13
PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST INCOME) TERHADAP KINERJA PERBANKAN (RETURN ON EQUITY) PADA BANK BUKU 4 (PERIODE TAHUN 2015-2017) JURNAL ILMIAH Disusun oleh: Ardhi Harmanu 115020101111024 JURUSAN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018

PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST INCOME) TERHADAP

KINERJA PERBANKAN (RETURN ON EQUITY) PADA BANK BUKU 4 (PERIODE

TAHUN 2015-2017)

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh:

Ardhi Harmanu

115020101111024

JURUSAN ILMU EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2018

Page 2: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …
Page 3: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

Pengaruh Pendapatan Non Bunga (Non-Interest Income) Terhadap Kinerja Perbankan (Return on Equity)

Pada Bank BUKU 4 (Periode Tahun 2015-2017)

Ardhi Harmanu

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

Email: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan non bunga (non-interest income) terhadap

profitabilitas dan kinerja perbankan. Bank sebagai lembaga intermediasi memiliki 2 tipe pendapatan, interest income

dan non-interest income. Pendapatan non-interest income perbankan indonesia mengalami tren kenaikan. Perbankan

indonesia tidak kaku hanya dengan pendapatan bunga (interest income) namun mulai melirik pendapatan non bunga

(non-interest income). Menggunakan metode analis regresi berganda (OLS) dengan data time series. Pada penelitian

ini menggunakan ROE (Return on Equity) sebagai variabel dependen. Keuntungan penjualan surat berharga,

Keuntungan transaksi spot dan derivatif, Komisi/provisi/fee dan Pendapatan lainnya sebagai variabel independen.

Pendapatan yang paling berpengaruh adalah provisi/komisi/fee sebagai primadona. Pendapatan bunga (interest

income) didukung pendapatan non bunga (non-interest income) mendorong profitabilitas dan kinerja perbankan.

Bank yang sehat dengan kinerja baik mendorong pertumbuhan ekonomi.

Kata kunci: pendapatan non bunga, non-interest income, ROE, profitabilitas bank, OLS

A. PENDAHULUAN

Bank adalah badan usaha yang ingin menghasilkan keuntungan. Dari 3 aktivitas usaha yang sudah dijelaskan

diatas, keuntungan bank dibagi 2 macam yaitu; interest income dan non-interest income.

Gambar 1: Kegiatan Usaha Bank

Sumber: diolah dari Kasmir (2015)

Pada gambar 1 diatas diketahui bahwa pendapatan bunga (interest income) didapatkan dari selisih antara suku

bunga kredit (lending) dengan suku bunga simpanan (spread based), ini adalah pendapatan utama bank. Sedangkan

kegiatan jasa-jasa perbankan akan menghasilkan non-interest income/fee based income. Selain itu, tujuan dari

adanya jasa-jasa bank ini adalah untuk mendukung dan memperlancar kegiatan utamanya. Semakin lengkap dan

beragam jasa yang diberikan, maka akan semakin menarik minat nasabah. Menurut Mishkin (2008) perekonomian

yang sehat dan bergairah memerlukan suatu sistem keuangan yang menggerakan dana dari orang yang menabung

kepada orang yang mempunyai kesempatan berinvestasi dengan produktif.

Saat ini persaingan industri perbankan semakin ketat, bank tidak bisa hanya mengandalkan pendapatan dari

spread based tetapi juga berusaha maksimal meningkatkan pendapatan fee based-nya dengan pemanfaatan teknologi

Menghimpun dana (funding)

Menyalurkan dana (lending)

Jasa-jasa perbankan

Interest Income / Spread based

Non-interest income / fee based income

Page 4: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

Interest 262.0 298.1 350.8 364.3 391.2 458.1 568.0 646.6 681.4 717.6

Non-interest 60.28 64.43 99.31 125.8 125.5 139.6 148.4 210.9 239.6 241.4

0

100.000

200.000

300.000

400.000

500.000

600.000

700.000

800.000

Mili

ar R

p

dan internet yang semakin maju beberapa tahun belakang. Ketika krisis sektor keuangan global 2008 melanda akibat

dari efek domino subprime mortgage di Amerika Serikat karena kredit perumahan di AS diberikan kepada debitur-

debitur yang memiliki portofolio kredit yang buruk berakibat gagal bayar. Berkaca pada kesalahan perbankan AS,

manajemen perbankan global menjalankan prinsip kehati-hatian (prudent) lebih ketat dalam memberikan kredit

dalam menjalankan fungsi intermediasinya.

Kondisi seperti itu terjadi di Indonesia, bank bank umum di Indonesia berusaha menaikkan non-interest income.

Walaupun perekonomian Indonesia saat ini berangsur-angsur membaik, namun manajemen bank tetap sangat

berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya karena risiko tetap ada. Oleh karena itu manajemen bank berupaya untuk

menghasilkan pendapatan diluar interest income untuk menaikkan profitabilitas agar tetap bertahan di industri ini.

Non-interest income menjadi pilihan lain untuk menaikkan profitabilitas bank karena memberikan pendapatan yang

cukup besar terhadap total income perbankan Indonesia.

Gambar 2: Pertumbuhan Interest Income dan Non-interest Income Bank Umum di Indonesia

Sumber: SPI OJK 2008-2017 (data diolah)

Dari gambar 2 terlihat bahwa terjadi peningkatan interest income dan non-interest income perbankan Indonesia

dari tahun ke tahun. Pendapatan bunga/Interest mendominasi sebagian besar sumber pendapatan yang di dapatkan

karena memang core bisnis perbankan adalah spread based. Walaupun keduanya mengalami peningkatan tetapi

rata-rata peningkatan interest income sebesar 12% masih kalah dibanding non-interest income sebesar 18%.

