Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA
PERIMBANGAN, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAHTERHADAP BELANJA DAERAH DI KOTA
BALIKPAPAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Yohanes Eko Adventino
NIM: 122114034
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA
PERIMBANGAN, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAHTERHADAP BELANJA DAERAH DI KOTA
BALIKPAPAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Yohanes Eko Adventino
NIM: 122114034
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
PENGARUHPENDAPATANASLIDAERAH,DANAPERllWBANGAN,DANLAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA
DAERAHDIKOTABALmPAPAN
Oleh:
Yohanes Eko Adventino
NIM: 122114034
Telah Disetujui Oleh:
Pembimbing
Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM., Ak., CA
11
Tanggal : 25 Mei 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skripsi
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN,DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP
BELANJA DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN
Dipersiapkan dan ditulis oleh
Yohanes Eko Adventino
NIM: 122114034
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada Tangga115 Juni 2016
Dan dinyatakan Mememihi Syarat
Susunan Dewan Penguji
Nama Lengkap
Ketua Dr. Fr. Reni Retno Anggraini. M.Si., Ak., CA
Sekretaris Lisia Apriani, S.E., M.Si., Ak., QIA., CA
Tanda Tangan
Anggota
Anggota
Anggota
Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., CA
Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Ak., QIA., CA
Josephine Woo, S.E., M.Si.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai
dengan bersorak-sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil
menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-
berkasnya”
(Mazmur 126: 5-6)
Try Not To Become A Man Of Success, But Rather Try To Become A Man Of
Value
- Albert Einstein -
You’ll Never Walk Alone
- Liverpool FC -
Kupersembahkan Skripsi Ini Kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria
Kedua Orang Tuaku, Markun Indarto & Rosali Kumarurung
Adikku, Riky Antonius
Penyemangatku, Nungky Windasari
Sahabat dan Teman-teman Akuntansi 2012 Kelas A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
l;;h;•.~j
.-~ -n ..~•• ~
UNIVERSITAS SANATA DHARMAFAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DANLAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA
DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN
Dan diajukan lmtuk diuji pada tanggal 15 Juni 2016 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan seslmgguhnya bahwa dalam skripsi initidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengancara meyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yangmenunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya akuiseolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhantulisan yang saya salin, tim, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpamemberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut diatas, baik sengaja maupun tidak, denganini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiriini. Bila kemudian terbukti bahwa saya temyata melakukan tindakan menyalin ataumeniru tulisan orang lain seolah-olall hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar danijasall yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima
Yogyakarta, 29 Juli 2016Yang membuat pemyataan,
1fYohanes Eko Adventino
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBARPERNYATAANPERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
: Yohanes Eko Adventino
: 122114034
Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya berikan kepada perpustakaan Universitas
Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DANLAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA
DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN
Beserta perangkat yang dipedukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain untuk kepentingan akademis tanpa pedn meminta izin dari
saya maUptID memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan seharusnya.
Yogyakarta, 29 Juli 2016
Yohanes Eko Adventino
Vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus yang
senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH,
DANA PERIMBANGAN, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG
SAH TERHADAP BELANJA DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN. Penulisan
skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan memberi karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM., Ak., CA selaku Dosen Pembimbing yang
telah membimbing dan memberi arahan penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Balikpapan yang telah
memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.
5. Ibu Herda yang telah meluangkan waktu untukmembantu penulis memperoleh data
dalam proses penelitian.
6. Orangtua tercinta, Bapak Markun Indarto dan Mama Rosali Kumarurung serta Riky
Antonius, teman berantem di rumah atas dukungan doa, semangat, cinta dan
perhatiannya pada penulis yang tak ternilai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Ntmgky Windasari yang selalu mengingatkan, mendukung dan membantu penulis
dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat dan teman seperjuanganku Akuntansi 2012 Kelas A, "perusuh" grup Akt
A Wisuda Santai, dan ternan-ternan Akuntansi 2012 lainnya terima atas pelajaran
hidup, persaudaraan, kebersamaan, dan petualangan roller coaster yang indah.
9. Semua pillak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas dukungan kepada
penulis secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 29 Juli 2016
1fPenulis
VllI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ............................... v
HALAMAN LEMBAR PUBLIKASI .................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii
ABSTRAK ............................................................................................................. xiii
ABSTRACK ............................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................... 4 C. Batasan Masalah....................................................................... 5 D. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ................................................................... 5 F. Sistematika Penulisan .............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 8
A. Landasan Teori ......................................................................... 8 1. Keuangan Daerah ............................................................... 8 2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ........................ 9 3. Belanja Daerah ................................................................... 15 4. Pendapatan Asli Daerah ..................................................... 21 5. Dana Perimbangan ............................................................. 25 6. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah ............................ 28
B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 29 C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis .......................................... 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah ................................................................................ 33
2. Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah ................................................................................ 34
3. Pengaruh Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah ................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 38
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 38 B. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 38 C. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 39 D. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 39 E. Definisi Operasional Variabel .................................................. 39 F. Desain Penelitian ...................................................................... 41 G. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 42 H. Teknik Analisis Data ................................................................ 42
BAB IV GAMBARAN UMUM PEMERINTAH ........................................ 50
A. Sejarah Kota Balikpapan .......................................................... 50 B. Kondisi Geografis .................................................................... 52 C. Keadaan Penduduk ................................................................... 59 D. Perekonomian Daerah .............................................................. 61 E. Sumber Pendapatan Daerah Kota Balikpapan ......................... 62 F. Alokasi Belanja Daerah Kota Balikpapan................................ 66
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................................... 68
A. Deskripsi Data .......................................................................... 68 B. Analisis Data ............................................................................ 71 C. Pembahasan .............................................................................. 87
BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 92
A. Kesimpulan .............................................................................. 92 B. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 92 C. Saran ......................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 94
LAMPIRAN ........................................................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan
di Kota Balikpapan ............................................................................. 57
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Kota Balikpapan .................................................... 60
Tabel 4.3 Sumber Perekonomian Kota Balikpapan ............................................ 62
Tabel 5.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah Tahun 2010-2015 ......................... 69
Tabel 5.2 Realisasi Dana Perimbangan Tahun 2010-2015 ................................. 70
Tabel 5.3 Realisasi Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Tahun 2010-2015 ................................................................................ 71
Tabel 5.4 Realisasi Belanja Daerah Tahun 2010-2015 ...................................... 71
Tabel 5.5 Statistics Descriptive .......................................................................... 72
Tabel 5.6 Hasil Uji Normalitas (Kolmogorov–Smirnov) .................................... 78
Table 5.7 Hasil Pengujian Multikolinearitas ...................................................... 79
Tabel 5.8 Hasil Pengujian Autokorelasi ............................................................. 81
Tabel 5.9 Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ................................................... 82
Tabel 5.10 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda .......................................... 83
Tabel 5.11 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi .............................................. 85
Tabel 5.12 Hasil Uji F .......................................................................................... 87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Struktur APBD ............................................................................... 12
Gambar 2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah .................................... 14
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual ..................................................................... 32
Gambar 5.1 Normal Probability Plot ................................................................. 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA
DAERAH DI KOTA BALIKPAPAN
Yohanes Eko Adventino
NIM: 122114034
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah terhadap Belanja
Daerah di kota Balikpapan
Data diperoleh dengan melakukan dokumentasi. Data yang didapat bersumber
dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) kota
Balikpapan dari tahun 2010 – 2015. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier
berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwaPendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah tidak berpengaruh terhadap
Belanja Daerah. Pendapatan Daerah kota Balikpapan yang terdiri dari Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah mengalami
penurunan dan kurang mampu membiayai Belanja Daerah yang mengalami
peningkatan.
