Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)
BERBANTUAN MEDIA MAGIC BOX TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
SISWA SDN 4 LAKKADING KABUPATEN MAJENE
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
OLEH
UMBARWATI
105401114216
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Umbarwati
NIM : 10540 11142 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic Box Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa SDN 4 Lakkading
Kabupaten Majene
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim
Penguji adalah hasil karya saya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau
dibuatkan oleh siapapun .
Demikianlah pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Pernyataan
Umbarwati
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Kantor: Jl. Sultan Alauddin No. 259, Telp. (0411)-866132, Fax. (0411)-860132
\
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Umbarwati
NIM : 10540 11142 16
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakkan (plagiat) dalam penyusunan skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Oktober 2020
Yang Membuat Perjanjian
Umbarwati
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah waspada dan bertaqwalah kepada Allah,
supaya kamu beruntung (Sukses).”
(Q.S Ali Imran:200)
“Jika badai kehidupan menderamu, bersabarlah. Ikhlaskan hatimu dan
berjuanglah karena dengan itu engkau kan mulai. Tiap tangisan kan
berujung senyuman, kegelisahan kan berganti ketenangan, dan ketakutan
kan berakhir dengan rasa aman. Bersama kesulitan selalu berganti
kemudahan.
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
Kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Harsi dan Ibunda Marsiana
yang selalu memberikan kasih sayang. Apa yang saya dapatkan hari ini belum
mampu membayar semua kebaikan, keringat, dan juga air mata Ayah dan Ibu.
Terima kasih atas segala pengorbanan, dukungan, dan doa yang tidak terhingga
yang tidak mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan
kata cinta dan persembahan. Serta saudaraku, keluarga, sahabat, dan teman-teman
atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan
menjadi kenyataan.
vii
ABSTRAK
UMBARWATI. 2020. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic Box Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I H. Irwan Akib dan
Pembimbing II Ernawati.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu bagaimana pengaruh
pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic
Box terhadap hasil belajar Matematika siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten
Majene. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box terhadap
hasil belajar Matematika siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene. Jenis
penelitian ini adalah penelitian pre eksperiemen dengan desain penelitian One
Group Pretest-Posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene yang berjumlah 108 orang. Sampel dalam
penelitian ini diambil dari populasi yaitu siswa kelas V yang berjumlah 10 orang
dengan menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah soal tes dan lembar observasi. Teknik analisis
data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dan inferensial dengan
analisis uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box terhadap
hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene. Hal
ini terlihat dari perbandingan antara nilai rata-rata pretest dan posttest. Nilai rata-
rata pretest yang diperoleh sebesar 60,8 nilai rata-rata termasuk dalam kategori
rendah. Sedangkan nilai rata-rata posttest yang diperoleh sebesar 83,3 yang berada
pada kategori tinggi. Selain itu, digunakan perhitungan uji-t. Hasil penelitian
diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 11,48 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,262 maka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 11,48 >
2,262. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
berbantuan media Magic Box berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika
siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene.
Kata Kunci : Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR), Magic
Box, Hasil Belajar
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SubhanahuWata’ala
pencipta alam semesta penulis panjatkan kehadirat-Nya, semoga salawat dan
salam senantiasa tercurah pada Rasulullah Muhammad saw, beserta keluarga,
sahabat dan orang-orang yang senantiasa istiqamah untuk mencari Ridho-Nya
hingga di akhir zaman.
Skripsi dengan judul“Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic Box Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene” diajukan sebagai
salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program
studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berbekal dari kekuatan dan ridho dari Allah swt semata, maka penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan meski dalam bentuk yang sangat sederhana. Tidak
sedikit hambatan dan rintangan yang penulis hadapi, akan tetapi penulis sangat
menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada keberhasilan tanpa kegagalan. Oleh sebab
itu hanya dari pertolongan Allah swt, yang hadir lewat uluran tangan serta
dukungan dari berbagai pihak. Karenanya, penulis menghaturkan terima kasih
yang tiada terhingga atas segala bantuan modal dan spritual yang diberikan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa selama menjadi mahasiswa jurusan Guru
Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar 2016/2017 hingga
ix
sekarang ini, telah banyak memperoleh bantuan moril maupun materil dari semua
pihak hingga studi penulis dapat selesai. Oleh karena itu ucapan terima kasih dan
penghargaan yang teristimewa dengan segenap cinta dan hormat ananda haturkan
kepada Ayahanda Harsi dan Ibunda Marsiana atas pengorbanan, kesabaran, do’a,
cinta dan kasih sayang yang tak pernah terputus tercurah sejak penulis berada
dalam kandungan, detik ini hingga kapan pun. Demikian pula, penulis
mengucapkan kepada para keluarga yang tak hentinya memberi motivasi dan
selalu menemani dengan candaannya. Dari awal penulis memasuki dunia kampus
sampai pada selesainya skripsi ini. Berkat semua itu penulis mampu mengarungi
hidup dengan penuh semangat, dan harapan untuk mencapai masa depan.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan terkhusus
kepada Prof. Dr. H. Irwan Akib, M. Pd pembimbing I dan Ernawati, S.Pd., M. Pd
pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan
bimbingan, motivasi, arahan, dan semangat kepada penulis sejak penyusunan
proposal dan sampai pada selesainya skripsi ini. Penulis belajar banyak dari bapak
dan ibu.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar. Erwin Akib, S.Pd., Ph.D Dekan FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar. Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar.
Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah mengajar dan mendidik mulai dari semester
awal hingga penulis menyelesaikan studinya di perguruan tinggi ini.
x
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, guru,
dan staf SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene yang telah memberikan izin dan
bantuan selama melakukan penelitian. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada seluruh rekan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan 2016
khususnya 16D dan sahabatku Fadliah, Miftahul Janna Wahyuddin, Indah Sari,
Fetty Amria terima kasih atas kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya
kepada saya yang telah memberikan warna dalam perjalanan menuju sarjana.
Penulis memohon kepada Allah swt, semoga pihak yang telah ikut
membantu dalam upaya penyusunan skripsi ini diberikan pahala yang setimpal.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang sifatnya membangun
karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa
adanya kritikan. Mudah- mudahan dapat memberi manfaat bagi para pembaca,
terutama bagi diri pribadi penulis. Aamiin.
Billahifisabililhaqpastabiqulkhaerat
WassalamuAlaikumWr. Wb
Makassar, September 2020
UMBARWATI
NIM. 10540111421
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... .ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................iii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................. iv
SURAT PERJANJIAN ..................................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN. .................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... .xi
DAFTAR TABEL...........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. .xvi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang. ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah. .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian . .................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian………………………………..……………….........6
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………….…………......….....8
A. Kajian Teori ............................................................................................ 8
1. Hasil Belajar ...................................................................................... 8
2. Matematika ...................................................................................... 10
3. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) ................ 15
4. Media Magic Box. ........................................................................... 25
xii
5. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan
Media Magic Box Dalam Pembelajaran Matematika...................... 29
6. Hasil Penelitia Relevan ................................................................... 30
B. Kerangka Pikir ..................................................................................... 32
C. Hipotesis Penelitian…………………….. ............................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 36
A. Rancangan Penelitian. ........................................................................... 36
B. Populasi dan Sampel.` ........................................................................... 37
C. Defenisi Operasional Variabel .............................................................. 38
D. Teknik Pengumpulan Data.. .................................................................. 39
E. Intrumen Penelitian. ............................................................................. .39
F. Teknik Analisis Data. ........................................................................... .41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 46
A. Hasil Penelitian ..................................................................................... 46
B. Pembahasan ........................................................................................... 55
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 58
A. Simpulan ............................................................................................... 58
B. Saran ...................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 60
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Jumlah Siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene ............................. .37
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Materi Operasi Penjumlahan dan Pengurangan
Pecahan.................................................................................................... 40
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas Siswa ....................................... 41
Tabel 3.4 Kategori Standar ketuntasan Hasil Belajar ............................................. 44
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minumum Hasil Belajar.......................................... 44
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Berbantuan Media Magic Box (Pretest) ................................................. 47
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Matematika Siswa
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Berbantuan Media Magic Box (Pretest) ................................................. 47
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan
Media Magic Box (Pretest) .................................................................... 49
Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan
Media Magic Box (Posttest) .................................................................... 50
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Matematika Siswa
Setelah Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) Berbantuan Media Magic Box (Posttest) .................................... 50
xiv
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Berbantuan Media Magic Box (Posttest) ................................................ 51
Tabel 4.7 Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa kelas
V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene Selama Menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan
Media Magic Box................................................................................52
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir............................................................................ .34
Gambar 2.2 Hipotesis Satistik Penelitian ......................................................... .35
Gambar 3.1 Desain One Group Pretest-Posttest Design ............................... 36
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN
Soal Pretest dan Hasil Kerja Pretest Siswa
Soal Postest dan Hasil Kerja Posttest Siswa
Pedoman Penilaian
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Siswa
LAMPIRAN B DATA HASIL PENELITIAN
Daftar Hadir Siswa
Data Hasil Kemampuan Awal Pretest Siswa
Data Hasil Tes Belajar Posttest Siswa
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
LAMPIRAN C HASIL ANALISIS DATA
Hasil Analisis Statistik Deskriptif Dan Inferensial
Hasil Analisis Nilai Pretest dan Posttest Siswa
Hasil Analisis Data Ketuntasan Klasikal
Hasil Analisis Data Aktivitas Siswa
LAMPIRAN D
Tabel Distribusi t
Kartu Kontrol Penelitian
Persuratan
Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tidak terlepas
dari peran guru sebagai pendidik. Sebagai pengajar atau pendidik guru merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Itulah sebabnya
setiap ada inovasi pendidikan, khususnya adalam pengelolaan kelas sebagai upaya
meningkatkan sumber daya manusia yang dihasilkan dari pendidikan formal
selalu pada faktor guru. Demikian juga dalam upaya membelajarkan peserta
didik, guru harus professional dalam mengelola kelas bagi terselenggaranya
proses pendidikan dan pembelajaran yang efektif.
Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan adalah
dengan mempelajari ilmu-ilmu dasar yang ada di Sekolah Dasar dan satu
diantaranya adalah pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika di
Sekolah Dasar merupakan pilar bagi penerapan konsep matematika untuk jenjang
selanjutnya.
Menurut Tiurlina (Lutifiani, dkk. 2019:81) Matematika merupakan suatu
ilmu yang mempelajari berbagai proses berpikir secara rasional dan masuk akal
dalam memperoleh konsep. Matematika dikatakan sebagai suatu ilmu karena
keberadaannya dapat dipelajari dari berbagai fenomena. menurut Azizu (Lutifiani,
dkk. 2019:81) Matematika memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia.
Banyak permasalahan yang kita temui harus diselesaikan menggunakan ilmu
matematika, seperti menghitung, mengukur dan lain sebagainya.
2
Matematika merupakan ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang
dimulai dari bagian yang paling mudah kebagian yang sulit, dari yang konkrit ke
bagian yang abstrak sehingga dapat dicapai dari dua arah yang berlawanan
(Marsigit, dkk. 2018:10).
Demikian halnya pembelajaran matematika yang dilaksanakan di SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene masih melaksanakan proses pembelajaran
matematika dengan mengutamakan transfer pengetahuan dan latihan soal. Guru
biasanya menyajikan atau menjelaskan materi matematika secara singkat
kemudian memberikan contoh-contoh dan dilanjutkan dengan mengerjakan
latihan soal. Proses pembelajaran seperti ini tidak memperhatikan keaktifan siswa
serta konstruksi pengetahuan sendiri oleh siswa. Guru masih berkonsentrasi pada
latihan mengerjakan soal sehingga pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi
siswa dan berdampak pada hasil belajar yang rendah.
Belajar matematika dengan suasana yang menyenangkan serta
bermakna, diperlukan agar peserta didik merasa nyaman belajar matematika di
kelas atau di sekolah. Guru harus mampu menjadikan siswa terlibat dan merasa
senang selama proses pembelajaran. Selain itu, guru juga harus membuat suasana
belajar yang inovatif dan menyenangkan. Dalam pelajaran matematika, setiap
konsep abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar
siswa dapat memahaminya, sehinggan akan melekat dalam pola pikir dan pola
tindakannya. Oleh sebab itu, pembelajaran matematika di sekolah bertujuan untuk
menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan kegiatan siswa belajar
matematika di sekolah. Pada proses belajar mengajar di sekolah, seringkali terjadi
3
siswa mengalami kesulitan belajar matematika. Salah satunya pada siswa SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene.
Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara dengan guru kelas V
SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene pada Agustus 2020 proses pembelajaran
yang sering dilakukan hanya berpusat pada guru. Hal tersebut mengakibatkan
siswa terlihat kurang aktif dalam proses pembelajaran, sehingga sebagian besar
siswa kurang memperhatikan materi yang diajarkan, dan mudah melupakan materi
yang diajarkan. Hal itu juga mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas
V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene, karena 70% siswa hanya mencapai nilai
65 atau lebih rendah dari standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 65.
Dari hasil pengamatan di kelas, proses pembelajaran masih mengarah
pada pendekatan Teacher Centered Learning sehingga siswa hanya memiliki
pengalam mendengarkan yang membuat siswa jenuh dalam proses belajar
mengajar. Selain itu, penggunaan media yang sangat minim dan guru yang hanya
berpatokan pada buku paket saja. hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa karena siswa hanya cenderung menghafal saja tanpa memahami suatu
materi pelajaran. Pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna. Guru harus
mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan menanamkan konsep pada
siswa melalui pendekatan dan media yang sesuai dengan materi dan
perkembangan siswa. Melalui suasana pembelajaran tersebut, diharapkan siswa
akan tertarik dan paham tentang materi yang dipelajarai.
Dari uraian di atas, menunjukan bahwa siswa mengalami kesulitan
belajar yang berujung pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Dengan
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sangat penting. Sebab
4
hal itu dapat memotivasi siswa dalam memahami materi dan menyelesaikan
masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan matematika. Solusi
untuk mengatasi permasalahan di atas salah satunya dapat dilakukan melalui
penerapan pendekatan pendidikan matematika realistik dan media magic box
sebagai media pembantu selama proses pembelajaran berlangsung.
Menurut Aisyah (Maftuhah. 2013:4), Pendekatan pembelajaran
matematika realistik merupakan salah satu pendekatan belajar matematika yang
dikembangkan untuk mendekatkan matematika kepada siswa. Masalah-masalah
nyata dari kehidupan sehari-hari digunakan sebagai titik awal pembelajaran
matematika untuk menunjukkan bahwa matematika sebenarnya dekat dengan
kehidupan sehari-hari. Benda-benda nyata yang akrab dengan kehidupan
keseharian siswa dijadikan sebagai alat peraga dalam pembelajaran matematika.
Penelitian-penelitian dibidang ini telah menghasilakn laporan yang dapat
membuat siswa menjadi lebih tertarik dan senang belajar matematika serta
menunjukkan hasil belajar yang cukup memuaskan.
