49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS MENCIT SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Kurniawan Adi Putranto G0008118 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS

TESTIS MENCIT

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Kurniawan Adi Putranto

G0008118

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi dengan judul : Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) terhadap Gambaran Histologis Testis Mencit

Kurniawan Adi Putranto, NIM : G.0008118, Tahun : 2011

Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari Jumat, Tanggal 04 November 2011

Pembimbing Utama Nama : Endang Listyaningsih S., dr., M.Kes. NIP : 19640810 199802 2 001 ....................................

Pembimbing Pendamping Nama : Jarot Subandono, dr., M.Kes. NIP : 19680704 199903 1 001 ....................................

Penguji Utama Nama : Muthmainah, dr., M.Kes. NIP : 19660702 199802 2 001 ....................................

Anggota Penguji Nama : Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes. NIP : 19470927 197610 2 001 ....................................

Surakarta, ………………….

Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

Muthmainah, dr., M.Kes. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM NIP 19660702 199802 2 001 NIP 19510601 197903 1 002

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 30 Oktober 2011

Kurniawan Adi Putranto G0008118

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

ABSTRAK

Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) terhadap Gambaran Histologis Testis Mencit, Fakultas Kedokeran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tujuan Penelitian: Melihat perubahan struktur histologis testis pada mencit yang diberi Monosodium Glutamate (MSG) dalam dosis rerata konsumsi di Indonesia dan mengetahui hubungan peningkatan dosis Monosodium Glutamate (MSG) dengan penurunan jumah spermatid.

Metode Penelitian: Eksperimental laboratorium dengan the posttest only control group design. Mencit jantan sebanyak 27 ekor dibagi dalam 3 kelompok yaitu kelompok kontrol (K) dan kelompok perlakuan 1-2 (PI-PII). Kelompok kontrol mencit diberi aquades selama 10 hari berturut-turut. Kelompok perlakuan I (PI) diberikan Monosodium Glutamate 1,56 mg/20 gram BB per hari melalui oral selama 10 hari. Kelompok perlakuan II (PII) diberikan Monosodium Glutamate 3,12 mg/20 gram BB per hari melalui oral selama 10 hari. Pada hari ke-11, mencit dikorbankan dan diambil testisnya untuk pembuatan preparat dengan pengecatan HE kemudian diamati dengan menghitung jumlah sel spermatid pada preparat testis kanan dan kiri dalam satu kelompok mencit. Data dianalisis dengan uji Oneway Anova dan uji LSD.

Hasil Penelitian: Jumlah rerata sel spermatid kiri dan kanan pada kelompok kontrol adalah 126,56 ± 17,42; kelompok perlakuan I (PI) adalah 74,22 ± 10,46; dan kelompok perlakuan II (PII) adalah 51,78 ± 6,64. Hasil uji statistik Oneway Anova menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna dalam ketiga kelompok penelitian (p = 0,00). Hasil uji statistik LSD juga menunjukkan perbedaan yang bermakna antara ketiga kelompok dengan masing-masing p = 0,00.

Simpulan Penelitian: Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) dalam dosis konsumsi rerata di Indonesia dapat mempengaruhi gambaran histologis testis mencit yang ditandai dengan penurunan jumlah sel spermatid mencit. Jumlah sel spermatid semakin menurun seiring dengan semakin besarnya dosis Monosodium Glutamate (MSG).

Kata Kunci: monosodium glutamate, dosis konsumsi Indonesia, testis

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRACT

Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, The Effect of Monosodium Glutamate (MSG) usage on Histological Structure of Mice’s Testis, Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta. Objective: This study aims to look at changes in histological structure of testis in mice fed Monosodium Glutamate (MSG) in a dose of average consumption in Indonesia and also to test the corelation between Monosodium Glutamate (MSG) dose increase to spermatid cells decrease in amount.

Methods: Experimental laboratory with the posttest only control group design. Twenty-seven male mice were divided into 3 groups: control group (K) and treatment group 1-2 (PI-PII). The control group mice were given distilled water for 10 consecutive days. The treatment group I (PI) being tested per day for 10 consecutive days by giving Monosodium Glutamate for 1,56mg/20g of body weight. The treatment group II (PII) were given Monosodium Glutamate 3,12 mg/20g of body weight per day orally for 10 days. On day 11, mice were killed and testis were taken for making preparations with HE painting. Histological structure of mice’s testis was observed by counting the number of spermatid cells on the right and left testicular preparations in one group of mice. The data analyzed by Oneway ANOVA test and LSD.

Results: The average number of left and right spermatids cells in the control group was 126.56 ± 17.42; treatment group I (PI) was 74.22 ± 10.46; and treatment group II (PII) was 51.78 ± 6.64. Oneway ANOVA statistical test results indicate a significant difference in all three study groups (p = 0.00). LSD statistical test results also showed significant differences between the three groups in comparison p = 0.00.

Conclusion: The effect of Monosodium Glutamate (MSG) in a dose of average consumption in Indonesia changes histological structure of testis which the sign is the decrease in the number of spermatid cells on mice. The number of spermatid cells decreased along with the increased of given doses of Monosodium Glutamate (MSG).

Keywords: monosodium glutamate, dose consumption of Indonesia, testis

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PRAKATA

Puji syukur kepada Allah karena atas limpahan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) terhadap Gambaran Histologis Testis Mencit”.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materiil. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan FK

UNS Surakarta. 2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Mbak Enny dan

Mas Nardi sebagai Staf Bagian Skripsi FK UNS Surakarta. 3. Endang Listyaningsih S., dr., M.Kes. selaku Pembimbing Utama yang dengan

sabar telah memberikan arahan, bimbingan, dan nasihat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Jarot Subandono, dr., M.Kes., selaku Pembimbing Pendamping yang telah memberikan semangat, bimbingan, dan nasihat dalam penyusunan skripsi ini.

5. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Penguji Utama yang telah memberikan bimbingan, kritik, dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

6. Rosalia Sri Hidayati, dr., M.Kes., selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Papa, Mama, dan saudaraku Evi Dewi Kusumawati,SE.Ak., yang telah memberikan doa, semangat, dukungan, dan segalanya untuk menyelesaikan skripsi ini.

8. Pak Sukidi dan Mbak Dewi sebagai Staf Laboratorium Histologi FK UNS yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh sahabat dan rekan sejawat Pendidikan Dokter 2008 FK UNS atas segala kebersamaan dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Pihak-pihak yang tidak dapat penulisan sebutkan satu-persatu atas bantuan dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa datang. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 30 Oktober 2011

Penulis

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi

BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian .................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian ................................................................ 3

BAB II. LANDASAN TEORI .................................................................. 5

A. Tinjauan Pustaka .................................................................. 5

1. Monosodium Glutamate................................................... 5

2. Testis ................................................................................ 7

a. Struktur Histologis Testis ......................................... 7

b. Histofisiologi Testis .................................................. 10

3. Hubungan Monosodium Glutamate dengan testis ........... 13

B. Kerangka Pemikiran ............................................................. 14

C. Hipotesis ............................................................................... 14

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................ 15

A. Jenis Penelitian ....................................................................... 15

B. Lokasi Penelitian .................................................................... 15

C. Subjek Penelitian. ................................................................... 15

D. Teknik Sampling ..................................................................... 15

E. Rancangan Penelitian .............................................................. 16

F. Identifikasi Variabel Penelitian .............................................. 17

G. Definisi Operasional Variabel ................................................ 17

H. Alat dan Bahan ....................................................................... 18

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

I. Cara Kerja ............................................................................... 19

J. Teknik Analisis Data .............................................................. 21

BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................. 22

A. Data Hasil Penelitian .............................................................. 22

B. Analisis Data ........................................................................... 24

BAB V. PEMBAHASAN.......................................................................... 30

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 35

A. Simpulan ................................................................................. 35

B. Saran ....................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 36

LAMPIRAN ................................................................................................. 39

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Nilai Rerata Sel Spermatid Testis Kiri dan Kanan dari

