18
33 PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN KEHIDUPAN UMAT ISLAM INDONESIA THE EFFECT OF H.M.QURAISH SHIHAB’S THOUGHTS TO THE INTELLECTUAL DEVELOPMENT AND MUSLIMS’ LIFE IN INDONESIA Amirudin Fakultas Agama Islam (FAI) Uniska Karawang [email protected] ABSTRAK Menjadi satu realitas bagi umat Islam bahwa di setiap satu abad akan selalu lahir seorang pembaharu. Pembaharu ini akan menawarkan setiap perubahan menuju kondisi umat yang lebih baik lagi. Munculnya sosok perubah keadaan ini adalah satu keniscayaan karena perkembangan zaman dan perkembangan tingkat rasio dan intelektual manusia terhadap problematika hidup yang dilaluinya. Ketika mengemukakan ide-ide dan pemikirannya, tentu akan muncul tanggapan pro dan kontra. Tanggapan ini akan membuatnya bertambah kokoh dan bertahan sehingga secara bertahap segala ide dan pemikirannya akan mampu memengaruhi satu kelompok dan komunitas tertentu. Indonesia adalah negara yang berpenduduk muslim terbesar di dunia sehingga tentu juga memiliki kontribusi penting dalam memunculkan tokoh-tokoh pembaharu. H.M. Quraish Shihab adalah seorang ulama tafsir kompeten. Keluasan ilmunya dan metode tafsirnya memberikan kebaruan dalam bidang tafsir. Meskipun demikian, tidak ada manusia yang sempurna dan tidak ada pemikiran yang tidak dicela. Pemaparan tentang pemikiran Shihab adalah dalam rangka memperluas wacana kita tentang tokoh-tokoh mufasir kontemporer.Shihab telah berhasil mengomunikasikan ide-idenya kepada masyarakat luas. Namun demikian, posisi Shihab dalam kapasitasnya sebagai seorang cendekiawan muslim Indonesia, tidak serta-merta memiliki pemikiran yang tidak dikritisi oleh cendekiawan lain. Hal itu merupakan suatu keniscayaan dan kewajaran dalam bidang ilmu pengetahuan. Kata Kunci: pemikiran, perkembangan intelektual, kehidupan manusia ABSTRACT Being a reality for Moslem, that in every century there will always be born a reformer. The reformers would offer each per change with the various steps towards the condition of the people better. The emergence of the figure of change this state of affairs is a result of the necessity of the times and the development of human and intellectual level of the ratio of the problems of life in its path.Inside express ideas and thoughts will surely arise in response pros and cons make it grow strong and endure so that gradually all the ideas and thoughts will be able to influence one particular groups and communities. Indonesia is a country that is the world's largest Moslem population, of course, also has an important contribution gave rise to figures reformer who has been a tradition in the course of Islam for centuries in this country.H.M. Quraish Shihab is a scholar commentary competent, that we should be proud of him. Breadth of his knowledge and his interpretation method offers a new air in the field of interpretation. However, no man is perfect, and no thought is not censured. Exposure his profound thoughts are in order to expand our discourse about contemporary commentators figures, we can take their knowledge.H.M. Quraish Shihab through his works have managed to

PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

33

PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB

BAGI PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN KEHIDUPAN

UMAT ISLAM INDONESIA

THE EFFECT OF H.M.QURAISH SHIHAB’S THOUGHTS TO THE

INTELLECTUAL DEVELOPMENT AND MUSLIMS’ LIFE IN INDONESIA

Amirudin

Fakultas Agama Islam (FAI) Uniska Karawang

[email protected]

ABSTRAK

Menjadi satu realitas bagi umat Islam bahwa di setiap satu abad akan selalu lahir

seorang pembaharu. Pembaharu ini akan menawarkan setiap perubahan menuju kondisi umat

yang lebih baik lagi. Munculnya sosok perubah keadaan ini adalah satu keniscayaan karena

perkembangan zaman dan perkembangan tingkat rasio dan intelektual manusia terhadap

problematika hidup yang dilaluinya. Ketika mengemukakan ide-ide dan pemikirannya, tentu

akan muncul tanggapan pro dan kontra. Tanggapan ini akan membuatnya bertambah kokoh dan

bertahan sehingga secara bertahap segala ide dan pemikirannya akan mampu memengaruhi satu

kelompok dan komunitas tertentu. Indonesia adalah negara yang berpenduduk muslim terbesar

di dunia sehingga tentu juga memiliki kontribusi penting dalam memunculkan tokoh-tokoh

pembaharu. H.M. Quraish Shihab adalah seorang ulama tafsir kompeten. Keluasan ilmunya dan

metode tafsirnya memberikan kebaruan dalam bidang tafsir. Meskipun demikian, tidak ada

manusia yang sempurna dan tidak ada pemikiran yang tidak dicela. Pemaparan tentang

pemikiran Shihab adalah dalam rangka memperluas wacana kita tentang tokoh-tokoh mufasir

kontemporer.Shihab telah berhasil mengomunikasikan ide-idenya kepada masyarakat luas.

Namun demikian, posisi Shihab dalam kapasitasnya sebagai seorang cendekiawan muslim

Indonesia, tidak serta-merta memiliki pemikiran yang tidak dikritisi oleh cendekiawan lain. Hal

itu merupakan suatu keniscayaan dan kewajaran dalam bidang ilmu pengetahuan.

Kata Kunci: pemikiran, perkembangan intelektual, kehidupan manusia

ABSTRACT

Being a reality for Moslem, that in every century there will always be born a reformer.

The reformers would offer each per change with the various steps towards the condition of the

people better. The emergence of the figure of change this state of affairs is a result of the

necessity of the times and the development of human and intellectual level of the ratio of the

problems of life in its path.Inside express ideas and thoughts will surely arise in response pros

and cons make it grow strong and endure so that gradually all the ideas and thoughts will be

able to influence one particular groups and communities. Indonesia is a country that is the

world's largest Moslem population, of course, also has an important contribution gave rise to

figures reformer who has been a tradition in the course of Islam for centuries in this

country.H.M. Quraish Shihab is a scholar commentary competent, that we should be proud of

him. Breadth of his knowledge and his interpretation method offers a new air in the field of

interpretation. However, no man is perfect, and no thought is not censured. Exposure his

profound thoughts are in order to expand our discourse about contemporary commentators

figures, we can take their knowledge.H.M. Quraish Shihab through his works have managed to

Page 2: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

34 Sigma-Mu Vol.9 No.1 –Maret 2017

communicate his ideas to the public. However, the position of H.M. Quraish Shihab in his

capacity as an Indonesian Moslem scholar, does not necessarily have thoughts that are not

criticized by other scholars. It is a necessity and fairness in the field of science.

Keywords: thought, intellectual development, human life

PENDAHULUAN

Al-Qur‟an diturunkan oleh

Allah Swt. kepada Nabi Muhammad

Saw. tidak sekaligus secara utuh,

melainkan dalam waktu cukup lama,

yaitu sejak Nabi Muhammad Saw.

diangkat menjadi rasul sampai

wafatnya. Masa ini diyakini oleh umat

Islam sebagai masa turunnya wahyu

yang berisi petunjuk dan ajaran tentang

segala bidang kehidupan, seperti dalam

masalah akidah, ibadah, dan

muamalah. Meskipun masa turunnya

wahyu sudah selesai dan ayat Al-

Qur‟an tidak mungkin bertambah, Al-

Qur‟an tetap menjadi petunjuk bagi

umat manusia hingga hari akhir kelak.

Ketika Nabi Muhammad SAW

masih hidup, para sahabat bisa bertanya

kepada nabi tentang segala

permasalahan, khususnya yang

berkaitan dengan syariat dan Allah

Swtyang menjawab melalui turunnya

wahyu Al-Qur‟an. Zaman semakin

berkembang, dan permasalahan yang

dihadapi manusia pun semakin

kompleks.Dengan ketiadaan Nabi

Muhammad Saw. sebagai penerima

wahyu sekaligus penafsir pertamanya,

dibutuhkan orang-orang yang ahli

dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur‟an

untuk menjawab permasalahan yang

dihadapi manusia.Kewenangan pertama

dalam menggantikan posisi Nabi

Muhammad Saw. sebagai penafsir Al-

Qur‟an tentu berada pada khulafaur

rasyidun dan para sahabat, kemudian

para tabiin, dan yang terakhir adalah

ulama.