Kebermaknaan konsep matematika merupakan konsep utama dari
pendidikan matematika realistik. Proses belajar matematika hanya akan terjadi
jika pengetahuan (knowlage) yang dipelajari bermakna bagi siswa. Konsepsi
siswa dalam pendekatan pendidikan matematika realistik dipandang sebagai
individu (subjek) yang memiliki pengetahuan dan pengalaman sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Selanjutnya, dalam pendekatan ini
diyakini pula bahwa siswa memiliki potensi untuk mengembangkan sendiri
pengetahuannya, dan bila diberi kesempatan mereka dapat mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman mereka tentang matematika. Disamping itu, benda-
5
benda nyata yang akrab dengan keseharian siswa dijadikan sebagai alat peraga
atau media dalam pembelajaran matematika.
Penggunaan media dapat membangkitkan keingintahuan siswa,
merangsang mereka untuk beraksi terhadap penjelasan guru, memungkinkan
siswa untuk ikut menyentuh objek kajian pembelajaran, membantu siswa
mengkonkret sesuatu yang abstrak. Media dapat membantu guru dalam
menghidupkan suasana yang monoton dan membosankan. Media magic box atau
media kotak ajaib adalah media yang terbuat dari kardus dan didalamnya berisi
berbagai benda dan soal yang berkiatan dengan materi pelajaran matematika. Oleh
karena itu, media magic box dapat digunakan sebagai penunjang untuk membantu
dalam mengajarkan materi pelajaran pada siswa. Dengan tujuan penggunaan
media ini untuk membantu siswa untuk lebih mudah memahami materi. Selain itu,
manfaat media magic box dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses
pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas, makan penulis ingin meneliti lebih lanjut
tentang “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Berbantuan Media Magic Box Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah Ada Pengaruh
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic
6
Box Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten
Majene?”.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari peneltian ini
adalah “Untuk Mengetahui Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic Box Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene”.
D. Manfaat peneltian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam peneltian ini yaitu sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi
referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam
bidang ilmu pendidikan untuk mengetahui bagaimana pendekatan pembelajaran
matematika realistik yang diterapkan dalam proses pembelajaran matematika.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat:
a. Bagi Siswa
Dengan adanya penelitian ini akan dapat:
1) Menambah pengalaman belajar siswa yang baru yaitu dengan mengaitkan
pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika dalam
pembelajaran di kelas sehingga pembelajaran lebih bermakna.
7
2) Meningkatkan pemahaman siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
direncanakan.
3) Meningkatkan semangat siswa dalam belajar sehingga matematika bukan
lagi mata pelajaran yang membosankan bagi siswa.
b. Bagi Guru
Sebagai sarana informasi bagi guru untuk meningkatkan kinerjanya
dalam proses pembelajaran yang pada akhirnya akan berdampak pada hasil belajar
siswa.
c. Bagi Sekolah
Menjadi kontribusi positif untuk meningkatkan mutu pendidikan di SDN
4 Lakkading Kabupaten Majene.
d. Bagi Penelti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi ilmiah dan
memberikan manfaat dalam menambah wawasan tentang pembelajaran realistik.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2013:1) bahwa belajar sebagai suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkain kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Adapun Menurut Baharuddin
(2013:1) bahwa belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau
pengalaman-pengalaman.
Menurut Afandi (2013:2) bahwa belajar merupakan interaksi antara
pendidik dan peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana baik didalam
maupun diluar ruangan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk memperolah suatu
perubahan tingkah laku dalam dirinya sebagai hasil dari pengalaman atau
pelatihan.
b. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Susanto (Apriyani. 2017:23) bahwa hasil belajar adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik menyangkut aspek
kognitif (pemahaman konsep), afektif (sikap), maupun psikomotorik
9
(keterampilan proses) sebagai hasil dari kegiatan belajar. Adapun Menurut Afandi
((2013:6) menjelaskan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
kebarhasilan yang (afektif), dan kemampuan motorik halus dan kasar
(psikomotorik) pada peserta didik.
Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah suatu tingkat keberhasilan siswa yang menyangkut aspek kognitif
(pemahaman konsep), afektif (sikap), maupun psikomotorik (keterampilan proses)
sebagai hasil dari kegiatan belajar.
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dapat dicapai seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam (faktor internal) maupun
faktor dari luar (faktor eksternal) individu.
Menurut Syah dikutip oleh Deni Kurniawan (Maulidia. 2017:20-21)
bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar dikelompok menjadi tiga yaitu:
1) Faktor internal terdiri atas unsur jasmaniah (fisiologis) dan rohaniah
(psikologis). Unsur jasmaniah yaitu kondisi umum sistem otot dan kondisi
organ-organ khususnya panca indra. Unsur rohaniah, banyak unsur
psikologis yang berpengaruh terhadap kualitas proses dan hasil belajar
siswa., namun yang paling menonjol diantaranya yaitu tingkat kecerdasan,
sikap, bakat, minat, dan motivasi.
2) Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang ada dilingkungan diri siswa yang
meliputi lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial yaitu
10
keluarga, guru, staf sekolah, masyarakat, dan teman. Lingkungan non
sosial yaitu keadaan rumah, sekolah, peralatan, dan alam.
3) Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar siswa meliputi strategi
dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari
materi pelajaran.
2. Matematika
a. Hakikat Matematika
Pada hakikatnya, matematika merupakan ilmu deduktif, terstruktur
tentang pola dan hubungan, bahasa simbol, serta sebagai ratu dan pelayanan ilmu.
Matematika sebagai ilmu deduktif artinya matematika memerlukan pembuktian
kebenaran Russefendi, dkk (Isrok’atun dan Amelia Rosmala. 2018:3).
Menurut Suwangsih dan Tiurlina (Isrok’atun dan Amelia Rosmala.
2018:3) bahwa matematika berawal dari bahasa Yunani yaitu mathematike yang
artinya mempelajarai. Kata mathematic berasal dari kata mathema yang memiliki
arti pengetahuan atau ilmu. Matematika adalah ilmu pasti atau ilmu yang
mempelajari tentang berhitung yang harus dibuktikan kebenarannaya.
Hariwijaya (nurainingtias. 2018: 11) secara umum mendefinisikan
matematika sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan
dan ruang. Secara informal, matematika dapat disepbut sebagai ilmu tentang
bilangan dan angka.
Dari pengertian-pengertian yang telah diuraikan di atas pembaca dapat
menggunakan pengertian matematika sesuai dengan sudut pandang dan
kebutuhannya. Semua pengertian itu dapat diterima karena matematika dapat
11
dipandang dari segala sudut, dan matematika dapat memasuki kehidupan manusia
dari yang sederhana sampai yang paling kompleks. Matematika merupakan suatu
ilmu yang berhubungan dengan penelaahan bentuk-bentuk atau struktur-struktur
yang abstrak dan hubungan di antara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur
serta hubungan-hubungannya diperlukan penguasaan tentang konsep-konsep yang
terdapat dalam matematika. Hal mi berarti belajar matematika adalah belajar
konsep dan struktur yang terdapat dalam bahan-bahan yang sedang dipelajari,
serta mencari hubungan di antara konsep dan struktur tersebut.
b. Hakikat Matematika di Sekolah Dasar
Menurut Karso (2014 : 1.4) “Pembelajaran matematika di SD merupakan
salah satu kajian yang selalu menarik untuk dikemukakan karena adanya
perbedaan karakteristik khususnya antara hakikat anak dan hakikat matematika”.
Untuk itu diperlukan adanya jembatan yang dapat menetralisir perbedaan atau
pertentangan tersebut. Anak usia SD sedang mengalami perkembangan pada
tingkat berpikirnya. Ini karena tahap berpikir mereka masih belum formal,
malahan para siswa SD di kelas-kelas rendah bukan tidak mungkin sebagian dari
mereka berpikirnya masih berada pada tahapan (pra konkret). Di lain pihak,
matematika adalah- ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hierarkis, abstrak, bahasa
simbol yang padat anti dan semacamnya sehingga para ahli matematika dapat
mengembangkan sebuah sistem matematika.
Mengingat adanya perbedaan karakteristik itu maka diperlukan
kemampuan khusus dari seorang guru untuk menjembatani antara dunia anak
yang belum berpikir secara deduktif agar dapat mengerti dunia matematika yang
12
bersifat deduktif. Dari dunia matematika yang merupakan sebuah sistem deduktif
telah mampu mengembangkan model-model yang merupakan contoh dari sistem
ini. Model-model matematika sebagai interpretasi dari sistem matematika ini
kemudian dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan dunia nyata.
Manfaat lain yang menonjol dari matematika dapat membentuk pola piker orang
yang mempelajarinya menjadi pola pikir matematis yang sistematis, logis, kritis
dengan penuh kecermatan (Karso 2014 : 1.5).
Namun sayangnya, pengembangan sistem atau model matematika itu
tidak selalu sejalan dengan perkembangan berpikir anak terutama pada anak-anak
usia SD. Apa yang dianggap logis dan jelas oleh para ahli dan apa yang dapat
diterima oleh orang yang berhasil mempelajarinya, merupakan hal yang tidak
masuk akal dan membingungkan bagi anak-anak.
Matematika bagi siswa SD berguna untuk kepentingan hidup pada
lingkungannya, untuk mengembangkan pola pikirnya, dan untuk mempelajari
ilmu-ilmu yang kemudian. Kegunaan atau manfaat matematika bagi para siswa
SD adalah sesuatu yang jelas dan tidak perlu dipersoalkan lagi, lebihlebih pada era
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini. Menurut Edward
Walter (Samad dan Maryati Z 2017:93) belajar matematika memerlukan latihan-
latihan berungkali. Latihan-latihan yang intensif bagi siswa SD akan lebih mudah
mempelajari simbol-simbol matematika.
a. Pengertian Pecahan
Menurut Sukajati (2008:6), kata pecahan berarti bagian dari keseluruhan
yang berukuran sama berasal dari bahasa latin fractio yang berarti memecahkan
13
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Adapun Menurut Arifin (2013:31) bahwa
pecahan dapat diartikan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.
Bilangan pecahan dapat diterjemahkan sebagai potongan dari sesuatu
yang lengkap. Dalam ilustrasi gambar, potongan yang dimaksud adalah potongan
yang dapat diperlihatkan, yang biasanya ditandai dengan arsiran. Potongan ini
yang dinamakan pembilang, adapun potongan yang lengkap adalah potongan yang
dianggap satuan, dan dinamakan penyebut. Heruman (Nurjanah. 2019:28)
Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan/ditampilkan dalam
bentuk; 𝑎
𝑏, a & b bilangan bulat dan b ≠ 0, a disebut sebagai pembilang dan b
disebut sebagai penyebut. Adapun jenis-jenis bilangan pecahan yaitu pecahan
biasa yang hanya terdiri dari pembilang dan penyebut. Contohnya: 1
2
2
3. Pecahan
campuran yang terdiri dari bilangan bulat dan bagian pecahan murni. Contohnya:
11
2 3
2
3 . Pecahan desimal bilangan yang di dapat dengan cara membagi suatu
bilangan lain dengan angka 10 dan kelipatannya. Contohnya:0,4 adalah hasil bagi
antara 4
10 dan 5,5 adalah hasil bagi dari
55
100. Persen adalah pecahan yang nilainya
perseratus biasanya dilambangkan dengan %. Contohnya: 7% memiliki arti 7
100
dan 50% memilki arti 50
100 .
b. Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
Penjumlahan dan pengurangan pecahan biasa dapat dilakukan secara
langsung jika penyebut kedua pecahan sama. Jika penyebut kedua pecahan tidak
sama, harus disamakan terlebih dahulu.
𝑎
𝑏 +
𝑐
𝑏 =
𝑎+𝑐
𝑏 dan
𝑎
𝑏 -
𝑐
𝑏 =
𝑎− 𝑐
𝑏
𝑎
𝑏 +
𝑐
𝑑 =
𝑎𝑑
𝑏𝑑 +
𝑏𝑐
𝑏𝑑=
𝑎𝑑+𝑏𝑐
𝑏𝑑
14
𝑎
𝑏 -
𝑐
𝑑 =
𝑎𝑑
𝑏𝑑 -
𝑏𝑐
𝑏𝑑=
𝑎𝑑−𝑏𝑐
𝑏𝑑
Apabila terdapat penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan,
sebelum melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan, sebaiknya pecahan-
pecahan tersebut disamakan dalam bentuk pecahan yang sejenis. Setelah pecahan-
pecahan sudah sejenis maka dilakukan penjumlahan dan pengurangan.
c. Contoh Soal Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan
1) Beni memiliki apel 1
2 bagian. Kemudian ibu memberikan apel ke Beni
sebanyak 1
3 bagian. Berapa banyak apel yang dimiliki Beni sekarang?
Jawaban :
Diketahui : - Beni memiliki apel 1
2 bagian
- Kemudian ibu memberikan apel ke Beni sebanyak 1
3 bagian.
Ditayakan : Berapa banyak apel yang dimiliki Beni sekarang?
Penyelesaian : 1
2 +
1
3 =
3
6 +
2
6 =
5
6
Jadi, apel yang dimiliki Beni sekarang adalah 5
6 bagian.
2) Nita mempunyai roti 1
2 bagian. Nita memberikan rotinya kepada Siti
sebanyak 1
3 bagian. Berapa bagian sisa roti Nita sekarang?
Jawaban :
Diketahui : - Nita mempunyai roti 1
2 bagian
- Nita memberikan rotinya kepada Siti sebanyak 1
3 bagian
Ditanyakan : Berapa bagian sisa roti Nita sekarang?
15
Penyelesaian : 1
2 -
1
3 =
3
6 -
2
6 =
1
6
Jadi, sisa roti Nita sekarang adalah 1
6 bagian.
3. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
a. Hakikat pendekatan Pembelajaran
Rahman (2018:39), mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran
merupakan cara pandang dalam proses belajar mengajar yang dipakai untuk
suasana belajar yang efektif dan mendukung tercapainya tujuan yang diharapkan.
Sedangkan Indrawati (Isrok’atun dan Amelia Rosmala. 2018:35), mengemukakan
bahwa pendekatan pembelajaran dapat dimaknai sebagai titik tolak atau sudut
pandang seseorang pengajar terhadap suatu proses pembelajaran, yang merujuk
pada pandangan tentang terjadinya suatu pembelajaran yang sifatnya masih
bersifat umum.
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah cara pandang atau titik tolak
seorang pendidik dalam proses belajar mengajar agar suasana belajar menjadi
efektif dan mencapai suatu tujuan yang diharapkan .
b. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Pendekatan Matematika Realistik merupakan terjemahan dari Realistic
Mathematics Education (RME) merupakan pendekatan pembelajaran dalam
pendidikan matematika. Pendekatan RME pertama kali dikenalkan dan
dikembangkan di Belanda pada tahun 1970 oleh Hans Frudenthal di Institute
Freudenthal. Pendekatan matematika realistik ini dikembangkan dan telah di uji
16
coba selama 33 tahun di Belanda dan terbukti berhasil merangsang penalaran dan
kemampuan berpikir siswa. Pendekatan ini mengacu pada asumsi bahwa,
matematika harus dikaitkan dengan realitas dan matematika merupakan aktivitas
manusia. Ini berarti matematika harus dekat dengan anak dan relevan dengan
situasi sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia maksudnya, siswa
diberikan kesempatan untuk menemukan ide/konsep matematika dengan
bimbingan orang dewasa. Upaya ini dilakukan melalui penjelajahan berbagai
situasi dan persoalan realistik, prinsip penemuan kembali dapat di inpirasi dari
prosedur pemecahan informal dan menggunakan konsep matematisasi. Pambudi
(2017:43).
