Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN TERHADAP KEDISIPLINANSISWA DI MTS AL-HIDAYAH LEMOA KECAMATAN
BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna MemperolehGelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama IslamUniversitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
NurmuslimaNIM : 10519 2320 15
FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAAR
1441 H/ 2019 M
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS AGAMA ISLAM
Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi saudara Nurmuslima, NIM. 10519232015 yang berjudul “pengaruh pemberianhukuman terhadap kedisiplinan siswa di mts al-ahidayah lemoa” telah diujikan pada harisenin, 23 muharram 1441 H / 23 September 2019 M, dihadapan tim penguji dan dinyatakantelah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaPendidikan pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
23 Muharram 1441 HMakassar, ------------------------------
23 September 2019 M
Dewan penguji :
Ketua : Dr. Amirah Mawardi, M.Si. (...................................)
Sekertaris : Dra. Hj. Atikah Achmad, M.Pd. (...................................)
Anggota : Abd Fattah, S.Th.I.,M,Th,I. (...................................)
: Alamsyah, S.Pd,I., M.H. (...................................)
Pembimbing I : Ahmad Abdullah, S.Ag.,M.Pd (...................................)
Pembimbing II : Sitti Satriani Is, S.Pd.I., M.Pd.I (...................................)
Disahkan Oleh:DekanFAI Unismuh Makassar
Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.INBM : 554612
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS AGAMA ISLAM
Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223
iv
BERITA ACARA MUNAQASYAH
Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar telah mengadakansidang Munaqasyah pa da: Hari / Tanggal : Senin, 23 September 2019 M / 23 Muharram1441 H. Tempat : Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No.259 Makassar Gedung Iqra Lantai 4 Fakultas Agama Islam.
MEMUTUSKANBahwa saudaraNama : NURMUSLIMANim : 10519232015
Judul Skripsi :PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN TERHADAPKEDISIPLINAN SISWA DI MTS AL-HIDAYAH LEMOA
Dinyatakan : LULUS
Ketua Sekertaris
Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dra. Mustahidang Usman, M.SiNIDN : 0931126249 NIDN : 0917106101
Dewan Penguji
1. Dr. Amirah Mawardi, M.Si. (...................................)
2. Dra. Hj. Atikah Achmad, M.Pd. (...................................)
3. Abd Fattah, S.Th.I.,M,Th,I. (...................................)
4. Alamsyah, S.Pd,I., M.H. (...................................)
Disahkan Oleh:Dekan FAI Unismuh Makassar
Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.INBM : 554 612
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : NURMUSLIMANIM : 10519232015Jurusan : Pendidikan Agama IslamFakultas : Agama IslamKelas : A
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,
peneliti menyusun sendiri skrispsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Peneliti tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi
ini
3. Apabila peneliti melanggar perjanjian ini seperti pada butir 1,2,dan 3
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, 23 Muharram 1441 H23 September 2019 M
Penulis
NURMUSLIMA
v
Nurmuslima 10519232015.2019 Pengaruh pemberian hukuman terhadapkedisiplinan siswa di Mts AL-Hidayah Lemoa KecamatanBontolempangan Kabupaten Gowa. Di bimbing oleh Ahmad Abdullah danSiti Satriani IS.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kedisiplinan siswa diMts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa (2)bentuk pemberian hukuman terhadap siswa di Mts Al-Hidayah LemoaKecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa (3) pengaruh pemberianhukuman terhadap kedisiplinan siswa di Mts Al-Hidayah LemoaKecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif denganmengesploitasi data lapangan dengan metode analisis deskriptif. Jumlahsampel adalah 50 orang siswa.Tekhnik pengumpulan data adalah angketdan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kedisiplinan: tidak memakaiseragam yang lengkap, datang terlambat,tidak hadir tanpa keterangan,meninggalkan pelajaran tanpa izin, tidak sholat dhuhur berjamaah, tidakmengerjakan tugas dari guru, membuang sampah disembarang tempat,merokok dilingkungan sekolah. Bentuk pemberian hukuman terhadapsiswa: diskorsingkarena terlibat tawuran, menghafal ayat,memungutsampah, mengganti fasilitas, dikeluarkan dari kelas,pengurangan nilai,pemberian tugas tambahan,. Dari hasil analisis data menunjukan nilaisignifikansinya signifikansi 0,000
vii
PRAKATA
Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pemberian
Hukuman Terhadap Kedisiplinan Siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa
Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa”.Shalawat serta salam
mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW. Yang telah
membawa kita dari alam kegelapan dan kebodohan menuju alam ilmiah
yaitu al-Din al-Islam.
Dengan kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya akan
kemampuan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena
itu penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran serta
motivasi semua pihak, baik langsung maupun tidak langsung dalam
membantu penyusunan skripsi ini.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih serta
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Ayahanda Safaruddin dan ibunda tercinta Maisar terima kasih atas
jerih payah, pengorbanan, kesabaran, dan doa yang mengiringi
hari-hariku sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah hingga
selesainya skripsi ini.
viii
2. Prof Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku dekan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ahmad Abdullah, S.Ag, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan St.
Satriani IS, S.Pd.I, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi
ini.
6. Bapak dan ibu dosen jurusan pendidikan agama Islam Fakultas
Agama Islam yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada
penulis sejak berada di bangku kuliah.
7. Keluarga yang tercinta, adekku Indah Nurfitria, serta seluruh
keluarga tercinta terima kasih atas semua bantuan, do’a dan selalu
memberi semangat.
8. Semua teman-teman kuliah, teman-teman PPL, KKP-PLUS , dan
teman-teman FAI yang selalu memberikan bantuan dalam segala
hal.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada
kita semua. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada
viiii
yang sempurna. Begitu juga dalam penulisan skripsi ini, yang tidak lepas
dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan
dan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini.
Akhirnya dengan segala bentuk kekurangan dan kesalahan, penulis
berharap semoga dengan rahmat dan izin-Nya mudah-mudahan skripsi ini
bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pihak-pihak yang
bersangkutan.
Makassar, September 2019
Penulis
NurmuslimaNim : 10519232015
ix
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i
HALAMAN JUDUL............................................................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH.................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ v
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................... vii
DARTAR ISI ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 7
C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 9A. Pemberian Hukuman............................................................... 9
1. Pengertian Hukuman ........................................................... 9
2. Fungsi Hukuman..................................................................10
3. Nilai Positif dan Nilai Negatif Hukuman............................... 13
4. Syarat-syarat pemberian hukuman...................................... 14
5. Tujuan Hukuman .................................................................15
B. Kedisiplinan Siswa ..................................................................16
1. Pengertian kedisiplinan siswa.............................................. 16
2. Tujuan Disiplin Siswa........................................................... 18
3. Fungsi Disiplin Siswa ........................................................... 20
4. Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa ................... 22
C. Kerangka Pikir ......................................................................... 27
x
x
D. Hipotesis ................................................................................. 28
BAB III Metode Penelitian.................................................................29A. Jenis Penelitian ......................................................................... 29
B. Lokasi dan Objek Penelitian...................................................... 29
C. Variabel Penelitian .................................................................... 30
D. Definisi Oprasional Variabel ...................................................... 30
E. Populasi dan Sampel ................................................................ 31
F. Instrumen Penelitian .................................................................34
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35
H. Teknik Analisis Data..................................................................36
BAB IV Hasil Penelitian ..................................................................... 37A. Kondisi objketif lokasi penelitian................................................ 37
B. Kedisiplinan siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa............................ 46
C. Bentuk pemberian hukuman siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa ..50
D. Pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinan siswa
di Mts Al-Hidayah Lemoa .......................................................... 53
BAB V Penutup .................................................................................. 56A. Kesimpulan .............................................................................. 56
B. Saran......................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 58
xi
DAFTAR TABEL
A. Tabel 1 : Daftar Distribusi Populasi ............................................. 32
B. Tabel 2 : Daftar Distribusi Sampel ............................................... 34
C. Tabel 3 : Keadaan Guru.............................................................. 40
D. Tabel 4 : Keadaan Siswa ............................................................ 42
E. Tabel 5 : Keadaan Sarana .......................................................... 44
F. Tabel 6 : Keadaan Prasarana...................................................... 44
G. Tabel 7 : Tidak Memakai seragam sekolah ................................. 46
H. Tabel 8 : Datang Terlambat......................................................... 47
I. Tabel 9 : Tidak Hadir Tanpa Keterangan .................................... 47
J. Tabel 10 : Meninggalkan Ruangan Tanpa Izin ............................ 47
K. Tabel 11:Tidak Sholat dhuhur ..................................................... 48
L. Tabel 12 : Tidak Mengerjakan Tugas .......................................... 48
M. Tabel 13I : Membuang Sampah Tidak Pada Tempatnya............. 49
N. Tabel 14 : Merokok di Lingkungan Sekolah................................. 49
O. Tabel 15 : Siswa diSkorsing ketika Terlibat Tawuran .................. 50
P. Tabel 16 : Menghafal ayat ketika tidak Mengerjakan Tugas ...... 50
Q. Tabel 17 : Hp Siswa di Sita Keadapatan .................................... 50
R. Tabel 18 : Memungut Sampah .................................................... 51
S. Tabel 19 : Mengganti Fasilitas yang Dirusak ............................... 51
T. Tabel 20 : Dikeluarkan Dari Kelas Ketika Ribut ........................... 52
U. Tabel 21 : Mengurangi Nilai Siswa Ketika Menyontek ................. 52
V. Tabel 22 : Siswa diberi Tugas Tambahan ................................... 52
W. Tabel 23 : Anova ........................................................................ 54
X. Tabel 24 : Coefficient................................................................... 55
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal. Di tempat
itulah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan
dan dikembangkan kepada anak didik. Proses pendidikan pada umumnya
di langsungkan di sekolah melalui kegiatan pembelajaran yang
merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku. Perubahan itu meliputi
aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh faktor, antara lain
faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat di pungkiri bahwa
sekolah merupakan salah satu dominan dalam membentuk dan
mempengaruhi perilaku siswa. Perilaku siswa tercermin dalam apa yang
diperbuat setiap harinya, termasuk kedisiplinannya.