Kata kunci: pendapatan asli daerah, dana perimbangan, lain-lain pendapatan daerah
yang sah, belanja daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
THE EFFECTS OF LOCAL REVENUES, BALANCE FUNDS, AND
OTHER LEGITIMATE INCOME TOWARD REGIONAL EXPENDITURE
ON BALIKPAPAN CITY
Yohanes Eko Adventino
NIM :122114034
Sanata Dharma University
Yogyakarta
The aims of this research is to observe the influence of the Local Revenues,
Balance Funds, and Other Legitimate Income toward Regional Expense on Balikpapan
city.
Data obtained by the documentation. Data obtained from the reports on the
realization of the budget revenues and expenditures on Balikpapan City for six years
(2010-2015). Analysis tool used was multiple linear regressions.
The result shows that the Local Revenues, Balance Funds, and Other
Legitimate Income do not affect the Regional Expense. Regional Revenues of
Balikpapan city which consisted of Local Revenues, Balance Funds and Other
Legitimate Income had been decreasing and could not finance Regional Expenses
which where increasing.
Keywords: local revenues, balance funds, other legitimate income, regional expense
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Indonesia telah memasuki babak baru dalam kehidupan masyarakatnya
dengan diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Otonomi daerah adalah
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai
dengan peraturan perundang-undangan (UU No. 32 Tahun 2004). Implikasi
dari kebijakan otonomi daerah tersebut adalah daerah diberikan tanggung
jawab dan wewenang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta
kewenangan untuk memanfaatkan peluang untuk menggali segala potensi
daerah yang dimiliki guna mendukung kemampuan keuangan daerah sebagai
modal pembiayaan dan penyelenggaraan pemerintah di daerah.Pemberian
wewenang yang lebih luas dalam penyelenggaraan pemerintah di daerah
berdampak baik bagi perkembangan pembangunan daerah-daerah di Indonesia
yang berimplikasi pada peningkatan pelayanan publik, kesejahteraan, dan
jaminan hidup masyarakat yang lebih baik.
Pelaksanaan kebijakan otonomi daerah didukung pula oleh
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
sebagaimana tertuang dalam UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Keuangan antara Pemerintah Pusat-Daerah. Dalam UU tersebut yang
dimaksudkan dengan perimbangan antara pemerintah pusat dan daerah adalah
adanya suatu sistem pembiayaan pemerintah, yang mencakup pembagian
keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah serta pemerataan daerah secara
proporsional, demokratis, adil, dan transparan dengan memperhatikan potensi,
kondisi, dan kebutuhan di setiap daerah.
Wujud dari perimbangan keuangan tersebut adalah adanya Dana
Perimbangan yang berasal dari pusat. Dana Perimbangan adalah dana yang
bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepala daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi bertujuan
untuk menciptakan keseimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah dan antara pemerintah daerah (Darise, 2008). Untuk
beberapa daerah yang memiliki PAD relatif kecil, jalannya roda pemerintahan
akan bergantung pada tersedianya Dana Perimbangan (Bawono dan Novelsyah,
2012: 16-17). Dana Perimbangan terdiri atas Dana Bagi Hasil (DBH), Dana
Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Selain berasal dari Dana Perimbangan, pemerintah daerah dapat
memanfaatkan potensi daerah yang dimilikinya melalui Pendapatan Asli
Daerah yang dijadikan sumber pendapatan daerah. Pendapatan Asli Daerah
(PAD) merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Pendapatan Asli Daerah
dianggap sebagai alternatif sumber pendanaan daerah yang dipergunakan oleh
daerah sebagai pengeluaran untuk melaksanakan pemerintahan dan
pembangunan guna memperkecil ketergantungan daerah terhadap subsidi dari
pemerintah pusat.
Kedua jenis pendapatan daerah tersebut akan bersama-sama dengan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah yang juga merupakan pendapatan
daerah akan digunakan pemerintah daerah untuk melaksanakan
penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah terdiri daripendapatan Hibah, Pendapatan Dana Darurat, Dan Pendapatan
Lainnya. Dengan demikian, pemerintah daerah diharapkan lebih mengerti dan
dapat memenuhi aspirasi masyarakat, selain itu pemerintah daerah diharapkan
dapat lebih memanfaatkan pendapatan daerah yang diterima sehingga dapat
membiayai pengeluarannya untuk pelaksanaan belanja daerahnya.
Belanja Daerah adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban
daerah dalam satu tahun anggaran. Belanja daerah dipergunakan dalam rangka
mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi
atau kabupaten/kota yang tediri dari urusan wajib dan urusan pilihan yang
ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan (PP No. 58 Tahun 2005).
Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang berkaitan dengan hak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang wajib diselenggarakan oleh
pemerintah daerah. Sementara itu, urusan pilihan adalah urusan pemerintah
yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat sesuai kondisi, kekhasan, dan potensi keunggulan daerah. Belanja
daerah menurut program dan pelaksanaannya terdiri dari belanja langsung dan
belanja tidak langsung.
Untuk menjalankan roda pemerintahannya, pemerintah daerah harus
menganggarkan terlebih dahulu segala kebutuhannya dalam APBD dan harus
disesuaikan dengan pendapatan daerah yang diterima. Setiap daerah
mempunyai kemampuan keuangan yang tidak sama dalam mendanai kegiatan-
kegiatannya. Oleh karena itu, pemerintah daerah dituntut untuk mengambil
kebijakan yang tepat dalam membelanjakan kebutuhannya secara efektif dan
efisien demi kelangsungan hidupnya serta untuk mensejahterakan
masyarakatnya di daerah, mengingat sumber pendapatan daerah yang diterima
juga memiliki keterbatasan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Apakah Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pendapatan Daerah Yang Sah berpengaruh terhadap Belanja Daerah di kota
Balikpapan?
C. Batasan Masalah
Penelitian difokuskan pada data realisasi APBD kota Balikpapan
periode 2010 – 2015.
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan
Daerah terhadap Belanja Daerah di kota Balikpapan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada pemerintah
daerah dalam upaya-upaya dan kebijakan untuk mengelola keuangan
daerah dalam rangka meningkatkan perekonomian daerah demi
kesejahteraan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi Peneliti Lain dan Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan bagi
pembaca. Peneliti lain juga dapat menjadikan penelitian ini sebagai
referensi tentang pengaruh antara pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap belanja
daerah di kota atau kabupaten lain di Indonesia.
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menambah wawasan
bagi penulis untuk membuat penelitian selanjutnya.
F. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dikelompokkan menjadi enam bab, yaitu bab
pendahuluan, bab tinjauan pustaka, bab metode penelitian, bab gambaran
umum pemerintah, bab analisis data dan pembahasan, serta bab penutup.
Bab I : Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta sistematika penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini menjelaskan landasan teori yang digunakan dalam
penelitian yang terdiri atas: tinjauan pustaka, penelitian
terdahulu, kerangka pemikiran, serta perumusan hipotesis.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini terdiri atas: jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data,
definisi operasional variabel, desain penelitian, teknik
pengumpulan data, serta teknik analisis data.
Bab IV : Gambaran Umum Pemerintah
Bab ini menjelaskan secara garis besar tentang keadaan
Pemerintah Kota Balikpapan berdasarkan data-data yang
diperoleh.
