81
PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN TERHADAP KEDISIPLINAN SISWA DI MTS AL-HIDAYAH LEMOA KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh : Nurmuslima NIM : 10519 2320 15 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAAR 1441 H/ 2019 M

PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN TERHADAP KEDISIPLINAN … · SISWA DI MTS AL-HIDAYAH LEMOA KECAMATAN BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN TERHADAP KEDISIPLINANSISWA DI MTS AL-HIDAYAH LEMOA KECAMATAN

    BONTOLEMPANGAN KABUPATEN GOWA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna MemperolehGelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi

    Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama IslamUniversitas Muhammadiyah Makassar

    Oleh :

    NurmuslimaNIM : 10519 2320 15

    FAKULTAS AGAMA ISLAMUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAAR

    1441 H/ 2019 M

  • UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS AGAMA ISLAM

    Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223

    iii

    PENGESAHAN SKRIPSI

    Skripsi saudara Nurmuslima, NIM. 10519232015 yang berjudul “pengaruh pemberianhukuman terhadap kedisiplinan siswa di mts al-ahidayah lemoa” telah diujikan pada harisenin, 23 muharram 1441 H / 23 September 2019 M, dihadapan tim penguji dan dinyatakantelah dapat diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SarjanaPendidikan pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

    23 Muharram 1441 HMakassar, ------------------------------

    23 September 2019 M

    Dewan penguji :

    Ketua : Dr. Amirah Mawardi, M.Si. (...................................)

    Sekertaris : Dra. Hj. Atikah Achmad, M.Pd. (...................................)

    Anggota : Abd Fattah, S.Th.I.,M,Th,I. (...................................)

    : Alamsyah, S.Pd,I., M.H. (...................................)

    Pembimbing I : Ahmad Abdullah, S.Ag.,M.Pd (...................................)

    Pembimbing II : Sitti Satriani Is, S.Pd.I., M.Pd.I (...................................)

    Disahkan Oleh:DekanFAI Unismuh Makassar

    Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.INBM : 554612

  • UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARFAKULTAS AGAMA ISLAM

    Kantor : Jl. Sultan Alauddin No. 259 Gedung Iqra Lt. IV Telp. (0411) 851914 Makassar 90223

    iv

    BERITA ACARA MUNAQASYAH

    Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar telah mengadakansidang Munaqasyah pa da: Hari / Tanggal : Senin, 23 September 2019 M / 23 Muharram1441 H. Tempat : Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar Jl. Sultan Alauddin No.259 Makassar Gedung Iqra Lantai 4 Fakultas Agama Islam.

    MEMUTUSKANBahwa saudaraNama : NURMUSLIMANim : 10519232015

    Judul Skripsi :PENGARUH PEMBERIAN HUKUMAN TERHADAPKEDISIPLINAN SISWA DI MTS AL-HIDAYAH LEMOA

    Dinyatakan : LULUS

    Ketua Sekertaris

    Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dra. Mustahidang Usman, M.SiNIDN : 0931126249 NIDN : 0917106101

    Dewan Penguji

    1. Dr. Amirah Mawardi, M.Si. (...................................)

    2. Dra. Hj. Atikah Achmad, M.Pd. (...................................)

    3. Abd Fattah, S.Th.I.,M,Th,I. (...................................)

    4. Alamsyah, S.Pd,I., M.H. (...................................)

    Disahkan Oleh:Dekan FAI Unismuh Makassar

    Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.INBM : 554 612

  • SURAT PERNYATAAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : NURMUSLIMANIM : 10519232015Jurusan : Pendidikan Agama IslamFakultas : Agama IslamKelas : A

    Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:

    1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini,

    peneliti menyusun sendiri skrispsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

    2. Peneliti tidak melakukan penjiplakan (Plagiat) dalam menyusun skripsi

    ini

    3. Apabila peneliti melanggar perjanjian ini seperti pada butir 1,2,dan 3

    saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

    Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

    Makassar, 23 Muharram 1441 H23 September 2019 M

    Penulis

    NURMUSLIMA

  • v

    Nurmuslima 10519232015.2019 Pengaruh pemberian hukuman terhadapkedisiplinan siswa di Mts AL-Hidayah Lemoa KecamatanBontolempangan Kabupaten Gowa. Di bimbing oleh Ahmad Abdullah danSiti Satriani IS.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kedisiplinan siswa diMts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa (2)bentuk pemberian hukuman terhadap siswa di Mts Al-Hidayah LemoaKecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa (3) pengaruh pemberianhukuman terhadap kedisiplinan siswa di Mts Al-Hidayah LemoaKecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

    Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif denganmengesploitasi data lapangan dengan metode analisis deskriptif. Jumlahsampel adalah 50 orang siswa.Tekhnik pengumpulan data adalah angketdan wawancara.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa, kedisiplinan: tidak memakaiseragam yang lengkap, datang terlambat,tidak hadir tanpa keterangan,meninggalkan pelajaran tanpa izin, tidak sholat dhuhur berjamaah, tidakmengerjakan tugas dari guru, membuang sampah disembarang tempat,merokok dilingkungan sekolah. Bentuk pemberian hukuman terhadapsiswa: diskorsingkarena terlibat tawuran, menghafal ayat,memungutsampah, mengganti fasilitas, dikeluarkan dari kelas,pengurangan nilai,pemberian tugas tambahan,. Dari hasil analisis data menunjukan nilaisignifikansinya signifikansi 0,000

  • vii

    PRAKATA

    Puji syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.

    yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Pemberian

    Hukuman Terhadap Kedisiplinan Siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa

    Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa”.Shalawat serta salam

    mudah-mudahan tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW. Yang telah

    membawa kita dari alam kegelapan dan kebodohan menuju alam ilmiah

    yaitu al-Din al-Islam.

    Dengan kerendahan hati penulis menyadari sepenuhnya akan

    kemampuan dan kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena

    itu penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, saran serta

    motivasi semua pihak, baik langsung maupun tidak langsung dalam

    membantu penyusunan skripsi ini.

    Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terima kasih serta

    penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat :

    1. Ayahanda Safaruddin dan ibunda tercinta Maisar terima kasih atas

    jerih payah, pengorbanan, kesabaran, dan doa yang mengiringi

    hari-hariku sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah hingga

    selesainya skripsi ini.

  • viii

    2. Prof Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I, selaku dekan Fakultas Agama

    Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

    4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan

    Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

    5. Ahmad Abdullah, S.Ag, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan St.

    Satriani IS, S.Pd.I, M.Pd.I selaku dosen pembimbing II yang telah

    membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi

    ini.

    6. Bapak dan ibu dosen jurusan pendidikan agama Islam Fakultas

    Agama Islam yang telah banyak memberikan bekal ilmu kepada

    penulis sejak berada di bangku kuliah.

    7. Keluarga yang tercinta, adekku Indah Nurfitria, serta seluruh

    keluarga tercinta terima kasih atas semua bantuan, do’a dan selalu

    memberi semangat.

    8. Semua teman-teman kuliah, teman-teman PPL, KKP-PLUS , dan

    teman-teman FAI yang selalu memberikan bantuan dalam segala

    hal.

    9. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang

    tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

    Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada

    kita semua. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada

  • viiii

    yang sempurna. Begitu juga dalam penulisan skripsi ini, yang tidak lepas

    dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan

    dan kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang

    bersifat konstruktif demi penyempurnaan skripsi ini.

    Akhirnya dengan segala bentuk kekurangan dan kesalahan, penulis

    berharap semoga dengan rahmat dan izin-Nya mudah-mudahan skripsi ini

    bermanfaat bagi penulis khusunya dan bagi pihak-pihak yang

    bersangkutan.

    Makassar, September 2019

    Penulis

    NurmuslimaNim : 10519232015

    ix

  • x

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL.......................................................................... i

    HALAMAN JUDUL............................................................................ ii

    PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................. iii

    BERITA ACARA MUNAQASYAH.................................................... iv

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ v

    SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................. vi

    ABSTRAK ....................................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ....................................................................... vii

    DARTAR ISI ...................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ............................................................................. xii

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1A. Latar Belakang .......................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................... 7

    C. Tujuan Penulisan ...................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................. 9A. Pemberian Hukuman............................................................... 9

    1. Pengertian Hukuman ........................................................... 9

    2. Fungsi Hukuman..................................................................10

    3. Nilai Positif dan Nilai Negatif Hukuman............................... 13

    4. Syarat-syarat pemberian hukuman...................................... 14

    5. Tujuan Hukuman .................................................................15

    B. Kedisiplinan Siswa ..................................................................16

    1. Pengertian kedisiplinan siswa.............................................. 16

    2. Tujuan Disiplin Siswa........................................................... 18

    3. Fungsi Disiplin Siswa ........................................................... 20

    4. Faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa ................... 22

    C. Kerangka Pikir ......................................................................... 27

    x

  • x

    D. Hipotesis ................................................................................. 28

    BAB III Metode Penelitian.................................................................29A. Jenis Penelitian ......................................................................... 29

    B. Lokasi dan Objek Penelitian...................................................... 29

    C. Variabel Penelitian .................................................................... 30

    D. Definisi Oprasional Variabel ...................................................... 30

    E. Populasi dan Sampel ................................................................ 31

    F. Instrumen Penelitian .................................................................34

    G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 35

    H. Teknik Analisis Data..................................................................36

    BAB IV Hasil Penelitian ..................................................................... 37A. Kondisi objketif lokasi penelitian................................................ 37

    B. Kedisiplinan siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa............................ 46

    C. Bentuk pemberian hukuman siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa ..50

    D. Pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinan siswa

    di Mts Al-Hidayah Lemoa .......................................................... 53

    BAB V Penutup .................................................................................. 56A. Kesimpulan .............................................................................. 56

    B. Saran......................................................................................... 57

    DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 58

  • xi

    DAFTAR TABEL

    A. Tabel 1 : Daftar Distribusi Populasi ............................................. 32

    B. Tabel 2 : Daftar Distribusi Sampel ............................................... 34

    C. Tabel 3 : Keadaan Guru.............................................................. 40

    D. Tabel 4 : Keadaan Siswa ............................................................ 42

    E. Tabel 5 : Keadaan Sarana .......................................................... 44

    F. Tabel 6 : Keadaan Prasarana...................................................... 44

    G. Tabel 7 : Tidak Memakai seragam sekolah ................................. 46

    H. Tabel 8 : Datang Terlambat......................................................... 47

    I. Tabel 9 : Tidak Hadir Tanpa Keterangan .................................... 47

    J. Tabel 10 : Meninggalkan Ruangan Tanpa Izin ............................ 47

    K. Tabel 11:Tidak Sholat dhuhur ..................................................... 48

    L. Tabel 12 : Tidak Mengerjakan Tugas .......................................... 48

    M. Tabel 13I : Membuang Sampah Tidak Pada Tempatnya............. 49

    N. Tabel 14 : Merokok di Lingkungan Sekolah................................. 49

    O. Tabel 15 : Siswa diSkorsing ketika Terlibat Tawuran .................. 50

    P. Tabel 16 : Menghafal ayat ketika tidak Mengerjakan Tugas ...... 50

    Q. Tabel 17 : Hp Siswa di Sita Keadapatan .................................... 50

    R. Tabel 18 : Memungut Sampah .................................................... 51

    S. Tabel 19 : Mengganti Fasilitas yang Dirusak ............................... 51

    T. Tabel 20 : Dikeluarkan Dari Kelas Ketika Ribut ........................... 52

    U. Tabel 21 : Mengurangi Nilai Siswa Ketika Menyontek ................. 52

    V. Tabel 22 : Siswa diberi Tugas Tambahan ................................... 52

    W. Tabel 23 : Anova ........................................................................ 54

    X. Tabel 24 : Coefficient................................................................... 55

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sekolah dipahami sebagai lembaga pendidikan formal. Di tempat

    itulah kegiatan belajar mengajar berlangsung, ilmu pengetahuan diajarkan

    dan dikembangkan kepada anak didik. Proses pendidikan pada umumnya

    di langsungkan di sekolah melalui kegiatan pembelajaran yang

    merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku. Perubahan itu meliputi

    aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

    Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh faktor, antara lain

    faktor lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat di pungkiri bahwa

    sekolah merupakan salah satu dominan dalam membentuk dan

    mempengaruhi perilaku siswa. Perilaku siswa tercermin dalam apa yang

    diperbuat setiap harinya, termasuk kedisiplinannya.

