Upload
rendy-pranatha
View
146
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Jurnal Pengaruh pembagian saham bonus dan stock split
Citation preview
JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIAVol. III No. 2 – Tahun 2005
Hal. 58 - 78PENGARUH PEMBAGIAN SAHAM BONUS DAN STOCK SPLIT
PADA MASA SEBELUM RIGHT ISSUE TERHADAP KEMAKMURAN PEMEGANG SAHAM DI BEJ
Oleh : Mardiyanti; Murdiyanto; IsroahAlumni Jur. Pend. Akt; Staf Pengajar Jur. Man; Jur. Pend. Akt FIS UNY
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan saham melalui pembagian saham bonus dan stock split pada masa sebelum right issue terhadap kemakmuran pemegang saham.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang melakukan right issue yang sebelumnya telah menambah sahamnya melalui pembagian saham bonus atau stock split dari tahun 1995 sampai dengan 2000. Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling yang terdiri dari 30 perusahaan. Penelitian ini merupakan event study dengan menggunakan periode estimasi 233 hari dan periode peristiwa 21 hari. Alat pengujian yang digunakan untuk menganalisis data adalah dengan statistik berupa one samples t test..
Hasil analisis penelitian ini untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return di sekitar hari pengumuman right issue yang didahului dengan pembagian saham bonus tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Sedangkan hipotesis kedua ternyata menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return di sekitar hari pengumuman right issue yang didahului dengan stock split tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham.
Keywords : saham bonus, stock split, right issue
A. PENDAHULUAN
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas)
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal
sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities maupun perusahaan
swasta (Husnan, 2001:3). Secara tidak langsung pasar modal menjalankan 2 fungsi
sekaligus yakni fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki
fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
kepentingan yaitu investor dan issuer. Pasar modal memiliki fungsi keuangan karena
58
59 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh return bagi pemilik dana, sesuai
dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Menurut Mahmud dalam Alam (1994:1) secara makro pasar modal Indonesia
memiliki peranan sebagai:
1. Sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana yang optimal.
2. Memberikan outlet informasi bagi pemodal yang sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi dan pembentukan well-diversified portfolio.
3. Menyediakan leading indicator bagi trend ekonomi negara.
Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian menjadi
meningkat. Hal tersebut disebabkan karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan
bagi perusahaan-perusahaan, sehingga dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar
dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan kemakmuran
masyarakat luas.
Menurut Brigham dan Gapenski dalam Safitri (2000: 6) perusahaan yang sudah go
public ketika membutuhkan tambahan dana segar dapat menerbitkan saham baru dengan
cara yaitu:
1. menawarkan kepada pemegang saham saat ini melalui right offering;2. melalui bank investasi yang ditujukan kepada publik secara umum dalam
public offering;3. dijual langsung kepada satu pembeli (atau pembeli yang sangat terbatas) dalam
suatu private placement;4. dijual kepada para pekerja sendiri melalui employee stock purchase plan;5. melalui dividend reinvestment plan yaitu penambahan saham melalui dividen
yang tidak dibagi.Dari berbagai alternatif di atas, emiten biasanya melakukan penambahan dana
melalui right offering atau right issue. Right issue adalah penawaran saham terbatas
kepada pemegang saham lama dengan harga yang lebih murah dari harga pasar yang
berlaku. Selama ini right issue dianggap sebagai salah satu cara mencari dana yang
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 60
murah dan mudah sehingga digemari oleh emiten. Hal tersebut dikarenakan dana dapat
diperoleh tanpa melalui prosedur yang berbelit, tanpa agunan dan tidak memakan waktu
yang cukup lama, emiten hanya perlu menunjukkan prospek yang baik.
Right issue biasanya dilakukan oleh emiten dengan tujuan memperoleh dana dari
pihak eksternal yang digunakan untuk melakukan akuisisi, baik akuisisi intern maupun
ekstern terhadap perusahaan yang berhubungan ataupun tidak berhubungan dengan core
businessnya, pembayaran utang perusahaan serta melakukan ekspansi.