Bab V : Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini terdiri atas: deskripsi data, analisis data, serta
pembahasan.
Bab VI : Penutup
Bab ini berisi mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian,
dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Keuangan Daerah
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang dapat dinilai dengan uang
termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah tersebut (UU No. 32 Tahun 2004). Menurut UU
No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah, Pasal 66 Ayat (1) disebutkan bahwa keuangan daerah
dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggungjawab dengan
memperlihatkan keadilan, kepatuhan, dan manfaat untuk masyarakat.
Secara umum, konsep ekonomis, efisien, efektif (value for money),
transparan, dan akuntabilitas (tanggung jawab) publik merupakan tiga dari
delapan karakteristik tata kelola yang baik (good governance) versi United
Nations Development Programme (UNDP) yang dapat diperankan
akuntansi sektor publik (Mardiasmo, 2002).
Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah (Peraturan
Pemerintah No.58 Tahun 2005). Kemampuan pemerintah daerah dalam
mengelola keuangan terdapat dalam APBD secara langsung maupun tidak
langsung mencerminkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai
pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan sosial
masyarakat.
Penyelenggaraan fungsi Pemerintah Daerah akan terlaksana secara
optimal apabila penyelenggaraan urusan Pemerintah diikuti dengan
pemberian sumber-sumber penerimaan yang cukup kepada daerah, dengan
mengacu kepada UU No.33 Tahun 2004 yang besarnya disesuaikan dan
diselaraskan dengan pembagian kewenangan antara Pusat dan Daerah.
Keuangan daerah di Indonesia meliputi keuangan Provinsi,
Kabupaten/Kota, serta Kecamatan dan Kelurahan. Pemerintah Daerah
memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan berbagai usaha guna
melayani kepentingan masyarakat dan menjalankan program-program
pembangunan yang sudah direncanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh
karena itu, Pemerintah Daerah dituntut untuk dapat memperoleh dana yang
cukup, untuk membiayai setiap pengeluaran Pemerintah Daerah.
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Anggaran pendapatan dan belanja daerah adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
pemerintah daerah dan Dewan Pewakilan Rakyat Daerah (DPRD), dan
ditetapkan dengan peraturan pemerintah (UU No. 33 Tahun 2004).
Peraturan-peraturan di era reformasi keuangan daerah mengisyaratkan agar
laporan keuangan semakin informatif. Untuk itu, APBD dalam bentuk yang
baru terdiri dari tiga bagian, yaitu pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
Adanya pos pembiayaan merupakan upaya agar APBD semakin informatif,
yaitu memisahkan pinjaman dari pendapatan daerah.
Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal hasil kesepakatan
antara eksekutif dan legislatif tentang belanja yang ditetapkan untuk
melaksanakan kegiatan pemerintah dan pendapatan yang diharapkan untuk
menutup keperluan belanja tersebut atau pembiayaan yang diperlukan bila
diperkirakan akan terjadi defisit atau surplus. Dengan demikian, anggaran
mengkoordinasikan aktivitas belanja pemerintah dan memberi landasan
bagi upaya perolehan pendapatan dan pembiayaan oleh pemerintah dalam
suatu periode tertentu yang biasanya mencakup periode tahunan. Namun,
tidak tertutup kemungkinan disiapkannya anggaran untuk jangka waktu
lebih atau kurang dari setahun.
Berdasarkan Permendagri No. 37 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah terdiri atas beberapa komponen, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Pendapatan Daerah
Pendapatan daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan
perkiraan yang terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta
dasar hukum penerimanya. Komponen Pendapatan Daerah terdiri atas
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain
Pedapatan Daerah Yang Sah.
b. Belanja Daerah
Belanja Daerah harus digunakan untuk pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan
pemerintah kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib dan urusan
pilihan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan. Belanja
penyelenggaraan urusan wajib diprioritaskan untuk melindungi dan
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya memenuhi
kewajiban daerah yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan
pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas
umum yang layak serta mengembangkan sistem jaminan sosial.
Komponen Belanja Daerah terdiri atas Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung
c. Pembiayaan Daerah
Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Komponen Pembiayaan Daerah adalah Penerimaan
Pembiayaan, Pengeluaran Pembiayaan, Sisa Lebih Pembiayaan
(SILPA) Tahun Berjalan.
Gambar 2.1: Struktur APBD
Sumber: Darise (2008: 134)
Gambar 2.1 merupakan uraian Struktur APBD antara pendapatan,
belanja dan pembiayaan. Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan
anggaran Belanja Daerah mengakibatkan terjadinya suplus atau defisit
APBD. Surplus anggaran terjadi apabila anggaran pendapatan daerah
diperkirakan lebih besar dari anggaran Belanja Daerah. Defisit anggaran
STRUKTUR APBD
A. Pendapatan Daerah xxx
B. Belanja Daerah xxx (-)
Surplus/Defisit xxx (-/+)
C. Pembiayaan Daerah
1. Surplus → Pengeluaran Pembiayaan
a. Transfer ke dana cadangan
b. Penyertaan modal
c. Pembayaran hutang jatuh tempo
d. Pemberian pinjaman
e. Sisa lebih tahun berjalan
2. Defisit → Penerimaan Pembiayaan
a. Sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu
b. Penggunaan dana cadangan
c. Penerimaan pinjaman
d. Hasil penjualan asset daerah yang dipisahkan
e. Penerimaan kembali pemberian pinjaman atau
penerimaan piutang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
terjadi apabila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari
anggaran Belanja Daerah. Surplus dalam APBD digunakan untuk
pembayaran pokok utang, penyertaan modal (investasi) daerah, pemberian
pinjaman kepada pemerintah pusat/daerah, transfer ke Dana Cadangan dan
Sisa Lebih Tahun Anggaran Berjalan yang disebut Pengeluaran
Pembiayaan. Defisit dalam APBD ditetapkan pembiayaan untuk menutup
defisit tersebut yang diantaranya bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran Lalu, penggunaan Dana Cadangan, penerimaan pinjaman, hasil
penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan penerimaan kembali
pemberian pinjaman atau penerimaan piutang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2.2: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Sumber: Permendagri No. 13 Tahun 2006
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pendapatan Daerah
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi Umum
Dana Aloksi Khusus
Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak
Dana Penyesuaian dan Dana Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan
Belanja Daerah
Belanja Tidak Langsung
Belanja Pegawai
Bunga
Subsidi
Hibah
Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Bantuan Keuangan
Belanja Tak Terduga
Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
Pembiayaan Daerah
Penerimaan Pembiayaan
SILPA
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
Pemerimaan pinjaman daerah
Penerimaan kembali pemberian pinjaman
Penerimaan piutang daerah
Pengeluaran Pembiayaan
Pembentukan dana cadangan
Penerimaan modal (investasi) pemerintah daerah
Pembayaran pokok utang
Pemberian pinjaman daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3. Belanja Daerah
a. Pengertian Belanja Daerah
Belanja Daerah merupakan semua kewajiban daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaaan bersih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi semua
pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, dimana merupakan kewajiban daerah dalam satu
tahun anggaran. Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai
pelaksanaan urusan pemerintah yang menjadi kewenangan provinsi
atau kabupaten/kota yang tediri dari urusan wajib dan urusan pilihan
yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan (PP No. 58
Tahun 2005).
Urusan wajib adalah urusan yang sangat mendasar yang
berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar kepada masyarakat yang
wajib diselenggarakan oleh pemerintah daerah seperti, pelayanan dasar
kepada masyarakat antara lain pelayanan bidang di bidang pendidikan,
kesehatan, dan pengadaan infrastruktur sarana prasarana daerah.