Menjadi satu realitas bagi umat

Islam, bahwa di setiap satu abad akan

selalu lahir seorang pembaharu. Sang

reformis akan menawarkan setiap

perubahan dengan berbagai

langkahnya menuju kondisi umat yang

lebih baik lagi. Munculnya sosok

perubah keadaan ini adalah satu

keniscayaan akibat dari perkembangan

zaman dan perkembangan tingkat rasio

serta intelektual manusia terhadap

problematika hidup yang dilaluinya.

Di dalam mengemukakan ide-

ide dan pemikirannya tentunya akan

muncul tanggapan pro dan kontra

membuatnya bertambah kokoh dan

bertahan sehingga secara bertahap

segala ide dan pemikirannya akan

mampu mempengaruhi satu kelompok

dan komunitas tertentu.

Indonesia adalah negara yang

berpenduduk muslim terbesar di dunia,

tentunya juga memiliki kontribusi yang

penting memunculkan tokoh-tokoh

pembaharu yang sudah mentradisi

dalam perjalanan Islam selama berabad-

abad di negara ini.

Dalam masyarakat muslim

Indonesia, proses pembaharuan selain

terjadi pada ting at pembangunan

fisik, juga terjadi pada tingkat

intelektual dan pemikiran termasuk juga

di dalam penafsiran Al-Qur‟an.

Page 3: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

Pengaruh Pemikiran H.M. Quraish Shihab Bagi Perkembangan 35

Intelektual dan KehidupanUmat Islam Indonesia

Dalam makalah ini, penulis akan

memaparkan pemikiran seorang ulama

tafsir dari Indonesia tentang tafsir,

takwil dan pendidikan yang bersumber

dari Al-Qur‟an, yaitu H.M. Quraish

Shihab.

BIOGRAFI SINGKAT H.M.

QURAISH SHIHAB

Nama lengkapnya adalah

Muhammad Quraish Shihab, lahir di

Rapang Sulawesi Selatan, 16 Februari

1944. Beliau adalah putra keempat dari

seorang ulama besar Prof. H. Abd.

Rahman Shihab (alm.) yang merupakan

lulusan Jami‟atul Khair, Jakarta; sebuah

lembaga pendidikan tertua di Indonesia

yang mengedepankan gagasan Islam

modern, beliau juga sebagai Guru Besar

Ilmu Tafsir dan mantan Rektor UMI

dan IAIN Alaudin Ujung Pandang,

bahkan sebagai pendiri kedua

Perguruan Tinggi tersebut (Nata, 2005:

362-363).

Sejak kecil, Shihab telah

mendalami Al-Qur‟an. Setelah

menyelesaikan pendidikan dasar di

Ujung Pandang, Shihab melanjutkan

pendidikan menengah di Malang sambil

menjadi santri di pesantren Dar al-

Hadits al-Fiqhiyah pada 1958. Dia

berangkat ke Kairo-Mesir dan diterima

di kelas II Tsanawiyah al-Azhar pada

1967 lalu meraih gelar Lc (S1) di

Jurusan Tafsir Hadits, Fakultas

Ushuluddin, Universitas al-Azhar.

Shihab melanjutkan pendidikan S2 di

Fakultas yang sama dan pada 1969

meraih gelar M.A. untuk spesialisasi

bidang tafsir Al-Qur‟an dengan Tesis

berjudul “Al-I„jaz al-Tasyri‟iy Li Al-

Qur‟an Al-Karim”.

(http://mediaIsnet.org.islam/quraish/q.html)

Sekembalinya ke Ujung

Pandang, Shihab pernah menjabat wakil

Rektor bidang Akademik

Kemahasiswaan pada IAIN Alaudin,

Koordinator Perguruan Tinggi Swasta

(Wilayah VII Indonesia Bagian Timur),

Pembantu Pimpinan Kepolisian

Indonesia Timur dalam bidang

pembinaan mental, dan melakukan

berbagai penelitian, antara lain:

“Penerapan Kerukunan Hidup

Beragama di Indonesia Timur” (1975)

dan “Masalah Wakaf di Sulawesi

Selatan” (1978) (Wikipedia Indonesia).

Pada 1980, Shihab kembali ke

Kairo Mesir untuk melanjutkan

pendidikan S3 di Universitas al-Azhar

dan 1982 ia berhasil meraih gelar

doktor dalam ilmu-ilmu Al-Qur‟an

dengan yudisium Summa Cum

Laudedan memperoleh penghargaan

tingkat I (Mumtāz ma‟a martabāt al-

syaraf al-awlā). Disertasinya berjudul

“Nizm al-Durar li al-Biqā‟iy, Tahqīq

wa Dirāsah”. Ia menjadi orang pertama

di Asia Tenggara yang meraih gelar

doktor dalam ilmu-ilmu Al-Qur‟an di

Universitas al-Azhar.

(http://mediaIsnet.org.islam/quraish/q.html)

Tahun 1984 Shihab bertugas di

IAIN Jakarta aktif mengajar bidang

Tafsir dan „Ulum al-Qur‟an‟ di

program S1, S2, dan S3 sampai 1998,

juga mengajarkan hadits di program S2

dan S3. Sejak 1994 ia menjadi Ketua

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat

dan anggota Lajnah Pentashih Al-

Qur‟an Departemen Agama (sejak

1989). Ia juga banyak terlibat dalam

beberapa organisasi professional.1998

Page 4: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

36 Sigma-Mu Vol.9 No.1 –Maret 2017

ia diangkat menjadi Menteri Agama

kurang lebih dua bulan pada awal pada

kabinet terakhir pemerintahan Soeharto.

Sejak 1999, dia diangkat menjadi Duta

Besar Luar Biasa dan berkuasa penuh

Republik Indonesia untuk Negara

Republik Arab Mesir dan merangkap

negara Djibauti berkedudukan di Kairo

sampai 2002. Sejak itu,ia kembali ke

tanah air, dan menyelesaikan karya

tafsir 30 Juz “Tafsir al-Misbah”.

Para mahasiswa Indonesia tingkat

sarjana pada institut studi-studi Islam

Universitas Mc Gill menyatakan bahwa

karya-karya Quraish Shihab melafalkan

standar baru bagi studi-studi al-Qur'an

yang digunakan oleh penduduk Muslim

awam (Federspiel, 1996: 295)

Karya-Karya H.M. Quraish Shihab

Karya-karya yang telah

dihasilkan oleh H.M. Quraish Shihab di

antaranya sebagai berikut.

1. Membumikan Al-Qur‟an: Fungsi

dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat, Mizan,

Bandung, 1992.

2. Studi Kritis Tafsir al-

Manar, Pustaka Hidayah, 1994.

3. Wawasan al-Qur‟an, Mizan,

Bandung, 1996.

4. Tafsir al-Qqur‟an al-Karim: Tafsir

Surat-surat Pendek, Pustaka

Hidayah, 1997.

5. Fatwa-Fatwa Quraish Shihab

sekitar al-Qur‟an dan

Hadits, Mizan, 1999.

6. Kematian, surga, dan Ayat-ayat

Tahlil Hati, Jakarta 2000.

7. Jilbab Pakaian Muslimah,

Pandangan Ulama Masa Lalu dan

Cendekiawan Kontemporer,

Lentera Hati, Jakarta, 2004.

8. Dia di Mana-mana : Tangan Tuhan

di Balik Setiap Fenomena, Lentera

Hati, Jakarta, 2004.

9. Logika Agama : Kedudukan Wahyu

dan Batas-batas Akal dalam Islam,

Lentera Hati, Jakarta, 2005.

10. Artikel-artikel di surat kabar Pelita

dalam rublik “Pelita Hati” setiap

Rabu, mengasuh rubrik “Tafsir al-

Amanah”,redakturmajalah Ulumul

Qur‟an dan Mimbar Ulama,

keduanya terbit di Jakarta.

PEMIKIRAN-PEMIKIRAN H.M.

QURAISH SHIHAB

Pemilihan spesialisasi di bidang

tafsir Al-Qur‟an dan tafsirnya

dipengaruhi oleh kedudukan orang

tuanya sebagai ahli tafsir dan faktor

pendidikan.