    Disiplin yang dihubungkan dengan hukuman adalah disiplin yang

    ada hubungannya dengan orang lain. Hukuman disini berarti konsekuensi

    yang harus dihadapi ketika kita melakukan pelanggaran hukum. Disiplin

    seperti ini meningat manusia memang harus dipaksa.

    Hukuman seperti halnya pil pahit, tidak enak dimakan, tetapi

    mengandung manfaat. Oleh karena itu pendidik menempatkan hukuman

    sebagai alat terakhir yang digunakan apabila memang tidak ada upaya

    lain untuk mengatasi masalah, yaitu terjadinya perbuatan yang melanggar

    aturan dan tata tertib. Siapapun yang menerima hukuman tentu

  • 2

    merasakan kepahitan. Jika hukuman diterima oleh orang yang menerima

    tanpa adanya rasa sedih dan penyesalan akan perbuatan yang melanggar

    peraturan dan tata tertib, lalu tidak diikuti oleh adanya sikap taubat dan

    jera untuk tidak mau lagi mengulangi perbuatannya itu maka hukuman

    belum berfungsi sebagaimana yang direncanakan. Hukuman merupakan

    alat pendidikan yang tidak mutlak harus digunakan apabila memang tidak

    diperlukan. Namun hukuman suatu saat bisa menjadi keharusan, karena

    hukuman mengajarkan sebab akibat. Hukuman membantu anak

    menyadari bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi, baik terhadap

    orang lain ataupun dirinya sendiri. Hukuman juga membuat anak

    bertanggung jawab terhadap perbuatannya sendiri.

    Disiplin merupakan sikap mental yang tercermin dalam perbuatan

    atau tingkah laku perorangan, kelompok, atau masyarakat yang berupa

    ketaatan terhadap peraturan,norma,kaidah yang berlaku dalam

    masyarakat untuk tujuan tertentu. Disiplin tidak bisa terbangun secara

    instan, dibutuhkan proses panjang agar disiplin menjadi kebiasaan yang

    melekat kuat dalam diri seorang anak. Tumbuhnya sikap kedisiplinan

    bukan merupakan peristiwa mendadak yang terjadi seketika. Kedisiplinan

    pada diri siswa tidak dapat tumbuh tanpa adanya dukungan dari pendidik,

    dan itupun dilakukan secara bertahap sedikit demi sedikit. Kebiasaan

    yang ditanamkan oleh orang tua dan orang dewasa didalam lingkungan

    keluarga akan terbawa oleh anak, sekaligus akan memberikan warna

    terhadap perilakunya kelak. Pembentukan sikap kedisiplinan yang dibawa

  • 3

    dari lingkungan keluarga akan menjadi modal besar bagi pembentukan

    sikap kedisiplinan di lingkungan sekolah.

    Disiplin diperlukan oleh siapapun dan dimanapun. Hal itu

    disebabkan dimanapun seorang berada, disana selalu ada peraturan atau

    tata tertib, jadi mustahil manusia hidup tanpa disiplin. Disiplin sekolah

    apabila dikembangkan dan diterapkan dengan baik, konsisten dan

    konsekuen akan berdampak positif bagi kehidupan dan perilaku siswa.

    Banyak ahli yang mengatakan bahwa reward (hadiah) lebih efektif

    untuk pembentukan tingkah laku anak daripada funishment (hukuman).

    Ganjaran (hadiah) adalah salah satu alat pendidikan.

    Baharuddin mengemukakan, bahwa. Didalam pendidkan seringdidengar istilah funishment atau hukuman. Pada umumnyabiasabya hukuman terjadi karena tindakan kejahatan, sepertimembunuh, mencuri, penganiyaan dan lain-lain. Tidak sepertihalnya didalam pendidikan, hukuman diberikan kepada siswa didikyang melanggar norma dan aturan yang telah ditetapkan dalamlembaga pendidikan. Hukuman diterapkan agar peserta didik jeraatau sebagai pelajaran agar ia tidak melakukan suatu hal yangburuk dimana ditakutkan akan menjadi kebiasaan yang nantinyadapat merusak hidupnya dimasa depan. Karena hukuman adalahsuatu alat pendidikan yang juga diperlukan dalam pendidikan.1

    Sebab hukuman yang merupakan salah satu media dari sekian

    banyak media lainnya yaitu digunakan untuk meningkatkan perilaku yang

    diinginkan dan mengurangi perilaku yang tidak diinginkan.

    Secara psikologi hukuman dapat dipandang sebagai sumber

    motivasi dalam keseluruhan perilaku manusia. Misalnya, seorang peserta

    didik menghindari tidak mencontek dalam ujian karena tahu bahwa

    1 Baharuddin dan Esa Nurwahyuni , Teori Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta:Ar-RuzzMedia ) 2010., h.74

  • 4

    perbuatan tersebut adalah perbuatan yang tidak baik dan dapat dikenakan

    hukuman antara lain yaitu tidak lulus dari sudut pandang pendidikan.

    Hukuman merupakan suatu alat pendidikan baik didalam sekolah maupun

    diluar sekolah yaitu sebagai media dalam proses upaya mengembangkan

    kepribadian peserta didik.

    Berkaitan satu sama lain, dimana ada aturan disitu ada hukuman

    yaitu sebagai tindakan yang akan diberikan kepada sipelanggar aturan

    tersebut. Lembaga pendidikan pada umumnya, hukuman sering juga

    disebut funishment atau sanksi sedangkan didalam pesantren hukuman

    lebih dikenal sebagai suatu hukuman yang bersifat membantu atau

    mendidik dan merupakan bentuk sanksi yang tidak ditentukan secara pasti

    dalam nash, sedangkan bentuk dan kualitasnya tidak boleh menyamai

    hukuman diyat dan hudud, hal ini sudah menjadi kesepakatan para ulama.

    Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah Annisa ayat 59

    Terjemahannya:“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul

    (nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainanpendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (AlQuran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar berimankepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya”.2

    2 Kementrian Agama RI “Al-Quran Dan Terjemahannya” (Bandung, CV PenerbitDiponegoro, 2005), h. 88

  • 5

    Bentuk-bentuk pemberian hukuman dalam masalah ini ialah

    membersihkan halaman sekolah, menghafal UUD 1945, pemberian tugas

    yang bersifat mendidik. Sedangkan gambaran kedisiplinan siswa ialah

    berpakaian rapi, kepala sekolah dan siswa tiba disekolah sebelum jam

    07:15, jam 07:15 membaca qiraah sebelum masuk mata pelajaran, selalu

    mengikuti upacara setiap hari senin, tidak dibenarkan berambut gondrong

    bagi laki-laki, sholat dhuhur berjamaah sebelum pulang sekolah .

    Secara umum tujuan hukuman adalah untuk memperbaiki tabiat

    dan tingkah laku siswa kearah kebaikan dan yang bersangkutan

    menyesali serta menyadari perbuatan yang salah yang telah

    dilakukannya, kendatipun pada dasarnya hukuman tersebut kurang

    disenangi oleh siswa, karena dampak yang ditimbulkannya pun bisa positif

    dan bisa pula negatif.

    Hukuman akan berpengaruh positif apabila hukuman itu bermaknamendidik untuk mencapai kearah kedewasaan dan dapatdipertanggung jawabkan, seperti pendapat Langeveld yang dikutipPurwanto “supaya suatu hukuman dapat dipertanggung jawabkandan penderitaan yang ditimbulkan mempunyai nilai pedagogis,maka hukuman itu harus membantu anak menjadi dewasa dandapat berdiri sendiri”.3Pada masa sekarang ini, guru sedang dilema dalam hal

    memberikan disiplin belajar kepada siswanya dengan cara memberi

    hukuman, karena banyaknya kejadian kriminalisasi guru akibat

    memberikan hukuman kepada siswa dengan tujuan mendisiplinkan.

    3 Purwanto, M. Ngalim .Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Cet. 21. (Bandung: 2014)Remaja Rosdakarya, h., 193

  • 6

    Mts. Al-Hidayah lemoa merupakan sekolah menengah pertama

    yang terletak di Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Pada

    awal observasi disekolah tersebut, hukuman masih sering di lakukan bagi

    siswa yang melanggar aturan contohnya memberi tugas khusus misalnya

    menghafal ayat-ayat alquran, membersihkan kelas,ruang guru,maupun

    lingkungan sekolah. Sedangkan tentang kedisiplinan, keadaan siswa

    kurang disiplin dengan tata tertib yang berlaku dan penegakan dari pihak

    sekolah tidak diperhatikan. Oleh sebab itu saya termotivasi melakukan

    penelitian lebih lanjut tentang pemberian hukuman terhadap kedisiplinan

    siswa.

    Seorang guru harus mempunyai metode yang baik dalam hal

    memberikan hukuman terhadap siswanya. Dengan demikian seorang guru

    di tuntut untuk memberikan yang terbaik untuk siswanya, tidak terkecuali

    orang tua.

    Banyaknya kasus pelanggaran disiplin di sekolah menunjukkan

    pemahaman siswa terhadap tata tertib sekolah masih kurang di

    perhatikan.

    Dari uraian diatas, maka penulis sebagai calon guru termotivasi

    untuk menkaji secara ilmiah ”Pengaruh Pemberian Hukuman Terhadap

    Kedisiplinan Siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan

    Bontolempangan Kabupaten Gowa”

  • 7

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarakan latar belakang diatas, adapun yang menjadi rumusan

    masalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana kedisplinan siswa MTs Al-Hidayah Lemoa kecamatan

    Bontolempangan kabupaten Gowa ?

    2. Bagaimana bentuk pemberian hukuman terhadap siswa MTs Al-

    Hidayah Lemoa kecamatan Bontolempangan kabupaten Gowa?

    3. Bagaimana pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinan siswa

    MTs Al-Hidayah Lemoa kecamatan Bontolempangan kabupaten Gowa?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun yang menjadi penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mngetahui kedisiplinan siswa di MTs Al-Hidayah Lemoa

    kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

    2. Untuk mengetahui bentuk pemberian hukuman terhadap siswa di Mts

    Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa

    3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinan

    siswa di MTs Al-Hidayah Lemoa kecamatan Bontolempangan

    Kabupaten Gowa

    D. Manfaat Penelitian

    Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

    1.Dari segi teoritik, dapat menjadi karya ilmiah yang mampu memperkaya

    wawasan pengetahuan mengenai hukuman.