Sementara itu, urusan pilihan adalah urusan pemerintah yang secara
nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
sesuai kondisi, kekhasan, dan potensi keunggulan daerah seperti, daerah
yang berada di kawasan pesisir pantai akan mengembangkan potensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
dalam bidang perikanan dan kelautan (Bawono dan Novelsyah,
2012:19)
b. Kategori Belanja Daerah
Berdasarkan penjelasan Pasal 70 Ayat (3) UU No. 33 Tahun 2004 dalam
Bawono dan Novelsyah (2012: 20-22), kategori belanja daerah adalah
sebagai berikut:
1) Belanja Daerah menurut organisasi
Perincian Belanja Daerah menurut organisasi disesuaikan dengan
susunan perangkat daerah, lembaga teknis daerah, dan struktur
organisasi pemerintah daerah. Organisasi pemerintah daerah
diantaranya: DPRD, Kepala dan Wakil Kepala Daerah, Sekretariat
Dewan, Sekretariat Daerah, Badan, Dinas, Kantor, Kecamatan,
Lembaga Teknis, dan Kelurahan
2) Belanja Daerah menurut fungsi
Perincian Belanja Daerah menurut fungsi merupakan
pengklasifikasian Belanja Daerah sesuai kewenangan daerah untuk
menjalankan fungsi-fungsi utama pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Fungsi tersebut
meliputi: layanan umum, ketertiban dan keamanan, ekonomi,
lingkungan hidup, perumahan dan fasilitas umum, kesehatan,
pariwisata, budaya, agama, pendidikan, dan perlindungan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3) Belanja Daerah menurut jenis belanja meliputi:
a) Belanja Pegawai, merupakan belanja kompensasi dalam bentuk
gaji dan tunjangan, serta penghasilan lainnya yang diberikan
kepada pegawai negeri sipil, pimpinan anggota DPRD, kepada
daerah dan wakil kepala daerah yang ditetapkan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan. Contoh: gaji dan tunjangan,
honorarium, lembur, uang representasi, dan sejenisnya.
b) Belanja Barang dan Jasa, merupakan belanja yang digunakan
untuk pengeluaran pembelian atau pengadaan barang yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan dan/atau
pemakaian jasa dalam melaksanakan program dan kegiatan
pemerintah daerah. Contoh: bahan/material, jasa kantor, premi
asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan,
sewa rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa
alat berat, sewa perlengkapan dan peralatan kantor, makanan
dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja,
pakaian khusus, dan hari-hari tertentu, perjalanan dinas, serta
perjalanan dinas pindah tugas dan pemulangan pegawai.
c) Belanja Modal, merupakan belanja yang digunakan untuk
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian atau
pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk
digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk
tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi
dan jaringan, serta aset tetap lainnya.
d) Bunga, merupakan pembayaran bunga atas cicilan atau angsuran
pokok pinjaman (utang). Contoh: bunga utang kepada
pemerintah pusat, bunga utang kepada pemerintah daerah, dan
bunga utang kepada bank atau lembaga keuangan.
e) Subsidi, merupakan belanja yang digunakan untuk
menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan atau
lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan
dapat terjangkau oleh masyarakat banyak.
f) Hibah, merupakan belanja yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian hibah dalam bentuk uang, barang
dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah
lainnya, dan kelompok masyarakat atau perorangan yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya. Belanja hibah
merupakan bantuan yang tidak bersifat mengikat atau tidak
secara terus menerus dan harus digunakan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan dalam naskah perjanjian hibah
daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
g) Bantuan Sosial, merupakan belanja yang digunakan untuk
menganggarkan pemberian bantuan dalam bentuk uang dan/atau
barang kepada masyarakat yang bertujuan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Bantuan kepada partai politik
merupakan salah satu contoh dari bantuan sosial.
h) Belanja Bagi Hasil, merupakan belanja yang digunakan untuk
menganggarkan dana bagi hasil yang bersumber dari
pendapatan provinsi kepada kabupaten/kota atau pendapatan
kabupaten/kota kepada pemerintah desa atau pendapatan
pemerintah daerah tertentu kepada pemerintah daerah lainnya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
i) Belanja Bantuan Keuangan, merupakan belanja yang digunakan
untuk menganggarkan bantuan keuangan yang bersifat umum
atau khusus dari provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah
desa, dan kepada pemerintah daerah lainnya atau dari
pemerintah kabupaten/kota kepada pemerintah desa dan
pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan dan/atau
peningkatan kemampuan keuangan. Contoh: belanja bantuan
keuangan, yaitu Alokasi Dana Desa (ADD). Alokasi Dana Desa
merupakan dana dari APBD yang dialokasikan ke desa sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
bantuan dari pemerimtah kabupaten/kota kepada pemerintah
desa.
j) Belanja Tidak Terduga, merupakan belanja untuk kegiatan yang
sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang, seperti
halnya penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang
tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas
kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang
telah ditutup.
c. Kelompok Belanja
Kelompok belanja jika dikaitkan dengan program dan kegiatannya,
diklasifikasikan menjadi dua jenis, terdiri atas:
1) Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja
Langsung meliputi: Belanja Pegawai (upah dan honorarium),
Belanja Barang/Jasa, dan Belanja Modal. Belanja tersebut
dilaksanakan untuk menjalankan program dan kegiatan
pemerintahan daerah dianggarkan pada belanja SKPD berkenaan.
2) Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dalam pelaksanaan program dan
kegiatan. Belanja Tidak Langsung meliputi: Belanja Pegawai (gaji
dan tunjangan, uang representasi), Belanja Bunga, Belanja Subsidi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Belanja
Bantuan Keuangan, dan Belanja Tidak Terduga. Belanja-belanja
tersebut yang termasuk dalam Belanja Tidak langsung hanya dapat
dianggarkan oleh SKPD.
4. Pendapatan Asli Daerah
Pendapatatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh Daerah
yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan (UU No. 33 Tahun 2004). Menurut Halim (2007),
Pendapatan Asli Daerah merupakan semua penerimaan daerah yang berasal
dari sumber ekonomi asli daerah. Menurut Siahaan (2005), Pendapatan Asli
Daerah merupakan suatu pendapatan yang menunjukkan kemampuan
daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan rutin
maupun pembangunan.
Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang bersumber dari
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang
bertujuan memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk
mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah
sebagai perwujudan desentralisasi. Pendapatan Asli Daerah adalah wujud
representasi kemampuan daerah dalam menggali potensi yang dimiliki.
Semakin besar PAD yang dihasilkan, maka semakin mandiri daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
tersebut secara finansial dalam membiayai pemerintahannya dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Penerimaan PAD yang besar
juga merupakan tolak ukur keberhasilan dari otonomi daerah.
Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah, disebutkan
bahwa Pendapatan Asli Daerah bersumber dari:
a. Pajak Daerah
Pajak Daerahadalah kontribusi wajib kepada daerah yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (UU No. 28 Tahun 2009).
Pajak Daerah dirinci menjadi Pajak Provinsi dan Pajak
Kabupaten/kota. Pajak Provinsi terdiri atas: Pajak Kendaraan
Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Rokok.