Menurut Treffers (Ningsih. 2014:77), ada dua jenis matematisasi yaitu
matematisasi horizontal dan vertikal. Contoh matematisasi horizontal adalah
pengidentifikasian, perumusan, dan penvisualisasi masalah dalam cara-cara yang
berbeda, dan pentranformasian masalah dunia real ke masalah matematik. Contoh
matematisasi vertikal adalah representasi hubungan-hubungan dalam rumus,
perbaikan dan penyesuaian model matematik, penggunaan model-model yang
berbeda, dan penggeneralisasian. Kedua matematisasi ini mendapat perhatian
yang seimbang, karena matematika ini mempunyai nilai yang sama.
De Lange (Ningsih. 2014:77), membedakan empat pendekatan
matematika berdasarkan komponen matematisasinya. Pendekatan matematika
berdasarkan komponen matematisasi horizontal dan vertikal salah satunya adalah
pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR).
Rohaeti, dkk ( 2019:5), menjelaskan pendekatan matematika realistik
adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang diawali dengan penyajian
17
konten matematika yang dihubungkan dengan situasi nyata yang sudah dikenal
siswa. Kemudian melalui eksplorasi terhadap situasi nyata atau masalah nyata
siswa untuk menemukan kembali konsep matematika yang akan dipelajarinya.
Menurut Afandi, dkk (2013:21), pendekatan matematika realistik
merupakan suatu pendekatan matematika yang dekat dengan kehidupan nyata
siswa sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman dan daya nalar siswa.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan matematika
realistik adalah pendekatan pembelajaran matematika yang beriorentasi pada
siswa yang harus dihubungkan dengan kehidupan nyata (real) terhadap konteks
kehidupan sehari-hari sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman siswa.
c. Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
Menurut Maulana (Isrok’atun dan Amelia Rosmala. 2018:73-74), ada
lima karakteristik pendekatan pembelajaran matematika realistik yakni sebagai
berikut.
1) Phenomenological Exploration or Use Context (Menggunakan konteks)
Penerapan pendekatan matematika realistik menggunakan masalah
konteks, dan bersumber dari peristiwa nyata yang terdapat di kehidupan.
Proses pembelajaran tidak selalu diartikan sebagai pembelajaran yang konkret,
tetapi meliputi sesuatu peristiwa atau benda yang dapat dipahami oleh siswa
atau hanya cukup dibayangkan, dan apa yang harus dicari untuk menemukan
solusi.
Masalah konteks matematika dapat disajikan pada awal
pembelajaran apabila bertujuan untuk menemukan konsep matematika dari
18
pemecahan masalah yang dilakukan siswa secara mandiri. Masalah konteks
disajikan di tengah pembelajaran jika dimaksudkan untuk untuk memantapkan
konsep matematika yang telah ditemukan. Dan masalah konteks disajikan di
akhir pembelajaran yang bertujuan untuk mengaplikasikan konsep yang telah
ditemukan siswa secara mandiri.
2) The Use Models Bridging by Vertikal Instrument (Menggunakan model)
Selama kegiatan pembelajaran realistik, siswa aktif melakukan
kegiatan belajar dalam memahami simbol-simbol matematika yang abstrak.
Siswa memiliki pengetahuan awal yang dijadikan sebagai dasar dalam
melakukan kegiatan belajar menggunakan pola piker yang dimiliki. Kegiatan
siswa tersebut yang meliputi menggambar dalam memecahkan masalah,
membayangkan permasalahan, dan merancang kegiatan pemecahan masalah
secara mandiri. Hal ini bertujuan sebagai jembatan bagi siswa memahami
sesuatu yang konkret menuju simbol atau konsep matematika yang abstrak
(model of). Selain itu, siswa diharapkan mampu memeikirkan konsep
matematika yang bersifat abstrak atau matematika formal (model for).
3) The Use of Student Own Production and Construction of Students
Contribution (Menggunakan produksi dan konstruksi)
Peran siswa selama pembelajaran matematika realistik dijadikan
sebagai sumber belajar. Hal ini menuntut siswa untuk memberikan kontribusi
dalam kegiatan belajar, yang meliputi ide, gagasan, maupun argumen tentang
konsep matematika. Kontribusi siswa tersebut sebagai jalam untuk
mengontruksikan konsep matematika secara mandiri melalui pemecahan
masalah atau kegiatan lain yang dilakukan siswa.
19
4) The Interactive Character of Teaching Process or Interactivity
(Interaktivitas)
Proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan matematika
realistik dilakukan secara interaktif. Artinya, terdapat interaksi antara siswa
dan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan sarana belajar sehingga siswa
mendapatkan manfaat yang positif. Bentuk dari interaksi tersebut adalah
diskusi, berargumen, memberikan saran atau penjelasan, serta
mengkomunikasikan proses pemecahan masalah menggunakan bahasa
matematika. Dengan demikian, aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
dapat berkembang dengan baik.
5) Intertwining or Various Learning Strand (Keterkaitan)
Matematika memiliki konsep yang saling berkaitan. Keterkaitan
matematika tersebut meliputi keterkaitan antartopik, konsep operasi, atau
keterkaitan dengan bidang lain. Dengan demikian, pembelajaran matematika
dilakukan secara terstruktur. Proses mengontruksi materi matematika memiliki
prasyarat bahwa materi sebelumnya harus dikuasai. Selain itu,kegiatan
mengontruksi secara mandiri materi matematika yang dilakukan dengan
mengaitkan pada bisang lain, menggunakan konsep matematika seperti bidang
ekonomi, kimia, dan sebagainya. Kegiatan belajar seperti ini dapat
memberikan manfaat dan kebermaknaan matematika dalam kehidupan.
d. Prinsip-prinsip Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
Menurut Gravemeijer (Rahman. 2018:135), ada tiga prinsip kunci PMR
yaitu sebagai berikut.
20
1) Guided Re-invention (Menemukan kembali secara seimbang)
Memeberikan kesempatan bagi siswa untuk melakukan matematisasi
dengan masalah konteks yang realistik bagi siswa dengan bantuan dari guru.
Siswa didorong atau ditantang untuk aktif bekerja bahkan diharapkan dapat
mengkontruksi atau membangun sendiri pengetahuan yang akan di
perolehnya. Pembelajaran tidak dimulai dari sifat-sifat atau defenisi atau
teorema dan selanjutnya diikuti contoh-contoh, tetapi dimulai dengan masalah
kontekstual atau real/nyata yang selanjutnya melalui aktivitas siswa
diharapkan dapat ditemukan sifat atau defenisi atau teorema atau aturan oleh
siswa itu sendiri.
2) Didactical Phenomenology (Fenomena didaktik)
Pembelajarn matematika yang cenderung beriorentasi kepada
memberi informasi atau memberitahu siswa dan memakai matematika yang
sudah siap pakai untuk memecahkan masalah sebagai sarana utama untuk
mengawali pembelajaran sehingga memungkinkan siswa dengan cara sendiri
mencoba memecahkannya. Dalam memecahkan masalah tersebut, siswa
diharapkan dapat melangkah ke arah matematisasi horizontal dan
matematisasi vertikal.
Matematisasi horizontal adalah proses penyelesaian masalah konteks
dari dunia nyata yang terkait dengan matematika. Dalam hal ini, proses
matematisasi horizontal berawal dari konteks dunia nyata menuju simbol
matematika yang bersifat abstrak. Sedangkan matematisasi vertikal adalah
suatu proses pembelajaran menggunakan simbol dan konsep matematika yang
bersifat abstrak tanpa keterkaitannya dengan konteks nyata.
21
3) Self-developed models (model dibangun sendiri oleh siswa)
Pada proses pembelajaran dimana pada waktu siswa mengerjakan
masalah konteks, siswa mengembangkan suatu model. Model ini diharapkan
dibangun sendiri oleh siswa, baik dalam proses matematisasi horizontal
ataupun vertikal. Kebebasan yang diberikan kepada siswa untuk memecahkan
masalah secara mandiri atau kelompok, dengan sendirinya akan
memungkinkan munculnya berbagai model pemecahan masalah buatan siswa.
e. Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
Menurut Hobri (Isrok’atun dan Amelia Rosmala. 2018:74), bahwa
langkah-langkah pendekatan matematika realistik adalah sebagai berikut.
1) Memahami masalah konteks
Tahap awal pembelajaran matematika realistik adalah penyajian
masalah oleh guru kepada siswa. Masalah yang disajikan bersifat konteks dari
peristiwa nyata dalam kehidupan sekitar siswa, sedangkan kegiatan belajar
siswa pada tahap ini adalah memahami masalah yang disajikan dari guru.
Siswa menggunakan pengetahuan awal yang dimiliki untuk memahami
masalah konteks yang dihadapi.
2) Menjelaskan masalah konteks
Guru menjelaskan situasi soal yang dihadapi siswa dengan
memberika petunjuk dan arahan. Guru membuka skema awal dengan
melakukan Tanya jawab tentang hal yang diketahui dan ditanyakan seputar
masalah konteks tersebut. Hal ini dilakukan hanya sampai siswa mengerti
maksud soal atau masalah yang dihadapi.
22
3) Menyelesaikan masalah konteks
Tahap selanjutnya adalah kegiatan siswa dalam menyelesaikan
masalah konteks yang sebelumnya telah dipahami. Kegiatan menyelesaikan
masalah dilakukan dengan cara siswa sendiri dari hasil pemahamannya dan
pengetahuan awal yang dimiliki. Siswa merancang, mencoba, dan melakukan
penyelesaian masalah dengan berbagai macam cara sehingga tidak menutup
kemungkinan setiap siswa memiliki cara penyelesaian masalah yang berbeda-
beda. Selain itu guru juga memberikan motivasi kepada siswa dalam
melakukan kegiatan belajar melalui dengan arahan dan bimbingan.
4) Membandingkan dan mendiskusikan jawaban siswa
Setelah siswa menyelesaikan masalah konteks dengan cara mereka
sendiri, selanjutnya siswa memaparkan hasil dari proses pemecahan masalah
yang telah dilakukan. Kegiatan belajar tahap ini dilakukan dengan diskusi
kelompok untuk membandingkan dan mengoreksi bersama hasil pemecahan
masalah. Dalam kegiatan ini, peran guru dibutuhkan dalam meluruskan dan
meperjelas cara penyelesaian masalah yang telah dilakukan oleh siswa.
5) Menyimpulkan
Pada tahap akhir pembelajaran, kegiatan belajar siswa diarahkan
untuk dapat menyimpilkan konsep dan cara penyelesaian masalah yang telah
didiskusikan secara bersama-sama. Guru membimbing siswa dalam
meyimpulkan dan memperkuat hasil kesimpulan siswa.
Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media
Magic Box sebagai berikut:
23
1) Memahami masalah konteks
Pada awal pembelajaran matematika realistik yaitu penyajian
masalah konteks oleh guru kepada siswa. Siswa diberikan masalah konteks
berupa soal cerita yang dijadikan sebagai apersepsi dan pada tahap ini siswa
memahami masalah yang diberikan guru. Siswa menggunakan pengetahuan
awal yang dimiliki untuk memahami masalah konteks yang dihadapi dalam
bentuk soal cerita.
2) Menjelaskan masalah konteks
Pada tahap ini guru menjelaskan situasi soal yang dihadapi siswa
dengan memberikan petujuk dan arahan. Guru melakukan tanya jawab
tentang hal yang diketahui dan ditanyakan seputar masalah konteks. Guru
menjelaskan sampai siswa mengerti maksud soal dan masalah yang dihadapi.
3) Menyelesaikan masalah konteks
Pada tahap selanjutnya guru meminta perwakilan siswa untuk
memperagakan masalah menggunakan media Magic Box yang disediakan
guru. Siswa mengambil benda yang ada didalam media tersebut kemudian
guru meminta siswa untuk menyelesaikan masalah dengan menuliskan cara
penyelesaian di papan tulis dan siswa yang lain memperhatikan.
Guru meminta kepada siswa untuk mempelajari cara mengubah
pecahan campuran ke pecahan biasa dengan arahan dan bimbingan dari guru.
Kemudian guru memberikan contoh soal mengenai pecahan campuran,
setelah siswa mengerti dan paham mengenai materi pelajaran selanjutnya
guru membagi siswa kedalam 3 kelompok kemudian diberikan lembar
kegiatan dan siswa mendiskusikan masalah yang diberikan oleh guru.
24
4) Membandingkan dan mendiskusikan jawaban siswa
Setelah siswa menyelesaikan masalah yang diberikan guru dengan
berdiskusi kelompok, selanjutnya siswa diminta untuk memaparkan hasil dari
pemecahan masalah yang dilakukan. Kemudian kelompok lain
memperhatikan jawaban dari keolompok yang memaparkan hasil diskusinya,
jika ada jawaban yang berbeda maka kelompok lain akan menanggapi
jawaban kelompok tersebut. Kegiatan belajar tahap ini dilakukan dengan
diskusi kelompok untuk membandingkan dan mengoreksi bersama hasil
pemecahan masalah. Dalam kegiatan ini, peran guru dibutuhkan dalam
meluruskan dan memperjelas cara penyelesaian masalah yang telah dilakukan
siswa.
5) Menyimpulkan
Pada tahap akhir pembelajaran, siswa diarahkan untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama-sama. Guru
membimbing siswa dalam menyimpulkan materi dan memperkuat hasil
kesimpulan siswa.
f. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik
Menurut Suwarsono (Rohaeti, dkk. 2019:8), terdapat kelebihan
pendekatan matematika realistik sebagai berikut:
1) Memberikan pengertian yang jelas kepada siswa tentang keterkaitan antara
materi matematika dengan masalah kehidupan sehari-hari dan tentang
kegunaan matematika pada umumnya bagi manusia.
25
2) Matematika dapat dikontruksi dan dikembangkan sendiri oleh siswa dan
tidak hanya oleh pakar matematika.
3) Cara penyelesaian suatu soal atau masalah tidak harus tunggal, dan tidak
perlu sama anatara orang yang satu dengan yang lainnya.
4) Dalam mempelajarai matematika, siswa harus menjalani sendiri proses
matematika yang bersangkutan dan menemukan sendiri konsep-konsep
matematika dengan bantuan guru.
5) Dapat memadukan kelebihan berbagai pendekatan pembelajaran lain yang
dianggap unggul, misalnya pendekatan penyelesaian masalah,
pembelajaran yang berpandangan kontruktivisme, dan pendekatan
pembelajaran yang berbasis lingkungan.
Selain kelebihan PMR seperti diatas, juga terdapat beberapa kelemahan
PMR, diantaranya sebagai berikut:
1) Tidak selalu mudah mencari soal atau masalah konteks yang dikenalkan
siswa dan sesuai dengan konten atau topik metamatika tertentu.
2) Penilaian dan pelaksanaan pembelajaran matematika realistik lebih rumit
dibandingkan pembelajaran kovensional.