Masing-Masing Kelompok ................................................... 22

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Saphiro-Wilk Test .............................. 25

Tabel 3 Hasil Uji One Way Anova .................................................... 27

Tabel 4 Hasil Post Hoc Test menggunakan Least Significant Different

(LSD) .................................................................................... 29

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Jumlah Rerata Sel Spermatid Testis Kiri dan Kanan

Tiap Kelompok ........................................................................ 23

Gambar 2. Preparat Kontrol Testis Kiri ..................................................... 47

Gambar 3. Preparat Kontrol Testis Kanan ................................................. 47

Gambar 4. Preparat Perlakuan I Testis Kiri ................................................ 48

Gambar 5. Preparat Perlakuan I Testis Kanan ............................................ 48

Gambar 6. Preparat Perlakuan II Testis Kiri .............................................. 49

Gambar 7. Preparat Perlakuan II Testis Kanan .......................................... 49

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Hasil Pengamatan Mikroskopis ................................. 39

Lampiran 2. Hasil Analisis Data PASW 18.0 ........................................ 40

Lampiran 3. Konversi Dosis untuk Manusia dan Hewan ....................... 44

Lampiran 4. Perhitungan Penurunan Jumlah Rerata Sel Spermatid ....... 45

Lampiran 5. Foto Kegiatan Penelitian .................................................... 46

Lampiran 6. Preparat Kontrol dan Perlakuan ......................................... 47

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Monosodium Glutamate atau biasa dikenal dengan MSG

merupakan penyedap rasa yang digunakan dalam keperluan sehari-hari

(Sabri, 2006). Monosodium Glutamate merupakan garam natrium dari

asam glutamat (FSANZ, 2003). Asam glutamat merupakan salah satu

asam amino yang juga terkandung dalam makanan, biasanya sekitar

5-20 % dari total kandungan asam amino, baik dalam bentuk bebas

maupun terikat dengan peptida atau protein (Geha et al., 2000).

Konsumsi Monosodium Glutamate rata-rata 5-12 gram per hari di

Eropa, di negara Inggris 590 mg per hari, di negara Industri sekitar 0,3-

1,0 gram per hari dan di Indonesia sekitar 0,6 gram per hari (FSANZ,

2003; Beyreuther, 2006; Geha et al., 2000; Prawirohardjono, 2000). Di

Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) menyatakan

bahwa Monosodium Glutamate aman (Geha et al., 2000).

Penggunaan Monosodium Glutamate ini mulai kontroversial sejak

keluarnya klaim bahwa konsumsi MSG banyak merugikan orang pada

tahun 1960, sehingga mulai banyak penelitian mengenai MSG (FSANZ,

2003). Pada tahun 2006, pemberian MSG dengan dosis (2,4; 4,8; dan

9,6) mg/mL aquades pada induk mencit umur kehamilan 0-16 hari

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

menurunkan jumlah fetus hidup (Sabri et al., 2006). Penelitian anak

tikus umur 5 hari yang induknya diberi Monosodium Glutamate peroral

selama gestasi dengan dosis 4800 mg/kg BB dan 9600 mg/kg BB terjadi

kerusakan ringan dan berat pada sel neuron hipotalamus berupa edema

sel disertai piknotik inti (Sukawan, 2008). Pada tahun 2009, penelitian

Monosodium Glutamate terhadap endometrium pada mencit betina

dengan dosis 6 mg/kg BB secara oral menunjukkan penurunan ketebalan

epitel, diameter pembuluh darah, perubahan konfigurasi kelenjar dan

kepadatan stroma (Muchsin, 2009). Efek Monosodium Glutamate pada

tuba fallopi tikus betina dewasa galur Wistar dengan dosis

0,04 mg/kg BB terjadi hipertrofi sel epitel kolumner, degenerasi sel dan

terjadi atrofi, sedangkan dosis 0,08 mg/kg BB lebih berat efeknya

(Eweka et al.,2010).

Penelitian pengaruh MSG terhadap testis dengan dosis 2400;

4800; dan 9600 mg/kg BB/hari yang diberikan secara oral pada tikus

jantan dapat mengecilkan diameter inti, begitu pula dalam dosis

4 mg/gram BB pada tikus jantan secara intraperitonial yang dilakukan

selama 15 dan 30 hari menunjukkan efek pada penurunan berat testis dan

jumlah sperma (Iryani, 2003; Siregar, 2008; Nayanatara et al., 2008).

Ketiga penelitian tersebut menunjukkan hasil yang sama, namun penulis

belum pernah menjumpai adanya penelitian mengenai MSG dalam dosis

rata-rata konsumsi di Indonesia, sehingga penulis mempunyai pemikiran

akan melakukan penelitian mengenai dampak MSG terhadap testis

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

dengan dosis rata-rata konsumsi MSG di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Pada penelitian ini akan diteliti apakah pemberian Monosodium

Glutamate (MSG) dalam dosis rerata konsumsi di Indonesia

menyebabkan perubahan gambaran histologis testis pada mencit?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini tujuan umum untuk melihat perubahan struktur

histologis testis, dalam hal ini penurunan jumlah spermatid pada

mencit yang diberi Monosodium Glutamate (MSG) dalam dosis rerata

konsumsi di Indonesia.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

peningkatan dosis Monosodium Glutamate (MSG) dengan penurunan

jumah spermatid.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang

pengaruh Monosodium Glutamate (MSG) terhadap jumlah spermatid

pada hewan coba (mencit) yang menjadi landasan untuk penelitian pada

kesehatan manusia.

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi

masyarakat, khususnya kepada pengguna Monosodium Glutamate

(MSG) tentang pengaruh buruk pada kesehatan.

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Monosodium Glutamate

Monosodium Glutamate ditemukan pada tahun 1909 oleh

Dr.Kikunae Ikeda. Monosodium Glutamate dihasilkan melalui isolasi

logam garam asam glutamat dari rumput laut coklat (konbu) yang sering

digunakan pada masakan Jepang dan pengakuan bahwa garam (mono)

sodium dari asam glutamat memberi rasa yang sangat diinginkan untuk

makanan. Dr.Kikunae Ikeda mengklaim bahwa rasa yang akan muncul di

makanan adalah lezat, enak, dan nikmat. Monosodium Glutamate

sebenarnya tidak enak, bahkan sering terasa pahit dan asin, namun pada

konsentrasi rendah pada makanan akan membuat rasa dan kenikmatan

makanan tersebut akan bertambah (Halpern, 2002).

Struktur Kimia Monosodium Glutamate (Xiong et al., 2009)

Monosodium Glutamate merupakan metabolit yang penting dalam

metabolisme asam amino dan sumber energi utama pada sel otot jantung.

Monosodium Glutamate ditambahkan dalam bentuk garam monosodium

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

murni atau bentuk campuran komponen asam amino dan peptida yang

berasal dari asam atau hidrolisa protein (Geha et al., 2000).

