9

Click here to load reader

Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Citation preview

Page 1: Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

PENGARUH PEMBANGUNAN PLTN TERHADAP

KESEHATAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN

SEKITAR

PENGETAHUAN LINGKUNGAN HIDUP

OLEH :

PUTU RUSDI ARIAWAN (0804405050)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2010

Page 2: Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Pengaruh Pembangunan PLTN... ©2010

Teknik Elektro Page 2 of 9 Pengetahuan Lingkungan Hidup

PENGARUH PEMBANGUNAN PLTN TERHADAP KESEHATAN MANUSIA DAN

LINGKUNGAN SEKITAR

(Suatu Kajian Pustaka)

Mahasiswa Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran, Bali, 80361

Abstrak

Sumber daya energi migas, batubara dan hidro yang dimiliki bumi Indonesia, telah

memberikan kontribusi ekonomi yang besar bagi kehidupan dan pembangunan bangsa selama

bertahun-tahun. Namun kenyamanan tersebut nampak semakin berkurang dari tahun ketahun. Gejala

ini ditandai oleh makin sering terjadinya gangguan kekurangan pasokan energi dan listrik, serta

besarnya pengeluaran negara berupa subsidi untuk sektor ini. Sementara potensi besar dari gas alam

dan batubara serta energi baru dan terbarukan, yang seharusnya dapat mendukung sektor energi dan

kelistrikan serta mengatasi beban subsidi, belum dapat berperan maksimal. Banyak permasalahan

energi primer di Negara ini yang memerlukan penyelesaian dalam bentuk terobosan kebijakan yang

berani.

Kata kunci :Dampak Nuklir, Pengaruh pembangunan PLTN.

PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini beberapa negara mulai

memikirkan kembali pemanfaatan energi nuklir.

Hal ini disebabkan oleh tingginya harga minyak

bumi, keinginan untuk mengurangi emisi gas

rumah kaca yang berakibat pada laju pemanasan

global, dan mengurangi ketergantungan pada

pasokan migas dan batubara dari luar negeri.

Beberapa berita aktual yang pada

dasarnya menunjukkan perubahan pemikiran

terhadap pemanfaatan energi nuklir di negara-

negara Eropa. Pada bulan Juni 2009 anggota

parlemen dari partai pendukung Kanselir Jerman

Angela Merkel menerbitkan proposal untuk

membatalkan exit law, yaitu undang-undang

untuk menutup semua PLTN yang beroperasi.

Proposal itu juga memasukkan opsi untuk

membangun lebih banyak lagi PLTN. Selama ini

Jerman yang dikenal sebagai negara yang akan

menghapus penggunaan energi nuklir di

negaranya.

Negara-negara Eropa lainnya juga

mempunyai pendapat yang sama. Negara

Perancis mengumumkan untuk membangun

PLTN ke-61 dan menyatakan tidak perlu

melakukan perubahan kebijakan energi menuju

pemanfaatan energi terbarukan yang lebih mahal

seperti angin dan surya. Bulan Juli lalu Perdana

Menteri Inggris mengusulkan pembangunan 8

reaktor nuklir baru dalam kurun waktu 15 tahun,

dan kelompok Greenpeace di Inggris tidak

menyuarakan penolakan. Silvio Berloscuni, PM

Italia juga berjanji untuk membatalkan keputusan

untuk menghapus PLTN. Langkah semacam ini

sudah terlebih dahulu dilakukan Swedia pada

tahun 2005.

Di Timur Tengah yang notabene kaya

akan minyak seperti UEA, Kuwait dan Qatar,

telah merencanakan pembangunan PLTN, karena

semata-mata menginginkan diversifikasi energi

dan menyisakan cadangan minyaknya untuk

generasi mendatang. Bahkan UEA sudah

menyelesaikan proses tender dan menunjuk

pemenang untuk membangun PLTN sebesar 4 x

1400 MWe. Selain itu perlu dicatat bahwa pada

tanggal 13/10/2009 Greenpeace Inggris untuk

pertama kalinya menyampaikan kebijakan baru

untuk tidak menentang PLTN.

Dunia saat ini mengoperasikan sekitar

440 PLTN atau sekitar 373 GWe yang tersebar di

32 negara. Jumlah ini menyumbang sekitar 15%

pangsa listrik dunia. Akibat pemanasan global,

jumlah ini akan semakin bertambah, karena

masih ada sekitar 47 unit PLTN yang sedang

dalam masa konstrusi, dan masih ada 133 unit

PLTN yang sedang dalam proses perencanaan.