1. Pemikiran H.M. Quraish Shihab

tentang Al-Qur’an

Al-Qur‟an tidak hanya

menjelaskan hukum syariat, tetapi

menjelaskan kisah umat-umat

terdahulu, janji-janji Allah Swt akan

kebaikan, peringatan dan azab-Nya jika

manusia berbuat ingkar,dan rahasia-

rahasianya Dari sistematikanya, Al-

Qur‟an tidak disusun sesuai ayat yang

diturunkan, tetapi disusun berdasarkan

petunjuk dari Allah Swt. Dalam Al-

Qur‟an, terdapat keseimbangan antara

jumlah bilangan kata dan antonimnya.

Misalnya, kata al-hayah„hidup‟ dan al-

maut„mati‟ masing-masing berjumlah

154, kata an-naf‟u„manfaat‟ dan al-

madharah„mudhorot‟ masing-masing

berjumlah 50. Begitu juga, kata-kata

Page 5: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

Pengaruh Pemikiran H.M. Quraish Shihab Bagi Perkembangan 37

Intelektual dan KehidupanUmat Islam Indonesia

bersinonim. Misalnya, kata al-harts dan

az-zira‟ah (membajak/bertani) masing-

masing diulang sebanyak 14 kali, al-

jahr dan al-„alaniyah (nyata) masing-

masing diulang 16 kali.

Banyak isyarat ilmiah

ditemukan dalam Al-Qur‟an, misalnya

"Cahaya matahari bersumber dari

dirinya sendiri, sedang cahaya bulan

adalah pantulan (dari cahaya

matahari)" (QS 10:5) atau bahwa jenis

kelamin anak adalah hasil sperma pria,

sedang wanita sekadar mengandung

karena mereka hanya bagaikan "ladang"

(QS 2:223). Masih banyak lagi hal lain

yang belum diketahui manusia kecuali

pada abad-abad bahkan tahun-tahun

terakhir ini. Dari manakah Muhammad

mengetahuinya kalau bukan dari Dia,

Allah Yang Maha Mengetahui.

Al-Qur‟an adalah kitab

petunjuk, Ini sesuai pula dengan

penegasan bahwa Al-Qur‟an Petunjuk

bagi manusia, serta pemisah antara

yang hak dan batil (QS 2:185). Al-

Qur‟an adalah kitab pedoman sampai

akhir masa karena jika terus dianalisis,

akanlahir sesuatu yang baru dan relevan

dengan segala zaman serta penemuan-

penemuan tentang berbagai fenomena.

Dalam menganalisis Al-Qur‟an,

M. Quraish Shihab menggunakan

metode klasik, artinya lebih sering

menggunakan penafsiran tradisional

secara bahasa (tafsir bi al-ma‟tsur) dan

tidak menggunakan penafsiran dengan

rasional (tafsir bi al-ra‟yi) selagi

penafsiran secara tradisional masih

memberikan solusi (Izzan, 2007). Hal

ini membuktikan bahwa M. Quraish

Shihab masih menekankan metode

klasik dalam memahami Al-Qur‟an.

2. Pemikiran Quraish Shihab di

Bidang Tafsir

Dalam diskursus Ulum Al-

Qur‟an, tafsir menurut Shihab berfungsi

sebagai anak kunci untuk membuka

khazanah Al-Qur‟an, yang berarti

sebuah pintu tertutup dan sulit untuk

dibuka tanpa kuncinya.Dengan

demikian, kedudukan tafsir tersebut

menjadi tinggi dan penting. Setidaknya,

ada tiga alasan yang membuat dan

menentukan tingginya (signifikasi)

tafsir: (1) bidang yang menjadi

kajiannya adalah kalam Ilahi yang

merupakan sumber segala ilmu

keagamaan dan keutamaan. (2)

tujuannya adalah untuk mendorong

manusia berpegang teguh kepadaAl-

Qur‟an dalam usahanya untuk

memperoleh kebahagiaan sejati, (3)

kesempurnaan mengenai bermacam-

macam persoalan kehidupan ini

berdasarkan ilmu syari‟at dan

pengetahuan mengenai seluk beluk

agama yang sangat bergantung pada

ilmu pengetahuan tentang Al-Qur‟an.

Shihab mengemukakan empat

prinsip pokok.

1. Al-Qur‟an al-Karim adalah salah

satu dari kitab-kitab suci yang

diturunkan Tuhan sebagai petunjuk

bagi manusia untuk memberi

jawaban terhadap persoalan/

perbedaan-perbedaan. Semua ini

terdapat di antara sekian banyak

ayat-ayatnya yang menggambarkan

situasi dan kondisi masyarakat

tertentu atau tidak menghalangi

fungsi pokok seperti yang

dinyatakan di atas.

Page 6: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

38 Sigma-Mu Vol.9 No.1 –Maret 2017

2. Al-Qur‟an, baik secara implisit

maupun eksplisit, mengakui

kenyataan perubahan sosial;

perubahan yang mutlak harus terjadi,

cepat atau lambat, disadari atau

tidak. Al-Qur‟an menggambarkan

bagaimana perubahan tersebut dapat

terjadi di samping mengisyaratkan

bahwa suatu perubahan pada

hakikatnya mengikuti satu pola yang

telah menjadi sunnatullah sehingga

berlaku umum.

3. Al-Qur‟an al-Karim dalam sekian

banyak ayatnya mengecam orang-

orang yang tidak memperhatikan

kandungannya dan juga mengecam

orang-orang yang hanya mengikuti

tradisi lama tanpa alasan logis di

samping menganjurkan agar

pemeluknya berpikir, mengamati,

sambil mengambil pelajaran dari

pengalaman generasi-generasi

terdahulu.

4. Perbedaan hasil pemikiran manusia

merupakan suatu kenyataan yang

tidak bisa dihindari; bukan hanya

disebabkan perbedaan tingkat

kecerdasan atau latar belakang

pendidikan seseorang, tapi juga

karena dipengaruhi secara sadar atau

tidak oleh peristiwa-peristiwa

sejarah, politik, pemikiran orang lain

yang berkembang serta kondisi

masyarakatnya (Shihab, 1993: 16).

Sejalan dengan empat pemikiran

tersebut, ada tiga masalah penting yang

disebabkan dampak perubahan sosial

yang harus menjadi perhatian mufasir,

yaitu bahasa, ilmu pengetahuan, dan

metode. Pertama, bahasa Arab

merupakan faktor penting untuk bisa

memahami kandungan Al-Qur‟an

namun penting juga memperhatikan

perkembangan bahasa itu sendiri. Bila

kita mendengar suatu kata, yang

tergambar dalam benak kita adalah

gambaran material menyangkut kata

tersebut, tetapi bentuk material tersebut

dapat mengalami perkembangan sesuai

dengan perubahan masyarakat.

Misalnya, makna kata الرزج pada masa

turunnya Al-Qur‟an berkisar pada

semut/kepala semut, debu-debu yang

beterbangan, dan lain-lain. Kini kata itu

memiliki arti tambahan yaitu atom

(Shihab, 1993: 17). Kedua, ilmu

pengetahuan.Penafsiran ayat-ayat Al-

Qur‟an tidak lepas dari

keanekaragaman corak dan metode.

Hasil penafsiran ayat-ayat Al-Qur‟an

juga tidak dapat dihindari dari

kemajuan ilmu pengetahuan sehingga

dapat dipahami bahwa penafsiran para

ulama terdahulu tidak mengikat

penafsir-penafsir masa kini atau masa

yang akan datang. Ketiga, metode.

Setiap mufasir mempunyai metode

masing-masing dalam menafsirkan

ayat-ayat Al-Qur‟an. Selama ini,

sebagaiman disebutkan oleh al-

Farmawi, metode tafsir yang

berkembang ada empat macam,

yaitu tahlili, ijmali, muqarin dan

maudlh‟i. Masing-masing metode

tersebut terdapat kekurangan dan

keistimewaan.

Menurut Iman, dkk. (2004: 56)

setelah menganalisis buku Wawasan Al-

Qur‟an, buku tersebut menggunakan

metode tafsir maudlu‟i. Bila kita

berbicara metode maudlu‟i, setidaknya

ada dua macam bentuk, yaitu: bentuk

pertama menyajikan kotak yang berisi

pesan-pesan Al-Qur‟an yang terdapat

Page 7: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

Pengaruh Pemikiran H.M. Quraish Shihab Bagi Perkembangan 39

Intelektual dan KehidupanUmat Islam Indonesia

pada ayat-ayat Al-Qur‟an yang

terangkum pada satu surat saja.