Monosodium Glutamate sekarang menjadi bahan penambah rasa

yang dipakai di seluruh dunia, bahkan menjadi bahan penambah rasa yang

paling banyak dipakai di Asia Tenggara (Geha et al., 2000;

Prawirohardjono et al., 2000).

Glutamat melakukan peran penting dalam metabolisme perantara

dan hadir dalam jumlah besar pada organ dan jaringan tubuh. Beberapa

peran metabolik penting glutamat:

a. Substrat untuk sintesis protein

Asam glutamat memiliki fisik dan karakteristik kimia yang

membuatnya menjadi penyumbang mendasar dari sekunder struktur

protein, yaitu α-heliks (Young dan Ajami, 2000).

b. Pasangan transaminasi dengan α-ketoglutarate

L-glutamat disintesis dari amonia dan α-ketoglutarate (perantara dari

siklus asam sitrat) dalam suatu reaksi yang dikatalisis oleh L-glutamat

dehidrogenase. Reaksi ini penting dalam biosintesis semua asam

amino, karena glutamat adalah donor gugus amino dalam biosintesis

dari asam amino lain melalui reaksi transaminasi (Lehninger, 2008).

c. Substrat untuk produksi glutation - glutation, tripeptida terdiri dari

asam glutamat, sistein dan glisin, hadir di semua sel hewan dan

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

berfungsi sebagai reduktor dari peroksida beracun oleh aksi glutation

peroxidase (Lehninger, 2008).

d. Sebuah prekursor N-acetylglutamate (Brosnan, 2000).

e. Sebuah neurotransmitter penting:

Glutamat adalah pemancar rangsang utama dalam otak, mediasi

transmisi sinaptik cepat dan aktif dalam sepertiga dari pusat sistem

saraf sinapsis (Watkins dan Evans, 1981).

f. Sebuah sumber energi yang penting untuk mukosa (Young dan Ajami,

2000).

2. Testis

a. Struktur Histologis Testis

Sistem reproduksi laki-laki terdiri atas testis, duktus genetalis,

kelenjar-kelenjar tambahan dan penis. Testis merupakan kelenjar

tubuler kompleks yang mempunyai dua fungsi yaitu reproduktif dan

hormonal. Testis dikelilingi oleh kapsula jaringan pengikat kolagen

tunika albugenia. Tunika albugenia mempunyai penebalan pada

bagian posterior mediastinum testis, dari mana septa fibrosa menonjol

ke dalam kelenjar membagi kelenjar menjadi sekitar 250 ruang-ruang

piramida dan yang dinamakan lobus testis. Septa ini tidak sempurna

dan sering-kali terbentuk hubungan antara lobulus-lobulus. Tiap-tiap

lobulus ditempati oleh satu sampai empat tubulus seminiferus yang

terbenam dalam selaput jaringan pengikat longgar yang kaya akan

pembuluh darah dan saraf (Gartner dan James, 2007).

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

Testis berkembang pada dinding dorsal rongga peritoneum dan

kemudian tersuspensi dalam skrotum di luar rongga abdomen pada

ujung funikulus spermatikus, masing-masing membawa kantong

serosa dari peritoneum yang dinamakan tunika vaginalis. Tunika ini

terdiri atas lapisan parietal pada bagian luar dan lapisan viseral pada

bagian dalam, menutupi tunika albugenia pada sisi anterior dan lateral

testis. Kantong skrotum mempunyai peran penting dalam

mempertahankan testis pada suhu di bawah suhu intra abdominal

(Guyton dan Hall, 2006).

Tubulus seminiferus dibatasi oleh epitel berlapis kompleks

dengan panjang 30-70 cm. Tubulus kontortus membentuk jala-jala, di

mana tiap-tiap tubulus berujung buntu atau bercabang. Pada ujung

apikal tiap-tiap tubulus, lumen menyempit dan epitel yang membatasi

dengan segera berubah menjadi lapisan selapis kubis yang mempunyai

satu flagella. Segmen yang pendek ini dikenal sebagai tubulus rektus

atau tubulus lurus, yang menghubungkan tubulus seminiferus dengan

saluran-saluran anastomosis yang dibatasi oleh epitel labirin, rete

testis. Rete testis yang terdapat dalam jaringan pengikat mediastinum

dihubungkan dengan bagian cephalik epididimus oleh 10-20 duktuli

eferentus (Paulsen, 2000).

Tunika propria fibrosa yang meliputi tubulus seminiferus

terdiri atas beberapa lapisan fibroblas. Lapisan paling dalam yang

melekat pada jaringan pengikat dekat dengan lamina basalis terdiri

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

atas sel-sel myoid yang mempunyai epitel berlapis, yang

menunjukkan sifat otot polos (Leeson et al., 1996).

Epitel terdiri atas dua jenis sel yaitu sel sertoli dan sel seminal.

Sel sertoli adalah sel piramidal panjang yang saling bertautan dengan

sel-sel spermatogenik. Pada mikroskop cahaya, sel sertoli mempunyai

sitoplasma yang batasnya tidak nyata, bahkan hampir tidak terlihat, sel

ini berbentuk irregular. Pada pemeriksaan mikroskop elektron, sel ini

mengandung banyak retikulum endoplasma halus, sedikit retikulum

endoplasma kasar, aparatus golgi yang berkembang baik, banyak

mitokondria dan lisosom. Inti yang memanjang sering berbentuk

segitiga, mempunyai banyak lipatan dan menunjukkan sedikit

kromatin yang dapat dilihat. Pinggir-pinggir sel sertoli dibatasi oleh

hubungan okludens sehingga mengakibatkan sel-sel ini membentuk

selubung kontinu yang mengelilingi lumen tubulus seminiferus. Di

bawah sel-sel sertoli terletak lamina basalis dan ruang ekstratubuler

yang mengandung pembuluh darah dan limfe. Sel-sel sertoli minimal

mempunyai tiga fungsi utama:

1) Penyokong, pelindung dan mengatur nutrisi spermatozoa

yang sedang berkembang.

2) Fagositosis sitoplasma spermatid yang berlebihan.

3) Sekresi cairan yang mengalir ke arah duktus genitalis yang

diperlukan untuk transpor sperma (Junqueira dan Carneiro,

2007 ).

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

b. Histofisiologi Testis

Perkembangan sistem reproduksi laki-laki dimulai tujuh

minggu setelah konsepsi hingga 85 hari, dan organ reproduksi laki-

laki hingga lengkap perkembangannya, termasuk turunnya testis kira-

kira pada kehamilan tujuh bulan. Sperma belum terbentuk sampai

pubertas, di mana rangsangan internal dan eksternal memacu

pelepasan hormon spesifik (Syahrum, 1994).

Pada otak, hypothalamic releasing factors secara teratur

melepas Follicle Stimulating Hormone (FSH) dari pituitari menuju

aliran darah. FSH menstimuli sel Sertoli pada testis dan juga

mengakibatkan pelepasan hormon kedua dari pituitari yaitu

Luteinizing Hormone (LH). Target LH juga pada sel yang khusus pada

testis yaitu sel Leydig, di mana mensintesis dan melepaskan hormon

steroid laki-laki yaitu testosteron. Struktur kimia dari FSH dan LH

pada laki-laki dan perempuan identik, hanya target selnya dan respons

biologisnya yang berbeda. Tiga sel Leydig melepas kira-kira 7 mg

testosteron per hari, di mana dibutuhkan dalam produksi sperma,

perilaku seksual, tanda kelamin sekunder, dan perkembangan organ

tambahan. Sel Sertoli dan sel Leydig diperlukan untuk proses

reproduksi (Guyton dan Hall, 2006).