Bila suatu perusahaan melakukan right issue, maka pemegang saham lama
mempunyai hak untuk memegang atau membeli saham baru yang ditawarkan tersebut
sesuai dengan proporsi kepemilikan mereka masing-masing dengan harga yang lebih
murah (preemptive right). Tujuan dari hak tersebut untuk menjaga kontrol kekuasaan
dari pemegang saham saat ini dan menghindarkan pemegang saham dari dilusi nilai
(Brigham dan Gapenski dalam Safitri, 2000:16). Dalam right issue pemegang saham
akan diberi suatu opsi untuk membeli sejumlah saham dan opsi tersebut tertulis di dalam
suatu sertifikat yang disebut stock purchase right atau secara singkat disebut right.
Syarat bagi investor agar memperoleh right yakni investor tersebut harus memiliki
atau membeli saham sebelum atau pada saat tanggal yang telah ditetapkan (cum-right
date), akibatnya investor yang membeli saham di luar tanggal tersebut atau pada periode
ex-right date tidak akan mendapat right. Pemegang saham yang mendapatkan right akan
mempunyai 3 alternatif pilihan (Tubastuvi, 2001:22):
1. membeli saham baru yang ditawarkan dengan right yang ada dan mencari sejumlah uang yang besarnya sama dengan harga saham baru tersebut;
2. tidak membeli saham baru yang ditawarkan pada right issue tetapi menjual right seharga kupon right tersebut;
61 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
3. tidak melaksanakan haknya untuk membeli saham baru yang ditawarkan pada right issue dan juga tidak menjual right yang dimiliki dengan pertimbangan bahwa right issue akan berdampak negatif bagi investor.
Right pertama kali diperdagangkan di pasar modal Indonesia pada tahun 1992 yang
diprakarsai oleh PT Dharmala Intiland, Sebelum itu tidak ada pilihan lain bagi para
pemegang saham. Bila tidak segera menukarkan rightnya menjadi saham dalam waktu
yang telah ditentukan, maka haknya atas emisi tersebut menjadi hilang.
Kebijakan right issue mungkin merupakan suatu keuntungan dan bermanfaat besar
bagi perusahaan dalam ekspansi usahanya. Namun bagi pemegang saham khususnya
yang lama, kebijakan ini masih dipertanyakan pengaruhnya terhadap peningkatan
kemakmuran mereka. Right issue akan menguntungkan investor lama jika pada saat right
issue perusahaan memiliki prospek yang bagus dan dana yang diperolehnya dipergunakan
untuk investasi yang menguntungkan. Tetapi jika dana tersebut hanya dipergunakan
untuk membayar utang, maka kondisi yang demikian justru akan menurunkan kredibilitas
emiten dan merugikan pemegang saham.
Menurut Laksana (2002:18), keuntungan yang diperoleh para pemegang saham jika
perusahaan emiten mengeluarkan right antara lain :
1. Bagi pemilik saham lama (current stockholder), dengan adanya preemptive rights, maka right issue merupakan hak bagi mereka untuk membeli tambahan saham tersebut terlebih dahulu. Hal tersebut ditujukan agar proporsi kepemilikan modal pemegang saham lama tidak mengalami perubahan.
2. Pemegang saham lama yang memegang hak atas right dapat menggunakan hak tersebut atau mengalihkan dengan menjualnya di pasar sekunder (selama perdagangan right) kepada investor lain.
3. Keuntungan lain yang diperoleh pemegang saham adalah gain jika harga pasar saham setelah pelaksanaan right issue lebih tinggi dari harga teoritis.
4. Penambahan jumlah saham yang beredar dapat menjadikan saham tersebut lebih likuid, sehingga diharapkan harga saham di bursa akan meningkat. Kondisi yang demikian sangat menguntungkan bagi pemegang saham karena mereka akan mendapatkan gain.
