwa

seluruh item-item tersebut benar-benar hanya mengukur avoidance. Dalam

perhitungan data CFA model satu faktor dari avoidance diperoleh skor awal

perhitungan Chi-Square = 222.78 , df = 14, P-value = 0.0000, RMSEA = 0.272.

Dari hasil tersebut nilai P-value < 0.05 sehingga dapat dikatakan model ini belum

fit. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu

dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah dilakukan modifikasi

diperoleh model yang fit dengan Chi-square = 10.33, df = 8, P-value = 0.24283,

RMSEA = 0.038.

Tahapan selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan/di-drop atau tidak, maka dari itu dilakukan pengujian hipotesis

nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan

melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika diketahui nilai t > 1.96,

maka item tersebut signifikan dan begitu juga sebaliknya, jika diketahui nilai t <

1.96, maka item tersebut tidak signifikan. Koefisien muatan faktor untuk item

avoidance dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 59: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

46

Tabel 3.5

Muatan Faktor Item Avoidance Item Koefisien Standard Error Nilai T Signifikan

1 0.35 0.07 4.94 V

5 0.69 0.06 10.89 V

7 0.74 0.06 12.04 V

12 0.82 0.06 13.99 V

14 0.83 0.06 14.30 V

15 0.88 0.06 15.72 V

17 0.93 0.05 17.12 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan Tabel 3.5, dapat diketahui bahwa ke-7 atau keseluruhan item

yang ada tersebut signifikan karena memiliki nilai (t > 1.96). Oleh karena

itu, semua item tersebut tidak ada yang perlu untuk digugurkan atau di-drop.

3.4.2.2 Uji Validitas Konstruk Revenge

Dalam subbab ini peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur revenge.

Hasil perhitungan data CFA model satu faktor dari revenge diperoleh skor awal

perhitungan Chi-Square = 19.32, df = 5, P-value = 0.00168, RMSEA = 0.119.

Dari hasil tersebut nilai P-value < 0.05 sehingga dikatakan model ini belum fit.

Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan

membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah dilakukan modifikasi

diperoleh model yang fit dengan Chi-square = 3.14, df = 4 , P- value = 0.53475,

RMSEA = 0.000.

Tahapan selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujianya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut

Page 60: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

47

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

revenge dapat dilihat pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Revenge Item Koefisien Standard Error Nilai T Signifikan

2 0.47 0.07 7.12 V

4 0.73 0.06 11.34 V

9 1.08 0.06 18.54 V

11 0.79 0.07 10.65 V

16 0.48 0.07 7.26 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan Tabel 3.6 diketahui bahwa terdapat kelima item yang

mengukur revenge motivations tersebut signifikan karena memiliki nilai(t > 1.96).

Oleh karena itu, semua item yang mengukur revenge motivations tidak ada yang

perlu untuk di-drop.

3.4.2.3 Uji Validitas Konstruk Benevolence

Dalam subbab ini peneliti menguji apakah 6 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur

benevolence. Hasil perhitungan data CFA model satu faktor dari benevolence

diperoleh skor awal perhitungan Chi-Square = 53.48, df = 9, P-value = 0.0000,

RMSEA = 0.156. Dari hasil tersebut nilai P-value < 0.05 sehingga dikatakan

model ini belum fit. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah

dilakukan modifikasi diperoleh model yang fit dengan Chi-square = 13.25, df = 7,

P- value = 0.06625, RMSEA = 0.066.

Tahapan selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

Page 61: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

48

koefisien muatan faktor dari item. Pengujianya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

benevolence dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut:

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Benevolence Item Koefisien Standard Error Nilai T Signifikan

3 0.75 0.06 11.88 V

6 0.74 0.07 10.89 V

8 0.79 0.06 12.78 V

10 0.29 0.08 3.77 V

13 0.34 0.07 4.81 V

18 0.82 0.06 12.75 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan Tabel 3.7 diketahui bahwa terdapat keenam item tersebut

signifikan karena memiliki nilai (t > 1.96). Oleh karena itu, semua item tersebut

tidak ada yang perlu untuk di-drop.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Keterbukaan diri

Keterbukaan diri dalam penelitian ini memiliki empat dimensi, keempat dimensi

tersebut yaitu: relationship, sexual, money dan inbalance. Adapun hasil dari uji

validitas konstruk pada setiap dimensi dari keterbukaan diri dijelaskan pada setiap

subbab berikut :

3.4.3.1 Uji Validitas Konstruk Relationship

Dalam subbab ini peneliti menguji apakah 10 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur

relationship. Hasil perhitungan data CFA model satu faktor dari relationship

diperoleh skor awal perhitungan Chi-Square = 310.38, df = 35, P-value = 0.0000,

RMSEA = 0.197. Dari hasil tersebut nilai P-value < 0.05 sehingga dikatakan

Page 62: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

49

model ini belum fit. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah

dilakukan modifikasi diperoleh model yang fit dengan Chi-square = 35.71 , df =

24 , P- value = 0.05857 , RMSEA = 0.049.

Tahapan selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujianya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

relationship dapat dilihat pada tabel 3.8.

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Relationship Item Koefisien Standard Error Nilai T Signifikan

1 0.14 0.08 1.81 X

4 0.77 0.06 12.05 V

14 0.88 0.06 14.33 V

15 0.68 0.07 10.15 V

18 0.77 0.07 11.73 V

20 0.86 0.06 13.85 V

24 0.97 0.06 16.81 V

26 0.63 0.07 9.31 V

31 0.92 0.06 15.74 V

34 0.44 0.07 6.14 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan Tabel 3.8 diketahui bahwa terdapat satu item yaitu nomor 1

yang tidak signifikan karena memiliki nilai (t<1.96). Oleh karena itu, item

tersebut perlu untuk di-drop.

3.4.3.2 Uji Validitas Konstruk Sexual

Dalam subbab ini peneliti menguji apakah 9 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur sexual.

Page 63: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

50

Hasil perhitungan data CFA model satu faktor Sexual diperoleh skor awal

perhitungan Chi-Square = 458.61, df = 27, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.281.

Dari hasil tersebut nilai P-value < 0.05 sehingga dikatakan model ini belum fit.

Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan

membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah dilakukan modifikasi

diperoleh model yang fit dengan Chi-square = 21.73, df = 16, P- value = 0.15216,

RMSEA = 0.042.

Tahapan selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujianya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item sexual

dapat dilihat pada tabel 3.9.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Sexual Item Koefisien Standard Error Nilai T Signifikan

2 0.50 0.07 7.30 V

6 0.45 0.07 6.23 V

10 0.93 0.05 17.32 V

12 0.75 0.06 12.12 V

13 0.74 0.06 12.00 V

16 0.89 0.06 16.06 V

17 0.90 0.06 16.17 V

21 0.77 0.06 12.84 V

29 0.66 0.06 10.39 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan Tabel 3.9 diatas ini, dapat diketahui bahwa kesembilan item

tersebut signifikan karena memiliki nilai (t<1.96). Oleh karena itu, semua item

tersebut tidak ada yang perlu untuk di-drop.

Page 64: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

51

3.4.3.3 Uji Validitas Konstruk Money

Dalam subbab ini peneliti menguji apakah 8 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur money.

Hasil perhitungan data CFA model satu faktor money diperoleh skor awal

perhitungan Chi-Square = 260.61, df = 20, P-value = 0.00000, RMSEA = 0.244.

Dari hasil tersebut nilai P-value < 0.05 sehingga dikatakan model ini belum fit.

Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu dengan

membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah dilakukan modifikasi

diperoleh model yang fit dengan Chi-square = 11.98, df = 8, P- value = 0.15215,

RMSEA = 0.050.

Tahapan selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujianya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item money

dapat dilihat pada tabel 3.10.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Money Item Koefisien Standard Error Nilai T Signifikan

3 0.84 0.06 14.35 V

7 0.90 0.05 16.47 V

9 0.76 0.06 12.70 V

11 0.67 0.06 10.32 V

22 0.93 0.05 17.39 V

23 0.94 0.05 17.69 V

27 0.64 0.06 10.06 V

32 0.70 0.06 11.16 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Page 65: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

52

Berdasarkan Tabel 3.10 diatas ini, dapat diketahui bahwa kedelapan item

tersebut signifikan karena memiliki nilai (t<1.96). Oleh karena itu, semua item

tersebut tidak ada yang perlu untuk di-drop.

3.4.3.4 Uji Validitas Konstruk Inbalance

Dalam subbab ini peneliti menguji apakah 7 item yang ada bersifat

unidimensional, artinya item-item tersebut benar-benar hanya mengukur

inbalance. Hasil perhitungan data CFA model satu faktor inbalance diperoleh

skor awal perhitungan Chi-Square = 59.58, df = 14, P-value = 0.00000, RMSEA =

0.127. Dari hasil tersebut nilai P-value < 0.05 sehingga dikatakan model ini belum

fit. Oleh karena itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu

dengan membebaskan setiap item untuk berkorelasi. Setelah dilakukan modifikasi

diperoleh model yang fit dengan Chi-square = 19.13, df = 11, P- value = 0.05879,

RMSEA = 0.060.

Tahapan selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut

perlu digugurkan atau tidak, maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujianya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96, maka item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

inbalance dapat dilihat pada tabel 3.11.

Page 66: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

53

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item imbalance Item Koefisien Standard Error Nilai T Signifikan

5 0.80 0.06 13.67 V

8 0.62 0.07 9.22 V

19 0.12 0.07 1.67 X

25 0.80 0.06 13.52 V

28 0.78 0.06 13.03 V

30 0.78 0.06 12.98 V

33 0.96 0.05 18.25 V

Keterangan: tanda V = signifikan (t>1.96); X = tidak signifikan (t<1.96)

Berdasarkan Tabel 3.11 diatas ini, dapat diketahui terdapat 1 item yaitu

item no 19 yang tidak signifikan (t-value < 1.96). Oleh karena itu, item tersebut

perlu untuk di-drop.

3.5 Teknik analisis data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah multiple

regression atau analisis regresi berganda. Hal ini disebabkan, terdapat dua

independent variabel yaitu pemaafan dan keterbukaan diri yang ingin peneliti

lihat pengaruhya terhadap dependent variabel kepuasan pernikahan. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui arah hubungan pemaafan dan keterbukaan diri

terhadap kepuasan pernikahan, apakah memiliki pengaruh positif atau negatif.