Proses spermatogenesis merupakan proses dinamik yang

menyebabkan jumlah sel pada setiap kelompok tetap sehingga

membuat sistem reproduksi laki-laki khas. Proses ini butuh waktu

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

antara 70-80 hari yang terdiri dari dua proses meliputi

spermatositogenesis dan spermiogenesis. Proses spermatositogenesis

dimulai dari sel benih primitif (spermatogonia) sampai spermatid.

Spermatogonia terletak dekat dengan lamina basalis merupakan sel

yang relatif kecil dan intinya mengandung kromatin ireguler,

membentuk kelompok-kelompok yang kasar. Pada perkembangan

seksual, sel-sel ini mengalami serangkaian mitosis berurutan, dan sel-

sel yang baru terbentuk dapat mengikuti salah satu dari dua jalan :

1) melanjutkan diri seperti sel induk, setelah satu atau lebih

pembelahan mitosis dan sel-sel spermatogonia A terus menjadi

sumber spermatogonia.

2) membelah dan tumbuh lebih besar dari spermatogonia induk

yang dinamakan spermatogonium (Paulsen, 2000).

Spermatogonia B menghasilkan spermatosit primer.

Spermatosit primer merupakan sel yang terbesar dari turunan sel

spermatogenik yang ditandai dengan adanya kromosom dalam

berbagai stadium proses pemilinan dalam intinya. Spermatosit primer

kemudian mengalami stadium profase pembelahan meiosis pertama

(kira-kira 22 hari). Pada awal pembelahan, spermatosit primer

mempunyai 46 (44 + XY) kromosom dan DNA sejumlah 4 N. Selama

stadium meiosis, crossing over gen-gen kromosom bergerak ke arah

masing-masing kutub. Hasil dari pembelahan ini didapatkan sel-sel

yang lebih kecil dan disebut spermatosit sekunder dengan kromosom

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

23 (22+X atau 22+Y). Pengurangan jumlah kromosom diikuti

pengurangan jumlah DNA per sel (4 N menjadi 2 N). Spermatosit

sekunder sukar ditemukan dalam potongan testis karena spermatosit

sekunder tetap dalam interfase yang sangat singkat dan cepat masuk

dalam pembelahan meiosis kedua (sel yang singkat hidupnya).

Pembelahan spermatosit sekunder menghasilkan spermatid (23

kromosom). Pada pembelahan kedua ini, jumlah DNA sel berkurang

separuh membentuk sel-sel haploid (N). Hal ini terjadi karena tidak

ada fase S (sintesis DNA) antara meiosis pertama dan kedua dari

spermatosit. Pada fertilisasi, akan kembali menjadi diploid normal

(Guyton dan Hall, 2006).

Spermatid merupakan sel hasil pembelahan spermatosit

sekunder yang dapat dibedakan dari ukuran inti selnya yang kecil

dengan daerah kromatin yang padat dan terletak pada bagian tengah

tubulus seminiferus. Proses spermatositogenesis berakhir lalu

dilanjutkan spermiogenesis yang dimulai dari spermatid sampai

pembentukan spermatozoa melalui proses diferensiasi (Paulsen,

2000).

Selama pembelahan spermatogonia, sel-sel yang dihasilkan

tidak terpisah sama sekali tapi tetap dihubungkan satu sama lain oleh

jembatan-jembatan sitoplasma. Jembatan-jembatan interseluler

menyelenggarakan komunikasi antara setiap spermatosit primer dan

sekunder dan spermatid yang berasal dari seri spermatogonium.

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Jembatan-jembatan ini memegang peranan penting dalam koordinasi

urutan peristiwa dalam spermatogenesis. Bila proses spermatogenesis

telah selesai penanggalan sitoplasma dan jembatan-jembatan

sitoplasma sebagai badan-badan residu mengakibatkan pemisahan

spermatid (Junqueira dan Carneiro, 2007).

Sperma yang diproduksi manusia per hari, lebih sedikit

dibanding mamalia yang lain. Laki-laki dikatakan infertil jika

ejakulatnya berisi kurang dari 20 juta sperma per milimeter. Jumlah

sperma tiap ejakulat perlu untuk memperkecil kegagalan dalam

pencapaian dan fertilitas ovum. Rata-rata hitung sperma manusia 100

juta per milimeter dari ejakulat, dengan kisaran 76.4 – 127 juta

permilimeter (Achard et al., 2009).

3. Hubungan Monosodium Glutamate (MSG) dengan Testis

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Monosodium Glutamate

berpengaruh terhadap berbagai organ tubuh, salah satunya adalah testis.

Para peneliti menduga bahwa Monosodium Glutamate berpengaruh dalam

menurunkan kadar Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing

Hormone (LH). Penurunan kadar ini dikaitkan dengan kerusakan yang

terjadi di hipotalamus setelah pemberian Monosodium Glutamate. Hal ini

dapat terjadi karena kerusakan pada neuron yang mensekresikan

Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), sehingga terjadi penurunan

kadar GnRH yang berperan pada regulasi FSH dan LH, dan berakibat

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

terjadinya penurunan kadar FSH dan LH. Penurunan kadar FSH dan LH

akan mengubah struktur histologis testis, salah satunya ditandai dengan

menurunnya sel spermatid (Iryani, 2003; Sukawan, 2008).

B. Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis

Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) pada mencit akan

menyebabkan perubahan struktur histologis testis yaitu berupa penurunan

jumlah sel spermatid.

Perubahan struktur

Penurunan kadar

Hipotalamus

GnRH

Hipofisis Anterior

FSH LH

Merusak neuron

Terjadi penurunan

Testis Sel Sertoli

MSG

Tubulus

Seminiferus

Sel Leydig

Penurunan jumlah Sel Spermatid

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat Eksperimental Laboratorium dengan desain

penelitian the posttest only controled group design.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

C. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit jantan

galur Swiss Webster berumur 2-4 bulan, dengan berat badan ± 20 gram.

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan secara incidental sampling.

Besar sampel tiap kelompok dihitung dengan rumus Federer, di mana (t)

adalah jumlah ulangan untuk tiap perlakuan dan (n) adalah jumlah

subjek.

(n-1) (t-1) > 15

(n-1) (3-1) > 15

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

2n-2 > 15

2n > 17

n > 8,5 » 9

Berdasarkan perhitungan di atas, peneliti memutuskan bahwa

jumlah subjek yang akan dipakai dalam penelitian adalah 9 ekor mencit

jantan pada tiap kelompoknya, sehingga jumlah total mencit yang

digunakan adalah 27 ekor.

E. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah the posttest only

controled group design (Taufiqurrahman, 2004).

KP : (X) O1

KK : ( - ) O2

Keterangan:

KP : Kelompok perlakuan

KK : Kelompok kontrol

(X) : Pemberian Monosodium Glutamate (MSG)

( - ) : Tanpa perlakuan (pemberian aquades)

O1 : Hasil pengukuran efek pada kelompok perlakuan

O2 : Hasil pengukuran efek pada kelompok kontrol

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) dengan dosis

pemberian yang bervariasi.

2. Variabel terikat

Perubahan gambaran histologis testis pada mencit dengan cara

penghitungan sel spermatid.

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Pemberian Monosodium Glutamate (MSG)

Cara pemberian Monosodium Glutamate (MSG) pada mencit

melalui oral menggunakan sonde lambung dengan dosis I:

1,56 mg/20 gram BB per hari dan dosis II: 3,12 mg/20 gram BB per

hari. Pemberian MSG dilakukan selama 10 hari berturut-turut.