Disiplin yang dihubungkan dengan hukuman adalah disiplin yang
ada hubungannya dengan orang lain. Hukuman disini berarti konsekuensi
yang harus dihadapi ketika kita melakukan pelanggaran hukum. Disiplin
seperti ini meningat manusia memang harus dipaksa.
Hukuman seperti halnya pil pahit, tidak enak dimakan, tetapi
mengandung manfaat. Oleh karena itu pendidik menempatkan hukuman
sebagai alat terakhir yang digunakan apabila memang tidak ada upaya
lain untuk mengatasi masalah, yaitu terjadinya perbuatan yang melanggar
aturan dan tata tertib. Siapapun yang menerima hukuman tentu
2
merasakan kepahitan. Jika hukuman diterima oleh orang yang menerima
tanpa adanya rasa sedih dan penyesalan akan perbuatan yang melanggar
peraturan dan tata tertib, lalu tidak diikuti oleh adanya sikap taubat dan
jera untuk tidak mau lagi mengulangi perbuatannya itu maka hukuman
belum berfungsi sebagaimana yang direncanakan. Hukuman merupakan
alat pendidikan yang tidak mutlak harus digunakan apabila memang tidak
diperlukan. Namun hukuman suatu saat bisa menjadi keharusan, karena
hukuman mengajarkan sebab akibat. Hukuman membantu anak
menyadari bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi, baik terhadap
orang lain ataupun dirinya sendiri. Hukuman juga membuat anak
bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri.
Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan
atau tingkah laku perorangan, kelompok, atau masyarakat yang berupa
ketaatan terhadap peraturan,norma,kaidah yang berlaku dalam
masyarakat untuk tujuan tertentu. Disiplin tidak bisa terbangun secara
instan, dibutuhkan proses panjang agar disiplin menjadi kebiasaan yang
melekat kuat dalam diri seorang anak. Tumbuhnya sikap kedisiplinan
bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan
pada diri siswa tidak dapat tumbuh tanpa adanya dukungan dari pendidik,
dan itupun dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit. Kebiasaan
yang ditanamkan oleh orang tua dan orang dewasa didalam lingkungan
keluarga akan terbawa oleh anak, sekaligus akan memberikan warna
terhadap perilakunya kelak. Pembentukan sikap kedisiplinan yang dibawa
3
dari lingkungan keluarga akan menjadi modal besar bagi pembentukan
sikap kedisiplinan di lingkungan sekolah.
Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu
disebabkan dimanapun seorang berada, disana selalu ada peraturan atau
tata tertib, jadi mustahil manusia hidup tanpa disiplin. Disiplin sekolah
apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan
konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa.
Banyak ahli yang mengatakan bahwa reward (hadiah) lebih efektif
untuk pembentukan tingkah laku anak daripada funishment (hukuman).
Ganjaran (hadiah) adalah salah satu alat pendidikan.
Baharuddin mengemukakan, bahwa. Didalam pendidkan seringdidengar istilah funishment atau hukuman. Pada umumnyabiasabya hukuman terjadi karena tindakan kejahatan, sepertimembunuh, mencuri, penganiyaan dan lain-lain. Tidak sepertihalnya didalam pendidikan, hukuman diberikan kepada siswa didikyang melanggar norma dan aturan yang telah ditetapkan dalamlembaga pendidikan. Hukuman diterapkan agar peserta didik jeraatau sebagai pelajaran agar ia tidak melakukan suatu hal yangburuk dimana ditakutkan akan menjadi kebiasaan yang nantinyadapat merusak hidupnya dimasa depan. Karena hukuman adalahsuatu alat pendidikan yang juga diperlukan dalam pendidikan.1
Sebab hukuman yang merupakan salah satu media dari sekian
banyak media lainnya yaitu digunakan untuk meningkatkan perilaku yang
diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.
Secara psikologi hukuman dapat dipandang sebagai sumber
motivasi dalam keseluruhan perilaku manusia. Misalnya, seorang peserta
didik menghindari tidak mencontek dalam ujian karena tahu bahwa
1 Baharuddin dan Esa Nurwahyuni , Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:Ar-RuzzMedia ) 2010., h.74
4
perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tidak baik dan dapat dikenakan
hukuman antara lain yaitu tidak lulus dari sudut pandang pendidikan.
Hukuman merupakan suatu alat pendidikan baik didalam sekolah maupun
diluar sekolah yaitu sebagai media dalam proses upaya mengembangkan
kepribadian peserta didik.
Berkaitan satu sama lain, dimana ada aturan disitu ada hukuman
yaitu sebagai tindakan yang akan diberikan kepada sipelanggar aturan
tersebut. Lembaga pendidikan pada umumnya, hukuman sering juga
disebut funishment atau sanksi sedangkan didalam pesantren hukuman
lebih dikenal sebagai suatu hukuman yang bersifat membantu atau
mendidik dan merupakan bentuk sanksi yang tidak ditentukan secara pasti
dalam nash, sedangkan bentuk dan kualitasnya tidak boleh menyamai
hukuman diyat dan hudud, hal ini sudah menjadi kesepakatan para ulama.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Annisa ayat 59
Terjemahannya:“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul
(nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainanpendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (AlQuran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar berimankepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya”.2
2 Kementrian Agama RI “Al-Quran Dan Terjemahannya” (Bandung, CV PenerbitDiponegoro, 2005), h. 88
5
Bentuk-bentuk pemberian hukuman dalam masalah ini ialah
membersihkan halaman sekolah, menghafal UUD 1945, pemberian tugas
yang bersifat mendidik. Sedangkan gambaran kedisiplinan siswa ialah
berpakaian rapi, kepala sekolah dan siswa tiba disekolah sebelum jam
07:15, jam 07:15 membaca qiraah sebelum masuk mata pelajaran, selalu
mengikuti upacara setiap hari senin, tidak dibenarkan berambut gondrong
bagi laki-laki, sholat dhuhur berjamaah sebelum pulang sekolah .
Secara umum tujuan hukuman adalah untuk memperbaiki tabiat
dan tingkah laku siswa kearah kebaikan dan yang bersangkutan
menyesali serta menyadari perbuatan yang salah yang telah
dilakukannya, kendatipun pada dasarnya hukuman tersebut kurang
disenangi oleh siswa, karena dampak yang ditimbulkannya pun bisa positif
dan bisa pula negatif.
Hukuman akan berpengaruh positif apabila hukuman itu bermaknamendidik untuk mencapai kearah kedewasaan dan dapatdipertanggung jawabkan, seperti pendapat Langeveld yang dikutipPurwanto “supaya suatu hukuman dapat dipertanggung jawabkandan penderitaan yang ditimbulkan mempunyai nilai pedagogis,maka hukuman itu harus membantu anak menjadi dewasa dandapat berdiri sendiri”.3Pada masa sekarang ini, guru sedang dilema dalam hal
memberikan disiplin belajar kepada siswanya dengan cara memberi
hukuman, karena banyaknya kejadian kriminalisasi guru akibat
memberikan hukuman kepada siswa dengan tujuan mendisiplinkan.
3 Purwanto, M. Ngalim .Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Cet. 21. (Bandung: 2014)Remaja Rosdakarya, h., 193
6
Mts. Al-Hidayah lemoa merupakan sekolah menengah pertama
yang terletak di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Pada
awal observasi disekolah tersebut, hukuman masih sering di lakukan bagi
siswa yang melanggar aturan contohnya memberi tugas khusus misalnya
menghafal ayat-ayat alquran, membersihkan kelas,ruang guru,maupun
lingkungan sekolah. Sedangkan tentang kedisiplinan, keadaan siswa
kurang disiplin dengan tata tertib yang berlaku dan penegakan dari pihak
sekolah tidak diperhatikan. Oleh sebab itu saya termotivasi melakukan
penelitian lebih lanjut tentang pemberian hukuman terhadap kedisiplinan
siswa.
Seorang guru harus mempunyai metode yang baik dalam hal
memberikan hukuman terhadap siswanya. Dengan demikian seorang guru
di tuntut untuk memberikan yang terbaik untuk siswanya, tidak terkecuali
orang tua.
Banyaknya kasus pelanggaran disiplin di sekolah menunjukkan
pemahaman siswa terhadap tata tertib sekolah masih kurang di
perhatikan.
Dari uraian diatas, maka penulis sebagai calon guru termotivasi
untuk menkaji secara ilmiah ”Pengaruh Pemberian Hukuman Terhadap
Kedisiplinan Siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa”
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang diatas, adapun yang menjadi rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kedisplinan siswa MTs Al-Hidayah Lemoa kecamatan
Bontolempangan kabupaten Gowa ?
2. Bagaimana bentuk pemberian hukuman terhadap siswa MTs Al-
Hidayah Lemoa kecamatan Bontolempangan kabupaten Gowa?
3. Bagaimana pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinan siswa
MTs Al-Hidayah Lemoa kecamatan Bontolempangan kabupaten Gowa?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mngetahui kedisiplinan siswa di MTs Al-Hidayah Lemoa
kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.
2. Untuk mengetahui bentuk pemberian hukuman terhadap siswa di Mts
Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa
3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinan
siswa di MTs Al-Hidayah Lemoa kecamatan Bontolempangan
Kabupaten Gowa
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:
1.Dari segi teoritik, dapat menjadi karya ilmiah yang mampu memperkaya
wawasan pengetahuan mengenai hukuman.
8
2.Dari segi praktek, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi para pendidik sebagai acuan atau pedoman didalam
menggunakan hukuman untuk mencapai tujuan dari pendidik itu sendiri.
3.Dari segi kepustakaan, diharapkan dapat menjadi salah satu karya tulis
ilmiah yang menambah koleksi pustaka bermanfaat bagi para pendidik
khususnya dan masyarakat umumnya .
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemberian Hukuman
1. Pengertian Hukuman
Hukuman berasal dari bahasa latin (kata kerja) “punier” dan arti
menjatuhkan hukuman pada seorang karena kesalahan, perlawanan atau
pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.Dari pengertian tersebut,
walaupun tidak diungkapkan secara jelas, tersirat didalamnya bahwa
kesalahan, perlawanan atau pelanggaran ini disengaja dalam artian
bahwa orang ini mengetahui perbuatan itu salah tetapi tetap
melakukannya.
Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa, Hukuman adalahpenderitaan yang diberikan atau yang ditimbulkan dengan sengajaoleh seseorang (oran tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadipelanggaran, kejahatan atau kesalahan.1
Sementara Kartini Kartono juga mengemukakan bahwa, Hukumanadalah perbuatan secara intensional diberikan, sehinggamenyebabkan penderitaan lahir batin, diarahkan untuk menggugahhati nurani dan penyadaran si penderita akan kesalahannya.2
Hukuman berarti suatu bentuk kerugian atau kesakitan yang
dtimpakan kepada orang yang berbuat salah tersebut.
Athiyah Al-Abrasy mengemukakan bahwa, “hukuman sebagaituntunan dan perbaikan (melindungi siswa dari kesalahan yangsama), bukan sebagai hardikan atau balas dendam. Bila kita inginsukses dalam pengajaran guru harus memikirkan setiap siswa dan
1 Ngalim purwanto, ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung, RemajaRosda Karya, 1994, h. 174
2 Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, Bandung, Mandar Maju,1992 h. 261
10
memberikan hukuman yang sesuai dengan pertimbangankesalahannya dan merasakan kasih sayang guru dengan adanyakeadilan, hingga siswa punya ketetapan hati untuk bertaubat.Dnganjalan ini akan sampailah kepada maksud utama dari hukumansekolah yaiti perbaikan”.3
Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa, “ Hukuman dapatberfungsi untuk menghindari pengulangan tindakan yang tidakdiinginkan, mendidik, member motivasi untuk menghindari prilakuyang tidak diterima. Hukuman merupakan alat pendidikan yangragamnya bermacam-macam. Perlu diketahui ada alat pendidikanyang sangat penting bagi pelaksanaan pendidikan, yaitu:pembiasaan, perintah, larangan, hukuman dan anjuran ”.4
Hukuman dapat dijadikan sebagai tuntunan dan perbaikan untuktidak mengulangi kesalahan yang sama. Hukuman juga berfungsi untukmenghindari pengulangan tindakan yang tidak di inginkan.
2. Fungsi Hukuman
Memberikan hukuman kepada anak-anak tetap dilakukan
dengan cara yang mendidik, senakal apapun mereka. Kenakalan
merupakan bagian tak terpisahkan dari masa tumbuh kembang anak,
terutama dimasa 7 tahun pertamanya. Banyak orang tua merespon
kenakalan si kecil dengan mengekspresikan kemarahan yang tidak
semestinya, memberikan hukuman fisik, bahkan tidak sedikit yang
berlanjut menjadi kekerasan fisik. Padahal, bentuk hukuman seperti itu
bisa mengganggu perkembangan emosi anak, hingga tak jarang perilaku
kenakalannya semakin menjadi-jadi dan semakin liar.
Memarahi sikecil karena kesalahannya itu wajar, asalkan orang
tua tidak mengucapkan kata-kata kasar dan merendahkan anak yang
3 M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan islam, Bulan Bintang,Jakarta, 1970, h. 158
4 Ngalim Purwanto, Op, Cit., h. 224
11
dapat menempel sebagai memori negatif hingga ia dewasa kelak.
Memberi hukuman karena kenakalannya pun sebisa mungkin harus
dilakukan dengan cara yang mendidik dan efektif. Artinya tanpa hukuman
fisik apalagi berlanjut menjadi kekerasan fisik.
a. Fungsi hukuman untuk menghalangi dalam pengulangan tindakan yang
tidak diinginkan.
b. Fungsi hukuman sebagai mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan,
mereka dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain
salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang
salah dan tidak menerima hukuman apabila mreka melakukan tindakan
yang benar.
c. Fungsi member motivasi untuk menghindari prilaku yang tidak
dibenarkan (diterima).5
Hukuman suatu perbuatan yang tidak menyenangkan kepada
anak dari orang yang lebih tinggi kedudukannya atas kesalahan dan
pelanggarannya, sehingga terbentuklah dalam hatinya untuk tidak
mengulanginya lagi. Karena hukuman akan menghasilkan disiplin pada
taraf yang lebih tinggi akan menginsyafkan anak didik.
Bila kita cermati, hukuman fisik seperti memukul memang salah
selain menimbulkan rasa sakit juga bisa membuat anak stres dan merasa
takut salah dalam melakukan sesuatu. Dalam jangka panjang hal ini bisa
berpengaruh terhadap perkembangan psikologisnya. Anak bisa saja
5 Hurlock EB, Perkembangan Anak, Jakarta,Erlangga, 1993, h. 87
12
berkembang menjadi peragu, merasa takut salah dalam bertindak atau
mengambil keputusan, tidak mandiri dan tidak percaya diri atau bahkan
bertingka lebih liar dengan mengembangkan pemahamannya bahwa
kemarahan boleh ditindak lanjuti dengan kekerasan. Dimasa
berkembangnya, anak-anak banyak meniru ucapan dan perbuatan orang
tua atau keluarganya. Karena itu,cara kita memberikan hukuman kepada
mereka dan merupakan bentuk pola asuh dan didikan yang harus kita
cermati, kita pahami dan kita terapkan secara bijaksana
Muhammad Qutb mengemukakan bahwa, dalam islam halmendidik anak juga tidak lepas dari hukuman, pendidikan yangterlampau halus akan sangat berpengaruh jelek, karenamembuat jiwa tidak stabil. Oleh karena itu haruslah ada sedikitkekerasan dalam mendidik, diantara bentuk kekerasan itu adalahpemberian hukuman.6
Amir Da’im mengemukakan bahwa,“hukuman adalahtindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengajasehingga menimbulkan nestapa. Dengan demikian anak akanmenjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji dalam hatinyauntuk tidak mengulangi.7
Hukuman adalah tindakan yang paling akhir terhadap adanya
pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-berkali dilakukan setelah
diberitahukan, ditegur dan diperingati.
Hukuman bukan pula tindakan yang pertama diberikan oleh
seorang pendidik, dan hukuman bukan cara yang diutamakan, tetapi
nasehat yang harus diberikan terlebih dahulu sebelum pendidik
memberikan.
6 Muhammad Qutb, Sistem Pendidikan Islam, PT Al-Ma’arif, Bandung, h. 3437 Amir Da’ien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu pendidikan, usaha Nasional,
Surabaya, 1993, h. 147.
13
Allah berfirman dalam Al-quran surah An-Nahl ayat 125
Terjemahnya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yangbaik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahuitentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebihmengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” .8
Al-quran menjelaskan bahwa untuk mengajak manusia kejalan
yang lurus dengan cara yang hikmah maksudnya adalah perkataan yang
tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan bathil.
Maksudnya pelajaran yang baik adalah nasehat-nasehat yang baik, jadi
sebelum kita menjatuhkan sebuah hukuman kita harus megingatkan dan
memberikan nasehat-nasehat kepada orang lain agar tidak melanggar
peraturan atau tata tertib.
3. Nilai Positif dan Nilai Negatif Hukuman
Nilai-nilai hukuman terbagi atas 2 yaitu:
a. Nilai positif hukuman1) Secara psikologis hukuman dapat mengarahkan anak dari
perbuatan yang cenderung untuk melanggar ketertiban.2) Hukuman dapat menguatkan kemauan anak yang masih lemah,
malas, dan sebagainya.3) Dengan adanya hukuman anak mengasosiasikan dengan
pelanggaran ketertiban, sehingga timbulah pengertian baruterhadap perbuatan baik dan buruk.
4) Berdasarkan pengalaman, apabila melanggar tata tertib akanmendapatkan hukuman.
b. Nilai negatif hukuman
8Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. PenerbitDiponerogo, h. 421.
14
1) Karena hukuman, hubungan antara guru dan murid menjadirenggang.
2) Karena hukuman, anak merasa harga dirinya terlanggar.9
4. Syarat-Syarat Memberikan Hukuman
Pemberian hukuman tidak dapat dan tidak boleh dilakukan
sewenang-wenang menurut kehendak seorang. Menghukum itu adalah
suatu perbuatan yang tidak bebas, selalu mendapap pengawasan dari
Negara dan masyarakat, hukuman yang bersifat pendidikan yang harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Syarat-syarat memberikan hukuman:b. Hukuman harus selaras dengan kesalahan.c. Hukuman harus seadil-adilnya.d. Hukuman harus lekas dijalankan agar anak mengerti benar apa
sebabnya ia dihukum dan apa maksud hukuman itu.e. Member hukuman harus dalam keadaan yang tenang, jangan pada
saat marah.f. Hukuman harus sesuai dengan umur anak.g. Hukuman harus diikutu dengan penjelasan sebab bertujuan untuk
membentuk kiat hati, tidak hanya sekedar menghukum saja.h. Hukuman harus diakhiri dengan pemberian ampun.i. Hukuman kita berikan jika terpaksa, atau hukuman merupakan alat
pendidikan yang terakhir.j. Yang berhak member hukuman hanyalah mereka yang cinta pada
anak saja, sebab jika tidak berdasarkan cinta, maka hukuman akanbersifat balas dendam.10
Jadi dalam memberikan hukuman tidak dapat dilakukan dengansewenang-wenang, harus selaras dengan kesalahan yang di lakukan.
5. Tujuan Hukuman
Hukuman diberikan agar siswa menyadari kekeliruannya.Dalam
pemberian hukuman, terkandung tujuan etis sehingga siswa dapat
9 Abu Ahmadi, Pengantar Metodik Didaktif Untuk dan Calon Guru, Armiko,Bandung, 1989, h. 71
10 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Aksara Baru, Jakarta, 1988h. 116-117
15
membedakan perbuatan yang baik dengan yang buruk.Hukuman
diberikan apabila siswa melakukan kesalahan dan hukuman diberikan
dengan tujuan “agar siswa menghentikan atau meninggalkan perbuatan
yang salah tadi, kemudian tidak mengulangi kesalahan tersebut, dengan
demikian anak itu menjadi jera”.