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 62
Kemakmuran pemegang saham pada dasarnya dapat tercermin dari pergerakan
saham yang selanjutnya dipergunakan untuk menghitung abnormal return yang diterima
di sekitar pengumuman right issue. Jika abnormal return positif di sekitar hari
pengumuman akibat dari peningkatan harga saham, maka pemegang saham akan
memperoleh tambahan kemakmuran dari selisih return sesungguhnya dengan return
ekspektasi yang diperoleh. Kondisi yang demikian menunjukkan bahwa kinerja saham
baik, pengumuman tersebut mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan oleh pemegang saham dalam memperkirakan nilai sekuritas. Namun
sebaliknya pemegang saham akan merugi jika abnormal return negatif. Hal tersebut
dikarenakan harga saham di sekitar hari pengumuman menurun.
Pemegang saham sendiri pada dasarnya mengalami “dilema” dengan adanya right
issue. Mereka seringkali mengalami dilusi ganda yakni berkurangnya persentase
kepemilikan atas saham (dilusi kepemilikan) bila tidak melakukan konversi rightnya dan
menurunnya harga saham secara teoritis pada periode ex-right (dilusi kekayaan) karena
harga pelaksanaan right selalu lebih rendah daripada harga sebelumnya. Peristiwa
tersebut mengakibatkan pemegang saham terpaksa melakukan “exercise” meskipun
dalam pertimbangannya hal itu bukan merupakan keputusan investasi terbaik.
Pada perkembangannya perusahaan emiten seringkali mengeluarkan kebijakan
“pendamping” agar right issue lebih laku di pasaran. Kebijakan tersebut dilakukan
dengan pembagian berbagai bentuk saham gratis yaitu pembagian saham bonus, dividen
saham dan stock split, sehingga jumlah saham yang beredar mengalami peningkatan.
Akibatnya pemegang saham mengalami kebingungan dalam menyikapi kebijakan ini.
Oleh karena itu, pemegang saham yang ingin menghindari adanya dilusi berupaya untuk
63 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
mengexercisekan rightnya. Namun dana yang dibutuhkan pemegang saham dalam
mengexercisekan rightnya semakin bertambah banyak seiring bertambahnya saham
outstanding padahal mereka sendiri terkadang mempunyai alternatif pilihan investasi
yang lebih baik. Hal tersebut sangat memberatkan investor terutama dalam penyediaan
dana untuk mengexercisekan rightnya.
Berdasarkan kondisi dilematis di atas, penelitian ini dilakukan untuk memberikan
bukti empiris tentang pengaruh pembagian saham bonus dan stock split pada masa
sebelum right issue terhadap kemakmuran pemegang saham.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pembagian saham
bonus dan stock split pada masa sebelum right issue memberikan kemakmuran kepada
pemegang saham.
B. KAJIAN TEORI
1. Efisiensi Pasar Modal
Efisiensi pasar modal secara informasi (informationally efficient market) adalah
bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia. Kunci utama untuk
mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi
(Jogiyanto, 2000:352).
Fama dalam Jogiyanto (2000:353) mengelompokkan efisiensi pasar modal
berdasarkan informasi menjadi 3 yaitu:
a. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
b. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)
c. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 64
2. Right issue
Right adalah salah satu hak bagi pemegang saham yang ada untuk membeli terlebih
dahulu saham baru yang akan diterbitkan oleh emiten (Koentin dalam Maryadi, 1998:3).
Dengan kata lain, pemegang saham memiliki preemptive rights atau Hak Memesan Efek
Terlebih dahulu atas saham-saham yang diterbitkan tersebut.
3. Saham Bonus
Bonus share atau saham bonus merupakan bonus pembagian saham baru untuk para
pemegang saham, dimana pembagian bonus ini ditujukan sebagai bentuk reward
(Darmadji dan Fakhruddin, 2001:125). Saham yang diberikan secara cuma-cuma tersebut
dapat berasal dari kapitalisasi agio saham (paid up capital) atau dari selisih surplus
revaluasi aktiva tetap yang diperbolehkan.