3) Pemilihan alat peraga atau media harus cermat sehingga betul-betul dapat
membantu proses berpikir siswa.
4. Media Magic Box
a. Hakikat Media Pembelajaran
Menurut Danim (Karo dan Rohani. 2018:93) bahwa media adalah
seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru dalam rangka
26
berkomunikasi dengan peserta didik. Adapun menurut Rohani (Susanto.
2014:313) menjelaskan media adalah sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi
sebagai perantara atau sarana dalam proses belajar mengajar.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah suatu alat bantu yang yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang
dapat diindra dan berfungsi untuk menyampaikan maksud dari bahan
pembelajaran.
Sudjana dan Riva’I (Susanto. 2014:322) megemukakan tentang tujuan
diterapkannya media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu sebagai
berikut:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehinga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami
oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan
pemebelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata berkomunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan,
dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar pada setiap jam
pelajaran.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya
mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,
melakukan, mendemostrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Menurut Kemp dan Dayton (Karo dan Rohani. 2018:94), bahwa manfaat
media dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut.
27
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan jelas.
3) Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
4) Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
5) Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja.
7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses
belajar.
8) Merubah peran guru kearah yang lebih positif dan produktif.
b. Media Magic Box
Magic box diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia adalah kotak
misteri atau kotak ajaib. Magic box adalah kotak atau kubus yang ukurannya dapat
disesuai kan dengan kebutuhan dan tidak tembus pandang. Magic box karena
media ini terbuat dari kardus yang berbentuk kotak. Sedangkan ajaib karena pada
kotak tersebut tertutup, siswa tidak mengetahui benda yang ada didalam.
Simamora, dkk (2019:97)
Menurut Nugraha dan Neni Mariana (2018:1517), media magic box
merupakan jenis media konkret kerena mengandalkan indera penglihatan yaitu
mata. Dinamakan Magic box disebut juga dengan kotak ajaib. Kotak mengadung
arti petak, peti, untuk menyimpan barang-barang, dalam arti kotak ini mempunyai
banyak materi pelajaran sebagai solusi kegiatan pembelajaran. Ajaib karena
memiliki solusi untuk memecahkan masalah.
28
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media magic box
atau kotak ajaib adalah suatu media konkret yang terbuat dari kardus yang
didalamnya terdapat benda-benda yang belum diketahui oleh siswa yang berkaitan
dengan materi pelajaran. Benda-benda yang dimaksud yaitu benda konkret seperti
buah-buahan, pita, roti, gambar dan sebagainya dalam bentuk pecahan. Dalam
media tersebut terdapat masing-masing 2 benda yang dibungkus dalam plastik
kemudian 2 benda tersebut dilakukan penjumlahan atau pengurangan sesuai
dengan keterangan yang sudah ada dalam kantong plastik tersebut.
Media magic box ini termasuk jenis media visual dimana media ini
hanya menggunakan kemampuan indera penglihatan atau mata. Dilihat dari segi
jenis dimensinya media ini termasuk media tiga dimensi. Media magic box ini
sesuai dalam kriteria pemilihan media pembelajaran kerena media magic box
merupakan media yang praktis, luwes, dan tahan lama sehingga media ini sangat
efisien, media magic box terdapat juga materi dan soal-soal pecahan yang dapat
mendukung tercapainya suatu tujuan pembelajaran sehingga penggunaan media
ini sangat efektif.
Kelebihan dari media magic box ini antara lain yaitu media magic box
dapat membangkitkan semangat peserta didik dalam mengikuti proses
pembelajaran, media ini akan menciptakan pembelajaran yang hidup karena
peserta didik akan lebih aktif dikelas pada saat proses pembelajaran, mendapat
pengetahuan yang baru dan wawasan yang luas dengan menghubungkan dengan
pengetahuan yang dimiliki oleh peserta didik sehingga pembelajaran bisa lebih
bermakna, membantu peserta didik dalam mengingat pengetahuan yang diperoleh
dalam kehidupan sehari-hari.
29
5. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan
Media Magic Box Dalam Pembelajaran Matematika.
Menurut Rohaeti, dkk ( 2019:5), bahwa pendekatan matematika realistik
adalah suatu pendekatan pembelajaran matematika yang diawali dengan penyajian
konten matematika yang dihubungkan dengan situasi nyata yang sudah dikenal
siswa. Kemudian melalui eksplorasi terhadap situasi nyata atau masalah nyata
siswa untuk menemukan kembali konsep matematika yang akan dipelajarinya.
Adapun menurut Simamora, dkk (2019:97) bahwa media Magic box adalah kotak
atau kubus yang ukurannya dapat disesuai kan dengan kebutuhan dan tidak
tembus pandang. Magic Box karena media ini terbuat dari kardus yang berbentuk
kotak. Sedangkan ajaib karena pada kotak tersebut tertutup, siswa tidak
mengetahui benda yang ada didalam. Media ini dapat membantu siswa untuk
lebih memahami benda-benda matematika yang abstrak menjadi konkret. Dengan
menerapkan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan
media Magic Box diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran dan
siswa mudah memahami materi pelajaran matematika sehingga hasil belajar
menjadi lebih tinggi.
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) guru haruslah
berinteraksi dengan siswa, agar siswa lebih memahami apa yang telah dikerjakan,
tentunya dalam pembelajaran harus dikaitkan dengan kehidupan nyata untuk
memudahkan siswa dalam belajar. Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) memberikan kesempatan untuk siswa menemukan kembali dan
memahami konsep-konsep matematika berdasarkan pada masalah realistik yang
diberikan oleh guru. Situasi realistik dalam masalah memungkinkan
30
menyelesaikan masalah. Sedangkan media Magic Box ini sebagai media pembantu
dalam proses pembelajaran karena didalam media Magic Box ini terdapat benda
konkret dan soal yang berkaitan dengan materi pecahan dan dapat membantu
siswa mengkonkretkan sesuatu yang abstrak. Untuk memberikan gambaran
tentang implementasi pembelajaran matematika realistik pada mata pelajaran
matematika materi pecahan di Sekolah Dasar. Sebelum memperkenalkan pecahan
pada siswa sebaiknya pembelajaran pecahan diawali dengan pemahaman konsep
tentang pecahan dengan mempergunakan media Magic Box yang didalamnya
terdapat berbagai benda-benda dan soal yang berkaitan tentang materi pecahan.
Contohnya siswa mengambil benda yang ada didalam kotak media misalnya
melalui pembagian apel atau benda nyata lainnya supaya siswa lebih mudah
memahami materi pecahan dalam bentuk sederhana yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
6. Hasil Penelitian Relevan
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan berbagai penelitian terdahulu
yang sama-sama menggunakan pendekatan matematika realistik (PMR) dan
media magic box, diantaranya:
1. Umri (2014), dengan kesimpulan bahwa pada siklus I yang tuntas secara
individual dari 19 murid hanya 6 murid atau 31,58% yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) atau berada pada kategori sangat rendah. Secara
klasikal belum terpenuhi karena nilai rata-rata diperoleh sebesar 60,52%.
Sedangkan pada siklus II dimana dari 19 murid terdapat 16 murid atau
84,21% telah memenuhi KKM dan secara klasikal sudah terpenuhi yaitu nilai
31
rata-rata yang diperoleh 80,79 atau berada pada kategori tinggi. Persamaan
pada penelitian ini adalah sama-sama menggunakan pendekatan matematika
realistik (PMR) pada pelajaran matematika kelas V. Sedangkan perbedaannya
yaitu terletak pada penggunaan media, dimana penelitian tersebut tidak
menggunakan media sedangkan penelitian ini berbantuan media magic box.
dan perbedaan penelitian ini juga terletak pada jenis metode penelitian yang
digunakan, pada penelitian tersebut menggunakan jenis metode penelitian
tindakan kelas sedangkan penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian
eksperimen.
2. Diana Putra, Wyn Darsana, dan Surya Manuaba (2014), dengan kesimpulan
bahwa nilai rata-rata post-test pada kelompok eksperimen sebesar 71,25
sedangkan nilai rata – rata post-test pada kelompok kontrol sebesar 60,22.
Dari uji pra-syarat data diperoleh bahwa data berdistribusi normal dan
memiliki varians yang homogen kemudian dilanjutkan dengan uji-t diperoleh
thitung = 4,38 dan ttabel = 2,00 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat
kebebasan (db) 60. Berdasarkan analisis data tersebut maka diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,38 > 2,00), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan
pembelajaran matematika realistik berbantuan media sederhana terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas V SD Gugus III Kecamatan Abiansemal tahun
pelajaran 2013/2014. Persamaan pada penelitian ini sama-sama menggunakan
pendekatan matematika realistik (PMR) dan berbantuan media. Sedangkan
perbedaannya terletak pada sasaran penelitian tersebut pada kelas III dan
penelitian ini menggunakan kelas IV.
32
3. Fatimah Nur Ismiyasari (2017), dengan kesimpulan bahwa terbukti dari hasil
tindakan yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar matematika
siswa yaitu 30,77% menjadi 94,87% siswa mencapai KKM ≥ 75 atau
sebanyak 37 siswa dengan rata-rata 66,95 menjadi 82,67% sehingga indikator
pencapaian hasil belajar sebasar 75% dapat tercapai. Persamaan pada
penelitian ini sama-sama menggunakan media magic box dan sasaran
penelitian sama-sama menggunakan kelas V. Sedangkan perbedaan dari
penelitian ini yaitu dimana penelitian tersebut tidak menggunakan
pendekatan PMR dan penelitian ini menggunakan pendekatan PMR dan
perbedaan penelitian ini juga terletak pada jenis metode penelitian yang
digunakan, pada penelitian tersebut menggunakan jenis metode penelitian
tindakan kelas sedangkan penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian
eksperimen.
B. Kerangka Pikir
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa pembelajaran matematika dikelas
belum berlangsung secara efektif. Hal ini nampak pada hasil belajar siswa yang
masih dalam kategori rendah. Hal ini karena guru dalam menyajikan pelajaran
kurang melibatkan siswa didalam proses pembelajaran sehingga didalam proses
pembelajaran tampak guru aktif sedangkan siswa pasif.
Untuk mengatasi permasalahan itu perlu dicari suatu pendekatan
pembelajaran yang tepat. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat
mendorong keterlibatan siswa secara aktif dan mampu membuat hubungan antara
materi pelajaran dengan situasi dunia nyata siswa dalam proses pembelajaran
33
sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna adalah pendekatan pembelajaran
matematika realistik (PMR). Menurut Afandi, dkk (2013:21), pendekatan
matematika realistik merupakan suatu pendekatan matematika yang dekat dengan
kehidupan nyata siswa sebagai sarana untuk meningkatkan pemahaman dan daya
nalar siswa.
Penggunaan media dapat membangkitkan keingintahuan siswa,
merangsang mereka untuk beraksi terhadap penjelasan guru, memungkinkan
siswa untuk ikut menyentuh objek kajian pembelajaran, membantu siswa
mengkonkret sesuatu yang abstrak. Media dapat membantu guru dalam
menghidupkan suasana yang monoton dan membosankan.
Berdasarkan teori pendukung sebagaimana telah diuraikan, bahwa telah
menerapkan pendekatan pembelajaran matematika realistik berbatuan media
magic box. Pembelajaran berjalan dengan baik dan bermakna, hasil belajar siswa
menjadi lebih meningkat, aktivitas siswa sesuai dengan dikehendaki (baik), dan
respon siswa terhadap pembelajaran positif.
Dengan demikian kerangka pikir terdapat pengaruh Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbatuan Media Magic Box terhadap
hasil belajar matematika SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene sebagai berikut.
34
Gambar 2.1. kerangka pikir
Rendahnya hasil belajar
Matematika di SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene
Sebelum menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) Berbatuan Media
Magic Box
Pretest
Setelah menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) Berbatuan Media
Magic Box
Posttest
Hasil Belajar
Analisis
Temuan
35
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir diatas, maka hipotesis
penelitian ini adalah: “Terdapat Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic Box Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene”.
Adapun hipotesis statistik dari penelitian ini yaitu:
𝐻0 : 𝜇1 = 𝜇2
𝐻1 : 𝜇1 < 𝜇2
Gambar 2.2 Hipotesis Statistik penelitian
Keterangan:
𝜇1 : Rata-rata hasil belajar sebelum diberikan perlakuan
𝜇2 : Rata-rata hasil belajar setelah diberikan perlakuan
𝐻0 : Tidak ada pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) Berbantuan Media Magic Box Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene.
𝐻1 : Terdapat Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) Berbantuan Media Magic Box Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian pre eksperimen
dengan desain One Group Pretest-Posttest. Penelitian ini bertujuan untuk
mengungkapkan pengaruh pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR)
berbantuan media Magic Box terhadap hasil belajar Matematika siswa SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene.
2. Desain Penelitian
Desain dalam penelitian ini yaitu One Group Pretest-Posttest yakni
dengan membandingkan nilai pretest dengan nilai posttest. Pada desain ini
nantinya sampel akan diberi tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) setelah
diberikan perlakuan. Sugiyono (2019: 114) desain yang digunakan dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian one grup pretest-posttest
Keterangan:
X : Perlakuan atau Treament
𝑜1 : nilai Pre-test (sebelum diberi perlakuan)
𝑜2: nilai Post-test (setelah diberi perlakuan)
𝒐𝟏 X 𝒐𝟐
37
B. Populasi dan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 4 Lakkading Kecamatan Sendana
Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat.
1. Populasi
Berdasarkan uraian tersebut maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene tahun
pelajaran 2020/2021 yang terdiri dari 108 orang siswa.
Tabel 3.1 Jumlah siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene
No Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. I 11 6 17
2. II 10 13 23
3. III 6 11 17
4. IV 10 8 18
5. V 7 3 10
6. VI 8 15 23
Jumlah 108
Sumber : Ruang Tata Usaha SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene.
2. Sampel
Dalam teknik pengambilan sampel, penulis menggunakan teknik
Cluster Random Sampling. Dimana Cluster Random Sampling adalah teknik
sampling yang digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas maka pengambilan sampel dilakukan secara random.
38
Adapun sampel yang dipilih yaitu kelas V dengan jumlah siswa 10 orang yang
terdiri dari 7 orang laki-laki dan 3 orang perempuan.
C. Defenisi Operasional Variabel
Variabel yang dilakukan dalam penelitian ini secara operasional
didefenisikan sebagai berikut.
1. Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) merupakan suatu
pendekatan pembelajaran matematika yang menempatkan realitas sebagai titik
tolak pembelajaran. Namun pengertian realistik tidak hanya mencakup dunia
nyata, tetapi juga mencakup apa yang ada dalam pikiran siswa atau apa yang
dapat dibayangkan oleh siswa. Sementara itu, Media Magic Box atau kotak
ajaib merupakan suatu media konkret yang terbuat dari kardus yang
didalamnya terdapat benda-benda yang belum diketahui oleh siswa yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang dapat membangkitkan semangat siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran media dapat membangkitkan
keingintahuan siswa, merangsang mereka untuk beraksi terhadap penjelasan
guru, memungkinkan siswa untuk ikut menyentuh objek kajian pembelajaran,
membantu siswa mengkonkret sesuatu yang abstrak.
2. Hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah skor yang
dicapai oleh siswa setelah proses pembelajaran dengan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box
melalui tes belajar. dalam penelitian ini hasil belajar diperoleh berdasarkan tes
awal (pretest) dan tes akhir (posttest).
39
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data penelitiannya. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi.
1. Tes
Tes bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas V, tes
dilaksanakan sebanyak dua kali yaitu tes yang dilakukan sebelum pemberian
perlakuan (pretest) untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh siswa
sebelum diterapkannya Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Berbantuan Media Magic Box dan tes yang dilakukan setelah pemberian
perlakuan (posttest) untuk mengetahui hasil belajar Matematika setelah
diterapkannya Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan
Media Magic Box.
2. Observasi
Teknik observasi ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data-data
dengan mengamati secara langsung pada saat proses pembelajaran berlangsung di
kelas dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki untuk
memperoleh data yang diperlukan.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah soal tes dan
observasi.
1. Soal Tes
Soal tes ini berasal dari materi matematika, yaitu operasi penjumlahan
dan pengurangan pecahan. Soal tes yang digunakan terdiri dari 10 soal esai yang
40
digunakan untuk mengetahuai kemampuan awal dan kemampuan akhir siswa
setelah diberikan perlakuan.
Tabel 3.2 kisi-kisi instrumen materi operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan
Kompotensi Dasar Indikator Nomor
Soal
Jumlah
Soal
3.1.Menjelaskan dan
melakukan penjumlahan
dan pengurangan dua
pecahan dengan penyebut
berbeda.
3.1.1Melakukan penjumlahan
pecahan berbeda
penyebut.
1, 2, 4 3
3.1.2Melakukan pengurangan
pecahan berbeda
penyebut.
3, 5 2
4.1.Menjelaskan masalah
yang berkaitan dengan
penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan
dengan penyebut
berbeda.
4.1.1Memilih penyelesaian
masalah yang berkaitan
dengan penjumlahan dua
pecahan dengan
penyebut berbeda.
6, 7 2
4.1.2Memilih penyelesaian
masalah yang berkaitan
dengan pengurangan
dua pecahan dengan
penyebut berbeda
8, 9, 10 3
Jumlah Soal 10
2. Lembar Observasi
Lembar observasi berisi sebuah daftar jenis sikap yang mungkin timbul
dan yang akan diamati. Dalam lembar observasi peneliti tinggal memberikan
ceklis sesuai dengan skala sikap yang ditunjukan siswa pada saat pembelajaran
berlangsung.
41
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Observasi Aktivitas Siswa
No
. Aktivitas Siswa
Pertemuan ke- Rata-
rata
persentase
%
P
R
E
T
E
S
T
1 2
P
O
S
T
T
E
S
T
1. Siswa yang hadir pada
saat pembelajaran
2. Siswa yang
memperhatikan pada
saat proses
pembelajaran
berlangsung
3. Siswa yang tidak
memperhatikan pada
saat proses
pembelajaran
berlangsung
4. Siswa yang menjawab
pertanyaan
5. Siswa yang bertanya
pada saat proses
pembelajaran
berlangsung
6. Siswa yang
memanfaatkan media
pembelajaran secara
langsung
7. Siswa yang
mengajukan diri untuk
menanggapi dan
menambhkan jawaban
8. Siswa yang mampu
menyimpulkan materi
pembelajaran pada
akhir pembelajaran
Rata-rata
F. Teknik Analisis Data
Setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul
maka dilakukan analisis data. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
42
1. Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Adapun
langkah-langkah dalam penyusunan melalui analisis ini adalah sebagai berikut:
a. Rata-rata (Mean)
Berikut penentuan nilai rata-rata murid (mean)
(Arikunto 2013 : 301)
Keterangan:
�̅� = Rata-rata (Mean)
∑ 𝑓𝑥 = Jumlah nilai keseluruhan
n = Jumlah siswa.
b. Persentase (%) nilai rata-rata
(Sudijono, 2015 : 45)
Keterangan :
P : Angka Persentase
f : Frekuensi yang dicari persentasenya
N : Banyaknya sampel responden
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori ketuntasan hasil
belajar Matematika siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene:
�̅� = ∑ 𝑓𝑥𝑖
𝑘𝑖=1
𝑛
P = 𝑓
𝑁 x 100%
43
Tabel 3.4 Kategori Standar Ketuntasan Hasil Belajar
Tingkat Penguasaan Kategori
0-54 Sangat rendah
55-64 Rendah
65-74 Sedang
75-84 Tinggi
85-100 Sangat tinggi
Sumber: Penilaian hasil belajar siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene
Dari tabel 3.4 standar ketuntasan hasil belajar Matematika siswa yaitu
jika jumlah siswa yang mencapai atau melebihi nilai KKM 65 ≥ 70% dapat
disimpulkan hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene
sudah memenuhi kriteria hasil belajar siswa.
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minimum Hasil Belajar
Nilai Kriteria
0-64 Tidak Tuntas
65-100 Tuntas
Sumber: Penilaian hasil belajar siswa SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene
2. Analisis Statistik Inferensial
Analisis data selanjutnya menggunakan teknik analisis statistik
inferensial digunakan dan ditujukan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah
ditetapkan dengan menggunakan rumus uji-t sebagai berikut.
(Ananda dan Fadhli 2018:282)
𝑡 = 𝑀𝑑
√∑ 𝑥2𝑑
𝑛 (𝑛 − 1)
44
Keterangan :
𝑑 : Selisih skor sesudah dengan sebelum dari setiap subjek
𝑀𝑑 : Rerata dari gain (d)
𝑋𝑑 : Deviasi skor gain terhadap reratanya (𝑋𝑑)
𝑥2𝑑 : Kuadrat deviasi skor gain terhadap reratanya
𝑛 : Banyaknya sampel (subjek penelitian)
Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
1) Mecari nilai “Md” dengan rumus:
Md = ∑ 𝑑
𝑁
Keterangan:
Md : Mean dari perbedaan Pretest dengan Posttest ∑ 𝑑 : Jumlah dari gain (Posttest – Pretest)
𝑁 : Banyaknya sampel (subjek penelitian)
2) Mencari nilai “∑ 𝑥2𝑑” dengan rumus:
∑ 𝑥2𝑑 = ∑ 𝑑2 - (∑ 𝑑)2
𝑁
Keterangan:
∑ 𝑥2𝑑 : Jumlah kuadrat deviasi ∑ 𝑑 : Jumlah dari gain (Posttest – Pretest)
𝑁 : Banyaknya sampel (subjek penelitian)
3) Mencari harga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan rumus:
𝑡 = 𝑀𝑑
√∑ 𝑥2𝑑
𝑛 (𝑛−1)
Keterangan :
𝑑 : Selisih skor sesudah dengan sebelum dari setiap subjek
𝑀𝑑 : Rerata dari gain (d)
𝑋𝑑 : Deviasi skor gain terhadap reratanya (𝑋𝑑)
𝑥2𝑑 : Kuadrat deviasi skor gain terhadap reratanya
𝑛 : Banyaknya sampel (subjek penelitian)
4) Menentukan harga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan rumus:
Mencari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf
signifikan α = 0,05 dan db = N-1.
45
5) Membuat kesimpulan hasil penelitian.
jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima, berarti
penggunaan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
berbantuan media Magic Box berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika
siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene.
jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻1 ditolak dan 𝐻0 diterima, berarti
penggunaan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
berbantuan media Magic Box tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
Matematika siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dimaksudkan untuk memperoleh gambaran
mengenai ketuntasan hasil belajar matematika siswa yang meliputi sebelum
menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan
media Magic Box (Pretest) dan setelah menggunakan pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box (Posttest) serta hasil
observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box.
Deskripsi masing-masing hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan
Media Magic Box (Pretest) Dan Setelah Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Media Magic Box
(Posttest)
1) Deskripsi Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Media Magic
Box (Pretest)
Dari hasil analisis deskriptif yang disajikan di lampiran C, maka skor
hasil belajar siswa sebelum Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik Berbantuan Media Magic Box (Pretest) pada siswa kelas V SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene materi operasi penjumlahan dan pengurangan
pecahan dapat dilihat pada tabel berikut:
47
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) Berbantuan Media Magic Box (Pretest)
Statistik Nilai
Ukuran Sampel 10
Skor Ideal 100
Skor Rata-rata 60,8
Skor Tertinggi 77
Skor Terendah 51
Rentang Skor 26
Sumber : Olah Data Lampiran C
Pada tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor hasil belajar
matematika siswa sebelum menggunakan pendekatan pembelajaran matematika
realistik berbantuan media magic box (Pretest) adalah 60,8 dari skor ideal 100.
Skor yang dicapai siswa tersebar dari skor terendah 51 sampai dengan skor
tertinggi 77 dengan rentang skor 26. Jika skor hasil belajar matematika sebelum
menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik berbantuan media
magic box (Pretest) dikelompokkan kedalam lima kategori, maka diperoleh
distribusi frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Matematika
Siswa Sebelum Menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic Box
(Pretest)
No. Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. 0 - 54 Sangat Rendah 4 40%
2. 55 - 64 Rendah 3 30%
48
3. 65 – 74 Sedang 2 20%
4. 75 – 84 Tinggi 1 10%
5. 85 - 100 Sangat Tinggi 0 0%
Jumlah 10 100%
Sumber : Olah Data Lampiran C
Berdasarkan data yang dilihat pada tabel 4.2 diatas bahwa dari 10 siswa
di kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene dapat dikategorikan sangat
rendah yaitu 4 orang siswa (40%), kateori rendah 3 orang siswa (30%), kategori
sedang 2 orang siswa (20%), dan kategori tinggi 1 orang siswa (10%). Setelah
melihat skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 60,8 dikonversi ke dalam lima
kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar matematika siswa kelas V SDN
4 Lakkading Kabupaten Majene sebelum menggunakan pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) berbantuan Media Magic Box (Pretest) umumnya
berada pada kategori rendah.
Selanjutnya untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar
matematika siswa sebelum menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) berbantuan Media Magic Box (Pretest) dapat dilihat pada tabel
4.3 berikut
49
Tabel 4.3 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa sebelum
menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) berbantuan Media Magic Box (Pretest)
Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase %
0 ≤ x < 65 Tidak Tuntas 7 70%
65 ≤ x ≤ 100 Tuntas 3 30%
Jumlah 10 100%
Sumber : Olah Data Lampiran C
kriteria ketuntasan hasil belajar siswa dikatakan tuntas apabila memiliki
skor paling sedikit yaitu 65. Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa jumlah
siswa yang tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal adalah 7 orang siswa
(70%) dan siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal adalah 3 orag siswa
(30%). Dari deskripsi di atas dapat disimpilkan bahwa hasil belajar matematika
siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene sebelum menggunakan
pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan media magic
box (Pretest) belum memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal
karena 30% < 70%.
2) Deskripsi Hasil Belajar (Posttest) Matematika Siswa Kelas V SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene Setelah Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic Box.
Statistik skor hasil belajar siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten
Majene setelah Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
Berbantuan Media Magic Box (Posttest) pada siswa kelas V SDN 4 Lakkading
Kabupaten Majene materi operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan dapat
dilihat pada tabel berikut:
50
Tabel 4.4 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah
Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) Berbantuan Media Magic Box (Posttest)
Statistik Nilai
Ukuran Sampel 10
Skor Ideal 100
Skor Rata-rata 83,3
Skor Tertinggi 100
Skor Terendah 68
Rentang Skor 32
Sumber : Olah Data Lampiran C
Pada tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa rata-rata skor hasil belajar
matematika siswa setelah menggunakan pendekatan pembelajaran matematika
realistik berbantuan media magic box (Posttest) adalah 83,3 dari skor ideal 100.
Skor yang dicapai siswa tersebar dari skor terendah 68 sampai dengan skor
tertinggi 100 dengan rentang skor 32. Jika skor hasil belajar matematika setelah
menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik berbantuan media
magic box (Posttest) dikelompokkan kedalam lima kategori, maka diperoleh
distribusi frekuensi dan persentase yang ditunjukkan pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Matematika
Siswa Setelah Menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic Box
(Posttest)
No. Interval Kategori Frekuensi Persentase (%)
1. 0 - 54 Sangat Rendah 0 0%
2. 55 - 64 Rendah 0 0%
51
3. 65 – 74 Sedang 2 20%
4. 75 – 84 Tinggi 4 40%
5. 85 - 100 Sangat Tinggi 4 40%
Jumlah 10 100%
Sumber : Olah Data Lampiran C
Berdasarkan data yang dilihat pada tabel 4.5 diatas bahwa dari 10 siswa
di kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene dapat dikategorikan sedang yaitu
2 orang siswa (20%), kateori tinggi 4 orang siswa (40%), dan kategori sangat
tinggi 4 orang siswa (40%). Setelah melihat skor rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 83,3 dikonversi ke dalam lima kategori di atas, maka skor rata-rata hasil
belajar matematika siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene setelah
menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan
Media Magic Box (Posttest) umumnya berada pada kategori tinggi.
Selanjutnya untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar
matematika siswa sebelum menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) berbantuan Media Magic Box (Pretest) dapat dilihat pada tabel
4.6 berikut:
Tabel 4.6 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa setelah
menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) berbantuan Media Magic Box (Posttest)
Skor Kategorisasi Frekuensi Persentase %
0 ≤ x < 65 Tidak Tuntas 0 0%
65 ≤ x ≤ 100 Tuntas 10 100%
Jumlah 10 100%
Sumber : Olah Data Lampiran C
52
Pada tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang memenuhi
kriteria ketuntasan minimal individual adalah 10 orang siswa (100%). Dari
deskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika siswa kelas V
SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene setelah menggunakan pendekatan
pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan media magic box (Posttest)
sudah memenuhi kriteria ketuntasan hasil belajar secara klasikal 100% > 70%.
b. Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa kelas V
SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene Selama Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Berbantuan Media Magic Box
Tabel 4.9 Hasil Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa
No Aktivitas Siswa Pertemuan ke- Rata-
rata
Persentase
%
P
R
E
T
E
S
T
1 2
P
O
S
T
T
E
S
T
1. Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran
10 10 10 100%
2. Siswa yang memperhatikan pada
saat proses pembelajaran
berlangsung
7 9 8 80%
3. Siswa yang tidak memperhatikan
pada saat proses pembelajaran
berlangsung
3 1 2 20%
4. Siswa yang menjawab
pertanyaan
8 10 9 90%
5. Siswa yang bertanya pada saat
proses pembelajaran
berlangsung
6 9 7,5 75%
6. Siswa yang memanfaatkan
media pembelajaran secara
langsung
7 9 8 80%
7. Siswa yang mengajukan diri
untuk menanggapi dan
menambahkan jawaban
6 9 7,5 75%
8. Siswa yang mampu
menyimpulkan materi
pembelajaran pada akhir
pembelajaran
7 10 8,5 85%
Rata-rata 7,56 75,63%
Sumber : Olah Data Lampiran C
53
Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai dengan pertemuan II
menunjukkan bahwa:
a. Persentase kehadiran siswa sebesar 100%
b. Persentase siswa yang memperhatikan pada saat proses pembelajaran
berlangsung 80%
c. Persentase siswa yang tidak memperhatikan pada saat proses pembelajaran
berlangsung 20%
d. Persentase siswa yang menjawab pertanyaan 90%
e. Persentase siswa yang bertanya pada saat proses pembelajaran
berlangsung 75%
f. Persentase siswa yang memanfaatkan media pembelajaran secara langsung
80 %
g. Persentase siswa yang mengajukan diri untuk menanggapi dan
menambahkan jawaban 75%
h. Persentase siswa yang menyimpulkan materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran 85%
Rata-rata persentase aktivitas siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
Matematika dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box terhadap hasil belajar Matematika
siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene yaitu 75,63%.