Sedangkan Pajak Kabupaten/Kota terdiri atas: Pajak Hotel, Pajak
Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan,
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan, Pajak Parkir, Pajak Air
Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Perdesaan dan Perkotaan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan
b. Retribusi Daerah
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau
diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau Badan (UU No. 28 Tahun 2009). Jenis-jenis Retribusi Daerah
terdiri atas: Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan
Retribusi Perizinan Tertentu
c. Hasil Pengelolaan Kekayan Daerah Yang Dipisahkan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
merupakan hasil atas pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan
dari pengelolan APBD. Jika ada laba BUMD yang kemudian
dibagihasilkan kepada pemerintah daerah sebagai hasil dari
penyertaan modal pemerintah daerah, hal tersebut merupakan PAD
diperoleh dari pengelolaan kekaayaan daerah yang dipisahkan.
Penyertaan modal pemerintah daerah tidak terbatas pada badan
usaha milik daerah (BUMD) saja, tetapi dapat pada badan usaha
milik negara (BUMN), perusahaan milik swasta, atau kelompok
usaha masyarakat (Bawono dan Novelsyah, 2012: 15-16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 pada bagian Ketiga pasal 26 (3) bahwa jenis hasil pengelolaan
kekayaan daerah yang dipisahkan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c dirinci menurut obyek pendapatan yang mencakup:
(1) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
daerah/BUMD;
(2) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan
milikpemerintah/BUMN; dan
(3) Bagian laba atas penyertaan modal pada perusahaan milik
swasta ataukelompok usaha masyarakat.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
mengatakan bahwa jenis Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang
Sah disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang
tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan dirinci
menurut obyek pendapatan yang mencakup :
(1) Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan;
(2) Jasa giro;
(3) Pendapatan bunga;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
(4) Penerimaan keuntungan dari selisih nilai tukar rupiah terhadap
mata uangasing;
(5) Penerimaan komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai
akibat daripenjualan dan/ataupengadaan barang dan/atau jasa
oleh daerah;
5. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No. 33 Tahun 2004). Pada intinya,
Dana Perimbangan merupakan dana alokasi dari pemerintah pusat yang
berfungsi untuk mendorong otonomi daerah. Untuk beberapa daerah yang
memiliki PAD relatif kecil, jalannya roda pemerintahan akan bergantung
pada tersedianya Dana Perimbangan. Dana perimbangan terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil
Dana Bagi Hasil adalah dana yang berasal dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase
untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
desentralisasi. Dana Bagi Hasil merupakan himpunan atas hasil setoran
pendapatan pajak dan nonpajak dari daerah yang kemudian dibagikan
kembali ke daerah melalui persentase. Dana Bagi Hasil bersifat
proporsional untuk setiap daerah, dalam arti penerimaan DBH setiap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
daerah tidak sama, tergantung pada kontribusi setiap daerah dalam
meningkatkan pendapatan negara.
DBH merupakan sumber pendapatan daerah yang cukup
potensial dan merupakan salah satu modal dasar pemerintah daerah
dalam mendapatkan dana pembangunan dan memenuhi belanja daerah
yang bukan berasal dari PAD selain DAU dan DAK. Pola bagi hasil
penerimaan tersebut dilakukan dengan persentase tertentu yang
didasarkan atas daerah penghasil. Penerimaan DBH pajak bersumber
dari : Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB), Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25, PPh Pasal
29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri, dan PPh Pasal 21.
Sedangkan penerimaan DBH nonpajak berasal dari sumber daya alam
bersumber dari: Kehutanan, Pertambangan Umum, Perikanan,
Pertambangan Minyak Bumi, Pertambangan Gas Bumi, Pertambangan
Panas Bumi (UU No. 33 Tahun 2004).
b. Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan
keuangan antar-daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Fungsi DAU sebagai faktor pemerataan
kapasitas fiskal dengan jumlah keseluruhan yang ditetapkan sekurang-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kurangnya 26% (dua puluh enam persen) dari pendapatan dalam negeri
neto yang ditetapkan dalam APBN. DAU suatu daerah ditentukan atas
besar kecilnya celah fiskal (fiscal gap) suatu daerah, yang merupakan
selisih antara kebutuhan daerah (fiscal need) dengan potensi daerah
(fiscal capacity). Dana Alokasi Umum digunakan untuk menutup celah
yang terjadi karena kebutuhan daerah melebihi dari potensi penerimaan
daerah yang ada.
c. Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang bersumber dari pendapatan
APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah
dan sesuai dengan prioritas nasional, khususnya untuk membiayai
kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan dasar masyarakat yang
belum mencapai standar tertentu atau untuk mendorong percepatan
pembangunan daerah. Pelayanan dasar masyarakat meliputi
pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan prasarana pemerintah daerah.
Sementara itu, untuk bidang teknis tertentu, seperti bidang kelautan dan
perikanan, bidang pertanian, bidang lingkungan hidup, dan lain-lain.
Sesuai Pasal 41 UU No. 33 Tahun 2004, pemerintah daerah penerima
DAK wajib menganggarkan dan menyediakan dana sekurang-
kurangnya 10% dari alokasi DAK dalam APBD. Meski demikian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
wilayah dengan pengeluaran lebih besar dari penerimaan tidak perlu
menyediakan dana penyesuaian. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak
semua daerah menerima DAK karena DAK bertujuan untuk pemerataan
dan untuk meningkatkan kondisi infrastruktur fisik yang dinilai sebagai
prioritas nasional.
6. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan pendapatan yang
diterima oleh Pemerintah Daerah yang terdiri dari pendapatan hibah
danpendapatan dana darurat. Kelompok lain-lain pendapatan daerah yang
sah mencakup:
a. Hibah berasal dari pemerintah, pemerintah daerah lainnya,
badan/lembaga/ organisasi swastadalam negeri, kelompok
masyarakat/perorangan, dan lembaga luar negeri yang tidak mengikat;
b. Dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan
korban/kerusakan akibat bencana alam;
c. Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota;
d. Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh
pemerintah; dan
e. Bantuan keuangan dari provinsi atau dari pemerintah daerah lainnya.
Pendapatan hibah merupakan bantuan yang berupa uangdan/atau jasa
yang berasal dari Pemerintah, masyarakat, dan badan usaha dalamnegeri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
atau luar negeri.Pendapatan dana darurat merupakan bantuan Pemerintah
Pusat dari APBNkepada Pemerintah Daerah untuk mendanai keperluan
yang mendesak yang diakibatkan peristiwa tertentu yang tidak dapat
ditanggulangi APBD. Bagi daerah,pemasukan kas daerah dari sumbangan
pendapatan lain-lain memang tidak begitubesar, namun diharapkan mampu
membiayai pengeluaran pembangunan yangakan dilaksanakan.
Penghasilan yang termasuk dalam pendapatan lain-lain adalah:Jasa giro,
angsuran cicilan rumah dinas, angsuran cicilan kendaraan bermotor
rodadua dan roda empat, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah,
pelelanganiklan, setoran pembinaan lembaga keuangan daerah, dan lain-
lain pendapatan.
B. Penelitian Terdahulu
Yanti (2016) melakukan penelitian tentang pengaruh pendapatan asli
daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah terhadap belanja
daerah di Kota Cimahi tahun anggaran 2005-2014. Untuk mengelola dan
menganalisa data menggunakan metode statistik analisis regresi linier,
koefisien korelasi dan determinasi, dan pengujian hipotesis dengan ui F dan uji
T. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah, dana
perimbangan, dan lain-lain pendapatan yang sah mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap belanja daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Farizi (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh pendapatan asli
daerah dan dana perimbangan terhadap belanja daerah pada 9 pemerintah kota
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2013. Pengujian statistik yang digunakan
adalah analisis regresi linier berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi,
dan uji hipotesis. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan asli
daerah dan dana perimbangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
belanja daerah.