Alasan pemberian dosis selama 10 hari karena sesuai dengan lama

satu siklus spermatogenesis mencit (Nalbandov, 1990).

Skala pengukuran untuk variabel bebas adalah skala ordinal.

2. Variabel terikat

Perubahan struktur histologis testis pada mencit, yang dimaksud

dengan perubahan struktur histologis testis pada mencit adalah

perubahan struktur mikroskopis pada testis mencit setelah diberi

perlakuan dengan MSG. Dinilai dengan menghitung jumlah

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

spermatid mencit setelah diberi perlakuan. Penghitungan jumlah

dilakukan dengan cara memilih tubulus seminiferus yang bulat dan

memiliki sekitar 5-6 sel leydig, namun setelah pengamatan

diperoleh hasil bahwa jumlah tersebut sangat sedikit pada preparat,

sehingga diturunkan menjadi 3-5 sel leydig di sekitar tubulus lalu

dihitung jumlah sel spermatid yang ada di dalamnya. Jumlah sel

spermatid dihitung pada preparat testis kanan dan kiri dalam satu

kelompok mencit. Perhitungan jumlah sel spermatid testis kanan

mewakili satu nilai, begitu pula jumlah sel spermatid testis kiri pada

kelompok mewakili satu nilai, sehingga dalam tiap kelompok ada 18

data jumlah sel spermatid.

Pengukuran variabel terikat tersebut menggunakan skala rasio.

H. Alat dan Bahan

a. Kandang hewan percobaan untuk 3 kelompok hewan percobaan di

mana tiap kelompok ada 9 ekor.

b. Makanan hewan percobaan pelet dan minum dari air PAM.

c. Monosodium Glutamate.

d. Timbangan duduk dan timbangan neraca.

e. Alat pembedahan hewan percobaan (pinset, pisau bedah, gunting

anatomis, jarum, meja lilin).

f. Alat dan bahan untuk pembuatan sediaan histologis testis.

g. Mikroskop cahaya merk Olympus.

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

h. Hand tally counter

i. Gelas ukur dan pengaduk

I. Cara Kerja

1. Langkah I

Mencit diadaptasikan selama tujuh hari di laboratorium Histologi

Fakultas Kedokteran UNS. Suhu dan kelembaban ruangan tetap dijaga.

2. Langkah II: Pengelompokkan Subjek

Pengelompokkan subjek dilakukan setelah adaptasi. Pengelompokkan

dilakukan secara random menjadi tiga kelompok, yaitu :

a. Kelompok kontrol (K) terdiri dari 9 ekor mencit yang diberi makan

pelet dan air minum PAM tak terbatas selama 10 hari.

b. Kelompok perlakuan I (P1) terdiri dari 9 ekor mencit yang diberi

makan pelet dan air minum PAM tak terbatas dan diberikan

Monosodium Glutamate 1,56 mg/20 gram BB per hari melalui oral

selama 10 hari.

c. Kelompok perlakuan II (P2) terdiri dari 9 ekor mencit yang diberi

makan pelet dan air minum PAM tak terbatas dan diberikan

Monosodium Glutamate 3,12 mg/20 gram BB per hari melalui oral

selama 10 hari.

3. Langkah III : Penentuan dosis Monosodium Glutamate (MSG)

a. Konsumsi Monosodium Glutamate (MSG) di Indonesia adalah

0,6 gram/hari (Prawirohardjono et al., 2000).

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

b. Angka konversi dosis dari manusia dengan berat badan 70 kg ke

mencit dengan berat badan 20 gram adalah 0,0026, jadi dosis untuk

mencit:

0,6 gram x 0,0026/20 gram BB mencit = 0,00156 gram/20 gram

BB mencit » 1,56 mg/20 gram BB mencit

Jadi dosis I digunakan 1,56 mg/20 gram BB mencit per hari

Sedangkan dosis II menggunakan dosis dua kali lipat dari dosis I,

sehinga dosis II untuk mencit sebesar:

1,2 gram x 0,0026/20 gram BB mencit = 0,00312 gram/20 gram

BB mencit » 3,12 mg/20 gram BB mencit

4. Langkah IV : Pengambilan Jaringan dan Pembacaan Preparat

Semua hewan percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi leher

setelah waktu yang ditentukan di atas dan dilakukan pembedahan

untuk mengambil organ testis, kemudian dibersihkan dari jaringan

sekitarnya. Tiap mencit diambil testis kanan dan kiri, masing-masing

testis dibuat tiga preparat. Jaringan difiksasi dalam larutan Bouin

selama 3 jam, Pembuatan preparat dengan menggunakan metode

parafin. Pewarnaan yang digunakan adalah Hematoxylin Eosin.

Preparat dilihat dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400×.

Pembacaan preparat dilakukan dengan cara mengambil satu dari tiga

preparat yang dibuat. Pengambilan ini dilakukan secara acak,

kemudian dihitung spermatid yang tampak pada tubulus seminiferus.

Dari tiap preparat diamati satu tublus seminiferus yang bulat dan

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

terdapat 3-5 sel leydig di sekitarnya, kemudian jumlah spermatid

dihitung dari satu tubulus seminiferus tersebut. Jumlah spermatid

dihitung pada preparat testis kanan dan kiri dalam satu kelompok

mencit. Perhitungan jumlah spermatid testis kanan dan testis kiri

mewakili satu nilai.

J. Analisis Data

Analisis data perubahan struktur histologis testis diuji

menggunakan uji One Way Anova, perbedaan mean antarkelompok uji

menggunakan Least Significant Different (LSD) dengan batas kemaknaan

0,05 (Paryono, 1996; Purnawan, 1995).

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Data Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yaitu jumlah sel spermatid yang berskala

rasio, dihitung dari preparat hewan coba. Preparat yang dipilih adalah satu

tubulus seminiferus dari preparat irisan testis kanan dan satu tubulus

seminiferus dari preparat testis kiri per kelompok dengan kriteria tubulus

seminiferus bulat dan memiliki 3-5 sel leydig. Penghitungan preparat

dilakukan dengan menghitung jumlah spermatid preparat testis kanan dan

testis kiri, kemudian ditotal dalam satu kelompok dan dihitung rerata sel

spermatid tiap kelompok.

Tabel 1. Nilai Rerata Sel Spermatid Testis Kiri dan Kanan dari Masing-Masing Kelompok

Kelompok N Rerata sel spermatid Standar

testis kiri dan kanan Deviasi

Kontrol 18 126,56 17,42

Perlakuan I 18 74,22 10,46

Perlakuan II 18 51,78 6,64

Tabel 1 memperlihatkan nilai rerata sel spermatid tiap kelompok.

Rerata kelompok kontrol adalah yang tertinggi yaitu 126,56 ± 17,42

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

sedangkan rerata kelompok perlakuan II adalah yang paling rendah yaitu

51,78 ± 6,64.

0

20

40

60

80

100

120

140

Kelompok

Mea

n of

Jum

lah

Sper

mat

id

KontrolPerlakuan 1Perlakuan 2

Gambar 1. Grafik Jumlah Rerata Sel Spermatid Testis Kiri dan Kanan Tiap Kelompok

Grafik di atas menunjukkan bahwa rerata sel spermatid setelah

diberi Monosodium Glutamate (MSG) mengalami penurunan yang terlihat

antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Jumlah sel spermatid

makin menurun sebanding dengan bertambahnya jumlah dosis

Monosodium Glutamate (MSG) yang diberikan pada mencit. Grafik di atas

menggambarkan bahwa:

1. Rerata sel spermatid kelompok kontrol paling banyak.

2. Rerata sel spermatid kelompok perlakuan I lebih banyak dibandingkan

perlakuan II namun lebih sedikit dibandingkan kelompok kontrol.