Sesuai dengan kriteria aktivitas siswa yang ditentukan peneliti yaitu
siswa dikatakan aktif dalam proses pembelajaran jika jumlah siswa yang aktif
≥70% baik itu itu persentase maupun rata-rata aktivitas siswa. Dari hasil
pengamatan rata-rata persentase jumlah siswa yang aktif melakukan aktivitas yang
54
diharapkan yaitu 75,63% sehingga dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran matematika telah mencapai kriteria aktif.
2. Hasil Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis. Sesuai
dengan hipotesis penelitian yakni “terdapat pengaruh pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box terhadap hasil belajar
Matematika siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene”, maka teknik
yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah teknik statistik
inferensial dengan menggunakan rumus uji-t.
Berdasarkan analisis data yang diuraikan (Lampiran C), terlihat bahwa
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 pada siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene sebesar 11,48.
Berdasarkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dapat dibandingkan dengan nilai 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 menggunakan tabel
distribusi dengan taraf signifikan α = 0,05 (tabel terlampir) dan dk = N-1 = 10-1=
9, maka diperoleh 𝑡0,05 = 2,262. Setelah diperoleh maka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 11,48 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 =
2,262, maka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 11,48 > 2,262. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻1 diterima. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan sebelum dan setelah penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box terhadap hasil belajar Matematika
siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan di atas, maka dapat
diuraikan pembahasan hasil penelitian yang meliputi pembahasa hasil analisis
statistik deskriptif dan inferensial.
55
1. Pembahasan Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Pembahasan hasil analisis deskriptif meliputi ketuntasan hasil belajar
matematika dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran matematika
menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan
media magic box terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene.
a. Ketuntasan Hasil Belajar
1) Hasil Belajar Matematika Siswa Sebelum Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Media Magic Box (Pretest)
Hasil analisis data hasil belajar matematika siswa sebelum menggunakan
pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan media magic
box (Pretest) menunjukkan nilai rata-rata yaitu 60,8. Dengan ketuntasan terdapat
3 orang siswa atau 30% siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM), dan 7 orang siswa atau 70% siswa yang tidak mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM). Dengan kata lain hasil belajar matematika pada siswa
sebelum menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR)
berbantuan media magic box tergolong rendah.
2) Hasil Belajar Matematika Siswa Setelah Menggunakan Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik Berbantuan Media Magic Box (Posttest)
Hasil analisis data hasil belajar matematika siswa setelah menggunakan
pendekatan pembelajaran matematika realistik (PMR) berbantuan media magic
box (Pretest) menunjukkan nilai rata-rata yaitu 83,3. Dengan ketuntasan terdapat
10 orang siswa dari 10 orang siswa atau 100% semua siswa sudah mencapai
56
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dengan kata lain hasil belajar matematika
pada siswa setelah menggunakan pendekatan pembelajaran matematika realistik
(PMR) berbantuan media magic box tergolong tinggi.
b. Aktivitas Siswa Pada Saat Proses Pembelajaran Matematika
Hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran
Matematika dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box terhadap hasil belajar Matematika
siswa kelas V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene menunjukkan bahwa aktivitas
siswa yang ditentukan peneliti yaitu siswa dikatakan aktif dalam proses
pembelajaran jika jumlah siswa yang aktif ≥70% baik itu itu persentase maupun
rata-rata aktivitas siswa. Dari hasil pengamatan rata-rata persentase jumlah siswa
yang aktif melakukan aktivitas yang diharapkan yaitu 75,63% sehingga dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika telah
mencapai kriteria aktif. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum dari pertemua
pertama sampai pertemuan kedua, siswa yang di observasi telah melaksanakan
aktivitas dalam penggunaan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) berbantuan media Magic Box sesuai dengan yang diharapkan.
2. Pembahasan Hasil Analisis Statistik Inferensial
Berdasarkan hasil analisis statistik inferensial dengan menggunakan
rumus uji-t, diketahui bahwa nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 11,48. Dengan frekuensi (dk) sebesar
10 – 1 = 9, pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,262 . Oleh karena itu,
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan 0,05, maka hipotesis nol (𝐻0) ditolak dan
hipotesis alternatif (𝐻1) diterima
57
Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial yang diperoleh, cukup mendukung teori yang dikemukakan di kajian
pustaka. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box
berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN 4 Lakkading
Kabupaten Majene.
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pengunaan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan
media Magic Box berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas
V SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene. Hal ini dibuktikan dengan hasil
belajar siswa sebelum menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box yang tergolong rendah yaitu
60,8 dan hasil belajar siswa setelah menggunakan pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box yang tergolong
tinggi yaitu 83,3.
2. Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran matematika materi operasi
penjumlahan dan pengurangan pecahan melalui pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box dengan rata-rata
persentase aktivitas siswa yaitu 75,63%.
3. Berdasarkan nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 11,48 yang lebih besar daripada 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,262
maka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔> 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 11,48 > 2,262. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
𝐻0 ditolak dan 𝐻1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box
berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene.
59
B. Saran
Berdasarkan temuan yang berkaitan dengan hasil penelitian penggunaan
pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic
Box yang mempengaruhi hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN 4
Lakkading Kabupaten Majene, maka dikemukakan beberapa sara sebagai berikut:
1. Kepada para pendidik khususnya guru SDN 4 Lakkading Kabupaten majene,
disarankan untuk menggunakan pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box dalam pembelajarannya agar
dapat membangkitkan minat dan motivasi siswa untuk belajar yang dapat
mempengaruhi hasil belajarnya.
2. Kepada peneliti, diharapkan mampu mengembangkan pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box ini
pada kelas yang lain dengan tercapainya suatu tujuan yang diharapkan.
3. Kepada calon peneliti, akan dapat mengembangkan pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box ini serta
memperkuat hasil penelitian ini dengan cara mengkaji terlebih dahulu dan
mampu pengadakan penelitian yang lebih baik.
60
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M., Chamalah, E., Wardani, O, P. 2013. Model dan Pembelajaran di
Sekolah. Semarang : Unissula Press.
Ananda, R., Fadhli, M. 2018. Statistik Pendidikan Teori dan Praktik Dalam
Pendidikan. Medan : Widya Puspita.
Annisa, L., Sony, I., Ana, A. 2019. Pengaruh Pendekatan Matematika Realistik
Terhadap Prestasi Belajar Matematika dan Sikap Bersahabat di Kelas IV
SD. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah purwokerto.
(https://journal.ummat.ac.id/index.php/jtam/article/view/971/883. diakses
pada tanggal 18 Januari 2020)
Apriyani, C. 2017. Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematis Education (RME)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV
SD Negeri 9 Metro Barat. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung : Universitas
Lampung. (http://digilib.uin-suka.ac.id/33827/1/14480151_BAB-
I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf, diakses pada tanggal 18 Januari 2020).
Arifin, Z. 2013. Penerapan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Bilangan Pecahan Di Kelas IV MI Ghidaul Athfal Kota Sukabumi.
Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta : Universitas Islam Negeri.
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24343/1/SKRIPS
I%20ZAINAL%20ARIFIN.pdf, diakses pada tanggal 24 Januari 2020).
Arikunto, S. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003. Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.
Ismiyasari, F, N. 2017. Penggunaan Alat Peraga Edukatif Magic Box Dalam
Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
V SD Muhammadiyah 16 Surakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta :
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
(http://eprints.ums.ac.id/50615/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf, diakses
23 Januari 2020).
Isrok’atun., Rosmala, A. 2018. Model-model Pembelajaran Matematika. Jakarta:
Bumi Aksara.
Karo, I, R., Rohani. 2018. Manfaat Media dalam Pembelajaran. Jurnal AXIOM,
VII(1) : 93-94.
Karso. 2014. Pembelajaran Marematika Di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
61
Kurniawan, D. 2014. Pembelajaran Terpadu Tematik (Teori, Praktik, dan
Penilian). Bandung : Alfabeta.
Maftuhah. 2013. Peningkatan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan
Pendekatan (PMRI) Dengan Media Magic Box Pada Siswa Kelas II SDN 2
Semambung Kabupaten Situbondo. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
(http://eprints.umm.ac.id/27059/2/jiptummpp-gdl-maftuhah09-34067-1-
pendahul-n.pdf, diakses pada tanggal 22 januari 2020).
Marsigit., B., Novianto, A., Rudyanto, H, E., Ewo, M, E. 2018. Matematika Untuk
Sekolah Dasar Sebuah Pendekatan Realistik Reflektif. Yogyakarta : Ruko
Jambusari.
Maulida, S, S. 2017. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik
Indonesia (PMRI) dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas III MI Salafiyah Barek Kebonsari Madiun. Skripsi
tidak diterbitkan. Ponogoro: Institut Agama Islam Negeri.
(http://etheses.iainponorogo.ac.id/id/eprint/1964, diakses pada tanggal 12
Januari 2020).
Nugraha, M, P., Mariana, Neni. 2018. Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif
Peserta Didik Pada Pembelajaran Matematika Materi Bangun Datar Melalui
Penggunaan Media Magic Box Kelas IV SDN Ujung XIII Surabaya. Jurnal
PGSD, 06(09) : 1517. (https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jurnal-
penelitian-pgsd/article/view/24194, diakses pada tanggal 23 Januari 2020).
Nugraheni, R. 2014. Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Terhadap
Prestasi Belajar IPA Siswa kelas IV SDN 3 Purbalingga Lor.Skripsi tidak
diterbitkan. Yokyakarta : Universitas Negeri Yokyakarta.
(http://eprints.uny.ac.id/13920/1/RETNO%20NUGRAHENI%2C%2008108
244139%2C%20PGSD.pdf, diakses pada tanggal 23 Januari 2020).
Nurainingtias, P, Y. 2018. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada
Materi Bangun Ruang Sederhana Melalui Pendidikan Matematika Realistik
(PMR) Pada Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah Domban 2. Skripsi tidak
diterbitkan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
(https://eprints.uny.ac.id/57631/, diakses pada tanggal 12 Januari 2020).
Nurjanah, A. 2019. Pengaruh Pendekatan Realistic Mathematis Education (RME)
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Materi Pecahan Kelas IV
Min 8 Bandar Lampung. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung : Universitas
Islam Negeri Raden Intan.
(http://repository.radenintan.ac.id/8717/1/SKRIPSI.pdf, diakses pada
tanggal 24 Januari 2020).
62
Ningsih, S. 2014. Realistic Mathematics Education : Model Alternative
Pembelajaran Matematika Sekolah. Jurnal IAIN Antasari, 01(2) : 77.
(https://media.neliti.com/media/publications/121158-ID-none.pdf, diakses
pada tanggal 23 Januari 2020).
Pambudi, S, D. 2017. Berbagai Alternatif Model dan Pendekatan Dalam
Pembelajaran Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(2) : 43.
(https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jpm/article/view/812, diakses pada
tanggal 23 Januari 2020).
Putra, I, M, D., Darsana, I, W., Manuaba, I, B, S. 2014. Pengaruh Pendekatan
Matematika Realistik Berbantuan Media Sederhana Terhadap Hasil Belajar
Matematika. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Ganesha, 2(1) : 8-9.
(https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/2241,diakses
pada tanggal 22 Januari).
Rahman, A, A. 2018. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Banda Aceh : Syiah
Kuala University Press.
Rohaeti, E, E., Hendriana, H., Sumarmo, U. 2019. Pendidikan Inovatif
Matematika Bernuansa Pendidikan Nilai dan Karakter. Bandung : Refika
Aditama.
Samad, M., Maryati, Z. 2017. Perkembangan Peserta Didik. Makassar : Unismuh
Makassar.
Simamora, L, H., Hasibuan, H, Br., Lubis, Z. 2019. Pengaruh Penerapan
Permainan Magic Box (Kotak Misteri) Terhadap Perkembangan Bahasa
Anak Usia 5-6 Tahun di Ra Al-Fajar Medan Denai. Jurnal Raudhah, 07(02)
:97. (http://jurnaltarbiyah.uinsu.ac.id/index.php/raudhah/article/view/506,
diakses pada tanggal 23 Januari 2020).
Sudijono, A. 2015. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo
Persaja.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta
Sukajati. 2008. Pembelajaran Operasi Penjumlahan Pecahan di SD
Menggunakan Berbagai Media. Yogyakarta : Departeman Pendidikan
Nasional.
Sukmadinata, N, S. 2017. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Susanto, A. 2014. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta :
Prenada Media.
63
Umri. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Pendekatan
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) Pada Murid Kelas IV SDN No.6
Balombong Kecamatan Pamboang Kabupaten Majene. Skripsi tidak
diterbitkan. Makassar : Unismuh Makassar.
LAMPIRAN
LAMPIRAN A INSTRUMEN PENELITIAN
SOAL PRETEST DAN HASIL KERJA PRETETS SISWA
SOAL POSTTEST DAN HASIL KERJA POSTTEST SISWA
PEDOMAN PENILAIAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SOAL PRETEST
Nama :
Kelas :
1. Berapakah hasil dari 1
4 +
3
8 =
2. Berapakah hasil dari 2
3 + 1
3
4 =
3. Berapakah hasil dari 3
5 -
1
3 =
4. Berapakah hasil dari 21
3 + 1
1
5 =
5. Berapakah hasil dari 31
4 - 2
2
3 =
6. Siti memiliki pita 3
4 meter, sedangkan Beni memiliki pita
7
8 meter. Jika pita
mereka disambung, maka panjang pita Siti dan Beni adalah...meter
7. Rima disuruh ibu belanja ke warung. Rima membeli telur 23
8 kg dan kacang
hijau 4
8 kg. Berapa kg berat keseluruhan belanjaan Rima?
8. Rika mempunyai semangka sebanyak 12
3 bagian, diberikan kepada adiknya
3
4
bagian. Berapa bagian semangka yang dimiliki Rika sekarang?
9. Pak Alif memiliki kebun seluas 6
7 hektar.
3
5 hektar kebun ditanami jagung dan
sisanya ditanami singkong. Berapa hektar kebun yang akan ditanami
singkong?
10. Ibu mempunyai tepung 2
3 kg, Sebanyak
1
2 kg telah digunakan untuk membuat
kue. Berapa kg tepung yang dimiliki ibu sekarang?