Abu Ahmadi mengemukakan, bahwa tujuan hukuman adalah untukmencegah, menjerakannya agar jangan lagi diulanginya berbuatkesalahan”11
Sementara itu Henry N. Siahaan menjelaskan bahwa tujuan
hukuman adalah:
a. Tujuan jangka pendek, yaitu hukuman yang bijaksana, yaitumenghentikan tingkah laku anak dengan segera.
b. Tujuan jangka panjang untuk mengajar dan mendorong anak untukmenghentikan sendiri kelakuannya yang salah yaitu untukmengendalikan diri anak itu sendiri.12
Uraian diatas jelas bahwa hukuman bertujuan untuk menghindarkan
anak dari perbuatan yang salah sehingga anak dapat memperbaiki sikap
dan tingkah lakunya, karena pada dasarnya hukuman diarahkan untuk
memperbaiki tabiat dan dan tingkah laku anak didik, untuk mendidik anak
kearah yang lebih baik. Jadi hukuman diberikan untuk mencegah anak
melakukan kesalahan yang sama.
11 Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Jilid 1, Toha Putra, Semarang, 1991, h. 6912 Henry Siahaan, Peranan Ibu Bapak Mendidik Anak, Angkasa, Bandung, 1984,
h. 20
16
B. Kedisiplinan Siswa
1. Pengertian kedisiplinan siswa
Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ked
an akhiran–an menurut kamus besar Bahasa Indonesia disiplin
mempunyai arti ketaatan dan kepatuhan pada aturan, tata tertib dan lain
sebagainya.13
Secara istilah disiplin menurut beberapa pakar diartikan sebagai
berikut:
a. Keith Davis dalam Santoso sastropoetra mengemukakan, Disiplindiartikan sebagai pengawasan terhadap diri pribadi untukmelaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui atau diterimasebagai tanggung jawab.14
b. Soegeng Prijodarminto, dalam buku “Disiplin kiat menuju sukses”mengatakan Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta danterbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yangmenunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan atauketertiban.15
Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah
suatu kondisi yang tercipta melalui proses latihan yang dikembangkan
menjadi serangkaian prilaku yang didalamnya terdapat unsur-unsur
ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban dan semua itu dilakukan
sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk mawas diri.
Konsep popular dari “Disiplin” adalah sama dengan “hukuman”.
Menurut konsep ini disiplin digunakan hanya bila anak melanggar
13 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, KamusBesar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997, h 747.
14 Santoso Sastropoetra, Partisipasi, komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalampembangunan nasional. Penerbit Alumni, Bandung, h. 747.
15Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Pradnya Paramita,Jakarta, 1994, h. 23.
17
peraturan dan perintah yang diberikan orang tua, guru atau orang deasa
yang berwenang mengatur kehidupan bermasyarkat, tempat anak itu
tinggal. Hal ini sesuai dengan sastrapraja yang berpendapat bahwa:
Disiplin adalah penerapan budinya kearah perbaikan melalui pengarahan
dan paksaan.
Subari juga mengatakan, bahwa disiplin adalah penurutanterhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untukterciptanya tujuan peraturan itu.16
Disiplin mencakup totalitas gerak rohani dan jasmani massa
yang konsisten terus menerus tunduk dan patuh tanpa reserve
melaksanakan segala perintah atau peraturan. Totalitas kepatuhan
meliputi niat, akal pikiran, kata-kata dan perbuatan di dalam diri setiap
insan.Penyelewengan atas garis-garis haluan manusia yang telah
ditetapkan, pasti akan mengakibatkan kekeroposan dan ketidakstabilan
dalam keseluruhan system dan struktur masa tersebut.
Subari mengatakan, bahwa seseorang dikatakan menjalankanketertiban jika orang tersebut menjalankan peraturan karenapengaruh dari luar misalnya guru, kepala sekolah, orang tua danlain-lain.Sedangkan seseorang dikatakan bersiasat jika orangtersebut menjalankan peraturan yang harus dijalankan denganmengingat kepentingan umum dan juga kepentingan dirisendiri.17
Orang biasanya mengacu konsep disiplin yang bertentangan
dengan memakai istilah “negative” dan “positif”.Menurut konsep negative
disiplin berarti pengadilan dengan kekuasaan luar, yang biasanya
diterapkan secara sembarangan. Hal ini merupakan bentuk pengekangan
16 Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, BumiAksara, Jakarta, 1994, h. 164.
17Ibid, h. 64.
18
melalui cara yang tidak disukai dan menyakitkan. Dengan kata lain adalah
hukuman. Tetapi hukuman tidak selalu melemahkan kecenderungan
individu untuk bertindak tidak sesuai dengan keinginan masyarakat,
maupun tidak menjamin bahwa kegitan yang dihentikan akan digantikan
prilaku yang lebih dapat diterima.
Sebagaimana kisah nabi Ibrahim agar patuh dan tunduk
terhadap Tuhannya yang tertulis dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat
131:
لَِمیَن ُھۥٓ أَۡسلِۡمۖ َقاَل أَۡسلَۡمُت لَِربِّ ٱۡلَعٰ ١٣١إِۡذ َقاَل لَُھۥ َربُّ
Terjemahnya:
“Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!"
Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta
alam".18
2. Tujuan Disiplin Siswa
Penanaman dan penerapan sikap disiplin pendidikan tidak
dimunculkan sebagai suatu tindakan pengekangan atau pembatasan
kebebasan siswa dalam melakukan perbuatan sekehendaknya, akan
tetapi hal itu tidak lebih sebagai tindakan pengarahan kepada sikap yang
bertanggung jawab dan mempunyai cara hidup yang baik dan teratur,
sehingga dia tidak merasakan bahwa disiplin merupakan beban tetapi
disiplin merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya menjalankan tugas
sehari-hari.
18 Op cit., h.16
19
Disiplin ialah membentuk prilaku sedemikian rup hingga ia akan
sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat
individu itu di idntifikasikan.
Karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu
falsafah pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara
menanamkan disiplin. Jadi, metode spesifik yang digunakan di dalam
kelompok budaya sangat beragam, walaupun semuanya mempunyai
tujuan yang sama, yaitu mengajar anak bagaimana berprilaku dengan
cara yang sesuai dengan standar kelompok social (sekolah), tempat
mereka diidentifikasikan.
Adapun tujuan disiplin menurut Charles adalah:
a. Tujuan jangka panjang yaitu supaya anak terlatih danterkontrol dengan ajaran yang pantas.
b. Tujuan jangka panjang yaitu untuk mengembangkan danpengendalian diri anak tanpa pengaruh pengendalian dariluar.19
Tujuan dasar diadakannya disisplin adalah membantu anak didik
untuk menjadi matang pribadinya dan mengembangkan diri dari sifat-sifat
ketergantungan ketidak bertanggung jawaban menjadi bertanggung jawab
dan membantu anak didik mengatasi dan mencegah timbulnya problem
disiplin dan menciptakan situasi yang favorebel bagi kegiatan belajar
mengajar dimana mereka mentaati peraturan yang ditetapkan.
19 Charles Schaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, MitraUtama, Jakarta, 1980, h. 88.
20
Dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin adalah untuk
membentuk prilaku seseorang kedalam pola yang disetujui oleh
lingkungannya.
Disiplin memang seharusnya perlu diterapkan disekolah untuk
kebutuhan belajar siswa.Hal ini perlu ditanamkan untuk mencegah
perbuatan yang membuat siswa tidak mengalami kegagalan, melainkan
keberhasilan.
Disiplin yang selalu terbayang adalah usaha untuk menyekat,
mengontrol dan menahan. Sebenarnya tidak hanya demikian, disisin lain
juga melatih, mendidik, mengatur hidup berhasil dan lebih baik dalam
keteraturan. Segala kegiatan atau aktivitas akan dapat terselesaikan
dengan mudah, rapid dan dalam koridor tanggung jawab secara utuh.
3. Fungsi disiplin siswa
Manusia hidup didunia memerlukan suatu norma aturan sebagai
pedoman dan arahan untuk mempengaruhi jalan kehidupan, demikian
pula disekolah perluh adanya tata tertib untuk berlangsungnya proses
belajar yang tinggi maka dia harus mempunyai kedisiplinan belajar yang
tinggi.
The Liang Gie mengatakan, bahwa Berdisiplin akan membuatseseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik,juga merupakan pembentukan yang baik, yang akanmenciptakan suatu pribadi yang luhur.20
Jika kita cermati lebih lanjut, nampaknya memang benar sekali
suatu tata tertib atau aturan bagi pengendalian tingkah laku siswa
20 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, UGM Pers, Yogyakarta, 1971, h.59.
21
memang harus dilakukan. Tata tertib disertai pengawasan akan
terlaksananya tata tertib dan pemberian pengertian pada setiap
pelanggaran tentunya akan menimbulkan rasa keteraturan yang disiplin
diri.
Fungsi disiplin ada dua yaitu:
a. Fungsi yang bermanfaat1) Untuk mengajarkan bahwa prilaku tentu selalu akan diikuti
hukuman, namun yang lain akan diikuti dengan pujian.2) Untuk mengajar anak suatu tindakan penyesuaian yang
wajar, tanpa menuntut suatu konformitas yang berlebihan.3) Untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri
dan pengarahan diri sehingga mereka dapatmengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakanmereka.
b. Fungsi yang tidak bermanfaat1) Untuk menakut-nakuti anak.2) Sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin.21
Fungsi pokok disiplin adalah mengajar anak untuk menerima
pengekangan yang dilakukan dan membentuk, mengarahkan energy
anak ke dalam jalur yang benar dan diterima secara sosial.
Uraian di atas, dapat dikatakan bahwa dengan adanya disiplin
dalam mentaati tata tertib, siswa akan merasa aman karena dapat
mengetahui mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik
untuk dihindari. Dan hal ini sangat menunjang pada kelancaran proses
belajar mengajar di sekolah yang berarti akan meningkatkan prestasi
belajar siswa.