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3. Rerata sel spermatid kelompok perlakuan II paling sedikit di antara

semua kelompok.

B. Analisis Data

Analisis dilakukan dengan PASW Statistic for Windows versi 18

pada data hasil percobaan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang

signifikan dari pemberian Monosodium Glutamate (MSG) terhadap jumlah

sel spermatid pada mencit, kemudian ditentukan perlakuan yang terbaik.

Data diperoleh dari tiga kelompok yaitu kelompok kontrol, kelompok

perlakuan I, dan kelompok perlakuan II, di mana tiap kelompok diambil 9

data jumlah sel spermatid kiri dan 9 data jumlah sel spermatid kanan yang

nantinya kedua data tersebut akan dijumlah untuk mewakili satu

kelompok.

Metode analisis data yang digunakan adalah One Way Anova.

Metode ini termasuk metode analisis komparasi parametrik lebih dari dua

kelompok dengan persyaratan asumsi normalitas data dan asumsi

homogenitas variansi. Pengujian asumsi normalitas data menggunakan

Saphiro-Wilk Test dan pengujian asumsi homogenitas variansi

menggunakan Levene’s Test. Metode Post Hoc Test yang digunakan

adalah Least Significant Different (LSD). Post Hoc Test digunakan untuk

menetukan perlakuan terbaik, di mana LSD digunakan jika data memenuhi

asumsi homogenitas variansi.

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1. Pengujian Asumsi Normalitas Data (Saphiro-Wilk Test)

Rumusan Hipotesis

H0 : sampel memenuhi asumsi normalitas data

Ha : sampel tidak memenuhi asumsi normalitas data

Kriteria Pengambilan Keputusan

H0 diterima apabila nilai probabilitas ≥ 0,05

H0 ditolak apabila nilai probabilitas < 0,05

Hasil dan Simpulan

Hasil uji normalitas yang diperoleh dari analisis PASW Statistic for

Windows versi 18:

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Saphiro-Wilk Test

Kelompok Nilai Probabilitas Keputusan

Kontrol 0,133 H0 diterima

PI 0,115 H0 diterima

PII 0,431 H0 diterima

Hasil yang didapat dari pengujian asumsi normalitas Saphiro-

Wilk Test, ketiga kelompok memiliki nilai probabilitas di atas 0,05

sehingga H0 diterima. Hal ini berarti seluruh sampel memenuhi asumsi

normalitas data dan dapat dilanjutkan ke analisis One Way Anova.

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

2. Pengujian Asumsi Homogenitas Variansi (Levene’s Test)

Rumusan Hipotesis

H0 : sampel memenuhi asumsi homogensi variansi

Ha : sampel tidak memenuhi asumsi homogensi variansi

Kriteria Pengambilan Keputusan

H0 diterima apabila nilai probabilitas ≥ 0,05

H0 ditolak apabila nilai probabilitas < 0,05

Hasil dan Simpulan

Uji homogenitas variansi menggunakan Levene’s Test

diperoleh nilai probabilitas 0,00 yang berarti di bawah nilai

probabilitas yang seharusnya lebih dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal

ini menunjukkan bahwa sampel tidak memenuhi homogenitas variansi.

Untuk memenuhi homogenitas variansi, maka dilakukan transformasi

data. Proses penentuan bentuk transformasi data dilihat dari plot

analisis Slope dan Power of Transformation, dalam hal ini diperoleh

angka Slope: 1,144 dan Power of Transformation: -0,144 sehingga

bentuk transformasi data yang digunakan adalah logaritma (Dahlan,

2009). Setelah melakukan transformasi data, diperoleh nilai

probabilitas 0,836 yang berarti nilai probabilitas lebih dari 0,05

sehingga H0 diterima, sampel memenuhi homogenitas variansi dan

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

dapat dilanjutkan ke analisis One Way Anova dan Post Hoc Test

dengan mengunakan Least Significant Different (LSD).

3. Pengujian One Way Anova

Rumusan Hipotesis

H0 : pemberian Monosodium Glutamate (MSG) tidak berpengaruh

terhadap jumlah sel spermatid

Ha : pemberian Monosodium Glutamate (MSG) berpengaruh

signifikan terhadap jumlah sel spermatid

Kriteria Pengambilan Keputusan

H0 diterima apabila nilai probabilitas ≥ 0,05

H0 ditolak apabila nilai probabilitas < 0,05

Hasil dan Simpulan

Hasil uji One Way Anova yang diperoleh dari analisis PASW Statistic

for Windows versi 18:

Tabel 3. Hasil Uji One Way Anova

df F Nilai Probabilitas

Antarkelompok 2 184,256 0,000

Dalam Kelompok 51

Total 53

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Berdasarkan perhitungan pada tabel di atas, diperoleh nilai

probabilitas sebesar 0,000. Angka ini lebih kecil dari 0,05 sehingga H0

ditolak dan dapat disimpulkan bahwa pemberian Monosodium

Glutamate (MSG) berpengaruh signifikan terhadap jumlah sel

spermatid.

4. Post Hoc Test menggunakan Least Significant Different (LSD)

Rumusan Hipotesis

H0 : tidak terdapat perbedaan jumlah sel spermatid yang signifikan

antara kedua perlakuan

Ha : terdapat perbedaan jumlah sel spermatid yang signifikan antara

kedua perlakuan

Kriteria Pengambilan Keputusan

H0 diterima apabila nilai probabilitas ≥ 0,05

H0 ditolak apabila nilai probabilitas < 0,05

Hasil dan Simpulan

Hasil uji normalitas yang diperoleh dari analisis PASW Statistic for

Windows versi 18:

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Tabel 4. Hasil Post Hoc Test menggunakan Least Significant Different

(LSD)

Pasangan Perlakuan Nilai Keputusan Simpulan

yang diuji Probabilitas

Kontrol PI 0,000 H0 ditolak Berbeda signifikan

PII 0,000 H0 ditolak Berbeda signifikan

PI Kontrol 0,000 H0 ditolak Berbeda signifikan

PII 0,000 H0 ditolak Berbeda signifikan

PII Kontrol 0,000 H0 ditolak Berbeda signifikan

PI 0,000 H0 ditolak Berbeda signifikan

Hasil tabel di atas dapat disimpulkan :

a. Kelompok kontrol dan kelompok perlakuan I memiliki perbedaan

rerata jumlah spermatid yang signifikan

b. Kelompok kontrol dan kelompok perlakuan II memiliki perbedaan

rerata jumlah spermatid yang signifikan

c. Kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II memiliki

perbedaan rerata jumlah spermatid yang signifikan

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB V

PEMBAHASAN

Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) yang dilakukan selama 10 hari

diperoleh hasil rerata sel spermatid kiri dan kanan pada kelompok kontrol adalah

126,56 ± 17,42; kelompok perlakuan I adalah 74,22 ± 10,46; dan kelompok

perlakuan II adalah 51,78 ± 6,64.

Penurunan jumlah rerata sel spermatid pada kelompok perlakuan I

dibandingkan dengan kelompok kontrol adalah sebesar 41,35%. Penurunan

jumlah rerata sel spermatid pada kelompok perlakuan II dibandingkan dengan

kelompok kontrol adalah 59,09 %.

Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) dengan dosis 1,56 mg/20 gram

BB mencit pada perlakuan I dan 3,12 mg/20 gram BB mencit pada perlakuan II

menunjukkan bahwa terjadi penurunan rerata sel spermatid yang bermakna jika

dibandingkan dengan rerata sel spermatid kontrol. Rerata sel spermatid perlakuan

II lebih sedikit jika dibandingkan dengan perlakuan I, hal ini mengindikasikan

bahwa semakin besar pemberian dosis Monosodium Glutamate (MSG) semakin

menurun pula rerata sel spermatid.

Dari uji One Way Anova diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,00. Angka

ini lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Dengan demikian disimpulkan

bahwa pemberian Monosodium Glutamate (MSG) berpengaruh signifikan

terhadap jumlah sel spermatid.

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Post Hoc Test yang digunakan dengan menggunakan Least Significant

Different (LSD) dilakukan untuk mencari perbedaan antar kelompok. Kelompok

kontrol dibandingkan dengan perlakuan I diperoleh nilai probabilitasnya 0,00.

Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05 yang berarti terdapat perbedaan

bermakna di antara keduanya atau dapat disebut H0 ditolak. Pengujian juga

dilakukan terhadap kelompok kontrol yang dibandingkan dengan perlakuan II

diperoleh nilai probabilitasnya 0,00. Nilai probabilitas ini lebih kecil dari 0,05

yang berarti terdapat perbedaan bermakna diantara keduanya atau dapat disebut

H0 ditolak.

Penurunan jumlah sel spermatid kelompok perlakuan dibandingkan

dengan kelompok kontrol disebabkan oleh rusaknya neuron hipotalamus.

Rusaknya neuron hipotalamus ini akan menurunkan kadar Gonadotropin

Releasing Hormone (GnRH) yang nantinya akan memberikan sinyal ke hipofisis

anterior dalam regulasi Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing

Hormone (LH). Rusaknya regulasi Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan

Luteinizing Hormone (LH) ini memberikan pengaruh dalam testis (Iryani, 2003;

Sukawan, 2008). Pengaruh yang diukur di penelitian ini dengan menggunakan

jumlah sel spermatid yang berkurang menyiratkan keadaan bahwa terganggunya

proses spermatogenesis yang nantinya akan mengarah ke infertilitas.

Monosodium Glutamate (MSG) digunakan di Indonesia per hari masih

terhitung sangat rendah dibandingkan di negara Industri maupun di negara maju.

Penggunaan dalam dosis ini ternyata masih menimbulkan efek di sistem

reproduksi mencit terutama dalam spermatogenesis. Hal ini telah dibuktikan pada

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

penelitian Monosodium Glutamate (MSG) dengan dosis 2400 mg/kg BB;

4800 mg/kg BB; 9600 mg/kg BB dalam 4 mL aquades dibandingkan dengan

kelompok kontrol yang hanya diberikan 4 mL aquades tanpa Monosodium

Glutamate (MSG) dan tanpa diberi apapun selama 49 hari dapat mempengaruhi

proses spermatogenesis hewan coba (Nizamuddin, 2000).

Hasil penelitian ini juga dibuktikan dengan percobaan yang lain, di mana

tikus setelah lahir diberi suntikan Monosodium Glutamate (MSG) secara

intraperitonial sebanyak 4 mg/gram BB setiap dua hingga sepuluh hari dan dicek

saat pubertas dan dewasa. Hasilnya terjadi penurunan level plasma yang

signifikan pada LH, FSH, Tetosteron, dan FT4. Penurunan yang signifikan juga

terjadi pada jumlah sel sertoli dan sel leydig. Berat organ reproduksi tikus juga

diukur dan hasilnya berat organ reproduksi menurun. Turunnya berat organ

reproduksi serta rendahnya jumlah sel sertoli dan sel leydig diperkirakan karena

Monosodium Glutamate (MSG) mengganggu aktifitas proliferasi sel pada

perkembangan testis. Hal ini membuktikan bahwa Monosodium Glutamate

(MSG) berpengaruh menurunkan kesuburan pada sistem reproduksi. Selain itu,

pada hasil percobaan suntikan Monosodium Glutamate (MSG) secara

intraperitonial sebanyak 4 mg/gram BB terjadi pula hiperadiposit pada tikus. Hal

ini menjadi dasar ilmiah penulis yang menemui adanya timbunan lemak di sekitar

testis pada 5 ekor mencit atau 55,56 % dari jumlah mencit di kelompok perlakuan

II saat terminasi dan pembedahan. Munculnya timbunan lemak ini diakibatkan

oleh rusaknya fungsi regulasi hipotalamus. Hipotalamus berfungsi untuk

mengatur metabolisme lemak pada tubuh. Rusaknya fungsi regulasi yang

Page 44: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

diakibatkan rusaknya neuron hipotalamus menyebabkan hiperadiposit. Hal ini

membuktikan pula bahwa Monosodium Glutamate (MSG) menyebabkan

neurotoksik bagi para pengguna (França et al., 2006).

Penelitian serupa yang membuktikan mengenai pengaruh Monosodium

Glutamate (MSG) terhadap testis yaitu dengan memberikan Monosodium

Glutamate (MSG) dosis 0,2 mg/gram BB yang disuntik secara subkutan pada

tujuh tikus Swiss Albino yang baru lahir pada hari kedua, keempat, keenam,

kedelapan, kesepuluh selama hidup. Terminasi dilakukan setelah dilakukan

perlakuan selama 75 hari. Hasil penelitian menunjukkan menurunnya berat testis

dan diameter tubulus seminiferus yang tidak signifikan, serta meningkatnya

spermatosit primer dan membesarnya sel leydig secara signifikan. Peningkatan

jumlah spermatosit primer timbul sebagai mekanisme kompensasi dari hilangnya

sel spermatogenik pada sel tersebut, sedangkan pembesaran sel leydig karena

hipertrofi kompensasi yang diakibatkan menurunnya level hormon testosteron

(Das dan Ghosh, 2010).

Penelitian mengenai spermatogenesis dengan indikator jumlah sel

spermatid tidak hanya ditimbulkan dari Monosodium Glutamate (MSG), tetapi

penelitian dalam pemberian ekstrak daun beluntas juga menimbulkan turunnya

jumlah sel spermatid. Pemberian dilakukan dengan memberikan daun beluntas

pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol diberi makan yang tidak

mengandung daun beluntas. Turunnya jumlah sel spermatid disebabkan oleh

senyawa flavonoid yang terkandung dalam daun beluntas. Flavonoid ini termasuk

salah satu senyawa antifertilitas yang menghambat enzim aromatase. Enzim

Page 45: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

aromatase akan bekerja sehingga meningkatkan hormon testosteron, tingginya

hormon testosteron akan memberikan sinyal umpan balik ke hipofisis dengan

tidak melepaskan Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone

(LH) (Susetyorini, 2003).

Pemberian paparan asap rokok juga menurunkan jumlah spermatid pada

mencit. Penelitian dilakukan dengan memberi asap rokok satu batang per ekor per

hari pada kandang yang terpisah (karantina) selama 40 hari hasilnya adalah

terlihat susunan sel spermatogenik longgar, tidak teratur, dan tidak padat.

Perhitungan jumlah sel spermatid menunjukkan terjadinya penurunan yang

signifikan. Asap rokok menyebabkan terganggunya proses spermatogenesis dalam

tubulus seminiferus. Nikotin dalam asap rokok dapat mempengaruhi kerja Sistem

Saraf Pusat (SSP) dengan cara menghambat Gonadotropin Releasing Hormone

(GnRH) sehingga pembentukan Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan

Luteinizing Hormone (LH) terhambat dan menyebabkan terganggunya proses

spermatogenesis (Sukmaningsih, 2009).