  • 8

    2.Dari segi praktek, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

    bagi para pendidik sebagai acuan atau pedoman didalam

    menggunakan hukuman untuk mencapai tujuan dari pendidik itu sendiri.

    3.Dari segi kepustakaan, diharapkan dapat menjadi salah satu karya tulis

    ilmiah yang menambah koleksi pustaka bermanfaat bagi para pendidik

    khususnya dan masyarakat umumnya .

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Pemberian Hukuman

    1. Pengertian Hukuman

    Hukuman berasal dari bahasa latin (kata kerja) “punier” dan arti

    menjatuhkan hukuman pada seorang karena kesalahan, perlawanan atau

    pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.Dari pengertian tersebut,

    walaupun tidak diungkapkan secara jelas, tersirat didalamnya bahwa

    kesalahan, perlawanan atau pelanggaran ini disengaja dalam artian

    bahwa orang ini mengetahui perbuatan itu salah tetapi tetap

    melakukannya.

    Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa, Hukuman adalahpenderitaan yang diberikan atau yang ditimbulkan dengan sengajaoleh seseorang (oran tua, guru, dan sebagainya) sesudah terjadipelanggaran, kejahatan atau kesalahan.1

    Sementara Kartini Kartono juga mengemukakan bahwa, Hukumanadalah perbuatan secara intensional diberikan, sehinggamenyebabkan penderitaan lahir batin, diarahkan untuk menggugahhati nurani dan penyadaran si penderita akan kesalahannya.2

    Hukuman berarti suatu bentuk kerugian atau kesakitan yang

    dtimpakan kepada orang yang berbuat salah tersebut.

    Athiyah Al-Abrasy mengemukakan bahwa, “hukuman sebagaituntunan dan perbaikan (melindungi siswa dari kesalahan yangsama), bukan sebagai hardikan atau balas dendam. Bila kita inginsukses dalam pengajaran guru harus memikirkan setiap siswa dan

    1 Ngalim purwanto, ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung, RemajaRosda Karya, 1994, h. 174

    2 Kartini Kartono, Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, Bandung, Mandar Maju,1992 h. 261

  • 10

    memberikan hukuman yang sesuai dengan pertimbangankesalahannya dan merasakan kasih sayang guru dengan adanyakeadilan, hingga siswa punya ketetapan hati untuk bertaubat.Dnganjalan ini akan sampailah kepada maksud utama dari hukumansekolah yaiti perbaikan”.3

    Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa, “ Hukuman dapatberfungsi untuk menghindari pengulangan tindakan yang tidakdiinginkan, mendidik, member motivasi untuk menghindari prilakuyang tidak diterima. Hukuman merupakan alat pendidikan yangragamnya bermacam-macam. Perlu diketahui ada alat pendidikanyang sangat penting bagi pelaksanaan pendidikan, yaitu:pembiasaan, perintah, larangan, hukuman dan anjuran ”.4

    Hukuman dapat dijadikan sebagai tuntunan dan perbaikan untuktidak mengulangi kesalahan yang sama. Hukuman juga berfungsi untukmenghindari pengulangan tindakan yang tidak di inginkan.

    2. Fungsi Hukuman

    Memberikan hukuman kepada anak-anak tetap dilakukan

    dengan cara yang mendidik, senakal apapun mereka. Kenakalan

    merupakan bagian tak terpisahkan dari masa tumbuh kembang anak,

    terutama dimasa 7 tahun pertamanya. Banyak orang tua merespon

    kenakalan si kecil dengan mengekspresikan kemarahan yang tidak

    semestinya, memberikan hukuman fisik, bahkan tidak sedikit yang

    berlanjut menjadi kekerasan fisik. Padahal, bentuk hukuman seperti itu

    bisa mengganggu perkembangan emosi anak, hingga tak jarang perilaku

    kenakalannya semakin menjadi-jadi dan semakin liar.

    Memarahi sikecil karena kesalahannya itu wajar, asalkan orang

    tua tidak mengucapkan kata-kata kasar dan merendahkan anak yang

    3 M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan islam, Bulan Bintang,Jakarta, 1970, h. 158

    4 Ngalim Purwanto, Op, Cit., h. 224

  • 11

    dapat menempel sebagai memori negatif hingga ia dewasa kelak.

    Memberi hukuman karena kenakalannya pun sebisa mungkin harus

    dilakukan dengan cara yang mendidik dan efektif. Artinya tanpa hukuman

    fisik apalagi berlanjut menjadi kekerasan fisik.

    a. Fungsi hukuman untuk menghalangi dalam pengulangan tindakan yang

    tidak diinginkan.

    b. Fungsi hukuman sebagai mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan,

    mereka dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain

    salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang

    salah dan tidak menerima hukuman apabila mreka melakukan tindakan

    yang benar.

    c. Fungsi member motivasi untuk menghindari prilaku yang tidak

    dibenarkan (diterima).5

    Hukuman suatu perbuatan yang tidak menyenangkan kepada

    anak dari orang yang lebih tinggi kedudukannya atas kesalahan dan

    pelanggarannya, sehingga terbentuklah dalam hatinya untuk tidak

    mengulanginya lagi. Karena hukuman akan menghasilkan disiplin pada

    taraf yang lebih tinggi akan menginsyafkan anak didik.

    Bila kita cermati, hukuman fisik seperti memukul memang salah

    selain menimbulkan rasa sakit juga bisa membuat anak stres dan merasa

    takut salah dalam melakukan sesuatu. Dalam jangka panjang hal ini bisa

    berpengaruh terhadap perkembangan psikologisnya. Anak bisa saja

    5 Hurlock EB, Perkembangan Anak, Jakarta,Erlangga, 1993, h. 87

  • 12

    berkembang menjadi peragu, merasa takut salah dalam bertindak atau

    mengambil keputusan, tidak mandiri dan tidak percaya diri atau bahkan

    bertingka lebih liar dengan mengembangkan pemahamannya bahwa

    kemarahan boleh ditindak lanjuti dengan kekerasan. Dimasa

    berkembangnya, anak-anak banyak meniru ucapan dan perbuatan orang

    tua atau keluarganya. Karena itu,cara kita memberikan hukuman kepada

    mereka dan merupakan bentuk pola asuh dan didikan yang harus kita

    cermati, kita pahami dan kita terapkan secara bijaksana

    Muhammad Qutb mengemukakan bahwa, dalam islam halmendidik anak juga tidak lepas dari hukuman, pendidikan yangterlampau halus akan sangat berpengaruh jelek, karenamembuat jiwa tidak stabil. Oleh karena itu haruslah ada sedikitkekerasan dalam mendidik, diantara bentuk kekerasan itu adalahpemberian hukuman.6

    Amir Da’im mengemukakan bahwa,“hukuman adalahtindakan yang dijatuhkan kepada anak secara sadar dan sengajasehingga menimbulkan nestapa. Dengan demikian anak akanmenjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji dalam hatinyauntuk tidak mengulangi.7

    Hukuman adalah tindakan yang paling akhir terhadap adanya

    pelanggaran-pelanggaran yang sudah berkali-berkali dilakukan setelah

    diberitahukan, ditegur dan diperingati.

    Hukuman bukan pula tindakan yang pertama diberikan oleh

    seorang pendidik, dan hukuman bukan cara yang diutamakan, tetapi

    nasehat yang harus diberikan terlebih dahulu sebelum pendidik

    memberikan.

    6 Muhammad Qutb, Sistem Pendidikan Islam, PT Al-Ma’arif, Bandung, h. 3437 Amir Da’ien Indra Kusuma, Pengantar Ilmu pendidikan, usaha Nasional,

    Surabaya, 1993, h. 147.

  • 13

    Allah berfirman dalam Al-quran surah An-Nahl ayat 125

    Terjemahnya :“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yangbaik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahuitentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebihmengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” .8

    Al-quran menjelaskan bahwa untuk mengajak manusia kejalan

    yang lurus dengan cara yang hikmah maksudnya adalah perkataan yang

    tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dan bathil.

    Maksudnya pelajaran yang baik adalah nasehat-nasehat yang baik, jadi

    sebelum kita menjatuhkan sebuah hukuman kita harus megingatkan dan

    memberikan nasehat-nasehat kepada orang lain agar tidak melanggar

    peraturan atau tata tertib.

    3. Nilai Positif dan Nilai Negatif Hukuman

    Nilai-nilai hukuman terbagi atas 2 yaitu:

    a. Nilai positif hukuman1) Secara psikologis hukuman dapat mengarahkan anak dari

    perbuatan yang cenderung untuk melanggar ketertiban.2) Hukuman dapat menguatkan kemauan anak yang masih lemah,

    malas, dan sebagainya.3) Dengan adanya hukuman anak mengasosiasikan dengan

    pelanggaran ketertiban, sehingga timbulah pengertian baruterhadap perbuatan baik dan buruk.

    4) Berdasarkan pengalaman, apabila melanggar tata tertib akanmendapatkan hukuman.

    b. Nilai negatif hukuman

    8Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV. PenerbitDiponerogo, h. 421.

  • 14

    1) Karena hukuman, hubungan antara guru dan murid menjadirenggang.

    2) Karena hukuman, anak merasa harga dirinya terlanggar.9

    4. Syarat-Syarat Memberikan Hukuman

    Pemberian hukuman tidak dapat dan tidak boleh dilakukan

    sewenang-wenang menurut kehendak seorang. Menghukum itu adalah

    suatu perbuatan yang tidak bebas, selalu mendapap pengawasan dari

    Negara dan masyarakat, hukuman yang bersifat pendidikan yang harus

    memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

    a. Syarat-syarat memberikan hukuman:b. Hukuman harus selaras dengan kesalahan.c. Hukuman harus seadil-adilnya.d. Hukuman harus lekas dijalankan agar anak mengerti benar apa

    sebabnya ia dihukum dan apa maksud hukuman itu.e. Member hukuman harus dalam keadaan yang tenang, jangan pada

    saat marah.f. Hukuman harus sesuai dengan umur anak.g. Hukuman harus diikutu dengan penjelasan sebab bertujuan untuk

    membentuk kiat hati, tidak hanya sekedar menghukum saja.h. Hukuman harus diakhiri dengan pemberian ampun.i. Hukuman kita berikan jika terpaksa, atau hukuman merupakan alat

    pendidikan yang terakhir.j. Yang berhak member hukuman hanyalah mereka yang cinta pada

    anak saja, sebab jika tidak berdasarkan cinta, maka hukuman akanbersifat balas dendam.10

    Jadi dalam memberikan hukuman tidak dapat dilakukan dengansewenang-wenang, harus selaras dengan kesalahan yang di lakukan.

    5. Tujuan Hukuman

    Hukuman diberikan agar siswa menyadari kekeliruannya.Dalam

    pemberian hukuman, terkandung tujuan etis sehingga siswa dapat

    9 Abu Ahmadi, Pengantar Metodik Didaktif Untuk dan Calon Guru, Armiko,Bandung, 1989, h. 71

    10 Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan, Aksara Baru, Jakarta, 1988h. 116-117

  • 15

    membedakan perbuatan yang baik dengan yang buruk.Hukuman

    diberikan apabila siswa melakukan kesalahan dan hukuman diberikan

    dengan tujuan “agar siswa menghentikan atau meninggalkan perbuatan

    yang salah tadi, kemudian tidak mengulangi kesalahan tersebut, dengan

    demikian anak itu menjadi jera”.