Hal ini senada dengan ungkapan The Liang Gie bahwa:
21 Hurlock EB, Perkembangan Anak, Jakarta, Erlangga, 1993 h. 97.
22
pokok pangkal yang pertama dan cara belajar yang baik adalahketeraturan. Kebiasaan teratur dalam aktifitas belajar baikdirumah maupun di sekolah adalah kewajiban siswa agarbelajarnya berjalan efektif.Kepatuhan dan disiplin harusditanamkan dan dikembangkan dengan kemauan dankesungguhan. Dengan demikian maka kecakapan akan benar-benar dimiliki dan ilmu yang sedang dituntut dapat dipelajari dandimengerti secara sempurna.22
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa
Kedisiplinan bukan merupakan sesuatu yang terjadi secara
otomatis atau spontan pada diri seseorang melainkan sikap tersebut
terbentuk atas dasar beberapa factor yang mempengaruhinya.
Adapun factor-faktor tersebut yakni:
a. Faktor intern
Yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang
bersangkutan, factor-faktor tersebut meliputi.
1) Faktor pembawaan
Menurut aliran nativisme bahwa nasib anak itu sebagian
besar berpusat pada pembawaannya sedangkan pengaruh
lingkungan hidupnya sedikit saja.Baik buruknya perkembangan
anak, sepenuhnya bergantung pada pembawaannya.23Pendapat
ini menunjukkan bahwa salah satu factor yang menyebabkan
orang bersikap disiplin dalah pembawaan yang merupakan
warisan dari keturunannya.
22The Liang Gie, Op Cit, h. 5123 Muhammad Kasiran, Ilmu Jiwa Perkembangan, Usaha Nasional,Surabaya,
1983, h. 27.
23
2) Faktor kesadaran
Kesadaran adalah hati yang telah terbuka atas pikiran yang telah
terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Disiplin akan lebih mudah
ditegakkan bilamana timbul dari kesadaran setiap insane, untuk selalu
mau bertindak taat, patuh, tertib, teratur bukan karena ada tekanan atau
paksaan dari luar.
Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan jika seseorang
memiliki kesadaran atau pikirannya telah terbuka untuk melaksanakan
disiplin maka ia pun akan melakukan.
3) Faktor minat dan motivasi
The Liang Gie mengatakan, bahwa minat merupakan salahsatu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utamadari kegagalan studi para siswa menunjukkan bahwa sebabnyaialah kekurangan minat.24
Pupuh Faturrahman dkk mengatakan, bahwa motivasiberpangkal dari kata ‘motif’, yang dapat diartikan sebagai dayapenggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukanaktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.25
Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hatiseseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatutujuan.Sementara itu Abdul Majid juga berpendapat bahwaMotivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginanuntuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup.Dengan kata lain, motivasi adalah sebuah proses untuktercapainya suatu tujuan.26
24 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efesien, UGM Pers, Yogyakarta, 1971, h. 5825 Pupuh Faturrahman dkk, Strategi Belajar Mengajar, PT Refika Aditama,
Bandung, 2014, h. 1926 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2015,
h. 308.
24
Disiplin minat dan motivasi sangat berpengaruh untuk
meningkatkan keinginan yang ada dalam diri seseorang. Jika minat
dan motivasi seseorang dalam berdisiplin sangat kuat maka dengan
sendirinya ia akan berprilaku disiplin tanpa menunggu dorongan dari
luar.
4) Faktor pengaruh pola fikir
Ahmad Amin dalam bukunya “Etika” mengatakan, bahwa ahlijiwa menetapkan bahwa pikiran itu tentu mendahului perbuatan, makaperbuatan berkehendak itu dapat dilakukan setelah pikirannya.27
Pola pikir yang telah ada terlebih dahulu sebelum tertuang dalam
perbuatan sangat berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak atau
keinginan. Jika orang mulai berpikir akan pentingnya disiplin maka ia akan
melakukannya.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern yaitu faktor yang berada diluar diri orang yang
bersangkutan faktor ini meliputi:
1.Contoh atau teladan
Keteladanan merupakan salah satu teknik pendidikan yang efektif
dan sukses, karena teladan itu menyediakan isyarat-isyarat non verbal
sebagai contoh yang jelas untuk ditiru.
Teladan merupakan proses awal dari pendidikan anak, seorang
anak akan dengan mudah mengikuti perilaku orang tua walaupun orang
tua tanpa berbicara kepada anak. Orang tua tidak perlu berteriak-teriak
27 Ahmad Amin, Etika, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, h. 30.
25
kepada anaknya untuk menyuruh belajar sholat, namun orang tua cukup
hanya berpakaian sholat, kemudian memakaikan sarung atau mukena
kepada anaknya lalu diajak sholat bersama, seorang anak pasti dengan
mudah mengikuti apa yang dikehendaki oleh orang tua apabila orang tua
tersebut juga melakukan hal yang sama.
Allah berfirman, dalam Al-Quran surah Al-Ahzab: 21)
َ َوٱۡلَیۡوَمٱۡألِٓخَر َوَذَكَر َّ ِ أُۡسَوةٌ َحَسَنٞة لَِّمن َكاَن َیۡرُجوْا ٱ َّ لََّقۡد َكاَن لَُكۡم ِفي َرُسوِل ٱ
َ َكثِیٗرا َّ ٢١ٱ
Terjemahnya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suriteladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yangmengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamatdan dia banyak menyebut Allah”.28
Ayat tersebut sering diangkat sebagai bukti adanya metode
keteladanan Al-Qur’an. Dalam hal ini Muhammad Quth mengatakan,
bahwa diri Nabi Muhammad SAW, Allah menyusun suatu bentuk
sempurna metodologi Islam, suatu bentuk yang hidup dan abadi
sepanjang sejarah masih berlangsung.
2. Metode nasehat
Orang tua hendaknya memberi nasehat kepada anak-anaknya
dengan baik dan santun, dengan kata-kata yang lembut dan penuh kasih
sayang, kelembutan orang tua akan membuka hati dan pikiran anak untuk
melakukan dan mematuhi nasehat orang tuanya. Sebaliknya bila nasehat
dikemas dan dibingkai dengan kemarahan, anak akan merasa
28 Kementrian Op.,Cit,. H. 336
26
terintimidasi sehingga anak akan belajar untuk bohong dan curang,
karena takut dimarahi jika tidak melakukan nasehat orang tuanya tersebut.
3. Metode hukuman
Hukuman dibutuhkan dalam proses pendidikan anak. Fungsi
adanya sangsi dalam pendidikan adalah sebagai efek jera agar tdk
melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Sebelum
meberikan hukuman, orang tua harus memperhatikan dan memahami
apakah anak sebenarnya mengetahui bahwa perbuatan itu dilakukan itu
salah, bila anak belum bisa membedakan salah dan benar dalam
perilakunya, maka anak tidak dapat dihukum, maka ia membutuhkan
perbaikan berupa penjelasan bahwa perilakubanak tersebut salah dan
penegasan bahwa perilaku itu tidak boleh diulangi lagi.
4. Metode cerita
Metode bisa dikatakan sebagai cara yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar.
Sebagai alat ia tidak selamanya berfungsi secara memadai, untuk itu,
seorang pendidik hendaknya memilih suatu metode yang tepat guna
dalam upaya mengembangkan kreatifitas, mengembangkan bahasa,
mengembangkan emosi dan pengembangan nilai, serta pengembangan
sikap. Dan cerita satu-satunya metode yang mampu mengembangkan
semua itu. Islam menjadikan sifat alamiah manusia untuk senang
terhadap cerita dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap
perasaan.
27
Muhammad Quthb islam menggunakan metode cerita itu untuk
dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan.29
C. Kerangka Berfikir
Berhasil dengan baik atau tidaknya suatu hukuman tergantung
kepada kepribadian guru, pribadi siswa dan cara yang dipakai dalam
menhhukum mereka. Selain itu, juga dipengaruhi oleh hubungan antara
guru dan siswa serta suasana atau situasi ketika hukuman itu diberikan.
Oleh sebab itu, belum tentu dan bahkan tidak mungkin hukuman yang
sama di berlakukan terhadap beberapa siswa menghasilkan dampak yang
sama pula.
Seorang guru yang memberikan hukuman dengan sewenang-
wenang tanpa memperhatikan aspek si terhukum dan kesesuaian antara
berat dan ringannya pelanggaran dengan hukuman yang diberikan serta
penggunaan hukuman yang terlalu sering, apalagi kalau hukuman itu
terlalu keras, besar kemungkinan akibat yang ditimbulkannya pun akan
negatif. Begitu juga halnya apabila guru tersebut mengabaikan sifat sabar,
adil, dan pemaaf dalam memberikan hukuman.
29 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terj. Salman Harun, Bandung: al-ma’rif1988, Cet. 2, h.:347-348
28
D. Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono pengertian hipotesis merupakan jawaban
sementara rumusan masalah penelitia, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
a. Ha: Terdapat pengaruh signifikan antara pemberian hukuman
terhadap kedisplinan siswa.
b. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian
hukuman terhadap kedisplinan siswa
Pengaruh Pemberian Hukuman TerhadapKedisiplinan Siswa
Variabel x
Pemberian hukuman
1. Pujian2. Penghormatan3. Hadiah4. Tanda penghargaan
V ariabel Y
Kedisiplinan siswa
1. Disiplin berangkatsekolah
2. Disiplin mengeikutipembelajaran
3. Disiplinmengerjakantugas
4. Disiplin menaatitata tertib sekolah
29
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan
mengeksploitasi data dilapangan dengan metode analisis deskriptif yang
bertujuan memberikan gambaran secara cepat tepat tentang efektivitas
pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinan siswa di MTS AI-
Hidayah Lemoa Kec.Bontolempangan Kab.Gowa.
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa:“Penelitian kuantitatif yaiti penelitian yang dituntut banyakmenggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran daridata tersebut dalam mengambil kesimpulan. Pemahaman akankesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan tabel dangrafik.
“Adapun cara pengambilan sampel dengan teknik Stratifiet RandomSampling yakni apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baikdiambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitia populasi.Jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.1
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Adapun lokasi penelitian ini adalah di MTS AL-Hidayah lemoa
kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Dengan objek penelitian
yakni siswa/siswi MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan
Kabupaten Gowa.
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Pt RinekaCipta 2014) h.27
30
C. Variabel Penelitian
Adapun pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono:
variabel penelitian adalah “ suatu atribut atau sifat atau atau nilaidari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai fariasi tertentuyang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya”.2
Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek
penelitian.Variabel dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian
hukuman terhadap kedisiplinan siswa di MTs AL-Hidayah lemoa
kecamatan Bontolempangan KabupatenGowa.