Peningkatan non-interest income tahun ke tahun yang terlihat dalam gambar diatas mengindikasi bahwa bank-bank

umum di Indonesia terus berusaha meningkatkan pendapatan non-interest ini untuk mengantisipasi risiko yang

muncul. Peningkatan terbesar non-interest income terjadi pada periode tahun 2009-2010 sebesar 54% dan pada

periode tahun 2015-2016 sebesar 42%. Data ini menunjukkan fenomena bahwa bank-bank umum di Indonesia

berusaha menaikkan profitabilitasnya dengan berusaha menaikkan non-interest income. Ini cara ampuh ketika bank

juga dihadapkan dengan masalah pembengkakan biaya dana akibat inflasi, sementara menaikkan bunga kredit

terlalu berisiko.

Dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 karena pada kategori

ini terdiri dari bank-bank dengan modal inti terbesar. Menurut OJK dalam Statistik Perbankan Indonesia (2018)

Buku 4 adalah bank dengan modal inti paling sedikit 30 Triliun. Beberapa penelitian terdahulu menyimpulkan size

bank berpengaruh terhadap kinerja perbankan. Tarawneh, Khalaf, dan Assaf (2017) menyimpulkan size bank

berdampak signifikan terhadap kinerja perbankan. Choiorazz, Milani dan Salvini (2008) menyimpulkan size bank

adalah faktor utama yang berpengaruh positif terhadap hubungan antara diversifikasi pendapatan dan stabilitas

pendapatan. Penelitian terdahulu diatas dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini.

Kontribusi pendapatan non bunga di indonesia masih relatif kecil jika dibandingkan pendapatan bunga yang

dapat dilihat pada gambar 2 walaupun kecil namun tetap berkontribusi kepada total pendapatan dan masih memiliki

pontensi besar untuk berkembang. Gap peluang ini yang mendasari peneliti untuk meneliti topik ini. Selain itu tren

kenaikan pendapatan non-interest income ini menarik karena mengindikasikan hal baru, bahwa bank tidak kaku

yang hanya terpaku terhadap bisnis tradisional dari pendapatan bunga.

Page 5: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Intermediasi Bank

Teori intermediasi bertujuan untuk memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai lembaga keuangan bank

dalam menjalankan fungsi utamanya. Dewasa ini, teori yang menjelaskan bank dan fungsi bank sudah banyak

dikemukakan dalam bentuk buku atau jurnal. Menurut Kasmir (2015), bank adalah lembaga perantara keuangan

(financial intermediaries) yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan

kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa perbankan lainnya.

Menurut DeYoung and Rice (2002), bank ada sebagai host of problem dari masalah likuiditas, mengalir dari

agen yang memiliki kelebihan likuiditas (Depositors) kepada agen yang membutuhkan likuiditas (borrowers).

Masalah ini terjadi karena asimetri informasi, biaya kontrak, dan ketidaksesuaian skala antara likuiditas suppliers

dengan likuiditas demanders. Teori intermediasi lembaga keuangan melihat bank sebagai solusi dari masalah ini

karena bank memiliki keunggulan komparatif untuk mengumpulkan informasi tentang peminjam pontensial, lebih

baik daripada individu dalam mengawasi peminjam, lebih baik dalam usaha mengumpulkan dana dari banyak rumah

tangga dan dunia usaha.

Dari teori-teori yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa fungsi intermedisi bank adalah berperan

menjadi perantara antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Tidak hanya itu bank juga

dapat menggerakkan perekonomian karena memberikan akses likuiditas kepada pihak yang memiliki potensi untuk

produktif.

2. Pendapatan Bank

Pendapatan bank terdiri atas pendapatan bunga dan pendapatan non bunga (Siamat, 2005). Menurut Kasmir

(2015) pendapatan bank dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu pendapatan bunga (interest income) dan

pendapatan non bunga (Non-Interest Income). pendapatan bunga (interest income) berasal dari hasil usaha dan

kegiatan tradisional perbankan yaitu margin antara bunga tabungan dengan bunga kredit. sedangkan Pendapatan non

bunga (non-interest income) adalah pendapatan yang diperoleh dari usaha – usaha di luar kegiatan tradisional bank,

seperti misalnya fee dari services.

Interest Income atau pendapatan bunga adalah pendapatan bank yang diperoleh dalam bentuk bunga atas

pemberian kredit oleh bank baik kepada pihak perorangan, badan usaha, penempatan dana pada bank lain, ataupun

penempatan dana dalam bentuk lainnya seperti call money, hasil penanaman pada obligasi, surat pengakuan utang,

atau penanaman sejenisnya misalnya SBI (Sertifikat Bank Indonesia) De Young dan Rice (2003). Pendapatan bunga

bank berupa hasil bunga dalam Rupiah dan valas dalam kegiatan operasionalnya. Pendapatan bunga merupakan

pendapatan terbesar dari bank. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi oleh beban

pendapatan bunga.

Pendapatan non bunga (Non-Interest Income) merupakan pendapatan operasional selain pendapatan bunga.

Menurut Koch dan MacDonald (2015, 87) pendapatan ini menjadi semakin penting karena tekanan harga dana (cost

of fund) pada net interest income. Menurut Dahidyat (2012) apabila Interest Income dihasilkan dari aktivitas

tradisional perbankan, Non-Interest Income bank justru dihasilkan dari aktivitas non tradisional.