Sebagian besar dari PLTN yang sedang dibangun

dan direncanakan berada di kawasan Asia, yaitu

di China, India, Korea, Taiwan dan Jepang, yang

Page 3: Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Pengaruh Pembangunan PLTN... ©2010

Teknik Elektro Page 3 of 9 Pengetahuan Lingkungan Hidup

merupakan negara dengan tingkat ekonomi yang

kuat dan dengan pertumbuhan ekonomi yang

tinggi. Berbeda dengan perubahan sikap yang

menjadi lebih positif ke arah pemanfaatan energi

nuklir seperti di negara lain, tetapi sebaliknya

pro-kontra pemanfaatan PLTN di Indonesia

kembali muncul, dengan suara kontra yang lebih

dominan pada kalangan tertentu. Tentu saja perlu

dipahami bahwa tidak ada satu pun teknologi

yang seratus persen bebas dari kemungkinan

resiko kecelakaan. Namun perlu juga disadari

bahwa dalam pengembangan teknologi, semakin

besar risiko yang menyertai produk tersebut,

semakin ketat dan tinggi standard keselamatan

yang ditetapkan.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di

atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai

berikut: Bagaimanakah pengaruh pembangunan

PLTN terhadap lingkungan sekitar?

Karya Ilmiah ini bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana pengaruh energi nuklir

memancarkan radiasi gelombang

elektromagnetik terhadap kesehatan manusia.

METODE PENELITIAN

Tipe penelitian ini tergolong kedalam

penelitian hukum normatif dan penelitian hukum

kepustakaan maka titik berat penelitian

mempergunakan bahan hukum bukan data,

sehingga data primer yang dipergunakan hanya

bersifat memperkuat, melengkapi dan

menunjang, kemudian sumber data sekunder

dilakukan melalui sumber data kepustakaan

(library research) yang terdiri dari bahan hukum

primer dan bahan hukum sekunder.

Adapun bahan hukum primer yang

digunakan terutama berpusat dan bertitik tolak

pada peraturan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia seperti UU No.10 Tahun

1997 tentang Ketenaganukliran, pasal 13

mengenai pembangunan PLTN komersial.

Berikutnya dipergunakan pula bahan hukum

sekunder berupa pendapat hasil-hasil penelitian,

kegiatan ilmiah dan beberapa informasi dari

media masa.

Pendekatan masalah yang dipakai terhadap

penelitian ini, adalah beberapa pendekatan yang

dikenal dalam hukum normatif, yaitu pendekatan

kasus (the case approach), pendekatan

perundang-undangan (the statute approach),

pendekatan analisis konsep hukum (analitical

conceptual approach).

Jenis bahan hukum yang dipergunakan

berupa bahan-bahan hukum primer seperti

peraturan perundang-undangan, surat keputusan

Menteri, peraturan daerah, sedangkan bahan-

bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang

erat kaitannya dengan bahan-bahan hukum

primer dapat membantu menganalisis dan

memahami hukum primer adalah : a) hasil karya

ilmiah para sarjana; b) hasil penelitian ; c)

laporan-laporan, media massa

Bahan-bahan hukum tersier, yaitu bahan-

bahan yang memberikan informasi tentang

bahan-bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder meliputi bibliografi.

Adapun metode pengumpulan bahan hukum

dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode gabungan antara bola salju (snowball

methode) dengan metode sistematis (systematic

methode).

Dari hasil pengumpulan data, kemudian data

dianalisis, dikontruksi dan diolah sesuai dengan

rumusan masalah yang telah ditetapkan,

kemudian disajikan secara deskriptif.

Dalam penelitian hukum normatif, yang

dianalisis bukanlah data, melainkan dilakukan

secara deskriptif, interpretatif, evaluatif,

argumentatif dan sistematis. Bahan hukum yang

dikumpulkan akan disajikan secara utuh,

kemudian dianalisis. Adapun analisis yang

dikemukakan bersifat deskriptif artinya uraian

apa adanya terhadap suatu kondisi atau posisi

dari proporsi-proporsi hukum atau non hukum.