4. Stock Split
Stock split adalah perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah
jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecah (split factor). Kebijakan ini
biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan
mengurangi kemampuan investor untuk membelinya.
5. Kemakmuran Pemegang Saham
Dalam penelitian ini kemakmuran pemegang saham dinilai dengan menghitung
abnormal return. Pemegang saham akan mengalami peningkatan kemakmuran apabila
memperoleh abnormal return (abnormal returnnya positif), dan sebaliknya akan
mengalami kerugian apabila abnormal returnnya negatif.
65 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return ekspektasi. Return normal merupakan return
ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan demikian abnormal return
merupakan selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.
C. PENELITIAN YANG RELEVAN
Alam (1994) menguji terhadap 21 perusahaan yang melakukan right issue selama
tahun 1993 di BEJ yang dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham. Penelitian
tersebut menunjukkan bahwa right issue yang dilakukan oleh emiten baru dapat
meningkatkan kemakmuran pemegang saham mayoritas..
Meliana (2002) meneliti perusahaan yang melakukan right issue di BEJ tahun 1995
– 2003 yang juga dihubungkan dengan kemakmuran pemegang saham berhasil
menguatkan kesimpulan sebelumnya bahwa right issue pada dasarnya belum mampu
meningkatkan kemakmuran pemegang saham (yang ditandai dengan abnormal return
yang negatif).
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian di atas adalah:
1. Penggunaan metode yang berbeda (market model) dalam menghitung
abnormal return.
2. Rentang waktu yang tidak sama (1995 – 2000).
3. Pemilihan sampel yang berbeda (peneliti tidak memasukkan sampel yang
membagikan saham bonus dan melakukan stock split secara bersama-sama).
D. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Right issue merupakan salah satu corporate action perusahaan yang diluncurkan
dalam rangka untuk memperoleh tambahan dana dari masyarakat secara mudah dan
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 66
murah. Oleh karena itu perusahaan akan mempunyai kecenderungan untuk melakukannya
lebih dari sekali.
Bagi perusahaan yang bersangkutan right issue mungkin merupakan suatu
keuntungan dan bermanfaat besar dalam ekspansi usahanya. Namun bagi pemegang
saham khususnya yang lama, kebijakan ini masih dipertanyakan kebermanfaatannya. Jika
dana yang diperoleh diinvestasikan untuk proyek, terutama yang menghasilkan imbal
hasil yang tinggi, maka right issue akan berdampak positif bagi pemegang saham karena
perusahaan mampu menghasilkan laba yang akan meningkatkan kemakmuran
investornya. Namun jika dana tersebut hanya digunakan untuk membayar utang, maka
right issue akan terkesan negatif, karena memberikan sinyal ke pasar bahwa manajemen
kesulitan untuk membayar utang.
Pada perkembangannya perusahaan emiten seringkali mengeluarkan kebijakan
“pendamping” agar right issue lebih laku di pasaran yang berupa pembagian berbagai
bentuk saham gratis yaitu pembagian saham bonus, dividen saham dan stock split,
sehingga jumlah saham yang beredar mengalami peningkatan. Akibatnya pemegang
saham mengalami kebingungan dalam menyikapi kebijakan ini. Oleh karena itu,
pemegang saham yang ingin menghindari adanya dilusi berupaya untuk mengexercisekan
rightnya. Namun dana yang dibutuhkan untuk mengexercisekan rightnya semakin
bertambah banyak seiring bertambahnya saham outstanding padahal mereka sendiri
terkadang mempunyai alternatif pilihan investasi yang lebih baik.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini adalah:
67 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
1. Pembagian saham bonus pada masa sebelum right issue mempengaruhi
kemakmuran pemegang saham.
2. Stock split pada masa sebelum right issue mempengaruhi kemakmuran
pemegang saham.
E. METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan right
issue di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1995 sampai dengan tahun 2000. Menurut data
yang diperoleh dari JSX Statistic antara tahun 1995 – 2000 terdapat 150 perusahaan yang
melakukan right issue.
Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun
pertimbangan yang digunakan untuk menentukan sampel adalah:
1. Perusahaan yang telah menerbitkan laporan keuangan tiap tahun.
2. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak Desember 1994
sampai dengan Desember 2000.
3. Perusahaan yang dipilih melakukan pembagian saham bonus atau stock split
sebelum melaksanakan right issue.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka sampel pada penelitian ini berjumlah 30
perusahaan yang terdiri atas 16 perusahaan yang melakukan stock split sebelum right
issue dan 14 perusahaan yang membagikan saham bonus sebelum right issue.
Teknik Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis
1. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk hipotesis pertama dan kedua adalah:
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 68
a. Menentukan periode estimasi
b. Menentukan periode peristiwa (event window)
c. Menghitung actual return dari masing-masing data harga saham harian selama
periode penelitian dengan rumus:
dimana:Pit = harga saham i pada hari tPit-1 = harga saham i pada hari t-1Rit = actual return saham i pada hari t
d. Menghitung return pasar harian selama periode peristiwa, dengan rumus:
dimana:IHSGt = IHSG pada hari tIHSGt-1= IHSG pada hari t-1Rmt = return pasar pada hari t
e. Menghitung koefisien regresi i dan i dengan rumus:
dimana:n = jumlah sampel penelitian
f. Setelah menghitung koefisien dan diperoleh expected return dihitung
dengan menggunakan single market model, yaitu:
dimana:Rmt = return pasar pada hari ti = return saham i yang tidak terpengaruh pasar
69 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
i = tingkat pengaruh return pasar terhadap estimated return saham I
E (Rit) = expected return untuk saham i pada hari tg. Menghitung besarnya abnormal return untuk setiap saham yang diteliti selama
periode peristiwa dengan rumus:
dimana:ARit = abnormal return saham i pada hari t
h. Menghitung rata-rata abnormal return pada periode yang telah ditetapkan,
dengan rumus:
dimana:AARit = rata-rata abnormal return seluruh saham yang diamati
pada hari tn = jumlah seluruh saham yang diamati
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Prasyarat Analisis
Dalam penelitian ini data diuji dengan menggunakan one sample
Kolmogorov Smirnov test. Data terdistribusi normal jika angka signifikansi (2
tailed) lebih besar dari 5% atau 0,05.
b. Uji Beda
Pengujian hipotesis pertama dan kedua menggunakan uji t satu sampel.
Dasar pengujian untuk mengetahui pengaruh pembagian saham bonus dan
stock split pada masa sebelum right issue terhadap kemakmuran pemegang
saham yang diproksikan dengan rata-rata abnormal return. Adapun rumus
untuk menghitung t adalah (Sugiyono, 2002:177):
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 70
dimana:t = nilai t yang dihitung
= rata-rata = nilai yang dihipotesiskans = simpangan bakun = jumlah anggota sampel
Kriteria penolakan Ho adalah:Bila –t tabel < t hitung < +t tabel, maka Ho diterima.Bila t hitung < -t tabel dan t hitung > +t tabel, maka Ho ditolak.
F. DESKRIPSI DATA
1. Populasi Penelitian
Setelah dilakukan penelitian, jumlah perusahaan yang melakukan right issue di
Bursa Efek Jakarta selama tahun 1995 – 2000 sebanyak 150 perusahaan. Namun jumlah
perusahaan yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti sebanyak 30
perusahaan yang terdiri dari 14 perusahaan yang membagikan saham bonus sebelum
right issue dan 16 perusahaan yang melakukan stock split sebelum right issue.