Metode ini juga dipilih karena peneliti ingin melihat pengaruh secara parsial

pemaafan dan keterbukaan diri terhadap kepuasan pernikahan serta presentase

hubungan sumbangan pengaruh pemaafan dan keterbukaan diri secara bersama-

sama terhadap kepuasan pernikahan dan apakah hasilnya dapat digeneralisasikan

untuk seluruh populasi.

Persamaan populasi multiple regression dalam penelitian ini adalah:

Y = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + b₄X₄ + b₅X₅ + b₆X₆ + b₇X₇ + b8X8 +

b9X9 + b10X10 + b11X11 + b12X12 + e

Page 67: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

54

Keterangan:

Y = Kepuasan Pernikahan

a = Intercept (Konstan)

b = Koefisien regresi yang distandarisasikan untuk masing-masing X

X₁ = Avoidance,

X₂ = Revenge

X₃ = Benevolence

X₄ = Relationship

X₅ = Sexual

X₆ = Money

X₇ = Inbalance

X8 = Usia Pernikahan 0-1 tahun

X9 = Usia Pernikahan >1-2 tahun

X10 = Usia Pernikahan >2-3 tahun

X11 = Usia Pernikahan >3-4 tahun

X12 = Usia Pernikahan >4-5 tahun

e = Residu

Untuk dapat melihat apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model

yang paling sesuai dengan memiliki error terkecil pada penlitian ini, maka

dibutuhkan beberapa pengujian dan analisis yaitu:

1. Uji R² (koefisien determinasi berganda)

Dari pengujian multiple regression akan diperoleh hasil berupa nilai R,

dalam penelitian ini adalah pengujian multiple regression pemaafan,

Page 68: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

55

keterbukaan diri dan usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan.

Tingginya kepuasan pernikahan ditunjukan oleh koefisien determinasi

berganda R², nilai ini menunjukan variasi perubahan independent variabel

(X) yaitu pemaafan, keterbukaan diri dan usia pernikahan. Dengan kata

lain dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

independent variabel (X) terhadap dependent variabel (Y) atau merupakan

proporsi varian yang dijelaskan oleh pemaafan, keterbukaan diri dan usia

pernikahan.

2. Uji F

Setelah R² diperoleh, maka untuk membuktikan signifikan regresi Y

(dependent variabel) terhadap X (independent variabel) dilakukan uji F.

Dari uji F ini akan diperoleh apakah benar independent variabel memiliki

pengaruh terhadap dependent variabel.

3. Uji t

Setelah melakukan Uji F, selanjutnya penelitian ini melakukan Uji t yang

berfungsi untuk melihat apakah pengaruh yang diberikan independent

variabel (X) signifikan terhadap dependent variabel (Y). oleh karena itu,

sebelum melakukan Uji t, perlu diketahui terlebih dahulu nilai standard

error estimate yang diperoleh melalui akan mean square dibagi SS. Hasil

dari Uji t ini diperoleh dari hasil regresi dalam penelitian ini.

Page 69: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

56

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subyek Penelitian

Total responden pada penelitian ini sebanyak 203 individu yang berstatus sebagai

suami/istri dan menikah untuk pertama kali, serta berada di wilayah Jakarta Selatan.

Dari data tersebut diperoleh deskripsi umum subjek penelitian berdasarkan usia, dan

status.

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Penelitian (N = 203)

Karakteristik n (%)

Usia

20-22 Tahun

23-25 Tahun

26-28 Tahun

29-30 Tahun

Lama Pernikahan

0-1 Tahun

>1-2 Tahun

>2-3 Tahun

>3-4 Tahun

>4-5 Tahun

Jenis Kelamin

Pria

Wanita

12 (6%)

79 (38.9%)

79 (38.9%)

33 (16.2%)

53 (26.1%)

58 (28.6%)

37 (18.3%)

26 (12.8%)

29 (14.3%)

100 (49.3%)

103 (50.7%)

Jumlah Anak

0

1

2

3

60 (29.6%)

82 (40.4%)

21 (10.3%)

28 (13.8%)

Page 70: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

57

Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa karakteristik subyek penelitian

didominasi oleh responden yang berusia 23-25 tahun dan 26-28 tahun sebanyak

38.9%. dan 50.7% wanita atau berstatus sebagai istri. Lama pernikahan sebanyak

28.6% berada pada usia pernikahan >1-2 tahun serta didominasi oleh jumlah anak

sebanyak 1 (40.4%).

4.2 Hasil Analisis Deskriptif

Sebelum diuraikan secara lebih terperinci tentang beberapa sub bab selanjutnya, perlu

dijelaskan bahwa skor yang digunakan dalam analisis statistik adalah skor murni (t-

score) yang merupakan hasil proses konversi dari raw score. Proses ini ditujukan

agar mudah dalam membandingkan antar skor hasil pengukuran variabel-variabel

yang diteliti. Dengan demikian semua raw score menjadi z-score.

Untuk menghilangkan bilangan negatif dari z-score, semua skor

ditransformasi ke skalaT. Selanjutnya untuk menjelaskan gambaran umum tentang

statistik deskriptif dari variabel-variabel dalam penelitian ini, indeks yang menjadi

patokan adalah mean,median, standar deviasi (SD), nilai maksimal dan nilai minimal

dari masing-masing variabel. Nilai tersebut disajikan dalam tabel 4.2 berikut ini:

Page 71: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

58

Tabel 4.2

Hasil Analisis Deskriptif

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kepuasan Pernikahan 203 9.85 67.95 50.0000 9.58304

Avoidance 203 6.97 61.62 50.0000 9.48477

Revenge 203 5.77 58.35 50.0000 9.08598

Benevolence 203 17.37 65.17 50.0000 9.00127

Relationship 203 24.04 65.35 50.0000 9.57419

Sexual 203 19.00 68.18 50.0000 9.63549

Money 203 25.41 64.30 50.0000 9.56766

Inbalance 203 22.70 65.06 50.0000 9.38524

Valid N (Listwise) 203

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa pertama, variabel kepuasan pernikahan

memiliki nilai minimum = 9.85, nilai maksimum = 67.95, nilai mean = 50.0000, dan

nilai SD = 9.58304. Kedua variabel avoidance, memiliki nilai minimum = 6.97, nilai

maksimum = 61.62, nilai mean = 50.0000, dan nilai SD = 9.48477. Ketiga variabel

revenge, memiliki nilai minimum = 5.77, nilai maksimum = 58.35, nilai mean =

50.0000, dan nilai SD = 9.08598. Keempat variabel benevolence, memiliki nilai

minimum = 17.37, nilai maksimum = 65.17, nilai mean = 50.0000, dan nilai SD =

9.00127. Kelima variabel relationship, memiliki nilai minimum = 24.04, nilai

maksimum = 65.35, nilai mean = 50.0000, dan nilai SD = 9.57419. Keenam variabel

sexual, memiliki nilai minimum 19.00, nilai maksimum = 68.18, nilai mean =

50.0000, dan nilai SD = 9.63549. Ketujuh variabel money, memiliki nilai minimum =

25.41, nilai maksimum = 64.30, nilai mean 50.0000, dan nilai SD = 9.56766.

Page 72: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

59

Kedelapan variabel inbalance, memiliki nilai minimum = 22.70, nilai maksimum =

65.06, nilai mean = 50.0000, dan nilai SD = 9.38524.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Dengan menggunakan nilai mean dan standar deviasi, maka dapat ditetapkan norma

kategorisasi variabel penelitian seperti yang tertera pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Pedoman interpretasi skor

Kategori Rumus

Tinggi X M

Rendah X<M

Kategorisasi subyek penelitian dilakukan pada variabel penelitian dengan

tujuan untuk menempatkan individu dalam kelompok-kelompok terpisah secara

berjenjang menurut suatu continuum berdasarkan atribut yang diukur. Dalam

penelitian ini, kategorisasi dibagi kedalam dua interpretasi yaitu tinggi dan rendah,

tanpa menggunakan kategori sedang. Hal ini dilakukan untuk menghindari kelompok

subyek yang berada dalam kategori sedang menjadi bias, antara rentang tinggi dan

rendah, sehingga mayoritas subyek penelitian cenderung akan berada dalam kategori

sedang.

a. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian pada Pria

Setelah kategori ditentukan, maka akan diperoleh nilai persentasi kategori

kepuasan pernikahan, pemaafan dan self-disclosure pada pria sebagai berikut:

Page 73: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

60

Tabel 4.4

Tabel Kategorisasi Skor Variabel Penelitian pada Pria

Variabel Rentang Tinggi Rendah

Kepuasan Pernikahan 9.85 – 67.95 42 (42%) 58 (58%)

Avoidance 6.97 – 61.62 41 (41%) 59 (59%)

Revenge 5.77 – 58.35 55 (55%) 45 (45%)

Benevolence 17.37 – 65.17 50 (50%) 50 (50%)

Relationship 24.04 – 65.35 34 (34%) 66 (66%)

Sexual 30.05 – 68.18 59 (59%) 41 (41%)

Money 25.41 – 64.30 34 (34%) 66 (66%)

Inbalance 22.70 - 65.06 37 (37%) 63 (63%)

Berdasarkan Tabel 4.4 menunjukkan bahwa sebanyak 58% responden memiliki

kepuasan pernikahan yang rendah. Sedangkan, sebanyak 59% responden memiliki

avoidance yang rendah dalam pemaafan. Sebanyak 55% responden memiliki

revenge yang tinggi dalam pemaafan. Sebanyak 50% responden memiliki

benevolence yang rendah dan tinggi dalam pemaafan. Disamping itu, sebanyak 66%

responden memiliki relationship yang rendah dari self-disclosure. Sebanyak 59%

responden memiliki sexual yang tinggi dalam self-disclosure. Sebanyak 66%

responden memiliki money yang rendah dalam self-disclosure. Dan sebanyak 63%

responden memiliki inbalance yang rendah dalam self-disclosure.

a. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian pada Wanita

Setelah kategori ditentukan, maka akan diperoleh nilai persentasi kategori

kepuasan pernikahan, pemaafan dan self-disclosure pada wanita sebagai berikut:

Page 74: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

61

Tabel 4.5

Tabel Kategorisasi Skor Variabel Penelitian pada Wanita

Variabel Rentang Tinggi Rendah

Kepuasan Pernikahan 9.85 – 66.70 58 (56,3%) 45 (43,7%)

Avoidance 6.97 – 61.62 59 (57,3%) 44 (42,7%)

Revenge 5.77 – 58.35 77 (74,8%) 26 (25,2%)

Benevolence 17.37 – 65.17 41 (39,8%) 62 (60.2%)

Relationship 24.04 – 65.35 53 (51.5%) 50 (48.5%)

Sexual 19.00 – 68.18 53 (51.5%) 50 (48.5%)

Money 26.24 – 64.30 51 (49.5%) 52 (50.5%)

Inbalance 22.70 - 65.06 41 (39.87%) 62 (60.2%)

Berdasarkan Tabel 4.5 menunjukkan bahwa sebanyak 56,3% responden memiliki

kepuasan pernikahan yang tinggi. Sedangkan, sebanyak 57.3% responden memiliki

avoidance yang tinggi dalam pemaafan. Sebanyak 74.8% responden memiliki

revenge yang tinggi dalam pemaafan. Sebanyak 60.2% responden memiliki

benevolence yang rendah dalam pemaafan. Disamping itu, sebanyak 51.5%

responden memiliki relationship yang tinggi dari self-disclosure. Sebanyak 51.5%

responden memiliki sexual yang tinggi dalam self-disclosure. Sebanyak 50.5%

responden memiliki money yang rendah dalam self-disclosure. Dan sebanyak 60.2%

responden memiliki inbalance yang rendah dalam self-disclosure.