3. Kinerja Perbankan

Menurut Fahmi (2015: 149), kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk

menilai sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar. Seperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan

ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan) atau GAAP (General Accepted Accounting Principle), dan

lainnya.

Menurut Kasmir (2015:310), Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan suatu bank,

laporan ini juga sekaligus menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. Agar laporan yang dibuat dapat

dibaca dan memiliki arti maka perlu dilakukan analisis terlebih dahulu. Analisis yang dimaksud adalah dengan

menggunakan rasio-rasio keuangan sesuai standar yang berlaku.

Pengukuran kinerja keuangan bank dilakukan dengan cara menghitung rasio-rasio profitabilitas. Menurut Satria

(2009: 7), dalam memahami kinerja perbankan ada beberapa indikator fundamental yang dapat digunakan secara

umum, antara lain:

1. Rasio LDR (Loan to Deposits Ratio) adalah indikator yang menjelaskan peran dan fungsi vital bank sebagai

peran intermediasi. Rasio ini menjelaskan seberapa besar jumlah kredit atau pinjaman yang diberikan oleh

bank umum dibandingkan dengan jumlah deposito yang didapatkan dari masyarakat.

Page 6: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

2. Rasio NPL (Non Performing Loan) adalah indikator yang merefleksikan tinggi rendahnya kedit macet yang

ada dalam sistem sebuah bank.

3. Rasio ROA (Return on Asset), ROE (Return on Equity), dan NIM (Net Interest Margin) adalah indikator yang

memiliki informasi sangat penting dalam menjelaskan kinerja perbankan. Dimana tingginya kedua indikator ini

menyimpulkan kemampuan bank untuk menciptakan keuntungan.

4. Rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah indikator yang merefleksikan aktivitas keuangan yang dilakukan

perbankan. Semakin tinggi CAR menunjukkan tingginya aktivitas risiko yang dilakukan bank. Semakin tinggi

risiko maka capital yang harus di tahan juga harus tinggi.

Menurut Gilbert dalam Syofyan (2003) menyatakan ukuran kinerja perbankan yang paling tepat adalah dengan

mengukur kemampaun perbankan dalam menghasilkan laba atau profit dari berbagai kegiatan yang dilakukannya,

sebagaimana umumnya tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk mencapai nilai (value) yang tinggi, dimana

untuk mencapai value tersebut perusahaan harus dapat secara efisien dan efektif dalam mengelola berbagai macam

kegiatannya. Salah satu ukuran untuk mengetahui seberapa jauh keefisienan dan keefektifan yang dicapai adalah

dengan melihat profitabilitas perusahaan, semakin tinggi profitabilitas maka semakin efektif dan efisien juga

pengelolaan kegiatan perusahaan. Ukuran profitabilitas bank dapat diliat dari rasio ROA (Return on Asset), ROE

(Return on Equity) dan NPM (Net Profit Margin).

5. Return on Equity (ROE)

Rasio Return on Equity (ROE) menurut Fahmi (2015: 155), merupakan rasio antara laba bersih setelah pajak

dibandingkan dengan modal sendiri yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Rasio ini menunjukkan

efisiensi penggunaan modal sendiri. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dari bank tersebut,

sehingga kenaikan tersebut menyebabkan kenaikan harga saham bank. Rumus ROE adalah:

𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘

𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖𝑥 100%

Menurut Dendawijaya (2003: 120), rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham bank (baik pemegang

saham pendiri maupun pemegang saham baru) serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank

yang bersangkutan jika bank tersebut telah go public.

Menurut Sun, Wu, Zhu, dan Stephenson (2016) non-interest income dapat menaikan pendapatan total bank

umum. Menurut teori yang sudah dijelaskan diatas, sumber pendapatan bank disusun dari dua pendapatan, yaitu

pendapatan bunga (interest income) dan pendapatan non bunga (Non-Interest Income). Kinerja keuangan

digambarkan dengan ROE, jika kita melihat penyusun rumus ROE adalah laba bersih dibagi modal sendiri. Dalam

teori pendapatan diatas dikatakan bahwa pendapatan bunga (interest income) dan pendapatan non bunga (Non-

Interest Income) adalah penyusun laba bank. Tentu saja dengan menaiknya pendapatan total bank, pendapatan

bunga maupun pendapatan non bunga (Non-Interest Income) akan mempengaruhi rasio profitabilitas (ROE).

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini, menggunakan pendekatan penelitian yang diambil adalah dengan teknik kuantitatif. Menurut Borg

dan Gall (1989) dalam Sugiyono (2013) penelitian kuantitatif merupakan penelitian berupa angka dan analisis

menggunakan statistik. Perbedaan antara penelitian kuantitatif dengan kualitatif yaitu pada instrumennya dimana

penelitian kuantitatif instrument yang digunakan melalui alat bantu untuk mengolah data statistic sedangkan

kualitatif instrumennya adalah peneliti itu sendiri. Menurut Kuncoro (2003), metode kuantittatif merupakan metode

yang bermula dari data angka yang akan diproses menjadi informasi. Sehingga metode kuantitatif merupakan

metode yang berupa angka dan analisis statistik dan kemudian diproses menjadi informasi.

Dalam penelitian kuantitatif terdapat dua variabel yang dijadikan sebuah model, yaitu variabel dependen dan

variabel independen. Dimana dalam penelitian ini terdapat lima variabel yang akan digunakan yaitu satu variabel

dependen, dan empat variabel independen.