Maka ada dua variabel yang ditetapkan, yaitu variabel bebas
(IndependenVariabel) dan variabel terikat (dependen variabel). Variabel
yang dimaksud adalah :
1. Variabel bebas (x) : Pemberian Hukuman
2. Variabel terikat (y): Kedisiplinan siswa
D. Defenisi Operasional Variabel
1. Pemberian hukumanHukuman berasal dari kata kerja latin punier yang berarti
menjatuhkan hukuman pada seseorang karena satu kesalahan,perlawanan ataupelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.Hukuman diartikan sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada peserta didiksecara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan efek jera dengan tujuanagar peserta didik menjadi sadar dan berjanji tidak akan mengulanginya.
2. Kedisiplinan siswaDisiplin merupakan sebagai kondisi tercipta dan terbentuk melalui
proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,
2 ibid. h.,61
31
kepatuhan, dan keteraturan. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian
perilaku dalam kehidupannya.
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu
(orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan perbuatan
seseorang.
Hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau yang ditimbulkan
dengan sengaja oleh seseorang (oran tua, guru, dan sebagainya)
sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan.3
Dengan demikian, bahwa maksud dari judul proposal ini adalah
upaya yang dilakukan oleh guru untuk mendorong siswa melakukan
kegiatan dengan cara memberikan hukuman agar anak didik disiplin
sehingga dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif,dan psikomotorik
siswa kearah yang lebih baik dari yang sebelumnya.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa,
“populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang diteliti”.4
Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sekumpulan individu
atau kelompok yang menjadi sumber data dan informasi yang dibutuhkan
dalam sebuah penelitian.
3Ngalim purwanto, ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung, Remaja RosdaKarya, 1994, h. 174
4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Cet.13,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 103
32
Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa/siswi MTs AL-
Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.
Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa :“Populasi adalahkeseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin menelitisemua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, makapenelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika kita hanya akanmeneliti sebagian dari populasi,maka penelitian tersebut disebutpenelitian sampel”.5
Berdasarkan defenisi yang telah dikemukakan diatas,maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian
yang dijadikan sumber data yang memiliki karakteristik penelitian yang
terdapat dilokasi penelitian.
Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah 50 orang
siswa.
Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dalam penelitian ini,
peneliti memberikan penjelasan melalui.
Tabel 1: Daftar distribusi populasi dilokasi penelitian
5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan PraktekCet.13, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 108
NO Siswa Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Kelas VII 8 6 14
2. Kelas VIII 9 9 18
3. Kelas IX 13 5 18
Jumlah 30 20 50
33
Sumber data: Mts Al-hidayah lemoa kec. Bontolempangan kab .Gowa.
2. Sampel Penelitian
Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa :
“jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka
penelitian tersebut disebut penelitian sampel”.6
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yangditeliti.
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, sampel merupakan sebagian
individu yang diselidiki”.7
Dapat disimpulkan bahwa Sampel adalah sebagian dari populasi
yang memiliki sifat karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili
populasi. Akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan penelitian
populasi karena populasi dalam penelitian ini tidak mencukupi 100 orang.
Setelah melihat populasi dalam penelitian ini, maka langkah
berikutnya adalah menentukan sampel. Penentuan sampel merupakan
sebagian kecil yang di ambil dari sebuah populasi penelitian. Jadi dalam
penentuan penelitian tidak selamanya perlu meneliti secara keseluruhan
populasi, karena hal tersebut membutuhkan dana, biaya dan anggaran
yang relative banyak, memiliki waktu yang agak lama serta pertimbangan
keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti.
6Ibid h.1317Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, (Yogyakarta: Yayasan Psikologi UGM, 1975),
h. 70
34
Sampel dalam pandangan Suharsimi Arikunto (2006) sebagai
bagian dari populasi yang diteliti, yang menyatakan pula bahwa;
“Sampel adalah memilih sejumlah tertentuh dari keseluruhan
populasi yang akan dijadikan subjek penelitian sampel yang diteliti
nantinya akan mewakili seluruh populasi sebagai hasil untuk semua
populasi, tetapi jika populasi dari penelitian tersebut sedikit maka bisa saja
populasi penelitian itu menjadi sampel penelitian. Populasi dari sebuah
penelitian itu kurang dari seratus dan sedikit maka penelitian tersebut
dinamakan penelitian populasi dan populasi dari penelitian ini juga
menjadi sampel penelitian”.
Tabel 2: Daftar distribusi sampel di lokasi penelitian
NO Siswa Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. Kelas VII 8 6 14
2. Kelas VIII 9 9 18
3. Kelas IX 13 5 18
Jumlah 30 20 50
Sumber data: Mts Al-Aidayahlemoa kec. Bontolempangan kab. Gowa.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian menggunakan instrumen, penelitian sebagai alat bantu
agar kegiatan penelitian berjalan secara sistematis dan terstruktur, dalam
pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sebagai mana yang
dikatakan Suharsimi Arikunto antara lain sebagai berikut.
35
a. Pedoman angket yaitu mamberikan pertanyaan dalam bentuk daftar
pertanyaan dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.
b. Pedoman observasi yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi
langsung dengan sumber impormasi tentang objek penelitian, keadaan
guru dan keadaan siswa.
c. Catatan dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung
dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.
G. Teknik Pengumpulan data
Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan beberapa tekhnik dan
metode untuk mengumpulkan data sebagai berikut yaitu:
1. Observasi, yaitu observasi secara umum dapat diartikan sebagai
penghimpunan bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara
sistematisterhadap berbagai fenomena yang dijadikan objek
pengamatan seperti keadaan guru dan siswa.
2. Angket, yaitu termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat
data atau impormasi, sikap, dan faham dalam hubungan kausal
atau memberikan pertayaan dalam bentuk daftar pertayaan
dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.
3. Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari
referensi yang membahas tentang objek penelitian.
36
H. Teknik Analisis Data
Menganalisa hasil penelitian teknik yang digunakan yaitu
menggambarkan dan menjelaskan objek penelitian. Teknik analisis data
kuantitatif ini yang akan peneliti gunakan untuk mengetahui pengaruh
pemberian hukuman terhadap kedisiplinan siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa
Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa adalah teknik analisis data
yang menggunakan statistik. Dalam hal ini dilakukan dengan
menggunakan rumus Regresi Linear Sederhana. Secara umum
persamaan sederhana (dengan satu prediktor) dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Rumus Regresi Sederhana:
Y=a+Bx
Keterangan:
Y= nilai yang diprediksikan atau nilai variabel dependent
a= konstanta
b= koefisien regresi
X= variabel dependent
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian
Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang
hasil penelitian, namun sebelum terlalu jauh membahas mengenai
hasil penelitian ini, terlebih dahulu peneliti memberikan gambaran
tentang objektif lokasi penelitian sebagai berikut:
1. Sejarah singkat lokasi penelitian
Sebagai langkah awal dalam pembahasan ini penulis dapat
mengemukakan sejarah singkat MTs AL-Hidayah lemoa. Sekolah
MTs AL-Hidayah lemoa sebagai salah satu lembaga pendidikan
formal yang memberikan dan pengajaran dasar, yaitu pendidikan
umum 70 %.Di samping mata pelajaran agama islam sekurang-
kurangnya 30 % lembaga pendidikan ini di bangun pada tahun
1982/1985 atas permohonan yang di ajukan oleh suatu panitia yang
di ampentarisasi Kakandepag Gowa yang pada saat itu dimotori oleh
bapak Syamsul Bahri.Atas usaha yang di lakukan oleh panitia
tersebut,maka keluarlah “SK Menteri pendidikan pengajaran dan
kebudayaan yang berlaku mulai tahun 1985” .
Sebuah sekolah biasanya dipimpin oleh beberapa kepala
sekolah yang silih berganti. Demikian pula halnya dengan MTs AL-
Hidayah Lemoa menurut informasi ibu Nurhaedah S. Pd selaku
38
kepala sekolah MTs Alhidayah Lemoa Kab.Gowa sejak berdirinya
telah di pimpin oleh:
1. Syamsul Bahri (1982-1985)
2. H. Muhammad (19851988)
3. Hj. Hani dg.Bollo (1989-1992)
4. H. Supu (1993-1995)
5. Hj.Nur Ummi (2005-2016)
6. Nurhaedah, S. Pd (2017-sekarang)
2. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Terwujudnya sumber daya insani yang berkualitas unggul
dibidang imtaq dan iptek dengan berwawasan lingkungan
hidup.
b. Misi
a. Terwujudnya pendidikan yang mampu membangun insan
yang cerdas dan kompetetif relevan dengan kebutuhan
masyarakat lokal dan global.
b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang
berkualitas.
c. Menumbuhkan budaya lingkungan MTs yang bersih, aman,
dan sehat.
d. Meningkatkan budaya MTs baik prestasi akademik/non
akademik.
39
e. Menumbuhkan minat baca dan tulis.
f. Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris dan bahasa
arab.
g. Menerapkan manajemen berbasis sekolah dengan
melibatkan seluruh steakholder madrasah.
3. Keadaan Guru
Guru dan siswa keduanya merupakan faktor pendidikan yang
masing-masing punya subyek pendidikan. Masing-masing memainkan
peranan dalam pencapaian tujuan pendidikan.Guru merupakan
subyek dalam pelaksanaan pendidikan yang bertindak sebagai
pendidik karena jabatan Guru yang ada dalam tangannya. Berarti guru
itu bukan semata-mata sebagai pengajar,tetapi juga sebagai pendidik
dan sekaligus pembimbing,yang memberikan pengarahan dan
penuntun siswa dalam belajar. Jadi guru itu sebenarnya memiliki
peranan yang unik dan sangat kompleks didalam proses belajar
mengajar,dalam peranannya untuk mengantarkan anak didiknya
ketaraf yang dicita-citakan .
Sedangkan siswa merupakan obyek pendidikan yang menjadi
sasaran dari aktivitas pendidikan.Jadi siswa adalah pribadi yang
unik,senantiasa mengalami proses perkembangan dengan potensi
yang di milikinya,di mana selalu membutuhkan bantuan dan
bimbingan dari orang dewasa guru melalui pendidikan.