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

Tahap selanjutnya, peneliti melakukan uji hipotesis untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan teknik multiple

regression analysis. Data yang dianalisis ialah faktor skor atau true skor yang

diperoleh dari hasil analisis faktor. Hal ini dilakukan untuk menghindari dampak

Page 75: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

62

negatif dari kesalahan pengukuran. Pada tahapan ini, pengujian hipotesis dengan

teknik analisis berganda dengan menggunakan software SPSS 17.0.

Dalam regresi ada tiga hal yang dibuat, yaitu melihat besaran R square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel

bebas. Kedua, apakah secara keseluruhan variabel bebas berpengaruh secara

signifikan terhadap variabel terikat. kemudian, yang terakhir melihat signifikan atau

tidaknya koefisien regresi dari masing-masing variabel bebas.

a. Uji Hipotesis Penelitian pada Pria

Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Tabel R-

square dipaparkan pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6

Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .843a .710 .674 5.02567

a. Predictors: (Constant), Lper4, Relationship, Lper3, Benevolence, Lper1,

Revenge, Sexual, Lper2, Money, Avoidance, Inbalance

Berdasarkan data pada Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa perolehan R square

sebesar 0.710 atau 71%. Artinya proporsi varians dari Kepuasan Pernikahan pada pria

yang dijelaskan oleh avoidance, revenge, benevolence, relationship, sexual, money,

inbalance dan usia pernikahan adalah sebesar 71% sedangkan 29% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Page 76: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

63

Langkah kedua, peneliti menganalisa dampak dari keseluruhan variabel

independen terhadap kepuasan pernikahan. Adapun hasil Uji F dapat dilihat pada

Tabel 4.7 dibawah ini:.

Tabel 4.7

Pengaruh Keseluruhan Independent Variable terhadap Dependent Variable

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 5439.683 11 494.517 19.579 .000a

Residual 2222.648 88 25.257

Total 7662.331 99

A. Predictors: (Constant), Lper4, Relationship, Lper3, Benevolence, Lper1,

Revenge, Sexual, Lper2, Money, Avoidance, Inbalance

B. Dependent Variable: Kepuasan

Berdasarkan data pada Tabel 4.7 diketahui bahwa (p<0.05) atau signifikan

maka, hipotesis nihil mayor yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

seluruh variabel independen terhadap kepuasan pernikahan ditolak. Artinya, terdapat

pengaruh yang signifikan secara bersama dari pemaafan (terdiri dari avoidance,

revenge dan benevolence), self-disclosure (terdiri dari relationship, sexual, money

dan inbalance) dan usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada pria.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap variabel independen.

Adapun untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan

dengan melihat nilai signifikan, jika p<0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan

signifikan pengaruhnya terhadap kepuasan pernikahan dan sebaliknya.

Page 77: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

64

Tabel 4.8

Koefisien Regresi

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 13.627 4.189 3.253 .002

Avoidance .230 .105 .249 2.198 .031

Revenge .176 .097 .182 1.814 .073

Benevolence -.032 .051 -.038 -.618 .538

Relationship .501 .194 .528 2.584 .011

Sexual -.103 .083 -.112 -1.245 .216

Money -.499 .144 -.530 -3.471 .001

Inbalance .426 .155 .446 2.741 .007

Lama_pernikahan1 2.229 1.669 .107 1.336 .185

Lama_pernikahan2 -.238 1.560 -.013 -.152 .879

Lama_pernikahan3 8.218 1.868 .316 4.399 .000

Lama_pernikahan4 -.560 1.915 -.022 -.292 .771

a. Dependent Variable: KEPUASAN

Berdasarkan koefisien regresi pada Tabel 4.8 dihasilkan persamaan regresi

sebagai berikut:

Kepuasan Pernikahan = 13.627 + 0.249 Avoidance + 0.182 Revenge – 0.038

Benevolence + 0.528 Relationship - 0.112 Sexual – 0.530 Money + 0.446

Inbalance + 0.107 Usia Pernikahan1 – 0.013 Usia Pernikahan2 + 0.316 Usia

Pernikahan3 – 0.022 Usia Pernikahan4.

Dari hasil diatas koefisien regresi diperoleh hasil hipotesis minor bahwa

avoidance, relationship, money, inbalance dan usia pernikahan sebagai variabel

bebas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria.

Hal ini berarti bahwa dari 12 variabel independen terdapat lima variabel yang

Page 78: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

65

signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing IV

adalah sebagai berikut:

1. Variabel avoidance pada pemaafan: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.249 dengan p-value 0.031 (P<0.05). yang berarti bahwa avoidance memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria. Dengan arah

positif menunjukkan bahwa semakin tinggi avoidance maka semakin tinggi

kepuasan pernikahan pada pria.

2. Variabel revenge pada pemaafan: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.182

dengan p-value 0.073 (p>0.05) yang berarti bahwa revenge tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria.

3. Variabel benevolence pada pemaafan: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0.038 dengan p-value 0.538 (p>0.05) yang berarti bahwa benevolence tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria.

4. Variabel relationship pada self-disclosure: diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0.528 dengan p-value 0.011 (p<0.05) yang berarti bahwa relationship

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria.

Dengan arah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi relationship maka

semakin tinggi kepuasan pernikahan pada pria.

5. Variabel sexual pada self-disclosure: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0.112 dengan p-value 0.216 (p>0.05) yang berarti bahwa sexual tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria.

Page 79: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

66

6. Variabel money pada self disclosure: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0.530 dengan p-value 0.001 (p<0.05) yang berarti bahwa money memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria. Dengan arah

negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi money maka semakin rendah

kepuasan pernikahan pada pria.

7. Variabel inbalance pada self-disclosure: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.446 dengan p-value 0.007 (p<0.05) yang berarti bahwa inbalance memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria. Dengan arah

positif menunjukkan bahwa semakin tinggi inbalance maka semakin tinggi

kepuasan pernikahan pada pria.

8. Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan 0-1 tahun

dengan usia pernikahan >4-5 tahun tidak signifikan dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0.107 dengan p-value 0.185 (p>0.05).

9. Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan >1-2 tahun

dengan usia pernikahan >4-5 tahun tidak signifikan dengan nilai koefisien regresi

sebesar -0.013 dengan p-value 0.879 (p>0.05).

10. Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan >2-3 tahun

dengan usia pernikahan >4-5 tahun signifikan dengan nilai koefisien regresi

sebesar 0.316 dengan p-value 0.000 (p<0.05).

11. Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan >3-4 tahun

dengan usia pernikahan >4-5 tahun tidak signifikan dengan nilai koefisien regresi

sebesar -0.022 dengan p-value 0.771 (p>0.05).

Page 80: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

67

12. Variabel usia pernikahan >4-5 tahun dalam penelitian ini dijadikan sebagai

variabel kelompok control yang mean-nya dibandingkan dengan mean usia

pernikahan 0-1 tahun, >1-2 tahun, >2-3 tahun, dan >3-4 tahun. Perbedaan rata-

rata mean kepuasan pernikahan signifikan pada usia pernikahan >2-3 tahun

dengan nilai koefisien regresi 0.316 dengan p-value 0.000, sedangkan perbedaan

rata-rata mean kepuasan pernikahan pada usia pernikahan 0-1 tahun, >1-2 tahun

dan >3-4 tahun tidak signifikan.

b. Uji Hipotesis Penelitian pada Wanita

Langkah pertama, peneliti melihat besaran R-square untuk mengetahui berapa

persen (%) varians variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas. Tabel R-

square dipaparkan pada tabel 4.9 berikut ini.

Tabel 4.9

Analisis Regresi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .858a .735 .704 5.62454

a. Predictors: (Constant), Lper4, Relationship, Lper3, Benevolence, Lper1,

Revenge, Sexual, Lper2, Money, Avoidance, Inbalance

Berdasarkan data pada Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa perolehan R square

sebesar 0.735 atau 73,5%. Artinya proporsi varians dari Kepuasan Pernikahan pada

wanita yang dijelaskan oleh avoidance, revenge, benevolence, relationship, sexual,

money, inbalance dan usia pernikahan adalah sebesar 73,5% sedangkan 26,5%

sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Page 81: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

68

Langkah kedua, peneliti menganalisa dampak dari keseluruhan variabel

independen terhadap kepuasan pernikahan. Adapun hasil Uji F dapat dilihat pada

Tabel 4.10 dibawah ini:.