    Abu Ahmadi mengemukakan, bahwa tujuan hukuman adalah untukmencegah, menjerakannya agar jangan lagi diulanginya berbuatkesalahan”11

    Sementara itu Henry N. Siahaan menjelaskan bahwa tujuan

    hukuman adalah:

    a. Tujuan jangka pendek, yaitu hukuman yang bijaksana, yaitumenghentikan tingkah laku anak dengan segera.

    b. Tujuan jangka panjang untuk mengajar dan mendorong anak untukmenghentikan sendiri kelakuannya yang salah yaitu untukmengendalikan diri anak itu sendiri.12

    Uraian diatas jelas bahwa hukuman bertujuan untuk menghindarkan

    anak dari perbuatan yang salah sehingga anak dapat memperbaiki sikap

    dan tingkah lakunya, karena pada dasarnya hukuman diarahkan untuk

    memperbaiki tabiat dan dan tingkah laku anak didik, untuk mendidik anak

    kearah yang lebih baik. Jadi hukuman diberikan untuk mencegah anak

    melakukan kesalahan yang sama.

    11 Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Jilid 1, Toha Putra, Semarang, 1991, h. 6912 Henry Siahaan, Peranan Ibu Bapak Mendidik Anak, Angkasa, Bandung, 1984,

    h. 20

  • 16

    B. Kedisiplinan Siswa

    1. Pengertian kedisiplinan siswa

    Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ked

    an akhiran–an menurut kamus besar Bahasa Indonesia disiplin

    mempunyai arti ketaatan dan kepatuhan pada aturan, tata tertib dan lain

    sebagainya.13

    Secara istilah disiplin menurut beberapa pakar diartikan sebagai

    berikut:

    a. Keith Davis dalam Santoso sastropoetra mengemukakan, Disiplindiartikan sebagai pengawasan terhadap diri pribadi untukmelaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui atau diterimasebagai tanggung jawab.14

    b. Soegeng Prijodarminto, dalam buku “Disiplin kiat menuju sukses”mengatakan Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta danterbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yangmenunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, keteraturan dan atauketertiban.15

    Definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah

    suatu kondisi yang tercipta melalui proses latihan yang dikembangkan

    menjadi serangkaian prilaku yang didalamnya terdapat unsur-unsur

    ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, ketertiban dan semua itu dilakukan

    sebagai tanggung jawab yang bertujuan untuk mawas diri.

    Konsep popular dari “Disiplin” adalah sama dengan “hukuman”.

    Menurut konsep ini disiplin digunakan hanya bila anak melanggar

    13 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, KamusBesar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1997, h 747.

    14 Santoso Sastropoetra, Partisipasi, komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalampembangunan nasional. Penerbit Alumni, Bandung, h. 747.

    15Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Pradnya Paramita,Jakarta, 1994, h. 23.

  • 17

    peraturan dan perintah yang diberikan orang tua, guru atau orang deasa

    yang berwenang mengatur kehidupan bermasyarkat, tempat anak itu

    tinggal. Hal ini sesuai dengan sastrapraja yang berpendapat bahwa:

    Disiplin adalah penerapan budinya kearah perbaikan melalui pengarahan

    dan paksaan.

    Subari juga mengatakan, bahwa disiplin adalah penurutanterhadap suatu peraturan dengan kesadaran sendiri untukterciptanya tujuan peraturan itu.16

    Disiplin mencakup totalitas gerak rohani dan jasmani massa

    yang konsisten terus menerus tunduk dan patuh tanpa reserve

    melaksanakan segala perintah atau peraturan. Totalitas kepatuhan

    meliputi niat, akal pikiran, kata-kata dan perbuatan di dalam diri setiap

    insan.Penyelewengan atas garis-garis haluan manusia yang telah

    ditetapkan, pasti akan mengakibatkan kekeroposan dan ketidakstabilan

    dalam keseluruhan system dan struktur masa tersebut.

    Subari mengatakan, bahwa seseorang dikatakan menjalankanketertiban jika orang tersebut menjalankan peraturan karenapengaruh dari luar misalnya guru, kepala sekolah, orang tua danlain-lain.Sedangkan seseorang dikatakan bersiasat jika orangtersebut menjalankan peraturan yang harus dijalankan denganmengingat kepentingan umum dan juga kepentingan dirisendiri.17

    Orang biasanya mengacu konsep disiplin yang bertentangan

    dengan memakai istilah “negative” dan “positif”.Menurut konsep negative

    disiplin berarti pengadilan dengan kekuasaan luar, yang biasanya

    diterapkan secara sembarangan. Hal ini merupakan bentuk pengekangan

    16 Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Perbaikan Situasi Mengajar, BumiAksara, Jakarta, 1994, h. 164.

    17Ibid, h. 64.

  • 18

    melalui cara yang tidak disukai dan menyakitkan. Dengan kata lain adalah

    hukuman. Tetapi hukuman tidak selalu melemahkan kecenderungan

    individu untuk bertindak tidak sesuai dengan keinginan masyarakat,

    maupun tidak menjamin bahwa kegitan yang dihentikan akan digantikan

    prilaku yang lebih dapat diterima.

    Sebagaimana kisah nabi Ibrahim agar patuh dan tunduk

    terhadap Tuhannya yang tertulis dalam Al-Quran surah Al-Baqarah ayat

    131:

    لَِمیَن ُھۥٓ أَۡسلِۡمۖ َقاَل أَۡسلَۡمُت لَِربِّ ٱۡلَعٰ ١٣١إِۡذ َقاَل لَُھۥ َربُّ

    Terjemahnya:

    “Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!"

    Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta

    alam".18

    2. Tujuan Disiplin Siswa

    Penanaman dan penerapan sikap disiplin pendidikan tidak

    dimunculkan sebagai suatu tindakan pengekangan atau pembatasan

    kebebasan siswa dalam melakukan perbuatan sekehendaknya, akan

    tetapi hal itu tidak lebih sebagai tindakan pengarahan kepada sikap yang

    bertanggung jawab dan mempunyai cara hidup yang baik dan teratur,

    sehingga dia tidak merasakan bahwa disiplin merupakan beban tetapi

    disiplin merupakan suatu kebutuhan bagi dirinya menjalankan tugas

    sehari-hari.

    18 Op cit., h.16

  • 19

    Disiplin ialah membentuk prilaku sedemikian rup hingga ia akan

    sesuai dengan peran-peran yang ditetapkan kelompok budaya, tempat

    individu itu di idntifikasikan.

    Karena tidak ada pola budaya tunggal, tidak ada pula satu

    falsafah pendidikan anak yang menyeluruh untuk mempengaruhi cara

    menanamkan disiplin. Jadi, metode spesifik yang digunakan di dalam

    kelompok budaya sangat beragam, walaupun semuanya mempunyai

    tujuan yang sama, yaitu mengajar anak bagaimana berprilaku dengan

    cara yang sesuai dengan standar kelompok social (sekolah), tempat

    mereka diidentifikasikan.

    Adapun tujuan disiplin menurut Charles adalah:

    a. Tujuan jangka panjang yaitu supaya anak terlatih danterkontrol dengan ajaran yang pantas.

    b. Tujuan jangka panjang yaitu untuk mengembangkan danpengendalian diri anak tanpa pengaruh pengendalian dariluar.19

    Tujuan dasar diadakannya disisplin adalah membantu anak didik

    untuk menjadi matang pribadinya dan mengembangkan diri dari sifat-sifat

    ketergantungan ketidak bertanggung jawaban menjadi bertanggung jawab

    dan membantu anak didik mengatasi dan mencegah timbulnya problem

    disiplin dan menciptakan situasi yang favorebel bagi kegiatan belajar

    mengajar dimana mereka mentaati peraturan yang ditetapkan.

    19 Charles Schaefer, Cara Efektif Mendidik dan Mendisiplinkan Anak, MitraUtama, Jakarta, 1980, h. 88.

  • 20

    Dapat disimpulkan bahwa tujuan disiplin adalah untuk

    membentuk prilaku seseorang kedalam pola yang disetujui oleh

    lingkungannya.

    Disiplin memang seharusnya perlu diterapkan disekolah untuk

    kebutuhan belajar siswa.Hal ini perlu ditanamkan untuk mencegah

    perbuatan yang membuat siswa tidak mengalami kegagalan, melainkan

    keberhasilan.

    Disiplin yang selalu terbayang adalah usaha untuk menyekat,

    mengontrol dan menahan. Sebenarnya tidak hanya demikian, disisin lain

    juga melatih, mendidik, mengatur hidup berhasil dan lebih baik dalam

    keteraturan. Segala kegiatan atau aktivitas akan dapat terselesaikan

    dengan mudah, rapid dan dalam koridor tanggung jawab secara utuh.

    3. Fungsi disiplin siswa

    Manusia hidup didunia memerlukan suatu norma aturan sebagai

    pedoman dan arahan untuk mempengaruhi jalan kehidupan, demikian

    pula disekolah perluh adanya tata tertib untuk berlangsungnya proses

    belajar yang tinggi maka dia harus mempunyai kedisiplinan belajar yang

    tinggi.

    The Liang Gie mengatakan, bahwa Berdisiplin akan membuatseseorang memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik,juga merupakan pembentukan yang baik, yang akanmenciptakan suatu pribadi yang luhur.20

    Jika kita cermati lebih lanjut, nampaknya memang benar sekali

    suatu tata tertib atau aturan bagi pengendalian tingkah laku siswa

    20 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, UGM Pers, Yogyakarta, 1971, h.59.

  • 21

    memang harus dilakukan. Tata tertib disertai pengawasan akan

    terlaksananya tata tertib dan pemberian pengertian pada setiap

    pelanggaran tentunya akan menimbulkan rasa keteraturan yang disiplin

    diri.

    Fungsi disiplin ada dua yaitu:

    a. Fungsi yang bermanfaat1) Untuk mengajarkan bahwa prilaku tentu selalu akan diikuti

    hukuman, namun yang lain akan diikuti dengan pujian.2) Untuk mengajar anak suatu tindakan penyesuaian yang

    wajar, tanpa menuntut suatu konformitas yang berlebihan.3) Untuk membantu anak mengembangkan pengendalian diri

    dan pengarahan diri sehingga mereka dapatmengembangkan hati nurani untuk membimbing tindakanmereka.

    b. Fungsi yang tidak bermanfaat1) Untuk menakut-nakuti anak.2) Sebagai pelampiasan agresi orang yang mendisiplin.21

    Fungsi pokok disiplin adalah mengajar anak untuk menerima

    pengekangan yang dilakukan dan membentuk, mengarahkan energy

    anak ke dalam jalur yang benar dan diterima secara sosial.

    Uraian di atas, dapat dikatakan bahwa dengan adanya disiplin

    dalam mentaati tata tertib, siswa akan merasa aman karena dapat

    mengetahui mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang tidak baik

    untuk dihindari. Dan hal ini sangat menunjang pada kelancaran proses

    belajar mengajar di sekolah yang berarti akan meningkatkan prestasi

    belajar siswa.