40
Demikian pula halnya dengan MTs Al-hidayah Lemoa,yang
dewasa ini memiliki guru atau tenaga pendidik yang kompetensinya
dapat dipertanggung jawabkan karena mereka berasal dari berbagai
perguruan tinggi seperti: Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar ,
Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muhammadiyah
Makassar dan perguruan tinggi lainnya.
Untuk melihat keadaan guru siswa MTs Al-hidayah lemoa
kab.Gowa maka dibawah ini penulis akan mengemukakan keadaan
guru berdasarkan jabatan masing-masing.
Tabel 3
Keadaan Guru Mts Al-Hidayah Lemoa
NO NAMA JABATAN
1 Nurhaedah, S. Pd Kepala Sekolah
2 H. Ahmad, S. Pd.i Tata Usaha
3 Sudarmin, S. Pd.i Bahasa Aab
4 Muhtar Rudi, S. Pd Wali kelas IX/Bahasa indonesia/BK
5 Iskandar, S. Pd Kepala Laboratorium
6 Sohati, S. Pd.i Fiqih
7 Rida Agustianim S. Pd Wali kelas VIII/Matematika
8 Murhadi, S. Pd IPS
9 Salmiyah, S. Pd Wakamad/W.K VII/qur’an hadis
10 Subaeda, S. Pd.i PKN
11 Sahruni, S.i.p Aqidah
41
12 Hasmawati, S. Pd Bahaa inggris
13 Sofyan S.Pd Penjaskes
Sumber data:Kantor Guru dan Tata Usaha MTs Al-hidayah Lemoa
Data tabel di atas menunjukkan bahwa guru tetap sebanyak 08
orang, dan sebagian dari mereka ada yang mengajar di sekolah lain.
Berdasarkan data yang penulis peroleh,maka dapat disimpulkan
bahwa dari segi jumlah guru MTs Al-hidayah Lemoa Kab.Gowa sangat
memadai. Sedangkan dari segi kualitas cukup memadai dengan
melihat latar belakang pendidikan mereka yang kebanyakan S-1 dari
pada D2.
3. Keadaan Siswa
Siswa merupakan salah satu komponen yang menempati posisi
sentral dalam proses belajar mengajar. Sebab siswa atau anak didiklah
yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan perhatian, serta
sasaran utama untuk dididik. Di dalam proses belajar mengajar siswa
sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan yang ingin
dicapai secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu dan dapat
mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan
belajarnya. Dengan demikian, setiap lembaga pendidikan hendaknya
terdapat sistem yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang
lainnya. Yaitu disamping adanya fasilitas, adanya guru, yang
merupakan bagian dari integram dalam lembaga pendidikan formal.
Oleh karena itu, antara siswa dan guru merupakan dua aspek yang
42
tidak dapat dipisahkan, kedua unsur ini saling keterkaitan dalam hal
terciptanya proses belajar mengajar. Seorang guru tidak dapat
melaksanakan fungsinya sebagai pendidik tanpa adanya siswa,
demikian pula sebaliknya siswa tidak dapat menerima pelajaran tanpa
ada guru yang mentransfer ilmunya. Dengan demikian, ada tiga
komponen utama yang harus ada yaitu siswa yang merupakan peserta
didik, guru dan materi yang siap untuk disajikan.
Untuk mengetahui dengan jelas keadaan siswa MTs Al-Hidayah
Lemoa Kec.Bontolempangan Kab. Gowa tahun ajaran 2016/2017
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4
Keadaan Siswa Mts Al-Hidayah Lemoa
NO Objek
Jenis Kelamin Jumlah
PopulasiLaki-laki Perempuan
1. Kelas VII 8 6 14
2. Kelas VIII 9 9 18
3. Kelas IX 13 5 18
Jumlah 30 20 50
Sumber data: kantor MTs AL-Hidayah lemoa Kab Gowa.
Dari tabel keadaan siswa diatas terlihat bahwa siswa sekarang
menurun tidak seperti sebelum-sebelumnya karena kebanyakan orang tua
dikampung menyekolahkan anaknya dikota, tapi siswa sekarang biar
sedikit dalam ruangan tapi dia selalu semangat belajar.Dan kebanyakan
43
siswa sudah berubah dengan diberlakukannya hukuman di Mts.Al-
hidayah Lemoa Kab.Gowa .
4. Keadaan Sarana dan Prasaran
Salah satu faktor penentu yang tak kalah pentingnya dalam sebuah
lembaga pendidikan tidak hanya di tentukan oleh siswa dan tenaga guru
yang profesional dan berkompoten tetapi juga ditentukan oleh tersedianya
sarana dan prasarana yang memadai,dengan tersedianya fasilitas yang
lengkap,maka proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik,
dapat menambah gairah belajar siswa serta akan membantu para guru
dan pegawai dalam mengelolah sekolah. Demikian hanya Mt AL-hidayah
Lemoa Kec. Bontolempangan Kab.Gowa sebagai lembaga pendidikan
formal dibawah naungan Depag,memiliki pengajaran yang sangat
memadai untuk menunjang terciptanya proses belajar mengajar di Mts Al-
Hidayah Lemoa Kec.Bontolempangan Kab. Gowa tersebut .
a. Keadaan sarana
Berdasarkan pengamatan dan data yang di peroleh penulis,maka
diketahui keadaan sarana pada Mts.Al-hidayah Lemoa Kab.Gowa sangat
memadai dalam menunjang peleksanaan kegiatan belajar mengajar yang
berkualitas di Mts tersebut.
Adapun sarana yang dimiliki Mts.Al-hidayah Lemoa Kab.Gowa
dapat dilihat pada tabel berikut:
44
Tabel 5
Keadaan Sarana Mts Al-Hidayah Lemoa
NO Jenis Sarana Jumlah Keterangan
1. Ruangan Kepala Sekolah 1 Permanen
2. Ruangan Guru 1 Permanen
3. Ruangan Kelas 3 Permanen
4. Perpustakaan 1 Permanen
5. Laboratorium 1 Permanen
Jumlah 7 Keseluruhan
Sumber data : MTs Al-Hidayah Lemoa Kab.Gowa tanggal 10 agustus2019
.b. Keadaan Prasarana
Di samping fasilitas sarana sebagai pendukung pelaksanaan proses
belajar mengajar, prasarana juga memiliki peran yang tak kalah
pentingnya dalam proses belajar,karena keduanya sama-sama berperan
dalam kegiatan pembelajaran. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut mengenai keadaan prasarana di MTs Al-Hidayah Lemoa kec.
Bontolempangan Kab.Gowa.
45
Tabel 6
Keadaan prasarana Mts Al-Hidayah Lemoa
NO Jenis Prasarana Jumlah Keterangan
1 Meja/kursi kepala sekolah 1 buah Baik
2 Meja/kursi guru 11 buah Baik
3 Meja/Kursi siswa 60 buah Baik
4 Kursi Tamu 1 buah sofa Baik
5 Papan data guru 1 buah Baik
6 Papan struktur guru 1 buah Baik
7 Papan kalender pendidikan 1 buah baik
8 Jam dinding 5 buah baik
9 Lemari 4 buah baik
10 Papan tulis 3 buah baik
11 Peta benua 1 buah baik
12 Globe 1 buah baik
13 Komputer 20 buah baik
Sumber data : MTs Al-Hidayah lemoa Kab. Gowa tanggal 10 agustus2019
46
Berdasarkan tabel diatas ,dapat diketahui bahwa keadaan sarana
dan prasarana di MTs Al-Hidayah Lemoa Kec. Bontolempangan
Kab.Gowa sudah cukup menunjang segala kegiatan proses belajar
mengajarnya. Selain sarana dan prasarana yang dikemukakan dan
dilakukan oleh manusia termasuk kegiatan pembelajaran tinggal motivasi
yang selalu ditingkatkan.
Maka dari itu ,dalam proses belajar mengajar motivasi sangat
diperlukan oleh anak didik, anak didik yang tidak mempunyai motivasi
dalam belajar tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar dengan
baik, maka dari itu memberikan motivasi kepada anak didik berarti
meningkatkan kualitas belajarnya.Motivasi tidak hanya mempengaruhi
pada pelajaran saja tapi juga pada tingkah lakunya.
B. Gambaran Kedisiplinan Siswa di Mts. Al-Hidayah Lemoa
1. Pembahasan hasil responden
Tabel 7Tidak memakai seragam sekolah yang lengkap
Frequency Percent
Valid
2 1 2.03 13 26.04 36 72.0
Total 50 100.0
Sumber angket: no 1
Dari table diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sering,
1 siswa atau 2% menjawab kadang-kadang dan 13 iswa atau 26% dan
yang menjawab tidak pernah 36 siswa atau 72%.
47
Tabel 8Datang terlambat atau tidak tepat waktu
Frequency Percent
Valid
3 13 26.04 37 74.0
Total 50 100.0
Sumber angket: no 2
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada yang menjawab
sering, 13 siswa atau 26% menjawab kadang-kadang dan 37siswa atau
74% menjawab tidak pernah.
Tabel 9Tidak hadir tanpa keterangan
Frequency Percent
Valid
2 1 2.03 5 10.04 44 88.0Total 50 100.0
Sumber angket: no 3
Dari table diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab
sering 1 atau 2% dan 5 siswa atau 10% menjawab kadang-kadang dan
44 siswa atau 88% menjawab tidak pernah.
Tabel 10Meninggalkan pelajaran tanpa izin dari guru yang
bersangkutan
Frequency Percent
Valid2 1 2.03 11 22.0
48
Sumber angket: no 4
Dari table diatas menunjukkan bahwa tidak ada menjawab sering 1
siswa atau 2% menjawab kadang-kadang dan 11 siswa atau 22%, dan
yang menjawab tidak pernah 38 siswa atau 76%..
Tabel 11Tidak sholat dhuhur berjamaah sebelum pulang
Frequency
Percent
Valid
3 11 22.04 39 78.0
Total 50 100.0Sumber angket: no 5
Dari table diatas menunjukkan bahwa tidak ada menjawab sering 11
siswa atau 22% menjawab kadang-kadang dan 39 siswa atau 78%
menjawab tidak pernah.