Misalnya, pesan-pesan yang terdapat

pada surat al-Baqarah, Ali Imran, dan

Yasin. Bentuk penyajian kedua dari

metode ini adalah penafsiran sejumlah

ayat Al-Qur‟an Al-Karim, yang

membahas satu judul/topik sama

diletakkan di bawah suatu judul yang

satu dengan dijelaskan tafsirnya dari

segala segi secara topikal/sektoral.

Kaitannya dengan pembahasan buku

Wawasan Al-Qur‟an, tampak jelas

bahwa menggunakan

metode maudlu‟i dengan bentuk yang

kedua (tidak terpaku pada satu surat).

Disamping itu, penulis amat

memperhatikan arti kosa kata atau

ungkapan Al-Qur‟an dengan merujuk

pandangan pakar-pakar bahasa,

memperhatikan bagaimana kosa kata

atau ungkapan itu digunakan Al-Qur‟an

lalu memahami arti ayat atas dasar

penggunaan kata tersebut dalamAl-

Qur‟an.

Sistematika tafsir dalam buku

Wawasan Al-Qur‟an bertolak dari

metode maudlu‟I sehingga sistematika

penafsirannya pun harus mengikuti

langkah-langkah yang telah ditetapkan

antara lain

1. mencari maudlu/ judul/ topik Al-

Qur‟an yang hendak dibahas.

2. mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur‟an

yang membicarakan judul/topik

tersebut.

3. menertibkan urutan-urutan ayat

tersebut sesuai dengan tertib

turunnya, makiyah dan madaniyah-

nya sesuai dengan sebab turunnya.

4. menjelaskan munasabah

(persesuaian) antara ayat yang satu

dengan ayat lainnya dan antara surat

yang satu dengan surat lainnya.

5. berusaha menyempurnakan

perubahan judul/topik tersebut

dengan dibagi dalam beberapa

bagian yang berhubungan bagian

satu dengan bagian lainnya.

6. melengkapi penjelasan ayat dengan

hadits-hadits Nabi, riwayat sahabat,

dan lain-lain sehingga menjadi jelas

dan gamblang.

7. mempelajari ayat-ayat yang satu

judul/topik itu secara sektoral

dengan menyesuaikan antara

yang umum dan yang khusus,

yang mutlak dengan yang muqayyad,

yang global dengan yangterinci, dan

memadukan antara ayat-ayat yang

terlihat bertentangan satu sama lain

serta menentukan mana

yang naskh dan mansukh

sehingga nash-nash mengenai satu

judul/topik dengan yang lainnya.

Ketujuh langkah tersebut secara

tepat dilakukan Shihab ketika

menjelaskan persoalan-persoalan yang

menjadi pokok bahasan tafsirnya.

Contoh, ketika berbicara

tentang ahlu kitab, sebelum

menguraikan persoalan ahlu kitab,

Shihab memberikan pengantar tentang

penggunaan metode maudlu‟i. Contoh

lain adalah untuk Yahudi dan Nashrani;

dua kelompok yang disepakati oleh

seluruh ulama sebagai ahlu kitab.

Selain istilah ahlu kitab, Al-Qur‟an juga

menggunakan istilah Utu al-Kitab, Utu

Nasiban minal Kitab, Al-Yahudi,

Alladzina Hadu, Bani Israil, Al-

Nashara, dan istilah lainnya. Dari

beberapa istilah tersebut, Shihab

menganalisis satu persatu istilah

Page 8: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

40 Sigma-Mu Vol.9 No.1 –Maret 2017

tersebut berdasarkan kajian Al-Qur‟an.

Untuk kata Ahlu Kitab, Al-Qur‟an

menyebutnya sebanyak 31 kali, Utu al-

Kitab sebanyak 18 kali,Alladzina

Hadu sebanyak 10 kali, Al-

Nashara sebanyak 14 kali, dan Bani

Israil sebanyak 41 kali. Dari istilah-

istilah tersebut, tampaknya terdapat

kesan yang berbeda-beda.Misalnya,

ketika Al-Qur‟an menggunakan kata Al-

Yahud, isinya adalah kecaman atau

gambaran negatif tentang mereka.bisa

dilihat pada QS. Al-Maidah: 82, Al-

Maidah: 18. Bila Al-Qur‟an

menggunakan kata Alladzina Hadu,

kandungannya ada yang berupa

kecaman, misal terlihat pada QS. Al-

Nisa: 46. Juga ada yang bersifat netral,

misal pada QS. Al-Baqarah: 62.

Selesai menganalisis persoalan

istilah yang berhubungan dengan

Yahudi dan Nasrani, Shihab berpindah

pada kajian tafsir dan sikap ahli kitab,

apakah ahli kitab semua sama,

bagaimana harusnya sikap terhadap

ahlu kitab, ahlu kitab pada masa

turunnya Al-Qur‟an, mengapa ada

kecaman terhadap ahlu kitab, siapa

yang disebut ahlu kitab. Dari ayat-ayat

yang sama dalam satu tema, Shihab

mengambil intisarinya.Di akhir uraian,

Shihab tak lupa memberikan

kesimpulan terhadap ayat-ayat yang

menjadi pokok bahasan.

Corak penafsiran Shihab tampak

bahwa aspek bahasa lebih menonjol

dalam penafsirannya. Shihab juga

mengompromikan penafsirannya

dengan temuan-temuan ilmu

pengetahuan/hasil-hasil penemuan yang

telah mapan. Hal itu terlihat ketika

membicarakan masalah “lailatul

qadr”.Dari segi bahasa,dijelaskan

makna ayat mayyudrika dengan

kalimat ma adraka juga analisis bahasa

dari kata qadr itu sendiri. Analisis

bahasa bagi penafsir dengan metode

maudlu‟i adalah suatu keharusan.

Mufasir dituntut untuk menjelaskan

kalimat yang sama pada ayat-ayat yang

berbeda sesuai dengan konteks masing-

masing sehingga kata qadr sendiri

antara lain mencakup tiga makna, yaitu

penetapan, kemuliaan, dan sempit.

Disamping corak bahasa (linguistik),

juga terdapat corak teologis yang begitu

kuat yang ditekankan Shihab.

Sebagaimana uraian tentang takdir,

Shihab berusaha memahami masalah

takdir berdasarkan Al-Qur‟an.

Karenanya, ia tidak mempersoalkan

apakah takdir itu termasuk rukun iman

(sebagaimana dipahami kaum Sunni)

atau tidak termasuk rukun iman

(menurut sebagian kalangan). Untuk

mengetahui metode yang digunakan

dalam Tafsir Al-Misbah, perlu dilihat

langkah-langkah yang ditempuh oleh

Shihab dalam menafsirkan Al-

Qur'an.Adapun langkah-langkah

tersebut sebagai berikut.

Pertama, memberikan bahasan dari

aspek bahasa.Dalam hal ini, Shihab

menafsirkan Al-Qur'an dengan

menganalisis aspek bahasa, baik dari

segi kosa kata seperti menafsirkan kata

shirath yang berasal dari kata

sirathyang artinya menelan.Pemaknaan

shirath dengan jalan berarti jalan yang

lebar.Sedemikian lebarnya sehingga

bagaikan menelan si pejalan.Aspek

struktur bahasa (gramatika) seperti

ketika menafsirkan ذلك الكتاب لا زة فه

,yang berarti itulah al-Kitabهدي للمتقه

Page 9: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

Pengaruh Pemikiran H.M. Quraish Shihab Bagi Perkembangan 41

Intelektual dan KehidupanUmat Islam Indonesia

tidak ada keraguan padanya, petunjuk

bagi orang-orang bertaqwa.

Menurutnya, ayat ini menggunakan

isyarat jauh untuk menunjukkan Al-

Qur'an. Di sisilain, semua yang

menunjukkan Al-Qur'an menggunakan

isyarat dekat. Tujuan penggunaan

isyarat jauh memberi kesan bahwa kitab

suci ini menduduki tempat yang tinggi

dan sangat jauh dari jangkauan manusia

karena ia bersumber dari Allah Yang

Maha Tinggi. Kata al-kitab dengan

dibubuhi al- pada awalnya dipahami

dalam arti kesempurnaan.