    Hal ini senada dengan ungkapan The Liang Gie bahwa:

    21 Hurlock EB, Perkembangan Anak, Jakarta, Erlangga, 1993 h. 97.

  • 22

    pokok pangkal yang pertama dan cara belajar yang baik adalahketeraturan. Kebiasaan teratur dalam aktifitas belajar baikdirumah maupun di sekolah adalah kewajiban siswa agarbelajarnya berjalan efektif.Kepatuhan dan disiplin harusditanamkan dan dikembangkan dengan kemauan dankesungguhan. Dengan demikian maka kecakapan akan benar-benar dimiliki dan ilmu yang sedang dituntut dapat dipelajari dandimengerti secara sempurna.22

    4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan siswa

    Kedisiplinan bukan merupakan sesuatu yang terjadi secara

    otomatis atau spontan pada diri seseorang melainkan sikap tersebut

    terbentuk atas dasar beberapa factor yang mempengaruhinya.

    Adapun factor-faktor tersebut yakni:

    a. Faktor intern

    Yaitu faktor yang terdapat dalam diri orang yang

    bersangkutan, factor-faktor tersebut meliputi.

    1) Faktor pembawaan

    Menurut aliran nativisme bahwa nasib anak itu sebagian

    besar berpusat pada pembawaannya sedangkan pengaruh

    lingkungan hidupnya sedikit saja.Baik buruknya perkembangan

    anak, sepenuhnya bergantung pada pembawaannya.23Pendapat

    ini menunjukkan bahwa salah satu factor yang menyebabkan

    orang bersikap disiplin dalah pembawaan yang merupakan

    warisan dari keturunannya.

    22The Liang Gie, Op Cit, h. 5123 Muhammad Kasiran, Ilmu Jiwa Perkembangan, Usaha Nasional,Surabaya,

    1983, h. 27.

  • 23

    2) Faktor kesadaran

    Kesadaran adalah hati yang telah terbuka atas pikiran yang telah

    terbuka tentang apa yang telah dikerjakan. Disiplin akan lebih mudah

    ditegakkan bilamana timbul dari kesadaran setiap insane, untuk selalu

    mau bertindak taat, patuh, tertib, teratur bukan karena ada tekanan atau

    paksaan dari luar.

    Berdasarkan pernyataan tersebut menunjukkan jika seseorang

    memiliki kesadaran atau pikirannya telah terbuka untuk melaksanakan

    disiplin maka ia pun akan melakukan.

    3) Faktor minat dan motivasi

    The Liang Gie mengatakan, bahwa minat merupakan salahsatu faktor pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah satu sebab utamadari kegagalan studi para siswa menunjukkan bahwa sebabnyaialah kekurangan minat.24

    Pupuh Faturrahman dkk mengatakan, bahwa motivasiberpangkal dari kata ‘motif’, yang dapat diartikan sebagai dayapenggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukanaktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan.25

    Motivasi merupakan satu penggerak dari dalam hatiseseorang untuk melakukan atau mencapai sesuatutujuan.Sementara itu Abdul Majid juga berpendapat bahwaMotivasi juga bisa dikatakan sebagai rencana atau keinginanuntuk menuju kesuksesan dan menghindari kegagalan hidup.Dengan kata lain, motivasi adalah sebuah proses untuktercapainya suatu tujuan.26

    24 The Liang Gie, Cara Belajar yang Efesien, UGM Pers, Yogyakarta, 1971, h. 5825 Pupuh Faturrahman dkk, Strategi Belajar Mengajar, PT Refika Aditama,

    Bandung, 2014, h. 1926 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2015,

    h. 308.

  • 24

    Disiplin minat dan motivasi sangat berpengaruh untuk

    meningkatkan keinginan yang ada dalam diri seseorang. Jika minat

    dan motivasi seseorang dalam berdisiplin sangat kuat maka dengan

    sendirinya ia akan berprilaku disiplin tanpa menunggu dorongan dari

    luar.

    4) Faktor pengaruh pola fikir

    Ahmad Amin dalam bukunya “Etika” mengatakan, bahwa ahlijiwa menetapkan bahwa pikiran itu tentu mendahului perbuatan, makaperbuatan berkehendak itu dapat dilakukan setelah pikirannya.27

    Pola pikir yang telah ada terlebih dahulu sebelum tertuang dalam

    perbuatan sangat berpengaruh dalam melakukan suatu kehendak atau

    keinginan. Jika orang mulai berpikir akan pentingnya disiplin maka ia akan

    melakukannya.

    b. Faktor Ekstern

    Faktor ekstern yaitu faktor yang berada diluar diri orang yang

    bersangkutan faktor ini meliputi:

    1.Contoh atau teladan

    Keteladanan merupakan salah satu teknik pendidikan yang efektif

    dan sukses, karena teladan itu menyediakan isyarat-isyarat non verbal

    sebagai contoh yang jelas untuk ditiru.

    Teladan merupakan proses awal dari pendidikan anak, seorang

    anak akan dengan mudah mengikuti perilaku orang tua walaupun orang

    tua tanpa berbicara kepada anak. Orang tua tidak perlu berteriak-teriak

    27 Ahmad Amin, Etika, Bulan Bintang, Jakarta, 1975, h. 30.

  • 25

    kepada anaknya untuk menyuruh belajar sholat, namun orang tua cukup

    hanya berpakaian sholat, kemudian memakaikan sarung atau mukena

    kepada anaknya lalu diajak sholat bersama, seorang anak pasti dengan

    mudah mengikuti apa yang dikehendaki oleh orang tua apabila orang tua

    tersebut juga melakukan hal yang sama.

    Allah berfirman, dalam Al-Quran surah Al-Ahzab: 21)

    َ َوٱۡلَیۡوَمٱۡألِٓخَر َوَذَكَر َّ ِ أُۡسَوةٌ َحَسَنٞة لَِّمن َكاَن َیۡرُجوْا ٱ َّ لََّقۡد َكاَن لَُكۡم ِفي َرُسوِل ٱ

    َ َكثِیٗرا َّ ٢١ٱ

    Terjemahnya :

    “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suriteladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yangmengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamatdan dia banyak menyebut Allah”.28

    Ayat tersebut sering diangkat sebagai bukti adanya metode

    keteladanan Al-Qur’an. Dalam hal ini Muhammad Quth mengatakan,

    bahwa diri Nabi Muhammad SAW, Allah menyusun suatu bentuk

    sempurna metodologi Islam, suatu bentuk yang hidup dan abadi

    sepanjang sejarah masih berlangsung.

    2. Metode nasehat

    Orang tua hendaknya memberi nasehat kepada anak-anaknya

    dengan baik dan santun, dengan kata-kata yang lembut dan penuh kasih

    sayang, kelembutan orang tua akan membuka hati dan pikiran anak untuk

    melakukan dan mematuhi nasehat orang tuanya. Sebaliknya bila nasehat

    dikemas dan dibingkai dengan kemarahan, anak akan merasa

    28 Kementrian Op.,Cit,. H. 336

  • 26

    terintimidasi sehingga anak akan belajar untuk bohong dan curang,

    karena takut dimarahi jika tidak melakukan nasehat orang tuanya tersebut.

    3. Metode hukuman

    Hukuman dibutuhkan dalam proses pendidikan anak. Fungsi

    adanya sangsi dalam pendidikan adalah sebagai efek jera agar tdk

    melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan norma sosial. Sebelum

    meberikan hukuman, orang tua harus memperhatikan dan memahami

    apakah anak sebenarnya mengetahui bahwa perbuatan itu dilakukan itu

    salah, bila anak belum bisa membedakan salah dan benar dalam

    perilakunya, maka anak tidak dapat dihukum, maka ia membutuhkan

    perbaikan berupa penjelasan bahwa perilakubanak tersebut salah dan

    penegasan bahwa perilaku itu tidak boleh diulangi lagi.

    4. Metode cerita

    Metode bisa dikatakan sebagai cara yang dalam fungsinya

    merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar.

    Sebagai alat ia tidak selamanya berfungsi secara memadai, untuk itu,

    seorang pendidik hendaknya memilih suatu metode yang tepat guna

    dalam upaya mengembangkan kreatifitas, mengembangkan bahasa,

    mengembangkan emosi dan pengembangan nilai, serta pengembangan

    sikap. Dan cerita satu-satunya metode yang mampu mengembangkan

    semua itu. Islam menjadikan sifat alamiah manusia untuk senang

    terhadap cerita dan menyadari pengaruhnya yang besar terhadap

    perasaan.

  • 27

    Muhammad Quthb islam menggunakan metode cerita itu untuk

    dijadikan sebagai salah satu teknik pendidikan.29

    C. Kerangka Berfikir

    Berhasil dengan baik atau tidaknya suatu hukuman tergantung

    kepada kepribadian guru, pribadi siswa dan cara yang dipakai dalam

    menhhukum mereka. Selain itu, juga dipengaruhi oleh hubungan antara

    guru dan siswa serta suasana atau situasi ketika hukuman itu diberikan.

    Oleh sebab itu, belum tentu dan bahkan tidak mungkin hukuman yang

    sama di berlakukan terhadap beberapa siswa menghasilkan dampak yang

    sama pula.

    Seorang guru yang memberikan hukuman dengan sewenang-

    wenang tanpa memperhatikan aspek si terhukum dan kesesuaian antara

    berat dan ringannya pelanggaran dengan hukuman yang diberikan serta

    penggunaan hukuman yang terlalu sering, apalagi kalau hukuman itu

    terlalu keras, besar kemungkinan akibat yang ditimbulkannya pun akan

    negatif. Begitu juga halnya apabila guru tersebut mengabaikan sifat sabar,

    adil, dan pemaaf dalam memberikan hukuman.

    29 Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terj. Salman Harun, Bandung: al-ma’rif1988, Cet. 2, h.:347-348

  • 28

    D. Hipotesis Penelitian

    Menurut Sugiyono pengertian hipotesis merupakan jawaban

    sementara rumusan masalah penelitia, dimana rumusan masalah

    penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

    a. Ha: Terdapat pengaruh signifikan antara pemberian hukuman

    terhadap kedisplinan siswa.

    b. Ho: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian

    hukuman terhadap kedisplinan siswa

    Pengaruh Pemberian Hukuman TerhadapKedisiplinan Siswa

    Variabel x

    Pemberian hukuman

    1. Pujian2. Penghormatan3. Hadiah4. Tanda penghargaan

    V ariabel Y

    Kedisiplinan siswa

    1. Disiplin berangkatsekolah

    2. Disiplin mengeikutipembelajaran

    3. Disiplinmengerjakantugas

    4. Disiplin menaatitata tertib sekolah

  • 29

    29

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan

    mengeksploitasi data dilapangan dengan metode analisis deskriptif yang

    bertujuan memberikan gambaran secara cepat tepat tentang efektivitas

    pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinan siswa di MTS AI-

    Hidayah Lemoa Kec.Bontolempangan Kab.Gowa.

    Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa:“Penelitian kuantitatif yaiti penelitian yang dituntut banyakmenggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran daridata tersebut dalam mengambil kesimpulan. Pemahaman akankesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan tabel dangrafik.

    “Adapun cara pengambilan sampel dengan teknik Stratifiet RandomSampling yakni apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baikdiambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitia populasi.Jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.1

    B. Lokasi dan Objek Penelitian

    Adapun lokasi penelitian ini adalah di MTS AL-Hidayah lemoa

    kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa. Dengan objek penelitian

    yakni siswa/siswi MTs Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan

    Kabupaten Gowa.