Monosodium Glutamate (MSG) memberikan banyak pengaruh terhadap

tubuh. Hal ini telah banyak dibuktikan oleh peneliti dan didukung oleh hasil

penelitian pada paparan di atas. Monosodium Glutamate (MSG) salah satu di

antaranya berpengaruh pada organ testis yang telah dibuktikan dengan indikator

penurunan jumlah sel spermatid pada mencit.

Page 46: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Pemberian Monosodium Glutamate (MSG) dalam dosis konsumsi

rerata di Indonesia dapat mempengaruhi gambaran histologis testis mencit

yang ditandai dengan penurunan jumlah sel spermatid. Jumlah sel

spermatid semakin menurun seiring dengan semakin besarnya dosis

Monosodium Glutamate (MSG) yang diberikan.

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis aman konsumsi

Monosodium Glutamate (MSG).

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan hewan coba yang

tingkatannya lebih mendekati manusia, dalam hal ini simpanse/kera.

3. Hasil penelitian ini hendaknya digunakan sebagai acuan bagi

masyarakat dalam penggunaan banyaknya Monosodium Glutamate

(MSG) dalam kehidupan sehari-hari.

Page 47: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

DAFTAR PUSTAKA

Achard C., Meduri G. 2009. Normal spermatogenesis in a men with mutan luteinizing hormone. NEJM. 1857.

Beyreuther K., HK Blesalski, JD Fernstrom, P Grimm, WP Hammes, U Heinemann, O Kempski et al. 2006. Consensus meeting: monosodium glutamate – an update. EJCN. 1-10.

Brosnan JT. 2000. Glutamate, at the interface between amino acid and

carbohydrate metabolism. J. Nutr. 130 : 988S-990S. Dahlan MS. 2009. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 4. Jakarta:

Penerbit Salemba Raya. Das RS dan SK Ghosh. 2010. Long term effects of monosodium glutamate on

spermatogenesis following neonatal exposure in albino mice – a histological study. Nepal Med Coll J. 12(3): 149-153

Food Standart Australia New Zealand. 2003. Monosodium Glutamate, a Safety

Assessment. Technical Report Series No.20 FSANZ.

França LR, M.O. Suescun, J.R. Miranda, A. Giovambattista, M. Perello, E. Spinedi, dan R.S. Calandra. 2006. Testis structure and function in a nongenetic hyperadipose rat model at prepubertal and adult ages. Endocrinology. 147(3):1556–1563

Gartner LP. dan James L. Hiatt. 2007. Colour Textbook of Histology. Philadelphia: Elseiver Saunders.

Geha RS., Alexa Beiser, Clement Ren, Roy Patterson, Paul A. Greenberger,

Leslie C. Grammer, Anne M. Ditto et al. 2000. Review of alleged reaction to monosodium glutamate and outcome of a multicenter double-blind placebo-controlled study. J. Nutr. 130 : 1058S-1082S.

Guyton dan Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC.

Halpern BP. 2002. What’s in a name? are msg and umami same?. Chem. Senses. 27: 845-846.

Page 48: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Iryani D. 2003. Kadar testosteron darah dan gambaran histologik sel-sel leydig tikus putih (rattus norvegicus) jantan dewasa setelah pemberian monosodium glutamat peroral. Majalah Kedokteran Andalas. 27 : 51-59.

Junqueira dan Carneiro. 2007. Buku Ajar Histologi dan Atlas. Jakarta: EGC.

Leeson CR., Thomas S. Leeson, dan Anthony A. Paparo. 1996. Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC.

Lehninger AL. 2008. Principles of Biochemistry. USA: Worth Publishers Inc. Muchsin R. 2009. Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate terhadap

Histologi Endometrium Mencit. Universitas Sumatra Utara. Thesis.

Nalbandov AV. 1990. Fisiologi Reproduksi pada Mamalia dan Unggas. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).

Nayanatara AK., Vinodini NA., Damodar G., Ahemed B., Ramaswamy C.R., Shabarianth, Rames Bhat. 2008. Role of ascorbic acid in monosodium glutamate mediated effect on testicular weight, sperm morphology and sperm count, in rat testis. JCCM. 3.

Ngatidjan. 1991. Petunjuk Laboratorium Metode Laboratorium dalam Toksikologi. Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Bioteknologi UGM.

Nizamuddin. 2000. Pengaruh pemberian msg terhadap spermatogenesis dan

jumlah anak tikus putih jantan dewasa. Jurnal Kedokteran Yarsi. 7(1) : 63-73.

Paryono P. 1996. Mengolah Data Statistik dengan SPSS/PC+. Yogyakarta :

Penerbit Andi Offset.

Paulsen DF. 2000. Histology and Cell Biology Examination and Board Review. Singapore: Mc Graw-Hill.

Purnawan J. 1995. Pengantar Analisis Data. Jakarta : Rineka Cipta. Prawirohardjono W., Iwan Dwiprahasto, Indwiani Astuti, Soeliadi

Hadiwandowo, Erna Kristin, Mustofa Muhammad, dan Michael F.Kelly. 2000. The administration to indonesians of monosodium l-glutamate in indonesian foods : an assessment of adverse reactions in a randomized double blind, crossover, placebo-controlled study. J. Nutr. 130, 1074S-1076S.

Page 49: PENGARUH PEMBERIAN MONOSODIUM …...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv ABSTRAK Kurniawan Adi Putranto, G0008118, 2011, Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

Sabri E., Deny Suprihati, dan Gunawan E. Utama. 2006. Efek pemberian monosodium glutamat terhadap perkembangan embrio mencit strain ddw selama periode praimlantasi hingga organogenesis. Jurnal Biologi Sumatra. 8-14.

Siregar JH. 2009. Pengaruh Pemberian Vitamin C terhadap Jumlah Sel Leydig dan Jumlah Sperma Mencit Jantan Dewasa yang Dipapari Monosodium Glutamate. Universitas Sumatra Utara. Thesis.

Sukawan UY. 2008. Efek Toksik Monosodium Glutamat (MSG) pada Binatang Percobaan. Universitas Indoneia. Thesis

Sukmaningsih AASgA. 2009. Penurunan jumlah spermatosit pakiten dan spermatid tubulus seminiferus testis pada mencit (mus musculus) yang dipaparkan asap rokok. Jurnal Biologi. XIII (2) : 31 - 35

Susetyorini E. 2003. Efek Beluntas Terhadap Sel Spermatogenik Tikus Putih

sebagai Alternatif Kontrasepsi Tradisional. http://digilib.umm.ac.id (30

Maret 2010)

Syahrum K dan Tjokronegoro. 1994. Reproduksi dan Embriologi: Dari Satu Sel Menjadi Organisme. Jakarta: Penerbit FKUI.

Taufiqurrahman. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Surakarta : CSGS.

Watkins JC dan Evans. 1981. Exitatory amino acid transmitter. Annu. Rev. Pharmacol. Toxicol. 21: 165-204.

Xiong JS., Debbie Branigan, Minghua Li. 2009. Deciphering the msg controversy.

IJCEM. 2 : 329-336.

Young VR. dan A.M. Ajami. 2000. Glutamate: an amino acid of particular distinction. International Symposium on Glutamate. J.Nutr. 130: 892S-900S.