Kedua, menafsirkan ayat demi ayat dan

surah demi surah secara berurutan, serta

tidak ketinggalan mengutip asbab al-

Nuzul. Artinya, penafsiran yang

dilakukan dengan perpedoman kepada

susunan ayat dan surah-surah dalam

mushaf;yang dimulai dari surat al-

Fatihah, al-Baqarah, dan seterusnya

sampai surat al-Nas dan menyebutkan

asbab al-nuzul-nya kalau ada.

Ketiga, ketika mengutip pendapat-

pendapat penafsir sebelumnya, Shihab

cukup kritis. Apabila pendapat tersebut

tidak sesuai menurut logikanya,

pendapat itu ditolak, seperti pendapat

yang menafsirkan "fazaadahumu Allahu

maradha" dalam arti doa semoga Allah

Swt. menambahnya. Menurut Shihab,

pendapat ini kurang tepat bukan saja

karena adanya kata maka, tetapi juga

karena mendoakan agar keburukan

seseorang bertambah. Doa ini

merupakan hal yang tidak terpuji

bahkan bertentangan dengan sikap

Rasulullah Saw. yang seringkali berdoa

semoga Allah Swt. memberikan

petunjuk kepada umatnya yang

beriman.

Keempat, mengutip ayat-ayat sebagai

pendukung penafsirannya, seperti ayat

"fa azallhuma al-Syaithan" (QS. Al-

Baqarah: 36) (maka keduanya

tergelincir oleh syaithan) ditafsirkan

dengan "sesungguhnya telah Kami

perintahkan kepada Adam dahulu, maka

ia lupa (akan perintah itu), dan tidak

kami dapati padanya kemauan yang

kuat"(QS. Thaha: 15). Jadi, maksud dari

“faazallahuma” bahwa tergelincir Nabi

Adam AS bukan sepenuhnya dalam

keadaan sadar namun ia terlupa dengan

apa yang diperintahkan oleh Allah Swt.

Kelima, mengutip hadits-hadits Nabi

sebagai pendukung penafsirannya,

seperti menafsirkan "al-rahman dan al-

rahim" (QS. al-Fatihah: 3).

Menurutnya, kedua kata tersebut

diambil dari akar kata rahmat dengan

alasan bahwa timbangan (wazan) kata

tersebut dikenal dalam bahasa Arab.

Rahmaan setimbang dengan fa'laan dan

rahiim dengan fa'iil. Timbangan

rahmaan menunjukkan kepada

kesempurnaan atau kesementaraan,

sedangkan timbangan rahiim

menunjukkan kepada kesinambungan

dan kemantapan. Selanjutnya dikatakan,

kata rahmaan menunjukkan sifat Allah

Swt., sedangkan kata rahiim

menunjukkan Rasulullah yang menaruh

belas kasihan yang amat dalam terhadap

umatnya. Untuk menguatkan pendapat

ini, ia mengutip sebuah hadits Qudsi:

“Aku adalah ar-Rahman, aku

menciptakan rahim, Kuambilkan

untuknya nama yang berakar dari nama-

Mu, siapa yang menyambungnya

(silaturrahim) akan Aku Sambung

(rahmat-Ku) untuknya, dan siapa yang

memutuskannya Kuputuskan (rahmat-

Page 10: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

42 Sigma-Mu Vol.9 No.1 –Maret 2017

Ku baginya).”(HR. Abu Daud dan at-

Tirmidzi dalam Abdurrahman Ibn

'Auf).

Selain langkah-langkah tersebut,

sebagaimana lazimnya metode tahlili,

Tafsir al-Misbah juga menjelaskan

munasabat (kaitan) antara satu ayat

dengan ayat yang lain, juga satu surat

dengan surat yang lain serta

menjelaskan sekilas tentang qira'ah,

seperti ketika menafsirkan مالك dengan

.dalam surat al-Fatihah ملك

Berdasarkan langkah-langkah

yang dilakukan oleh Shihab dalam

menafsirkan Al-Qur'an, dapat

disimpulkan bahwa Tafsir al-Misbah

mengunakan metode tahlili ketika

menafsirkan Al-Qur'an karena ia

berupaya menjelaskan seluruh aspek

yang terkandung dalam Al-Qur'an dan

mengungkapkan segenap pengertian

yang dituju.

Meskipun Tafsir al-Misbah

dikategorikan menggunakan metode

tahlili, dalam beberapa masalah tafsir

ini tidak murni menerapkan metode

tahlili, seperti menggunakan ayat-ayat

lain yang setema untuk menjelaskan

makna yang dimaksud dari ayat yang

ditafsirkan. Misalnya, menafsirkan

an'amta dalam suratAl-Fatihah ayat

7.Menurutnya, nikmat dalam ayat

tersebut berarti nikmat Islam dan

penyerahan diri kepada Allah.

Pemaknaan nikmat dengan nikmat

Islam iakutip dari surat Ali-Imran: 103,

surat Adh-Dhuha: 11. Pemaknaan

nikmat dengan penyerahaan diri kepada

Allah ia kutipdari surat An-Nisa': 69.

Dilihat dari upaya penafsiran tersebut,

Shihab juga menggunakan metode

maudhu'i karena dalam menafsirkan

suatu ayat ia menggunakan ayat yang

setema dengan ayat tersebut yang

tujuannya untuk mendapatkan makna

yang sesungguhnya.

Selain adanya kecenderungan

Shihab terhadap metode maudhu'i, ia

juga menggunakan metode

interdispliner.Ia menafsikan ayat

menggunakan disiplin ilmu-ilmu lain,

seperti dalam surat Yasin: 80, ia

menafsirkan kata “al-syajara al-

ahdhar” dengan pohon yang hijau,

menunjukkan kepada zat hijau daun

yang sangat diperlukan dalam proses

asimilasi gas karbon dioksida. Istilah

yang digunakan Al-Qur‟an lebih tepat

dikatakan dengan klorofil yang berarti

zat hijau daun karena zat-zat yang

dimaksud tidak hanya pada daun

tumbuh-tumbuhan, tetapi pada seluruh

bagian tumbuhan yang hijau.

Dilihat dari kecenderungan

metode, tampak adanya terobosan baru

yang diberikan oleh Shihab dalam

menafsirkan Al-Qur'an.Ia juga ingin

menghilangkan konsekuensi yang

diakibatkan oleh metode tahlili seperti

parsial dan otomistik yang

mengakibatkan lahirnya tafsir yang

literal sebagaimana tafsir-tafsir pada era

afirmatif.

Di samping itu, perlu dipertegas

bahwa meskipun Tafsir al-Misbah

mengomparasikan metode dalam

menafsirkan Al-Qur'an, metode tahlili

merupakan metode yang dominan

terdapat dalam Tafsir al- Misbah.

Penafsiran Al-Qur'an dengan

menggunakan manhaj tahlili ini

memiliki corak dan orientasi pemikiran

yang berbeda-beda sejalan dengan

corak dan orientasi pemikiran masing-

Page 11: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

Pengaruh Pemikiran H.M. Quraish Shihab Bagi Perkembangan 43

Intelektual dan KehidupanUmat Islam Indonesia

masing mufasir. Dalam hal ini,Al-

Farmawi (dalam Suryadi, tahun)

memilahnya dalam tujuh corak dan

orientasi tafsir bil ma‟tsur, tafsir bil

ra‟yi,tafsir sufi,tafsir fiqhi, tafsir falsafi,

tafsir 'ilmu, dan tafsir ijtima'i.

Corak dan orientasi yang

mewarnai metode tahlili dalam Tafsir

al-Misbah adalah bil ma‟tsur atau ada

kalanya menggunakan bil ra‟yi.

Dikatakan bil ma‟tsur karena tafsir ini

sering menggunakan ayat-ayat lain

untuk menjelaskan suatu ayat,

mengunakan hadits, dan pendapat-

pendapat ulama terdahulu.

Menggunakan bil ra‟yi karena tafsir ini

juga menggunakan logika dan lebih

banyak menjelaskan ayat dengan

menggunakan analisis bahasa, baik dari

makna kosa kata maupun gramatikal.