    1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Pt RinekaCipta 2014) h.27

  • 30

    C. Variabel Penelitian

    Adapun pengertian variabel penelitian menurut Sugiyono:

    variabel penelitian adalah “ suatu atribut atau sifat atau atau nilaidari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai fariasi tertentuyang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarikkesimpulannya”.2

    Variabel adalah gejala yang bervariasi yang menjadi objek

    penelitian.Variabel dalam penelitian ini adalah pengaruh pemberian

    hukuman terhadap kedisiplinan siswa di MTs AL-Hidayah lemoa

    kecamatan Bontolempangan KabupatenGowa.

    Maka ada dua variabel yang ditetapkan, yaitu variabel bebas

    (IndependenVariabel) dan variabel terikat (dependen variabel). Variabel

    yang dimaksud adalah :

    1. Variabel bebas (x) : Pemberian Hukuman

    2. Variabel terikat (y): Kedisiplinan siswa

    D. Defenisi Operasional Variabel

    1. Pemberian hukumanHukuman berasal dari kata kerja latin punier yang berarti

    menjatuhkan hukuman pada seseorang karena satu kesalahan,perlawanan ataupelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan.Hukuman diartikan sebagai tindakan yang dijatuhkan kepada peserta didiksecara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan efek jera dengan tujuanagar peserta didik menjadi sadar dan berjanji tidak akan mengulanginya.

    2. Kedisiplinan siswaDisiplin merupakan sebagai kondisi tercipta dan terbentuk melalui

    proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

    2 ibid. h.,61

  • 31

    kepatuhan, dan keteraturan. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian

    perilaku dalam kehidupannya.

    Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu

    (orang,benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan dan perbuatan

    seseorang.

    Hukuman adalah penderitaan yang diberikan atau yang ditimbulkan

    dengan sengaja oleh seseorang (oran tua, guru, dan sebagainya)

    sesudah terjadi pelanggaran, kejahatan atau kesalahan.3

    Dengan demikian, bahwa maksud dari judul proposal ini adalah

    upaya yang dilakukan oleh guru untuk mendorong siswa melakukan

    kegiatan dengan cara memberikan hukuman agar anak didik disiplin

    sehingga dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif,dan psikomotorik

    siswa kearah yang lebih baik dari yang sebelumnya.

    E. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa,

    “populasi adalah jumlah keseluruhan objek yang diteliti”.4

    Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah sekumpulan individu

    atau kelompok yang menjadi sumber data dan informasi yang dibutuhkan

    dalam sebuah penelitian.

    3Ngalim purwanto, ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung, Remaja RosdaKarya, 1994, h. 174

    4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Cet.13,(Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 103

  • 32

    Adapun populasi pada penelitian ini adalah siswa/siswi MTs AL-

    Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa.

    Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa :“Populasi adalahkeseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin menelitisemua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, makapenelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika kita hanya akanmeneliti sebagian dari populasi,maka penelitian tersebut disebutpenelitian sampel”.5

    Berdasarkan defenisi yang telah dikemukakan diatas,maka penulis

    dapat menyimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian

    yang dijadikan sumber data yang memiliki karakteristik penelitian yang

    terdapat dilokasi penelitian.

    Dalam hal ini yang menjadi populasi penelitian adalah 50 orang

    siswa.

    Untuk lebih jelasnya mengenai populasi dalam penelitian ini,

    peneliti memberikan penjelasan melalui.

    Tabel 1: Daftar distribusi populasi dilokasi penelitian

    5Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan PraktekCet.13, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h. 108

    NO Siswa Laki-laki Perempuan Jumlah

    1. Kelas VII 8 6 14

    2. Kelas VIII 9 9 18

    3. Kelas IX 13 5 18

    Jumlah 30 20 50

  • 33

    Sumber data: Mts Al-hidayah lemoa kec. Bontolempangan kab .Gowa.

    2. Sampel Penelitian

    Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa :

    “jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka

    penelitian tersebut disebut penelitian sampel”.6

    Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yangditeliti.

    Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, sampel merupakan sebagian

    individu yang diselidiki”.7

    Dapat disimpulkan bahwa Sampel adalah sebagian dari populasi

    yang memiliki sifat karakteristik yang sama sehingga betul-betul mewakili

    populasi. Akan tetapi dalam penelitian ini menggunakan penelitian

    populasi karena populasi dalam penelitian ini tidak mencukupi 100 orang.

    Setelah melihat populasi dalam penelitian ini, maka langkah

    berikutnya adalah menentukan sampel. Penentuan sampel merupakan

    sebagian kecil yang di ambil dari sebuah populasi penelitian. Jadi dalam

    penentuan penelitian tidak selamanya perlu meneliti secara keseluruhan

    populasi, karena hal tersebut membutuhkan dana, biaya dan anggaran

    yang relative banyak, memiliki waktu yang agak lama serta pertimbangan

    keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti.

    6Ibid h.1317Sutrisno Hadi, Statistik Jilid II, (Yogyakarta: Yayasan Psikologi UGM, 1975),

    h. 70

  • 34

    Sampel dalam pandangan Suharsimi Arikunto (2006) sebagai

    bagian dari populasi yang diteliti, yang menyatakan pula bahwa;

    “Sampel adalah memilih sejumlah tertentuh dari keseluruhan

    populasi yang akan dijadikan subjek penelitian sampel yang diteliti

    nantinya akan mewakili seluruh populasi sebagai hasil untuk semua

    populasi, tetapi jika populasi dari penelitian tersebut sedikit maka bisa saja

    populasi penelitian itu menjadi sampel penelitian. Populasi dari sebuah

    penelitian itu kurang dari seratus dan sedikit maka penelitian tersebut

    dinamakan penelitian populasi dan populasi dari penelitian ini juga

    menjadi sampel penelitian”.

    Tabel 2: Daftar distribusi sampel di lokasi penelitian

    NO Siswa Laki-Laki Perempuan Jumlah

    1. Kelas VII 8 6 14

    2. Kelas VIII 9 9 18

    3. Kelas IX 13 5 18

    Jumlah 30 20 50

    Sumber data: Mts Al-Aidayahlemoa kec. Bontolempangan kab. Gowa.

    F. Instrumen Penelitian

    Penelitian menggunakan instrumen, penelitian sebagai alat bantu

    agar kegiatan penelitian berjalan secara sistematis dan terstruktur, dalam

    pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara sebagai mana yang

    dikatakan Suharsimi Arikunto antara lain sebagai berikut.

  • 35

    a. Pedoman angket yaitu mamberikan pertanyaan dalam bentuk daftar

    pertanyaan dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.

    b. Pedoman observasi yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi

    langsung dengan sumber impormasi tentang objek penelitian, keadaan

    guru dan keadaan siswa.

    c. Catatan dokumentasi adalah mencatat semua data secara langsung

    dari referensi yang membahas tentang objek penelitian.

    G. Teknik Pengumpulan data

    Dalam penelitian ini,peneliti menggunakan beberapa tekhnik dan

    metode untuk mengumpulkan data sebagai berikut yaitu:

    1. Observasi, yaitu observasi secara umum dapat diartikan sebagai

    penghimpunan bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan

    mengadakan pengamatan dan pencatatan secara

    sistematisterhadap berbagai fenomena yang dijadikan objek

    pengamatan seperti keadaan guru dan siswa.

    2. Angket, yaitu termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat

    data atau impormasi, sikap, dan faham dalam hubungan kausal

    atau memberikan pertayaan dalam bentuk daftar pertayaan

    dibarengi dengan sejumlah pilihan jawaban.

    3. Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari

    referensi yang membahas tentang objek penelitian.

  • 36

    H. Teknik Analisis Data

    Menganalisa hasil penelitian teknik yang digunakan yaitu

    menggambarkan dan menjelaskan objek penelitian. Teknik analisis data

    kuantitatif ini yang akan peneliti gunakan untuk mengetahui pengaruh

    pemberian hukuman terhadap kedisiplinan siswa di Mts Al-Hidayah Lemoa

    Kecamatan Bontolempangan Kabupaten Gowa adalah teknik analisis data

    yang menggunakan statistik. Dalam hal ini dilakukan dengan

    menggunakan rumus Regresi Linear Sederhana. Secara umum

    persamaan sederhana (dengan satu prediktor) dapat dirumuskan sebagai

    berikut:

    Rumus Regresi Sederhana:

    Y=a+Bx

    Keterangan:

    Y= nilai yang diprediksikan atau nilai variabel dependent

    a= konstanta

    b= koefisien regresi

    X= variabel dependent

  • 37

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Kondisi Objektif Lokasi Penelitian

    Pada pembahasan ini penulis akan menguraikan tentang

    hasil penelitian, namun sebelum terlalu jauh membahas mengenai

    hasil penelitian ini, terlebih dahulu peneliti memberikan gambaran

    tentang objektif lokasi penelitian sebagai berikut:

    1. Sejarah singkat lokasi penelitian

    Sebagai langkah awal dalam pembahasan ini penulis dapat

    mengemukakan sejarah singkat MTs AL-Hidayah lemoa. Sekolah

    MTs AL-Hidayah lemoa sebagai salah satu lembaga pendidikan

    formal yang memberikan dan pengajaran dasar, yaitu pendidikan

    umum 70 %.Di samping mata pelajaran agama islam sekurang-

    kurangnya 30 % lembaga pendidikan ini di bangun pada tahun

    1982/1985 atas permohonan yang di ajukan oleh suatu panitia yang

    di ampentarisasi Kakandepag Gowa yang pada saat itu dimotori oleh

    bapak Syamsul Bahri.Atas usaha yang di lakukan oleh panitia

    tersebut,maka keluarlah “SK Menteri pendidikan pengajaran dan

    kebudayaan yang berlaku mulai tahun 1985” .

    Sebuah sekolah biasanya dipimpin oleh beberapa kepala

    sekolah yang silih berganti. Demikian pula halnya dengan MTs AL-

    Hidayah Lemoa menurut informasi ibu Nurhaedah S. Pd selaku

  • 38

    kepala sekolah MTs Alhidayah Lemoa Kab.Gowa sejak berdirinya

    telah di pimpin oleh:

    1. Syamsul Bahri (1982-1985)

    2. H. Muhammad (19851988)

    3. Hj. Hani dg.Bollo (1989-1992)

    4. H. Supu (1993-1995)

    5. Hj.Nur Ummi (2005-2016)

    6. Nurhaedah, S. Pd (2017-sekarang)

    2. Visi dan Misi Sekolah

    a. Visi

    Terwujudnya sumber daya insani yang berkualitas unggul

    dibidang imtaq dan iptek dengan berwawasan lingkungan

    hidup.

    b. Misi

    a. Terwujudnya pendidikan yang mampu membangun insan

    yang cerdas dan kompetetif relevan dengan kebutuhan

    masyarakat lokal dan global.

    b. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan yang

    berkualitas.

    c. Menumbuhkan budaya lingkungan MTs yang bersih, aman,

    dan sehat.

    d. Meningkatkan budaya MTs baik prestasi akademik/non

    akademik.

  • 39

    e. Menumbuhkan minat baca dan tulis.

    f. Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris dan bahasa

    arab.

    g. Menerapkan manajemen berbasis sekolah dengan

    melibatkan seluruh steakholder madrasah.