Interpretatif adalah analisis dengan cara

menginterprestasi atau menjelaskan penggunaan

jenis-jenis penafsiran dalam ilmu hukum, seperti

penafsiran yang sistematis dan gramatikal.

Penafsiran secara sistematis artinya terdapat

hubungan antara pasal satu dengan pasal-pasal

yang lainnya. Sedangkan penafsiran secara

gramatikal adalah penafsiran berdasarkan arti

kata. Evaluatif yakni melakukan evaluasi atau

penilaian tepat atau tidak tepat, setuju atau tidak

setuju, benar atau salah, sah atau tidak oleh

peneliti terhadap suatu pandangan, proporsi,

pernyataan rumusan, norma, keputusan baik yang

tertera dalam bahan hukum primer maupun

bahan hukum sekunder.

Sedangkan analisis yang bersifat

argumentatif tidak bisa dilepaskan dari teknik

evaluasi karena penilaian harus didasarkan pada

alasan-alasan yang bersifat penalaran hukum.

Dalam pembahasan permasalahan hukum makin

banyak argumen makin menunjukkan kedalam

penalaran hukum. Sistematis, adalah berupa

upaya mencari kaitan rumusan suatu konsep

Page 4: Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Pengaruh Pembangunan PLTN... ©2010

Teknik Elektro Page 4 of 9 Pengetahuan Lingkungan Hidup

hukum atau proposisi hukum antara peraturan

perundang-undangan yang sederajat maupun

antara yang tidak sederajat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Seperti diketahui bahwa PLTN menerapkan

teknologi maju yang dari waktu ke waktu terus

berkembang untuk menuju tingkat keselamatan

yang makin tinggi dan daya saing ekonomi yang

lebih baik. Saat ini teknologi PLTN sudah

berkembang mengarah ke Generasi ke 4.

Teknologi muthakir ini memperhatikan capaian

optimasi antara tuntutan keselamatan yang tinggi

dengan filosofi ”fail to safe”, tetapi tetap tidak

meningkatkan biaya ekonominya atau bahkan

diusahakan lebih rendah biayanya. Selain itu

teknologi fabrikasi bahan bakar telah sampai

pada tingkat yang sukar untuk didaur-ulang,

sehingga sukar untuk mengambil sisa uranium

ataupun plutonium, hal ini berarti pula

pembentukan limbah yang sangat minimal,

sehingga memberikan jaminan tentang

”proliferation resistent” dan ”waste free”. Dalam

sistem PLTN, falsafah dan tradisi keamanan

menekankan bahwa keselamatan adalah prioritas

utama. Diterapkannya standar internasional yang

tinggi, sistem jaminan mutu dan pengaturan yang

efektif menjamin tingkat keamanan yang tinggi.

Peningkatan standar dan tingkat keselamatan

PLTN dari 10-4

kemungkinan leleh teras/tahun

(KLT/tahun) menjadi 10-6

KLT/tahun melalui

desain maju dan sistem keselamatan pasif.

Sebagai catatan bahwa reaktor Chernobyl yang

mengalami leleh teras pada tahun 1976 hanya

mempunyai tingkat keselamatan yang rendah

yaitu 10-3

KLT/tahun. Sehingga kecelakaan

seperti di Chernobyl dapat dihindarkan, jika

Indonesia akan membangun PLTN.

Keselamatan

Teknologi reaktor nuklir pada prinsipnya

mengutamakan dan menekankan aspek

keselamatan yang diterapkan pada setiap tahap

kegiatannya dari awal konstruksi hingga akhir

operasi. Prinsip keselamatan yang ketat

diterapkan agar PLTN dapat beroperasi secara

aman dan terkendali serta bahaya radiasi dapat

ditekan serendah mungkin. Hal ini sejalan

dengan konsensus Internasional untuk

menggalang dan selalu memutakhirkan standar

keselamatan dan prosedur keselamatan

operasional. Teknologi keselamatan PLTN

menerapkan sistem pertahanan berlapis, yang

mencegah insiden kecil menjadi kecelakaan dan

mengungkung zat radioaktif yang timbul agar

tetap berada dalam sistem pengungkung. Hal ini

harus diterapkan secara konsekuen karena

persyaratan yang ditetapkan pada sistem PLTN

mempunyai prinsip dan standard internasional.

Disain suatu PLTN berpedoman pada filosofi

“Defense in Depth” (pertahanan berlapis) untuk

keselamatan yang terdiri atas: (Adiwardojo,

2010)

- Mampu mencegah insiden yang mungkin

dapat menjalar menjadi kecelakaan.

