13
PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO (STUDI PADA ANGGOTA BMT UGT SIDOGIRI KOTA MALANG) JURNAL ILMIAH Disusun oleh : Irham Aunur Rozzaq 155020501111046 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2019

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT

PENDIDIKAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP

PENDAPATAN USAHA MIKRO (STUDI PADA

ANGGOTA BMT UGT SIDOGIRI KOTA MALANG)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Irham Aunur Rozzaq

155020501111046

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2019

Page 2: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN

DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO

(STUDI PADA ANGGOTA BMT UGT SIDOGIRI KOTA MALANG)

Yang disusun oleh :

Nama : Irham Aunur Rozzaq

NIM : 155020501111046

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang

dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 13 Juli 2020

Malang, 13 Juli 2020

Dosen Pembimbing,

Prof. Dr. Munawar, SE., DEA

NIP. 195702121984031003

Page 3: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN

DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN USAHA MIKRO

( STUDI PADA ANGGOTA BMT UGT SIDOGIRI KOTA MALANG)

Irham Aunur Rozzaq

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi. Maka perlu dilakukan stabilitas kebijakan pemerintah agar kondisi tersebut

dapat terjaga terus menerus dan berkesinambungan. Kesulitan usaha utama UMKM berupa

permodalan dan ketenagakerjaan. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pembiayaan murabahah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja terhadap pendapatan usaha mikro pada

anggota BMT Sidogiri kota Malang. Penelitian ini menggunakan variabel pembiayaan murabahah

(X1), tingkat pendidikan (X2) dan tenaga kerja (X3) sebagai variabel independen dan pendapatan

usaha mikro (Y) sebagai variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan manager dan staf

BMT UGT Sidogiri Kota Malang serta hasil pengisian kuesioner anggota BMT UGT Sidogiri Kota

Malang. Sedangkan data sekunder yang digunakan yaitu berupa buku-buku serta jurnal yang

berkaitan dengan fokus penelitian. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu regresi

linier berganda (OLS) untuk menjawab hubungan antara varibel independen terhadap variabel

dependen. hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan variabel pembiayaan

murabahah (X1), tingkat pendidikan (X2) dan tenaga kerja (X3) terhadap pendapatan Usaha Mikro

pada anggota BMT UGT Sidogiri Kota Malang.

Kata kunci: UMKM, Murabahah, Tingkat Pendidikan, Tenaga Kerja, BMT, OLS

A. PENDAHULUAN

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam

pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, terlihat dari perkembangan beberapa indikator

seperti tenaga kerja yang diserap oleh UMKM, kontribusi UMKM terhadap produk domestik

bruto (PDB), jumlah unit pelaku UMKM, dan kontribusi UMKM terhadap total ekspor non

migas. Selain itu UMKM juga berperan dalam pengembangan perekomian lokal dan

pemberdayaan masyarakat serta pencipta pasar baru dan sumber inovasi, serta kontribusinya

terhadap neraca pembayaran.

Kontribusi UMKM pada PDB Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya (Depkop,

2019). Dengan adanya peningkatan tersebut, maka perlu dilakukan stabilitas kebijakan

pemerintah agar kondisi tersebut dapat terjaga sehingga terjadi pertumbuhan yang terus

menerus dan berkesinambungan. Penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah bersama Badan Pusat Statistik (2003) menemukan

bahwa UMKM yang mengalami kesulitan usaha disebabkan oleh hal utama berupa

permodalan dan ketenagakerjaan baik tingkat pendidikan tenaga kerja maupun jumlah tenaga

kerja.

Modal merupakan hal sangat penting dalam membuka sebuah usaha. Permodalan

digunakan untuk menunjang dan memperlancar usaha tersebut dalam memenuhi kebutuhan

konsumen. Menurut Damayanti (2011) semakin besar modal yang dimiliki maka semakin

Page 4: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

besar juga peluang yang didapat untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga penjualan

akan semakin meningkat dan juga pada pendapatannya. Terkadang pelaku UMKM

mengalami kesulitan untuk memperoleh modal dari lembaga perbankan dikarenakan masih

berlakunya sistem bunga pada produk pembiayaan disebagian besar lembaga keuangan.