SOAL POSTTEST
Nama :
Kelas :
1. Berapakah hasil dari 2
5 +
2
6 =
2. Berapakah hasil dari 2
5 + 1
1
3 =
3. Berapakah hasil dari 3
4 -
2
3 =
4. Berapakah hasil dari 61
3 + 3
4
5 =
5. Berapakah hasil dari 52
3 -
3
4 =
6. Hengki mempunyai seutas tali yang panjangnya 2
5 meter. Anjas juga
mempunyai tali dengan panjang 2
3 meter. Jika kedua tali disambungkan, berapa
meter panjang tali mereka?
7. Kakak mempunyai coklat Sebanyak 4
5 bagian, sedangkan adik mempunyai
coklat sabanyak 2
3 bagian. Berapa bagian jumlah coklat yang dimiliki kakak
dan adik sekarang?
8. Bagas mempunyai 11
6 bagian semangka. Kemudian bagas memakan
semangkanya sebanyak 2
3 bagian. Berapakah semangka yang dimiliki bagas
sekarang?
9. Ibu mempunyai persediaan mentega sebanyak 9
10 kg. Karena adik ingin roti
buatan ibu, maka ibu membuatkannya. Untuk membuat roti diperlukan 2
5 kg
mentega. Berapa mentega yang dimiliki ibu sekarang?
10. Dayu memiliki 2 2
4 kg telur. Sebanyak
1
8 kg telur yang digunakan untuk
membuat martabak. Sisa telur Dayu adalah...kg
PEDOMAN PENILAIAN
Panduan Penilaian Skor : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100 =
PRETEST
Nomor
Soal Kunci Jawaban Skor
1. 1
4 +
3
8 =
2
8 +
3
8 =
5
8 5
2. 2
3 + 1
3
4 =
2
3 +
7
4 =
8
12 +
21
12 =
29
12 = 2
5
12 5
3. 3
5−
1
3 =
9
15 -
5
15 =
4
15 5
4. 21
3 + 1
1
5 =
7
3 +
6
5 =
35
15 +
18
15 =
53
15 = 3
8
15 5
5. 31
4− 2
2
3 =
13
4 -
8
3 =
39
12 -
32
12 =
7
12 5
6.
Diketahui : - Siti memiliki pita 3
4 meter
- Beni memiliki pita 7
8 meter
Ditanyakan : jika pita mereka disambung, maka panjang pita
Siti dan Beni adalah....?
Jawab : 3
4 +
7
8 =
6
8 +
7
8 =
13
8 = 1
5
8
Jadi, panjang pita Siti dan Beni adalah 15
8 meter.
15
7.
Diketahui : - Rima membeli telaur sebanyak 23
8 kg
- Rima juga membeli kacang hijau sebanyak 4
8 kg
Ditanyakan : Berapa kg berat keseluruhan belanjaan Rima
adalah....?
Jawab : 23
8 +
4
8 =
19
8 +
4
8 =
23
8 = 2
7
8
Jadi, berat keseluruhan belanjaan Rima adalah 27
8 kg.
15
8.
Diketahui : - Rika mempunyai semangka sebanyak 12
3 bagian
- Diberikan kepada adiknya 3
4 bagian
15
Ditanyakan : Berapa bagian semangka yang dimiliki Rika
sekarang....?
Jawab :12
3 -
3
4 =
5
3 -
3
4 =
20
12 -
9
12 =
11
12
Jadi, semangka yang dimiliki Rika sekarang adalah 11
12 bagian.
9.
Diketahui : - Pak Alif memiliki kebun seluas 6
7 hektar
- Kebun ditanami jagung seluas 3
5 hektar
- Sisanya ditanami singkong
Ditanyakan : Berapa hektar kebun yang akan ditanami
singkong....?
Jawab :6
7 -
3
5 =
30
35 -
21
35 =
9
35
Jadi, kebun yang akan ditanami singkong seluas 9
35 hektar.
15
10.
Diketahui : - Ibu mempunyai tepung 2
3 kg
- Sebanyak 1
2 kg digunakan untuk membuat kue
Ditanyakan : Berapa kg tepung yang dimiliki ibu sekarang....?
Jawab :2
3 -
1
2 =
4
6 -
3
6 =
1
6
Jadi, tepung yang dimiliki ibu sekarang sebanyak 1
6 kg.
15
Jumlah 100
POSTTEST
Nomor
Soal Kunci Jawaban Skor
1. 2
5 +
2
6 =
12
30 +
10
30 =
22
30 =
11
15 5
2. 2
5 + 1
2
3 =
2
5 +
5
3 =
6
15 +
25
15 =
31
15 = 2
1
15 5
3. 3
4 -
2
3 =
9
12 -
8
12 =
1
12 5
4. 61
3 + 3
4
5 =
19
3 +
19
5 =
95
15 +
57
15 =
152
15 = 10
2
15 5
5. 52
3 -
3
4 =
17
3 -
3
4 =
68
12 -
9
12 =
59
12 = 4
11
12 5
6.
Diketahui : - Hengki mempunyai seutas tali 2
5 meter
- Anjas juga mempunyai tali 2
3 meter
Ditanyakan : jika kedua tali disambung, berapa meter panjang
tali mereka....?
Jawab : 2
5 +
2
3 =
6
15 +
10
15=
16
15 = 1
1
15
Jadi, panjang tali mereka setelah disambung adalah 11
15 meter.
15
7.
Diketahui : - Kakak mempunyai coklat Sebanyak 4
5 bagian.
- Sedangkan adik mempunyai coklat sabanyak 2
3
bagian.
Ditanyakan : Berapa bagian coklat yang dimiliki kakak dan
adik sekarang....?
Jawab : 4
5 +
2
3 =
12
15 +
10
15 =
22
15 = 1
7
15
Jadi, coklat yang dimiliki kakak dan adik sekarang adalah
17
15 bagian
15
8.
Diketahui : - Bagas mempunyai 1 1
6 bagian semangka.
- Kemudian Bagas memakan semangkanya
sebanyak 2
3 bagian
Ditanyakan : Berapa semangka yang dimiliki Bagas
sekarang....?
15
Jawab : 11
6 -
2
3 =
7
6 -
2
3 =
7
6 -
4
6 =
3
6 =
1
2
Jadi, semangka yang dimiliki Bagas sekarang adalah 1
2 bagian.
9.
Diketahui : - Ibu mempunyai persediaan mentega sebanyak 9
10
kg.
- Untuk membuat roti diperlukan 2
5 kg mentega.
Ditanyakan : Berapa mentega yang dimiliki ibu sekarang....?
Jawab : 9
10 -
2
5 =
9
10 -
4
10 =
5
10 =
1
2
Jadi, mentega yang dimiliki ibu sekarang adalah 1
2 kg
15
10.
Diketahui : - Dayu memiliki 2 2
4 kg telur
- Sebanyak 1
8 kg telur digunakan untuk membuat
martabak
Ditanyakan : Berapa sisa telur Dayu....?
Jawab : 2 2
4 -
1
8 =
10
4 -
1
8 =
20
8 -
1
8 =
19
8 = 2
3
8
Jadi, sisa telur Dayu adalah sebanyak 23
8 kg .
15
Jumlah 100
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : SDN 4 LAKKA’DING
Mata Pelajaran : Matematika
Pelajaran : Operasi Hitung Pecahan
Sub pelajaran : Penjumlahan pecahan
Kelas / Semester : V / 1
Alokasi waktu : 6 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
3.1. Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan dua pecahan
dengan penyebut berbeda.
4.1. Menjelaskan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan dengan penyebut berbeda.
C. INDIKATOR
3.1.1 Melakukan penjumlahan pecahan berbeda penyebut.
4.1.1 Memilih penyelesaian masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dua
pecahan dengan penyebut berbeda
D. TUJUAN
1. Siswa dapat menjumlahkan dua pecahan berbeda penyebut dengan percaya
diri.
2. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan penjumlahan dua pecahan berbeda penyebut dengan percaya diri.
E. MATERI
Penjumlahan dua bilangan pecahan dengan penyebut berbeda
F. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Metode : Demostrasi, Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
langkah PMR Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan do’a.
15 menit
b. Guru mengkondisikan kelas, menyiapkan siswa
untuk belajar.
c. Guru mengecek kehadiran siswa.
Memahami
masalah konteks
d. Siswa mendengarkan apersepsi: “Edo membawa
apel 1
8 bagian. Beni membawa apel
1
2 bagian.
Mereka menggabungkan buah apel yang mereka
bawa. Apabila kedua bagian apel tersebut
digabungkan, dapatkah kamu menyebutkan
pecahan dari gabungan buah apel tersebut?”
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi kepada siswa supaya
semangat belajar.
Menjelaskan
masalah konteks
2. Kegiatan Inti
a. Pada awal pembelajaran guru menyajikan
kembali masalah yang dijadikan apersepsi.
180
menit
b. Siswa memperhatikan contoh masalah sehari-
hari yang berkaitan dengan penjumlahan pecahan
berbeda penyebut yang disampaikan guru dalam
apersepsi.
Menyelesaikan
masalah konteks
c. Perwakilan dua orang siswa maju ke depan
untuk memperagakan masalah menggunakan
media Magic Box yang disediakan guru.
d. Perwakilan siswa tersebut menyampaikan
penyelesaikan dari masalah yang diberikan
dengan bimbingan guru.
e. Guru melakukan tanya jawab apakah siswa
sudah paham mengenai penyelesaian yang
dilakukan oleh temannya.
f. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
hasil kerja perwakilan siswa.
g. Guru memberikan contoh tambahan tentang
penjumlahan pecahan yang memiliki penyebut
berbeda.
h. Guru meminta siswa mempelajari tahapan
mengubah pecahan campuran menjadi pecahan
biasa.
i. Guru bersama siswa membahas tahapan pecahan
campuran menjadi pecahan biasa.
j. Guru meminta siswa mengamati contoh soal cara
menjumlahkan pecahan campuran dengan
menjadikan pecahan biasa, kemudian disamakan
penyebutnya yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
k. Guru memberikan contoh tambahan sampai
semua siswa memahaminya
l. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok.
m. Siswa diberikan lembar kegiatan dan mendapat
penjelasan singkat dari guru cara
mengerjakannya.
n. Siswa berdiskusi menyelesaikan lembar kegiatan
bersama teman kelompoknya.
Membandingkan
dan
mendiskusikan
masalah konteks
o. Perwakilan kelompok mempersentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas dengan
menuliskan jawabannya.
p. Kelompok lain memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
Menyimpulkan
q. Guru mengarahkan siswa untuk menarik
kesimpulan tentang pembelajaran yang
dilakukan yang terkait dengan masalah konteks
yang telah dipelajari.
r. Guru meminta siswa untuk bertanya mengenai
materi yang belum dipahami
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang
dipelajari.
15 menit
b. Guru memotivasi siswa agar lebih rajin untuk
belajar dan untuk mempelajari materi
selanjutnya.
c. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan
salam dan do’a.
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Kelas 5 dan Buku Siswa Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
Media Magic Box
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
- Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
- Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja
- Penilaian Sikap : kesiapan, disiplin, jujur, dan percaya diri
2. Bentuk Instrumen Penilaian
- Penilaian Pengetahuan
Jenis Penilaian : Tes Tertulis
Nama
Hasil Penilaian Pengetahuan
Aspek 1 Aspek 2
Tercapai
(√ )
Belum
Tercapai
(√ )
Tercapai
(√)
Belum
Tercapai
(√)
- Penilaian Keterampilan
Jenis Penilaian : Non Tes
Rubrik Penilaian Menyelesaikan Masalah Sehari-Hari Berkaitan Dengan
Penjumlahan Pecahan
No Nama Siswa
Kriteria Penilaian
Kerapian Ketepatan Kejelasan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
dst
Keterangan :
Skor 4 : Sangat Baik
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup
Skor 1 : Perlu Bimbingan
- Penilaian Sikap
Jenis Penilaian : Non Tes
Kriteria Baik Cukup Perlu Dampingan
3 2 1
Kesiapan Siswa sudah siap
ketika pembelajaran
akan dimulai
Siswa kurang siap
ketika pembelajaran
akan dimulai
Siswa belum siap
ketika pembelajaran
akan dimulai
Disiplin Siswa sudah
disiplin saat
pembelajaran
Siswa kurang disiplin
saat pembelajaran
Siswa tidak disiplin
saat pembelajaran
Jujur Siswa sudah jujur
dalam mengerjakan
tugas
Siswa kurang jujur
dalam mengerjakan
tugas
Siswa tidak jujur
dalam mengerjakan
tugas
Percaya diri Siswa percaya diri
dalam berinteraksi
di kelas
Siswa kurang
percaya diri dalam
berinteraksi di kelas
Siswa tidak percaya
diri dalam
berinteraksi di kelas
Lakka’ding, 2 September 2020
Guru Kelas V Mahasiswa
Hj. St Nurbiah, S.Pd.SD Umbarwati
Nip 19630803 198306 2 002 Nim 105401114216
Mengetahui,
Kepala SDN 4 Lakka’ding
Hj. Husnah. S.Pd. SD
Nip 19681231 199309 2 001
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Satuan Pendidikan : SDN 4 LAKKA’DING
Mata Pelajaran : Matematika
Pelajaran : Operasi Hitung Pecahan
Sub pelajaran : Pengurangan pecahan
Kelas / Semester : V / 1
Alokasi waktu : 6 x 35 menit
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
3.1. Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan dua pecahan
dengan penyebut berbeda.
4.1. Menjelaskan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan dengan penyebut berbeda.
C. INDIKATOR
3.1.2 Melakukan pengurangan pecahan berbeda penyebut.
4.1.2 Memilih penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pengurangan dua
pecahan dengan penyebut berbeda
D. TUJUAN
1. Siswa dapat melakukan pengurangan dua pecahan berbeda penyebut
dengan percaya diri.
2. Siswa dapat menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berkaitan
dengan pengurangan dua pecahan berbeda penyebut dengan percaya diri.
E. MATERI
Pengurangan dua bilangan pecahan dengan penyebut berbeda
F. PENDEKATAN & METODE
Pendekatan : Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
Metode : Penugasan, Tanya Jawab, Diskusi dan Ceramah
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-
langkah PMR Deskripsi Kegiatan
Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal
a. Guru membuka pelajaran dengan salam dan do’a.
15 menit
b. Guru mengkondisikan kelas, menyiapkan siswa
untuk belajar.
c. Guru mengecek kehadiran siswa.
Memahami
masalah konteks
d. Siswa mendengarkan apersepsi: “Nita mempunyai
roti 1
3 bagian. Nita memberi roti kepada Siti
sebanyak 1
2 bagian. Berapa bagian sisa roti Nita
sekarang? dapatkah kamu menyebutkan pecahan
dari pengurangan roti tersebut?”
e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan
memberikan motivasi kepada siswa supaya
semangat belajar.
Menjelaskan
masalah konteks
2. Kegiatan Inti
a. Pada awal pembelajaran guru menyajikan kembali
masalah yang dijadikan apersepsi.
180
menit
b. Siswa memperhatikan contoh masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan pengurangan pecahan
berbeda penyebut yang disampaikan guru dalam
apersepsi.