Page 82: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

69

Tabel 4.10

Pengaruh Keseluruhan Independent Variable terhadap Dependent Variable

Model

Sum of

Squares Df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 8004.824 11 727.711 23.003 .000a

Residual 2878.829 91 31.635

Total 10883.653 102

A. Predictors: (Constant), Lper4, Relationship, Lper3, Benevolence, Lper1,

Revenge, Sexual, Lper2, Money, Avoidance, Inbalance

B. Dependent Variable: Kepuasan

Berdasarkan data pada Tabel 4.10 diketahui bahwa (p<0.05) atau signifikan

maka, hipotesis nihil mayor yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan

seluruh variabel independen terhadap kepuasan pernikahan ditolak. Artinya, terdapat

pengaruh yang signifikan secara bersama dari pemaafan (terdiri dari avoidance,

revenge dan benevolence),self-disclosure (terdiri dari relationship, sexual, money

dan inbalance) dan usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita.

Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap variabel independen.

Adapun untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang dihasilkan

dengan melihat nilai signifikan, jika p<0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan

signifikan pengaruhnya terhadap kepuasan pernikahan dan sebaliknya.

Page 83: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

70

Tabel 4.11

Koefisien Regresi

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4.513 5.676 .795 .429

Avoidance .163 .117 .149 1.389 .168

Revenge .262 .104 .229 2.508 .014

Benevolence -.100 .092 -.070 -1.087 .280

Relationship .342 .152 .326 2.247 .027

Sexual .050 .075 .047 .666 .507

Money -.141 .104 -.132 -1.361 .177

Inbalance .376 .145 .349 2.596 .011

Lama_pernikahan1 -3.935 2.124 -.174 -1.853 .067

Lama_pernikahan2 -3.610 2.209 -.153 -1.634 .106

Lama_pernikahan3 -.339 2.206 -.014 -.154 .878

Lama_pernikahan4 -1.286 2.453 -.042 -.524 .601

a. Dependent Variable: Kepuasan

Berdasarkan koefisien regresi pada Tabel 4.11 dihasilkan persamaan regresi

sebagai berikut:

Kepuasan Pernikahan = 4.513 + 0.149 Avoidance + 0.229 Revenge – 0.070

Benevolence + 0.326 Relationship + 0.047 Sexual – 0.132 Money + 0.349

Inbalance - 0.174 Usia Pernikahan1 – 0.153 Usia Pernikahan2 - 0.014 Usia

Pernikahan3 – 0.042 Usia Pernikahan4.

Dari hasil diatas koefisien regresi diperoleh hasil hipotesis minor bahwa

revenge, relationship, money, dan inbalance sebagai variabel bebas memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita. Hal ini berarti

bahwa dari 12 variabel independen terdapat tiga variabel yang signifikan. Penjelasan

dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing IV adalah sebagai berikut:

Page 84: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

71

1. Variabel avoidance pada pemaafan: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.149 dengan p-value 0.168 (P>0.05). yang berarti bahwa avoidance tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita.

2. Variabel revenge pada pemaafan: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.229

dengan p-value 0.014 (p<0.05) yang berarti bahwa revenge memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita. Dengan arah positif

menunjukkan bahwa semakin tinggi revenge maka semakin tinggi kepuasan

pernikahan pada wanita.

3. Variabel benevolence pada pemaafan: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0.070 dengan p-value 0.280 (p>0.05) yang berarti bahwa benevolence tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita.

4. Variabel relationship pada self-disclosure: diperoleh nilai koefisien regresi

sebesar 0.326 dengan p-value 0.027 (p<0.05) yang berarti bahwa relationship

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita.

Dengan arah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi relationship maka

semakin tinggi kepuasan pernikahan pada wanita.

5. Variabel sexual pada self-disclosure: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.047 dengan p-value 0.507 (p>0.05) yang berarti bahwa sexual tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita.

6. Variabel money pada self disclosure: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -

0.132 dengan p-value 0.177 (p>0.05) yang berarti bahwa money tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita.

Page 85: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

72

7. Variabel inbalance pada self-disclosure: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar

0.349 dengan p-value 0.011 (p<0.05) yang berarti bahwa inbalance memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita. Dengan

arah positif menunjukkan bahwa semakin tinggi inbalance maka semakin tinggi

kepuasan pernikahan pada wanita.

8. Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan 0-1 tahun

dengan usia pernikahan >4-5 tahun tidak signifikan dengan nilai koefisien regresi

sebesar -0.174 dengan p-value 0.067 (p>0.05).

9. Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan >1-2 tahun

dengan usia pernikahan >4-5 tahun tidak signifikan dengan nilai koefisien regresi

sebesar -0.153 dengan p-value 0.106 (p>0.05).

10. Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan >2-3 tahun

dengan usia pernikahan >4-5 tahun tidak signifikan dengan nilai koefisien regresi

sebesar -0.014 dengan p-value 0.878 (p>0.05).

11. Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan >3-4 tahun

dengan usia pernikahan >4-5 tahun tidak signifikan dengan nilai koefisien regresi

sebesar -0.042 dengan p-value 0.601 (p>0.05).

12. Variabel usia pernikahan >4-5 tahun dalam penelitian ini dijadikan sebagai

variabel kelompok control yang mean-nya dibandingkan dengan mean usia

pernikahan 0-1 tahun, >1-2 tahun, >2-3 tahun, dan >3-4 tahun. Perbedaan rata-

rata mean kepuasan pernikahan wanita pada usia pernikahan 0-1 tahun, >1-2

tahun, >2-3 tahun dan >3-4 tahun tidak signifikan.

Page 86: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

73

4.4.1 Proporsi Varians

a. Proporsi Varians pada Pria

Pada bagian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varian

dari masing-masing variabel independen terhadap kepuasan pernikahan pada pria

sebagaimana yang disajikan dalam Tabel 4.12 dibawah ini:

Tabel 4.12

Proporsi Varians untuk Masing-Masing Independent Variable

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .691a .478 .473 6.38833 .478 89.753 1 98 .000

2 .712b .506 .496 6.24476 .028 5.558 1 97 .020

3 .717c .514 .499 6.22725 .008 1.546 1 96 .217

4 .744d .554 .535 5.99622 .040 8.540 1 95 .004

5 .749e .561 .537 5.98474 .006 1.365 1 94 .246

6 .775f .601 .575 5.73662 .040 9.307 1 93 .003

7 .784g .615 .585 5.66494 .014 3.368 1 92 .070

8 .843h .710 .674 5.02567 .095 7.223 4 88 .000

Predictors: (Constant), Avoidance, Revenge, Benevolence, Relationship, Sexual, Money, Inbalance,

Lper1, Lper2, Lper3, Lper4

Pada Tabel 4.12 kolom keenam merupakan nilai murni variabel dependen dari

setiap variabel independen yang dimasukan secara satu per satu, kolom ketujuh

adalah nilai F hitung bagi variabel independen yang bersangkutan, kolom df adalah

derajat bebas bagi variabel independen yang bersangkutan pula, yang terdiri dari

numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai variabel

independen pada tabel F dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom

Page 87: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

74

inilah yang akan dibandingkan dengan nilai kolom F hitung. Apabila nilai F hitung

lebih besar dari pada F tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu kolom signifikansi yang

akan dituliskan signifikan dan begitupun sebaliknya. Berdasarkan Tabel 4.12

diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Variabel avoidance pada pemaafan memberikan sumbangan sebesar 47,8%

dalam varians kepuasan pernikahan pada pria. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F Change= 89.753 dan df1= 1 dan df2=98 dengan sig. F Change= 0.000

(p<0.05).

2. Variabel revenge pada pemaafan memberikan kontribusi sumbangan sebesar

2,8% dalam varians kepuasan pernikahan pada pria. Sumbangan tersebut

signifikan dengan F Change= 5.558, dan df1= 1, df2= 97 dengan sig. f Change=

0.020 (p < 0.05).

3. Variabel benevolence pada pemaafan memberikan kontribusi sumbangan sebesar

0.8% dalam varians kepuasan pernikahan pada pria. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F Change= 1.546, dan df1= 1, df2= 96 dengan sig. F change=

0.217 (p>0.05).

4. Variabel relationship pada self-disclosure memberikan kontribusi sumbangan

sebesar 4% dalam varians kepuasan pernikahan pada pria. Sumbangan tersebut

signifikan dengan F Change= 8.540, dan df1= 1, df2= 95 dengan sig. F Change=

0.004 (p<0.05)

5. Variabel sexual pada self-disclosure memberikan kontribusi sumbangan sebesar

0.6% dalam varians kepuasan pernikahan pada pria. Sumbangan tersebut tidak

Page 88: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

75

signifikan dengan F Change= 1.365, dan df1=1, df2= 94 dengan sig. F Change=

0.246 (p>0.05).

6. Variabel money pada self-disclosure memberikan kontribusi sumbangan sebesar

4% dalam varians kepuasan pernikahan pada pria. Sumbangan ini signifikan

dengan F Change= 9.307, dan df1= 1, df2= 93 dengan sig. F Change= 0.003

(p<0.05).

7. Variabel inbalance pada self-disclosure memberikan kontribusi sumbangan

sebesar 1.4% dalam varians kepuasan pernikahan pada pria. Sumbangan ini tidak

signifikan dengan F Change= 3.368, dan df1= 1, df2= 92 dengan sig. F Change=

0.070 (p>0.05).

8. Variabel usia pernikahan 0-1 tahun, usia pernikahan >1-2 tahun, usia pernikahan

>2-3 tahun, usia pernikahan >3-4 tahun dan usia pernikahan >4-5 tahun

memberikan kontribusi sumbangan sebesar 9.5% dalam varians kepuasan

pernikahan pada pria. Sumbangan ini signifikan dengan F Change = 7.223, dan

df1 = 4, df2 = 88 dengan sig. F Change = 0.000 (p<0.05).

Dengan demikian, terdapat lima variabel dari keseluruhan variabel, yaitu

avoidance, revenge, relationship,,money dan usia pernikahan mempengaruhi

kepuasan pernikahan pada pria secara signifikan jika dilihat dari besarnya R² yang

dihasilkan dari sumbangan proporsi variabel yang diberikan.