Lembaga keuangan yang dapat menjadi alternatif untuk mengatasi masalah permodalan

UMKM yaitu Baitul Maal Wat Tamwil (BMT). Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan

lembaga keuangan mikro syariah yang bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan

menyalurkan kepada anggota BMT berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Salah satu lembaga

keuangan mikro syariah di Indonesia yang sedang berkembang yaitu Koperasi BMT Usaha

Gabungan Terpadu (UGT) Sidogiri. Salah satu cabang BMT UGT Sidogiri berada di Kota

Malang yang memiliki 6000 lebih anggota. BMT UGT Sidogiri Cabang Kota Malang

memiliki akses penyaluran dan prosedur yang mudah dalam pembiayaan, serta dapat

melakukan pembiayaan dalam skala yang kecil, dan jumlah pembiayaan yang selalu

meningkat. BMT UGT Sidogiri Kota Malang memiliki beberapa produk pembiayaan modal

kerja, salah satunya yaitu pembiayaan murabahah yang juga menjadi fokus dari penelitian ini.

Menurut Adiwarman Karim (2004), murabahah merupakan akad jual beli barang dengan

menyatakan harga peroleh ditambah keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan

pembeli. Dan pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun cicilan. Prinsip akad

murabahah dijalankan berdasarkan sistem bagi hasil baik dalam keuntungan maupun

kerugian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tunas, Anggraeni dan Lubis (2014)

jumlah pembiayaan memiliki pengaruh positif terhadap besarnya perkembangan omset usaha

responden yang menunjukkan semakin besar jumlah pembiayaan yang diterima responden

maka akan semakin besar perubahan omset usaha responden.

Selain pembiayaan, faktor lain yang mempengaruhi suatu pendapatan UMKM yaitu tingkat

pendidikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati (2017) tentang analisis

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan pelaku UMKM skala mikro

menunjukan bahwa variabel pendidikan memiliki pengaruh signifikan terhadap pendapatan

UMKM. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Dalam

dunia usaha, pendidikan dan pendapatan memiliki hubungan yang signifikan, semakin tinggi

pendidikan seorang pengusaha maka penghasilan yang mereka terima cenderung akan

semakin tinggi. Berdasarkan teori human capital, seseorang dapat meningkatkan

pendapatannya dengan melalui peningkatan pendidikan. Karena pendidikan tidak hanya

menambah pengetahuan akan tetapi juga meningkatkan keterampilan bekerjaMaka tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah, tingkat

pendidikan dan tenaga kerja terhadap pendapatan usaha mikro pada anggota BMT UGT

Sidogiri Kota Malang.

Faktor lain yang mempengaruhi pendapatan yaitu tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan

salah satu faktor penting dalam melakukan kegiatan dalam industri kecil maupun dalam

insdustri dengan skala besar. Dalam industri kecil dan menengah harus diperhatikan

pengembangan dari tenaga kerjanya agar dapat berkembang. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Madyantara (2015), tenaga kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap

pendapatan. Dengan meningkatnya tenaga kerja maka akan meningkatkan pendapatan. Hal

ini dikarenakan berapapun jumlah tenaga kerja dalam proses produksi akan mempengaruhi

jumlah produksi, hanya saja jika jumlah tenaga kerja sedikit maka akan membutuhkan waktu

yang cukup lama dalam proses produksi sedangkan jika jumlah tenaga kerja banyak maka

akan memudahkan dalam proses produksi.

Maka berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh pembiayaan murabahah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja terhadap pendapatan

usaha mikro pada anggota BMT Sidogiri kota Malang.

Page 5: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

B. LANDASAN TEORI

Pembiayaan Murabahah

Murabahah berasal dari kata “ribhu” yang berarti keuntungan. Akad murabahah yaitu akad

pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli

membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang telah disepakati. Dalam

akad ini bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli (Soemitra,

2009). Murabahah merupakan istilah dalam fikih Islam yang berarti suatu bentuk jual beli

tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan barang, meliputi harga barang dan biaya-

biaya lain yang dikeluarkan untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan

(margin) yang diinginkan. Tingkat keuntungan ini bisa dalam bentuk lumpsum atau

persentase tertentu dari biaya perolehan (Ascarya, 2015). Dari beberapa definisi murabahah

di atas, dapat disimpulkan bahwa murabahah adalah suatu bentuk akad jual beli barang, pada

harga pokok dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati. Pembelian barang dapat

dilakukan dengan cara pesanan atau tanpa pesanan dan pembayaran dapat dilakukan dengan

cara tunai atau cicilan.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Badan Pusat Statistik (BPS) mendefinisikan UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja.

Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 s.d. 19 orang,

sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99

Orang. Sedangkan menurut Keppres No. 16 tahun 1994, UKM adalah perusahaan yang

memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 400 juta. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

(UMKM) menurut UU Nomor 20 Tahun 2008 digolongkan berdasarkan jumlah asset dan

omset yang dimiliki oleh sebuah usaha. Bank Dunia menetapkan pembagian UMKM menjadi

tiga jenis dengan menggunakan pendekatan berdasarkan jumlah karyawan, pendapatan dan

aset yang dimilikinya.

Produksi

Menurut Hadiprodjo dan Soedarmo (1999), produksi adalah suatu proses penciptaan atau

penambah faedah bentuk, waktu dan tempat atas faktor-faktor produksi sehingga lebih

bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Sedangkan fungsi produksi merupakan

kaitan antara jumlah output maksimum yang bisa dilakukan masing-masing dan tiap

perangkat input/faktor produksi (Samuelson, 2002). Pada beberapa pembahasan fungsi

produksi dianggap penting karena dapat menjelaskan hubungan antara faktor produksi

dengan produksi itu sendiri secara langsung. Fungsi produksi juga mampu mengetahui

hubungan antara variabel yang dijelaskan, dengan variabel yang menjelaskan sekaligus

mampu mengetahui hubungan antar variabel penjelasnyaSecara matematis sederhana, fungsi

produksi dapat ditulis sebagai berikut:

Q = f (X1, X2, X3, …, Xi)

Input yang digunakan dalam proses produksi antara lain modal, tenaga kerja, dan lain-lain.

Dalam ilmu ekonomi, output dikonotasikan dengan Q sedangkan input (faktor produksi) yang

digunakan biasa terdiri dari dari input K (Kapital). L (labour/tenaga kerja). Sehingga

persamaan fungsi produksinya sebagai berikut;

Q = f (K, L)

Menurut Suherman Rosyid (2009), faktor produksi merupakan semua unsur yang

menopang usaha penciptaan nilai atau usaha memperbesar nilai barang. Untuk bisa

Page 6: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

melakukan produksi maka dibutuhkan faktor-faktor produksi yaitu tanah, modal (capital),

tenaga kerja (labor), dan entrepreneur.

Hubungan Modal dengan Pendapatan

Modal merupakan unsur yang penting dalam produksi. Tanpa adanya modal, suatu usaha

tidak akan dapat berjalan walaupun faktor-faktor lain untuk mendirikan suatu usaha sudah

dimiliki. Martono dan Harjito (2005) mendefinisikan modal sebagai dana yang digunakan

untuk membiayai pendirian usaha dan kegiatan operasi sehari-hari. Besarnya modal yang

dibutuhkan untuk membuka sebuah usaha ditentukan oleh jenis dan bentuk usaha.

Permodalan digunakan untuk menunjang dan memperlancar usaha dalam memenuhi

kebutuhan konsumen. Jika dikaitkan dengan pendapatan, semakin besar modal yang dimiliki

maka akan semakin besar juga peluang yang akan didapat untuk memenuhi kebutuhan

konsumen, sehingga produksi akan semakin meningkat dan juga pendapatannya (Damayanti,

2011).

Hubungan Tenaga Kerja dengan Pendapatan

Badan Pusat Statistik (2019) mendefinisikan tenaga kerja sebagai seluruh penduduk dalam

usia kerja (15 tahun ke atas) yang berpotensi memproduksi barang dan jasa. BPS membagi

tenaga kerja menjadi tenaga kerja penuh (full employed), tenaga kerja tidak penuh atau

setengah pengangguran (under employed), tenaga kerja yang belum bekerja atau sementara

tidak bekerja (unemployed). Dalam istilah ilmu ekonomi yang dimaksud tenaga kerja

bukanlah semata-mata kekuatan manusia, akan tetapi lebih luas yaitu human resources

(sumber daya manusia). Sumber daya manusia mencangkup tenaga fisik dan kemampuan non

fisik.

Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peranan yang sangat penting, sebab dengan tidak

adanya tenaga kerja yang profesional atau kompetitif, perusahaan tidak dapat melakukan

aktivitasnya secara maksimal meskipun semua peralatan modern yang diperlukan tersedia.

Dalam ekonomi, sumber daya manusia memberikan perhatian pada struktur upah dan serikat

kerja salah satunya adalah pendapatan. Sumber daya manusia yang memiliki pendidikan

tinggi diharapkan mampu menggerakan roda pembangunan ke depan. Melalui pendidikan

pengusaha memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas, sehingga akan mampu

memikirkan sebuah inovasi atau membaca situasi dan keadaan suatu pasar dalam suatu

daerah. Dengan pendidikan yang lebih baik juga memungkinkan seseorang untuk

mengembangkan inovasinya sesuai dengan prioritas usahanya (Sukirno, 2006).

Pendapatan

Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi

oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir

periode seperti keadaan semula (Djojohadikusumo Sumitro, 1990). Pendapatan dapat

dihitung melalui tiga cara, yaitu cara pengeluaran, cara produksi, dan cara pendapatan.

Menurut Rahardja dan Manurung (2001), pendapatan dibagi menjadi tiga bentuk, yaitu

pendapatan ekonomi, pendapatan uang dan pendapatan personal. Menurut cara perolehannya,

pendapatan dibedakan menjadi dua (Tohar, 2003) pendapatan kotor dan pendapatan bersih.

Rahardja dan Manurung (2001) menyatakan bahwa terdapat tiga sumber pendapatan, yaitu

gaji dan upah, asset produktif serta pendapatan dari pemerinntah. Menurut Badan Pusat

Statistik (2012) tingkat pendapatan seseorang digolongkan menjadi dua golongan yaitu

golongan atas, yaitu pendapatan rata-rata antara Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 per bulan dan

golongan menengah, yaitu pendapatan rata-rata antara Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 per

bulan.

Page 7: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan salam bentuk pertanyaan (Sugiyono,

2009). Hipotesis dinyatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

kepada teori. Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1 : Pembiayaan murabahah signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan

usaha mikro.

H2 : Tingkat pendidikan signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha

mikro.

H3 : Tenaga kerja signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan usaha mikro.

C. MODEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Objek

penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah anggota BMT UGT Sidogiri Kota malang.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer

diperoleh dari hasil wawancara dengan manager dan staf BMT UGT Sidogiri Kota Malang

serta hasil pengisian kuesioner anggota BMT UGT Sidogiri Kota Malang. Sedangkan data

sekunder yang digunakan yaitu berupa buku-buku serta jurnal yang berkaitan dengan fokus

penelitian.

Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengolah hasil dari

suatu penelitian agar mendapatkan suatu kesimpulan. Metode analisis data yang digunakan

pada penelitian ini yaitu regresi linier berganda (OLS) untuk menjawab hubungan antara

varibel independen pembiayaan murabahah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja terhadap

variabel dependen yaitu pendapatan dengan menggunakan program komputer Eviews 10 dan

Microsoft Excel sebagai alat penguji tersebut. Model persamaan dalam penelitian ini adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Keterangan:

Y : Pendapatan UMKM

α : Konstanta

β : Koefisien

X1 : Pembiayaan murabahah

X2 : Tingkat pendidikan

X3 : Tenaga kerja

e : Faktor pengganggu/residu

Agar model prediksi yang dihasilkan bersifat BLUE (Best Linier Unbiassed Estimation),

maka perlu dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi Uji

Normalitas, Multikolinearitas dan Heterokedastisitas. Masing-masing uji asumsi klasik

dilakukan untuk mengetahui lolos atau tidaknya didalam data tersebut.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data bertujuan apakah dalam model regresi variable dependen dan variable

independent mempunyai kontribusi atau tidak (Ghozali, 2012). Uji normalitas dapat

dilakukan dengan Normal P-P Plot. Jika titik-titik berada didekat garis diagonalnya maka

dapat dikatakan bahwa nilai residual berdistribusi normal. Jika titik-titik menjauh dan tidak

mengikuti garis diagonalnya maka nilai residual tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Page 8: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi terdapat korelasi

antar variable bebas (Ghozali, 2012). Model regresi yang baik apabila tidak terjadi korelasi

antar variable bebas. Pengujian multikolineritas bisa dilakukan dengan melihat besaran VIF

(Variance Inflation Factor) dan tolerance.