Tabel 3: Daftar Perusahaan yang Membagikan Saham Bonus Sebelum Right Issue
No. Nama Perusahaan Kode Tanggal Pengumuman Right Issue
1 Ometraco Finance omtr 12 Juli 1995
2 Indorama Syntetic indr 07 Juni 19953 Putra Surya Perkasa ptra 26 Februari 19954 Indah Kiat Pulp & Paper inkp 12 April 19965 Bank Danamon dmn 19 Mei 19966 Bhuwantala Indah Permai bipp 28 November 1996
7 Kawasan Industri Jababeka kija 13 Desember 19968 Lippo Life Insurance lpli 12 Juli 19969 Mulia Industrindo mlia 28 Mei 199610 Sinar Mas Multiartha smma 27 November 199611 Bumi Modern Tbk. bumi 21 November 1997
71 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
12 Bank NISP Tbk. nisp 17 Desember 199813 Wahana Jaya Perkasa Tk. ugar 01 Mei 199814 Bank Internasional Indonesia Tbk. bnii 05 April 1999
Tabel 4: Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split Sebelum Right Issue
No. Nama Perusahaan KodeTanggal Pengumuman
Right Issue1 Bank Internasional Indonesia Tbk. bnii 15 Januari 1997
2 Central Proteina Prima cppr 01 Juli 19963 Ciputra Development ctra 07 Oktober 19964 Panin Insurance pnin 08 Januari 19975 Perdana Cipta Multi Finance pcmf 17 Juli 19966 Asiana Multikreasi Tbk. asia 16 Juli 19977 Bakrie Finance Corporation Tbk. mtfn 18 Desember 19978 Duta Pertiwi duti 14 April 19979 Keramika Indonesia kias 08 Juli 199710 Lippo Securities lpps 16 Juli 199711 Matahari Putra Prima Tbk. mppa 31 Oktober 199712 Multipolar mlpl 11 Juli 199713 Bank Panin Indonesia tbk. pnbn 26 Juni 199714 Pudjiadi & Sons pnse 23 Desember 199715 Tifico tfco 08 September 199716 Bank CIC Internasional Tbk. bcic 19 April 1999
2. Model Perhitungan Abnormal Return
Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return realisasi atau dengan kata lain selisih antara actual
return dengan return ekspektasi.
Menurut Brown dan Warner dalam Jogiyanto (2000:416), mengestimasi return
ekspektasi dapat menggunakan 3 model:
a. Mean adjusted model
b. Market model
c. Market adjusted model
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah market model, karena model ini
memperlihatkan fluktuasi harga sekuritas sejalan dengan fluktuasi harga pasar. Menurut
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 72
Strong dalam Maryadi (1998:14) menyebutkan bahwa penggunaan market model secara
umum menghasilkan abnormal return yang mempunyai varian lebih kecil, selain itu juga
mempunyai kekuatan uji statistik yang kuat. Model ini merupakan model yang
menghasilkan korelasi diantara semua abnormal return saham yang lebih mendekati serta
sesuai dengan uji standar statistik.
Model pasar menggunakan periode estimasi selain periode peristiwa. Penelitian ini
menggunakan periode estimasi 233 hari dan periode peristiwa 21 hari. Periode estimasi
dan periode peristiwa digambarkan sebagai berikut:
Gambar II : Periode Peristiwa dan Periode Estimasi Penelitian
G. ANALISIS DATA
1. Uji Prasyarat
Uji Normalitas
Berdasarkan uji normalitas data rata-rata abnormal return perusahaan yang
membagikan saham bonus sebelum right issue pada lampiran 6 dengan
menggunakan one sample Kolmogorov Smirnov test diperoleh hasil signifikansi
0,098. Sedangkan uji normalitas data rata-rata abnormal return perusahaan yang
melakukan stock split sebelum right issue pada lampiran 6 dengan menggunakan
one sample Kolmogorov Smirnov test diperoleh hasil signifikansi 0,591. Dengan
t0 t4t3t2t1
-254 -11 -10 0
73 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
demikian diperoleh kesimpulan bahwa kedua data tersebut terdistribusi normal (sig >
0,05), sehingga syarat penggunaan statistik parametrik dengan dengan uji t terpenuhi.
2. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian hipotesis I
Hipotesis nol pertama berbunyi pembagian saham bonus pada masa
sebelum right issue tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Hasil
uji beda yang tercantum pada lampiran 7 adalah:
Tabel 7: Hasil Uji t Rata-Rata Abnormal Return Perusahaan yang Membagikan
Saham Bonus Sebelum Right Issue
Keterangan Nilai Statistikt hitung -1,607df 20sig (2 tailed) 0,124
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa:1) –t tabel= –2,086 < t hitung= –1,607 < +t tabel= 2,086 dengan derajat
kebebasan (df)=20, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.2) Nilai probabilitas pada sig 2 tailed adalah 0,124, karena
probabilitas >0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Pengujian hipotesis II
Hipotesis nol kedua berbunyi stock split pada masa sebelum right issue
tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham. Hasil uji beda yang
tercantum pada lampiran 7 adalah:
Tabel 8: Hasil Uji t Rata-Rata Abnormal Return Perusahaan yang Melakukan Stock Split Sebelum Right Issue
Keterangan Nilai Statistikt hitung -1,116
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 74
df 20sig (2 tailed) 0,278
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa:
1) –t tabel= –2,086 < t hitung= –1,116 < +t tabel= 2,086 dengan derajat
kebebasan (df)=20, sehingga Ho diterima dan Ha ditolak.
2) Nilai probabilitas pada sig 2 tailed adalah 0,278, karena
probabilitas >0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
H. PEMBAHASAN PENELITIAN
Hasil penelitian berdasarkan uji hipotesis I yang menyatakan bahwa pembagian
saham bonus pada masa sebelum right issue tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang
saham, diterima.
Hasil penelitian berdasarkan uji hipotesis II yang menyatakan bahwa stock split
pada masa sebelum right issue tidak mempengaruhi kemakmuran pemegang saham,
diterima.
Kedua peristiwa penambahan saham di atas (melalui pembagian saham bonus dan
stock split ), ternyata tidak memberikan tambahan kemakmuran bagi pemegang saham.
Hal tersebut dikarenakan mereka tidak mendapatkan abnormal return selama periode
peristiwa, abnormal return justru cenderung negatif.
Di samping itu, hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penambahan saham
sebelum pengumuman right issue, baik dengan pembagian saham bonus maupun dengan
stock split tidak mempunyai kandungan informasi. Hal tersebut ditandai dengan
banyaknya abnormal return yang negatif selama periode peristiwa. Pengumuman right
issue dianggap oleh pasar sebagai bad news sehingga reaksinya negatif.
75 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
Menurut peneliti, pasar bereaksi demikian karena pemegang saham membutuhkan
dana yang besar untuk mengkonversikan rightnya. Semakin banyak saham yang beredar
(akibat penambahan saham), maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan.
Kondisi yang demikian dapat menyebabkan adanya dilusi kepemilikan pemegang saham
minoritas, karena kemungkinan mereka tidak mempunyai dana yang cukup untuk
mengkorvesikan right. Di samping itu, reaksi ini juga ditimbulkan karena pengumuman
right issue akan menyebabkan penurunan dividen per lembar saham.
Hasil penelitian tersebut di atas, mendukung penelitian:
1. Alam (1994)
2. Meliana (2002)
I. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pembagian saham bonus pada masa sebelum right issue tidak mempengaruhi
kemakmuran pemegang saham yang ditunjukkan dengan –t tabel= –2,086 < t
hitung= –1,607 < +t tabel= 2,086, df=20.
2. Stock split pada masa sebelum right issue tidak mempengaruhi kemakmuran
pemegang saham yang ditunjukkan dengan –t tabel= –2,086 < t
hitung= –1,607 < +t tabel= 2,086, df=20.
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka terdapat beberapa hal yang perlu
disarankan:
1. Bagi investor
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 76
Hendaknya investor lebih cermat lagi dalam menyikapi pengumuman
right issue yang didahului dengan pembagian saham bonus dan stock split
karena kebijakan tersebut tidak memberikan tambahan kemakmuran bagi
mereka.