Menyelesaikan
masalah konteks
c. Perwakilan dua orang siswa maju ke depan untuk
memperagakan masalah menggunakan media
Magic Box yang disediakan guru.
d. Perwakilan siswa tersebut menyampaikan
penyelesaikan dari masalah yang diberikan dengan
bimbingan guru.
e. Guru melakukan tanya jawab apakah siswa sudah
paham mengenai penyelesaian yang dilakukan
oleh temannya.
f. Siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
hasil kerja perwakilan siswa.
g. Guru memberikan contoh tambahan tentang
pengurangan pecahan yang memiliki penyebut
berbeda.
h. Guru bersama siswa membahas kembali tahapan
pecahan campuran menjadi pecahan biasa.
i. Guru meminta siswa mengamati contoh soal cara
mengurangkan pecahan campuran dengan
menjadikan pecahan biasa, kemudian disamakan
penyebutnya yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari siswa.
j. Guru memberikan contoh tambahan sampai semua
siswa memahaminya
k. Siswa dibagi menjadi 3 kelompok.
l. Siswa diberikan lembar kegiatan dan mendapat
penjelasan singkat dari guru cara mengerjakan
lembar kegiatan.
m. Siswa berdiskusi menyelesaikan lembar kegiatan
bersama teman kelompoknya.
Membandingkan
dan
mendiskusikan
masalah konteks
n. Perwakilan kelompok mempersentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas dengan
menuliskan jawabannya.
o. Kelompok lain memperhatikan dan memberikan
tanggapan.
Menyimpulkan
p. Guru mengarahkan siswa untuk menarik
kesimpulan tentang pembelajaran yang dilakukan
yang terkait dengan masalah konteks yang telah
dipelajari.
s. Guru meminta siswa untuk bertanya mengenai
materi yang belum dipahami
3. Kegiatan Penutup
a. Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang
dipelajari.
15 menit
b. Guru memotivasi siswa agar lebih rajin untuk
belajar dan untuk mempelajari materi selanjutnya.
d. Guru mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan
salam dan do’a.
H. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Kelas 5 dan Buku Siswa Kelas 5 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
Media Magic Box
I. PENILAIAN
1. Teknik Penilaian
- Penilaian Pengetahuan : Tes Tertulis
- Penilaian Keterampilan : Unjuk Kerja
- Penilaian Sikap : kesiapan, disiplin, jujur, dan percaya diri
2. Bentuk Instrumen Penilaian
- Penilaian Pengetahuan
Jenis Penilaian : Tes Tertulis
Nama
Hasil Penilaian Pengetahuan
Aspek 1 Aspek 2
Tercapai
(√ )
Belum
Tercapai
(√ )
Tercapai
(√)
Belum
Tercapai
(√)
- Penilaian Keterampilan
Teknik Penilaian : Non Tes
Rubrik Penilaian Menyelesaikan Masalah Sehari-Hari Berkaitan Dengan
Penjumlahan Pecahan
No Nama Siswa
Kriteria Penilaian
Kerapian Ketepatan Kejelasan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
dst
Keterangan :
Skor 4 : Sangat Baik
Skor 3 : Baik
Skor 2 : Cukup
Skor 1 : Perlu Bimbingan
- Penilaian Sikap
Jenis Penilaian : Non Tes
Kriteria Baik Cukup Perlu Dampingan
3 2 1
Kesiapan Siswa sudah siap
ketika pembelajaran
akan dimulai
Siswa kurang siap
ketika pembelajaran
akan dimulai
Siswa belum siap
ketika pembelajaran
akan dimulai
Disiplin Siswa sudah
disiplin saat
pembelajaran
Siswa kurang disiplin
saat pembelajaran
Siswa tidak disiplin
saat pembelajaran
Jujur Siswa sudah jujur
dalam mengerjakan
tugas
Siswa kurang jujur
dalam mengerjakan
tugas
Siswa tidak jujur
dalam mengerjakan
tugas
Percaya diri Siswa percaya diri
dalam berinteraksi
di kelas
Siswa kurang
percaya diri dalam
berinteraksi di kelas
Siswa tidak percaya
diri dalam
berinteraksi di kelas
Lakka’ding , 3 September 2020
Guru Kelas V Mahasiswa
Hj. St Nurbiah, S.Pd.SD Umbarwati
Nip 19630803 198306 2 002 Nim 105401114216
Mengetahui,
Kepala SDN 4 Lakka’ding
Hj. Husnah.
Nip 19681231 199309
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
No. Aktivitas Siswa
Jumlah Siswa yang Aktif
Rabu
2 September 2020
Kamis
3 September 2020
1. Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran 10 10
2. Siswa yang memperhatikan pada
saat proses pembelajaran
berlangsung
7 9
3. Siswa yang tidak memperhatikan
pada saat proses pembelajaran
berlangsung
3 1
4. Siswa yang menjawab
pertanyaan 8 10
5. Siswa yang bertanya pada saat
proses pembelajaran berlangsung 6 9
6. Siswa yang memanfaatkan media
pembelajaran secara langsung
secara langsung
7 9
7. Siswa yang mengajukan diri
untuk menanggapi dan
menambhkan jawaban
5 8
8. Siswa yang mampu
menyimpulkan materi
pembelajaran pada akhir
pembelajaran
7 10
LAMPIRAN B DATA HASIL PENELITIAN
DAFTAR HADIR SISWA
DATA HASIL BELAJAR PRETEST SISWA
DATA HASIL BELAJAR POSTTEST SISWA
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
DATA HASIL BELAJAR SISWA SEBELUM MENGGUNAKAN
SEBELUM MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN MEDIA MAGIC BOX
(PRETEST)
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. A. Firman Depu 54 Tidak Tuntas
2. Akhdan Farid Anwar 53 Tidak Tuntas
3. Alif 72 Tuntas
4. Ardiansyah, M. Amin 71 Tuntas
5. Muhammad Irsyad 77 Tuntas
6. Muhammad Riski 51 Tidak Tuntas
7. Muhammad Sibli Wahid 62 Tidak Tuntas
8. Nur Hafisah 56 Tidak Tuntas
9. Tenri Syakira Asrif 58 Tidak Tuntas
10. Zaskia Aulia Farhanah 54 Tidak Tuntas
Jumlah 608
Rata-rata 60,8
Kategori Rendah
DATA HASIL BELAJAR SISWA SETELAH MENGGUNAKAN
SEBELUM MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN
MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN MEDIA MAGIC BOX
(POSTTEST)
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1. A. Firman Depu 68 Tuntas
2. Akhdan Farid Anwar 77 Tuntas
3. Alif 96 Tuntas
4. Ardiansyah, M. Amin 96 Tuntas
5. Muhammad Irsyad 100 Tuntas
6. Muhammad Riski 82 Tuntas
7. Muhammad Sibli Wahid 86 Tuntas
8. Nur Hafisah 78 Tuntas
9. Tenri Syakira Asrif 68 Tuntas
10. Zaskia Aulia Farhanah 82 Tuntas
Jumlah 833
Rata-rata 83,3
Kategori Tinggi
DATA HASIL OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN SELAMA MENGGUNAKAN PENDEKATAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)
BERBANTUANMEDIA MAGIC BOX
No Aktivitas Siswa Pertemuan ke- Rata-
rata
Persentase
%
P
R
E
T
E
S
T
1 2
P
O
S
T
T
E
S
T
1. Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran
10 10 10 100%
2. Siswa yang memperhatikan pada
saat proses pembelajaran
berlangsung
7 9 8 80%
3. Siswa yang tidak memperhatikan
pada saat proses pembelajaran
berlangsung
3 1 2 20%
4. Siswa yang menjawab pertanyaan 8 10 9 90%
5. Siswa yang bertanya pada saat
proses pembelajaran berlangsung
6 9 7,5 75%
6. Siswa yang memanfaatkan media
pembelajaran secara langsung
7 9 8 80%
7. Siswa yang mengajukan diri untuk
menanggapi dan menambahkan
jawaban
6 9 7,5 75%
8. Siswa yang mampu menyimpulkan
materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran
7 10 8,5 85%
Rata-rata 7,56 75,63%
LAMPIRAN C HASIL ANALISIS DATA
HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF DAN INFERENSIAL
HASIL ANALISIS NILAI PRETEST DAN POSTTEST SISWA
HASIL ANALISIS DATA KETUNTASAN KLASIKAL
HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS SISWA
HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF DAN INFERENSIAL
A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-rata) Nilai Pretest
B. X F F.X
51 1 51
53 1 53
54 2 108
56 1 56
58 1 58
62 1 62
71 1 71
72 1 72
77 1 77
Jumlah 10 608
Sumber : (Olahan data, 2020)
Dari data di atas, dapat diketahui bahwa nilai dari ∑ 𝑓𝑥 = 608, sedangkan
nilai dari N adalah 10. Oleh karena itu dapat diperoleh nilai rata-rata (mean)
sebagai berikut:
�̅� = ∑ 𝑓𝑥𝑖
𝑘𝑖=1
𝑛
= 608
10
= 60,8
Perhitungan Untuk Mencari Mean (Rata-rata) Nilai Pretest
X F F.X
68 2 136
77 1 77
78 1 78
82 2 164
86 1 86
96 2 192
100 1 100
Jumlah 10 833
Sumber : (Olahan data, 2020)
Berdasarkan data hasil posttest diatas dapat diketahui bahwa nilai dari
∑ 𝑓𝑥 = 833 dan nilai dari N adalah 10. Kemudian dapat diperoleh nilai rata-rata
(mean) sebagai berikut:
�̅� = ∑ 𝑓𝑥𝑖
𝑘𝑖=1
𝑛
= 833
10
= 83,3
Hasil Analisis Data Pretest dan Posttest
No X1 (Pretest) X2 (Posttest) d = X2 - X1 𝒅𝟐
1. 54 68 14 196
2. 53 77 24 576
3. 72 96 24 576
4. 71 96 25 625
5. 77 100 23 529
6. 51 82 31 961
7. 62 86 24 576
8. 56 78 22 484
9. 58 68 10 100
10. 54 82 28 784
Jumlah 608 833 225 5.407
B. Hasil Analisis Statistik Inferensial
Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut:
1) Mecari nilai “Md” dengan rumus:
Md = ∑ 𝑑
𝑁
= 225
10
= 22,5
2) Mencari nilai “∑ 𝑥2𝑑” dengan rumus:
∑ 𝑥2𝑑 = ∑ 𝑑2 - (∑ 𝑑)2
𝑁
= 5.407 - (225)2
10
= 5.407 - 50.625
10
= 5.407 -5.062,5
= 344,5
3) Mencari harga 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 dengan rumus:
𝑡 = 𝑀𝑑
√∑ 𝑥2𝑑
𝑛 (𝑛−1)
𝑡 = 22,5
√344,5
10 (10−1)
𝑡 = 22,5
√344,5
90
𝑡 = 22,5
√3,83
𝑡 = 22,5
1,96
𝑡 = 11,48
4) Menentukan harga 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Untuk mencari 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan menggunakan tabel distribusi t dengan
taraf signifikan α = 0,05 dan dk = N-1 = 10 – 1 = 9, maka di peroleh 𝑡𝑜,𝑜5 =
2,262
Setelah diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 11,48 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 2,262 maka 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau 11,48 > 2,262. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻𝑜 ditolak dan 𝐻1
diterima. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan
setelah penerapan pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
berbantuan media Magic Box terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V
SDN 4 Lakkading Kabupaten Majene.
HASIL ANALISIS DATA KETUNTASAN KLASIKAL
1. PRETEST
Ketuntasan belajar klasikal = jumlah siswa yang memperoleh skor (KKM)≥70
jumlah siswa x 100
= 3
10 x 100
= 30%
2. POSTTEST
Ketuntasan belajar klasikal = jumlah siswa yang memperoleh skor (KKM)≥70
jumlah siswa x 100
= 10
10 x 100
= 100%
HASIL ANALISIS DATA AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN MATEMATIKA SELAMA MENGGUNAKAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR)
BERBANTUANMEDIA MAGIC BOX
No Aktivitas Siswa Pertemuan ke- Rata-
rata
Persentase
%
P
R
E
T
E
S
T
1 2
P
O
S
T
T
E
S
T
1. Siswa yang hadir pada saat
pembelajaran
10 10 10 100%
2. Siswa yang memperhatikan pada
saat proses pembelajaran
berlangsung
7 9 8 80%
3. Siswa yang tidak memperhatikan
pada saat proses pembelajaran
berlangsung
3 1 2 20%
4. Siswa yang menjawab pertanyaan 8 10 9 90%
5. Siswa yang bertanya pada saat
proses pembelajaran berlangsung
6 9 7,5 75%
6. Siswa yang memanfaatkan media
pembelajaran secara langsung
7 9 8 80%
7. Siswa yang mengajukan diri untuk
menanggapi dan menambahkan
jawaban
6 9 7,5 75%
8. Siswa yang mampu menyimpulkan
materi pembelajaran pada akhir
pembelajaran
7 10 8,5 85%
Rata-rata 7,56 75,63%
Mengukur persentase keberhasilan aktivitas siswa
Keberhasilan aktivitas siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
= 605
8 = 75,63%
LAMPIRAN C
TABEL DISTRIBUSI T
KARTU KONTROL BIMBINGAN SKRIPSI
KARTU KONTROL PENELITIAN
PERSURATAN
DOKUMENTASI
TABEL DISTRIBUSI T-TABEL
Dk 0,25 0,10 0,05 0,02 0,01 0,005
1 1,000 3,078 12,706 12,706 31,821 63,657
2 0,816 1,886 4,303 4,303 6,965 9,925
3 0,765 1,638 3,182 3,182 4,541 5,841
4 0,741 1,533 2,776 2,766 3,747 4,604
5 0,727 1,476 2,571 2,571 3,365 4,032
6 0,718 1,440 2,447 2,447 3,143 3,707
7 0,711 1,415 2,365 2,365 2,998 3,499
8 0,706 1,397 2,306 2,306 2,896 3,355
9 0,703 1,383 2,262 2,262 2,821 3,250
10 0,700 1,372 2,228 2,228 2,764 3,169
11 0,697 1,363 2,201 2,201 2,718 3,106
12 0,695 1,356 2,178 2,178 2,681 3,055
13 0,694 1,350 2,160 2,160 2,650 3,012
14 0,692 1,345 2,145 2,145 2,624 2,977
15 0,691 1,341 2,132 2,132 2,623 2,947
16 0,690 1,337 2,120 2,120 2,583 2,921
17 0,689 1,333 2,110 2,110 2,567 2,898
18 0,688 1,330 2,101 2,101 2,552 2,878
19 0,688 1,328 2,093 2,093 2,539 2,861
20 0,687 1,325 2,086 2,086 2,528 2,845
DOKUMENTASI PENELITIAN
Pemberian Pretest
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR) berbantuan media Magic Box
Pemberian Posttest
Gambar Media Magic Box
RIWAYAT HIDUP
Umbarwati. Dilahirkan di Somba Utara, Kecamatan
Sendana, Kabupaten Majene pada tanggal 18 November
1998, dari pasangan Ayahanda harsi dan Ibunda
Marsiana. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2004
di SD Negeri No.3 Somba, Kabupaten Majene dan tamat
pada tahun 2010, tamat SMP Negeri 1 Sendana pada
tahun 2013, dan tamat SMA Negeri 1 Sendana tahun 2016. Pada tahun yang sama
(2016), penulis melanjutkan pendidikan pada program Strata Satu (S1) Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020..