1. Jika nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolineritas dalam model

regresi.

2. Jika nilai tolerance < 0,10 maka terjadi gejala multikolineritas dalam model regresi.

3. Jika nilai VIF < 10,00 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas dalam model regresi.

c. Uji Heterokedastisitas Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,

2012). Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut

homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Analisis Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran suatu pernyataan secara statistik

dan menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan tersebut.

1. Uji F (Simultan)

Uji statistik digunakan untuk menunjukan apaka semua variabel independen yang

dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara Bersama-sama terhadap

variabel terikat (Ghozali, 2012).

2. Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh variabel bebas yang digunakan

dala penelitian ini secara individual dalam menerangkakn variabel terikat secara parsial

(Ghozali, 2012). Jika probabilitas nilai t < 0,05 maka terdapat pengaruh yang

signifikan antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

Namum Jika probabilitas nilai t > 0,05 maka tidak terdapat pengaruh yang signifikan

antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

3. Uji R2

Uji R2 bertujuan untuk menentukan seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan

variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Nilai koefisien ini antara 0-1,

jika hasil lebih mendekati 0 berarti kemapuan varabel-variabel independent amat

terbatas. Tetapi jika hasil mendekati angka 1 berarti variabel-variabel independent

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik adalah apabila telah dilakukan dan lolos uji asumsi klasik. Asumsi

klasik merupakan suatu syarat yang harus dipenuhi pada model regresi dengan menggunakan

metode estimasi OLS (Ordinary Least Square). Tujuan dilakukannya uji asumsi klasik adalah

agar menghasilkan nilai taksiran parameter yang sesuai dengan nilai sebenarnya, sehingga

nilai parameter tersebut memiliki karakteristik BLUE (Best, Linier, Unbiassed Estimator).

Adapun uji asumsi klasik yang digunakan pada penelitian ini yaitu, uji normalitas data, uji

multikolinearitas, dan uji heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menilai sebaran data pada suatu kelompok apakah

berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan syarat asumsi klasik, model regresi yang baik

Page 9: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

yaitu data yang berdistribusi normal. Berikut merupakan hasil uji normalitas data pada

gambar 4.1:

Gambar 4.1: Hasil Uji Normalitas Data

0

1

2

3

4

5

6

7

8

-0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2 0.4 0.6

Series: Residuals

Sample 1 40

Observations 40

Mean 2.93e-15

Median 0.017256

Maximum 0.675043

Minimum -0.804589

Std. Dev. 0.345769

Skewness -0.457485

Kurtosis 2.973169

Jarque-Bera 1.396484

Probability 0.497459

Sumber: Eviews diolah, 2020

Berdasarkan hasil uji normalitas pada gambar 4.1, diketahui bahwa nilai Jarque-bera

sebesar 1.396484 dengan nilai probabilitas sebesar 0.497459 dimana > 0.05 yang berarti

bahwa residual berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

adanya korelasis yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas. Berdasarkan syarat asumsi

klasik, model regresi yang baik adalah yang bebas dari adanya multikolinearitas. Berikut

merupakan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4:

Tabel 4.4: Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Bebas VIF Keterangan

X1 (Pembiayaan

Murabahah)

2,3053 Tidak terjadi

Multikolinearitas

X2 (Tingkat Pendidikan) 1,7946 Tidak terjadi

Multikolinearitas

X3 (Tenaga Kerja) 1,6238 Tidak terjadi

Multikolinearitas

Sumber: Eviews diolah, 2020

Berdasarkan hasil uji multikolinearitas pada tabel 4.4, diketahui bahwa masing-masing

nilai VIF variabel independen < 10 yaitu: VIF pembiayaan murabahah (X1) sebesar 2.3053,

VIF tingkat pendidikan (X2) sebesar 1.7946, dan VIF (X3) tenaga kerja sebesar 1.6238.