Penelitian ini menggunakan rasio ROE (Return on Equity) sebagai variabel dependen untuk menggambarkan

kinerja perbankan, sedangkan sebagai variabel independen dalam penelitian ini yaitu Keuntungan penjualan surat

berharga (SEC), Keuntungan transaksi Spot dan Derivatif (SND), komisi/provisi/fee (FEE), dan Pendapatan lainnya

(OTH) untuk menggambarkan pendapatan non bunga (Non-Interest Income) dari bank karegori BUKU 4. Keempat

variabel independen ini diambil karena ketersedian data dalam publikasi Statistik Perbankan Indonesia yang

dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Page 7: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

Sampel merupakan bagian dari sebuah populasi. Oleh karena itu, sampling adalah proses dalam memilih

sejumlah elemen dari populasi dengan memahami karakteristik masing masing elemen populasi.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi merupakan teknik

pengumpulan data berdasarkan laporan atau dokumen resmi yang di terbitkan oleh badan asesor atau badan yang

mempunyai kompetensi dibidangnya. Teknik dokumentasi merupakan teknik yang mempunyai jenis data sekunder.

Adapun data sekunder yang akan digunakan adalah berupa dokumen resmi Statistik Perbankan Indonesia yang di

terbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu Ordinary Least Square (OLS). OLS ini adalah analisis

regresi berganda dengan menggunakan lebih dari 1 variabel independennya. Oleh karena itu rumusan model

penelitian adalah sebagai berikut:

𝑹𝑶𝑬 = 𝜶 + 𝜷𝟏𝑺𝑬𝑪𝒕 + 𝜷𝟐𝑺𝑵𝑫𝒕 + 𝜷𝟑𝑭𝑬𝑬𝒕 + 𝜷𝟒𝑶𝑻𝑯𝒕 + 𝛆

Dimana:

ROE = Rasio ROE (Return on Equity)

SEC = Keuntungan Penjualan Surat Berharga

SND = Keuntungan Transaksi Spot dan Derivatif

FEE = Komisi/ Provisi/ Fee

OTH = Pendapatan lainnya selain X1, X2, dan X3

α = Konstanta

β = Konstanta regresi

t = 36 bulan pengamatan (dari Januari 2015 - Desember 2017)

ε = error

Dalam penelitian ini melakukan 1 kali melakukan regresi OLS. Menurut Gujarati (2009), dalam penentuan

estimator regresi berganda harus memenuhi dari kriteria BLUE. Kriteria BLUE merupakan singkatan dari Best,

Linier, Unbiased, dan Efficient estimator. Best yang dimaksud yaitu estimator merupakan yang terbaik dari sampel,

linier adalah kombinasi linier dari data sampel, unbiased adalah estimasi sesuai dengan nilai yang sebenarnya, dan

effiecient estimator adalah estimator memiliki varians yang minimum diantara estiamator lain yang tidak bias. Untuk

mengetahui bahwa estimator sudah BLUE adalah dengan menggunakan uji asumsi klasik.

D. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan dalam model penelitian baik variabel

dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Model peneltian yang baik

adalah yang mempunyai hasil regresi distribusi data yang yang normal. Hal tersebut dapat diliat melalui nilai

probability yang lebih besar dari α atau lebih besar dari 5%.

Gambar 4: Hasil Uji Normalitas

0

2

4

6

8

10

-0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06

Series: Residuals

Sample 2015M01 2017M12

Observations 32

Mean 8.55e-17

Median -0.005150

Maximum 0.068313

Minimum -0.037643

Std. Dev. 0.025636

Skewness 0.998908

Kurtosis 3.315212

Jarque-Bera 5.454172

Probability 0.065410

Sumber: Data diolah melalui Eviews (2018)

Page 8: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

Gambar 4 menunjukan bahwa nilai probability 0.065410, hal ini menunjukan bahwa nilai probabilitynya lebih

besar dari α (0.05). dengan nilai Probabilitas sebesar 0.065410 > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data

telah terdistribusi secara normal.

2. Uji Heteroskedestisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat data yang digunakan mempunyai varian kesalahan pengganggu

atau tidak. Dimana dalam pengujian heteroskedastisitas ini menggunakan Uji Glejser. Berikut hasil Uji Glejser yang

telah dilakukan:

Tabel 1: Uji Glejser

F-statistic 0.569289 Prob. F(4,27) 0.6871

Obs*R-squared 2.488938 Prob. Chi-Square(4) 0.6466

Scaled explained SS 2.140458 Prob. Chi-Square(4) 0.7099

Sumber: Data diolah melalui Eviews (2018)

Tabel 1 menunjukan bahwa hasil dari uji Glejser melalui nilai Prob. Chi-Square dari Obs*R-squared yang

dimiliki yaitu sebesar 0.6466. Berdasarkan nilai tersebut bahwa nilai probabilitas yang dimiliki lebih besar dari α

(0.05), oleh karena itu 𝐻0 dari uji Glejser diterima atau data yang digunakan dalam penelitian ini bebas asumsi

heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk melihat apakah variabel yang digunakan mempunyai korelasi antar kurun

waktu. Untuk mengetahui tidak adanya autokorelasi dalam data maka nilai Durbin-Watson harus berada pada

daerah Du dan 4-Du. Namun pada peneliatan ini menggunakan uji Breusch-Godfrey.