3. Pemikiran M. Quraish Shihab

dalam bidang Takwil Al-Qur’an

Takwil bisa diartikan

pengertian-pengertian tersirat yang di-

istimbat-kan (diproses) dari ayat-ayat

Al-Qur‟an yang memerlukan

perenungan dan perkiraan, serta

merupakan sarana pembuka tabir.

Meskipun Shihab tidak secara jelas

membedakan antara tafsir dan takwil,

jika merujuk pada pengertian takwil

diatas, akan kita dapati bahwa

beliaupun menggunakan takwil dalam

memahami ayat-ayat Al-Qur‟an yang

maknanya tersembunyi. Bisa dilihat

contohnya dalam bukunya Wawasan

Al-Qur‟an dalam bab kematian, yang

menceritakan penciptaan manusia

berasal dari tanah. Dalam QS. Al Hajj:

5-7 diceritakan proses penciptaan

manusia yang artinya:

“Wahai seluruh manusia, kalau

kamu sekalian meragukan hari

kebangkitan, maka (sadarilah bahwa)

Kami menciptakan kamu dari tanah,

kemudian nuthfah, kemudian

'alaqah, kemudian mudhgah (sekerat

daging) yang sempurna

penciptaannya atau tidak sempurna

penciptaannya, agar Kami jelaskan

kepada kamu dan Kami tetapkan di

dalam rahim apa yang Kami

kehendaki sampai waktu yang telah

ditentukan. Kemudian Kami

keluarkan kamu sebagai bayi, dan

(secara berangsur-angsur) kamu

sampai kepada (usia) kedewasaan.

Di antara kamu ada yang diwafatkan

dan ada pula yang dipanjangkan

usianya sampai pikun, supaya

(sehingga) dia tidak mengetahui lagi

apa yang tadinya telah diketahui.

Dan kamu lihat bumi itu tandus/mati,

kemudian apabila Kami turunkan air

(hujan) di atasnya hiduplah bumi itu

dan suburlah ia serta menumbuhkan

berbagai macam tumbuh-tumbuhan

yang indah. Yang demikian itu

karena sesungguhnya Allah adalah

Yang Hak, Dia yang menghidupkan

yang mati, Dia Mahakuasa atas

segala sesuatu, dan hari kiamat pasti

datang.Tidak ada keraguan atasnya

dan Allah membangkitkan semua

yang dikubur”. (QS Al-Hajj: 5-7).

Dalam memahami ayat penciptaan

manusia ini, Shihab berpendapat bahwa

yang dimaksud dengan diciptakan dari

tanah adalah karena makanan manusia

berasal dari tanah, yaitu tumbuhan-

tumbuhan dan binatang yang memakan

apa yang terbentang di bumi Allah.

Makanan tersebut diolah oleh tubuh

Page 12: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

44 Sigma-Mu Vol.9 No.1 –Maret 2017

sehingga menghasilkan sperma.

Pertemuan sperma dan ovum

menghasilkan alaqah sesuatu yang

bergantung di dinding rahim kemudian

melalui tahap-tahap seperti yang telah

dikemukakan sehingga akhirnya

manusia mati terkubur di bawah tanah

atau menjadi tanah lagi.

Mengenai penciptaan

perempuan, yang banyak diperdebatkan

oleh ulama, agaknya Shihab lebih

memilih Ath-Thabathaba'i yang dalam

tafsirnya menulis dan menegaskan

bahwa

perempuan (istri Adam) diciptakan

dari jenis yang sama dengan Adam,

dan ayat tersebut sedikit pun tidak

mendukung paham sementara

mufasir yang beranggapan bahwa

perempuan diciptakan dari tulung

rusuk Adam. Kita dapat berkata,

bahwa tidak ada satu petunjuk yang

pasti dari ayat Al-Qur‟an yang

dapat mengantarkan kita untuk

menyatakan bahwa perempuan

diciptakan dari tulang rusuk, atau

bahwa unsur penciptaannya

berbeda dengan lelaki. Ide ini,

seperti ditulis Rasyid Ridha dalam

Tafsir Al-Manar-nya, timbul dan

ide yang termaktub dalam

Perjanjian Lama (Kejadian II: 21-

22) yang menyatakan bahwa ketika

Adam tidur lelap, maka diambil

oleh Allah sebilah tulang rusuknya,

lalu ditutupkannya pula tempat itu

dengan daging. Maka dari tulang

yang telah dikeluarkan dan Adam

itu, dibuat Tuhan seorang

perempuan. "Seandainya tidak

tercantum kisah kejadian Adam

dan Hawa dalam Kitab Perjanjian

Lama seperti redaksi diatas,

niscaya pendapat yang menyatakan

bahwa wanita diciptakan dari

tulang rusuk Adam tidak pernah

akan terlintas dalam benak seorang

Muslim," (Rasyid Ridha- (Tafsir

Al-Manar IV: 330).

Bahkan kita dapat berkata

bahwa sekian banyak teks keagamaan

mendukung pendapat yang menekankan

persamaan unsur kejadian Adam dan

Hawa dan persamaan kedudukannya,

antara lain surat Al-Isra' ayat 70,

“Sesungguhnya Kami telah memuliakan

anak-anak Adam, Kami angkut mereka

di daratan dan di lautan (untuk

memudahkan mereka mencari

kehidupan). Kami beri mereka rezeki

yang baik-baik, dan Kami lebihkan

mereka dengan kelebihan yang

sempuma atas kebanyakan makhluk-

makhluk yang Kami ciptakan.”

Tentu, kalimat anak-anak Adam

mencakup lelaki dan perempuan, juga

penghormatan Tuhan yang diberikan-

Nya itu mencakup anak-anak Adam

seluruhnya, baik perempuan maupun

lelaki. Pemahaman ini dipertegas oleh

surat Ali-Imran ayat 195 yang

menyatakan, "Sebagian kamu adalah

bagian dari sebagian yang lain ..." Ini

dalam arti bahwa sebagian kamu (hai

umat manusia yang berjenis lelaki)

berasal dari pertemuan ovum

perempuan dan sperma lelaki dan

sebagian yang lain (hai umat manusia

yang berjenis perempuan) demikian

juga halnya. Kedua jenis kelamin ini

sama-sama manusia, dan tidak ada

perbedaan diantara mereka dari segi

asal kejadian serta kemanusiaannya.

Dengan konsiderans ini, Allah

Swt. menegaskan bahwa:

“Sesungguhnya Aku tidak menyia-

nyiakan amal orang-orang yang

Page 13: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

Pengaruh Pemikiran H.M. Quraish Shihab Bagi Perkembangan 45

Intelektual dan KehidupanUmat Islam Indonesia

beramal, baik lelaki maupun

perempuan.” (QS Ali 'Imran: 195).

Ayat ini dan semacamnya adalah usaha

Al-Qur‟an untuk mengikis habis segala

pandangan yang membedakan lelaki

dengan perempuan khususnya dalam

bidang kemanusiaan.

Dalam konteks pembicaraan asal

kejadian ini, beberapa ulama

menyinggung bahwa jika bukan karena

Hawa, niscaya kita tetap akan berada di

surga. Disini sekali lagi ditemukan

semacam upaya mempersalahkan

perempuan.

Pandangan semacam itu jelas

sekali keliru, bukan saja karena sejak

semula Allah telah menyampaikan

rencana-Nya untuk menugaskan

manusia sebagai khalifah di bumi (QS

2: 30), tetapi juga karena dari ayat-ayat

Al-Qur‟an ditemukan bahwa godaan

dan rayuan iblis itu tidak hanya tertuju

kepada perempuan (Hawa), tetapi juga

kepada lelaki. Ayat-ayat yang

membicarakan godaan, rayuan setan,

serta ketergelinciran Adam dan Hawa

diungkapkan dalam bentuk kata yang

menunjukkan kesamaan keduanya tanpa

perbedaan, seperti, Maka setan

membisikkan pikiran jahat kepada

keduanya... (QS, Al-A'raf [7]: 20). Lalu

keduanya digelincirkan oleh setan dan

surga itu, dan keduanya dikeluarkan

dari keadaan yang mereka (nikmati)

sebelumnya... (QS Al-Baqarah [2]: 36).