    3. Keadaan Guru

    Guru dan siswa keduanya merupakan faktor pendidikan yang

    masing-masing punya subyek pendidikan. Masing-masing memainkan

    peranan dalam pencapaian tujuan pendidikan.Guru merupakan

    subyek dalam pelaksanaan pendidikan yang bertindak sebagai

    pendidik karena jabatan Guru yang ada dalam tangannya. Berarti guru

    itu bukan semata-mata sebagai pengajar,tetapi juga sebagai pendidik

    dan sekaligus pembimbing,yang memberikan pengarahan dan

    penuntun siswa dalam belajar. Jadi guru itu sebenarnya memiliki

    peranan yang unik dan sangat kompleks didalam proses belajar

    mengajar,dalam peranannya untuk mengantarkan anak didiknya

    ketaraf yang dicita-citakan .

    Sedangkan siswa merupakan obyek pendidikan yang menjadi

    sasaran dari aktivitas pendidikan.Jadi siswa adalah pribadi yang

    unik,senantiasa mengalami proses perkembangan dengan potensi

    yang di milikinya,di mana selalu membutuhkan bantuan dan

    bimbingan dari orang dewasa guru melalui pendidikan.

  • 40

    Demikian pula halnya dengan MTs Al-hidayah Lemoa,yang

    dewasa ini memiliki guru atau tenaga pendidik yang kompetensinya

    dapat dipertanggung jawabkan karena mereka berasal dari berbagai

    perguruan tinggi seperti: Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar ,

    Universitas Negeri Makassar (UNM), Universitas Muhammadiyah

    Makassar dan perguruan tinggi lainnya.

    Untuk melihat keadaan guru siswa MTs Al-hidayah lemoa

    kab.Gowa maka dibawah ini penulis akan mengemukakan keadaan

    guru berdasarkan jabatan masing-masing.

    Tabel 3

    Keadaan Guru Mts Al-Hidayah Lemoa

    NO NAMA JABATAN

    1 Nurhaedah, S. Pd Kepala Sekolah

    2 H. Ahmad, S. Pd.i Tata Usaha

    3 Sudarmin, S. Pd.i Bahasa Aab

    4 Muhtar Rudi, S. Pd Wali kelas IX/Bahasa indonesia/BK

    5 Iskandar, S. Pd Kepala Laboratorium

    6 Sohati, S. Pd.i Fiqih

    7 Rida Agustianim S. Pd Wali kelas VIII/Matematika

    8 Murhadi, S. Pd IPS

    9 Salmiyah, S. Pd Wakamad/W.K VII/qur’an hadis

    10 Subaeda, S. Pd.i PKN

    11 Sahruni, S.i.p Aqidah

  • 41

    12 Hasmawati, S. Pd Bahaa inggris

    13 Sofyan S.Pd Penjaskes

    Sumber data:Kantor Guru dan Tata Usaha MTs Al-hidayah Lemoa

    Data tabel di atas menunjukkan bahwa guru tetap sebanyak 08

    orang, dan sebagian dari mereka ada yang mengajar di sekolah lain.

    Berdasarkan data yang penulis peroleh,maka dapat disimpulkan

    bahwa dari segi jumlah guru MTs Al-hidayah Lemoa Kab.Gowa sangat

    memadai. Sedangkan dari segi kualitas cukup memadai dengan

    melihat latar belakang pendidikan mereka yang kebanyakan S-1 dari

    pada D2.

    3. Keadaan Siswa

    Siswa merupakan salah satu komponen yang menempati posisi

    sentral dalam proses belajar mengajar. Sebab siswa atau anak didiklah

    yang menjadi pokok persoalan dan sebagai tumpuan perhatian, serta

    sasaran utama untuk dididik. Di dalam proses belajar mengajar siswa

    sebagai pihak yang ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan yang ingin

    dicapai secara optimal. Siswa akan menjadi faktor penentu dan dapat

    mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan

    belajarnya. Dengan demikian, setiap lembaga pendidikan hendaknya

    terdapat sistem yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang

    lainnya. Yaitu disamping adanya fasilitas, adanya guru, yang

    merupakan bagian dari integram dalam lembaga pendidikan formal.

    Oleh karena itu, antara siswa dan guru merupakan dua aspek yang

  • 42

    tidak dapat dipisahkan, kedua unsur ini saling keterkaitan dalam hal

    terciptanya proses belajar mengajar. Seorang guru tidak dapat

    melaksanakan fungsinya sebagai pendidik tanpa adanya siswa,

    demikian pula sebaliknya siswa tidak dapat menerima pelajaran tanpa

    ada guru yang mentransfer ilmunya. Dengan demikian, ada tiga

    komponen utama yang harus ada yaitu siswa yang merupakan peserta

    didik, guru dan materi yang siap untuk disajikan.

    Untuk mengetahui dengan jelas keadaan siswa MTs Al-Hidayah

    Lemoa Kec.Bontolempangan Kab. Gowa tahun ajaran 2016/2017

    dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4

    Keadaan Siswa Mts Al-Hidayah Lemoa

    NO Objek

    Jenis Kelamin Jumlah

    PopulasiLaki-laki Perempuan

    1. Kelas VII 8 6 14

    2. Kelas VIII 9 9 18

    3. Kelas IX 13 5 18

    Jumlah 30 20 50

    Sumber data: kantor MTs AL-Hidayah lemoa Kab Gowa.

    Dari tabel keadaan siswa diatas terlihat bahwa siswa sekarang

    menurun tidak seperti sebelum-sebelumnya karena kebanyakan orang tua

    dikampung menyekolahkan anaknya dikota, tapi siswa sekarang biar

    sedikit dalam ruangan tapi dia selalu semangat belajar.Dan kebanyakan

  • 43

    siswa sudah berubah dengan diberlakukannya hukuman di Mts.Al-

    hidayah Lemoa Kab.Gowa .

    4. Keadaan Sarana dan Prasaran

    Salah satu faktor penentu yang tak kalah pentingnya dalam sebuah

    lembaga pendidikan tidak hanya di tentukan oleh siswa dan tenaga guru

    yang profesional dan berkompoten tetapi juga ditentukan oleh tersedianya

    sarana dan prasarana yang memadai,dengan tersedianya fasilitas yang

    lengkap,maka proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik,

    dapat menambah gairah belajar siswa serta akan membantu para guru

    dan pegawai dalam mengelolah sekolah. Demikian hanya Mt AL-hidayah

    Lemoa Kec. Bontolempangan Kab.Gowa sebagai lembaga pendidikan

    formal dibawah naungan Depag,memiliki pengajaran yang sangat

    memadai untuk menunjang terciptanya proses belajar mengajar di Mts Al-

    Hidayah Lemoa Kec.Bontolempangan Kab. Gowa tersebut .

    a. Keadaan sarana

    Berdasarkan pengamatan dan data yang di peroleh penulis,maka

    diketahui keadaan sarana pada Mts.Al-hidayah Lemoa Kab.Gowa sangat

    memadai dalam menunjang peleksanaan kegiatan belajar mengajar yang

    berkualitas di Mts tersebut.

    Adapun sarana yang dimiliki Mts.Al-hidayah Lemoa Kab.Gowa

    dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 44

    Tabel 5

    Keadaan Sarana Mts Al-Hidayah Lemoa

    NO Jenis Sarana Jumlah Keterangan

    1. Ruangan Kepala Sekolah 1 Permanen

    2. Ruangan Guru 1 Permanen

    3. Ruangan Kelas 3 Permanen

    4. Perpustakaan 1 Permanen

    5. Laboratorium 1 Permanen

    Jumlah 7 Keseluruhan

    Sumber data : MTs Al-Hidayah Lemoa Kab.Gowa tanggal 10 agustus2019

    .b. Keadaan Prasarana

    Di samping fasilitas sarana sebagai pendukung pelaksanaan proses

    belajar mengajar, prasarana juga memiliki peran yang tak kalah

    pentingnya dalam proses belajar,karena keduanya sama-sama berperan

    dalam kegiatan pembelajaran. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada

    tabel berikut mengenai keadaan prasarana di MTs Al-Hidayah Lemoa kec.

    Bontolempangan Kab.Gowa.

  • 45

    Tabel 6

    Keadaan prasarana Mts Al-Hidayah Lemoa

    NO Jenis Prasarana Jumlah Keterangan

    1 Meja/kursi kepala sekolah 1 buah Baik

    2 Meja/kursi guru 11 buah Baik

    3 Meja/Kursi siswa 60 buah Baik

    4 Kursi Tamu 1 buah sofa Baik

    5 Papan data guru 1 buah Baik

    6 Papan struktur guru 1 buah Baik

    7 Papan kalender pendidikan 1 buah baik

    8 Jam dinding 5 buah baik

    9 Lemari 4 buah baik

    10 Papan tulis 3 buah baik

    11 Peta benua 1 buah baik

    12 Globe 1 buah baik

    13 Komputer 20 buah baik

    Sumber data : MTs Al-Hidayah lemoa Kab. Gowa tanggal 10 agustus2019

  • 46

    Berdasarkan tabel diatas ,dapat diketahui bahwa keadaan sarana

    dan prasarana di MTs Al-Hidayah Lemoa Kec. Bontolempangan

    Kab.Gowa sudah cukup menunjang segala kegiatan proses belajar

    mengajarnya. Selain sarana dan prasarana yang dikemukakan dan

    dilakukan oleh manusia termasuk kegiatan pembelajaran tinggal motivasi

    yang selalu ditingkatkan.

    Maka dari itu ,dalam proses belajar mengajar motivasi sangat

    diperlukan oleh anak didik, anak didik yang tidak mempunyai motivasi

    dalam belajar tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar dengan

    baik, maka dari itu memberikan motivasi kepada anak didik berarti

    meningkatkan kualitas belajarnya.Motivasi tidak hanya mempengaruhi

    pada pelajaran saja tapi juga pada tingkah lakunya.

    B. Gambaran Kedisiplinan Siswa di Mts. Al-Hidayah Lemoa

    1. Pembahasan hasil responden

    Tabel 7Tidak memakai seragam sekolah yang lengkap

    Frequency Percent

    Valid

    2 1 2.03 13 26.04 36 72.0

    Total 50 100.0

    Sumber angket: no 1

    Dari table diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab sering,

    1 siswa atau 2% menjawab kadang-kadang dan 13 iswa atau 26% dan

    yang menjawab tidak pernah 36 siswa atau 72%.

  • 47

    Tabel 8Datang terlambat atau tidak tepat waktu

    Frequency Percent

    Valid

    3 13 26.04 37 74.0

    Total 50 100.0

    Sumber angket: no 2

    Dari tabel diatas menunjukkan bahwa tidak ada yang menjawab

    sering, 13 siswa atau 26% menjawab kadang-kadang dan 37siswa atau

    74% menjawab tidak pernah.

    Tabel 9Tidak hadir tanpa keterangan

    Frequency Percent

    Valid

    2 1 2.03 5 10.04 44 88.0Total 50 100.0

    Sumber angket: no 3

    Dari table diatas menunjukkan bahwa siswa yang menjawab

    sering 1 atau 2% dan 5 siswa atau 10% menjawab kadang-kadang dan

    44 siswa atau 88% menjawab tidak pernah.

    Tabel 10Meninggalkan pelajaran tanpa izin dari guru yang

    bersangkutan

    Frequency Percent

    Valid2 1 2.03 11 22.0

  • 48

    Sumber angket: no 4

    Dari table diatas menunjukkan bahwa tidak ada menjawab sering 1

    siswa atau 2% menjawab kadang-kadang dan 11 siswa atau 22%, dan

    yang menjawab tidak pernah 38 siswa atau 76%..