Tabel 2: Hasil Uji Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test

F-statistic 2.329080 Prob. F(2,25) 0.1182

Obs*R-squared 5.025973 Prob. Chi-Square(2) 0.0810

Sumber: Data diolah melalui Eviews (2018)

Tabel 2 menunjukan bahwa nilai probabilitas dari Obs*R-squared adalah sebesar 0.0810 atau lebih besar dari

nilai α yaitu 0.05. Berdasarkan nilai uji tersebut dapat disimpulkan bahwa H0 diterima atau data yang digunakan

tidak mengalami autokorelasi.

4. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui variabel independen yang digunakan mempunyai hubungan

kuat antara satu sama lain atau tidak. Dimana untuk mengetahui variabel independen yang digunakan mempunyai

hubungan atau tidak yaitu dengan melihat nilai centered VIF. Berikut hasil dari uji multikolinearitas yang sudah

dilakukan:

Tabel 3: Hasil Uji Multikolinearitas

Variable Coefficient Uncentered Centered

Variance VIF VIF

C 0.096914 4109.855 NA

SEC 0.000314 66.81887 1.389634

SND 0.000204 76.33459 1.163663

FEE 0.007536 3933.950 1.559334

OTH 0.000110 47.05371 1.036993

Sumber: Data diolah melalui Eviews (2018)

Page 9: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa seluruh variabel indpenden memiliki nilai centered VIF yang < 10.

Dimana SEC mempunyai nilai sebesar 1.389634, SND mempunyai nilai sebesar 1.163663, FEE mempunyai nilai

sebesar 1.559334, dan OTH mempunyai nilai sebesar 1.036993. Berdasarkan hasil dari masing masing variabel

dapat disimpulkan bahwa variabel independen yang digunakan tidak mengalami permasalahan multikolinearitas.

5. Uji Parsial (t-statistik)

Uji parsial adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap

variabel dependen. Untuk melihat apakah variabel independen mempengaruhi variabel dependen yaitu dengan

melihat nilai probabilitas dari masing masing variabel tersebut. Jika nilai probabilitas < α (0.05) maka H0 ditolak

atau variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Begitu sebaliknya jika nilai probabilitas >

α (0.05) maka H0 diterima atau variabel independen tersebut berpengaruh akan tetapi tidak signifikan terhadap

variabel dependen.

Tabel 4: Hasil Uji Parsial

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.281181 0.311311 4.115439 0.0003

SEC -0.049871 0.017712 -2.815683 0.0090

SND -0.000356 0.014299 -0.024904 0.9803

FEE 0.270073 0.086813 3.110980 0.0044

OTH 0.002709 0.010504 0.257894 0.7984

Sumber: Data diolah melalui Eviews (2018)

1) Uji parsial terhadap keuntungan penjualan surat berharga (SEC)

Berdasarkan tabel 4 bahwa keuntungan penjualan surat berharga berpengaruh negatif terhadap return on

equity (ROE) yang ditunjukan oleh nilai koefisien SEC sebesar -0.049871. Arti dalam besaran koefisien

tersebut adalah apabila keuntungan penjualan surat berharga naik sebesar 1 satuan maka return on equity

(ROE) akan turun sebesar -0.049871. Selain itu nilai probabilitas yang dimiliki SEC adalah 0.0090 atau lebih

kecil dari α (0.05), hal ini menunjukan bahwa 𝐻0 ditolak atau keuntungan penjualan surat berharga secara

individual berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE).

2) Uji parsial terhadap keuntungan transaksi spot dan derivatif (SND)

Berdasarkan tabel 4 bahwa keuntungan transaksi spot dan derivatif berpengaruh negatif terhadap return on

equity (ROE) yang ditunjukan oleh nilai koefisien SND sebesar -0.000356. Arti dalam besaran koefisien

tersebut adalah apabila keuntungan keuntungan transaksi spot dan derivatif naik sebesar 1 satuan maka return

on equity (ROE) akan turun sebesar -0.000356. Selain itu nilai probabilitas yang dimiliki SND adalah 0.9803

atau lebih besar dari α (0.05), hal ini menunjukan bahwa 𝐻0 diterima atau keuntungan transaksi spot dan

derivatif secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE).

3) Uji parsial terhadap komisi/provisi/fee (FEE)

Berdasarkan tabel 4 bahwa komisi/provisi/fee berpengaruh positif terhadap return on equity (ROE) yang

ditunjukan oleh nilai koefisien FEE sebesar 0.270073. Arti dalam besaran koefisien tersebut adalah apabila

komisi/provisi/fee naik sebesar 1 satuan maka return on equity (ROE) akan naik sebesar 0.270073. Selain itu

nilai probabilitas yang dimiliki FEE adalah 0.0044 atau lebih kecil dari α (0.05), hal ini menunjukan bahwa 𝐻0

ditolak atau komisi/provisi/fee secara individual berpengaruh signifikan terhadap return on equity (ROE).

4) Uji parsial terhadap pendapatan lainnya (OTH)

Berdasarkan tabel 4 bahwa pendapatan lainnya berpengaruh positif terhadap return on equity (ROE) yang

ditunjukan oleh nilai koefisien OTH sebesar 0.002709. Arti dalam besaran koefisien tersebut adalah apabila

pendapatan lainnya naik sebesar 1 satuan maka return on equity (ROE) akan naik sebesar 0.002709. Selain itu

nilai probabilitas yang dimiliki OTH adalah 0.7984 atau lebih kecil dari α (0.05), hal ini menunjukan bahwa 𝐻0

diterima atau pendapatan lainnya secara individual tidak berpengaruh signifikan terhadap return on equity

(ROE).