- Mampu mendeteksi dini adanya insiden dan

mematikan reaktor secara otomatis.

- Memiliki sistem keselamatan terpasang yang

mencukup untuk mencegah terjadinya insiden

dan untuk menanggulangi konsekuensinya.

Selain itu teknologi nuklir juga menerapkan

azas keselamatan yang diungkapkan dalam

kalimat “As Low As Reasonably Achievable

(ALARA)”, yaitu upaya keselamatan pada

aplikasi teknologi nuklir harus dilakukan

seoptimal mungkin, agar potensi bahaya

serendah mungkin. Azas keselamatan tersebut

meliputi: (Adiwardojo, 2010)

- Azas manfaat, aplikasi teknologi nuklir harus

bermanfaat dan manfaat tersebut harus lebih

besar dari risikonya.

- Azas optimasi, upaya pencapaian keselamatan

tersebut harus semaksimal mungkin dan dalam

batas kewajaran.

- Azas limitasi, untuk mencegah risiko bahaya

radiasi terhadap kesehatan, harus ditetapkan

batas keselamatan dosis radiasi.

Azas tersebut menjadi acuan yang dianut secara

internasional melalui IAEA, dan dituangkan

dalam upaya pencegahan dan penanggulangan

(control).

Secara alamiah medan listrik dan medan magnet

terdapat pada permukaan bumi yang besarnya

menurut data yang dikeluarkan oleh WHO

(1984) : (Usman Saleh Baafi, 2004)

� Pada cuaca normal didapat medan listrik

sebesar 0,1 kV/ m - 1,5 kV/m ( sesuai

dengan perubahan pada atmosfer).

� Besar medan maknet pada kutub bumi 67 μT

dan pada bidang equator sebesar 3,3 μT.

Sumber lain yang menghasilkan medan listrik

dan medan maknet antara lain: (Usman Saleh

Baafi, 2004)

� Medan listrik yang diukur oleh Scheneider

(1988) dibawa jaringan transmisi tegangan

380 kV sebesar 2,5 kV/m dan 20 m ke lateral

terjadi penurunan medan listrik menjadi 2

kV/m.

Page 5: Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Pengaruh Pembangunan PLTN... ©2010

Teknik Elektro Page 5 of 9 Pengetahuan Lingkungan Hidup

� Departemen Kesehatan (1993) menunjukkan

hasil pengukuran dibawa jaringan tegangan

ekstra tinggi diluar rumah sebesar 0,2 -1,44

kV/m dan 0,2 kV/m didalam rumah.

� Medan maknet yang dihasilkan oleh

pembangkit listrik, gardu induk dan jaringan

transmisi sebesar 0,05 mT (hasil survey

Krause 1986).

� Departemen Kesehatan (1993) menunjukkan

hasil pengukuran dibawah jaringan tegangan

ekstra tinggi diluar rumah sebesar 0,3 -1,66

μT dan 0,4 -1,99μT didalam rumah.

Batas pajanan medan listrik dan medan magnet

yang direkomendasikan oleh WHO dan IRPA,

serta Ikatan Dokter Indonesia (IDI), adalah

sebagai berikut: (Anies, 2007) Tabel Batas Pajanan Medan Listrik dan Medan Magnet

Sumber: WHO (1987); IRPA (1990); IDI (1997).

WHO 1984 memberikan nilai ambang batas

untuk medan elektromaknetik yang digolongkan

sebagai No Ionizing Radiation seperti terlihat

pada tabel berikut.

Petunjuk lain yang diberikan ICNIRP (1998)

untuk batas pemaparan medan listrik dan medan

magnet:

Pencegahan merupakan aktivitas

pemanfaatan teknologi nuklir agar berlangsung

secara aman, baik terhadap pekerja, masyarakat

dan lingkungan. Sedangkan penanggulangan

merupakan seluruh upaya dan tindakan untuk

menghadapi dampak negatif bila upaya

pencegahan tidak berhasil. Sehingga isu

kekhawatiran kecelakaan PLTN seperti di

Chernobyl dijamin tidak akan terjadi di

Indonesia.