2. Bagi penelitian selanjutnya
a. Hendaknya perlu membandingkan perusahaan yang melakukan
penambahan saham (melalui pembagian saham bonus dan stock split)
sebelum right issue dengan perusahaan yang hanya melakukan right
issue saja.
b. Penggunaan metode yang lain dalam menghitung abnormal return
(market adjusted model atau mean adjusted).
c. Tahun penelitian sebaiknya lebih actual.
J. DAFTAR PUSTAKA
Alam, Syamsu. (1994). “Dampak Right Issue Pada Kemakmuran Pemegang Saham : Periode Amatan Selama Tahun 1993 (Studi Kasus PT Bursa Efek Jakarta). Laporan Internship tidak diterbitkan. MM UGM.
Budiarto, Arif & Zaki Baridwan. (1999). “Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994 – 1996”. ”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 2, No.1 Januari 1999. Hlm 91 – 116.
Budi. (1997). “Perlukah Right Issue Dijadikan Second IPO ?. Buletin Info Finansial 51/VIII/08 Oktober 1997. Hlm 18 – 19.
Darmadji, Tjiptono & Fakhruddin, Hendy M. (2001). Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta : Salemba Empat.
Daryono. (1998). “Dampak Right Issue Pada Kemakmuran Investor Publik Periode Amatan Selama Tahun 1995 – 1997 (Studi Kasus PT Bursa Efek Jakarta)”. Laporan Internship tidak diterbitkan. MM UGM.
77 JPAI Vol. III No.2 Tahun 2005
Ewijaya & Nur Indriantoro. (1999). “Analisis Pengaruh Pemecahan Saham terhadap Perubahan Harga Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol. 2, No.1 Januari 1999. Hlm 53 – 65.
Fatmawati, Sri & marwan Asri. (1999). “Pengaruh Stock Split terhadap Likuiditas Saham yang Diukur dengan Besarnya Bid-Ask Spread di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol. 14, No.4. Hlm 93 – 110.
Husnan, Suad. (2001). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
Jogiyanto, HM. (2000). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta : BPFE.
Keowin, Arthur J., et al. (2000). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Kieso, Donald E. & Jerry J. Weygandt. (1995). Akuntansi Intermediate. Jakarta : Binarupa Aksara.
Laksana, Yudi. (2002). “Perilaku Return Saham di Sekitar Hari Pengumuman Right Issue”. Tesis tidak diterbitkan. MM UGM.
Maryadi, Fisa. (1998). “Analisis Perilaku Harga Saham Saat Melakukan Right Issue di Bursa Efek Jakarta Periode Januari – Juli 1997”. Tesis tidak diterbitkan. MM UGM.
Meliana, Wenni. (2002). “Pengaruh Pembagian Saham Bonus, Deviden Saham dan Stock Split Pada Masa Pra Right Issue terhadap Kemakmuran Shareholder Kasus Right Issue di BEJ Periode 1995 – 2002”. Tesis tidak diterbitkan. MM UGM.
Safitri, Amalia. (2000). “Analisis Reaksi Investor terhadap Pengumuman Right Issue di Pasar Modal Indonesia”. Tesis tidak diterbitkan. Pasca Sarjana FE UGM.
Santoso, Singgih. (2002). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
. (2002). Statistik Multivariat. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Sigma Research Ins. (1996). “Bursa Stabil, Penawaran Right Issue Marak”. Buletin Info Finansial 31/VII/22 Mei 1996. Hlm 14 – 16.
Sharpe, Willian F. et al. (1999). Invesment. New Jersey: Prentice Hall.
Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Mardiyanti, Murdiyanto, Isroah 78
Suharsimi Arikunto. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung : Rineka Cipta.
R., Ardiansyah (2002). “Pengaruh Pengumuman Saham Bonus terhadap Volume Perdagangan Saham”. Tesis tidak diterbitkan. Pasca Sarjana FE UGM.
Tubastuvi, Naelati (2001). “Analisis Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Abnormal Return Saham : Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”. Tesis tidak diterbitkan. Pasca Sarjana FE UGM.
www.bapepam.co.id
www.e-samuel.com