Page 89: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

76

b. Proporsi Varians pada Wanita

Pada bagian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana penambahan proporsi varian

dari masing-masing variabel independen terhadap kepuasan pernikahan pada wanita

sebagaimana yang disajikan dalam Tabel 4.13 dibawah ini:

Tabel 4.13

Proporsi Varians untuk Masing-Masing Independent Variable

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change

df1 df2 Sig. F

Change

1 .717a .514 .509 7.23555 .514 106.889 1 101 .000

2 .728b .530 .520 7.15529 .015 3.278 1 100 .073

3 .728c .530 .516 7.18880 .000 .070 1 99 .792

4 .823d .677 .664 5.98485 .148 44.837 1 98 .000

5 .829e .688 .672 5.91932 .010 3.182 1 97 .078

6 .830f .689 .670 5.93519 .002 .482 1 96 .489

7 .844g .712 .690 5.74756 .022 7.370 1 95 .008

8 .858h .735 .704 5.62454 .024 2.050 4 91 .094

Predictors: (Constant), Avoidance, Revenge, Benevolence, Relationship, Sexual, Money, Inbalance,

Lper1, Lper2, Lper3, Lper4

Pada Tabel 4.12 kolom keenam merupakan nilai murni variabel dependen dari

setiap variabel independen yang dimasukan secara satu per satu, kolom ketujuh

adalah nilai F hitung bagi variabel independen yang bersangkutan, kolom df adalah

derajat bebas bagi variabel independen yang bersangkutan pula, yang terdiri dari

numerator dan denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai variabel

independen pada tabel F dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom

inilah yang akan dibandingkan dengan nilai kolom F hitung. Apabila nilai F hitung

lebih besar dari pada F tabel, maka kolom selanjutnya, yaitu kolom signifikansi yang

Page 90: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

77

akan dituliskan signifikan dan begitupun sebaliknya. Berdasarkan Tabel 4.13

diperoleh informasi sebagai berikut:

1. Variabel avoidance pada pemaafan memberikan sumbangan sebesar 51.4%

dalam varians kepuasan pernikahan pada wanita. Sumbangan tersebut signifikan

dengan F Change= 106.889 dan df1= 1 dan df2=101 dengan sig. F Change=

0.000 (p<0.05).

2. Variabel revenge pada pemaafan memberikan kontribusi sumbangan sebesar

1.5% dalam varians kepuasan pernikahan pada wanita. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F Change= 3.278, dan df1= 1, df2= 100 dengan sig. f Change=

0.073 (p > 0.05).

3. Variabel benevolence pada pemaafan memberikan kontribusi sumbangan sebesar

0% dalam varians kepuasan pernikahan pada wanita. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F Change= 0.070, dan df1= 1, df2= 99 dengan sig. F change=

0.792 (p>0.05).

4. Variabel relationship pada self-disclosure memberikan kontribusi sumbangan

sebesar 14.8% dalam varians kepuasan pernikahan pada wanita. Sumbangan

tersebut signifikan dengan F Change= 44.837, dan df1= 1, df2= 98 dengan sig. F

Change= 0.000 (p<0.05)

5. Variabel sexual pada self-disclosure memberikan kontribusi sumbangan sebesar

1% dalam varians kepuasan pernikahan pada wanita. Sumbangan tersebut tidak

signifikan dengan F Change= 3.182, dan df1=1, df2= 97 dengan sig. F Change=

0.078 (p>0.05).

Page 91: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

78

6. Variabel money pada self-disclosure memberikan kontribusi sumbangan sebesar

0.2% dalam varians kepuasan pernikahan pada wanita. Sumbangan ini tidak

signifikan dengan F Change= 0.482, dan df1= 1, df2= 96 dengan sig. F Change=

0.489 (p<0.05).

7. Variabel inbalance pada self-disclosure memberikan kontribusi sumbangan

sebesar 2.2% dalam varians kepuasan pernikahan pada wanita. Sumbangan ini

signifikan dengan F Change= 7.370, dan df1= 1, df2= 95 dengan sig. F Change=

0.008 (p<0.05).

8. Variabel usia pernikahan 0-1 tahun, usia pernikahan >1-2 tahun, usia pernikahan

>2-3 tahun, usia pernikahan >3-4 tahun dan usia pernikahan >4-5 tahun

memberikan kontribusi sumbangan sebesar 2.4% dalam varians kepuasan

pernikahan pada wanita. Sumbangan ini tidak signifikan dengan F Change =

2.050, dan df1 = 4, df2 = 91 dengan sig. F Change = 0.094 (p>0.05).

Dengan demikian, terdapat tiga variabel dari keseluruhan variabel, yaitu

avoidance, relationship, dan inbalance mempengaruhi kepuasan pernikahan pada

wanita secara signifikan jika dilihat dari besarnya R² yang dihasilkan dari sumbangan

proporsi variabel yang diberikan.

Page 92: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

69

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan yang menjawab pertanyaan

penelitian berdasarkan analisis data yang telah dilakukan oleh penulis pada bab

sebelumnya. Selain itu, bab ini juga berisi diskusi hasil penelitian dan

keterbatasan penelitian. Di akhir bab ini terdapat saran penelitian yang terdiri atas

saran metodologis dan saran praktis.

5.1 Kesimpulan

Hasil analisis data penelitian seperti yang telah diuraikan dalam bab

sebelumnya, melalui pengukuran dengan menggunakan skala kepuasan

pernikahan, pemaafan dan keterbukaan diri, serta pengaruh yang diikuti dengan

pengujian signifikansi maka didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara pemaafan, keterbukaan diri dengan kepuasan

pernikahan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa semakin individu

melakukan pemaafan dan keterbukaan diri, maka akan semakin tinggi pula

kepuasan pernikahan dan demikian pula sebaliknya semakin tidak bisa melakukan

pemaafan dan keterbukaan diri yang dilakukan maka akan semakin rendah pula

kepuasan pernikahan yang dirasakan.

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian dinyatakan bahwa ada pengaruh

yang signifikan dari pemaafan yang meliputi: avoidance, revenge dan

benevolence, keterbukaan diri yang meliputi: relationship, sexual, money dan

inbalance, serta usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan. . Adapun

Page 93: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

70

sumbangan yang diberikan oleh pemaafan, keterbukaan diri dan usia pernikahan

terhadap kepuasan pernikahan dalam penelitian ini adalah sebesar 71% pada pria

dan 73.5% pada wanita.

Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa terdapat lima variabel yang

signifikan mempengaruhi kepuasan pernikahan pada pria. Variabel avoidance

motivation (motivasi untuk menghindar) memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria. Variabel relationship pada

keterbukaan diri memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan

pernikahan pada pria. Hal ini menyatakan bahwa semakin pria terbuka mengenai

hubungannya dengan pasangan, maka semakin tinggi pula kepuasan pernikahan

yang dimiliki pria. Variabel money (keterbukaan keuangan) pada keterbukaan diri

memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada

pria.. Variabel inbalance (keterbukaan yang tidak seimbang) pada keterbukaan

diri memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada

pria. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tidak adanya keseimbangan pada

keterbukaan diri antar pasangan, maka pria lebih merasa puas dalam pernikahan.

Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan >2-3 tahun

dengan usia >4-5 tahun signifikan. Dengan demikian, variabel lainnya seperti:

revenge, benevolence, sexual tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kepuasan pernikahan pada pria.

Hasil uji hipotesis minor menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang

signifikan mempengaruhi kepuasan pernikahan pada wanita. Variabel revenge

(balas dendam) pada pemaafan memiliki pengaruh positif yang signifikan

Page 94: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

71

terhadap kepuasan pernikahan pada wanita. Variabel relationship memiliki

pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita. Hal

ini menyatakan bahwa semakin wanita terbuka mengenai hubungannya dengan

pasangan, maka semakin tinggi pula kepuasan pernikahan yang dimiliki wanita.

Variabel inbalance memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan

pernikahan pada wanita. hal ini berarti wanita yang memiliki inbalance yg tinggi,

maka tinggi pula kepuasan pernikahannya. Dengan demikian, variabel lainnya

seperti: Avoidance, benevolence, sexual, money dan usia pernikahan tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita.

Jika dilihat dari proporsi varians, sumbangan variabel independen yang

signifikan mempengaruhi kepuasan pernikahan pada pria terdapat lima variabel

yaitu avoidance, revenge, relationship, money dan usia pernikahan. Untuk ketiga

variabel lainnya dalam penelitian ini tidak signifikan mempengaruhi kepuasan

pernikahan pada pria. Sedangkan kepuasan pernikahan pada wanita jika dilihat

dari proporsi varians, terdapat tiga variabel yaitu avoidance, relationship dan

inbalance. Untuk kelima variabel lainnya dalam penelitian ini tidak signifikan

mempengaruhi kepuasan pernikahan pada pria.

5.2 Diskusi

Hasil pengujian hipotesis pengaruh pemaafan, self-disclosure dan usia pernikahan

terhadap kepuasan pernikahan pada pria dan wanita menunjukkan bahwa ada

pengaruh yang signifikan dari variabel pemaafan yang meliputi: avoidance;

revenge; dan benevolence, keterbukaan diri yang meliputi: relationship; sexual;

Page 95: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

72

money; dan inbalance serta usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan pada

pria dan wanita.

Hasil uji hipotesis minor pada kepuasan pernikahan pria menunjukkan

bahwa terdapat lima variabel yang signifikan mempengaruhi kepuasan pernikahan

pada pria. Variabel avoidance, relationship, inbalance dan perbedaan rata-rata

mean kepuasan pernikahan antara usia pernikahan >2-3 tahun dengan usia >4-5

tahun memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan

pada pria. Adapum variabel money memiliki pengaruh negatif yang signifikan

terhadap kepuasan pernikahan pada pria. Dengan demikian, variabel lainnya

seperti: revenge, benevolence, sexual tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan pernikahan pada pria.

Sedangkan hasil uji hipotesis minor pada kepuasan pernikahan wanita

menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel yang signifikan mempengaruhi

kepuasan pernikahan pada wanita. Variabel revenge, relationship dan inbalance

memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada

wanita. Dengan demikian, variabel lainnya seperti: Avoidance, benevolence,

sexual, money dan usia pernikahan tidak memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan pernikahan pada wanita.

Variabel avoidance memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

kepuasan pernikahan pada pria artinya semakin pria menghindari pasangan

(wanita) setelah disakiti, maka pria lebih merasa puas dalam pernikahannya.. Hal

ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fincham et

all., (2004) yang menyimpulkan bahwa pemaafan memiliki dampak positif

Page 96: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

73

terhadap pernikahan. Bahkan secara lebih spesifik Fincham (2002) menemukan

bahwa pemaafan dan kepuasan pernikahan memiliki hubungan dan kemudian

menunjukkan bahwa pemaafan memprediksi secara independen keseluruhan

perilaku terhadap pasangan dari kepuasan pernikahan.