Kalaupun ada ayat yang membicarakan

godaan atau rayuan setan berbentuk

tunggal, ayat itu justru menunjuk

kepada kaum lelaki (Adam), yang

bertindak sebagai pemimpin terhadap

istrinya, seperti dalam firman Allah

kemudian setan membisikkan pikiran

jahat kepadanya (Adam), dan berkata,

“Hai Adam, maukah saya tunjukkan

kepadamu pohon khuldi dan kerajaan

yang tidak akan punah?”

(QSThaha:120)

4. Pemikiran Shihab dalam bidang

Pendidikan

Dari seluruh karya tulis Shihab

yang dianalisis Kusmana (Tahun),

disimpulkan bahwa secara umum

karakteristik pemikiran keislaman

Shihab adalah bersifat rasional dan

moderat. Ia tidak memaksakan agama

mengikuti kehendak realitas

kontemporer namun memberikan

penjelasan atau mengapresiasi

kemungkinan pemahaman dan

penafsiran baru dengan tetap sangat

menjaga kebaikan tradisi lama dan

mengambil tradisi baru yang lebih baik.

Gagasan dan pemikiran Quraish Shihab

antara lain

a. Tujuan pendidikan, merujuk dalam

QS. Al Jumu‟ah: 2.

تهۦ هىٱلر تعث ف ٱلأم ىهمتلىاعلهمءا ه زسىلام

ة وٱلحكمح وإن كاوىا مه هم وعلمهمٱلكت وزك

ثه لم قثللفضل

Artinya: “Dia-lah yang mengutus

kepada kaum yang buta huruf seorang

Rasul di antara mereka, yang

membacakan ayat-ayat-Nya kepada

mereka, mensucikan mereka dan

mengajarkan mereka Kitab dan hikmah

(As Sunnah). dan Sesungguhnya

mereka sebelumnya benar-benar dalam

kesesatan yang nyata,”

Shihab berkesimpulan bahwa

tujuan pendidikan Al-Qur‟an adalah

membina manusia secara pribadi dan

kelompok sehingga mampu

menjalankan fungsinya sebagai hamba

Allah dan khalifah-Nya guna

Page 14: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

46 Sigma-Mu Vol.9 No.1 –Maret 2017

membangun dunia ini sesuai dengan

konsep yang ditetapkan Allah Swt. atau

dengan kata yang lebih singkat sering

digunakan oleh Al Qur‟an untuk

bertakwa kepada-Nya.

Selanjutnya, Shihab

menjelaskan bahwa manusia yang

dibina melalui pendidikan adalah

makhluk yang memiliki unsur-unsur

material (jasmani) dan immaterial (akal

dan jiwa). Pembinaan akalnya

menghasilkan ilmu.Pembinaan jiwanya

menghasilkan kesucian dan etika,

sedangkan pembinaan jasmaninya

menghasilkan keterampilan. Dengan

penggabungan unsur-unsur tersebut,

terciptalah makhluk dwidimensi dalam

satu keseimbangan dunia dan akhirat,

ilmu dan iman.

Shihab juga mencoba

menghubungkan tujuan pendidikan

dalam Al Qur‟an dengan tujuan

pendidikan nasional. Menurutnya,

tujuan pendidikan Islam itu bersifat

universal, berlaku untuk seluruh bangsa

dan umat di dunia. Hal ini sejalan

dengan misi Al Qur‟an yang ditujukan

untuk membawa rahmat bagi seluruh

alam. Manusia itulah yang dapat

melaksanakan fungsinya sebagai

khalifah di muka bumi.

b. Metode pendidikan

Materi-materi pendidikan yang

terdapat dalam Al-Qur‟an hampir selalu

mengarah kepada jiwa, akal, dan raga

manusia.Terdapat dalam QS.Al-Anfal:

17 yang artinya:

ت ت إذ زم قتلهم وما زم كه الل فلم تقتلىهم ول

المؤمىه مىه تلء حسىا إن ولثل زم كه الل ول

سمع علم الل

Artinya: “…Bukan kamu yang

melempar ketika kamu melempar,

tetapi Allah-lah yang melempar.

(Allah berbuat demikian untuk

membinasakan mereka) dan untuk

memberi kemenangan kepada

orang-orang mukmin, dengan

kemenangan yang

baik.Sesungguhnya Allah Maha

mendengar lagi Maha

Mengetahui.”

Al Qur‟an membuktikan

kebenaran materi tersebut melalui

pembuktian-pembuktian, baik dengan

argumen maupun yang dibuktikan

melalui penalaran akalnya. Shihab

mengatakan bahwa menceritakan kisah-

kisah dalam Al Qur‟an dengan

menggarisbawahi akibat kelemahan

atau melukiskan saat kesadaran

manusia dan kemenangannya mengatasi

kelemahan tadi.

Shihab juga menggunakan

kalimat-kalimat yang menyentuh hati.

Al Qur‟an juga menggunakan metode

pembiasaan dalam menanamkan ajaran

kepada umat manusia.Ia berpendapat

bahwa pendidikan kita khususnya

dalam bidang metodologi sering kali

menitikberatkan hafalan atau contoh-

contoh yang dipaparkan menyentuh

hati, ditambah lagi nasihat yang

diberikan tidak ditunjang oleh contoh

dari pemberinya.

c. Sifat pendidikan

Menurut Shihab sifat pendidikan

Al-Qur‟an adalah rabbany dengan ciri-

cirinya antara lain

1) mengajarkan kitab Allah Swt., baik

yang tertulis (Al-Qur‟an) maupun

yang tidak tertulis (alam raya).

Page 15: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

Pengaruh Pemikiran H.M. Quraish Shihab Bagi Perkembangan 47

Intelektual dan KehidupanUmat Islam Indonesia

2) mempelajarinya secara terus

menerus sejalan dengan konsepsi Al-

Qur‟an tentang keharusan menuntut

ilmu dan memperoleh pendidikan

sepanjang hayat melalui jalur-jalur

formal, informal dan non formal.

Dengan kata lain, pendidikan seumur

hidup menjadi tanggung jawab

keluarga, masyarakat, dan

pemerintah.

Berdasarkan uraian tersebut,

terbukti bahwa Shihab aktif dalam

kegiatan dan pemikiran yang berkaitan

dengan pendidikan. Pemikirannya

sangat dipengaruhi bidang tafsir Al-

Qur‟an yang dipadukan dengan

penguasaannya atas ilmu keislaman

maupun pengetahuan umum serta

konteks masyarakat Indonesia.

Pemikiran dan gagasan Shihab

menunjukkan bahwa di dalam Al-

Qur‟an terdapat ayat-ayat yang

memiliki implikasi terhadap munculnya

konsep pendidikan yang cukup

menarik. Selain itu, perlu dilakukan

studi secara lebih mendalam tentang

pendidikan dalam perspektif Al-Qur‟an.

Dengan demikian, umat Islam akan

lebih memahami dan terinternalisasi

esensi rasa agama itu sendiri, yaitu:

1) rasa bertuhan, merasa ada sesuatu

yang Maha Besar yang berkuasa atas

dirinya dan alam semesta, rasa dekat,

rasa rindu, rasa kagum dan lain-lain.

2) rasa taat, meliputi rasa ingin

mengarahkan diri pada kehendak-

Nya dan rasa ingin mengikuti aturan-

aturan-Nya.

PENGARUH H.M. QURAISH

SHIHAB BAGI PERKEMBANGAN

INTELEKTUAL DAN KEHIDUPAN

KEUMATAN ISLAM INDONESIA

Di sela segala kesibukannya itu,

dia juga terlibat dalam berbagai

kegiatan ilmiah di dalam maupun luar

negeri yang tidak kalah pentingnya,

Quraish Shihab juga aktif dalam

kegiatan tulis-menulis. Di surat kabar

Pelita, pada setiap hari Rabu beliau

menulis dalam rubrik “Pelita Hati.”

Sekaligus mengasuh rubrik “Tafsir Al-

Amanah” dalam majalah dua mingguan

yang terbit di Jakarta. Selain itu, dia

juga tercatat sebagai anggota Dewan

Redaksi majalah Ulumul Qur'an dan

Mimbar Ulama, keduanya terbit di

Jakarta. Selain kontribusinya untuk

berbagai buku suntingan dan jurnal-

jurnal ilmiah, hingga kini sudah tiga

bukunya diterbitkan, yaitu Tafsir Al-

Manar, Keistimewaan dan

Kelemahannya sehingga bapak Quraish

Shihab menjadi sangat berpengaruh

dalam perkembangan Islam di

Indonesia khususnya dalam

perkembangan yang sudah modern

sekarang ini baik dari segi agama,

ekonomi, sosial, dan politik.