Sehingga dapat dikatakan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah varians residual memiliki

kesamaan atau tidak dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik jika

nilai residual bersifat sama (homokedastisitas). Berikut merupakan hasil uji heterokedastisitas

pada tabel 4.5:

Tabel 4.5: Hasil Uji Heterokedastisitas

Page 10: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

F-statistic 0,5099 Prob. F(3,36) 0,6779

Obs*R-squared 1,6306 Prob. Chi-Squared(3) 0,6525

Scaled explained SS 1,3031 Prob. Chi-Squared(3) 0,7284

Sumber: Eviews diolah, 2020

Berdasarkan hasil uji heterokedastisitas pada tabel 4.5, diketahui bahwa nilai p value

yang ditunjukan dengan nilai Prob. Chi- Square (2) pada Obs*R-squared yaitu sebesar 0.6525

dimana > 0.05 yang berarti model regresi bersifat homokedastisitas atau dengan kata lain

tidak terjadi gejala heterokedastisitas.

Pengujian Hipotesis

1. Hasil Uji F

Tabel 4.6: Hasil Uji F

Variabel Bebas Variabel Terikat Signifikansi

Pembiayaan Murabahah

Tingkat Pendidikan

Tenaga Kerja

Pendapatan

0.0000

Sumber: Eviews diolah, 2020

Dari hasil regresi menunjukkan bahwa nilai probabilitas F lebih kecil dari α (0.0000 <

0.05), sehingga H0 ditolak dan menerima H1.Yang berarti dalam penelitian ini menyatakan

bahwa pembiaayaan murabahah (X1), tingkat pendidikan (X2), dan tenaga kerja (X3) secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UKM (Y).

2. Hasil Uji t

Tabel 4.7: Hasil Uji t

Variabel Koefisien Probabilitas Signifikansi

X1 (Pembiayaan Murabahah) 0,4327 0,0002 Signifikan

LnX2 (Tingkat Pendidikan) 0,5425 0,0341 Signifikan

LnX3 (Tenaga Kerja) 0,4711 0,0008 Signifikan

Sumber: Eviews diolah, 2020

Hasil tabel diatas menunjukan nilai signifikansi variabel pembiayaan murabahah, tingkat

pendidikan dan tenaga kerja lebih kecil dari 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

pembiayaan murabahah, tingkat pendidikan dan tenaga kerja signifikan dan berpengaruh

positif terhadap pendapatan Usaha Mikro.

3. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Dari hasil perhitungan regresi pada tabel 4.7, dapat dilihat bahwa nilai R2 sebesar 0,800.

Hal ini menunjukkan bahwa variabel pembiayaan murabahah (X1), pendidikan (X2), dan

tenaga kerja (X3) mampu menjelaskan atau berpengaruh terhadap variabel pendapatan UKM

(Y) sebesar 0.800 atau 80%, sedangkan sisanya sebesar 20% dijelaskan atau dipengaruhi

variabel lain di luar model.

Pengaruh Pembiayaan Murabahah terhadap Pendapatan Usaha Mikro

Berdasarkan hasil regresi variabel pembiayaan murabahah (X1) menunjukan nilai

signifikansi (0.0002 < 0.05) dengan nilai koefisien regresi 0.5425 yang berarti variabel

pembiayaan murabahah signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan Usaha

Page 11: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

Mikro. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Tunas, Anggraeni dan Lubis

(2014) bahwa pembiayaan memiliki pengaruh positif terhadap besarnya perkembangan omset

usaha responden, semakin besar jumlah pembiayaan yang diterima responden maka akan

semakin besar pula perubahan omset usaha responden.