Variabel revenge pada pemaafan memiliki pengaruh positif yang

signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada wanita artinya semakin tinggi

wanita melakukan revenge atau membalas perbuatan pasangannya, maka semakin

tinggi kepuasan pernikahan yang dimilikinya. Hal tersebut didukung oleh hasil

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Gordon dan Baucom (dalam Paleari,

Regalia, & Fincham, 2005) menunjukkan bahwa individu yang memaafkan

pasangannya yang bersalah memiliki fungsi pernikahan yang paling adaptif;

semakin pasangan memaafkan, semakin mereka membuat asumsi pernikahan

yang positif, merasakan keseimbangan kekuatan dalam pernikahan mereka, dan

memiliki hubungan pernikahan yang dekat dan penyesuaian yang baik.

Variabel relationship pada keterbukaan diri memiliki pengaruh positif

yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria dan wanita, artinya

apabila relationship tinggi maka akan semakin tinggi pula kepuasan pernikahan

pada pria dan wanita. Beberapa penelitian telah dilakukan berkaitan dengan

keterbukaan diri dalam suatu hubungan dekat, baik yang sudah terjalin selama

bertahun-tahun maupun pada pasangan yang baru menikah. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa Individu yang memiliki keterbukaan diti yang tinggi akan

lebih terbuka dan mampu menyelesaikan permasalah dengan baik sehingga

dengan adanya kondisi-kondisi tersebut sangat mendukung individu untuk

Page 97: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

74

memperoleh kepuasan pernikahan. Seperti Hendrick (1981) yang menyebutkan

salah satu variabel yang berhubungan dengan kepuasan perkawinan adalah

keterbukaan diri.

Variabel money memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap

kepuasan pernikahan pada pria, artinya, semakin pria tidak terbuka soal

keuangannya kepada pasangan, maka pria akan semakin merasa puas dalam

pernikahannya. Wardhani (2012) yang menemukan bahwa kepuasan pernikahan

dapat dirasakan ketika individu memiliki keterbukaan mengenai dirinya kepada

pasangan. Dalam hal ini Billeter (2002) juga mengungkapkan salah satu prediktor

dalam kepuasan hubungan yakni adanya keterbukaan diri.

Variabel inbalance memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap

kepuasan pernikahan pada pria dan wanita, artinya apabila inbalance tinggi maka

akan semakin tinggi pula kepuasan pernikahan pada pria dan wanita. Pada

dasarnya pasangan suami istri menginginkan hubungan pernikahan yang

memuaskan seperti yang diharapkan pada awal pernikahan. Namun tidak sedikit

dari pasangan mengaku bahwa pernikahan yang mereka jalani seringkali

mengalami konflik. Hasil penelitian Olson, DeFrain & Skogrand (2011)

menyimpulkan bahwa pasangan suami istri merasa puas jika dapat menyatakan

perasaan yang sebenarnya kepada pasangan. Seamon (2003) mengatakan orang

yang tidak mau mengungkapkan dirinya maka akan sulit dalam menyesuaikan diri

dan tidak puas dengan hubungan yang dijalaninya. Sehingga adanya permasalahan

antara pasangan dapat diatasi dengan melakukan pengungkapan diri (self

disclosure) yang dapat menciptakan kepuasan dalam pernikahan.

Page 98: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

75

Perbedaan rata-rata mean kepuasan pernikahan pada pria antara usia

pernikahan >2-3 tahun dengan usia pernikahan >4-5 tahun signifikan. Hasil

tersebut sesuai dengan Awe (dalam Animsahum & Oladeni, 2012) yang

menyatakan bahwa pasangan biasanya menghabiskan beberapa tahun pertama

pernikahan untuk menyesuaikan diri terhadap perbedaan individual dan faktor

eksternal lainnya yang memengaruhi pernikahan. Satu atau dua hingga lima tahun

pertama pernikahan merupakan fase paling kritis bagi pasangan suami-istri,

setalah lima tahun pertama pernikahan pasangan mulai bertoleransi dan mengerti

satu sama lain dengan lebih baik lagi, terutama ketika anak mulai hadir dalam

kehidupan pernikahan.

Adapun variabel-variabel lain seperti benevolence dan sexual tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan pada pria

dan wanita. Ada variabel lain yang kemungkinan dapat memberikan pengaruh

lebih besar yang tidak peneliti perhitungkan dalam penelitian ini seperti

karakteristik latar belakang subjek, self esteem, dan locus of control. Hal-hal

semacam persepsi subjek terhadap stereotip gender, serta latar belakang keluarga

dapat dijadikan variabel tambahan dalam penelitian ini.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat

kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, peneliti memberikan beberapa saran

untuk bahan pertimbangan sebagai penyempurnaan penelitian selanjutnya, baik

secara teoritis maupun praktis.

Page 99: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

76

5.3.1 Saran Teoritis

1. Hasil penelitian yang telah dijabarkan di atas memperlihatkan terdapat 71%

pada kepuasan pernikahan pria dan 73.5% pada kepuasan pernikahan wanita

dari pemaafan (avoidance, revenge dan benevolence), self-disclosure

(relationship, sexual, money dan inbalance), serta usia pernikahan

mempengaruhi dependent variable atau kepuasan pernikahan. Selain itu 29%

pada kepuasan pernikahan pria dan 26.5% pada kepuasan pernikahan wanita

lainnya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini. Oleh karena itu,

peneliti berikutnya yang tertarik untuk meneliti tentang kepuasan pernikahan

disarankan untuk melibatkan atau menemukan variabel independent lain

seperti sosial budaya, kemandirian, locus of control dan stereotip gender

sehingga penelitian ini akan terus berkembang agar dapat menghasilkan data

yang lebih akurat dan dapat menemukan variabel sama yang memiliki

pengaruh besar dalam kepuasan pernikahan.

2. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk mempertimbangkan karakteristik

sampel yang mengindikasikan ke arah kepuasan pernikahan sehingga hasil

penelitian menjadi lebih akurat.

3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk menambah sampel dalam

penelitian guna memperkaya hasil penelitian.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan untuk lebih mempertimbangkan

karakteristik latar belakang sampel seperti sosial ekonomi, budaya, suku, dan

keadaan keluarga, untuk memperkaya hasil penelitian, sehingga hasil

penelitian menjadi lebih menarik dan akurat.

Page 100: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

77

5. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menyusuri lebih banyak lagi

penelitian-penelitian terdahulu yang berbasis pada psikologi keluarga agar

didapat perbandingan yang menyeluruh dan lengkap sehingga penelitian

selanjutnya diharapkan bisa menghasilkan data yang lebih baik dan akurat..

5.3.2 Saran Praktis

1. Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada pengaruh secara bersama antara

pemaafan, self-disclosure dan usia pernikahan terhadap kepuasan pernikahan

pada pria dan wanita. Hal tersebut dapat menjadi acuan bagi individu agar

dapat lebih memupuk pemaafan dan keterbukaan kepada pasangan demi

terciptanya hubungan yang harmonis

2. Bagi para pasangan khususnya, disarankan untuk memperbanyak quality time

dengan pasangan sehingga memiliki dampak positif sehingga diharapkan

pasangan lebih mengenali, menerima serta mengembangkan kepuasan dalam

pernikahan.

Page 101: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

78

DAFTAR PUSTAKA

Amin, S. (2011). 80 persen perceraian pada usia perkawinan di bawah 5 tahun.

Artikel Online. http://www.nu.or.id/post/read/33425/80-persen-perceraian-

pada-usia-perkawinan-di-bawah-5-tahun. Diakses 17 Maret 2019, Diakses

pada 17 Mei 2019

Armanto, J. (2019). Istri gugat cerai, so what!. Artikel Online.

https://indopos.co.id/read/2019/05/04/174066/istri-gugat-cerai-so- what.

Diakses pada 17 Mei 2019

Bahr, S. J., Chappell, C. B., & Leigh, G. K. (1983). Age at marriage, role enactment,

role consensus, and marital satisfaction. Journal of Marriage and the

Family, 45(4), 795-803. http://dx.doi.org/10.2307/351792

Billeter, C.B. (2002). An exploration of eight dimensions of self-disclosure with

relationship satisfaction. Thesis. Faculty of the Virginia Polytechnic Institute

and State University Virginia, Virginia.

BKKBN online. (2013). Angka perceraian di Indonesia tertinggi di Asia-Pasifik. Diakses

pada 12 November 2017 dalam

http:/www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=967.

Bradbury, T. N., Fincham, F. D., & Beach, S. R. H. (2000). Research on the nature

and determinants of marital satisfaction: A decade in review. Journal of

Marriage and the Family, 62(4), 964-980.

Derlega, V., Winstead, B., Wong, P., & Greenspan, M. (1987). Self-disclosure and

relationship development: An attributional analysis. In M. E. Roloff & G. R.

Miller (Eds.), Interpersonal processes: New directions in communication

research (pp. 172-187). Thousand Oaks, CA: Sage.

Devito, J. (1997). Komunikasi Antarmanusia. Professional Books: Jakarta

Page 102: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

79

Devito, J.A. (2011). Komunikasi Antar Manusia. Pamulang-Tangerang Selatan:

Karisma Publishing Group.

Dewi, N.R.,& Sudhana,H. (2013). Hubungan antara komunikasi interpersonal pasutri

dengan keharmonisan dalam pernikahan. Jurnal Psikologi Udayana, 1 (1),

22-31.

Enright, R.D., & The Human Development Study Group. (1991). The moral

development of forgiveness. In W. Kurtines && J. Gerwitz (Eds).

Handsbook of moral behavior and development. Vol. 1, pp 123-152.

Hillsdale, NJ: Erlbaum

Fan, C. S, & Lui, Hon-Kwong. Extramarital affairs, marital satisfaction, and divorce:

evidence from hong kong. Contemporary Economic Policy. 22(4), 442-452

Fincham, F.D. (2009). Forgiveness: Integral to a Science of Close Relationships?. In

M. Mikulincer & P. Shaver (Eds.) Prosocial Motives, Emotions, and

Behavior: The Better Angels of Our Nature. Washington, D.C: APA Books.

Fincham, F. D., Beach, S. R., & Davila, J. (2004). Forgiveness and conflict resolution

in marriage. Journal of family Psychology, 18, 72-81.