Limbah dan Dekomisioning

Limbah radioaktif dari PLTN, dan

penggunaan radioisotop dalam pertanian,

industri, riset dan kedokteran, telah menjadi

subyek perhatian pemerintah, para pakar dan

masyarakat umum. Saat ini teknologi

pengelolaan limbah radioaktif telah mapan dan

terus berkembang sesuai dgn kemajuan iptek dan

tuntutan keselamatan. Awal 1960, organisasi

pemerintah dan internasional, termasuk IAEA,

telah mengembangkan dan menerapkan standar,

kriteria, pedoman serta petunjuk praktis dalam

pengelolaan dan penyimpanan limbah radioaktif

secara aman. Sampai saat ini tahun 2000 hampir

empat puluh tahun pengalaman dalam bidang ini

telah dikumpulkan dan menjadi acuan bagi

negara yang ingin mengembangkan teknologi

pengolahan limbah radioaktif.

Hampir semua negara di dunia, termasuk

yang tidak menggunakan PLTN, juga

menghasilkan limbah radioaktif yang berasal dari

berbagai bidang aplikasi isotop dan radiasi.

Jenis-jenis limbah yang dihasilkan

mempunyai sifat fisik dan volume sangat

berbeda, dan pada umumnya berasal dari

aktivitas: (Adiwardojo, 2010)

1. Penambangan dan pengolahan mineral

uranium dan thorium serta aktivitas yang

terkait dengan daur bahan bakar nuklir;

2. Operasi yang berhubungan dengan daur bahan

bakar, seperti konversi dan pengayaan

uranium, pabrikasi bahan bakar serta olah-

ulang (reprocessing) bahan bakar bekas;

3. Operasi PLTN, termasuk bahan bakar bekas;

4. Dekontaminasi dan dekommisioning fasilitas

nuklir;

5. Penggunaan radioisotop dan radiasi dalam

bidang pertanian, industri dan kedokteran.

Tidak seperti pembangkit batubara atau minyak

yang menghasilkan limbah yang besar ke biosfer

(udara, air dan tanah), jumlah limbah dari PLTN

relatif kecil dan dapat dibatasi, disimpan dan

diisolasi dari lingkungan manusia. Jumlah

limbah dari PLTN jauh lebih sedikit dari pada

PLTU batu bara, karena energi yang dihasilkan

Page 6: Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Pengaruh Pembangunan PLTN... ©2010

Teknik Elektro Page 6 of 9 Pengetahuan Lingkungan Hidup

dari reaksi pembelahan uranium sangat tinggi

dibandingkan bahan bakar yang lain, hal ini

disebabkan oleh densitas energi uranium yang

sangat tinggi. Limbah nuklir berupa zat

radioaktif mempunyai sifat meluruh dengan

waktu, sehingga umurnya berkurang dengan

waktu (waktu paruh t1/2), dan potensi bahaya

radiasinya berkurang secara eksponensial

terhadap waktu. Di samping membiarkan limbah

meluruh dengan waktu, secara garis besar

penangananlimbah radioaktif mengikuti tiga

prinsip yaitu: pengurangan volume, pengolahan

untuk mengubah menjadi bentuk stabil secara

fisik maupun kimia yang disesuaikan dengan

teknik transportasi dan penyimpanannya, untuk

selanjutnya limbah radioaktif ini dipindahkan ke

tempat yang terisolasi dari lingkungan hidup.

Limbah suatu PLTN digolongkan menjadi tiga

kategori, yaitu limbah aktivitas tinggi (LAT),

limbah aktivitas sedang (LAS) dan limbah

aktivitas rendah (LAR). Sebagai gambaran,

PLTN dengan daya 1000 MWe (tingkat

pengkayaan 4%) selama setahun akan

menghasilkan jumlah limbah LAT dalam bentuk

bahan bakar bekas sekitar 30 ton, LAS terolah

sekitar 300 ton dan LAR sekitar 450 ton. Jika

dilihat dari jumlah zat radioaktif, maka sebagian

besar limbah radioaktif terdapat dalam bahan

bakar bekas (98%). Bahan bakar bekas disimpan

secara khusus di reaktor dengan kapasitas simpan

yang dapat mengakomodasi seluruh bahan bakar

selama masa operasi PLTN. Kemudian dapat

disimpan secara tetap di tempat khusus

(repository) bila dianut daur bahan bakar

tertutup. Bila ditempuh daur terbuka maka bahan

bakar bekas diproses untuk perolehan sisa

uranium dan plutonium untuk difabrikasi

kembali menjadi bahan bakar. Dari proses daur

ulang ini akan terbentuk LAT sekitar 8 ton.