Pembiayaan murabahah dapat meningkatkan pendapatan usaha mikro, dikarenakan

semakin tingginya pembiayaan murabahah akan dapat digunakan untuk pengembangan usaha

lebih lanjut. Perkembangan usaha lebih lanjut akan meningkatkan keuntungan dari penjualan

usaha mikro. Semakin tingginya keuntungan usaha maka semakin tinggi juga pendapatan

usaha mikro tersebut. Arsyad (1998) mengemukakan bahwa semakin besar modal kerja,

maka kesempatan akan semakin luas untuk mengembangkan usaha, otomatis akan

mempengaruhi keuntungan. Selain itu hal ini juga sesuai dengan kajian teoritis menurut Rivai

dan Arifin (2010) bahwa pembiayaan yang diberikan adalah untuk mengoptimalkan laba,

artinya tujuan setiap usaha yang dibuka agar mampu menghasilkan laba usaha.

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Pendapatan Usaha Mikro

Berdasarkan hasil regresi variabel tingkat pendidikan (X2) menunjukan nilai signifikansi

(0.0341 < 0.05) dengan nilai koefisien regresi 0.5425 yang berarti variabel tingkat pendidikan

signifikan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan Usaha Mikro. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2013) di mana variabel tingkat pendidikan

bernilai positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel tingkat pendidikan berpengaruh

positif terhadap pendapatan pedagang.

Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi pendapatan usaha mikro, hal ini dikarenakan

semakin tingginya tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga ilmu pengetahuan serta

pengalaman yang didapat. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan pengalaman akan

mempengaruhi perilaku dan pola pikir pelaku usaha sehingga akan lebih produktif untuk

melakukan inovasi dalam mengembangkan usaha. Semakin berkembangnya usaha maka akan

meningkatkan keuntungan. Sehingga pendapatan yang didapatkan akan semakin meningkat.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Baum (1998) Adanya hubungan antara tingkat pendidikan

dengan tingkat pendapatan dimana sumber daya manusia mampu meningkatkan kualitas

hidupnya melalui suatu proses pendidikan, latihan, dan pengembangan yang menjamin

produktivitas kerja yang semakin meningkat.

Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Usaha Mikro

Berdasarkan hasil regresi variabel tenaga kerja (X3) menunjukan nilai signifikansi (0.0008

< 0.05) dengan nilai koefisien regresi 0.4711 yang berarti variabel tenaga kerja signifikan dan

berpengaruh positif terhadap pendapatan Usaha Mikro. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Diandrino (2018) di mana bahwa variabel tenaga kerja memiliki pengaruh

signifikan atau nyata terhadap variabel pendapatan, nilai koefisien positif menunjukan

variabel tenaga kerja memiliki hubungan searah dengan pendapatan sebagai variabel terikat.

Banyaknya jumlah tenaga tenaga kerja yang digunakan akan menentukan pendapatan usaha

yang diterima.

Hasil regresi tersebut juga sesuai dengan penelitian terdahulu (Madyantara, 2018) di mana

tenaga kerja signifkan dan berpengaruh positif terhadap pendapatan UKM kripik tempe

Sanan Malang dengan signifkansi sebesar 0.0000. Koefisien variabel tenaga kerja bertanda

positif yang berarti bahwa dengan meningkatnya tenaga kerja maka akan meningkatkan

pendapatan.

Jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan usaha mikro dikarenakan semakin

tinggi jumlah tenaga kerja maka semakin sedikit waktu yg diperlukan untuk melakukan

proses produksi serta akan meningkatkan jumlah produksi. Sehingga akan meningkatkan

Page 12: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

efektifitas produksi yang akan meningkatkan keuntungan usaha. Semakin tinggi keuntungan

maka pendapatan akan meningkat.

Hal ini sesuai dengan penelitian Fahmi (2019) bahwa tenaga kerja berpengaruh signifikan

terhadap pendapatan di Home Industry UD Bagus Bakery. Apabila pengusaha industri

menambah jumlah tenaga kerja maka jumlah yang dihasilkan akan bertambah pula dan

pendapatan akan meningkat. Jika jumlah produktivitas bertambah maka laba yang diperoleh

pengusaha industri juga akan bertambah. Sehingga pengusaha industry mampu memberikan

pendapatan yang lebih besar kepada tenaga kerja.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, terdapat pengaruh signifikan

variabel pembiayaan murabahah (X1), tingkat pendidikan (X2) dan tenaga kerja (X3)

terhadap pendapatan Usaha Mikro pada anggota BMT UGT Sidogiri Kota Malang.