Igna (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh pendapatan asli
daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap
belanja daerah di Kabupaten Bengkayang dengan periode data tahun 2009-
2014. Pengolahan data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dana perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang
sah secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja
daerah.
Wulansari (2015) meneliti tentang pengaruh pendapatan asli daerah dan
dana perimbangan terhadap belanja daerah serta analisis flypaper effect studi
kasus pada pemerintah daerah kabupaten/kota di Provinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, dan Jawa Barat tahun 2012-2013. Alat analisis yang digunakan adalah
regresi berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa PAD, DAU, dan DBH
berpengaruh positif dan signifikan terhadap belanja daerah, sedangkan DAK
tidak berpengaruh signifikan terhadap belanja daerah. Hipotesis kelima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
menunjukkan bahwa terdapat flypaper effect pada belanja pemerintah di
Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, hal ini terjadi karena
pengaruh DAU terhadap belanja daerah lebih tinggi dibandingkan dengan
pengaruh PAD terhadap belanja daerah.
Ferdian (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh pendapatan asli
daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah terhadap
belanja daerah pada kabupaten dan kota di Sumatera Barat dengan periode data
tahun 2007-2011. Analisis yang digunakan adalah regresi berganda dan uji t
statistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah berpengaruh signifikan
positif terhadap belanja daerah.
C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Pendapatan Asli Daerah merupakan pendapatan daerah yang berasal
dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah. Semakin
besar pendapatan asli daerah yang diterima suatu daerah, akan menentukan
tingkat kemampuan keuangannya untuk membiayai Belanja Daerah dalam
rangka penyelenggaraan pemerintah daerah. Dana Perimbangan yang
meningkat ke daerah juga akan meningkatkan pengeluaran pemerintah daerah
melalui APBD. Peningkatan pengeluaran pemerintah pada era desentralisasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
juga disebabkan oleh aliran dana yang meningkat dari pusat ke daerah. Selain
itu, pemerintah daerah juga mendapatkan pemasukan yang berasal dari Lain-
Lain Pendapatan Daerah Yang Sah berupa pendapatan hibah dan pendapatan
dana darurat yang nantinya akan membiayai pengeluaran pemerintah daerah
dalam belanja daerah yang tertuang dalam APBD.
Gambar 2.3: Kerangka Konseptual
Pendapatan Asli Daerah
(X1)
Dana Perimbangan (X2)
Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah (X3)
Belanja Daerah (Y)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berdasarkan kerangka di atas, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini
adalah pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain
Pendapatan Daerah yang sah baik secara parsial dan simultan terhadap Belanja
Daerah di kota Balikpapan sebagai berikut:
1. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Daerah
Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan yang bersumber dari
Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang
bertujuan memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk
mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah sebagai
perwujudan desentralisasi. Semakin besar PAD yang dihasilkan maka
semakin mandiri daerah tersebut secara finansial dalam membiayai
pemerintahannya dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Penelitian mengenai pengaruh pendapatan daerah terhadap pengeluaran
daerah sudah pernah dilakukan antara lain oleh Aziz et al. (2000), Blackley
(1986), Joulfaian dan Mokeerjee (1990), Legrenzi dan Milas (2001), Von
Furstenberg et al. (dalam Sukriy dan Halim, 2003). Beberapa penelitian
tersebut, hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan daerah
mempengaruhi anggaran belanja pemerintah daerah disebut dengan tax-
spend hypotesis. Hipotesis ini mengandung makna bahwa kebijakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pemerintah daerah dalam menganggarkan belanja daerah disesuaikan
dengan pendapatan daerah yang diterima.
Ferdian (2013), Yanti (2016) dan Wulansari (2015) mengemukakan
hasil penelitiannya yang menyatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD)
berpengaruh signifikan terhadap Belanja Daerah. Semakin tinggi
pendapatan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah, maka semakin
tinggi pula pengeluaran untuk Belanja Daerah.
Melihat dari penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa
Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang bersumber dari
daerah itu sendiri dan merupakan elemen penting suatu daerah dalam
memenuhi kebutuhan belanjanya dan melaksanakan penyelenggaraan
pemerintah di daerah. Jika Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat maka
akan meningkatkan Belanja Daerah yang juga akan berdampak pada
peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan infrastruktur, dan
pembangunan daerah itu sendiri.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka ditarik hipotesis:
H1 : Pendapatan Asli Daerah berpengaruh terhadap Belanja Daerah.
2. Pengaruh Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No. 33 Tahun 2004). Dana
Perimbangan merupakan dana alokasi dari pemerintah pusat yang berfungsi
untuk mendorong otonomi daerah. Untuk beberapa daerah yang memiliki
Pendapatan Asli Daerah relatif kecil, jalannya roda pemerintahan akan
bergantung pada tersedianya Dana Perimbangan (dana transfer).
Gamkhar dan Oates (1996) dalam Prakosa (2004), menyatakan studi
tentang pengaruh transfer atau grants dari pemerintah terhadap keputusan
pengeluaran atau belanja daerah sudah berjalan lebih dari 30 tahun. Menurut
Bradford dan Oates (1971) dalam Prakosa (2004), secara teoritis respon
tersebut mempunyai efek distributif alokatif yang tidak berbeda dengan
sumber pendanaan lain, misalnya pendapatan pajak daerah. Namun, dalam
studi empiris hal tersebut tidak selalu terjadi, artinya stimulus terhadap
pengeluaran daerah yang ditimbulkan oleh transfer dana perimbangan atau
grants tersebut sering lebih besar dibandingkan dengan stimulus dari
pendapatan (pajak) daerah sendiri (flypaper effect).
Wulansari (2015) dan Ferdian (2013) mengemukakan hasil
penelitiannya yang menyatakan bahwa Dana Perimbangan berpengaruh
signifikan terhadap Belanja Daerah yang artinya jika Dana Perimbangan
meningkat maka Belanja Daerah juga meningkat.
Berbagai literatur ekonomi dan keuangan daerah menyatakan bahwa
hubungan pendapatan dan belanja daerah didiskusikan secara luas sejak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
akhir dekade 1950-an dan berbagai hipotesis tentang hubungan diuji secara
empiris menyatakan bahwa pendapatan mempengaruhi belanja. Holtz-
Eakin, et al (1985) dalam Prakosa (2004) menyatakan bahwa terdapat
keterkaitan sangat erat antara transfer dari Pemerintah Pusat dengan Belanja
Pemerintah Daerah. Riyanto (2005) dalam Ferdian (2013) menyatakan
bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah daerah pada era desentralisasi
ini disebabkan oleh aliran dana perimbangan yang juga meningkat dari
pemerintah pusat ke daerah.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka ditarik hipotesis:
H2 : Dana Perimbangan berpengaruh terhadap Belanja Daerah.
3. Pengaruh Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Terhadap Belanja Daerah
Lain-lain pendapatan daerah yang sah menurut UU No. 32 Tahun 2004
Pasal 164 Ayat (1) tentang Pemerintah Daerah merupakan seluruh
pendapatan daerah selain PAD dan Dana Perimbangan, yang meliputi hibah,
dana darurat, dan lain-lain pendapatan yang ditetapkan Pemerintah. Melalui
hibah, pemerintah daerah menerima pendapatan melalui bantuan berupa
uang, barang, dan/atau jasa yang berasal dari pemerintah, masyarakat, dan
badan usaha dalam negeri atau luar negeri. Sedangkan pendapatan dana
darurat diterima dari pemerintah pusat melalui APBN kepada pemerintah
daerah untuk membiyai keperluan yang mendesak yang diakibatkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
peristiwa tertentu yang tidak bisa ditanggulangi oleh APBD. Peningkatan
penerimaan lain-lain pendapatan daerah yang sah akan meningkatkan
alokasi belanja daerah pemerintah daerah dalam APBD.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ferdian (2013) dan Igna (2015)
menunjukkan bahwa Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah berpengaruh
signifikan terhadap belanja daerah yang artinya jika lain-lain pendapatan
daerah yang sah meningkat maka belanja daerah juga akan meningkat.