6. Uji Simultan (F-statistik)

Uji simultan adalah uji yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel independen secara bersama-sama

terhadap variabel dependen. Untuk melihat apakah variabel independen berpengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen yaitu dengan melihat nilai probabilitas F-statistik. Jika nilai probabilitas < α (0.05) maka H0

Page 10: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

ditolak atau variabel independen berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Begitu

pula sebaliknya jika nilai probabilitas > α (0.05) maka H0 diterima atau variabel independen berpengaruh tidak

signifikan secara bersama-sama terhadap variabel dependen.

Tabel 5: Hasil Uji Simultan

F-statistic 9.824161

Prob(F-statistic) 0.000049

Sumber: Data diolah melalui Eviews (2018)

Dalam tabel 5 menunjukan bahwa nilai probabilitas F-statistik adalah 0.000049 atau lebih kecil dari α (0.05).

Berdasarkan hasil tersebut maka H0 ditolak atau variabel independen berpengaruh signifikan secara bersama sama

terhadap variabel dependen.

7. Koefisien Determinasi (𝐑𝟐)

Koefisien determinasi adalah koefisien yang mengukur persentase dari kemampuan variabel independen mampu

menjelaskan variabel dependen. Besaran persentase tersebut dapat dilihat melalui hasil R-squared dalam hasil

regresi.

Tabel 6: Hasil Uji Koefisien Determinasi

R-squared 0.592740

Adjusted R-squared 0.532405

Sumber: Data diolah melalui Eviews (2018)

Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa nilai R-squared data keseluruhan adalah sebesar 0.592740. Hal ini

menunjukan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian atau kemampuan variabel independen yang

digunakan mampu menjelaskan variabel dependen sebesar 59.2740 persen, dan sisanya sebesar 40.726 persen

dipengaruhi variabel yang berada diluar model.

8. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil dari uji asumsi klasik yang telah dilakukan maka model penelitian dikatakan BLUE karena

telah lolos dari keempat uji asumsi klasik. Berdasarkan hasil estimasi dengan menggunakan metode Regresi Linear

Berganda/Ordinary Least Square (OLS) pada bagian sebelumnya, berikut adalah pembahasan dari rumusan masalah

pengaruh pendapatan non bunga (Non-Interest Income) terhadap kinerja perbankan (Return on Equity) pada bank

kategori BUKU 4 periode tahun 2015-2017.

Setelah melakukan kedua uji, hasil pengolahan data menggunakan regresi linier berganda dimasukkan ke dalam

model persamaan. Berdasarkan hasil regresi dapat dimasukkan kedalam sebuah model sebagai berikut:

ROE = 1.28118071176 - 0.0498705407809 SEC - 0.000356108213586 SND + 0.270073302389 FEE +

0.00270897178328 OTH

Keuntungan penjualan surat berharga berpengaruh signifikan dan negatif terhadap profitabilitas. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -0.049871 dan nilai probabilitas sebesar 0.0090 < α 0.05. Itu berarti setiap

kenaikan pendapatan hasil penjualan surat berharga akan menurunkan profitabilitas. Pendapatan penjualan surat

berharga bisa diartikan kegiatan mendiversifikasikan aset bank untuk mengurangi risiko kredit. Namun jenis

pendapatan ini juga sebagai investment/trading yang diharapkan memberikan return. Menurut Samsul (2015:309)

risiko investasi bisa berupa capital loss, kerugian penurunan kurs saham dan kurs obligasi, gagal menerima deviden

tunai dan kupon obligasi, gagal menerima kembali pokok obligasi karena emiten dinyatakan pailit dan gagal

menerima kembali modal karena emiten saham dinyatakan bangkrut ataupun saham tidak laku dijual karena emiten

dikeluarkan dari pencatatan di bursa efek. Pendapatan keuntungan penjualan surat berharga bersifat signifikan

negatif karena jika semakin banyak aset yang disalurkan bank kepada surat berharga maka risiko yang ditanggung

bank juga semakin besar oleh karena itu pendapatan ini bersifat negatif terhadap profitabilitas. Menurut Tandelilin

(2001:7) Semakin besar risiko suatu aset, semakin besar pula return yang diharapkan atas tersebut. Namun ketika

Page 11: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

kita terlalu besar memegang satu aset akan memiliki risiko tinggi juga. Pendapatan yang berasal dari aset berisiko

tinggi akan berpengaruh negatif terhadap ROE (profitabilitas).

Keuntungan transaksi spot dan derivatif berpengaruh tidak signifikan dan negatif terhadap profitabilitas. Hal ini

ditunjukkan oleh nilai koefisien sebesar -0.000356 dan nilai probabilitas sebesar 0.9803 > α 0.05. variabel transaksi

spot dan derivatif mempunyai pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas bank. Arah negatif ini juga

menunjukkan bahwa pengaruh transaksi spot dan derivatif mempunyai arah yang berlawan dengan teori inti yang

dipakai yaitu pendapat bunga yang berpengaruh positif ke profitabilitas. Hasil estimasi ini sejalan dengan penelitian

Anyango (2016) bahwa terdapat hubungan tidak signifikan dan negatif antara transaksi derivatif dengan kinerja

keuangan bank komersial di kenya karena tidak mudah membedakan dalam praktek hedging dan aktivitas spekulasi.