Potensi dampak dari limbah PLTU ini lebih besar

ketimbang PLTN. Jumlah limbah PLTN ini

relatif sangat kecil dibandingkan limbah PLTU

batubara dengan daya yang sama. PLTU

batubara dengan daya 1000 MWe selama 1 tahun

memerlukan 3 juta ton batubara dan dari sini

akan terebntuk limbah CO2 sekitar 7 juta ton,

SO2 dan NO2 masing-masing sekitar 20.000 dan

4000 ton, debu sekitar 300.000 ton dan logam

berat seperti Hg, As, Pb, Cd dan lainnya sekitar

400 ton. Potensi bahaya limbah PLTN adalah

jauh lebih kecil dari pada potensi bahaya operasi

PLTN itu sendiri. Hal ini karena didukung oleh

teknologi pengolahan limbah yang andal dan

teruji. Sedangkan biaya pengendalian dan

pembuangan limbah radioaktif dari PLTN sangat

kecil jika dibandingkan dengan nilai ekonomi

total listrik yang diproduksi. Biaya pengolahan

limbah nuklir biasanya sudah dimasukkan dalam

biaya pembangkitan energi nuklir dan secara

umum berkisar antara 2– 6% dari harga listrik.

PLTN yang telah berakhir masa penggunaannya

akan didekomisioning, yaitu upaya untuk

menghilangkan residu potensi bahaya yg

ditinggalkan oleh reaktor dan sarana

pendukungnya setelah habis masa operasinya.

Teknologi dekomisioning telah diterapkan di

berbagai negara dan biaya dekommisioning

sudah termasuk dalam perhitungan harga listrik.

Sebagai contoh di Swedia, biaya sekitar 0,3 US

sen per kWh telah disisihkan untuk menutupi

seluruh biaya manajemen dan penyimpanan

limbah serta dekomisioning.

Penerimaan Masyarakat

Pembangunan PLTN memang telah, sedang

dan masih akan menciptakan pro dan kontra.

Kendati demikian, Pemerintah yang telah

memiliki komitmen serta menghadapi

permasalahan energi di masa depan tidak dapat

mengambil sikap “abu-abu” dan tidak tegas. Baik

pihak yang menentang dan mendukung

pembangunan PLTN sudah sewajarnya diberikan

peluang untuk menyampaikan argumen masing-

masing secara transparan, akuntabel, dan damai.

Bagaimanapun juga, dalam alam demokrasi

konflik kepentingan tidak dapat ditutupi dan

direpresi sebagaimana pada masa sebelumnya.

Dialog harus menjadi wahana bagi penyelesaian

konflik, termasuk masalah pro-kontra

pembangunan PLTN. Pihak-pihak yang

berkonflik diharapkan memberikan solusi yang

menguntungkan kedua belah pihak (win-win

solutions), dan bukan hanya “waton suloyo” atau

sekedar berbeda. Lebih buruk lagi apabila

konflik tersebut menciptakan ketegangan sosial

karena tidak ditemukannya solusi. Selama

beberapa tahun terakhir, pro dan kontra seputar

pembangunan PLTN di Muria telah

mengakibatkan munculnya berbagai aksi dalam

masyarakat yang menolak secara a-priori

maupun dengan argumen rasional. Selain itu,

kecurigaan yang muncul sebagai akibat dari

rencana pembangunan PLTN tersebut telah

sedemikian rupa, sehingga dikhawatirkan telah

tidak proporsional serta politis. Sayangnya, dari

pihak pendukung PLTN dan Pemerintah sendiri,

tampak tidak konsisten dan terpadu di dalam

menghadapi pihak penentang. Bahkan, dengan

adanya ketidak jelasan keputusan untuk

Page 7: Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Pengaruh Pembangunan PLTN... ©2010

Teknik Elektro Page 7 of 9 Pengetahuan Lingkungan Hidup

memberikan time line dan time frame bagi

pembangunan PLTN, maka hal ini dibaca oleh

pihak penentang sebagai sikap mundur (retreat)

dari Pemerintah. Kendati pihak DPR, khususnya

Komisi VII (energi, iptek, dan lingkungan hidup)

telah memberikan dukungan yang cukup kuat

terhadap pembangunan PLTN, namun hal ini

tidak dimanfaatkan secara optimal sehingga

terkesan ketidak paduan antara Pemerintah dan

DPR dalam mengatasi masalah pro-kontra

tersebut.