Melalui karya-karyanya, Shihab

telah berhasil mengomunikasikan ide-

idenya kepada masyarakat luas. Namun

demikian, posisi Shihab dalam

kapasitasnya sebagai seorang

cendekiawan muslim Indonesia, tidak

serta-merta memiliki pemikiran yang

tidak dikritisi oleh cendekiawan yang

lainnya. Hal itu merupakan suatu

keniscayaan dan kewajaran dalam

bidang ilmu pengetahuan.

Page 16: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

48 Sigma-Mu Vol.9 No.1 –Maret 2017

Shihab adalah seorang ulama

tafsir yang kompeten.Keluasan ilmunya

dan metode tafsirnya memberikan

sesuatu yang baru dalam bidang tafsir.

Pemaparan tentang pemikiran beliau ini

adalah dalam rangka memperluas

wacana kita tentang tokoh-tokoh

mufasir kontemporer, yang bisa kita

ambil ilmunya.

Banyak tokoh yang kini

mendunia yang sudah sangat

memengaruhi perkembangan Islam

khususnya di Indonesia. Kita sering

mendengar Shihab dan bahkan

menonton di stasiun televisi yang

menjadi media dalam berdakwah

Shihab dan profil beliau pun menjadi

hal yang perlu dimengerti untuk kita

semua karna profil seorang yang

dikatakan sebagai ulama harus kita tahu

tidak hanya profil semata tapi cara

pandang Shihab juga sangat

mempengaruhi perkembangan Islam di

Indonesia sekarang ini.

SIMPULAN

Berdasarkan uraian dan analisis,

dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Dilihat dari latar belakang riwayat

hidupnya, Quraish Shihab sangat

dekat dengan aktivitas pendidikan,

bahkan sebagai pemikir dan praktisi

pendidikan. Secara formal, selain

menjadi dosen bidang tafsir dan

bidang-bidang ilmu keislaman

lainnya, dia juga konsen dalam

manajemen proses-proses

pendidikan. Keseriusannya dalam

bidang tersebut terbukti dengan

kenyataan bahwa dia pernah diberi

amanat untuk menjadi rector IAIN

alauddin. Quraish Shihab juga

banyak berkiprah dalam bidang

pendidikan. Sejak tahun 1984 hingga

sekarang Quraish shihab juga

tercatat sebagai seorang guru besar

pada Fakultas Ushuluddin dan

Filsafat UIN Syarif hidayatullah

Jakarta. Selain itu, ia juga pernah

memangku jabatan sebagai Rector

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dua

periode (1992-1996 dan 1997-1998).

2. Dilihat dari segi keahliannya,

H.M.Quraish Shihab tercatat sebagai

ahli tafsir Al-qur‟an yang amat

disegani dan penulis yang amat

produktif. Dalam seluruh topik

kajian yang dibahas, H.M.Quraish

Shihab tidak berhenti hanya pada

tataran fakta-fakta akademik, Shihab

ingin menyampaikan pesan moral

dan pendidikan kepada umat. Oleh

sebab itu, pada setiap topik kajian

yang dikemukakan ia selalu

mengemukakan nilai-nilai edukatif

yang terdapat di dalamnya.

3. Dari sejumlah kajian topik, terdapat

topik kajian yang secara langsung

berhubungan dengan pendidikan,

yaitu topik tentang konsep

pendidikan dalam Al-Qur‟an, Ilmu

Pengetahuan dan teknologi serta

akhlak. Topik-topik lainnya

memiliki hubungan secara tidak

langsung dengan pendidikan. Dalam

topik kajian konsep pendidikan

dalam Al-Qur‟an tersebut, Quraish

Shihab menjelaskan pengertian

pendidikan, tujuan pendidikan,

kurikulum (materi) pendidikan,

metode pendidikan, dan sifat

pendidikan Islam.

4. Dilihat dari segi sifat dan coraknya,

pemikiran dan gagasan H.M.Quraish

Page 17: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

Pengaruh Pemikiran H.M. Quraish Shihab Bagi Perkembangan 49

Intelektual dan KehidupanUmat Islam Indonesia

Shihab tentang pendidikan bertolak

dari keahliannya dalam bidang tafsir

Al-qur‟an yang berdasarkan

perpaduan pemikiran masa lalu

dengan pemikiran modern. Ia

tampak berpegang pada kaidah yang

umumnya dianut ulama yaitu: al-

muhafadzah ala al-qadim al-shahih

wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah

(memelihara tradisi lama yang masih

relevan dan mengambil tradisi baru

yang lebih baik). Dengan kata lain,

Quraish Shihab adalah seorang ahli

tafsir yang memiliki pandangan

tentang pendidikan. Konsep dan

gagasannya tentang pendidikan

tersebut sejalan dengan pandangan

Al-Qur‟an yang menjadi bidang

keahliannya.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. 1991.Al-

Qur‟an dan Terjemahannya.

Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan

Penterjemah dan Penafsir Al-

Qur‟an.

Federspiel, Howard M. 1996.Kajian al-

Qur'an di Indonesia, dari Mahmud

Yunus Hingga Quraish Shihab

(Penerjemah Tajul Arifin).

Bandung: Mizan.

Fauzul, Iman, dkk. 2004. Al-Qalam

Jurnal Keagamaan dan

Kemasyarakatan. Serang: Pusat

Penelitian dan Pengabdian Kepada

Masyarakat Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Sultan Maulana

Hasanuddin Banten.

Izzan, Ahmad. 2007. Metodologi Ilmu

Tafsir. Bandung: Tafakur.

Nata, Abuddin. 2005. Tokoh-Tokoh

Pembaruan Pendidikan Islam di

Indonesia. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Shihab,H.M. Quraish. 1988. Filsafat

Hukum Islam. Jakarta: Departemen

Agama: Untagma.

Shihab,H.M. Quraish. 1994). Studi

Kritis Tafsir al-Manar. Pustaka

Hidayah.

Shihab,H.M. Quraish. 1994. Lentera

Hati: Kisah dan Hikmah

Kehidupan. Bandung: Mizan.

Shihab,H.M. Quraish. 1996. Mu‟jizat Al

Qur‟an Ditinjau dari Aspek

Bahasa. Bandung: Mizan.

Shihab,H.M. Quraish1996.Wawasan al-

Qur‟an. Bandung: Mizan.

Shihab,H.M. Quraish. 1996.

Membumikan Al-Qur‟an, Fungsi

dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat. Bandung:

Mizan,cet.XII.

Shihab,H.M. Quraish. 1997. Hidangan

Ilahi Ayat-ayat Tahlil. Jakarta:

Lentera Hati.

Shihab,H.M. Quraish. 1997. Tafsir al-

Qqur‟an al-Karim: Tafsir Surat-

surat Pendek. Pustaka Hidayah.

Shihab,H.M. Quraish. 1998.

Menyingkap Tabir Ilahi, Jakarta:

Lentera Hati.

Shihab,H.M. Quraish. 1999. Fatwa-

Fatwa Quraish Shihab sekitar al-

Qur‟an dan Hadits.

Banadung: Mizan.

Page 18: PENGARUH PEMIKIRAN H.M. QURAISH SHIHAB BAGI …

50 Sigma-Mu Vol.9 No.1 –Maret 2017

Shihab,H.M. Quraish. 2000.Perjalanan

Menuju Keabadian: Kematian,

Surga, dan Ayat-ayat Tahlil.

Jakarta: Lentera Hati.

Shihab, H.M. Quraish. 2000.Tafsir al-

Misbah, Pesan, Kesan dan

Keserasian al-Qur‟an Jakarta:

Lentera Hati.

Shihab, H.M. Quraish. 2004. Dia di

Mana-mana: Tangan Tuhan di

balik setiap fenomena.

Jakarta:Lentera Hati.

Shihab, H.M. Quraish. 2005.Logika

Agama: Kedudukan Wahyu dan

Batas-batas Akal dalam Islam.

Jakarta: Lentera Hati.

Shihab, H.M. Quraish. 2005.

Perempuan. Jakarta: Lentera Hati.