Menurut Siahaan (2008) risk management (manajemen risiko) sesungguhnya adalah merupakan fokus utama

kegiatan-kegiatan di pasar derivatif, yang dapat digunakan oleh para pelaku (para partisipan) untuk mengurangi

berbagai macam risiko. Menurut Darmawi (2006:169-170) terdapat 5 risiko transaksi derivatif antara lain; 1) risiko

pasar (market risk) tergantung dari perilaku harga, misal harga barang berubah karena perubahan suka bunga atau

kurs. 2) risiko kredit (credit risk) terjadi jika mitra transaksi ingkar janji dan transaksi gagal, mengganti mitra baru

akan menambah biaya baru. 3) risiko operasional (operational risk) adalah risiko yang terjadi akibat kurangnya

sistem dan pengawasan, keteledoran manusia dan kegagalan manajemen. 4) risiko penyelesaian (settlement risk)

terjadi akibat perbedaan waktu antara terjadinya transaksi dengan saat penyelesaian sebagai akibat adanya

perubahan harga. 5) risiko hukum (legal risk) adalah risiko kerugian karena kontrak tidak dapat dilaksanakan, misal

dokumen kurang lengkap. Risiko pasar yaitu perubahan kurs dimanfaatkan para pelaku spekulasi untuk mengeruk

keuntungan. Dari pendapat-pendapat diatas transaksi spot dan derivatif yang awalnya bertujuan baik untuk hedging

yaitu menghindari risiko kerugian salah satu pihak dari proses jual-beli antar negara akibat perubahan nilai tukar.

Transaksi spot dan derivatif menjadi pendapatan yang berisiko tinggi dan berpengaruh negatif terhadap ROE

(profitabilitas).

Komisi/provisi/fee berpengaruh signifikan dan positif terhadap profitabilitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

koefisien sebesar 0.270073 dan nilai probabilitas sebesar 0.0044 < α 0.05. Hasil estimasi ini sudah sesuai dengan

teori dan hipotesis penelitian bahwa komisi/provisi/fee yang merupakan komponen dari pendapatan non-bunga

(non-interest income) dapat mempengaruhi profitabilitas bank secara signifikan dan positif. Menurut DeYoung

(2003) pendapatan non-interest income tidak menggantikan pendapatan bunga tetapi mendukung pendapatan bunga

bank yang adalah bisnis inti dari perbankan. Sehingga semakin tinggi pendapatan komisi/provisi/fee semakin baik

pula kinerja perbankan, ketika kinerja perbankan baik makan perekonomian indonesia akan terus stabil. Kombinasi

antara regulator, perbankan dan teknologi menghasilkan produk-produk baru yang mengincar peningkatan

pendapatan komisi/profisi/fee seperti misalnya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT)/cashless society dan yang

terbaru adalah GPN (Gerbang Pembayaran Nasional). Peningkatan teknologi seperti cashless dan GPN

membutuhkan belanja modal besar. Hal ini menjadi risiko variabel komisi/provisi/fee. Menurut Menurut Sun, Wu,

Zhu, dan Stephenson (2016) biaya operasional non-interest income biasanya terdiri dari biaya gaji pegawai, biaya

marketing dan biaya administrasi. Ketika produk terbaru dari non-interest income dikenalkan, bank umum

mengeluarkan lebih banyak dana untuk mempromosikan ke pasar produk baru tersebut dari pada berinvestasi di

pendapatan bunga bank. Namun karena pendapatan promisi/provisi/fee merupakan primadona maka berpengaruh

positif terhadap profitabilitas.

Pendapatan lainnya berpengaruh tidak signifikan dan positif terhadap profitabilitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

koefisien sebesar 0.002709 dan nilai probabilitas sebesar 0.7984 > α 0.05. Pendapatan lainnya berasal dari

pendapatan-pendapatan yang tidak disebutkan diatas. Contoh pendapatan yang masuk ke dalam kategori ini adalah

pendapatan yang diperoleh dari hasil penjualan aset tetap, sewa gedung, atau eksekusi agunan nasabah yang telah

dikuasai bank. Pendapatan lainnya dari eksekusi agunan tidak signifikan tapi positif terhadap profitabilitas karena

pendapatan ini bukan termasuk pendapatan operasional bank tetapi pendapatan dari hasil penjualan agunan

kolektabilitas 5 (macet). Ada lima jenis kolektabilitas, yaitu: 1) Lancar. 2) Dalam perhatian khusus. 3) Kurang

lancar. 4) Diragukan. 5) macet. Risiko yang terjadi adalah pendapatan bank turun karena dana cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN) dinaikkan akibat kredit macet tidak dapat dikembalikan.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian dengan menggunakan OLS dapat disimpulkan bahwa

pendapatan non bunga (non-interest income) yang berpengaruh terhadap profitabilitas bank adalah keuntungan

penjualan surat berharga dan pendapatan komisi/provisi/fee. Pendapatan komisi/provisi/fee berpengaruh positif

sesuai dengan teori. Sedangkan keuntungan surat berharga berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Untuk

pendapatan spot derivatif dan pendapatan lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas bank.

Pendapatan yang paling berpengaruh terhadap profitabilitas dan kinerja perbankan adalah pendapatan non-interest

Page 12: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

income dari provisi/komisi/fee. Pendapatan bunga sebagai inti bisnis bank didukung oleh pendapatan non bunga

(non-interest income) akan mendorong peningkatan kinerja perbankan ke arah yang lebih baik. Ketika kinerja

perbankan baik maka akan berdampak pada kondisi perekonomian indonesia karena posisi strategi perbankan

sebagai penggerak perekonomian, menyalukan dana dari masyarakat yang kelebihan likuiditas ke masyarakat

produktif yang kekurangan likuiditas.