Di masyarakat sipil (civil society),

kecenderungan yang tampak di permukaan

adalah kuatnya penolakan masyarakat dan LSM

serta kelompok cendekiawan, terutama di Jateng

dan di lokasi PLTN. Bahkan sebagian ormas

keagamaan telah menyampaikan penolakan

terhadap PLTN dengan argumen keagamaan

yang tentu saja memiliki pengaruh cukup kuat

kepada warga masyarakat tradisional. Walaupun

terdapat juga sejumlah kalangan dalam

masyarakat sipil yang tidak menolak atau

setidaknya diam terhadap rencana pembangunan

PLTN, namun suara mereka cenderung

tertenggelamkan oleh hingar-bingar pemberitaan

di media yang lebih sering mengekspos pihak

penentang.

Sebuah panel diskusi telah diselenggarakan

oleh MPEL dalam usaha untuk menjaring

masukan dari masyarakat mengenai rencana

pembangunan PLTN, khususnya dari aspek-

aspek non teknis. Panel yang terdiri dari

sejumlah pembicara dan tokoh masyarakat

sebagai panelis yaitu Prof. Dr. Komaruddin

Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Hendarso Hadiparmono, anggota Komisi VII

DPR-RI, Ir. Sarwono Kusumaatmadja, anggota

Dewan Perwakilan Daerah–RI dan mantan

Menteri Negara Lingkungan Hidup, Prof. Dr. A.

Syafii Maarif, Guru Besar Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta, mantan Ketua

Umum PP Muhammadiyah, dan Hilmi Panigoro,

CEO PT Medco Energi Internasional Tbk. dan

Ketua Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia

(METI), dan dimoderatori oleh Parni Hadi

Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik RRI,

menyimpulkan bahwa mendukung pembangunan

PLTN kecenderungan (trend) penggunaan energi

ke depan akan bergeser dari energi bersumber

pada sumber daya alam (resource based energy)

ke energi bersumber pada teknologi (technology

based energy) termasuk diantaranya energi

nuklir. Untuk itu Panel mendukung upaya

pembangunan PLTN di Indonesia. Isu persiapan

pembangunan PLTN di Indonesia sudah

terdengar sejak tahun 70-an, tetapi sampai saat

ini belum ada realisasinya, untuk ini diperlukan

suatu introspeksi para stake holders untuk

mengkaji kembali persiapan dan kegiatan yang

sudah dilakukan dan melangkah lagi dengan

lebih pasti ke depan dengan menggunakan cara-

cara yang tepat dan benar. Semua aspek harus

diperhatikan, khususnya yang menyangkut

permasalahan community development

masyarakat sekitar tapak PLTN.

Dengan demikian maka Pemerintah akan

lebih berani dan lebih tegar memutuskan untuk

membangun PLTN yang pertama di Indonesia.

Apabila ketidak jelasan keputusan pembangunan

PLTN semakin lama dan tanpa alternatif

pemecahan yang jelas (misalnya

pemindahan lokasi, dsb), maka akibatnya akan

menurunkan tingkat kredibilitas dan legitimasi

Pemerintah dalam kebijakan public yang sifatnya

sensitif. Di samping itu, dikhawatirkan terjadinya

efek tarik kereta (band wagon effect) penolakan

terhadap PLTN yang akan dibangun di tempat

yang lain dengan alasan-alasan yang tidak jelas,

namun dilakukan dengan pelibatan opini publik

secara massif. Dengan demikian, bukan saja hal

ini akan mempersulit pembuatan keputusan

terkait pembangunan PLTN tetapi juga

meningkatkan resiko politik yang harus

diperhitungkan dalam proses tersebut. Dalam

kondisi demikian, maka upaya mencari titik temu

dan dialog di antara warga masyarakat sipil

menjadi sangat sulit dilakukan. Ujung-ujungnya,

terjadilah semacam kondisi stalemate di dalam

warga masyarakat, dengan pihak penentang

untuk sementara berada di atas angin. Dengan

akibat, hubungan Pemerintah dan masyarakat di

lokasi pembangunan PLTN menjadi kurang

harmonis dan bahkan senantiasa

dibayangbayangi kemungkinan terjadinya

konflik terbuka yang bukan tidak mungkin

menggunakan kekerasan. Untuk itu perlu

direncanakan penyelenggaraan sosialisasi pada

generasi muda, karena merekalah yang pada

saatnya nanti akan menikmati tersedianya listrik

yang cukup, murah, handal, dan ramah

lingkungan atau sebaliknya mereka akan selalu

mengalami giliran pemadaman listrik, dan hidup

dalam lingkungan yang tidak sehat.