    Tabel 11Tidak sholat dhuhur berjamaah sebelum pulang

    Frequency

    Percent

    Valid

    3 11 22.04 39 78.0

    Total 50 100.0Sumber angket: no 5

    Dari table diatas menunjukkan bahwa tidak ada menjawab sering 11

    siswa atau 22% menjawab kadang-kadang dan 39 siswa atau 78%

    menjawab tidak pernah.

    Tabel 12Tidak mengerjakan tugas dari guru tepat waktu

    Frequency Percent

    Valid

    2 3 6.03 13 26.04 34 68.0

    Total 50 100.0

    Sumber angket: no 6

    4 38 76.0

    Total 50 100.0

  • 49

    Dari table diatas menunjukkan bahwa yang menjawab sering 3 siswa

    atau 6% menjawab kadang-kadang dan 13 siswa atau 26%, dan yang

    menjawab tidak pernah 34 siswa atau 68%.

    Tabel 13Membuang sampah tidak pada tempatnya

    Frequency Percent

    Valid

    2 3 6.03 12 24.04 35 70.0

    Total 50 100.0

    Sumber angket: no 7

    Dari table diatas menunjukkan bahwa tidak ada menjawab sering 3

    siswa atau 6% menjawab kadang-kadang dan 12 siswa atau 24 %, dan

    yang menjawab tidak pernah 35 siswa atau 70%.

    Tabel 14Merokok di lingkungan sekolah

    Frequency Percent

    Valid

    2 3 6.03 11 22.04 36 72.0Total 50 100.0

    Sumber angket: no 8

    Dari table diatas menunjukkan bahwa tidak ada menjawab sering 3

    siswa atau 6% menjawab kadang-kadang dan 11 siswa atau 22%, dan

    yang menjawab tidak pernah 36 siswa atau 72%.

  • 50

    C. Bentuk Pemberian hukuman siswa Mts Al-Hidayah Lemoa

    1. Pembahasan hasil responden

    Tabel 15Siswa diskorsing karena terlibat tawuran

    Frequency Percent

    Valid

    2 1 2.03 19 38.04 30 60.0

    Total 50 100.0

    Sumber Angket: No 9

    Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada 1 siswa atau 2% yang

    menjawab seringi, dan ada 19 siswa lainnya atau 38% menjawab

    kadang-kadang dan 30 siswa atau 60% yang menjawab tidak pernah.

    Tabel 16Menghafal ayat ketika tidak mengerjakan tugas dari guru

    Frequency Percent

    Valid

    3 22 44.04 28 56.0

    Total 50 100.0

    Sumber angket: No 10

    Dari tabel diatas menunjukkan bahwa ada 22 siswa atau 44% yang

    menjawab kadang-kadang, dan ada 28 siswa atau 56% menjawab tidak

    pernah.

  • 51

    Tabel 17Hp siswa disita apabila kedapatan membawa kesekolah

    Frequency Percent

    Valid

    2 1 2.03 26 52.04 23 46.0Total 50 100.0

    Sumber angket: No 11

    Dari uraian pada tabel diatas menunjukkan bahwa 1 orang siswa

    atau 2% yang menjawab sering, 26 siswa atau 52% menjawabkadang-

    kadang dan 23 siswa atau 46% menjawab tidak pernah.

    Tabel 18Memungut sampah ketika terlambat upacara bendera

    Frequency Percent

    Valid

    2 1 2.03 29 58.04 20 40.0Total 50 100.0

    Sumber angket: no 12

    Dari uraian pada tabel diatas menunjukkan bahwa 1 siswa atau 2

    % menjawab seringi, 29 siswa atau 58% menjawab kadang-kadang dan

    20 siswa atau 40% menjawab tidak pernah

    Tabel 19Mengganti fasilitas yang dirusak

    Frequency Percent

    Valid3 21 42.04 29 58.0Total 50 100.0

  • 52

    Sumber angket: nomor 13

    Dari uraian tabel diatas menunjukkan bahwa 29 siswa atau 58%

    menjawab diberikan kadang-kadang dan 21 siswa atau 42% menjawab

    tidak pernah.

    Tabel 20Dikeluarkan dari kelas ketika ribut pada saat proses pembelajaran

    Sumber angket: no 14

    Dari uraian tabel diatas menunjukkan bahwa 3 siswa atau 6%

    menjawab sering, 6 siswa atau 12% kadang-kadang dan 41 atau 82%

    tidak pernah.

    Tabel 21Mengurangi nilai siswa ketika menyontek saat ulangan

    Frequency Percent

    Valid

    2 4 8.03 8 16.04 38 76.0

    Total 50 100.0

    Sumber angket: no 15Dari uraian tabel diatas menunjukkan bahwa 4 siswa atau 8%

    menjawab seringi, 8 siswa atau 16% kadang-kadang dan 38 atau 72%

    menjawab tidak pernah.

    Frequency Percent

    Valid

    2 3 6.03 6 12.04 41 82.0Total 50 100.0

  • 53

    Tabel 22Siswa diberikan tugas tambahan ketika tidak

    mengerjakan PRFrequency Percent

    Valid

    2 3 6.03 3 6.04 44 88.0Total 50 100.0

    Sumber angket: no 16

    Dari uraian tabel diatas menunjukkan bahwa 3 siswa atau 6%

    menjawab sering, 3 siswa atau 6% kadang-kadang dan 44 atau 88% tidak

    pernah.

    D. Pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisplinan siswa

    Dari hasil analisis yang telah dilakukan peneliti, selanjutnya akan

    mencari indeks pengaruh antara variabel Pemberian Hukuman Terhadap

    Kedisiplinan Siswa Di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan

    Bontolempangan Kabupaten Gowa. Sebelum hal tersebut dilakukan,

    peneliti akan melakukan uji prasyarat penelitian yaitu pengujian uji

    linearitas data yang dilakukan sebagai berikut:

    Uji linearitas merupakan uji prasyarat analisis untuk mengetahui

    pola data, apakah data berpola linear atau tidak. Uji ini berkaitan dengan

    penggunaan regresi linear jika akan menggunakan regresi linear dari data

    pengaruh antara variabel Pemberian Hukuman Terhadap Kedisiplinan

    Siswa Di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

  • 54

    Gowa, maka datanya harus menunjukkan pola (diagram) yang berbentuk

    linear (lurus).

    Tabel 23 uji linearitas data

    Anovaa

    Model Sum ofSquares

    df MeanSquare

    F Sig.

    1Regression 6.202 1 6.202 3.569 .065b

    Residual 83.418 48 1.738Total 89.620 49a. Dependent Variable: yb. Predictors: (Constant), x

    Berdasarkan tabel diatas diperoleh F =3.659 tingkat signifikansi

    0,000

  • 55

    pada penelitian ini menggunakan analisis regresional pada taraf signifikan

    α = 0.05.

    Dalam penelitian di gunakan Statistik inferensial untuk menguji

    hipotesis. Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui ada

    tidaknya pengaruh pemberian hukuman (X) terhadap kedisiplinan siswa

    (Y) di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan Kabupaten

    Gowa, yang dianalisis menggunakan aplikasi SPSS 20. Adapun hasil

    analisisnya di sajikan dalam tabel berikut ini :

    TABEL 24

    Hasil Uji Hipotesis: pengaruh pemberian hukuman terhadap kedisiplinansiswa di Mts Al-Hidayah Lemoa Kecamatan Bontolempangan KabupatenGowa

    Coefficientsa

    Model UnstandardizedCoefficients

    Standardized

    Coefficients

    T Sig.

    B Std. Error Beta

    1(Constant)

    22.420 3.879 5.779 .000

    X .254 .135 .263 1.889 .065a. Dependent Variable: y

    Dari tabel di atas terliihat bahwa nilai T = 1.889 dengan nilai

    signifikansi 0,000

  • 56

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Perhatian guru dalam menanggulangi kedisiplinan siswa,

    tingginya pemahaman siswa terhadap pentingnnya kedisiplinan

    terhadap pendidikan, yang merupakan indikator bahwa guru-guru

    mengharapkan anak didiknya meraih pendidikan yang maksimal.

    Oleh karena itu menurut penulis antara tingkat pendidikan,

    tingkat pemahaman pendidikan dengan kedisiplinan siswa memiliki

    pengaruh yang sama. Penulis melakukan penelitian untuk

    mendapatkan data, serta menguraikan secara sedarhana semua

    permasalahan serta menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan

    pembahasan skripsi ini, maka dari itu kami akan mengemukakan

    beberapa kesimpulan pokok dari seluruh dari apa telah diuraikan

    sebagai penegasan dan beserta dilengkapi dengan saran-saran. Oleh

    sebab itu kesimpulan dari seluruh isi skripsi ini dapat dilihat pada

    uraian berikut:

    1. Kedisiplinan siswa seperti: tidak memakai seragam yang lengkap,

    datang terlambat, tidak hadir tanpa keterangan, meninggalkan

    pelajaran tanpa izin, tidak sholat dhuhur berjamaah, tidak

    mengerjakan tugas tepat waktu, membuang sampah tidak pada

    tempatnya, merokok di lingkugan sekolah,

  • 57

    2. Bentuk pemberian hukuman terhadap siswa,yakni di skorsing,

    menghafal ayat, hp disita, memungut sampah, ganti rugi, di

    keluarkan dari kelas, pengurangan nilai dan tugas tambahan.

    3. Dari hasil analisis data menunjukan nilai signifikansinya signifikansi

    0,000

  • 58

    DAFTAR PUSTAKA

    Al-Qur’an danTerjemahannya, Departemen Agama RI.

    Ahmadi, Abu. 1991, Ilmu Pendidikan, Semarang: Jilid 1, Toha Putra.

    Al-Abrasyi, M. Athiyah. 1970, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan islam, Jakarta:Bulan Bintang

    .Amin, Ahmad. 1975,Etika,Jakarta:BulanBintang.

    Arikunto,Suharsimi. 2006Cet.13, Jakarta: RinekaCipta.

    Baharuddin dan Esa NurWahyuni. 2010Teori Belajar dan Pembelajaran,Yogyakarta :Ar- Ruzz Media.

    Charles Scaefer. 2000 Bagaimana Membimbing, Mendidik danMendisiplinkan Anak Secara Efektif, Jakarta: Alih Bahasa, Tuman

    Sirait, Restu Agung.

    Da’ien, Amir Indra Kusuma. 1993,Pengantar Ilmu pendidikan, Surabaya:Usaha Nasional.

    Faturrahman, Pupuh dan Sobry Sutikno. 2014. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Redaksi Refika Aditama.

    Gie, The Liang . 1971, Cara Belajar yang Efesien, Yogyakarta: UGM Pers.

    Hadi, Sutrisno. 1975. Statistic jilid II. Yogyakarta: YayasanPsokologi UGM.

    Hurlock EB. 1993,Perkembangan Anak, Jakarta, Erlangga.

    Kartono,Kartini. 1992,Pengantar Ilmu Mendidik Teoritis, Bandung: MandarMaju.

    Kasiran, Muhammad. 1983,Ilmu Jiwa Perkembangan, Surabaya: UsahaNasional.

    Majid, Abdul. 2015. Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

  • 59

    Margono,S. 2004,Metode Penelitian, Cet. IV Jakarta: Rineka Cipta

    Mustofa, Ahmad. 1994, Ilmu Budaya Dasar, Bandung: Pustaka Setia.

    Prijodarminto,Soegeng. 1994,Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: PradnyaParamita.

    purwanto,Ngalim. 1994,ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung:Remaja Rosda