Tabel 12Tidak mengerjakan tugas dari guru tepat waktu
Frequency Percent
Valid
2 3 6.03 13 26.04 34 68.0
Total 50 100.0
Sumber angket: no 6
4 38 76.0
Total 50 100.0
49
Dari table diatas menunjukkan bahwa yang menjawab sering 3 siswa
atau 6% menjawab kadang-kadang dan 13 siswa atau 26%, dan yang
menjawab tidak pernah 34 siswa atau 68%.
Tabel 13Membuang sampah tidak pada tempatnya
Frequency Percent
Valid
2 3 6.03 12 24.04 35 70.0
Total 50 100.0
Sumber angket: no 7
Dari table diatas menunjukkan bahwa tidak ada menjawab sering 3
siswa atau 6% menjawab kadang-kadang dan 12 siswa atau 24 %, dan
yang menjawab tidak pernah 35 siswa atau 70%.
Tabel 14Merokok di lingkungan sekolah
Frequency Percent
Valid
2 3 6.03 11 22.04 36 72.0Total 50 100.0
Sumber angket: no 8
Dari table diatas menunjukkan bahwa tidak ada menjawab sering 3
siswa atau 6% menjawab kadang-kadang dan 11 siswa atau 22%, dan
yang menjawab tidak pernah 36 siswa atau 72%.
50
C. Bentuk Pemberian hukuman siswa Mts Al-Hidayah Lemoa
1. Pembahasan hasil responden
Tabel 15Siswa diskorsing karena terlibat tawuran
Frequency Percent
Valid
2 1 2.03 19 38.04 30 60.0
Total 50 100.0
Sumber Angket: No 9
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada 1 siswa atau 2% yang
menjawab seringi, dan ada 19 siswa lainnya atau 38% menjawab
kadang-kadang dan 30 siswa atau 60% yang menjawab tidak pernah.
Tabel 16Menghafal ayat ketika tidak mengerjakan tugas dari guru
Frequency Percent
Valid
3 22 44.04 28 56.0
Total 50 100.0
Sumber angket: No 10
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada 22 siswa atau 44% yang
menjawab kadang-kadang, dan ada 28 siswa atau 56% menjawab tidak
pernah.
51
Tabel 17Hp siswa disita apabila kedapatan membawa kesekolah
Frequency Percent
Valid
2 1 2.03 26 52.04 23 46.0Total 50 100.0
Sumber angket: No 11
Dari uraian pada tabel diatas menunjukkan bahwa 1 orang siswa
atau 2% yang menjawab sering, 26 siswa atau 52% menjawabkadang-
kadang dan 23 siswa atau 46% menjawab tidak pernah.
Tabel 18Memungut sampah ketika terlambat upacara bendera
Frequency Percent
Valid
2 1 2.03 29 58.04 20 40.0Total 50 100.0
Sumber angket: no 12
Dari uraian pada tabel diatas menunjukkan bahwa 1 siswa atau 2
% menjawab seringi, 29 siswa atau 58% menjawab kadang-kadang dan
20 siswa atau 40% menjawab tidak pernah
Tabel 19Mengganti fasilitas yang dirusak
Frequency Percent
Valid3 21 42.04 29 58.0Total 50 100.0
52
Sumber angket: nomor 13
Dari uraian tabel diatas menunjukkan bahwa 29 siswa atau 58%
menjawab diberikan kadang-kadang dan 21 siswa atau 42% menjawab
tidak pernah.
Tabel 20Dikeluarkan dari kelas ketika ribut pada saat proses pembelajaran
Sumber angket: no 14
Dari uraian tabel diatas menunjukkan bahwa 3 siswa atau 6%
menjawab sering, 6 siswa atau 12% kadang-kadang dan 41 atau 82%
tidak pernah.
Tabel 21Mengurangi nilai siswa ketika menyontek saat ulangan
Frequency Percent
Valid
2 4 8.03 8 16.04 38 76.0
Total 50 100.0
Sumber angket: no 15Dari uraian tabel diatas menunjukkan bahwa 4 siswa atau 8%
menjawab seringi, 8 siswa atau 16% kadang-kadang dan 38 atau 72%
menjawab tidak pernah.
Frequency Percent
Valid
2 3 6.03 6 12.04 41 82.0Total 50 100.0
53
Tabel 22Siswa diberikan tugas tambahan ketika tidak
mengerjakan PRFrequency Percent
Valid
2 3 6.03 3 6.04 44 88.0Total 50 100.0
Sumber angket: no 16
Dari uraian tabel diatas menunjukkan bahwa 3 siswa atau 6%
menjawab sering, 3 siswa atau 6% kadang-kadang dan 44 atau 88% tidak
pernah.
D. Pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisplinan siswa
Dari hasil analisis yang telah dilakukan peneliti, selanjutnya akan
mencari indeks pengaruh antara variabel Pemberian Hukuman Terhadap
Kedisiplinan Siswa Di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan
Bontolempangan Kabupaten Gowa. Sebelum hal tersebut dilakukan,
peneliti akan melakukan uji prasyarat penelitian yaitu pengujian uji
linearitas data yang dilakukan sebagai berikut:
Uji linearitas merupakan uji prasyarat analisis untuk mengetahui
pola data, apakah data berpola linear atau tidak. Uji ini berkaitan dengan
penggunaan regresi linear jika akan menggunakan regresi linear dari data
pengaruh antara variabel Pemberian Hukuman Terhadap Kedisiplinan
Siswa Di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
54
Gowa, maka datanya harus menunjukkan pola (diagram) yang berbentuk
linear (lurus).
Tabel 23 uji linearitas data
Anovaa
Model Sum ofSquares
df MeanSquare
F Sig.
1Regression 6.202 1 6.202 3.569 .065b
Residual 83.418 48 1.738Total 89.620 49a. Dependent Variable: yb. Predictors: (Constant), x
Berdasarkan tabel diatas diperoleh F =3.659 tingkat signifikansi
0,000
55
pada penelitian ini menggunakan analisis regresional pada taraf signifikan
α = 0.05.
Dalam penelitian di gunakan Statistik inferensial untuk menguji
hipotesis. Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya pengaruh pemberian hukuman (X) terhadap kedisiplinan siswa
(Y) di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten
Gowa, yang dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 20. Adapun hasil
analisisnya di sajikan dalam tabel berikut ini :
TABEL 24
Hasil Uji Hipotesis: pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinansiswa di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan KabupatenGowa
Coefficientsa
Model UnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1(Constant)
22.420 3.879 5.779 .000
X .254 .135 .263 1.889 .065a. Dependent Variable: y
Dari tabel di atas terliihat bahwa nilai T = 1.889 dengan nilai
signifikansi 0,000
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perhatian guru dalam menanggulangi kedisiplinan siswa,
tingginya pemahaman siswa terhadap pentingnnya kedisiplinan
terhadap pendidikan, yang merupakan indikator bahwa guru-guru
mengharapkan anak didiknya meraih pendidikan yang maksimal.
Oleh karena itu menurut penulis antara tingkat pendidikan,
tingkat pemahaman pendidikan dengan kedisiplinan siswa memiliki
pengaruh yang sama. Penulis melakukan penelitian untuk
mendapatkan data, serta menguraikan secara sedarhana semua
permasalahan serta menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan
pembahasan skripsi ini, maka dari itu kami akan mengemukakan
beberapa kesimpulan pokok dari seluruh dari apa telah diuraikan
sebagai penegasan dan beserta dilengkapi dengan saran-saran. Oleh
sebab itu kesimpulan dari seluruh isi skripsi ini dapat dilihat pada
uraian berikut:
1. Kedisiplinan siswa seperti: tidak memakai seragam yang lengkap,
datang terlambat, tidak hadir tanpa keterangan, meninggalkan
pelajaran tanpa izin, tidak sholat dhuhur berjamaah, tidak
mengerjakan tugas tepat waktu, membuang sampah tidak pada
tempatnya, merokok di lingkugan sekolah,
57
2. Bentuk pemberian hukuman terhadap siswa,yakni di skorsing,
menghafal ayat, hp disita, memungut sampah, ganti rugi, di
keluarkan dari kelas, pengurangan nilai dan tugas tambahan.
3. Dari hasil analisis data menunjukan nilai signifikansinya signifikansi
0,000
58
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an danTerjemahannya, Departemen Agama RI.
Ahmadi, Abu. 1991, Ilmu Pendidikan, Semarang: Jilid 1, Toha Putra.
Al-Abrasyi, M. Athiyah. 1970, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan islam, Jakarta:Bulan Bintang
.Amin, Ahmad. 1975,Etika,Jakarta:BulanBintang.
Arikunto,Suharsimi. 2006Cet.13, Jakarta: RinekaCipta.
Baharuddin dan Esa NurWahyuni. 2010Teori Belajar dan Pembelajaran,Yogyakarta :Ar- Ruzz Media.
Charles Scaefer. 2000 Bagaimana Membimbing, Mendidik danMendisiplinkan Anak Secara Efektif, Jakarta: Alih Bahasa, Tuman
Sirait, Restu Agung.
Da’ien, Amir Indra Kusuma. 1993,Pengantar Ilmu pendidikan, Surabaya:Usaha Nasional.
Faturrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2014. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Redaksi Refika Aditama.
Gie, The Liang . 1971, Cara Belajar yang Efesien, Yogyakarta: UGM Pers.
Hadi, Sutrisno. 1975. Statistic jilid II. Yogyakarta: YayasanPsokologi UGM.
Hurlock EB. 1993,Perkembangan Anak, Jakarta, Erlangga.
Kartono,Kartini. 1992,Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, Bandung: MandarMaju.
Kasiran, Muhammad. 1983,Ilmu Jiwa Perkembangan, Surabaya: UsahaNasional.
Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
59
Margono,S. 2004,Metode Penelitian, Cet. IV Jakarta: Rineka Cipta
Mustofa, Ahmad. 1994, Ilmu Budaya Dasar, Bandung: Pustaka Setia.
Prijodarminto,Soegeng. 1994,Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PradnyaParamita.
purwanto,Ngalim. 1994,ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:Remaja Rosda