.

Page 8: Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Pengaruh Pembangunan PLTN... ©2010

Teknik Elektro Page 8 of 9 Pengetahuan Lingkungan Hidup

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Pada cuaca normal didapat medan listrik

sebesar 0,1 kV/ m - 1,5 kV/m ( sesuai

dengan perubahan pada atmosfer).

2. Besar medan maknet pada kutub bumi 67 μT

dan pada bidang equator sebesar 3,3 μT.

3. Medan listrik yang diukur dibawah jaringan

transmisi tegangan 380 kV sebesar 2,5 kV/m

dan 20 m ke lateral terjadi penurunan medan

listrik menjadi 2 kV/m.

4. Medan magnet yang dihasilkan oleh

pembangkit listrik, gardu induk dan jaringan

transmisi sebesar 0,05 mT (hasil survey

Krause 1986).

5. Departemen Kesehatan (1993) menunjukkan

hasil pengukuran dibawah jaringan tegangan

ekstra tinggi diluar rumah sebesar 0,3 -1,66

μT dan 0,4 -1,99μT didalam rumah.

6. UU No.10 Tahun 1997 tentang

Ketenaganukliran, pasal 13 mengenai

pembangunan PLTN komersial

7. UU No 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) secara

jelas menyatakan bahwa energi nuklir

diharapkan sudah dapat memberikan

sumbangan bagi pembangkitan energi listrik

nasional pada tahapan pembangunan ke 3

(2015-2019)

Saran

• Untuk lebih meningkatkan kualitas lingkungan

sehingga menjadi lebih baik perlu diadakan

pengawasan yang lebih teratur lagi, sehingga

dapat tercipta lingkungan tempat tinggal yang

aman, nyaman dan bersih serta terlindung dari

bahaya kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Usman, Baafai , 1994.Kontribusi studi

tentang kualitas sistem tegangan di dalam

jaringan tenaga listrik", makalah pada

Seminar Kelistrikan Nasional di USU

[2] Usman, Baafai. Januari, 2003. Pengaruh

Pemaparan Medan Magnet terhadap Aktifitas

Mencit. Buletin Utama Teknik UISU,

Terakreditasi, No.52/Dikti/Kep/2002, ISSN

.1410-4520, Vol. 7, No. I,

[3] Usman Baafai, September, 2003. Pengaruh

Pemaparan Medan Listrik terhadap Perilaku

Mencit.Buletin Utama Teknik UISU, Ter--

ala"""...ditasi, No.52/Dikti/Kep/2002,

ISSN.1410-4520, V 01. 7, No.1,.

[4] Usman, Baafai Agustus 2003. Pengaruh

Pemaparan Medan Elektromaknetik terhadap

Manusia. Jurnal Teknik Simetrika, ISSN.

1412- 7806, vol. 2, No.2

[5] H. Bambang. 1996. Phenomena Hannonik di

Sistem Distribusi Tenaga Listrik : masalah

penyelesaian dan usaha mengatasinya energi

dan listrik Vol. VI, No.2, pp.

[6] Djoko S [dan] Helmi N. 1995. Harmonik

dan kelip tegangan dijaringan tenaga listrik

PLN, masalah dan usaha mengatasinya

makalah pada Seminar Nasional Elektro

Tegangan Tinggi Tropis Indonesia '95

Page 9: Pengaruh Pembangunan Pltn Terhadap Kesehatan Manusia Dan Lingkungan Sekitar

Pengaruh Pembangunan PLTN... ©2010

Teknik Elektro Page 9 of 9 Pengetahuan Lingkungan Hidup

BIODATA PENULIS

Nama : Putu Rusdi Ariawan

TTL : Denpasar. 19 April 1990

Agama : Hindu

Mahasiswa Teknik Elektro Unv. Udayana

Email : [email protected]

www.facebook.com/turusdi