Berdasarkan pemaparan tersebut, maka ditarik hipotesis:
H3 : Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah berpengaruh terhadap Belanja
Daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus di Pemerintah Daerah kota
Balikpapan. Studi kasus adalah jenis penelitian terhadap suatu objek tertentu
dimana hasil penelitian tersebut hanya berlaku pada tempat dimana penelitian
dilakukan dan pada waktu tertentu.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang bertindak sebagai pemberi
informasi tentang objek penelitian. Subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kota
Balikpapan.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah hal yang menjadi pokok penelitian. Objek
penelitian yang diteliti adalah laporan realisasi APBD kota Balikpapan
periode 2010 sampai dengan 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
C. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD) kota Balikpapan yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman RT. 13
No. 1 Kelurahan Klandasan Ulu Kecamatan Balikpapan Kota, Kalimantan
Timur pada bulan April – Mei 2016.
D. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data
kuantitatif yaitu data yang diukur dalam suatu skala secara numerik. Sumber
data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data yang diperoleh
lewat pihak lain dan tidak langsung didapatkan oleh peneliti dari subjek
penelitiannya (Wiyono, 2011: 131). Data yang digunakan berupa data rentet
waktu (time series) yaitu Laporan Realisasi APBD Pemerintah kota Balikpapan
Tahun 2010-2015 yang bersumber dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah (BPKAD) kota Balikpapan.
E. Definisi Operasional Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
independen (Wiyono, 2011: 31). Variabel terikat dalam penelitian ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
adalah Belanja Daerah. Belanja Daerah adalah semua kewajiban daerah
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaaan bersih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan (UU No. 33 Tahun 2004).
2. Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang memengaruhi atau menjadi
sebab terjadinya perubahan terhadap variabel dependen (Wiyono, 2011:
31). Variabel independen dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli
Daerah (X1), Dana Perimbangan (X2), Lain-lain Pendapatan Daerah Yang
Sah (X3),
a. Pendapatan Asli Daerah (X1)
Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh
Daerah yang dipungut berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan
peraturan perundang-undangan (UU No. 33 Tahun 2004). Pendapatan
Asli Daerah dalam penelitian ini adalah penerimaan Pendapatan Asli
Daerah dalam Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2010-2015 kota
Balikpapan.
b. Dana Perimbangan (X2)
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU No. 33
Tahun 2004).Dana Perimbangan dalam penelitian ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
penerimaan Dana Perimbangan dalam Laporan Realisasi Anggaran
Tahun 2010-2015 kota Balikpapan.
c. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah (X3)
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah merupakan pendapatan
yang diterima oleh Pemerintah Daerah yang terdiri dari pendapatan
hibah danpendapatan dana daruratUU No. 32 Tahun 2004. Lain-lain
pendapatan daerah dalam penelitian ini adalah penerimaan Lain-lain
pendapatan daerah dalam Laporan Realisasi Anggaran Tahun 2010-
2015 kota Balikpapan.
F. Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pendapatan asli
daerah, dana perimbangan, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah secara
parsial maupun simultan berpengaruh terhadap belanja daerah. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan realisasi APBD kota
Balikpapan Tahun 2010 sampai dengan 2015 yang bersumber dari Badan
Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kota Balikpapan. Data
tersebut dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Analisis data yang
digunakan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dalam angka-angka. Alat
analisis data digunakan adalah regresi linier berganda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik dokumentasi, dengan mengumpulkan, mempelajari, dan menganalisis
data sekunder. Data variabel Belanja Daerah, Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sahmenggunakan
laporan realisasi APBD kota Balikpapan Tahun 2010-2015 yang bersumber
dari Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) kota Balikpapan.
H. Teknik Analisis Data
1. Pengujian Data
Pengujian data dilakukan dengan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik
bertujuan untuk menguji data-data (variabel) yang akan dimasukkan ke
dalam model penelitian. Pengujian regresi linier berganda dapat dilakukan
setelah model dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari
asumsi klasik yang terdiri dari:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel independen dan variabel dependen, keduanya
mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik
harus mempunyai distribusi normal atau mendekati normal, Ghozali
(2006). Pengujian dilakukan dengan analisis grafik (scatterplot) yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi
kumulatif dengan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk
satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan
dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis
yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Untuk memperkuat pengujian, uji normalitas yang dapat
digunakan adalah uji Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil Kolmogrov-
Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data residual
terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil Kolmogrov-Smirnov
menunjukkan nilai signifikan dibawah 0,05 maka data residual
terdistribusi tidak normal (Ghozali,2006).
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2006).
Uji multikolinearitas ini digunakan karena pada analisis regresi terdapat
asumsi yang mengisyaratkan bahwa variabel independen harus terbebas
dari gejala multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi antar variabel
independen.
Cara untuk mengetahui apakah terjadi multikolinearitas atau
tidak yaitu dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel
independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi
variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap variabel independen
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya.
Pengambilan keputusan:
Tolerance value< 0,10 atau VIF > 10 : terjadi multikolinearitas.
Tolerance value> 0,10 atau VIF < 10 : tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model
regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan
residual periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena
observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Jika
ada masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya
signifikan, menjadi tidak layak untuk dipakai. Menurut Ghozali (2006),
untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi bisa menggunakan Uji
Durbin-Watson (DW test). Kriteria pengujian Durbin Watson sebagai
berikut:
(1) Jika angka statistik D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
(2) Jika angka statistik D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada
autokorelasi.
(3) Jika angka statistik D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
d. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2006), uji heteroskedastisitas bertujuan
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terdapat heteroskedastisitas.
Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas pada
suatu model dapat menggunakan uji glejser. Dasar pengambilan
keputusan sebagai berikut:
Jika nilai Sig variabel independen < 0,05 terjadi Heterokedastitas.
Jika nilai Sig variabel independen > 0,05 tidak terjadi Heterokedastitas.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda
dengan tingkat signifikan 0,05 untuk melihat pengaruh Pendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
terhadap Belanja Daerah. Persamaan regresi yang digunakan adalah:
Y = α + β1X1 +β2X2 +β3X3 + e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Keterangan :
Y = Belanja Daerah
X1 = Pendapatan Asli Daerah
X2 = Dana Perimbangan
X3 = Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah
α = Konstanta
β = Koefisien Regresi
e = eror
3. Uji Hipotesis
Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur dari Goodness of Fitnya. Secara statistik, setidaknya ini dapat diukur
dari nilaikoefisien determinasi, nilai statistik uji F dan nilai statistik uji t.
Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknya berada dalam daerahkritis (daerah dimana Ho ditolak).
Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai ujistatistiknya berada dalam
daerah dimana Ho diterima (Ghozali, 2006).