Fincham, F. D., Paleari, & Regalia, G. (2002). Forgiveness in marriage: the role of

relationship quality, attributions, and empathy. Personal Relationship, 9, 27-

37.

Fenell, D. (1993). Characteristic of Long-term First Marriage. Journal of Mental

Health Counseling, 15(4), 446-460

Fowers, B. J., & Olson, D. H. (1993). Enrich Marital Satisfaction Scale: A Brief

Research and Clinical Tool. Journal of Famil Pschology, 2, 176-185

Hendrick, S. S. (1981). Self-disclosure and marital satisfaction. Journal of

Personality and Social Psychology, 40(6), 1150-1159.

http://dx.doi.org/10.1037/0022-3514.40.6.1150

Page 103: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

80

Igbo., Grace. A. R., & Ekoja. (2015). Relationship between Duration of Marriage,

Personality Trait, Gender, Conflict Resolution Strategies of Spouses. Social

and Behavioral Sciences. 190, 490-496

Jorgensen, S. R. dan Gaudy, J. C. (1980). Self-disclosure and Satisfaction in

Marriage: The Relation Examined. Family Relations, 29, 281-287.

Jose, O., & Alfons, V. (2006). The effect of forgiveness on marital satisfaction in

relation to marital stability. Contemporary Family Therapy,28,251-261.

Jourard, S. M., & Lasakow, P. (1958). Some factors in self-disclosure. The Journal of

Abnormal and Social Psychology, 56(1), 91-98.

http://dx.doi.org/10.1037/h0043357

Kaplan, M., & Maddux, J. E. (2002). Goals and marital satisfaction: Perceived

support for personal goals and collective efficacy for collective

goals. Journal of Social and Clinical Psychology, 21(2), 157-164.

http://dx.doi.org/10.1521/jscp.21.2.157.22513

Karney, B. R., & Bradbury, T. N. (1995). The longitudinal course of marital quality

and stability: A review of theory, methods, and research. Psychological

Bulletin, 118(1), 3-34. http://dx.doi.org/10.1037/0033-2909.118.1.3

Levenson, R. W., Carstensen, L. L., & Gottman, J. M. (1993). Long-term marriage:

Age, gender, and satisfaction. Psychology and Aging, 8(2), 301-313.

http://dx.doi.org/10.1037/0882-7974.8.2.301

Li, T., Fung, H. (2011). The dynamic goal theory of marital satisfaction. Review of

General Psychology, 15(1), 246-254

Page 104: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

81

McCullough, M.E., Kilpatrick, S.D., Emmons, R.A., Larson, D.B. (2001). Is gratitude

a moral affect?. Psychological Bulletin 127(2):249 DOI: 10.1037//0033-

2909.127.2.249

McCullough, M. E., Root, L. M., & Cohen, A. D. (2006).Writing About the Benefits

of an Interpersonal Transgression Facilitates Forgiveness. Journal of

Consulting and Clinical Psychology, 5, 887-897

Ningsih, T.Y. (2016). Hubungan keterbukaan diri dengan kepuasan pernikahan pada

istri di kecamatan Singosari Malang. Skripsi. Universitas Islam Negeri

Maulana Malik Ibrahim Malang Olson, D. H., DeFrain, J. (2006). Marriages

and Families; Intermacy, Diversity, and Strength 5th ed. Boston; McGraw-

Hill

Olson, D., Defrain, J., Skogrand, L. (2014). Marriages and families: Intimacy,

diversity and strengths. McGraw Hill. ISBN13: 9780078026928

Papalia, D.E., Old. S.W., & Feldman, R.D (2011). Psikologi perkembangan (edisi

kesembilan). Jakarta: Kencana

Pargament, K. I. (1997). The psychology of religion and coping: Theory, research,

practice. New York, NY, US: Guilford Press.

Pedhazur, E.J. (1982). Multiple regression in behavioral research: Explanation and

prediction. USA: Thomson Learning Inc.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa

Rosen-Gradon, J. R., Myers, J. E., & Hattie, J. A. (2004). The Relationship between

Marital Characteristics, Marital Interaction Process, and Marital Satisfaction.

Journal of Counseling & Development, 58-68

Seamon, C.M. (2003). Self-esteem, sex differences, and self-disclosure: a study of the

closeness of relationships. Te Osprey Journal of Ideas and Inquiry. All

Volume 2001-2008

Page 105: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

82

Spanier, G. B. (1976). Measuring dyadic adjustment: New scales for assessing the

quality of marriage and similar dyads. Journal of Marriage and the Family,

38(1), 15-28. http://dx.doi.org/10.2307/350547

Takairawan, C. (2018). Catatan akhir tahun 2018, belum ada perbaikan ketahanan

keluarga. Artikel Online. https://www.kompasiana.com/pakcah/

5c298c3eab12ae0cab7b7bea/catatan-akhir-tahun-2018-belum-ada-perbai

kan-ketahanankeluarga? page=all. Diakses pada 12 Maret 2019

Umar, J. (2013). Multiple Regression. Bahan Kuliah Statistik 3 Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Wardhani, N.A.K. (2012). Self disclosure dan kepuasan perkawinan pada istri di usia

awal pernikahan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universiatas Surabaya, 1

(1).Waring, E.M., Holden, R.R., & Wesley, S. (1998). Development of the

martial selfdisclosure questionnaire (MSDQ). Journal of Clinical

Psychology, 54 (6),817-824.

Waring. J.A. (2001). The marital self-disclosure questionnaire: A validation study.

Thesis. The University of British Columbia

Wheeless, L.R., Grotz, J. (1976). Conceptualization and measurement of reported self

disclosure. Human Communication Research 2(4):338-346 DOI:

10.1111/j.1468-2958.1976.tb00494.x

Page 106: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

83

LAMPIRAN A PATH DIAGRAM

Gambar 1 Path Diagram Kepuasan Pernikahan

Page 107: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

84

Gambar 2 Path Diagram Avoidance

Gambar 3 Path Diagram Revenge

Gambar 4 Path Diagram Benevolence

Page 108: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

85

Gambar 5 Path Diagram Relationship

Gambar 6 Path Diagram Sexual

Gambar 7 Path Diagram Money

Page 109: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

86

Gambar 8 Path Diagram Inbalance

Page 110: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

87

LAMPIRAN B OUTPUT STATISTIK

Karakteristik Responden

USIA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20 6 3.0 3.0 3.0

21 2 1.0 1.0 3.9

22 4 2.0 2.0 5.9

23 4 2.0 2.0 7.9

24 35 17.2 17.2 25.1

25 40 19.7 19.7 44.8

26 38 18.7 18.7 63.5

27 33 16.3 16.3 79.8

28 8 3.9 3.9 83.7

29 23 11.3 11.3 95.1

30 10 4.9 4.9 100.0

Total 203 100.0 100.0

LAMAPERNIKAHAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid .5 8 3.9 3.9 3.9

1.0 45 22.2 22.2 26.1

1.5 6 3.0 3.0 29.1

2.0 52 25.6 25.6 54.7

2.5 4 2.0 2.0 56.7

3.0 33 16.3 16.3 72.9

4.0 26 12.8 12.8 85.7

4.5 4 2.0 2.0 87.7

5.0 25 12.3 12.3 100.0

Total 203 100.0 100.0

Page 111: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

88

JENISKELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid PRIA 100 49.3 49.3 49.3

WANITA 103 50.7 50.7 100.0

Total 203 100.0 100.0

JUMLAHANAK

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 60 29.6 31.4 31.4

1 82 40.4 42.9 74.3

2 21 10.3 11.0 85.3

3 28 13.8 14.7 100.0

Total 191 94.1 100.0

Missing System 12 5.9

Total 203 100.0

Page 112: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

89

Kategori Responden Pria

KEPUASANSKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid RENDAH 58 58.0 58.0 58.0

TINGGI 42 42.0 42.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

AVOIDANCESKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid RENDAH 59 59.0 59.0 59.0

TINGGI 41 41.0 41.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

REVENGESKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid RENDAH 45 45.0 45.0 45.0

TINGGI 55 55.0 55.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

BENEVOLENCESKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid RENDAH 50 50.0 50.0 50.0

TINGGI 50 50.0 50.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 113: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

90

RELATIONSHIPSKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid RENDAH 66 66.0 66.0 66.0

TINGGI 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

SEXUALSKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid RENDAH 41 41.0 41.0 41.0

TINGGI 59 59.0 59.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

MONEYSKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid RENDAH 66 66.0 66.0 66.0

TINGGI 34 34.0 34.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

INBALANCESKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid RENDAH 63 63.0 63.0 63.0

TINGGI 37 37.0 37.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Page 114: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

91

Kategori Responden Wanita

KEPUASANSKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RENDAH 45 43.7 43.7 43.7

TINGGI 58 56.3 56.3 100.0

Total 103 100.0 100.0

AVOIDANCESKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RENDAH 44 42.7 42.7 42.7

TINGGI 59 57.3 57.3 100.0

Total 103 100.0 100.0

REVENGESKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RENDAH 26 25.2 25.2 25.2

TINGGI 77 74.8 74.8 100.0

Total 103 100.0 100.0

Page 115: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

92

BENEVOLENCESKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RENDAH 62 60.2 60.2 60.2

TINGGI 41 39.8 39.8 100.0

Total 103 100.0 100.0

RELATIONSHIPSKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RENDAH 50 48.5 48.5 48.5

TINGGI 53 51.5 51.5 100.0

Total 103 100.0 100.0

SEXUALSKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RENDAH 50 48.5 48.5 48.5

TINGGI 53 51.5 51.5 100.0

Total 103 100.0 100.0

Page 116: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

93

MONEYSKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RENDAH 52 50.5 50.5 50.5

TINGGI 51 49.5 49.5 100.0

Total 103 100.0 100.0

INBALANCESKOR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid RENDAH 62 60.2 60.2 60.2

TINGGI 41 39.8 39.8 100.0

Total 103 100.0 100.0

Page 117: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

94

Deskripsi Statistik

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KEPUASAN 203 9.85 67.95 50.0000 9.58304