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dibahas, maka saran dari penelitian ini adalah; Untuk pihak

perbankan jika ingin meningkatkan profitabilitasnya melalui pendapatan non bunga (non-interest income) maka

akan lebih baik melalui penyediaan jasa yang bisa menghasilkan komisi/fee/provisi. Meskipun pendapatan lain

seperti pendapatan lainnya mempunyai kemungkinan untuk bisa meningkatkan profitabilitas, akan tetapi besaran

keuntungan tersebut tidak signifikan terhadap profitabilitas dibandingkan dengan pendapatan yang didapatkan dari

komisi/fee/provisi. Untuk pemerintah/regulator agar tetap mempertahankan kinerja baiknya sebagai lembaga yang

memiliki peran vital dalam pengaturan, pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan dan menciptakan kinerja

lembaga keuangan yang sehat. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambahkan variabel-variabel baru yang

masih berada diluar model agar hasil penelitian lebih baik dalam menjelaskan pengaruh pendapatan non bunga (non-

interest income) terhadap profitabilitas/kinerja perbankan. Atau membandingkan pengaruh pendapatan non-interest

income terhadap kinerja perbankan antara bank bermodal besar dengan bank bermodal kecil di indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Tarawneh, Alaaeddin. Abu Khalaf, Bashar K. Abu & Assaf, Ghazi Al. (2017). Non-interest Income and

Financial Performance at Jordanian Banks. International Journal of Financial Research, Vol.8 (No.1) : 166-171.

Anyango, Akun F. (2016). The Effect of Financial Derivatives on The Financial Performance of Commercial Banks

in Kenya. Nairobi: Department of Finance and Accounting, School of Business.

Choiorazzo, Vincenzo. Milani, Carlo & Salvini, Francesca. 2008. Income Diversification and Bank Performance:

Evidence from Italian Banks. Journal of Financial Services Research, Vol.33 : 181-203.

Dahidyat, A. 2012. Does Liquidity and Solvency Affect Banks Profitability? Evidence from Listed Banks in Jordan.

International Journal of Academic Research in Accounting, Finance and Management Science 6 (No.1): 35-40.

Darmawi, Herman. 2006. PASAR FINANSIAL DAN LEMBAGA-LEMBAGA FINANSIAL. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Jakarta: Ghalia Indonesia.

DeYoung, Robert & Rice, Tara. 2003. Noninterest Income and Financial Performance at U.S. Commercial Banks.

Federal Reserve Bank of Chicago.

Fahmi, Irham. 2015. Manajemen Perbankan Konvensional & Syariah. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Gujarati, Damodar N & Wawn, C Porter. 2009. Dasar-dasar Ekonometrika, Edisi Lima. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. 2015. Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Koch, Timothy W. & MacDonald, S. Scott. 2015. Bank Management. Eighth Edition. Boston: Cengage Learning.

Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:

Erlangga.

Mishkin, F.S. 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.

Otoritas Jasa Keuangan. (2018). STATISTIK PERBANKAN INDONESIA januari Volume 16 No. 03.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-indonesia/Default.aspx diakses pada

16 Mei 2018

Page 13: PENGARUH PENDAPATAN NON BUNGA (NON-INTEREST …

Otoritas Jasa Keuangan. (2017). STATISTIK PERBANKAN INDONESIA januari Volume 15 No. 02.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-indonesia/Default.aspx diakses pada

16 Mei 2018

Otoritas Jasa Keuangan. (2016). STATISTIK PERBANKAN INDONESIA januari Volume 14 No. 02.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-indonesia/Default.aspx diakses pada

16 Mei 2018

Otoritas Jasa Keuangan. (2015). STATISTIK PERBANKAN INDONESIA Januari Volume 13 No. 02.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-indonesia/Pages/SPI-Februari-

2015.aspx diakses pada 16 Mei 2018

Otoritas Jasa Keuangan. (2013). STATISTIK PERBANKAN INDONESIA Januari Volume 11 No. 02.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-indonesia/Pages/statistik-perbankan-

indonesia-januari-2013.aspx diakses pada 16 Mei 2018

Otoritas Jasa Keuangan. (2012). STATISTIK PERBANKAN INDONESIA Januari Volume 10 No. 02.

https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-indonesia/Pages/statistik-perbankan-

indonesia-januari-2012.aspx diakses pada 16 Mei 2018

Siahaan, Hinsa. (2008). Seluk-Beluk Perdagangan Instrumen Derivatif Opsi Saham Call & Put, Rights, Warrants,

Convertible Bonds, Swap Tingkat Bunga, Indeks, dan Swap valuta Asing. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Samsul, Mohamad. 2015. PASAR MODAR & MANAJEMEN PORTOFOLIO. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Satria, Dias. 2009. Ekonomi, Uang, dan Bank. Catatan Teoritis dan Praktis. Malang: UB Press.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sun, Limei. Wu, Siqin. Zhu, Zili & Stephenson, Alec. (2017). Non-interest Income and Performance of Commercial

Banking in China. Hindawi Scientific Programming, Vol.2017 (No.4803840) : 1-8.

Syofyan, Sofriza. 2003. Keputusan Go Public dan Hubungannya dengan Kinerja Bank-Bank Swasta di Indonesia.

Jurnal Media Riset & Manajemen, Vol.3, (No.1)

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.