a. Variabel pembiayaan murabahah berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha

mikro dikarenakan semakin tingginya pembiayaan murabahah akan dapat digunakan

untuk pengembangan usaha lebih lanjut. Perkembangan usaha lebih lanjut akan

meningkatkan keuntungan dari penjualan usaha mikro. Semakin tingginya keuntungan

usaha maka semakin tinggi juga pendapatan usaha mikro tersebut.

b. Variabel pendidikan berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usaha mikro

dikarenakan semakin tingginya tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga ilmu

pengetahuan serta pengalaman yang didapat. Semakin tinggi ilmu pengetahuan dan

pengalaman akan mempengaruhi perilaku dan pola pikir pelaku usaha sehingga akan

lebih produktif untuk melakukan inovasi dalam mengembangkan usaha. Semakin

berkembangnya usaha maka akan meningkatkan keuntungan. Sehingga pendapatan

yang didapatkan akan semakin meningkat.

c. Variabel tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap prndapatan usaha mikro

dikarenakan semakin tinggi jumlah tenaga kerja maka semakin sedikit waktu yg

diperlukan untuk melakukan proses produksi serta akan meningkatkan jumlah

produksi. Sehingga akan meningkatkan efektifitas produksi yang akan meningkatkan

keuntungan usaha. Semakin tinggi keuntungan maka pendapatan akan meningkat.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan penulis diatas maka, saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:

a. BMT UGT Sidogiri diharapkan dapat mempertahankan model pembiayaan yang

telah membantu nasabah menjalankan usaha dan bisa memperluas pemberian

pembiayaan bagi yang membutuhkan.

b. BMT UGT Sidogiri diharapkan mengadakan pembinaan bagi pelaku usaha mikro

agar usaha berjalan dan berkembang. Pembinaan yang dilakukan diharapkan mampu

meningkatkan usaha dan memastikan bahwa pembiayaan yang diberikan untuk

kegiatan produktif bukan kegiatan konsumtif.

c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan penelitian dengan

menambah faktor-faktor lain untuk dapat diteliti lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, lincoln. 1992. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: STIE, YKPN.

Page 13: PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, TINGKAT PENDIDIKAN …

Ascarya. 2015. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Arize, A.C. 1996. The impact of exchange-rate uncertainty on export growth : evidence from Korean

data. International Economic Journal, Vol.10, (No.3) : 36-41.

Baum, W. C., Tolbert, S.M., 1998. Investasi dalam Pembangunan. Jakarta: Universitas Indonesia.

Diandrino, Deiral. 2018. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan UMKM Kedai Kopi

di Kota Malang.

Damayanti. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Departemen Perindustrian RI. (2005). Kajian Pasar Komoditi Ekspor Non Migas

Indonesia.http://www.dprin.go.id/publikasi diakses pada 9 November 2008

Fatwa DSN MUI No. 04/DSN-MUI/IV/2000.

Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS. Yogyakarta:

Universitas Diponegoro.

Handayani, 2013. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Wirausaha. Semarang: Fakultas Psikologi

Universitas Negeri Semarang.

Hasan, M.Z., 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.),Pengembanganan

Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra (hlm. 12-25). Malang:HISKI Komisariat

Malang dan YA3.

Karim, Adiwarman. 2004. Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusumawati, Arum. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pendapatan Pelaku

UMKM Skala Mikro.

Madyantara, Deseptian. 2015. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendpatan UKM Keripik

Tempe Sanan Kelurahan Purwantoro Kota Malang.

Martono, dan Harjito, D.Agus. 2005. Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Pertama,

Yogyakarta: Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UI.

Raharja, P dan Manurung, M. 2001. Teori Ekonomi Makro, Suatu Pengantar: Edisi Ketiga. Jakarta:

LP-FEUI.

Samuelson, Paul. A. 2002. Ekonomi. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama.

Sumitro, Djojohadikusumo. 1990. Sejarah Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Sukirno, Sadono. 2009. Mikro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: Rajawali Pers.

Tohar, M. 2003. Membuka Usaha Kecil. Yogyakarta: Kanisius.

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking. Jakarta: PT Bumi Aksara.