AVOIDANCE 203 6.97 61.62 50.0000 9.48477

REVENGE 203 5.77 58.35 50.0000 9.08598

BENEVOLENCE 203 17.37 65.17 50.0000 9.00127

RELATIONSHIP 203 24.04 65.35 50.0000 9.57419

SEXUAL 203 19.00 68.18 50.0000 9.63549

MONEY 203 25.41 64.30 50.0000 9.56766

INBALANCE 203 22.70 65.06 50.0000 9.38524

Valid N (listwise) 203

Page 118: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

95

Multiple Regression Analysis Kepuasan Pernikahan pada Pria

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .843a .710 .674 5.02567

a. Predictors: (Constant), LPER4, MONEY, LPER3, BENEVOLENCE, LPER1, REVENGE, LPER2, SEXUAL, AVOIDANCE, INBALANCE, RELATIONSHIP

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 5439.683 11 494.517 19.579 .000a

Residual 2222.648 88 25.257

Total 7662.331 99

a. Predictors: (Constant), LPER4, MONEY, LPER3, BENEVOLENCE, LPER1, REVENGE, LPER2, SEXUAL, AVOIDANCE, INBALANCE, RELATIONSHIP

b. Dependent Variable: KEPUASAN

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 13.627 4.189 3.253 .002

AVOIDANCE .230 .105 .249 2.198 .031

REVENGE .176 .097 .182 1.814 .073

BENEVOLENCE -.032 .051 -.038 -.618 .538

RELATIONSHIP .501 .194 .528 2.584 .011

SEXUAL -.103 .083 -.112 -1.245 .216

MONEY -.499 .144 -.530 -3.471 .001

INBALANCE .426 .155 .446 2.741 .007

LPER1 2.229 1.669 .107 1.336 .185

LPER2 -.238 1.560 -.013 -.152 .879

LPER3 8.218 1.868 .316 4.399 .000

LPER4 -.560 1.915 -.022 -.292 .771

a. Dependent Variable: KEPUASAN

Page 119: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

96

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .691a .478 .473 6.38833 .478 89.753 1 98 .000

2 .712b .506 .496 6.24476 .028 5.558 1 97 .020

3 .717c .514 .499 6.22725 .008 1.546 1 96 .217

4 .744d .554 .535 5.99622 .040 8.540 1 95 .004

5 .749e .561 .537 5.98474 .006 1.365 1 94 .246

6 .775f .601 .575 5.73662 .040 9.307 1 93 .003

7 .784g .615 .585 5.66494 .014 3.368 1 92 .070

8 .843h .710 .674 5.02567 .095 7.223 4 88 .000

Page 120: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

97

Multiple Regression Analysis Kepuasan Pernikahan pada Wanita

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .858a .735 .704 5.62454

a. Predictors: (Constant), LPER4, SEXUAL, BENEVOLENCE, LPER1, REVENGE, LPER3, MONEY, LPER2, AVOIDANCE, INBALANCE, RELATIONSHIP

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 8004.824 11 727.711 23.003 .000a

Residual 2878.829 91 31.635

Total 10883.653 102

a. Predictors: (Constant), LPER4, SEXUAL, BENEVOLENCE, LPER1, REVENGE, LPER3, MONEY,

LPER2, AVOIDANCE, INBALANCE, RELATIONSHIP

b. Dependent Variable: KEPUASAN

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.513 5.676 .795 .429

AVOIDANCE .163 .117 .149 1.389 .168

REVENGE .262 .104 .229 2.508 .014

BENEVOLENCE -.100 .092 -.070 -1.087 .280

RELATIONSHIP .342 .152 .326 2.247 .027

SEXUAL .050 .075 .047 .666 .507

MONEY -.141 .104 -.132 -1.361 .177

INBALANCE .376 .145 .349 2.596 .011

LPER1 -3.935 2.124 -.174 -1.853 .067

LPER2 -3.610 2.209 -.153 -1.634 .106

LPER3 -.339 2.206 -.014 -.154 .878

LPER4 -1.286 2.453 -.042 -.524 .601

a. Dependent Variable: KEPUASAN

Page 121: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

98

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .717a .514 .509 7.23555 .514 106.889 1 101 .000

2 .728b .530 .520 7.15529 .015 3.278 1 100 .073

3 .728c .530 .516 7.18880 .000 .070 1 99 .792

4 .823d .677 .664 5.98485 .148 44.837 1 98 .000

5 .829e .688 .672 5.91932 .010 3.182 1 97 .078

6 .830f .689 .670 5.93519 .002 .482 1 96 .489

7 .844g .712 .690 5.74756 .022 7.370 1 95 .008

8 .858h .735 .704 5.62454 .024 2.050 4 91 .094

a. Predictors: (Constant), AVOIDANCE

b. Predictors: (Constant), AVOIDANCE, REVENGE

c. Predictors: (Constant), AVOIDANCE, REVENGE, BENEVOLENCE

d. Predictors: (Constant), AVOIDANCE, REVENGE, BENEVOLENCE, RELATIONSHIP

e. Predictors: (Constant), AVOIDANCE, REVENGE, BENEVOLENCE, RELATIONSHIP, SEXUAL

f. Predictors: (Constant), AVOIDANCE, REVENGE, BENEVOLENCE, RELATIONSHIP, SEXUAL, MONEY

g. Predictors: (Constant), AVOIDANCE, REVENGE, BENEVOLENCE, RELATIONSHIP, SEXUAL, MONEY, INBALANCE

h. Predictors: (Constant), AVOIDANCE, REVENGE, BENEVOLENCE, RELATIONSHIP, SEXUAL, MONEY, INBALANCE, LPER1, LPER4, LPER3, LPER2

Page 122: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

99

LAMPIRAN C SYNTAX LISREL

Syntax Kepuasan Pernikahan

UJI VALIDITAS KEPUASAN PERNIKAHAN DA NI=20 NO=203 MA=KM LA KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP88 KP9 KP10 KP11 KP12 KP13 KP14

KP15 KP16 KP17 KP18 KP19 KP20 KM SY FI=KEPUASAN.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20/ MO NX=20 NK=1 TD=SY,FI LK KEPUASAN PERNIKAHAN FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9

TD 10 10 FR TD 11 11 TD 12 12 TD 13 13 TD 14 14 TD 15 15 TD 16 16 TD 17 17

TD 18 18 TD 19 19 TD 20 20 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1

LX 10 1 FR LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18

1 LX 19 1 LX 20 1 FR TD 12 3 TD 14 11 TD 20 18 TD 16 6 TD 19 16 TD 6 1 TD 9 1 TD 10

6 TD 16 12 TD 11 1 TD 19 5 TD 5 4 FR TD 17 4 TD 15 12 TD 20 11 TD 11 10 TD 14 2 TD 8 7 TD 8 6 TD 20

17 TD 18 17 TD 17 15 TD 15 13 FR TD 15 10 TD 20 7 TD 18 11 TD 10 9 TD 10 3 TD 19 18 TD 19 10 TD

18 9 TD 20 9 TD 14 10 TD 10 2 TD 2 1 FR TD 10 7 TD 7 2 TD 6 2 TD 16 3 TD 11 5 TD 14 5 TD 16 5 TD 19 4

TD 20 16 TD 20 2 TD 5 2 TD 12 10 TD 14 13 FR TD 15 11 TD 20 1 TD 12 4 TD 19 6 TD 17 8 TD 7 6 TD 16 7 TD 16

8 TD 8 4 TD 12 8 TD 8 5 TD 6 4 TD 7 3 FR TD 18 8 TD 11 2 TD 15 3 TD 15 6 TD 9 3 TD 14 3 TD 14 6 TD 16

14 TD 6 5 TD 9 6 TD 17 9 TD 11 9 TD 13 1 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

Syntax Avoidance

UJI VALIDITAS AVOIDANCE DA NI=7 NO=203 MA=KM LA FG1 FG5 FG7 FG12 FG145 FG15 FG17 KM SY FI=AVOIDANCE.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 MO NX=7 NK=1 TD=SY,FI LK AVOIDANCE FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 6 4 TD 2 1 TD 6 5 TD 5 1 TD 4 3 TD 3 2 PD

Page 123: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

100

OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

Syntax Benevolence

UJI VALIDITAS BENEVOLENCE DA NI=6 NO=203 MA=KM LA FG3 FG6 FG8 FG10 FG13 FG18 KM SY FI=BENEVOLENCE.COR SE 1 2 3 4 5 6/ MO NX=6 NK=1 TD=SY,FI LK BENEVOLENCE FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 6 4 TD 6 2 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

Syntax Revenge

UJI VALIDITAS REVENGE DA NI=5 NO=203 MA=KM LA FG2 FG4 FG9 FG11 FG16 KM SY FI=REVENGE.COR SE 1 2 3 4 5/ MO NX=5 NK=1 TD=SY,FI LK REVENGE FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 4 3 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

Syntax Sexual

UJI VALIDITAS SEXUAL DA NI=9 NO=203 MA=KM LA SD2 SD6 SD10 SD12 SD13 SD16 SD17 SD21 SD29 KM SY FI=SEXUAL.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8 9/ MO NX=9 NK=1 TD=SY,FI LK SEXUAL FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 TD 9 9 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 FR TD 7 6 TD 8 5 TD 9 6 TD 2 1 TD 8 2 TD 5 2 TD 4 2 TD 4 1 TD 6 4

TD 7 5 TD 8 4 PD

Page 124: PENGARUH PEMAAFAN DAN KETERBUKAAN DIRI TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/48083... · 2019. 11. 5. · F) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

101

OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

Syntax Money

UJI VALIDITAS MONEY DA NI=8 NO=203 MA=KM LA SD3 SD7 SD9 SD11 SD22 SD23 SD27 SD32 KM SY FI=MONEY.COR SE 1 2 3 4 5 6 7 8/ MO NX=8 NK=1 TD=SY,FI LK MONEY FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 TD 8 8 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 4 3 TD 7 2 TD 4 1 TD 8 4 TD 8 3 TD 8 5 TD 8 7 TD 6 1 TD 7 4

TD 5 3 TD 3 1 TD 7 5 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS

Syntax Inbalance

UJI VALIDITAS INBALANCE DA NI=7 NO=203 MA=KM LA SD5 SD8 SD19 SD25 SD28 SD30 SD33 KM SY FI=INBALANCE.COR SE 1 2 3 4 5 6 7/ MO NX=7 NK=1 TD=SY,FI LK INBALANCE FR TD 1 1 TD 2 2 TD 3 3 TD 4 4 TD 5 5 TD 6 6 TD 7 7 FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 6 5 TD 7 2 TD 3 2 PD OU AD=OFF IT=1000 TV MI SS