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi atau koefisien penentu R2merupakan
suatu bilangan yang dinyatakan dalam bentuk persen, yang
menunjukkan besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen. Koefisien determinasi R2digunakan untuk mengukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
kebenaran hubungan dari model yang dipakai yaitu angka yang
menunjukkan besarnya kemampuan varians/penyebaran dari variabel
independen yang menerangkan variabel dependen. Besarnya nilai
R2adalah 0 ≤ R2 ≤1, dimana semakin mendekati 1 berarti model tersebut
dapat dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antar variabel
independen dengan variabel dependen, demikian sebaliknya (Ghozali,
2006).
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji signifikansi simultan atau sering kali disebut uji F bertujuan
untuk melihat pengaruh variabel-variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikat (Ghozali, 2006). Pengujian ini dilakukan
dengan melihat nilai probabilitas signifikansi (Sig.) F yang
dibandingkan dengan batas signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar
0,05. Cara yang dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung
dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut:
Ho = 0, berarti tidak ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang
Sah terhadap Belanja Daerah secara bersama-sama.
Ho > 0, berarti ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
terhadap Belanja Daerah secara bersama-sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Kriteria Penilaian:
1) Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
berarti bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Daerah.
2) Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti bahwa Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Belanja Daerah.
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
secara individual mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi
variabel independen lainnya konstan. Uji signifikansi-t dimaksudkan
untuk pengujian pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen dalam penelitian sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis
penelitan ini. Selain untuk menguji pengaruh tersebut, uji ini juga
digunakan untuk mengetahui tanda koefisien regresi masing-masing
variabel independen sehingga dapat ditentukan arah pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen. Uji t
dilakukan dengan membandingkan t hitung terhadap t tabel dengan
ketentuan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Ho = 0, berarti tidak ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, Dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sah
terhadap Belanja Daerah secara parsial.
Ho > 0, berarti ada pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah Yang Sahterhadap
belanja daerah secara parsial.
Kriteria penilaian:
1) Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penerimaan Pendapatan
Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sahterhadap Belanja Daerah secara parsial.
2) Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti
bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dariPendapatan Asli
Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah
Yang Sahterhadap Belanja Daerah secara parsial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
BAB IV
GAMBARAN UMUM PEMERINTAH DAERAH
KOTA BALIKPAPAN
A. Sejarah Kota Balikpapan
Nama Balikpapan tidak diketahui asal dan makna yang jelas, menilik
susunan katanya dapat dimasukkan ke dalam asal kata bahasa Melayu.
Disebutkan suatu daerah di hulu sungai di sebuah Teluk sekitar tiga mil dari
pantai, desa itu bernama “Bilipapan”. Terlepas dari persoalan ucapan maupun
pendengaran, nama tersebut dikaitkan dengan sebuah komunitas pedesaan di
teluk yang sekarang dikenal dengan nama Teluk Balikpapan. Menurut cerita,
nama Balikpapan berasal dari sebuah peristiwa mengenai adanya sepuluh
keping papan yang kembali ke sebuah wilayah bernama Jenebora. Dari 1000
keping papan yang diminta oleh Sultan Muhammad Idris, Sultan Kutai pada
masa itu, sebagai sumbangan bahan bangunan untuk pembangunan istana baru
di Kutai Lama. Kesepuluh papan yang kembali, dianggap masyarakat sekitar
sebagai papan yang tidak mau ikut disumbangkan, maka orang Kutai
menyebutnya dengan Baliklah-papan Tu. Sehingga wilayah sepanjang teluk
tepatnya di wilayah Jenebora disebut Balikpapan.
Sejarah Kota Balikpapan tidak bisa dipisahkan dengan Minyak yaitu
lebih tepatnya dengan sumur minyak Mathilda, sumur pengeboran perdana
pada tanggal 10 Februari 1897 di kaki gunung Komendur di sisi timur Teluk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Balikpapan. Penamaan sumur minyak ini berasal dari nama anak JH Menten
dari JH Menten dan Firma Samuel & Co sebagai pemenang hak konsesi
pengeboran di yang ditunjuk pemerintah Hindia Belanda yang telah
mengontrak Balikpapan dari Kesultanan Kutai.
Di awal tahun 1900-an bertambahnya jumlah penemuan dan
pengeboran minyak di Balikpapan telah membawa pendatang dalam jumlah
besar ke Balikpapan. Pendatang ini kebanyakan adalah orang Cina dan para
pekerja pengeboran yang rata-rata berasal dari jawa dan berbagai daerah
lainnya seperti India. Pekerja dari Cina dan India inilah yang menjadi cikal
bakal penghuni desa di Tukung (Klandasan) dan Jumpi (Kampung Baru) yang
merupakan asal usul sebagian besar warga Balikpapan. Selain itu keberadaan
minyak, yaitu minyak tanah atau "lantung", juga mengundang semakin
besarnya jumlah pedagang yang datang dari daerah Kerajaan Banjar di
Banjarmasin dan Bone di Sulawesi Selatan untuk berdagang dan singgah di
Balikpapan.
Seiring dengan berkembangnya waktu Balikpapan telah berkembang
menjadi "Kota Minyak" dengan besarnya produksi minyak yang dihasilkan
yang mencapai 86 juta barrel per tahun. Perkembangan industri minyak inilah
yang telah membangun Balikpapan menjadi kota industri. Namun Saat ini
Balikpapan tidak lagi menjadi Kota Minyak yang berorientasi pada pengeboran
melainkan pada jasa pengolahan minyak yang telah mengolah minyak mentah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dari sekitar Balikpapan, yaitu Sepinggan, Handil, Bekapai, Sanga-sanga,
Tarakan, Bunyu dan Tanjung serta minyak mentah yang diimpor dari negara
lain.
B. Kondisi Geografis
Kota Balikpapan merupakan salah satu kota yang terletak di sebelah
selatan Provinsi Kalimantan Timur. Kota Balikpapan memiliki luas wilayah
daratan kurang lebih 50.330,57 Ha atau sekitar 503,3 Km2, dan luas
pengelolaan laut mencapai 160,10 km2. Kota Balikpapan terletak pada posisi
116,5˚ BT—117,0˚ BT dan 1,0˚ LS—1,5˚ LS, dengan batas-batas wilayah kota
Balikpapan adalah sebagai berikut:
1. Utara : Kabupaten Kutai Kartanegara
2. Timur : Selat Makassar
3. Selatan : Selat Makasar
4. Barat : Teluk Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara
Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 38 Tahun 1996
kota Balikpapan terdiri dari 5 kecamatan dan 27 Kelurahan. Namun, pada tahun
2012 terdapat Perubahan Peraturan Daerah Kota Balikpapan No. 7 Tahun 2012
tentang Pembentukan 7 Kelurahan dalam wilayah kota Balikpapan, dan
Peraturan Daerah kota Balikpapan No. 8 Tahun 2012 Tentang Pembentukan
Kecamatan Balikpapan Kota dalam wilayah kota Balikpapan, sehingga menjadi
6 Kecamatan dan 34 Kelurahan. Enam Kecamatan tersebut adalah Kecamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Balikpapan Timur, Kecamatan Balikpapan Selatan, Kecamatan Balikpapan
Tengah, Kecamatan Balikpapan Utara, Kecamatan Balikpapan Barat, dan
Kecamatan Balikpapan Kota. Kecamatan-kecamatan tersebut dibagi menjadi
34 kelurahan diantaranya adalah:
1. Kecamatan Balikpapan Timur, terdiri atas:Kelurahan Manggar,
Kelurahan Manggar Baru, Kelurahan Lamaru, Kelurahan Teritip.
2. Kecamatan Balikpapan Selatan, terdiri atas:Kelurahan Damai Baru